SKRIPSI -...
Transcript of SKRIPSI -...
PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM
TERINTEGRASI NILAI (Penelitian Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SITI MAHMUDAH NIM : 104016100419
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP EKOSISTEM YANG BERNUANSA NILAI
Oleh
SITI MAHMUDAH
NIM: 104016100419
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dr. Zulfiani NIP.150368741
Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan
Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 150222933
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA
PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI
PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI”. (Quasi Eksperimen di MA
At-Taqwa Tangerang) diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada, 29 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 29 Maret 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............ NIP. 150 299 933
Sekertaris (Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd ........... ............ NIP. 19790510 200604 2001
Penguji I Prof. Dr. Zurinal Z ............ ............ NIP. 150 170 330
Penguji II
Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............ NIP. 150 222 933
Mengetahui :
Dekan,
Prof. Dr. Dede. Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRACT
Siti Mahmudah, The Different of Result Learn Biology between Cooperative Learning Type STAD (Student Team Achievement Division) and Expository Method (Quasi Experiment in MA At-Taqwa Tangerang). Majors Education of Natural Sciences, Biology Program Study Education, Faculty Science Tarbiyah and Teachership, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. This research aim to know which one better of result learn biology cooperative learning type Student Team Achievement Division or expository method and how are the students respon in ecosystem concept value. This research held in MA At-Taqwa Tangerang. Taking samples were done by using random sampling technique. Sample research amount to 52 students of X class, which is divided two group, that is X-c class student as a experiment group and X-b class student as a group control. Hypothesis that raised is null hypothesis ( Ho) which is not different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value and alternative hypothesis ( Ha) that is different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value in ecosystem concepts value. Data analysis use uji-t ( t-test ). In this research are obtained ( t-count ) equal to 3,77, with 5% signification level and degree of freedom (db) equal to 50 obtained (t-table) equal to 2,00. The result is ( t-count ) bigger than (t-table) ( 3,77 > 2,00). It means null hypothesis ( Ho) is refused and alternative hypothesis (Ha) is accepted expressing there are different of result learn biology between cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value in ecosystem concepts’s value. The result of this research, result learn biology of cooperative learning type Student Team Achievement Division better than result learn biology of expository method in ecosystem concepts’s value. Keyword: cooperative learning, STAD (Student Team Achievement Division), expository method, result learn, and value
i
ii
ABSTRAK
Siti Mahmudah, Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Dengan Metode Ekspositori Pada Konsep Ekosistem Terintegrasi Nilai (Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah hasil belajar biologi yang lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori. Penelitian ini di laksanakan di MA At-Taqwa Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian berjumlah 52 siswa kelas X, yang terbagi dua menjadi dua kelompok, yaitu siswa kelas X-c sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas X-b sebagai kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis nihil (Ho) yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Analisis data menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini diperoleh t-hitung sebesar 3,77, dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) sebesar 50 diperoleh t-tabel sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel (3,77 > 2,00). Hal ini berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Maka kesimpulan penelitian ini adalah hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi menggunakan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD (Student Team Achievement Division), metode ekspositori, hasil belajar, dan nilai .
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi.Wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah, dengan rahmat dan hidayah-Nya yang selalu
tercurah kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji syukur
kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya kepada jalan
kebenaran dan untuk menuju cahaya kemulyaan.
Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dengan Metode Ekspositori pada Konsep Ekosistem
Terintegrasi Nilai” ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk mendapat
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) .
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah mendukung dan membantu atas terselesainya skripsi ini, orang-
orang tersebut adalah :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah memberikan masukan
serta bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, serta kasih
sayangnya yang telah diberikan selama ini serta kakak-kakak dan adik-adikku
yang selalu memberikan bantuan, semangat dan perhatiannya selama ini.
iii
6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Pendidikan IPA Biologi.
7. Bapak Drs. Anto Supriyatno selaku Kepala Sekolah MA At-Taqwa
Tangerang.
8. Guru dan staf di MA At-Taqwa Tangerang khususnya untuk Ibu Qurrata
A’yun S.Si selaku guru biologi terima kasih atas bantuannya selama ini.
9. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Teman-teman terbaikku: Huda, Siti Aflaha, Fitri, Yanti, Iis, Yuyun, Sri, Mila
yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta teman-teman Jurusan
IPA angkatan 2003 dan 2004 yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan kemampuan penulis sehingga diperlukan proses belajar yang
lebih baik lagi, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak
yang terkait.
Jakarta, November 2009
Penulis
iv
v
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem
No. Indikator Ranah Kognitif Σ % C1 C2 C3
1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 1** 2*, 0 2 4%
2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 0 13*, 47* 11* 3 6%
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.
3*, 42** 0 0 2 4%
4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem 6 0 0 1 2%
5. Menyebutkan fungsi komponen ekosistem
8*, 12, 34*
9, 32*, 33, 40* 7, 23* 9 18%
6. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem. 0 10 0 1 2%
7. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem.
5*, 31, 45, 26*,
4*, 14*18, 20, 21, 46, 48*, 49,
17*, 19,
22, 50
16 32%
8. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 25** 36** 0 2 4%
9. Memberi contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 35**, 41*, 43**,
44* 0 4 8%
10. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
29, 30** 16**, 15, 27,
28** 6 12%
11. Menyebutkan tipe-tipe ekosistem. 24, 37*, 38*, 39 0 4 8%
Keterangan: *valid **validasi konten
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ......................................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
1. Hakikat Pembelajaran Menurut Teori Konstruktivisme ............ 9
a. Konstruktivisme .................................................................... 9
b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA ........... 13
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................. 21
d. Metode Ekspositori ............................................................. 24
e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dan Metode Ekspositori .......................................... 26
2. Nilai-nilai Sains ....................................................................... 26
a. Pengertian Nilai .................................................................. 26
b. Nilai Sains .......................................................................... 28
3. Hasil Belajar Biologi ............................................................... 30
a. Pengertian Belajar .............................................................. 30
v
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar......................... 32
c. Hasil Belajar ....................................................................... 34
d. Konsep Ekosistem .............................................................. 36
B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai dalam Sains ........... 37
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 41
D. Kerangka Pikir .............................................................................. 42
E. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 44
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 45
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 45
C. Metode Penelitian ......................................................................... 45
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 46
E. Variabel Penelitian ........................................................................ 46
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 47
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 48
1. Tes Kognitif .......................................................................... 48
2. Angket/Kuesioner .................................................................. 49
H. Kalibrasi Instrumen ....................................................................... 49
1. Uji Validitas ........................................................................... 50
2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 51
3. Tingkat Kesukaran ................................................................. 52
4. Daya Pembeda Soal ............................................................... 53
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53
1. Analisis Data Kuantitatif ........................................................ 53
a. Uji Normalitas ................................................................. 53
b. Uji Homogenitas .............................................................. 53
2. Analisis Data Kualitatif .......................................................... 55
J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 56
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 56
1. Hasil Pre Test .......................................................................... 56
vi
a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56
b. Kelas Kontrol ................................................................... 56
2. Hasil Post Test ........................................................................ 56
a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56
b. Kelas Kontrol ................................................................... 57
B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................... 57
1. Uji Normalitas Data ................................................................. 57
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................... 57
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................... 58
2. Uji Homogenitas Data ............................................................. 58
a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ............................... 58
b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ....................................... 58
C. Analisis Data ................................................................................... 59
1. Uji-t (t-test) ............................................................................... 59
2. Uji Hipotesis Statistik ............................................................... 60
3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai
Religi dan Nilai Praktis ............................................................. 60
D. Pembahasan ..................................................................................... 61
1. Hasil Belajar Biologi Siswa ..................................................... 61
2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai .......... 63
3. Keterbatasan dalam Penelitian ................................................. 64
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 66
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Saran................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Metode
Pembelajaran Konvensional ........................................................... 18
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 20
Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ekosistem yang bernuansa Nilai Religi dan Praktis
............................................................................................................................... 49
Tabel 3.3 Derajat Validiasi Soal ........................................................................... 51
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal ....................................................................... 52
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 53
Tabel 4.1 Tabel Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 56
Tabel 4.2 Tabel Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................... 57
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors ................................. 58
Tabel 4.4 Hasil Pemgujian Homogenitas dengan Uji Fisher ................................ 59
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Kuesioner ................................................................. 60
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ...................................................................... 44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ............................................................................................................ 71
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................. 74
3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................ 80
4. Tes Hasil Belajar ............................................................................................ 86
5. Kunci Jawaban ................................................................................................ 89
6. Kisi-kisi Penguasaan Konsep Ekosistem ........................................................ 90
7. Pembagian Kelompok STAD (Student Team Achievement Division) .......... 99
8. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 100
9. Tes Individu .................................................................................................. 104
10. Angket Respons Siswa terhadap Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai 106
11. Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ......................... 109
12. Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES .................................................. 112
13. Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES ........................................... 113
14. Korelasi Butir dan Skor Total dengan ANATES .......................................... 114
15. Reliabilitas Uji Coba dengan ANATES ........................................................ 115
16. Rekap Analisis Butir dengan ANATES ........................................................ 116
17. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen ..................... 117
18. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol ............................ 118
19. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen .................... 119
20. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol .......................... 120
21. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen .................... 121
22. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ............................ 124
23. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen ................... 127
24. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ........................... 130
x
25. Uji Normalitas Data ...................................................................................... 133
26. Uji Homogenitas Data ................................................................................... 136
27. Pengujian Hipotesis...................................................................................... 139
28. Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ................... 142
29. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa
Nilai ............................................................................................................... 150
30. Harga Kritik dari r-Product Moment ........................................................... 155
31. Nilai Persentil untuk Distribusi F................................................................. 156
32. Lembar Uji Referensi
33. Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
34. Surat Pernyataan Ilmiah
35. Surat Bimbingan
36. Surat Izin Penelitian
37. Surat Keterangan dari MA Attaqwa Tangerang
xi
SURAT PERNYATAAN ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Mahmudah
NIM : 104016100419
Jurusan/Semester : Pendidikan IPA-Pendidikan Biologi / 12 (Dua Belas)
Angkatan Tahun : 2004
Alamat : Jl. KH. Mu’min No.1 Kamps.Attaqwa Rt.04/09
Kel.Belendung Kec. Benda Tangerang-Banten 15123.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi dengan judul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN METODE EKSPOSITORI
PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI” adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP : 19760309 20050112 002
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuensi secara akademis, apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakarta, 22 Juni 2010 Yang Menyatakan, Siti Mahmudah
Penulis & Peneliti
xii
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat.
Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini
adalah pembangunan nasional. Ada banyak pengaruh yang memberikan arah
kepada pembangunan nasional. Pengaruh yang sangat menonjol berasal dari
penerapan ilmu dan teknologi. Seirama dengan perkembangan itu, tidak
hanya terjadi perbenturan dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat,
tetapi bahkan terjadi pula perubahan-perubahan nilai.
Tugas pendidikan tidak hanya terbatas pada mengalihkan hasil-hasil
ilmu dan teknologi. Selain itu, bidang pendidikan bertugas pula menanamkan
nilai-nilai baru yang dituntut oleh perkembangan ilmu dan teknologi pada diri
anak didik dalam kerangka nilai-nilai dasar yang telah disepakati oleh bangsa
Indonesia.1
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 maupun UU no.20/2003
merumuskan Tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini berarti tujuan pendidikan sains pun
harus mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan ranah afektif.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam kehidupan
sehari-hari. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada,
menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan formal untuk dapat
1 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia,
1990), h. 1
2
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik khususnya bidang
ilmu pengetahuan alam (IPA).
Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan dalam
hal memperoleh pengetahuan dan perubahan tingkah laku seseorang . Untuk
menghasilkan perubahan tidaklah mudah, ada faktor-faktor tertentu yang
dapat mempengaruhi proses tersebut. Dalam pengajaran IPA guru harus
memahami hakikat proses pembelajaran IPA yang meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Setara dengan pendapat yang diungkapkan Gordon
dalam Mulyasa menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung
dalam konsep kompetensi belajar yaitu pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat.2
Sekolah merupakan sarana formal yang digunakan untuk belajar.
Pada proses pembelajaran seharusnya siswa dapat berperan aktif untuk
mengembangkan potensi dirinya. Akan tetapi, masih banyak sekolah yang
gurunya berperan sebagai pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga
siswa menjadi pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MA At-Taqwa Tangerang
di Jl. KH. Mu’min Rt 05/09 Belendung Benda Tangerang, kegiatan
pembelajaran masih terpusat pada guru. Jadi siswa hanya aktif mendengarkan
apa yang diajarkan oleh guru. Siswa menerima informasi dan pengetahuan
secara verbal sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh dengan
pembelajaran yang demikian. Padahal pembelajaran yang tepat dapat
mempengaruhi motivasi siswa untuk lebih giat dan bersemangat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. Siswa hanya diberikan
kesempatan bertanya setelah pelajaran selesai. Hanya siswa tertentu yang
aktif bertanya apabila tidak mengerti dengan materi yang telah dipelajarinya.
Selain itu, siswa menganggap biologi itu pelajaran yang membosankan
2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h. 38-39
3
karena terlalu banyak hafalan. Selain itu, siswa kurang antusias dan terlihat
jenuh saat guru menerangkan pelajaran biologi. Keadaan ini sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, siswa membutuhkan
metode yang tepat dan menarik supaya lebih mudah untuk menerima konsep-
konsep yang berhubungan dengan biologi.
Tahun 2006 pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang menekankan pada pengembangan kompetensi dasar yang
dimiliki oleh siswa. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum
2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pengembangan kurikulum ini mengacu pada Standar Pendidikan Nasional
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang dinyatakan dalam
pasal 36 ayat 1. 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirancang
agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten (memiliki pengetahuan,
sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber
belajar yang bukan hanya guru, serta penilaian yang menekankan pada proses
dan hasil belajar. 4
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi
siswa yaitu dengan memberikan metode dan pendekatan yang bervariasi
sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Guru dalam memberikan
pelajaran menggunakan metode dan pendekatan, untuk melayani, mendidik
dan mengajar agar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, maka perlu
diterapkan suatu pembelajaran yang mengacu pada teori belajar kognitif.
Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA dijabarkan melalui
konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri.
Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan pendekatan
3 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 15 4 R. Bambang A. Soekisno, Bagaimanakah Perjalanan Kurikulum Nasional (pada pendidikan
dasar dan menengah), http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 Nopember 2007)
4
konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif
merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPA yang antara lain
memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan
bagaimana bersikap, menanamkan sikap hidup ilmiah, memberikan
keterampilan untuk melakukan pengamatan, mendidik siswa untuk mengenal,
mengetahui cara kerja serta mengahrgai para ilmuwan penemunya dan
menggunakan serta menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan. 5
Pembelajaran kooperatif juga merupakan suatu model pembelajaran
yang dibentuk dalam suatu kelompok kecil di mana siswa bekerjasama dalam
mengoptimalkan keterlibatannya dan anggota kelompoknya dalam belajar.
Menurut Tantra dan Tengah (1999) dalam Selamat, siswa diberikan dua
macam tanggung jawab pada belajar kooperatif yaitu, mempelajari dan
menyelesaikan materi tugas yang diberikan serta menyakinkan diri dan
anggota kelompok lainnya. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif mempunyai
tiga tingkatan sasaran, yaitu kooperatif, kompetisi, dan individualisasi. Ketiga
sasaran ini penting diupayakan dalam proses pembelajaran. Sasaran
kooperatif merupakan hal yang paling dominan dalam interaksi belajar
mengajar. Tiga tingkatan sasaran dalam pembelajaran kooperatif tersebut
yang membedakan dengan model berkelompok biasa.6
Pembelajaran kooperatif dapat membantu pembentukan kepribadian
siswa. Kepribadian dapat dikembangkan dengan bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai hal-hal yang baik. Kerja sama sangat diperlukan dalam
pembelajaran kooperatif sebagai bentuk interaksi siswa di lingkungan kelas,
terutama untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Menurut Johnson and Johnson dalam Zuchdi, sejak tahun 1970-an di
Amerika Serikat terjadi suatu gerakan dalam pendidikan yang disebut
Cooperative Learning ‘belajar secara kooperatif’ berbagai pendekatan untuk
5 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 142 6 I Nyoman Selamat, Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Bermain
untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep-konsep Kimia SMU, h. 37
5
mengajarkan kepada murid-murid cara bekerja sama dalam mengerjakan
tugas-tugas akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila proses
pendidikan tersebut dilakukan secara efektif, pembelajaran yang bersifat
akademik dan yang bersifat sosial berlangsung dengan lebih baik.7
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang
diterapkan salah satunya STAD. STAD merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dengan cara kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan
suasana yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan bekerja
satu sama lain dengan anggota kelompoknya. Tercapainya tujuan
pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya seiring dengan peningkatan
minat dan motivasi belajar karena minat belajar berkorelasi positif dengan
hasil belajar.8
Selain dengan pembelajaran kooperatif, metode ekspositori
merupakan metode yang tepat untuk biologi karena dengan bantuan alat
bantu dan media dapat memperjelas penyampaian informasi sehingga
memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep biologi tanpa
menghafal.
Jadi dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan peserta
didik diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab.9 Di antara aspek-aspek tersebut, nilai merupakan aspek penting yang
perlu dikembangkan. Menurut Manan yang dikutip dalam Suroso nilai adalah
serangkaian sikap yang menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang
harus dibuat untuk menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan
7 Darmiyati Zuchdi, Pendekatan Pendidikan Nilai secara Komprehensif sebagai suatu
Alternatif Pembentukan Akhlak Bangsa, Cakrawala Pendidikan, No. 3 Th. XX Juni 2001, h. 164 8 Isjoni, Op. Cit, h. 16 9 Mega Iswari, Pendidikan untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-Globalisasi,
Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. II No. 1 Juni 2001, h. 3
6
aktivitas yang dapat diukur.10 Dengan demikian nilai dimaknai sebagai
standar pertimbangan perilaku dalam kehidupan seseorang.
Sains/biologi merupakan bidang studi yang memberikan banyak
kesempatan untuk mengungkapkan nilai-nilai, sebab sains menyentuh banyak
segi kehidupan manusia. Nilai-nilai dan pengajaran sains saling berkaitan.
Proses pengungkapan nilai-nilai seseorang tergantung pada pengetahuan
tentang fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut dengan tingkat nilai-nilai,
seorang guru membuat pengetahuan yang diajarkannya menjadi relevan
dengan kehidupan sehari-hari.11 Nilai-nilai yang terkandung dalam sains
antara lain: nilai religius, nilai praktis, nilai intelektual, nilai ekonomi, dan
nilai sosio-budaya. Pengajaran sains yang disertai pengungkapan nilai-nilai
yang terkandung dalam konsep ekosistem. Karena ekosistem membahas hal-
hal yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup seperti : faktor biotik
dan abiotik yang mendukung kehidupan makhluk itu sendiri serta interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungan maupun antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup lainnya.
Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dan metode ekspositori
akan memberikan suasana berbeda bagi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar untuk memahami dan mempelajari nilai-nilai yang terkandung
dalam konsep ekosistem khususnya nilai religi dan praktis sehingga akan
mempengaruhi hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik
untuk mengambil judul : “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM
TERINTEGRASI NILAI.” (Sebuah quasi eksperimen di Madrasah
Aliyah At-Taqwa Tangerang)
10 Suroso Adi Yudianto, Op. Cit., h. 51-52 11 I Wayan Suja, Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam
Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH.XXXIII September 2000,
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru, bukan pada siswa.
2. Dengan model pembelajaran yang ada siswa cenderung merasa jenuh
sehingga mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar (KBM) .
3. Metode yang kurang tepat menyebabkan hasil belajar juga rendah.
4. Adanya pergeseran nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga diperlukan penanaman nilai-nilai
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar masalah yang dikemukakan
tidak meluas, maka :
1. Siswa yang dimaksud dibatasi pada siswa kelas X tahun ajaran
2008/2009 MA at-Taqwa Tangerang.
2. Strategi pembelajaran dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk kelas eksperimen dan metode ekspositori untuk kelas kontrol.
3. Nilai-nilai ekosistem yang dikaitkan dibatasi pada nilai praktis dan nilai
religius.
4. Objek penelitian dibatasi pada ranah kognitif hasil belajar biologi siswa
kelas X semester 2 pada konsep Ekosistem.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu : Manakah yang menunjukkan hasil belajar
biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan
metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai ? Bagaimanakah
respon siswa terhadap nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?
h. 99
8
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang peneliti inginkan, yaitu: mengetahui
manakah yang menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi,
pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada
konsep ekosistem terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap
nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai sumber informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan metode ekspositori serta penerapannya di dalam kelas.
2. Sebagai suatu alternatif yang dapat berguna bagi perbaikan metode belajar
agar pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.
3. Sebagai bekal untuk membantu peningkatan hasil belajar biologi yang
lebih optimal.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran Teori Konstruktivisme
a. Konstruktivisme
Teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini
biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan
kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk
belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir
hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.
Seperti yang dikutip Poedjiadi (1999) dalam Hamzah, Piaget
mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak
bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri
merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan
dan keadaan keseimbangan. 1
Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri. Von
Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.2 Pandangan konstruktivis
Abruscato dan Slavin dalam pembelajaran mengatakan, bahwa anak-anak
1Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme,
http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (9 Januari 2008) 2 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2007), h. 37
10
diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar
secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi.3
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang
bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru,
apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan
konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:4
1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah
ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui
proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan
pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya
tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
Menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan seseorang bersifat
temporer, terus berkembang, terbentuk dengan mediasi masyarakat dan budaya.
Pengetahuan itu tidak pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri
seseorang terbentuk ketika seseorang mengalami tempaan kognitif. Melalui
3 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 4 http://www.wikipedia.org/konstruktivisme ( 9Januari 2009)
11
perspektif ini belajar dapat dipahami sebagai proses terbentuknya konflik
kognitif yang bergulir dengan sendirinya dalam diri seseorang ketika yang
bersangkutan memperoleh pengalaman kongkrit, wacana kolaboratif, dan
kegiatan melakukan refleksi.5 Jadi pengetahuan seseorang akan terus
berkembang apabila selalu memperoleh pengalaman untuk mengasah struktur
kognitif dalam dirinya.
Menurut rujukan konstruktivisme setiap orang yang belajar
sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri.6 Dalam hal ini siswa harus
aktif untuk dapat mengembangkan pengetahuan mereka.
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa
siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa
tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai
ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Sehubungan dengan hal di
atas, Tasker mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar
konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya
membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.
Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang
diterima.7
Implikasi dari pandangan dengan konstruktivisme di sekolah ialah
pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman
nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains Piaget
mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang
5 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar
Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2, OKTOBER 2002, h. 116
6 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), h. 169
7 Hamzah, Op Cit.
12
menghendaki partisipasi aktif dari siswa, sehingga di sini peran guru berubah,
dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosa dan fasilitator
belajar siswa.8
Pembelajaran dan perspektif konstruktivisme mengandung empat
kegiatan inti. Pertama, pembelajaran konstruktivisme berkaitan dengan
pengetahuan awal (prior knowledge) siswa. Kedua, pembelajaran
konstruktivisme mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience).
Ketiga, dalam pembelajaran terjadi interaksi sosial (social interaction).
Keempat, pembelajaran konstruktivisme membentuk kepekaan siswa
terhadap lingkungan (sense making).9
Implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan
anakyang dikutip Poedjiadi (1999) adalah sebagai berikut: (1) tujuan
pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan
setiap persoalan yang dihadapi, (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa
sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan
dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah
seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan (3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan
dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah
berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.10
Menurut Vygotsky, implikasi utama dalam pembelajaran
menghendaki seting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan siswa
berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah
yang efektif masing-masing zona perkembangan terdekat mereka.
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang
rendah hasil belajarnya, karena siswa itu dapat meningkatkan motivasi, hasil
8 Nuryani Rustaman, Op Cit., h. 171 9 Ibid 10 Hamzah, Op Cit.
13
belajar dan menyimpan materi pelajaran yang lebih lama karena ia
mengkonstruk pemahamannya dari pengalaman sendiri.11
Sains/IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
yang mengandung pertanyaan, pencarian, pemahaman, serta penyempurnaan
jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik alam sekitar. Sains/IPA
merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu
cara berpikir sebagai suatu struktur pengetahuan yang utuh. 12 Metode
Science mengajar kita bagaimana cara memecahkan masalah, bagaimana
mengambil kesimpulan, dengan cara yang teratur, dan menghemat tenaga,
pikiran dan waktu.13 Oleh karena itu, siswa harus membangun atau
mengkonstruk pengetahuan yang belum mereka ketahui di alam agar mereka
dapat memahami apa yang mereka cari tentang sains/IPA itu sendiri. Dengan
demikian proses pembelajaran sains/IPA tidak hanya mengembangkan
aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan ilmiah tetapi juga
mengajarkan siswa untuk berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan mereka
sendiri.
b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran
dalam bentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri atas siswa-
siswa dengan tingkatan kemampuan yang berbeda, menggunakan aneka
macam aktivitas pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman mereka
tentang suatu subjek. Masing-masing anggota kelompok tidak hanya
mempelajari apa yang diajarkan tetapi juga saling membantu anggota
kelompoknya untuk berprestasi.14
11 Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun Ke-9, November 2003, h. 791-792
12 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), h. 211
13 Soekarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bharara, 1973), h. 25 14 Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari
2009)
14
Belajar kooperatif adalah sejenis belajar berkelompok yang
melibatkan 4-6 orang peserta didik. Di dalam kelompok ini, peserta didik
bekerja bersama-sama di bawah pengawasan pendidik menyelesaikan tugas
yang disediakan oleh guru. Di dalam diskusi kelompok tersebut, peserta didik
mengemukakan pendapatnya dan seorang anggota kelompok dapat diangkat
sebagai pimpinan kelompok untuk mengambil inisiatif menyimpulkan hasil
diskusi.15
Eggen dan Kauchak mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling -
membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini
juga dinamakan “belajar teman sebaya.”
Menurut Slavin (1997) seperti yang dikutip dalam Nur dan
Wikandari, pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode
pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu
dalam belajar.
Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial.16
Menurut Rustaman et al. (2003), Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena
mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri
melalui berpikir rasional .
Menurut Sugandi (2002) sistem pembelajaran gotong royong atau
cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
15 A. Syukur Ghazali, Op Cit., h. 115 16 Anwar Holil, Pembelajaran Kooperatif,
http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9 Januari 2009)
15
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan
pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar
kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja
seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang
dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan
kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain
selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong
royong, yaitu:17
a. Saling ketergantungan.
Saling ketergantungan didasari dengan adanya kepentingan yang sama
atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang
merupakan merupakan keberhasilan anggota yang lain atau sebaliknya.
b. Tanggung jawab perseorangan.
Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya,
karena tujuan pembelajaran kooparetif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya
c. Tatap muka.
Adanya interaksi langsung antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak
adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan
saling hubungan timbal balik yang positif sehingga dapat mempengaruhi
hasil pendidikan dan pengajaran.
d. Komunikasi antar anggota.
Untuk memperoleh informasi para siswa perlu mengadakan perbaikan-
perbaikan. Komunikasi sangat penting untuk menyampaikan ide dari
17 Ina Karlina, S.Pd, Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah
Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa, (9 Januari 2009)
16
masing-masing anggota.18
e. Proses kelompok.
Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok) merupakan tujuan terpenting yang diharapkan dapat
dicapai pembelajaran kooperatif.
Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan sekumpulan strategi pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil yang digunakan guru agar siswa saling membantu dan
bekerja sama mempelajari sesuatu untuk mencapai prestasi mereka.
Shepardson dalam Ghazali menyebutkan beberapa ciri Belajar Kooperatif
(BK) seperti berikut ini:19
1. Pendidik harus mengupayakan terwujudnya interaksi antarpeserta didik yang
berada dalam sebuah kelompok (student-to-student interaction).
2. Pendidik harus menciptakan interdependensi positif di kalangan anggota
kelompok. Artinya, masing-masing anggota kelompok harus diupayakan
terlibat dalam kegiatan belajar ini.
3. Kemampuan masing-masing anggota kelompok diperhitungkan secara adil
(individual accountability).
4. Strategi BK menekankan pada pencapaian tujuan bersama (group process
skill).
Menurut Arends dalam Holil, pembelajaran yang menggunakan model
kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 20
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan
materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
3. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
18 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 60-61 19 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar
Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2, OKTOBER 2002: 115-131, h.
20 Anwar Holil, Op Cit.
17
kelamin yang berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif menurut Carin adalah: (a)
setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di
antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.21
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:22
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi
akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif
berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada
individu.
Menurut Lickona ada delapan bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu:
(1) belajar berpasangan (learning partners), (2) susunan duduk berkelompok
(cluster group seating), (3) belajar bertim (student team learning), (4) belajar
dengan membahas berbagai topik dalam tim (Jigsaw learning), (5) mengetes
tim (team testing), (6) proyek kelompok kecil (small-group learning), (7)
kompetisi dalam tim (team competision), dan (8) proyek untuk seluruh kelas
(Whole-class project). Sedangkan menurut Slavin, terdapat lima metode
utama dalam pembelajaran bertim (Student Teams Learning). Tiga
diantaranya, berlaku secara umum pada senua bidang studi, yaitu sebagai
berikut: ”Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams-Games
Tournaments (TGT), and Jigsaw II’. Sedangkan dua metode lainnya hanya
berlaku secara khusus, yaitu: ”Cooperative Integrated Reading and
21 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)
18
Composition (CIRC)” untuk pengajaran membaca dan menulis pada tingkat
2-8, dan ”Team Accelerated Instruction (TAI)” untuk pengajaran matematika
pada 3-6. Dari kelima metode pembelajaran kooperatif di atas penulis
menggunakan metode ”Student Teams-Achievement Division (STAD).” 23
Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran IPA selain dapat
mempermudah dalam proses pembelajarannya, tetapi juga dapat
mengembangkan nilai sosialnya seperti interaksi antara guru dengan siswa,
antara siswa dengan siswa lainnya, komunikatif, serta bersifat multi arah.
Sebaliknya, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat
tradisional di kelas yang didominasi oleh metode ceramah dan ekspositorik,
sehingga proses belajar lebih banyak didominasi oleh guru (teacher
centered). Menurut Johnson dan Johnson kelemahan pembelajaran
konvensional jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran
Konvensional
Kelompok Pembelajaran Kooperatif Kelompok Pembelajaran Konvensional
1. saling tergantung secara posistif
2. pertanggungjawaban secara individual
3. heterogen 4. kepemimpinan bergantian 5. bertanggung jawab satu sama lain 6. pada tugas dan pemeliharaan 7. keterampilan sosial diajarkan
secara langsung 8. guru mengamati dan campur
tangan 9. memperhatikan keefektifan proses
kelompok
1. tidak ada saling ketergantungan 2. tidak ada pertanggungjawaban
individual 3. homogen 4. menunjuk seorang pemimpin 5. bertanggung jawab hanya
untuk dirinya 6. hanya menekan pada tugas 7. keterampilan sosial diabaikan 8. guru mengabaikan fungsi
kelompok 9. tidak memperhatikan
kefektifan proses kelompok
22 Ina Karlina, S.Pd, Op Cit. 23 I Wayan Koyan, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan
Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, No. 1TH.XXXVI Januari 2003, h. 3
19
Menurut Lickona ada beberapa keuntungan dari penggunaan
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :24
1. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama
2. Membangun masyarakat di dalam kelas
3. Mengajarkan dasar keterampilan hidup
4. Meningkatkan prestasi akademik
5. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar (other alternative to tracking),
dan
6. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi.
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada
dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:25
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan
menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,
mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran
untuk memperoleh kesimpulan.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model
pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat pada tabel 2. 2.26
24 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 4 25 Ina Karlina, Op Cit. 26 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)
20
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkahlaku Guru
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2: Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber: (Arends, 1997) dalam Yusuf
Menurut Slavin dalam Karuru pendekatan konstruktivis dalam
pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar
teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-
konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep
itu dengan temannya.
Thompson berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif turut
21
menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA. Di dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang
terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud
kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis
kelamin dan suku.
Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan pengajaran. Semakin baik metode yang digunakan, maka
akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya.27
Guru dalam memberikan pelajaran menggunakan metode dan
pendekatan, untuk melayani, mendidik dan mengajar agar sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran yang
pada teori belajar kognitif. Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA
dijabarkan melalui konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan
mereka sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan
pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena
pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan
IPA yang antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain, berpikir kritis dan pada saat yang sama dapat
meningkatkan prestasi akademiknya. 28 Jadi siswa harus aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri salah satunya dengan belajar kooperatif untuk
mencapai tujuan IPA.
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
pembelajaran kelompok yang paling awal ditemukan dan populer di kalangan
para ahli pendidikan dari Johns Hopkins University dan telah banyak
27 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 39 28 Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134, h. 122
22
diterapkan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang sangat mudah
diterapkan. 29 Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
menekankan pada aktivitasnya dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. 30Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen,
terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.31
Pembelajaran dalam STAD dilakukan dengan presentasi, bukan hanya
oleh 4-5 anggota tim, tetapi guru juga melakukan presentasi. Siswa mengikuti
kuis individual untuk menunjukkan berapa banyak yang telah mereka
pelajari. Skor kuis individu dijumlahkan untuk membentuk sebuah tim skor,
dan tim adalah imbalan atas kinerja mereka. Tim yang terdiri dari siswa
dengan berbagai kemampuan akademis, genders, dan ras.32
Pembelajaran tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan,
dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi semangat
pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan
tugas.33
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama.34
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat
dalam tabel 2. 3 berikut ini:
29 Ibid, h. 126 30 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 74 31 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 32 http:://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009) 33 Perdy Karuru, Op Cit., h. 791 34www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKOOPERATIF
_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)
23
Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Presentasi kelas Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
Kerja kelompok Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran
Tes Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu
Peningkatan skor individu Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok
Penghargaan kolompok Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan penghargaan.
Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam
menguasai materi yang disajikan serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa
belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan.35 Guru yang menggunakan
STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa setia minggu menggunakan presentasi verbal
atau teks. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa
diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang
35 Prayekti, Op Cit., h. 126
24
lalu.36
Penyajian kelas maksudnya adalah pengajaran yang dilakukan oleh
guru di dalam kelas. Pengajaran di dalam kelas pada STAD tidak begitu
berbeda dengan kegiatan pengajaran biasa, hanya pengajaran yang diberikan
harus difokuskan pada materi yang dibahas saja. Setelah guru menyajikan
materi sebanyak satu atau dua kali, barulah kemudian siswa bekerja dalam
kelompok menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam STAD, siswa akan
disusun beranggotakan empat siswa yang beragam dalam kemampunnya
ataupun jenis kelaminnya. Fungsi ditentukannya kelompok dalam STAD
adalah untuk saling meyakinkan bahwa semua anggota dapat bekerja sama
dalam belajar, lebih khusus untuk menyiapkan semua anggota dalam
menghadapi tes perorangan dengan baik. Kelompok menjadi hal yag sangat
penting dalam STAD, karena dalam kelompok harus tercipta suatu kerja
kooperatif antar siswa sebaya untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Untuk menentukan anggota suatu kelompok terlebih dahulu
siswa disusun berdasarkan ranking (peringkat) nilai rapor.
Kemudian guru memberikan tes untuk mengetahui skor individu
maupun kelompok. Langkah terakhir adalah pengakuan kelompok, dilakukan
dengan memberikan pujian sebagian penghargaan atas usaha yang dilakukan
kelompok selama belajar. Pujian ini diberikan kepada kelompok yang
mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.37
d. Metode Ekspositori
Metode ini sering dianggap sama dengan metode demonstrasi. Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua
dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau
sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan. 38
Mengajar dengan metode ekspositori berarti memadukan antara
metode demonstrasi dengan metode ceramah. Dalam menggunakan metode
36 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009) 37 Prayekti, Op Cit., h. 122 38 Nuryani Rustaman, Op Cit., h.108
25
ini seorang guru harus menyajikan dan memperagakan benda pada tempat
yang dapat dilihat oleh seluruh siswa sehingga siswa dapat memahami
informasi yang disampaikan dengan baik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori guru
cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran yang aktif, sementara
siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru.
Pembelajaran ekspositori ini merupakan suatu proses pembelajaran yang
berpusat pada guru (”teacher centered”), guru menjadi sumber dan pemberi
informasi utama. Meskipun dalam ekspositori digunakan metode lain selain
ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media,
penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran)
bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.39
Tahapan pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:40
1. Tahap Pendahuluan
Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mencatat bila perlu.
2. Tahap Penyajian Materi
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya
jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas
materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau
latihan.
3. Tahap Penutup
Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut
seperti penugasan dalam perbaikan dan pengayaan atau pendalaman
materi.
39 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori
terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, h.5 40 Ibid
26
e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dan Metode Ekspositori
Berbagai upaya dilakukan sebagai langkah untuk menyempurnakan
kurikulum serta peningkatan kualitas pembelajaran sains untuk mencapai
tujuan pembelajaran IPA yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achivement Division (STAD) menjadi salah satu alternatif
metode untuk meningkatkan hasil belajar IPA terutama biologi. Dengan
adanya model pembelajaran ini akan menarik minat siswa dalam proses
pembelajaran dan membantu para siswa untuk mencapai proses IPA,
keterampilan IPA, sikap ilmiah, sikap demokratis dan penerapannya di dunia
nyata. STAD dapat menyajikan proses belajar yang lebih bermakna dan
menyenangkan karena siswa bisa lebih dekat dan akrab dengan teman sebaya
mereka di kelas karena pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok.
Kebanyakan sekolah menggunakan metode ekspositori yang metodenya
berupa metode ceramah, tanya jawab dan juga di dukung oleh metode
demonstrasi. Akan tetapi dalam metode tersebut peranan guru lebih dominan
karena siswa hanya mendengarkan dan hanya menerima pengetahuan tanpa
adanya proses pencarian dan membangun pengetahuan.
2. Nilai-nilai Sains
a. Pengertian Nilai
Menurut Mardiatmaja nilai adalah suatu hakikat suatu hal, yang
menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas
manusia atau pantas dicintai, dihormati, dikagumi atau yang berguna untuk
suatu tujuan.41
Manan berpendapat bahwa nilai adalah serangkaian sikap yang
menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang harus dibuat untuk
menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan aktivitas yang dapat
41 Susriyati Mahanal, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH) sebagi
Pendidikan Nilai, Pendidikan Nilai, Tahun 2, No. 1 Nopember 1996, h. 74
27
diukur.42 Pendapat Milton yang dikutip Kosasih (1985) bahwa memaknai
nilai sebagai suatu kepercayaan atau keyakinan yang bersumber pada sistem
nilai seseorang mengenai apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan
seseorang. Dengan demikian nilai dimaknai sebagai standar penuntun
perilaku dalam kehidupan seseorang.
Fraenkel (1977:6-7) mengatakan bahwa nilai adalah ”an idea, a
concept about what some one thinks is important in life”. Ide atau konsep
tentang apa yang difikirkan dan dianggap penting oleh seseorang ini akan
menjadi standar berperilaku. Jika Fraenkel lebih memandang nilai itu berada
pada fikiran manusia, maka lain lagi dengan Al-Ghazali. Al-Ghazali
memandang bahwa keberadaan nilai itu ada dalam lubuk hati serta menyatu
raga di dalamnya menjadi suara dan mata hati atau hati nurani. 43
Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa nilai adalah
serangkaian sikap yang dapat dijadikan sebagai standar berperilaku serta
menyatu dalam hati nurani.
Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai konsepsi (tersirat atau
tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa
yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan
tujuan akhir tindakan. Bertens (1999) menganalisis ciri-ciri nilai ke dalam
tiga kategori, yaitu: pertama, nilai itu berkaitan subyek. Kedua, nilai tampil
dalam suatu konteks praktis, ketika subyek ingin membuat sesuatu. Ketiga,
nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambahkan subyek pada sifat-sifat yang
dimiliki obyek.44
Menurut Ivone Ambroise (1987), ”value is an abstract reality”.
Maksudnya nilai yang abstrak itu dapat dilacak dari tiga realitas, yaitu pola
tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap dari individu (pribadi atau
kelompok. Karena itu di dalam suatu masyarakat terdapat banyak individu
42 Mega Iswari, Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-
Globalisasi, Jurnal Pedagogi, Vol II No. 1 Juni 2001, h. 3 43 Sa’dun Akbar, Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai,
Pendidikan Nilai Tahun 1 No. 2 Mei 1996, h. 69 44 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Nilai, (bandung: Alfabeta, 2004), h. 13
28
dan banyak kelompok, maka nilai-nilai itu tidak perlu sama bagi seluruh
masyarakat, dan ketidaksamaan nilai itu bisa memacu timbulnya konflik. 45
Pendidikan nilai salah satu jenis pendekatannya adalah pendekatan
penanaman nilai yaitu suatu pendekatan yang memberi penekanan pada
penanaman nilai sosial dalam diri anak. Menurut Superka et al. (1976), tujuan
pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah diterimanya nilai-nilai sosial
tertentu oleh anak, berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang diinginkan.46
Nilai-nilai ditanamkan pada seseorang melalui proses sosialisasi,
melalui sumber berbeda-beda: keluarga, lingkungan sosial, lembaga
pendidikan, agama, media massa, tradisi dan sebagainya. Dengan penanaman
nilai, maka siswa akan lebih memahami apa yang dikandung oleh suatu
materi atau pelajaran supaya mereka juga dapat menerapkan nilai-nilai yang
telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nilai Sains
Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak
hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti
keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal
melakukan penyelidikan ilmiah.47
Science mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai ada dan
menjadi bagian integral dari suatu proses pendidikan, baik di dalam sekolah
maupun di dalam masyarakat umum.
Secara singkat, nilai-nilai science yang dapat ditanamkan dalam
pendidikan science adalah: 48
1) Kecakapan berfikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.
45 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang, dan Pelaksanaan, Aneka
Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII September 2000, h. 3 46 Mega Iswari, Op Cit., h..5 47 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf 48 Soekarno, dkk, Op Cit., h. 24-26
29
2) Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat dalam
eksperimentasi.
3) Memiliki sikap ilmiah, di antara lain:
a) Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan.
b) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-saran baru (toleran).
c) Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada
bukti-bukti yang meyakinkan benar.
d) Bebas dari ketakhyulan.
e) Dapat membedakan antara fakta dan opini.
f) Membuat perencanaan teliti sebelum bertindak.
g) Teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak.
h) Ingin tahu, apa, bagaimana, dan mengapa demikian ?
i) Mengahargai pendapat dan penemuan para ahli science.
j) Menghargai baik isi maupun metode science.
Secara lebih rinci dapat dijelaskan tentang pengertian ke lima nilai
dalam sains adalah sebagai berikut:49
1) Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang dapat meberi
kemanfaatan langsung atau segi-segi praktis bagi kehidupan manusia dan
pemahaman/penguasaan tentang sains itu sendiri.
2) Nilai religius suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan
seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang
menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan
menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatnya sehinga
manusia mesti bertaqwa kepada-Nya.
3) Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
memberi inspirasi ide atau gagasan cemerlang untuk diterapkan ke
bidang teknik atau mental dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
hasratnya bagi kesejahteraan serta membedakan kehidupan manusia
49 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung:
Mughni Sejahtera, 2005), h. 16-17
30
dengan hewan.
4) Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah nilai yang melandasi kecerdasan
manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat setelah belajar
bahan ajar itu dengan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat mistik
maupun provokatif, dan segala sesuatunya dipikirkan berdasarkan hukum
sebab-akibat, serta sikap kritis.
5) Nilai sosio-politik suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
memberikan petunjuk untuk bersikap dan berperilaku sosial yang baik
maupun berpolitik yang baik dalam kehidupannya.
3. Hasil Belajar Biologi
a. Pengertian Belajar
Di kalangan ahli Psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, menurut
Hilgard dan Whiterington baik secara eksplisit maupun secara implisit pada
akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi maupun konsep
dasar belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau
penguasaan suatu keterampilan yang telah ada. Mungkin pula bersifat
penambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau
keterampilan yang telah ada. Bahkan, mungkin pula merupakan reduksi atau
menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau perilaku tertentu yang tidak
dikehendaki. 50
Belajar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang
terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut
merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian
yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang berupa
50 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 8, h.
31
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.51
Ciri-ciri kegiatan yang disebut “belajar” yaitu:52
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru,
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Chaplin mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah
alaku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan
Witting mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam (keseluruhan) tingkah laku organisme
sebagai hasil pengalaman.
Hintzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
tejadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. 53
Pendapat-pendapat di atas menyimpulkan bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang relatif secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang sebagai hasil
pengalaman. Menurut Bloom perubahan tersebut meliputi tiga ranah/matra,
yaitu: matra kognitif, afektif dan psikomotorik.
1) Kognitive domain
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan) yaitu kemampuan mengingat
materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh).
1) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) yaitu kemampuan
menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-
51 http://media.diknas.go.id/media/document/5302.pdf (9 Januari 2009) 52 Noor Suparyanti, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 4 53 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2003), h. 90
32
komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.
c) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru) yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan.
d) Application (menilai) yaitu kemampuan menafsirkan atau
menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi
baru atau konkret.
2) Affective domain
a) Receiving (sikap menerima) yaitu merupakan kepekaan menerima
rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala.
b) Responding (memberikan respons) berkaitan dengan reaksi yang
diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang.
c) Valuing (nilai) berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus yang datang
d) Organization (organisasi) yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai
yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi
e) Characterization (karakterisasi) merupakan keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Psycomotor domain
a) Initiatory level.
b) Pre-rotine level.
c) Rountinized level.
Target jangkauan mengenai pencapaian level sebagaimana dijajarkan
di tiap-tiap domain/matra. Ketiga jenis ranah tersebut digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam proses belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Ternta
banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Adapun
33
faktor-faktor itu adalah:54
1) Faktor individu yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri.
Faktor-faktor individu meliputi:
a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil
jika taraf pertumbuhan pribadi telah dapat memungkinkannya;
potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan/intelejensi. Di samping kematangan, dapat tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan
/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
c) Latihan atau ulangan. Karena terlatih dan sering mengulang sesuatu,
maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi
makin dikuasai dan makin mendalam.
d) Motivasi. Motif merupkan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu.
e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yangada pada diri
seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di
mana kah hasil belajarnya dapat dicapai.
2) Faktor sosial yaitu faktor-faktor yang ada di luar individu. Seperti:
a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-
macam itu mau tidak mau turut menetukan bagaimana dan sampai di
mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b) Guru dan cara mengajar. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara
guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya,
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.
c) Alat-alat pelajaran. Sekolah yang mempunyai alat pelajaran yang
cukup dapat mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
d) Motivasi sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa
tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi
54 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ((Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
h. 103-105
34
perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi sosial
dapat timbul dari orang-orang di sekitarnya.
e) Lingkungan dan kesempatan. Banyak anak-anak yang tidak dapat
belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya
pekerjaan, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-
faktor lain di luar kemampuannya.
c. Hasil Belajar Biologi
Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi
belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.
Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat
dari prestasi belajar seseorang tersebut.55
Menurut Gagne dkk hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
melalui penampilan siswa.56 Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal)
maupun faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Salah satu
faktor internal yang berpengaruh adalah keinginan siswa untuk belajar.
Sedangkan salah satu faktor eksternal adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Syaefudin Azwar, “Hasil belajar adalah performa maksimal
seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan
atau telah dipelajari”
Secara umum Reigeluth dalam Nurdin Ibrahim mengatakan bahwa
hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasikan menjadi tiga (tiga
indikator), yaitu: (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari
tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efisiensi
55 http://www.geocities.com/guruvalah (9 Januari 2009)
35
pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya
pembelajaran, (3) daya tarik pembelajaran, yang selalu diukur dari tendensi
siswa ingin belajar secara terus menerus.57
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa proses pembelajaran akan
berhasil dengan baik jika tingkat keberhasilan siswa akan tercapai apabila
pembelajaran itu efektif, efisien, dan dapat menarik siswa untuk terus belajar.
Karena hasil belajar adalah suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang
dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah
dipelajari.
Empat langkah utama yang menjadi tugas guru dalam pembelajaran,
yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat, dan evaluasi
pembelajaran. Keempat langkah ini dalam pelaksanaannya terkait satu sama
lainnya. Dalam hal ini terutama adalah evaluasi hasil pembelajaran.
Sains merupakan proses di mana orang secara sistematis
mengumpulkan informasi tentang dunia alam (natural world), yang disertai
dengan sistem nilai dan sikap dalam proses saintifik. Menurut Carin dan Sund
sains adalah sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui
pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang di
dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia.
Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada
siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesara Tuhan Yang Maha Esa.
Rumusan tujuan ini memiliki kesamaan substansi dengan apa yang
dikemukakan Abruscato bahwa pembelajaran sains di sekolah secara umum
ditujukan untuk mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan
pembentukan warga negara yang baik (“good citizenship”).58
56 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 7 57 Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan STAD,
Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi, (Jakarta: Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2007), h. 32
58 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir, h. 3
36
Beberapa prosedur pengukuran hasil belajar, pengukuran secara
tertulis, secara lisan dan melalui observasi. Dalam pembelajaran biologi
prosedur yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur
observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang
sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.
4. Konsep Ekosistem
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan
lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan
lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal
balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik dengan abiotik
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Pola-pola interaksi terjadi
dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, populasi, komunitas, sampai
tingkatan ekosistem. Interaksi antara faktor-faktor biotik dan abiotik secara
garis besar dapat dilihat pada pola rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring
makanan, dan sistem biogeokimia.
Proses pengaliran energi dapat terjadi suatu interaksi. Aliran energi
terjadi karena adanya peristiwa makan-memakan. Peristiwa makan-memakan
membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan saling terkait membentuk
jaring-jaring makanan. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi
dari makhluk yang satu ke makhluk yang lainnya melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal
tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit.
Siklus biogeokimia juga terjadi pada ekosistem. Siklus biogeokimia
merupakan siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik. Siklus biogeokimia antara lain
siklus nitrogen, siklus karbon dioksida, siklus oksigen, dan siklus air. Dalam
keberadaannya, ekosistem selalu mengalami perkembangan.
37
Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan
disebut suksesi. Suksesi dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu yang
menyebabkan hilangnya komunitas secara total sehingga di komunitas asal
tersebut terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terhadi bila suatu komunitas
mengalami gangguan baik secara alami maupun buatan dan tidak merusak
total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat
lama dan kehidupan masih ada. Hubungan komunitas dengan lingkungan
membentuk berbagai ekosistem.
Ditinjau dari penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas unsur abiotik,
produsen, konsumen, dan dekomposer. Ekosistem terbagi menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat terbagi atas bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, taiga, dan
bioma tundra. Ekosistem perairan dibagi menjadi ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Ekosistem air tawar terdiri dari sungai dan danau,
sedangkan ekosistem air laut terdiri dari ekosistem laut, ekosistem pantai,
ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang. Seluruh ekosistem di bumi
ini membentuk satu kesatuan yang disebut biosfer.59
B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai-nilai dalam Sains
Suatu lingkungan di mana terjadi interaksi antara faktor-faktor abiotik
dengan organisme yang hidup di dalamnya dan antarorganismenya disebut
ekosistem. Awalnya Allah menciptakan berbagai ekosistem adalah dalam
keadaan seimbang, tetapi kemudian menjadi rusak karena perbuatan manusia.
☺
⌧
59 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
38
”Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S. Al-Mulk, 67:3)
Komponen-komponen ekosistem mencakup: faktor abiotik, produsen,
konsumen, detrivora dan dekomposer. Di antara komponen-komponen
ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa
yang menjadi sumber penghidupannya. Kita tidak dapat menyangkalnya,
bahwa penyokong kehidupan di dunia adalah diciptakannya oleh Allah mula-
mula faktor abiotik yang menyokong kehidupan di dunia tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan menjadi penyokong
kehidupan organisme lainnya (binatang dan manusia) sebagi konsumen
maupun detrivora, dan akhirnya dekomposer (bakteri dan jamur)
mengembalikan unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali menjadi
faktor-faktor abiotik; demikian seterusnya terjadilah daur ulang materi dan
aliran energi di alam secara seimbang. Sumber energi untuk kehidupan di
bumi adalah energi matahari, kemudian diikat dan digunakan oleh tumbuhan
untuk mensintesis zat-zat anorganik sederhana menjadi zat-zat organik yang
mengandung energi.
Adanya saling ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor
biotik, dan hubungan antar komponen di dalam faktor biotik sendiri,
menunjukkan bahwa manusia bergantung kepada makhluk hidup lannya
maupun kehidupan antar manusia sendiri. Pelajaran ini memberikan petunjuk
bahwa manusia tidak bisa menyombongkan diri atau tidak merasa butuh
terhadap lainnya, apalagi manusia sebagai insan sosial sehingga tidak
sepantasnya manusia yang satu membunuh yang lainnya.
Faktor abiotik sangat menentukan dalam sebaran dan kepadatan
organisme dalam suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dan suksesi
organisme terhadap faktor-faktor lingkungannya; bisa melalui adaptasi
morfologi, sosiologi dan adaptasi perilaku dari organisme yang berada dalam
lingkungan yang ditempatinya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa:
39
☺
☺
⌧ ”Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Kami menghalau air ke bumi yang tandus lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) binatang-binatang dan mereka sendiri, maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah (32): 27)
Ayat tersebut juga menggambarkan hubungan faktor abiotik dengan
faktor abiotik, hubungan antara faktor abiotik dengan faktor biotik, dan
hubungan anrata faktor biotik dengan faktor biotiknya.
1. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Abiotik
Surat As-Sajadah ayat 27 tersebut menyebutkan bahwa air
mempengaruhi keadaan tanah menjadi subur atau tandus. Tanah menjadi
subur apabila terdapat cukup air yang berguna untuk menumbuhkan berbagai
tumbuhan, yang mendukung kehidupan suatu organisme lainnya (hewan dan
manusia).
2. Hubungan Faktor Biotik dengan Faktor Biotik
Kehidupan suatu organisme tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi
bergantung kepada organisme lainnya, baik untuk kepentingan sumber-
sumber penghidupannya atau makanan, perkembangbiakan, maupun sebagai
habitat (tempat tinggal). Untuk mendapatkan sumber-sumber penghidupan
tersebut, terjadilah interaksi antara organisme lainnya melalui apa yang
disebut ”Rantai Makanan” dan ”Jaring-jaring Makanan” di alam, sehingga
makhluk hidup bisa mempertahankan kehidupan dan penghidupannya di
bumi. Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 27 itupun menggambarkan adanya
Rantai Makanan.
3. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Biotik
Al-Qur’an surat Qaaf ayat 9 menyebutkan:
☺
☯
40
”Kami turunkan dari langit air hujan, yang berkat (bermanfaat), lalu Kami tumbuhkan dengan dia kebun-kebun dan biji (tanam-tanaman) yang akan dipanen.” (Q.S. Qaaf (50): 9)
Bagian di permukaan bumi yang bisa didiami oleh makhluk hidup
atau adanya kehidupan suatu organisme disebut biosfer. Daerah-daerah
tertentu yang memperlihatkan dominasi populasi atau komunitas tertentu
disebut Bioma, seperti daerah tundra, stepa, taiga, gurun, hutan hujan tropis,
dan sebagainya. Adanya berbagai bentuk Bioma ini sudah disebutkan dalam
Al-Qur’an , yaitu:
☺ ☯
☯
”Dan Kami turunkan awan dan yang tercurah (hujan). Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji dan tanaman. Dan kebun-kebun yang berlapis-lapis.” (Q.S.An-Naba:14-15)
Lingkungan abiotik yang cocok bagi adaptasi dan suksesi suatu
organisme disebut habitat, dan habitat khusus bagi suatu populasi disebut
Niche atau Nicchia.
4. Kandungan Nilai Pembelajaran Ekosistem
a. Nilai Praktis
1) Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang
ada pada suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu
tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat
diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi
yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
2) Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati
(SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami
kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariaannya.
41
b. Nilai Religi
1) Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam,
kejadian daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan
berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan
kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan
Yang Maha Kuasa sehinga manusia wajib menyembah-Nya
dan taat kepada firman-firman-Nya.
2) Setelah kita membandingkan struktur berbagai jenis makhluk
hidup yang ada dalam ekosistem, kita wajib mensyukuri atas
penciptaan manusia sebagai makhluk hidup yang paling
sempurna dibandingkan organisme lainnya sehingga
sepatutnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan dan informasi dari sumber tertentu. Banyak metode
yang digunakan untuk mencapai hasil dari kegiatan belajar mengajar.dalam
konstruktivisme, kegiatan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Salah
satu model pembelajaran dalam konstruktivisme adalah pembelajaran
kooperatif.
Penelitian yang telah ada mengatakan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian
Tri Dyah Prastiti (1999) dalam Prayekti yang berjudul : ”Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD pada Pengajaran Soal Cerita
Matematika Kelas VI di SDN Penanggungan Kodya Malang” menyebutkan
bahwa siswa yang mendapat pembelajaran soal cerita melalui metode belajar
kooperatif (STAD) adalah 50,26% dan prestasi belajar siswa yang mendapat
42
pembelajaran soal cerita dengan cara biasa adalah 34,65%.60 Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran dengan cara biasa.
Penelitian I Made Surianta yang berjudul : ”Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Media VCD Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX B SMP Negeri 1
Banjarangkan Tahun 2008/2009”, menyatakan bahwa nilai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus II. Peningkatan ini
ditunjukkan dengan dengan kenaikan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 6,68
pada siklus I menjadi 7,01 pada siklus II. Begitu pula dengan perolehan nilai
10 terjadi peningkatan dari hanya diperoleh oleh seorang siswa pada siklus I
menjadi diperoleh sebanyak 5 orang siswa pada siklus II. Untuk nilai
terendah pada siklus I sebesar 3 meningkat menjadi 4 pada siklus II.
Sedangkan untuk ketuntasan klasikal juga terjadi peningkatan dari 70% pada
siklus I menjadi 83% pada siklus II. Dengan demikian penerapan metode
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan optimal.61
Menurut Perdy Karuru dalam jurnalnya yang berjudul ”Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”,
menyimpulkan respon siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar
yaitu berminat mengikuti pembelajaran berikutnya jika digunakan
pembelajaran yang berorientasi pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar siswa yang diajar
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran tipe STAD lebih baik daripada siswa yang diajar tidak
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 62
D. Kerangka Pikir
60 Prayekti, Op Cit., h. 128 61 I Made Surianta, Op Cit. 62 Perdy Karuru, Op Cit.,h. 804
43
Belajar dilakukan untuk melakukan perubahan dalam hal membagun
pengetahuan dan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan UU No. 20 Tahun
1989 menerangkan untuk mencapai lulusan yang kompeten yaitu lulusan
yang memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari
kebiasaan berpikir dan bertindak salah satunya dengan penggunaan metode
dan pendekatan yang bervariasi. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan metode ekspositori dalam proses pembelajaran akan berguna bagi
siswa untuk membantu siswa belajar dengan metode yang berbeda sehingga
mereka akan merasa nyaman untuk memahami konsep-konsep IPA terutama
biologi. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengembangkan
keaktifan siswa, meningkatkan kemampuan kerja sama dengan kelompok,
berbagi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan,
bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar mereka. Dalam hal ini terutama
saling bekerja sama untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung pada
materi pembelajaran sains yang belum mereka ketahui.
Penggunaan media atau alat bantu pada metode ekspositori dapat
mempengaruhi motivasi dalam belajar walaupun proses pembelajaran tetap
berpusat pada guru.
Biologi sebagai bagian dari IPA/Sains. Belajar biologi sesungguhnya
mengandung banyak unsur berpikir. Dalam pembelajaran biologi siswa tidak
hanya diharapkan memperoleh pengetahuan serta pemahaman tentang fakta-
fakta dan konsep-konsep. Dalam sains/biologi banyak mengandung nilai-nilai
yang dapat mengungkap tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang relevan
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu materi
dapat ditanamkan pada diri siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai
tersebut dengan apa yang ada di sekitar mereka untuk mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai merupakan daya pendorong dan dijadikan
sebagai prinsip kehidupan seseorang yang dapat dilacak dari tiga realitas,
yaitu: pola tingkah laku, pola berpikir dan sikap.
44
Penerapan pembelajaran yang berbeda antara pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan ekspositori akan berbeda pula hasil belajar yang akan dicapai
dalam tujuan pembelajaran yang optimal, siswa juga akan memperoleh
pengalaman berbeda dengan kedua variasi pembelajaran tersebut.
Tujuan pembelajaran
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
yang bernuansa nilai.
Kognitif Afektif Psikomotor
Metode/pendekatan bervariasi
Pembelajaran kooperatif Ti
Metode ekspositori pe STAD
Hasil belajar biologi
45
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
yang bernuansa nilai.
Berdasarkan hipotesis di atas maka diduga bahwa dengan penggunaan cara
dan metode yang berbeda yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
ekspositori maka hasil belajarnya menunjukkan skor yang berbeda.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang
menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif
tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap nilai yang
terkandung pada konsep ekosistem?
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah At-Taqwa Tangerang.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009 (semester II
tahun ajaran 2008/2009).
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen atau
eksperimen semu. Desain penelitian berbentuk randomized control pretest-
posttest design. Yaitu desain penelitian dimana kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dipilih secara acak, masing-masing kelompok diberikan
pretes dan postes.
Pre-test ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat
dikuasai oleh peserta didik.1 Isi atau materi tes awal menekankan pada
bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai peserta
didik sebelum pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-
1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005), h. 69
45
46
baiknya oleh peserta didik. 2 Isi atau materi tes akhir ini adalah pelajaran
yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada peserta didik, biasanya
naskah tes akhir ini sama dengan naskah pada tes awal.
Adapun desain penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 T2
Keterangan:
T1 : Pretest
T2 : Posttest
X : Perlakuan yang diberikan pada siswa
D. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah seluruh siswa MA At-Taqwa. Populasi
terjangkau adalah seluruh siswa kelas X MA At-Taqwa tahun ajaran
2006/2007. Sampel adalah siswa kelas X-b dan X-c MA At-Taqwa pada
tahun ajaran 2008/2009. Kelas X-c sebagai kelas eksperimen dan kelas X-b
sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel dengan teknik Purposive
Sampling.
E. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran
kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD dengan. Sedangkan
penanaman nilai-nilai sains. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar biologi siswa.
1. Variable X (Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Tipe STAD dengan Penanaman Nilai-nilai Sains)
2 Ibid, h. 70
47
a. Definisi Konseptual
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk memerikan motivasi dan untuk
membangun pemahaman dari pengalaman mereka sendiri.
STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu
dari variasi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdiri atas 4-5
anggota kelompok yang heterogen. Dalam STAD siswa saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
pembelajaran yang mengkoordinasikan anggota kelompok untuk saling
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas
kelompok secara bersama-sama.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi Siswa )
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan konsep suatu
mata pelajaran yang diukur melalui tes setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar biologi adalah hasil yang dicapai siswa setelah
mengikuti pelajaran biologi yang diketahui melalui hasil tes pelajaran
tersebut.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa dalam mata pelajaran biologi pada konsep ekosistem. Hasil belajar
biologi tentang konsep ekosistem dapat diketahui setelah diberikan tes
pada materi ekosistem dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data tes dan data non tes sebagai instrumen penelitian.
48
Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan observasi terhadap kelas-kelas yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini serta menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok
eksperimen dan kelas yang akan dijadikan kelompok kontrol.
2. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan memberikan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada bahasan tentang ekosistem
kepada kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas
kontrol pembelajaran biologi dengan menggunakan metode konvensional.
3. Memberikan soal-soal tes tentang konsep ekosistem dan non tes pada
kedua kelas dengan soal-soal yang sama. Soal non tes diberikan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi dengan metode
STAD dan nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.
Mengevaluasi hasil tes dan non tes yang diperoleh dari kedua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian
hasil tes tersebut dianalisis dan dipersiapkan untuk dijadikan laporan hasil
penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes Kognitif
Tes kognitif berupa tes tertulis yang diberikan kepada responden
dalam bentuk tes objektif (multiple choice) dengan lima option sebanyak 30
soal. Tes pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap konsep ekosistem yang telah dipelajari. Sebelum soal-soal itu
diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa melalui pre test
dan post test. Soal-soal itu telah diujicobakan dan dinyatakan valid dan
reliabel. Dari 50 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 20 soal yang
dinyatakan valid berdasarkan perhitungan yang menggunakan ANATES.
Soal yang akan dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 soal maka
dilakukan validitas konten kepada 10 soal yang lain.
49
Setelah soal-soal tersebut dinyatakan valid dan realiabel maka soal-
soal tersebut diberikan kepada siswa sebagai soal pre test untuk mengetahui
pemahaman awal siswa tentang konsep ekosistem, siswa kelas eksperimen
dan siswa kelas kontrol diberikan soal-soal pre test dan post test sebanyak 30
soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok tersebut
dan juga untuk mengetahui dampak dari variabel bebas yang diterapkan pada
kelompok eksperimen.
Di antara soal-soal yang valid antara lain : 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,
13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 44, 47, 48, 49, 50.
2. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk
memperoleh respon siswa terhadap pembelajaran dengan penanaman nilai
sains. Angket ini bersifat tertutup dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Angket
yang digunakan berjumlah 30 soal terdiri dari 20 butir pertanyaan positif dan
10 butir pertanyaan negatif.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Ekosistem yang Bernuansa Nilai Religi dan Praktis
Indikator No Butir Soal ∑ (+) ∑ ( -) ∑ % Rasa Syukur kepada Allah 3, 4, 9, 19, 22 3 2 5 16,67%Bukti Keberadaan Allah 10, 17, 21 1 2 3 10% Perumpamaan Allah sebagai pelajaran bagi Manusia 1, 5, 6, 7, 14, 15, 5 1 6 20%
Ekosistem beserta Komponennya
2, 8, 13, 20, 24, 26, 27, 28, 29, 30 5 5 10 33,33%
Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem 11, 12, 16, 18, 23, 25, 6 0 6 20%
Total 20 10 30 100%
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji instrumen melalui:
50
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.3
Instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Untuk mengetahui
bahwa hasil evaluasi maka tiap butir soal harus diukur validitasnya,
adapun pengukuran validitas tiap butir soal yaitu dengan mempergunakan
korelasi Produk Momen dari Pearson melalui rumus sebagai berikut: 4
rxy =
( )( )( )[ ] ( ) ( )[ ]2222 ∑∑∑∑∑ ∑∑
Υ−ΥΧ−Χ
ΥΧ−ΧΥ
NN
N
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y (Validitas butir soal)
X = Nilai suatu butir soal
Y = Nilai soal
N = Jumlah peserta tes
Dalam penelitian ini validitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan program ANATES untuk butir soal pilihan ganda.
Berdasarkan pengujian validitas instrument penelitian yang sudah
disesuaikan dengan r tabel, dari 50 butir soal yang valid berjumlah 20
butir. Karena butir soal yang dipergunakan dalam instrumen penelitian ini
berjumlah 30 soal maka ada 10 soal yang diperbaiki dengan validitas
konten/isi.
Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk
menginterpretasikan validitas dapat dilihat pada tabel 3. 1
3 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung : Alfabeta, 2005), h. 97 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
51
Tabel 3. 4 Derajat Validitas Soal
Rentang Keterangan
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat Rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu alat evaluasi karena memiliki taraf
keterpercayaan yang tinggi. Suatu tes yang baik akan memiliki reliabilitas
yang tinggi, dimana tes tersebut akan menghasilkan skor yang relatif tidak
berubah walaupun diberikan situasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini
soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda (multiple choice) maka
digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut :5
r11 = 1−nn
2
2
SpqS ∑−
Keterangan :
r11= Reliabilitas soal secara keseluruhan
P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap item
Q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah. (Q = 1 – P)
∑ PQ = Jumlah hasil perkalian antara P dan Q
n = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar Varians)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ANATES dalam untuk
menghitung reliabilitas soal tes.
Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk
mengiterpretasikan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3. 2
Edisi Revisi, h. 72
52
Tabel 3. 5 Derajat Reliabilitas Soal
Rentang Keterangan 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat Rendah
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif
konvensional paling sederhana dan mudah. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar
oleh sebagian siswa atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau
tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir sukar.
Dalam proses penghitungan peneliti menggunakan ANATES. Rumus yang
digunakan untuk mencari tingkat kesukaran suatu soal adalah sebagai
berikut:
NP =
B
Keterangan:
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
Adapun kriteria yang menunjukan tingkat kesukaran dapat dilihat
tabel 3.3.
5 Ibid, h. 102
53
Tabel 3. 6 Tingkat Kesukaran
Rentang Keterangan
0,76 – 1,00 Mudah
0,75 – 0,26 Sedang 0,00 – 0,25 Sukar
4. Daya Pembeda Soal
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Dalam proses penghitungan peneliti
menggunakan ANATES. Rumus yang digunakan untuk mencari daya
pembeda suatu soal adalah sebagai berikut:6
D =
( )NBbBa
5,0−
Keterangan:
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = Jumlah peserta tes
Adapun kriteria yang baik sebagi daya pembeda adalah: > 0,30
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistibusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel dengan
menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05.7
LO = F(Zi) – S(Zi)
Keterangan :
6 Drs. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
UIN Press, 2006), h. 103-104 7 Sudjana, Metoda Statistika Edisi ke-6, (Bandung: Tarsito, 1996), hal.466
54
LO = Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
Kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika :
Lhitung < Ltabel : Berdistibusi normal Lhitung > Ltabel : Tidak Berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji variasi dari populasi homogen, maka dilakukan uji
homogenitas dengan menggunakan rumus uji Fisher dengan taraf
signifikan α = 0,05.8
Rumus uji Fisher : Fhitung = kecilVariansterterbesarVarians
Hipotesis statistik :
Ho : Varians populasi homogen Ha : Varians populasi tidak homogen Kriteria pengujian :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya
untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh pembelajaran kooperatif dengan
mengaitkan nilai sains terhadap hasil belajar biologi maka dilakukan analisis
data dengan menggunakan rumus uji “t”, sebagai berikut: 9
t0 =
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟
⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
−+
+
−
∑ ∑yxyx NNNN
yx
MyMx
112
22
Keterangan : Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen
8 Ibid, h. 250 9 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 280
55
My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol
Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen
Ny = jumlah siswa kelompok kontrol
t0 = nilai t hitung Kriteria Hipotesis, jika:
a. jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima b. jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak
Adapun taraf signifikan yang digunakan pada uji t adalah α = 0,05
c. Analisis Data Kualitatif
Dalam menganalisis data penulis menggunakan cara persentase.
Persentase artinya setiap data dipresentaikan setelah dibuat tabulasi dalam
jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban.
Pedoman yang digunakan dalam mencari persentase setiap data adalah :10
0
0100Χ=NfP
Keterangan :
P = Persentase untuk setiap kategori jawaban
f = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut :
Ho: μE < μK
Ha: μE > μK
Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
μE = Hasil belajar siswa kelas eksperimen
μK = Hasil belajar siswa kelas kontrol
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1989), h.131
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pre Test
a. Kelas Eksperimen
Skor Pre test yang didapatkan pada kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 63 dan minimum 40 dengan
rata-rata mencapai 48,5 dan standar deviasi mencapai 8,91.
b. Kelas Kontrol
Skor Pre test yang didapatkan pada kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 60 dan minimum 30 dengan
rata-rata 44,96dan estándar debíais mencapai 7,98.
Adapun penyajian data skor pre test Kelas Eksperimen dan
Kontrol (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 26 26
Max 63 60
Min 40 30
X 48,5 44,96
SD 8,91 7,98
2. Hasil Post Test
a. Kelas Eksperimen
Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan cara
memberikan post test maka didapatkan skor maksimum 93, minimum 57, dan
nilai rata-rata 71,62 dengan standar deviasi perimen 10,32.
57
b. Kelas Kontrol
Pada kelas kontrol skor maksimum 77, minimum 43 dan nilai rata-
rata 56,19 dengan standar deviasi 9,00 (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Eksperimen Kontrol
N 26 26
Max 93 77
Min 57 43
X 71,62 56,19
SD 10,32 9,00
Berdasarkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas
tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang
terintegrasi nilai lebih tinggi yaitu mencapai 71,62 sedangkan yang
menggunakan metode ekspositori mencapai 56,19. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan hasil belajar biologi pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan metode ekspositori.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui data yang telah diperoleh berdistribusi normal
atau tidak pada kelas eksperimen, maka peneliti melakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas
kemampuan awal (pre test) pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung 0,031
< 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26. Sedangkan hasil
perhitungan uji normalitas tes kemampuan akhir (post test) diperoleh
Lhitung 0,007 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26, maka
58
hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas untuk data untuk hasil tes
kemampuan awal (pre test) pada kelompok kontrol diperoleh Lhitung 0,015
< 0,173 Ltabel, hasil uji normalitas tes kemampuan akhir (post test)
diperoleh Lhitung 0,100 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N =
26, maka hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok
kontrol berdistribusi normal .
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors
α Lhitung
Ltabel KesimpulanKelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Pre Test Post test Pre Test Post Test
0,05 0,015 0,100 0,031 0,007 0,173 Normal
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa data kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Data
a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen didapatkan harga Fhitung 1,34,
sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan
pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942, karena Fhitung <
Ftabel maka Ho diterima.
b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol
Pengujian homogenitas kelas kontrol didapatkan hasil perhitungan dengan
harga Fhitung 1,27, sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan
derajat kebebasan pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942,
karena Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima.
59
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Keputusan Kontrol 26 1,27 1,942 Homogen
Eksperimen 26 1,34 1,942 Homogen
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa data dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.
C. Analisis Data
Dari hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas
dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher diketahui bahwa
data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t.
1. Uji-t (t-test)
Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-
t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = n1 + n2
– 2 atau 26 + 26 – 2 = 50), maka diperoleh harga thitung sebesar 3,77.
Berdasarkan tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (df = 26 + 26 – 2 = 50) diperoleh harga ttabel sebesar 2,00.
Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak
Dengan db = 50 diperoleh ttabel sebesar 2,00 pada taraf signifikan α =
0,05 dan dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,77, maka dengan
demikian perhitungan yang diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho tolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti
terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan metode
ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.
60
2. Uji Hipotesis Statistik
Setelah analisis data diperoleh kemudian dilakukan pengujian
hipotesis statistik.
Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah:
Ho = µE < µK
Ha = µE > µK
Ho = tolak Ho karena µE > µK ( 71,62 < 56,19)
Ha = terima Ha atau tolak Ho karena µE > µK (71,62 > 56,19)
Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar
dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.
3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai Religi
dan Nilai Praktis
Dalam proses pembelajaran peneliti mengaitkan nilai-nilai religi dan
nilai praktis yang terkandung pada konsep ekosistem. Untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran ekosistem bernuansa nilai yaitu dengan
menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 30 pernyataan. Hasil rekapitulasi
persentase kuesioner pada konsep ekosistem yang bernuansa nilai disajikan
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Kuesioner
Nilai Indikator Persentase Rata-rata
Religi
Rasa Syukur kepada Allah 83,83%
89,91%
Bukti Keberadaan dan Kekuasaan Allah 97,43%
Perumpamaan Allah sebagai pelajaran bagi Manusia
88,46%
Praktis
Manfaat Ekosistem beserta Komponennya 77,01%
83,02% Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem 89,02%
Rata-rata 87,15 %
61
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
bersikap positif terhadap pengintegrasian nilai-nilai religi dan praktis pada
konsep ekosistem.
D. Pembahasan
1. Hasil Belajar Biologi Siswa
Deskripsi data pretes kelas eksperimen diperoleh X 48,5 dan X
kontrol 44,96 dan melalui post test yang dilakukan kepada kelas eksperimen
diperoleh X 71,62 dan pada kelas kontrol diperoleh X 56,19. Skor rata-rata
post test biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih besar daripada skor rata-rata post test biologi
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori.
Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X)
dan hasil belajar biologi siswa (Y) diperorleh thitung sebesar 3,77 yang lebih
besar dari ttabel = 2,00 (3,77 > 2,00) Berdasarkan perhitungan analisis data
melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka perbedaan skor hasil belajar biologi
siswa dari kedua kelompok tersebut signifikan.
Pada kelompok eksperimen, guru menyampaikan materi secara garis
besar dan menggunakan contoh perumpamaan supaya siswa lebih mudah
mengingat dan memahami apa yang disampaikan. Siswa diberikan tugas dan
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tersebut secara berkelompok
sehingga memacu mereka untuk saling membantu teman kelompok
memahami konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD melatih siswa untuk lebih aktif juga memacu siswa saling berlomba
dan bersaing untuk memperoleh kelompok terbaik. Hal tersebut memotivasi
siswa untuk memperoleh nilai sebaik-baiknya. Metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat menciptakan suasana yang berbeda sehingga
siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Pemberian
penghargaan juga menjadi alasan mereka untuk menjadi yang terbaik.
62
Pada kelompok kontrol karena metode yang digunakan adalah metode
yang biasa digunakan oleh guru yaitu ceramah dan tanya jawab dapat
membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Pendekatan ekspositori cenderung
individualis karena mereka hanya mendengarkan penjelasan guru, tidak ada
diskusi kelompok dan kerjasama antar sesama siswa yang dapat melatih
mereka untuk aktif mengemukakan pendapat. Oleh karena itu siswa kurang
terpacu untuk termotivasi dalam belajar.
Sehubungan dengan itu, Prayekti mengemukakan bahwa keterampilan
siswa selama pembelajaran tidak banyak berbeda di antara kelas-kelas sampel,
umunya siswa yang pandai cenderung lebih egois dan individual, tetapi
setelah mengetahui bahwa penghargaan akan diberikan oleh guru jika terjadi
kerjasam yang baik dalam kelompok, maka siswa menyadari pentingnya
kerjasama dalam kelompok sehingga tidak ada lagi siswa yang ingin
menonjolkan diri.1
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu
memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper
mengungkapkan keuntungan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: 1)
siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa
terhadap materi pembelajaran.2
Hal yang sama disampaikan oleh Newman dan Thompson bahwa
STAD memiliki dampak yang positif terhadap pembelajaran karena dapat
meningkatkan prestasi akademik siswa, hubungan yang baik antar sesama
siswa, kebersamaan, saling mendukung, dan lain-lain.3
1 Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134, h. 132
2 Doantara Yasa, Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www. Ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)
3 Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari 2009)
63
2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai
Hasil analisis pada 30 pernyataan dari kuesioner yang diberikan
menunjukkan bahwa siswa memberi respons positif terhadap pembelajaran
yang bernuasa nilai. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata persentase kuesioner
nilai imtak secara keseluruhan dari 5 indikator sebesar 87,15 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki respons positif terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.
Berdasarkan hasil penelitian Muchsin yang menyimpulkan bahwa
nilai-nilai agama (etik atau moral Islam) dapat menumbuhkan motivasi
berprestasi (achievement motive) yang tinggi, sikap ilmiah dan ilmu yang
tinggi. Oleh karenanya menumbuhkembangkan nilai-nilai tersebut adalah hal
penting yang patut dipertimbangkan dalam sistem pembelajaran.4
Dalam Suroso dijelaskan bahwa kandungan nilai bahan ajar setidaknya
mengandung dua macam nilai, yaitu nilai kemanfaatan dan nilai religius, serta
bentuk-bentuk rahmat lainnya yang bisa diterapkan untuk kehidupan manusia.
Nilai kemanfaatan merupakan nilai materialnya, sedangkan nilai religius
merupakan nilai spiritualnya.5
Konsep ekosistem juga mengandung nilai kemanfaatan dan nilai
religius seperti yang telah dijelaskan pada ayat di atas. Alam semesta
diciptakan sebagai bentuk kasih sayang (rahmat) Allah dan mengandung nilai-
nilai yang harus dipelajari manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Nilai religius dapat diwujudkan dengan rasa syukur dan percaya
bahwa Allah itu ada. Allah menunjukkan keberadaan dan kekuasaan-Nya
dengan adanya alam ini. Ekosistem yang terdapat di alam memberikan banyak
manfaat bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan alam
ini dengan sebaik-baiknya dengan menjaga dan melestarikannya sebagai
wujud rasa syukur kepada Allah.
4 Ibid, h. 84 5 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung, Mughni
Sejahtera, 2005), hal. 68
64
E. Keterbatasan dalam Penelitian
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kekurangan diantaranya
adalah:
1. Siswa merasa kaku di awal pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran ini tidak pernah
dilakukan sebelumnya.
2. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division) membutuhkan waktu yang banyak
agar lebih maksimal.
3. Keterbatasan media di sekolah membuat peneliti kurang optimal dalam
menyampaikan materi untuk membantu pemahaman siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar biologi antara kelompok siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dengan rata-rata 71,62
daripada kelompok siswa yang menggunakan metode ekspositori dengan
rata-rata 56,19.
2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00
pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Terdapat perbedaan hasil belajar
biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode
ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai.
3. Hasil analisis kuesioner yang diberikan menunjukkan bahwa siswa
memberi respons positif terhadap konsep ekosistem terintegrasi nilai nilai.
Dilihat rata-rata persentase kuesioner secara keseluruhan dari 5 indikator
sebesar 87,15 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memiliki merespon dengan baik nilai-nilai yang terkandung dalam konsep
ekosistem.
B. Saran
1. Sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan guru dapat
memberikan sosialisasi tentang pembelajaran kooperatif khususnya tipe
STAD terlebih dahulu sebelum agar siswa terbiasa dengan istilah
pembelajaran kooperatif.
2. Pengunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan tidak hanya
pada konsep ekosistem saja, akan tetapi perlu diteliti juga konsep-konsep
sains yang lainnya.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang baik dalam meningkatkan hasil belajar baik kognitif,
psikomotor maupun afektif siswa.
66
67
67
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun. Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai. Pendidikan Nilai. Tahun 1 No. 2 Mei 1996
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. 2002.
. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2002.
Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2008.
Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan STAD. Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi. Jakarta: Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2007
Ghazali,, Syukur. Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2. OKTOBER 2002
Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme, http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (9 Januari 2008)
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9Januari 2009)
http://www.wikipedia.org/konstruktivisme (9Januari 2009)
http://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009)
http://www.geocities.com/guruvalah (28 Januari 2009)
http://www.puskur.net/inc/mdl/070_Model_PKH (22 November 2007)
http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 November 2007)
http://www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKOOPERATIF_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)
Holil, Anwar. Pembelajaran Kooperatif, http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9 Januari 2009)
68
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009
Iswari, Mega. Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-Globalisasi, Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikani, Vol II No. 1 Juni 200.
Karlina, Ina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa. http://www.sd_binatalenta/pend_pembelajarankooperatif_ina.pdf (9 Januari 2009)
Karuru, Perdy. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun Ke-9, November 2003.
Koyan, I Wayan. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja. No. 1TH.XXXVI Januari 2003.
Mahanal, Susriyati. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH) sebagi Pendidikan Nilai. Pendidikan nilai. Tahun 2, No. 1 Nopember 1996.
Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
Mansyur. Strategi Belajar Mengajar. Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992.
Mulyasa,. E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Reaja Rosdakarya. 2005.
Nasution, Wahydin Nur. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir
Prayekti. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134.
Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press, 2005
Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2007
69
Selamat, I Nyoman. Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Bermain untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep-konsep Kimia SMU
Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia. 1990
Soekarno, dkk,. Dasar-dasar Pendidikan Science. Jakarta: Bharara, 1973
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press. 2006
Spencer, Kagan. Cooperative Learning. http:// www.KaganOnline.com (9 Januari 2009)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya, 1989
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Suja, I Wayan. Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja. Edisi Khusus TH.XXXIII September 2000
Suparyanti, Noor, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003
Yasa, Doantara. Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www.ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)
Yudianto, Suroso Adi. Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera. 2005
Lampiran 1
SILABUS Nama Sekolah : MA At-Taqwa Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X Semester : 2 Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/Alat
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Konsep ekosistem • Tingkatan
organisasi kehidupan
• Komponen
ekosistem
• Melakukan tanya jawab
tentang tingkatan organisasi kehidupan.
• Melakukan pengamatan
dengan alam sekitar untuk menunjukkan komponen-komponen penyusun ekosistem.mengerj
• Mendiskusikan materi secara berkelompok.
• Mengerjakan LKS.
• Menjelaskan definisi tiap tingkatan organisasi kehidupan
• Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem.
• Mengidentifikasi
peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.
• Memebedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem.
• Menyebutkan relung/ nisia dalam ekosistem.
• Menunjukkan fungsi
Jenis tagihan: Tugas kelompok, Bentuk instrument: Lembar kerja siswa
2 X 40’
Sumber: Buku acuan yang relevan, lingkungan sekitar. Bahan: Lembar Kerja Siswa
• Interaksi antar
komponen ekosistem.
• Aliran energi
• Daur biogeokimia
• Menjelaskan bentuk-
bentuk interaksi antar komponen ekosistem.
• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok sambil berdiskusi.
• Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
• Menjelaskan urutan aliran
energi pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
• Siswa mengerjakan tes individu.
• Menjelaskan terjadinya
daur biogeokimia di alam. • Siswa berdiskusi tentang
materi yang telah dijelaskan kemudian mempresentasikannya.
komponen ekosistem.
• Menyebutkan bentuk-bentuk interaksi antar komponen ekosistem.
• Memberi contoh interaksi antar komponen ekosistem.
• Mendefinisikan
aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.
• Memberi contoh aliran energi dalam rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
• Mendeskripsikan
peristiwa terjadinya daur biogeokimia.
Jenis tagihan: Tugas kelompok, Bentuk instrumen: Lembar kerja siswa, hasil presentasi Jenis tagihan: Tugas kelompok, tes essay Bentuk instrumen: Gambar
2 X 40’ 2 X 40 ‘
Sumber : Buku bacaan yang relevan, artikel ilmiah Bahan: Lembar kerja siswa
Sumber:
Buku acuan yang relevan
Bahan:
Karton bergambar
• Suksesi dan tipe-
tipe ekosistem.
• Menjelaskan peristiwa
terjadinya suksesi di alam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
• Menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.
• Siswa mengerjakan tes individu ke-2.
• Siswa diberikan post test
• Mendeskripsikan
dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
• Membedakan tipe-tipe ekosistem.
• Memberi contoh tipe-tipe ekosistem.
.
Jenis tagihan: Tugas kelompok Bentuk instrumen: Lembar kerja siswa
2 X 40’
Sumber:
Buku acuan yang relevan
Bahan:
Artikel, lembar kerja siswa
74Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN
Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : X/2 Konsep : Ekosistem Alokasi Waktu : 6 x 40 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen
penyusun ekosistem. 4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam
ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem. 6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem. 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem. 4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus
biogeokimia dalam ekosistem. 6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Materi : - Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem - Aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimia - Interaksi dalam ekosistem, Jenis ekosistem, suksesi
75Nilai Sains : Agama
- Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh Tuhan, yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan kemuadian memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan produsen bagi makhluk lain. Dan kemudian dekomposer mengembalikan lagi unsur-unsur pembentuk makhluk hidup, kembali ke alam dan kemudian akan dipergunakan lagi untuk kelangsungan kehidupan.
- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air sebagai sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua makhluk hidup ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan oleh tumbuhan berhijau daun yang diambil dari energi matahari dan dipergunakan sebagai proses foto sintesis. Segala sesuatu itu berjalan secara teratur dan seakan-akan tidak pernah berhenti karena segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT.
- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau kelompok lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan. Tuhan menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-pasangan.
- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa hidup sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada organisme lain, baik untuk memperoleh makanan, perkembangbiakan maupun tempat tinggal, oleh karena itu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling menghargai, tolong-menolong, tidak merampas hak-hak orang lain sehingga tercipta suatu kerukunan dalam suatu masyarakat.
- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam, keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib mennyembah-Nya dan taat kepada firman-firman-Nya.
Praktis :
- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang ada di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati (SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
76populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariannya.
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi dan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Skenario Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa diberikan pretes
20 menit
4. Tahap Persiapan
- Membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang dengan berbeda jenis kelamin dan ranking.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan setting pembelajaran kooperatif tipe STAD
7 menit
Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Tahap Penyajian Materi/Presentasi kelas - Guru menjelaskan materi tingkatan organisasi
kehidupan dan komponen ekosistem. - Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama
sebagai persiapan mengikuti tes.
15 menit
2. Tahap Belajar Kelompok - Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada
masing-masing kelompok. - Guru mengajak siswa ke lapangan. - Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
14 menit
Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan hasil
diskusi masing-masing kelompok. 5 menit
2. Siswa ditugaskan membuat ringkasan materi. 5 menit
77b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem? b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan
jaring-jaring makanan?
5 menit
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
24 menit
2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang
dibahas
24 menit
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diberikan tes individu pertama 20 menit
c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Piramida ekologi? b. Daur biogeokimia?
5 menit
78Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok STAD.
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
24 menit
2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang
dibahas
24 menit
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diberikan tes individu kedua 20 menit
d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: c. Suksesi? d. Tipe-tipe ekosistem?
5 menit
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Tahap Penyajian Materi
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen suksesi dan tipe-tipe ekosistem
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada masing-masing kelompok STAD
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
24 menit
2. Tahap Belajar Kelompok - Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok - Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok. - Siswa memberikan kesimpulan materi yang
24 menit
79dibahas
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. 2.
Siswa diberikan postes Guru memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik
20 menit
Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi kelas X
Penerbit Yudhistira, LKS Penilaian :
Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS. Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif
Mengetahui, Tangerang, Mei 2009 Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti, Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah NIM. 104016100419
80
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL
Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : X/2 Konsep : Ekosistem Alokasi Waktu : 6 x 40 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem.
2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen
penyusun ekosistem. 4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam
ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem. 6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem. 2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem. 3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem. 4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus
biogeokimia dalam ekosistem. 6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem. 7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem. 8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
81
Materi : Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem, aliran energi, jaring-jaring makanan, siklus biogeokimia, interaksi dalam ekositem, jenie ekosistem, dan suksesi
Nilai Sains : Agama - Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh
Tuhan, yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan kemuadian memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan produsen bagi makhluk lain. Dan kemudian dekomposer mengembalikan lagi unsur-unsur pembentuk makhluk hidup, kembali ke alam dan kemudian akan dipergunakan lagi untuk kelangsungan kehidupan.
- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air sebagai sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua makhluk hidup ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan oleh tumbuhan berhijau daun yang diambil dari energi matahari dan dipergunakan sebagai proses foto sintesis. Segala sesuatu itu berjalan secara teratur dan seakan-akan tidak pernah berhenti karena segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT.
- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau kelompok lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan. Tuhan menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-pasangan.
- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa hidup sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada organisme lain, baik untuk memperoleh makanan, perkembangbiakan maupun tempat tinggal, oleh karena itu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling menghargai, tolong-menolong, tidak merampas hak-hak orang lain sehingga tercipta suatu kerukunan dalam suatu masyarakat.
- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam, keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib mennyembah-Nya dan taat kepada firman-firman-Nya.
Praktis :
- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
82
- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang ada di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati (SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariannya.
Metode Pembelajaran : Ekspositori, ceramah dan tanya jawab Skenario Pembelajaran : a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa diberikan pretes
20 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Definisi ekosistem? b. Hal yang berkaitan dengan ekosistem?
3 menit
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan
dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru menjelaskan tingkatan organisasi kehidupan dan komponen-komponen ekosistem dengan ceramah dan gambar tingkatan organisasi kehidupan.
30 menit
2. Guru memberikan pertanyaan materi yang telah disajikann. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.
10 menit
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.
3 menit
83
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi
pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit
2. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan LKS di rumah 5 menit b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem? b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan
jaring-jaring makanan?
5 menit
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah
sambil memberikan gambar tentang interaksi makhluk hidup pada rantai makanan dan jaring makanan. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta jaring-jaring makanan
40 menit
2. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disajikan. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.
10 menit
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.
8 menit
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi
pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit
2. Siswa ditugaskan untuk menggambar contoh jaring-jaring makanan.
5 menit
84
c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: a. Piramida ekologi? b. Daur biogeokimia?
5 menit
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan
piramida ekologi dan daur biogeokimia. 40 menit
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.
10 menit
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.
8 menit
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi
pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit
2. Siswa ditugaskan untuk menggambar macam-macam daur biogeokimia.
5 menit
d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit Kegiatan pendahuluan: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa berdo’a bersama-sama
2 menit
2. Siswa diabsen kehadirannya
2 menit
3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
3 menit
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: c. Suksesi? d. Tipe-tipe ekosistem?
5 menit
85
Kegiatan Inti: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan
suksesi dan tipe-tipe ekosistem 30 menit
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari guru.
5 menit
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang sudah dijelaskan oleh guru.
8 menit
Kegiatan Akhir/Penutup: No. Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi
pelajaran pada pertemuan ini . 5 menit
2. Siswa diberikan postes 20 menit Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi
kelas X Penerbit Yudhistira, LKS Penilaian :
Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS. Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif
Mengetahui, Tangerang, Mei 2009
Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti,
Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah NIM. 104016100419
85Lampiran 4
TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
PETUNJUK A. Tujuan dan Bentuk
1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut. 2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk
mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.
4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden 1. Nama : 2. Kelas : Mata pelajaran : Biologi Konsep : Ekosistem Waktu : 30 Menit
1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. komunitas c. individu e. habitat b. biosfer d. populasi
2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu
3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I
6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah... a. udara c. air e. cahaya b. tanah d. gaya tarik bumi
7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. ekosistem
8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...
86a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof c. komunitas pembuka
10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. taiga c. gurun e. . hutan konifer b. tundra d hutan hujan trofik
13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme b. kompetisi d. mutualisme
14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ... a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi b. evolusi d. reboisasi
15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan
16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air
17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik
18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan
19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya
87c. ikan hiu dan remora
20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta
21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis
tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra
22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra
23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari… a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita c. padi dan rumput dalam sebidang sawah
25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar adalah … a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah c. kerbau dan harimau
26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme
27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ... a. tumbuhan c. ayam e. belalang b. kodok d. ulat
29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler b. klorofil d. C, H, dan O
30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan
88Lampiran 5
KUNCI JAWABAN 1. D 2. A 3. D 4. D 5. A 6. D 7. E 8. A 9. A 10. D
11. B 12. D 13. E 14. C 15. B 16. E 17. C 18. C 19. B 20. D
21. D 22. A 23. D 24. D 25. D 26. A 27. B 28. A 29. B 30. A
85Lampiran 4
TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
PETUNJUK A. Tujuan dan Bentuk
1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut. 2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk
mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.
4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden 1. Nama : 2. Kelas : Mata pelajaran : Biologi Konsep : Ekosistem Waktu : 30 Menit
1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. komunitas c. individu e. habitat b. biosfer d. populasi
2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu
3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I
6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah... a. udara c. air e. cahaya b. tanah d. gaya tarik bumi
7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. ekosistem
8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...
86a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof c. komunitas pembuka
10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. taiga c. gurun e. . hutan konifer b. tundra d hutan hujan trofik
13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme b. kompetisi d. mutualisme
14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ... a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi b. evolusi d. reboisasi
15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan
16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air
17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik
18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan
19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya
87c. ikan hiu dan remora
20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta
21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis
tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra
22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra
23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari… a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita c. padi dan rumput dalam sebidang sawah
25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar adalah … a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah c. kerbau dan harimau
26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme
27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ... a. tumbuhan c. ayam e. belalang b. kodok d. ulat
29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler b. klorofil d. C, H, dan O
30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan
88Lampiran 5
KUNCI JAWABAN 1. D 2. A 3. D 4. D 5. A 6. D 7. E 8. A 9. A 10. D
11. B 12. D 13. E 14. C 15. B 16. E 17. C 18. C 19. B 20. D
21. D 22. A 23. D 24. D 25. D 26. A 27. B 28. A 29. B 30. A
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem No. Indikator Soal Tingkat
Kognitif Kunci
Jawaban 1. Menjelaskan
tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan dalam ekosistem
1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. biosfer c. populasi e. habitat b. komunitas d. individu
2. Urutan organisasi kehidupan dan yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu — populasi — komunitas — biosfer d. populasi—individu — komunitas — biosfer b. individu — komunitas — biosfer — populasi e. biosfer— komunitas— populasi — individu c. komunitas — populasi — biosfer — individu
Cl
C2
C
A
2. Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem
13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep … a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. Ekosistem
47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah … a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersiinpah dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
C2
C2
E B
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen penyusun ekosistem
3. Kesatuan antara fàktor biotik dan abiotik disebut.,. a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem
Cl
D
42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling besar adalah … a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah c. padi dengan burung
C2 D
4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem
6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah... a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil
C1 D
5. 8. Komponen biotik berikut iniyang berfimgsi iuengubah daun kering manjacli humus adalah... a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I
12. Faktor-faktor fisik yang merupakan Iingkungan abiotik suatu organisme adalah... a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban c. suhu, tanah, cacing, kelembaban
34. Tanaman yang nimbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan
9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah... a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah b. keluwing d. rayap
32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu …
C1
C1
C1
C2
C2
A A A C C
a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik
33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen … a. biotik c. abiotik e. detrivor b. pengurai d. Konsumen
40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari... a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. basil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah... a. pemberian pupuk untuk nienyuburkan tanah b. cacing tanah meaggemburkan dan menyuburkan tanah c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalani tanah d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir
23. Berdasarkan defmnisi konsumen, pemyataan-pernyataan di bawah mi yang tidak benar adalah … a. hewan dan manusia termasuk konsurnen b. niampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak niampu menyusun senyawa organik dan senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoteh dari tumbuhan
C2
C2
C3
C3
A D
A
B
10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah … .
Lampiran 7
Pembagian Kelompok STAD (Student Tean Achievement Division)
No. Nama Kelompok 1 Lailatul Qadriah A 2 Wildan Saefudin B 3 Amirudin C 4 Tri Prasetya D 5 Titi Suhartini E 6 Fahmi Hidayatullah E 7 Manis Putri Lestari D 8 Dede Istiqomah C 9 Anisah Oktavia B 10 Lisa Fatillah A 11 Bahrul Muhith A 12 Nasrul Haqiqi B 13 Khairunnisa C 14 Hasanudin D 15 Habbie Maulana E 16 A. Zahrudin E 17 Desi Kumalasari D 18 Asri Afifah C 19 Mamay Nuryani B 20 Diana A 21 Ahya Shofa Tartila A 22 Fachrul Husaini B 23 Eva Wati C 24 Nurman D 25 Ahmad Azhar E 26 Nurlaila E
LEMBAR KERJA SISWA 1
Tujuan: menjelaskan tentang ekosistem dan komponen penyusunnya. Dasar Teori : Allah menciptakan bumi dan segala isinya terdiri atas benda hidup dan benda tak hidup. Semua komponen yang ada di bumi diciptakan memiliki fungsi masing-masing dan saling mendukung satu sama lain. Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dan lingkungannya saling berinteraksi membentuk suatu sistem. Alat : 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja : Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut :
pict0.jpg
1. Dalam ekosistem terdapat tingkatan organisasi kehidupan. Sebutkan tingkatan
organisasi kehidupan mulai dari tingkatan yang rendah hingga tingkatan yang tinggi!
2. Ada berapa macam komponen penyusun ekosistem? Sebutkan komponen-komponen tersebut!
3. Dalam ekosistem ada pula yang disebut relung/nisia. Apa yang dimaksud dengan relung/nisia?
4. Ada berapa macam relung/nisia dalam satu ekosistem? Sebutkan dan jelaskan!
LEMBAR KERJA SISWA 2
Tujuan: Menjelaskan tentang interaksi antarkomponen ekosistem, jaring-jaring makanan dan rantai makanan. Dasar Teori: Makhluk hidup melakukan hubungan timbal balik membentuk interaksi dengan komponen-komponen lain yang tak hidup. Hubungan timbal balik itu juga akan membentuk jaring-jaring makanan dan rantai makanan yang satu sama lain saling mempengaruhi. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil 3. Sawah Cara Kerja: Siswa diajak ke lapangan untuk melihat sceara langsung kondisi ekosistem sawah. Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. 1. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem sawah? Berikan contohnya! 2. Berilah contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem ini?
LEMBAR KERJA SISWA 3
Tujuan: Menjelaskan tentang piramida ekologi dan daur biogeokimia Dasar Teori: Piramida ekologi merupakan gambaran tentang hubungan antarorganisme di dalam suatu sistem secara kuantitatif. Daur biogeokimia merupakan perpindahan materi yang melibatkan berbagai komponen ekosistem yang saling terkait berupa senyawa kimia dan perpindahannya melewati komponen biotik dan komponen abiotik. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja: Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. Coba buat piramida jumlah dan kasus berikut ini! 1. Dalam suatu kolam terdapat 10.000 fitoplankton. 400 zooplankton, 200 ikan herbivora dan 20 ikan karnivora 2. pada sebatang tanaman sengon hidup 10 ekor burung pemakan biji dan 200 ekor serangga pemakan daun sengon. Di samping ito, terdapat pula 2 ekor burung pemakan serangga dan serangga pemakan serangga lain sebanya 10 ekor.
LEMBAR KERJA SISWA 4
Tujuan: Menjelaskan tentang suksesi dan tipe tipe ekosistem Dasar Teori: Allah Maha Kuasa, dengan segala kuasanya Dia dapat menghancurkan serta menumbuhkan kembali bumi dengan makhluk-maknhluk tertentu. Hal tersebut merupakan peristiwa suksesi. Selain itu, Dia juga meneiptakan macam-macam tipe ekosistem yang berbeda satu saina lain ciri maupun makhluk hidup yang terdapat di dalamnya. Alat: 1. Kertas 2. Pulpen/pensil Cara Kerja: Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. 1. Cobalah berikan salah satu contoh suksesi yang kalian ketahuit Bagaimana prosesnya? 2. Sebutkan tipe-tipe ekosistem! Buatlah tabel perbandingan masing-masing tipe ekosistem tersebut!
ANGKET RESPONS SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERNUANSA NILAI
Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti setiap pernyataan yang tersedia. 2. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda cek list (√ ) 3. Pengisisan angket ini tidak akan mempengaruhi nilai belajar biologi kamu, sehingga
isilah dengan penuh kejujuran Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS
1.
Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.
2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
3.
Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.
4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.
5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen.
6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.
7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
8.
Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.
9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.
10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.
11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.
12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.
13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam.
14.
Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.
15.
Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.
16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.
17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum.
18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.
19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.
20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.
21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.
22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.
23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.
24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.
25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan
untuk manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir.
27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.
28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.
29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.
30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.
Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai
No. Nilai Indikator Pernyataan 1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam secara baik
merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.
4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.
9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.
19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.
22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Bukti Keberadaan dan
kekuasaan Allah 10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus
menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya. 17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan
supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum. 21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata
disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.
Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.
5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan
selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen. 6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti
halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.
7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.
15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.
2. Nilai Praktis Ekosistem beserta Komponennya
2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.
13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam. 20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan. 24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi
juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk
manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir. 27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya
matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.
28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.
29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.
30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.
Manfaat Mempelajari
Konsep Ekosistem 11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan
dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.
12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.
16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.
18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.
23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.
25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.
Lampiran 12
Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 2 1 20.00 2 2 5 3 2 40.00 3 3 5 3 2 40.00 4 4 3 0 3 60.00 5 5 5 0 5 100.00 6 6 3 2 1 20.00 7 7 1 2 -1 -20.00 8 8 5 0 5 100.00 9 9 2 1 1 20.00 10 10 3 2 1 20.00 11 11 5 2 3 60.00 12 12 1 1 0 0.00 13 13 3 0 3 60.00 14 14 2 0 2 40.00 15 15 1 1 0 0.00 16 16 1 0 1 20.00 17 17 3 1 2 40.00 18 18 0 0 0 0.00 19 19 2 2 0 0.00 20 20 0 1 -1 -20.00 21 21 3 2 1 20.00 22 22 2 2 0 0.00 23 23 4 1 3 60.00 24 24 1 0 1 20.00 25 25 1 3 -2 -40.00 26 26 3 0 3 60.00 27 27 1 2 -1 -20.00 28 28 1 0 1 20.00 29 29 2 0 2 40.00 30 30 1 1 0 0.00 31 31 1 0 1 20.00 32 32 4 1 3 60.00 33 33 4 3 1 20.00 34 34 5 3 2 40.00 35 35 4 3 1 20.00 36 36 3 1 2 40.00 37 37 1 1 0 0.00 38 38 3 0 3 60.00 39 39 4 1 3 60.00 40 40 1 0 1 20.00 41 41 4 1 3 60.00 42 42 3 1 2 40.00 43 43 2 0 2 40.00 44 44 2 1 1 20.00 45 45 2 1 1 20.00 46 46 1 1 0 0.00 47 47 2 0 2 40.00 48 48 3 1 2 40.00 49 49 3 2 1 20.00 50 50 3 2 1 20.00
Lampiran 13
Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 10 50.00 Sedang 2 2 16 80.00 Mudah 3 3 13 65.00 Sedang 4 4 7 35.00 Sedang 5 5 11 55.00 Sedang 6 6 6 30.00 Sukar 7 7 7 35.00 Sedang 8 8 12 60.00 Sedang 9 9 7 35.00 Sedang 10 10 11 55.00 Sedang 11 11 14 70.00 Sedang 12 12 4 20.00 Sukar 13 13 7 35.00 Sedang 14 14 4 20.00 Sukar 15 15 7 35.00 Sedang 16 16 2 10.00 Sangat Sukar 17 17 8 40.00 Sedang 18 18 4 20.00 Sukar 19 19 5 25.00 Sukar 20 20 5 25.00 Sukar 21 21 9 45.00 Sedang 22 22 9 45.00 Sedang 23 23 7 35.00 Sedang 24 24 4 20.00 Sukar 25 25 4 20.00 Sukar 26 26 4 20.00 Sukar 27 27 6 30.00 Sukar 28 28 4 20.00 Sukar 29 29 5 25.00 Sukar 30 30 5 25.00 Sukar 31 31 4 20.00 Sukar 32 32 6 30.00 Sukar 33 33 13 65.00 Sedang 34 34 18 90.00 Sangat Mudah 35 35 13 65.00 Sedang 36 36 9 45.00 Sedang 37 37 6 30.00 Sukar 38 38 4 20.00 Sukar 39 39 8 40.00 Sedang 40 40 1 5.00 Sangat Sukar 41 41 8 40.00 Sedang 42 42 5 25.00 Sukar 43 43 5 25.00 Sukar 44 44 7 35.00 Sedang 45 45 6 30.00 Sukar 46 46 5 25.00 Sukar 47 47 5 25.00 Sukar 48 48 6 30.00 Sukar 49 49 6 30.00 Sukar 50 50 9 45.00 Sedang
Lampiran 14
Korelasi Skor Butir dan Skor Total dengan ANATES Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.184 - 2 2 0.372 Sangat Signifikan 3 3 0.377 Sangat Signifikan 4 4 0.489 Sangat Signifikan 5 5 0.779 Sangat Signifikan 6 6 0.224 - 7 7 -0.127 - 8 8 0.738 Sangat Signifikan 9 9 0.277 Signifikan 10 10 -0.015 - 11 11 0.517 Sangat Signifikan 12 12 0.110 - 13 13 0.431 Sangat Signifikan 14 14 0.592 Sangat Signifikan 15 15 -0.050 - 16 16 0.196 - 17 17 0.274 Signifikan 18 18 -0.050 - 19 19 0.127 - 20 20 -0.233 - 21 21 0.004 - 22 22 0.104 - 23 23 0.450 Sangat Signifikan 24 24 0.225 - 25 25 -0.165 - 26 26 0.454 Sangat Signifikan 27 27 -0.036 - 28 28 0.156 - 29 29 0.254 - 30 30 0.127 - 31 31 0.133 - 32 32 0.465 Sangat Signifikan 33 33 0.204 - 34 34 0.324 Signifikan 35 35 0.223 - 36 36 0.144 - 37 37 0.164 - 38 38 0.523 Sangat Signifikan 39 39 0.461 Sangat Signifikan 40 40 0.472 Sangat Signifikan 41 41 0.480 Sangat Signifikan 42 42 0.254 - 43 43 0.360 Sangat Signifikan 44 44 0.085 - 45 45 0.244 - 46 46 -0.021 - 47 47 0.445 Sangat Signifikan 48 48 0.325 Signifikan 49 49 0.204 - 50 50 0.070 - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 15
RELIABILITAS TES Rata2= 18.05 Simpang Baku= 5.61 KorelasiXY= 0.55 Reliabilitas Tes= 0.71 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 3 Ahmad Sabila ... 17 12 29 2 1 Ahmad Badroin 15 12 27 3 11 Mey Supratiwi 12 13 25 4 4 Ba'dhu Latif ... 12 11 23 5 20 Windawati 12 11 23 6 8 Irma Firdaus 13 9 22 7 7 Fahrunisa 9 12 21 8 2 Ahmad Fauzan 12 7 19 9 9 Khairul Hidayat 8 10 18 10 15 Nurbaiti Siva 9 9 18 11 13 Nia Kurnia 10 7 17 12 16 Qiqi Komarudin 9 8 17 13 19 Teuku Wisnu 8 8 16 14 18 Siti Nazroh 8 7 15 15 12 Miftahul Jannah 6 8 14 16 5 Deddi Mahyudi 7 6 13 17 10 Mar'atun Soleha 10 3 13 18 17 Rihlatul Hayati 10 3 13 19 14 Novie Thalia 4 6 10 20 6 Doni Ramdhani 3 5 8 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - 1 1 1 1 1 - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 1 1 1 - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 1 - 1 1 - 5 20 Windawati 23 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 3 5 5 3 5 3 1 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - 1 - 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 1 - - 1 - 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 1 - 1 1 - - 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 1 1 1 - - - 5 20 Windawati 23 1 - 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar 5 2 3 5 1 3 2 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 - 1 - - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 - 1 - - - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 - - 1 - - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - - - 1 5 20 Windawati 23 - - 1 - - - 1 Jml Jwb Benar 1 1 3 0 2 0 3 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - - 1 - -
2 1 Ahmad Badroin 27 - - - 1 - - 1 3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 - - 1 - - 5 20 Windawati 23 - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 2 4 1 1 3 1 1 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - - 1 1 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 1 1 1 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 - - - - 1 1 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - 1 1 1 1 5 20 Windawati 23 1 - - 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 2 1 1 4 4 5 4 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 1 1 1 - 2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 - 1 - 1 1 3 11 Mey Supratiwi 25 - - 1 1 - - - 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 - 1 1 - 1 1 5 20 Windawati 23 1 - - * - 1 1 Jml Jwb Benar 3 1 3 4 1 4 3 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - 1 - 1 1 1 2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 - 1 - 1 - 3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 1 - - - 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - 1 - 1 5 20 Windawati 23 1 - - - - 1 - Jml Jwb Benar 2 2 2 1 2 3 3 50 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 1 3 Ahmad Sabila ... 29 - 2 1 Ahmad Badroin 27 - 3 11 Mey Supratiwi 25 1 4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 5 20 Windawati 23 1 Jml Jwb Benar 3 Kelompok Asor Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 - - 1 - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 1 1 1 - - - 1 4 14 Novie Thalia 10 - 1 1 - - 1 - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - 1 Jml Jwb Benar 2 3 3 0 0 2 2 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 1 - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - 1 - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - - 4 14 Novie Thalia 10 - - 1 1 - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 0 1 2 2 1 0 0 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 1 - 1 - 1 - -
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 1 1 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 1 0 1 0 2 1 2 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 1 1 - 1 - 1 - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - 1 - 1 - 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 2 1 0 3 0 2 0 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - 1 1 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - 1 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 - 1 4 14 Novie Thalia 10 - 1 - - 1 1 - 5 6 Doni Ramdhani 8 - - - 1 - 1 - Jml Jwb Benar 0 1 0 1 3 3 3 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - 1 - - - - - 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - 1 - 4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - - 5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 1 1 0 1 0 1 1 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - - 2 10 Mar'atun Soleha 13 - - 1 - - 1 1 3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - - 4 14 Novie Thalia 10 - - - 1 - - 1 5 6 Doni Ramdhani 8 - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 0 1 1 1 0 1 2 50 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 1 5 Deddi Mahyudi 13 1 2 10 Mar'atun Soleha 13 - 3 17 Rihlatul Hayati 13 1 4 14 Novie Thalia 10 - 5 6 Doni Ramdhani 8 - Jml Jwb Benar 2
Lampiran 16
Rekap Analisis Butir dengan ANATES
Rata2= 18.05 Simpang Baku= 5.61 KorelasiXY= 0.55 Reliabilitas Tes= 0.71 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 20 Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL TES PG.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 20.00 Sedang 0.192 - 2 2 40.00 Mudah 0.371 Sangat Signifikan 3 3 40.00 Sedang 0.371 Sangat Signifikan 4 4 60.00 Sedang 0.511 Sangat Signifikan 5 5 100.00 Sedang 0.763 Sangat Signifikan 6 6 20.00 Sukar 0.194 - 7 7 -20.00 Sedang -0.083 - 8 8 100.00 Sedang 0.717 Sangat Signifikan 9 9 20.00 Sedang 0.262 - 10 10 20.00 Sedang -0.047 - 11 11 60.00 Sedang 0.525 Sangat Signifikan 12 12 0.00 Sukar 0.087 - 13 13 60.00 Sedang 0.454 Sangat Signifikan 14 14 40.00 Sukar 0.567 Sangat Signifikan 15 15 0.00 Sedang -0.045 - 16 16 20.00 Sangat Sukar 0.180 - 17 17 40.00 Sedang 0.291 Signifikan 18 18 0.00 Sukar -0.050 - 19 19 0.00 Sukar 0.122 - 20 20 -20.00 Sukar -0.196 - 21 21 20.00 Sedang 0.047 - 22 22 0.00 Sedang 0.084 - 23 23 60.00 Sedang 0.415 Sangat Signifikan 24 24 20.00 Sukar 0.247 - 25 25 -40.00 Sukar -0.142 - 26 26 60.00 Sukar 0.430 Sangat Signifikan 27 27 -20.00 Sukar -0.026 - 28 28 20.00 Sukar 0.201 - 29 29 40.00 Sukar 0.269 - 30 30 0.00 Sukar 0.122 - 31 31 20.00 Sukar 0.178 - 32 32 60.00 Sukar 0.453 Sangat Signifikan 33 33 20.00 Sedang 0.218 - 34 34 40.00 Sangat Mudah 0.308 Signifikan 35 35 20.00 Sedang 0.218 - 36 36 40.00 Sedang 0.120 - 37 37 0.00 Sukar 0.174 - 38 38 60.00 Sukar 0.522 Sangat Signifikan 39 39 60.00 Sedang 0.460 Sangat Signifikan 40 40 20.00 Sangat Sukar 0.460 Sangat Signifikan 41 41 60.00 Sedang 0.478 Sangat Signifikan 42 42 40.00 Sukar 0.269 - 43 43 40.00 Sukar 0.354 Sangat Signifikan 44 44 20.00 Sedang 0.070 - 45 45 20.00 Sukar 0.254 - 46 46 0.00 Sukar -0.026 - 47 47 40.00 Sukar 0.417 Sangat Signifikan 48 48 40.00 Sukar 0.334 Signifikan 49 49 20.00 Sukar 0.194 - 50 50 20.00 Sedang 0.084 -
Lampiran 18
Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol
No. Responden Nomor Soal Jumlah X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Agung M.H 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 30 2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 15 50 3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 18 60 4 Asep Ridwan 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11 37 5 Dinul Haq 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12 40 6 Dwi Maimunah 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 33 7 Fika Ayu A. 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15 50 8 Ijal Faris 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 15 50 9 Masupi 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 13 43 10 Ninis K 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 18 60 11 Nisfah Aulia 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 13 43 12 Nur Atikah 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 12 40 13 Rahmat Hidayat 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13 43
14 Shalahudin A. 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 43 15 Siti Anisah 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 11 37 16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 14 47 17 Siti Fajriah 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 50 18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 15 50 19 Slamet Zaim 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 47 20 Syarif H. 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 37 21 Umi Kultsum 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9 30 22 Yogi Agustiawan 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 14 47 23 Yulistiani 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 15 50 24 Lisnawati 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 12 40 25 Hayati Nufus 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 15 50 26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 13 43
Jumlah 21 12 15 13 11 10 12 10 13 9 7 13 11 9 11 8 11 9 13 15 10 7 11 14 10 11 12 12 14 11 Max 60
Min 30 Mean 44.231 Median 43
Modus 50
Lampiran 17
Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen
No. Responden Nomor Soal Jumlah
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 A. Bahrul Muhit 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 14 47
2 Ahmad Azhar 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50 3 Ahmad Zarudin 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 14 47 4 Ahya Sofa T. 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 16 53 5 Anisah Octavia 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 40 6 Asri Afifah 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47 7 Dede Istiqomah 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 15 50 8 Desi Kumala S. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 16 53 9 Diana 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 13 43 10 Eva Wati 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 14 47 11 Fahmi H 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 16 53
12 Habbie Maulana 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 13 43 13 Hasannudin 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 14 47
14 Khoirunnisa 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 14 47 15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 63 16 Lisa Fatillah 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43 17 Mamay Nuraini 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15 50 18 Manis Putri L. 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 17 57 19 Muh. Amirudin 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 16 53 20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13 43 21 Titi Suhartini 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50 22 Tri Prastiya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 18 60 23 Wildan S. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 19 63 24 Fachrul 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 12 40 25 Nurman 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14 47 26 Nurlaila 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 14 47
Jumlah 21 17 12 12 13 15 15 13 15 13 15 11 14 10 12 16 14 12 13 12 12 10 12 11 11 12 13 11 9 9 Max 63
Min 40 Mean 49.34615 Median 47
Modus 47
Lampiran 20 Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol
No. Responden Nomor Soal Jumlah
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Agung M.H 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 14 47 2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 22 73 3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23 77 4 Asep Ridwan 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 15 50 5 Dinul Haq 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15 50 6 Dwi Maimunah 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47 7 Fika Ayu A. 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 18 60 8 Ijal Faris 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 50 9 Masupi 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 15 50 10 Ninis K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 20 67 11 Nisfah Aulia 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16 53 12 Nur Atikah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 18 60
13 Rahmat Hidayat 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 14 47
14 Shalahudin A. 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 14 47 15 Siti Anisah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21 70 16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43 17 Siti Fajriah 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 16 53 18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 16 53 19 Slamet Zaim 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20 70 20 Syarif H. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 15 50 21 Umi Kultsum 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 16 53
22 Yogi Agustiawan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 18 60
23 Yulistiani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 20 67 24 Lisnawati 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 73 25 Hayati Nufus 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 19 63 26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 16 53
Jumlah 25 24 19 16 16 15 17 12 15 10 16 14 13 13 13 12 17 13 18 14 11 14 13 11 16 14 12 11 18 14 Max 77
Mi n 34 Mea n 557.1 Media n 35
Modus 50
Lampiran 19 Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen
No. Responden Nomor Soal Jumlah
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 A. Bahrul Muhit 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 20 67
2 Ahmad Azhar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 18 60 3 Ahmad Zarudin 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 18 60 4 Ahya Sofa T. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 20 67 5 Anisah Octavia 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19 63 6 Asri Afifah 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 17 57 7 Dede Istiqomah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 24 80 8 Desi Kumala S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 23 77 9 Diana 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 25 83 10 Eva Wati 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22 73 11 Fahmi H 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 19 63
12 Habbie Maulana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 17 57
13 Hasannudin 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 17 57
14 Khoirunnisa 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 20 67 15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27 90 16 Lisa Fatillah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 25 83 17 Mamay Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 21 70 18 Manis Putri L. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 23 77 19 Muh. Amirudin 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 23 77 20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 24 80 21 Titi Suhartini 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 26 87 22 Tri Prastiya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 25 83 23 Wildan S. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 93 24 Fachrul 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 22 73 25 Nurman 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 18 60 26 Nurlaila 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 20 67
Jumlah 25 24 25 22 24 20 20 16 21 18 19 16 21 15 22 18 20 16 15 20 18 19 16 16 17 17 14 14 15 18 Max 93
Mi n 75 Mea n 271.96 Media n 571.
Modus 67
Lampiran 21
Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Eksperimen
1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 63; L = 40
R = U – L + 1
= 63 – 40 + 1
= 24
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i = R / K
= 24 / 6
= 4
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
No. Interval Kelas
NilaiTengah (XA) XA 2
Frekuensi Batas Nyata FXA FXA2 Absolut Kumulatif
1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 29.5 -35.5 290.5 12055.752 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 35.5 - 41.5 273 12421.5 3 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 41.5 - 47.5 198 9801 4 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 47.5 - 53.5 257.5 13261.255 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 53.5 - 59.5 57.5 3306.25 6 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 - 65.5 184.5 11346.75
Jumlah 26 1261 62192.5
2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1261
26
= 48,5
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mdn = L + ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ −fi
fkbN2/1 × i
= 51,5 + ½ (26) – 17 × 4
5
= 51,5 + (-4 /3 ) × 4
= 51,5 – 5.32
= 46,2
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo = L + fa × i dimana fa = 3 – 2 = 1
fa + fb f b = 3 – 3 = 0
= 51,5 + 1 × 4
1 + 4
= 51,5 + (0,2 × 4) = 52,3
5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)
SD = 22
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− ∑∑
NFX
NFX
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan
dengan frekuensi masing-masing.
∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi
masing-masing
Maka,
SD = 2
261442
265,82034
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
= 81.307517.3155 −
= 36,79
= 8,91
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (8,91)2
= 79,36
Lampiran 22
Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Kontrol
2. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 60; L = 30
R = U – L + 1 = 60 – 30 + 1 = 31
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 (1,414) = 1 + 4,669 = 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i = R / K = 31 / 6 = 6,167 dibulatkan menjadi 6
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
No. Interval Kelas
Nilai Tengah (XA) XA 2
Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif
1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 97.5 3168.752 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 231 8893.5 3 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 356 15842 4 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 303 15301.55 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 56.5 3192.256 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 125 7812.5
Jumlah 26 1169 54210.5
3. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1169
26
= 44,96
4. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mdn = L + ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ −fi
fkbN2/1 × i
= 41,5 + ½ (26) – 9 × 6
17
= 41,5 + (1 /13 ) × 6
= 41,5 + 1,41
= 42.9
5. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo = L + fa × i dimana fa = 8 – 6 = 2
fa + fb f b = 8 – 6 = 2
= 41,5 + 2 × 6
2 + 2
= 41,5 + (0,5 × 6) = 44,5
6. Simpangan Baku (Standar Deviasi)
SD = 22
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− ∑∑
NFX
NFX
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan
dengan frekuensi masing-masing.
∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi
masing-masing
Maka,
SD = 2
261169
265,54210
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
= 40.202102.2085 −
= 62,63
= 7,98
7. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (7,98)
= 63,62
Lampiran 23
Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Nilai Biologi Siswa Kelompok Eksperimen
1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 93; L = 57
R = U – L + 1
= 93 – 57 + 1
= 37
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i = R / K
= 37 / 6
= 6,167 dibulatkan menjadi 6
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
No. Interval Kelas
NilaiTengah (XA) XA 2
Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif
1 57 - 63 60 3600 8 7 480 28800 2 64 - 70 67 4489 5 13 335 22445 3 71 - 77 74 5476 5 17 370 27380 4 78 - 84 81 6561 5 22 405 32805 5 85 - 92 88 7744 2 23 176 15488 6 93 - 100 96 9216 1 26 96 9216
Jumlah 26 1862 136134
2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1862
26
= 71,62
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mdn = L + ½ N – fkb × i
Fi
= 69,5 + ½ (26) – 13 × 6
5
= 69,5 + (0 /5 ) × 6
= 69,5 + 0
= 69,5
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo = L + fa × i dimana fa = 5 – 5 = 0
fa + fb f b = 5 – 5 = 0
= 69,5 + 0 × 6
0 + 1
= 69,5 + 0 = 69,5
5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)
SD = 22
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− ∑∑
NFX
NFX
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan
dengan frekuensi masing-masing.
∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi
masing-masing
Maka,
SD = 2
261862
26136134
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
= 42,512992,5235 −
= 5,106
= 10,32
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (10,32)2
= 106,5
Lampiran 24
Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan Varians Postes Biologi Siswa Kelompok Kontrol
1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 77; L = 43
R = U – L + 1
= 77 – 43 + 1
= 35
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i = R / K
= 35 / 6
= 5,837 dibulatkan menjadi 6
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
No. Interval Kelas
NilaiTengah (XA) XA 2
Frekuensi FXA FXA2 Absolut Kumulatif
1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 515 26522.5 3 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 172.5 9918.75 4 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 258 16641 5 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 76.5 5852.25
Jumlah 26 1461 84196.5
2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1461
26
= 56,19
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mdn = L + ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ −fi
fkbN2/1 × i
= 61,5 + ½ (26) – 18 × 6
4
= 61,5 + (-5 /4 ) × 6
= 61,5 – 7,5
= 54
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo = L + fa × i dimana fa = 4 – 3 = 1
fa + fb f b = 4 – 3 = 1
= 61,5 + 1 × 6
1 + 1
= 61,5 + (1 × 6) = 64,5
5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)
SD = 22
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− ∑∑
NFX
NFX
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
∑ 2FX = Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan
dengan frekuensi masing-masing.
∑FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi
masing-masing
Maka,
SD = 2
261461
265,84196
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
= 31,315733,3238 −
= 02,81
= 9,00
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (9,00)
= 81
Lampiran 21 A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors.
Proses perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut :
a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom X)
b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus:
SDi Χ−Χ=Ζ dengan Χ adalah rata-rata (mean)
c. Nilai Zi dikonsultasikan pada table F (Kolom Zt)
d. Untuk kolom F(Zi) :
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zt
e. Untuk kolom S(Zi)
S(Zi) = Nomor Responden
Jumlah Responden
f. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) – S(Zi)
g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlaktersebut untuk mendapakan Lo
hitung.
h. Apabila Lo hitung < Lo tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.
1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen
a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen
No.
XA
F
FX
x (X-X)
x2
Fx2
Zi
Zt
F(Zi)
Fkb
S(Zi)
F(Zi) - S(Zi)
1 40 2 80 -9.42 88.736 177.4728 -1.502392 0.4332 0.0668 2 0.0769231 -0.01012308 2 43 5 215 -6.42 41.216 206.082 -1.023923 0.3413 0.1587 7 0.2692308 -0.11053077 3 47 6 282 -2.42 5.8564 35.1384 -0.385965 0.1517 0.3483 13 0.5 -0.1517 4 50 4 200 0.58 0.3364 1.3456 0.092504 0.0359 0.5359 17 0.6538462 -0.11794615 5 53 5 265 3.58 12.816 64.082 0.5709729 0.2157 0.7157 22 0.8461538 -0.13045385 6 57 1 57 7.58 57.456 57.4564 1.2089314 0.3869 0.8869 23 0.8846154 0.00228462 7 60 1 60 10.58 111.94 111.9364 1.6874003 0.4545 0.9545 24 0.9230769 0.03142308 8 63 2 126 13.58 184.42 368.8328 2.1658692 0.4850 0.985 26 1 -0.015 1285 1022.346
Lhitung terbesar = 0,031
Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
No. XA F FX x (X-X) x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
1 57 3 171 -14.96 223.802 671.4048 -1.4073377 0.4207 0.0793 3 0.1153846 -0.0360846
2 60 3 180 -11.96 143.042 429.1248 -1.1251176 0.3708 0.1292 6 0.2307692 -0.1015692
3 63 2 126 -8.96 80.2816 160.5632 -0.8428975 0.2995 0.2005 8 0.3076923 -0.1071923 4 67 4 268 -4.96 24.6016 98.4064 -0.466604 0.1808 0.3192 12 0.4615385 -0.1423385 5 70 1 70 -1.96 3.8416 3.8416 -0.1843838 0.0714 0.4286 13 0.5 -0.0714 6 73 2 146 1.04 1.0816 2.1632 0.0978363 0.0398 0.5398 15 0.5769231 -0.0371231 7 77 3 231 5.04 25.4016 76.2048 0.4741298 0.1808 0.6808 18 0.6923077 -0.0115077 8 80 2 160 8.04 64.6416 129.2832 0.75635 0.2764 0.7764 20 0.7692308 0.0071692 9 83 3 249 11.04 121.882 365.6448 1.0385701 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154 10 87 1 87 15.04 226.202 226.2016 1.4148636 0.4207 0.9207 24 0.9230769 -0.0023769 11 90 1 90 18.04 325.442 325.4416 1.6970837 0.4554 0.9554 25 0.9615385 -0.0061385 12 93 1 93 21.04 442.682 442.6816 1.9793039 0.44772 0.94772 26 1 -0.05228 1871 2930.962
Lhitung terbesar = 0,007
Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Kelas Kontrol
a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
No. XA F FX x (X-X) x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
1 30 2 60 -14.62 213.74 427.49 -1.8229426 0.4656 0.0344 2 0.0769231 -0.0425231 2 33 1 33 -11.62 135.02 135.02 -1.4488778 0.4265 0.0735 3 0.1153846 -0.0418846 3 37 3 111 -7.62 58.064 174.19 -0.9501247 0.3289 0.1711 6 0.2307692 -0.0596692 4 40 3 120 -4.62 21.344 64.033 -0.5760599 0.2190 0.281 9 0.3461538 -0.0651538 5 43 5 215 -1.62 2.6244 13.122 -0.201995 0.0793 0.4207 14 0.5384615 -0.1177615 6 47 3 141 2.38 5.6644 16.993 0.2967581 0.1179 0.6179 17 0.6538462 -0.0359462 7 50 5 250 5.38 28.944 144.72 0.6708229 0.2486 0.7486 22 0.8461538 -0.0975538 8 53 1 53 8.38 70.224 70.224 1.0448878 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154 9 57 1 57 12.38 153.26 153.26 1.5436409 0.4382 0.9382 24 0.9230769 0.0151231 10 60 2 120 15.38 236.54 473.09 1.9177057 0.4726 0.9726 26 1 -0.0274 1160 1672.2
Lhitung terbesar = 0,0015
Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Kontrol Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Kontrol
No.
XA
F
FX
x (X-X)
x2
Fx2
Zi
Zt
F(Zi)
Fkb
S(Zi)
F(Zi) - S(Zi)
1 43 1 43 -10.85 117.7225 117.7225 -1.098178 0.3643 0.1357 1 0.0384615 0.09723846 2 47 4 188 -6.85 46.9225 187.69 -0.69332 0.2549 0.2451 5 0.1923077 0.05279231 3 50 5 250 -3.85 14.8225 74.1125 -0.389676 0.1517 0.3483 9 0.3461538 0.00214615 4 53 5 265 -0.85 0.7225 3.6125 -0.086032 0.0319 0.4681 14 0.5384615 -0.0703615 5 60 3 180 6.15 37.8225 113.4675 0.6224696 0.2324 0.7324 17 0.6538462 0.07855385 6 63 2 126 9.15 83.7225 167.445 0.9261134 0.3238 0.8238 19 0.7307692 0.09303077 7 67 2 134 13.15 172.9225 345.845 1.3309717 0.4082 0.9082 21 0.8076923 0.10050769 8 70 1 70 16.15 260.8225 260.8225 1.6346154 0.4484 0.9484 23 0.8846154 0.06378462 9 73 2 146 19.15 366.7225 733.445 1.9382591 0.4732 0.9732 25 0.9615385 0.01166154 10 77 1 77 23.15 535.9225 535.9225 2.3431174 0.4901 0.9901 26 1 -0.0099 26 1479 2540.085
Lhitung terbesar = 0,100
Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher yaitu dengan
rumus :
22
21
SS
Fh = , di mana S2 adalah varian yang diperoleh dari kuadrat standar deviasi.
Keterangan :
F = Uji Fisher, dimana nilai tabel distribusi F untuk α = 0,05, dengan dk penyebut 25
dan dk pembilang 25.
S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
1. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen
Uji homogenitas kelompok eksperimen melalui nilai varians hasil pretes dan
postes kelompok eksperimen, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya
sampel tidak mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho
ditolak jika Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti
sampel tidak homogen.
Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :
S12 = 106,5
S22 = 79,36
Dengan rumus 22
21
SS
Fh = ,
maka 36,795,106
=Fh
= 1,34
Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,
dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
sebagai berikut :
20 24 30
4 6
Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02
F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89
Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)
= 8,08 +11,34
= 1,942
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,34 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan
demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.
2. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol
Uji homogenitas kelompok kontrol melalui nilai varians hasil pretes dan postes
kelompok kontrol, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya sampel tidak
mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho ditolak jika
Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel
tidak homogen.
Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :
S12 = 81,00
S22 = 63,62
Dengan rumus 22
21
SS
Fh = ,
maka 62,6300,81
=Fh
= 1,27
Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,
dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
sebagai berikut :
20 24 30
4 6
Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02
F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89
Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)
= 8,08 +11,34
= 1,942
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,27 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan
demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.
PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk pengujian hipotesis, maka langkah-langkahnya adalah:
1. Hipotesa statistik
Ho = µE < µK
Ha = µE > µK
Keterangan :
Ho = Hipotesis Nihil
Ha = Hipotesis Alternatif
µE = Hasil belajar biologi siswa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada ekosistem yang bernuansa nilai
µK = Hasil belajar biologi siswa menggunakan metode konvensional
Adapun kriteria pengujian hipotesis dengan uji-t adalah:
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Uji signifikansi dengan uji-t (t-test)
Pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau 26 + 26 – 2 = 50) digunakan rumus:
t0 =
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟
⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
−+
+
−
∑ ∑yxyx NNNN
yx
MyMx
112
22
Keterangan : Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol
Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen
Ny = jumlah siswa kelompok kontrol
t0 = nilai t hitung
Mx = xNdx∑
= 26
588
= 22,62
2∑ x = ( )
NdX
dX2
2 ∑∑ −
= 15572 - ( )26
588 2
= 15572 – 13297,85 = 2274,15
My = yNdy∑
= 26
336
= 12,62
( )NdY
dYy2
22 ∑∑∑ −=
= 6468 - ( )26
336 2
= 6468 – 4342,15 = 2125.85
Setelah diperoleh nilai-nilai tersebut maka masukkan ke dalam rumus
t0 =
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟
⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
−+
+
−
∑ ∑yxyx NNNN
yx
MyMx
112
22
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−++
−
261
261
2262685,212515,2274
62,1262,22
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
262
504400
10
= ( )( )08,088
10
=04,7
10
= 3,77
3. Harga t-tabel
Untuk menentukan harga t-tabel, maka dilakukan pengujian satu arah pihak kanan
dengan taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau
26 + 26 – 2 = 50). Sehingga diperoleh harga t-tabel sebesar 2,00. (Lihat tabel Nilai
Persentil untuk Distribusi t).
4. Kesimpulan
Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil pengujian hipotesis penelitian ini termasuk
kriteria nomor satu yaitu t-hitung > t-tabel yaitu 3,77> 2,00, sehingga dapat
didefinisikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang
ernuansa nilai. Dalam hal ini, terlihat bahwa hasil belajar biologi siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD proses pembelajaran
biologi pada konsep ekosistem lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
biologi siswa yang menggunakan metode konvensional pada proses pembelajaran
biologi pada konsep ekosistem.
Lampiran 28
Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai
1. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
2616 X 100% = 61,54%
TS = fP X 100% =
260 X 100% = 0
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
2. SS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
S = fP X 100% =
2618 X 100% = 69,23%
TS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
3. SS = fP X 100% =
269 X 100% = 34,62%
S = fP X 100% =
2617 X 100% = 65,38%
TS = fP X 100% =
260 X 100% = 0
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
4. SS = fP X 100% =
2615 X 100% = 57,69%
S = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
261 X 100% = 3,85%
5. SS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
S = fP X 100% =
2619 X 100% = 73,08%
TS = fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
6. SS = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
S = fP X 100% =
2615 X 100% = 57,69%
TS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
7. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
2616 X 100% = 61,54%
TS = fP X 100% =
260 X 100% = 0
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
8. SS = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
S = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
TS = fP X 100% =
267 X 100% = 26,92%
STS =fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
9. SS = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
S = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
TS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
10. SS = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
S = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
11. SS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
S = fP X 100% =
2619 X 100% = 73,08%
TS = fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
12. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
TS = fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
13. SS = fP X 100% =
2614 X 100% = 53,85%
S = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
14. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
15. SS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
S = fP X 100% =
2614 X 100% = 53,85%
TS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
STS =fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
16. SS = fP X 100% =
269 X 100% = 34,62%
S = fP X 100% =
2613 X 100% = 50%
TS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
STS =fP X 100% =
261 X 100% = 3,85%
17. SS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
S = fP X 100% =
2613 X 100% = 50%
TS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
STS =fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
18. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
TS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
19. SS = fP X 100% =
2610 X 100% = 38,46%
S = fP X 100% =
267 X 100% = 26,92%
TS = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
STS =fP X 100% =
261 X 100% = 3,85%
20. SS = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
S = fP X 100% =
2615 X 100% = 57,69%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
261 X 100% = 3,85%
21. SS = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
S = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
TS = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
22. SS = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
S = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
TS = fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
STS =fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
23. SS = fP X 100% =
267 X 100% = 26,92%
S = fP X 100% =
2619 X 100% = 73,08%
TS = fP X 100% =
260 X 100% = 0
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
24. SS = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
S = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
TS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
25. SS = fP X 100% =
265 X 100% = 19,23%
S = fP X 100% =
2619 X 100% = 73,08%
TS = fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
26. SS = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
S = fP X 100% =
2614 X 100% = 53,85%
TS = fP X 100% =
264 X 100% = 15,38%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
27. SS = fP X 100% =
269 X 100% = 34,62%
S = fP X 100% =
2617 X 100% = 65,38%
TS = fP X 100% =
260 X 100% = 0
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
28. SS = fP X 100% =
267 X 100% = 26,92%
S = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
TS = fP X 100% =
2611 X 100% = 42,31%
STS =fP X 100% =
262 X 100% = 7,69%
29. SS = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
S = fP X 100% =
268 X 100% = 30,77%
TS = fP X 100% =
2612 X 100% = 46,15%
STS =fP X 100% =
260 X 100% = 0
30. SS = fP X 100% =
266 X 100% = 23,08%
S = fP X 100% =
2616 X 100% = 61,54%
TS = fP X 100% =
263 X 100% =11,54%
STS =fP X 100% =
261 X 100% = 3,85%
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai
No. Nilai Indikator Pernyataan Persentase 1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan
alam secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.
4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.
9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.
19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak setiap orang.
22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT.
83,83%
Bukti Keberadaan dan kekuasaan Allah
10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.
17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum.
21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.
97,43%
Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.
5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen.
6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.
7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.
15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.
88,46%
2. Nilai Praktis Ekosistem beserta Komponennya
2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi akalnya mampu mengubah 77,01%
lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.
13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam.
20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.
24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis tumbuhan.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir.
27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.
28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.
29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.
30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.
Manfaat Mempelajari Konsep Ekosistem
11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.
12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.
16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.
18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.
23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan alam.
25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.
No.Kelompok Kontrol
No.Kelompok Eksperimen
PRETEST POSTTEST Beda (dx) dx2 PRETEST POSTTEST Beda (dy) dy21 30 47 17 289 1 47 67 20 4002 50 73 23 529 2 50 60 10 1003 60 77 17 289 3 47 60 13 1694 37 50 13 169 4 53 67 14 1965 40 50 10 100 5 40 63 23 5296 33 47 14 196 6 47 57 10 1007 50 60 10 100 7 50 80 30 9008 50 50 0 0 8 53 77 24 5769 43 50 7 49 9 43 83 40 1600
10 60 67 7 49 10 47 73 26 67611 43 53 10 100 11 53 63 10 10012 40 60 20 400 12 43 57 14 19613 43 47 4 16 13 47 57 10 10014 43 47 4 16 14 47 67 20 40015 37 70 33 1089 15 63 90 27 72916 47 43 -4 16 16 43 83 40 160017 50 53 3 9 17 50 70 20 40018 50 53 3 9 18 57 77 20 40019 47 70 23 529 19 53 77 24 57620 37 50 13 169 20 43 80 37 136921 30 53 23 529 21 50 87 37 136922 47 60 13 169 22 60 83 23 52923 50 67 17 289 23 63 93 30 90024 40 73 33 1089 24 40 73 33 108925 50 63 13 169 25 47 60 13 16926 43 53 10 100 26 47 67 20 400
Jumlah 336 6468 588 1557212.9230769 2125.85 22.6153846 2274.15385
112896 3457444342.154 13297.85
148.3038
B a
4
6
8
10
12
Frekuensi Absolut
43 47 47 47 47 50 50 5053 53 53 53 60 60 67 67
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi
atas Nyat FXA FXA2Absolut Kumulatif1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 12 17 48.5 618 318273 55 - 61 57.5 3306.25 2 19 54.5 115 6612.54 62 - 67 64.5 4160.25 3 22 61.5 193.5 12480.755 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25
Jumlah 26 79.5 1442 82034.5
0
2
42.5 48.5 54Bata
50 50 50 5370 70 73 77
4.5 61.5 67.5 73.5as Nyata Kelas
3
4
5
6
40 40 43 43 43 43 43 47 4750 50 50 50 53 53 53 53 53
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi
Batas Nyata FXA FXA2Absolut Kumulatif1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 39.5 290.5 12055.752 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 43.5 273 12421.53 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 47.5 198 98014 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 51.5 257.5 13261.255 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 55.5 57.5 3306.256 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 184.5 11346.75
63.5Jumlah 26 1261 62192.5
6.394829642 7
0
1
2
3
39.5 43.5 47.5 51.5 55.5 59.5
47 47 47 4757 60 63 63
63.5
8
57 57 57 60 60 60 63 6773 73 77 77 77 80 83 83
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi
FXA FXA2Absolut Kumulatif1 57 - 63 60 3600 8 7 56.5 480 288002 64 - 70 67 4489 5 13 63.5 335 224453 71 - 77 74 5476 5 17 70.5 370 273804 78 - 84 81 6561 5 22 77.5 405 328055 85 - 92 88 7744 2 23 84.5 176 154886 93 - 100 96 9216 1 26 92.5 96 9216
100.5Jumlah 26 1862 136134
11.0059273
01
23
456
7
56.5 63.5 70.5 77.5 84.5 92.5 100.5
Frekuensi Absolut
Batas Nyata Kelas
67 67 67 7083 87 90 93
30 30 33 37 37 37 40 4043 47 47 47 50 50 50 50
No. interval kelas nilai tengah (XA) XA 2Frekuensi
Batas Kelas FXA FXA2absolut kumulatif1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 29.5 97.5 3168.752 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 35.5 231 8893.53 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 41.5 356 158424 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 47.5 303 15301.55 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 53.5 56.5 3192.256 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 59.5 125 7812.5
65.5Jumlah 26 1169 54210.5
Skor Terbe 60Skor Terke 30
Menentukan RentangR = Skor Terbesar - Skor Terkecil
30Menentukan banyak kelasBK = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 26 81 + 3,3 (1,4148) 71 + 4,46695669
Menentukan Panjang KelasI = R
BKMenentukan Mean
8.397290798
0
12345
6
29.5 35.5 41.5 47.5 53.5 5
Frekuensi Absolut
Batas Nyata Kelas
43 43 43 4353 57 60 60
59.5 65.5
89
10
43 47 47 47 47 50 50 5053 53 60 60 60 63 63 67
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2Frekuensi
FXA FXA2Absolut Kumulatif1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.252 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 48.5 515 26522.53 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 54.5 172.5 9918.754 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 61.5 258 166415 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.756 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25
79.5Jumlah 26 1461 84196.5
01234567
42.5 48.5 54.5 61.5 67.5 73.5 79.5
Frekuensi Absolut
Batas Nyata Kelas
50 50 53 53 5367 70 73 73 77
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem
No. Indikator Soal Tingkat kognitif
Kunci jawaban
1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan dalam ekosistem
1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … a. biosfer c. populasi e. habitat b. komunitas d. individu
2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya adalah … a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosferb. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu c. komunitas – populasi – biosfer – individu
C1 C2
C A
2. Memberi contoh populasi, komunitas dan ekosistem
13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... a. spesies c. komunitas e. populasi b. individu d. Ekosistem
47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
C2 C2
E B
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-
3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… a. populasi c. habitat e. nisia b. komunitas d. ekosistem
C1
D
komponen penyusun ekosistem
42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling besar adalah …
a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah c. padi dengan burung
C2 D
4. Menyebutkan peranan komponen biotik dalam ekosistem
6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah... a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil
C1
D
5. Menyebutkan fungsi komponen ekosistem
8. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah… a. pengurai c. herbivora e. konsumen II b. produsen d. konsumen I
12. Faktor-faktor fisik yang merupakan lingkungan abiotik suatu organisme adalah... a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban c. suhu, tanah, cacing, kelembaban
34. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah... a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh b. kelembaban d. tingkat kesuburan
9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah… a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah b. keluwing d. rayap
32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen
C1 C1 C1 C2 C2
A A C C C
utama yaitu... a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik c. abiotik dan biotik
33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen... a. biotik c. abiotik e. detrivor
b. pengurai d. Konsumen 40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari…
a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah... a. pemberian pupuk untuk menyuburkan tanah b. cacing tanah menggemburkan dan menyuburkan tanah c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalam tanah d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir
23. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... a. hewan dan manusia termasuk konsumen b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
C2 C2 C3 C3
A D A B
6. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam ekosistem
10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah… a. cacing c. fitoplakton e. ulat b. burung d. belalang
C2
C
7. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan siklus biogeokimia dalam ekosistem
5. Rantai makanan adalah... a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas d. suatu penguraian organisme yang telah mati e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
31. Jumlah materi yang dibentuk oleh setiap taraf trofi dari rantai makanan per satuan luas atau volume disebut ... a. produktivitas primer d. kecepatan produktivitas b. produktivitas sekunder e. produktivitas kotor c. perpindahan energi
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
14. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah... a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
18. Tanaman serelia tikus kucing serigala Perhatikan rantai makanan di atas ! Energi dalam rantai makanan mengalir dari ... a. serigala ke tanaman serelia c. kucing ke tikus e. serelia ke tikus b. serigala ke kucing d. serigala ke kucing
20. Serigala berada pada tingkat trofik ... a. herbivor d. dekomposer
C1 C1 C2 C2 C2 C2
A D D C E C
b. heterotrof tingkat kedua e. konsumen c. heterotrof ketiga
21. Urutan berikut ini sering terjadi adalah ... a. spesies langka spesies terancam spesies punah b. spesies punah spesies terancam spesies langka c. spesies terancam spesies langka spesies punah d. spesies terancam spesies punah spesies langka e. spesies langka spesies punah spesies terancam
46. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... a. C, H, dan O c. klorofil e. oksigen dan molekuler b. karbondioksida dan air d. sinar matahari
48. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara kuantitatif digunakan ... a. piramida ekologi d. nisia organisme b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme c. rantai makanan
49. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan atarorganisme pada masing-masing taraf trofi, maka lebih tepat digunakan piramida ... a. biomassa dan piramida energi d. jumlah dan piramida energi b. ekologi dan piramida energi e. jumlah dan piramida ekologi c. jumlah dan piramida biomassa
17. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : 1. burung bangau 4. katak 2. ular sawah 5. rumput 3. belalang Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ... a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1 b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
19. Pada no. 18 materi dan energi yang berpindah dari tanaman serelia ke serigala menyebabkan energi yang tersedia menjadi ...
C2 C2 C2 C2 C3 C3
C D A A D A
a. menurun, tetapi kepadatan populasi serigala selalu meningkat b. meningkat, tetapi kepadatan populasi serigala selalu menurun c. menurun, tetapi kepadatan populasi mungkin meningkat atau menurun d. meningkat atau menurun, tetapi kepadatan populasi serigala tetap e. menurun sehingga kepadatan populasi serigala menurun
22. Dalam suatu ekosistem terdapat populasi plankton, ikan kecil, ikan besar, dan parasit pada ikan besar, jika terjadi penurunan populasi parasit pada ikan besar maka ... a. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton turun b. populasi ikan besar naik, ikan kecil turun, plankton naik c. populasi ikan besar turun, ikan kecil naik, plakton turun d. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton naik
populasi plakton turun, ikan kecil naik, ikan besar turun 50. Kelemahan memakai piramida jumlah untuk memberikan gambaran hubungan antara
organisme dalam suatu ekosistem adalah ... a. salah menghitung jumlah organisme dalam suatu ekosistem b. organisme yang menghuni suatu daerah tidak tetap c. gambaran yang diperoleh tidak berlaku umum d. piramida jumlah bentuknya tidak jelas e. piramida jumlah memberikan gambaran terlalu rinci
C3 C3
B B
8. Menjelaskan interaksi antarkomponen ekosistem
25. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... a. kompetisi c. komensalisme e. protokoperasi b. predasi d. mutualisme
36. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah... a. tikus, babi hutan dan beruang d. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak b. rusa, jerapah dan kerbau e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame c. ayam, itik, dan burung unta
C1 C2
C B
9. Memberi contoh interaksi antarkomponen ekosistem
35. Pasangan yang bukan merupakan simbiosis adalah... a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut b. ikan hiu dan remora e. anggrek dan inangnya
41. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya a. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita
43. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … a. kompetisi c. parasit e. simbiosis b. predasi d. komensalisme
44. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan contoh interaksi antar populasi dalam komunitas adalah… a. kerbau dan sapi pada suatu padang rumput b. manusia berburu dengan sekawanan anjing hutan c. ayam jantan mengejar ayam betina d. manusia dan hewan peliharaannya e. sekelompok serigala berebut makanan dengan sekawanan harimau
C1 C2 C2 C2
D D A C
10. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
29. Makhluk hidup yang pertama kali hidup di suatu lingkungan yang ekstrim (yang sebelumnya tidak ada kehidupan) disebut ... a. vegetasi c. perenial e. produser b. pionir d. dekomposer
30. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis adalah tumbuhan ... a. berbatang keras c. paku-pakuan e. tumbuhan air b. alga dan lumut d. lumut dan tumbuhan bunga
16. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut... a. organisme pionir d. organisme pembuka b. organisme autotrof e. organisme heterotrof
C1 C1 C2
B B A
c. komunitas pembuka 15. Sawah yang digarap petani dapat mengalami suksesi sekunder. Syarat yang tidak
menyebabkan suksesi sekunder dapat terjadi adalah... a. berkembang setelah ekosistem alam rusak total b. berkembang setelah ekosistem alam tidak rusak total c. akibat kegiatan manusia d. terbentuk habitat baru e. habitat yang ada rusak total
27. Diantara beberapa perubahan berikut yang tidak terjadi selama suksesi ekosistem, adalah... a. perkembangan komunitas semakin kompleks b. perkembangan sifat substrat atau tanah c. menurunnya tingkat kepadatan dan ketinggian tumbuhan d. meningkatnya produktivitas karena perkembangan komunitas e. meningkatnya sumber daya alam lingkungan
28. Manakah yang tidak termasuk faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ... a. luasnya komunitas asal yang rusak b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan d. macam-macam substrat baru yang terbentuk e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan
C3 C3 C3
B B B
11. Menyebutkan tipe-tipe ekosistem ekosistem
24. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... a. tundra c. gurun e. hutan hujan trofik b. taiga d. hutan konifer
37. Untuk beradaptasi dengan kekurangan air, tumbuhan menahun di gurun mempunyai daun…
a. lebar dan tipis c. seperti duri e. lebar b. lebar dan tebal d. tipis
38. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas
C1
E C D
sehingga jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada bioma ... a. taiga c. gurun e. hutan gugur b. sabana d. tundra
39. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ... a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis b. taiga d. tundra
C2 C1
A
No. PersentaseNo.
PersentaseSS S TS STS SS S TS STS
1 10 16 0 0 1 0.3846 0.6154 0 02 3 18 5 0 2 0.1154 0.6923 0.1923 03 9 17 0 0 3 0.3462 0.6538 0 04 15 6 4 1 4 0.5769 0.2308 0.1538 0.03855 5 19 2 0 5 0.1923 0.7308 0.0769 06 8 15 3 0 6 0.3077 0.5769 0.1154 07 10 16 0 0 7 0.3846 0.6154 0 08 12 5 7 2 8 0.4615 0.1923 0.2692 0.07699 12 11 3 0 9 0.4615 0.4231 0.1154 0
10 12 10 4 0 10 0.4615 0.3846 0.1538 011 5 19 2 0 11 0.1923 0.7308 0.0769 012 10 12 4 0 12 0.3846 0.4615 0.1538 013 14 8 4 0 13 0.5385 0.3077 0.1538 014 10 10 4 2 14 0.3846 0.3846 0.1538 0.076915 5 14 5 2 15 0.1923 0.5385 0.1923 0.076916 9 13 3 1 16 0.3462 0.5 0.1154 0.038517 5 13 5 3 17 0.1923 0.5 0.1923 0.115418 10 11 5 0 18 0.3846 0.4231 0.1923 019 10 7 8 1 19 0.3846 0.2692 0.3077 0.038520 6 15 4 1 20 0.2308 0.5769 0.1538 0.038521 8 12 6 0 21 0.3077 0.4615 0.2308 022 11 11 2 2 22 0.4231 0.4231 0.0769 0.076923 7 19 0 0 23 0.2692 0.7308 0 024 12 11 3 0 24 0.4615 0.4231 0.1154 025 5 19 2 0 25 0.1923 0.7308 0.0769 026 8 14 4 0 26 0.3077 0.5385 0.1538 027 9 17 0 0 27 0.3462 0.6538 0 028 7 6 11 2 28 0.2692 0.2308 0.4231 0.076929 6 8 12 0 29 0.2308 0.3077 0.4615 030 6 16 3 1 30 0.2308 0.6154 0.1154 0.0385
Total 9.9615 14.923 4.4231 0.6923X 0.3321 0.4974 0.1474 0.0231
10.807692
10.8076920.9230770.884615
10.6538460.8846150.8461540.9230770.8461540.8461540.7692310.7307690.8461540.6923080.8076920.6538460.8076920.7692310.846154
10.8846150.9230770.846154
10.5
0.5384620.846154