SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik...

142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU DAN KACANG TANAH DI KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : LILIK SETIANINGRUM K 5407030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik...

Page 1: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

UNTUK TANAMAN TEBU DAN KACANG TANAH

DI KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

LILIK SETIANINGRUM

K 5407030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

UNTUK TANAMAN TEBU DAN KACANG TANAH

DI KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2010

Oleh :

LILIK SETIANINGRUM

K 5407030

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

ii

Page 3: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ahmad, M.Si. Setya Nugraha, S.Si,M.Si.

NIP.19640507 199003 1 011 NIP. 19670825 199802 1 001

iii

Page 4: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk

memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 28 Februari 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si. 1. ............................

Sekretaris : Rahning Utomowati, S.Si. 2. ............................

Anggota I : Drs. Ahmad, M.Si. 3. ............................

Anggota II : Setya Nugraha, S.Si, M.Si. 4. ............................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

iv

Page 5: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK Lilik Setianingrum. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU DAN KACANG TANAH DI KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman tebu, (2) mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kacang tanah, dan (3) Mengetahui produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah pada setiap subkelas kesesuaian lahan di Kecamatan Jenar.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial dengan satuan lahan sebagai satuan analisis. Populasi penelitian yaitu lahan yang terdapat di Kecamatan Jenar, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling terdiri dari 11 sampel yang tersebar di Kecamatan Jenar. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara, analisis laboratorium, dan analisis dokumen. Teknik analisis data untuk mengetahui subkelas kesesuaian lahan adalah dengan sistem mencocokkan (matching) antara persyaratan tumbuh tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya di setiap satuan lahan dengan usaha perbaikan pada tingkat rendah dan sedang, sehingga dihasilkan subkelas kesesuaian lahan potensial di setiap satuan lahan. Unit analisis tingkat produksi tanaman tebu dan kacang tanah adalah pada setiap subkelas kesesuaian lahan pada masing-masing tanaman. Di daerah penelitian tidak ditemukan petani yang membudidayakan tanaman kacang tanah sehingga yang dapat diketahui produktivitasnya hanya tanaman tebu. Analisis selanjutnya adalah dilakukan rata-rata produktivitas tanaman tebu pada satuan lahan berdasarkan pada tingkat subkelas kesesuaian lahan kemudian diklasifikasikan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat 7 subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yaitu subkelas kesesuaian lahan N1 r (15,47%), subkelas kesesuaian lahan S3 r,n (7,72%), subkelas kesesuaian lahan S3 r (4,90%), subkelas kesesuaian lahan S3 n (0,60%), subkelas kesesuaian lahan S2 r, f, n, s/m (64,89%), subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n,s/m,e (4,18%), dan subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n (2,24%); kesesuaian lahan potensial untuk tanaman tebu dengan tingkat pengelolaan rendah dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan antara lain: S2 r,f, S2r,f,e, S2r,f,s/m S2r,f,s/m,e, S3r, dan N1r; dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman tebu dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan antara lain: S2r, S2s/m, S2r,s/m, S2r,f,s/m,e, S3r, dan N1r. (2) terdapat 5 subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah yaitu subkelas kesesuaian lahan S3r,n (6,85%), subkelas kesesuaian lahan S3r (0,60 %), subkelas kesesuaian lahan S3s/m (4,82%), subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n,s/m (5,15%), dan subkelas kesesuaian lahan S2r,n,s/m (82,58%); kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan rendah dihasilkan 4 subkelas kesesuaian antara lain: S2r,s/m, S2r,f,s/m, S3r dan S3s/m; dan kesesuaian lahan potensial

v

Page 6: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 4 subkelas kesesuaian antara lain: S2s/m, S2r,s/m, S2r,f,n,s/m dan S3s/m. (3) Produktivitas tanaman tebu tertinggi terdapat pada subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m yaitu 86,92 ton/Ha dan produktivitas tanaman tebu terendah terdapat subkelas kesesuaian lahan S3 r yaitu 60,00 ton/Ha.

vi

Page 7: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Lilik Setianingrum. LAND SUITABILITY EVALUATION FOR SUGARCANE AND PEANUT PLANT AT JENAR DISTRICT IN SRAGEN REGENCY 2010, Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Februari 2011.

The aim of this research are: (1) to know sub-class level of actual and potential land suitability for sugarcane plant, (2) know sub-class of actual and potential land suitability for peanut plant, and (3) know sugarcane and peanut productivity each land suitability sub-class at Jenar District.

This research uses spatial descriptive method with land units as the unit analysis. The population of this research is all of land at Jenar District, the samples was taken by purposive sampling technique with amount 11 land units spread over at Jenar District. Technique of data collected through field observation, interview, laboratory analysis, and document analysi. Technique of data analysis to know land suitability sub-class with matching grow requisite of sugarcane and peanut plant with characteristic and quality land. Actual land suitability sub-class then were treated according to limiting factors in each unit of land with the restoration effort at low and medium level, so that the resulting potential land suitability subclass in each land unit. Unit analysis of level production of sugarcane and peanuts are at each subclass of land suitability for each plant. In the study area can not find farmers who cultivate plant of peanuts, so that it can be seen only sugarcane productivity. Further analysis was performed an average productivity of sugarcane crop on land units based on land suitability subclass level then classified.

Based on the result of the research it can concluded as follows: (1) there are 7 subclass actual land suitability for sugarcane plant, those are land suitability subclass N1 r (15.47%), land suitability subclass r S3 (4.90%),%), land suitability subclass S2 r,f,n,s/m (64.89%), land suitability subclass S2 r,f,n,s/m,e (4.18%), and land suitability subclass S2 r,f,n (2.24%); potential land suitability for sugarcane plant with a low management level produced six land suitability subclass include: S2 r,f, S2r,f,e, S2r,f,s/m S2r,f,s/m,e, S3r, dan N1r; and potential land suitability for sugarcane plant with a medium management level prodused six land suitability subclass include: S2r, S2s/m, S2r,s/m, S2r,f,s/m,e, S3r, and N1r. (2) There are 5 subclass actual land suitability for peanut plant, those are land suitability subclass S3r,n (6.85%), land suitability subclass S3r (0.60%), land suitability subclass S3s/m (4.82%), land suitability subclass S2r,f,n,s/m (5.15%), and land suitability subclass S2r,n,s/m (82.58%); potential land suitability for peanut plant with low management level produced 4 subclass suitability include: S2r,s/m, S2r,f,s/m, S3r and S3s/ m; and potential land suitability for peanuts plant with a medium management level prodused six land suitability subclass include: S2s/m, S2r,s/m, S2r, f,n,s/m and S3s/m. (3) Highest productivity of sugarcane get on land suitability subclass S2 r,f,n,s/m which is 86.92 tons/ha and have the lowest productivity of sugarcane get on land suitability subclass S3r is 60.00 tons/ha.

vii

Page 8: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

It’s not just the sugar that makes the tea sweet, but the stirring. (Sam Levenson)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi

bangkit kembali setiap kita jatuh (Confusius)

viii

Page 9: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

Ibu dan Bapak tercinta atas doa dan kasihnya

Saudaraku Joko Burhantoro

Pakde Siwanto Sekeluarga & Keluarga Besarku

Saudara/i ku Geografi 2006

Almamater

ix

Page 10: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan iman

dan kesempatan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini

disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan. Selama penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin dalam

penyusunanan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi yang telah memberikan bimbingan arahan, serta ijin dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ahmad, M.Si selaku Pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Setya Nugraha S.Si, M.Si selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, semangat serta pengalaman yang sangat

bermanfaat.

6. Bapak Dr. Sarwono, M.Pd selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi atas ilmu dan

pengalaman yang telah diberikan.

8. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian.

9. Pemerintah Kecamatan Jenar yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian dan seluruh warga yang telah membantu dalam pengumpulan

data.

x

Page 11: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Bekti dan Novika atas bantuannya dalam penyusunan peta.

11. Abidin, Ardhian, Tedi, Dyas, Maryanti, dan Rohmat atas bantuannya

dalam penelitian.

12. Keluarga kost “Rattimas” dan “Al Banat” yang telah memberikan

dukungan, bantuan dan semangat saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Adik-adik Geografi ‘07 terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Meskipun disadari, skripsi ini jauh dari sempurna, namun diharapkan

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan ilmu geografi pada khususnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

xi

Page 12: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xviii

DAFTAR PETA ................................................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xx

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah...... ................................................................. 9

C. Pembatasan Masalah.. ... ................................................................. 10

D. Perumusan Masalah....... ................................................................. 10

E. Tujuan............................... .............................................................. 10

F. Manfaat.......................... ................................................................. 11

1. Manfaat Teoritis .............................. ......................................... 11

2. Manfaat Praktis .......................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lahan........................................................................................ 12

2. Evaluasi Lahan ........................................................................ 12

xii

Page 13: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Kesesuaian Lahan ..................................................................... 14

4. Kualitas dan Karakteristik Lahan................................................. 18

5. Kesesuaian Lahan Sekarang (Aktual).......................................... 28

6. Kesesuaian Lahan Potensial......................................................... 28

7. Tebu (Saccharum officinarum)..................................................... 28

8. Industri Gula.............................................................. ................. 32

9. Kacang Tanah (Arachis hypogaea. L)......................................... 33

10. Metode Evaluasi Lahan................................................................ 36

11. Satuan Lahan................................................................................ 37

12. Produktivitas Tanaman................................................................. 37

13. Konservasi Tanah................................................ ....................... 38

14. Sistem Informasi Geografis (SIG)................................................ 39

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 41

C. Kerangka Pemikiran.......... .............................................................. 48

BAB III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 50

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 50

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 50

B. Metode Penelitian.............................................................................. 51

C. Populasi dan Sampel.......................................................................... 52

D. Sumber Data...................................................................................... 54

1. Data Primer ......................................................... ....................... 54

2. Data Sekunder ............................................................................. 54

E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 55

1. Observasi Langsung ........................................... ........................ 55

2. Wawancara ......................................................... ........................ 55

3. Analisis Laboratorium ......................................... ...................... 56

4. Analisi Dokumen ................................................ ....................... 56

F. Teknik Analisis Data......................................................................... 56

1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

untuk Tanaman Tebu ...................................................... ............ 57

xiii

Page 14: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

untuk Tanaman Kacang Tanah .................................................. 58

3. Produktivitas Tanaman Tebu dan Kacang Tanah ...................... . 61

G. Prosedur Penelitian............................................................................ 62

1. Tahap Persiapan ................................................. ........................ 62

2. Tahap Penyusunan Proposal ....................................................... 62

3. Tahap Penyiapan dan Penyusunan Instrumen ............................ 62

4. Tahap Pengumpulan Data ........................................................ ... 63

5. Tahap Analisis Data .......................................................... ......... 63

6. Penulisan Laporan Penelitian ...................................................... 63

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ..................................................... 65

1. Letak, Batas dan Luas ....................... ........................................ 65

2. Iklim ....................... .................................................................. 68

3. Geologi & Geomorfologi ....................... ................................... 74

4. Tanah ....................... ................................................................ 78

5. Hidrografi .................................................................................... 81

6. Keadaan Penduduk ....................... ............................................ 81

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................... 82

1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

untuk Tanaman Tebu ............................................................... 82

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

untuk Tanaman Kacang Tanah .................................................. 126

3. Produktivitas Tanaman Tebu dan Kacang Tanah ....................... 146

BAB III. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 158

B. Implikasi .............................................................................. ............ 161

C. Saran .......................................................................... ...................... 161

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 164

LAMPIRAN

xiv

Page 15: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konsumsi Gula Nasional Tahun 1999-2005 .................................. 3

Tabel 2. Jumlah PG dan Kapasitas Terpasang Industri Gula Indonesia ........ 4

Tabel 3. Produksi dan Produktivitas Tebu dan Gula ..................................... 5

Tabel 4. Luas Areal Tanaman Tebu di Kabupaten Sragen Tahun 2008 ....... 6

Tabel 5. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah ..................................... 19

Tabel 6. Klasifikasi Drainase Tanah ............................................................ 20

Tabel 7. Klasifikasi KTK................................................................................. 21

Tabel 8. Klasifikasi pH Tanah......................................................................... 22

Tabel 9. Klasifikasi Nitrogen Total................................................................. 22

Tabel 10. Klasifikasi Phospat (P2O5)................................................................. 22

Tabel 11. Klasifikasi K2O Tersedia................................................................... 23

Tabel 12. Klasifikasi Batuan Permukaan.......................................................... 23

Tabel 13. Klasifikasi Kemiringan Lereng......................................................... 24

Tabel 14. Klasifikasi Singkapan Batuan........................................................... 25

Tabel 15. Klasifikasi Banjir/Genangan............................................................. 26

Tabel 16. Parameter Kualitas dan Karakteristik Lahan yang Dinilai dalam

Evaluasi Lahan Tingkat Semi Detail................................................ 27

Tabel 17. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tebu......... . 31

Tabel 18. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk

Tanaman Kacang Tanah.................................................................... 35

Tabel 19. Perbandingan Kemampuan Analisis Menggunakan SIG dengan

Pengerjaan Secara Manual................................................................ 41

Tabel 20. Penelitian yang Relevan................................................................... 46

Tabel 21. Waktu Penelitian ....................................................................... ...... 50

Tabel 22. Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan

Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya..................................... 59

Tabel 23. Jenis Usaha Perbaikan Kualitas/Karakteristik Lahan Aktual untuk

Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya........................ 60

Tabel 24. Nama dan Luas Desa Di Kecamatan Jenar ........................ ............. 66

xv

Page 16: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 25. Curah Hujan Kecamatan Jenar Dari Tahun 2000-2009

(dalam mm) ........................ ........................................................... 70

Tabel 26. Kriteria Tipe Iklim Berdasarkan Curah Hujan Menurut

Schmidt dan Ferguson ........................ ........................................... 73

Tabel 27. Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Jenar Tahun 2009 ........................ ................................ 82

Tabel 28. Kemiringan Lereng di Kecamatan Jenar ......................................... 83

Tabel 29. Macam Tanah Kecamatan Jenar ........................ ............................. 85

Tabel 30. Penggunaan Lahan Kecamatan Jenar ........................ ..................... 87

Tabel 31. Satuan Lahan Kecamatan Jenar ........................ .............................. 89

Tabel 32. Drainase Tanah Kecamatan Jenar ........................ .......................... 91

Tabel 33. Tekstur Tanah Kecamatan Jenar ........................ ............................ 93

Tabel 34. Kedalaman Efektif Tanah Kecamatan Jenar ........................ ........... 94

Tabel 35. Retensi Hara Kecamatan Jenar ........................ ............................... 95

Tabel 36. Ketersediaan Hara Kecamatan Jenar ........................ ...................... 96

Tabel 37. Kualitas dan Karakteristik Lahan Kecamatan Jenar

Tahun 2010 .................................................................................... 98

Tabel 38. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 100

Tabel 39. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual

Untuk Tanaman Tebu di Kecamatan Jenar ........................ ............. 101

Tabel 40. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 102

Tabel 41. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Rendah di Kecamatan Jenar ......................... 111

Tabel 42. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 115

Tabel 43. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

xvi

Page 17: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 120

Tabel 44. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar ........................ ... 121

Tabel 45. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 123

Tabel 46. Subkelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 127

Tabel 47. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual

Untuk Tanaman Kacang Tanah di Kecamatan Jenar ....................... 128

Tabel 48. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 135

Tabel 49. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Rendah di Kecamatan Jenar ............. . 136

Tabel 50. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 138

Tabel 51. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di Kecamatan Jenar ....................................................................... 141

Tabel 52. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar ............... 142

Tabel 53. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di Kecamatan Jenar ........................ ................................................ 144

Tabel 54. Produktivitas Tanaman Tebu di Kecamatan Jenar Tahun 2010 ....... 147

Tabel 55. Produktivitas Tanaman Tebu Tiap Desa di Kecamatan Jenar

Tahun 2010 .................................................................................. 150

xvii

Page 18: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pendekatan Dua Tahapan dan Pendekatan Sejajar untuk

Evaluasi Lahan ............................................................................ 14

Gambar 2. Tanaman Tebu ............................................................................. 30

Gambar 3. Tanaman Kacang Tanah .............................................................. 34

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 49

Gambar 5. Skema Alur Penelitian ................................................................. 64

Gambar 6. Diagram Persentase Luas Kecamatan Jenar ................................. 66

Gambar 7. Diagram Tipe Iklim Kecamatan Jenar Menurut Koppen Periode

2000-2009 ................................................................................... 72

Gambar 8. Tipe Curah Hujan Kecamatan Jenar Tahun 2000-20009 Menurut

Schmidt dan Ferguson ................................................................. 74

Gambar 9. Penampang Melintang (Profil) Jenis Tanah Rendzina .................. 79

Gambar 10. Penampang Melintang (Profil) Jenis Tanah Regosol .................... 80

Gambar 11. Segitiga Tekstur Tanah ................................................................ 92

Gambar 12. Subkelas Kesesuaian Lahan N1r di Desa Jenar ............................ 102

Gambar 13. Subkelas Kesesuaian Lahan S3r,n di Desa Kandang Sapi ............ 103

Gambar 14. Subkelas Kesesuaian Lahan S3r di Desa Banyurip ....................... 104

Gambar 15. Subkelas Kesesuaian Lahan S3n di Desa Banyurip ...................... 105

Gambar 16. Subkelas Kesesuaian Lahan S2r,f,n,s/m di Desa Kandang Sapi... . 106

Gambar 17. Subkelas Kesesuaian Lahan S2r,f,n,s/m,e di Desa Jenar............... 107

Gambar 18. Subkelas Kesesuaian Lahan S2r,f,n di Desa Banyurip.................. 108

Gambar 19. Subkelas Kesesuaian Lahan S3r,n di Desa Kandang Sapi ............ 129

Gambar 20. Subkelas Kesesuaian Lahan S3r di Desa Banyurip ....................... 129

Gambar 21. Subkelas Kesesuaian Lahan S3s/m di Desa Jenar ......................... 130

Gambar 22. Subkelas Kesesuaian Lahan S2r,f,n,s/m di Desa Banyurip ........... 131

Gambar 23. Subkelas Kesesuaian Lahan S2r,n,s/m di Desa Kandang Sapi ...... 132

xvii

Page 19: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR PETA

Peta 1. Administrasi Kecamatan Jenar ......................................................... 67

Peta 2. Geologi Kecamatan Jenar ................................................................ 77

Peta 3. Lereng Kecamtan Jenar .................................................................... 84

Peta 4. Macam Tanah Kecamatan Jenar ....................................................... 86

Peta 5. Penggunaan Lahan Kecamatan Jenar ................................................ 88

Peta 6. Satuan Lahan Kecamatan Jenar ....................................................... 90

Peta 7. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu Kecamatan Jenar ... 109

Peta 8. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Rendah Kecamatan Jenar ................................ 114

Peta 9. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Sedang Kecamatan Jenar ................................. 122

Peta 10. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah

Kecamatan Jenar .............................................................................. 133

Peta 11. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Rendah Kecamatan Jenar .................... 137

Peta 12. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang Kecamatan Jenar ..................... 143

Peta 13. Produktivitas Tanaman Tebu Kecamatan Jenar ............................... 153

Peta 14. Rekomendasi Tumpangsari Tanaman Tebu & Kacang Tanah

Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010 ............................ 163

xix

Page 20: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jumlah Responden Wawancara

Lampiran 2. Hasil Analisis Laboratorium

Lampiran 3. Daftar Checklist Lapangan

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan dan Tabel Isian Wawancara

Lampiran 5. Perijinan

xx

Page 21: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi

sumberdaya alam yang merupakan unsur dari lingkungan yang

mendukung kehidupan di muka bumi. Dalam pengelolaan sumberdaya alam harus

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dengan

tetap memperhatikan keseimbangan dan keselarasannya sehingga akan bermanfaat

bagi generasi-generasi mendatang.

Sebagai modal dasar pembangunan nasional, sumberdaya alam harus

dimanfaatkan secara sepenuh-penuhnya, tetapi dengan cara yang tidak merusak.

Bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan haruslah yang dapat memelihara

dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk

pembangunan lebih lanjut di masa yang akan datang. Inventarisasi dan evaluasi

sumberdaya alam sangatlah penting dengan tujuan untuk lebih mengetahui dan

memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik di darat, laut maupun di udara yang

sangat diperlukan bagi pembangunan.

Evaluasi sumberdaya lahan pada hakekatnya merupakan proses untuk menduga potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya. Adapun kerangka dasar dari evaluasi sumberdaya lahan adalah membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumber daya yang ada pada lahan tersebut. Sebagai dasar pemikiran utama dalam prosedur evaluasi adalah kenyataan bahwa berbagai penggunaan lahan membutuhkan persyaratan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan keterangan-keterangan tentang lahan tersebut yang menyangkut berbagai aspek sesuai dengan rencana peruntukan yang sedang dipertimbnagkan. (Sitorus, 1998:1).

Sejarah pertanahan di Indonesia dimulai sejak jaman kerajaan dimana

pada saat itu semua tanah dikuasai oleh raja. Kebijakan tersebut terus berlanjut

pada saat Inggris menjajah Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Gubernur

Jenderal Raffles mengenalkan sistem sewa tanah di pulau Jawa. Raffles

memandang semua tanah sebagai milik raja-raja Jawa. Karena raja telah

1

Page 22: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengakui kedaulatan Inggris, maka tanah menjadi kepunyaan negara. Teori ini

menjadi dasar untuk penerapan sistem sewa tanah di Jawa.

Raffles meninggalkan Jawa pada tahun 1816, setelah pulau tersebut dikembalikan Inggris kepada Belanda. Belanda meninjau kembali kebijaksanaan mereka atas Jawa. Gubernur Jenderal Van Der Cappellen menerapkan suatu kebijaksanaan, diantaranya ialah, bahwa penduduk Jawa bebas menggunakan tanah mereka untuk menanam yang mereka kehendaki, tapi sebagai imbalan atas hak ini, orang-orang tersebut harus membayar sewa atas tanah. (Rajagukguk, 2007: 1)

Van Den Bosch, yang menggantikan Van Der Cappellen, muncul dengan

suatu gagasan Culturstelsel. Tujuannya adalah untuk membuat Jawa sebagai suatu

aset yang bernilai dengan menghasilkan sebanyak mungkin kopi, gula dan nila

dengan biaya produksi yang serendah mungkin. Menurut sistem yang baru ini,

rakyat harus menanam 1/5 tanah desa dengan tebu, kopi atau nila. Persyaratan

tersebut kemudian diganti menjadi 1/3. Keberhasilan produksi gula (dan juga

perkebunan besar lain) di Indonesia dimasa kolonial pada dasarnya disebabkan

oleh dua faktor utama, yaitu kemudahan memperoleh tanah yang murah dan

tenaga kerja yang murah.

Sistem tanam paksa menciptakan kekuasaan otoriter pada tingkat atas

dan kesengsaraan pada kalangan rakyat. Sistem itu juga menhapuskan peranan

usaha-usaha swasta. Situasi ini menjadi pusat kritik Partai Liberal, yang kemudian

berkembang semakin kuat dan akhirnya pada tahun 1854, memenangkan suatu

mayoritas di Parlemen Belanda.

Kekeuatan Partai Liberal yang terus meningkat di Negeri Belanda mendorong perubahan-perubahan politik di wilayah jajahan yang sebagian didasarkan pada alasan kemanusian, sebagian lainnya bersumber pada filsafat ekonomi liberal. Kaum liberal percaya mengenai keuntungan-keuntungan ekonomi pasar bebas, tidak hanya untuk rakyat Jawa tetapi juga untuk perusahaan-perusahaan Belanda secara umum. Sistem tanam paksa secara berangsur-angsur dihapuskan, begitu juga monopoli pemerintah. Pada akhirnya kemudian perusahaan swasta boleh meluaskan usahanya. (Rajagukguk, 2007: 6)

Page 23: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pada masa itu, terutama sejak diberlakukannya Undang-undang Agraria

1870 (Agrarische Wet 1870), yang memberikan hak ”erfpacht” (hak sewa turun

temurun) dan hak ”opstal” (hak untuk membangun atau mengusahakan tanah

milik orang lain) selama 75 tahun kepada perusahaan-perusahaan swasta,

perusahaan Belanda dan negeri lain datang ke Indonesia membuka perkebunan-

perkebunan tembakau, gula, karet, teh dan kelapa sawit. Komoditi tersebut di jual

di pasar Eropa dan Amerika Utara.

Pada tahun 1975, melalui Instruksi Presiden (Inpres) No 9/1975,

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan perijbahan struktural dalam

organisasi industri gula. Perubahan yang mendasar adalah bahwa penanaman tebu

yang semula merupakan tanggung jawab pabrik gula (PG) yang dengan cara

menyewa tanah petani lalu mengelola sendiri pertanaman/perkebunan tebu diubah

menjadi tanggung jawab petani. Artinya, penanaman tebu menjadi tanaman milik

rakyat, sedangkan PG hanya berfungsi sebagai “buruh” pengolah tebu menjadi

gula, dan sebagai penasehat teknis dalam hal budidaya tebu. Sistem ini dikenal

sebagai “Tebu Rakyat Intensifikasi” atau TRI. Salah satu tujuan utama TRI adalah

agar petani diberi kesempatan untuk dapat menjadi “tuan di tanahnya sendiri”.

Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

Indonesia sebagai komoditas khusus (special products) dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), bersama beras, jagung dan kedelai. Dengan pertimbangan utama untuk memperkuat ketahanan pangan dan kualitas hidup di pedesaan, Indonesia berupaya meningkatkan produksi dalam negeri, termasuk mencanangkan target swasembada gula, yang sampai sekarang belum tercapai (Arifin, 2008:1).

Tabel 1. Konsumsi Gula Nasional Tahun 1999 – 2005

Tahun Konsumsi Nasional (ton)

% Kenaikan Konsumsi

% Produksi Terhadap Konsumsi

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

2.889.171 2.989.171 3.150.866 3.300.808 3.300.811 3.388.808 3.439.640

3,35 5,13 4,54 0,00 2,60 1,48

51,52 56,56 54,76 53,18 49,44 60,54 65,17

(Sumber: Sekretariat Dewan Gula Indonesia 2006 dalam Maria, 2009: 3, diolah)

Page 24: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

di Kecamatan Jenar untuk tanaman tebu baik kesesuaian lahan sekarang maupun

kesesuaian lahan potensial.

Selain melakukan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tebu, upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Jenar adalah

dengan sistem tumpang sari, mengingat masa panen tanaman tebu yang relatif

lama, yaitu sekitar satu tahun. Tanaman palawija dapat dibudidayakan

berdampingan dengan tanaman tebu, seperti: kacang tanah, kedelai, kacang hijau,

jagung dan lain-lain. Selain itu, penduduk di kecamatan Jenar telah

membudidayakan tanaman tebu dalam kurun waktu yang relatif lama namun tidak

menunjukkan perubahan yang signifikan pada taraf kesejahteraannya.

Permintaan produksi palawija pada masa mendatang akan makin tinggi

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, agroindustri produk palawija,

serta industri peternakan dan perikanan. Perubahan penggunaan lahan pertanian

produktif menjadi areal pemukiman, prasarana umum, kawasan industri dan

wisata mengurangi areal tanam.

Sentra produksi kacang tanah di Indonesia antara lain adalah Kabupaten Tuban dan Blitar (Jawa Timur), serta Pati, Kudus, Blora, Sragen, dan Wonogirmei (Jawa Tengah). Deskripsi dan karakterisasi tanah merupakan langkah awal dalam mengenal dan membaca karakter tanah. Dengan memahami karakter tanah, kita dapat memanfaatkan tanah sesuai dengan watak dan kemampuannya, atau memanipulasi karakter tanah sesuai dengan prasyarat peruntukannya. (Sudaryono, 2009: 266).

Penanaman kacang tanah di Indonesia kebanyakan dilakukan di tanah

kering (tegalan) atau di sawah. Pada umumnya kacang tanah ditanam pada saat

menjelang musim kemarau. Namun, penanaman kacang tanah di tegalan

dilakukan pada awal atau akhir musim penghujan. Kacang tanah termasuk

tanaman palawija, yakni tanaman yang berumur pendek. Jadi, tanaman ini

tergolong tanaman yang cepat menghasilkan. Cara pemeliharaannya pun mudah

dilakukan. Adapun manfaat kacang tanah antara lain sebagai makanan manusia,

makanan ternak, bahan minyak goreng, dan bahan perdagangan. (Aak, 1989: 10).

Page 25: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Kabupaten Sragen sebagai salah satu daerah sentra produksi kacang

tanah belum semua daerahnya telah membudidayakan tanaman tersebut, termasuk

Kecamatan Jenar. Untuk itu, diperlukan data mengenai kualitas dan karakteristik

lahan di Kecamatan Jenar dengan melakukan evaluasi kesesuaian lahan. Selain

evaluasi lahan, diperlukan juga data mengenai produktivitas tanaman baik

tanaman tebu maupun tananaman kacang tanah.

Usaha tani tanaman pangan, khususnya kacang tanah saat ini telah

diupayakan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang

tersedia, serta faktor pendukung lainnya untuk memulihkan perekonomian

nasional. Di Indonesia, pengembangan kacang tanah antara lain dilandasi oleh: (1)

tujuan diversifikasi pangan dan peningkatan gizi masyarakat, (2) meningkatnya

permintaan kacang tanah (4.4 % per tahun) yang ditandai terus meningkatnya

impor kacang tanah akibat berkembangnya industri pengolahan, (3) adanya upaya

untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan petani, dan (4) masih

tersedianya sumberdaya lahan, manusia dan teknologi budidaya yang belum

dimanfaatkan secara maksimal.

Meninjau perkembangan produksi kacang tanah nasional yang masih

tergolong rendah dengan peningkatan sebesar 1.43 % per tahun (periode 1991 –

2000), maka pemerintah dalam hal ini Dirjen Produksi Tanaman pangan

Departemen Pertanian menerapkan 9 strategi pengembangan produksi kacang

tanah. Dua diantaranya adalah mengembangkan kawasan/budidaya produksi

kacang tanah secara intensif pada lahan-lahan yang sesuai dan sangat sesuai

dengan mengidentifikasi lokasi pada lahan-lahan dengan produktivitas 15 kw/ha,

serta memperluas areal tanam.

Kesesuaian lahan mengindikasikan kelayakan teknis dari aspek lahan

untuk tanaman kacang tanah. Kesesuaian lahan memberikan data karakteristik

lahan berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman. Pengolahan tanah merupakan

tindakan dasar dalam menyiapkan media tumbuh bagi tanaman agar akar tumbuh

dan berkembang sempurna. Apabila tanaman tumbuh di tempat yang sesuai maka

pertumbuhannya akan baik dan memberikan hasil secara maksimal.

Page 26: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis bermaksud

melakukan penelitian yang berkaitan dengan kajian evaluasi lahan untuk jenis

tanaman tebu dan kacang tanah di Kecamatan Jenar dengan judul: “Evaluasi

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Dan Kacang Tanah Di Kecamatan

Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010”

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang timbul dari latar belakang tersebut di atas antara

lain:

1. Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling banyak dibudidayakan di

Kecamatan Jenar yaitu 37,45% dari luas seluruh Kecamatan Jenar,

tanaman tebu tersebut ada yang tumbuh baik dan ada yang tidak sehingga

perlu diketahui tingkat kesesuaian lahannnya untuk tanaman tersebut.

2. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Jenar belum optimal, salah satu cara

mengoptimalkan penggunaan lahan di daerah tersebut adalah dengan

sistem tumpangsari tanaman tebu dengan tanaman palawija. Hal ini

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Jenar,

tanaman kacang tanah dipilih untuk dikaji dalam rangka mendukung

Kabupaten Sragen sebagai salah satu sentra produksi kacang tanah,

sehingga evaluasi kesesuaian lahan juga perlu dilakukan terhadap tanaman

kacang tanah.

3. Permintaan produksi palawija pada masa mendatang akan makin tinggi

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.

4. Penanaman tebu dan kacang tanah yang tidak memperhatikan kelas

kesesuaian lahan berakibat merusak lahan serta akan merugikan manusia

itu sendiri sehingga diperlukan kegiatan evaluasi kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu dan kacang tanah.

5. Lahan di Kecamatan Jenar merupakan lahan yang kurang produktif

sehingga penduduk memanfaatkannya sebagai lahan kering dengan

ditanami tebu. Produktivitas tanaman tebu di daerah ini belum diketahui

sehingga diperlukan perhitungan produktivitas tanaman tebu. Tanaman

Page 27: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kacang tanah sebagai tanaman pendamping (tumpangsari) juga perlu

diketahui produktivitasnya.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang muncul di daerah penelitian dengan

mengingat keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya kemampuan penulis dan untuk

mempertajam serta memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka

diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling banyak dibudidayakan di

Kecamatan Jenar (37,45%) belum diketahuinya tingkat kesesuaian

lahannya, baik kesesuaian aktual maupun kesesuaian lahan potensial.

2. Tanaman kacang tanah sebagai tanaman palawija yang diharapkan mampu

meningkatkan perekonomian masyarakat Jenar juga perlu diketahui

kesesuaian lahannya, baik kesesuaian lahan aktual maupun kesesuaian

lahan potensial.

3. Perlunya perhitungan produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah di

Kecamatan Jenar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman

tebu di Kecamatan Jenar?

2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman

kacang tanah di Kecamatan Jenar?

3. Bagaimana produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah pada setiap

subkelas kesesuaian lahan di Kecamatan Jenar?

E. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

Page 28: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman

tebu di Kecamatan Jenar.

2. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman

kacang tanah di Kecamatan Jenar.

3. Mengetahui produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah pada setiap

subkelas kesesuaian lahan di Kecamatan Jenar.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

kajian ilmu geografi fisik, khususnya kesesuaian lahan daerah penelitian.

b. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian sebelumnya

dan dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjtnya.

2. Manfaat Praktis

a. Setelah diketahui tingkat kesesuaian lahan tanaman tebu dan kacang tanah di

Kecamatan Jenar, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan guna proses perencanaan dan pengembangan penggunaan lahan

dengan memperhatikan usaha konservasi lahan.

b. Setelah diketahui produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah pada setiap

subkelas kesesuaian lahan yang merupakan aspek sosial-ekonomi dapat

diketahui bagaimana cara memberikan perlakuan kondisi fisik lahan di

Kecamatan Jenar, untuk perencanaan pembangunan di bidang pertanian

khususnya tebu dan kacang tanah dalam upaya peningkatan hasil produksi

pertanian.

c. Bagi pembelajaran dapat digunakan untuk media pembelajaran geografi di

SMA Kelas X pada Kompetensi Dasar ”Menganalisis Dinamika dan

Kecenderungan Perubahan Litosfer dan Pedosfer serta Dampaknya terhadap

Kehidupan di Muka Bumi”.

Page 29: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lahan

Lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinasi (FAO 1976 dalam Arsyad, 1989: 207).

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

(campurtangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya baik materiil maupun spirituil. (Arsyad, 1989: 207). Penggunaan lahan

dapat dikelompokan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan

pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian.

2. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk macam-

macam alternatif penggunaannya (Dent dan Young dalam Abdullah, 1993: 57).

Evaluasi lahan melibatkan pelaksanaan survai atau penelitian bentuk bentang

alam, sifat serta distribusi tanah, macam dan distribusi vegetasi beserta aspek-

aspek lahan lainnya. Keseluruhan evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi

dan membuat perbandingan dari macam-mcam pengunaan lahan yang

memberikan harapan positif. Macam-macam penggunaan lahan ini dalam evaluasi

lahan dikenal dengan LUT (Land Utilization Type) (Abdullah, 1993: 57).

Ada dua cara dalam mengevaluasi lahan yang pertama adalah evaluasi

secara langsung, yakni lahan langsung dievaluasi dengan melalui percobaan-

percobaan dan yang kedua evaluasi secara tidak langsung dimana dalam evaluasi

12

Page 30: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ini diasumsikan bahwa tanah tertentu dan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu

lokasi akan mempengaruhi keberhasilan suatu jenis pengunaan lahan tertentu.

Evaluasi lahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap awal menentukan

satuan pemetaan. Satuan pemetaan diartikan sebagai satuan terkecil yang

digunakan untuk melakukan evaluasi lahan sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan lahan. Satuan

lahan merupakan satuan wilayah dengan satu atau lebih karakteristik lahan

tertentu yang dapat digambarkan dalam satuan peta.

Evaluasi lahan sebagai penghubung antara berbagai aspek dan kualitas

fisik, biologi dan teknologi penggunaan lahan dengan tujuan social ekonomi,

kaitannya dengan tujuan tersebut perlu penetapan faktor-faktor penciri. Hubungan

antara sifat lahan dan analisis social ekonomi serta penggunaan tergntung pada

pendekatannya, yaitu pendekatan dua tahapan dan pendekatan sejajar (FAO dalam

Sitorus, 1998: 45).

a. Pendekatan Dua Tahapan (Two stage approach)

Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan

secara fisik, dan tahap yang kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan

tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasai sumber daya lahan baik untuk

tujuan perencanaan makro, maupun untuk studi pengujian potensi produksi. (FAO

dalam Djaenudin, dkk, 2003: 15).

b. Pendekatan Sejajar (Paralel approach)

Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan

ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi

dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan serempak bersamaan dengan

pengujian faktor-faktor fisik (Djaenudin, dkk, 2003: 15).

Secara skematik, pendekatan dua tahapan dan pendekatan sejajar untuk

evaluasi lahan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Page 31: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Evaluasi kesesuaian mempunyai penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang

mempunyai silat-silat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan produksi

atau penggunaannya (Sitorus, 1998: 42).

Land suitability analysis is the process of determining the fitness of a

given tract of land for a defined use (Steiner, McSherry et al. 2000). In other

words, it is the process to determine whether the land resource is suitable for

some specific uses and to determine the suitability level. In order to determine the

most desirable direction for future development, the suitability for various land

uses should be carefully studied with the aim of directing growth to the most

appropriate sites. Establishing appropriate suitability factors is the construction

of suitability analysis. Initially, suitability analysis was developed as a method for

planners to connect spatially independent factors within the environment and,

consequently to provide a more unitary view of their interactions. Suitability

analysis techniques integrate three factors of an area: location, development

activities, and environmental processes. These techniques can make planners,

landscape architects and local decision-makers analyze factors interactions in

various ways. Moreover, such suitability analysis enables elected officials and

land managers to make decisions and establish policies in terms of the specific

landuses. (Al-Shalabi, 2006: 2)

Kerangka atau struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka

FAO (1976) terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkatan generalisasi

yang bersifat meningkat sebagai berikut:

a. Ordo kesesuaian lahan (Order): menunjukkan jenis atau macam kesesuaian

atau keadaan kesesuaian secara global (umum).

b. Kelas kesesuaian lahan (Class): Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

c. Subkelas kesesuaian lahan (Sub-Class): menunjukkan jenis pembatas atau

macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

Page 32: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Satuan kesesuaian lahan (Unit): menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang

diperlukan dalam pengelolaan di dalam Subkelas.

Penjelasan mengenai kategori sistem klasifikasi kesesuaian lahan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Ordo Kesesuaian Lahan (Land Suitability Order)

Kesesuaian pada tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai atau

tidak sesuai apabila dipergunakan untuk maksud tertentu. Pada tingkat ordo

kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan yang

tergolong tidak sesuai (N).

1) Ordo Sesuai / Suitable Order (S)

Lahan yang termasuk Ordo ini adalah lahan yang dapat dipergunakan

untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan

terhadap sumberdaya lahannya. Keuntungan yang diharapkan dari hasil

pemanfaatan lahan ini akan melebihi masukan (input) yang diberikan.

2) Ordo Tidak Sesuai / Not Suitable Order(N)

Lahan yang termasuk dalam ordo tidak sesuai mempunyai pembatas

sedemikian rupa sehingga mencegah terhadap suatu penggunaan tertentu secara

lestari.

b. Kelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Class)

Kelas merupakan keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Pada

tingkat kelas yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan kembali dalam tiga kelas,

yaitu: lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3).

Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) dibedakan dalam dua kelas,

yaitu: lahan tidak sesuai saat ini (N1) dan tidak sesuai permanen (N2).

1) Kelas Sangat Sesuai (Very Suitable Class) (S1)

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan

tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai pembatas yang kurang berarti dan

tidak mempengaruhi secara nyata terhadap produksi lahan tersebut, serta tidak

menambah masukan (input) dari yang biasa dilakukan dalam mengusahakan

lahan.

Page 33: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Kelas Cukup Sesuai (Adequate Suitable Class) (S2)

Lahan mempunyai faktor pembatas agak berat. Berpengaruh terhadap

produktivitas lahan tersebut, memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas

tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani.

3) Kelas Sesuai Marginal (Marginaly Suitable Class) (S3)

Lahan yang mempunyai faktor pembatas sangat berat apabila

dipergunakan untuk penggunaan tertentu yang lestari. Faktor pembatas ini akan

berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang

lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Diperlukan modal tinggi untuk

mengatasi faktor pembatas pada S3, sehingga perlu bantuan dari investasi

pemerintah atau pihak swasta.

4) Kelas Tidak Sesuai Saat Ini (N1)

Lahan yang mempunyai pembatas dengan tingkat sangat berat, akan

tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan

tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang rasional.

5) Kelas Tidak Sesuai Permanen (N2)

Lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehingga tidak mungkin

untuk dipergunakan terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.

c. Subkelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Sub-Class)

Kesesuaian lahan pada tingkat subkelas adalah tingkat kesesuaian lahan

yang mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam

suatu tingkatan kelas. Dengan kata lain subkelas merupakan keadaan tingkatan

dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan dibedakan manjasi subkelas

berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas

terberat. Jenis pembatas tersebut ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang

diletakkan di belakang simbol kelas.

d. Satuan Kesesuaian Lahan (Land Suitability Unit)

Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan keadaan tingkatan dalam

subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang

berpengaruh dalam pengelolaannya. Semua unit yang berada dalam satu subkelas

Page 34: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas

yang sama pada tingkatan subkelas. Unit yang satu berbeda dengan unit yang

lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan

dan sering merupakan perbedaan detail dari faktor pembatasnya (Djaenudin dkk,

2003: 14).

Kerangka ini disusun terutama untuk negara-negara berkembang,

walaupun dapat juga digunakan untuk negara-negara yang lebih maju (Sitorus,

1998: 49). Bagi keperluan evaluasi lahan di negara-negara sedang berkembang,

maka sangat bermanfaat adanya pemisahan antara kesesuaian sekarang (current

suitability) dan kesesuaian potensial (FAO dalam Sitorus 1998: 49).

Klasifikasi kesesuaian sekarang menunjukan kesesuaian terhadap

penggunaan lahan yang ditentukan dalam keadaan sekarang, tanpa ada perbaikan

yang berarti. Oleh karena itu klasifikasi kesesuaian ini dapat merupakan

penggunaan lahan sekarang, baik dengan tindakan pengelolaan sekarang ini atau

tindakan yang diperbaiki atau pada penggunaan lain (Sitorus, 1998: 49).

Klasifikasi kesesuaian potensial menunjukkan kesesuaian terhadap

penggunaan lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan

datang setelah diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan. Dalam hal ini

perlu diperinci faktor-faktor ekonomis yang disertakan dalam menduga biaya

yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan tersebut (Sitorus, 1998: 50).

4. Kualitas dan Karakteristik Lahan

a. Kualitas Lahan

Kualitas tanah merupakan hasil interaksi antara karakteristik tanah,

penggunaan tanahnya, dan keadaan lingkungannya (Darmawijaya, 1992: 272).

FAO dalam Sitorus (1995: 5) mendefinisikan kualitas lahan adalah suatu sifat

lahan yang komplek atau sifat komposit yang sesuai untuk suatu penggunaan yang

ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang berinteraksi.

Page 35: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Suhu / Temperatur Udara (t)

Suhu/temperatur suatu daerah dipengaruhi oleh ketinggian tempat tersebut.

Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus Braak

yaitu:

Keterangan: 26,3 ºC = temperatur rata-rata di permukaan air laut tropis. h = ketinggian tempat dari permukaan laut (dalam 100 meter). (Arsyad, 1989: 223)

2) Ketersediaan Air (w)

Ketersediaan air terdiri dari:

a) Jumlah Bulan Kering

Jumlah bulan kering yang dihitung berdasarkan curah hujan bulanan

yang kurang dari 60 mm selama satu tahun.

Tabel 5. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah.

No. Kelas Curah Hujan (mm/bln)

1. Bulan Kering < 60

2. Bulan Basah ≥ 100

(Sumber: Mohr dalam Kartasapoetra, 1991: 28)

b) Hujan Tahunan Rata-Rata

Merupakan rata-rata curah hujan dalam periode sepuluh tahun yang

dinyatakan dalam mm.

3) Keadaan Perakaran

a) Drainase Tanah

Keadaan mudah tidaknya air hilang dari permukaan tanah yang

mengalir melalui aliran-aliran permukaan atau melalui peresapan

kedalam tanah.

T = 26,3 ºC – 0,61 h

Page 36: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dalam sistem USDA, dikenal 4 kelas kedalaman efektif yang juga

dipakai di Indonesia (Utomo, 1989: 57) yaitu:

k0 : dalam, jika kedalaman >90 cm

k1 : sedang, jika kedalaman 50-90 cm

k2 : dangkal, jika kedalaman 25-50 cm

k3 : sangat dangkal, jika kedalaman <25cm

4) Retensi Hara

Retensi hara terdiri dari:

a) Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation suatu tanah dapat didefinisikan sebagai suatu

kemampuan koloid tanah menyerap dan mempertukarkan kation (Hakim dkk,

1986: 166). Kapasitas Tukar Kation menggambarkan jumlah atau besarnya kation

yang dapat dipertukarkan, sehingga semakin besar nilai KTK maka semakin

banyak kation yang dapat dipertukarkan sehingga ketersediaan hara tanaman akan

semakin meningkat (Wahyuningrum, 2003: 17). KTK ditentukan dengan

menganalisis contoh tanah di laboratorium.

Tabel 7. Klasifikasi KTK.

No. Kelas KTK (mg / 100g)

1. Sangat rendah <5

2. Rendah 5 – 16

3. Sedang 17 – 24

4. Tinggi 25-40

5. Sangat tinggi >40

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Wahyuningrum, 2003: 29).

b) pH tanah.

Derajat keasaman dan kebasaan tanah yang diukur berdasarkan

banyaknya konsentrasi ion hidrogen yang terlarut dalam tanah dan tanah yang

sangat asam sebagai pembatas. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan

menggunakan kertas indikator pH tanah pada setiap sampel yang ada di setiap

Page 37: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

satuan lahan. Klasifikasi besaran pH tanah dari tingkatan sangat masam hingga

Alkalis dapat dilihat dalam Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Klasifikasi pH Tanah.

No. Kelas pH

1. Sangat Masam < 4,5

2. Masam 4,5 – 5,5

3. Agak Masam 5,6 – 6,5

4. Netral 6,6 - 7,5

5. Agak Alkalis 7,6 – 8,5

6. Alkalis > 8,5

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Wahyuningrum, 2003: 29).

5) Ketersediaan Hara

Penggunaan tanah untuk tanaman tebu dan kacang tanah menyebabkan

perubahan berbagai proses kimia dan mikrobiologi dalam tanah tersebut. Aktivitas

mikrobiologi tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa-senyawa

organik dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial

redoks tanah (yoshida, 1978 dalam Sarwono, 2005 : 137). Berikut ini disajikan

kriteria kandungan unsur kimia yang nantinya akan dianalisis unntuk mengetahui

subkelas kesesuaian lahan.

Ketersediaan hara terdiri dari:

a) Nitrogen Total (N Total)

Kandungan Nitrogen dalam tanah pengukurannya dilakukan di

laboratorium dan dinyatakan dalam persen.

Tabel 9. Klasifikasi Nitrogen Total.

No Kelas Nitrogen Total (%) 1. Sangat rendah < 0,01

2. Rendah 0,10 - 0,20

3. Sedang 0,21 – 0,50

4. Tinggi 0,51 – 0,75

5. Sangat tinggi > 0,75

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Wahyuningrum, 2003: 29)

Page 38: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

5. Kesesuaian Lahan Sekarang (Aktual)

Kesesuaian lahan sekarang (aktual) menunjukkan kesesuaian terhadap

penggunaan lahan yang ditentukan dalam keadaan sekarang, tanpa ada perbaikan

yang berarti (Sitorus, 1995: 49).

6. Kesesuain Lahan Potensial

Kesesuaian lahan potensial menunjukkan kesesuaian terhadap

penggunaan lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan

datang setelah diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan (Sitorus, 1995:

50).

FAO (1976) dalam Sitorus (1995: 50) mengemukakan dalam proses

evaluasi lahan, daerah studi sebaiknya dibagi ke dalam satuan-satuan lahan

evaluasi atau satuan-satuan pemetaan lahan yang diharapkan akan memberikan

respons yang sama dalam hubungannya dengan tipe penggunaan lahan tertentu.

7. Tebu (Saccharum officinarum)

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang hanya dapat tumbuh

di daerah beriklim subtropis dan tropis. Pada awalnya orang menduga bahwa

tanaman tebu berasal dari India yaitu di wilayah sungai Gangga dan Indra. Hal ini

diperoleh berdasarkan tulisan-tulisan dalam buku-buku kuno bangsa Hindu yang

menyebutkan adanya tanaman tebu di daerah-daerah tersebut. Namun ada pula

dugaan bahwa tanaman tebu berasal dari kepulauan Polynesia termasuk pulau-

pulau di Indonesia bagian timur, karena di daerah ini lebih banyak ditemukan

jenis tanaman tebu. Belum ada kepastian dari dua dugaan tersebut, yang dapat

dipastikan adalah bahwa tanaman tebu sudah berabad-abad dikenal orang

Indonesia. Seorang bangsa Tiong Hoa yang singgah di Jawa pada tahun 400

menuliskan di buku perjalanannya tentang penduduk Jawa yang sudah menanam

tebu (Adisewojo 1971 dalam Yukamgo, 2007: 104).

Tanaman tebu termasuk golongan tanaman yang tumbuh di daerah

beriklim sedang sampai panas, yaitu terletak di antara 40º LU dan 38º LS. Selama

masih dalam fase pertumbuhan, tanaman tebu membutuhkan banyak air akan

Page 39: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tetapi setelah tua (6-8 bulan) dan pada saat proses pemasakan/panen (12-14 bulan)

tanaman tebu membutuhkan bulan kering dan ini sebaiknya tiba pada saat

berakhirnya pertumbuhan vegetatif. Bila musim kering tiba sebelum pertumbuhan

vegetatif berakhir, maka tanaman tebu yang tidak diairi akan mati sebelum

mencapai tingkat masak, sebaliknya bila hujan turun terus-menerus maka

pertumbuhan vegetatif tebu tetap giat, sehingga tidak mencapai kadar gula

tertinggi. Di tempat-tempat yang dekat dengan garis khatulistiwa yang pada

umumnya perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau tidak jelas tanaman

tebu sulit dibudidayakan (Soepardiman 1996 dalam Yukamgo, 2007: 104).

Tebu merupakan tanaman Graminae atau rumput-rumputan yang ditanam

untuk bahan baku pembuatan gula. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok

bagi sebagian besar penduduk dunia. Dari waktu ke waktu, industri gula selalu

menghadapi berbagai masalah, sehingga produksinya belum mampu

mengimbangi besarnya permintaan masyarakat (rumah tangga) dan industri.

Meningkatnya konsumsi gula dari tahun ke tahun disebabkan oleh pertambahan

penduduk, peningkatan pendapatan penduduk dan bertambahnya penduduk yang

memerlukan bahan baku berupa gula (Anonim 2004 dalam Yukamgo, 2007: 103).

Di Indonesia tanaman tebu ditanam di berbagai jenis tanah, misalnya

tanah pasir, tanah lempung, tanah masam, dan tanah garaman (pasir pantai)

(Adisewojo, 1971). Sifat dan keadaan tanah tentu saja mempunyai pengaruh atas

tumbuhnya tanaman dan kadar gulanya dalam batang tebu. Hal yang harus

diperhatikan adalah tanah harus subur, gembur, kemampuan menahan air,

infiltrasi, dan permeabilitasnya baik. Di dataran yang terlalu tinggi (lebih dari

1300 meter di atas permukaan laut) pertumbuhan tanaman tebu sangat lambat dan

produksi gulanya rendah (Richard 2005 dalam Yukamgo, 2007: 105).

Page 40: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 17. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu.

NO Kualitas / karakteristik Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

1. Temperatur ( t ) - Rata-rata tahunan (0C)

24-30

> 30-32 22 - < 24

> 32-34 21 - < 22

Td

> 34 < 21

2. Ketersediaan Air (w) - Bulan Kering (<75 mm)

- Curah Hujan/ tahun (mm)

- LGP (hari)

3 – 4 1500 – 2500 230 – 250

2 – 3 1300 – < 1500 210 – 230 250 – 300

>4-5 >2500 – 3000 1000 - < 1300 100 – 210 300 - 320

<180 340

> 5 <2 >3000 <1000 <180 360

3. Media Perakaran ( r ) - Drainase Tanah

- Tekstur - Kedalaman efektif (cm)

Baik SL, L, SCL, SiL, Si, CL, SiCL >75

Sedang LS, SC, SiC, C 55 – 75

Agak terhambat, agak cepat Str C 40 - < 55

Terhambat, cepat 30 - < 40

Sangat Cepat, sangat terhambat Kerikil, pasir <30

4. Retensi Hara ( f ) - KTK - pH tanah (permukaan)

≥ Tinggi 6,5-7,0

Sedang >7,0-7,5 5,5 - < 6,5

Rendah >8,0-8,5 4,0-<4,0

-

>8,5 <4,0

5. Hara Tersedia ( n ) - N Total - P2O5 - K2O

≥ Sedang ≥ Tinggi Tinggi

Rendah Sedang Sedang

Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah

-

-

6. Terrain / Potensi Mekanisasi ( s/m ) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singkapan Batuan (%)

< 8 < 3 < 2

8 - 15 3 - 15 2 – 10

> 15 - 20 > 15 - 40 > 10 – 25

> 20 Td > 25 – 40

> 20 > 40 > 40

7. Tingkat Bahaya Erosi ( e ) SR R S B SB 8. Bhaya Banjir ( b ) Fo F2 F3 F4 F4

(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 37) Keterangan:

Td : Tidak Berlaku S : Pasir Str C : Liat Berstruktur Si : Debu Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol) L : Lempung

Page 41: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

8. Industri Gula

Industri gula adalah salah satu industri bidang pertanian yang secara

nyata memerlukan keterpaduan antara agribisnis dan agroindustri. Indonesia

semula terkenal sebagai negara pengekspor gula yang cukup besar dan

diperhitungkan di dunia, tetapi saat ini justru berubah menjadi negara pengimpor

gula dalam jumlah cukup besar.

Impor gula tahun 2000 mencapai tidak kurang dari 1,5 juta ton untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bahkan beberapa sumber menyatakan bahwa

impor gula yang terjadi lebih besar dari angka resmi. Hal ini terjadi karena

produksi gula dalam negeri hanya sekitar 1,69 juta ton.

Penurunan produksi gula di Indonesia merupakan suatu akibat dari proses

yang kompleks, baik dari segi sosial, ekonomi, teknologi, dan kebijakan. Untuk

itu perlu suatu penanganan yang komprehensif dalam mengatasi masalah produksi

gula. Berbagai aspek dan berbagai kepentingan terlibat dalam proses penurunan

produksi gula dalam negeri.

Masuknya gula dari luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari

harga produksi dalam negeri, menyebabkan produksi gula nasional kurang mampu

bersaing. Harga gula internasional terus bergerak hingga diatas batas psikologis

US$ 300. Harga gula internasional tersebut berdampak nyata pada harga eceran di

pasar dalam negeri hingga mencapai Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 6.000,-/kg

(Kompas, 2005).

Rendahnya efisiensi teknik dan efisiensi ekonomi menyebabkan harga

gula produksi dalam negeri menjadi mahal. Pulau Jawa yang semula sebagai

sentral produksi gula nasional saat ini posisinya semakin bergeser dengan semakin

sulitnya diperoleh lahan yang memadai untuk areal produksi tebu. Lahan yang

memiliki sifat sesuai untuk tebu lebih banyak digunakan untuk komoditi lain yang

lebih menguntungkan dibanding tebu. Kurangnya modal petani dan sering

terlambatnya pencairan kredit semakin menambah rendahnya mutu penerapan

teknologi tebu.

Industri gula merupakan industri yang sangat penting (strategis) karena

komoditi gula termasuk dalam Sembilan bahan pokok masyarakat yang

Page 42: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

permintaannya cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan

permintaan gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat terlihat dari total

konsumsi gula nasional.

9. Kacang Tanah (Arachis hypogaea. L)

Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika.

Pemasukan ke Indonesia pertama-tama diperkirakan dibawa oleh pedagang-

pedagang Spanyol, sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku

setelah tabun 1597. Pada tahun 1863 HOLLE memasukkan Kacang Tanah dari

Inggris dan pada tahun 1864 SCHEFFER memasukkan pula Kacang Tanah dari

Mesir.

Jenis tanaman kacang tanah yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe

yaitu:

a. Tipe tegak

Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat

pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan kemasakan

buahnya serempak.

b. Tipe menjalar

Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah

terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur

panjang.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang

kaya protein dan lemak. Biji dapat dimakan mentah, direbus, digoreng, atau

disangrai. Adapun kegunaan dari kacang tanah dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Biji

Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna berisikan senyawa-

senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan tubuh manusia untuk kelangsungan

hidupnya. Biji kacang tanah memiliki kandungan protein sekitar 25-30 %,

karbohidrat 12% dan minyak 40-50 % (AAK, 1995: 10 dalam Purwani, 2008:

30).

Page 43: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 18. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah.

NO Kualitas / karakteristik Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2 1. Temperatur ( t )

- Rata-rata tahunan (0C) 25-27

> 27-30 20- < 25

> 30-34 18 - < 20

Td

> 34 < 18

2. Ketersediaan Air (w) - Bulan Kering (<75 mm)

- Curah Hujan/ tahun (mm)

<8 900-2000

8-9 >2000-3000

9-9,5 >3000

Td Td

> 9,5 <250

3. Media Perakaran ( r ) - Drainase Tanah

- Tekstur - Kedalaman efektif (cm)

Baik, agak cepat L, SCL, SiL, CL >50

Sedang, agak cepat LS, SiL, Si 30-50

Terhambat CL, SiCL, SC, SiC, Str C, C 15-<30

Sangat terhambat, terhambat Td Td

Sangat Cepat Kerikil, pasir <15

4. Retensi Hara ( f ) - KTK - pH tanah (permukaan)

≥ Sedang 6,0-7,0

Rendah >7,0-7,5 5,5 - < 6,0

Sangat Rendah >7,5-8,0 5,0-<5,5

Td >8,0-8,5 4,0-<5,0

Td >8,5 <4,0

5. Hara Tersedia ( n ) - N Total - P2O5 - K2O

≥ Sedang Tinggi Rendah-sangat Rendah

Rendah Sedang Rendah

Sangat Rendah Sangat Rendah

-

- -

- -

6. Terrain / Potensi Mekanisasi ( s/m ) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singkapan Batuan (%)

< 3 < 3 < 2

3 - 8 3 - 15 2 – 10

> 8 - 15 > 15 - 40 > 10 – 25

> 15 - 25 Td > 25 – 40

> 25 > 40 > 40

7. Tingkat Bahaya Erosi ( e ) SR R S B SB 8. Bhaya Banjir ( b ) F0 F2 F3 F4 F4

(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 21) Keterangan:

Td : Tidak Berlaku S : Pasir Str C : Liat Berstruktur Si : Debu Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol) L : Lempung

Page 44: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

10. Metode Evaluasi Lahan

Metode evaluasi lahan adalah cara mengetahui potensi atau nilai dari

suatu areal untuk penggunaan tertentu. Menurut Jamulya (1992: 1), terdapat tiga

metode dalam mengadakan evaluasi lahan, yaitu:

a. Metode Pemerian (description)

Metode pemerian dilaksanakan dengan menguraikan kelas-kelas

kesesuaian lahan dalam bentuk kalimat. Dalam metode ini juga menggunakan

pembandingan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan, tetapi dianalisis dengan deskripsi sugestif. Analisis deskripsi

sugestif adalah pemberian suatu gambaran yang meyakinkan tentang kualitas dan

karakteristik lahan sehingga tercipta suatu penghayatan tentang potensi lahan yang

sedang dievaluasi.

b. Metode Pengharkatan (Scoring)

Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi lahan

dengan jalan memberikan harkat pada setiap parameter lahan, sehingga diperoleh

kelas kesesuaian lahan berdasarkan perhitungan harkat dari setiap parameter

lahan. Terdapat dua macam teknik pengharkatan yaitu: (1) Teknik

penjumlahan/Pengurangan, teknik ini dilakukan dengan menjumlahkan atau

mengurangi harkat setiap parameter lahan. (2) Teknik perkalian/pembagian

(sistem indeks) dilakukan dengan mengalikan atau membagi harkat setiap

parameter lahan. Dari kedua teknik tersebut akan diperoleh suatu nilai atau indeks

tertentu yang menunjukkan kelas kesesuaian lahan.

c. Metode Pembandingan (Matching)

Metode pembandingan ini merupakan salah satu cara untuk

mengevaluasi kesesuaian lahan dengan jalan mencocokan serta membandingkan

antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan, sehingga

diperoleh potensi yang ada pada satuan lahan tertentu. Metode matching

umumnya dilakukan melalui teknik tabularis. Kualitas dan karakteristik yang

diperoleh dari lapangan diinventarisasi dalam bentuk tabel. Tabel kualitas dan

karakteristik lahan ini kemudian dibandingkan dengan tabel kriteria kelas

Page 45: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kesesuaian lahan untuk keperluan tertentu. Dari pembandingan tersebut diperoleh

potensi suatu satuan lahan tertentu pada kelas kesesuaian lahan tertentu.

Selain diperoleh kelas kesesuaian lahan pada masing-masing satuan

lahan, juga diperoleh besaran dan jenis faktor pembatas pada subkelas kesesuaian

lahan. Setelah subkelas kesesuaian lahan diketahui maka dapat ditentukan

tindakan pengelolaan pada setiap satuan lahan. Dengan demikian, dapat

ditentukan unit kesesuaian lahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pencocokan (matching), antara kualitas dan karakteristik lahan dengan

syarat tumbuh tanaman tebu.

11. Satuan Lahan

Satuan lahan merupakan kelompok dari lokasi yang berhubungan,

mempunyai bentuk lahan tertentu di dalam sistem; dan seluruh satuan lahan yang

sama tersebar akan mempunyai asosiasi lokasi yang sama pula (Sitorus 1995 :

93).

Satuan lahan digunakan untuk satuan analisis subkelas kesesuaian lahan

yaitu untuk mendapatkan kualitas dan karakteristik di lapangan. Data yang

diperoleh di lapangan dan analisis laboratorium kemudian dianalisis dengan tu

juan agar dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat sesuai

dengan persyaratan tumbuh tanaman tebu dan kacang tanah.

12. Produktivitas Tanaman

Produktivitas lahan merupakan kemampuan suatu tanah untuk

menghasilkan produk tertentu suatu tanaman dibawah suatu sistem pengelolaan

lahan tertentu. Suatu lahan dapat menghasilkan suatu produk tanaman yang baik

dan menguntungkan maka lahan dikatakan produktif. Produktivitas lahan

merupakan perwujudan dari faktor lahan dan non lahan yang mempengaruhi hasil

tanaman.

Produktivitas merupakan tujuan utama usaha tani. Suatu rumah tangga

petani mempunyai berbagai kebutuhan untuk konsumsi, kesehatan, perumahan,

pendidikan, keamanan, hubungan sosial, dan lain-lain. Jika verietas modern

Page 46: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

menghasilkan panenan yang lebih tinggi daripada varietas tradisional, maka petani

akan memilih varietas modern untuk dijual tetapi varietas tradisional untuk

dikonsumsi sendiri karena varietas tradisional terasa lebih enak dan mengalami

penyusutan yang lebih sedikit dalam penyimpanan dan pengolahan.

Analisis data produksi dilakukan untuk menentukan tingkat produktivitas

tanaman tebu dan kacang tanah. Unit analisis tingkat produksi tanaman tebu dan

kacang tanah adalah satuan lahan. Klasifikasi tingkat produksi tanaman jagung

dalam penelitian ini tidak mendasarkan pada standarisasi tertentu (tidak ada

standar baku), melainkan dengan kaidah umum klasifikasi data mendasarkan

range data tertinggi dan terendah. Produktivitas tanaman tebu dan jagung dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Produktivitas = Jumlah Produksi (ton)

Luas Lahan Panen (Ha)

Dalam menentukan pengambilan sampel untuk mengetahui jumlah

produksi tiap satuan lahan, diambil melalui teknik wawancara terstruktur kepada

penduduk petani tebu dan kacang tanah yang ada di tiap-tiap satuan lahan. Oleh

karena satuan analisisnya berupa satuan lahan, maka untuk menentukan

pengambilan populasi sampel produksi tanaman tebu dan kacang tanah dihitung

pada tiap-tiap satuan lahan yang pengguanaan lahannya berupa sawah, tegalan,

kebun dan semak. Sedangkan untuk penggunaan lahan yang berupa permukiman

diabaikan dan untuk satuan lahan yang belum pernah ditanami tanaman tebu atau

kacang tanah digeneralisasi dengan satuan lahan terdekatnya.

13. Konservasi Tanah

Konservasi tanah diartikan sebagai sebagai setiap penempatan bidang

tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan

memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang adiperlukan agar tidak

terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 1989: 29).

Page 47: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Metode konservasi tanah dikelompokkan menjadi tiga golongan utama,

yaitu:

a. Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-

sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan

daya rusak aliran permukaan dan erosi. Jenis tanaman atau vegetasi dan

penggunaan tanah mempunyai efisiensi yang berlainan dalam konservasi tanah.

Efisiensi tertinggi diberikan oleh vegetasi permanen kemudian berkurang

berturut-turut pada padang rumput campuran antara rumput dengan leguminosa,

legiminosa berbiji halus dan seterusnya (Arsyad, 1989:113).

b. Metode mekanik

Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan

terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan

erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah (Arsyad, 1989: 118).

c. Metode kimia

Metode kimia dalam konservasi tanah adalah penggunaan preparat kimia

sintetis atau alami. Menjelang tahun 1950-an telah dikembangkan preparat-

preparat kimia yang dipergunakan untuk pembentukan struktur tanah yang stabil.

Preparat kimia tersebut secara umum dinamai soil conditioner (pemantap struktur

tanah) (Arsyad, 1989: 157).

14. Sistem Informasi Geografis (SIG)

The potential of land for agricultural use is determined by an evaluation

of the climate, soil and topographical environmental components and the

understanding of local biophysical restraints. This evaluation is an essential step

for the development of agriculture. It is necessary to assess the land suitability for

rapeseed cultivation in the area by integrating various kinds of information with

spatial analysis technique. The results of land suitability assessment presented in

the form of map and report are meaningful to a local user. Geographic

Information System (GIS) has the ability to perform numerous tasks utilizing both

Page 48: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

spatial and attribute data. One of the most useful features of GIS is the ability to

overlay different layers or maps. (Pirbalouti, 2009: 837)

Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem analisis yang

digunakan untuk operasi analisa data spasial. Data spasial merupakan data yang

saling berkaitan dengan suatu tempat (Locational) dan terdiri dari dua bentuk

yaitu grafis dan data atribut yang menerangkan data grafis tersebut.

(Wahyuningrum, 2003: 39).

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang berbasis

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-

informasi geografis (Aronoff, 1989 dalam Prahasta, 2002: 55).

Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan

untuk memasukkan data (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,

memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan

dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Prahasta, 2002: 54).

Dengan fasilitas SIG, data yang dimasukkan ke dalam sistem dapat

dipanggil kembali dan dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Melakukan

perubahan keadaan yang terjadi, terutama pada faktor-faktor yang dinamis, dapat

langsung dengan mudah dilakukan. Data spasial dan atribut tersebut disimpan

dalam sub sistem DBMS (Data Base Management System), sehingga dapat

dihindarkan tampilan data dihindarkan tampilan data yang tidak menunjang proses

perencanaan.

SIG dibutuhkan untuk menangani data spasial yang sangat sulit, terutama

dikarenakan peta dan data statistik cepat mengalami kadaluarsa sehingga tidak ada

pelayanan penyedia data. Hal ini berakibat informasi yang diberikan menjadi tidak

akurat. Berikut keistimewaan analisa melalui Sistem Informasi Geografis:

a. Analisa Proximity

Analisa proximity merupakan analisa geografis yang berbasis jarak antar

layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut buffering

(membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk

menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada).

b. Analisa Overlay

Page 49: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut

dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan

ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual. Layer yang

dibutuhkan dapat hanya terdiri dari dua peta atau lebih, hal ini tergantung pada

tujuan penggunaan peta.

Perbandingan kemampuan analisis menggunakan SIG dengan pengerjaan

secara manual dapat dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut.

Tabel 19. Perbandingan kemampuan analisis menggunakan SIG dengan

pengerjaan secara manual

Peta SIG Pekerjaan Manual

Penyimpanan Database Digital Baku dan terpadu

Skala dan standar berbeda

Pemanggilan kembali

Sistematik Mahal dan memakan waktu

Analisa Overlay Sangat cepat Memakan waktu dan tenaga Analisa Spasial Mudah Rumit

Penayangan Murah dan cepat Mahal

(Sumber: Charter dkk, 2004: 8)

Software yang digunakan Sistem Informasi Geografis adalah Raster 2

Vector (R2V), Arc Info dan Arc View Seri 3.3. Ketiga aplikasi Software tersebut

bekerja secara urut dan sistematis dalam pengolahan data spasial.

Sistem Informasi Geografis berperan sebagai alat untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan yang akan dihasilkan (Output) yang berupa peta–

peta tematik sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah

fungsi klasifikasi penumpangsusunan (overlay). Pada tahap awal analisis overlay

untuk memproduksi peta tematik berupa peta satuan lahan yang dijadikan sebagai

peta tentatif.

B. Penelitian yang Relevan

Indria Septiani (2004) dalam penelitiannya “Evaluasi Kesesuaian Lahan

Untuk Tanaman Jati dan Mahoni di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Tahun

2004”. Tujuan penelitian (1) Untuk mengetahui kualitas dan karakteristik lahan

Page 50: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Kecamatan Padas, (2) Menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati

dan mahoni di Kecamatan Padas.

Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan area

sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, analisis

dokumen dan analisis laboratorium. Sedangkan teknik analisisnya menggunakan

metode matching.

Hasil penelitian menunjukkan:

1. Kualitas dan karakteristik lahan daerah penelitian

Kualitas dan karakteristik pada setiap satuan lahan di Kecamatan Padas

sebagai berikut: temperature rata-rata 25,63 oC, rata-rata bulan kering tahunan

ada 5 bulan, curah hujan rata-rata sebesar 1946 mm/thn, keadaan drainase

sedang – baik, tekstur halus – kasar, kedalaman efektif dangkal hingga dalam,

salinitas bebas hingga terpengaruh sedang dan kenampakkan erosi yang ada

sangat rendah.

2. Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman

a. Jati

Terdapat 6 sub kelas kesesuaian untuk tanaman jati, antara lain: N2rc

(9,60%), N2r (14,06%), N2c (46,58%), S3rse (48,70%) dan S2rfs (2,65%)

b. Mahoni

Terdapat 4 sub kelas kesesuaian lahan untuk tanaman mahoni, antara lain:

N2wrc (9,69%), N2wr (14,06%), N2wc (2,85%) dan N2w (46,96).

Diana Endah Purwani (2008) dalam penelitiannya “Evaluasi

Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sengon dan Kacang Tanah Daerah Aliran

Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah”.

Tujuan penelitian (1) Untuk mengetahui kualitas dan karakteristik lahan DAS

Samin, (2) Menentukan tingkat kesesuaian lahan aktual untuk tanman sengon dan

kacang tanah di DAS Samin, dan (3) Menentuka tingkat kesesuaian lahan

potensial untuk tanaman sengon dan kacang tanah di DAS Samin.

Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive

sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, analisis

Page 51: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dokumen dan analisis laboratorium. Sedangkan teknik analisisnya menggunakan

metode matching.

Hasil penelitian menunjukkan:

1. Kualitas dan karakteristik lahan di daerah penelitian sebagai berikut:

temperatur berkisar 25,69 oC – 7,08 oC; selama 1 tahun terdapat rata-rata 5

bulan kering; rata-rata curah hujan 2006,275 mm; keadaan drainase terhambat

hingga cepat; tekstur tanah relatif homogeny yaitu bertekstur halus; kedalaman

efektif antara 10 – 200 cm; KTK sebesar 16 – 34,2 me%, pH antara 5,5 – 7,0;

N total antara 0,1 – 0,59%; P2O5 10,15 – 26,53 ppm; K2O antara 0,12 – 0,90

me/100 gram; tingkat bahaya erosi mulai dari sangat ringan hingga sangat

berat dan bahaya banjir yang terjadi sedang hingga tanpa banjir.

2. Tingkat kesesuaian lahan aktual, untuk tanaman:

a. Sengon

DAS Samin mempunyai 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman

sengon, yakni kelas (1) Sesuai marjinal seluasn 1.042,54 Ha (3,22%)

terbagi dalam 3 subkelas kesesuaian; (2) Tidak sesuai saat ini seluas

3.333,42 Ha (10,30%), terbagi dalam 3 subkelas kesesuaian dan (3) Tidak

sesuai permanen seluas 20.377,88 Ha (62,97%) yang terbagi dalam 17

subkelas kesesuaian.

b. Kacang tanah

DAS Samin mempunyai 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman

kacang tanah, yakni kelas (1) Sesuai marjinal seluas 16.080,72 Ha

(49,69%) terbagi dalam 8 subkelas kesesuian; (2) Tidak sesuai saat ini

seluas 1.466,77 Ha (4,50%) terbagi dalam 1 subkelas kesesuaian dan (3)

Tidak sesuai permanen seluas 7.217,95 Ha (22,30%) terbagi dalam 9

subkelas kesesuaian.

3. Tingkat kesesuaian lahan potensial untuk tanaman:

a. Sengon

DAS Samin mempunyai 3 kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman

sengon, yakni kelas (1) Sesuai marjinal seluas 1.042,54 Ha (3,22%)

terbagi dalam 3 subkelas kesesuaian; (2) Tidak sesuai saat ini seluas

Page 52: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

11.137,10 Ha (34,42%), terbagi dalam 5 subkelas kesesuaian dan (3)

Tidak sesuai permanen seluas 12.572,20 Ha (38,85%) yang terbagi dalam

8 subkelas kesesuaian.

b. Kacang tanah

DAS Samin mempunyai 3 kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman

kacang tanah, yakni kelas (1) Sesuai marjinal seluas 16.956,04 Ha

(52,39%) terbagi dalam 4 subkelas kesesuaian; (2) Tidak sesuai saat ini

seluas 1.466,77 Ha (4,50%) terbagi dalam 1 subkelas kesesuaian dan (3)

Tidak sesuai permanen seluas 6342,62 Ha (19,60%) terbagi dalam 7

subkelas kesesuaian.

Kardian Roshadi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi

Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah Daerah Aliran Sungai Samin

Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007“.

Tujuan dari penelitian ini (1) Mengetahui tingkat subkelas kesesuaian lahan untuk

tanaman padi sawah di Daerah Aliran Sungai Samin, (2) Mengetahui

produktivitas padi sawah pada setiap satuan lahan yang mempunyai penggunaan

lahan berupa sawah di Daerah Aliran Sungai Samin.

Metode yang digunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik

pengambilan sampel purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara

wawancara, observasi, analisis dokumen dan analisis laboratorium. Sedangkan

teknik analisisnya menggunakan metode matching.

Hasil penelitian menunjukkan:

1. Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan yaitu (1) N2 (tidak sesuai permanen)

dengan luas 6.223,17 Ha (19,23%), terbagi dalam 9 subkelas kesesuaian lahan

yaitu N2t,r,s/m,e; N2t,r,s/m; N2t,s/m,e; N2r,s/m; N2s/m,e; N2t,s/m; N2s/m;

N2t; N2r. (2) N1 (tidak sesuai saat ini) dengan luas 5.691,83 Ha (17,59%),

terbagi dalam 4 subkelas kesesuaian lahan yaitu N1r,s/m,e; N1r,s/m; N1s/m;

N1r. (3) S3 (sesuai marginal) dengan luas 12.838,84 Ha (39,67%), terbagi

dalam 9 subkelas kesesuaian lahan yaitu S3r,n,s/m; S3t,s/m,e; S3t,n,s/m;

S3r,s/m; S3n,s/m; S3r,n; S3t,n; S3t,r dan S3n.

Page 53: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Produktivitas padi sawah terbesar terdapat pada satuan lahan Al-Qa-I-Sw yang

termasuk pada subkelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor

pembatas berupa hara tersedia pada unsur P2O5. Hasil produksi padi sawah

pada satuan lahan ini sebesar 8,3 ton/Ha/Th dengan luas area 469,409 Ha yang

tersebar di Desa Laban, Desa Wirun, Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban

dan Desa Wonorejo, Desa Kemasan Kecamatan Polokarto. Sedangkan

produktivitas terendah pada satuan lahan Me-Qvl-I-Sw yang termasuk pada

subkelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor pembatas berupa

temperatur rata-rata per tahun, hara tersedia pada faktor P2O5, dan terrain atau

potensi mekanisasi pada faktor singkapan batuan. Hasil produksi padi sawah

pada satuan lahan ini sebesar 4 ton/Ha/Th dengan luas area 38,172 Ha yang

terdapat di Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada latar

belakang masalah dan tempat penelitian. Disini peneliti (Lilik) mengambil lokasi

penelitian di Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen dengan latar belakang

perekonomian penduduk yang masih kurang serta memanfaatkan lahan secara

optimal dengan tumpangsari tanaman tebu dengan kacang tanah. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode analisis data

yang digunakan, yakni dengan menggunakan metode matching dan kesamaan

pada pokok tujuan penelitian yang merupakan penggabungan antara tujuan

penelitian kedua (Diana Endah Purwani) dan ketiga (Kardian Roshadi). Untuk

lebih memperjelas perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini.

Page 54: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Kerangka Pemikiran

Penggunaan lahan berupa tegalan yang ditanami tebu merupakan

penggunaan lahan yang paling banyak ditemukan di Kecamatan Jenar. tebu

merupakan bahan baku utama dalam pembuatan gula. Konsumsi gula nasional

kita termasuk dalam kategori tinggi sehingga permintaan akan bahan baku gula

yaitu tebu juga tinggi. Namun tidak sejalan dengan luas areal tanam tebu yang

semakin berkurang jumlahnya. Dengan keadaan yang demikian seharusnya

perekonomian masyarakat Jenar dapat terangkat dari kemiskinan, namun tidak

demikian, masih sepertiga penduduk Jenar yang hidupnya kurang sejahtera

(miskin). Jika dilihat dari sudut pandang geografi lingkungan perlu dilakukan

evaluasi lahan untuk tanaman guna peningkatan produktivitas tanaman tebu di

Kecamatan Jenar yang kemudian diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup

penduduk.

Selain tanaman tebu, tanaman kacang tanah juga perlu dievaluasi tingkat

kesesuaian lahannya di Kecamatan Jenar. Hal ini dilakukan karena tanaman

kacang tanah merupakan tanaman palawija yang dapat dibudidayakan bersama-

sama (tumpang sari) dengan tanaman tebu mengingat masa panen kacang tanah

hanya sekitar 100 hari.

Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan dua tahapan yaitu:

tahap pertama dengan melakukan analisis kondisi lahan secara kualitatif.

Klasifikasi secara kualitatif lahan diperoleh dari tingkat kesesuaian lahan dengan

cara mencocokan (matching) persyaratan tumbuh tanaman tebu dan kacang tanah

dengan kualitas dan karakteristik lahan pada setiap satuan lahan di Kecamatan

Jenar. Tahap kedua adalah analisis kondisi lahan secara kuantitatif. Klasifikasi

kuantitatif lahan diperoleh dari tingkat produktivitas tanaman tebu dan kacang

tanah dengan indikator hasil komoditas tanaman tebu dan kacang tanah dalam

satuan ton per hektar per tahun.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah kesesuaian lahan aktual dan

potensial untuk tanaman tebu, kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk

tanaman kacang tanah, dan produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah di

Kecamatan Jenar.

Page 55: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Kerangka penelitian akan disajikan dalam bentuk skema, dapat dilihat

dalam Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran

37,45% Lahan Ditanami Tebu

Konsumsi Gula Nasional Tinggi

32,26% KK Penduduk Jenar Masih Terdaftar

sebagai KK Miskin

Evaluasi Lahan Untuk Tanaman Tebu dan Kacang Tanah

Kacang Tanah dipilih untuk ditumpangsarikan dengan Tebu

Pemanfaatan Lahan Belum Optimal

Tumpangsari untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan

Klasifikasi Lahan Secara Kualitatif

Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Tebu

Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual dan

Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

Klasifikasi Lahan Secara Kuantitatif

Produktivitas Tanaman Tebu

Produktivitas Tanaman Kacang Tanah

37,45% Lahan Ditanami Tebu

Konsumsi Gula Nasional Tinggi

32,26% KK Penduduk Jenar Masih Terdaftar

sebagai KK Miskin

Evaluasi Lahan Untuk Tanaman Tebu dan Kacang Tanah

Kacang Tanah dipilih untuk ditumpangsarikan dengan Tebu

Pemanfaatan Lahan Belum Optimal

Tumpangsari untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan

Klasifikasi Lahan Secara Kualitatif

Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Tebu

Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual dan

Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

Page 56: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Propinsi

Jawa Tengah. Kecamatan Jenar merupakan salah satu kecamatan yang berada

diujung tenggara Kabupaten Sragen, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi

Jawa Timur, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tangen, sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Sambungmacan dan di sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Grobogan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak pengajuan judul, pengajuan proposal,

sampai selesainya penyusunan skripsi yakni selama satu tahun dimulai dari bulan

Februari 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Waktu penelitian dirangkum

dalam Tabel 21 berikut.

Tabel 21. Waktu Penelitian

No

Tahap Waktu

Feb ‘10

Mar-Apr ‘10

Mei ‘10

Jun-Sep ‘10

Okt-Nov ‘10

Des ’10 –Feb ‘11

1 Persiapan V

2 Penyusunan Proposal Penelitian

V

3 Penyusunan Instumen Penelitian

V

4 Pengumpulan Data V

5 Analisis Data V

6 Penyusunan Laporan Penelitian

V

50

Page 57: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Metode Penelitian

Penelitian ini mengikuti paradigma penelitian kualitatif yaitu metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan gejala-gejala yang diamati,

sedangkan hasilnya diutamakan dapat memberikan diinterpretasi atau dianalisis.

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan

dalam penelitian. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

spasial.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interpretasi atau analisis (Tika, 1997: 6).

Spasial adalah ciri khas dan identitas geografi yang berarti keruangan.

Pengertian kata spasial adalah mengacu kepada ruang suatu wilayah geografis

tertentu. Hadi (2009) mengemukakan bahwa tekanan utama geografi bukanlah

pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. Dalam menganalisis gejala

dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka diperlukan suatu metode pendekatan

(approach method). Metode pendekatan inilah yang digunakan untuk

membedakan kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya

sama. Metode pendekatan ini adalah pendekatan keruangan. Pendekatan

keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang

menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam

perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial

pattern), dan proses (spatial processess).

Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan penelitian ini termasuk

dalam metode survai. Survai adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam

waktu yang bersamaan (Tika, 1997: 6).

Dalam penelitian ini metode survai yang dilakukan adalah observasi

langsung, wawancara, dokumentasi, sedangkan untuk analisis laboratorium

digunakan untuk menguji sampel tanah yang diambil dari tempat penelitian untuk

Page 58: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mengetahui KTK, Ntotal, P2O5, K2O, Tekstur tanah, pH, dan Kandungan bahan

organik.

Pada penelitian ini, data yang bersifat spasial adalah sebaran kelas

kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman tebu dan kacang tanah yang

diperoleh dengan analisis satuan lahan. Hasil akhir pengolahan data spasial pada

penelitian ini adalah berupa peta. Peta yang dihasilkan merupakan peta tematik

yang dapat mempresentasikan satu tema atau multitema sebagai deskripsi,

analisis, dan sintesis objek mengenai evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman

tebu dan kacang tanah di Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Peta hasil dalam

penelitian ini yaitu:

1. Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu Kecamatan Jenar

Kabupaten Sragen Tahun 2010 (Peta 7)

2. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat

Pengelolaan Rendah Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010 (Peta 8)

3. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat

Pengelolaan Sedang Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010 (Peta 9)

4. Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah Kecamatan

Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010 (Peta 10)

5. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan

Tingkat Pengelolaan Rendah Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

(Peta 11)

6. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan

Tingkat Pengelolaan Sedang Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

(Peta 12)

7. Peta Produktivitas Tanaman Tebu Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun

2010 (Peta 13)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas (Tika, 1997: 32). Populasi geografi adalah himpunan

Page 59: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

individu/objek yang masing-masing mempunyai sifat atau ciri geografi yang sama

(Tika, 1997: 32). Populasi dalam penelitian ini adalah semua satuan lahan dan

petani tebu di Kecamatan Jenar.

2. Sampel

Dari sejumlah satuan lahan yang ada, sampel diambil sebanyak 11 satuan

lahan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling.

Tika (1997: 53-54) menyatakan bahwa purposive sampling adalah sampel yang

dipilih secara cermat dengan mengambil obyek penelitian secara selektif dan

memiliki ciri- ciri yang spesifik. Sampel yang diambil memiliki ciri khusus dari

populasi sehingga dianggap cukup representatif.

a. Sampel Satuan Lahan

Pengambilan sampel tanah dalam penelitian ini berdasarkan satuan

lahan yang terdapat di Kecamatan Jenar. Terdapat 16 satuan lahan di

Kecamatan Jenar, dengan 5 satuan lahan yang tidak digunakan sebagai sampel

untuk dianalisis lebih lanjut, yaitu 4 satuan lahan dengan penggunaan lahan

permukiman dan 1 satuan lahan dengan penggunaan lahan tanah kosong. Jadi

keseluruhan sampel dalam penelitian ada 11 satuan lahan.

b. Sampel petani tebu dan kacang tanah (responden wawancara)

Jumlah petani (responden) yang akan diwawancarai perlu dibatasi

mengingat keterbatasan waktu dan biaya. Untuk itu perlu diketahui jumlah

sampel yang dapat mewakili dalam penelitian ini untuk mengetahui produksi

tanaman tebu dan kacang tanah di Kecamatan Jenar. Sebelumnya perlu

diketahui populasi petani pada setiap subkelas kesesuaian lahan yaitu rumus

berikut.

Jumlah responden tiap desa =

Penentuan jumlah sampel responden diambil 1% dari populasi tersebut yaitu

sebanyak 62 responden (dapat dilihat pada lampiran 1).

Luas Seluruh Subkelas Kesesuaian Lahan dalam 1 Desa

Luas Seluruh Subkelas Kesesuaian Lahan yang Dihitung

Jumlah Petani Tebu X

Page 60: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 1997: 67).

Atau data yang diperoleh dari pengamatan, pengukuran dan pengujian di lapangan

serta analisis di laboratorium. Adapun data primer dalam penelitian ini meliputi:

a. Hasil analisis laboratorium

1) Drainase Tanah

2) Tekstur Tanah

3) KTK Tanah

4) pH Tanah

5) C Organik

6) N Total

7) P2O5

8) K2O

b. Hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan

1) Kedalaman Efektif

2) Batuan Permukaan

3) Singkapan Batuan

4) Genangan Banjir

5) Jenis Erosi

c. Hasil wawancara dengan penduduk

1) Luas Lahan Tebu

2) Produksi Tebu

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri pribadi peneliti, walaupun data

yang dikumpulkan itu sesungguhnya data yang asli (Tika, 1997: 67). Data

sekunder dalam penelitian ini meliputi:

Page 61: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

a. Data mengenai penggunaan lahan, kemiringan lereng, temperatur

(dapat diketahui dari ketinggian tempat) didapat dari Peta Rupa Bumi

Indonesia Skala 1:25.000 Tahun 2003 lembar 1508-431 Panunggalan,

lembar 1508-413 Gesi dan lembar 1508-414 Mantingan.

b. Data jenis batuan diperoleh dari Peta Geologi Jawa Skala 1:250.000.

c. Data jenis tanah dan persebarannya diperoleh dari Peta Tanah

BAPPEDA Kabupaten Sragen.

d. Data curah hujan diperoleh dari Sub Dinas Pengairan DPU Kabupaten

Sragen.

e. Data monografi penduduk diperoleh dari Kabupaten Sragen dalam

Angka Tahun 2009 dan Kecamatan Jenar dalam Angka Tahun 2009.

f. Data tingkat bahaya erosi diperoleh melalui pengamatan langsung di

lapangan (erosi secara kualitatif).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap objek di

tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer (orang

yang melakukan observasi) berada bersama objek yang diteliti (Tika, 1997: 68).

Observasi langsung dilakukan untuk memperoleh data drainase tanah, kedalaman

efektif, batuan permukaan, singkapan batuan, erosi, pengukuran kemiringan

lereng, genangan banjir, pengelolaan tanaman dan pengunaan lahan serta

pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat fisik tanah.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan metode pengumpulan data dengan

cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian (Tika, 1997: 75). Dalam pelaksanaan penelitian ini jenis wawancara

yang digunakan adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur adalah

wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan

yang kadang-kadang disertai jawaban-jawaban alternative dari responden dengan

Page 62: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

maksud agar pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan penelitian dan

pembuktian hipotesis (Tika, 1997: 76). Wawancara dilakukan untuk mengetahui

informasi tentang produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah (dalam satuan

Ton/Ha/Tahun), serta data banjir. Adapaun daftar pertanyaan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada lampiran. Wawancara dilakukan terhadap petani tebu dan

kacang tanah pada tiap subkelas kesesuaian lahan di Kecamatan Jenar.

3. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium diperlukan untuk mengetahui sifat kimia dari

sampel tanah yang telah diambil dari lapangan. Sifat kimia yang perlu diukur dan

diketahui dalam evaluasi kesesuaian lahan antara lain KTK, pH, C Organik, N

Total, P2O5, dan K2O. Pengukuran tekstur tanah juga dilakukan di laboratorium

agar hasilnya lebih akurat.

4. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber

resmi yang ada seperti dari peta serta catatan-catatan resmi. Analisis dokumen

dilakukan untuk memperoleh data mengenai jenis tanah, jenis batuan, penggunaan

lahan, monografi penduduk, curah hujan, serta data mengenai jumlah bulan kering

dan bulan basah daerah penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah

dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh

diorganisasikan dan dikategorikan untuk mengetahui tingkat subkelas kesesuaian

lahan aktual dan potensial untuk tanaman tebu, mengetahui tingkat subkelas

kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kacang tanah dan

mengetahui produktivitas tanaman tebudan kacang tanah di Kecamatan Jenar.

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Page 63: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial untuk Tanaman Tebu

a. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Tebu

Untuk mengetahui subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu

digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching). Teknik analisis

matching dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencocokkan antara kualitas

dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan dengan persyaratan

tumbuh tanaman tebu. Data kualitas dan karakteristik lahan Kecamatan Jenar

didapatkan berbagai hasil pengumpulan data pada setiap satuan lahan. Adapun

satuan lahan dipeoleh dari hasil tumpangsusun (overlay) peta kemiringan lereng,

peta tanah dan peta penggunaan lahan. Teknik analisis overlay dilakukan dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dari proses pencocokan tersebut

dapat diketahui kelas kesesuaian lahan daerah penelitian.

Berdasarkan pada hasil pencocokan, dapat diketahui faktor pembatas

terberat sebagai penentu, maka dihasilkan subkelas kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu pada setiap satuan lahan di daerah penelitian. Berikut contoh

penyusunan dan cara pembacaan struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut

kerangka FAO (1976).

N 2 r

Dengan melihat faktor pembatas terberat sebagai penentu, maka akan

diperoleh subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu pada setiap satuan

lahan di daerah penelitian dan dihasilkan Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk

Tanaman Tebu.

b. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tebu

Pemberian perlakuan pada faktor pembatas di setiap satuan lahan pada

tingkat kesesuaian lahan aktual yang disesuaikan dengan tingkat pengelolaannya

Subkelas Tidak sesuai permanen faktor pembatas media perakaran (N2r)

Kelas Tidak sesuai permanen (N2)

Ordo Tidak sesuai (N)

Page 64: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman tebu. Adapun

tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi

potensial antara lain tingkat pengelolaan rendah, sedang dan tinggi. Dalam

penelitian ini kesesuaian lahan potensial hanya dikaji pada tingkat pengelolaan

rendah dan sedang. Subkesesuaian lahan potensial daerah penelitian disajikan

dalam Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat

Pengelolaan Rendah dan Peta Kesesuauian Lahan Potensial untuk Tanaman Tebu

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang .

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah

a. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Kacang Tanah

Untuk mengetahui subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman

kacang tanah digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching).

Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan cara

mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan

lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman kacang tanah. Hasilnya disajikan

dalam Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah.

b. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah

Pemberian perlakuan pada faktor pembatas di setiap satuan lahan pada

tingkat kesesuaian lahan aktual yang disesuaikan dengan tingkat pengelolaannya

akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman tanaman

kacang tanah. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan kualitas

lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan rendah, sedang dan

tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaian lahan potensial hanya dikaji pada tingkat

pengelolaan rendah dan sedang. Subkesesuaian lahan potensial daerah penelitian

disajikan dalam Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Rendah dan Peta Kesesuauian Lahan Potensial untuk

Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Sedang .

Asumsi tingkat perbaikan lahan aktual menjadi lahan potensial menurut

tingkat pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 22 dan Tabel 23 untuk jenis

usaha perbaikan yang dapat dilakukan.

Page 65: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Produktivitas Tanaman Tebu dan Kacang Tanah

Penghitungan produktivitas tanaman tebu merupakan tahap kedua dari

evaluasi lahan pada dalam penelitian ini, yaitu evaluasi lahan secara kuantitatif

(ekonomi). Unit analisis tingkat produksi tanaman tebu dan kacang tanah adalah

pada setiap subkelas kesesuaian lahan pada masing-masing tanaman. Klasifikasi

tingkat produksi tanaman tebu dan kacang tanah dalam penelitian ini tidak

mendasarkan pada standarisasi tertentu (tidak ada standar baku), melainkan

dengan kaidah umum klasifikasi data mendasarkan range data tertinggi dan

terendah. Produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

Produktivitas =

Dalam menentukan jumlah responden yang akan diwawancarai

menggunakan rumus di bawah ini.

Jumlah responden tiap desa =

Setelah diketahui produktivitas tebu dan kacang tanah pada setiap

subkelas kesesuaian lahan untuk tanaman tebu maupun untuk tanaman kacang

tanah, analisis selanjutnya adalah dilakukan rata-rata produktivitas pada satuan

lahan berdasarkan pada tingkat subkesesuaian lahan. Hasil penghitungan rata-rata

produktivitas pada tiap subkelas kesesuaian lahan dibuat menjadi beberapa kelas.

Untuk mengetahui kelas interval (ci) dilakukan dengan mengurangi nilai rata-rata

produktivitas tertinggi dengan nilai rata-rata produktivitas terendah kemudian

dibagi kelas yang diinginkan. Hasil dari klasifikasi tersebut kemudian disajikan

dalam Peta Produktivitas Tanaman Tebu dan Peta Produktivitas Tanaman Kacang

Tanah di Kecamatan Jenar.

Jumlah Petani Tebu Luas Seluruh Subkelas Kesesuaian Lahan yang Dihitung Luas Seluruh Subkelas

Kesesuaian Lahan dalam 1 Desa

X

Jumlah Produksi (ton)

Luas Lahan Panen (Ha)

Page 66: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

G. Prosedur Penelitian

Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi mahasiswa sebagai

bagian persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa

menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan

pendidikan bidang studi terutama pendidikan geografi. Dengan berdasar

pernyataan di atas, maka penelitian harus melalui prosedur yang sesuai, benar dan

sitematik.

Prosedur penelitian harus melewati beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, dilakukan pencarian referensi untuk menguatkan

penelitian. Kajian teoritik menggunakan kepustakaan/literatur yang relevan

dengan masalah dan observasi awal daerah penelitian, agar seluruh prosedur

penelitian yang nantinya akan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana

dan tepat waktu. Pengajuan judul penelitian yang disertai dengan alasan – alasan

dimaksudkan agar penelitian dapat ilmiah dan sesuai kaidah bidang ilmu geografi

.

2. Tahap Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal dilakukan setelah ada penetapan pembimbingan.

Proposal ini dibuat menurut kaidah penulisan karya ilmiah.

3. Tahap Penyiapan dan Penyusunan Instrumen

Tahap ini adalah kegiatan persiapan dan penyusunan instrumen yang

digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian dalam penelitian ini diantaranya

peta satuan lahan dan alat pendukung seperti kompas, Global Positioning System

(GPS), ring sampel tanah, kantong plastik, karet gelang, palu geologi, meteran,

skop, bor tanah, dan alat tulis serta instrumen lainnya seperti data monografi, dan

peta rupa bumi daerah penelitian. Sedangkan dokumentasi seperti gambar–gambar

daerah penelitian digunakan untuk menampilkan perbedaan–perbedaan

kenampakan dari setiap pengunaan lahan.

Page 67: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

4. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah tahap pengambilan sampel dilapangan

yang selanjutnya untuk dilakukan uji di laboratorium, selain informasi yang dapat

diamati secara langsung. Data hasil produktivitas tebu diperoleh dari hasil

wawancara dengan penduduk.

5. Tahap Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk

yang mudah dibaca. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis mencocokkan (matching). Setiap satuan lahan dicocokkan dengan

persyaratan tumbuh tanaman tebu. Satuan lahan yang mempunyai penggunaan

lahan berupa permukiman dan sungai tidak dilakukan analisis. Tahap ini data

yang diperoleh dihitung, dianalisis dan diklasifikasikan untuk dapat

menyimpulkan hasil dari penelitian.

Untuk mempermudah penelitian, maka diperlukan pengambilan sampel

yang diharapkan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Sampel terbagi atas

beberapa satuan lahan. Peta satuan lahan didapat berdasarkan hasil tumpangsusun

(overlay) dari peta penggunan lahan, kemiringan lereng, peta tanah, dan peta jenis

batuan.

Memasukkan data tentang produktivitas tebu dengan membandingkan

dengan tingkat subkelas kesesuaian lahan pada satuan lahan yang mempunyai

penggunaan lahan yang berupa tegalan (untuk tanaman tebu). Sehingga dapat

diketahui tingkat subkelas kesesuaian lahan dengan informasi tambahan berupa

produksi tebu dengan satuan Ton/Ha/Tahun.

6. Penulisan Laporan Penelitian

Tahap akhir dari seluruh langkah–langkah di atas adalah penyusunan/

penulisan laporan penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh

dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar dan peta. Tahap-

tahap tersebut disajikan dalam bentuk skema, dalam Gambar 5 berikut.

Page 68: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian

1. Letak Batas, dan Luas

Letak Kecamatan Jenar secara astronomis berdasarkan pada Peta Rupa

Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000 Tahun 2003, yang diterbitkan oleh Badan

Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) berada diantara

07°14′50″ LS – 07°21′32″ LS dan 111°03′34″ BT – 111°09′19″ BT. Batas

administrasi Kecamatan Jenar adalah sebagai berikut:

- Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur

- Sebelah selatan : Kecamatan Sambungmacan

- Sebelah barat : Kecamatan Tangen

- Sebelah utara : Kabupaten Grobogan.

Kecamatan Jenar terdiri atas 7 desa antara lain: Desa Japoh, Desa Ngepringan,

Desa Mlale, Desa Dawung, Desa Kandangsapi, Desa Jenar, dan Desa Banyurip.

Mata air Bengawan Solo yang berasal dari Gua Gilap dan bermuara di

Ujung Pangkah telah membelah daerah Kabupaten Sragen menjadi dua yaitu

Utara Bengawan dan Selatan Bengawan. Kondisi masing-masing Utara Bengawan

dan Selatan Bengawan berbeda. Kecamatan Jenar merupakan bagian dari wilayah

Utara Bengawan. Kecamatan Jenar memiliki luas 6.397,24 Ha, jumlah dan luas

masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.

65

Page 69: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Peta 1. Administrasi Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 70: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Iklim

Iklim adalah rata - rata cuaca di suatu tempat atau daerah yang luas serta

berlangsung dalam waktu yang lama (sedikitnya sepuluh tahun). Cuaca adalah

keadaan udara di suatu tempat yang sempit selalu berubah- ubah di setiap waktu.

Pengamatan cuaca dilakukan di stasiun-stasiun pengamatan/ observatorium

meteorologi.

Tipe iklim di daerah penelitian didasarkan pada tipe iklim menurut

Koppen dan tipe iklim menurut Schmitd dan Ferguson, terdapat tiga unsur yang

menjadi faktor penentu iklim yaitu temperatur, angin, dan curah hujan. Dalam

penelitian ini untuk menentukan tipe curah hujan hanya menggunakan dua faktor

yaitu temperatur dan curah hujan. Mengingat di Kecamatan Jenar tidak terdapat

stasiun pencatat curah hujan maka data diambilkan dari stasiun pencatat curah

hujan terdekat yaitu stasiun Ketro yang terletak di Kecamatan Tanon.

a. Temperatur

Temperatur rata-rata Kecamatan Jenar belum diketahui, untuk mengetahui

suhu rata-rata di daerah penelitian dilakukan dengan cara penghitungan

menggunakan rumus Braak (Braak dalam Arsyad, 1989: 223), dalam hal ini

ketinggian daerah penelitian sebagai penentu suhu rata-rata daerah penelitian.

Berdasarkan pada Peta Rupa Bumi digital Indonesia, Kecamatan Jenar berada

pada ketinggian 62-163 m dari permukaan air laut.

Rumus Braak:

t = 26,3 0C – 0,61 h

Keterangan :

t : Suhu udara rata – rata

26,3 0C : Temperatur rata-rata di permukaan air laut tropis

h : Ketinggian tempat yang dinyatakan dalam ratusan meter.

Diketahui : hmin = 0,62

hmax = 1,6

Page 71: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dihitung : tmax = 26,3 – 0,61 (0,62) = 26,3 – 0,38 = 25,92 0C

tmin = 26,3 – 0,61 (1,63) = 26,3 – 0,99 = 25,31 0C

Maka temperatur tertinggi adalah 25,92 0C dan temperatur terendah adalah 25,31 0C.

b. Curah Hujan

Data curah hujan Kecamatan Jenar diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum

Sub Dinas Pengairan Kabupaten Sragen. Mengingat di Kecamatan Jenar tidak

terdapat stasiun pengamat curah hujan terdekat yaitu stasiun Ketro di Kecamatan

Tanon, dan dianggap dapat mewakili. Data yang diperoleh adalah data curah

hujan harian yang berlangsung selama 10 tahun (2000-2009). Dari hasil

perhitungan curah hujan rata-rata bulan terendah selama 10 tahun (2000-2009) di

daerah penelitian sebesar 14,3 mm/hari yang terjadi pada bulan Agustus. Curah

hujan tertinggi rata-rata sebesar 311,9 mm/hari yang terjadi pada bulan Januari.

Adapun besar curah hujan rata-rata tahunan untuk sepuluh tahun terakhir (2000-

2009) sebesar 1982,2 mm/tahun. Data curah hujan tersebut dirangkum dalam

Tabel 25 berikut ini.

Page 72: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

c. Tipe Iklim Koppen

1) Tipe Iklim Koppen

Metode Koppen adalah metode klasifikasi iklim yang berdasarkan rata-

rata curah hujan dan temperaturnya, baik temperatur bulanan maupun temperatur

tahunan. Metode ini membagi permukaan bumi ini menjadi 5 tipe iklim yaitu :

iklim hujan tropika (A), iklim kering (B), iklim sedang (C), iklim dingin (D) dan

iklim kutub (E). Berdasarkan pembagian ini, maka lokasi penelitian termasuk

iklim hujan tropik (A). Wilayah iklim ini adalah daerah yang memiliki temperatur

bulan terdingin lebih besar dari 18°C. Koppen membagi iklim A lebih lanjut

menjadi :

a) Tropika Basah (Af)

Wilayah iklim ini memiliki ciri-ciri yaitu pada saat bulan terkering

masih memiliki hujan rata-rata lebih besar dari 60 mm.

b) Tropika Lembab (Am)

Wilayah ini memiliki ciri-ciri yaitu pada bulan-bulan basah dapat

mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki

bulan basah dan bulan kering, tetapi bulan-bulan kering masih dapat

diimbangi oleh bulan-bulan basah sehingga pada wilayah ini masih

terdapat hutan yang cukup lebat.

c) Tropika Kering (Aw)

Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi

kekurangan hujan pada bulan-bulan kering sehingga vegetasi yang ada

adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.

(Wisnubroto, 1983 : 70)

Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulan

terkering adalah 15 mm yaitu pada Bulan Agustus. Rata-rata jumlah hujan

tahunan 1.965,1 mm. Data rata-rata curah hujan tahunan dan curah hujan bulanan

terkering digunakan untuk menentukan tipe iklim Af, Am atau Aw. Data ini

dimasukkan dalam grafik Koppen yang menunjukkan garis batas Tipe Iklim Af,

Am dan Aw. Berdasarkan analisis tersebut Kecamatan Jenar termasuk dalam tipe

Am. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut

Page 73: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1000 2500

20

2000 1500

40

80

60

Gambar 7. Diagram Tipe Iklim Kecamatan Jenar Menurut Koppen

Periode 2000-2009

2) Tipe Iklim Schmidt dan Ferguson

Penentuan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson dinyatakan

dengan nilai “quotient” (Q) yang merupakan perbandingan rerata bulan kering dan

rerata bulan basah. Informasi tentang rata-rata bulan kering dan basah dapat

dilihat pada Tabel 24 diatas.

Rumus perhitungan nilai “Q” adalah sebagai berikut:

Rata – Rata Bulan Kering (BK)

Q = x 100 %

Rata – Rata Bulan Basah (BB)

Tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson

yang didasarkan pada nilai “Q”. Penghitungan besarnya nilai “Q”, dari tabel 24

diketahui bahwa rata-rata bulan kering 3,4 dan rata-rata bulan basah 8,6 sehingga:

Af

Am

Aw

0

Rata-rata Curah Hujan Tahunan (mm)

Rat

a-ra

ta C

urah

Huj

an T

erke

ring

(mm

)

(1982,2 ; 14,3)

Page 74: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Secara topogarfi Kecamatan Jenar terletak pada ketinggian 62 – 163 m di

atas permukaan laut. Keadaaan reliefnya terbagi atas datar sampai bergelombang.

Datar sampai landai tersebar di sebagian besar daerah Kecamatan Jenar,

sedangkan bergelombang persebarannya cukup sempit hanya sekitar 4,21% dari

luas seluruh Kecamatan Jenar.

Daerah penelitian merupakan suatu zona lipatan yang mengalami depresi

dan merupakan kelompok dari igir Pegunungan Kendeng bagian timur, yang

merupakan geosinklin muda yang terlipat sangat kuat sehingga terjadi lipatan

terbalik yang terjadi pada gerak orogenesa pada periode plestosen tengah.

Di Kecamatan Jenar juga terdapat bentuklahan asal fluvial. Secara genetik

bentuklahan hasil bentukan fluvial pada umumnya merupakan hasil proses

pengendapan dari daerah lain. Bentuklahan ini terutama berkaitan dengan

penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran aluvial. Secara

alami, proses yang berlangsung diakibatkan oleh kinerja sungai yang meliputi tiga

aktivitas yang berkaitan erat antara satu dengan lainnya yaitu erosi, transportasi

dan penimbunan/pengendapan.

Peristiwa penimbunan biasanya diawali oleh proses erosi (material yang

terkikis), kemudian terangkut oleh air dan akhirnya diendapkan di tempat lain

yang lebih rendah seperti di dataran rendah dan cekungan. Pengendapan ini bisa

terjadi karena kemiringan lereng/gradien sungai yang relatif kecil sehingga

menyebabkan kecepatan dan energi aliran berkurang. Akibatnya terjadi penurunan

tenaga untuk mengangkut material hasil erosi sehingga kemungkinan besar

material itu mengendap.

Di lokasi penelitian terjadi pengendapan di bagian selatan, yaitu tepatnya

di tepi Bengawan Solo yang melalui Desa Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung, dan

Desa Kandang Sapi . Hal ini disebabkan karena berkurangnya daya transport

akibat perubahan gradien sungai yang sebelumnya bergradien besar dari hulu

yaitu Vulkan Merapi, Merbabu dan Pegunungan Selatan menjadi kecil di bagian

selatan Kecamatan Jenar serta meander Bengawan Solo juga menyebabkan

kecepatan aliran berkurang dan diendapkan pada alur-alur sungai serta di tepi

kanan-kiri alur sungai saat terjadi banjir.

Page 75: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b. Geologi

Berdasarkan hasil interpretasi Peta Geologi Jawa skala 1:250.000,

struktur batuan yang menyusun daerah penelitian meliputi:

a) Alluvium (Qa), batuannya tersusun atas lempung, lanau, pasir dan

kerikil. Umumnya lempung dan lanau berwarna kehitaman, bersifat

lunak, plastisitas sedang – tinggi, sedangkan pasir dan kerikil bersifat

lepas, tebal antara 1,00 – 2,00 m. Luas penyebarannya 43,35 Ha dan

hanya terdapat di Desa Kandang Sapi.

b) Formasi Kabuh (Qk), batuaanya berupa batu pasir, berwarna abu-abu

terang, berbutir sedang sampai kasar, keras, berstruktur silangsiur.

Pelapukan batuan berupa lanau lempungan, berwarna coklat kemerahan,

konsistensi teguh sampai kaku, plastisitas rendah sampai sedang. Luas

penyebarannya hanya 3,10 Ha dan hanya terdapat di Desa Kandang Sapi.

c) Endapan Lahar Lawu (Qlla), terdapat pada bagian lereng bawah Gunung

Lawu. Batuannya tersusun oleh andesit. Luas penyebarannya 510,12 Ha.

Tersebar di Desa Japoh, Mlale, Dawung dan Kandang Sapi.

d) Kelompok litologi Formasi Kerek (Tmk), batuannya berupa perselingan

batu pasir, batu lempung, tuf napal dan batugamping. Luas

penyebarannya 2484,03 Ha. Tersebar di Desa Ngepringan, Jenar dan

Banyurip.

e) Kelompok litologi Formasi Kalibeng (Tmpk), batuannya berupa napal,

setempat sisipan tuf, batu pasir tufaan dan kalkarenit. Luas

penyebarannya 3638,44 Ha. Tersebar di Desa Banyurip, Ngepringan,

Japoh, Mlale, Dawung dan Kandang Sapi.

f) Kelompok litologi Formasi Klitik dan Formasi Kalibeng (Tpkk),

batuannya berupa batugamping putih kekuningan kecoklatan, berlapis

(20–60 cm) dan di beberapa tempat mengandung kepingan koral serta

napal. Luas persebarannya 569,21 Ha. Tersebar di Desa Mlale, Dawung

dan Kandang Sapi.

Persebaran geologi Kecamatan Jenar dapat dilihat pada Peta 2 berikut.

Page 76: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Peta 2. Geologi Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 77: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4. Tanah

Berdasarkan Peta Macam Tanah skala 1: 65.000, macam tanah di daerah

penelitian dapat digolongkan dalam tiga satuan tanah yaitu aluvial coklat

kekelabuan, kompleks litosol, mediteran dan rendzina, dan kompleks regosol

kelabu dan grumusol kelabu tua.

Berikut ini adalah penjelasan keadaan masing-masing tanah.

a. Aluvial Coklat Kekelabuan

Tanah ini merupakan tanah muda yang belum mengalami diferensiasi horizon.

Tanah alluvial berasal dari proses sedimentasi atau endapan sebagai akibat

banjir di musim hujan, sehingga sifat dari bahan induknya tergantung pada

kekuatan banjir dan asal serta macam batuan yang diangkut. Di lapangan

tanah tersebut dicirikan dengan bahan yang diendapkan pada waktu dan

tempat yang relatif homogen, semakin jauh dari sumbernya semakin halus

butir yang diangkut. Morfologinya berlapis-lapis atau berlembar-lembar,

warna tanah coklat kekelabuan namun kalau melihat sifat fisiknya tanah

tersebut mudah digarap, mudah menyerap air (permeable) (Dames, dalam

Dharmawijaya, 1997: 287).

b. Kompleks Litosol, Mediteran, dan Rendzina

1) Litosol

Tanah litosol merupakan tanah muda karena tanah ini belum lama

mengalami perkembangan, sehingga sifat dan cirinya masih menyerupai

sifat dan cirri batuan induknya. Di lapangan tanah ini dicirikan oleh

warnanya kuning kemerahan atau kuning kecoklatan, tidak berstruktur,

solumnya dangkal (<45 cm), memiliki pH asam, serta memiliki kandungan

unsur hara yang rendah dan berdrainase baik.

2) Mediteran

Tanah ini dicirikan dengan solum sedang (60 – 90 cm), warna kuning

kemerahan atau kuning kecoklatan, tekstur geluh lempungan, struktur

gumpal, konsistensi dalam keadaan lembab gembur, dengan tingkat

Page 78: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kemasaman agak masam hingga netral, memiliki kandungan unsur hara

rendah sampai sangat rendah, kapasitas pertukaran kation tinggi,

kedalaman efektif dangkal (30-60 cm) dan berdrainase baik.

3) Rendzina

Tanah ini dicirikan dengan solum 0.5-1.0 m, berwarna kelabu hingga

hitam. Tanah ini bertekstur liat, makin ke bawah berpasir hingga

berkerikil. Tingkat kemasaman tanah ini rendah, dengan pH antara 7.0-8.2,

kejenuhan basa tinggi, kapasitas tukar kation sedang hingga tinggi.dan

kandungan bahan organik sedang. Selain itu, tanah ini memiliki

permeabilitas lambat dan kepekaan terhadap erosi tinggi.

Berikut gambar penampang melintang (profil) macam tanah kompleks

litosol, mediteran dan rendzina.

Gambar 9. Penampang Melintang (Profil) Jenis Tanah Rendzina

Di Desa Banyurip

Page 79: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua

1) Regosol Kelabu

Secara umum, Regosol dicirikan oleh perkembangan profil yang tidak

nyata, bersolum dangkal hingga dalam, berwarna kelabu, coklat hingga

kuning. Tanah ini bertekstur pasir (liat kurang dari 40%), berstruktur

gembur sampai berbutir tunggal, kadang-kadang berlapis, berkerikil atau

berpadas.

2) Grumusol Kelabu Tua

Merupakan tanah lempung berwarna kelam yang bersifat fisik berat, tanpa

horizon elluvial dan illuvial, struktur lapisan atas granuler dan lapisan

bawah gumpal atau pejal, mengandung kapur, koefisien expansi

(pemuaian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi jika dirubah kadar airnya.

Koefisiennys luar biasa liat, solum rata-rata 75 cm dan bersifat asam.

Berikut gambar penampang melintang (profil) macam tanah kompleks

regosol kelabu dan grumusol kelabu tua.

Gambar 10. Penampang Melintang (Profil) Jenis Tanah Regosol

di Desa Banyurip

Page 80: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

5. Hidrografi

Kenampakan keairan di Kecamatan Jenar bersumber dari air permukaan

dan air tanah. Air permukaan di Kecamatan Jenar berupa air sungai, sungai yang

melalui Kecamatan Jenar tergolong dalam sungai permanen dan sungai periodik

(mengalir hanya pada musim penghujan). Untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian

besar penduduk menggunakan sumur bor karena keadaan tanah yang kandungan

batuannya sedang.

Di sebelah selatan Kecamatan Jenar dibatasi oleh Bengawan Solo yang

melalui Desa Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung dan Desa Kandangsapi. Dari

Bengawan Solo yang melewati empat desa tersebut terdapat tiga anak sungai

Bengawan Solo yang mengalir ke utara, ketiga sungai itu yaitu: Kali Precet, Kali

Jenar dan Kali Dolog. Ketiga sungai ini merupakann sungai permanen. Selain itu,

terdapat Kali Jambe, Kali Soko dan Kali Sigit yang juga merupakan anak sungai

Bengawan Solo yang mengalir di Kecamatan Jenar, namun ketiga anak sungai ini

merupakan sungai periodik.

Kali Precet mengalir melewati Desa Japoh dan Desa Ngepringan.Kali

Jenar mengalir melalui Desa Dawung dan Desa Jenar, Kali Jenar memiliki 3 anak

sungai (sungai periodik) antara lain: Kali Krakal, Kali Denok, dan Kali Plosombo.

Kali Dolog mengalir melalui Desa Dawung, Desa Kandang Sapi, Desa Jenar dan

Desa Banyurip. Kali Dolog memiliki 4 anak sungai antara lain: Kali Kandang

Sapi, Kali Dukuh, Kali Ngablak, dan Kali Gobang.

6. Keadaan Penduduk

Selain faktor keadaan alam atau keadaan fisik, penduduk juga

merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaan lahan yang

selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktivitas tanah. Untuk memberikan

gambaran secara umum keadaan penduduk di Kecamatan Jenar, berupa jumlah

penduduk dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini.

Page 81: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 27. Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Jenar

Tahun 2009

No. Desa Jumlah Penduduk (Jiwa)

Luas (Km2)

Kepadatan Jiwa/ Km2 Laki -

laki Perempuan Jumlah

1. Japoh 1.207 1.173 2.380 4,09 582 2. Ngepringan 1.843 1.960 3.803 11,58 328 3. Mlale 1.669 1.649 3.318 6,51 510

4. Dawung 2.063 2.014 4.077 6,39 638 5. Kandangsapi 2.236 2.360 4.596 9,70 474 6. Jenar 1.788 1.881 3.669 14,54 252 7. Banyurip 2.522 2.519 5.041 11,16 452

Jumlah 13.328 13.556 26.884 63,97 420

(Sumber: Kecamatan Jenar Dalam Angka Tahun 2009)

Berdasarkan Tabel 27, desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah

Desa Dawung dengan kepadatan 638 jiwa/km2, hal ini dikarenakan Desa Dawung

merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Jenar. Kepadatan penduduk terendah

terdapat di Desa Jenar dengan kepadatan 252 jiwa/km2.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Tebu

a. Penyusun Satuan Lahan

Dalam penelitian ini digunakan satuan lahan sebagai satuan pemetaan

(mapping unit) yang disusun oleh kemiringan lereng, macam tanah dan

penggunaan lahan di Kecamatan Jenar.

1) Parameter Penyusun Satuan Lahan

a) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng dapat mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk

tanaman. Semakin besar kemiringan lereng maka akan semakin berkurang tingkat

kesesuaian lahannya. Di lihat dari parameter kemiringan lereng Kecamatan Jenar

Page 82: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dapat dibagi dalam 2 kelompok daerah kelerengan yaitu daerah datar (0-8%) dan

daerah landai (8-15%). Pengelompokkan tersebut berdasarkan klasifikasi

kemiringan lereng yang menurut pembagian dari Asdak (1995). Berikut tabel

kemiringan lereng di Kecamatan Jenar.

Tabel 28. Kemeringan Lereng di Kecamatan Jenar

No. Besar Lereng Keterangan Simbol Luas Ha %

1 0 – 8 Datar I 6957,74 95,79 2 8 – 15 Landai II 306,01 4,21 Jumlah 7263,75 100,00

(Sumber: Analisis SIG Peta Lereng Kecamatan Jenar)

Berdasarkan pada Tabel 28 di atas, kemiringan lereng yang paling luas di

Kecamatan Jenar adalah lereng kelas I dengan luas 95,79 Ha (95,79%), sedangkan

kemiringan lereng kelas II hanya seluas 4,21 Ha (4,21%). Kondisi lereng

Kecamatan Jenar digambarkan pada Peta Lereng berikut.

Page 83: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Peta 3. Lereng Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 84: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b) Macam Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Kecamatan Jenar skala 1:65.000 terdapat tiga

macam tanah. Pertama alluvial coklat kekelabuan yang tersebar di sepanjang

Bengawan Solo, yaitu di bagian selatan Desa Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung,

dan Desa Kandangsapi. Luas penyebarannya 1011,40 Ha atau 13,92% dari luas

Kecamatan Jenar. Kedua, kompleks litosol, mediteran dan renzina tersebar paling

luas di Kecamata Jenar (tersebar luas di ketujuh desa) yaitu terdapat di Desa

Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung, Desa Kandangsapi, Desa Ngepringan, Desa

Jenar, dan Desa Banyurip. Luas penyebarannya 5879,77 Ha atau 80,95% dari luas

Kecamatan Jenar. Macam tanah ketiga yaitu kompleks regosol kelabu dan

grumusol kelabu tua, penyebaran macam tanah ini hanya terdapat di Desa

Banyurip dengan luas penyebaran hanya 5,13% dari luas Kecamatan Jenar

(372,57 Ha). Uraian di atas disajikan dalam bentuk Tabel 29 berikut ini.

Tabel 29. Macam Tanah Kecamatan Jenar

No Macam Tanah Luas Ha %

1 Alluvial Coklat Kekelabuan 1011,40 13,92 2 Kompleks Litisol, Mediteran dan Renzina 5879,77 80,95 3 Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua 372,57 5,13 Jumlah 7263,75 100,00

(Sumber: Analisis SIG Peta Tanah Kecamatan Jenar)

Kondisi tanah Kecamatan Jenar digambarkan pada Peta Macam Tanah

berikut.

Page 85: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Peta 4. Tanah Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 86: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

c) Penggunaan Lahan

Penyusun satuan lahan yang ketiga adalah penggunaan lahan.

Penggunaan lahan merupakan hasil interaksi antara aktivitas manusia dengan

lingkungan alami. Berdasarkan jenis penggunaan lahan, di Kecamatan Jenar

terdapat 5 jenis penggunaan lahan, seperti yang diuraikan pada Tabel 30 di bawah

ini.

Tabel 30. Penggunaan Lahan Kecamatan Jenar

No Penggunaan Lahan Luas Ha %

1 Permukiman 1033,65 14,23 2 Sawah 1473,10 20,28 3 Kebun 1143,22 15,74 4 Tegalan 3609,00 49,69 5 Tanah Kosong 4,78 0,06 Jumlah 7263,75 100,00

(Sumber: Analisis SIG Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Jenar)

Berdasarkan Tabel 30 di atas, terlihat bentuk penggunaan lahan yang

paling luas adalah tegalan (Tg) yaitu 3344,73 Ha atau 46,05% dari luas

Kecamatan Jenar. Bentuk penggunaan lahan yang paling sempit adalah tanah

kosong yaitu 4,78 Ha (0,06%). Kondisi penggunaan lahan Kecamatan Jenar

digambarkan pada Peta Penggunaan Lahan berikut.

Page 87: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Peta 5. Penggunaan Lahan Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 88: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2) Satuan Lahan Daerah Peneltian

Satuan lahan daerah penelitian diperoleh dari overlay peta kemiringan

lereng, peta tanah, dan peta penggunaan lahan. Peta kemiringan lereng terdiri dari

2 kategori, peta tanah terdiri dari 3 kategori, sedangkan peta penggunaan lahan

terdiri dari 5 kategori. Hasil overlay ketiga tersebut yaitu diperoleh 16 satuan

lahan, disajikan dalam Tabel 31 berikut ini.

Tabel 31. Satuan Lahan Kecamatan Jenar

No Nama Satuan Lahan Luas

Ha %

1 Aluvial Coklat Kekelabuan-0-<8%-Kebun (ACK-I-Kb) 94,63 1,30

2 Aluvial Coklat Kekelabuan-0-<8%-Permukiman (ACK-I-Pmk) 306,88 4,23

3 Aluvial Coklat Kekelabuan-0-<8%-Sawah (ACK-I-Sw) 480,29 6,62

4 Aluvial Coklat Kekelabuan-0-<8%-Tegalan (ACK-I-Tg) 126,90 1,75

5 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-0-<8%-Kebun (KLMR-I-Kb) 870,77 12,00

6 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-0-<8%-Permukiman (KLMR-I-Pmk) 700,37 9,65

7 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-0-<8%-Sawah (KLMR-I-Sw) 925,47 12,75

8 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-0-<8%-Tegalan (KLMR-I-Tg) 3070,94 42,32

9 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-0-<8%-Tanah Kosong (KLMR-I-Tk) 3,22 0,04

10 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-8-<15%-Kebun (KLMR-II-Kb) 37,40 0,52

11 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-8-<15%-Permukiman (KLMR-II-Pmk) 8,74 0,12

12 Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina-8-<15%-Tegalan (KLMR-II-Tg) 259,83 3,58

13 Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua-0->8%-Kebun (KRKGKT-I-Kb) 139,16 1,92

14 Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua-0->8%-Permukiman (KRKGKT-I-Pmk) 16,87 0,23

15 Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua-0->8%-Sawah (KRKGKT-I-Sw) 36,91 0,51

16 Kompleks Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu Tua-0->8%-Tegalan (KRKGKT-I-Tg) 178,15 2,46

Jumlah 7263,75 100,00

(Sumber: Analisis SIG Peta Satuan Lahan Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Dari Tabel 31, diketahui bahwa satuan lahan terluas adalah KLMR-I-Tg

dengan luas persebaran 3070,94 Ha atau 42,32% dari seluruh daerah penelitian

dan satuan lahan tersempit adalah KLMR-I-Tk, dengan luas persebaran 3,22 Ha

(0,04%). Untuk lebih jelasnya mengenai satuan lahan di Kecamatan Jenar dapat

dilihat pada Peta Satuan Lahan Kecamatan Jenar berikut.

Page 89: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Peta 6. Satuan Lahan Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 90: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b. Kualitas dan Karakteristik Lahan Daerah Penelitian

1) Drainase

Drainase merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap ksuburan

dan produktvitas penggunaan lahan. Drainase dalam kualitas lahan, didasarkan

hasil permeabilitas permukaan air tanah dan jumlah air yang meresap ke dalam

tanah. Drainase meliputi proses pengatusan dan pengaian air baik pada tanah

maupun berada pada permukaan. Keadaan drainase daerah penelitian adalah mulai

dari agak lambat sampai dengan agak cepat. Untuk mengetahui luas kelas drainase

daerah penelitian dapat dilihat pada tebel berikut.

Tabel 32. Drainase Tanah Kecamatan Jenar

No Kode Satuan Lahan Kriteria

1 ACK-I-Kb Sedang

2 ACK-I-Sw Agak Lambat

3 ACK-I-Tg Agak Cepat

4 KLMR-I-Kb Sedang

5 KLMR-I-Sw Sedang

6 KLMR-I-Tg Sedang

7 KLMR-II-Kb Sedang

8 KLMR-II-Tg Sedang

9 KRKGKT-I-Kb Sedang

10 KRKGKT-I-Sw Agak Lambat

11 KRKGKT-I-Tg Sedang

(Sumber: Analisis Laboratorium Tahun 2010)

2) Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif tiga golongan besar

partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama fraksi pasir (2mm-5 ), fraksi

debu (50mm-2 ), dan fraksi liat (<2 ). Tekstur berpengaruh terhadap

pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam hal mengatur

kandungan udara dalam rongga tanah dan persediaan serta kecepatan peresapan

Page 91: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

air di daerah tersebut. Dalam penelitian, tekstur tanah merupakan parameter yang

menentukan baik buruknyalahan untuk kegiatan tertentu dalam hal ini untuk

kegiatan pertanian.

Menurut Hardjowigeno (1987: 39-40) kelas tekstur tanah dibagi dalam

12 kelas, yaitu pasir (sand), pasir berlempung (loamy sand), lempung berpasir

(sandy loam), lempung (loam), lempung berdebu (silty loam), debu (silt), lempung

berliat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam), lempung liat berdebu

(silty clay loam), liat berpasir (sandy clay), liat berdebu (silty clay), dan liat (clay).

Klasifikasi tekstur tanah dapat dilihat pada gambar 12 di bawah ini.

Gambar 11. Segitiga Tekstur Tanah

Tekstur tanah pada setiap satuan lahan di Kecamatan Jenar dapat dilihat

pada Tabel 33 berikut.

Page 92: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 33. Tekstur Tanah Kecamatan Jenar

No Kode Satuan Lahan Kriteria 1 ACK-I-Kb Lempung Berliat (clay loam) 2 ACK-I-Sw Lempung Berliat (clay loam) 3 ACK-I-Tg Lempung Liat Berpasir (sandy clay loam) 4 KLMR-I-Kb Lempung Berliat (clay loam) 5 KLMR-I-Sw Lempung Berliat (clay loam) 6 KLMR-I-Tg Lempung Berliat (clay loam) 7 KLMR-II-Kb Lempung (loam) 8 KLMR-II-Tg Lempung (loam) 9 KRKGKT-I-Kb Lempung Berliat (clay loam) 10 KRKGKT-I-Sw Lempung Berdebu (silty loam) 11 KRKGKT-I-Tg Lempung Berliat (clay loam)

(Sumber: Analisis Laboratorium Tahun 2010)

3) Kedalaman Efektif

Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah atau tebal lapisan tanah

tertentu yang masih dapat ditembus akar untuk menyerap zat-zat yang dibutuhkan

oleh tanaman secara efektif. Pengukuran kedalaman efektif di lapangan dilakukan

dengan membuat profil tanah pada setiap titik sampel tanah, kemudian dilakukan

pengukuran sampai kedalaman berapa akar tanaman dapat menembus tanah.

Kedalaman efektif daerah peneltian bervariatif, penyebaran sampel disesuaikan

dengan penggunaan lahan yang ada serta cek lapangan.

Berdasarkan penggolongan kedalaman efektif (menurut Utomo)

Kecamtan Jenar termasuk kelas dangkal hingga sedang. Kriteria kedalaman

efektif pada setiap satuan lahan di Kecamatan Jenar dapat dilihat pada Tabel 34

berikut.

Page 93: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 34. Kedalaman Efektif Kecamatan Jenar

No Kode Satuan Lahan Kriteria 1 ACK-I-Kb Sedang 2 ACK-I-Sw Dangkal 3 ACK-I-Tg Sedang 4 KLMR-I-Kb Sedang 5 KLMR-I-Sw Dangkal 6 KLMR-I-Tg Sedang 7 KLMR-II-Kb Sedang 8 KLMR-II-Tg Sedang 9 KRKGKT-I-Kb Sedang 10 KRKGKT-I-Sw Dangkal 11 KRKGKT-I-Tg Sedang

(Sumber: Analisis Laboratorium Tahun 2010)

4) Retensi Hara

Retensi hara mencakup Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan pH tanah.

KTK dan pH tanah ditentukan dari sampel tanah pada setiap satuan lahan.

Pengamatan dan pengukuran KTK dan pH tanah dilakukan di laboratorium.Hasil

pengamatan sampel tanah di laboratorium diketahui bahwa kapasitas pertukaran

kation 19,12-25,59 me %. Berdasar penggolongan KTK di Kecamatan Jenar

termasuk kategori sedang hingga tinggi. Kandungan pH tanah pada daerah

penelitian antara 6,42 – 7,26 yang menunjukkan bahwa termasuk pada klasifikasi

agak masam sampai dengan netral. Hasil klasifikasi retensi hara dapat dilihat pada

Tabel 35 berikut.

Page 94: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 35. Retensi Hara Kecamatan Jenar

No Kode Satuan Lahan KTK (me %) pH

1 ACK-I-Kb 20,53 (Sedang) 6,68 (Netral)

2 ACK-I-Sw 20,88 (Sedang) 6,65 (Netral)

3 ACK-I-Tg 19,12 (Sedang) 6,42 (Agak Masam)

4 KLMR-I-Kb 20,53 (Sedang) 6,68 (Netral)

5 KLMR-I-Sw 21,47 (Sedang) 6,77 (Netral)

6 KLMR-I-Tg 21,47 (Sedang) 6,77 (Netral)

7 KLMR-II-Kb 22,35 (Sedang) 7,05 (Netral)

8 KLMR-II-Tg 22,35 (Sedang) 7,05 (Netral)

9 KRKGKT-I-Kb 24,41 (Sedang) 7,15 (Netral)

10 KRKGKT-I-Sw 25,59 (Tinggi) 7,26 (Netral)

11 KRKGKT-I-Tg 24,41 (Sedang) 7,15 (Netral)

(Sumber: Analisis Laboratorium Tahun 2010)

5) Ketersediaan Hara

Ketersediaan mencakup N Total, P tersedia, dan K tersedia. Pengamatan

sampel tanah untuk menentukan ketersediaan hara dilakukan di laboratorium. Dari

hasil analisis laboratorium dapat diketahui bahwa ketersediaan hara tanah

Kecamatan Jenar adalah:

a) Nitrogen Total sebesar 0,15 – 0,18 %. Berdasarkan penggolongannya

termasuk kategori rendah.

b) Phospat tersedia sebesar 9,54 – 17,94 ppm. Berdasarkan

penggolongannya termasuk kategori sangat rendah hingga sedang.

c) Kalium tersedia sebesar 0,21 - 0,26 me %. Berdasarkan

pengolongannya termasuk kategori rendah.

Hasil klasifikasi ketersediaan hara Kecamatan Jenar dapat dilihat pada Tabel 36

berikut.

Page 95: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 36. Ketersediaan Hara Kecamatan Jenar

No Kode Satuan Lahan N Total (%) P Tersedia (ppm) K Tersedia (me%)

1 ACK-I-Kb 0,15 10,59 0,25 2 ACK-I-Sw 0,15 9,54 0,26 3 ACK-I-Tg 0,17 11,48 0,25 4 KLMR-I-Kb 0,15 10,59 0,25 5 KLMR-I-Sw 0,15 17,94 0,21 6 KLMR-I-Tg 0,15 17,94 0,21 7 KLMR-II-Kb 0,18 11,17 0,24 8 KLMR-II-Tg 0,18 11,17 0,24 9 KRKGKT-I-Kb 0,15 12,12 0,24 10 KRKGKT-I-Sw 0,18 10,46 0,24 11 KRKGKT-I-Tg 0,15 12,12 0,24 (Sumber: Analisis Laboratorium Tahun 2010)

6) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng sangat merupakan salah satu aspek penentu dalam

penggunaan lahan. Besar kecilnya kemiringan lereng menentukan kemudahan

penggarapan tanah dan dapat tidaknya alat mekanis digunakan. Kemiringan lereng

merupakan permukaan lereng yang membentuk bidang horizontal yang satuannya

dinyatakan dalam persen (%) atau derajat (o). Semakin besar kemiringan lereng

semakin kecil kesesuaian lahan terhadap usaha pertanian. Kemiringan lereng yang

terdapat di daerah penelitian adalah kelas 0 - <8 % dan 8 - <15 %. Berdasarkan

penggolongan kelas kemiringan lereng termasuk kategori baik.

7) Keadaan Batuan

Keadaan batuan terdiri dari batuan permukaan dan singkapan bantuan

merupakan aspek yang mempengaruhi pengolahan, serta mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Batuan yang terdapat di daerah penelitian 0-10%, keadaan

ini termasuk dalam kategori baik.

Page 96: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

8) Keadaan Erosi

Erosi merupakan peristiwa hilang atau terkikisnya tanah dari suatu

tempat yang terangkut ke tempat lain baik disebabkan oleh peergerakan air atau

angin. Keadaan erosi dapat diamati secara langsung di lapangan dengan

mengamati bentuk-bentuk erosi yang terjadi di daeerah penelitian. Tingkat bahaya

erosi di daerah penelitian tergolong pada kategori sangat ringan hingga ringan.

9) Bahaya Banjir

Banjir dan genangan mempengaruhi kesuburan dan produktivitas

tanaman. Informasi banjir diperoleh dari hasil wawancara terhadap penduduk dan

mengecek langsung ke lapangan pada setiap satuan lahan menunjukkan bahwa

daerah penelitian termasuk dalam kategori baik.

Tabel Kualitas dan karakteristik lahan Kecamatan Jenar dapat dilihat

pada Tabel 37 di bawah ini.

Page 97: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

c. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Tebu

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tebu diperoleh dengan

mencocokkan antara kualitas dan karakteristik daerah penelitian seperti yang

disajikan dalam Tabel 37 dengan persyaratan tumbuh tanaman tebu yang disajikan

dalam Tabel 17. Berdasarkan hasil perbandingan maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual untuk tanaman tebu, disajikan dalam Tabel 38 berikut.

Page 98: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Peta 7. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu Kecamatan Jenar

Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 99: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Dari Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu di atas dapat

diketahui persebaran masing-masing subkelas kesesesuain lahan untuk tanaman

tebu di Kecamatan Jenar. Terdapat 3 kelas kesesuian lahan untuk tanaman tebu di

Kecamatan Jenar yaitu: Kelas Cukup Sesuai (S2) luas penyebarannya 71,31%,

Kelas Sesuai Marginal (S3) luas penyebarannya 13,22%, dan Tidak Sesuai Saat

Ini (N1) luas penyebarannya 15,47%.

Kelas kesesuaian Cukup Sesuai (S2) terdiri dari 3 subkelas kesesuaian

lahan, antara lain: S2 r,f,n,s/m,e ; S2 r,f,n,s/m ; dan S2 r,f,n. Subkelas S2 r,f,n

merupakan subkelas yang paling baik karena faktor pembatasnya yang paling

sedikit, namun persebaran subkelas ini hanya 2,24% di daerah penelitian.

Seharusnya subkelas S2 r,f,n ini mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan

subkelas yang lain.

Kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas kesesuaian lahan yang

persebarannya paling luas (64,89 %) penggunaan lahannya berupa kebun dan

tegalan. Hal ini menunjukkan bahwa lahan di Kecamatan Jenar sebagian besar

merupakan lahan yang cukup sesuai (S2) untuk tanaman tebu. Satuan lahan yang

termasuk dalam subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m ini antara lain ACK-I-Kb

(1), KLMR-I-Kb (5), dan KLMR-I-Tg (8). Ini berarti bahwa satuan lahan ACK-I-

Kb dan KLMR-I-Kb kualitas dan karakteristik lahannya cukup sesuai untuk

tanaman tebu sehingga areal penanaman tebu dapat diperluas lagi pada satuan

lahan tersebut. Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan pengelolaan pada

faktor pembatasnya.

Kelas kesesuaian Sesuai Marginal (S3) terdiri dari 3 subkelas kesesuaian

lahan, antara lain: S3 r,n, ; S3 r ; dan S3 n. Subkelas kesesuaian lahan S3 n

merupakan subkelas yang persebarannya paling sedikit (0,60 %) penggunaan

lahannya berupa kebun. Kelas kesesuaian Tidak Sesuai Saat ini (N1) hanya terdiri

dari satu subkelas kesesuaian lahan, yaitu N1 r. Subkelas N1 r merupakan

subkelas yang paling buruk di daerah penelitian, persebarannya merata di seluruh

daerah penelitian. Pada subkelas kesesuaian ini diperlukan usaha perbaikan dan

pengelolaan tingkat tinggi untuk menaikkan kualitas lahan.

Page 100: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Pada peta di atas dapat dillihat bahwa di bagian selatan daerah penelitian

(sekitar Bengawan Solo) terdapat subkelas kesesuaian lahan S3 r,n yang terltak di

Desa Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung, dan Desa Kandang Sapi yang tidak

ditemukan di bagian lain. Penggunaan lahan pada subkeklas ini berupa sawah.

Penggunaan lahan pada subkelas ini sebaiknya tetap dipertahankan sebagai sawah,

karena lahan ini cukup produktif untuk ditanami padi yang didukung oleh

pengairan yang cukup dari Bengawang Solo.

d. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu

Kesesuaian lahan potensial diperoleh dari pemberian perlakuan pada

faktor pembatas/penghambat yang ada pada setiap subkelas kesesuain lahan

dengan usaha perbaikan yang dilakukan menurut tingkat pengelolaan. Terdapat

tiga tingkatan pengelolaan (Djaenudin, 1994: 9)

1) Tingkat pengelolaan rendah yaitu pengelolaan dapat dilaksanakan oleh

petani dengan biaya yang lebih murah (rendah).

2) Tingkat pengelolaan sedang, pengelolaan hanya dapat dilaksanakan pada

tingkat petani menengah, memerlukan modal menengah dan teknik

pertanian sedang.

3) Tingkat pengelolaan tinggi, pengelolaan hanya dapat dilaksanakan dengan

modal yang relatif besar, umumnya dilakukan pemerintah atau perusahaan

besar atau menengah.

(Djaenudin, 1994: 9)

Adapun dalam penelitian ini, peneliti hanya menitik beratkan pada

tingkat pengelolaan rendah dan sedang, mengingat bahwa pada tingkat

pengelolaan tersebut para petani dapat melakukan usaha perbaikan dengan biaya

yang terjangkau oleh petani di Kecamatan Jenar. Dengan demikian diharapkan

petani dapat memaksimalkan produktivitas lahan dan tanaman tanpa harus

mengeluarkan biaya perbaikan yang tinggi.

Page 101: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Peta 8. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat

Pengelolaan Rendah Kecamatan Jenar Kabupaten Srage Tahun 2010

Page 102: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 42. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar

No Subkelas Kesesuaian Lahan

Luas Ha (%)

1 S2 r, f 139,16 2,24 2 S2 r, f, e 259,83 4,18 3 S2 r, f, s/m 4036,34 64,89 4 S2 r, f, s/m, e 37,40 0,60 5 S3 r 785,34 12,63 6 N1 r 962,38 15,47 Jumlah 6220,45 100,00

(Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Rendah di Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi

lahan potensial untuk tanaman tebu dengan tingkat pengelolaan rendah pada

faktor pembatas ketersediaan hara dihasilkan 3 kelas kesesuaian lahan yaitu

kelas S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal) dan N1 (tidak sesuai saat ini)

yang terdiri dari 6 subkelas kesesuaian lahan sebagai berikut.

a) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f

Subkelas kesesuaian lahan adalah S2 r,f subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor penghambat pada media perakaran dan

retensi hara. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan

lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian

terburuk yakni drainase dan pH. Drainase subkelas ini termasuk dalam

kriteria sedang dan pH 7,15 (netral). Faktor pembatas drainase dan pH

dapat dilakukan pada pengelolaan tingkat sedang, yaitu dengan

perbaikan saluran drainase dan pengapuran atau penambahan bahan

orgnik. Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan tingkat

pengelolaan rendah ini S2 r,f tersebar di Desa Banyurip.

Page 103: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

b) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,e

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,e adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor penghambat pada media perakaran, retensi

hara, ketersediaan hara dan bahaya erosi. Subkelas kesesuaian lahan

ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat

pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif,

KTK, pH dan tingkat bahaya erosi. Faktor pembatas yang

membedakan subkelas ini dengan subkelas sebelumnya adalah terletak

pada faktor tingkat bahaya erosi. Tingkat bahaya erosi subkelas

kesesuaian ini termasuk dalam kelas ringan (25% lapisan tanah atas

hilang), dapat dilakukan usaha perbaikan pada pengelolaan tingkat

sedang dan tinggi. Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan tingkat

pengelolaan rendah S2 r,f,e ini tersebar di Desa Banyurip, Desa Jenar,

Desa Ngepringan, Desa Kandang Sapi, dan Desa Dawung.

c) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran, retensi

hara dan terrain/potensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini

disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat

pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif,

KTK, kemiringan lereng, batuan permukaan dan singkapan batuan.

Faktor media perakaran (r) hanya dapat dilakukan perbaikan pada

pengelolaan tingkat tinggi, karena adanya faktor kedalaman efektif

yang sulit untuk dilakukan pengelolaan diperlukan alat berat. Faktor

retensi hara (f) dapat dilakukan perbaikan pada tingkat sedang, dengan

pengapuran atau penambahan pupuk organik. Faktor pembatas terrain/

potensi mekanisasi (s/m) tidak dapat dilakukan perbaikan. Kemiringan

lereng subkelas ini 4%, batuan permukaannya 2% (ssedikit), da

singkapan batuannya 5% (sedikit). Subkelas kesesuaian lahan

potensial dengan tingkat pengelolaan rendah S2 r,f,s/m ini tersebar

Page 104: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

luas di Desa Banyurip, Desa Jenar, Desa Ngepringan, Desa Kandang

Sapi, Desa Dawung dan sedikit di Desa Japoh dan Desa Mlale.

d) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,s/m,e

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,s/m,e adalah subkelas kesesuaian

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran,

retensi hara, terrain/potensi mekanisasi dan bahaya erosi. Subkelas

kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik

lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase,

kedalaman efektif, KTK, pH, kemiringan lereng dan tingkat bahaya

erosi. Faktor pembatas yang membedakan subkelas ini dengan

subkelas sebelumnya adalah terletak pada faktor tingkat bahaya erosi.

Tingkat bahaya erosi subkelas kesesuaian ini termasuk dalam kelas

ringan (25% lapisan tanah atas hilang), dapat dilakukan usaha

perbaikan pada pengelolaan tingkat sedang dan tinggi. Subkelas

kesesuaian lahan potensial dengan tingkat pengelolaan rendah S2

r,f,s/m,e ini hanya tersebar sempit di Desa Banyurip, Desa Jenar, dan

Desa Kandang Sapi.

e) Subkelas Kesesuaian Lahan S3 r

Subkelas kesesuaian lahan S3r adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor pembatas pada media perakaran.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

drainase dan kedalaman efektif. Drainase subkelas ini termasuk dalam

kriteria agak lambat sampai agak cepat dan kedalaman efektif dangkal

sampai sedang (40-50 cm). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa

faktor pembatas r dengan adanya kedalaman efektif hanya dapat

dilakukan usaha perbaikan pada pengelolaan tingkat tinggi. Subkelas

kesesuaian lahan potensial dengan tingkat pengelolaan rendah S3 r ini

tersebar di Desa Banyurip, Desa Kandang Sapi, Desa Dawung, Desa

Mlale, dan Desa Japoh.

Page 105: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

f) Subkelas Kesesuaian Lahan N1 r

Subkelas kesesuaian lahan N1r adalah subkelas kesesuaian lahan tidak

sesuai saat ini dengan faktor pembatas pada media perakaran.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

kedalaman efektif. Kedalaman efektif subkelas ini termasuk kriteria

dangkal (hanya 30 cm), perbaikan hanya dapat dilakukan pada

pengelolaan tingkat tinggi. Subkelas kesesuaian lahan potensial

dengan tingkat pengelolaan rendah N1r ini tersebar di Desa Banyurip,

Desa Jenar, Desa Ngepringan, Desa Kandang Sapi, Desa Dawung,

Desa Mlale, dan Desa Japoh.

Pada kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu juga terdapat 3

kelas kesesuaian lahan. Perbedaannya ketika pada lahan tersebut diberi

perlakuan/usahan perbaikan dengan pengelolaan tingkat rendah pada faktor

pembatas ketersediaan hara, Kelas S2 (Cukup Sesuai) pada kesesuaian lahan

aktual terdapat 3 subkelas kesesuaian menjadi 4 subkelas kesesuaian

potensial, Kelas S3 (Sesuai Marginal) dari 3 subkelas kesesuaian lahan aktual

menjadi 1 subkelas kesesuaian lahan potensial, dan N1 r tetap terdiri dari 1

subkelas kesesuaian karena faktor pembatasnya yaitu media perakaran tidak

dapat diatasi/diusahakan perbaikan pada tingkat pengelolaan rendah.

Jika pada kesesuian lahan aktual untuk tanaman tebu subkelas

terbaik adalah subkelas S2 r,f,n, pada kesesuaian potensial dengan

pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,f. hal ini

dikarenakan telah dilakukan pengelolaan pada faktor n (ketersediaan hara)

dengan melakukan pengapuran dan pemupukan.

Kapur (Ca) memberikan pengaruh yang bervariasi pada tanah

pertanian karena fungsinya bermacam-macam bagi tanah dan bagi tanaman.

Manfaatnya tergantung pada kebutuhan akan kapur, sifat tanah, dan tanaman

yang diusahakan, macam, jumlah dan frekuensi penggunaan kapur, dan juga

cara pengolahan lahan (Kuswandi, 1993: 19).

Page 106: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Hasil pengujian pH tanah digunakan untuk menentukan kebutuhan

kapur. Jumlah kebutuhan kapur tergantung pada jenis bahan yang digunakan,

jenis tanaman dan sistem pergiliran tanaman, jenis tanah dan faktor-faktor

lain. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi jumlah kebutuhan kapur adalah

tekstur dan kandungan bahan organik (Kuswandi, 1993: 42).

Unsur-unsur hara yang terdapat di dalam tanaman dapat dibedakan

dalam unsur hara esensial (yang diperlukan tanaman) dan non-esensial (tidak

diperlukan tanaman). Berdasarkan jumlah kebutuhannya unsur hara

dikelompokkan ke dalam unsur hara makro (dibutuhkan dalam jumlah besar)

seperti karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S),

fosfor (P), kalium (K), kapur (Ca), magnesium (Mg) dan besi (Fe) dan unsur

hara mikro (dibutuhkan dalam jumlah sedikit). Unsur-unsur C, H, dan O

didapat langsung oleh tanaman dari udara, sedangkan unsure hara lainnya dari

tanah (Kuswandi, 1993: 15).

2) Tingkat Pengelolaan Sedang

Tingkat pengelolaan sedang terdapat pada faktor penghambat media

perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan erosi. Pada faktor

penghambat/pembatas media perakaran, usaha perbaikan hanya dapat

dilakukan pada faktor drainase yaitu dengan perbaikan sistem drainase seperti

pembuatan saluran drainase. Retensi hara dapat dilakukan perbaikan dengan

pengapuran dan penambahan bahan organik. Untuk ketersediaan hara dapat

dilakukan perbaikan dengan pengapuran dan pemberian pupuk yang

disesuaikan. Sedangkan untuk faktor erosi dengan mengusahakan perbaikan

melalui pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur,

penanaman tanaman penutup tanah.

Tingkat pengelolaan sedang dapat dilakukan pada semua satuan

lahan di Kecamatan Jenar bergantung pada faktor pembatas tiap satuan lahan.

Usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi potensial untuk tanaman tebu

dengan tingkat pengelolaan sedang dapat dilihat pada Tabel 43 berikut.

Page 107: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Tabel 43 . Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

Untuk Tanaman Tebu di Kecamatan Jenar

No Id Satuan Lahan Lahan Aktual

Asumsi Perbaikan Media Perakaran (r) Retensi Hara (f) Ketersediaan Hara (n) TBE (e)

Drainase

Tekstur Kedalaman Efektif

KTK pH Tanah N Total P2O5 tersedia K2O tersedia Bahaya Erosi

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

+ Potensial

1 1 ACK-I-Kb S2r,f,n,s/m

+ S1 - - - - + S1 + S1 ++ S1 ++ S1 ++ S1 - -

2 3 ACK-I-Sw S3 r,n + S2 - - - - - - - - ++ S1 ++ S1 ++ S1 - - 3 4 ACK-I-Tg S3 r + S2 - - - - - - - - - - - - - - - - 4 5 KLMR-I-Kb S2r,f,n,s

/m + S1 - - - - + S1 + S1 ++ S1 ++ S1 ++ S1 - -

5 7 KLMR-I-Sw N1 r + S3 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 8 KLMR-I-Tg S2r,f,n,s

/m + S1 - - - - + S1 + S1 ++ S1 ++ S1 ++ S1 - -

7 10 KLMR-II-Kb S3 n - - - - - - - - - - ++ S1 ++ S1 ++ S1 - - 8 12 KLMR-II-Tg S2r,f,n,

s/m,e + S1 - - - - + S1 + S1 ++ S1 ++ S1 ++ S1 + S1

9 13 KRKGKT-I-Kb S2 n,r,f + S1 - - - - + S1 + S1 ++ S1 ++ S1 ++ S1 - - 10 15 KRKGKT-I-Sw N1 r + S3 - - - - - - - - - - - - - - - - 11 16 KRKGKT-I-Tg S3 r + S2 - - - - - - - - - - - - - - - -

Keterangan: - tidak dapat dilakukan perbaikan

+ perbaikan dapat dilakukan dan akan dihasilkan kenaikan kelas satu tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S2)

++ kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S1)

120

Page 108: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel 44. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar

Karakteristik/ Kualitas Lahan

Satuan Lahan ACK-I-Kb

ACK-I-Sw

ACK-I-Tg

KLMR-I-Kb

KLMR -I-Sw

KLMR -I-Tg

KLMR -II-Kb

KLMR -II-Tg

KRKGKT-I-Kb

KRKGKT-I-Sw

KRKGKT-I-Tg

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Temperatur (t)

- Rata-rata/ Th (oC)

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1 2. Ketersediaan Air (w)

- Bulan Kering

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1 - CH/Th (mm) S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

3. Media Perakaran (r) - Drainase

S1

S2

S2

S1

S2

S1

S2

S1

S1

S3

S2

- Tekstur S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 - Kedalaman Efektif (cm) S1 S3 S3 S2 N1 S2 S2 S2 S2 N1 S3

4. Retensi Hara (f) - KTK

S1

S2

S2

S1

S2

S1

S2

S1

S1

S1

S1

- pH tanah S1 S1 S2 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 5. Ketersediaan Hara (n)

- N Total

S1

S1

S2

S1

S2

S1

S1

S1

S1

S2

S2 - P2O5 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 - K2O S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2

6. Terrain/ potensi mekanisasi (s/m) - Lereng (%)

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S2

S2

S1

S1

S1 - Batuan permukaan S2 S1 S2 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 - Singkapan batuan S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

7. Erosi (e) S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 8. Banjir (b) S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 Subkelas Kesesuaian Lahan Faktor pembatas

S2 s/m

S3 r

S3 r

S2 r,s/m

N1 r

S2 r,s/m

S2 r,f,s/m,e

S2 r,s/m

S2 r

N1 r

S3 r

121

Page 109: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Peta 9. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat

Pengelolaan Sedang Kecamatan Jenar Kabupaten Srage Tahun 2010

Page 110: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tabel 45. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

untuk Tanaman Tebu dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di Kecamatan Jenar

No Subkelas Kesesuaian Lahan

Luas Ha (%)

1 S2 r 139,16 2,24 2 S2 s/m 94,64 1,52 3 S2 r, s/m 4201,54 67,54 4 S2 r, f, s/m, e 37,40 0,60 5 S3 r 785,34 12,63 6 N1 r 962,38 15,47 Jumlah 6220,45 100,00

(Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tebu dengan

Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi

lahan potensial untuk tanaman tebu dengan tingkat pengelolaan sedang pada

dihasilkan 3 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai

marginal) dan N1 (tidak sesuai saat ini) yang terdiri dari 6 subkelas

kesesuaian lahan sebagai berikut.

a) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r

Subkelas kesesuaian lahan adalah S2r subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran. Subkelas

kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik

lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni kedalaman

efektif. Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan tingkat

pengelolaan sedang S2r ini hanya tersebar di Desa Banyurip.

b) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada terrain/potensi mekanisasi.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

batuan permukaan. Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan

Page 111: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

tingkat pengelolaan sedang S2s/m ini tersebar tidak terlalu luas di

Desa Japoh, Desa Mlale, Desa Dawung, dan Desa Kandang Sapi.

c) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran dan

terrain/potensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan

oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas

kesesuaian terburuk yakni kedalaman efektif, kemiringan lereng,

batuan permukaan dan singkapan batuan. Subkelas kesesuaian lahan

potensial dengan tingkat pengelolaan sedang S2 r,s/m ini tersebar luas

di Desa Banyurip, Desa Jenar, Desa Ngepringan, Desa Mlale, Desa

Dawung, dan Desa Kandang Sapi dan Desa Japoh.

d) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,s/m,e

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,s/m,e adalah subkelas kesesuaian

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran,

retensi hara, terrain/potensi mekanisasi dan bahaya erosi. Subkelas

kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik

lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase,

kedalaman efektif, KTK, pH, kemiringan lereng dan tingkat bahaya

erosi. Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan tingkat pengelolaan

sedang S2 r,f,s/m,e ini tersebar sempit di Desa Banyurip dan Desa

Kandang Sapi.

e) Subkelas Kesesuaian Lahan S3 r

Subkelas kesesuaian lahan S3r adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor pembatas pada media perakaran.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

drainase dan kedalaman efektif. Subkelas kesesuaian lahan potensial

dengan tingkat pengelolaan sedang S3 r ini tersebar di Desa Banyurip,

Desa Kandang Sapi, Desa Dawung, Desa Mlale, dan Desa Japoh.

Page 112: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

f) Subkelas Kesesuaian Lahan N1 r

Subkelas kesesuaian lahan N1r adalah subkelas kesesuaian lahan tidak

sesuai saat ini dengan faktor pembatas pada media perakaran.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

kedalaman efektif. . Subkelas kesesuaian lahan potensial dengan

tingkat pengelolaan sedang N1r ini tersebar di Desa Banyurip, Desa

Jenar, Desa Ngepringan, Desa Japoh, Desa Dawung, Desa Mlale, dan

Desa Kandang Sapi.

Usaha perbaikan/ pemberian pelakuan pada pengelolaan tingkat

sedang ini dapat dilakukan pada faktor pembatas media perakaran (drainase),

retensi hara, ketersediaan hara dan bahaya erosi. Tingkat pengelolaan sedang

dapat dilakukan pada tingkat petani menengah, memerlukan modal menengah

dan teknik pertanian sedang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya

kenaikan persentase luas persebaran Kelas Cukup Sesuai (S2) dan penurunan

persebaran Kelas Sesuai Marginal (S3) sebesar 0.59%. Sedangkan persebaran

Kelas Tidak Sesuai Saat Ini (N1) yaitu subkelas N1 r tidak mengalami

perubahan, karena faktor pembatas ketersediaan air dalam hal ini kedalaman

efektif belum dapat dilakukan perbaikan pada tingkat pengelolaan sedang.

Faktor pembatas kedalaman efektif umumnya tidak dapat dilakukan usaha

perbaikan, kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan

membongkarnya waktu pengolahan tanah dengan tingkat pengelolaan tinggi

((Djaenudin, 1994: 9).

Jika pada kesesuian lahan aktual untuk tanaman tebu subkelas

terbaik adalah subkelas S2 r,f,n, pada kesesuaian potensial dengan

pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,f, pada

kesesuaian potensial dengan pengelolaan tingkat sedang subkelas kesesuaian

lahan yang terbaik yaitu S2 r. Subkelas S2 r ini persebarannya hanya 2,24%

yaitu di Desa Banyurip, subkelas yang persebarannya paling luas adalah

subkelas S2 r, s/m (67,54%).

Page 113: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Penjagaan kesuburan tanah lebih memungkinkan dengan menanam

tanaman kacang-kacangan (leguminosa) karena bintil akarnya yang mengikat

nitrogen (N) dari udara secara langsung akan mempercepat pertumbuhan

tanaman lain. Lebih lanjut, tanaman kacang-kacangan yang brakar banyak

dan dalam juga mampu menyerap air hujan lebih banyak dan lama di dalam

tanah (Kuswandi, 1993: 70). Dengan pertimbangan inilah, pada penelitian ini

tanaman tebu dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kacang

tanah.

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kacang tanah diperoleh dengan

mencocokkan antara kualitas dan karakteristik daerah penelitian seperti yang

disajikan dalam Tabel 37 dengan persyaratan tumbuh tanaman kacang tanah yang

disajikan dalam Tabel 18. Berdasarkan hasil perbandingan maka diperoleh kelas

kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah, disajikan dalam Tabel 46

berikut.

Page 114: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Tabel 47. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual untuk

Tanaman Kacang Tanah di Kecamatan Jenar

No Subkelas Kesesuaian Lahan

Nomor Satuan Lahan

Luas Ha (%)

1 S3 r, n 3 422,20 6,85

2 S3 r 15 36,91 0,60

3 S3 s/m 10, 12 297,24 4,82

4 S2 r, f, n, s/m 13, 16 317,30 5,15

5 S2 r, n, s/m 1, 4, 5, 7, 8 5088,71 82,58

Jumlah 6162,36 100,00

(Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Kacang Tanah

Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Berikut uraian Tabel 47:

1) Subkelas Kesesuaian Lahan S3 r, n

Subkelas kesesuaian lahan S3r,n adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor penghambat pada media perakaran dan

ketersediaan hara. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan

lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk

yakni drainase dan P2O5 tersedia. Drainase termasuk kategori agak lambat dan

ketersediaan P2O5 termasuk rendah. Upaya yang dapat dilakukan yaitu

perbaikan sistem drainase pada pengelolaan tingkat sedang dan pemberian

pupuk yang mengandung fosfat seperti TSP, SP-36 lebih banyak

dibandingkan unsur lain (N dan K).

Subkelas kesesuaian lahan S3r,n ini terdapat pada satuan lahan

ACK-I-Sw (3). Luas seluruh satuan lahan tersebut adalah 422,20 Ha atau

6,85% yang tersebar di Desa Dawung, Desa Japoh, Desa Kandang Sapi, dan

Desa Mlale.

Page 115: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Peta 10. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah Kecamatan

Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 116: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Dari Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah di

atas dapat diketahui persebaran masing-masing subkelas kesesesuain lahan untuk

tanaman kacang tanah di Kecamatan Jenar. Terdapat 2 kelas kesesuain lahan

untuk tanaman kacang tanah di Kecamatan Jenar yaitu: Kelas Cukup Sesuai (S2)

luas penyebarannya 87,71% dan Kelas Sesuai Marginal (S3) luas penyebarannya

12,27%.

Kelas kesesuaian Cukup Sesuai (S2) terdiri dari 2 subkelas kesesuaian

lahan, antara lain: S2 r,f,n,s/m dan S2 r,n,s/m. Subkelas S2 r,n,s/m merupakan

subkelas yang paling baik karena faktor pembatasnya yang paling sedikit,

persebaran subkelas ini juga yang paling luas di daerah penelitian yaitu 82,58%.

Hal ini menunjukkan bahwa lahan di Kecamatan Jenar sebagian besar merupakan

lahan yang cukup sesuai (S2) untuk tanaman kacang tanah. Satuan lahan yang

termasuk dalam subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m ini antara lain ACK-I-Kb

(1), ACK-I-Tg (4), KLMR-I-Kb (5), KLMR-I-Sw (7) dan KLMR-I-Tg (8).

Sedangkan Kelas kesesuaian Sesuai Marginal (S3) terdiri dari 3 subkelas

kesesuaian lahan, antara lain: S3 r,n, ; S3 r ; dan S3 s/m. Subkelas kesesuaian

lahan S3 n merupakan subkelas yang persebarannya paling sedikit (0,60 %)

penggunaan lahannya berupa sawah.

Berdasarkan hasil matching (pencocokan) antara kualitas dan

karakteristik lahan daerah penelitian dengan persyaratan tumbuh tanaman tebu

dan kacang tanah, kelas kesesuaian lahan terjelek untuk tanaman tebu adalah kelas

N1 (tidak sesuai saat ini) sedangkan kelas kesesuaian lahan terjelek untuk

tanaman kacang tanah adalah S3 (sesuai marginal). Walaupun demikian,

kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian lebih

banyak yang membudidayakan tanaman tebu, tanaman kacang tanah tidak

dijumpai di daerah penelitian. Melihat kelas kesesuaian lahan tanam kacang tanah

cukup baik, peneliti menyarankan tanaman kacang tanah untuk ditumpangsarikan

dengan tanaman tebu dengan memperhatikan jarak tanam antar tanaman.

Page 117: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

1) Tingkat Pengelolaan Rendah

Tingkat pengelolaan rendah dalam penelitian ini hanya dapat dilakukan

pada faktor penghambat ketersediaan hara (n), dengan pengapuran dan pemberian

pupuk yang disesuaikan. Tingkat pengelolaan rendah terdapat pada satuan lahan

ACK-I-Kb, ACK-I-Sw, KLMR-I-Kb, KLMR-I-Tg, KLMR-II-Kb, KLMR-II-Tg

dan KRKGKT-I-Kb.

Usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi lahan potensial untuk

tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan rendah dapat dilihat pada Tabel

48 di bawah ini.

Tabel 48. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar

No ID Satlah Asumsi perbaikan Ketersediaan Hara (n)

N Total P2O5 tersedia K2O tersedia Aktu

al + Poten

sial Aktu

al + Poten

sial Aktu

al + Poten

sial 1 1 ACK-I-Kb S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 2 3 ACK-I-Sw S3 + S2 S3 + S2 S3 + S2 3 4 ACK-I-Tg S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 4 5 KLMR-I-Kb S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 5 7 KLMR-I-Sw S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 6 8 KLMR-I-Tg S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 7 13 KRKGKT-I-Kb S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1 8 16 KRKGKT-I-Tg S2 + S1 S2 + S1 S2 + S1

Keterangan:

+ : perbaikan dapat dilakukan dan dihasilkan kenaikan kelas satu

tingkat lebih tinggi.

Page 118: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Peta 11. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

Dengan Tingkat Pengelolaan Rendah Di Kecamatan Jenar Kabupaten

Sragen Tahun 2010

Page 119: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Tabel 50. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah

di Kecamatan Jenar

No Subkelas Kesesuaian Lahan

Luas Ha (%)

1 S2 r, s/m 2017,78 32,24

2 S2 r, f, s/m 3388,24 54,47

3 S3 r 517,20 8,31

4 S3 s/m 297,24 4,78

Jumlah 6220,45 100,00

(Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman KacangTanah

dengan Tingkat Pengelolaan Rendah di Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi

lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan

rendah pada faktor pembatas ketersediaan hara dihasilkan 2 kelas kesesuaian

lahan yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marginal) yang terdiri dari

4 subkelas kesesuaian lahan sebagai berikut.

a) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran dan

terrain/potensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan

oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas

kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, kemiringan

lereng, batuan permukaan dan singkapan batuan. Drainase subkelas ini

termasuk dalam kriteria agak cepat sampai sedang, kedalaman

efektifnya dangkal hingga sedang (35-65 cm), kemiringan lerengnya

4-5%, batuan permukaan 2-7% (sedang), dan singkapan batuannya 0-

5% (sedikit). Subkelas kesesuaian ini pada faktor pembatas r hanya

dapat dilakukan pengelolaan pada tingkat tinggi sedangkan faktor

pembatas s/m tidak dapat dilakukan perbaikan.

Page 120: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

b) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran, retensi

hara dan terrain/potensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini

disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat

pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, pH

dan kemiringan lereng. Berdasarkan penjelasan subkelas sebelumnya,

pada subkelas ini yang dapat dilakukan perbaikan pada tingkat sedang

adalah faktor pembatas retensi hara (f) yakni dengan pengapuran atau

penambahan bahan organic.

c) Subkelas Kesesuaian Lahan S3r

Subkelas kesesuaian lahan S3r adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor pembatas pada media perakaran.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

drainase. Drainase subkelas ini termasuk dalam kriteria agak lambat,

faktor ini dapat dilakukan upaya pengeolaan pada tingkat sedang

dengan perbaikan saluran atau sistem drainase untuk mengurangi laju

aliran permukaan.

d) Subkelas Kesesuaian Lahan S3s/m

Subkelas kesesuaian lahan S3s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor pembatas pada terrain/potensi

mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan

lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian

terburuk yakni kemiringan lereng. Kemiringan lereng subkelas ini

antara 13-15%, pada faktor pembatas tidak dapat dilakukan upaya

perbaikan baik sedang maupun tinggi.

Page 121: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Jika pada kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah

subkelas terbaik adalah subkelas S2 r,n,s/m pada kesesuaian potensial dengan

pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,s/m. Hal

ini dikarenakan telah dilakukan pengelolaan pada faktor n (ketersediaan hara)

dengan melakukan pengapuran dan pemupukan.

2) Tingkat Pengelolaan Sedang

Tingkat pengelolaan sedang terdapat pada faktor penghambat media

perakaran, retensi hara dan ketersediaan hara. Pada faktor

penghambat/pembatas media perakaran, usaha perbaikan hanya dapat

dilakukan pada faktor drainase yaitu dengan perbaikan sistem drainase seperti

pembuatan saluran drainase. Retensi hara dapat dilakukan perbaikan dengan

pengapuran dan penambahan bahan organik. Untuk ketersediaan hara dapat

dilakukan perbaikan dengan pengapuran dan pemberian pupuk yang

disesuaikan.

Tingkat pengelolaan sedang dapat dilakukan pada semua satuan

lahan kecuali pada satuan lahan KLMR-II-Kb dan KLMR-II-Tg. Usaha

perbaikan kualitas lahan aktual menjadi potensial untuk tanaman kacang

tanah dengan tingkat pengelolaan sedang dapat dilihat pada Tabel 51 berikut.

Page 122: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Peta 12. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah Dengan

Tingkat Pengelolaan Sedang Di Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 123: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Tabel 53. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial

untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di Kecamatan Jenar

No Subkelas Kesesuaian Lahan

Luas Ha (%)

1 S2 s/m 4175,49 67,13

2 S2 r, s/m 1710,81 27,50

3 S2 r, f, n, s/m 36,91 0,59

4 S3 s/m 297,24 4,78

Jumlah 6220,45 100,00

(Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar Tahun 2010)

Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi

lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan

sedang dihasilkan 4 subkelas kesesuaian lahan sebagai berikut.

a) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada terrain/potensi mekanisasi.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

kemiringan lereng dan batuan permukaan.

b) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran dan

terrain/potensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan

oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas

kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, kemiringan

lereng dan batuan permukaan.

Page 124: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

c) Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,n,s/m

Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m adalah subkelas kesesuaian

lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran,

retensi hara, ketersediaan hara dan terrain/potensi mekanisasi.

Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang

karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni

drainase, tekstur, kedalaman efektif, pH, N Total, P2O5 tersedia, K2O

tersedia dan kemiringan lereng.

d) Subkelas Kesesuaian Lahan S3 s/m

Subkelas kesesuaian lahan S3s/m adalah subkelas kesesuaian lahan

sesuai marginal dengan faktor pembatas pada terrain/potensi

mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan

lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian

terburuk yakni kemiringan lereng.

Usaha perbaikan/ pemberian pelakuan pada pengelolaan tingkat

sedang ini dapat dilakukan pada faktor pembatas media perakaran (drainase),

retensi hara, ketersediaan hara dan bahaya erosi. Tingkat pengelolaan sedang

dapat dilakukan pada tingkat petani menengah, memerlukan modal menengah

dan teknik pertanian sedang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya

kenaikan persentase luas persebaran Kelas Cukup Sesuai (S2) dan penurunan

persebaran Kelas Sesuai Marginal (S3) sebesar 7,49%.

Jika pada kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah

subkelas terbaik adalah subkelas S2 r,n,s/m pada kesesuaian potensial dengan

pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,s/m

pada kesesuaian potensial dengan pengelolaan tingkat sedang subkelas

kesesuaian lahan yang terbaik yaitu S2 s/m. Subkelas S2 s/m ini

persebarannya hanya 67,13%. Pada Peta 12 di atas diketahui bahwa subkelas

S2 s/m tersebar di semua desa di Kecamatan Jenar. Melihat kondisi yang

demikian, kacang tanah cukup produktif untuk dibudidayakan di daerah

penelitian. Selain itu, umur tanaman kacang tanah kurang lebih hanya 3 bulan

Page 125: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

sehingga apabila ditumpangsarikan dengan tanaman tebu tentu tidak akan

mengganggu produktivitas tanaman tebu sebagai tanaman utama.

Dari penggambaran di atas diketahui bahwa usaha perbaikan sangat

diperlukan guna meningkatkan kualitas lahan. Namun dalam usaha perbaikan

kualitas lahan tersebut haruslah mempertimbangkan biaya dan faktor

pembatas lahan serta kelestariannya, agar produksi tanaman maksimal tetapi

tidak mengganggu produktivitas lahan.

3. Produktivitas Tanaman Tebu dan Kacang Tanah

Data produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah diperoleh dari hasil

wawancara langsung dengan penduduk. Dari hasil wawancara tersebut diketahui

bahwa sangat jarang penduduk di Kecamatan Jenar yang membudidayakan

tanaman kacang tanah, sehingga produktivitas tanaman kacang tanah belum dapat

dihitung, berbeda dengan tanaman tebu yang sebagian besar dibudidayakan oleh

penduduk setempat sehingga produktivitas tanaman tebu dapat dihitung. Dalam

pengumpulan data produktivitas tidak memperhatikan pada varietas tebu tertentu

dan faktor biaya produksi tetapi hanya mempertimbangkan pada hasil panen tebu

pada lahan tegalan. Tanaman tebu dapat dipanen rata-rata setelah berumur 11

bulan atau dapat dikatakan tanaman tebu hanya dipanen sekali dalam setahun.

Satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa tegalan adalah satuan

analisis untuk memperoleh data. Berdasarkan pada hasil analisis data, terdapat 4

satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa tegalan yang terbagi

menjadi 3 subkelas kesesuaian lahan yaitu S2 r,f,n,s/m,e, S2 r,f,n,s/m dan S3 r.

Penentuan jumlah sampel responden yang akan diwawancarai diambil

1% dari populasi tersebut yaitu sebanyak 62 responden yang tersebar tidak merata

sesuai dengan jumlah petani dan luas satu desa.

Dalam perhitungan produktivitas digunakan rumus dibawah ini.

Produktivitas = Jumlah Produksi (ton)

Luas Lahan Panen (Ha)

Page 126: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Perhitungan rata-rata produktivitas pada pada setiap satuan lahan dapat dilihat

pada Tabel 54.

Tabel 54. Produktivitas Tanaman Tebu di Kecamatan Jenar Tahun 2010

Sumber: - Analisis Data Wawancara

- Analisis Data dengan ArcView (GIS)

Keadaan produktivitas tanaman tebu dengan penggunaan lahan tegalan

berdasarkan pada tingkat subkelas kesesuaian lahan adalah sebagai berikut:

a. S2 r,f,n,s/m

Subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas media

perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan terrain/potensi mekanisasi. Subkelas

kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan KLMR-I-Tg (8) dengan luas lahan

tebu 224,25 Ha dan produktivitas rata-rata sebesar 86,92 ton/Ha. Data luas lahan

tebu dan hasil produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 52 responden

yang tersebar di semua desa di Kecamtan Jenar.

Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,s/m ini merupakan subkelas kesesuaian

lahan dengan produktivitas tertinggi dan dengan lahan tebu terluas di daerah

penelitian. Hal ini bisa dikarenakan telah dilakukan usaha perbaikan oleh petani

yaitu pemberian pupuk yang NPK dengan maksimal sehingga faktor pembatas

ketersediaan hara (n) dapat teratasi. Faktor pembatas lain seperti media perakaran

(r), yang dalam hal ini adalah faktor drainase dan kedalaman efektif belum

dilakukan oleh petani karena faktor ini dapat dilakukan perbaikan pada tingkat

pengelolaan sedang dan tinggi.

No Subkelas Kesesuaian

Lahan

Hasil Produksi

1 Kali Panen (Ton)

Luas Lahan Tebu (Ha)

Total Hasil Produksi

1 Kali Panen (Ton)

Total Luas Lahan Tebu

(Ha)

Rata- Rata Produktivitas 1 Kali Panen

(Ton/Ha ) 1 S2 r, f, n,

s/m 19491

224,25

86,92

224,25

86,92

2 S2 r, f, n, s/m,e

302

3,50 86,23 3,50

86,23

3 S3 r 105 25

1,50 0,50

70,00 50,00

2,00

60,00

Page 127: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

b. S2 r,f,n,s/m,e

Subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas media

perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, terrain/potensi mekanisasi dan erosi.

Subkelas kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan KLMR-II-Tg (12)

dengan luas lahan tebu 3,50 Ha dan produktivitas rata-rata sebesar 86,23 ton/Ha.

Data luas lahan tebu dan hasil produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 6

responden yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung, Desa Jenar, Desa

Kandang Sapi dan Desa Ngepringan.

Subkelas kesesuaian ini juga termasuk dalam kelas produktivitas tinggi,

namun produktivitas rata-ratanya lebih rendah 0,69 ton/ha dibandingkan dengan

subkelas S2 r,f,n,s/m. ini menunjukkan bahwa faktor e (erosi) mempengaruhi

produktivitas tanaman tebu. Tingkat bahaya erosi pada subkelas ini termasuk

dalam kelas R (ringan), artinya pada subkelas ini 25% lapisan tanah atas telah

hilang.

Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan konservasi tanah. Metode

konservasi tanah dapat dibagi menjadi 3 golongan utama, antara lain: metode

vegetatif, metode mekanik, dan metode kimia (Arsyad, 1989: 113). Metode yang

dapat digunakan untuk mengurangi laju erosi yaitu metode mekanik.

Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan

terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan

erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam

konservasi tanah berfungsi (a) memperlambat aliran permukaan, (b) menampung

dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, (c)

memperbaiki atau membesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi

tanah, dan (d) penyediaan air bagi tanaman (Arsyad, 1989: 118).

Terdapat 6 pengolahan dalam metode mekanik menurut Arsyad (1989:

119), antara lain: (1) pengolahan tanah (tillage), (2) pengolahan tanah menurut

kontur (countur cultivation), (3) goludan dan guludan bersaluran menurut kontur,

(4) terras, (5) dam penghambat (check dam), waduk (balong) (farm ponds), rorak,

tanggul, dan (6) perbaikan drainase dan irigasi.

Page 128: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Para petani dapat memilih salah satu jenis pengolahan tanah di atas,

disesuaikan dengan kemampuan petani baik biaya maupun tenaga. Pengolahan

tanah yang tepat dan baik semestinya dapat meningkatkan produktivitas tanaman

tebu para tebu di daerah penelitian.

c. S3 r

Subkelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor pembatas

media perakaran. Subkelas kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan ACK-

I-Tg (4) dan KRKGKT-I-Tg (16) dengan luas lahan tebu 2,00 Ha dan

produktivitas rata-rata sebesar 60,00 ton/Ha. Data luas lahan tebu dan hasil

produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 4 responden yang tersebar di

Desa Banyurip, Desa Jenar, Desa Kandang Sapi dan Desa Mlale.

Subkelas ini merupakan subkelas dengan produktivitas terendah di

daerah penelitian. Hal ini disebabkan selain karena faktor pembatasnya yaitu

media perakaran (r) yakni drainase dan kedalaman efektif berada pada kelas

kesesuaian “sesuai marginal (S3)”. Drainase merupakan kondisi mudah tidaknya

air hilang di permukaan tanah yang mengalir melalui aliran-aliran permukaan (run

off) atau melalui peresapan ke dalam tanah. Drainase subkelas ini agak cepat, dan

termasuk dalam kelas agak buruk artinya pada lapisan tanah atas mempunyai

peredaran udara baik sampai sekitar 40 cm dari permukaan tanah. Sedangkan

kedalaman efektifnya 50 cm, itu artinya sepanjang 10 cm akar melalui kondisi

drainase yang buruk sehingga kebutuhan tanaman akan air terutama di musim

kemarau tidak tersedia dengan baik.

Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan usaha perbaikan dengan

melakukan perbaikan saluran drainase untuk meminimalisasi limpasan permukaan

(run off) pada musim penghujan. Untuk mengatasi faktor pembatas kedalaman

efektif diperlukan pengelolaan tingkat tinggi (modal relatif besar) yang umumnya

dilakukan oleh pemerintah atau perusahan besar atau menengah (Djaenuddin dkk,

1994: 9). Sebaiknya petani mengupayakan ketersediaan hara dan menjaga agar

unsure hara dalam tanah tetap terjaga dengan melakukan teknik pengolahan tanah

yang dapat mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi.

Page 129: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Samin 8 KLMR-I-Tg 220 2,25 97,78

Yono 8 KLMR-I-Tg 95 1,00 95,00

S2 r, f, n,s/m,e Supri 14 KLMR-II-Tg 90 1,00 90,00

Produktivitas Rata-rata 92,43

Kandang Sapi 2125 S2 r, f, n, s/m Pandu

8 KLMR-I-Tg

940 10,00 94,00

Satir 8 KLMR-I-Tg 40 0,50 80,00 Lagi

Handoyo 8

KLMR-I-Tg 38 0,50 76,00

Sowo 8 KLMR-I-Tg 620 7,00 88,57 Warno 8 KLMR-I-Tg 80 1,00 80,00

Suprapto 8 KLMR-I-Tg 90 1,00 90,00

Sali 8 KLMR-I-Tg 250 3,00 83,33

Kasio 8 KLMR-I-Tg 87 1,00 87,00

Suratno 8 KLMR-I-Tg 400 5,00 80,00 Rejo 8 KLMR-I-Tg 600 7,00 85,71

S2 r, f, n,s/m,e Siwanto 14 KLMR-II-Tg 42 0,50 84,00

S3 r Sugiyati 4 ACK-I-Tg 40 0,50 80,00

Produktivitas Rata-rata 84,05

Mlale 1246 S2 r, f, n, s/m Parmin 8 KLMR-I-Tg 500 7,00 71,43

Kamar 8 KLMR-I-Tg 870 10,00 87,00

Hari Siswanto

8 KLMR-I-Tg

165 2,00 82,50

Suwarno 8 KLMR-I-Tg 245 4,00 61,25

Giyanto 8 KLMR-I-Tg 1750 20,00 87,50 Wagiman 8 KLMR-I-Tg 100 1,50 66,67 Produktivitas Rata-rata 76,06 Ngepringan 1564 S2 r, f, n, s/m Giyanto 8 KLMR-I-Tg 48 0,50 96,00

Padimin 8 KLMR-I-Tg 22 0,25 88,00

Nyamin 8 KLMR-I-Tg 46 0,50 92,00

Suratmin 8 KLMR-I-Tg 280 3,00 93,33

Ngadiman 8 KLMR-I-Tg 185 2,00 92,50

Samsuwarno 8 KLMR-I-Tg 1440 15,00 96,00

Sujarno 8 KLMR-I-Tg 70 0,80 87,50

Kedi 8 KLMR-I-Tg 60 0,70 85,71 Suparmin 8 KLMR-I-Tg 140 1,50 93,33

Sarno 8 KLMR-I-Tg 45 0,50 90,00 S2 r, f, n,s/m,e Suwarno 14 KLMR-II-Tg 85 1,00 85,00

Produktivitas Rata-rata 90,85

Sumber: - Analisis Data Wawancara

- Analisis Data dengan Arcview (GIS)

Page 130: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Hasil penghitungan rata-rata produktivitas pada tiap subkelas kesesuaian lahan

pada setiap desa di Kecamatan Jenar dibuat dalam 3 kelas, yaitu rendah, sedang

dan tinggi dengan kelas interval (ci) 9,53 (dari hasil penghitungan). Kelas yang

terbentuk adalah:

- produktivitas rendah (67,08 – 76,61)

- produktivitas sedang (76,62 – 86,15)

- produktivitas tinggi (86,16 – 95,69).

Persebaran produktivitas tanaman tebu pada setiap desa di Kecamatan

Jenar dapat dilihat pada Peta 13 berikut.

Page 131: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

Peta 13. Produktivitas Tanaman Tebu Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen

Tahun 2010

Page 132: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Berdasarkan peta di atas diketahui bahwa desa dengan produktivitas

tanaman tebu tinggi adalah Desa Japoh, Desa Jenar, dan Desa Ngepringan dan

desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah terdapat di Desa Banyurip dan

Desa Mlale. Desa Dawung dan Desa Kandang Sapi termasuk dalam kelas

produktivitas sedang.

Berikut penjelasan produktivitas tanaman tebu pada tiap desa di

Kecamatan Jenar.

a. Desa Banyurip

Desa Banyurip termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n ; S2 r,f,n,s/m ; S2 r,f,n,s/m,e ; S3n ; S3r ; dan

N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n merupakan subkelas kesesuaian terbaik

untuk tanaman tebu berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Jenar dan

subkelas kesesuaian N1r merupakan subkelas yang terburuk. Perbandingan

luas subkelas N1r dua kali lebih besar daripada subkelas S2r,f,n.

b. Desa Dawung

Desa Dawung termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu sedang.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S2 r,f,n,s/m,e; S3r ; S3r,n dan N1 r.

Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas kesesuaian terluas di

desa ini sedangkan subkelas N1r tersebar hampir seperempat dari luas

Desa Dawung.

c. Desa Japoh

Desa Japoh termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S3r; S3 r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian

S3r merupakan subkelas kesesuaian tersempit di desa ini sedangkan

subkelas N1r tersebar hampir sepertiga dari luas Desa Japoh, namun hal

ini tidak menjadi kendala untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu

di desa tersebut. Dari hasil wawancara diketahui bahwa penduduk di desa

Page 133: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

ini memiliki kesadaran yang tinggi dalam pengelolaan tanaman dengan

memperhatikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan memberikan

pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Faktor lain yang mempengaruhi

adalah aksesibilitas yang relatif mudah dijangkau apabila dibandingkan

dengan Desa Banyurip.

d. Desa Jenar

Desa Jenar termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S2 r,f,n,s/m,e; S3n dan N1 r. Subkelas

kesesuaian S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini

sedangkan subkelas N1r penyebarannya cukup sempit. Melihat persebaran

kelas S2 (cukup sesuai) merupakan yang paling luas di Desa Jenar sudah

sewajarnya produktivitas tanaman tebu di desa ini tinggi.

e. Desa Kandang Sapi

Desa Kandang Sapi termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu

sedang. Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang

terdapat di desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S2 r,f,n,s/m,e; S3r; S3n; S3r,n

dan N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas

kesesuaian terluas di desa ini sedangkan subkelas N1r persebarannya

cukup sempit hanya di bagian timur Desa Kandang Sapi.

f. Desa Mlale

Desa Mlale termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S3r; S3r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian

S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini sedangkan

subkelas N1r merupakan subkelas kesesuaian tersempit. Walaupun kelas

kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) penyebarannya paling luas di Desa

Mlale tetapi produktivitas tanaman tebu di desa ini masih rendah. Hal ini

bisa dikarenakan pengelolaan lahan ini belum optimal.

Page 134: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

g. Desa Ngepringan

Desa Ngepringan termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi.

Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di

desa ini antara lain: S2 r,f,n,s/m; S2 r,f,n,s/m,e; S3n dan N1 r. Subkelas

kesesuaian S2 r,f,n,s/m merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini

sedangkan subkelas N1r penyebarannya cukup sempit. Melihat persebaran

kelas S2 (cukup sesuai) merupakan yang paling luas di Desa Jenar sudah

sewajarnya produktivitas tanaman tebu di desa ini tinggi

Batang tebu yang biasanya bertunas ditempatkan di bawah permukaan

tanah untuk selama 3 sampai 4 tahun. Selama pertumbuhannya dalam kurun

waktu ini dapat dilakukan pengambilan hasilnya, yang dalam hal ini setelah

pengambilan hasil yang pertama dilakukan, sisa bagian tanaman yang tidak

terpotong dapat dibiarkan tumbuh terus sehingga menghasilkan hasil ratoon. Jadi

tanaman ini setelah cukup dewasa dapat dipotong dan dari padanya sisa tanaman

yang tinggal diniarkan kembali agar tumbuh sebagaimana layaknya. Setelah

tanaman ini cukup dewasa dapat dipotong dan menghasilkan ratoon kedua.

Setelah itu tanah perlu diolah kembali, memulai penanaman bibit tanaman baru

(Kartasapoetra, 1988: 182)

Pengambilan hasil (pemotongan batang-batang tebu) baru dapat

dilakukan setelah tanaman ini berumur 20 bulan, sedangkan bagi tanaman ratoon

setelah berumur 16 bulan. Pada daerah-daerah yang keadaannya lebih panas

pengambilan hasil telah dapat dilakukan setelah tanaman berumur 14 bulan dan

bagi tanaman ratoon setelah berumur 12 bulan (Kartasapoetra, 1988: 189). Di

daerah penelitian rata-rata pengambilan hasil (panen tebu) dapat dilakukan setelah

tanaman berumur 12 bulan. Tanaman tebu biasanya mulai dipanen pada bulan

Mei sampai selesai.

Untuk pemeliharaan tanaman ratoon, sampah tanaman yang tertinggal

sehubungan dengan dilakukannya panenan pertama, dapat ditaruh (ditempatkan)

di antara larikan (galur) yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan atau

Page 135: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

pengganti pupuk. Dengan cara demikian tanaman tebu ratoonpun dapat tumbuh

dengan baik (Kartasapoetra, 1988: 191).

Tahun 2010 ini banyak petani yang mengalami kerugian dikarenakan

kondisi cuaca yaitu curah hujan yang cukup tinggi yang terjadi setiap hari.

Kondisi demikian mengakibatkan jalan-jalan menuju tegal/lahan tebu tidak dapat

dilewati oleh truk pengangkut tebu. Para petani terpaksa mengeluarkan biaya lebih

untuk mengangkut tebu sampai ke jalan yang dapat dijangkau oleh truk dengan

menggunakan jasa manusia (buruh tani). Mau tidak mau petani harus melakukan

hal tersebut, sebab tidak mungkin membiarkan lahan mereka begitu saja, mereka

harus kembali mengolah lahan tersebut agar kerugian tidak terlalu besar. Pada

masa seperti ini yang diuntungkan adalah para buruh tani, karena tenaga mereka

sangat dibutuhkan dua kali lipat dari biasanya.

Page 136: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat

dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Tebu

a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu

Terdapat 7 subkelas kesesuaian lahan antara lain:

1) Subkelas kesesuaian lahan N1r dengan luas 962,38 Ha atau 15,47%

dari daerah penelitian yang tersebar di semua desa di Kecamatan

Jenar.

2) Subkelas kesesuaian lahan S3r,n dengan luas adalah 480,29 Ha atau

7,72% dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Dawung, Desa

Japoh, Desa Kandang Sapi, dan Desa Mlale.

3) Subkelas kesesuaian lahan S3r dengan luas 305,05 Ha atau 4,90% dari

daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung,

Desa Japoh, Desa Kandang Sapi, dan Desa Mlale.

4) Subkelas kesesuaian lahan S3 n dengan luas 37,40 Ha atau 0,60% dari

daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung,

Desa Jenar, dan Desa Kandang Sapi.

5) Subkelas kesesuaian lahan S2 r, f, n, s/m dengan luas 4036,34 Ha

atau 64,89% dari daerah penelitian yang tersebar di semua desa

Kecamatan Jenar.

6) Subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n,s/m,e dengan luas 259,83 Ha atau

4,18% dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa

Dawung, Desa Jenar, Desa Kandang Sapi, dan Desa Ngepringan.

7) Subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n dengan luas 139,16 Ha atau 2,24%

dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip.

158

Page 137: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Tebu

1) Tingkat Pengelolaan Rendah

Tingkat pengelolaan rendah hanya dapat dilakukan pada faktor

penghambat ketersediaan hara (n), pada tingkat pengelolaan ini

dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan antara lain: S2r,f ; S2r,f,e ;

S2r,f,s/m ; S2r,f,s/m,e ; S3r ; dan N1r.

2) Tingkat Pengelolaan Sedang

Tingkat pengelolaan sedang terdapat pada faktor penghambat media

perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan erosi. Pada tingkat

pengelolaan sedang dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan antara

lain: S2r ; S2s/m ; S2r,s/m ; S2r,f,s/m,e ; S3r ; dan N1r.

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kacang Tanah

Terdapat 5 subkelas kesesuaian lahan antara lain:

1) Subkelas kesesuaian lahan S3r,n dengan luas 422,20 Ha atau 6,85%

dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Dawung, Desa Japoh,

Desa Kandang Sapi, dan Desa Mlale.

2) Subkelas kesesuaian lahan S3r dengan luas 36,91 Ha atau 0,60 % dari

daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip.

3) Subkelas kesesuaian lahan S3s/m dengan luas 297,24 Ha atau 4,82%

dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung,

Desa Jenar, Desa Kandang Sapi, dan Desa Ngepringan.

4) Subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n,s/m dengan luas 317,30 Ha atau

5,15% dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip.

5) Subkelas kesesuaian lahan S2r,n,s/m dengan luas 5088,71 Ha atau

82,58% dari daerah penelitian yang tersebar di semua desa di

Kecamatan Jenar.

b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah

1) Tingkat Pengelolaan Rendah

Tingkat pengelolaan rendah hanya dapat dilakukan pada faktor

penghambat ketersediaan hara (n), pada tingkat pengelolaan ini

Page 138: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

dihasilkan 4 subkelas kesesuaian antara lain: S2r,s/m ; S2r,f,s/m ; S3r

dan S3s/m.

2) Tingkat Pengelolaan Sedang

Tingkat pengelolaan sedang terdapat pada faktor penghambat media

perakaran, retensi hara dan ketersediaan hara. Pada tingkat

pengelolaan sedang dihasilkan 4 subkelas kesesuaian antara lain:

S2s/m ; S2r,s/m ; S2r,f,n,s/m dan S3s/m.

3. Produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah, sebagai berikut :

a. Tanaman Tebu

Produktivitas tanaman tebu yang berada pada satuan lahan yang

mempunyai penggunaan lahan berupa tegalan di Kecamatan Jenar.

1) Produktivitas tanaman tebu tertinggi terdapat pada satuan lahan

KLMR-I-Tg yang mempunyai subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,s/m

dengan hasil produksi tebu rata-rata sebesar 86,92 ton/Ha dengan luas

area 224,25 Ha.

2) Produktivitas tanaman tebu terendah terdapat pada satuan lahan ACK-

I-Tg dan KRKGKT-I-Tg yang mempunyai subkelas kesesuaian lahan

S3 r dengan hasil produksi tebu rata-rata sebesar 60,00 ton/Ha dengan

luas area 2,00 Ha.

b. Tanaman Kacang Tanah

Dari hasil wawancara diketahui bahwa sangat jarang penduduk di

Kecamatan Jenar yang membudidayakan tanaman kacang tanah, sehingga

produktivitas tanaman kacang tanah belum dapat dihitung.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian evaluasi kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu dan kacang tanah di Kecamatan Jenar, maka implikasi dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 139: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

1. Data kualitas dan karakteristik lahan dapat dimanfaatkan oleh petani maupun

pemerintah daerah untuk menentukan jenis tanaman yang cocok untuk

tanaman tahunan maupun tanaman tumpangsari, dengan memperhatikan

faktor pembatas yang ada sehinggab diketahui jenis perlakuan yang tepat pada

lahan tersebut.

2. Hasil penelitian berupa peta satuan lahan dengan masing-masing subkelas

dapat digunakan sebagai acuan untuk penentuan lokasi penanaman yang baik,

dengan faktor penghambat yang menyertainya. Sehingga dapat dimanfaatkan

petani atau pemerintah untuk mengetahui jenis perlakuan yang akan diberikan

pada lahan tersebut.

3. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk penentuan lokasi penanaman

baik tanaman tebu maupun kacang tanah yang disesuaikan dengan data

subkelas kesesuaian lahan pada setiap satuan lahan.

4. Data produktivitas tanaman tebu dapat digunakan untuk mengetahui

produktivitas tebu yang terendah dan tertinggi dari daerah penelitian dengan

karakteristik lahan yang berbeda.

C. SARAN

Berdasarkan pada implikasi tersebut dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Tanaman kacang tanah dapat dijadikan tanaman alternatif untuk

ditumpangsarikan dengan tanaman tebu mengingat kelas terburuk kesesuaian

lahan tanaman tersebut di daerah penelitian termasuk kelas sesuai marginal

(S3) dengan memberi perlakuann pengelolaan yang lebih terhadap faktor

pembatas yang tidak permanen.

2. Usaha perbaikan faktor pembatas ditingkat pengelolaan rendah atau sedang

dapat menjadi alternatif usaha yang memungkinkan petani untuk

meningkatkan produktivitas tanaman, pemilihan pengelolaan sebaiknya

disesuaiakan dengan kemampuan petani.

Page 140: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

3. Penelitian ini terbatas pada kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan

potensial pada tingkat pengelolaan rendah dan sedang untuk tanaman tebu dan

kacang tanah, sehingga diperlukan penelitian lanjutan seperti upaya perbaikan

pada tingkat pengelolaan tinggi dan untuk evaluasi kesesuaian lahan tanaman

lainnya yang direkomendasikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

penduduk Kecamatan Jenar.

Page 141: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Peta 14. Rekomendasi Tumpangsari Tanaman Tebu dan Kacang Tanah

Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010

Page 142: SKRIPSI - eprints.uns.ac.id · tanaman tebu dan kacang tanah dengan kualitas dan karakteristik lahan. Subkelas kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Rajagukguk, Erman. 2007. “Indonesia: Hukum Tanah Di Zaman Penjajahan”. Disampaikan pada Seminar Antarbangsa, “Tanah Keterhakisan Sosial dan Ekologi : Pengalaman Malaysia dan Indonesia”, Dewan Bahasa dan Pustaka Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA), Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, 4-5 Desember 2007.

Roshadi, Kardian. 2008. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah

Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007. Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Rusli, M. dan Soetomo. 1995. Statistik Produksi Gula Indonesia. Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan. Hlm 8-10. Santoso, Rudi Adi. 2005. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ketela

Pohon dan Tanaman Pisang di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Septiani, Indria. 2004. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jati dan

Mahoni di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Tahun 2004. Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Sitorus, Santun R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito. Sudaryono. 2009. “Kontribusi Ilmu Tanah dalam Mendorong Pegembangan

Agribisnis Kacang Tanah di Indonesia”. Pengembangan Industri Pertanian 2 (4), 2009: 258-282.

Tika, Moh. Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Utomo, Wani Hadi. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia Suatu Rekaman dan Analisa. Jakarta: Rajawali Pers.

Wahyuningrum, Nining., C Nugroho S Priyono, Wardoyo, Beny Haryadi, Endang, Savitri, Sudimin & Sudirman. 2003. Desember. Info DAS: Pedoman Teknis Klasifikasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan. Bogor: Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Pegembangan Kehutanan dan Konservasi Alam.

Wisnubroto. 1983. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Jakarta : Ghalia Indonesia Yukamgo, Edo dan Nasih Widya Yuwono. 2007. Peran Silikon sebagai Unsur

Bermanfaat Pada Tanaman Tebu. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 7 No.2 (2007) p: 103-116.