Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB...

70
PERAN DIREKTORAT TINDAK PIDANA SIBER BARESKRIM DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEMALSUAN SURAT KETERANGAN SAKIT MELALUI MEDIA ONLINE (Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

PERAN DIREKTORAT TINDAK PIDANA SIBER BARESKRIM DALAM

PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEMALSUAN SURAT

KETERANGAN SAKIT MELALUI MEDIA ONLINE

(Skripsi)

Oleh

Kania Khadafi Putra

1312011157

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

ABSTRAK

PERAN DIREKTORAT TINDAK PIDANA SIBER BARESKRIM DALAM

PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEMALSUAN SURAT KETERANGAN

SAKIT MELALUI MEDIA ONLINE

Oleh

KANIA KHADAFI PUTRA

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim memiliki tugas dan tanggung jawab

melakukan proses penyelidikan serta penyidikan, atau melakukan pencegahan

maupun pencegahan dan penegakan hukum di dunia maya yang berkaitan dengan

internet. Bermula informasi dari Kementerian Kesehatan bahwa telah beredar surat

sakit yang diperjualbelikan melalui media sosial yang kemudian ditindak lanjuti oleh

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dengan melakukan penyelidikan serta

penyidikan yang dilakukan oleh Satgas e-Commerce Direktorat Tindak Pidana Siber

Bareskrim. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dirumuskan permasalahan hukum

mengenai peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam penanggulangan

kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit melalui media online dan faktor-faktor

yang mempengaruhi penegakan hukum kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit

melalui media online.

Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu pendekatan yuridis

normatif dan yuridis empiris. Prosedur pengumpulan data dalam penulisan ini dengan

cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan Peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim

Dalam Penanggulangan Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Melalui Media

Online sesuai dengan peranan normatif dan peranan faktual. Peran normatif yang

dimiliki oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim ialah berperan dalam hal

penegakan hukum di Bidang ITE yang sudah diatur di dalam Undang-Undang Nomor

2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sedangkan peran faktual Direktorat

Tindak Pidana Siber Bareskrim ialah berperan menyelenggarakan dan membina

fungsi pencegahan yang berhubungan hakikat dengan ancaman di bidang ITE, dengan

melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan dengan cara pre-emtif, preventif dan

Page 3: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

Kania Khadafi Putra represif. Upaya pre-emtif dilakukan Kepolisian denga cara melakukan kerja sama

dengan instansi terkait untuk melakukan penyuluhan berkaitan tata cara pembuatan

surat sakit yang sesuai prosedur. Upaya preventif yang dilakukan ialah dengan cara

Press Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

represif berkaitan dengan penegakan hukum yang berakibat jatuhnya hukuman yang

dapat menimbulkan efek jera kepada para pelaku. Kurangnya pemahaman kepolisian

mengenai teknologi sehingga dalam proses penyidikan sedikit terkendala, Sarana dan

prasarana yang belum memadai dalam menunjang kinerja kepolisian, Masih sangat

sedikit jumlah personil, serta kebudayaan yang seiring waktu terkikis oleh

modernisasi sehingga semua menuntut kepraktisan merupakan faktor penghambat

dalam melaksanakan penegakan hukum yang dilakukan oleh Direktorat Tindak

Pidana Siber Bareskrim

Penulis menyarankan kepada pihak kepolisian untuk meningkatkan sarana dan

prasarana yang memadai guna memaksimalkan kinerja dalam melakukan penyidikan

dan penyelidikan. Disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas dari kepolisian

itu sendiri dengan cara diberikannya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan

teknologi dan informasi khususnya pelatihan di bidang siber serta penambahan

jumlah personil dan peningkatan anggaran yang cukup. Kepolisian perlu mengadakan

sosialisasi dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam hal ini ialah

Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia serta Kementerian Komunikasi dan

Informatika dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak dari

penggunaan surat keterangan sakit palsu dan tata cara membuat surat keterangan sakit

yang sesuai prosedur.

Kata Kunci: Peran Kepolisian, Pemalsuan Surat, Media Online.

Page 4: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

PERAN DIREKTORAT TINDAK PIDANA SIBER BARESKRIM DALAM

PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEMALSUAN SURAT

KETERANGAN SAKIT MELALUI MEDIA ONLINE

Oleh

Kania Khadafi Putra

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya
Page 6: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya
Page 7: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya
Page 8: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Kania Khadafi Putra, penulis dilahirkan di

Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1995. Penulis adalah anak pertama dari 1

(satu) bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan Bapak Ir. Abdul

Kadir dan Ibu Maryana.

Penulis mengawali Pendidikan formal pertama kali pada Taman Kanak-kanak Perwara

diselesaikan pada tahun 2001, lalu melanjutkan Sekolah Dasar Perwara diselesaikan pada tahun

2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Jakarta diselesaikan pada tahun 2010, dan Sekolah

Menengah Atas Negeri 2 Jakarta diselesaikan pada tahun 2013.

Selanjutnya pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama

menjadi mahasiswa, penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Suko Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung

Tengah pada tahun 2017 selama 40 hari. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam

kegiatan kemahasiswaan di Himpunan Mahasiswa Hukum Pidana (HIMA PIDANA).

Page 9: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

MOTTO

“Giving up for your dreams it’s not the choice, because dreams to come

true”

(Kania Khadafi Putra)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Al-Insyirah:5-6)

“Hatiku tenang mengetahui bahwa apa yang telah melewatkanku tidak

akan pernah menjadi takdirku. Dan apa yang ditakdirkan untukku tidak

akan melewatkanku.”

(Umar bin Khattab)

“Jika ada sesuatu yang ingin kau capai, kejarlah tanpa memikirkan

hasilnya, karena yang paling dihargai adalah usahamu.”

(Yukihira Souma “Shokugeki No Souma”)

“Untuk mengetahui siapa kau sebenarnya, kau harus melangkah keluar

dari dunia yang kau tahu. Bahkan, jika harus melawan orang-orang yang

lebih baik darimu.”

(Isshiki Satoshi “Shokugeki No Souma”)

Page 10: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a dan rasa Syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya serta Junjungan Tinggi Rasulullah Nabi Muhammad SAW,

kupersembahkan karya skripsi ini kepada:

Kedua orangtuaku Ayahanda Ir. Abdul Kadir Jaelani dan Ibunda

Maryana yang sudah membesarkan, mendidik, membimbing, berdoa,

berkorban serta mendukungku. Terimakasih untuk semua kasih saying

dan pengorbanan serta setiap doa yang selalu mengiringi langkahku

Dosen pembimbing dan dosen pembahasku, terima kasih atas bantuan

dan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

Almamater tercinta, Universitas Lampung Fakultas Hukum tempat-ku

menimba ilmu dan mendapatkan pengalaman berharga yang menjadi

awal langkahku meraih kesuksesan

Page 11: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang maha

pengasih dan maha penyayang yang telah melimpahkan nikmat hidayah serta

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam,

senantiansa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.

Skripsi dengan judul “Peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri

Dalam Penanggulangan Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Melalui

Media Online” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis

ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung beserta staf yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada

penulis selama menempuh pendidikan.

Page 12: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

3. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis menempuh pendidikan

di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

4. Ibu Dona Raisa Monica, S.H., M.H. selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis menempuh

pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. Sanusi Husin, S.H., M.H. selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan kritik dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. Dosen Pembahas II yang telah memberikan kritik

dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Bapak Fathoni, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama ini dalam perkuliahan.

Page 13: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

10. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang penuh

dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis

11. AKBP Endo Priambodo selaku Kanit IV Direktorat Tindak Pidana Siber

Bareskrim Polri, Ipda Atang Sonjaya, S.H. selaku penyidik Direktorat Tindak

Pidana Siber Bareskrim Polri, Helmi Yudhasetia selaku Ahli IT di Kementerian

Komunikasi dan Informatika yang telah membantu dalam mendapatkan data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

12. Teristimewa untuk kedua Orangtuaku Ayahanda Ir. Abdul Kadir dan Ibunda

Maryana, saya ucapkan banyak terimakasih tak terhingga atas segala dukungan

moril dan materiil serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh

proses perkuliahan.

13. Teruntuk kakak sepupuku: bang Fahri Rahmadhani, S.H., M.H. dan bang Uhung

Muhammad terima kasih banyak atas saran serta masukan dan dukungan yang

diberikan kepada penulis selama ini.

14. Para sahabat dan kawan seperjuangan MH 13 Komang, Lukman, Adit Emot, Lyan

Mbob, Edward NW, Yudhi, Fernando NS, Fernando H, Hari, Herze, Dennis,

Lazuardi, Andri, Adnan, Havez, Hendi, Erik, Yosef, Kristu, Gibran, Hermawan,

Syuhada. Serta teman selama melakukan “bimbingan skripsi” di kampus Ibram,

Ryan Fajri, Okta, Ipul, Ilham, Agung Pamungkas, Ano, Agam, Aulia dan masih

banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu terimakasih telah menemaniku

selama proses pendidikan di Fakultas Hukum.

Page 14: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

15. Kawan-kawan Kosan Wisma Agam M.Reza Syaputra,S.T, Aditya Hari

Prabowo,S.T.P, Toni Munandar,S.E, Rendra Taufik,A.Md, Thion Indarto,S.P,

Anggita Pradana,S.T, Faisal MH,S.T, Rudy Rama Wulan,S.H, Kak Dedy

Prastyo,S.E, Kak M. Hafizie Romly,S.P, Kak Harjo Apkuanbo, S.Kom, Kak Ivan

Safalas,A.Md, Kak Arifal Paslah,S.Pd, Kak Ari Aulia Rahmad Nuari,S.Pd, Kak

Febi Saputra, S.E, Kak Gery Saisina,S.A.N, Kak Ferli Angga Pratama,S.Pd, Kak

Farhan Kurnia Mayendri,S.E, Kak Agung Prasetyo,A.Md, Kak Yudha

Setiawan,A.Md, serta teman-teman yang lain Oviendo, Yogi, Alrido, Ginanjar,

Edo Ferlian, Fandu, Randy, Rakib (Rakilo), Anam, Andri Dirgan, Ryan, Fajar,

Dheo, Krisna, Rega, Toni, Fairaaz Jamil, Wahyu Dewangga, Ikhsan, David, dan

Reksa. Terima kasih atas doa dan support yang telah kalian berikan kepada

penulis. Semoga kita dapat berjumpa lagi di masa-masa mendatang dan semoga

cita-cita yang kalian impikan dapat tercapai ya guys.

16. Keluarga baruku KKN Desa Suko Binangun Kecamatan Way Seputih Lampung

Tengah Bapak Marsino beserta Ibu, Julian, Zulfikar, Ingga Poles, Yolanda Yols,

Annisa, Nenden dan seluruh masyarakat Suko Binangun, terima kasih atas 40 hari

yang sangat berkesan dan berharga dalam hidupku.

17. Karyawan-Karyawati gedung A Fakultas Hukum Bu Aswati, Bu De Siti, Pak De

Misiyo dan Bang Ijal yang senantiasa membanti dan tulus melayani penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 15: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

18. Kepada semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu-persatu penulis

mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan bantuannya selama ini.

19. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

Terimakasih atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Akhir kata

penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan pada

umumnya dan ilmu hukum khususnya hukum pidana.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Penulis,

Kania Khadafi Putra

Page 16: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup........................................................................ 12

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................................... 13

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ........................................................................ 15

E. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 20

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Peran Kepolisian ....................................................... 22

1. Fungsi Kepolisian ........................................................................................... 24

2. Tugas Pokok Kepolisian ................................................................................ 27

3. Kewenangan Kepolisian ................................................................................. 29

B. Gambaran Umum Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri .................... 33

C. Upaya Penanggulangan Kejahatan ....................................................................... 33

D. Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Melalui Internet ............................................ 37

E. Tinjauan Umum tentang Surat Keterangan Sakit ................................................. 40

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah.............................................................................................. 42

B. Sumber dan Jenis Data .......................................................................................... 43

Page 17: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

C. Penentuan Narasumber ......................................................................................... 44

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................... 45

E. Analisis Data ......................................................................................................... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Dalam Penanggulangan

Kejahatan Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Melalui

Media Online ......................................................................................................... 48

B. Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Direktorat Tindak Pidana

Siber Dalam Penanggulangan Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan

Sakit Melalui Media Online .................................................................................. 66

V. PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................................ 80

B. Saran ..................................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk

hidup yang lebih nyaman, lebih makmur, dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal

peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah ―teknologi‖ belum

digunakan. Istilah ―teknologi‖ berasal dari ―techne‖ yang berarti cara dan ―logos‖

yang berarti pengetahuan. Jadi secaa harafiah teknologi dapat diartikan pengetahuan

tentang cara. Pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan sesuatu untuk

memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan

memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca

indera dan otak manusia. Teknologi yang digunakan dengan benar dan sesuai dengan

porsi serta fungsinya, menimbulkan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan.

Khususnya dalam hal yang mempermudah hidup.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin cepat sehingga

mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia, tanpa disadari produk teknologi

sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, baik itu penggunaan televisi, telepon, fax,

Page 19: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

2

cellular (handphone) dan internet sudah bukan hal yang aneh dan baru khususnya di

kota-kota besar.1

Kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi dapat membuat segala

sesuatunya dengan begitu cepat seusai dengan keinginan, semisal jika kita ingin

mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang yang mungkin sedang berada disuatu

daerah atau wilayah yang jauh dari kita, sebelum masuknya teknologi informasi dan

komunikasi kita diharuskan menulis surat dan mengirimnya melalui kantor pos,

waktu pengirimannya pun bisa memakan waktu yang cukup lama untuk dapat sampai

kepada seseorang yang dituju. Namun ketika sudah adanya teknologi informasi dan

komunikasi baik itu berupa handphone ataupun internet kita sudah dapat

menggunakan suatu alat pengirim pesan (Short Message Service/SMS) ataupun

menggunakan aplikasi chatting maka kita dapat mengirimkan pesan dengan begitu

cepat kepada seseorang yang kita tuju. Maka tidaklah heran perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi sudah sangat begitu pesat, terutama dikota-kota besar yang

memang sangat diperlukannya sebuah pergerakan yang cepat dikarenakan

kebanyakan orang dikota-kota besar mungkin sudah tidak sempat lagi apabila ingin

mengirim ataupun membalas surat kepada seseorang dikarenakan kesibukan dari

masing-masing orang.

Teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang ini dapat mempermudah

masyarakat baik dalam melakukan komunikasi dengan kerabat ataupun ingin mencari

1 Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi,

Bandung; repika Aditama, 2005 hlm 121

Page 20: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

3

tahu sebuah informasi di media internet baik itu membaca berita secara online

ataupun sekedar mencari informasi melalui internet. Penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi ini sudah bersifat umum atau semua lapisan masyarakat dalam hal ini

baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun sudah dapat menggunakan teknologi

tersebut dan bukan menjadi hal yang lumrah lagi dikalangan masyarakat.

Namun masih ada beberapa masyarakat yang dengan jelas menolak menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi ini dikarenakan mungkin mereka belum mau

terjamah oleh penggunaan dalam penggunaan alat-alat teknologi informasi dan

komunikasi demi menjaga adat istiadatnya. Ada juga beberapa masyarakat yang

mereka tidak mau menggunakan alat-alat teknologi informasi karena mereka tidak

terlalu paham dalam hal penggunaannya atau pada jaman sekarang bisa dibilang

kudet atau kurang update.

Selain itu peranan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi telah

menempati pada posisi yang amat strategis karena menghadirkan suatu dunia tanpa

batas, jarak, ruang, dan waktu. Pengaruh globalisasi dengan penggunaan sarana

teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup masyarakat, dan

berkembang dalam tatanan kehidupan baru dan mendorong terjadinya perubahan

sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum.2

Hukum dalam perkembangannya tidak hanya dipergunakan untuk mengatur perilaku

yang sudah ada dalam masyarakat dan mempertahankan pola-pola kebiasaan yang

2 Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan Teknologi Elektronik: Studi Kasus Prita Mulyasari.

Jakarta; Rineka Cipta, 2009 hlm 39

Page 21: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

4

telah ada, melainkan lebih dari itu, hukum menjurus kepada penggunaannya sebagai

suatu sarana. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang telah dipilih dan ditentukan

sehingga dapat terwujud di dalam masyarakat diperlukan adanya beberapa sarana.

Salah satu sarana yang cukup memadai adalah hukum dengan berbagai bentuk

peraturan perundang-undangan yang ada.3

Masalah kejahatan adalah salah satu masalah sosial yang selalu menarik dan

menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu. Terlebih lagi, menurut asumsi

umum serta beberapa hasil pengamatan dan penelitian berbagai pihak, terdapat

kecenderungan peningkatan dari bentuk dan jenis kejahatan tertentu, baik secara

kualitas maupun kuantitasnya.4

Pemerintah memandang Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(ITE) mutlak diperlukan bagi Negara Indonesia, karena saat ini Indonesia merupakan

salah satu negara yang telah menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi

secara luas dan efisien. Sehingga Pemerintah pada tanggal 26 April 2008 mensahkan

berlakunya undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektonik (ITE).

Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dimaksudkan dapat

memberikan banyak manfaat, diantaranya untuk menjamin kepastian hukum bagi

masyarakat yang melakukan transaksi elektronik, mendorong pertumbuhan ekonomi,

mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi dan melindungi

masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi.

3 Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.76

4 Moh. Kemal Darmawan, Strategi Pencegahan Kejahatan, Citra Bakti, Bandung, 1994, hlm. 1

Page 22: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

5

Kepolisian adalah salah satu penyelenggara tugas dan fungsi pemerintahan, dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya harus berdasarkan pengesahan yang sah menurut

hukum yang berlaku. Fungsi utama dari Polisi adalah menegakan hukum dan

melayani serta mengayomi masyarakat. Tugas Polisi adalah melakukan pencegahan

terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.

Pada tahun 1969, internet hanyalah sebuah jaringan yang menghubungkan

Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan empat komputer, yaitu University of

California, Stanford Research Institute, dan University of Utah. Jaringan ini

digunakan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain mengenai proyek-

proyek pemerintah. Namun seiringnya waktu, jaringan ini pun bertambah luas dan

infrastrukturnya pun terus berkembang. Hal ini semakin mendukung berbagai layanan

dibidang informasi dari berbagai situs, tidak hanya digunakan oleh lembaga-lembaga

saja, tetapi juga digunakan oleh masyarakat pada umumnya.

Perkembangan teknologi internet yang berlangsung sangat pesat telah mempengaruhi

seluruh aspek kehidupan dan kegiatan masyarakat. Perkembangan tersebut telah

memberikan dampak terhadap perkembangan hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan

politik.

Internet yang merupakan jendela dunia yang membuat kita seakan-akan dunia sudah

dalam genggaman tangan karena dengan begitu mudahnya kita mendapat informasi

dari seluruh duni secara cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu,

internet juga telah memunculkan sebuah dunia baru yang disebut dengan cyberspace.

Page 23: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

6

Cyberspace merupakan dunia elektronik (ruang virtual) dimana orang dapat hadir

atau saling berinteraksi satu sama lain tanpa perlu eksistensi fisik.

Dampak positifnya di sisi lain timbul pikiran dengan tidak beritikad baik untuk

mencari keuntungan dengan cara melawan hukum, yang berarti melakukan

pelanggaran dan kejahatan, dalam hal ini adalah kejahatan yang dilakukan

menggunakan dan/atau melalui internet.5 Misalnya ancaman serangan terhadap

sarana dan/atau prasarana teknologi informasi dan komunikasi yang terkoneksi secara

global, yang dapat membahayakan tidak hanya materi, tetapi juga nyawa manusia.

Teknologi digunakan untuk menciptakan dan/atau menjadi sarana untuk melakukan

tindak pidana.

Dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana

baru (new crimes) di bidang teknologi informasi dan komunikasi, baik berupa tindak

pidana terhadap confidentiality, integrity, dan availability data atau sistem komputer,

seperti hacking, cracking, phreaking, viruses, dan lain-lain, maupun tindak pidana

yang dilakukan dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi

sebagai alat, seperti cyberfraud, credit card fraud, cyberpornography, cyberstalking,

cyberterrorism, dan lain-lain.6

Cyberspace menampilkan suatu fakta, tetapi bukan realitas yang nyata sebagaimana

bisa dilihat dan dirasakan layaknya benda berwujud, melainkan realitas virtual

5 Niniek Suparni, Cyberspace: Problematika dan Antisipasi Pengaturannya, Sinar Grafika, Jakarta,

2009, Hlm 1. 6 Sigid Suseno, Yurisdiksi Tindak Pidana Siber, PT. Refika Aditama, Bandung, 2012, Hlm 2.

Page 24: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

7

(virtual reality), bagaikan dunia maya atau dunia tanpa batas, sehingga inilah

sebenarnya yang dimaksud dengan borderless world, karena memang dalam

cyberspace tidak mengenal batas negara, hilangnya batas dimensi ruang,waktu, dan

tempat. Semua tindak pidana yang dilakukan di cyberspace tersebut termasuk tindak

pidana siber (cybercrime).7

Polri telah memiliki unit yang khusus melakukan penanganan cybercrime yang

berada di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus bagian Subdit V Cyber Crime

yang menangani tindak pidana antara lain tindak pidana yang terkait dengan

cybercrime dan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik. Kemudian pada

tanggal 7 Februari 2017 Polri membentuk Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim

guna melakukan penegakan hukum terhadap kejahatan hukum dunia cyber yang

awalnya berada dibawah naungan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus

dibagian Subdit V Cyber Crime. Dengan adanya Direktorat Tindak Pidana Siber

Bareskrim, kepolisian tidak kewalahan dalam mengantisipasi kejahatan di dunia

cyber kedepannya. Terdapat berbagai macam jenis kejahatan di dunia cyber, antara

lain ujaran kebencian (hate speech), penipuan dengan motif ekonomi, terorisme,

perjudian online, hacking, skimming serta masih banyak lagi jenis kejahatan di bidang

cyber.

salah satu kasus yang baru-baru ini telah diungkap Direktorat Tindak Pidana Siber

Bareskrim Polri ialah telah mengungkap jaringan pembuatan dan penjualan surat

7 Terminologi tindak pidana siber adalah padanan kata dalam Bahasa Indonesia yang digunakan untuk

terminologi cybercrime.

Page 25: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

8

keterangan sakit palsu. sangat meresahkan masyarakat dan instansi yang

karyawannya menggunakan surat palsu tersebut.

Awal mulanya pengungkapan kasus tersebut berawal informasi dari Kementerian

Kesehatan bahwa telah beredar surat sakit yang diperjualbelikan melalui media sosial

yang kemudian ditindak lanjuti oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim

dengan melakukan penyelidikan serta penyidikan yang dilakukan oleh satgas e-

Commerce Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim terkait dengan informasi yang

telah diberikan untuk dilakukan pengembangan. Penyidik awalnya menangkap

tersangka MJS pada tanggal 4 Januari 2018 melalui penelusuran akun instagram

@suratsakitjkt yang dimana akun tersebut digunakan untuk memperjualbelikan surat

sakit. Tak berhenti sampai disitu, penyidik pun mendalami apakah tersangka MJS

hanya menjual atau memproduksi sendiri. Tanggal 8 Januari 2018 penyidik kembali

menangkap NDY dan MJS yang diduga turut serta dalam pembuatan serta penjualan

surat keterangan sakit palsu yang dijual melalui media sosial.

Kepala Subdirektorat (Kasubdit) II Dittipidsiber Kombes Pol Asep Safrudin

membeberkan kronologis pengungkapan kasus tersebut. Dia mengatakan, kasus ini

berawal dari laporan Kementerian Kesehatan bahwa telah beredar surat sakit yang

diperjualbelikan di media sosial yaitu melalui akun Instagram, Twitter, dan

Facebook.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Satgas e-Commerce yang dibentuk Dittipidsiber

Bareskrim Polri mulai melakukan penyelidikan sekitar awal Januari lalu. Hasilnya,

Page 26: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

9

tim satgas memastikan informasi tentang kejahatan di bidang digital yang dilaporkan

Kemenkes itu memang benar terjadi. Saat itu, polisi menemukan akun-akun yang

memperjualbelikan surat keterangan sakit palsu. Yang menarik, para penjual surat

palsu itu ternyata tidak berprofesi sebagai dokter.

Setelah mengantongi identitas pelaku MJS melalui laman blog suratsakitjkt.com,

polisi pun lantas bergerak cepat untuk menangkap penjual dokumen abal-abal itu.

Polisi mendalami dari mana tersangka mendapatkan surat yang akan diproduksi

kepada pelanggannya—yang kebanyakan berasal dari kalangan karyawan dan

mahasiswa.

Adapun ketiganya memiliki peran yang berbeda-beda. MJS berperan memproduksi

surat sakit palsu sementara NDY memasarkannya di situs blogspot. Sementara MJS

menjadi reseller MKM dan NDY dengan menjual kembali surat sakit tersebut di akun

Instagram. Dalam sehari sindikat ini bisa menjual 50 lembar surat sakit palsu jika

permintaan tinggi. Surat sakit dihargai Rp 25 sampai 50 ribu, tergantung kelengkapan

surat sakit yang diminta pemesan. Surat palsu tersebut dikirim pelaku melalui jasa

ekspedisi kepada pemesan.

Kepala Subdirektorat II Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Asep

Safrudin mengatakan, MKM sudah lama beroperasi. Ia menjual surat keterangan

tersebut melalui blog jasasuratsakit.blogspot.com. Asep mengatakan, pekerjaan yang

MKM jalankan sejak 2012, terinspirasi dari dirinya sendiri. Dari keterangan MKM,

Page 27: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

10

dulu dia males kerja dia cari surat sakit bohongan. Kemudian, ide itu dia

kembangkan.

Lalu dalam melakukan hal pemasaran MKM dibantu oleh NDY untuk melakukan

pemasaran. Pada tahun 2016, MJS bergabung sebagai reseller dari praktik MKM.

MJS menjual surat keterangan sakit di akun instagram @suratsakitjkt. Terkait dengan

tarif atau harga pembuatan surat sakit palsu mereka mematok biaya sebesar 50.000

untuk 1 surat keterangan sakit palsu. Kemudian, setengah dari harga tersebut

ditransfer ke rekening MKM. 8

Nama dokter yang dijual surat tersebut, para pelaku mengambilnya dari nama-nama

dokter yang pernah dilihatnya di jalan-jalan. Para pelaku juga membuat stempel dan

kuitansi. Dalam sehari, mereka mengaku ada 50 pemesan dengan harga jual Rp25-50

ribu dengan total keuntungan sebesar Rp 1 juta per hari.9 Untuk menyakinkan para

pelanggan, para pelaku mencari nama-nama dokter secara acak, sehingga dengan

adanya nama dokter beserta tanda tangannya membuat perusahaan dan kampus tidak

curiga terhadap surat abal-abal tersebut.10

Dari hasil pemeriksaan ketiga tersangka, mereka melakukan aksinya karena faktor

eknomi dan mengambil keuntungan. Awalnya, salah satu tersangka bernama MKM

yang bekerja di salah satu perusahaan dan suka mencari surat sakit palsu untuk tidak

8https://nasional.kompas.com/read/2018/01/12/14580671/polisi-tangkap-penjual-surat-keterangan-

sakit-palsu diakses pada tanggal 3 April 2018 pukul 15.45 WIB 9http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/01/12/p2fsqa354-polisi-tangkap-sindikan-

pembuat-surat-keterangan-sakit-palsu diakses pada tanggal 3 April 2018 pukul 15.53 WIB 10

https://news.okezone.com/read/2018/01/12/338/1844099/penjual-surat-dokter-palsu-ditangkap-

harga-jual-capai-rp500-ribu diakses pada tanggal 3 April pukul 16.00 WIB

Page 28: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

11

bekerja. Ketiga pelaku mengaku, awalnya melakukan pemalsuan surat karena iseng

dan untuk diri sendiri. Namun, melihat banyaknya masyarakat yang membutuhkan

maka muncul ide untuk menjadikan hal ini bisnis.

Ketiganya ditangkap ditempat berbeda, MJS ditangkap di Duri Kosambi Cengkareng,

NDY ditangkap di Batu Ceper Tangerang dan MKM di tangkap di Pondok Randu

Cengkareng,

Para pelaku pemalsu tersebut disangkakan dengan Pasal 28 ayat 1 jo Pasal 45 ayat 1

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2017 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

dan Pasal 73 ayat 1 jo Pasal 77 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tenteng

Praktik Kedokteran.

Kinerja Direktorat Tindak Pidana Siber dalam melakukan penanganan berbagai

macam kasus dibidang cybercrime sudah dapat dibilang memuaskan. Apabila ada

laporan masuk yang berkaitan dengan tindak pidana cybercrime, mereka akan

langsung menindak lanjutinya dengan melakukan tahap penyelidikan maupun

penyidikan apabila diperlukan. Namun, dalam hal upaya penanganan kasus

cybercrime ini memang tidaklah mudah. Dibutuhkan proses yang lumayan lama

dalam hal pembuktiannya.

Kepolisian Republik Indonesia mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas

Preventif dan Tugas Represif. Tugas Preventif dilakukan berupa patrolipatroli yang

dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat,

termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara

Page 29: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

12

ketertiban dan menjamin keamanan umum. Sedangkan tugas Represif dilakukan

dengan menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan

bahkan berusaha untuk menemukan kembali barangbarang hasil curian, melakukan

penahanan untuk kemudian diserahkan ke tangan Kejaksaan yang kelak akan

meneruskannya ke Pengadilan.11

Penjabaran tugas kepolisian diatas, merupakan tugas kepolisian yang dinilai paling

efektif untuk menanggulangi terjadinya kejahatan dalam penanggulangan dan

pengungkapan suatu tindak pidana adalah tugas preventif karena tugas yang luas

hamper tanpa batas, dirumuskan dengan kata-kata berbuat apa saja boleh asal

keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Preventif itu

dilakukan dengan 4 kegiatan pokok; mengatur, menjaga, mengawal dan patrol.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul ―Peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Dalam Penanggulangan Serta

Pembuktian Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Palsu Melalui Media

Online‖.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

11

Wildiada Gunakarya, Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana, Bandung: Alfabeta. 2012.hlm 14

Page 30: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

13

a. Bagaimanakah peran direktorat tindak pidana siber bareskrim dalam

penanggulangan serta pembuktian kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit

palsu melalui media online?

b. Apakah faktor penghambat peran direktorat tindak pidana siber bareskrim dalam

penanggulangan serta pembuktian kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit

palsu melalui media online?

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah kajian ilmu hukum pidana, yang berkaitan

dengan peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam penanggulangan

pembuatan dan penjualan surat keterangan sakit palsu melalui media online dan

faktor-faktor penghambat Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam

penanggulangan pembuatan dan penjualan surat keterangan sakit palsu melalui media

online. Ruang lingkup lokasi penelitian adalah Bareskrim Polri dan ruang lingkup

waktu penelitian adalah pada tahun 2018.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

Page 31: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

14

a. Untuk mengetahui peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam

penanggulangan serta pembuktian kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit

melalui media online.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam penanggulangan serta

pembuktian kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit melalui media online.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai

berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan kajian

hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan peran Kepolisian khususnya

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dalam penanggulangan pembuatan

dan penjualan surat keterangan sakit palsu melalui media sosial dengan tugas

pokok dan fungsi kepolisian sebagai aparat penegak hukum.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara positif bagi pihak kepolisian

dalam melaksanakan perannya sebagai aparat penegak hukum dalam menghadapi

Page 32: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

15

perkembangan kehidupan masyarakat dan terjadinya tindak pidana yang semakin

kompleks dewasa ini.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari

hasil pemikiran atau kerangka acuan yang ada pada dasarnya untuk mengadakan

identifikasi terhadap dimensi yang dianggap relevan oleh peneliti. setiap penilitian

selalu disertai pemikiran-pemikiran teoritis. Hal ini karena adanya hubungan timbal

balik yang erat antara teori dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan

konstruksi data. Kerangka teoritis merupakan susunan dari beberapa anggapan,

pendapat, cara, aturan, asas. keterangan sebagai salah satu kesatuan yang logis yang

menjadi acuan, landasan, dan pedoman untuk mencapai tujuan dalam penilitian dan

penulisan.12

a. Teori Peran

Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan-patokan

perikelakukan, pada kedudukan-kedudukan tertentu didalam masyarakat, kedudukan

mana dapat dipunyai pribadi ataupun kelompok-kelompok pribadi berperannya

12

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2004,

hlm 73

Page 33: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

16

pemegang peranan tadi, dapat sesuai atau mungkin berlawanan dengan apa yang

ditentukan di dalam kaidah-kaidah.13

Suatu peran dari individu atau kelompok dapat dijabarkan dalam beberapa bagian,

yaitu:

a. Peran yang ideal (ideal role) yaitu peran yang di jalankan oleh individu atau

kelompok sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.

b. Peran yang seharusnya (expected role) yaitu peran yang memang seharusnya

dijalankan oleh individu atau kelompok sesuai dengan kedudukannya.

c. Peran yang dianggap diri sendiri (perceived role) yaitu peran yang dijalankan

oleh diri sendiri karena kedudukannya dilakukan untuk kepentingannya.

d. Peran yang sebenarnya dilakukan (actual role)yaitu peran dimana individu

mempunyai kedudukan dan benar telah menjalankan peran sesuai dengan

kedudukannya.

Berkaitan dengan penegakan hukum, peranan yang ideal dan peranan yang

sebenarnya adalah memang peranan yang dikehendaki dan diharapkan oleh hukum

dan ditetapkan oleh undang-undang. Sedangkan peran yang dianggap diri sendiri dan

peran yang sebenarnya telah dilakukan adalah peran yang mempertimbangkan antara

kehendak hukum yang tertulis dengan kenyataan-kenyataan, dalam hal ini kehendak

hukum harus menentukan dengan kenyataan yang ada.

13

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Grafindo Persada. 2003. hlm 139

Page 34: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

17

b. Teori Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat

dalam penegakan hukum, yaitu:14

i. Faktor hukumnya sendiri

Terdapat beberapa dalam berlakunya undang-undang yang tujuannya

adalah agar undang-undang tersebut mempunyai dampak positif. Artinya,

agar undang-undang tersebut mencapai tujuan secara efektif dalam

kehidupan masyarakat.

ii. Faktor penegak hukum

Penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role).

Seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu lazimnya dinamakan

pemegang peranan (role occupant). Suatu hak sebenarnya wewenang untuk

berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas.

iii. Faktor sarana dan prasarana

Penegakan hukum tidak mungkin berlangsung lancer tanpa adanya faktor

sarana dan prasarana. Sarana dan fasilitas tersebut antara lain mencakup

tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik,

peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan seharusnya.

14

Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, Bandung. Alumni. 1983. Hlm. 34

Page 35: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

18

iv. Faktor masyarakat

Faktor penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari

sudut tertentu maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum

tersebut

v. Faktor kebudayaan

Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang

mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi-

konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianut) dan

apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari).

2. Konseptual

Kerangka konsptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-

konsep khusus yang mempunyai arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang diteliti

atau diketahui15

. Berdasarkan definisi tersebut, maka konseptualisasi dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

15

Achmad Ali, Menguak tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, PT. Gunung Agung

TBK, Jakarta, 2002, hlm. 62

Page 36: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

19

a. Peran adalah aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia

menjalankan suatu peran16

b. Kepolisian adalah lembaga pemerintahan yang memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan

dalam negeri.17

c. Direktorat Tindak Pidana Siber adalah bagian dari kepolisian republic Indonesia

yang secara khusus menangani masalah tindak pidana dibidang cybercrime atau

kejahatan siber.

d. Penanggulangan kejahatan adalah suatu kebijakan atau usaha rasional untuk

menanggulangi kejahatan.18

e. Surat Keterangan Sakit adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi kesehatan

yang berisikan tentang kondisi kesehatan yang dialami oleh seseorang.

f. Palsu adalah memiliki arti tidak asli, tidak tulen, tidak sah, lancung (tentang

ijazah, surat keterangan, uang dsb), tiruan (tentang gigi, kunci dsb), gadungan,

sumbang (tentang suara dsb).19

16

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta. 2002. Hlm. 243 17

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 18

Muladi dan Barda Nawawi Arief. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung. Alumni, 2007. hlm 19

Panji Gunawan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Pustaka Gama, hlm. 398

Page 37: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

20

g. Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat

di seluruh dunia.20

E. Sistematika Penulisan

Penulisan sistematik ini memuat keseluruhan yang akan disajikan dengan tujuan

mempermudah pemahaman konteks skripsi ini, maka penulis menyajikan penulisan

dengan sistematika sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan

kegunaan penilitian, kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan bab yang menjelaskan tentang pengertian-pengertian umum dari

pokok bahasan yang memuat tinjauan umum mengenai peran kepolisian, pengertian

tindak pidana pemalsuan keterangan surat sakit melalui internet, upaya

penanggulangan kejahatan, teori faktor penghambat, serta pengertian tentang jejaring

sosial.

20

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial diakses pada tanggal 3 Maret 2018 Pukul 10.00 WIB

Page 38: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

21

III. METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai langkah yang akan digunakan dalam pendekatan

masalah, sumber dan jenis data, penentuan narasumber, metode pengumpulan dan

pengolahan data serta analasis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu pembahasan tentang

upaya penanggulangan terhadap kejahatan pemalsuan surat keterangan sakit dan

faktor yang mempengaruhi penegakan hukum.

V. PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir penelitian dan pembahasan

serta saran-saran yang diberikan atas dasar penelitian dan pembahasan yang berkaitan

dengan pokok-pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

Page 39: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

22

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Peran Kepolisian

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan Polri

merupakan lembaga Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan

keterbitan masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya

keamanan dalam negeri.

Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan

penangan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, Polri sebagai

penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka

menciptakan keamanan dalam negeri, Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, telah menetapkan

kewenangan sebagai berikut:

1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan

2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara

untuk kepentingan penyidikan

3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan

4. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda

pengenal diri

5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

6. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

Page 40: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

23

7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara

8. mengadakan penghentian penyidikan

9. menyerahkan berkas perkara kasus kepada penuntut umum

10. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang

di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk

mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana

11. memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawa negeri

sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk

diserahkan kepada penuntut umum, dan

12. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu

tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai

berikut:

a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum

b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut

dilakukan

c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya

d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa

e. menghormati hak asasi manusia21

Ketentuan umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia terdapat rumusan mengenai definisi dari berbagai hal yang

berkaitan dengan Polisi, termasuk pengertian kepolisian. Menurut Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2002 pengertian Kepolisian adalah sebagai berikut:

a. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga

polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada

kepolisian negara republik Indonesia.

21

Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

Indonesia

Page 41: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

24

c. Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah anggota kepolisian negara

republik Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang yang mengatur tentang

wewenang umum kepolisian.

d. Peraturan Kepolisian adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh Kepolisian

Negara Republik Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dan menjamin

keamanan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

e. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat

sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam

rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,

ketertiban dalam tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman, yang

mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi da kekuatan

masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk

pelanggaran Hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan

masyarakat.

1. Fungsi Kepolisian

Mengenai fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terdapat dalam Pasal

2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian yang berbunyi:

―Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.‖

Page 42: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

25

Pengertian kepolisian sebagai fungsi tersebut diatas sebagai salah satu fungsi

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan, keamanan, dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, pelindung, pengayom, dan pelayanan kepada masyarakat. Sedang

pengertian kepolisian sebagai lembaga adalah organ pemerintah yang ditetapkan

sebagai suatu lembaga yang diberikan kewenangan menjalankan fungsinya

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jadi apabila kita membicarakan

persoalan kepolisian berarti berbicara mengenai fungsi dan lembaga kepolisian.22

Menurut Sadjijono, istilah ―polisi‖ dan ―kepolisian‖ mengandung pengertian yang

berbeda. Istilah ―polisi‖ adalah sebagai organ atau lembaga pemerintah yang ada

dalam negara, sedangkan istilah ―kepolisian‖ adalah sebagai organ dan fungsi.

Sebagai organ yakni suatu lembaga pemerintah yang terorganisasi dan terstruktur

dalam organisasi negara. Sedangkan sebagai fungsi yakni tugas dan wewenang serta

tanggung jawab lembaga atas kuasa undang-undang untuk menyelenggarakan

fungsinya, antara lain pemeliharaan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

pelindung, pengayom, dan pelayanan masyarakat.23

Pengemban fungsi kepolisian ditemukan melalui penguraian dimensi fungsi

kepolisian yang terdiri dari dimensi yuridis dan sosiologis. Dalam dimensi yuridis,

fungsi kepolisian terdiri atas fungsi kepolisian secara umum dan khusus. Fungsi

kepolisian secara umum berkaitan dengan kewenangan kepolisian berdasarkan

22

Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polri), Surabaya: Laksbang

Mediatama, 2007. hlm. 56 23

Sadjijono, Hukum Kepolisian, Yogyakarta: Laksbang Presindo, 2006. hlm. 6

Page 43: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

26

undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang meliputi semua lingkungan

kuasa dan umum yaitu:

1) Lingkungan kuasa soal-soal yang termasuk kompentensi Hukum Publik

2) Lingkugan kuasa orang

3) Lingkungan kuasa tempat, dan

4) Lingkungan kuasa waktu

Pengemban fungsi kepolisian secaa umum, sesuai dengan undang-undang adalah

Kepolisian Negara Republik Indonesia, sehingga tugas dan wewenangnya dengan

sendirinya akan mencakup keempat lingkungan kuasa tersebut. Dalam dimensi

sosiologis, fungsi kepolisian terdiri atas pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dalam

praktik kehidupan masyarakat dirasakan perlu dan ada manfaatnya, guna

mewujudkan keamanan dan ketertiban di lingkungannya, sehingga dari waktu ke

waktu dilaksanakan atas dasar kesadaran dan kemauan masyarakat sendiri secara

swakarsa serta kemudia melembaga dalam tata kehidupan masyarakat. Fungsi

sosiologis kepolisian dalam masyarakat hukum adat dapat disebut antara lain:

penguasa adat dan kepala desa. Sedangkan mengenai tujuan Kepolisian Negara

Republik Indonesia (Polri) disebutkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2002 tentang Kepolisian yang menyatakan bahwa:

―Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan

dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat,

tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan

Page 44: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

27

pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia.‖

2. Tugas Pokok Kepolisian

Tugas dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Pasal 13 dan

Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian adalah

sebagai berikut:

Pasal 13:

―Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

b. Menegakkan hukum, dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.‖

Pasal 14:

1) ―Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:

a) Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap

kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan

b) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam emnajmin keamanan, ketertiban,

dan kelancaran lalu lintas di jalan

c) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap

hukum dan peraturan perundang-undangan

d) Turut serta dalam pembinaan hukum nasional

e) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum

f) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembeinaan teknis terhadap

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa

g) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana

sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan

lainnya

Page 45: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

28

h) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik, dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas

kepolisian

i) Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan

lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk

memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia

j) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum

ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang

k) Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya

dalam lingkup tugas kepolisian, serta

l) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

a. Fungsi Kepolisian

Pasal 2: ―Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang

pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindunganm

pengayoman dan pelayanan masyarakat‖. Sedangkan Pasal 3: ―(1) Pengemban fungsi

Kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh: a.

kepolisian khusus, b. pegawai negeri sipil dan/atau c. bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa. (2) Pengemban fungsi Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf a,b, dan c, melaksanakan Kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang menjadi dasar hukum masing-masing.

b. Tugas Pokok Kepolisian

Pasal 13: Tugas Pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2002 adalah sebagai berikut:

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

b. Menegakkan hukum

Page 46: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

29

c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Penjabaran tugas Kepolisian dijelaskan lagi pada Pasal 14 Undang-Undang

Kepolisian RI.

c. Kewenangan Kepolisian

Pada Pasal 15 dan 16 Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia adalah

perincian mengenai tugas dan wewenang Kepolisian Republik Indonesia, sedangkan

Pasal 18 berisi tentang diskresi Kepolisian yang didasarkan kepada Kode Etik

Kepolisian.

3. Wewenang Kepolisian

Agar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dapat bertindak secara lancer

dalam melaksanakan tugasnya, maka Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)

harus memiliki wewenang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Pasal 15 ayat (1)

dan (2) serta Pasal 16. Adapun isinya adalah sebagai berikut:

Pasal 15:

1) ―Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagamana dimaksud dalam Pasal

13 dan Pasal 14, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum

berwenang:

a) Menerima laporan dan/atau pengaduan

b) Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum

c) Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat

d) Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengamcam

persatuan dan kesatuan bangsa

Page 47: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

30

e) Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian

f) Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dar tindakan kepolisian

dalam rangka pencegahan

g) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian

h) Mengambil sidik jari dan indentitas lainnya serta memotret seseorang

i) Mencari keterangan dan barang bukti

j) Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional

k) Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam

rangka pelayanan masyarakat

l) Memberikan bantuan pengamanan dalam siding dan pelaksanaan putusa

pengadilan, kegiatan instansi lain, serta

m) Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.‖

2) Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan lainnya berwenang:

a) Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan

masyarakat lainnya

b) Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor

c) Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor

d) Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik

e) Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak,

dan senjata tajam

f) Meberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan

usaha di bidang jasa pengamanan

g) Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus,

dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian

h) Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan

memberantas kejahatan internasional

i) Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang

berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi dengan instansi terkait

j) Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi Kepolisian

Internasional

k) Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas

kepolisian

Pasal 16:

1) ―Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 dan Pasal 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik

Indonesia berwenang untuk:

a) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan

Page 48: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

31

b) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyidikan

c) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan

d) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa

tanda pengenal diri

e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

f) Memanggil orang utuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

g) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara

h) Mengadakan penghentian penyidikan

i) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum

j) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang

berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau

mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka

melakukan tindak pidana

k) Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai

negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil

untuk diserahkan kepada penuntut umum, dan

l) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab‖

Sesuai dengan rumusan fungsi, tugas pokok, tugas dan wewenang Polri sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, maka dapat dikatakan fungsi

utama Kepolisian meliputi :

a. Tugas Pembinaan Masyarakat

Segala usaha dan kegiatan pembinaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan. Tugas Polri dalam

bidang ini adalah Community Policing, dengan melakukan pendekatan kepada

masyarakat secara sosial dan hubungan mutualisme, maka akan tercapai tujuan dari

community policing tersebut. Namun, konsep dari Community Policing itu sendiri

saat ini sudah biasa dengan pelaksanaannya. Sebenenarnya seperti yang disebutkan

diatas, dalam mengadakan perbandingan sistem Kepolisian Negara luar, selain harus

Page 49: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

32

dilihat dari administrasi pemerintahannya, sistem kepolisian juga terkait dengan

karakter sosial masyarakat.

Konsep Community Policing sudah ada sesuai karakter dan budaya Indonesia dengan

melakukan sistem keamanan lingkungan (siskamling) dalam komunitas-komunitas

desa dan kampung, secara bergantian masyarakat merasa bertanggung jawab atas

keamanan wilayahnya masing-masing. Hal ini juga ditunjang oleh kegiatan

babinkamtibmas yang setiap saat harus selalu mengawasi daerahnya untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus.

b. Tugas dibidang Preventif

Segala usaha dan kegiatan dibidang kepolisian preventif untuk memelihara keamanan

dan ketertiban masyarakat, memelihara keselamatan orang, benda dan barang

termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan, khususnya mencegah terjadinya

pelanggaran hukum. Dalam melaksanakan tugas ini diperlukan kemampuan

professional teknik tersendiri seperti patroli, penjagaan pengawalan dan pengaturan.

c. Tugas dibidang Represif

Dibidang represif terdapat 2 (dua) jenis Peran dan Fungsi Kepolisian Negara

Republik Indonesia yaitu represif justisil dan non justisil. Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2002 memberi peran Polri untuk melakukan tindakan-tindakan represif non

Justisil terkait dengan Pasal 18 ayat 1, yaitu wewenang ―diskresi kepolisian‖ yang

umumnya menyangkut kasus ringan.

Page 50: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

33

B. Gambaran Umum Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim merupakan salah satu Direktorat yang baru

saja dibentuk oleh Polri, yang mana sebelumnya bernama Subdit Cyber Crime dan

berada di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (DITTIPPIDEKSUS) di

Subdirektorat V bagian IT dan Cybercrime.

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim memiliki tugas dan tanggung jawab

melakukan proses penyelidikan serta penyidikan, atau melakukan pencegahan

maupun pencegahan dan penegakan hukum di dunia maya yang berkaitan dengan

internet.

Direktorat ini dibentuk dikarenakan sesuai dengan perkembangan teknologi dan

perkembangan zaman berkaitan dengan itu juga diikuti dengan perkembangan

kejahatan dengan modus operandi yang berbeda-beda.

C. Upaya Penanggulangan Kejahatan

Masalah kejahatan bukanlah hal baru, meskipun tempat dan waktunya berlainan

tetapi tetap saja dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu kota semakin

menaingkat bahkan dibeberapa daerah dan sampai ke kota-kota kecil. Upaya

penanggulangan kejahatan telah dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah

maupun masyarakat pada umumnya. Berbagai program serta kegiatan yang telah

dilakukan sambil terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam mengatasi

masalah tersebut.

Page 51: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

34

Menurut E.H. Sutherland dan Cressey dalam Crime prevention dalam pelaksanaannya

ada dua metode yang dipakai untuk mengurangi frekuensi dari kejahatan yaitu :

1. Metode untuk mengurangi pengulangan dari kejahatan, merupakan suatu cara

yang ditujukan kepada pengurangan jumlah residivis (pengulangan kejahatan)

dengan suatu pembinaan yang dilakukan secara konseptual

2. Metode mencegah the first crime, merupakan satu cara yang ditujukan untuk

mencegah terjadinya kejahatan yang pertama kali (the first crime) yang akan

dilakukan oleh seseorang dan metode ini juga dikenal sebagai metode

prevention (preventif).24

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya penanggulangan kejahatan

mencakup aktivitas preventif dan sekaligus berupaya untuk memperbaiki perilaku

seseorang yang telah dinyatakan bersalah (sebagai seorang narapidana) dilembaga

permasyarakatan. Dengan kata lain upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan

secara preventif dan represif.

a) Upaya Preventif

Penanggulangan kejahatan secara preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya

atau timbulnya kejahatan yang pertama kali. Mencegah kejahatan lebih baik

daripada mencoba untuk mendidik penjahat menjadi lebih baik kembali,

sebagaimana semboyan dalam kriminologi yaitu usaha-usaha memperbaiki

penjahat perlu diperhatikan dan diarahkan agar tidak terjadi lagi kejahatan

24

Romli Atmasasmita. Bunga Rampai Kriminologi. Jakarta. Rajawali. 1984. hlm. 66

Page 52: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

35

ulangan. Sangat beralasan bila upaya preventif diutamakan karena upaya preventif

dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian khusus dan ekonomis.

Barnest dan Teeters menunjukan beberapa cara untuk menanggulangi kejahatan

yaitu:25

a) Menyadari bahwa akan adanya kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan

dorongan-dorongan sosial atau tekanan-tekanan sosial dan tekanan ekonomi

yan dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang ke arah perbuatan jahat.

b) Memusatkan perhatian kepada individu-individu yang menunjukkan

potensialitas criminal atau sosial, sekalipun potensialitas tersebut disebabkan

gangguan-gangguan biologis dan psikologis atau kurang mendapat

kesempatan sosial ekonomis yang cukup baik sehingga dapat merupakan

suatu kesatuan yang harmonis

Pendapat Barnest dan Teeters tersebut diatas menunjukan bahwa kejahatan dapat

kita tanggulangi apabila keadaan ekonomi atau keadaan lingkungan sosial yang

mempengaruhi seseorang kearah tingkah laku criminal dapat dikembalikan pada

keadaan baik. Sedangkan faktor-faktor biologis, psikologis, merupakan faktor

sekunder saja

Pelaksanaan upaya preventif itu adalah bagaimana kita melakukan suatu usaha

yang positif serta bagaimana kita menciptakan suatu kondisi seperti keadaan

25

Ibid. hlm 79

Page 53: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

36

ekonomi, lingkungan, juga kultur masyarakat yang menjadi suatu daya dinamika

dalam pembangunan dan bukan sebaliknya seperti menimbulkan ketegangan-

ketegangan sosial yang mendorong timbulnya perbuatan menyimpang juga

disamping itu bagaimana meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat

bahwa keamanan dan ketertian merupakan tanggung jawab bersama.

b) Upaya Represif

Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan secara konsepsional

yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan. Penanggulangan dengan upaya

represif dimaksudkan untuk menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan

perbuatannya serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan

yang dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan

masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan

melakukannya mengingat sanksi yang akan ditanggungnya sangat berat.

Dalam membahas sistem represif, tentunya tidak terlepas dari sistem peradilan

pidana kita, dimana didalam sistem peradilan pidana paling sedikit terdapat 5

(lima) sub-sistem yaitu sub-sistem kehakiman, kejaksaan, kepolisian,

pemasyarakatan, dan kepengecaraan yang merupakan suatu keseluruhan yang

terangkai dan bergubungan secara fungsional.

Page 54: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

37

D. Pemalsuan Keterangan Surat Sakit Melalui Internet

Surat sakit, yang terkadang disebut sebagai surat dokter, surat izin dokter, atau surat

keterangan sakit, adalah surat keterangan dari dokter mengenai kondisi kesehatan

Anda dan pengaruhnya terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan

aktivitasnya. Surat sakit mungkin diberikan untuk penyakit jangka pendek, atau

operasi minor, dan menjelaskan berapa lama Anda tidak dapat melakukan aktivitas.

Seseorang mungkin membutuhkan surat sakit untuk perusahaan tempatnya bekerja,

guru di sekolah, tidak masuk kuliah karena sakit atau mendapatkan pengembalian

harga tiket pesawat yang tidak bisa digunakan karena sakit.26

Apabila ada seseorang yang melakukan pembuatan dan penjualan surat keterangan

sakit palsu melalui internet maka ia akan dapat dikenakan sanksi dikarenakan telah

melakukan penjualan serta membuat surat keterangan sakit palsu melalui internet

dimana pasal yang dapat dituduhkan ialah Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 29 Pasal 73 Ayat 1

Jo Pasal 77 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

26

https://id.wikihow.com/Mendapatkan-Surat-Sakit diakses pada tanggal 4 Maret 2018 pada pukul

17.00

Page 55: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

38

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(ITE) yaitu:27

―Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.‖

Serta bunyi Pasal 77 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran, yaitu:

“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk

lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah

dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat

tanda registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 73 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau

denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)”.

Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu:

a. Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis file atau forat media

yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video dan suara.

Dalam pengertian ini, media online juga bisa dimaknai segala sarana

komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini,

27

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Page 56: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

39

maka email, mailing list, website, blog, whatsapp, dan media sosial masuk ke

dalam kategori media online

b. Pengertian media online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media

dalam konteks komunikasi masa. Media adalah singkatan dari media

komunikasi masa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai

karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. Media online adalah

sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan

multimedia di dalamnya terdapat portal website (situs web).28

Jejaring sosial atau jaringan sosial atau media sosial atau media online adalah suatu

struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu

atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilaim

visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.

Analisis jaringan sosial memamndar hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan.

Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan

antar faktor tersebut.

Layanan jejaring sosial biasanya berbasis website, dilengkapi dengan beragam fitur

bagi penggunanya agar dapat saling berkomunikasi serta berinteraksi dan tetntunya

harus terhubung dengan internet.

Sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet,

banyak upaya awal untuk mendukung jejaring sosial melalui komunikasi antara

28

M.Romli, Asep Syamsul. Jurnal Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (bandung,

cendeki,2012) hal 34

Page 57: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

40

komputer. Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang

berfokus pada hubungan antara mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada

tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring

sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang

dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemenan

seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada

beberapa situs UK regional diantara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya

memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol

yang akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace,

dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dan Facebook, pesaing yang

tumbuh dengan cepat. Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet

bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada Juli 2016

News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends

Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan lebih dari 200 jejaring sosial

menggunakan model jejaring sosial ini

E. Tinjauan tentang Surat Keterangan Sakit

Surat keterangan sakit adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi kesehatan atau izin

dokter perseorangan yang berisikan tentang kondisi kesehatan atau rekam medis yang

dialami oleh seseorang.

Yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat keterangan sakit ialah dokter yang

memiliki izin praktek perseorangan ataupun lembaga ataupun instansi kesehatan.

Page 58: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

41

Dimana cara untuk dapat melakukan pembuatan surat keterangan sakit ialah

seseorang mendatangi instansi kesehatan baik itu puskemas, klinik atau rumah sakit

atau ke tempat praktik dokter perseorangan yang telah memiliki izin praktik. Setelah

itu dokter akan membuat rekam medis seseorang dan setelah dilakukan pemeriksaan

baik itu secara fisik maupun bertanya secara langsung kepada yang bersangkutan

apakah ada keluhan serta riwayat penyakit dari seseorang tersebut. Kemudian dokter

mengidentifikasikan bahwa semuanya telah sesuai dengan hasil pemeriksaan yang

dilakukan lalu dokter membuat diagnose bahwa yang bersangkutan itu dinyatakan

sakit dan perlu istirahat.

Adapun isi dari surat keterangan sakit itu meliputi nama lengkap, umur, diagnose dari

dokter, dan keterangan diberikan istirahat untuk sekian hari.

Page 59: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

42

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Penelitian Hukum adalah suatu penelitian yang mempunyai obyek hukum baik

hukum sebagai suatu ilmu atau aturan-aturan yang sifatnya dogmatis maupun hukum

yang berkaitan dengan perilaku dan kehidupan masyarakat. Menurut pendapat

Soerjono Soekanto, Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara

menganalisisnya.29

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua

pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan masalah yang didasarkan pada

peraturan perundang-undangan; teori-teori, dan konsep-konsep yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pendekatan tersebut

dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari kaidah-kaidah, norma-norma,

aturan-aturan, yang erat hubungannya dengan penulisan penelitian ini

b. Pendekatan yuridis empiris adalah dengan mengadakan penelitian lapangan,

yaitu dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam praktik dan pelaksanaannya.

Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari kenyataan yang

29

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Pers : Jakarta, 2004, hlm. 1

Page 60: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

43

terjadi pada praktik lapangan, dimana pendekatan ini dilakukan dengan

wawancara langsung terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui dan ada

kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dan diperoleh atau

didapatkan dilokasi penelitian.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang akan diperoleh

langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.30

Sumber data

yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini berupa data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama.31

Secara langsung dari hasil penelitian lapangan, baik melalui

pengamatan dan wawancara dengan para responden, dalam hal ini adalah

pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan skripsi ini.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan menelusuri literatur-

literatur maupun peraturan-peraturan dan norma-norma yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Pada umumnya data

30

Abdulkadir Muhammad, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika. 2004, hlm. 168 31

Amirudin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. hlm. 30

Page 61: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

44

sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat dipergunakan dengan segera.32

Data sekunder dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

a. Bahan hukum primer, antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya

dengan bahan hukum primer, yang dapat memberikan penjelasan terhadap

bahan-bahan hukum primer, terdiri dari buku-buku, literatur, dan hasil

penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk ataupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang

terdiri dari literatur-literatur, kamus, media elektronik dan lain-lain.

C. Penentuan Narasumber

Narasumber adalah seseorang yang memberikan informasi yang diinginkan dan dapat

memberikan tanggapan terhadap informasi yang diberikan. Pada penelitian ini

penentuan Narasumber hanya dibatasi pada

32

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007 hlm.

12

Page 62: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

45

1. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri : 1 Orang

2. Ahli IT Kementerian Komunikasi dan Informatika : 1 Orang+

2 Orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penyusunan skripsi ini sesuai dengan jenis dan sumber data sebagaimana ditentukan

diatas mempergunakan dua macam prosedur, dalam rangka mengumpulkan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Prosedur Pengumpulan Data

a. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan merupakan usaha mendapatkan data-data primer dalam hal

penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung, yaitu

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan

secara lisan kedapa pihak-pihak yang besangkutan dengan maksud untuk

memperoleh tanggapan atau jawaban dari responden tentang permasalahan

skripsi ini

b. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari

dokumentasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas,

yang berhubungan dengan informan yang dikehendaki oleh peneliti. Data

atau informasi yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder.

Pengumpulan data sekunder adalah terlebih menerima sumber pustaka,

Page 63: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

46

buku-buku, peraturan perundang-undangan dan lain-lain yang berkaitan

dengan permasalahan.

2) Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang telah diproses dan terkumpul baik studi lapangan

ataupun studi kepustakaan kemudian diproses melalui pengolahan dan pengkajian

data. Data yang diperoleh diolah melalui proses:

a. Editing, yaitu proses pemeriksaan kembali data yang diperoleh sehingga

didapatkan data yang lengkap, jelas dan relevan dengan penelitian sesuai

dengan yang diharapkan

b. Klasifikasi Data, yaitu mengelompokkan data yang diperoleh menurut

kerangka yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis dan hubungannya dengan

masalah penelitian ini

c. Sistemasi Data, yaitu menyusun dan menempatkan data pada tiap-tiap pokok

bahasan secara sistematis sehingga mempermudah inteprestasi data dan

terciptanya keteraturan dalam menjawab permasalahan.

E. Analisis Data

Setelah data sudah terkumpul, data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya adalah

dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan

data dan fakta yang dihasilkan atau dengan kata lain yaitu dengan menguraikan data

Page 64: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

47

dengan kalimat-kalimat yang tersusun secara terperinci, sistematis dan analisis,

sehingga akan mempermudah dalam membuat kesimpulan dari penelitian dilapangan

dengan suatu interprestasi, evaluasi dan pengetahuan umum. Setelah data dianalisis

maka kesimpulan terakhir dilakukan dengan metode induktif yaitu berfikir

berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.

Page 65: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

80

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap

permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, maka penulis telah mengambil

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Peran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Dalam Penanggulangan

Kejahatan Pemalsuan Surat Keterangan Sakit Melalui Media Online sesuai

dengan peranan normatif dan peranan faktual. Peranan Normatif dilaksanakan

beradasarkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan tugas pokok, fungsi,

dan wewenang yang dimilikinya. Peran faktual dilaksanakan dengan proses

penyelidikan dan penyidikan, yaitu serangakaian tindakan yang ditempuh oleh

penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk

mencari serta mengumpulkan bukti tentang kejahatan pemalsuan surat

keterangan sakit melalui media online.

2. Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum kejahatan pemalsuan surat

keterangan sakit melalui media online

Terdapat beberapa masalah yang menjadi faktor sulitnya melakukan penyidikan

tindak pidana ITE antara lain:

a. Faktor Hukumnya sendiri, yaitu penegakan hukum di Indonesia masih kurang

terutama dibidang transaksi elektronik dikarenakan banyak orang yang sudah

mulai menggunakan transaksi elektronik namun regulasi belum dapat

ditegakkan secara sempurna, ia menjelaskan etika dan penegakan hukum

Page 66: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

81

transaksi elektronik di Indonesia masih sangat rendah. Penegakan hukum

transaksi elektronik diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasik dan Transaksi Elektronik dinilai kurang efektif meski transaksi

sudah sering digunakan. Selain itu, kasus yang berkaitan dengan sosial media

belum mendapat perhatian dari pemerintah

b. Faktor Penegak Hukum, yaitu Kuantitas dari penegak hukum seperti

kepolisian yang menjadi bagian terdepan dari penegakan huum sangat

menentukan hasil dari proses penegakan hukum itu sendiri. Jumlah anggota

kepolisian yang kurang menimbulkan banyak hambatan seperti pada saat

proses penegakan hukum apalagi kasus pemalsuan surat keterangan sakit

melalui online. Kualitas dari penegak hukum juga sangat menentukan dan

sangat diperlukan karena pengetahuan aparat penegak hukum yang kurang

mengenai pemalsuan online ini dapat menjadi faktor yang menghambat dalam

penegakan hukum.

c. Faktor Sarana dan Fasilitas yang mendukung, yaitu mencakup tenaga manusia

yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang

memadai, keuangan yang cukup dan seharusnya.

d. Faktor Masyarakat, yaitu adalah masih adanya keengganan masyarakat untuk

menjadi saksi dalam proses penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana.

Serta masih banyak masyarakat yang juga masih menggunakan surat

keterangan sakit palsu tersebut sebagai alasan mereka untuk tidak dapat pergi

beraktivitas seperti biasanya dan tidak melaporkan tindak pidana kepada

aparat penegak hukum dapat menghambat proses penyidikan pelaku kejahatan

pemalsuan surat keterangan sakit melalui media online. Kurangnya literasi

atau pengetahuan masyarakat akan suatu kejadian kejahatan atau tindak

pidana. Dimana banyak masyarakat yang enggan untuk mengetahui informasi

yang bukan menjadi urusannya, sehingga banyak masyarakat yang masih

bersikap acuh terhadap suatu informasi baru terkait dampak penggunaan surat

keterangan sakit palsu yang mereka beli secara online

e. Faktor Kebudayaan

Page 67: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

82

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam hal ini penulis dapat memberikan

saran:

1) Perlu adanya sarana dan fasilitas yang memadai guna memaksimalkan kinerja

kepolisian dalam melakukan penyidikan. Disertai dengan peningkatan kualitas

dan kuantitas dari kepolisian itu sendiri dengan cara diberikannya pelatihan-

pelatihan yang berkaitan dengan teknologi dan informasi khususnya pelatihan

di bidang siber serta penambahan jumlah personil dan peningkatan anggaran

yang cukup agar kepolisian dapat menjalankan tugas dan kewajibannya

dengan maksimal.

2) Kepolisian perlu mengadakan sosialisasi dengan bekerja sama dengan pihak-

pihak terkait dalam hal ini ialah Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter

Indonesia serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan

memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak dari penggunaan

surat keterangan sakit palsu dan tata cara membuat surat keterangan sakit

yang sesuai prosedur.

Page 68: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Ali, Achmad. 2002. Menguak tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis.

Jakarta. PT. Gunung Agung

Amiruddin. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Atmasasmita, Romli. 1984. Bunga Rampai Kriminologi. Jakarta. Rajawali Pers

Bisri, Ilhami. 2004. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Grafindo Persada.

Darmawan, Moh. Kemal. 1994. Strategi Pencegahan Kejahatan. Bandung. Citra

Bakti

Gunakarya, Wildiada. 2012. Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana. Bandung.

Alfabeta

Gunawan, Panji. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta. Pustaka Gama

Kelana, Momo. 1972. Hukum Kepolisian Perkembangan di Indonesia Suatu Studi

Histories Komperatif. PTIK : Jakarta

Mansur, Dikdik M. Arief & Elisatris Gultom. 2005. Cyber Law: Aspek Hukum

Teknologi Informasi. Bandung. Refika Aditama.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Jakarta. PT. Citra

Aditya Bakti

----------. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta. PT. Citra Aditya Bakti

Muladi & Barda Nawawi Arief. 2007. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung.

Alumni

Rahardi, Pudi. 2007. Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polri).

Laksbang Mediatama : Surabaya

Rizki H, Budi dan Fathonah, Rini. 2014. Stui Lembaga Penegak Hukum (SLPH).

Justice Publisher : Bandar Lampung

Sadjijono. 2006. Hukum Kepolisian. Laksbang Presindo : Yogyakarta

Page 69: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat. Bandung.

Alumni

----------. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers

----------. 2003. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta. Grafindo Persada

----------. 2004. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta. Rajawali Pers

Sunarso, Siswanto. 2009. Hukum Informasi dan Teknologi Elektronik: Studi Kasus

Prita Mulyasari. Jakarta. Rineka Cipta

Sunarto. 2016. Keterpaduan Dalam Penanggulangan Kejahatan, Aura : Bandar

Lampung.

Sunggono, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta. PT. Raja

Grafindo Persada

---------- 2010. Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta. Sinar Grafika

Suparni, Niniek. 2009. Cyberspace: Problematika dan Antisipasi Pengaturannya.

Jakarta. Sinar Grafika.

Suseno, Sigid. 2012. Yurisdiksi Tindak Pidana Siber. Bandung. PT. Refika Aditama

Purwodarminto, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai

Pustaka

B. Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran

Page 70: Skripsi) Oleh Kania Khadafi Putra 1312011157digilib.unila.ac.id/59304/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPress Release baik itu melalui media online, media cetak maupun televisi. Upaya

C. Lain-Lain

https://id.wikihow.com/Mendapatkan-Surat-Sakit diakses pada tanggal 4 Maret 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial diakses pada tanggal 3 Maret 2018 Pukul

10.00 WIB

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/12/14580671/polisi-tangkap-penjual-surat-

keterangan-sakit-palsu diakses pada tanggal 3 April 2018 pukul 15.45 WIB

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/01/12/p2fsqa354-polisi-

tangkap-sindikan-pembuat-surat-keterangan-sakit-palsu diakses pada tanggal

3 April 2018 pukul 15.53 WIB

1https://news.okezone.com/read/2018/01/12/338/1844099/penjual-surat-dokter-palsu-

ditangkap-harga-jual-capai-rp500-ribu diakses pada tanggal 3 April pukul

16.00 WIB