slp_tg

27
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2012

description

slp

Transcript of slp_tg

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PPSDM KESEHATAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

TAHUN 2012

i

KATA PENGANTAR

Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan khususnya tenaga

tekniker gigi sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik yang sesuai

sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik yang

diperolehnya dari ruang kelas dan dari ruang laboratorium dalam tatanan nyata

sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

menyusun standar untuk memberi rambu-rambu mengingat semakin bertambahnya

jumlah institusi pendidikan Teknik Gigi. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung

tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai pada saatnya nanti dapat

memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan.

Standar Lahan Praktik Lapangan ini merupakan standar minimal yang dapat

dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Diharapkan standar lahan praktik lapangan ini dapat dijadikan acuan bagi

penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik di

lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar dan kami

mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar ini agar

dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Teknik Gigi dapat ditingkatkan sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat

baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM

NIP. 195804021986111001

ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya

manusia yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang

termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat

menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang

kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan

kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan

pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Lapangan Diploma

III Teknik Gigi ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi

institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di

lahan praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga

kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran

praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan

Hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta, 2 Nopember 2012

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120

Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.03.05/III/3/02104.2/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III TEKNIK GIGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan;

b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;

c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.

13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/06103/2011 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Teknik Gigi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III TEKNIK GIGI;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Teknik Gigi;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Teknik Gigi dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Teknik Gigi

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari :

a. Jenis Lahan; b. Tenaga Pembimbing; c. Sasaran dan target pencapaian;

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik.

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Gigi sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien.

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 2 NOPEMBER 2012

Tembusan :

1. Menteri Kesehatan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia; 8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia; 9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Teknik Gigi

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

SAMBUTAN ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................

B. Tujuan ..................................................................................

C. Dasar Hukum .......................................................................

D. Pengertian ...........................................................................

1

1

3

4

6

BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III TEKNIK GIGI

A. Jenis Lahan .........................................................................

B. Tenaga Pembimbing ...........................................................

C. Sasaran dan Target Pencapaian .........................................

9

9

9

11

BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN

KOMPETENSI PENDIDIKAN DIPLOMA III TEKNIK GIGI .......

13

BAB IV PENUTUP 17

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian integral dari

pembangunan kesehatan secara nasional merupakan salah

satu elemen penting dalam mewujudkan Indonesia Sehat. Untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu,

diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu

institusi pendidikan tenaga kesehatan dan lulusan.

Meningkatkan mutu lulusan diperoleh mulai dari pengaturan

seleksi penerimaan mahasiswa baru, proses pembelajaran,

evaluasi/ujian akhir, uji kompetensi, ijasah dan Surat Tanda

Registrasi (STR) maupun Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin

Praktik (SIP). Sedangkan peningkatan mutu institusi melalui

pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana,

tenaga pendidik dan kependidikan, serta pengelola akreditasi.

Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 dijelaskan bahwa

setiap satuan pendidikan wajib melakukan Penjaminan Mutu

Pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dapat dilakukan

2

secara bertahap, sistematis, dan terencana. Berkaitan dengan

hal tersebut, perlu disiapkan standar Pendidikan Tenaga

Kesehatan antara lain : standar isi, standar proses

pembelajaran, standar kompetensi lulusan, standar pendidik

dan kependidikan, standar penilaian, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana yang terdiri

atas : standar laboratorium, standar perpustakaan dan standar

lahan praktek yang dapat dipergunakan oleh penyelenggara

institusi Diknakes sebagai acuan dalam rangka memenuhi

penjaminan mutu pendidikan.

Pada kurikulum pendidikan Diploma III Teknik Gigi,

pembelajaran praktik terdiri dari praktik laboratorium dan praktik

kerja lapangan. Praktik kerja lapangan ini merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari sistem pembelajaran dan

merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta keterampilan

(psikomotor) yang diperoleh pada saat proses belajar mengajar.

Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk memberikan

pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar

memperoleh hasil yang efisien, efektif, dan optimal dalam

mengelola, menganalisa data/informasi serta

mengimplementasikan hasil pada saat intervensi kepada

masyarakat.

3

Dalam pembelajaran Praktik dibutuhkan lahan praktik yang

sesuai, antara lain: di Puskesmas, Rumah Sakit (RS),

Laboratorium Swasta, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Rumah

Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) dan Akademi Teknik Gigi (ATG).

Dalam Pengelolaan Pendidikan Diploma III Teknik Gigi

ditemukan berbagai kendala antara lain : Sarana dan Prasarana

yang tidak sama antara institusi pendidikan dengan pengelola

lahan praktik, kualitas maupun kuantitas pembimbing institusi

dan pembimbing lahan praktik, serta jumlah teknisi gigi yang

masih kurang. Hal ini menyebabkan pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) belum maksimal.

Mengingat hal itu diperlukan standar lahan praktik sebagai

acuan bagi institusi pendidikan dalam mengelola lahan praktik

bagi mahasiswa.

B. Tujuan

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Teknik Gigi ini

bertujuan untuk:

1. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dan

lahan praktik dalam pengelolaan praktik dilahan/lapangan

supaya sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam

kurikulum.

4

2. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dalam

memilih lahan praktik yang menunjang pencapaian

kompetensi.

3. Membantu pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan

praktik dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

C. Dasar Hukum

Dasar Hukum yang digunakan yang berkaitan dengan Standar

Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Teknik Gigi :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, tambahan

lembaran Negara nomor 3495)

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara tahun 2004 nomor

125, tambahan lembaran negara nomor 4437) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang nomor 8 tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-

Undang Nomor 23, Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005

tentang Perubahan atas undang-undang nomor 32 tahun

2004 (lembaran Negara tahun 2005 nomor 108, tambahan

lembaran Negara nomor 4548)

5

3. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional (lembaran Negara tahun 1994 nomor 22,

tambahan lembaran Negara nomor 3547)

4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan (lembaran Negara tahun 1996 nomor 49,

tambahan lembaran Negara nomor 3637)

5. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai

daerah otonom (lembaran Negara tahun 2000 nomor 54,

tambahan lembaran Negara nomor 3952)

6. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2001 tentang

Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah ( lembaran Negara tahun 2001 nomor 41,

tambahan lembaran Negara nomor 4090)

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 dijelaskan bahwa

setiap satuan pendidikan wajib melakukan Penjaminan Mutu

Pendidikan.

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

6

9. Keputusan Menteri Kesehatan nomor

1457/MENKES/SK/XI/2003 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

10. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor

1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Kesehatan.

D. Pengertian

1. Teknisi gigi adalah seseorang yang telah mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan akademik, dan pendidikan profesi

dalam bidang teknik gigi sesuai dengan peraturan yang

berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang

dalam bidang pelayanan teknik gigi baik di masyarakat,

individu atau rumah sakit.

2. Ilmu teknik gigi adalah Ilmu yang mempelajari segala

sesuatu tentang pembuatan protesa gigi, alat orthodonti dan

protesa maksilo fasial.

3. Protesa gigi adalah Suatu alat bantu yang dibuat untuk

menggantikan fungsi kunyah, fungsi bicara dan estetik yang

dibagi atas protesa cekat dan lepasan.

7

4. Protesa cekat adalah Gigi tiruan yang dilekatkan pada

penyangga dengan bantuan semen yang terdiri dari cekat

akrilik, cekat logam, cekat porselen dan cekat kombinasi.

5. Protesa lepasan adalah gigi tiruan yang dapat dilepas

sendiri oleh pasien terdiri dari protesa lepasan logam,

protesa lepasan akrilik dan protesa lepasan kombinasi.

6. Prothesa Maxillo Faxial adalah Suatu alat yang dipasang

didalam dan diluar mulut untuk menggantikan fungsi

estetika, antara lain obturator, protesa mata , protesa

hidung, protesa bibir dan lain-lain.

7. Alat orthodonti lepasan adalah Suatu peranti/alat yang

dipasang dalam mulut untuk merapikan dan

mempertahankan posisi gigi-geligi dalam rahang yang terdiri

atas alat aktif dan alat pasif.

8. Kompetensi teknik gigi adalah Standar kemampuan yang

menjamin bahwa teknisi gigi madya dapat

menyelenggarakan praktik pelayanan keteknisian gigi dalam

masyarakat.

9. Standar prakti adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi

dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai

kompetensi peserta didik sesuai dengan kurikulum.

8

10. Lahan praktik adalah tempat praktik yang memenuhi kriteria

yang disyaratkan dan berada di luar institusi pendidikan

untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

telah didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian

kompetensi yang sesuai dengan kurikulum.

11. Praktik kerja lapangan adalah kegiatan pembelajaran yang

dilakukan diluar institusi pendidikan yang memberikan

pelayanan pada masyarakat, untuk memenuhi target

kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa pada situasi

nyata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

12. Pembimbing teknis (Instruktur lapangan) adalah tenaga

Teknik Gigi yang bekerja di lahan Praktik Kerja Lapangan

yang memiliki tugas dan tanggung jawab memfasilitasi serta

membimbing peserta didik dalam melaksanakan Praktik.

13. Pembimbing institusi dosen beserta tim dari institusi

pendidikan yang bertanggungjawab dalam pembelajaran

peserta didik.

9

BAB II

STANDAR LAHAN PRAKTIK

PENDIDIKAN DIII TEKNIK GIGI

Standar lahan praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi

oleh lahan praktik dalam melaksanakan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi peserta didik. Untuk mencapai kompetensi

sesuai dengan kurikulum, dibutuhkan standar jenis lahan praktik

dan tenaga pembimbing yang mempunyai kualifikasi:

A. Jenis Lahan

1. Puskesmas, Puskemas Rujukan

2. Rumah Sakit Tipe A,B dan C

3. Institusi Fakultas Kedokteran Gigi

4. Akademi Teknik Gigi

5. Laboratorium Teknik Gigi

6. Rumah Sakit Gigi dan Mulut

10

B. Tenaga Pembimbing

1. Pembimbing Institusi Pendidikan

Fungsi : Melaksanakan bimbingan kepada peserta didik

sehingga dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan

kurikulum yang berbasis kompetensi

Kriteria Pembimbing Institusi :

a. drg + minimal 1 tahun bekerja pada Laboratorium Teknik

Gigi.

b. D.III TG + Pendidikan S1/ D IV TG + minimal 1 tahun kerja

pada Laboratorium Teknik Gigi.

c. D.III Teknik Gigi + minimal 2 tahun kerja pada Laboratorium

Teknik Gigi.

d. SPTG/ D1 + Pendidikan S1 mempunyai pengalaman kerja

pada Laboratorium Teknik Gigi minimal 3 Tahun.

e. SPTG/ D1 mempunyai pengalaman kerja minimal 5 tahun.

f. Memiliki sertifikat AKTA / STR / Pekerti.

11

2. Pembimbing Lahan Praktik/Instruktur

Fungsi : Melaksanakan bimbingan kepada peserta didik yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses

pembelajaran praktik sehingga dapat mencapai kompetensi

sesuai tuntutan kurikulum yang ditetapkan dengan surat

keputusan dari institusi.

Kriteria Pembimbing Lahan Praktik/Instruktur :

a. D.III TG + Pendidikan S1/D IV TG +mempunyai

pengalaman 1 tahun kerja pada Laboratorium Teknik Gigi.

b. D.III Teknik Gigi + 2 tahun kerja pada Laboratorium Teknik

Gigi.

c. SPTG/ D1 + Pendidikan S1 mempunyai pengalaman kerja

pada Laboratorium Teknik Gigi minimal 3 Tahun.

d. SPTG/ D1 mempunyai pengalaman kerja minimal 5 tahun.

g. Memiliki persyaratan AKTA / STR / Pekerti.

C. Sasaran Dan Target Pencapaian

Ahli Madya Teknik Gigi harus mampu mengembangkan

profesionalisme teknik gigi yang meliputi pelaksana, pengelola,

12

pendidik dan peneliti serta jenjang karir di pemerintah/swasta

sesuai dengan perkembangan IPTEK dibidang teknik gigi.

Target minimal yang harus dicapai oleh peserta didik di lahan

praktik sebagai berikut:

No Kompetensi Target

Pencapaian

1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik 2

2 Gigi Tiruan Lengkap Lepasan Akrilik 1

3 Gigi Tiruan Lepasan Kerangka Logam 1

4 Gigi Tiruan Cekat / Crown & Bridge Work 1

5 Gigi Tiruan Porcelain Crown & Bridge Work 1

6 Alat Orthodonsi Lepasan 1

7 Maxillofacial 1

13

BAB III

STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN KOMPETENSI

PENDIDIKAN DIPLOMA III TEKNIK GIGI

Standar lahan praktik Diploma III Teknik Gigi mengacu pada

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Diploma III

Teknik Gigi tahun 2011. Untuk mencapai kompetensi tersebut

dibutuhkan lahan praktik yang secara spesifik mempunyai kriteria:

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan

Lahan Praktek

Kriteria Lahan

Praktek

1 Mampu

Membuat

Gigi Tiruan

Sebagian

Lepasan

Akrilik

1.1 Mampu membuat

GTSL Akrilik Heat

Curing

1.2 Mampu membuat

GTSL Fleksi

(Fleksi Denture)

1.3 Mampu

melakukan

Reparasi GTSL

1. Puskesmas

2. Rumah Sakit

3. FKG

4. ATG

5. RSGM

6. Laboratorium

Teknik Gigi

Swasta

(1.2 Hanya Pada

2,3,4,5 dan 6)

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

protesa GTSL

2. Sarana dan

prasarana untuk

pembutan GTSL

Akrilik/Fleksi

3. Adanya

instruktur

lapangan

4. Model kerja

GTSL patah

2 Mampu

membuat

Gigi Tiruan

Lengkap

Lepasan

2.1 Mampu membuat

GTLL Heat Curing

2.2 Mampu membuat

GTLL Fleksi

2.3 Mampu

melakukan

1. Puskesmas

2. Rumah Sakit

3. FKG

4. ATG

5. RSGM

6. Laboratorium

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

protesa GTLL

2. Sarana dan

14

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan

Lahan Praktek

Kriteria Lahan

Praktek

Reparasi GTLL

2.4 Mampu

melakukan

Rebasing GTLL

Teknik Gigi

Swasta

(2.1 Hanya Pada

2,3,4,5 dan 6)

prasarana untuk

pembutan GTLL

Akrilik

3. Adanya

instruktur

lapangan

3 Mampu

membuat

Gigi Tiruan

Lepasan

Kerangka

Logam

3.1 Mampu membuat

GTSL kerangka

Logam

3.2 Mampu membuat

GTLL kerangka

Logam

3.3 Mampu membuat

GTKL Kombinasi

1. Rumah Sakit

type A

2. FKG

3. ATG

4. RSGM

5. Laboratorium

Teknik Gigi

Swasta

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

prothesa GTKL

2. Sarana dan

prasarana untuk

pembuatan

GTKL

3. Adanya

instruktur

lapangan

4

Mampu

membuat

Gigi Tiruan

Cekat /

Crown &

Bridge Work

4.1 Mampu membuat

GTC/Crown &

Bridge Work

Akrilik

4.2 Mampu membuat

Crown & Bridge

Work All Metal

4.3 Mampu membuat

Inlay /Uplay Metal

4.4 Mampu membuat

Pasak

4.5 Mampu membuat

GTC Crown &

Bridge Work

Kombinasi

4.6 Mampu membuat

GTC Crown &

Bridge Work resin

komposit

1. Puskesmas

2. Rumah Sakit

Type A dan B

3. FKG

4. ATG

5. RSGM

6. Laboratorium

Teknik Gigi

Swasta

7. Puskesmas

hanya pada

4.1

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

protesa GTC

2. Sarana dan

prasarana untuk

pembuatan

GTC

3. Adanya

instruktur

lapangan

5. Gigi Tiruan 5.1 Mampu membuat 1. ATG 1. Tersedianya

15

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan

Lahan Praktek

Kriteria Lahan

Praktek

Porcelain

Crown &

Bridge Work

Porcelain Fused to

Metal Crown &

Bridge Work

5.2 Mampu membuat

Inlay/uplay all

Ceramic

5.3 Mampu membuat

GTC Crown &

Bridge Work all

Ceramic

5.4 Mampu membuat

Gigi Tiruan Cekat

dengan abutment

Implant GTC

Crown & Bridge

Work

2. RSGM

3. Laboratorium

Teknik Gigi

Swasta

model kerja

untuk

pembuatan

protesa GT

Porcelain

2. Sarana dan

prasarana untuk

pembutan GT

Porcelain

3. Adanya

instruktur

lapangan

6.

Mampu

Membuat

peranti

Orthodonti

Lepasan

7.1 Mampu membuat

Retainer

7.2 Mampu membuat

Aktivator

1. Puskesmas

2. Rumah Sakit

3. FKG

4. ATG

5. RSGM

6. Laboratorium

Teknik Gigi

Swasta

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

peranti

orthodonti

lepasan

2. Sarana dan

prasarana

untuk

pembuatan

peranti

orthodonti

lepasan

3. Adanya

instruktur

lapangan

7.

Maxillo facial 7.1 Mampu membuat

Obturator

7.2 Mampu membuat

Feeding Plate

7.3 Mampu membuat

1. Rumah

Sakit

2. FKG

3. ATG

4. RSGM

1. Tersedianya

model kerja

untuk

pembuatan

protesa

16

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan

Lahan Praktek

Kriteria Lahan

Praktek

Protesa Mata

7.4 Mampu membuat

Protesa Hidung

7.5 Mampu membuat

Protesa Telinga

5. Laboratoriu

m Teknik

Gigi Swasta

maxilla facial

2. Sarana dan

prasarana

untuk

pembuatan

protesa

maxilla facial

3. Adanya

instruktur

lapangan

Kriteria Masing-masing Area Lahan Praktik

a. Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang keteknisian

Gigi sesuai dengan kriteria pembimbing praktik.

b. Adanya sarana dan prasarana Laboratorium Teknik Gigi sesuai

dengan standar kompetensi.

c. Adanya kerjasama (MOU).

17

BAB IV

PENUTUP

Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Teknik Gigi ini

merupakan acuan bagi pengelola Pendidikan Diploma III Teknik

Gigi dan pembimbing institusi serta pembimbing lahan

praktik/instruktur yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

praktik. Disamping itu, buku ini juga sebagai acuan bagi para

pembimbing teknis lahan praktik dan pembimbing institusi dalam

upaya meningkatkan kualitas praktik secara optimal yang pada

akhirnya akan meningkatkan kualitas kompetensi lulusan dibidang

keteknisian gigi.

Standar lahan praktik pendidikan Diploma III Teknik Gigi ini

digunakan sebagai acuan yang bersifat umum. Dalam

implementasinya masih memungkinkan untuk diadakan

penyesuaian dengan kebutuhan lahan praktik Pendidikan Diploma

III Teknik Gigi dan kondisi setempat, dengan catatan tidak

bertentangan dengan standar lahan praktik dan tidak mengabaikan

kompetensi lulusan.

Instiusi pendidikan dan lahan praktik hendaknya senantiasa

mengikuti perkembangan IPTEK dibidang keteknisian gigi di setiap

area yang digunakan sebagai lahan praktik.

KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Gigi ini berhasil disusun atas partisipasi

aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat:

Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA, Dra. Trini Nurwati, M.Kes,

Ismawiningsih, SKM, MKM, Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM, Asep Fithri

Hilman, S.Si, M.Pd, Eric Irawati, S.SiT, Ns I Ratnah, S.Kep, Dora Handyka,

S.St, Matadih, S.Sos, Anjung Trisnawati, A.Md,

Tingkat Daerah:

Rahmaniwati, AMTG, S.Pd, M.Kes (Poltekkes Jakarta II); Suroto, AMTG,

S.Pd, M.Kes (Poltekkes Jakarta II); drg. Bintang Simbolon, M.Kes (Poltekkes

Tanjung Karang); drg. Suryani Catur.S, M.Kes (Poltekkes Tanjung Karang);

Fitriawati, AMTG (Poltekkes Tanjung Karang); drg. Syahrida Lubis, Sp.Pros;

Cantri Deliana Sinaga, AMTG (Stikes Hang Tuah Pekanbaru); drg, Mara

Gustina (IIK Bhakti Wiyata Kediri); drg. Yogi Rinaldi (IIK Bhakti Wiyata Kediri);

Sukadaryanto, AMd.

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan

Praktik Diploma III Teknik Gigi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.