Soal mekflu

download Soal mekflu

of 29

description

teknik

Transcript of Soal mekflu

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    87

    Soal.1.1

    Sebuah bola dilempar tegak lurus ke atas dengan kecepatan mula-mula 30 m/sec.

    Dengan mengabaikan tekanan udara, tentukan tinggi maksimal yang dapat dicapai bola dan

    waktu yang dibutuhkan untuk ketinggian maksimal tersebut.

    Diketahui : Sebuah bola dilempar vertical ke atas pada saat t = 0, x = 0

    V = uo . i = 30 m/sec x i

    Tekanan udara diabaikan

    y

    x g

    V

    Hitung : Tinggi maksimal yang dapat dicapai bola.

    Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggi maksimal tersebut.

    Penyelesaian

    = amF . = xx amF . 2

    2

    dtxdax = ; u = dt

    dx

    Dari gambar diagram benda bebas kita dapatkan :

    = xx amF . x

    W = - m.g i

    V = u i - W = - m.g = m.ax

    = m . 22

    dtxd

    Jadi :

    2

    2

    dtxd = - g

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    88

    Integralkan terhadap waktu antara 0 dan t, kita dapatkan :

    tgdtdx

    dtdx

    tt

    .0

    =

    =

    atau : dtdx = u0 g . t

    Integralkan sekali lagi terhadap waktu antara 0 dan t, kita dapatkan :

    x xo = uo . t .g.t2

    atau : x = uo . t .g.t2

    Ketinggian maksimum bisa dicapai bila : u = dtdx = 0

    Jadi : dtdx = 0 = uo . t g . t

    Waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimal :

    t = m

    xmguo

    .81,9sec

    sec30

    2

    =

    = 3,06 sec

    tmax = 3,06 sec

    Tinggi maksimal yang dicapai diperoleh dari :

    x = uo . t .g.t2 dengan t = guo

    Jadi xmx = uo guo - . g (

    guo )2 = .

    guo

    2

    = . (30)2. m

    xm.81,9

    secsec

    2

    2

    2

    xmx = 45,9 m

    Komentar : Contoh soal.1 ini dimaksudkan untuk mengingat tentang penggunaan metode

    deskripsi dalam persoalan mekanika partikel. Ingat disini bahwa kecepatan u

    adalah fungsi waktu dalam metode deskripsi ini.

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    89

    Soal.1.2

    Density (rapat massa zat) air raksa diketahui 26,3 slug/ft3. Hitung berat spesifik

    didalam satuan lbf/ft3 dibumi dan di bulan (percepatan gravitasi di bulan 5,47 ft/sec2) dan

    volume spesifik didalam satuan m3/kg dan gravitasi spesifik dari pada air raksa.

    Diketahui : Density air raksa Hg = 26,3 slug/ft3 Percepatan gravitasi di bulan = 5,47 ft/sec2

    Hitung : a. Berat spesifik air raksa Hg (lbf/ft3) di bumi dan di bulan b. Volume spesifik v (m3/kg)

    c. Spesifik gravity SG

    Penyelesaian

    Kita lihat terlebih dahulu defenisi-defenisi yang ada

    Berat spesifik : g.volume

    =berat =

    Volume spesifik : 1=v

    Spesifik gravity : SG = OH2

    Sifat-sifat yang ada : gbumi = 32.2 ft/sec2

    gbulan = 4.57 ft/sec2

    H2O = 1.94 slug/ft3 a. Berat spesifik :

    3

    223

    2

    3

    223

    lbf/ft 144

    ./lbf.sec . ft/sec 5.47 . slug/ft 3.26.)ft/sec . slug 1 lbf 1 :(ingat

    lbf/ft 847

    ./lbf.sec .ft/sec 2.32.3.26.

    ===

    ====

    ftslugg

    ftslugft

    slugg

    bulanbulan

    bumibumi

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    90

    b. Volume spesifik :

    V = 1 = ft kg lbm/0.4536 . lbm slug/32..2 . /m) (0.3048 . slug 3.26/ 333 ft

    = 7.37 . 10 5 m3/kg

    c. Spesifik gravity :

    SG = slug 94.1

    .ftslug 26.3

    3

    3

    2

    ftOH

    =

    = 13.6

    Catatan : Massa tidak tergantung dari akselerasi gravitasi dan oleh karenanya Vbumi = Vbulan

    SGbumi = SGbulan

    Soal.1.3

    Diketahui : satuan tekanan pada sistem satuan SI adalah Pascal (Pa).

    Hitung : berapa besar tekanan tersebut dalam pounds force per square inch (psi)

    Penyelesaian :

    1 Pa = 1 N/m2

    1 Pa = inch 12ft .

    inchm 0.0254 .

    slug.ftlbf.sec .

    lbm 32.2slug .

    kg 0.454lbm .

    N.seckg.m.

    2

    22mN1

    = 1.45 . 10 4 lbf/in2

    1 Pa = 1.45 . 10 4 lbf/in2 atau 1 lbf/in2 = 6.89 kPa

    Soal.2.1

    Sebuah medan kecepatan diberikan sebagai :

    =Vr ay i + j satuan kecepatan m/det dan y dalam meter. Dengan nilai :

    a = 2 det 1 dan b = 1 m/det.

    Hitung : a. Apakah medan aliran satu, dua atau tiga dimensi ? dan mengapa ?

    b. Hitung komponen-komponen kecepatan u, v, dan w pada titik (1, 2, 0)

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

    c. Tentukan slope atau kemiringan dari pada stream lines melalui titik (1,2, 0)

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    91

    Penyelesaian :

    a. Suatu aliran diklasifikasikan sebagai satu, dua atau tiga dimensi tergantung dari banyaknya

    koordinat ruang yang dibutuhkan untuk menspesifikasikan medan kecepatannya. Jadi

    karena medan kecepatan yang ada hanya fungsi dari y (satu koordinat ruang) maka medan

    aliran ada satu dimensi.

    b. Medan kecepatan V i.u + j.v + k.w, karena V i.ay + j.b, maka : =r =r

    u = ay

    v = b

    w = 0

    sehingga jika : (1, 2, 0), maka :

    u = 2 det 1 x 2 m = 4 m/det

    v = 1 m/det

    w = 0

    c. Stream lines adalah garis-garis yang ditarik di dalam medan aliran sedemikian rupa

    sehingga searah dengan arah aliran di setiap titik di medan kecepatan. Oleh karena itu,

    slope atau kemiringan dari pada stream lines pada titik (1,2,0) tentu searah dengan vektor

    kecepatan di titik (1,2,0)

    u = 4 m/det (1,2,0) v =

    1 m

    /det

    y

    x

    Vr

    04.1441 Tg arc

    41

    uv

    41

    (1,2,0) lines stream

    ==

    ==

    ==

    Tguv

    dxdy

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    92

    Soal.2.2

    Sebuah pelat bergerak di atas pelat yang lain pada suatu lapisan cairan seperti terlihat

    pada gambar. Untuk gap.d, yang kecil diasumsikan distribusi kecepatan di dalam cairan adalah

    linear. Data-data cairan : = 0.65 centipoise (cp) dan SG = 0.88. Hitung :

    a. Viskositas absolut cairan dalam satuan (lbf.sec/ft2)

    b. Viskositas kinematis cairan dalam satuan (m3/sec)

    c. Tegangan geser pada pelat atas dalam satuan (lbf.ft2)

    d. Tegangan geser pada pelat bawah dalam satuan (Pa)

    e. Arah tegangan geser pada (c) dan (d)

    Penyelesaian :

    y

    d = 0.3 mm

    U = 0.3 m/sec

    x

    Persamaan dasar :

    dyduyx . =

    Dari defenisi :

    =

    a. Viskositas absolut :

    25-

    2

    ftlbf.sec 10 . 1.36

    slug.ftlbf.sec.cm 30.48 .

    lbm 32.2slug .

    gr 453.6lbm.

    secm.sec.poig .

    cp 100poise . cp 0.65

    =

    =ft

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    93

    b. Viskositas kinematik

    secm 10 . 7.40

    ftm) (0.3048.

    lbf.secslug.ft.

    slug 4(0.88).1,9ft .

    ftlbf.sec 10 . 1.36

    .

    27-

    2

    23

    25-

    =

    =

    ==OH s

    SG

    c. Tegangan geser pada pelat atas

    atas = yxatas = dydy

    du

    =

    Karena u bervariasi linear terhadap y maka :

    1-sec 1000 m

    mm 1000.mm 0.31.

    secm 0.3

    ==

    ==

    =du

    OdOU

    yu

    dydu

    2

    25-

    ftlbf 0.0136

    sec1000.

    ftlbf.sec 10 . 1.36

    =

    =

    =dU

    atas

    d. Tegangan geser pada pelat bawah :

    Pa 0.651

    ..)3048.0(

    .lbfN 4.48 .

    ftlbf 0.0136

    .

    2

    22

    2

    2

    ==

    =

    NmPa

    mft

    dU

    bawah

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    94

    e.Arah dari tegangan geser pada pelat atas dan pelat bawah :

    Pelat atas adalah permukaan y negatif,

    dengan demikian positif bekerja pada

    pada arah x negatif.

    yx

    Pelat bawah adalah permukaan y positif,

    dengan demikian positif bekerja pada

    arah x positif.

    yx Bawah

    Atas

    y

    x

    Soal 3.1

    Air mengalir dari pipa A dan B. Perbedaan tekanan antara pipa A dengan pipa B

    diukur dengan manometer tabung seperti terlihat pada gambar skets (multiple bube

    manometer). S.G olie = 0,8 dan S.G raksa = 13,6.

    Hitung : Perbedaan tekanan PA PB (lbf/in2)

    Penyelesaian :

    z

    z

    4

    z = 0

    d4 = 5

    d1 = 10

    d5 = 8

    d2 = 3 E

    d3 = 4

    D

    A

    C

    Hg

    Oli

    H2O

    B

    H2O

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    95

    Persamaan-persamaan dasar :

    ====

    ==

    2

    1

    z

    1

    P

    P

    Z

    Z

    22

    .dz- dpdan dz .-

    H S.G

    -.g

    dp

    ooH

    dzdp

    Untuk konstan : P2 = P1 + ( Z 1 Z2 ) Dimulai dari titik A dan gunakan persamaan diatas antara dua titik-titik batas yang saling

    berdekatan maka didapat :

    PC = PA + H 2O d1 PD = PC - Hg d 2 PE = PD + olie d 3 PF = PE - hg d 4 PB = PF - H 2O d5

    PA PB = (PA PC) + (PC PD) + (PD - PE) + (PE - PF) + (PF PB)

    = - H 2O . d1 + Hg . d 2 - olie . d 4 + H 2O . d5 subtitusikan = S.G H 2O PA PB = - H 2O . d1 + 13,6 H 2O . d2 0,8 H 2O . d3 + 13,6 H 2O . d4 + H 2O . d5 PA PB = H 2O (-d1 + 13,6 d2 0,8 d3 +13,6 d4 + d5) = H2O (- 10 + 40,8 3,2 + 68 + 8) in = H2O x 103,6 in = 62,4 lbf/ft3 x 103,6 in x ft/12 in x ft2/144 in2

    PA PB = 3,74 lbf/in

    cara yang dijabarkan diatas cukup berkepanjangan untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu

    kita bisa menggunakan cara pintas untuk mendapatkan perbedaan tekanan tersebut yang

    prosedurnya sebagai berikut :

    1. Mulai tekanan dari kiri selanjutnya

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    96

    2. Kalau turun berarti ditambah dan kalau naik dikurangi. akhirnya

    3. Samakan dengan tekanan yang paling kanan.

    Dengan demikian :

    PA + H 2O . d1 - Hg .d 2 + olie . d 3 - Hg . d 4 - H 2O . d5 = PB PA - PB = - H 2O . d1 + Hg . d 2 = - Olie . d3 + Hg . d 4 + H 2O . d5 (Bandingkanlah persamaan tersebut diatas)

    Untuk mengukur perbedaan-perbedaan tekanan yang kecil, manometer pipa U sulit

    untuk dipakai secara akurat sebab perbedaan permukaan cairan dikedua sisi sangat kecil jadi

    sulit membaca secara teliti. Oleh karena itu, desain manometernya harus dirubah atau dengan

    menggunakan dua macam cairan yang densitynya berbeda.

    Soal 3.2

    Sebuah manometer reservoir dibuat dengan sebuah pipa berdiameter 10 mm dan sebuah

    reservoir 30 mm. Cairan manometer adalah Meriam olie dengan S.G = -0,827.

    Htung : defleksi cairan manometer (h) didalam milimeter per milimeter air.

    Penyelesaian :

    y

    Oil, SG = 0.827

    d

    h D 2

    1

    P2

    H

    Persamaan-persamaan dasar :

    ====2

    1

    2

    1

    P

    p

    Z

    Z

    2

    dz . g . .- dpdan dz . g . -

    H S.G .

    dp

    Og

    dzdp

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    97

    Untuk = konstant : P2 P1 = - . g ( Z 2 Z1 ) P2 P1 = . g ( Z 2 Z1 ) = olie . g ( h + H ) Dari keseimbangan didapat :

    h

    hHD

    .Dd H

    .d 4

    4

    2

    22

    =

    =

    Selanjutnya disubsitusikan ke persamaan diatas :

    P1 P2 = olie g . h ( 1 - 2

    Dd )

    Bila P1 P2 diekwivalenkansikan dengan tinggi kolom air :

    P1 P2 = H 2O g. h = olie = S.Golie . H 2O : selanjutnya

    H2O g . = S.G h olie . H 2O : g . h. ( 1 + 2

    Dd )

    +

    = 23010 10,827

    1 h

    h

    = 1,09

    Soal 3.3

    Daya yang dihasilkan suatu motor bakar akan berkurang dengan naiknya ketinggian

    (altitude) karena density dan selanjutnya masa flow rate dari pada bahan bakar dan udara

    berkurang. Sebuah truk meninggalkan sebuah kota malang (ketinggian 5280 ft) yang pada saat

    itu udaranya bertemperatur 80 F dan tekanan Ref 8 in Hg. Truck tersebut melalui kawasan

    semeru selatan (ketinggian 10600 ft). Temperatur berkurang dengan rate 3F/1000 ft perubahan

    ketinggian.

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    98

    Tentukan tekanan barometer dikawasan semeru selatan dan persentase kurangnya daya

    motor dibandingkan dengan daya motor pada saat di malang.

    Diketahui : - Kondisi di Malang:

    z = 5280 gt

    p = 24,8 in Hg

    T = 80 F

    - Kondisi di Semeru Selatan :

    z = 10,600 ft

    =dzdT -0,003 F/ ft

    Hitung : a. Tekanan barometer di Semeru Selatan

    b. Persentase daya yang hilang di Semeru Selatan dibanding di Malang.

    Penyelesaian :

    Rumus dasar : .gdzdp = ; p = .R.T

    Asumsi-asumsi : 1. Fluida statis

    2. Udara bersifat sebagai gas ideal

    Subtitusikan kedalam persamaan hubungan tekanan-tinggi

    .gRTp

    dzdp = atau

    RTg.dz

    pdp =

    Temperatur berubah secara linier dengan ketinggian :

    =dzdT - m

    jadi : T= To m (z zo)

    )zo)(zmT(R

    dz.gp

    dp

    o =

    = zo)(zmTzo)(zd.m.

    mRg

    o

    Integral dari p0 di Malang ke p di Semeru Selatan;

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    99

    =

    0

    o

    o Tzo)(zmT

    lnRm

    gppln

    0TT

    lnRm

    g=

    g/m.RTT

    pp

    0o

    =

    Evaluasi menghasilkan :

    slug.ft

    lbf.secxlbm32,2

    slugxft.lbf53,3

    Rlbmx0,003

    ftxsec/ft32,2Rm

    g 2=

    = 6,25

    R 80)460

    1ft x 5,280)(10,600ft x / F 0,0031TT

    o

    +=

    = 0,970 ima.

    Ingat, To harus diekspresikan sebagai temperatur absolut karena datangnya dari

    persamaan gas ideal.

    jadi : TT

    pp

    m.R / g

    oo

    =

    = (0,970) 6,25 = 0,827

    dan: p = 0,827 po = ( 0,827 ) 24,8 in Hg

    = 20,5 IN Hg p ima. Persentase perubahan daya sama dengan persentase perubahan density, dengan demikian :

    o

    o

    ooNN

    ==

    = 1 o

    Subtitusikan persamaan gas ideal pada persamaan tadi :

    1TT

    .pp

    NN o

    oo

    =

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    100

    = (0,827) 1970,0

    1

    = -0,147

    oo N

    N14,7persenN

    N =

    (Contoh soal ini dimaksudkan untuk menggambarkan penggunaan persamaan gas ideal dan

    hubungan tekanan- ketinggian untuk mengevaluasi distribusi tekanan atmosfir )

    Soal 4.1

    Diketahui : Aliran steady dari air melalui suatu peralatan yang bentuknya seperti gambar di

    bawah ini.

    Property uniform diseluruh lubang.

    A1 = 0,2 ft2

    A2 = 0,5 ft2

    A3 = A4 = 0,4 ft2

    = 1,94 slug/ft3 mo3 = 3,88 slug / sec (keluar)

    o4 = 1,0 ft3 / sec (masuk) 1V = 10 i ft / sec

    Hitung : kecepatan di pintu 2, arahnya kemana?

    Perhitungan :

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    101

    Pilih terlebih dahulu volume atur. Dua kemungkinan volume atur digambar dengan

    garis putus-putus.

    Persamaan dasar :

    AdVdt csc

    += .0 Untuk aliran steady, kelompok pertama = 0

    jadi :

    AdVcs= .0

    Diperalatan ini kita melihat ada empat tempat atau empat permukaan atas yang dilalui aliran.

    Jadi dapat kita tulis :

    = AdVcs

    . + AdVA1

    . + AdVA2

    . + AdVA3

    . 0.4

    = AdVA

    Mari kita lihat integral tersebut satu persatu :

    = AdVA1

    . 111

    . AVdAVA

    = = AdV

    A3

    . 3333

    . oA

    mAVdAV == = AdV

    A4

    . 444

    . AVdAVA

    = = 444

    oAV = o4 = volume flow rate Dari persamaan 1 diatas kita dapatkan :

    = AdVA2

    . - AdVA1

    . AdVA3

    . AdVA

    4

    .

    = + 4211oomAV +

    = |1,94 slug/ft3 x10 ft/sec x 0,2 ft2 | - sec

    ft 1,0ft

    slug 1,94sec

    slug 3,88 33+

    slug/sec94,12

    = AdVA

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    102

    karena harga ini positif AdV dilokasi 2 juga positif, bearti aliran keluar dari pintu 2

    slug/sec94,1dAV 22A22

    === AVAdVA

    2

    2 .slug/sec94,1

    AV =

    = 23

    5,01

    slug94,1secslug94,1

    ftxftx

    = 2 ft /sec

    karena V2 dalam arah y yang negatif maka :

    22 ft/secj2 V=V (Problem ini untuk menggambarkan prosedur untuk mengevaluasi

    cs

    AdV )

    Soal 4.2

    Sebuah tangki volumenya 0,05 m3 berisi udara pada 800 KPa (absolut) dan 150C. Pada

    saat t = 0 udara keluar dari tangki melalui kelep. Udara keluar dengan kecepatan V = 311

    m/sec dan density = 6,13 kg/m3 melalui luas A = 65 mm2

    Hitung : besarnya perubahan density udara ditangki pada saat t = 0

    Penyelesaian :

    Pilih volume atur seperti digambarkan dengan garis putus-putus.

    Persamaan dasar :

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    103

    AdVdt csc

    += 0 karena propety diasumsikan uniform didalam tangki setiap saat, kita dapat mengeluarkan dari

    dalam integral kelompok pertama :

    0=+

    AdVd

    t csc

    sekarang dan selanjutnya : =cd

    0)( =+ AdVt cs

    satu-satunya tempat dimana massa memotong volume atur adalah permukaan 1 selanjutnya :

    = AdVcs

    AdVA

    1

    dan : 0)(1

    =+ AdVt A

    pada permukaan 1, tanda dari AdV adalah positif, jadi : 0)(

    1

    =+ dAVt A

    bila kita asumsikan bahwa propety uniform diseluruh permukaan 1, maka :

    0)( 11 =+ AVt

    atau :

    0)( 11 == AVt

    karena volume dari tangki tidak merupakan fungsi waktu : 11 AVt

    =

    dan : = 11 AV

    t

    pada saat t = 0

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    104

    262

    323

    mm 10m x

    m 0,051 x mm 65 x sec / m 311 x m / kg6,13=

    t

    berkurangdensity sec / m / kg 2,48 3 =

    t

    (problem ini untuk menggambarkan pemakaian formulasi volume atur dari kekekalan massa

    untuk aliran unsteady )

    Soal 5.1

    Diketahui : Aliran dua dimensi, komponen kecepatannya searah X adalah u = ax2 bx + by

    Dapatkan : Kemungkinan V untuk aliran steady, two dimensional dan incompressible.

    Penyelesaian :

    Persamaan dasar : 0.. =+

    tV V

    untuk aliran incompressible = konstan, kita dapat tulis V.V = 0 Dalam koordinat persegi empat panjang :

    0=+

    +

    zw

    yv

    xu

    untuk aliran dua dimensi menurut bidang xy :

    0=+

    yv

    xu

    maka :

    baxxu

    yv +=

    = 2

    (ini bisa memberikan persamaan untuk laju perubahan v pada x yang konstan )

    V= -2axy + by + f(x) (disini f(x) muncul karena kita melakukan derivasi parsial terhadap y )

    Karena setiap fungsi f(x) diijinkan, setiap ekspresi V akan memenuhi persamaan diferensial

    hukum kontinuitas pada setiap kondisi yang ada. Persamaan yang paling sederhana adalah

    bila f(x) = 0 ; jadi

    V = -2axy + by

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    105

    (Contoh soal ini menggambarkan penggunaan persamaan diferensial hukum kontuinitas dan

    pembedaan antara derivasi parsial dengan derivasi total).

    Soal 5.2

    Diketahui : Medan aliran compressible : )( ktejbxyaxiV = dimana : x,y = koordinat dalam m (meter)

    t = waktu (detik)

    a = konstanta dengan satuan (kg / m3.sec)

    b = konstanta dengan satuan (kg / m4.sec)

    k = konstanta dengan satuan (sec-1)

    Hitung : t

    pada titik (3,2,2) pada saat t = 0 Perhitungan :

    Rumus dasar :

    0=+

    tV V

    +

    +==

    z

    ky

    jx

    iVVt

    .. x [ax i bxy j] e-kt

    t

    = -[a-bx] e-kt = (bx a) e-kt untuk t = 0, pada titik (3,2,2)

    t

    = [3 m x b sec.

    .sec. 34 m

    kgam

    kg ] e -k(0)

    = [3b- a] kg/m3.sec t

    (Contoh soal ini dimaksudkan untuk menggambarkan penggunaan persamaan diferensial

    hukum kontuinitas dalam bentuk vektor).

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    106

    Soal 6.1.

    Diketahui: Gaya seret (drag force) F pada suatu bola yang harus dialirkan tergantung dari

    kecepatan relatif, V, diameter bola D, desinty fluida dan viskositas fluida . F = f ( . V . D . ) Dapatkan: Satu set group-group tanpa dimensi.

    Penyelesaian Nomor yang dilingkari menunjukkan langkah prosedure untuk mendapatkan

    parameter.

    1. F . V . D . . n = 5 parameter. 2. Pilih dimensi m, L, dan t

    3. F . V . D . . primer dimensi 3 r

    LtM

    LM L

    tL

    32=

    tML

    4. . V . D . m = r = 3 parameter yang diulang 5. Kemudian n m = 2 jumlah group. Buat persamaan dimensi

    Dimensi 1 = a . Vb . Dc c2 (L) tL

    ba

    tMF

    =

    0002

    tL M t

    ML ) =

    =L(

    Samakan eksponen dari M, L dan t

    M = a + 1 = 0

    L = - 3a + b + c + 1 = 0

    t = - b 2 = 0

    a = - 1

    c = - 2 } jadi 1 = F 22 D V b = - 2

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    107

    000

    d

    3fed

    2

    tL M LtM LF

    tL

    LM D V

    =

    ==e

    M = d + 1 = 0

    L = - 3d + e + f 1 = 0

    t = - e 1 = 0

    d = - 1

    f = - 1 } jadi 2 = D V e = - 1

    6. Chek menggunakan F, L, t.

    ) (

    L1 (t)

    Ft1 F :

    D V F

    1 2

    2

    2221

    =

    =L

    tanda ( ) berarti dimensinya hilang.

    ) 1 (

    L1

    Lt L

    LFt :

    D V 1

    2

    4

    2

    =

    =Ft

    Hubungan fungsional menjadi :

    1 = f ( 2 ) atau

    D V ) ( f

    D V @2

    =F

    Seperti dikatakan sebelumnya bahwa bentuk dari fungsi f harus ditentukan secara

    experiment.

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    108

    Soal 6.2

    Diketahui :

    Kerugian Tekanan p untuk aliran steady, incompressible & viskositas melalui pipa 1, kecepatan rata-rata V, viskositas , diameter pipa D dan density dan tingkat kekasaran permukaan sebelah dalam, e.

    p = f ( , V, D, , , e ) Dapatkan :

    satu set group-group tanpa dimensi

    Penyelesaian :

    Nomor yang dilingkari menunjukan langkah prosedure untuk mendapatkan parameter . 1. p e , , lv n = 7 parameter 2. Pilih dimensi primer M, L dan t

    3. p e , , lv

    primer dimensi 3 r

    L L L t

    t

    t 32

    =

    LLM

    LM

    LM

    4. , D ,v 5. Jika n m = 4 jumlah group :

    Buat persamaan dimensi :

    =

    =

    2c

    3

    cb

    LtM (L)

    tL

    LM

    P D va 1

    a

    = M0 L0 t0

    M : 0 = a + 1 a = - 1

    L : 0 = - 3 a + b + c + 1 b = - 2

    t : 0 = - d 2 c = 0

    jadi : 1 = - 1 v-2 D0 p Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    109

    = 2 v

    P

    2 = d v-e Df

    = tL

    M (L) f3

    ed

    tL

    L

    M

    = M0 L0 t0

    M : 0 = d + 1 d = - 1

    L : 0 = - 3 d + e + f + 1 e = - 2

    t : 0 = - e 1 f = - 1

    jadi : 1 = - 1 v-2 D0 P

    = 2v

    P

    2 = d ve Df

    = tL

    M (L) f3ed

    tL

    LM

    = M0 L0 t0

    M : 0 = d + 1 d = - 1

    L : 0 = - 3 d + e + f - 1 e = - 1

    t : 0 = - e 1 f = - 1

    jadi :

    L (L) tL

    LM

    D v g 3

    D V 2

    i3

    i

    hg

    h

    =

    =

    =

    = M0 L0 t0

    M : 0 = g g = 0

    L : 0 = - 3 g + h + 1 + 1 h = 0

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    110

    t : 0 = - h i = - 1

    jadi :

    L (L) tL

    IM

    D vj 4

    D 3

    13

    1

    kj

    k e

    =

    =

    =

    l

    = M0 L0 t0

    M : 0 = j j = 0

    L : 0 = - 3 j + k + 1 + 1 k = 0

    t : 0 = - k l = - 1

    jadi : De 4 =

    6. Check, menggunakan F, L, t

    ) 1 ( 1 t L LFt

    D v 2

    ) 1 ( t L LF

    vP 1

    2

    4

    2

    2

    2

    2

    4

    22

    ===

    ===

    LLFt

    LFt

    ) 1 ( L e 4

    ) 1 ( L 1 3

    ===

    ===

    LD

    LD

    Akhirnya hubungan fungsional menjadi :

    1 = f ( 2 3 4 )

    =

    De ,

    D1 ,

    D v f

    vp

    2

    (Experiment menunjukan bahwa persamaan ini bisa mengkait-kaitkan data secara baik).

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    111

    Soal 6.3

    Diketahui :

    Bila suatu tabung kecil dicelupkan kedalam cairan, maka karena proses kepilerisasi. Cairan

    tersebut akan naik setinggi h pada pipa yang merupakan fungsi dari diameter pipa D, berat

    spesifik cairan dan tegangan permukaan

    tube

    h

    D

    h = f ( D, , )

    Tugas :

    (a) Dapatkan jumlah Parameter.

    (b) Evaluasi satu set

    Penyelesaian :

    Nomor-nomor yang dilingkari menunjukkan prosedur untuk mendapatkan parameter 1. h . D . . n = 4 parameters 2. Pilih dimensi primer (gunakan bersama-sama).

    3. (a) M, L, t

    h . D . .

    222 tM

    t. LM L =L

    r = 3 dimensi primer

    (b) F, L, t

    h . D . . Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    112

    222 tM

    t. LM L =L

    r = 3 dimensi primer

    Jika kita yanta apakah m = r ? chech matrix dimensi sebagai berikut :

    Rank dari pada matrik adalah order terbatasnya yang determinannya 0

    F 0 0 1 1 L 1 1 -3 -1

    h D M 0 0 1 1 L 1 1 -2 0 t 0 0 -2 -2

    h D

    0

    ) 2- ( ) 1 (

    ) 2- ( ) 1 ( - 0

    2- 2- 00 2- 11 1 0

    2 3 1- 1- 3-1 1

    =+

    = =+=

    0 4 2- 2-0 2 =

    r m2

    =m

    r m 2 m

    ==

    4. m = 2 pilih D, sebagai parameter diulang

    5. n m = 2 jumlah group tanpa dimensi

    m = 2 pilih D, sebagai parameter diulang

    1 = Da b h

    = 00022

    a tL M ) L ( tL

    M ) L ( =

    b

    M : 0 = b + 0 = 0 b = 0

    L : 0 = a + 2b + 1 = 0 a = -1

    t : - 2b + 0 = 0

    jadi :

    1 = Dh

    1 = De f h. Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    113

    = ( L )e 0003 tL F L =

    fLF

    F : f = 0 e = - 1

    L : e = - 3f + 1 = 0

    Jadi :

    1 = Dh

    2 = Dc b .

    = ( L )c 000222

    tL M =

    tM

    tLM d

    M : 0 = d + 1 = 0 d = -1

    L : 0 = c 2d + 1 = 0 c = -2

    t : - 2d - 2 = 0

    jadi :

    2 =

    2D

    2 = Dg h . = ( L )g 000

    23 tL F =

    L

    FLF h

    F : h + 1 = 0 h = -1

    L : g - 3f - 1 = 0 g = -2

    Jadi :

    2 =

    2D

    6. Check, gunakan F, L, t

    ) 1 ( LL : h 1 ==

    D

    ) 1 ( tL 1 tM :

    D 2

    22

    222==

    ML

    jadi kedua sistem menghasilkan jumlah yang sama. Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    114

    1 = f ( 2 ) atau :

    =

    D

    f D

    h 2

    Soal 6.4.

    Gaya seret (drag force) yang terjadi pada sonar transducer akan diprekdikasi, berdasarkan data

    hasil experiment modelnya pada terowongan angin prototip yang berbentuk bola dengan

    diameter / ft akan ditarik di air laut dengan model 6 inchi gaya seret pada pengetesan model

    5.58 lbf.

    Dp = I ft Dm = 6 in

    Fm = 5,58 lbr Vp = 5 knots Vm Fp

    Hitung :

    (a) vm (kecepatan angin di terowongan angin).

    (b) Fp (Gaya seret pada prototip).

    Perhitungan :

    Bila tidak terjadi kavitasi ataupun pengaruh compressibility terjadi pada aliran di prototip dan

    pada aliran dimodal, kesamaan kinematiks bisa didapat. Luas penampang terowongan angin

    harus dibuat cukup besar (pengalaman menunjukan Atunnel = 15 Amodel).

    =

    D v f D v 22

    F

    Dan test harus dilaksanakan pada :

    Remodel = RePrototip

    Untuk air laut, = 1,98 slug/ft3 dan Vp = 1,4 x 10-5 ft2/s

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT

  • Buku Ajar : Mekanika Fluida I

    115

    Pada kondisi prototip :

    5

    25-

    P

    PPP

    10 x 6,03 ft 10 x 1,4

    ft x 1 x sec

    ft 8,44

    VD V Re

    ft/s 8,44 sec 3600

    hr x nmi

    ft 6080 x hrni 5

    ==

    ==

    =Vp

    Kondisi pada test model harus menduplikat angka reynold ini :

    5m

    mm 10 x 6,03 V

    D V Re ==m

    Udara standar, = 0,00238 slug/ft3 dan v = 1,56 x 10-4 ft2/s Terowongan angin harus dioperasikan pada :

    Vm = Rem ft 0,5

    1 x sec

    ft 10 x 1,56 x 10 x 6,03 2-4

    5=m

    m

    DV

    (harga ini cukup rendah sehingga pengaruh compressiblility dapat diabaikan).

    Pada kondisi test ini, pada model prototip secara dianmis sama.

    Jadi :

    pm v

    FvF

    =

    2222 D

    D

    Dan :

    Fp lbf 37,4

    (0,5)1 x

    )188((8,44) x

    0,002381,98 x 5,58

    Dp Vp M

    p Fm

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    =

    =

    =DmVm

    Fp

    Dan bila kavitasi terjadi yaitu bila sonar transunder tersebut dioperasikan pada kecepatan

    tinggi dekat dengan permukaan air, maka parameter kavitasi harus ditambahkan disini.

    Jurusan Teknik Mesin Ir. Henry Nasution, MT