SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN...

110
SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN KEHAMILAN BERBASIS BUDAYA MADURA (di Wilayah Pegantenan Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan) Disusun oleh: RONI WIJAYA 133210045 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA” JOMBANG 2017 i

Transcript of SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN...

Page 1: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

SKRIPSI

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN KEHAMILAN BERBASIS

BUDAYA MADURA

(di Wilayah Pegantenan Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan)

Disusun oleh:

RONI WIJAYA 133210045

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA” JOMBANG

2017

i

Page 2: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN KEHAMILAN BERBASIS

BUDAYA MADURA

(Di Wilayah Pegantenan Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 Keperawatan Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

RONI WIJAYA

133210045

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG 2017

ii

Page 3: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

iii

Page 4: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN

KEHAMILAN BERBASIS BUDAYA MADURA (Di

Wilayah Pegantenan Kecamatan Pegantenan Kabupaten

Pamekasan)

Nama Mahasiswa : RONI WIJAYA

Nim : 133210045

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING

PADA TANGGAL:

Muarrofah, S.Kep.Ns.,M.Kes Dwi Prasetyaningati.,S.Kep.Ns., M.Kep

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui,

Ketua STIKes ICMe Ketua Program Studi

H. Bambang Tutuko, S.H., S.Kep.Ns., M.H Inayatur Rosyidah S.Kep.Ns., M.Kep

iv

Page 5: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh:

Nama mahasiswa : RONI WIJAYA

NIM : 133210045

Program studi : S1 Keperawatan

Judul : PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN

KEHAMILAN BERBASIS BUDAYA MADURA (Di

Wilayah Pegantenan Kecamatan Pegantenan Kabupaten

Pamekasan)

Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1

Keperawatan

Komisi Dewan Penguji

Ketua dewan penguji : Hidayatun Nufus S,ST., M.Kes. ( )

Penguji I : Muarrofah, S.Kep.Ns., M.Kes. ( )

Penguji II : Dwi Prasetyaningati.,S.Kep.Ns., M.Kep.( )

Ditetapkan di

Pada tanggal

: JOMBANG

: Juli 2017

v

Page 6: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Pamekasan 25 Maret 1994, peneliti merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarto Santoso dan Ibu

Mablubah.

Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN Geladak Anyar 4 Pamekasan,

pada tahun 2010 peneliti lulus dari SMPN 6 Pamekasan, pada tahun 2013 peneliti

lulus dari SMAN 6 Pamekasan, dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi masuk

STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Peneliti

memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada

di STIKes “ICMe” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.

Jombang, Juli 2017

Roni Wijaya

vi

Page 7: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

MOTTO

Kita menilai diri kita sendiri dari segala sesuatu yang kita rasa mampu kita

lakukan, sedangkan orang lain menilai kita dari apa yang telah kita lakukan.

vii

Page 8: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah ku ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta

hidayah-NYA yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai dengan yang di jadwalkan. Dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan.

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah

jemu mendo'akan, menyayangiku dan mendukungku selama ini, atas

semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini. Tak pernah

cukup ku membalas cinta Bapak dan Ibu padaku.

2. Untuk Adikku tersayang Indra Pramayuda dan Hendri Pramayudi yang

selalu menemaniku

viii

Page 9: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan secara tepat

skripsi dengan judul “Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan Kehamilan

Berbasis Budaya Madura (Di Puskesmas Pegantenan Kecamatan Pegantenan

Kabupaten Madura)” ini dengan baik tanpa adanya halangan apapun. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program S1

Keperawatan di STIKes ICMe Jombang.

Terima kasih penulis sampaikan kepada: H. Bambang Tutuko, S.H.,

S.Kep.Ns., M.H selaku Ketua STIKes ICMe Jombang; Inayatur Rosyidah.

S.Kep.Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang;

Hidayatun Nufus, SsiT., M.Kes selaku dewan penguji Hj. Muarrofah,

S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing satu yang telah memberikan motivasi,

dukungan serta ketelatenan dalam memberikan bimbingan, koreksi, dan saran

kepada peneliti; Dwi Prasetyaningati,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku pembimbing dua

yang telah memberikan motivasi, sabar dan teliti dalam proses bimbingan serta

memberikan koreksi dan saran kepada peneliti.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan

proposal ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk menyempurnakan proposal ini

Jombang, Juli 2017

Penulis

ix

Page 10: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

ABSTRAK

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN KEHAMILAN BERBASIS BUDAYA MADURA

(Studi Kualitatif di Desa Pegantenan Kabupaten Pamekasan )

Oleh : Roni Wijaya

Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti – nantikan,

tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Madura mitos sudah diyakini kebenarannya, Kadang kala kepercayaan tersebut

bertentangan dengan nilai-nilai medis modern, sehingga mengakibatkan

permasalahan kesehatan pada ibu hamil pada masa kehamilan. Tujuan dari

penelitian ini yaitu mengetahui pengalaman ibu hamil dalam perawatan kehamilan

berbasis budaya Madura.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis survei, Metode

kualitatif dengan jenis survei lebih mengutamakan untuk mengamati fenomena

alam atau sosial yang terjad didasarkan pada perspektif dan pengalaman yang

diteliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara

mendalam. Teknik analisa data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan simpulan.

Kesimpulan pada penelitian Masyarakat desa mayoritas lebih mempercayai

dukun beranak untuk memeriksakan kehamilan dari pada bidan desa. Ada mitos

yang dipercaya dan tidak ada mitos yang dipercaya, seperti tidak boleh melilitkan

handuk dileher, jika hal tersebut dilakukan maka dipercaya tali pusar akan melilit

bayi yang akan membahayakan bayi yang ada didalam kandungan. Sebagian besar

masyarakat desa Pegantenan meyakini bahwa jika tidak mengikuti semua proses

ritual kehamilan akan mendatangkan musibah yang menimpa ibu dan bayi

didalam kandungan, ritual merupakan salah satu kebiasaan yang masih sangat erat

dalam kebudayaan Madura. Sebagian besar masyarakat desa Pegantenan meyakini

bahwa jika tidak mengikuti semua proses ritual kehamilan akan mendatangkan

musibah yang menimpa ibu dan bayi didalam kandungan, ritual merupakan salah

satu kebiasaan yang masih sangat erat dalam kebudayaan Madura.

Kata kunci : Budaya Madura, Pengalaman, Perawatan Kehamilan.

x

Page 11: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

ABSTACT

THE TREATMENT OF PREGNANT WOMEN EXPERIENCE PREGNANCY- BASED CULTURE OF MADURA

(Qualitative Study in the village of Pegantenan Pamekasan)

By: Roni Wijaya

Pregnancy is a time of fun and highly anticipated – look forward to, but it can also

be a time of anxiety and concern. Low level of public awareness about the health of

expectant mothers become factors determining maternal mortality (DMM) and infant

mortality (IM). The goal of the research is to know the experiences of pregnant women in

the treatment of pregnancy-based culture of Madura.

The research uses qualitative methods with types of surveys, qualitative Method

with the type of the survey prefer to observe natural phenomena or social terjad based on

the experience and perspective are examined. Method of data collection in this research

with in-depth interviews. Data analysis techniques of data collection, data reduction, the

presentation of data and conclusions.

The Conclusions of research mother’s experience while pregnant in the treatment

of pregnancy in Madura, are there any myths in treating pregnancy in madura, based on experience of What the risks are if you don't follow all the rituals of pregnancy according

to Madura culture, what are the risks of not following the process of cultural rituals associated with madura pregnancy, how to experience mother related what should and

should not do while pregnant mothers according to the rules of the culture of Madura , If the pressure of the emotions (anxiety, cry or angry) what does the mother while pregnant,

during pregnancy, if the mother often pijet, what there are special activities each month during pregnancy, according to the culture of Madura. Level of knowledge about the care

of pregnant women at risk of pregnancy could endanger the mother and the baby in the womb, it is hoped the presence of the granting of additional information about the

importance of the maintenance of pregnancy.

Key words: culture Maintenance experience, Madura, pregnancy.

xi

Page 12: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ............................................................................................ i

SAMPUL DALAM ........................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan penelitian ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep kehamilan .................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian kehamilan .................................................................... 7

2.1.2 Periode masa kehamilan ................................................................ 8

2.1.3 Perubahan Psikologis dalam Kehamilan ....................................... 11

2.1.4 Kebutuhan psikologis ibu hamil ................................................... 14

2.1.5 Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil ................................................. 16

2.2 Konsep asuhan kehamilan ...................................................................... 20

2.2.1 Pengertian ...................................................................................... 20

2.2.2 Tujuan asuhan kehamilan ............................................................. 20

xii

Page 13: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

2.2.3 Standar asuhan kehamilan ............................................................ 21

2.2.4 Pelaksanaan asuhan kehamilan .................................................... 24

2.2.5 Faktor-faktor yang mepengaruhi kesehatan ibu hamil ................. 25

2.3 Kebudayaan ........................................................................................... 29

2.3.1 Pengertian Kebudayaan ................................................................. 29

2.3.2 Tradisi selama kehamilan .............................................................. 31

2.3.3 Budaya Madura dalam Perawatan Kehamilan .............................. 35

2.3.4 Tindakan Ibu Hamil dalam Pengalaman Perawatan Kehamilan

di Madura ...................................................................................... 35

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................ 37

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 38

4.2 Rancangan Penelitian ............................................................................. 38

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 38

4.4 Subyek Penelitian ................................................................................... 39

4.5 Definisi Operasional ............................................................................... 40

4.6 Instrumen Penelitian Dan Pengumpulan Data ........................................ 40

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 41

4.8 Etika Penelitian ....................................................................................... 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik informan ............................................................................ 45

5.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 47

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 62

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 74

6.2 Saran ....................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

Page 14: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional.................................................................................... 40

Tabel 5.1 Karakteristik informan utama................................................................... 46

Tabel 5.2 Karakteristik informan pendukung ......................................................... 46

xiv

Page 15: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengalaman Ibu Hamil Dalam

Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura 37

xv

Page 16: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pernyataan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 : Lembar Pertanyaan

Lampiran 4 : Percakapan dengan responden

Lampiran 5 : Dokumentasi penelitian

Lampiran 6 : Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan

Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 8 : Surat balasan dari Puskesmas Pegantenan

Lampiran 9 : Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 : Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

xvi

Page 17: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

1. Daftar Lambang

X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi

skor T

X : Mean skor kelompok

N : Jumlah populasi

%: Presentase

< : Lebih kecil

> : Lebih besar

2. Daftar Singkatan

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICME : Insan Cendekia Medika

Promkes : Promosi kesehatan

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

Dinkes : Dinas kesehatan

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

Dkk : Dan kawan-kawan

AKI : Angka kematian ibu

AKB : Angka kematian bayi

HIV : Human Immunodeficiency Virus

WHO : World Health Organization

xvii

Page 18: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti – nantikan,

tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Rendahnya kesadaran

masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentuan angka kematian

Ibu (AKI) atau Angka Kematian Bayi (AKB). Masih banyak faktor lain yang juga

cukup penting. Pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang

pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat, nilai budaya.

Madura pada umumnya masih percaya pada mitos, yang berkaitan dengan ibu

hamil dan perawatan pada masa kehamilan. Bagi masyarakat Madura mitos sudah

diyakini kebenarannya karena beberapa bukti yang terjadi. Masyarakat akan

melakukan apa saja dengan harapan keselamatan pada ibu dan bayinya. Kadang

kala kepercayaan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai kesehatan medis

modern, sehingga mengakibatkan permasalahan kesehatan pada ibu hamil pada

masa kehamilan (Pradhaksa, 2017).

Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Pamekasan Tahun 2014, Pencakupan

Kunjungan ibu hamil (K1) di Kabupaten Pamekasan Tahun 2014 sebesar 98.5%

dan kunjungan K4 sebesar 87.81%. Pencapaian K4 ini belum bisa mencapai target

yang ditentukan oleh SPM maupun MDG‟s yaitu sebesar 95%. Masih belum

tercapainya target K4 disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil ke bidan maupun dokter.

1

Page 19: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

2

Profil Kesehatan Kabupaten Pamekasan Tahun 2014 menunjukkan bahwa

jumlah kematian ibu di Kabupaten Pamekasan tahun 2014 sebanyak 13 ibu per

13.610 kelahiran hidup atau sebesar 95.52 per 100.000 kelahiran hidup dan masih

berada di bawah target MDG‟s 2015 sebanyak 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan

bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan dari 5 periode

sebelumnya yaitu pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per

100.000 kelahiran hidup. Hal ini jauh dari harapan yaitu sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015.

Penelitian Devi, dkk (2009) membuktikan bahwa Health Education

merupakan salah satu kegiatan yang tepat guna dalam upaya penurunan angka

kematian ibu hamil yaitu “Modifikasi Model Community Development”.

Berdasarkan penelitian tersebut, terungkap alasan ibu hamil di Madura lebih

memilih melahirkan pada dukun beranak karena latar belakang budaya yang

menyatakan bahwa bila ibu hamil melakukan persalinan pada bidan, maka

persalinannya dianggap sulit. Selain karena latar belakang budaya alasan lain yang

menyebabkan ibu hamil tidak melakukan persalinan pada bidan yaitu karena biaya

persalinan bidan mahal, takut operasi, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kegiatan Health Education merupakan salah satu solusi yang tepat guna

untuk mengendalikan angka kematian Ibu dan anak, oleh karena itu diperlukan

suatu upaya yang melibatkan semua pihak petugas kesehatan, tokoh masyarakat,

dan masyarakat terutama para ibu hamil untuk terus menerus menumbuhkan

…….

Page 20: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

3

kesadaran pada pribadi masing – masing untuk mengoptimalkan pemeriksaan dan

perawatan kehamilan ke petugas pelayanan kesehatan (Haryanto, 2010).

Membicarakan mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan memang tidak

akan pernah ada habisnya. Mitos telah menjadi adat istiadat yang bersifat turun

temurun dari orang tua kita terdahulu, menjadi suatu hal yang biasa dan sangat

mereka yakini. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan

budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab-

akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan,

seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu

dan anak. Pola makan, misalnya, fakta dasarnya adalah merupakan salah satu

selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa

setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil

dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan terhadap

beberapa makanan tertentu (Susmiati, 2011). Mitos-mitos semacam itu masih

berlaku pada zaman modern sekarang ini, bahkan beberapa tenaga kesehatan

sendiri masih mempraktikkannya. Hal itu membuktikan mitos-mitos yang terdapat

di masyarakat masih memiliki peran yang berarti untuk kelancaran proses

kehamilan dan persalinan (Khuzaiyah, 2010). Mitos kehamilan yang terjadi pada

ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor yang melingkupi setiap ibu hamil

diantaranya adalah faktor pengetahuan. Faktor pengetahuan memegang peranan

penting bagi ibu hamil dalam membentuk pola fikir dalam hal kepercayaan

terhadap mitos. Semakin tinggi pengetahuan yang diperoleh oleh seseorang maka

kepercayaan terhadap mitos makin diabaikan. Faktor keluarga juga berperan

dalam kepercayaan terhadap mitos. Artinya bila pasangan suami istri tinggal

…….

Page 21: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

4

bersama dengan orang tuanya maka banyak pantangan yang mesti mereka taati.

Sebaliknya bila suami istri tinggal terpisah dengan orang tuanya mereka

cenderung tidak mengikuti mitos tersebut. Alasannya karena tidak ada yang

melarang dan mengingatkan. Selain itu faktor lingkungan hidup juga berpengaruh

terhadap kepercayaan terhadap mitos. Maknanya, bagi masyarakat yang hidup

didaerah yang dekat dengan pusat pelayanan kesehatan, mereka relatif lebih

mudah melakukan interaksi dengan berbagai pengetahuan yang bersumber dari

kesehatan modern (Barthes, 2007).

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang "Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya

Madura".

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan

petanyaan penelitian sebagai berikut :

Bagaimana Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan Kehamilan Berbasis

Budaya Madura?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengalaman ibu hamil dalam perawatan pada kehamilan

berbasis budaya Madura.

…….

Page 22: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan

di madura?

2. Mengetahui apa ada mitos-mitos dalam merawat kehamilan di madura,

jika ada coba ibu ceritakan pengalamannya?

3. Mengetahui resikonya jika tidak mengikuti semua ritual kehamilan

menurut budaya madura?

4. Apa resikonya tidak mengikuti proses ritual budaya madura terkait

dengan kehamilan?

5. Mengetahui pengalaman ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya madura?

6. Mengetahui cara mengatasi stres berdasarkan kebiasaan bijak

7. Mengetahui kebiasaan bijak selama kehamilan

8. Mengetahui kegiatan khusus

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Dapat digunakan sebagai kerangka dalam membangun ilmu keperawatan

maternitas, yang berhubungan dengan,Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan

Kehamilan Berbasis Budaya Madura.

…….

Page 23: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

6

1.4.2 Secara Praktis

1. Bagi tempat penelitian

Dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang mitos-mitos selama kehamilan .

2. Bagi petugas kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi dalam melaksanakan pelayanan

dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil tentang mitos-mitos

selama kehamilan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman

tentang mitos-mitos selama kehamilan.

…….

Page 24: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep kehamilan

2.1.1 Pengertian kehamilan

Kehamilan (pregnancy) di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitungdari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau sepuluh bulan lunar atau 90 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimister, dimana

trimister kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimiter kedua 15 minggu (minggu

ke 13 hingga ke 27), dan trimister ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40)

(Prawirohardjo, 2009).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan bersalin. Federasi Obstetri

Ginekologi Internasional mendefenisikan kehamilan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-

27), dan trimester ketiga dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2009). (Solihah, 2011) mengatakan, secara medis kehamilan

dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria.

7

Page 25: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

8

Sel telur yang dibuahi akan berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan

menjalani pembelahan sampai 78 sel. Bakal janin ini lalu akan menempel di

selaput lendir rahim, yang terletak di rongga rahim. Kehamilan disimpulkan

sebagai masa dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali

dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian

bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh

yang membuat terjadinya proses konsepsi dan inplantasi sampai lahirnya janin.

2.1.2 Periode masa kehamilan

Dalam siklus kehamilan terbagi menjadi tiga periode/ triwulan sebagai

berikut:

1. Kehamilan trimester pertama (1-3 bulan). Awal kehamilan atau masa

trimester pertama merupakan saat yang rawan bagi perkembangan janin,

karena biasanya banyak wanita tidak menduga kalau dirinya sedang hamil.

Kehamilan baru diketahui ketika usia janin sudah menginjak waktu lebih

dari satu bulan. Sementara itu, jika mereka tidak sadar sedang hamil,

mereka akan mengkonsumsi berbagai macam makanan serta obat yang bisa

merusak perkembangan bayi dalam kandungan, karena itulah janin pada

umur 1-3 bulan ini sangat rentan keguguran.

Saat masa subur, jika sel telur dibuahi maka akan terjadi

penempelan sel telur yang berbentuk semacam bola pada dinding rahim

calon ibu. Masa ini adalah masa rawan, karena janin masih berupa cikal

bakal. Jika Janin selamat, maka bola sel telur itu akan terus berkembang.

Perkembangan sel telur ini akan membentuk seperti udang yang masih

berukuran kecil. Sel telur berbentuk udang kecil ini akan semakin

…….

Page 26: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

9

berkembang saat memasuki usia kehamilan dua bulan yang disertai dengan

penyusunan organ vital jantung serta susunan saraf pusat sejak kehamilan

bulan pertama. Bentuk udang akan semakin menyerupai bayi pada

pertengahan bulan kedua, dan disertai dengan terbentuknya wajah bayi serta

membesarnya ukuran kepala. Tanda-tanda kehidupan akan muncul dimulai

dengan berfungsinya jantung yang ditandai dengan detakan lembut. Selain

itu organ lain seperti bagian tangan serta kaki jug mulai terbetuk, seiring

dengan terlihat jelasnya tali pusat serta munculnya otot-otot. Pertumbuhan

semakin sempurna pada bulan ketiga dimana jantung sudah mencapai

bentuk yang sempurna.

Selain jantung, organ-organ lain juga ikut sempurna seperti kaki

serta tangan. Bulan ketiga juga mulai terbentuk organ baru seperti telinga,

pemisahan jari-jari tangan serta kaki yang mengikuti pembentukan kaki

serta tangan lainnya. Sementara organ-organ vital lainnya baru akan

terbentuk pada akhir bulan ketiga dan akan semakin sempurna pada bulan

keempat, karena perkembangannya sudah mulai sempurna.

2. Kehamilan trimester kedua (4-6 bulan). USG baru mulai bisa

memperlihatkan bentuk bayi dalam kandungan pada umur tiga bulan namun

itu baru gambaran kasar bayi. Memasuki bulan keempat, perkembangan

janin akan memasuki trimester kedua. Janin akan mulai bergerak yaitu pada

bulan keempat, tepatnya sekitar minggu ketiga belas. Hal ini terjadi karena

hormon pada bayi mulai aktif sehingga mereka sudah mulai bisa bereaksi

dengan situasi di dalam kandungan. Perkembangan bagian tangan dan kaki

mulai diikuti dengan tumbuhnya kuku serta rambut-rambut halus. Rambut

…….

Page 27: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

10

halus ini akan semakin menebal pada usia empat bulan, yang menyebabkan

sempurnanya bentuk alis, bulu mata serta rambut. Kulit juga mulai

berkembang pada periode ini, yang dimulai dengan kulit yang sangat tipis.

Begitu pula dengan panca indera yang lainnya seperti mata, hidung, telinga

ataupun mulut, sehingga pada bulan keempat ini, wajah mulai terbentuk

pada janin. Pada umur tiga bulan, bayi akan seukuran empat inci dan

bertambah satu inci pada bulan setelahnya.

Sementara untuk berat, pada umur empat bulan baru mencapai 45

gram tapi akan meningkat drastis setelah bulan keempat yaitu sampai 160

gram. Benar-benar perkembangan yang pesat. Jika hamil dengan umur lima

bulan, maka siap-siaplah untuk merasakan tendangan lembut pada perut.

Penyebabnya, hormon yang mulai aktif sehingga memicu aktivitas bayi.

Yang paling penting, pada umur lima bulan bayi akan mulai membentuk

selaput putih yang melapisi tubuh serta kulitnya yang kemudian kita kenal

dengan ari-ari. Berat badan bayi semakin bertambah pada bulan ini hingga

mencapai 650 gram dengan panjang sekitar 12 inci. Gerakan akan semakin

terasa karena pada umur enam bulan ini bayi mulai berubah posisi. Untuk

merangsang pertumbuhan janin supaya berkembang dengan baik ,maka

mulai umur enam bulan ini, disiapkan musik-musik lembut karena bayi

sudah mulai bisa mendengar.

3. Kehamilan trimester ketiga (7-9 bulan). Setelah usia janin memasuki

trimester pertama dan kedua, sisanya adalah menunggu kelahiran yang

biasanya terjadi pada trimester ketiga. Pada trimester ini yang dimulai

dengan bulan ketujuh, maka akan mulai disibukan dengan pemeriksaan dan

…….

Page 28: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

11

persiapan kelahiran bayi. Beberapa proses penyempurnaan perkembangan

janin terjadi pada bulan-bulan ini, dimulai pada bulan ketujuh yaitu sistem

sarafnya yang mulai bekerja serta otak yang berkembang dengan sangat

cepat dari waktu ke waktu. Bayi dalam kandungan juga mulai bisa

membuka dan menutup kelopak mata pada trimester akhir ini khususnya

pada bulan kedelapan.

Masa ini adalah masa saat seorang ibu bisa memperhatikan dengan

jelas pergerakan sang bayi, bersama tendangan-tendangannya. Trimester

akhir ini, bayi sudah benar-benar berkembang, baik dalam kelengkapan

serta fungsi organ-organ tubuh ataupun penambahan berat badannya. Bayi

juga sudah mulai bisa mengambil sesuatu dan menahannya, sementara

dilain pihak janin juga sudah memiliki reflek menghisap yang baik sebagai

bekalnya menyusu saat lahir nanti. Calon bayi juga sudah siap dilahirkan

mulai bulan delapan, dimana paru-parunya telah sepenuhnya berkembang,

sistem kekebalan tubuh berfungsi, otaknya sedang bekerja dan beratnya

sudah mencapai 2,3 kilogram atau lebih besar tergantung gennya. Lidah

bayi juga sudah mulai mengecap rasa, entah itu rasa asam ataupun manis.

Idealnya bayi akan lahir pada umur delapan sampai sembilan bulan, saat ia

sudah mencapai pertumbuhan yang cukup dan fisiknya telah tumbuh dengan

sempurna. Sangat penting untuk menyadari semua perubahan yang terjadi

dengan bayi dalam tubuh.

Ketika otaknya sedang berkembang, sangatlah penting bagi ibu

untuk melatih diri agar mendapatkan nutrisi yang baik dan mengkosumsi

vitamin prenatal setiap hari, sesuai dengan saran dokter. Istirahat yang

…….

Page 29: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

12

cukup dan menjaga diri sendiri terutama jauh dari rokok, alkohol serta obat-

obatan karena bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bayi.

2.1.3 Perubahan Psikologis dalam Kehamilan

Kehamilan dari sudut psikologi merupakan peristiwa yang membahagiakan

bagi seluruh anggota keluarga, sementara diantara anggota dalam keluarga

tersebut ada anggota yang disamping merasa bahagia juga mengalami kegelisahan

dan kecemasan, bahkan dapat mengalami depresi. Anggota keluarga yang

dimaksud adalah si calon ibu. Sejak saat hamil pada umumnya ibu hamil sudah

mengalami kegelisahan dan kecemasan tentang kehamilannya Niven (1992).

Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak

terelakkan, merupakan fenomena yang hampir selalu menyertai kehamilan,

merupakan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan

fisik dan psikologis mendasar yang terjadi selama kehamilan. Selanjutnya

timbulnya kecemasan dan kegelisahan tersebut mengawali terjadinya perubahan

psikologis berupa peningkatan sensitivitas nyeri, dimana nilai ambang nyeri

menurun, artinya dengan stimuli kecil saja wanita hamil sudah merasakan nyeri.

Semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin rendah nilai ambang nyeri,

menyebabkan semakin berat nyeri yang dipersepsi Reeder (1997). Begitu beratnya

asumsi masyarakat terhadap kecemasan dan nyeri kehamilan serta persalinan

sehingga mempengaruhi budaya lokal, antara lain timbulnya tradisi upacara

„tingkepan‟ atau „mitoni‟ (peringatan 7 bulan kehamilan) dalam masyarakat etnis

Jawa. Menurut tradisi tersebut upacara itu dimaksudkan sebagai tolak bala demi

keselamatan dan kesehatan ibu dan bayinya selama kehamilan, saat kelahiran dan

sesudahnya. ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi mendapat dukungan

…….

Page 30: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

13

emosional dan fisik dari suaminya sebagaimana yang diharapkan, akan kecil

kemungkinannya mengalami komplikasi psikologis akibat kehamilan.

Hasil studi tentang psikologi kehamilan membuktikan bahwa fenomena

kecemasan yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang merupakan beban ekstra yang dapat berasal dari dalam tubuh sendiri

maupun dari kejadian diluar tubuh. Apabila ibu hamil tidak mampu beradaptasi

dengan beban ekstra tersebut, akan mengalami kecemasan (Notosoedirdjo, 1996).

Selain itu adanya perubahan hormonal ini menyebabkan emosi perempuan

selama kehamilan cenderung berubah-ubah, sehingga tanpa ada sebab yang jelas

seorang wanita hamil merasa sedih, mudah tersinggung, marah atau justru

sebaliknya merasa sangat bahagia. Kartono (1992) mengatakan bahwa semakin

bertambah beratnya beban kandungan dan bertambah banyaknya rasa tidak

nyaman secara fisik, maka kondisi psikologis ibu hamil juga ikut terganggu,

sehingga dapat mengalami kecemasan. Hal tersebut juga didukung hasil penelitian

Darmayanti (2003) yang menunjukkan bahwa 80% ibu hamil mengalami rasa

khawatir, was-was, gelisah, takut dan cemas dalam menghadapi kehamilannya.

Perasaan-perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang

dikandung, ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinannya, serta

perubahan fisik dan psikis yang terjadi.

Penyebab kecemasan pada masa kehamilan terutama pada kehamilan

trimester ketiga dalam hal ini contohnya seperti rasa cemas dan takut mati, trauma

kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan riil seperti ketakutan

bayinya lahir cacat. Pada saat yang sama, ibu hamil juga merasakan kegelisahan

mengenai kelahiran bayinya dan permulaan dari fase baru dalam hidupnya.

…….

Page 31: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

14

Perasaan cemas ibu hamil trimester ketiga dalam memikirkan proses melahirkan

serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan

pertamanya, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Walaupun mereka

telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi persalinan tetapi rasa cemas

tetap akan ada Ambarwati (2004). Ibu hamil yang mengalami rasa cemas

berlebihan akan berdampak buruk sehingga dapat memicu terjadinya rangsangan

kontraksi atau sebaliknya tidak ada kontraksi yang bisa menyebabkan perdarahan

saat persalinan sehingga dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan

penanganan yang adekuat.

2.1.4 Kebutuhan psikologis ibu hamil

Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil sampai menjelang masa persalinan

selain karena faktor fisik dan psikologis juga kemungkinan disebabkan oleh

faktor-faktor lain seperti faktor sosial. Faktor sosial yang dapat menyebabkan

kecemasan tersebut seperti pengalaman melahirkan, dukungan sosial, hubungan

suami istri dan keluarganya Pitt (1994). Untuk menurunkan rasa cemas tersebut

ibu hamil sangat memerlukan suatu dukungan antara lain :

1. Support Keluarga. Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga

yang dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi

selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota

keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus

terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dapat memberikan

perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan

kehamilannya.

…….

Page 32: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

15

2. Dukungan Suami. Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan

meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan

persalinan bahkan dapat memicu produksi ASI. Tugas suami yaitu

memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga

istri mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama

3. Dukungan Keluarga. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan

pasangan menjadi orang tua. Dukungan keluarga dapat berbentuk: orang tua

kandung maupun mertua mendukung kehamilan ini, orang tua kandung

maupun mertua sering berkunjung, seluruh keluarga mendoakan

keselamatan ibu dan bayi, serta menyelenggarakan ritual adat istiadat.

4. Dukungan Lingkungan. Dukungan lingkungan dapat berupa doa bersama

untuk keselamatan ibu dan bayi, membicarakan dan menasehati tentang

pengalaman hamil dan melahirkan, kesediaan untuk mengantarkan ibu

periksa, menunggui ibu ketika melahirkan dan mereka dapat menjadi seperti

saudara ibu hamil.

5. Support Tenaga Kesehatan. Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat

berperan dalam memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai

tempat mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi

kehamilan dan persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali

keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang baik, saling

mempercayai dapat memudahkan bidan/ kehamilan. Penelitian yang dimuat

dalam artikel ”What Your Partner Might Need From You During

Pregnancy” terbitan Allina Hospitals dan Clinics (2001), Amerika Serikat,

mengatakan keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI

…….

Page 33: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

16

untuk bayinya kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan

keterlibatan suami dalam masa kehamilan. Contoh dukungan suami selama

kehamilan antara lain: mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri

memeriksakan kehamilannya, tidak membuat masalah dalam

berkomunikasi. tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan.

Peran bidan dalam memberikan dukungan antara lain: melalui kelas

antenatal, memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah

untuk konsultasi, meyakinkan bahwa ibu dapat menghadapi perubahan

selama kehamilan, membagi pengalaman yang pernah dirasakan sendiri dan

memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu dalam menghadapi

kehamilannya.

6. Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan. Ketidaknyamanan fisik

maupun psikologis dapat terjadi pada ibu selama kehamilan. Kerjasama

bidan dengan keluarga sangat diharapkan agar dapat memberikan perhatian

dan mengatasi masalah yang terjadi selama kehamilan. Dukungan dari

suami, keluarga yang lain dan tenaga kesehatan dapat memberikan perasaan

aman dan nyaman selama kehamilan.

2.1.5 Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil

Dalam masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu bulan ke 1 sampai

3 disebut trimester satu. Bulan selanjutnya yaitu 4-6 trimester dua. Bulan ke 7

sampai kelahiran bayi disebut trimester tiga. Dalam setiap trimester memiliki

pertumbuhan bayi yang berbeda sehingga nutrisi yang dibutuhkan berbeda

Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi sesuai trimester kehamilan.

…….

Page 34: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

17

1. Trimester satu. Minggu pertama sampai minggu ke dua belas adalah

perkembangan janin untuk kelengkapan organ penting. Nutrisi yang

dibutuhkan berupa kalori yang lebih. Pertumbuhan janin memerlukan

asupan kalori yang sesuai sehingga terbentuk cepat. Asupan kalori kadang

terganggu karena adanya mual dan muntah yang pada umumnya dialami

pada trimester pertama. Karbokidrat yang dibutuhkan sebanyak 2000 kilo

kalori yang bisa didapat dari nasi, roti, gantum dan sereal dll. Kalsium juga

memiliki peranan dalam pembentukan tulang rangka janin yang didapat

dari: susu, yogurt dan jenis makana lain yang mengandung protein untuk

pertumbuhan sel otak.Vitamin A, B1, B2, B3 dan B6 sangat dibutuhkan

untuk tumbuh kembang janin, selain itu vitamin B12 dalam pembentukan

sel darah.

2. Trtimester dua. Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan

yang sangat pesat, sehingga harus diimbangi dengan asupan nutrisi. Pada

awal trimester kedua asupan kalori memang masih perlu ditingkatkan

mengingat banyaknya organ yang akan terbentuk. Jangan lupa asupan zat

besi dan vitaminC dalam mengoptimalkan pembentukan sel darah merah

dalam mendukung jantung dan system peredaran darah janin yang sedang

berkembang pada minggu ke 17. Asam lemak omega 3 dibutuhkan untuk

pembentukan otak janin diakhir trimester dua. Hindari asupan yang

mengandung kafein yang tinggi, kopi dan teh karena kafein beresiko

mengganggu perkembangan system saraf pusat. Ibu hamil perlu menambah

asupan makanan dengan 300 kalori/hari. Pilih makanan yang banyak

mengandung serat seperti sayuran hijau dan buah-buahan. Banyak minum 8-

…….

Page 35: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

18

10 gelas/hari untuk menghindari sembelit dan wasir yang banyak diderita

oleh ibu hamil.

3. Trimester tiga. Untuk mempersiapkan kelahiran bayi, ibu hamil

membutuhkan bekal energi yang memadai. Selain untuk mengatasi beban

yang bertambah beratnjuga untuk cadangan energi dalam persalinan

nantinya. Gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan oleh ibu hamil baik

secara kuantitas dan kwalitasnya. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat

sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan oleh karena itu jaga

jangan sampai ibu hamil kekurangan nutrisi yang berkwalitas tinggi.

Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum

hamil dan kebutuhan tersebut semakin bertambah pada saat ibu menyusui

bayinya. Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat

diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Fase pemenuhan gizi ibu dan

bayi yang paling efektif harus dimulai sebelum masa kehamilan dan

kemudian berfokus pada 12 minggu pertama masa kehamilan. (Wibowo,

2012 dalam Sulistiyanti, 2013). Kebutuhan energi dan zat gizi pada tubuh

akan meningkat karena kondisi kehamilan mengakibatkan terjadinya

peningkatan metabolisme energi pada ibu hamil. Pada dasarnya semua zat

gizi memerlukan tambahan ketika seseorang mengalami kondisi hamil.

Namun kekurangan energi dari protein dan beberapa mineral seperti zat besi

dan kalsium seringkali terjadi pada ibu hamil. Kekurangan energi kronik

yang diderita oleh ibu hamil mempunyai resiko yang tinggi dan komplikasi

pada kehamilan. Resiko dan komplikasi meliputi anemia, pendarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena penyakit

…….

Page 36: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

19

infeksi (Lubis, 2003). Hal yang sama dikatakan oleh Praditama (2010) yang

mengutip Soedarmo (1977) mengatakan bahwa pada wanita hamil, terdapat

pertumbuhan janin dan jaringan pada wanita terhubung dengan keperluan

pertumbuhan janin tersebut. Sehingga wanita hamil memerlukan tambahan

kalori di atas keadaan normal biasanya. Namun, adanya kepercayaan dalam

budaya dapat berhubungan dengan kebiasaan makan, kebiasaan

mempertahankan kesehatan, kebiasaan sakit, serta gaya hidup (Mubarak,

2007 dalam Sulistiyanti (2013).

Menurut Simanjuntak (2005), setiap trimester kebutuhan ibu akan makanan

berbeda – beda. Pada kehamilan trimester pertama umumnya timbul keluhan

seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang, tetapi ibu

hamil harus tetap makan, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi

makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Pada trimester kedua mulai

dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan serta perkembangan janin serta

untuk mempertahankan kesehatan si ibu. Hendaknya lebih banyak memakan

bahan makanan sumber protein. Bahan makanan sumber protein adalah ikan,

daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lain -

lain. Pada trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung

untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi

kegemukan.

Praditama (2010) yang mengutip pendapat Foster & Anderson (2006),

terdapat pantangan ataupun mitos-mitos pada masyarakat selama masa kehamilan

yang dapat merugikan ibu hamil. Pantangan terhadap makanan tentu akan

merugikan apabila berbeda dengan tinjauan medis. Dalam pantangan agama,

…….

Page 37: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

20

tahayul, dan kepercayaan tentang kesehatan, terdapat bahan makanan bergizi yang

tidak boleh dimakan. Makanan merupakan konstruksi sosial yang dibangun oleh

masyarakat melalui budaya setempat. Bukan hanya masalah gizi yang terdapat

dalam makanan, namun juga persoalan tentang budaya yang meliputi ketersediaan

makan, kebiasaan makan, pantangan makan dan pengambilan keputusan.

2.2 Konsep asuhan kehamilan

2.2.1 Pengertian

Asuhan Kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan

memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan

upaya koreksi terhadap penyimpangan yangditemukan selama kehamilan Yulifah

( 2009).

Asuhan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan Depkes RI (2010). Asuhan kehamilan

merupakan suatu program berkesinambungan selama kehamilan, persalinan,

kelahiran dan nifas yang terdiri atas edukasi, screening, deteksi dini, pencegahan,

pengobatan, rehabilitasi yang bertujuan untuk memberikan rasa aman dan

nyaman, sehingga ibu mampu merawat bayi dengan baik (Sosroatmodjo, 2010).

2.2.2 Tujuan asuhan kehamilan

Mansjoer (2005) menyatakan bahwa tujuan asuhan kehamilan adalah

memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi; meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi; mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

…….

Page 38: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

21

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan; mempersiapkan persalinan cukup bulan,

melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin; mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif; mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Tujuan asuhan kehamilan meliputi; mempromosikan dan menjaga kesehatan

fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan

proses kelahiran bayi; mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis,

bedah, atau obstetri selama kehamilan; mengembangkan persiapan persalinan

serta kesiapan menghadapi komplikasi; membantu menyiapkan ibu untuk

menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara

fisik, psikologis dan sosial (Kusniyati, 2009)

2.2.3 Standar asuhan kehamilan

Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan,

pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan

atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu

wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi,

serta KB pasca persalinan (Depkes RI, 2010). Pelayanan asuhan kehamilan yang

diberikan petugas kesehatan yang profesional pada ibu hamil sesuai dengan

…….

Page 39: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

22

standar antenatal care yang telah ditetapkan dengan standar minimal “7T”,

meliputi :

1. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan. Total pertambahan

berat badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5 - 16 kg. Adapun tinggi

badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang

baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm (Yeyeh, 2009).

2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui

perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang

adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah

sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan

dapat mengindikasi potensi hipertensi (Yeyeh, 2009).

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu

pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24

minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur

tinggi fundus uteri memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian

ditentukan sesuai rumusnya (Depkes RI, 2007).

4. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap , untuk mencegah

supaya bayi tidak terjkena penyakit Tetanus (Tetanus neonaturum).

Pemberian immunisasi TT pada kehamilan pada umumnya 2 kali saja.

Immunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu dan untuk

immunisasi ke dua diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk

memaksimalkan perlindungan maka dibuat jadwal pemberian immunisasi

pada ibu ( Prawirdjohardjo, 2005).

…….

Page 40: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

23

5. Zat Besi pada ibu hamil. Fe merupakan zat nutrisi yang gunanya untuk

mencegah defisiensi zat besi, bukan menaikkan kadar haemoglobin.Wanita

hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60/hr.Kebutuhan hanya meningkat

secara signifikan pada trimester dua, karena absorsi usus yang tinggi. Fe

diberikan 1 kali/hr setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet

selama kehamilan.Tablet Fe sebaiknya tidak diminum dengan the atau kopi,

karena akan mengganggu penyerapan.jika ditemukan anemia diberikan 2-3

tablet/hr.Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan

Haemoglobin ( Hb) yang dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu: pada saat

kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau jika ada

ditemukan tanda-tanda anemia (Dep Kes RI, 2006).

6. Tes terhadap penyakit menular seksual. Penyakit menular seksual (PMS)

merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

yang dapat menimbulkan gangguan pada saluran kemih dan reproduksi. Ibu

hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap Penyakit Menular

Seksual (PMS). Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk

mengetahui etiologi yang pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular

seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting dilakukan karena PMS dapat

menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang

dikandung/dilahirkan (Yulifah,dkk, 2009).

7. Temu wicara. Dalam rangka persiapan rujukan Temu wicara ditujukan

untuk ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang

membutuhkan rujukan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan konsultasi

atau melakukan kejasama penanganan (Yulifah,dkk, 2009). dalam program

…….

Page 41: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

24

kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan tim kesehatan menyebutkan

bahwa kebijakan pelayanan antenatal merupakan kebijakan umum dalam

memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar pada jenjang

pelayanan yaitu : meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga,

dan kader) dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan antenatal dan

pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan

kesehatan, meningkatkan mutu dan jumlah tenaga pelaksana maupun

peralatan fasilitas pelayanan antenatal, melakukan pemeriksaan kehamilan

minimal 4 kali yaitu pada triwulan pertama 1 kali, triwulan kedua 1 kali, dan

pada triwulan ketiga 2 kali, serta meningkatkan system rujukan kehamilan

resiko tinggi (Depkes, 2007).

2.2.4 Pelaksanaan asuhan kehamilan

Pelaksanaan asuhan kehamilan/ANC dilakukan minimal 4 kali, yaitu l kali

pada trimester satu, 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimister tiga.

Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan

di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing. Ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan dikatakan teratur jika melakukan pemeriksaan kehami lan

≥4k ali kunjungan, kurang teratur jika pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan

dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali

kunjungan (WHO, 2006).

Kunjungan ibu hamil atau kontak ibu hamil merupakan kunjungan dengan

tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan perawatan antenatal sesuai

standar yang ditetapkan. Kunjungan antenatal care tidak hanya mengandung arti

bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak

…….

Page 42: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

25

tenaga kesehatan (di posyandu, polindes/poskesdes, kunjungan rumah) dengan ibu

hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar (Meilani,dkk, 2009).

Kunjungan ANC yang dimaksud adalah:

1. K-1 (Kunjungan Pertama) adalah kunjungan/ kontak pertama ibu hamil

dengan petugas kesehatan pada trimester pertama selama masa kehamilan

yang dimaksudkan untuk diagnosis kehamilan. National Institute Clinical

Excellence /NICE, (2008) merekomendasikan agar kunjungan antenatal

pertama dilakukan pada usia kehamilan 10 minggu.

2. K-2 (Kunjungan Kedua) adalah kunjungan/ kontak kedua ibu hamil dengan

petugas kesehatan pada trimester kedua selama masa kehamilan.

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan atau cacat bawaan.

3. kesehatan pada trimester ketiga pada masa kehamilan. Pemeriksaan

terutama menilai resiko kehamilan juga melihat aktivitas janin dan

pertumbuhan secara klinis.

4. K-4 (Kunjungan keempat) adalah kunjungan/ kontak keempat ibu hamil

dengan petugas kesehatan pada trimester ke tiga selama masa kehamilan

pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian kesejahteraan janin dan

fungsi plasenta serta persiapan persalinan (Rukiah dan Yulianti, 2014).

2.2.5 Faktor-faktor yang mepengaruhi kesehatan ibu hamil

Menurut Sulistyawati (2009) faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan

kehamilan pada ibu hamil yaitu :

1. Faktor fisik

a. Status Kesehatan

Kehamilan pada usia tua

…….

Page 43: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

26

Segi negatif kehamilan di usia tua.

b. kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari usia 35 tahun akan

sangan menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut

memengaruhi kondisi janin.

c. pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah

menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia

reproduksi sehat (25 – 30 tahun)

Segi Positif hamil di usia tua

a. Kepuasan Peran Sebagai Ibu.

b. Merasa Lebih siap.

c. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik.

d. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

e. Mampu mengambil keputusan

f. Karier baik, status ekonomi lebih baik.

g. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi

h. Periode Menyusui lebih lama.

i. Toleransi pada kelahiran lebih besar

d. Kehamilan Multiple

Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin)

biasanya kondisi ibu lemah. Inii disebabkan oleh adanya beban ganda

yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen, dan lain-

lain. Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa

penyulit pada proses persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio

caesarla – SC) lebih dipertimbangkan.

…….

Page 44: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

27

e. Kehamilan dengan HIV

Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi

sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya. Virus

HIV kemungkinan besar akan ditransfer melalui plasenta ke dalam

tubuh bayi.

f. Status Gizi

Selama proses kehamilan, bayi sangat membutuhkan zat – zat penting

yang hanya dapat dipenuhi dari ibu, penting bagi bidan untuk

memberikan informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang

memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya

masyarakat di era sekarang ini lebih mementingkan selera dengan

mengabaikan kualitas makanan yang dikonsumsinya.

g. Gaya Hidup

Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat

sekarang, ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan

kesehatan seorang wanita hamil. Misalnya kebiasaan bergadang,

bepergian jauh dengan berkendara motor, dan lain – lain. Gaya hidup

ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena

kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.

h. Perokok / Alkoholik

Ibu hamil yang merokok akan merugikan dirinya dan bayinya. Bayi

akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok dapat

ditransfer lewat plasenta kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan

…….

Page 45: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

28

merokok berat kita harus waspada akan resiko keguguran, kelahiran

prematur, bahkan kematian janin.

i. Hamil di Luar nikah / kehamilan yang tidak di harapkan

Jika kehamilan tidak di harapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat

membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk

melakukan haal – hal positif yang dapat meningkatkan kesehatan

bayinya.

2. Faktor psikologis

a. Stresor Internal dan Eksternal.

1) Stresor Internal meliputi faktor – faktor pemicu stres ibu hamil

yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang

ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan

bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir.

2) Stresor Eksternal yaitu pemicu stres yang berasal dari luar,

bentuknya sangat bervariasi.

3. Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi

a. Kebiasaan dan Adat Istiadat.

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu

hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan

bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah

berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat

melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan

tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif.

Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya

…….

Page 46: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

29

kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika

menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk

terhadap kesehatan, tidak ada salahnya memberikan respon yang positif

dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat

b. Fasilitas Kesehatan.

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan

kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap

kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah

antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat

menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka

kesehatan ibu (AKI).

c. Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi

keselamatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan

tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan

kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan

meningkat karena nutrisi yang di dapatkan berkualitas, selain itu ibu

tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan

pemenuhan kebutuhan sehari – hari setelah bayi lahir.

2.3 Kebudayaan

2.3.1 Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari (Bahasa Sansakerta) buddhayah yang

merupakan bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

diartikan sebagai hal – hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. E.B Tylor

…….

Page 47: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

30

mendifinisikan kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan

serta kehabisan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat

dengan kata lain, kebudayaan mencangkup semua yang di dapatkan atau di

pelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala

sesuatu yang di pelajari dari pola – pola prilaku yang normativ. Artinya,

mencangkup segala cara – cara atau pola – pola berfikir, meresahkan, dan

bertindak (Soekarto, 2006)

Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai suku. Salah

satunya adalah suku jawa. Perbedaan suku akan menyebakbkan perbedaan dalam

adat istiadat yang dilakukannya, pengaruh sosial budaya dalam masyarakat

memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi

tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda

bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan

dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak

positif dan negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat

hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana

dapat bertahan denngan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka.

Kebudayaan atau culture dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap

kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.

Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan

kesehatan, tetapi juga membantu masyarakatt mengerti tentang proses terjadinya

suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang di anut

hubungannya dengan kesehatan (Indriyani, 2014)

…….

Page 48: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

31

2.3.2 Tradisi selama kehamilan

Anak adalah rezeki yang sangat berharga bagi setiap pasangan suami istri,

tidak terkecuali masyarakat Madura. Oleh karena itu, perawatan sejak hamil pun

sudah diperhatikan. Ketika mengetahui bahwa si ibu hamil, maka seluruh anggota

keluarga akan memberikan perhatian lebih kepadanya. Lalu, mulai diadakan

selametan, anjuran, serta pantangan pantangan bagi ibu hamil tang semuanya

bertujuan agar bayinya selamat, tanpa tahu apakah hal tersebut secara medis

modern baik atau malah buruk bagi kesehatan ibu dan janinnya. Mereka juga

memeriksakan kandungan dengan cara memanggil dukun bayi atau pergi ke bidan

di Polindes. Dukun bayi bertugas memijat ibu, termasuk juga perutnya, agar posisi

bayi tidak sungsang ketika proses persalinan. Sementara tenaga bidan dibutuhkan

untuk memeriksakan kandungan secara medis dan pemberian vitamin (Widyasari,

dkk. 2012). Tradisi perawatan kehamilan dari sisi spiritual juga dilakukan dalam

bentuk ritual selametan yang bertujuan agar calon jabang bayi sehat dan selamat.

Bentuk selametan ini biasanya berupa acara pengajian dan doa bersama yang

biasanya dipimpin oleh kiai dengan mengundang tetangga serta kerabat dekat.

Selametan ini dilaksanakan pada usia kehamilan 4 dan 7 bulan. Hal ini dilakukan

karena mereka meyakini bahwa roh mulai ditiupkan pada bayi saat kehamilan 4

bulan. Sementara itu, selametan pada usia kandungan 7 bulan, biasa disebut

dengan pelet betteng (pijat perut), dilakukan dalam rangka persiapan persalinan

agar lancar dan selamat. Pada waktu ritual ini Ibu hamil dipijat bagian perutnya

oleh dukun bayi sementara Kiai dan beberapa tetangga mengaji dan berdoa

bersama. Setelah itu Ibu dimandikan di halaman rumah dengan cara setiap anggota

keluarga dan tetangga yang hadir menyiramkan air yang sudah dicampur

…….

Page 49: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

32

dengan bunga ke atas kepala Ibu tersebut. Kemudian Si Ibu menginjak telur dan

memberikan ayam yang digendongnya kepada dukun bayi (Widyasari, dkk.,

2012).

Beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil antara lain

tidak boleh mengonsumsi makanan yang pedas agar nantinya wajah bayi tidak

merah dan kotoran tidak sering menempel di mata bayi. Makanan pantang lainnya

adalah daging kambing, nanas, semangka, dan beberapa jenis makanan yang

terasa panas di dalam perut. Sementara kebiasaan yang tidak boleh dilakukan

adalah duduk di depan pintu, memberikan makanan kepada seseorang yang

sedang berada di luar pagar rumah. Apabila hal ini dilakukan, maka dikhawatirkan

proses persalinan nanti menjadi sulit. Kebiasaan lain yang harus dihindari adalah

melilitkan handuk atau kerudung ke leher karena biasanya jika hal ini dilakukan

akan menyebabkan tali pusat melilit leher bayi ketika proses kelahiran. Minuman

yang dianjurkan adalah air kelapa yang kelapanya diberikan oleh kiai ketika acara

7 bulanan (pelet beteng) agar air ketubannya bersih dan bayi yang dilahirkan juga

bersih kulitnya, lebat rambutnya, dan bening matanya serta persalinan nanti

berlangsung lancar dan rahim terasa licin. Ini sudah menjadi kepercayaan turun-

temurun dari nenek moyang terdahulu. Sebagai masyarakat agamis, doa dan

bacaan Alquran oleh orang tua yang ditujukan untuk keselamatan bayinya juga

dilakukan. Tradisi membacaSurat Yusuf dan Maryam dalam Alquran sering

dilakukan oleh orang tua calon bayi. Tujuannya adalah agar proses persalinan

lancar serta anak yang dilahirkan kelak menjadi anak yang sholeh dan tampan

seperti Nabi Yusuf atau cantik dan sholehah seperti Maryam.

…….

Page 50: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

33

Tradisi Selama Persalinan dan Masa Menyusui Sebagian besar masyarakat

desa percaya bahwa tempat seseorang dilahirkan akan menjadi tempat yang

barokah dan dipenuhi rezeki. Misalnya, jika persalinan terjadi secara tidak sengaja

di atas kendaraan seperti angkot, maka angkot tersebut akan menjadi angkot yang

barokah dan sopirnya mendapatkan rezeki yang melimpah. Seandainya bersalin di

rumah, maka rumah tersebut akan menjadi tempat yang selalu dipenuhi rezeki.

Oleh karena itu, bagi mereka, jika memungkinkan, persalinan lebih baik dilakukan

di rumah sendiri daripada di Polindes atau fasilitas kesehatan yang lain

(Widyasari, dkk., 2012).

Ketika ibu sudah mulai merasa kesakitan karena mendekati persalinan, ibu

diberi jamu berupa satu siung bawang putih dan beberapa helai daun jrangoh.

Jamu ini berkhasiat untuk menghilangk an rasa sakit dan mempercepat proses

persalinan jika memang sudah waktunya (Widyasari, dkk., 2012). Orang-orang

yang biasanya ada di samping ibu ketika proses persalinan adalah suami, ibu dari

si ibu hamil, dan mertua si ibu hamil. Namun, ada beberapa kejadian sang suami

tidak dapat mendampingi istri karena sedang berada di luar kota untuk bekerja.

Saat bayi sudah dilahirkan, yang mengazani adalah si ayah, namun jika ayah tidak

ada maka kakek atau paman si bayi yang melakukannya. Jika bayi dilahirkan tidak

di rumah (di Polindes misalnya), maka ketika pulang bayi digendong oleh

neneknya sambil membawa sebatang lidi yang bertujuan untuk mengusir setan di

jalan. Hal yang sama juga dilakukan oleh si ibu yang biasanya naik sepeda motor

dengan suaminya. Bayi yang masih belum berusia satu hari, dalam kondisi

dibedong, biasanya segera disuapi madu atau degan (kelapa muda) agar

…….

Page 51: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

34

tenggorokannya agama, mengambil bolpoin berarti kelak anak tersebut akan

menjadi orang pintar, dan seterusnya.

Upacara adat atau acara selametan merupakan suatu bentuk dukungan

psikologis, fisik, dan sosial yang luar biasa dan diwariskan secara turun-temurun.

Di dalamnya juga terkandung nilai-nilai spiritual yang disesuaikan dengan agama

masing-masing. Upacara adat bagi ibu hamil juga akan memberi rasa percaya diri,

menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran menjadi seorang ibu,

mengubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama kehamilan,

meningkatkan rasa aman dan perasaan dihargai (Tari, 2011).

Hari-hari selanjutnya, bayi tidak hanya minum ASI, tetapi setiap pagi dan

sore disuapi pisang yang dicampur dengan nasi tim. Menurut keterangan seorang

ibu yang memiliki bayi, jika tidak diberi makanan pendamping ASI, bayinya akan

rewel, suka menangis karena lapar sehingga mengganggu si ibu ketika bekerja di

sawah maupun di dapur. Ada dua cara untuk menyuapkan makanan, yaitu dengan

menggunakan sendok dan menggunakan cara tradisional. Cara tradisional, yaitu

bayi diikat di atas kaki penyuap yang berselonjor, kemudian disuapi dengan

tangan tanpa memedulikan bayi menangis meronta. Masyarakat beranggapan

bahwa cara ini dilakukan untuk membuat bayi kenyang, bukan bermaksud untuk

menyakiti bayi. Ada beberapa pantangan untuk ibu ketika sedang dalam masa

menyusui bayi, di antaranya adalah ibu tidak diperkenankan mengonsumsi ikan

laut karena dikhawatirkan ASI-nya akan berbau amis, tidak boleh mengonsumsi

cabai terlalu banyak karena membuat ASI-nya terasa pedas dan menyebabkan

mata bayi kotor dan memerah. Pantangan lainnya yaitu tidak melakukan

hubungan seksual terlalu sering agar ASI tidak panas dan membuat bayi kurang

…….

Page 52: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

35

menyukainya. Sementara ramuan untuk memperlancar ASI terbuat dari air hangat

hasil rendaman abu bekas pembakaran tungku, abu biasa (tanah), dan asam jawa.

Ramuan ini biasa disebut dengan pejje. Mayoritas masyarakat meyakini dan

percaya bahwa ramuan ini benar-benar bisa memperlancar ASI (Widyasari, dkk.,

2012).

2.3.3 Budaya Madura dalam Perawatan Kehamilan

Pengaruh budaya atau adat istiadat yang terdapat di lingkungan madura

cukup kuat seperti adanya mitos seputar kehamilan dan persalinan. Ini

dikarenakan pendidikan yang rendah dan budaya generasi sebelumnya serta

kepatuhan terhadap anjuran orang tua. Adanya pengaruh budaya (mitos) seputar

kehamilan yang cukup kuat mengakibatkan sebagian besar orang madura lebih

mempercayai budaya tersebutr daripada anjuran tenaga kesehatan (dokter dan

bidan). ,mereka tetap melakukan pemeriksaan kehamilan ke dukun karena

menganggap bahwa dukun lebih mengerti posisi bayi dalam kandungan dan dapat

melakukan pemijatan perut yang mempermudah saat persalinan.

2.3.4 Tindakan Ibu Hamil dalam Pengalaman Perawatan Kehamilan di

Madura

Dalam mempersepsikan tindakan apa yang akan di ambil atau memutuskan

suatu hal yang terkait pemeriksaan kehamilan, masyarakat madura menyatakan

akan berembuk atau berdiskusi dahulu dengan orang lain terutama pihak keluarga

(suami, orang tua, mertua, tante, saudara), tetangga bahkan bersama kepala dusun

mayoritas masyarakat madura telah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin tiap

bulan ke pelayanan kesehatan terutama posyandu. Ini direncanakan pada

pelayanan kesehatan seperti posyandu masyarakat madura cenderung ingin

…….

Page 53: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

36

mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa 1 bungkus Mie dan 2

buutir telur dan pelayan antenatal gratis. Apabila suatu saat terjadi gangguan

kesehatan pada kehamilannya maka sebagian masyarakat madura akan langsung

memeriksakan kehamilannya ke bidan baik polindes maupun bidan praktek

swasta. Namun, ada juga masyarakat madura yang menahan dulu rasa sakitnya,

ketika sudah agak parah dan tidak kuat lagi menahannya barulah akan dibawa ke

bidan atau dokter.

Menurut Muskibin (2007) tujuan pemerikasaan kehamilan yaitu :

1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan Nifas serta

mengusahakan bayi yang di lahirkan sehat

2. Membantu kemungkinan adanya resiko – resiko kehamilan, dan

merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko

tinggi.

3. Menurunkan morbiditas mortilitas ibu dan perinatal keterikatan mereka

pada adat kebiasaan atau mitos seputar kehamilan dan persalinan cukup

besar sehingga mereka lebih mempercayai perkataan dukun dari pada

petugas kesehatan.

…….

Page 54: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan model yang digunakan untuk menyusun

teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap

penting untuk masalah (Hidayat, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil :

1. Faktor Fisik

2. Faktor Psikologis

3. Faktor Lingkungan - Perawatan Ibu hamil

(Sosial Budaya)

- Perawatan kehamilan berbasis budaya

4. Faktor Ekonomi

Kesehatan Ibu Hamil

= Yang Diteliti

= Yang Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan

Kehamilan Berbasis Budaya Madura.

37

Page 55: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Survei. Penelitian Survei merupakan

penelitian yang tidak melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel,

hanya mengamati fenomena alam atau sosial yang terjadi, atau mencari hubungan

fenomena tersebut dengan variabel – variabel yang lain (Notoatmojo,2010)

4.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif

adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan atau area populasi

tertentu yang bersifat factual secara objektif, sistematis dan akurat

(Sulistyaningsih,2011).

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memotret fenomena individual,

situasi, kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian dan akurat.

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan Mei

2017. 4.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pegantenan Kecamatan Pegantenan

Kabupaten Pamekasan.

38

Page 56: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

39

4.4 Subyek Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi social

dan hasil kajian tidak akan di berlakukan kepopulasi, tetapi ditransfer

ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi

social pada kasus yang dipelajari. Menurut Sugiyono (2009) mengungkapkan

bahwa pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi

dinamakan sosial situation dan terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place),

pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi

dinamakan narasumber, partisipan dan informan dalam penelitian. Selain itu

sampel bukan disebut sampel statistic melainkan sampel teoritis, karena

mempunyai tujuan peneliti kualitatif adalah untuk menghasilkan teori,

penentuan dilakukan saat peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian

berlangsung. Subyek penelitian ini terdiri dari :

a. Informan Utama : Ibu Hamil.

b. Informan Triangulasi : 1. Bidan Desa

2. Tokoh Masyarakat.

…….

Page 57: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

40

4.5 Definisi Operasional

Variabel DefinisiOperasional Parameter Instrumen

Pengalaman Suatu pandangan dan 1. Mitos terkait Wawancar

perawatan kepercayaan yang pengalaman ibu hamil (Tape,

kehamilan dimiliki oleh budaya madura Recorder,

individu maupun 2. Risiko jika tidak Lembar

masyarakat tentang mengutamakan budaya Wawancara

pandangan madura selama kehamilan ).

perawatan kehamilan 3. Kegiatan khusus dan

berbasis budaya kebiasaan bijak selama

Madura sehingga kehamilan

menjadi budaya 4. Cara mengatasi stress

hingga sampai kini. pada kehamilan

berdasarkan budaya

madura

5. Pengetahuan ibu tentang

perawatan kehamilan

4.6 Instrumen Penelitian Dan Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama dalam

penelitian, dimana peneliti sekaligus sebagai perencana yang menetapkan fokus,

memilih informan, dan menganalisis data dilapangan yang alami tanpa di buat-

buat. Sudarwin (2002) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrument dalam

penelitian kualitatif mengandung arti bahwa peneliti melakukan kerja lapangan

secara langsung dan bersama beraktivitas dengan orang yang diteliti guna untuk

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Selain itu peneliti juga dibantu dengan panduan observasi dan

panduan wawancara hal tersebut dilakukan untuk mempertajam serta melengkapi

hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding

terhadap data itu (Lesi J. Moleong, 2009). Norma K. Denkin mendenfinisikan

…….

Page 58: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

41

triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi metode yang di pakai untuk

mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang

berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:

(1) triangulasi metode.

(2) triangulasi antar peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok).

(3) triangulasi sumber data, dan.

(4) triangulasi teori (Mudjia Raharjo, 2012).

Adapun desain triangulasi dalam penelitian ini seperti pada gambar berikut:

Data/dokumen

Situasi lapangan Informan I

Informan III, dst Informan II

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Sugiyono (2006) menyatakan bahwa analisa data merupakan proses mencari

dan menyusun data secaras istematis yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisa data dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

dilapangan, dan setelah di lapangan.

…….

Page 59: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

42

Langkah dalam analisa data menurut Milles Matthew dan Michael Huberman

(1992), yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yaitu mengemukakan semua hasil analisa data dalam

penelitian kualitatif yang sudah dilakukan.

2. Reduksi data (Data Reduction) suatu proses pemilihan, pemusatan,

perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

mencul dari catatan lapangan, sehingga data tersebut memberikan gambaran

yang lebih jelas tentang hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Penyajian data (Data Display) yaitu kumpulan informasi tersusun

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dalam uraian

singkat, bagan, tabel, grafik, dan sejenisnya. Dengan begitu data akan

terorganisasikan dan mudah dipahami.

4. Simpulan atau verifikasi (Conclusion Drawing) yaitu peneliti membuat

kesimpulan berdasarkan data yang sudah di proses melalui reduksi dan

display data. Penarikan kesimpulan bersifat sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti yang mendukung untuk tahap selanjutnya. Apa

bila kesimpulan dikemukakan diawal dan didukung dengan bukti-bukti yang

valit serta konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulakan

data maka kesimpulannya kredibel.

Adapun langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan menggunakan

…….

Page 60: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

43

Analisis kualitatif model interaksi adalah sebagai berikut:

1. Mengobservasi pengalaman perawatan ibu hamil berbasis budaya madura.

2. Melakukan wawancara dengan ibu hamil sesuai pedoman wawancara yang

telah dibuat.

3. Melakukan wawancara dengan ibu hamil terkait pengalaman perawatan

kehamilan berbasis budaya Madura dengan pedoman wawancara yang telah

dibuat.

4. Mengkategorikan catatan-catatan yang diambil dari sumber data lalu

mengklarifikasi kedalam kategori yang sama.

5. Mengkategorikan kategori yang telah disusun dan dihubungkan dengan

kategori lainnya sehingga hasilnya akan diperoleh susunan yang sistematis

dan berhungan satu sama lainnya.

6. Menela ahrelevansi data dengan cara mengkaji susunan pembicara yang

sistematik dan relevansinya serta tujuan penelitian.

7. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data baik berupa hasil observasi

dan hasil wawancara serta hasil dokumentasi dilapangan.

8. Menyusun laporan.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan

dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan

menggunakan etika sebagai berikut (Nursalam, 2008) sebagai berikut:

1. Memberikan Informed Consent

Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian

dilaksanakan terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan

…….

Page 61: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

44

penelitian serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan

tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-

hak responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden penelititi dan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan cukup

memberikan kode.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasiaan dari

responden dijamin peneliti

…….

Page 62: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang

permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab 1, yaitu Pengalaman Ibu Hamil

dalam Perawatan Kehamilan berbasis Budaya Madura.

Hasil Penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam

(indept-interviw)dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi

langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri berfokus

pada stigma masyarakat yang dikaitkan dengan dengan beberapa unsur atau

identifikasi masalah.Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari

informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan

informan untuk lebih mengetahui bagaimana Pengalaman Ibu Hamil dalam

Perawatan Kehamilan berbasis Budaya Madura.

Penelitian kualitatif ini merupakan prosedur penelitian yang pada

umumnya akan menjelaskan dan memberikan pemahaman dan interpretasi tentang

berbagai perilaku dan pengalaman manusia (individu) dalam berbagai bentuk.

5.1 Karakteristik informan

Informan dalam penelitian ini secara rinci adalah masyarakat

desa.Sebanyak 4 informan dalam penelitian ini yang sesuai dengan kriterian

inklusi dalam penelitian dan sebagai sumber informasi untuk mencapai saturasi

data sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Karakteristik partisipan

selanjutnya disajikan dalam tabel berikut ini:

45

Page 63: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

46

Tabel 5.1 Karakteristik informan utama

Kategori Kode

Umur Usia

Pendidikan Pekerjaan

responden kehamilan

I1 Ny. R 35 Tahun 8 Bulan SMP Petani

I2 Ny. N 16 Tahun 4 Bulan SMA IbuRumah Tangga

I3 Ny. T 20 Tahun 7 Bulan SMA Petani

I4 Ny. W 56 Tahun 8 Bulan SD Pedagang

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 5.2 Karakteristik informan pendukung

Kategori Kode

Umur Pendidikan Pekerjaan

responden

I5 Ny. D 20 Tahun SMA Carek (Sekertaris Desa)

I6 Ny.A 34 Tahun S1 Bidan Desa

Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik lebih lanjut dari informantersebut, diantaranya informan satu

(I1), informan saat ini sedang hamil anak ketiga, saat dilakukan kontak

wawancara, informan tersebut awalnya menolak tetapi setelah dijelaskan maksud

dan tujuan wawancara akhirnya informan mau untuk dilakukan wawancara

dirumahnya. Pada saat proses wawancara berlangsung informan menyampaikan

semua informasi yang diperlukan, gambaran umum informan rapi, informan

dengan baik menyampaikan informasi.

Informan yang kedua (I2), informan saat ini sedang hamil anak pertama,

informan sangat komunikatif, informan ini sangat terbuka serta sangat tegas

menceritakan dan menjawab semua pertanyaan dari peneliti, informan tersebut

menceritakan dengan baik tentang apa yang ditanyakan oleh peneliti.

Informan ketiga (I3), informan saat ini sedang hamil anak kedua,

gambaran umum informan tampak rapi, saat wawancara informan sedikit

canggung namun pada akhirnya saat dilakukan wawancara suasana menjadi baik,

saat proses wawancara berlangsung dirumah disuguhkan makanan dan minuman,

…….

Page 64: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

47

informan duduk disebelah peneliti pada saat wawancara informan sering

menundukkan wajahnya.

Informan yang keempat (I4), informan saat ini sedang hamil anak kelima,

gambaran umum informan tampak rapi, saat dilakukan wawancara informan

menyambut peneliti dengan baik dan sopan, saat wawancara berlangsung

informan menjawab pertanyaan dengan baik, lantang dan tegas,informan tampak

sering menunjukkan wajah saat menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.

Informan yang kelima (I5), yaitu ibu sekertaris desa (CAREK), beliau

sudah dua tahun menjabat menjadi sekertaris desa, gambaran umum informan

sangat komunikatif informan ini sangat terbuka serta tegas saat menceritakan dan

menjawab semua pertanyaan dari peneliti, saatproses wawancara berlangsung

menggunakan telefon seluler. Informan menjawab pertanyaan peneliti dengan

baik.

Informan yang keenam (I6),yaitu bidan desa pegantenan, beliau sudah tiga

tahun menjadi bidan di desa pegantenan. Saat proses wawamcara, berlangsung

menggunakan telefon seluler. Informan dalam proses waktu kerja. Saat dilakukan

wawancara informan menjawab pertanyaan dengan suara tegas, wawancara ini

berlangsung dengan baik.

5.2 Hasil Penelitian

Data yang terkumpul dari informan atas pertanyaan-pertanyaan yang

peneliti ajukan di tulis selengkap-lengkapnya sesuai dengan hasil rekaman dan

hasil catatan terlampir. Adapun hasil penelitian dari keempat (4) informan untuk

…….

Page 65: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

48

satu (1) tujuan yaitu mengevaluasi Pengalaman Ibu Hamil dalam Perawatan

Kehamilan berbasis Budaya Madura.

5.2.1 Mengevaluasi stigma masyarakat Desa Pegantenan Tentang Pengalaman Ibu

Hamil dalam Perawatan Kehamilan berbasis Budaya Madura.

Tema 1 :Pengalaman Ibu Selama Hamil dalam perawatan kehamilan di

Madura.

Dalam penelitan ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi stigma

masyarakat Desa Pegantenan tentang Pengalaman Perawatan Kehamilan

yang dimiliki semua informan. Hasil wawancara dengan informan

didapatkan stigma masyarakat tentang pengalaman ibu selama hamil dalam

perawatan kehamilan di Madura, pada respon masyarakat Pengalaman ibu

hamil dalam perawatan berbasis budaya Madura di bedakan menjadi 2 sub

tema yaitu Mengunjungi Dukun Beranak dan Mengunjungi Bidan Desa.

Pada respon masyarakat didapatkan bahwa masyarakat merespon merasa

Lebih Sering pergi ke Dukun Beranak untuk memeriksa kehamilannya.

Adapun tema, sub tema dan kategorinya tersebut dapat lihat berdasarkan

kutipan wawancara berikut.

P1 : Pangalaman kauleh selama hamil sanyatanah depadeh sareng

lumranah oreng hamil,gi entar ka Dhukon kaangguy ngecek posisi beji‟. (pengalaman saya selama hamil sama seperti orang hamil biasanya, iya pergi ke dukun beranak untuk mengecek posisi bayi)

P3 : saben areh senin apareksah dha‟ dhukon kaangguy ngecek posisi beji‟.tor sabulen sekali apareksah dha‟ bu bidan (setiap hari senin periksa ke dukun untuk mengecek posisi bayi

dan sebulan sekali priksa ke bu bidan) P4 :apareksah pak, dha‟ dhukon beranak, dha‟ bu bidan, keng manabi

kauleh pribadi lebih seggut apareksah dha‟ dhukon (periksa pak, ke dukun beranak, ke bu bidan, tapi kalau saya pribadi lebih sering periksa ke dukun)

…….

Page 66: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

49

Kemudian sub tema yang selanjutnya yaitu lebih dominan

mengunjungi bidan desa. lebih dominan mengunjungi bidan desa didukung

oleh ungkapan partisipan sebagai berikut:

P2 :gi entar ka bu bidan ben bulen pak apareksah

(pergi ke bidan desa setiap bulan pak, periksa)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut ini:

P5: kalau ibu hamil yang ada di desa saya mayoritas masih percaya

kepada dukun beranak, penyebabnya mungkin karena memeriksakan

kehamilan kepada dukun beranak sudah menjadi tradisi sejak dulu

walaupun memeriksakan kehamilan kebidan desa lebih akurat.

P6: kalau di Madura khususnya di desa Pegantenan ini ya Rata – rata

memang lebih percaya kepada dukun beranak dibandingkan kepada

tenaga ahli kesehatan seperti saya, dukun beranak dipercaya lebih

bisa mengatur posisi bayi di dalam kandungan, padahal dukun

beranak itu hanya ,mengira – ngira Cuma menggunakan filling, yang

sebenarnya bisa membahayakan bayi yang ada di dalam kandungan.

Secara lebih rinci analisis hasil tema 1 dapat dilihat dengan jelas pada

skema 5.2.1 berikut ini:

Tujuan

Mengevaluasi

Pengalaman Ibu hamil dalam perawatan

kehamilan berbasis

budaya Madura

Tema 1

Pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan di Madura.

SubTema

Mendatangi

Dukun Beranak

Mendatangi Bidan Desa

Skema 5.2 Tema 1 :Pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan di Madura

…….

Page 67: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

50

Tema 2 :Mitos – mitos dalam merawat kehamilan di Madura.

Stigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan Kehamilan

Berbasis Budaya Madura memperoleh 1 tema yaitu Mitos – mitos dalam

merawat kehamilan di Madurayang terdiri dari 2 sub tema yaitu Ada Mitos

yang dipercaya dan tidak ada Ada Mitos yang dipercaya. Ke dua sub tema

tersebut dapat didukung oleh pendapat informan berikut ini:

Mitos – mitos dalam merawat kehamilan di Madura terdiri dari

sub tema Ada Mitos yang dipercaya. Hal ini didukung oleh pernyataan

partisipan berikut :

P1 :Manabi Mitos se eyakini kauleh akadhi tak olle ale „ leaghianduk neng le‟er.cekpon oreng madureh mon ale‟leagi anduk e le‟er

epartajeh deggik tontonannah ana‟en ale‟le ka beji‟ se bisa

abahaya aghi beji‟ edelem kandungan. (kalau mitos yang saya yakini seperti tidak boleh melilitkan handuk

di leher, menurut orang Madura kalau melilitkan handuk di leher

dipercaya tali pusar bayi akan melilit ke bayi yang bisa

membahayakan bayi di dalam kandungan) P4 :manabi se eyakini keluarga kauleh akadhi tak olle ngetok obu‟,

tak olle makoh, tor tak olle tojuk e beng labeng. (kalau yang diyakini keluarga saya seperti tidak boleh memotong

rambut, tidak boleh memaku, dan tidak boleh duduk di pintu) P3 :tak olle ngetok obu‟ ebektoh ngandung, beji‟ se bedeh e delem

kandungan bisah tacekek. (tidak boleh memotong rambut ketika hamil, bayi di dalam

kandungan bisa tercekik)

Selain dari pada sub tema tersebut hasil kutipan wawancara yang

menunjukkan sub tema masyarakat ada yang tidak percaya adanya

Mitos,yang terlihat dalam kutipan wawancara berikut:

P2 :sobung pak, kaluarga kauleh tak partajeh de‟ mitos – mitos gepanikah.

(tidak ada pak, keluarga saya tidak percaya kepada mitos – mitos

seperti itu)

…….

Page 68: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

51

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut:

P5: kalau dimadura apa lagi di desa saya ya pasti ada dan mitos-mitos itu

masih sangat diyakini oleh masyarakat asli desa pegantenan.

P6 : selama saya menangani ibu hamil disini memang banyak ibu hamil

yang menanyakan hal terkait mitos – mitos yang diyakini oleh

keluarganya, seperti tidak boleh duduk di pintu, padahal menurut

ilmu kesehatan itu tidak ada hubungannya, tapi ya mau gimana lagi,

saya juga tidak bisa melarang soalnya itu sudah menjadi tradisi

budaya madura dan sudah ada sejak nenek moyang mereka.

Secara lebih rinci analisis hasil tema 2 dapat dilihat dengan jelas

pada skema 5.2.2 berikut ini:

Tujuan Tema 2 Sub Tema

Mengevaluasi Ada Mitos

Pengalaman Ibu

Mitos – mitos

hamil dalam

perawatan dalam merawat

kehamilan kehamilan di

berbasis budaya

Madura

Tidak Ada Mitos

Madura

Skema 5.2 Tema 2 :Mitos – mitos dalam merawat kehamilan di Madura

Tema 3 :Resiko jika Tidak mengikuti Semua Ritual kehamilan menurut

budaya Madura.

Dalam masyarakat terhadap Stigma masyarakat Desa Pegantenan

tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura memiliki 1 tema

yaitu Resiko jika Tidak mengikuti Semua Ritual kehamilan menurut

…….

Page 69: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

52

budaya Madura dibedakan menjadi sub tema Akan Mendatangkan

Musibah. Adapun respon masyarakat tersebut dapat dilihat berdasarkan

kutipan wawancara berikut:

P1 : Manabi tak noro‟en ritual se bedeh eyakini madeteng musibe se

bisah nempa beji‟ tor ebunah, polanah ritual gepanikah kan

ampon bedeh sebelum kauleh lahir, akadih ritual 4 bulenan tor 7

bulenan. (kalau tidak mengikuti ritual yang ada diyakini akan mendatangkan musibah yang bisa menimpa bayi dan ibunya,

karena ritual sudah ada sebelum saya lahir, seperti ritual empat

bulanan dan 7 bulanan) P2 : sebenderah menurut kauleh tadek resikonah,keng polanah pon

eyakinih tor deddih tradisi (sebenarnya menurut saya tidak ada resiko, hanya saja sudah diyakini oleh masyarakat dan sudah menjadi tradisi)

P3 : manabi tak ngikudi ritual gi takok bedeh masalah se terjadi dha‟ ka kandungan kauleh, deddih gi kauleh paggun noro‟en tradisi se

bedeh. (kalau tidak mengikuti ritual saya takut ada masalah yang akan

terjadi pada kandungan saya, jadi saya pasti mengikuti tradisi yang ada)

P4 : sabenderrah resikonah gi takok ekasangkal pak, soalah ritual gepanikah pon kadung eyakini secara turun temurun.

(sebenarnya resikonya ya takut mendatangkan musibah pak,

soalnya ritual itu sudah diyakini secara turun temurun)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut.

P5: ya pasti ada, jika tidak mengikuti semua proses ritual yang ada,

maka diyakini akan mendatangkan musibah kepada ibu dan bayi

yang ada didalam kandungan.

P6 : sebenarnya menurut saya tidak ada resikonya, ritual itu hanya

tradisi yang ada disini.Jadi mau tidak mau semua warga pasti

mengikuti semua ritualnya.

…….

Page 70: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

53

Secara lebih rinci analisis hasil tema 3 dapat dilihat dengan jelas pada

skema 5.2.3 berikut ini:

Tujuan Tema 3 Sub Tema

Akan

Mengevaluasi Resiko jika

Pengalaman Ibu

Mendatangkan

Tidak mengikuti

hamil dalam

Musibah

Semua Ritual

perawatan

kehamilan

kehamilan

menurut budaya

berbasis budaya

Madura.

Madura

Skema 5.2 Tema 3 :Resiko jika Tidak mengikuti Semua Ritual kehamilan menurut budaya Madura.

Tema 4: Resiko jika tidak mengikuti proses ritual budaya Madura terkait

dengan kehamilan.

Dalam penelitian ini terhadap Stigma masyarakat Desa Pegantenan

tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura memiliki 1 tema

yaitu Resiko jika Tidak mengikuti Proses Ritual kehamilan menurut

budaya Madura. dibedakan menjadi sub tema Ritual yang dijalani akan

percuma dan tidak terjadi apa-apa.Adapun respon masyarakat tersebut

dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut:

P1 : manabi tak noro‟en proses deri ritual genikah kadeng deddih

sangkalah de‟ oreng binik se hamil,polanah proses ritual

gepanikah eyakini bisah muang sangkal / bek jubeen oreng

ngandung. ( kalau tidak mengikuti proses dari ritual itu kadang menjadi

kutukan kepada perempuan yang hamil, karena proses ritual itu

diyakini bisa membuang kejelekan orang hamil) P4 : manabi tak ngikudi tadek gunanah pak ritual se selama ini

elakonih kauleh

…….

Page 71: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

54

(kalau tidak mengikuti berarti tidak ada gunanya pak ritual yang selama ini saya lakukan)

P3 : manabi tak ngikudi proses se bedeh gi tak kerah sampornah ritual se ejeleni kauleh. (kalau tidak mengikuti proses yang ada ritual yang selama ini dilakukan tidak akan sempurna)

Sub tema selanjutnya adalah ada yang meyakini bahwa tidak akan

terjadi apa- apa. Hal itu sesuai dengan pendapat informan sebagai berikut:

P2 : menurut kauleh manabi tak noro‟en proses ritual se bedeh tadek resikonah, tor tak kerah bedeh panapah, paleng gun ekacaca

sareng tatanggeh (menurut saya kalau tidak mengikuti proses ritual yang ada

tidak ada resikonya, dan tidak aka ada apa – apa, mungkin Cuma jadi pembicaraan tetangga sekitar)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut:

P5: tidak ada, asalkan proses yang tidak dijalani bukan merupakan

ritual inti dari semua ritual yang dijalani.

P6 :sebenarnya menurut saya sama halnya seperti pertanyaan

sebelumnya, tidak ada resikonya, proses maupun semua ritual itu

hanya tradisi yang ada disini.jadi mau tidak mau semua warga

pasti mengikuti semua ritualnya.

…….

Page 72: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

55

Secara lebih rinci analisis hasil tema 4 dapat dilihat dengan jelas pada skema

5.2.4 berikut in:

Tujuan Tema 4 Sub Tema

Resiko yang

Mengevaluasi dijalani akan

Pengalaman Resiko jika

percuma

Ibu hamil

tidak mengikuti

dalam

proses ritual

perawatan

budaya Madura

kehamilan

terkait dengan Tidak terjadi apa-

berbasis

kehamilan.

apa

budaya

Madura

5.2 Tema 4 :Resiko jika tidak mengikuti proses ritual budaya Madura terkait dengan kehamilan.

Tema 5 :Pengalaman Ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

ibu selama hamil menurut aturan budaya Madura

Dalam penelitian ini terdapat Stigma masyarakat Desa Pegantenan

tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura peneliti

memperoleh 1 tema yaitu Pengalaman Ibu terkait apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya Madura terdiri

dari 2 sub tema yaituberkaitan dengan kesehatan, dan berkaitan dengan

mitos.

…….

Page 73: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

56

Kedua sub tema tersebut akan didukung oleh pendapat informan

berikut ini:

P1 : se olle tor tak olle elakonih selama hamil paneka akadhi tak olle mateen hewan, akadhi katak otabe olar. ( yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hamil yaitu seperti tidak boleh membunuh hewan, seperti katak atau ular)

P3 : se olle tor tak olle elakonih enggi paneka eyanjur aghi nginom

aing nyior, makle beji‟ se ekandung akolek pote tor

berse,ngakan kacang, tor tak olle ngakan kakanan se ekagebey

deri kolek,polanah bisa matebel beddenah aing ketuban ( yang boleh dan tidak boleh dilakukan yaitu dianjurkan

meminum air kelapa, supaya bayi yang ada di dalam

kandungan berkulit putih dan bersih, memakan kacang, dan

tidak boleh makan makanan yang terbuat dari kulit, karena bisa mempertebal tempat air ketuban.

P4 : gi tak olle alakoh berre‟, tak olle tengateng, tak olle mateen hewan selama ngandung. (tidak boleh kerja berat, tidak boleh mengangkat berat, dan tidak boleh membunuh hewan selama hamil)

Kemudian sub tema selanjutnya adalah berkaitan dengan

kesehatan. Dengan diungkapkan oleh informan berikut:

P2 : se olle maso tak olle elakonih akadhi tak olle alakoh berre‟. Tor eyanjur aghi ngepel makle magempang bektonah lahir. ( yang boleh dan tidak boleh dilakukan seperti tidak boleh bekerja berat, dan di anjurkan mengepel supaya mempermudah

ketika lahir)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut:

P5: kalau yang masih sangat diayakini perihan apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan ibu selama hamil seperti membunuh hewan.

Dipercaya anak yg dilahirkan akan lahir cacat karena dikutuk oleh

hewan yang telah dibunuh.

P6 : yang boleh dan tidak boleh dilakukan ya sama seperti sewajarnya

pak, seperti tidak boleh kerja berat, tidak boleh banyak

pikiran,soalnya itu bisa membahayakan bayi dan ibu hamil, kalau

yang di anjurkan ya meminum vitamin khusus ibu hamil agar bisa

meningkatkan kondisi kesehatan ibu dan bayi.

…….

Page 74: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

57

Secara lebih rinci analisis hasil tema 5 dapat dilihat dengan jelas

pada skema 5.2.5 berikut ini:

Tujuan Tema 5 Sub Tema

Rasa empati

Mengevaluasi

Pengalaman Ibu

Pengalaman Ibu terkait apa yang boleh

hamil dalam

dan tidak boleh

perawatan

dilakukan ibu selama

kehamilan

Dikucilkan

hamil menurut aturan

berbasis budaya

budaya Madura

Madura

Skema 5.2 Tema 5 :Pengalaman Ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya Madura.

Tema 6 :Jika terjadi tekanan Emosi, apa yang dilakukan Ibu selama hamil

DalamStigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan

Kehamilan Berbasis Budaya Madurapeneliti memperoleh 1 tema Jika

terjadi tekanan Emosi, apa yang dilakukan Ibu selama hamil yang terdiri

dari sub tema yaitu melampiaskan tekanan emosi dan diam. Pernyataan

kategori melampiaskan tekanan emosi dapat dilihat berdasarkan hasil

wawancara dari informan berikut ini

P1 : manabi teppaan emosi biasanah kauleh nganceng labeng, nangis e delem kamar. (kalau sedang emosi biasanya saya mengunci pintu, nangis di dalam kamar)

P2 : manabi teppaan emosi biasanah kauleh nangis ,tor egibeh tedung. (kalau sedang emosi biasanya saya nangis, dan dibawa tidur)

P4 : manabi teppaen emosi biasanah kauleh agigir karebbeh dibik, soalah kauleh tak bisah ngontrol emosi manabi teppaen peggel. (kalau sedang emosi biasanya saya marah – marah, soalnya

saya tidak bisa mengontrol emosi saya ketika sedang emosi)

…….

Page 75: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

58

Selain dari pada sub tema tersebut hasil kutipan wawancara yang

menunjukkan sub tema diam ketika terjadi tekanan emosi, yang terlihat

dalam kutipan wawancara informan berikut ini:

P3 : manabi teppa‟en emosi gi ependem e dhelem ateh pak, deggik

pon elang dibik emosinah (kalau sedang emosi ya di pendam di dalam hati pak, nanti juga hilang sendiri emosinya)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut:

P5: perbanyak istifar, tingkatkan kesabaran dan kontrol emosi. Itu yang

sangat penting yang harus dilakukan ibu hamil menurut pendapat

saya.

P6:itu yang memang sering terjadi, soalnya kondisi psikis ibu hamil

sangat berpengaruh dan sangat berdampak pada bayi yang ada di

dalam kandungan, maka dari itu ibu hamil disarankan untuk

bersabar, tidak boleh sering emosi, dan selalu menjaga kesehatan.

Secara lebih rinci analisis hasil tema 6 dapat dilihat dengan jelas

pada skema 5.2.6 berikut ini:

Tujuan Tema 6 Sub Tema

Jika terjadi Melampiaskan

Mengevaluasi

tekanan Emosi,

tekanan emosi

Pengalaman Ibu

apa yang

hamil dalam

dilakukan Ibu

perawatan

Diam

kehamilan selama hamil

berbasis budaya

Madura

Skema 5.2 Tema 6 :Jika terjadi tekanan Emosi, apa yang dilakukan Ibu selama hamil

…….

Page 76: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

59

Tema 7 :Apakah Ibu Hamil sering Pijat selama Kehamilan

Stigma Stigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan

Kehamilan Berbasis Budaya Madura digambarkan informan dengan tema

yaitu Apakah Ibu Hamil sering Pijat selama Kehamilan dibedakan menjadi

2 sub tema yaitu Sering (Pernah) dan Tidak Pernah.

Pada sub tema tersebut hasil kutipan wawancara yang

menunjukkan sub tema Sering (Pernah), yang terlihat dalam kutipan

wawancara berikut:

P1 : enggi sering, biasanah kauleh apelet dukaleh sebulen, kaangguy ngecek posisi beji‟ e delem kandungan (iya sering, biasanya saya pijat dua kali sebulan, untuk mengecek posisi bayi di dalam kandungan)

P3 : enggi pernah keng tak sering pak, selama hamil gi dukaleh pak kauleh apelet. (iya pernah tapi tidak sering pak, selama hamil ya dua kali pak saya pijat)

P4 : enggi sering pak, biasanah saben bulen kauleh apelet dha‟ dhukon kandungan (iya sering pak, biasanya setiap bulan saya pijat ke dukun beranak)

Selain dari pada sub tema tersebut hasil kutipan wawancara yang

menunjukkan sub tema tentang Tidak pernah pijat tersebut terlihat

berdasarkan wawancara berikut:

P2 : bhunten, soallah sareng bu bidan tak eyanjur aghi apelet soallah bisah abahaya aghi baji‟ e delem kandungan ( tidak, soalnya sama bu bidan tidak di anjurkan untuk pijat soalnya bisa membahayakan bayi di dalam kandungan)

…….

Page 77: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

60

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(triangulasi),pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan wawancara

berikut

P5: tradisi pijat kandungan bisa memperbaiki posisi janin yang ada

didalam kandungan. Pijat kandungan juga diyakini bisa

mempermudah keluarnya janin atau bayi ketika proses lahiran.

P6:pijat kandungan pada dasarnya bias membahayakan bayi yang ada

didalam kandungan, karena jika dukun beranak salah menekan

bagian perut itu bias menyebabkan kecacatan bagi bayi yang ada

didalam kandungan. kalau ada orang yang memeriksakan

kehamilan kepada saya, memang tidak saya anjurkan untuk pijat

kandungan, soalnya di dalam ilmu medis tidak ada yang namanya

pijat kandungan, yang ada yaitu USG.

Secara lebih rinci analisis hasil tema 7 dapat dilihat dengan jelas

pada skema 5.2.7 berikut ini:

Tujuan Tema 7 Sub Tema

Sering

Mengevaluasi

Apakah Ibu Hamil

(Pernah)

Pengalaman

sering Pijat selama

Ibu hamil

dalam Kehamilan

perawatan

Tidak Pernah

kehamilan

berbasis

budaya Madura

Tema 8: Kegiatan Khusus setiap bulan selama kehamilan.

Dalam Stigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan Kehamilan

Berbasis Budaya Madura peneliti memperoleh 1 tema Kegiatan Khusus

setiap bulan selama kehamilanyang terdiri dari sub tema yaitu Ada

…….

Page 78: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

61

kegiatan khusus dan tidak ada kegiatan khusus. Pernyataan kategori Tidak

Ada kegiatan khususdapat dilihat berdasarkan hasil wawancara dari

informan berikut ini :

P2 : tadek pak,gi pon depadeh sareng lumranah oreng ngandung (

tidak ada pak, ya sama saja seperti lumrahnya orang hamil) P3 : tadek pak,gi depadeh sareng lumranah pak.

( tidak ada pak, ya sama saja seperti biasanya) P4 : tadek pak manabi se khusus,gi pon depadeh sareng lumranah

oreng ngandung biasanah. (tidak ada pak kalau yang khusus, ya sama saja seperti orang hamil biasanya)

Selain dari pada sub tema tersebut hasil kutipan wawancara yang

menunjukkan sub tema Ada kegiatan khusus, yang terlihat dalam kutipan

wawancara informan berikut ini:

P1 :Kegiatan khusus se elakonih kauleh akadhi segut ngeding aghi lagu nasyid islami. Naleen sabbuk e attas tabuk sopajeh bejhi‟

tak nyorsor ka attas. (kegiatan khusus yang dikerjakan saya seperti sering

mendengarkan lagu nasyid islami, mengikat sabuk di atas perut supaya bayi tidak naik ke atas)

Selanjutnya adalah hasil wawancara dengan informan pendukung

(Triangulasi), pendapat tersebut didukung berdasarkan kutipan

wawancara:

P5: kalau yang khusus menurut saya tidak ada, cukup perbanyak

istirahat, menjaga pola makan dan memeriksakan kehamilan.

P6 : kalau kegiatan khusus ya tidak ada, ya hanya harus menjaga pola

makan, kesehatan, dan jangan lupa memeriksakan kehamilannya

sesuai saran dari bidan desa.

…….

Page 79: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

62

Secara lebih rinci analisis hasil tema 8 dapat dilihat dengan jelas

pada skema 5.2.8 berikut ini:

Tujuan Tema 8 Sub Tema

Tidak ada

Mengevaluasi

Kegiatan Khusus kegiatan

Pengalaman

khusus

setiap bulan

Ibu hamil

selama

dalam

kehamilan

perawatan Ada

kehamilan

kegiatan

berbasis

khusus

budaya

Madura

Skema 5.2 Tema 8 :Kegiatan Khusus setiap bulan selama kehamilan

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis pada data penelitian adalah analisis pada data dengan tujuan

mengevaluasi Stigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan Kehamilan

Berbasis Budaya Madurayang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan 4

orang informan dan 2 informan pendukung. Berdasarkan dengan draf wawancara

yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan wawancara mendalam dengan

narasumber atau informan, maka dapat menganalisis tentang Stigma masyarakat

Desa Pegantenan tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura dengan

panduan 1 tujuan khusus yaitu mengevaluasi Stigma masyarakat Desa Pegantenan

tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura sehingga peneliti

mendapatkan 8 tema penelitian yng didapatkan meliputi:

…….

Page 80: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

63

1. Bagaimana Pengalaman Ibu Selama Hamil dalam perawatan kehamilan di

Madura?

2. Apakah ada mitos – mitos dalam merawat kehamilan di Madura, jika ada

coba ibu ceritakan pengalamannya?

3. Berdasarkan pengalaman, Apa resikonya jika tidak mengikuti semua ritual

kehamilan menurut budaya Madura ?

4. Apa resikonya tidak mengikuti proses ritual budaya Madura terkait dengan

kehamilan?

5. Bagaimana pengalaman ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya Madura ?

6. Jika terjadi tekanan emosi (cemas, nangis atau marah )apa yang dilakukan

ibu selama hamil ?

7. Selama kehamilan, apakah ibu sering pijet?

8. Apa ada kegiatan khusus setiap bulan selama kehamilan menurut budaya

Madura?

Dari 8 hasil tema yang di dapatkan berikut penjabarannya dari masing-

masing tema meliputi:

Tema Pertama pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan

di madura, dari keempat informan di dapat stigma masyarakat pegantenan tentang

perawatan kehamilan berbasis budaya madura, dari keempat informan, ada tiga

informan yaitu P1, P3, dan P4 yang berpendapat lebih percaya untuk mendatangi

dukun beranak dibandingkan bidan desa, ibu hamil berpendapat bahwa

mendatangi dukun beranak dinilai lebih akurat dalam mengecek posisi bayi

…….

Page 81: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

64

didalam kandungan. Sedangkan P2 sudah mulai percaya untuk memeriksakan

kehamilannya kepada bidan desa.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa masyarakat desa mayoritas

lebih mempercayai dukun beranak untuk memeriksakan kehamilannya daripada

bidan desa, dukun beranak lebih bisa mengecek posisi bayi di dalam kandungan,

dukun beranak merupakan orang yang cukup dikenal di desa, dianggap sebagai

orang tua yang dapat dipercayai dan sangat besar pengaruhnya pada keluarga yang

mereka tolong. Hal tersebut dibenarkan oleh tokoh masyarakat dan bidan desa

bahwa masyarakat pegantenan lebih banyak pergi ke dukun beranak dibanding

bidan desa, dukun beranak diyakini bisa mempermudah ibu ketika akan

melahirkan, dan lebih tepat ketika mengecek dan meruba posisi bayi yang ada di

dalam kandungan.

Berdasarkan skema 5.2.1 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan , maka tema dari pembahasan tersebut

adalah pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan di Madura.

Dalam hal ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih

percaya terhadap dukun beranak walaupun sudah ada yang mulai percaya kepada

bidan desa hal ini disebabkan karena pendidikan yang rendah dan kepercayaan

terhadap kebiasaan jaman dulu masih kuat.

Menurut Widyasari, dkk (2006) dukun bayi bertugas memijat ibu,

termasuk juga perutnya, agar posisi bayi tidak sungsang ketika proses persalinan.

Sementara tenaga bidan dibuuhkan untuk memeriksakan kandungan secara medis

dan pemberian vitamin.

…….

Page 82: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

65

Tema kedua mitos – mitos dalam merawat kehamilan di Madura, dari

keempat informan didapat stigma masyarakat pegantenan tentang mitos – mitos

dalam merawat kehamilan berbasis budaya madura yang terdiri dari 2 sub tema

yaitu ada mitos yang dipercaya dan tidak ada mitos yang dipercaya, dari keempat

informan, ada tiga informan yang masih mempercayai adanya mitos- mitos dalm

merawat kehamilan di Madura, yaitu P1, P3, dan P4. Adapun pernyataan

masyarakat bahwa ada mitos yang dipercaya, seperti tidak boleh melilitkan

handuk di leher, jika hal tersebut dilakukan maka dipercaya tali pusar akan melilit

bayi yang akan membahayakan bayi yang ada di dalam kandungan. Sedangkan P2

tidak percaya kepada mitos – mitos dalam perawatan kehamilan.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa masyarakat desa pegantenan

masih percaya pada mitos – mitos seputar kehamilan, mitos tersebut sudah ada

sejak nenek moyang mereka, mitos yang dipercaya oleh masyarakat desa

pegantenan seperti tidak boleh melilitkan handuk di leher dipercaya tali pusar bayi

akan melilit pada bayi, tidak boleh memoong rambut dipercaya rambut yang

dipotong akan tertelan oleh bayi, tidak boleh duduk di depan pintu dipercaya akan

mendatangkan sial kepada ibu dan bayi. Hal tersebut dibenarkan oleh tokoh

masyarakat, bahwa masyarakat madura khususnya di desa pegantenan mitos –

mitos seputar kehamilan itu ada dan sangat diyakini oleh masyarakat asli desa

pegantenan.

Berdasarkan skema 5.2.2 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

mitos – mitos dalam merawat kehamilan berbasis budaya madura. Dalam hal ini

sebenarnya mitos – mitos dalam perawatan di madura belum bisa dibuktikan

…….

Page 83: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

66

kebenarannya secara ilmiah dan cenderung mengarah ke hal yang tidak masuk

akal, walaupun ada sebagian mitos yang memang terjadi dalam kehidupan nyata.

Praditama (2010) yang mengutip pendapat foosper dan anderson (2006)

terdapat tantangan ataupun mitos – mitos pada masyarakat selama masa

kehamilan yang dapat merugikan ibu hamil.

Tema ketiga Resiko jika tidak mengikuti semua ritual kehamilan menurut

budaya madura, dari keempat informan, ada tiga informan yaitu P1, P3 dan P4

yang berpedapat jika tidak mengikui semua ritual akan mendatangkan musibah

musibah bagi ibu dan bayi yang ada di dalam kandungan, Ritual yang djalani

seperti ritual empat bulanan. Sedangkan P2 berpendapat bahwa tiidak ada resiko

jika tidk mengikuti semua ritual kehamilan, hanya saja karena ritual tersebut

sudah menjadi tradisi di desa Peganenan.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa sebagian besar masyarakat

desa pegantenan meyakini bahwa jika tidak mengikuti semua proses ritual

kehamilan akan mendatangkan musibah yang menimpa ibu dan bayi di dalam

kandungan, ritual merupakan salah satu kebiasaan yang masih sangat erat dalam

kebudayaan madura, hal tersbut dibenarkan oleh tokoh masyarakat bahwa di desa

pagentenan ritual seputar kehamilan itu ada, dan jika tidak mengikuti semua

proses ritual yang ada maka diyakini akan mendatangkan musibah kepada ibu dan

bayi yang ada di dalam kandungan.

Berdasarkan tema 5.2.3 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang didapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

resiko jika tidak mengikuti semua proses ritual kehamilan menurut budaya

madura. Ibu hamil di madura khususnya desa pegantenan masih sangat yakin

…….

Page 84: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

67

kepada ritual yang harus mereka jalani ketika sedang hamil, mereka meyakini

bahwa jika tidak mengikuti semua ritual kehamilan akan terjadi masalah yyang

menimpa i bu dan bayi, ritual tersebut seperti tradisi empat bulanan dan tuju

bulanan, tradisi tujuh bulanan atau yang dikenal dengan nama pelet bettang adalah

sebuah acara ritual orang hamil yang masih sangat dipercaya oleh orang maudura

Tari (2011) mengatakan bahwa upacara adat / tradisi adat bagi ibu hamil

juga akan memberi rasa percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi

perubahan peran menjadi seorang ibu, mengubah cara pandang ibu terhadap

perubahan tubuh selama kehamilan, meningkatkan rasa aman dan persaan

dihargai.

Tema keempat Resiko jika tidak mengikuti proses ritual kehamilan

menurut budaya madura, dari keempat informan, ada tiga informan yaitu P1, P3

dan P4 yang berpedapat jika tidak mengikuti proses ritual maka ritual yang selama

ini dijalani akan percuma. Sedangkan P2 berpendapat bahwa tidak ada resiko jika

tidak mengikuti proses ritual kehamilan, hanya saja akan menjadi bahan

pembicaraan orang di desa Pegantenan.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa sebagian besar masyarakat

desa pegantenan meyakini bahwa jika tidak mengikuti proses ritual maka ritual

yang selama ini dijalani akan percuma, karena proses ritual diyakini bisa

membuang kejelekan dan bisa mendatangkan keselamatan bagi bayi. ritual

merupakan salah satu kebiasaan yang masih sangat erat dalam kebudayaan

madura,

Berdasarkan tema 5.2.4 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

…….

Page 85: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

68

resiko jika tidak mengikuti proses ritual kehamilan menurut budaya madura. Ibu

hamil di madura khususnya desa pegantenan masih sangat yakin kepada ritual

yang harus mereka jalani ketika sedang hamil, mereka meyakini bahwa jika tidak

mengikuti proses ritual kehamilan akan mendatangkan musibah yang akan

menimpa ibu dan bayi yang ada di dalam kandungan. Sebenarnya tidak akan

terjadi apa – apa hanya saja karena ritual tersebut sudah ada secara turun

temuruun dari nenek moyang mereka.

Indriyani (2014) mengatakan bahwa Hubungan antara budaya , ritual dan

kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu

masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan denngan cara pengobatan tertentu

sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau tradisi dapat membentuk

kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat

tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan

untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tetapi juga membantu masyarakatt

mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan

keyakinan atau budaya yang di anut hubungannya dengan kesehatan.

Tema kelima yaitu pengalaman ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya madura yang terdiri dari 2 sub

tema yaitu berkaitan dengan kesehatan dan berkaitan dengan mitos, dari keempat

informan, ada tiga informan yaitu P1, P3 dan P4 berpendapat bahwa yang boleh

dan tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil berkaitan dengan mitos – mitos yang ada

di desa pegantenan, seperti membunuh hewn, ada pantangan memakan makanan

tertentu, jika hal tersebut dilakukan dipercaya akan membahayakan bayi yang ada

di dalam kandungan. Sedangkan P2 berpendapat yang boleh dan tidak boleh

…….

Page 86: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

69

dilakukan oleh ibu hamil berkaitan dengan kesehatan seperti tidak boleh bekerja

berat.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa masyarakat desa mayoritas

lebih mempercayai hal hal yang berkaitan dengan mitos perihal apa yang boleh

dan tidak boleh dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya madura,

walaupun hal itu belum terbukti secara medis, penyebab besarnya kepercaaan

masyarakat perihal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dikarenakan karena

hal tersebut sudah ada turun menurun dari nenek moyang mereka yang kemudian

diturunkan kepada keluarganya, Hal tersebut dibenarkan oleh tokoh masyarakat

bahwa masyarakat pegantenan masih yakin terhadap mitos tentang apa yang boleh

dan tidak boleh dilakukan ibu selama hamil, seperti membunuh hewan, dipercaya

bayi yag dilahirkan akan cacat karena dikutuk oleh hwan yang telah dibunuh;

Berdasarkan skema 5.2.5 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

pengalaman ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ibu selama

hamil. Dalam hal ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih

yakin kepada hal yang berhubungan dengan mitos terkait apa yang boleh dan

tidak boleh dilakukan ibu selama hamil disebabkan karena pendidikan yang

rendah dan kepercayaan terhadap kebiasaan jaman dulu masih kuat dan hal

tersebut memang sudah diwariskan secara turun menurun.

Menurut Praditma (2010) yang mengutip pendapat Foster & Anderson

(2006), terdapat pantangan ataupun mitos pada masyarakat selama masa

kehamilan yang dapat merugikan ibu hamil, pantangan terhadap makanan tertentu

…….

Page 87: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

70

akan merugikan apabila berbeda dengan tinjaua medis, dalam pantangan agama,

tahayul, dan kepercayaan tentang kesehatan.

Tema ke enam jika terjadi tekanan emosi apa yang dilakukan ibu selama

hamil, dari keempat informan didapat stigma masyarakat pegantenan tentang apa

yang dilakkan ibu selama hamil jika terjadi tekann emosi, dari keempat informan,

ada tiga informan yaitu P1,P2, dan P4 yang berpendapat bahwa ketika terjadi

tekanan emosi selama kehamilan akan melampiaskan tekanan emosinya yaitu

dengan mengunci pintu, menangis, dan ada juga yang marah marah sendiri ketika

sedang emosi, sedangkan P3 lebih memilih memendam sendiri dan lebih memilih

ntuk diam ketika sedang terjadi tekanan emosi.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa masyarakat desa pegantenan

mengutarakan hal yang sama tapi dalam maksud yang berbeda, adapun gambaran

ketika sedang mengalami tekanan emosi yaitu melampiaskan perasaan mereka

sehingga apa yang ada di dalam hati mereka bisa hilang,

Berdasakan skema 5.2.6 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan bedasarkan

analisa yang di daptkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah jika terjadi

tekanan emosi, apa yang dilakukan ibu selama hamil. Dalam hal ini yang

menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat lebih sering melampiaskan emosi

yang ada dari pada dipendam, walaupun ada sebagian masyarakat yang

memendam emosi yang dirasakannya di dalam hati.

Menurut Darmayanti (2003) menunjukkan bahwa 80% ibu hamil

mengalami rsa khawatir, was-was, gelisah, takut, dan cemas dalam menghadapi

kehamilannya.

…….

Page 88: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

71

Tema ke tujuh yaitu apakah ibu hamil sering pijat selama kehamilannya,

dari keempat informan di dapat stigma masyarakat pegantenan tentang apakah ibu

hamil sering pijat selama kehamilan, dari keempat informan, ada tiga informan

yaitu P1,P3, dan P4 yang sering pijat kepada dukun beranak untuk menjaga

kehamilannya. Sedangkan P2 lebih memilih untuk melakukan perawatan

kehamilan ke bidan desa.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa masyarakat desa mayoritas

lebih percaya untuk melakukan pijat untuk merawat kehamilannya daripada

melakukan perawatan ke bidan desa, pemijatan terhadap ibu hamil biasanya

dilakukan oleh dukun bayi yang ada di desa mereka, pemijatan dipercaya bisa

mengatur posisi bayi yang ada di dalam kandungan, dan dipercaya bisa mengatur

posisi bayi yang ada di dalam kandungan, dan dipercaya dengan pemijatan

tersebut bisa mempermudah sang ibu ketika melahirkan. Hal tersebut dibenarkan

oleh tokoh masyarakat bahwa tradisi pijat kandungan bisa memperbaiki posisi

janinyang ada di dalam kandungan, pijat kandungan diyakini bisa mempermudah

ibu saat melahirkan.

Berdasarkan skema 5.2.7 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

apakah ibu hamil sering pijat selama kehamilannya, dalam hal ini yang

menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat lebih mempercayai perawatan

kehamilannya dengan pijat kandungan, mereka mempercayai pemijatan dapat

mempermudah saat mereka melahirkan, tetapi ada juga yang lebih memilih

memeriksakan kehamilannya kepada bidan desa karena dianggap lebih akurat.

…….

Page 89: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

72

Menurut taufik jamaan dokter ahli kandungan dan kehamilan daari RSIA

Bunda, Menteng, pijatan tersebut justu meningkatkan resiko bayi terlilit atau tal

pusar terpilin akibat gerakan putaran bayi yang tidak terpantau. Sebaiknya ibu

tetap aktif bergerak dan rajin kontrol sehingga kondisi janin bisa terus terpantau.

Tema kedelapan apa ada kegiatan khusus setiap bulan selama kehamilan

menurut budaya madura, dari keempat informan di dapat stigma masyarakat

pegantenan tentang apa ada kegiatan khusus setiap bulan selama kehamilan

menurut budaya madura, dari keempat informan, ada tiga informan yaitu P2, P3,

dan P4 yang berpendapat bahwa masyarakat tidak mempunyai kegiatan khusus

setiap bulan dalam merawat kehamilannya, ibu hamil berpendapat bahwa kegiatan

yang dilakukan ibu hamil selama kehamilannya sama saja seperti kegiatan ibu

hamil pada umumnya. Sedangkan P1 masih mempunyai kegiatan khusus setiap

bulan seperti sering mendengarkan lagu nasyid islami dan mengikat sabuk di atas

perut.

Setelah peneliti menganalisis, didapat bahwa msyarakat tidak mempunyai

kegiatan khusus dalam merawat kehamilannya, mereka merawat kehamilannya

sama seperti orang hamil pada biasanya, Hal tersebut dibenarkan oleh tokoh

masyarakat dan bidan desa bahwa masyarakat tidak mempunyai kegiatan khusus

dalam merawat kehamilannya, cukup perbanyak istirahat, dan menjaga pola

makan sama seperti ibu hamil pada umumnya.

Berdasarkan tema 5.2.8 yang telah dijelaskan oleh peneliti dan

berdasarkan analisa yang di dapatkan, maka tema dari pembahasan tersebut adalah

kegiatan khusus yang dilakukan ibu hamil setiap bulan selama kehamilan. Dalam

hal ini yang menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan ibu hamil selama

…….

Page 90: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

73

kehamilan sama seperti ibu hamil pada umumnya, tidak ada kegiatan khusus,

walaupun memang ada sebagian masyarakat yang mempunyai kegiatan khusus

seperti sering mendengarkan lagu nasyid islami dan memakai sabuk di atas perut.

…….

Page 91: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

BAB 6

PENUTUP

Bab ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,

yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang berkenaan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan.

6.1 Kesimpulan

1. Masyarakat desa mayoritas lebih mempercayai dukun beranak untuk

memeriksakan kehamilan dari pada bidan desa.

2. Ada mitos yang dipercaya dan tidak ada mitos yang dipercaya, seperti tidak

boleh melilitkan handuk dileher, jika hal tersebut dilakukan maka dipercaya

tali pusar akan melilit bayi yang akan membahayakan bayi yang ada didalam

kandungan.

3. Sebagian besar masyarakat desa Pegantenan meyakini bahwa jika tidak

mengikuti semua proses ritual kehamilan akan mendatangkan musibah yang

menimpa ibu dan bayi didalam kandungan, ritual merupakan salah satu

kebiasaan yang masih sangat erat dalam kebudayaan Madura.

4. Sebagian besar masyarakat desa Pegantenan meyakini bahwa jika tidak

mengikuti proses ritual maka ritual yang selama ini dijalani akan percuma,

karena proses ritual diyakini bahwa bisa membuang kejelekan dan bisa

mendatangkan keselamatan bagi bayi.

5. Sebagian besar masyarakat masih yakin kepada hal yang berhubungan dengan

mitos terkait dengan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakuan ibu

selama hamil disebabkan karena pendidikan yang rendah dan kepercayaan

74

Page 92: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

75

terhadap kebiasaan jaman dulu masih kuat dan hal tersebut memang sudah

diwariskan secara turun temurun.

6. Mayoritas masyarakat lebih sering melampiaskan emosi yang ada dari pada

dipendam, walaupun ada sebagian masyarakat yang memendam emosi yang

dirasakannya didalam hati.

7. Masyarakat desa mayoritas lebih percaya untuk melakukan pijat untuk merawat

kehamilan dari pada melakukan perawatan kebidan desa.

8. Masyarakat tidak mempunyai kegiatan khusus dalam merawat kehamilannya,

mereka merawat kehamilannya sama seperti orang hamil pada biasanya.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai

berikut:

1. Bagi perawat

Diharapkan perawat dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang

pentingnya memeriksakan kehamilan pada tenaga ahli kesehatan sehingga

pola pikir masyarakat bisa lebih luas dan lebih baik lagi kedepannya.

2. Bagi institusi pendidikan (STIKES ICME JOMBANG)

Diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam pembelajaran aviden based

khususnya terhadap stigma tentang perawatan Kehamilan Berbasis budaya

Madura, serta sebagai acuan bagi para dosen, dan mahasiswa sebagai literatur

dan pengabdian masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang

pentingnya memeriksakan kehamilan kepada tenaga ahli kesehatan.

…….

Page 93: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

76

3. Bagi masyarakat

Di harapkan masyarakat dapat mengetahui informasi seputar pentingnya

memeriksakan perawatan kehamilan pada tenaga ahli kesehatan, agar dapat

mengurangi tingkat kematian ibu dan anak.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan penelitian tentang

faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi stigma masyarakat lebih

percaya terhadap dukun bayi dibanding tenaga ahli kesehatan.

…….

Page 94: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

DAFTAR PUSTKA

Ambarwati, E.Retna & Wulandari, Diah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press

Damayanti R.S. 2003. Childhood obesity : evaluation and management. Surabaya : ISSN

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Kabupaten Pamekasan. Jakarta

Indriani, D.,& Asmuji. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas : Upaya promotif dan preventif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Kusmiyati, Yani dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Lubis, Zulhaida. 2003, Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruh Terhadap Bayi yang dilahirkan.

Mansjoer, A., dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid 1 Cetakan Keenam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI

Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jogjakarta : Fitramaya

Notoatmodjo. 2010. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologipenelitian keperawatan.

Jakarta

Prawirahardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BP-SP

Rukiyah, ai yeyeh dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : Trans Info Media

Sholihah, L. 2011. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : Diva Pres

Simanjuktak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakartan: FE UI

Sudarwin. 2002. Menjadi penelitian kualitatif. Bandung : Cv. Pustaka Setia

Sugiono. 2011. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta :

Andi Offset.

Yulifah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

…..

Page 95: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Roni Wijaya (133210045) adalah mahasiswa S1

Keperawatan STIKes ICMe Jombang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

tentang “Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya

Madura”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di program studi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam

tandatangan lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas

untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada saksi apapun. Identitas pribadi ibu

dan semua informasi yang ibu berikan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian.

Pamekasan,

Peneliti Responden

(Roni Wijaya) ( )

……

April 2017

Page 96: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Judul : Pengalaman Ibu Hamil Dalam Perawatan Kehamilan Berbasis

Budaya Madura

Petunjuk pengisian

1. Semua pertanyaan harus dijawab.

2. Setiap jawaban dijawab sesuai pengetahuan dan pengalaman ibu.

Hari dan Tanggal :

1. Nama/Inisial :

2. Alamat :

3. Usia :

4. Agama :

5. Jumlah Anak :

6. Pendidikan :

……

Page 97: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 3

LEMBAR PERTANYAAN

1. Bagaimana pengalaman ibu selama hamil dalam perawatan kehamilan di

madura?

2. Apakah ada mitos-mitos dalam merawat kehamilan di madura, jika ada coba

ibu ceritakan pengalamannya?

3. Berdasarkan pengalaman, Apa resikonya jika tidak mengikuti semua ritual

kehamilan menurut budaya madura?

4. Apa resikonya tidak mengikuti proses ritual budaya madura terkait dengan

kehamilan?

5. Bagaimana pengalaman ibu terkait apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan ibu selama hamil menurut aturan budaya madura?

6. Jika terjadi tekanan emosi (cemas,nangis,atau marah) apa yang dilakukan

ibu selama hamil?

7. Selama kehamilan, apakah ibu sering pijet?

8. Apa ada kegiatan khusus setiap bulan selama kehamilan menurut budaya

madura?

……

Page 98: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 4

LAMPIRAN TERKAIT PERCAKAPAN

1. Pengalaman kauleh selama hamil sanyatanah kauleh gi depadeh

sareng lumranah oreng hamil, gi entar ka dukon, kaangguy ngecek

posisi beji‟ sebedeh e kandungan

2. Enggi pasteh bedeh, manabi metos seeyakini kauleh akadhi tak olle ale‟

le‟agih anduk neng e le‟er cekpon oreng madureh mon ale‟leagih anduk

ka le‟er epartajeh deggik tontonannah anak en ale‟le‟ ka beji‟ se bisa

abahaya aghi beji‟ e dalem kandungan.

3. Manabi tak noro‟en ritual se bedeh, eyakini madateng musibe se bisah

nempa beji‟ tor ebunah. Polanah ritual paneka kan ampon bedeh sebelum

kauleh lahir.

4. Manabi tak noro‟en proses deri ritual gepanikah. Kadeng deddih sangkalah

da‟ oreng binik se hamil polanah proses ritual eyakini bisa muang sangkal

e be‟ jube‟en oreng ngandung.

5. Se olle tor tak olle elakonih selama hamil paneka akadhi tak olle

mate‟en hewan akadhi katak otabe olar tapeh eyanjur aghi asapoan

ngangguy posapoh lenteh.

6. Manabi teppaan emosi biasanah kauleh nganceng labeng ekamar nangis e

dalem kamar.

7. Enggi sering, biasanah kauleh apelet 2X sabulen. Kaangguy ngecek posisi

beji‟ se bedeh e kandungan.

8. Kegiatan khusus se elakonih kauleh akadhi segut ngeding aghi lagu

Nasyid Islami. Nale‟en sabbuk e atas tabuk sopajeh beji‟ tak nyosor ka

atas.

……

Page 99: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 5

Responden 2

1. Pangalaman kaule gi entar ka bu bidan bhen bulen pak. Apareka.

2. Sobung pa. Keluarga kaule tak partajeh ka mitos-mitos gepanekah pak

3. Sabederreh menurut kauleh tadek resikonah, keng gun polanah pon deddi

tradisi kassah.

4. Menurut kauleh manbi mon tak noro‟en prose ritual se bedeh tadek

resikonah tor tak kerah bedeh panapah, paleng gun ekacaca sereng

tatanggeh.

5. Se olle tor tak olle ekalakonin, akdih tak olle alakor se rek berrek, tor

eyanjuragin ngeppel makle magempang bekto lahir.

6. Manabi teppa‟an emosi biasanah kaule nangis, tor egibeh tedung.

7. Bunten, soallah sereng bu bidan tak eyanjuragin apecet soallah bisa

abahaya‟agin beji‟ edelem kandungan.

8. Tadek se khusus pak, gi pon depadeh sareng lumranah oreng ngandung.

……

Page 100: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 6

Responden 3 ( Ny. C )

1. Pengalaman kauleh selama hamil gi saben areh senin apareksah dha‟

dukon kaangguy ngecek posisi beji‟ tor sabulen sekalean apareksah dha‟

bu bidan.

2. Enggi bedeh pak akadhi tak olle ngetok obu‟ ebhektoh ngandung epartajeh

manabi ngetok obu‟ ebhekto hamil beji‟ se bedeh e dalem kandungan

bisah bacekek.

3. Manabi tak ngikudi ritual gi takok bedeh masalah se terjadi dha‟ ka

kandungan kauleh, dhaddih gi kauleh paggun noro‟en tradisi se bedeh.

4. Se olle tor tak olle elakonih enggi panekah, eyanjur aghi nginom nyior,

makle beji‟ se ekandung akolek pole tor berse, ngakan kacang, tor tak olle

ngakanan makanan se ekagebey den kolek polanah bisah matebel

beddenah aing ketuban.

5. Manabi teppa‟en emosi gi ependem e dhalem ateh pak, deggik pon elang

dibik emosinah pak.

6. Enggi pernah keng tak sering pak, selama hamil gi dukaleh pak kauleh

apelet.

7. Tadek pak, gi pon depadeh sareng lumranah pak.

……

Page 101: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 7

Responden 4 ( Ny. D )

1. Pengalamanah gi apareksah pak, dha‟ dhukon beranak, dha‟ bu bidan,

keng manabi kauleh pribadi lebih seggut apareksah dha‟ dhukon.

2. Pasti bedeh pak, manabi seeyakini keluarga kauleh gi akadhi tak olle

ngetok obu‟, tak olle makoh, tot tak olle tojuk e beng labeng pak.

3. Sebendereh gi resikonah takok ekasangkal pak, soallah ritual ge panikah ta

kadung eyakini secara turun-temurun.

4. Manabi tak ngekudi tadek gunanah pak ritual selse selama ini ejelenih.

5. Se olle tor tak olle elakonih gi padeh so lumranah pak, gi tak olle alakoh

berre‟, tak olle leng ngaleng, tor eyanjur aghi segul esapoan etanian pak.

6. Manabi teppa‟en emosi biasanah kauleh agigir karebbeh dibik, seolah

kauleh tak bisah ngotrol emosi manabi teppa‟en peggel.

7. Enggi sering pak, biasana saben kauleh apelet dha‟ dukon kandungan.

8. Tadek pak manabi se khusus gi pon depadeh pak sareng oreng ngandung.

……

Page 102: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 5

FOTO PENELITIAN

……

Page 103: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 6

……

Page 104: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 7

Page 105: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 8

……

Page 106: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 9

……

Page 107: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

……

Page 108: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

……

Page 109: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat

Lampiran 10

……

Page 110: SKRIPSI PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM PERAWATAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/71/1/Skripsi_Roni_Wijaya.pdf · tetapi juga dapat menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Bagi masyarakat