SOL Tumor Otak

18
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Space Occupying Lesions (SOL) atau Massa Butuh Ruang (MBR) biasanya merupakan proses malignansi, tetapi juga bisa disebabkan oleh adanya proses abses atau perdarahan. 1 Otak dan Medula Spinalis ditutupi oleh tulang sehingga ketika ada penekanan oleh Space-occupying Lesion menyebabkan kompresi dan distorsi dari jaringan CNS. Pembesaran secara lambat dari SOL dapat terjadi karena adanya atrofi dari jaringan otak ataupun spinal. Pembesaran yang semakin cepat menyebabkan peningkatan tekanan pada kompartemen dan terjadi herniasi dari jaringan lunak CNS kedalam kompartemen dimana tekanannya lebih rendah. Proses dari penekanan dari SOL inilah yang memiliki kemungkinan bahaya lebih lanjut. 2 2. Tujuan Dalam tulisan ini akan diuraikan S.O.L yang disebabkan oleh Tumor Otak. 1

description

sol

Transcript of SOL Tumor Otak

Page 1: SOL Tumor Otak

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Space Occupying Lesions (SOL) atau Massa Butuh Ruang (MBR)

biasanya merupakan proses malignansi, tetapi juga bisa disebabkan oleh

adanya proses abses atau perdarahan.1 Otak dan Medula Spinalis ditutupi oleh

tulang sehingga ketika ada penekanan oleh Space-occupying Lesion

menyebabkan kompresi dan distorsi dari jaringan CNS. Pembesaran secara

lambat dari SOL dapat terjadi karena adanya atrofi dari jaringan otak ataupun

spinal. Pembesaran yang semakin cepat menyebabkan peningkatan tekanan

pada kompartemen dan terjadi herniasi dari jaringan lunak CNS kedalam

kompartemen dimana tekanannya lebih rendah. Proses dari penekanan dari

SOL inilah yang memiliki kemungkinan bahaya lebih lanjut.2

2. Tujuan

Dalam tulisan ini akan diuraikan S.O.L yang disebabkan oleh Tumor Otak.

BAB II

1

Page 2: SOL Tumor Otak

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)

ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala

(intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).3

Tumor otak bisa mengenai segala.usia, tapi umumnya pada usia dewasa

muda atau pertengahan, jarang di bawah usia 10 tahun atau di alas 70 tahun.

Sebagian ahli menyatakan insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding

wanita, tapi sebagian lagi menyatakan tak ada perbedaan insidens antara pria

dan wanita. 3

B. Klasifikasi

Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer

maupun metastase.  Apabila  sel-sel  tumor berasal dari jaringan otak itu

sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain

(metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain,

disebut tumor otak sekunder. 3

Tumor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat

terjadi pada  daerah cervical I hingga  sacral, yang dapat dibedakan atas:3

1. Tumor primer

Terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas.

a. Tumor jinak, yang berasal dari:

- tulang: osteoma dan kondroma

- serabut saraf: neurinoma  (Schwannoma) 

- selaput  otak disebut Meningioma;

- jaringan otak: Glioma, Ependinoma

b. Tumor ganas, berasal dari :

- jaringan  saraf  seperti; Astrocytoma, Neuroblastoma,  

- sel muda seperti Kordoma.

2. Tumor  sekunder

2

Page 3: SOL Tumor Otak

Merupakan anak sebar (metastase) dari  tumor ganas di daerah rongga

dada, perut, pelvis dan tumor payudara.3

Tabel 1. Klasifikasi Tumor Otak yang Penting dari segi Klinis4

Klasifikasi Tumor Otak Berdasarkan

Lokasi Tumor5

Lokasi Dewasa Anak – anak

Cerebrum Meningioma astrocytoma

glioblastoma multiforme ependymoma

Astrocytoma

Metastatic tumor

Pituitary Region pituitary adenoma craniopharyngoma

Craniopharyngoma optic tract glioma

Meningioma pituitary adenoma

Cerebellum Hemangioblastoma medulloblastoma

cerebellar astrocytoma cerebellar astrocytoma

Metastatic tumor Ependymoma

Cerebellopontine acoustic neurinoma Ependymoma

Primary brain tumor:Histologically benign or malformativeMengiomaPituitary adenomaAcustic neuromaCraniopharyngimaPilocytic astrocytomaHemangioblastomaHistologically malignantGliomaAnaplastic AstrocytomaGlioblastoma multiformeEpendymomaMedulloblastomaOligodendrogliomaPineal cell tumorChoroid plexus carcinomaPrimitive neuroectodermal tumors

Metastatic brain tumors:Single or multiple metastasesMeningeal Carcinomatosis

3

Page 4: SOL Tumor Otak

Angle

Meningioma choroid plexus papilloma

Epidermoids

Brainstem Astrocytoma Astrocytoma

glioblastoma multiforme glioblastoma multiforme

C. Patofisiologi

Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-

mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel memiliki

mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang

menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA

sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai

dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi

nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme

tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.6

D. Manifestasi klinis

Gejala umum akan dijumpai gangguan fungsi akibat adanya

pembengkakan otak dan peninggian tekanan dalam tengkorak kepala seperti:

1. Nyeri kepala

Biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada

pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang

pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai

beberapa jam. Mula-mula rasa sakit bisa diatasi dengan analgetik biasa

tetapi lama  kelamaan  obat  tidak berkhasiat lagi.3  Walaupun hampir

seluruh penderita tumor otak mengalami keluhan sakit kepala, tetapi pada

gejala awal tidak terdeteksi, disebabkan oleh banyaknya prevalensi sakit

kepala yang bukan saja hanya pada penderita tumor otak, hingga   keluhan

sakit kepala tidak termasuk sebagai gejala  klinis jika  tidak  dijumpai

secara bersamaan  dengan tanda atau gejala-gejala lain yang mengarah

pada  tumor otak. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval

semakin pendek.6 Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu

4

Page 5: SOL Tumor Otak

penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar

atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring,

dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan

(traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau

serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak

yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.7

2. Muntah proyektil

Muntah biasanya tanpa didahului oleh rasa mual yang diakibatkan

peninggian tekanan intra kranial. Terdapat pada 30% kasus dan umumnya

menyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa

posterior.7

3. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang

timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan

kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu

tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain

itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK.

Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala

fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari

ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.6,7

4. Kejang

Kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus,

dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab

bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan

kejang adalah tumor otak bila:

Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25

tahun

Mengalami post iktal paralisis

Mengalami status epilepsi

Resisten terhadap obat-obat epilepsi

5

Page 6: SOL Tumor Otak

Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain

Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasien

dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada

glioblastoma.7

Gejala Spesifik Tumor Otak Yang Berhubungan Dengan Lokasi4:

1. Lobus frontal

Menimbulkan gejala perubahan kepribadian

Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese

kontra lateral, kejang fokal

Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia

Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster

kennedy

Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia

2. Lobus parietal

Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi

homonym

Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada

girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

3. Lobus temporal

Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor,

yang didahului dengan aura atau halusinasi

Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan

hemiparese

Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan

gejala choreoathetosis, parkinsonism.

4. Lobus oksipital

Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan

penglihatan

6

Page 7: SOL Tumor Otak

Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia

berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia

5. Tumor di ventrikel ke III

Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala

menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian

tekanan intrakranial mendadak, pasien tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan

kabur, dan penurunan kesadaran

6. Tumor di cerebello pontin angie

Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma

Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa

gangguan fungsi pendengaran

Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah

pontin angel

7. Tumor Hipotalamus

Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe

Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan

perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism,

gangguan cairan dan elektrolit.

8. Tumor di cerebelum

Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat

terjadi disertai dengan papil udem

Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan

spasme dari otot-otot servikal

9. Tumor fosa posterior

Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai

dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari

medulloblastoma

Gangguan ketajaman visus dan lapangan pandang akibat

penekanan  saraf opticus.4

E. Pemeriksaan Penunjang

7

Page 8: SOL Tumor Otak

Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang spesifik

untuk memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor.6

1. Elektroensefalografi (EEG)

2. Foto polos kepala

Foto Rontgen untuk diagnostik sekurang – kurangnya diambila dalam

dua arah, antero-posterior dan lateral.pada peninggian tekanan intrakranial

yang sudah lama, gambaran impressiones digitale makin jelas sehingga

gambaran kranium mempunyai gambaran ”berawan”. Pada anak, dapat

juga dijumpai pelebaran sutura6.

3. Arteriografi

Bersifat invasif, sehingga sekarang jarang dilakukan lagi.

4. Computerized Tomografi (CT Scan)

CT Scan adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X dan dengan

penggunaan komputer yang akan menghasilkan gambar organ-organ tubuh

manusia. CT Scan dapat digunakan apabila MRI tidak tersedia. Namun,

low-grade tumor pada posterior fossa dapat terlewatkan oleh CT Scan.

Gambar CT-Scan Tumor Otak

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Diagnosis terbaik pada brain tumor adalah dengan penggunaan

cranial MRI. MRI harus menjadi pemeriksaan pertama pada pasien dengan

tanda dan gejala kelainan pada intracranial. MRI menggunakan magnetic

8

Page 9: SOL Tumor Otak

field bertenaga untuk menentukan nuclear magnetic spin dan resonansi

yang tepat pada sebuah jaringan bervolume kecil. Jaringan yang berbeda

memiliki nuclear magnetic spin dan resonansi yang berbeda pula7.

F. Penatalaksanaan8

Pengobatan pada tumor otak dapat berupa initial supportive dan

definitive therapy.

1. Terapi Suportif

Terapi Suportif berfokus pada meringankan gejala dan

meningkatkan fungsi neuroligik pasien. Terapi suportif yang utama

digunakan adalah anticonvulsants dan corticosteroid.

a. Antikonvulsan

Antikonvulsan diberikan pada pasien yang menunjukan tanda-tanda

seizure. Phenytoin (300-400mg/d) adalah yang paling umum

digunakan, tapi carbamazepine (600-1000mg/h), Phenobarbital (90-

150mg/h), dan valproic acid (750-1500mg/h) juga dapat digunakan8.

b. Kortikosteroid

Kortikosteroid mengurangi edema peritumoral dan mengurangi

tekanan intracranial. Efeknya mengurangi sakit kepala dengan cepat.

Dexamethasone adalah corticosteroid yang dipilih karena aktivitas

mineralocorticoid yang minimal. Dosisinya dapat diberikan mulai dari

16 mg/h, tetapi dosis ini dapat ditambahkan maupun dikurangi untuk

mencapai dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala neurologik.

c. Manitol

Digunakan untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial.

2. Terapi Defenitif

Terapi defenitif meliputi pembedahan, radiotherapy, kemoterapi

dan yang sedang dikembangkan yaitu immunotherapy.

Pembedahan

9

Page 10: SOL Tumor Otak

Berbagai pilihan pembedahan telah tersedia, dan pendekatan

pembedahan yang dipilih harus berhati-hati untuk meminimalisir resiko

deficit neurologic setelah operasi2.

Tujuan pembedahan :

Menghasilkan diagnosis histologi yang akurat

Mengurangi tumor pokok,

Memberikan jalan untuk CSF mengalir

Mencapai potensial penyembuhan.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi memainkan peran penting dalam pengobatan tumor

otak pada orang dewasa. Terapi radiasi adalah terapi nonpembedahan yang

paling efektif untuk pasien dengan malignant glioma dan juga sangat

penting bagi pengobatan pasien dengan low-grade glioma2,8.

Kemoterapi

Kemoterapi hanya sedikit bermanfaat dalam pengobatan pasien

dengan malignant glioma. Kemoterapi tidak memperpanjang rata-rata

pertahanan semua pasien, tetapi sebuah subgroup tertentu nampaknya

bertahan lebih lama dengan penambahan kemoterapi dan radioterapi.

Kemoterapi juga tidak berperan banyak dalam pengobatan pasien dengan

low-grade astrocytoma. Sebaliknya, kemoterapi disarankan untuk

pengobatan pasien dengan oligodendroglioma.2,8

Imunoterapi

Imunoterapi merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti

lebih lanjut. Dasar pemikiran bahwa sistem imun dapat menolak tumor,

khususnya allograft, telah didemonstrasikan lebih dari 50 tahun yang lalu.

Hal itu hanya sebuah contoh bagaimana sistem imun dapat mengendalikan

pertumbuhan tumor. Tumor umumnya menghasilkan level protein yang

berbeda (dibandingkan protein normal) disekitar jaringan, dan beberapa

protein mengandung asam amino substitusi atau deletions, atau mengubah

phosphorylation atau glycosylation. Beberapa perubahan protein oleh

tumor sudah mencukupi bagi sistem imun untuk mengenal protein yang

10

Page 11: SOL Tumor Otak

dihasilkan tumor sebagai antigenik, dan memunculkan imun respon untuk

melawan protein-protein tersebut.3,8

G. Prognosa

Prognosis tergantung pada tipe tumor. Untuk glioblastoma multiforme

yang cepat membesar “rata-rata survival time” tanpa pengobatan adalah 12

minggu; dengan terapi pembedahan yang optimal dan radiasi, 32 minggu.

Beberapa astrositoma yang tumbuh mungkin menyebabkan gejala-gejala

minimal atau hanya serangan kejang-kejang selama 20 tahun atau lebih.3,8

Prognosa penderita tumor otak yang seluruh tumornya telah dilakukan

pengangkatan secara bersih dan luas akan mempengaruhi (recurrens rates)

atau angka residif kembali. Hasil penelitian dari ‘The Mayo Clinic Amerika’

menunjukkan bahwa; 25 persen dari seluruh penderita tumor otak yang telah

dilakukan reseksi total, 10 tahun kemudian tumornya residif kembali,

sedangkan pada penderita yang hanya dilakukan reseksi subtotal,  61 persen

yang residif kembali3,8.

Sebagian besar (80 persen) tumor-tumor  Meningioma dapat di reseksi

total dengan hasil baik. (Stafford et al, 1998).  Oleh karena itu tindakan bedah

masih merupakan terapi yang terbaik. Tumor-tumor pada daerah cerebral

convexities (cembungan otak) dan pada kompartemen spinal sering dilakukan

total reseksi. Suatu hal yang sulit untuk dapat membuat pernyataan umum

tentang recurrens rates tanpa mempertimbangkan lokasi tumor dan

pertumbuhannya.8

DAFTAR PUSTAKA

1. anonim.http://www.patient.co.uk/showdoc/40000781/9 (diakses 6 oktober

2008)

11

Page 12: SOL Tumor Otak

2. Hakim, Adril Arsyad, Prof. dr. H. SP.S,SP.BS(K). Permasalahan Serta

Penanggulangan Tumor Otak Dan Sumsum Tulang

Belakang.www.hjmi.net/Pustaka/Ilmiah/CPA%20 tumor -x1.htm (diakses 20

september 2008)

3. Gilroy J. Basic Neurology 3rd ed. New York: McGraw-Hill Caompanies,

Inc. 2000.

4. Japardi, Iskandar, dr. Gambaran CT Scan pada Tumor Otak Benigna.

(www.library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi11.pdf

(diakses 30 September 2008)

5. anonim.www.neuro-onkologi.com/articles/Klasifikasi%20 tumor %20 otak

% (diakses 5 Oktober 2008)

6. Mardjono M & Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.

2000. Hal 35-37

7. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis Ed.1. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.1999. Hal 207-208

8. anonim.www.fkuii.org/tiki-download_wiki_attachment.php (diakses 5

Oktober 2008)

12