skripsi SEKURITAS
-
Upload
jamal-udin -
Category
Documents
-
view
310 -
download
9
Transcript of skripsi SEKURITAS
Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Serta Likuiditas Dan
Rentabilitas Pada PT. Majapahit Securities Tbk.
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Manajemen kekhususan Manajemen Perhotelan
Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta
Oleh :
Siti Chaerani
2008110088
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2011
Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Serta Likuiditas Dan
Rentabilitas Pada PT. Majapahit Securities Tbk.
Skripsi
Oleh :
Siti Chaerani
2008110088
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Serta
Likuiditas dan Rentabilitas pada PT. Majapahit
Securities Tbk.
Nama : Siti Chaerani
NPM : 2008110088
1. TIM PENGUJI
Ketua : Susilo Utomo, SE, M.Si (…………………….)
Sekretaris : Kasman, SE, MM (…………………….)
Penguji Utama : Agus Ridwan, SE, MM (…………………….)
2. DEKAN FAKULTAS EKONOMI
( Susilo Utomo, SE, M.Si)
Tanggal Kelulusan : 14 November 2011
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG
Judul Penelitian : Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Serta
Likuiditas dan Rentabilitas pada PT. Majapahit
Securities Tbk.
Nama : Siti Chaerani
NPM : 2008110088
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Susilo Utomo, SE, M.Si) (Kasman, SE, MM)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
(Titin Astuti, SE, M.Si)
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang Bertanda Tangan di Bawah ini :
Nama : Siti Chaerani
NPM : 2008110088
Program Studi : Manajemen Perhotelan
Fakultas : Ekonomi
Menyatakan bahwa skripsi ini benar merupakan hasil penelitian saya sendiri,
bukan merupakan hasil plagiat karya orang lain. Apabila dikemudian hari
pernyataan saya ini tidak benar adanya, maka saya siap untuk dicabut segala
hak dan atribut kesarjanaan saya.
Jakarta, 25 Oktober 2011
Penulis,
( Siti Chaerani )
iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Siti Chaerani
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Juni 1990
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Ciledug Raya no. 03 RT 01/03, Jakarta 12250
Alamat Email : [email protected]
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar ( 1997 – 2002 ) : MI. Darunnajah Petukangan Selatan
SLTP ( 2002 – 2005 ) : SLTP Negeri 161 Jakarta
SMA ( 2005 – 2008) : SMA Negeri 46 Jakarta
Perguruan Tinggi ( 2008 – 2011 ) : S1 Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sahid Jakarta
Pengalaman Kerja
Desember 2010 – Agustus 2011 : Barista di Starbucks Coffee Indonesia
Januari 2011 – Sekarang : Banquet Operational di Hotel Le Meridien
Jakarta
Prestasi Akademik
Juara II (Kedua) Program Bahasa SMA Negeri 46 Jakarta
iv
This is I dedicated to
For my beloved Parents who have always provided both moral and material
support since I was a baby until I can stand by myself now,
For my dearest Sister and Brothers. Bella, Zaufi and Gafran,
And for my smurfly super duper besties. Vera, Maya, and Seno.
v
ABSTRAK
SITI CHAERANI NPM 2008110088, Analisa Sumber dan Penggunaan Dana Modal Kerja Serta Likuiditas Dan Rentabilitas pada PT. Majapahit Securities Tbk. Dibawah bimbingan : Susilo Utomo, SE, M.Si dan Kasman, SE, MM.
PT Majapahit Securities Tbk (Perusahaan) yang dahulu bernama PT Asia Kapitalindo Securities Tbk dengan ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama menjalani usaha sebagai Perusahaan efek antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer/penasehat investasi. Agar dapat berkembang dan bersaing dengan perusahaan sejenis maka PT.Majapahit Securities Tbk. Memerlukan data – data yang akurat tentang keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menjalani operasional perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengelolaan modal kerja yang baik yaitu modal kerja yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Penulis melakukan penelitian terhadap PT.Majapahit Securities Tbk. Yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang sudah go public. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja PT.Majapahit Securities Tbk., likuiditas dan rentabilitasnya maka penulis menggunakan metode deskriptif analitis dalam proses pemecahan masalahnya dengan cara mengumpulkan data yang aktual, menyajikan, serta menganalisis untuk memberikan perbandingan yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulannya. Berdasarkan hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja dapat dijelaskan bahwa pada periode 2008 - 2009 mengalami kenaikan modal kerja sebesar Rp. 2.982.464.559,- kenaikan modal kerja terjadi karena lebih besarnya sumber dana dari pada penggunaannya dan periode 2009 - 2010 mengalami penurunan modal kerja sebesar Rp.724.718.743,- terjadi karena besarnya penggunaan modal kerja untuk menutupi rugi belum direalisasi atas penurunan nilai pasar dari portofolio efek. Berdasarkan penelitian PT.Majapahit Securities Tbk. tersebut, perusahaan mempertahankan likuiditas yang cukup tinggi tetapi kurang memperhatikan profitabilitas untuk mendapatkan laba bersih dari dana yang menganggur sehingga perusahaan kurang efisien dalam penggunaan aktivanya. Oleh karena itu, penulis memberikan rekomendasi yaitu agar perusahaan menambah modal kerja untuk membiayai penggunaan modal kerjanya. Hal itu akan dapat menjaga likuiditas dan rentabilitas yang cukup aman serta menjaga efisiensi dan efektivitas perusahaan secara keseluruhan.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah SWT penulis panjatkan syukur
Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis
kesempatan dan kesehatan sehingga skripsi dengan judul “ Analisa Sumber Dan
Penggunaan Modal Kerja Serta Likuiditas Dan Rentabilitas Pada PT. Majapahit
Securities Tbk. dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan
skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen kekhususan Manajemen
Perhotelan Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta.
Terselesainya skripsi ini tentu bukan hanya karena kerja keras penulis
semata tetapi penulis banyak menerima bantuan dari segala pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih atas bimbingan, motivasi, doa, serta dorongan dalam
penyusunan skripsi ini kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Sutyastie Soemitro Remi, SE, M.Si, selaku Rektor
Universitas Sahid Jakarta.
2. Bapak Susilo Utomo, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sahid dan juga sebagai Pembimbing I penulis yang
telah memberikan arahan dan masukan yang baik kepada penulis.
3. Ibu Titin Astuti, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta.
vii
4. Bapak Kasman, SE, MM, selaku Pembimbing II penulis yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan banyak bimbingan
kepada penulis.
5. Bapak Tanjung Prasetyo, SE. MP., selaku Dosen Pembimbing
Akademik Penulis.
6. Seluruh dosen dan staff pengajar Universitas Sahid Jakarta
khususnya Fakultas Ekonomi yang telah memberikan penulis ilmu
yang sangat bermanfaat.
7. Segenap staff dan karwayan Universitas Sahid Jakarta khususnya
Fakultas Ekonomi yang telah mengurus semua proses akademik
penulis.
8. Seluruh teman – teman Fakultas Ekonomi khususnya angkatan
2008 reguler atas dukungannya.
9. Dan seluruh pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu penulis menghargai segala tanggapan, kritik, serta saran yang membangun
dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
berkahnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi ilmiah.
Jakarta, Oktober 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ………………………………….... i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG........................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN OROSINALITAS SKRIPSI………………... iii
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………….. iv
HALAMAN PERUNTUKKAN…………………………………………... v
ABSTRAK………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan…………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….... 5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………… 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian……………………………………. 6
1.5 Kegunaan Penelitian………………………………………………. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori…………………………………………………….. 8
2.1.1Manajemen Keuangan……………………………………….... 8
2.1.1.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan…….......... 8
2.1.1.2 Tujuan Perusahaan dan Manajemen Keuangan................. 10
2.1.1.3 Fungsi dan Tanggung jawab Manajemen Keuangan......... 12
ix
2.12 Modal Kerja............................................................................... 14
2.1.2.1 Konsep dan Definisi Modal Kerja..................................... 14
2.1.2.2 Pentingnya Modal Kerja.................................................... 16
2.1.2.3 Jenis Modal Kerja.............................................................. 18
2.1.2.4 Kebijakan Modal Kerja...................................................... 20
2.1.3 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja...................................... 22
2.1.3.1 Sumber Modal Kerja.......................................................... 22
2.1.3.2 Menentukkan Kebutuhan Modal Kerja.............................. 25
2.1.3.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja................ 26
2.1.3.4 Langkah – langkah Penyusunan Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja.................................................. 27
2.1.4 Laporan Keuangan..................................................................... 28
2.1.4.1 Tujuan dan Pengertian Laporan Keuangan........................ 28
2.1.4.2 Jenis Laporan Keuangan.................................................... 29
2.1.5 Analisa Ratio............................................................................. 30
2.1.5.1 Rasio Likuiditas ................................................................ 30
2.1.5.2 Rasio Rentabilitas.............................................................. 33
2.1.5.3 Rasio Aktivitas .................................................................. 35
2.1.6 Manajemen Sekuritas................................................................ 36
2.1.6.1 Pengertian Sekuritas ......................................................... 36
2.1.6.2 Kriteria Pemilihan Sekuritas ............................................. 36
2.1.7 Perusahaan Efek........................................................................ 38
2.1.7.1 Karakteristik Usaha Perusahaan Efek ............................... 38
2.1.7.2 Pihak – Pihak yang Berkepentingan (Stakeholders) ......... 38
x
2.2 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 40
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian................................................................................ 42
3.1.1 Sejarah Perusahaan.................................................................... 42
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan.......................................................... 43
3.1.3 Bidang Usahan dan Kegiatan Perusahaan ................................ 43
3.1.4 Struktur Organisasi PT.Majapahit Securities Tbk..................... 45
3.1.5 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk...................... 48
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 52
3.3 Metode Penelitian ............................................................................. 52
3.3.1 Jenis dan Sumber Data.............................................................. 52
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 53
3.4 Metode Analisis Data ....................................................................... 54
BAB IV. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Majapahit
Securities Tbk. ................................................................................. 56
4.1.1 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Majapahit
Securities Tbk. Periode Tahun 2008 – 2009 ............................ 57
4.1.2 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Majapahit
Securities Tbk. Periode Tahun 2009 – 2010............................. 66
4.2 Rasio Likuiditas PT. Majapahit Securities Tbk ............................... 74
4.2.1 Current Ratio ............................................................................ 74
4.2.2 Cash Ratio ................................................................................. 75
4.2.3 Working Capital to Total Assets............................................... 76
xi
4.3 Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) PT. Majapahit Securities Tbk .... 77
4.3.1 Return On Investment ............................................................... 77
4.3.2 Return On Equity ...................................................................... 79
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 82
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 83
5.3 Saran ................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86
LAMPIRAN ................................................................................................ 87
xii
DAFTAR TABEL
1.1 Perkembangan Modal Kerja Tahun 2008 – 2010 ............................. 4
3.1 Neraca PT. Majapahit Securities Tbk. Tahun 2008 – 2010.............. 49
3.2 Laporan Rugi Laba PT. Majapahit Securities Tbk. Tahun
2008 – 2010...................................................................................... 51
4.1 Perubahan Neraca Tahun 2008 – 2009 ............................................ 58
4.2 Laporan Perubahan Modal Kerja Current Account Tahun
2008 – 2009...................................................................................... 61
4.3 Laporan Perubahan Modal Kerja Non Current Account Tahun
2008 – 2009..................................................................................... 62
4.4 Laporan Sumber - Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Tahun
2008 – 2009 .................................................................................... 64
4.5 Perubahan Neraca Tahun 2009 – 2010............................................. 66
4.6 Laporan Perubahan Modal Kerja Current Account Tahun
2009 – 2010 .................................................................................... 69
4.7 Laporan Perubahan Modal Kerja Non Current Account Tahun
2009 – 2010 ..................................................................................... 70
4.8 Laporan Sumber - Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Tahun
2009 – 2010..................................................................................... 72
4.9 Current Ratio PT. Majapahit Securities Tbk .................................. 74
4.10 Cash Ratio PT. Majapahit Securities Tbk....................................... 75
4.11 Working Capital to Total Assets PT. Majapahit Securities Tbk .. . . 77
xiii
4.12 Return On Investment PT. Majapahit Securities Tbk ..................... 78
4.13 Return On Equity PT. Majapahit Securities Tbk ........................... 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Macam – Macam Modal Kerja.......................................................... 19
2.2 Kebijakan Modal Kerja Konservatif ................................................ 20
2.3 Kebijakan Modal Kerja Agresif........................................................ 21
2.4 Kebijakan Modal Kerja Moderat....................................................... 22
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................................ 41
3.1 Struktur Organisasi PT. Majapahit Securities Tbk............................ 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2. Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk. Tanggal 31
Desember 2008 – 2007
Lampiran 3. Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk. Tanggal 31
Desember 2009 – 2008
Lampiran 4. Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk. Tanggal 31
Desember 2009 - 2010
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian untuk
kelancaran operasionalnya, seperti dana untuk membayar gaji karyawan, membeli
bahan baku mentah, membayar hutang, dan pengeluaran – pengeluaran lainnya
yang gunanya untuk membiayai operasi harian perusahaan. Dana yang
dialokasikan tersebut untuk operasional harian diharapkan akan diterima kembali
dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang
dari 1 tahun). Dana yang digunakan untuk kelancaran operasi harian itu disebut
dengan modal kerja (working capital).
Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar dikurangi dengan hutang
lancar, oleh karena itu pengelolaan modal kerja merupakan suatu aspek penting
dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memaksimumkan laba. Maka
perusahaan harus bisa mempertahankan modal kerja yang lebih besar dari pada
jumlah hutang lancarnya.
Modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan. Modal kerja
yang cukup yakni modal kerja yang tidak terlalu besar agar tidak adanya dana
yang menganggur dan menyebabkan dana tersebut tidak digunakan secara
produktif serta modal kerja yang tidak terlalu kecil. Dengan modal kerja yang
cukup memungkinkan perusahaan beroperasi dengan seekonomis mungkin
1
sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya – bahaya
yang mungkin timbul karena kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan.
Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih harus
didasarkan pada pertimbangan mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal
mungkin. Agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan maka perusahaan
harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja.
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan
bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan,
tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau
turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. oleh karena itu,
kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dapat terlihat dari kemampuan
perusahaan mengubah aktiva – aktiva lain bukan kas (seperti piutang, efek – efek,
persediaan) menjadi kas pada saat yang tepat dan jumlah yang cukup apabila
dibutuhkan untuk melunasi hutang yang jatuh tempo. Apabila perusahaan tidak
mempunyai kemampuan seperti itu, maka citra perusahaan akan menjadi tidak
baik di mata para kreditur pada jangka pendeknya, dan mengetahui tingkat
keamanan (margin of safety) serta kreditur jangka panjang pada umumnya. Dalam
keadaan ini likuiditas perusahaan akan terancam.
Salah satu perusahaan efek yang sudah go public dan tercatat di Bursa
Efek Jakarta adalah PT. Majapahit Securities Tbk. PT. Majapahit Securities Tbk.
yang dahulu bernama PT. Asia Kapitalindo Securities Tbk. menjalani usaha
sebagai perusahaan efek antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin
2
emisi efek, dan manajer/penasehat investasi. Agar PT. Majapahit Securities Tbk.
dapat tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan sejenis maka PT.
Majapahit Securities Tbk. memerlukan data – data yang cukup akurat mengenai
kondisi dan posisi keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan perusahaan
secara keseluruhan.
PT. Majapahit Securities Tbk. sebagai perusahaan yang bergerak sebagai
perusahaan efek, tentu tidak terlepas seperti perusahaan – perusahaan lainnya dari
bagaimana cara mengatasi masalah – masalah yang berhubungan dengan masalah
keuangan untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikehendaki serta mengetahui
kondisi keuangan perusahaan dan perputaran modal. Untuk mengetahui kondisi
keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan. Evaluasi keuangan yang dipakai adalah
menganalisa sumber dan penggunaan modal kerja serta perubahan likuiditas &
rentabilitas. Menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
membandingkannya dari waktu ke waktu atau dengan membandingkan dengan
perusahaan pesaing di industri yang sejenis. Hal ini sangat berguna bagi investor
yang ingin menanamkan modalnya dalam menilai mana yang terbaik dan
menguntungkan dengan melihat kinerja perusahaan. Kinerja masa lalu merupakan
indikator yang baik mengenai kinerja di masa yang akan datang.
3
Berdasarkan data sekunder yang penulis peroleh dari Bursa Efek Jakarta,
laporan neraca PT. Majapahit Securities Tbk. Dari tahun 2008 sampai 2010
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perkembangan Modal Kerja tahun 2008 – 2010
Tahun Total Aktiva Lancar Total Hutang Lancar Net Working
Capital
2008 81.152.445.725 16.693.360.755 64.459.084.970
2009 90.299.967.783 22.858.418.255 67.441.549.528
2010 95.195.410.985 28.478.580.200 66.716.830.785
Sumber : Laporan Keuangan PT. Majapahit Securities Tbk.
Dari data tabel 1.1 tersebut, dapat disimpulan bahwa aktiva lancar
perusahaan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 9.147.522.058,-, dan
tahun 2010 aktiva lancar perusahaan mengalami kenaikan sebesar
Rp.4.895.443.202,-. untuk hutang lancar pada tahun 2009 mengalami kenaikan
sebesar Rp. 6.165.057.500,- dan hutang lancar tahun 2010 juga mengalami
kenaikan sebesar Rp. 5.620.161.945,-.
Dengan adanya kenaikan aktiva lancar serta bertambahnya atau
peningkatan hutang lancar dari tahun ke tahun dan net working capital PT.
Majapahit Securities Tbk. mengalami kenaikan serta sedikit penururnan modal
4
kerja dan hasilnya positif maka indikasi ini menunjukkan bahwa perusahaan
masih likuid dan perusahaan dapat tetap beroperasi.
Dari tabel 1.1 maka hal ini yang menjadi dasar penulis untuk meneliti dan
mengetahui sumber penggunaan modal kerja PT. Majapahit Securities Tbk.
dimana walaupun hutang lancar dari tahun 2008 hingga tahun 2010 terus
mengalami peningkatan tetapi net working capital perusahaan yang masih positif
dan dapat terus beroperasi.
Berdasarkan yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Serta Likuiditas Dan Rentabilitas Pada PT. Majapahit Securities Tbk.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan penulis di atas,
maka yang menjadi pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana sumber dan penggunaan modal kerja pada PT.
Majapahit Securities Tbk?
2. Bagaimana perubahan Likuiditas dan Rentabilitas pada PT.
Majapahit Securities Tbk?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian untuk menganulir
pembahasan yang menyimpang serta tidak sesuai dari penelitian penulis dan juga
karena keterbatasan penulis dalam waktu serta tenaga. Penulis membatasi pada
permasalahan keuangan dengan menggunakan perputaran modal kerja dengan
5
data penelitian yaitu data neraca dan rugi laba tahun 2008 – 2010 pada PT.
Majapahit Securities Tbk. serta rasio – rasio keuangan antara lain Rasio Likuiditas
dan Rentabilitas (Profitabilitas).
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal
kerja serta mengetahui perubahan likuiditas dan rentabilitas pada PT. Majapahit
securities Tbk selama periode 2008, 2009, dan 2010.
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut :
1. Dengan melihat analisa sumber dan penggunaan modal kerja dan
perubahan likuiditas serta rentabilitas perusahaan diharapkan dapat
memberikan informasi kondisi keuangan perusahaan untuk mengetahui
sejauh mana prestasi yang telah dicapai perusahan dari tahun ke tahun
sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam menjalankan aktivitas
perusahaan secara keseluruhan.
2. Selain itu, maka penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para
calon investor yang ingin mengetahui kinerja operasi perusahaan sebagai
salah satu dasar untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan
modalnya di PT. Majapahit Securities Tbk.
3. Khususnya, bagi penulis dapat menambah wawasan yang lebih dalam
mengenai analisis perputaran modal dan rasio likuiditas serta rentabilitas
6
untuk menilai kinerja operasi perusahaan serta meningkatkan pengetahuan
mengenai manajemen keuangan khususnya keuangan perusahaan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Manajemen Keuangan
2.1.1.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
(Husnan, 2004 :4) menyatakan perusahaan memerlukan berbagai kekayaan
untuk menjalankan operasinya maka perusahaan mencari sumber dana untuk
membiayai kebutuhan untuk operasi disebut dengan manajemen keuangan.
Manajemen keuangan (Financial Management) adalah “segala aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,
menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh”. (Martono, 2008 : 4)
(syamsuddin, 2009 : 3) menyatakan financial management tidak dapat
dipisahkan dari ilmu ekonomi, maka financial management adalah merupakan
penerapan prinsip – prinsip ekonomi dalam mengelola (to manage) keputusan –
keputusan yang menyangkut masalah finansial perusahaan.
Manajemen keuangan adalah “suatu proses pengambilan keputusan di
bidang keuangan melalui fungsi – fungsi manajeman yang bertujuan untuk
mencapai sasaran perusahaan”. (Warsini, 2003 : 2)
(Atmaja, 2008 : 2) menyatakan keuangan perusahaan (corporate finance)
adalah bidang keuangan yang berhubungan dengan operasi suatu perusahaan dari
sudut pandang perusahaan tersebut. Secara umum, keuangan perusahaan dapat
8
dibagi menjadi dua bagian : sisi aktiva (assets) dan sisi passiva (liabilities dan
equity). Sisi aktiva meliputi keputusan investasi (investment decision), sedangkan
sisi passiva meliputi keputusan pendanaan (financing decision).
Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen
(pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset, dan
mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dari definisi diatas ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan,
yaitu :
1. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan
dikelola oleh perusahaan. keputusan investasi adalah keputusan yang
paling penting diantara ketiga keputusan lainnya. Hal ini karena keputusan
investasi berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas investasi dan
aliran kas perusahaan untuk waktu – waktu yang akan datang. Rentabilitas
investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi.
2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan menyangkut keputusan mengenai penetapan sumber
dana yang diperlukan untuk membiayai investasi dan menyangkut
penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering
disebut dengan struktur modal yang optimum. Biaya modal yang muncul
berkaitan dengan keputusan pendanaan adalah biaya bunga untuk dana
yang berasal dari hutang dan dividen yang berasal dari saham atau modal
sendiri. Biaya modal berupa bunga lebih mudah ditetapkan karena sifatnya
9
akan tetap selama umur hutang (obligasi). Sedangkan penentuan tentang
dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham memerlukan kebijakan
(policy) tersendiri.
3. Keputusan Pengelolaan Aktiva (Assets Management Deci sion)
Apabila asset yang telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka
asset – asset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Manajer
keuangan bersama manajer – manajer lainnya di perusahaan bertanggung
jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari asset – asset yang ada.
Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfaatan
asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab
tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan
aktiva lancar dari pada aktiva tetap.
2.1.1.2 Tujuan Perusahaan Dan Manajemen Keuangan
Tujuan perusahaan menurut Scott JR (2004), yaitu :
1) Memaksimalkan laba
Maksimalisasi laba atau keuntungan menekankan pada pemanfaatan
barang modal secara efisien namun hal ini sama sekali tidak mengaitkan
secara khusus besarnya keuntungan yang dihasilkan terhadap nilai waktu
perolehan.
Dalam ekonomi mikro, tujuan untuk memaksimalkan keuntungan
berfungsi sebagai tujuan teoritis yang digunakan untuk menggambarkan
bagaimana perilaku rasional perusahaan dalam meningkatkan keuntungan.
10
2) Maksimalisasi kekayaan pemegang saham
Maksimalisasi kekayaan pemegang saham yaitu maksimalisasi nilai pasar
perusahaan karena seluruh keputusan keuangan akan terefleksi di
dalamnya dengan memodifikasi tujuan memaksimalkan keuntungan agar
mampu menghadapi perubahan lingkungan operasi yang kompleks.
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai
perusahaan tetapi ada aspek lain, yaitu :
1) Tanggung jawab sosial
Perusahaan harus mempertimbangkan semua kebijakan dan kegiatannya
terhadap masyarakat luas. Faktor lingkungan luar sebagai faktor yang
sangat penting dalam pengambilan keputusan. Perusahaan harus
menanggapi harapan para pekerja, konsumen, para pemegang andil dan
kelompok – kelompok yang berkepentingan lainnya untuk mencapai
maksimalisasi kekayaan jangka panjang.
2) Etika
Perilaku para eksekutif puncak suatu perusahaan akan menetapkan
reputasi perusahaan. Jika perilaku perusahaan tidak etis secara konsisten,
para pemegang andil yang lain (para pekerja, konsumen, pemasok, dan
lain – lain) akan mulai mengabaikan setiap tindakan dan keputusan
perusahaan.
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas.
Menurut Martono (2008) tujuan perusahaan perlu dilihat secara
menyeluruh. Oleh karena itu tujuan perusahaan sebenarnya ada 3 macam,
yaitu :
11
1) Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik
perusahaan.
2) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
3) Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Untuk
memperoleh laba maksimal dimaksudkan agar perusahaan dapat hidup
terus. Didirikannya perusahaan tidak dibatasi untuk waktu tertentu, tetapi
diharapkan hidup terus tanpa batas waktu. Meskipun dikenal konsep
corporate life cycle (siklus hidup perusahaan) dimana suatu saat
perusahaan akan mati, namun kematian itu tidak dikehendaki oleh
perusahaan. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan akan terus
dijaga dengan berusaha memperoleh laba sebesar – besarnya.
Apabila perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan
kelangsungan hidup perusahaan terjaga diharapkan akan berimbas pada
kesejahteraan masyarakat luas di luar perusahaan dan hal itu merupakan
prestasi manajemen dalam mengelola perusahaannya. Prestasi yang
diperoleh manajemen khususnya jika dapat mensejahterakan masyarakat
ini sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.1.3 Fungsi Dan Tanggung Jawab Manajemen Keuangan
Menurut Warsini (2003), lingkup manajemen keuangan adalah meliputi
peranan dan tugas – tugas yang harus dilakukan oleh manajer keuangan yang
mencakup :
12
1) Tugas utama manajer keuangan adalah melaksanakan fungsi – fungsi
keuangan yaitu fungsi memperoleh dana, fungsi alokasi dana, dan fungsi
kebijakan deviden.
2) Melakukan fungsi lain sebagai penunjang fungsi utama yaitu : pengelolaan
arus kas, pengelolaan beban pajak, menyiapkan laporan kepada kreditur
dan pemegang saham, menjaga koordinasi dengan jajaran manajer lain
serta menjaga dan memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan,
pasar modal, kreditur dan pemegang saham.
Menurut Sjahrial (2006), ada beberapa tugas dan fungsi
manajemen keuangan, yaitu :
1. Putusan pendanaan atau pembelanjaan, sumbernya :
A. Sumber dari dana dari luar perusahaan / asing :
Pinjaman jangka pendek antara lain :
a. Hutang Bank : yang dikenal dengan “Kredit
Modal Kerja”.
b. Hutang dagang yaitu pemberian kelonggaran
pembayaran pembelian barang atau bahan
baku oleh supplier / pabrikan bahan baku.
c. Kewajiban / pinjaman lainnya yang
berjangka waktu pendek.
Pinjaman berjangka waktu panjang, antara lain :
a. Obligasi
b. Hipotek
13
B. Sumber dari dalam perusahaan atau modal sendiri, antara lain
:
Menerbitkan atau menjual saham sebagai setoran
modal perusahaan.
Setelah perusahaan berjalan :
a. Laba yang ditahan.
b. Penyusutan, karena menurut pengertian
manajemen keuangan merupakan dana yang
dicadangkan/disisihkan setiap tahun dari
aktiva tetap utuk pada waktunya nanti dapat
membeli aktiva tetap penggantinya.
2. Putusan investasi
Artinya keputusan penggunaan dana untuk pos / proyek yang
menguntungkan perusahaan.
3. Putusan kebijakan dividen
Putusan pembayaran dividen atau pembayaran kembali obligasi.
2.1.2 Modal Kerja
2.1.2.1 Konsep dan Definisi Modal Kerja
Menurut Syamsuddin (2009), manajemen modal kerja berkenaan dengan
management current account perusahaan (aktiva lancar dan hutang lancar).
Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan
manajemen pembelanjaan perusahaan. apabila perusahaan tidak dapat
mempertahankan “tingkat modal kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan
14
perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar
kewajiban – kewajiban yang sudah jatuh tempo).
Martono (2008 : 72) menyatakan manajemen modal kerja (working capital
management) merupakan manajemen dari elemen – elemen aktiva lancar dan
elemen – elemen hutang lancar.
Kebijakan modal kerja (working capital policy) menunjukkan keputusan –
keputusan mendasar mengenai target masing – masing elemen (unsur) aktiva
lancar dan bagaimana aktiva lancar tersebut dibelanjai.
Menurut Munawir (2004) ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang
umum dipergunakan, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kwantum yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang
bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk
tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja
adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). Dalam konsep ini
tidak mementingkan kualitas dari modal kerja sehingga dengan modal
kerja yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka
pendek yang besar juga, bahkan modal kerja yang besar tidak menjamin
kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan
likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek
15
(net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari
pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan. definisi
ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar dari pada hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan
menunjukkan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para
kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi di masa
mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancarnya.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada
dasarnya dana – dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan
digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok
perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba
periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan
untuk memperoleh atau menghasilkan laba yang akan datang.
2.1.2.2 Pentingnya Modal Kerja
(Syamsuddin , 2009 : 201) menyatakan pentingnya manajemen modal kerja
adalah untuk mengelola masing – masing pos aktiva lancar dan hutang lancar
sehingga jumlah net working capital (aktiva lancar dikurangi hutang lancar) yang
diinginkan tetap dapat dipertahankan.
Tersedianya modal kerja yang langsung dapat digunakan dalam operasi
tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki, seperti : kas, efek,
16
piutang, dan persediaan. Menurut Munawir (2004), ada beberapa keuntungan
modal kerja :
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar.
2) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban –
kewajiban tepat pada waktunya.
3) Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya –
bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4) Menungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumen.
5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit
yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau pun
jasa yang dibutuhkan.
Menurut Martono (2008), ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya
manajemen modal kerja, yaitu :
1) Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding
dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
2) Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber
utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki
akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.
17
3) Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu
yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal- hal yang berkaitan
dengan modal kerja.
4) Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat
resiko, laba, dan harga saham perusahaan.
5) Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.
2.1.2.3 Jenis Modal Kerja
Menurut W.B Taylor (Sjahrial, 2006 : 104), penggolongan modal kerja
dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Modal kerja permanen (permanen working capital)
Yaitu modal kerja yang tetap harus ada dalam perusahaan untuk
menjalankan kegiatan usaha. Modal kerja permanen
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. Modal kerja primer (primary working capital)
Yaitu modal kerja minimum yang harus ada untuk
menjamin kontinuitas kegiatan usaha.
b. Modal kerja normal (normal working capital)
Yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan luas
produksi yang normal.
2) Modal kerja variabel (variable working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu :
18
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah karena
fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (cyclical working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah karena
fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah karena
adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
Macam – macam modal kerja tersebut dapat digambarkan seperti berikut :
Gambar 2.1
Macam – Macam Modal Kerja
Rp
MK Darurat
MK Siklis
MK Musiman
Modal Kerja Normal
Modal Kerja Primer Waktu
Sumber : Martono (2008 : 75)
19
2.1.2.4 Kebijakan Modal Kerja
Menurut Martono (2008), ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang
kemungkinan digunakan oleh perusahaan, yaitu :
1) Kebijakan konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen
modal kerja yang dilakukan secara hati – hati. Pada kebijakan
konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
Gambar 2.2
Kebijakan Modal Kerja Konservatif
Permodalan Dana Jangka Pendek
Rp Fluktuasi Aktiva Lancar
Surat Berharga
MK Permanen Sumber Dana
Aktiva Tetap Jangka Panjang
Waktu
Sumber : Martono (2008 : 77)
20
2) Kebijakan agresif
Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan
sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Gambar 2.3
Kebijakan Model Kerja Agresif
Fluktuasi Aktiva Lancar
Rp Sumber Dana
Jangka Pendek
MK Permanen
Aktiva Tetap
Waktu
Sumber : Martono (2008 : 77)
3) Kebijakan moderat
Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva
tetap dan modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana
jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan
modal kerja jangka pendek. Kebijakan moderat mencerminkan
kebijakan manajemen yang konservatif sekaligus agresif.
21
Gambar 2.4
Kebijakan Modal Kerja Moderat
Fluktuasi Aktiva Lancar
Rp
Sumber Dana
Jangka Pendek
Modal Kerja Permanen Sumber Dana
Modal Kerja Tetap Jangka Panjang
Waktu
Sumber : Martono (2008 : 78)
2.1.3 Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
2.1.3.1 Sumber Modal Kerja
Munawir (2004 : 119) menyatakan pada dasarnya modal kerja terdiri dari
dua bagian pokok, yaitu :
1) Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah
minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan
dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan
2) Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada
aktivitas musiman dan kebutuhan – kebutuhan di luar aktivitas
yang biasa.
22
Menurut Munawir (2004), pada umunya sumber modal kerja suatu
perusahaan dapat berasal dari :
1) Hasil operasi perusahaan
Adalah jumlah net income yang Nampak dalam laporan
perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi,
jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil
operasi perusahaan.
2) Keuntungan dari penjualan surat – surat berharga (investasi jangka
pendek)
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek
(marketable securities atau effek) adalah salah satu elemen aktiva
lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan
bagi perusahaan. dengan adanya penjualan surat berharga ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu
dari bentuk surat berharga menjadi uang kas.
3) Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah
hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva
tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.
perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan
tersebut.
23
4) Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan,
perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau
meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah
modalnya, disamping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan
obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna
memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Dari uraian tentang sumber – sumber modal kerja tersebut dapat
disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila :
1) Adanya kenaikan sektor modal balik yang berasal dari laba
maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi
dari pemilik perusahaan.
2) Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi
dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva
tetap maupun melalui proses depresiasi.
3) Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk
obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang
diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Syamsuddin (2009 : 135) menyatakan bahwa analisis sumber – sumber
dana adalah pos – pos yang menaikkan jumlah uang kas sedangkan penggunaan
dana adalah pos – pos yang menurunkan jumlah uang kas.
Sumber – sumber dana :
1) Penurunan jumlah aktiva
2) Peningkatan jumlah hutang
24
3) Keuntungan sesudah pajak
4) Depresiasi dan beban – beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang
kas lainnya (noncash charges)
5) Penjualan saham – saham baru
Penggunaan dana :
1) Peningkatan jumlah aktiva
2) Penurunan jumlah hutang
3) Kerugian atau net loss
4) Pembayaran deviden dalam bentuk cash (cash dividend)
5) Pembelian kembali saham – saham perusahaan
2.1.3.2 Menentukkan Kebutuhan Modal Kerja
Besarnya modal kerja yang bersifat permanen maupun variabel perlu
ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Penggunaan modal kerja yang
tidak direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang ada tidak
digunakan sesuai dengan kebijakan yang ada. Menurut Munawir (2004), untuk
menentukkan kebutuhan modal kerja dapat digunakan 2 metode, yaitu :
1) Metode keterikatan dana
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini, maka perlu
diketahui dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu periode keterikatan
modal kerja dan pengeluaran kas setiap hari. Periode terikatnya modal
kerja merupakan waktu yang diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan
pada komponen – komponen atau elemen – elemen modal kerja sampai
mejadi kas bersih. Sedangkan pengeluaran kas setiap hari merupakan
25
jumlah pengeluaran kas setiap hari untuk keperluan pembelian bahan
baku, bahan penolong, upah karyawan, dan biaya lainnya.
2) Metode perputaran modal kerja
Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan
oleh perputaran dari komponen – komponen (elemen – elemen) modal
kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
2.1.3.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Modal kerja akan berubah apabila aktiva lancar dan atau hutang
lancar berubah, utnuk mengetahui perubahan tersebut (sumber atau
penggunaannya) dapat diketahui dengan menganalisa perubahan yang
terjadi dalam sektor non current (aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan
modal). Menurut Munawir (2004), laporan perubahan modal kerja harus
menunjukkan kedua hal tersebut dan disajikan dalam dua bagian, yaitu :
1) Bagian pertama menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap
jenis atau elemen modal kerja (perubahan masing – masing pos
aktiva lancar dan hutang lancar) dan perubahan modal kerja secara
total. Bagian ini menggambarkan kenaikan atau penurunan setiap
elemen aktiva lancar, hutang lancar, serta perubahan total modal
kerja dalam suatu periode tertentu.
2) Bagian kedua menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja
atau sebab – sebab terjadinya perubahan modal kerja. Bagian ini
menggambarkan sumber – sumber tertentu dari mana modal kerja
diperoleh serta berbagai penggunaan dari modal kerja tersebut.
26
Munawir (2004 : 132) mengungkapkan tujuan utama penyusunan laporan
perubahan modal kerja adalah untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya
perubahan modal kerja selama periode yang bersangkutan.
2.1.3.4 Langkah – langkah Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan
Modal Kerja
Menurut munawir (2004) ada 2 metode penyusunan laporan perubahan
modal kerja, yaitu :
1) Direct method
Metode ini dikenal dengan metode rekening. Dalam metode ini tiap – tiap
perubahan non-current account dicatat dalam masing – masing rekening
yang berbentuk T (T account) termasuk perubahan total modal kerja, laba
rugi serta sumber dan penggunaan modal kerja. Lalu jurnal – jurnal
transaksi (jurnal mula – mula) dipostingkan pada rekening masing –
masing.
2) Reversal method
Dalam metode ini sumber dan penggunaan modal kerja disusun dengan
menggunakan work sheet. Metode ini dapat dilakukan apabila kita
mengalami kesulitan dalam menghadapi laporan keuangan yang jumlah
pos – posnya banyak sehingga untuk menghindari kesulitan ini maka
sebelum menyusun laporan perubahan modal kerja perlu terlebih dahulu
suatu “kertas kerja” atau “work sheet”, dalam laporan work sheet ini
perubahan – perubahan yang terjadi dalam masing – masing pos di analisis
dan ditemukan bagaimana pengaruh perubahan pos tersebut terhadap
modal kerja.
27
Menurut Syamsuddin (2009), laporan sumber – sumber dan penggunaan
dana dapat disajikan dengan :
1) Cara konvensional
Artinya memperlihatkan perubahan dalam current assets dan current
liabilities (laporan dalam bentuk net working capital).
2) Dalam bentuk prosentase
Laporan dalam bentuk prosentase diperlukan agar dapat diadakan analisis
yang lebih mudah tentang sumber – sumber utama dana perusahaan serta
pos – pos mana yang merupakan penggunaan utama dana tersebut.
2.1.4 Laporan Keuangan
Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar tentang kinerja keuangan perusahaan untuk membuat proyeksi
dan peramalan untuk masa depan karena laporan keuangan mencatat aktivitas
suatu perusahaan.
2.1.4.1 Tujuan Dan Peranan Laporan Keuangan
(Sjahrial, 2006 : 27) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Perusahaan memberikan informasi keuangan adalah terkait dengan
stakeholder (pihak yang berkepentingan) karena mereka akan memonitor seberapa
baik kepentingannya dapat dilayani dan untuk mendapatkan laporan keuangan
periodik perusahaan untuk memberikan informasi dasar profitabilitas perusahaan.
28
Peranan laporan keuangan, antara lain :
1. Memberikan satu bahasa yang dimengerti oleh semua pihak.
2. Menunjukkan logika dari hubungan timbal balik antara laporan – laporan
keuangan.
3. Memperkenalkan beberapa prinsip keuangan yang pertama.
4. Menetapkan pentinganya arus kas yang akan datang sebagai fondasi untuk
mengukur nilai sekarang (present value) dan nilai yang akan datang
(future value) suatu organisasi.
2.1.4.2 Jenis Laporan Keuangan
Menurut Husnan (2002), ada dua jenis laporan keuangan perusahaan yang
pokok :
1) Neraca
Menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, keuangan dan modal sendiri
perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan pada sisi aktiva, sedangkan
kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva.
2) Laporan rugi laba
Menunjukkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan dalam periode
waktu tertentu.
Menurut Sjahrial (2006), sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia maka laporan keuangan terdiri dari :
1) Neraca (balance sheet)
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan.
29
a. Sebelah aktiva
Pos yang lebih likuid berada disebelah atas, makin kebawah makin
tidak likuid.
b. Sebelah pasiva
Pos yang jangka waktu pengembaliannya lebih cepat berada disebelah
atas, makin kebawah makin lama jangka waktu pengembaliannya.
2) Perhitungan rugi laba (income statement)
Menyediakan informasi yang menyangkut kinerja perusahaan.
3) Laporan arus kas (cashflow statement)
Menyediakan informasi menyangkut perubahan posisi keuangan
perusahaan.
2.1.5 Analisa Ratio
2.1.5.1 Rasio Likuiditas
“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia” (Syamsuddin, 2009 : 43).
(Atmaja, 2008 : 415) menyatakan rasio likuiditas yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban yang
jatuh tempo.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Suatu perusahaan
yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban – kewajiban finansial yang segera
30
dilunasi, maka likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk
membayar atau melunasi kewajiban – kewajiban finansialnya pada saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar aktiva
lancar yang dimiliki dibandingkan dengan hutang – hutang lancarnya yang harus
segera dibayar, maka semakin besar pula tingkat likuiditas perusahaan tersebut,
dengan kata lain keadaan likuiditas perusahaan tersebut adalah likuid.
Sebaliknya jika aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancarnya, maka
perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid. Dimana perusahaan tersebut tidak
mampu membayar atau memenuhi kewajiban – kewajiban yang akan segera jatuh
tempo.
Rasio likuiditas ini terdiri atas :
1. Current Ratio
2. Cash Ratio
3. Acid Test Ratio
4. Working Capital to Total Assets Ratio
1) Current Ratio
(Husnan Suad, 2004 : 72) menyatakan current ratio
mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk
memenuhi kewajiban lancarnya.
(Atmaja, 2008 : 416) menyatakan current ratio mengukur
kemampuan aktiva lancar membayar hutang lancar.
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current
31
ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor
jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan
untuk melunasi kewajiban – kewajiban finansial jangka pendeknya.
2) Cash Ratio
(Atmaja, 2008 : 416) menyatakan cash ratio adalah kemampuan
kas dan surat berharga dalam menutup hutang lancar.
Cash ratio merupakan kemampuan mengukur uang kas dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Cash ratio
dirumuskan dengan membandingkan antara uang kas dengan hutang
lancar perusahaan.
3) Acid Test Ratio
(Syamsuddin, 2009 : 45) menyatakan acid test ratio
membandingkan aktiva yang lebih lancar (quick assets) dengan hutang
lancar.
(Atmaja, 2008 : 416) menyatakan acid test ratio untuk mengukur
kemampuan aktiva lancar tetapi tidak persediaan karena kurang likuid
dalam membayar hutang lancar.
Acid test ratio atau disebut juga dengan quick ratio, rasio ini
merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah jutang lancar. Ratio ini mengukur
32
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban – kewajibannya
dengan tidak memperhitungkan persediaan.
4) Working Capital to Total Assets
Rasio ini digunakan untuk membandingkan posisi modal
kerja (neto) dengan total aktiva yang dimiliki.
2.1.5.2 Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas adalah “untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan
memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur,
maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang digunakan untuk
mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional”.
(Suad, 2004 :72 )
Untuk mengukur rentabilitas suatu perusahaan, maka digunakan rasio –
rasio sebagai berikut :
1. Return on equity
2. Return on investment
3. Net Profit margin
1) Return on equity
“Return on equity adalah rasio yang mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri maka digunakan
33
angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri juga sebaiknya angka
rata – rata”. (Suad, 2004 : 73)
(Syamsuddin, 2009 : 64) menyatakan return on equity merupakan
suatu pengukuran yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
2) Return on investment
(Syamsuddin, 2009 : 62) menyatakan return on investment (ROI)
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah seluruh aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan.
Return on investment (ROI) menunjukkan seberapa banyak laba
bersih dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan atau kemampuan
dari modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan.
3) Net Profit Margin
“Net profit margin merupakan ratio antara laba bersih (net profit)
yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk
pajak dibandingkan dengan penjualan.
Net Profit margin mengukur seberapa banyak keuntungan bersih /
netto yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
34
2.1.5.3 Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal atau untuk menentukkan seberapa besar efisiensi
pada berbagai aktiva.
1) perputaran persediaan
Perusahaan yang perputaran persediannya yang makin
tinggi itu yang makin efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi
juga tidak baik maka perlu keseimbangan.
2) perputaran aktiva tetap
Adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto.
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya.
3) perputaran total aktiva
Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan
dan mendapatkan laba.
35
2.1.6 Manajemen Sekuritas
2.1.6.1Pengertian Sekuritas
(Martono, 2008 : 111) menyatakan sekuritas (marketable security)
merupakan surat – surat berharga yang segera dapat dijual untuk memperoleh
uang kas.
Menurut Syamsuddin (2009), manajemen kas dan efek (investasi dalam
surat – surat berharga jangka pendek) atau investasi dalam marketable securities
merupakan elemen – elemen aktiva lancar yang paling likuid sehingga secara
bersama – sama keduanya menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo.
Maksud pemilikan surat berharga oleh perusahaan adalah untuk
menggunakan dana sementara yang lebih berguna diinvestasikan dalam surat
berharga yang dijual oleh emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham) dan
untuk menjaga likuidasi perusahaan serta memperoleh pendapatan dari investasi
tersebut.
2.1.6.2 Kriteria Pemilihan Sekuritas
Menurut Martono (2008), kriteria pemilihan sekuritas (khususnya
sekuritas jangka pendek) dilihat dari berbagai pertimbangan, yaitu :
1) Resiko keuangan (financial risk)
Resiko keuangan merupakan resiko tidak kembalinya dana
yang diinvestasikan pada sekuritas sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan. jika peminjam tidak dapat mengembalikan danannya,
36
maka perusahaan tidak memiliki cadangan kas yang cukup untuk
biaya operasi perusahaan dan akan mengalami kesulitan likuiditas.
2) Resiko suku bunga (interest rate risk)
Harga sekuritas yang berupa obligasi terpengaruh oleh naik
– turunnya suku bunga. Apabila suku bungan naik, para investor
cenderung mengalihkan dananya ke intrumen perbankan, sehingga
harga obligasi akan turun. Jika suku bunga bank turun, maka
investor akan menginvestasikan dananya pada obligasi sehingga
harga obligasi meningkat.
3) Resiko likuiditas (likuidity risk)
Resiko likuiditas sekuritas merupakan cepat lambatnya
sekuritas yang bersangkutan dapat diperjualbelikan. Sekuritas yang
likuid berarti sekuritas tersebut cepat laku terjual.
4) Resiko inflasi
Tingkat suku bunga yang tinggi mengakibatkan tingkat
inflasi yang tinggi. Inflasi merupakan kecenderungan naiknya
harga barang – barang. Tingginya inflasi akan menurunkan daya
beli masyarakat.
5) Tingkat keuntungan yang diharapkan
Besarnya keuntungan dipengaruhi oleh faktor – faktor,
yaitu : resiko keuangan, resiko tingkat bunga, resiko inflasi atau
resiko daya beli, resiko likuiditas. Resiko – resiko tersebut akan
mempengaruhi besarnya hasil yang akan diperoleh baik secara
langsung maupun tidak langsung.
37
2.1.7 Perusahaan Efek
2.1.7.1 Karakteristik Usaha Perusahaan Efek
Perusahaan efek merupakan suatu lembaga yang dapat melakukan
kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi,
penasehat investasi serta kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh BAPEPAM.
Perusahaan efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai
peran strategis dalam menjaga kelangsungan pasar modal. Oleh karena itu,
otoritas pasar modal yaitu BAPEPAM telah menetapkan berbagai ketentuan
operasional dalam melakukan kegiatan perusahaan efek. Perusahaan efek dituntuk
untuk memelihara likuiditas yang cukup sehingga mampu memenuhi seluruh
kewajibannya.
Dalam menjalankan usahanya, transaksi Perusahaan Efek terkait dengan
Bursa Efek, Kustodian, Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).
2.1.7.2 Pihak – Pihak Yang Berkepentingan (Stakeholders)
1) Perantara Pedagang Efek
Perusahaan efek melakukan berbagai transaksi efek untuk
kepentingan nasabah sebagai perantara efek (broker) atau untuk
kepentingan sendiri sebagai pedagang efek (dealer).
2) Transaksi Efek
38
Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk
nasabah maupun untuk sendiri diakui dalam laporan keuangan
perusahaan efek pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek.
3) Penilaian Efek
Efek yang diperdagangkan di bursa mempunyai tingkat
likuiditas yang tinggi dan mengalami perubahan harga yang cukup
cepat maka penilaian berdasarkan harga pasar lebih mencerminkan
nilai yang dapat direalisasikan.
4) Transaksi Pinjam – Meminjam Efek
Transaksi pinjam – meminjam efek lazimnya dilakukan
dengan tujuan untuk menghindari gagal serah. Untuk itu,
perusahaan efek melakukan kontrak pinjam – meminjam efek
sengan perusahaan efek lain atau dengan LKP. Perusahaan efek
yang meminjam efek menyerahkan uang jaminan atau
menyerahkan jamaianan efek lain atau standby letter of credit.
5) Transaksi jual efek dengan janji beli kembali/beli efek dengan janji
jual kembali (Repo/Reverse Repo)
Transaksi jual dengan janji beli kembali (repo) dan
transaksi beli dengan janji jual kembali (reverse repo) merupakan
transaksi pembiayaan dengan jaminan efek.
6) Penjaminan Emisi Efek
Sebagai penjamin emisi efek, perusahaan efek melakukan
berbagai kegiatan untuk membantu calon emiten dalam penerbitan
dan penawaran efek kepada masyarakat.
39
7) Manajer Investasi
Kegiatan perusahaan efek dalam bidang manajer investasi
meliputi pengelolaan investasi nasabah (termasuk reksadana),
pengelolaan investasi sendiri, dan penasehat investasi.
2.2 Kerangka Pemikiran
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi
perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari
perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan
kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas
perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya.
Dalam penentuan besarnya modal kerja yang dibutuhkan, kesalahan atau
ketidaktepatan yang terjadi akan mengakibatkan aktivitas perusahaan terganggu.
Apabila hal ini dibiarkan secara terus-menerus, maka akan mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian pengelolaan aktiva lancar
melalui perkembangan modal kerja merupakan salah satu aspek penting yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Implementasi modal kerja yang baik akan sangat
mendorong pencapaian perkembangan dan perluasan didalam kegiatan
perusahaan.
Untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja yaitu dengan
menggunakan analisa perubahan neraca dan rugi laba serta analisa rasio likuiditas
40
(current ratio, cash ratio, working capital to total assets ratio) dan rasio
rentabilitas/profitabilitas (return on invrstment, return on equity). Maka kerangka
pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran Teoritis
41
Modal Kerja
Analisa Sumber dan Penggunaan Modal
Kerja :
Neraca
Laporan Rugi Laba
Likuiditas Perusahaan
Rasio Likuiditas :
Current Ratio
Cash Ratio
Working Capital to Total Assets
Keuntungan Perusahaan
Rasio Profitabilitas :
Return On Investment
Return On Equity
Kenaikan atau Penurunan Modal Kerja
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Analisa sumber dan penggunaan dana modal kerja terhadap likuiditas dan
rentabilitas pada PT. Majapahit Securities Tbk. merupakan objek yang dipilih
penulis dalam penyusunan skripsi ini. PT. Majapahit Securities Tbk. berlokasi di
Menara Imperium Lt.12x, suite C, Jl. HR. Rasuna Said kav. 1A, Kuningan –
Jakarta Selatan 12980. PT. Majapahit Securities Tbk. menjalani usaha sebagai
perusahaan efek antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi
efek, dan manajer/penasehat investasi.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada awalnya Perseroan didirikan dengan nama PT Asia Kapitalindo,
berkedudukan di Jakarta berdasarkan akta pendirian No. 43 tertanggal 12 Pebruari
1990 dan sudah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM melalui
surat keputusan No.C2-2049.HT.01.01.TH.90 tertanggal 10 April 1990.
Pada tahun 1994 nama Perseroan kemudian diubah menjadi PT Asia
Kapitalindo Securities melalui akta No. 429 tertanggal 24 Oktober 1994 yang
dibuat dihadapan Antoni Halim, SH., notaris pengganti Misahardi Wilamarta, SH
42
dan juga sudah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI
melalui surat keputusan No.C2-5872.HT.01.04.TH.95 tetanggal 9 Mei 1995.
Tahun 2001 Perseroan bermaksud menambah modal kerja dengan
melakukan penawaran umum sebanyak 165.000.000 lembar saham kepada publik
dan mencatatkan sejumlah 720.000.000 lembar saham di Bursa Efek Jakarta pada
tanggal 13 Juli 2001 sehingga status Perseroan berubah dari Perusahaan Tertutup
menjadi Perusahaan Terbuka.
3.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan sekuritas publik yang terpercaya dan profesional serta
dapat memberikan pelayanan yang menyeluruh di industri jasa keuangan dan
investasi.
Misi
1) Menjadi salah satu perusahaan efek terbesar di Indonesia.
2) Menyajikan riset yang objektif, cepat, dan akurat bagi investor/klien.
3) Menjadi perusahaan efek yang dapat dipercaya melalui good
corporate governance dan etika yang tinggi.
4) Menawarkan produk/jasa keuangan dan inveatasi yang kompetitif dan
professional kepada investor/klien.
3.1.3 Bidang Usaha Dan Kegiatan Perusahaan
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
perusahaan terutama menjalani usaha sebagai Perusahaan efek antara lain seperti
perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer/penasehat investasi.
Perusahaan memperoleh izin usaha untuk melakukan aktivitas sebagai perantara
43
perdagangan efek dan penjamin emisi dari Departemen Keuangan dalam Surat
Keputusan Nomor 708/KMK.013/1990 dan 709/KMK.013/1990 yang keduanya
tertanggal 14 Juni 1990.
Selanjutnya Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang perantara
perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) masing-masing dalam Surat Keputusan
Nomor KEP-05/PM-MI/1993 tanggal 23 Juni 1992, Nomor KEP 271/PM/1992
tanggal 23 Juni 1992 dan No. KEP-05/PM-MI/1993 tanggal 6 Desember 1993.
Pada tanggal 18 Mei 2010 Perusahaa menyampaikan surat pengembalian
ijin sebagai manajer investasi yang dimilik sesuai keputusan BAPEPAM dengan
nomor KEP-05/PM-MI/1993, sehubungan dengan surat pengembalian ijin
tersebut, pada tanggal 20 September 2010 BAPEPAM telah mengeluarkan surat
pencabutan izin usaha sebagai manejer investasi dengan nomor S-8109/BL/2010.
44
3.1.4 Struktur Organisasi PT. Majapahit Securities Tbk
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Majapahit Securities Tbk
Sumber : PT. Majapahit Securities Tbk
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam struktur
organisasi adalah sebagai wujud kepatuhan pada peraturan yang telah ditetapkan.
45
Direksi
Corp. Secretary
Compliance & Risk Management
Internal Audit
Div.
Brokeragege
Div. Investment
Banking
Div. Marketing
Div. Riset
Div. Operasional
Sales Equity
Remote Trader
CRO
Settlement IT Legal
Credit Control
Finance GA & Receptionist
SDM Accounting & Tax
Manajemen menyadari pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik
untuk meningkatkan kinerja dan memberikan layanan yang baik kepada seluruh
nasabah. Penerapan GCG tersebut diterapkan pada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi dan komite lainnya.
1) Rapat Umum Pemegang Saham
Penerapan tata kelola perusahaan adalah dengan mengadakan rapat
umum pemegang saham yang harus dilaksanakan 1 tahun sekali dan
pemegang saham memiliki kuasa untuk menunjuk dan memberhentikan
dewan komisaris dan dewan direksi, menilai kinerja perusahaan dalam
tahun buku yang telah ditelaah serta menentukan penggunaan laba jika
perseroan mempunyai saldo laba yang positif dan hal lainnya yang telah
diajukan sebagaimana mestinya yang sesuai dengan anggaran dasar
perusahaan.
2) Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris :
a) Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya.
b) Memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain – lain.
c) Berhak mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
d) Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam
menjalankan perusahaan.
e) Memberikan nasehat kepada Direksi.
46
Susunan Komisaris dan Direksi Perseroan yang terakhir
berdasarkan hasil RUPSLB tanggal 19 Mei 2010, adalah sebagai
berikut:
Komisaris Utama : Eddie Wibowo
Komisaris : Jaegopal Hutapea
Komisaris Independen : Sean C. Tanuwidjaja
3) Komite Audit
Tugas dan wewenang Komite Audit :
a) Membantu Dewan Komisarin untuk mengkaji perencaan audit
oleh pihak internal maupun eksternal.
b) Menelaah laporan audit internal dan eksternal.
c) Menelaah tata kelola perusahaan, etika bisnis, serta pedoman
perilaku.
d) Melakukan rapat sebulan sekali dan membahas serangkaian
kinerja keuangan perusahaan.
e) Memberikan masukan atas permasalahan yang dapat
mempengaruhi keuangan perusahaan.
Saat ini Dewan Komisaris hanya memiliki satu komite yaitu Komite
Audit yang beranggotakan 3 orang :
Ketua : Sean Carrara Tanuwidjaja
Anggota : Ign. Meniek Kusumaninten
Endy Ngabito
4) Dewan Direksi
47
Tugas dan wewenang Dewan Direksi :
a) Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola perusahaan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
b) Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian.
c) Menjalankan dengan baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan.
Direksi Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang termasuk Direktur
Utama, yaitu :
Wim Al Fatih
Adeleya Dewiyanti Laiman
Fitriani Komarsari
5) Sekretaris Perusahaan
Tugas dan wewenang Sekretaris Perusahaan :
a) Memberikan informasi perusahaan termasuk pendistribusian
informasi antara pemegang saham, stake holders, otoritas pasar
modal dengan perusahaan.
b) Memfasilitasi segala bentuk akses informasi kepada publik.
c) Mengadakan pelaporan keuangan tengah tahun, pelaporan
keuangan triwulan tiap triwulan, pelaporan keuangan tahunann
serta melakukan paparan publik.
3.1.5 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Laporan keuangan yang diteliti adalah laporan keuangan berupa neraca
dan laporan rugi laba PT. Majapahit Securities Tbk periode 2008 – 2010, laporan
48
keuangan tersebut akan dianalisis, diolah, serta dievaluasi sehingga memperoleh
gambaran tentang laporan sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan.
Berikut ini adalah laporan keuangan PT. Majapahit Securities Tbk :
Tabel 3.1
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Neraca
31 Desember 2008 - 31 Desember 2010
KETERANGANTAHUN
2008 2009 2010
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 18.677.669.453 40.844.082.526 20.615.051.238
Deposito berjangka 0 1.500.000.000 1.500.000.000
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan 279.209.340 304.225.521 320.639.641
Portofolio efek bersih
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 11.809.500.000 11.809.500.000 12.271.950.000
Pihak ketiga 1.473.393.930 0 Piutang lembaga kliring dan penjamin 0 0 Piutang reverse repo 6.000.000.000 0 7.136.444.000
Wesel tagih 10.502.674.000 12.887.002.620 18.350.892.245
Piutang nasabah 32.388.605.802 22.955.157.116 29.999.448.861
Piutang perusahaan efek 0 0 5.000.985.000
Piutang lain – lain 0 Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 0 0 Pihak ketiga 0 0 Pajak dibayar dimuka 21.393.200 0 Jumlah aktiva lancar 81.152.445.725 90.299.967.783 95.195.410.985
AKTIVA TIDAK LANCAR
Penyertaan saham 135.000.000 135.000.000 135.000.000
Aset pajak tangguhan 2.843.947.449 2.416.270.746 1.983.014.783
Aset tetap - setelah dikurang 1.339.943.154 2.006.587.528 2.232.696.387
penyusutan tahun 2008, 2009 dan 2010 masing - masing sebesar Rp.3.385.395.932, Rp.3.376.465.007 dan Rp.4.126.984.454 Beban ditangguhkan hak atas tanah 0 0 Aset yang tidak digunakan dalam usaha 0 0 Aset lain – lain 693.629.683 543.799.048 524.790.319
Jumlah aktiva tidak lancar 5.012.520.286 5.101.657.322 4.875.501.490
JUMLAH AKTIVA 86.164.966.011 95.401.625.106 100.070.912.475
49
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Hutang lembaga kliring dan penjamin 139.716.500 7.178.313.000 0
hutang bank 0 0 hutang repo 3.000.000.000 0 hutang nasabah 10.888.425.189 12.652.796.347 25.181.138.149
beban masih harus dibayar 249.002.212 291.312.233 232.357.299
hutang pajak 234.216.473 263.025.350 217.711.634
Hutang sewa guna usaha 318.044.225 175.407.325 14.321.118
Kewajiban imbalan kerja 1.813.769.000 2.297.564.000 2.833.052.000
Uang muka diterima 0 0 Hutang lain – lain 50.187.156 0 Jumlah kewajiban 16.693.360.755 22.858.418.255 28.478.580.200
EKUITAS Modal saham 72.000.000.000 72.000.000.000 72.000.000.000
Agio saham 14.208.453.750 14.208.453.750 14.208.453.750
Rugi belum direalisasi atas penurunan (24.685.535.145) (23.547.080.145) (24.471.980.145)
nilai pasar dari portofolio efek
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 900.000.000 900.000.000 1.100.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 7.048.686.651 8.981.833.246 8.755.858.670
Jumlah ekuitas 69.471.605.256 72.543.206.851 71.592.332.275
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 86.164.966.011 95.401.625.106 100.070.912.475
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk
50
Tabel 3.2PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Laporan Rugi Laba31 Desember 2008 - 31 Desember 2010
KETERANGANTAHUN
2008 2009 2010Pendapatan Usaha 13.922.224.757 12.879.545.202 12.773.291.997Beban Usaha 13.920.331.859 12.153.131.155 11.463.168.936Laba Usaha 1.892.898 726.414.047 1.310.123.062Beban lain - lain (220.498.817) (94.553.046) (801.825.670Pendapatan lain - lain 848.316.645 1.539.856.205 455.332.654Laba sebelum pajak 1.070.708.360 2.360.823.298 2.567.281.386Penghasilan (beban) pajak Pajak kini 0 0 0Pajak tangguhan (461.067.586) (427.676.703) (433.255.963)Laba bersih 609.640.774 1.933.146.595 2.134.025.423 Laba per lembar saham 0.85 2.68 2.96
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk
51
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2011 sampai
dengan 14 Oktober 2011 dan tempat penelitian di Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower 2 – Lantai 1 Jl. Jend. Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190.
3.3 Metode Penelitian
Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah studi komparatif,
sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis
yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk memecahkan , menganalisis, dan
mengklasifikasikan data – data yang telah diperoleh dan ditarik kesimpulan
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data kualitatif
Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang berbentuk kata, kalimat, skema, serta gambar dan studi
kepustakaan.
2) Data kuantitatif
52
Data kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan dan dinyatakan
dalam bentuk angka – angka, Penelitian kuantitatif mengambil jarak
antara peneliti dengan objek yang diteliti. Penelitian kuantitatif
menggunakan instrument – instrument formal, standar, dan bersifat
mengukur. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa data keuangan
yaitu laporan keuangan.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sumber data sekunder
berupa laporan keuangan PT. Majapahit Secutiries Tbk. Indriantoro (2009 : 147)
menyatakan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
1) Riset kepustakaan (library research)
Suatu teknik pengumpulan data yang bersifat teoritis, yaitu
berdasarkan literatur catatan, buku – buku perpustakaan, dan sumber
informasi lainnya yang dapat menunjang data – data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2) Penelitian lapangan (field research)
53
Studi lapangan ini adalah metode pendekatan yang dilakukan untuk
memperoleh informasi data laporan keuangan PT. Majapahit Securities
Tbk dengan mengadakan penelitian langsung ke Bursa Efek Indonesia.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data yang belum diolah atau data yang masih
berupa neraca dan rugi laba perusahaan pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis dan metode deduktif yang disesuaikan dengan masalah
yang akan diteliti.
1) Metode analisis deskriptif
Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
menyusun, mengklasifikasikan, serta menganalisis data – data yang
dibutuhkan sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang analisa
sumber dan penggunaan modal kerja.
2) Metode deduktif
Adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji (testing) dan hasil
pengujian data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
penelitian. Pengambilan keputusan dilakukan dengan menilai data dan
informasi yang diperbandingkan dengan sumber dan penggunaan modal
kerja setiap periode tertentu yang secara umum diterima sebagai suatu
kebenaran serta analisis rasio keuangan PT. Majapahit Securities Tbk.
Rasio – rasio keuangan yang digunakan adalah :
1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari :
54
a) Rasio lancar (current ratio)
b) Rasio kas (cash ratio)
c) Working capital to total assets
2. Rasio rentabilitas
a) Return on investment
b) Rentabilitas modal sendiri (return on equity)
55
BAB IV
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab - bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai sumber dan
penggunaan modal kerja sebuah perusahaan serta perlunya manajemen terutama
manjemen keuangan untuk mengelola penggunaan modal kerja agar efisien untuk
menunjang kegiatan sehari – hari perusahaan secara keseluruhan untuk mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan serta kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban – kewajibannya.
Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data
yang diperlukan sebagai acuan penelitian yang akan diolah adalah laporan
keuangan PT. Majapahit Securities Tbk yaitu berupa neraca dan laporan rugi laba
tahun 2008 – 2010.
4.1 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT.Majapahit
Securities Tbk.
56
Laporan tentang sumber dan penggunaan dana modal kerja
memungkinkan seorang manajer keuangan untuk menganalisa sumber – sumber
dan penggunaan dana secara historis yang terdapat di dalam perusahaan.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah laporan yang
mengindikasikan adanya perubahan dalam modal kerja baik perubahan
bertambahnya modal kerja maupun perubahan berkurangnya modal kerja dalam
suatu periode tertentu dan memberikan gambaran – gambaran tentang
bertambahnya maupun berkurangnya modal kerja tersebut.
Point utama dalam menganalisa laporan sumber dan penggunaan modal
kerja adalah untuk memberikan ringkasan transaksi keuangan perusahaan selama
masa satu periode yang menunjukkan adanya perubahan dalam sumber dan
penggunaan modal kerja dalam periode tersebut.
Berdasarkan laporan Neraca dan Laporan Rugi Laba pada tabel 3.1 dan
tabel 3.2, peneliti akan mengolah laporan keuangan tersebut menjadi laporan
perubahan neraca, laporan perubahan modal kerja, perubahan unsur non-current
account dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja setiap dua periode
dengan comparative balance sheet (menganalisa kenaikan atau penurunan dalam
pos – pos yang tercantum dalam neraca yang diperbandingkan antara dua saat
tertentu) untuk menunjukkan perubahan – perubahan yang terjadi dalam pos – pos
elemen modal kerja.
4.1.1 Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja PT. Majapahit
Securities Tbk. Periode 2008-2009
Langkah pertama dalam menganalisa sumber dan penggunaan modal kerja
PT. Majapahit Securities Tbk adalah menyusun Laporan Perubahan Neraca.
57
Berikut ini akan disajikan Laporan Perubahan Neraca PT.Majapahit Securities
Tbk tahun 2008 dan 2009 :
Tabel 4.1
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Perubahan Neraca
31 Desember 2008 - 31 Desember 2009
KETERANGANTAHUN PERUBAHAN
2008 2009 Debet Kredit
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 18.677.669.453 40.844.082.526 22.166.413.073
Deposito berjangka 0 1.500.000.000 1.500.000.000
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan 279.209.340 304.225.521 25.016.181
Portofolio efek bersih
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 11.809.500.000 11.809.500.000
Pihak ketiga 1.473.393.930 0 1.473.393.930
Piutang lembaga kliring dan penjamin 0 0
Piutang reverse repo 6.000.000.000 0 6.000.000.000
Wesel tagih 10.502.674.000 12.887.002.620 2.384.328.620
Piutang nasabah 32.388.605.802 22.955.157.116 9.433.448.686
Piutang lain – lain 0
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 0 0
Pihak ketiga 0 0
Pajak dibayar dimuka 21.393.200 0 21.393.200
Jumlah aktiva lancar 81.152.445.725 90.299.967.783
AKTIVA TIDAK LANCAR
Penyertaan saham 135.000.000 135.000.000
Aset pajak tangguhan 2.843.947.449 2.416.270.746 427.676.703
Aset tetap - setelah dikurang 1.339.943.154 2.006.587.528 666.644.374
penyusutan tahun 2008 dan 2009 masing - masing
sebesar Rp.3.385.395.932 dan Rp.3.376.465.007
Beban ditangguhkan hak atas tanah 0 0
58
Aset yang tidak digunakan dalam usaha 0 0
Aset lain – lain 693.629.683 543.799.048 149.830.635
Jumlah aktiva tidak lancar 5.012.520.286 5.101.657.322
JUMLAH AKTIVA 86.164.966.011 95.401.625.106
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang lembaga kliring dan penjamin 139.716.500 7.178.313.000 7.038.596.500
hutang bank 0 0
hutang repo 3.000.000.000 0 3.000.000.000
hutang nasabah 10.888.425.189 12.652.796.347 1.764.371.158
beban masih harus dibayar 249.002.212 291.312.233 42.310.021
hutang pajak 234.216.473 263.025.350 28.808.877
Hutang sewa guna usaha 318.044.225 175.407.325 142.636.900
Kewajiban imbalan kerja 1.813.769.000 2.297.564.000 483.795.000
Uang muka diterima 0 0
Hutang lain – lain 50.187.156 0 50.187.156
Jumlah kewajiban 16.693.360.755 22.858.418.255
EKUITAS
Modal saham 72.000.000.000 72.000.000.000
Agio saham 14.208.453.750 14.208.453.750
Rugi belum direalisasi atas penurunan (24.685.535.145) (23.547.080.145) 1.138.455.000
nilai pasar dari portofolio efek
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 900.000.000 900.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 7.048.686.651 8.981.833.246 1.933.146.595
Jumlah ekuitas 69.471.605.256 72.543.206.851
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 86.164.966.011 95.401.625.106
TOTAL 29.935.226.305 29.935.226.305
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
59
Laporan perubahan neraca ini menggambarkan perubahan masing –
masing elemen neraca yaitu adalah neraca tahun 2008 dan tahun 2009. Dari
perubahan neraca yang dibandingkan dapat dilihat bahwa Gross Working Capital
tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008 karena adanya kenaikan sebesar
Rp.9.147.522.058,- atau 11,27%. Dan dilihat dari Net Working Capital, pada
tahun 2009 menunjukkan indikasi yang lebih baik dibandingkan tahun 2008
dikarenakan adanya kenaikan Net Working Capital sebesar Rp.2.982.464.558,-
atau 4,62%.
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan perubahan – perubahan
yang terdapat pada Laporan Perubahan Neraca (tabel 4.1) ke dalam Laporan
Perubahan Modal kerja dan Perubahan Unsur Non-Current Account PT.Majapahit
Securities Tbk periode 2008 – 2009 seperti tabel dibawah ini :
60
Tabel 4.2
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA CURRENT ACCOUNT
31 Desember 2008 - 31 Desember 2009
KETERANGANTAHUN Modal Kerja
2008 2009 Naik Turun
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 18.677.669.453 40.844.082.526 22.166.413.073
Deposito berjangka 0 1.500.000.000 1.500.000.000 Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan 279.209.340 304.225.521 25.016.181
Portofolio efek bersih
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 11.809.500.000 11.809.500.000
Pihak ketiga 1.473.393.930 0 1.473.393.930
Piutang lembaga kliring dan penjamin 0 0
Piutang reverse repo 6.000.000.000 0 6.000.000.000
Wesel tagih 10.502.674.000 12.887.002.620 2.384.328.620
Piutang nasabah 32.388.605.802 22.955.157.116 9.433.448.686
Piutang lain – lain 0
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 0 0
Pihak ketiga 0 0
Pajak dibayar dimuka 21.393.200 0 21.393.200
Jumlah aktiva lancar 81.152.445.725 90.299.967.783
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang lembaga kliring dan penjamin 139.716.500 7.178.313.000 7.038.596.500
hutang bank 0 0
hutang repo 3.000.000.000 0 3.000.000.000
hutang nasabah 10.888.425.189 12.652.796.347 1.764.371.158
beban masih harus dibayar 249.002.212 291.312.233 42.310.021
61
hutang pajak 234.216.473 263.025.350 28.808.877
Hutang sewa guna usaha 318.044.225 175.407.325 142.636.900
Kewajiban imbalan kerja 1.813.769.000 2.297.564.000 483.795.000
Uang muka diterima 0 0
Hutang lain – lain 50.187.156 0 50.187.156
Jumlah kewajiban 16.693.360.755 22.858.418.255
64.459.084.970 67.441.549.528 29.268.581.930 26.286.117.372
Kenaikan Modal Kerja 2.982.464.559
29.268.581.930 29.268.581.930
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk
Tabel 4.3
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA NON-CURRENT ACCOUNT
31 Desember 2008 - 31 Desember 2009
KETERANGANTAHUN PERUBAHAN
2008 2009 Debet Kredit
AKTIVA TIDAK LANCAR
Penyertaan saham 135.000.000 135.000.000
Aset pajak tangguhan 2.843.947.449 2.416.270.746 427.676.703
Aset tetap - setelah dikurang 1.339.943.154 2.006.587.528 666.644.374
penyusutan tahun 2008 dan 2009 masing - masing
sebesar Rp.3.385.395.932 dan Rp.3.376.465.007
Beban ditangguhkan hak atas tanah 0 0
Aset yang tidak digunakan dalam usaha 0 0
Aset lain – lain 693.629.683 543.799.048 149.830.635
Jumlah aktiva tidak lancar 5.021.520.286 5.101.657.322
EKUITAS
Modal saham 72.000.000.000 72.000.000.000
Agio saham 14.208.453.750 14.208.453.750
Rugi belum direalisasi atas penurunan (24.685.535.145) (23.547.080.145) 1.138.455.000
nilai pasar dari portofolio efek
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 900.000.000 900.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 7.048.686.651 8.981.833.246 1.933.146.595
Jumlah ekuitas 69.471.605.256 72.543.206.851
666.644.374 3.649.108.933
Kenaikan Modal Kerja 2.982.464.559
3.649.108.933 3.649.108.933
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
62
Pada tabel 4.2 yaitu Laporan Perubahan Modal Kerja yang
menggambarkan perubahan masing – masing unsur modal kerja (current account)
antara tahun 2008 dan 2009. Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa
pada tahun 2009 jumlah modal kerja lebih besar daripada jumlah modal kerja
pada tahun 2008, hal ini disebabkan karena sumbernya lebih besar daripada
penggunaannya sehingga PT.Majapahit Securities Tbk. Mengalami kenaikan
modal kerja sebesar Rp. 2.982.464.558,-. Kenaikan modal kerja tersebut
disebabkan adanya penambahan jumlah aktiva lancar dan juga diiringi
penambahan hutang lancar yaitu kenaikan penambahan aktiva lancar yang lebih
besar dibandingkan dengan kenaikan hutang lancarnya.
Pada tabel 4.3 dapat diketahui seberapa besarnya sumber dan penggunaan
modal kerja pada non-current account yang terdapat pos – pos / unsur yang akan
memperbesar modal kerja dan memperkecil modal kerja. Berdasarkan uraian
tersebut, maka disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja
PT.Majapahit Securities Tbk periode 2008 dan 2009 :
63
Tabel 4.4PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Laporan Sumber - sumber dan Penggunaan Modal Kerja31 Desember 2008 - 31 Desember 2009
Sumber – sumber Jumlah Penggunaan –
penggunaan Jumlah Saldo laba (belum diten- 1.933.146.595 tukan penggunaannya) Berkurangnya : Bertambahnya : Aset pajak tanggungan 427.676.703 Aset tetap 666.644.374
Aset lain – lain 149.830.635 Bertambahnya : Rugi belum direalisasi atas 1.138.455.000 penurunan nilai pasar dari portofolio efek
Jumlah 3.649.108.933 Jumlah 666.644.374
Kenaikan Modal Kerja2.982.464.559
TOTAL 3.649.108.933 TOTAL 3.649.108.933
64
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.4 (Laporan Sumber – sumber dan Penggunaan Modal
kerja), dapat dilihat bahwa penggunaan modal kerja adalah hanya untuk
penambahan asset tetap sebesar Rp.666.644.374,-. Kenaikan asset tetap sebesar
49,75% menjadi Rp.2,01 miliar dari periode sebelumnya karena kenaikan jumlah
aset tersebut adanya pertambahan kewajiban perusahaan. Kewajiban perusahaan
naik sebesar 36,93% menjadi Rp.22,86 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan
adanya kenaikan yang signifikan pada pos hutang lembaga kliring dan penjamin
sebesar 5.037,79% menjadi Rp.7,18 miliar serta pada pos hutang nasabah yang
naik 16,2% menjadi Rp.12,65 miliar.
Penggunaan dalam perusahaan diperoleh dari saldo laba (belum ditentukan
penggunaannya) sebesar Rp.1.933.146.595,-, berkurangnya aset pajak tangguhan
sebesar Rp.427.676.703,-, berkurangnya asset lain – lain sebesar
Rp.149.830.635,-. Serta bertambahnya rugi belum direalisasi atas penurunan nilai
pasar dari portofolio efek sebesar Rp.1.138.455.000,-. Perusahaan telah
menggunakan keseluruhan sumber – sumber modal kerja dengan total sumber
modal kerja sebesar Rp.3.649.108.933,- dan perusahaan mampu membelanjai
bertambahnya asset tetap sebesar Rp.666.644.374,-. Jika dihitung maka terdapat
kelebihan dalam pendanaan dalam penggunaan modal kerja sebesar
65
Rp.2.982.464.559,- yang mengakibatkan adanya kenaikan dalam modal kerja
sebesar Rp. 2.982.464.559,-.
4.1.2 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT.Majapahit
Securities Tbk. Periode 2009 – 2010
Periode selanjutnya yang akan dianalisa yaitu periode tahun 2009 dan
2010 dari Laporan Neraca PT.Majapahit Securities Tbk yang terdapat di tabel 3.1.
Berikut ini adalah tabel perubahan neraca TP.Majapahit Securities Tbk. Periode
tahun 2009 – 2010 :
Tabel 4.5
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Perubahan Neraca
31 Desember 2009 - 31 Desember 2010
KETERANGANTAHUN PERUBAHAN
2009 2010 Debet Kredit
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 40.844.082.526 20.615.051.238 20.229.031.288
Deposito berjangka 1.500.000.000 1.500.000.000
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan 304.225.521 320.639.641 16.414.120
Portofolio efek bersih
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 11.809.500.000 12.271.950.000 462.450.000
Wesel tagih 12.887.002.620 18.350.892.245 5.463.889.625
Piutang lembaga kliring dan penjamin 0 7.136.444.000 7.136.444.000
Piutang nasabah 22.955.157.116 29.999.448.861 7.044.291.745
Piutang perusahaan efek 0 5.000.985.000 5.000.985.000
Jumlah Aktiva Lancar 90.299.967.783 95.195.410.985
AKTIVA TIDAK LANCAR
Penyertaan saham 135.000.000 135.000.000
Aset pajak tangguhan 2.416.270.746 1.983.014.783 433.255.963
Aset tetap - setelah dikurang 2.006.587.528 2.232.696.387 226.108.859
penyusutan tahun 2008 dan 2009 masing - masing
66
sebesar Rp.4.126.984.454 dan Rp.3.376.465.007
Aset lain – lain 543.799.048 524.790.319 19.008.729
Jumlah aktiva tidak lancar 5.101.657.322 4.875.501.490
JUMLAH AKTIVA 95.401.625.106 100.070.912.475
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang lembaga kliring dan penjamin 7.178.313.000 0 7.178.313.000
hutang nasabah 12.652.796.347 25.181.138.149 12.528.341.802
beban masih harus dibayar 291.312.233 232.357.299 58.954.934
hutang pajak 263.025.350 217.711.634 45.313.716
Hutang sewa guna usaha 175.407.325 14.321.118 161.086.207
Kewajiban imbalan kerja 2.297.564.000 2.833.052.000 535.488.000
Jumlah kewajiban 16.693.360.755 28.478.580.200
````````
EKUITAS
Modal saham 72.000.000.000 72.000.000.000
Agio saham 14.208.453.750 14.208.453.750
Rugi belum direalisasi atas penurunan (23.547.080.145) (24.471.980.145) 924.900.000
nilai pasar dari portofolio efek
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 900.000.000 1.100.000.000 200.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 8.981.833.246 8.755.858.670 225.974.576
Jumlah ekuitas 72.543.206.851 71.592.332.275
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 95.401.625.106 100.070.912.475
TOTAL 33.945.125.782 33.945.125.782
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
67
Laporan perubahan neraca ini menggambarkan perubahan masing –
masing elemen neraca yaitu adalah neraca tahun 2009 dan tahun 2010. Dari
perubahan neraca yang dibandingkan dapat dilihat bahwa Gross Working Capital
tahun 2010 lebih baik dari pada tahun 2009 karena adanya kenaikan sebesar
Rp.4.895.443.202,- atau 5,42%. Tetapi jika dilihat dari Net Working Capital, pada
tahun 2010 menunjukkan indikasi yang kurang baik dibandingkan tahun 2009
dikarenakan adanya penurunan Net Working Capital sebesar Rp.724.718.743,-
atau 1,07%.
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan perubahan – perubahan
yang terdapat pada Laporan Perubahan Neraca (tabel 4.5) ke dalam Laporan
Perubahan Modal kerja dan Perubahan Unsur Non-Current Account PT.Majapahit
Securities Tbk periode 2009 – 2010 seperti tabel dibawah ini :
68
Tabel 4.6
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA CURRENT ACCOUNT
31 Desember 2009 - 31 Desember 2010
KETERANGANTAHUN Modal Kerja
2009 2010 Naik Turun
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 40.844.082.526 20.615.051.238 20.229.031.288
Deposito berjangka 1.500.000.000 1.500.000.000
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan 304.225.521 320.639.641 16.414.120
Portofolio efek bersih
Pihak yang mempunyai hubnungan istimewa 11.809.500.000 12.271.950.000 462.450.000
Wesel tagih 12.887.002.620 18.350.892.245 5.463.889.625
Piutang lembaga kliring dan penjamin 0 7.136.444.000 7.136.444.000
Piutang nasabah 22.955.157.116 29.999.448.861 7.044.291.745
Piutang perusahaan efek 0 5.000.985.000 5.000.985.000
Jumlah Aktiva Lancar 90.299.967.783 95.195.410.985
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang lembaga kliring dan penjamin 7.178.313.000 0 7.178.313.000
hutang nasabah 12.652.796.347 25.181.138.149 12.528.341.802
beban masih harus dibayar 291.312.233 232.357.299 58.954.934
hutang pajak 263.025.350 217.711.634 45.313.716
Hutang sewa guna usaha 175.407.325 14.321.118 161.086.207
Kewajiban imbalan kerja 2.297.564.000 2.833.052.000 535.488.000
Jumlah kewajiban 16.693.360.755 28.478.580.200
67.441.549.528 66.716.830.785 32.568.142.347 33.292.861.090
Penurunan Modal 724.718.743
33.292.861.090 33.292.861.090
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
69
Tabel 4.7
PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA NON-CURRENT ACCOUNT
31 Desember 2009 - 31 Desember 2010
KETERANGANTAHUN Modal Kerja
2009 2010 Debet Kredit
AKTIVA TIDAK LANCAR
Penyertaan saham 135.000.000 135.000.000
Aset pajak tangguhan 2.416.270.746 1.983.014.783 433.255.963
Aset tetap - setelah dikurang 2.006.587.528 2.232.696.387 226.108.859
penyusutan tahun 2008 dan 2009 masing - masing
sebesar Rp.4.126.984.454 dan Rp.3.376.465.007
Aset lain – lain 543.799.048 524.790.319 19.008.729
Jumlah aktiva tidak lancar 5.101.657.322 4.875.501.489
EKUITAS
Modal saham 72.000.000.000 72.000.000.000
Agio saham 14.208.453.750 14.208.453.750
Rugi belum direalisasi atas penurunan (23.547.080.145) (24.471.980.145) 924.900.000
nilai pasar dari portofolio efek
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 900.000.000 1.100.000.000 200.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 8.981.833.246 8.755.858.670 225.974.576
Jumlah ekuitas 72.543.206.851 71.592.332.275
1.376.983.435 652.264.692
Penurunan Modal Kerja 724.718.743
1.376.983.435 1.376.983.435
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
70
Pada tabel 4.6 yaitu Laporan Perubahan Modal Kerja yang
menggambarkan perubahan masing – masing unsur modal kerja (current account)
antara tahun 2009 dan 2010. Berdasarkan tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa
pada tahun 2010 jumlah modal kerja lebih kecil daripada jumlah modal kerja pada
tahun 2009, hal ini disebabkan karena sumbernya lebih kecil daripada
penggunaannya sehingga PT.Majapahit Securities Tbk. Mengalami penurunan
modal kerja sebesar Rp. 724.718.743,-. penurunan modal kerja tersebut
disebabkan adanya penambahan jumlah aktiva lancar dan juga diiringi
penambahan hutang lancar.
Pada tabel 4.7 dapat diketahui seberapa besarnya sumber dan penggunaan
modal kerja pada non-current account yang terdapat pos – pos / unsur yang akan
memperbesar modal kerja dan memperkecil modal kerja. Berdasarkan uraian
tersebut, maka disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja
PT.Majapahit Securities Tbk periode 2009 dan 2010 :
71
Tabel 4.8PT.MAJAPAHIT SECURITIES Tbk.
Laporan Sumber - sumber dan Penggunaan Modal Kerja31 Desember 2009 - 31 Desember 2010
Sumber – sumber Jumlah Penggunaan - penggunaan Jumlah
Saldo laba (telah diten- 200.000.000 tukan penggunaannya) Bertambahnya : 226.108.859 Aset tetap Berkurangnya : Berkurangnya :
Aset pajak tanggungan 433.255.963 Rugi belum direalisasi atas 924.900.000
Aset lain – lain 19.008.729 penurunan nilai pasar dari
portofolio efek
saldo laba(belum ditentu- 225.974.576
kan penggunaannya)
Jumlah 652.264.692 Jumlah 1.376.983.435
Penurunan Modal Kerja
724.718.743
TOTAL 1.376.983.435 TOTAL 1.376.983.435
Sumber : Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk yang telah diolah
72
Berdasarkan tabel 4.8 (Laporan Sumber – sumber dan Penggunaan Modal
kerja), dapat dilihat bahwa penggunaan modal kerja adalah bertambahnya asset
tetap sebesar Rp. 226.108.859,- dialokasikan untuk penambahan kendaraan,
perlengkapan kanto serta inventaris. Berkurangnya rugi belum direalisasi atas
penurunan nilai pasar dari portofolio efek sebesar Rp. 924.900.000,- serta
berkurangnya saldo laba (belum ditentukan penggunaannya) sebesar Rp.
225.974.576,-.
Penggunaan dalam perusahaan diperoleh dari saldo laba (telah ditentukan
penggunaannya) sebesar Rp.200.000.000,-, berkurangnya asset pajak tangguhan
sebesar Rp. 433.255.963,-, berkurangnya asset lain – lain sebesar Rp.
19.008.729,-. Perusahaan telah menggunakan keseluruhan sumber – sumber
modal kerja dengan total sumber modal kerja sebesar Rp. 652.264.692,- dan
perusahaan tidak mampu membelanjai untuk penggunaan – penggunaan modal
kerja sebesar Rp. 1.376.983.435,-. Jika dihitung maka terdapat kekurangan dalam
pendanaan dalam penggunaan modal kerja sebesar Rp. 724.718.743,- yang
mengakibatkan adanya penurunan dalam modal kerja sebesar Rp. 724.718.743,-.
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat dilihat bahwa penggunaan modal
kerja untuk pembiayaan aktiva tetap sebenarnya tidak boleh dilakukan karena
pembiayaan aktiva tetap dengan menggunakan modal kerja telah menyalahi
prinsip manajemen keuangan.
73
4.2 Rasio Likuiditas PT.Majapahit Securities Tbk.
4.2.1 Current Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current
assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current ratio yang tinggi
memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti
setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban –
kewajiban finansial jangka pendeknya.
Hasil perhitungan current ratio PT.Majapahit Securities Tbk dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.9
PT.Majapahit Securities Tbk
Current Ratio
Tahun
2008 2009 2010
Aktiva Lancar 81.152.445.725 90.299.967.783 95.195.410.985
Hutang Lancar 16.693.360.755 22.858.418.255 28.478.580.200
Current Ratio 4.86 (486%) 3.95 (395%) 3.34 (334%)Sumber : Data yang diolah dari tabel 3.1 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Dari tabel 4.9 di atas, dapat kita lihat bahwa current ratio tahun 2008
PT.Majapahit Securities Tbk adalah 486% yang berarti setiap Rp.1,- kewajiban
lancar akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.4,86,- sedangkan tahun 2009
74
current ratio PT.Majapahit Securities Tbk adalah 3.95% yang berarti bahwa
setiap Rp.1,- kewajiban lancar akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.3.95,-,
dan tahun 2010 current ratio PT.Majapahit Securities Tbk adalah 334% yang
berarti bahwa setiap Rp.1,- hutang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar
Rp.3.34,-. Current ratio PT.Majapahit Securities Tbk mengalami penurunan dari
tahun 2008 hingga 2010 tetapi perusahaan masih dalam keadaan likuid karena
perusahaan masih dapat mempertahankan current ratio diatas 2 (secara umum).
Current ratio PT.Majapahit Securities Tbk dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 91%, hal ini disebabkan adanya
kenaikan aktiva lancar sebesar Rp.9.147.522.058,- yang diikuti juga dengan
naiknya kewajiban sebesar Rp.6.165.057.500,-. Current ratio periode tahun 2009
sampai dengan 2010 juga mengalami penurunan sebesar 61% disebabkan karena
adanya kenaikan aktiva lancar sebesar Rp.4.895.443.202,- yang diikuti dengan
naiknya kewajiban lancarnya sebesar Rp.5.620.161.945,-.
4.22 Cash Ratio
cash ratio adalah kemampuan kas dan surat berharga dalam menutup
hutang lancar. Cash ratio merupakan kemampuan mengukur uang kas dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.
Hasil perhitungan cash ratio PT.Majapahit Securities Tbk adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.10
PT.Majapahit Securities Tbk
Cash Ratio
Tahun
75
2008 2009 2010
Kas dan Setara Kas 18.677.669.453 40.844.082.526 20.615.051.238
Hutang Lancar 16.693.360.755 22.858.418.255 28.478.580.200
Cash Ratio 1,11 (111%) 1.79 (179%) 0.72 (72%)Sumber : Data yang diolah dari tabel 3.1 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Dari perhitungan tabel 4.10 diatas, dapat kita lihat bahwa cash ratio
PT.Majapahit Securities Tbk. tahun 2008 adalah 111% yang berarti bahwa setiap
Rp.1,- kewajiban lancar akan di jamin oleh kas sebesar Rp.1.11,-, pada tahun
2009 cash ratio PT.Majapahit Securities Tbk. Adalah 179% yang berarti bahwa
setiap Rp.1,- kewajiban lancar akan di jamin oleh kas sebesar Rp.1.79,- dan pada
tahun 2010 cash ratio PT.Majapahit Securities Tbk. Adalah 72% yang berarti
bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar akan di jamin oleh kas sebesar Rp.0.72,- ,
dari penjelasan di atas maka cash ratio PT.Majapahit Securities Tbk. Masih dalam
keadaan likuid.
Cash ratio PT.Majapahit Securities Tbk dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 68%, hal ini disebabkan adanya kenaikan
kas dan setara kas pada tahun 2009 yang sangat signifikan sebesar
Rp.22.166.413.073,- dan diikuti juga dengan naiknya kewajiban sebesar
Rp.6.165.057.500,-. Cash ratio periode tahun 2009 sampai dengan 2010 juga
mengalami penurunan sebesar 107% disebabkan karena adanya penurunan kas
dan setara kas yang cukup signifikan sebesar Rp.20.229.031.288,- dan naiknya
kewajiban lancarnya sebesar Rp.5.620.161.945,-.
4.2.3 Working Capital to Total Assets
76
Working capital to total assets digunakan untuk membandingkan posisi
modal kerja (neto) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Hasil
perhitungan working capital to total assets PT.Majapahit Securities Tbk adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.11
PT.Majapahit Securities Tbk
Working Capital to Total Assets
Tahun
2008 2009 2010
Aktiva Lancar 81.152.445.725 90.299.967.783 95.195.410.985
Hutang Lancar 16.693.360.755 22.858.418.255 28.478.580.200
Total Aktiva 86.164.966.011 95.401.625.106 100.070.912.475
Working Capital to0.75 (75%) 0.71 (71%) 0.67 (67%)
Total Assets
Sumber : Data yang diolah dari tabel 3.1 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Dari data yang telah diolah diatas, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008
samapi dengan tahun 2010 working capital to total assets PT.Majapahit Securities
Tbk. Mengalami penurunan yaitu masing – masing sebesar 75%, 71%, dan 67%.
Hal ini dikarenakan penurunan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan sebagai
77
dampak dari bertambahnya kewajiban lancar yang lebih besar kenaikannya
daripada kenaikan aktiva lancarnya.
4.3 Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) PT.Majapahit Securities Tbk.
4.3.1 Return On Investment
Return on investment merupakan kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Hasil perhitungan Return on investment PT.Majapahit Securities Tbk
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.12
PT.Majapahit Securities Tbk
Return On Investment
Tahun 2008 2009 2010
Keuntungan Neto Sesudah Pajak
609.640.774 1.933.146.595 2.134.025.423
Jumlah Aktiva 86.164.966.011 95.401.625.106 100.070.912.475Return On Investment 0.007 (0.7%) 0.02 (2%) 0.021 (2.1%)
Sumber : Data yang diolah dari tabel 3.1 dan 3.2 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Dari perhitungan pada tabel 4.12 diatas, dapat kita lihat bahwa Return On
Investment PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun 2008 sebesar 0.7% yang
berarti setiap Rp.1,- modal (total aktiva) menghasilkan laba bersih sebesar Rp.
0.007,- dan Return On Investment PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun 2009
78
sebesar 2% yang berarti setiap Rp.1,- modal (total aktiva) menghasilkan laba
bersih sebesar Rp. 0.02,-, serta Return On Investment PT.Majapahit Securities
Tbk. Pada tahun 2010 sebesar 2.1% yang berarti setiap Rp.1,- modal (total aktiva)
menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0.021,-
Rate of Return on Investment (ROI) PT.Majapahit Securities Tbk. Pada
tahun 2009 mengalami kenaikan rasio yang cukup signifikan sebesar 1.3% dari
tahun 2008. Kenaikan rasio ini baik karena menunjukkan perusahaan lebih efisien
dalam memanfaatkan sumber ekonominya maka dari itu laba bersih yang di dapat
juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar Rp.1.323.505.821,- dan
juga jumlah aktiva yang naik sebesar Rp.9.236.659.095,-. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ROI perusahaan tergolong cukup profitabel karena kenaikan
jumlah aktiva diikuti juga dengan bertambahnya jumlah keuntungan neto sesudah
pajak dan keadaan ini menunjukkan bahwa dalam perusahaan masih efektif dalam
penggunaan seluruh aktivanya.
Rate of Return On Investment PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun
2010 juga mengalami kenaikan rasio sebesar 1% dari tahun 2009. Kenaikan rasio
ini baik karena menunjukkan perusahaan lebih efisien dalam memanfaatkan
sumber ekonominya maka dari itu laba bersih yang di dapat mengalami kenaikan
sebesar Rp.200.878.828,- dan juga jumlah aktiva yang naik sebesar
Rp.4.669.287.369,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROI perusahaan masih
tergolong cukup profitabel karena kenaikan jumlah aktiva diikuti juga dengan
bertambahnya jumlah keuntungan neto sesudah pajak dan keadaan ini
menunjukkan bahwa dalam perusahaan masih efektif dalam penggunaan seluruh
aktivanya.
79
4.3.2 Return On Equity
Return on equity merupakan rasio yang mengukur penghasilan (income)
yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (bagi pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasaikan di dalam
perusahaan. Dengan kata lain adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan tingkat pengembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan keuntungan yang dimiliki
perusahaan.
Hasil perhitungan Return on Equity PT.Majapahit Securities Tbk dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.13
PT.Majapahit Securities Tbk
Return On Equity
Tahun 2008 2009 2010
Keuntungan Neto Sesudah Pajak
609.640.774 1.933.146.595 2.134.025.423
Jumlah Modal Sendiri 69.471.605.256 72.543.206.851 71.592.332.275Return On Equity 0.009 (0.9%) 0.027 (2.7%) 0.03 (3%)
Sumber : Data yang diolah dari tabel 3.1 dan 3.2 Laporan Keuangan PT.Majapahit Securities Tbk.
Dari perhitungan tabel 4.13 diatas, dapat kita lihat bahwa Rate Return on
Equity PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun 2008 sebesar 0.9% yang berarti
setiap Rp.1,- modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0.009,- dan
Return On Equity PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun 2009 sebesar 2.7%
yang berarti setiap Rp.1,- modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp.
80
0.027,-, serta Return On Equity PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun 2010
sebesar 3% yang berarti setiap Rp.1,- modal (total aktiva) menghasilkan laba
bersih sebesar Rp. 0.03,-.
Rate of Return on Equity (ROE) PT.Majapahit Securities Tbk. Pada tahun
2009 mengalami kenaikan rasio yang cukup signifikan sebesar 1.8% dari tahun
2008 karena laba bersih yang di dapat mengalami kenaikan yang cukup signifikan
sebesar Rp.1.323.505.821,- dan juga jumlah modal yang naik sebesar
Rp.3.071.601.595,-. Dan Rate of Return on Equity (ROE) PT.Majapahit Securities
Tbk. Pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan rasio sebesar 0.3% dari tahun
2009 karena laba bersih yang di dapat mengalami kenaikan sebesar
Rp.200.878.828,- tetapi jumlah modal mengalami penurunan sebesar
Rp.950.784.576,-. Kenaikan rasio ROE dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2010 mengalami kenaikan, hal ini menunjukkan adanya perbaikan dari
manajemen tetapi masih kurang profitabel untuk menghasilkan laba dari modal
yang dimiliki sehingga tingginya modal yang digunakan tetapi masih rendah
untuk menghasilkan laba.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian atau pembahasan atas data dan informasi
yang terkumpul serta dengan mengkaji ulang dari bab – bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Penyajian laporan pada penelitian Sumber dan Penggunaan Modal
Kerja terhadap Likuiditas dan Rentabilitas pada PT.Majapahit
Securities Tbk. Dilakukan dengan menggunakan metode kertas kerja
atau disebut dengan reversal method.
82
2) Berdasarkan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode
tahun 2008 dan tahun 2009, penggunaan modal kerja sebesar Rp.
666.644.374,- lebih kecil dari sumber modal kerjanya sebesar Rp.
3.649.108.933,-. Dapat kita lihat bahwa terdapat kelebihan atau
bertambahnya dalam pendanaan untuk penggunaan modal kerja yang
mengakibatkan adanya kenaikan modal kerja periode tahun 2008 –
2009 sebesar Rp. 2.982.464.559,-.
3) Berdasarkan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode
tahun 2009 dan tahun 2010, penggunaan modal kerja sebesar Rp.
1.376.983.435,- lebih besar dari sumber modal kerjanya sebesar Rp.
652.264.692,-. penggunaan modal kerja terbesar dialokasikan untuk
berkurangnya rugi belum direalisasi atas penurunan nilai pasar dari
portofolio efek sebesar Rp. 924.900.000,-. Dapat kita lihat bahwa
terdapat kekurangan dalam pendanaan untuk penggunaan modal kerja
yang mengakibatkan adanya penurunan modal kerja periode tahun 2009
– 2010 sebesar Rp. 724.718.743,-. Penggunaan pembiayaan aktiva tetap
dengan menggunakan modal kerja tida`k dibenarkan karena modal
kerja tidak boleh digunakan untuk pembiayai aktiva tetap karena sudah
menyalahi prinsip manajemen keuangan.
4) Ditinjau dari likuiditas perusahaan dengan menggunakan analisa
current ratio, cash ratio dapat dilihat bahwa keadaan keuangan
perusahaan dalam keadaan likuid dimana aktiva lancarnya mampu
menjamin setiap kewajiban lancarnya sedangkan dengan menggunakan
analisa working capital to total assets dapat dilihat bahwa terjadinya
83
penurunan sebagai dampak dari lebih besar naiknya hutang lancar
daripada kenaikan aktiva lancarnya.
5) Ditinjau dari rentabilitas perusahaan dengan menggunakan analisa
return on investment dan return on equity dapat dilihat bahwa
perusahaan telah mampu lebih efisien dalam modal kerja untuk
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam peneltian ini, penulis memiliki sedikit kendala yang dihadapi yaitu
kendala dalam perhitungan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar di dalam neraca
PT.Majapahit Securities Tbk tahun 2010. Dalam Neraca PT.Majaphit Securities
Tbk, total aktiva lancar tahun 2010 sebesar 83.841 Miliar dan total aktiva tidak
lancar sebesar 16.229 Miliar tetapi saat penulis melakukan perhitungan secara
manual dengan kalkulator, penulis mendapatkan hasil yang berbeda untuk total
aktiva lancar sebesar Rp.95.195.410.985,- dan total aktiva tidak lancar sebesar
Rp.4.875.501.489,-
Penulis melakukan perhitungan manual dengan kalkulator berkali – kali
dan hasilnya tetap seperti yang penulis hitung sebelumnya. Saat perhitungan
sumber dan penggunaan modal kerja, penulis menggunakan hasil perhitungan
penulis secara manual dengan kalkulator untuk total aktiva lancar dan total aktiva
tidak lancar dan hasilnya adalah neraca yang balance. Akhirnya penulis
memutuskan untuk memakai total aktiva lancar dan total aktiva tidak lancar tahun
2010 dengan perhitungan penulis yang secara manual.
84
5.3 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka penulis mencoba
memberikan saran – saran yang diharapkan berguna bagi pihak perusahaan dan
pihak – pihak yang berkepentingan lainnya yaitu sebaiknya perusahaan
menambah sumber modal kerjanya sehingga dapat membiayai pendanaan aktiva
tetap perusahaan dan rugi belum direalisasi atas penurunan nilai pasar dari
portofolio efek sehingga perusahaan tidak menggunakan modal kerja untuk
mendanai itu. Perusahaan juga sebaiknya meningkatnya profitabilitas dengan
mengurangi dana yang menganggur di aktiva untuk meningkatkan efektivitas
perusahaan dalam meningkatkan laba bersih.
Jika perusahaan mengutamakan likuiditas karena perusahaan adalah
perusahaan efek yang membutuhkan dana yang cukup besar agar tetap likuid,
maka perusahaan terpaksa mengorbankan profitabilitas dan sebaliknya. Oleh
karena itu, harus dipilih prioritas mana yang akan diambil agar likuiditas dan
profitabilitas dapat berjalan bersama – sama dan perusahaan dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Tentu saja hal ini sedikit mendapat kesulitan bagi perusahaan
apabila perusahaan melakukan pengembangan untuk meningkatkan pelayanan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Andi.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2004. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Indriantoro, Nur. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Martono dan Harjito, Agus. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta : Liberty.
Scott JR, Keowin, Martin, dan Petty. 2004. Manajemen Keuangan Prinsip – Prinsip Dan Aplikasi. Edisi 9. Jakarta : Indeks.
Sjahrial, Darmawan. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
86
Sjahrial, Darmawan. 2007. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam : Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan Keputusan. Jakarta : Rajawali Pers.
Warsini, Sabar. 2003. Manajemen Keuangan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Jakarta.
LAMPIRAN
87