SKRIPSI - · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama...

111
1 UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V MI AL-HIKMAH SUMBERREJO KAB. MALANG SKRIPSI Oleh: SUSANTO NIM: 07140044 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

Transcript of SKRIPSI - · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama...

Page 1: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

1

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V MI AL-HIKMAH SUMBERREJO KAB. MALANG

SKRIPSI

Oleh: SUSANTO

NIM: 07140044

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

Page 2: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

2

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V MI AL-HIKMAH SUMBERREJO KAB. MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Stara Satu Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh: SUSANTO

NIM: 07140044

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

Page 3: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

3

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V MI AL-HIKMAH SUMBERREJO KAB. MALANG

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh SUSANTO (07140044)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 6 Agustus 2009 dengan nilai B

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

DEWAN PENGGUJI: TANDA TANGAN

1. Abdul Malik Karim Amrullah, M.Pd (Ketua) _________________ NIP. 150 368 790

2. Drs. Moh. Padil, M. PdI (Sekretaris) ________________ NIP. 150 297 235

3. Muhamad Walid, M. A (Penguji Utama) ________________ NIP. 150310896

4. Drs. Moh. Padil, M. PdI (Pembimbing) ________________ NIP. 150 297 235

Mengetahui dan mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. M. Zainuddin, MA

NIP. 150 275 502

Page 4: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

4

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V MI AL-HIKMAH SUMBERREJO KAB. MALANG

SKRIPSI

Oleh :

SUSANTO 07140044

Disetujui oleh; Dosen Pembimbing

Drs. Moh. Padil, M. PdI NIP. 150 297 235

Tanggal 25 Juli 2009

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dra. Hj. Sulala, M. Ag NIP. 150 267 279

Page 5: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

5

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN

BUAT IBU TERSAYANGBUAT IBU TERSAYANGBUAT IBU TERSAYANGBUAT IBU TERSAYANG

Page 6: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

6

MOTTO

Ÿω uρ (#θ ãΖ Îγs? Ÿω uρ (#θ çΡt“ øtrB ãΝ çFΡr& uρ tβöθ n=ôãF{ $# βÎ) ΟçGΨä. tÏΖ ÏΒ÷σ •Β

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-

orang yang beriman. (Q.S. ALI IMRAN: 139)1

1 Depag RI, Al-Quran Dan TerjemahaNya (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1995), hlm. 98

Page 7: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

7

Drs. Moh. Padil, M. PdI Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Susanto Malang, 16 Juli 2009

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini:

Nama : Susanto

NIM : 07140044

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Maka selaku pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Drs. Moh. Padil, M. PdI NIP. 150 297 235

Page 8: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

8

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 16 juli 2009

Susanto

Page 9: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

9

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan iringan rasa syukur dan segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta taufiqnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan cahaya Islam dan senantiasa memberikan teladan

dengan akhlaknya yang mulia.

Dengan segala kemampuan dan pengetahuan, penulis curahkan untuk

mewujudkan dan penyelesaikan penulisan skripsi ini, namun demikian penulis

menyadari bahwa, penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak selalu penulis harapkan demi penyempurnaan

skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan

terselesaikan penyusunannya, sehingga penulis ucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak dan ibu yang telah memberikan limpahan kasih sayang dan dukungan

materiil maupun moril.

2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri

Malang.

3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA selaku dekan Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Malang.

Page 10: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

10

4. Bapak Drs. Moh. Padil M.Pd I, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Negeri Malang dan yang telah memberikan bimbingan mulai dari

awal penyusunan hingga akhir penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag selaku ketuan jurursan pendidikan guru madrsah

ibtidaiyah Universitas Negeri Malang .

6. Bapak Sucipto S. PdI selaku Kepala Sekolah MI Al-Hikmah Sumberrejo

Gedangan Kab. Malang yang telah memberikan izin dan restunya dalam

pelaksanaan penelitian.

7. Bapak M. Rowi, A. Ma yang telah banyak membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini dan telah meluangkan waktu dalam proses wawancara.

8. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak

ternilai harganya.

Hanya kepada Allah SWT penulis berdoa, semoga amal baik mereka diterima

oleh-Nya sebagai amal sholeh.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Alhamdulilliahirabbil alamin

Malang, 16 Juli 2009

Penulis

Page 11: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

11

DAFTARLAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bukti Konsultasi

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 3 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 4 : Pedoman wawancara

Lampiran 5 : Silabus

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 7 : Soal resitasi dan Portofolio

Lampiran 8 : Nilai Resitasi siswa kelas V

Lampiran 9 : Denah Sekolah

Page 12: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ............ iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... vi

HALAMAN NOTA DINAS................................................................................................ vii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1

B. Rumusan masalah................................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 7

F. Sistematika Pembahasan...................................................................................... 9

Page 13: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

13

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pembahasan Metode Resitasi ............................................................................ 10

1. Pengertian Metode Resitasi........................................................................ 10

2. Langkah-Langkah Metode Resitasi............................................................ 12

3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Resitasi ............................................ 13

4. Metode Resitasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam............................. 15

B. Pembahasan Tentang Motivasi Belajar ............................................................. 23

1. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................................ 23

2. Macam-Macam Motivasi Belajar ................................................................ 26

3. Fungsi Motivasi Belajar............................................................................... 28

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Dalam Belajar...................................................... 29

5. Faktor-Faktor yang dapat menimbulkan motivasi

belajar siswa.................................................................................................. 30

6. Teori Motivasi ............................................................................................... 34

C. Pembahasan Tentang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ...................... 42

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ........................................................ 44

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam .............................................................................................................. 47

3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ................................................ 50

Page 14: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

14

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................... 53

B. Kehadiran Peneliti......................................................................................... 53

C. Lokasi Penelititan ......................................................................................... 54

D. Jenis Data...................................................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 55

F. Analisis Data................................................................................................. 57

G. Pengecekan keabsahan data ........................................................................ 58

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Latar Belajakang Obyek................................................................................. 60

1. Sejarah Berdirinya MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang ............... 60

2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Al-Hikmah Sumberrejo

Kabupaten Malang ............................................................................................ 61

3. Struktur Organisasi MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang............................ 63

5. Keadaan siswa MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang .................................. 64

6. Sarana dan Prasarana MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang....................... 63

6. Kurikulum MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang ........................... 65

7. Jumlah Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah Sumberrejo

Kab. Malang............................................................................................ 67

B. Penyajian data................................................................................................ 67

1. Upaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Metode

Page 15: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

15

Resitasi di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.

Malang..................................................................................................... 68

2. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi belajar siswa

dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas V Mi Al-

Hikmah Sumberrejo Kab. Malang .......................................................... 74

BAB V : PEMBAHASAN

A. Upaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

dengan Menggunakan Metode Resitasi di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo

Kab. Malang..................................................................................................................... 79

B. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi belajar siswa dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam di Kelas V Mi Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang...........................................81

BAB VI: PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 85

B. Saran................................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

16

ABSTRAK

Susanto. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Resitasi pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang. Dosen Pembimbing: Drs. Moh. Padil, M.PdI.

Kata Kunci : Motivasi, Metode resitasi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Metode merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam dan banyak sekali variasi yang bisa diterapkan guru guna untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dengan metode resitasi, dengan penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena metode resitasi ini merupakan metode yang tidak hanya komunikasi satu arah akan tetapi bisa dua ataupun tiga arah. Di samping itu, metode ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa dan siswa tidak hanya menjadi pendengar saja akan tetapi mereka ikut mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan dan aktif di dalamnya. Mengigat betapa pentingnya penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mencapai tujuan pembelajaran maka penulis tertarik untuk membahas tentang “Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang”. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas v di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Sumberrejo Gedangan Kab. Malang, selain itu untuk mengetahui bentuk upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode resitasi pada mata sejarah kebudayaan islam.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi dan dokumen lainnya. Data yang terkumpul penulis analisis dengan menggunakan tehnik analisi deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang sudah cukup memberikan motivasi siswa, dibuktikan dengan siswa yang semangat belajar mereka meningkat dan nilai siswa yang bertambah baik. Metode ini sangat membantu guru sejarah kebudayaan islam karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan metode ini didukung oleh beberapa sarana yang cukup lengkap yang disediakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

Page 17: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

17

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode resitasi pada pembelajaran sejarah kebudayaan islam di MI Al-Hikmah adalah: (a) bahwsanya metode resitasi telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam. (b) bahwasanya pelaksanaan metode resitasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam penugasan yang diberikan oleh guru selalu dikaitkan dengan pelajaran yang sedang disampaikan. (c) selain itu, pelaksanaan metode resitasi di samping dikaitkan dengan pelajaran yang sedang disampaikan dikaitkan juga dengan materi yang telah lalu juga. (d) bahwasanya pelaksanaan metode resitasi selalu digunakan atau diterapkan di setiap pembelajaran pelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam.

Upaya guru dalam menigkatkan motivasi pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam melalui metode resitasi adalah sebagai berikut: (a) upaya yang dilakukan dengan tidak memberikan penugasan yang hanya terfokus pada jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa dalam proses berpikir. (b) upaya yang dilakukan yaitu dengan menggabungkan atau pelaksanaan metode resitasi dengan metode yang lain dalam kegiatan pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam. (c) upaya yang dilakukan dengan tidak memberikan resitasi pada siswa yang bersifat jenuh, karena kalau hal itu dilakukan dan siswa tidak akan meningkat dari penggunaan metode resitasi itu sendiri.

Page 18: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar

mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan

timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar.2

Didalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung

jawab penuh atas kepemimpinannya yang di lakukan itu. Ia tidak melakukan

intruksi-intruksi dan tidak berdiri di bawa intruksi manusia lain kecuali dirinya

sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.3

Kegiatan Belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting

dari proses pendidikan. Di dalam proses belajar mengajar itu terjadi interaksi

antara guru dan siswa. Guru merupakan pelaksanaan pendidikan yang

memiliki peranan penting dalam pencapaian keberhasilan pendidikan.

Demikian juga guru memiliki upaya yang sangat penting dalam meningkatkan

2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

1999), hlM. 1 3 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah ( Jakarta : Rineka Cipta, 1997 ),

hlm.3-4

Page 19: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

19

motivasi belajar siswa. Dan tugas utama guru adalah membimbing dan

membantu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. Oleh karena itu metode mengajar memiliki andil yang sangat

besar dalam kegiatan belajar mengajar.4

Tanpa metode, suatu materi pendidikan tidak dapat berproses secara

efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pengajaran.

Oleh karena itu, metode merupakan garis-garis haluan untuk bertindak dalam

usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.5

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

manusia. Tidak seorangpun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

pandai dan trampil dan memecahkan masalah dalam kehidupannya. Tanpa

melalui proses pendidikan. Untuk itulah pendidikan merupakan suatu sistem

yang teratur dan mengembangkan misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu

yang bertalian dengan perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan,

kemampuan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan.6

Kegiatan belajar mengajar dalam kelas, tidak semua peserta didik

mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, sebagaimana yang telah

peneliti alami ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MI Al-

Hikmah Sumberrejo Kab. Malang, ternyata sebagian besar peserta didik

membuat kegaduhan ditengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar,

4Ibid, hlm. 43 5 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Renika cipta, 1995),hlm. 6 6 Depag RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam (Jakarta: DEPAG RI, 2003), hlm. 10

Page 20: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

20

begitu juga wajah mereka menunjukkan kelesuan dan yang lebih penting lagi,

motivasi peserta didik terhadap pembelajaran pendidikan Sejarah Kebudayaan

Islam sangat kurang, sehingga peserta didik tidak menguasai materi yang telah

guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya dan

berusaha mencari jawabannya secara tepat.

Pada kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan

berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan kelas dan

pengajaran itu sendiri. Pengaturan kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan

yang ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal

bagi terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan pengajaran menunjuk

pada semua kegiatan yang secara langsung diarahkan pada pencapaian tujuan-

tujuan pengajaran, kedua hal tersebut sangat tergantung atau terkait.7

Melihat kondisi tersebut sangat prihatin, sehingga peneliti berusaha

mencari solusi agar tujuan pengajaran yang diinginkan dapat tercapai. Dalam

hal ini guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menciptakan

lingkungan belajar yang kreatif dan menyenangkan bagi kegiatan belajar

peserta didik dikelas, agar peserta didik memiliki motivasi dalam belajar

pendidikan sejarah kebudayaan islam.

Pembelajaran atau cara yang harus peneliti lakukan adalah melakukan

pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk

mencapai tujuan pengajaran. Boleh jadi dari sekian keadaan salah satu

penyebabnya adalah faktor metode. Karena penggunaan metode yang tidak

7 Ali Imron dkk, Manajemen Pendidikan, (Malang : Universitas Negeri Malang, 2003),

hal 45

Page 21: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

21

sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan

yang telah dirumuskan.8

Salah satu langkah untuk memiliki strategi merupakan tugas dari

seorang guru yang harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya

disebut metode mengajar. Dari sini dapat dipahami bahwa metode yang tepat

dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar

mengajar dalam.

Adapun motivasi ekstrinsik menurut Sardiman adalah motif-motif

yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu,

metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat

membangkitkan belajar seseorang.9

Berdasarkan uraian dan kenyataan yang ada diatas maka penulis

menganggap betapa pentingnya fungsi pelaksananaan pembelajaran dengan

mengunakan metode, peneliti mencoba menerapkan metode mengajar yang

sesuai dengan keberagaman karakteristik yang dimiliki peserta didik,

sebagaimana diharapkan penerapan metode resitasi mampu menjawab

permasalahan yang terjadi di dalam kelas, sehingga proses belajar mengajar

dapat berjalan lancar dan menyenangkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi masalah yang sedang

terjadi di dalam kelas. Penggunaan metode Resitasi (penugasan) dalam

pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam, dalam hal ini peneliti juga

8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka

Cipta, 1997), hlm. 87 9 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1994), hlm. 90

Page 22: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

22

memperhatikan bagaimana pelajaran itu hendak disampaikan atau metode

apakah yang paling tepat untuk pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu

penelitian ini berjudul;

”Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

persoalan yang perlu diteliti sebagai berikut;

1. Bagaimana Upaya Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Metode Resitasi Di Kelas V MI

Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang?

2. Bagaimana Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Dengan Menggunakakan Metode Resitasi pada mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam pelaksanaan

Pembelajaran sejarah kebudayaan islam dengan menggunakan metode

resitasi di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Page 23: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

23

2. Untuk megetahui bentuk upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa dengan menggunakakan metode resitasi pada mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

pelaksanaan pembelajaran di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang,

khususnya pada kegiatan pembelajaran sejarah kebudayaan islam, diantaranya

adalah untuk:

1. Bagi lembaga

Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi lembaga

dalam penerapan metode resitasi dan dapat dijadikan bahan pertimbangan

atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam

mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran pada pelajaran

sejarah kebuayaan islam yang lebih baik.

2. Bagi Guru

Penerapan metode resitasi diharapkan akan lebih mempermudah

para guru dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam dan mengarahkan siswa khususnya terhadap siswa yang

sering tidak serius dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi peneliti

Page 24: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

24

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang

pelaksanaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah kebudayaan islam,

dan mempermudah meneliti dalam mengetahui kemampuan siswa

terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan islam.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup pembahasan ini, penulis membahas tentang

pentingnya pelaksanaan metode resitasi dalam meningkatkan motivasi

pembelajaran sejarah kebudayaan islam.

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian ini penulis

memberikan batasan dalam pembahasan sebagai berikut :

1. Pembahasan tentang Upaya Guru Dalam pelaksanaan Pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Metode Resitasi di

Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

2. Fungsi Tentang Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Metode Resitasi Di

Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh

tentang penelitian ini, maka sistematika penulisan laporan dan pembahasannya

disusun sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian,

Sistematika Pembahasan.

Page 25: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

25

BAB II : Kajian Pustaka, meliputi: (A) Pengertian metode resitasi,

prosedur penerapannya dan faktor-faktor dan penghambat penggunaan metode

resitasi, (B) Pengertian Motivasi, Prinsip Motivasi, Fungsi Motivasi.(C)

Pembelajaran Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam: Pengertian Pendidikan

Sejarah Kebudayaan Islam, Tujuan Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam dan

Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam.

BAB III : Metode Penelitian: Jenis Penelitian, Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data Dan Teknik Analisis Data.

BAB IV : Laporan Hasil Penelitian, meliputi: (A) Latar Belakang

Objek: Sejarah singkat MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. Visi dan

Misi MI Al-Hikmah Sumberrejo Malang struktur Organisasi MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang. (B) Penyajian dan Analisis, penyajian dan analisa

data yang diperoleh dari obyek penelitian di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.

Malang.

BAB V : Dalam bab ini dijelaskan tentang temuan atau pembahasan

dari rumusan masalah.

BAB VI : Dalam bab ini merupakan akhir dari pada penulisan skripsi

ini, dimana di sajikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian ini skripsi

ini secara keseluruhan dan juga penulis kemukakan saran-saran sebagai bahan

pertimbangan.

Page 26: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

26

BAB II

KAJAIN PUSTAKA

A. Pembahasan Tentang Metode Resitasi

1. Pengertian Metode Resitasi

Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, metode mengajar

memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu penunjang

utama berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajar.Metode

mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid

menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk

memberitahukan atau membangkitkan.10

Seorang guru tidak harus terpaku dalam menggunakan berbagai

metode agar proses belajar mengajar atau pengajaran berjalan tidak

membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian anak didik. Namun di

sisi lain penggunaan berbagai metode akan sulit membawa keberuntungan

atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila penggunaannya tidak

sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi

psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-

pandai dalam memilih metode yang tepat.

Adapun Metode mengajar menurut Winarno Surachmand dalam

bukunya ”Interaksi Mengajar dan Belajar” mengembangkan beberapa

metode dalam kelas dapat digunakan dengan bermacam-macam metode

10 Abu Ahmad, Metode Khusus Fiqih (Bandung: Amrico, 1986) hlm. 152

Page 27: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

27

belajar mengajar antara lain: ceramah, ekspositori, tanya jawab,

penemuan, demonstrasi, drill, pemecahan masalah, laboratorium, inkuiri,

kegiatan lapangan, permainan, dan resitasi.11 Adapun metode mengajar

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah metode resitasi.

Banyaknya metode diatas tidak berarti bahwa penggunaan metode

dalam pendidikan semuanya dipakai, namun tergantung situasi dan kondisi

yang ada. sedangakan dalam penelitian ini peneliti menfokuskan pada

metode resitasi sesuai dengan judul skripsi.

Adapun Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan

adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu

agar siswa melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat

dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di

perpustakaan, di rumah ataupun dimana saja asal tugas itu dapat di

selesaikan.12

Dapat disimpulkan bahwa metode Resitasi yang dimaksud adalah

suatu metode mengajar dimana guru memberikan tugas-tugas kepada

siswa untuk dikerjakan setelah menjelaskan suatu materi pelajaran yang

telah selesai diberikan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.13

11 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya, Biro Ilmiyah. 1983) hlm. 83

12 Suwarna, Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis dalam Menyiapkan Pendidik Professional (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005) hlm. 113

13 Syaiful Bahri Djamarah, Stategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm. 96

Page 28: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

28

Sudirman dkk, mendefinisikan metode resitasi sebagai cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.14

Metode resitasi menurut ramayulis adalah suatu cara mengajar

dimana guru memberikan tugas tertentu kepada siswa, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan para siswa mempertanggung jawabkan.15

Metode resitasi yang dimaksud merupakan suatu metode

pengajaran yang mengaktifkan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru setelah dijelaskan suatu materi. Tugas-tugas yang

dimaksud disini adalah menyelesaikan soal-soal yang disusun dalam

lembar kerja siswa yang dibagikan kepada setiap siswa.

2. Langkah-Langkah Pengunaan Metode Resitasi

Penggunaan metode resitasi di kelas ada tiga fase yang harus

dilakukan oleh pengajar, antara lain:16

a. Fase Memberikan Tugas.

Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara

perseorangan atau kelompok. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai

dengan yang diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa

memperhatikan:

(1) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

(2) Sesuai dengan kemampuan siswa.

(3) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

14 Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1981) hlm. 141 15 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1990) hlm.

45 16 Syaiful Bahri Djamarah, Loc. Cit. hlm.7

Page 29: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

29

(4) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Langkah Pelaksanaan.

(1) Diberikan bimbingan atau pengawasan.

(2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

(3) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain.

(4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dan

sistematis.

c. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas

Hal yang harus dikerjakan siswa pada fase ini, antara lain:

(1) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya.

(2) Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.

(3) Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes

atau cara lainnya. Dengan fase mempertanggunag jawabkan inilah

yang disebut dengan resitasi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Dalam penggunaan suatu metode resitasi ini memiliki kebaikan

sebagai teknik penyajian karena siswa mendalami dan mengalami sendiri

pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itua akan lama tinggal

dalam jiwanya. Apabila dalam mengerjakan tugas ditunjang dengan minat

dan perhatian siswa serta kejelasan tujuan mereka bekerja.

Page 30: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

30

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode resitasi menurut

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein adalah sebagai berikut.17

a. Kelebihan Metode Resitasi, antara lain:

(1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar

(2) Dapat mengembangkan kemandirian diluar pengawasan guru

(3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

(4) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

b. Kelemahan Metode Resitasi, antara lain:

(1) Siswa sulit dikontrol apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.

(2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan meyelesaikan adalah anggota tertentu saja. Sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

(3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.

(4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.18

c. Kekuatan dari Metode Resitasi adalah:

(1) Membuat peserta didik aktif

(2) Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

(3) Mengembangkan kemandirian peserta didik.

(4) Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari.

(5) Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.

(6) Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.

(7) Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.

(8) Mengembangkan kreativitas peserta didik.19

17 Ibid.hlm. 59 18 Ibid.hlm. 98

Page 31: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

31

4. Metode Resitasi Dalam Meningkatakan Motivasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Metode resitasi merupakan suatu aspek dari metode belajar.

setiap guru selalu memberi tugas pada setiap pelajaran dengan maksud

tertentu, misalnya untuk meninjau pelajaran baru, menghafal pelajaran

yang telah diberikan, mencoba memecahkan masalah dan lain sebagainya.

Resitasi dapat diberikan kepada setiap individu, kelompok atau

kepada seluruh siswa kelas. resitasi dapat diberikan kepada siswa didalam

maupun diluar kelas.

Seringkali kita lihat cara yang digunakan oleh guru kurang tepat

misalnya: ketika jam istirahat berbunyi guru cepat-cepat memberikan

tugas (resitasi) pada siswa tanpak memperhatikan kondisi siswa waktu itu.

siswa yang telah memasukkan buku kedalam tasnya, untuk kemudian

beristirahat. cara ini tidak seluruhnya salah akan tetapi ada baiknya jika

guru melihat kondisi siswa sebab itu yang disebut dengan metode resitasi.

dalam hal ini guru perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:

Pertama : Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan

Kedua : Mempertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik

resitasi itu telah tepat dan dapat mencapai tujuan yang di

inginkan

19 Soewarno, Loc. Cit. hlm. 59

Page 32: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

32

Ketiga : Bagi guru perlu merumuskan tugas dengan jelas dan dimengerti

oleh siswa20

Dalam memberikan resitasi yang baik seperti yang diungkapkan

oleh sudirman dkk, bahwa seorang guru hendaknya menempuh langkah-

langkah:

a. Pemberian Resitasi dan Penjelasannya

Pada tahap ini kurang tepat digunakan apabila tugas (resitasi)

diberikan guru pada saat waktu tela habis, karena tugas berikan tidak

begitu saja dimengerti oleh siswa, tetapi guru juga harus menberikan

keterangan mengenai resitasi tersebut. misalnya: apakah resitasi

tersebut harus dikerjakan sacara individu, kelompok, kapan waktu

untuk mengumpulkan resitasi tersebut dan keterangan lain yang

dibutuhkan oleh siswa. oleh sebab itulah guru harus memperhatikan

langkah-langakah berikutnya:

(1) Resitasi yang diberikan harus jelas. (2) Tujuan resitsi yang diberikan akan lebih baik apabilah dijelaskan

kepada siswa terlebih dahulu supaya siswa mengetahui manfaat resitasi yang akan diselesaikan.

(3) Apakah resitasi itu merupakan resitasi individu atau kelompok, apabilah resitasi tersebut resitasi kelompok sekiranya ada ketua dan anggota sesuai dengan kebutuhan agar, ada yang bertanggung jawab untuk mengatur anggoanya.

(4) Berikan pengarahan bahwa tugas kelompok adalah tanggung jawab bersama seluruh anggota kelompok. oleh sebab tu setiap anggota kelompok perlua akan tugas dan apa yang harus diselesaikannya.

(5) Apabila resitasi yang diberikanya itu cara penyelesaiannya belum bisa dilakukan oleh siswa, maka guru juga perlu menjelaska atau memberi petunjuk cara mengerjakannnya, fasilitas yang

20 Suwarna, Loc. Cit. hlm. 136.

Page 33: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

33

diperlukan, sumber-sumber yang diperlukandan dimana hal itu dapa diperoleh.

(6) Tempat dan waktu penyelesaian resitasi hendaknya jelas, apabila hal itu tidak jelas sering menjengkelkan guru dan menjadi beban yang berlarut-larut dan menuntut bagi siswa.21

b. Pelaksanaan Resitasi

Pada langkah ini siswa mengerjakan resitasi yang telah

diberikan, an selama siswa mengerjakan resitasi guru tidak boleh

menganggap masalah selesai, karena siswa juga memerlukan

keterangan dari guru namun hendaknya guru melakukan hal-hal

dibawah ini:

(1) memberikan bimbingan, barangkali ada siswa yang mengalami

kesulitan, hambatan atau salah arah dalam mengerjakan reitasi

tersebut.

(2) memberikan dorongan terutama bvagi siswa yang kurang bergairah

atau lambat dalam mengerjakan resitasi.22

Dalam hal ini tidak hanya siswa yang aktif tetapi guru juga

dituntut untuk akatif didalam proses belajar mengajar, karena yang

motivasi yang di berikan oleh guru sangat berpengaruh pada siswa

yang sedang mengerjakan resitasi. disinilah kita bisa tahu antara siswa

yang memang benar-benar cerdas sama yang lamban atau kurang

mampu dalam mengerjakan mengerjakan resitasi.

c. Pertanggung Jawaban Resitasi dan Penilaian

21 Sudirman, Loc. Cit. hlm. 143 22 Ibid, hlm.144

Page 34: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

34

Pada langkah ini siswa memberiakan pertanggung jawaban

atas tugas yang telah diberikan dalam bentuk laporan. laporan ini bisa

berupa laporan lisan, laporan tertulis, laporan tindakan (demontrasi),

atau kombinasi dari keduanya. pertanggung jawaban siswa seharusnya

diberikan penilaian yang dijadikan salah satu pertimbagan dalam hasil

akhir bidang setudi yang diajarkan. resitasi yang dilaporkan tapi tidak

jelas dinilai apa tidak, akan mempengaruhi motivasi belajar siswa

apabila ada resitasi selanjutnya yang diberikan guru.23

Metode resitasi secara tegas memberika dua kategori bentuk

pelaksanaan, keduanya merupakan bentuk yang sama dalam

pelaksanaannya yaitu:

(1) Resitasi yang diberikan dirumah secarah individu

Dilaksanakannya metode resitasi dirumah secarah individu

denga tujuan supaya siswa melakukan latihan selama melakukan

resitasi, sehingga pengalaman siswa didalam mempelajari sesuatu

dapat lebih terintegrasi. hal ini disebabkan karena siswa

mempelajari situasi atau pengalaman yang berbeda dalam

menghadapi masalah baru. disamping itu juga untuk memperoleh

pengetahuan, memperluas dan memperkaya pengetahuan, serata

keterampilan siswa di sekolah melalui kegiatan diluar sekolah.

dengan demikian akan meningkatkan keinginan siswa untuk

belajar lebih giat lagi, memupuk inisiatif dan berani bertanggung

23 Ibid, hlm. 145

Page 35: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

35

jawab sendiri. Dan masih banyak lagi manfaat yang kita dapatkan

apabila menggunakan resitasi.

(2) Resitasi Yang Diberikan Secara Kelompok

Dalam suatu istilah kerja kelompok digunakan untuk

merangkum pengertian,dimana siswa dalam satu kelas dipandang

sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri maupun dibagi atas

kelompok-kelompok kecil, atau merupakan segment dalam dua

bagian atau lebih itu mencapai tujuan pelajaran tertentu dengan

bergotong royong.

Sebagai metode kerja kelompok bisa digunakan untuk

mencapai bermacam-macam tujuan sekolah sedangankan menurut

obert L cilstrap dan william r martin menguatkan bahwa kerja

kelompok adalah kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil,

yang di organisir untuk kegiatan belajar.24

Dalam kerja kelompok tidak hanya asal mengerjakan

resitasi yang diberikan guru kepada mereka, tetapi secara bersama-

sama ada beberapa aspek yang perlu untuk diperhatikan, antara

lain:

(a) Tujuan

Tujuan harus jelas bagi setiap kelompok agar diperoleh

hasil yang baik setiap anggota harus sama dalam mengerjakan

resitasi karena sebelumnya sudah dilakukan diskusi.

24 Suwarna,, Loc. Cit. hlm. 15

Page 36: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

36

(b) Interaksi

Dalam kerja kelompok ada resitasi yang harus di selesaikan

bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja salam satu

persyaratan utama dalam kerja keompok adalah komunikasi yang

efektif hal ini diperlukan untuk interaksi dalam kerja kelompok.

(c) Kepemimpinan

Dalam kelompok diperlukan adanya seorang kelompok

untuk mengatur komunikasi antar anggota, dan penyelesaian

resitasi bersama.

Diharapkan apabila guru telah memberikan tugas pada siswa, pada

hari minggu berikutnya tugas tersebut harus dicek apakah sudah

dikerjakan atau belum, kemudian perlu di evaluasi, karena akan memberi

motivasi belajar siswa.25 Tugas tersebut juga berupa perintah, kemudian

siswa mempelajari bersama teman atau sendiri dan menyusun

laporan/resum. esok harinya laporan itu dibacakan didepan kelas dan

didiskusikan dengan siswa seluruh kelas.

Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar

perlu diusahakan dialog, yaitu untuk memberi motivasi pada siswa agar

bangkit pikirannya untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang

diajukan guru. Dengan demikian akan menciptakan pembelajaran yang

efektif terutama dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam. Karena

selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan

25 Roestiyah. Loc. Cit. hlm. 133

Page 37: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

37

mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan, siswa seharusnya mengerti.

Dan pertanyaan yang lebih luas asalkan berkaitan dengan pelajaran atau

pengalaman yang dihayati dengan jawaban itu, menyebabkan pelajaran

menjadi lebih mendalam dan luas, dan menjadikan siswa akan lebih

termotivasi dalam belajar.

Selain itu, metode resitasi bisa menjadikan siswa termotivasi dalam

belajar karena ketika guru memberikan tugas siswa dapat mengerti atau

dapat mengingat fakta-fakta yang dipelajarinya, siswa lebih

mengembangkan kreatifnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang mendalam.

Siswa bila telah selesai melakasanakan atau mempelajari tugas,

maka harus membuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya telah

ditentukan sesuai dengan tujuan tugas. oleh guru harus disiapkan alat

evaluasi, agar dapat menilai hasil kerja siswa dan dapat memberi

gambaran yang obyektif mengenai usaha siswa melakukan tugas itu.

evaluasi ini penting untuk siswa karena dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa yang lebih baik, dan meninkatkan hasrat belajar.

Penjelasan semua itu dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan

metode akan berjalan baik dalam kegiatan belajar mengajar apabila guru

mampu menggunakan metode ini dengan benar. Karena metode yang

dirumuskan dengan tepat, merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh

antara guru dan siswa.

Page 38: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

38

B. Pembahasan Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan

“ motif” untuk menunjukan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu.10 Motif

dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan. Kata

“motif ”, diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Berawal dari pendekatan kata “motif” tersebut dapat

ditarik persamaan bahwa keduanya menyatakan suatu kehendak yang

melatarbelakangi perbuatan. Banyak para ahli yang memberikan batasan

tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut:

a. Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.26

b. Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.27

c. Heinz Kock memberikan pengertian, motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu.28

d. Dr. Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.29

e. Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.30

26 Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers. 1990) hlm. 73

27 Tabrani Rusyan, dkk Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya. 1989) hlm.95

28 Heinz Kcok, Saya Guru Yang Baik (Yogyakarta: Kanisius,1991) hlm. 69 29 Wayan Ardhana, Pokok-pokok Jiwa Umum (.Surabaya: Usaha Nasional 1985) hlm. 165 30 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 65

Page 39: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

39

Berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,

dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena

motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri

individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.

Dalam pembahasan skripsi yang penulis maksudkan adalah

motivasi dalam belajar. Oleh karena itu sebelum menguraikan apa itu

motivasi belajar terlebih dahulu diuraikan tentang belajar.

Belajar adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku yang terjadi

pada seseorang. Untuk lebih jelas penulis akan kemukakan pendapat para

ahli:

(1) Menurut Chaplin tentang definisi belajar ada dua: yang pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya, belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.31

(2) Menurut Hintzman belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

(3) Menurut Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.32

Berdasarkan ketiga definisi yang diutarakan tersebut secara umum

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

31 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ( Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 2002) hlm.136 32 Ibid, hlm. 64

Page 40: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

40

Pengertian motivasi dan belajar tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau kekuatan bathin

siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas belajar untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar ini tumbuh dalam diri

sendiri, sedangkan motivasi belajar dapat dirangsang oleh faktor-faktor

dari luar. Dengan demikian dapat dikatakan motivasi pembelajaran sejarah

kebudayaan islam adalah penggerak atau dorongan yang harus ada dalam

situasi belajar pendidikan agama Islam demi mencapai tujuan,

pendalaman, pemahaman tentang studi keagamaan yang diharapkan.

Setelah penulis menguraikan defenisi motivasi dalam belajar, maka

dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar

adalah suatu daya upaya penggerak atau membangkitkan serta

mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan belajar.

Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang

mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis

kemukakan menurut pendapat para ahli mengenai motivasi belajar yaitu:

(a) Menurut H. Mulyadi menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar.33

(b) Dan menurut Tadjab, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.34

(c) Sedangkan menurut Sadirman, motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas adalah dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk

33 Mulyadi, Psikologi Pendidikan, (Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Malang, 1991)

hlm. 87 34 Tadjab MA, Op.Cit. hlm. 102

Page 41: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

41

belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar.35

Dari pendapat ahli diatas penulis mempuyai pemahaman bahwa

yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah motivasi yang mampu

memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dan melangsungkan

pelajaran dengan memberikan arah atau tujuan yang telah ditentukan.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Menurut Gleitman dan Reber pengertian dasar motivasi ialah

keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorong

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok

daya untuk bertingkah laku secara terarah.36

Dalam Perkembangan selanjutnya motivasi dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu:

a. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenagi

materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.

Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa

motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datang dari diri sendiri

dan bukan datang dari orang lain atau faktor lain. Jadi motivasi ini

bersifat alami dari diri seseorang dan sering juga disebut motivasi

murni.

35 Sardiman, Op,Cit, hlm. 75 36 Muhibbin Syah, Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2003) hlm. 136

Page 42: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

42

b. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari

luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan

kegiatan belajar, seperti pujian dan hadiah, peraturan sekolah, suri

tauladan orang tua, guru dan seterusnya.37

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ekstrinsik yang pada

hakikatnya adalah suatu dorongan yang berasal dari luar diri seseorang.

Jadi berdasarkan motivasi ekstrinsik tersebut anak yang belajar sepertinya

bukan karena ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan pujian

dan nilai yang baik

Berangkat dari uraian diatas, dapat diambil pengertian bahwa

motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Akan tetapi

motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar

disamping motivasi instrinsik. Untuk dapat menumbuhkan motivasi

instrinsik maupun ekstrinsik adalah suatu hal yang tidak mudah, maka dari

itu guru perlu dan mempunyai kesanggupan untuk menggunakan

bermacam-macam cara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa

sehingga dapat belajar dengan baik.

3. Fungsi Motivasi belajar

Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus

ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan itu, begitu juga dalam dunia

pendidikan, aspek motivasi ini sangat penting. Peserta didik harus

37 Ibid, hlm. 137

Page 43: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

43

mempunyai motivasi untuk meningkatkan kegiatan belajar terutama dalam

proses belajar mengajar.

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar

sebab motivasi berfungsi sebagai:

a. Pemberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-

kegiatan belajarnya.

b. Pemilih dari tipe-tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang

berkeinginan untuk melakukannya.

c. Pemberi petunjuk pada tingkah laku.

Fungsi motivasi juga dipaparkan oleh Tabrani dalam bukunya

“Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”, yaitu:

(1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.

(2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik

(3) Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu

perbuatan.38

Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman,

bahwa ada tiga fungsi motivasi:

(a) Mendorong manusia untuk berbuat.

(b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

(c) Menentukan arah perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.39

38 Tabrani Rusyan. Op.Cit. hlm: 123 39 Sardiman. Op.Cit. hlm. 84

Page 44: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

44

Fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong

usaha-usaha pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha

karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa dengan adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang

yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas

motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian

prestasi belajarnya. Dengan demikian motivasi itu dipengaruhi adanya

kegiatan.

4. Prinsip-Prinsip Motivasi dalam Belajar

Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama

dalam rangka mendorong motivasi belajar peserta didik di sekolah. Dalam

hal ini Keneth H. Hover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi antara

lain:

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar peserta didik.

b. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar. Sebabnya ialah karena kepuasan yang diperoleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam dirinya.

c. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan peserta didik yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian pula peserta didik yang antusiasn akan mendorong motivasi peserta didik lainnya.

d. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya dari pada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. Apabila peserta didik diberi kesempatan untuk menemuklan masalah secara mandiri dan memecahkannya sendiri, hal itu akan mengembangkan motivasi dan disiplin lebih baik.

Page 45: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

45

e. Tekanan kelompok peserta didik (peer group) kebanyakan lebih efektif dalam memotivasi dari pada tekanan atau paksaan dari orang dewasa. Peserta didik, terutama para adoselen, sedang mencari kebebasan dari orang dewasa; ia menempatkan hubungan kawan sebayanya yang lebih tinggi. Ia bersedia melakukan apa yang akan dilakukan oleh kelompok sebayanya, dan demikian sebaliknya. Oleh karena itu, kalau guru hendak membimbing peserta didik belajar, arahkanlah anggota-anggota kelompok itu kepada nilai-nilai belajar, baru peserta didik tersebut akan belajar dengan baik.40

5. Faktor-faktor yang dapat Menimbulkan Motivasi Belajar Siswa

Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa motivasi

belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Adapaun faktor-faktor yang dapat menimbulkan

motivasi intrinsik adalah adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang

kemajuan dirinya, adanya aspirasi atau cita-cita. Sedangkan faktor-faktor

yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah ganjaran, hukuman

dan persaingan, adapun lebih jelasnya penulis uraikan satu persatu

dibawah ini:

a. Faktor Intrinsik

(1) Adanya Kebutuhan

Seseoerang yang melakukan suatu aktivitas tidak selamanya

mempunyai motivasi yang sama, walaupun apa yang dilakukan itu

pada obyek yang sama. Kebutuhan seseorang yang berbeda

menyebabkan motivasi yang berbeda pula antara seseorang dengan

40 Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja

Karya, 1989), hlm. 124

Page 46: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

46

yang lainnya. Oleh karena itu, tingkah laku seseorang dibangkitkan

dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.41

(2) Adanya Pengetahuan tentang Kemajuannya Sendiri

Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,

dengan anak mengetahui apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya ada

kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk

belajar lebih giat lagi. Oleh karena itu, penting sekali adanya evaluasi

atau penilaian tehadap seluruh kegiatan anak secara kontinue dan hasil

evaluasi itu diberitahukan atau disuruh mencatat oleh murid-murid

sendiri.42

(3) Adanya Aspirasi atau Cita-Cita

Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini merupakan

pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi belajarnya.

Disamping itu, cita-cita dari seseorang anak sangat dipengaruhi

oleh tingkat kemampuannya. Anak yang mempunyai tingkat

kemampuan yang baik, umumnya mempunyai cita-cita yang lebih

realis jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai tingkat

kemampuan yang kurang atau rendah.43

b. Faktor Ekstrinsik

(1) Ganjaran

41 Syaiful Bakri Djamarah, Prestasi belajar dan kompetensi guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 50. 42 Amir Daien indra kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 163

43 Ibid., hlm. 164.

Page 47: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

47

Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif yang

bersifat positif tetapi disamping fungsinya sebagai alat pendidikan

represif positif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat motivasi.

Yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran

dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat

lagi.

(2) Hukuman

Biarpun hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak

menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun

demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk

mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapat

hukuman oleh karena kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas,

maka ia akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi, ia

berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-tugas belajarnya, agar

terhindar dari bahaya hukuman. Hal ini berarti bahwa ia didorong

untuk selalu belajar. Bahkan tidak hanya ia sendiri yang terdorong

untuk selalu belajar, melainkan teman-temannya juga terdorong

untuk selalu belajar, agar merekapun terhindar dari menderita

hukuman.

Beberapa persyaratan pemberian hukuman yang perlu diperhatikan

adalah:

(a) Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta kasih sayang,

(b) Pemberian hukuman harus didasarkan kepada alasan “keharusan” artinya sudah tidak ada alat pendidikan yang lain

Page 48: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

48

yang bisa dipergunakan, hukuman merupakan tindakan terakhir dilaksanakan, setelah dipergunakan alat-alat pendidikan lain tetapi tidak memberikan hasil,

(c) Pemberian hukuman harus menimbulkan kesan pada hati anak. Dengan adanya kesan itu, anak akan selalu mengingat pada peristiwa tersebut,

(d) Pemberian hukuman harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada anak. Inilah hakikat dari tujuan pemberian hukuman, dan

(e) Pada akhirnya, pemberian hukuman harus diikuti dengan pemberian ampun dan disertai dengan harapan serta kepercayaan.44

Dengan demikian, hukuman, baik ditinjau dari fungsinya

sebagai alat pendidikan, maupun ditinjau dari fungsinya sebagai alat

motivasi kedua-duanya mempunyai nilai positif terhadap proses

pelaksanaan pendidikan

(3) Persaingan atau Kompetisi

Persaingan, sebenarnya adalah berdasarkan kepada

golongan untuk kedudukan dan penghargaan kebutuhan akan

kedudukan dan penghargaan adalah merupakan kebutuhan yang

sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena

itu kompetisi dapat menjadi tenaga pendorong yang sangat besar.

Kompetisi dapat terjadi secara sendirinya, tetapi dapat pula

diadakan kompetisi sengaja oleh guru. Kompetisi secara dengan

sendirinya dapat terjadi secara terang-terangan, tetapi dapat pula

terjadi secara sembunyi-sembunyi. 45

6. Teori Motivasi

44 Amier Daien Indrakusuma, Op.Cit. hlm. 165.

45 Ibid, hlm. 167

Page 49: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

49

Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan pada kesempatan

ini, pada bab ini akan dijelaskan lima teori yaitu: teori hedonisme, teori

naluri, teori reaksi yang dipelajari, teori daya pendorong dan teori

kebutuhan. Adapun perincianya sebagai berikut:

a. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan,

kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran didalam

filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada

manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.

Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah

makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan

kenikmatan. Oleh karena itu setiap menghadapi persoalan yang perlu

pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang

dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan

kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya. Implikasi dari teori

ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung

menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang

mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang

mendatangkan kesenangan baginya. 46

b. Teori Naluri

46 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), hlm.74.

Page 50: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

50

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok

yaitu: (1). Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri. (2).

Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri. (3). Dorongan nafsu

(naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis. Dengan

demikian ketika naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan apapun

tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-

hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.

Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus

berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

Sering kali kita temukan seseorang bertindak melakukan

seseuatu karena didorong oleh lebih dari naluri pokok sekaligus

sehingga sukar bagi kita untuk menetukan naluri pokok mana yang

lebih dominan mendorong orang tersebut melakukan tindakan yang

demikian itu. Sebagai contoh: seorang mahasiswa tekun dan rajin

belajar meskipun dia hidup didalam kemiskinan bersama keluarganya.

Hal apakah yang menggerakkan mahasiswa itu tekun dan rajin belajar?

Mungkin karena ia benar-benar ingin menjadi pandai (naluri

mengembangkan diri). Akan tetapi mungkin juga karena ia ingin

meningkatkan karier pekerjaanya sehingga dapat hidup senang

bersama keluarganya dan dapat membiayai sekolah anak-anaknya

(naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis dan naluri

mempertahankan diri). 47

47 Ibid., hlm. 75

Page 51: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

51

c. Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia

tidak berdasarkan naluri-naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah

laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang

belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan ditempat ia hidup

dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan

kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau seorang

pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin

atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang

kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan

mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat

mengetahui polah tingkah. lauknya dan dapat memahami pula

mengapa ia bereaksi dan bersikap yang mungkin berbeda dengan orang

lain dalam menghadapi suatu masalah.48

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan

“teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri,

tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah

yang umum. Misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang

lain. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya

pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun, cara-cara yang

digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut

48 Ibid., hlm. 76

Page 52: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

52

berlain-lainan bagi tiap individu menurut latar belkang kebudayaan

masing-masing. Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang

pemimpin atau seorang pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia

harus mendasarkannya atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga

reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.

Memotivasi anak didik yang sejak kecil dibesarkan didaerah gunung

kidul misalnya, kemungkinan besar akan berbeda dengan cara

memberikan motivasi pada anak yang dibesarkan di kota medan

meskipun masalah yang dihadapinya sama.

f. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sering banyak dianut orang-orang adalah

teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan

oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,

baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu,

menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik

bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia berusaha

mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan

dimotivasinya.

Sejalan dengan itu pula terdapat adanya beberapa teori

kebutuhan yang sangat erat berkaitan dengan kegiatan motivasi.

Berikut ini dibicarakan salah sartu dari teori kebutuhan yang

dimaksud. Teori Abraham Maslow. Sebagai seorang pakar psikologi,

Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok

Page 53: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

53

manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian

dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia.

Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud dapat

dilihat pada gambar berikut:

Aktualisasi diri

Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan sosial

Kebutuhan rasa aman dan Perlindungan

Kebutuhan Fisiologi

Gambar 1

Keterangan:

1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan fital yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dansebagainya.

2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan sebagainya.

Page 54: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

54

3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerja sama.

4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau setatus, pangkat, dan sebagainya.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization), seperti antara lain: kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.49

Tingkat atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud

sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih

merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bila mana

diperlukan untuk memperkirakan tingkat kebutuhan mana yang mendorong

seseorang yang akan dimotivasi- bertindak melakukan sesuatu.

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati bahwa kebutuhan

manusia itu berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya

perbedaan tingkat kebutuhan itu antara lain latar belakang pendidikan, tinggi

rendahnya kedudukan, pengalaman masa lampau, pandanagan atau falsafah

hidup, cita-cita dan harapan masa depan, dari tiap individu.50

Adanya kebutuhan merupakan alat motivasi yang dapat mendorong

siswa untuk lebih giat dalam belajar. Begitu juga dengan motivasi belajar

pendidikan sejarah kebudayaan islam karena adanya dorongan kebutuhan.

Apabila kita kaitkan dengan teori Maslow tentang teori kebutuhan jika

dikaitkan dengan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan sejarah

kebudayaan islam.

49 Ibid, hlm. 77 50 Ibid., hlm.78

Page 55: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

55

Setiap individu tidak akan berusaha meloncat kepemuasan kebutuhan

ke tingkat atas sebelum kebutuhan yang ada dibawahnya terpuaskan.

Bagaimanapun manusia adalah makhluk yang tak pernah berada dalam

keadaan sepenuhnya puas. Hal ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan yang

ada dalam diri manusia tidak pernah berhenti menuntut adanya pemuasan.

Kebutuhan yang pada suatu saat telah terpuaskan dilain saat akan kembali

menuntut adanya pemuasan. Demikian seterusnya sehingga tuntutan dan

pemuasan kebutuhan membentuk lingkaran yang tidak berujung.51

Apabila dikaitkan dengan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan

sejarah kebudayaan islam dengan teori kebutuhan Maslow. Yakni

menduduki tingkatan kelima adalah aktualisasi diri. Hal ini dapat dilihat

bahwa individu tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan lain sebelum

kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, seperti halnya siswa yang sedang lapar

tidak akan tergerak untuk melakukan belajar pendidikan sejarah kebudayaan

Islam. Adapun kebutuhan akan rasa aman adalah satu kebutuhan yang akan

muncul dominan pada siswa apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.

Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki adalah kebutuhan yang mendorong

individu untuk membangun hubungan dengan orang lain baik dilingkungan

keluarga, lingkungan pergaulan atau dalam kelompok. Sedangkan kebutuhan

akan rasa harga diri disini Maslow membagi menjadi dua yaitu: rasa harga

diri dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Setelah kebutuhan

keempat tersebut terpuaskan baru muncul akan kebutuhan aktualisasi diri.

51 E. Koeswara, Motivasi (Bandung: Angkasa, 1989), hlm. 223

Page 56: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

56

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan individu untuk

mewujudkan apa yang ada dalam kemampuan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa seorang siswa yang lapar, tidak aman, tidak ada cinta dan

rasa memiliki, tidak ada penghargaan atas dirinya, maka siswa tidak

termotivasi di dalam belajar pendidikan agama Islam di sekolah.

Apabila menginginkan motivasi belajar pendidikan sejarah

kebudayaan Islam dapat berjalan dengan baik, maka kebutuhan fisiologisnya

harus terpuaskan terdahulu, begitu juga kebutuhan akan rasa aman,

kebutuhan untuk dicintai oleh orang lain dan kebutuhan penghargaan telah

terpenuhi semua dengan baik, maka secara otomatis siswa akan belajar

pendidikan sejarah kebudayaan islam dengan baik. Dengan kata lain siswa

akan termotivasi belajar pendidikan agama Islam di sekolah apabila siswa

tidak dalam keadaan lapar, siswa merasa aman, siswa dicintai oleh orang

tuanya di rumah, dan siswa dihargai di lingkungan keluarganya, sehingga

dengan demikian siswa akan lebih percaya diri dan akan lebih termotivasi

belajar pendidikan sejarah kebudayaan islam di sekolah dengan baik.

C. Pembahasan Tentang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama

guru. Sebagaimana diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa

pelajaran tanpa diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

membelanjarkan siswa.52

52 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hal

114

Page 57: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

57

Adapun pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang artinya

petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata “ajar” ini

lahirlah kata kerja “belajar” yang berarti berlatih atau berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu dan kata “pembelajaran” berasal dari kata “belajar”

yang mendapat awalan pen-dan akhiran an yang merupakan konflik nominal

yang mempunyai arti proses.53

Pembelajaran adalah proses pemerolehan maklumat dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan

kepercayaan. Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha mengajar

supaya peserta didik dapat belajar menguasai isi pelajaran demi mencapai

suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa pada

perubahan pada seseorang.

Ada beberapa definisi tentang pembelajaran di kemukakan oleh para

ahli, yaitu :

a. Menurut Degeng, pembelajaran (ungkapan yang leboih dikenal sebelumnya “pembelajaran”) adalah upaya untuk membelanjarkan siswa.54

b. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.55

c. Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.56

d. Kamus dewan mengartikan pelajran sebagai proses belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menjalani pelatihan.

53 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1990), hal 664 54 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002),

hal 183 55 Muhaimin M.A, Belajar Mengajar, (Surabaya : Citra Media, 1996), hal 99 56 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi askara, 2002), hal 48

Page 58: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

58

e. Menurut pandangan ahli kognbitif, pembelajaran boleh diartikan sebagai suatu proses dalam yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang agak kekal.

f. Aliran behavioris berpendapat bahwa pelajaran adalah perubahan dalam tingkah laku yang cara seorang bertindak dalam suatu situasi.

Dari mengkaji sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang

pelaksaan pendidikan islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai

dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan

kembali dari pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui bagaimana yang

terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep,

institusi, sistem, dan opersionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu.57

Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah

pengertian bahwa pembelajaran pendidikan sejarah kebudayaan islam adalah

upaya membelanjarkan siswa untuk dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan nilai-nilai agama melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

latihan.

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah adalah catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

lampau, dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan

peristiwa pada masa lampau umat manusia dan sejarah pendidikan

merupakan salah satu sejarah kebudayaan umat manusia. karena

mendidik, membimbing seseorang merupakan suatu aktivitas untuk

57 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001,

h.11

Page 59: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

59

menyerahkan atau mewariskan maupun mengembangkan suatu

kebudayaan.58

Oleh karena itu sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan

manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di

tempat tertentu.

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut

bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti “Keterangan

yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada

masa yang masih ada. Sedangkan pengertian selanjutnya memberikan

makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-

kejadian masa silam yang di abadikan dalam laporan-laporan tertulis dan

dalam ruang lingkup yang luas, dan pokok dari persoalan sejarah

senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman penting yang

menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab

itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa,

melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai

hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian

serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”59

Berangkat dari pengetian sejarah sebagaimana yang dikemukakan

di atas, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-

Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab

58 Departemen Agama, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005) hlm.1

59 Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Depag, Jakarta, 1986. hlm. 2

Page 60: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

60

adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat,

masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan

“peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat

mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan

mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau

kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan

moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan

teknologi.60

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga

wujud.

a. Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.

b. Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

c. Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.61

Penulis menyimpulkan bahwa definisi mengenai sejarah

kebudayaan islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di

masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu islam merupakan pokok

kekuatan dan sebab yang di timbulkan dari suatu peradapan yang

mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan

dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.

Sejak zaman Rasulullah Saw, kebudayaan Islam berkembang terus

menerus sejalan dengan perkembangan pemikiran dan meluasnya kekuatan

60 Ibid, hlm. 4 61 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Grafindo Persada, 1997 ) hlm. 25

Page 61: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

61

politik dan daerah penganut Islam, terbentuk bermacam-macam struktur,

ide, dan lembaga-lembaga dalam politik, lapangan ibadat, lapangan

hukum, lapangan seni, lapangan ekonomi, lapangan sosial dan bermacam-

macam lapangan kebudayaan yang lain. Yang jelas benar menonjol dalam

perkembangan kebudayaan Islam yang berpusat pada al-Qur’an itu adalah

kedinamisannya menyerbu keluaar dari keterbelakangan kebudayaan

bangsa Arab, yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus, dan

keluasan berfikir yang mendorongnya.62

Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni adalah sejarah

kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan

kebudayaan Islam adalah agama Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti

pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi, agama bukanlah

kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan

merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah

wahyu dari Tuhan.63

Hasbullah merumuskan bahwa sejarah kebudayaan islam yaitu:

(1) Catatan peristiwa tentang pertumbuhan dan perkembangan

pendidikan islam dari sejak lahirnya sampai sekarang.

(2) Suatu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik dari segi

62 Ibid, hlm. 27 63 Ibid, hlm. 27

Page 62: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

62

gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun opersinalisasi sejak

zaman nabi Muhammad hingga saat ini.64

Dari dua sumber yang merumuskan sejarah pendidikan islam dapat

disimpulkan bahwa kedua penjelasan memiliki maksud yang sama yaitu

peristiwa atau cabang ilmu pengetahuan mengenai pertumbuhan dan

perkembangan pendidikan islam dari segi ide, konsep, lembaga

operasionalisasi dari sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan

salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,

perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang

berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara

substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung

nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,

membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai

berikut:

64 Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1997) hlm. 5

Page 63: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

63

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya.65

Sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam,

yakni upaya pemberian pengetahuan, penanaman penghayatan tentang

sejarah kebudayaan islam dan nilai-nilai-nya. Dalam tujuan yang ini dapat

berwujud. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu

seorang atau kelompok siswa dalam menanamkan dan atau

menumbuhkembangkan ajaran sejarah kebudayaan islam dan nilai-nilai-

nya untuk dijadikan sebagai pegangan hidupnya, yang diwujudkan dalam

sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari.66

Tujuan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

pembelajaran sejarah kebudayaan islam adalah agar siswa memahami,

menghayati, dan menyakini, dan mengamalkanajaran sejarah kebudayaan

Islam, sehingga menjadi Muslim yang beriman, bertaqwa kepada Allah

Swt dan berakhlak mulia. Dengan kata lain bahwa pembelajaran sejarah

65 Departemen Agama, Kurikulum KTSP 2006 (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006)

hlm. 25 66 Ibid, hlm. 26

Page 64: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

64

kebudayaan Islam bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

Sedangkan Pembelajaran sejarah kebudayaan islam memiliki tiga

fungsi sebagai berikut :

(1) Fungsi edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan

menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam

kehidupan sehari – hari

(2) Fungsi keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang

memadai tentang islam dan kebudayaanya.

(3) Fungsi transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam

rancang transformasi masyarakat.67

Dari fungsi diatas dapat di simpulkan bahwa fungsi pembelajaran

sejarah kebudayaan islam di madrasah ibtidaiyah memiliki tiga fungsi

yaitu fungsi edukatif, keilmuan, tranformasi. Dalam hubungan ini

pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan untuk menyempurnakan

segala dan kecakapan anak didik guna menghadapi persoalan-persoalan

dan harapan-harapan kebudayaannya, pendidikan sejarah kebudayaan

islam adalah berfungsi mewariskan nilai-nilai budaya dari suatu generasi

67 Ibid, hlm. 27

Page 65: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

65

ke generasi selanjutnya. Oleh karenanya mempelajari sejarah kebudayaan

dalam rangka memahami sejarah kebudayaan islam adalah sangat penting.

3. Ruang Lingkup Materi Bidang Sejarah Pendidikan Islam

Dalam kurikulum ini sejarah kebudayaan islam dipahami sebagai

sejarah tentang agama islam dan kebudayaan (history of Islami and

Islamic culture). Oleh karena itu kurikulum ini tidak saja menampilkan

sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja, tetapi juga akan diangkat sejarah

perkembangan ilmu agama, sains dan teknologi dalam islam. Aktor sejarah

yang diangkat meliputi nabi, sahabat dan khalifah, ulama, intelektual dan

filosuf. Faktor – faktor social dimunculkan guna penyempurnaan

pengetahuan peserta didik tentang sejarah kebudayaan islam.

Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi

:

a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.68

Dari penjelasan ruang lingkup diatas, pernyataan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

68 Ibid, hlm. 28

Page 66: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

66

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus

dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam,

yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia.

Berikut ini adalah materi dan kompetensi dasar mata pelajaran

sejarah kebudayaan islam kelas V tahun ajaran 2008-2009, dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel I Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN

1 2 I.1. Mendskripsikan peristiwa peristiwa

hijarh Nabi Muhammad SAW ke Madinah dan mengamnbil hikmah peristiwa hujrah nabi Muhammada SAW dan meneladani kesabarannya

Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah • Rencana jahat kafir Quraisy. • Mengatasi Ancaman. • Kaum muslimin hijrah ke madinah. • Nabi Muhammad hijrah ke

Madinah. • Hijrah sebagai perjuangan

menyiarkan Islam. Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar

I.2. Menunjukan keperwiran Rosululloh SAW dalam berbagai peperangan Dan meneladani keperwiraan Rosululloh SAW

Keperwiraan Nabi Muhammad SAW • Keperwiraan Rasulullah Saw dalm

peperangan.

Page 67: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

67

• Perang Badar. • Perang Uhud. • Perang Khardaq.

Perjanjian hudaibiyah II.I. Mendeskripsikan kronologi

peristiwa Fathu Makkah II.2 Menghayati peristiwa wafatnya

Rasulullah SAW

Fathu Makkah • Terjadinya Fathu Makkah • Kisah penaklukan kota Makkah • Haji Wada • Khutbah Rasulullah pada haji Wada • Sifat pemaaf Rasulullah ketika

Fathu Makkah • Dakwah Rasulullah di kalangan

raja-raja • Kondisi kesehatan Rasulullah

menjelang wafat • Detik-detik meninggalnya

Rasulullah SAW • Reaksi sahabat ketika mendengar

Rasulullah wafat, Kecintaan para sahabat kepada Rasulullah SAW.

BAB III

Page 68: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

68

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan ini termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan

yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Maksudnya

adalah penelitian deskriptif kualitatif ini data yang di kumpulkan bukan

berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari kata-kata dan

dokumen-dokumen yang menunjang.69 Pendekatan deskriptif ini bertujuan

menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

populasi atau daerah tertentu mengenai berbagai sifat dan faktor tertentu.70

Berdasarkan uraian diatas penggunaan pendekatan kualitatif dapat

menghasilakn data deskriptif pelaksanaan pembelajaran dalam kelas, yang dan

fungsi pembelajaran dalam meningkatkan motivasi pembelajaran sejarah

kebudayaan islam kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sangat di perlukan, selain itu

peneliti sendiri yang bertindak sebagai instrument penelitian. Dimana peneliti

bertugas untuk merencanakan, melaksanakan pengumpulan data,

menganalisis, menafsirkan data pada akhirnya peneliti juga yang menjadi

pelapor hasil penelitiannya. Hal ini di karenakan agar dapat lebih dalam

memahami latar penelitian dan konteks penelitian.

69 Lexy. J Moleong, Metodologi Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002) hlm. 3

70 Gempur Santoso, Metodologi Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2005) hlm.29

Page 69: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

69

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah letak di mana penelitian di lakukan untuk

memperoleh data informasi yang di perlukan dan berkaitan dengan obyek

penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah berada di MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang..

D. Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto, yang di maksud dengan sumber data

adalah subyek dari mana data-data di peroleh.71 Berdasarkan pengertian

tersebut dapat di mengerti bahwa yang di maksud dengan sumber data adalah

dari mana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi berupa data-data

yang di perlukan dalam penelitian.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer, yaitu data yang di peroleh dari sumbernya secara

langsung. Dan yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah,

guru bidang studi sejarah kebudayaan islam dan siswa kelas V

2. Sumber data skunder, yaitu data yang di peroleh dari data yang sudah ada

dan mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti atau sumber data

perlengkap yang berfungsi melengkapi data-data yang di perlukan oleh

data primer, antara lain berupa dokumen-dokumen.

E. Teknik Pengumpulan Data

71 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002) hlm. 17

Page 70: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

70

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart untuk

memperoleh data yang di perlukan. Pengumpulan data tiada lain merupakan

suatu proses data primer untuk keperluan penelitian. Serta merupakan langkah

yang amat penting dalam metode ilmiah.

Dalam upaya pengumpulan data yang di perlukan, maka perlu adanya

teknik pengumpulan data yang dapat di gunakan secara cepat, sesuai dengan

masalah yang di selidiki dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan

beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini, antara lain :

1. Metode wawancara (Interview)

Interview adalah proses tanya jawab lisan dua orang atau lebih

berhadapan secara fisik yang satu melihat yang lain mendengarkan lewat

telinganya sendiri. Dan suaranya merupakan alat pengumpulan informasi

langsung tentang berbagai jenis.

Metode ini sering juga disebut dengan quisionir lisan, yaitu sebuah

dialog yang dilakukan dengan jalan wawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara. Di tinjau dari pelaksanaannya, wawancara di

bedakan atas :

a. Interview bebas, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja,

tetapi juga mengingat akan data apa yang akan di kumpulkan.

b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara

dalam dengan membawa sederetan pertanyaan yang lengkap dan

terperinci.

Page 71: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

71

c. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin.72

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan interview bebas

terpimpin yaitu pewawancara hanya membawa pedoman yang hanya

merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan. Wawancara

ini di lakukan untuk memperoleh data tentang masalah-masalah yang

berkaitan dengan pelakasanaan metode resitasi dalam meningkatkan

motivasi pembelajaran sejarah kebudayaan islam kelas V MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang..

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah study yang sengaja di sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan

catatan.73 Adapun metode observasi yang di gunakan oleh peneliti adalah

observasi sistematis, yaitu metode yang di lakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.74

Metode ini di pergunakan untuk mengumpulkan data yang di

butukan dalam penelitian ini, berupa data tentang kondisi fisik sejarah

kebudayaan islam kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

meliputi fasilitas yang ada dan sarana fisik yang tersedia.

72 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Asti

Mahasatya, 2002) hlm. 126 73 Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset social (Bandung: Mandar Maju, 1993) hlm.

15 74 Ibid, hlm. 147

Page 72: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

72

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang berarti barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.75

Di mana dalam melaksanakan teknik dokumenter, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya yang

mendukung kelengkapan data yang di butukan dalam penulisan skripsi ini.

Metode ini di gunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Catatan latar belakang MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

b. Struktur organisasi MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

c. Data guru, siswa dan karyawan MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.

Malang.

d. Sarana prasarana MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk menyusun dan

mengolah data yang terkumpul sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik

analisis deskriptif yaitu pengumpulan data berupa kata-kata, gambar, yang

75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Asdi

Mahasatya, 2002) hlm. 149

Page 73: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

73

mana data tersebut berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto dan

lain-lain.76

Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul,

maka selanjutnya data diolah dan disajikan dengan menggunakan teknik

analisis deskriptif dengan melalui tahapan-tahapan tertentu, yakni identifikasi

tentang metode resitasi, dan juga tentang penerapannya dalam pembelajaran

sejarah kebudayaan islam.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya, agar

hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan dapat

dibuktikan keabsahannya. Dan untuk pengecekan keabsahan temuan ini teknik

yang dipakai oleh peneliti adalah triangulasi.

Triangulasi menurut Moeloeng adalah “teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.77 Dan pengecekan

atau pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain yaitu:

a. Triangulasi Data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dan data hasil

dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat

menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.

b. Triangulasi Metode, yaitu dengan cara mencari data lain tentang sebuah

fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda

76 Lexy. J Moleong Loc. Cit. hlm. 147

77 Lexy J. Moeloeng, op.cit., hlm. 178

Page 74: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

74

yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian hasil yang

diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan

sehingga memperoleh data yang bisa dipercaya.

c. Triangulasi Sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu

fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari

dimensi waktu maupun sumber lainnya.

Page 75: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Obyek

1. Sejarah Berdirinya MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Mal ang

Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Sumberrejo

Kecamatan Gedangan Kab. Malang merupakan salah satu

Lembaga pendidikan yang dikelolah oleh Yayasan Pendidikan

Islam Al-Hikmah dan didirikan pada tahun 1958 M, oleh

Bapak H. Basuni sebagai Ketua Yayasan, yang bermula dari

mushalla Baitur Rahman milik Kyai Muhammad, mushalla

Baitur Rahman merupakan cikal bakal berdinya MI Al-

Hikmah, karena santrinya yang makin hari makin banyak dan

masyarakat sumberrejo menginginkan pengembangan

pendidikan maka didirikanlah madrasah diniyah pada tahun

1958, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari

masyarakat agar madrasah diniyah dirubah menjadi madrasah

ibtidaiyah yang bernaung di bawah lembaga Ma’arif dan

Departemen agama, maka pada tahun 1978 MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kab. Malang mendapat

piagam dari Departemen Agama tertanggal 20 Maret 1978,

Nomor LM/3/1993/A/1978 yang berisi tentang: diberi hak

menurut hukum untuk menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran dan diperbolehkan untuk mengikuti ujian

persamaan Madrasah Negeri.

Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah terletak di desa

Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kab. Malang, diatas tanah

seluas ±186 m2. Oleh karena itu, lingkungan MI Al-Hikmah

juga sangat kondusif untuk pendidikan, sebab mudah di

Page 76: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

76

jangkau dengan kendaraan umum.

Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah

Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kab. Malang mengalami

proses pasang surut dalam kurun waktu yang dilaluinya, baik

dari segi kualitas maupun kuantitas sesuai dengan dinamika

kehidupan suatu satuan pendidikan yang melayani para peminat

dan para pendukungnya. Selaras dengan perkembangan situasi

dan lingkungan yang ada.

Peningkatan tersebut bisa dipahami karena MI Al-

Hikmah Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kab. Malang,

dikelola secara profesional oleh tenaga pengajar yang sesuai

dengan keahliannya masing-masing, dan dengan menggunakan

kurikulum yang sudah ditetapkan/ disempurnakan baik dari

Departemen Agama, serta ditambah dengan pelajaran

ekstrakurikuler di luar jam efektif.

2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

a. V i s i

Terwujudnya siswa yang taqwa, cerdas, terampil, berbudi

luhur dan sehat.

b. M i s i

1) Meningkatkan kuwalitas keimanan dan ketaqwaan dalam

kehidupan sehari-hari..

2) Meningkatkan perihal kehidupan yang berbudi luhur, sehat

jasmani dan rohani.

3) Meningkatkan prestasi dan unggul dalam bidang IPTEK,

ketrampilan dan kesenian.

Page 77: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

77

4) Meningkatkan kerjasama yang harmonis dengan wali murid dan

masyarakat sekitar demi kemajuan sekolah.

c. Tujuan

1) Memperoleh masukan SDM dan sumber daya lainnya sesuai

kebutuhan dan memenuhi standar kualitas yang direncanakan.

2) Menyelenggarakan proses pemberdayaan SDM dan sumber daya

lainnya yang terprogram dan terlaksana secara optimal.

3) Mendapat hasil SDM yang bermanfaat dan hasil sumber daya

lainnya yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan serta

mempunyai nilai jariah.

Page 78: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

78

Kepala Sekolah Sucipto, S. PdI

Komite Sekolah Nur Hasim

Yayasan Abd. Hamid

3. Struktur Organisasi MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Ma lang Tahun

Ajaran 2008-2009

4. Keadaan Siswa MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Tata Usaha Ahmad Junaedi,

S. PdI

Wali Kelas I Maulidah, A.

Ma

Wali Kelas IV Erni Susanti,

A. Ma

Wali Kelas II Yuliati

Ningsih, A. Ma

Wali Kelas III Lilis

Nurhidayati, A. Ma

WALI KELAS VI

Wiwik Rosidah, A. MA

WALI KELAS V M. ROWI,

S. PdI

SISWA

Page 79: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

79

Sedangkan untuk mengetahui jumlah siswa tahun ajaran 2008-2009

MI Al-Hikmah Sumberrejo Gedangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel I

Jumlah Siswa MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Wali Kelas

I 14 16 30 Maulidah, A.Ma II 11 14 25 Yuliati Ningsih, A.Ma

III 9 11 20 Lilis Nurhidayati, A.Ma

IV 10 16 26 Erni Susanti A.Ma V 12 15 27 M.Rowi, S. PdI VI 13 12 25 Wiwik Rosidah A.Ma

JUMLAH 69 85 154 Sumber: Profil MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.Malang

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh siswa MI

Al-Hikmah Sumberrejo Gedangan pada tahun pelajaran 2008/2009 adalah

69 siswa laki-laki dan 85 siswa perempuan. Sehingga jumlah keseluruhan

adalah:154 siswa.

5. Sarana dan Prasarana MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Keadaan sarana dan prasarana Sekolah ini merupakan wadah,

dimana peserta didik diarahkan menjadi pribadi yang memiliki tanggung

jawab terhadap diri dan lingkungan masyarakat, untuk mewujudkan kearah

ini, diharapkan mampu melengkapi sarana dan prasarana yang dapat

menunjang tercapainya keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Tabel II

Page 80: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

80

Fasilitas Pembelajaran di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

No. Jenis Ruang Jumlah

1. Ruang Kelas 6 Ruang 2. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang 3. Ruang Perpustakaan 1 Ruang 4. Ruang UKS 1 Ruang 5. Ruang Guru 1 Ruang 6. Ruang TU 1 Ruang 7. Koperasi 1 Ruang 8. Gudang 1 Ruang 9. Ruang Ibadah 1 Ruang 10. Kamar Mandi/ WC Guru 1 Ruang 11. Kamar Mandi/ WC Murid 1 Ruang

JUMLAH 16 Ruang Sumber: Profil MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.Malang

6. Kurikulum MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran

yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam

kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam

lima kelompok yaitu (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia; (2) Kewarganegaraan dan Kepribadian; (3) ilmu pengetahuan dan

teknologi, (4) estetika; (jasmani), olahraga dan kesehatan.

Tabel III

Page 81: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

81

Struktur Kurikulum MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Mal ang

ALOKASI WAKTU KTSP MI AL-HIKMAH

KELAS

NO

KOMPONEN

1 2 3 4 5 6 A Mata Pelajaran PAI 3 3 3 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 Bahasa Indonesia 5+1 5+1 5+1 Matematika 5+1 5+1 5+1 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 Ilmu Pengetahuan Sosial 3+1 3+1 3+1 Seni Budaya Dan Keterampilan 4 4 4 Pendidikan Jasmani, Olahraga

Dan Kesehatan 4-1 4-1 4-1

B Mulok a. Bahasa Jawa 2 2 2 b. Bahasa Inggris 2 2 2 c. Bahasa Arab 2 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) a. Bimbingan Konseling b. Ekstra Kurikuler � Pramuka

P e n d e k a t a n

T e m a t i k

� Keagamaan dan Pembiasaan 26

+4 27+4

28+4

32+4 32+4 32+4

Jumlah jam maksimal perminggu 30 31 32 36 36 36 *) 1 jam kegiatan praktek diluar kelas ekuivalen dengan2 jam pelajaran

Sumber: Profil MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.Malang

7. Jumlah Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Jumlah tenaga pengajar di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

adalah sebagai berikut:

Page 82: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

82

Tabel IV

Jumlah Tenaga Pengajar MI Al Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Jenis Kepegawaian No Nama

Status Pendidikan Jabatan

1 Sucipto, S. PdI GTY SI Kepsek

2 M. Rowi, A.Ma GTY D2 Wali Kelas V

3 Erni Susanti, A.Ma GTY D2 Wali Kelas IV

4 Anis Syafiah, A. Ma GTY D2 -

5 Ahmad Junaedi, S. PdI GTY SI -

6 Maulidah, A.Ma GTY D2 Wali Kelas I

7 Lilis Nurhidayati, A.Ma GTY D2 Wali Kelas III

8 Yuliati Ningsih, A.Ma GTY D2 Wali Kelas II

9 Wiwik Rosidah, A.Ma GTY D2 Wali Kelas VI

10 Agustin, S. PdI GTY SI -

11 M. Hafid, A.Ma GTY D2 -

Jumlah

Sumber: Profil MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.Malang

B. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk menyajikan data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian. Penulis melakukan wawancara dengan kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam kelas V dan beberapa siswa kelas V sebagai sumber dalam

penelitian ini sehingga dapat diperoleh informasi mengenai motivasi

menggunakan metode resitasi pada proses belajar mengajar di MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang. Penulis melakukan penelitian pada tanggal 28 Mei–

18Juni 2009 dengan melakukan beberapa tahap wawancara.

Page 83: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

83

1. Upaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam dengan Menggunakan Metode Resitasi Di Kelas V MI Al-

Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Dalam kegiatan belajar kurikulum & program pengajaran adalah

diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

sekolah berada. Namun tidak diperbolehkan untuk mengurangi isi

kurikulum yang sudah ditetapkan secara Nasional yang telah

dikembangkan oleh pemerintah pusat. Selain itu diberikan kebebasan

untuk mengembangkan kurikulum.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan selama penelitian di

MI Al-Hikmah Sumberrejo mengenai kurikulum yang digunakan dan yang

diterapkan di sekolah, maka dapat penulis ketahui bahwa MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Dengan menggunakan metode pembelajaran yang

bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi. Seperti yang diungkapkan

oleh kepala sekolah Bapak Sucipto S.PdI, sebagai berikut :

“ Pada kenyataaanya penyelenggaraan pembelajaran di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menekankan pada keserasian antara pemahaman intelektual dan penguasaan ketrampilan serta pencapaian kompetensi”, Beliau berpendapat “Kurikulum harus bersifat fleksibel karena sebagai salah satu referensi yang memperkaya khasanah proses pembelajaran yang ada” (Wawancara dengan kepala sekolah, pada hari jum’at tanggal: 1 MEI 2009 Jam 09.00)

Page 84: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

84

Beliau juga menambahkan bahwa “pada dasarnya dalam mengelola

kurikulumnya MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang mengacu pada

kurikulum yang sudah ada yang ditetapkan oleh Departemen Agama.

Pelaksanaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah

kebudayaan islam di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. Metode

resitasi adalah suatu cara mengajar di mana guru memberikan beberapa

penugasan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau

bacaan yang telah mereka baca atau di pelajari siswa.

Menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam tentang resitasi yang diberikan kepada siswa kelas V:

”Bahwasanya resitasi diberikan kepada siswa setelah siswa diberikan materi sejarah kebudayaan islam, kemudian setelah mendapat materi pelajaran siswa diberi resitasi satu sampai dua kali resitasi sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kelas”. (Hasil Wawancara dengan bapak M. Rowi, S. PdI selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam hari, senin tanggal 4 Mei 2009)

Menurut hasil wawancara dengan salah satu siswa M. Nabil

Hibatullah (siswa kelas V) pada hari senin tanggal 4 Mei 2009, tentang

penggunaan metode resitasi (penugasan) dalam pembelajaran sejarah

kebudayaan islam di MI Al-Hikmah. Menurutnya:

”Biasanya bapak guru memberikan tugas-tugas pelajaran sejarah kebudayaan islam setelah diberikan materi pelajaran yang diajarkan oleh bapak guru, dan diberikan satu sampai dua kali dalam belajar mengajar, dalam proses belajar tersebut menyenangkan karna dapat membuat belajar meningkat”.(Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas v pada Tangal 4 Mei 2009 jam 10.00)

Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat

mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah

Page 85: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

85

kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode

pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Hal ini

sangat relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali perbedaan

individual siswanya. Dalam memilih metode, kadar keaktifan siswa harus

selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan

beragam metode.

Pembelajaran sejarah kebudayaan islam hendaklah mendapat

tempat yang teratur, hingga cukup mendapat perhatian semestinya dengan

tidak mengesampingkan materi-materi yang lain, agar setiap anak didik

dapat memahami pembelajaran sejarah islam dengan baik.

Pemilihan metode pembelajaran merupakan keharusan yang

mutlak dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan mudah diterima

dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Seperti kutipan wawancara yang disampaikan oleh ibu bapak M. Rowi, A.

Ma selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di MI Al-

Hikmah Sumberrejo Kab. Malang tanggal 4 Mei 2009:

”Dalam menyampaikan materi pelajaran sejarah kebudayaan islam, saya menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa digunakan antara lain ceramah, tanya jawab, penugasan (resitasi). Resitasi disini bisa berupa mengerjakan soal-soal latihan dalam LKS dan tugas oleh guru yang kemudian hasilnya di pertanggung jawabkan di depan kelas oleh siswa tentang pekerjaannya, Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.”(Hasil Wawancara dengan bapak M. Rowi, S. PdI selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam hari, senin tanggal 4 Mei 2009)

Page 86: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

86

Metode dalam proses belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Namun penerapan metode yang salah akan menghambat

kualitas hasil belajar siswa. Dalam menentukan metode yang akan

diterapkan, guru harus menyesuaikan metode tersebut dengan karakteristik

materi yang akan disampaikan.

” Kendala yang saya hadapi dalam proses belajar mengajar adalah siswa yang kurang motivasi dalam belajar sejarah kebudayaan islam, dan setelah saya dekati dan saya tanyakan, penyebab kepasifan mereka diantaranya adalah malu berpendapat, takut, malas dan lain sebagainya. Saya coba beberapa metode seperti metode demonstrasi, tanya jawab, diskusi, pengelompokan, cerita, metode resitasi dan lain-lain. Dengan metode-metode tersebut siswa dilatih untuk belajar mandiri dan dapat lebih dalam serta memperluas pengetahuan seperti halnya metode resitasi yang mana siswa dapat belajar mempertanggung jawabkan hasil belajar di depan kelas”.(Hasil Wawancara dengan bapak M. Rowi, S. PdI selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, hari senin tanggal 4 Mei 2009)

Dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas

seperti malas, malu berpendapat dan lain-lain, keterampilan guru dalam

memberikan motivasi sangatlah penting dan didukung dengan penggunaan

metode yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik tidak merasa

jenuh dan membosankan. Dalam metode resitasi, guru memperhatikan

latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa memotivasi

belajarnya agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan hasil interview dengan guru mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam tentang pelaksanaan metode resitasi:

”Metode ini sangat baik sekali diterapkan karena metode resitasi dapat memotivasi siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam. Dengan ini mereka dapat menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan dan mengaplikasikan apa yang mereka baru pelajari ke dalam suatu

Page 87: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

87

persoalan yang ada.” .”(Hasil Wawancara dengan bapak M. Rowi, S. PdI selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, hari senin tanggal 4 Mei 2009)

Metode belajar resitasi merupakan metode yang dianggap cukup

efektif dalam memberikan penguasaan materi terhadap siswa. Untuk itu

guru dalam hal ini menggunakan metode yang bisa memotivasi siswa

sebagai didalam belajarnya, seperti metode resitasi, pengelompokan dan

lain-lain. Untuk meningkatkan kreatifitas nalar siswa dan juga melatih

keberaniannya, siswa diajak berdiskusi bagaimana anak didik

mengungkapkan pendapatnya sendiri.

Secara khusus guru sejarah kebudayaan islam di MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang setidaknya telah menerapkan berbagai macam

metode dalam melaksanakan pembelajaran sejarah kebudayaan islam.

Salah satu yang dikaji dalam analisis data ini adalah pelakasanaan metode

resitasi. pelaksanaan metode ini disesuaikan dengan materi, konteks dan

situasi dan kondisi dalam kelas.

Adapun resitasi yang diberikan guru dalam mata pelajaran sejarah

kebudayaan islam kelas V,

Kegiatan awal: Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik

itu secara individu. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang

diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa memperhatikan:

(5) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

(6) Sesuai dengan kemampuan siswa.

Page 88: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

88

(7) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

(8) Siswa diberikan waktu secukupnya

Kegiatan kedua atau langkah inti: guru memberikan informasi

tentang tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam dan memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang harus dikerjakan selama resitasi

berlangsung, dari pelakasanaan pembelajaran metode resitasi, siswa

melakukan resitasi yakni mendapat penugasan dari guru tentang

menjawab soal-soal dan melaksanakan tugas tentang menceritakan

kembali fathu makkah yang ditulis di porto folio, siswa diperbolehkan

mengerjakan di dalam kelas atau di perpustakaan sekolah untuk membuat

cerita fathu makkah yang terdapat dalam buku LKS ataupun buku paket

kelas v, namun dalam langkah kedua siswa selalu diberikan dorongan dan

pengawasan serta bimbingan, dan diusahakan dikerjakan oleh siswa

sendiri bukan orang lain.

Kegiatan ketiga: evaluasi setelah siswa selesai mengerjakan

tugasnya, satu-persatu siswa melaporkan hasil pekerjaannya didepan

kelas dan dipertanggung jawabkan dan menyimpulkan hasil cerita karya

tentang fathu makkah, dan siswa teman sekelasnya menanggapi cerita

temannya.

Penerapan metode resitasi diakui oleh para guru sejarah

kebudayaan islam bukan merupakan sebuah pelaksanaan yang hanya

memenuhi tuntutan secara normatif belaka, namum penerapan penerapan

metode resitasi hendaknya dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh

Page 89: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

89

agar siswa dapat memahami materi pelajaran secara mendalam dan siswa

dapat menceritan tentang pelajaran sejarah kebudayaan islam yang mereka

dapatkan dari belajar dengan mengunakan metode resitasi yang diterapkan

oleh guru.

2. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.

Malang

Dalam proses belajar mengajar pasti memerlukan metode

sedangkan metode yang dapat digunakan untuk menjagar itu banyak

sekali, salah satu metode ini adalah metode resitasi dan dari semua metode

diharapkan bisa meningkatkankan motivasi belajar siswa, begitu juga yang

diharapkan dalam penerapan metode resitasi diharapkan bisa

meningkatkan motivasi belajar siswa di madrasah ibtidaiyah Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang.

Dimanapun kita berada tidak lepas dari resitasi, begitu juga dalam

proses belajar mengajar tidak pernah lepas dari resitasi, karena guru telah

mempersiapkan siswa untuk menerima resitasi sebagai latihan dalam

menghadapi resitasi yang ada di masyarakat dan di dunia kerja nantinya

dengan begitu siswa akan terbiasa dan terampil dalam menghadapi resitasi

yang akan datang.

Resitasi ini tidak selalu diberikan oleh guru satu minggu sekali,

tetapi resitasi diberikan kepada siswa tergantung pada kebutuhan dan

Page 90: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

90

waktu yang tersedia. apabila resitasi terlalu sering diberikan kepada siswa

juga kurang bagus, karena setiap guru juga memberikan resitasi maka

siswa akan sungguh-sungguh hal ini di perkuat oleh pendapat guru sejarah

kebudayaan islam bahwa:

”Saya tidak memberikan resitasi setiap satu minggu sekali saya tahu bahwa siswa tidak menerima resitasi dari saya saja pastinya guru yang lain juga memberikan resitasi dan menuntut supaya resitasi yang diberikan dikerjakan dengan sungguh-sungguh” .”(Hasil Wawancara dengan bapak M. Rowi, S. PdI selaku guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam hari senin tanggal 4 Mei 2009)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa resitasi yang

diberikan guru MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang dilakukan dengan

penuh pertimbangan, karena para guru tidak ingin resitasi yang diberikan

kepada siswa tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal ini diperkuat

oleh siswa kelas V Feri Efendi.

”Di kelas saya tidak setiap hari diberikan penugasan, tapi begitu mendapat penugasan atau resitasi yang diberikan oleh bapak guru saya dan teman-teman senang untuk mengerjakan penugasan dengan sungguh-sungguh karena ”.(Hasil Wawancara dengan siswa kelas v pada hari selasa tanggal 5 Mei 2009)

Sebelum guru memberikan resitasi biasanya guru memberikan

pengarahan dalam mengerjakan resitasi, apakah resitasi harus dikerjakan

dikerjakan di kelas, diluar kelas, maupun dirumah, dan yang lebih penting

kapan resitasi di kumpulkan dan dipertanggung jawabkan kepada guru

sehingga siswa tidak perlu lagi bertanya mengenai resitasi tersebut. hal

senada juaga diberikan oleh siswa kelas V Nuri Nisfu Laila:

Page 91: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

91

”Biasanya guru dalam memberikan resitasi guru menjelaskan dan mengarahkan bagaimana resitasi tersebut di kerjakan, apakah resitasi itu harus dikerjakan di kelas atau di luar kelas, maupun dirumah, dan kapan resitasi tersebut di pertanggung jawabkan kepada gurus sehingga tidak menjadi beban yang menumpuk kepada siwa”.(Hasil Wawancara dengan siswa kelas v pada hari selasa tanggal 5 Mei 2009)

Dari beberapa keterangan diatas tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa keterangan dan pengarahan dari guru diperlukan untuk

menyelesaikan resitasi sehingga siswa tidak perlu bertanya-tanya lagi. dari

situ juga dapat diketahui bahwa siswa memiliki motivasi yang berasal dari

dalam diri sendiri (motivasi intrinstik) hal ini di perkuatkan dengan dengan

siswa bersungguh-sungguhnya dalam menyelesaikan resitasi yang

diberikan oleh guru.

Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa guru berusaha

berbagai cara, berikut ini beberapa cara untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa :

a. Kompetisi (persaingan): Guru berusaha menciptakan persaingan

diantara para siswa untuk meningkatkan prestasi siswa.

b. Membuat tujuan sementara: Pada awal proses belajar mengajar guru

terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tujuan yang ingin dicapai,

sehingga dngan ini siswa aingin mencapainya.

c. Mengadakan penilaian: Pada umumnya siswa ingin belajar dengan

tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik, hal ini terbukti dengan

banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ulangan, akan tetapi apabila

guru mengatakan besok lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah

Page 92: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

92

siswa giat belajar dengan menghafal untuk mendapat nilai yang baik,

jadi nilai atau angka merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.

Dengan menggunakan metode resitasi kebanyakan siswa

termotivasi untuk belajar karena bila siswa tidak belajar mereka akan malu

kepada teman yang lain hal ini sesuai yang dilakukan siswa kelas lima MI

Al-Hikmah Sumberrejo, ” Saya merasa paling kurang bisa memahami

pelajaran apabila saya tidak belajar dengan sungguh-sungguh”

Dari pendapat ini dapat diambil kesimpulan bahwa metode resitasi

ini bisa meningkatkan motivasi belajar dan efektif dalam kegiatan belajar

mengajar, metode resitasi bisa dijadikan peranan untuk lebih giat lagi

dalam belajar dan bermanfaat bagi siswa dan bukan difahami secara

persial (setengah-stengah) akan tetapi lebih dari itu.

Menurut guru sejarah kebudayaan islam metode resitasi memang

tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, namun resitasi juga

tidak harus terlalu sering diberikan kepada siswa, hal ini karena siswa akan

merasa jenuh sebab resitasi yang dulu belum dikerjakan sudah diberi

resitasi yang baru lagi, jadi guru benar-benar harus mengerti cara

menerapkan resitasi supaya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dengan menggunakan metode resitasi bervariasi juga banyak para

siswa yang mengaku semakin memiliki motivasi belajar, baik yang

diberikan oleh sebagian guru secara kelolmpok maupun resitasi yang

diberikan secara individu. sebagaimana dikatakan siswa kelas V, kalau

digunakan dengan menggunakan resitasi ia menjadi sering belajar karena

Page 93: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

93

ia merasa dibutuhkan untuk ikut bicara apalagi ia berada dikelas jadi

metode ini sangat perlu digunakan.

BAB V

PEMBAHASAN

3. Upaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam dengan Menggunakan Metode Resitasi Di Kelas V MI Al-

Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Metode resitasi merupakan metode penugasan yang baik dalam

proses belajar mengajar dan sangat efektif diberikan didalam kelas dan

diluar kelas maupun tugas rumah. Dalam proses belajar-mengajar sejarah

kebudayaan islam di kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

selalu menggunakan metode, diantaranya metode resitasi (penugasan),

proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum

suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan pada dasarnya adalah

mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku,

Page 94: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

94

baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai

individu maupun makhluk sosial.

Dalam memberikan resitasi guru biasanya berupaya

memperhatikan langkah-langkah antara lain:

Pertama : Merumuskan tujuan khusus dari resitasi yang diberikan.

Kedua : Mempertimbangkan benar-benar apakah pemilihan metode

resitasi telah tepat dan mencapai tujuanyang dirumuskan.

Ketiga : Perlu merumuskan resitasi dengan jelas mudah di mengerti

namun sebelum guru menggunakan metode resitasi juga

mempertimbangkan. apakah resitasi yang diberikan

bermanfaat, apakah resitasi perlu dilakukan penguasaan dengan

baik.

Dari hasil penelitian di MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

dalam proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi sebagai

sarana yang diangap bisa memberikan keterangan dan meningkatkan

motivasi belajar siswa. hal ini disebabkan sifat-sifat siswa yang sering ragu

dengan pendapat yang dimiliki berdasarkan pengalaman yang mereka

dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya menggunakan

satu metode mengajar, semua metode yang digunakan diharapkan bisa

meningkatkan motivasi belajar siswa yang akhirnya mendapatkan hasil

prestasi yang maksimal, selain itu dalam proses belajar mengajar tujuan

Page 95: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

95

guru mengunakan berbagai metode untuk menghindari kejenuhan yang

dialami siswa dalam proses belajar mengajar.

Tidak lepas dari proses belajar mengajar, guru biasanya juga

memiliki sifat adil, memahami sifat siswa, dan luwes serta humor dan lai

sebagainya. sehingga proses belajar mengajar sejarah kebudayaan islam

yang ada di kelas V tidak lagi terasa tegang dan kaku. dari sifat yang

dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar di MI Al-Hikmah bukan

berarti tidak terbatas memahami pelajaran, karena sifat tidak takut dan

tegang ini biasanya siswa merasa santai tapi serius sehingga proses belajar

mengajar bisa berjalan dengan baik yang akhirnya tujuan pendidikan

dapat tercapai.

4. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab.

Malang

Adapun metode resitasi dalam meningkatkan motivasi siswa

motivasi dalam belajar penting untuk diketahui oleh seorang guru.

Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa

bermanfaat bagi guru. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara

semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Membangkitkan bila siswa

tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajarnya timbul

tenggelam, memelihara bila semangatnya telah kuat untuk mencapai

tujuan belajar

Page 96: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

96

Dalam proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam di kelas V

MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. peranan metode resitasi untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan usaha guru sebagai berikut:

Adapun upaya yang dilakukan oleh guru sejarah kebudayaan islam

di kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. dalam meningkatkan

motivasi belajar adalah:

a. Kompetisi (persaingan)

Kompetisi atau persaingan antar siswa dapat di jadikan sebagai alat

motivasi bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar. Kompetisi

mempunyai peranan dalam merangsang siswa untuk mencapai prestasi

yang lebih baik. Hal ini dapat dijadikan proses belajar mengajar yang

lebih menarik bagi siswa sehingga siswa akan lebih bergairah dalam

belajar. Untuk menciptakan suasana yang lebih menarik, metode

pengajaran yang mempunyai peranan. Seorang guru bisa membentuk

siswa ke dalam beberapa kelompok dalam kelas. Sesuai dengan hasil

penelitian di kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang. bahwa

“seorang guru sering melakukan kompetisi atau persaingan untuk

menumbuhkan motivasi, kompetisi atau persaingan bisa dilakukan

secara individual ataupun kelompok”. Dengan demikian dapat diketahui

persaingan didalam kegiatan belajar dapat merangsang siswa untuk

belajar lebih baik lagi.

Kompetisi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Yaitu

kompetisi intrepersonal antara teman-teman sebaya, kompetisi antar

Page 97: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

97

kelompok, dan kompetisi dengan dirinya sendiri. Kompetisi

interpersonal dengan teman-teman sebaya bisa menimbulkan semangat

dalam belajarnya. Kompetisi antar kelompok juga bisa menimbulkan

motivasi yang kuat kerana seseorang akan merasa dirinya ikut terlibat

dalam suatu permasalahan tersebut, dengan keterlibatan dirinya dalam

kegiatan tersebut akan memotivasi dirinya. Sedangkan kompetisi dengan

dirinya sendiri, dilakukan untuk intropeksi diri melihat kemampuan

dirinya dan dibandingkan hasil terdahulu deengan hasil yang baru

diperolehnya.

b. Memberikan Angka

Setiap siswa belajar dengan giat dan tekun dengan harapan

mendapatkan angka yang baik. Oleh karena itu, siswa akan berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Angka yang dimaksud adalah nilai dari hasil belajarnya. Angka

merupakan alat motivasi perangsang bagi siswa dalam belajarnya.

Siswa akan meningkatkan belajarnya jika nilai yang diperoleh

dirasakan kurang, dan siswa akan berusaha mempertahankan

mempertahankan jika nilai yang diperolehnya sudah cukup baik.

Pemberian angka dirasakan penting dalam kegiatan belajar

mengajar, karena semua itu akan mempengaruhi siswa dalam

peningkatan belajarnya. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti bahwa “memberikan nilai penting dilakukan

karena siswa yang mengetahui hasil belajarnya akan lebih termotivasi

Page 98: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

98

untuk memperbaiki hasil belajarnya”. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa memberikan angka perlu dilakukan oleh seorang guru

agar siswa lebih termotivasi. Akan tetapi yang perlu diperhatikan oleh

seorang guru dalam memberikan angka jangan ada siswa yang

tergolong gagal karena akan menjadikan siswa rendah hati dan pada

akhirnya siswa tidak akan termotivasi untuk belajar lagi.

c. Memberikan Penghargaan

Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang

berprestasi sebagai bentuk cara menumbuhkan motivasi kepada siswa.

Sesuai dengan teori yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam psikologi

belajar mengajar, bahwa untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah, salah satunya dengan cara memberikan

penghargaan atau ganjaran atas prestasi yang diraih peserta didik.

Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah

seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan

belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya

sendiri di luar kelas.

Dari keterangan diatas dapat dikatan bahwa metode resitasi

yang di terapkan di MI Al-Hikmah Sumberrejo bisa meningkatkan

motivasi belajar siswa, dan hal ini diketahui oleh para guru bahwa

metode resitasi sangat efektif untuk digunakan dalam proses belajar

mengajar.

Page 99: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

99

Penerapan metode resitasi di MI Al-Hikmah khususnya kelas

lima cukup meningkatkan motivasi belajar siswa dari sini dapat

diketahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran, metode resitasi

in sangat di perlukan oleh guru karena tanpa penggunaan metode

resitasi mereka akan kesulitan utuk mengambil berhasil tidaknya

proses belajar yang dilakukan.

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yaitu setelah

data-data dikumpulkan, dianalisa dan ditafsirkan serta didukung adanya study

pustaka maka dapat disimpulkan bahwa :

5. Upaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

dengan Menggunakan Metode Resitasi Di Kelas V MI Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang

Proses belajar mengajar yang ada di MI Al-Hikmah adalah: (a)

bahwsanya guru berupaya menggunakan metode resitasi dalam kegiatan

pembelajaran sejarah kebudayaan islam serta menggunakan kurikulum

tentang satuan pendidikan (KTSP). Pada saat ini MI Al-Hikmah

menggunakan kurikulum tentang satuan pendidikan yang dilakukan mulai

Page 100: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

100

tahun 2006 sampai sekarang. hal sesuai dengan interaksi Departemen

Pendidikan Agama 2006 sampai sekarang. walaupun hasil yang

didapatkan belum mencapai hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan

dengan kurikulim. Namun dalam proses belajar mengajar mata pelajaran

sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode resitasi tersbut

sangat dapat menigkatkan motivasi belajar siswa di kelas V MI Al-

Hikmah Sumberrejo Gedangan Kab. Malang

6. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam Di Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Metode resitasi dalam meningkatkan motivasi belajar mengajar,

metode ini berguana untuk mengetahui tingkat kefahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan guru disekolah. metode resitasi oleh MI Al-

Hikmah di gunakan untuk menigkatkan motivasi belajar, karena siswa di

tuntut untuk mandiri dalam mencari, memahami pelajaran, serta siswa

dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawaban hasil pekerjaan kepada

guru.

Dari beberapa data yang dianalisis disimpulkan, bahwa metode

resitasi yang dilakukan di MI Al-Hikmah bisa meningkatkan motivasi

belajar siswa serta efektif dan efesien untuk digunakan mengingat materi

yang cukup banyak dan waktu yang terbatas hal ini dapat dilihat setelah

dilakukan metode resitasi.

Page 101: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

101

B. SARAN

1. Bagi Siswa

Untuk lebih memudah dalam memahami pelajaran yang telah

disampaikan oleh guru, siswa diharapkan selalu tekun dalam mengikuti

pelajaran, selalu mentaati peraturan dan nasehat guru serta harus memiliki

rasa percaya diri sehingga tidak merasa malu untuk melaksanakan praktek

di depan kelas. Selain itu, siswa juga diharapkan agar lebih

memperhatikan terhadap metode yang sedang disampaikan guru.

2. Bagi Guru

Diharapkan bagi guru sejarah kebudayaan islam ketika menggunakan metode resitasi terlebih dahulu merumuskan tujuan khusus. Sehingga akan memudahkan guru untuk mengontrol jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode ini.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan bagi sekolah untuk lebih menambah fasilitas agar dalam kegiatan belajar mengajar berjalan lebih efektif dan lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa dalam memahami apa yang sedang disampaikan.

Page 102: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

102

DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, dkk, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya, Biro Ilmiyah

Suwarna, 2005. Pengajaran Mikro Pendekatan Khusus Dalam Menyiapkan

Pendidikan Professional. Yogyakarta: Tiara Wacana

Ramayulis. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Sardirman A, 1990. Interakasi Dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Tabrani Rusdi, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajara Mengajar.

Bandung: Remaja Rosda Karya

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Muhibbin Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendengan Pendekatan

Baru. Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya

Heinz Kcok.1991. Saya Guru Yang Baik. Yokyakarta: Kanisius

Mulyadi, 1991. Psikologi Pendidikan. Biro Ilmiyah FT IAIN Sunan Ampel

malang

Page 103: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

103

Muhibbin Syah. 2003. Dengan Psikologi Pendekatan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Tabrani rusya, dkk. 1989. Pendekatan Dalamproses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Karya

Sudirman. 1981. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Saiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional

Wayan ardana. 1985. Pokok-Pokok Jiwa Umum. Surabaya: Usaha Nasional

Amir Daien indra kusuma. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya Usaha

Nasional

Ngalim Purwanto. 1999. Psikolohi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

E. Koeswara. 1989. Motivasi. Bandung: Angkasa

Dimyati dan mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta;Rineka Cipta.

Departemen pendidikan dan kebudayaan . 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta:Balai Pustaka.

Zuhairni, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakaeta;Bumi Aksara.

Syaiful bahri djamara. 2002. Stategi Belajar Mengajar Jakarta;Rineka Cipta.

Muhaimin.2002. Paradigm Pendidikan Islam. Bandung; Pt Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. M.A. 1996. Belajar Mengajar. Surabaya; Citra media.

Oemar harmalik. 2002 Proses belajar mengajar. Jakarta; bumi aksara.

Hanun Asroha. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta; PT Logos Wacana

ILmu.

Page 104: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

104

Departemen agama. 2005. Rekontruksi Sejara Pendidikan Islam Di Indonesia.

Jakarta; Departeman Agama RI.

Zuhairina, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Depag, Jakarta. Badri yatim.

1997. Sejara peradaban islam. Jakarta; Grafindo persada.

Departemen Agama. 2006. Kurikulum KTSP 2006. Jakarta;Departemen Agama

RI.

Abu Ahmad, 1986. Metode Khusus Fiqih. Bandung; Amrico.

Page 105: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

105

Tugas Resitasi

1. Apa arti fathu makkah?

2. Sebut kan tokoh-tokoh kaum kafir qurais yang masuk islam dalam peristiwa fathu makkah?

3. Setelah perjanjian apakah terjadi fathu makkah?

4. Berfungsi sebagai apakah kota mekkah setelah fathu makkah?

5. Sebutkan sebab-sebab terjadinya fathu makkah?

6. Mengapa nabi berjuang dengan gigi membuka kota mekkah?

7. Apa tujuan nabi mengadakan fathu makkah?

8. Bagaimana keadaan makkah setelah fathu makkah dapat dilakukan nabi?

9. Apa manfaat dari adanya fathu makkah?

10. Di kota manakah islam lahir dan siapakah pembawannya?

Page 106: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

106

Nama:

Kelas :

LEMBAR PORTO FOLIO SISWA

1. Ceritakan sebab-sebab terjadinya fathu makkah!

2. Cerita ditulis dengan rapi danhuruf tegak bersambung.

Tanggal Nilai Paraf guru

Page 107: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

107

PEDOMAN INTERVIEW

A. Guru

1. Dalam proses belajar mengunakan kurikulum apa?

2. Apa metode yang diguanakan dalam proses belajar mengajar?

3. Berapa kali siswa dalam satu minggu diberi resitasi

4. Apakah setelah diberi resitasi siwa Mi al-hikmah Sumberrejo Kab.

Malang mengerjakan resitasi dengan baik

5. Langka-langkah apa yang diterapkan dalam melaksanakan metode

resitasi

B. Siswa

1. Apakah anda sering mendapat resitasi berupa tugas di kelas, dirumah,

perpustakaan dan lain sebgainya dari guru?

2. Apakah anda dapat memahami yang diberikan oleh guru?

3. Apakah guru anda selalu memberikan pengarahan dalam mengerjakan

resitasi yang diberikan?

4. Apakah anda meminta bantuan kepada teman atau orang tua jika

mendapat resitasi?

5. Apakah anda selalu konsentrasi dan bersunggu-sungguh dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Page 108: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

108

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MALANG

Jl. Gajayana 50 Telp. / Faks. 0341 - 551354

Malang 572533

BUKTI KONSULTASI Nama : Susanto NIM : 07140044 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/ PGMI Dosen Pembimbing : Drs. Moh Padil M. Pd.I Judul Skripsi : Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

No Tanggal/Bulan Materi Konsultasi Tanda Tangan

1 9 Februari 2009 Proposal Skripsi 1. 2 16 Februari 2009 Pergantian Judul Skripsi 2. 3 20 Februari 2009 ACC Proposal 3. 4 2 Maret 2009 Konsultasi Bab I, II & III 4. 5 27 April 2009 Revisi Bab I, II & III 5. 6 20 Mei 2009 ACC Bab I, II & III 6. 7 9 Juni 2009 Konsultasi Bab IV, V & VI 7. 8. 8 Juli 2009 Revisi Bab IV, V & VI 8. 9. 25 Juli 2009 ACC Bab IV, V & VI 9.

Malang, 25 Juli 2009

Mengetahui Dekan

Fakultas Tarbiyah

Dr. M. Zainuddin, MA

NIP. 150275502

Page 109: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

109

MADRASAH IBTIDAHIYAH AL-HIKMAH

SUMBEREJO KEC. GEDANGAN KAB. MALANG No Tlp. 0341 878913

SURAT KETERANGAN

NOMOR: 255/MI.ALH/VII/2009

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sucipto S. PdI

Jabatan : Kepala Sekolah

Alamat : Sumberrejo Malang Kab. Malang

Menerangkan bahwa:

Nama : Susanto

Nim : 07410044

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidahiyah

Perguruan tinggi : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Yang bersangkutan benar-benar telah melakukan penelitian untuk

menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan judul Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Motivasi Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi

Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V Mi Al-Hikmah

Sumberrejo Kab. Malang di sekolah MI Al-Hikmah sejak tanggal 28 mei –

18 juni 2009

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagai

mana mestinya.

Malang 18 Juni 2009

Kepala sekolah

SUCIPTO

Page 110: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

110

2) DEPARTEMEN AGAMA 3) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

4) FAKULTAS TARBIYAH 5) Jl. Gajayana 50 Telp. (0341) 552398 Fax. (0341) 552398

Malang Nomor : Un. 3.1/TL.00/447/2009 Malang, 28 Mei 2009 Lampiran : 1 berkas Hal : Penelitian

Kepada Yth. Kepala MI Al-Hikmah Sumberrejo Gedangan Kab. Malang Di Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini kami mohon agar mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : Susanto NIM : 07140044 Semester / Angkatan : VIII / 2005 Fak/Jur : Tarbiyah / Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Meningkatkan

Motivasi Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V Mi Al-Hikmah Sumberrejo Kab. Malang

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/menyusun skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin / kesempatan untuk mengadakan penelitian di lembaga / instansi yang menjadi wewenang Bapak / Ibu dalam bidang yang sesuai dengan judul skripsinya di atas. Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Page 111: SKRIPSI -   · PDF fileMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS V ... Pendidikan Agama Islam ... jawaban kecepatan mengerjakan akan tetapi lebih kepada bagaiamana siswa

111

RIWAYAT HIDUP

PENELITI

Nama : SUSANTO

NIM : 07140044

Tempat Tanggal Lahir : Malang, 01-01-1986

Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

Tahun Masuk : 2005-2006

Alamat Rumah : Jl. Raya Sumberrejo Kab. Malang

No. Tlp Rumah/Hp : 081805004145 / 03419009468

Malang, 15 Agustus 2009

Mahasiswa

(SUSANTO)