Social Enviroment

10
TUGAS GBE TEMATIK SOCIAL ENVIROMENT Dosen Pengampu: Sjafri Sairin, M A., Ph. D. Prof. Oleh Aditya Achmad Narendra Whindracaya 13/ 358202/ PEK/ 18491 Master Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Transcript of Social Enviroment

Page 1: Social Enviroment

TUGAS GBE TEMATIK

SOCIAL ENVIROMENT

Dosen Pengampu: Sjafri Sairin, M A., Ph. D. Prof.

Oleh

Aditya Achmad Narendra Whindracaya

13/ 358202/ PEK/ 18491

Master Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

2014

BAB I

Page 2: Social Enviroment

PENDAHULUAN

Studi lingkungan sosial sangat diperlukan oleh banyak pelaku bisnis, khususnya

terutama bagi para investor selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah

yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya

kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka

untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui

tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih

menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,

pemerataan kesempatan kerja, dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka

diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena didalam studi lingkungan sosial

terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti lingkungan sosialnya sehingga hasil

daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis

layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut diatas adalah menunjukan

bahwa dalam studi lingkungan sosial akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang

sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan,

perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

Lingkungan sosial merupakan aspek-aspek dari interaksi manusia melalui kelompok,

apakah itu dekat ataupun jauh, yang dapat berpengaruh pada kelangsungan dan pertumbuhan

perusahaan (Ancok, 2009). Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat,

yaitu: adanya kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication).

Menurut para ahli sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama

(cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), dan dapat juga

berbentuk pertentangan (conflict). Terdapat empat cara untuk menyikapi dampak perubahan

lingkungan sosial terhadap aktivitas bisnis. Pertama, bahwa perubahan lingkungan sosial

secara alamiah menimbulkan peluang maupun ancaman terhadap aktivitas bisnis. Kedua,

perubahan lingkungan sosial digunakan oleh organisasi sebagai faktor penentu untuk

membuat keputusan berinvestasi. Ketiga, perubahan lingkungan sosial mempengaruhi

keputusan organisasi untuk menjalankan bisnis di lokasi tertentu. Dan yang terakhir adalah,

perubahan yang ada menuntut organisasi untuk menerapkan cara berpikir baru dalam

menjalankan bisnis. (Ancok, 2009).

Page 3: Social Enviroment

Kurangnya kepekaan perusahaan terhadap aspek sosial kemasyarakatan secara tidak

langsung dapat mengancam kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Karena itu,

penting kiranya pada studi lingkungan sosial bisnis juga melakukan analisis dan penilaian

dari aspek ini. Aspek sosial terkait dengan bagaimana pengaruh bisnis yang akan didirikan

terhadap perubahan struktur sosial, demikian aspek budaya masyarakat serta pola hidup yang

mempengaruhi kesehatan phisik dan spikisnya. Pendek kata, kajian faktor sosial pada Studi

lingkungan sosial bisnis lebih menitik beratkan pada tata nilai (value) dan sikap (attitutde)

masyarakat yang membawa pengaruh terhadap gaya hidup (life style) dan mempengaruhi

permintaan akan suatu produk jasa yang akan dihasilkan oleh bisnis yang bersangkutan

termasuk kelangsungan hidup bisnis itu sendiri.

Demikian halnya misalnya keberhasilan dalam masyarakat, teknologi informasi

memungkinkan masyarakat di berbagai dunia mengadopsi budaya antar bangsa, pengaruh

lintas budaya tersebut akan mempengaruhi aktivitaas dan produk yang dikonsumsi, ini terkait

dengan adaptasi maupupun terjadinya adopsi budaya yang menyebabkan berubahkan daya

hidup, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap pola kunsumsi masyarakat. Oleh karena

itu setiap Rencana bisnis perlu dikaji bagaimana dampak dari perubahan-perubahan itu

termasuk manfaatnya terhadap kehidupan sebuah komunitas di masyarakat, ukuran

lingkungan sosial bisnis pada aspek ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyentuh

kepentingan masyarakat banyak baik dalam dimensi jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebuah bisnis haruslah juga didirikan tidak memberikan dampak negatif terhadap kehidupan

masyarakat, akan tetapi sebaliknya justru harus dapat berkontribusi terhadap meningkatkan

martabat kehidupan masyarakat,misalnya meningkatnya mutu kesehatan, mutu pendidikan

bahkan mutu ekonomi mereka (meningkatknya daya beli)

Setiap kegiatan yang dijalankan, termasuk pendirian bisnis baru akan selalu disertai

dengan dampak-dampaknya, baik dampak positif dan negatif bagi pelaku dan juga berbagai

kalangan disekitarnya. Suatu proyek akan dinyatakan layak dari aspek sosial ekonomi, jika

dari perhitungannya dampak positif keberadaan proyek jauh lebih besar dari pada dampak

negatif yang timbul dari berdirinya proyek tersebut.

Page 4: Social Enviroment

BAB II

PEMBAHASAN

Kehidupan sosial masyarakat Kota Yogyakarta sekarang ini sudah bercampurbaur

menjadi satu antara pribumi dan masyarakat pendatang, antara tradisional dengan modern,

antara desa dengan kota, antara kaya dan miskin. nyaris kabur perbedaan antara dua

kelompok tersebut. Cuma pada status-status tertentu masih terlihat membedakan antara yang

atas dan yang bawah, Biasanya dijumpai di masyarakat kepegawaian yang ada struktur dan

yang “berdarah biru” atau berhubungan dengan kraton. Jika ingin dilihat perbedaanya antara

orang asli Yogyakarta dan bukan, bisa di lihat dari pengunaan bahasa Indonesia yang khas

Yogyakarta (bahasa Indonesia dialek Jawa). Namun generasi muda kota yang asli Yogyakarta

kini cenderung sudah meniggalkan dialek khas itu, dan banyak juga yang di temukan ramaja

kota yang tergolong “anak gaul” tetap mempertahankan bahasa Jawa sebagai bahasa yang

lebih gaul dari bahasa lain. Jika ingin melihat masyarakat tradisoanal maka lokasinya berada

di pingiran kota atau lebih banyak masyarakat tradisonal berada di daerah desa-desa

kabupaten. Kota Yogyakarta sekarang ini lebih di dominasi oleh hal-hal yang berbau modern,

(seperti fenomena keberadaan pusat pembelanjaan modern Matahari Mall, Ramayana Mall,

Jogja Elektronik, Galeria Mall, Ambarukmo Plaza, Hero Supermarket, KFC Kentucky Fried

Chicken, Mc Donald).

Dengan melihat adanya pusat perbelajaan yang bertipe modern bisa di pastikan

bahwa kaum pemodal Kapitalis di Yogyakarta sedang memainkan perannya dengan melihat

pasar yang sangat mendukung. Sisi unik dari fenomena ini adalah pasar tradisional bertahan

juga yaitu pasar Bringharjo sebelah timur Malioboro yang berdiri megah berlantai tiga, dan

masih banyak pasar tradisional yang lain seperti pasar tradisional Gejayan juga menjadi

andalan masyarakat Yogyakarta. Perubahan yang terjadi di kota Yogyakarta karena akibat

dari kosekuensi ragam julukan yang di sandang Yogyakarta itu sendiri dengan berbagai

predikatnya. Misalnya, Yogyakarta Kota pendidikan (dengan ratusan universitas), maka

ribuan calon mahasiswa memadati kota ini. Yoyakarta Kota Pariwisata, maka ribuan

pelancong tiap tahun mampir ke kota ini (perputaran ekonomi meningkat), demikian juga

dengan kosekuensi adanya julukan lain yang disandang oleh Yogyakarta. Namun yang

menarik dari Yogyakarta dan membedakan dengan propinsi lain adalah semakin kuatnya arus

dan trend Globalisasi, tidak terkikisnya budaya original-nya walaupun di sekitar masyarakat

Page 5: Social Enviroment

terdapat bayak budaya luar atau budaya asing bahkan budaya Barat-pun tidak bermasalah

keberadaanya di kota ini.

Saat ini Yogyakarta khususnya di wilayah perkotaan terdapat berbagai etnis

penduduk dari seluruh Indonesia, walau penduduk asli masih berada dalam komposisi teratas

dan masih dominan dalam berbagai peran kemasyarakatan. Penduduk pendatang dari

berbagai suku ini membentuk semacam “miniatur culturnya Indonesia” di Yogyakarta.

Mereka datang ke Yogyakarta dengan berbagai kepentingan. Bidang pendidikan menjadi

tujuan utama para pendatang ke Yogyakarta, menyusul pekerjaan, perdagangan dan bidang-

bidang lain termasuk sektor informal. Para pendatang ini sebagaian besar merupakan

penduduk musiman di Yogyakarta, seperti mahasiswa, buruh kerja, dan perantau lainya.

Secara administratif, banyak diantara mereka yang tidak terdata. Sehingga bisa dipahami

bahwa secara definitif problem jumlah penduduk jauh lebih besar dari yang tertuang dalam

catatan statistik yang ada.

Seiring dengan semakin beragamnya individu-individu yang ada di kota, maka

akomodatif suatu kota dari hari-kehari terus mengalami peningkatan. Fasilitas kenyamanan

publik terus dalam proses pembenahan diri (seperti adanya TransJogja), muncul trans jogja

sebenarnya adalah ciri dari masyarakat kota, menjawab kebutuhan masyarakat kota semakin

beragam, dan kebutuhan terhadap aneka ragam masyarakat kota telah membuat Yogyakarta

termasuk ke dalam salah satu kota besar di Indonesia. Dalam potensinya yang cukup besar,

menginggat lingkungan social Yogyakarta. Pengembangan pelayanan angkutan massal harus

segera di benahi.

Page 6: Social Enviroment

BAB III

KESIMPULAN

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka

diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena didalam studi lingkungan bisnis

terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada

studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak.

Setiap kegiatan yang dijalankan, termasuk pendirian bisnis baru atau tidak akan selalu

disertai dengan dampak-dampaknya, baik dampak positif dan negatif bagi pelaku dan juga

berbagai kalangan disekitarnya. Suatu proyek akan dinyatakan layak dari aspek sosial

ekonomi, jika dari perhitungannya dampak positif keberadaan proyek jauh lebih besar dari

pada dampak negatif yang timbul dari berdirinya proyek tersebut.

Kehidupan sosial masyarakat Kota Yogyakarta saat ini telah terjadi pembauran.

sudah bercampurbaur menjadi satu antara pribumi dan masyarakat pendatang, antara

tradisional dengan modern, antara desa dengan kota, antara kaya dan miskin. nyaris kabur

perbedaan antara dua kelompok tersebut. Cuma pada status-status tertentu masih terlihat

membedakan antara yang atas dan yang bawah, Biasanya dijumpai di masyarakat

kepegawaian yang ada struktur dan yang “berdarah biru” atau berhubungan dengan kraton.

Jika ingin melihat masyarakat tradisoanal maka lokasinya berada di pingiran kota atau lebih

banyak masyarakat tradisonal berada di daerah desa-desa kabupaten.

Seiring dengan semakin beragamnya individu-individu yang ada di kota, maka

akomodatif suatu kota dari hari-kehari terus mengalami peningkatan. Fasilitas kenyamanan

publik terus dalam proses pembenahan diri (seperti adanya TransJogja), muncul trans jogja

sebenarnya adalah ciri dari masyarakat kota, menjawab kebutuhan masyarakat kota semakin

beragam, dan kebutuhan terhadap aneka ragam masyarakat kota telah membuat Yogyakarta

termasuk ke dalam salah satu kota besar di Indonesia. Dalam potensinya yang cukup besar,

menginggat lingkungan social Yogyakarta. Pengembangan pelayanan angkutan massal harus

segera di perbaiki.

Page 7: Social Enviroment

DAFTAR PUSTAKA

analisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi,

http://eprints.undip.ac.id/37709/1/ACHMAD.pdf Diunduh 28 Maret 2014 jam 20:13

http://ancok.staff.ugm.ac.id/main/lingkungan-sosial-dan-bisnis/ Diunduh 28 Maret 2014 jam

20:20:20

Dinamika Kehidupan Beragama Masyarakat Yogyakarta

http://www.balitbangdiklat.kemenag.go.id/sinopsis-hasil-penelitian/kehidupan-

beragama/223-dinamika-kehidupan-beragama-masyarakat-yogyakarta.htm. Diunduh

28 Maret 2014 jam 20:33