Soal Dan Jawaban Uas

download Soal Dan Jawaban Uas

of 12

Transcript of Soal Dan Jawaban Uas

TUGAS PENGENDALIAN PROYEK

U

SA

N T E K N IK

Disusun Oleh: NAIN DHANIARTI RAHARJO SAFRIZAL (0841320001) (0841320010)

Kelas 4 MRK

MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012

IPS

R

IL

JU

SOAL dan JAWABAN UAS 1. Bagaimana pengendalian biaya dilakukan? Jawaban: a. Lingkup kerja yang terinci dan terdefinisi dengan lengkap

Dengan lingkup kerja yang dibuat dapat diketahui pekerjaan apa yang dikerjakan sendiri dan pekerjaan apa yang outsourcing. Lalu dicari hubungan antara keduanya. Dengan diketahuinya lingkup pekerjaan maka dapat ditentukan biayanya. Dengan telah diketahui lingkup pekerjaan, dicari tahu batasan-batasan setiap pekerjaan dan mengetahui requirement dari batasan-batasannya. b. Analisa resiko proyek Resiko merupakan suatu peristiwa atau keadaan yang belum pasti, dan bila terjadi akan memberikan pengaruh negative terhadap sasaran proyek. Dalam melakukan analisa resiko yang dilakukan adalah menetapkan sasaran tujuan proyek, melakukan identifikasi resiko, melakukan asesmen resiko, memberi tanggapan dan perlakuan atas resiko, memantau dan mengkaji ulang, komunikasi dan konsultansi, dan menyusun dokumentasi. c. Estimasi biaya yang akurat dan penetapan pedoman anggaran

Estimasi biaya yang akurat perlu dilakukan. Estimasi biaya dimulai dari pemahaman dokumen. Dari dokumen dihitung volume pekerjaan dan kebutuhan sumber dayanya. Dan dilakukan juga survey. Dari semuanya itu ditetapkan metode konstruksi yang digunakan dan menghasilkan analisa teknik dan analisa satuan pekerjaan. Ditambah dengan mark up maka menghasilkan estimasi biaya proyek keseluruhan. d. Cost performance analysis dan forecasting Forecasting termasuk melakukan estimasi atau prediksi dari suatu kondisi masa depan proyek yang didasarkan pada informasi dan pengetahuan yang tersedia pada waktu yang diramal. e. Performance Measurement Analysis. Teknik ini membantu untuk mengasses magnitude dari semua variasi yang dapat terjadi dalam biaya. Teknik earned value membandingkan nilai kumulatif dari suatu nilai kumulatif budgeted cost dari pekerjaan yang dilakukan (earned) pada budget awal yang dialokasikan untuk pekerjaan yang djadwalkan (planned) dan pada biaya actual dari pekerjaan yang dilakukan (actual).

2. Jelaskan apa yang dimaksud Matrik HIRADC atau RAM? Berikan Contoh Matrik tersebut! Jawaban: HIRADC dari pengertiannya saja mengandung arti Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko CONTOH Matrix HIRARCPotensi Kerugian/Potential Loss Kriteria (Criteria) (injury/ill health) Cacat permanent/kematian 1 orang atau lebih atau menyebabkan penyakit akutSangat berbahaya Very dangerous

Cidera/sakit penyakit

S3

Permanent disability or causing death (one od more person) or causing acout disease Perlu perawatan medis lebih lanjut atau menyebabkan penyakit kronis

Berbahaya Dangerous

S2

dan atau hari kerja hilang akibat cidera tanpa cacat Need more medical treatment or causing chronic disease and or work day lost cause by injury without disability Cidera ringan atau sakit penyakit hanya perlu P3K, tidak menyebabkan hari kerja

Sedikit berbahaya Not too dangerous

S1

hilang Slightly injury or illhealth, only need first aid, not causing day lost

Kriteria Keparahan/ Konsekuensi (S) Severity/Consequences Criteria (S) Kriteria S = Kriteria terbesar dari S1, S2, S3 S Criteria = highest criteria from S1, S2, S3

Kemungkinan/LikelihoodTinggi High Sedang Medium Rendah Low

P3 P2 P1

Mungkin terjadi terjadi secara regular Tidak mungkin terjadi terjadi kadang-kadang Sangat tidak mungkin terjadi jarang terjadi

contoh : Tabel Matrix HIRARC

KEPARAHAN / KONSEKUENSI SEVERIRY/ CONSEQUENCES Rendah/Low S1 Tinggi High KEMUNGKINAN LIKELIHOOD Sedang Medium Rendah Low Tingkat resiko dan P1 P2 P3 3 2 1 Sedang/Medium S2 6 4 2 Tinggi/High S3 9 6 3

tindakan

yang

diperlukan

Tingkat resiko Risk rating1-2

Tindakan diperlukan Action neededRisiko dapat diterima, tidak dibutuhkan tindakan control tambahan, tindakan kontrol yang ada diteruskan dan dimonitor Acceptable risk, no need additional control, continue and monitor the existing control Risiko menengah Tindakan kontrol yang ada harus dimonitor dan

3-4

jika diperlukan di tambah sistem pengontrol yang baru agar resiko residualnya pada level resiko yang rendah Medium risk Monitoring the existing control, additional control to achieve lower level if needed Resiko tinggi Risiko yang tidak dapat diterima. Kontrol tambahan

6-9

diperlukan sebelum pekerjaan dilaksanakan High risk unacceptable risk. Need additional control before work commisioning

3. Jelaskan hubungan pengendalian mutu dan pengendalian biaya dan waktu! Jawaban: Antara pengendalian biaya, mutu, dan waktu, saling berhubungan satu dengan lainnya. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang

selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Sehingga ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.

4. Bagaimana keberhasilan pengendalian proyek diukur? Jawaban: Secara umum kirteria dan cara mengukur keberhasilan dari sebuah proyek adalah, y Menentukan definisi tujuan (goal definition) yang jelas, maksudnya seberapa besar proyek yang akan dilaksanakan serta kebutuhan apa yang diperlukan oleh semua orang yang terlibat dalam pembuatan proyek. y Hasil dari proyek tersebut dapat diterima oleh pelanggan, deadline yang tepat, serta sesuai anggaran atau tidak melebihi budget. y Komitmen yang kuat pada suatu proyek, maksudnya proyek yang berhasil adalah proyek yang dapat memiliki komitmen dalam hal manajemen dan organisasi dalam sebuah proyek. Sesuai yang direncanakan maksudnya tidak mengambil jalan pintas dalam sebuah proyek. Terlihat dari harapan-harapan yang membangun di sebuah tim yang menangani proyek. y Cakupan (Scope) proyek yang digarap sewajarnya, biasanya proyek yang berhasill memliki cakupan (scope) yang jelas, tidak serakah dan hasilnya pun sempurna. y Biaya yang dikeluarkan ketika proyrk terselesaikan tidak jauh dari rencana awal, maksudnya jangan sampai biaya yang dikeluarkan sudah besar, akan tetapi kualitas dari hasil sebuah proyek mengecewakan. Atau biaya yang dikeluarkan sudah banyak hasil proyeknya telat waktu. y Kualitas yang baik, maksudnya ketika dilakukan proses pengujian hasil proyek sesuai dengan apa yang diharapkan. Jangan sampai hasil dari sebuah proyek cepat, tapi kualitasnya dikorbankan. y Ketrampilan sumber daya manusia, maksudnya diperlukan SDM yang mempunyai kompetensi yang unggul atau ahli didalam bidangnya. SDM yang mempunyai jiwa disiplin tepat waktu, dapat membuat lingkungan kerja yang kondusif, serta pekerja yang dapat diatur oleh manajer.

y

Komunikasi yng baik, maksudnya begini ketika tim proyek menjalankan sebuah proyek ada baiknya menjalin hubungan secara terus menerus kepada pemilik dan pengguna. Dan tidak menutup kemungkinan proyek yang berhasil adalah tim yang dapat menjalin komunikasi sesama tim.

y

Resiko yang ditimbulkandari sebuah proyek kecil, sebisa mungkin proyek yang dijalankan tidak menimbulkan resiko. Diharapkan seminimal mungkin resiko terjadi dalam sebuah proyek.

y

Yang terakhir hasil dari sebuah proyek diharapkan tidak menimbulkan suatu permasalahan baru diperusahaan dalam artikata malah menyulitkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

SOAL dan JAWABAN UTS 1. Untuk mengetahui mutu beton salah satu perusahaan Readymix, maka diambil tiga buah benda uji kubus dengan ukuran nominal 15 cm x 15 cm x 15 cm untuk selanjutnya dilakukan uji tekan. Hasil uji tekan hancur ketiga benda uji tersebut adalah 96.200 kg, 91.200 kg dan 95.800 kg, hitung kuat tekan beton yang dihasilkan oleh perusahaan readymix tersebut. Jika kuat tekan beton karakteristik yang diinginkan adalah K-400, apakah beton tersebut dapat kita terima? Jawaban: a. Fc 1 = b. Fc 2 = c. Fc 3 =

= 427,5 kg/cm2 = 405,33 kg/cm2 = 425,78 kg/cm2

Kesimpulan: Kuat tekan beton memenuhi criteria yang diinginkan.

2. Masalah-masalah apakah yang perlu diperhatikan dalam pengendalian kualitas pada produksi beton? Jawaban: a. Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkalis bahan-bahan dan kotoran-kotoran lainnya yang termasuk berat substansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5%. Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada P.B.I.71. b. Agregat kasar Split yang digunakan dalam proyek ini adalah split dari alam dan batu pecah serta memenuhi persyaratan yang ditentukan. Split digunakan sebagai campuran adukan beton. Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut : Agregat kasar untuk beton berupa split dari alam, batu pecah atau campuran dari keduanya. Split yang harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, sebagaimana juga pada pasir, split keras, padat tidak poros dan tidak berselaput material lain. Dalam penggunaannya split harus dicuci terlebih dahulu dan diayak

agar didapat gradasi sesuai yang dikehendaki dan material yang halus yaitu lebih kecil dari 5 mm harus disingkirkan. Split yang sudah tersedia tidak dapat langsnug digunakan sebelum mendapat persetujuan dari pengawas baik mengenai mutu ataupun jumlahnya. c. Air untuk Adukan Beton Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan dan grouting, bahan pencuci agregat dan curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organik, garam, silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang diperkenankan adalah 0.5% atau 5 gr/lt, sedang kadar klor maksimum 1.5% atau 15 gr/lt. Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur ataupun dari air laut. Tempat pengambilan harus menjaga kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Bila akan dipakai bukan berasal dari minum dan mutunya diragukan, maka pengawas dapat minta kepada pemborong. d. Bahan pencampur (admixture) Penggunaan bahan admixture harus dengan ijin tertulis dari pengawas dan admixture ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton yang dibuat. e. Baja tulangan Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dengan mutu U-39 (Tegangan Karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk diameter (D) > 12 mm, sedangkan diameter (D) < 12 mm digunakan U-24 (Tegangan Leleh karakteristik = 2400 kg/cm2). Kontraktor harus memberikan sertifikat dan hasil test dari pabrik pengawas untuk setiap pengiriman. Berat besi dapat diperhitungkan dengan menggunakan nominal diameter. Bila menggunakan wire mesh maka harus digunakan tipe dengan electrically welded wire mesh dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam ASTM A-185.

3. Tindakan-tindakan apa yang perlu diambil apabila dalam pekerjaan beton ternyata hasil pemeriksaan benda uji menunjukkan mutu beton yang tidak memenuhi syarat? Jawaban: Tindakan yang dilakukan jika mutu beton tidak memenuhi syarat adalah dengan cara menghitung ulang dengan memberikan toleransi-toleransi yang sesuai dan bisa diterima, atau dengan cara memperbaiki dengan cara memberikan suntikan untuk menambah kualitas mutu beton.

4. Apakah yang dimaksud Quality Control, Quality Assurance dan Sistem Manajemen Mutu ISO? Jawaban: a. QA = Quality Assurance , to lead and operated by assure of an organization successfully, it is necessary to direct and control it in a systematic and transparent manner. Maksudnya adalah meyakinkan / menjamin secara kualitas dengan suatu systemtis kerja dan keterbukaan untuk keberhasilan suatu pekerjaan secara keseluruhan organisasi di setiap lini dengan melalui system control b. QC = Quality Control, to take control of quality by procedural and applicable reference that implemented direct to process system in good and full fill of minimum requirement as finally results. Maksudnya adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan. Hubungan pendeknya adalah bahwa QA yang meyakinkan / menjamin QC.

c. Sistem Manajemen Mutu ISO : IS0 merupakansuatu standar yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu,khususnya yang membahas pengenda1ian langkah-langkah produksi ataupelayanan dalam lingkup produk atau jasa. ISO adalah suatu standar Internasional untuk system manajemen mutu, yang menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang/jasa)yang memenuhi persyaratan

yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dan pelanggan, yang man aorganisasi yang dikontrak ini bertanggungjawab untuk menjamin kualitas dan produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu,sebagaimana ditentukan oleh organisasi.ISO bukan merupakan standar produk, karena tidakmenyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk(barang/jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO,sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standarproduk.

5. Bila implementasi fisik proyek telah diserahkan kepada kontraktor, misalnya dalam suatu kontrak lumpsum, terangkan sejauh mana pihak pemilik memantau/mengendalikan proyek dalam aspek mutu! Jawaban: Pihak pemilik memantau mutu dari awal pengerjaan hingga sampai masa pemeliharaan dari proyek tersebut, dengan menunjuk pihak dari kontraktor juga dari pihak konsultan.

6. Apakah yang anda ketahui tentang K3, OHSAS? Jawaban: K3 OHSAS merupakan standart internasional untuk penerapan system manajemen K3. Tujuan dari K3 OHSAS ini sendiri tidak berbeda jauh dengan sitem manajemen K3 Permenaker, yaitu meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja karena kondisi system manajemen K3 tidak saja menimbulkan kerugian ekonomis tetapi juga non ekonomis seperti buruknya citra perusahaan.

7. Matrix HIRARCPotensi Kerugian/Potential Loss Kriteria (Criteria) (injury/ill health) Cacat permanent/kematian 1 orang atau lebih atau menyebabkan penyakit akutSangat berbahaya Very dangerous

Cidera/sakit penyakit

S3

Permanent disability or causing death (one od more person) or causing acout disease Perlu perawatan medis lebih lanjut atau menyebabkan penyakit kronis

Berbahaya Dangerous

S2

dan atau hari kerja hilang akibat cidera tanpa cacat Need more medical treatment or causing chronic disease and or work day lost cause by injury without disability Cidera ringan atau sakit penyakit hanya perlu P3K, tidak menyebabkan hari kerja

Sedikit berbahaya Not too dangerous

S1

hilang Slightly injury or illhealth, only need first aid, not causing day lost

Kriteria Keparahan/ Konsekuensi (S) Severity/Consequences Criteria (S) Kriteria S = Kriteria terbesar dari S1, S2, S3 S Criteria = highest criteria from S1, S2, S3

Kemungkinan/LikelihoodTinggi High Sedang Medium Rendah Low

P3 P2 P1

Mungkin terjadi terjadi secara regular Tidak mungkin terjadi terjadi kadang-kadang Sangat tidak mungkin terjadi jarang terjadi

Tabel Matrix HIRARC KEPARAHAN / KONSEKUENSI SEVERIRY/ CONSEQUENCES Rendah/Low S1 Sedang/Medium S2 Tinggi/High S3

Tinggi High KEMUNGKINAN LIKELIHOOD Sedang Medium Rendah Low Tingkat resiko

P3

3 2 1

6 4 2

9 6 3

P2

P1

dan

tindakan

yang

diperlukan

Tingkat resiko Risk rating1-2

Tindakan diperlukan Action neededRisiko dapat diterima, tidak dibutuhkan tindakan control tambahan, tindakan kontrol yang ada diteruskan dan dimonitor Acceptable risk, no need additional control, continue and monitor the existing control Risiko menengah Tindakan kontrol yang ada harus dimonitor dan

3-4

jika diperlukan di tambah sistem pengontrol yang baru agar resiko residualnya pada level resiko yang rendah Medium risk Monitoring the existing control, additional control to achieve lower level if needed Resiko tinggi Risiko yang tidak dapat diterima. Kontrol tambahan

6-9

diperlukan sebelum pekerjaan dilaksanakan High risk unacceptable risk. Need additional control before work commisioning

Untuk kasus seperti pada gambar, hal tersebut termasuk ke dalam tingkat resiko 6-9 yaitu tingkat resiko tinggi yang tidak dapat diterima.