SKRIPSI OLEH ELSA MANORA SIREGAR NPM 1488201006
Transcript of SKRIPSI OLEH ELSA MANORA SIREGAR NPM 1488201006
ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KUMPULAN LAGU KARYA BIMBO
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
SKRIPSI
OLEH
ELSA MANORA SIREGAR
NPM 1488201006
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KOTABUMI-LAMPUNG
KOTABUMI
JANUARI 2019
i
v
KATA PENGANTAR
Ucapan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu wataalla
atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Makna Referensial pada
Kumpulan Lagu Karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah
Menengah Atas”.
Skripsi ini tentu tidak mungkin diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Ketua STKIP Muhammadiyah Kotabumi;
2. Ibu Nur Mei Ningsih, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia dan selaku pembimbing I dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan telah memberikan bimbingan dan arahannya serta telah
meluangkan waktunya dalam proses penyusunan sampai dengan selesai
skripsi ini;
3. Ibu Dewi Ratnaningsih, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
bersedia dengan penuh keikhlasan memberikan motivasi, bimbingan
selama perkuliahan, dan bimbingan kepada penulis sampai dengan
selesainya skripsi ini;
4. seluruh bapak/ibu dosen STKIP Muhammadiyah Kotabumi telah banyak
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan pada penulis;
5. terima kasih juga pada teman-teman seperjuangan menuntut ilmu di
STKIP Muhammadiyah Kotabumi yang telah memberikan dorongan,
motivasi, dan saran selama proses penyusunan skripsi ini;
Semoga kebaikan semua pihak menjadi amal salih dihadapan Allah
Subhanahu wataalla. Amin Yarobbal’Alamin. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Kotabumi, Januari 2019
Elsa Manora Siregar
1488201006
Vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
MOTO
PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 6
1.3 Perumusan Masalah .................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Semantik ................................................................................. 9
2.2 Jenis Makna .............................................................................................. 10
2.3 Makna Referensial .................................................................................... 10
2.3.1 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Benda ................. 13
Vi
2.3.2 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Peristiwa ............. 13
2.3.3 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Gejala ................. 14
2.3.4 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Kenyataan .......... 14
2.3.5 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Proses ................. 14
2.3.6 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Sifat .................... 14
2.4 Pengertian Lirik Lagu ............................................................................... 15
2.5 Makna Referensial pada “Kumpulan Lagu” Karya Bimbo sebagai
Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas .................................. 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 19
3.2 Sumber Data ........................................................................................... 19
3.3 Instrumen Penelitian .............................................................................. 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 21
3.5 Teknik Pengujian Data ........................................................................... 22
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 26
4.1.1 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Benda .............. 27
4.1.2 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Peristiwa .......... 36
4.1.3 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Gejala .............. 41
4.1.4 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Kenyataan ....... 44
4.1.5 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Proses .............. 48
4.1.6 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Sifat ................. 50
Vi
4.1.7 Makna Referensial pada “Kumpulan Lagu” Karya Bimbo sebagai
Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas ...................... 56
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................ 62
5.2 Saran ...................................................................................................... 63
DAFTAR RUJUKAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
ABSTRAK
Siregar, Elsa Manora. 2018: Analisis Makna Referensial pada “Kumpulan Lagu”
Karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas.
Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Muhammadiyah Kotabumi-Lampung. Pembimbing I Nur
Mei Ningsih, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II Dewi Ratnaningsih, S.Pd.,
M.Pd.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah makna referensial pada
Kumpulan Lagu Karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah
Menengah Atas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna
referensial pada Kumpulan Lagu karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di
Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini disesuaikan dengan
tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan bentuk makna referensial pada Kumpulan
Lagu karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah teknik pengunduhan
melalui web http://m.ordeku.blogspot.co.id/2015/11/lirik/lagu/bimbo/html dan
pencatatan dalam kartu data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk
makna referensial pada kumpulan lagu karya Bimbo berjumlah 79 kutipan: makna
referensial bentuk benda berjumlah 25 kutipan, makna referensial bentuk
peristiwa berjumlah 12 kutipan, makna referensial bentuk gejala berjumlah 10
kutipan, makna referensial bentuk kenyataan berjumlah 9 kutipan, makna
referensial bentuk proses berjumlah 4 kutipan, dan makna referensial bentuk sifat
berjumlah 19 kutipan. Berdasarkan aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek
latar belakang budaya peserta didik, kumpulan lagu karya Bimbo dapat djadikan
sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
menengah atas.
Kata Kunci: makna referensial, lagu, karya Bimbo, bahan ajar
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa bukan sekadar deretan kata yang tersusun sedemikian rupa yang
diucapkan oleh manusia untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kehidupan, namun lebih dari itu. Bahasa akan membentuk sebuah wacana.
Ningsih (2014: 6) mengatakan wacana adalah bagian yang tidak terlepas dari
tujuan berbahasa, yaitu melakukan komunikasi. Seseorang yang akan
menggunakan bahasa lisan maupun tulis harus memahami tentang pilihan kata,
makna kata, dan juga struktur yang akan digunakan dalam berbahasa. Memahami
makna kata yang diucapkan merupakan hal yang harus diperhatikan saat
berkomunikasi. Makna berkaitan dengan maksud yang ingin disampaikan
pembicara atau penulis. Dengan kata lain, makna hampir sama dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh pembicara atau penulis dari informasi yang disampaikan.
Makna sering diperbincangkan oleh khalayak ramai khususnya bagi
pengguna bahasa tersebut. Terkadang makna juga dapat membingungkan
pembaca karena pembaca sulit untuk menafsirkan makna tersebut. Pada umumnya
makna dibagi atas beberapa jenis, yaitu makna afektif, makna denotatif, makna
deskriptif, makna ekstensi, makna emotif, makna gramatikal, makna ideasional,
makna intensi, makna khusus, makna kognitif, makna kiasan, kolokatif, makna
2
konotatif, makna konseptual, makna konstruksi, makna kontekstual, makna
leksikal, makna referensial. Berdasarkan jenis makna yang sudah dituliskan,
makna yang dipilih untuk dijadikan sebagai penelitian adalah makna referensial.
Makna referensial merupakan makna yang memiliki unsur referen baik
dalam bahasa maupun di luar bahasa. Makna referensial dapat dijumpai dalam
ruang lingkup di dalam bahasa maupun di luar bahasa pada sebuah kata yang
terikat dalam kehidupan sehari-hari. Makna referensial sangat menarik untuk
diteliti karena makna ini merupakan makna yang tidak hanya ada di dalam bahasa
akan tetapi makna tersebut lebih banyak ditemukan di luar bahasa.
Makna referensial ini dijadikan objek penelitian karena pada makna
referensial memiliki acuan yang berhubungan langsung dengan pengguna bahasa
yang sudah disepakati oleh pengguna bahasa lainnya yang berada di luar bahasa
itu sendiri. Seseorang mampu memaknai sebuah kata atau benda dengan cara yang
berbeda-beda sesuai dengan pemahamannya masing-masing terkait kata atau
benda yang dilihatnya. Kata pohon, misalnya, kata pohon di dalam bahasa
memiliki makna menunjukkan jenis tumbuh-tumbuhan, sedangkan di luar bahasa
makna pohon memiliki julukan sebagai ciptaan, hidup, fana. Pemaknaan kata
pohon yang ada di dalam bahasa hanya menunjukkan jenis tumbuhan yang
berbatang keras dan besar.
Pengetahuan tersebut yang akan memudahkan pengguna bahasa untuk
menafsirkan makna yang terkandung di dalam sebuah kata. Pemahaman yang
dilakukan akan memudahkan pengguna bahasa untuk dapat menafsirkan makna
yang terkandung dalam kalimat yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
3
hari. Dalam penelitian ini, lirik lagu menjadi contoh wujud dari bentuk makna
yang sering dijumpai oleh pengguna bahasa.
Makna referensial sangat penting di dalam kehidupan karena makna ini
berhubungan dengan sesuatu yang ada di luar bahasa. Kata dapat bermakna
referensial apabila kata tersebut memunyai acuannya. Contohnya, ketika
seseorang mendengar sebuah kata, ia hanya mengetahui makna yang berada di
dalam bahasa saja, tetapi tidak mengetahui makna yang ada di luar bahasa
tersebut. Pengguna bahasa akan lebih memahami makna yang diutarakan dengan
lebih mudah agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Tetapi dengan
catatan kata atau benda tersebut memiliki referen sebagai acuannya. Banyak
penyanyi yang namanya terkenal. Salah satunya penyanyi yang terkenal di
Indonesia adalah Bimbo.
Bimbo adalah salah satu penyanyi legendaris di Indonesia. Group musik
ini berasal dari Bandung yang didirikan sekitar tahun 1967. Personil Bimbo terdiri
dari tiga bersaudara yaitu: Sam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo. Lalu dalam
perkembangannya diperkuat dengan bergabungnya adik perempuan mereka Iin
Parlina. Bimbo selalu menyanyikan lagu dengan ragam tema seperti religi, cinta,
lingkungan hidup, sosial, hingga humor yang ada dalam negeri terutama
Indonesia. Lirik lagu yang diciptakan dapat memberikan nilai-nilai positif dan
menyentuhkan perasaan pendengar. Lima puluh tahun bukan waktu yang singkat
bagi group musik ini berkarya. Rentang waktu separuh abad itu pasti dilalui dalam
banyak rintangan dan hambatan. Jatuh bangun dalam berkarya itulah yang juga
dirasakan oleh Bimbo yang sudah dibentuk sejak tahun 1967.
4
Bimbo mendapatkan sebuah penghargaan Life Time Achievent atau
prestasi seumur hidup dari stasiun televisi swasta Net dalam ajang Music Award
2010. Prestasi lain yang didapat pada tahun 1982 adalah penghargaan dari
Presiden Amerika Serikat dan Rusia, yaitu Ronald Reagan & Leonid Brewzhnev
tentang imbauan perdamaian mencegah perang dunia ke tiga. Dipilihnya penyanyi
legendaris Bimbo sebagai subjek penelitian karena beberapa alasan yaitu, Ia salah
satu penyanyi legendaris di Indonesia. Setiap lagu yang diciptakan memiliki
makna tentang kehidupan nyata masyarakat di Indonesia. Lagu-lagu yang dibuat
bernilai rasa yang positif. Lagu-lagunya sesuai dengan realita masyarakat
Indonesia. Bimbo mendapatkan penghargaan prestasi seumur hidup oleh sebuah
stasiun televisi swasta. Penghargaan Piala Metrome dalam ajang Penghargaan
Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) 2008 di Jakarta.
Kumpulan lagu yang diciptakan oleh Bimbo dipilih karena beberapa
alasan: lagu-lagunya menampilkan musik yang kaya genre. Lagu-lagu yang
dinyanyikan merupakan ekspresi dari pengalaman diri sendiri. Kata-katanya yang
puitis membuat khalayak menjadi suka dengan musik yang diciptakan. Kata-kata
indah dalam liriknya mengungkapkan perasaannya pada orang lain maupun orang
di sekitarnya. Makna yang tersirat pada kumpulan lagu banyak menggunakan
gaya bahasa. Musik yang bervariasi, mulai dari pop hingga qasidah. Lagu
terkadang dijadikan sebagai alat penyampaian makna tersirat yang disampaikan
kepada pendengarnya. Setiap lagu terdapat makna yang terkandung pada setiap
deretan kata yang tersusun di dalamnya sehingga pendengar dapat mengetahui
sebenarnya makna apa yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu tersebut.
5
Lirik lagu merupakan untaian kata yang diekspresikan oleh pengarang
tentang suatu hal yang telah dilihatnya. Kata-kata dalam lirik lagu dibuat dengan
imajinasi seorang pencipta lagu yang dapat membuat pendengar mampu
menciptakan makna yang beragam dalam lirik lagu tersebut. Oleh sebab itu,
menciptakan sebuah lirik lagu memang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kata-kata yang digunakan tidak seperti bahasa sehari-hari dan memiliki sifat yang
ambigu. Keindahan yang ada di dalam lirik lagu diciptakan dari hasil renungan
imajinasi seseorang. Lirik lagu mampu menimbulkan banyak presepsi yang sangat
dipengaruhi oleh tingkat pemahaman seseorang yang berasal dari pengalaman
hidup yang dimiliki.
Lagu yang diciptakan secara baik dapat membawa pendengar untuk
menghayati dan meresapi makna positif dari sebuah lirik, terlepas dari genre apa
yang dinyanyikan. Lagu yang didengar akan membuat seseorang dapat memaknai
setiap baitnya dengan penafsiran yang berbeda-beda. Lirik sendiri memiliki sifat
istimewa dibandingkan pesan pada umumnya, lirik lagu merupakan jangkauan
yang luas di dalam benak pendengarnya. Hal ini menjadi alasan mengapa lirik
lagu menjadi subjek yang ingin diteliti. Lirik lagu pada penelitian ini
menggunakan kumpulan lagu karya Bimbo, kumpulan lirik lagu ini yang akan
dikaitkan dengan penelitian pada makna referensial. Proses penelitian ini
dilakukan dalam bentuk analisis makna referensial pada kumpulan lagu karya
Bimbo.
Pembelajaran bahasa diarahkan agar peserta didik tumbuh pemahaman dan
penghargaan terhadap bahasa yang digunakan. Agar terjalinnya proses
pemerolehan ilmu, diharapkan bantuan dari guru dalam proses pembelajaran.
6
Dengan kata lain, guru sebagai fasilitator agar peserta didik mampu belajar
dengan baik. Pembelajaran diwujudkan dalam mendeskripsikan kata-kata yang
terdapat makna disetiap lirik lagu dan dihubungkan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia.
Proses pembelajaran akan berjalan dengan maksimal ketika guru memilih
bahan ajar. Pemilihan bahan ajar perlu untuk diseleksi. Dalam pembelajaran
seleksi bahan ajar memberikan peranan sangat penting karena bahan ajar yang
digunakan berkaitan dengan aspek bahasa, psikologi, dan latar belakag budaya.
Penelitian ini penting karena memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam
mendeskripsikan bentuk makna yang terdapat pada setiap lirik lagu. Bentuk
pendeskripsian tersebut secara tidak langsung dapat menambah pengetahuan
peserta didik serta pemahamannya tentang makna. Oleh karena itu, terkait
penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
analisis makna referensial pada kumpulan lagu karya Bimbo sebagai alternatif
bahan ajar di sekolah menengah atas.
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, fokus
penelitian ini adalah “Makna Referensial pada Kumpulan Lagu Karya Bimbo
sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas”.
7
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana Makna Referensial pada Kumpulan Lagu Karya Bimbo
sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas?”.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Referensial yang
ada di dalam Kumpulan Lagu karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di
Sekolah Menengah Atas.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan llmu, khususnya Semantik. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan deskripsi mengenai Makna Referensial pada Kumpulan Lagu Karya
Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peserta didik
tingkat sekolah menengah atas dalam mengenali dan memahami Makna
Referensial pada Kumpulan Lagu Karya Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar
di Sekolah Menengah Atas.
8
b. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dan
pemahaman tentang Makna Referensial pada Kumpulan Lagu Karya Bimbo
Sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu
sema kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah
semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Semantik merupakan
bagian dari cabang ilmu bahasa yang membahas tentang makna, yang mencakup
jenis, pembagian, pembentukan dan perubahan makna tersebut.
Pateda (2010:2) menyatakan “Dalam ilmu semantik dapat diketahui
tentang pemahaman makna, wujud makna, jenis-jenis makna, aspek-aspek makna
hal yang berhubungan dengan makna, komponen makna, perubahan makna,
penyebab kata hanya mempunyai satu makna atau lebih, dan cara memahami
makna dalam sebuah kata, semuanya dapat ditelusuri melalui disiplin ilmu yang
disebut semantik”. Chomsky dalam Sudaryat (2008:5) menyatakan “Semantik
merupakan salah satu komponen tata bahasa. selain itu terdapat komponen
sintaksis dan fonologi, kajian semantik juga dapat digunakan untuk teknik analisis
ciri pembeda atau fitur distingtif”.
Kambartel dalam Pateda (2010:7) menyatakan semantik merupakan
bahasa yang terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila makna
tersebut dihubungkan dengan objek pada pengalaman manusia. Sugono
(2009:368) menyatakan Makna adalah amanat, moral, nilai, pelajaran,
10
signifikansi, substansi, takwil. Maksudnya, makna adalah sesuatu yang berkaitan
dengan harga sesuatu atau umpan balik dari sesuatu.
2.2 Jenis Makna
Makna adalah adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya.
Makna merupakan bentuk responsi dan stimulus yang diperoleh pemeran dalam
komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Pateda
(2010:97) menjelaskan terdapat 26 makna, yaitu makna efektif, denotatif,
deskriptif, ekstensi, emotif, gereflekter, gramatikal, ideasional, intense, khusus,
kiasan, kognitif, kolokatif, konotatif, konseptual, kontruksi, kontekstual, leksikal,
lokusi, luas, pictorial, proposional, pusat, referensial, sempit, dan stilistika. Dari
beberapa jenis makna tersebut salah satu jenis makna yang diteliti yaitu makna
referensial.
2.3 Makna Referensial
Teori referensial adalah teori yang menyatakan hubungan antara symbol,
reference, dan referent dalam bentuk segitiga sama sisi. Menurut teori ini, makna
adalah sesuatu yang terbentuk dari hasil hubungan antara reference dan referent
sehingga membentuk simbol bunyi bahasa (berupa kata, makna, dan kalimat)
Simbol bahasa dan rujukan atau referen tidak mempunyai hubungan langsung.
Teori ini menekankan hubungan langsung antara reference dengan referent yang
ada di alam nyata.
11
Berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah terlepas dari
penggunaan bahasa secara lisan maupun tulis. Secara lisan penggunaan makna
referensial dituangkan melalui sebuah ujaran, sedangkan secara tulis penggunaan
makna referensial dituangkan melalui sebuah tulisan. Di dalam berbahasa baik
melalui lisan maupun tulis sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti, semua
dibuat dalam bentuk bahasa, baik dalam kata, frase, maupun kalimat yang
memiliki makna referennya.
Chaer (2009:63) menyatakan perbedaan makna referensial dan non
referensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata
itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu maka
kata tersebut bermakna referensial. Kalau kata itu tidak memiliki referen makna
disebut makna nonreferensial. Sebuah kata atau leksem disebut bermakna
referensial kalau ada referensialnya, atau acuannya (Chaer 2007:291). Pateda
(2010:125) menyatakan makna referensial adalah makna yang langsung
berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata.
Djajasudarma (2009:11) menyatakan makna referensial adalah makna
yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referen (acuan), makna
referensial disebut juga makna kognitif karena ada acuannya. Makna ini memiliki
hubungan dengan konsep, sama halnya seperti makna kognitif. Makna referensial
memiliki hubungan dengan konsep tentang sesuatu yang disepakati bersama (oleh
masyarakat bahasa), seperti terlihat di dalam hubungan antara konsep (reference)
dengan acuan (referent).
12
Di bawah ini gambar segitiga menurut Ogden dan Richard:
(b) Makna
(referensi, pikiran)
(a) Lambang (c) acuan (referen)
Hubungan antara (a) dan (c) bersifat tidak langsung, sebab (a) adalah
masalah dalam bahasa dan (c) masalah di luar bahasa yang hubungannya bersifat
arbitrer maka dihubungkan dengan garis putus-putus. Sementara hubungan (a) dan
(b) serta hubungan (b) dan (c) bersifat langsung oleh karena itu dihubungkan
dengan garis biasa atau garis yang tidak putus-putus. Titik (a) dan (b) sama-sama
berada di dalam bahasa, sementara hubungan (b) dan (c) berupa (c) adalah acuan
dari (b) tersebut. Berikut adalah contoh makna referensial di dalam bahasa dan di
luar bahasa.
Rumah
Pondok Rumah Singgah
Pada bagan segitiga di atas dijelaskan bahwa konsep rumah di dalam
bahasa kata rumah memiliki makna adalah pondok, sedangkan di luar bahasa kata
rumah dapat memiliki makna rumah singgah. Makna di dalam bahasa adalah
makna yang tidak dapat diubah lagi dan tidak diragukan kebenarannya. Adapun
13
makna di luar bahasa pemaknaan dilihat dari tingkat pengalaman pengguna
bahasa.
Pateda (2010:125), menyatakan makna referensial merupakan bentuk
arahan tentang makna yang langsung menunjuk pada suatu dari kata, kalimat,
maupun frasa tersebut. Bentuk makna referensial yaitu: berbentuk benda, gejala,
kenyataan, peristiwa, proses, dan sifat. Jadi, kalau seseorang mengatakan marah,
maka yang diacu adalah gejala marah, misalnya muka yang cemberut, diam dan
kalau berbicara menggunakan bahasa yang bernada tinggi yang kadang-kadang
diikuti dengan anggota badan.
2.3.1 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Benda
Bentuk makna referensial acuannya mengarah pada benda yang ada di
sekitar lingkungan pengguna bahasa, seperti pada contoh dari kata yang bermakna
referensial yaitu “kulkas” dan “laptop” yang termasuk kata yang memiliki makna
referensial karena keduanya mempunyai referen atau acuan kata sejenis
perlengkapan elektronik. Contoh tersebut merupakan contoh makna referensial
yang mengacu pada makna referensial berjenis benda.
2.3.2 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Peristiwa
Bentuk makna referensial acuannya mengarah pada kejadian yang akan
terjadi selanjutnya. Contoh dalam bentuk kalimat yang menunjukkan adanya
bentuk makna referensial dalam jenis bentuk peristiwa, pada bentuk kalimat “
Sekelompok motor tidak dapat bergerak sama sekali” pada bentuk kalimat
tersebut menyebutkan adanya acuan bentuk peristiwa yang dialami yaitu
kejadian/peristiwa kemacetan.
14
2.3.3 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Gejala
Bentuk makna referensial acuannya mengarah pada sesuatu yang dialami
oleh pengguna bahasa. Contohnya dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
bentuk makna referensial dalam bentuk gejala yaitu pada kalimat “mukanya
memerah” makna gejala yang diacu pada bentuk ini adalah bentuk gejala malu.
Gejala malu tidak hanya mengacu pada muka memerah dapat juga terkait dalam
bentuk kesopanan yang harus manusia hindarkan dari dirinya dari perbuatan yang
memalukan.
2.3.4 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Kenyataan
Bentuk makna referensial acuanya mengarah pada sesuatu yang benar-
benar terjadi dari sesuatu yang ditunjukkan. Contohnya dalam bentuk kalimat
yang menunjukkan pada kalimat “tanaman itu tumbuh subur padahal dunia kering
karena tidak ada asupan air” maka makna referensial yang diacu pada gejala
bentuk ini adalah gejala kemarau.
2.3.5 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Proses
Bentuk makna referensial acuannya berbentuk sesuatu yang dijalani oleh
pengguna bahasa. Contohnya dalam bentuk kalimat yang menunjukkan adanya
bentuk makna referensial yang acuannya pada bentuk proses pada kata “bodoh”
maka acuan makna referensialnya pada bentuk proses merupakan kata yang
mengalami proses tidak mau bekerja dengan tekun.
2.3.6 Makna Referensial yang Mengacu pada Bentuk Sifat
Bentuk makna referensial acuannya mengarah pada sifat keadaan
seseorang tersebut. Contohnya dalam bentuk kalimat yang menunjukkan adanya
bentuk makna referensial yang acuannya pada bentuk sifat pada kalimat “dia
15
tanpa diminta untuk berbicara dia selalu berbicara”pada bentuk kalimat tersebut
menyebutkan adanya makna referensial pada bentuk sifat yang acuan makna
referensialnya adalah cerewet atau banyak bicara.
Dari beberapa teori yang sudah disampaikan oleh para ahli, teori yang
dipilih adalah teori yang disampaikan oleh Pateda, yang berpendapat ada beberapa
bentuk dari makna referensial yaitu: berbentuk benda, gejala, kenyataan,
peristiwa, proses, dan sifat. Dipilihnya teori ini karena bentuk-bentuk makna
referensial sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari sehingga tertarik untuk
menggunakan teori yang disampaikan oleh Pateda.
2.4 Pengertian Lirik Lagu
Lirik lagu adalah ekspesi seseorang tentang suatu hal yang dilihat,
didengar maupun yang dialaminya. Lirik lagu dalam setiap kata serta bahasa
menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik lagu yang dilakukan oleh
seorang pencipta lagu. Lirik lagu adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya
berisikan rangkaian kata-kata yang diciptakan oleh pengarang dan merupakan
salah satu ungkapan isi hati yang dicurahkan oleh pengarang. Biasanya lagu-lagu
yang ciptakan terinspirasi dari diri pencipta lagu itu sendiri yang dirasakan pada
masa lampau atau pengalaman orang lain yang menarik untuk dijadikan sebuah
lirik lagu yang indah. Inspirasi-inspirasi yang muncul akan tercipta sebuah lirik
lagu yang berisikan ungakapan perasaan, seperti marah, benci, sedih, cinta, dan
dendam. Lagu akan tercipta dari pengalaman-pengalaman yang sudah pernah
dirasakan oleh pencipta lagu tersebut. Ardiani dalam Wijaya (2011:1) menyatakan
16
lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang
berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian. Jadi, lirik sama
dengan puisi tetapi bedanya lagu disajikan dengan nyanyian yang termasuk dalam
genre sastra imajinatif. Setiap lagu memiliki tujuan tertentu yang ingin
disampaikan kepada pendengarnya.
2.5 Makna Rereferensial pada Kumpulan Lagu Karya Bimbo sebagai
Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar
yang disampaikan oleh guru harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini
agar mampu menggapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pada kurikulum 2013,
pembelajaran bahasa Indonesia lebih menekatkan kepada siswa agar mampu
menuangkan imajinasi secara kreatif dan kritis. Oleh sebab itu, dengan adanya
pembelajaran penggunaan bahasa Indonesia di sekolah menengah atas, peserta
didik diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik meggunakan tata bahasa
Indonesia yang baik secara lisan maupun secara tulisan.
Rahmanto (2005:27—31) menyatakan, pemilihan bahan ajar dilihat dari
beberapa aspek yaitu:aspek bahasa, psikologis, dan latar belakang budaya.
1. Aspek Bahasa
Pemilihan bahan ajar dalam penguasaan suatu bahasa sebenarnya tumbuh dan
dikembangkan melalui tahap-tahap yang nampak jelas pada setiap individu
yang bisa memastikan bahwa guru dapat memilih bahan ajar yang sesuai
dengan wawasan yang ilmiah. Misalnya memperhatikan segi ketatabahasaan
dan memperhitungkan kosakata baru yang telah dikuasai oleh peserta didik
17
agar pemilihan bahan ajar dapat sesuai dengan kemampuan peserta didik
tersebut.
2. Aspek Psikologis
Semua guru harus dapat memahami peserta didik sebelum menerangkan
bahan ajar yang telah ditentukan sebagai alternatif bahan ajar. Pada aspek ini
guru memahami tingkatan perkembangan psikologis anak-anak dengan
beberapa tahap psikologis yang terjadi pada peserta didik. Tahapan tersebut
diantaranya:
1. Tahap pengkhayalan (8—9 tahun) pada tahap ini imajinasi anak belum
banyak diisi hal-hal nyata tetapi masih penuh dengan berbagai macam
fantasi kekanakan.
2. Tahap romantik (10—12 tahun) pada tahap ini anak mulai meninggalkan
fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas.
3. Tahap realistik (13—16 tahun) pada tahap ini anak benar-benar sudah
terlepas dari dunia fantasi, dan sangat berminat pada realitas atau apa yang
benar-benar terjadi.
4. Tahap generalisasi (umur 16 tahun dan seterusnya) pada tahap ini anak
sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga
berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis
suatu fenomena.
3. Aspek Latar Belakang Budaya
Aspek ini merupakan istilah yang menunjukkan latar belakang dari peserta
didik karena biasanya peseta didik dapat tertarik dari pemilihan bahan ajar
18
yang sesuai dengan keadaan atau latar belakang budaya yang erat
hubungannya dengan kehidupan siswa tersebut.
Pada proses pembejalaran bahasa, alternatif pembelajaran akan dikaitkan
dengan proses pengembangan minat belajar bahasa untuk peserta didik, yang
diharapakan mampu mengembangkan pengetahuan dalam bentuk dan cara yang
dirancang oleh guru. Bahan ajar yang baik sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, karena dengan bahan ajar yang baik proses pembelajaran dapat
tersusun, terarah, dan terfokus. Alternatif bahan ajar akan disesuaikan dengan
kirukulum saat ini yang berlaku serta diatur dengan silabus yang diwujudkan
menjadi sarana atau pilihan bahan ajar bahasa yang ada di sekolah menengah atas.
Dalam program alternatif guru harus mampu memberikan arahan terhadap peserta
didik dapat terarah dan mudah memahami pembelajaran yang disampaikan dan
peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan nyaman dan tentunya dapat
menjadi tujuan dari rancangan pembelajaran di sekolah akan terwujud dengan
baik dan sesuai.
Penelitian ini berjudul “Makna Referensial pada Kumpulan Lagu Karya
Bimbo sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk makna referensial yang
ada di dalam kumpulan lagu karya Bimbo dan menentukan layak atau tidaknya
kumpulan lagu tersebut dijadikan sebagai aternatif bahan pembelajaran bahasa di
sekolah menengah atas.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Metode ini digunakan
bertujuan untuk menggambarkan, menjabarkan serta memaparkan bentuk analisis
makna referensial pada kumpulan lagu karya Bimbo ke dalam bentuk lirik lagu.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya.
3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat ditemukan. Arikunto
(2010:172) menyatakan “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kumpulan lagu karya Bimbo yang berupa lirik lagu. Kumpulan lagu tersebut
berjudul Anak Bertanya pada Bapaknya, Antara Kabul dan Beirut, Tante Sun,
Surat untuk Reagan dan Brezhnev, Tuhan, Citra, Sajadah Panjang, Ada Banyak
Cara, Bermata Tapi Tak Melihat, Kumis, Antara Bogor dan Cianjur, Kalpataru,
20
Adinda, Cinta, Salam Sayang, Romantika Hidup, Lembayung Semakin Ungu,
Terpikat, Cinta Kilat, Pacar, Calon Mertua, Pacarku Manis, Meringis Dan
Menangis, Pelabuhan Hati, Bunga Kenangan, Lembah Biru, Berdiri Di Atas
Jembatan Semanggi, Dunia Hitam, Cempaka Kuning, Akhir Dari Segalanya,
Elegy Buat PBB, Mawar Asuhan Rembulan, Rimbun Terlindung, Gile, Semalam
di Malaysia, Aisyah Adinda Kita, Selamat Datang Ramadhan, Dengan Puisi Aku,
Hujan di Polonia.
Semua judul lagu berjumlah 39. Lagu yang diteliti dari berbagai album
Bimbo tersebut diperoleh dengan mengunduh dari internet pada alamat web
http://m.ordeku.blogspot.co.id/2015/11/lirik/lagu/bimbo/html pada tanggal 16
Agustus 2017 kumpulan lagu dari berbagai album tersebut menjadi sumber data
dalam rancangan penelitian ini.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu proses dan metode, alat atau cara
untuk memperoleh informasi terhadap suatu yang diteliti. Arikunto (2010:203)
menyatakan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap dan mudah diolah. Peneliti merupakan perencana
data, pengumpul data, penafsir data, penganalisis data kemudian pelapor hasil dari
proses penelitian. Selain itu, menggunakan kartu data sebagai instrumen
tambahan, kartu data tersebut digunakan untuk mencatat data yang menunjukkan
sesuatu yang akan dianalisis berupa kata yang bermakna referensial dan pada
kumpulan lagu karya Bimbo yang berjumlah tiga puluh Sembilan lagu.
21
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian deskriptif kualitatif pada penelitian ini
menggunakan teknik pencatatan berupa kata-kata yang terdapat pada lirik lagu
yang mendukung menjadi sumber penelitian. Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap.
a. Mencari (Searching)
Proses utama dalam pengumpulan data adalah pencarian. Pencarian
dilakukan untuk menemukan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Proses pencarian dilakukan melalui beberapa cara
menggunakan mesin pencarian internal dam eksternal. Mesin pencarian
internal adalah mesin pencarian yang disediakan dalam situs web
http://m.ordeku.blogspot.co.id/2015/11/lirik/lagu/bimbo/html.
Pencarian dengan cara ini dilakukan dengan menuliskan beberapa kata
kunci terkait masalah. Mesin pencarian eksternal adalah mesin pencarian
di internet yang cakupannya lebih luas seperti google, bing, dan yahoo.
Pada proses pencarian ini kata kunci dituliskan dengan diakhiri dengan
penulisan blogspot, kemudian hasil pencarian disaring berdasarkan alamat
situs blogspot.
b. Mengunduh (Download)
Tulisan-tulisan yang telah ditemukan dalam proses pencarian kemudian
diunduh. Pengunduhan dilakukan untuk mendokumentasikan sehingga
proses analisis data menjadi lebih mudah.
22
3.5 Rencana Pengujian Data
Data yang dikumpulkan akan diuji keabsahannya, proses pengujian data
terkait pada teori-teori makna referensial yang telah dipaparkan dan dijelaskan
pada bagian kajian teori. Selanjutnya data tersebut akan divalidasi oleh
pembimbing dalam proses penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara pendeskripsian bagian-
bagian yang ditentukan dalam penelitian. Analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dimulai dengan cara mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi suatu unit yang dapat dikelola. Langkah-langkah analisis datanya sebagai
berikut.
1. Menentukan makna referensial pada kumpulan lagu karya Bimbo.
2. Pengklasifikasi data yang termasuk dalam makna referensial yang ada pada
lirik lagu ciptaan Bimbo. Klasifikasi dipermudah dengan penggunaan kode
saat pencatatan. Bentuk rumusan kode yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Kode petunjuk yang digunakan untuk merujuk teks seperti makna
referensil benda dengan kode huruf (MRB), makna referensial
peristiwa dengan kode huruf (MRP), makna referensial gejala dengan
kode huruf (MRG), makna referensial kenyataan degan kode huruf
(MRK), makna referensial proses dengan kode huruf (MRP), makna
referensial sifat dengan kode huruf (MRS).
23
b. Kode untuk judul lagu diambil dari huruf awal pada setiap kata yang
ditulis menggunakan huruf kapital.
TABEL 1
DAFTAR PENGODEAN JUDUL LAGU
No Judul lagu Kode
1 Anak Bertanya pada Bapaknya ABpB
2 Antara Kabul dan Beirut AKdB
3 Tante Sun TS
4 Surat Untuk Reagan dan Brezhnev SuRdB
5 Tuhan Thn
6 Citra Ctr
7 Sajadah Panjang SP
8 Dengan Puisi, Aku DPA
9 Mawar Asuhan Rembulan MAR
10 Hujan di Polandia HdP
11 Ada Banyak Cara ABC
12 Rimbun Terlindung RT
13 Gile Gl
14 Bermata Tapi Tak Melihat BTTM
15 Aisyah Adinda Kita AAK
16 Kumis Kms
17 Antara Bogor dan Cianjur ABdC
18 Kalpataru Kpr
19 Adinda Add
20 Cinta Cnt
21 Salam Sayang SS
22 Romantika Hidup RH
24
23 Lembayung Semakin Ungu LSU
24 Terpikat Tpk
25 Cinta Kilat CK
26 Pacar Pcr
27 Calon Mertua CM
28 Pacarku Manis PM
29 Meringis dan Menangis MdM
30 Pelabuhan Hati PH
31 Bunga Kenangan BK
32 Lembah Biru LB
33 Berdiri di Atas Jembatan Semanggi BdAJS
34 Dunia Hitam DH
35 Cempaka Kuning CKn
36 Akhir Dari Segalanya ADS
37 Elegy Buat PBB EBP
38 Semalam di Malaysia SdM
39 Selamat Datang Ramadhan SDR
c. Kode petunjuk pada bait lagu digunakan kode, I, II, III, VI dan
seterusnya;
d. Kode petunjuk untuk baris pada lagu digunakan kode 1, 2, 3, 4 dan
seterusnya;
Misalnya: MRB/ABpB/II/1 artinya bentuk makna referensial yang mengacu pada
bentuk makna referensial benda terdapat pada judul lagu “Anak Bertanya pada
Bapaknya” terdapat pada bait kedua baris pertama.
25
3. Menghubungkan makna referensial pada kumpulan lagu karya Bimbo, lalu
menentukan layak atau tidaknya dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di
sekolah menengah atas sesuai dengan standar isi kurikulum 2013.
4. Menyimpulkan makna referensial yang relevan terkait pemahaman makna
untuk dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di sekolah menengah atas dan
disesuaikan dengan kriteria bahan ajar.
DAFTAR RUJUKAN
Admin.2010. Kumpulan Lirik Lagu Bimbo – Profil Bimbo. (Daring). Tersedia.
http://m.ordeku.blogspot.co.id/2015/11/lirik/lagu/bimbo/html.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chaer , Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajsudarma, Fatimah. 2009. Semantik 1. Bandung : Refika Aditama.
Djajsudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2. Bandung: Refika Cipta.
Martinet, Jeanne. 2010. Semiologi.Yogyakarta: Jalasutra
Muhadjir. 2014. Semantik dan Pragmatik. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Ningsih, D. R., Rusminto, N. E., & Karomani, K. (2014). TEKS, KONTEKS,
DAN KOGNISI SOSIAL WACANA BERTEMA PENDIDIKAN DALAM
KOMPASIANA DAN IMPLIKASINYA. J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya), 2(1).
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Rineka Cipta.
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Purnomo, Lukman. 2011. Pengantar Tekas Lagu. (Daring) tersedia:
http://lukmanpurnomo.blogspot.com/2011/07/pengertian-teks-lagu.html.
(19 Juli 2017)
Rahmanto, B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sudaryat, Yayat. 2008. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.
Suhardi. 2015. Dasar-dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sudirman. 2009. Semantik Bahasa Indonesia. Lampung: AKASA Solution.