SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/272/1/I-V.pdf · Skripsi/ Tugas Akhir Sebagai...
Transcript of SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/272/1/I-V.pdf · Skripsi/ Tugas Akhir Sebagai...
ANALISIS KEKALAHAN PASANGAN KANDIDAT
INDEPENDENT BUPATI DAN WAKIL BUPATI
NOMOR URUT 3 DALAM PEMILUKADA DI
GAMPONG LANGI KECAMATAN ALAFAN
KABUPATEN SIMEULUE
TAHUN 2012. (Studi Kasus Pasca Pemilihan Kepala Daerah)
SKRIPSI
OLEH :
DONI GUNAWAN
NIM : 08C20201035
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
TAHUN 2014
ANALISIS KEKALAHAN PASANGAN KANDIDAT
INDEPENDENT BUPATI DAN WAKIL BUPATI
NOMOR URUT 3 DALAM PEMILUKADA DI
GAMPONG LANGI KECAMATAN ALAFAN
KABUPATEN SIMEULUE
TAHUN 2012. (Studi Kasus Pasca Pemilihan Kepala Daerah)
Skripsi/ Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar Meulaboh.
SKRIPSI
OLEH :
DONI GUNAWAN
NIM : 08C20201035
PROGRAM STUDI ADMINITRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
TAHUN 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara atau rakyat selalu
berada dalam bingkai interaksi politik di antara keduanya dalam wujud organisasi
negara. Hubungan negara dan rakyat ini dapat tergambarkan dalam label
demokrasi. Sejak lama, sebagai gambaran besar, demokrasi menjadi cara terbaik
dalam perkembangan organisasi negara modern dan demokrasi sebagai aspek
penting berkaitan dengan pemerintahan dengan hirarki kekuasaan yang terdapat
dalam suatu sistem politik negara. Artinya, akan terdapat sistem politik nasional
yang di dalamnya terdapat sub sistem politik daerah dalam bingkai sistem negara
yang dianutnya.
Hirarki suatu negara jangkauan pengaruh, dapat merujuk pada dua jenis atau
kelompok demokrasi, yaitu demokrasi dalam lingkup negara dan demokrasi lokal.
Pemilahan demokrasi lokal ini bukan berarti terdapat determinasi wilayah
pemberlakuan demokrasi atau bahkan terdapat perbedaan demokrasi dari
induknya. Dalam tulisan ini demokrasi lokal ditujukan sebagai bagian utuh dari
demokrasi di Indonesia dalam pelaksanaan rekrutmen elit politik di pemerintahan
daerah, (makalah mata kuliah: Masalah Pembangunan Politik, di akses tanggal 22
juli 2013).
Demokrasi lokal merupakan bagian dari subsistem politik suatu negara yang
derajat pengaruhnya berada dalam koridor Pemerintahan Daerah. Di indonesia
demokrasi lokal merupakan subsistem dari demokrasi yang memberikan peluang
2
bagi Pemerintahan Daerah dalam mengembangkan kehidupan hubungan
Pemerintahan Daerah dengan rakyat di lingkungannya.
Semenjak era reformasi, demokrasi yang diusung mengarah pada demokrasi
partisipatif atau langsung, salah satunya karena banyak pejabat politik yang tidak
melakukan tanggung jawabnya dengan baik, sehingga legitimasi mereka lemah, di
sisi lain memunculkan ketidak percayaan rakyat pada penguasa mendorong
rekrutmen pejabat politik ke arah demokrasi langsung. Sehingga tidak
mengherankan bila rekrutmen hampir semua jabatan politik dilaksanakan dalam
format demokrasi yang bergerak pada hubungan Negara dan warga Negara secara
langsung, (http://handiarto.com/pendekatan-institusional-baru, di akses tanggal 22
juli 2013).
Dalam demokrasi langsung ini merupakan era baru reformasi politik di
Indonesia yang pertama kali digelar sejak kemerdekaan Indonesia. Rek rutmen
politik skala nasional ini merupakan perkembangan demokrasi yang mendapat
pengakuan dunia karena keberhasilannya. Sebagai tindak lanjut dari keberhasilan
rekrutmen politik dalam tataran demokrasi ini, pada tahun 2005 telah dilakukan
proses rekrutmen politik elit daerah sebagai kelanjutan dari pemilihan umum
presiden dan wakil presiden yang telah melahirkan pasangan pemimpin politik
berbasis legitimasi rakyat, pemilukada merupakan proses demokrasi yang akan
menyetarakan legitimasinya dengan keberadaan DPRD yang telah dipilih secara
langsung, (http://handiarto.com/pendekatan-institusional-baru, di akses tanggal 22
juli 2013).
Betapa tidak, pemberian kedaulatan rakyat daerah pada elitnya masih
diwarnai ketidak jelasan.
3
Baik dari prosedur kerja penyelenggara maupun peserta dan posisi
pemilihnya, dari sisi kedaulatan rakyat daerah. Demokrasi lokal dibangun untuk
memberikan porsi yang seharusnya diperoleh rakyat lokal dalam pemberian
legitimasi pada elit eksekutifnya. Selama ini rakyat daerah memberikan
kedaulatan hanya pada legislatif daerah saja.
Ketidak percayaan rakyat dan era reformasi mendorong adanya pemilukada
langsung. Hal ini tidak langsung berkaitan dengan baik atau tidaknya demokrasi,
karena di negara lain juga terdapat variasi pelaksanaan demokrasi yang langsung.
Derajat kepentingannya adalah terpilihnya pejabat politik yang akuntabel sesuai
dengan kebutuhan rakyatnya. Salah satu persyaratan mewujudkan demokrasi
adalah adanya partai politik yang berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah
aspirasi politik masyarakat dan sebagai media untuk melakukan kebijakan dengan
negara. Sebagai perwujudan dan tersalurnya aspirasi publik oleh partai politik
maka efektifitas fungsi partai politik haruslah dijunjung tinggi.
Partai politik umumnya didefenisikan sebagai organisasi artikulatif yang
terdiri atas pelaku - pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka
yang memusatkan perhatian pada persoalan kekuasaan pemerintah dan bersaing
guna memperoleh dukungan rakyat untuk menempati kantung-kantung kekuasaan
politik.
Partai politik membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan, karena melalui partai
politik dapat diwujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab dan
mempejuangkan kepentingan umum serta mencegah tindakan pemerentah
sewenang-wenang.
4
Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk
mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, dan
memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta
menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara damai.
Menurut Miriam budiardjo (1984 h: 168). Batasan mengenai partai politik
yang berpendapat bahwa partai politik adalah organisasai artikulatif yang terdiri
dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat yaitu mereka yang
memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan Pemerintahan dan
bersaing memperoleh dukungan rakyat.
Dengan semangat konstitusi yang menegaskan sistem Pemilihan Presiden
dan kepala daerah pun harus mengalami. Perubahan yang sesuai dengan pilihan
rakyat dengan cara pandang mereka masing-masing. Sejak tahun 2004, Presiden
yang sebelumnya di pilih oleh MPR telah dipilih langsung oleh rakyat.
Begitupun dengan Kepala Daerah yang dulunya dipilih oleh DPRD, maka
sejak tahun 2005 Kepala Daerah dipilih langsung oleh rakyat. Ini merupakan salah
satu bentuk penyempurnaan dari UU otonomi Daerah yang baru, UU No.32/2004
yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah dipilih langsung oleh masyarakat. Inilah
salah satu pencapaian terbaik Otonomi Daerah, di mana masyarakat langsung
dilibatkan untuk memilih pemimpin yang akan memerintah mereka selama
pembatasan masa jabatan seorang Kepala Daerah, yaitu cukup satu periode saja,
lima tahun ke depan. Kecuali bagi mereka yang benar-benar menonjol prestasi
atau keberhasilannya.
Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Simeulue yang dilaksanakan
tanggal 9 april 2012 merupakan pemilihan Kepala Daerah yang ketiga kali
5
dilaksanakan setelah adanya pemekaran Kabupaten Simeulue. Simeulue adalah
Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Terbentuknya
Kabupaten Simeulue merupakan buah dari undang-undang nomor 48 tahun 1999,
yang diparipurnakan oleh DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada 27
September 1996. dan namun peresmian Kabupaten Simeulue pada tanggal 12
oktober 1999.
1.2. Nama - Nama Cabub dan Cawabub dalam Pemilukada di Kabupaten
Simeulue Tahun 2012.
Pemilukada kali ini di Kabupaten Simeulue ini di ikuti oleh lima (5)
pasangan calon yang bertarung menjadi nomor satu di Kabupaten Simeulue. Ke
lima calon pasangan masing-masing pasangan adalah.
Nomor Urut 1 Pasangan Drs. M Yunan T dan Rasyidin Hamin, SE, MM, M.Kes.
Nomor Urut 2 Pasangan Drs. H. Riswan. NS dan Hasrul Edyar, S.Sos, M.Ap.
Nomor Urut 3 Pasangan Ir.Mawardi Nasra,MM dan Mualim MA.
Nomor Urut 4 Pasangan drs Mohd. Riswan R dan Ir Ali Hasmi
Nomor Urut 5 Pasangan Tgk. Aliasnudin - Rahmad, SH
Adapun hasil penghitungan suara pada Pemilukada di Kabupaten Simeulue
Tahun 2012 sebagai berikut:
1. Nomor Urut 1 Pasangan Drs M Yunan T - Rasyidin Hamin, SE, MM,
M.Kes, memperoleh suara yaitu: 347, atau 14,84 %, di dukung oleh Partai.
2. Nomor Urut 2 Pasangan Drs. H. Riswan. NS - Hasrul Edyar, S.Sos, M.Ap,
memperoleh suara yaitu: 912, atau 39,01 %, di dukung oleh Partai.
3. Nomor Urut 3 Pasangan Ir. Mawardi Nasra MM - Mualim MA,
memperoleh surah yaitu: 301, atau 10,16 %, dari Pasangan Independent.
6
4. Nomor Urut 4 Pasangan Drs. Mohd. Riswan R - Ir Ali Hasmi, memperoleh
suara yaitu: 407, atau 17,15 %, di dukung oleh Partai.
5. Nomor Urut 5 Pasangan. Tgk. Aliasnudin - Rahmad, SH memperoleh suara
yaitu: 347, atau 14, 48 %, di dukung oleh Partai. (Data diperoleh dari Kantor
KPU Kabupaten Simeulue, menurut per Kecamatan tanggal 23 september 2012).
Hal ini merupakan ujian yang sangat berat para pasangan calon Bupati dan
Wakil Bupati dalam Pemilukada Tahun 2012, sementara calon yang memperoleh
suara terbanyak adalah calon yang di usung oleh koalisi Partai Nasional.
Faktor-faktor Kekalahan Pasangan Calon Nomor Urut 3 dalam Pemilihan
Kepala Daerah di Kabupaten Simeulue Tahun 2012, di Gampong Langi
Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue merupakan mesin suara yang di anggap
paling berpotensi memenangkan Pemilukada tanggal 09 april 2012. Namun pada
akhirnya pasangan calon nomor urut 3 setelah pemilihan berlangsung, tidak
mendapatkan kemenangan, khususnya TPS 1 namun sebelumnya banyak yang
mendukung dari pasangan calon nomor urut 3 tersebut, tetapi pada akhirnya 10,16
% yang mendukung calon tersebut, (Data diperoleh dari Kantor KPU Kabupaten
Simeulue, menurut per Kecamatan tanggal 23 september 2012).
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: Faktor-Faktor Kekalahan Pasangan
Kandidat Independent Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam
Pemilukada di Gampong Langi Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue
Tahun 2012.
7
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi Kekalahan Pasangan Kandidat Independent Bupati dan
Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam Pemilukada di Gampong Langi Kecamatan
Alafan Kabupaten Simeulue tahun 2012.
1.4. Batasan Masalah
Agar masalah penelitian ini tidak terlalu umum, dan sesuai dengan
pembahasan. Maka, penulis akan membatasi masalah yang penulis teliti sebagai
berikut, Faktor-Faktor Kekalahan Pasangan Kandidat Independent Bupati dan
Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam Pemilukada di Gampong Langi Kecamatan
Alafan Kabupaten Simeulue tahun 2012.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujun dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi Kekalahan Pasangan Calon Nomor Urut 3 dalam Pemilukada
di Gampong Langi Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue tahun 2012.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi bagi peneliti-peneliti yang ingin mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi Kekalahan Pasangan Kandidat Independent
Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam Pemilukada di Gampong Langi
Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue tahun 2012.
8
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi Pemerintah, dan
bagi penelitian sendiri.
1. Menjadi bahan pendidikan politik untuk Masyarakat luas yang dapat
menunjukkan secara ilmiah penyebab Kekalahan Pasangan Calon Nomor
Urut 3 dalam Pemilukada di Gampong Langi Kecamatan Alafan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012.
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : Menjelaskan Latar Belakang, Nama-Nama Cabub dan Cawabub
dan Batasan Penelitian, Tujuan Penelitian, dan Manfaat dari
Penelitian ini.
BAB II : Menjelaskan Tentang Tinjauan Pustaka Tentang, Penelitian
Terdahulu, Teori Kekalahan, Konsep Analisis, Penertin Konsep,
Pengertian Kekalahan, dan Analisis Kekalahan dalam Pemilukada,
Pengertian Bupati dan Wakil Bupati Pemilukada berdasarkan
Undang-Undang, dan Pemilukda menurut Qanun, Kerangka
Pemikiran Pemilukada di Kabupaten Simeulue.
BAB III : Menjelaskan tentang Metodologi Penelitian, Sumber Data dan
Teknik Pengumpulan Data, Instrument Penelitian dan Teknik
Analisa Data.
9
BAB IV : Menjelaskan tentang Hasil Pembahasan Penelitian Lapangan,
menganalisa dan melakukan pengujian teori terhadap kasus yang
didapatkan di lapangan.
BAB V : Merupakan bagian penutup dari skripsi ini, akan disajikan
kesimpulan dan saran yang perlu ditindak lanjuti demi
kesinambungan pelaksanaan program.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
2.1.1. Penelitian Rudini (2010)
Penelitian dengan judul “ Kekalahan Partai Golkar Pada Pemilihan Kepala
Daerah di Kabupaten Toraja Utara 2010”. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Gambaran kelemahan kekuatan Partai Golkar di Sulawesi Selatan tidak berhenti
dalam ajang kontestasi Politik Nasional. Pupusnya pengaruh partai ini semakin
tampak dari hasil Pemilukada secara langsung diseluruh Kabupaten/Kota dan
tingkat Provinsi yang sudah terselenggara dalam beberapa tahun terakhir.
Dari sekian banyak Kabupaten/Kota yang sudah melaksanakan pemilukada
tak semua wilayah dimenangi pasangan yang diusung Partai Golkar. Mereka
hanya mampu memenangi 13 Kabupaten/Kota. 10 Kabupaten dan Kota dimenangi
partai ini harus dengan berkoalisi bersama Partai Politik lain.
Pemilukada 2010 adalah momentum politik paling strategis bagi masyarakat
Kabupaten Toraja Utara pasca pemekaran. Dikatakan strategis karena Pemilukada
2010 merupakan event resmi Demokrasi lokal pertama yg dipastikan akan
melahirkan Bupati/Wakil Bupati pertama pilihan langsung masyarakat pemilik
kedaulatan Toraja Utara. Menjadi lebih strategis pula sebab kita semua tentu
berharap, Bupati/Wakil Bupati terpilih seyogyanya figur terbaik dengan
kepribadian kuat, punya leadership & kompetensi memadai, memiliki visi dgn
jangkauan jauh, minimal 5 tahun ke depan seiring dgn target akhir pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
11
Misi yg akan diemban diharapkan mampu merevitalisasi peran institusi
birokrasi agar lebih tanggap, tangkas, lincah, efisien, efektif, dan cermat
memfasilitasi proses pelayanan publik. Memberi kelonggaran ruang gerak bagi
stakeholders lainnya terutama investor memainkan perannya, sekaligus
mewujudnyatakan kontribusi mereka untuk percepatan pembangunan Toraja
Utara. Frame program Bupati/Wakil Bupati terpilih juga haruslah Pro Rakyat,
berorientasi pemberdayaan yang mensejahterakan masyarakat secara
berkelanjutan (Sustainable), konkrit, dan terukur menjawab persoalan
fundamental masyarakat sesuai dengan karakteristik ekologis, sosial-budaya, dan
ekonomi masyarakat Toraja Utara. Oleh karena itu, kekeliruan memilih pemimpin
dalam Pemilukada 2010 kali ini akan berimplikasi pada manfaat Pemilukada itu
sendiri bagi pembangunan Toraja Utara secara umum, serta bagi segenap lapisan
penduduk Toraja Utara khususnya.
Pada Pemilukada Tana Toraja 23 Juni 2010, menurut lembaga survei Versi
Script Intermedia, pasangan Theofilus Allorerung, SE - Adelheid Sosang, SP.MH
yang diusung oleh Partai Golkar dianggap sebagai pasangan yang paling pantas
membenahi Pemerintahan dan mengelola pembangunan Kabupaten Tana Toraja
pasca pemekaran dan berhasil unggul dari lawan-lawannya, dengan perolehan
suara 30,07 persen. Pemilukada ini berakhir ricuh dan mengakibatkan tahapan
pemilihan Kepala Daerah yakni proses penghitungan suara tidak dapat berjalan
sesuai prosedur, tetapi masalah ini dapat diatasi walaupun sempat menjadi pemicu
konflik di Tana Toraja, pasangan Teladan tetap dilantik sebagai Bupati dan Wakil
Bupati Tana Toraja periode 2010-2015.
12
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis.
Adapun persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas
tentang Pemilihan Kepala Daerah cuman hanya yang membedakan tempat dan
tahun sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah,
pertama penelitian penulis memfokuskan pada Kekalahan Partai Golkar pada
memilihan Kepala Daerah di Kabupaten Toraja Utara 2010. Sedangkan penelitian
hanya berfokus pada Kekalahan Pasangan Kandidat Independen Bupati Dan
Wakil Bupati Nomor Urut 3 Dalam Pemilukada Di Gampong Langi Kecamatan
Alafan Kabupaten Simeulue Tahun 2012 yang menjadi calon Bupati Dan Wakil
Bupati terpilih.
2.2. Teori Kekalahan Analis SWOT
Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk
merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah
singkatan dari, S adalah STRENGHT atau Kekuatan, W adalah WEAKNESS atau
Kelemahan, O adalah OPPORTUNITY atau Kesempatan, dan T adalah THREAT
atau Ancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu
Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
Strengths (Kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi.
13
Weakness (Kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi.
Opportunities (Peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi.
Threats (Ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat mengganggu organisasi.
setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks
dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan
pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness
dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi
alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain
pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan
dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan
kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk
melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan
Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi
weakness dan threat.
2.3. Konsep Analisis
Dalam konteks masyarakat Indonesia figur masih menjadi hal yang utama
ketimbang isu atau program. Hal ini tidak terlepas dari budaya politik kita yang
masih cenderung bersifat patrimionial (hak mendapatkan hasil, atau warisan)
dengan ikatan primordial yang kental. Ikatan ini ditandai dengan besarnya
14
pengaruh “patron” (pelindung) terhadap masyarakat dan kuatnya sentiman
kedaerahan, Suku, Agama, Prutanisme (sebagainya dalam penentuan pilihan
(Pendekatan Sosiologis). Selain itu budaya politik kita masih lebih cenderung
kalau tidak mau dikatakan lebih kuat budaya parochial barsifat dan kaul (nasar)
ketimbang partisipan. Dalam masyarakat parokial (bersifat) dan kaul (nasar),
terjadi keterbatasan diferensiasi pada masyarakat dalam peranan politik dan
memposisikan diri sebagai masyarakat pasif. Sementara dalam masyarakat
partisipan sudah dapat menilai dengan penuh kesadaran baik sistem sebagai
totalitas, input dan output maupun posisi dirinya, sehingga keterlibatan dalam
politik bukan hanya pada saat rutinitas lima tahunan Pemilukada tetapi sampai
pada proses perencanaan, pengambilan dan evaluasi kebijakan pemeran politik
atau pemerintah, (www:/asrifaiuntad. blogspot.com, di akses, tanggal 12 – juni -
2013).
Kondisi masyarakat seperti ini, sangat mudah dibaca oleh pihak yang
berkeinginan untuk meraih simpati masyarakat seperti itu dengan menjual isu
agama, kedaerahan dan popularitias kandidat. Hal inilah yang kemudian
dimanfaatkan dan termanfaatkan oleh pihak yang berkeinginan masuk kedalam
arena kekuasaan dengan memanfaatkan figur populer, mengusung isu Agama,
Daerah dan sebagainya dalam pengusungan calon. Pada kondisi tersebut isu dan
program menjadi kebutuhan sekunder dalam memberikan nafkah pemilih.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa sudah saatnya
masyarakat tidak terlibat hanya dalam rutinitas lima tahunan atau pada saat
pemilukada, tetapi sudah saatnya keterlibatan masyarakat dalam politik sudah
merupakan totalitas dari keseluruhan sistem mulai dari input, proses sampai pada
15
pencapaian akhir yakni ouput dan evaluasi yang berupa perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan yang diambil oleh para penguasa. Sehingga tujuan dari
negara untuk mensejahterakan rakyat sebagai kontrak awal bagi terbentuknya
negara kesatuan Republik Indonesia bukan hanya omong kosong belaka.
Hubungan antar elite adalah faktor yang menentukan dalam keberhasilan
kinerja komunikasi. Artinya, komunikasi pada level individu dapat menentukan
efektivitas komunikasi politik. Pendekatan tersebut berbeda dengan teori yang
menyebutkan bahwa untuk memenangkan perhatian dari publik harus
memperhatikan faktor pencitraan, simbol, dan informasi di media massa.
2.4. Pengertian Analisis
Analisis biasa di artikan sebagai kajian yang di laksanakan terhadap sebuah
bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secra mendalam. Sedangkan
kegiatan pada laboratorium, kata analisis dan analisa dapat juga berarti kegiatan
yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandingan suatu sad pada
culikan. Sedangkan pada kamus besar ekonomi pengertian analisis yaitu
melakukan eveluasi terhadap kondisi dari pos- pos atau ayat ayat yang berkaitan
dengan akutansi dengan alasan- alasan yang memungkinkan tentang perbedaan
yang muncul.
Analisi merupakan seuatu rangkayan kegiatan yang mengkaji ulang sutu
kejadian di lapangan untuk di jadikan bahan referensi akhir, seperti yang di
ungkapkan pakar ahli dibawa ini.
Analisis adalah aktifitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,
membedakan, memilah sesuatu di golongkan dan di kelompokkan kembali
16
menurut kinerja tertentu kemudian di cari kaitannya dan di taksirkan maknanya,
(Makalah : Analisis Fenomena Kejadian Alam, di akses tanggal 22 juli 2013).
Analisis adalah kegiatan befikir untuk menguraikan sesuatu keseluruhan
menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda–tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi masing–masing dalam satu keseluruhan
yang terpadu, (Makalah : Analisis Fenomena Kejadian Alam, di akses tanggal 22
juli 2013).
2.5. Pengertian Kekalahan
Membicarakan mengenai kekalahan, pertama kali yang terlintas di benak
pikiran adalah perasaan kecewa dan sedih karena harapan untuk meraih
kemenangan gagal, ( Keliping Koran Serambi 2012).
2.6. Analisis Kekalahan Dalam Pemilukada
Menurut Agustino leo ada duabelas (12) permasalahan pemilukada di
indonesia yaitu :
1. Persyaratan Calon Tidak Lengkap
Proses pencalonan yang bermasalah permasalahan dalam pencalonan yang
selama ini terjadi disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu konflik internal partai
politik/gabungan partai politik dan keberpihakan para anggota KPUD dalam
menentukan pasangan calon yang akan mengikuti Pemilukada. Secara yuridis
pengaturan mengenai pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diatur
dalam pasal 59 sampai dengan pasal 64 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Dari beberapa pasal tersebut memberikan kewenangan yang sangat besar kepada
KPUD dalam menerima pendaftaran, meneliti keabsahan persyaratan pencalonan
17
dan menetapkan pasangan calon, yang walaupun ada ruang bagi partai politik atau
pasangan calon untuk memperbaiki kekurangan dalam persyaratan adminitrasi,
namun dalam praktek beberapa kali terjadi pada saat penetapan pasangan calon
yang dirugikan. Pasal 59 ayat (5) huruf a Undang - Undang Nomor 32
Tahun 2004 menyatakan bahwa partai politik atau gabungan partai politik pada
saat mendaftarkan pasangan calon, wajib menyerahkan surat pencalonan yang
ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau pimpinan partai politik yang
bergabung. Dalam tahapan ini kadang terjadi permasalahan di internal partai
politik, ketika calon yang diajukan oleh pimpinan partai politik setempat berbeda
dengan calon yang direkomendasikan oleh DPP partai politik.
Dalam permasalahan ini karena pimpinan partai politik setempat tidak
melaksanakan rekomendasi DPP partai politik, kemudian diberhentikan sebagai
pimpinan partai politik di wilayahnya dan menunjuk pelaksana tugas pimpinan
partai politik sesuai wilayahnya yang kemudian juga meneruskan rekomendasi
calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah namun ditolak KPUD dengan
alasan partai politik tersebut melalui pimpinan wilayahnya yang lama telah
mengajukan pasangan calon.
Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan
bahwa penetapan dan pengumuman pasangan calon oleh KPUD bersifat final
dan mengikat. Dalam hal KPUD tidak netral, ketentuan ini kadang
disalahgunakan untuk menggugurkan pasangan calon tertentu tanpa dapat
melakukan pembelaan, karena tidak ada ruang bagi pasangan calon yang
dirugikan untuk melakukan pengujian atas tindakan KPUD yang tidak netral
melalui pengadilan. Untuk mengatasi kekurangan ini, ke depan perlu pasangan
18
calon perlu diberi ruang untuk mengajukan keberatan ke pengadilan, jika dalam
proses pencalonan dirugikan KPUD.
2. Pencalonan Pasangan Dari Parpol
Permasalahan internal parpol dalam menentukan pasangan calon membuat
Pemilukada terhambat. Hal itu disebabkan, adanya kepengurusan ganda, proses
seleksi tidak transparan, adanya intervensi pengurus pusat/provinsi, tidak
menetapkan pasangan.
3. Penyelenggara Atau KPUD Tidak Netral
Faktor yang mempengaruhi ketidaknetralan KPUD berdasarkan faktor
kedekatan dan kekerabatan degan salah satu pasangan. Selain itu, tidak adanya
pengadilan yang mengkoreksi keputusan KPUD sehingga sangat dominan
kekuasaan penyelenggara Pemilukada.
4. Panwas Pemilukada Dibentuk Terlambat
Terlambatnya panitia pengawas (Panwas) oleh DPRD, sehinggat tidak dapat
mengawasi tahapan pemilukada secara keseluruhan. Berbagai penyimpangan pada
persiapan sering tidak dilanjuti, karena Panwas dibentuk menjelang masa
kampanye.
5. Money Politik
Sepertinya money politik ini selalu saja menyertai dalam setiap pelaksanaan
pemilukada. Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang
cenderung masih rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat dengan
mudah. Tapi memang dengan uang dapat membeli segalanya. Dengan masih
rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka dengan mudah orang itu dapat
19
diperalat dan diatur dengan mudah hanya karena uang. Jadi sangat rasional sekali
jika untuk menjadi calon kepala daerah harus mempunyai uang yang banyak
Karena untuk biaya ini, biaya itu.
6. Dana Kampaye
Sumber dana pasangan sering tidak transparan. Hasil audit dana kampanye
baik perorangan atau perusahan sering tidak diumumkan ke publik. Hal itu
menimbulkan kecurigaan publik, bahwa dana kampanye pasangan berasal dari
dana korupsi atau sumbangan yang dikemudian hari pasangan tersebut, maka
pemberi sumbangan akan menadpat imbalan berupa jabatan atau proyek-proyek
pemerintah.
7. Mencuri Start Kampaye
Tindakan ini paling sering terjadi. Padahal sudah sangat jelas aturan-aturan
yang berlaku dalam pemilukada tersebut. Berbagai cara dilakukan seperti
pemasangan baliho, spanduk, selebaran. Sering juga untuk bakal calon yang
merupakan kepala daerah saat itu melakukan kunjungan keberbagai daerah.
Kunjungan ini intensitasnya sangat tinggi ketika mendekati pemilu. Ini sangat
berlawanan yaitu ketika sedang memimpin dulu. Bakal calon menyampaikan visi
misinya dalam acara tersebut padahal jadwal pelaksanaan kampanye belum
dimulai.
8. PNS Tidak Netral
Dalam berbagai kampanye masih ditemukan PNS yang memihak pasangan
tertentu, terutama incumbent. Dilain pihak calon incumbent memanfaatkan staf
20
Pemda untuk kepentingan kampanyenya, bila tidak menuruti akan
diturunkan jabatanya atau bahkan diberhentikan.
9. Pelanggaran Kampanye
Pelanggaran kampanye dapat berbagai macam bentuk, salah satu yang
menjadi sorotan yaitu kampanye negatif ini dapat timbul karena kurangnya
sosialisasi bakal calon kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan sebagian
masyarakat masih kurang terhadap pentingnya informasi.
Jadi mereka hanya “mendukung” dengan orang yang di sekitar mereka yang
menjadi panutannya. Kampanye negatif ini dapat mengarah pada munculnya
fitnah yang dapat merusak integritas daerah tersebut.
Pengaturan mengenai kampanye secara yuridis diatur dalam pasal 75 sampai
dengan pasal 85 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yaitu meliputi
pengaturan mengenai teknis kampanye, waktu pelaksanaan, pelaksana kampanye,
jadwal kampanye, bentuk dan media kampanye, dan larangan-larangan selama
pelaksanaan kampanye. Kandidat dan tim kampanyenya cenderung mencari celah
pelanggaran yang menguntungkan dirinya.
Pasal 75 ayat (2) berbunyi dimaksud pada ayat (1) dilakukan selama 14
(empat belas) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara",
dengan terbatasnya waktu untuk kampanye maka sering terjadi curi start
kampanye dan kampanye diluar waktu yang telah ditetapkan. Kampanye yang
diharapkan dapat mendorong dan memperkuat pengenalan pemilih terhadap calon
Kepala Daerah agar pemilih mendapatkan informasi yang lengkap tentang semua
calon, menjadi tidak tercapai. Untuk itu ke depan perlu pengaturan masa
21
kampanye yang cukup dan peningkatan kualitas kampanye agar dapat mendidik
pemilih untuk menilai para calon dari segi program.
10. Intervensi DPRD
Pada umumnya terjadi apabila DPRD tidak setuju akan Pasangan terpilih
dengan berbagai alasan. DPRD tidak mengirim berkas Pemilihan Kepada
Gubernur dan Mendagri, hal itu menghambat pelantikan pasamgan terpilih. Peran
DPRD dalam Pemilukada juga dapat memicu konflik. Pemilukada memang
sepenuhnya dilaksanakan oleh KPU Daerah, tetapi pertanggung jawabannya harus
disampaikan Kepada DPRD, seperti yang tertulis pada Pasal 66 ayat 3 poin,
bahwa tugas dan wewenang DPRD dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah meminta pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas KPUD. Dalam hal ini, kerja KPUD (Komisi Pemilihan Umum
Daerah) berpotensi diintervensi oleh partai politik yang mempunyai kekuatan di
DPRD. Sebab, sejalan dengan kewenangan yang besar dalam proses-proses
politik lokal, partai politik berpotensi mengintervensi fungsi KPUD, jika kerja
KPUD dianggap tidak menguntungkannya.
11. Figur Calon
Figur yang menjadi calon Kepala Daerah juga sangat menentukan dalam
sebuah pelaksanaan Pemilukada. Rakyat telah bosan dengan calon-calon yang
wajahnya sudah familiar bagi mereka. Rakyat berkeinginan calon yang diusung
dalam Pemilukada adalah wajah-wajah baru yang lebih muda dan bersemangatkan
jiwa muda. Pada pemilukada, sebagian besar rakyat memilih bukan karena faktor
calon tersebut didukung oleh Partai. Namun, kepopuleran dan figur calon juga
berpengaruh terhadap hasil Pemilihan. Kemenangan dalam Pemilihan Kepala
22
daerah, juga bergantung pada ketokohan calon yang diusung. Jika calon yang
diusung memiliki karisma dan diakui ketokohannya, maka kemungkinan menang
akan sangat besar karena disukai dan diinginkan masyarakat.
12. Rakyat Ingin Perubahan
Rakyat telah lelah dan jenuh dengan kondisi yang ada dimana pemimpin
daerah mereka dianggap tidak menjalankan amanat rakyat seperti yang diinginkan
masyarakat. Dengan adanya pemilukada rakyat berpaling dengan memilih calon
pasangan yang mempunyai visi dan misi yang dipercaya dapat membawa
perubahan.
2.7. Pengertian Bupati dan Wakil Bupati
Pengertian Bupati dan Wakil Bupati adalah Kepala Pemerintahan
Kabupaten/Kota, yang di pilih melalui proses demokrasi yang dilakukan
berdasaran asas lansung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam
menyelenggarakan Pemerintah di Daerah, baik di Provinsi atau Kabupaten/Kota
di butuhkan pihak yang bertugas untuk menyelenggarakannya pihak dalam hal ini,
adalah orang yang menjadi koordinator dan mempunyai wewenang dalam
menjalankan pemerentah, yaitu Gubenur dan Wakil Gubernur (Pemerintah
Propinsi) Bupati dan Wakil Bupati (Pemerintah Kabupaten) serta Walikota dan
Wakil Walikota (Pemerinta Kota). Dalam otonomi Daerah diman Pemerentah
daerah sekarang di berihak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan Pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan praturan Perundang-Undangan. Oleh karna itu, Kepala Daerah dan Wakil
Kepala daerah adalah pihak yang berhak, berwenang dan berkewajiban
23
menjalankan urusan pemerintah di masing- masing daerah. Dalam Pasal 67 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006.
Menyatakan bahwa, Calon Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati
dan Walikota/Wakil Wali Kota harus memahami pesyartan sebagai berikut:
1. Warga Negara Repoblik Indonesia.
2. Menjalani perintah agamanya.
3. Taat pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau yang sederajad.
5. Umur sekurang-kurangnya 30 tahun.
6. Sehat rohani, jasmani dan bebas narkoba berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan menyeluruh dari tim dokter.
7. Tidak pernah di jatuhi pidana penjara karana kejahatan yang di ancam
dengan hukuman penjara minimal 5 tahun berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali tindak pidana.
8. Tidak sedang di jabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
9. Tidak pernah melakukan hukum tercelah.
10. Mengenal Daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya.
11. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan besediah untuk di umumkan.
12. Tidak dalam status sebagai pejabat Gubernur/Bupati/Walikota.
13. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan atau secara
badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan
negara.
24
2.8. Pemilukada Berdasarkan Undang – Undang
Pemilihan Kepala Daerah adalah upaya demokrasi untuk mencari pimpinan
daerah yang berkualitas dengan cara-cara yang damai, jujur dan adil. Pemilukada
Menurut UU No 32/2004 Tentang Pemeritahan Daerah adalah :
“Bahwa pelaksanaan Pemilukada langsung pada hakikatnya tidak hanya
untuk tujuan mengoptimalkan demokrasi di daerah, melainkan merupakan
perwujudan dari prinsip otonomi daerah seluas-luasnya”. Dan pasal 56 ayat 1 UU
No 32 tahun 2004 berbunyi : “Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih
dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.
Lahirnya UU No.32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah yang
memuat ketentuan tentang Pemilihan Kepala Daerah secara langsung adalah
merupakan proses penentuan pilihan masyarakat terhadap calon yang mereka akan
angkat sebagai pemimpin daerah mereka. Proses yang dimaksudkan dalam hal ini
tetap dikemas dalam sebuah mekanisme sebagaimana pemilihan umum. Dalam
pemilihan kepala daerah masyarakatlah yang kini memegang kunci. mereka bias
menentukan dan sekaligus langsung untuk memilih calon yang mereka anggap
paling tepat.
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung adalah momentum yang paling
strategis untuk memilih kepala daerah yang berkualitas. Keberhasilannya tidak
hanya diukur dari proses penyelenggaraannya yang berlangsung lancar dan damai
tetapi juga diukur dari hasil yang diperoleh, apakah telah menghasilkan pemimpin
yang berkualitas terutama dari sisi manajerial dan kompetensi. Bila pemilihan ini
hanya dijadikan sebagai ajang perebutan kekuasaan melalui mekanisme voting
25
yang hanya popular dan diterima secara luas, namun tidak mempunyai kecakapan
dan kemampuan dalam mengelola daerah.
Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan
Daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah (DPRD).
Secara umum Kepala Daerah adalah Kepala Pemerintah Daerah yang dipilih
secara demokratis. Kepala Daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
seorang Wakil Kepala Daerah, dan perangkat daerah (UU No. 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah). Semua tingkatan Daerah di Indonesia diberikan hak untuk
menyelenggarakan pemilihan Kepala Daerah secara langsung, dengan tujuan agar
rakyat di Daerah yang bersangkutan dapat secara bebas dan bertanggung jawab
memilih Kepala Daerahnya yang berkualitas.
Penguatan demokrasi lokal melalui pemilihan ini adalah bagian dari
pemberian otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. Upaya penguatan
demokrasi lokal melalui Pemilukada langsung ini adalah mekanisme yang tepat
sebagai bentuk terobosan atas mandegnya pembangunan demokrasi di tingkat
lokal. Proses Pemilihan Kepala Daerah secara langsung senantiasa diharapkan
dapat membawa perubahan berdemokrasi kearah yang lebih baik, serta dapat pula
memperkokoh semangat demokrasi di daerah khususnya.
Dalam proses penyelenggaraannya pemilihan kepala daerah berlangsung
secara bertahap. Tahapan dalam pelaksanaannya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pendaftaran pemilih Calon Bupati Dan Wakil Bupati
2. Penentuan Calon Bupati Dan Wakil Bupati
3. Proses administrasi pengadaan dan pendistribusian logistik
26
4. Pengadaan kampanye
5. Pemungutan dan penghitungan suara
6. Tahap penyelesaian (tahap evaluasi hasil pelaksanaan pemilihan kepala
daerah), ( Menurut Ben Relly dan Andrew Reynolds 2001 h: 18).
Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Simeulue yang dilaksanakan pada 9
April 2012 lalu, merupakan Pemilihan Kepala Daerah yang ketiga kali
dilaksanakan setelah adanya pemekaran Kabupaten Simeulue. Seperti kita ketahui
bahwa Simeulue adalah Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten induk
Aceh Barat. Terbentuknya Kabupaten Simeulue merupakan buah dari Undang-
Undang nomor 48 tahun 1999. yang di paripurnakan oleh DPRD provinsi Daerah
istimewa Aceh pada 27 september 1996. Dan namun presmian Kabupaten
Simeulue pada tanggal 12 oktober 1999.
(Menurut Ben Relly dan Andrew Reynolds 2001 h: 1) Pemilukada
adalah : Salah satu cara untuk menentukan wakil-wakil rakyat yang akan
duduk dalam Badan Perwakilan Rakyat, oleh karena itu terdapat barbagai
sistem pemilihan umum, sehingga pemilihan suatu sistem pemilu merupakan
salah satu keputusan kelembagaan yang penting bagi setiap negara
demokratis. Meskipun demikian hampir setiap kasus penelitian sistem
pemilu mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan politik masa depan
negara yang bersangkutan”.
2.9. Pemilukada Berdasarkan Qanun
Pemilihan Kepala Daerah atau Pemilihan Gubernur dan Wakill Gubernur,
dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
adalah upaya demokrasi untuk mencari pimpinan daerah yang berkualitas dengan
27
cara-cara yang damai, jujur dan adil. Namun di Daerah kita ada beberapa Qanun
Pimilukada menurut Qanun Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati dan Wali Kota/ Wakil Wali
Kota adalah.
Pasal 2 pemilihan Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati / Wakil Bupati, dan
Walikota/ Wakil Walikota diselengaakan secara efektif dan efisien berdasarkan
asas lansung, umum bebas rahasia, jujur dan adil. Dan dalam pasal 3 yaitu :
1. Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
2. Pemilihan Gubernur/ Wakil Gubernur dilaksanakan di seluruh Aceh
sebagian satu kesatuan daerah pemilihan.
3. Pemilihan Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota
dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota masing-masing sebagai satu kesatuan
daerah pemilihan.
4. Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari
yang diliburkan. Sementara Qanun pemilukada dalam Pasal 4 yaitu :
1. Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, diselenggarakan oleh KIP Aceh.
2. Pemilihan Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota
diselenggarakan oleh KIP Kabupaten/Kota.
3. Dalam hal pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), KIP Kabupaten/ Kota merupakan bagian dari penyelenggara
pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur.
4. Pengawasan penyelenggaraan pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur,
Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil walikota dilaksanakan oleh Panwasluh.
28
2.10. Pengertian Rakyat / Pemilih
Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu Negara
atau menjadi penghuni Negara yang tunduk pada kekuasaan Negara itu. Rakyat
merupakan unsur terpenting Negara karena rakyatlah yang pertama kali
berkehendak membentuk Negara. Rakyat pula yang mulai merencanakan,
merintis, mengendalikan, dan menyelenggarakan Pemerintahan Negara. (Makalah
mata kulia : masala pembangunan politik, dengan judul pengertian Rakyat-
pendududuk dan warga, di ases 22 – 12 - 2013).
Pengertian rakyat suatu perkembangan Daerah, rakyat bisa dibagi menjadi
dua bagian yaitu rakyat maju dan rakyat sederhana. Rakyat maju adalah rakyat
yang memiliki pola pikir untuk kehidupan yang akan dicapainya dengan
kebersamaan meskipun berbeda golongan. Sedangkan rakyat sederhana adalah
sekumpulan rakyat yang mempunyai pola pikir yang primitif, yang hanya
membedakan antara laki-laki dan perempuan saja, (Makalah mata kulia : masala
pembangunan politik, dengan judul pengertian Rakyat- pendududuk dan warga,
di ases 22- 12-2013).
2.11. Kerangka Pemikiran Pemilukada di Kabupaten Simeulue
Sebelumnya, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan Pemilukada
adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang penyelenggara
pemilihan umum, 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini,
pemilukada (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) belum
dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pemilukada pertama
29
Pemilukada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama
"Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah".
Pemilukada merupakan sarana untuk mendapatkan sosok pemimpin di
daerah secara demokratis, yang diterima oleh masyarakat dan mampumengelola
Pemerintahan lebih subjektif, efisien dan produktif. Pemimpin yang benar-benar
peduli terhadap aspirasi masyarakat, mengerti akan kebutuhan masyarakat,
memahami betul permasalahan Daerah dan nantinya bisa bersikap trasparan serta
mengajak masyarakat bersama-sama menyukseskan pembangunan demokrasi.
dalam Pemilukada langsung, masyarakat merupakan pemegang kunci kekuasaan
karena mereka yang menentukan dan sekaligus terlibat langsung untuk memilih
Kepala Daerah sesuai dengan keinginannya.
Pemilukada bukan sekedar pendidikan politik yang gratis bagi masyarakat,
pemilukada di Kabupaten Simeulue yang berlangsung pada 09 April 2012 dan di
ikuti oleh lima Pasang Calon Bupati Dan Calon Wakil Bupati.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. (Narbuko dan Achmadi
2004 h: 44) memberikan pengertian penelitian deskriptif sebagai penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi, ia juga
bisa bersifat komperatif dan korelatif. (Taylor dan Bogdan dalam Danim 2002 h:
41) mengatakan bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian
yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Dengan dasar
tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
Faktor-Faktor Kekalahan Pasangan Kandidat Nomor Urut 3 dalam Pemilukada di
Gampong Langi Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue Tahun 2012.
3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1.Suber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data
primer dan sekunder.
a. Data sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan
(Library reseach) koran, majalah, internet dan dokumen tentang opini publik
yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis. (Moh. Nazir,
2005 h: 51).
31
b. Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung
di lapangan yang bersumber pada observasi dan wawancara dengan pihak
setempat seperti: Toko Masyarakat, Ketua Pemuda, Tim Sukses Dusun Sejahtera,
Tim Sukses Dusun Fajar Bakti, Tim Sukses Dusun Hasrat, dan Geuchik Gampong
Langi.
Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang
diperoleh melalui:
1. Observasi
Yaitu suatu teknik dengan mengamati langsung serta mencatat hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti (Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, 2004
h: 76-77), Pada penelitian kualitatif, observasi merupakan salah satu
mengumpulkan data yang populer. Untuk terlaksananya observasi dengan baik
perlu disusun instrumen, yaitu pedoman observasi. Pedoman tersebut biasanya
dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian. Adapaun aspek yang
diobservasi meliputi keperilakuan, keadaan fisik, pertumbuhan dan perkembangan
subjek tertentu dan sebagainya. (Danim, 2002 h: 140).
2. Wawancara,
Teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan antara dua orang atau
lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok
subjek penelitian untuk dijawab (Danim, 2002 h: 130). Instrumen yang digunakan
dalam melakukan wawancara yaitu pedoman wawancara. Wawancara biasanya
dilakukan kepada sejumlah informan yang jumlahnya relatif terbatas dan
memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak langsung secara berulang-
ulang sesuai dengan keperluan.
32
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Observasi.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,
sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki, disebut juga observasi
langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan
tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki (Rachman,
1999 h: 77). Dalam kegiatan pengumpulan data, metode observasi merupakan
salah satu metode utama disamping metode wawancara. Dalam hal ini,
pengamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Pengamat berperan serta, yaitu seorang pengamat melakukan dua peran
sekaligus sebagai pengamat dan menjadi anggota resmi dari objek atau kelompok
yang diamati.
2) Pengamatan tanpa berperan serta, yaitu seorang pengamat hanya berfungsi
untuk melakukan pengamatan saja, tanpa ikut menjadi anggota dari objek yang
diteliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 2002 h:135).
33
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,
dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dokumen dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber data karena
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk
menguji, menafsir, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2002 h: 191).
Pada dasarnya proses studi dokumentasi bukan merupakan kegiatan yang
berdiri sendiri, akan tetapi seringkali bersamaan dengan penggunaan teknik
pengumpulan data yang lainnya.
4. Kajian Pustaka (Library Reusearch)
Yaitu penyelidikan perpustakaan ini sangat membantu dalam memperoleh
data-data yang berkenaan dengan teori-teori, istilah- istilah dan hal-hal yang
ditemui di lapangan atau ditengah-tengah masyarakat. Diharapkan berbagai
maklumat dan informasi akan diperolehi dari pada buku-buku, tesis, jurnal,
kamus, dan sebagainya (Abdullah, 2007 : 11).
5. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam metode pendekatan ini, penelitian melakukan penelitian lapangan
memperoleh data-data yang lebih tepat dan objektif mengenai opini publik.
melihat apakah ada timbul opini publik yang sesuai dan selaras dengan teori-teori
dan kajian yang telah diperoleh serta dikumpulkan melalui perpustakaan.Untuk
memperoleh data tersebut penelitian ini menggunakan teknik wawancara,
(Abdullah, 2007 : 12).
34
3.2.3. Informan Penelitian
Informan adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek
penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi
terhadap jumlah objek penelitian (Mardalis, 2003 h: 56). Dalam melakukan teknik
pengambilan informan penulis menggunakan metode non probability sampling di
mana dalam teknik ini jumlah atau ukuran informan disesuaikan dengan masalah
dan tujuan dari penelitian ini.
Spesifikasi metode non probability sampling yang dipakai penulis adalah
purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel (informan) secara sengaja
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006 h: 96). Maksudnya, peneliti
menentukan sendiri informan yang akan di ambil karena ada pertimbangan
tertentu. Jadi, informan yang diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri
oleh peneliti, yang menjadi informan penelitian ini adalah:
Toko Masyarakat = 1 orang
Ketua Pemuda = 1 orang
Tim Sukses Dusun Sejahtera = 1 orang
Tim Sukses Dusun Fajar Bakti = 1 orang
Tim Sukses Dusun Hasrat = 1 orang
Geuchik Gampong Langi = 1 orang
Jumlah = 6 orang
3.3. Instrumen Penelitian
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami, maka
35
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Moleong, 2002 h: 4). Peneliti merupakan
instrumen kunci utama, karena peneliti sendirilah yang menentukan keseluruhan
skenario penelitian serta langsung turun ke lapangan melakukan pengamatan dan
wawancara dengan informan.
Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data yang valid dan realible. Namun, untuk membantu
kelancaran dalam melaksanakannya, peneliti juga didukung oleh instrumen
pembantu sebagai panduan wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun ke
lapangan maka peneliti akan membuat terlebih dahulu panduan wawancara untuk
memudahkan pelaksanaan penelitian di lapangan. Alat bantu yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu dokumen, laporan-laporan dan lain sebagainya.
3.5. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002 h: 103). Analisa data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif,
dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun
tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi
kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatam pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data serat verifikasi atau penarikan suatu kesimpulan.
36
Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, digunakan langkah-langkah
atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan atau balur verifikasi data (Miles, 2007 h: 15-19).
1. Reduksi data Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 2007 h: 17). Reduksi data ini bertujuan
untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpilan yang dapat ditarik atau
verifikasi. Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian
dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian data Adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan
hubermen, 2007 h: 18). kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian data.
Data tersebut disajikan secara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang diteliti.
3. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan Verifikasi data adalah sebagian
dari suatu kegiatan utuh, artinya makna-makna yang muncul dari data telah
disajikan dan diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan
Huberman, 2007 h: 19). Penarikan kesimpulan berdasarkan pada pemahaman
terhadap data yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah
dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.
3.6. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan siap dalam 4 bulan, mulai dari bulan Juli s/d
Oktober Tahun 2013 dengan perincian sebagai berikut:
37
Tabel III.1.
Jadwal Penelitian
No Rencana Kegiatan
Bulan Dan Minggu
Juli 2013 Agustus 2013 Desember 2013 Januari 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Menyusun Proposal
Skripsi
2. Seminar Proposal
3. Pelaksanaan
Penelitian dan analisis
data
4. Pengolahan data
5. Penulisan Laporan
6. Bimbingan tahap
akhir dan penulisan
hasil koreksi
7. Ujian Skripsi
8 Perbaikan skripsi
Catatan : Jadwal penelitian ini dapat berubah sesuai dengan kondisi
di lapangan.
3.5. Uji Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketentuan dalam penelitian, Triangulasi, diskusi dengan teman sejawat dan
member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiono, 2008 h: 270). Adapun
pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut :
1. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan
karena berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang
diperoleh masih kurang memadai. (Menurut Moleong 2001 h: 327) perpanjangan
pengamatan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan
pengumpulan data tercapai. Peneliti berperan sebagai anggota masyarakat tempat
38
penelitian dilakukan, berbaur dengan masyarakat dan mengikuti segara aktivitas
dalam masyarakat sampai diarasakan data yang diperoleh telah cukup dan
memadai.
2. Peningkatan ketekunan
Berarti melakukan pengamatan secara lebih mendalam untuk memperoleh
kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan dengan membaca berbagai
referensi baik buku maupun dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti
sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar dan bisa dipercaya atau
tidak. Dalam hal ini peneliti berperan untuk melihat dan mengamati lebih
mendalam tentang fenomena yang terjadi di masyarakat sesuai dengan penelitian
yang dilakukan, peneliti juga lebih banyak membaca dan mencari referensi
lainnya yang terkait dengan temuan yang ditemui dalam penelitian, sehingga
dapat mengambil suatu kesimpulan yang benar dan dapat dipercaya.
3. Triangulasi
Analisa triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan suatu teori saja, satu macam data atau
satu metode penelitian saja (Sugiono, 2007 h: 225). Triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. (Menurut
Sugiono, 2008 h: 273-274), terdapat minimal 3 (tiga) macam triangulasi, yaitu :
a) Triangulasi sumber data. Pada triangulasi ini, data di cek kredibilitasnya
dari berbagai sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama, misalnya
mengecek sumber data antara bawahan, atasan dan teman.
b) Triangulasi teknik pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya dengan
menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data yang sama.
39
c) Triangulasi waktu pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya dengan
waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik yang
sama.Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi lebih
konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiono, 2008 h:
241).
4. Pemeriksaan teman sejawat
Dilakukan dengan mendiskusikan data hasil temuan dengan rekan-rekan
sesama mahasiswa maupun teman yang bukan mahasiswa, melalui diskusi ini
diharapkan akan ada saran atau masukan yang berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis kasus negatif menurut ( sugiono 2008 h: 275) melakukan analisis
kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertengan
dengan data yang telah ditemukan.
6. Member Check
Dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-
sumber yang telah memberikan data untuk mengecek kebenaran data dan
interprestasinya. (Menurut Moleong 2002 h: 336) pengecekan dilakukan dengan
jalan :
a. Penilaian dilakukan oleh responden.
b. Mengkoreksi kekeliruan.
c. Menyediakan tambahan informasi.
d. Memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan
untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisa data.
e. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.
40
Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari
temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkkan ketika partisipan
mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai
pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang
telah ditranskripkan untuk dibaca ulang oleh partisipan.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gamabaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Profil Gampong
Gampong Langi sering di sebut (Serangik) buah hasil pemekaran dari
Gampong Lubuk Baik yang sering di sebut Gampong (Suak) pada tahun 1980,
Sementara Gampong Langi, dengan luas wilayah Kecamatan Alafan 35,02 Km
dan jumlah Dusun 3, dan penduduk lebih kurang 791 jiwa dan sementra jumlah
Kepala Keluarga (KK) 128. Gampong Langi, dengan luas wilayah + 2800 Ha.
Dilihat dari posisinya maka Gampong Langi memiliki letak geografis yang cukup
strategis, karena dilintasi oleh jalan Kabupaten yang menghubungkan Ibu Kota
Kecamatan Alafan ke Kota Sinabang Panjang jalan Kabupaten yang melintasi
Gampong Langi + 2800 m.
4.1.2. Letak Geografis Gampong
Letak geografis Gampong Langi dengan tujuan supaya masyarakat, dan
pemerintahan dapat mengetahui, batasan Gampong tersebut.
Tabel IV.2.
Letak Geografis Gampong
NO BATAS WILAYAH BATAS DENGAN BATAS LAIN
1 Sebelah Utara Samudra Hindia -
2 Sebelah Timur Desa Serafon -
3 Sebelah Barat Hutan -
4 Sebelah Selatan Desa Lubuk Baik -
Sumber: Dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 Agustus 2013
42
4.1.3. Demografis / Kependudukan
Secara administrasi pemerintahan Gampong Langi terbagi ke dalam 3
Dusun, yaitu: Dusun Sejahtera, Dusun Fajar Bakti, dan Dusun Hasrat. Berikut ini
adalah tabel jumlah penduduk Gampong Langi menurut dusun di dalam
Kecamatan Alafan Kabuaten Simeulue. Penduduk Gampong Langi berjumlah
791 jiwa yang terdiri dari 396 jiwa laki-laki dan 395 jiwa perempuan dengan
jumlah KK 128, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.3.
Data Kependudukan, Masyarakat Gampong Langi.
NO DUSUN JUMLAH KK JUMLAH JIWA
TOTAL JIWA L P
1 Sejahtera 51 152 156 308
2 Fajar bakri 46 136 132 268
3 Hasrat 31 109 107 216
JUMLAH 128 396 195 791
Sumber: Dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 Agustus 2013.
4.2. Kondisi Sosial Ekonomi
4.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Usia Wajib Pendidikan 9 Tahun
Jumlah penduduk masyarakat Gampong Langi kebanyakan lulus Sekolah
Dasar (SD), dan bukan tidak mau sekolah ke jejang berikutnya karna banyak
penyebabnya di sebabkan kurangnya mampu menempu pendidikan selanjutnya, di
tinjaw dari segi ekonomi, dan penghasilan sehari – hari, dan jumlah masyarakat
Gampong Langi yang menurut usia wajib pendidikan 9 tahun seperti terlampir
dalam tabel berikut ini.
43
Tabel IV.4.
Jumlah Penduduk Menurut Usia Wajib Pendidikan 9 Tahun
NO DUSUN JENJANG
SEKOLAH
JUMLAH
KET SEKOLAH
TIDAK
SEKOLAH
1
Sejahtra SD/Sederajat 22 -
SLTP/Sederajat 11 1
2 Fajar bakti SD/Sederajat 27 -
SLTP/Sederajat 13 -
3 Hasrat SD/Sederajat 7 -
SLTP/Sederajat 10 1
JUMLAH 90 2
Sumber: Dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 Agustus 2013.
4.2.2. Jumlah Penduduk Tamatan Pendidikan Tingkat Menengah Atas dan
Pendidikan Tinggi
Jumlah penduduk masyarakat Gampong Langi kebanyakan lulus Sekolah
Dasar (SD), bukan tidak mau Sekolah ke jejang berikutnya karna banya
penyebabnya di sebabkan kurangnya mampu menempu pendidikan selanjutnya, di
tinjaw dari segi penghasilan ekonomi sehari hari, di lihat dari tabel berikut ini.
Tabel IV.5.
Jumlah Penduduk Tamatan Pendidikan
NO JENJANG SEKOLAH JUMLAH KET
1 SLTA/Sederajat 89
2 D-1 -
3 D-2 4
4 D-3 10
5 S-1 37
6 S-2 8
7 S-3 2
JUMLAH 150
Sumber: dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 agustus 2013
4.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Umumnya masyarakat Gampong Langi, yang terbanyak adalah di bagian
petani, semenratrah di bagian lain tidak terlalu banyak, di lihat dari jumlah
44
penduduk Gampong Langi, yang berjumlah 791 jiwa, dan Jumlah Penduduk
Menurut Mata Pencaharian, dapat di lihat tabel di bawa ini.
Tabel IV.6.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1 Petani 300 Penggarap sawah, petani
tambak dan sebahagian dari
petani juga sebagai peternak
2 Nelayan 45 -
3 Pedagang 15 -
4 Peternak Ayam Potong - -
5 Pertukangan 3 Tukang batu 1, tukang kayu
2
6 Sopir -
7 Pekerja bengkel 3 -
8 Perajin/industri rumah tangga 35 Pengrajin pembuat tikar
daun pandan
9 PNS/TNI/POLRI 15 -
11 Lainnya 27 -
Jumlah 444
Sumber: Dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 Agustus 2013.
Dalam konteks peningkatan pendapatan masyarakat, Gampong Langi
memungkinkan bagi pengembangan dan peningkatan usaha terutama pertanian,
perikanan dan peternakan. Memperhatikan tabel diatas, jumlah penduduk yang
bergantung ekonomi tertinggi adalah dari sektor pertanian dan perikanan.
Masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri tidak dominan (hanya 15
orang). Ini mengartikan bahwa sebagian besar warga Gampong Langi lebih
mengandalkan sebagai wiraswasta, atau petani. Secara umum mata pencaharian
masyarakat Gampong Langi setelah bencana gempa bumi dan Tsunami tidak
banyak mengalami pergeseran. Hal ini karena pada masa sebelum tsunami
masyarakat gampong memang memiliki kegiatan / sumber mata pencaharian yang
cukup variatif, misalnya petani pemilik sawah akan bekerja sebagai nelayan
45
bilamana musim tanam selesai. Demikian juga nelayan akan bekerja dikebun
bilamana tidak memungkinkan untuk melaut.
Namun demikian, ada sebagian kecil yang tidak memiliki sawah dan kebun
yang hanya bekerja sebagai nelayan. Pada musim barat biasanya mereka akan
bekerja tidak tetap/serabutan, seperti menjadi, buruh bangunan, ikut sebagai
pembantu (tukang kayu atau tukang bangunan) dan mencari rotan.
4.2.4. Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong Langi
Dengan adanya struktur pemerentahan Gampong, supaya masyarakat luar
yang datang dapat mengetahui, yang tercantum namanya yang menjabat
Pemerentahan Gampong Langi priode 2010- 2015, dan sebagai lampiran susunan
jabatan Pemerentahan Gampong Langi, terlampir dalam tabel berikut ini :
Tabel IV.7.
Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong Langi
a. Keuchik
b. Sekretaris Gampong
b. Imuem Meunasah
c. Tuha Peut Gampong
d. Perangkat Gampong :
Unsur Staf
1. Kaur Pemerintahan
2. Kaur Perencanaan dan Pembangunan
3. Kaur Keistimewaan Aceh dan Kesos
Unsur Pelaksana
1. Tuha Adat
2. Keujruen Blang
Unsur Wilayah
1. Kepala Dusun Sejahtra
2. Kepala Dusun Fajar Bakti
3. Kepala Dusun Hasrat
Hasranudin
Umar jaya
Alihasim
Ramlan amin
Sudirahaman R
Hendri saputra
TM.Ali
Haludin
Masnudin
M. yunan
Hardin
Anderian
Sumber: Dari Kepala Gampong Langi, Tanggal 23 Agustus 2013.
46
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1.Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kakalahan Kandidat Independent
Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 Dalam Pemilukada di
Gampong Langi Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue Tahun 2012.
Hasil penelitian merupakan pokok tujuan dari peneliti lakukan terhadap
permasalahan diawal pokok, penelitian ini mengunakan pedoman wawancara
yang secara langsung serta melakukan wawancara secara mendalam. Berikut ini
adalah hasil penelitian yang peniliti lakukan selama 20 hari dengan beberapa
informan yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan pengisian
setiap pertanyaan yang peneliti ajukan.
A. Faktor Internal (di dalam) Penyebab Kekalahan Pasangan Kandidat
Nomor Urut 3
Faktor Internal merupakan faktor yang mempengaruhi Kekalahan Pasangan
Nomor Urut 3 yang berasal dari Independent (bebas atau berdiri sendiri). Adapun
faktor Internal yang dianggap berpengaruh pada pemilukada di Gampong Langi
Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue 2012, ada 5 faktor berdasarkan beberapa
nara sumber adalah sebagai berikut :
1. Latar Belakang Pasangan Kandidat
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa
mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun Negara Indonesia menuju
kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah
sesuatu yang mulia, tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan
kerja tersebut. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, unsur manusia
47
sangat menentukan sekali karena berjalan tidaknya suatu organisasi kearah
pencapaian tujuan yang ditentukan tergantung kepada kemampuan manusia untuk
menggerakkan organisasi tersebut ke arah yang telah ditetapkan.
A.W. Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang-orang yang
dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga pemerintah
maupun dalam badan-badan usaha milik daerah (Mata Kulia“Administraasi
Kepegawaian” di akses 10 maret 2014).
Berikut ini hasil wawancara oleh “ Khairul Amin 37 tahun status informan
Tim Sukses Dusun Hasrat.
Ya, latar belakang Kandidat Pasangan Independen Nomor Urut 3
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkerja di roda pemerentahan
tetapi pasangan tersebut yang punyak komitmen ingin membangun,
sementra kandidat tersebut yang masih terikat di pemerintahan
(wawancara pada tangal 27 Agustus 2013).
Seperti di ungkapkan oleh Roen Amilinsani 29 tahun status infoman Ketua
Pemuda.
Ya, kalau sudah ada tugas ngapain lagi naik jadi Cabub dan
Cawabub, gak cukup yang sudah ada selalu memaksakan kehendak,
kalau masyarakat menilai ketidak kepuasan, hingga nama latar
kandidat independen, yaitu yang bebas atau berdiri sendiri kami
mewakili dari seluruh pemuda kalau pasangan di usung dari
independen kami tidak suka akhirnya ketika lewat Cabub dan
Cawabub sebebas dia membangun daerah bukan suatu kebutuhan
diman daera tersebut membutukannya (wawancara pada tanggal 23
Agustus 2013).
2. Partai Pendukung
Menurut Miriam Burdiardjo (2008 h:160) dalam buku dasar dasar ilmu
politik, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan
48
tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya),
dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Dalam hasil wawancara dengan beberapa respondent mengenai apakah ada
pengaruh terhadap partai politik pendukung kandidat terhadap pilihan masyarakat
pada pemilukada kabupaten simeulue.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai
pengaruh partai politik dalam menentukan hak pilih.
Roen amilinsani 29 tahun status informan Ketua Pemuda : Ya,
karena semakin banyak partai yang mendukung kandidat semakin
besar jaringan dan alur-alur program yang bisa dikerjakan bersama
partai politik ketika kandidat ini memimpin sementara kandidat nomor
urut 3, tidak mempunyai partai, alias independent (wawancara pada
tanggal 23 Agustus 2013).
Dari hasil wawancara dari saudara Roen Amilinsani dapat kita simpulkan
bahwa peran aktif partai politik sangat berpengaruh besar nantiknya,tetapi
kandidat Nomor Utut 3 tidak mempunyai partai (Independent) jika kandidat ini
tidak terpilih karena partai-partai politik yang lain saja baik partai nasional atau
pun partai lokal tidak membuka jalan kerja sama dalam membangun sebuah
daerah berkat jaringan yang sudah dimiliki oleh masing-masing partai politik.
Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Adi Peratama S.Kom.I. mereka
berpendapat bahwa semakin banyak partai yang mendukung kandidat, maka
semakin susah nantiknya seorang kandidat itu untuk menjalankan roda
pemerintahan karena setiap partai yang telah mendukung kandidat pasti akan
meminta hak berkualisi selama masa pencalonan hingga kandidat tersebut terpilih
dan sementara Kandidata Nomor Urut 3 makanya senang mempun yang namnya
49
bebas atau berdiri sendiri,alias independent,supaya tidak banyak tanggung jawab,
maka masyrakat tidak memili pasangan dari independen.
Adi Peratama S.Kom.I. 29 tahun Status Informan Tim Sukses
Dusun Sejahtera : Ya, karena semakin banyak partai yang
mendukung kandidat maka akan semakin susah dalam mengurus
pemerintahan nantiknya karena partai politik yang mendukung
kandidat pasti akan meminta hak kualisinya disaat pengusungan
kandidat terdahulu tapi pasangan Nomor Urut 3 itu tidak mau
berkoalisi (wawancara pada tanggal 01 September 2013).
Keberadaan dan pengaruh utama partai politik disini adalah salah satu
syarat dari pencalonan kandidat politik sebagai mana yang tertuan dalam UU No
11 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh pasal 65 ayat (1) “Pasangan calon
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil walikota
diajukan oleh :
a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.
b. Partai Politik Lokal atau Gabungan Partai Politik Lokal.
c. Gabungan Partai Politik dan Partai Politik Lokal; dan/atau
d. Perseorangan / Independent.
Sesuai dengan pembahasan diatas mengenai salah satu syarat pencalonan
kandidat juga di ungkapkan oleh beberapa respondent mengenai pengaruh partai
politik pendukung kandidat dalam mempengaruhi pemilih, Khairul Amin (37)
Petani biasa: tidak, karena yang kita butukan adalah kandidat yang bersangkutan
sedangkan partai hanya sarana untuk bisa mencalonkan kandidat bukan dengan
partai yang mengusungkan calon – calon tersebut (wawancara pada tanggal 27
Agustus 2013).
Para memilih tidak berpengaruh terhadap Partai Politik pendukung kandidat,
selain mereka beranggapan bahwa partai politik disini berperan disaat pencalonan,
serta para pemilih juga sudah kurang simpati terhadap partai-partai politik,
50
disebabkan dengan ulah-ulah para legislatif yang mementingkan urusan pribadi
maupun sudah banyak yang melakukan korupsi, berikut ini ada beberapa hasil
wawancara dengan informa mengenai penyataan diatas.
Tidak, karena partai-partai sudah banyak yang rusak citranya akibat dari
pengurus dan perwakilan mereka dipemerintahan maka dari itu pasangan no urut
3 itu lebih memili bebas (Independent) (wawancara dengan adi pratama 29 tahun
stasus informan timsukses, tanggal 24 agustus 2013).
Keberadaan partai politik dalam mengusung para kandidat mendapatkan
tanggapan yang bermacam-macam dari para pemilih, tapi yang jelas keberadaan
partai politik dalam mengusung kandidat sangatlah berperan penting ini
mengingat untuk mencapai sebuah pemerintahan yang sejalan dan searah
diperlukan kerja sama yang baik antara eksekutif dan legislatif nantiknya.
3. Program Visi dan Misi
Menurut Wibisono (2006 h: 43), Visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian seseorang maupun sebuah organisasi yang ingin
dicapai di masa depan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam
visi suatu organisasi terdapat juga nilai - nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi
di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi
(2000 h: 122).
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
51
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya - upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan
tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Jadi perumusan misi merupakan
realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan
jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya
(Prasetyo dan Benedicta, 2004:8).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam
operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta
dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi.
a. Visi menunjukan yang mana perwujudan inti kinerja kandidat yang di
tawarkan kepada masyarakat pada saat pesta demokrasi pemiluhan kepala daerah,
visi yang di tawarkan oleh Kandidat Nomor Urut 3.
b. Mewujudkan masyarakat simeulue yang bermartabat dan sejahtera.
Misi Nomor Urut 3 pokok utama dalam melaksanakan program kerjah yang
di sampaikan kepada masyarakat pada saat kompanye, misi yang ditawarkan
kepada masyarakat seperti di bawa ini.
1. Meningkatkan ekonomi masyarakat.
2. Peningkatan kesejahteraan rakyat.
3. Perbaikan kinerjah pemerentah.
4. Peningkatan pelayanan mesyarakat.
5. Pembangunan dan peningkatan infrastuktur.
52
6. Membangun kebersamaan.
7. Santunan kemalangan bagi yang meninggal dunia.
8. Bantuan bagi pasangan pertama yang menikah.
9. Meningkatkan pembangunan sarana ibadah dan pendidikan pengajian (TPA)
10. Menyediakan pos, pelayanan khusus aspirasi masyarakat.
Jadi dapat di kesimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan dalam mewujudkan Visi.
Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Alihasim, 48 tahun Status Informan
Toko Masyrakat Gampong Langi.
Ya, banyak calon yang janji- janji dengan masyarakat mengenai Visi dan
Misi calon tersebut, Visi dan Misi ini tidak akan terpengaruh dengan
masyarakat.(wawancara pada tanggal 29 agustus 2014)
4. Lemahnya Modal
Dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum secara umum,
banyak terjadinya perbuatan politik uang (Money Politics) yang ikut mewarnai
acara pesta dan peta demokrasi yang berlangsung di negara ini. Money Politics
banyak membawa pengaruh akan peta perpolitikan Nasional serta juga dalam
proses yang terjadi dalam pesta politik. Dalam norma standar demokrasi,
dukungan politik yang diberikan oleh satu aktor terhadap aktor politik lainnya
didasarkan pada persamaan preferensi politik dalam rangka memperjuangkan
kepentingan publik. Dan juga setiap warga negara mempunyai hak dan nilai suara
yang sama (satu orang, satu suara, satu nilai). Namun, melalui Money Politics
dukungan politik diberikan atas pertimbangan uang dan sumber daya ekonomi
lainnya yang diterima oleh aktor politik tertentu.
53
Dalam politik uang (Money Politics) pemilihan kepala daerah baik untuk
mengisi jabatan Gubernur atau Wakil Gubernur, jabatan Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota terdapat beberapa hal yang mungkin tidak di
ketahui oleh umum. Praktek politik ini sangat tertutup yang hanya di ketahui oleh
para calon atau orang-orang yang berada pada “Ring Dalam” para calon saja.
Besarnya uang yang diperlukan untuk membeli suara juga berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Besarnya harga suara sangat tergantung pada pola
hidup dan tingkat ekonomi masyarakat daerah tersebut.
Seperti yang di ungkapkan saudara Adi Pratama S.Kom.I 29
Tahun status informan Timsukses Dusun Sejahtra : ya, uang itu
sangat utama dalam kehidupan sehari, tapi dalam kontesk ini juga
perlu dalam meraih aspirasi masyrakat, (gafainae tananami
kepeng lah) kapan lagih kalau bukan sekarang kita makan hasil
orang ini, tapi nyata nya tidak ada yang di berikan.(wawancara
pada tanggal 01 September 2013).
Seperti yang di utarakan Bapak Aliahasim 45 tahun status Infoman toko
masyarakat Gampong Langai.
Ya, kandidat tersebut memiliki modal tetapi tidak begitu besar,
Contohnya ketiak masyarakat meberikan proposal kepada pasangan
tentang rehabilitas mesjid, dapat lah terealisasi sedik, tetapi tidak
secara sempurna, kalau calon lain ada yang tidak memberikan seperti
hal tersebut (wawancara pada tanggal 29 Agustus 2013).
5. Manajemen Saat Suksesi
a. Manajemen Kurang Baik
Pengertian Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan
dengan bekerja bersama - sama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi
lainnya. Manajemen yang baik ada 4, yaitu :
54
1. Manajemen Sumber Daya Manusia : Kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan
dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja
bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun
bertambah.
2. Manajemen Operasional : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien
mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan
dalam proses produksi.
3. Manajemen Pemasaran : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan
oleh konsumen,dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
4. Manajemen Keuangan : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan
mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan
bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh
dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. Menurut G.R.
Terry (2000 h 185).
Seperti yang di ungakpakan oleh bapak Hasranuddin 45 tahun stasus
infoman Geuchik.
55
Ya, Andaikan kandididat tersebut memiliki komitmen manajemen yang baik
pasti sangat lah muda untuk menjalankan hubungan dengaan masyarakat, tetapi
dalam hal ini sangat lah lemeh (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2013).
b. Komonikasi yang lemah
Komunikasi diambil dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari
istilah ”communis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam kehidupan sehari-hari selain
menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang sangat
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Dari interaksi itulah terjadi komunikasi
untuk menyampaikan pesan, saling bertukar informasi dengan orang lain untuk
tujuan tertentu (Makalah Pengantar Ilmu Komonikasi, di akses 18 Desember
2013).
Seperti yang di ceritakan oleh Hasrsnudin 45 tahun status informan
Geuchik.
Ya, “ Komonikasi perlu dibangun dari awal rancangan sebelum
menjadi Calon bupati dan Calon wakil bupati, apabila hal tersebut
sudah di bangun maka sangat lah muda di bicarakan langka–langka
ke depan, ini aja baru nampak berkomonikasi dengan kita baru ikut
ajang konteks pesta pemilihan bupati dan wakil bupati tahu 2012 ”. (
Wawancara pada tanggal 20 Agustus 2013).
Seperti yang di ungkapkan oleh Arnudin 40 tahun status infoman sebagai
Tim Sukses Dusun Fajar Bakti,
Ya,“ Kerapuhan komunikasi pasangan independen tersebut
merupakan salah satu faktor penyebabnya, dimana terjadi suatu
disharmoni antara elite internal Timses dengan timses yang lain
dan hingga mandulnya komunikasi politik dengan elite pasangan
independen itu sendiri. ketika pada tingkat elite terjadi
disharmoni, maka akan berdampak pada level organisasi yang di
bangun oleh pasangan tersebut hingga lebih muda apa wacana
yang di bangun ke depan ”.(Wawancara pada tanggal 25 agustus
2013).
56
c. Tim Sukses tidak berkerja proposional
Tim sukse adalah tim yang di bentuk oleh kader tersebut yang berkerja
dalam tujuan meraih simpatisan masyarakat dan suara masyarakat supaya
kader tersebut dapat kemenangan dari desa tersebut.
Berikut ini hasil wawancara yang di ungkapkan lansung oleh Arnudin 40
tahun sebagai status infoman Tim sukses.
Ya, sengatlah bagus tim sukses itu dibentuk beberapa kelompok
tetapi kami manusia tidak mungkin gak mencari nafka keluarga kami,
apabiala kebutuhan kami terpenuhi akan kami laksanakan sebagai
tugas yang di berikan kandidat tersebu. Yaitu sebagai timses dengan
tujuan yang sama merai suara yang banyak supaya terpilih dan
menjadi bupati dan wakil bupati tahun 2012 (Wawancara pada tanggal
25 agustus 2013).
d. Ranting – ranting kecil tidak tebentuk
Seperti yang di ungkapan oleh katua pemuda “ Roen amilin sani 29 tahun,
ya, seandainya ada ranting tingkat Pemuda dan PKK yang terbentuk banyak di
setiap dusun dan desa mungkin kemenangn yang di rangguti kandidat tersebut
akan mendapat kan hasil yang maksimal, tetapi tidak ada terbentuk tim tersebut.
Dan seperti yang di ungkapkan oleh khirul amin 37 tahun status informan
Tim Sukses.
Ya, andaikan strategis ini yang di kembangkan pasangan tersebut
sangant lah baik karna makin banyak di bentuk ranting – ranting akan
semakin banyak peluang yang di dapat kan suara dalam
menyukseskan pemilukada cabup da cawabub di kabupaten simeulue
tahun 2012 (wawancara pada tanggal 26 agustus 2013).
Berikut ini hasil wawancara dengan bapak Arnudin 40 tahun status
informan Tim Sukses Dusun Fajar Bakti.
57
Ya, Dengan di bentuk ranting kecil atau kelompok - kelompo kecil selain
timses sangat mengijinkan mendapatkan peluang dukungan pada calon kandidat
tersebut (Wawancara pada tanggal 25 agustus 2013).
B. Faktor Eksternal (di luar) Penyebab Kekalahan Pasangan Kandidat
Nomor Urut 3
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi kekalahan pasangan
Nomor Urut 3 yang berasal dari luar pasangan yang di usung independent.
Adapun faktor eksternal yang dianggap berpengaruh pada pemilukada di
Gampong Langi Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue tahun 2012, ada 2
berdasarkan beberapa Informan adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan dan Kekurangan Kandidat
a. Kelibihan, kotmitmen membangun
Komitmen merupakan suatu perwujudan yang ingin di jalankan dan di
perjuangkan baik dalam segi pembanguna serta aspirasi masyarakat, memang
dalam pandanagan positif sangat lah bagus bila seseorang yang punyak komitmen
ingin membangun Kabupaten Simeulue.
b. Kekurangan, tidak ada lembaga
Ungkapan dari bapak Hasranudin 42 tahun stasus informan Geuchik
Gamponh Langi.
Ya, Lembaga merupakan suatu nama atau juga badan, sementara
independen Cuma sebutan sementara statusnya bebas atu berdidri
sendiri, yang punyak komitmen ingin jadi calon bupati dan calon
wakil bupati, sementara masyarakat menilai jika independent artinya
berdiri senderi, maka ketika ada masala dalam ruang lingkup
independent tersebut tidak ada nama lembaga yang di tuntut kecuali
yang mendirikannya, maka kami masyrakat tidak tertarik pemimpin
dari golongan tersebut (wawancara pada tanggal 20 Agustua 2013).
58
C. Independen
Karana pasangan tersebut dari independent, maka dari itu masyarakat
sebahagian yang mengerti tidak mau mendukung atau memberikan suara kepada
pasangan tersebut, cuma hanya yang tidak mengerti akhir makna nama
independent.
Ujar ungkapan Roen Amilinsani 29 tahun Status Informan Ketua Pemuda
Gampong Langi.
Ya, saya saja tidak mau mendukung dari pasangan tersebut kalau
dari independent, karna mkna independen itu bebas/ berdiri sendiri.
Nantik akhir- akhir jabtan tidak ada tanggung jawab, karana alsang
singkat saya ini dari independen, beririsendiri (wawancara pada
tanggal 23 agustus 2013).
2. Figur Calon Bupati dan Wakil Bupati Priode 2012 - 2017
Figur yang menjadi calon kepala daerah juga sangat menentukan dalam
sebuah pelaksanaan Pemilukada. Rakyat telah bosan dengan calon-calon yang
wajahnya sudah familiar bagi mereka. Rakyat berkeinginan calon yang diusung
dalam Pemilukada adalah wajah-wajah baru yang lebih bisa diandalkan dan
bersemangatkan jiwa muda. Pada pemilukada, sebagian besar rakyat memilih
bukan karena faktor calon tersebut didukung oleh Partai.
Namun, kepopuleran dan figur calon juga berpengaruh terhadap hasil
pemilihan. Kemenangan dalam pemilihan kepala daerah, juga bergantung pada
ketokohan calon yang diusung. Jika calon yang diusung memiliki karisma dan
diakui ketokohannya, maka kemungkinan menang akan sangat besar karena
disukai dan diinginkan masyarakat.
Ukapan dari Bapak Hasranudin 42 tahun sebagai statatus infoman Geuchik
Gampong Langai
59
Ya, yang juga menilai selain sebagai figur yang memiliki
kompetensi dan kapabilitas memimpin daerah pecahan kecamatan
alafan khususnya, umumnya Kabupaten Simeulue, dimana masyarakat
mempertimbangkan latar belakangnya, sebagai salah seorang Bupati
dan Wakil Bupati dari daerah Kabupaten Simeulue (wawancara pada
tanggal 20 Agustus 2013).
a. Tidak korupsi
Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat
merugikan suatu bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
kasus korupsi yang terbilang cukup banyak. Tidakkah kita melihat akhir-akhir ini
banyak sekali pemberitaan dari koran maupun media elektronik yang banyak
sekali memberitakan beberapa kasus korupsi di beberapa daerah di Indonesia yang
oknumnya kebanyakan berasal dari pegawai negeri yang seharusnya mengabdi
untuk kemajuan bangsa ini. Dalam tulisan yang singkat ini saya akan mencoba
mengulas saecara singkat tentang pengertian korupsi yang berdasarkan pada
undang-undang dan para ahli. Semoga bermanfaat. (Undang-Undang No.31
Tahun 1999 Tentang “ Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi )”.
Seperi di ungakpkan seseorang informan bapak Aliasim 45 status informan
toko masyarakat Gampong Langi.
Ya, korupsi itu suatu perbuatan pengkhianat, khianat itu dosa besar,
karna menipu bangsa dan masyarakat, kami mewakili masyarakat
tidak suka dan tidak senang kalau seseoramg pejabat negara atau
pejabat daerah melakukan korupsi, karana korupsi sama saja
membunu per ekonomian masyarakat, dan pembungan yang tak begitu
berjalan denganlancar sama saja mempekaya membangun
kepribadiannya, bukan kepentingan masyarakat. ( wawancara pada
tanggal 29 Agustus 2013 ).
b. Jujur dan adil
Jujur merupakan perilaku yang sangat di tuntut dalam peribadi seseorang
apabila dirinya memimpin suatu roda pemerintahan, apalagi adil, artinya bisa
60
membagikan pembangunan secara merata di tiap- tiap desa atau gampung yang
hendak di bangun, dalam hal ini apabila tertanam tidak memihak
Ungkapan dari seorang Informan Bapak Alihasim 45 tahun status informan
toko masyarakat Gampong Langi.
Ya, Seseorang pemimpin hendaklah berlaku jujur dan adil itu sala
satu prilaku nabi, jujur merupakan suatu keterbukaan dengan
masyarakat sementra adil tidak memihak kepada kerabat tetapi adil
adalah sama rata sama rasa, baik ditingkat kecamatan desa atau
gampong hingga dusun (wawancara pada tanggal 29 Agustus 2013).
c. Membuka Lapangan Kerja
Bila menjadi bupati dan wakil bupati terpili, hendaklah membuka lapangan
kerja supaya dapat mengurangi pengangguran dan dapat mengurangi
penangulangan kemiskinan dan selama ini andaikan seseorang kepala daerah
memikirkan hal tersebut masyarakat simeulue sudah merasakan kesetaraan dan
kesejahtraan yang mereka dapat.(wawancara dengan Adi Pratama 29 tahun pada
tanggal 01 september 2013).
Selanjutnya seperti yang di ungkapkan oleh bapak Hasranudin 42 tahun
status informan Geuchik Gampong Langi.
Ya, Kalau seseorang yang mimimpin dangan baik dan perhatian
dangan masyarakat, lalu memikiran ke depan sumber ekonomi
kehidupan masyarakat, hendaklah seseorang kepala daerah
memikirkan cara pemberantas tersebut, dengan membuka lapangan
keja yang cukup menampung penganguran dan keluraga yang tidak
punyak lahan kerja, hal tersebut yang kami harapakan (wawancara
pada tanggal 20 Agustus 2013).
61
4.4. Pembahasan
4.4.1.Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kakalahan Pasangan Kandidat
Independent Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3.
Berikut ini adalah Pembahasan dari setiap pertanyaan yang saya ajukan
kepada Informan, adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Latar Belakang Pasangan Kandiadat
a. Pegawai Negri Sipil (PNS)
Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa
mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun Negara Indonesia menuju
kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah
sesuatu yang mulia, tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan
kerja tersebut.
A.W. Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang-orang yang
dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga pemerintah
maupun dalam badan-badan usaha milik daerah (Mata Kulia“Administraasi
Kepegawaian” di akses 10 maret 2014).
2. Partai Pendukung
Menurut Miriam Burdiardjo (2008 h:160) dalam buku dasar dasar ilmu
politik, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan
tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya),
dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Keberadaan dan pengaruh utama partai politik disini adalah salah satu syarat
dari pencalonan kandidat politik sebagai mana yang tertuan dalam UU No 11
62
tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh pasal 65 ayat (1) “Pasangan calon
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Dan Walikota/Wakil Walikota
diajukan oleh :
a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.
b. Partai Politik Lokal atau Gabungan Partai Politik Lokal.
c. Gabungan Partai Politik dan Partai Politik Lokal; dan/atau
d. Perseorangan / Independent.
3. Program Visi dan Misi
Visi dan misi merupakan program kerja yang di perjuangkan oleh Pasangan
Kandidat Nomou Urut 3, supaya terara kerja kedepan ketika seseorang terpilih.
Menurut Wibisono (2006 h: 43), Visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian seseorang maupun sebuah organisasi yang ingin
dicapai di masa depan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak langkah dan tindakan nyata bagi
segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan
suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang
memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan
Benedicta, 2004:8).
63
Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi.
4. Lemahnya Modal
Dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum secara umum,
banyak terjadinya perbuatan politik uang (Money Politics) yang ikut mewarnai
acara pesta dan peta demokrasi yang berlangsung di negara ini. Money Politics
banyak membawa pengaruh akan peta perpolitikan Nasional serta juga dalam
proses yang terjadi dalam pesta politik. Dalam norma standar demokrasi,
dukungan politik yang diberikan oleh satu aktor terhadap aktor politik lainnya
didasarkan pada persamaan preferensi politik dalam rangka memperjuangkan
kepentingan publik. Dan juga setiap warga negara mempunyai hak dan nilai suara
yang sama (satu orang, satu suara, satu nilai). Namun, melalui Money Politics
dukungan politik diberikan atas pertimbangan uang dan sumber daya ekonomi
lainnya yang diterima oleh aktor politik tertentu.
Dalam politik uang (Money Politics) pemilihan kepala daerah baik untuk
mengisi jabatan Gubernur atau Wakil Gubernur, jabatan Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota terdapat beberapa hal yang mungkin tidak di
ketahui oleh umum. Praktek politik ini sangat tertutup yang hanya di ketahui oleh
para calon atau orang-orang yang berada pada “Ring Dalam” para calon saja.
Besarnya uang yang diperlukan untuk membeli suara juga berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Besarnya harga suara sangat tergantung pada pola
hidup dan tingkat ekonomi masyarakat daerah tersebut.
Modal adalah tonggak keberhasilan suatu tujuan yang ingin derengutnya,
dan modal sangat utama dalam menyukesekan sesuatu kegiatan, baik membangun
64
hubungan dengan masyarakat dalam konteks simpatisan ataupun dalam
berpergian melangka ingin jadi Calon Bupati Dan Calon Wakil Bupati yang dari
Pasangan Independent yang memiliki modal tetapi tidak begitu banyak, seperti
calon – calon yang lain.
5. Manajemen Saat Suksesi
a. Manajemen kurang baik
Pengertian Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan
dengan bekerja bersama - sama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi
lainnya. Manajemen yang baik ada 4, yaitu :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia : Kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan
dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja
bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun
bertambah.
2. Manajemen Operasional : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien
mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan
dalam proses produksi.
3. Manajemen Pemasaran : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan
oleh konsumen,dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
4. Manajemen Keuangan : Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan
65
mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan
bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh
dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. Menurut G.R.
Terry (2000 h 185).
b. Komonikasi yang lemah
Komunikasi diambil dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari
istilah ”communis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam kehidupan sehari-hari selain
menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang sangat
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Dari interaksi itulah terjadi komunikasi
untuk menyampaikan pesan, saling bertukar informasi dengan orang lain untuk
tujuan tertentu (Makalah Pengantar Ilmu Komonikasi, di akses 18 Desember
2013).
c. Tim Sukses tidak berkerja proposional
Tim sukses adalah tim yang dibentuk oleh kader dengan sekelompok
pendukung yang di surat keputusan dari Kandidat Pasangan Nomor Utur 3 yang
berkerja dalam tujuan meraih simpatisan masyarakat dan suara masyarakat supaya
kader tersebut dapat dukungan dan kemenangan dari desa tersebut.
d. Ranting – Ranting kecil tidak Tebentuk
Seperti yang di ungkapan oleh Katua Pemuda “ Roen amilin sani 29 tahun,
ya, seandainya ada ranting tingkat Pemuda dan PKK yang terbentuk banyak di
setiap dusun dan desa mungkin kemenangn yang di rangguti kandidat tersebut
akan mendapat kan hasil yang maksimal, tetapi tidak ada terbentuk tim tersebut.
66
6. Kelebihan dan Kekurangan Kandidat
a. Kelibihan, kotmitmen membangun
Komitmen merupakan suatu perwujudan yang ingin di jalankan dan di
perjuangkan baik dalam segi pembangunan serta aspirasi masyarakat, memang
dalam pandanagan positif sangat lah bagus bila seseorang yang punyak komitmen
ingin membangun Kabupaten Simeulue.
b. Kekurangan, tidak ada lembaga
Lembaga atau badan sangan menunjang perhatian masyarakat karena tempat
mengadu atau melayangkan proposal yang tidak ada kantor atau alamat tertenu
yang di tujuh.
- Independent
Independen adalah sekelompok orang yang berdiri sendidri/ bebas yang
tidak memiliki tempat atau bangunan tetapi memiliki tujuan.
7. Harapan Pasangan Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
a. Tidak korupsi
Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat
merugikan suatu bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
kasus korupsi yang terbilang cukup banyak. Tidakkah kita melihat akhir-akhir ini
banyak sekali pemberitaan dari koran maupun media elektronik yang banyak
sekali memberitakan beberapa kasus korupsi di beberapa daerah di Indonesia yang
oknumnya kebanyakan berasal dari pegawai negeri yang seharusnya mengabdi
untuk kemajuan bangsa ini. Dalam tulisan yang singkat ini saya akan mencoba
mengulas saecara singkat tentang pengertian korupsi yang berdasarkan pada
67
Undang-Undang dan para ahli. Semoga bermanfaat. (Undang-Undang No.31
Tahun 1999 Tentang “ Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ).
b. Jujur dan adil
Jujur merupakan perilaku yang sangat di tuntut dalam peribadi seseorang
apabila dirinya memimpin suatu roda pemerintahan, apalagi adil, artinya bisa
membagikan pembangunan secara merata di tiap- tiap desa atau gampung yang
hendak di bangun, dalam hal ini apabila tertanam tidak memihak.
c. Membuka Lapangan Kerja
Bila menjadi Bupati Dan Wakil Bupati terpilh, hendaklah membuka
lapangan kerja supaya dapat mengurangi pengangguran dan dapat mengurangi
penangulangan kemiskinan dan selama ini andaikan seseorang kepala daerah
memikirkan hal tersebut masyarakat simeulue sudah merasakan kesetaraan dan
kesejahtraan yang mereka dapat.
Faktor-Faktor Penyebab Kekalahan Pasangan Kandidat Nomor Urut 3
dengan lebih jelasnya dapat di lihat dalam tebel berikut ini.
Tebel. IV.8.
Faktor-Faktor Kekalahan Pasangan Kandidat Nomor Urut 3.
No Indikator Internal Rangkuman Indikator
1.
Latar Belakang Kandidat Nomor Urut 3
- Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil
merupakan seseorang yang
berkerja di bagian badan /
intansi pemerintahan yang
taat mematuhi perintah
atasan dan mengabdian diri
kepada Bangsa dan Negara.
2.
Program Visi dan Misi
Tidak menarik perhatian
Masyarakat, yaitu
penyampaiyan program
kerja calon bupati dan wakil
bupati baik jangka panjang
maupun jangka menenga
68
dari pasangan independen
itu tidak menarik perhatian
rakyat / masyarakat karna
tidak menunjang
pengembangan
pembangunan kabupaten
simeulue dari tingkat
kebutuhan taraf miskin, dan
Pembanguan duafa.
3.
Partai Pendukung Pasangan Kandidat
Nomor Urut 3
- Tidak ada berkoalisi
Koalisi adalah gabungan
satu Partai ke Partai yang
lain atau juaga di sebut
berkerja sama demi
menyukseskan dan
memenangkan seseorang,
atau kelompok dengan
tujuan yang sama.
4
Faktor-Faktor Pasangan Kandidat
Pasangan Nomor Urut 3.
- Manajeman Kuarang Baik
Menajemen SDM
Sumber daya manusia
meliputi kemapuan
seseorang atau sekelompok
yang ingin di kembangkan
ke masyrakat atau ke publik.
Manajemen Oprasional
Manajemen Oprasional
adalah kelansungan suatu
kegiatan yang dijalankan
supaya berjaan dengan lancar
dengan tujuan yang sama.
Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran
merupakan suatu rangkayan
kegiatan mempromosikan
seseorang atau sesuatu
dengan tujuan orang sangat
tertarik pada sesuatu hal
yang ingin di promosikan
atau di kompanyekan.
Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan
adalah kelasungan sesuatu
kegiatan yang memiliki
69
biaya atau modal yang
hendak di berikan demi
suksesnya suatu rangakayan
kegiatan yang ingin di capai
- Komonikasi yang Lemah
Komonikasi adalah:
sekelompok orang yang
saling komonikan dan
komonikator, intinya ada
yang berbicara dan ada pula
yang mendengarkan.
- Tim Sukses tidak berkerja
Proposional
Tim sukses merupak
sekelompok orang yang
berkerja dan ikut peran
serta mempromosikan atau
mekompanyekan
mendukung satu pasangan
calon cabub dan cawabub,
yang diberikan surat
keputusan oleh calon, atu
kartu nama Tim Sukses.
- Ranting- ranting tidak
terbentuk
Ranting- ranting adalah
kelompok kecil yang ikut
mengmbil bagian
simpatisan dari calon
tersebut.
5.
Money politik dalam Kajian Pesta
Demokrasi
- Kebutuhan Utama
Keuangan atau money
politik sangat menunjang
kebutuhan, apa lagi dalam
membangun aspirasi rakyat.
Indikator External Rangkuman Indikator
- Kelebihan
Komitmen membanguan
Merupakan suatau niat
mengembangkan
pembangunan dan
pemersatuan kinerja yang
ingin di kembangkan ke
masyarakat.
70
6.
Kelebihan dan Kekurangan Kandidat
Pasangan No Urut 3
- Kekurangan
Tidak ada sturutur /lembaga
Lembaga merupakan suatu
badan yang punyak
setruktur, nama kantor atua
nama intansi yang tanggung
jawab, terhadap publik.
- Independen
Independen merupakan
grup yang bebas atau
berdidri sendiri, yang di
monotori seseorang yang
penguasa yang ada kuasa,
sehingga dibentuk lah nama
berdiri sendiri atas inisiatif
pemikiran
seseorang,sehingga di beri
Nama, Independen.
7.
Figur Bupati dan Wakil Bupati
- Tidak korupsi
Seseorang Wakil Rakyat
yang tidak korupsi, baik hak
masyarakat atau Negara.
- Jujur dan adil
Seseorang yang hendak
berlaku jujur dan adil
terhadap masyarakat, dalam
segi pembangunan yang
ingin di kembangkan di
daerah.
- Membuka lapangan kerja
Seseorang Wakil Rakyat
yang memikirkan, dan
memperluas lapangan kerja
masyarakat, agar
masyarakat tidak
pengangguran dan
mempunyai penghasilan
yang menunjang kebutuhan
kepribadian dan keluarga.
71
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Gambaran faktor-faktor Kekalahan Pasangan Kandidat Independent Bupati
dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam Pemilukada di Gampong Langi
Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue pada Tanggal 09 April 2012 yang
meliputi yaitu ; 1). Latar Belakang Pasangan Kandiadat Nomor Urut 3 yang
mengara kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2). Partai pendukung Pasangan
Kandidat Nomor Urut 3, Partai yang Tidak Berkoalisi, 3). Program Visi dan Misi
Kandidat Nomor Urut 3, yang tidak menarik perhatian masyarakat, 4). Money
politik dalam kajian pesta demokrasi, yang menjadi landasan kebutuhan utama,
dan serta 5). faktor penyebab Kekalahan Pasangan Kandidat Nomor Urut 3,
manajemen kurang baik, manajemen sumber daya manusia, manajemen
operasional, manajemen pemasaran dan serta manajemen keuangan, dan juga
komonikasi yang lemah, tim sukses tidak berkerja proposional, serta Ranting –
Ranting kecil tidak Tebentuk, 6). kelebihan dan kekurangan Pasangan Kandidat
dari Partai dan dari Independent, yang mengara Pasangan Independen ini yang
Komitmen Membangun dan juga kekurangan tidak ada Lembaga dan dari
independen, 7). Harapan Pasangan Kandidat Bupati Dan Wakil Bupati terpilih,
yang tidak korupsi, jujur dan adil dan juga membuka Lapangan kerja bagi
masyarakat.
72
5.2. Saran
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pilihan Rakyat yang ketiga kalinya, ini
menjadi momentum kebangkitan pembangunan di Kabupaten Simeulue, untuk
mencapai tujuan kesejahtraan Daerah itu sendiri. Kekalahan Pasangan Nomor
Urut 3 di Pemilukada di Kabupaten Simeulue tahun 2012, khususnya, di
Gampong Langi seolah menjadi penanda telah terjadi krisis kepemimpinan dan
ketidak percayaan kepada pengurus Daerah. Sangat di harapkan demokrasi yang
sedang mekar membawa kesejukan, ketenangan, kedamaian dan melahirkan
kepemimpinan yang melindungi semua rakyat melalui Pemilukada yang Aman
Tertib dan Damai.
Dengan Kekalahan Pasangan Kandidat Nomor Urut 3 ini menjadi landasan,
kalau pasangan tersebut ingin naik ke panggung demokrasi baik sesudah priode
ini, maupun yang akan datang lebih berkeraja sama, bukan berdiri sendiri, dan
sanagat di harapkan calon tersebut bergabung dengan pertai (Nasional) atau pun
bergabung dengan parlok (Pertai lokal), supya dapat dukungan dari partai lain.
Dan kalau mau naik jadi Calon Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Simeulue
jangan cuman egois atau mementingkan golongan atau diri sendidri, akhir dari
sebuah hasil kedudukan bermulah dari adanya demokrasi, dan kalau ingin mau
menjabat, pemimpin meski ada dorongan atau koalisi dari partai lain yang ingin
bergabung dengan kita supaya bertujuan mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta, Jakarta.
Agustino, Leo. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakata: Pustaka
Pelajar.
Budiarjo, Miriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,Edisi Revisi.
Ben Relly dan Andrew Reynolds, 2001, Sistem Pemilu, Ace Project, Jakarta.
Danim, Sudarwan, Dr., Prof. 2002. , Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung:
Pustaka Setia,
Gurino, bambang dan waridin. 2005.perilaku pegawai.jakarta.
Fred, Luthans. 2005. Organizational Behavior10th edition. Yogyakarta: ANDI
Lexy,J Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Narbuko, Cholid, Drs., dan Achmadi, Abu, 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta:
Bumi Aksar
Nursal, Adman.2004. Politik Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah
Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Nawawi, Hadari, 2000. Manajemen strategik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mardalis, Drs,2003, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta:
Bumi Aksara,
Moh. Kusnardi, Harmaily Ibrahim, 1983, Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia, Pusat Studi Hukum tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta.
Musa, Muhammad, Titi Nurfitri, 1998, Metodologi Penelitian, PT. Fajar Agung,
jakarta.
Moleong, 2001.metode penelitian kualitatif, remaja rodakarya,bandung.
Nazir, Moch, 2003, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rudini, (2010), Kekalahan Pasangan Partai Golkar Pada Pemilihan Kepalah
Derah Di Kabupaten Toraja Utara. Yogyakarta: BIGRAF Publishing.
Sugiyono, 2012,Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, dalam
bukunya Metodologi Penelitian Administrasi CV. Alfabeta, Bandung
Susan stainbek; wiliam stainbek; understanding & counductiong kualitatif
research; kendall/ hunt publishing compony; dubuque,Iowa; 1988.
Wibisono, 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CRS. Surakarta: Fascho Pub.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen IV.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pemilihan Umum.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Pergantian Dengan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang - Undang No 11 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, pasal 65 ayat
(1) satu.
Dalam pasal 67 ayat (2) Undang- undang Nomor 11 Tahun 2006
Qanun Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur,
Bupati/ Wakil Bupati dan Wali Kota/ Wakil Wali. Ayat 2,3 dan 4.
Literatur Lain :
http:/asrifaiuntad.blogspot.com/2009/12/teori-dasar-pilkada-dan kekalahan,konsep
analisis.html.
Makalah Mata Kuliah: Masalah Pembangunan Politik, Oleh younkhendra ,
okezone.com, 18 april 2008, diakses 12/04/2011.
http://handiarto.com/pendekatan-institusional-baru, diakses 12/04/2011
http://younkhendra.wordpress.com/2008/07/17/tulisan-saya/, diakses 12/04/2011
Wawancara dengan masyarakat Gampong Langi, di mulai Tanggal, 12 agustus
sampai 4 september 2013.
Makalah Mata Kulia : masala pembangunan politik, dengan judul pengertian
Rakyat- pendududuk dan warga, di ases 22 – 12 – 2013.
Mata Kulia“Administraasi Kepegawaian” di akses 10 maret 2014.
Makalah Pengantar Ilmu Komonikasi, di akses 18 Desember 2013.
Makala Pengertian Manjemen, di akses 23 januari 2014.