SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK...

88
ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan sebagai bagian dari syarat-syarat untuk mencapai kebulatan studi program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Oleh : EBEN EZER M. TAMPUBOLON NIM. A1B1 06095 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM 2011

Transcript of SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK...

Page 1: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL

TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN;

STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009

SKRIPSI

Diajukan sebagai bagian dari syarat-syarat untuk mencapai

kebulatan studi program strata satu (S1) pada

Fakultas Ekonomi Universitas Mataram

Oleh :

EBEN EZER M. TAMPUBOLON

NIM. A1B1 06095

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MATARAM

2011

Page 2: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

Judul Skripsi : ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL

TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK

PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO)

WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009

Nama Mahasiswa : EBEN EZER M. TAMPUBOLON

Nomor Mahasiswa : A1B1 06095

Jurusan : MANAJEMEN KEUANGAN

Skripsi ini telah diterima sebagai suatu kebulatan studi

Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Universitas Mataram

Mataram, Pebruari 2011

Dekan, Ketua Program

Prof. Drs. H. Thatok Asmony, MBA, DBA Drs. Surati, M.Si

NIP: 19600617 1989031 1 001 NIP : 19621231 199001 1 001

Judul Skripsi : ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL

Page 3: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK

PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO)

WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009

Nama Mahasiswa : EBEN EZER M. TAMPUBOLON

Nomor Mahasiswa : A1B1 06095

Jurusan : MANAJEMEN KEUANGAN

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Sarifudin Serip, MM Embun Suryani, SE., M.Si

NIP: 19611117 198903 1 004 NIP: 1974 1203 2000032 001

Tanggal Lulus : 16 Pebruari 2011

Judul Skripsi : ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL

Page 4: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK

PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO)

WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009

Nama Mahasiswa : EBEN EZER M. TAMPUBOLON

Nomor Mahasiswa : A1B1 06095

Jurusan : MANAJEMEN KEUANGAN

Naskah Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang ujian

Tanggal 16 Pebruari 2011

Tim Penguji :

1. Drs. Sarifudin Serip, MM Ketua :...............

NIP : 19611117 198903 1 004

2. Embun Suryani, SE., M.Si Anggota I :...............

NIP: 19741203 200003 2 001

3. Lalu Muhammad Furkan, SE., MM Anggota II :...............

NIP: 19781022 200604 1 001

Page 5: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………… ii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………...………….. vii

ABSTRAK………………………………………………………………… viii

ABSTRACT……………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………….....…….…........................… 1

1.2. Identifikasi Masalah.………..…………............……...… 7

1.3. Pokok Permasalahan...........….....…...……..…………... 8

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu............................................................ 10

2.2. Landasan Teori.....................................................................13

2.2.1.Tarif Listrik PT. PLN (Persero).................................. 13

2.2.2.Metode Penentuan Harga........................................ 15

2.2.3.Tujuan Penetapan Harga....................…………......... 20

2.2.4.Harga Pokok Penjualan .........…………................... 21

2.3. Kerangka Konseptual........................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian................................................................... 26

3.2. Lokasi Penelitian.............................................................. 26

3.3. Metode Pengumpulan Data....……................…...……... 27

Page 6: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

iii

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data...............…...……... 27

3.5. Jenis dan Sumber Data....……................…...…….......... 28

3.6. Identifikasi Variabel...............…..........................…….... 28

3.7. Defenisi Operasional Variabel...............…...……............ 29

3.8. Prosedur Analisis Data..................................…...……... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi PT. PLN Persero NTB.....................................… 32

4.2. Komponen Biaya Pembentukan Harga Pokok Penjualan

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB....................…...... 39

4.3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB................................................................... 55

4.4. Penentuan Varians Harga Jual dan Harga Pokok

Penjualan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB........... 58

4.5. Interpretasi..................................…................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan……………………............................….….... 62

5.2. Saran……………………….………….……….………… 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Kerugian PT PLN (Persero) Wilayah NTB

pada Periode 2004-2008……………………….………….……... 5

Tabel 2. Jumlah Daya Tersambung pada PT PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2004-2008……………………….………….……............... 5

Tabel 3. Golongan Tarif Listrik Tahun 2008……………............................. 14

Tabel 4. Jumlah Pelanggan dan Pembangkit pada PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB Tahun 2008……………………….………….……. 34

Tabel 5. Jumlah Daya Terpasang dan Daya Mampu Setiap Cabang pada

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2008. …………………... 38

Tabel 6. Kuantitas dan Nilai Biaya Bahan Bakar pada PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB Tahun 2007-2009……………………….………….. 39

Tabel 7. Biaya Gaji Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-

2009……………………….………….……..................................... 42

Tabel 8. Biaya Administrasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2007-2009……………………….…...................................... 44

Tabel 9. Biaya Pemeliharaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2007-2009. ……………………….………….……............... 47

Tabel 10. Biaya Penyusutan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2007-2009. ……………………….……............................... 50

Tabel 11. Rincian Nilai Aktiva Tetap PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2007-2009……………………….………............................. 52

Tabel 12. Biaya Lainnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2007-2009. ……………………….………….……............... 54

Page 8: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

v

Tabel 13. Biaya Produksi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Periode

2007-2009……………………….………….……............................. 55

Tabel 14. Biaya Produksi Per KWH pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Periode 2007-2009……………………….………….……................ 56

Tabel 15. Proporsi Biaya Produksi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Periode

2007-2009……………………….………….……........................... 57

Tabel 16. Varians Harga Jual dengan Harga Pokok Produksi per KWH pada

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009…………….... 59

Page 9: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB......... 36

Page 10: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Data Tahunan Rincian Aktiva tetap Per Fungsi, Ikthisar Beban Usaha,

Pemakaian Bahan Bakar dan Minyak Pelumas PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun

2007 s.d 2009

Page 11: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

viii

ABSTRAK

Perusahaan listrik negara merupakan salah satu perusahaan milik negara yang

bekerja pada sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak dan memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam bidang jasa (pasal 2 ayat 1 huruf c UU Nomor 19

Tahun 2003). PT PLN (Persero) memproduksi tenaga listrik setiap tahunnya

mengupayakan efisiensi dengan memproduksi produk dengan biaya yang lebih rendah.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis harga pokok

produksi per KWH listrik yang dihasilkan oleh PT PLN (Persero) sebagai batas

terendah dalam penetapan harga jual dan varians harga aktual dengan harga atas dasar

harga pokok produksi, dengan periode waktu tahun 2007 sampai tahun 2009.

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode pengumpulan data studi kasus.

Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Jenis Data yang

dibutuhkan adalah data kuantitatif sedangkan sumber datanya adalah data primer

dimana seluruhnya bersumber dari PT PLN (Persero) Wilayah NTB baik sifatnya telah

dipublikasikan atau peroleh langsung melalui wawancara.

Hasil analisa deskriptif diketahui bahwa berdasarkan hasil perhitungan yang

dilakukan dengan melakukan akumulasi seluruh biaya produksi yang dikeluarkan PT

PLN (Persero) Wilayah NTB diperoleh rata-rata harga pokok produksi per KWH

periode 2007 – 2009 sebesar Rp. 2.465,85, sedangkan rata-rata harga jual per KWH

periode 2007 – 2009 yang ditetapkan sangat rendah yaitu sebesar Rp. 641,61. Tarif

yang ditentukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah NTB mempunyai varians negatif yang

tinggi dengan HPP per KWH. hal ini dapat dilihat dari proporsi tarif dengan HPP per

KWH tidak lebih dari 30 % (tepatnya pada periode 2007-2009 sebesar 26,83%), berarti

setiap KWH terdapat kandungan kerugian lebih dari 70 %.

Saran dalam penelitian ini adalah agar manajemen PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB perlu melakukan upaya secara terus menerus untuk melakukan efisiensi

sangat diperlukan, terutama pada pengurangan biaya bahan bakar dengan cara mencari

alternatif bahan bakar, termasuk melakukan investasi pada mesin yang beralih

menggunakan bahan bakar yang lebih murah. Efisiensi dapat juga dilakukan dengan

menerapkan manajemen keuangan berupa penghapusan aktiva tetap yang tidak

digunakan, sehingga dapat dikurangi biaya pemeliharaan dan pembebanan biaya

penyusutan. Efisiensi dapat juga dilakukan dengan cara melakukan efisiensi pada

ketenagakerjaan, sehingga gaji dan pengeluaran lainnya dapat diminimalkan.

Page 12: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

ix

ABSTRACT

State electricity company is one of the state-owned company that works on sectors

that are fundamental for the lot and provide services to the public in the field of services

(Article 2 paragraph 1 letter c Act No. 19 of 2003). PT PLN (Persero) producing

electricity every year to seek efficiency by producing products with lower costs.

The object of this study is to investigate and analyze the cost of production per

KWH of electricity generated by PT PLN (Persero) as the lowest limit in determining

the selling price and the actual price with the price variance on the basis of cost of

production, within the time period from 2007 to 2009.

This is a descriptive research using case study method as the method of collecting

the data. The techniques of data collection conducted are interviews and documentation.

The type of data needed is quantitative, sourced from PT PLN (Persero) Region NTB as

primary data, of which have been published or obtained directly through interviews.

From the descriptive analysis applied, based on the calculations performed by the

accumulation of all production costs incurred by PT PLN (Persero) Region NTB, it is

found that the average production cost per KWH period from 2007 to 2009 is Rp.

2465.85, while the average selling price per KWH period from 2007 to 2009 is set low,

Rp. 641.61. Rates determined by PT PLN (Persero) Region NTB has a high negative

variance with HPP per KWH. This can be viewed from the proportion of HPP per KWH

rate with no more than 30% (26.83% for exact), which means any KWH contained

contributes more than 70% loss.

Suggestions in this study is that the management of PT. PLN (Persero) Region

NTB needs to make continuous efforts to make efficiency is needed, particularly on

reducing fuel costs by finding alternative fuels, including investing in machines that

switched to using the cheaper fuel. Efficiency can also be done by implementing the

financial management of the elimination of fixed assets that are not used, so it can be

reduced maintenance costs and depreciation expense charges. Efficiency can also be

done by pursuing efficiency in labor, so that salaries and other expenditures can be

minimized.

Page 13: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsep efisiensi dan efektivitas telah menjadi bagian setiap organisasi, karena

akan dapat mencapai tujuan organisasi yang lebih baik dan sisi lain memperhatikan

rendah biaya (cost less). Organisasi akan selalu berupaya dalam memberikan

perbaikan pada setiap aspek, baik aspek produksi, keuangan ataupun aspek lainnya.

Organisasi tersebut dalam berbagai bidang usaha dan badan hukum, termasuk

organisasi publik ataupun perusahaan milik negara (BUMN) yang bekerja pada sektor

yang menguasai hajat hidup orang banyak (pasal 2 ayat 1 huruf c UU RI No. 19

Tahun 2003 tentang BUMN).

Dalam pengelolaannya, BUMN juga perlu menerapkan kerja yang efektif dan

efisien pada setiap fungsinya, karena tujuan pembentukannya juga untuk

menghasilkan aliran kas positif pada negara (APBN). Adapun jika BUMN tersebut

mengalami kerugian, maka diupayakan kerugian yang dimiliki mengalami penurunan

sejalan dengan waktu, sehingga subsidi negara menurun. Berikut peran BUMN sesuai

dengan pasal 2 UU No. 19 Tahun 2003 secara rinci :

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

b. Mengejar keuntungan;

c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat

hidup orang banyak;

d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;

Page 14: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

2

e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Berdasarkan peran dari BUMN di atas, maka pengelolaan bisnis yang

berlandaskan pada upaya untuk meningkatkan aliran kas masuk dan meminimalkan

kas keluar menjadi sangat perlu diperhatikan dengan tetap mempertimbangkan peran

sosialnya. Untuk itu, kegiatan efisiensi dalam produksi dan kegiatan lainnya sangat

perlu dilakukan, karena secara otomatis dengan semakin baiknya pelaksanaan

kegiatan tersebut akan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas pada

masyarakat.

Perlu juga diperhatikan bahwa dalam undang-undang tersebut memberikan

penegasan sebagai perintis dalam pelaksanaan kegiatan yang belum dapat dilakukan

oleh pihak swasta dan koperasi. Pada kondisi yang demikian, berarti ada dua

pemikiran bahwa BUMN muncul sebagai perintis, karena mempunyai kemampuan

kerja yang tinggi atau adanya konsep subsidi dari negara yang dapat memberikan

jaminan bahwa proses kerja BUMN akan dapat terus berjalan dengan baik, sehingga

pelayanan yang diberikan pada masyarakat semakin berkualitas. Satu sisi, manajemen

BUMN dalam menyikapi fungsi tersebut, secara internal sangat perlu untuk selalu

melakukan perbaikan, baik pada fungsi produksi dan fungsi lainnya.

Kegiatan produksi akan dapat dinyatakan berjalan dengan lebih efisien dan

efektif, jika berjalan dengan waktu mampu memproduksi produk dengan biaya yang

lebih rendah. Biaya untuk memproduksi produk dikenal dengan harga pokok

produksi, terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

Page 15: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

3

(Hanafi dan Halim, 2003:99). Produk yang dihasilkan tentunya memenuhi standar

kualitas yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Harga pokok produksi tersebut dengan memperhatikan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan produk dengan harga pokok penjualan per unit yang

lebih rendah, bukan dengan memperhatikan nilai totalnya. Untuk perusahaan jasa,

berhubungan dengan harga pokok penjualan untuk setiap jasa yang diterima oleh

konsumen. Misalnya untuk jasa perbaikan dapat dilihat dari jam kerja dan sejenisnya,

karena semakin rendah jam kerjanya yang digunakan akan merekapitulasi berbagai

biaya produksi yang lebih rendah.

Kemampuan dalam menekan biaya produksi akan mengarah pada banyak

aspek, di antaranya adalah kemampuan menetapkan harga bersaing atau dapat

diperoleh laba sesuai dengan perencanaan. Laba yang meningkat dapat digunakan

untuk investasi kembali, sehingga selalu terjadi perbaikan internal organisasi.

Berbeda dengan organisasi yang selalu mengalami peningkatan harga pokok

penjualan, kemampuannya dalam menetapkan harga lebih rendah dari pesaing,

bahkan nilai penjualan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya produksinya.

Cravens (1996:53) menyatakan bahwa biaya produksi dan distribusi suatu

produk menetapkan batas bawah pada keputusan penetapan harga. Harga yang akan

ditetapkan tergantung pada keputusan nilai laba yang diperoleh atau dikenal dengan

nilai mark up yang akan ditentukan. Konsep perolehan laba yang terlalu besar dapat

saja mendapatkan kritik dari masyarakat, jika produk tersebut mempunyai sifat sosial.

Misalnya kasus pada Burroughs-Wellcome yang menghasilkan produk obat AZT

Page 16: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

4

untuk para penderita AIDS (memperpanjang umur penderita AIDS). Harga yang

ditetapkan sebesar $8.000, sehingga diestimasikan penjualan setiap tahun sebesar $1

miliar pada tahun 1992. keuntungan yang diperoleh cukup tinggi yang dibagikan pada

pemegang saham, di mana salah satu pemegang saham atau pemilik perusahaan

adalah organisasi sosial. Kritikan atas harga tersebut menyebabkan terjadinya

pemotongan harga sebesar 20 persen pada periode selanjutnya.

Perusahaan yang mempunyai hak monopoli atau produk yang telah ditetapkan

harganya atas dasar keputusan pemerintah, karena menguasai hajat hidup orang

banyak juga perlu berproduksi dengan harga pokok penjualan yang lebih rendah.

Kemampuan dalam memperoleh aliran kas masuk yang lebih tinggi dibandingkan

dengan biaya yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai pembiayaan untuk melakukan

perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan.

Perusahaan milik negara dengan badan hukum persero yang masih terus

mengupayakan efisiensi dalam berproduksi adalah PT. PLN (Persero) di seluruh

wilayah pelayanan di Indonesia. Diindikasikan PT. PLN (Persero) menderita

kerugian, yang menunjukkan bahwa nilai penjualan yang diperoleh jauh lebih rendah

dari harga pokok penjualannya. Perusahaan ini dapat bertahan, karena mendapatkan

subsidi yang terus menerus dari pemerintah. Salah satu cabang wilayah yang selalu

menderita kerugian adalah Cabang Nusa Tenggara Barat. Informasi kerugian PT PLN

(Persero) Wilayah NTB ditampilkan pada Tabel 1.

Page 17: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

5

Tabel 1. Perkembangan Kerugian PT PLN (Persero) Wilayah NTB pada Periode

2004-2008

Tahun Rugi Bersih (Rp) Perkembangan (%)

2004 184.560.891.666

2005 308.936.305.409 67,39

2006 613.468.770.211 98,57

2007 1.106.993.011.694 80,45

2008 721.480.233.698 -34,83

Rata-rata 587.087.842.536 52,90

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi bahwa PT PLN (Persero) Wilayah

NTB memperoleh kerugian rata-rata per tahun sebesar Rp.587.087.842.536 dengan

kecenderungan peningkatan sebesar 52,90 persen. Peningkatan ini menunjukkan

terjadinya peningkatan biaya produksi yang lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan penjualan. Dapat dinyatakan bahwa semakin besar produksi yang

dilakukan ternyata menghasilkan nilai tambah yang lebih rendah dari peningkatan

biaya. Dinyatakan demikian, karena jumlah pelanggan semakin tinggi, begitu juga

dengan daya yang terpakai, bahkan telah berproduksi pada kapasitas penuh. Informasi

daya tersambung ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Daya Tersambung pada PT PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun

2004-2008

Tahun Jumlah Daya Tersambung (KVA) Perkembangan (%)

2004 257.908,80

2005 275.566,48 6,85

2006 287.826,17 4,45

2007 302.611,36 5,14

2008 324.286,18 7,16

Rata-rata 289.639,80 5,90

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Page 18: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

6

Jumlah daya tersambung mengalami peningkatan pada setiap tahun dengan

peningkatan 5,90 persen. Artinya produksi mengalami peningkatan pada setiap tahun,

berarti kapasitas produksi mengalami peningkatan. Secara teoritis, pada peningkatan

kapasitas produksi beban tetap yang dibayar untuk setiap unit produksi mengalami

penurunan, sehingga biaya produksi per unitnya mengalami penurunan.

Fakta yang ada bahwa terjadi peningkatan biaya operasional pada peningkatan

daya terjual dengan peningkatan yang lebih besar dari peningkatan penjualan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat terjadi, inefisiensi dalam berproduksi yang

meningkat pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB atau dapat juga akibat harga

komponen yang digunakan untuk berproduksi mengalami peningkatan. Misalnya

harga bahan bakar solar, pemeliharaan yang semakin tinggi akibat umur ekonomis

mesin yang mendekati habis pakai atau variabel lain yang akan ditemukan dalam riset

ini.

Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa faktor yang menjadi perhatian

berupa harga jual dan produksi. Harga jual yang ditetapkan berbeda pada setiap jenis

konsumen yang dilayani (konsep subsidi silang), di mana peningkatannya lebih

banyak untuk konsumen rumah tangga. Pada tahun 2008 jumlah pelanggan rumah

tangga sebanyak 331.749 pelanggan dari total pelanggan sebanyak 361.874

pelanggan (91,68 persen).

Kondisi di atas dapat saja sebagai penyebab terjadinya kerugian pada PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB, karena lebih banyak pelanggan rumah tangga dengan

tarif yang jauh lebih rendah dari tarif atas dasar biaya operasional. Lebih jelasnya hal

Page 19: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

7

ini perlu dilakukan analisis yang mendalam mengenai perhitungan antara tarif atas

dasar biaya operasional dengan tarif pada setiap pelanggan, sehingga dapat diketahui

pelanggan yang memberikan kontribusi kerugian dan sisi lain yang kemungkinan

akan memberikan perolehan laba.

1.2. Identifikasi Masalah

Analisis kesesuaian tarif aktual dengan tarif atas dasar harga pokok dilakukan

pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, karena adanya permasalahan berikut ini :

a. PT. PLN (Persero) Wilayah NTB secara terus menerus mengalami kerugian,

dengan kecenderungan peningkatan yang cukup tinggi.

b. Pada kapasitas produksi yang semakin meningkat, terlihat dari jumlah daya

terpasang bukan menyebabkan kerugian semakin menurun, tetapi sebaliknya.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesesuaian dengan fakta umum

yang ada, bahwa perusahaan dalam kapasitas produksi yang semakin tinggi,

maka biaya per unitnya semakin turun. Hal tersebut disebabkan biaya tetap

yang dikeluarkan dapat dibebankan pada jumlah produk yang semakin

banyak. Terlebih dalam bisnis PT. PLN (Persero) Wilayah NTB terdapat

biaya tetap yang harus dibayar oleh konsumen, maka semakin banyak

konsumen yang dilayani akan menyebabkan kerugian semakin rendah. Fakta

ini menunjukkan perlunya kajian yang mendalam atas harga pokok penjualan

sebagai penentuan tarif dengan tarif aktual yang ada.

Page 20: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

8

Dalam identifikasi masalah ini perlu juga dibatasi periode kajian, yaitu tiga

tahun terakhir, dengan asumsi data yang dibutuhkan telah tersedia sebagai

dokumentasi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB. Kajian lebih lanjut ditemukan

bahwa periode kajian adalah 2007-2009, sedangkan data periode 2010 belum

tersedia.

1.3. Pokok Permasalahan

Permasalahan yang diajukan adalah :

a. Berapa harga pokok penjualan per KWH listrik yang dihasilkan oleh PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB sebagai batas terendah dalam penetapan harga jual

listrik?

b. Berapakah varians pada setiap pelanggan dan per jenis pemakaian daya antara

harga aktual dengan harga atas dasar harga pokok penjualan?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini berupa :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis harga pokok penjualan per Kwh listrik

yang dihasilkan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB sebagai batas terendah

dalam penetapan harga jual listrik.

b. Untuk mengetahui varians pada setiap pelanggan dan per jenis pemakaian

daya antara harga aktual dengan harga atas dasar harga pokok penjualan.

Page 21: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

9

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan adalah :

a. Secara akademis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kebulatan studi

sarjana strata satu (S-1) pada Program Ektensi Fakultas Ekonomi Universitas

Mataram.

b. Secara teoritis untuk memperdalam kemampuan dalam analisis laporan

keuangan, terutama laporan laba rugi terkait dengan pos harga pokok

penjualan pada perusahaan listrik milik negara (PT. Persero PLN).

c. Secara praktis untuk memberikan informasi bagi masyarakat mengenai tarif

yang dibayarkan untuk kebutuhan listriknya dibandingkan dengan tarif atas

dasar harga pokok penjualan serta memberikan masukan bagi organisasi

terkait dalam upaya pengelolaan biaya untuk mewujudkan efisiensi.

Page 22: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Herlina (2004) dengan penelitian berjudul “Analisis Diskriminasi Harga dan

Produksi Per KWH serta Dampaknya Terhadap Kerugian pada PT. PLN (Persero)

Wilayah XI Cabang Mataram NTB”. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui

implikasi diskriminasi harga dan produksi per KWH terhadap kerugian yang dialami

oleh PT. PLN (Persero) dan untuk mengetahui segemen manakah yang memberikan

dampak paling besar terhadap total kerugian yang dialami oleh PT. PLN (Persero)

Wilayah XI Cabang Mataram NTB.

Analisis yang digunakan dengan perhitungan laba rugi pada setiap segmen

dan laba rugi total yang diperoleh PT. PLN (Persero) Wilayah XI Cabang Mataram

NTB. Analisis dilanjutkan dengan per hitungan biaya produksi per KWH dan harga

jual per KWH, sehingga dapat diperoleh kerugian per Kwh dan dilakukan analisis

kontribusi kerugian per segmen terhadap kerugian total. Temuan yang diperoleh

adalah produksi PT. PLN (Persero) Wilayah XI Cabang Mataram NTB pada setiap

tahun mengalami peningkatan dan ditetapkan harga atas dasar deskriminasi.

Pemberian kontribusi kerugian tertinggi disebabkan dari segmen rumah tangga.

Komponen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, tenaga kerja dan

BOP (biaya overhead pabrik). Komponen dari BOP adalah penyusutan aktiva yang

digunakan, sehingga dapat ditampilkan penelitian terdahulu yang meneliti mengenai

Page 23: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

11

penilaian aktiva tetap tersebut. Nuzuliyanti (2009) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Penilaian Akuntansi Aktiva Tetap dan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (PDP)

pada Laporan Keuangan di PT. PLN (Persero) APJ Malang”. Tujuan yang

dirumuskan adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas aktiva tetap dan

pekerjaan dalam pelaksanaan, karena kesalahan dalam perlakuannya akan

memberikan pelaporan keuangan yang berbeda dalam organisasi. Akhirnya

berdampak pada kesalahan dalam analisis keuangan serta keputusan yang diambil.

Hasil penelitian yang ditemukan adalah nilai aktiva yang dimasukkan terlalu

rendah, sehingga nilai penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi juga

terllau rendah. Hal ini memberikan informasi laba rugi yang kurang tepat, karena

penyusutan sebagai biaya, jika terlalu rendah menyebabkan laba atau rugi yang

diperoleh tidak menunjukkan nilai sebenarnya. Aspek penting lain yang terjadi pada

PT. PLN (Persero) APJ Malang adalah banyaknya aktiva tetap yang tidak

berproduksi tetap diakui sebagai aktiva, sehingga dibebankan biaya penyusutan yang

semestinya dapat dihindari. Diusulkan untuk melakukan penjualan, penghapusan atau

kegiatan lainnya, sehingga hanya aktiva yang berproduksi saja yang ada dalam

laporan neraca.

Perhitungan laba rugi dalam suatu bisnis pada dasarnya melakukan

perhitungan selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila biaya mampu dikendalikan,

maka akan menghasilkan selisih pendapatan dengan biaya yang lebih tinggi atau

setidaknya dalam bisnis PT. PLN (Persero) dapat mengurangi kerugian. Koko (2005)

melakukan analisis dengan kajian berjudul “Perumusan Kebijakan Pengaturan Kas

Page 24: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

12

Melalui Penyusunan Laporan Arus Kas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB”.

Permasalahan yang diajukan adalah rumusan kebijakan minimalisasi aliran kas

bagaimanakah yang harus dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB untuk

mengurangi defisit kas yang terjadi.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis aliran kas, dengan

mengidentifikasi kas keluar dan kas masuk. Temuan yang diperoleh adalah :

a. Aliran kas kegiatan operasional pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

menunjukkan terjadinya kas keluar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

operasional bukan memberikan masukan, tetapi mengurangi pemilikan

organisasi. Upaya minimalisasi biaya sangat perlu dilakukan, melalui kegiatan

efisiensi pelaksanaan produksi. Satu sisi diperlukan pula kegiatan

pembelanjaan yang tepat, misalnya dapat melakukan analisis valas yang tepat,

sehingga tidak muncul sebagai beban, tetapi sebagai pendapatan.

b. Minimalisasi pengeluaran juga dapat dilakukan melalui analisis yang tepat

dalam penggunaan sumber modal, sehingga terjadi beban biaya modal yang

rendah. Tegasnya, seluruh aspek pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB perlu

melakukan evaluasi kerja, sehingga terjadi aliran kas total yang seminimal

mungkin.

Setiap penelitian mempunyai kajian sendiri, sehingga mempunyai spesifikasi

sendiri yang membedakannya. Penelitian yang akan dilakukan fokus pada

perhitungan tarif atas harga pokok penjualan yang dibandingkan dengan tarif yang

dikenakan pada masing-masing pelanggan.

Page 25: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

13

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Tarif Listrik PT. PLN (Persero)

Tarif atau harga merupakan “jumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya” (Swastha,

2000:147). Harga atau tarif untuk kajian ini adalah nilai yang dikorbankan oleh

konsumen untuk mendapatkan produk berupa listrik. Listrik sebagai bentuk produk

yang dibutuhkan oleh masyarakat umum, maka sifatnya adalah menguasai hajat hidup

orang banyak, sehingga perlu dikelola oleh negara. Pada tahun 2009 terdapat 37 jenis

tarif, di mana pada tahun 2010 diupayakan untuk dipangkas hanya menjadi 21 jenis

tarif. Ragam kelompok ini dibebankan tarif yang berbeda-beda dengan konsep

kemampuan, keadilan serta upaya memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pemangkasan jenis tarif tersebut ditujukan untuk memberikan kelompok tarif

tertentu agar kelompok tarif rendah atau terlalu rendah dapat diperkecil. PT. PLN

(Persero) yang berada pada wilayah tertentu dengan bahan bakar solar akan

menanggung biaya operasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain yang

menggunakan batu bara. Salah satu wilayah yang menghadapi permasalahan tersebut

adalah PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Pada wilayah tertentu permasalahan yang dihadapi semakin berat, khususnya

pada wilayah dengan penggunaan listrik yang rendah dan masyarakat hidup

berkelompok menyebabkan pendirian dan pengelolaan listrik menjadi sangat mahal.

Misalnya untuk wilayah NTT, dibebankan biaya tetap yang tergolong sangat tinggi,

Page 26: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

14

sehingga biaya produksi untuk menghasilkan per KWH sebesar Rp.3.900.000 (PT.

PLN, 2009).

Pada tahun 2008 jenis tarif yang ada digolongkan sebagai berikut.

Tabel 3. Golongan Tarif Listrik Tahun 2008

No. Golongan Tarif

1. Sosial

a. S-1/220 VA e. S-2/2200 VA

b. S-2/450 VA f. S-2/>2.200 VA-200 kVA

c. S-2/900 VA g. S-3/>200 kVA

d. S-2/1300 VA

2. Rumah Tangga

a. R-1 s/d 450 VA e. R-2/>2.200 VA s/d 6.600 VA

b. R-1/900 VA f. R-3/dihitung R-1/>6.600 VA

c. R-1/1300 VA g. R-3/dihitung R-2/26.600 VA

d. R-1/2200 VA h. R-3/R-3 (murni)/>6.600 VA

3. Bisnis

a. B-1/s/d 450 VA

b. B-1/900 VA

c. B-1/1300 VA

d. B-1/2200 VA

e. B-2>2.200 VA s/d 200 kVA

f. B-3/>200 kVA

4. Industri

a. I-1/s/d 450 VA e. I-2/>2.200 VA s/d 14 kVA

b. I-1/900 VA f. I-2/>14 kVA s/d 200 kVA

c. I-1/1300 VA g. 1-3/> 200 kVA

d. I-1/2200 VA h. I-4/>30.000 kVA

5. Publik

a. P-1/s/d 450 VA e. P-1/>2.200 VA s/d 200 kVA

b. P-1/900 VA f. P-2/>200 kVA

c. P-1/1300 VA g. P-3

6. Multiguna

a. Transaksi/>200 kVA

b. Curah/>200 kVA

c. Murni

d. M TS/PS

e. M P2TL/PJU Ilegal (SPH)

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Page 27: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

15

Berbagai tarif di atas ditetapkan atas dasar perundangan yang jelas, di mana

setiap bentuk tarif mempunyai nilai sendiri. Penelitian ini diperlukan untuk

memberikan informasi variasi tarif atas dasar harga pokok penjualan dengan nilai

yang ditetapkan. Terdapat banyak ragam kelompok tarif, pada tahun 2010 diupayakan

untuk menjadi 21 jenis tarif. Dilihat dari hal ini berarti kondisi tarif tersebut akan

berulang dengan tarif yang berlaku pada tahun 2002. Berdasarkan Keputusan

Presiden No. 89 Tahun 2002 hanya sembilan belas (19) kelompok tarif.

Perbaikan atas kelompok tarif tersebut akan memberikan perbaikan pada

kemungkinan nilai tarif terendah dapat dikurangi. Perbaikan tidak hanya dapat

dilakukan melalui aspek tersebut, tetapi juga dapat dilakukan melalui perbaikan

sistem produksi yang mengarah pada efisiensi dalam produksi.

2.2.2. Metode Penentuan Harga

Perusahaan dalam operasionalnya menghasilkan produk untuk dijual pada

konsumen yang dituju dengan tujuan untuk memperoleh nilai lebih. Nilai lebih

diperoleh jika nilai penjualan perusahaan lebih besar dari berbagai bentuk biaya yang

dikeluarkan.

Prosedur yang perlu dilakukan dalam penetapan harga jual adalah :

a. Mengestimasikan permintaan

b. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan

c. Menentukan market share yang dapat diharapkan

d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan (Basu dan Irawan,

1997:247).

Page 28: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

16

Estimasi permintaan perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam mencapai break even pada harga dan tingkat produksi tertentu.

Permintaan yang rendah atas suatu produk akan menyebabkan biaya produksinya

tinggi, karena beban biaya tetap. Dengan demikian, estimasi permintaan atas produk

yang dihasilkan perlu diketahui. Hal ini juga terkait dengan kelayakan dalam

menjalankan usaha, termasuk dalam mendirikan tenaga pembangkit listrik.

Aspek kedua di atas tidak terlalu berhubungan dengan bisnis PT. PLN

(Persero), karena bisnis yang dijalankan masih bersifat monopoli. Artinya reaksi

pesaing atas harga yang ditetapkan dapat dinyatakan tidak ada, kecuali pada dua

pihak yaitu konsumen dan pemasok (pemberi sewa mesin). Market share juga tidak

menjadi permasalahan, karena sampai tahap ini PT. PLN (persero) berproduksi pada

taraf full capacity, bahkan pelanggan menunggu untuk mendapatkan pelayanan.

Aspek yang perlu diperhatikan adalah strategi harga dan implikasi dari harga tersebut

terhadap kondisi sosial politik.

Faktor yang dapat menentukan harga dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Keadaan perekonomian, dalam hal ini berhubungan dengan kondisi

perekonomian secara makro umum yaitu resesi atau inflasi.

b. Penawaran dan permintaan, semakin tinggi kuantitas penawaran

produk sejenis, maka kemungkinan harga jual rendah dan

sebaliknya.

c. Elastisitas permintaan, dalam hal ini ada tiga kemungkinan, yaitu

produk bersangkutan mempunyai elastitas yang inelastis, elastis dan

unitary elasticity.

d. Persaingan, dapat berupa persaingan tidak sempurna, oligopoli dan

monopoli.

e. Biaya untuk menghasilkan produk.

f. Tujuan perusahaan

g. Pengawasan pemerintah, (Basu dan Irawan, 1997:242-246).

Page 29: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

17

Faktor penting lain yang berhubungan dengan harga adalah metode penentuan

harga. Radiosunu (1999:148) mengidentifikasi dasar dalam penentuan harga terdiri

atas dasar biaya, permintaan dan persaingan. Penetapan harga atas dasar biaya berarti

harga ditetapkan tergantung pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila

biaya untuk memproduksi suatu produk tinggi, maka harga yang ditetapkan akan

tinggi. Sebaliknya, jika biaya produksi rendah, maka dapat ditentukan harga jual yang

rendah. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya produksi, biaya pemasaran, biaya

administrasi dan umum. Biaya produksi tersebut berupa biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, biaya bahan penolong dan biaya overhead pabrik. Biaya pemasaran

berupa biaya promosi, yang terdiri atas personal selling, iklan dan berbagai bentuk

biaya lainnya yang bertujuan untuk mempublikasikan produknya. Dalam menetapkan

harga jual produknya dilakukan dengan menetapkan persentase tertentu diatas seluruh

biaya tersebut. Dalam hal ini dikenal penetapan harga mark up.

Penetapan harga jual atas dasar permintaan konsumen mengacu pada kuantitas

permintaan konsumen dan golongan dari konsumen yang meminta produk tersebut.

Metode yang dapat diterapkan adalah metode deskriminasi harga, break event dan

analisis marjinal, (Asri, 2003:335). Metode deskriminasi harga merupakan metode

penetapan harga, di mana harga untuk satu macam produk ditetapkan lebih dari satu

macam. Penetapan diskriminasi harga tersebut dapat ditetapkan atas dasar konsumen,

versi produk, tempat dan waktu. Penetapan harga atas dasar konsumen dapat

diterapkan apabila konsumen perusahaan cukup beragam. Konsumen yang berasal

dari golongan tertentu dengan intensitas permintaan yang kuat dapat ditetapkan harga

Page 30: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

18

jual yang tinggi. Sebaliknya, untuk golongan konsumen yang intensitas

permintaannya rendah dapat diterapkan harga jual yang lebih rendah.

Penetapan harga atas dasar produk dapat diterapkan oleh perusahaan yang

mempunyai lebih dari satu jenis produk. Produk yang marginal cost-nya tinggi (setiap

tambahan satu buah produksi mengeluarkan tambahan biaya yang tinggi) dijual lebih

tinggi dari produk yang marginal cost-nya lebih rendah. Biasanya hal ini dapat

diterima, karena produk yang marginal cost-nya lebih tinggi mempunyai kualitas

yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan produk yang marginal cost-nya rendah.

Penetapan harga atas dasar tempat atau daerah penjualan. Harga jual untuk

daerah yang berbeda dijual berbeda. Hal ini dapat diwajarkan, karena untuk daerah

tertentu intensitasnya berbeda, biaya produksi berbeda dan persaingan berbeda serta

banyak faktor berbeda lainnya. Pada daerah yang persaingan perusahaan banyak,

tentunya dijual lebih murah, jika dibandingkan dengan daerah penjualan yang

persaingannya kurang kompetitif.

Kondisi di atas juga diterapkan untuk penetapan harga atas dasar waktu.

Produk terkadang mempunyai manfaat yang berbeda pada setiap waktu, bentuk

persaingan yang berbeda dan berbagai faktor lainnya. Pada musim sepi (liburan

kurang) biasanya dijual tarif sewa kamar hotel lebih murah, jika dibandingkan pada

waktu liburan. Tujuan dari semua hal ini adalah dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan, apakah untuk memperoleh laba atau untuk mempertahankan market

share dan berbagai tujuan lainnya.

Page 31: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

19

Metode penetapan harga jual atas dasar permintaan yang lainnya adalah

dengan dasar break event point. Analisis break event point merupakan suatu kondisi

dimana perusahaan dalam keadaan impas (pada harga jual tertentu dan kuantitas

tertentu). Dengan diketahuinya kuantitas permintaan suatu produk dan total biaya

tertentu, maka dapat ditentukan harga jual yang menyebabkan perusahaan impas.

Selanjutnya tinggal dilakukan penentuan harga jual agar perusahaan memperoleh laba

tertentu (tentunya tidak akan dilakukan penjualan pada harga di bawah titik break

event).

Analisis marginal cost merupakan suatu analisis penentuan harga jual yang

menyebabkan perusahaan memperoleh laba maksimal. Kondisi tersebut terjadi pada

marginal cost sama dengan marginal utility (MC = MR), (Asri, 2003:349). Kondisi

MC=MR berarti pada peningkatan jumlah produksi akan menghasilkan tambahan

penerimaan yang sama dengan tambahan atau perubahan biaya. Produksi di atas

kondisi tersebut akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih rendah dari

tambahan biaya, sehingga optimalisasi laba tidak tercapai.

Metode penetapan harga atas dasar persaingan ini tergantung pada penetapan

harga yang dilakukan oleh perusahaan pesaing. Untuk metode ini dapat dilakukan

dengan cara melakukan discount atau penetapan harga tertentu untuk memasuki pasar

baru atau mempertahankan pangsa pasar yang telah dimilikinya. Adapun bentuk-

bentuk penerapannya adalah quantity discount, seasonal discount, cash discount dan

trade discount, (Asri, 2003:311).

Page 32: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

20

Quantity discount merupakan pemberian potongan pada konsumen sesuai

dengan jumlah produk yang dibeli. Dengan pembelian produk yang semakin besar,

maka konsumen akan mendapatkan potongan harga yang semakin besar. Dengan

metode ini diharapkan penjualan perusahaan semakin meningkat. Sedangkan seasonal

discount merupakan pemberian discount pada waktu-waktu tertentu. Secara

praktiknya biasanya diberikan pada saat hari raya, tahun baru dan hari-hari besar

lainnya.

Dari kedua metode di atas cash discount cukup berbeda, metode ini diterapkan

oleh perusahaan yang menerapkan penjualan secara piutang. Bagi konsumen yang

membeli secara tunai atau membayar sebelum jatuh tempo (pada kurun waktu

tertentu) diberikan potongan harga. Hal ini diterapkan oleh perusahaan agar modalnya

tidak tertanam pada piutang dan mengurangi resiko dari kebijakan piutang tersebut.

2.2.3. Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga jual dapat berupa :

a. Bertahan hidup

b. Memaksimumkan laba jangka pendek

c. Kepemimpinan market share

d. Kepemimpinan mutu produk (Kotler, 2002).

Pada suatu kondisi tertentu dapat saja sasaran perusahaan hanya cukup mampu

bertahan dalam bisnisnya. Harga jual produknya hanya mencapai titik break even

point. Harga jual pada titik inpas ini merupakan harga jual produk terendah yang

Page 33: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

21

menyebabkan perusahaan hanya mampu mengembalikan berbagai biaya yang telah

dikeluarkannya.

Tujuan umumnya pada kondisi ekonomi normal adalah perusahaan mampu

menguasai pangsa pasar yang lebih besar dari para pesaing. Perusahaan yang

mempunyai orietasi demikian pada umumnya akan menetapkan harga jual yang

bersaing. Berbeda dengan perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menjaga

kepemimpinan mutu produknya. Perusahaan yang demikian mengandalkan mutu

produk dalam mendapatkan konsumen dan biasanya konsumen yang dituju adalah

konsumen level atas. Harga jualnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga

jual perusahaan pesaing, akan tetapi lebih mengandalkan kualitas produknya.

2.2.4. Harga Pokok Penjualan

Dalam kajian harga pokok penjualan, terdapat aspek penting yang

mendapatkan perhatian, yaitu biaya operasional. Dalam bisnis jasa, nilai niaya

operasional akan sama dengan harga pokok penjualan, karena tidak memiliki

persediaan untuk barang jadi. Dengan demikian, dalam penelitian ini (terkait dengan

bidang bisnis yang dijalankan oleh PT. PLN, lebih mendekati bisnis jasa), maka

konteks harga pokok penjualan pada prinsipnya adalah biaya operasional, sehingga

dua istilah tersebut dapat digunakan secara bergantian.

Berhubungan dengan biaya operasional, maka aspek yang mendapatkan

penjelasan adalah berbagai komponen biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

operasional.

Page 34: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

22

Biaya produksi menunjukkan klasifikasi dari biaya. Mulyadi (2000:8)

menyatakan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas :

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

b. Diukur dalam satuan uang.

c. Telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Biaya dapat digolongkan atas dasar beberapa hal, sebagai berikut :

a. Penggolangan biaya atas dasar obyek pengeluaran.

b. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam

perusahaan.

c. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai.

d. Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap volume

kegiatan.

e. Penggolongan biaya atas dasar waktu, (Mulyadi, 2000:7).

Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dapat diidentifikasi atas

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Sedangkan biaya

yang digolongkan atas dasar fungsi yang dibiayai terdiri atas biaya produksi, biaya

administrasi, biaya umum dan pemasaran. Biaya produksi merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan proses produksi dari awal produksi sampai menjadi

barang jadi. Berbagai biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik, di mana seluruhnya merupakan pembentuk

harga pokok penjualan produk bersangkutan. Biaya bahan baku merupakan seluruh

Page 35: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

23

biaya yang terkait dengan perolehan bahan baku, terdiri atas biaya transportasinya

dan harga beli bahan baku dan berbagai biaya lainnya untuk perolehan bahan baku

tersebut.

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

menggaji atau memberikan upah karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan

produksi produk. Sedangkan biaya overhead merupakan biaya selain biaya bahan

baku dan tenaga kerja langsung, yaitu biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja

tidak langsung.

Konsep penggolongan biaya, selanjutnya dasar penentuan harga pokok

produksi pada uraian di atas lebih mengacu pada kerja bisnis manufaktur. Dalam

bisnis tertentu, konsep yang diuraikan hanya menjadi pola pikir, karena

penggolongan biayanya akan menjadi sulit dilakukan. Terkait dengan hal tersebut,

maka penggolongan biaya atau pemberian istilah biaya akan menggunakan istilah

yang diberikan oleh organisasi tersebut. Hal yang jelas, seluruh biaya yang

berhubungan dengan kegiatan operasional untuk menghasilkan dan memberikan

pelayanan pada konsumen merupakan biaya yang patut dibebankan dalam harga

pokok penjualan.

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB perlu melakukan pembenahan dalam

berbagai aspek, sehingga kerugiannya tidak mencapai nilai yang tinggi setiap

tahunnya. Aspek yang dapat dibenahi adalah kegiatan produksi, keuangan dan aspek

Page 36: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

24

lainnya yang mengarah pada pelaksanaan pekerjaan dengan lebih efisien dan efektif.

Melalui analisis tarif aktual dengan tarif atas dasar biaya operasional dapat dilakukan

analisis varians. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dalam

pengelolaan kegiatan operasional dan informasi harga yang sepantasnya dibayar oleh

pelanggan. Hal ini penting agar muncul perilaku hemat, karena penggunaan listriknya

dibiayai oleh negara dan bagi pihak organisasi sendiri secara terus menerus

melakukan perbaikan.

Model pendekatan yang dirancang dalam penelitian ini adalah :

Keterangan : * komponen biaya akan dapat diuraikan setelah dilakukan riset.

Dalam penelitian ini akan dikenali berbagai komponen biaya operasional yang

dibebankan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, sehingga dapat diketahui

komponen biaya yang perlu mendapatkan perhatian. Informasi tersebut diperoleh dari

Tarif Aktual PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB

Tarif atas HPP

PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB

Analisis Selisih;

• Dasar informasi

bagi internal PT.

PLN

• Informasi bagi

masyarakat

HPP :

- Biaya

Operasional

Page 37: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

25

laporan keuangan yang diterbitkan, termasuk data perinciannya, sehingga dapat

diperoleh informasi yang luas mengenai biaya operasional PT. PLN (Persero).

Perhitungan biaya dalam penelitian ini meliputi seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh pihak PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, karena berbagai biaya

tersebut diasumsikan mempunyai hubungan dengan kegiatan operasional dan

penjualan listrik yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, kemungkinan besar akan

ditemukan pola penggolongan biaya tertentu, sesuai dengan bentuk bisnis

perusahaan. Misalnya, dalam kegiatan produksi tidak hanya menggunakan mesin

sendiri, tetapi juga mesin dari pihak swasta, sehingga akan dilakukan pembebanan

biaya sewa.

Page 38: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif merupakan metode penelitian yang melakukan analisis atas suatu variabel

secara mandiri, artinya tidak dilakukan analisis hubungan atau sejenisnya (Umar,

2008:35). Penelitian deskriptif dapat dinyatakan penelitian yang hanya memberikan

uraian atau gambaran secara sistematik yang berlandaskan data faktual yang

ditemukan.

Penelitian ini akan fokus pada uraian komponen biaya operasional

(selanjutnya membentuk harga pokok penjualan/HPP) yang dikeluarkan PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB, perhitungan total biaya dan rata-rata biaya operasional per

KWH listrik yang dihasilkan. Informasi komponen biaya yang terbesar akan menjadi

perhatian untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah, sehingga total biaya

operasionalnya mengalami penurunan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, baik dilakukan

secara fisik atas obyek terkait ataupun melalui dunia maya dengan memasukan web

site yang dimilikinya. Penelitian dilakukan pada lokasi terkait, karena kelistrikan

memegang hajat hidup orang banyak, sehingga pendekatan apapaun dilakukan untuk

perbaikan.

Page 39: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

27

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan metode kasus. Metode kasus merupakan

“penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik

yang khas dari keseluruhan personalitas, di mana subjek penelitian dapat berupa

individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat” (Nazir, 2003:66). Hasil penelitian

hanya dapat diterapkan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB dengan penerapan

periode yang dekat dengan tahun terakhir penelitian dilakukan.

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pencatatan atau kegiatan yang sama atas dokumen yang dimiliki

oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, baik yang sifatnya publikasi ataupun

yang tidak dipublikasikan.

b. Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab dengan pihak informan. Sebagai informannya dalam

penelitian ini adalah indvidu yang menjadi wakil dari perusahaan dalam

memberikan infomasi, dapat saja pada bagian keuangan ataupun produksi.

Page 40: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

28

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, berupa kuesioner

terbuka. Kuesioner tersebut berisikan berbagai pertanyaan yang mempunyai

hubungan dengan komponen biaya operasional, tarif dan informasi lainnya.

3.5. Jenis dan Sumber Data

3.5.1. Jenis Data

Jenis data yang dibutuhkan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan

data yang dapat dinyatakan dalam satuan tertentu secara langsung, misalnya satuan

moneter, unit, hasil ukur dan lainnya. Dalam penelitian ini berupa nilai dan kuantitas

yang dibutuhkan untuk melakukan produksi listrik pada periode satu tahun, tarif per

KWH, nilai KWH yang dihasilkan, nilai penjualan dan aspek lainnya yang tergambar

dalam laporan keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

3.5.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan seluruhnya bersumber dari PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB, baik yang sifatnya telah dipublikasikan atau peroleh langsung melalui

wawancara. Dengan demikian sumber data tersebut dapat dikriteriakan dalam data

primer.

3.6. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini berupa :

a. Harga pokok penjualan

b. Tarif aktual

Page 41: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

29

c. Tarif atas dasar harga pokok penjualan

3.7. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Harga pokok penjualan merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB untuk menghasilkan produk berupa daya listrik pada

masyarakat terdiri atas biaya bahan baku, tenaga kerja dan berbagai biaya

tidak langsung (seluruh komponen biaya yang dikeluarkan secara ekonomis

dalam makna yang mempunyai hubungan dengan kerja perusahaan).

Satuannya adalah rupiah per kwh pada setiap periode berjalan.

b. Tarif aktual merupakan nilai nyata yang dikorbankan oleh pelanggan pada

setiap kelompok atau golongan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan atau

pemenuhan kebutuhan listrik dari PT. PLN (Persero) Wilayah NTB. Tarif ini

bersifat telah ditentukan oleh pemerintah, artinya dalam penetapan tarif

tersebut terdapat prosedur, karena harus berdasarkan keputusan presiden serta

terkait dengan kondisi ekonomi, politik dan aspek lain yang ada dalam

masyarakat dan pemerintah. Satuannya berupa rupiah per kwh setiap

golongan pelanggan.

c. Tarif atas dasar harga pokok penjualan adalah nilai tarif terendah yang dapat

menutupi biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB. Berbagai biaya akan dihubungkan dengan jenis biaya aktual

yang dikeluarkan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, selanjutnya lebih

condong dalam menggunakan istilah terkait. Hasil perhitungan biaya

Page 42: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

30

operasional akan secara langsung membentuk harga pokok penjualan, karena

bisnis ini tidak mempunyai persedian awal dan akhir barang jadi (listrik).

Satuannya adalah rupiah per kwh pada setiap periode berjalan.

3.8. Prosedur Analisis Data

3.8.1. Penentuan Harga Pokok Penjualan

Analisis data dalam penelitian ini digolongkan dalam dua analisis, yaitu

analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk

memberikan uraian temuan apa adanya, jadi bersifat natural. Terutama dalam

menjelaskan tarif aktual, bentuk komponen biaya operasional dan aspek lainnya.

Adapun analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan biaya

penjualan/kwh, sebagai berikut (Supriyono, 1999):

Komponen Harga @ Kuantitas Nilai (Rp)

Bahan baku

…………. …………..

Tenaga Kerja Langsung

………….. ………….

Biaya Tidak Langsung

Bahan

…………. ………….

Tenaga Kerja

…………. ………….

Penyusutan mesin

…………. …………..

Dll ………….. +

Biaya operasional ……………

Keterangan : Komponen biaya di atas akan disesuaikan dengan klasifikasi biaya yang

ada pada subyek penelitian.

Perhitungan di atas adalah perhitungan biaya operasional total, digunakan

informasi titik-titik (…..) dan lain-lain (dll), karena komponen biaya operasional pada

Page 43: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

31

perusahaan PLN belum diketahui. Perhitungannya tergantung pada komponen biaya

nyata yang ada di temuan.

Informasi di atas untuk total biaya operasional, selanjutnya dilakukan

perhitungan biaya operasional per unit (per KWH listrik yang dihasilkan dalam suatu

periode). Informasi ini merupakan informasi harga pokok penjualan dalam

menetapkan tarif, menjadi tarif minimal, karena masih ada komponen lainnya,

misalnya biaya pemasaran dan lainnya.

3.8.2. Penentuan Varians

Penentuan varians dilakukan dengan membandingkan antara harga pokok

produksi dengan harga aktual pada setiap jenis tarif. Temuan ini penting untuk

memberikan informasi selisih negatif yang menjadi beban negara (subsidi).

Selanjutnya, sebagai dasar bagi pihak manajemen untuk melakukan perbaikan,

pengelolaan tarif dan informasi pada konsumen.

Page 44: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

PT. PLN (Persero) di seluruh wilayah Indonesia mempunyai visi dan misi

yang sangat kuat memberikan informasi adanya pembenahan internal secara terus

menerus. Visi PT. PLN (Persero) adalah :

a. Mempertahankan posisi sebagai market leader

b. Mewujudkan perusahaan setara kelas dunia

c. SDM yang profesional

d. Aktivitas usaha akrab lingkungan

Visi yang ada, lebih dioperasionalkan dengan misi sebagai berikut :

a. Memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional

b. Melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat

c. Memperhatikan kepentingan stakeholder

d. Menjaga kualitas produk

e. Memuaskan pelanggan

Visi dan misi suatu organisasi dibangun bukan semata sebagai slogan, tetapi

menjadi nilai yang akan digunakan dalam bekerja dan direalisasikan dengan baik,

karena sebagai dasar untuk menyusun strategi, kebijakan dan operasional kegiatan

lainnya. Sebagai pemimpin pasar (market leader), seharusnya memberikan

pembuktian bahwa perusahaan ini mampu memenuhi permintaan konsumen dengan

Page 45: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

33

baik. Fakta yang ada pada tahun terakhir ini, pasokan listrik pada konsumen telah

menjadi permasalahan yang kritis (jika tidak diatasi dengan segera dapat menjadi

sumber ketidakstabilan sosial, bahkan ekonomi). Dinyatakan demikian, karena

masyarakat telah berada di atas batas emosional, sehingga komplain yang dilakukan

dapat mengarah pada pengerusakan dan sejenisnya. Kegiatan ekonomi yang

menggunakan tenaga listrik menjadi terganggu, jika dipenuhi secara internal

menyebabkan terjadinya peningkatan biaya. Bagi perusahaan yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri akan menghadapi permasalahan

produksi, sehingga dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kondisi di atas memberikan informasi bahwa visi dan misi yang dibangun

masih sangat jauh dari fakta yang ada. Sebuah organisasi yang mengalami kerugian

terus menerus dan biaya operasional yang semakin meningkat tidak

mengindikasikannya sebagai pemimpin pasar, kecuali karena adanya hak monopoli

yang diberikan oleh pemerintah. Kondisi ini juga terjadi pada PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB, karena kerugian terus menerus diderita dengan rendah inovasi dan

bersifat lamban dalam mengatasi permasalahan internal yang ada. Inovasi dengan

menggunakan alternatif bahan bakar marine fuel oil (MFO), sebagai pengganti bahan

bakar solar baru dilakukan pada tahun terakhir, yang terbukti memberikan

penghematan biaya operasional sebesar Rp.178 miliar.

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB pada tahun 2008 mempunyai empat cabang

dengan jumlah unit pembangkit sebanyak 149 buah (termasuk milik sendiri dan

Page 46: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

34

sewa) dengan jumlah kapasitas terpasang sebanyak 190,3 MW dan daya mampu

147,208 MW. Jumlah jaringan distribusi mencapai 6.603,052 kms serta jumlah gardu

dan trafo sebanyak 4.104 unit. Masing-masing cabang mempunyai jumlah pelanggan

tertentu dengan jumlah pembangkit tertentu, informasinya pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Pelanggan dan Pembangkit pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Tahun 2008.

No. Cabang Pembangkit Pelanggan % Pelanggan

1. Mataram - 209.819 46,48

2. Sumbawa PLTD Labuhan, PLTD

Empang, PLTD Alas

69.110

15,31

3. Bima PLTD Bima, PLTD

Ni’u, PLTD Dompu

73.383

16,25

4. Lombok PLTD Ampenan,

PLTD Taman, PLTD

Paok Motong dan

PLTM Pengga

99.152

21,96

Total 451.464 100,00

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Berdasarkan Tabel 4 ditemukan bahwa terdapat tiga wilayah yang

mempunyai sumber pembangkit, sementara cabang Mataram hanya bersifat

menyalurkan. Pada sisi lain, pelanggan terbanyak berada pada wilayah kerja cabang

Mataram, dengan persentase sebesar 46,48%. Upaya untuk selalu meningkatkan

jumlah pembangkit, termasuk perbaikan pada sistem yang dimiliki sangat diperlukan,

sehingga tidak hanya dengan sistem PLTD (pembangkit dengan solar).

Konsep pengelolaan jangka panjang pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

mengharuskan adanya investasi jangka panjang, baik pada pembangkit secara fisik

ataupun investasi pada konsep riset dan pengembangan, sehingga dapat ditemukan

Page 47: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

35

sistem pembangkit dengan menggunakan sumber daya yang murah dan tidak terbatas

(tenaga surya, angin, panas matahari dan sumber alam lainnya yang sifatnya dapat

diolah kembali/tidak bersifat habis). Divisi riset dan pengembangan pada PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB tidak dimiliki, sementara diketahui masing-masing wilayah

mempunyai potensi alam sendiri (tidak dapat hanya mengandalkan manajemen

pusat). Untuk lebih jelasnya berikut struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB.

Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB berupa struktur

fungsional, terdiri atas ragam departemen yang dimiliki. Departemen yang dimiliki

dalam organisasi terdiri atas departemen atau fungsi perencanaan, teknik, niaga,

keuangan dan SDM. Setiap departemen mempunyai bagian yang dipimpin oleh

supervisor dan manajer divisi. Berbagai fungsi yang ada hanya mempunyai fungsi

melakukan pengaturan operasional, baik yang sifatnya teknik ataupun non teknik

(keuangan, niaga dan personalia). Departemen perencanaan lebih mempunyai fungsi

pada pengelolaan layanan internal dengan pengembangan informasi teknologi (IT).

Pada setiap cabang juga tidak terdapat departemen atau fungsi riset dan

pengembangan, baik dalam konteks riset secara mandiri ataupun membina kerjasama

penelitian dengan pihak akademis yang ada di daerah. Fungsi ini sangat perlu

dilakukan, agar produk atau layanan kelistrikan dapat mengalami peningkatan,

sehingga kualitas pelayanan yang diberikan pada masyarakat.

Page 48: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

36

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Berhubungan dengan hal terakhir di atas, kondisi kelistrikan di Wilayah NTB

pada periode terakhir ini berada pada puncak keterpurukan. Pemadaman yang

diperoleh masyarakat sudah pada taraf yang sangat tinggi, setiap hari terjadi

General

Manajer

Manajer

Perencanaan

Manajer

Teknik

Manajer

Niaga

Manajer

Keuangan

Manajer

SDM

Operasi

Aplikasi TI

Operasi

Jaringan

Layanan

Database

Pembangkitan

Penyaluran

Pengendalian

Kontruksi

Pemasaran

Komersial

Anggaran

Akuntansi

Keuangan

Pengendalian

Pendapatan

Pengemb.

Org &

SDM

Adm. SDM

Komunikasi

dan hukum

Adm.

Umum dan

Fasilitas

Manajer Cab.

Mataram Manajer Cab.

Sumbawa

Manajer Cab.

Bima

Manajer Cab.

Lombok

Page 49: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

37

pemadaman, sehingga aktivitas masyarakat, terlebih yang menggunakan tenaga listrik

sangat terganggu. Pemadaman yang terjadi bukan hanya berdampak pada

terganggunya kegiatan bisnis, tetapi juga dapat mempengaruhi kondisi sosial

masyarakat.

Listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat dan mempunyai sifat menguasai

hajat hidup orang banyak. Negara mempunyai kewajiban dalam melakukan

pengelolaan dengan efektif dan efisien, karena pada prinsipnya masyarakat telah

melakukan kewajibannya melalui pembayaran pajak dan berbagai pengeluaran lain

yang sifatnya harus dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk pelayanan dan

berbagai kebijakan yang mengarah pada kebijakan yang familiar (pro masyarakat).

Uraian di atas tentu telah disadari oleh manajemen PT. PLN (Persero) pusat

dan setiap wilayah di Indonesia. Diperlukan kegiatan aktual untuk memberikan

dukungan atas terpenuhinya kebutuhan kelistrikan masyarakat, karena dengan

semakin majunya kehidupan masyarakat secara otomatis terjadi peningkatan

kuantitas kebutuhan masyarakat atas listrik.

Dalam memberikan uraian PT. PLN (Persero) Wilayah NTB perlu juga

diberikan informasi mengenai jenis mesin yang dimiliki serta kapasitas listrik yang

terpasang dan mampu dilayani pada masyarakat (Lampiran 1). Jenis mesin yang

dimiliki PT. PLN (Persero) Wilayah NTB masih dengan menggunakan tenaga diesel,

sehingga bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar solar. Data pada Lampiran

1 dapat direkapitulasi pada Tabel 5 berikut.

Page 50: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

38

Tabel 5. Jumlah Daya Terpasang dan Daya Mampu Setiap Cabang pada PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB Tahun 2008.

No. Cabang Daya Terpasang

(KW)

Daya Mampu

(KW)

Persentase (%)

1. Lombok 129.021 99.073 76,79

2. Sumbawa 30.417 22.916 75,34

3. Bima 28.662 23.219 81,01

Total 188.100 145.208 77,71

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Informasi pada Tabel 5 diketahui persentase daya mampu sebesar 77,71% dari

daya terpasang, membuktikan bahwa mesin yang ada tidak dapat bekerja maksimal

dalam menghasilkan daya listrik. Hal ini dapat dibuktikan pada mesin sewa, jumlah

daya terpasang ekuevalen dengan daya mampu.

Temuan ini memberikan pembuktian bahwa investasi kembali atau minimal

perbaikan mesin menjadi orientasi utama. Daya mampu yang semakin tinggi akan

dapat memberikan pelayanan kebutuhan listrik dalam jumlah yang lebih besar pada

masyarakat. Permasalahan penting lain yang perlu digali dari informasi ini adalah

adanya mesin sewa yang mempunyai daya pasang dan daya mampu yang sama, tidak

terjadi pada mesin sendiri. Perlu diketahui faktor penyebabnya, terkait dengan umur

ekonomis atau faktor lainnya.

Dalam analisis manajemen keuangan terdapat alternatif keputusan dalam

melakukan investasi pada aktiva tetap, termasuk mesin yang digunakan untuk

kegiatan produksi. Dapat dilakukan investasi dengan modal sendiri, modal asing atau

dapat dilakukan sewa. Seluruh kegiatan ini harus berorientasi pada rendah biaya dan

Page 51: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

39

kontinuitas kegiatan produksi, sehingga tidak mengganggu supply listrik pada

masyarakat.

4.2. Komponen Biaya Pembentukan Harga Pokok Penjualan pada PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB

4.2.1. Biaya Bahan Bakar

Biaya bahan bakar yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

tergantung pada jenis mesin pembangkit yang dioperasionalkan. Jenis mesin yang

dimiliki berupa PLTD, sehingga jenis bahan bakar yang digunakan berupa HSD dan

MFO. Informasi kuantitas dan biaya yang digunakan pada kurun waktu 2007-2009

sebagai berikut.

Tabel 6. Kuantitas dan Nilai Biaya Bahan Bakar pada PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB Tahun 2007-2009.

Jenis Keterangan Tahun

2007 2008 2009

HSD Liter 140.972.853 141.381.064 166.792.597

Nilai (Rp) 846.770.985.270 1.283.685.472.750 901.251.142.507

Harga @ 6.007 9.080 5.403

% 51,16 -40,49

MFO Liter 26.747.982 42.952.428 41.684.294

Nilai (Rp) 71.372.040.376 271.061.804.672 163.607.626.817

Harga @ 2.668 6.311 3.925

% 136,51 -37,81

Pelumas Liter 889.501 1.026.922 1.177.049

Nilai (Rp) 14.379.732.318 17.463.987.467 25.504.831.097

Harga @ 16.166 17.006 21.668

% 5,20 27,42

Total Nilai 932.522.757.964 1.572.211.264.889 1.090.363.600.421

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Page 52: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

40

Biaya bahan bakar bersifat biaya variabel, semakin besar ouput yang

dihasilkan, maka kuantitas yang dibutuhkan semakin besar. Adapun mengenai total

biayanya sangat tergantung pada harga per unit (satuan) dari bahan terkait. Pada

asumsi harga per satuan konstan, maka semakin besar ouput yang dihasilkan, maka

biaya untuk bahan bakar semakin tinggi. Kondisi ini dapat bias, tergantung pada

fluktuasi harga dan kondisi mesin dari pembangkit yang dimiliki. Ditegaskan

demikian, karena mesin yang mendekati umur usang biasanya bersifat boros dalam

pemakaian bahan bakar.

Total biaya bahan bakar yang dikeluarkan pada tahun 2007 sebesar

Rp.932.522.757.964, meningkat sebesar 68,60% atau menjadi sebesar

Rp.1.572.211.264.889,- pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terjadi penurunan biaya

bahan bakar, sebesar 30,65% atau menjadi sebesar Rp.1.090.363.600.421. Penurunan

biaya bahan bakar tersebut diharapkan sebagai wujud efisiensi dalam penggunaannya,

mesin lebih hemat dalam menghasilkan setiap satuan daya listrik atau harga

perolehan bahan bakar yang semakin murah.

Pada Tabel 6 diberikan informasi harga per satuan jenis bahan bakar yang

digunakan. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada harga setiap

jenis bahan bakar. Untuk jenis HSD terjadi peningkatan harga sebesar 51,16%, jenis

MFO 136,51% dan jenis pelumas meningkat sebesar 5,20%.

Pada tahun 2009 terjadi penurunan harga perolehan bahan bakar, untuk jenis

HSD menurun sebesar 40,49% dan jenis MFO mengalami penurunan sebesar

Page 53: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

41

37,81%. Jenis bahan bakar yang mengalami peningkatan pada tahun 2009 hanya jenis

pelumas dengan peningkatan sebesar 27,42%. Penurunan harga bahan baku tersebut

diharapkan akan dapat menurunkan biaya operasional, karena komponen biaya bahan

bakar dapat dinyatakan sebagai bahan baku dalam operasional PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB dalam menghasilkan daya listrik.

Perlu juga diperhatikan upaya melakukan efisiensi pada bahan bakar dengan

cara melakukan konversi jenis bahan bakar HSD menjadi bahan bakar MFO.

Mengacu pada data pada tabel di atas diperoleh Pada tahun 2007 perbandingan harga

bahan bakar MFO terhadap HSD sebesar 44,41%, tahun 2008 sebesar 69,50% dan

tahun 2009 sebesar 72,64%. Apabila dilakukan konversi, maka akan dapat dilakukan

penghematan yang cukup besar, sebesar 55,59% pada tahun 2008, 30,50% pada tahun

2008 dan sebesar 27,36% pada tahun 2009. Persentase penghematan tersebut

tergolong cukup besar, sehingga kemungkinan untuk memperoleh cash in flow yang

lebih tinggi.

Konsep yang perlu dijalankan dalam manajemen PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB adalah konsep jangka panjang, jika perlu dilakukan investasi pada mesin untuk

melakukan konversi bahan bakar, maka perlu dipertimbangkan biaya yang muncul

dari investasi dan sisi lain nilai tambah berupa penghematan yang dapat dilakukan.

Page 54: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

42

4.2.2. Gaji Karyawan

Biaya gaji karyawan yang dikeluarkan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

dibedakan atas departemen atau divisi. Divisi yang ada terdiri atas divisi pembangkit,

distribusi dan tata usaha. Informasinya secara rinci sebagai berikut.

Tabel 7. Biaya Gaji Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009

Jenis Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

Pembangkit Gaji 9.382.659.227 10.028.721.163 12.016.069.244

Cuti 3.224.215.540 4.600.200.954 6.336.438.280

Diklat 5.277.470.682 5.703.580.307 5.802.484.093

Sub total 17.884.345.449 20.332.502.424 24.154.991.617

Distribusi Gaji 7.215.619.423 8.140.399.705 9.299.106.386

Cuti 2.439.287.214 4.286.074.335 3.616.585.739

Diklat 4.540.902.522 4.636.401.478 3.894.171.078

Sub total 14.195.809.159 17.062.875.518 16.809.863.203

Tata Usaha

Langganan

Gaji 3.633.105.810 4.368.985.251 5.456.807.000

Cuti 1.325.424.472 2.637.428.142 2.704.465.976

Diklat 1.808.565.359 2.110.809.263 2.566.917.300

Sub total 6.767.095.641 9.117.222.656 10.728.190.276

Fungsi

Pendukung

Gaji 12.247.004.915 16.482.697.565 19.168.904.378

Cuti 5.478.335.519 17.882.602.850 4.336.524.697

Diklat 9.530.642.506 14.277.094.671 8.244.059.405

Sub total 27.255.982.940 48.642.395.086 31.749.488.480

Total 66.103.233.189 95.154.995.684 83.442.533.576

% Perubahan 43,95 -12,31

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Keterangan : Fungsi Pendukung berupa Tata usaha, Gudang dan Persediaan Bahan,

Bengkel, Laboratorium, Jasa-jasa, Wisma dan Rumah Dinas,

Telekomunikasi, Rupa-rupa Jasa Umum dan Pendidikan dan Pelatihan.

Berdasarkan informasi biaya gaji yang dikeluarkan PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB ditemukan bahwa komponen gaji yang tertinggi berada pada

departemen fungsi pendukung. Pada setiap departemen bentuk gaji yang terbesar

Page 55: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

43

adalah gaji. Adapun jenis biaya diklat dapat dinyatakan mempunyai proporsi yang

cukup besar.

Setiap pegawai, baik pada departemen pembangkit (produksi), distribusi, tata

usaha dan fungsi pendukung mendapatkan proporsi biaya pendidikan dan pelatihan

yang cukup besar. Diharapkan pendidikan dan pelatihan yang diberikan mendapatkan

manfaat yang sesuai dengan nilai yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bentuk

implikasi dari hasil pendidikan dan pelatihan tersebut adalah pelaksanaan pekerjaan

semakin lebih tinggi efisiensi dan efektivitasnya. Konsep ini akan berjalan, jika setiap

nilai rupiah yang dikeluarkan untuk pelatihan dan pendidikan mempunyai prosedur

yang tepat, seperti tepat kebutuhan organisasi dan kebutuhan personal pegawai,

metode pelatihan dan pendidikan yang tepat serta evaluasi yang berjalan dengan baik.

Hal di atas ditegaskan, karena pada setiap departemen mengeluarkan atau

mendapatkan kontribusi biaya pelatihan dan pendidikan di atas 20,00% dari total gaji,

bahkan periode tertentu mencapai proporsi 30,00%. Konsep pertanggungjawaban

dengan menjalankan organisasi dengan baik perlu menjadi perhatian, sehingga secara

langsung atau tidak langsung setiap rupiah uang negara mempunyai peruntukan yang

jelas, di mana seluruhnya harus balik pada manfaat yang diperoleh masyarakat.

Pada tahun 2007 total biaya gaji yang dikeluarkan sebesar Rp.66.103.233.189,

nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 43,95% atau sebesar

Rp.95.154.995.684 pada tahun 2008. Hal penting yang dapat menjadi sumber

pembelajaran pada tahun 2009 adalah adanya pengurangan biaya gaji, dengan

Page 56: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

44

penurunan sebesar 12,31% atau dengan nilai Rp.83.442.533.576. Penurunan total gaji

pada tahun 2009 disebabkan penurunan gaji pada departemen distribusi dan fungsi

pendukung. Secara spesifik yang mengalami penurunan adalah jenis gaji untuk cuti

dan diklat.

Pengurangan gaji diharapkan sebagai hasil dari evaluasi pengeluaran

perusahaan, tanpa mengurangi kegiatan produksi atau sejenisnya. Pengurangan gaji

diharapkan sebagai wujud proses efisiensi atau penghindaran pemborosan, terutama

mengurangi biaya yang tidak terkait dengan produktivitas perusahaan.

4.2.3. Biaya Administrasi

Biaya administrasi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi

(dalam penelitian ini untuk menghasilkan daya listrik). Biaya administrasi pada PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB juga dihubungkan dengan departemen atau divisi yang

ada, yaitu divisi pembangkit, distribusi dan tata usaha. Informasi biayanya pada tabel

berikut.

Tabel 8. Biaya Administrasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009

Jenis Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

Pembangkit PLTA 1.050.000 3.250.000 450.000

PLTU 754.191.600 610.500 10.111.448

PLTD 5.426.742.361 5.364.889.131 4.647.330.649

Sub total 6.181.983.961 5.368.749.631 4.657.892.097

Distribusi 1.838.914.153 1.848.095.261 1.282.316.581

TU Langganan 6.924.743.702 6.593.492.916 8.009.052.835

F.Pendukung 15.493.076.808 15.708.336.032 13.167.994.886

Total 30.438.718.624 29.518.673.840 27.117.256.399

% Perubahan -3,02 -8,14

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Page 57: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

45

Biaya administrasi yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB pada

periode 2007-2009 mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan per tahun

sebesar 5,58%. Penurunan biaya administrasi ini diperlukan agar dapat memberikan

kontribusi atas total pengeluaran yang lebih rendah, sehingga dapat membentuk biaya

operasional yang lebih rendah untuk setiap satuan daya listrik yang dihasilkan.

Berdasarkan Tabel 8, aspek penting yang perlu dicermati adalah biaya

administrasi untuk departemen pembangkit, ternyata masih ada biaya yang

dikeluarkan untuk pembangkit PLTU, sementara pembangkit tersebut tidak

beroperasional. Dapat dilihat dari tidak adanya personal yang melakukan

pengelolaan, terbukti dengan biaya gaji yang nihil pada sub pembangkit tersebut.

Pengurangan biaya administrasi dan biaya lainnya perlu dilakukan melalui

penghapusan departemen yang hanya memberikan beban biaya, sementara tidak

mempunyai kontribusi dalam meningkatkan output. Alternatif lain yang dapat

ditempuh dalam mengurangi biaya administrasi adalah investasi pada penggunaan

teknologi, sehingga dapat mempercepat waktu dan penggunaan materiil yang terkait

dengan pencatatan. Termasuk juga pelaporan antar departemen atau dengan hirarki

organisasi yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan penerapan pengelolaan

organisasi berbasis komputerisasi on line.

Kegiatan administrasi berhubungan dengan pencatatan, dokumentasi dan

aspek lain untuk mendukung kelancaran kerja internal dan eksternal organisasi.

Beban biaya administrasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB terbesar pada

Page 58: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

46

departemen tata usaha langganan dan fungsi pendukung. Hal ini terkait dengan

pencatatan internal dan eksternal yang berhubungan dengan hak dan kewajiban

perusahaan dengan pelanggan, termasuk juga pencatatan nilai nominal pembayaran.

4.2.4. Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan dikeluarkan untuk menjaga agar mesin dan aktiva lainnya

dapat berfungsi dengan baik, termasuk juga untuk menghindari kerusakan selama

umur ekonomis. Tegasnya biaya pemeliharaan dikeluarkan agar aktiva yang

dihasilkan mampu memberikan kontribusi manfaat yang optimal selama masih

mempunyai nilai ekonomis. Konsep ekonomis ini menjadi penting untuk diperhatikan

agar jenis biaya yang dikeluarkan tidak bersifat lebih tinggi dari manfaat yang

dihasilkan.

Biaya pemeliharaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB mempunyai dua

bentuk, yaitu biaya untuk penggunaan materiil dan jasa. Perlu ditegaskan bahwa

biaya pemeliharaan berbeda dengan investasi kembali, jadi biaya pemeliharaan tidak

bersifat menambah nilai dari aktiva tetap. Aspek yang bertambah dari dikeluarkannya

biaya pemeliharaan adalah manfaat dari aktiva akan sesuai dengan manfaat

sebenarnya selama umur ekonomis atau menghindari terjadinya kerusakan.

Penggunaan materiil pada biaya pemeliharaan bersifat mengganti spare part

pada mesin, sedangkan pada aktiva lainnya mempunyai sifat mengembalikan fungsi

aktiva tetap tersebut sesuai dengan perencanaan awal pembelian atau pembangunan

Page 59: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

47

aktiva tetap terkait. Informasi biaya pemeliharaan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB,

sebagai berikut.

Tabel 9. Biaya Pemeliharaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-

2009

Jenis Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

Pembangkit PLTA

- Materiil 28.629.434 30.130.469 4.838.750

- Jasa 15.874.325 415.080.500 20.664.000

PLTU

- Materiil 0 0 0

- Jasa 282.150.000 1.780.000 0

PLTD

- Materiil 29.113.362.993 38.516.299.832 48.900.309.941

- Jasa 18.396.559.875 37.808.732.074 30.850.740.875

Sub total 47.836.576.627 76.772.022.875 79.776.553.566

Transmisi - Materiil 0 0 64.210.600

- Jasa 0 0 338.937.500

Sub total 0 0 403.148.100

Distribusi - Materiil 6.523.495.749 9.376.206.310 8.517.120.946

- Jasa 8.699.249.014 10.186.793.705 10.757.677.679

Sub total 15.222.744.763 19.563.000.015 19.274.798.625

Tata Usaha

Langganan

- Materiil 1.183.524.975 1.012.665.520 601.938.033

- Jasa 2.484.680.943 5.980.780.008 2.459.963.847

Sub total 3.668.205.918 6.993.445.528 3.061.901.880

Fungsi

Pendukung

- Materiil 3.199.049.966 3.380.266.067 2.799.458.648

- Jasa 8.351.501.304 12.758.429.654 11.766.254.017

Sub total 11.550.551.270 16.138.695.721 14.565.712.665

Total 78.278.078.578 119.467.164.139 117.082.114.836

% Perubahan 52,62 -2,00

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

meliputi seluruh aktiva tetap yang pada setiap departemen. Biaya pemeliharaan ini

sangat tergantung pada kebijakan manajemen, kondisi aktiva tetap dan dana yang

Page 60: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

48

tersedia. Pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, biaya pemeliharaan yang

dikeluarkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang besar, yaitu 52,62%

dengan nilai sebesar Rp.119.467.164.139. Pada tahun 2009 biaya pemeliharaan yang

dikeluarkan mengalami penurunan dari tahun 2008, dengan persentase sebesar 2,00%

atau dengan nilai sebesar Rp.117.082.114.836.

Aspek yang perlu mendapatkan perhatian, terkait dengan biaya pemeliharaan

ini adalah adanya biaya pemeliharaan pada departemen pembangkit yang sifatnya

tidak operasional. Ditegaskan tidak ada kegiatan operasional, karena pegawai yang

ada pada PLTA tersebut tidak ada, terbukti dengan tidak adanya beban biaya pegawai

pada sub departemen terkait.

Biaya pemeliharaan terbesar dilihat per departemen terjadi pada departemen

pembangkit dengan persentase sebesar 641,11% pada tahun 2007, sebesar 64,26%

pada tahun 2008 dan 68,14% pada tahun 2009. Persentase biaya pemeliharaan yang

dominan pada departemen pembangkit dapat diterima, karena aktiva penting berupa

mesin pembangkit listrik berada pada departemen tersebut.

Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pihak manajemen PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB diharapkan dapat meningkatkan kemampuan setiap aktiva

dalam menghasilkan manfaatnya, terutama pada aktiva tetap berupa mesin

pembangkit. Diharapkan jasa pemeliharaan yang digunakan telah berpengalaman

dalam bidangnya serta telah terbentuk kemitraan usaha, dengan pertimbangan

pengambilan keputusan obyektif oleh pihak manajemen. Makna keputusan obyektif

Page 61: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

49

tersebut adalah pihak luar yang dijadikan mitra adalah yang mampu menghasilkan

kerja yang paling tinggi dan sisi lain beban biaya yang dikeluarkan terendah

(pertimbangan manfaat dan biaya yang optimal).

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007-2008 belum ada beban

biaya pemeliharaan untuk departemen transmisi, tetapi pada tahun 2009 dibebankan

sebesar Rp.403.148.100. Transmisi terkait dengan instalasi yang digunakan untuk

melakukan pengantaran output (listrik) dari pembangkit menuju pelanggan.

Keberadaan transmisi ini sangat penting, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan

dengan baik, karena jika ada gangguan akan dapat menyebabkan penyaluran listrik

pada pelanggan relatif terganggu.

4.2.5. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan berhubungan dengan keausan dari aktiva tetap, terkait

dengan waktu. Variabel pentingnya adalah waktu, bukan dilihat dari penggunaannya,

serta mengalami keausan. Aktiva tetap yang masih berada pada umur ekonomis akan

selalu dibebankan biaya penyusutan.

Dalam akuntansi dikenal berbagai metode penentuan nilai penyusutan dapat

dengan berbagai alternatif, diantaranya adalah metode garis lurus, metode jam jasa,

metode hasil produksi, metode beban berkurang, metode saldo menurun dan berbagai

alternatif metode lainnya. PT. PLN (Persero) Wilayah NTB menggunakan metode

garis lurus, tetapi dikarenakan setiap jenis aktiva tetap mendapatkan kegiatan

investasi kembali menyebabkan nilai penyusutannya tidak konstan per tahun.

Page 62: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

50

Sifat dari biaya penyusutan tidak bersifat cash out flow atau tidak bersifat

aliran kas keluar dari perusahaan pada pihak luar, tetapi jenisnya adalah pengakuan

sebagai biaya. Akumulasi dari biaya penyusutan tersebut diperuntukkan bagi

perolehan kembali aktiva sejenis. Dalam manajemen keuangan, akumulasi

penyusutan dikenal sebagai salah satu sumber model internal, yaitu sumber modal

internal intensif. Artinya uang tersebut ada dalam perusahaan, sehingga dapat

dipinjam untuk melakukan investasi kembali, sebelum digunakan untuk perolehan

aktiva tetap yang dimaksud.

Informasi biaya penyusutan yang dibebankan per departemen dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10. Biaya Penyusutan pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009

Jenis Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

Pembangkit PLTA 501.893.544 501.893.544 501.893.544

PLTU 7.952.832 47.716.992 47.716.992

PLTD 34.640.759.002 37.052.240.445 37.184.180.178

Sub total 35.150.605.378 37.601.850.981 37.733.790.714

Transmisi - -

Distribusi 21.525.741.333 23.553.459.694 26.318.311.879

Tata Usaha

Langganan

543.972.005 682.122.605 596.541.402

Fungsi

Pendukung

1.934.141.420 1.963.382.355 1.862.467.986

Total 59.154.460.136 63.800.815.635 66.511.111.981

% Perubahan 7,85 4,25

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB.

Penggunaan metode garis lurus dapat dibuktikan pada biaya penyusutan sub

departemen PLTA yang konstan. Biaya penyusutan yang dibebankan mempunyai

Page 63: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

51

nilai yang konstan, karena tidak dilakukan investasi kembali atau sejenisnya yang

menyebabkan nilai buku aktiva tersebut berubah. Adapun pada sub departemen

lainnya terjadi perubahan biaya penyusutan, karena adanya perubahan nilai buku

aktiva tetap tersebut.

Total biaya penyusutan yang dibebankan pada PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB di tahun 2007 sebesar Rp.59.154.460.136. Nilai tersebut mengalami

peningkatan sebesar 7,85% pada tahun 2008, dengan total biaya sebesar

Rp.63.800.815.635 dan kembali terjadi peningkatan pada tahun 2009, sebesar 4,25%

atau dengan biaya sebesar Rp.66.511.111.981. Fakta ini memberikan pembuktian

bahwa nilai aktiva yang dimiliki PT. PLN (Persero) Wilayah NTB pada periode

2007-2009 mengalami peningkatan.

Departemen yang memberikan kontribusi besar pada biaya penyusutan berasal

dari departemen pembangkit (khususnya sub PLTD) dan departemen distribusi. Hal

ini menunjukkan bahwa nilai aktiva PT. PLN (Persero) Wilayah NTB dominan

berada pada dua departemen tersebut.

Informasi penting lain yang perlu diberikan pada biaya penyusutan ini adalah

tidak adanya biaya penyusutan yang dibebankan pada departemen transmisi. Kondisi

ini menunjukkan bahwa umur ekonomis aktiva tetap pada departemen tersebut telah

habis, tetapi sisi lain pihak manajemen masih mengeluarkan biaya pemeliharaan.

Seyogyanya, pihak manajemen tidak perlu melakukan pengeluaran biaya

pemeliharaan, karena aktiva terkait telah habis umur ekonomisnya. Kegiatan

Page 64: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

52

pemeliharaan tidak akan memberikan manfaat yang sebanding, kecuali akan

dilakukan penjualan atas aktiva terkait agar harga jualnya mengalami peningkatan.

Informasi lebih jelasnya berikut diberikan informasi nilai aktiva tetap yang

dimiliki PT. PLN (Persero) Wilayah NTB (kecuali tanah, tidak dibebankan biaya

penyusutan).

Tabel 11. Rincian Nilai Aktiva Tetap PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-

2009

No. Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

1. Bangunan 41.042.389.621 40.849.232.547 42.192.408.727

2. Saluran air 500.657.000 500.657.000 500.657.000

3. Instalasi dan mesin 524.237.939.880 530.179.699.290 541.884.970.276

4. Perlengkapan

penyaluran listrik 77.308.363.989 80.569.465.189 80.365.965.189

5. Jaringan distribusi 377.703.875.441 425.139.024.374 475.432.041.427

6. Gardu distribusi 103.744.303.521 125.110.147.830 140.539.641.849

7. Perlengkapan

distribusi 87.367.445.272 98.190.044.724 105.760.204.929

8. Perlengkapan

pengolahan data 9.762.646.096 10.755.447.166 10.817.114.335

9. Perlengkapan trans.

data 75.416.652 75.416.652 75.416.652

10. Perlengkapan

telekomunikasi 5.697.862.024 5.751.590.636 5.841.765.936

11. Perlengkapan umum 16.357.196.085 19.105.069.138 25.152.930.298

12. Mobil dan

perlengkapan 6.829.694.420 8.982.444.420 9.499.022.586

13. Material cadang 1.860.000 1.860.000 1.860.000

Total 1.250.629.650.001 1.345.210.098.966 1.438.063.999.204

% Perkembangan 7,56 6,90

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Nilai aktiva PT. PLN (Persero) Wilayah NTB mengalami peningkatan,

khususnya aktiva yang mengalami keausan. Peningkatan yang terjadi sebesar 7,56%

Page 65: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

53

pada tahun 2008 dan sebesar 6,90% pada tahun 2009. Persentase peningkatan

tersebut dapat dinyatakan sebagai persentase investasi kembali yang dilakukan oleh

pihak manajemen.

Komponen terbesar nilai aktiva tetap PT. PLN (Persero) Wilayah NTB berada

pada dua jenis, yaitu mesin dan instalasinya serta jaringan distribusi. Dua jenis aktiva

ini mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan produksi, jika dilakukan

peningkatan jumlah pelanggan atau peningkatan jumlah permintaan konsumen, maka

secara otomatis terjadi peningkatan kapasitas kerja mesin dan dilakukan investasi

kembali pada saluran distribusi.

Besarnya biaya penyusutan dihubungkan dengan nilai aktiva tetap, secara

berturut-turut sebesar 4,73% pada tahun 2007, sebesar 4,74% pada tahun 2008 dan

sebesar 4,63% pada tahun 2009. Persentase ini pada dasarnya menunjukkan nilai atau

persentase penyusutan atas nilai aktiva sebesar 5,00% (persentasenya berkurang,

karena investasi kembali pada aktiva tidak selalu terjadi pada awal tahun, yang

menyebabkan periode pembaginya berbeda pada setiap jenis aktiva).

Berdasarkan persentase biaya penyusutan terhadap nilai aktiva pada kisaran

5,00%, maka dapat dinyatakan umur ekonomis dari aktiva yang dimiliki berada pada

kisaran 20 tahun. Diharapkan setiap jenis aktiva tetap dapat difungsikan dengan

optimal selama umur ekonomisnya.

Page 66: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

54

4.2.6. Biaya Lainnya

Komponen biaya lain yang membentuk biaya operasional adalah biaya sewa.

Dijadikan sebagai biaya operasional, karena sewa dikeluarkan untuk mendapatkan

mesin produksi. Biaya sewa ini dapat diekuivalenkan dengan biaya penyusutan yang

diemban oleh perusahaan, jika melakukan pembelian atau aktiva tetap milik sendiri.

Informasi biaya sewa dan bentuk biaya lainnya yang dikeluarkan oleh PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB, sebagai berikut.

Tabel 12. Biaya Lainnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009

No. Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

1. Sewa 28.356.797.682 53.463.632.094 54.571.802.557

2. Lainnya* 0 0 17.412.896.979

Total 28.356.797.682 53.463.632.094 71.984.699.536

% Perubahan 88,54 34,64

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Keterangan : * angkutan bahan bakar

Biaya sewa yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB pada periode

2007-2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 dengan peningkatan sebesar

88,54% dan kembali terjadi peningkatan pada tahun 2009, walaupun dengan

peningkatan yang relatif rendah.

Dalam manajemen keuangan, investasi pada aktiva tetap berupa mesin dapat

dilakukan dengan alternatif, yaitu sewa atau pembelian. Perlu dilakukan analisis yang

mendalam secara ekonomis, di mana pilihan dengan biaya yang rendah menjadi

pilihan atau alternatif. Di samping aspek ekonomi, perlu juga dipertimbangkan aspek

kemandirian, terkait dengan kriteria dari jenis produksi yang dilakukan oleh

Page 67: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

55

perusahaan yang bersifat menguasai hajat hidup orang banyak. Pada periode yang

akan datang, bagaimana kemandirian dalam produksi perlu menjadi perhatian,

sehingga sesuai dengan visi yang dibangun oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB,

yaitu menjadi penguasa pasar dalam bidang kelistrikan yang sifatnya nyata.

4.3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Secara spesifik dalam kasus PT. PLN (Persero) harga pokok penjualan akan

mempunyai nilai yang sama dengan biaya operasional. Komponen biaya operasional

yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB periode 2007-2009 telah

diuraikan. Akumulasi dari seluruh komponen biaya tersebut merupakan harga pokok

penjualan. Berikut perhitungan biaya operasionalnya.

Tabel 13. Harga Pokok Penjualan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Periode 2007-

2009

No. Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

1. Bahan bakar 932.522.757.964 1.572.211.264.889 1.090.363.600.421

2. Pegawai 66.103.233.189 95.154.995.684 83.442.533.576

3. Administrasi 30.438.718.624 29.518.673.840 27.117.256.399

4. Pemeliharaan 78.278.078.578 119.467.164.139 117.082.114.836

5. Penyusutan 59.154.460.136 63.800.815.635 66.511.111.981

6 Lainnya 28.356.797.682 53.463.632.094 71.984.699.536

Total 1.194.854.046.173 1.933.616.546.281 1.456.501.316.749

% Perubahan 61,83 -24,67

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Total biaya operasional pada periode 2007-2009 telah dapat ditentukan. Pada

tahun 2007 sebesar Rp.1.194.854.046.173, biaya operasional tersebut meningkat

sebesar 61,83% pada tahun 2008 (dengan nilai sebesar Rp. 1.933.616.546.281).

Page 68: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

56

Adapun pada tahun 2009 terjadi penurunan secara total, dengan penurunan sebesar

24,67% (nilai sebesar Rp.1.456.501.316.749).

Peningkatan ataupun penurunan biaya operasional secara total tidak akan

memberikan gambaran bahwa perusahaan telah melakukan efisiensi atau tidak.

Apabila peningkatan biaya operasional yang terjadi lebih rendah dari peningkatan

output, maka biaya operasional per unit semakin rendah dan menunjukkan perbaikan.

Adapun jika penurunan biaya operasional secara total lebih rendah dibandingkan

dengan penurunan outputnya, maka akan menyebabkan biaya operasional per unit

meningkat, berarti kinerja perusahaan mengalami penurunan.

Dalam rangka mengetahui kriteria di atas pada PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB, maka total biaya operasional tersebut perlu dihubungkan dengan daya listrik

yang dihasilkan. Berikut informasinya.

Tabel 14. Harga Pokok Penjualan Per KWH pada PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Periode 2007-2009

No. Keterangan Tahun (Rp)

2007 2008 2009

1. Total Biaya Opers. 1.194.854.046.173 1.933.616.546.281 1.456.501.316.749

2. Total KWH 571.064.208 621.776.101 663.435.100

3. HPP./KWH 2.092,33 3.109,83 2.195,39

% Perubahan 48,63 -29,40

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Berdasarkan informasi pada tabel di atas dapat dinyatakan bahwa pihak

manajemen pada tahun 2009 telah melakukan perbaikan, yaitu harga pokok penjualan

per KWH mengalami penurunan sebesar 29,40 atau sebesar Rp.2.195/KWH.

Penurunan harga pokok pokok penjualan ini dapat dilakukan secara terus menerus

Page 69: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

57

dengan melakukan konversi bahan bakar, efisiensi dalam pengelolaan personalia,

tepat dalam pemilihan metode investasi dan berbagai aspek manajemen lainnya.

Dalam kajian manajemen keuangan dapat juga diberikan alternatif untuk

melakukan pengusulan penghapusan atau penjualan aktiva tetap yang tidak

berproduksi, sehingga akan mengurangi beban biaya pemeliharaan dan penyusutan,

bahkan hasil penjualannya dapat dilakukan untuk melakukan investasi kembali.

Kajian secara mendalam dapat juga dilakukan dengan memberikan fokus

perhatian pada komponen biaya operasional yang memberikan kontribusi terbesar.

Bentuk komponen biaya tersebut adalah bahan bakar, lebih jelasnya berikut

komposisi setiap bentuk biaya operasional yang dikeluarkan PT. PLN (Persero)

Wilayah NTB.

Tabel 15. Proporsi Biaya operasional PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Periode 2007-

2009

No. Keterangan Tahun (%)

2007 2008 2009

1. Bahan bakar 78,04 81,31 74,86

2. Pegawai 5,53 4,92 5,73

3. Administrasi 2,55 1,53 1,86

4. Pemeliharaan 6,55 6,18 8,04

5. Penyusutan 4,95 3,30 4,57

6 Lainnya 2,37 2,76 4,94

Total 100,00 100,00 100,00

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

Komponen biaya operasional yang mempunyai komposisi terbesar adalah

biaya bahan bakar, dengan proporsi sebesar 78,04% pada tahun 2007, sebesar 81,31%

pada tahun 2008 dan sebesar 74,86% pada tahun 2009 dari total biaya operasional

yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB. Dengan demikian, fokus

Page 70: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

58

perhatian diupayakan untuk melakukan penghematan pada biaya bahan bakar.

Alternatif penggunaan bahan bakar menjadi penting dilakukan, termasuk mencari

alternatif jenis pembangkit yang dimiliki sesuai dengan potensi yang ada di Provinsi

NTB.

Temuan harga pokok penjualan per KWH pada dasarnya adalah sebagai nilai

terendah tarif yang menyebabkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB berada pada

kondisi BEP (break even point). Fakta yang ada, harga yang ditetapkan untuk

konsumen masih jauh lebih rendah, sehingga dipastikan kondisi yang dialami adalah

merugi.

4.4. Penentuan Varians Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan pada PT. PLN

(Persero) Wilayah NTB

Pada tahun 2007 harga gabungan (istilah yang digunakan untuk rata-rata tarif

setiap jenis pelanggan) oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB sebesar Rp.599,36

(diperoleh dari total nilai penjualan dibagi dengan total KWH yang dijual;

Rp.342.271.661.000/571.064 KWH). Adapun pada tahun 2008 harga jualnya sebesar

Rp.637,02, sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp.688,46 (dikutip dari laporan

tahunan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB).

Page 71: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

59

Berdasarkan informasi di atas, terlihat jelas adanya varian yang sangat besar, berikut

hasil perhitungannya.

Tabel 16. Varians Harga Jual dengan Harga Pokok Penjualan per KWH pada PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB Tahun 2007-2009.

Tahun Per KWH

Tarif (Rp) HPP (Rp) Varians (Rp) %Tarif/HPP

2007 599,36 2.092,33 -1.492,97 28,65

2008 637,02 3.109,83 -2.472,81 20,48

2009 688,46 2.195,39 -1.506,93 31,36

Rata-rata 641,61 2.465,85 -1.824,24 26,83

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah NTB (data diolah).

Varians harga atau tarif dengan harga pokok penjualan (HPP) yang terjadi

tergolong tinggi untuk setiap KWH yang dihasilkan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB. Harga pokok penjualan untuk setiap KWH listrik jauh lebih besar dengan tarif

yang ditetapkan, terlihat juga dalam persentase antara tarif dengan HPP, yang berada

pada kisaran 30,00% (berarti 70,00%-nya merupakan kerugian).

Rata-rata selisih negatif tarif dengan HPP per KWH periode 2007-2009 pada

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB sebesar –Rp.1.824,24 atau terjadi kerugian sebesar

nilai tersebut pada setiap KWH yang dihasilkan. Pada kondisi yang demikian,

dipastikan akan menyebabkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB mengalami kerugian

yang besar, bahkan semakin besar daya yang mampu dihasilkan akan menyebabkan

semakin besar kerugian yang dialami, karena biaya langsungnya berupa bahan bakar

yang menjadi biaya yang dominan dalam membentuk HPP.

Page 72: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

60

4.5. Interpretasi

Bisnis yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB tidak dapat

dinyatakan mempunyai konsep komersial, karena fakta menunjukkan bahwa bisnis

ini tidak dapat menetapkan harga jual produknya sesuai dengan kondisi internalnya

dalam memproduksi setiap satuan output (KWH listrik). Bisnis ini lebih banyak

mengandung peranan sebagai lembaga sosial yang mengemban amanat kepentingan

masyarakat (produk yang dihasilkan bersifat menguasai hajat hidup orang banyak).

Ditegaskan demikian, karena HPP yang terjadi dengan tarif yang ditetapkan

per KWH listrik sangat tinggi variansnya, dengan tarif yang minimal. Pemerintah

mempunyai peranan penting dalam memberikan subsidi atau istilah lain untuk tetap

menjamin keberlangsungan produksi yang dijalankan PT. PLN (Persero) Wilayah

NTB. Dinyatakan demikian, karena tanpa subsidi tersebut perusahaan terkait tidak

akan dapat bertahan dalam waktu yang singkat.

Harga jual yang ditetapkan sangat rendah dibandingkan dengan HPP, bahkan

prosentasenya tidak lebih dari 30,00% (tepatnya pada periode 2007-2009 sebesar

26,83%), berarti setiap KWH terdapat kandungan kerugian lebih dari 70,00%.

Dengan demikian, konsep yang dijalankan bisnis PT. PLN (Persero) Wilayah NTB

tidak perlu muluk-muluk, cukup dengan melakukan pengurangan kerugian, bukan

dalam konsteks global atau lainnya. Apabila PT. PLN (Persero) Wilayah NTB dapat

melakukan efisiensi atau kegiatan manajemen lain yang menyebabkan kerugian

berkurang adalah suatu prestasi yang sangat baik, terlebih dalam periode jangka

Page 73: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

61

panjang dapat berada pada posisi BEP merupakan suatu prestasi yang sangat

gemilang.

Konteks di atas, jika tidak dilakukan peningkatan tarif listrik dalam rangka

membela kepentingan masyarakat. Peningkatan tarif listrik dapat dinyatakan bukan

solusi yang disenangi oleh masyarakat, karena akan dapat berdampak pada

kemerosotan ekonomi dan sosial masyarakat. Masyarakat NTB secara umum masih

berada dalam taraf ekonomi rendah, sehingga implikasi peningkatan harga sebagai

dampak peningkatan tarif listrik tidak akan dapat diatasi.

Page 74: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil perhitungan yang dilakukan dengan melakukan akumulasi seluruh biaya

produksi yang dikeluarkan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, diperoleh HPP

per KWH di tahun 2007 sebesar Rp.2.092,33, tahun 2008 sebesar Rp.3.109,83

dan tahun 2009 sebesar Rp.2.195,39. Ada kecenderungan terjadi penurunan,

terlebih jika dilakukan alih teknologi mesin pembangkit dengan bahan bakar

yang lebih murah, misalnya MFO.

2. Tarif yang ditentukan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, mempunyai

varians negatif yang tinggi dengan HPP per KWH. Pada tahun 2007 terjadi

varians negatif sebesar -Rp.1.499,97, tahun 2008 sebesar –Rp.2.472,81 dan

tahun 2009 sebesar –Rp.1.506,93. Varians yang terjadi tergolong sangat

tinggi, dapat juga dilihat dari proporsi tarif dengan HPP per KWH tidak lebih

dari 30,00% (selisihnya 70,00% merupakan kerugian).

5.2. Saran

Saran yang diberikan dalam penelitian ini tidak dikaitkan dengan kebijakan

peningkatan tarif, karena akan berdampak pada aspek ekonomi dan sosial yang

kerugiannya akan jauh lebih besar dari nilai subsidi kerugian PT. PLN (Persero)

Page 75: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

63

Wilayah NTB yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu saran dalam penelitian ini

adalah :

1. Upaya secara terus menerus untuk melakukan efisiensi sangat diperlukan,

terutama pada pengurangan biaya bahan bakar dengan cara mencari alternatif

bahan bakar, termasuk melakukan investasi pada mesin yang beralih

menggunakan bahan bakar yang lebih murah. Efisiensi dapat juga dilakukan

dengan menerapkan manajemen keuangan berupa penghapusan aktiva tetap

yang tidak digunakan, sehingga dapat dikurangi biaya pemeliharaan dan

pembebanan biaya penyusutan. Efisiensi dapat juga dilakukan dengan cara

melakukan efisiensi pada ketenagakerjaan, sehingga gaji dan pengeluaran

lainnya dapat diminimalkan.

2. Masyarakat dan pemerintah harus menyadari sepenuhnya, kondisi dari PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB. Pemerintah turut andil dalam memberikan

subsidi serta masyarakat dapat membantu dengan cara berhemat dalam

menggunakan listrik, karena pada prinsipnya setiap KWH yang digunakan

mendapatkan subsidi yang besar dari pemerintah atau wujud kerugian dari PT.

PLN (Persero) Wilayah NTB.

Page 76: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.1

WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER FUNGSITAHUN 2007 DAN TAHUN 2006

Biaya Penyusutan

1 Januari 2006 Penambahan Pengurangan Koreksi Fungsi

dan Lainnya 31 Desember 2006 1 Januari 2007 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Fungsi Koreksi Lainnya 31 Desember 2007 31 Desember 2007

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

PEMBANGKITAN :

1 P L T A 13,532,436,400 - - - 13,532,436,400 13,532,436,400 - - - - 13,532,436,400 501,893,544

2 P L T U - - - - - - 8,492,239,328 - - - 8,492,239,328 7,952,832

3 P L T D 511,135,902,121 72,787,566,082 - - 583,923,468,203 583,923,468,203 48,821,672,413 - (6,301,921,864) - 626,443,218,752 34,640,759,002

4 P L T G - - - - - - - - - - - -

5 P L T P - - - - - - - - - - - -

6 P L T G U - - - - - - - - - - - -

Sub Total 524,668,338,521 72,787,566,082 - - 597,455,904,603 597,455,904,603 57,313,911,741 - (6,301,921,864) - 648,467,894,480 35,150,605,378

TRANSMISI : -

7 Transmisi - 2,098,826,824 - (219,302,000) 1,879,524,824 1,879,524,824 292,318,600 - - - 2,171,843,424 -

8 Tele Informasi Data - - - - - - - - - - - -

Sub Total - 2,098,826,824 - (219,302,000) 1,879,524,824 1,879,524,824 292,318,600 - - - 2,171,843,424 -

DISTRIBUSI : -

9 Distribusi 498,838,977,126 27,280,094,142 - - 526,119,071,268 526,119,071,268 48,750,203,441 42,206,475 2,686,690,864 (32,215,000) 577,481,544,098 21,160,259,685

10 Unit P. Distribusi 3,654,816,652 - - - 3,654,816,652 3,654,816,652 - - - - 3,654,816,652 365,481,648

Sub Total 502,493,793,778 27,280,094,142 - - 529,773,887,920 529,773,887,920 48,750,203,441 42,206,475 2,686,690,864 (32,215,000) 581,136,360,750 21,525,741,333

-

11 T U LANGGANAN 4,391,703,780 646,845,450 - (17,315,900) 5,021,233,330 5,021,233,330 773,253,000 - - - 5,794,486,330 543,972,005

LAINNYA : -

12 Tata Usaha 12,503,672,716 10,415,752,864 - 17,315,900 22,936,741,480 22,936,741,480 448,015,000 - 3,615,231,000 - 26,999,987,480 1,573,173,483

13 Gud & Pers. Bahan 2,355,558,000 - - - 2,355,558,000 2,355,558,000 - - - - 2,355,558,000 60,834,012

14 B e n g k e l 85,743,000 - - - 85,743,000 85,743,000 - - - - 85,743,000 3,766,800

15 Laboratorium - - - - - - - - - - - -

16 Jasa-Jasa Teknik - - - - - - - - - - - -

17 Wisma dan R. Dinas 363,043,265 - - - 363,043,265 363,043,265 - - - - 363,043,265 19,984,056

18 Telekomunikasi 4,498,500,148 1,440,001,726 - - 5,938,501,874 5,938,501,874 1,489,868,150 - - - 7,428,370,024 276,383,069

19 Rupa-2 Jasa Umum - - - - - - - - - - -

20 Pendidikan & Latihan - - - - - - - - - - - -

Sub Total 19,806,517,129 11,855,754,590 - 17,315,900 31,679,587,619 31,679,587,619 1,937,883,150 - 3,615,231,000 - 37,232,701,769 1,934,141,420

T O T A L 1,051,360,353,208 114,669,087,088 - (219,302,000) 1,165,810,138,296 1,165,810,138,296 109,067,569,932 42,206,475 - (32,215,000) 1,274,803,286,753 59,154,460,136

Catatan :

- Total Koreksi Antar Fungsi ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ). - Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.1

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 8 Lamp 2D- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited

No. Fungsi

TAHUN 2006 TAHUN 2007

Page 77: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.2

WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER JENISTAHUN 2007 DAN TAHUN 2006

Biaya Penyusutan

1 Januari 2006 Penambahan Pengurangan Koreksi Jenis Dan

Lainnya 31 Desember 2006 1 Januari 2007 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Jenis Koreksi Lainnya 31 Desember 2007 31 Desember 2007

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

1 Bangunan dan Kelengkapan Halaman 29,544,452,807 9,459,479,614 - 390,428,500 39,394,360,921 39,394,360,921 1,648,028,700 - - - 41,042,389,621 2,000,144,182

2 Bangunan Saluran Air & Perlkpnya 500,657,000 - - - 500,657,000 500,657,000 - - - - 500,657,000 18,542,832

3 Jalan Sepur Samping - - - - - - - - - - - -

4 Instalasi dan Mesin 418,133,199,486 64,569,743,391 - (76,134,300) 482,626,808,577 482,626,808,577 42,997,193,017 - (1,386,061,714) - 524,237,939,880 29,720,751,561

5 Reaktor Nuklir - - - - - - - - - - - -

6 Pelkpan Penyaluran T. Listrik 67,475,557,527 6,986,555,291 - 205,651,000 74,667,763,818 74,667,763,818 3,310,017,321 - (669,417,150) - 77,308,363,989 3,172,956,066

7 Gardu Induk - - - - - - - - - - - -

8 Saluran Udara Tegangan Tinggi - - - - - - - - - - - -

9 Kabel Dibawah Tanah - - - - - - - - - - - -

10 Jaringan Distribusi 339,197,066,826 15,338,466,055 - - 354,535,532,881 354,535,532,881 23,168,342,560 - - - 377,703,875,441 11,977,124,924

11 Gardu Distribusi 79,167,444,731 8,189,180,537 - - 87,356,625,268 87,356,625,268 16,015,328,228 42,206,475 414,556,500 - 103,744,303,521 3,007,783,997

12 Perlengkapan Lain Lain Distribusi 75,857,616,285 2,964,730,650 - - 78,822,346,935 78,822,346,935 8,577,313,337 - - (32,215,000) 87,367,445,272 5,393,592,334

13 Perlengkapan Pengolahan Data 8,786,676,581 34,898,050 - - 8,821,574,631 8,821,574,631 941,071,465 - - - 9,762,646,096 837,277,279

14 Perlengkapan Transmisi Data 75,416,652 - - - 75,416,652 75,416,652 - - - - 75,416,652 7,541,652

15 Perlengkapan Telekomunikasi 2,767,992,148 1,440,001,726 - - 4,207,993,874 4,207,993,874 1,489,868,150 - - - 5,697,862,024 257,064,569

16 Perlengkapan Umum 10,311,513,745 2,977,718,450 - 438,765,800 13,727,997,995 13,727,997,995 2,277,619,226 - 351,578,864 - 16,357,196,085 1,947,639,915

17 Kendaraan Bermotor dan Alat yg Mobil 4,538,131,420 609,486,500 - - 5,147,617,920 5,147,617,920 383,117,000 - 1,298,959,500 - 6,829,694,420 813,665,783

18 Material Cadang 970,187,000 - - (958,711,000) 11,476,000 11,476,000 - - (9,616,000) - 1,860,000 375,042

SUB TOTAL 1,037,325,912,208 112,570,260,264 - - 1,149,896,172,472 1,149,896,172,472 100,807,899,004 42,206,475 - (32,215,000) 1,250,629,650,001 59,154,460,136

19 Tanah & Hak atas Tanah 14,034,441,000 2,098,826,824 (219,302,000) 15,913,965,824 15,913,965,824 8,259,670,928 - - - 24,173,636,752 -

T O T A L 1,051,360,353,208 114,669,087,088 - (219,302,000) 1,165,810,138,296 1,165,810,138,296 109,067,569,932 42,206,475 - (32,215,000) 1,274,803,286,753 59,154,460,136

Catatan :

- Total Koreksi Antar Jenis ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ).

- Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.2

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 8 Lamp 2D

- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited

Kode

Akun Jenis

TAHUN 2006 TAHUN 2007

Page 78: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12

WILAYAH NTB

GABUNGAN

Pemakaian Material Jasa Borongan Gaji dan Lainnya Cuti Dan Lainnya Diklat dan Lainnya

(1) (2) ( 3 = 4 S/D 10 ) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

6 00 1 00 000 - Pembelian T. Listrik *) - XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Sewa diesel / Genset 28,356,797,682 XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Beban Penggunaan Transmisi - XX XX XX XX XX XX XX XX

Sub Total 28,356,797,682 XX XX XX XX XX XX XX XX

PEMBANGKITAN :

6 11 0 00 000 P L T A 547,447,303 - 28,629,434 15,874,325 - - - 1,050,000 501,893,544

6 12 0 00 000 P L T U 1,044,294,432 - - 282,150,000 - - - 754,191,600 7,952,832

6 13 0 00 000 P L T D 1,037,984,527,644 932,522,757,964 29,113,362,993 18,396,559,875 9,382,659,227 3,224,215,540 5,277,470,682 5,426,742,361 34,640,759,002

6 14 0 00 000 P L T G - - - - - - - - -

6 15 0 00 000 P L T P - - - - - - - - -

6 16 0 00 000 P L T G/U - - - - - - - - -

Sub Total 1,039,576,269,379 932,522,757,964 29,141,992,427 18,694,584,200 9,382,659,227 3,224,215,540 5,277,470,682 6,181,983,961 35,150,605,378

TRANSMISI :

6 20 0 00 000 Transmisi - - - - - - - - -

6 30 0 00 000 Tele Informasi Data - - - - - - - - -

Sub Total - - - - - - - - -

DISTRIBUSI :

6 40 0 00 000 Distribusi 52,417,727,760 - 6,523,495,749 8,699,249,014 7,215,619,423 2,439,287,214 4,540,902,522 1,838,914,153 21,160,259,685

6 50 0 00 000 Unit Pengatur Distribusi 365,481,648 - - - - - - - 365,481,648

Sub Total 52,783,209,408 - 6,523,495,749 8,699,249,014 7,215,619,423 2,439,287,214 4,540,902,522 1,838,914,153 21,525,741,333

6 60 0 00 000 TATA USAHA LANGGANAN 17,904,017,266 - 1,183,524,975 2,484,680,943 3,633,105,810 1,325,424,472 1,808,565,359 6,924,743,702 543,972,005

FUNGSI PENDUKUNG :

6 71 0 00 000 Tata Usaha 54,033,717,818 - 2,977,858,196 8,189,077,822 11,668,744,170 5,295,472,759 9,288,501,567 15,040,889,821 1,573,173,483

6 72 0 00 000 Gudang dan Persed. Bahan 1,671,146,195 - 129,698,770 25,924,982 578,260,745 182,862,760 242,140,939 451,423,987 60,834,012

6 73 0 00 000 B e n g k e l 3,766,800 - - - - - - - 3,766,800

6 74 0 00 000 Laboratorium - - - - - - - - -

6 75 0 00 000 Jasa-Jasa Teknik - - - - - - - - -

6 76 0 00 000 Wisma dan Rumah Dinas 184,274,056 - 36,584,000 127,706,000 - - - - 19,984,056

6 77 0 00 000 Telekomunikasi 340,847,569 - 54,909,000 8,792,500 - - - 763,000 276,383,069

6 78 0 00 000 Rupa-Rupa Jasa Umum - - - - - - - - -

6 79 0 00 000 Pendidikan dan Latihan - - - - - - - - -

Sub Total 56,233,752,438 - 3,199,049,966 8,351,501,304 12,247,004,915 5,478,335,519 9,530,642,506 15,493,076,808 1,934,141,420

T O T A L 1,194,854,046,173 932,522,757,964 40,048,063,117 38,230,015,461 32,478,389,375 12,467,262,745 21,157,581,069 30,438,718,624 59,154,460,136

*) Diisi Pada Kolom Jumlah

Jangan Mengubah / Menambah Baris !!!!!

Catatan :

- Kolom 3 harus sama dengan laporan laba / rugi per fungsi

- Jumlah kolom 4 S/D 10 harus sama dengan laporan laba / rugi per unsur

IKHTISAR BEBAN USAHAPERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2007

Kode Akun U r a i a n / F u n g s i Jumlah Bahan Bakar dan

Pelumas

Biaya Pemeliharaan Kepegawaian

Biaya Administrasi Biaya

Penyusutan

Page 79: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12.B.1

WILAYAH NTB

GABUNGAN

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN MINYAK PELUMAS

PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2007

J E N I S Satuan PLTA PLTU PLTD PLTG PLTP PLTGU Jumlah

2 3 4 5 6 7 8 9=3 s/d 8

Dalam Rupiah

H S D Rp. - - 846,770,985,270 - - - 846,770,985,270

M F O / Residu Rp. - - 71,372,040,376 - - - 71,372,040,376

I D O Rp. - - - - - - -

Sub Jumlah Minyak Bakar Rp. - - 918,143,025,646 - - - 918,143,025,646

Batu bara Rp. - - - - - - -

Gas alam Rp. - - - - - - -

Panas Bumi Rp. - - - - - - -

A i r Rp. - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Rp. - - - - - - -

Jumlah Bahan Bakar Rp. - - 918,143,025,646 - - - 918,143,025,646

Minyak Pelumas Rp. - - 14,379,732,318 - - - 14,379,732,318

J u m l a h Rp. - - 932,522,757,964 - - - 932,522,757,964

Dalam Satuan ( Unit )

H S D Liter - - 140,972,853 - - - 140,972,853

M F O / Residu Liter - - 26,747,982 - - - 26,747,982

I D O Liter - - - - - - -

Batu bara Kg - - - - - - -

Gas alam 1000 BTU - - - - - - -

Panas Bumi kWh - - - - - - -

A i r Kl - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Liter - - - - - - -

Minyak Pelumas Liter - - 889,501 - - - 889,501

Kolom 9 harus sama dengan Kolom 4 Lampiran 12

- Setiap ada mutasi rupiah bahan bakar harus diikuti dengan mengisi mutasi volume fisik dalam satuan unit yang digunakan.

- Jumlah rupiah kolom 3 s/d kolom 8 harus sama dengan kolom 4 lampiran 12.

- Kolom 9 (Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam rupiah) harus sama dengan jumlah kolom 8 lampiran 12.B.2

Page 80: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.1

WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER FUNGSITAHUN 2008 DAN TAHUN 2007

Biaya Penyusutan

1 JANUARI 2007 Penambahan Pengurangan Koreksi Fungsi dan

Lainnya 31 DESEMBER 2007 1 JANUARI 2008 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Fungsi Koreksi Lainnya 31 DESEMBER 2008 31 DESEMBER 2008

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

PEMBANGKITAN :

1 P L T A 13,532,436,400 - - - 13,532,436,400 13,532,436,400 534,117,781 - - - 14,066,554,181 501,893,544

2 P L T U - 8,492,239,328 - - 8,492,239,328 8,492,239,328 272,597,470 - - - 8,764,836,798 47,716,992

3 P L T D 583,923,468,203 48,821,672,413 - (6,301,921,864) 626,443,218,752 626,443,218,752 29,236,746,904 18,526,706,419 - - 637,153,259,237 37,052,240,445

4 P L T G - - - - - - - - - - - -

5 P L T P - - - - - - - - - - - -

6 P L T G U - - - - - - - - - - - -

Sub Total 597,455,904,603 57,313,911,741 - (6,301,921,864) 648,467,894,480 648,467,894,480 30,043,462,155 18,526,706,419 - - 659,984,650,216 37,601,850,981

TRANSMISI : -

7 Transmisi 1,879,524,824 292,318,600 - - 2,171,843,424 2,171,843,424 7,612,234,816 - - (579,206,680) 9,204,871,560 -

8 Tele Informasi Data - - - - - - - - - - - -

Sub Total 1,879,524,824 292,318,600 - - 2,171,843,424 2,171,843,424 7,612,234,816 - - (579,206,680) 9,204,871,560 -

DISTRIBUSI : -

9 Distribusi 526,119,071,268 48,750,203,441 42,206,475 2,654,475,864 577,481,544,098 577,481,544,098 83,232,760,118 - - (200,878,700) 660,513,425,516 23,187,978,046

10 Unit P. Distribusi 3,654,816,652 - - - 3,654,816,652 3,654,816,652 - - - - 3,654,816,652 365,481,648

Sub Total 529,773,887,920 48,750,203,441 42,206,475 2,654,475,864 581,136,360,750 581,136,360,750 83,232,760,118 - - (200,878,700) 664,168,242,168 23,553,459,694

-

11 T U LANGGANAN 5,021,233,330 773,253,000 - - 5,794,486,330 5,794,486,330 1,137,753,845 - - - 6,932,240,175 682,122,605

LAINNYA : -

12 Tata Usaha 22,936,741,480 448,015,000 - 3,615,231,000 26,999,987,480 26,999,987,480 321,254,000 - - (703,070,395) 26,618,171,085 1,520,766,059

13 Gud & Pers. Bahan 2,355,558,000 - - - 2,355,558,000 2,355,558,000 28,861,000 - - - 2,384,419,000 62,036,572

14 B e n g k e l 85,743,000 - - - 85,743,000 85,743,000 - - - - 85,743,000 3,766,800

15 Laboratorium - - - - - - - - - - - -

16 Jasa-Jasa Teknik - - - - - - - - - - - -

17 Wisma dan R. Dinas 363,043,265 - - - 363,043,265 363,043,265 - - - - 363,043,265 19,984,112

18 Telekomunikasi 5,938,501,874 1,489,868,150 - - 7,428,370,024 7,428,370,024 53,728,612 - - - 7,482,098,636 356,828,812

19 Rupa-2 Jasa Umum - - - - - - - - - -

20 Pendidikan & Latihan - - - - - - - - - - - -

Sub Total 31,679,587,619 1,937,883,150 - 3,615,231,000 37,232,701,769 37,232,701,769 403,843,612 - - (703,070,395) 36,933,474,986 1,963,382,355

T O T A L 1,165,810,138,296 109,067,569,932 42,206,475 (32,215,000) 1,274,803,286,753 1,274,803,286,753 122,430,054,546 18,526,706,419 - (1,483,155,775) 1,377,223,479,105 63,800,815,635

Catatan :

- Total Koreksi Antar Fungsi ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ).

- Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.1

- Total kolom 10 harus sama dengan jumlah kolom 4 lamp 4.A.1

- Kolom 12 harus dijelaskan di Penjelasan Pos-pos Neraca

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 9 Lamp 2.D

- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited, dan saldo akhir didukung dengan Hasil Inventarisasi Fisik

No. Fungsi

TAHUN 2007 TAHUN 2008

Page 81: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.2

WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER JENISTAHUN 2008 DAN TAHUN 2007

Biaya Penyusutan

1 JANUARI 2007 Penambahan Pengurangan Koreksi Jenis Dan

Lainnya 31 DESEMBER 2007 1 JANUARI 2008 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Jenis Koreksi Lainnya 31 DESEMBER 2008 31 DESEMBER 2008

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

1 Bangunan dan Kelengkapan Halaman 39,394,360,921 1,648,028,700 - - 41,042,389,621 41,042,389,621 509,913,321 - - (703,070,395) 40,849,232,547 2,066,294,442

2 Bangunan Saluran Air & Perlkpnya 500,657,000 - - - 500,657,000 500,657,000 - - - - 500,657,000 18,542,832

3 Jalan Sepur Samping - - - - - - - - - - - -

4 Instalasi dan Mesin 482,626,808,577 42,997,193,017 - (1,386,061,714) 524,237,939,880 524,237,939,880 24,468,465,829 18,526,706,419 - - 530,179,699,290 31,748,559,257

5 Reaktor Nuklir - - - - - - - - - - - -

6 Pelkpan Penyaluran T. Listrik 74,667,763,818 3,310,017,321 - (669,417,150) 77,308,363,989 77,308,363,989 3,261,101,200 - - - 80,569,465,189 3,313,423,203

7 Gardu Induk - - - - - - - - - - - -

8 Saluran Udara Tegangan Tinggi - - - - - - - - - - - -

9 Kabel Dibawah Tanah - - - - - - - - - - - -

10 Jaringan Distribusi 354,535,532,881 23,168,342,560 - - 377,703,875,441 377,703,875,441 47,487,527,633 - - (52,378,700) 425,139,024,374 12,725,418,510

11 Gardu Distribusi 87,356,625,268 16,015,328,228 42,206,475 414,556,500 103,744,303,521 103,744,303,521 21,514,344,309 - - (148,500,000) 125,110,147,830 3,444,864,472

12 Perlengkapan Lain Lain Distribusi 78,822,346,935 8,577,313,337 - (32,215,000) 87,367,445,272 87,367,445,272 10,822,599,452 - - - 98,190,044,724 5,859,120,700

13 Perlengkapan Pengolahan Data 8,821,574,631 941,071,465 - - 9,762,646,096 9,762,646,096 992,801,070 - - - 10,755,447,166 977,141,821

14 Perlengkapan Transmisi Data 75,416,652 - - - 75,416,652 75,416,652 - - - - 75,416,652 7,541,652

15 Perlengkapan Telekomunikasi 4,207,993,874 1,489,868,150 - - 5,697,862,024 5,697,862,024 53,728,612 - - - 5,751,590,636 337,510,312

16 Perlengkapan Umum 13,727,997,995 2,277,619,226 - 351,578,864 16,357,196,085 16,357,196,085 2,747,873,053 - - - 19,105,069,138 2,359,904,280

17 Kendaraan Bermotor dan Alat yg Mobil 5,147,617,920 383,117,000 - 1,298,959,500 6,829,694,420 6,829,694,420 2,152,750,000 - - - 8,982,444,420 942,379,746

18 Material Cadang 11,476,000 - - (9,616,000) 1,860,000 1,860,000 - - - - 1,860,000 114,408

SUB TOTAL 1,149,896,172,472 100,807,899,004 42,206,475 (32,215,000) 1,250,629,650,001 1,250,629,650,001 114,011,104,479 18,526,706,419 - (903,949,095) 1,345,210,098,966 63,800,815,635

19 Tanah & Hak atas Tanah 15,913,965,824 8,259,670,928 24,173,636,752 24,173,636,752 8,418,950,067 - - (579,206,680) 32,013,380,139 -

T O T A L 1,165,810,138,296 109,067,569,932 42,206,475 (32,215,000) 1,274,803,286,753 1,274,803,286,753 122,430,054,546 18,526,706,419 - (1,483,155,775) 1,377,223,479,105 63,800,815,635

Catatan :

- Total Koreksi Antar Jenis ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ).

- Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.2

- Total kolom 10 harus sama dengan jumlah kolom 4 lamp 4.A.2

- Kolom 12 harus dijelaskan di Penjelasan Pos-pos Neraca

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 9 Lamp 2.D

- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited, dan saldo akhir didukung dengan Hasil Inventarisasi Fisik

Kode

Akun Jenis

TAHUN 2007 TAHUN 2008

Page 82: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12

WILAYAH NTB

GABUNGAN

Pemakaian Material Jasa Borongan Gaji dan Lainnya Cuti Dan Lainnya Diklat dan Lainnya

(1) (2) ( 3 = 4 S/D 10 ) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

6 00 1 00 000 - Pembelian T. Listrik *) - XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Sewa diesel / Genset 53,463,632,094 XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Beban Penggunaan Transmisi - XX XX XX XX XX XX XX XX

Sub Total 53,463,632,094 XX XX XX XX XX XX XX XX

PEMBANGKITAN :

6 11 0 00 000 P L T A 950,354,513 - 30,130,469 415,080,500 - - - 3,250,000 501,893,544

6 12 0 00 000 P L T U 50,107,492 - - 1,780,000 - - - 610,500 47,716,992

6 13 0 00 000 P L T D 1,711,285,928,895 1,572,211,264,889 38,516,299,932 37,808,732,074 10,028,721,163 4,600,200,954 5,703,580,307 5,364,889,131 37,052,240,445

6 14 0 00 000 P L T G - - - - - - - - -

6 15 0 00 000 P L T P - - - - - - - - -

6 16 0 00 000 P L T G/U - - - - - - - - -

Sub Total 1,712,286,390,900 1,572,211,264,889 38,546,430,401 38,225,592,574 10,028,721,163 4,600,200,954 5,703,580,307 5,368,749,631 37,601,850,981

TRANSMISI :

6 20 0 00 000 Transmisi - XX - - - - - - -

6 30 0 00 000 Tele Informasi Data - XX - - - - - - -

Sub Total - XX - - - - - - -

DISTRIBUSI :

6 40 0 00 000 Distribusi 61,661,948,256 XX 9,376,206,310 10,186,793,121 8,140,399,705 4,286,074,335 4,636,401,478 1,848,095,261 23,187,978,046

6 50 0 00 000 Unit Pengatur Distribusi 365,481,648 XX - - - - - - 365,481,648

Sub Total 62,027,429,904 XX 9,376,206,310 10,186,793,121 8,140,399,705 4,286,074,335 4,636,401,478 1,848,095,261 23,553,459,694

6 60 0 00 000 TATA USAHA LANGGANAN 23,386,283,705 XX 1,012,665,520 5,980,780,008 4,368,985,251 2,637,428,142 2,110,809,263 6,593,492,916 682,122,605

FUNGSI PENDUKUNG :

6 71 0 00 000 Tata Usaha 69,399,969,943 XX 3,199,185,507 12,680,169,642 15,214,493,145 7,343,092,752 14,008,676,364 15,433,586,474 1,520,766,059

6 72 0 00 000 Gudang dan Persed. Bahan 2,502,306,417 XX 37,915,500 51,471,962 1,268,204,420 539,510,098 268,418,307 274,749,558 62,036,572

6 73 0 00 000 B e n g k e l 3,766,800 XX - - - - - - 3,766,800

6 74 0 00 000 Laboratorium - XX - - - - - - -

6 75 0 00 000 Jasa-Jasa Teknik - XX - - - - - - -

6 76 0 00 000 Wisma dan Rumah Dinas 19,984,112 XX - - - - - - 19,984,112

6 77 0 00 000 Telekomunikasi 526,781,922 XX 143,165,060 26,788,050 - - - - 356,828,812

6 78 0 00 000 Rupa-Rupa Jasa Umum - XX - - - - - - -

6 79 0 00 000 Pendidikan dan Latihan - XX - - - - - - -

Sub Total 72,452,809,194 XX 3,380,266,067 12,758,429,654 16,482,697,565 7,882,602,850 14,277,094,671 15,708,336,032 1,963,382,355

T O T A L 1,923,616,545,797 1,572,211,264,889 52,315,568,298 67,151,595,357 39,020,803,684 19,406,306,281 26,727,885,719 29,518,673,840 63,800,815,635

*) Diisi Pada Kolom Jumlah

Jangan Mengubah / Menambah Baris !!!!!

Catatan :

- Kolom 3 harus sama dengan laporan laba / rugi per fungsi

- Jumlah kolom 4 S/D 10 harus sama dengan laporan laba / rugi per unsur

- Pembelian TL harus sama dengan Laba Rugi

- Sewa diesel harus sama dengan Laba Rugi

- Kolom 11 harus [=] biaya penyusutan pada laba/rugi per unsur

IKHTISAR BEBAN USAHAPERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2008

Kode Akun GL

Magic U r a i a n / F u n g s i Jumlah

Bahan Bakar dan

Minyak Pelumas

Beban Pemeliharaan Beban Kepegawaian Beban Administrasi

Beban

Penyusutan

Page 83: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12.B.1

WILAYAH NTB

GABUNGAN

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN MINYAK PELUMAS

PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2008

J E N I S Satuan PLTA PLTU PLTD PLTG PLTP PLTGU Jumlah

2 3 4 5 6 7 8 9=3 s/d 8

Dalam Rupiah

H S D Rp. - - 1,283,685,472,750 - - - 1,283,685,472,750

M F O / Residu Rp. - - 271,061,804,672 - - - 271,061,804,672

I D O Rp. - - - - - - -

Sub Jumlah Minyak Bakar Rp. - - 1,554,747,277,422 - - - 1,554,747,277,422

Batu bara Rp. - - - - - - -

Gas alam Rp. - - - - - - -

Panas Bumi Rp. - - - - - - -

A i r Rp. - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Rp. - - - - - - -

Jumlah Bahan Bakar Rp. - - 1,554,747,277,422 - - - 1,554,747,277,422

Minyak Pelumas Rp. - - 17,463,987,467 - - - 17,463,987,467

J u m l a h Rp. - - 1,572,211,264,889 - - - 1,572,211,264,889

Dalam Satuan ( Unit )

H S D Liter - - 141,381,064 - - - 141,381,064

M F O / Residu Liter - - 42,952,428 - - - 42,952,428

I D O Liter - - - - - - -

Batu bara Kg - - - - - - -

Gas alam 1000 BTU - - - - - - -

Panas Bumi kWh - - - - - - -

A i r Kl - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Liter - - - - - - -

Minyak Pelumas Liter - - 1,026,922 - - - 1,026,922

Kolom 9 harus sama dengan Kolom 4 Lampiran 12

- Setiap ada mutasi rupiah bahan bakar harus diikuti dengan mengisi mutasi volume fisik dalam satuan unit yang digunakan.

- Jumlah rupiah kolom 3 s/d kolom 8 harus sama dengan kolom 4 lampiran 12.

- Kolom 9 (Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam rupiah) harus sama dengan jumlah kolom 8 lampiran 12.B.2

Page 84: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.1

WILAYAH NTB

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER FUNGSITAHUN 2009 DAN TAHUN 2008

Biaya Penyusutan

1 JANUARI 2008 Penambahan Pengurangan Koreksi Fungsi

dan Lainnya 31 DESEMBER 2008 1 JANUARI 2009 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Fungsi Koreksi Lainnya 31 DESEMBER 2009 31 DESEMBER 2009

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

PEMBANGKITAN :

1 P L T A 13,532,436,400 534,117,781 - - 14,066,554,181 14,066,554,181 - - 60,064,670 (594,182,451) 13,532,436,400 501,893,544

2 P L T U 8,492,239,328 272,597,470 - - 8,764,836,798 8,764,836,798 - - 7,058,959,866 (7,314,633,336) 8,509,163,328 47,716,992

3 P L T D 626,443,218,752 29,236,746,904 18,526,706,419 - 637,153,259,237 637,153,259,237 21,130,839,543 5,209,401,777 - (1,590,173,200) 651,484,523,803 37,184,180,178

4 P L T G - - - - - - - - - - - -

5 P L T P - - - - - - - - - - - -

6 P L T G U - - - - - - - - - - - -

Sub Total 648,467,894,480 30,043,462,155 18,526,706,419 - 659,984,650,216 659,984,650,216 21,130,839,543 5,209,401,777 7,119,024,536 (9,498,988,987) 673,526,123,531 37,733,790,714

TRANSMISI : -

7 Transmisi 2,171,843,424 7,612,234,816 - (579,206,680) 9,204,871,560 9,204,871,560 170,625,000 - (7,152,074,536) (2,223,422,024) - -

8 Tele Informasi Data - - - - - - - - - - - -

Sub Total 2,171,843,424 7,612,234,816 - (579,206,680) 9,204,871,560 9,204,871,560 170,625,000 - (7,152,074,536) (2,223,422,024) - -

DISTRIBUSI : -

9 Distribusi 577,481,544,098 83,232,760,118 - (200,878,700) 660,513,425,516 660,513,425,516 83,691,491,715 2,901,777,985 - (3,039,290,027) 738,263,849,219 25,952,830,231

10 Unit P. Distribusi 3,654,816,652 - - - 3,654,816,652 3,654,816,652 - - - - 3,654,816,652 365,481,648

Sub Total 581,136,360,750 83,232,760,118 - (200,878,700) 664,168,242,168 664,168,242,168 83,691,491,715 2,901,777,985 - (3,039,290,027) 741,918,665,871 26,318,311,879

-

11 T U LANGGANAN 5,794,486,330 1,137,753,845 - - 6,932,240,175 6,932,240,175 47,437,500 - - - 6,979,677,675 596,541,402

LAINNYA : -

12 Tata Usaha 26,999,987,480 321,254,000 - (703,070,395) 26,618,171,085 26,618,171,085 453,806,669 81,300,000 33,050,000 (234,481,500) 26,789,246,254 1,315,479,634

13 Gud & Pers. Bahan 2,355,558,000 28,861,000 - - 2,384,419,000 2,384,419,000 - - - - 2,384,419,000 62,353,968

14 B e n g k e l 85,743,000 - - - 85,743,000 85,743,000 496,574,000 - - - 582,317,000 103,081,572

15 Laboratorium - - - - - - - - - - - -

16 Jasa-Jasa Teknik - - - - - - - - - - - -

17 Wisma dan R. Dinas 363,043,265 - - - 363,043,265 363,043,265 - - - - 363,043,265 19,675,640

18 Telekomunikasi 7,428,370,024 53,728,612 - - 7,482,098,636 7,482,098,636 90,175,300 - - - 7,572,273,936 361,877,172

19 Rupa-2 Jasa Umum - - - - - - - - - - -

20 Pendidikan & Latihan - - - - - - - - - - - -

Sub Total 37,232,701,769 403,843,612 - (703,070,395) 36,933,474,986 36,933,474,986 1,040,555,969 81,300,000 33,050,000 (234,481,500) 37,691,299,455 1,862,467,986

T O T A L 1,274,803,286,753 122,430,054,546 18,526,706,419 (1,483,155,775) 1,377,223,479,105 1,377,223,479,105 106,080,949,727 8,192,479,762 - (14,996,182,538) 1,460,115,766,532 66,511,111,981

Catatan :

- Total Koreksi Antar Fungsi ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ).

- Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.1

- Total kolom 10 harus sama dengan jumlah kolom 4 lamp 4.A.1

- Kolom 12 harus dijelaskan di Penjelasan Pos-pos Neraca

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 9 Lamp 2.D

- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited, dan saldo akhir didukung dengan Hasil Inventarisasi Fisik

No. Fungsi

TAHUN 2008 TAHUN 2009

Page 85: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 1.A.2

WILAYAH NTB

GABUNGAN

RINCIAN AKTIVA TETAP PER JENISTAHUN 2009 DAN TAHUN 2008

Biaya Penyusutan

1 JANUARI 2008 Penambahan Pengurangan Koreksi Jenis

Dan Lainnya 31 DESEMBER 2008 1 JANUARI 2009 Penambahan Pengurangan

Koreksi Antar

Jenis Koreksi Lainnya 31 DESEMBER 2009 31 DESEMBER 2009

1 2 3 4 5 6 7=3+4-5+6 8 9 10 11 12 13=8+9-10+11+12 14

1 Bangunan dan Kelengkapan Halaman 41,042,389,621 509,913,321 - (703,070,395) 40,849,232,547 40,849,232,547 1,577,657,680 - - (234,481,500) 42,192,408,727 1,932,140,672

2 Bangunan Saluran Air & Perlkpnya 500,657,000 - - - 500,657,000 500,657,000 - - - - 500,657,000 18,542,832

3 Jalan Sepur Samping - - - - - - - - - - - -

4 Instalasi dan Mesin 524,237,939,880 24,468,465,829 18,526,706,419 - 530,179,699,290 530,179,699,290 18,301,345,963 5,209,401,777 - (1,386,673,200) 541,884,970,276 31,835,169,808

5 Reaktor Nuklir - - - - - - - - - - - -

6 Pelkpan Penyaluran T. Listrik 77,308,363,989 3,261,101,200 - - 80,569,465,189 80,569,465,189 - - - (203,500,000) 80,365,965,189 3,364,130,412

7 Gardu Induk - - - - - - - - - - - -

8 Saluran Udara Tegangan Tinggi - - - - - - - - - - - -

9 Kabel Dibawah Tanah - - - - - - - - - - - -

10 Jaringan Distribusi 377,703,875,441 47,487,527,633 - (52,378,700) 425,139,024,374 425,139,024,374 51,940,861,248 1,390,947,445 - (256,896,750) 475,432,041,427 13,968,846,709

11 Gardu Distribusi 103,744,303,521 21,514,344,309 - (148,500,000) 125,110,147,830 125,110,147,830 18,587,658,107 775,959,810 - (2,382,204,278) 140,539,641,849 3,903,411,237

12 Perlengkapan Lain Lain Distribusi 87,367,445,272 10,822,599,452 - - 98,190,044,724 98,190,044,724 8,573,407,100 603,057,896 - (400,188,999) 105,760,204,929 6,434,823,639

13 Perlengkapan Pengolahan Data 9,762,646,096 992,801,070 - - 10,755,447,166 10,755,447,166 61,667,169 - - - 10,817,114,335 1,007,758,793

14 Perlengkapan Transmisi Data 75,416,652 - - - 75,416,652 75,416,652 - - - - 75,416,652 7,541,652

15 Perlengkapan Telekomunikasi 5,697,862,024 53,728,612 - - 5,751,590,636 5,751,590,636 90,175,300 - - - 5,841,765,936 342,558,672

16 Perlengkapan Umum 16,357,196,085 2,747,873,053 - - 19,105,069,138 19,105,069,138 6,051,337,160 3,476,000 - - 25,152,930,298 2,806,207,356

17 Kendaraan Bermotor dan Alat yg Mobil 6,829,694,420 2,152,750,000 - - 8,982,444,420 8,982,444,420 726,215,000 209,636,834 - - 9,499,022,586 889,865,791

18 Material Cadang 1,860,000 - - - 1,860,000 1,860,000 - - - - 1,860,000 114,408

SUB TOTAL 1,250,629,650,001 114,011,104,479 18,526,706,419 (903,949,095) 1,345,210,098,966 1,345,210,098,966 105,910,324,727 8,192,479,762 - (4,863,944,727) 1,438,063,999,204 66,511,111,981

19 Tanah & Hak atas Tanah 24,173,636,752 8,418,950,067 - (579,206,680) 32,013,380,139 32,013,380,139 170,625,000 - - (10,132,237,811) 22,051,767,328 -

T O T A L 1,274,803,286,753 122,430,054,546 18,526,706,419 (1,483,155,775) 1,377,223,479,105 1,377,223,479,105 106,080,949,727 8,192,479,762 - (14,996,182,538) 1,460,115,766,532 66,511,111,981

Catatan :

- Total Koreksi Antar Jenis ( Kolom 11 ) harus nol ( 0 ).

- Total Kolom 9 dan 10 agar dicocokkan dengan Penjelasan Pos-2 Neraca

- Total kolom 9 harus sama dengan kolom 3 Lampiran 1.C.2

- Total kolom 10 harus sama dengan jumlah kolom 4 lamp 4.A.2

- Kolom 12 harus dijelaskan di Penjelasan Pos-pos Neraca

- Kolom 14 harus sama dengan Beban Penyusutan pada Laba Rugi + kolom 9 Lamp 2.D

- Saldo awal harus sama dengan Saldo Audited, dan saldo akhir didukung dengan Hasil Inventarisasi Fisik

Kode

Akun Jenis

TAHUN 2008 TAHUN 2009

Page 86: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12

WILAYAH NTB

GABUNGAN

Pemakaian Material Jasa Borongan Gaji dan Lainnya Cuti Dan Lainnya Diklat dan Lainnya

(1) (2) ( 3 = 4 S/D 10 ) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

6 00 1 00 000 - Pembelian T. Listrik *) - XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Sewa diesel / Genset 54,571,802,557 XX XX XX XX XX XX XX XX

6 00 2 00 000 - Beban Penggunaan Transmisi - XX XX XX XX XX XX XX XX

Sub Total 54,571,802,557 XX XX XX XX XX XX XX XX

PEMBANGKITAN :

6 11 0 00 000 P L T A 527,846,294 - 4,838,750 20,664,000 - - - 450,000 501,893,544

6 12 0 00 000 P L T U 57,828,440 - - - - - - 10,111,448 47,716,992

6 13 0 00 000 P L T D 1,253,514,050,660 1,107,776,497,400 48,900,309,941 30,850,740,875 12,016,069,244 6,336,438,280 5,802,484,093 4,647,330,649 37,184,180,178

6 14 0 00 000 P L T G - - - - - - - - -

6 15 0 00 000 P L T P - - - - - - - - -

6 16 0 00 000 P L T G/U - - - - - - - - -

Sub Total 1,254,099,725,394 1,107,776,497,400 48,905,148,691 30,871,404,875 12,016,069,244 6,336,438,280 5,802,484,093 4,657,892,097 37,733,790,714

TRANSMISI :

6 20 0 00 000 Transmisi - XX - - - - - - -

6 30 0 00 000 Tele Informasi Data 403,148,100 XX 64,210,600 338,937,500 - - - - -

Sub Total 403,148,100 XX 64,210,600 338,937,500 - - - - -

DISTRIBUSI :

6 40 0 00 000 Distribusi 63,319,808,640 XX 8,517,120,946 10,757,677,679 9,299,106,386 3,616,585,739 3,894,171,078 1,282,316,581 25,952,830,231

6 50 0 00 000 Unit Pengatur Distribusi 365,481,648 XX - - - - - - 365,481,648

Sub Total 63,685,290,288 XX 8,517,120,946 10,757,677,679 9,299,106,386 3,616,585,739 3,894,171,078 1,282,316,581 26,318,311,879

6 60 0 00 000 TATA USAHA LANGGANAN 22,395,686,393 XX 601,938,033 2,459,963,847 5,456,807,000 2,704,465,976 2,566,917,300 8,009,052,835 596,541,402

FUNGSI PENDUKUNG :

6 71 0 00 000 Tata Usaha 59,089,649,825 XX 2,641,868,148 11,394,963,842 18,649,390,078 4,060,381,204 8,039,050,443 12,988,516,476 1,315,479,634

6 72 0 00 000 Gudang dan Persed. Bahan 1,293,214,508 XX 8,371,000 42,344,375 519,514,300 276,143,493 205,008,962 179,478,410 62,353,968

6 73 0 00 000 B e n g k e l 103,081,572 XX - - - - - - 103,081,572

6 74 0 00 000 Laboratorium - XX - - - - - - -

6 75 0 00 000 Jasa-Jasa Teknik - XX - - - - - - -

6 76 0 00 000 Wisma dan Rumah Dinas 48,990,640 XX 25,315,000 4,000,000 - - - - 19,675,640

6 77 0 00 000 Telekomunikasi 810,727,472 XX 123,904,500 324,945,800 - - - - 361,877,172

6 78 0 00 000 Rupa-Rupa Jasa Umum - XX - - - - - - -

6 79 0 00 000 Pendidikan dan Latihan - XX - - - - - - -

Sub Total 61,345,664,017 XX 2,799,458,648 11,766,254,017 19,168,904,378 4,336,524,697 8,244,059,405 13,167,994,886 1,862,467,986

T O T A L 1,456,501,316,749 1,107,776,497,400 60,887,876,918 56,194,237,918 45,940,887,008 16,994,014,692 20,507,631,876 27,117,256,399 66,511,111,981

*) Diisi Pada Kolom Jumlah

Jangan Mengubah / Menambah Baris !!!!!

Catatan :

- Kolom 3 harus sama dengan laporan laba / rugi per fungsi

- Jumlah kolom 4 S/D 10 harus sama dengan laporan laba / rugi per unsur

- Pembelian TL harus sama dengan Laba Rugi

- Sewa diesel harus sama dengan Laba Rugi

IKHTISAR BEBAN USAHAPERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2009

Kode Akun GL

Magic U r a i a n / F u n g s i Jumlah

Bahan Bakar dan

Minyak Pelumas

Beban Pemeliharaan Beban Kepegawaian Beban

Administrasi

Beban

Penyusutan

Page 87: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

- Kolom 11 harus [=] biaya penyusutan pada laba/rugi per unsur

Page 88: SKRIPSI - mvdw.org · ANALISIS KESESUAIAN TARIF AKTUAL TERHADAP TARIF ATAS DASAR HARGA POKOK PENJUALAN; STUDI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH NTB PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan

PT. PLN (PERSERO) Lampiran : 12.B.1

WILAYAH NTB

GABUNGAN

J E N I S Satuan PLTA PLTU PLTD PLTG PLTP PLTGU Jumlah Ongkos Angkut Total

2 3 4 5 6 7 8 9=3 s/d 8 10 11=9 + 10

Dalam Rupiah

H S D Rp. - - 901,251,142,507 - - - 901,251,142,507 7,645,757,095 908,896,899,602

M F O / Residu Rp. - - 163,607,626,817 - - - 163,607,626,817 9,767,139,884 173,374,766,701

I D O Rp. - - - - - - - - -

Sub Jumlah Minyak Bakar Rp. - - 1,064,858,769,324 - - - 1,064,858,769,324 17,412,896,979 1,082,271,666,303

Batu bara Rp. - - - - - - - - -

Gas alam Rp. - - - - - - - - -

Panas Bumi Rp. - - - - - - - - -

A i r Rp. - - - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Rp. - - - - - - - - -

Jumlah Bahan Bakar Rp. - - 1,064,858,769,324 - - - 1,064,858,769,324 17,412,896,979 1,082,271,666,303

Minyak Pelumas Rp. - - 25,504,831,097 - - - 25,504,831,097 - 25,504,831,097

J u m l a h Rp. - - 1,090,363,600,421 - - - 1,090,363,600,421 17,412,896,979 1,107,776,497,400

Dalam Satuan ( Unit )

H S D Liter - - 166,792,597 - - - 166,792,597

M F O / Residu Liter - - 41,684,294 - - - 41,684,294

I D O Liter - - - - - - -

Batu bara Kg - - - - - - -

Gas alam 1000 BTU - - - - - - -

Panas Bumi kWh - - - - - - -

A i r Kl - - - - - - -

Campuran Bahan Bakar dll Liter - - - - - - -

Minyak Pelumas Liter - - 1,177,049 - - - 1,177,049

Kolom 9 harus sama dengan Kolom 4 Lampiran 12

- Setiap ada mutasi rupiah bahan bakar harus diikuti dengan mengisi mutasi volume fisik dalam satuan unit yang digunakan.

- Jumlah rupiah kolom 3 s/d kolom 8 harus sama dengan kolom 4 lampiran 12.

- Kolom 9 (Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam rupiah) harus sama dengan jumlah kolom 8 lampiran 12.B.2

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN MINYAK PELUMAS

PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2009