Skripsi syukron 072211016

84
i TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG PENCURIAN KOTAK AMAL MASJID SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program 1 (S1) Ilmu Syari’ah Jurusan Jinayah Siyasah Di susun Oleh: AHMAD SYUKRON MA’MUN NIM. 072211016 FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2012

Transcript of Skripsi syukron 072211016

Page 1: Skripsi syukron 072211016

i

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SEMARANG

NO.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG PENCURIAN

KOTAK AMAL MASJID

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program 1 (S1)

Ilmu Syari’ah

Jurusan Jinayah Siyasah

Di susun Oleh:AHMAD SYUKRON MA’MUN

NIM. 072211016

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2012

Page 2: Skripsi syukron 072211016

ii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp. : 4 (empat) eks.Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Ahmad Syukron Ma’mun

Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi Saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM

TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERISEMARANG N0.465/PID.B/2010/PN.SMGTENTANG PENCURIAN KOTAK AMALMASJID

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 21 Mei 2012

ii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp. : 4 (empat) eks.Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Ahmad Syukron Ma’mun

Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi Saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM

TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERISEMARANG N0.465/PID.B/2010/PN.SMGTENTANG PENCURIAN KOTAK AMALMASJID

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 21 Mei 2012

ii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp. : 4 (empat) eks.Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Ahmad Syukron Ma’mun

Kepada Yth.Dekan Fakultas Syari’ahIAIN Walisongo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi Saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM

TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERISEMARANG N0.465/PID.B/2010/PN.SMGTENTANG PENCURIAN KOTAK AMALMASJID

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segeradimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 21 Mei 2012

Page 3: Skripsi syukron 072211016

iii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANGN0.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG PENCURIANKOTAK AMAL MASJID

Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji fakultas syari'ah IAINWalisongo semarang, dan di nyatakan lulus pada tanggal :

11 Juni 2012Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program Sarjana (S.I)

tahun akademik 2012/2013 guna memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam ilmuSyari'ah

Semarang, 11 juni 2012

iii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANGN0.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG PENCURIANKOTAK AMAL MASJID

Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji fakultas syari'ah IAINWalisongo semarang, dan di nyatakan lulus pada tanggal :

11 Juni 2012Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program Sarjana (S.I)

tahun akademik 2012/2013 guna memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam ilmuSyari'ah

Semarang, 11 juni 2012

iii

DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANGJl.Raya Boja Km.2 Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi saudara:Nama : Ahmad Syukron Ma’munNim : 072211016Jurusan : Jinayah SiyasahJudul skripsi : TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANGN0.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG PENCURIANKOTAK AMAL MASJID

Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji fakultas syari'ah IAINWalisongo semarang, dan di nyatakan lulus pada tanggal :

11 Juni 2012Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program Sarjana (S.I)

tahun akademik 2012/2013 guna memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam ilmuSyari'ah

Semarang, 11 juni 2012

Page 4: Skripsi syukron 072211016

iv

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalumenegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlahsekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlakutidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. danbertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yangkamu kerjakan”. (QS. AL-MAIDAH : 8)

Page 5: Skripsi syukron 072211016

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Penulis, Bapak H. Abdul Aziz dan Ibu Hj. Ummu Zuhroh,

terimakasih untuk semua yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada

Penulis selama ini. Semoga amal dan jasa Beliau selalu diterima Allah

SWT. Amin. Doa dan Ridlo Bapak Ibu selalu Penulis harapkan.

Para guru dan dosen yang telah membimbing, mendidik dan membuka

wawasan keilmuan Penulis dari TK sampai Perguruan Tinggi, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Semoga amal dan jasa Beliau

semua diterima Allah SWT. Amin..

Kakakku Ahmad Chabib Bullah, adek-adekku Ahmad Afif Fida Roin dan

Ahmad Fika Dhul Khalim terima kasih atas dukungannya selama ini.

Smoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh.

Teman-teman seperjuangan Mas Solikin, Fajrin, Fahri, Dan Ibad all you

the best friend

Dek Anis Mahbubah, terima kasih untuk support, doa dan waktu yang

diluangkan untuk Penulis, Semoga Kita benar-benar yang diridloi oleh

Allah SWT. Amin..

Page 6: Skripsi syukron 072211016

vi

Deklarasi

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penyusun menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Dan skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan oleh penulis.

Semarang, 11 Juni 2012

Deklarator,

Ahmad Syukron Ma’mun

Page 7: Skripsi syukron 072211016

vii

ABSTRAK

Skripsi ini membahas Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap PutusanPengadilan Negeri Semarang no.465/pid.b/2010/pn.smg tentang Pencurian Kotakamal Masjid. Kajiannya dilatar belakangi oleh putusanNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg, terdakwa Salim Bin Asropi hanya dijatuhi hukumanpenjara selama enam bulan dan dikenakan biaya perkara sebesar seribu rupiah.Padahal tindak pidana ini termasuk kategori pencurian dalam keadaanmemberatkan karena pencurian ini melanggar pasal 363 ayat (1) ke-4 dan ke-5KUHP, dan di ancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Akan tetapidalam putusannya bertolak belakang.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana dasarpertimbangan Hakim terhadap Putusan Pengadilan Negeri SemarangNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal Masjid, (2) untukmengetahui bagaimana Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap PutusanPengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang PencurianKotak Amal Masjid.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yangdatanya diperoleh dari data dokumen dari Putusan Pengadilan Negeri SemarangNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal Masjid. Sumber dataprimer dalam penelitian ini yaitu Putusan Pengadilan Negeri SemarangNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal Masjid. Kemudianuntuk sumber data sekunder yaitu wawancara dengan Hakim tentangpertimbangan-pertimbangan pemutusan. tindak pidanaNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg. Dalam pengumpulan data penulis menggunakanmetode dokumentasi dan wawancara. Metode dokumentasi digunakan untukmengetahui putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg dan metode wawancaradigunakan mengetahui pertimbangan-pertimbangan pemutusan Tindak PidanaNo.465/Pid.B/2010/PN.Smg. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalahanalisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan Pertama, bahwa pertimbangan putusanhukuman yang di lakukan hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam tindakpidana Nomor: 465/Pid. B/2010/PN.Smg, pertimbangan Hakim dalam pemutusantindak pidana ini adalah: pertimbangan sifat baik dan jahat dari terdakwa,pertimbangan kasus ringan dan beratnya. Kemudian pertimbangan terdakwamasih mempunyai tanggungan keluarga. Dengan pertimbangan itu, tuntutanpenuntut umum yang awalnya 8 bulan berubah menjadi 6 bulan. Hukuman yangdi putuskan adalah hukuman yang mengandung pembinaan agar terdakwa jera.Kedua, bahwa menurut hukum pidana Islam dalam putusan tersebut masuk dalamkategori pencurian tidak sempurna karena terdakwa tidak dapat dihukum potongtangan namun cukup dengan hukuman ta’zir. Ini dikarenakan tidak terpenuhinyasyarat-syarat pencurian yaitu barang yang diambil tidak mencapai nishab.Sehingga hukuman yang diberikan dalam Hukum Pidana Islam sesuai hukumanyang diberikan oleh Pengadilan Negeri Semarang yaitu hukuman ta’zir berupahukuman penjara atau kurungan.

Page 8: Skripsi syukron 072211016

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحیم

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Puji Syukur penyusun haturkan kepada Allah S.W.T yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, serta nikmat bagi hambanya ini dan

bagi umat di dunia ini sehingga kita bisa menjalankan kehidupan dengan tenang

dan damai. Shalawat beserta Salam penyusun haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang kita nanti-nantikan syafa’at serta hidayahnya di hari akhir nanti.

Penyusun menyadari bahwa tulisan ini masih sangat sederhana untuk

dikatakan sebagai sebuah skripsi, sehingga saran dan kritik sangat penyusun

harapkan dari para pembaca. Penyusun yakin, skripsi ini tidak akan selesai tanpa

motifasi, bantuan, dan arahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil,

langsung maupun tidak langsung. pada kesempatan ini, penyusun ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag. Selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Drs. Moh. Solek, M.A, selaku Kajur Siyasah Jinayah

4. Prof. Dr. H. Muslich Shabir, M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

Ikhlas meluangkan waktu disela-sela kesibukannnya untuk membantu,

mengarahkan, dan membimbing penyusun dalam penulisan maupun

penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Maria Ana Muryani, SH. MH selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini serta selalu memotivasi penyusun dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak serta Ibu tercinta yang telah mencurahkan semuanya kepada penyusun

dalam mengarungi bahtera kehidupan, yang telah mengajarkan sebuah

perjuangan hidup untuk menggapai sebuah kemapanan.

Page 9: Skripsi syukron 072211016

ix

7. Kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu memberikan semangat dan tempat

berbagi dalam segala senang dan duka.

8. Teman-teman paket SJB angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu jangan pernah lupakan masa-masa kebersamaan kita dikala senang dan

duka dan jangan pernah berhenti berkarya.

Penyusun tidak mungkin mampu membalas segala budi baik yang telah

beliau-beliau curahkan, namun hanya ribuan terima kasih teriring do’a yang

mampu penyusun sampaikan, semoga seluruh amal kebaikan mereka

mendapatkan balasan yang setimpal dan berlimpah dari Allah SWT.

Akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, khususnya bagi kalangan insan akademis. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Semarang, 11 Juni 2012

Penulis,

Ahmad Syukron Ma’mun

Page 10: Skripsi syukron 072211016

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI .................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii

HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 5

E. Metode Penelitian ..................................................................... 8

F. Sistematika Penelitian .............................................................. 11

BAB II : KETENTUAN JARIMAH PENCURIAN

A. Tinjauan Umum Tentang Jarimah............................................ 14

1. Pengertian Jarimah ............................................................. 14

2. Unsur-Unsur Jarimah ......................................................... 15

3. Macam-Macam Jarimah ..................................................... 16

Page 11: Skripsi syukron 072211016

xi

B. Ketentuan Pencurian Dalam Hukum Positif (KUHP)

1. Pengertian Pencurian ........................................................... 21

2. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Pencurian ..................... 23

C. Ketentuan Tindak Pidana Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam

1. Pengertian Pencurian ........................................................... 27

2. Unsur-Unsur Pencurian ....................................................... 29

3. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Pencurian dalam

Hukum Pidana Islam ........................................................... 33

BAB III : PUTUSAN PN SEMARANG NO.465/PID.B/2010/PN.SMG

TENTANG PENCURIAN KOTAK AMAL MASJID

A. Profil Pengadilan Negeri Semarang ....................................... 37

B. Kronologis Kasus Dalam Putusan Nomor : 465/Pid.B/2010/Pn.Smg

Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid ................................. 39

C. Dasar Pertimbangan Hukum terhadap Putusan Nomor:

465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian

Kotak Amal Masjid ................................................................ 40

D. Putusan Nomor : 465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid ........................................................................... 45

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG

NO.465/PID.B/2010/PN.Smg TENTANG PENCURIAN KOTAK

AMAL MASJID

Page 12: Skripsi syukron 072211016

xii

A. Analisis Dasar Pertimbangan Hukum Terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg Tentang Pencurian

Kotak Amal Masjid ................................................................ 47

B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri

Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg Tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid ........................................................................... 54

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 66

B. Saran .......................................................................................... 67

C. Penutup ..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: Skripsi syukron 072211016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu yang dibanggakan oleh manusia adalah harta. Ajaran Islam

bukan ajaran yang materialisme, akan tetapi Islam mengajarkan kepada umat

Islam untuk berusaha sekuat tenaga sesuai kemampuan untuk mencari harta.

Syariat Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Muhammad

Rasulullah SAW memuat seperangkat aturan dalam hal memperoleh harta.

Memperoleh harta dengan cara yang haram seperti berbuat curang, merugikan

orang lain, mencari keuntungan yang berlebihan, dan lain-lain harus dihindari

oleh umat Islam.1

Diakui atau tidak, dalam kehidupan masyarakat, pencurian terhadap

harta benda/harta kekayaan orang lain sering sekali terjadi, dan hal ini dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara dan kesempatan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, “mencuri memiliki pengertian menganbil milik orang lain

tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi”.2

Kejahatan pencurian ini memang bukan hal yang asing lagi kita

dengar, melainkan kejahatan yang paling sering di beritakan. Terbukti dengan

media massa dan media elektronik tak luput memberitakan tentang kasus

seringnya terjadi kasus pencurian dengan berbagai latar belakang dan motif

1 Zainnudin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h. 67.2 Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008, h. 281.

Page 14: Skripsi syukron 072211016

2

pencurian. Namun, dalih yang sering di dengar ketika orang mencuri yaitu di

latarbelakangi ketidaktercukupinya kebutuhan ekonomi.

Kebutuhan ekonomi memang hal yang sangat penting. Semua orang

dalam hidupnya selalu berusaha survive demi apa yang menjadi cita-cita

hidupnya. Namun yang menjadi ironis adalah ketika keadaan tidak berbanding

lurus dengan keinginan, dan yang dilakukan adalah mencuri.

Kebutuhan yang mendesak mengakibatkan para pelaku pencurian

berusaha melakukan apa yang menjadi niatnya itu dengan berbagai macam

cara. Salah satunya yang di lakukan oleh terdakwa Salim Bin Asropi pencuri

uang di kotak amal masjid.

Dalam putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg, terdakwa Salim Bin

Asropi di tuntut oleh Jaksa atau Penuntut Umum, bahwa terdakwa pada hari

Sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekitar jam 02.30 WIB, bertempat di Masjid

Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel.Rejomulyo Kec.Semarang Timur,

Kota Semarang. Telah mengambil uang tunai sebesar Rp 161.000,- yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud ingin

memilikinya dengan melawan hukum yang dipersiapkan dengan membawa

alat tatah kayu yang terbuat dari besi untuk mencongkel kotak amal untuk

mempermudah pencurian. 3

Kasus ini sangat menarik untuk di kaji lebih jauh, mengingat

pertimbangan hukum terhadap Putusan Pengadilan Negeri Semarang

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang pencurian kotak amal masjid. Kasus ini

3 Arsip Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN. Smg.

Page 15: Skripsi syukron 072211016

3

termasuk kategori pencurian dalam keadaan memberatkan karena pencurian

ini melanggar pasal 363 ayat (1) ke-4 dan ke-5 KUHP, dan di ancam dengan

pidana penjara paling lama tujuh tahun. Akan tetapi dalam putusan Pengadilan

Semarang nomor No.465/Pid.B/2010/PN.Smg memutuskan perkara tersebut

hanya dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan dan dikenakan biaya

perkara sebesar seribu rupiah.4

Di Indonesia dalam menentukan suatu hukuman bagi pelaku tindak

kejahatan diserahkan kepada pihak yang berwenang melalui polisi, jaksa, dan

hakim. melalui proses yang telah ditentukan dalam Undang-Undang

diantaranya melalui persidangan di Pengadilan. Tentu saja hukum yang

dipakai menggunakan KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) tetapi

dalam penentuan hakim juga mempunyai pertimbangan dalam memutuskan

suatu putusan.

“Dalam Islam pencurian biasa disebut dengan sirqoh yaitu

mengambil suatu dengan cara sembunyi, sedangkan menurut istilah sirqoh

adalah mengambil suatu (barang) hak milik orang lain secara sembunyi-

sembunyi dan di tempat penyimpanan yang pantas”.5

Hukum pidana Islam mengenai tindak pidana, hak masyarakat lebih

diutamakan di atas hak perseorangan, maka kepentingan masyarakat yang

lebih utama dan lebih didahulukan. Oleh karena itu, setiap jarimah atau tindak

pidana yang dapat mengganggu kedamaian, keamanan,dan ketentraman

masyarakat akan dianggap sebagai kejahatan terhadap Allah SWT, dan

4 ibid.5 Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2001, h. 545.

Page 16: Skripsi syukron 072211016

4

masyarakat tidak berhak mendzalimi pribadi anggotanya, jika kepentingan

individu itu tidak menimbulkan ancaman terhadap hak-hak orang lain atau

masyarakat.6 “Dengan demikian Islam telah memberikan hak yang menjamin

kepemilikan harta”.7 Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT

sebagai berikut:

Artinya: “Dan janganlah kamu makan harta diantara kamu denganjalan yang bathil dan janganlah kamu menyuap dengan harta itukepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakansebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamumengetahui” (Q.S Al-Baqarah:188).8

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti

tentang kasus pencurian kotak amal masjid yang di lakukan oleh Salim Bin

Asropi terkait bagaimana dasar petimbangan dalam menentukan putusan lama

hukuman dan bagaimana tinjauan hukum islamnya dalam skripsi yang

berjudul: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri

Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal

Masjid.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan

dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

6 Abdurrahman I, Doi, The Islamic Law, Terj. Usman Efendi AS dan Abdul Khalik,“Inilah Syari’ah Islam”, Jilid I, Jakarta: Pustaka Panji Mas, Cet I 1991, h. 313-314.

7Ibid., h. 370.8 Tim Syaamil Al-Quran, Al-Qur’anulkarim Terjemah Tafsir Perkata, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, h. 29.

Page 17: Skripsi syukron 072211016

5

1. Bagaimana Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi:

1. Untuk mengetahui dasar petimbangan Hakim terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid.

2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Putusan

Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang

Pencurian Kotak Amal Masjid

D. Telaah Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis akan memaparkan tentang beberapa

sumber yang membicarakan masalah tersebut di antaranya:

Pertama skripsi yang ditulis oleh Ahmad Subkhi (NIM: 042211011

dan lulus tahun 2007), Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang, yang berjudul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana

Pencurian yang Disertai dengan Kekerasan”. Skripsi tersebut menyatakan

bahwa, tindak pidana pencurian yang disertai dengan kekerasan itu termasuk

pencurian dengan pemberatan, yaitu sebagaimana telah diatur dalam pasal 365

Page 18: Skripsi syukron 072211016

6

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Demikian halnya dengan

hukum pidana Islam, dimana pencurian yang disertai dengan jarimah-jarimah

lain, maka hukumannya menjadi diperberat.9

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Ulil Absor (NIM: 042211116 dan

lulus tahun 2009) Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang,

yang berjudul: “Tindak Pidana Pencurian Waktu Bencana Alam”. Skripsi

tersebut menyatakan bahwa, adanya ketentuan pemberatan pidana pencurian

pada waktu bencana alam yang terdapat dalam pasal 363 ayat (1) item 2

KUHP, terletak pada faktor moralitas si pelaku, yang tega memanfaatkan

kondisi masyarakat (korban) yang sedang mengalami musibah bencana alam

demi kepentingan pribadinya, karena kalau ditinjau dari segi ontologi hukum

(hakekat hukum), hubungan antara hukum dengan moral itu sangat erat sekali,

mengingat hukum merupakan alat untuk mengatur tingkah laku/perbuatan

manusia. Disamping dilihat dari segi moralitas, penulis juga melihat, bahwa

filosofi dari pada ketentuan pemberatan pidana pencurian pada waktu bencana

alam yang terdapat dalam pasal 363 ayat (1) item 2 KUHP adalah dari segi

nilai keadilan, yang merupakan filosofi daripada hukum pada umumnya,

dengan pemikiran bahwa, si korban (viktim) yang sedang terkena musibah,

seharusnya mendapatkan pertolongan dari si pelaku kejahatan, bukan

sebaliknya, si pelaku mencuri pada saat masyarakat sedang terjadi

kekacauan.10

9 Akhmad Subkhi (NIM: 042211011), “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindak PidanaPencurian yang Disertai dengan Kekerasan”, Skripsi Hukum Pidana Islam, Semarang, 2007. t.d

10 Ulil Absor (NIM: 042211116),” Tindak Pidana Pencurian Waktu Bencana Alam”,Skripsi Hukum Pidana Islam, Semarang, 2009, t.d.

Page 19: Skripsi syukron 072211016

7

Ketiga skripsi yang ditulis oleh Suyoto (NIM: 2104056 dan lulus tahun

2009) Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, yang berjudul:

“Studi Analisis Hukum Islam terhadap Putusan PN Kendal No

89/Pid.B/2008/Pn.Kdl Tentang Pencurian yang Dilakukan oleh Anak

Dibawah Umur. Skripsi tersebut menyatakan bahwa, ditinjau dari hukum

positif di Indonesia maka pertimbangan hukum yang dipakai hakim dalam

menjatuhkan pidana penjara 2 bulan terhadap Ahmad Khoirin dan teman-

temannya itu sudah tepat, karena kenakalan atau tindak pidana yang dilakukan

oleh Ahmad Khoirin dan teman-temannya sudah memenuhi unsur-unsur

pencurian menurut hukum positif. Tapi kalau menurut hukum pidana Islam

dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana 2 bulan penjara itu

kurang tepat. Dan seharusnya kalau menurut hukum pidana Islam Ahmad

Khoirin dan teman-temannya dikenakan hukuman dalam bentuk pendidikan.11

Dari beberapa tinjauan pustaka diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada

yang membahas mengenai dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri

Semarang dan tinjauan hukum pidana Islam mengenai Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal

Masjid.

11 Suyoto (NIM: 2104056), “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan PN KendalNo 89/Pid.B/2008/Pn.Kdl Tentang Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur”,Skripsi Hukum Pidana Islam, Semarang, 2009.t.d.

Page 20: Skripsi syukron 072211016

8

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research) yang datanya diperoleh dari data dokumen dari Putusan

Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang

Pencurian Kotak Amal Masjid.12 Penelitian yang dilakukan untuk

menelaah bahan-bahan dari buku utama yang berkaitan dengan masalah,

dan buku penunjang berupa sumber lainnya yang relevan dengan topik

yang dikaji.13 Dalam penelitian ini menitik beratkan kepada dokumen.

Penelitian dokumen adalah penelitian yang dilakukan dengan melihat data

yang bersifat praktek, meliputi: data arsip, data resmi pada institusi-

institusi pemerintah, data yang dipublikasikan (putusan pengadilan,

yurisprudensi, dan sebagainya).14 Sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah Putusan Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg

tentang Pencurian Kotak Amal Masjid.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data di peroleh15 atau sesuatu

yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Ilmiah), Jakarta: PT. BinaAksara, 1989. h. 10.

13 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,1991. Cet. I, h. 109.

14 Ibid, h. 88-89.15 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 114.

Page 21: Skripsi syukron 072211016

9

Berdasarkan sumbernya, sumber data dalam penelitian dikelompokkan

menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.16

a) Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud yaitu sumber

literatur utama yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian di

Pengadilan Negeri dan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya

mempunyai otoritas. Dengan kata lain, data primer dalam penelitian

ini adalah data yang diambil dari data-data dalam bentuk dokumen

putusan pengadilan, yaitu Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal

Masjid.

b) Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian ini data yang digunakan peneliti adalah data

yang dikumpulkan oleh orang lain. Pada waktu penelitian dimulai data

telah tersedia.17 Adapun data sekunder atau data pendukung yaitu,

wawancara dengan Hakim Pengadilan Negeri Semarang dan literatur

yang digunakan dalam menjelaskan tentang pokok permasalahan yaitu

buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian, misalnya buku

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Hukum Pidana Islam

(Fiqh Jinayah), Kejahatan Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam dan

buku-buku lain yang ada kaitannya dengan masalah yang peneliti kaji.

16 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 1998, h. 91.17 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafinda

Persada, 2007, h. 37.

Page 22: Skripsi syukron 072211016

10

Metode wawancara digunakan mengetahui pertimbangan-

pertimbangan pemutusan Tindak Pidana No.465/Pid.B/2010/PN.Smg..

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui

putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg. Adapun data pendukung yaitu

wawancara. “wawancara merupakan suatu cara pengambilan data melalui

interaksi dan komunikasi”.18 Dalam hal ini pewawancara akan

mewawancarai hakim yang telah menangani perkara atas Putusan

Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang

Pencurian Kotak Amal Masjid guna untuk mengetahui petimbangan-

pertimbangan Hakim tentang pemutusan Tindak Pidana

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg.

4. Metode Analisis Data

“Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil dokumentasi, wawancara dan lainnya. Untuk

meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan”.19

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis

deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan

18 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Ed., Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989, h.192.

19 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin, 1996, h.104.

Page 23: Skripsi syukron 072211016

11

(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.20 Dengan

metode analisis induktif yaitu berangkat kasus-kasus bersifat khusus

berdasarkan pengalaman nyata yang kemudian dirumuskan menjadi

definisi yang bersifat umum.21 karena data yang diwujudkan dalam skripsi

ini bukan dalam bentuk angka melainkan bentuk laporan atau uraian

deskriptif analisis.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari tulisan ini,

penulis akan menguraikan secara singkat apa yang terkandung dalam skripsi

ini. Secara garis besar, skripsi ini mencakup tiga bagian yang masing-masing

terdiri dari bab dan sub-bab, yaitu:

1. Bagian muka

Bagian ini berisi halaman judul skripsi, persetujuan pembimbing,

halaman pengesahan, motto, persembahan, deklarasi, abstrak, kata

pengantar, dan daftar isi.

2. Bagian isi/batang tubuh skripsi, terdiri dari:

Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini merupakan gambaran secara

global mengenai seluruh isi dari skripsi ini yang meliputi: Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

20 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo, 1998, Cet. XI, h.18.

21 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2001, Cet. I, h. 156.

Page 24: Skripsi syukron 072211016

12

Bab II merupakan Ketentuan Jarimah Pencurian. Bab ini berisi teori

yang berkaitan dengan skripsi, yaitu terdiri atas pengertian Jarimah, Unsur-

unsur Jarimah, Macam-macam Jarimah. Tinjauan Umum tentang

Pencurian dalam Hukum Positif (KUHP) yang meliputi: Pengertian

Pencurian, Ketentuan hukum tindak pidana pencurian, Tinjauan Umum

tentang tindak Pidana Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam yang

meliputi: Pengertian Pencurian, Unsur-Unsur Pencurian, Ketentuan hukum

tindak pidana Pencurian.

Bab III berisi tentang Putusan Pengadilan Semarang

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal Masjid yang

meliputi: Profil Pengadilan Negeri Semarang, Kronologis Kasus Dalam

Putusan Nomor: 465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal

Masjid, Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Nomor:

465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid, Putusan

Nomor: 465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid.

Bab IV berisi tentang Analisis Putusan Pengadilan Negeri Semarang

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang Pencurian Kotak Amal Masjid yang

meliputi: Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan

Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang

Pencurian Kotak Amal Masjid, Analisis Hukum Pidana Islam terhadap

Putusan Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg tentang

Pencurian Kotak Amal Masjid.

Page 25: Skripsi syukron 072211016

13

BAB V Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran-

saran.

3. Bagian akhir

Bagian akhir yang berisi daftar pustaka, beberapa lampiran dan

daftar riwayat hidup.

Page 26: Skripsi syukron 072211016

14

BAB II

KETENTUAN JARIMAH PENCURIAN

A. Tinjauan Umum Tentang Jarimah

1. Pengertian Jarimah

Menurut bahasa kata jarimah berasal dari kata “jarama”

kemudian bentuk masdarnya adalah “jaramatan” yang artinya perbuatan

dosa, perbuatan salah, atau kejahatan. Pengertian jarimah tersebut tidak

berbeda dengan pengertian tindak pidana, (peristiwa pidana, delik) dalam

hukum pidana positif. Secara istilah Imam Al-Mawardi memberikan

definisi jarimah sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Wardi Muslich:ائم ا ر ظو لج ح ام یة شر ت ر هللا ع ر ج ل ز نھاتع د ع ز بح تع یر أو

Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’,yang diancam dengan hukuman hadd atau ta’zir.1

Menurut Ahmad Hanafi, yang dimaksud dengan kata-kata

“jarimah” ialah, larangan-larangan syara’ yang diancam oleh Allah

dengan hukuman hadd atau ta’zir. Larangan-larangan tersebut

adakalanya berupa mengerjakan perbuatan yang dilarang, atau

meninggalkan perbuatan yang diperintahkan. Yang dimaksud dengan

kata-kata “syara” adalah bahwa sesuatu perbuatan baru dianggap

jarimah apabila dilarang oleh syara’. Berbuat atau tidak berbuat tidak

dianggap sebagai jarimah, kecuali apabila telah diancamkan hukuman

1 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Azas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 9.

Page 27: Skripsi syukron 072211016

15

terhadapnya. Di kalangan fuqaha, hukuman biasa disebut dengan kata-

kata “ajziyah” dan mufradnya, “jaza”.2

“Dengan mengesampingkan perbedaan pemakaian kata-kata

”jinayah” dikalangan fuqaha’, dapatlah penulis simpulkan bahwa kata-

kata ”jinayah” dalam istilah fuqaha’ sama dengan kata-kata ”jarimah”.3

Suatu perbuatan dianggap jarimah apabila dapat merugikan tata aturan

masyarakat, atau kepercayaan-kepercayaannya, atau merugikan

kehidupan masyarakat, baik berupa benda, nama baik, atau perasaannya

dengan pertimbangan-pertimbangan yang lain yang harus dihormati dan

dipelihara.

2. Unsur-Unsur Jarimah

Jarimah itu merupakan larangan-larangan syara’ yang

diancamkan dengan hukuman hadd atau ta’zir. Dengan menyebutkan

kata-kata syara’ dimaksudkan bahwa larangan-larangan harus datang dari

ketentuan-ketentuan (nash-nash) syara’. Berbuat atau tidak berbuat baru

dianggap sebagai jarimah apabila diancamkan hukuman kepadanya.

Unsur-unsur jarimah secara umum yang harus dipenuhi dalam

menetapkan suatu perbuatan jarimah yaitu:

a. Unsur formil (rukun syar’i) yakni adanya nash yang melarang

perbuatan dan mengancam hukuman terhadapnya.

2 Ahmad Hanafi, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1986, h. 1.3 Ibid., h. 2.

Page 28: Skripsi syukron 072211016

16

b. Unsur materiil (rukun maddi) yakni adanya tingkah laku yang

membentuk jarimah, baik berupa perbuatan-perbuatan nyata

ataupun sikap tidak berbuat.

c. Unsur moril (rukun adabi) yakni pembuat, adalah seorang mukallaf

(orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban terhadap jarimah

yang diperbuatnya).4

3. Macam-Macam Jarimah

“Pada umumnya, para ulama membagi jarimah berdasarkan aspek

berat dan ringannya hukuman serta ditegaskan atau tidaknya oleh Al-

Qur’an atau al-Hadits. Atas dasar ini mereka membaginya menjadi tiga

macam, yaitu: jarimah hudud, jarimah qishash dan jarimah ta’zir”.5

Mengenai uraian ataupun penjelasan tentang jarimah hudud,

jarimah qishash dan jarimah ta’zir serta penggolongan-

penggolongannya, akan diuraikan sebagai berikut:

a. Jarimah Hudud

Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan

hukuman hadd. Pengertian hukuman hadd adalah hukuman yang

telah ditentukan oleh syara’ dan menjadi hak Allah (hak

masyarakat). Dengan demikian ciri khas jarimah hudud itu adalah

sebagai berikut:

4 ibid., h. 6.5 Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1947, h.13.

Page 29: Skripsi syukron 072211016

17

1) Hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti bahwa

hukumannya ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal

dan maksimal.

2) Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata, atau kalau

ada hak manusia di samping hak Allah maka hak Allah yang

lebih menonjol. 6

Dalam hubungannya dengan hukuman hadd maka pengertian

hak Allah di sini adalah bahwa hukuman tersebut tidak di hapuskan

oleh perseorangan (orang yang menjadi korban atau keluarganya)

atau oleh masyarakat yang diwakili oleh negara. Jarimah hudud ini

ada tujuh macam antara lain yaitu: jarimah zina, jarimah qadzaf,

jarimah syurbul khamr, jarimah pencurian, jarimah hirabah,

jarimah riddah, jarimah al-bagyu (pemberontakan).

Salah satu bentuk contoh dari hukuman hudud yang

menyatakan sebagai hukuman yang di tentukan oleh syara’ adalah

pencurian yang didasarkan pada firman Allah dalam surat AL-

Maidah ayat (38):

6 Ahmad Wardi Muslich, op.cit., h.18.

Page 30: Skripsi syukron 072211016

18

“Artinya: Adapun orang laki-laki maupun perempuan yangmencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atasperbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dariAllah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”7

b. Jarimah Qishash dan Diyat

Maksud dari jarimah qishash atau diyat ialah merupakan

perbuatan-perbuatan yang diancamkan hukuman qishash atau

hukuman diyat. Baik qishash maupun diyat adalah hukuman-

hukuman yang telah ditentukan batasnya, dan tidak mempunyai

batas terendah ataupun tertinggi, tetapi menjadi hak perseorangan,

dengan pengertian bahwa si korban bisa merugikan si pembuat, dan

apabila dimaafkan maka hukuman tersebut menjadi hapus.8

“Menurut arti, qishash adalah akibat yang sama yang

dikenakan kepada orang yang dengan sengaja menghilangkan jiwa

atau melukai atau menghilangkan anggota badan orang lain”.9

Firman Allah menjelaskan dalam surat al-Baqarah ayat (178-179):

7 Tim Syaamil Al-Quran, Al-Qur’anulkarim Terjemah Tafsir Perkata, Bandung: SygmaPublishing, 2010, h. 174.

8 Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, Yogyakarta: Logung Pustaka,2004. h. 12.

9 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 2000. h. 29.

Page 31: Skripsi syukron 072211016

19

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan ataskamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;orang merdeka dengan orang merdeka, hamba denganhamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yangmendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yangmema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, danhendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yangmemberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikianitu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suaturahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,Maka baginya siksa yang sangat pedih. Dan dalam qishaashitu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.10

Seperti halnya jarimah hudud, penerapan jarimah qishash

atau diyat ini pun harus hati- hati, sifat asas legalitas jarimah ini

pun juga harus ketat. Oleh karena itu jika terdapat suatu keraguan,

ketidak yakinan terhadap jarimah ini, hukuman qishash harus

dihindari.

Jarimah yang termasuk ke dalam jarimah qisas/diyat ini ada

lima macam:

1) Pembunuhan sengaja (al-qatlul-amdu)

2) Pembunuhan semi sengaja (al-qatlu syibhul amdi)

3) Pembunuhan karena kesilapan (tidak sengaja, al-qatlul khatha’)

4) Penganiayaan sengaja (al-jarkhul-amdu)

10 Tim Syaamil Al-Quran, op.cit., h. 27.

Page 32: Skripsi syukron 072211016

20

5) Penganiayaan tidak sengaja (al-jarkhul-khatha’)11

c. Jarimah Ta’zir

Arti ta’zir menurut terminologi fikih Islam adalah tindakan

edukatif terhadap pelaku perbuatan dosa yang tidak ada sanksi hadd

dan kafaratnya. Atau dengan kata lain, ta’zir adalah hukuman yang

bersifat edukatif yang ditentukan oleh hakim atas pelaku tindak

pidana atau pelaku perbuatan maksiat yang hukumannya belum

ditentukan oleh syari’at atau kepastian hukumnya belum ada.12

Ta’zir secara harfiah juga bisa diartikan sebagai

menghinakan pelaku kriminal karena tindak pidananya yang

memalukan. Dalam ta’zir, hukuman itu tidak ditetapkan dengan

ketentuan (dari Allah dan Rasul-Nya), dan Qodhi diperkenankan

untuk mempertimbangkan baik bentuk hukuman yang akan

dikenakan maupun kadarnya.

Ta’zir yang menurut arti katanya adalah at-ta’dib yaitu

memberi pengajaran, maka disini dapat ditarik suatu kesimpulan

yang berkaitan dengan definisi diatas. Ta’zir adalah suatu hukuman

atas jarimah yang kadar hukumannya belum ditetapkan oleh syara’

(Al-Qur’an dan hadis) yang betujuan untuk memberikan pelajaran

atau rasa jera terhadap pelaku tindak kejahatan, sehingga menyadari

atas perbuatan yang telah dilakukan dan tidak mengulangi perbuatan

tersebut. Selain itu, ta’zir juga juga tidak memiliki ketetapan

11 Ahmad Wardi Muslich, op.cit., h. 19.12 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Bandung: PT.Al-Ma’arif. 2001, h. 159.

Page 33: Skripsi syukron 072211016

21

ataupun kaffarah didalamnya, karena ta’zir merupakan suatu

hukuman yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat serta

kemaslahatannya.

B. Ketentuan Pencurian Dalam Hukum Positif (KUHP)

1. Pengertian Pencurian

“Pencurian dalam bahasa, berasal dari kata “curi” yang mendapat

awalan pe- dan akhiran -an yng mempunyai arti proses, cara perbuatan

mencuri”.13 “Dalam hukum positif pencurian dijelaskan dalan BAB XXII

pasal 362 KUHP, yaitu mengambil sesuatau barang, yang sama sekali

atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan

memiliki barang itu dengan melawan hak”.14 Pencurian mengandung

elemen-elemen, perbuatan mengambil, suatu barang atau yang diambil,

seluruhnya atau sebagian milik orang lain, pengambilan dengan maksud

memiliki.

Dalam pencurian, mengambil yang dimaksud adalah mengambil

untuk dikuasai, maksudnya waktu pencuri mengambil barang, barang

tersebut belum ada dalam kekuasaannya, apabila waktu memiliki barang

itu sudah ada ditangannya, maka perbuatan tersebut bukan termasuk

pencurian tetapi penggelapan, pencurian dikatakan selesai apabila barang

tersebut sudah pindah tempat. Suatu barang, merupakan segala sesuatu

yang berwujud dan barang yang tidak berwujud termasuk daya listrik dan

gas. Pengambilan tersebut harus dengan sengaja dan dengan maksud

13 Depdiknas, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, h. 200.14 Moeljatno, KUHP Kitap Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: t.p, 2009, h. 128.

Page 34: Skripsi syukron 072211016

22

untuk memiliki, apabila seseorang mengambil barang milik orang lain

karena keliru tidak termasuk pencurian.15 Dalam KUHP dikenal beberapa

macam pencurian yaitu:

a. Pencurian Ringan

Pencurian biasa, barang yang dicuri tidak lebih dari Rp.250,-

pencurian dilakukan dua orang atau lebih, pencurian hewan

meskipun nilainya tidak lebih dari Rp.250,- tidak termasuk

pencurian ringan, atau pencurian pada waktu terjadi malapetaka,

bencana baik yang disebabkan alam atau manusia.

b. Pencurian dengan pemberatan

Pencurian dengan pemberatan yaitu pencurian biasa yang

disertai keadaan-keadaan, pencurian hewan, bila dilakukan pada

waktu bencana, dilakukan pada malam hari dalam keadan rumah

tertutup yang ada dirumah, dilakukan dua orang atau lebih dengan

bekerja bersama-sama, dilakukan dengan membongkar atau

memecah untuk mengambil barang yang di dalamnya.

c. Pencurian dengan kekerasan

Pencurian yang disertai dengan kekerasan, kekerasan yang

dimaksud kekerasan pada orang, bukan berupa barang, dilakukan

sebelum atau sesudah pencurian, bersama-sama dengan

maksud untuk memudahkan atau menyiapkan agar pencurian ada

kesempatan untuk melarikan diri.

15 R. Susilo, Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-komentarnya, Bogor: POLITEA,t.th. h. 216.

Page 35: Skripsi syukron 072211016

23

d. Pencurian Dalam Keluarga

Pencurian yang dilakukan dalam kalangan keluarga atau

suami istri yaitu ada pertalian yang erat, selama pertalian perkawinan

belum putus maka pencurian tersebut tidak dijatuhi hukuman. 16

2. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Pencurian

Dalam KUHP BAB XXII pencurian di bagi menjadi beberapa

macam, penjatuhan pidana dalam pencurian sesuai dengan kategori

pencurian. Dalam pasal 362 di nyatakan:

Barangsiapa mengambil suatu barang, yang sama sekali atausebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akanmemiliki barang itu dengan melawan hukum, diipidana karenamencuri dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun ataudenda sebanyak-banyaknya Sembilan ribu rupiah17

Pencurian di atas yang dimaksud adalah pencurian biasa (ringan),

kemudian kategori selanjutnya adalah pencurian dalam keadaan

memberatkan, telah diatur dalam Pasal 363 dan 365 KUHP. Unsurnya

sama dengan pencurian yang dimaksud dalam Pasal 362 KUHP, hanya

bedanya bahwa pencurian yang dimaksud dalam Pasal 363 ini ditambah

dengan ditentukan bentuk dan cara melakukan perbuatan, waktu serta

jenis barang yang dicuri sehingga dinilai memberatkan kualitas

pencurian, maka perlu ancaman pidananya lebih berat daripada pencurian

biasa.18

16 ibid.17 R. Sugandhi, K.U.H.P Dengan Penjelasannya, Surabaya: Usaha Nasional, 1980,

h. 376.18 Suharto. R.M, Hukum Pidana Materiil, Ed-2, Jakarta: Sinar Grafika, Cet-2, 2002, h.73.

Page 36: Skripsi syukron 072211016

24

Yang dinamakan pencurian berat dan ancamannya pun lebih

berat, diancam pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. Yang

dimaksud pencurian berat adalah pencurian biasa (Pasal 362), yang

disertai dengan salah satu keadaan seperti berikut:

1) Jika barang yang dicuri itu adalah hewan. Yang dimaksud dengan

hewan sebagaimana diterangkan dalam pasal 101 ialah semua jenis

binatang yang memamah biak (kerbau, lembu, kambing, dan

sebagainya), binatang yang berkuku satu (kuda, keledai) dan babi.

Anjing, kucing, ayam, itik dan angsa tidak termasuk hewan, karena

tidak memamah biak, tidak berkuku satu dan bukan pula sejenis babi.

2) Jika pencurian itu dilakukan pada waktu sedang terjadi bencana,

seperti kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut,

gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta

api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang. Pencurian yang

dilakukan dalam waktu seperti itu diancam hukuman lebih berat,

karena pada waktu semua orang sedang menyelamatkan jiwa dan

raganya serta harta bendanya, si pelaku mempergunakan kesempatan

itu untuk melakukan kejahatan, yang menandakan orang itu rendah

budinya.19

3) Jika pencurian itu dilakukan pada waktu malam di dalam sebuah

rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan

oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki

19 R. Sugandhi, op.cit., h. 378-380.

Page 37: Skripsi syukron 072211016

25

oleh yang berhak.

4) Jika pencurian itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersama-sama.

5) Jika untuk dapat masuk ke tempat kejahatan atau untuk dapat

mengambil barang yang akan dicuri itu, pencurian tersebut dilakukan

dengan jalan membongkar, memecah, memanjat atau dengan

memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan

palsu.20

Pencurian yang lain ialah pencurian dengan kekerasan, kategori

pencurian ini dijelaskan dalam KUHP pasal 365 yang menyatakan:

1. Dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun, dipidanapencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasanatau ancaman kekerasan pada orang, dengan maksud untukmenyediakan atau memudahkan pencurian itu, atau jikatertangkap tangan, supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiriatau bagi yang turut serta melakukan kejahatan itu untukmelarikan diri atau supaya barang yang dicuri nya tetap tinggal ditangannya.

2. pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan:

ke 1. Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam didalamsebuah rumah atau di pekarangan tertutup yang ada rumahnya,atau dijalan umum, atau didalam kereta api, atau tram yangsedang berjalan;ke 2. Jika perbuatan itu dilakukan bersama-sama oleh dua orangatau lebih;ke 3. Jika yang bersalah masuk ke tempat melakukan kejahatanitu dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu ataupakaian jabatan palsu;ke 4. Jika perbuatan itu berakibat ada orang luka berat.

3. Dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun jikapebuatan itu berakibat ada orang mati.

4. pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara

20 ibid.

Page 38: Skripsi syukron 072211016

26

selama-lamanya dua puluh tahun dijatuhkan, jika perbuatan ituberakibat ada orang luka berat atau mati dan perbuatan itudilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih dan lagi puladisertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam No 1 dan 3.21

Pencurian dalam keluarga, tidak dihukum oleh karena orang itu

sama-sama memiliki harta-benda suami istri. Hal ini didasarkan atas

alasan tata-susila, pencurian dalam keluarga diterangkan dalam pasal 367

KUHP yang menyatakan:

1. Jika pembuat atau pembantu melakukan salah satu kejahatanyang diterangkan dalam bab ini suami (istri) orang yangterhadapnya kejahatan itu dilakukan, yang belum di bebaskandari kewajiban tinggal serumah dengan istrinya (suaminya),maka orang itu tak dapat dituntut.

2. Jika orang itu suaminya (istrinya) yang sudah dibebaskan darikewajiban tinggal serumah dengan istri (suaminya), ataukeluarga sedarah atau keluarga semenda, baik dalam keturunanyang lurus, maupun keturunan menyimpang dalam derajatkedua, maka terhadap orang itu sendiri hanya dapat dilakukanpenuntutan, kalau ada pengaduan dari orang yang terhadapnyakejahatan itu dilakukan.

3. Jika menurut adat istiadat keturunan ibu, kekuasaan bapakdilakukan, oleh orang lain dari bapak kandung, maka aturanpada ayat yang baru lalu berlaku juga bagi orang itu.22

Ketentuan hukum pencurian yang lain adalah hukum pidana adat,

hukum adat merupakan hukum asli dan suatu yang asli berlaku dengan

sendirinya, kecuali jika ada hal-hal yang menghalangi berlakunya hukum

adat. Dalam daerah-daerah tertentu hukum pidana adat masihmempunyai

kekuatan sebagai sumber hukum positif dan diterapkan dalam pengadilan

negeri yang menggantikan pengadilan adat atau pengadilan swapraja.23

21 ibid, h. 382.22 ibid, h. 385.23 Sudarto, Hukum Pidana, Semarang: Yayasan Sudarto, Cet. Ke 2, 1990, h. 18.

Page 39: Skripsi syukron 072211016

27

C. Ketentuan Tindak Pidana Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam

1. Pengertian Pencurian

“Dalam Islam pencurian biasa disebut dengan sirqoh yaitu

mengambil suatu dengan cara sembunyi, sedangkan menurut istilah

sirqoh adalah mengambil suatu (barang) hak milik orang lain secara

sembunyi-sembunyi dan di tempat penyimpanan yang pantas”.24

Sedangkan menurut Topo Santoso, pencurian didefinisikan

sebagai perbuatan mengambil harta orang lain secara diam-diam dengan

itikad tidak baik. Yang dimaksud dengan mengambil harta secara diam-

diam adalah mengambil barang tanpa sepengetahuan pemiliknya dan

tanpa adanya kerelaan dari orang yang barangnya diambil tersebut.25

Sedangkan “menurut Sayyid Sabiq mencuri ialah mengambil barang

orang lain secara sembunyi-sembunyi”.26

Suatu tindak pidana pencurian baru dapat dikenakan hukum

potong tangan bila perbuatan itu dilakukan secara diam-diam dari tempat

penyimpanannya yang pantas. Adapun pengertian secara diam-diam

ialah perbuatan tersebut dilakukan tanpa kerelaan dan pengetahuan si

korban. Selain mengambil secara sembunyi-sembunyi juga harus

adanya maksud jahat. Niat jahat itu terjadi ketika pelaku pencurian

mengambil barang dan dia juga sadar bahwa perbuatannya tersebut

memang dilarang.27

24 Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2001, h. 545.25 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, Jakarta: Gema Insani, 2003, h. 12826 Sayyid Sabiq, op.cit., h. 382.27 Abdul Qadir Audah, al-Tasyri' al-Jina'i al-Islam, Beirut: Dar al-Kutub, 1963, h. 518.

Page 40: Skripsi syukron 072211016

28

Pencurian itu sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Pencurian yang harus dikenai sanksi

“Pencurian yang harus dikenai sanksi adalah pencurian yang

syarat-syarat penjatuhan hadd nya tidak lengkap. Jadi karena syarat-

syarat penjatuhan hadd nya tidak lengkap, maka ia tidak dikenai

hukuman hadd, akan tetapi dia dikenai sanksi”.28 “Selain itu apabila

barang yang di curi itu belum ada 1 (satu) nisab maka ia pun bebas

dari hukum potong tangan, tetapi diganti dengan ta’zir”.29

Contohnya yaitu pada zaman Rasulullah ada seorang yang

telah mencuri buah-buahan yang masih tergantung di pohon,

Rasulullah telah membebaskan hukum potong tangan. Sedangkan

apabila pencuri itu hanya memakan buah di tempat tanpa membawa

pulang, sedangkan ia sangat butuh untuk memakan buah itu, maka ia

tidak dikenai hukuman.

b. Pencurian yang harus dikenai hadd

Pencurian yang hukumannya hadd itu ada dua macam, yaitu:

1) Pencurian shughra, yaitu pencurian yang wajib dikenai

hukuman potong tangan.

2) Pencurian kubra, yaitu pencurian secara merampas dan

menantang. Ini disebut juga dengan hirabah.30

28 ibid29 Abdur Rahman, Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992,

h. 65.30 Sayyid Sabiq, op.cit., h. 382.

Page 41: Skripsi syukron 072211016

29

2. Unsur-Unsur Pencurian

Dalam hukum Islam hukuman potong tangan mengenai pencurian

hanya dijatuhi unsur-unsur tertentu, apabila salah satu rukun itu tidak

ada, maka pencurian tersebut tidak dianggap pencurian. Unsur-unsur

pencurian ada empat macam, yaitu sebagai berikut.

a. Pengambilan secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi

Pengambilan secara diam-diam terjadi apabila pemilik

(korban) tidak mengetahui terjadinya pengambilan barang tersebut

dan ia tidak merelakanya. Contohnya, mengambil barang-barang

milik orang lain dari dalam rumahnya pada malam hari ketika ia

(pemilik) sedang tidur.

b. Barang yang diambil berupa harta

Salah satu unsur yang penting untuk dikenakannya hukuman

potong tangan adalah bahwa barang yang dicuri itu harus barang

yang bernilai mal (harta), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

untuk dapat dikenakan hukuman potong tangan, syarat-syarat

tersebut adalah:

1) Barang yang dicuri harus mal mutaqawwin, yaitu barang yang

dianggap bernilai menurut syara’. Menurut, Syafi’i, Maliki dan

Hambali, bahwa yang dimaksud dengan benda berharga adalah

benda yang dimuliakan syara’, yaitu bukan benda yang

diharamkan oleh syara’ seperti khamar, babi, anjing, bangkai,

dan seterusnya, karena benda-benda tersebut menurut Islam dan

Page 42: Skripsi syukron 072211016

30

kaum muslimin tidak ada harganya. Karena mencuri benda yang

diharamkan oleh syara’, tidak dikenakan sanksi potong tangan.

Hal ini diungkapkan oleh Abdul Qadir Awdah, “Bahwa tidak

divonis potong tangan kepada pencuri anjing terdidik (helder)

maupun anjing tidak terdidik, meskipun harganya mahal, karena

haram menjual belinya.31

2) Barang tersebut harus barang yang bergerak. Untuk dikenakanya

hukuman hadd bagi pencuri maka disyaratkan barang yang dicuri

harus barang atau benda yang bergerak. Suatu benda dapat

dianggap sebagai benda bergerak apabila benda tersebut bisa

dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainya.

3) Barang tersebut harus barang yang tersimpan Jumhur fuqaha

berpendapat bahwa salah satu syarat untuk dikenakannya

hukuman hadd bagi pencuri adalah bahwa barang yang di curi

harus tersimpan di tempat simpanannya. Sedangkan Zhahiriyah

dan sekelompok ahli hadis tetap memberlakukan hukuman hadd

walaupun pencurian bukan dari tempat simpanannya apabila

barang yang dicuri mencapai nisab yang dicuri.

4) Barang tersebut mencapai nisab pencurian. Tindak pidana

pencurian baru dikenakan hukuman bagi pelakunya apabila

barang yang dicuri mencapai nisab pencurian. Nisab harta curian

yang dapat mengakibatkan hukuman hadd potong ialah

31 Abdul Qadir Audah, op.cit., h. 550.

Page 43: Skripsi syukron 072211016

31

seperempat dinar (kurang lebih seharga emas 1,62gram), dengan

demikian harta yang tidak mencapai nisab itu dapat dipikirkan

kembali, disesuaikan dengan keadaan ekonomi pada suatu dan

tempat.32 Di Indoneisa harga emas sekarang per gramnya Rp

492.500,-33 kalau dikruskan harga emas sekarang berate nisab

pencurian yang bisa di potong tangannya adalah = Rp

1.654.800,- .

c. Harta Tersebut Milik Orang Lain

Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang pelakunya

dapat dikenai hukuman hadd, disyaratkan barang yang dicuri itu

merupakan barang orang lain. Dalam kaitannya dengan unsur ini

yang terpenting adalah barang tersebut ada pemiliknya, dan

pemiliknya itu bukan si pencuri melainkan orang lain. Dengan

demikian, apabila barang tersebut tidak ada pemiliknya seperti

benda-benda yang mubah maka pengambilannya tidak dianggap

sebagai pencurian, walaupun dilakukan secara diam-diam.

Demikian pula halnya orang yang mencuri tidak dikenai

hukuman apabila terdapat syubhat (ketidakjelasan) dalam barang

yang dicuri.34 Dalam hal ini pelakunya hanya dikenai hukuman

ta’zir. Contohnya seperti pencurian yang dilakukan oleh orang tua

terhadap harta anaknya. Dalam kasus semacam ini, orang tua

32 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004,h. 83.

33 https://emas24karat.com/ diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul 10.30 WIB34 ibid, h. 87.

Page 44: Skripsi syukron 072211016

32

dianggap memiliki bagian dalam harta anaknya, sehingga terdapat

syubhat dalam hak milik. Hal ini didasarkan kepada hadits Nabi

yang diriwayatkan oleh Imam Maliki bahwa Rosulullah saw.

Bersabda:

اانت م بیھ لك و أل

Engkau dan hartamu milik ayahmu. 35

Demikian pula halnya orang yang mencuri tidak dikenai

hukuman hadd apabila ia mencuri harta yang dimiliki

bersama-sama dengan orang yang menjadi korban, karena hal itu

dipandang sebagai syubhat. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam

Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan golongan Syi’ah. Akan tetapi,

menurut Imam Malik, dalam kasus pencurian harta milik bersama,

pencuri tetap dikenai hukuman hadd apabila pengambilannya itu

mencapai nisab pencurian yang jumlahnya lebih besar daripada hak

miliknya.36

Pencurian hak milik umum menurut Imam Abu Hanifah,

Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan golongan Syi’ah Zaidiyah, sama

hukumannya dengan pencurian hak milik bersama, karena dalam ini

pencuri dianggap mempunyai hak sehingga hal ini juga dianggap

35 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Terj. M. A. Abdurrahman dan A. HarisAbdullah,“Bidayatu’l Mujtahi”, Semarang: Asyifa, Cet. I, 1990, h. 660.

36 Ahmad Wardi Muslich, op cit., 88.

Page 45: Skripsi syukron 072211016

33

syubhat. Akan tetapi menurut Imam Malik, pencuri tetap dikenai

hukuman hadd.37

d. Adanya niat yang melawan hukum (mencuri)

Unsur yang keempat dari pencurian yang harus dikenai

hukuman hadd adalah adanya niat yang melawan hukum. Unsur ini

terpenuhi apabila pelaku pencurian mengambil suatu barang bahwa

ia tahu bahwa barang tersebut bukan miliknya, dan karenanya haram

untuk diambil. Dengan demikian, apabila ia mengambil barang

tersebut dengan keyakinan bahwa barang tersebut adalah barang

mubah maka ia tidak dikenai hukuman, karena dalam hal ini tidak

ada maksud untuk melawan hukum. Demikian pula halnya pelaku

pencurian tidak dikenai hukuman apabila pencurian tersebut

dilakukan karena terpaksa (darurat) atau dipaksa oleh orang lain.

3. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Pencurian dalam Hukum Pidana Islam.

Apabila tindak pidana pencurian dapat dibuktikan dan

melengkapi segala unsur dan syarat-syaratnya maka pencurian itu akan

dijatuhi dua hukuman, yaitu:

a. Pengganti kerugian (Dhaman).

Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, hukuman potong

tangan dan penggantian kerugian dapat dilaksanakan bersama-sama.

Alasan mereka adalah bahwa dalam perbuatan mencuri terdapat dua

37 ibid.

Page 46: Skripsi syukron 072211016

34

hak, yaitu hak Allah sedangkan penggantian kerugian dikenakan

sebagai imbangan dari hak manusia.38

Menurut Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya

penggantian kerugian dapat dikenakan terhadap pencuri apabila ia

tidak dikenakan hukuman potong tangan. Akan tetapi apabila

hukuman potong tangan dilaksanakan maka pencuri tidak dikenai

hukuman untuk pengganti kerugian. Dengan demikian menurut

mereka, hukum potong tangan dan penggantian kerugian tidak dapat

dilaksanakan sekaligus bersama-sama. Alasannya adalah Bahwa Al

qur’an hanya menyebutkan hukuman potong tangan untuk tindak

pidana pencurian, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-

Maidah ayat 38, dan tidak menyebutkan penggantian kerugian.39

b. Hukuman potong tangan.

Hukuman potong tangan merupakan hukuman pokok,

sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 38:

Artinya: laki-laki yang mencuri dan perempuan yangmencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasanbagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari

38 Ahmad Wardi Muslich, op. cit., h. 90.39 ibid.

Page 47: Skripsi syukron 072211016

35

Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.Al-Maidah: 38)40

Aisyah menerangkan hadits Nabi, katanya: “Bahwa Nabi

memotong tangan pencuri yang mencuri seharga seperempat dinar

atau lebih dari padanya. “Demikian menurut Jama’ah kecuali Ibnu

Majah. Menurut Ahmad, Muslim, Nisai, dan Ibnu Majah, Nabi

bersabda : “Tidak dipotong tangan pencuri kecuali apabila barang

curiannya seharga seperempat dinar, atau lebih dari padanya.

“Demikian menurut Jama’ah kecuali Ibnu Majah Nabi bersabda:

“Tidak dipotong tangan pencuri kecuali apabila barang curian itu

seharga seperempat dinar lebih.41

Apabila dinar itu timbangan berat emas sama dengan = 12

dirham, 1 dirham = 1,12 gram, 1 dinar =12x1,12 gram emas = 13,44

gram emas.42 1 dinar = 13,44 gram emas, menurut hukum pidana

Islam hukuman potong tangan apabila mencuri sebanyak seperempat

dinar = 1 dinar (13,44) emas dibagi 4 = 3,36 emas gram, sedangkan

harga emas sekarang per gramnya Rp 492.500,-43 kalau dikruskan

harga emas sekarang 3,36 x Rp. 492.500,- = Rp 1.654.800,-

“Rasulullah SAW sendiri seperti dikemukakan oleh Ibnu

Abdulbar, pernah mengeksekusi potong tangan terhadap wanita

bernama Fatimah binti al-Aswad bin Abdul ‘Asad al-Makhzumi

40 Tim Syaamil Al-Quran, op.cit., h. 174.41 H.M.K. Bakri, Hukum Pidana Dalam Islam, Solo: Ramadani, t.t, h. 67- 68.42 Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet ke-1, h. 46.43 https://emas24karat.com/ diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul 10.30 WIB

Page 48: Skripsi syukron 072211016

36

yang mencuri harta seseorang”.44 Hukuman potong tangan

dikenakan terhadap pencurian dengan tehnis menurut ulama

madzhab empat berbeda-beda. Cara yang pertama, memotong tangan

kanan pencuri pada pergelangan tangannya. Apabila ia mencuri

untuk yang kedua kalinya maka ia dikenai hukuman potong kaki

kirinya. Apabila ia mencuri untuk yang ketiga kalinya maka para

ulama berbeda pendapat.

Menurut Iman Abu Hanifah, pencuri tersebut dikenai

hukuman ta’zir dan dipenjarakan. Sedangkan menurut Imam yang

lainya, yaitu menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad

pencuri tersebut dikenai hukuman potong tangan kirinya. Apabila ia

mencuri lagi untuk yang keempat kalinya maka dipotong kaki

kanannya.

“Apabila masih mencuri lagi untuk yang kelima kalinya

maka ia dikenai hukuman ta’zir dan dipenjara seumur hidup (sampai

mati ) atau sampai ia bertobat”.45

44 Muhammad Amin Suma dkk, Pidana Islam di Indonesia Peluang, Prospek danTantangan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h. 124.

45 Ahmad Wardi Muslich, op cit., h. 91.

Page 49: Skripsi syukron 072211016

37

BAB III

PUTUSAN PN SEMARANG NO.465/PID.B/2010/PN.SMG TENTANG

PENCURIAN KOTAK AMAL MASJID

A Profil Pengadilan Negeri Semarang

1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Negeri Semarang

Sebelum perang dunia II, di Semarang terdapat Raad va justitie

yang artinya sama dengan Pengadilan Tinggi sekarang, di mana

gedungnya pada saat itu ada di Tugu Muda sekarang, yang ditempati oleh

Kodam, disamping itu terdapat pula Langerecht dan Landgeraad.1

Landgerecht mengadili perkara-perkara novies, yaitu pelanggaran

lalu lintas, pelanggaran Peraturan Daerah (Perda), sedangkan landgeraad

mengadili perkara-perkara berat. Setelah perang selesai Landgerecht dan

Landgeraad kemudian menjadi menjadi Pengadilan Negeri yang

berkedudukan di jalan Raden Patah Semarang.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari

keadilan, dirasakan bahwa gedung Pengadilan Negeri Semarang yang

terletak di Jalan Raden Patah Semarang sudah tidak memenuhi syarat lagi,

maka sejak bulan Desember 1977 Pengadilan Negeri Semarang telah

menempati gedung yang baru yang terletak di jalan Siliwangi No.512

(Krapyak) Semarang yang berdiri diatas tanah seluas 4.000 m2, dan

1 Dokumentasi Situasi Daerah Hukum Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri JawaTengah (Situasi Daerah Hukum Pengadilan Negeri Semarang), Jakarta: Departemen Kehakimandan Hak Asasi Manusia R.I Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata UsahaNegara, 2001, h. 48-49.

Page 50: Skripsi syukron 072211016

38

dengan luas wilayah Hukum kurang lebih 371,52 km2 yang terdiri dari 16

(enam belas) kecamatan, yaitu kecamatan : Gajah Mungkur, Mijen,

Candisari, Tugu, Gunungpati, Ngalian, Banyumanik, Tembalang,

Gayamsari, Semarang Utara, Semarang Barat, Pedurungan, Genuk,

Semarang Selatan, Semarang Tengah, dan Kecamatan Semarang Timur.

2. Tugas dan Wewenang Pengadilan Negeri Semarang

Pada prinsipnya Pengadilan Negeri adalah pengadilan yang

menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara perdata dan

perkara pidana bagi warga negara yang mencari keadilan dan haknya

dirampas kecuali undang-undang menentukan lain (UU No. 4 tahun 2004),

kemudian wewenang dari pengadilan Negeri sendiri adalah meliputi

perkara pidana maupun perdata. Hal ini menambah tugas yang baru

diemban oleh pengadilan Negeri sebagai institusi pemerintahan.

Pengadilan Negeri diperuntukan bagi semua pemeluk agama yang

ada di Indonesia. Karena masalahnya begitu kompleks, maka dalam

peraturannya terdapat bermacam-macam kitab undang-undang seperti

kitab undang-undang hukum acara pidana dan kitab undang-undang

hukum acara perdata, dan lain-lain.

Yang menjadi landasan hukum keberadaan pengadilan Negeri ini

tercantum dalam Undang–Undang No. 8 tahun 2004, yaitu:

a. Pasal 2 Undang-Undang No. 8 tahun 2004, “Pengadilan umum adalah

dalam data pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari

keadilan pada umumnya”.

Page 51: Skripsi syukron 072211016

39

b. Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 8 tahun 2004, “Kekuasaan di

lingkungan atau pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari

keadilan dengan pengadilan tinggi”.

c. Kekuasaan kehakiman di lingkungan pengadilan umum berpuncak

pada Mahkamah Agung sebagai pengadilan Negara tertinggi.

Kaitannya dengan tugas dan wewenang pengadilan negeri maka

tidak terlepas dari proses beracara dalam suatu persidangan, dimana dalam

hukum acara pidana dijelaskan mengenai aturan-aturan yang memberikan

petunjuk apa yang harus dilakukan oleh penegak hukum dan orang-orang

yang terlibat di dalamnya (tersangka, terdakwa, penasehat hukum, dan

saksi).

B Kronologis Kasus Dalam Putusan Nomor : 465/Pid.B/2010/Pn.Smg

Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid

Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekitar pukul

02.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain di bulan Mei 2010 bertempat

di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec.

Semarang Timur, Kota Semarang.

Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas awalnya

terdakwa berangkat dari rumah dengan tujuan mengambil uang dari kotak

amal yang berada di dalam Masjid Miftahul Huda yang terletak tidak jauh dari

pasar Kobong tepatnya di kampung Sumurbong kelurahan Rejomulyo

kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, kemudian terdakwa yang

melihat keadaan sekitar masjid sepi langsung masuk dan mendekati kotak

Page 52: Skripsi syukron 072211016

40

amal. Setelah itu dengan menggunakan tatah kayu yang terbuat dari besi yang

telah dipersiapkan sebelumnya, terdakwa mencongkel kotak amal. Setelah

berhasil mencongkel kotak amal terdakwa mengambil uang yang ada di

dalamnya sebesar Rp. 161.000,- (seratus enam puluh satu ribu rupiah), yang

terdiri dari 2 (dua) lembar pecahan Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), 3

(tiga) lembar pecahan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), 8 (delapan) lembar

pecahan Rp. 5000,- (lima ribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 2000,-

(dua ribu rupiah), dan 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 1.000,- (seribu rupiah),

tidak lama setelah terdakwa berhasil mengambil uang dari dalam kotak amal

datang warga sekitar yang kemudian mengamankan terdakwa berikut barang

bukti.2

C Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Nomor:

465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid

Dalam hal memberikan keputusan Pengadilan Negeri Hakim

menggunakan beberapa dasar hukum sebagai bahan pertimbangan bagi

perkara-perkara yang telah diajukan, baik yang berupa ketentuan-ketentuan

tertulis yaitu Undang-Undang maupun dasar hukum lain yang dapat menjadi

pertimbangan bagi terdakwa.

Adapun yang menjadi dasar dan pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Semarang yang telah memutuskan dan menetapkan perkara

nomor: 465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid.

2 Arsip Putusan Pengadilan Negeri Semarang nomor : 465/Pid.B/2010/Pn.Smg.

Page 53: Skripsi syukron 072211016

41

Bahwa ia terdakwa Salim bin Asropi pada hari sabtu tanggal 01 Mei

2010 sekitar pukul 02.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dibulan

Mei 2010 bertempat di Masjid Miftahul Huda Kampung sumurbong Kel.

Rejomulyo Kec. Semarang Timur, Kota Semarang atau setidak-tidaknya

disuatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri

Semarang telah mengambil barang sesuatu berupa yaitu berupa uang tunai

sebesar Rp. 161.000,- (seratus enam puluh satu ribu rupiah), yang terdiri dari 2

(dua) lembar pecahan RP. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), 3 (tiga) lembar

pecahan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp.

5000,- (lima ribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 2000,- (dua ribu

rupiah), dan 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 1.000,- (seribu rupiah), yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk

memiliki secara melawan hukum yang untuk masuk ketempat melakukan

kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambilnya dilakukan dengan

cara merusak, memotong, memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu,

perintah palsu, atau pakai jabatan palsu.

Adanya barang bukti berupa uang sebesar Rp 161.000,-, satu buah

tatah yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 20cm tidak bergagang dan

satu buah kaos hitam merek Darbost, Selain itu telah didengar pula keterangan

saksi menjadi bukti dari saksi-saksi yang telah disumpah menurut agamanya,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. ROHANI Bin NGARDI, dibawah sumpah persidangan menerangkanyang pada pokoknya sebagai berikut:

Page 54: Skripsi syukron 072211016

42

Bahwa, kejadianya pada hari sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekira jam02.30 Wib ditempat di Masjid Miftahul Huda kampong sumurbongKel.Rejomulyo Kec. Semarang timur, Kota Semarang.

Bahwa, awalnya saksi mengetahui kotak amal dalam keadaandigembok dan diletakkan dalam masjid Miftahul Huda.

Bahwa, pada waktu itu saksi sedang berada dirumah dibangunkan olehsaksi ROHANI dan diberitahu oleh saksi setelah itu saksi menuju keMasjid Miftahul Huda sesampainya di Masjid saksi bertemu dengantersangka selanjutnya menggeladah tersangka dan saksi menemukanuang tunai di saku celana sejumlah Rp. 161.000,- (seratus enam puluhsatu ribu rupiah), yang terdiri dari 2 (dua) lembar pecahan Rp. 20.000,-(dua puluh ribu rupiah), 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 10.000,- (sepuluhribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 5000,- (lima ribu rupiah),8 (delapan) lembar pecahan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah), dan 3 (tiga)lembar pecahan Rp. 1.000,- (seribu rupiah).

Bahwa, kemudian saksi membangunkan saksi ABDUL GAFAR,selanjutnya tersangka berhasil ditangkap dan diamankan.

2. AMAT KOSIM Bin SOEMOSUWITO, dibawah sumpah persidanganmenerangkan yang pada pokoknya sebagai berikut : Bahwa, kejadianya pada hari sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekira jam

02.30 Wib bertempat dimasjid Miftahul huda kampong Sumurbongkel. Rejomulyo Kec. Semarang timur, Kota Semarang.

Bahwa, awalnya saksi mengetahui kotak amal dalam keadaandigembok dan diletakkan didalam Masjid Miftahul Huda.

Bahwa, pada waktu itu saksi sedang berada di rumah dibangunkanoleh Saksi ROHANI dan diberitahu oleh saksi setelah itu saksi menujuke masjid Miftahul huda sesampainya dimasjid saksi bertemu dengantersangka selanjutnya menggeledah tersangka dan saksi menemukanuang tunai disaku celana sejumlah Rp. 161.000,- (seratus enam puluhsatu ribu rupiah), yang terdiri dari 2 (dua) lembar pecahan Rp. 20.000,-(dua puluh ribu rupiah), 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 10.000,- (sepuluhribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 5000,- (lima ribu rupiah),8 (delapan) lembar pecahan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah), dan 3 (tiga)lembar pecahan Rp. 1.000,- (seribu rupiah).

Bahwa, saksi tidak mengetahui bagaimana cara tersangka mengambiluang masjid dan saksi tahu tersangka mengambil uang dengan caramerusak kotak amal yang ada didalam masjid, karena kotak amalditepati sudah dalam keadaan rusak.

Bahwa, selanjutnya tersangka berhasil sitangkap dan diamalkan olehpetugas.

Atas keterangan saksi tersebut para terdakwa membenarkanya.3. ABDUL GAFAR Bin H. MUHNI, Dalam BAP di kepolisian pokoknya

menerangkan sebagai berikut : Bahwa, kejadianya pada hari sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekira jam

02.30 Wib ditempat di Masjid Miftahul Huda kampong sumurbongKel.Rejomulyo Kec. Semarang timur, Kota Semarang.

Page 55: Skripsi syukron 072211016

43

Bahwa, saksi tidak mengetahui bagaimana tersangka mengambil uangkas masjid dan yang saksi tahu tersangka mengambil uang dengan caramerusak kotak amal yang ada didalam Masjid

Bahwa, pada waktu itu saksi sedang berada dirumah dibangunkan olehSaksi ROHANI dan diberitahu oleh Saksi ROHANI selanjutnya saksimenuju ke masjid Miftahul Huda.

Bahwa, saksi melihat disekitar kotak amal banyak uang tercecer. Bahwa, saat tersangka ditangkap juga ditemukan uang tunai sejumlah

Rp. 161.000,- (seratus enam puluh satu ribu rupiah) terdiri daripecahan Rp 20.000,-, Rp 10.000,- Rp 5.000,- Rp 1.000,-

Bahwa, tersangka ditangkap oleh warga masyarakat dan tidak lamakemudian petugas datang mengamankan tersangka berikut barangbukti ke Polsek Sidodadi.

Atas keterangan saksi tersebut para terdakwa membenarkanya.3

Dari keseluruhan pemeriksaan yang terjadi dalam persidangan

dijelaskan antara barang bukti, keterangan saksi serta pengakuan terdakwa

sendiri satu sama lain saling berkaitan dan berhubungan. Majelis Hakim

memperoleh fakta-fakta dan keadaan-keadaan yang akan disimpulkan dan

dituangkan bersama-sama dengan pertimbangan pembuktian setiap unsur-

unsur perbuatan pidana yang didakwakan kepada terdakwa tersebut:

Dakwaan yang diajukan kepada terdakwa adalah dakwaan tunggal,

maka Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan pasal 363 ayat (1) ke-5

KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Unsur mengambil barang sesuatu2. Unsur seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain3. Unsur dengan maksud untuk dimiliki dengan melawan hukum4. Unsur untuk masuk ketempat melakukan kegiatan kejahatan itu untuk

sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotongatau memanjat atau dengan jalan memakai anak kunci palsu, perintahpalsu atau pakaian jabatan palsu.

3 ibid.

Page 56: Skripsi syukron 072211016

44

Sebelum pengadilan menjatuhkan putusan yang setimpal dengan

perbuatan terdakwa tersebut, maka perlu pula terlebih dahulu dipertimbangkan

hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan terdakwa. Hal-hal yang

meringankan terdakwa diantaranya, terdakwa mengakui terus terang

perbuatanya dan menyesali perbuatanya, terdakwa bersikap sopan

dipersidangan, dan terdakwa belum pernah dihukum. Sedangkan hal-hal yang

memberatkan, perbuatan terdakwa merugikan orang lain dan perbuatan

terdakwa meresahkan masyarakat.

Dalam hal ini majelis hakim mendengar pula tuntutan jaksa penuntut

umum, yang pada pokoknya menuntut agar pengadilan negeri Semarang

memutuskan perkara terhadap terdakwa sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa SALIM Bin ASROPI terbukti secara sah danmenyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencurian denganpemberatan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat(1) Ke-4 dan 5 KUHP dalam surat dakwaan.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa SALIM Bin ASROPI berupapidana penjara selama 8 (delapan) bulan dengan dikurangi selamaterdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetapditahan ;

3. Menyatakan barang bukti berupa: Satu buah tatah yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 20cm

tidak bergagang, dirampas untuk dimusnahkan Uang tunai sebesar Rp. 161.000,- (seratus enam puluh satu ribu

rupiah), yang terdiri dari dua RP. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), tigaRp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), delapan Rp. 5000,- (lima riburupiah), delapan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah), dan tiga Rp. 1.000,-(seribu rupiah), dikembalikan kepada yang berhak: Masjid MiftahulHuda Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec. Semarang Timur,Kota Semarang

4. Menetapkan agar tedakwa dibebani membayar biaya perkara ebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah)

Page 57: Skripsi syukron 072211016

45

D Putusan Nomor : 465/Pid.B/2010/Pn.Smg Tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid

MENGADILI

1. Menyatakan Terdakwa : SALIM Bin ASROPI terbukti secara syah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pencurian dalam

keadaan memberatkan”:

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama: 6 (enam) bulan:

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan:

4. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan:

5. Menetapkan barang bukti berupa:

Satu buah tatah yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 20

cm tidak begagang, dirampas untuk dimusnahkan ;

Uang tunai sebesar Rp. 161.000,- (seratus enam puluh satu ribu

rupiah), yang terdiri dari 2 (dua) lembar pecahan RP. 20.000,- (dua

puluh ribu rupiah), 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 10.000,- (sepuluh

ribu rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 5000,- (lima ribu

rupiah), 8 (delapan) lembar pecahan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah),

dan 3 (tiga) lembar pecahan Rp. 1.000,- (seribu rupiah),

dikembalikan kepada yang berhak : Masjid Miftahul Huda

Page 58: Skripsi syukron 072211016

46

kampung sumurbong Kel. Rejomulyo Kec. Semarang timur, Kota

Semarang.

6. Membebani terdakwa untuk membayar ongkos perkara sebesar

Rp 1.000,- (seribu rupiah)4

4 ibid.

Page 59: Skripsi syukron 072211016

47

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG

NO.465/PID.B/2010/PN.Smg TENTANG PENCURIAN

KOTAK AMAL MASJID

A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg Tentang Pencurian Kotak

Amal Masjid

Tindak pidana pencurian kotak amal yang di lakukan oleh Salim Bin

Asropi pada hari Sabtu tanggal 01 Mei 2010 sekitar jam 02.30 WIB,

bertempat di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel.Rejomulyo

Kec. Semarang Timur, Kota Semarang itu sudah di diperdatakan dan terdakwa

dijatuhi hukuman penjara selama 6 (enam) bulan.

Kasus ini sangat menarik untuk di kaji lebih jauh, seperti yang penulis

sampaikan pada latar belakang masalah, mengingat pertimbangan hukum

terhadap Putusan Pengadilan Negeri Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg

tentang Pencurian Kotak Amal Masjid. Kasus ini termasuk kategori pencurian

dalam keadaan memberatkan. Salim Bin Asropi telah mengambil uang tunai

sebesar Rp 161.000,- yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

dengan maksud ingin memilikinya dengan melawan hukum yang dipersiapkan

dengan membawa alat tatah kayu yang terbuat dari besi untuk mencongkel

kotak amal untuk mempermudah pencurian.

Page 60: Skripsi syukron 072211016

48

Pencurian ini melanggar pasal 363 ayat (1) ke-4 dan ke-5 KUHP, dan

di ancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Akan tetapi dalam

putusan Pengadilan Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg memutuskan

perkara tersebut hanya dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan dan

dikenakan biaya perkara sebesar seribu rupiah.1 Kenapa bisa demikian?.

Menurut penulis semua jenis tindak pidana pencurian adalah perbuatan

yang bertentangan dengan hukum, atau dengan kata lain tindak kriminal. Hal

yang melatar belakangi tindak pidana pencurian sangatlah beragam, misalnya,

karena adanya niat dan kesempatan, dan juga karena kondisi yang melingkupi,

baik intenal maupun eksternal dari si pelaku. Namun lepas dari permasalahan

itu, pencuri adalah pencuri, apapun alasan atau motif pencuri harus di kenakan

hukuman karena telah merugikan orang lain sesuai berat ringan kasus

seseorang dan bagaimana hakim memutuskan.

Alasan putusan yang diambil Hakim Pengadilan Negeri Semarang

terhadap kasus pencurian kotak amal yang di lakukan oleh Salim Bin Asropi

merupakan putusan pemidanaan dimana putusan Pengadilan yang dijatuhkan

kepada terdakwa karena dari hasil pemeriksaan sidang kesalahan terdakwa

atas perbuatan yang didakwakan kepadanya.2 Sedangkan tujuan pemidanaan

adalah untuk memperbaiki kerusakan individual dan sosial yang diakibatkan

oleh tindak pidana. Hal ini terdiri atas seperangkat tujuan pemidanaan yang

harus dipenuhi. “Menurut Petrus Irawan Panjaitan dan Pandapotan

Simorangkir, perangkat tujuan pemidanaan yang dimaksud terdiri atas:

1 Kutipan Putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg.2 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 86.

Page 61: Skripsi syukron 072211016

49

pencegahan (umum dan khusus), perlindungan masyarakat, memelihara

solidaritas masyarakat, dan perimbangan/pengimbalan”.3

Pengadilan Negeri Semarang telah menjatuhkan putusan pemidanaan

kepada terdakwa. Hal ini berarti Pengadilan Negeri Semarang menilai bahwa

terdakwa terbukti bersalah atas perbuatan yang didakwakan kepadanya.

Terdakwa Salim bin Asropi berdasarkan barang bukti serta keterangan dari

saksi-saksi, bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana pencurian dalam

keadaan yang memberatkan, karena pencurian ini melanggar pasal 363 ayat

(1) ke-4 dan ke-5 KUHP, dan di ancam dengan pidana penjara paling lama

tujuh tahun.

Menurut penulis, terkait apa yang di lakukan oleh hakim Pengadilan

Negeri Semarang itu sesuai dengan apa yang ada dalam arsip putusan

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg. ini berarti adanya upaya dari para pemutus

hukuman untuk menimbang lebih jauh terkait dengan hukuman untuk

terdakwa Salim bin Asropi. Kemudian para hakim juga menyidangkan kasus

tersebut dengan memperhatikan beberapa syarat, seperti apa yang di

sampaikan Adami Chazawi bahwa untuk adanya suatu pertanggungjawaban

pidana harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Harus ada tingkah laku yang dapat dipidana.

2. Perbuatan yang dapat dipidana itu harus bertentangan dengan hukum.

3. Harus ada kesalahan dari pelaku.

4. Akibat konstitutif.

3 Petrus Irawan Panjaitan, dan Pandapotan Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatandalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 1995, h. 12.

Page 62: Skripsi syukron 072211016

50

5. Keadaan yang menyertai.

6. Syarat tambahan untuk dapatnya dituntut pidana.

7. Syarat tambahan untuk memperberat pidana.

8. Unsur syarat tambahan untuk dipidana.4

Menurut Majelis Hakim Terdakwa dalam kasus Salim Bin Asropi telah

terpenuhi unsur-unsur yang bisa dilaksanakan suatu hukuman, unsur yang

pertama bahwa ada sebuah perbuatan yang dilakukan yaitu dengan maksud

ingin memiliki harta orang lain tanpa kerelaan korban, kemudian tindak

pidana terdapat dalam KUHP yang dalam hal ini yang terdapat pada pasal 363

ayat (1) ke-4 dan ke-5 tentang pencurian yang berbunyi:

1. Diancam pidana paling lama tujuh tahun:

Ke-4 Pencurian yang dilakukan dua orang atau lebih dengan bersekutu Ke-

5 Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk

sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan dengan merusak,

memotong atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu atau

pakaian jabatan palsu.

Sesuai juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Bab IV Hakim dan kewajibannya

dalam Pasal 28 ayat (2) juga menyebutkan "dalam mempertimbangakan berat

ringannya pidana, Hakim wajib mempertimbangkan pula sifat yang baik dan

jahat dari terdakwa".

4 Dari delapan unsur tersebut, unsur kesalahan dan melawan hukum adalah termasukunsur subyektif, sedangkan selebihnya adalah unsur obyektif. Lihat Adami Chazawi, PelajaranHukum pidana I, Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2002, h. 81-82.

Page 63: Skripsi syukron 072211016

51

Sifat-sifat yang baik maupun yang jahat dari Salim bin Asropi menurut

penulis juga sudah di pertimbangkan secara seksama, terlihat dari hakim

dalam mempertimbangkan sanksi pidana yang akan dijatuhkan. Keadaan-

keadaan pribadi seseorang perlu diperhatikan untuk memberikan pidana yang

sesuai dengan keadaan masing-masing pihak. Keadaan pribadi tersebut dapat

diperoleh dari keterangan orang-orang dari lingkungannya, rukun tetangga,

dokter ahli jiwa dan sebagainya. Sehingga sesuai apa yang di sampaikan oleh

Hakim dalam pemutusan perkara tindak pidana Salim bin Asropi selaku

terdakwa pencurian kotak amal “Tidak hanya unsur-unsur dakwaan yang

menjadi pertimbangan tetapi juga dalam alasan yang meringankan dan

memberatkan”.5 Dalam kasus ini, hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam

kategori kasus meringankan dan memberatkan adalah:

Hal-hal yang memberatkan:

1. Perbuatan terdakwa merugikan orang lain

2. Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat

Hal-hal yang meringankan:

1. Terdakwa mengakui terus terang perbuatanya dan menyesali perbuatanya

2. Terdakwa bersikap sopan dipersidangan

3. Terdakwa belum pernah dihukum.6

Dalam pertimbangan ini Hakim dalam pemutusan perkara tindak

pidana Salim bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal juga

mengatakan Hal-hal yang memberatkan kasus Salim bin Asropi bahwa

5 Wawancara dengan Hakim di Pengadilan Negeri Semarang tanggal 06 Januari 2012,pukul 08.35 WIB

6 Kutipan Putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg

Page 64: Skripsi syukron 072211016

52

terdakwa telah membuat resah masyarakat, tujuan pemidanaan yang dilakukan

untuk melindungi masyarakat, disamping tujuan lain adalah pembalasan atas

apa yang dilakukan oleh terdakwa. Masyarakat membutuhkan ketenangan dan

ketertiban, maka ketika seseorang telah mengganggu ketenangan dan

meresahkan masyarakat dipastikan akan mendapatkan sanksi ataupun

hukuman.7 Sedangkan hukuman yang di putuskan hanya selama 6 (enam)

bulan penjara. Menurut Hakim dalam pemutusan perkara tindak pidana Salim

bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal juga mengatakan

“Mengenai hukuman yang dijatuhkan ketika jaksa menuntut terdakwa dengan

tuntutannya, maka hakim dalam memberi hukuman bisa lebih ringan atau di

bawah tuntutan jaksa dikarenakan terdakwa masih mempunyai tanggungan

keluarga yang di ungkapkan tersangka sebagai pembelaan”.8 Maka dari itu,

dari hasil pertimbangan-pertimbangan di atas, Hakim dalam pemutusan

perkara tindak pidana Salim bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal

memutuskan memberi hukuman yang diberikan tidak sama persis seperti yang

ada dalam Undang-Undang yaitu 6 bulan penjara atau bisa di katakan

hukuman yang mengandung pembinaan.

Menurut penulis, dari tuntutan penuntut umum yang menuntut kasus

pencurian Salim bin asropi di penjara 8 bulan, namun dalam keputusan

menjadi 6 bulan sudah bisa di anggap lebih ringan karena sudah di bawah

tuntutan jaksa penuntut umum. Hal ini juga di karenakan selain pertimbangan

7 Wawancara dengan Hakim di Pengadilan Negeri Semarang tanggal 06 Januari 2012,pukul 08.35 WIB

8 Wawancara dengan Hakim di Pengadilan Negeri Semarang tanggal 06 Januari 2012,pukul 08.35 WIB

Page 65: Skripsi syukron 072211016

53

sifat baik dan jahat dari terdakwa dan juga mempertimbangkan kasus ringan

dan beratnya. Kemudian juga di karenakan terdakwa masih mempunyai

tanggungan keluarga. Maka dari itu diharapkan dengan adanya hukuman

penjara selama 6 bulan ini bisa menimbulkan efek jera pada Salim bin Asropi

selaku pelaku pencurian kotak amal di Masjid Miftahul Huda Kampung

Sumurbong Kel.Rejomulyo Kec.Semarang Timur, Kota Semarang sehingga

pelaku tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Page 66: Skripsi syukron 072211016

54

B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri

Semarang No.465/Pid.B/2010/PN.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal

Masjid

“Pada waktu sekarang telah diterima pendapat bahwa satu-satunya

subyek hukum yang mempunyai hak untuk menghukum ialah negara atau

pemerintah”.9

Adapun peranan negara dalam menjalankan tugasnya diwakilkan oleh

aparat-aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa dan hakim. Dari peranannya

yang sangat penting dan sebagai profesi terhormat, atas kepribadiannya yang

dimiliki, hakim mempunyai tugas sebagaimana dalam undang-undang pokok

kekuasaan kehakiman adalah Hakim wajib menggali, mengikuti, dan

memahami nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.10 Untuk itu hakim harus

terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan mampu

menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Islam pun menjelaskan bahwa hakim adalah seorang yang diberi amanah

untuk menegakkan keadilan dengan nama Tuhan. Sehingga pada setiap

putusannya harus benar-benar mengandung keadilan dan kebenaran.

Pencurian kotak amal di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong

Kel. Rejomulyo Kec. Semarang Timur, Kota Semarang yang di lakukan oleh

Salim bin Asropi menurut Majelis Hakim dalam putusan

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg telah terbukti melakukan pencurian dalam

9 Atang Ranoemihardja, Hukum Pidana Asas-Asas, Pokok Pengertian dan Teori SertaPendapat Beberapa Sarjana, Bandung: Tarsito, 1984, h. 20.

10 Undang – undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 28ayat (1).

Page 67: Skripsi syukron 072211016

55

keadaan yang memberatkan dan di jatuhi hukuman penjara selama 6 bulan.

Namun, demi menjawab rumusan permasalahan yang ke 2 dalam penelitian

ini, bagaimana analisis hukum pidana Islamnya?. Dapatkah hukuman yang di

tetapkan oleh Majelis Hakim dalam putusan No.465/Pid.B/2010/PN.Smg

dapat di kategorikan sebagai tindak pidana dalam keadaan memberatkan dan

layak di jatuhi hukuman penjara selama 6 bulan?.

Dalam hukum Pidana Islam, pencurian disebut dengan sariqoh.

Menurut Topo Santoso pencurian didefinisikan sebagai perbuatan mengambil

harta orang lain secara diam-diam dengan itikad tidak baik. Yang dimaksud

dengan mengambil harta secara diam-diam adalah mengambil barang tanpa

sepengetahuan pemiliknya dan tanpa adanya kerelaan dari orang yang

barangnya diambil tersebut.11 Kaitannya dengan kasus ini apabila pencurian

benar-benar telah dilakukan dan memenuhi syarat-syaratnya maka bisa

dihukum potong tangan sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 38.

“Artinya: pencuri laki-laki dan pencuri perempuan,hendaklah dipotong tangan keduanya, sebagai balasanpekerjaan keduanya dan sebagai siksaan dari Allah, AllahMaha Perkasa, lagi Maha Bijaksana.”12

11 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, Jakarta: Gema Insani, 2003, h. 128.12 Tim Syaamil Al-Quran, Al-Qur’anulkarim Terjemah Tafsir Perkata, Bandung: Sygma

Publishing, 2010, h. 174.

Page 68: Skripsi syukron 072211016

56

Dalam hukum pidana Islam, suatu perbuatan bisa dianggap sebagai

tindak pidana (jarimah) apabila unsur-unsurnya telah terpenuhi (4) empat

rukun atau syarat13, yaitu:

1. Harta yang dicuri itu diambil secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi

Dalam kasus ini terdakwa Salim bin Asropi melakukan pencurian

pada pukul 02.30 WIB secara diam-diam yang kemudian akhirnya

tertangkap oleh masyarakat sekitar Masjid Miftahul Huda.

Menurut penulis, terdakwa Salim bin Asropi mengambil secara

diam-diam itu dianggap tidak sempurna jika tidak memenuhi syarat

lainnya yaitu pencuri harus mengambil atau mengeluarkan dari hirz nya

(tempat penyimpanan). Tempat penyimpanan dalam kasus ini berupa

kotak amal. Kotak amal itu memang diletakkan di dalam masjid tanpa ada

penjagaan tetapi pada kotak amal itu dipasang kunci yang gunanya untuk

menjaga agar tidak bisa dibuka orang lain kecuali yang membawa kunci

kotak tersebut. Maka tempat tersebut disebut sebagai hirz bil hafidz atau

hirz bigairih yang menurut Ahmad Wardi Muslich yaitu sebuah tempat

yang disiapkan untuk penyimpanan barang dimana setiap orang boleh

masuk tanpa izin, seperti jalan, halaman atau tempat parkir. Hukumnya

sama dengan lapangan terbuka jika di sana tidak ada orang yang

menjaganya.14

13 Mardani, Kejahatan Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam, Jakarta: Anggota IKAPI,2008, h. 95.

14 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset h. 85.

Page 69: Skripsi syukron 072211016

57

2. Barang yang dicuri harus memiliki nilai

Harta yang diambil itu mempunyai beberapa syarat yang harus

dipenuhi supaya tangan pencuri itu bisa dipotong, syarat-syarat tersebut

adalah Pertama harta tersebut harus berupa harta yang bisa dipindahkan.

Kedua harta tersebut harus berupa harta bernilai bagi seorang muslim.

Dengan demikian maka daging babi dan khamar misalnya, bukan berharga

bagi seorang muslim. Ketiga harta tersebut harus berupa harta yang

disimpan. Keempat harta tersebut harus mencapai nisab.15

Menurut penulis terlihat jelas bahwa barang curian terdakwa

berupa uang sebesar Rp 161.000,- yang dianggap sebagai harta bagi setiap

muslim dan memenuhi syarat-syarat di atas kecuali mencapai nisab,

karena nisab di tiap negara berbeda sesuai dengan ketentuannya.

Mengenai nisab, tindak pidana pencurian baru bisa dikenakan

hukuman potong tangan apabila barang yang di curi mencapai nisab

pencurian. Ketentuan ini di dasarkan pada hadist di bawah ini:

ن ائشة ع قل ع ل النبي لیھ هللا ص لم ع س بع فى الید تقطع و ار ینارفص ھ د اتابع د بد ع ع

من ح الد بن الر ابن خ ى و ھرى اخ عن الز ر م ع م ھرى و الز

Dari Aisyah r.a Nabi saw. Bersabda: “Tangan dipotong dalammencuri seperempat dinar ke atas”. Abdurrahman bin Kholid,anak saudara Zukhri dan Ma’mar telah mengikutinya.16

15 ibid, h. 83-84.16 Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Tarjamah Shahih Bukhari Jilid

VIII, Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993, h. 628.

Page 70: Skripsi syukron 072211016

58

Pendapat Imam Syafi’i sama dengan Imam Malik mengenai nisab

pencurian, tetapi terdapat perbedaan antara mereka yaitu pada penentuan

nilai antara emas dan perak. Dalam hal ini, Imam Syafi’i menetapkan nilai

emas sebagai ukuran. Imam Syafi’i mendasari pendapatnya ini kepada

hadist Aisyah r.a.17

Apabila dinar itu timbangan berat emas sama dengan = 12 dirham,

1 dirham = 1,12 gram, 1 dinar =12x1,12 gram emas = 13,44 gram emas.18

1 dinar = 13,44 gram emas, menurut hukum pidana Islam hukuman potong

tangan apabila mencuri sebanyak seperempat dinar = 1 dinar (13,44) emas

dibagi 4 = 3,36 emas gram, sedangkan harga emas sekarang per gramnya

Rp 492.500,-19 kalau dikruskan harga emas sekarang 3,36 x Rp. 492.500,-

= Rp 1.654.800,- .

Umar Ibn Al-Khatab menggugurkan hukum potong tangan pada

waktu masyarakat Islam sedang mengalami musibah kekurangan

persediaan makanan dan bahaya kelaparan, peristiwa ini terjadi pada

musim kemarau panjang yang karena kegersangan tanah yang tidak pernah

ditimpa hujan selama sembilan bulan terus menerus, bumi berubah

menjadi seperti abu, sehingga tahun itu dikenal dengan tahun abu (‘Am al-

Ramada).20

17 Mohc. Said Ishak, Hudud dalam Fiqh Islam, Universiti Teknologi Malaysia: JohorDarul Ta’zim, 2000, h. 38.

18 Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet ke-1, h. 46.19 https://emas24karat.com/ diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul 10.30 WIB20 Amir Nuruddin, Ijtihad ‘ Umar Ibn Khaththab, Jakarta: CV. Rajawali, Cet ke-1, 1991,

h. 150-151.

Page 71: Skripsi syukron 072211016

59

Pada peristiwa di atas ‘Umar menggugurkan hukuman potong

tangan bagi pencuri yang berada dalam keadaan terpaksa (darurat) dengan

usaha mewujudkan kemaslahatan yang menjadi tujuan dan esensi hukum

Islam.

Menurut penulis, dari pendapatnya Imam Syafi’i dapat di gunakan

sebagai landasan bahwasanya yang dapat di beri hukuman potong tangan

adalah orang yang mencuri barang yang bernilai minimal seperempat dinar

ke atas atau kalau sekarang di rupiahkan menjadi Rp 1.654.800,- .

sedangkan kasus pencurian kotak amal yang di lakukan Salim bin Asropi

berisi uang sebesar Rp 161.000,-, tentu ini sangat jauh nilainya dari nisab

pencurian sesuai perhitungan di atas. Sehingga hukuman yang dijatuhkan

tidaklah dengan potong tanga, sebagaimana hukuman awal dari jarimah

pencurian.

3. Barang yang dicuri harus milik orang lain.

Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang pelakunya dapat

dikenai hukuman hadd, maka barang itu harus milik orang lain. Pada

kasus ini barang yang di curi berupa kotak amal masjid.

Menurut penulis kotak amal merupakan baitul mal yaitu harta yang

merupakan sumbangan dari masyarakat yang nantinya akan kembali pada

masyarakat. Menurut Abdul Qadir Audah “Sebagian ulama berpendapat

bahwa gugatan merupakan syarat untuk memberlakukan hukuman potong

Page 72: Skripsi syukron 072211016

60

tangan, berarti mereka harus menjelaskan siapa yang memiliki hak

gugat”.21

“Hak gugat memiliki dua hal. Pertama, hak gugat yang berkaitan

dengan kekuasaan untuk menarik atau mengembalikan barang mereka.

Kedua, hak potong tangan jika pencuri harus dijatuhi gugatan potong

tangan akibat gugatan mereka”.22 “Menurut ulama Syafi’iyah untuk

hukuman potong tangan mensyaratkan adanya gugatan dari pemilik atau

wakilnya, sedangkan Imam Malik tidak mensyaratkan gugatan”.23

Menurut penulis di lihat dari kasus pencurian kotak amal yang

dilakukan Salim bin Asropi adalah kotak amal yang dimana barang

tersebut untuk kemaslahatan orang banyak bukan ada milik perorangan

dan tidak mempunyai hak gugat seperti pendapat Abdul Qadir Audah.

4. Ada maksud atau niat jahat, atau niat berbuat tindak pidana mencuri.

Dalam kasus ini terdakwa mencuri kotak amal sudah kesekian

kalinya, dan terdakwa pun mengakui bahwa dirinya berangkat dari awal

berniat untuk mencuri kotak amal di masjid Miftahul Huda.

Dari penjelasan di atas, menurut penulis bahwa terdakwa dalam

kasus pencurian kotak amal ini telah memenuhi rukun-rukun pencurian

kecuali pada nisab pencurian. Sehingga hukuman hudud pada tindak

pidana sariqoh berupa hukuman potong tangan seperti yang tertera dalam

surat Al-Maidah ayat 38 tidak dapat di berlakukan. Tetapi walaupun

21 Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam jilid V, Jakarta: PT KharismaIlmu, 2007, h. 167.

22 ibid23 ibid, h. 168.

Page 73: Skripsi syukron 072211016

61

demikian rukun-rukun lain yang telah tepenuhi menjadi bahan

pertimbangan dalam penetapan hukuman agar menimbulkan efek jera pada

pelaku tidak pidana pencurian.

Kemudian tidak hanya itu, pembuktian juga diperlukan untuk

menetapkan hukuman bagi pencuri. Dalam hukum pidana Islam tindak

kejahatan pencurian baru dianggap terbukti dengan salah satu dari alat

pembuktian. Dalam kasus ini pembuktiannya yaitu:

1. Saksi Pencurian bisa terbukti apabila ada dua orang saksi yang sama-

sama melihat terjadinya tindak kejahatan.

Dalam kasus ini saksinya ada 4 orang laki-laki, tetapi yang

menangkap terdakwa di tempat kejadian hanya satu orang yaitu

Rohani bin Ngardi yang kemudian memanggil saksi lainnya.

2. Adanya ikrar (pengakuan) dari pelaku pencurian bahwa ia telah

melakukan tindakan pencurian.

Dalam surat putusan telah tertera dalam hal yang meringankan

bahwa terdakwa telah mengakui terus terang perbuatanya.

3. Sumpah. Di kalangan mahzab Syafi’i terdapat pendapat yang

menyatakan bahwa pencurian dapat dibuktikan dengan sumpah.

Namun, pendapat yang lebih rajih, menyatakan bahwa alat bukti

dalam tindak pidana hanya alat bukti dan pengakuan.

Menurut penulis, bukti uang Rp 161.000 dan pengakuan dalam

surat putusan sudah bisa di gunakan sebagai landasan di berikannya

hukuman.

Page 74: Skripsi syukron 072211016

62

4. Qarinah. Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia telah mencuri.

“Menurut T.M Hasbie as-Shiddiqie, bahwa qarinah sebagai alat bukti

dan penilaiannya tergantung pada hakim”.24

Berdasarkan penjelasan di atas, menurut penulis tindak pidana

pencurian kotak amal di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel.

Rejomulyo Kec. Semarang Timur, Kota Semarang yang di lakukan oleh Salim

bin Asropi dalam kasus ini merupakan kasus pencurian yang tidak sempurna

karena tidak terpenuhinya rukun-rukun pencurian walaupun dalam

pembuktiannya telah terbukti. Namun meskipun begitu, menurut Abdul Qadir

Audah “setiap percobaan tindak pidana yang ada hukumannya dianggap

sebagai kemaksiatan atau tindak pidana sempurna walaupun dia merupakan

bagian dari suatu tindak pidana yang belum sempurna”.25 Sehingga pelaku

tindak pidana ini wajib dijatuhi hukuman. Dan hukuman yang tepat menurut

penulis yaitu hukuman ta’zir.

“Islam dengan tegas mewajibkan umatnya untuk mengadili suatu

perkara secara adil dan harus sesuai dengan keputusan Allah dan Rosulullah,

karena kewenangan dari Allah”.26 Hakim dalam memutuskan perkara tindak

pidana harus memperhatikan hal-hal yang buruk dan hal-hal yang terbaik yang

terdapat pada diri terdakwa, begitu juga hakim pada Pengadilan Negeri

Semarang.

24 Hasbie as-Shiddiqie, Peradilan dan Hukum Acara Islam, Yogyakarta: Diktat Kuliah t.t,h. 128.

25 Abdul Qadir Audah, op.cit., h. 187.26 Bagir Manan, Moral Penegak Hukum Di Indonesia (Pengacara, Hakim, Polisi, Jaksa)

Dalam Pandangan Islam, Bandung: Agung Ilmu, 2004, Cet ke- 1, h. 134.

Page 75: Skripsi syukron 072211016

63

Menurut penulis apa yang di putuskan oleh Hakim dalam pemutusan

perkara tindak pidana Salim bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal

di di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec.

Semarang Timur, Kota Semarang dengan hukuman 6 bulan penjara sudah

sesuai dalam hukum pidana Islam yaitu hukuman ta’zir dimana dengan tujuan

supaya ada efek jera agar tidak mengulangi lagi tanpa harus di potong

tangannya.

Menurut penulis, sesuai Putusan Pengadilan Negeri Semarang

No.465/Pid.B/2010/PN.Smg Tentang Pencurian Kotak Amal Masjid yang

telah di lakukan oleh Salim bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal

di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec.

Semarang Timur, Kota Semarang, hakim ketika memberikan hukuman kepada

terdakwa telah memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang terdapat

pada diri terdakwa terlebih dahulu, dengan maksud agar penjatuhan pidana

yang diberikan hakim agar mencapai keadilan. Maka dari itu, apabila seorang

terdakwa didalam persidangan berkata sopan dan mau mengakui perbuatanya

maka, hakim dapat menjatuhkan hukuman yang lebih ringan dari tuntutan

jaksa penuntut umum. Dan itu juga sudah di lakukan oleh terdakwa yang telah

mengakui kesalahannya. Selain itu juga, tersangka juga memberikan

pembelaan bahwa dirinya masih mempunyai tanggungan keluarga. Ini sesuai

dengan pertimbangan keputusan yang telah di lakukan oleh khalifah Umar bin

Khattab, diriwayatkan oleh Qasim bin Abdurrahman bahwa ada seorang laki-

laki yang mencuri harta Baitul Mal, lalu Sa’ad bin Abi Waqas menulis surat

Page 76: Skripsi syukron 072211016

64

kepada khalifah umar perihal laki-laki tersebut, umar pun membalas surat

Sa’ad yang isinya pelarangan potong tangan bagi pencuri karena ia

menganggap pencuri itu mempunyai hak terhadap harta Baitul Mal. Bahkan

Imam Malik dalam kitab “al-Muwatta’”-nya meriwayatkan bahwa Abdullah

bin Amr al-Hadhrami datang mengadu kepada khalifah Umar perihal

budaknya yang mencuri cermin putrinya yang harganya 60 dirham, tapi

jawaban khalifah umar ketika itu, “lepaskanlah dia, tiada pemotongan

baginya”. Dalam kasus di atas dapat disimpulkan bahwa pendapat Khalifah

Umar tidak melaksanakan hukuman potong tangan karena ia meneliti subjek

pelakunya yang berada dalam keadaan darurat, yaitu kesulitan mendapatkan

makanan ketika itu. Ini sesuai dengan apa yang di lakukan oleh Salim bin

Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal di Masjid Miftahul Huda

Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec. Semarang Timur, Kota Semarang.

Dalam kitab fiqh, Umar juga disebutkan “barang siapa yang mencuri

dalam keadaan darurat hendaklah meninggalkan sanksi karena terdapat

perkara yang syubhat dan hendaklah membolehkan perkara yang diharamkan

karena darurat (al-dharurah tubiihu al-mahdhuraat)”.27

Oleh karena itu, menurut penulis, putusan yang diberikan oleh Majelis

hakim Pengadilan Negeri Semarang terhadap terdakwa Salim bin Asropi yaitu

hukuman penjara selama 6 (enam) bulan sudah sesuai dengan hukum pidana

islam, karena sudah di ringankan oleh Majelis hakim Pengadilan Negeri

Semarang dari tuntutan 8 bulan menjadi 6 bulan dan bentuk hukumannya juga

27http://isfimalaysia.wordpress.com/2012/02/01/ijtihad-khalifah-umar-bin-khattab/diakses pada tanggal 3 Mei 2012, pukul 18.30 WIB

Page 77: Skripsi syukron 072211016

65

sudah sesuai dengan hukuman yang diterapkan yaitu hukuman ta’zir dengan

penjara 6 bulan dengan tujuan supaya ada efek jera agar tidak mengulangi lagi

tanpa harus di potong tangannya.

Page 78: Skripsi syukron 072211016

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab

terdahulu, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa pertimbangan kebijakan putusan hukuman yang di lakukan hakim

Pengadilan Negeri Semarang dalam perkara pidana Nomor: 465/Pid.

B/2010/PN.Smg, berdasarkan pada terpenuhinya unsur-unsur pencurian

seperti yang tertera dalam pasal 363, keterangan saksi, alat bukti dan hal-hal

yang meringankan dan memeberatkan. Selain itu, Hakim dalam pemutusan

perkara tindak pidana Salim bin Asropi selaku terdakwa pencurian kotak amal

di Masjid Miftahul Huda Kampung Sumurbong Kel. Rejomulyo Kec.

Semarang Timur, Kota Semarang melakukan dengan pertimbangan-

pertimbangan, diantaranya adalah: pertimbangan sifat baik dan jahat dari

terdakwa, pertimbangan kasus ringan dan beratnya. Kemudian pertimbangan

terdakwa masih mempunyai tanggungan keluarga. Dengan pertimbangan itu,

tuntutan penuntut umum yang menuntut kasus pencurian Salim bin Asropi di

penjara 8 bulan berubah menjadi 6 bulan. Hukuman yang di putuskan adalah

hukuman yang mengandung pembinaan agar terdakwa jera.

Page 79: Skripsi syukron 072211016

67

2. Bahwa menurut hukum pidana Islam dalam putusan tersebut masuk dalam

kategori pencurian tidak sempurna artinya terdakwa tidak dapat di hukum

potong tangan namun cukup dengan hukuman ta’zir, karena tidak

terpenuhinya syarat-syarat pencurian yaitu barang yang diambil tidak

mencapai nishab. Sehingga hukuman yang diberikan dalam Hukum Pidana

Islam sesuai hukuman yang diberikan oleh Pengadilan Negeri Semarang yaitu

hukuman ta’zir berupa hukuman penjara atau kurungan.

B. Saran

1. Kepada semua pihak pengelola masjid, berkaca dari kasus ini semoga dalam

menjaga kotak amal lebih berhati-hati lagi.

2. Kepada Majelis Pengadilan Negeri Semarang khususnya maupun pengadilan

negeri yang lain agar lebih hati-hati dalam menjatuhkan putusan terutama

ketika uang atau barang yang di curi kurang bernilai.

3. Agar masyarakat lebih hati-hati dalam menyimpan atau menaruh barang.

Karena pencurian kadang terjadi bukan karena ada niat, tapi karena ada

kesempatan.

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT, atas bimbingan dan

petunjuk-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan.

Seperti sering kita mendengarkan pepatah mengatakan bahwa

“pengalaman merupakan guru yang baik”, ternyata benar, paling tidak, bagi

penulis. Hal ini penulis alami dan rasakan, karena berdasarkan pengalaman

Page 80: Skripsi syukron 072211016

68

peneliti, ketika mengerjakan tugas makalah maupun riset mini selama

perkuliahan, maka tersusunlah skripsi ini. Meskipun begitu, dengan pengalaman

itu saja tidak cukup untuk dapat menyusun skripsi yang baik. Sebab seorang

peneliti masih memerlukan pengalaman lain, yaitu pengalaman dan latihan

menuangkan gagasan kedalam bentuk tulisan. Disamping harus memiliki

pengetahuan di bidang tersebut, secara jujur penulis menyadari bahwa sampai saat

ini belum sepenuhnya memilik persyaratan seperti itu. Oleh karena itu maka

tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Dan untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun, sebagai bahan untuk

memperbaiki karya tulis pada kesempatan yang akan datang.

Namun demikian, penulis tetap berharap semoga karya ilmiah (skripsi)

yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya. Amin.

Page 81: Skripsi syukron 072211016

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Absor, Ulil (NIM: 042211116) ”Tindak Pidana Pencurian Waktu Bencana Alam”,Skripsi Hukum Pidana Islam, Semarang, 2009, t.d

Al Bukhari, Imam Abdullah Muhammad bin Ismail, Tarjamah Shahih Bukhari JilidVIII, Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993

Ali, Zainnudin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2009

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Ilmiah), Jakarta: PT.Bina Aksara, 1989.

as-Shiddiqie ,Hasbie, Peradilan dan Hukum Acara Islam, Yogyakarta: Diktat KuliahTP

Audah, Abdul Qadir, al-Tasyri' al-Jina'i al-Islamiy muqaraman bil qanunil wad’iyditerjemahkan dengan judul Ensiklopedi Hukum Pidana Islam jilid I dan jilidV, Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2007

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 1998

Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum pidana I, Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2002

Depdiknas, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994

Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 1947.

Doi, Abdurrahman I, The Islamic Law, Terj. Usman Efendi AS dan AbdulKhalik,“Inilah Syari’ah Islam”, Jilid I, Jakarta: Pustaka Panji Mas, Cet I, 1991

Dokumentasi Situasi Daerah Hukum Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri JawaTengah (Situasi Daerah Hukum Pengadilan Negeri Semarang), Jakarta:Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Direktorat JenderalBadan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara, 2001.

H.M.K. Bakri, Hukum Pidana Dalam Islam, Solo: Ramadani, tt

Hakim, Rahmat, Hukum Pidana Islam, Bandung: CV.Pustaka Setia. 2000.

Page 82: Skripsi syukron 072211016

Hanafi, Ahmad, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1986.

Ishak , Mohc. Said, Hudud dalam Fiqh Islam, Johor Darul Ta’zim: UniversitiTeknologi Malaysia, 2000

Manan, Bagir , Moral Penegak Hukum Di Indonesia (Pengacara, Hakim, Polisi,Jaksa) Dalam Pandangan Islam, Bandung : Agung ilmu, 2004, Cet ke- 1.

Mardani, Kejahatan Pencurian Dalam Hukum Pidana Islam, Jakarta: AnggotaIKAPI, 2008

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin, 1996.

Mulyana, Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001, Cet. I.

Munajat, Makhrus, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, Yogyakarta: Logung Pustaka.2004

Muslich, Ahmad Wardi , Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004

----------------------------, Pengantar dan Azas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Nuruddin, Amir, Ijtihad ‘ Umar Ibn Khaththab, Jakarta : CV. Rajawali, Cet ke-1,1991

Panjaitan, Petrus Irawan dan Pandapotan Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatandalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Pustaka Sinar harapan,1995

Purbacaraka, Purnadi, dan A. Ridwan Halim, Filsafat Hukum Pidana Dalam TanyaJawab, Ed-I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. ke-5, 1995

R. Sugandhi, K.U.H.P Dengan Penjelasannya, Surabaya: Usaha Nasional, 1980

R. Susilo, Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-komentarnya, Bogor:POLITEA,t.th.

Rahman, Abdur, Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1992

Page 83: Skripsi syukron 072211016

Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Terj. M. A. Abdurrahman dan A. HarisAbdullah,“Bidayatu’l Mujtahi”, Semarang: Asyifa, Cet. I, 1990,

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Bandung: PT.Al-Ma’arif.

Santoso, Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam, Jakarta: Gema Insani, 2003

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Ed., Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989

Subagyo, P. Joko, metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,1991. Cet. I,

Subkhi, Akhmad (NIM: 042211011), “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap TindakPidana Pencurian yang Disertai dengan Kekerasan”, Skripsi Hukum PidanaIslam, Semarang, 2007. t.d

Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2001

------------, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta : Rineka Cipta, Cet ke-1, 1992

Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung : PT. Alumni, 1986, Cet ke-2

----------, Hukum Pidana, Jilid 1, Semarang: Yayasan Sudarto, Cet. Ke 2, 1990

Sugono Dendy, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2008

Suharto. R.M, Hukum Pidana Materiil, Ed-2, Jakarta: Sinar Grafika, Cet-2, 2002

Suma, Muhammad Amin dkk, Pidana Islam di Indonesia Peluang, Prospek danTantangan, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2001

Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2007

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo, 1998, Cet. XI.

Suyoto (NIM: 2104056), “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan PN KendalNo 89/Pid.B/2008/Pn.Kdl Tentang Pencurian Yang Dilakukan Oleh AnakDibawah Umur”, Skripsi Hukum Pidana Islam, Semarang, 2009.t.d.

Page 84: Skripsi syukron 072211016

Tim Syaamil Al-Quran, Al-Qur’anulkarim Terjemah Tafsir Perkata, Bandung: SygmaPublishing, 2010

Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad Muhammad, al-jami’ fii fiqhi an-nisa’, terj.Fiqih wanita ( Edisi Lengkap), Cet-21, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006

Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2004

B. Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencurian diakses pada tanggal 23 September 2011 pukul22.17 WIB

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/11/165990/Satpam-Tangkap-Pencuri-Kotak-Amal diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul20.49 WIB

https://emas24karat.com/ diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul 10.30 WIB