SKRIPSI OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN YANG … · KATA PENGANTAR Alhamdulilah dengan penuh rasa suka...

22
SKRIPSI OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN YANG DISUPLEMNTASI KROM DENGAN KONSETRASI BERBEDA TERHADAP EFIESIENSI PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GABUS (CHANNA STRATA) AHMAD SAHARUDDIN 10594079613 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

Transcript of SKRIPSI OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN YANG … · KATA PENGANTAR Alhamdulilah dengan penuh rasa suka...

  • SKRIPSI

    OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN YANG DISUPLEMNTASI KROM DENGAN

    KONSETRASI BERBEDA TERHADAP EFIESIENSI PAKAN UNTUK

    PERTUMBUHAN IKAN GABUS (CHANNA STRATA)

    AHMAD SAHARUDDIN

    10594079613

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2017

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulilah dengan penuh rasa suka cita disertai dengan ucapan tulus syukur

    alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis bisa

    menuntaskan Skripsi penelitian yang berjudul “OPTIMASI PEMBERIAN PAKAN YANG

    DISUPLEMNTASI KROM DENGAN KONSSETRASI BERBEDA TERHADAP

    EFESIENSI PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GABUS Channa Strata” dapat

    diselesaikan juga dengan waktu yang diharapkan. Banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kareana menyadari bahwah penulis mempunyai

    keterbatasan kemampuan sebagai makluk biasa.

    Pada kesempatan yang berharga ini penulis sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

    yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung proses penulisan skripsi ini,

    khususnya kepada yang terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    2. Bapak Ir.Burhanuddin. S.Pi., MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan sarana dan prasarana perkuliahan.

    3. Ibu Dr.Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan

    Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus

    Pembimbing I Dr.Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd dan Bapak Asni Anwar,S.Pi.,M.Si,

    selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan

    mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    Bapak dan Ibu Dosen Serta Staf Tata Usaha Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

    Makassar

    4. Ibu saya Widiarti dan ayah saya Alm.Sahroni yang senantiasa selalu memberikan

    motivasi dan membantu penulis berupa materi dan non materi.

    5. Teman-teman bdp 013 semua yang telah memberikan motivasi dan semangat buat

    penulis.

  • 6. Saudara-saudariku di lembaga kemahasiswaan HIMARIN , IPMIL yang selalu setia

    mengingatkan penulisan agar senantiasa semangat dan fokus untuk mencapai gelar

    sarjana.

    Dalam penulis Skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari

    kesalahan, Namun apabila masih ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf.

    Akhirnya, penulis berharap Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dan berguna bagi

    penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

    Makassar, 27 Agustus 2018

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2

    1.3 Manfaat ..................................................................................................................... 2

    II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3

    2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus .................................................................................. 3

    2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Gabus .............................................................................................. 4

    2.3 Retensi Protein ..................................................................................................................... 7

    2.4 Kromium .............................................................................................................................. 8

    2.5 Pertumbuhan Ikan Gabus ...................................................................................................... 10

    2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perumbuhan ................................................................... 11

    2.6 Efesiensi Pakan Benih Ikan Gabus ........................................................................................ 12

    III. METODE PENELITIAN ............................................................................................. 14

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................................... 14

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................................................... 14

    3.2.1 Ikan Uji ....................................................................................................................... 14

    3.2.2 Pakan Uji ..................................................................................................................... 14

    3.3 Peubah Yang Diamati ........................................................................................................... 16

    3.3.1 Efesiensi Pakan ........................................................................................................... 16

    3.3.2 Pertumbuhan ................................................................................................................ 16

    3.4 Analisi Data .................................................................................................................... 17

    IV. Hasil dan Pembahasan .................................................................................................. 18

  • V. Saran dan Kesimpulan..................................................................................................20

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 21

  • ABSTRAK

    AHMAD SAHARUDDIN, 10594079613 Optimasi Pemberian Pakan Yang Disuplemntasi

    Krom Dengan Kontsetrasi Berbeda Terhadap Efesiensi Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan

    Gabus.(Channa Striata) (dibimbing oleh Andi Khaeriyah dan Asni Anwar)

    Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk m menentukan krom organik dengan

    konsentrasi yang berbeda terhadap efensiansi pakan untuk pertumbuhan benih ikan

    gabus.kegunakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembudidayaan

    ikan tentang dosis krom organik yang dapat ditambahkan dalam pakan komersial untuk benih

    ikan gabus sehingga dapat membekan angkat awal benih meningkatkan pertumbuhan benih ikan

    gabus.

    Hasil penelitian menunjukkan seberapa besar pakan yang dikomsumsi menjadi biomassa

    tubuh ikan.hasil analisa menunjukan nilai konversi pakan yang terbaik selama pemeliharaan

    terdapat pada perlakuan B(0,71)diikuti perlakuan C (0,74),kemudian A(1,06)dan yang terakhir

    perlakuan D(1,2).

    Tingginya nilai efisiensi pakan benih ikan gabus pada perlakuan B(5ppm)dikarenakan

    krom yang disuplementasi ke dalam pakan mampu memacu kerja insulin,sehingga glukosa dapat

    masuk ke dalam sel melalui aliran darah.

    Kata Kunci : efiesiensi pakan,konsetrasi kromium.

  • I. PENDAHULUAN

    5.1. Latar Belakang

    Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai potensi tinggi

    terutama jika ditinjau dari sudut pandang pangan dan gizi. Ikan gabus diketahui mengandung senyawa-senyawa

    penting yang berguna bagi tubuh, diantaranya protein yang cukup tinggi, lemak, air, dan beberapa mineral

    (Sediaoetama, 1985). Kadar protein ikan gabus sebesar 25,5%, dimana kadar protein ini lebih tinggi dibanding

    dengan protein ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan sarden (21,1%) (Linder,

    1992). Pemanfaatan ikan gabus yang masih terbatas sebagai bahan makanan segar akhir-akhir ini telah mulai

    berubah. Hal ini seiring dengan adanya beberapa rumah sakit yang memanfaatkan ikan gabus sebagai salah satu

    bahan makanan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin dan Iuka, baik Iuka pasca operasi ataupun Iuka bakar.

    Sehingga dari sisi pemasaran, ikan gabus memiliki sasaran pasar yang jelas.

    Selain protein, lemak, karbohidrat dan vitamin, seperti hewan lainnya, ikan gabus membutuhkan mineral

    yang merupakan faktor esensial dalam proses metabolisme dan pertumbuhan. Mineral berperan sebagai komponen

    struktur pada matriks jaringan keras dan jaringan lemah, sebagai metaloenzim dan sebagai kofaktor atau aktivator

    beberapa jenis enzim. Salah satu unsure mineral yang dibutuhkan oleh ikan adalah krom (Cr). Dimana cr dalam

    kehidupan mahluk hidup sangat dibutuhkan namun dalam jumlah yang sedikit.

    Pemberian Cr dalam bentuk organik memberikan efek positif karena lebih mudah diabsorpsi, karena

    mempunyai bi availability yang lebih baik dibandingkan Cr anorganik (Anderson et al 1997). Pemberian Cr dalam

    pakan mampu meningkatkan pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi, sehingga penggunaan energi dari

    protein pakan untuk pertumbuhan meningkat. Mengingat pentingnya peran Cr. maka dalam penelitian ini akan

    dilakukan untuk menentukan optimasi Cr sebagai suplemen dalam pakan yang dapat memberikan efisiensi pakan

    dan pertumbuhan yang pptimal pada ikan gabus (Channa striata)

    5.2. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan krom organik dengan konsetrasi yang berbeda

    terhadap efesiansi pakan untuk pertumbuhan benih ikan gabus. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan informasi bagi pembudidaya ikan tentang dosis krom organik yang dapat ditambahkan dalam pakan

    1

  • komersil untuk benih ikan gabus sehingga dapat membekan angka kematian awal benih dan meningkatkan

    pertumbuhan benih ikan gabus sehingga produksi dan kualitas benih dapat meningkat sedangkan kegunaan

    penelitian adalah untuk memberikan informasi formula pakan yang disuplementasi dengan krom organik yang dapat

    meningkatkan pertumbuhan dan sintasan terhadap ikan gabus.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    5.3. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus

    Ikan gabus ( Carina satriata) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Kelas : Actionopterygii

    Ordo : Percformes

    Famili : Channidae

    Genus : Ophiocephalus

    Spesies : Ophiocephalus striatus ( Channa striata)

    Ada dua spesies ikan gabus yang dapat di temukan yaitu :

    1. Channa micropeltes

    2. Channa pleuropthalmus

    Morfologi ikan gabus pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dengan panjang mencapai ½ -

    1 meter bahkan lebih, ikan ini

    memiliki berat rata - rata 2 - 5 kg. Bagian kepala berbentuk gepeng dan agak pipih yang hampir menyerupai kepala

    ular ( Head snake ). Memiliki sisik yang besar dan kasar di bagian kepala, perut, punggung, dan bagian ekornya.

    3

  • Bagian sirip punggung memanjang dan juga sirip ekor bebentuk bulat pada bagian ujungnya, bagian sisi atas

    tubuh hingga bagian ekor memiliki wama kegal, kehitaman maupun kehijauan, sedangkan wama bagian perut

    berwama krim atau putih. Bagian sisi samping terdapat garis maupun coret tebar ( striata ), wama ini biasanya

    tergantung dengan habitat dan lingkungannya.

    2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Gabus

    Kebutuhan tiap nutrisi tiap spesis ikan tentunya berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

    paktor yakni spesis ikan, ukuran ikan, umur ikan, temperatur air, kandungan enrgi pakan, kecernaan terhadap nutrien

    dan kualitas atau komposisi dari nutrien (NRC 1983).

    Menurut Effendi (2004), pemberian pakan dalam pemeliharaan benih merupakan faktor yang sangat

    menentukan. Berdasarkan kondisi benih yang membutuhkan pakan bergizi tinggi untuk pertumbuhannya, maka

    benih harus diberikan pakan sesuai kriteria, yaitu:

    1). Berukuran kecil, lebih kecil dari bukaan mulut benih

    2). Bergerak sehingga mudah dideteksi dan dimangsa oleh benih

    3). Mudah dicerna dan mengandung nutisi yang tinggi

    Ikan gabus (Channa strita) termasuk jenis ikan pemakan segalanya (omnivor) seperti cacing-cacingan,

    plankton, dan tanaman air (Hartono et al., 2003). Lebih lanjut Hartono et al., (2003) menyatakan bahwa, terdapat

    perbedaan

    tujuan pemberian pakan pada saat kegiatan pembenihan dan pembesaran, sehingga mengakibatkan perbedaan pola

    makan pada benih. Pada budi daya ikan gabus (Channa striata), pemberian pakan ditujukan untuk mempercepat

    pertumbuhanikan gabus (Channa striata) agar cepat menghasilkan telur dan anakan sehingga pemberian pakannya

    beragam dan diberikan secara intensif. Sedangkan pada kegiatan pembesaran, pemberian pakan diberikan untuk

    memberikan energi selama masa pertumbuhan ikan gabus Channa striata

    Pada dasarnya jenis pakan yang biasa diberikan pada ikan gabus (Channa striata) sangat beragam. Namun,

    untuk mempermudah hobi mendapatkannya, lebih praktis dalam memberinya, dan tetap memenuhi zat gizi yang

    dibutuhkan ikan gabus (Channa triata) maka pakan yang biasa dipilih antara lain yaitu pellet

    cukup.

    Jumlah pakan setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan ikan gabus (Channa striata)

    menghabiskannya pada saat pemberian. Pakan diberikan sedikit demi sedikit dan dihentikan ketika ikan gabus sudah

  • kenyang yang ditandai dengan tidak mau makan lagi ketika disodorkan pakan. Disarankan tidak memberi pakan

    sekaligus dan tidak tak terbatas (ad-libiturri) karena pakan yang mengendap dapat menyebabkan kualitas air turun.

    Pemberian pakan pada ikan gabus (Channa striata) sebaiknya dilakukan secara teratur, yaitu setiap hari sekitar

    pukul 07.00-12.00 dan 17.00 WITA. Namun, jika pada siang hari ikan gabus (Channa stiata) terlihat lapar, dapat

    diberi pakan secukupnya (Hartono et al., 2003).

    Jenis pakan yang diberikan dapat berupa cacing namun disamping itu juga dilakukan pemberikan pakan

    tambahan. Pakan pellet udang dan cacahan usus ayam rebus merupakan pakan tambahan yang paling baik bagi

    pertumbuhan ikan gabus (Channa striata) karena kandungan proteinnya tinggi. Selain itu, khususnya pellet udang,

    kandungan zat lain selain protein sudah lengkap sehingga ikan gabus (Channa striata) tidak akan kekurangan zat

    gizi (Hartono et al., 2006).

    Ikan gabus dalam kolam diberi pakan satu kali sehari, yaitu sore hari menjelang malam sekitar pukul 17.00

    - 19.00. Pakan pellet udang dan rebusan usus ayam dapat diberikan berselang satu hari atau berselang satu minggu.

    Artinya, jika minggu ini diberikan pakan pellet udang maka minggu berikutnya diberi cacahan usus ayam rebus

    (Hartono et.al., 2006).

    Agar pakan yang diberikan sesuai dengan kemampuan daya cerna ikan gabus maka jumlahnya harus

    disesuaikan dengan jumlah pakan yang diberikan pada 10 hari pertama sejak tebar sebanyak 100 gr/hari/m2. Jumlah

    pakan tersebut harus ditambah setiap sepuluh hari berikutnya sebanyak 50 gr (Hartono et.al., 2006).

    Pakan diberikan setiap pagi sekitar pukul 07.00-08.00 wib, siang 12.00 dan sore hari sekitar pukul 16.00-

    17.00 wib. Jumlah pemberian pellet disesuaikan dengan jumlah anakan yang ada di dalam bak dan kemampuan

    anakan mengonsumsi pakan. Sebagai bahan perbandingan, setiap lobster dewasa hanya mampu menghabiskan

    pakan sekitar 2-3 gram per hari (Hartono et.al., 2006).

    2.3. Retensi Protein

    Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan, sehingga dapat diserap dan

    dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel yang rusak, serta dapat dimanfaatkan oleh tubuh ikan

    bagi metabolisme sehari-hari (Afrianto dan Liviawaty, 2005).

  • Protein merupakan nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar pada formulasi pakan ikan. Nutrient di

    butuhkan atau dimanfaatkan sebagai bahan- bahan pembentuk jaringan tubuh yang bam (pertumbuhan) atau

    pengganti jaringan tubuh yang rusak, sebagai bahan sebagai bahan baku untuk pembetukan enzim, hormon, antibodi

    dan bahan baku untuk penyusun protein plasma serta sebagai sumber energi. Protein merupakan nutrient yang

    sangat berperan pertumbuhan ikan, karena protein sebagai komponen terbesar daging dan berfungsi sebagai bahan

    pembentuk jaringan tubuh, (Halver, 1988). Protein dengan kualitas dan jumlah tertentu mempengaruhi pertumbuhan

    sehingga pembrian protein yang cukup dalam pakan secara berkelanjutan sangat dibutuhkan agar dapat di ubah

    menjadi protein tubuh secara efisien. Pada ikan, protein lebih efektif di gunakan sebagai sumber energi selain lemak

    dan karbohidrat. Energi dibutuhkan untuk seluruh akti vitas dan energi ini di per oleh melalui proses metabolisme

    (NRC, 1983).

    Kebutuhan protein ikan berkaitan dengan kebutuhan energi total (protein, karbohidrat, lemak). Jika energi

    dalam pakan berlebihan, akan menyebabkan penimbunan lemak pada jaringan, serta berkurangnya konsumsi

    protein, vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk mempertahankan vitalitas dan

    meningkatkan pertumbuhan. Sebahknva jika kandungan energi rendah akan menyebabkan sebagian protein akan

    digunakan sebagai sumber energi dal am proses metabolisme . Untuk mendapat laju pertumbuhan yang optimal

    maka ikan hams diberikan protein dengan kandungan energi yang seimbang secara cukup dan terus menerus.

    Pertumbuhan atau pembentukan jaringan tubuh paling besar dipengamhi oleh keseimbangan protein dan energi

    dalam pakan. Pakan yang

    mempunyai kadar protein tinggi belum tentu dapat mempercepat pertumbuhan.

    itu dikarenakan apabila total .energi pakan rendah karena sebagai protein akan dimanfaatkan sebagai sumber energi

    (Halver, 1988).

    2.4 Kromium

    Kromium atau dikenal dengan logam Cr merupakan salah satu logam mineral yang keberadaannya

    terkandung dalam lapisan bumi. Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang

    rendah dibatuan, hewan, tanaman, tanah. debu vulkanik dan juga gas. Logam Cr sering ditemukan dalam bentu

    persenyawaan padat'mineral dengan imsur-unsur yang lain. Kata kromium berasal dari kata Yunani “Chroma” yang

    berarti wama. Kromium ditemukan pertama kali oleh Vagueline pada tahun 1997. Kromium merupakan logam

    transisi yang mempunyai konfigurasi electron [Ar] 4sl3d5 (Manahan, 1992), kromium memiliki nomor atom 24 dan

  • massa atom relatif 51,996 gram/mol, titik didih 2665oC, titik leleh 1875oC, dan jari-jari atom 128 pm (Sugiyarto,

    2003). Kelimpahan kromium dikerak bumi 0,033% dengan beberapa isotop :52Cr (84%), 50Cr (4,5%), 54Cr

    (2,45%). Logam Cr berwama abu-abu dan keras dengan berat jenis 7,19 g/rnL serta panas laten penguapannya 1474

    kal/kg

    (Vogel, 1985). Logam ini memiliki tingkat oksidasi +2 sampai +6, namun yang sering dijumpai adalah tingkat

    oksidasi +3 dan +6 (Manahan, 1992). Kromium tidak larut dalam air dan asam nitrat, tetapi larut dal am asam sulfat

    encer dan asam klorida. Kromium juga tidak dapat bercampur dengan basa, halogen, peroksida, dan logam.

    Kromium hams dihindarkan dari panas api. percikan api dan sumber- sumber yang dapat menyebabkan kebakaran

    (Vogel, 1985). 8 Kromium banyak digunakan secara luas dalam penvepuhan. penyamakan kulit, pelapis kromat dan

    pelapis logam (Malkoc, 20.07). Kromium mempunyai sifat tidak mudah teroksidasi oleh udara, karena itu banyak

    digunakan sebagai pelapis logam, pengisi stainless steel, lapisan perlindungan untuk mesin-mesin otomotif dan

    perlengkapan tertentu (Sax, 1987). Asam kromat di laboratorium digunakan sebagai oksidator, mencuci peralatan

    laboratorium, dan sebagai katalis. Na2Cr2O7 dalam jnmlah banyak digunakan dalam penyamakan kulit (Ahmad,

    1992). Cr dalam bidang pengobatan dapat digunakan sebagai radio isotop kromium (Palar, 1994). Asam kromat

    dalam bidang industri digunakan sebagai bahan untuk kaca berwama. pembersih logam, bahan untuk tinta, dan cat.

    Ion Cr6+ merupakan bentuk logam Cr yang paling banyak dipelajari sifatracunnya. Sifat racun yang dibawa oleh

    logam ini dapat mengakibatkan terjadinya keracunan kronis, akut dan dapat menyebabkan kanker (Palar, 1994).

    Cr6+ dalam sistem perairan lebih berbahaya dan beracun dari pada Cr3+, hal ini disebabkan karena Cr6+

    mempunyai kelarutan dan mobilitasnya sangat tinggi, sedangkan Cr3+ kelarutannya dan mobilitasnya yang rendah.

    Cr6+ bersifat sangat aktif dan beracun apabila terdapat dalam sistem biologis dikarenakan senyawa ini dapat

    berdifusi sebagai anion kromat CrO42- yang mampu menembus membran sel dan menyebabkan oksidasi. Cr(VI)

    menipakan turunan dari CrO3, dapat dijumpai dalam dua macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning

    CrO42- dengan struktur tetrahedral, larutan ini dapat terbentuk dalam lanitan basa diatas pH 6, dan dikromat 9

    merah-orange Q2O72-, dengan struktur dua tetrahedron yang bersekutu dalam salah satu titik sudutnya (atom O).

    larutan ini berada dalam kesetimbangan, pada larutan asam antara pH 1 terbentuk HCrO4- (Cotton, 1989: 456 ;

    Sugiyarto, 2003: 222). .

    2.5 Pertumbuhan Ikan gabus (Channa striata)

    Dalam istilah sederhana, pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai

  • pertambahan panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan

    jumlah. Akan tetapi bila dilihat lebih lanjut, sebenarnya pertumbuhan itu merupakan proses biologis yang komplek

    dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan akibat dari

    pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energi dan asam amino (protein) berasal

    dari makanan. Seperti telah diketahui bahan berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme

    dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang sudah tidak

    terpakai. Bahan- bahan tidak berguna akan dikeluarkan dari tubuh. Apabila terdapat bahan berlebih dari keperluan

    tersebut di atas akan dibuat sel baru sebagai penambah unit atau pengganti sel dari bagian tubuh. Secara keseluruhan

    hasilnya itu merupakan perubahan ukuran (Eflendie, 1997:92). 19 dari segi pertumbuhan, kelompok sel-

    sel suatu jaringan dalam bagian tubuh dapat digolongkan menjadi: baian yang dapat diperbaharui, bagian yang dapat

    berkembang, dan bagian yang statis. Pada bagian tubuh yang dapat diperbahaui mempunyai sel-sel dengan daya

    membelah secara mitosis sangat cepat. Walaupun organisme sudah tua, daya membelah sel- sel pada bagian tubuh

    yang dapat diperbaharui masih sama sehingga jumlah sel yang diganti sama dengan jumlah sel yang dibentuk. Urat

    daging dan tulang pada ikan merupakan bagian terbesar dari tubuhnya. Pertambahan sel-sel pada jaringan tersebut

    bertanggung jawab tgrhadap pertambahan massa ikan (Effendie, 1997: 92).

    2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

    Seperti telah dikemukakan, bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa taktor. Faktor ini dapat

    digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini ada yang dapat dikontrol

    ada yang tidak. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan, jenis

    kelamin, umur, parasit dan penyakit. Dalam suatu kultur, faktor keturunan mungkin dapat dapat dikontrol dengan

    mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Tetapi di alam, tidak ada kontrol yang dapat

    diterapkan, begitu pula dengan jenis kelamin juga tidak dapat dikontrol. Penyakit dan parasit juga mempengaruhi

    pertumbuhan terutama jika yang diserang adalah alat pencemaan makanan atau organ vital lainnya, sehingga 20

    efisiensi berkurang akibat kekurangan makanan yang berguna untuk petumbuhan (Effendie, 1997: 92). Faktror luar

    utama yang mempengaruhi pertumbuhan ialah makanan dan suhu perairan. Di daerah tropik, makanan

    merupakan faktor yang lebih penting dan suhu perairan. Bila keadaan faktor- faktor lain normal, ikan dengan

    makanan berlebih akan tumbuh lebih pesat. Untuk ikan satu keturunan yang sukses dan satu pemijahan, pertama-

    tama memerlukan makanan yang benikuran sama. Anak ikan yang lemah dan tidak berhasil mendapatkan makanan

  • akan mati sedangkan yang kual terns mencari makan dan pertumbuhannya baik. Terlalu banyak individu dalam

    perairan yang tidak sebanding dengan keadaan makanan akan menetukan pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam satu

    keturunan akan didapatkan ukuran bervariasi (Effendie, 1997: 93).

    2.6 Efisiensi Pakan Benih Ikan Gabus

    Nilai efisiensi pakan pada setiap perlakuan selama pemeliharaan menunjukkan bahwa pakan berbahan baku

    tepung keong mas tidak berpengaruh nyata terhadap nilai efisiensi pakan benih ikan gabus. Namun nilai efisiensi

    pakan tertinggi diperoleh pada perlakuan 0 % tepung keong mas (29,45 %), sedangkan nilai efisiensi pakan terendah

    diperoleh pada perlakuan 37,5 % tepung keong mas (12,74%). Menurut Kordi (2011), semakin tinggi nilai efisiensi

    pakan menunjukkan penggunaan pakan oleh Ikan semakin efisien. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan, bahwa nilai efisiensi pakan dari semua perlakuan sebesar 12,74 % - 29,45 %. Nilai efisiensi ini tergolong

    rendah bila dibandingkan ikan air tawar yang lainnya seperti nilai efisiensi pakan ikan nila mencapai 50,23 %

    (Kumiasari, 2003 dalam Sugianto, 2007). Nilai efisiensi pakan ikan patin mencapai 73,1% (Meilisca, 2003 dalam

    Sugianto, 2007). Nilai efisiensi pakan ikan mas mencapai 53,45 % (Suparyani, 1994 dalam Sugianto, 2007). Nilai

    efisiensi pakan ikan gurame mencapai 45,75 % (Suryani, 2001 dalam Sugianto,

    2007). Rendahnya nilai efisiensi pakan pada penelitian ini diduga disebabkan oleh bahan pakan yang digunakan

    memiliki kecernaan yang rendah, terutama bahan yang bersumber dari nabati. Bahan baku nabati secara fisiologis

    sulit dicerna oleh ikan yang karnivora, termasuk ikan gabus, yang secara food habit dan feeding habit tergolong ikan

    karnivora dan predator. Djarijah, (1995) dalam Hariyadi et al.(2005), menyatakan faktor yang menentukan tinggi

    rendahnya efisiensi pakan adalah jenis sumber nutrisi dan jumlah dari tiap-tiap komponen sumber nutrisi dalam

    pakan tersebut.

  • III. METODE PENELITIAN

    3.1. Waktu dan tempat Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - September 2017. Bertempat di Balai Benih Ikan (BBI)

    Bantimurung Kabupaten Maros.

    3.2. Alat dan Bahan

    3.2.1 Ikan Uji

    Ikan uji yang akan digunakan adalah benih ikan gabus ukuran berkisar 3-5 cm yang diperoleh dari Propinsi

    Jogjakarta. Ikan yang dijadikan sampel terlebih dahulu diaklimatisasi selama 1 jam, kemudian dilakukan adptasi

    pakan selama 1 pekan sebelum diberi pakan uji sesuai perlakuannya.

    3.2.2 Pakan Uji

    Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan yang mengandung Cr organic yang merupakan

    hasil inkorporasi dari jamur lihyzopus oryzae, kemudian disuplementasi kedalam pakan formula dan dicetak menjadi

    pellet

    dengan penambahaii Cr sesuai dengan perlakuan. Formulasi pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

    14

  • Tabel 1. Formulasi Pakan Ikan Gabus (Channa striata)

    Ikan yang digunakan pada penelitian ini ialah ikan betok (Anabas lestudineiis). Pemeliharaan ikan

    dilakukan di Balai Benih Ikan Bantimurung. Wadah penelitian yang akan digunakan adalah Aquarium volume 50

    liter air yang diisi air sebanyak 20 liter/wadah. Setiap wadah diisi 20 ekor ikan dengan bobot rerata berkisar 0,8 - 1 g

    dengan panjang ikan 3 cm. ikan uji berasal dari Mega Farm Jogjakarta. Sebelum ditebar ke dalam masing-masing

    wadah perlakuan terlebih dahulu diadaptas dengan lingkungan dan pakan. Setelah diadaptasi, ikan dipuasakan

    selama 24 jam. Ikan dipelihara 60 hari dengan pemberian pakan 3 kali sehari, yaitu pagi hari pukul 07.00-08.00

    wita, siang pukul 12-13.00 dan sore hari 17.00-18.00 wita. Penggantian air dilakukan setiap minggu. Dasar '-wadah

    disipon, air yang hilang akibat penyiponan diganti dengan air yang baru hingga volume yang sama.

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 kali

    ulangan.

    PERLAKUAN A : PAKAN 45% PROTEIN + 3ppm Cr

    PERLAKUAN B : PAKAN 45% PROTEIN + 5ppm Cr

    PERLAKUAN C : PAKAN 45% PROTEIN + 7ppm Cr

    Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

    3.3 Peubah Yang Diamati

    3.3.1 Efisiensi Pakan (EP)

  • Nilai efisiensi pakan dihitung berdasarkan persamaan (Takeuchi,

    1988):

    Keterangan : EP = Efisiensi pakan

    Bt = Biomassa ikan pada akhir percobaan (g)

    Bo = Biomassa ikan pada awal percobaan (g)

    Bd = Biomassa ikan yang man selama percobaan (g)

    F = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama percobaan (g)

    3.3.2 Pertumbuhan

    Pertumbuhan dihitung dengan menggunakan minus pertumbuhan mutlak dari Ricker (1979) sebagai

    berikut:

    W = Wt-Wo

    W : Pertumbuhan Mutlak

    Wt: Pertumbuhan Ahir

    Wo: Pertumbuhan awal

    3.4. Analisa Data

    Data pertumbuhan dan efisiensi pakan diuji dengan analisis ragam, dilakukan berdasarkan pola Rancangan

    Acak Lengkap (RAL). Jika didapatkan nilai F hitung lebih besar dan F tabel(5%) maka dilanjukan dengan uji lanjut

    Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter Fisika kimia air (suhu, pH, oksigen terlamt, amonia) dianalisis secara

    deskriptif

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan

    Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang

    diberikan dengan jumlah bobot ikan yang dihasilkan. Semakin kecil nilai konversi pakan berarti tingkat efisiensi

    pemanfaatan pakan lebih baik, sebaliknya apabila konversi pakan besar, maka tingkat efisiensi pemanfaatan pakan

    kurang baik. Dengan demikian konversi pakan menggambarkan tingkat efisiensi pemanfaatan pakan yang dicapai.

    Rata-rata nilai konversi pakan yang dihasilkan pada setiap perlakuan selama pemeliharaan terlihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Nilai Konversi Pakan, Efisiensi Pakan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Uji

    Selama Masa Pemeliharaan ,

    PERLAKUAN NILAI KONVERSI NILAI EFISIENSI KELANGSUNGAN PERTUMBUHAN

    PAKAN PAKAN HIDUP(%)

    A 1,6 121,3 100 36,9

    B 0,74 167,2 100 43,2

    C 0,71 161,2 100 43,1

    D 1,2 107,4 50 10,4

    Nilai konversi pakan menunjukkan seberapa besar pakan yang dikonsumsi menjadi biomassa tubuh ikan.

    Hasil analisa menunjukan nilai konversi pakan yang terbaik selama pemeliharaan terdapat pada perlakuan B(0,71),

    diikuti perlakuan C(0,74), kemudian A(l,06) dan yang terakhir adalah perlakuan D (1,2).

    Tingginya nilai efisiensi pakan benih ikan gabus pada perlakuan B (5 ppm) dikarenakan krom yang

    disuplementasi ke dal am pakan mampu memacu keija insulin, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel melalui

    aliran darah. Nilai efisiensi pakan sebanding dengan laju pertumbuhan relative, bobot benih ikan gabus yang terbaik

    juga diperoleh pada perlakuan B (43,26%) dan perlakuan

    C (43,1%). Semakin rendah nilai konversi pakan, diperoleh laju pertumbuhan relatif benih ikan gabus yang semakin

    tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pakan yang disuplementasi dengan krom benar-benar dapat

    dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan bobot yang maksimal. Dengan demikian, Cr mampu menggeser peran

    protein sebagai sumber energi dan digantikan oleh karbohidrat-lemak sebagai sumber energi non protein.

    18

  • V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Ikan gabus merupakan ikan konsumsi air tawar yang cocok untuk dikembangkan lebih lanjut. Ikan yang

    dulunya predator ini merupakan salah satu ikan yang bernilai tinggi dan tidak sulit untuk dikembangkan.

    5.2. Saran

    Ikan gabus ini sebaiknya dikembangkan dengan sungguh-sungguh dan diekspor ke luar negeri agar memiliki

    nilai jual yan lebih tinggi dari pada harga lokal.

    20

  • DAFTAR PUSTAKA

    Afrianto, Liviawati 2005 Pemberian Cr dalam bentuk organik memberikan efek

    positif karena lebih mudah diabsorpsi, karena mempunyai biovailability yang lebih baik dibandingkan Cr

    anorganik

    Ahmad 1992. Microbial status and rumen enzyme profile of crossbred calves fed

    on different microbial feed additives. Applied Microbiology, 34: 329-336.

    Efendi 2004. Effect of dietary carbohydrate levels on growth, body composition

    and glycaemia in rainbow trout, Oncorhynchus mykiss, reared in

    seawater. Aquaculture, 123: 109-120.

    Hartono et al. 2003 Aplikasi Cairan rumen Sapi sebagai Sumber Enzim, Asam

    Amino, Mineral dan Vitamin pada Ransum Broiler Berbasis Pakan Lokal. Disertasi. Sekolah Pascasarjana

    Intitut Pertanian Bogor.

    Halver 1988. Biochemistry illustrated. Churchill Livingstone, New York, 225 p.

    Manahan. 1992. An introduction to rumen studies. 1st Ed. Pergamon Press, New

    York

    Malkoc. 2007. Basic animal nutrition and feeding. Third Nusantara

    Paler., 1994. Effectof different carbohydrate sources on the growth of P.

    vannamei. Economical impact. Aquaculture, 123: 349-360.

    Sax. 1987. Nutrition of Litopenaeus vannamei reared in tanks or in ponds.

    Aquaculture 235:513-551.

  • BIOGRAFI PENULIS

    Penulis dilahirkan di Enrekang pada hari Selasa Tanggal 28 Maret 1995.

    Penulis merupakan anak sulung dari 4 bersaudara, dari Almarhum Sahroni

    dan Ibunda Widiarti. Penulis memulai Pendidikan formal MIN LARO

    Burau Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2001 dan tamat

    pada tahun 2007. Tingkat pendidikan selanjutnya di tempuh pada MTS Laro

    Burau Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2007 tamat pada tahun

    2010,selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negri 1 Tomoni Kecamatan Tomoni

    Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun

    2013 melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sehingga pada bulan Agustus tahun 2013 di

    terimah menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Pertanian

    dengan memilih Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Prikanan Sebagai Bidang keilmuan

    yang akan di geluti di masa depan. Selama mengikuti perkuliahan penulis perna melaksanakan

    magang budidaya di PT. ESAPUTLii PRAKARSA UTAMA ( benur kita ) di Kabupaten Barru.

    Akhirnya setelah melakukan penelitian pada bulan Juli sampai September 2017, dengan

    judul “Optimasi Pemberian Pakan yang di Suplementasi Krom dengan Konsentrasi

    Berbeda Terhadap Efiesiensi Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Gabus ( Channa Strata

    )”maka penulis berhasil mempertahankan karya ilmia tersebut sekaligus menyelesaikan studi di

    perguruan tinggi tersebut dan berhak atas gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada tahun 2018

    dengan IPK 3,13 dengan masa studi 4 tahun 8 bulan.