SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya...

87
SKRIPSI TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER KAHF Oleh : TRI WAHYUNI NPM. 13104594 Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan: Ekonomi Syariah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H/2018 M

Transcript of SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya...

Page 1: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

SKRIPSI

TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER KAHF

Oleh :

TRI WAHYUNI

NPM. 13104594

Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan: Ekonomi Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

1439 H/2018 M

Page 2: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

ii

ii

TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER KAHF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

TRI WAHYUNI

NPM: 13104594

Pembimbing I : Dr. Suhairi, S.Ag, MH

Pembimbing II : Elfa Murdiana, M. Hum

Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan: Ekonomi Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

1439 H/2018 M

Page 3: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

iii

iii

Page 4: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

iv

iv

Page 5: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

v

v

ABSTRAK

TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER KAHF

Oleh:

Tri Wahyuni

Konsumsi merupakan faktor vital yang mendasari munculnya aktivitas

produksi dan distribusi. Banyak tokoh muslim yang telah memberikan

pendapatnya mengenai teori konsumsi, salah satunya adalah Monzer Kahf. Beliau

merupakan tokoh muslim yang berasal dari Damaskus, Syiria. Beliau merupakan

lulusan dari University of Utah, Salt Lake City dalam bidang Ekonomi

Internasional. Kiprahnya di dunia ekonomi tidak diragukan lagi karena karir

beliau sangat gemilang, tercatat beliau pernah menjabat sebagai auditor, direktur

keuangan di Masyarakat Islam Amerika dan Manajer Zakat Dana Nasional serta

Koperasi Dana Islam bagi umat Islam di Amerika Utara, Senior Research

Economist penelitian Islam dan lembaga pelatihan dari Islamic Development

Bank (IDB) di Jeddah, Arab Saudi, dan sejak tahun 1999-sekarang, beliau bekerja

sebagai konsultan, Trainer dan dosen perbankan syariah, keuangan dan ekonomi

serta memiliki praktek pribadi di California, Amerika Serikat. Masalah yang

diteliti dalam penelitian ini adalah: Bagaimana teori konsumsi dalam perspektif

Monzer Kahf?

Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu secara teoretis dan

praktis. Manfaat secara teoretis adalah memberikan sumbangsih pengetahuan

ekonomi syariah, khususnya tentang teori konsumsi. Manfaat secara praktis,

adalah menjadi salah satu acuan dalam menjalankan muamalah sehari-hari,

khususnya untuk perkembangan teori konsumsi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library

Research) yang bersifat deskriptif dengan analisa data kualitatif. Untuk

memperoleh data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Semua data yang

diperoleh kemudian dianalisis secara deduktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memberikan pendapat

mengenai teori konsumsi dalam Islam, Monzer Kahf mengaitkan dengan tiga hal

yaitu Pertama rasionalisme dalam Islam, yang meliputi konsep keberhasilan,

skala waktu perilaku konsumen, dan konsep harta. Kedua, konsep Islam tentang

barang. Dalam hal ini dua macam istilah yang digunakan dalam Al-Qur‟an adalah

at-tayyibat dan ar-rizq. Ketiga, etika konsumsi dalam Islam yang meliputi halal

dan baik, tidak israf atau tabzir. Berdasarkan pemikiran teori konsumsi tersebut,

perilaku masyarakat saat ini masih bersikap tabzir dan israf. Karena masyarakat

yang masih menuruti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan baik untuk diri

sendiri maupun keluarga tanpa memperdulikan manfaat yang ditimbulkan dari

barang yang dibeli.

Page 6: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

vi

vi

Page 7: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

vii

vii

HALAMAN MOTTO

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid,

makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak

menyukai yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‟raf (7): 31)

Page 8: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

viii

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat terbesar dengan

doa-doa terbaik yang selalu dilantunkan untuk anak-anaknya, mendidik

dengan penuh kasih sayang, cinta dan perhatian.

2. Kakak tercinta Uswatun Khasanah dan Arif Mustakim yang selalu

memberikan semangat, motivasi, nasehat, dan mendoakan dengan tulus.

3. Keponakanku tersayang Mutiara Eka Putri dan Erlangga Danish Prayoga

yang selalu memberikan semangat dan keceriaan.

4. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Jurusan Ekonomi Syariah.

5. Almamaterku tercinta Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Metro.

Page 9: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

ix

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah

dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar SE.

Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, peneliti telah menerima banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti

mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor

IAIN Metro, Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam, Ibu Rina Elmaza, S.H.I., M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah, Bapak Dr. Suhairi, S.Ag., MH dan Ibu Elfa Murdiana, M. Hum selaku

pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam

mengarahkan dan memberikan motivasi. Peneliti juga mengucapkan terima kasih

kepada Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan. Rasa

sayang dan terimakasih peneliti haturkan kepada Ayah dan Ibunda tercinta yang

senantiasa mendo‟akan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

pendidikan.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan

diterima dengan lapang dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah

dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama

Islam.

Metro, Januari 2018

Page 10: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

x

x

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i

Halaman Judul .................................................................................................. ii

Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iv

Abstrak ............................................................................................................. v

Halaman Orisinalitas Penelitian ....................................................................... vi

Halaman Motto................................................................................................. vii

Halaman Persembahan ..................................................................................... viii

Halaman Kata Pengantar ................................................................................. ix

Daftar Isi........................................................................................................... x

Daftar Lampiran ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7

D. Penelitian Relevan ................................................................................ 7

E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 10

1. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................ 10

2. Sumber Data ................................................................................... 11

3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 12

4. Teknis Analisis Data ...................................................................... 13

Page 11: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

xi

xi

BAB II PROFIL MONZER KAHF

A. Biografi Monzer Kahf .......................................................................... 15

B. Karya-karya Monzer Kahf.................................................................... 19

C. Asumsi Dasar Pemikiran Monzer Kahf ............................................... 20

BAB III TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian konsumsi ............................................................................ 23

B. Landasan Hukum Konsumsi ................................................................ 25

C. Urgensi dan tujuan Konsumsi Islami ................................................... 28

D. Prinsip dasar Konsumsi Islam .............................................................. 29

BAB IV TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER

KAHF

A. Rasionalisme Islam .............................................................................. 36

B. Konsep Islam tentang Barang .............................................................. 42

C. Etika Konsumsi dalam Islam ............................................................... 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 53

B. Saran ..................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

xii

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Nota Dinas

Lampiran 3 Kartu Konsultasi Bimbingan

Page 13: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kita memilih

untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas (limited resources), seperti

tanah, tenaga kerja dan kapital, kedalam produksi barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan yang tak terbatas (unlimited wants).1 Adapun istilah

ekonomi Islam berasal dari dua kata yaitu ekonomi dan Islam. Islam adalah

bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti selamat, damai,

tunduk pasrah, danberserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah pencipta

alam semesta yaitu Allah SWT. Michael Mayer dalam bukunya Instruction

Morales et Religieusus, Lere Leson, mendefinisikan Islam sebagai

seperangkat kepercayaan dan aturan yang pasti untuk membimbing dalam

tindakan kita terhadap Tuhan, orang lain, dan terhadap diri kita sendiri. Dari

dua kata tersebut terbentuklah satu istilah baru yaitu ekonomi Islam.2

Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan ekonomi Islam sebagai

ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat

yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.3 Definisi yang dikemukakan oleh

Mannan meletakkan ekonomi Islam ke dalam sebuah disiplin keilmuan.

Menurut sholahuddin, ekonomi Islam juga dapat dikatakan sebagai sebuah

1Toni Hartono, Mekanisme Ekonomi: Dalam Konteks Ekonomi Indonesia, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006), h. 9 2Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2008),

h. 2 3Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh M.

Nastangin, dari judul asli Islamic Economy Theory and Practice, (Yogyakarta:PT Dana Bhakti

Prima Yasa, 1997) h. 19.

Page 14: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

2

sistem ekonomi tersendiri. Aspek-aspek yang ada dalam kajian ekonomi

Islam juga tidak jauh berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, yaitu produksi,

distribusi dan konsumsi.4

Konsumsi merupakan faktor vital yang mendasari munculnya aktifitas

produksi dan distribusi. Tanpa konsumsi tidak mungkin seseorang akan

melakukan aktivitas produksi dan distribusi. Sistem ekonomi kapitalis secara

langsung telah menyebabkan perilaku konsumsi masyarakat dunia lebih

cenderung kepada pemuasan keinginan. Perilaku ini direpresentasikan dengan

memaksimalkan penggunaan barang dan jasa yang cenderung kepada

pemuasan keinginan. Semakin lama perilaku semacam ini akan bermuara

pada munculnya budaya baru dalam perilaku konsumsi masyarakat dunia

yaitu hedonisme dan permisivisme. Hedonisme adalah paham yang

mengutamakan pemuasan nafsu duniawi semata sedangkan permisivisme

adalah paham yang serba membolehkan (mengkonsumsi) segalanya.5

Konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan

manusia, karena manusia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat

mempertahankan hidupnya. la harus makan untuk hidup, berpakaian untuk

melindungi tubuhnya dari berbagai iklim ekstrem, memiliki rumah untuk

dapat berteduh, beristirahat sekeluarga, serta menjaganya dari berbagai

gangguan fatal. Demikian juga aneka peralatan untuk memudahkan menjalani

kehidupannya bahkan untuk menggapai prestasi dan prestise (gengsi,

4Muhammad Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007), h.7 5Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari

www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.

Page 15: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

3

pengaruh, wibawa). Sepanjang hal itu dilakukan sesuai dengan aturan-aturan

syara', maka tidak akan menimbulkan problematika. Akan tetapi, ketika

manusia memperturutkan hawa nafsunya dengan cara-cara yang tidak

dibenarkan oleh agama, maka hal itu akan menimbulkan malapetaka

berkepanjangan.6

Secara sederhana, konsumsi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai

pemakaian barang untuk mencukupi suatu kebutuhan secara langsung.

Konsumsi juga diartikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk

memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the

satisfaction of human wants). Menurut Yusuf al-Qardhawi, belanja dan

konsumsi adalah tindakan yang mendorong masyarakat berproduksi hingga

terpenuhi segala kebutuhan hidup. Jika tidak ada manusia yang bersedia

menjadi konsumen, dan jika daya beli masyarakat berkurang, karena sifat

kikir yang melampaui batas, maka cepat atau lambat, roda produksi niscaya

akan terhenti selanjutnya perkembangan bangsa pun terhambat.7

Saringan moral bertujuan untuk menjaga kepentingan diri tetap berada

dalam batasan kepentingan sosial dengan mengubah preferensi individual

menjadi preferensi yang serasi antara individual dan sosial, serta termasuk

pula saringan dalam rangka mewujudkan kebaikan dan manfaat.8 Dalam

konteks inilah kita dapat berbicara tentang bentuk-bentuk konsumsi halal dan

6Idri, Hadis Ekonomi, Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2015),

h. 96 7Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin

dan Dahlia Husin,dari judul asli Darul Qiyam wal Ahlaq Fil Iqtishadil Islami, (Jakarta: Gema

Insani Press, 1997), h.138 8Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Ilmu Ekonomi Islam,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 12

Page 16: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

4

haram, pelarangan terhadap israf, pelarangan terhadap bermewah-mewahan,

konsumsi sosial dan aspek- aspek normatif lainnya. Allah telah menjelaskan

batasan-batasan konsumsi tersebut dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah [2]:

168-169:

Artinya: Wahai manusia! makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;

Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu

(168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji,

dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (169).9

Dalam hal ini, Monzer Kahf mengaitkan kegiatan konsumsi dalam

Islam dengan rasionalisme Islam, Konsep harta, dan skala waktu. Kahf

menyatakan, konsumsi dalam Islam berimplikasi pada dua tujuan, yaitu

duniawi dan ukhrawi. Baginya, memaksimalkan pemuasan (kebutuhan)

tidaklah dikutuk dalam Islam selama kegiatan tersebut tidak melibatkan hal-

hal yang merusak.10

Jika kita lihat yang terjadi saat ini adalah banyak masyarakat yang

melakukan hal-hal yang sebenarnya telah dilarang dalam Islam. Konsumsi

berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal

9QS. Al-Baqarah (2): 168-169

10Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,

diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy: Analitical of the

Functioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995), h. 28.

Page 17: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

5

Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut dengan istilah israf (pemborosan)

atau tabzir (menghambur-hamburkan harta tanpa guna). Pemborosan berarti

penggunaan harta secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang melanggar

hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal atau bahkan

sedekah.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Euromonitor International

menunjukkan, dalam kurun waktu 25 tahun (1990-2015), rumah tangga

Indonesia mengalami revolusi konsumsi yang luar biasa. Belanja konsumen

untuk produk AC naik 332 persen, cable TV naik 600 persen, kamera naik

471 persen, sepeda motor naik 17.430 persen, mesin cuci piring naik 291

persen dan telepon naik 1.643 persen.11

Dengan kata lain, dalam sebuah

keluarga tidak cukup jika hanya memiliki satu TV, satu sepeda motor atau

bahkan satu mobil.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, terdapat beberapa teori yang

membahas tentang konsumsi. Setidaknya ada tiga tokoh yang membahas

tentang teori konsumsi yaitu Muhammad Abdul Mannan, Fahim Khan dan

Monzer Kahf. Dalam mengemukakan pendapatnya tentang teori konsumsi,

M.A Mannan sangat menekankan pada redistribusi pendapatan dalam

perilaku konsumsi seseorang melalui pola hidup wajar moderation dan

pemberlakuan zakat atas harta berlebih dan sedekah. Sedangkan Fahim Khan

yang mengungkapkan bahwa perlunya membentuk Kerangka (konsep)

kelembagaan agar tercapainya tujuan syariah. Kerangka (konsep)

11

Kharies, Konsumerisme Menjebak Bangsa Indonesia ke dalam Kapitalisme, dalam

http://ardian.awardspace.info/detail.php?recordID=2

Page 18: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

6

kelembagaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan syariah ini, berupa

Lembaga Sukarela dan Lembaga Penegakan Hukum, yang bertujuan untuk

membimbing dan memonitor aspek-aspek khusus perilaku konsumen. Dalam

analisis lain, Monzer Kahf menekankan konsumsi terhadap tiga hal yaitu

rasionalisme Islam, konsep Islam tentang barang dan etika konsumsi dalam

Islam. Dalam upaya mengurangi pemborosan dan penghambur-hamburan

harta Kahf lebih cenderung untuk memaksimalkan tabungan. Kahf juga

mengaitkan rasionalitas manusia dengan konsep keberhasilan yang

merupakan perbuatan-perbuatan baik yang selaras dengan nilai moral dan

spiritual dan tidak memerlukan sebuah lembaga pengawas.

Berdasarkan pemaparan diatas, teori yang dikemukakan oleh M.A.

Mannan membahas mengenai pendistribusian harta yang berlebih dan

sedekah, sedangkan Fahim Khan lebih menekankan pada pembentukan

lembaga pengawas untuk mengawasi perilaku konsumen, berbeda dengan

kedua tokoh tersebut Monzer Kahf lebih lengkap membahas tentang

konsumsi yang meliputi rasionalitas perilaku, konsep barang dalam Islam,

dan etika etika konsumsi dalam Islam. Dengan demikian pendapat Monzer

Kahf sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam mengingat perilaku

konsumen saat ini yang konsumtif. Dengan bertitik tolak pada pemaparan

diatas, maka penulis sangat tertarik meneliti tentang “Teori Konsumsi dalam

Perspektif Monzer Kahf”.

Page 19: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah yang peneliti ajukan di dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana teori konsumsi dalam perspektif Monzer Kahf?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai di dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui teori konsumsi dalam perspektif Monzer Kahf.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh di dalam penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoretis

Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih pengetahuan ekonomi syariah, khususnya tentang teori

konsumsi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam

menjalankan muamalah sehari-hari, khususnya untuk perkembangan

teori konsumsi.

D. Penelitian Relevan

Kajian pustaka (prior research) berisi tentang uraian mengenai hasil

penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. Penelitian yang

diajukan, yaitu mengenai Teori Konsumsi Perspektif Monzer Kahf.

Page 20: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

8

Untuk melakukan tinjauan terdapat judul yang mengangkat tentang

pemikiran Monzer Kahf, yaitu:

1. Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer Kahf tentang

Perilaku Konsumen yang diteliti oleh Isyhar Malija Hakim. Hasil

penelitiannya adalah dalam mengeksplorasi kajian mengenai

perilaku konsumen Muslim, mereka menekankan pada poin-poin

seperti keseimbangan dalam konsumsi, mengutamakan pemenuhan

kebutuhan bukan pemuasan keinginan, mengkonsumsi barang-barang

yang memenuhi kriteria mashlahah serta pemenuhan dari alokasi

sumberdaya yang ada dari yang terpenting dan perilaku konsumsi

yang sesuai etika konsumsi dalam ajaran Islam yang tidak melampaui

batas wajar.12

2. Analisis Komparatif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dan

Monzer Kahf dalam Konsep Konsumsi Islam, yang diteliti oleh Irham

Fachreza Anas. Hasil penelitiannya adalah variabel proses konsumsi

milik Mannan dan keseimbangan konsumsi milik Kahf adalah sama.

Eksplorasi pemikiran kedua tokoh pada konteks ini secara tidak

langsung bermuara pada penjelasan mengenai penggolongan dari

kegiatan konsumsi dalam Islam yang harus dilakukan secara

seimbang. Variabel prinsip konsumsi Islam milik Mannan dan konsep

barang dalam Islam serta etika konsumsi Islam milik Kahf adalah

sama. Eksplorasi pemikiran kedua tokoh pada konteks ini secara tidak

12

Isyhar Malija Hakim, Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer Kahf

tentang Perilaku Konsumen, (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015).

Page 21: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

9

langsung bermuara pada penjelasan mengenai norma, prinsip dan

hukum secara umum yang terkait dengan kegiatan konsumsi dalam

Islam.13

3. Perilaku konsumsi Islam Pemikiran Monzer Kahf (studi kasus di

Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo), yang diteliti oleh Zahidatul

Amanah. Hasil penelitiannya adalah Perilaku konsumsi masyarakat

Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo sebagian masih bersikap

konsumtif yang terlalu mengikuti hawa nafsu dalam memenuhi

keinginan. Kemudian sebagian lagi masih bersikap wajar dalam

berkonsumsi. Perilaku konsumsi masyarakat Perumahan Taman Suko

Asri Sidoarjo dalam perspektif teori konsumsi Islam Monzer Kahf

masih bersikap israf (berlebih-lebihan) atau tabzir (menghambur-

hamburkan uang tanpa guna). Karena masyarakat Perumahan Taman

Suko Asri Sidoarjo yang menuruti hawa nafsu dalam memenuhi

keinginan baik untuk diri sendiri maupun keluarga tanpa

memperdulikan manfaat yang ditimbulkan dari barang yang dibeli.14

Berdasarkan ketiga kutipan tersebut terdapat persamaan yaitu

tentang pemikiran Monzer Kahf. Sedangkan perbedaan penelitian yang

akan peneliti lakukan terletak pada fokus permasalahan yang akan diteliti,

yaitu teori konsumsi dalam perspektif Monzer Kahf.

13

Irham Fachreza Anas, Analisis Komparatif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dan

Monzer Kahf dalam Konsep Konsumsi Islam, (Jakarta: Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008). 14

Zahidatul Amanah, Perilaku Konsumsi Islam Pemikiran Monzer Kahf (Studi Kasus di

Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo), (Surabaya: Skripsi Program Studi Ekonomi Syariah

Jurusan Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2014).

Page 22: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

10

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengambil dan mengumpulkan data dari literatur yang berhubungan

dengan masalah yang dibahas. Dengan segala usaha yang dilakukan

oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik

atau masalah yang akan diteliti. Informasi tersebut dapat diperoleh

dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

ensiklopedia serta sumber–sumber tertulis baik cetak maupun

elektronik.15

Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang teori

konsumsi dalam perspektif Monzer Kahf.

b. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang

ada sekedar berdasarkan data-data, juga menyajikan data menganalisis

dan menginterpretasikan.16

Menurut Husein Umar, deskriptif adalah

menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.17

15

Muhammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 62 16

Cholid Narbuki dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007), h. 46 17

Husein Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 22

Page 23: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

11

Dengan sifat penelitian tersebut, peneliti dapat mengkaji

persoalan tersebut dengan data-data yang diperlukan. Sifat penelitian

dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana teori konsumsi dalam

perspektif Monzer Kahf.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh.18

Sumber data ini bisa berupa orang, bisa benda yang berada

dalam wilayah penelitian dimana fenomena terjadi.19

Dalam penelitian ini

peneliti memperoleh data dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut

diklasifikasikan menjadi bahan primer, bahan sekunder dan bahan tersier.

a. Bahan Primer

Bahan primer pada penelitian ini merujuk pada buku karya

Monzer Kahf yang berjudul The Islamic Ekonomy: Analitical of the

Functioning of the Islamic Economic System yang telah diterjemahkan

oleh Machnun Husein yang berjudul Ekonomi Islam.

b. Bahan Sekunder

Bahan sekunder pada penelitian ini adalah seluruh literatur

yang berhubungan dengan ekonomi Islam secara umum atau literatur

lain yang dapat memberikan informasi tambahan pada judul yang

diangkat dalam penelitian ini, yaitu: buku, majalah, jurnal, artikel dan

lain sebagainya.

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Renika Cipta, 2010), h. 172 19

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki

Press, 2010), h. 335.

Page 24: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

12

c. Bahan Tersier

Bahan tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan primer dan bahan sekunder seperti, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Kamus Ekonomi, internet.20

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.21

Teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik dokumentasi.22

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.23

Keuntungan menggunakan

teknik dokumentasi ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih

efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen

cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka peneliti ikut

salah pula mengambil datanya.

Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data analisis pada

dokumen tertulis yang berupa buku karya Monzer Kahf yang berjudul The

Islamic Economy yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh

Machnun Husein.

20

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 32 21

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2011), h. 138 22

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Asdi

Mahasatya, 2006), h. 41 23.

S. Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 181.

Page 25: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

13

4. Teknis Analisa Data

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi menemukan bahwa

analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dipahami. Data deskriptif sering hanya dianalisis

menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini disebut analisis isi

(content analysis).24

Kelebihan teknik analisis isi adalah tidak digunakan manusia

sebagai subjek penelitian, relatif murah, tidak terbentur masalah perizinan

penelitian, bahan-bahan penelitian mudah didapat terutama di

perpustakaan, dan biaya untuk coder relatif lebih murah dibandingkan

biaya operasional pengumpulan data untuk survei. Sedangkan kekurangan

teknik analisis isi adalah hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang

disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi, kesulitan

menentukan media atau tempat memperoleh pesan-pesan yang relevan

dengan permasalahan yang diteliti, dan pesan komunikasi tidak selamanya

merefleksikan fakta.25

Oleh karena itu, analisis ini hendak menggambarkan

atau menguraikan pendapat Monzer Kahf tentang teori konsumsi.

Adapun metode berpikir yang peneliti gunakan dalam

merumuskan kesimpulan akhir Skripsi ini dengan cara berpikir deduktif,

yaitu menarik kesimpulan berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum

24

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,

1989), h. 263 25.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah

Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 192-193.

Page 26: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

14

dan bertitik tolak pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu

kejadian yang khusus.26

26

Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

1984),h. 40

Page 27: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

BAB II

PROFIL MONZER KAHF

A. Biografi Monzer Kahf

Monzer Kahf (selanjutnya dibaca: Kahf) dilahirkan di Damaskus,

Syria, pada tahun 1940. Kahf termasuk orang pertama yang

mengaktualisasikan analisis pengggunaan beberapa institusi Islam (seperti

zakat) terhadap agregat ekonomi, seperti simpanan investasi, konsumsi dan

pendapatan.1

Kahf menerima gelar B.A (setara S1) di bidang Bisnis dari

Universitas Damaskus pada tahun 1962 serta memperoleh penghargaan

langsung dari Presiden Syria sebagai lulusan terbaik. Pada tahun 1967, Kahf

mencapai Diploma Tinggi dalam perencanaan sosial dan ekonomi dari PBB

lembaga perencanaan, di Suriah. Selanjutnya, sejak tahun 1968 Kahf menjadi

Akuntan Publik yang bersertifikat di Suriah. Pada tahun 1975, Kahf meraih

gelar Ph.D untuk ilmu ekonomi spesialisasi ekonomi International dari

University of Utah, Salt Lake City, USA.2

Kahf dikenal sebagai seorang ekonom terkemuka, konselor, dosen

dan pakar Syariah serta hukum-hukum Islam. Beliau juga memiliki

pengetahuan yang kuat tentang Fiqh Islam dan studi Islam. Tidak diragukan

lagi, dapat disebutkan bahwa kinerja Kahf cukup memuaskan dalam

organisasi. Beliau tergabung dalam organisasi yang berbeda-beda dalam

1https://junartibakhtiar.wordpress.com/2015/02/16/monzer-khaf/ diunduh pada 5 April

2017 2 Ibid.

Page 28: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

16

universitas, lembaga penelitian, dan lembaga keuangan. Kahf bekerja dengan

sangat baik sekali. Berikut ini adalah jenjang karir Kahf, antara lain:3

1. Tahun 1962-1963, Kahf menjadi Instruktur dari School of Business,

University of Damascus, Suriah.

2. Tahun 1963-1971, Kahf menjadi auditor dari kantor Audit Negara

Pemerintahan Suriah.

3. Tahun 1971-1975, Kahf menjadi asisten dosen pengajar ilmu ekonomi

di Universitas Utah.

4. Dari tahun 1974-1999, Kahf menjadi anggota dari American Economic

Association.

5. Tahun 1975-1981, Kahf menjadi Direktur Keuangan di masyarakat

Islam Amerika Utara dan Manajer Zakat Dana Nasional serta Koperasi

Dana Islam bagi umat Islam di Amerika Utara.

6. Tahun 1980, Kahf menjadi salah satu anggota pendiri „Assosiation

International Economic Islam‟ dan „Asosiasi Muslim Ilmuwan Sosial‟

dari Amerika Serikat dan Kanada.

7. Tahun 1985-1999, Kahf menjadi peneliti ekonomi.

8. Tahun 1989-1991, Kahf menjadi Kepala Divisi.

9. Tahun 1995-1999, Kahf menjadi Senior Research Economist penelitian

Islam dan lembaga pelatihan dari Islamic Development Bank (IDB) di

Jeddah, Arab Saudi. Beliau telah menunjukkan hasil kinerja yang yang

luar biasa dalam beberapa hal, seperti:

3 http://monzer.kahf.com/about.html yangdiunduh pada 22 Agustus 2017

Page 29: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

17

a. Mempersiapkan rencana penelitian

b. Mengevaluasi karya penelitian

c. Mengorganisir seminar tentang ekonomi Islam, perbankan dan

keuangan

d. Menulis makalah penelitian asli

e. Menghasilkan ide-ide untuk proyek-proyek penelitian

f. Melakukan koordinasi dengan departemen lain dan jaringan

dengan organisasi penelitian yang lain.

10. Tahun 2004-2005, Kahf bergabung di Universitas Yarmouk, Jordan,

sebagai guru besar ekonomi Islam dan perbankan dalam program

pascasarjana serta mengajar ekonomi Islam.

11. Mulai tahun 1999-sekarang, Kahf bekerja sebagai konsultan, Trainer

dan dosen perbankan syariah, keuangan dan ekonomi serta memiliki

praktek pribadi di California, Amerika Serikat. 4

Kahf juga mendirikan negara Indiana berlisensi Credit Union

asosiasi mahasiswa muslim dan Perumahan Koperasi Islam Indiana pada

tahun 1980. Koperasi tersebut berada di Amerika Serikat dan Kanada. Selain

itu, Kahf juga konsultan Islam Perumahan Koperasi, Toronto, Kanada, dan

masyarakat Islam Amerika Utara serta masjid di Amerika Serikat dan Kanada

pada hal-hal „prosedur kerja awal‟ dan hukum Islam yang berkaitan dengan

properti di pernikahan, warisan, wasiat terakhir dan kepercayaan hidup

4 Ibid.

Page 30: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

18

masing-masing. Kahf juga menyediakan hukum syariah bagi lembaga

keuangan Islam di Amerika Serikat, Kanada, Trinidad, Nigeria dan Guyana.

Kahf juga telah mengunjungi banyak negara termasuk Amerika

Serikat, Kanada, dan negara-negara Timur Tengah, Eropa, Karibia, Asia

Tenggara, serta Afrika untuk tujuan kuliah dan seminar, konferensi serta

sebagai konsultan bagi lembaga keuangan juga menyampaikan ceramah pada

hukum Islam keuangan dan peraturan ekonomi Islam dan perbankan, wakaf,

perencanaan perumahan Islam, amal dalam agama Islam (zakat), Khotbah

Jum‟at di Masjid-masjid dan pusat Islam. Beliau juga speaker dalam dua

program dari Islam Online. Net: Hidup Fatwa dan Hidup dialog dalam sesi

khusus pada perbankan syariah, keuangan, zakat dan wakaf.5

Kahf memiliki website sendiri yang memberikan informasi kepada

Muslim AS dan Kanada pada isu-isu properti dan kepemilikan. Trust,

hubungan keluarga dan tanggung jawab keuangan, perencanaan perumahan,

pemberian amal dan Wakaf (yayasan amal Islam).6

Kahf juga pernah menerima berbagai penghargaan (award) sebagai

berikut:

1. IDB untuk untuk kontribusi briliant di bidang ekonomi Islam, 2001.

2. Presiden Suriah Award untuk mahasiswa lulusan terbaik, Juli 1962.

3. Bahasa Inggris: membaca, menulis dan perkuliahan sangat baik.

4. Bahasa Arab: membaca, menulis dan perkuliahan sangat baik.

5 Ibid.

6 Ibid.

Page 31: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

19

5. Bahasa Perancis: reading dengan baik.7

B. Karya-karya Monzer Kahf

Kahf merupakan seorang penulis yang produktif dalam

menghasilkan pemikiran-pemikiran di bidang ekonomi, keuangan, bisnis, fiqh

dan hukum dengan dwi bahasa, yaitu Arab dan Inggris.

1. Pada tahun 1978, Kahf menerbitkan buku tentang ekonomi Islam yang

berjudul „The Islamic Economy: Analytical Study of the Functioning of

the Islamic Economic System‟. Buku ini dianggap menjadi awal dari

sebuah analisis matematika ekonomi dalam mempelajari ekonomi

Islam, sebab pada tahun 1970-an, sebagian besar karya-karya mengenai

ekonomi Islam masih mendiskusikan masalah prinsip dan garis besar

ekonomi.

2. A Contribution to the Theory of Consumer Behavior in an Islamic

Society (Kairo: 1984).

3. Principles of Islamic Financing: A Survey, (with Taqiullah Khan IDB:

1992),

4. Zakah Management in Some Muslim Societies (IDB: 1993),

5. The Calculation of Zakah for Muslim in North Amerika, (Ed. 3,

Indiana: 1996),

6. Financing Development in Islam (IDB: 1996), The Demand Side or

Consumer Behaviour In Islamic Perspective serta beberapa artikel dan

paper lainnya yang tidak dapat disebut seluruhnya disini.8

7 Ibid.

Page 32: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

20

Beliau telah mengembangkan beberapa modul hak cipta di

perbankan dan keuangan Islam, seperti Sukuk Islam dan Pasar Modal,

Syariah Berbasis Wealth Management, konversi efek konvensional menjadi

efek syariah, Penataan Produk Keuangan Islam, Leasing Islam, Takaful dan

Asuransi, dan lain-lain.9

Kahf juga menulis lebih dari 100 artikel dalam bahasa Inggris dan

Arab pada ekonomi Islam, keuangan public dan swasta Islam, perbankan

Islam, zakat, wakaf, termasuk entri untuk Oxford Encyclopedia of Islam

dunia modern.10

C. Asumsi Dasar Pemikiran Monzer Kahf

Kahf melihat agen ekonomi dalam suatu sistem ekonomi Islam tidak

dari sudut pandang afiliasi keagamaan, melainkan sebagai agen yang bersedia

menerima paradigma Islam atau „rules of the game‟. Seorang agen individual

dapat saja seorang muslim maupun non-muslim sepanjang ia bersedia

menerima tata nilai dan noram ekonomi di dalam Islam yang berasal dari hal-

hal berikut ini:

1. Dunia ini benar-benar dimiliki oleh Allah Swt. dan segala sesuatu

adalah miliknya. Manusia adalah wakil atau khalifah yang menjalankan

atau melaksanakan semua perintah-Nya dan harus mengikuti Hukum-

Nya. Hal ini antara lain memiliki implikasi dalam soal kepemilikan.

8 https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-monzer-kahf.html diunduh pada 19

April 2017 9 http://monzer.kahf.com/about.html

10 Ibid.

Page 33: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

21

2. Tuhan adalah Maha Esa, dan oleh karenanya hanya ada satu saja hukum

yang harus diikuti, yakni syariah. Hal ini memiliki implikasi pada

bagaiman agen harus mengatur sistem ekonomi dan semua institusinya

yang hendak ditetapkan.

3. Oleh karena dunia ini hanya sementara, dan hari kiamat sebagai hari

pengadilan diterima sebagai suatu realitas, maka tindakan manusi

haruslah didasarkan tidak saja pada keuntungan di dunia ini melainkan

juga pahala di akhirat. Oleh karena itu, sekalipun aturan „maksimisasi‟

dapat tetap dipakai, namun fungsi yang dimaksimumkan hendaklah

mencakup unsur-unsur tersebut.11

Jika si agen menerima ketiga pilar tersebut diatas, maka keputusan

yang diambilnya pasti akan berbeda dari manusia ekonomi konvensional.

Horison waktu yang mencakup kehidupan sesudah mati tentu akan mencakup

pilihan-pilihan yang tidak tersedia bagi manusia ekonomi (konvensional),

demikian pula pilihan-pilihan yang dianggap tidak masuk akal.

Dalam menjelaskan teori konsumsinya Kahf menunjukkan

bagaimana, karena adanya pemahaman yang berbeda mengenai sukses di

dalam sistem Islam, pilihan seseorang terhadap barang dan perilaku

konsumsinya secara rasional berada segaris dengan ketentuan Allah Swt.

Namun Kahf menyadari bahwa perluasan horison waktu ini akan

menyebabkan analisis menjadi amat kualitatif dan oleh karenanya, keinginan

11

Mohamed Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer:Analisis Komparatif

Terpilih, yang diterjemahkan oleh Suherman Rosyidi dari judul asli Contemporary Muslim

Economic Thought: a Comparative Analisys, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 9

Page 34: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

22

untuk mengkuantifikasikan aspek-aspek kualitatif menjadi lebih sulit untuk

dijalankan sekalipun penting.12

12

Ibid.

Page 35: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

BAB III

TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan faktor vital yang mendasari munculnya aktivitas

produksi dan distribusi. Tanpa konsumsi tidak mungkin seseorang akan

melakukan aktivitas produksi dan distribusi. Sistem ekonomi kapitalis secara

langsung telah menyebabkan perilaku konsumsi masyarakat dunia lebih

cenderung kepada pemuasan keinginan. Perilaku ini direpresentasikan dengan

memaksimalkan penggunaan barang dan jasa yang cenderung kepada

pemuasan keinginan. Semakin lama perilaku semacam ini akan bermuara

pada munculnya budaya baru dalam perilaku konsumsi masyarakat dunia

yaitu hedonisme dan permisivisme. Hedonisme adalah paham yang

mengutamakan pemuasan nafsu duniawi semata sedangkan permisivisme

adalah paham yang serba membolehkan (mengkonsumsi) segalanya.1

Keinginan manusia agar terpenuhi kebutuhannya telah melahirkan

konsep teori konsumsi. Perilaku konsumsi manusia bisa bersumber pada

dualitas yaitu economic rasionalism dan utilitarianism yang menekankan

keduanya lebih menekankan kepentingan individu (self interest) dengan

mengorbankan kepentingan pihak lain. Meskipun secara ekonomi terkesan

baik, konsep self interest rationality tetap mengandung konsekuensi terhadap

perilaku konsumsi yang lebih longgar karena ukuran rasional adalah selama

memenuhi self interest tersebut. Sedangkan utilitarianisme yang menekankan

1Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari

www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.

Page 36: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

24

bagaimana manfaat terbesar dapat diperoleh meski harus mengorbankan

kepentingan atau hak pihak lain.2

Ada perbedaan diantara para ekonom dalam mendefinisikan

konsumsi, namun mayoritas definisi berkisar pada penggunaan barang/jasa

untuk memenuhi kebutuhan manusia.3 Secara bahasa, konsumsi berasal dari

bahasa Belanda yaitu “consumptie” yang berarti suatu kegiatan yang

bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, barang

maupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.4 Konsumsi dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia berarti pemakaian barang hasil produksi, baik

pakaian, makanan dan lain-lain. Sedangkan pelakunya disebut sebagai

konsumen.5

Istilah konsumsi dipahami sebagai aktivitas menggunakan,

menghabiskan, atau memanfaatkan barang atau jasa untuk mememuhi

kebutuhan hidup. Ada barang yang langsung habis, ada yang berangsur habis.

Tujuan konsumsi dibedakan menjadi 1) konsumsi sosial, 2) produktif, 3)

keindahan, 4) masa depan, 5) keamanan dan kesehatan, 6) kesenangan / hobi /

kepuasan.6

Menurut Departemen Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, yang dimaksud dengan konsumsi adalah pemakaian barang-barang

2 Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi Islam”, dalam Dinamika Pembangunan, () Vol.3 No. 2/

Desember 2006, h. 196. 3 Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibn Al-

Khaththab, yang diterjemahkan oleh Asmuni Solihan, (Jakarta: Khalifa, 2006), h. 135. 4 Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami untuk Dunia

Usaha, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 159. 5 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Edisi.1-1, h. 728. 6 Suwito NS,”Pola Konsumsi dalam Islam dan Konsep Eco-Sufisme Muhammah Zuhri”,

dalam Ibda’ Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 9 No 1/Januari-Juni 2011, h. 73

Page 37: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

25

hasil produksi baik berupa bahan pakaian, makanan, dan lain sebagainya.

Atau dapat juga dikatakan konsumsi adalah barang-barang yang langsung

memenuhi kebutuhan hidup kita.7

Berbeda dengan sistem lainnya, Islam mengajarkan pola konsumsi

yang moderat, tidak berlebihan tidak juga keterlaluan, lebih lanjut Al-Qur‟an

melarang terjadinya perbuatan tabzir dan mubazir. Seorang muslim untuk

mencapai tingkat kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal: barang

yang dikonsumsi tidak haram termasuk didalamnya berspekulasi (menimbun

barang dan melakukan kegiatan di pasar gelap, tidak mengandung riba,

memperhitungkan zakat dan infak). Oleh karena itu, kepuasan seorang

muslim tidak didasarkan atas banyak sedikitnya barang yang dikonsumsi,

tetapi didasarkan atas berapa besar nilai ibadah yang didapatkan dari apa yang

dilakukannya.8

B. Landasan Hukum Konsumsi

Perbuatan untuk memanfatkan atau mengkonsumsi barang-barang

yang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam Islam. Sebab

kenikmataan yang dicipta Allah SWT adalah untuk manusia. Sebagaimana

yang tercantum dalam Al-Qur‟an :

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 521. 8 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia,

2004), h.169.

Page 38: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

26

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan

shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada

mereka.9

Menafkahkan sebagian rezeki atau memberikan sebagian dari harta

yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang

disyari'atkan oleh agama, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin,

kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.

Etika ilmu ekonomi Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan

material yang luar biasa sekarang ini, untuk mengurangi energi manusia

dalam mengejar cita-cita spiritualnya. Perkembangan batiniah yang bukan

perluasan lahiriah, telah dijadikan cita-cita tertinggi manusia dalam hidup.10

Al-Qur'an memberi peringatan keras kepada orang-orang yang

menimbun harta tanpa dimanfaatkan dan tidak membelanjakan untuk

kebaikan dirinya dan masyarakat tidak menggunakan harta sesuai fungsinya

untuk kemanfaatan diri, keluarga dan masyarakat akan membawa kekacauan

ekonomi masyarakat.

Islam berada diantara suatu paham kebebasan soal makanan dan

ekstrimis dalam soal larangan. Oleh karena itu, Islam kemudian

mengumandangkan kepada segenap umat manusia dengan mengatakan:

9 QS. Al-Baqarah (2): 3

10 Eko Supriyanto, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), Cet-1, h.92.

Page 39: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

27

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;

karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.11

Disini Islam memanggil manusia supaya makan hidangan besar yang

baik yang telah disediakan Allah, yaitu bumi lengkap dengan isinya, dan

kiranya manusia tidak mengikuti kerajaan dan jejak syaitan yang selalu

menggoda manusia supaya mau mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan

Allah, dan mengharamkan kebaikan-kebaikan yang dihalalkan Allah dan

syaitan juga menghendaki manusia supaya terjerumus dalam lembah

kesesatan.12

Dengan harta yang kita miliki dan makin bertambah, hendaklah

dipakai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Misalnya menggali

ajaran agama lebih mendalam, membeli buku-buku agama untuk ditelaah,

digunakan untuk kemaslahatan umat dengan menolong sesama, dan beramal

yang benar sesuai petunjuk-petunjukNya.13

Islam sebagai rahmatan lil alamin menjamin agar sumberdaya dapat

terdistribusi secara adil. Salah satu upaya untuk menjamin keadilan distribusi

11

QS. Al-Baqarah (2): 168 12

Yusuf al-Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, yang diterjemahkan oleh

Mu‟Ammal Hamidy, dari judul asli(Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995). Cet-1, h. 52. 13

Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), Cet-

3, h. 364.

Page 40: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

28

sumberdaya adalah mengatur bagaimana pola konsumsi sesuai dengan

syariah yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah.

C. Urgensi dan Tujuan Konsumsi Islami

Beberapa hal yang melandasi perilaku seorang muslim dalam

berkonsumsi adalah berkaitan dengan urgensi, tujuan dan etika konsumsi.

Konsumsi memiliki urgensi yang sangat besar dalam setiap perekonomian,

karena tiada kehidupan bagi manusia tanpa konsumsi. Oleh sebab itu,

sebagian besar konsumsi akan diarahkan kepada pemenuhan tuntutan

konsumsi bagi manusia. Pengabaian terhadap konsumsi berarti mengabaikan

kehidupan manusia dan tugasnya dalam kehidupan. Manusia diperintahkan

untuk mengkonsumsi pada tingkat yang layak bagi dirinya, keluarganya dan

orang paling dekat di sekitamya. Bahkan ketika manusia lebih mementingkan

ibadah secara mutlak dengan tujuan ibadah, telah dilarang dan diperintahkan

untuk makan/berbuka. Meski demikian konsumsi Islam tidak mengharuskan

seseorang melampaui batas untuk kepentingan konsumsi dasarnya, seperti

mencuri atau merampok. Tapi dalam kondisi darurat dan dikhawatirkan bisa

menimbulkan kematian, maka seseorang diperbolehkan untuk mengkonsumsi

sesuatau yang haram dengan syarat sampai masa darurat itu hilang, tidak

berlebihan dan pada dasarnya memang dia tidak suka (ayat).14

14

Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi Islami” dalam Dinamika Pembangunan Vol. 3 No.2/

Desember 2006, h. 198

Page 41: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

29

Tujuan utama konsumsi seorang muslim adalah sebagai sarana

penolong untuk beribadah kepada Allah. Sesungguhnya mengkonsumsi

sesuatu dengan niat untuk meningkatkan stamina dalam ketaatan pengamdian

kepada Allah akan menjadikan konsumsi itu bemilai ibadah yang dengannya

manusia mendapatkan pahala. Konsumsi dalam perspektif ekonomi

konvensional dinilai sebagai tujuan terbesar dalam kehidupan dan segala

bentuk kegiatan ekonomi. Bahkan ukuran kebahagiaan seseorang diukur

dengan tingkat kemampummya dalam mengkonsumsi. Konsep konsumen

adalah raja menjadi arah bahwa aktifitas ekonomi khususnya produksi untuk

memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan kadar relatifitas dari

keinginan konsumen.15

Al-Qur'an telah mengungkapkan hakekat tersebut

dalam firman-Nya:

Artinya: "Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka

makan seperti makannya binatang".16

D. Prinsip Dasar Konsumsi Islam

Konsumsi Islam senantiasa memperhatikan halal-haram, komitmen

dan konsekuen dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat yang

mengatur konsumsi agar mencapai kemanfaatan konsumsi seoptimal

mungkin dan mencegah penyelewengan dari jalan kebenaran dan dampak

15

Ibid. 16

QS. Muhammad (47): 2

Page 42: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

30

mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain. Adapun kaidah/ prinsip dasar

konsumsi Islami adalah:17

a. Prinsip syariah, yaitu menyangkut dasar syariat yang harus terpenuhi

dalam melakukan konsumsi di mana terdiri dari:

1) Prinsip akidah, yaitu hakikat konsumsi adalah sebagai sarana untuk

ketaatan/ beribadah sebagai perwujudan keyakinan manusia

sebagai makhluk yang mendapatkan beban khalifah dan amanah di

bumi yang nantinya diminta pertanggungjawaban oleh penciptanya.

2) Prinsip ilmu, yaitu seorang ketika akan mengkonsumsi barang yang

akan dikonsumsi dan hukum-hukum yang berkaitan dengannya

apakah merupakan sesuatu yang halal atau haram baik ditinjau dari

zat, proses, maupun tujuannya.

3) Prinsip amaliah, sebagai konsekuensi akidah dan ilmu yang telah

diketahui tentang konsumsi Islami tersebut. Seseorang ketika sudah

berakidah yang lurus dan berilmu, maka dia akan mengkonsumsi

hanya yang halal serta menjauhi yang halal atau syubhat.

b. Prinsip kuantitas, yaitu sesuai dengan batas-batas kuantitas yang telah

dijelaskan dalam syariat Islam, di antaranya

1) Sederhana, yaitu mengkonsumsi yang sifatnya tengah-tengah

antara menghamburkan harta dengan pelit, tidak bermewah-

mewah, tidak mubadzir, hemat.

17

Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi”, h. 199

Page 43: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

31

2) Sesuai antara pemasukan dan pengeluaran, artinya dalam

mengkonsumsi harus disesuaikan dengan kemampuan yang

dimilikinya, bukan besar pasak daripada tiang.

3) Menabung dan investasi, artinya tidak semua kekayaan digunakan

untuk konsumsi tapi juga disimpan untuk kepentingan

pengembangan kekayaan itu sendiri.

c. Prinsip prioritas, di mana memperhatikan urutan kepentingan yang

harus diprioritaskan agar tidak terjadi kemudharatan, yaitu

1) primer, yaitu konsumsi dasar yang harus terpenuhi agar manusia

dapat hidup dan menegakkan kemaslahatan dirinya dunia dan

agamanya serta orang terdekatnya, seperti makanan pokok.

2) sekunder, yaitu konsumsi untuk menambah / meningkatkan tingkat

kualitas hidup yang lebih baik, misalnya konsumsi madu, susu dan

sebagainya.

3) tersier, yaitu untuk memenuhi konsumsi manusia yang jauh lebih

membutuhkan.

d. Prinsip sosial, yaitu memperhatikan lingkungan sosial di sekitarnya

sehingga tercipta keharmonisan hidup dalam masyarakat, di antaranya:

1) Kepentingan umat, yaitu saling menanggung dan menolong

sebagaimana bersatunya suatu badan yang apabila sakit pada salah

satu anggotanya, maka anggota badan yang lain juga akan

merasakan sakitnya.

Page 44: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

32

2) Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baik dalam

berkonsumsi apalagi jika dia adalah seorang tokoh atau pejabat

yang banyak mendapat sorotan di masyarakatnya.

3) Tidak membahayakan orang yaitu dalam mengkonsumsi justru

tidak merugikan dan memberikan madharat ke orang lain seperti

merokok.

e. Kaidah lingkungan, yaitu dalam mengkonsumsi harus sesuai dengan

kondisi potensi daya dukung sumber daya atam dan

keberlanjutannya atau tidak merusak lingkungan.

f. Tidak meniru atau mengikuti perbuatan konsumsi yang tidak

mencerminkan etika konsumsi Islami seperti menjamu dengan tujuan

bersenang-senang atau memamerkan kemewahan dan menghambur-

hamburkan harta.18

Pemikiran tentang ekonomi dalam Islam semakin berkembang dengan

pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh yang memberikan

argumennya tentang ekonomi Islam. Kaitannya dengan teori konsumsi,

banyak diantara tokoh tersebut yang telah membahasnya, misalnya saja

Muhammad Abdul Mannan, Fahim Khan, dan Monzer Kahf.

Menurut M.A. Mannan, proses konsumsi adalah kegiatan

mendapatkan dan menggunakan penghasilan seseorang. Mannan membagi

konsumsi dalam tiga bagian yaitu konsumsi individu, konsumsi atas sosial

18

Ibid.

Page 45: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

33

atas dasar Allah dan investasi intuk menyokong kehidupan masa datang.19

Mannan juga mengaitkan proses konsumsi dengan pendapatan, konsumsi

pribadi, konsumsi untuk keluarga, konsumsi untuk sosial (tetangga dekat),

zakat dan sadaqah. Pendekatan ini ia sebut sebagai fungsi konsumsi dalam

Islam. Dalam analisisnya M.A Mannan sangat menekankan pada redistribusi

pendapatan dalam perilaku konsumsi seseorang melalui pola hidup wajar

moderation dan pemberlakuan zakat atas harta berlebih dan sedekah.

Berbeda dengan M.A. mannan, pemikiran Fahim Khan tentang

konsumsi didasarkan pada kerangka yang tidak dapat digunakan untuk

menjelaskan semua aspek perilaku konsumen. Beliau berpendapat bahwa

perilaku konsumen seharusnya didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dan

bukan pada keinginan memuaskan.20

Menurut Beliau, ada beberapa faktor

yang mempengaruhi pertimbangan dan pengambilan keputusan (decisions

making) seorang konsumen dalam berperilaku yang semuanya saling

berhubungan yaitu pendidikan, agama (kepercayaan), pengaruh lingkungan

sosial dan sekitarnya, budaya, adat dan juga tradisi.

Dari uraian tersebut terdapat perbedaan mendasar tentang corak

pemikiran terhadap tiga tokoh muslim tersebut. Hal ini dikarenakan latar

belakang pendidikan, keluarga, jaman, lingkungan, tradisi yang berbeda.

Muhammad Abdul Mannan dilahirkan di Bangladesh, pada tahun 1918. M.A.

19

Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh M.

Nastangin, dari judul asli Islamic Economy Theory and Practice, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti

Prima Yasa, 1997), h. 15 20

M. Fahim Khan, An Alternative Approach to Analysis of Consumer Behavior: Need for

Distinctive “Islamic” Theory, Journal of Islamic Bussiness and Management Vol. 3, No. 2, 2013,

h. 1.

Page 46: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

34

Mannan menerima gelar master di bidang ekonomi dari universitas Rajashahi

pada tahun 1960. Kemudian Mannan melanjutkan studinya di Michigan State

University, Amerika untuk program MA (economics). Setelah mendapatkan

gelar MA, mannan mengambil program doktor di bidang industri dan

keuangan pada universitas yang sama.21

Fahim Khan merupakan pemikir Muslim yang lahir di India pada

tahun 1946. Beliau merupakan lulusan dari Universitas Punjab, Pakistan pada

tahun 1968 dalam bidang statistik, Serta memperoleh gelar M.A. pada tahun

1977 dan juga Ph.D dalam ilmu Ekonomi dari Universitas Boston, USA pada

tahun 1978.22

Sedangkan Kahf dilahirkan di Damaskus, Syria, pada tahun 1940.

Beliau menerima gelar B.A. di bidang Bisnis dari Universitas Damaskus pada

tahun 1962 serta memperoleh penghargaan langsung dari Presiden Syria

sebagai lulusan terbaik. Pada tahun 1975, Kahf meraih gelar Ph.D untuk ilmu

ekonomi spesialisasi ekonomi internasional dari University of Utah, Salt Lake

City, Amerika Serikat. Selain itu, Kahf juga pernah mengikuti kuliah

informal yaitu Training and Knowledge of Islamic Jurisprudence (Fiqh) and

Islamic Studies di Syria. Sejak tahun 1968, beliau telah menjadi akuntan

publik yang bersertifikat. Pada tahun 2005, Kahf menjadi seorang guru besar

ekonomi Islam dan perbankan di The Graduate Programe of Islamic

Economics and Banking, pada Universitas Yarmouk, Yordania.

21

https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-muhammad-abdul-manan.html diakses

pada 22 oktober 2017. 22

Isyhar Malija Hakim, Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer Kahf

tentang Perilaku Konsumen, (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015).

Page 47: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

35

Perbedaan latar belakang jaman, lingkungan, budaya, pendidikan yang

ditempuh membuat pemikiran teori konsumsi ketiga tokoh ini sangat berbeda.

Meskipun terdapat beberapa persamaan, namun jika diteliti lebih jauh akan

terlihat perbedaan itu. Misalnya saja pada pemikiran Mannan, teori konsumsi

difokuskan pada pendistribusian kembali kekayaan pada harta yang berlebih.

Menurut beliau, dengan meningkatkan sadaqah akan menstabilkan konsumsi

masyarakat terhadap barang mewah. Sedangkan pada pemikiran Fahim Khan,

lebih difokuskan kepada pembentukan lembaga pengawas untuk mengawasi

perilaku konsumsi. Berbeda dengan kedua tokoh tersebut, Kahf mengaitkan

konsumsi dengan rasionalitas perilaku konsumen, konsep barang- barang dan

norma- norma etik mengenai konsumen Muslim.23

23

Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,

diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy:Analitical ofthe

Functioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 15

Page 48: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

BAB IV

TEORI KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF MONZER KAHF

Dalam memberikan pendapatnya tentang teori konsumsi, Monzer Kahf

mengaitkan dengan tiga unsur pokok yaitu rasionalisme Islam, konsep Islam

tentang barang dan etika konsumsi dalam Islam.1

A. Rasionalisme Islam

Rasional mengandung pengertian tentang keputusan dan tindakan

yang didasari atas pertimbangan akal budi. Konsep rasionalitas telah

mengakar kuat sejak masa neo klasik. Gagasan awal konsep ini sebenarnya

muncul dari Jeremy Bentham, meskipun banyak ekonom menyangkal bahwa

konsep ini dirujukkan dari ide Adam Smith. Menurut Bentham, tindakan

rasional manusia adalah pemuasan diri untuk memperoleh kesenangan dan

menghindari rasa sakit, bukan semata-mata sebagai cara pemenuhan motif

ekonomi manusia dalam pasar.2

Rasionalisme adalah salah satu istilah yang paling bebas digunakan

dalam ekonomi, karena segala sesuatu dapat dirasionalisasikan sekali

mengacunya kepada beberapa perangkat aksioma yang relevan.3 Pada

dasarnya konsumsi dibangun atas dua hal yaitu kebutuhan dan kegunaan atau

1 Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,

diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy: Analitical of the

Fuctioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 15 2 Laila Imaroh, Rasionalitas dalam Ekonomi Syariah, http://Lhaelyimma-Makalah-

Rasionalitas-Dalam-Ekonomi-Syariah/24/22/2014.html yang diakses pada tanggal 11 Desember

2017. 3 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 16

Page 49: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

37

kepuasan.4 Dengan berpikir secara rasional, kita harus dapat membedakan

antara kebutuhan dan hasrat akan suatu barang sehingga kita lebih bijak

dalam melakukan konsumsi.

Teori lain yang sependapat dengan teori konsumsi Islam Monzer

Kahf yakni teori konsumsi Muhammad Nejatullah Siddiqi. Menurut

Muhammad Nejatullah Siddiqi dalam bukunya, The Economic Enterprise in

Islam mengingkari koordinasi kegiatan ekonomi yang dilakukan secara tidak

sadar. Jadi dalam perspektif ekonomi Islam pengertian rasional tidak selalu

sejalan dengan pengetian secara material.5

Perilaku konsumsi sejatinya teori yang dikembangkan dari muara

pemahaman akan rasionalisme ekonomi dan utilitarianisme kapitalis.

Rasionalisme ekonomi menafsirkan perilaku manusia sebagai sesuatu yang

dilandasi dengan perhitungan cermat akan arah pandangan kedepan dan

persiapan akan keberhasilan ekonomi (materil), sedangkan utilitarianisme

ditafsirkan sebagai sesuatu yang berlandaskan pada nilai dan sikap moral.6

Terdapat tiga sifat dasar dalam ekonomi, yakni kelengkapan

(completeness), transivitas (transivity), dan kontinuitas (continuity).7

Kelengkapan berarti setiap barang yang akan dikonsumsi memiliki

kelengkapan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya seseorang dihadapkan

4 Jenita dan Rustam, “Konsep Konsumsi dan Perilaku Konsumsi dalam Islam” dalam

JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017, h. 76 5 Nur Chamid, Jejak-jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), 343. 6 Andi Bahri S, “Etika Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam Hunafa:

Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014, h. 350 7 Laila Imaroh, http://Lhaelyimma-Makalah-Rasionalitas-Dalam-Ekonomi-

Syariah/24/22/2014.html

Page 50: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

38

pada barang A, barang B, dan barang C, maka orang tersebut akan memilih

barang yang memiliki semua kebutuhannya. Sedangkan transivitas berarti

orang tersebut bersifat konsisten dalam memilih barang sedangkan

kontinuitas menyatakan bahwa situasi-situasi yang mendekati pilihan, maka

situasi tersebut harus pula menjadi prioritas pilihan.

Dengan demikian rasionalisme sangat dibutuhkan dalam teori

konsumsi. Dengan pemahaman ini, konsumen akan dapat memilah dan

memilih mana yang akan menjadi prioritas kebutuhan sehari-hari. Kasus yang

terjadi saat ini adalah banyak diantara muslim yang mengonsumsi barang

dengan berlebih, misalnya pada penggunaan tas, sepatu, pakaian, alat

komunikasi dan barang-barang komplementer lain yang seharusnya bisa

diminimalisir pemilikannya.

Unsur-unsur pokok rasionalisme adalah konsep keberhasilan, skala

waktu perilaku konsumsi, dan konsep harta. Konsep keberhasilan senantiasa

dikaitkan dengan nilai-nilai moral. Kahf mengutip pendapat M.N Siddiqi

yang mengatakan bahwa keberhasilan terletak dalam kebaikan. Dengan

perilaku manusia yang semakin sesuai dengan pembakuan-pembakuan moral

dan semakin tinggi kebaikannya, maka dia semakin berhasil.8

Manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang tidak

terhitung, berusaha memenuhinya adalah wajar. Semakin baik kebutuhan-

kebutuhan ini dipenuhi, maka semakin baik pulalah dia. Ini dimaksudkan

ketika kebutuhan dipenuhi dengan cara yang baik maka akan menjamin

8 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 18

Page 51: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

39

kedamaian jiwa, kepuasan dan rasa aman. Dengan demikian upaya untuk

mendapatkan kemajuan ekonomik bukan kejahatan dalam Islam. Bahkan,

sebenarnya ia menjadi salah satu kebaikan bila ia diseimbangkan dan

diniatkan untuk mendapatkan kebaikan.9

Sebenarnya, Islam banyak memberi kebebasan individual kepada

manusia dalam hal masalah konsumsi. Mereka bebas membelanjakan harta

untuk membeli barang-barang yang baik dan halal demi memenuhi keinginan

mereka dengan ketentuan tidak melanggar batas-batas kesucian. Batasan

tersebut tidak memberi kebebasan pada kaum muslimin membelanjakan harta

mereka atas barang-barang yang tidak bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat.10

Dari uaraian tersebut dapat dipahami bahwa Islam memberikan

kebebasan dalam membelanjakan hartanya. Namun, Islam juga menganjurkan

selain memenuhi kebutuhan kita juga dianjurkan untuk berbagi dengan orang

lain. Berbagi adalah salah satu perbuatan baik yang dipandang sebagai suatu

keberhasilan. Maksudnya seseorang dikatakan berhasil apabila ia mampu

menerapkan nilai-nilai moral dan berbuat baik pada sesamanya.

Perbuatan baik tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk lebih

mengingatkan kita kepada akhirat. Menurut ajaran-ajaran Islam, setiap

muslim wajib mempergunakan sebagian waktunya untuk mengingat Allah,

dia harus menyumbangkan sebagian hartanya untuk menyiarkan kebenaran

9 Ibid, h. 20

10 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2, diterjemahkan oleh Nastangin

Soeroyo, dari judul asli Economic Doctrines of Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), h.

20

Page 52: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

40

dan amal saleh serta harus selalu memanfaatkan waktu dan usahanya untuk

meningkatkan kehidupan spiritual, moral, dan ekonomi masyarakat.11

Dapat dipahami bahwa setiap muslim harus mempergunakan

waktunya secara imbang untuk kehidupan dunia dan akhirat. Kaitannya

dengan konsumsi adalah setiap muslim akan menggunakan sebagian

waktunya untuk mengingat akhirat sehingga dalam bekerja ia akan

menerapkan nilai-nilai moral dan bijak dalam menggunakan hartanya.

Semangat Islam dalam kaitannya dengan harta dan pembelanjaannya

dirangkum dalam dua sabda Nabi Muhammad saw. Berikut ini: Suatu ketika

Nabi (Muhammad saw.) bertanya kepada para sahabatnya. “kepada siapakan

di antara kamu harta milik ahli warisnya lebih berharga daripada miliknya

sendiri?” Mereka menjawab setiap orang menganggap harta miliknya sendiri

lebih berharga dari milik ahli warisnya.” Kemudian Nabi bersabda “hartamu

adalah apa yang kamu pergunakan dan harta ahli warismu adalah yang tidak

kamu pergunakan.

Tidak ada sedikitpun di antara yang kami punyai (yakni harta dan

penghasilan) benar-benar jadi milikmu kecuali yang kamu makan dan

gunakan habis, yang kamu pakai dan kamu tanggalkan, dan yang kamu

belanjakan untuk kepentingan bersedekah, yang imbalan pahalanya kamu

simpan untukmu. (HR. Muslim dan Ahmad)

Inilah komponen-komponen dalam keberadaan perilaku mukmin.

Kajian terhadap ekonomi menunjukkan bahwa asumsi terhadap motivasi yang

11

Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 21

Page 53: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

41

sekedar materealistik sangat tidak realistik. Namin demikian, faktor-faktor

non-materealistik dapat disisihkan dari analisis ekonomik dengan maksud

memisahkan gejala-gejala ekonomiknya. Namun demikian meskipun hal ini

bisa menyederhanakan persoalannya demi mencapai tujuan kajian, faktor-

faktor non-material itu seharusnya diintergrasikan kembali dalam tahap

analisis yang lebih tinggi.12

Etika ilmu ekonomi Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan

material yang luar biasa sekarang ini, untuk mengurangi energi manusia

dalam mengejar cita-cita spiritualnya. Perkembangan batiniah yang bukan

perluasan lahiriah, telah dijadikan cita-cita tertinggi manusia dalam hidup.

Tetapi semangat modern dunia barat, sekalipun tidak merendahkan nilai

kebutuhan akan kesempurnaan batin, namun rupanya telah mengalihkan

tekanan ke arah perbaikan kondisi-kondisi kehidupan material.13

Dapat dipahami bahwa setiap harta yang dimiliki oleh seorang

mukmin bukanlah miliknya sendiri. Di dalam harta itu terdapat hak orang

lain, misalnya saja ahli waris. Harta kita yang sesungguhnya adalah harta

yang telah kita gunakan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan yang kita

gunakan untuk bersedekah. Untuk mengendalikan konsumsi yang berlebih

Islam menggunakan prinsip keadilan, prinsip kebersihan, prinsip

kesederhanaan, prinsip kemurahan hati dan prinsip moralitas.

12

Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 25 13

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,

(Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h. 93

Page 54: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

42

B. Konsep Islam tentang Barang.

Barang-barang dalam Islam, adalah anugerah-anugerah yang

diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Penelaahan terhadap Al-

Qur‟an memberikan kepada kita konsep unik tentang berbagai produk dan

komoditas. Al-Qur‟an senantiasa menyebut barang-barang yang dapat

dikonsumsi dengan istilah-istilah yang mengaitkan nilai-nilai moral dan

ideologik terhadap keduanya. Dalam hal ini dua macam istilah yang

digunakan dalam Al-Qur‟an adalah at-tayyibat dan ar-rizq.14

Istilah yang pertama, yaitu at-tayyibat, diulang-ulang sebanyak 18

kali dalam Al-Qur‟an. Dalam menerjemahkan istilah ini kedalam bahasa

inggris, Yusuf Ali secara bergantian mempergunakan lima macam frasa untuk

menyatakan nilai-nilai etik dan spiritual terhadap istilah itu. Menurut

pendapatnya, at-tayyibat berarti barang-barang yang baik, barang-barang

yang baik dan suci, barang-barang yang bersih dan suci, hal-hal yang baik

dan indah, dan makanan diantara yang terbaik.

Dengan demikian barang-barang konsumsi terikat erat dengan nilai-

nilai dalam Islam, dengan menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kesucian dan

keindahan. Sebaliknya benda-benda yang buruk, tidak suci (najis) dan tidak

bernilai tidak dapat digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-

barang konsumsi dalam Islam.15

Istilah yang kedua, yaitu ar-rizq, dan kata-kata turunnya diulang-

ulang dalam Al-Qur‟an sebanyak 120 kali. Dalam terjemahan Al-Qur‟an

14

Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 25 15

Ibid.

Page 55: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

43

Yusuf Ali kata ar-rizq digunakan untuk menunjukkan beberapa makna yaitu

makanan dari Tuhan, pemberian Tuhan, bekal dari Tuhan dan anugera-

anugerah dari langit. Semua makna ini menunjukkan konotasi bahwa Allah

adalah pemberi rahmat yang sebenarnya dan pemasok kebutuhan semua

makhluk.16

Dari kedua istilah tersebut, dapat diartikan bahwa dalam konsep

Islam barang-barang konsumen adalah bahan-bahan konsumsi yang berguna

dan baik yang manfaatnya menimbulkan perbaikan secara material, moral

maupun spiritual pada konsumennya. Barang-barang yang tidak memiliki

kebaikan dan tidak membantu meningkatkan manusia, menurut konsep Islam,

bukan barang dan juga tidak dapat dianggap sebagai milik atau aset umat

muslim. Karena itu barang-barang yang terlarang tidak dianggap sebagai

barang dalam Islam.

Didalam menghalalkan dan mengharamkan suatu barang selalu

mempertimbangkan kemaslahatan dan kemudharatan. Segala yang

diharamkan pastilah mengandung seratus persen bahaya atau memuat unsur-

bahaya yang dominan. Syarat suatu barang (pangan atau barang) dikatakan

halal adalah: 1) tidak terdiri dari atau mengandung bagian atau benda

binatang yang dilarang dan binatang yang tidak disembelih sesuai ajaran

islam, 2) tidak mengandung najis, 3) dalam proses penyimpanan dan

menghidangkan tidak bersentuhan dengan makanan yang haram.

16

Ibid, h. 26

Page 56: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

44

C. Etika Konsumsi dalam Islam

Menurut Islam, anugerah-anugerah Allah itu milik semua manusia

dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugerah-anugerah itu

berada di tangan orang-orang tertentu. Namun, tidak berarti mereka dapat

memanfaatkannya untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki

bagiannya. Karena itu,banyak diantara anugerah-anugerah yang diberikan

kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak

memperolehnya.17

Hal ini seiring dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah

Artinya:

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

262. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian

mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-

nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima),

mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.18

17

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga

Kontemporer, (Depok: Gramata Publishing, 2010), h. 311 18

QS. Al-Baqarah (2): 261-262

Page 57: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

45

Dapat dipahami bahwa setiap harta yang kita peroleh didalamnya

terdapat hak-hak orang yang kurang mampu. Islam mewajibkan kepada

pemilik harta agar menafkahkan sebagian hartanya untuk kepentingan diri,

keluarga, dan fi sabililah.

Ekonomi dan harta kekayaan (al-Mal) itu antara lain dengan jalan

yang serba halalan tayyiban, baik dalam hal produksi dan distribusi, maupun

dalam memperoleh dan mengonsumsi. Mengonsumsi barang dan jasa yang

halal merupakan syarat utama bagi kehidupan manusia Muslim yang

menghendaki kehidupan yang baik.

Artinya: dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu

surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana

saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang

menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim”.19

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;

karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. 20

19

QS.al-Baqarah (2): 35 20

QS.Al-Baqarah (2): 168

Page 58: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

46

Karena itu, orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan

menaati perintah-perintah-Nya dengan memuaskan dirinya sendiri dengan

barang-barang dan anugerah-anugerah yang dicipta (Allah) untuk umat

manusia. Konsumsi dan pemuasan tidak dikutuk dalam Islam selama

keduanya tidak melibatkan hal-hal yang tidak baik atau merusak.21

Hal senada juga diungkapkan oleh Vinna Sri Yuniarti dalam

bukunya Ekonomi Mikro Syariah. Menurutnya, setiap mukmin berusaha

mencari kenikmatan dengan cara mematuhi perintah-Nya dan menggunakan

barang-barang dan anugerah yang diciptakan (Allah) untuk umat manusia

demi kemaslahatan umat. Akan tetapi, sebagian orang berpendapat bahwa

harta kepunyaannya adalah mutlak miliknya. Tidak ada orang yang boleh

menikmatinya. Allah Swt. mengutuk dan membatalkan argumen yang

dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena tidak ada kesediaan

memberikan bagian atau miliknya ini.22

Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “infakkanlah sebagian

rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata,

“Apakah pantas kami memberi makanan kepada orang-orang yang jika Allah

menghendaki dia akan memberinya makan?” kamu benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.”23

21

Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h.28 22

Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016), h. 85 23

QS. Yaasin (36): 47

Page 59: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

47

Islam menganjurkan umatnya untuk membeli barang-barang yang

baik dan halal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan ketentuan tidak

melanggar batas-batas yang suci serta tidak mendatangkan bahaya terhadap

keamanan dan kesejahteraan orang lain. Islam menutup semua jalan bagi

manusia untuk membelanjakan harta yang mengakibatkan kerusakan akhlak

di tengah masyarakat, seperti judi yang memperturutkan hawa nafsu.24

Menurut Kahf, konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas

masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut

dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghambur-hamburkan harta

tanpa guna). Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih-lebihan

untuk hal-hal yang melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian,

tempat tinggal atau bahkan sedekah. Ajaran-ajaran Islam menganjurkan pola

konsumsi dan penggunaan harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang

terletak diantara kekikiran dan pemborosan. Konsumsi diatas dan melampaui

tingkat moderat (wajar) dianggap israf dan tidak disenangi Islam. 25

Hal ini

dipertegas pula oleh pendapat Yusuf Qardhawi bahwa memboros-boroskan

harta sangat dilarang kecuali untuk sesuatu yang bermanfaat.26

Artinya:

24

Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro, h. 85 25

Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 28 26

Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin

dan Dahlia Husin dari judul asli Darul Qiyam wal Ahlaq fil Iqtishadil Islami, (Jakarta: Gema

Insani Press,1997), h. 137

Page 60: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

48

26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.27

Kemudian Amin Suma juga menjelaskan tentang larangan boros.

Menurut beliau larangan boros merupakan sifat yang hanya menuruti hawa

nafsu untuk bermewah-mewahan dan tidak bermanfaat.28

Dari beberapa

pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Islam tidak menyenangi

pemborosan yang tidak bermanfaat karena pemborosan adalah sifat yang

tidak mengenal Tuhan.

Hal ini juga dipertegas dalam firman Allah pada QS. Al-A‟raf (7):31

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,

sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan.”29

Pelarangan sikap boros juga dikatakan oleh Afzalur Rahman.

Menurutnya agar pemborosan kekayaan terkontrol, Islam melarang umat

untuk memberikan atau mensedekahkan harta benda mereka kepada orang-

orang yang belum sempurna berakal dan belum dewasa.30

Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa Islam menganjurkan untuk

memakai pakaian yang indah dan malarang konsumsi suatu barang yang

27

QS. Al-Israa: 26-27 28

Amin Suma, Ekonomi dan Keuangan Islam, (Ciputat: Kholam Publishing, 2008), h 327 29

QS. Al-A‟raf (7): 31 30

Afzalur Rahman, Doktrim Ekonomi, h. 24

Page 61: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

49

berlebihan. Pemborosan juga dapat dihindari apabila kita memberikan

sedekah pada orang yang tepat, yaitu orang yang berakal sempurna dan sudah

dewasa.

Dalam ekonomi Islam, konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip

dasar yaitu, prinsip keadilan, prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan,

prinsip kemurahan hati dan prinsip moralitas.31

Syarat pertama adalah prinsip

keadilan. Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari

rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum.dalam soal makanan dan

minuman, yang terlarang adalah darah, daging binatang yang telah mati

sendiri, daging babi, daging binatang yang ketika disembelih diserukan nama

selain Allah.32

Artinya:

173. Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,

daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain

Allah. tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia

tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada

dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.33

Tiga golongan pertama dilarang karena hewan-hewan ini berbahaya

bagi tubuh sebab yang berbahaya bagi tubuh tentu berbahaya pula bagi jiwa.

Larangan terakhir berkaitan dengan segala sesuatu yang langsung

membahayakan moral dan spiritual, karena seolah-olah ini sama dengan

31

Eko Suprayitno, Ekonomi Makro, h. 92 32

Ibid, h. 93 33

QS. Al-Baqarah (2): 173

Page 62: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

50

mempersekutukan Tuhan. Kelonggaran diberikan bagi orang-orang yang

terpaksa dan bagi orang yang pada suatu ketika tidak mempunyai makanan

untuk dimakan. Ia boleh makan makanan yang terlarang itu sekedar yang

dianggap perlu untuk kebutuhannya ketika itu saja.34

Prinsip kedua adalah kebersihan. Prinsip ini mencangkup kriteria

makanan yang baik atau cocok dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan

sehingga merusak selera. Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh

dimakan dan diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang diperbolehkan

makan dan minumlah yang bersih dan bermanfaat.35

Prinsip ketiga adalah kesederhanaan. Prinsip ini mengatur prilaku

manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap tidak berlebih-

lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih. Prinsip keempat

adalah prinsip kemurahan hati yang berarti dengan menaati perintah Islam

tidak ada bahaya ataupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan

halal yang disediakan Tuhan karena kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya

adalah untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan

tujuan menunaikan perintah Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam

tuntunan-Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjamin

persesuaian bagi semua perintah-Nya.

Prinsip terakhir adalah prinsip moralitas. Bukan hanya mengenai

makan dan minuman langsung tapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk

peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seorang muslim

34

Eko Suprayitno, Ekonomi Makro, h. 93 35

Ibid, h. 94

Page 63: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

51

diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan

terima kasih kepada-Nya setelah makan. Dengan demikian ia akan merasakan

kehadirannya Ilahi pada waktu memenuhi keinginan-keinginan fisiknya. Hal

ini penting artinya karena Islam menghendaki perpaduan nilai-nilai hidup

material dan spiritual yang berbahagia.

Meningkatnya pendapatan masyarakat berakibat pada meningkatnya

konsumsi masyarakat. Pada hakikatnya konsumsi bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, namun saat ini konsumen lebih mementingkan keinginan

dan tidak melihat kebutuhannya. Disisi lain, meningkatnya konsumsi

masyarakat dianggap sebagai peningkatan kesejahteraan masyakat. Namun

perilaku israf dan tabzir seperti ini tidak dibenarkan dalam Islam. Seperti

pendapat Kahf yang mengatakan bahwa, Islam tidak melarang kebutuhan

umatnya, selama keduanya tidak melibatkan hal-hal yang tidak baik atau

merusak. Karena itu, orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan

menaati perintah-perintah-Nya dengan memuaskan dirinya sendiri dengan

barang-barang dan anugerah-anugerah yang dicipta (Allah) untuk umat

manusia.

Dari pemaparan pendapat Kahf tentang teori konsumsi tersebut,

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Kahf memandang Konsumsi

dengan rasionalisme Islam, konsep barang dalam Islam dan etika kosumsi

dalam Islam sehingga dalam penerapannya diharapkan agar masyarakat lebih

selektif untuk menentukan mana yang akan dibeli. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi perilaku israf dan tabzir.

Page 64: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

52

Berdasarkan pemikiran teori konsumsi tersebut, perilaku masyarakat

saat ini masih bersikap tabzir dan israf. Karena masyarakat yang masih

menuruti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan baik untuk diri sendiri

maupun keluarga tanpa memperdulikan manfaat yang ditimbulkan dari

barang yang dibeli.

Page 65: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat

disimpulkan bahwa dalam memandang teori konsumsi secara Islam, Monzer

Kahf mengaitkan dengan tiga hal yaitu, pertama, Rasionalisme Islam yang

meliputi konsep keberhasilan, skala waktu perilaku konsumen, dan konsep

harta. Kedua, konsep Islam tentang barang. Dalam hal ini dua macam istilah

yang digunakan dalam Al-Qur‟an adalah at-tayyibat dan ar-rizq. Ketiga, etika

konsumsi dalam Islam yang meliputi halal dan baik, tidak israf atau tabzir.

Berdasarkan pemikiran teori konsumsi tersebut, perilaku masyarakat

saat ini masih bersikap tabzir dan israf. Karena masyarakat yang masih

menuruti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan baik untuk diri sendiri

maupun keluarga tanpa memperdulikan manfaat yang ditimbulkan dari

barang yang dibeli.

B. Saran

1. Bagi pemerintah, teori konsumsi dalam perspektif Monzer Kahf dapat

menjadi acuan untuk merancang kebijakan ekonomi.

2. Bagi konsumen, hendaknya tidak melakukan israf dan Tabzir.

3. Teori konsumsi masih berkembang, sehingga diharapkan penelitian-

penelitian selanjutnya dapat melengkapi penelitian ini.

Page 66: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2008.

-------. Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami untuk Dunia

Usaha. Bandung: Alfabeta, 2013.

Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2, diterjemahkan oleh Nastangin

Soeroyo, dari judul asli Economic Doctrines of Islam. Yogyakarta: Dana

Bakti Wakaf, 1995.

Amin Suma. Ekonomi dan Keuangan Islam. Ciputat: Kholam Publishing, 2008.

Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2004.

Andi Bahri S. “Etika Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam Hunafa:

Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014.

Arif Pujiyono. “Teori Konsumsi Islami” dalam Dinamika Pembangunan Vol. 3

No.2/ Desember 2006.

Buchari Alma. Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: CV. Alfabeta, 2003.

Cet-3.

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke

Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Cholid Narbuki dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Cet. Ke-9.

Eko Suprayitno. Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan

Konvensional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga

Kontemporer. Depok: Gramata Publishing, 2010.

Heri Sudarsono. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia,

2004.

Husein Umar. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2009.

Page 67: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

Idri. Hadis Ekonomi, Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta: Kencana,

2015.

Irham Fachreza Anas. Analisis Komparatif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan

dan Monzer Kahf dalam Konsep Konsumsi Islam. Jakarta: Skripsi Jurusan

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2008.

Isyhar Malija Hakim. Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer

Kahf tentang Perilaku Konsumen. Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi

Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Walisongo, 2015.

Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi. Fikih Ekonomi Umar Bin al-Khattab, yang

diterjemahkan oleh Zamakh Sari dari judul asli Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li

Amiril Mukminin Umar Ibn Al-Khaththab. Jakarta: Khalifa, 2006.

Jenita dan Rustam. “Konsep Konsumsi dan Perilaku Konsumsi dalam Islam”

dalam JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 2, Nomor 1,

Januari-Juni 2017.

Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2011.

M. Fahim Khan. An Alternative Approach to Analysis of Consumer Behavior:

Need for Distinctive “Islamic” Theory, Journal of Islamic Bussiness and

Management Vol. 3, No. 2, 2013.

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES, 1989.

Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Malang: UIN

Maliki Press, 2010.

Mohamed Aslam Hanef. Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer: Analisis

Komparatif Terpilih, yang diterjemahkan oleh Suherman Rosyidi dari

judul asli Contemporary Muslim Economic Thought: a Comparative

Analisys. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Monzer Kahf. Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam, diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic

Economy: Analitical of the Fuctioning of the Islamic Economic System.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995.

Muhammad Abdul Manan. Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh

Potan Arif Harahap, dari judul asli Islamic Economy. Jakarta: PT.

Intermasa, 1992.

Page 68: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

Muhammad Muflih. Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Ilmu Ekonomi Islam.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Muhammad Nadzir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010.

Muhammad Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Nur Chamid. Jejak-jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). Ekonomi Islam.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008. Edisi.1-1.

S. Margono, Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Renika Cipta, 2010.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi

Mahasatya, 2006.

Sutrisno Hadi. Metode Research Jilid 1. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

1984.

Toni Hartono. Mekanisme Ekonomi: Dalam Konteks Ekonomi Indonesia.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016.

Yusuf al-Qardhawi. Halal Dan Haram Dalam Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu,

1995. Cet-1

-------. Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin dan

Dahlia Husin dari judul asli DarulQiyam wal ahlaq fil Iqtishadil Islami.

Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Zahidatul Amanah. Perilaku Konsumsi Islam Pemikiran Monzer Kahf (Studi

Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo). Surabaya: Skripsi

Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah Institut Agama Islam

Negeri Sunan Ampel, 2014.

Laila Imaroh, Rasionalitas dalam Ekonomi Syariah, dalam http://Lhaelyimma-

Makalah-Rasionalitas-Dalam-Ekonomi-Syariah/24/22/2014.html yang

diakses pada tanggal 11 Desember 2017.

Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari

www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.

Page 69: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

http://monzer.kahf.com/about.html yang diunduh pada 22 Agustus 2017

https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-monzer-kahf.html diunduh pada

19 April 2017

https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-muhammad-abdul-manan.html

diakses pada 22 oktober 2017.

https://junartibakhtiar.wordpress.com/2015/02/16/monzer-khaf/ diunduh pada 5

April 2017

Page 70: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 71: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 72: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 73: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 74: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 75: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 76: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 77: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 78: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 79: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 80: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 81: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 82: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 83: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 84: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 85: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 86: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
Page 87: SKRIPSI - metrouniv.ac.id...Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang

RIWAYAT HIDUP

Tri Wahyuni dilahirkan di Bungkuk pada tanggal 15 Mei

1994, anak ketiga dari pasangan Bapak Joko Waluyo dan Ibu

Surati.

Pendidikan dasar penulis tempuh di SD Negeri 1

Bungkuk dan selesai pada tahun 2006, kemudian

melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marga Sekampung, dan

selesai pada tahun 2009, sedangkan pendidikan Menengah Atas pada SMA Negeri

1 Waway Karya, dan selesai pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan

di STAIN Jurai Siwo Metro yang kini telah beralih status menjadi IAIN Metro

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah dimulai pada

semester 1 TA. 2013/2014.