Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

download Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

of 27

Transcript of Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    1/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan air untuk melakukan

    berbagai aktifitas, karena air merupakan fluida yang terdapat di mana saja. Oleh

    karena itu, untuk mendapatkan air tersebut kita harus mengalirkannya dari

    sumber air ke rumah. Tentu saja cara itu memerlukan sebuah cara yang panjang

    dengan menggunakan pipa yang dihubungkan dari satu pipa ke pipa yang lain

    sampai ke rumah kita. Cara tersebut merupakan salah satu aplikasi dari hukum

    Bernoulli dimana hukum ini berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki

    menuju bak-bak penampung.

    Hukum Bernoulli ini menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida,

    bahwa peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan

    pada aliran tersebut. Namun, apakah hukum ini benar? Kita akan menjawabnya

    pada praktikum kali ini dengan mengetahui hubungan antara tekanan, kecepatan,

    dan elevasi.

    1.2 TujuanTujuan dari praktikum kali ini adalah :

    1. Mengukur kecepatan aliran dalam pipa.2. Mengukur tekanan dalam pipa.3. Mengetahui faktor kemiringan/sudut yang mempengaruhi kecepatan

    dan tekanan aliran dalam pipa.

    4.

    Memahami hukum Bernaulli ke II.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    2/27

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Prinsip Bernoulli

    Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang

    menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida

    akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya

    merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa

    jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya

    dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil

    dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.

    2.2 Hukum Bernoulli

    Asas Bernoulli berbunyi pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida

    paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan

    paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirnya palign besar.

    Anda telah mengetahui bahwa untuk zat cair yang tidak bergerak (fluida

    statis), tekanan pada kedalaman yang sama dimana pun sama besarnya. Ini

    ditunjukkan oleh permukaan zat cair dalam tabung-tabung suatu bejana

    berhubungan yang akan sama tingginya jika diisi oleh zat cair sejenis . Hukum ini

    diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam suatu

    pipa. Oleh karena itu, peristiwa ini kita sebut sebagai asas bejana berhubungan.

    Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua

    bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan

    (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan(compressible flow).

    2.2.1 Aliran Tak-termampatkan

    Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak

    berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran

    tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    3/27

    3

    emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah

    sebagai berikut:

    dimana:

    v = kecepatan fluida

    g = percepatan gravitasi bumi

    h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi

    p = tekanan fluida

    = densitas fluida

    Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-

    asumsi sebagai berikut:

    Aliran bersifat tunak (steady state)

    Tidak terdapat gesekan

    Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

    Atau ada juga persamaan Bernaulli ke II, yaitu :

    2.2.2 Aliran Termampatkan

    Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya

    besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.

    Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli

    untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    4/27

    4

    di mana:

    = energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan

    maka

    = entalpi fluida per satuan massa

    Catatan:,

    di mana adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut

    sebagai energi internal spesifik.

    Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energi kinetik

    per satuan volume (1/2 PV2 ), dan energi potensial per satuan volume (gh)

    memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

    2.3 Aliran Fluida

    Aliran fluida dapat dikategorikan:

    1. Aliran laminarAliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau

    lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran

    laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya

    gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum

    viskositas Newton.

    2. Aliran turbulen

    Aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak

    menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar

    lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian

    fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan

    aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan

    geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-

    kerugian aliran.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Entalpihttp://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Entalpi
  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    5/27

    5

    3. Aliran transisi

    Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke

    aliran turbulen.

    2.4 Debit Aliran

    Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada

    masing masing pipa experimen diaman rumus debit aliran :

    Q = V*A

    Dengan Q = debit air

    V = kecepatan air

    A = luas penampang aliran

    Atau

    Q = V / t

    dengan Q = debit aliran

    V = volume

    t = waktu

    2.3 Penerapan Hukum Bernoulli dapat kita lihat pada:

    2.3.1 Tabung Venturi

    Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang

    menyempit.Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.

    1. KarburatorKarburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar

    dengan udara, kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-

    silinder mesin untuk tujuan pembakaran.

    2.

    VenturimeterTabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang

    dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan.

    2.3.2 Tabung Pitot

    Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan

    gas.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    6/27

    6

    2.3.3 Penyemprot Parfum

    Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika

    Anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet

    termampatkan melalui lubang sempit diatas tabung silinder yang memanjang ke

    bawah sehingga memasuki cairan parfum.Semburan udara yang bergerak cepat

    menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan

    atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan

    udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum

    dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

    2.3.4 Penyemprot Racun Serangga

    Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan

    penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka

    pada penyemprot racun serangga Anda menekan masuk batang penghisap.

    2.3.5 Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang

    Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh

    Hukum Bernoulli.

    Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat

    terbang yang sedang mengangkasa.

    1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.

    2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat.

    3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat.

    4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.

    2.3.6 Dua perahu yang saling berdekatan akan berbenturan

    Mengapa dua perahu yang saling berdekatan dan saling sejajar lama-

    kelamaan akan saling berbenturan? Karena pada waktu kedua perahu melaju ke

    depan, air tersalur pada daerah yang sempit diantara keduanya. Laju alir air relatif

    lebih besar pada daerah yang sempit ini dibandimgkan dengan daerah yang lebar

    di sisi bagian luar kedua perahu. Sesuai asas Bernoulli, laju alir yang meningkat

    menyebabkan penurunan tekanan air diantara kedua perahu dibandingkan dengan

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    7/27

    7

    tekanan air di sisi bagian luar perahu sehingga mendorong kedua perahu saling

    mendekati dan akibatnya dapat berbenturan.

    2.3.7 Aliran air yang keluar dari keran

    Putarlah keran air anda di rumah Anda pada kecepatan penuh. Akan Anda

    amati bahwa aliran air agak menyempit ketika mulai jatuh. Apakah penyebabnya?

    Aliran udara di B dan C dihambat oleh aliran air, sehingga kelajuan udara di B

    dan C (bagian tepi aliran air) lebih kecil dari pada kelajuan udara di A (bagian

    tengah aliran air). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di B dan di C lebih

    besar dari pada tekanan udara di A, sehingga gaya F mendorong B dan C saling

    mendekati. Akibatnya, aliran air menyempit di B dan C.

    2.3.8 Lintasan melengkung baseball yang sedang berputar

    Bola pada gambar sedang bergerak kekanan dan berputar berlawanan arah

    jarum jam. Tentu saja arah aliran udara relatif terhadap bola adalah kekiri. Aliran

    udara melalui daerah B diperbesar karna searah dengan arah putaran bola,

    sedangkan aliran udara di daerah A dihambat karena berlawanan dengan arah

    putaran bola. Ini menyebabkan kelajuan udara di A lebih kecil dari pada di B.

    Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan udara di A lebih besar dari pada tekanan

    udara di B, sehingga bola terdorong keatas oleh gaya F. Akibatnya, lintasan bola

    tidak lurus tetapi melengkung ke atas, seperti yang ditunjukkan oleh garis patah-

    patah . Lintasan seperti ini tentu menyulitkan bola dipukul oleh pemain.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    8/27

    8

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Alat

    Alat yang digunakan :

    a. Alat tulisb. Kalkulatorc. Mistar 30 cmd. Gelas ukur 1000 mLe. Stop watchf. Jaringan pipa yang dihubungkan dengan manometer air.g. Bak untukConstant Head.h. Bak limpasan.i. Pompa air 200 Watt.

    j. Bak sirkulasi air.

    3.2 Bahan

    Bahan yang digunakan : Air dalam sistem sirkulasi

    3.3 Prosedur Pelaksanaan

    3.3.1 Tahap Awal

    1. Pada setiap mulai praktikum, Stop Kran Inlet dari bak Thorn (BK)yang menuju ke bak konstan (BK) dibuka oleh asdos.

    2. Semua stop keran BK yang menuju ke alat ukur (instrument)bermanometer diperiksa dan harus dalam keadaaan tertutup.

    3. Selang pada stop keran BK dilepaskan, setelah itu ditentukan 3bukaan untuk stop keras BK. Ditandai dengan pasti karena setiap

    bukaan stop keran BK akan menjadi inlet pada pengukuran.

    4. Debit (Q) diukur dan dicatat pada setiap bukaan stop keran BKdengan cara volumentrik dengan menggunakan gelas ukur dan stop

    watch.

    5. Keran dipasang kembali pada keran BK menuju instrumen.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    9/27

    9

    3.3.2 Tahap Pengukuran

    1. Instrumen dipastikan sudah terhubung dengan selang BK.2. Pipa lurus yang telah dihubungkan dengan manometer diposisikan tegak

    lurus terhadap pipa penyangga.

    a. Posisi awal keran BK adalah tertutup.b. Nilai tinggi pipa h1 dan h2 dihitung terhadap lantai (datum).c. Keran BK pada Q bukaan 1, 2, dan 3 dibuka kemudian dibaca

    ketinggian airnya pada manometer. Hasilnya dicatat pada kolom h1

    dan h2.

    d. Keran BK ditutup kembali pada posisi awal.3. Pipa lurus yang tergantung pada pipa penyangga dirubah posisinya

    (posisi ke 2) sehingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h1 dan

    h2).

    a. Keran BK pada Q bukaan 1, 2, dan 3 dibuka kemudian dibacaketinggian airnya pada manometer. Hasilnya dicatat pada kolom h1

    dan h2.

    b. Besarnya sudut pada posisi (2) pipa lurus dihitung denganmenggunakan rumus : Tg = tinggi/alas

    c. Keran BK ditutup kembali pada posisi awal.4. Pipa lurus yang tergantung pada pipa penyangga dirubah posisinya

    (posisi ke 3) sehingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h1 dan

    h2).

    a. Keran BK pada Q bukaan 1, 2, dan 3 dibuka kemudian dibacaketinggian airnya pada manometer. Hasilnya dicatat pada kolom h1

    dan h2.b. Besarnya sudut pada posisi (2) pipa lurus dihitung.c. Keran BK ditutup kembali pada posisi awal.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    10/27

    10

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1HasilDebit pada Keran Bak Konstan

    Bukaan ke - Debit (l/det) Debit rata-rata

    (l/det)

    1 0.162 0.1753

    0.194

    0.17

    2 0.138 0.14026

    0.1428

    0.14

    3 0.176 0.1787

    0.2

    0.16

    Tabel 1. Data Debit pada Keran Bak Konstan

    Q

    (l/det)

    Posisi ke-

    (instrumen)

    Data Pengukuran (cm) Sudut ()

    P1 V1 P2 V2 Alas Tinggi

    Q1 h1h2 4.3 5.1 2.9 4.2 94 0 -

    h1h2 3.1 3.9 1.5 2.8 94 39 22.533

    h1h2 2.2 3 0.8 1.8 94 72 37.4507

    Q2 h1h2 3.2 4.5 3 4 94 0 -

    h1h2 6 8 5.5 7.5 94 34 19.885

    h1h2 7 8.5 6 8 94 51 28.4843

    Q3 h1h2 6 6.8 4.4 5 94 0 -

    h1h2 7.5 8 5.6 7 94 42.5 24.3277

    h1h2 5.6 6.5 4 5.5 94 72 37.4507

    Tabel 2. Data Pengukuran Praktikum

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    11/27

    11

    Q1 : h1 = 101 cm = 1.01 m h2 = 101 cm = 1.01 m

    h1 = 118 cm = 1.18 m h2 = 79 cm= 0.79 m

    h1 = 135.5 cm = 1.355 m h2 = 63.5 cm = 0.635 m

    Q2 : h1 = 101 cm = 1.01 m h2 = 101 cm = 1.01 m

    h1 = 81 cm = 0.81 m h2 = 115 cm = 1.15 m

    h1 = 72 cm = 0.72 m h2 = 123 cm = 1.23 m

    Q3 : h1 = 99 cm = 0.99 m h2 = 99 cm = 0.99 m

    h1 = 77.5 cm = 0.775 m h2 = 120 cm = 1.2 m

    h1 = 60 cm = 0.6 m h2 = 132 cm = 1.32 m

    4.1.1 Menghitung Sudut Bukaan ke-1 (Q1)

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 0/94

    tg = 0

    = 0

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 39/94

    tg = 0.41489

    = 22.533

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 72/94

    tg = 0.76596

    = 37.4507

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    12/27

    12

    Bukaan ke-2 (Q2) h1h2 : tg = tinggi/alas

    tg = 0/94

    tg = 0

    = 0

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 34/94

    tg = 0.3617

    = 19.885

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 51/94

    tg = 0.5426

    = 28.4843

    Bukaan ke-3 (Q3) h1h2 : tg = tinggi/alas

    tg = 0/94

    tg = 0

    = 0

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 42.5/94

    tg = 0.4521

    = 24.3277

    h1h2 : tg = tinggi/alastg = 72/94

    tg = 0.76596

    = 37.4507

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    13/27

    13

    4.1.2 Menghitung Kecepatan (v)

    = h

    v2 = 2gh

    v =

    Bukaan ke-1 (Q1) :1. v1 =

    =

    = 0.3962 m/s

    2. v1 = =

    = 0.3962 m/s

    3. v1 = =

    = 0.3962 m/s

    4. v2 = =

    = 0.505 m/s

    5. v2 = =

    = 0.505 m/s

    6. v2 = =

    = 0.1401 m/s

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    14/27

    14

    Bukaan ke-2 :1. v1 =

    =

    = 0.505 m/s

    2. v1 = =

    = 0.1981 m/s

    3.

    v1 = =

    = 0.5425 m/s

    4. v2 = =

    = 0.1401 m/s

    5. v2 = =

    = 0.1981 m/s

    6.

    v2 = =

    = 0.1981 m/s

    Bukaan ke-3 :1. v1 =

    =

    = 0.3962 m/s

    2. v1 = =

    = 0.3132 m/s

    3. v1 = =

    = 0.4202 m/s

    4. v2 = =

    = 0.3431 m/s

    5. v2 = =

    = 0.5241 m/s

    6. v2 = =

    = 0.5425 m/s

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    15/27

    15

    4.1.3 Menghitung Tekanan (P) = 9810 N/m3

    = h

    P = .h

    Bukaan ke-1 :1. P1 = .h1.1

    = 9810 x 0.043

    = 421.83 N/m2

    2. P1 = .h1.2= 9810 x 0.031

    = 304.11 N/m2

    3. P1 = .h1.3= 9810 x 0.022

    = 215.82 N/m2

    4. P2 = .h2.1= 9810 x 0.029

    = 284.49 N/m2

    5. P2 = .h2.2= 9810 x 0.015

    = 147.15 N/m2

    6. P2 = .h2.3= 9810 x 0.008

    = 78.48 N/m2

    Bukaan ke-2 :1. P1 = .h1.1

    = 9810 x 0.032

    = 313.92 N/m2

    2. P1 = .h1.2= 9810 x 0.06

    = 588.6 N/m2

    3. P1 = .h1.3= 9810 x 0.07

    = 686.7 N/m2

    4. P2 = .h2.1= 9810 x 0.03

    = 294.3 N/m2

    5. P2 = .h2.2= 9810 x 0.055

    = 539.55 N/m2

    6. P2 = .h2.3= 9810 x 0.06

    = 588.6 N/m2

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    16/27

    16

    Bukaan ke-3 :1. P1 = .h1.1

    = 9810 x 0.06

    = 588.6 N/m2

    2. P1 = .h1.2= 9810 x 0.075

    = 735.75 N/m2

    3. P1 = .h1.3= 9810 x 0.056

    = 549.36 N/m2

    4. P2 = .h2.1= 9810 x 0.044

    = 431.64 N/m2

    5. P2 = .h2.2= 9810 x 0.056

    = 549.36 N/m2

    6. P2 = .h2.3= 9810 x 0.04

    = 392.4 N/m2

    4.1.4 Perbandingan antara Teori dengan Hasil PercobaanDimana

    Bukaan pertama (Q1 = 0.1753 l/det)1.

    1.061000736 1.051998216 = tidak konstan

    Selisih = 0.00900252

    2.

    1.219000736 0.8179982161 = tidak konstan

    Selisih = 0.4010025199

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    17/27

    17

    3.

    1.385000736 0.6440004083 = tidak konstan

    Selisih = 0.7410003277

    Bukaan kedua (Q2 = 1.4026 l/det)1.

    1.054998216 1.041000408 = tidak konstan

    Selisih = 0.013997808

    2.

    0.872000184 1.207000184 = tidak konstan

    Selisih = 0.335

    3.

    0.8050003186 1.292000184 = tidak konstanSelisih = 0.486998754

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    18/27

    18

    Bukaan ketiga (Q3 = 0.1787/det)1.

    1.058000736 1.039999878= tidak konstan

    Selisih = 0.018000858

    2.

    0.8549997064 1.270000041 = tidak konstan

    Selisih = 0.4150003346

    3.

    0.6849993904 1.375000319 = tidak konstan

    Selisih = 0.6900009286

    Grafik Perbandingan Antara Tekanan (P) dan Kecepatan (v) Bukaan ke-1

    Grafik 1. Perbandingan Antara P1 dengan v1 pada Bukaan 1

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

    P1

    v1

    P1 terhadap v1

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    19/27

    19

    Grafik 2. Perbandingan Antara P2 dengan v2 pada Bukaan 1

    Bukaan ke-2

    Grafik 3. Perbandingan Antara P1 dengan v1 pada Bukaan 2

    Grafik 4. Perbandingan Antara P2 dengan v2 pada Bukaan 2

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 0.2 0.4 0.6

    P

    2

    v2

    P2 dengan v2

    0

    200

    400

    600

    800

    0 0.2 0.4 0.6

    P2

    v1

    P1 dan v1

    0

    100200

    300

    400

    500

    600

    700

    0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

    P2

    v2

    P2 dengan v2

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    20/27

    20

    Bukaan ke -3

    Grafik 5. Perbandingan Antara P1 dengan v1 pada Bukaan 3

    Grafik 6. Perbandingan Antara P2 dengan v2 pada Bukaan 3

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

    P2

    v1

    P1 dengan v1

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 0.2 0.4 0.6

    P2

    v2

    P2 dengan v2

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    21/27

    21

    4.2 Pembahasan

    Dari hasil praktikum kali ini, telah didapatkan bahwa terdapat hasil yang

    janggal sehingga praktikan kesulitan untuk membuktikan teori yang ada yaitu

    teori pada Hukum Bernoulli II.

    Semua kejanggalan ini berasal dari data hasil pengukuran yang didapat saat

    praktikum. Dalam data tersebut terlihat bahwa tinggi dari kecepatan v 1 dan v2,

    tidak sama. Karena menurut teori yang didapatkan, hasil praktikum yang benar itu

    adalah ketika tinggi v1 dan v2 pada manometer itu adalah sama. Dari data inilah

    praktikan mendapatkan kesalahan dalam penghitungan yang dimasukkan ke

    dalam teori yang sebenarnya. Termasuk ketika membandingkan data hasil yang

    didapatkan ketika praktikum dengan data teoritis yang menggunakan rumus.

    Dengan adanya kesalahan tersebut, maka praktikan tidak dapat membuktikan

    kebenaran dari rumus Hukum Bernoulli II. Hal ini bisa dibuktikan ketika

    praktikan membandingkan data hasil pengukuran ketika praktikum dengan data

    teoritis yang dihitung dengan menggunakan rumus yang ada. Dari data

    perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa persamaan tersebut tidak menghasilkan

    persamaan melainkan menghasilkan perbedaan. Sehingga terdapat selisih yang

    cukup jauh pada setiap percobaan yang dilakukan, baik pada bukaan ke-1, ke-2,

    maupun ke-3.

    Jika melihat pada hasil grafik yang didapatkan, dapat diperhatikan bahwa

    grafik perbandingan antara tekanan (P) dengan kecepatan (v) tersebut berbeda-

    beda, ada grafik yang berupa garis vertikal dan ada pula garis tak beraturan. Halitu menunjukan bahwa percobaan yang dilakukan oleh praktikan, hasilnya tidak

    konstan. Dimana tidak adanya satu pun persamaan Bernoulli II yang hasilnya

    sama, itu artinya aliran air yang terjadi adalah tidak konstan karena perbedaan

    tersebut.

    Adanya kesalahan-kesalahan tersebut tidak luput pula dari kesalahan praktikan

    yang memiliki keterbatasan dalam pengamatan. Dimana praktikan tidak teliti

    dalam melihat skala yang ditunjukan oleh manometer. Maka dari itu data yang

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    22/27

    22

    dihasilkannya tidak akurat. Keterbatasan kemampuan alat yang dipakai pun tidak

    luput dari kesalahan praktikum ini. Oleh karena itu, gunakanlah alat yang cukup

    memadai dalam melakukan praktikum ini, agar tidak terjadi kesalahan yang

    terlampau fatal seperti yang dilakukan oleh praktikan saat ini.

    Dalam percobaaan ini, terdapat perbedaan sudut pada setiap masing-masing

    bukaan/debitnya yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan sudut ini, maka

    kecepatan dan tekanan yang dihasilkan pun menjadi berbeda. Hal ini disebutkan

    dalam teori bahwa sudut/elevasi mempengaruhi tekanan dan kecepatan yang

    dihasilkan. Hal ini terjadi karena sudut/elevasi inin berbanding lurus dengan

    tekanan dan kecepatan. Jadi, semakin besar sudutnya maka semakin besar pula

    kecepatan dan kecepatan yang dihasilkan oleh aliran air tersebut.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    23/27

    23

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 KesimpulanKesimpulan dari praktikum ini adalah :

    1. Faktor kemiringan berpengaruh terhadap kecepatan dan tekanan padapipa.

    2. Kecepatan airan fliuda benar dapat dihitung dengan menggunakanrumus v = .

    3. Tekanan dalam aliran fluida dapat dihitung dengan rumus P = .h.4. Hukum Bernoulli ke II itu adalah benar.

    Dimana :

    5.2 Saran

    Saran kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya adalah :

    1. Sebelum memulai praktikum diharapkan untuk membaca materi yangakan dipraktikkan agar tidak terjadi kebingungan dalam mengerjakan

    praktikum.

    2. Periksalah keadaan tangki Thorn dan bak Constant Head agar dalamkondisi penuh.

    3. Gunakan alat-alat praktikum yang masih dalam keadaaan baik agarhasilnya dapat lebih akurat dan diharapkan dapat menghindari

    kesalahan dalam melakukan percobaan ini.

    4. Telitilah dalam melihat skala pada manometer.

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    24/27

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Sistanto, Bambang Aris, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Mekanika Fluida.

    Jatinangor: Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Universitas

    Padjadjaran.

    Anonim. 2008. Hukum Bernoulli. Terdapat pada

    http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/112/44/ (diakses pada 6

    Mei 2011, 20.14 WIB)

    Anonim. 2011. Prinsip Bernoulli. Terdapat pada

    http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli (diakses pada 6 Mei 2011,

    20.12 WIB)

    Dzulfikar, Achmad. 2008. Hukum Bernaoulli. Terdapat pada

    http://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.html (diakses pada

    6 Mei 2011, 20.14 WIB)

    Dzulfikar, Achmad. 2008. Asas Bernoulli. Terdapat pada

    http://www.gudangmateri.com/2008/05/asas-bernoulli.html (diakses pada 6

    Mei 2011, 20.14 WIB)

    Santoso, Lukman. 2010. Energy Line. Terdapat pada

    http://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_62_Energy-Line.html (diakses pada 6

    Mei 2011, 20.15 WIB)

    http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/112/44/http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoullihttp://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.htmlhttp://www.gudangmateri.com/2008/05/asas-bernoulli.htmlhttp://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_62_Energy-Line.htmlhttp://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_62_Energy-Line.htmlhttp://www.gudangmateri.com/2008/05/asas-bernoulli.htmlhttp://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoullihttp://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/112/44/
  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    25/27

    25

    Lampiran

    Gambar 1. Bak Constant Head Gambar 2. Thorn

    Gambar 3. Instrumen Percobaan Gambar 4. Bak Limpasan

    Gambar 5. Manometer Gambar 6. Gambar Instrumen

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    26/27

    26

  • 8/2/2019 Lapak Mekflu Bab 5 Hidraulic Gradient

    27/27