SMK3 & P2K3
Transcript of SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
OLEH: 1. Ainur Pujianti2. Devi Wahyuni
3. Fitriyatul Zahro4. Novanda Dino Pahlevi
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
A. Dasar Hukum SMK3B. Definisi SMK3
C. Dasar Penerapan SMK3D. Tujuan Penerapan SMK3
E. Ketentuan Penerapan SMK3F. Penerapan SMK3
G. AUDIT K3 Dan INSPEKSI K3H. Pengawasan SMK3
A. DASAR HUKUM SMK3
Permennaker No. 05/1996
1) UU No.14 th1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja
Peraturan Pemerintah No. 50/2012
1) UU No. 13 th 2003 ttg Ketenagakerjaan
2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja
B. DEFINISI SMK3
MENURUT:• PERMENAKER 05/MEN/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
• PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PERMENAKER 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.
Adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdayayangdibutuhkanbagi pengembangan,penerapan,pencapaian,pengkajiandanpemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerjadalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerjaguna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
B. Definisi SMK3
PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
B. Definisi SMK3
C. DASAR PENERAPAN SMK3
Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012
Ditetapkan melalui ketentuan-ketentuan sebagai pedoman dalam penerapan SMK3.
Dilakukan berdasarkan KEBIJAKAN NASIONAL ttg SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.
D. TUJUAN PENERAPAN SMK3
Permennaker No. 05/1996
Menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja kerja dgn melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yg terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK serta terciptanya tempat kerja yang aman, effisien dan produktif.
Peraturan Pemerintah No. 50/2012
a) Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yg terencana, terukur dan teintegrasi;
b) Mencegah dan mengurangi kec.kerja dan PAK dgn melibatkan unsur manajemen, pekerja/ buruh, dan/atau SP/SB;
c) Menciptakan tempat kerja yg aman, nyaman dan efisien utk mendorong produktivitas
E. KETENTUAN PENERAPAN SMK3
Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012
1) Kebijakan K3 dan Komitmen penerapan SMK3
2) Perencanaan pemenuhan kebijakan
3) Penerapan kebijakan K34) Pengukuran, pemantauan dan
eveluasi kinerja K35) Tinjauan ulang dan perbaikan
terus menerus
1) Penetapan kebijakan K32) Perencanaan K33) Pelaksanaan rencana K34) Pemantauan dan evaluasi
kinerja K35) Peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3
F. PENERAPAN SMK3
• Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.
• SMK3 wajib dilaksanakan oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan
• Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3;b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja;c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
F. PENERAPAN SMK3
PENERAPAN SMK3
F. PENERAPAN SMK3
1.SIKLUS PROSES SMK32.TAHAPAN PROSES DALAM SMK3
1. SIKLUS PROSES SMK3
• Tahapan proses dalam SMK3 bersifat siklus, yaitu harus terjadi proses perbaikan yang berkelanjutan (continual improvement), yaitu mulai dari proses pengembangan komitmen & kebijakan – perencanaan – pelaksanaan/ penerapan – pengukuran & evaluasi – peninjauan ulang & peningkatan oleh manajemen dst sehingga terjadi proses perbaikan sistem secara inheren, sebagaimana digambarkan dalam bagan sbb:
F. PENERAPAN SMK3
2. TAHAPAN PROSES DALAM SMK3:
1. Komitmen dan Kebijakan2. Perencanaan3. Penerapan4. Pengukuran dan Evaluasi5. Tinjauan Ulang & Peningkatan oleh Pihak
Manajemen
F. PENERAPAN SMK3
1. Komitmen dan Kebijakana.Kepemimpinan dan
Komitmen:
Komitmen untuk menerapkan SMK3 di tempat kerja, mutlak harus diberikan oleh semua pihak, terutama dari pihak manajemen / pe- ngurus dan tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus: Membentuk organisasi
tempat kerja untuk terciptanya K3.
Menyediakan anggaran dan personil yang memadai.
Melakukan perencanaan dan pelaksanaan Program K3.
Melakukan penilaian atas kinerja Program K3.
b. Tinjauan awal K3
Manajemen harus melakukan tinjauan awal K3 dengan cara: Mengidentifikasikan kondisi
yang ada. Mengidentifikasikan sumber
bahaya. Penguasan pengetahuan,
peraturan perundangan dan standar K3.
Membandingkan penerapan K3 di perusahaan lain yang lebih baik.
Meninjau sebab akibat dari kejadian yang membahayakan.
Menilai efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
c. Kebijakan K3.
Kebijakan K3 merupakan suatu pernyataan kepada umum yang ditandatangani oleh manajemen senior yang menyatakan komitmen dan kehendaknya untuk bertanggung jawab terhadap elemen K3: Komitmen tertulis,
ditandatangani pengurus tertinggi.
Memuat visi dan tujuan yang bersifat dinamis.
Memuat kerangka kerja dan program kerja.
Dibuat melalui proses konsultasi dengan pekerja/wakil pekerja.
Disebarluaskan kepada seluruh pekerja.
F. PENERAPAN SMK3
2. Perencanaan
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan: Perencanaan manajemen risiko. Menetapkan tujuan dan sasaran dari
kebijakan K3. Menggunakan indikator kinerja sebagai
penilaian kinerja K3. Menetapkan sistem pertanggung jawaban
dan cara pencapaian kebijakan K3.
F. PENERAPAN SMK3
3. Penerapana. Jaminan Kemampuan,
yaitu:
• Tersedianya personil terlatih, sarana dan dana yang memadai.
• Tersedianya sistem & prosedur yang terintegrasi dengan K3.
• Adanya Tanggungjawab dan akuntabilitas K3 dari Pengurus
• Adanya motivasi/ kesadaran pekerja tentang SMK3.
• Adanya komunikasi dengan pekerja tentang penerapan SMK3.
• Adanya seleksi, penilaian dan pelatihan kompetensi untuk K3.
b. Kegiatan pendukung
• Komunikasi dua arah yang efektif antara pengurus dan pekerja.
• Pelaporan, guna menjamin SMK3 dipantau, kinerjanya ditingkatkan.
• Dokumentasi sistem dan prosedur kegiatan perusahaan.
• Pengendalian Dokumen, hanya yang berlaku yang digunakan.
• Adanya pengendalian rekaman sebagai bukti penerapan SMK3
c. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
Pada saat perancangan, rekayasa, pengadaan & pelaksanaan.
Lakukan pengendalian administratip & APD pada pelaksanaan.
Tinjau ulang kontrak dan persyaratan saat pembelian.
Persiapkan prosedur menghadapi keadaan darurat, insiden dan pemulihan keadaan darurat.
F. PENERAPAN SMK3
4. Pengukuran dan EvaluasiFungsi kegiatan tahap Pengukuran dan Evaluasi adalah untuk:
Memantau, mengukur dan mengevaluasi kinerja SMK3
Mengetahui keberhasilan/efektifitas penerapan SMK3, dan
Mengidentifikasi dan melakukan
tindakan perbaikan yang perlu.
Prosedur Pengukuran & evaluasi didokumentasikan, meliputi kegiatan:
1. Inspeksi & Pengujian, dilakukan oleh petugas yang berkompeten rekamannya dipelihara dengan alat/metode yang memenuhi syarat K3, setiap penyimpangan harus segera ditindak lanjuti, diselidiki & ditinjau.
2. Audit SMK3, dilakukan untuk membuktikan dan mengukur efekifitas penerapan SMK3 di tempat kerja oleh auditor internal untuk setiap enam bulan, dan oleh auditor eksternal / independen tiap tiga tahun.
3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan terhadap semua temuan hasil pemantauan, inspeksi, pengujian dan audit harus dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk menjamin efektifitas SMK3.
F. PENERAPAN SMK3
5. Tinjauan Ulang & Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Bertujuan meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan, mencakup: Evaluasi terhadap penerapan dan kinerja K3. Tinjauan ulang tujuan, sasaran dan kinerja K3. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut temuan audit
SMK3. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3 dan kebutuhan
perubahan SMK3
F. PENERAPAN SMK3
G. PENGERTIAN AUDIT K3 dan INSPEKSI K3
• Audit adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen, untuk menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan prosedur yang direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan.
• Tujuan audit SMK3 adalah untuk membuktikan dan mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja.
• Jenis Audit SMK3 terdiri dari:a. Audit internal yang dilakukan secara
berkala oleh petugas internal perusahaan yang berkompeten melakukan audit secara independen.
b. Audit eksternal dilakukan paling sedikit tiga tahun sekali oleh Auditor dari Badan Audit Independen yang ditunjuk pemerintah (Depnaker).
• Syarat Audit: dilakukan secara sistematik & independen, frekuensinya berkala, petugasnya mampu & ahli, metodologinya obyektif berdasar fakta, memperhatikan hasil audit sebelumnya dan sumber bahayanya.
• Pelaksanaan Audit SMK3: meliputi 12 elemen kriteria, yaitu:1. Pembangunan & Pemeliharaan Komitmen2. Strategi Pendokumentasian.3. Tinjauan ulang perancangan & kontrak.4. Pengendalian Dokumen.5. Pembelian.6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3.7. Standar Pemantauan.8. Pelaporan & Perbaikan kekurangan.9. Pengelolaan Material & Perpindahannya.10.Pengumpulan & Penggunaan Data.11.Audit SMK3.12.Pengembangan keterampilan dan
kemampuan.
Inspeksi K3• Inspeksi K3, adalah kegiatan memeriksa/mengecek/mengukur segala
sesuatu dan mencatat apakah sesuai atau tidak terhadap standar K3.• Tujuan Inspeksi K3 secara umum adalah untuk mengidentifikasi: masalah
potensial, kekurangan sarana kerja, kinerja K3 di suatu bagian, akibat suatu perubahan, apa ada tindakan yang memadai, menilai hasil kerja, menunjukkan komitmen. Tujuan khusus antara lain: memeriksa hasil pelaksanaan setiap rincian Program K3, memeriksa sarana-sarana baru, mengukur hasil usaha dan peranan supervisor terhadap K3.
• Klasifikasi Inspeksi meliputi:1. Inspeksi Umum Berkala, dilakukan bersama berbagai disiplin,2. Inspeksi Sewaktu-waktu/Mendadak, karena suatu sebab yang perlu,3. Inspeksi Berkelanjutan pada kegiatan konstruksi dari awal s/d akhir,4. Inspeksi Khusus.
•
Perbedaan antara Audit dan Inspeksi
HUBUNGAN ELEMEN AUDIT DAN SIKLUS SMK3
HUBUNGAN ELEMEN SMK3 & KLAUSUL ISO 9001:2000
H. PENGAWASAN SMK3• Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi
dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.• Pengawasan SMK3 meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;2. organisasi;3. sumber daya manusia;4. pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;5. keamanan bekerja;6. pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;7. pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;8. pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan9. tindak lanjut audit.
• Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan
• Hasil pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan
PANITIA PEMBINA KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJAA. DASAR HUKUM P2K3B. DEFINISI P2K3C. FUNGSI P2K3D. TUGAS P2K3E. STRUKTUR ORGANISASI P2K3F. JUMLAH DAN SUSUNAN P2K3G. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN P2K3 DI
PERUSAHAANH. PROGRAN KERJA P2K3
A. DASAR HUKUM P2K3
• UU No. 1 TAHUN 1970 PASAL 10 AYAT (1) DAN (2) • Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : Kep. 155/MEN/1984
Tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Dan Transmigrasi Nomor Kep. 125/MEN/82, Tentang Pembentukan, Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehtan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
• Peraturan MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
B. DEFINISI P2K3
P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian & partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
C. FUNGSI P2K31. Menghimpun dan mengolah data
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja.
3. Membantu Pengusaha/Pengurus.4. Membantu pimpinan perusahaan menyusun
kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.
2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai :a. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara menanggulanginya.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
C.Fungsi P2K3
3.Membantu Pengusaha/Pengurus:
a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.b. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.d. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK) serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.f. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di
perusahaan.g. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.h. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.i. Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan
kerja.j. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman
kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).
C. Fungsi P2K3
D. TUGAS P2K3
P2K3(Panitia keselamatan dan kesehatan kerja) ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus mengenai masalah k3 (berdasarkan pasal 4 Permenaker RI nomor PER.04/MEN/1987).
E. STRUKTUR ORGANISASI P2K3
•KETUA : unsur Pimpinan Perusahaan (Top Management , Desicion / Policy Maker)•SEKRETARIS: Ahli K3.Sebagai motor penggerak organisasi•ANGGOTA : wakil-wakil unit kerja yang telah memahami permasalahan K3.
F. JUMLAH DAN SUSUNAN P2K3 1. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih,
maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 6 (enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja.
2. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 6 (enam) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
3. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan tingkat resiko bahaya sangat besar, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas.
4. Kelompok Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang untuk anggota kelompok, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas dimana masing-masing anggota mewakili Perusahaannya.
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN P2K3 DI PERUSAHAAN
• Pertama-tama Perusahaan wajib menyatakan Kebijakan K3 dan dituangkan secara tertulis.
• Kemudian Pimpinan Perusahaan menginventarisasi daftar anggota P2K3 serta memberikan pengarahan singkat terhadap daftar anggota mengenai Kebijakan K3 Perusahaan.
• Setelah itu Perusahaan mengonsultasikan mengenai pembentukan P2K3 kepada Disnakertrans setempat untuk dikaji dan disahkan melalui surat keputusan pengesahan P2K3.
• Kepala Disnakertrans setempat melaksanakan pelantikan anggota P2K3 secara resmi.
• Selanjutnya Perusahaan melaporkan mengenai pelaksanaan program-program P2K3 ke Disnakertrans setempat secara rutin
H. PROGRAM KERJA P2K3Tentukan sasaran K3 Membuat program yg terarah & bersifat kontinyu : Identifikasi Masalah K3 Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya dan penyakit
akibat kerja dalam rangka perlindungan tenaga kerja Identifikasi dan inventarisasi masalah yang berkaitan
dengan upaya untuk mengendalikan dan mencegah timbulnya kecelakaan, untuk meningktakan efisiensi dan produktivitas kerja
Pendidikan dan Pelatihan diberikan kepada tenagA kerja
TERIMAKASIH