Soeharto4

16
Edy Putra Kelana BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur), mengalami kesulitan besar. Dimana pemerintahannya adalah suatu pemerintahaan yang tidak dapat merubah sistem yang telah dibentuk oleh Rezim Soeharto selama 32 tahun. Yang dapat diharapkan oleh Pemerintahan Gus Dur pada masa 5 tahun kedepan ini hanya dapat mengerjakan perbaikan-perbaikan atau menata ulang seluruh sektor dan sistem pemerintahan. Dalam hal ini tidak terlepas dari peranan/kekuatan birokrasi yang makin melemahkan kekuatan sistem pemerintahan, padahal kekuatan tersebut sangat diharapkan peranannya dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dominasi pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunaan dan kehidupan masyarakat telah membuat sistem administrasi negara menjadi kurang responsif dalam dalam mengkoordinir serta menghadapi tantangan baru yang muncul dalam lingkungannya. Adanya ketidakmampuan tersebut akan menyebabkan administrasi negara tertinggal dari kemajuan dan pembangunan. Jadi dalam Pemerintahan Gus Dur dapat dikatakan berhasil apabila sistem pemerintahan yang ditinggalkan oleh rezim Soeharto dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Dalam mencapai solusi penataan ulang sistem pemerintahan. Sistem Reinventing Government merupakan salah satu jawaban yang dapat dianalisa penerapannya pada pemerintahan Gus Dur. Untuk terciptanya Sistem Reinventing Government, merupakan negara yang menjembatani dan didorong oleh rakyat (Civil Society).

Transcript of Soeharto4

Page 1: Soeharto4

Edy Putra Kelana

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur), mengalami

kesulitan besar. Dimana pemerintahannya adalah suatu pemerintahaan yang

tidak dapat merubah sistem yang telah dibentuk oleh Rezim Soeharto selama 32

tahun. Yang dapat diharapkan oleh Pemerintahan Gus Dur pada masa 5 tahun

kedepan ini hanya dapat mengerjakan perbaikan-perbaikan atau menata ulang

seluruh sektor dan sistem pemerintahan. Dalam hal ini tidak terlepas dari

peranan/kekuatan birokrasi yang makin melemahkan kekuatan sistem

pemerintahan, padahal kekuatan tersebut sangat diharapkan peranannya dalam

mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dominasi pemerintah dalam

mewujudkan tujuan pembangunaan dan kehidupan masyarakat telah membuat

sistem administrasi negara menjadi kurang responsif dalam dalam

mengkoordinir serta menghadapi tantangan baru yang muncul dalam

lingkungannya. Adanya ketidakmampuan tersebut akan menyebabkan

administrasi negara tertinggal dari kemajuan dan pembangunan.

Jadi dalam Pemerintahan Gus Dur dapat dikatakan berhasil apabila

sistem pemerintahan yang ditinggalkan oleh rezim Soeharto dapat diperbaiki

sebagaimana mestinya.

Dalam mencapai solusi penataan ulang sistem pemerintahan. Sistem

Reinventing Government merupakan salah satu jawaban yang dapat dianalisa

penerapannya pada pemerintahan Gus Dur. Untuk terciptanya Sistem

Reinventing Government, merupakan negara yang menjembatani dan didorong

oleh rakyat (Civil Society).

Page 2: Soeharto4

B. Permasalahan

Dalam hal ini Reinventing Government yang telah diterapkan di Amerika

Serikat. Membuahkan hasil yang amat mengesankan dan membawah Amerika

Serikat kearah kemajuan. Dimana mereka benar-benar menata ulang

pemerintahan dengan jalan memecahkan masalah-masalah yang mereka alami.

Sehingga Amerika Serikat menemukan dunia baru dengan cara yang berbeda

untuk menjalankan pemerintahan.

Didalam paper ini penulis mencoba membahas sistem Reinventing

Government dengan mengkaitkannya dengan sistem politik pemerintahan

Indonesia. Disini ditekankan dapatkah Indonesia dengan sistem politiknya,

menerima gaya Reinventing Government yang telah diterapkan di Amerika

Serikat.

Page 3: Soeharto4

BAB IIKERANGKA TIORI

A. Ide Reinventing Government

Ide reinventing government lahir di Amerika Serikat pada saat

pemerintahaan berada dalam kesulitan besar. Kemudian muncul ide untuk

menata ulang pemerintahan yang merupakan hal yang sangat berani, pada akhir

awal abad ke 20, kira-kira tahun 1900 sampai dengan tahun 1940 yang

diprakarsai oleh Presiden D.Roosevelt.

Adapun ide reinventing government secara garis besar secara sederhana

dan merupakan cara baru menjalankan urusan pemerintahaan. Penulis akan

mengutip gambaran pemerintahan wirausaha (entrepreneurial) dari buku

reinventing government “David Osborne” dengan menguraikan 10 prinsip

sederhana yang terstruktur sebagai berikut :

1. Pemerintahan Katalis :

Kata pemerintahan (government) berasal dari sebuah kata Yunani yang

berarti “mengarahkan.” Tugas pemerintah adalah mengarahkan, bukan

mengayuh perahu. Memberi Pelayanan adalah mengayuh, dan pemerintah

tidaklah pandai mengayuh.

Dimana upaya pemerintah dalam mengarahkan membutuhkan orang yang

mampu melihat seluruh visi dan kemungkinan serta mampu menyimbangi

berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya.

Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-sungguh

memfokuskan pada suatu misi dan melakukannnya dengan baik.

2. Pemerintahan milik masyarakat :

Pemerintah merupakan milik dari pada masyarakat artinya memberikan

wewenang ketimbang melayani. Dalam pencapaian semua program

pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang

Page 4: Soeharto4

direncanakan, maka semua program tersebut harus dimiliki oleh masyarakat.

Sehingga bagi masyarakat akan timbul rasa memiliki akan program

dimaksud.

3. Pemerintahan yang kompetitif : menyuntikan persaingan ke dalam

pemberian pelayanan.

Dalam pemberian peningkatan mutu pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat, maka harus dilahirkan kompetisi dalam pemberian layanan

tersebut. Sebab dalam pemberian kegiatan pelayanan bukan hanya monopoli

pemerintah, tetapi juga dapat dilaksanakan oleh pihak swasta. Jadi

persoalannya bukanlah negeri versus swasta, melainkan kompetisi versus

monopoli.

4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang

digerakkan oleh peraturan.

Organisasi yang digerakkan oleh misi memberikan kebebasan kepada

karyawannya dalam mencapai misi organisasi dengan metode paling efektif

yang dapat mereka temukan.

5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : Membiayai hasil, bukan masukan.

Program birokratis adalah semua peraturan atau presedurnya sedikit sekali

mencatat kejadian sebenarnya mengenai masyarakat yang dilayani.

Kebiasaan ini harus dihapuskan, seharusnya mencatat hasil-hasilnya

sehingga dapat membuang banyak prosedur yang rumit.

6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan

pelanggan, bukan birokrasi.

7. Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelanjakan.

8. Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati

9. Pemerintahan desentalisasi

Page 5: Soeharto4

10. Pemerintahan berorientasi pasar: Mendongkrak perubahan melalui pasar.1

Reinventing Government suatu prinsip yang lahir atas tidak

menghendaki peran pemerintahan yang kuat dan monopoli didalam dinamika

kehidupan masyarakat. Posisi pemerintah disini hanya berperan sebagai

menjembatani keinginan dari pada masyarakat. Program-program pemerintah

diberikan kewenangan kepada masyarakat sehingga hal ini akan menimbulkan

rasa memiliki dan tercapailah program yang diingini pemerintah tersebut.

Dalam pemberian pelayanan pada masyarakat pemerintahan menciptakan

kompotisi layanan. Hal ini bukan pemerintahan monopoli tetapi diserahkan

kepada pihak swasta dan bukan pula pemerintahan berkompotisi dengan pihak

swasta tapi pihak swastalah yang berkompotisi dengan monopoli. Didalam

suatu organisasi pihak karyawan diberikan kebebasan dalam menyampaikan

misinya untuk tercapainya tujuan dari pada organisasi itu sendiri.

B. Prinsip Utama Reinventing Government

Dari sepuluh prinsip Reinventing Government yang disampaikan oleh

David Osborne. Maka terkandung empat prinsip yang merupakan inti dari pada

prinsip Reinventing Government itu sendiri antara lain ;

1. Steering, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi atau menjembati

keinginan dari pada masyarakat. Jadi tugas pemerintah disini

mengarahkan bukan intervensi terhadap keingginan dari pada

masyarakat itu sendiri.

2. Empowering, pemerintah merupakan milik dari pada masyarakat dan

memberikan wewenang ketimbang melayani masyarakat. Disini titik

beratnya adalah memberdayakan anggota masyarakat sehingga

masyarakat merasa memiliki program-program pemerintah

1 David Osborne-Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government) Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor Publik (PT Pustaka Binaman Pressindo,1999)p.29-113

Page 6: Soeharto4

3. Meeting the needs of the costumer, not the bureaucracy, pemerintah

berorientasi pada pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Sehingga kualitas harus ditentukan oleh pelanggan bukan oleh birokrasi.

4. Earning, dalam pemerintahan yang wirausaha mengutamakan

menghasilkan dari pada membelanjakan.

5. Prevention, pemerintah antisipatif dimana lebih baik mencegah dari pada

mengobati.

C. Sistem Politik Indonesia

Hal yang terkandung dalam unsur-unsur politik yaitu negara (state),

kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decisionmaking), kebijaksanaan

(policy, beleid) dan pembangian (distribution) atau dapan dikatakan dengan

alokasi (allocation) 2

Melihat perkembangan yang terjadi di Indonesia semenjak pemerintahan

rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Telah menimbulkan atau

berhasil membangun sistem politik di Indonesia yang gememonik Dimana rezim

Soeharto menawarkan program pembangunan yang effektif dengan

mengandalkan minyak bumi. Pada saat itu perkembangan dunia internasinal,

muncul perang dingin dan mencapai puncak. Sehingga negara-negara kapitalis

mencari kawan untuk bersama-sama menyelesaikan hal yang menjadi hambatan

bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Bersamaan pada saat itu harga

minyak bumi melambung tinggi karena alternatif-alternatif yang dikembangkan

sebagai pengganti minyak bumi belum ditemukan seperti alternatif-alternatif

tenaga matahari dan pemanfaatan teknologi nuklir. Ini menimbulkan impian

rakyat Indonesia segera menikmati kemakmuran yang dilontarkan oleh rezin

Soeharto ada saat itu.

2 Prof.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993)p.9

Page 7: Soeharto4

Paradigma pembangunan yang diberlakukan pada dunia ketiga pada saat

itu khususnya di Indonesia. Menciptalkan stabilitas politik untuk mencapai

pembangunan. Agar stabilitas politik terjaga maka Soeharto memasukan meliter

dalam politik disamping menjaga kelanjutan kekuasan Soeharto. Kemudian

menerapkan sistem monopoli, dimana menciptakan indutsri yang besar dan bias

dari industri besar tersebut dapat mengembangkan industri yang kecil serta

sukses memanipulasi simbol-simbol politik dalam pembangunan, utamanya

yang berkaitan dengan nilai-nilai politik dalam kultur jawa. Kemudian

keberhasilan rezim Soeharto mendramatisir stigma politik dan menyatakan

sebagai instrumen dari pada pembangunan yang kepatuhan.

D. Civil Society

Masyarakat yang dalam batas-batas tertentu mampu memajukan dirinya

sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri dalam suatu ruang gerak yang tidak

memungkinkan negara melakukan intervensi.3

Civil Society atau sering disebut Masyarakat Madani merupakan konsep

tentang keberadaan satu masyarakat yang dalam batas-batas tertentu mampu

memajukan dirinya sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu

ruang gerak yang tidak memungkinkan Negara melakukan intervensi.

Penekanan diberikan pada hak-hak dasar individual sebagai manusia maupun

warga negara. Penekanan ini yang membuat konsep Civil Society sangat erat

terkait dengan demokrasi dan demokratisasi. Demokrasi hanya mungkin

tumbuh dalam dalam Civil Society dan Civil Society hanya mungkin

berkembang dalam iklim yang demokratis.4

Berdasarkan atas pendapat ahli ini, dimana masyarakat madani mampu

untuk mengambangan aktivitas-aktivitasnya dimana negara mungkin tidak

dapat melakukanya. Sehingga hal ini akan memukan konsep demokrasi dan

3 Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI4 Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI

Page 8: Soeharto4

demokratisasi yang tumbuh dalam Civil Society. Hal ini tidak akan

menimbulkan fungsi pemerintaha menjadi hilang dan lenyap tetapi membantu

pemerintah dalam penyelenggaraan negara.

Bila kehadiran Civil Society difahami oleh penyelenggara negara dan

tidak merupakan penghambat bagi penyelengara negara. Sehingga tugas dari

pada penyelenggara negara dapat dikatakan semakin ringan dalam melayani

kepentingan publik itu sendiri. Oleh Civil Society hanya mengharapkan kepada

negara hal-hal sebagai berikut :

1. Negara manjamin hak-hak azasi warga negara.

2. Negara menghormati aksistensi ruang dan wacana publik.

3. Negara melaksanakan hal-hal yang telah disepakati sebagai batas

kewenangan masing-masing.

Page 9: Soeharto4

BAB IIIPEMBAHASAN

Ide reinventing government yang berasal dari Amerika Serikat, atas dasar

sejarah disana ide reinventing government dapat menyelamatkan negara

tersebut dari kehancuran. Indonesiaa pada saat sekarang hampir persis sama

dengan bagaimana posisi Amerika Serikat pada saat itu. Maka jalan satu-satunya

menyelamatkan Indonesia dari masalah yang komplek ini dengan menerapkan

ide reinventing government.

Untuk dapat menjalankan ide reinventing government pemerintah harus

dapat melaksanakan sistem demokratisasi. Dalam mencapai sistem

demokratisasi di Indonesia maka harus menerapkan Civil Society. Dimana Civil

Society tersebut membangun hubungan yang konsultatif antara negara dengan

warga negaranya. Serta konsep Civil Society ini menggambarkan keberadaan

satu masyarakat dalam batas-batas tertentu yang mampu mejalankan dirinya

sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu ruang gerak yang tidak

mungkin diintervensi oleh negara.

Demi tercapai Civil Society tersebut harus ada jaminan dari pemerintah.

Untuk melindunggi hak-hak kodrati sehingga seorang manusia bisa benar-benar

tampil sebagai manusia (perlindungan HAM). Dengan memahami hak-haknya

masyarakat diharapkan mampu mengelola dinamika kehidupan yang

berlangsung disekitarnya, hingga tidak setiap saat meminta bantuan oleh negara

yang menghasilkan nantinya negara menjadi superior terhadap rakyatnya.

Dengan tercapai Civil Society maka dapat diterapkan ide reinventing

government yang dapat diterapkan dalam masyarakat perlindungan sebagai hak

mereka. Sehingga dapat menuju aktivitas pemerintah yang Good Governance

dengan memenuhi aspek antara lain ;

1. Keadilan sosial, penghormatan terhadap HAM, peradilan yang

independen, kebebasan berpendapat termasuk pers yang indenpenden

Page 10: Soeharto4

2. Kebebasan ekonomi, perlindungan terhadap kekayaan pribadi,

mengusahakan pemerintaan hasil pertumbuhan ekonomi secara lebih

merata.

3. Kemajemukan politik, hak rakyat berpartisipasi, desentralisasi kekuasaan,

dan prinsip kesamaan (equality) dalam ajaran demokrasi

4. Akuntabilitas pemerintah5

BAB IVKESIMPULAN

5 Riswandha Imawan, Hand Out Bahan Kuliah Sistem Dan Pemerintahan RI

Page 11: Soeharto4

Berdasarkan atas uraian diatas tentang “Kaitan Reinventing Government

dengan Sistim Politik Indonesia Yang Demokratis” dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemerintahan Gus Dur dapat dikatakan berhasil apabila sistem

pemerintahan yang ditinggalkan oleh rezim Soeharto dapat diperbaiki

sebagaimana mestinya.

2. Sistem Reinventing Government merupakan salah satu jawaban yang

dapat dianalisa penerapannya pada pemerintahan Gus Dur.

3. Ide reinventing government lahir di Amerika Serikat pada saat

pemerintahaan berada dalam kesulitan besar

4. Ide reinventing government secara garis besar secara sederhana dan

merupakan cara baru menjalankan urusan pemerintahaan.

5. Reinventing Government suatu prinsip yang lahir atas tidak

menghendaki peran pemerintahan yang kuat dan monopoli didalam

dinamika kehidupan masyarakat.

6. Menciptalkan stabilitas politik untuk mencapai pembangunan. Agar

stabilitas politik terjaga maka Soeharto memasukan meliter dalam politik

disamping menjaga kelanjutan kekuasan Soeharto.

7. Untuk dapat menjalankan ide reinventing government pemerintah harus

dapat melaksanakan sistem demokratisasi. Dalam mencapai sistem

demokratisasi di Indonesia maka harus menerapkan Civil Society.

8. Demi tercapai Civil Society tersebut harus ada jaminan dari pemerintah.

Untuk melindunggi hak-hak kodrati sehingga seorang manusia bisa

benar-benar tampil sebagai manusia (perlindungan HAM).

9. Maka ide reinventing government dapat diterapkan dalam masyarakat

untuk perlindungan sebagai hak mereka. Sehingga dapat menuju

aktivitas pemerintah yang Good Governance.

Page 12: Soeharto4

DAFTAR PERPUSTAKAAN

Page 13: Soeharto4

David Osborne-Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing

Government) Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor

Publik (PT Pustaka Binaman Pressindo,1999) p.29-113

Prof.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta 1993)p.9

Riswandha Imawan, Hand Out Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI

Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi

Page 14: Soeharto4

Dosen : Drs. Ana Nadya Abrar.N a m a : Rizma AmininN I M : 10008/PS/MAP/02

A. Tema Penelitian : Proses Formulasi Kebijakan

B. Pertanyaan Penelitian: 1. Bagaimana Proses Formulasi Kebijakan

Pembentukan Pemerintahan Kampung?

2. Bagaimana Masa Depan Kebijakan

Pemerintahan Kampung?.

3. Bagaimana Peran Aktor dalam proses

Formulasi Kebijakan Pembentukan

Pemerintahan Kampung?

4. Bagaimana Konflik Nilai yang terjadi

dalam proses formulasi kebijakan

Pembentukan Pemerintahan Kampung?

C. Objek Penelitian/Unit

Analisis :

Pemerintahan Kampung

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama

Page 15: Soeharto4

Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima SuratPerintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua,

Page 16: Soeharto4

Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.

Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).

Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto.