SKRIPSI - repository.metrouniv.ac.id RAMADH… · Ramadhan Nawa Saputri NPM. 14119114 Jurusan :...
Transcript of SKRIPSI - repository.metrouniv.ac.id RAMADH… · Ramadhan Nawa Saputri NPM. 14119114 Jurusan :...
SKRIPSI
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)
Oleh:
Ramadhan Nawa Saputri NPM. 14119114
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/ 2019 M
ii
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi
Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Ramadhan Nawa Saputri NPM. 14119114
Pembimbing I : Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag
Pembimbing II : Esty Apridasari, M.Si
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/ 2018 M
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah )
OLEH:
Ramadhan Nawa Saputri 14119114
Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan berbagai tujuan
menyeluruh. Melihat pentingnya fungsi keuangan dalam suatu organisasi atau
usaha, akan sangat baik jika kegiatan pengelolaan keuangan diatur dengan
menggunakan manajemen yang tepat yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung
Kabupaten Lampung Tengah yang merupakan suatu organisasi pendidikan yang
mempunyai sistem manajemen di dalamnya yang mengatur perolehan dan
penyaluran dana untuk berkembangnya suatu organisasi pondok pesantren Asy-
Syifa Tribakti. Maka manajemen di dalam pondok pesantren sangat berperan
penting bagi kemajuan pondok pesantren itu sendiri karena itu manajemen
keuangan harus efektif dan efisien agar terorganisirnya manajemen keuangan
yang ada di pondok pesantren Asy-syifaTribakti.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Fild research), sedangkan
sifat penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara, dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap istri
pimpinan pondok pesantren, bendahara, guru, dan santri pondok pesantren Asy-
syifa Tribakti.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa bahwa Penerapan
manajemen keuangan dalam prespektif ekonomi Islam di pondok pesantren Asy-
syifa Tribakti sudah cukup baik dengan konsep manajemen keuangan. Dilihat dari
perencanaan bahwasannya di dalam pondok pesantren uang SPP yang dibayarkan
oleh santri digunakan untuk pembayaran gaji guru, dan operasional pondok.
Dalam pengorganisasian pondok pesantren Asy-syifa Tribakti memiliki sedikit
kendala karena, adanya santri yang menunggak dalam pembayaran SPP, dan ini
menyebabkan tidak efisiennya dana yang digunakan untuk operasional pondok
pesantren. Dalam segi pelaksanaan di dalam pondok pesantren belum berjalan
sesuai dengan perencanaan karena, dalam pelaksanaan pembayaran SPP para
santri tidak dibayarkan setiap bulan, hal ini berdampak pada gaji guru yang ikut
tertunda. Dan di dalam pengawasan, pondok pesantren Asy-syifa Tribakti
melakukan pengawasan satu bulan sekali untuk pembagian honor dan pelaporan
keuangan, maka dalam hal ini pondok pesantren Asy-syifa Tribakti sudah
menerapkan aspek pengawasan dengan cukup baik.
vii
ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ramadhan Nawa Saputri
NPM : 14119114
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil dari penelitian saya
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
viii
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh”. (Ash-Shaaf: 4).1
1 QS. Ash-Shaaf: 4
ix
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya. Peneliti persembahkan skripsi ini sebagai bentuk bukti
kasih sayang kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Suparyono dan Ibu Korimah yang
selalu mencurahkan kasih sayangnya, perhatian, kesabaran dan selalu
memberikan semangat serta tidak kenal lelah mendoakan untuk
keberhasilan anak-anaknya sejak kecil hingga sekarang.
2. Kakak-kakakku tercinta dan adikku yang selalu mendukung serta
membantu saya selama proses 4 tahun ini.
3. Ibu Dra.Hj. Siti Nurjanah, M.Ag pembimbing I yang selalu sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat berharga hingga
skripsi ini selesai.
4. Ibu Esty Apridasari, M.Si pembimbing II yang selalu sabar memberikan
pengarahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
5. Almamater Institut Agama Islam (IAIN) Negeri Metro.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-
Nya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Proposal ini.
Penelitian Proposal ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar S.E.
Dalam upaya penyelesaian penyusunan Proposal ini, Peneliti banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor
IAIN Metro, kepada Ibu Dr. Widya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Ibu Rina El Maza, S.H.I, M.S.I selaku Ketua Jurusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ibu Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag dan Ibu
Esty Apridasari, M.Si selaku Pembimbing satu dan dua yang telah memberi
bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi motivasi. Tak
lupa juga rasa sayang dan terima kasih Peneliti haturkan kepada Ayah dan Ibu
yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan dalam segala hal. Serta
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Kritik dan saran demi perbaikan Proposal ini sangat diharapkan dan akan
diterima sebagai bagian untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Pada
akhirnya Peneliti berharap semoga hasil penelitian yang dilakukan kiranya dapat
bermanfaat dan memenuhi syarat diajukan sebagai penelitian skipsi.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vii
HALAM MOTTO .......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4
D. Penelitian Relevan .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Keuangan .................................................................... 7
1. Pengertian Manajemen Keuangan............................................ 7
2. Tujuan Manajemen Keuangan ................................................. 8
3. Prinsip Manjemen Keuangan ................................................... 9
B. Menajemen Keuangan Syariah Dalam Ekonomi Islam ................. 10
1. Pengertian Manajemen Keuangan Syariah .............................. 10
2. Karakteristik Manajemen Keuangan Syariah........................... 12
3. Tujuan Manajemen Keuangan Syariah .................................... 14
4. Prinsip Manajemen Keuangan Syariah .................................... 15
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ............................................................... 21
B. Sumber Data ................................................................................... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 23
D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 25
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren Asy-Syifa
Tribakti di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung
Kabupaten Lampung Tengah ......................................................... 27
1. Sejaran Pondok Pesantren Asy-Syfa Tribakti .......................... 27
2. Visi Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti .............................. 30
3. Misi Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti.............................. 30
4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Asy-Syifa................. 31
5. Stuktur Organisasi Pondok Pesantren Asy-Syifa ..................... 34
6. Pelaksanaan Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren
Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana .............................. 35
B. Perspektif Ekonomi Islam tentang Penerapan Menajemen
Keuangan Di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribhakti di Desa
Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah ........................................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 47
B. Saran ............................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rekomendasi Izin Research
2. Surat Tugas Research
3. Surat Izin Research
4. Outline
5. Alat Pengumpul Data (APD)
6. Kartu Konsultasi
7. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial tentu saja tidak
bisa hidup sendiri. Mereka satu sama lain saling tolong-menolong dalam
bidang ekonomi, sosial dan budaya, karena mereka memiliki tujuan untuk
mencapai kesuksesan dimasa yang akan datang.
Pada setiap hubungan kerjasama dalam dunia bisnis tentu tidak terlepas
dari manajemen keuangan yang meliputi, perencanaan keuangan, pemantauan
dan evaluasi kerja karyawan. Sebab kesuksesan suatau organisasi atau usaha
yang dijalankan sangat ditentukan dari tata cara pengaturan keuangannya.
Keuangan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan nasib
suatu organisasi atau perusahaan. Adapun manajemen keuangan dapat
diartikan sebagai segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan berbagai tujuan menyeluruh.2
Melihat pentingnya fungsi keuangan dalam suatu organisasi atau usaha,
akan sangat baik jika kegiatan pengelolaan keuangan diatur dengan
menggunakan manajemen yang tepat yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Manajemen keuangan syariah adalah pengaturan kegiatan keuangan
organisasi, lembaga pendidikan dan perusahaan yang meliputi perencanaaan,
2 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), ed, 1, cet. 2, h. 5.
2
pengorganisasian, staffing, pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi
keuangan yang dituntun oleh prinsip-prinsip syariah islam.3
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah yang merupakan
suatu organisasi pendidikan yang mempunyai 200 santri dan 14 pengajar.
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti mempunyai sistem manajemen yang
mengatur perolehan dan penyaluran dana untuk berkembangnya suatu
organisasi pondok pesantren asy-syifa tribakti. Maka manajemen didalam
pondok pesantren sangat berperan penting bagi kemajuan pondok pesantren
itu sendiri karenaitu manajemen keuangan harus efektif dan efisien agar
terorganisirnya manajemen keuangan yang ada di pondok pesantren Tribakti.4
Praktiknya yang terjadi dipondok pesantren Asy-Syifa Tribakti belum
terorganisir dengan baik dalam mengatur keuangan yang ada di dalam pondok
pesantren tersebut karena pendapatan dari pembayaran SPP setiap bulannya
seharusnya lebih besar dari pengeluaran pondok pesantren, tetapi pada
kenyataannya pendapatan setiap bulannya yang seharusnya bisa untuk biaya
sarana dan prasarana, listrik dan gaji guru tetapi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, dan akibatnya gaji guru tidak bisa dibayarkan setiap
bulannya, Karena pendapatan yang didapat setiap bulannya seharusnya tidak
tercampur dengan bulan berikutnya karena ada sebagian santri yang
membayar SPP langsung 1 tahun penuh. Kemudian pembayaran SPP yang
pembayarannya tidak langsung ke bendahara tetapi dibayarkan kepada
3Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqh, (yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2014), h. 2. 4 Fatimatun Ni’mah, Istri Pimpinan Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
3
masing-masing wali kelas,dari masing-masing wali kelas yang seharusnya
mempunyai catatan atau bukti bahwa santri sudah membayar uang SPP pada
kenyataanya tidak ada catatan dari masing-masing wali kelas,kemudian
jumlah uang yang sudah terkumpul dari hasil pembayaran uang SPP
disetorkan kebendahara pada saat rapat bulanan tanpa ada catatan dari masing-
masing wali kelas, dan tidak ada catatan keuangan dari pembayaran SPP santri
di pondok pesantren tersebut.5
Berdasarkan penjelasan di atas dapat peneliti pahami bahwa terjadinya
manajemen keuangan di Pondok Pesantren Asy-Syifa tidak berjalan dengan
baik karena minimnya SDM yang ada didalamnya, dan kurangnya kerjasama
antara bendahara dan masing-masing wali kelas. Tetapi yang paling penting
ketika manajemen ingin berjalan dengan baik dan efektif maka dari bendahara
harus bisa mengatur sistem manajemen keuangan dengan mengatur keuangan
dengan teraturnya perolehan dan pendapatan, meskipun itu pondok pesantren
yang sifatnya sosial tetapi pentingnya penerapan manajemen keuangan agar
tersusun dengan baik manajemen keuangan didalam pondok pesantren
tersebut, dan manajemen yang ada di dalam pondok pesantren tersebut bisa
berjalan dengan baik, karena ini berperan dalam pengambilan keputusan dan
tetap berjalannya kegiatan serta berkembangnya pondok pesantren tesebut.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti
tentang permasalahan pentingnya penerapan manajemen keuangan dipondok
Pesatren Asy-Syifa untuk mengelola keuangan yang ada didalamnya. Maka
5Ahamad abdul aziz, Bendahara Pondok Pesantren Asyi-Syifa, Wawancara Tanggal 21
April 2018.
4
peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang “Penerapan Manajemen
Keuangan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih
Agung Kabupaten Lampung Tengah)”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Bagaimana penerapan manajemen keuangan dalam perspektif ekonomi
Islam (studi kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi
Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan
manajemen keungan dalam perspektif ekonomi Islam di Pondok Pesantren
Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung
Kabupaten Lampung Tengah.
b. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat secara teoritis: hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen keuangan
terutama tentang penerepan manajemen keuangan dalam suatu
organisasi.
5
2. Manfaat secara praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
bahan pertimbangan, masukan atau saran terhadap organisasi atau
masing-masing individu tentang pentingnya penerapan manajemen
keuangan dalam sebuah pondok pesantren agar tercapainya suatu
tujuan.
D. Penelitian Relevan
Penelitian ini pada dasarnya bukan merupakan penelitian yang benar-
benar baru, sebelumnya penelitian ini banyak yang sudah mengkaji objek
penelitian tentang penerapan manajemen keuangan. Oleh karena itu penelitian
pada penelitian ini berbeda dengan menekankan objek penelitiannya pada
penerapan manajemen keuangan dalam pelaksanaan pendidikan dipondok
pesantren. Adapun penelitian relevan dengan penelitian ini diantaranya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rohman Sodikin dengan judul Manajemen
Keuangan Pedagang Kaki Lima Dalam Prespektif Ekonomi Islam Tahun
2010. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang lokasinya di
warung sate Bu Nur yang berjualan di Rsu A Yani Metro. Pengumpulan
data yang dilakukan melalui teknik wawancara, dokumentasi, observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa warung sate Bu Nur merupakan salah
satu pedagang kaki lima yang paling lama bertahan dibandingkan dengan
dengan pedagang kaki lima yang lain yang berjualan di sekitar RSUD A
Yani Metro. Manajemen keuangan yang diterapkan di warung sate Bu Nur
masih secara tradisional yaitu mencampur antara uang pribadi dengan
uang usaha. Untuk memperoleh dana Bu Nur memaksimalkan fungsi dari
6
manajemen keuangan yaitu kegiatan mencari dana kegiatan penggunaan
dana.6
2. Penelitian ini dilakukan oleh TIAS KRISMINTARINI dengan judul
manajemen keuangan panti asuhan yatim putri Aisyiyah kota Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa panti asuhan yatim putri Aisyiyah
kota Yogyakarta telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam sistem
pengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan komunikasi.7
Dari kedua penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan mengenai penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu penerapan
manajemen keuangan. Dari ketiga penelitian ini menunjukkan betapa
pentingnya penerapan manajemen keuangan dalam suatu lembaga pendidikan,
organisasi, dan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari
masing-masing lembaga. Maka untuk membedakan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, peneliti melihat bahwa sejauh ini pondok pesantren
yang akan dijadikan tempat penelitian belum menerapkan manajemen
keuangan dengan baik. Maka peneliti lebih memfokuskan penelitian ini dari
aspek Penerapan Manjemen Keuangan Dalam Perspektif ekonomi Islam dan
untuk membedakan peneliti akan mengadakan penelitian ini di Desa Bumi
Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.
6Rohman Sodikin, skripsi“Manajemen Keuangan Pedagang Kaki Lima Dalam Prespektif
Ekonomi Islam, metro tahun 2010. 7Tias Krismintarini, Skripsi “Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah
Kota Yogyakarta, Tahun 2014
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah proses pengaturan aktivitas atau
kegiatan keuangan dalam suatu organisasi, yang di dalamnya termasuk
kegiatan planning, analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan,
biasanya dilakukan oleh manajer keuangan. Manajemen keuangan juga
diartikan sebagai seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan
biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana secara efisien.8
James Van Horne mendefinisikan manajemen keuangan adalah
segala aktivitas hubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan
aktiva dengan beberapa tujuan. Oleh karena itu, fungsi pembuatan
keputusan dari manajer keuangan dapat dibagi menjadi area utama, yaitu
keputusan dengan investasi, pendanaan, dan aktiva.9
Sejalan dengan itu, Bambang Riyanto menyebutkan bahwa
manajemen keuangan adalah keseluruhan dari aktivitas yang bersangkutan
dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau
mengalokasikan dana tersebut.10
8Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h 30.
9 James c. Van horne dan john m. wachhowicz, Prinsip-Prinsip Manjemen Keuangan,
alih bahasa: heru sutojo, (Jakarta:Selemba Empat, 1997), h 2. 10
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Gajah Mada, 1995), ed 4, h 4.
8
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berpendapat bahwa
manajemen keuangan adalah kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
mereka yang bertaanggung jawab dalam bidang tertentu atau semua
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan uang dan pemanfaaatan
secara efektif. Manajer keuangan, di samping harus menetapkan cara
terbaik untuk menungkatkan volume uang dalam organisasi perusahaan,
juga harus menjamin bahwa penggunaan uang tetap terarah pada tujuan
suatu organisasi atau perusahaan.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah memaksimalkan kesejahteraan
pemilik perusahaan atau memaksimalka nilai perusahaan, menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (going concer) dan mencapai
kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawabsosial perusahaan,
sedangkan fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut :11
a. Perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran
serta kegiatan kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan .
c. Pengelolaan keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian keuangan, mencari dan mengekspoitasi sumber dana yang
ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
11
Harmon, ManajemenKeuangan, (Jakarta:BumiAksara, 2009), ed 1, h 9.
9
e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta
menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
g. Pelaporan Keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan
perusahaan sekaligus bahan evaluasi.
3. Prinsip Manajemen Keuangan
Manjemen keuangan perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, akuntabilitas publik.12
Disamping itu merupakan masing-
masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntanbilitas, efektivitas, dan
efisiensi.
a. Tranparansi
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,
menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya
kepada para pemangku kepentingan, termasuk didalamnya,
menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat waktu
serta dapat dengan mudah dapat diakses oleh pemangku kepentingan
dan penerima manfaat, apabila organisasi tidak transparansi, hal ini
mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.13
12
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (jakarta: CV
tamita utama, 2003), pasal 48 13
Muhammad Roihan Daulay, Manajemen Keuangan Madrasah, (Padang: Al-Muaddib,
2017), Vol. 2 No. 1, hal. 34
10
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban, moral atau hukum, yang melekat
pada individu, kelompok atau organisasi, organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa
yang telah dia capai sebagai pertanggung jawaban kepada pemangku
kepentigan dan penerima manfaat.
c. Efektivitas
Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip keefektifan
kalau kegitan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan dan kualitas outcomes-nya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang
dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya.14
B. Manajemen Keuangan Syariah Dalam Ekonomi Islam
1. Pengertian Manajemen Keuangan Syariah
Menurut Muhamad, manajemen keuangan syariah adalah
pengaturan kegiatan keuangan organisasi, lembaga pendidikan daa
perusahaan yang meliputi perencanaaan, pengorganisasian, staffing,
14
Fatra dan Edi Harapan, Implementasi Prinsip dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Sekolah Di SMA Muhammadiyah 1 Palembang, (Universitas PGRI Palembang: JMKSP, 2017),
Volume 2, No. 1, hal. 48-49
11
pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan yang dituntun oleh
prinsip-prinsip syariah islam.15
Menurut Mulyasa, di dalam buku Baharudin dan Moh. Makin.
Manajemen keuangan atau pembiayaan merupakan serangkaian kegiatan
perencanaan, melaksanakaan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat.16
Menurut Arikunto menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu
kegiatan atau rangkaian yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tuujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
efektif dan efisien.17
Menurut R. Agus Sartono, manajemen keuangan dapat diartikan
sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana
dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan efisien maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelaanjaan secara
efisien.18
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen
keuangan syariah sangat penting dalam suatu organisasi, lembaga
15
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqh, (yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2014), h. 2. 16
Baharuddin dan Moh. Makin, manajemen pendidikan islam, (Malang: IKAPI, 2010), h
86. 17
Arikunto Suharsimi, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: PT Aditya Media, 2008),
hal.3 18
R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarata: FE UGM,
2001), cet ke 1hal 6.
12
pendidikan, dan perusahaan adapun kegiatan di dalamnya yaitu
perencanaan, mengendalikan fungsi-fungsi keuangan, mengevaluasi,
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan dengan
memperhatikan kesesuaian pada prinsip-prinsip syariah.
2. Karakteristik Manajemen Keuangan Syariah
Manajemen keuangan syariah adalah adalah sebuah kegiatan
manajerial keuangan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan
kesesuaiannya pada prinsip-prinsip syariah dalam agama islam.
Adapun karakteristik manajemen keuangan syariah menurut
Muhamad, adalah:
a. Dijalankan berdasarkan prinsip syariah
b. Implementasi prinsip ekonomi islam dengan ciri-ciri:
1) Pelarangan riba dalam berbagai bentuk
2) Tidak mengenal konsep “time-value of money”
3) Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
c. Beroprasi atas dasar bagi hasil
d. Kegiatan usaha untuk memperoleh imblan atas jasa
e. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
f. Asas utamanya adalah: kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal
g. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil, namun
dapat melakukan transaksi sektor riil.19
19
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah, h. 156.
13
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa
karakteristik sistem keuangan syariah meliputi pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip syariah yang bebas riba, tidak memakai konsep waktu
adalah uang, tidak menjadikan uang sebagai komoditi yang
diperdagangkan namun sebagai alat tukar. Sistem keuangan yang
beroprasi atas dasar bagi hasil, kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan
atas jasa. Tidak menerapkan sistem bunga. Dalam menjalankan sistem
keuangan memakai asas kemitraan, keadilan,transparansi, dan universal.
Dan tidak membedakan secara teg]as sektor moneter dan sektor riil,
namun dapat melakukan transaksi sektor riil.
Sedangkan karakteristik ekonomi syariah, menurut buchari alma
dan donni juni priansa, adalah sebagai berikut:
a. Harta milik allah swt, dan manusia khalifah atas harta.
b. Ekonomi terkait dengan akidah, syariah, dan moral.
c. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.
d. Keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.
e. Kebebasan individu dijamin.
f. Peran negara dalam perekonomian.
g. Bimbingan konsumsi.
h. Zakat.
i. Riba20
20
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 76.
14
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa prinsip
syariah meliputi harta adalah milik allah dan manusia hanyalah
memanfaatkan dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Ekonomi
yang terkait dengan akidah, syariah dan moral. Mengedepankan
keseimbangan kerohanian dan kebendaaan. Keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat, memberikan kebebasan individu yang dijamin,
adanya peran negara dalam mengawasi laju pertumbuhan ekonomi.
Bimbingan konsumsi atau penggunaan dana yang efektif dan efisien.
Menyisakan harta untuk menunaikan zakat. Berusaha untuk tidak
menerapkan praktek riba.
3. Tujuan Manajemen Keuangan Syariah
Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan
yang bersifat publik atau pun lembaga-lembaga sosial kemasyrakatan tentu
mempunyai suatu tujuan tertentu sendiri-sendiri yang merupakan motifasi
dari pendirinya. Manajemen didalam suatu badan usaha, baik industri,
niaga dan jasa, semua usaha didorong oleh motif mendapatkan keuntungan
(profit). Unuk mendapatkan keuntungan yang besar, manajemen haruslah
diseenggarakan dengan efisien.21
Dapat dipahami bahwa tujuan manajemen keuangan syariah sangat
berpengaruh dalam suatu organisasi, perusahaan untuk pemgelolaan dan
pengawasan keuangan didalam organisasi atau perusahaan tersebut. Salah
21
Ibid, h 8.
15
satunya adalah untuk mendapatkan keuntungan maka dari itu suatu
manajemen harus diselenggarakan secara efisien.
4. Prinsip Manajemen Keuangan Syariah
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian dan
penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan22
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan usaha pengambilan keputusan yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam dan oleh suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujauan yang telah ditentukan
sebelumnya.23
Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam
sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait
dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.24
Allah SWT
menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang
dan disertai dengan tujuan yang jelas, sebagaimana yang terdapat
dalam firman allah swt dalam surat shaad ayat 27 :
ٱ ان خوق ويا ا ٱو ء لس ابي ويا ض رل لك ذ طلا ب نه ٱ ظ ي ا ل كفروا
ن فوي ي هل كفروا ٢٧ لنار ٱ ي
Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah
anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Shaad ayat
27).
22
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), h 3 23
Sondang P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), h 50. 24
Didin Hafidhuddin Dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah, (Jakarta:Gema Insani
2003),h 77
16
Dalam ayat ini membuktikan kekuasaan Allah dan kebesaran-
Nya yang sempurna. Allah menjadikan langit dan bumi serta apa yang
ada di antara keduanya penuh dengan berbagai faedah dan manfaat,
baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Karena Allah menjadikan
mahkluk tidak dengan sia-sia tetapi, menjadikan mereka untuk
menyembah Allah dan membesarkan-Nya. Pada hari kiamat mereka
akan dikumpulkan untuk memperoleh balasan dan
pertanggungjawaban sesuai dengan amalan masing-masing.25
Dapat dipahami bahwa hubungannya dengan Perencanaan
merupakan aturan dan kegunaan Allah. Segala sesuatu telah
direncanakan, tak ada satupun yang tidak direncanakan bahkan usia
manusia juga direncanakan Allah. Konsep manajemen keuangan islam
menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya memperhatikan apa
yang telah dilakukan masa lalu untuk merencanakan hari esok.
Perencanan sangat penting bagi suatu organisasi perencanaan
merupakan hal yang utama dalam menjalankan suatu organisasi,
karena perencanaan yang matang akan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya.
Perencanaan mencakup penyusunan rangkaian kegiatan dari berbagai
alternative yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
25
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Jilid 4,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), h 3509.
17
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian diartikan sebagai rangkaian aktifitas
menyusun suatu keragka kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokan pekrjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerjasama diantara para
anggotanya.26
Pengorganisasian merupakan suatu hal yang perlu diterapkan
dalam suatu organisasi, kerena untuk mencapai tujuan suatu organisasi
harus adanya kerjasama yang baik dengan sesama karyawan.
Organisasi dalam pandangan islam bukan semata-mata wadah
melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan
dilakukan secara rapi27
. Organisasi lebih menekankan kepada
pengaturan mekanisme kerja, dalam sebuah organisasi, tentu ada
pimpinan dan bawahan. Kekuasaan adalah amanah, kekusaan yang
merupakan mananah adalah peluang yang diberikan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Memberikan
kekuasaan untuk melaksanakan tugas merupakan amanah. Organisasi
meliputi pembagian dan pengelompokan kegiatan, penyusunan staf
untuk melaksanakan kegiatan.
c. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan harus dilandasi koridor aturan main yang telah
ditepati tanpa keinginan, komitmen dan konsistensi untuk mematuhi
26
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, (Yogyakarta:Gajah Mada University PRESS, 2000),
h 168. 27
Susilo Martoyo, Pengetahuan Dasar Manajemen, (Yogyakarta:BPEE 1988, h 117
18
koridor, perencanaan pun akan berantakan dan hanya indah diatas
kertas, tanpa juga memahami visi dan tujuan, kegiatan tidak akan
pernah dapat bersinergi menjadi rangkaian kekuatan yang penuh
manfaat.28
Dalam pelaksanaan sebuah organisasi erat kaitanya dengan
pimpinan dan kepemimpinannya. Dimana ada organisasi disitu pasti
ada pimpinan yang mendapat amanah untuk mengurus urusan orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Acuating atau pergerakan
menyangkut motivasi dan pengarahan.
d. Pengawasan (controling)
Pengawasan sesungguhnya merupakan proses ma’ruf nahi
munkar. Dalil naqli yang menerangkan amar ma’ruf nahi munkar yang
tertera dalam alquran surat at-taubah ayat 71 yang berbunyi:
ؤ ل ٱو ؤ ل ٱو ينون و ضهى بع ت ين أ ض بع ء لا
مرون يأ ٱب
ع ل ن هو وين روف نمر ل ٱ ع ون وو ٱ ويقي لو ٱ تون ويؤ ة لص ٱ ويطيعون ة لز ۥا ورسول للول ه ٱ حهى سي ئك أ ٱ إن لل ٧١ حميى عزيز لل
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(QS. At-taubah ayat 71).
28
Unong U Effendi, Sistem Informasi Dalam Manajemen, (Bandung: Alumni, 1981), h
19
Dalam ayat ini orang yang beriman baik lelaki ataupun
perempuan, mereka satu sama lain harus saling tolong-menolong,
bantu-membantu baik masa damai maupun berperang. Allah juga
menjelaskan bermacam-macam keburukan orang munafik, baik laki-
laki maupun perempuan. Dalam ayat ini allah menjelaskan tentang
ancaman dan pembalasan yang disediakan bagi orang-orang munafik.29
Dapat dipahami di dalam Al-Qur’an bahwa Allah
memerintahkan manusia untuk saling tolong menolong satu sama lain,
Allah juga memerintahkan kita melakukan perintahnya dan melarang
perbuatan kemungkaran. Maka dari itu di dalam kegiatan pengawasan
dilakukan dengan cara yang baik dan menjauhi yang munkar.
Kemudian hubungannya dengan pengawasan, Pengawasan adalah
proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang berjalan sesuai dengan
rencana. Pengawasan menyangkut inovasi koordinasi dan pelayanan.
Pengawasan dalam Islam ada tata caranya, dimana pengawasan
ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa seluruh aktifitas yang
terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya untuk mencapai tujuan organisasi. Pengawasan (control)
dalam ajaran islam, terbagi dua hal yaitu30
.
29
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Jilid 2,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), h 1698.
30
Didin Hafidhuddin Dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah, h 156
20
1) Kontrol yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari
keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa allah
pasti mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati.
2) Pengawasan berasal dari luar diri sendiri, sistem pengawasan dapat
berdiri atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan
dengan penyelesaian tugas dan perencanaan tugas dan lain-
lain.pengawasan yang baik adalah pengawasan yang telah built-in
ketika menyusun sebuah program, harus ada unsur kontrol
didalamnya. Tujuannya adalah agar seorang yang melakukan
sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaanya itu diperlihatkan oleh
atasan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang
dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. Penelitian lapangan pada
hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan
realitas apa yang tengah terjadi di masyarakat.31
Penelitian lapangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah
penelitian penerapan Manajemen Keuangan Dalam Pendidikan di Podok
Pesantren Asy-Syifa Tribakti Tahfidzul Quran di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif.
Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk membuat
pencandraan mengenai situasi atau kejadian.32
Penelitian ini termasuk
dalam kategori penelitian lapangan yang berjenis deskrptif, merupakan
penelitian yang menggambarkan dan menguraikan situasi atau kejadian
secara sistematis, faktual, dan akurat maksudnya adalah penelitian yang
31
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h.
32. 32
Sumandi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Rajawali Pers,2010),h. 76.
22
diarahkan untuk meneliti realitas tentang “Penerapan Manajemen
Keuangan Dalam Prespektif Ekonomi Islam.
B. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.33
Dalam penulisan ini, sumber data yang digunakan adalah:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari
objeknya. Pengumpulan data tersebut dilakukan khusus untuk mengatasi
riset yang sedang diteliti.34
Data ini harus dicari melalui narasumber, atau
dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan obyek
penelitian atau orang yang jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi
ataupun data. Tentu sumber data primer yang dikumpulkan peneliti dari
lapangan, yaitu langsung dari sumber utamanya, yaitu Pimpinan Pondok
Pesantren, Guru, Santri dan Bendahara.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga
tinggal mencari dan mengumpulkan, data sekunder dapat diperoleh
dengan lebih muda dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 129. 34
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). h.
178
23
perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan.35
Sumber data sekunder yang bersumber dari bahan-bahan bacaan
yang digunakan peneliti adalah buku-buku yang ada relevansi dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian, yaitu bahan yang
memberikan penjelasan yang berhubungan dengan manajemen keuangan.
Buku tersebut adalah Kasmir dengan judul Pengantar Manajemen
Keuangan, Harmono dengan judul Manajemen Keuangan, dan Muhamad
dengan judul Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqh berserta buku
lainnya yang dapat mendukung sumber data primer yaitu mengenai
Penerapan Manajemen Keuangan Dalam Prespektif Ekonomi Islam.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam
kegiatan penelitian dan dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain
penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti.36
Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian.
Beberapa teknik yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data
dalam penelitian antara lain:
35
Rony Kountor, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Akasara, 2005), h. 178. 36
Jonatan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 1, h.17
24
1. Wawancara (interview)
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab
dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.37
Wawancara dilihat dari bentuk pertanyaan dapat dibagi dalam 3 bentuk
yaitu :
a. Wawancara berstruktur (pertanyaan-pertanyaan mengarahkan pada
jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan)
b. Wawancara tak berstruktur (pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab
secara bebas oleh responden tanpa terikat pada pola-pola tertentu)
c. Campuran (campuran antara wawancara struktur dan tak berstruktur)38
Peneliti menggunakan interview bebas terpimpin. Wawancara ini
bertujuan untuk menyiapkan garis besar mengenai hal-hal yang akan
ditanyakan terkait dengan manajemen keuangan. Dari 14 guru peneliti
mengambil 4 guru yang sudah hampir 12 tahun menjadi guru di pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti untuk diwawancarai, dari 200 santri peniliti
mengambil 6 santri yang melakukan pembayaran SPP tepat waktu dan
tidak tepat waktu untuk diwawancarai. Wawancara ini dilakukan kepada
Ibu Fatihatun Ni’mah (pimpinan pondok pesantren) dan Mustafa (guru),
Yunaida (guru), Sriatun (guru), Hafid (guru), Rodi, Sobar, Sida, Siti,
Iqbal (santri) dan Ahmad Abdul Aziz (bendahara).
37
W Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Widia Sarana Indonesia, 2002), h. 119 38
Ibid., h. 120-121
25
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa
buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian
dan sebagainya.39
Dokumen ini mencari data-data mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penerpan manajemen keuangan di pondok
pesantren.
D. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.40
Penelitian ini
menggunakan teknik analisa data kualitatif. Kualitatif merupakan penelitian
yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan
bahasa.41
Penelitian ini menggunakan metode berfikir induktif yaitu suatu
cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah yang bertolak
dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian
39
Musein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali
Press, 2000), h. 102
40
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003),
h. 18
41
Moh. Nazir, Metode Penelitian edisi 7, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 54
26
menarik kesimpulan yang bersifat umum.42
Cara berfikir ini, peneliti gunakan
untuk menguraikan kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
Berdasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data peneliti
menggunakan data yang telah diperoleh dalam bentuk uraian-uraian
kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir induktif
yang berangkat dari informasi tentang Penerapan Manajemen Keuangan
Dalam Prespektif Ekonomi Islam.
42
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM, 1984), cet ke-XVI, hal. 42
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Di Pondok Pesantren Asy-syifa
Tribakti Di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah
1. Sejarah Pondok Pesantren Asy-syifa Tribakti
Pondok Pesantren Asy-Syifa Tri Bakti Tahfidzul Qur’an adalah
salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada Lampung Tengah.
Berdirinya lembaga ini yaitu tepatnya pada tahun 1996, di Dusun YPP,
Desa Bumi Kencana, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten lampung
Tengah,. Komplek Pondok Pesantren Asy-syifa terletak di Sebuah
pedesaan dan berada di atas areal tanah seluas kurang lebih 2 hektar.
Lembaga pendidikan yang sekarang ini dihuni oleh lebih dari 150 santri
yang berasal dari berbagai daerah dan sebagian ini dahulunya adalah
hanya sebuah surau kecil tempat pendiri Pondok Pesantren Asy-syifa,
Kyai Habiby Abdillah mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga
dan tetangga dekat untuk mengembangkan agama Islam di desa bumi
kencana.43
Kyai Habiby Abdilah mengasuh Pondok Pesantren ini Dengan
berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal
Akhdu Bil Jadidil Ashlah” (memelihara budaya-budaya klasik yang baik
dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif), maka Pondok
43
Dokumen Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
28
Pesantren Asy-syifa dalam perjalanannya senantiasa melakukan upaya-
upaya perbaikan dan kontektualisasi dalam merekonstruksi bangunan-
bangunan sosial kultural, khususnya dalam hal pendidikan dan
manajemen. Usaha-usaha ke arah pembaharuan dan modernisasi memang
sebuah konsekwensi dari sebuah dunia yang modern. Namun Pondok
Pesantren Asy-syifa dalam hal ini mempunyai batasan-batasan yang
kongkrit, pembaharuan dan modernisasi tidak boleh merubah atau
mereduksi orientasi dan idealisme pesantren. Sehingga dengan demikian
Pondok Pesantren Asy-syifa tidak sampai terombang-ambing oleh
derasnya arus globalisasi, namun justru sebaliknya dapat menempatkan
diri dalam posisi yang strategis, dan bahkan kadang-kadang dianggap
sebagai alternatif.44
Pondok Pesantren Asy-syifa termasuk salah satu lembaga
pendidikan Islam yang ada di Dusun YPP. Berdirinya lembaga ini yaitu
tepatnya pada tahun 1996, di Dusun YPP Desa Bumi Kencana Kecamatan
Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Komplek Pondok Pesantren
Asy-syifa. Lokasi pondok berada kira-kira empat ratus meter sebelah
Selatan kota Gunung Sugih , atau kurang lebih tiga puluh kilometer
sebelah Timur kota Bandar jaya Adapun nama Asy-syifa itu Berasal dari
bahasa arab, yang mempunyai arti obat sebelum Pondok Pesantren Asy-
syifa ini didirikan Masyarakat Dusun YPP Desa Bumi Kencana,
Kecamatan Seputih Agung banyak yang tidak mengetahui arti kata halal
44
Dokumen Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
29
dan haram dan banyak pula orang yang belum mengetahui ilmu agama.
Kemudian Setelah Kyai Habiby Abdillah pulang dari pesantren beliau
mengjarkan ilmunya di kalangan masyarakat terdekat.Yayasan Pondok
Pesantren Asy-syifa, merupakan organisasi sosial keagamaan yang terus
menerus membangun moral masyarakat melalui bidang agama dan
melaksanakan usaha kesejahteraan sosial dengan melakukan santunan,
bimbingan, pendidikan, dan pembinaan anak-anak yang berasal dari
keluarga kurang mampu melalui pengembangan pendidikan agama Islam
sehingga diharapkan menciptakan out put, sumber daya manusia yang
berakhlak,bertaqwa dan berilmu pengetahuan. Yayasan Pondok Pesantren
Asy-syifa ini berdiri pada tanggal 20 april 1996.
Bebarapa tujuan didirikannya Yayasan ini adalah sebagai berikut:
a. Menyantuni dan mengasuh anak-anak yatim atau piatu atau yatim
piatu yang berasal dari keluarga tidak mampu dari segi ekonomi di
dalam menempuh pendidikan.
b. Membimbing dan mendidik sumber daya manusia secara umum untuk
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berkualitas, serta memiliki
wawasan ilmu pengetahuan.
c. Mengangkat derajat dan martabat kaum Dhuaffa hingga terwujud
manusia yang mandiri.
d. Sebagai lembaga sosial yang tujuan utamanya dalam membina,
mendidik, dan mengarahkan masyarakat fakir miskin dan kurang
mampu agar dapat mendapat Pendidikan Agama, khususnya agama
30
Islam.Menjunjung tinggi dalam nilai kemanusiaan dan
mensejahterakan umat manusia lahir batin serta kesetiakawanan
sosial.45
Tujuan dari didirikannya pondok pesantren Asy-syifa Tribakti yaitu
untuk mengasuh anak yatim atau piatu, membantu para orang tua yang
kurang mampu agaar anaknya dapat mendapatkan pendidikan agama,
khusunya agama Islam, membimbing dan mendidik santri untuk menjadi
,manusia yang beriman, bertaqwa, berkualitas, serta memiliki wawasan
ilmu pengetahuan.
2. Visi pondok pesantren Asy-syifa Tribakti
a. Melaksanakan usaha kesejahteraan sosial dengan melakukan santunan,
b. Melaksanakan bimbingan, pendidikan, dan pembinaan anak-anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu dan bidang pendidikan agama
Islam untuk menciptakan sumber daya manusia yang berahlak mulia,
bertaqwa, dan berilmu pengetahuan.
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti memiliki visi bahwa di dalam
memberikan ilmu pondok pesantren juga menciptakan santri yang
berakhlak mulia, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan. Pondok pesantren
juga melakukan usaha kesejahteraan sosial dengan melakukan satunan.
3. Misi pondok pesantren Asy-syifa Tribakti
1) Menyantuni dan mengasuh anak-anak yatim piatu yang berasal dari
keluarga tidak mampu dari segi ekonomi.
45
Dokumentasi Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
31
2) Membimbing dan mendidik sumber daya manusia yang kurang mampu
untuk menjadi sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa,
berkwalitas, serta memiliki wawasan ilmu pengetahuan.
3) Mengengkat derajat dan martabat kaum Dhu’affa hingga terwujud
manusia yang mandiri.
4) Sebagai lembaga sosial yang tujuan utamanya dalam mebina,
mendidik, dan mengarahkan masyarakat fakir miskin dan kurang
mampu agar mendapat pendidikan agama, khususnya agama Islam.
5) Menjujung tinggi dalam nilai kemanusian dan menyejahterakan umat
manusia lahir batin.
Pondok pesantren pasti memiliki misi yang akan dicapai, dengan
didirikannya pondok pesantren Asy-syifa Tribakti memiliki misi yang
tidak hanya membentuk santri yang bertaqwa dan berakhlak saja tetapi,
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti ini juga membantu dan menyantuni
anak yatim serta membantu santri tetap bisa mendapatkan ilmu walupun
dari keluarga tidak mampu dari segi ekonomi.
4. Sarana dan Prasarana
Yayasan ini mempunyai beberapa bangunan asrama santri, ruang
belajar dan mengajar, MCK, lapangan olahraga, kantor, serta tempat
ibadah, yang berdiri diatas tanah seluas 800 m2. Saat ini pada tahun 2017
jumlah santri Yayasan Pondok Pesantren Asy-syifa adalah 150 orang.
Tenaga pengajar Yayasan Pondok Pesantren Asy-syifa berjumlah kurang
lebih 10 orang.
32
Santri-santri Yayasan Pondok Pesantren Asy-syifa diberikan
beberapa keterampilan dalam bidang seni. Diantaranya adalah, seni
tilawah, seni marhaban, seni bermain alat musik Hadrah (rebana/gendang),
seni marawis, pidato, Al-Berjanji.
Adapun pelajaran yang diberikan kepada para santri Yayasan ini
adalah ilmu-ilmu tentang agama, khususnya agama Islam. Santri diberikan
pengetahuan agama Islam secara intensif dan setiap harinya.
Yayasan Pondok Pesantren Asy-syifa sendiri tergolong pesantren
Salafiyah yang berasaskan pada ajaran Ahlus-Sunnah Wal Jamaah yang
memegang teguh pada ajaran utama agama Islam, yaitu al-Qur’an dan al-
Hadits (sunnah).
Kitab-kitab yang dipelajari dalam Pesantren ini adalah kitab Fiqih,
Aqidah-Akhlaq, Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Hadits, Tasawuf, Nahwu-
Shorof, Bahasa Arab, dan Tahfidz Al-qur’an. Kitab-kitab yang dikaji
adalah kitab-kitab kuning yang biasa dipakai di pesantren-pesantren pada
umumnya di Indonesia. Dalam kajian dan pembahasannya, bahasa
pengantar yang digunakan adalah bahasa Jawa Melayu (Banten), Sunda,
Arab, Indonesia.Yayasan Pondok Pesantren Darussa’adah juga tidak
hanya memberikan pendidikan bagi para santri yang bermukim di asrama.
Kegiatan lain yang biasa dilakukan diluar lingkungan pesantren adalah
mengadakan pengajian rutin bersama masyarakat sekitar lingkungan
Pondok Pesantren Asy-syifa yang bertujuan menciptakan masyarakat
33
bertaqwa, yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bermartabat, dan
intelektual.46
Sesuai dengan tujuan didirikannya yayasan ini, membimbing dan
mendidik sumber daya manusia yang kurang mampu untuk menjadi
sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, berkualitas, serta memiliki
wawasan ilmu pengetahuan.
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti tidak hanya mengajarakan
para santri untuk mengaji dan memberikan ilmu pengethuan saja, pondok
pesantren juga mengajarkan para santri dalam bidang seni seperti seni
tilawatih, marhaban, bermain musik hadrah, marawis, pidato, al-barjanji.
46
Dokumentasi Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
34
5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Asy-syifa Tribakti
Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
Pengasuh
Kyai Habiby Abdilah
Fatimatun Nikmah
Bidang Kegiatan
Ketua
Wardoyo Alfahmi
Penasehat
Supriyono
Bendahara
Ahmad Abdul
Aziz
Sekretaris
Kholilu Rohman
Pembimbing
1. Zainal Abidin
2. Muhammad Ihsan
Bidang Kewirausahaan
1. Ternak : Toni
2. Kantin : Siti Maysaroh
35
Struktur organisasi di pondok pesantren untuk mengetahui tugas dan
jabatan yang ada di suatu pondok pesantren . Seperti yang ada di pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti bahwa di atas sudah tertulis dari pengasuh,
pembimbing, penasehat, ketua, sekertaris, dan bendahara, dengan adanya
struktur agar santri juga mengetahui siapa yang mempunyai tugas seperti
di atas yang ada di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti.
6. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Di Pondok Pesantren Asy-syifa
Tribakti Di Desa Bumi Kencana
Lembaga pendidikan pondok pesantren Asy-syifa Tribakti sudah
berdiri sejak tahun 1996.47
Sejak berdirinya pondok pesantren maka
muncul sistem manajemen di dalamnya karena sistem manajemen sangat
penting dalam pengelolaan suatu organisasi. Manjemen di pondok
pesantren berfungsi untuk membantu perkembangan dan kemajuan
pondok pesantren, karena manajemen disini berperan untuk mengelola
pembayaran SPP. Jika pengelolan pembayaran SPP berjalan dengan
efektif maka berdampak baik dengan kemajuan pondok pesantren.48
Fungsi lain dari manajemen keuangan pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti di desa bumi kencana yaitu:
1. Untuk mengatur gaji para guru setiap bulannya
2. Untuk memenuhi sarana dan prasaran/ operasional belajar mengajar di
pondok pesantren
47
Dokumen Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti 48
Wawancara Dengan Fatihatun Ni’mah, Selaku Pengasuh, Pada Tanggal 28 September
2018
36
3. Untuk kebutuhan tak terduga yang sewaktu-waktu diperlukan pondok
pesantren
Adapun tata cara manajemen keuangan di pondok pesantren untuk
mengatur pembayaran SPP para santri setiap bulannya sebesar Rp 30.000
yang dibayarkan kepada bendahara, lalu dikelola untuk membayar gaji
guru dan sarana dan prasarana belajar mengajar di pondok pesantren.
Maka manajemen sangat berperan penting untuk pengelolaan yang ada di
pondok pesantren. 49
Penerapan manajemen keuangan di pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti di bumi kencana dikelola oleh bendahara dimana santri membayar
uang SPP 30.000 perbulan. Maka hasil dari pembayaran SPP para santri
dikelola untuk menggaji para guru setiap bulannya, gaji guru setiap
bulannya rata-rata 200.000 kemudian sisa dari itu digunakan untuk
operasional pondok. Dengan harapan berdampak baik untuk kemajuan
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti.50
Berdasarkan dari data yang telah peneliti dapatkan, banyak sekali
informasi baru yang perlu dikaji lebih dalam khususnya manajemen
keuangan di pondok pesantren dengan prinsip yang sudah ada yaitu:
a. Transparansi
Pondok pesantren harus terbuka dalam pekerjaannya terutama
dalam hal laporan keuangan. Dari data yang peneliti dapat pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti belum terbuka dalam laporan keuangan
49
Wawancara Dengan Fatihatun Ni’mah, Pada Tanggal 28 September 2018. 50
Wawancara Dengan Ahmad Abdul Aziz, BendaharaPondok Pesantren, Pada Tanggal
28 September 2018.
37
pembayaran SPP, karena pembayaran SPP tidak langsung dibayarkan
kepada bendahara , ada juga yang dilakukan kepada wali kelas. Santri
memang mempunyai buku sendiri untuk pembayaran SPP tetapi ketika
pembayaran dilakukan kepada wali kelas, wali kelas tidak mempunyai
pencatatan sendiri yang nantinya harus dilaporkan ke bendahara pada
saat musyawarah bulanan yang dilakukan pondok pesanttren Asy-syifa
Tribakti.51
Pencatatan yang seharusnya dilakukan oleh wali kelas
ketika santri membayar SPP karena, catatan tersebut nantinya akan
dicatat oleh bendahara dan sebagai laporan ke atasan.
Keterbukaan dalam suatu organisasi sangat penting, terutama
dalam laporan keuangan yang dilakukan. Pada kenyataanya pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti belum melakukan hal tersebut dalam
pelaporan keuangan antara bendahara dan wali kelas. Pembayaran
yang dilakukan para santri kepada wali kelas yang kemudian wali
kelas memberikan laporan kepada bendahara pada musyawarah
bulanan, tetapi wali kelas tidak ada catatan ketika para santri
melakukan pembayaran dengan wali kelas.
b. Akuntanbilitas
Pondok pesantren harus bisa menjelaskan bagaimana dia
menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia capai sebagai
pertanggung jawabkepada penerima manfaat. Pondok pesantren Asy-
syifa Tribakti harus mampu menjelaskan untuk apa mereka
51
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti, pada tanggal 28 september 2018.
38
menggunakan sumber daya dan memberikan manfaat kepada santri.
Dari data yang peneliti dapat, pondok pesantren mengelola dana yang
masuk yang di dapat dari pembayaran SPP yang dilakukan santri setiap
bulannya untuk gaji guru, operasional pondok pesantren, dan
pembayaran listrik.52
dari situ sudah terlihat manfaat yang diraskan
oleh para santri yaitu ilmu yang di dapat dari belajar dengan guru, bisa
mengikuti belajar mengajar dengan baik, mendapatkan penerangan
serta dapat mengikuti kegiatan pondok pesantren.
Pentingnya timbal balik antara pondok pesantren dan santri,
pondok pesantren menyediakan semua yang diperlukan santri agar
berjalannya suatu belajar mengajar dan kegiatan pondok pesantren
lainnya, sedangkan santri membayar uang SPP yang harus dibayarakan
setiap bulannya kepada pondok pesantren. Pada kenyataannya santri
selalu melakukan pembayaran SPP tidak tepat waktu, dan melakukan
penunggakan pembayaran SPP yang dibayarkan 3 bulan sekali bahkan
1 tahun sekali.53
tetapi disini pondok pesantren harus tetap
menyediakan sarana dan prasarana yang di perlukan santri dalam
kegiatan belajar, dan pondok pesantren tetap harus membayar gaji guru
setiap satu bulan sekaliTetapi pada kenyataannya pondok pesantren
belum membayar gaji guru setiap satu bulan sekali.54
52
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren, pada tanggal 28
september 2018. 53
Wawancara dengan Rodi, Iqbal, sobar, santri pondok pesantren, tanggal 28 september
2018. 54
Wawancara dengan yunaida dan Sriatun, guru pondok pesantren, tanggal 28 september
2018.
39
c. Efektivitas
Agar keuangan terjaga pengeluaran harus sejalan dengan dana
yang diterima untuk kelangsungan hidup pondok pesantren. Dari data
yang peneliti dapat memang pendapatan yang di dapat pondok
pesantren Asy-syifa Tribakti memang lebih banyak dari pengeluaran
yang harus dikeluarkan, tetapi pendapatan yang di dapat pondok
pesantren hanya bertumpu kepada pembayaran SPP yang dilakukan
oleh para santri setiap bulannya.55
ketika pembayaran SPP dilakukan
tepat waktu maka pengeluaran akan sesuai dengan pendapatan. Karena
di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti pembayaran SPP tidak
dilakukan tepat waktu maka berdampak pada pengeluaran yang harus
dikeluarkan setiap bulannya, akibat pembayarnnya SPP tidak
dilakukan tidak tepat waktu maka pengeluaran lebih besar daripada
pendapatan, bahkan pondok pesantren tidak bisa membayar kewajiban
yang harus dikeluarkan setiap bulannya akibat SPP tidak dibayarkan
tepat waktu.
Pondok pesantren harus bisa menyesuaikan antara pendapatan
dan pengeluaran untuk kelangsungan hidup pondok pesantren. Pada
kenyataannya yang terjadi di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti ,
pendapatan yang hanya bertumpu pada pembayaran SPP setiap
bulannya yang dilakukan oleh para santri tidak menjamin bisa
memenuhi pengeluaran yang dilakukan pondok pesantren, karena
55
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren, pada tanggal 28
september 2018.
40
dengan tidak lancarnya pembayaran SPP berdampak pada pendapatan
yang didapat, sedangkan pengeluaran pondok pesantren harus
dibayarkan.56
d. Efisiensi
Pondok pesantren harus bisa mengelola dengan baik dana yang
di dapat dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari data yang peneliti dapat
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti mengelola keuangan yang di
dapat untuk gaji guru, operasional pondok pesantren, dan listrik.57
Tetapi ada kenyataanya dana yang masuk setiap bulannya tidak bisa
dipastikan karena dana yang diperoleh pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti hanya bertumpu pada pembayaran SPP bulanan oleh para
santri, karena banyak santri yang tidak tepat waktu dalam membayar
SPP maka berpengaruh pada dana yang akan dikelola untuk membayar
gaji guru, operasional pondok, dan listrik.58
Pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan baik agar
tercapainya tujuan yang akan dicapai, tetapi pada kenyataannya
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti dalam mengelola keuangan, dari
dana yang didapat digunakan untuk gaji guru, operasional pondok, dan
listrik, tetapi seringkali pembayaran gaji guru tidak tepat dilakukan
56
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren, pada tanggal 28
september 2018. 57
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren, pada tanggal 28
september 2018. 58
Wawancara dengan mustafa dan hafid, guru pondok pesantren, tanggal 28 september
2018.
41
setiap bulannya, karena dana yang ada tidak cukup untuk membayar
gaji guru setiap bulannya, penyebabnya adalah pembayaran SPP yang
dilakukan tidak tepat waktu oleh santri.59
B. Prespektif Ekonomi Islam Tentang Penerapan Manjemen Keuangan Di
Pondok Pesantren Asy-syifa Tribakti Di Desa Bumi Kencana Kecamatan
Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah
Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Keuangan di Pondok
Pesantren Asy–Syifa Tribakti membahas segala aktivitas pengelolaan
keuangan pondok pesantren Asy-syifa Tribakti, kini peneliti akan meninjau
aktivitas tersebut dai sudut pandang ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah
ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, segala aktivitas ekonomi manusia
diatur oleh Allah dalam Alquran, termasukcara mengatur keuangan yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ada beberapa fungsi manajemen yang ditinjau
dari sudut pandang ekonomi Islam terhadap pengelolan keuangan yang
dikelola oleh pondok pesantren Asy-syifa Tribakti yang menjadi objek
penelitian, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan usaha pengambilan keputusan yang akan
dikerjakan di masa yang akan datang dalam dan oleh suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujauan yang telah ditentukan sebelumnya.
59
Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz, Bendahara pondok pesantren, pada tanggal 28
september 2018.
42
Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan
dalam bentuk memikirkan hal-hal ya ng terkait dengan pekerjaan itu agar
mendapat hasil yang optimal.
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti telah melakukan suatu
perencanaan keuangan, pada perencanaan di pondok pesantren ini terlihat
jelas memang adanya pencatatan yang dilakukan oleh bendahara ketika
santri melakukan pembayaran dengannya, tetapi ketika santri membayar
dengan wali kelas tidak ada pencatatan yang dilakukan oleh masing-
masing wali kelas. Sumber dan yang diperoleh tidak digunakan untuk hal-
hal yang sia-sia, semua digunakan untuk kebutuhan pondok pesantren dan
operasional pondok pesantren . pada perencanaan tersebut terlihat jelas
mulai dari cara menghimpun dana sampai penggunaan dana.
Pentingnya suatu perencanaan agar tercapainya suatu tujuan.
Seperti di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti dana yang diperoleh dari
pembayaran SPP para santri akan digunakan untuk pembayaran gaji guru,
dan operasional pondok.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian disini bukan hal struktur organisasi, tetapi tentang
bagaimana pondok pesantren Asy-syifa Tribakti mengorganisir
pengelolaan keuangan mulai dari cara memperoleh dana hingga
pengunaan dana, agar pengelolaan dana bisa berjalan dengan baik dan rapi
sehingga bisa seirama dengan prinsip sistem ekonomi Islam yaitu
terwujudnya keadilan dan keseimbangan. Dalam hal pengorganisasian
43
pengelolaan keuangan pondok pesantren Asy-syifa Tribakti cara
mendapatkan sumber dan dan pengunaan dana memang sudah terorganisir
dengan baik, tetapi di dalam mendapatkan dana sedikit bermasalah karena
banyak santri yang menunggak pembayaran SPP, karena sumber dana
hanya di dapat dari pembayaran SPP santri. pengunaan dana yang
dilakukan pondok pesantren Asy-syifa Tribakti efektif dan efisien, tidak
ada dana yang digunakan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat semua
digunakan untuk operasional pondok pesantren, gaji guru dan
perkembangan pondok pesantren.
Pengorganisasian di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti sudah
terorganisir dengan baik, hanya sajadalam mendapatkan sumber dana
sedikit terhambat oleh santri yang tidak tepat waktu dalam membayar SPP,
karena dana yang di dapat hanya bertumpu pada pembayaran SPP.
3. Pelaksanaan
Suatu perencanaan apapun, jika tidak di implementasikan maka itu
menjadi sebuah khayalan yang tertuang dikertas saja. Demikan halnya
dengan perencanaan keuangan, prosedur mendapatkan sumber dana dan
pengunaan dana yang baik dan rapi, jika tidak dilaksanakan akan menjadi
sia-sia. Dalam aktivitas penggunaan dana, dana yang diperoleh digunakan
untuk hal-hal yang dilarang seperti membeli barang konsumtif, rekreasi
dan sebagainya. Digunakan untuk hal-hal yang menjadi kewajiban seperti,
gaji guru, membali keperluan belajar mengajar, dan keperluan yang
diperlukan oleh pondok pesantren.
44
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti telah mengimplementasikan perencanaan keuangan mulai dari
memperoleh dana dan pengunaan dana cukup baik dan rapi serta penuh
tanggung jawab pengawasan.
Pondok pesantren Asy-syifa Tribakti dalam perencanaan, dana
digunakan untuk gaji guru, operasional pondok, dan listrik sudah berjalan
dengan semestinya. Tetapi dalam pembayaran gaji guru sedikit terhambat
karena pendapatan yang di dapat setiap bulannya tidak bisa dipastikan.
4. Pengawasan
Unsur pengawasan mutlak diperlukan terlebih lagi dibidang
pengelolaan keuangan, mendapatlkan sumber dana dan pengunaan dana
yang dikelola harus mematuhi koridor syariah Islamiah. Berbagai program
boleh dikemas sesuai kemampuan ijtihad, asal tidak menyimpang dari
prinsip sistem ekonomi Islam yaitu keadilan, keseimbangan dan
pemerataan.
Menurut Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, pengawasan
dalam ajaran Islam paling tidak terbagi menjadi dua hal yaitu:60
a. Kontrol yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan
keimanaan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa allah
pasti mengawasi hambanya-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati. Ini
adalah kontrol yang paling efektif yang berasal dari dalam diri sendiri.
60
Didin Hafidhuddin Dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah, h 156
45
b. Kontrol yang berasal dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu
dapat terdiri atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang
berkaitan dengan penyelesian tugas yang telah didelegasikan,
kesesuian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-
lain.
Pengawasan terhadap kontrol diri sendiri belum dilakukan oleh
ibu Fatihatun Ni’mah selaku pengasuh pondok pesantren, karena disini
ibu Fatihatun Ni’mah hanya melakukan pengawasan diluar diri sendiri,
hanya mengawasi pengurus, dewan guru dan bendahara dalam
menjalankan kegiatan pondok pesantren dan pengelolaan keuangan
pondok pesantren.
Sehubungan dengan pengawasan yang berasal dari luar diri
sendiri, telah dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren Asy-syifa
Tribakti. Pengasuh pondok pesantren mengumpulkan pengurus serta
dewan guru dan bendahara satu bulan sekali untuk silahturahmi
sekaligus pembagian honor, evalusi kegiatan pondok dan yang utama
adalah laporan keuangan yang dikelola oleh bendahara pondok.
Pengawasan di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti sudah
dilakukan dengan baik, pengawasan dilakukan satu bulan sekali untuk
pembagian honor dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh
bendahara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa:
Penerapan manajemen keuangan dalam prespektif ekonomi Islam di
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti belum cukup baik dilihat dari konsep
manajemen keuangan. Dilihat dari perencanaan bahwasannya di dalam
pondok pesantren uang SPP yang dibayarkan oleh santri digunakan untuk
pembayaran gaji guru, dan operasional pondok. Dalam pengorganisasian
pondok pesantren Asy-syifa Tribakti memiliki sedikit kendala karena, adanya
santri yang menunggak dalam pembayaran SPP, dan ini menyebabkan tidak
efisiennya dana yang digunakan untuk operasional pondok pesantren. Dalam
segi pelaksanaan di dalam pondok pesantren belum berjalan sesuai dengan
perencanaan karena, dalam pelaksanaan pembayaran SPP para santri tidak
dibayarkan setiap bulan, hal ini berdampak pada gaji guru yang ikut tertunda.
Dan di dalam pengawasan, pondok pesantren Asy-syifa Tribakti melakukan
pengawasan satu bulan sekali untuk pembagian honor dan pelaporan
keuangan, maka dalam hal ini pondok pesantren Asy-syifa Tribakti sudah
menerapkan aspek pengawasan tetapi dari situ belum bisa dikatakan baik,
karena apabila dari pengawasan baik semua yang ada di dalamnya akan baik
juga.
47
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang penerapan manajemen keuangan
dalam prespektif ekonomi Islam di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti di
desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah maka
peneliti memberikan saran tata kelola penerapan manajemen keuangan agar
sistem manajemen berjalan dengan lancar supaya tidak ada pihak yang
dirugikan yakni:
1. Mempertegas kembali peraturan yang sudah diterapkan di pondok
pesantren kepada para santri yang tidak membayar SPP atau yang
menunggak SPP.
2. Seharusnya pembayaran SPP hanya dilakukan dengan bendahara sebagai
pemegang keuangan di pondok pesantren Asy-syifa Tribakti.
48
DAFTAR PUSTAKA
Ahamad abdul aziz, Bendahara Pondok Pesantren Asyi-Syifa, Wawancara
Tanggal 21 April 2018.
Arikunto Suharsimi, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: PT Aditya Media,
2008
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2014
Baharuddin dan Moh. Makin, manajemen pendidikan islam, Malang: IKAPI,
2010
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta:
Yayasan Penerbit Gajah Mada, 1995
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung:
Alfabeta, 2014
Didin Hafidhuddin Dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah, Jakarta:Gema
Insani 2003
Fatimatun Ni’mah, Istri Pimpinan Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti
George R Terry, prinsip-prinsip manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003
Harmon, ManajemenKeuangan, Jakarta:BumiAksara, 2009
James c. Van horne dan john m. wachhowicz, Prinsip-Prinsip Manjemen
Keuangan, alih bahasa: heru sutojo, Jakarta:Selemba Empat, 1997
Jonatan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 1
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,
1996
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010, ed, 1, cet. 2
Moh. Nazir, Metode Penelitian edisi 7, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga,
2003
49
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqh, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2014
-------, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Musein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Rajawali Press, 2000
R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarata: FE
UGM, 2001, cet ke 1
Rohman Sodikin, skripsi“Manajemen Keuangan Pedagang Kaki Lima Dalam
Prespektif Ekonomi Islam, metro tahun 2010
Rony Kountor, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Akasara, 2005
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan, Bandung: Pustaka Setia, 2000
Sondang P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta:Bumi Aksara, 1992
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006
Sumandi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers,2010
Susilo Martoyo, Pengetahuan Dasar Manajemen, Yogyakarta:BPEE 1988
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University PRESS,
2000
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM, 1984, cet ke-XVI
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur
Jilid 4, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000
-------, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Jilid 2, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2000
Tias Krismintarini, Skripsi “Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim Putri
Aisyiyah Kota Yogyakarta, Tahun 2014
Unong U Effendi, Sistem Informasi Dalam Manajemen, Bandung: Alumni, 1981
W Gulo, Metode Penelitian, Jakarta: Widia Sarana Indonesia, 2002.
OUTLINE
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan
4. Pengertian Manajemen Keuangan
5. Tujuan Manajemen Keuangan
6. Prinsip Manajemen Keuangan
B. Manajemen Keuangan Syariah Dalam Ekonomi Islam
5. Pengertian Manajemen Keuangan Syariah
6. Karakteristik Manajemen Keuangan Syariah
7. Tujuan Manajemen Keuangan
8. Prinsip Manajemen Keuangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
ALAT PENGUMPUL DATA (APD)
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PRESPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Asy-Syifa Tribakti di Desa Bumi Kencana
Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah )
A. Wawancara dengan Fatihatun Ni’mah selaku istri pimpinan pondok pesantren
Asy-Syifa Tribakti
1. Bagaimana perkembangan ponpok pesantren Asy-Syifa Tribakti dari tahun
ke tahun?
2. Seperti apa struktur kepengurusan di pondok pesantren Asy-Syifa
Tribakti?
3. Darimana sumber dana yang diperoleh pondok pesantren Asy-Syifa
Tribakti?
4. Bagaimana proses pengawasan keuangan di pondok pesantren Asy-Syifa
Tribakti?
B. Wawancara dengan Ahmad Abdul Aziz selaku bendahara pondok pesantren
Asy-Syifa Tribakti
1. Bagaimana sistem manajemen keuangan yang diterapkan di pondok
pesantren Asy-Syifa Tribakti?
2. Bagaimana pencatatan keuangan yang dilakukan di ponpok pesantren Asy-
Syifa Tribakti?
3. Bagaimana keuangan di pondok peantren lancar atau tidak?
4. Apa dampak terhadap pondok pesantren ketika pembayaran SPP tidak
dibayarakan setiap bulan?
5. Bagaimana tindakan dari pihak pondok pesantren ketika santri telat
membayar SPP?
C. Wawancara dengan santri pondok pesantren Asy-Syifa Tribakti
1. Apakah pembayaran SPP di lakukan tepat waktu?
2. Kenapa tidak membayar SPP tepat waktu?
3. Apakah ada catatan setelah pembayaran SPP?
4. Bagaimana tidakan dari pihak pondok pesantren jika kalian tidak
membayar SPP tepat waktu?
D. Wawancara dengan guru pondok pesantren Asy-Syifa Tribakti
1. Apakah bapak ibu tahu bahwa banyak santri tidak tepat waktu dalam
pembayaran SPP?
2. Bagaimana dampak tersebut terhadap ibu bapak?
FOTO DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti di lahirkan di Desa Bumi Kencana, Kecamatan
Seputih Agung KabupatenLampung Tengah, pada tanggal 09
Februari 1996. Anak kedelapan dari sepuluh bersaudara, dari
pasangan Bapak Suparyono dan Ibu Korimah.
Pada tahun 2003peneliti melanjutkan ke Sekolah Dasar
Negeri 1Seputih Agung diselesaikan pada tahun 2008. Lalu
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Seputih Agung yang
diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan ke MAN Poncowoti
Terbanggi Besar yang diselesaikan pada tahun 2014. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di STAIN Jurai Siwo Metro sebagai
Mahasiswi Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam Prodi Ekonomi Islam dimulai
pada bulan Agustus 2014 dan menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Di IAIN Metro.