Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

download Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

of 10

Transcript of Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    1/10

    Soekarnososok yang hidup dalam cerita

    Banyak hal yang bisa membuat fikiran

    manusia yang masih menjejak bumi ini terkejut,

    yaitu ketika mendengar bahwa Soekarno

    presiden pertama Republik Indonesia masih

    hidup. Pertama kali mendengar bahwa beliau

    masih hidup berasal dari pengakuan Pak Amatseorang penjual pisang ambon yang sering

    mangkal di sekitar pintu Kebun Raya Bogor. Hampir setiap

    malam setelah waktu isya, Pak Amat dan teman-temannya

    berkumpul di beranda rumah panggung yang berlantai geribik

    untuk menceritakan tentang kesaksian si Anu atau si Ini yang

    juga memiliki pengalaman yang sama dengan Pak Amat.

    Saya melihat Pak Karno menggunakan caping bambu

    berjalan memeriksa kebun raya, Ucap Pak Amat berkali-kaliuntuk menyakinkan teman bicaranya. Dan ini bukan penglihatan

    yang pertama kali bagi Pak Amat, yang melihat dan sering

    berpapasan dengan beliau di sekitar kebun raya Bogor.

    Anehnya tidak ada satu orangpun yang meragukan cerita Pak

    Amat, bahkan kemudian pembicaraan mulai menghangat ketika

    teman bicaranya menambahkan cerita kesaksian orang lain

    yang juga melihat beliau di sekitar Istana Batutulis.

    Masih jelas dalam ingatan saya ketika mantan presidenpertama RI dikabarkan meninggal di Jakarta dan kemudian di

    kuburkan di Blitar. Hampir setiap orang dewasa yang kebetulan

    bertemu akan membicarakan beliau. Bahkan orang tua sayapun

    yang terkenal pendiam, juga ikut membicarakan dan tampak

    sedih dengan beredarnya berita kematian tersebut.

    Menggali Warna 1

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    2/10

    Hidup dan Dihidupkan dalam Cerita

    Pengaruh cerita Pak Amat dengan kawan-kawannyabenar-benar membekas dalam hati saya. Dengan ditemani

    Jajat yang sama-sama belajar silat Cimande di Gang Selot,

    kami berdua masuk kebun raya Bogor untuk mencari tahu

    keberadaan beliau atau jika beruntung mungkin bisa bertemu

    dengan beliau secara tidak sengaja.

    Pada pertengahan tahun 70-an tembok pagar kebun raya

    belum ditinggikan. Rendahnya tembok pagar ini sangat

    membantu kami untuk masuk kebun raya tanpa harus melaporatau mebayar. Dengan bermodalkan lampu senter dua batu,

    kami berdua menyusuri seluruh areal kebun raya dan

    mendatangi tempat-tempat yang diberitakan pernah terjadi

    perjumpaan. Hanya wilayah istana Bogor yang tidak kami

    masuki. Meskipun CPM penjaga istana tidak ada yang patroli

    sampai ke belakang istana pada malam hari, akan tetapi tidak

    ada satupun dari kami berdua yang memiliki cukup keberanian

    melompat pagar istana.Hampir tiga kali dalam seminggu kami mengendap-endap

    dekat kuburan Mbah Jeprak yang berada dekat pagar istana di

    bagian belakang hanya untuk melihat apa yang di lakukan

    orang-orang yang duduk di sekitar kuburan. Ada yang duduk

    diam seperti patung selama berjam-jam dan ada juga yang

    hanya tidur-tiduran beberapa menit dan kemudian pulang.

    Rata-rata setiap acara ritual dilakukan sekurang-kurangnya oleh

    dua orang dan tidak lebih dari lima orang. Jarang sekali yangberani datang sendiri.

    Tidak ada yang berbicara dengan suara keras di tempat

    ini. Mereka hanya berbisik-bisik di antara mereka dan terus

    terdiam agak lama. Entah siapa yang disebut dengan Mbah

    Jeprak yang secara rutin selalu didatangi oleh peziarah.

    Bahkan jika ditanyakan kepada kuncennya, mereka hanya

    Menggali Warna 2

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    3/10

    mengatakan bahwa Mbah Jeprak adalah salah satu keturunan

    Siliwangi yang dituakan di wilayah Bogor.

    Hasilnya, hampir selama satu setengah tahun berkunjungke kebun raya, kami tidak pernah melihat Sukarno atau

    bayangannya sekalipun. Sukarno seolah-olah raib ketika kami

    berusaha bertemu beliau. Hanya saja dalam perjalanan

    pencarian kami, banyak cerita-cerita pertemuan beliau dengan

    beberapa orang yang sempat kami ajak bicara.

    Ketidakberkenannya beliau untuk bertemu dengan kami

    berdua telah membawa kepada pemikiran bahwa cerita

    pertemuan dengan Sukarno dengan berbagai kalangan hanya

    sebatas cerita saja untuk kami yang baru duduk di kelas satu

    SMA. Rasanya belum pantas kami bertemu dengan beliau

    karena dianggap belum cukup umur. Itu saja alasan yang bisa

    dihasilkan oleh pemikiran dua orang yang mencoba mencari

    alasan mengapa beliau tidak berhasil kita temukan.

    Secara tidak sengaja ritual pencarian Sukarno pun

    terhenti. Banyak kemarahan orang tua yang harus saya terimakarena keterlambatan waktu untuk sampai di rumah setiap kali

    selesai latihan silat. Akhirnya diputuskan saya tidak boleh lagi

    latihan silat Cimande yang dilakukan malam hari.

    Keputusan untuk harus tetap tinggal berada di dalam

    rumah pada malam hari membuat saya lebih tertarik untuk

    membaca buku Di Bawah Bendera Revolusi, yang tebalnya

    hampir sama dengan tinggi kotak rokok. Setiap halaman dibaca

    untuk mendapat pemahaman yang lebih lengkap tentang beliau.Celakanya hampir tidak ada yang dapat dimengerti oleh anak

    yang baru duduk di kelas dua SMA.

    Pemahaman terhadap Soekarno menjadi lebih didasarkan

    pada cerita orang-orang yang masa mudanya begitu terpesona

    oleh kepiawaian beliau. Sampai perjalanan lima tahun ke

    depan, pemahaman terhadap kepemimpinan Soekarno semakin

    menjadi tidak luar biasa. Akan tetapi bagi seorang anak muda

    Menggali Warna 3

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    4/10

    yang tidak pernah melihat keajaiban, Soekarno adalah satu

    keajaiban yang mudah dimengerti oleh anak muda ketika itu.

    Dari perjalanan tersebut diperoleh pemahaman bahwabeberapa bagian masyarakat mengharapkan terjadinya suatu

    keajaiban dengan lahirnya seorang pemimpin nasional yang

    mampu meningkatkan setinggi-tingginya kesejahteraan rakyat

    dan disegani oleh dunia. Soekarno yang hanya berkesempatan

    merasakan sedikit keajaiban, secara bersama-sama digali oleh

    masyarakat dengan cara menambahkurangkan untuk

    membentuk sosok pemimpin nasional yang memiliki keajaiban

    secara imajinatif.

    Ternyata sebagian besar dari kelompok masyarakat ini

    adalah kelompok yang terpinggirkan secara ekonomi dan

    mengalami berbagai ketidakadilan prilaku masyarakat lainnya,

    sehingga berharap lahirnya pemimpin nasional yang mampu

    membuat berbagai keajaiban dalam mensejahterakan

    rakyatnya. Ditambah dengan terjadinya bencana alam yang

    berturut turut menghilangkan banyak nyawa rakyat, maka

    secara perlahan mulai tumbuh keyakinan yang besar dalamkelompok masyarakat akan lahirnya seorang pemimpin

    harapan.

    Di satu sisi, pemimpin harapan ini digambarkan sebagai

    pemimpin yang memiliki wibawa dan kekuasan di atas pemimpin

    dunia yang ada pada saat itu. Di sisi lain timbul juga

    pemahaman bahwa bentuk negara akan berubah menjadi

    kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang sangat disegani

    oleh dunia.

    Tidak pernah terfikirkan oleh masyarakat yang terus

    bermimpi bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

    tidak akan berubah hanya dengan lahirnya seorang pemimpin

    yang ajaib. Perubahan bentuk negara oleh pemimpin dengan

    keajaiban seperti ini akan mengakibatkan lahirnya pergolakan

    yang berujung kepada perubahan pengertian terhadap

    pemimpin yang ajaib kepada pemimpin yang membawa azab.Menggali Warna 4

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    5/10

    Pemimpin Besar Kelompok Amanah

    Banyak cerita keajaiban Soekarno yang akhirnya terpusatkepada keberadaan kekayaan republik yang disimpan di UBS

    Bank of Switzerland atau berbagai timbunan emas di gunung-

    gunung yang seluruhnya merupakan wewenang beliau.

    Anehnya, orang yang semula tidak percaya, tidak lama

    kemudian menjadi percaya terhadap kekayaan Republik

    Indonesia yang disimpan di Belanda, Swis, Vatikan, Amerika

    Serikat. Bahkan kekayaan tersebut terkait dengan perjanjian

    antara Repblik Indonesia, Republik Rakyat China, dan Amerikaserikat berdasarkan Yunan Agreement.

    Dari cerita-cerita yang beredar muncul beberapa nama

    seperti Soewarno, Ronggolawe, Pringgodigdo, Sarinah serta

    berbagai abah-abah dan bunda-bunda yang mengaku pernah

    berhubungan baik dan menerima amanah untuk menyimpan

    kekayaan rakyat dari beliau. Meskipun sulit ditemui, banyak

    kalangan yang menyatakan pernah bertemu dengan Soewarno

    di Belanda, Ronggolawe di Jogja, Pringgodigdo di Solo, sertaSarinah di Ujung Kulon. Dari hasil pertemuan mereka dengan

    para tokoh tersebut dibuktikan dengan sekumpulan dokumen

    bank dengan kualitas kertas dan standard dokumen dari jaman

    tempo doeloe, yang membuat pengikut kelompok amanah

    semakin yakin dan percaya dengan sistem pengaturan

    Soekarno yang terus hidup.

    Kelompok amanah merupakan kelompok yang

    anggotanya mengaku mendapat amanat untuk menyimpanharta kekayaan milik Soekarno berupa uang, emas, berlian, dan

    beberapa jenis pusaka lainnya baik di dalam negeri maupun di

    luar negeri. Kelompok ini beranggotakan orang-orang tua yang

    mengaku berumur hampir mendekati seratus tahun atau lebih

    dan menyatakan menjadi saksi atas penyerahan harta kekayaan

    republik kepada seseorang.

    Menggali Warna 5

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    6/10

    Kelompok amanah yang terdiri dari orang setengah baya

    sering mengaku mendapatkan wahyu atau pertemuan dengan

    Soekarno yang bertugas untuk menyelesaikan danmenyerahkan kembali seluruh harta tersebut kepada rakyat.

    Sedangkan kelompok amanah yang terdiri dari anak muda

    berafiliasi dengan salah satu kelompok amanah yang berada di

    daerah mereka dan diberikan nomor sandi atau pin yang

    menjadi tanda bagi kelompok mereka sendiri.

    Kelompok ini telah tersebar secara luas dari kota besar

    sampai ke desa-desa terpencil di pedalaman di seluruh pulau

    Jawa. Sedikit dari kelompok amanah yang bertempat tinggal diluar pulau Jawa.

    Dari seluruh kelompok amanah yang ada, terdapat ciri

    utama yang sama di antara mereka, yaitu mereka menganggap

    bahwa kekayaan republik yang diserahkan Soekarno kepada

    mereka sepenuhnya merupakan tanggung jawab setiap anggota

    kelompok. Ciri yang kedua adalah bahwa seluruh sistem

    komunikasi di antara kelompok amanah dengan Soekarno di

    lakukan berdasarkan pendekatan spritual yang dipimpin oleholeh orang yang tertua yang disebut abah, mbah, bunda atau

    sebutan lainnya, yang menggambarkan adanya kemampuan

    spiritual yang tinggi di dalam diri pemimpin tersebut. Ciri yang

    ketiga adalah harta tersebut tidak diperkenankan untuk dijual

    belikan, akan tetapi dapat ditukar dengan mahar atau mas kawin

    dan baru kemudian dapat dipindah tangankan. Ciri yang

    keempat adalah seluruh harta merupakan milik rakyat yang

    harus diserahkan kembali kepada rakyat dengan mekanismeyang mereka tentukan. Artinya, secara implisit seluruh ciri

    tersebut merupakan penjabaran pesan Soekarno kepada setiap

    kelompok amanah dalam menjalankan tugas mereka.

    Fanatisme inilah yang menyebabkan Soekarno tetap

    hidup dan dihidupkan kembali oleh penganutnya tanpa

    memperdulikan kenyataan bahwa beliau sudah meninggal dan

    dikuburkan di Blitar. Jadi tidak mengherankan jika saat ini

    Menggali Warna 6

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    7/10

    banyak yang menganggap Soekarno masih hidup dalam

    keadaan sehat wal afiat dan tetap awet muda.

    Anggapan tentang Soekarno yang masih hidup menjadisulit dibedakan secara nyata atau tidak nyata. Pada

    pelaksanaannya, setiap anggota kelompok amanah selalu

    mendasarkan kegiatannya seolah-olah Soekarno masih hidup

    dan tetap menjadi pemimpin besar kelompok amanah.

    Kemiskinan Melahirkan Bangsa yang Bodoh

    Kelelahan sebagian masyarakat yang berharap-harap

    lahirnya pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan

    rakyat dalam waktu singkat, menunjukkan bahwa selama ini

    belum ada konsep pembangunan yang jitu dan pemimpin

    tangguh karismatik.

    Komentar masyarakat terhadap tingginya laju percepatan

    pembangunan saat ini hanya digambarkan sebagai tingginya

    laju interaksi program pembangunan yang hanya lari di tempatdan tidak mampu bergerak secara cepat seiring dengan laju

    perkembangan pembangunan global. Jika anggapan ini benar

    akan berarti bahwa pihak eksektuif tidak mampu melakukan

    perencanaan dan pelaksanaan program secara tepat sehingga

    terjadi kebuntuan konsep pembangunan. Hal ini juga akan

    berarti bahwa pihak legislatif tidak mampu membentuk dan

    mengarahkan peningkatan percepatan pembangunan ke dalam

    fase fase pembangunan yang diharapkan, yaitu sesuai dengan

    tugas dan fungsi badan legislatif dalam perancangan aturan

    main. Dan lebih celaka lagi adalah ketika lembaga yudikatif

    tidak mampu mengekspresikan aturan main kedalam

    perikehidupan bangsa dan negara.

    Artinya konsep pembangunan yang ada saat ini

    memasuki situasi kebuntuan dan belum mendapatkan jalan

    terang melalui inovasi-inovasi konsep yang sesuai bagi upaya

    pencapaian kesejahteraan rakyat. Dan jika ini benar, makaMenggali Warna 7

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    8/10

    wajar saja jika sebagian masyarakat begitu mengharapkan

    lahirnya pemimpin yang memiliki pendekatan yang cerdas untuk

    menemukan cara dan pendekatan yang mampu mengembalikankepada laju percepatan pembangunan yang tidak hanya berlari

    di tempat.

    Sebaliknya jika anggapan sebagian masyarakat tadi

    salah, maka manfaat laju percepatan pembangunan yang ada

    saat ini belum terdistribusi secara merata kepada seluruh rakyat.

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa anggapan

    masyarakat terhadap konsep pembangunan saat ini memiliki

    arti separuh sampai seluruhnya benar.

    Terlepas dari benar atau salahnya anggapan masyarakat

    terhadap program pembangunan, yang pasti dialami oleh

    masyarakat adalah keputus asaan yang sangat mendalam

    sampai-sampai harus mengharapkan lahirnya pemimpin idaman

    seperti itu. Keputus asaan seperti ini menunjukkan adanya

    proses pemikiran panjang masyarakat yang terbentur pada

    kenyataan rasional bahwa tidak ada pemimpin yang terlahir

    seperti idaman mereka saat ini. Sampai pada tataran pemikiranseperti itu, maka secara serempak setiap individu mulai berfikir

    dengan menggunakan irasionalitas sehingga mampu menghibur

    keputus-asaan yang mereka alami. Dalam hal ini, cara berfikir

    irasional lebih berfungsi sebagai alat penghibur dalam situasi

    yang dianggap tidak ada harapan.

    Hal yang terlupa adalah semakin besar irasionalitas yang

    digunakan oleh masyarakat akan menunjukkan cara berfikir

    yang semakin tidak rasional. Dengan demikian terbukti bahwa

    keputus asaan yang dialami oleh sebagian kelompok

    masyarakat miskin merupakan alasan utama yang menjadikan

    kelompok tersebut menjadi tidak rasional. Dalam bahasa

    kasarnya, ketidak rasionalan adalah bentuk lain dari kebodohan

    cara berfikir dan atau kesalahan cara memandang suatu

    masalah.

    Menggali Warna 8

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    9/10

    Proses pembodohan masyarakat ini tidak dapat

    digunakan untuk mempersalahkan Soekarno. Soekarno lebih

    tepat disebut sebagai sosok yang menjadi korban karenamemiliki sedikit keajaiban dan sebagai individu yang harus

    bertanggung jawab terhadap proklamasi yang menjanjikan

    kesejahteraan yang setinggi-tingginya bagi rakyat.

    Pergeseran Paradigma Gotong Royong kepadaEkonomi

    Sejak dikebumikannya Soekarno di Blitar, waktu seolahberjalan dengan cepat. Setiap manusia Indonesia disibukkan

    oleh peningkatan ekonomi keluarga dengan masuknya berbagai

    produk-produk asing yang menjanjikan kemudahan dan

    kenikmatan hidup. Masyarakat yang semula hanya dapat

    menonton televisi hitam putih di kantor-kantor desa, dalam

    beberapa tahun kemudian telah dapat menikmati tayangan

    televisi berwarna di rumah masing-masing. Bahkan tidak

    memerlukan waktu sampai dua dekade penuh, hak penyiarantelevisi mulai diserahkan kepada televisi swata yang

    menjanjikan lebih banyak hiburan bagi masyarakat.

    Pemandangan hari minggu pagi di jaman Orde Lama dan

    awal Orde Baru yang selalu dipenuhi oleh kegiatan gotong

    royong untuk membersihkan jalan yang berbatasan dengan

    rumah masing-masing sudah jarang ditemui di pertengahan

    tahun 80-an. Kegiatan gotong royong hanya bertahan di

    pedesaan terkait dengan kecilnya kemungkinan pemukamasyarakat untuk mengumpulkan dana untuk kepentingan

    publik. Sampai ketika waktu mulai mendekati akhir abad 20,

    kegiatan gotong-royong di kota dan pedesaan sudah sulit

    ditemukan.

    Hal yang menjadi sulit dipercaya, kekuatan perekonomian

    rakyat yang semula bertumpu pada karakteristik gotong-royong

    dapat dengan seketika lenyap dalam diri manusia Indonesia

    Menggali Warna 9

  • 8/14/2019 Soekarno Sosok yang Hidup dalam Ceritera

    10/10

    seolah-olah konsep gotong royong merupakan penemuan baru

    dan bukan lahir dari proses perkembangan budaya yang

    panjang. Seketika itu pula konsep gotong royong menjadi jargon besar yang mengusung dan menjunjung tinggi

    pertumbuhan individualisme dengan mengatas-namakan

    gotong-royong. Keadaan ini dibuktikan dengan semakin tidak

    percayanya manusia Indonesia terhadap koperasi dan mulai

    malasnya tuan-tuan besar di kota besar untuk ikut kegiatan

    ronda atau membersihkan saluran air di depan rumahnya.

    Kalaupun Soekarno pada saat ini masih hidup akan

    kehabisan kata-kata untuk kembali menjelaskan betapapentingnya konsep gotong-royong dan renteng-tanggung yang

    menjadi dasar budaya dalam pembentukan sistem

    perekonomian, pertahanan dan keamanan. Bahkan mungkin

    Soekarno akan berdoa setiap hari agar lebih cepat dipanggil

    oleh Yang Maha Kuasa ketika melihat bangsa ini menggunakan

    gotong-royong sebagai dasar tindak kejahatan korupsi dan

    pengabaian terhadap peraturan perundangan oleh setiap

    elemen bangsa.

    Menggali Warna 10