skripsi Simulasi Model Role Playing

9
Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Konflik Sosial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI APk 1 di SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010/2011 A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan ditingkat dasar, menengah, dan

Transcript of skripsi Simulasi Model Role Playing

Page 1: skripsi Simulasi Model Role Playing

Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching pada Mata

Pelajaran IPS Pokok Bahasan Konflik Sosial untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas XI APk 1 di SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran

2010/2011

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi

sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan ditingkat dasar, menengah, dan

perguruan tinggi. Pendidikan disekolah mempunyai tujuan untuk mengubah agar

dapat memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan

perilaku hasil belajar. Perubahan dari hal ini biasanya dilakukan oleh guru dengan

Page 2: skripsi Simulasi Model Role Playing

menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktek untuk menunjang kegiatan

proses belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalammya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah dengan

menggunakan pembelajaran aktif dimana siswa melakukan sebagian besar pekerjaan

yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak untuk mempelajari berbagai masalah

dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,

menyenangkan, mendukung, dan menarik hati dalam belajar. Didalam mempelajari

sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan, melihat,

mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan

yang lain. Di dalam belajar aktif yang paling penting siswa perlu memecahkan

masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan,

dan melaksanakan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah dimiliki.

Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang

disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, materi

pembelajaran, dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan

dengan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Untuk memberikan keseimbangan

antara otak kiri dan otak kanan peserta didik dibutuhkan proses pembelajaran yang

menggairahkan dan menyenangkan hingga kelas bagaikan sebuah orkestra yang

menyuguhkan perpaduan dan harmoni.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah

pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching, dikembangkan oleh

seorang guru dalam pembelajaran. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah

upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan

suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.

Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter (penulis buku best seller

Quantum Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov, dan Mike Hernacki,

mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum

Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori

otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan

kinestetik) dan pendidikan holistik.

Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun

de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang

melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil

Page 3: skripsi Simulasi Model Role Playing

mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80 persen, nilai

belajar 73 persen, dan memperbesar keyakinan diri 81 persen.

Pemanfaatan simulasi untuk pembelajaran dikelas, menurut Tornyay dan

Thompson (1982:23), juga bukan hal yang baru. Game atau permainan sebagai salah

satu jenis simulasi, digunakan dalam pembelajaran menulis pada awal tahun 1775

(Knight, 1949). James (1908) telah mendorong guru untuk membuat belajar lebih

berorientasi pada aktivitas. Akhir-akhir ini, para pendidik berargumentasi bahwa

variasi pengalaman dan aktivitas dalam belajar bagian yang penting dari keseluruhan

situasi belajar (Carlson,1969).

Penelitian ini akan mencoba menghasilkan suatu bentuk strategi pembelajaran

dengan model role playing game yang memadukan materi pelajaran dan unsur fun

dalam pembelajaran. Adapun tujuan utama dari penggunaan model pembelajaran ini

adalah mengembangkan kualitas otak kanan dan kiri siswa, sehingga diharapkan akan

meningkatkan motivasi anak dalam belajar dan berperilaku dalam kehidupan sehari-

hari, terutama mengenai ilmu pengetahuan sosial. Pada model pembelajaran yang

dikembangkan dengan mengemas materi ataupun kurikulum ke dalam suatu game

atau lakon yang dimainkan oleh siswa.

Penyajian dalam pembelajaran Quantum Teaching merupakan model

pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk

mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan

siswa dapat belajar secara optimal, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa secara signifikan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia

memerlukan penanganan yang segera.

Peneliti memilih SMK PGRI 05 Jember sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang

serupa yaitu tentang metode simulasi dengan model Role Playing yang belum pernah

dilakukan guru di sekolah tersebut, hal ini diketahui dari wawancara pada tanggal 20

Oktober 2010. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian yang

berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum pada Mata Pelajaran IPS

Pokok Bahasan Konflik Sosial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

XI APk 1 di SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Page 4: skripsi Simulasi Model Role Playing

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan masalah

seperti di bawah ini : Bagaimanakah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum

Teaching Melalui Metode Simulasi dengan Model Role Playing pada Mata Pelajaran

IPS Pokok Bahasan Konflik Sosial untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI

APk 1 di SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010/2011?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Konflik

Sosial Siswa Kelas XI APk 1 di SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010/2011

setelah diterapkan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Melalui Metode

Simulasi dengan Model Role Playing.

D. Kegunaan Penelitian

Beberapa kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk peneliti

Dapat menambah informasi dan alternatif dalam mengembangkan model

pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai bekal kegiatan pembelajaran dimasa

yang akan datang.

2. Untuk siswa

Dapat memperkaya pengalaman belajar sehingga siswa merasa bahwa belajar

merupakan kegiatan menyenangkan dan bukanlah hal yang membosankan.

3. Untuk guru

Digunakan sebagai bahan balikan untuk mengadakan bahan koreksi diri

sekaligus usaha memperbaiki kualitas diri sebagai guru yang profesional untuk

meningkatkan mutu proses dan ketuntasan belajar siswa.

4. Untuk sekolah

Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan peningkatan mutu dan kualitas

pembelajaran di sekolah.

E. Asumsi Penelitian

Berikut adalah asumsi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Siswa mendapat perlakuan yang sama selama proses belajar mengajar.

Page 5: skripsi Simulasi Model Role Playing

2. Jawaban yang diberikan siswa pada saat mengerjakan tes menunjukkan hasil

belajar siswa terhadap penguasaan materi.

3. Siswa dalam mengerjakan pre-test dan post-test tidak dalam keadaan terpaksa,

berlaku jujur dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan.

4. Data pada lembar penilaian keaktifan belajar mengukur aspek afektif. Aspek

afektif yang dinilai meliputi keseriusan pada saat diskusi, frekuensi bertanya,

menjawab pertanyaan, dan menanggapi jawaban teman.

5. Keadaan siswa pada saat proses belajar mengajar dan pada saat mengerjakan tes

dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal di bawah ini:

1. Fokus permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana melihat secara lebih

mendetail peranan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching melalui Metode Simulasi

dengan model Role Playing.

2. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI APk 1 SMK PGRI 05 Jember

semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

3. Penelitian hanya untuk mata pelajaran IPS pokok bahasan konflik social.

4. Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu enam kali pertemuan.

G. Definisi Operasional

Agar tidak timbul salah paham dalam penafsiran antara pembaca dengan peneliti,

maka perlu ditegaskan beberapa istilah sehubungan dengan judul penelitian ini :

1. Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan

demikian Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi

yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini

mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan

siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa

menjadi cahaya yang akan bermamfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang

lain. Quantum teaching adalah mengubah belajar yang meriah dengan segala

nuansanya dan Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi

Page 6: skripsi Simulasi Model Role Playing

dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching

berfokus pada hubungan dinamis dengan lingkungan kelas, interaksi yang

mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar, Deporter (2003:3).

2. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura- pura atau berbuat

seolah- olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura- pura.

Dengan demikian, simulasi dalam metode pembelajaran dimaksudkan sebagai

cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang

bersifat pura- pura atau melalui proses tingkah laku lak imitasi. Atau bermain

peran mengenai tingkah laku yang dilakukan seolah- olah dalam keadaan yang

sebenarnya. (Ismail SM, 2008:24)

3. Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan

imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai

tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih

dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.