skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

11
PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA DOSEN : Drs.M.Khalis Purwanto,MM Di susun oleh : Ervan Prasetyo 11.02.8038 D3 MANAJEMEN INFORMATIKA 02 TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJILT.A 2011/2012 STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Ervan Prasetyo

description

salah satu skripsi penelitian terhadap korupsi di indonesia yang mencakup baik bidang ekonomi, sosial dan politik indonesia..

Transcript of skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

Page 1: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

PEMBERANTASAN KORUPSI DI

INDONESIA

DOSEN : Drs.M.Khalis Purwanto,MM

Di susun oleh :

Ervan Prasetyo

11.02.8038

D3 MANAJEMEN INFORMATIKA 02

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER

GANJILT.A 2011/2012

STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA

PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Ervan Prasetyo

Page 2: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJILT.A

2011/2012

STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA

AbstrakJikalau orang mendengar istilah korupsi biasanya yang tergambar ialah adanya seorang

Korupsi merupakan satu persoalan bangsa yang hingga kini tetap menjadi prioritas

utama untuk memberantasnya. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah

maupun non-pemerintah. Namun upaya dari semua itu tetap belum menunjukkan hasil yang

signifikan. Bahkan boleh dibilang korupsi terus saja mengganas. Sampai-sampai timbul rasa

pesimis bahwa pemberantasan korupsi merupakan sesuatu yang mustahil. Ungkapan-

ungkapan seperti bahwa korupsi di negara ini tak ubahnya virus yang terus berkembang

serta menjalar tanpa bisa lagi terdeteksi, kondisi korupsi saat ini sudah memasuki “keadaan

tidak berpengharapan”, atau negara dalam keadaan “darurat korupsi” adalah cermin dari

rasa pesimisme itu. Di sisi yang lain, menurut hasil Penelitian Pusat Pengkajian Islam dan

Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, maraknya korupsi pada saat ini justru terjadi tatkala

religiusitas masyarakat sedang mengalami eskalasi atau peningkatan. Masjid dan juga

tempat-tempat ibadah lain makin penuh sesak. Hal ini tentu merupakan sebuah paradoks

yang sulit dimengerti. Oleh sebab itulah, penelitian ma'ani al-Hadis tentang hadis-hadis

gulul (korupsi) perlu dilakukan. Karena hadis merupakan sumber ajaran kedua Islam yang

diamalkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia, yang

notabene adalah salah satu dari masyarakat terkorup di dunia.

yyyy

Page 3: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa

menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA”

dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita

sehinga lebih mengenal tentang apa itu KORUPSI. Makalah ini juga sebagai persyaratan

tugas akhir pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada

diri saya sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan dengan

semestinya.

Penulis,

Ervan Prasetyo

Page 4: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

1. Latar Belakang Masalah

n peran serta m A. Latar Belakang

Salah satu isu yang paling krusial untuk dipecahkan oleh bangsa dan pemerintah

Indonesia adalah masalah korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana korupsi di

Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi di Indonesia disinyalir terjadi di

semua bidang dan sektor pembangunan. Apalagi setelah ditetapkannya pelaksanaan otonomi

daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, disinyalir korupsi terjadi

bukan hanya pada tingkat pusat tetapi juga pada tingkat daerah dan bahkan menembus ke

tingkat pemerintahan yang paling kecil di daerah. Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak

tinggal diam dalam mengatasi praktek-praktek korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan

melalui berbagai, kebijakan berupa peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu

Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang

berhubungan langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti

Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Upaya pencegahan praktek korupsi juga dilakukan di lingkungan eksekutif

atau penyelenggara negara, dimana masing-masing instansi memiliki Internal Control Unit

(unit pengawas dan pengendali dalam instansi) yang berupa inspektorat. Fungsi inspektorat

mengawasi dan memeriksa penyelenggaraan kegiatan pembangunan di instansi masing-

masing, terutama pengelolaan keuangan negara, agar kegiatan pembangunan berjalan secara

efektif, efisien dan ekonomis sesuai sasaran. Di samping pengawasan internal, ada juga

pengawasan dan pemeriksaan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh instansi eksternal

yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan Pembangunan

(BPKP)

Page 5: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan yang telah dijelaskan pada latar belakang,maka perumusan masalah dalam

tulisan ini adalah:

A. Upaya – upaya apa saja yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi di

indonesia ?

Kajian Teori

A. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin Corrumpere, Corruptio, atau Corruptus. Arti harfiah dari kata

tersebut adalah penyimpangan dari kesucian (Profanity), tindakan tak bermoral, kebejatan,

kebusukan, kerusakan, ketidakjujuran atau kecurangan. Dengan demikian korupsi memiliki

konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah atau hal-hal buruk lainnya. Bahasa Eropa

Barat kemudian mengadopsi kata ini dengan sedikit modifikasi; Inggris : Corrupt,

Corruption; Perancis : Corruption; Belanda : Korruptie. Dan akhirnya dari bahasa Belanda

terdapat penyesuaian ke istilah Indonesia menjadi : Korupsi.

Kumorotomo (1992 : 175), berpendapat bahwa “korupsi adalah penyelewengan tanggung

jawab kepada masyarakat, dan secara faktual korupsi dapat berbentuk penggelapan,

kecurangan atau manipulasi”. Lebih lanjut Kumorotomo mengemukakan bahwa korupsi

mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak mengandung kekerasan (non-violence)

dengan melibatkan unsur-unsur tipu muslihat (guile), ketidakjujuran (deceit) dan

penyembunyian suatu kenyataan (concealment).Selain pengertian di atas, terdapat pula

istilah-istilah yang lebih merujuk kepada modus operandi tindakan korupsi. Istilah

penyogokan (graft), merujuk kepada pemberian hadiah atau upeti untuk maksud

mempengaruhi keputusan orang lain. Pemerasan (extortion), yang diartikan sebagai

permintaan setengah memaksa atas hadiah-hadiah tersebut dalam pelaksanaan tugas-tugas

Negara. Kecuali itu, ada istilah penggelapan (fraud), untuk menunjuk kepada tindakan

pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus untuk kepentingan diri sendiri

sehingga harga yang harus dibayar oleh masyarakat menjadi lebih mahal.Dengan demikian,

korupsi merupakan tindakan yang merugikan Negara baik secara langsung maupun tidak

langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif, korupsi merupakan suatu

Page 6: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

penyimpangan atau pelanggaran. Di mana norma soisal, norma hukum maupun norma etika

pada umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai tindakan yang buruk.

B. Jenis-Jenis Korupsi

Menurut UU. No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada tiga

puluh jenis tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak korupsi. Namun secara ringkas

tindakan-tindakan itu bisa dikelompokkan menjadi:

1. Kerugian keuntungan Negara

2. Suap-menyuap (istilah lain : sogokan atau pelicin)

3. Penggelapan dalam jabatan

4. Pemerasan

5. Perbuatan curang

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

7. Gratifikasi (istilah lain : pemberian hadiah).

Selanjutnya Alatas dkk (Kumorotomo, 1992 : 192-193), mengemukakan ada tujuh jenis

korupsi, yaitu :

1. Korupsi transaktif (transactive corruption)

Jenis korupsi ini disebabkan oleh adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan

pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak dan secara aktif mereka mengusahakan

keuntungan tersebut.

2. Korupsi yang memeras (extortive corruption)

Pemerasan adalah korupsi di mana pihak pemberi dipaksa menyerahkan uang suap untuk

mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya atau sesuatu yang

berharga baginya.

3. Korupsi defensif (defensive corruption)

Orang yang bertindak menyeleweng karena jika tidak dilakukannya, urusan akan terhambat

atau terhenti (perilaku korban korupsi dengan pemerasan, jadi korupsinya dalam rangka

mempertahankan diri).

Page 7: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

4. Korupsi investif (investive corruption)

Pemberian barang atau jasa tanpa memperoleh keuntungan tertentu, selain keuntungan yang

masih dalam angan-angan atau yang dibayangkan akan diperoleh di masa mendatang.

5. Korupsi perkerabatan atau nepotisme (nepotistic corruption)

Jenis korupsi ini meliputi penunjukan secara tidak sah terhadap Sanak-Saudara atau teman

dekat untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan. Imbalan yang bertentangan dengan

norma dan peraturan itu mungkin dapat berupa uang, fasilitas khusus dan sebagainya.

6. Korupsi otogenik (autogenic corruption)

Bentuk korupsi yang tidak melibatkan orang lain dan pelakunya hanya satu orang saja.

7. Korupsi dukungan (supportive corruption)

Korupsi yang dilakukan untuk melindungi atau memperkuat korupsi yang sudah ada maupun

yang akan dilaksanakan.

Demikianlah, korupsi sebagai fenomena sosial, ekonomis, dan politis ternyata memiliki

penampakan yang beraneka ragam. Namun meski berubah-ubah, dasar pijakannya adalah

korupsi jenis transaktif dan pemerasan dengan menyalahgunakan wewenang.

C. Sebab-Akibat Korupsi

Di lingkungan masyarakat Asia, selain mekarnya kegiatan pemerintah yang dikelola oleh

birokrasi, terdapat pula ciri spesifik dalam birokrasi itu sendiri yang menjadi penyebab

meluasnya korupsi. Kebanyakan model birokrasi yang terdapat di Negara-Negara Asia

termasuk Indonesia adalah birokrasi patrimonial. Adapun kelemahan yang melekat pada

birokrasi seperti ini antara lain tidak mengenal perbedaan antara lingkup “pribadi” dan

lingkup “resmi”. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidakmampuan membedakan antara

kewajiban perorangan dan kewajiban kemasyarakatan atau perbedaan antara sumber milik

pribadi dan sumber milik pemerintah.Selain itu, yang patut diperhatikan ialah korupsi yang

bermula dari adanya konflik loyalitas diantara para pejabat publik. Pandangan-pandangan

feodal yang masih mewarnai pola perilaku para birokrat di Indonesia mengakibatkan efek

konflik loyalitas. Para birokrat kurang mampu mengidentifikasi kedudukannya sendiri

sehingga sulit membedakan antara loyalitas terhadap keluarga, golongan, partai atau

pemerintah.Akibat yang paling nyata dari merajalelanya korupsi di tingkat teknis operasional

Page 8: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

adalah berkembangnya suasana yang penuh tipu-muslihat dalam setiap urusan administrasi.

Seandainya saja kita meneliti secara cermat, banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh

korupsi, seperti : munculnya pola-pola kejahatan terorganisasi, lambannya tingkat pelayanan

karena pelayanan harus ditembus oleh uang sogok atau pengeruh personal, berbagai sektor

pembangunan menjadi lumpuh karena alat kontrol untuk mengawasinya tidak berjalan seperti

yang diharapkan. Kelesuan juga menyelimuti dunia swasta karena mereka tidak lagi melihat

pembagian sumberdaya masyarakat secara adil. Hal ini sejalan dengan pendapat Myrdal

(1977 : 166-170), bahwa :

1. Korupsi memantapkan dan memperbesar masalah-masalah yang menyangkut kurangnya

hasrat untuk terjun di bidang usaha dan kurang tumbuhnya pasaran nasional.

2. Permasalahan masyarakat majemuk semakin dipertajam oleh korupsi dan bersamaan

dengan itu kesatuan negara juga melemah. Juga karena turunnya martabat pemerintah,

tendensi-tendensi itu turut membahayakan stabilitas politik.

3. Karena adanya kesenjangan diantara para pejabat untuk memancing suap dengan

menyalahgunakan kekuasaannya, maka disiplin sosial menjadi kendur, dan efisiensi merosot.

Dengan demikian, akibat-akibat korupsi itu tidak hanya bisa ditelaah secara teoritis tetapi

memang banyak dialami oleh masyarakat yang melemah oleh korupsi. Dan korupsi itu

sendiri bisa menghancurkan keberanian orang untuk berpegang teguh pada nilai-nilai moral

yang tinggi. Bahkan kerusakan oleh korupsi yang sudah menjelma menjadi kerusakan

pikiran, perasaan, mental dan akhlak dapat membuahkan kebijakan-kebijakan yang sangat

tidak masuk akal. Sehingga terjadilah ketidakadilan dan kesenjangan yang sangat besar.

Pembahasan

A. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi di

Indonesia

Korupsi dapat terjadi di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Adapun

hasil analisis penulis dari beberapa teori dan kejadian di lapangan, ternyata

hambatan/kendala-kendala yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam meredam korupsi antara

lain adalah :

Page 9: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

1. Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-setengah.

2. Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasi yang cenderung

terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi struktur dan kultur.

3. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas atau pengontrol, sehingga tidak

ada check and balance.

4. Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsi pada sistem politik

dan sistem administrasi negara Indonesia.

5. Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan perkara, sehingga dari contoh-contoh

kasus yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang mengelak dari tuduhan yang diajukan

oleh jaksa.

6. Taktik-taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa, masyarakat, dan negara yang

semakin canggih.

7. Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam menjalankan amanah

yang diemban.

B. Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pemberantasan korupsi di

Indonesia

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab korupsi dan hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam pemberantasannya, dapatlah dikemukakan beberapa upaya

yang dapat dilakukan untuk menangkalnya, yakni :

1. Menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan norma-norma lainnya yang berlaku.

2. Menciptakan kondisi birokrasi yang ramping struktur dan kaya fungsi.

Penambahan/rekruitmen pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan, baik dari segi

kuantitas maupun kualitas.

3. Optimalisasi fungsi pengawasan atau kontrol, sehingga komponen-komponen tersebut

betul-betul melaksanakan pengawasan secara programatis dan sistematis.

4. Mendayagunakan segenap suprastruktur politik maupun infrastruktur politik dan pada saat

yang sama membenahi birokrasi sehingga lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan-

tindakan korup dapat ditutup.

Page 10: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

5. Adanya penjabaran rumusan perundang-undangan yang jelas, sehingga tidak menyebabkan

kekaburan atau perbedaan persepsi diantara para penegak hukum dalam menangani kasus

korupsi.

6. Semua elemen (aparatur negara, masyarakat, akademisi, wartawan) harus memiliki

idealisme, keberanian untuk mengungkap penyimpangan-penyimpangan secara objektif,

jujur, kritis terhadap tatanan yang ada disertai dengan keyakinan penuh terhadap prinsip-

prinsip keadilan.

7. Melakukan pembinaan mental dan moral manusia melalui khotbah-khotbah, ceramah atau

penyuluhan di bidang keagamaan, etika dan hukum. Karena bagaimanapun juga baiknya

suatu sistem, jika memang individu-individu di dalamnya tidak dijiwai oleh nilai-nilai

kejujuran dan harkat kemanusiaan, niscaya sistem tersebut akan dapat disalahgunakan,

diselewengkan atau dikorup.

Kesimpulan

Uraian mengenai fenomena korupsi dan berbagai dampak yang ditimbulkannya telah

menegaskan bahwa korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur

birokrasi serta orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber

dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi negara

dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya.

Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti halnya delik-delik

hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia masih begitu rentan

terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk membelokkan hukum menurut

kepentingannya. Dalam realita di lapangan, banyak kasus untuk menangani tindak pidana

korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwapun sudah divonis oleh hakim, tetapi selalu

bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak drastis, upaya

pemberantasan korupsi dapat dipastikan gagal.

Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menajdi “jalan tak ada ujung”, melainkan

“jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya untuk mengatasi persoalan

korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial, dari segi yuridis, maupun segi etika

atau akhlak manusia.

Page 11: skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

Daftar Pustaka

Gie. 2002. Pemberantasan Korupsi Untuk Meraih Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan

dan Keadilan. Fokus : Bandung.

Kumorotomo, Wahyudi. 1992. Etika Administrasi Negara, Rajawali Pers : Jakarta

Mochtar. 2009. “Efek Treadmill” Pemberantasan Korupsi : Kompas

Myrdal, Gunnar. 1997. Asian Drama an Irquiry Into the Poverty of Nations, Penguin Book

Australia Ltd.

UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

http://mgtabersaudara.blogspot.com/2010/03/pemberantasan-korupsi-di-

indonesia.htmlnh,hhhhhhan perundang-undangan ya