SKRIPSI -...

192
PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI (Penelitian Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SITI MAHMUDAH NIM : 104016100419 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM

TERINTEGRASI NILAI (Penelitian Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI MAHMUDAH NIM : 104016100419

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)

HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP EKOSISTEM YANG BERNUANSA NILAI

Oleh

SITI MAHMUDAH

NIM: 104016100419

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Dr. Zulfiani NIP.150368741

Disahkan Oleh:

Ketua Jurusan

Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si

NIP: 150222933

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA

PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI

PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI”. (Quasi Eksperimen di MA

At-Taqwa Tangerang) diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada, 29 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, 29 Maret 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............ NIP. 150 299 933

Sekertaris (Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd ........... ............ NIP. 19790510 200604 2001

Penguji I Prof. Dr. Zurinal Z ............ ............ NIP. 150 170 330

Penguji II

Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............ NIP. 150 222 933

Mengetahui :

Dekan,

Prof. Dr. Dede. Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

ABSTRACT

Siti Mahmudah, The Different of Result Learn Biology between Cooperative Learning Type STAD (Student Team Achievement Division) and Expository Method (Quasi Experiment in MA At-Taqwa Tangerang). Majors Education of Natural Sciences, Biology Program Study Education, Faculty Science Tarbiyah and Teachership, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. This research aim to know which one better of result learn biology cooperative learning type Student Team Achievement Division or expository method and how are the students respon in ecosystem concept value. This research held in MA At-Taqwa Tangerang. Taking samples were done by using random sampling technique. Sample research amount to 52 students of X class, which is divided two group, that is X-c class student as a experiment group and X-b class student as a group control. Hypothesis that raised is null hypothesis ( Ho) which is not different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value and alternative hypothesis ( Ha) that is different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value in ecosystem concepts value. Data analysis use uji-t ( t-test ). In this research are obtained ( t-count ) equal to 3,77, with 5% signification level and degree of freedom (db) equal to 50 obtained (t-table) equal to 2,00. The result is ( t-count ) bigger than (t-table) ( 3,77 > 2,00). It means null hypothesis ( Ho) is refused and alternative hypothesis (Ha) is accepted expressing there are different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value in ecosystem concepts’s value. The result of this research, result learn biology of cooperative learning type Student Team Achievement Division better than result learn biology of expository method in ecosystem concepts’s value. Keyword: cooperative learning, STAD (Student Team Achievement Division), expository method, result learn, and value

i

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

ii

ABSTRAK

Siti Mahmudah, Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Dengan Metode Ekspositori Pada Konsep Ekosistem Terintegrasi Nilai (Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah hasil belajar biologi yang lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori. Penelitian ini di laksanakan di MA At-Taqwa Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian berjumlah 52 siswa kelas X, yang terbagi dua menjadi dua kelompok, yaitu siswa kelas X-c sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas X-b sebagai kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis nihil (Ho) yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Analisis data menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini diperoleh t-hitung sebesar 3,77, dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) sebesar 50 diperoleh t-tabel sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel (3,77 > 2,00). Hal ini berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Maka kesimpulan penelitian ini adalah hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi menggunakan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD (Student Team Achievement Division), metode ekspositori, hasil belajar, dan nilai .

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi.Wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah, dengan rahmat dan hidayah-Nya yang selalu

tercurah kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji syukur

kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya kepada jalan

kebenaran dan untuk menuju cahaya kemulyaan.

Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD (Student Team

Achievement Division) dengan Metode Ekspositori pada Konsep Ekosistem

Terintegrasi Nilai” ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk mendapat

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) .

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah mendukung dan membantu atas terselesainya skripsi ini, orang-

orang tersebut adalah :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA.

4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah memberikan masukan

serta bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, serta kasih

sayangnya yang telah diberikan selama ini serta kakak-kakak dan adik-adikku

yang selalu memberikan bantuan, semangat dan perhatiannya selama ini.

iii

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Pendidikan IPA Biologi.

7. Bapak Drs. Anto Supriyatno selaku Kepala Sekolah MA At-Taqwa

Tangerang.

8. Guru dan staf di MA At-Taqwa Tangerang khususnya untuk Ibu Qurrata

A’yun S.Si selaku guru biologi terima kasih atas bantuannya selama ini.

9. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

10. Teman-teman terbaikku: Huda, Siti Aflaha, Fitri, Yanti, Iis, Yuyun, Sri, Mila

yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta teman-teman Jurusan

IPA angkatan 2003 dan 2004 yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu.

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

adanya keterbatasan kemampuan penulis sehingga diperlukan proses belajar yang

lebih baik lagi, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak

yang terkait.

Jakarta, November 2009

Penulis

iv

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

v

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem

No. Indikator Ranah Kognitif Σ % C1 C2 C3

1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 2*, 0 2 4%

2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 0 13*, 47* 11* 3 6%

3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.

3*, 42** 0 0 2 4%

4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem 6 0 0 1 2%

5. Menyebutkan fungsi komponen ekosistem

8*, 12, 34*

9, 32*, 33, 40* 7, 23* 9 18%

6. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem. 0 10 0 1 2%

7. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem.

5*, 31, 45, 26*,

4*, 14*18, 20, 21, 46, 48*, 49,

17*, 19,

22, 50

16 32%

8. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 25** 36** 0 2 4%

9. Memberi contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 35**, 41*, 43**,

44* 0 4 8%

10. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

29, 30** 16**, 15, 27,

28** 6 12%

11. Menyebutkan tipe-tipe ekosistem. 24, 37*, 38*, 39 0 4 8%

Keterangan: *valid **validasi konten

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS ......................................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9

1. Hakikat Pembelajaran Menurut Teori Konstruktivisme ............ 9

a. Konstruktivisme .................................................................... 9

b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA ........... 13

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................. 21

d. Metode Ekspositori ............................................................. 24

e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD dan Metode Ekspositori .......................................... 26

2. Nilai-nilai Sains ....................................................................... 26

a. Pengertian Nilai .................................................................. 26

b. Nilai Sains .......................................................................... 28

3. Hasil Belajar Biologi ............................................................... 30

a. Pengertian Belajar .............................................................. 30

v

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar......................... 32

c. Hasil Belajar ....................................................................... 34

d. Konsep Ekosistem .............................................................. 36

B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai dalam Sains ........... 37

C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 41

D. Kerangka Pikir .............................................................................. 42

E. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45

A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 45

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 45

C. Metode Penelitian ......................................................................... 45

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 46

E. Variabel Penelitian ........................................................................ 46

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 47

G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 48

1. Tes Kognitif .......................................................................... 48

2. Angket/Kuesioner .................................................................. 49

H. Kalibrasi Instrumen ....................................................................... 49

1. Uji Validitas ........................................................................... 50

2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 51

3. Tingkat Kesukaran ................................................................. 52

4. Daya Pembeda Soal ............................................................... 53

I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53

1. Analisis Data Kuantitatif ........................................................ 53

a. Uji Normalitas ................................................................. 53

b. Uji Homogenitas .............................................................. 53

2. Analisis Data Kualitatif .......................................................... 55

J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 56

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 56

1. Hasil Pre Test .......................................................................... 56

vi

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56

b. Kelas Kontrol ................................................................... 56

2. Hasil Post Test ........................................................................ 56

a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56

b. Kelas Kontrol ................................................................... 57

B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................... 57

1. Uji Normalitas Data ................................................................. 57

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................... 57

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................... 58

2. Uji Homogenitas Data ............................................................. 58

a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ............................... 58

b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ....................................... 58

C. Analisis Data ................................................................................... 59

1. Uji-t (t-test) ............................................................................... 59

2. Uji Hipotesis Statistik ............................................................... 60

3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai

Religi dan Nilai Praktis ............................................................. 60

D. Pembahasan ..................................................................................... 61

1. Hasil Belajar Biologi Siswa ..................................................... 61

2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai .......... 63

3. Keterbatasan dalam Penelitian ................................................. 64

BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 66

A. Kesimpulan .................................................................................... 66

B. Saran................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

LAMPIRAN ........................................................................................................ 70

vii

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Metode

Pembelajaran Konvensional ........................................................... 18

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 20

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 23

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ekosistem yang bernuansa Nilai Religi dan Praktis

............................................................................................................................... 49

Tabel 3.3 Derajat Validiasi Soal ........................................................................... 51

Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal ....................................................................... 52

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 53

Tabel 4.1 Tabel Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 56

Tabel 4.2 Tabel Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................... 57

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors ................................. 58

Tabel 4.4 Hasil Pemgujian Homogenitas dengan Uji Fisher ................................ 59

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Kuesioner ................................................................. 60

viii

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ...................................................................... 44

ix

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ............................................................................................................ 71

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................. 74

3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................ 80

4. Tes Hasil Belajar ............................................................................................ 86

5. Kunci Jawaban ................................................................................................ 89

6. Kisi-kisi Penguasaan Konsep Ekosistem ........................................................ 90

7. Pembagian Kelompok STAD (Student Team Achievement Division) .......... 99

8. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 100

9. Tes Individu .................................................................................................. 104

10. Angket Respons Siswa terhadap Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai 106

11. Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ......................... 109

12. Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES .................................................. 112

13. Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES ........................................... 113

14. Korelasi Butir dan Skor Total dengan ANATES .......................................... 114

15. Reliabilitas Uji Coba dengan ANATES ........................................................ 115

16. Rekap Analisis Butir dengan ANATES ........................................................ 116

17. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen ..................... 117

18. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol ............................ 118

19. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen .................... 119

20. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol .......................... 120

21. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)

dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen .................... 121

22. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)

dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ............................ 124

23. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)

dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen ................... 127

24. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)

dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ........................... 130

x

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

25. Uji Normalitas Data ...................................................................................... 133

26. Uji Homogenitas Data ................................................................................... 136

27. Pengujian Hipotesis...................................................................................... 139

28. Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ................... 142

29. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa

Nilai ............................................................................................................... 150

30. Harga Kritik dari r-Product Moment ........................................................... 155

31. Nilai Persentil untuk Distribusi F................................................................. 156

32. Lembar Uji Referensi

33. Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

34. Surat Pernyataan Ilmiah

35. Surat Bimbingan

36. Surat Izin Penelitian

37. Surat Keterangan dari MA Attaqwa Tangerang

xi

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

SURAT PERNYATAAN ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Mahmudah

NIM : 104016100419

Jurusan/Semester : Pendidikan IPA-Pendidikan Biologi / 12 (Dua Belas)

Angkatan Tahun : 2004

Alamat : Jl. KH. Mu’min No.1 Kamps.Attaqwa Rt.04/09

Kel.Belendung Kec. Benda Tangerang-Banten 15123.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi dengan judul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT

TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN METODE EKSPOSITORI

PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI” adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Dr. Zulfiani, M.Pd

NIP : 19760309 20050112 002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima konsekuensi secara akademis, apabila ternyata skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Jakarta, 22 Juni 2010 Yang Menyatakan, Siti Mahmudah

Penulis & Peneliti

xii

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

xiii

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat.

Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini

adalah pembangunan nasional. Ada banyak pengaruh yang memberikan arah

kepada pembangunan nasional. Pengaruh yang sangat menonjol berasal dari

penerapan ilmu dan teknologi. Seirama dengan perkembangan itu, tidak

hanya terjadi perbenturan dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat,

tetapi bahkan terjadi pula perubahan-perubahan nilai.

Tugas pendidikan tidak hanya terbatas pada mengalihkan hasil-hasil

ilmu dan teknologi. Selain itu, bidang pendidikan bertugas pula menanamkan

nilai-nilai baru yang dituntut oleh perkembangan ilmu dan teknologi pada diri

anak didik dalam kerangka nilai-nilai dasar yang telah disepakati oleh bangsa

Indonesia.1

Undang-Undang No.2 Tahun 1989 maupun UU no.20/2003

merumuskan Tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini berarti tujuan pendidikan sains pun

harus mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan ranah afektif.

Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam kehidupan

sehari-hari. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada,

menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan formal untuk dapat

1 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia,

1990), h. 1

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

2

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan

mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik khususnya bidang

ilmu pengetahuan alam (IPA).

Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan dalam

hal memperoleh pengetahuan dan perubahan tingkah laku seseorang . Untuk

menghasilkan perubahan tidaklah mudah, ada faktor-faktor tertentu yang

dapat mempengaruhi proses tersebut. Dalam pengajaran IPA guru harus

memahami hakikat proses pembelajaran IPA yang meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotor. Setara dengan pendapat yang diungkapkan Gordon

dalam Mulyasa menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung

dalam konsep kompetensi belajar yaitu pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, sikap dan minat.2

Sekolah merupakan sarana formal yang digunakan untuk belajar.

Pada proses pembelajaran seharusnya siswa dapat berperan aktif untuk

mengembangkan potensi dirinya. Akan tetapi, masih banyak sekolah yang

gurunya berperan sebagai pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga

siswa menjadi pasif.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MA At-Taqwa Tangerang

di Jl. KH. Mu’min Rt 05/09 Belendung Benda Tangerang, kegiatan

pembelajaran masih terpusat pada guru. Jadi siswa hanya aktif mendengarkan

apa yang diajarkan oleh guru. Siswa menerima informasi dan pengetahuan

secara verbal sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh dengan

pembelajaran yang demikian. Padahal pembelajaran yang tepat dapat

mempengaruhi motivasi siswa untuk lebih giat dan bersemangat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. Siswa hanya diberikan

kesempatan bertanya setelah pelajaran selesai. Hanya siswa tertentu yang

aktif bertanya apabila tidak mengerti dengan materi yang telah dipelajarinya.

Selain itu, siswa menganggap biologi itu pelajaran yang membosankan

2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h. 38-39

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

3

karena terlalu banyak hafalan. Selain itu, siswa kurang antusias dan terlihat

jenuh saat guru menerangkan pelajaran biologi. Keadaan ini sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, siswa membutuhkan

metode yang tepat dan menarik supaya lebih mudah untuk menerima konsep-

konsep yang berhubungan dengan biologi.

Tahun 2006 pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang menekankan pada pengembangan kompetensi dasar yang

dimiliki oleh siswa. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum

2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Pengembangan kurikulum ini mengacu pada Standar Pendidikan Nasional

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang dinyatakan dalam

pasal 36 ayat 1. 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirancang

agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten (memiliki pengetahuan,

sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari kebiasaan berpikir dan

bertindak. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada

ketercapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan

keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber

belajar yang bukan hanya guru, serta penilaian yang menekankan pada proses

dan hasil belajar. 4

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi

siswa yaitu dengan memberikan metode dan pendekatan yang bervariasi

sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Guru dalam memberikan

pelajaran menggunakan metode dan pendekatan, untuk melayani, mendidik

dan mengajar agar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, maka perlu

diterapkan suatu pembelajaran yang mengacu pada teori belajar kognitif.

Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA dijabarkan melalui

konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri.

Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan pendekatan

3 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 15 4 R. Bambang A. Soekisno, Bagaimanakah Perjalanan Kurikulum Nasional (pada pendidikan

dasar dan menengah), http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 Nopember 2007)

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

4

konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif

merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPA yang antara lain

memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap, menanamkan sikap hidup ilmiah, memberikan

keterampilan untuk melakukan pengamatan, mendidik siswa untuk mengenal,

mengetahui cara kerja serta mengahrgai para ilmuwan penemunya dan

menggunakan serta menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan. 5

Pembelajaran kooperatif juga merupakan suatu model pembelajaran

yang dibentuk dalam suatu kelompok kecil di mana siswa bekerjasama dalam

mengoptimalkan keterlibatannya dan anggota kelompoknya dalam belajar.

Menurut Tantra dan Tengah (1999) dalam Selamat, siswa diberikan dua

macam tanggung jawab pada belajar kooperatif yaitu, mempelajari dan

menyelesaikan materi tugas yang diberikan serta menyakinkan diri dan

anggota kelompok lainnya. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif mempunyai

tiga tingkatan sasaran, yaitu kooperatif, kompetisi, dan individualisasi. Ketiga

sasaran ini penting diupayakan dalam proses pembelajaran. Sasaran

kooperatif merupakan hal yang paling dominan dalam interaksi belajar

mengajar. Tiga tingkatan sasaran dalam pembelajaran kooperatif tersebut

yang membedakan dengan model berkelompok biasa.6

Pembelajaran kooperatif dapat membantu pembentukan kepribadian

siswa. Kepribadian dapat dikembangkan dengan bekerja sama dengan orang

lain untuk mencapai hal-hal yang baik. Kerja sama sangat diperlukan dalam

pembelajaran kooperatif sebagai bentuk interaksi siswa di lingkungan kelas,

terutama untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Menurut Johnson and Johnson dalam Zuchdi, sejak tahun 1970-an di

Amerika Serikat terjadi suatu gerakan dalam pendidikan yang disebut

Cooperative Learning ‘belajar secara kooperatif’ berbagai pendekatan untuk

5 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 142 6 I Nyoman Selamat, Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Bermain

untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep-konsep Kimia SMU, h. 37

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

5

mengajarkan kepada murid-murid cara bekerja sama dalam mengerjakan

tugas-tugas akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila proses

pendidikan tersebut dilakukan secara efektif, pembelajaran yang bersifat

akademik dan yang bersifat sosial berlangsung dengan lebih baik.7

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang

diterapkan salah satunya STAD. STAD merupakan pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok

digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran dengan cara kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan

suasana yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan bekerja

satu sama lain dengan anggota kelompoknya. Tercapainya tujuan

pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya seiring dengan peningkatan

minat dan motivasi belajar karena minat belajar berkorelasi positif dengan

hasil belajar.8

Selain dengan pembelajaran kooperatif, metode ekspositori

merupakan metode yang tepat untuk biologi karena dengan bantuan alat

bantu dan media dapat memperjelas penyampaian informasi sehingga

memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep biologi tanpa

menghafal.

Jadi dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan peserta

didik diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, sikap, dan minat agar dapat melakukan sesuatu dalam

bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung

jawab.9 Di antara aspek-aspek tersebut, nilai merupakan aspek penting yang

perlu dikembangkan. Menurut Manan yang dikutip dalam Suroso nilai adalah

serangkaian sikap yang menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang

harus dibuat untuk menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan

7 Darmiyati Zuchdi, Pendekatan Pendidikan Nilai secara Komprehensif sebagai suatu

Alternatif Pembentukan Akhlak Bangsa, Cakrawala Pendidikan, No. 3 Th. XX Juni 2001, h. 164 8 Isjoni, Op. Cit, h. 16 9 Mega Iswari, Pendidikan untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-Globalisasi,

Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. II No. 1 Juni 2001, h. 3

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

6

aktivitas yang dapat diukur.10 Dengan demikian nilai dimaknai sebagai

standar pertimbangan perilaku dalam kehidupan seseorang.

Sains/biologi merupakan bidang studi yang memberikan banyak

kesempatan untuk mengungkapkan nilai-nilai, sebab sains menyentuh banyak

segi kehidupan manusia. Nilai-nilai dan pengajaran sains saling berkaitan.

Proses pengungkapan nilai-nilai seseorang tergantung pada pengetahuan

tentang fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut dengan tingkat nilai-nilai,

seorang guru membuat pengetahuan yang diajarkannya menjadi relevan

dengan kehidupan sehari-hari.11 Nilai-nilai yang terkandung dalam sains

antara lain: nilai religius, nilai praktis, nilai intelektual, nilai ekonomi, dan

nilai sosio-budaya. Pengajaran sains yang disertai pengungkapan nilai-nilai

yang terkandung dalam konsep ekosistem. Karena ekosistem membahas hal-

hal yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup seperti : faktor biotik

dan abiotik yang mendukung kehidupan makhluk itu sendiri serta interaksi

antara makhluk hidup dengan lingkungan maupun antara makhluk hidup

dengan makhluk hidup lainnya.

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dan metode ekspositori

akan memberikan suasana berbeda bagi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar untuk memahami dan mempelajari nilai-nilai yang terkandung

dalam konsep ekosistem khususnya nilai religi dan praktis sehingga akan

mempengaruhi hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik

untuk mengambil judul : “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM

TERINTEGRASI NILAI.” (Sebuah quasi eksperimen di Madrasah

Aliyah At-Taqwa Tangerang)

10 Suroso Adi Yudianto, Op. Cit., h. 51-52 11 I Wayan Suja, Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam

Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH.XXXIII September 2000,

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru, bukan pada siswa.

2. Dengan model pembelajaran yang ada siswa cenderung merasa jenuh

sehingga mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar (KBM) .

3. Metode yang kurang tepat menyebabkan hasil belajar juga rendah.

4. Adanya pergeseran nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga diperlukan penanaman nilai-nilai

yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar masalah yang dikemukakan

tidak meluas, maka :

1. Siswa yang dimaksud dibatasi pada siswa kelas X tahun ajaran

2008/2009 MA at-Taqwa Tangerang.

2. Strategi pembelajaran dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

untuk kelas eksperimen dan metode ekspositori untuk kelas kontrol.

3. Nilai-nilai ekosistem yang dikaitkan dibatasi pada nilai praktis dan nilai

religius.

4. Objek penelitian dibatasi pada ranah kognitif hasil belajar biologi siswa

kelas X semester 2 pada konsep Ekosistem.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu : Manakah yang menunjukkan hasil belajar

biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan

metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai ? Bagaimanakah

respon siswa terhadap nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?

h. 99

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

8

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang peneliti inginkan, yaitu: mengetahui

manakah yang menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi,

pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada

konsep ekosistem terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap

nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai sumber informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan metode ekspositori serta penerapannya di dalam kelas.

2. Sebagai suatu alternatif yang dapat berguna bagi perbaikan metode belajar

agar pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.

3. Sebagai bekal untuk membantu peningkatan hasil belajar biologi yang

lebih optimal.

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Teori Konstruktivisme

a. Konstruktivisme

Teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori

belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini

biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan

kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk

belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir

hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud

dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.

Seperti yang dikutip Poedjiadi (1999) dalam Hamzah, Piaget

mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh

seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak

bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri

merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan

dan keadaan keseimbangan. 1

Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri. Von

Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi

kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.2 Pandangan konstruktivis

Abruscato dan Slavin dalam pembelajaran mengatakan, bahwa anak-anak

1Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme,

http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (9 Januari 2008) 2 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2007), h. 37

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

10

diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar

secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi.3

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang

bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang

dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru,

apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan

pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang

mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan

konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:4

1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah

ada.

2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri

pengetahuan mereka.

3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui

proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan

pembelajaran terbaru.

4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan

dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan

pemahamannya yang sudah ada.

5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.

Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya

tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan

pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.

Menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan seseorang bersifat

temporer, terus berkembang, terbentuk dengan mediasi masyarakat dan budaya.

Pengetahuan itu tidak pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri

seseorang terbentuk ketika seseorang mengalami tempaan kognitif. Melalui

3 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 4 http://www.wikipedia.org/konstruktivisme ( 9Januari 2009)

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

11

perspektif ini belajar dapat dipahami sebagai proses terbentuknya konflik

kognitif yang bergulir dengan sendirinya dalam diri seseorang ketika yang

bersangkutan memperoleh pengalaman kongkrit, wacana kolaboratif, dan

kegiatan melakukan refleksi.5 Jadi pengetahuan seseorang akan terus

berkembang apabila selalu memperoleh pengalaman untuk mengasah struktur

kognitif dalam dirinya.

Menurut rujukan konstruktivisme setiap orang yang belajar

sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri.6 Dalam hal ini siswa harus

aktif untuk dapat mengembangkan pengetahuan mereka.

Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa

siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya

berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa

tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai

ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Sehubungan dengan hal di

atas, Tasker mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar

konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya

membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.

Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang

diterima.7

Implikasi dari pandangan dengan konstruktivisme di sekolah ialah

pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke

siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman

nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains Piaget

mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang

5 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar

Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2, OKTOBER 2002, h. 116

6 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), h. 169

7 Hamzah, Op Cit.

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

12

menghendaki partisipasi aktif dari siswa, sehingga di sini peran guru berubah,

dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosa dan fasilitator

belajar siswa.8

Pembelajaran dan perspektif konstruktivisme mengandung empat

kegiatan inti. Pertama, pembelajaran konstruktivisme berkaitan dengan

pengetahuan awal (prior knowledge) siswa. Kedua, pembelajaran

konstruktivisme mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience).

Ketiga, dalam pembelajaran terjadi interaksi sosial (social interaction).

Keempat, pembelajaran konstruktivisme membentuk kepekaan siswa

terhadap lingkungan (sense making).9

Implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan

anakyang dikutip Poedjiadi (1999) adalah sebagai berikut: (1) tujuan

pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan

individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan

setiap persoalan yang dihadapi, (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa

sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan

dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah

seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah

dalam kehidupan sehari-hari dan (3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan

dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah

berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang

kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.10

Menurut Vygotsky, implikasi utama dalam pembelajaran

menghendaki seting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan siswa

berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah

yang efektif masing-masing zona perkembangan terdekat mereka.

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang

rendah hasil belajarnya, karena siswa itu dapat meningkatkan motivasi, hasil

8 Nuryani Rustaman, Op Cit., h. 171 9 Ibid 10 Hamzah, Op Cit.

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

13

belajar dan menyimpan materi pelajaran yang lebih lama karena ia

mengkonstruk pemahamannya dari pengalaman sendiri.11

Sains/IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,

yang mengandung pertanyaan, pencarian, pemahaman, serta penyempurnaan

jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik alam sekitar. Sains/IPA

merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu

cara berpikir sebagai suatu struktur pengetahuan yang utuh. 12 Metode

Science mengajar kita bagaimana cara memecahkan masalah, bagaimana

mengambil kesimpulan, dengan cara yang teratur, dan menghemat tenaga,

pikiran dan waktu.13 Oleh karena itu, siswa harus membangun atau

mengkonstruk pengetahuan yang belum mereka ketahui di alam agar mereka

dapat memahami apa yang mereka cari tentang sains/IPA itu sendiri. Dengan

demikian proses pembelajaran sains/IPA tidak hanya mengembangkan

aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan ilmiah tetapi juga

mengajarkan siswa untuk berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan mereka

sendiri.

b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran

dalam bentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri atas siswa-

siswa dengan tingkatan kemampuan yang berbeda, menggunakan aneka

macam aktivitas pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman mereka

tentang suatu subjek. Masing-masing anggota kelompok tidak hanya

mempelajari apa yang diajarkan tetapi juga saling membantu anggota

kelompoknya untuk berprestasi.14

11 Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun Ke-9, November 2003, h. 791-792

12 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), h. 211

13 Soekarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bharara, 1973), h. 25 14 Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari

2009)

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

14

Belajar kooperatif adalah sejenis belajar berkelompok yang

melibatkan 4-6 orang peserta didik. Di dalam kelompok ini, peserta didik

bekerja bersama-sama di bawah pengawasan pendidik menyelesaikan tugas

yang disediakan oleh guru. Di dalam diskusi kelompok tersebut, peserta didik

mengemukakan pendapatnya dan seorang anggota kelompok dapat diangkat

sebagai pimpinan kelompok untuk mengambil inisiatif menyimpulkan hasil

diskusi.15

Eggen dan Kauchak mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling -

membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini

juga dinamakan “belajar teman sebaya.”

Menurut Slavin (1997) seperti yang dikutip dalam Nur dan

Wikandari, pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan

siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode

pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu

dalam belajar.

Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting

pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,

dan pengembangan keterampilan sosial.16

Menurut Rustaman et al. (2003), Pembelajaran kooperatif merupakan

salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena

mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri

melalui berpikir rasional .

Menurut Sugandi (2002) sistem pembelajaran gotong royong atau

cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

15 A. Syukur Ghazali, Op Cit., h. 115 16 Anwar Holil, Pembelajaran Kooperatif,

http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9 Januari 2009)

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

15

dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan

pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari

sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar

kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang

bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja

seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang

dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan

kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain

selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang

maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong

royong, yaitu:17

a. Saling ketergantungan.

Saling ketergantungan didasari dengan adanya kepentingan yang sama

atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang

merupakan merupakan keberhasilan anggota yang lain atau sebaliknya.

b. Tanggung jawab perseorangan.

Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya,

karena tujuan pembelajaran kooparetif adalah menjadikan setiap anggota

kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya

c. Tatap muka.

Adanya interaksi langsung antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak

adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan

saling hubungan timbal balik yang positif sehingga dapat mempengaruhi

hasil pendidikan dan pengajaran.

d. Komunikasi antar anggota.

Untuk memperoleh informasi para siswa perlu mengadakan perbaikan-

perbaikan. Komunikasi sangat penting untuk menyampaikan ide dari

17 Ina Karlina, S.Pd, Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah

Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa, (9 Januari 2009)

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

16

masing-masing anggota.18

e. Proses kelompok.

Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok) merupakan tujuan terpenting yang diharapkan dapat

dicapai pembelajaran kooperatif.

Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan sekumpulan strategi pembelajaran dalam kelompok-

kelompok kecil yang digunakan guru agar siswa saling membantu dan

bekerja sama mempelajari sesuatu untuk mencapai prestasi mereka.

Shepardson dalam Ghazali menyebutkan beberapa ciri Belajar Kooperatif

(BK) seperti berikut ini:19

1. Pendidik harus mengupayakan terwujudnya interaksi antarpeserta didik yang

berada dalam sebuah kelompok (student-to-student interaction).

2. Pendidik harus menciptakan interdependensi positif di kalangan anggota

kelompok. Artinya, masing-masing anggota kelompok harus diupayakan

terlibat dalam kegiatan belajar ini.

3. Kemampuan masing-masing anggota kelompok diperhitungkan secara adil

(individual accountability).

4. Strategi BK menekankan pada pencapaian tujuan bersama (group process

skill).

Menurut Arends dalam Holil, pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 20

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan

materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

3. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

18 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 60-61 19 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar

Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2, OKTOBER 2002: 115-131, h.

20 Anwar Holil, Op Cit.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

17

kelamin yang berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif menurut Carin adalah: (a)

setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di

antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya

dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru hanya

berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.21

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:22

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

akademis.

b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif

berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada

individu.

Menurut Lickona ada delapan bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu:

(1) belajar berpasangan (learning partners), (2) susunan duduk berkelompok

(cluster group seating), (3) belajar bertim (student team learning), (4) belajar

dengan membahas berbagai topik dalam tim (Jigsaw learning), (5) mengetes

tim (team testing), (6) proyek kelompok kecil (small-group learning), (7)

kompetisi dalam tim (team competision), dan (8) proyek untuk seluruh kelas

(Whole-class project). Sedangkan menurut Slavin, terdapat lima metode

utama dalam pembelajaran bertim (Student Teams Learning). Tiga

diantaranya, berlaku secara umum pada senua bidang studi, yaitu sebagai

berikut: ”Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams-Games

Tournaments (TGT), and Jigsaw II’. Sedangkan dua metode lainnya hanya

berlaku secara khusus, yaitu: ”Cooperative Integrated Reading and

21 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

18

Composition (CIRC)” untuk pengajaran membaca dan menulis pada tingkat

2-8, dan ”Team Accelerated Instruction (TAI)” untuk pengajaran matematika

pada 3-6. Dari kelima metode pembelajaran kooperatif di atas penulis

menggunakan metode ”Student Teams-Achievement Division (STAD).” 23

Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran IPA selain dapat

mempermudah dalam proses pembelajarannya, tetapi juga dapat

mengembangkan nilai sosialnya seperti interaksi antara guru dengan siswa,

antara siswa dengan siswa lainnya, komunikatif, serta bersifat multi arah.

Sebaliknya, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat

tradisional di kelas yang didominasi oleh metode ceramah dan ekspositorik,

sehingga proses belajar lebih banyak didominasi oleh guru (teacher

centered). Menurut Johnson dan Johnson kelemahan pembelajaran

konvensional jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif adalah

sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran

Konvensional

Kelompok Pembelajaran Kooperatif Kelompok Pembelajaran Konvensional

1. saling tergantung secara posistif

2. pertanggungjawaban secara individual

3. heterogen 4. kepemimpinan bergantian 5. bertanggung jawab satu sama lain 6. pada tugas dan pemeliharaan 7. keterampilan sosial diajarkan

secara langsung 8. guru mengamati dan campur

tangan 9. memperhatikan keefektifan proses

kelompok

1. tidak ada saling ketergantungan 2. tidak ada pertanggungjawaban

individual 3. homogen 4. menunjuk seorang pemimpin 5. bertanggung jawab hanya

untuk dirinya 6. hanya menekan pada tugas 7. keterampilan sosial diabaikan 8. guru mengabaikan fungsi

kelompok 9. tidak memperhatikan

kefektifan proses kelompok

22 Ina Karlina, S.Pd, Op Cit. 23 I Wayan Koyan, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan

Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, No. 1TH.XXXVI Januari 2003, h. 3

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

19

Menurut Lickona ada beberapa keuntungan dari penggunaan

pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :24

1. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama

2. Membangun masyarakat di dalam kelas

3. Mengajarkan dasar keterampilan hidup

4. Meningkatkan prestasi akademik

5. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar (other alternative to tracking),

dan

6. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi.

Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:25

a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.

b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina

hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.

c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang

dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan

menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.

d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,

mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran

untuk memperoleh kesimpulan.

Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model

pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah

sebagaimana terlihat pada tabel 2. 2.26

24 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 4 25 Ina Karlina, Op Cit. 26 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

20

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkahlaku Guru

Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2: Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5: Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6: Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: (Arends, 1997) dalam Yusuf

Menurut Slavin dalam Karuru pendekatan konstruktivis dalam

pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar

teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-

konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep

itu dengan temannya.

Thompson berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif turut

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

21

menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA. Di dalam

pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok

kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang

terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud

kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis

kelamin dan suku.

Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan pengajaran. Semakin baik metode yang digunakan, maka

akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya.27

Guru dalam memberikan pelajaran menggunakan metode dan

pendekatan, untuk melayani, mendidik dan mengajar agar sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran yang

pada teori belajar kognitif. Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA

dijabarkan melalui konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan

mereka sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan

pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena

pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan

IPA yang antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama

dengan orang lain, berpikir kritis dan pada saat yang sama dapat

meningkatkan prestasi akademiknya. 28 Jadi siswa harus aktif membangun

pengetahuan mereka sendiri salah satunya dengan belajar kooperatif untuk

mencapai tujuan IPA.

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

pembelajaran kelompok yang paling awal ditemukan dan populer di kalangan

para ahli pendidikan dari Johns Hopkins University dan telah banyak

27 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 39 28 Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134, h. 122

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

22

diterapkan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang sangat mudah

diterapkan. 29 Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

menekankan pada aktivitasnya dan interaksi di antara siswa untuk saling

memotivasi dan saling menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal. 30Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi

kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen,

terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.31

Pembelajaran dalam STAD dilakukan dengan presentasi, bukan hanya

oleh 4-5 anggota tim, tetapi guru juga melakukan presentasi. Siswa mengikuti

kuis individual untuk menunjukkan berapa banyak yang telah mereka

pelajari. Skor kuis individu dijumlahkan untuk membentuk sebuah tim skor,

dan tim adalah imbalan atas kinerja mereka. Tim yang terdiri dari siswa

dengan berbagai kemampuan akademis, genders, dan ras.32

Pembelajaran tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan,

dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi semangat

pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai

tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugas.33

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama.34

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat

dalam tabel 2. 3 berikut ini:

29 Ibid, h. 126 30 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 74 31 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 32 http:://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009) 33 Perdy Karuru, Op Cit., h. 791 34www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKOOPERATIF

_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

23

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Presentasi kelas Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya

Kerja kelompok Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran

Tes Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu

Peningkatan skor individu Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok

Penghargaan kolompok Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan penghargaan.

Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam

menguasai materi yang disajikan serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa

belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan.35 Guru yang menggunakan

STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi

akademik baru kepada siswa setia minggu menggunakan presentasi verbal

atau teks. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa

diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor

perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang

35 Prayekti, Op Cit., h. 126

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

24

lalu.36

Penyajian kelas maksudnya adalah pengajaran yang dilakukan oleh

guru di dalam kelas. Pengajaran di dalam kelas pada STAD tidak begitu

berbeda dengan kegiatan pengajaran biasa, hanya pengajaran yang diberikan

harus difokuskan pada materi yang dibahas saja. Setelah guru menyajikan

materi sebanyak satu atau dua kali, barulah kemudian siswa bekerja dalam

kelompok menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam STAD, siswa akan

disusun beranggotakan empat siswa yang beragam dalam kemampunnya

ataupun jenis kelaminnya. Fungsi ditentukannya kelompok dalam STAD

adalah untuk saling meyakinkan bahwa semua anggota dapat bekerja sama

dalam belajar, lebih khusus untuk menyiapkan semua anggota dalam

menghadapi tes perorangan dengan baik. Kelompok menjadi hal yag sangat

penting dalam STAD, karena dalam kelompok harus tercipta suatu kerja

kooperatif antar siswa sebaya untuk mencapai kemampuan akademik yang

diharapkan. Untuk menentukan anggota suatu kelompok terlebih dahulu

siswa disusun berdasarkan ranking (peringkat) nilai rapor.

Kemudian guru memberikan tes untuk mengetahui skor individu

maupun kelompok. Langkah terakhir adalah pengakuan kelompok, dilakukan

dengan memberikan pujian sebagian penghargaan atas usaha yang dilakukan

kelompok selama belajar. Pujian ini diberikan kepada kelompok yang

mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.37

d. Metode Ekspositori

Metode ini sering dianggap sama dengan metode demonstrasi. Metode

ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua

dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau

sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan. 38

Mengajar dengan metode ekspositori berarti memadukan antara

metode demonstrasi dengan metode ceramah. Dalam menggunakan metode

36 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 37 Prayekti, Op Cit., h. 122 38 Nuryani Rustaman, Op Cit., h.108

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

25

ini seorang guru harus menyajikan dan memperagakan benda pada tempat

yang dapat dilihat oleh seluruh siswa sehingga siswa dapat memahami

informasi yang disampaikan dengan baik.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori guru

cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran yang aktif, sementara

siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru.

Pembelajaran ekspositori ini merupakan suatu proses pembelajaran yang

berpusat pada guru (”teacher centered”), guru menjadi sumber dan pemberi

informasi utama. Meskipun dalam ekspositori digunakan metode lain selain

ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media,

penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran)

bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.39

Tahapan pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:40

1. Tahap Pendahuluan

Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mencatat bila perlu.

2. Tahap Penyajian Materi

Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya

jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas

materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau

latihan.

3. Tahap Penutup

Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut

seperti penugasan dalam perbaikan dan pengayaan atau pendalaman

materi.

39 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori

terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, h.5 40 Ibid

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

26

e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dan Metode Ekspositori

Berbagai upaya dilakukan sebagai langkah untuk menyempurnakan

kurikulum serta peningkatan kualitas pembelajaran sains untuk mencapai

tujuan pembelajaran IPA yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achivement Division (STAD) menjadi salah satu alternatif

metode untuk meningkatkan hasil belajar IPA terutama biologi. Dengan

adanya model pembelajaran ini akan menarik minat siswa dalam proses

pembelajaran dan membantu para siswa untuk mencapai proses IPA,

keterampilan IPA, sikap ilmiah, sikap demokratis dan penerapannya di dunia

nyata. STAD dapat menyajikan proses belajar yang lebih bermakna dan

menyenangkan karena siswa bisa lebih dekat dan akrab dengan teman sebaya

mereka di kelas karena pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok.

Kebanyakan sekolah menggunakan metode ekspositori yang metodenya

berupa metode ceramah, tanya jawab dan juga di dukung oleh metode

demonstrasi. Akan tetapi dalam metode tersebut peranan guru lebih dominan

karena siswa hanya mendengarkan dan hanya menerima pengetahuan tanpa

adanya proses pencarian dan membangun pengetahuan.

2. Nilai-nilai Sains

a. Pengertian Nilai

Menurut Mardiatmaja nilai adalah suatu hakikat suatu hal, yang

menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas

manusia atau pantas dicintai, dihormati, dikagumi atau yang berguna untuk

suatu tujuan.41

Manan berpendapat bahwa nilai adalah serangkaian sikap yang

menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang harus dibuat untuk

menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan aktivitas yang dapat

41 Susriyati Mahanal, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH) sebagi

Pendidikan Nilai, Pendidikan Nilai, Tahun 2, No. 1 Nopember 1996, h. 74

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

27

diukur.42 Pendapat Milton yang dikutip Kosasih (1985) bahwa memaknai

nilai sebagai suatu kepercayaan atau keyakinan yang bersumber pada sistem

nilai seseorang mengenai apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan

seseorang. Dengan demikian nilai dimaknai sebagai standar penuntun

perilaku dalam kehidupan seseorang.

Fraenkel (1977:6-7) mengatakan bahwa nilai adalah ”an idea, a

concept about what some one thinks is important in life”. Ide atau konsep

tentang apa yang difikirkan dan dianggap penting oleh seseorang ini akan

menjadi standar berperilaku. Jika Fraenkel lebih memandang nilai itu berada

pada fikiran manusia, maka lain lagi dengan Al-Ghazali. Al-Ghazali

memandang bahwa keberadaan nilai itu ada dalam lubuk hati serta menyatu

raga di dalamnya menjadi suara dan mata hati atau hati nurani. 43

Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa nilai adalah

serangkaian sikap yang dapat dijadikan sebagai standar berperilaku serta

menyatu dalam hati nurani.

Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai konsepsi (tersirat atau

tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa

yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan

tujuan akhir tindakan. Bertens (1999) menganalisis ciri-ciri nilai ke dalam

tiga kategori, yaitu: pertama, nilai itu berkaitan subyek. Kedua, nilai tampil

dalam suatu konteks praktis, ketika subyek ingin membuat sesuatu. Ketiga,

nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambahkan subyek pada sifat-sifat yang

dimiliki obyek.44

Menurut Ivone Ambroise (1987), ”value is an abstract reality”.

Maksudnya nilai yang abstrak itu dapat dilacak dari tiga realitas, yaitu pola

tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap dari individu (pribadi atau

kelompok. Karena itu di dalam suatu masyarakat terdapat banyak individu

42 Mega Iswari, Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-

Globalisasi, Jurnal Pedagogi, Vol II No. 1 Juni 2001, h. 3 43 Sa’dun Akbar, Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai,

Pendidikan Nilai Tahun 1 No. 2 Mei 1996, h. 69 44 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Nilai, (bandung: Alfabeta, 2004), h. 13

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

28

dan banyak kelompok, maka nilai-nilai itu tidak perlu sama bagi seluruh

masyarakat, dan ketidaksamaan nilai itu bisa memacu timbulnya konflik. 45

Pendidikan nilai salah satu jenis pendekatannya adalah pendekatan

penanaman nilai yaitu suatu pendekatan yang memberi penekanan pada

penanaman nilai sosial dalam diri anak. Menurut Superka et al. (1976), tujuan

pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah diterimanya nilai-nilai sosial

tertentu oleh anak, berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

sosial yang diinginkan.46

Nilai-nilai ditanamkan pada seseorang melalui proses sosialisasi,

melalui sumber berbeda-beda: keluarga, lingkungan sosial, lembaga

pendidikan, agama, media massa, tradisi dan sebagainya. Dengan penanaman

nilai, maka siswa akan lebih memahami apa yang dikandung oleh suatu

materi atau pelajaran supaya mereka juga dapat menerapkan nilai-nilai yang

telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai Sains

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak

hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti

keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal

melakukan penyelidikan ilmiah.47

Science mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai ada dan

menjadi bagian integral dari suatu proses pendidikan, baik di dalam sekolah

maupun di dalam masyarakat umum.

Secara singkat, nilai-nilai science yang dapat ditanamkan dalam

pendidikan science adalah: 48

1) Kecakapan berfikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.

45 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang, dan Pelaksanaan, Aneka

Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII September 2000, h. 3 46 Mega Iswari, Op Cit., h..5 47 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf 48 Soekarno, dkk, Op Cit., h. 24-26

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

29

2) Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat dalam

eksperimentasi.

3) Memiliki sikap ilmiah, di antara lain:

a) Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan.

b) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-saran baru (toleran).

c) Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada

bukti-bukti yang meyakinkan benar.

d) Bebas dari ketakhyulan.

e) Dapat membedakan antara fakta dan opini.

f) Membuat perencanaan teliti sebelum bertindak.

g) Teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak.

h) Ingin tahu, apa, bagaimana, dan mengapa demikian ?

i) Mengahargai pendapat dan penemuan para ahli science.

j) Menghargai baik isi maupun metode science.

Secara lebih rinci dapat dijelaskan tentang pengertian ke lima nilai

dalam sains adalah sebagai berikut:49

1) Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang dapat meberi

kemanfaatan langsung atau segi-segi praktis bagi kehidupan manusia dan

pemahaman/penguasaan tentang sains itu sendiri.

2) Nilai religius suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat

membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan

seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang

menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan

menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatnya sehinga

manusia mesti bertaqwa kepada-Nya.

3) Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat

memberi inspirasi ide atau gagasan cemerlang untuk diterapkan ke

bidang teknik atau mental dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan

hasratnya bagi kesejahteraan serta membedakan kehidupan manusia

49 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung:

Mughni Sejahtera, 2005), h. 16-17

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

30

dengan hewan.

4) Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah nilai yang melandasi kecerdasan

manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat setelah belajar

bahan ajar itu dengan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat mistik

maupun provokatif, dan segala sesuatunya dipikirkan berdasarkan hukum

sebab-akibat, serta sikap kritis.

5) Nilai sosio-politik suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat

memberikan petunjuk untuk bersikap dan berperilaku sosial yang baik

maupun berpolitik yang baik dalam kehidupannya.

3. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Belajar

Di kalangan ahli Psikologi terdapat keragaman dalam cara

menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, menurut

Hilgard dan Whiterington baik secara eksplisit maupun secara implisit pada

akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi maupun konsep

dasar belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku

atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau

penguasaan suatu keterampilan yang telah ada. Mungkin pula bersifat

penambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau

keterampilan yang telah ada. Bahkan, mungkin pula merupakan reduksi atau

menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau perilaku tertentu yang tidak

dikehendaki. 50

Belajar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang

terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut

merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu

mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian

yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang berupa

50 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005), Cet. 8, h.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

31

kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.51

Ciri-ciri kegiatan yang disebut “belajar” yaitu:52

1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu

yang belajar, baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru,

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Chaplin mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah

alaku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan

Witting mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam (keseluruhan) tingkah laku organisme

sebagai hasil pengalaman.

Hintzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang

tejadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. 53

Pendapat-pendapat di atas menyimpulkan bahwa belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku yang relatif secara keseluruhan sebagai hasil

dari pengalaman untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang sebagai hasil

pengalaman. Menurut Bloom perubahan tersebut meliputi tiga ranah/matra,

yaitu: matra kognitif, afektif dan psikomotorik.

1) Kognitive domain

a) Knowledge (pengetahuan, ingatan) yaitu kemampuan mengingat

materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.

b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh).

1) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) yaitu kemampuan

menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-

51 http://media.diknas.go.id/media/document/5302.pdf (9 Januari 2009) 52 Noor Suparyanti, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 4 53 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2003), h. 90

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

32

komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

c) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan

baru) yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu

keseluruhan.

d) Application (menilai) yaitu kemampuan menafsirkan atau

menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi

baru atau konkret.

2) Affective domain

a) Receiving (sikap menerima) yaitu merupakan kepekaan menerima

rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala.

b) Responding (memberikan respons) berkaitan dengan reaksi yang

diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang.

c) Valuing (nilai) berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

atau stimulus yang datang

d) Organization (organisasi) yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai

yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi

e) Characterization (karakterisasi) merupakan keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Psycomotor domain

a) Initiatory level.

b) Pre-rotine level.

c) Rountinized level.

Target jangkauan mengenai pencapaian level sebagaimana dijajarkan

di tiap-tiap domain/matra. Ketiga jenis ranah tersebut digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam proses belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu

perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Ternta

banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Adapun

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

33

faktor-faktor itu adalah:54

1) Faktor individu yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri.

Faktor-faktor individu meliputi:

a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil

jika taraf pertumbuhan pribadi telah dapat memungkinkannya;

potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.

b) Kecerdasan/intelejensi. Di samping kematangan, dapat tidaknya

seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan

/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.

c) Latihan atau ulangan. Karena terlatih dan sering mengulang sesuatu,

maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi

makin dikuasai dan makin mendalam.

d) Motivasi. Motif merupkan pendorong bagi suatu organisme untuk

melakukan sesuatu.

e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yangada pada diri

seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di

mana kah hasil belajarnya dapat dicapai.

2) Faktor sosial yaitu faktor-faktor yang ada di luar individu. Seperti:

a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-

macam itu mau tidak mau turut menetukan bagaimana dan sampai di

mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.

b) Guru dan cara mengajar. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,

tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara

guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya,

turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.

c) Alat-alat pelajaran. Sekolah yang mempunyai alat pelajaran yang

cukup dapat mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

d) Motivasi sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa

tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi

54 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ((Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),

h. 103-105

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

34

perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi sosial

dapat timbul dari orang-orang di sekitarnya.

e) Lingkungan dan kesempatan. Banyak anak-anak yang tidak dapat

belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya

akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya

pekerjaan, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-

faktor lain di luar kemampuannya.

c. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai

oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi

belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.

Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat

dari prestasi belajar seseorang tersebut.55

Menurut Gagne dkk hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati

melalui penampilan siswa.56 Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal)

maupun faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Salah satu

faktor internal yang berpengaruh adalah keinginan siswa untuk belajar.

Sedangkan salah satu faktor eksternal adalah metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Menurut Syaefudin Azwar, “Hasil belajar adalah performa maksimal

seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan

atau telah dipelajari”

Secara umum Reigeluth dalam Nurdin Ibrahim mengatakan bahwa

hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasikan menjadi tiga (tiga

indikator), yaitu: (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari

tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efisiensi

55 http://www.geocities.com/guruvalah (9 Januari 2009)

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

35

pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya

pembelajaran, (3) daya tarik pembelajaran, yang selalu diukur dari tendensi

siswa ingin belajar secara terus menerus.57

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa proses pembelajaran akan

berhasil dengan baik jika tingkat keberhasilan siswa akan tercapai apabila

pembelajaran itu efektif, efisien, dan dapat menarik siswa untuk terus belajar.

Karena hasil belajar adalah suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang

dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah

dipelajari.

Empat langkah utama yang menjadi tugas guru dalam pembelajaran,

yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat, dan evaluasi

pembelajaran. Keempat langkah ini dalam pelaksanaannya terkait satu sama

lainnya. Dalam hal ini terutama adalah evaluasi hasil pembelajaran.

Sains merupakan proses di mana orang secara sistematis

mengumpulkan informasi tentang dunia alam (natural world), yang disertai

dengan sistem nilai dan sikap dalam proses saintifik. Menurut Carin dan Sund

sains adalah sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui

pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang di

dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia.

Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada

siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesara Tuhan Yang Maha Esa.

Rumusan tujuan ini memiliki kesamaan substansi dengan apa yang

dikemukakan Abruscato bahwa pembelajaran sains di sekolah secara umum

ditujukan untuk mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan

pembentukan warga negara yang baik (“good citizenship”).58

56 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 7 57 Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan STAD,

Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi, (Jakarta: Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2007), h. 32

58 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir, h. 3

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

36

Beberapa prosedur pengukuran hasil belajar, pengukuran secara

tertulis, secara lisan dan melalui observasi. Dalam pembelajaran biologi

prosedur yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur

observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang

sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk

mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.

4. Konsep Ekosistem

Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan

lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan

lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal

balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik dengan abiotik

membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Pola-pola interaksi terjadi

dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, populasi, komunitas, sampai

tingkatan ekosistem. Interaksi antara faktor-faktor biotik dan abiotik secara

garis besar dapat dilihat pada pola rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring

makanan, dan sistem biogeokimia.

Proses pengaliran energi dapat terjadi suatu interaksi. Aliran energi

terjadi karena adanya peristiwa makan-memakan. Peristiwa makan-memakan

membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan saling terkait membentuk

jaring-jaring makanan. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi

dari makhluk yang satu ke makhluk yang lainnya melalui sederetan

organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal

tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai

saprofit.

Siklus biogeokimia juga terjadi pada ekosistem. Siklus biogeokimia

merupakan siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen

abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik. Siklus biogeokimia antara lain

siklus nitrogen, siklus karbon dioksida, siklus oksigen, dan siklus air. Dalam

keberadaannya, ekosistem selalu mengalami perkembangan.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

37

Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan

disebut suksesi. Suksesi dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan

suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu yang

menyebabkan hilangnya komunitas secara total sehingga di komunitas asal

tersebut terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terhadi bila suatu komunitas

mengalami gangguan baik secara alami maupun buatan dan tidak merusak

total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat

lama dan kehidupan masih ada. Hubungan komunitas dengan lingkungan

membentuk berbagai ekosistem.

Ditinjau dari penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas unsur abiotik,

produsen, konsumen, dan dekomposer. Ekosistem terbagi menjadi ekosistem

darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat terbagi atas bioma gurun,

bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, taiga, dan

bioma tundra. Ekosistem perairan dibagi menjadi ekosistem air tawar dan

ekosistem air laut. Ekosistem air tawar terdiri dari sungai dan danau,

sedangkan ekosistem air laut terdiri dari ekosistem laut, ekosistem pantai,

ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang. Seluruh ekosistem di bumi

ini membentuk satu kesatuan yang disebut biosfer.59

B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai-nilai dalam Sains

Suatu lingkungan di mana terjadi interaksi antara faktor-faktor abiotik

dengan organisme yang hidup di dalamnya dan antarorganismenya disebut

ekosistem. Awalnya Allah menciptakan berbagai ekosistem adalah dalam

keadaan seimbang, tetapi kemudian menjadi rusak karena perbuatan manusia.

59 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

38

”Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S. Al-Mulk, 67:3)

Komponen-komponen ekosistem mencakup: faktor abiotik, produsen,

konsumen, detrivora dan dekomposer. Di antara komponen-komponen

ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa

yang menjadi sumber penghidupannya. Kita tidak dapat menyangkalnya,

bahwa penyokong kehidupan di dunia adalah diciptakannya oleh Allah mula-

mula faktor abiotik yang menyokong kehidupan di dunia tumbuh-tumbuhan

sebagai produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan menjadi penyokong

kehidupan organisme lainnya (binatang dan manusia) sebagi konsumen

maupun detrivora, dan akhirnya dekomposer (bakteri dan jamur)

mengembalikan unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali menjadi

faktor-faktor abiotik; demikian seterusnya terjadilah daur ulang materi dan

aliran energi di alam secara seimbang. Sumber energi untuk kehidupan di

bumi adalah energi matahari, kemudian diikat dan digunakan oleh tumbuhan

untuk mensintesis zat-zat anorganik sederhana menjadi zat-zat organik yang

mengandung energi.

Adanya saling ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor

biotik, dan hubungan antar komponen di dalam faktor biotik sendiri,

menunjukkan bahwa manusia bergantung kepada makhluk hidup lannya

maupun kehidupan antar manusia sendiri. Pelajaran ini memberikan petunjuk

bahwa manusia tidak bisa menyombongkan diri atau tidak merasa butuh

terhadap lainnya, apalagi manusia sebagai insan sosial sehingga tidak

sepantasnya manusia yang satu membunuh yang lainnya.

Faktor abiotik sangat menentukan dalam sebaran dan kepadatan

organisme dalam suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dan suksesi

organisme terhadap faktor-faktor lingkungannya; bisa melalui adaptasi

morfologi, sosiologi dan adaptasi perilaku dari organisme yang berada dalam

lingkungan yang ditempatinya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa:

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

39

⌧ ”Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Kami menghalau air ke bumi yang tandus lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) binatang-binatang dan mereka sendiri, maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah (32): 27)

Ayat tersebut juga menggambarkan hubungan faktor abiotik dengan

faktor abiotik, hubungan antara faktor abiotik dengan faktor biotik, dan

hubungan anrata faktor biotik dengan faktor biotiknya.

1. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Abiotik

Surat As-Sajadah ayat 27 tersebut menyebutkan bahwa air

mempengaruhi keadaan tanah menjadi subur atau tandus. Tanah menjadi

subur apabila terdapat cukup air yang berguna untuk menumbuhkan berbagai

tumbuhan, yang mendukung kehidupan suatu organisme lainnya (hewan dan

manusia).

2. Hubungan Faktor Biotik dengan Faktor Biotik

Kehidupan suatu organisme tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi

bergantung kepada organisme lainnya, baik untuk kepentingan sumber-

sumber penghidupannya atau makanan, perkembangbiakan, maupun sebagai

habitat (tempat tinggal). Untuk mendapatkan sumber-sumber penghidupan

tersebut, terjadilah interaksi antara organisme lainnya melalui apa yang

disebut ”Rantai Makanan” dan ”Jaring-jaring Makanan” di alam, sehingga

makhluk hidup bisa mempertahankan kehidupan dan penghidupannya di

bumi. Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 27 itupun menggambarkan adanya

Rantai Makanan.

3. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Biotik

Al-Qur’an surat Qaaf ayat 9 menyebutkan:

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

40

”Kami turunkan dari langit air hujan, yang berkat (bermanfaat), lalu Kami tumbuhkan dengan dia kebun-kebun dan biji (tanam-tanaman) yang akan dipanen.” (Q.S. Qaaf (50): 9)

Bagian di permukaan bumi yang bisa didiami oleh makhluk hidup

atau adanya kehidupan suatu organisme disebut biosfer. Daerah-daerah

tertentu yang memperlihatkan dominasi populasi atau komunitas tertentu

disebut Bioma, seperti daerah tundra, stepa, taiga, gurun, hutan hujan tropis,

dan sebagainya. Adanya berbagai bentuk Bioma ini sudah disebutkan dalam

Al-Qur’an , yaitu:

☺ ☯

”Dan Kami turunkan awan dan yang tercurah (hujan). Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji dan tanaman. Dan kebun-kebun yang berlapis-lapis.” (Q.S.An-Naba:14-15)

Lingkungan abiotik yang cocok bagi adaptasi dan suksesi suatu

organisme disebut habitat, dan habitat khusus bagi suatu populasi disebut

Niche atau Nicchia.

4. Kandungan Nilai Pembelajaran Ekosistem

a. Nilai Praktis

1) Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang

ada pada suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu

tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat

diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi

yang akan mendominasi atau suksesi di sana.

2) Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati

(SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu

populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami

kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariaannya.

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

41

b. Nilai Religi

1) Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam,

kejadian daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan

berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan

kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan

Yang Maha Kuasa sehinga manusia wajib menyembah-Nya

dan taat kepada firman-firman-Nya.

2) Setelah kita membandingkan struktur berbagai jenis makhluk

hidup yang ada dalam ekosistem, kita wajib mensyukuri atas

penciptaan manusia sebagai makhluk hidup yang paling

sempurna dibandingkan organisme lainnya sehingga

sepatutnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah SWT.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh pengetahuan dan informasi dari sumber tertentu. Banyak metode

yang digunakan untuk mencapai hasil dari kegiatan belajar mengajar.dalam

konstruktivisme, kegiatan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Salah

satu model pembelajaran dalam konstruktivisme adalah pembelajaran

kooperatif.

Penelitian yang telah ada mengatakan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian

Tri Dyah Prastiti (1999) dalam Prayekti yang berjudul : ”Penerapan

Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD pada Pengajaran Soal Cerita

Matematika Kelas VI di SDN Penanggungan Kodya Malang” menyebutkan

bahwa siswa yang mendapat pembelajaran soal cerita melalui metode belajar

kooperatif (STAD) adalah 50,26% dan prestasi belajar siswa yang mendapat

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

42

pembelajaran soal cerita dengan cara biasa adalah 34,65%.60 Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran dengan cara biasa.

Penelitian I Made Surianta yang berjudul : ”Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Media VCD Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX B SMP Negeri 1

Banjarangkan Tahun 2008/2009”, menyatakan bahwa nilai hasil belajar siswa

mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus II. Peningkatan ini

ditunjukkan dengan dengan kenaikan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 6,68

pada siklus I menjadi 7,01 pada siklus II. Begitu pula dengan perolehan nilai

10 terjadi peningkatan dari hanya diperoleh oleh seorang siswa pada siklus I

menjadi diperoleh sebanyak 5 orang siswa pada siklus II. Untuk nilai

terendah pada siklus I sebesar 3 meningkat menjadi 4 pada siklus II.

Sedangkan untuk ketuntasan klasikal juga terjadi peningkatan dari 70% pada

siklus I menjadi 83% pada siklus II. Dengan demikian penerapan metode

kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan optimal.61

Menurut Perdy Karuru dalam jurnalnya yang berjudul ”Penerapan

Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”,

menyimpulkan respon siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar

yaitu berminat mengikuti pembelajaran berikutnya jika digunakan

pembelajaran yang berorientasi pendekatan keterampilan proses dalam seting

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar siswa yang diajar

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting

pembelajaran tipe STAD lebih baik daripada siswa yang diajar tidak

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 62

D. Kerangka Pikir

60 Prayekti, Op Cit., h. 128 61 I Made Surianta, Op Cit. 62 Perdy Karuru, Op Cit.,h. 804

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

43

Belajar dilakukan untuk melakukan perubahan dalam hal membagun

pengetahuan dan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan UU No. 20 Tahun

1989 menerangkan untuk mencapai lulusan yang kompeten yaitu lulusan

yang memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari

kebiasaan berpikir dan bertindak salah satunya dengan penggunaan metode

dan pendekatan yang bervariasi. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan metode ekspositori dalam proses pembelajaran akan berguna bagi

siswa untuk membantu siswa belajar dengan metode yang berbeda sehingga

mereka akan merasa nyaman untuk memahami konsep-konsep IPA terutama

biologi. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengembangkan

keaktifan siswa, meningkatkan kemampuan kerja sama dengan kelompok,

berbagi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan,

bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar mereka. Dalam hal ini terutama

saling bekerja sama untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung pada

materi pembelajaran sains yang belum mereka ketahui.

Penggunaan media atau alat bantu pada metode ekspositori dapat

mempengaruhi motivasi dalam belajar walaupun proses pembelajaran tetap

berpusat pada guru.

Biologi sebagai bagian dari IPA/Sains. Belajar biologi sesungguhnya

mengandung banyak unsur berpikir. Dalam pembelajaran biologi siswa tidak

hanya diharapkan memperoleh pengetahuan serta pemahaman tentang fakta-

fakta dan konsep-konsep. Dalam sains/biologi banyak mengandung nilai-nilai

yang dapat mengungkap tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang relevan

dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu materi

dapat ditanamkan pada diri siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai

tersebut dengan apa yang ada di sekitar mereka untuk mereka terapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Nilai merupakan daya pendorong dan dijadikan

sebagai prinsip kehidupan seseorang yang dapat dilacak dari tiga realitas,

yaitu: pola tingkah laku, pola berpikir dan sikap.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

44

Penerapan pembelajaran yang berbeda antara pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan ekspositori akan berbeda pula hasil belajar yang akan dicapai

dalam tujuan pembelajaran yang optimal, siswa juga akan memperoleh

pengalaman berbeda dengan kedua variasi pembelajaran tersebut.

Tujuan pembelajaran

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

E. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis

penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem

yang bernuansa nilai.

Kognitif Afektif Psikomotor

Metode/pendekatan bervariasi

Pembelajaran kooperatif Ti

Metode ekspositori pe STAD

Hasil belajar biologi

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

45

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem

yang bernuansa nilai.

Berdasarkan hipotesis di atas maka diduga bahwa dengan penggunaan cara

dan metode yang berbeda yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

ekspositori maka hasil belajarnya menunjukkan skor yang berbeda.

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang

menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif

tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem

terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap nilai yang

terkandung pada konsep ekosistem?

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah At-Taqwa Tangerang.

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009 (semester II

tahun ajaran 2008/2009).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen atau

eksperimen semu. Desain penelitian berbentuk randomized control pretest-

posttest design. Yaitu desain penelitian dimana kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dipilih secara acak, masing-masing kelompok diberikan

pretes dan postes.

Pre-test ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat

dikuasai oleh peserta didik.1 Isi atau materi tes awal menekankan pada

bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai peserta

didik sebelum pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi

pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), h. 69

45

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

46

baiknya oleh peserta didik. 2 Isi atau materi tes akhir ini adalah pelajaran

yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada peserta didik, biasanya

naskah tes akhir ini sama dengan naskah pada tes awal.

Adapun desain penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 T2

Keterangan:

T1 : Pretest

T2 : Posttest

X : Perlakuan yang diberikan pada siswa

D. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah seluruh siswa MA At-Taqwa. Populasi

terjangkau adalah seluruh siswa kelas X MA At-Taqwa tahun ajaran

2006/2007. Sampel adalah siswa kelas X-b dan X-c MA At-Taqwa pada

tahun ajaran 2008/2009. Kelas X-c sebagai kelas eksperimen dan kelas X-b

sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel dengan teknik Purposive

Sampling.

E. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran

kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD dengan. Sedangkan

penanaman nilai-nilai sains. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil

belajar biologi siswa.

1. Variable X (Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) Tipe STAD dengan Penanaman Nilai-nilai Sains)

2 Ibid, h. 70

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

47

a. Definisi Konseptual

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil untuk memerikan motivasi dan untuk

membangun pemahaman dari pengalaman mereka sendiri.

STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu

dari variasi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdiri atas 4-5

anggota kelompok yang heterogen. Dalam STAD siswa saling

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

b. Definisi Operasional

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model

pembelajaran yang mengkoordinasikan anggota kelompok untuk saling

bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas

kelompok secara bersama-sama.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi Siswa )

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan konsep suatu

mata pelajaran yang diukur melalui tes setelah mereka mengikuti proses

pembelajaran. Hasil belajar biologi adalah hasil yang dicapai siswa setelah

mengikuti pelajaran biologi yang diketahui melalui hasil tes pelajaran

tersebut.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh

siswa dalam mata pelajaran biologi pada konsep ekosistem. Hasil belajar

biologi tentang konsep ekosistem dapat diketahui setelah diberikan tes

pada materi ekosistem dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data tes dan data non tes sebagai instrumen penelitian.

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

48

Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan observasi terhadap kelas-kelas yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini serta menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok

eksperimen dan kelas yang akan dijadikan kelompok kontrol.

2. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan memberikan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada bahasan tentang ekosistem

kepada kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas

kontrol pembelajaran biologi dengan menggunakan metode konvensional.

3. Memberikan soal-soal tes tentang konsep ekosistem dan non tes pada

kedua kelas dengan soal-soal yang sama. Soal non tes diberikan untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi dengan metode

STAD dan nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.

Mengevaluasi hasil tes dan non tes yang diperoleh dari kedua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian

hasil tes tersebut dianalisis dan dipersiapkan untuk dijadikan laporan hasil

penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes Kognitif

Tes kognitif berupa tes tertulis yang diberikan kepada responden

dalam bentuk tes objektif (multiple choice) dengan lima option sebanyak 30

soal. Tes pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap konsep ekosistem yang telah dipelajari. Sebelum soal-soal itu

diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa melalui pre test

dan post test. Soal-soal itu telah diujicobakan dan dinyatakan valid dan

reliabel. Dari 50 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 20 soal yang

dinyatakan valid berdasarkan perhitungan yang menggunakan ANATES.

Soal yang akan dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 soal maka

dilakukan validitas konten kepada 10 soal yang lain.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

49

Setelah soal-soal tersebut dinyatakan valid dan realiabel maka soal-

soal tersebut diberikan kepada siswa sebagai soal pre test untuk mengetahui

pemahaman awal siswa tentang konsep ekosistem, siswa kelas eksperimen

dan siswa kelas kontrol diberikan soal-soal pre test dan post test sebanyak 30

soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok tersebut

dan juga untuk mengetahui dampak dari variabel bebas yang diterapkan pada

kelompok eksperimen.

Di antara soal-soal yang valid antara lain : 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,

13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 44, 47, 48, 49, 50.

2. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk

memperoleh respon siswa terhadap pembelajaran dengan penanaman nilai

sains. Angket ini bersifat tertutup dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Angket

yang digunakan berjumlah 30 soal terdiri dari 20 butir pertanyaan positif dan

10 butir pertanyaan negatif.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Ekosistem yang Bernuansa Nilai Religi dan Praktis

Indikator No Butir Soal ∑ (+) ∑ ( -) ∑ % Rasa Syukur kepada Allah 3, 4, 9, 19, 22 3 2 5 16,67%Bukti Keberadaan Allah 10, 17, 21 1 2 3 10% Perumpamaan Allah sebagai pelajaran bagi Manusia 1, 5, 6, 7, 14, 15, 5 1 6 20%

Ekosistem beserta Komponennya

2, 8, 13, 20, 24, 26, 27, 28, 29, 30 5 5 10 33,33%

Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem 11, 12, 16, 18, 23, 25, 6 0 6 20%

Total 20 10 30 100%

H. Kalibrasi Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji instrumen melalui:

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

50

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.3

Instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Untuk mengetahui

bahwa hasil evaluasi maka tiap butir soal harus diukur validitasnya,

adapun pengukuran validitas tiap butir soal yaitu dengan mempergunakan

korelasi Produk Momen dari Pearson melalui rumus sebagai berikut: 4

rxy =

( )( )( )[ ] ( ) ( )[ ]2222 ∑∑∑∑∑ ∑∑

Υ−ΥΧ−Χ

ΥΧ−ΧΥ

NN

N

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y (Validitas butir soal)

X = Nilai suatu butir soal

Y = Nilai soal

N = Jumlah peserta tes

Dalam penelitian ini validitas butir soal dilakukan dengan

menggunakan program ANATES untuk butir soal pilihan ganda.

Berdasarkan pengujian validitas instrument penelitian yang sudah

disesuaikan dengan r tabel, dari 50 butir soal yang valid berjumlah 20

butir. Karena butir soal yang dipergunakan dalam instrumen penelitian ini

berjumlah 30 soal maka ada 10 soal yang diperbaiki dengan validitas

konten/isi.

Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk

menginterpretasikan validitas dapat dilihat pada tabel 3. 1

3 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung : Alfabeta, 2005), h. 97 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

51

Tabel 3. 4 Derajat Validitas Soal

Rentang Keterangan

0,8 – 1,00 Sangat Tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi

0,4 – 0,59 Cukup

0,2 – 0,39 Rendah

0,0 – 0,19 Sangat Rendah

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu alat evaluasi karena memiliki taraf

keterpercayaan yang tinggi. Suatu tes yang baik akan memiliki reliabilitas

yang tinggi, dimana tes tersebut akan menghasilkan skor yang relatif tidak

berubah walaupun diberikan situasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini

soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda (multiple choice) maka

digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut :5

r11 = 1−nn

2

2

SpqS ∑−

Keterangan :

r11= Reliabilitas soal secara keseluruhan

P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap item

Q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah. (Q = 1 – P)

∑ PQ = Jumlah hasil perkalian antara P dan Q

n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar Varians)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ANATES dalam untuk

menghitung reliabilitas soal tes.

Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk

mengiterpretasikan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3. 2

Edisi Revisi, h. 72

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

52

Tabel 3. 5 Derajat Reliabilitas Soal

Rentang Keterangan 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi

0,6 – 0,79 Tinggi

0,4 – 0,59 Cukup

0,2 – 0,39 Rendah

0,0 – 0,19 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif

konvensional paling sederhana dan mudah. Semakin besar indeks

menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar

oleh sebagian siswa atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau

tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir sukar.

Dalam proses penghitungan peneliti menggunakan ANATES. Rumus yang

digunakan untuk mencari tingkat kesukaran suatu soal adalah sebagai

berikut:

NP =

B

Keterangan:

P = Proporsi (Indeks Kesukaran)

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah peserta tes

Adapun kriteria yang menunjukan tingkat kesukaran dapat dilihat

tabel 3.3.

5 Ibid, h. 102

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

53

Tabel 3. 6 Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

0,76 – 1,00 Mudah

0,75 – 0,26 Sedang 0,00 – 0,25 Sukar

4. Daya Pembeda Soal

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam

membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan

kelompok siswa yang kurang pandai. Dalam proses penghitungan peneliti

menggunakan ANATES. Rumus yang digunakan untuk mencari daya

pembeda suatu soal adalah sebagai berikut:6

D =

( )NBbBa

5,0−

Keterangan:

Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas

Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah

N = Jumlah peserta tes

Adapun kriteria yang baik sebagi daya pembeda adalah: > 0,30

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistibusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel dengan

menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05.7

LO = F(Zi) – S(Zi)

Keterangan :

6 Drs. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

UIN Press, 2006), h. 103-104 7 Sudjana, Metoda Statistika Edisi ke-6, (Bandung: Tarsito, 1996), hal.466

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

54

LO = Harga mutlak terbesar

F(Zi) = Peluang angka baku

S(Zi) = Proporsi angka baku

Kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika :

Lhitung < Ltabel : Berdistibusi normal Lhitung > Ltabel : Tidak Berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji variasi dari populasi homogen, maka dilakukan uji

homogenitas dengan menggunakan rumus uji Fisher dengan taraf

signifikan α = 0,05.8

Rumus uji Fisher : Fhitung = kecilVariansterterbesarVarians

Hipotesis statistik :

Ho : Varians populasi homogen Ha : Varians populasi tidak homogen Kriteria pengujian :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya

untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh pembelajaran kooperatif dengan

mengaitkan nilai sains terhadap hasil belajar biologi maka dilakukan analisis

data dengan menggunakan rumus uji “t”, sebagai berikut: 9

t0 =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

−+

+

∑ ∑yxyx NNNN

yx

MyMx

112

22

Keterangan : Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen

8 Ibid, h. 250 9 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 280

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

55

My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol

Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen

Ny = jumlah siswa kelompok kontrol

t0 = nilai t hitung Kriteria Hipotesis, jika:

a. jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima b. jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak

Adapun taraf signifikan yang digunakan pada uji t adalah α = 0,05

c. Analisis Data Kualitatif

Dalam menganalisis data penulis menggunakan cara persentase.

Persentase artinya setiap data dipresentaikan setelah dibuat tabulasi dalam

jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban.

Pedoman yang digunakan dalam mencari persentase setiap data adalah :10

0

0100Χ=NfP

Keterangan :

P = Persentase untuk setiap kategori jawaban

f = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut :

Ho: μE < μK

Ha: μE > μK

Keterangan:

Ho = Hipotesis nihil

Ha = Hipotesis alternatif

μE = Hasil belajar siswa kelas eksperimen

μK = Hasil belajar siswa kelas kontrol

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1989), h.131

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pre Test

a. Kelas Eksperimen

Skor Pre test yang didapatkan pada kelas eksperimen sebelum

diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 63 dan minimum 40 dengan

rata-rata mencapai 48,5 dan standar deviasi mencapai 8,91.

b. Kelas Kontrol

Skor Pre test yang didapatkan pada kelas kontrol sebelum

diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 60 dan minimum 30 dengan

rata-rata 44,96dan estándar debíais mencapai 7,98.

Adapun penyajian data skor pre test Kelas Eksperimen dan

Kontrol (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 26 26

Max 63 60

Min 40 30

X 48,5 44,96

SD 8,91 7,98

2. Hasil Post Test

a. Kelas Eksperimen

Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan cara

memberikan post test maka didapatkan skor maksimum 93, minimum 57, dan

nilai rata-rata 71,62 dengan standar deviasi perimen 10,32.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

57

b. Kelas Kontrol

Pada kelas kontrol skor maksimum 77, minimum 43 dan nilai rata-

rata 56,19 dengan standar deviasi 9,00 (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data Eksperimen Kontrol

N 26 26

Max 93 77

Min 57 43

X 71,62 56,19

SD 10,32 9,00

Berdasarkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas

tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang

terintegrasi nilai lebih tinggi yaitu mencapai 71,62 sedangkan yang

menggunakan metode ekspositori mencapai 56,19. Hal ini menunjukkan

adanya perbedaan hasil belajar biologi pada pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan metode ekspositori.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas Data

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui data yang telah diperoleh berdistribusi normal

atau tidak pada kelas eksperimen, maka peneliti melakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas

kemampuan awal (pre test) pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung 0,031

< 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26. Sedangkan hasil

perhitungan uji normalitas tes kemampuan akhir (post test) diperoleh

Lhitung 0,007 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26, maka

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

58

hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok eksperimen

berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas untuk data untuk hasil tes

kemampuan awal (pre test) pada kelompok kontrol diperoleh Lhitung 0,015

< 0,173 Ltabel, hasil uji normalitas tes kemampuan akhir (post test)

diperoleh Lhitung 0,100 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N =

26, maka hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok

kontrol berdistribusi normal .

Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors

α Lhitung

Ltabel KesimpulanKelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Pre Test Post test Pre Test Post Test

0,05 0,015 0,100 0,031 0,007 0,173 Normal

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa data kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data

a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen

Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen didapatkan harga Fhitung 1,34,

sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan

pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942, karena Fhitung <

Ftabel maka Ho diterima.

b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol

Pengujian homogenitas kelas kontrol didapatkan hasil perhitungan dengan

harga Fhitung 1,27, sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan

derajat kebebasan pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942,

karena Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

59

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Uji Homogenitas dengan Uji Fisher

Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Keputusan Kontrol 26 1,27 1,942 Homogen

Eksperimen 26 1,34 1,942 Homogen

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa data dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.

C. Analisis Data

Dari hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas

dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher diketahui bahwa

data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat

dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t.

1. Uji-t (t-test)

Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-

t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = n1 + n2

– 2 atau 26 + 26 – 2 = 50), maka diperoleh harga thitung sebesar 3,77.

Berdasarkan tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan

derajat kebebasan (df = 26 + 26 – 2 = 50) diperoleh harga ttabel sebesar 2,00.

Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima

Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak

Dengan db = 50 diperoleh ttabel sebesar 2,00 pada taraf signifikan α =

0,05 dan dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,77, maka dengan

demikian perhitungan yang diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00, sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ho tolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti

terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan metode

ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

60

2. Uji Hipotesis Statistik

Setelah analisis data diperoleh kemudian dilakukan pengujian

hipotesis statistik.

Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah:

Ho = µE < µK

Ha = µE > µK

Ho = tolak Ho karena µE > µK ( 71,62 < 56,19)

Ha = terima Ha atau tolak Ho karena µE > µK (71,62 > 56,19)

Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang

diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar

dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.

3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai Religi

dan Nilai Praktis

Dalam proses pembelajaran peneliti mengaitkan nilai-nilai religi dan

nilai praktis yang terkandung pada konsep ekosistem. Untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran ekosistem bernuansa nilai yaitu dengan

menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 30 pernyataan. Hasil rekapitulasi

persentase kuesioner pada konsep ekosistem yang bernuansa nilai disajikan

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Kuesioner

Nilai Indikator Persentase Rata-rata

Religi

Rasa Syukur kepada Allah 83,83%

89,91%

Bukti Keberadaan dan Kekuasaan Allah 97,43%

Perumpamaan Allah sebagai pelajaran bagi Manusia

88,46%

Praktis

Manfaat Ekosistem beserta Komponennya 77,01%

83,02% Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem 89,02%

Rata-rata 87,15 %

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

61

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

bersikap positif terhadap pengintegrasian nilai-nilai religi dan praktis pada

konsep ekosistem.

D. Pembahasan

1. Hasil Belajar Biologi Siswa

Deskripsi data pretes kelas eksperimen diperoleh X 48,5 dan X

kontrol 44,96 dan melalui post test yang dilakukan kepada kelas eksperimen

diperoleh X 71,62 dan pada kelas kontrol diperoleh X 56,19. Skor rata-rata

post test biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih besar daripada skor rata-rata post test biologi

siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori.

Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X)

dan hasil belajar biologi siswa (Y) diperorleh thitung sebesar 3,77 yang lebih

besar dari ttabel = 2,00 (3,77 > 2,00) Berdasarkan perhitungan analisis data

melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka perbedaan skor hasil belajar biologi

siswa dari kedua kelompok tersebut signifikan.

Pada kelompok eksperimen, guru menyampaikan materi secara garis

besar dan menggunakan contoh perumpamaan supaya siswa lebih mudah

mengingat dan memahami apa yang disampaikan. Siswa diberikan tugas dan

bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tersebut secara berkelompok

sehingga memacu mereka untuk saling membantu teman kelompok

memahami konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD melatih siswa untuk lebih aktif juga memacu siswa saling berlomba

dan bersaing untuk memperoleh kelompok terbaik. Hal tersebut memotivasi

siswa untuk memperoleh nilai sebaik-baiknya. Metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat menciptakan suasana yang berbeda sehingga

siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Pemberian

penghargaan juga menjadi alasan mereka untuk menjadi yang terbaik.

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

62

Pada kelompok kontrol karena metode yang digunakan adalah metode

yang biasa digunakan oleh guru yaitu ceramah dan tanya jawab dapat

membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Pendekatan ekspositori cenderung

individualis karena mereka hanya mendengarkan penjelasan guru, tidak ada

diskusi kelompok dan kerjasama antar sesama siswa yang dapat melatih

mereka untuk aktif mengemukakan pendapat. Oleh karena itu siswa kurang

terpacu untuk termotivasi dalam belajar.

Sehubungan dengan itu, Prayekti mengemukakan bahwa keterampilan

siswa selama pembelajaran tidak banyak berbeda di antara kelas-kelas sampel,

umunya siswa yang pandai cenderung lebih egois dan individual, tetapi

setelah mengetahui bahwa penghargaan akan diberikan oleh guru jika terjadi

kerjasam yang baik dalam kelompok, maka siswa menyadari pentingnya

kerjasama dalam kelompok sehingga tidak ada lagi siswa yang ingin

menonjolkan diri.1

Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak

yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu

memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper

mengungkapkan keuntungan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: 1)

siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam

pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa

terhadap materi pembelajaran.2

Hal yang sama disampaikan oleh Newman dan Thompson bahwa

STAD memiliki dampak yang positif terhadap pembelajaran karena dapat

meningkatkan prestasi akademik siswa, hubungan yang baik antar sesama

siswa, kebersamaan, saling mendukung, dan lain-lain.3

1 Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134, h. 132

2 Doantara Yasa, Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www. Ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)

3 Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari 2009)

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

63

2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai

Hasil analisis pada 30 pernyataan dari kuesioner yang diberikan

menunjukkan bahwa siswa memberi respons positif terhadap pembelajaran

yang bernuasa nilai. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata persentase kuesioner

nilai imtak secara keseluruhan dari 5 indikator sebesar 87,15 %. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki respons positif terhadap

nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.

Berdasarkan hasil penelitian Muchsin yang menyimpulkan bahwa

nilai-nilai agama (etik atau moral Islam) dapat menumbuhkan motivasi

berprestasi (achievement motive) yang tinggi, sikap ilmiah dan ilmu yang

tinggi. Oleh karenanya menumbuhkembangkan nilai-nilai tersebut adalah hal

penting yang patut dipertimbangkan dalam sistem pembelajaran.4

Dalam Suroso dijelaskan bahwa kandungan nilai bahan ajar setidaknya

mengandung dua macam nilai, yaitu nilai kemanfaatan dan nilai religius, serta

bentuk-bentuk rahmat lainnya yang bisa diterapkan untuk kehidupan manusia.

Nilai kemanfaatan merupakan nilai materialnya, sedangkan nilai religius

merupakan nilai spiritualnya.5

Konsep ekosistem juga mengandung nilai kemanfaatan dan nilai

religius seperti yang telah dijelaskan pada ayat di atas. Alam semesta

diciptakan sebagai bentuk kasih sayang (rahmat) Allah dan mengandung nilai-

nilai yang harus dipelajari manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Nilai religius dapat diwujudkan dengan rasa syukur dan percaya

bahwa Allah itu ada. Allah menunjukkan keberadaan dan kekuasaan-Nya

dengan adanya alam ini. Ekosistem yang terdapat di alam memberikan banyak

manfaat bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan alam

ini dengan sebaik-baiknya dengan menjaga dan melestarikannya sebagai

wujud rasa syukur kepada Allah.

4 Ibid, h. 84 5 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung, Mughni

Sejahtera, 2005), hal. 68

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

64

E. Keterbatasan dalam Penelitian

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kekurangan diantaranya

adalah:

1. Siswa merasa kaku di awal pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran ini tidak pernah

dilakukan sebelumnya.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Team Achievement Division) membutuhkan waktu yang banyak

agar lebih maksimal.

3. Keterbatasan media di sekolah membuat peneliti kurang optimal dalam

menyampaikan materi untuk membantu pemahaman siswa.

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar biologi antara kelompok siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dengan rata-rata 71,62

daripada kelompok siswa yang menggunakan metode ekspositori dengan

rata-rata 56,19.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00

pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Terdapat perbedaan hasil belajar

biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode

ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai.

3. Hasil analisis kuesioner yang diberikan menunjukkan bahwa siswa

memberi respons positif terhadap konsep ekosistem terintegrasi nilai nilai.

Dilihat rata-rata persentase kuesioner secara keseluruhan dari 5 indikator

sebesar 87,15 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

memiliki merespon dengan baik nilai-nilai yang terkandung dalam konsep

ekosistem.

B. Saran

1. Sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan guru dapat

memberikan sosialisasi tentang pembelajaran kooperatif khususnya tipe

STAD terlebih dahulu sebelum agar siswa terbiasa dengan istilah

pembelajaran kooperatif.

2. Pengunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan tidak hanya

pada konsep ekosistem saja, akan tetapi perlu diteliti juga konsep-konsep

sains yang lainnya.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang baik dalam meningkatkan hasil belajar baik kognitif,

psikomotor maupun afektif siswa.

66

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

67

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

67

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai. Pendidikan Nilai. Tahun 1 No. 2 Mei 1996

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. 2002.

. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 2002.

Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2008.

Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan STAD. Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi. Jakarta: Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2007

Ghazali,, Syukur. Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2. OKTOBER 2002

Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme, http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (9 Januari 2008)

http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9Januari 2009)

http://www.wikipedia.org/konstruktivisme (9Januari 2009)

http://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009)

http://www.geocities.com/guruvalah (28 Januari 2009)

http://www.puskur.net/inc/mdl/070_Model_PKH (22 November 2007)

http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 November 2007)

http://www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKOOPERATIF_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)

Holil, Anwar. Pembelajaran Kooperatif, http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9 Januari 2009)

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

68

Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009

Iswari, Mega. Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-Globalisasi, Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikani, Vol II No. 1 Juni 200.

Karlina, Ina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa. http://www.sd_binatalenta/pend_pembelajarankooperatif_ina.pdf (9 Januari 2009)

Karuru, Perdy. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun Ke-9, November 2003.

Koyan, I Wayan. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja. No. 1TH.XXXVI Januari 2003.

Mahanal, Susriyati. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH) sebagi Pendidikan Nilai. Pendidikan nilai. Tahun 2, No. 1 Nopember 1996.

Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Mansyur. Strategi Belajar Mengajar. Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992.

Mulyasa,. E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Reaja Rosdakarya. 2005.

Nasution, Wahydin Nur. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir

Prayekti. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134.

Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press, 2005

Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2007

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

69

Selamat, I Nyoman. Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Bermain untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep-konsep Kimia SMU

Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia. 1990

Soekarno, dkk,. Dasar-dasar Pendidikan Science. Jakarta: Bharara, 1973

Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press. 2006

Spencer, Kagan. Cooperative Learning. http:// www.KaganOnline.com (9 Januari 2009)

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya, 1989

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Suja, I Wayan. Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja. Edisi Khusus TH.XXXIII September 2000

Suparyanti, Noor, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003

Yasa, Doantara. Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www.ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)

Yudianto, Suroso Adi. Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera. 2005

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 1

SILABUS Nama Sekolah : MA At-Taqwa Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X Semester : 2 Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/Alat

Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

Konsep ekosistem • Tingkatan

organisasi kehidupan

• Komponen

ekosistem

• Melakukan tanya jawab

tentang tingkatan organisasi kehidupan.

• Melakukan pengamatan

dengan alam sekitar untuk menunjukkan komponen-komponen penyusun ekosistem.mengerj

• Mendiskusikan materi secara berkelompok.

• Mengerjakan LKS.

• Menjelaskan definisi tiap tingkatan organisasi kehidupan

• Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem.

• Mengidentifikasi

peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.

• Memebedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem.

• Menyebutkan relung/ nisia dalam ekosistem.

• Menunjukkan fungsi

Jenis tagihan: Tugas kelompok, Bentuk instrument: Lembar kerja siswa

2 X 40’

Sumber: Buku acuan yang relevan, lingkungan sekitar. Bahan: Lembar Kerja Siswa

 

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

• Interaksi antar

komponen ekosistem.

• Aliran energi

• Daur biogeokimia

• Menjelaskan bentuk-

bentuk interaksi antar komponen ekosistem.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok sambil berdiskusi.

• Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

• Menjelaskan urutan aliran

energi pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

• Siswa mengerjakan tes individu.

• Menjelaskan terjadinya

daur biogeokimia di alam. • Siswa berdiskusi tentang

materi yang telah dijelaskan kemudian mempresentasikannya.

komponen ekosistem.

• Menyebutkan bentuk-bentuk interaksi antar komponen ekosistem.

• Memberi contoh interaksi antar komponen ekosistem.

• Mendefinisikan

aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.

• Memberi contoh aliran energi dalam rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

• Mendeskripsikan

peristiwa terjadinya daur biogeokimia.

Jenis tagihan: Tugas kelompok, Bentuk instrumen: Lembar kerja siswa, hasil presentasi Jenis tagihan: Tugas kelompok, tes essay Bentuk instrumen: Gambar

2 X 40’ 2 X 40 ‘

Sumber : Buku bacaan yang relevan, artikel ilmiah Bahan: Lembar kerja siswa

Sumber:

Buku acuan yang relevan

Bahan:

Karton bergambar

 

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

 

• Suksesi dan tipe-

tipe ekosistem.

• Menjelaskan peristiwa

terjadinya suksesi di alam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

• Menjelaskan tipe-tipe ekosistem.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

• Siswa mengerjakan tes individu ke-2.

• Siswa diberikan post test

• Mendeskripsikan

dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

• Membedakan tipe-tipe ekosistem.

• Memberi contoh tipe-tipe ekosistem.

.

Jenis tagihan: Tugas kelompok Bentuk instrumen: Lembar kerja siswa

2 X 40’

Sumber:

Buku acuan yang relevan

Bahan:

Artikel, lembar kerja siswa

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

74Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : X/2 Konsep : Ekosistem Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen

penyusun ekosistem. 4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam

ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring

makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem. 6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya

Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem. 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem. 4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus

biogeokimia dalam ekosistem. 6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Materi : - Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem - Aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimia - Interaksi dalam ekosistem, Jenis ekosistem, suksesi

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

75Nilai Sains : Agama

- Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh Tuhan, yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan kemuadian memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan produsen bagi makhluk lain. Dan kemudian dekomposer mengembalikan lagi unsur-unsur pembentuk makhluk hidup, kembali ke alam dan kemudian akan dipergunakan lagi untuk kelangsungan kehidupan.

- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air sebagai sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua makhluk hidup ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan oleh tumbuhan berhijau daun yang diambil dari energi matahari dan dipergunakan sebagai proses foto sintesis. Segala sesuatu itu berjalan secara teratur dan seakan-akan tidak pernah berhenti karena segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT.

- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau kelompok lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan. Tuhan menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-pasangan.

- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa hidup sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada organisme lain, baik untuk memperoleh makanan, perkembangbiakan maupun tempat tinggal, oleh karena itu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling menghargai, tolong-menolong, tidak merampas hak-hak orang lain sehingga tercipta suatu kerukunan dalam suatu masyarakat.

- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam, keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib mennyembah-Nya dan taat kepada firman-firman-Nya.

Praktis :

- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.

- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.

- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang ada di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan mendominasi atau suksesi di sana.

- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati (SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

76populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariannya.

Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi dan pembelajaran kooperatif tipe STAD

Skenario Pembelajaran :

a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit

Kegiatan pendahuluan:

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa diberikan pretes

20 menit

4. Tahap Persiapan

- Membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang dengan berbeda jenis kelamin dan ranking.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan setting pembelajaran kooperatif tipe STAD

7 menit

Kegiatan Inti:

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Tahap Penyajian Materi/Presentasi kelas - Guru menjelaskan materi tingkatan organisasi

kehidupan dan komponen ekosistem. - Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama

sebagai persiapan mengikuti tes.

15 menit

2. Tahap Belajar Kelompok - Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada

masing-masing kelompok. - Guru mengajak siswa ke lapangan. - Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk

memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

14 menit

Kegiatan Akhir/Penutup:

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan hasil

diskusi masing-masing kelompok. 5 menit

2. Siswa ditugaskan membuat ringkasan materi. 5 menit

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

77b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem? b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan

jaring-jaring makanan?

5 menit

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi

- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan

- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok

- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

24 menit

2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan

secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja

tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang

dibahas

24 menit

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diberikan tes individu pertama 20 menit

c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Piramida ekologi? b. Daur biogeokimia?

5 menit

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

78Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi

- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan

- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok STAD.

- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

24 menit

2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan

secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja

tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang

dibahas

24 menit

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diberikan tes individu kedua 20 menit

d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: c. Suksesi? d. Tipe-tipe ekosistem?

5 menit

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi

- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen suksesi dan tipe-tipe ekosistem

- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok STAD

- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

24 menit

2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan

secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja

tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang

24 menit

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

79dibahas

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. 2.

Siswa diberikan postes Guru memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik

20 menit

Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi kelas X

Penerbit Yudhistira, LKS Penilaian :

Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS. Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif

Mengetahui, Tangerang, Mei 2009 Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti, Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah NIM. 104016100419

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

80

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL

Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : X/2 Konsep : Ekosistem Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem.

2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen

penyusun ekosistem. 4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam

ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring

makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem. 6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem. 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem. 4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus

biogeokimia dalam ekosistem. 6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

81

Materi : Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem, aliran energi, jaring-jaring makanan, siklus biogeokimia, interaksi dalam ekositem, jenie ekosistem, dan suksesi

Nilai Sains : Agama - Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh

Tuhan, yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan kemuadian memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan produsen bagi makhluk lain. Dan kemudian dekomposer mengembalikan lagi unsur-unsur pembentuk makhluk hidup, kembali ke alam dan kemudian akan dipergunakan lagi untuk kelangsungan kehidupan.

- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air sebagai sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua makhluk hidup ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan oleh tumbuhan berhijau daun yang diambil dari energi matahari dan dipergunakan sebagai proses foto sintesis. Segala sesuatu itu berjalan secara teratur dan seakan-akan tidak pernah berhenti karena segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT.

- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau kelompok lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan. Tuhan menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-pasangan.

- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa hidup sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada organisme lain, baik untuk memperoleh makanan, perkembangbiakan maupun tempat tinggal, oleh karena itu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling menghargai, tolong-menolong, tidak merampas hak-hak orang lain sehingga tercipta suatu kerukunan dalam suatu masyarakat.

- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam, keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib mennyembah-Nya dan taat kepada firman-firman-Nya.

Praktis :

- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

82

- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.

- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang ada di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan mendominasi atau suksesi di sana.

- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati (SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariannya.

Metode Pembelajaran : Ekspositori, ceramah dan tanya jawab Skenario Pembelajaran : a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit

Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa diberikan pretes

20 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Definisi ekosistem? b. Hal yang berkaitan dengan ekosistem?

3 menit

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan

dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru menjelaskan tingkatan organisasi kehidupan dan komponen-komponen ekosistem dengan ceramah dan gambar tingkatan organisasi kehidupan.

30 menit

2. Guru memberikan pertanyaan materi yang telah disajikann. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.

10 menit

3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.

3 menit

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

83

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi

pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit

2. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan LKS di rumah 5 menit b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem? b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan

jaring-jaring makanan?

5 menit

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah

sambil memberikan gambar tentang interaksi makhluk hidup pada rantai makanan dan jaring makanan. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan

40 menit

2. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disajikan. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.

10 menit

3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.

8 menit

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi

pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit

2. Siswa ditugaskan untuk menggambar contoh jaring-jaring makanan.

5 menit

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

84

c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Piramida ekologi? b. Daur biogeokimia?

5 menit

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan

piramida ekologi dan daur biogeokimia. 40 menit

2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.

10 menit

3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.

8 menit

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi

pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit

2. Siswa ditugaskan untuk menggambar macam-macam daur biogeokimia.

5 menit

d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama

2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya

2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu

3 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: c. Suksesi? d. Tipe-tipe ekosistem?

5 menit

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

85

Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan

suksesi dan tipe-tipe ekosistem 30 menit

2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.

5 menit

3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.

8 menit

Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi

pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit

2. Siswa diberikan postes 20 menit Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi

kelas X Penerbit Yudhistira, LKS Penilaian :

Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS. Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif

Mengetahui, Tangerang, Mei 2009

Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti,

Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah NIM. 104016100419

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

85Lampiran 4

TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

PETUNJUK A. Tujuan dan Bentuk

1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut. 2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk

mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.

4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.

B. Biodata Responden 1. Nama : 2. Kelas : Mata pelajaran : Biologi Konsep : Ekosistem Waktu : 30 Menit

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. komunitas c. individu e. habitat b. biosfer d. populasi

2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu

3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem

4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil

5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran

5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I

6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah... a. udara c. air e. cahaya b. tanah d. gaya tarik bumi

7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. ekosistem

8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

86a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik

9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof c. komunitas pembuka

10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1

11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan

12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. taiga c. gurun e. . hutan konifer b. tundra d hutan hujan trofik

13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme b. kompetisi d. mutualisme

14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ... a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi b. evolusi d. reboisasi

15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan

16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air

17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik

18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan

19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

87c. ikan hiu dan remora

20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta

21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis

tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra

22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra

23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari… a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan

24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita c. padi dan rumput dalam sebidang sawah

25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar adalah … a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah c. kerbau dan harimau

26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme

27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia

28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ... a. tumbuhan c. ayam e. belalang b. kodok d. ulat

29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler b. klorofil d. C, H, dan O

30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

88Lampiran 5

KUNCI JAWABAN 1. D 2. A 3. D 4. D 5. A 6. D 7. E 8. A 9. A 10. D

11. B 12. D 13. E 14. C 15. B 16. E 17. C 18. C 19. B 20. D

21. D 22. A 23. D 24. D 25. D 26. A 27. B 28. A 29. B 30. A

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

85Lampiran 4

TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

PETUNJUK A. Tujuan dan Bentuk

1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut. 2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk

mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.

4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.

B. Biodata Responden 1. Nama : 2. Kelas : Mata pelajaran : Biologi Konsep : Ekosistem Waktu : 30 Menit

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. komunitas c. individu e. habitat b. biosfer d. populasi

2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu

3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem

4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil

5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran

5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I

6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah... a. udara c. air e. cahaya b. tanah d. gaya tarik bumi

7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. ekosistem

8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

86a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik

9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof c. komunitas pembuka

10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1

11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan

12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. taiga c. gurun e. . hutan konifer b. tundra d hutan hujan trofik

13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme b. kompetisi d. mutualisme

14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ... a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi b. evolusi d. reboisasi

15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan

16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air

17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik

18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan

19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

87c. ikan hiu dan remora

20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta

21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis

tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra

22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra

23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari… a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan

24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita c. padi dan rumput dalam sebidang sawah

25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar adalah … a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah c. kerbau dan harimau

26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme

27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia

28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ... a. tumbuhan c. ayam e. belalang b. kodok d. ulat

29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler b. klorofil d. C, H, dan O

30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

88Lampiran 5

KUNCI JAWABAN 1. D 2. A 3. D 4. D 5. A 6. D 7. E 8. A 9. A 10. D

11. B 12. D 13. E 14. C 15. B 16. E 17. C 18. C 19. B 20. D

21. D 22. A 23. D 24. D 25. D 26. A 27. B 28. A 29. B 30. A

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 6

Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem No. Indikator Soal Tingkat

Kognitif Kunci

Jawaban 1. Menjelaskan

tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan dalam ekosistem

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. biosfer c. populasi e. habitat b. komunitas d. individu

2. Urutan organisasi kehidupan dan yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu — populasi — komunitas — biosfer d. populasi—individu — komunitas — biosfer b. individu — komunitas — biosfer — populasi e. biosfer— komunitas— populasi — individu c. komunitas — populasi — biosfer — individu

Cl

C2

C

A

2. Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem

13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep … a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. Ekosistem

47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah … a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersiinpah dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia

C2

C2

E B

3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen penyusun ekosistem

3. Kesatuan antara fàktor biotik dan abiotik disebut.,. a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem

Cl

D

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling besar adalah … a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah c. padi dengan burung

C2 D

4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem

6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah... a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil

C1 D

5. 8. Komponen biotik berikut iniyang berfimgsi iuengubah daun kering manjacli humus adalah... a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I

12. Faktor-faktor fisik yang merupakan Iingkungan abiotik suatu organisme adalah... a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban c. suhu, tanah, cacing, kelembaban

34. Tanaman yang nimbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan

9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah... a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah b. keluwing d. rayap

32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu …

C1

C1

C1

C2

C2

A A A C C

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik

33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen … a. biotik c. abiotik e. detrivor b. pengurai d. Konsumen

40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari... a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. basil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan

7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah... a. pemberian pupuk untuk nienyuburkan tanah b. cacing tanah meaggemburkan dan menyuburkan tanah c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalani tanah d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir

23. Berdasarkan defmnisi konsumen, pemyataan-pernyataan di bawah mi yang tidak benar adalah … a. hewan dan manusia termasuk konsurnen b. niampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak niampu menyusun senyawa organik dan senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoteh dari tumbuhan

C2

C2

C3

C3

A D

A

B

10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah … .

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...
Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 7

Pembagian Kelompok STAD (Student Tean Achievement Division)

No. Nama Kelompok 1 Lailatul Qadriah A 2 Wildan Saefudin B 3 Amirudin C 4 Tri Prasetya D 5 Titi Suhartini E 6 Fahmi Hidayatullah E 7 Manis Putri Lestari D 8 Dede Istiqomah C 9 Anisah Oktavia B 10 Lisa Fatillah A 11 Bahrul Muhith A 12 Nasrul Haqiqi B 13 Khairunnisa C 14 Hasanudin D 15 Habbie Maulana E 16 A. Zahrudin E 17 Desi Kumalasari D 18 Asri Afifah C 19 Mamay Nuryani B 20 Diana A 21 Ahya Shofa Tartila A 22 Fachrul Husaini B 23 Eva Wati C 24 Nurman D 25 Ahmad Azhar E 26 Nurlaila E

Page 116: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR KERJA SISWA 1

Tujuan: menjelaskan tentang ekosistem dan komponen penyusunnya. Dasar Teori : Allah menciptakan bumi dan segala isinya terdiri atas benda hidup dan benda tak hidup. Semua komponen yang ada di bumi diciptakan memiliki fungsi masing-masing dan saling mendukung satu sama lain. Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dan lingkungannya saling berinteraksi membentuk suatu sistem. Alat : 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja : Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut :

pict0.jpg

1. Dalam ekosistem terdapat tingkatan organisasi kehidupan. Sebutkan tingkatan

organisasi kehidupan mulai dari tingkatan yang rendah hingga tingkatan yang tinggi!

2. Ada berapa macam komponen penyusun ekosistem? Sebutkan komponen-komponen tersebut!

3. Dalam ekosistem ada pula yang disebut relung/nisia. Apa yang dimaksud dengan relung/nisia?

4. Ada berapa macam relung/nisia dalam satu ekosistem? Sebutkan dan jelaskan!

Page 117: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR KERJA SISWA 2

Tujuan: Menjelaskan tentang interaksi antarkomponen ekosistem, jaring-jaring makanan dan rantai makanan. Dasar Teori: Makhluk hidup melakukan hubungan timbal balik membentuk interaksi dengan komponen-komponen lain yang tak hidup. Hubungan timbal balik itu juga akan membentuk jaring-jaring makanan dan rantai makanan yang satu sama lain saling mempengaruhi. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil 3. Sawah Cara Kerja: Siswa diajak ke lapangan untuk melihat sceara langsung kondisi ekosistem sawah. Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. 1. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem sawah? Berikan contohnya! 2. Berilah contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem ini?

Page 118: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR KERJA SISWA 3

Tujuan: Menjelaskan tentang piramida ekologi dan daur biogeokimia Dasar Teori: Piramida ekologi merupakan gambaran tentang hubungan antarorganisme di dalam suatu sistem secara kuantitatif. Daur biogeokimia merupakan perpindahan materi yang melibatkan berbagai komponen ekosistem yang saling terkait berupa senyawa kimia dan perpindahannya melewati komponen biotik dan komponen abiotik. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja: Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. Coba buat piramida jumlah dan kasus berikut ini! 1. Dalam suatu kolam terdapat 10.000 fitoplankton. 400 zooplankton, 200 ikan herbivora dan 20 ikan karnivora 2. pada sebatang tanaman sengon hidup 10 ekor burung pemakan biji dan 200 ekor serangga pemakan daun sengon. Di samping ito, terdapat pula 2 ekor burung pemakan serangga dan serangga pemakan serangga lain sebanya 10 ekor.

Page 119: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

LEMBAR KERJA SISWA 4

Tujuan: Menjelaskan tentang suksesi dan tipe tipe ekosistem Dasar Teori: Allah Maha Kuasa, dengan segala kuasanya Dia dapat menghancurkan serta menumbuhkan kembali bumi dengan makhluk-maknhluk tertentu. Hal tersebut merupakan peristiwa suksesi. Selain itu, Dia juga meneiptakan macam-macam tipe ekosistem yang berbeda satu saina lain ciri maupun makhluk hidup yang terdapat di dalamnya. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja: Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. 1. Cobalah berikan salah satu contoh suksesi yang kalian ketahuit Bagaimana prosesnya? 2. Sebutkan tipe-tipe ekosistem! Buatlah tabel perbandingan masing-masing tipe ekosistem tersebut!

Page 120: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

ANGKET RESPONS SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERNUANSA NILAI

Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti setiap pernyataan yang tersedia. 2. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda cek list (√ ) 3. Pengisisan angket ini tidak akan mempengaruhi nilai belajar biologi kamu, sehingga

isilah dengan penuh kejujuran Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS

1.

Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.

2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.

3.

Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.

4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.

5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen.

6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.

7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.

8.

Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.

9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.

Page 121: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.

11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.

12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.

13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam.

14.

Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.

15.

Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.

16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.

17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum.

18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.

19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.

20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.

21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.

22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.

23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.

24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.

25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.

26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan

Page 122: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

untuk manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir.

27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.

28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.

29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.

30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.

Page 123: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

No. Nilai Indikator Pernyataan 1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam secara baik

merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.

4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.

9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.

19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.

22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Bukti Keberadaan dan

kekuasaan Allah 10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus

menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya. 17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan

supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum. 21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata

disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.

Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.

5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan

Page 124: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen. 6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti

halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.

7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.

14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.

15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.

2. Nilai Praktis Ekosistem beserta Komponennya

2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.

8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.

13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam. 20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap

berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. 24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi

juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.

26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk

Page 125: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir. 27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya

matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.

28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.

29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.

30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.

Manfaat Mempelajari

Konsep Ekosistem 11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan

dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.

12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.

16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.

18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.

23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.

25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.

Page 126: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 12

Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 2 1 20.00 2 2 5 3 2 40.00 3 3 5 3 2 40.00 4 4 3 0 3 60.00 5 5 5 0 5 100.00 6 6 3 2 1 20.00 7 7 1 2 -1 -20.00 8 8 5 0 5 100.00 9 9 2 1 1 20.00 10 10 3 2 1 20.00 11 11 5 2 3 60.00 12 12 1 1 0 0.00 13 13 3 0 3 60.00 14 14 2 0 2 40.00 15 15 1 1 0 0.00 16 16 1 0 1 20.00 17 17 3 1 2 40.00 18 18 0 0 0 0.00 19 19 2 2 0 0.00 20 20 0 1 -1 -20.00 21 21 3 2 1 20.00 22 22 2 2 0 0.00 23 23 4 1 3 60.00 24 24 1 0 1 20.00 25 25 1 3 -2 -40.00 26 26 3 0 3 60.00 27 27 1 2 -1 -20.00 28 28 1 0 1 20.00 29 29 2 0 2 40.00 30 30 1 1 0 0.00 31 31 1 0 1 20.00 32 32 4 1 3 60.00 33 33 4 3 1 20.00 34 34 5 3 2 40.00 35 35 4 3 1 20.00 36 36 3 1 2 40.00 37 37 1 1 0 0.00 38 38 3 0 3 60.00 39 39 4 1 3 60.00 40 40 1 0 1 20.00 41 41 4 1 3 60.00 42 42 3 1 2 40.00 43 43 2 0 2 40.00 44 44 2 1 1 20.00 45 45 2 1 1 20.00 46 46 1 1 0 0.00 47 47 2 0 2 40.00 48 48 3 1 2 40.00 49 49 3 2 1 20.00 50 50 3 2 1 20.00

Page 127: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 13

Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 10 50.00 Sedang 2 2 16 80.00 Mudah 3 3 13 65.00 Sedang 4 4 7 35.00 Sedang 5 5 11 55.00 Sedang 6 6 6 30.00 Sukar 7 7 7 35.00 Sedang 8 8 12 60.00 Sedang 9 9 7 35.00 Sedang 10 10 11 55.00 Sedang 11 11 14 70.00 Sedang 12 12 4 20.00 Sukar 13 13 7 35.00 Sedang 14 14 4 20.00 Sukar 15 15 7 35.00 Sedang 16 16 2 10.00 Sangat Sukar 17 17 8 40.00 Sedang 18 18 4 20.00 Sukar 19 19 5 25.00 Sukar 20 20 5 25.00 Sukar 21 21 9 45.00 Sedang 22 22 9 45.00 Sedang 23 23 7 35.00 Sedang 24 24 4 20.00 Sukar 25 25 4 20.00 Sukar 26 26 4 20.00 Sukar 27 27 6 30.00 Sukar 28 28 4 20.00 Sukar 29 29 5 25.00 Sukar 30 30 5 25.00 Sukar 31 31 4 20.00 Sukar 32 32 6 30.00 Sukar 33 33 13 65.00 Sedang 34 34 18 90.00 Sangat Mudah 35 35 13 65.00 Sedang 36 36 9 45.00 Sedang 37 37 6 30.00 Sukar 38 38 4 20.00 Sukar 39 39 8 40.00 Sedang 40 40 1 5.00 Sangat Sukar 41 41 8 40.00 Sedang 42 42 5 25.00 Sukar 43 43 5 25.00 Sukar 44 44 7 35.00 Sedang 45 45 6 30.00 Sukar 46 46 5 25.00 Sukar 47 47 5 25.00 Sukar 48 48 6 30.00 Sukar 49 49 6 30.00 Sukar 50 50 9 45.00 Sedang

Page 128: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 14

Korelasi Skor Butir dan Skor Total dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.184 - 2 2 0.372 Sangat Signifikan 3 3 0.377 Sangat Signifikan 4 4 0.489 Sangat Signifikan 5 5 0.779 Sangat Signifikan 6 6 0.224 - 7 7 -0.127 - 8 8 0.738 Sangat Signifikan 9 9 0.277 Signifikan 10 10 -0.015 - 11 11 0.517 Sangat Signifikan 12 12 0.110 - 13 13 0.431 Sangat Signifikan 14 14 0.592 Sangat Signifikan 15 15 -0.050 - 16 16 0.196 - 17 17 0.274 Signifikan 18 18 -0.050 - 19 19 0.127 - 20 20 -0.233 - 21 21 0.004 - 22 22 0.104 - 23 23 0.450 Sangat Signifikan 24 24 0.225 - 25 25 -0.165 - 26 26 0.454 Sangat Signifikan 27 27 -0.036 - 28 28 0.156 - 29 29 0.254 - 30 30 0.127 - 31 31 0.133 - 32 32 0.465 Sangat Signifikan 33 33 0.204 - 34 34 0.324 Signifikan 35 35 0.223 - 36 36 0.144 - 37 37 0.164 - 38 38 0.523 Sangat Signifikan 39 39 0.461 Sangat Signifikan 40 40 0.472 Sangat Signifikan 41 41 0.480 Sangat Signifikan 42 42 0.254 - 43 43 0.360 Sangat Signifikan 44 44 0.085 - 45 45 0.244 - 46 46 -0.021 - 47 47 0.445 Sangat Signifikan 48 48 0.325 Signifikan 49 49 0.204 - 50 50 0.070 - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 129: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 15

RELIABILITAS TES Rata2= 18.05 Simpang Baku= 5.61 KorelasiXY= 0.55 Reliabilitas Tes= 0.71 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 3 Ahmad Sabila ... 17 12 29 2 1 Ahmad Badroin 15 12 27 3 11 Mey Supratiwi 12 13 25 4 4 Ba'dhu Latif ... 12 11 23 5 20 Windawati 12 11 23 6 8 Irma Firdaus 13 9 22 7 7 Fahrunisa 9 12 21 8 2 Ahmad Fauzan 12 7 19 9 9 Khairul Hidayat 8 10 18 10 15 Nurbaiti Siva 9 9 18 11 13 Nia Kurnia 10 7 17 12 16 Qiqi Komarudin 9 8 17 13 19 Teuku Wisnu 8 8 16 14 18 Siti Nazroh 8 7 15 15 12 Miftahul Jannah 6 8 14 16 5 Deddi Mahyudi 7 6 13 17 10 Mar'atun Soleha 10 3 13 18 17 Rihlatul Hayati 10 3 13 19 14 Novie Thalia 4 6 10 20 6 Doni Ramdhani 3 5 8 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - 1 1 1 1 1 - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 1 1 1 - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 1 - 1 1 - 5 20 Windawati 23 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 3 5 5 3 5 3 1 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - 1 - 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 1 - - 1 - 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 1 - 1 1 - - 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 1 1 1 - - - 5 20 Windawati 23 1 - 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar 5 2 3 5 1 3 2 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 - 1 - - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 - 1 - - - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 - - 1 - - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - - - 1 5 20 Windawati 23 - - 1 - - - 1 Jml Jwb Benar 1 1 3 0 2 0 3 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - - 1 - -

Page 130: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

2 1 Ahmad Badroin 27 - - - 1 - - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 - - 1 - - 5 20 Windawati 23 - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 2 4 1 1 3 1 1 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - - 1 1 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 1 1 1 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 - - - - 1 1 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - 1 1 1 1 5 20 Windawati 23 1 - - 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 2 1 1 4 4 5 4 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 1 1 1 - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 - 1 - 1 1 3 11 Mey Supratiwi 25 - - 1 1 - - - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 - 1 1 - 1 1 5 20 Windawati 23 1 - - * - 1 1 Jml Jwb Benar 3 1 3 4 1 4 3 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - 1 - 1 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 - 1 - 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 1 - - - 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - 1 - 1 5 20 Windawati 23 1 - - - - 1 - Jml Jwb Benar 2 2 2 1 2 3 3 50 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - 2 1 Ahmad Badroin 27 - 3 11 Mey Supratiwi 25 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 5 20 Windawati 23 1 Jml Jwb Benar 3 Kelompok Asor Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 - - 1 - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 1 1 1 - - - 1 4 14 Novie Thalia 10 - 1 1 - - 1 - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - 1 Jml Jwb Benar 2 3 3 0 0 2 2 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 1 - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - 1 - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - - 4 14 Novie Thalia 10 - - 1 1 - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 0 1 2 2 1 0 0 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 1 - 1 - 1 - -

Page 131: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 1 1 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 1 0 1 0 2 1 2 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 1 1 - 1 - 1 - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - 1 - 1 - 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 2 1 0 3 0 2 0 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - 1 1 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - 1 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 - 1 4 14 Novie Thalia 10 - 1 - - 1 1 - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - 1 - 1 - Jml Jwb Benar 0 1 0 1 3 3 3 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - 1 - - - - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - 1 - 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 1 1 0 1 0 1 1 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - 1 - - 1 1 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - - 4 14 Novie Thalia 10 - - - 1 - - 1 5 6 Doni Ramdhani 8 - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 0 1 1 1 0 1 2 50 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 1 5 Deddi Mahyudi 13 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - 3 17 Rihlatul Hayati 13 1 4 14 Novie Thalia 10 - 5 6 Doni Ramdhani 8 - Jml Jwb Benar 2

Page 132: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 16

Rekap Analisis Butir dengan ANATES

Rata2= 18.05 Simpang Baku= 5.61 KorelasiXY= 0.55 Reliabilitas Tes= 0.71 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 20 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 20.00 Sedang 0.192 - 2 2 40.00 Mudah 0.371 Sangat Signifikan 3 3 40.00 Sedang 0.371 Sangat Signifikan 4 4 60.00 Sedang 0.511 Sangat Signifikan 5 5 100.00 Sedang 0.763 Sangat Signifikan 6 6 20.00 Sukar 0.194 - 7 7 -20.00 Sedang -0.083 - 8 8 100.00 Sedang 0.717 Sangat Signifikan 9 9 20.00 Sedang 0.262 - 10 10 20.00 Sedang -0.047 - 11 11 60.00 Sedang 0.525 Sangat Signifikan 12 12 0.00 Sukar 0.087 - 13 13 60.00 Sedang 0.454 Sangat Signifikan 14 14 40.00 Sukar 0.567 Sangat Signifikan 15 15 0.00 Sedang -0.045 - 16 16 20.00 Sangat Sukar 0.180 - 17 17 40.00 Sedang 0.291 Signifikan 18 18 0.00 Sukar -0.050 - 19 19 0.00 Sukar 0.122 - 20 20 -20.00 Sukar -0.196 - 21 21 20.00 Sedang 0.047 - 22 22 0.00 Sedang 0.084 - 23 23 60.00 Sedang 0.415 Sangat Signifikan 24 24 20.00 Sukar 0.247 - 25 25 -40.00 Sukar -0.142 - 26 26 60.00 Sukar 0.430 Sangat Signifikan 27 27 -20.00 Sukar -0.026 - 28 28 20.00 Sukar 0.201 - 29 29 40.00 Sukar 0.269 - 30 30 0.00 Sukar 0.122 - 31 31 20.00 Sukar 0.178 - 32 32 60.00 Sukar 0.453 Sangat Signifikan 33 33 20.00 Sedang 0.218 - 34 34 40.00 Sangat Mudah 0.308 Signifikan 35 35 20.00 Sedang 0.218 - 36 36 40.00 Sedang 0.120 - 37 37 0.00 Sukar 0.174 - 38 38 60.00 Sukar 0.522 Sangat Signifikan 39 39 60.00 Sedang 0.460 Sangat Signifikan 40 40 20.00 Sangat Sukar 0.460 Sangat Signifikan 41 41 60.00 Sedang 0.478 Sangat Signifikan 42 42 40.00 Sukar 0.269 - 43 43 40.00 Sukar 0.354 Sangat Signifikan 44 44 20.00 Sedang 0.070 - 45 45 20.00 Sukar 0.254 - 46 46 0.00 Sukar -0.026 - 47 47 40.00 Sukar 0.417 Sangat Signifikan 48 48 40.00 Sukar 0.334 Signifikan 49 49 20.00 Sukar 0.194 - 50 50 20.00 Sedang 0.084 -

Page 133: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 18

Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol

No. Responden Nomor Soal Jumlah X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Agung M.H 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 30 2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 15 50 3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 18 60 4 Asep Ridwan 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11 37 5 Dinul Haq 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12 40 6 Dwi Maimunah 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 33 7 Fika Ayu A. 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15 50 8 Ijal Faris 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 15 50 9 Masupi 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 13 43 10 Ninis K 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 18 60 11 Nisfah Aulia 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 13 43 12 Nur Atikah 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 12 40 13 Rahmat Hidayat 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13 43

14 Shalahudin A. 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 43 15 Siti Anisah 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 11 37 16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 14 47 17 Siti Fajriah 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 50 18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 15 50 19 Slamet Zaim 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 47 20 Syarif H. 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 37 21 Umi Kultsum 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9 30 22 Yogi Agustiawan 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 14 47 23 Yulistiani 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 15 50 24 Lisnawati 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 12 40 25 Hayati Nufus 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 15 50 26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 13 43

Jumlah 21 12 15 13 11 10 12 10 13 9 7 13 11 9 11 8 11 9 13 15 10 7 11 14 10 11 12 12 14 11 Max 60

Min 30 Mean 44.231 Median 43

Modus 50

Page 134: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 17

Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen

No. Responden Nomor Soal Jumlah

X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 A. Bahrul Muhit 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 14 47

2 Ahmad Azhar 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50 3 Ahmad Zarudin 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 14 47 4 Ahya Sofa T. 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 16 53 5 Anisah Octavia 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 40 6 Asri Afifah 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47 7 Dede Istiqomah 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 15 50 8 Desi Kumala S. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 16 53 9 Diana 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 13 43 10 Eva Wati 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 14 47 11 Fahmi H 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 16 53

12 Habbie Maulana 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 13 43 13 Hasannudin 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 14 47

14 Khoirunnisa 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 14 47 15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 63 16 Lisa Fatillah 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43 17 Mamay Nuraini 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15 50 18 Manis Putri L. 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 17 57 19 Muh. Amirudin 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 16 53 20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13 43 21 Titi Suhartini 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50 22 Tri Prastiya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 18 60 23 Wildan S. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 19 63 24 Fachrul 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 12 40 25 Nurman 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14 47 26 Nurlaila 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 14 47

Jumlah 21 17 12 12 13 15 15 13 15 13 15 11 14 10 12 16 14 12 13 12 12 10 12 11 11 12 13 11 9 9 Max 63

Min 40 Mean 49.34615 Median 47

Modus 47

Page 135: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 20 Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol

No. Responden Nomor Soal Jumlah

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Agung M.H 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 14 47 2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 22 73 3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23 77 4 Asep Ridwan 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 15 50 5 Dinul Haq 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15 50 6 Dwi Maimunah 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47 7 Fika Ayu A. 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 18 60 8 Ijal Faris 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 50 9 Masupi 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 15 50 10 Ninis K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 20 67 11 Nisfah Aulia 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16 53 12 Nur Atikah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 18 60

13 Rahmat Hidayat 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 14 47

14 Shalahudin A. 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 14 47 15 Siti Anisah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21 70 16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43 17 Siti Fajriah 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 16 53 18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 16 53 19 Slamet Zaim 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20 70 20 Syarif H. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 15 50 21 Umi Kultsum 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 16 53

22 Yogi Agustiawan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 18 60

23 Yulistiani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 20 67 24 Lisnawati 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 73 25 Hayati Nufus 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 19 63 26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 16 53

Jumlah 25 24 19 16 16 15 17 12 15 10 16 14 13 13 13 12 17 13 18 14 11 14 13 11 16 14 12 11 18 14 Max 77

Mi n 34 Mea n 557.1 Media n 35

Modus 50

Page 136: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 19 Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen

No. Responden Nomor Soal Jumlah

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 A. Bahrul Muhit 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 20 67

2 Ahmad Azhar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 18 60 3 Ahmad Zarudin 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 18 60 4 Ahya Sofa T. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 20 67 5 Anisah Octavia 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19 63 6 Asri Afifah 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 17 57 7 Dede Istiqomah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 24 80 8 Desi Kumala S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 23 77 9 Diana 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 25 83 10 Eva Wati 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22 73 11 Fahmi H 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 19 63

12 Habbie Maulana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 17 57

13 Hasannudin 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 17 57

14 Khoirunnisa 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 20 67 15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27 90 16 Lisa Fatillah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 25 83 17 Mamay Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 21 70 18 Manis Putri L. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 23 77 19 Muh. Amirudin 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 23 77 20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 24 80 21 Titi Suhartini 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 26 87 22 Tri Prastiya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 25 83 23 Wildan S. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 93 24 Fachrul 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 22 73 25 Nurman 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 18 60 26 Nurlaila 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 20 67

Jumlah 25 24 25 22 24 20 20 16 21 18 19 16 21 15 22 18 20 16 15 20 18 19 16 16 17 17 14 14 15 18 Max 93

Mi n 75 Mea n 271.96 Media n 571.

Modus 67

Page 137: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...
Page 138: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 21

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Eksperimen

1. Distribusi Frekuensi

a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil

U = 63; L = 40

R = U – L + 1

= 63 – 40 + 1

= 24

b. Banyaknya kelas interval

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 26

= 1 + 3,3 (1,414)

= 1 + 4,669

= 5,669 dibulatkan menjadi 6

c. Panjang kelas interval

i = R / K

= 24 / 6

= 4

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

No. Interval Kelas

NilaiTengah (XA) XA 2

Frekuensi Batas Nyata FXA FXA2 Absolut Kumulatif

1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 29.5 -35.5 290.5 12055.752 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 35.5 - 41.5 273 12421.5 3 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 41.5 - 47.5 198 9801 4 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 47.5 - 53.5 257.5 13261.255 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 53.5 - 59.5 57.5 3306.25 6 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 - 65.5 184.5 11346.75

Jumlah 26 1261 62192.5

2. Mean

Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mx = ∑ FX

N

= 1261

Page 139: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

26

= 48,5

3. Median

Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mdn = L + ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −fi

fkbN2/1 × i

= 51,5 + ½ (26) – 17 × 4

5

= 51,5 + (-4 /3 ) × 4

= 51,5 – 5.32

= 46,2

4. Modus

Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mo = L + fa × i dimana fa = 3 – 2 = 1

fa + fb f b = 3 – 3 = 0

= 51,5 + 1 × 4

1 + 4

= 51,5 + (0,2 × 4) = 52,3

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

SD = 22

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− ∑∑

NFX

NFX

Keterangan :

SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing

Maka,

Page 140: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

SD = 2

261442

265,82034

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

= 81.307517.3155 −

= 36,79

= 8,91

6. Varian (S2)

S2 = SD2

Maka,

S2 = (8,91)2

= 79,36

Page 141: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 22

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Kontrol

2. Distribusi Frekuensi

a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil

U = 60; L = 30

R = U – L + 1 = 60 – 30 + 1 = 31

b. Banyaknya kelas interval

K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 (1,414) = 1 + 4,669 = 5,669 dibulatkan menjadi 6

c. Panjang kelas interval

i = R / K = 31 / 6 = 6,167 dibulatkan menjadi 6

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

No. Interval Kelas

Nilai Tengah (XA) XA 2

Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif

1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 97.5 3168.752 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 231 8893.5 3 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 356 15842 4 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 303 15301.55 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 56.5 3192.256 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 125 7812.5

Jumlah 26 1169 54210.5

3. Mean

Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mx = ∑ FX

N

= 1169

26

= 44,96

Page 142: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

4. Median

Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mdn = L + ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −fi

fkbN2/1 × i

= 41,5 + ½ (26) – 9 × 6

17

= 41,5 + (1 /13 ) × 6

= 41,5 + 1,41

= 42.9

5. Modus

Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mo = L + fa × i dimana fa = 8 – 6 = 2

fa + fb f b = 8 – 6 = 2

= 41,5 + 2 × 6

2 + 2

= 41,5 + (0,5 × 6) = 44,5

6. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

SD = 22

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− ∑∑

NFX

NFX

Keterangan :

SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing

Maka,

SD = 2

261169

265,54210

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

Page 143: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

= 40.202102.2085 −

= 62,63

= 7,98

7. Varian (S2)

S2 = SD2

Maka,

S2 = (7,98)

= 63,62

Page 144: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 23

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Biologi Siswa Kelompok Eksperimen

1. Distribusi Frekuensi

a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil

U = 93; L = 57

R = U – L + 1

= 93 – 57 + 1

= 37

b. Banyaknya kelas interval

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,414)

= 1 + 4,669

= 5,669 dibulatkan menjadi 6

c. Panjang kelas interval

i = R / K

= 37 / 6

= 6,167 dibulatkan menjadi 6

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

No. Interval Kelas

NilaiTengah (XA) XA 2

Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif

1 57 - 63 60 3600 8 7 480 28800 2 64 - 70 67 4489 5 13 335 22445 3 71 - 77 74 5476 5 17 370 27380 4 78 - 84 81 6561 5 22 405 32805 5 85 - 92 88 7744 2 23 176 15488 6 93 - 100 96 9216 1 26 96 9216

Jumlah 26 1862 136134

2. Mean

Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mx = ∑ FX

N

= 1862

Page 145: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

26

= 71,62

3. Median

Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mdn = L + ½ N – fkb × i

Fi

= 69,5 + ½ (26) – 13 × 6

5

= 69,5 + (0 /5 ) × 6

= 69,5 + 0

= 69,5

4. Modus

Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mo = L + fa × i dimana fa = 5 – 5 = 0

fa + fb f b = 5 – 5 = 0

= 69,5 + 0 × 6

0 + 1

= 69,5 + 0 = 69,5

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

SD = 22

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− ∑∑

NFX

NFX

Keterangan :

SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing

Maka,

Page 146: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

SD = 2

261862

26136134

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

= 42,512992,5235 −

= 5,106

= 10,32

6. Varian (S2)

S2 = SD2

Maka,

S2 = (10,32)2

= 106,5

Page 147: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 24

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Postes Biologi Siswa Kelompok Kontrol

1. Distribusi Frekuensi

a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil

U = 77; L = 43

R = U – L + 1

= 77 – 43 + 1

= 35

b. Banyaknya kelas interval

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 26

= 1 + 3,3 (1,414)

= 1 + 4,669

= 5,669 dibulatkan menjadi 6

c. Panjang kelas interval

i = R / K

= 35 / 6

= 5,837 dibulatkan menjadi 6

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

No. Interval Kelas

NilaiTengah (XA) XA 2

Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif

1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 515 26522.5 3 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 172.5 9918.75 4 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 258 16641 5 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 76.5 5852.25

Jumlah 26 1461 84196.5

2. Mean

Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mx = ∑ FX

N

= 1461

Page 148: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

26

= 56,19

3. Median

Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mdn = L + ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −fi

fkbN2/1 × i

= 61,5 + ½ (26) – 18 × 6

4

= 61,5 + (-5 /4 ) × 6

= 61,5 – 7,5

= 54

4. Modus

Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Mo = L + fa × i dimana fa = 4 – 3 = 1

fa + fb f b = 4 – 3 = 1

= 61,5 + 1 × 6

1 + 1

= 61,5 + (1 × 6) = 64,5

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

SD = 22

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− ∑∑

NFX

NFX

Keterangan :

SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing

Maka,

Page 149: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

SD = 2

261461

265,84196

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

= 31,315733,3238 −

= 02,81

= 9,00

6. Varian (S2)

S2 = SD2

Maka,

S2 = (9,00)

= 81

Page 150: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 21 A. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors.

Proses perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut :

a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom X)

b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus:

SDi Χ−Χ=Ζ dengan Χ adalah rata-rata (mean)

c. Nilai Zi dikonsultasikan pada table F (Kolom Zt)

d. Untuk kolom F(Zi) :

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zt

e. Untuk kolom S(Zi)

S(Zi) = Nomor Responden

Jumlah Responden

f. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) – S(Zi)

g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlaktersebut untuk mendapakan Lo

hitung.

h. Apabila Lo hitung < Lo tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.

1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen

a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Eksperimen

Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen

No.

XA

F

FX

x (X-X)

x2

Fx2

Zi

Zt

F(Zi)

Fkb

S(Zi)

F(Zi) - S(Zi)

1 40 2 80 -9.42 88.736 177.4728 -1.502392 0.4332 0.0668 2 0.0769231 -0.01012308 2 43 5 215 -6.42 41.216 206.082 -1.023923 0.3413 0.1587 7 0.2692308 -0.11053077 3 47 6 282 -2.42 5.8564 35.1384 -0.385965 0.1517 0.3483 13 0.5 -0.1517 4 50 4 200 0.58 0.3364 1.3456 0.092504 0.0359 0.5359 17 0.6538462 -0.11794615 5 53 5 265 3.58 12.816 64.082 0.5709729 0.2157 0.7157 22 0.8461538 -0.13045385 6 57 1 57 7.58 57.456 57.4564 1.2089314 0.3869 0.8869 23 0.8846154 0.00228462 7 60 1 60 10.58 111.94 111.9364 1.6874003 0.4545 0.9545 24 0.9230769 0.03142308 8 63 2 126 13.58 184.42 368.8328 2.1658692 0.4850 0.985 26 1 -0.015 1285 1022.346

Lhitung terbesar = 0,031

Page 151: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan

α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Eksperimen

Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Eksperimen

No. XA F FX x (X-X) x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

1 57 3 171 -14.96 223.802 671.4048 -1.4073377 0.4207 0.0793 3 0.1153846 -0.0360846

2 60 3 180 -11.96 143.042 429.1248 -1.1251176 0.3708 0.1292 6 0.2307692 -0.1015692

3 63 2 126 -8.96 80.2816 160.5632 -0.8428975 0.2995 0.2005 8 0.3076923 -0.1071923 4 67 4 268 -4.96 24.6016 98.4064 -0.466604 0.1808 0.3192 12 0.4615385 -0.1423385 5 70 1 70 -1.96 3.8416 3.8416 -0.1843838 0.0714 0.4286 13 0.5 -0.0714 6 73 2 146 1.04 1.0816 2.1632 0.0978363 0.0398 0.5398 15 0.5769231 -0.0371231 7 77 3 231 5.04 25.4016 76.2048 0.4741298 0.1808 0.6808 18 0.6923077 -0.0115077 8 80 2 160 8.04 64.6416 129.2832 0.75635 0.2764 0.7764 20 0.7692308 0.0071692 9 83 3 249 11.04 121.882 365.6448 1.0385701 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154 10 87 1 87 15.04 226.202 226.2016 1.4148636 0.4207 0.9207 24 0.9230769 -0.0023769 11 90 1 90 18.04 325.442 325.4416 1.6970837 0.4554 0.9554 25 0.9615385 -0.0061385 12 93 1 93 21.04 442.682 442.6816 1.9793039 0.44772 0.94772 26 1 -0.05228 1871 2930.962

Lhitung terbesar = 0,007

Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan

α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Kelas Kontrol

a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Kontrol

Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Kontrol

No. XA F FX x (X-X) x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

1 30 2 60 -14.62 213.74 427.49 -1.8229426 0.4656 0.0344 2 0.0769231 -0.0425231 2 33 1 33 -11.62 135.02 135.02 -1.4488778 0.4265 0.0735 3 0.1153846 -0.0418846 3 37 3 111 -7.62 58.064 174.19 -0.9501247 0.3289 0.1711 6 0.2307692 -0.0596692 4 40 3 120 -4.62 21.344 64.033 -0.5760599 0.2190 0.281 9 0.3461538 -0.0651538 5 43 5 215 -1.62 2.6244 13.122 -0.201995 0.0793 0.4207 14 0.5384615 -0.1177615 6 47 3 141 2.38 5.6644 16.993 0.2967581 0.1179 0.6179 17 0.6538462 -0.0359462 7 50 5 250 5.38 28.944 144.72 0.6708229 0.2486 0.7486 22 0.8461538 -0.0975538 8 53 1 53 8.38 70.224 70.224 1.0448878 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154 9 57 1 57 12.38 153.26 153.26 1.5436409 0.4382 0.9382 24 0.9230769 0.0151231 10 60 2 120 15.38 236.54 473.09 1.9177057 0.4726 0.9726 26 1 -0.0274 1160 1672.2

Page 152: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lhitung terbesar = 0,0015

Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan

α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Kontrol Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Kontrol

No.

XA

F

FX

x (X-X)

x2

Fx2

Zi

Zt

F(Zi)

Fkb

S(Zi)

F(Zi) - S(Zi)

1 43 1 43 -10.85 117.7225 117.7225 -1.098178 0.3643 0.1357 1 0.0384615 0.09723846 2 47 4 188 -6.85 46.9225 187.69 -0.69332 0.2549 0.2451 5 0.1923077 0.05279231 3 50 5 250 -3.85 14.8225 74.1125 -0.389676 0.1517 0.3483 9 0.3461538 0.00214615 4 53 5 265 -0.85 0.7225 3.6125 -0.086032 0.0319 0.4681 14 0.5384615 -0.0703615 5 60 3 180 6.15 37.8225 113.4675 0.6224696 0.2324 0.7324 17 0.6538462 0.07855385 6 63 2 126 9.15 83.7225 167.445 0.9261134 0.3238 0.8238 19 0.7307692 0.09303077 7 67 2 134 13.15 172.9225 345.845 1.3309717 0.4082 0.9082 21 0.8076923 0.10050769 8 70 1 70 16.15 260.8225 260.8225 1.6346154 0.4484 0.9484 23 0.8846154 0.06378462 9 73 2 146 19.15 366.7225 733.445 1.9382591 0.4732 0.9732 25 0.9615385 0.01166154 10 77 1 77 23.15 535.9225 535.9225 2.3431174 0.4901 0.9901 26 1 -0.0099 26 1479 2540.085

Lhitung terbesar = 0,100

Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan

α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

Page 153: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

B. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher yaitu dengan

rumus :

22

21

SS

Fh = , di mana S2 adalah varian yang diperoleh dari kuadrat standar deviasi.

Keterangan :

F = Uji Fisher, dimana nilai tabel distribusi F untuk α = 0,05, dengan dk penyebut 25

dan dk pembilang 25.

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

1. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen

Uji homogenitas kelompok eksperimen melalui nilai varians hasil pretes dan

postes kelompok eksperimen, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya

sampel tidak mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho

ditolak jika Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti

sampel tidak homogen.

Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :

S12 = 106,5

S22 = 79,36

Dengan rumus 22

21

SS

Fh = ,

maka 36,795,106

=Fh

= 1,34

Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,

dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu

sebagai berikut :

20 24 30

4 6

Page 154: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02

F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89

Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)

= 8,08 +11,34

= 1,942

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,34 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan

demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.

2. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol

Uji homogenitas kelompok kontrol melalui nilai varians hasil pretes dan postes

kelompok kontrol, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya sampel tidak

mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho ditolak jika

Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel

tidak homogen.

Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :

S12 = 81,00

S22 = 63,62

Dengan rumus 22

21

SS

Fh = ,

maka 62,6300,81

=Fh

= 1,27

Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,

dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu

sebagai berikut :

20 24 30

4 6

Page 155: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02

F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89

Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)

= 8,08 +11,34

= 1,942

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,27 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan

demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.

Page 156: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk pengujian hipotesis, maka langkah-langkahnya adalah:

1. Hipotesa statistik

Ho = µE < µK

Ha = µE > µK

Keterangan :

Ho = Hipotesis Nihil

Ha = Hipotesis Alternatif

µE = Hasil belajar biologi siswa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada ekosistem yang bernuansa nilai

µK = Hasil belajar biologi siswa menggunakan metode konvensional

Adapun kriteria pengujian hipotesis dengan uji-t adalah:

Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. Uji signifikansi dengan uji-t (t-test)

Pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dengan

derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau 26 + 26 – 2 = 50) digunakan rumus:

t0 =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

−+

+

∑ ∑yxyx NNNN

yx

MyMx

112

22

Keterangan : Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol

Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen

Ny = jumlah siswa kelompok kontrol

t0 = nilai t hitung

Page 157: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Mx = xNdx∑

= 26

588

= 22,62

2∑ x = ( )

NdX

dX2

2 ∑∑ −

= 15572 - ( )26

588 2

= 15572 – 13297,85 = 2274,15

My = yNdy∑

= 26

336

= 12,62

( )NdY

dYy2

22 ∑∑∑ −=

= 6468 - ( )26

336 2

= 6468 – 4342,15 = 2125.85

Setelah diperoleh nilai-nilai tersebut maka masukkan ke dalam rumus

t0 =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

−+

+

∑ ∑yxyx NNNN

yx

MyMx

112

22

=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−++

261

261

2262685,212515,2274

62,1262,22

=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

262

504400

10

= ( )( )08,088

10

=04,7

10

= 3,77

3. Harga t-tabel

Untuk menentukan harga t-tabel, maka dilakukan pengujian satu arah pihak kanan

dengan taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau

26 + 26 – 2 = 50). Sehingga diperoleh harga t-tabel sebesar 2,00. (Lihat tabel Nilai

Persentil untuk Distribusi t).

Page 158: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

4. Kesimpulan

Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil pengujian hipotesis penelitian ini termasuk

kriteria nomor satu yaitu t-hitung > t-tabel yaitu 3,77> 2,00, sehingga dapat

didefinisikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, kesimpulan dari

penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang

ernuansa nilai. Dalam hal ini, terlihat bahwa hasil belajar biologi siswa yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD proses pembelajaran

biologi pada konsep ekosistem lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar

biologi siswa yang menggunakan metode konvensional pada proses pembelajaran

biologi pada konsep ekosistem.

Page 159: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...
Page 160: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 28

Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

1. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

2616 X 100% = 61,54%

TS = fP X 100% =

260 X 100% = 0

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

2. SS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

S = fP X 100% =

2618 X 100% = 69,23%

TS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

3. SS = fP X 100% =

269 X 100% = 34,62%

S = fP X 100% =

2617 X 100% = 65,38%

TS = fP X 100% =

260 X 100% = 0

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

4. SS = fP X 100% =

2615 X 100% = 57,69%

S = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

261 X 100% = 3,85%

Page 161: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

5. SS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

S = fP X 100% =

2619 X 100% = 73,08%

TS = fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

6. SS = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

S = fP X 100% =

2615 X 100% = 57,69%

TS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

7. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

2616 X 100% = 61,54%

TS = fP X 100% =

260 X 100% = 0

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

8. SS = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

S = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

TS = fP X 100% =

267 X 100% = 26,92%

STS =fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

9. SS = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

S = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

TS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

Page 162: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

10. SS = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

S = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

11. SS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

S = fP X 100% =

2619 X 100% = 73,08%

TS = fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

12. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

TS = fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

13. SS = fP X 100% =

2614 X 100% = 53,85%

S = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

14. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

Page 163: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

15. SS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

S = fP X 100% =

2614 X 100% = 53,85%

TS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

STS =fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

16. SS = fP X 100% =

269 X 100% = 34,62%

S = fP X 100% =

2613 X 100% = 50%

TS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

STS =fP X 100% =

261 X 100% = 3,85%

17. SS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

S = fP X 100% =

2613 X 100% = 50%

TS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

STS =fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

18. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

TS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

Page 164: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

19. SS = fP X 100% =

2610 X 100% = 38,46%

S = fP X 100% =

267 X 100% = 26,92%

TS = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

STS =fP X 100% =

261 X 100% = 3,85%

20. SS = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

S = fP X 100% =

2615 X 100% = 57,69%

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

261 X 100% = 3,85%

21. SS = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

S = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

TS = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

22. SS = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

S = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

TS = fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

STS =fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

23. SS = fP X 100% =

267 X 100% = 26,92%

S = fP X 100% =

2619 X 100% = 73,08%

TS = fP X 100% =

260 X 100% = 0

Page 165: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

24. SS = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

S = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

TS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

25. SS = fP X 100% =

265 X 100% = 19,23%

S = fP X 100% =

2619 X 100% = 73,08%

TS = fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

26. SS = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

S = fP X 100% =

2614 X 100% = 53,85%

TS = fP X 100% =

264 X 100% = 15,38%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

27. SS = fP X 100% =

269 X 100% = 34,62%

S = fP X 100% =

2617 X 100% = 65,38%

TS = fP X 100% =

260 X 100% = 0

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

28. SS = fP X 100% =

267 X 100% = 26,92%

S = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

Page 166: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

TS = fP X 100% =

2611 X 100% = 42,31%

STS =fP X 100% =

262 X 100% = 7,69%

29. SS = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

S = fP X 100% =

268 X 100% = 30,77%

TS = fP X 100% =

2612 X 100% = 46,15%

STS =fP X 100% =

260 X 100% = 0

30. SS = fP X 100% =

266 X 100% = 23,08%

S = fP X 100% =

2616 X 100% = 61,54%

TS = fP X 100% =

263 X 100% =11,54%

STS =fP X 100% =

261 X 100% = 3,85%

Page 167: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

No. Nilai Indikator Pernyataan Persentase 1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan

alam secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.

4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.

9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.

19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.

22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.

83,83%

Bukti Keberadaan dan kekuasaan Allah

10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.

17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum.

21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.

97,43%

Page 168: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.

5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen.

6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.

7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.

14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.

15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.

88,46%

2. Nilai Praktis Ekosistem beserta Komponennya

2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah 77,01%

Page 169: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.

8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.

13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam.

20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.

24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.

26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir.

27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.

28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.

29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.

30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.

Page 170: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem

11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.

12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.

16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.

18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.

23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.

25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.

Page 171: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

No.Kelompok Kontrol

No.Kelompok Eksperimen

PRETEST POSTTEST Beda (dx) dx2 PRETEST POSTTEST Beda (dy) dy21 30 47 17 289 1 47 67 20 4002 50 73 23 529 2 50 60 10 1003 60 77 17 289 3 47 60 13 1694 37 50 13 169 4 53 67 14 1965 40 50 10 100 5 40 63 23 5296 33 47 14 196 6 47 57 10 1007 50 60 10 100 7 50 80 30 9008 50 50 0 0 8 53 77 24 5769 43 50 7 49 9 43 83 40 1600

10 60 67 7 49 10 47 73 26 67611 43 53 10 100 11 53 63 10 10012 40 60 20 400 12 43 57 14 19613 43 47 4 16 13 47 57 10 10014 43 47 4 16 14 47 67 20 40015 37 70 33 1089 15 63 90 27 72916 47 43 -4 16 16 43 83 40 160017 50 53 3 9 17 50 70 20 40018 50 53 3 9 18 57 77 20 40019 47 70 23 529 19 53 77 24 57620 37 50 13 169 20 43 80 37 136921 30 53 23 529 21 50 87 37 136922 47 60 13 169 22 60 83 23 52923 50 67 17 289 23 63 93 30 90024 40 73 33 1089 24 40 73 33 108925 50 63 13 169 25 47 60 13 16926 43 53 10 100 26 47 67 20 400

Jumlah 336 6468 588 1557212.9230769 2125.85 22.6153846 2274.15385

112896 3457444342.154 13297.85

148.3038

Page 172: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

B a

4

6

8

10

12

Frekuensi Absolut

43 47 47 47 47 50 50 5053 53 53 53 60 60 67 67

No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi

atas Nyat FXA FXA2Absolut Kumulatif1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 12 17 48.5 618 318273 55 - 61 57.5 3306.25 2 19 54.5 115 6612.54 62 - 67 64.5 4160.25 3 22 61.5 193.5 12480.755 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25

Jumlah 26 79.5 1442 82034.5

0

2

42.5 48.5 54Bata

Page 173: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

50 50 50 5370 70 73 77

4.5 61.5 67.5 73.5as Nyata Kelas

Page 174: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

3

4

5

6

40 40 43 43 43 43 43 47 4750 50 50 50 53 53 53 53 53

No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi

Batas Nyata FXA FXA2Absolut Kumulatif1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 39.5 290.5 12055.752 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 43.5 273 12421.53 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 47.5 198 98014 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 51.5 257.5 13261.255 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 55.5 57.5 3306.256 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 184.5 11346.75

63.5Jumlah 26 1261 62192.5

6.394829642 7

0

1

2

3

39.5 43.5 47.5 51.5 55.5 59.5

Page 175: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

47 47 47 4757 60 63 63

63.5

Page 176: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

8

57 57 57 60 60 60 63 6773 73 77 77 77 80 83 83

No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi

FXA FXA2Absolut Kumulatif1 57 - 63 60 3600 8 7 56.5 480 288002 64 - 70 67 4489 5 13 63.5 335 224453 71 - 77 74 5476 5 17 70.5 370 273804 78 - 84 81 6561 5 22 77.5 405 328055 85 - 92 88 7744 2 23 84.5 176 154886 93 - 100 96 9216 1 26 92.5 96 9216

100.5Jumlah 26 1862 136134

11.0059273

01

23

456

7

56.5 63.5 70.5 77.5 84.5 92.5 100.5

Frekuensi Absolut

Batas Nyata Kelas

Page 177: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

67 67 67 7083 87 90 93

Page 178: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

30 30 33 37 37 37 40 4043 47 47 47 50 50 50 50

No. interval kelas nilai tengah (XA) XA 2Frekuensi

Batas Kelas FXA FXA2absolut kumulatif1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 29.5 97.5 3168.752 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 35.5 231 8893.53 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 41.5 356 158424 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 47.5 303 15301.55 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 53.5 56.5 3192.256 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 59.5 125 7812.5

65.5Jumlah 26 1169 54210.5

Skor Terbe 60Skor Terke 30

Menentukan RentangR = Skor Terbesar - Skor Terkecil

30Menentukan banyak kelasBK = 1 + 3,3 log n

1 + 3,3 log 26 81 + 3,3 (1,4148) 71 + 4,46695669

Menentukan Panjang KelasI = R

BKMenentukan Mean

8.397290798

0

12345

6

29.5 35.5 41.5 47.5 53.5 5

Frekuensi Absolut

Batas Nyata Kelas

Page 179: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

43 43 43 4353 57 60 60

59.5 65.5

Page 180: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

89

10

43 47 47 47 47 50 50 5053 53 60 60 60 63 63 67

No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi

FXA FXA2Absolut Kumulatif1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 48.5 515 26522.53 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 54.5 172.5 9918.754 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 61.5 258 166415 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25

79.5Jumlah 26 1461 84196.5

01234567

42.5 48.5 54.5 61.5 67.5 73.5 79.5

Frekuensi Absolut

Batas Nyata Kelas

Page 181: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

50 50 53 53 5367 70 73 73 77

Page 182: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

Lampiran 5

Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem

No. Indikator Soal Tingkat kognitif

Kunci jawaban

1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan dalam ekosistem

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. biosfer c. populasi e. habitat b. komunitas d. individu

2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosferb. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu

C1 C2

C A

2. Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem

13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. Ekosistem

47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia

C2 C2

E B

3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-

3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem

C1

D

Page 183: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

komponen penyusun ekosistem

42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling besar adalah …

a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah c. padi dengan burung

C2 D

4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem

6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah... a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil

C1

D

5. Menyebutkan fungsi komponen ekosistem

8. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I

12. Faktor-faktor fisik yang merupakan lingkungan abiotik suatu organisme adalah... a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban c. suhu, tanah, cacing, kelembaban

34. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan

9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah… a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah b. keluwing d. rayap

32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen

C1 C1 C1 C2 C2

A A C C C

Page 184: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik

33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen... a. biotik c. abiotik e. detrivor

b. pengurai d. Konsumen 40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari…

a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan

7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah... a. pemberian pupuk untuk menyuburkan tanah b. cacing tanah menggemburkan dan menyuburkan tanah c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalam tanah d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir

23. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan

C2 C2 C3 C3

A D A B

6. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem

10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah… a. cacing c. fitoplakton e. ulat b. burung d. belalang

C2

C

Page 185: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

7. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan siklus biogeokimia dalam ekosistem

5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran

31. Jumlah materi yang dibentuk oleh setiap taraf trofi dari rantai makanan per satuan luas atau volume disebut ... a. produktivitas primer d. kecepatan produktivitas b. produktivitas sekunder e. produktivitas kotor c. perpindahan energi

4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil

14. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah... a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik

18. Tanaman serelia tikus kucing serigala Perhatikan rantai makanan di atas ! Energi dalam rantai makanan mengalir dari ... a. serigala ke tanaman serelia c. kucing ke tikus e. serelia ke tikus b. serigala ke kucing d. serigala ke kucing

20. Serigala berada pada tingkat trofik ... a. herbivor d. dekomposer

C1 C1 C2 C2 C2 C2

A D D C E C

Page 186: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

b. heterotrof tingkat kedua e. konsumen c. heterotrof ketiga

21. Urutan berikut ini sering terjadi adalah ... a. spesies langka spesies terancam spesies punah b. spesies punah spesies terancam spesies langka c. spesies terancam spesies langka spesies punah d. spesies terancam spesies punah spesies langka e. spesies langka spesies punah spesies terancam

46. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. C, H, dan O c. klorofil e. oksigen dan molekuler b. karbondioksida dan air d. sinar matahari

48. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan

49. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan atarorganisme pada masing-masing taraf trofi, maka lebih tepat digunakan piramida ... a. biomassa dan piramida energi d. jumlah dan piramida energi b. ekologi dan piramida energi e. jumlah dan piramida ekologi c. jumlah dan piramida biomassa

17. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1

19. Pada no. 18 materi dan energi yang berpindah dari tanaman serelia ke serigala menyebabkan energi yang tersedia menjadi ...

C2 C2 C2 C2 C3 C3

C D A A D A

Page 187: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

a. menurun, tetapi kepadatan populasi serigala selalu meningkat b. meningkat, tetapi kepadatan populasi serigala selalu menurun c. menurun, tetapi kepadatan populasi mungkin meningkat atau menurun d. meningkat atau menurun, tetapi kepadatan populasi serigala tetap e. menurun sehingga kepadatan populasi serigala menurun

22. Dalam suatu ekosistem terdapat populasi plankton, ikan kecil, ikan besar, dan parasit pada ikan besar, jika terjadi penurunan populasi parasit pada ikan besar maka ... a. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton turun b. populasi ikan besar naik, ikan kecil turun, plankton naik c. populasi ikan besar turun, ikan kecil naik, plakton turun d. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton naik

populasi plakton turun, ikan kecil naik, ikan besar turun 50. Kelemahan memakai piramida jumlah untuk memberikan gambaran hubungan antara

organisme dalam suatu ekosistem adalah ... a. salah menghitung jumlah organisme dalam suatu ekosistem b. organisme yang menghuni suatu daerah tidak tetap c. gambaran yang diperoleh tidak berlaku umum d. piramida jumlah bentuknya tidak jelas e. piramida jumlah memberikan gambaran terlalu rinci

C3 C3

B B

8. Menjelaskan interaksi antarkomponen ekosistem

25. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. kompetisi c. komensalisme e. protokoperasi b. predasi d. mutualisme

36. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak b. rusa, jerapah dan kerbau e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta

C1 C2

C B

Page 188: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

9. Memberi contoh interaksi antarkomponen ekosistem

35. Pasangan yang bukan merupakan simbiosis adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. ikan hiu dan remora e. anggrek dan inangnya

41. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya a. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita

43. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme

44. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan contoh interaksi antar populasi dalam komunitas adalah… a. kerbau dan sapi pada suatu padang rumput b. manusia berburu dengan sekawanan anjing hutan c. ayam jantan mengejar ayam betina d. manusia dan hewan peliharaannya e. sekelompok serigala berebut makanan dengan sekawanan harimau

C1 C2 C2 C2

D D A C

10. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

29. Makhluk hidup yang pertama kali hidup di suatu lingkungan yang ekstrim (yang sebelumnya tidak ada kehidupan) disebut ... a. vegetasi c. perenial e. produser b. pionir d. dekomposer

30. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. berbatang keras c. paku-pakuan e. tumbuhan air b. alga dan lumut d. lumut dan tumbuhan bunga

16. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof

C1 C1 C2

B B A

Page 189: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

c. komunitas pembuka 15. Sawah yang digarap petani dapat mengalami suksesi sekunder. Syarat yang tidak

menyebabkan suksesi sekunder dapat terjadi adalah... a. berkembang setelah ekosistem alam rusak total b. berkembang setelah ekosistem alam tidak rusak total c. akibat kegiatan manusia d. terbentuk habitat baru e. habitat yang ada rusak total

27. Diantara beberapa perubahan berikut yang tidak terjadi selama suksesi ekosistem, adalah... a. perkembangan komunitas semakin kompleks b. perkembangan sifat substrat atau tanah c. menurunnya tingkat kepadatan dan ketinggian tumbuhan d. meningkatnya produktivitas karena perkembangan komunitas e. meningkatnya sumber daya alam lingkungan

28. Manakah yang tidak termasuk faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan

C3 C3 C3

B B B

11. Menyebutkan tipe-tipe ekosistem ekosistem

24. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. tundra c. gurun e. hutan hujan trofik b. taiga d. hutan konifer

37. Untuk beradaptasi dengan kekurangan air, tumbuhan menahun di gurun mempunyai daun…

a. lebar dan tipis c. seperti duri e. lebar b. lebar dan tebal d. tipis

38. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas

C1

E C D

Page 190: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

sehingga jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra

39. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra

C2 C1

A

Page 191: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

No. PersentaseNo.

PersentaseSS S TS STS SS S TS STS

1 10 16 0 0 1 0.3846 0.6154 0 02 3 18 5 0 2 0.1154 0.6923 0.1923 03 9 17 0 0 3 0.3462 0.6538 0 04 15 6 4 1 4 0.5769 0.2308 0.1538 0.03855 5 19 2 0 5 0.1923 0.7308 0.0769 06 8 15 3 0 6 0.3077 0.5769 0.1154 07 10 16 0 0 7 0.3846 0.6154 0 08 12 5 7 2 8 0.4615 0.1923 0.2692 0.07699 12 11 3 0 9 0.4615 0.4231 0.1154 0

10 12 10 4 0 10 0.4615 0.3846 0.1538 011 5 19 2 0 11 0.1923 0.7308 0.0769 012 10 12 4 0 12 0.3846 0.4615 0.1538 013 14 8 4 0 13 0.5385 0.3077 0.1538 014 10 10 4 2 14 0.3846 0.3846 0.1538 0.076915 5 14 5 2 15 0.1923 0.5385 0.1923 0.076916 9 13 3 1 16 0.3462 0.5 0.1154 0.038517 5 13 5 3 17 0.1923 0.5 0.1923 0.115418 10 11 5 0 18 0.3846 0.4231 0.1923 019 10 7 8 1 19 0.3846 0.2692 0.3077 0.038520 6 15 4 1 20 0.2308 0.5769 0.1538 0.038521 8 12 6 0 21 0.3077 0.4615 0.2308 022 11 11 2 2 22 0.4231 0.4231 0.0769 0.076923 7 19 0 0 23 0.2692 0.7308 0 024 12 11 3 0 24 0.4615 0.4231 0.1154 025 5 19 2 0 25 0.1923 0.7308 0.0769 026 8 14 4 0 26 0.3077 0.5385 0.1538 027 9 17 0 0 27 0.3462 0.6538 0 028 7 6 11 2 28 0.2692 0.2308 0.4231 0.076929 6 8 12 0 29 0.2308 0.3077 0.4615 030 6 16 3 1 30 0.2308 0.6154 0.1154 0.0385

Total 9.9615 14.923 4.4231 0.6923X 0.3321 0.4974 0.1474 0.0231

Page 192: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2439/1/98533...Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 0 . 2 : 4% . ...

10.807692

10.8076920.9230770.884615

10.6538460.8846150.8461540.9230770.8461540.8461540.7692310.7307690.8461540.6923080.8076920.6538460.8076920.7692310.846154

10.8846150.9230770.846154

10.5

0.5384620.846154