Perempuan dan kesehatan di Indonesia: Kontribusi Muslimat ...
SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN BPJS DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/597/1/1.pdf ·...
Transcript of SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN BPJS DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/597/1/1.pdf ·...
SKRIPSI
PERBEDAAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN BPJS DAN
NON BPJS DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
MUSLIMAT PONOROGO
Oleh :
KIKI RISMALADEWI
NIM : 201503026
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
2019
ii
SKRIPSI
PERBEDAAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN BPJS DAN
NON BPJS DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
MUSLIMAT PONOROGO
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
KIKI RISMALADEWI
NIM : 201503026
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
2019
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah, saya persembahkan skripsi ini teruntuk:
Kedua orang tuaku, saya mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Betapa diri
ini ingin melihat kalian bahagia padaku, betapa tak ternilai kasih sayang dan
pengorbanan kalian padaku. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
orang tua bahagia, karena saya sadar selama ini belum bisa membalas semua.
Untuk orang tuaku yang selalu membuatku termotivasi dan selalu mendoakanku,
selalu menasehatiku menjadi yang lebih baik,.
Terimakasih buat sahabatku yang selalu beri dukungan motivasi dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dan semua rekan-rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak atas segala bantuan yang diberikan kepadaku untuk menyelesaikan skripsi
ini.
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Kiki Rismaladewi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 18 Juli 1996
Agama : Islam
Alamat : Jalan Natuna No. 37 RT.05 RW.02
Kel.Mangkujayan, Kec.Ponorogo, Kab.Ponorogo.
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
TK BA AISYIYAH Mangkujayan Ponorogo Tahun 2003
SDN 4 Mangkujayan Ponorogo Tahun 2009
SMPN 3 Ponorogo Tahun 2012
SMK Kesehatan Bina Karya Medika Ponorogo Tahun 2015
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2015-2019
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Zaenal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun yang telah merekomendasikan peneliti untuk melakukan
penelitian.
2. Avicena Sakufa Marsanti, SKM.,M.Kes selak Ketua Program Studi Sarjana
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah
memberikan sarana dan prasarana untuk peneliti.
3. dr.H. Achmad Soenarno selaku direktur Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo yang telah memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.
4. Eva Rsdiana, SKM.,MPH selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbinga, saran, masukan, tanggapan dan aktu luang untuk peneliti.
5. Ibu Retno Widiarini, SKM.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbinga, saran, masukan, tanggapan dan aktu luang untuk
peneliti.
6. Suhadi Prayitno, SKM., MM selaku ketua dewan penguji yang senantiasa
mendampingi dan membantu dalam siding skripsi.
ix
7. Orangtua saya yang telah memeberikan doa, semangat dan dukungan materi
selama menempuh Pendidikan di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
8. Teman-teman angkatan 2015 Prodi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan
banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya.
Saya menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
perbaikan penelitian selanjutnya masih diharapkan untuk kesempurnaan laporan
ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa merindhoi segala usaha kita. Amin.
Madiun, 9 Juli 2019
Penulis
x
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019
ABSTRAK
Kiki Rismaladewi
PERBEDAAN TINGKAT LOYALITAS PASIEN BPJS DAN NON BPJS
DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM MUSLIMAT PONOROGO
141 Halaman + 26 Tabel + 3 Gambar + 17 Lampiran
Permasalahan penting yang berhubungan dengan loyalitas pasien pada tahun
2016 sebanyak 8693, tahun 2017 sebanyak 8173 dantahun 2018 8302 yang perlu
diperhatikan oleh rumah sakit khususnya RS Umum Muslimat Ponorogo yaitu
tentang kualitas pelayanan yang diukur dengan adanya bukti fisik baik dari
pegawai maupun rumah sakit, dalam pelayanan, daya tanggap dari perawat
maupun dokter, adanya jaminan yang diberikan kepada pasien sehingga
menciptakan suatu kepuasan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan
loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang Rawat Inap RS Umum Muslimat
Ponorogo.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah rata-rata kunjungan pasien rawat inap sebanyak 572
pasien. Jumlah sampel 86 pasien terdiri dari 43 pasien BPJS dan 43 pasien Non
BPJS. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.
Hasil penelitian ini adalah loyalitas pasien BPJS memilih jawaban tertinggi
dengan kategori baik mencapai 28 orang responden atau sebesar 65,1 %. Untuk
pasien non BPJS memilih jawaban tertinggi dengan kategori baik mencapai 25
orang responden atau sebesar 58,1%. Hasil uji statistic menggunakan uji chi
square diperoleh nilai signifikasi (ρ-value) sebesar 0,657 > α (=0,05), maka H1
diterima dan H0 ditolak artinya terdapat perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non
BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
Saran yang peneliti rekomendasikan adalah untuk meningkatkan loyalitas
pasien BPJS dan non BPJS perlu dilakukan beberapa perbaikan dan penataan
beberapa dimensi yaitu, menarik pasien untuk melakukan pembelian berulang-
ulang, membeli antar lini produk dan jasa, referensi kepada orang lain dan
kekebalan terhadap tarikan pesaing, sehingga pasien tetap berada dan setia berobat
di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Hal itu dimaksudkan agar pasien
BPJS dan non BPJS mempunyai loyalitas yang maksimal dan lebih baik lagi.
Kata Kunci: Loyalitas, pasien BPJS dan Non BPJS
xi
Public Health Program
Health Science College of Bhakti HusadaMuliaMadiun 2019
ABSTRACT
Kiki Rismaladewi
THE DIFFERENCE OF LOYALTY LEVELS PATIENTS WITH BPJS
AND NON BPJS IN HOSPITALITY GENERAL HOSPITAL
MUSLIMAT PONOROGO
141 Pages + 26 Tables + 3 Pictures + 17 Appendixes
Important issues relating to patient loyalty in 2016 were 8693, in 2017 were
8173 and in 2018 8302 which needed to be considered by hospitals, especially in
RSU Muslimat Ponorogo. Namely about the quality of service measured by
physical evidence both from employees and hospitals, in service, responsiveness
from nurses and doctors, the guarantee given to patients so as to create a
satisfaction. The purpose of this study was to analyze the differences in BPJS and
Non BPJS patient loyalty in the Inpatient Room at RSU Muslimat Ponorogo.
This type of research is quantitative with a cross sectional approach. The
population of this study was the average number of inpatient visits many as 575
patients. The samole was 86 patients consisted of 43 BPJS patients and 43 Non
BPJS patients. The sampling method uses purposive sampling technique.
The results of this study are the loyalty of BPJS patients in the inpatient room
of the Ponorogo Muslimat General Hospital to choose the highest answer with a
good category of 28 respondents or 65.1%. For non BPJS patients in the inpatient
room of the PonorogoMuslimat General Hospital choose the highest answer with
a good category reaching 25 respondents or 58.1. The results of statistical chi
square a significance value (ρ value) is 0,657 > α (=0,05), then H1 is accepted
and Ho is rejected, meaning that there are differences in patient loyalty BPJS and
Non BPJS patients in the inpatient room of the Ponorogo Muslimat General
Hospital.
Suggestion that the researcher recommends is to increase the loyalty of BPJS
and non BPJS patients needs to be made several improvements and structuring
several dimensions, namely, attracting patients to make repeated purchases,
buying between product lines and services, referring to others and immunity to
attracting competitors the patient remains and is faithfully seeking treatment at
the Ponorogo Muslimat General Hospital. This is intended so that BPJS and non
BPJS patients have maximum and better loyalty.
Keywords: Loyalty, BPJS and Non BPJS patients
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan ..................................................................................................... i
Sampul Dalam .................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv
Lembar Persembahan ......................................................................................... v
Lembar Pernyataan.............................................................................................. vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii
Kata Pengantar .................................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................... x
Abstract ............................................................................................................... xi
Daftar Isi.............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
Daftar Singkatan..................................................................................................xviii
Daftar Istilah ....................................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 10
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 10
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
1.4.1 Manfaat Bagi RSU Muslimat Ponorogo .......................... 10
1.4.2 Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun .... 11
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti ..................................................... 11
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................... 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13
2.1 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ...................................... 13
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ................................................. 13
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit ........................................................ 13
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit ................................................. 15
2.1.4 Petugas Pelayanan Kesehatan .......................................... 15
2.1.5 Unit Pelayanan Rumah Sakit .......................................... 17
2.2 Pelayanan Rawat Inap ................................................................. 18
2.2.1 Pengertian Pelayanan Rawat Inap ................................... 18
2.2.2 Kualitas Pelayanan Rawat Inap ...................................... 19
2.2.3 Standar Pelayanan Rawat Inap ........................................ 20
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan .......... 22
2.3.1 Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial .......... 22
2.3.2 Tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial .................. 22
2.3.3 Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ........ 23
xiii
2.3.4 Manfaat Menjadi Peserta BPJS ...................................... 25
2.3.5 Peningkatan Kelas Perawatan .......................................... 26
2.4 Loyalitas ..................................................................................... 28
2.4.1 Pengertian Loyalitas ....................................................... 28
2.4.2 Karakteristik dan Dimensi Loyalitas .............................. 28
2.4.3 Tahap Menjadi Pelanggan Loyal .................................... 29
2.5 Kerangka Teori ........................................................................... 32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 33
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 33
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 34
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 35
4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 35
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 36
4.2.1 Populasi .......................................................................... 36
4.2.2 Sampel ............................................................................ 36
4.3 Teknik Sampling ........................................................................ 37
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 39
4.5 Variabel Penelitan dan Definisi Operasional ............................. 40
4.5.1 Variabel Penelitian .......................................................... 40
4.5.2 Definisi Operasional ....................................................... 41
4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 42
4.6.1 Uji Validitas ..................................................................... 42
4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................ 44
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 44
4.8 Pengmpulan Data dan Analisis Data .......................................... 45
4.8.1 Pengumpulan Data ........................................................... 45
4.8.2 Analisis Data ................................................................... 49
4.8.2.1 Analisis Univariat .............................................. 49
4.8.2.2 Analisis Bivariat ................................................ 49
4.9 Etika Penelitian ........................................................................... 50
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 52
5.1.1 Gambaran Umum RS Umum Muslimat Ponorogo .......... 52
5.1.2 Visi dan Misi RS Umum Muslimat Ponorogo ................. 52
5.1.3 Unit yang ada di RS Umum Muslimat Ponorogo ............ 53
5.1.4 Trend Kegiatan RS Umum Muslimat Ponorogo ............. 54
5.1.5 Hasil Uji Analisis Univariat ............................................ 54
5.1.2.1 Penyajian Karakteristik Data Umum ................ 54
5.1.2.2 Penyajian Karakteristik Data Khusus ................ 57
5.1.6 Hasil Uji Bivariat ............................................................. 64
5.1.6.1 Tingkat Loyalitas Pasien BPJS di Ruang
Rawat Inap RS Umum Muslimat Ponorogo ...... 64
5.1.6.2 Tingkat Loyalitas Pasien Non BPJS di Ruang
Rawat Inap RS Umum Muslimat Ponorogo ...... 65
xiv
5.1.6.3 Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS
dan Non BPJS di Ruang Rawat Inap RS
Umum Muslimat Ponorogo ............................... 65
5.2 Pembahasan ................................................................................. 67
5.2.1 Karakteristik Umum Responden...................................... 67
5.2.2 Loyalitas Pasein BPJS ..................................................... 70
5.2.3 Loyalitas Pasein Non BPJS ............................................. 74
5.2.4 Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non
BPJS di Ruang Rawat Inap RS Umum Muslimat
Ponorogo .......................................................................... 78
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 83
6.2 Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 86
LAMPIRAN ....................................................................................................... 89
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo Tahun 2016-2018 ............................................ 6
Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien BPJS dan Non BPJS Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo Tahun 2016-2018 ....................... 6
Tabel 1.3 Keaslian Penelitian ........................................................................... 11
Tabel 2.1 Standar Pelayanan Rawat Inap ......................................................... 20
Tabel 4.1 Definisi Operasional ......................................................................... 41
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas ............................................................................ 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 44
Tabel 4.4 Waktu Penelitian .............................................................................. 45
Tabel 5.1 Trend Kegiatan RS Umum Muslimat Ponotogo .............................. 54
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ........................................ 55
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 55
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.................................. 56
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ............................... 56
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS .................................... 57
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
indikator melakukan pembelian secara ulang .................................. 58
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
Indikator membeli antar lini produk................................................. 59
Tabel 5.9 Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan Indikator
mereferensikan kepada orang lain .................................................... 59
Tabel 5.10 Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan Indikator
menunjukkan kekebalaan terhadap tarikan dari pesaing ................. 60
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS ........................... 61
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS berdasarkan
indikator melakukan pembelian secara ulang .................................. 61
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS berdasarkan
Indikator membeli antar lini produk................................................. 62
Tabel 5.14 Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS berdasarkan Indikator
mereferensikan kepada orang lain .................................................... 63
Tabel 5.15 Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS berdasarkan Indikator
menunjukkan kekebalaan terhadap pesaing .................................... 63
Tabel 5.16 Data Loyalitas pasien BPJS ............................................................. 64
Tabel 5.17 Data Loyalitas pasien Non BPJS ...................................................... 65
Tabel 5.18 Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS ............................................. 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 32
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 33
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................. 39
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ............................................. 89
Lampiran 2 Surat Balasan izin Pengambilan Data Awal ............................... 90
Lampiran 3 Surat Hasil Wawancara ............................................................... 91
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 92
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................... 93
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian .................................................................... 94
Lampiran 7 Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 99
Lampiran 8 Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 100
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 101
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian ................................................................... 105
Lampiran 11 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 106
Lampiran 12 Tabulasi Data Umum Responden ................................................ 107
Lampiran 13 Tabulasi Kuesioner Loyalitas ...................................................... 109
Lampiran 14 Output Hasil Penelitian................................................................ 112
Lampiran 15 From Bimbingan ......................................................................... 118
Lampiran 16 Dokumentasi ................................................................................ 119
Lampiran 17 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi ........................................ 120
xviii
DAFTAR SINGKATAN
BPJS : Badan penyelenggara Jaminan Sosial
BPS : Badan Pusat Statistik
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
INA-CBGs : Indonesia Case Base Groups
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KIS : Kartu Indonesia Sehat
PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PBPU : Pekerja Bukan Penerima Upah
RI : Republik Indonesia
RS : Rumah Sakit
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SJSN : Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
TNI : Tentara Nasional Indonesia
VIP : Very Important Person
WHO : Word Health Organization
WNA : Warga Negara Asing
xix
DAFTAR ISTILAH
Assurance : Kepastian/Jaminan
Coding : Memberi Kode
Diagnosis : Diagnose
Editing : Pengecekan Data
Emphaty : Empati
Inspection : Inspeksi
Loyality : loyalitas
Reability : Keandalan
Responsiveness : Cepat Tanggap
Service quality : Kualitas Layanan
Switching Cost : Biaya Pengalihan
Tangibles : Kenyataan
Treatment : Pengobatan
Trust : Kepercayaan
Word of mouth : Dari mulut ke mulut
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah
suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi
untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik
kuratif maupun preventif pelayanan keseluruhan menjangkau keluarga dan
lingkungan rumah. Rumah sakit merupakan pusat untuk latihan tenaga
kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, sosial ekonomi dan budaya
(Supriyanto dan Ernawati, 2010).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang
diberikan rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan paripurna yaitu
pelayanan kesehatan yang meliputi promortif, preventif, kuratf, dan
rehabilitative (UU RI No. 44, 2009)
Pesaingan antar rumah sakit semakin kuat, terlebih dengan semakin
krisisnya pemikiran masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan semakin tinggi, maka pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit harus benar-benar bermutu dan memuaskan. Kepuasan pasien
tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan dibentk berdasarkan prinsip
sevice quality yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty,
tangibles. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, jika jasa pelayanan
2
yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan
persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima (memuaskan atau
mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu tnggu pelayanan).
Kepuasam dimulai dari pelayanan terhadap pasien sejak pasien pertama
kali datang sampai pasien meninggalkan rumah sakit (Oktavia, 2016).
Didalam Rumah Sakit ada pasien BPJS, asuransi, dan membayar
sendiri, keinginan pasien menggunakan BPJS karena mengikuti program
pemerintah wajib memiliki asuransi kesehatan, tidak perlu mengeluarkan
uang ketika berobat ke faskes, sedangkan alasan untuk pasien yang
membayar sendiri paradigma masyarakat yang menginginkan pelayanan
terbaik dan cepat, jika menggunakan BPJS/asuransi kesehatan terlalu rumit
harus ke faskes tingkat pertama terlebih dahulu, tidak mau antri terlalu
lama dalam pengobatan.
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN) bahwa jaminan sosial wajib bagi
seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Khusus untuk Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
implementasinya dimulai sejak 1 Januari 2014. Dalam pelaksanaanya
kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan
menjadi tolak ukur penilaian keberhasilan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) melalui BPJS Kesehatan.
3
Hasil survey yang dilakukan oleh Myriad menunjukkan bahwa indeks
kepuasan peserta BPJS Kesehatan yang datang ke RS Pemerintah (80%)
lebih rendah dari RS Swasta (83%). Sedangkan Indeks kepuasan Peserta
rawat jalan adalah 81%, sementara rawat inap 80%. (Siaran Pers BPJS
Kesehatan, 2015).
Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017 sebesar
261.890.872 jiwa, angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang
dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Kepesertaan JKN
KIS mengalami peningkatan sejak tahun 2014, pada akhir 2014 tercatat
kepesertaan sebanyak 133,4 juta jiwa dan terus meningkat sampai dengan
akhir tahun 2017 mencapai 187,9 juta jiwa dan sekitar 115 juta jiwa belum
terdaftar JKN KIS.
Selain itu berdasarkan informasi dari BPJS Kesehatan melalui BPJS
Watch yang merupakan komite pengawas BPJS bahwa pelayanan BPJS
Kesehatan di Jawa Timur dinilai tidak memuaskan. BPJS Watch Jawa
Timur Mei 2017 melakukan survey terhadap 125 responden yang berobat
pada 16 Rumah Sakit, 5 Puskesmas, dan 4 Klinik di wilayah Surabaya,
Sidoarjo, dan Gresik. Hasil survey tersebut ditemukan 7 masalah yang
menyangkut rendahnya kualitas pelayanan anatara lain : lambannya waktu
tunggu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, sistem
rujukan yang masih buruk dan belum terstruktur dengan baik, tingkat
pelayanan terhadap peserta JKN/KIS dirasa kurang baik, pemeriksaan
4
kesehatan bersifat parsial terhadap pasien penderita lebih dari 1 penyakit
diminta memilih salah satu penanganan, prosedur administrasi yang masih
rumit, masih terdapat pasien JKN/KIS yang dipungut tambahan biaya dan
terakhir pemberian obat yang masih dirasaka kurang tepat (Siaran Pers
BPJS Kesehatan, 2015).
Hasil estimasi jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2017 sebesar
39.292.972 jiwa, angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang
dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dengan
bimbingan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah kepesertaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jawa Timur pada
tahun 2018 sebanyak 26,5 juta jiwa dan sekitar 13,5 juta jiwa belum
terdaftar JKN KIS.
Sebagai informasi, data BPJS Kesehatan per Desember 2018
menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Ponorogo yang sudah menjadi
Peserta JKN-KIS telah mencapai 537.938 jiwa dari total seluruh penduduk
sebanyak 961.083 jiwa. Peserta terbanyak adalah dari segmen PBIN
sebanyak 373.624 jiwa sementara terbanyak kedua adalah dari segmen
PBPU sebanyak 59.712 jiwa. Penduduk sebanyak 423.145 jiwa belum
terdaftar sebagai peserta JKN KIS.
Loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu
produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas pasien sebagai
pengguna jasa rumah sakit merupakan kesetiaan pasien dalam
menggunakan pelayanan pada suatu rumah sakit apabila pasien
5
membutuhkan. Upaya mempertahankan pelanggan dengan cara
meningkatkan loyalitas pelanggan dapat mengurangi biaya pemasaran bagi
penyedia jasa karena pelanggan yang loyal dapat menjadi sumber
pemasaran jasa pada masyarakat luas, sehingga loyalitas pelanggan dapat
memberikan keuntungan bagi penyedia jasa (Melinda et al., 2013)
Permasalahan penting yang berhubungan dengan loyalitas pasien yang
perlu diperhatikan oleh rumah sakit khususnya RS Umum Muslimat
Ponorogo adalah kualitas pelayanan yang diukur dengan adanya bukti fisik
baik dari pegawai maupun rumah sakit, keadaan dalam pelayanan, daya
tanggap dari perawat maupun dokter, adanya jaminan baik keamanan
maupun kelancaran dalam proses berobat, dan adanya empati yang
diberikan pasien sehingga menciptakan suatu kepuasan. Loyalitas pada
pasien disini merupakan dampak dari kesetiaan pasien atas suatu layanan
atau jasa medis tertentu yang diwujudkan secara berkelanjutan dari
kepuasan pasien dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit untuk menjadi pengguna secara berulang
di rumah sakit yang bersangkutan. Loyalitas menjadi suatu bentuk nyata
atas ketersediaan pasien untuk menggunakan kembali, yang memiliki
kekuatan dan sikap positif terhadap rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo merupakan salah satu rumah
sakit swasta tipe D sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut.
Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah kunjungan rawat inap Rumah
6
Sakit Umum Muslimat Ponorogo pada tahun 2016-2018 adalah sebagai
berikut
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo tahun 2016-2018. No Tahun Jumlah Kunjungan Rawat Inap
1 2016 8344
2 2017 7143
3 2018 6868 Sumber: Profil RS Umum Muslimat Ponorogo 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien rawat
inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo pada 3 tahun terakhir
mengalami penurunan, dengan jumlah pasien pada tahun 2016 yaitu 8344,
dan pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan yang signifikan
dengan jumlah 7143 pasien di tahun 2017 dan pada tahun 2018 yaitu 6868
pasien.
Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Pasien BPJS dan Non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tahun 2016-2018.
No Tahun Jumlah Kunjungan Rawat Inap
BPJS Non BPJS
1 2016 2185 6159
2 2017 1717 5426
3 2018 2056 4812 Sumber: Profil RS Umum Muslimat Ponorogo 2018
Dengan bertambahnya tahun trend perbedaan pasien BPJS dan Non
BPJS memiliki rentan jumlah semakin sedikit. Hal ini terlihat dari jumlah
pasien pada tahun 2016-2018 diatas. Dimungkinkan untuk tahun 2019
rentan perbedaan pasien BPJS dan Non BPJS akan semakin kecil lagi.
Memiliki jumlah rentan semakin sedikit dhampir sama hanya berbeda
setengahnya dari pasien Non BPJS. Pasien BPJS semakin meningkat
ditahun 2016 sebanyak 2185 pasien dan di tahun 2018 sebanyak 2056
7
pasien, jadi ini dapat dilihat dari perbandingan pasien BPJS dan Non
BPJS, jadi ditahun 2019 nanti pasien BPJS meningkat dan posisi bisa sama
dengan pasien Non BPJS.
Dalam penelitian Sekar (2018) berjudul Analisis perbedaan persepsi
terhadap mutu pelayanan antara pasien BPJS dan Non BPJS diruang rawat
inap Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah Madiun diketahui bahwa dari 43
pasien BPJS memiliki persepsi mutu pelayanan baik sebanyak 17
responden (39,5%) dan mutu pelayanan dengan kategori tidak baik
sebanyak 26 responden (60,5%). Sedangkan dari 43 pasien Non BPJS
memiliki persepsi mutu pelayanan baik sebanyak 20 responden (46,5%)
dan tidak baik sebanyak 23 responden (53,5%). Dari hasil penelitian yang
dilakukan sekar terdapat perbedaan persepsi terhadap mutu pelayanan di
ruang rawat inap yakni persepsi pasien BPJS lebih baik daripada pasien
Non BPJS. Sehingga persepsi kualitas pelayanan pasien dapat
mempengaruhi loyalitas pasien di ruang rawat inap.
Hasil penelitian Aisyah (2016) berjudul Analisis perbedaan kualitas
pelayanan pada pasien BPJS dan pasien umum terhadap kepuasan pasien
di rawat jalan RSUD Kota Surakarta terdapat perbedaan yang signifikan
antara pasien BPJS dan pasien umum, hal ini terlihat pada nilai kepuasan
pasien umum lebih tinggi (20,50) dibandingkan pasien BPJS (17,19). Dari
hasil penelitian yang dilakukan aisyah terdapat perbedaan pada pasien
BPJS sebesar 16,13 lebih rendah dari nilai mean pasien umum (17,87) dan
8
mempunyai nilai (p=0,013<0,05), ini menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara pasien BPJS dengan Umum.
Hasil penelitian yanus (2018) berjudul Analisis pengaruh kualitas
layanan, harga dan kepuasan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
Bhakti Rahayu Surabaya dapat disimpulkan kualitas layanan berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen, harga berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen, dan kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen dapat diterima. Angka R square menunjukkan koefisien
determinasi yang besarnya 0,222. Dari hasil penelitian yang dilakukan
yanus ini berarti 22,2% perubahan loyalitas konsumen disebabkan oleh
perubahan kepuasan, kualitas layanan dan harga, sisanya 77,8% dijelaskan
variabel lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian yang dilakukan yanus,
jika ditingkatkan variabel harga sebesar satu satuan maka kepuasan pasien
akan meningkatkan sebesar 0,657 dan jika diitngkatkan variabel kualitas
pelayanan sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan meningkat
sebesar 0,124. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan atau loyalitas pelanggan.
Berdasarkan hasil wawancara awal kepada petugas pelayanan di
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yg menyatakan bahwa pelayanan
yang diberikan kepada pasien BPJS dan Non BPJS itu sama, berdasarkan
kutipan dibawah ini :
“bahwa pasien BPJS dan pasien Non BPJS mendapatkan pelayanan yang
sama”
9
Terdapat informasi tambahan dari petugas yang melayani obat
(Asisten Apoteker) menyatakan bahwa terdapat perbedaan pelayanan
pasien BPJS dan Non BPJS dari jenis obatnya yaitu pasien rawat inap
BPJS diambil sendiri dan untuk pasien Non BPJS obat diantar oleh
petugas, berdasarkan kutipan dibawah ini :
“untuk obat pasien BPJS menggunakan jenis obat generic dan diambil
sendiri oleh pihak keluarganya, sedangkan untuk pasien Non BPJS
menggunakan jenis obat paten dan diantar oleh petugas sendiri ke kamar
pasien”
Dari hasil penelitian yanus (2018) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Perubahan loyalitas konsumen disebabkan oleh perubahan kepuasan,
kualitas layanan seseorang berdampak keloyalitas.
Berdasarkan uraian diatas hal utama yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan. Bisa dimulai dari peningkatan mutu dan kualitas
pelayanan petugas pelayanan. Karena mereka sangat berperan langsung
dan mempengaruhi kepuasan pasien yang berdampak pada loyalitas pasien
dan dapat meningkatkan loyalitas yang berkelanjutan bagi Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo.
Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS dengan
judul “Perbedaan Tingkat Lotalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.”
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Apa ada perbedaan loyalitas pasien BPJS dan
Non BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS di ruang
rawat inap RS Umum Muslimat Ponorogo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi loyalitas pasien BPJS di ruang rawat inap RS Umum
Muslimat Ponorogo.
2. Mengidentifikasi loyalitas pasien Non BPJS di ruang rawat inap RS
Umum Muslimat Ponorogo.
3. Menganalisis perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS di ruang
rawat inap RS Umum Muslimat Ponorogo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi RSU Muslimat Ponorogo
Bagi penyedia pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan guna meningkatkan mutu pelayanan dimana yang akan datang.
11
1.4.2 Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
referensi penelitian ilmiah mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat khususnya Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
tentang mutu pelayanan kesehatan.
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana mengaplikasikan teori
yang didapat di bangku perkuliahan dan menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti mengenai ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
khususnya bidang mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang kualitas pelayanan pasien BPJS dan Non BPJS
terhadap loyalitas pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 1.3 Keaslian Penelitian
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Analisis
Perbedaan
Persepsi
Terhadap Mutu
Pelayanan
antara Pasien
BPJS dan Non
BPJS d Ruang
Rawat Inap
Rumah Sakit
Islam (RSI) Siti
Aisyah Madiun.
(Sekar, 2018)
- Metode
penelitian:
Cross
sectional
- Analisis
Purposive
Sampling
- Uji statistik
Independent
T-test
-
hasil uji
statistik
diperoleh nilai
signifikan (ρ
value) sebesar
0,01 < α 0,05
maka H1
diterima atau
H0 ditolak
artinya ada
perbedaan
persepsi
terhadap mutu
pelayanan
- Metode
penelitian:
Cross
sectional
- Analisis
Purposive
Sampling
- Uji statistik
Independent
T-test
-
- Variabel
bebas:
kualitas
pelayanan
Variabel
terikat:
loyalitas
- Jumlah
responden
- penelitian
Lokasi
penelitian
- Tahun
penelitian
12
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
antara pasien
BPJS dan Non
BPJS
Analisis
Perbedaan
Kualitas pada
Pasien BPJS
dan Pasien
Umum Terdapat
Kepuasan
Pasien di Rawat
Jalan RSUD
Kota Surakarta.
(Aisyah 2016)
- Metode
penelitian:
case control
- Analisis
observasional
- Uji statistik
uji T-test
hasil uji
statistik
terdapat
perbedaan yang
signifikan
antara pasien
BPJS dengan
umum terlihat
pada nilai mean
kepuasan pasien
umum lebih
tinggi (20,50)
dibandingkan
pasien BPJS
(17,19).
- Analisis
observasio
nal
- Uji
statistik uji
T-test
- Variabel
bebas:
kualitas
pelayanan
- Variabel
terikat:
loyalitas
- Jumlah
responden
penelitian
- Lokasi
penelitian
- Tahun
penelitian
Analisis
Pengaruh
Kualitas
Layanan, Harga
dan Kepuasan
Terhadap
Loyalitas Pasien
Rawat Inap di
RS Bhakti
Rahayu
Surabaya.
(Yanus 2018)
- Metode
penelitian:
Cross
sectional
- Analisis
Purposive
sampling
- Uji Statistik
regresi
hasil penelitian
ini berarti
22,2%
perubahan
loyalitas
konsumen
disebabkan oleh
perubahan
kepuasan,
kualitas layanan
dan harga,
sisanya 77,8%
dijelaskan
variabel lain.
- Metode
penelitian:
Cross
sectional
- Variabel
bebas:
kualitas
Pelayana
- Variabel
terikat:
loyalitas
- Jumlah
responden
penelitian
- Lokasi
penelitian
- Tahun
penelitian
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang RI Nomor Tahun 2009 menyebutkan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan
memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan pelayanan keperawatan
(Azwar, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1957, rumah sakit
adalah institusi yang merupakan bagian intregal dari organisasi kesehatan
dan organisasi sosial, berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang
lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat
inao kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Institusi pelayanan ini juga
merupakan latihan personil dan riset kesehatan (Saleh dan Satrianegara,
2010).
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-undang RI No. tahun 2009 fungsi rumah sakit
adalah:
14
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatiha sumber daya manusia
daalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
Fungsi rumah sakit yang meliputi dua aspek diatas, tidak secara
keseluruhan dapat dilakukan oleh seluruh rumah sakit milik pemerintah
atau swasta, tetapi tergantung pada klasifikasi rumah sakit. Berdasarkan
klasifikasi rumah sakit dapat diketahui bahwa rumah sakit dengan kategori
kelas A, mempunyai fungsi, jumlah dan kategori ketenagaan, fasilitas, dan
kemampuan pelayanan yang lebih besar daripada rumah sakit dengan kelas
lainnya yang lebih rendah, seperti kelas B II, B I, C dan kelas D. Fungsi-
fungsi ini dilaksanakan dalam kegiatan Intramural (didalam rumah sakit)
dan ekstramural (diluar rumah sakit). Kegiatan intramural dibagi menjadi 2
kelompok besar yaitu pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat jalan.
15
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Azwar A. (2010), Rumah Sakit di Indonesia dibedakan
menjadi 5 tipe yaitu:
1. Rumah Sakit tipe A, rumah sakit ini merupakan memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis yang luas, serta
tempat pelayanan rujukan tertinggi.
2. Rumah Sakit tipe B, rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan sub spesialis yang terbatas, di rencanakan
rumah sakit ini di dirikan disetiap ibu kota provinsi yang menampung
pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten.
3. Rumah Sakit tipe C, rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas, ada empat pelayanan spesialis yaitu
penyaakit dalam, bedah, kesehatan anak, serta kebidanan dan
kandungan.
4. Rumah Sakit tipe D, rumah sakit ini bersifat transisi karena pada suatu
saat akan ditingkatkan menjadi rmah sakit tipe C.
5. Rumah Sakit ripe E, rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus
yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran
saja. Misalnya Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit
Bersalin, dan sebagainya.
2.1.4 Petugas Pelayanan Kesehatan
Menurut Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit harus
memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis,
16
tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit,
dan tenaga non kesehatan.
Menurut Ida A (2014) menyebutkan jenis pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit terdiri dari:
1. Pelayanan Tenaga Medis
Peraturan Mentri Kesehatan RI No 262/Menkes/Per/VII/1979
tentang standar ketenagaan dirumah sakit pemerintah, menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan tenaga medis adalah seorang lulusan
fakultas kedokteran atau Kedoketran Gigi dan Pasca sarjana yang
memberikan pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis.
2. Pelayanan Tenaga Perawat/Bidan
Tenaga paramedis merupakan orang yang paling sering
berhubungan dengan pasien. Hal ini perawat dituntut untuk
mempunyai keahlian dibidangnya. Menurut Surat keputusan Menteri,
dijelaskan bahwa tenaga paramedis/perawat adalah seorang yang lulus
dari sekolah atau akademi perawatan kesehatan yang memberikan
pelayanan perawatan paripurna.
3. Pelayanan Penunjang Medik
Pelayanan penunjang medik di rumah sakit meliputi:
a. Laboratorium kimiawi, haematologi, bakteriologi, virolgi otopsi,
dan kamar jenazah
17
b. Diagnostic imaging yaitu gradiografi, tomografi, radioisotope,
USG dan CT-Scan, laboratorium kardiopulmoner meliputi
elektroka diografi tes fungsi paru dan kateteris.
4. Pelayanan Administrasi
Pelayanan administrasi merupakan kegiatan pelayanan tata usaha
yang meliputi pelayanan surat menyurat, kearsipan, pembukuan dan
lain-lain. Tujuan pelayanan administrasi adalah menciptakan suasana
administrasi yang lancer dan menyenangkan bagi pasien. Kesan
pertama kali bagi pasien rawat jalan terbentuk sewaktu pasien
berbicara pertama kali dengan penerimaan pasien.
2.1.5 Unit Pelayanan Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Republik
Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit, unit pelayanan yang terdapat di rumah sakit paling sedikit terdiri
dari:
1. Pelayanan Medik
2. Pelayanan Kefarmasian
3. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
4. Pelayanan Penunjang Klinik
5. Pelayanan Penunjang Non Klinik
6. Pelayanan Rawat Inap
18
2.2 Pelayanan Rawat Inap
2.2.1 Pengertian Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan
yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa
fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien
yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap mengalami tingkat proses
transformasi yaitu:
1. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan
keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit.
2. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosisnya.
3. Tahap Trearment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan
dalam program perawatan dan terapi.
4. Tahap Inspection, yaitu secara terus menerus diobservasi dan
dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.
5. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan.
Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke
proses untuk didiagnosa ulang.
Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap dengan
cara menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnose dan
terapi bagi individu dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit
kronis atau rehabilitasi medik atau pelayanan medik lainnya dan
memerlukan pengawasan dokter dan perawat serta petugas medik lainnya
setiap hari.
19
2.2.2 Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Jacobalis menyampaikan bahwa kualitas pelayanan kesehatan diruang
rawat inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, yaitu:
1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis
Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan
perawat dan tenaga profesi lainnya.
2. Efisiensi dan efektivitas
Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah
sakit agar dapt berdaya guna dan berhasil guna.
3. Keselamatan pasien
Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien.
4. Kepuasan pasien
Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental dan sosial pasien
terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan
pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan
sebagainya.
Menurut Adji Muslihudin mutu asuhan pelayanan rawat inap
dikatakan baik apabila :
1. Memberikan rasa tentram kepada pasien.
2. Menyediakan pelayanan yang benar-benar profesional dari setiap
strata pengelola rumah sakit. Pelayanan bermula sejak pasien masuk
kerumah sakit sampai pasien pulang.
20
Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut:
1. Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien
harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien
memerlukan penanganan segera.
2. Penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat
menaruhkan kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai
secara benar.
Penanganan oleh para dokter dan perawat yang profesional akan
menimbulkan kepercayaan pasien bahwa mereka tidak salah memilih
rumah sakit.
3. Ruangan yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada
rumah sakit.
4. Peralatan yang memadai dengan operator yang profesional.
5. Lingkungan rumah sakit yang nyaman.
2.2.3 Standar Pelayanan Rawat Inap
Standar pelayanan rawat inap untuk setiap rumah sakit di seluruh
Indonesia menurut mentri kesehatan republik Indonesia yang mengacu
pada peraturan sebelumnya yang dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai standar yang dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 2.1 Standar Pelayanan Rawat Inap
No Jenis
Pelayanan Indikator Standar
1 Rawat Inap 1. Pemberian pelayanan
di rawat inap
1. a. Dr. Spesialis
b. Perawat
minimal
pendidikan D3
21
No Jenis
Pelayanan Indikator Standar
2. Dokter penanggung
jawab pasien rawat
inap
3. Ketersediaan
pelayanan rawat inap
4. Jam visite dokter
spesialis
5. Kejadian inveksi
pasca operasi
6. Kejadian inveksi
nosokomial
7. Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang
berakibat kecacatan /
kematian
8. Kematian pasien > 48
jam
9. Kejadian pulang paksa
10. Kepuasan pelanggan
11. Rawat inap TB
a. Penegakan
diagnosis TB
melalui
pemeriksaan
mikroskopis TB
b. Terlaksana
kegiatan
pencatatan dan
pelaporan TB di
rumah sakit
12. Ketersediaan
pelayanan rawat inap
dirumah sakit yang
memberikan
pelayanan
2. 100%
3. a. Anak
b. penyakit dalam
c. kebidanan
d. bedah
4. 08.00 s/d 14.00 setiap
hari kerja
5. ≤ 1,5 %
6. ≤ 1,5 %
7. 100%
8. ≤ 0,24 %
9. ≤ 5%
10. ≥ 90%
11. a. ≥ 60%
b. ≥ 60%
12. napza, gangguan
psikotik, gangguan
nerotik, dan gangguan
mental organic
13. Tidak adanya kejadian
kematian pasien
gangguan jiwa karena
bunuh diri
14. Kejadian re-admission
pasien gangguan jiwa
dalam waktu ≤ 1 bulan
15. Lama hari perawatan
pasien gangguan jiwa
13. 100%
14. 100%
15. ≤ 6 minggu
Sumber : PERMENKES RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
Mininal Rumah Sakit.
22
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
2.3.1 Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di
Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
merupakan badan hukum nirbala. Dan Program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2014 ini mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2014.
2.3.2 Tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011,tugas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial anatara lain :
1. Melakukan atau menerima pendaftaran peserta.
2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja.
3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah.
4. Mengelola dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta.
5. Mengumpulkan dan mengelola dana peserta program Jaminan Sosial.
6. Membayarkan manfaat dan membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program Jaminan Sosial.
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan
Sosial kepada peserta dan masyarakat.
23
2.3.3 Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan
orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri
dari:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya :
1) Pegawai Negeri Sipil
2) Anggota TNI
3) Anggota Polri
4) Pejabat Negara
5) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri
6) Pegawai Swasta
7) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima
Upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya :
1) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri.
24
2) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
Upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya :
1) Investor
2) Pemberi Kerja
3) Penerima Pensiun, terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan
hak pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
yang mendapat hak pensiun;
e) Penerima pensiun lain
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
lain yang mendapat hak pensiun.
4) Veteran
5) Perintis Kemerdekaan;
6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan
7) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu
membayar iuran.
25
3. Anggota Keluarga Yang Ditanggung
a. Pekerja Penerima Upah :
Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak
kandung, anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah,
dan anak angkat yang sah, dengan kriteria:
b. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri;
c. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25
(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal.
d. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak
terbatas).
e. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
f. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah
tangga, dll.
2.3.4 Manfaat Menjadi Peserta BPJS
Sesuai dengan Permenkes RI No 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksabaab Program Jaminan Kesehatan Nasional. Manfaat BPJS
Kesehatan terdiri atas 2 jenis, yaitu manfaat medis dan manfaat non medis.
26
Manfaat medis berupa pelayanan kesehatan yang komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative) sesuai dengan indikasi medis yang
tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis
meliputi akomodasi dan ambulan. Manfaat akomodasi untuk layanan rawat
inap sesuai hak kelas perawatan peserta. Manfaat ambulan hanya diberikan
untuk pasien rujukan antar fasilitas kesehatan.
2.3.5 Peningkatan Kelas Perawatan
1. Peserta BPJS, kecuali peserta PBI, dimungkinkan untuk meningkatkan
kelas perawatan atas permintaan sendiri pada FKRTL yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
2. Untuk pasiem yang melakukan pindah kelas perawatan atas
permintaan sendiri dalam satu episode perawatan hanya diperbolehkan
untuk satu kali pindah kelas perawatan.
3. Khusus bagi pasien yang meningkatkan kelas perawatan (kecuali
peserta PBI Jaminan Kesehatan):
a. Sampai dengan kelas I, maka diberlakukan urun biaya selisih
tariff INA-CBGs kelas ruang perawatan yang dipilih dengan tarif
INA-CBGs yang menjadi haknya.
b. Jika naik kelas perawatan VIP, maka dberlakukan urun biaya
sebesar selisih tariff VIP local dengan tarif INA-CBGs kelas
perawatan yang menjadi haknya.
4. Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh, peserta
dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama
27
3 hari. Selanjutnya dikembalikan ke ruang perawatan yang menjadi
haknya. Bila masih belum ada ruangan sesuai haknya, maka peserta
ditawarkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang setara atau
selisih biaya tersebut menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan yang
bersangkutan.
5. Apabila kelas sesuai hak peserta penuh dan kelas satu tingkat
diatasnya penuh, peserta dapat dirawat di kelas satu tungkat lebih
rendah paling lama 3 hari dan kemudian dikembalikan ke kelas
perawatan sesuai dengan haknya. Apabila perawatan di kelas yang
lebih rendah dari haknya lebih dari 3 hari, maka BPJS Kesehatan
membayar ke FKRTL sesuai dengan kelas dimana pasien dirawat.
6. Bila semua kelas perawatan dirumah sakit tersebut penuh maka rumah
sakit dapat menawarkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
setara dengan difasilitas oleh FKRTL yang merujuk dan berkoordinasi
dengan BPJS Kesehatan.
7. Rumah sakit harus memberikan informasi mengenai biaya yang harus
dibayarkan akibat dengan peningatan kelas perawatan.
8. Dalam hal peserta JKN (kecuali peserta PBI) menginhinkan kenaikan
kelas perawatan atas permintaan sendiri, peserta atau anggota keluarga
harus menandatangani surat pernyataan tertulis dan selisih biaya
menjadi tanggung jawab peserta.
28
2.4 Loyalitas
2.4.1 Pengertian Loyalitas
Kotler dan Keller (2009) loyalitas adalah komitmen yang dipegang
secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau
jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha
pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.
2.4.2 Karakteristik dan DimenSi Loyalitas
Pelanggan mendemonstrasikan loyalitas mereka pada suatu
perusahaan atau merek dengan membeli berulangkali, membeli produk
tambahan perusahaan tersebut, dan merekomendasikannya pada orang
lain. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Griffin (2005), yang
menyatakan bahwa karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antarlini produk dan jasa.
3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
4. Mereferensikan kepada orang lain.
Untuk menjadi pelanggan yang loyal seorang konsumen harus melalui
beberapa tahapan, pelanggan yang loyal tumbuh secara bertahap. Proses
itu dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih sayang, dan dengan
perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap
memiliki kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap dan
memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang
29
yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien
yang loyal.
Di dalam dimensi loyalitas pelanggan menurut (Baloglu, 2002)
adalah:
1. Trust : Aspek ini merupakan tanggapan kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan.
2. Psychological : Aspek ini merupakan komitmen psikologi pasien
terhdapat perusahaan
3. Switching Cost : Aspek ini merupakan tanggapan pelanggan tentang
beban yang diterima ketika terjadi perubahan
4. Word of mouth : Aspek ini merupakan perilaku publisitas yang
dilakukan oleh pelanggan terhadap perusahaan
5. Cooperation : Aspek ini merupakan perilaku pelanggan yang
mennjukkan sikap dapat bekerja sama dengan perusahaan
2.4.3 Tahap Menjadi Pelanggan Loyal
Menurut Tjiptono (2007) yang dikutip dari Wilujeng Prasetyowati
(2016) menjelaskan empat situasi kemungkinan loyalitas dari Dick & Basu
1994), yaitu : No Loyality dimana hal ini dapat terjadi bila sikap dan
perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas
tidak terbentuk. Spirious Loyality dimana keadaan seperti ini ditandai
dengan pengaruh non sikap terhadap perilaku seperti norma subjektif dan
faktor situasional, pelanggan sulit membedakan berbagai pelayanan dalam
30
kategori jasa sehingga pembelian uang dilakukan atas dasar pertimbangan
situasional.
Latent Loyality hal ini tercemin bila sikap yang kuat disertai pola
pembelian ulang yang lemah. Loyality, situasi ini merupakan situasi yang
ideal yang paling diharapkan para pemasar. Dimana pelanggan bersika
posiftif terhadap produk/jasa pelayanan dan disertai pembelian ulang yang
konsisten.
Sedangkan menurut Setiawan (2011) dalam Wilujeng Setyowati
(2016) suatu perusahaan atau organisasi, seseorang menjadi pelanggan
loyal umumnya setelah berbagai tahapan dan proses yang melibatkan
emosi pada setiap tahapan tersebut. Masing-masing memilik kebutuhan
khususnya, perusahaan atau organisasi mempunyai peluang yang lebih
besar untuk mengubah pembeli menjadi loyal.
Tahapan seseorang dari mulai sebagao=I calon pembeli hingga
menjadi pelanggan loyal adalah sebagai berikut :
1. Suspect, yaitu orang yang mungkin akan menjadi pembeli jasa
perusahaan. Pada tahap ini perusahaan harus meyakinkan mereka
mengenai berbagai manfaat dan keunggulan dari jasa yang
ditawarkan.
2. Prospek, yaitu orang yang membutuhkan jasa kita dan memiliki
kemampuan untuk membeli. Meskipun prospek belum membeli,
biasanya mereka telah mengetahui jasa kita. Mereka mengenal kita
31
bisa dari program promosi yang kita lakukan, atau ada orang lain yang
merekomendasikan.
3. Pembeli pertama kali, yaitu orang yang telah membeli jasa kita untuk
pertama kali. Orang tersebut bisa saja merupakan pembeli jasa kita
dan sekaligus juga pembeli jasa pesaing kita.
4. Pembeli berulang atau pelanggan, yaitu orang-orang yang membeli
jasa kita dua kali atau lebih. Mereka membeli kembali jasa kita karena
faktor harga, kepuasan atas layanan, atau karena kebutuhan mendesak
sedangkan pesaing tidak siap atas ketersediaan jasanya.
5. Pelanggan loyal, yaitu orang yang membeli secara teratur. Perusahaan
memiliki hubungan yang kuat dengan mereka, sehingga mereka kebal
terhadap tarikan pesaing. Mulai tahap ini, mereka akan banyak
memberikan kontribusi jangka panjang bagi performance perusahaan
atau organisasi.
6. Penganjur, selain membeli secra taratur jasa kita, mereka juga
mendorong orang lain untuk membeli jasa kita. Mereka adalah
salesman dan media promosi perusahaan atau organisasi yang sangat
efektif dan perusahaan tidak perlu membayar.
7. Proses menumbuhkan pelanggan yang loyal, dengan mengarahkan
mereka melalui tahap-tahap perkembangkan, dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Memilih metode yang paling efektif, paling efisiensi
biaya, dan paling langsung merupakan tantangan bagi setiap
perusahaan atau organisasi.
32
2.5 Kerangka Teori
Ada banyak teori yang menggambarkan Loyalitas pasien BPJS dan
Non BPJS. Adapun kerangka teori yang digunakan peneliti sebagai beikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Modifikasi teori Pasuruan et al 1994 dan Baloglu 2002)
Indikator Mutu Pelayanan:
1. Bukti fisik (Tangibles)
2. Kehandalan (Reliability)
3. Daya Tanggap
(Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Empathy)
Faktor yang
mempengaruhi
Kepuasan pelanggan
menurut Lupiyoadi
(2011)
1. Kualitas Produk
2. Kualitas Pelayanan
3. Faktor Emosional
4. Harga
Loyalitas pasien menurut
Griffin (2015)
1. Melakukan pembelian
secara berulang secara
teratur
2. Membeli antar lini
produk dan jasa
3. Mereferensikan
kepada orang lain
4. Menunjkkan
kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing-
pesaing
33
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
ketertarikan antara variabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel
yang tidak diteliti. Kerangka konsep akan membantu penelitian
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2013). Dalam
penelitian ini kerangka konsep penelitian ini dijelaskan pada gambar
sebagai berikut:
Keterangan : : Diteliti : Mempengaruhi
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Perbedaan Pasien
BPJS dan Non BPJS
Loyalitas pasien
menurut Griffin (2015)
1. Melakukan
pembelian secara
berulang secara
teratur
2. Membeli antar lini
produk dan jasa
3. Mereferensikan
kepada orang lain
4. Menunjkkan
kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing-
pesaing
Faktor yang
mempengaruhi
Kepuasan pelanggan
menurut Lupiyoadi
(2011)
1. Kualitas Produk
2. Kualitas Pelayanan
3. Faktor Emosional
4. Harga
Mutu Pelayanan
Indikator:
1. Bukti fisik
(Tangibles)
2. Kehandalan
(Reliability)
3. Daya Tanggap
(Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Empathy)
34
Gambar 3.1 Menjelaskan bahwa Perbedaan tingkat Loyalitas pasien
BPJS dan Non BPJS di Ruang Rawat Inap RS Umum Muslimat Ponorogo,
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu:
Kualitas produk, kualitas pelayanan, faktor emosional, harga. Kualitas
pelayanan yang baik akan mempengaruhi permintaan produk/jasa sehingga
memberikan kepuasan yang optimal dan akhirnya konsumen menjadi
loyal. Ketika pasien menjadi loyal, pasiem akan memanfaatkan kembali
pelayanan tersebut sehingga terbiasa dengan pelayanan tersebut serta
pasien akan merekomendasikan pelayanan tersebut kepada orang lain.
Dengan terbentuknya loyalitas pasien ternyata akan menghasilkan
penilaian indikator pelayanan rumah sakit yang baik. Atas dasar tersebut,
maka peneliti ingin meneliti perbedaan tingkat loyalitas di rawat inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang
kebenarannya dibuktikan dalam penelitian setelah melalui pembuktian dari
hasil penelitian maka hipotesis dapat benar atau juga salah, dapat diterima
atau ditolak (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada perbedaan tingkat loyalitas pasien BPJS dan pasien Non BPJS
diruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
35
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu jenis
penelitian yang sistematis, terencana, terstruktur, banyak penggunaan
angka mulai dari pengumpulan data, pengelolahan dampai dengan hasil
serta menekankan fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif
(Sukmadinata, 2013).
Desain penelitian adalah suatu pola atau petunjuk secara umum yang
bisa diaplikasikan pada beberapa penelitian. Desain penelitian adalah suatu
yang vital dalam penelitian yang memungkinkan memaksimalkan suatu
control berupa faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil. Selain itu
desain penelitian sebagai petunjuk penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau jawaban suatu pernyataan penelitian dan mengantisipasian beberapa
kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2013).
Desain penelitian ini menggunakan desain crossectional atau bisa
disebut studi potong lintang untuk mengetahui Perbedaan Tingkat
Loyalitas Pasien BPJS dengan Non BPJS di Ruang Rawat Inap RS Umum
Muslimat Ponorogo. Crossectional adalah jenis penelitian yang mendesain
pengumpulan datanya dilaukan pada satu titik waktu, fenomena yang
diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data. Intinya variabel
dependen dan variabel independen diteliti pada suatu periode yang sama
atau pada waktu yang sama (Azwar, 2010)
36
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo, tahun 2018
sejumlah 572 pasien.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan
sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai pasien BPJS dan pasien Non BPJS yang memanfaatkan
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo pada
tahun 2018. Untuk menentukan besarannya ampel dengan menggunakan
rumus Solvin sebagai berikut :
𝑛 =N
1 + n (d2)
Keterangan :
N = Besar Sampel
n = Besar Populasi
d = Ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
ditolelir. Pada penelitian ini Standar error 0,1
Dari data diperoleh jumlah kunjungan pasien rawat inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo adalah sebanyak pasien, maka besar sampel
yang di ambil adalah :
37
𝑛 =N
1 + n (d2)
𝑛 =572
1 + 572 (0,01)
= 85,1 → 86 pasien
Kemudian dari total sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
sanpel yaitu rata-rata sebanyak 43 pasien BPJS dan 43 pasien Non BPJS.
4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2008). Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling
yaitu purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan cirri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
Dalam pengambilan sampel terdapat dua criteria yaitu:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2013). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kriteria Inklusi Pasien BPJS dan Non BPJS
a. Pasein BPJS yang mendapatkan perawatan pada pelayanan rawat
inap di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
38
b. Pasien minimal telah 1 hari mendapatkan perawatan di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
c. Usia ≥ 17 tahun.
d. Dapat membaca, menulis, dan komunikasi dengan baik.
e. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subyek yang memenuhi criteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi pada penelitian adalah :
a. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Pasien dalam keadaan koma.
c. Pasien dalam keadaan gangguan jiwa atau dalam perawatan
intensif.
d. Untuk kelompok pasien Non BPJS, pasien umum yang sedang
memanfaat asuransi kesehatan lainnya
39
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka pelaksanaan penelitian
mulai dari pengambilan data sampai menganalisis hasil penelitian
(STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, 2018). Adapun kerangka kerja
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Jumlah rata-rata pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo dalam 1 tahun terakhir 572 pasien
Sampel
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien BPJS 43
pasien dan pasien Non BPJS 43 pasien
Desain Penelitian
Survey analitik dengan pendekatan crossectional
Teknik sampling
Purposive Sampling
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengelolaan Data
Editing, Coding, Skroning, Entry Data, Tabulating
Analisis Data
Uji chi square
Penyajian Hasil Penelitian
Kesimpulan
40
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai cirri, sifat, atau aturan
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2010).
1. Variabel bebas (Independen variable)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti
menciptakan suatu dampak pada variabel terikat (Nursalam, 2008).
2. Variabel terikat (Dependet variable)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain. Variable respon akan muncul sebagai akibat manipulasi variabel-
variavel lainnya (Nursalam, 2013).
41
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi terhadap variabel berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional, agar variabel
tersebut dapat diukur atau diuji oleh peneliti lain. Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Table 4.1 Definisi Operasional Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS terhadap Loyalitas di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor Kategori
tingkat
loyalitas
pasien BPJS
dan Non
BPJS di
Ruang Rawat
Inap
Penilaian pasien BPJS
dan Non BPJS
terhadap perilaku
loyal, pelayanan yang
menunjukkan pada
tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan,
sesuai dengan kode
etik dan standar
pelayanan professional
yang telah ditetapkan.
1. Melakukan
pembelian secara
berulang secara
teratur
2. Membeli antar
lini produk dan
jasa
3. Mereferensikan
kepada orang lain
4. Menunjkkan
kekebalan
terhadap tarikan
dari pesaing-
pesaing
Kuesioner
dengan
skala Likert
Nominal Pernyataan
Favorable
SS = 5
S = 4
R = 3
TS = 2
STS = 1
Pernyataan
unfavorable
SS = 1
S = 2
R = 3
TS = 4
STS = 5
(Nazir, 2009)
- Kode 1 untuk
baik jika skor T ≥
50 mean
- Kode 2 untuk
tidak baik jika
skor T ≤ 50 mean
(Hidayat, 2010)
42
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga
lebih mudah diolah (Notoatmodjo, 2010). Instrument penelitian digunakan
untuk, mengukur variabel yang diteliti dengan cara pemberian skor.
Berdasarkan definisi operasional variabel, kemudian dikmbangkan
menjadi instrument penelitian untuk mengukur variabel yang diteliti.
Pengukuran variabel ini dilakukan melalui kuesioner ang disebarkan
kepada responden. Pengisian kuesioner variabel persepssi kualitas
pelayanan diukur dengan menggunakan skala Likert menggunakan 5 point
scale.
Skala Likert merupakan teknik mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dimana
subyek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan dan ketidak
setujuan terhadap masing-masing pertanyaan (Riduwan, 2015)
Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu
valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner
maka perlu dilakukan pengujian kuesioner dengan menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas.
4.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid mempunyai
43
validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang kurang valid berate
memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006).
Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan pada kuesioner.
Validitas kuesioner dapat diketahui dengan cara melakukan korelasi antar
skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang
digunakan adalah korelasi pearson product moment menggunakan
program aplikasi pengelolah dan statistik SPSS for Windows sebagai
berikut: Jika sig ≤ 0.01, maka dinyatakan valid.
Uji validitas telah dilakukan terhadap 14 responden di Rumah Sakit
Umum Griya Husada Madiun dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Loyalitas Pasien di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Griya Husada Madiun.
Variabel Penilaian Loyalitas
Ket. Nilai R Hitung Nilai R Tabel
X1 0,879 0,5742 Valid
X2 0,717 0,5742 Valid
X3 0,717 0,5742 Valid
X4 0,771 0,5742 Valid
X5 0,879 0,5742 Valid
X6 0,717 0,5742 Valid
X7 0,661 0,5742 Valid
X8 0,771 0,5742 Valid
X9 0,879 0,5742 Valid
X10 0,879 0,5742 Valid
X11 0,879 0,5742 Valid
X12 0,879 0,5742 Valid
X13 0,879 0,5742 Valid
X14 0,879 0,5742 Valid
X15 0,879 0,5742 Valid Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap 16 responden dapat
diketahui bahwa dari 15 item pertanyaan semuanya valid. Sehingga
pertanyaan yang valid akan digunakan dalam kuesioner penelitian.
44
4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengkuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Untuk melihat reliabilitas dalam pengumpulan data di bidang kedokteran
harus berprinsip dan stabilitas yaitu mempunyai kesamaan bila dilakukan
pengukuran berulang-ulang dalam waktu yang sama. Uji reliabilitas
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika r alpha ≥ r table pertanyaan
tersebut reliable dan suatu instrument dikatakan reliable jika memberikan
nilai Alpa Cronbach ≥ 0,5742.
Uji reliabilitas telah dilakukan terhadap 16 responden di Rumah Sakit
Umum Griya Husada Madiun dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Reliabiltas Kuesioner Loyalitas di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Griya Husada Madiun. Jumlah Total item Nilai cronbach’s alpha Nilai r Tabel Ket.
15 0,757 0,57 Reliabel Sumber : Data Olahan Primer
Dari tabel di atas didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,757,
artinya nilai alpha lebih besar dari 0,57 sehingga kuesioner tersebut
dinyatakan reliabel.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
45
2. Waktu Penelitian
Tabel 4.4 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Feb Maret April Mei Juni Juli
1 Pengajuan dan
Konsul judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan data
(Penelitian)
7 Penyusunan dan
bimbingan skripsi
8 Ujian skripsi
4.8 Pengumpulan Data dan Analisis Data
4.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada responden atau keluarga pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui (Arikunto,
2010).
Pengelolahan data adalah kegiatan untuk mengubah sejumlah data
yang ditetapkan menjadi suatu bentuk yang dapat di analisis dan di
interpretasikan. Adapun langkah-langkah pokok dalam pengelolah data
yaitu:
46
1. Pengecekan data (Editing)
Pengecekan data (Editing) yaitu kegiatan untuk melihat atau
mengecek kuesioner-kuesioner atau formulir yang telah terisi, apakah
isian kuesioner atau formulir dapat dibaca, apakah semua pertanyaan
telah dijawab, apakah ada ketidak serasian atau tidak konsisten
jawaban, apakah nomor sudah berurutan dan berbagai kesalahan-
kesalahan lainnya.
2. Memberi kode (Coding)
Data yang sudah di dapat jika perlu dilakukan pengkodean
(coding) yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan pengkodean adalah
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada sat
memasukkan (entry) data ke computer.
a. Coding untuk data umum
1) Usia
Usia 17-25 tahun : 1
Usia 26-35 tahun : 2
Usia 36-45 tahun : 3
Usia 46->55 tahun : 4
2) Jenis kelamin
Laki-laki : 1
Perempuan : 2
47
3) Pendidikan
Pendidikan Dasar : 1
Pendidikan Menengah : 2
Pendidikan Keatas : 3
b. Coding untuk data khusus
1) Baik : 1
2) Tidak baik : 2
3. Scoring
Scoring adalah penentuan jumlah skor, tahap ini meliputi nilai
untuk masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil scoring dari
semua pertanyaan (Nazir, 2009).
Loyalitas pasien dapat diketahui dengan menggunakan kuesioner.
Pemberian penilaian dilakukan untuk pernyataan Favorable dan
Unfavorable.
Pemberian penilaian untuk pernyataan yang Favorable skornya
adalah :
SS = Sangat Setuju : 5
S = Setuju : 4
R = Ragu-ragu : 3
TS = Tidak Setuju : 2
STS = Sangat Tidak Setuju : 1
48
Sedangkan penilaian untuk pernyataan yang Unfavorable skornya
adalah:
SS = Sangat Setuju : 1
S = Setuju : 2
R = Ragu-ragu : 3
TS = Tidak Setuju : 4
STS = Sangat Tidak Setuju : 5
4. Memasukkan data (entry data)
Mentransfer atauu memasukkan data ke program computer agar
data dapat disajikan dan di analisis dengan baik. Semua data yang
akan dip roses kemudian direkam dan disimpan dalam media
penyimpanan data dengan menggunakan format atau perangkat lunak
atau paket program tertentu.
5. Pembersihan data (cleaning data)
Data yang sudah dimasukkan ke dalam computer harus diperiksa
kembali dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga data
yang masuk ke program computer tersebut betul-betul sudah tidak
terdapat kesalahan lagi dan siap untuk dianalisis.
6. Tabulating
Tabulating adalah pengelompokkan dta yang sudag sesuai dengan
penelitian kemudian dimasukkan pada tabel.
49
7. Analisis statistik
Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan skala data nominal. Data yang dikumpulkan pada
peelitian ini di analisis secara deskriptif dan menyajikan data secara
tabulasi menggunakan uji chi square dilakukan di SPSS 16.0
4.8.2 Analisis Data
4.8.2.1 Analisis Univariat
Bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing
variabel meliputi data demografi, jenis kelamin, pendidikan dan status.
Analisis univariat dilakukan dengan cara menggambarkan serinci mungkin
dari data yang diperoleh. Semua hasil data yang diperoleh akan
dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian hasil akan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan prosentase.
4.8.2.2 Analisis Bivariat
Analisis hubungan antara setiap variabel bebas dengan variabel terikat
untuk melihat apakah ada hubungan yang terjadi bermakna secara statistic.
Dalampenelitian ini untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan tingkat
loyalitas pasien dengan uji chi square dengan tingkat signifikasi α = 0,1.
Adapun pediman signifikansi memakai panduan sebagai berikut : Bila
ρ-value < α (0,05), maka signifikan atau ada perbedaan. Apabila hasil
perhitungan :
1. Bila t hitung > t tabel maka hipotesis alternative (Hı) diterima dan
hipotesis nol (Ho) ditolak, yaitu adanya Perbedaan Tingkat Loyalitas
50
Pasien BPJS dan Non BPJS di Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo.
2. Bila sebaliknya t hitung < t tabel maka hipotesis alternative (H1)
ditolak dan hipotesis nol (H0) diterima, yaitu tidak ada Perbedaan
Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
4.9 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan
dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip
etika pnelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian
sebagaimana ditemukan oleh Polit dan Beck dalam setiawan dan Saryono
(2010) sebagai berikut :
1. Prinsip Manfaat
Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko dan
memaksimalkan manfaat. Penelitian terhadap manusia diharapkan
dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia secara
individu atay masyarakat secara keseluruhan.
2. Prinsip Keadilan
Dalam mengambil karya orang lain selalu mencantumkan nama dan
sumbernya.
51
3. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
Menurut Nursalam (2013) subyek harus mendapat informasi secara
lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai
hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada
informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh
hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu. Informed
consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
4. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat,
2010).
5. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010).
52
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo merupakan rumah sakit
swasta memiliki Perserikatan Nahdlatul Ulama. RS Umum Muslimat
Ponorogo terletak di JL. Rumah Sakit ini telah terakreditasi Paripurna
mendapatkan penetapan kelas D dari Kemenkes RI, dan bekerjasama
dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), asuransi lainnya,
dan perusahaan.
5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Visi Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo adalah terwujudnya
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang profesonal, berkualitas,
ramah, Nyaman dan islami.
Misi Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo adalah
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima dengan sumber daya
manusia yang terampil sesuai standar pelayanan perkembangan ilmu
dan teknologi.
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit guna
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
3. Meningkatkan etos kerja untuk mewujudkan kepuasan pasien dengan
buadaya disiplin kerja, tanggung jawab, jujur dan amanah.
53
4. Menciptakan suasana lingkungan rumah sakit yang nyaman, senyum,
sapa dan akhlakul karimah.
5.1.3 Unit-unit yang ada di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Terdapat berbagai unit yang ada di Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo antara lain adalah :
1. Unit Rawat Inap
RS Umum Muslimat Ponorogo memiliki fasilitas rawat inap dengan
jumlah 74 tempat tidur (VVIP 2 TT, VIP 6 TT, Kelas 1 12 TT, Kelas
2 20 TT, Kelas 3 34 TT).
2. Unit Rawat Jalan
Unit pelayanan rawat jalan yang dimiliki Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo terdiri dari : IGD 24 jam, Poli Umum, Poli Gigi,
Poli KIA, Poli Gizi, Poli Kandungan, Poli Anak, Poli Paru, Poli
Jantung, Poli Penyakit Dalam, Poli Syaraf, Poli Bedah, Poli Bedah
Tulang/Orthopaedi, Poli Fisioterapi
3. Unit Pelayanan Penunjang Medis
Unit pelayanan medis yang terdiri dari Instalasi Farmasi 24 jam,
Instalasi Laboratorium 24 jam, Instalasi Radiologi.
4. Unit Penunjang Lainnya
Unit penunjang lain di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
terdiridari: Laundry / Linen, Jasa Boga / Dapur, Pengelolaan air
limbah / IPAL, Ambulan, Generator listrik / Genset, Pemadan
Kebakaran, Pengelolaan gas medis, Penampungan air bersih
54
5.1.4 Trend Kegiatan Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Berikut adalah data tren kegiatan Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo Tahun 2016-2018
Tabel 5.1 Trend Kegiatan Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo Tahun
2016-2018
No Uraian Tahun
2016 2017 2018
1 Kapasitas TT 92 91 93
2 Jumlah pasien keluar
hidup/mati
8693 8173 8302
3 BOR 71,36% 61,33% 76,09%
4 ALOS 3,30Hr 3,18Hr 3,15Hr
5 TOI 1,12Hr 1,63Hr 1,08Hr
BTO 94,97 87 7,35 Sumber: Profil RS Umum Muslimat Ponorogo
5.1.5 Hasil Uji Analisis Univariat
Didalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui kuesioner
untuk mengetahui gambaran umum responden. Penyebaran kuesioner
dilakukan terhadap 86 responden yang merupakan Pasien Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo. Berikut mengenai jawaban responden atas
dasar karakteristik:
5.1.5.1 Penyajian Karakteristik Data Umum
Responsen salam penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo berjumlah 86 orang responden dengan
gambaran karakteristik sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Distribusi responden berdasarkan umur dapat diketahui pada tabel
sebagai berikut;
55
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo bulan Mei
Tahun 2019. No Usia Jumlah Presentase (%)
1 17-25 tahun 11 12,8
2 26-35 tahun 28 32,6
3 36-45 tahun 12 14,0
4 45->55 tahun 35 40,7
jumlah 86 100 Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa presentase
tertinggi karakteristik responden berdasarkan umur pasien Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo sebagian besar berumur 45-55 tahun
(40,7%) sedangkan untuk umur responden paling sedikit yaitu
berumur 17-25 tahun dengan dengan jumlah 11 orang atau prosentase
12,8% .
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan dapat diketahui pada table sebagai berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo bulan Mei Tahun 2019. No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 26 30,2
2 Perempuan 60 69,8
jumlah 86 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa presentase tertinggi
karakteristik responden pasien Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang
(30,2%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60 orang
(69,8%).
56
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Bulan Mei Tahun 2019. No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
1 Wiraswasta 49 57
2 IRT 16 18,6
4 Pelajar 3 3,5
5 PNS 2 2,3
6 Swasta 11 12,8
7 Lain-lain 5 5,8
Jumlah 86 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa presentase
tertinggi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan pasien
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo sebagian besar adalah
sebagai wiraswasta sebanyak 49 responden atau sebesar 40,7 %
sedangkan untuk pekerjaan responden paling sedikit yaitu sebagai
PNS sebanyak 2 responden atau prosentase 2,3 % .
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Bulan Mei Tahun 2019. No Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 Pendidikan Dasar 17 19,8
2 Pendidikan Menengah 62 72,1
3 Pendidikan Keatas 7 8,1
Jumlah 86 100 Sumber: Data Primer, 2019
57
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa presentase
tertinggi karakteristik responden berdasarkan pendidikan pasien
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo sebagian besar adalah
berpendidikan menengah sebanyak 62 responden atau sebesar 72,1%
sedangkan untuk pekerjaan responden paling sedikit yaitu
berpendidikan Keatas sebanyak 7 responden atau prosentase 8,1% .
5.1.5.2 Penyajian Karakteristik Data Khusus
1. Pasien BPJS RSU Muslimat Ponorogo
a. Loyalitas Pasien BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo
Berikut hasil distribusi frekuensi loyalitas pasien BPJS dan
Non BPJS dapat diketahui pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.6 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo Bulan Mei 2019. No Kategori Jumlah Presentase (%)
1 Baik 28 65,1
2 Tidak Baik 15 34,9
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkabn tabel 5.6 dapat diketahui loyalitas pasien BPJS
di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang termasuk baik
sebanyak 28 orang (65,1%) dan yang menyatakan atau memilih
loyalitas tidak baik sebanyak 15 orang (34,9%).
58
b. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Melakukan pembelian secara
berulang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
indikator Melakukan pembelian secara berulang dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5.7 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Melakukan pembelian secara
berulang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 30 69,8
2 Tidak Baik 13 30,2
Total 43 100 Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui pasien BPJS Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang melakukan pembelian
secara berulang sebanyak 30 orang (69,8%), dan pasien BPJS
menyatakan atau memilih jawaban tidak baik sebanyak 13 orang
atau 30,2 %.
c. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Membeli antar lini produk dan jasa di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
indikator Membeli antar lini produk dan jasa dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
59
Tabel 5.8 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Membeli antar lini produk dan
jasa di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 33 76,7
2 Tidak Baik 10 23,3
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui tingkat loyalitas pasien
BPJS yang membeli antar lini produk dan jasa kemudian memilih
jawaban baik sebanyak 33 orang (76,7%), dan yang memilih
jawaban tidak baik sebanyak 10 orang atau 23,3 %.
d. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Mereferensikan kepada orang lain di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
indikator Mereferensikan kepada orang lain dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5.9 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Mereferensikan kepada orang
lain di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 43 100
2 Tidak Baik 0 0
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa 43 orang
(100%) responden BPJS menyatakan loyalitas berdasarkan
indikator Mereferensikan kepada orang lain baik.
60
e. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien BPJS berdasarkan
indikator Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.10 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien BPJS
berdasarkan indikator Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 36 83,7
2 Tidak Baik 7 16,3
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui Loyalitas Pasien
BPJS Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tentang kekebalan
terhadap tarikan pesaing diperoleh sebanyak 36 orang (83,7%)
dan pasien BPJS yang memilih jawaban tidak baik sebanyak 7
orang atau 16,3 %.
2. Pasien Non BPJS RSU Muslimat Ponorogo
a. Loyalitas pasien non BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Berikut hasil distribusi frekuensi loyalitas pasien BPJS dan
Non BPJS dapat diketahui pada tabel sebagai berikut :
61
Tabel 5.11 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo Bulan Mei 2019. No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 25 58,1
2 Tidak Baik 18 41,9
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkabn tabel 5.11 dapat diketahui pasien non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang mempunyai
loyalitas baik sebanyak 25 orang (58,1%) dan yang memilih
loyalitas tidak baik sebanyak 18 orang atau sebesar 41,9 %.
b. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Melakukan pembelian secara
berulang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Melakukan pembelian secara berulang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.12 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Melakukan pembelian secara
berulang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 34 79,1
2 Tidak Baik 9 20,9
Total 43 100 Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui pasien non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo melakukan pembelian
beru-lang yang menyatakan baik sebanya 34 orang (79,1%) dan
yang me-nyatakan baik baik sebesar 9 orang responden atau
sebesar 20,9%.
62
c. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Membeli antar lini produk dan jasa di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Membeli antar lini produk dan jasa dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.13 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Membeli antar lini produk dan
jasa di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 36 83,7
2 Tidak Baik 7 16,3
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui pasien non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo membeli antar lini
produk dan jasa yang mempunyai nilai tertinggi dengan pilihan
baik sebanyak 36 orang (83,7%). Sedangkan pasien non BPJS
terendah dalam membeli antar lini produk dan jasa sebanyak 7
orang responden (16,3%) responden.
d. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Mereferensikan kepada orang lain di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Mereferensikan kepada orang lain dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
63
Tabel 5.14 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Mereferensikan kepada orang
lain di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 39 90,7
2 Tidak Baik 4 9,3
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui pasien non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo dengan merefenrensi
orang lain menyatakan baik sebanyak 39 orang (90,7%).
Sedangkan pasien Non BPJS menyatakan bahwa Mereferensikan
kepada orang lain tidak baik sebanyak 4 orang responden atau
9.3%.
e. Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo
Hasil distribusi frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan
dari pesaing dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.15 Hasil Distribusi Frekuensi Loyalitas Pasien Non BPJS
berdasarkan indikator Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo No Kategori Jumlah Prsentase (%)
1 Baik 30 69,8
2 Tidak Baik 13 30,2
Total 43 100 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui pasien non BPJS
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang menyatakan
64
kekebalan tarikan pesaing dianggap baik sebanyak 30 orang
(69,8%). Sedangkan pasien Non BPJS yang menyatakan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing tidak baik sebanyak 13
orang responden atau sebesar 30,2 %.
5.1.6 Hasil Uji Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat
loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS diruang rawat inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo. Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan
uji/analisis bivariat yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai beirkut:
5.1.6.1 Tingkat Loyalitas Pasien BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo
Hasil analisis kuesioner loyalitas pasien BPJS di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5.16 Data loyalitas pasien BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo Bulan Mei Tahun 2019. Variabel N Mean Min Max Std. Deviasi
Loyalitas
BPJS 43 51,02 43 58 3.783
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.16 dapat diketahui jumlah responden BPJS
sebanyak 43 orang. Melalui bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil mean
sebesar 51,02 standart deviasi 3,783 nilai minimum 43 dan nilai maximum
sebesar 58.
65
5.1.6.2 Tingkat Loyalitas Pasien Non BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Hasil analisis kuesioner loyalitas pasien Non BPJS di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5.17 Data loyalitas pasien Non BPJS di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo Bulan Mei Tahun 2019. Variabel N Mean Min Max Std. Deviasi
Loyalitas Non
BPJS 43 50,12 44 54 2,490
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui jumlah responden BPJS
sebanyak 43 orang. Melalui bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil mean
sebesar 50,12 standart deviasi 2,490 nilai minimum 44 dan nilai maximum
sebesar 54.
5.1.6.3 Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahaui perbedaan antara dua
variabel independen yaitu pasien BPJS dan pasien Non BPJS di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Adapun hasil analisis
statistik menggunakan chi square diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5.18 Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo Bulan Mei Tahun
2019.
No Pasien
Loyalitas ρ-value
Baik Tidak baik
f % f %
0, 657 1 BPJS 28 65,1 15 34,9
2 Non BPJS 25 58,1 18 41,9 Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan uji chi square diperoleh
nilai signifikasi (ρ-value) sebesar 0,657 > α (=0,05), maka H1 diterima dan
66
H0 ditolak artinya terdapat perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
Hal tersebut terjadi karena semua pasien yang ada di Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo baik yang BPJS maupun non BPJS
mempunyai kedudukan dan status yang sama dalam memberikan
pelayanan. Demikian ini sesuai dengan pendapat Rangkuti (2013), tingkat
kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian
pelanggan. Kualitas pelayanan antara Pasien BPJS dan non BPJS di rumah
sakit tidak dapat dibedakan mengingat semua pasien memiliki hak yang
sama dalam mendapat pengobatan disebiah pelayanan kesehatan.
Hasil analisis loyalitas pasien per kelompok tabel 5.18 dan 5.19
diperoleh data mean loyalitas kelompok BPJS adalah 51,02 dan mean
loyalitas kelompok Non BPJS adalah 50,12. Dari data tersebut dapat
diketahui terdapat perbedaan antara dua kelompok pasien tersebut.
Hasil tersebut diperkuat dengan pendapat Rattu, Warouw dan Hamel
(2015) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien baik pada pasien penerima bantuan iuran maupun yang tidak
menerima bantuan iuran adalah sama baiknya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pihak rumah sakit tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada semua pasien berdasarkan status pasien.
Namun, pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
pasien tersebut. Hal tersebutlah yang seharusnya dilakukan oleh semua
67
rumah sakit dalam memberikan pelayanan medis maupun keperawatan lain
kepada pasien, yaitu tanpa membeda-bedakan status pasien sebagai
penerima ataupun bukan penerima bantuan iuran seperti bantuan dari
pemerintah dalam bentuk BPJS.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Umum Responden
Dari hasil penelitian ditinjau dari kelompok usia pasien Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo yang tertinggi pada kisaran umur antara 45 -
>55 tahun atau sebanyak 40,7 %, responden yang kisaran umur 36-45
tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 14,00 %, usia antara 26-35 tahun
sebanyak 28 orang atau 32,6 %, dan kemudian usia pasien pasien antara
17 – 25 tahun denbgan jumlah terendah sebanyak 11 orang atau sebesar
12,8 %. Dengan demikian mayoritas responden dari pasien Rumah Sakit
Umum Muslimat adalah berumus 45 - >55 tahun.
Secara psikologi semakin tua dan berpengalaman seseorang, maka
semakin paham menentukan pilihan, termasuk dalam menentukan pilihan,
termasuk menentukan loyalitas. Hal itu sesuai dengan pendapat Desmita
(2013) yang menyatakan penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi
psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan
bahwa lanjut usia dengan emosional yang berkembang dengan baik berarti
kemungkinan besar ia akan lebih tenang dan berhasil dalam kehidupan,
menguasai arah pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang
yang tidak dapat mengendalikan emosinya akan mengalami pertarungan
68
batin yang dapat merampas kemampuan mereka untuk berkosentrasi
ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Unsur jenis kelamin pasien Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
tertinggi adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 responden atau
69,8 % dan yang termasuk kategori rendah pasien perempuan sebanyak 2
orang atau 30,2 %. Pasien perempuan di Rumah Sakit Umum Muslimat
menempati jumlah terbanyak termasuk yang menjadi responden dalam
penelitian ini pasien wanita tergolong lebih banyak dibandingkan dengan
pasien laki-laki.
Pasien Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo yang mempunyai
tingkat pendidikan tertinggi adalah pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), yaitu sebanyak 62 orang responden atau sebesar 72,1 %.
Sedangkan untuk tingkat pendidikan pasien Rumah Sakit Muslimat
Ponorogo menurut tingkat pendidikan dengan jumlah terendah adalah
pendidikan Menengah Keatas (SLTA) yaitu sebanyak 7 orang responden
atau sebesar 8,1%.
Dari hasil crosttabulation silang antara karakteristik umur responden
pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo terdapat 12
responden pada kelompok umur 26-35 tahun dan untuk pasien non BPJS
loyalitas sebanyak 16 responden pada kelompok umur 45-55 tahun.
Dengan demikian pasien Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo non
BPJS merupakan loyalitas tertinggi pada umur 45-55 tahun.
69
Kemudian pasien Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo BPJS
dengan karakteristik jenis kelamin perempuan mempunyai loyalitas
sebanyak 20 responden. Sedangkan pasien non BPJS di Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo dengan loyal sebanyak 16 responden. Dengan
demikian jenis kelamin perempuan pasien BPJS lebih loyal dibandingkan
dengan pasien non BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
Karakteristik pasien BPJS Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
tingkat pendidikan menengah mempunyai loyalitas sebanyak 24
responden. Sedangkan untuk pasien non BPJS yang menyatakan loyal 13
responden yang berasal dari tingkat pendidikan Dasar atau SD.
Menurut Desmita (2013) Teori Pendidikan : Pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembang-kan kepribadian dan kemampuan didalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seseorang
tersebut memproleh informasi.
Menurut Sri Fitriani (2014) menyatakan loyalitas menurut beberapa
ahli merupakan fungsi dari suatu kepuasan pelanggan atau dalam hal ini
adalah pasien, rintangan dari suatu pengalihan, dan sebagian dari keluhan
pelanggan atau pasien. Pasien yang merasa terpuaskan dapat melakukan
tindakan berulang sebagai penggunaan jasa secara berulang pada waktu
yang akan datang dan memperitahukan pada orang lain atas kinerja produk
jasa yang dirasakan. Loyalitas pada pasien di sini merupakan dampak dari
kesesiaan pasien atas suatu layanan atau jasa medis tertentu yang
70
diwujudkan secara berkelanjutan dari kepuasan pasien dalam
menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit serta untuk menjadi pengguna secara berulang di rumah sakit yang
bersangkutan. Loyalitas menjadi suatu bentuk nyata atas kesediaan pasien
untuk menggunakan kembali, yang memiliki kekuatan dan sikap positif
terhadap rumah sakit.
Menurut Peneliti dapat disampaikan bahwa tingkat loyalitas pasien
BPJS Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo lebih baik, hal itu
didukung dengan hasil jawaban responden yang mempunyai loyalitas lebih
tinggi dengan jumlah 24 orang responden adalah berasal dari pasien
Rumah Sakit Umum BPJS kemudian untuk pasien Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo non BPJS hanya mempunya loyalitas sebanyak 13
orang responden.
5.2.2 Loyalitas Pasien BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien BPJS di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tentang
loyalitas menggunakan indicator dengan :
1. Dimensi pembelian secara berulang yang memilih kategori baik
sebanyak 30 orang atau 69,8% dan yang memilih kategori tidak baik
sebanyak 13 orang atau sebesar 30,2%.
Menurut Corin et al., di kutip dalam Hendarsono dan Sugiharto
(2013) pengertian minat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana
pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh
71
suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali
atau mengkomsusi kembali produk perusahaan tersebut.
Dengan pembelian secara berulang tersebut menunjukkan bahwa
pasien yang memilih jawaban tidak baik sebanyak 13 orang atau
sebesar 30% dan hal ini menandakan bahwa pasien merasa dalam
melakuka pembelian ulang tidak tidak sesuai dengan harapan dan
keinginannya dalam mendapatkan apa yang diinginkan dari Rumah
Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
2. Dimensi membeli antar lini produk dan jasa menunjukkan bahwa yang
termasuk kategori baik sebannyak 33 orang responden dan yang tidak
baik sebanyak 10 orang responden atau sebesar 23,3%.
Dalam membeli antar lini produkd an jasa adalah membeli
seluruh barang atau jasa yang disajikan dan mereka butuhkan, mereka
membeli dengan teratur, berkaitan dengan jenis pelanggan ini telah
kuat dan berlangsung lama dan juga membuat mereka tidak
terpengaruh oleh produk pesaing (Vanesa Gaffar, 2013).
Dalam melakukan pembelian antar lini produ dan jasa selama
memberikan tanggapan pasien memberikan jawaban yang dianggap
tidak baik sebanyak 10 orang atau 23,3 %. Hal ini dapat disampaikan
bahwa pasien merasakan pembelian antar lini produk dan jasa tersebut
tidak mampu memberikan suatu kebaikan dan manfaat yang dapat
dirasakan selama mendapatkan pengobatan di RSU Muslimat
Ponorogo tersebut.
72
3. Dimensi mereferensi kepada orang lain yang menentukan pilihan
dalam kagori baik sebanyak 43 orang responden yang memilih
kategori tidak baik tidak ada.
Konsumen merupakan orang yang sangat penting bagi seorang
pengusaha karena merekalah yang mampu mengembangkan sebuah
bisnis. Seperti apapun perilaku yang dimiliki oleh seorang konsumen,
seorang pengusaha biasanya akan mengalah dan melayani konsumen
tersebut agar terjadi sebuah proses pembelian yang memuaskan
(Vanesa Gaffar, 2013).
Dalam mereferensikan pasien lain untuk melakukan pemilihan
terhadap RSU Muslimat Ponorogo mayoritas pasien mendapatkan dari
orang lain dan tidak ada yang berasal dari keinginan sendiri atau yang
lainnya. Terbukti tidak ada pasien yang memilih jawaban tidak baik.
4. Dimensi kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing pilihan responden
secara umum tertinggi adalah pada kategori baik yaitu sebesar 36
orang responden atau 83,7 % dan yang selebihnya adalah memilih
kategori tidak baik sebesar 16,3 %.
Konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki
daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam
sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik
konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah
ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain
73
yang menggunakan produk atau jasa yang sama (Vanesa Gaffar,
2013).
Berdasarkan tanggapan pasien menunjukkan bahwa terdapat 7
orang atau 16,3% yang memilih jawaban tidak baik dalam hal
kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing. Sehingga pasien tidak
mudah dipengaruhi oleh para pesaing yang ada di sekitar RSU
Muslimat Ponorogo.
5. Loyalitas pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat yang memilih
kategori baik sebanyak 28 orang responden atau sebesar 65,1 % dan
yang memilih kategori tidak baik sebesar 15 orang responden atau
sebesar 34,9%.
Pendapat Hasan (2016) menyatakan bahwa loyalitas pasien
ditentukan dengan kemampuan perusahaan memahami kepentingan
nilai relatif dari setiap segmen pelanggan dan kemampuan
menentukan value secara positif. Kemampuan ini sangat dipengaruhi
seberapa jauh marketer mampu menyusun kriteria seleksi pelanggan,
efisiensi dalam akuisisi pelanggan, membuat pelanggan dapat
bertahan dalam jangka waktu panjang, dan dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan.
Jawaban reponden yang tidak baik karena belum mampu
mencapai dan merasakan kriteria pasien yang mengena pada dirinya.
Selain itu jawaban responden yang menyatakan loyalitas pasien tidak
baik, di karenakan selama menjalani rawat inap masih adanya bentuk
74
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar operasional yang diatur
manajemen rumah sakit sehingga tanggapannya menunjukkan masih
terdapat pasien yang mempunyai loyalitas yang tidak baik.
Menurut peneliti dimensi-dimensi sangat berpengaruh dalam
loyalitas pasien BPJS Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Hal
ini di dukung dengan jawaban responden sangat setuju dengan
terdapat nya SOP (standart operasional Prosedur) dan belum mampu
mengubah model pelayanan yang terlepas dari peraturan yang
ditetapkan.
Menurut peneliti dimensi dimensi sangat berpengaruh dalam
loyalitas pasien BPJS Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Hal
ini di dukung dengan jawaban responden memilih jawaban baik jika
melakukan pelayanan dan perawatan pasien yang sulit bisa
mendapatkan bantuan dari tenaga yang lebih senoir agar bisa cepat
selesai. Tidak bisa memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan di karenakan manjemen waktu yang kurang
sebaiknya dalam menyelesaikan tugas pelayanan kepada pasien juga
lebih memperhatikan waktu dan juga keselamatan pasien yang akan
dirawat tersebut.
5.2.3 Loyalitas Pasien Non BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien non
BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tentang
loyalitas responden menggunakan indicator pada:
75
1. Dimensi pembelian secara berulang yang memilih kategori baik
sebanyak 34 orang atau 79,1% dan yang memilih kategori tidak baik
sebanyak 9 orang atau sebesar 20,9%.
Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian
yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa
puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli
yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya.(Hurriyati, 2012)
Pasien non BPJS merasakan bahwa selama menjalani pengobatan
tidak sesuai dengan harapand an keinginanya, hal ini terbukti terdapat
jawaban yang merasa tidak baik sebanyak 9 orang atau sebesar 20,9%.
2. Dimensi membeli antar lini produk dan jasa menunjukkan bahwa yang
termasuk kategori baik sebannyak 36 orang responden atau sebesar
83,7% dan yang tidak baik sebanyak 7 orang responden atau sebesar
16,3%.
Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk
membeli lebih dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh
perusahaan. pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam
suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain (Hurriyati,
2012).
Pasien meraskan membeli antar lini produk dan jasa tidak baik
dan hal ini dibuktikan dengan jawaban yang sebanyak 7 orang atau
sebesar 16,3%.
76
3. Dimensi mereferensi kepada orang lain yang menentukan pilihan
dalam kagori baik sebanyak 39 orang responden atau sebesar 90,7%
yang memilih kategori tidak baik sebanyak 4 orang responden atau
sebesar 9,3%.
Konsumen merupakan orang yang sangat penting bagi seorang
pengusaha karena merekalah yang mampu mengembangkan sebuah
bisnis (Kotler dan Keller, 2012).
Beberapa pasien tidak mau melakukan referensi kepada orang lain
dan tidak baik dipilih sebagai jawaban sebanyak 4 orang atau 9,3%.
Hal ini merasakan pasien merasa kurang mampu memberikan kesan
lebih baik dan nyaman selama berobat di RSU Muslimat Ponorogo.
4. Dimensi kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing pilihan responden
secara umum tertinggi adalah pada kategori baik yaitu sebesar 30
orang responden atau 69,8% dan yang selebihnya adalah memilih
kategori tidak baik sebanyak 13 orang responden atau sebesar 30,2%.
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan
pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan
(Vanesa Gaffar, 2013).
Pasien merasakan tertarik pada berbagai bentuk tarikan atau
penawaran yang dilakukan pesaing dan ini dibuktikan dengan jawaban
tidak baik sebanyak 13 orang atau sebesar 30%.
77
5. Loyalitas pasien non BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat yang
memilih kategori baik sebanyak 25 orang responden atau sebesar
58,1% dan yang memilih kategori tidak baik sebesar 18 orang
responden atau sebesar 41,9%.
Sutedjo dan Philip (2013) Dengan mengetahui kebutuhan dan
harapan dari pelanggan tersebut, perusahaan dapat memanjakan dan
“mengikatnya” dalam sebuah “persahabatan”. Menurut konsepnya
customer relations management (crm) menganjurkan agar perusahaan
membuka saluran-saluran komunikasi semudah mungkin dengan
tingkat respon yang tinggi, agar pelanggan merasakan kedekatan
dengan pihak perusahaan. Dari situ, loyalitasnya terhadap perusahaan
sedikit demi sedikit akan menjadi tumbuh dan berkembang. Dengan
demikian perusahaan akan memperoleh manfaat dari penerapan crm
ini, yakni memiliki pelanggan yang loyal.
Menurut peneliti loyalitas pasien non BPJS akan meningkat
dengan menentukan standar operasional yang tepat dan
memberlakukan semua pasien sama, baik yang BPJS maupun non
BPJS. Hal itu Nampak dari jawaban responden yang menetapkan
bahwa dari 43 responden sebanyak 25 responden memilih kategori
loyalitas baik. Sedangkan selebihnya adalah memilih kategori tidak
baik sebanyak 18 orang responden.
Menurut peneliti loyalitas pasien non BPJS itu perlu dibangun
dengan lebih baik dan dengan cara melakukan perhatian yang lebih
78
besar terhadap bentuk-bentuk kebutuhan paling tidak perlakuan yang
sama terhadap pasien yang ada baik yang BPJS maupun non BPJS.
Beberapa dimensi mayoritas memilih jawaban dengan kategori baik
sebagai pilihan jawaban tertinggi dan yang kategori tidak baik dapat
dikatakan sangat kecil atau paling rendah dan termasuk lebih kecil
dibandingkan dengan jawaban kategori baik.
5.2.4 Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pasien BPJS di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tentang
loyalitas pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat yang memilih
kategori baik sebanyak 28 orang responden atau sebesar 65,1 % dan yang
memilih kategori tidak baik sebesar 15 orang responden atau 34,9 %.
Dengan demikian pasien BPJS merasa kurang mendapatkan pelayanan
secara maksimal sebagaimana yang dibutuhkan dan program BPJS tidak
dapat memenuhi dan mencukupi selera pasien selama menjalankan
perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
Dengan menggunakan dimensi pembelian secara berulang yang
memilih kategori baik sebanyak 30 orang atau 69,8% dan yang memilih
kategori tidak baik sebanyak 13 orang atau sebesar 30,2%. Sedangkan
dengan dimensi membeli antar lini produk dan jasa menunjukkan bahwa
yang termasuk kategori baik sebannyak 33 orang responden dan yang tidak
baik sebanyak 10 orang responden atau sebesar 23,3%. Untuk dimensi
mereferensi kepada orang lain yang menentukan pilihan dalam kagori baik
79
sebanyak 43 orang responden yang memilih kategori tidak baik tidak ada.
Untuk pasien BPJS dengan kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing
pilihan responden secara umum tertinggi adalah pada kategori baik yaitu
sebesar 36 orang responden atau 83,7% dan yang selebihnya adalah
memilih kategori tidak baik sebesar 16,3%.
Rattu, Warouw dan Hamel (2015) menyebutkan bahwa kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien baik pada pasien penerima
bantuan iuran maupun yang tidak menerima bantuan iuran adalah sama
baiknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pihak rumah sakit tidak
membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
semua pasien berdasarkan status pasien.
Menurut peneliti dapat disampaikan bahwa pasien BPJS Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo dalam memberikan jawaban atas angket
penelitian terlihat bahwa jawaban responden yang memilih jawaban
tertinggi atas pilihan responden pada kategori baik, kemudian yang tidak
baik sangat sedikit sekali.
Loyalitas pasien non BPJS di Rumah Sakit Umum Muslimat yang
memilih kategori baik sebanyak 25 orang responden atau sebesar 58,1%
dan yang memilih kategori tidak baik sebesar 18 orang responden atau
sebesar 41,9%. Jumlah jawaban responden terhadap kategori loyalitas
tidak baik cukup banyak yaitu mencapai 41,9% kemudian untuk jawaban
dengan kategori baik mencapai 58,1%.
80
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien non BPJS di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo tentang
loyalitas menggunakan indikator pembelian secara berulang yang memilih
kategori baik sebanyak 34 orang atau 79,1% dan yang memilih kategori
tidask baik sebanyak 9 orang atau sebesar 20,9%. Dengan kepercayaan
masyarakat yang begitu besar sehingga yang melakukan pembelian ulang
cukup tinggi mencapai 79,1%.
Sedangkan dengan dimensi membeli antar lini produk dan jasa
menunjukkan bahwa yang termasuk kategori baik sebannyak 36 orang
responden atau sebesar 83,7% dan yang tidak baik sebanyak 7 orang
responden atau sebesar 16,3%. Hal ini terlihat begitu tinggi pilihan
jawaban responden yang menentukan pilihan dengan kategori baik
mencapai 83,7%.
Untuk dimensi mereferensi kepada orang lain yang menentukan
pilihan dalam kagori baik sebanyak 39 orang responden atau sebesar
90,7% yang memilih kategori tidak baik sebanyak 4 orang responden atau
sebesar 9,3%. Keadaan reponden ditinjau dari dorongan orang lain atau
masukan orang lain untuk melakukan pilihan pengobatan di Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo cukup tinggi hingga mencapai 90,7%.
Untuk dimensi kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing pilihan
responden secara umum tertinggi adalah pada kategori baik yaitu sebesar
30 orang responden atau 69,8% dan yang selebihnya adalah memilih
kategori tidak baik sebanyak 13 orang responden atau sebesar 30,2%.
81
Dengan keadaan ini terlihat kekurangan yang harus mendapatkan perhatian
manajemen Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo bahwa jawaban
untuk kategori tidak baik cukup banyak yaitu mencapai 30,2%.
Melihat dari tingkat kepuasan pasien selama melakukan pengobatan di
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo dapat dijadikan tolok ukur yang
memberikan gambaran kemampuan Rumah Sakit Dalam memberikan
layanan kepada pasiennya. Kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi
mutu layanan kesehatan yang penting dengan demikian maka kepuasan
pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan
kesehatan. Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap
kesesuaian harapan sebelum menerima pelayanan dan setelah pelayanan
yang diterima pelanggan (Muninjaya, 2011).
Dengan demikian Nampak bahwa pasien BPJS lebih baik
dibandingkan dengan pasien non BPJS dilihat dari rasa kepuasan atau
bentuk pelayanan yang diterima, sehingga pasien merasa lebih banyak
melakukan pilihan jawaban loyalitas pasien dengan kategori baik. Hal ini
dianggap merupakan kenyataan yang ada bahwa pasien merasa
mendapatkan perhatian yang begitu besar terhadap pasien BPJS.
Sementara pasien non BPJS keluhatannya kurang maksimal dan
kepuasannya kurang, sehingga pilihan kategori tidak baik menjadi lebih
besar yaitu mencapai 18 orang responden atau 41,9%.
Hasil akhir dari pembahasan ini menunjukkan bahwa Hipotesis nol
(H0) yang diterima dan H1 yang ditolak, berarti antara pasien BPJS dan
82
Non BPJS tidak ada perbedaan dan hal ini dbuktikan dengan bahwa
Hipotesis nol yang menyatakan : Tidak terdapat perbedaan loyalitas
pasien BPJS dan Non BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo.
83
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari beberapa pembahasan dalam beberapa bab diatas,
maka dapat disampaikan kesimpulan dalam kesempatan ini, yaitu:
1. Loyalitas pasien BPJS di ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo memilih jawaban tertinggi dengan kategori baik
mencapai 28 orang responden atau sebesar 65,1%.
2. Loyalitas pasien non BPJS di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo memilih jawaban tertinggi dengan kategori baik
mencapai 25 orang responden atau sebesar 58,1%.
3. Perbedaan antara pasien BPJS dan Non BPJS terdapat pada pilihan
jawaban responden yang memilih jawaban terendah dari kategori tidak
baik untuk pasien BPJS sebesar 15 orang responden dan untuk pasien
non BPJS sebesar 18 orang responden atau sebesar 41,9%. Hal ini
sesuai dengan hasil uji chi square diperoleh nilai signifikasi (ρ-value)
sebesar 0,657 > α (=0,05), maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya
terdapat perbedaan loyalitas pasien BPJS dan Non BPJS di ruang rawat
inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
84
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti ingin mennyampaikan
beberapa saran atau pokok pikiran yang perlu dipertimbangkan sebagai
berikut:
1. Bagi Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Diharapkan pihak rumah sakit terus berupaya meningkatkan
kualitas kebijakan yang ada terutama SOP (Standar Operasional
Prosedur) yang baik, baik pasien BPJS maupun pasien Non BPJS.
Sehingga mereka akan terpupuk rasa loyalitas yang tinggi, otomatis
pasien akan membeli ulang dan mereka tidak terpengaruh dengan
pesain diluar. Selain itu kehandalan tenaga kesehatan dalam pelayanan
juga menjadi nilai terpenting karena merupakan jasa utama yang
ditawarkan oleh rumah sakit. Hal ini bertujuan untuk lebih menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh
instansi rumah sakit.
2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan, bahan
referensi kepustakaan, dan bahan kajian dalam penelitian ilmiah
akademik, terutama pada program studi S1 Kesehatan Masyarakat
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
85
3. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dimaksudkan dapat menjadi tambahan wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
untuk bahan referensi khususnya penelitian mahasiswa di masa yang
akan datang.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan, 2016. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Buku I, Cetakan Keenam.
Yogyakarta: Penerbit CAPS.
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, 2015, Indeks
Kepuasan Peserta dan Faskes terhadap BPJS Kesehatan Sukses Lampaui
Target, Jakarta: Departemen Komunikasi dan Humas.
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Departemen Kesehatan RI 2008, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 129 tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
DPR RI-2004, UU RI nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehtan
Nasional.
DPR RI 2009, Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
DPR RI 2009, Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
DPR RI 2011, Undang-undang RI nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Fitriani, Sri, Nurin Ari dan Zulaikha. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi VoluntaryAuditor Switching di Perusahaan Manufaktur
Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012). Diponegoro Journal of
Accounting Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-13.
Hardyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasi, Yogyakarta: Gava Media.
Hendarsono, Gersom dan Sugiono Sugiharto. 2013. Analisa Pengaruh
Experiential Marketing Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Cafe Buntos
99 Sidoarjo. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1 No. 2 Hal. 1-8, 2013.
Hidayat. Alimul A.A., 2010, Metode Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif, Jakarta: Health Book.
87
Hurriyati, Ratih. 2012. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
ALFABETHA.
Kotler, Philip, 2007, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid Sembilan, edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta: PT Indeks.
Nasir, Moh., 2009, metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nursalam, 2008, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional edisi 2,. Jakarta: Salemba.
_______, 2013, Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis edisi 3,
Jakarta: Salemba Merdeka.
Notoadmojo, S., 2012, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
RSU Muslimat Ponorogo, 2019, Profil RSU MUslimat Ponorogo.
Sugiyono, 2014, Metodologi Penelitian KUantitatif, Kualitatif dan R & D,
Bandung: Alfabeta.
Sumitro, Yanus, Wahjono, 2018, Analisis Pengaruh KUalitas Layanan Harga
dan Kepuasan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di RS Bhakti Rahayu
Surabaya, Skripsi, Universitas Merdeka Surabaya.
Supriyanto dan Ernawati, 2010, Pengertian RS dan Tujuan RS judul Pemasaran
Industri Jasa Kesehatan, Yogyakarta: CV Andi Offset.
Siswanto, dkk, 2014, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran,
Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Sutedjo, dan Philip R.R.V. 2013. Lifestyle Marketing Service: Paradigma Baru
Pemasaran Bisnis Jasa & Lifestyle. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tjiptono, dkk, 2001, Strategi Pemasaran edisi Pertama, Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Pertiwi, Aisyah, Ayu Nur, 2016, Analisis Perbedaan Kualitas Playanan pada
Pasien BPJS dan Pasien Umum terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan
RSUD Surakarta, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prabanastiti, Sekarwidya, 2018, Analisis Perbedaan Persepsi Terhadap Mutu
Pelayanan antara Pasien BPJS dan non BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah Madiun, Skripsi, STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
88
Pramoedyo, Henry, 2013, Statistika Inferensia Terapan, Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Rangkuti, Freddy, 2006. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Vanessa, Gaffar. 2013. Customer Relationship Management and Marketing
Public Relations. Bandung: Alfabeta.
VV., Rattu, Warouw H., dan Hamel Rivelino. 2015. Perbedaan Stres Kerja
Antara Shift Perawat di Ruangan Gawat Darurat Medik RSUP Prof Dr.
R.D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan,Vol. 3 No. 2 Mei
2015Universitas Sam Ratulangi Manado.
89
Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data Awal
90
Lampiran 2
Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal
91
Lampiran 3
Surat Hasil Wawancara
92
Lampiran 4
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya Mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat di STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun, mengadakan penelitian ini senagai salah satu
kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi Sarjana Kesehatan
Masyarakat di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Perbedaan Tingkat Loyalitas
Pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo”.
Saya mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan kenyataan
yang ada. Saya menjamin kerahasiaan jawaban serta informasi yang dibeikan
hanya akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat dan
tidak digunakan untuk maksud lain.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas artinya saudara bebas
ikut atau tidak tanpa sanksi apapun. Apabila saudara setuju terlibat dalam
penelitian ini dimohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
Atas perhatian dan kesediannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti,
KIKI RISMALADEWI
NIM : 201503026
93
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian
dengan judul “Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo”, saya
menyatakan setuju diikutsertakan dalam pnelitian ini dengan catatan bila sewaktu-
waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan.
Saya percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.
Madiun, Mei 2019
Responden,
(……………….)
94
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
Perbedaan Tingkat Loyalitas Pasien BPJS dan Non BPJS di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
I. Identitas Pasien
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : a. laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan terakhir : a. Tidak Tamat
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Akademi/Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : a. Tani/Buruh Tani
b. Swasta
c. Wiraswasta
d. Ibu Rumah Tangga
e. PNS
f. TNI/POLRI
g. Lain-lain
7. Ruang Rawat inap :
8. Kelar Rawat inap :
II. Kuesioner Kepersertaan BPJS
Jawablah pertanyaan berikut dengan cara melingkari salah satu jawwaban yang
sesuai dengan kenyataan anda saat ini.
Apakah anda peserta asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan sedang memanfaatkan layanan JKN KIS?
a. YA b. TIDAK
95
II. KISI-KISI PENILAIAN KUESIONER
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan kriteria pertanyaan
Favorable (positif) dan Unfavorable (negatif). Adapun pembobotan skor pada
masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
Favorable :
NO PILIHAN KETERANGAN BOBOT SKOR
1 SS Sangat Setuju 5
2 S Setuju 4
3 KS Kurang Setuju 3
4 TS Tidak Setuju 2
5 STS Sangat Tidak Setuju 1
Unfavorable :
NO PILIHAN KETERANGAN BOBOT SKOR
1 SS Sangat Setuju 1
2 S Setuju 2
3 KS Kurang Setuju 3
4 TS Tidak Setuju 4
5 STS Sangat Tidak Setuju 5
III. PETUNJUK PENGISIAN
1. Menjawab pernyataan dengan member tanda checklist (V) pada tempat
yang tersedia
2. Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
96
IV. Kuesioner Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo.
Berdasarkan tanda ceklis (V) pada pernyataan yang paling tepat untuk
menggambarkan loyalitas di rang rawat inap Rumah Sakit Umum Muslimat
Ponorogo.
No Pernyataan
Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Tidak
Setuju
(TS)
Ragu-
ragu
( R)
Setuju
(S)
Sangat
Setuju
(SS)
I Melakukan pembelian secara berulang secara teratur
1 Dimasa
mendaatang bila
saya membutuhkan
perawatan ketika
sakit saya akan
selalu
memanfaatkan
pelayanan di
Rumah Sakit ini. 2 Dokter dan Perawat
sungguh-sungguh
dalam menjawab
semua pertanyaan
saya.
3 Informasi yang
saya terima dari
pihak rumah sakit
dapat dipercaya.
4 Keramahan yang
ditunjukkan oleh
dokter dan perawat
membuat saya
merasa senang. 5 Saya akan
menjadikan RS ini
menjadi pilihan
utama
97
No Pernyataan
Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Tidak
Setuju
(TS)
Ragu-
ragu
( R)
Setuju
(S)
Sangat
Setuju
(SS)
II Membeli antar lini produk dan jasa
1 Saya menggunakan
jasa pelayanan di
RS ini untuk
kesehatan dan
pelayanan jasa
lainnya
2 Bila dianjurkan,
Saya bersedia
melakukan
pemeriksaan
tambahan di bagian
lain, misalnya
bagian Radiologi
atau laboratorium
3 Saya tidak pernah
merisaukan biaya
RS, jika saya
berobat berobat di
RS ini
4 Menurut saya RS
memberikan
pelayanan yang adil
tanpa memandang
status sosial
5 Saya tetap akan
menggunakan jasa
pelayanan RS
apabila
membutuhkan
layanan kesehatan
walaupun ada RS
baru di dekat
tempat tinggal saya
98
No Pernyataan
Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Tidak
Setuju
(TS)
Ragu-
ragu
( R)
Setuju
(S)
Sangat
Setuju
(SS)
III Mereferensikan kepada orang lain
3 Saya akan
memberikan
tanggapan positif
kepada teman atau
keluarga saya
tentang pelayanan
yang diberikan
rumah sakit ini.
VI Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing
1
Saya percaya
terhadap konsistensi
pelayanan rumah
sakit yang saya
terima.
2 Beban yang akan
saya terima ketika
terjadi perubahan
biaya di rumah sakit
ini akan lebih kecil
dibandingkan
dengan saya harus
pindah ke rumah
sakit lain.
3 Saya tidak percaya
terhadap manajemen
rumah sakit ini.
4 Saya tidak
terpengaruh terhadap
alternatif yang
ditawarkan oleh
rumah sakit lain
99
Lampiran 7
Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas
100
Lampiran 8
Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
101
Lampiran 9
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
Correlations [DataSet1]C:\RUMAH SAKIT\VALIDITAS
Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S122 S13 S14 S15 XTOTAL
S1 Pearson Correlation 1 .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed)
.006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S2 Pearson Correlation .645** 1 1.000** .514* .645** 1.000** .650** .514* .645** .645** .645** .645** .645** .645** .645** .717**
Sig. (1-tailed) .006
.000 .030 .006 .000 .006 .030 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S3 Pearson Correlation .645** 1.000** 1 .514* .645** 1.000** .650** .514* .645** .645** .645** .645** .645** .645** .645** .717**
Sig. (1-tailed) .006 .000
.030 .006 .000 .006 .030 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S4 Pearson Correlation .622** .514* .514* 1 .622** .514* .514* 1.000** .622** .622** .622** .622** .622** .622** .622** .771**
Sig. (1-tailed) .009 .030 .030
.009 .030 .030 .000 .009 .009 .009 .009 .009 .009 .009 .001
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
102
S5 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1 .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009
.006 .006 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S6 Pearson Correlation .645** 1.000** 1.000** .514* .645** 1 .650** .514* .645** .645** .645** .645** .645** .645** .645** .717**
Sig. (1-tailed) .006 .000 .000 .030 .006
.006 .030 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S7 Pearson Correlation .645** .650** .650** .514* .645** .650** 1 .514* .645** .645** .645** .645** .645** .645** .645** .661**
Sig. (1-tailed) .006 .006 .006 .030 .006 .006
.030 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .006 .005
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S8 Pearson Correlation .622** .514* .514* 1.000** .622** .514* .514* 1 .622** .622** .622** .622** .622** .622** .622** .771**
Sig. (1-tailed) .009 .030 .030 .000 .009 .030 .030
.009 .009 .009 .009 .009 .009 .009 .001
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S9 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S10 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S11 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .879**
103
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S122 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S13 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S14 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
S15 Pearson Correlation 1.000** .645** .645** .622** 1.000** .645** .645** .622** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 .879**
Sig. (1-tailed) .000 .006 .006 .009 .000 .006 .006 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
XTOT
AL
Pearson Correlation .879** .717** .717** .771** .879** .717** .661** .771** .879** .879** .879** .879** .879** .879** .879** 1
Sig. (1-tailed) .000 .002 .002 .001 .000 .002 .005 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
104
Reliability
Scale : ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.757 16
105
Lampiran 10
Surat Izin Penelitian
106
Lampiran 11
Surat Keterangan Selesai Penelitian
107
Lampiran 12
Tabulasi Data Umum Responden
No Jenis
Kelamin Umur
Pend.
Terakhir Pekerjaan Kelompok Kelas
1 P 54 SMA Wiraswasta BPJS II
2 L 26 SMA Wiraswasta BPJS II
3 P 82 SD IRT BPJS III
4 P 29 SMA Wiraswasta BPJS II
5 P 58 SMA IRT BPJS II
6 P 29 SMA Wiraswasta BPJS III
7 P 20 SMA Wiraswasta BPJS III
8 P 40 SMA Wiraswasta BPJS III
9 P 29 SMA Wiraswasta BPJS III
10 P 85 S1 Wiraswasta BPJS I
11 P 28 SMA Wiraswasta BPJS II
12 P 74 SD Lain-lain BPJS III
13 P 32 SMA Wiraswasta BPJS III
14 P 33 S1 Wiraswasta BPJS II
15 L 34 SMA Wiraswasta BPJS II
16 P 33 SMA Wiraswasta BPJS II
17 P 20 SMA Wiraswasta BPJS II
18 P 35 SMA IRT BPJS II
19 L 86 SMA Wiraswasta BPJS II
20 P 59 SMA IRT BPJS III
21 P 23 SMA IRT BPJS III
22 P 21 SMA Pelajar BPJS III
23 P 77 SMP Lain-lain BPJS II
24 P 33 SMA Wiraswasta BPJS II
25 P 21 SMA IRT BPJS I
26 P 22 SMA IRT BPJS I
27 L 30 SMA Wiraswasta BPJS II
28 P 28 SMA Wiraswasta BPJS III
29 P 31 SMA Wiraswasta BPJS III
30 P 31 SMA IRT BPJS III
31 P 25 S1 PNS BPJS I
32 P 22 SMA Wiraswasta BPJS II
33 P 22 SMA Wiraswasta BPJS I
34 L 34 SMa Wiraswasta BPJS II
35 L 50 SMA PNS BPJS II
36 L 64 SMA Wiraswasta BPJS III
37 P 50 SMA IRT BPJS III
38 P 45 SMA Wiraswasta BPJS III
39 P 43 SMA Wiraswasta BPJS II
40 L 66 SMA Wiraswasta BPJS II
41 L 56 SMA Wiraswasta BPJS II
42 L 58 SMA Wiraswasta BPJS II
108
No Jenis
Kelamin Umur
Pend.
Terakhir Pekerjaan Kelompok Kelas
43 L 67 SMP Wiraswasta BPJS II
44 P 17 SMA Pelajar Non BPJS II
45 P 34 SMA Swasta Non BPJS II
46 L 44 SMA Wiraswasta Non BPJS II
47 L 34 S1 Swasta Non BPJS II
48 P 28 SMA IRT Non BPJS II
49 P 36 SMA Wiraswasta Non BPJS II
50 L 30 SMA Swasta Non BPJS II
51 L 37 SMA Wiraswasta Non BPJS III
52 L 29 SMA Wiraswasta Non BPJS III
53 L 28 S1 Swasta Non BPJS III
54 P 56 SD Lain-lain Non BPJS III
55 L 44 SMA Wiraswasta Non BPJS III
56 L 36 SMA Swasta Non BPJS III
57 P 48 SD Wiraswasta Non BPJS III
58 P 45 SMA Swasta Non BPJS III
59 P 48 SMA Wiraswasta Non BPJS III
60 P 68 SD Wiraswasta Non BPJS III
61 P 32 S1 Swasta Non BPJS II
62 P 28 S1 Swasta Non BPJS II
63 L 50 SMP Wiraswasta Non BPJS III
64 L 63 SMP Wiraswasta Non BPJS III
65 P 77 SMP IRT Non BPJS III
66 L 66 SMP Wiraswasta Non BPJS III
67 P 47 SMP IRT Non BPJS III
68 L 59 SD Wiraswasta Non BPJS III
69 P 55 SMA Wiraswasta Non BPJS II
70 P 45 SMA Swasta Non BPJS II
71 L 35 SMA Wiraswasta Non BPJS II
72 L 27 SMA Wiraswasta Non BPJS II
73 P 42 SMP Wiraswasta Non BPJS I
74 P 38 SMA Wiraswasta Non BPJS II
75 P 46 SMA IRT Non BPJS II
76 P 53 SMP Lain-lain Non BPJS II
77 L 50 SMA Swasta Non BPJS II
78 P 88 SD IRT Non BPJS II
79 P 48 SMA Wiraswasta Non BPJS II
80 P 39 SMP Lain-lain Non BPJS I
81 P 30 SMA Wiraswasta Non BPJS II
82 P 35 SMA Swasta Non BPJS II
83 P 26 SMA IRT Non BPJS I
84 P 24 SMA Swasta Non BPJS II
85 P 60 SMA Wiraswasta Non BPJS II
86 P 17 SMA pelajar Non BPJS II
109
Lampiran 13
Tabulasi Kuesioner Loyalitas
No X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Mean XTOTAL Kategori
1 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3.13333 47 2
2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3.33333 50 1
3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3.46667 52 1
4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3.2 48 2
5 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3.26667 49 2
6 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4 3 3 2 3 3.6 54 1
7 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.2 48 2
8 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3.26667 49 2
9 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3.33333 50 1
10 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3.4 51 1
11 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 2 3 3.66667 55 1
12 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3.2 48 2
13 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 2 3 3.6 54 1
14 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2.93333 44 2
15 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2.86667 43 2
16 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3.33333 50 1
17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3.66667 55 1
18 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3.33333 50 1
19 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3.33333 50 1
110
No X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Mean XTOTAL Kategori
20 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3.6 54 1
21 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3.2 48 2
22 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3.53333 53 1
23 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2.93333 44 2
24 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2.93333 44 2
25 5 4 4 5 4 3 3 4 5 3 3 3 4 2 3 3.66667 55 1
26 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 2 2 3.8 57 1
27 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3.86667 58 1
28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3.73333 56 1
29 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3.46667 52 1
30 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3.66667 55 1
31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3.73333 56 1
32 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3.06667 46 2
33 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3.53333 53 1
34 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3.53333 53 1
35 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 1 3.26667 49 2
36 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 2 3.46667 52 1
37 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3.66667 55 1
38 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3.26667 49 2
39 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3.46667 52 1
40 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3.4 51 1
41 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3.2 48 2
111
No X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Mean XTOTAL Kategori
42 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3.4 51 1
43 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3.73333 56 1
112
Lampiran 14
OUTPUT HASIL PENELITIAN
Crosstabs
PASIEN * LOYALITAS Crosstabulation
Count
LOYALITAS
Total BAIK TIDAK BAIK
PASIEN BPJS 28 15 43
NON BPJS 25 18 43
Total 53 33 86
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .443a 1 .506
Continuity Correctionb .197 1 .657
Likelihood Ratio .443 1 .506
Fisher's Exact Test .658 .329
Linear-by-Linear Association .437 1 .508
N of Valid Casesb 86
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.50.
b. Computed only for a 2x2 table
LOYALITAS_BPJS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 28 65.1 65.1 65.1
TIDAK BAIK 15 34.9 34.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
LOYALITAS_NONBPJS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 25 58.1 58.1 58.1
TIDAK BAIK 18 41.9 41.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
113
Indikator Loyalitas Pasien BPJS
MELAKUKAN_PEMBELIAN_SECARA_BERULANG
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 30 69.8 69.8 69.8
TIDAK BAIK 13 30.2 30.2 100.0
Total 43 100.0 100.0
MEMBELI_ANTAR_LINI_PRODUKJASA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 33 76.7 76.7 76.7
TIDAK BAIK 10 23.3 23.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
MEREFERENSIKAN_KEPADA_ORANGLAIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 43 100.0 100.0 100.0
MENUNJUKKAN_KEKEBALAN_TERHADAP_TARIKANDARI_PESAING
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 36 83.7 83.7 83.7
TIDAK BAIK 7 16.3 16.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
114
Indikator Loyalitas Pasien Non BPJS
MELAKUKAN_PEMBELIAN_SECARA_BERULANG
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 34 79.1 79.1 79.1
TIDAK BAIK 9 20.9 20.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
MEMBELI_ANTAR_LINI_PRODUKJASA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 36 83.7 83.7 83.7
TIDAK BAIK 7 16.3 16.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
MEREFERENSIKAN_KEPADA_ORANGLAIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 39 90.7 90.7 90.7
TIDAK BAIK 4 9.3 9.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
MENUNJUKKAN_KEKEBALAN_TERHADAP_TARIKANDARI_PESAING
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 30 69.8 69.8 69.8
TIDAK BAIK 13 30.2 30.2 100.0
Total 43 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pendidikan Dasar 17 19.8 19.8 19.8
Pendidikan Menengah 62 72.1 72.1 91.9
Pendidikan Keatas 7 8.1 8.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
115
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid wiraswasta 49 57.0 57.0 57.0
IRT 16 18.6 18.6 75.6
Pelajar 3 3.5 3.5 79.1
PNS 2 2.3 2.3 81.4
Swasta 11 12.8 12.8 94.2
Lain lain 5 5.8 5.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
JENIS_KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI LAKI 26 30.2 30.2 30.2
PEREMPUAN 60 69.8 69.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17-25 tahun 11 12.8 12.8 12.8
26-35 tahun 28 32.6 32.6 45.3
36-45 tahun 12 14.0 14.0 59.3
45-55 tahun 35 40.7 40.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
116
Crosstabulasi Paien BPJS
Pendidikan * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
Pendidikan pendidikan dasar 2 2 4
pendidikan menengah 24 12 36
pendidikan keatas 2 1 3
Total 28 15 43
jenis_kelamin * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
jenis_kelamin laki-laki 7 3 10
perempuan 21 12 32
Total 28 15 43
umur * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
umur 17-25 tahun 6 3 9
26-35 tahun 12 4 16
36-45 tahun 1 1 2
45-55 tahun 9 7 16
Total 28 15 43
117
Crosstabulasi Pasien Non BPJS
Pendidikan * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
Pendidikan pendidikan dasar 13 0 13
pendidikan menengah 11 15 26
pendidikan keatas 1 3 4
Total 25 18 43
jenis_kelamin * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
jenis_kelamin laki-laki 9 7 16
perempuan 16 11 27
Total 25 18 43
umur * loyalitas Crosstabulation
Count
loyalitas
Total baik tidak baik
umur 17-25 tahun 0 2 2
26-35 tahun 6 6 12
36-45 tahun 3 7 10
45-55 tahun 16 3 19
Total 25 18 43
118
Lampiran 15
From Bimbingan
119
Lampiran 16
Dokumentasi
120
Lampiran17
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI
121