SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …
Transcript of SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …
1
SKRIPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI KELURAHAN PALATTAE KECAMATAN KAHU
KABUPATEN BONE
Disusun dan di usulkan oleh:
JUMARNI
Nomor Stambuk : 10561 05399 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DIKELURAHAN PALATTAE KECAMATAN KAHU
KABUPATEN BONE
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh:
JUMARNI
Nomor Stambuk: 1056110539915
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
ii
ii
ii
ii
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsiyang berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
Sampah Dikelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Dr. Fatmawati, M.Si selaku Pembimbing I dan selaku Bapak Nasrul
Haq, S.Sos., MPA Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr.Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat
dan bantuan, baik moril maupun materil.
5. Seluruh Dosen dan Staf pegawai yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Seluruh sahabat Administrasi Negara Angakatan 2015 terkhusus kelas E dan
v
ii
dan D yang telah bersama-sama melewati masa perkuliahan selama kurang
lebih 5 tahun.
7. Kepada semua Rekan, Sahabat, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan.Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 12 Februari 2020
JUMARNI
vi
ii
ABSTRAK
Jumarni, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Di Kelurahan
Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, (dibimbing oleh Fatmawati dan
Nasrul haq)
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan
dalam rangka mendukung kelestarian dan kesehatan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan tingkat partisipasi
Masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone. jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan
dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Bone yang di tetapkan secara
purposive sejumlah 8 orang. dalam analisis data menggunakan model analisis
interaktif
Hasil penelitian menenunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten
Bone yaitu berupa tenaga, dan keterampilan. Bentuk partisipasi tenaga yaitu
masyarakat dilibatkan secara langsung untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti
yang dilaksanakan di sekitar lingkungan masyarakat. dan semua masyarakat yang
turung kelapangan untuk membersihkan got-got dan area lingkungan Kantor
Kelurahan Palattae. Sedangkan bentuk partisipasi keterampilan dalam pengelolaan
sampah yaitu di libatkan dalam bentuk usaha yang di lakukan oleh kelompok ibu-
ibu rumah tangga dibagian lingkungan selatan, yaitu dengan cara mengelola
sampah dari kerajinan tangan seperti pembuatan vas bunga dari gardus bekas, dan
bunga dari botol bekas dan lain-lainya. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat
berupa partisipasi dalam pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil. partisipasi dalam
pelaksanaan yaitu masyarakat yang sering turung kelapangan dalam
melaksanakan kegiatan kerja bakti setiap hari jum’at. dan hanya beberapa
masyarakat saja yang sering melaksanakan kegiatan tersebut. Sedangkan tingkat
pemanfaatan hasil yaitu beberapa kelompok masyarakat yang telah memanfaatkan
hasil dari barang bekas seperti dalam pembuatan kerajinan tangan. seperti
pembuatan tempat tissue, pembuatan vas bunga dan lain-lainya.
Kata Kunci: Partisipasi, Masyarakat, dalam Pengelolaan Sampah.
vii
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7
A. Konsep Partisipasi Masyarakat .................................................................... 7
1. Pergertian Partisipasi ............................................................................ 7
2. Pergertian Partisipasi Masyarakat ......................................................... 9
3. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat .................................................. 11
4. Tingkat-tingkat Partisipasi .................................................................... 13
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat .......................... 14
1. Faktor Iternal ........................................................................................ 14
2. Faktor Ekaternal .................................................................................... 15
C. Konsep Pengelolaan Sampah ....................................................................... 18
D. Kerangka Pikir ............................................................................................ 21
E. Fokus Penelitian .......................................................................................... 22
F. Deskripsi Fokus Penelitian ......................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 30
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 30
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 30
C. Sumber Data .............................................................................................. 30
D. Informan Penelitian ................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33
G. Pengabsahan Data ...................................................................................... 34
viii
ii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 36
A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 36
B. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan sampah ..................... 50
C. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah .................... 66
BAB V. PENUTUP .............................................................................. 80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
B. Saran ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 83
LAMPIRAN .......................................................................................... 86
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai
sasaran program Pemerintah diseluruh Wilayah Republik Indonesia.
Keberhasilan dalam mencapai sasaran pelaksanaan program pembangunan
bukan semata-mata didasarkan pada kemampuan aparatur pemerintah, namun
berkaitan juga dengan upaya mewujudkan kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan.
Adanya partisipasi masyarakat akan mampu mengimbangi keterbatasan biaya
dan kemampuan pemerintah dalam mencapai pelaksanaan program
pembangunan tersebut, partisipasi masyarakat merupakan salah satu factor
yang tidak bisa ditinggalkan dalam pembangunan (kehutanan), yang dapat
mempunyai arti luas dan pengertian yang sempit.
Menurut Awing (2012), Partisipasi dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu: (1) cara pandang dimana partisipasi itu merupakan kegiatan pembagian
massal dari hasil pembangunan; (2) cara pandang dimana masyarakat secara
massal telah menyumbang jerih payah dalam pembangunan; (3) dan bahwa
partisipasi harus terkait dengan proses pengambilan keputusan didalam
pembangunan dengan harapan pengelolaan sampah tetap banyak masyarakat
yang ikut dalam kerjabakti agar di sekitar lingkungan tetap terjaga dan menjadi
lingkungan yang bersih.namun berdasarkan fakta lapangan dari hasil observasi
berkelanjutan bahwa pengelolaan sampah di Kelurahan Palattae dilakukan
2
dengan dua cara yaitu sampah organic dapat digunakan sebagai kerajinan
tangan seperti membuat vas bunga dari kardus bekas dan botol bekas yang bisa
dibuat botol bekas, sedangakn cara kedua pengelolaan sampah yang sudah
dikumpulkan dapat dibakar.
Partisipasi Masyarakat merupakan hal yang penting karena melalui
masyarakat dapat diperoleh informasi tentang keadaan, kebutuhan dan sikap
masyarakat terhadap suatu program, partisipasi masyarakat dalam
pembangunan adalah melalui keikutsertaan para tokoh masyarakat, agama, dan
kaum perempuan.
Untuk membangun lingkungan di desa yang sesuai dengan keinginan
tersebut perlu pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan Undang-undang RI
No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Menurut pasal 28 ayat 1
undang-undang RI No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yang
berbunyi “masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan sampah sangat
dibutuhkan demi terwujudnya lingkungan yang baik sehat, bersih dan rapi.
Ketidakikutan masyarakat dalam memelihara lingkunganya akan
mengakibatkan lingkungan itu menjadi kurang bersih dan kurang sehat.
Demikian juga masyarakat yang ada di lingkunganya akan mengakibatkan
lingkungan di desa menjadi lingkungan yang kotor. Selain itu partisipasi
masyarakat luas juga berperan serta dalam menjaga pelestarian lingkungan,
karena hal ini sangat terkait antara satu dengan yang lainya. Proses
pembangunan di Kelurahan Palattae semakin pesat seiring dengan
perkembangan waktu dan kemajuan teknologi.
3
Penanganan masalah sampah khusunya di sepanjang daerah yang ada di
pinggir jalan masih banyak mengalami kendala. Kebiasaan masyarakat
membuang sampah langsung di pinggir jalan atau digot serta kurangnya
kemauan masyarakat yang mengelola sampah yang dihasilkan dalam kegiatan
industry dan rumah tangga. Kurangnya kepedulian masyarakat dan
keterbatasan danah pemerintah desa Palattae, merupakan salah satu penyebab
terjadinya permasalahan pencemaran diwilaya ini
Kurangnya kesadaran mereka tentang arti pentingnya pelestarian
lingkungan, menyebabkan mereka kurang peduli terhadap lingkungan
sekitarnya.Pembuangan sampah langsung di pinggir jalan dan juga ke sungai,
merupakan salah satu bukti masih rendahnya peran serta masyarakat dalam
pelestarian lingkungan hidup. Karena pada dasarnya pengelolaa lingkungan
tersebut, bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga
tanggung jawab masyarakat pengikutsertaan masyarakat ini, diperlukan untuk
meningkatkan perasaan ikut memiliki (sense of belonging) dalam setiap proses
kegiatan.
Partisipasi masyarakat telah diatur dalam peraturan pemerintah nomor 45
tahun 2017 tentang partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan
pemerintah daerah disebutkan bahwa partisipasi masyarakat adalah peran serta
masyrakat untuk menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentinganya dalam
penyelenggaraanpemerintah daerah.
Permasalahan persampahan di Kelurahan Palattae bukan hanya disebabkan
karena peningkatan jumlah penduduk saja, namun disebabkan pula dari
4
rendahnya tingkat pelayanan persampahan, yang mengakibatkan penanganan
sampah yang tidak tuntas sehingga menimbulkan adanya timbunan-timbunan
yang tidak terangkut setiap harinya, stiap harinya hanya 80% saja yang dapat
terangkut sedangkan 20% timbulan sampah yang masih tertinggal. Oleh karena
hal tersebut maka dibutuhkan evaluasi pengelolaan persampahan diKelurahan
Palattae, untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu cara
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan melalui perencanaan yang
matang dan terkendali dalam bentuk pengelolaan sampah yang terpadu dengan
menggunakan konsep 3R reduce (menggunakan kembali), Reuse
(mengurangi), Recile (daur ulang) serta dibutuhkan kerja sama antara
pemerintah dan masyarakat dalam pembuangan dan pengelolaan sampah.
Pembuangan dan pengelolaan sampah baik dalam pengurangan produksi
sampah maupun penanganya.Dalam pengelolaan sampah bukan saja dititik
beratkan pada pemerintah saja, namun diperlukan kesadaran dan kemandirian
dari masyarakat sehingga dapat daharapkan dapat tercapaiya suatu system
persampahan yang baik dan tidak merusak lingkungan.
Konsep pendekatan seperti ini menempatkan masyarakat sebagai pihak
utama atau pusat pengembangan yang bersifat mendorong peran serta dan
kemitraan dengan masyarakat. di samping itu, peran serta masyarakat itu
sendiri merupakan wujud dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat
bersumber dari kemauan dan kemampuan masyarakat untuk turut terlibat
dalam setiap tahapan pembangunan.peran serta memfokuskan masyarakat
sebagai pelaku utama sedangkan pemerintah sebagai fasilitator yang
5
akanmengembangkan sumber daya dan dana dalam menumbuhkan rasa
keterikatan dan rasa tanggung jawab dari masyarakat yang sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan.
Oleh karena itu penulis berkeinginan mempelajari lebih mendalam dengan
mengadakan penelitian dan dengan mengambil judul: Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah Di KelurahanPalattae Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?
2. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
3. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan studi dan menjadi salah satu sumsangsi pemikiran dan
bahan referensi kepada semua pihak yang membutuhkan informasi dan
6
dapat menjadi bahan untuk memberikan gambaran dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
masalah pengelolaan Sampah di Kabupaten Bone.
b. Bagi masyarakat sebagai pemasukan agar masyarakat mau bekerja
keras dalam membangun kesejahteraan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Partisipasi Masyarakat
1. Pengertian Partisipasi
Banyak pengertian partisipasi yang di kemukakan oleh para ahli,
namun pada hakikanya memiliki makna yang sama. Partisipasi berasal dari
bahasa inggris participate yang artinya mengikuti sertakan, ikut mengambil
bagian Wijaya (2004:208). Pengertian yang sederhana tentang partisipasi
dkemukakan oleh Djalal dan Dedi Supriadi (2001-202), Dimana partisipasi
dapat juga berarti bahwa pembuat keputsan menyarankan kelompok
asyarakat ikut terlbat dalam bentuk peyampaian saran dan pendapat,
barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi uga berarti bahwa
keompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan
mereka,membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
Menurut Adisasmita (2006) Mengatakan bahwa partisipasi adalah
pemerdayaan masyarakat, peran serta dari masyarakat itu sendiri dalam
kegiatan penyusunan perencanaan dan implementasi program/proyek
pembangunan, dan merupakan aktualisasi kesediaan dan kemauan
masyarakat untuk berkorban dan berkonstribusi terhadap implementasi
pembangunan.”
Menurut Soematro (2013:23) menyatakan partisipasi adalah
keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam mengambil bagian untuk
bersama-sama dengan pemerintah menyukseskan program dan kegiatan
8
yang memberikan manfaat bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan
hidup masyarakat secara umum.Ini berarti partisipasi masyarakat sangat
diperlukan dalam program pembangunanyang dilaksanakan oleh
pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Menurut Sastropoetro: (1995,11), partiipasi adalah keikutsrtaan,
peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya.
Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil bagian,
atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran ke dalam suatu
kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih
dari pada sekedar kegiatan fisik semata. (artikel Dr.Arifin sitio) Secara
umum, partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan diri seseorang dalam
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau suatu
proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan
bersama dalam situasi social tertentu.
Tilaar (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai
wujud dari keinginan untuk mengembangkan demograsi melalui proses
desentralisasi di mana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari
bawah (button-up) dengan mengikuti sertakan dengan masyarakat dalam
proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa konsep partisipasi memiliki
makna yang luas dan beragam.secara garis besar dapat ditarik kesimpulan
partisipasi adalah suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas
berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan
9
masyarakat.Wujud dari partisipasi dapat berupa saran, jasa, ataupun dalam
bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
sesuasana demokratis.
2. Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat secara umum diartikan sebagai
keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu
kegiatan Menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi
untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
keterlibatan mayarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Menurut Adisasmita dalam Andreeyan (2014) menyatakan bahwa
partisipasi masyarakat dapat didefinisikan masyarakat dapat didefinisikan
sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam
pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan
(implementasi ) program pembangunan.
Menurut Verhangen (Mardikanto dan Powerwoko, 2015)
menyatakan bahwa, partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk khusus
dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian
kewenangan, tanggungjawab dan manfaat.tumbuhnya interaksi dan
komunikasi tersebut, dilandasi oleh adanya kesadaran yang dimiliki oleh
yang bersangkutan mengenai
10
1) Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki;
2) Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau
masyarakatnya sendiri;
3) Kemampuanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat
dilakukan;
4) Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapat memberikan sumbangan
yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.
Selain teori yang dikemukan diatas, mamahami partisipasi
masyarakat juga tidak terlepas dari teori sukarela yang dikemukakan oleh
Dunga (2016:122) bahwa pembangnan merupakan partisipasi semua warga
masyarakat secara sukarela yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat
di dalam mengambil bagian yang seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya
untuk terlibat dalam berbagai program dan kegiatan pemerintah sebagai
bentuk dukungan yang nyata secara tulus dan ikhlas sebagai bagian dari
insan pembangunan. Atas dasar ini partisipasi masyarakat merupakan
perwujudan keikutsertaan masyarakat dalam program pemerintah tanpa ada
unsure paksa.
Partisipasi masyarakat telah diatur dalam peraturan pemerintah
Nomor 45 tahun 2017 tentang partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah disebutkan bahwa partisipasi
masyarakat adalah peran serta masyarakat untuk menyalurkan aspirasi,
pemikiran, dan kepentinganya dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah.
11
Partisipasi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan suatu
program akan mengembangkan kemandirian pada masyarakat demi
kemajuan pembangunan. Selain itu, penerimaan manfaat merupakan
pelengkap dari cakupan pada proses perencanaan dan pelaksanaan sehingga
akan membawa manfaat yang lebih besar dari masyarakat.
Conyers dalam Soetomo (2006:56), mengemukakan partisipasi
masyarakat keikutseraan masyarakat secara suka rela yang didasari oleh
determinan dan kesadaran diri masarakat itu sendiri dalam program
pmbangunan.
3. Bentuk –bentuk Partisipasi Masyarakat
Menurut Huraerah(2008:1020), Bentuk partisipasi dalam bangunan
sebagai berikut:
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipasi dalam onjong sono,
pertemuan atau rapat.
2. Partisipasi tenaga, yang berikan partisipasi dalam berbagai kegiatan
untuk perbaikan atau pembangunan desa,pertolongan bagi oaring lain
dan sebagainya
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan
untuk perbaikan atau pembangunan desa, Pertolongan orang lain
biasanya berupa uang,makanan dan sebagainya;
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk
mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industry; Partisipasi social,
yang diberikan orang berbagai tanda keyugub
12
Beberapa bentuk parisipasi yang dapat dikelompokakan menjadi 2
jenis, yaitu bentuk partisiasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki
wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata
(abstrak).Bentuk parisipsi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga
keterampilan sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah
partisipasi buah pikiran, partisipasi social pengambilan keputusan dan
partisipasi buah representatif.
Sulaiman Huraerah (2011:114), membagi bentuk-bentuk partisipasi
social kedalam lima macam yaitu:
1. Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tahap
muka,
2. Partisipasi dalam bentuk iuaran uang atau barang dalam kegiatan
partisipatori, dana dan sarana sebaiknya dating dari dalam masyarakat
sendiri.
3. Partisipasi dalam bentuk dukungan
4. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
5. Partisipasi representatife dengan memberikan kepercaaan dan mandate
kepada wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia.
Menurut Kokon (Astuti,2008:13), bentuk partisipasi dari beberapa
hal yaitu:
1) Turut serta memberikan sumbangan financial.
2) Turut serta memberikan sumbangan kegiatan fisik.
3) Turut serta memberikan sumbangan material.
13
4) Turut serta memberikan sumbangan moril ( dukungan, saran,anjuran,
nasehat, peluah, amanat, dan lain sebagainya)
4. Tinkat-tingkat partisipasi
Menurut Hoofstede dalam Huraerah (2011:115), memiliki tiga
tingkatan sebagai berikut:
1. Partisipasi inisiasi (inisiation participation) adalah partisipasi
mengandung inisiatif dari pemimpin desa, baik informal maupun
informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek,
yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan-kebutuhan bagi
masyarakat.
2. Partisipasi legitimasi (legitimation participation) adalah partisipasi
pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek
tersebut.
3. Partisipasi eksekusi (execution participation) adalah partisipasi pada
tingkat pelaksanaan.
Menurut Bintoro dalam Ferathin (2014), partisipasi masyarakat
terdiri dari empat jenjang yaitu :
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan (participation in decision
making) yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partispasi ini
terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat
yang berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan
bersama.
2. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementation) yaitu
partisipasi dalam pelaksanaan suatu program seperti menggerakan
14
sumber daya, dana, kegiatan administrasi, koordinasi penjabaran
program.
3. Partisipasi dalam pemanfatan hasil (participation in benefits) yaitu
partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini tidak lepas dari
hasil pelaksanaan.
4. Partisipasi dalam evaluasi (participation in evaluation) yaitu partisipasi
dalam bentuk pengawasan dan evaluasi program serta proyek.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
1. Faktor-faktor internal
Berasal dari dalam kelompokmasyarakat itu seniri, yaitu individu-
individu dan kesatuan kelompok didalamya tingkah laku individu
berhubungan erat atau ditentukan oleh cirri-ciri sosiologis seperti umur,
jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan Slamet(1994:97),
Secara teoritis, terdapat hubungan antara cirri-ciri individu dengan tingkat
partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya
menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan,keterlibatan dalam
kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi Slamet
(1994:137-143).
Menurut Plumer Suryawan(2004:27), beberapa factor yang
mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah:
pengetahuan dan keahlian. Dasar pengetahuan yang dimiliki akan
mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebu.Hal ini
membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan
15
bentuk dari partisipasi yang ada; pekerjaan mayarakat. Biasanya orang
dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih meluangkan ataupun
bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada
suatu proyek tertentu. Seringkali mendasar pada masyarakat adalah adanya
pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk
berpartisipasi, tingkat pendidikan dan buta huruf.
2. Faktor- faktor Eksternal
Menurut Sunarti (dalam jurnal tata loka, 2003:9), factor-faktor
eksternal ini dapat dikatakan pengaruh (stakeholder), yaitu semua pihak
yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program
ini.Pengaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program.
Factor yang memberikan kesempatan masyarakat untuk
berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur dan
Statifikasi social, budaya lokal, kepemimpinan, sarana dan
prasarana.Sedangkan factor yang mendorong adalah pendidikan, modal
dan pengalaman yang dimiliki.
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud
sebagai sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi adanya tiga factor
utama yang mendukungnya, yaitu:
a. Kemauan.
b. Kemampuan.
c. Kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
16
Katiga faktor tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa factor di
seputar kehidupan manusia yang saling berinteraksi satu dengan lainya,
seperti Psikologis individu (needs, harapan, motif, reward), pendiddikan
adanya informasi, keterampilan, teknologi kelembagaan yang
mendukung, structural dan stratifikasi social, budaya lokal serta peraturan
dan pelayanan pemerintah.
Tiga perinsip dasar dalam menumpuhkan partisipasi dalam
masyarakat desa agar ikut serta dalam pembangunan dapat dilakukan
dengan cara:
1. Learning process (learning by doing); proses kegiatan dengan
melakukan aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa
kebutuhan dankeinginan masyarakat,
2. Institusional development; melakukan kegiatan melalui pengembangan
pranata social yang sudah dalam msyarakat merupakan daya tamping
dan daya dukung social.
3. Participatory;cara ini merupakan suatu pendekatan yangumum
dilakukan untuk dapat menggali need yang ada dalam masyarakat
(Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).
Angel (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan bahwa partisipasi yang
tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Usia
Factor usia merupakan factor yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari
17
kelompok menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan
norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang
berpartisipasi dari ada mereka yang dari kelompok usia lainya.
2) Jenis kelamin
Dari nilai yang cukup lama dominanan dalam kultur berbagai bangsa
mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di
dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan
perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi
semakin lama nilai peran perempuan telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.
3) Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk
berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap
seseorang terhadap lingkunganya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4) Pekerjaan dan Penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
seseorang akan menentukan beberapa penghasilan yang akan
diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.
5) Lamanya tinggal
Lamanya seseorang yang tinggal dalam lingkungan tertentu
pengalamanya berenteraksi dengan lingkungan tersebut akan
mempengaruhi pada partisipasi seseorang.
18
C. Konsep Pengelolaan Sampah
1. Pengertian Sampah
Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh
yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008
tentang pengelolaan sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna bagi lain dibuang
kelingkungan, Slamet(2002: 15 ).
1) Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan
yang cepat. Gas-gas yang di dihasilkan dari pembusukan sampah
berupa gas metan dan H2S yang bersifat racun bagi tubuh
2) Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah
plastik, logam, gelas karet dan lain-lain.
3) Sampah berupa debu atau abu sisa hasi pembakar bahan bakar atau
sampah.
4) Sampah yang berbaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3 adalah
sampah karena sifatnya, jumlahnya, konstrasinya atau sifat kimia,
fisika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan
mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit reversible atau
berpotensi irreversible atau sakit berat yang pulih.
5) Menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan dating terhadap
kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik
19
2. Sumber-sumber Sampah
Menurut Gilbert (1996:23-24) sumber-sumber timbulan sampah sebagai
berikut:
1. Sampah dari pemukinan penduduk
Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu
keluarga yang tinggal disuatu banguan atau dekat pasar.Jenis sampah
yang dhasilkan yang biasanya cenderung organik, seperti sisa makanan
atau sampah yang bersifat basah, kering, abu, plastik, dan lainya.
2. Sampah dari tempah-tempat umum dan perdagangan
Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya
orang yang berkumpul dan melakukan kegiatan.Tempat-tempat
tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi
sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan
pasar.Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa
makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng serta sampah
lainya.
3. Sampah dari sarana pelayanan msyarakat milik pemerintah yang
dimaksud misalnya masjid, rumah sakit, perkantoran dan saranah
pemerintah yang lainya menghasilkan sampah kering dan sampah basah.
4. Sampah dari industry
Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik sumber alam termasuk
distribusi maupun distribusi maupun proses suatu bahan mentah. Sampah
yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering
abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan banguna.
20
5. Sampah pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya
sampah dari kebun, kandamg, sawah yang dihasilkan berupa bahan
makanan pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah
sebagaian kecil saja dari sumber-sumber sampah yang dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukan bahwa kehidupan
manusia tidak akan pernah lebas dari sampah.
3. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat
Dalam pasal 28 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 tentang perlindungan dan pengelolaan sampah
yang berbunyi:”Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah
yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/pemerintah daerah “.
Tanggung jawab pengelolaan sampah ada pada masyarakat sebagai
produsen timbulan sampah sejalan dengan hal tersebut, masyarakat
sebagai produsen timbulan sampah sejalan dengan dengan hal tersebut,
masyarakat sebagai produsen timbulan sampah diharapkan terlibat
secara total dalam lima sub sistim pengelolaan sampah, yang meliputi
sub sistem kelembagaan, sub sistem teknis operasional, sub sistem
financial, sub sistem hukum dan peraturan serta sub sistem peran serta
masyarakat.
Dengan mempelajari berbagai teori dan pemahaman yang terkait
dengan konsep pengelolaan sampah dalam hubunganya dengan proses
21
perencanaan sampai dengan pembangunan yang berkelanjutan serta
teori peran, serta masyarakat dan kelembagaan dalam pengelolaan
sampah dengan pendekatan kemitraan antara pemerintah dan
masyarakat.
Munculnya pendekatan dengan pelibatan masyarakat ini didasari
dengan pemikiran terjadinya penurunan kuwalitas lingkungan hidup di
desa akibat perilaku manusia.sedangkan program-program yang
dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran agar dapat
merubah perilaku kurang memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
D. Kerangka Pikir
Kelurahan merupakan salah satu upaya penting dalam perangkat daerah
yang menjadi tanggung jawab dalam rangka mengembangkan kelestarian
lingkungan hidup dalam secara sistematik dan berkesinambungan, oleh karena
itu pemerintah dituntuk untukmemberikan terobosan baru untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan akan pengebangan lingkungan,
karena lingkungan merupakan kunci kesuksesan dalam sebuah Negara yang
makmur masyarakatnya, termasuk yang ada di KelurahanPalattae, kecamatan
kahu, kabupaten bone.
Dituntut agar dapat memberikan perubahan dalam pola pikir
masyarakat agar mau ikut partisipasi dalam mengembangkan dan dapat
menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pengelolaan Sampah
DiKelurahanPalattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, dimana partisipasi
masyarakat memiliki beberapa teori yang membahas tentang bentuk dan
22
tingkat partisipasi yaitu: Menurut Huraerah 2008) bentuk partisipasi yaitu. (a)
Buah pikiran, (b) Tenaga, (c) Materi/Harta (d) keterampilan,
Sedangakanmenurut Bintoro dalam Ferathin (2014) tingkat partisipasi yaitu
(a) Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan (b) Partisipasi dalam
pelaksanaan (c) Partisipasi dalam pemanfatan hasil (d) Partisipasi dalam
evaluasi
Gambar 1 : Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus penelitian adalah partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah di Kelurahan Palattae kabupaten Bone. Partisipasi
Masyarakat yang diamati terdiri atas bentuk partisipasi tingkat partisipasi.
F. Deskripsi Fokus Penelitian
Kerangka pikir Berdasarkan fokus penelitian diatas maka deskripsi
Tingkat Partisipasi Masyarakat
(Bintoro dalam Ferathin (2014) a) Partisipasi dalam proses pembuatan
keputusan (participation in decision
mang)
b) Partisipasi dalam pelaksanaan
(participation in implementation).
c) Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
( participation in benefits)
d) Partisipasi dalam evaluasi
(participation in evaluation)
Bentuk Partisipasi Masyarakat
(Huraerah 2008)
a) Buah pikiran
b) Tenaga
c) Harta benda
d) Keterampilan dan kemahiran
PARTISIPASI MASYARAKAT
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah
23
fokus penelitian sebagai berikut :
A. Bentuk Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat Disini dimaksud ialah keterlibatan seluruh
anggota mayarakat dalam pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kelurahan
Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.Dengan mitra selama
melaksanakan program kerjabakti.
1. partisipasi dalam buah pikiran merupakan salah satu kerjabakti yang
dilakukan oleh masyarakat dibagian lingkungan kantor kelurahan, dan
kepala lingkungan telah memberikan pendapat atau solusi pada
masyarakat mengenai kegiatan kerjabakti yang sering dilaksanakan setiap
hari jumat. Pelaksanaan ini dilakukan 1 kali seminggu, kepala lingkungan
mengumumkan di kantor kelurahan palattae sebelum terlaksananya
kegiatan kerjabakti.
2. Tenaga (keahlian) partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga seperti
pelaksanaan kerjabakti, gotongroyong yang biasa dilaksanakan dilapangan
partisipasi dalam keahlian dilakukan oleh warga masyarakat karena
banyak sampah yang perlu dibersihkan dan beberapa masyarkat yang
membawa alat-alat yang akan digunakan dalam kerjabakti. Dari
pelaksanaan kerjabakti ini kebanyakan para dewasa, anak remaja, dan
perempuan yang ikut melaksanakan kegiatan ini.
3. Materi atau (harta) adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang berupa
uang atau konsumsi seperti makanan yang diberikan kepada masyarakat
yang melaksanakan kerjabakti. Rahmatia sebagai kelurahan palattae
mengumumkan kepada masyrakat yang menyumbang berupa uang
24
sebanyak 15000/Hari uang yang disumbangkan oleh warga masyarakat di
belanjakan untuk keperluan seperti makanan dan minuman
4. Keterampilan dan kemahiran yaitu bentuk usaha yang dilakukan oleh
rahmawati sebagai lingkungan selatan telah mengelola sampah dari
kerajinan tangan untuk menghasilkan peluang yang cukup besar, dari hasil
kerajinanya dia pamerkan dipasaran dengan cara menjualnya dengan harga
RP15000 setiap kerajinan yang dijualkan. Contoh pembuatan pas Bunga
dari botol bekas, dan tempat tissue dari koran bekas, dan lain-lainya.
B. Tingkat Partisipasi Masyarakat
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan yaitu kepala lingkungan telah
membuat keputusan dalam melaksanakan kerjabakti contohnya Kepala
lingkungan rapat dengan Kelurahan Palattae untuk memberiakan
peringatan kepada warga masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
kerjabakti rapat ini biasa dilakukan satu kali seminggu, tapi kadang
dilaksanakan rapat, kadang tidak.
2. Partisipasi dalam pelaksanaan yaitu dimana Kepala lingkungan
mengadakan rapat atau pertemuan dikantor Kuntuk menentukan kapan
pelaksanaan kerjabakti yang akan diadakan, dan pelaksanaan itu diadakan
pada hari jumat pagi sekitar jam 09-10.30.dimana masyarakat diumumkan
di kantor kelurahan palattae dalam pelaksanaan kegiatan kerjabakti.
3. Partisipasi dalam pemanfatan hasil yaitu partisipasi yang yang
dilakukanuntuk pengelolaan sampah dengan cara dibakar karena hasil
sampah yang dibakar oleh warga masyarakat dapat digunakan dengan
25
menghasilkan pupuk yang dicampurkan kedalam tanaman warga
masyarakat agar menjadi subur.
4. Partisipasi dalam evaluasi yaitu dalam bentuk pengawasan dimana warga
masyrakat di awasi oleh Kepala lingkungan pada saat melaksanakan
kerjabakti dari sampah yang dikumpulkan biasanya dibakar karena
biasanya sampah akan membusuk jika tidak dibakar.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah seminar selama kurang lebih dua
bulan untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti.Penetapan
peneliti ini dilaksanakan di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.Alasan penulis
memilih lokasi ini karena Kelurahan Palattae merupakan salah satu Kelurahan
yang aktif dalam mencanangkan program pengelolaan sampah berbasis
masyarakat.
B. Jenis dan Tipe penelitian
1. Jenis penelitian yang di gunakan adalah kualitatif dengan menggunakan
wawancara, dokumentasi dan melihat fenomena yang terjadi
2. Tipe Penelitian
Penelitian menggunakan tipe penelitian studi kasus yang bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil penelitian secara jelas dalam pengelolaan sampah
yang ada dilingkungan hidup.
C. Sumber Data
Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari parainforman di Kantor Kelurahan
Palattae di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone baik melalui pengamatan
27
(observasi) dan wawancara (intrerview) seperti mengamati langsung
proses lingkungan limbah. Melalui hasil wawancara informan dan hasil
penelitian pengelolaan sampah.
2. Data sekunder
Data yangdiperoleh pencatatan dokumen dokumen atau arsip pada Kantor
Kelurahan Palattae di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone seperti peraturan
tertulis,keadaan personalisasi, fungsi dan tugas seksi perluasan
kesempatankerja,keadaanfisik kantor, sarana dan prasarana kerja.
D. Informan Penelitian
Peneliti mengunakan teknik Purposive sampling dalam menentukan
informan dalam penelitian ini. Purposive sampling merupakan penentuan
informan tidak berdasarkan atas strata,kedudukan pedomanatau wilayah tetapi
di dasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu dan tetap
berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.Sesuai kebutuhan peneliti
terkait dengan pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan sampah
di Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.
28
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian yaitu yang telah
digambarkan dalam bentuk tabel tersebut:
Tabel 1 :Informan Penelitian
NO Informan Inisial Jabatan Jumlah
Informan
1 A. ST. Rahmatiah, Bc. KU RT Lurah Palattae 1
2 Idris, SE IR Kabib pengelolaan
sampah dan limbah 1
3 M. Sukriyawan SY Tokoh Masyarakat 1
4 Rahmawati RI Masyarakat
5 Sri Nengsi SN Masyarakat
6 Supriadi SI Masyarakat
7 Hasanuddin HD Masyarakat 8
8 Jamaluddin JD Masyarakat
9 Dahlina DN Masyarakat
10 Sahra SR Masyarakat
11 Jusnita JT Masyarakat
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2012), Adapun Teknik Pengumpulan Data yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Penelitian melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
kasus yang telah terjadi dan memunculkan asumsi-asumsi sementara
mengenai Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan
Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
29
2. Teknik Wawancara
Peneliti mencari informasi melalui wawancara dengan berbagai pertanyaan
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan dilakukan dengan
secara langsung dengan para informan demi memperoleh kevalidan data.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengumpulkan
berbagai dokumentasi yang berhubungan masalah yang akan diteliti, seperti
gambar, rekaman suara, maupun arsip-arsip dokumen yang berhubungan
dengan penelitian ini
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengelola data menjadi hasil penelitian, dimana data yang diproleh melalui
observasi dan wawancara lapangan dapat dimanfaatkan untuk menyimpulkan
persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa interaktif.Dalam
model ini terdapat komponen pokok. Menurut Miles dan Huderman dalam
Sugiyono(2012:334), komponen tersebut yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses merangkum dan memfokuskan pada hal-
hal yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Sampah di Kabupaten Bone.
30
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisa data.Penyajian data
adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti unntuk mengumpulkan dan
menyusun informasi yang didapatkan dari objek yang diteliti dalam hal ini
Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bone
bentuk penyajian dan dapat berupa catatan lapangan grafis dan bagan.
3. Perikanan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dari verifikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila
kesimpulan data yang dikemukakan pada awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
Kredibel.Ketiga langkah dalam menganalisa data tersebut menjadi acuan
dalam tercapai suatu uraian sistematis, akurat dan jelas.
G. Keabsahan Data
Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik data yang
bersifat mengabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
yang telah ada. Menurut Sugiono (2012:370), ada tiga macam triangulasi:
31
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi Sumber dengan cara mengecek pada data sumber lain yang telah
diperoleh sebelumnya.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi teknik dilakukan cara mengecek data pada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan
wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda
maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggab
benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi Waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data penelitia.Dan
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dalam teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih sega,
belum banyak masalah, akan memberikan data yang valid.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah Kecamatan Kahu
Kecamatan Kahu merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Bone dengan luas wilaya: 189,50 km² Dengan batas wilaya
sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan patimpeng
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Salomekko dan
kecamatan Kajuara.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontocani
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Libureng.Kecamatan
Kahu terletak dibagian Selatan Kabupaten Bone dengan jarak tempuh
±100 km dari Watampone (Ibu kota Kabupaten Bone) dengan waktu
tempuh ± 3 Jam. SedangkanDesa terjauh antara 19-20 km² dan dan
dapat ditempuh dalam waktu 1 Jam 30 menit.
Dalam melaksanakan kgiatan pemerintah dan memberikan pelayanan
public, Kecamatan Kahu didukung oleh 19 Desa dan 1 Kelurahan,
yang terdiri dari 70 Dusun dan 4 Lingkungan, dengan jumlah
penduduk sebanyak: 37,919 jiwa terdiri dari: laki-laki 18.202 orang,
perempuan 19.717 orang.
Kecamatan Kahu berada pada kategori lokasi daratan yang
mempunyai jarak tempuh 110 km dari ibukota Kecamatan ke Ibukota
33
kabupaten, dan secara Administrasi terdiri dari 19 Desa dan 1
Kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Palattae 11. Desa cenrana
2. Desa Sanrego 12. Desa Carima
3. Desa Tompon Patu 13. Desa Maggenrang
4. Desa Palakka 14. Desa Labuaja
5. Desa Biru 15. Desa Balle
6. Desa Matajang 16. Desa Hulo
7. Desa Bonto Padang 17. Desa Cakkela
8. Desa Cammilo 18. Desa Nusa
9. Desa Mattoanging 19. Desa Arallae
10. Desa Pasaka 20. Desa Lalepo
Gambar 2 : Peta Administrasi
34
a. Tugas
1. Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonami Daerah
2. Menyelenggarakan Tugas umum pemerintahan yang meliputi:
a) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaanmasyarakat
b) Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraanketentraman
dan ketertiban umum
c) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakanperaturan
perundang-undangan
d) Mengkoodinasikan pemeliharaan sarana danprasarana,
fasilitas pelayanan umum
e) Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan
ditingkat kecamatan
f) Membina dan Mengaasi penyelenggaraan pemerintahan
desa
g) Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadiruang
lingkup tugasnya/atau yang belum dapatdilaksanakan
pemerintahan desa
h) Melaksanakan Tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undagan
b. Tugas Pokok
Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal
yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota
35
organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
program kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan, visi dan misi
suatu organisasi. Setiap pegawai seharusnya melaksanakan
kegiatan yang lebih rinci yang dilaksanakan secara jelas dan dalam
setiap bagian atau unit. Rincian tugas - tugas tersebut digolongkan
kedalam satuan praktis dan konkrit sesuai dengan kemampuan dan
tuntutan masyarakat. Pembentukan Kecamatan Kahu tertuang
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Kahu diatur
dalam Peraturan Bupati Bone Nomor 94 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Kecamatan.
2. Visi dan Misi Kelurahan Palattae
1. Visi Kel Palattae
“ Terwujudnya masyarakat Palattae yang lebih sejahtera lahir dan
batin, mandiri dan terampil.
2. Misi Kel. Palattae
a. Terwujudnya pemerintahan Kelurahan Palattae yang bersih dan
efesien
b. Menciptakan masyarakat yang memiliki perilaku sehat dan mandiri
baik jasmani maupun rohani
36
c. Mewujudkan Kelurahan Palattae yang sejahtera aman dan tentram.
d. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dengan
mengoptimalkan daya dukung sumber daya kesehatan, institusi dan
lingkungan.
e. Meningkatkan pemerdayaan dan peran perempuan di segala
bidang.
3. Strategi Strategi yang dimiliki Kantor Kel. Palattae Kab. Bone
Adapun strategi-strategi yang dimiliki kantor Kel. Palattae Kab.
Bone sebagai berikut
a. Melibatkan semua potensi yang ada di masyarakat forum dan pokja
Desa Sehat sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
b. Melakukan advokasi konsep Desa sehat kepada penentu kebijakan.
c. Mengembangkan kegiatan Desa Sehat yang sesuai dengan visi dan
misi dan potensi daerah dengan berbagai simbul /motto, semboyan
yang dipahami dan memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.
d. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat, sesuai dengan
kondisi setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui
internet media tradisional.
e. Meningkatkan potensi ekonomi stakkholder yang menjadi kesepakatan
masyarakat.
f. Menjalani kerjasama antara forum Desa Sehat yang melaksanakan
program Desa Sehat
37
Berdasarkan Strategi-strategi tersebut, maka diperlukan suatu
motto dalam upaya misi dan visi yang ditetapkan bersama oleh kantor Kel.
Palattae Kab.Bone
4. Struktur Organisasi Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kab.Bone
Berdasarkan Peraturan Daerah Kab.Bone Nomor 5 Tahun 2018
tentang pembentukan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kab Bone,
susunan organisasi dan tata kerja Kelurahan Palattae Kabupaten Bone
adalah Sebagai berikut.
a. Lurah Palattae
b. Kelompok Jabatan
c. Sekretariat
1) Seksi Pemerintahan dan Kependudukan
2) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
3) Seksi Pemerdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
1) Kepala Lingkungan Utara
2) Kepala Lingkungan Timur
3) Kepala Lingkungan Tengah
4) Kepala Lingkungan Selatan
38
Gambar : 3 Struktur Organisasi Kantor Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kab. Bone
LURAH
A. ST. Rahmatiah, Bc.Ku
Nip. 190212311990112000
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIAT
IDRIS,SE
Nip. 198012311902031234
SEKSI
PEMERDAYAAN MASYARAKAT DAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
A. NARDAYANI PAELORO S. Sos
SEKSI
KETENTRAMAN DAN
KETERTIBAN UMUM MUHAMMAD AKIS,A,Md
SEKSI
PEMERINTAHAN DAN
KEPENDUDUKAN AHMAD AMAN
KEPALA
LINGKUNGAN TENGAH A. MUH GALIGO GAIS
KEPALA
LINGKUNGAN TIMUR M. RIFAI
KEPALA
LINGKUNGAN UTARA UMAR PATTAHE
KEPALA
LINGKUNGAN SELATAN
H. ANDI PALLARA
38
39
5. Uraian Tugas Pokok Kelurahan Palattae Kabupaten Bone
Pembentukan Kecamatan Kahu tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah dan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Kelurahan Palattae diatur dalam Peraturan Bupati Bone Nomor 94 Tahun
2016 tentang Pembentukan Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Kelurahan.
a. Kelurahan
Tugas Pokok:
Kelurahan yang dipimpin oleh Camat yang mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan pemerintahan di wilayah kecamatan
dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.
b. Sekertariat
Tugas Pokok:
Sekretariat kecamatan dipimpin oleh Sekretaris Kecamatan yang
mempunyai tugas membantu camat dalam melaksanakan tugas
koordinasi di bidang kesekretariatan yang menjadi tanggungjawab
kecamatan.
c. Sekretariat kecamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
Tugas pokok:
1) Penyusunan program dan anggaran pada kecamatan; Pelaksanaan
program dan anggaran; Pengoordinasian tugas-tugas pada
40
kecamatan dan memberikan pelayanan adminsitrasi kepada seksi
lain dan/atau Kelurahan;
2) Penyusunan bahan dokumentasi dan statistik, peraturan perundang-
undangan, pengelolaan bahan bacaan dan penyelenggaraan
kemitraan dengan masyarakat;
a) Penyusunan data, evaluasi dan penyiapan laporan pelaksanaan
program kerja kepada Kelurahan;
b) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga;
c) Penyelenggaraan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;
d) Pelaksanaan pembinaan ASN di lingkungan kecamatan; dan
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh camat terkait tugas
dan fungsinya
d. Prosedur Pengelolaan sampah yang dilakukan di Kecamatan Kahu
kabupaten Bone yaitu dengan cara dibuat kerajinan tangan dan dengan
cara dibakar
Tugas Pokok:
Dalam mengelola sampah kerajinan tanganbisa dengan didaur ulang
supaya memiliki nilai bermanfaat lagi. Daur ulang adalah suatu cara
yang dilakukan oleh rahmawati sebagai warga masyarakat palattae
membuat suatu cara yang unik untuk mengelola sampah dengan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai
bernilai lagi. Seperti vas bunga dan tempat tissue yang terbuat dari
karton bekas, dan bunga yang dibuat dari pelastik botol bekas,
41
sedangkan dengan cara dibakar yaittu sampah yang dibakar sampai
menjadi abu, kemudian didigunakan untuk pupuk tanaman,seperti
tanaman bunga, agar tetap subur dari sinilah sampah sampah yang akan
diproses sehingga pengelolaan sampah dapat berguna.
e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
Tugas Pokok:
1) Menyiapkan bahan dalam rangka penyelenggaraan pembinaan
ketentraman dan ketertiban umum;
2) Melaksanakan pembinaan tertib rizinan termasuk pembinaan aparat
ketertiban;
3) Memfasilitasi penyelesaian sengketatanah;
4) Fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
5) Fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
6) Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada
Seksi Ketentraman; dan Ketertiban Umum; dan
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kelurahan terkait tugasnya.
f. Seksi Pemerdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat
Tugas Pokok:
1) Mengoordinasikan dan memfasilitasi pembinaan pertanian,
peternakan, perhubungan, perdagangan, lingkungan hidup dan
kehutanan;
2) Fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan
pembangunan desa;
3) Koordinasi pendampingan desa di wilayahnya;
42
4) Fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat desa;
5) Fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
6) Fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat desa;
7) Melaksanakan pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil
negara pada Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat;
danMelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kelurahan terkait
tugasnya
6. Persentase Rumah Memiliki Tempat Sampah Kel. Palattae Kec. Kahu
Kab. Bone Tahun 2018-2019
Untuk tercapainya masyarakat diperlukan adanya tempat sampah di
setiap rumah masing-masing agar masyarakat tidak membuang sampah
disembarang tempah dari gambar dibawah ini telah menunjukan bahwa
dari tahun 2017 dilingkungan utara hanya memiliki 40% tempat sampah
masyarakat, dan dibagian lingkungan timur hanya memiliki 60%, dan
dibagian Lingkungan Tengah sudah meningkat menjadi 65,% dan
lingkungan selatan sudah meningkat Menjadi 70% Sedangkan pada tahun
2018 tempat sampah masyarakat meningkat di bagian lingkungan Utara
Menjadi 70% dan Lingkungan Timur Meningkatan 80% Dan Lingkungan
Selatan Meningkat 85%. Dan Pada tahun 2019 Masyarakat memiliki
tempat sampah yang sudah meningkat 100% disetiap Lingkungan
masyarakat masing.masing. Kel. Palattae Kec. Kahu Kab. Bone Pada
Tahun 2017, 2018, dan 2019.
43
Gambar : 3 Perensentasi Rumah Yang Memiliki Tempat Sampah
7. Hasil Laporan Peningkatan Penduduk Desa atau Kelurahan Pelattae
Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
Dalam kantor Kelurahan Palattae diperlukan laporan penduduk
desa dimana masyarakat memiliki peningkatan pindah, Pada awal bulan
dan penduduk akhir bulan pada tahun tahun 2019. Penduduk awal bulan
jumlah peningkatan pada laki-laki dan perempuan hanya memiliki
peningkatan dengan jumlah 2639 diawal bulan.Sedangkan penduduk akhir
bulan laki-laki dan perempuan hanya memiliki tingkat penduduk dengan
jumlah 2642, jadi otomatis masyarakat lebih banyak peningkatan di akhir
bulan dari pada awal bulan.untuk memperjelas penduduk desa/Kelurahan
tersebut dapat dilihat dari table dibawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
LINGKUNGANUTARA
LINGKUNGANTIMUR
LINGKUNGANTENGAH
LINGKUNGANSELATAN
Tahun 2019
Tahun 2018
Tahun 2017
44
LAPORAN PENINGKATAN PENDUDUK DESA/ KELURAHAN PALATTAE KEC. KAHU KABUPATEN BONE
TAHUN 2019
Tabel 2 : Laporan Penduduk Desa atau Kelurahan
NO Dusun
Lingkungan
Kepala
Kelurarga
Pemduduk Awal
Bulan
Lahir
Bulan ini
Pendatang
Bulan ini
Mati Bulan
Ini
Pindah Bulan
Ini
Penduduk Akhir
Bulan ini
KK L P L/P L P L/P L P L/P L P L/P L P L/P L P L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Lingkungan
Selatan 155 322 317 639 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 320 316 636
2 Lingkungan
Tengah 178 322 386 708 0 0 0 4 1 5 0 0 0 1 3 4 325 384 709
3
Lingkungan
Utara 181 385 404 789 0 0 0 2 3 5 0 0 0 0 0 0 387 407 794
4 Lingkungan
Timut 102 240 263 503 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 240 263 503
Jumlah 616 1269 1370 2639 0 0 0 7 4 11 1 0 1 3 4 7 1272 1370 2642
Sumber : Laporan Penduduk Desa atau Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Tahun 2019
44
45
B. Bentuk Partisipasi Masyarakat
Dalam partisipasi pemikiran ini, masyarakat palattae menyalurkan ide-
idenya setiap mengikuti kegiatan dalam pengelolaan sampah tidak hanya pada
tahap perencanaan saja melainkan juga tahap pelaksanaan dan evaluasi
program.Partisipasi tenaga dilihat dari masyarakat yang ikut serta dilapangan
untuk membantu mulai dari mengumpulkan, mengambil sampah hingga
mengelola sampah.selanjutnya partisipasi Keahlian atau keterampilan dilihat
dari bentuk usaha guna untuk mendorong aneka ragam usaha yang dilakukan
oleh masyarakat dibagian lingkungan selatan. Kemudian partisipasi dalam
bentuk uang yaitu dari masyarakat dibagian lingkungan selatan sampai saat ini
tidak ada sumbangan uang untuk mengelolanya, sehingga kantor Kelurahan
palattae yang sudah berjalan selama 3 tahun mendapat sumbangan uang dari
pemerintah dan mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan pupuk dari
sampah yang dikelolanya.
Adapun Teori yang kemudian digunakan untuk mengelola sampah
dalam menciptakan lingkungan yang bersih, pada kantor Kelurahan Palattae
Kabupaten Bone adalah dilihat dari beberapa bentuk partisipasi
masyarakatMenurut Huraerah(2008:1020),antara lain :
1. Buah pikiran
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah diKelurahan
Palattae dalam bentuk buah pikiran/ide, partisipasi dalam tahap ini
menyangkut perencanaan program pengelolaan sampah diKelurahan
Palattae. Yang sering dilaksanakan rapat dikantor kelurahan palattae
46
mengenai pelaksanaan kerjabakti, dimana kepala lingkungan memberikan
pendapat atau solusi untuk pelaksanaan kerjabakti, dan setiap hari Jum’at
diadakan kerjabakti disekitar lingkungan kantor kelurahan palattae dan
disekitar rumah masyarakat;dan salah satu warga masyarakat yang
bernama supriadi telah mengelola sampah dengan cara membakar sampah
sampah tersebut, kemudian mereka mengambil abu dari sampah itu dan
membuatya sebagai pupuk tanaman agar tanaman tersebut menjadi subur .
Wawancara terhadap Lurah Palattae Menyatakan, Bahwa:
“Ide-ide dari masyarakat itu banyak dek seperti ide dari sampah
yang dikelola menjadi pupuk tanaman, dan kepala lingkungan juga
memberikan solusi kapan pelaksanaan kegiatan kerjabakti
dilakukan.tapi beberapa masyarakat yang mengelola sampah
tersebut menjadi pupuk tanaman supaya agar tanaman menjadi
subur. jadi disini kami juga menciptakan tempat sampah dan
tempat pembakaran sampah. Pembuatan tempat sampah disini saya
melakukan dengan 2 cara bagian yaitu tempat sampah kering dan
tempat sampah basah yang terbuat dari ember yang berukuran
besar. dan tempat pembakaran sampah yang disimpan didepan
rumah masyarakat masing-masing karena dari 4 alamat di mana
masyarakat tinggal tidak semua pengangkutan sampah biasa
mengambil sampah masyarakat masing-masing, jadi kami
membuatkan tempat pembakaran sampah di rumah masyarakat
supaya sampah yang mereka buang bisa membakar sedikit demi
sedikit” (wawancara RT 24 Desember 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa disini
masyarakat memerlukan tempat sampah dan tempat pembakaran sampah
supaya masyarakat tidak sulit kalau tidak ada pengangkutan sampah yang
bisa mengkut sampah sampah masyrakat, dan agar masyarakat tidak
membuang sampah sembarang tempat.Dan juga beberapa masyarakat
mengelola sampah dari pupuk tanaman contohnya sampah sampah yang
tidak berguna mereka membakarnya sampai menjadi abu kemudian
47
menjadikanya pupuk tanaman.Dan masyarakat dibuatkan tempat sampah
dengan 2 cara yaitu tempat sampah kering dan basah.
Adapun Wawancara Kepada Idris SE, bagian pengelolaan sampah
dan limbah Mengatakan Bahwa:
“Partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kerjabakti saat ini
sudah mulai kelihatan salah satunya dengan membentuk forum
atau komunitas masyarakat, yang mereka bentuk untuk mengajak
warga lainya ikut berpartisipasi dalam kegiatan jumat contohnya
ada komunitas motor, kelompok kepala lingkungan, yang
mengikuti kegiatan jumat dengan tujuan mengajak warga lainya
yang ikut berpartisipasi” (wawancara IR 24 Desember 2019 ).
Dari wawancara diatas dapat diartikan bahwa masyarakat yang ikut
partisipasi saat ini sudah mulai kelihatan hal itu ditandai dengan adanya
pembentukan forum ataupun komunitas masyarakat yang dibentuk atas
inisiatif masyarakat sendiri contohnya seperti komunitas pengelolaan
sampah yang dibentuk oleh masyarakat khususnya kalangan ibu-ibu yang
memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Untuk melihat bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang
diberikan oleh kantor Kelurahan Palattae dalam menjalankan tugas sesuai
dengan prosuder yang berlaku, maka penulis melakukan wawancara
kepada beberapa masyarakat yang sering mengikuti kegiatan partisipasi.
Berikut kutipan wawancara terhadap Rahmawati dibagian lingkungan
Selatan Sebagai Warga Masyarakat Mengatakan, bahwa:
“Partisipasi sebagai masyarakat disini salah satunya adalah
meramaikan dalam kegiatan ini karna setiap hari jumat ada kerja
bakti yang dilakukan dilapangan banyak sampah kering maupun
basah yang biasa dipungut karna pada hari jumat banyak
rombongan masyarakat yang mengitu pasar yang biasanya disebut
48
pasar rakyat. pasar rakyat ini yang terletak dididepan kantor
Kelurahan Palattae” (wawancara RI 25 Desember 2019 ).
Berdasarkan dari hasil wawancara masyarakat diatas dapat kita
ketahui bahwa disini masyarakat sering melaksanakan kerja bakti karena
dapat meramaikan dilapangan sehingga masyarakat lainya juga dapat ikut
berpartisipasi dalam kegitan yang dilaksanakan pada hari jumat
Wawancara terhadap M, Sukriawan sebagai Tokoh masyarakat
mengatakan bahwa:
“Kami peduli dengan kebersihan tetapi kalau banyak sampah yang
menumpuk hanya bisa dibakar tetapi itupun masi berbekas
takutnya nanti akan tercemar disekitar lingkungan lainya.jadi saya
berharap ada pengangkutan yang bisa masuk agar sampah-sampah
yang kami kumpulkan dapat diambil oleh pengangkutan sampah”
(Wawancara JT 28 Desember 2019) .
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
peduli dengan lingkungan yang bersih tetapi masyarakat tidak tau dimana
sampah-sampah yang sudah dikumpulkan dapat dibuang, karena tidak ada
khusus tempat pembuangan sampah, jadi masyarakat hanya bisa
membakarnya sedikit demi sedikit, beberapa masyarakat yang mengeluh
karena sulit pengangkutan sampah yang masuk diaerah lingkungan
masyarakat.jadi masyarakat berharap kalau ada pengangkutan sampah
yang bisa masuk diarea lingkungan masyarakat.
Adapun wawancara yang dikemukakan oleh Sebagai Warga
masyarakat yang Menyatakan, Bahwa:
“Partisipasi masyarakat dalam bentuk pemikiran atau ide pada
dasarnya dengan wacana lisan maupun tulisan, semua sangat
mengharapkan kalau pengelolaan sampah itu bukan hanya sekedar
dibakar tapi bisa dijadikan sebagai kerajinan yang lebih menarik
49
supaya banyak diketahui oleh masyarakat lainya”(wawancara
Kepada SN 25 Desember 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dari pengelolaan
sampah yang dikumpulkan masyarakat bukan hanya sekedar dibakar tetapi
harus dimanfaatkan dengan baik seperti dalam bentuk kerajingan tangan
seperti pembuatan tempat tissue, vas bunga dan lain-lainya agar
masyarakat lainya mengetahui betapa berharganya sampah jika di buatkan
dalam bentuk kerajinan, bukan hanya sekedar dibakar saja.
Adapun wawancara yang dilakukukan oleh Supriadi sebagai warga
masyarakat dibagian Lingkungan Timur Mengatakan, bahwa :`
”Menurut saya kami selaku masyarakat disini sulit sekali kalu
banyak sampah yang ada di depan rumah karena tidak ada
pengangkutan sampah yang masuk, jadi menurut saya itu
seharusnya ada pengangkutan sampah yang bisa masuk agar
masyarakat disini tidak merasa kecewa. (Wawancara SI 25
Desember 2019 ).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
sulit klau banyak sampah yang menumpuk didepan rumah mereka karena
sulit pengangkutan sampah yang masuk, jadi diharapkan pemerintah agar
dari setiap lingkungan masyarakat semua pengangtan sampah bisa
mengambil sampah masyarakat agar tidak tercemar dimana-mana.
Adapun ide dari warga masyarakat dibagian Lingkungan utara
yang mengemukan bahwa:
“ Menurut saya seharusnya ada juga penganggutan sampah yang
bisa masuk disini dibagian lingkungan Utara karena disini sulit
sekali klau tidak ada penganggutan sampah karena sampah-
sampah disini hanya bisa dibakar tapi itu pun masih berbekas klau
hanya dibakar” (Wawancara Terhadap Hasanuddin).
50
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dibagian
lingkungan utara juga sulit pengangkutan sampah masuk untuk mengambil
sampah masyarakat, sehingga masyarakat harus mengumpulkan sampah
mereka dengan cara dibakar dan itu pun berbekas. Dari sampah yang
dibakar akar menjadi abu dan sehingga dapat tercemar dilingkungan lain.
Wawancara terhadap Jamaluddin sebagai warga Masyarakat
berpendapat bahwa:
“Partisipasi dalam mengelola sampah seharusnya ada juga yang
bisa dikelompokan dalam bentuk kerajinan supaya banyak
masyarakat yang mempelajari bagaimana sampah itu bisa dikelola
dengan baik bukan hanya sekedar dibakar dan dibuang”
(wawancara JD 26 Desember 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa pengelolaan
sampah yang ada disetiap lingkungan masyarakat dapat dikelompokan
beberapa kelompok untuk pembuatan kerajinan,agar sebagian sampah-
sampah itu dapat dikelola dengan baik dengan cara dipisahkan seperti
gardus, kaleng bekas, botol bekas dan lai-lainya.yang akan dibuat
kerajinan.
Wawancara terhadap Dahlina Sebagai warga masyarakat di bagian
Lingkungan Tengah mengatakan bahwa:
“Partisipasinya Menurut saya sangat baik karena saya sebagai
masyarakat sering melakukan pengelolaan sampah disetiap Sekitar
Kelurahan diPalattae dan berharap agar kami sebagai masyarakat
diberikan solusi bagi masyarakat yang belum ada pengangkutan
sampah yang masuk dilingkungan mereka” (Wawancara DN 27
Desember 2019).
51
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sudah sangat baik, karena
sebagian masyarakat mengelola sampah disekitar Kelurahan masyarakat
,agar masyarakat lainya dapat memanfaatkan sampah tersebut dengan
baik. Karena pengangkutan samapah sulit masuk dibagian lingkungan
lainya.dan dapat memberikan solusi dengan baik.
“Hal yang sama dikatakan oleh SR sebagai Warga Masyarakat
Bahwa:
“Saya sering Melaksanakan kerjabakti tetapi saya berharap sekitar
lingkungan semua masyarakat ada pengangkutan sampah yang
masuk karena susah kalau tidak pengangkutan sampah yang
masuk” (Wawancara pada tanggal 27 Desember 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa masyarakat
seharusnya mempunyai kelompok dalam mengelolaa sampah dalam
bentuk kerajinan agar masyarakat mengetahui kalau sampah itu bisa
dijadikan sebagai kerajinan yang biasa dipake sehari-hari dan bukan hanya
dibuang dan dibakar saja
2. Tenaga (keahlian)
Tenaga atau keahlian disini yang dimaksud adalah bagaimana
masyarakat terlibat secara langsung atau aktif dalam pelaksanaan
pengelolaan sampah. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti,
kerjabakti atau gotong royong biasa dilaksanakan di lapangan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masyarakat setempat adalah
membersihkan sampah-sampah yang ada dilapangan yang berserakan
diarea lapangan.Membersihkan got-got yang ada disamping lapangan serta
52
kegiatan-kegiatan seperti pembuatan kerajinan tangan, yang dilakukan
salah satu warga masyarakat dibagian lingkungan selatan.seperti yang
dikemukakan Oleh Rahmatiah Sebagai Lurah Palattae,beliau mengatakan
Bahwa:
“Kalau masalah pengelolaan tenaga masyarakat untuk
berpartisipasi masih bagus dek dalam ikut serta menjaga
kebersihan di depan kantor Kelurahan dan sekitarnya dimana
masyarakat membawa alat2 yang digunakan dalam kerjabakti
sehingga kebersihan di Kelurahan masih tetap terjaga dan kita
selalu berharap agar masyarakat tetap menjaga keindahan di kantor
Kelurahan, dan beberapa masyarakat juga telah memanfaatkan
sampah sampah tersebut menjadi kerajinan tangan yang dapat
menghasilkan uang.” (Wawancara RT 31 Desember 2019 )
Hasil wawancara diatas Dapat disimpulkan Bahwa partisipasi
dalam pengelolaan sampah masih cukup baik dalam menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar kantor Kelurahan Palattae. Dan perlunya kerja sama
yang baik antara pemerintah dan masyarakat sehingga apa yang kita
inginkan bersama bisa tercapai dengan baik maka dari itu perlunya
kerjasama sehingga semua masalah yang muncul bisa diatasi secara
bersama dan mengurangi resiko terjadi masalah penanganan sampah yang
kurang baik dan pengelolaaan sampah harus ditata dengan baik agar
pengelolaan bisa berjalan mana mestinya.
Adapun komentar dari kabib pengelolaan sampah mengatakan
bahwa,
“Tenaga atau keahlian itu masyarakat perlu adanya kerjasama
dalam mengelola sampah agar kantor Kelurahan dan sekitarnya
manjadi bersih dan terhindar dari segala penyakit” (Wawancara IR
30 Desember 2019 )
53
Dari hasil wawancara diatas maka dapat dikatan bahwa masyarakat
perlu adanya kerjasama dalam mengelola sampah agar disekitar kantor
Kelurahan dapat terjaga kebersihan dan terhindari dari segala penyakit.
maka dari itu telah diprogramkan oleh ibu lurah Palattae kalau setiap hari
jumat ada kerja bakti yang dilakukan dilapangan yang berada didepan
kantor Kelurahan.
Wawancara dilakukan oleh sukriyawan selaku tokoh masyarakat ,
mengatakan bahwa:
“Menurut saya dek, kebersihan dikantor Kelurahan Palattae
memang diperlukan tenaga dari masyarakat sehingga masyarakat
memang harus berpartisipasi agar bisa menjaga kebersihan di
sekitar kantor Kelurahan dari sampah dan perlu ditingkatkan lagi
agar kebersihan tetap terjaga”(wawancara SY 31 Desember 2019).
Hasil dari wawancara oleh bapak sebagai tokoh masyarakat dapat
disimpulkan bahwa disetiap masyarakat memang diperlukan tenaga dalam
kerjabakti agar disekitarkantor Kelurahan Palattae dapat terjaga kebersihan
dari sampah.
Kemudian komentar dari Hasanuddin selaku masyarakat dibagian
lingkungan Utara, mengatakan:
“Partisipasi dalam bentuk tenaga memang diperlukan karena di
setiap kerja bakti masyarakat diperlukan untuk membersihkan di
sekitar kantor Kelurahan pada setiap hari jumat, tapi kadang tidak
dilaksanakan jika tidak ada perintah dari kepala lingkungan”
(wawancara HD 1 jannuari 2020 ).
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa masyarakat
mmg diperlukan dalam kerja sama dalam membersihkan lingungan yang
54
ada sekitar kantor Kelurahan tetap itu pun dilaksanakan jika ada perintah
dari kepala lingkungan dari setiap lingkungan masing-masing.
Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh Jamaluddin selaku
masyarakat mengatakan:
“Partisipasi dalam bentuk itu kami selaku masyarakat memang
sering mengikuti kerja bakti yang terletak di sekitar kantor keluran
kami membersihkan dengan cara membawa alat2 yang digunakan
dlam membersihkan lingkungan karena banyak sampah yang perlu
di angkat dan dipungut” (Wawancara pada atanggal 1 Jannuari
2020).
Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh bapak soedarjo adalah
kesempatan masyarakat berpartisipasi baik, karena masyarakat diperlukan
dalam membersihkan lingkungan apabila banyak sampah yang berserakan
dan membawa alat2 alat diperlukan seperti sapu, cangkul, ember, dan
tempat sampat dan lain-lainya.
Sementara itu, penjelasan dari Dahlina selaku warga masyarakat
dibagian lingkungan Tengah, mengatakan:
“Partisipasi dalam bentuk tenaga dilakukan oleh setiap warga
masyarakat disini karena banyak sampah yang perlu dibersihkan ,
apalagi kalau hari Jum’at pasti kami pergi kerja bakti dilapangan
yang terletak di depan kantor Kelurahan Palattae karena disana
sering bany sampah yang berserakan karna disana terletak pasar
yang biasa disebut pasar rakyat dimana masyarakat berbelanja
untuk kebutuhan sehari-hari”(Wawancara Pada tanggal 2 jannuari
2020).
Berdasarkan wawancara diatas, menjelaskan bahwa masyarakat
memang rata-rata membersihkan di lapang yang terletak di depan kantor
Kelurahan karena setiap hari Rabu- Jumat dan Minggu terlaksana yang
namanya pasar dimana masyarakat berbelanja untuk kebutuhan hari-
55
harinya jadi masyarakat selalu kerja bakti untuk mengurai sampah yang
ada dilapangan
3. Materi
Materi atau harta partisipasi dalam bentuk menyumbang berupa
uang atau konsumsi yang dilakukan beberapa warga masyarakat yang
sering menyumbangkan beberapa uang dan komsumsi seperti makanan
dan minuman dalam melakukan pengelolaan sampah sehingga dapat
berguna dan melancarkan kegiatan atu program yang dilaksanakan untuk
menyelesaikan pengelolaan sampah tersebut..
Sebagaimana yang dikatakan oleh lurah Palattae menyatakan
Bahwa
“Partisipasi nya disini dek sudah baik yah karena kalau
penganggutan sampah datang itu biasanya dikasi sumbangan yang
berupa uang tapi yang seberapa kemampuanya masyarakat itu
sendiri kalau saya sendiri biasanya itu hanya 15000 RP/hari tapi
kan disini ngga semuanya lingkungan bisa dijangkau oleh
pengangkutan sampah Cuma ada beberapa lingkungan saja, yaitu
linggungan selatan dan lingkungan timur yang bisa dijangkau oleh
pengangkutan sampah”(Wawancara RT 2 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
dalam harta yang diberikan kepada masyarakat sudah baik karena
beberapa makanan dan minuman yang diberikan untuk masyarakat dalam
melaksanakan kerjabakti uang yang dikumpulkan oleh masyarakat sendiri
tidak banyak hanya untuk bisa di dibelikan makanan dan minuman.
Adapun wawancara yang sama diucapkan oleh Kabib pengelolaan
sampah, menyatakan bahwa :
56
“Kalau disini dikantor dek biasa itu jika pengangkutan sampah
datang mengambil sampah kami memberikan sumbangan yang
berupa uang yah meskipun sedikit.(Wawancara Idris, SE 3 jannuari
2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa disini yang
digunakan dalam bentuk harta berupa uang yang biasa diberikan oleh
pengangkutan sampah jika datang dan mengambil sampah yang ada
dikantor Kelurahan yang sudah dibersihkan. Dan itupun yang diberikan
hanya 15000 RP/ Hari.
Wawancara yang dilakukan oleh M. sukriyawan sebagai tokoh
masyarakatdibagian Lingkungan selatan Menyatakan Bahwa:
“Kalau dibagian sini dek itu biasaya uang atau makanan karena
kalau partisipasinya masyarakat biasanya mengumpulkan uang
baru dibelanjakan makanan” ( Wawancara 4 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari
lingkungan selatan menggunakan harta yang berupa uang dan makanan
untuk sebagai bekal warga untuk melakukan kegiatan kerja bakti.
Adapun wawancara kepada Rahmawati sebagai masyarakat
dilingkungan Selatan mengatakan bahwa:
“ Kalau partisipasinya disini masyarakat sangat baik karena mereka
mau kerja sama dalam melaksanakan kerja bakti dan komsumsi
yang mereka berikan sudah cukup karena ada yang memberikan
berupa uang atau makanan”(Wawancara RI 6 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dikatakan bahwa masyarakat sudah baik
dalam melaksanakan kegiatan yang di laksanakan karena mereka betu-
betul mau kerja sama dan dapat memberikan beberapa uang atau makanan
untuk memperlancar kegiatan yang dilaksanakan.
57
Wawancara yang dilakukan oleh Sri Nengsi sebagai warga
masyarakat, menyatakan bahwa:
“Kalau dibagian dibagian utara, saya sudah merasa sangat senang
dalam melakukan partisipasi untuk memperlancar kegiatan
dilaksanakan, mengapa saya mengatakan sudah senang karena agar
masyarakat juga merasa kalau sampah yang ada di sekitar kita
dapat bersih dan sehat dan terhindar dari penyakit dan biasanya
saya menyumbangkan uang dalam melaksanakan kegiatan
tersebut”(Wawancara SN 7 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa
masyarakat sudah sangat senang untuk melaksanakan kegiatan kerjabakti
agar masyarakat terhindar dari penyakit dan masyarakat menyumbangkan
uang dalam pelaksanaan kegiatan itu tersebut.
Adapun kata yang sama diucapkan oleh Supriadi sebagai warga
masyarakat di bagian lingkungan timur mengatakan bahwa:
“ Untuk partisipasinya disini dibagian Barat saya sangat senag
karena masyarakat disini betul-betul mau kerjasama dalam
membersihkan di sekitar lingkunganjadi disini dan mereka itu
biasanya mengumpulkan makanan atau uang dalam memperlancar
kegiatan tersebut”(Wawancara SI 8 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas maka dapat dikatakan bahwa dari
lingkungan timur sudah sangat senang dalam melakukan kerja bakti karena
mereka ingin disekitar lingkungannya bersih dan terhindar dari
penyakit.maka dari itu untuk memperlancar kegiatan tersebut.
Adapun wawancara terhadap Hasanuddin sebagai warga
masyarakat di bagian Utara menyatakan:
“Kalau disini untuk melaksanakan partispasi atau kerjasama dalam
kegiatan itu mereka biasa menyumbangkan yang berupa uang dek
tapi biasa jga ada makanan itu, tapi klau dibagian tengah
58
kebanyakan uang yang disumbangkan”(Wawancara HD 9 Jannuari
2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa di bagian
tengah menyumbangkan yang berupa uang dalam melaksanakan kerjabakti
dan masyarakat dibagian tengah sudah menjaga lingkungan yang baik.
4. Keterampilan dan kemahiran
Yang dimaksud dalam keterampilan adalah bentuk usaha yang
dilakukan salah satu warga masyarakat yang bernama rahmawati dalam
mengelola sampah menjadi kerajinan tangan yang cukup unik dari
kerajinan tangan yang dibuat dapat menghasilkan peluang yang cukup
besar, dari hasil kerajinanya dia pamerkan dipasaran dengan cara
menjualnya dengan harga RP15000 setiap kerajinan yang dijualkan.
Contoh pembuatan Vas Bunga dari botol bekas, dan tempat tissue dari
koran bekas, dan lain-lainya.Dan rahmawati mengajak beberapa warga
masyarakat yang tinggal disekitar rumahnya untuk melaksanakan pembuat
kerajinan tangan yang dibuat dari barang bekas.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Lurah Palaattae, menyatakan
bahwa:
“ dari kerajinan tangan yang dibuat oleh rahmawati sebagai
warga disini itu dia bekerja sama kepada ibu-ibu disekitar
rumahnya, memang dia menghasilkan kerajinan yang begitu unik
sampai-sampai dapat dijual dengan harga RP15000-25000 dalam
setiap pembuatan kerajinan seperti yang ada di kantor kelurahn
lambang garuda yang dibuat dari gardius bekas.”(Wawancara RT
8 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
yang ikut melaksanakan kerajinan tangan hanya beberapa masyarakat
59
yang dapat menghasilkan peluang yang cukup besar yang dipamerkan
dipasaran.Sehingga keuntungan dari kerajinan tangan dapat
memuaskan bagi pembuat kerajinan, rahmawati mengelola kerajinan
ini dengan mengajak beberapa warga masyarakat yang tinggal
disekitar rumahnya.
Adapun yang sama dikatakan oleh kabib pengelolaan sampah
menyatakan Bahwa:
“ Bahwa masyarakat yang yang membuat kerajinan tangan bener-
bener kreatif karna dapat menghasilkan peluang yang cukup besar,
tapi pembuatanyan cukup lama. Mungkin butuh proses untuk
membuatnya.” (Idris SE 8 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang
melaksanakan kerajinan tangan dari barang bekas memeng butuh
kesabaran dan proses dalam melaksanakan karena cukup lama untuk
membuatnya karena bahan-bahan yang yang dibuat bener-bener cukup
sulit dibuat harus bener-bener diteliti dengan baik.warga masyarakat yang
bernama rahmawati yang tinggal dilingkungan selatan dapat membuat
kerajinan tangan yang cukup unik..
Adapun wawancara yang dilakukan oleh M. Syukriawan selaku
tokoh masyarakat mengatakan bahwa:
“Partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah cukup baik
karena disekitar lingkungan selatan mengelola beberapa kerajinan
tangan dari barang bekas ”(Wawancara SY 9 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa masyarakat
hanya beberapa saja yang turun dalam melaksanakan kegiatan tersebut
60
itupun beberapa perwakilan disetiap lingkungan masyarakat masing-
masing .
Adapun kata yang sama yang diucapkan oleh Supriadi sebagai
warga masyrakat dibagian timur, menyatakan bahwa:
“Dilingkungan timur itu hanya 2 atau 3 orang yang hanya turun
kelapangan dek dalam melaksanakan kerjabakt tetapi ada dibagian
lingkungan selatan dapat membuat kerajinan tangan yang begitu
unuk dari barang bekas” (Wawancara SI 9 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa di bagian
lingkungan selatan dan timur hanya beberapa saja yang dapat
melaksanakan kerjabakti hanya 2 orang atau tiga orang karena disetiap
lingkungan, masing-masing tidak semua masyarakat turun. hanya beberapa
perwakilan disetiap lingkungan masing-masing.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh Jamaluddin selaku
masyarakat, menyatakan bahwa:
“Partisipasi dalam mengelola sampah disini dek hanya beberapa
masyarakat yang sering ikut dalam melaksanakan kerjabakti hanya
beberapa saja yang turun kelapangan”(Wawancara JD 10 Jannuari
2020).
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan
samapah hanya beberapa saja yang turun kelapangan dalam melaksanakan
kerjabakti itupun beberapa orang saja dari setiap perwakilan disetiap
lingkungan masyarakat.
Adapun ucapan yang sama yang ucapkan oleh Dahlina selaku
masyarakat Mengatakan bahwa:
61
“Untuk mengelola sampah dibagian sini dek hanya beberapa
masyarakat yang sering turun kelapangan untuk membersihkan
sampah-sampah yang ada dilapangan , tetapi itupun hanya 2 atau 3
org yang melaksanakanya.dari perwakilan dibagian utara”
(Wawancara DN 10 Jannuari 2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa partisipasi
masyarakat dalam mengelola sampah hanya beberapa saja yang sering ikut
atau turun kelapangan dalam kerjabakti untuk membersihkan-sampah-
sampah yang ada di sekitar lapangan, hanya beberapa perwakilan dari
setiap lingkungan masyarakat masing-masing.
C. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Sedangkan Teori yang digunakan dalam pengelolaan sampah dalam
tingkat partisipasi masyarakat Menurut Bintoro dalam Ferathin (2014),antara lain:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
Partisipasi dalam pengambilan keputusan yaitu menyangkut
kepentingan bersama. Dalam pengambilan keputusan yaitu adanya
kehadiran rapat, diskusi, maupun adanya keterlibatan dalam hal
sumbangan seperti ide-ide yang dilakukan oleh ibu lurah di Kantor
Kelurahan Palattae, Sebagaimana yang dikatakan oleh lurah Palattae
menyatakan Bahwa:
“ Partisipasi dalam pengambilan keputusan itu sudah direncanakan
sebelum masyarakat turun melaksanakan kegiatan kerjabakti dalam
pengelolaan sampah, dan itu sudah sangat baik karena sudah ada
ide atau solusi yang diberikan oleh masyarakat sebelum adanya
pelaksanaan yang dilaksanakan “ (wawancara RT 24 Desember
2019).
62
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa partisipasi
dalam pengambilan keputusan sudah sangat baik dalam bekerjasama
dalam mengelola sampah karena sebelum dilaksanakan kegiatan
dilapangan, sudah ada rencana yang dibuat oleh ibu Lurah Palattae
bersama rekan-rekanya yang lain. Sehingga pelaksanaan itu berjalan sesuai
keinginan.
Adapun wawancara dari kabib pengelolaan sampah, menyatakan
Bahwa:
“Kalau pengambilan keputusan disini dek sudah sangat baik karena
sudah ada memang perencanaan yang telah dibuat oleh ibu Lurah
Palattae sebelum masyarakat turun melaksanakan kegiatan
tersebut” (wawancara IR 24 Desember 2019 ).
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa dalam
mengelola sampah sudah sangat baik karena sebelum ada pelaksanaan
yang dilaksanakan dilapangan oleh masyarakat maka sudah ada
pengambilan keputusan yang dibuat oleh lurah Palattae, sebelum adanya
kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh M.. Sukriyawan sebagai
tokoh masyarakat, menyatakan:
“Dalam pengambilan keputusan yang dibuat oleh lurah Palattae sudah
sangat baik ya karena sebelum ada masyarakat yang turun kelapangan
untuk melaksanakan pengelolaan sampah memang sudah ada rencana
penentuan yang dibuat sebelum kegitan itu dilaksanakan”
(Wawancara SY 30 Desember 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa dalam mengelola
sampah sudah sangat baik karena dalam pengambilan keputusan sudah
dilaksanakan sebelum perencanaan yang dibuat.
63
Adapun wawancara yang dilakukan oleh Rahmawati sebagai warga
masyarakat, dibagian Lingkungan Selatan, mengatakan bahwa:
“Kalau dibagian sini dalam pengambilan keputusan sudah
direncanakan sebelum adanya kegiatan itu dilaksanakan, dan kami
sebagai masyarakat sudah mendiskusikan itu bagaimana pengelolaan
sampah itu dapat diberikan tempak yang baik agar sampah –sampah
disekitar sini tidak berserakan kemana-mana, maka dari itu lurah
Palattae memberikan adanya tempat sampah dan pembakaran tempat
sampah seluruh sekitar rumah masyarakat” (Wawancara RI 29
Desember 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pengambilan keputusan sudah direncana sebelum kegiatan itu berlangsung
dan sebagian masyarakat mendiskusikan dalam mengenai sampah-sampah
yang berserakan kemana-mana dan menumpuk.Maka dari itu lurah Palattae
memberikan solusi dengan baik agar sampah yang ada disekitar lingkungan
dapat dibersihkan dengan baik.
Adapun kata yangsama diucapkan oleh Supriadi sebagai warga
masyarakat dibagian Lingkungan Timur mengatakan:
“Dalam pengambilan keputusan bagian lingkungan disini sudah
sangat baik karena telah di buatkan tempat sampah dan tempat
pembakaran tempat sampah masing-masing disekitar rumah
masyarakat, jadi masyarakat disini sudah merasa sangat senang
adanya tempat tempat sampah dan pembakaran tempat sampah,karena
tahun kemarin sebelum adanya tempat sampah jadi masi banyak
sampah yang berserakan kemana-mana”(Wawancara SI 30 Desember
2019).
Dari hasil wawancara di lingkungan selatan dan lingkungan timur,
dapat disimpulkan bahwa tahun kemarin belum semuanya masyarakat
mempunyai tempat sampah dan tempat pembakaran tempat sampah, jadi
masi banyak masyarakat yang membuat sampah sembarangan tempat
64
dalam pengambilan keputusan dan ide dari masyarakat, maka ibu lurah
Palattae membuatkan tempat sampah dan pembakaran tempat sampah di
setiap rumah masyarakat masing-masing.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh Sri Nengsi sebagai warga
masyarakat, mengatakan bahwa:
“ Dalam pengambilan keputusan lurah Palattae sudah menyedikan
tempat sampat dan pembakaran tempat sampah disekitar rumah
masyarakat masing-masing, karena tahun lalu belum semuanya
masyarakat mendapatkan tempat sampah apalagi dari 4 bagian
lingkungan disini tidak semuanya pengangkutan sampah bisa
mengambil sampah-sampah masyarakat”(Wawancara SN 31
Desember 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan
keputusan lurah Palattae telah menyediakan tempat sampah dan
pembakaran , itu dari solusi masyarakat agar sampah-sampah yang ada
dapat dibersihkan dengan mudah, karena tahun lalu sebagian masyarakat
belum memiliki beberapa tempat smapah, apalagi beberapa lingkungan
pengangkutan sampah belum bisa mengambil sampah-sampah masyarakat.
Adapun kata yang sama diucapkan oleh Hasanuddin sebagai warga
masyarakat dibagian utara, menyatakan bahwa:
“Untuk pengambilan keputusan sudah sangat baik yang diberikan
oleh lurah Palattae karena telah menyediakan tempat sampah
disekitar rumah warga, karena dibagian sini susah sekali
pengangkutan sampah dek masuk karena hanya 2 area lingkungan
pengangkutan sampah yang bisa mengambil sampah-sampah
masyarakat.(Wawancara HD 1 Jannuari 2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dibagian
lingkungan barat dalam mengambil keputusan sudah baik karena Lurah
65
Palattae sudah menyediakan tempat sampah dan pembakaran tempat
sampah disekitar rumah masyarakat, karena dari tahun kemarin
masyarakat belum semuanya mendapatkan tempat sampah jadi masih
banyak masyarakat yang membuang tempat sampah.Apalagi hanya
beberapa lingkungan saja pengangkutan sampah bisa mengambil sampah-
sampah masyarakat.
2. Partisipasi dalam Pelaksanaan
Partisipasi dalam pelaksanaan dapat berupa sumbangan tenaga
melalui sumber daya manusia, sumber dana, keterlibatan dalam kegiatan
kerjabakti. Masyarakat yang di libatkan dalam pengelolaan sampah
karena hampir seluruh masyarakat dapat mengikuti kegiatan kerja bakti
yang dilaksanakan setiap hari jum’at.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Lurah Palattae, mengatakan
bahwa:
“Partisipasi dalam pelaksanaan disini sudah baik dek dan
pelaksanaanya itu diprogramkan pada hari jumat, dimana masyarakat
membawa alat-alat yang digunakan dalam kerjabakti disekitar
lingkungan kantor Kelurahan. dan masyarakat biasanya
mengumpulkan uang atau makanan sebelum kegiatan
dilaksanakan”(Wawancara RT 2 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalan
pelaksanaan yang diperogramkan sudah sangat baik karena masyarakat
dapat mengumpulkan beberapa alat yang digunakan seperti sapu, cangkul,
tempat sampah dan lain-lainya dan masyarakat juga dapat mengumpulkan
beberap uang atau makanan sebelum kegiatan itu dilaksanakan.
66
Adapun wawancara yang di lakukan oleh bapak Idris SE, sebagai
pengelolaan sampah, dan limbah mengatakan bahwa:
“Kalau partisipasi dalam pengelolaan sampah dapat dikatakan bahwa
pelaksanaanya dilakukan pada hari jumat, pelaksanaanya ini sangat
sudah baik karena kegiatan yang akan dilaksanakan sudah di tentukan
memang kepada lurah Palattae kalau pelaksanaan itu dapat
dilaksanakan pada hari jumat” (Wawancara IR 3 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kalau
partisipasi dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan pada hari jumat dan
biasanya pelaksanaannya itu sudah sangat baik karena kegiatan yang
dilaksanakan sudah ditentukan sebelum pelaksanaan itu dikerjakan.
Adapun kata yang diucapakan yang sama menurut M. Syukriawan
sebagai tokoh masyarakat, menyatakan
“Bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan sudah sangat baik
dalam pengelolaan sampah, karena masyarakat sudah dapat
bekerjasama dalam melaksanakan kerjabakti dan biasa pelaksanaan
itu dilaksanakan pada hari jumat. Dimana masyarakat dari setiap
perwakilan dari setiap lingkungan masing-masing masyarakat turun
kelapangan ya minimal 20 oarang yang hanya turun melaksanakan
kegiatan tersebut” (Wawancara SY 4 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
sampah dalam pelaksanaanya sudah semakin baik karena dimana
masyarakat dapat berkumpul dan bekerjasama dalam membersihkan
sampah-sampah yang ada disekitar lingkungan.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh Rahmawati sebagai warga
masyarat di bagian Lingkungan selatan, mengemukakan bahwa:
“Partisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dilaksanakan
pada hari jumat dari setiap perwakilan masyarakat yang tinggal setiap
67
lingkungan hanya beberapa saja yang hanya turun kelapangan untuk
melaksanakan kegitan tersebut” (Wawancara RI 5 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
pengelolaan sampah dilakukan pada setiap jumat, dan masyarakat yang ikut
dalam melaksanakan kegiatan ini hanya beberapa orang saja , itu pun
perwakilan dari setiap lingkungan masyarakat masing-masing
Adapun kata yang sama diucapkan oleh Sri Nengsi Sebagai Warga
Masyarakat mengatakan bahwa:
“Kalau dalam pelaksanaan pengelolaan sampah yang turun
kelapangan untuk membersihkan sampah-sampah hanya beberapa
saja”(Wawancara SN 6 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dari
pelaksanaan yang dilakukan masyarakat dilapangan untuk membersihkan
sampah-sampah yang ada di sekitar kantor Kelurahan hanya beberapa saja
yang turun melaksanakan kegitan tersebut, hanya 20 oarang yang turun
dalam melaksanakan kegitan tersebut.
Wawancara terhadap Supriadi sebagai warga masyarakat di bagian
lingkungan timur, mengatakan bahwa:
“Partisipasi dalam pelaksanaan di bagian sini sudah baik dalam
pelaksanaanya karena dimana masyarakat bekersama dalam
pengelolaan sampah yang ada disekitar lapangan didepan kantor lurah
Palattae” (Wawancara SI 7 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
sudah baik dalam melaksanakan kerjasama untuk membersihkan
lingkungan yang ada disekitar kantor Kelurahan, karena adanya kerjasama
68
yang dilakukan oleh masyarakat maka lingkungana akan menjadi
lingkungan yang bersih dan terhindar dari penyakit.
Wawancara terhadap Hasanuddin sebagai Warga masyarakat dibagian
lingkungan utara , mengatakan bahwa:
“Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah
sangat dibuthkan oleh masyarakat, karena sampah-sampah yang ada
disekitar kantor Kelurahan harus dibersihkan setiap hari agar menjadi
lingkungan yang bersih” (Wawancara 7 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
dalam pelaksanaan pengelolaan sampah sangat dibutuhkan beberapa
masyarakat yang ikut dalam melaksanakan kerjabakti disekitar kantor
Kelurahan agar menjadi lingkungan yang bersih dan rapi.
Adapun kata yangsama diucapkan oleh Jamaluddin sebagai warga
masyarakat dibagian lingkungan utara mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah sudah seharusnya tanggung
jawab masyarakat, karena sampah –sampah yang selalu datang itu
adalah masyarakat sendiri dan harus dibersihkan setiap hari agar tidak
tercemar menjadi lingkungan yang kotor” (Wawancara 7 Jannuari
2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
pengelolaan sampah sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat, karena
sampah-sampah yang ada dikeseluruhan lingkungan masyarakat itu terjadi
karena kelakuan masyarakat sendiri oleh karena masyarakat harus peduli
dengan kebersihan agar tidak terjadinya lingkungan yang kotor .dan tidak
tercemar dimana-mana.
69
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
partisipasi dalam pemanfaatan hasil yaitu dengan cara mengelola
sampah dari barang bekas yang di buat sebagai kerajinan tangan akan
menghasilkan keuntungan dan nilai yang tinggi, serta Partisipasi dalam
pelaksanaan yang dilakukan untuk mengelola sampah agar masyarakat
tahu berapa pentingnya sampah itu dikelola karena menghasilkan uang
jika dibuat sebgai kerajinan tangan.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Lurah Palattae, mengatakan
bahwa:
“ Kalau pemanfaatan hasil yang kita bilang dek, itu sudah baik,
karena beberapa masyarakat telah memanfaatkan sampah-sampah itu
menjadi kerajinan yang dibuat dari beberapa barang bekas seperti,
botol, gardus, kayu, dan sebagainya.seperti disini dek contohnya guci,
guci itu dibuat dari gardus bekas, jadi kalau tidak ada pekerjaan, kami
dan rekan- lainya itu membuat kerajinan seperti lambng garuda, yang
terbuat dari gardus, bunga, yang terbuat dari botol bekas, untuk
mengisi waktu luang yang kosong” (Wawancara RT 8 Jannuari
2020).
Hasil wawancara diatas dapat kita diartikan bahwa pemanfaatan hasil
yang dilakukan oleh masyarakat di kantor lurah biasanya mereka
menciptakan kerajinan dari sampah –sampah yang akan dibuang, dari
sampah itu bisa dibuat seperti vas bunga, botol, tempat tissu dan lain-
lainya. Untuk melihat sebagai mana jauh masyarakat dapat mengelolaa
sampah-sampah itu menjadi kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, maka wawancara terhadap beberapa masyarakat
yang ikut dalam membuat kerajinan dari sampah-sampah atau barang-
barang bekas.
70
Berikut kutipan wawancara yaitu:
“Iye, betul sekali kalau barang-barang bekas itu bisa dijadikan sebagai
kerajinan yang sangat bagus dipandang” (Wawancara SN 9 Jannuari
2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa barang-barang
bekas dapat dijadikan sebagai kerajinan-kerajinan yang bermanfaat
sehingga dapat masyarakat lainya memanfaatkan barang bekas itu
menjadi barang yang berguna, dan dapat menghasilkan uang kalau dijual.
“Iye mmg dek ada kelompok yang khusus yang membuat barang
bekas itu menjadi kerajinan yang bagus, tetapi kalu tidak salah
dibagian lingkungan selatan disana memang selalu membuat
kerajinan dari barang bekas” (wawancara JD 9 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan
dibagian selatan beberapa masyarakat memiliki kelompok dalam
pembuatan kerajinan dari barang bekas mereka mengumpulkan barang
bekas itu dari setiap lingkungan yang bereserakan, mereka memungut dan
menjadikanya kerajinan yang dapat berguna.
“Lingkungan selatan disana memang selalu membuat kerajinan dari
barang bekas seperti pembuatan tempat tissue, serta pot bungan dan
lln.” (wawancara Sahra 10 Jannuari 2020).
Dari wawancara terhadap saudara sahra mengatakan bahwa:
lingkungan yang memiliki kerajinan yang sangat berguna, dari
lingkungan selatan memiliki kelompok kerajinan dari barang bekas yang
mereka kumpulkan dapat digunakan dengan baik.
“Iye dek memang dibagian lingkungan selatan disana membuat
kelompok untuk membuat kerajinan dari barang-barang bekas.Nama
tempatx dibagian itu namanya pondok sangkar di mana masyarakat
dapat mengelolaa sampah’’ (Wawancara 11 Jannuari 2020).
71
Dari hasil wawancara dari beberapa masyarakat dapat kita ketahui
bahwa kalau barang-barang bekas yang mereka kumpulkan bukan hanya
sekedar di buang dan dibakar tetapi mereka memanfaatkan barang bekas
menjadi kerajinan yang dapat berguna bagi masyarakat lainya, seperti
pembuatan tempat tissue dan vas bunga yang terbuat dari gardus , botol
bekas yang terbiuat dari bunga dan lain-lainya.
Berikut kutipan wawancara kepada bapak Idris, SE sebagai
pengelolaan sampah” mengatakan Bahwa:
“Pengelolaan sampah dalam pemanfatan hasil sudah baik sekali
karena ada kelompok masyarakat yang sering membuat kerajinan dari
barang bekas, jadi sampah-sampah bukan hanya dibuang dan dibakar
tetapi dapat dimanfaatkan dengan baik.Contohya kerajinan vas bunga
yang erbuat dari gardus itu sudah membuat masyrakat lainya dapat
mengelola sampah itu dengan baik bukan sekedar dibakar dan
dibuang” (Wawancara IR 12 Jannuari 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengelola sampah dapat dimanfaatkan dengan baik agar juga hasil yang
dibuat juga baik seperti adanya kelompok yang sering membuat kerajinan
dari sampah yang akan dibuat seperti barang barang bekas yang tidak
gnakan lagi dapat digunakan untuk kerajinan yang sangat berguna bagi
masyarakat lainya seperti adanya vas bunga, kugi, tempat tissue, bossara
dan lain-lainya.
Adapun wawancara yang digunakan oleh M.Sukriawan sebagai tokoh
masyarakat, mengatakan bahwa:
“Dalam memanfaatkan hasil dari barang-barang bekas ya menurut
saya sudah sangat bagus karena sebagaian masyarakat yang tidak tau
mengelolaa barang-barang bekas itu menjadi barang yang berguna
akhirnya sudah tahu” (Wawancara Sy 13 Jannuari 2020).
72
Berdasarkan wawancara diatas, menunjukan bahwa untuk mengelola
sampah, masyarakat berpartsipasi dengan ikut melaksanakan kegiatan
tersebut. Dan masyarakat yang memanfaatkan hasil dari barang-barang
bekas bisa dijadikan sebagai kerajinan, dan masyarakat yang lainya yang
belum mengetahui cara mengelola barang bekas itu menjadi kerajinan,
akhirnya masyarakat yang lain sudah mengetahuinya.
4. Partisipasi dalam evaluasi
Partisipasi dalam evaluasi yaitu Kepala lingkungan dilibatkan dalam
mengevaluasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti.
Masyarakat yang ikut dalam kerja bakti dapat memisahkan sampah yang
dapat dikelola dan juga dapat dibakar. Berikut wawancara yang dilakukan
kepada informan Lurah Palattae yang berkaitan dengan evaluasi
pengelolaan sampah, mengatakan bahwa:
“masyarakat pada umumnya itu tidak dilibatkan, karena belum ada
Program kerjabakti yang dilaksanakan kemarin, setelah ada solusi
dari setiap kepala lingkungan masyarakat masing-masing datang dan
mengenai program itu yang akan dilaksanakan pada setiap hari
jumat, maka saya sebagai lurah Palattae memeberikan program itu
yang akan dijalankan pada setiap hari jumat sehingga kepala
lingkungan juga dapat mengevaluasi keadaan yang ada disekitar
lingkungan masyarakat” (Wawancara RT 14 Jannuari 2020).
Berdasarkan wawancara diatas, menunjukan bahwa masyarakat tidak
secara langsung dapat berpartisipasi dalam evaluasi karena hanya dapat
dilakukan oleh Kepala lingkungan terkait dalam melakukan evaluasi.
Namun dalam hal pelaporan, sekertariat akan melaporkan perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan realisasi dari suatu pengelolaan sampah.tujuan
73
evaluasi untuk mendapatkan lingkungan yang bersih yang berkaitan
dengan program.
Sementara itu, penjelasan juga diberikan oleh Idris SE, sebagai
pengelolaan sampah, mengatakan Bahwa:
“Kalau evaluai disini menurut saya tidak ada dek dilibatkan
masyarakat. Karena kan evaluasi menggunakan metode-metode
tertentu. Beda dengan kalau seperti pemberian informasi ini program
sudah berjalan, ini belum atau kah ada yang masih kurang jadi hanya
sebatas itu saja”(wawancara IR 14 Jannuari 2020).
Berdasarkan wawancara diatas, menunjukan bahwa masyarakat tidak
dilibatkan dalam evaluasi pengelolaan sampah. Namun dapat
berpartisimasi dalam melaporkan kegiatan yang dilaksanakan di sekitar
lingkungan kantor Kelurahan.
Evaluasi program merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menumpulkan informasi yang mengimplementasikan suatu kebijakan yang
melibatkan sekelompok orang untuk pengambilan keputusan. Evaluasi
pengelolaaan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencapaian tujuan
dari suatu pengelolaan yang telah dilaksanakan.
Berikut pernyataan yang berikan oleh tokoh masyrakat mengenai
pengelolaan sampah yaitu:
“Evaluasi itu kan dilakukan untuk melihat bagaimana pengelolaan
sampah telah terlaksana. Jadi mengenai partisipasi masyarakat
dalam evaluasi ini tentu dilibatkan namun tidak secara langsung,
seperti dengan menilai pengelolaan yang dilakukan kerajinan dari
barang bekas yang ada dikantor Kelurahan Palattae”(wawancara SY
14 Jannuari 2020).
Berdasarkan wawancara diatas, menunjukan bahwa dengan menilai
suatu pencapaian pengelolaan dapat dilakukan dengan cara membuat
74
kerajinan dari barang bekas.hal ini berarti partisipasi masyarakat secara
tidak langsung ikut dalam mengevaluasi kegiatan dari pengelolaan sampah
diKelurahan Palattae.
Sementara itu, informan Rahmawati mengatakan Bahwa:
“Kalau menurut saya evaluasi dalam mengelola sampah sudah
sangat baik, karena ada kepala lingkungan yang mengevaluasi
keadaan sekitar lingkungan” (wawancara RI 15 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat dikatakan bahwa evaluasi dalam pengelola
sampah sudah baik karena kepala lingkungan sendirilah yang
mengevaluasi langsung turun kelapangan dalam melihat keadaan yang
telah terjadi sekitar di lingkungan.
Adapun wawancara kepada Sri Nengsi mengatakan Bahwa:
“ Dalam mengevaluasi lingkungan sekitar dapat dilakukan oleh
kepala lingkungan” (wawancara SN 15 Jannuari 2020).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi dalam
pengelolaan sampah kepala lingkungan yang mengevaluasi lingkungan
yang ada disekitar rumah masyarakat, mengevaluasi masyarakat dalam
melaksanakan kerjabakti yang dilaksanakan disetiap hari jumat.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dikelurahan palattae Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone dapat disimpulkan bahwa
1. Bentuk –bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kelurahan Palattae yaitu adanya partisipasi tenaga karena masyarakat
dilibatkan secara langsung untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti di
sekitar lingkungan, dan semua masyarakat yang turun kelapangan untuk
membersihkan got-got yang ada disekitar lingkungan masyarakat. bentuk
partisipasi keterampilan dalam pengelolaan sampah dilibatkan dalam
bentuk usaha yang dilakukan oleh kelompok kader-kader ibu rumah
tangga dibagian lingkungan selatan, yaitu dengan cara mengelola sampah
dari kerajinan tangan seperti, pembuatan vas bunga dari gardus bekas, dan
bunga dari botol bekas dan lain-lainya. Dan bentuk partisipasi dari ide
yaitu tidak libatkan karena pada saat rapat di kantor Kelurahan Palattae
masyarakat tidak menyalurkan saran atau ide idenya dalam melaksanakan
kerjabakti. Hanya mendengarkan saran dan keputusan dari ibu lurah salah
satu kerja bakti dalam membentuk forum atau komunitas masyarakat. Dan
bentuk partisipasi dalam harta yaitusumbangan yang berupa uang yang
dikumpulkan oleh masyarakat sebanyak RP15000/hari. Dan juga sebagian
76
masyarakat menyumbangkan berupa makanan untuk melaksanakan
kegiatan kerjabakti.
2. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan sampah di Kelurahan
Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone bisa dilihat dari tingkat
partisipasi pengambilan keputusan yaitu adanya kegiatan rapat yang sering
di laksanakan di Kantor Kelurahan Palattae yang di hadirin oleh ibu Lurah
dan Kepala lingkungan. Dan untuk masyarakat masih belum terlibat dalam
pelaksanaan kerja bakti dalam pengelolaan sampah. Sedangkan dalam
tingkat partisipasi dalam pelaksanaan yaitu masyarakat yang sering turung
kelapangan dalam melaksanakan kegiatan kerja bakti setiap hari jum’at.
dan hanya beberapa masyarakat saja yang sering melaksanakan kegiatan
tersebut. Dan tingkat partisipasi dalam pemanfaatan hasil yaitu beberapa
kelompok masyarakat yang telah memanfaatkan hasil dari barang bekas
seperti dalam pembuatan kerajinan tangan. dalam tingkat evaluasi yaitu
masyarakat tidak dilibatkan dalam proses evaluasi karena di lakukan oleh
Kepala Lingkungan saja dan ibu Lurah Palattae juga melakukan kerjasama
untuk mengatasi kendala-kendala yang di hadapi oleh masyarakat.
B. Saran
Adapun saran-saran yang akan peneliti berikan berdasarkan masalah-
masalah yang ditemui saat melakukan penelitian mengenai Partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dikelurahan palattae Kabupaten Bone,
yaitu:
77
1. Perlu ditingkatkan lagi Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah di Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone, untuk mengelola sampah di Kelurahan Palattae agar
lebih sering melakukukan kerjabakti dan sosialisasi kepada masyarakat.
dan terus juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada Kelompok
Swadaya masyarakat khususnya yang bergerak di bidang pengelolaan
sampah di Kelurahan Palattae. Sebaiknya bisa menfasilitasi warga
dalam memasarkan pembuatan produk dari kerajinan tangan yang sudah
jadi, sehingga hasil dari produk pembuatan kerajinan tangan dari
sampah bekas tidak hanya di manfaatkan sendiri, tetapi sebaliknya
mendapat tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga dan memacu
pemerdayaan masyarakat.
2. Perlunya Meningkatkan sumberdaya manusia dengan pengetahuan dan
keterampilan serta kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah
dengan penyuluhan dan pembinaan tentang pentingya upaya
pengelolaan sampah.
78
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Widi. 2008. Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Muatan Lokal.
FIP UNY. Yokyakarta.
Adisasmita. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Graha Ilmu: Yokyakarta.
Andreeyan, Rizal. 2014. Studi Tentang Partisipasi Masyarakat dalam
Pelaksanaan Pembangunan di kelurahan Sambuatan Kecamatan
Sambuatan Kota Samarinda.E-Journal Administrasi Negara, Volume 2
Nomor 4 Hal. 1940-1941. ISSN 0000-0000.
Dunga, P, 2006. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses Edisi Kedelapan,
Baharupa, Jakarta.
Djalal Dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Adicipta
Ferathin, Fidinni. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Bank Ramah Lingkungan
Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. E-
Juornal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor2 Hal.0002-0003 ISSN
2338-3652.
Huraerah.Abu. 2008. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat: Model
dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan, Bandung: Humaniora.
Gilbert, 1996.Peran Pemerintah dalam sumber Pembangunan Sampah. Penerbit
Bina Aksara, Jakarta.
Huraerah ,Abu. 2011. Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat.
Bandung: Humaniora.
Isbandi Rukminto Adi, 2007. Perencanaan partisipatoris Berbasis Asset
Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Jakarta: FISIP UI Press.
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Powerwoko. 2015. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Muluk, M.R. Khairul. 2007. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang:
Bayumedia.
Oakley, Peter.1991. Project white people: the Practice of Participation in rural
development. Geneva, International Labour Office.
79
Rosyida, Isma dan Nasdian. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam
Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Dampaknya Terhadap Komunitas Pendesaan.Jurnal Transdisiplin,
Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia.Volume 5, Nomor 1,
Halaman 54. ISSN: 1978-4333.
Suryawan, B, 2004. Karakteristik Zeolit Indonesia Sebagai Adsorben Uap Air,
Disertai: Jakarta Universitas Indonesia.
Slamet (2002: 15 ). Membentuk pola Perilaku Manusia Pembangunan, Bogor, IPB
pres
Soemarto.2013. Pengembangan Partisipasi Masyarakat. LP3ES, Jakarta
Sugiyono, 2012, “Metologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D” Bandung:
Alfabeta.
Sastropoetro, S. 1995. Partisipasi, Komunikasi Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan nasional. Bandung: Penerbit Alumni.
Sunarti.2003. Partisipasi Dalam Pembangunan Perumahan secara Kelompok
Jurnal Tata Loka. Semarang: Planologi UNDIP.
Soetomo, 2006, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yokyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryawan, B, 2004. Karakteristik Zeolit Indonesia Sebagai Adsorben Uap Air,
Disertai: Jakarta Universitas Indonesia.
Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan Kajian Manajemen Pendidikan Nasional
Dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta Ranika: Cipta
Wijaya. 2004. Kamus lengkap ingris Indonesia. Semarang: Bintang jay
Ripublik. Indonesia. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Pembentukan 0rganisasi Kecamatan dan Kelurahan
Ripublik. Indonesia. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaran Pemerintah Daerah.
Ripublik. Indonesia. Bupati Bone Nomor 94 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi.
80
Ripublik Indonesia Undang- Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
Ripublik Indonesia.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaran Pemerintah Daerah.
Ripublik Indonesia Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2019 Tentang
Perrlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
L
A
M
P
I
R
A
N
Wawancara terhadap Lurah palattae, Ibu Rahmatiah, Bc KU
Kabib Pengelolaan Sampah dan Limbah Bapak Idris, SE
Tokoh Masyarakat atas nama M. Sukriyawan
Kantor Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
Batas Lingkungan Selatan
Batas Lingkungan T imur
Batas Lingkungan Tengah
Batas Lingkungan Utara
Wawancara Kepada Rahmawati Sebagai Warga Masyarakat dibagian Lingkungan
Selatan
Wawancara Kepada Supriadi Sebagai Warga Masyarakat
dibagian Lingkungan Timur
Wawancara Kepada Bapak Hasanuddin Sebagai Warga Masyarakat
dibagian Lingkungan Utara
Wawancara Kepada Ibu Dahlina sebagai Warga Masyarakat dibagian Lingkungan
Tengah
Wawancara Kepada ibu Sahra Sebagai Warga Masyarakat
VAS Bunga yang dibuat dengan kerajinan tangan dengan menggunakan Barang
bekas seperti Gardus dan Tempat Botol bekas
Tempat Tissue yang Terbuat dari Gardus Bekas
Guci yang Terbuat dari Gardus dan Bambu
Gambar Garuda yang Terletak di kantor Lurah Yang Terbuat
dari gardus
Tempat Pembuangan Sampah Masyarakat Yang Berada Di Lingkungan
Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
Pasar Masyarakat yang biasa dikatakan Tempat Pasar Rakyat
RIWAYAT HIDUP
Jumarni, dilahirkan pada hari jumat di sanrego
pada tanggal 13 Maret 1997. Anak kedua dari 3
bersaudara dari pasangan Jumali dan Murni. Riwayat
pendidikan penulis yaitu menyelesaikan pendidikan
formal di SD Inpres3/77 Sanrego pada tahun 2009.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 3 Kahu dan tamat pada tahun
2012, kemudian pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai siswi
SMA Negeri 1 Kahu dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di
Makassar yaitu Universitas Muhammdiyah Makassar pada program studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Penulis telah berhasil menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi
ini. Semoga dengan penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan
kontribusi terutama bagi dunia pendidikan khususnya dalam
pengembangan disiplin Ilmu Administrasi Negara. Akhir kata penulis
mengucapkan rasa syukur yang sebesar- besarnya atas terselesaikannya
skripsi yang berjudul “Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan sampah
di Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone