Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik...

download Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going Concern” (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

of 174

Transcript of Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik...

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    1/174

    i

    PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE

    GOVERNANCE   TERHADAP PEMBERIAN OPINI AKUNTAN

    PUBLIK GOING CONCERN  

    (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) Periode 2009-2012)

    SKRIPSI

    Oleh:

    DANA PUSPITA SARI

    1032500546

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA

    2013

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    2/174

    ii

    PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE

    GOVERNANCE   TERHADAP PEMBERIAN OPINI AKUNTAN

    PUBLIK GOING CONCERN  

    (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2009-2012)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Oleh:

    DANA PUSPITA SARI

    1032500546

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA

    2013

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    3/174

    iii

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    4/174

    iv

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    5/174

    v

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    6/174

    vi

    KATA PENGANTAR

     Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul  “Pengaruh Beberapa Faktor Good

    Corporate Governance   Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going

    Concern”   (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Periode 2009-2012) sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penulis

    merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak

    membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, walaupun masih terdapat

    banyak kekurangan. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

    1.   Allah SWT yang hingga kini masih terus memberikan nikmat yang tidak terhingga

    kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

    2.  Orang tua dan seluruh keluarga besar penulis atas doa, semangat, dan dukungan,

    baik secara moril maupun materil kepada penulis.

    3.  Bapak Dicky Arisudhana, SE, MM selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Fakultas

    Ekonomi Universitas Budi Luhur sekaligus Dosen Pembimbing, atas kesediaannya

    meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    4.  Ibu Ir. Ratnaningsih Asmara Wulan, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Budi Luhur.

    5.  Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur atas ilmu pengetahuan,

    bantuan, serta semangat selama penulis menjalankan kuliah hingga menyelesaikan

    skripsi, sehingga penulis memiliki wawasan teori yang cukup untuk menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik.

    6.  Rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, atas doa,

    bantuan, dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

    7.  Seluruh staff dan karyawan/ti Universitas Budi Luhur atas doa, bantuan, dan

    dukungannya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

    8.  Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis atas doa,

    bantuan, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan

    dan kesalahan. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih

    banyak kesalahan, baik dari segi isi maupun cara penulisan, dan penulis mengharapkan

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    7/174

    vii

    kritik serta saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan terima

    kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan,

    dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Jakarta, 20 November 2013

    Penulis,

    Dana Puspita Sari

    1032500546

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    8/174

    viii

     ABSTRAKSI

    1032500546

    DANA PUSPITA SARI

    PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE   TERHADAP

    PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK GOING CONCERN  

    (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

    2009-2012)

    (xv halaman, 115 halaman, 2013, 14 gambar, 23 tabel, 7 lampiran)

    Corporate governance   merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan sebagaisuatu perangkat yang dapat memecahkan masalah dalam pengelolaan danpertanggungjawaban perusahaan modern. Semakin baik penerapan mekanismecorporate governance  akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akanmengurangi kecenderungan penerimaan opini going concern  oleh akuntan publik. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, proporsikomisaris independen, dan ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan publikgoing concern  pada perusahaan go public .

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012 dengan jumlah anggotapopulasi sebanyak 450 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

    purposive sampling , sehingga diperoleh 10 perusahaan sampel untuk 4 tahunpengamatan (2009-2012) dengan 40 unit analisis. Pengujian atas hipotesis penelitian inidilakukan dengan uji statistik deskriptif dan regresi logistik.

    Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit memiliki hubungan negatifterhadap pemberian opini akuntan publik going concern  dengan tingkat signifikansi diatas5%. Namun, secara simultan kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, danukuran komite audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pemberianopini akuntan publik going concern.

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara

    kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit akanmenciptakan mekanisme good corporate governance   yang baik sehingga perusahaandapat menjaga kelangsungan hidupnya dan terhindar dari pemberian opini going concern  oleh akuntan publik.

    Kata Kunci : going concern , kepemilikan manajerial, komisaris independen,komite audit, mekanisme good corporate governance .

    Buku Acuan : (2003-2013)Dosen Pembimbing : Dicky Arisudhana, SE, MM

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    9/174

    ix

     ABSTRACT

    1032500546

    DANA PUSPITA SARI

    INFLUENCE SOME FACTORS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TOWARD

    THE PROVISION OF PUBLIC ACCOUNTANT GOING CONCERN OPINION

    (Empirical Study On Listed Company in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2009- 

    2012)

    (xv pages, 115 pages, 2013, 14 pictures, 23 tables, 7 enclosures)

    Corporate governance is an issue that is being currently discussed as a device thatcan solve the problem in modern enterprise management and accountability. The betterapplication of corporate governance mechanisms will increase the company'sperformance, which in turn will reduce the tendency of receiving a going concern opinionby a public accountant. The purpose of this study was to determine the effect ofmanagerial ownership, the proportion of independent commissioner, and the size of theaudit committee on the provision of public accountants going concern opinion on the gopublic company.

    The population used in this study are all companies listed on the Indonesia StockExchange (IDX) 2009-2012 with total population are 450 companies. The samplingtechnique used was purposive sampling, in order to obtain 10 sample firms for 4 yearsobservation (2009-2012) with 40 units of analysis. Testing the hypothesis used in thisstudy was the descriptive statistics and logistic regression.

    Partial results of this study indicate that managerial ownership, the proportion ofindependent commissioner, and audit committee size is negatively related to theprovision of a going concern opinion public accountant with over 5% significance level.However, simultaneously managerial ownership, the proportion of independentcommissioner, and the size of the audit committee are simultaneously significantinfluential the provision of public accountants going concern opinion.

    Based on these results it can be concluded that the cooperation betweenmanagerial ownership, the proportion of independent commissioner, and audit committeesize will create good corporate governance mechanism. So that the company canmaintain its survival and avoid the provision of going concern opinion from publicaccountant.

    Keywords :  going concern, managerial ownership, independen commissioner,audit committee, good corporate governance mechanism.

    Reference Books : (2003-2013)Consellor Lecturer :  Dicky Arisudhana, SE, MM

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    10/174

    x

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ...................................................................................................... i

    Halaman Perolehan Gelar ...................................................................................... ii

    Halaman Persetujuan ............................................................................................ iii

    Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv

    Lembar Pernyataan Orisinalitas dan Persetujuan Publikasi ....................................... v

    Kata Pengantar ..................................................................................................... vi

     Abstraksi .............................................................................................................. viii

     Abstract  ................................................................................................................ ix

    Daftar Isi .............................................................................................................. x

    Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii

    Daftar Gambar ...................................................................................................... xiv

    Daftar Lampiran .................................................................................................... xv

    BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1

    1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 6

    1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................ 7

    1.4 Perumusan Masalah .......................................................................... 7

    1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

    1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

    1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 9

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

    2.1 Landasan Teori ................................................................................. 11

    2.1.1 Opini Akuntan Publik ................................................................ 11

    2.1.2 Going Concern  ......................................................................... 13

    2.1.3 Opini Akuntan Publik Going Concern   ......................................... 13

    2.1.4 Auditing   .................................................................................. 16

    2.1.4.1 Definisi Auditing  ........................................................... 16

    2.1.4.2 Jenis-jenis Audit .......................................................... 17

    2.1.4.3 Jenis-jenis Auditor ....................................................... 17

    2.1.4.4 Tanggung Jawab Auditor .............................................. 18

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    11/174

    xi

    2.1.5 Teori Terkait Good Corporate Governance  ................................. 19

    2.1.6 Good Corporate Governance   .................................................... 21

    2.1.7 Kepemilikan Manajerial ............................................................ 24

    2.1.8 Komisaris Independen ............................................................. 25

    2.1.9 Komite Audit ........................................................................... 28

    2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya .............................................................. 31

    2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 37

    2.4 Hipotesa Penelitian ........................................................................... 39

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 40

    3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 40

    3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40

    3.1.2 Gambaran Tentang Populasi ..................................................... 40

    3.1.3 Teknik Sampling   ...................................................................... 41

    3.1.4 Alat Analisis Data ..................................................................... 41

    3.1.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 41

    3.1.4.2 Analisis Regresi Logistik ............................................... 42

    3.2 Model Penelitian ............................................................................... 44

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 45

    3.4 Objek Penelitian ............................................................................... 47

    3.4.1 PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk ....................................... 47

    3.4.2 PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk ........................................ 49

    3.4.3 PT Bukit Dharmo Property Tbk .............................................. 52

    3.4.4 PT Bakrie & Brothers Tbk ...................................................... 54

    3.4.5 PT Pelat Timah Nusantara Tbk .............................................. 57

    3.4.6 PT Onix Capital Tbk .............................................................. 59

    3.4.7 PT Perdana Karya Perkasa Tbk .............................................. 613.4.8 PT Pusako Tarinka Tbk ......................................................... 64

    3.4.9 PT Sat Nusapersada Tbk ....................................................... 67

    3.4.10 PT Unitex Tbk ...................................................................... 70

    3.5 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 73

    3.5.1 Variabel Dependen .................................................................. 73

    3.5.2 Variabel Independen ................................................................ 73

    3.5.2.1 Kepemilikan Manajerial ................................................. 74

    3.5.2.2 Proporsi Komisaris Independen ..................................... 74

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    12/174

    xii

    3.5.2.3 Ukuran Komite Audit .................................................... 75

    BAB IV : HASIL PENELITIAN ......................................................................... 77

    4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 77

    4.1.1 Gambaran Umum Penelitian ..................................................... 77

    4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Frekuensi ......................................... 78

    4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif Sampel Going Concern   ..................... 79

    4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif Sampel Non-Going Concern   .............. 80

    4.1.5 Analisis Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ................................ 81

    4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ................................................ 82

    4.2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi ............................................. 82

    4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)  ........................... 82

    4.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)   ............................ 84

    4.2.4 Uji Multikolinearitas ................................................................. 84

    4.2.5 Matriks Klasifikasi .................................................................... 85

    4.2.6 Pengujian Hipotesis Regresi Logistik Secara Parsial .................... 85

    4.2.7 Pengujian Hipotesis Regresi Logistik Secara Simultan ................. 89

    4.3 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 90

    4.3.1 Interpretasi Hasil Penelitian Secara Parsial ................................ 90

    4.3.2 Interpretasi Hasil Penelitian Secara Simultan ............................. 93

    4.4 Konsistensi Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ................. 94

    BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 98

    5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................... 98

    5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 98

    5.3 Saran ............................................................................................... 99

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 100

    DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)   .............................................................................. 103

    LAMPIRAN ........................................................................................................... 105

    RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. 115

    KARTU BIMBINGAN (ASLI) ................................................................................... 116

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    13/174

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Pengertian Auditing   .............................................................................. 16

    Tabel 2.2 Pengertian Good Corporate Governance   ................................................ 22

    Tabel 2.3 Pengertian Kepemilikan Manajerial ........................................................ 24

    Tabel 2.4 Pengertian Komisaris Independen ......................................................... 26

    Tabel 2.5 Pengertian Komite Audit ....................................................................... 29

    Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 34

    Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................... 45

    Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 46

    Tabel 3.3 Operasional Variabel ............................................................................. 76

    Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ............................................... 77

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Frekuensi Opini Akuntan Publik Going Concern   ........... 78

    Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel Going Concern   .............................................. 79

    Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non-Going Concern  ....................................... 80

    Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ........................................................ 81

    Tabel 4.6 Uji Kelayakan Model Regresi ................................................................. 82

    Tabel 4.7 Uji Keseluruhan Model (Block Number= 0)  ............................................. 83

    Tabel 4.8 Uji Keseluruhan Model (Block Number= 1)  ............................................. 83

    Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)  .................................... 84

    Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 84

    Tabel 4.11 Uji Kekuatan Prediksi (Matriks Klasifikasi) ............................................... 85

    Tabel 4.12 Pengujian Regresi Logistik (secara parsial) ............................................. 86

    Tabel 4.13 Pengujian Regresi Logistik (secara simultan) .......................................... 89

    Tabel 4.14 Konsistensi Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ..................... 94

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    14/174

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Panduan Bagi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern  ... 15

    Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 38

    Gambar 3.1 Model Penelitian ............................................................................... 45

    Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk ...................... 48

    Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk ....................... 51

    Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT Bukit Dharmo Property Tbk ............................. 53

    Gambar 3.5 Struktur Organisasi PT Bakrie & Brothers Tbk .................................... 55

    Gambar 3.6 Struktur Organisasi PT Pelat Timah Nusantara Tbk ............................. 58

    Gambar 3.7 Struktur Organisasi PT Onix Capital Tbk ............................................ 60

    Gambar 3.8 Struktur Organisasi PT Perdana Karya Perkasa Tbk ............................ 63

    Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT Pusako Tarinka Tbk ........................................ 66

    Gambar 3.10 Struktur Organisasi PT Sat Nusapersada Tbk ..................................... 69

    Gambar 3.11 Struktur Organisasi PT Unitex Tbk ..................................................... 72

    Gambar 4.1 Hasil Model Penelitian ....................................................................... 87

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    15/174

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Ikhtisar Sektor & Subsektor Perusahaan Sampel ............................... 105

    Lampiran 2 Ikhtisar Kepemilikan Manajerial, Proporsi Komisaris Independen,

    Ukuran Komite Audit, dan Opini Akuntan Publik Going Concern  

    Perusahaan Sampel Periode 2009-2012 ............................................ 106

    Lampiran 3 Hasil Output SPSS ........................................................................... 107

    Lampiran 4 Laporan Keuangan Tahun 2009 ....................................................... 111

    Lampiran 5 Laporan Keuangan Tahun 2010 ....................................................... 112

    Lampiran 6 Laporan Keuangan Tahun 2011 ....................................................... 113

    Lampiran 7 Laporan Keuangan Tahun 2012 ....................................................... 114

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    16/174

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang Penelitian

    Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2011:SA 341), opini mengenai

    going concern   merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor apabila suatu entitas

    disangsikan kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam

    Pernyataan Standar Auditing  No.29 paragraf 11 huruf c (IAPI, 2011: SA 508) dinyatakan

    bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor menambahkan bahasa

    penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi unqualified opinion , yang

    dinyatakan oleh auditor. Keadaan tertentu tersebut termasuk juga jika terdapat kondisi

    dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian

    mengenai kelangsungan hidup perusahaan.

    Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .

    Hal ini disebabkan oleh pertimbangan akuntan publik terhadap kondisi dan peristiwa

    tertentu yang menyebabkan kesangsian akuntan publik mengenai kelangsungan hidup

    entitas. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah trend negatif seperti kerugian operasi

    yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif. Keadaan tertentu

    seperti petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan seperti, kegagalan dalam

    memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran

    dividen, restrukturisasi utang, atau penjualan sebagian besar aset. Masalah intern dan

    masalah luar yang terjadi juga tak luput dari pertimbangan akuntan publik.

    Menurut Altman dan McGough (1974) dalam Praptitorini dan Januarti (2007:7)

    masalah going concern   terbagi dua. Pertama, masalah keuangan yang meliputi

    kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan

    memperoleh dana. Kedua, masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus

    menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam dan

    pengendalian yang lemah atas operasi.

    Masalah going concern   ini dapat dicegah dan diatasi dengan adanya suatu aturan

    untuk mengelola dan mengawasi perusahaan yaitu tata kelola perusahaan yang baik

    (good corporate governance) . Ini dikarenakan salah satu manfaat good corporate

    governance  menurut The Indonesian Institute For Corporate Governance  (IICG) melalui

    Corporate Governance Perception Index (CGPI) (2012:4) adalah menjaga kelangsungan

    hidup (sustainability)  perusahaan.

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    17/174

     

    2

    Corporate governance   merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan sebagai

    suatu perangkat yang dapat memecahkan masalah dalam pengelolaan dan

    pertanggungjawaban perusahaan modern, terutama sejak keruntuhan perusahaan-

    perusahaan besar Amerika Serikat seperti Enron Corporation   dan Worldcom. Cadbury

    Report (UK) dan Treadway Report (US) dalam Daniri (2005:4) menyatakan bahwa

    keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh kegagalan strategi

    maupun praktik curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi

    dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya pengawasan yang independen oleh

    corporate boards . Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap masalah ini diwujudkan

    dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan Governance   (KNKG) pada akhir tahun

    2004.

    Menurut KNKG (2006:3) good corporate governance   adalah salah satu pilar dari

    sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan, baik terhadap

    perusahaan yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha di suatu negara.

    Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia   (FCGI) dalam Setiawan

    (2011:62) mendefinisikan good corporate governance   dengan mempergunakan definisi

    Cadbury Committee , yaitu: “merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

    antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah,

    karyawan, serta para pemegang kepentingan intern  dan ekstern   lainnya yang berkaitan

    dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan

    dan mengendalikan perusahaan”.

    Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan

    akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan dan kelangsungan usaha

    perusahaan tersebut. Semakin baik penerapan mekanisme corporate governance  maka

    perusahaan akan berada dalam kondisi monitoring   yang baik, sehingga akan

    meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja perusahaan yang semakin membaik

    maka secara tidak langsung kelangsungan hidup perusahaan juga lebih terjamin. Hal inipada akhirnya akan mengurangi kecenderungan penerimaan opini going concern   oleh

    akuntan publik.

    Menurut Daniri (2005:15) aspek yang paling strategis dalam mendukung

    penerapan good corporate governance   secara efektif adalah kualitas, skill , kredibilitas,

    dan integritas berbagai pihak yang menggerakkan perusahaan. jika berbagai prinsip dan

    aspek dilanggar suatu perusahaan, maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut

    tidak akan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis global dewasa ini, meski

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    18/174

     

    3

    perusahaan memiliki lingkungan kondusif bagi pertumbuhan bisnisnya, seperti yang

    dialami oleh raksasa bisnis Enron Inc.

    Dalam kasus Enron ini, sistem kontrol berlapis-lapis ternyata tak bisa mencegah

    sekelompok pimpinan yang memuaskan ketamakannya untuk kepentingan sendiri.

    Eksekutif Enron Inc. yang seharusnya berkewajiban moral memberikan data keuangan

    yang jujur sebagaimana keharusan perusahaan publik, ternyata tidak melakukan tugas

    itu. Begitu pula, auditor independen yang semestinya tidak hanya memastikan bahwa

    laporan keuangan sebuah perusahaan sesuai aturan dan standar akuntansi, tetapi juga

    memberi investor maupun kreditor gambaran yang wajar maupun akurat tentang apa

    yang sebenarnya terjadi, ternyata gagal menjalankan perannya.

    Menurut penelitian Venuti (2007) dalam Januarti (2009:2), masalah yang sering

    muncul dalam diri auditor adalah sangat sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup

    sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor mengalami dilema antara moral dan etika

    dalam memberikan opini audit going concern . Penyebabnya adalah adanya hipotesis self- 

    fulfilling prophecy   yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going

    concern , maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor

    yang membatalkan investasinya atau kreditor yang segera menarik dananya dari

    perusahaan.

    Menurut penelitian Linoputri (2010:28), kepemilikan manajerial sebagai salah satu

    mekanisme corporate governance  merupakan sarana monitoring yang efektif yang dapat

    membawa pada kualitas pelaporan yang lebih tinggi, sehingga opini audit yang diterima

    atas laporan keuangan perusahaan cenderung merupakan opini yang bersih (clean

    opinion) . Januarti (2009:12) mengungkapkan bahwa kepemilikan perusahaan dapat

    meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko terjadinya kesulitan

    keuangan. Fitrianasari dan Januarti (2008:2) menyatakan bahwa kesulitan keuangan

    akan menyebabkan perusahaan mengalami arus kas yang negatif, rasio keuangan yang

    buruk, dan gagal bayar pada perjanjian hutang. Pada akhirnya, kesulitan keuangan iniakan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern  perusahaan diragukan.

    Berdasarkan Forum for Corporate Governance In Indonesia  (FCGI) dalam Chandra

    (2013:5), dewan komisaris merupakan inti corporate governance  yang ditugaskan untuk

    menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola

    perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Melalui peranan dewan dalam

    melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan yang dijalankan oleh

    pihak manajemen, komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    19/174

     

    4

    terhadap tercapainya proses penyusunan laporan keuangan berkualitas dan kemungkinan

    terhindar dari kecurangan laporan keuangan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2013:68) mengungkapkan bahwa proporsi

    dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. hal ini

    mengindikasikan bahwa penentuan proporsi dewan komisaris independen yang tepat

    dapat mengoptimalkan pengawasan terhadap dewan komisaris untuk menekan

    manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. kondisi kinerja perusahaan yang

    baik akan mengurangi keraguan akuntan publik atas kelangsungan hidup perusahaan.

    Menurut Chandra (2013:7) Pada umumnya dewan komisaris membentuk komite-

    komite dibawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan perundangan

    yang berlaku. Komite tersebut ditujukan untuk membantu dewan komisaris dalam

    melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Berkaitan dengan peran

    komite audit sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan

    pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian perusahaan, FCGI membagi

    tanggung jawab komite audit pada tiga bidang, yaitu: laporan keuangan, tata kelola

    perusahaan, dan pengawasan perusahaan. Komite audit berfungsi untuk meningkatkan

    fungsi audit internal dan eksternal serta meningkatkan kualitas laporan keuangan.

    Dengan adanya komite audit maka akan ada pengawasan yang lebih kuat agar laporan

    keuangan yang dihasilkan berkualitas. Sehingga perusahaan akan menerima opini yang

    wajar dan non-going concern  dari akuntan publik.

    Di Indonesia, pedoman pembentukkan komite audit yang efektif (KNKG, 2002)

    dalam Januarti dan Pembayun (2012:4) menjelaskan bahwa anggota komite audit yang

    dimiliki oleh perusahaan sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh komisaris

    independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen terhadap

    perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.

    Jumlah komite audit yang harus lebih dari satu orang dimaksudkan agar komite audit

    dapat mengadakan pertemuan dan bertukar pendapat satu sama lain. Hal ini dikarenakanmasing-masing anggota komite audit memiliki pengalaman tata kelola perusahaan dan

    pengetahuan keuangan yang berbeda-beda.

    Menurut Januarti dan Pembayun (2012:4), sesuai dengan teori keagenan, kualitas

    pengawasan yang baik dapat menurunkan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh

    manajer sebagai agen. Dalam rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam

    pengendalian dan pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus

    memiliki anggota yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab. Jumlah anggota

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    20/174

     

    5

    Komite Audit harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap

    memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.

    Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

    pemberian opini akuntan publlik going concern   didasarkan pada opini audit tahun

    sebelumnya, debt default , auditor   client tenure   (Januarti, 2009); kualitas audit,

    manajemen laba (Hartas, 2011); kepemilikan terpusat, kepemilikan keluarga (Linoputri,

    2010); serta financial distress   (Setiawan, 2011). Namun setelah dilakukan pengujian,

    hanya beberapa faktor saja yang berpengaruh terhadap pemberian opini akuntan publik

    going concern. 

    Mutchler (1984), Carcello dan Neal (2000), Alexander (2004, Eko, Indira, Faisal

    (2007), Mirna dan Indira (2007), Lennox (2002) dalam Januarti (2009:3) menyatakan

    bahwa ada hubungan signifikan dan positif antara opini audit going concern   tahun

    sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor

    memberikan opini audit going concern , maka pada tahun berjalan semakin besar

    kemungkinan auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern .

    Penelitian Januarti (2009:16) membuktikan bahwa perusahaan yang mengalami

    default   juga akan menerima opini audit going concern . Dapat dikatakan bahwa status

    hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk

    mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah

    sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi

    hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan.

    Faktor lain yang juga memiliki pengaruh terhadap pemberian opini akuntan publik

    going concern  adalah auditor client tenure. Semakin lama auditor melakukan perikatan

    dengan klien akan semakin sulit untuk memberikan opini audit going concern   karena

    menjadi tidak independen. Menurut Januarti (2009:18), semakin lama KAP melakukan

    perikatan audit dengan auditee   yang sama, maka akan semakin besar fee   yang

    diharapkan akan diterima pada masa mendatang. Kecemasan akan kehilangan sejumlahfee  yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini

    audit going concern .

    Penelitian ini mengacu pada penelitian Chandra (2013), yang menganalisis tentang

    pengaruh kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit terhadap opini

    mengenai going concern . Penelitian Chandra menggunakan sampel sebanyak 132

    perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hasil

    penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial dan komisaris

    independen memiliki hubungan negatif terhadap pemberian opini audit mengenai going

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    21/174

     

    6

    concern , sedangkan komite audit memiliki hubungan positif terhadap pemberian opini

    audit mengenai going concern .

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Chandra (2013) adalah penentuan

    kriteria pengambilan sampel hanya pada perusahaan yang mengalami laba bersih setelah

    pajak negatif dua tahun berturut-turut, dan periode pengamatan dari tahun 2009-2012.

    Penelitian ini menekankan pada hasil akhir dari proses audit, yaitu opini audit yang

    diberikan dengan pusat perhatian pada pemberian opini modifikasi going concern .

    Beberapa faktor good corporate governance  yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti tertarik

    untuk meneliti mengenai “Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance  

    Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going Concern ”   (Studi Empiris Pada

    Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2012)”. 

    1.2  Identifikasi Masalah

    Dari uraian latar belakang diatas di peroleh identifikasi masalah sebagai berikut:

    1.  Kepemilikan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga

    mengurangi risiko terjadinya kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan akan

    menyebabkan perusahaan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern  

    perusahaan diragukan.  Berdasarkan pernyataan tersebut kepemilikan manajerial

    mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .

    2.  Penentuan proporsi dewan komisaris independen yang tepat dapat

    mengoptimalkan pengawasan terhadap dewan komisaris untuk menekan

    manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. kondisi kinerja perusahaan

    yang baik akan mengurangi keraguan akuntan publik atas kelangsungan usaha

    perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut proporsi komisaris independen

    mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .3.  Dengan adanya komite audit maka akan ada pengawasan yang lebih kuat agar

    laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas. Sehingga perusahaan akan

    menerima opini yang wajar dan non-going concern   dari akuntan publik. Dalam

    rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam pengendalian dan

    pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus memiliki anggota

    yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab. Berdasarkan pernyataan

    tersebut ukuran komite audit mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going

    concern .

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    22/174

     

    7

    4.   Apabila pada tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern ,

    maka pada tahun berjalan semakin besar kemungkinan auditor untuk memberikan

    kembali opini audit going concern . Berdasarkan pernyataan tersebut opini akuntan

    publik going concern  periode sebelumnya mempengaruhi pemberian opini akuntan

    publik going concern.

    5.  Hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor

    untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang

    perusahaan sudah sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak

    dialokasikan untuk menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu

    kelangsungan operasi perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut debt default  

    mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern. 

    6.  Semakin lama auditor melakukan perikatan dengan klien akan semakin sulit untuk

    memberikan opini audit going concern   karena menjadi tidak independen.

    Berdasarkan pernyataan tersebut auditor client tenure  mempengaruhi pemberian

    opini akuntan publik going concern.

    1.3 

    Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak

    menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan

    kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks

    permasalahan yang terdiri dari:

    1.  Penelitian ini membatasi variabel good corporate governance   sebagai variabel

    bebas (independen) berdasarkan beberapa faktor (kepemilikian manajerial,

    proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit) terhadap pemberian opini

    akuntan publik (going concern   dan non going concern ) sebagai variabel terikat

    (dependen).

    2.  Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012.3.  Penelitian ini membatasi kriteria pengambilan sampel hanya pada perusahaan yang

    mengalami laba bersih setelah pajak negatif (rugi) dua tahun berturut-turut. Hal ini

    dilakukan karena menurut penelitian Mutchler (1985) dalam Januarti (2009:2),

    salah satu kriteria perusahaan yang akan menerima opini going concern   adalah

    apabila 2 s/d 3 tahun berturut-turut rugi.

    1.4  Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka, maka

    perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    23/174

     

    8

    1.  Bagaimana pengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap pemberian opini akuntan

    publik going concern?  

    2.  Bagaimana pengaruhnya proporsi komisaris independen terhadap pemberian opini

    akuntan publik going concern?  

    3.  Bagaimana pengaruhnya ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan

    publik going concern?  

    4.  Bagaimana pengaruhnya kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen,

    dan ukuran komite audit secara bersama-sama terhadap pemberian opini akuntan

    publik going concern?  

    1.5 

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan apa yang akan diperoleh atau dicapai

    dalam penelitian.

     Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.  Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pemberian opini

    akuntan publik going concern .

    2.  Untuk menganalisis pengaruh proporsi komisaris independen terhadap pemberian

    opini akuntan publik going concern .

    3.  Untuk menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap pemberian opini

    akuntan publik going concern .

    4.  Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, proporsi komisaris

    independen, dan ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan publik

    going concern. 

    1.6  Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini

    diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1.  Manfaat Akademis

    Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada

    perkembangan teori di Indonesia, khususnya tentang permasalahan opini akuntan

    publik going concern . Serta menambah pengetahuan dan pemahaman yang dapat

    dijadikan sebagai referensi pengetahuan, bahan diskusi, dan bahan kajian lanjut

    bagi pembaca tentang masalah yang berkaitan dengan opini akuntan publik

    khususnya going concern .

    2.  Manfaat Praktis

    a).  Bagi Investor dan Calon Investor

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    24/174

     

    9

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi investor dan calon

    investor adalah dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi para investor

    dalam membuat keputusan investasi. Khususnya dalam pemilihan perusahaan

    setelah mengetahui perilaku manajemen dalam perusahaan tersebut.

    b).  Bagi Akuntan Publik

    Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan diskusi, dan

    referensi bagi akuntan publik dalam melaksanakan proses auditnya terutama

    dalam hal pemberian opini audit going concern .

    c).  Bagi Manajemen Perusahaan

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wancana serta referensi bagi

    manajemen perusahaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan

    serta sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan.

    d).  Universitas

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi universitas adalah sebagai

    referensi mahasiswa dan sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa

    yang akan datang mengenai pemberian opini akuntan publik khususnya going

    concern  yang telah diteliti dalam penelitian ini.

    e).  Peneliti

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi peneliti adalah menambah

    wawasan sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang telah diperoleh selama

    studi dan membandingkan dengan kenyataan yang ada mengenai pemberian

    opini akuntan publik khususnya going concern .

    1.7 

    Sistematika Penulisan

    Berikut adalah Sistematika Penulisan Skripsi yang sesuai dengan Buku Pedoman

    Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur,

    Jakarta:

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan gambaran singkat mengenai isi penelitian, yang berisi

    tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan

    masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    sistematika penulisan.

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    25/174

     

    10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi tentang landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, kerangka

    pemikiran dan hipotesa penelitian yang berguna sebagai dasar pemikiran

    dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang

    digunakan dalam bab empat yang diambil dari berbagai macam literatur.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Berisi tentang variabel penelitian baik itu variabel independen maupun

    variabel dependen, yang akan diambil dari definisi operasional tentang

    semua variabel yang digunakan dalam penelitian, penentuan sampel,

     jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data serta

    pembahasan mengenai permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

    BAB V PENUTUP

    Merupakan bab terakhir dan penutup dari penulisan skripsi ini. Dalam

    bab ini akan disampaikan pula saran bagi pihak-pihak yang terkait

    mengenai permasalahan tersebut.

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    26/174

     

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Landasan Teori

    2.1.1 

    Opini Akuntan Publik

    Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

    adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi

    keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar

     Akuntansi Keuangan di Indonesia SPAP (2011:PSA No.2). laporan auditor merupakan

    sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan

    mengharuskan, untuk tidak menyatakan pendapat.

    Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam SPAP (2011:PSA No.29) dan

    Mulyadi (2002) dalam Hartas (2011:32) terdapat lima tipe pendapat auditor berdasarkan

    keadaan-keadaan yang melingkupinya, yaitu:

    1. 

    Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)  

    Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan

    menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

    usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di

    Indonesia.

    Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah

    dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing , penyajian laporan

    keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan tidak terdapat

    kondisi atau keadaan tertentu yang membutuhkan bahasa penjelasan.

    2. 

    Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku

    (unqualified opinion with explanatory language)  

    Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf

    penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya. Keadaan

    tersebut meliputi: (a) pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor

    independen lain, (b) untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan

    karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang

    dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAPI, (c) jika terdapat kondisi dan

    peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian

    mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    27/174

     

    12

    manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat

    secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai, (d)

    diantara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan

    prinsip akuntansi atau metode penerapannya, (e) keadaan tertentu yang

    berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif, (f) data

    keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam, namun tidak disajikan

    atau tidak di-review , (g) informasi tambahan yang diharuskan oleh IAPI-DSAK telah

    dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan

    oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang

    berkaitan tantang informasi tersebut, dan (h) informasi lain dalam suatu dokumen

    yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan

    informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

    3. 

    Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)  

    Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan

    menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

    usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di

    Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang

    dikecualikan.

    Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan yang berada

    dalam kondisi sebagai berikut: (a) tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau

    adanya pembatasan terhadap lingkup audit, dan (b) auditor yakin bahwa laporan

    keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia,

    yang berdampak material, dan dia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat

    tidak wajar.

    4. 

    Pendapat tidak wajar (adverse opinion)  Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara

    wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan

    Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut

    pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara

    wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

    Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf

    terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya: (a) semua alasan yang

    mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    28/174

     

    13

    pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus

    kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat

    ditentukan secara beralasan, laporan auditor harus menyatakan hal itu.

    5.  Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

    Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak

    menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu

    pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu

    pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi

    Keuangan. Pernyataan diberikan apabila: (a) ada pembatasan lingkup audit yang

    sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, dan (b) auditor tidak

    independen terhadap klien.

    2.1.2 

    Going Concern  

    Going concern  adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya going

    concern  maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya

    dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. SPAP

    (2011:PSA No.30) menyatakan bahwa:

    kelangsungan hidup entitas (going concern)   dipakai sebagai asumsi dalam pelaporankeuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan adanya hal yangberlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsikelangsungan hidup (going concern) entitas adalah berhubungan denganketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpamelakukan penjualan sebagian besar aset kepada pihak luar melalui bisnis biasa,restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupayang lain.

    2.1.3  Opini Akuntan Publik Going Concern  

    Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2011:SA 341), opini mengenaigoing concern   merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor apabila suatu entitas

    disangsikan kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam

    Pernyataan Standar Auditing  No.29 paragraf 11 huruf c (IAPI, 2011: SA 508) dinyatakan

    bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor menambahkan bahasa

    penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi unqualified opinion , yang

    dinyatakan oleh auditor. Keadaan tertentu tersebut termasuk juga jika terdapat kondisi

    dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian

    mengenai kelangsungan hidup perusahaan.

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    29/174

     

    14

    Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tertentu yang menunjukkan

    adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan

    kelangsungan hidupnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. 

    Trend negatif

    Sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja,

    arus kas negatif dari kegiatan usaha ratio keuangan penting yang buruk.

    2.  Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan

    Sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian

    serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap

    pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan

    untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar

    aset.

    3.  Masalah intern

    Sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain,

    ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang

    tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.

    4. 

    Masalah luar yang terjadi

    Sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau

    masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk

    beroperasi; kehilangan franchise , lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan

    atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir,

    kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan

    pertanggungan yang tidak memadai.

    Menurut IPSA No. 30.01 dalam Chandra (2013:4) Auditor perlu untuk

    mempertimbangkan tiga hal, yaitu (1) Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi

    kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada) terhadap

    kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, (2) Pengungkapanperistiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat kondisi ekonomi tersebut, dan

    (3) Modifikasi laporan audit bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut

    berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan

    hidupnya. Bagaimanapun juga, hampir tidak ada panduan yang jelas atau hasil penelitian

    yang dapat dijadikan acuan pemilihan tipe going concern report  yang harus dipilih. Opini

    akuntan publik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy ,

    dimana bernilai 1 untuk opini akuntan publik going concern   dan bernilai 0 untuk opini

    akuntan publik non-going concern. 

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    30/174

     

    15

    Tidak

     Ya

     Ya Tidak

     Ya

    Tidak Tidak

     Ya

    Tidak

     Ya

    Gambar 2.1Panduan Bagi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern  

    Sumber: SPAP SA Seksi 341 Lampiran Paragraf 01 (2011:341.10)

     Apakah ada kondisi

    dan atau peristiwa

    yang berdampak

    terhadapkelangsungan hidup

    entitas?

    SA Seksi 508

    (PSA No.29)

    Tidak Memberikan

    Pendapat

    Tidak Memberikan

    Pendapat

    Pendapat Wajar Tanpa

    Pengecualian dengan Paragraf

    Penjelasan Berkaitan dengan

    Kelangsungan Hidup Entitas atau

    Penekanan atas Suatu Hal

    (Emphasis of a Matter)  

    Pendapat Wajar dengan

    Pengecualian atau

    Pendapat Tidak Wajar

    Pendapat Wajar Tanpa

    Pengecualian

     Apakah auditor

    sangsi atas

    kelangsunganhidup entitas?

     Apakah ada

    rencana

    manajemen?

     Apakah

    rencana

    manajemen

    dapat

    dilaksanakan?

     Apakah cukup

    pengungkapan?

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    31/174

     

    16

    2.1.4   Auditing  

    2.1.4.1. Definisi Auditing  

    Definisi auditing   berdasarkan “Report of the Committe on Basic Auditing

    Concepts of the American Accounting Association”   (Accounting Review, vol. 47) dalam

    Boynton et al., hasil alih bahasa Rajoe dkk. (2003:5): “Suatu proses sistematis untuk

    memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan

    dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-

    asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian

    hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. 

    Sedangkan pengertian auditing  menurut Arens et al. hasil alih bahasa Herman

    Wibowo (2008:4): “ Auditing   adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

    untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria

    yang telah ditetapkan”.  Auditing   harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan

    independen. Auditor yang mengeluarkan laporan mengenai laporan keuangan

    perusahaan sering kali disebut auditor independen.

    Tabel 2.1

    Pengertian Auditing  

    No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)

    1 “Report of the

    Committe on Basic

     Auditing Concepts of

    the American

     Accounting Association”  

    (Accounting Review,

    vol. 47) dalam Boynton

    et al., hasil alih bahasaRajoe dkk. (2003:5)

     Auditing   adalah suatu proses sistematis untuk

    memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif

    mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa

    ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat

    kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan

    kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

    penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan

    2 Arens et al. hasil alih

    bahasa Herman

    Wibowo (2008:4) 

     Auditing   adalah pengumpulan dan evaluasi bukti

    tentang informasi untuk menentukan dan

    melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu

    dan kriteria yang telah ditetapkan. 

    Sumber: (Accounting Review, vol. 47) dalam Boynton et al., hasil alih bahasa Rajoe dkk.(2003:5), Arens et al. hasil alih bahasa Herman Wibowo (2008:4)

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    32/174

     

    17

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa auditing  adalah suatu proses sistematis yang

    dilakukan oleh akuntan publik dalam mengumpulkan dan mengevaluasi asersi

    manajemen untuk menentukan derajat kesesuaiannya dengan kriteria yang telah

    ditetapkan sebelumnya serta melaporkan hasil auditnya kepada berbagai pihak yang

    berkepentingan (stakeholders)   melalui laporan audit dengan menyatakan pendapatnya

    (opini audit).

    2.1.4.2.  Jenis-jenis Audit

    Menurut Boynton et al. hasil alih bahasa Rajoe dkk. (2003:6) terdapat tiga

     jenis audit, yaitu:

    1. 

     Audit Laporan Keuangan

     Audit laporan keuangan (financial statement audit)   berkaitan dengan kegiatan

    memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud

    agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan

    secara wajar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi

    yang berlaku umum (GAAP).

    2. 

     Audit Kepatuhan

     Audit kepatuhan (compliance audit)   berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

    memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan atau operasi suatu entitas

    telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.

    3.   Audit Operasional

     Audit operasional (operational audit)   berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

    mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas

    dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadaang audit jenis

    ini disebut juga sebagai audit kinerja atau audit manajemen.

    2.1.4.3. 

    Jenis-jenis AuditorPara profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan

    peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi, menurut Boynton et al., hasil alih

    bahasa Rajoe dkk. (2003:8), pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu

    (1) auditor independen, (2) auditor internal, dan (3) auditor pemerintah. Uraian singkat

    setiap kelompok dan jenis audit yang dilakukan akan disajikan berikut ini:

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    33/174

     

    18

    1.   Auditor Independen

     Auditor independen (independent auditors)  adalah akuntan publik bersertifikat (CPA)

    yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang

    memberikan jasa auditing   profesional kepada klien. Pada umumnya lisensi diberikan

    kepada mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA (Certified Public

     Accountant),  serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang auditing . Karena

    pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang mereka miliki,

    auditor independen memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit yang telah

    diuraikan sebelumnya. Sedangkan klien para auditor independen tersebut dapat berasal

    dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau

    perorangan.

    2.   Auditor Internal

     Auditor internal (internal auditors)   adalah pegawai dari organisasi yang diaudit.

     Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang

    dinamakan audit internal, dalam lingkungan organisasi sebagai bentuk jasa bagi

    organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam

    memberikan pertanggungjawaban yang efektif. Para auditor internal terutama melibatkan

    diri pada audit kepatuhan dan operasi. Akan tetapi, pekerjaan auditor internal ini juga

    dapat melengkapi pekerjaan auditor independen dalam melakukan audit laporan

    keuangan.

    3.   Auditor Pemerintah

     Auditor pemerintah (goverment auditors)   dipekerjakan diberbagai kantor

    pemerintahan di tingkat daerah dan pusat. Dalam melaksanakan fungsi auditnya, para

    auditor bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk melakukan audit

    laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Hasil-hasil audit ini dilaporkankepada kongres dan publik. Para auditor pemerintah juga dilibatkan untuk melakukan

    pencarian fakta, serta mengevaluasi alternatif bagi kepentingan kongres.

    2.1.4.4.  Tanggung Jawab Auditor

    Dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.30 Paragraf 2 (SPAP, 2011:SA 341)

    disebutkan bahwa: “Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat

    kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    34/174

     

    19

    hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

    keuangan yang sedang diaudit”. Lebih lanjut, dalam paragraf 3 dijelaskan pula bahwa:

     Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai

    kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu

    pantas dengan cara sebagai berikut:

    1.   Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam

    perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan

    penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara

    keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas

    dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.

    Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi dan

    peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi

    kesangsian auditor.

    2.  Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas

    dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia

    harus:

    (i)  Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk

    mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan

    (ii)  Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif

    dilaksanakan.

    3.  Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah

    ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam

    mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.

    Namun, dalam paragraf 4 terdapat pengecualian bahwa: “auditor tidak

    bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang”. Oleh

    karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak

    seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam

    mempertahankan kelangsungan hidupnya.

    2.1.5  Teori Terkait Good Corporate Governance  

     Ada dua teori utama yang terkait dengan good corporate governance   Daniri

    (2005:5). Teori-teori tersebut terdiri dari stewardship theory   dan agency theory .

    Stewardship theory  dibangun diatas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa

    manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    35/174

     

    20

     jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain,

    stewardship theory   memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak

    dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders

    pada khususnya.

    Sementara itu, agency theory  yang dikembangkan oleh Michael Johnson, seorang

    profesor dari Havard, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents   bagi

    para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya

    sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang

    saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model . Bertentangan dengan

    stewardship theory , agency theory  memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya

    untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun

    shareholders  pada khususnya.

    Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory   mendapat respon lebih luas

    karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran

    mengenai corporate governance   berkembang dengan bertumpu pada agency theory  

    dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan

    bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan

    ketentuan yang berlaku.

    Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009:5) menggambarkan adanya

    hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal) . Agen diberi

    wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih

    banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Ketimpangan informasi ini biasa

    disebut sebagai asymetri information . Baik pemilik maupun agen diasumsikan

    mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya

    sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh

    pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan

    tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen,dalam hal ini adalah akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan

     jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah

    opini audit.

    Kaitan teori agensi dengan variabel kepemilikan manajerial, proporsi komisaris

    independen, dan ukuran komite audit yaitu, principal  sebagai pemilik yang menginginkan

    perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dimana principal

    mendelegasikan wewenang tersebut kepada agen (manajemen) agar perusahaan

    berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh principal . Namun dalam praktiknya

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    36/174

     

    21

    sering terjadi ketidaksesuaian antara pihak pemilik (principal)  dengan manajemen (agen)

    dikarenakan kepentingan yang berbeda. Berdasarkan asumsi tersebut maka pihak ketiga

    yang independen dibutuhkan untuk menilai kinerja serta laporan keuangan yang dibuat

    oleh manajemen (agen), apakah telah sesuai dengan yang diinginkan pemilik (principal)  

    dalam hal ini adalah akuntan publik (auditor).

    2.1.6  Good  Corporate  Governance  

    Menurut KNKG (2006:3) good corporate governance  adalah “salah satu pilar dari

    sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan, baik terhadap

    perusahaan yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha di suatu negara” . Forum

    for Corporate Governance in Indonesia  (FCGI) dalam Setiawan (2011:62) mendefinisikan

    good corporate governance  dengan mempergunakan definisi Cadbury Committee , yaitu:

     “merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

    pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para

    pemegang kepentingan intern  dan ekstern   lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan

    kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

    perusahaan”. 

    Menurut Center For European Policy Studies  (CEPS) dalam Daniri (2005:7), good

    corporate governance  merupakan  “seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right) ,

    proses, serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun diluar manajemen

    perusahaan. Sebagai catatan, hak disini adalah hak seluruh stakeholders , bukan terbatas

    pada shareholders  saja” . Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki stakeholders  secara

    individual untuk mempengaruhi manajemen. Proses maksudnya adalah mekanisme dari

    hak-hak tersebut. Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan

    stakeholders  menerima informasi yang diperlukan seputar aneka kegiatan perusahaan.

    Pengertian lain datang dari Finance Committee On Corporate Governance

    Malaysia . Menurut lembaga tersebut good corporate governance   merupakan  “suatuproses serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan

    urusan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas

    perusahaan” . adapun tujuan akhirnya adalah menaikkan nilai saham dalam jangka

    panjang tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para stakeholder   lainnya

    Daniri (2005:7).

    Daniri (2005:8) sendiri pada akhirnya mendefinisikan good corporate governance  

    ini sebagai  “suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ

    perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    37/174

     

    22

    pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap

    memperhatikan kepentingan stakeholder   lainnya, berlandaskan peraturan perundangan

    yang berlaku” .

    Tabel 2.2

    Pengertian Good Corporate Governance  

    No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)

    1 Menurut Komite

    Nasional Kebijakan

    Governance  (KNKG)

    (2006:3)

    Good corporate governance   adalah salah satu pilar

    dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat

    dengan kepercayaan, baik terhadap perusahaan

    yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha

    di suatu negara.

    2 Forum for Corporate

    Governance in

    Indonesia  (FCGI)

    dalam Setiawan

    (2011:62) Definisi

    Cadbury Committee  

    Good corporate governance  merupakan seperangkat

    peraturan yang mengatur hubungan antara

    pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

    pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para

    pemegang kepentingan intern   dan ekstern   lainnya

    yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban

    mereka, atau dengan kata lain sistem yang

    mengarahkan dan mengendalikan perusahaan

    3 Center For European

    Policy Studies  (CEPS)

    dalam Daniri (2005:7)

    Good corporate governance   merupakan seluruh

    sistem yang dibentuk mulai dari hak (right) , proses,

    serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun

    diluar manajemen perusahaan. sebagai catatan, hak

    disini adalah hak seluruh stakeholders , bukan

    terbatas pada shareholders  saja.

    4 Finance Committee On

    Corporate Governance

    Malaysia dalam Daniri

    (2005:7)

    good corporate governance  merupakan suatu proses

    serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan

    sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke

    arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan

    akuntabilitas perusahaan.

    5 Daniri (2005:8) Good corporate governance   sebagai suatu pola

    hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh

    organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS)

    guna memberikan nilai tambah kepada pemegang

    saham secara berkesinambungan dalam jangka

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    38/174

     

    23

    Lanjutan Tabel 2.2 :

    No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)

    panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan

    stakeholder   lainnya, berlandaskan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    Sumber: KNKG (2006:3), (FCGI) dalam Setiawan (2011:62), (CEPS) dalam Daniri(2005:7), Finance Committee On Corporate Governance Malaysia  dalam Daniri (2005:7),Daniri (2005:8)

    Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good corporate governance  

    merupakan:

    1.  Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran Dewan

    Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang Saham, dan para Stakeholder  

    lainnya.

    2.  Suatu sistem check and balance   mencakup perimbangan kewenangan atas

    pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang:

    pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.

    3.  Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,

    pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.

    Manfaat diterapkannya good corporate governance   menurut The Indonesian

    Institute For Corporate Governance  (2012:4) diantaranya sebagai berikut:

    1.  Menjaga kelangsungan hidup (sustainability)  perusahaan.

    2.  Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar.

    3.  Mengurangi agency cost  dan cost of capital .

    4.  Meningkatkan kinerja, efisiensi, dan pelayanan kepada stakeholders .

    5.  Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum.

    6.  Membantu terwujudnya good corporate citizen .

    Komite Nasional Kebijakan Governance  (KNKG, 2006:12) mengemukakan bahwa

    setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate governance  diterapkan

    di setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. asas good corporate governance  

    yaitu transparansi, akuntabilitas, resposibilitas, independensi, serta kewajaran dan

    kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability)  perusahaan

    dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders). 

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    39/174

     

    24

    2.1.7  Kepemilikan Manajerial

    Kepemilikan manajerial menurut Gideon (2005) dalam Setiawan (2011:66)

    adalah  “ jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham

    perusahaan yang dikelola” . Sedangkan menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam

    Sulistiono (2010:18), kepemilikan manajerial adalah  “situasi dimana manajer memiliki

    saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang

    saham perusahaan” . Dalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial

    ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer.

    Karena hal ini merupakan informasi penting bagi stakeholder  perusahaan maka informasi

    ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

    Januarti (2009:12) mengungkapkan bahwa kepemilikan perusahaan dapat

    meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko terjadinya kesulitan

    keuangan. Fitrianasari dan Januarti (2008:2) menyatakan bahwa kesulitan keuangan

    akan menyebabkan perusahaan mengalami arus kas yang negatif, rasio keuangan yang

    buruk, dan gagal bayar pada perjanjian hutang. Pada akhirnya, kesulitan keuangan ini

    akan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern  perusahaan diragukan.

    Tabel 2.3

    Pengertian Kepemilikan Manajerial

    No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)

    1 Menurut Gideon (2005)

    dalam Setiawan

    (2011:66)

    Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan

    saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal

    saham perusahaan yang dikelola.

    2 Menurut Christiawan

    dan Tarigan (2007)

    dalam Sulistiono

    (2010:18)

    Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana

    manajer memiliki saham perusahaan atau dengan

    kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai

    pemegang saham perusahaan.Sumber: Gideon (2005) dalam Setiawan (2011:66), Christiawan dan Tarigan (2007)dalam Sulistiono (2010:18) 

    Sulistiono (2010:34) mengungkapkan bahwa keputusan dan aktivitas di

    perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan

    tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahan dengan kepemilikan manajerial, manajer

    yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya sebagai

    manajer dan pemegang saham. Hal ini akan berbeda jika manajernya tidak sekaligus

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    40/174

     

    25

    sebagai pemegang saham, kemungkinan manajer tersebut hanya mementingkan

    kepentingannya sebagai manajer.

    Lebih lanjut Sulistiono (2010:34) mengungkapkan bahwa kepemilikan saham

    manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemegang

    saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan

    pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari

    keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari

    pengambilan keputusan yang salah. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan

    hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Argumen

    tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur

    kepemilikan perusahaan.

    Jensen & Meckling (1976) dalam Setiawan (2010:91) kepemilikan manajerial

    dapat menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham sehingga berhasil

    menjadi mekanisme yang dapat mengurangi masalah keagenan dan moral hazzard

    antara manajer dan pemilik. Menurut Petronila (2007) dalam Hartas (2011:69),

    presentase kepemilikan saham manajerial dapat mencerminkan adanya suatu kesamaan

    (congruence)  antara manajemen dengan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan

    saham manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen berusaha untuk

    memaksimalkan kinerja operasionalnya karena merasa memiliki perusahaan dan selalu

    berusaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui peningkatan

    pengawasan dan pengendalian.

    Sumber: Setiawan (2011:101)

    2.1.8  Komisaris Independen

    Proporsi komisaris independen dihitung dengan persentase komisaris independendalam dewan komisaris. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance  (KNKG) dalam

    Setiawan (2011:68), “komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

    terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham

    pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

    mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata

    demi kepentingan perusahaan”. 

    Menurut Peraturan BAPEPAM Kep-29/PM/2004, Komisaris Independen adalah

    anggota Dewan Komisaris yang:

    KEP_MAN = %100beredarbiasasaham

    komisaris& direksibiasasaham

     

  • 8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…

    41/174

     

    26

    1.  berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik;

    2.  tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten

    atau Perusahaan Publik;

    3.  tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik,

    Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan

    Publik; dan

    4.  tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun t