Smk - Teknik Pembuatan Modul

55
Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2008 TAHUN 2008 1

description

Teknik Pembuatan Modul

Transcript of Smk - Teknik Pembuatan Modul

Page 1: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Seri Bahan Bimbingan TeknisImplementasi KTSP

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAHDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANMENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKANDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTAHUN 2008TAHUN 2008

1

Page 2: Smk - Teknik Pembuatan Modul

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.

Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya, dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP

Page 3: Smk - Teknik Pembuatan Modul

yang akan diimplementasikannya.

Seri bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi judul-judul berikut.

1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;

2. Teknik Penyusunan RPP;

3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;

4. Teknik Penyusunan Modul Bahan Ajar);

5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK;

6. Model-model Pembelajaran SMK;

7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK;

8. Implementasi Sistem Kridit Semester pada SMK.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujudnya seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Jakarta, November 2008Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan,

3

Page 4: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Dr. Joko Sutrisno

NIP. 131415680

Page 5: Smk - Teknik Pembuatan Modul

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Landasan Hukum 2

C. Tujuan 3

BAB II KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL

A. Pengertian 4

B. Karakteristik 4

C. Desain 8

D. Elemen Mutu Modul 12

BAB III PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

A. Langkah-langkah Penyusunan Modul 18

B. Penulisan Modul 31

BAB IV PENUTUP 41

DAFTAR PUSTAKA 42

5

Page 6: Smk - Teknik Pembuatan Modul
Page 7: Smk - Teknik Pembuatan Modul

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Menjawab tantangan pengembangan pendidikan

menengah kejuruan sebagaimana yang termuat dalam

Rencana Strategis Tahun 2004-2009, Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan melakukan

berbagai strategi peningkatan mutu sumber daya

manusia (SDM) dan pelaksanaan pembelajaran di

sekolah.

Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah

dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu

diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan

dan pelatihan berbasis kompetensi (competency based

education and training). Pendekatan berbasis

kompetensi digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ajar,

pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan

prosedur penilaian.

Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini

pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi

kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan

konsekuensi diterapkannya kurikulum tingkat satuan

pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Pendekatan

7

Page 8: Smk - Teknik Pembuatan Modul

kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam

pelaksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu

sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang

berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan

kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik,

mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.

Untuk membantu guru dalam pengembangan modul,

perlu disusun suatu acuan yang bersifat operasional.

Acuan yang dimaksud berupa pedoman teknis yang

minimal memuat prinsip-prinsip, kaidah-kaidah,

ketentuan-ketentuan dan prosedur pengembangan

modul. Pedoman teknis perlu dirancang sedemikian rupa

sehingga praktis dan menarik untuk dibaca dan

digunakan oleh guru dan unsur-unsur lain dalam

penyusunan modul.

b. Landasan Hukum

1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

3. Permen Diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar

Isi;

4. Permen Diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan;

Page 9: Smk - Teknik Pembuatan Modul

5. Permen Diknas No 24 tentang Pelaksanaan Permen

No 22 dan 23 tahun 2006; dan kemudian

disempurnakan dengan Permen Diknas No. 6 tahun

2007;

6. Permen Diknas No 19 tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan;

7. Permen Diknas No 20 tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan;

8. Permen Diknas No 2 tahun 2008 tentang Buku;

c. Tujuan

Setelah mempelajari petunjuk ini, guru dapat

mengembangkan dan menyusun modul buku ajar yang

sesuai dengan kaidah-kaidah dan kebutuhan peserta

didik.

9

Page 10: Smk - Teknik Pembuatan Modul

BAB II

KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL

A. Pengertian

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya

memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik

menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal

memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar,

dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar

yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat

belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.

B. Karakteristik

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan

motivasi belajar, pengembangan modul harus

memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai

modul.

1. Self Instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul,

dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang

belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada

pihak lain.

Untuk memenuhi karakter self instruction, maka

modul harus:

Page 11: Smk - Teknik Pembuatan Modul

a. Memuat tujuan pembelajaran

yang jelas, dan dapat

menggambarkan pencapaian

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

b. Memuat materi pembelajaran

yang dikemas dalam unit-unit

kegiatan yang kecil/spesifik,

sehingga memudahkan

dipelajari secara tuntas;

c. Tersedia contoh dan ilustrasi

yang mendukung kejelasan

pemaparan materi

pembelajaran;

d. Terdapat soal-soal latihan,

tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan untuk mengukur

penguasaan peserta didik;

e. Kontekstual, yaitu materi yang

disajikan terkait dengan

suasana, tugas atau konteks

kegiatan dan lingkungan

peserta didik;

f. Menggunakan bahasa yang

11

Page 12: Smk - Teknik Pembuatan Modul

sederhana dan komunikatif,

g. Terdapat rangkuman materi

pembelajaran;

h. Terdapat instrumen penilaian,

yang memungkinkan peserta

didik melakukan penilaian

mandiri (self assessment);

i. Terdapat umpan balik atas

penilaian peserta didik,

sehingga peserta didik

mengetahui tingkat penguasaan

materi;

j. Terdapat informasi tentang

rujukan/ pengayaan/referensi

yang mendukung materi

pembelajaran dimaksud.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi

pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul

tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

kesempatan peserta didik mempelajari materi

pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar

dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika

harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi

Page 13: Smk - Teknik Pembuatan Modul

dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar,

harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan standar

kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai

oleh peserta didik.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan

karakteristik modul yang tidak tergantung pada

bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan

bersama-sama dengan bahan ajar/media lain.

Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak

perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan

atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika

peserta didik masih menggunakan dan bergantung

pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan,

maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan

sebagai modul yang berdiri sendiri.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang

tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di

berbagai perangkat keras (hardware).

13

Page 14: Smk - Teknik Pembuatan Modul

5. Bersahabat/Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user

friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya.

Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil

bersifat membantu dan bersahabat dengan

pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam

merespon dan mengakses sesuai dengan

keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,

mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang

umum digunakan, merupakan salah satu bentuk

user friendly.

C. Desain

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam

pengembangan suatu modul adalah menetapkan desain

atau rancangannya. Desain menurut Oemar Hamalik

(1993) adalah suatu petunjuk yang memberi dasar,

arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai

dan melaksanakan suatu kegiatan.

Kedudukan desain dalam pengembangan modul adalah

sebagai salah satu dari komponen prinsip

pengembangan yang mendasari dan memberi arah

teknik dan tahapan penyusunan modul. Kedudukan

dimaksud lebih jelas ditunjukkan dalam gambar berikut.

Page 15: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Penilaian Evaluasi Validasi

Implementasi PenyiapanPerangkatPenilaian

Instrumen Evaluasi (PAP) - -Pengetahuan - -Keterampilan- -Sikap

UmpanBalik

- -Karakteristik Tugas/ Pekerjaan.

- -Karakteristik Peserta Didik.

- -Karakteristik Setting

Desain Produksi Bahan AjarJaminan KualitasHAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Gambar : Desain dan Pengembangan ModulTAHAPAN PRINSIP

Seleksi Strategi Pembelajaran & Media

Analisis - -Tulis tujuan belajar

- -Tetapkan prasyarat- -Tentukan isi- -Urutkan pembelajaran- -Tetapkan format- -Kembangkan :

- Interaksi

- Umpan balik- Penguatan

- -Produksi paket pelatihan- -Pengendalian kualitas

15

Page 16: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Di dalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip

yang perlu diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas

dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi. Perlu diketahui

dengan pasti materi belajar apa saja yang perlu disusun

menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang

diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya

apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk

mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang

dinilai perlu. Selanjutnya, dikembangkan desain modul

yang dinilai paling sesuai dengan berbagai data dan

informasi objektif yang diperoleh dari analisis kebutuhan

dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen modul seperti

apa yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan

kondisi yang ada.

Berdasarkan desain yang telah dikembangkan, disusun

modul per modul yang dibutuhkan. Proses penyusunan

modul terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama,

menetapkan strategi pembelajaran dan media

pembelajaran yang sesuai. Pada tahap ini, perlu

diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang

akan dipelajari, karakteristik peserta didik, dan

karakteristik konteks dan situasi dimana modul akan

digunakan. Kedua, memproduksi atau mewujudkan fisik

modul. Komponen isi modul antara lain meliputi: tujuan

Page 17: Smk - Teknik Pembuatan Modul

belajar, prasyarat pembelajar yang diperlukan, substansi

atau materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan belajar dan

komponen pendukungnya. Ketiga, mengembangkan

perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar

semua aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan,

dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu

yang telah ditetapkan.

Modul yang telah diproduksi kemudian digunakan /

dimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan

belajar dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah

digariskan dalam modul. Kegiatan belajar diakhiri dengan

kegiatan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan penilaian

juga mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam

modul.

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi

dan validasi. Evaluasi lebih dimaksudkan untuk

mengetahui dan mengukur apakah implementasi

pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai

dengan desain pengembangannya. Bila tidak atau kurang

optimal, maka modul perlu diperbaiki sesuai dengan hasil

evaluasi. Sedangkan validasi, lebih ditujukan untuk

mengetahui dan mengukur apakah materi/isi modul masih

sesuai (valid) dengan perkembangan kebutuhan dan

17

Page 18: Smk - Teknik Pembuatan Modul

kondisi yang berjalan saat ini. Karena modul telah disusun

beberapa waktu sebelumnya, ada kemungkinan isi modul

sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan yang ada.

Karenanya, perlu disesuaikan dengan perkembangan.

Maksud dari prinsip jaminan kualitas adalah, bahwa modul

senantiasa harus selalu dipantau efektivitas dan

efisiensinya. Modul harus efektif untuk mencapai tujuan

kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga harus efisien

dalam implementasinya. Kesemuanya (efektif dan efisien)

harus diyakini (assured) dapat terjadi.

Seluruh prinsip di atas, selain bersifat siklus, satu dengan

lainnya saling terkait dan memberi umpan balik. Adanya

satu informasi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan

dari satu prinsip, menjadi balikan bagi komponen prinsip

yang lain.

D. Elemen Mutu Modul

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu

memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran

yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan

dengan memperhatikan beberapa elemen yang

mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik,

ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.

Page 19: Smk - Teknik Pembuatan Modul

1. Format

a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang

proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi

harus sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas

yang digunakan. Jika menggunakan kolom multi,

hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom

secara proporsional.

b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal)

yang tepat. Penggunaan format kertas secara

vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata

letak dan format pengetikan.

c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap

dan bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang

dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa

gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.

a. Organisasi

a. Tampilkan peta/bagan yang

menggambarkan cakupan materi yang akan

dibahas dalam modul.

b. Organisasikan isi materi pembelajaran

dengan urutan dan susunan yang

sistematis, sehingga memudahkan peserta

19

Page 20: Smk - Teknik Pembuatan Modul

didik memahami materi pembelajaran.

c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan

ilustrasi sedemikian rupa sehingga informasi

mudah mengerti oleh peserta didik.

d. Organisasikan antarbab, antarunit dan

antarparagrap dengan susunan dan alur

yang memudahkan peserta didik

memahaminya.

e. Organisasikan antar judul, subjudul dan

uraian yang mudah diikuti oleh peserta

didik.

b. Daya Tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian

seperti:

a. Bagian sampul (cover) depan, dengan

mengkombinasikan warna, gambar

(ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang

serasi.

b. Bagian isi modul dengan menempatkan

rangsangan-rangsangan berupa gambar

atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal,

Page 21: Smk - Teknik Pembuatan Modul

miring, garis bawah atau warna.

c. Tugas dan latihan dikemas sedemikian

rupa sehingga menarik.

c. Bentuk dan Ukuran Huruf

a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca

sesuai dengan karakteristik umum peserta didik.

b. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar

judul, sub judul dan isi naskah.

c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks,

karena dapat membuat proses membaca menjadi

sulit.

d. Ruang (spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau

gambar untuk menambah kontras penampilan modul.

Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan

catatan penting dan memberikan kesempatan jeda

kepada peserta didik/peserta didik. Gunakan dan

tempatkan spasi kosong tersebut secara proporsional.

Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa

tempat seperti:

a. Ruangan sekitar judul bab dan

21

Page 22: Smk - Teknik Pembuatan Modul

subbab.

b. Batas tepi (marjin); batas tepi

yang luas memaksa perhatian

peserta didik untuk masuk ke

tengah-tengah halaman.

c. Spasi antarkolom; semakin lebar

kolomnya semakin luas spasi

diantaranya.

d. Pergantian antarparagraf dan

dimulai dengan huruf kapital.

e. Pergantian antarbab atau

bagian.

e. Konsistensi

b. Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari

halam ke halaman. Usahakan agar tidak

menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk

dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.

c. Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul

dengan baris pertama, antara judul dengan teks

utama. Jarak baris atau spasi yang tidak sama

sering dianggap buruk, tidak rapih.

d. Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik

pola pengetikan maupun margin/batas-batas

pengetikan.

Page 23: Smk - Teknik Pembuatan Modul

BAB III

PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip

pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan,

pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi

dan validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu

desain modul dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan

strategi pembelajaran dan media, memproduksi modul, dan

mengembangkan perangkat penilaian. Dengan demikian, modul

disusun berdasarkan desain yang telah ditetapkan. Dalam

konteks ini, desain modul ditetapkan berdasarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru.

Adapun kerangka modul pada pedoman ini telah ditetapkan,

sehingga sekolah dimungkinkan untuk langsung menerapkan

atau dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan tanpa harus

mengurangi ketentuan-ketentuan minimal yang harus ada dalam

suatu modul.

Materi atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun. Isi modul

mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu

kompetensi. Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat

dikembangkan menjadi satu modul, tapi dengan pertimbangan

karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi,

23

Page 24: Smk - Teknik Pembuatan Modul

dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari

satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan terdiri dari 2-4

kegiatan pembelajaran. Apabila pada standar kompetensi yang

ada pada KTSP/Silabus/RPP ternyata memiliki lebih dari 4

kompetensi dasar, maka sebaiknya dilakukan reorganisasi

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih

dahulu.

A. Langkah-langkah Penyusunan Modul

Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. An

alis

is

Ke

but

uh

an

Mo

dul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan

menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh

informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam

mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan.

Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan

Page 25: Smk - Teknik Pembuatan Modul

kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada

dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan

menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4

kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang

dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi

dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.

Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk

mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul

modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan

program tertentu. Satuan program tersebut dapat

diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester,

satu mata pelajaran atau lainnya.

Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim,

dengan anggota terdiri atas mereka yang memiliki

keahlian pada program yang dianalisis. Analisis

kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah

sebagai berikut:

a. Tetapkan satuan program yang

akan dijadikan batas/lingkup

kegiatan. Apakah merupakan

program tiga tahun, program

satu tahun, program semester

atau lainnya.

25

Page 26: Smk - Teknik Pembuatan Modul

b. Periksa apakah sudah ada

program atau rambu-rambu

operasional untuk pelaksanaan

program tersebut. Misal

program tahunan, silabus, RPP,

atau lainnya. Bila ada, pelajari

program-program tersebut.

c. Identifikasi dan analisis standar

kompetensi yang akan

dipelajari, sehingga diperoleh

materi pembelajaran yang perlu

dipelajari untuk menguasai

standar kompetensi tersebut.

d. Selanjutnya, susun dan

organisasi satuan atau unit

bahan belajar yang dapat

mewadahi materi-materi

tersebut. Satuan atau unit ajar

ini diberi nama, dan dijadikan

sebagai judul modul.

e. Dari daftar satuan atau unit

modul yang dibutuhkan

tersebut, identifikasi mana yang

sudah ada dan yang belum

Page 27: Smk - Teknik Pembuatan Modul

ada/tersedia di sekolah.

f. Lakukan penyusunan modul

berdasarkan prioritas

kebutuhannya.

27

Page 28: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Untuk menganalisis kebutuhan modul dapat menggunakan format berikut.

Format Analisis Kebutuhan Modul

Mata Pelajaran :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan Sikap Judul ModulKetersediaan

Tersed

ia

Belum Tersedia

Page 29: Smk - Teknik Pembuatan Modul

29

Page 30: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Daftar Judul ModulJudul modul

Pengetahuan,Keterampilan, Sikap.

PEMETAAN MODUL

Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah

berikutnya adalah membuat peta modul. Peta modul

adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu

satuan program yang digambarkan dalam bentuk

diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu

kepada diagram pencapaian kompetensi yang

termuat dalam KTSP. Setiap judul modul dianalisis

keterkaitannya dengan judul modul yang lain dan

diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan

modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Page 31: Smk - Teknik Pembuatan Modul

2. De

sai

n

Mo

dul

Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat strategi

pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar

materi pembelajaran dan metoda penilaian serta

perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai

desain dalam penyusunan/penulisan modul.

Penulisan modul belajar diawali dengan menyusun

buram modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan sebagai

buram sampai dengan selesainya proses validasi dan uji

coba. Bila hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah

suatu modul dapat diimplementasikan secara riil di

lapangan.

Penulisan modul dilakukan sesuai dengan RPP. Namun,

apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Tetapkan kerangka bahan yang

akan disusun.

b. Tetapkan tujuan akhir

31

Page 32: Smk - Teknik Pembuatan Modul

(performance objective), yaitu

kemampuan yang harus dicapai

peserta didik setelah selesai

mempelajari suatu modul.

c. Tetapkan tujuan antara (enable

objective), yaitu kemampuan

spesifik yang menunjang tujuan

akhir.

d. Tetapkan sistem

(skema/ketentuan, metoda dan

perangkat) evaluasi.

e. Tetapkan garis-garis besar atau

outline substansi atau materi

untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, yaitu

komponen-komponen:

kompetensi (SK-KD), deskripsi

singkat, estimasi waktu dan

sumber pustaka. Bila RPP-nya

sudah ada, maka dapat diacu

untuk langkah ini.

f. Materi/substansi yang ada

dalam modul berupa

konsep/prinsip-prinsip, fakta

Page 33: Smk - Teknik Pembuatan Modul

penting yang terkait langsung

dan mendukung untuk

pencapaian kompetensi dan

harus dikuasai peserta didik.

g. Tugas, soal, dan atau

praktik/latihan yang harus

dikerjakan atau diselesaikan

oleh peserta didik.

h. Evaluasi atau penilaian yang

berfungsi untuk mengukur

kemampuan peserta didik

dalam menguasai modul

i. Kunci jawaban dari soal, latihan

dan atau tugas.

Langkah-langkah penyusunan buram modul dapat dilihat

pada alur berikut ini.

33

Page 34: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Kunci JawabanTes Kognitif

Tes PsikomotorTes Sikap

Tugas/Praktik Untuk Penguatan Kognitif dan Psikomotorik RPP Sistem EvaluasiPENYUSUNAN BURAM MODUL

Tujuan AkhirTujuan Antara

Page 35: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Sebelum modul diimplementasikan, perlu diuji coba

terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap buram

modul yang telah dinyatakan valid. Karena modul telah

dinyatakan valid tidak berarti modul tersebut siap

digunakan. Uji coba buram modul dimaksudkan untuk

mengetahui apakah buram modul dapat

diimplementasikan pada situasi dan kondisi

sesungguhnya. Langkah ini dapat membantu

meningkatkan efisiensi penyiapan modul, sebelum

diperbanyak untuk kepentingan pembelajaran. Hal-hal

yang perlu diujicoba antara lain adalah:

a. Kemudahan bahan ajar

digunakan oleh peserta didik

dalam proses belajar.

b. Kemudahan guru dalam

menyiapkan fasilitas (alat dan

bahan) belajar, mengelola

proses pembelajaran, dan

dalam mengadministrasi-

kannya.

Untuk melakukan uji coba buram modul dapat diikuti

langkah-langkah berikut ini:

a. Siapkan perangkat untuk uji coba

(kriteria modul yang layak dan

35

Page 36: Smk - Teknik Pembuatan Modul

kuesioner kelayakan modul). Penyiapan

sebaiknya dilakukan oleh tim.

b. Tentukan responden uji coba. sesuai

dengan kondisi.

c. Siapkan dan gandakan buram modul

yang akan diujicobakan sesuai dengan

jumlah responden.

d. Siapkan sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk mengimplementasikan

modul.

e. Informasikan kepada responden tentang

tujuan uji coba dan kegiatan yang harus

dilakukan oleh responden.

f. Lakukan uji coba sebagaimana

melakukan kegiatan pembelajaran

dengan modul. sesungguhnya

g. Kumpulkan data hasil uji coba.

h. Olah data dan simpulkan hasilnya.

Bila hasil uji coba buram modul layak, berarti modul

tersebut siap diimplemtasikan untuk kepentingan

pembelajaran yang sesungguhnya, siap dicetak dan

diperbanyak. Sebaliknya, bila belum layak, maka harus

dilakukan perbaikan seperlunya, sesuai dengan

masukan pada saat uji coba.

Page 37: Smk - Teknik Pembuatan Modul

3. Imp

lem

ent

asi

Implementasi modul dalam kegiatan belajar

dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah digariskan

dalam modul. Bahan, alat, media dan lingkungan belajar

yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran

diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan

secara konsisten sesuai dengan skenario yang

ditetapkan.

4. Pe

nila

ian

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat penguasaan peserta didik setelah mempelajari

seluruh materi yang ada dalam modul. Pelaksanaan

penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di

dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan

menggunakan instrumen yang telah dirancang atau

disiapkan pada saat penulisan modul.

37

Page 38: Smk - Teknik Pembuatan Modul

5. Eva

lua

si

dan

Vali

das

i

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi

dan validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui

dan mengukur apakah implementasi pembelajaran

dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain

pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat

dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang

didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen

ditujukan baik untuk guru maupun peserta didik, karena

keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi

suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat

objektif.

Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian

modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar.

Bila isi modul sesuai, artinya efektif untuk mempelajari

kompetensi yang menjadi target berlajar, maka modul

dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan

Page 39: Smk - Teknik Pembuatan Modul

dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai

kompetensi yang dipelajari. Bila tidak ada, maka

dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada

bidang atau kompetensi tersebut. Validator membaca

ulang dengan cermat isi modul. Validator memeriksa,

apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan,

tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini

dapat efektif untuk digunakan sebagai media mengasai

kompetensi yang menjadi target belajar. Bila hasil

validasi ternyata menyatakan bahwa modul tidak valid

maka modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi

valid.

39

Page 40: Smk - Teknik Pembuatan Modul
Page 41: Smk - Teknik Pembuatan Modul

6. Ja

min

an

Ku

alit

as

Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah

memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam

pengembangan suatu modul, maka selama proses

pembuatannya perlu dipantau untuk meyakinkan bahwa

modul telah disusun sesuai dengan desain yang

ditetapkan. Demikian pula, modul yang dihasilkan perlu

diuji apakah telah memenuhi setiap elemen mutu yang

berpengaruh terhadap kualitas suatu modul.

Untuk kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu modul.

B. Penulisan Modul

1. Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur

atau kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Kerangka modul tersusun sebagai berikut:

41

Page 42: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Kata PengantarDaftar IsiPeta Kedudukan ModulGlosarium

I. PENDAHULUANA. Standar Kompetensi dan

Kompetensi DasarB. Deskripsi C. WaktuD. PrasyaratE. Petunjuk Penggunaan ModulF. Tujuan AkhirG. Cek Penguasaan Standar

Kompetensi

II. PEMBELAJARANA. Pembelajaran 1

1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik

B. Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)

1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik

III. EVALUASIA. Tes Kognitif B. Tes Psikomotor C. Penilaian Sikap

KUNCI JAWABAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 43: Smk - Teknik Pembuatan Modul

2. Deskripsi Kerangka

Halaman Sampul

Berisi antara lain: label kode modul, label milik negara,

bidang/program studi keahlian dan kompetensi keahlian,

judul modul, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang

dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan

lembaga seperti Departemen Pendidikan Nasional,

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Direktorat Pembinaan SMK, tahun modul disusun.

Kata Pengantar

Memuat informasi tentang peran modul dalam proses

pembelajaran.

Daftar Isi

Memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan

nomor halaman.

Peta Kedudukan Modul

Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam

keseluruhan program pembelajaran (sesuai dengan

diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam

KTSP).

43

Page 44: Smk - Teknik Pembuatan Modul

Glosarium

Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-

kata sulit dan asing yang digunakan dan disusun

menurut urutan abjad (alphabetis).

I. PENDAHULUAN

A. Standar

Kompeten

si

Standar kompetensi yang akan dipelajari pada

modul

B. Deskripsi

Penjelasan singkat tentang nama dan ruang

lingkup isi modul, kaitan modul dengan modul

lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah

menyelesaikan modul, serta manfaat

kompetensi tersebut dalam proses

pembelajaran dan kehidupan secara umum.

C. Waktu

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menguasai kompetensi yang menjadi target

belajar.

D. Prasyarat

Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk

Page 45: Smk - Teknik Pembuatan Modul

mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan

bukti penguasaan modul lain maupun dengan

menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan.

E. Petunjuk

Pengguna

an Modul

Memuat panduan tatacara menggunakan

modul, yaitu

1. Langkah-langkah yang

harus dilakukan untuk

mempelajari modul

secara benar,

2. Perlengkapan, seperti

sarana/prasarana/

fasilitas yang harus

dipersiapkan sesuai

dengan kebutuhan

belajar ,

F. Tujuan

Akhir

Pernyataan tujuan akhir (performance objective)

yang hendak dicapai peserta didik setelah

menyelesaikan suatu modul. Rumusan tujuan

akhir tersebut harus memuat

45

Page 46: Smk - Teknik Pembuatan Modul

1. Kinerja (perilaku) yang

diharapkan

2. Kriteria keberhasilan

3. Kondisi atau variable

yang diberikan

G. Cek

Penguasa

an Standar

Kompeten

si

Berisi tentang daftar pertanyaan yang akan

mengukur penguasaan awal kompetensi

peserta didik, terhadap kompetensi yang akan

dipelajari pada modul ini. Apabila peserta didik

telah menguasai standar kompetensi/

kompetensi dasar yang akan dicapai, maka

peserta didik dapat mengajukan uji kompetensi

kepada penilai.

II. PEMBELAJARAN

A. Pembelaja

ran 1

Kompetensi dasar yang hendak dipelajari.

1. Tuj

ua

Page 47: Smk - Teknik Pembuatan Modul

n

Memuat kemampuan yang harus dikuasai

untuk satu kesatuan kegiatan belajar.

Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif

tidak terikat dan tidak terlalu rinci.

2. Ur

aia

n

Ma

teri

Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip

tentang kompetensi yang sedang dipelajari.

3. Ra

ng

ku

ma

n

Berisi ringkasan pengetahuan / konsep /

prinsip yang terdapat pada uraian materi.

4. Tu

ga

s

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk

47

Page 48: Smk - Teknik Pembuatan Modul

penguatan pemahaman terhadap konsep/

pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang

dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat

berupa:

a. Kegiatan

observasi

untuk

mengenal

fakta,

b. Studi kasus,

c. Kajian materi,

d. Latihan-latihan.

Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi

dengan lembar tugas, instumen observasi,

atau bentuk-bentuk instrumen yang lain

sesuai dengan bentuk tugasnya

5. Te

s

Berisi tes tertulis sebagai bahan

pengecekan bagi peserta didik dan guru

untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan hasil belajar yang telah

dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan

Page 49: Smk - Teknik Pembuatan Modul

kegiatan berikut.

6. Le

mb

ar

Ke

rja

Pr

akt

ik

Berisi petunjuk atau prosdur kerja suatu

kegiatan praktik yang harus dilakukan

peserta didik dalam rangka penguasaan

kemampuan psikomotorik. Isi lembar kerja

antara lain: alat dan bahan yang digunakan,

petunjuk tentang keamanan/keselamatan

kerja yang harus diperhatikan, langkah

kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan)

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Lembar kerja perlu dilengkapai dengan

lembar pengamatan yang dirancang sesuai

dengan kegiatan praktik yang dilakukan.

B. Pembelaja

ran 2 s.d n

49

Page 50: Smk - Teknik Pembuatan Modul

(tata cara

sama

dengan

pembelajar

an namun

berbeda

topik dan

fokus

bahasan)

1. Tuj

ua

n

2. Ur

aia

n

Ma

teri

3. Ra

ng

ku

ma

n

4. Tu

ga

Page 51: Smk - Teknik Pembuatan Modul

s

5. Te

s

6. Le

mb

ar

Ke

rja

Pr

akt

ik

III. EVALUASI

Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan

dengan ranah (domain) yang dinilai, serta indikator

keberhasilan yang diacu.

51

Page 52: Smk - Teknik Pembuatan Modul

A. Tes

Kognitif

Instrumen penilaian kognitif dirancang untuk

mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian

kemampuan kognitif (sesuai standar kompetensi

dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan

karakteristik aspek yang akan dinilai dan dapat

menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai

cocok.

B. Tes

Psikomoto

r

Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk

mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian

kemampuan psikomotorik dan perubahan

perilaku (sesuai standar kompetensi/kompetensi

dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan

karakteristik aspek yang akan dinilai.

C. Penilaian

Sikap

Instrumen penilaian sikap dirancang untuk

mengukur sikap kerja (sesuai kompetensi/

standar kompetensi dasar).

Page 53: Smk - Teknik Pembuatan Modul

KUNCI JAWABAN

Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada

setiap kegiatan pembelajaran dan evaluasi pencapaian

kompetensi, dilengkapi dengan kritria penilaian pada

setiap item tes.

DAFTAR PUSTAKA

Semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan

pada saat penyusunan modul.

53

Page 54: Smk - Teknik Pembuatan Modul

BAB IV

PENUTUP

Pedoman penulisan modul ini merupakan rambu-rambu umum

bagi penulis atau pengembang modul pembelajaran peserta didik

SMK. Melalui pedoman ini diharapkan terwujud modul SMK

dengan pola pengembangan dan penulisan yang baku.

Sebagaimana umumnya keberadaan rambu-rambu, maka

pedoman ini tidak harus diikuti secara kaku, tetapi dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kekhususan,

karakteristik unit kompetensi yang dikembangkan. Rambu-rambu

modul yang akan dikembangkan mengacu pada ketentuan

sebagai berikut :

1. Modul dikembangkan berdasarkan standar kompetensi/

kompetensi dasar yang tertuang didalam

KTSP/Silabus/RPP Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Desain penyusunan modul sesuai dengan RPP yang

telah disusun guru.

3. Modul akan digunakan oleh peserta didik pada kegiatan

pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.

4. Modul dikembangkan untuk membantu pencapaian

kompetensi yang telah ditargetkan di dalam kurikulum

Page 55: Smk - Teknik Pembuatan Modul

DAFTAR PUSTAKA

Blank, William E, 1982, Handbook for Developing Competency

Based Training Programme. London: Prentice hall,

Burk, John, 1989, Competency Based Education and Training,

London: The Patmer Press.

55