Skripsi Model Poe Berbasis Modul Bergambar

download Skripsi Model Poe Berbasis Modul Bergambar

of 215

Transcript of Skripsi Model Poe Berbasis Modul Bergambar

  • i

    PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION

    OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL

    BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI

    CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN

    SKRIPSI

    Oleh

    Nisfi Laili Saadati

    NPM 09330243

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    SEMARANG

    2013

  • ii

    PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION

    OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL

    BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI

    CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN

    SKRIPSI

    Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang

    Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Sarjana Pendidikan Fisika

    Oleh

    Nisfi Laili Saadati

    NPM 09330243

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    SEMARANG

    2013

  • iii

    Halaman Persetujuan

    Skripsi berjudul

    PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION

    OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL

    BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI

    CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN

    Yang disusun oleh

    Nisfi Laili Saadati

    NPM 09330243

    Telah disetujui dan siap untuk diujikan

    Semarang, ................ 2013

    Pembimbing I

    Drs. Pratjojo, M.Pd

    NIP. 084401245

    Pembimbing II

    Joko Siswanto, S.Pd. M.Pd

    NIP. 098401225

  • iv

    Halaman Pengesahan

    Skripsi berjudul

    PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION

    OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL

    BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI

    CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN

    Yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Nisfi Laili Saadati

    NPM 09330243 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada hari Sabtu, 16 Nopember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan Panitia Umum,

    Ketua

    Drs. Nizaruddin, M.Si

    NIP. 196803251994031004

    Sekertaris

    Dr. Ngurah Ayu N.M, M.Pd. NPP. 936901098

    Anggota penguji:

    1. Drs. Pratjojo, M.Pd (............................................)

    NPP. 084401245

    2. Joko Siswanto, M.Pd. (............................................)

    NPP. 098401225

    3. Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd (............................................)

    NPP. 057801165

  • v

    SURAT PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil

    karya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat yang

    terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, Nopember 2013

    NISFI LAILI SAADATI

    NPM 09330243

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    ..... Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang dipenuhi pahala tanpa batas (Q.S. Azzumar: 10)

    Yakin dan percayalah bahwa Allah akan selalu menolong hambanya

    Berusaha, bersabar, dan berdoa merupakan awal suatu proses yang berakhir dengan senyuman penuh kebahagiaan dan kemenangan.

    Persembahan:

    Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk:

    Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa mendoakanku di setiap langkahku. Terima kasih yang tiada kiranya atas semua pengorbanan dan perjuangan demi kelancaran kuliahku baik moril maupun materiil yang telah engkau berikan.

    Suamiku tercinta (Rohmad) yang selalu memberikan motivasi dan membantu dalam segala hal.

    Adikku tersayang (Azka dan lida) yang selalu memberikan dukungan.

    Untuk sahabatku (mila, vina, dan citra) yang selalu memberi semangat, motivasi dan bantuan yang luar biasa selama penulisan skripsi.

    Untuk keluarga besarku yang memberikan doa. Semua pihak yang telah memberikan bantun atas penulisan

    skripsi ini.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

    serta hidayah-Nya sehingga dengan usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat

    melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh

    Pembelajaran Aktif POE () Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi

    Belajar Siswa Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.

    Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Banyak sekali kesulitan yang

    penulis hadapi baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan

    skripsi ini, akan tetapi berkat doa, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari

    berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Untuk itu, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Dr. Muhdi, M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang

    2. Drs. Nizaruddin, M.Si, Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang

    3. Dra. Ngurah Ayu N M, M.Pd, Ketua program pendidikan fisika IKIP

    PGRI Semarang

    4. Drs. Pratjojo, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi

    ini.

    5. Joko Siswanto, M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi

    ini.

    6. Ali Mashadi, M.Ag, Kepala Sekolah MTs Nurul Ulum, yang telah

    memberikan ijin dalam penelitian

    7. Ade Farida Kurniawati, S.Pd, guru kelas VIII yang telah membantu

    proses penelitian.

    8. Siswa siswa kelas VIII-A,VIII-B, dan VIIIC yang telah membantu

    proses penelitian.

  • viii

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik secara

    langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan baik

    moral maupun materiil demi terselanggaranya skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

    oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk dapat

    melanjutkan penelitian ini dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam

    skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pembaca.

    Semarang, November 2013

    Nisfi Laili Saadati

    NPM 09330243

  • ix

    PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION

    OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL

    BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI

    CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN

    NISFI LAILI SAADATI Prodi Pendidikan Fisika

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen mulai tanggal 4-10 Juni 2013.Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas Kontrol dan VIII-C sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi, tes, dan observasi. Analisis data pada materi cahaya, menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul dan kelas kontrol diterapkan dengan model pembelajaran konvensional. Diperoleh perhitungan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapatkan thitung =5,307, sedangkan ttabel=1,673 . Hal ini menunjukkan H0 ditolak karena thitung > ttabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prestasibelajarsiswa yang menggunakanmodel pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul lebihtinggi dibandingkandenganmodel pembelajaran konvensional. Kesimpulan dari penelitian adalah ada pengaruh antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Pengaruh model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional.

    Kata kunci : Pembelajaran aktif, model POE (Prediction Observation and Explanation), modul bergambar, prestasi belajar, cahaya.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................ .................................................. i

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

    KATA PENGANTAR.............................................................................. vii

    ABSTRAK................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI.............................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xii

    DAFTAR TABEL.....................................................................................xiv

    DAFTAR ILLUSTRASI............................................................................xv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ... 1

    B. Rumusan masalah.............................................................................3

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................... ....3

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... .... 4

    E. Definisi Istilah ........................................................................... .....4

    BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................7

    A. Landasan Teori .......................................................................... .....7

    1. Prestasi Belajar...........................................................................7

    2. Pembelajaran Aktif.....................................................................9

    3. Model POE ...............................................................................10

    4. Modul Bergambar......................................................................13

    5. Cahaya......................................................................................14

  • xi

    B. Kerangka Berpikir............ ........................................................... 23

    C. Paradigma Penelitian ....................................................................26

    D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 26

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................27

    A. Lokasi dan Waktu penelitian ...................................................... 27

    B. Subyek (Populasi dan Sampel) ................................................... 27

    C. Teknik Sampling ....................................................................... 27

    D. Instrumen Penelitian .................................................................. 28

    E. Variabel Penelitian .................................................................... 31

    F. Desaian Penelitian ..................................................................... 32

    G. Prosedur/Cara Kerja................................................................... 32

    H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33

    I. Teknik Analisis Data ................................................................. 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 38

    A. Persiapan Penelitian ................................................................... 38

    B. Hasil Analisis Instrumen ............................................................ 39

    C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 41

    D. Analisis Hasil Penelitian.............................................................. 41

    BAB V PEMBAHASAN... ....................................................................... . 46

    SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 50

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ..52

    LAMPIRAN............ ......................................................................................54

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Daftar Lampiran Halaman

    Lampiran 1a. Daftar siswa kelas uji coba ....................................................... 55

    Lampiran 1b. Daftar siswa kelas eksperimen ................................................. 56

    Lampiran 1c. Daftar siswa kelas kontrol ........................................................ 57

    Lampiran 2. Kisi- kisi soal .............................................................................. 58

    Lampiran 3. Soal uji coba ............................................................................... 61

    Lampiran 4. Kunci jawaban soal uji coba ....................................................... 69

    Lampiran 5. Silabus ..................................................................................... 70

    Lampiran 6a. Rencana pelaksanaan pembelajaran eksperimen ....................... 74

    Lampiran 6b. Rencana pelaksanaan pembelajaran kontrol ............................. 87

    Lampiran 7a. Cover modul ............................................................................ 100

    Lampiran 7b. Modul ...................................................................................... 101

    Lampiran 8a. Daftar nilai kelas uji coba ....................................................... 125

    Lampiran 8b. Analisis uji coba soal (Microsoft Office Excel) ...................... 126

    Lampiran 8c. Analisis validitas soal uji coba manual ....................................128

    Lampiran 8d. Analisis reabilitas uji coba ................................................ ......144

    Lampiran 8e. Analisis daya pembeda butir soal uji coba ........................ ......145

    Lampiran 8f. Analisis taraf kesukaran soal uji coba ................................ ......146

    Lampiran 9a. Daftar nilai ulangan kelas eksperimen ............................. .......147

    Lampiran 9b. Daftar nilai ulangan kelas kontrol ............................................148

    Lampiran 10a. Normalitas data awal kelas eksperimen

    (Microsoft Office Excel) ............................................................... ................149

  • xiii

    Lampiran 10b. Normalitas data awal kelas eksperimen manual ....................151

    Lampiran 11a. Normalitas data awal kelas kontrol

    (Microsoft Office Excel) ............................................................................. 155

    Lampiran 11b. Normalitas data awal kelas kontrol manual............................ 157

    Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal (Microsoft Office Excel).............. 159

    Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal manual ....................................... 161

    Lampiran 13a. Daftar nilai pretest kelas eksperimen ..................................... 162

    Lampiran 13b. Daftar nilai pretest kelas kontrol ........................................... 164

    Lampiran 14a. Daftar nilai posttest kelas eksperimen ................................... 165

    Lampiran 14b. Daftar nilai posttest kelas kontrol ......................................... 166

    Lampiran 15a. Normalitas data akhir kelas eksperimen

    (Microsoft Office Excel) .............................................................................. 167

    Lampiran 15b. Normalitas data akhir kelas eksperimen manual ................... 169

    Lampiran 16a. Normalitas data akhir kelas kontrol

    (Microsoft Office Excel) ............................................................................. 171

    Lampiran 16b. Normalitas data akhir kelas kontrol manual........................... 173

    Lampiran 17a. Uji homogenitas data akhir (Microsoft Office Excel)........ ......175

    Lampiran 17b. Uji homogenitas data akhir manual .......................................177

    Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata (Microsoft Office Excel) .............179

    Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata manual ................................. .....181

    Lampiran 19. Perhitungan uji gain ................................................................ 185

    Lampiran 20a. Daftar nilai keaktifan kelas eksperimen ..................................186

    Lampiran 20b. Daftar nilai keaktifan kelas kontrol ........................................ 187

    Lampiran 20c. Lembar observasi ............................................................ ......188

  • xiv

    Lampiran 21a. Daftar kelompok kelas kontrol ........................................ ......191

    Lampiran 21b. Daftar kelompok kelas eksperimen ................................. .....192

    Lampiran 22. Daftar nilai r product moment ........................................... .....193

    Lampiran 23. Daftar nilai 0 sampai Z ........................................................... 194

    Lampiran 24. Daftar harga L uji Liliefors ..................................................... 195

    Lampiran 25. Daftar nilai chi kuadrat ........................................................... 196

    Lampiran 26. Daftar uji t ............................................................................... 197

    Lampiran 27. Dokumentasi ............................................................................ 198

    Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian Dari IKIP PGRI Semarang ..................... 200

    Lampiran 29. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian...................................201

    Lampiran 30. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I .............................. 202

    Lampiran 31. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II ............................. 203

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Daftar Tabel Halaman

    Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 32

    Tabel 3.2 Perhitungan uji bartlett analisis data ........................................ 36

    Tabel 4.1 Normalitas data awal ................................................................ 42

    Tabel 4.2 Homogenitas data awal ............................................................ 42

    Tabel 4.3 Normalitas data akhir ............................................................... 43

    Tabel 4.4 Homogenitas data akhir ............................................................ 43

    Tabel 4.5 Uji gain ..................................................................................... 44

    Tabel 4.6 Observasi .................................................................................. 45

  • xvi

    DAFTAR ILLUSTRASI

    Daftar Gambar Halaman

    Gambar 2.1 Muka gelombang benda diatas bidang pantul ........................ 15

    Gambar 2.2 Peristiwa pemantulan sinar ..................................................... 15

    Gambar 2.3 Pembentukan bayangan pada cermin cekung ......................... 20

    Gambar 2.4 Menentukan posisi bayangan pada lensa ................................ 22

    Gambar 2.5 Kerangka berpikir ................................................................... 25

    Gambar 2.6 Paradigma penelitian .............................................................. 26

    Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa ........................... 47

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya

    belajar. Dalam proses suatu pembelajaran terdapat dua posisi subyek, yaitu

    guru dan siswa. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru

    sebagai pembelajar (Dimyati, 2009: 7).

    Pendidikan, khususnya sekolah harus memiliki sistem pembelajaran

    yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya

    meningkatkan keingintahuan (curiosity) siswa tentang dunia. Pendidikan

    harus mendesain pembelajarannya yang responsif dan berpusat pada siswa

    agar prestasi mereka terus meningkat (Huda, 2011: 3).

    Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar banyak siswa di sekolah

    tidak berminat pada pelajaran IPA fisika karena dianggap sulit. IPA fisika

    dianggap ilmu yang berisi konsep, pemahaman, aplikasi, perhitungan, dan

    analisis beserta simbol sehingga tidak mudah dipahami. Oleh karena itu

    memerlukan metode yang cocok dan menarik, agar siswa dapat berpikir

    kritis, logis, dan lebih tertarik dengan pelajaran IPA fisika. Ada kemungkinan

    salah satu sebabnya adalah cara penyampaian guru dalam pembelajaran IPA

    fisika.

    IPA fisika sebagai ilmu yang mempunyai obyek yang real dan abstrak,

    oleh sebab itu jika hanya disampaikan dengan ceramah saja akan

    membosankan bagi siswa. Salah satu cara penyampaian materi dapat

    menjembatani kebosanan siswa adalah dengan cara menggunakan

    pembelajaran melalui model dan media.

    Adapun masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran

    yang dilakukan oleh siswa masih sering terjadi, khususnya dalam mata

    pelajaran IPA fisika. Misalnya siswa yang mengobrol sendiri, mengerjakan

  • 2

    tugas mata pelajaran lain, membuat gaduh, bermain handphone dan

    sebagainya saat berlangsungnya pelajaran, sehingga dapat berpengaruh

    terhadap prestasi belajar siswa yang tidak maksimal. Hal demikian terjadi

    karena dipengaruhi oleh dua faktor diantaranya yaitu faktor intern dan faktor

    ekstern siswa. Masalah-masalah tersebut menjadikan tantangan dan motivasi

    bagi guru dalam mengajarkan di kelas.

    Ada beberapa cara untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran

    IPA fisika, berbagai model dapat digunakan sebagai perantara dalam

    pembelajaran IPA fisika. Salah satu model yang digunakan diantaranya

    pembelajaran aktif (Active Learning) dimana siswa menjadi subjek dalam

    suatu pembelajaran tersebut dan sistem pembelajaran yang memberi

    kesempatan kepada siswa untuk aktif melakukan kegiatan dalam proses

    belajar mengajar akan menyebabkan siswa terdorong untuk mempelajari

    suatu materi pembelajaran sehingga apa yang diperoleh siswa dari belajar

    akan memperpanjang daya ingat dari pada daya menghafal. Oleh karena itu,

    peneliti ingin menggunakan model POE (Prediction, Observation And

    Explanation) agar dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa.

    Menurut Silberman (2001: 1), Model pembelajaran POE (Prediction,

    Observation And Explanation) terdiri atas mengajak siswa memprediksi

    sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi, observasi secara langsung, dan

    menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara hasil prediksi dan

    observasi.

    Sedangkan menurut Paul Suparno (2007: 104), Model pembelajaran

    POE (Prediction, Observation And Explanation) dimana siswa diberi

    kebebasan memikirkan persoalan fisika yang diajukan dan siswa mencoba

    membangun pengetahuannya sendiri lewat berpikir, praktik dalam

    pembelajaran, dan mencari penjelasannya.

    Model POE dalam pembelajaran IPA Fisika yang rencananya akan

    diaplikasikan pada materi cahaya yang merupakan pokok bahasan

    pemahaman fisika dengan menggunakan media, diharapkan dapat

    meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar.

  • 3

    Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan

    tujuan pengajaran yang akan dicapai, tujuan-tujuan intruksional yang

    berisikan pemahaman, aplikasi, perhitungan, dan analisis, lebih

    memungkinkan digunakan media pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti

    menggunakan media pembelajaran modul bergambar.

    Dalam buku Pedoman Umum Pengembangnn Bahan Ajar (2004) yang

    diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis

    dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau

    dengan bimbingan guru.

    Media modul merupakan salah satu bahan ajar berupa bahan cetakan

    sehingga dapat menunjang dalam pembelajaran materi tersebut, modul

    memiliki berbagai manfaat, modul juga memiliki sifat membantu dan

    mendorong pembacanya untuk mampu belajar diri sendiri (self instructional)

    dan tidak bergantung pada media lain (self alone) dalam penggunaanya.

    (Hamdani, 2011: 220)

    Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

    tentang Pengaruh Pembelajaran Aktif POE (Prediction, Observation And

    Explanation) Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.

    B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka permasalahan dalam

    penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh pembelajaran aktif POE

    (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar

    terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum

    Mranggen.

    C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang

    hendak dicapai peneliti untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE

    (prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar

  • 4

    terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum

    Mranggen.

    D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

    1. Bagi siswa

    a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tanggung

    jawab yang diberikan

    b. Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa dalam

    memecahkan masalah

    c. Memberikan nuansa lain dalam menerima materi dan mengurangi

    tingkat kebosanan terhadap mata pelajaran IPA fisika.

    d. Meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar.

    e. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, serta daya ingat

    siswa.

    f. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi

    cahaya.

    2. Bagi guru

    a. Dapat menambah wawasan guru untuk menerapkan model

    pembelajaran POE (prediction, observation and explanation)

    b. Dapat mengembangkan model, metode, pendekatan, dan media

    pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

    3. Bagi sekolah

    a. Dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri

    dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran.

    b. Dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah.

    E. Definisi Istilah 1. Pengaruh

    Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang,

    benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan

    seseorang (Poewodarminto, 2005: 849).

  • 5

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

    pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation)

    dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa.

    2. Pembelajaran Aktif

    Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang

    memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran

    itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa

    dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. (Hamdani, 2011:

    109)

    3. Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation)

    Dengan model pembelajaran POE (Prediction, Observation and

    Explanation) ini menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah

    yaitu prediction atau membuat prediksi terhadap suatu peristiwa;

    observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi;

    dan explanation yaitu memberikan penjelasan tentang dugaan dan

    kejadian yang sesungguhnya terjadi. ( Paul Suparno, 2007: 102)

    4. Media

    Menurut Suherman (2003:238), media yang merupakan jamak dari

    kata medium adalah suatu saluran atau alat komunikasi.

    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

    untuk menyampaikan isi materi dari sumber belajar ke siswa yang dapat

    merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat belajar sedemikian

    sehingga proses belajar menjadi efektif.

    5. Modul Bergambar

    Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi

    disertai gambar, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk

    kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

    sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

    dan dapat digunakan secara mandiri.(Prastowo Andi, 2012 : 102)

  • 6

    6. Prestasi Belajar

    Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

    diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar

    yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah

    mendapat pembelajaran melalui perlakuan dari masing-masing kelas.

    Dari penegasan istilah diatas secara umum penelitian ini dapat

    diartikan sebagai suatu penelitian eksperimen untuk mengetahui ada

    tidaknya pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation

    and explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar

    siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen Tahun

    Ajaran 2012/2013.

  • 7

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar

    Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu

    kemampuan intelektual, strategi kognitif, kemampuan verbal, sikap

    dan keterampilan, Menurut Gagne (dalam Hamdani, 2011: 40).

    Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari

    pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif

    dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang

    diukur menggunakan instrument test atau instrument yang relevan.

    Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha

    belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf, simbol maupun

    kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

    anak pada periode tertentu.

    Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan

    tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

    menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam

    proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan

    tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran

    yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot setiap bidang studi

    setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa

    dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi

    tersebut dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar

    siswa dan prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh

    seseorang setelah melakukan proses belajar.

    b. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

    1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)

  • 8

    a) Kesehatan

    Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar

    pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila

    seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak

    bergairah untuk belajar dan dapat mengganggu atau

    mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan

    kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik

    maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu

    segar, dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan

    belajar.

    b) Intelegensi dan bakat

    Kedua aspek ini besar sekali pengaruhnya terhadap

    kemampuan belajar seseorang yang memiliki intelegensi

    baik (IQ nya tinggi) umumnya mudah belajar dan

    hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar

    pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.

    Jadi bila seseorang yang berbakat dan intelegensinya

    tinggi biasanya sukses dalam karirnya.

    c) Minat

    Minat juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian

    prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik

    dari luar dan juga datang dari hati nurani, minat belajar

    yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,

    sebaliknya Minat belajar kurang akan menghasilkan

    prestasi rendah.

    d) Motivasi

    Motivasi daya pendong atau penggerak untuk

    melakukan sesuatu pekerjaan yang biasanya berasal dari

    dalam diri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik).

    Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut

    mempengaruhi keberhasilannya, karena itu motivasi

  • 9

    belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari

    dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa

    depan yang penuh tantangan dan memasang tekat bulat,

    selalu optimis untuk mencapai cita-cita.

    e) Cara belajar

    Cara belajar seseorang juga mempengaruhi

    pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan,

    teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu

    kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang

    memuaskan.

    2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

    a) Faktor sosial yang mempengaruhi lingkungan keluarga,

    sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

    b) Faktor budaya, meliputi adat istiadat, ilmu poengetahuan,

    teknologi, dan kesenian.

    c) Faktor lingkungan, meliputi fasilitas rumah, fasilitas

    belajar, dan iklim

    2. Pembelajaran Aktif Secara pedagogis pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran

    yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengarkan dan mencatat.

    Menurut Bonwell dan Eison (1991) pembelajaran aktif adalah

    melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa

    yang siswa lakukan.

    Menurut Simons (1997) pembelajaran aktif memiliki dua dimensi,

    yaitu pembelajaran mandiri (independent learning) dan bekerja secara

    aktif (active working). Independent learning merujuk pada keterlibatan

    siswa pada pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran yang

    dilakukan. Active working merujuk pada situasi dimana

    pembelajar/siswa ditantang untuk menggunakan kemampuan

    mentalnya saat melakukan pembelajaran.

  • 10

    Pembelajaran aktif mendasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran

    pada dasarnya adalah pencarian pengetahuan secara aktif dan setiap

    orang belajar dengan cara yang berbeda ( Meyers dan Jones, 1983).

    Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

    pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

    sehingga siswa menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan,

    mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka

    perlukan untuk memecahkan masalah (Suparlan, 2008: 70).

    Pembelajaran aktif sukar didefinisikan secara tegas sebab semua

    cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan

    kadar keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk.

    Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran aktif adalah

    salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan

    serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal

    mungkin sehingga siswa dapat mengubah tingkah lakunya secara

    efektif dan efisien.

    3. Model pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation )

    a. Model pembelajaran POE menggunakan tiga langkah utama dari

    metode ilmiah yaitu :

    1) Prediction atau membuat prediksi, yaitu membuat dugaan

    terhadap suatu peristiwa.

    2) Observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa

    yang terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah

    apakah prediksinya memang terjadi atau tidak.

    3) Explanation, yaitu memberikan penjelasan. Penjelasan

    terutama tentang kesesuaian antara dugaan dan yang

    sesungguhnya terjadi.

    Langkah pertama adalah membuat prediksi atau dugaan.

    Setelah suatu persoalan fisika disajikan, maka siswa diminta

  • 11

    untuk membuat dugaan apa yang akan terjadi. Dalam membuat

    dugaan, siswa sekaligus sudah memikirkan alasan mengapa ia

    membuat dugaan seperti itu. Dalam proses ini, siswa diberi

    kebebasan seluas-luasnya menyusun dugaan dengan alasannya.

    Sebaiknya tidak usah dibatasi sehingga banyak gagasan dan

    konsep fisika yang muncul dari pikiran siswa. Dengan semakin

    banyak muncul dugaan dari siswa, guru dapat mengerti

    bagaimana konsep dan pengertian fisika siswa tentang persoalan

    yang diajukan. Di sini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa

    yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting lagi bagi guru

    bila nantinya mau membantu siswa agar mempunyai konsep yang

    benar.

    Langkah kedua adalah melakukan observasi. Dugaan dengan

    alasan yang mendasari dugaan itu harus dipraktikkan, dilihat

    dalam kenyataan. Dengan kata lain, siswa diajak untuk

    melakukan percobaan, apakah prediksi mereka benar atau tidak.

    Dalam langkah ini siswa membuat eksperimen, mencoba sesuai

    dengan yang dipikirkan. Siswa mengamati apa yang terjadi, dapat

    juga melakukan pengukuran bila diperlukan. Yang sangat penting

    dari langkah ini adalah melihat apakah dugaannya benar atau

    tidak; dugaannya terjadi atau tidak.

    Langkah ketiga adalah membuat penjelasan ( explanation ).

    Dapat terjadi bahwa dugaan siswa ternyata terjadi dalam

    eksperimennya. Bila ini yang terjadi maka siswa semakin yakin

    akan konsepnya. Ia tinggal merangkumkan yang ditemukan dan

    menguraikan dengan lebih lengkap. Di sini siswa mendapatkan

    pengertian fisika yang benar. Namun dapat terjadi bahwa dugaan

    siswa ternyata tidak terjadi dalam eksperimen. Dugaannya tidak

    tepat atau tidak benar. Bila ini yang terjadi, maka siswa dibantu

    untuk mencari penjelasan, mengapa prediksinya tidak benar.

    Barangkali siswa akan menemukan kesalahan dalam dugaannya.

  • 12

    Bila ini terjadi, maka siswa mengalami perubahan konsep; dari

    konsep yang tidak benar menjadi benar. Di sinilah siswa betul

    belajar dari kesalahan. Biasanya belajar dari kesalahan ini tidak

    akan dilupakan oleh siswa (Paul Suparno, 2007: 103).

    Model POE menjadikan peserta didik lebih siap saat akan

    diadakan demonstrasi. Hal ini karena peserta didik sebelum

    demonstrasi harus membaca teori dan cara kerjanya yang akan

    mereka prediksi. maka peserta didik dapat membuat prediksi yang

    rasional. Selain itu dengan model POE, mereka dapat berinteraksi

    dengan alat dan bahan dengan membaca teori. Sehingga peserta

    didik dapat menguji prediksi melalui pengamatan (observe), dan

    kemudian mengemukakan penjelasan mengenai fenomena yang

    mereka hadapi (explain). Setelah itu mereka menguji dan

    menyempurnakan penjelasan itu, atau bahkan memodifikasinya.

    Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

    Nawangsari (2005).

    b. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan model

    pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation)

    antara lain sebagai berikut:

    1) guru mengajukan persoalan fisika,

    2) siswa membuat prediksi tentang persoalan itu,

    3) siswa membuat observasi dari persoalan lewat percobaan dan

    pengamatan,

    4) siswa menarik kesimpulan dari observasi, dan mencocokkan

    dengan prediksinya, apakah tepat atau tidak,

    5) siswa memberikan keterangan mengapa demikian.

    Dalam model pembelajaran POE (Prediction, Observation

    and Explanation) terdapat kelemahan yaitu memerlukan banyak

    waktu untuk pelaksanaanya dikarenakan siswa kesulitan dalam

  • 13

    melakukan observasi dari persoalan melalui percobaan dan

    pengamatan dalam pembelajaran cahaya.

    (Paul Suparno, 2007: 104)

    4. Modul bergambar a. Pengertian Modul

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian modul

    adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari

    oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau

    dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai

    secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan

    alat untuk penilaian, serta pengukuran keberhasilan peserta didik

    dalam penyelasaian pelajaran.

    Sementara itu, Surahman (2010: 2) mengatakan bahwa

    modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat

    dipelajari oleh peserta didik secara mandiri (self instructional).

    Modul dipandang sebagai paket program pembelajaran

    yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar,

    bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber

    belajar dan sistem evaluasinya. (Nana sudjana dan Ahmad Rifai,

    2007:132)

    Dari uraian tentang pengertian modul diatas dapat dipahami

    bahwa ciri-ciri suatu modul adalah: pertama, modul merupakan

    suatu unit bahan ajar belajar yang dirancang secara khusus

    sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, kedua,

    modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara

    sistematis mengacu pada tujuan pembelajaran atau kompetensi

    yang jelas dan terukur, ketiga, modul memuat tujuan

    pembelajaran/kompetensi, bahan dan kegiatan untuk mencapai

    tujuan serta alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran,

    dan keempat, modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar

  • 14

    mandiri pada sistem pendidikan jarak jauh yang dimaksud untuk

    mengatasi kesulitan bagi para peserta didik yang tidak dapat

    mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional tatap muka dikelas.

    b. Karakteristik modul

    Menurut Nur Mohammad (2010), Setiap ragam bentuk

    bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik tertentu

    yang membedakannya dengan bentuk bahan ajar yang lain. Begitu

    pula untuk modul, bahan ajar ini memiliki karakteristik, antara lain

    dirancang untuk sistem pembelajran mandiri; merupakan program

    pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan, bahan

    atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif (dua

    arah); diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran mengajar;

    cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta mementingkan

    aktivitas belajar pemakai.

    Dalam modul bergambar ini pada dasarnya sama dengan

    modul pembelajaran yang sering digunakan, tetapi peneliti ingin

    menginovasi/menvariasi tampilan agar lebih menarik dibaca dan

    dipelajari, yang berkaitan dengan materi cahaya sehingga banyak

    dijelaskan melalui gambar diharapkan agar mudah dipamahi.

    5. Tinjauan Materi a. Pemantulan Cahaya

    Jika suatu cahaya jatuh di benda bening maka sebagian

    cahaya itu dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan. Jika benda

    pemantulan (refleksi) itu berpermukaan halus maka diperoleh

    pantulan (refleksi) yang teratur (reguler), sedangkan di permukaan

    kasar memberikan pantulan tak teratur yang disebut pantulan

    difuse. Menurut Kuntoro (2010: 187-188).

    Mengacu hukum Snellius, yang menyatakan bahwa pada

    peristiwa pantulan cahaya berlaku : sudut datang senilai dengan

  • 15

    sudut pantul . Hukum itu berlaku pada permukaan datar,

    bergelombang, dan juga lengkung.

    Gambar 2.1 Muka gelombang benda di atas bidang pemantul

    Gambar 2.2. Bagan peristiwa pemantulan sinar

    i merupakan lambang sudut datang dan r merupakan lambang sudut

    pantul dimana i = r.

    Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya

    dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi

    energi panas) atau jika benda tersebut transparan seperti kaca atau

    air, sebagian diteruskan. Menurut Giancolli (2001: 243-244)

    Ketika satu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang

    rata (sudut datang i), sebagai sudut yang dibuat berkas sinar

    datang dengan garis normal terhadap permukaan (normal berarti

    tegak lurus) dan sudut pantul, r sebagai sudut yang dibuat berkas

    sinar pantul dengan normal. Untuk permukaan-permukaan yang

    rata ternyata berkas sinar datang dan sinar pantul berada pada

    bidang yang sama dengan garis normal permukaan, dan bahwa

    sudut datang sama dengan sudut pantul.

    Ketika benda menimpa permukaan yang kasar, bahkan yang

    kasar secara mikroskopis, pantulan akan memiliki banyak arah. Hal

    ini disebut pantulan tersebar. Sedangkan pantulan pada cermin

    r i

  • 16

    disebut pantulan spekular. Ketika cermin disinari berkas sempit

    cahaya, cahaya tersebut tidak akan mecapai mata kita, kecuali jika

    ditempatkan pada posisi yang benar dimana hukum pantulan

    terpenuhi.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika suatu

    cahaya jatuh di permukaan benda, maka sebagian cahaya tersebut

    akan dipantulkan. Jika berkas cahaya jatuh dipermukaan benda

    yang halus atau rata, maka cahaya akan dipantulkan secara teratur

    dimana sudut datangnya akan sama dengan sudut pantulnya.

    Sedangkan apabila berkas cahaya mengenai permukaan benda yang

    kasar maka cahaya akan dipantulkan menyebar ke segala

    permukaan atau pemantulannya tidak teratur.

    b. Pembiasan Cahaya

    Menurut Kuntoro (2010: 189-192) pembiasan dalam

    pengertian umum, merupakan gejala pembelokan arah jalan

    gelombang karena kelajuan rambat gelombang berubah. Pembiasan

    cahaya terjadi bila sinar datang dari satu medium ke medium

    bening yang lain. Untuk medium pertama berindeks bias n1 dan n2

    pada medium yang kedua sehingga berlaku hukum pembiasan: = (2.1) Persamaan (2.1) merupakan hukum Snellius untuk

    pembiasan. Persamaan (2.1) menunjukan bahwa pembiasan dari

    medium berkerapatan optis lebih rendah (n1< n2), maka sinar bias

    lebih mendekati garis normal. Hal ini berarti pula sebaliknya,

    sehingga bila sinar datang dari medium berkerapatan optis lebih

    besar ke medium berkerapatan optis lebih kecil pada sudut datang

    (), dibiaskan pada sudut bias yang lebih besar dari .

    Menurut Supardi (2004: 49) sinar datang, sinar bias, dan

    garis normal ber[otongan pada satu titik dan terletak pada satu

    bidang datar.

  • 17

    Persamaan umum Snellius: = = = = (2.2) Keterangan:

    n1: n2 = indeks bias mutlak medium 1 dan medium 2

    v1: v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2

    1: 2 = panjang gelombang cahaya medium 1 dan medium 2

    Menurut Giancolli (2001: 258) pembiasan adalah

    pembelokan seberkas cahaya yang merambat dari satu medium ke

    medium lainnya yang berbeda kerapatannya.

    Hukum I pembiasan

    Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu

    bidang datar, dan ketiganya berpotingan pada satu titik.

    Hukum II pembiasan

    Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium

    lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar

    datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan

    menjauhi garis normal.

    Indeks bias dan cepat rambat cahaya dirumuskan sebagai berikut: = (2.3) Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya,

    besaran indeks bias dan cepat rambat cahaya berubah, tetapi

    frekuensi cahaya tetap. Sehingga indeks bias dan panjang

    gelombangnya dirumuskan sebagai: = (2.4) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya dari satu

    medium ke medium yang lain yang mempunyai indeks bias (n) atau

    kerapatan yang berbeda . Dimana jika n1 < n2 maka cahaya akan

  • 18

    dibelokan mendekati garis normal dan jika n1 > n2 maka cahaya

    akan dibelokan menjauhi garis normal.

    c. Cermin

    1) Cermin datar

    Menurut Kuntoro (2010: 197-198) cermin datar merupakan

    sepotong gelas geometri bola berjejari tak terhingga, dan salah

    satu permukaannya dilapisi oleh perak nitrat. Bayangan oleh

    cermin datar selalu bersifat maya dan sejajar dengan bendanya.

    Akibatnya jika seorang bercermin, maka tangan kiri orang itu

    tampak sebagai tangan kanan.

    Menurut Supardi (2004: 47) sifat bayangan yang dibentuk

    oleh cermin datar adalah tegak dan maya, tinggi benda sama

    dengan tinggi bayangan, jarak benda ke cermin sama dengan

    jarak bayangan ke cermin.

    Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sifat bayangan

    yang dibentuk oleh cermin datar adalah tegak, sejajar dan

    maya, jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak

    bayangan terhadap cermin, serta menghadap berlawanan arah

    terhadap bendanya.

    2) Cermin cekung dan cembung

    Menurut Giancoli (2001: 248-252) cermin dikatakan

    cekung jika permukaan pantulnya ada pada permukaan dalam

    bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang

    melihat. Cermin cekung digunakan untuk bercukur atau cermin

    rias. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada

    permukaan luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan

    cermin menggembung ke luar menuju orang yang melihat., dan

    cermin cembung kadang-kadang digunakan pada mobil dan

    truk (kaca spion) dan toko-toko (untuk mengawasi pencuri),

    karena cermin ini memperlihatkan medan padang yang luas.

    Tiga berkas tetentu yang mudah digambar:

  • 19

    1) Berkas 1 ditarik paralel dengan sumbu utama; dengan

    demikian berkas ini harus lewat sepanjang garis yang

    melalui F (fokus) setelah pemantulan.

    2) Berkas 2 ditarik melalui F (fokus); dengan sedemikian

    harus dipantulkan sedemikian rupa sehingga paralel

    dengan sumbu utama

    3) Berkas 3 dipilih tegak lurus terhadap cermin, dengan

    demikian ditarik sehingga melalui C, pusat kelngkungan;

    berkas ini lewat sepanjang radius permukaan sferis, dan

    karena tegak lurus terhadap cermin akan terpantul kembali

    pada dirinya sendiri

    Persamaan cermin dirumuskan: + = (2.5) Keterangan :

    : jarak benda

    : jarak bayangan

    f : jarak fokus ( = , r adalah jari-jari kelengkungan cermin) Persamaan ini disebut persamaan cermin dan

    menghubungkan jarak benda dan bayangan dengan panjang

    fokus f.

    Menurut Kuntoro (2010: 198-200) cermin cekung terbuat

    dari sepotong bola cermin (concave spherical mirror) bila

    disinari maka sebagian besar terpantul melalui titik tertentu.

    Ragam sinar yang jatuh dipermukaan cermin cekung dapat

    digolongkan kedalam 3 sinar istimewa (principal rays) berikut

    ini:

    a) Sinar datang yang melewati pusat kelengkungan cermin,

    dipantulkan melalui lintasan semula

  • 20

    b) Sinar datang berlintasan sejajar dengan sumbu cermin,

    dipantulkan melalui titik fokus cermin itu

    c) Sinar datang yang melewati titik fokus, dipantulkan ke arah

    sejajar sumbu cermin.

    Q

    Q C P b

    R

    o

    Gambar 2.3 Bagan pembentukan bayangan pada cermin cekung

    diperlihatkan bahwa PQA PQA, sehingga = , juga diperlihatkan bahwa PQC PQC, sehingga = . mengingat QC = o R, dan QC = R b maka = atau = . Akhirnya diperoleh persamaan untuk cermin cekung : + = = (2.6)

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cermin cekung dan

    cermin cembung termasuk pada golongan cermin lengkung (sferis)

    dimana jika pantulan cahaya terjadi pada permukaan dalam sferis maka

    cermin tersebut dikatakan cekung sedangkan jika pantulan cahaya terjadi

    pada bagian luar sferis maka cermin tersebut dikatakan cembung.

    P

    A

  • 21

    Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin,

    berdasarkan persamaan 1.2a dan 1.2b dapat dituliskan sebagai berikut : + = (2.7) Menurut Supardi (2004: 49) perbesaran pada cermin dirumuskan

    sebagai berikut: = = = = (2.8) Sedangkan menurut Giancoli (2001: 252) Perbesaran lateral, m, dari

    sebuah cermin didefinisikan sebagai tinggi bayangan (hi) dibagi tinggi

    benda (ho), dapat dituliskan sebagai:

    = = (2.9) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbesaran cermin

    didapat dari hasil bagi antara jarak bayangan dengan jarak benda atau

    tinggi bayangan dengan tinggi benda.

    d. Lensa Cembung dan Cekung

    Menurut Kuntoro (2010: 202) lensa merupakan benda bening

    berpermukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat membiaskan

    cahaya pada pola yang khas. Lensa tipis cembung disebut lensa positif

    sedangkan lensa tipis cekung disebut lensa negatif.

    Menurut Giancoli (2001: 265) lensa manapun yang lebih tebal di

    tengah daripada di tepinya akan membuat berkas-berkas paralel

    berkumpul ke satu titik, dan disebut lensa konvergen (lensa cembung).

    Sedangkan lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya disebut

    lensa divergen (lensa cekung) karena membuat cahaya paralel

    menyebar.

    Menurut Giancoli (2001: 266) kekuatan pada lensa diukur dengan

    menggunakan kebalikan dari panjang fokus. Besaran ini disebut kuat

    lensa, P.

  • 22

    = (2.10) Menurut Supardi (2004: 50) kuat lensa adalah kekuatan untuk

    mengumpulkan sinar (lensa cembung) atau kemampuan untuk

    memancarkan sinar (lensa cekung)

    Tiga berkas untuk menentukan posisi bayangan pada lensa

    (Giancoli, 2001: 267)

    1) Berkas 1 berasal dari puncak benda paralel dengan sumbu utama,

    kemudian dibiaskan melalui titik fokus

    2) Berkas 2 melewati F; dengan demikian paralel dengan sumbu utama

    di luar lensa

    3) Berkas 3 lurus melewati pusat lensa

    Gambar 2.4. untuk menentukan posisi bayangan pada lensa

    F O

    F

    1

    I

    F O

    F

    1

    2

    I

    F O

    F

    1

    2

  • 23

    Persamaan lensa menurut Giancoli (2001: 268-269) adalah

    persamaan yang menghubungkan jarak bayangan dengan jarak benda dan

    panjang fokus lensa. = (2.11) = (2.12)

    Persamaan 1.4a dan 1.4b dibagi dengan di; sehingga

    + = (2.13) Dengan panjang fokus positif untuk lensa konvergen (cembung)

    dan negatif untuk lensa divergen (cekung). Jarak benda positif jika

    berada di sisi lensa yang sama dengan datangnya cahaya, selain itu

    negatif.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lensa tipis cembung

    adalah lensa yang tebal di bagian tengahnya dan bersifat mengumpulkan

    cahaya (lensa konvergen) atau disebut lensa positif. Sedangkan lensa

    tipis cekung adalah lensa yang tipis di bagian tegahnya dan bersifat

    menyebarkan cahaya (lensa divergen) atau disebut lensa negatif.

    B. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator.

    Yang diharapkan mampu menggali potensi yang ada pada diri manusia.

    Sebagai fasilitator guru juga diharapkan dapat melakukan proses belajar

    mengajar yang baik dan menyenangkan. Untuk mencapainya itu

    dibutuhkan suatu metode yang baik pula.

    Metode pembelajaran juga menentukan keaktifan dan prestasi

    belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga mempengaruhi

    hasil belajar siswa. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memilih

  • 24

    metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

    Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran POE (Prediction

    Observation and Explaination) yang membantu siswa untuk

    mengemukakan hasil pemikirannya tentang teori yang ada.

    Proses belajar mengajar di kelas menekankan pada pengembangan

    daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang

    belum pernah ada, seperti halnya dalam IPA fisika materi cahaya bukan

    hanya proses menghafalkan materi yang diajarkan, melainkan juga adanya

    perhitungan, Sehingga ketrampilan siswa tidak hanya terpaku pada materi

    yang disampaikan tetapi ketrampilan siswa dapat berkembang seiring

    dengan perkembangan yang ada dan sesuai dengan lingkungan sekitar

    siswa berada. Untuk itu, agar tercipta kelancaran dalam proses belajar

    mengajar tersebut, dibutuhkan model yang dapat merangsang ketrampilan

    siswa dalam proses pembelajaran. Semakin menarik model pembelajaran

    yang digunakan akan semakin cepat pula perkembangan ketrampilan

    siswa.

  • 25

    Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

    Permasalahan dalam pembelajaran IPA fisika (kurangnya keaktifan siswa yang menyebabkan

    menurunnya prestasi belajar)

    Pre-test

    Kelas kontrol Kelas eksperimen

    Model pembelajaran POE dilengkapi modul bergambar

    Pembelajaran Konvensional

    Lembar Observasi

    Post-test

    Evaluasi

    Analisis data

    Kesimpulan

  • 26

    C. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan

    hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan

    jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,

    teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah

    hipotesis, dan teknik analisis ststistik yang akan digunakan. (sugiyono,

    2010: 42)

    Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

    Gambar 2.6 Paradigma Penelitian

    Dimana X adalah variabel bebas, yaitu pengaruh model

    pembelajaran aktif POE dilengkapi modul bergambar, Y adalah variabel

    terikat, yaitu prestasi belajar siswa kelas VIII, dan r adalah hubungan

    antara variabel X dan Y.

    D. HIPOTESIS

    Menurut Arikunto (2009:17) hipotesis merupakan suatu jawaban yang

    bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti

    melalui data yang terkumpul.

    Berdasarkan kerangka berfikir yang telah disusun maka hipotesis

    penelitian adalah sebagai berikut :

    Hipotesis penelitian (Ha) :

    Ada pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and

    Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa

    materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.

    Hipotesis nol (Ho) :

    Tidak ada pengaruh pembelajran aktif POE (Prediction, Observation

    and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar

    siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.

    X Y r

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Nurul Ulum yang

    berada di Batursari Mranggen Demak dengan kode pos 59567.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas VIII pada semester

    II tahun pelajaran 2012/2013. Pada tanggal 4 Juni 10 Juni 2013.

    B. Subjek Penelitian 1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2009

    :108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs.

    Nurul Ulum Mranggen yang terdiri dari 3 kelas.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2009:108). Sampel dalam penelitian ini diambil dari 3

    kelas yaitu kelas VIII C dipilih sebagai kelas eksperimen, kelas

    VIII A sebagai kelas kontrol, dan sedangkan kelas VIII B sebagai

    kelas uji coba.

    C. Teknik Sampling

    Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

    sampling simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dari

    populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

    ada dalam populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama

    (Sugiyono, 2010: 120). Dengan demikian maka setiap subjek

    memperoleh kesempatan dan hak yang sama untuk dipilih menjadi

    sampel.

  • 28

    Dari keseluruhan kelas VIII diambil tiga kelas secara acak

    melalui pengundian. Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih

    kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai

    kelas kontrol.

    D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

    suatu metode (Arikunto, 2009:149). Instrumen ini berupa tes dan

    lembar observasi keaktifan siswa yang digunakan untuk

    mendapatkan data.

    1. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini

    adalah:

    a. Menentukan materi

    Materi penelitian ini adalah Cahaya yang diajarkan pada

    siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013

    b. Membuat kisi-kisi soal

    Pembuatan kisi-kisi soal tes sangat diperlukan. Hal ini

    bertujuan untuk menjaga agar tes yang disusun tidak

    menyimpang dari materi.

    c. Menentukan tipe soal

    Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

    obyektif dengan pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban,

    dengan satu jawaban benar.

    d. Uji coba soal

    Soal ini diujikan kepad para siswa kelas VIII yang sudah

    mendapat pembelajaran cahaya yang berupa soal pilihan

    ganda.

    2. Instrumen soal

    Instrumen soal yang telah disusun terdiri dari 30 soal

    pilihan ganda kemudian di uji cobakan terlebih dahulu ke

    dalam kelas uji coba, didapatkan 20 soal yang memenuhi

    persyaratan dibawah ini :

  • 29

    a. Uji Validitas

    Untuk mendapatkan instrumen yang baik peneliti

    melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan

    rumus korelasi product moment yaitu:

    2222XY Y)(YNX)(XN

    Y)X)((XYNr

    (3.1)

    Keterangan:

    rxy : Koefisien korelasi tiap item.

    N : Banyaknya objek yang diuji.

    X : Jumlah skor item

    Y : Jumlah skor total

    X2: Jumlah kuadrat skor item

    Y2: Jumlah kuadrat skor total

    XY: Jumlah perkalian skor item dan skor total

    Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r

    kritis product moment dengan ketentuan rxy > rtabel maka

    soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Setelah

    mendapat harga rxy, lalu dikonsultasikan dengan kriteria:

    Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah.

    Antara 0,21 sampai dengan 0,40 = rendah.

    Antara 0,41 sampai dengan 0,60 = cukup.

    Antara 0,61 sampai dengan 0,80 = tinggi.

    Antara 0,81 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi.

    (Arikunto, 2009: 72).

    b. Reliabilitas

    Untuk menguji reliabilitas suatu instrumen menggunakan

    rumus KR 20 yaitu :

    r11 = ( ) (Arikunto, 2009: 100) ........... (3.2) keterangan :

    p = proporsi subjek yang menjawab item benar

  • 30

    q = proporsi subjek yang menjawab item salah. (q = 1- p)

    = jumlah hasil perkalian antara p dan q

    S = standar deviasi dari tes.

    Kriteria reliabilitas butir soal :

    Antara 0,801 sampai 1,000 : sangat tinggi

    Antara 0,601 sampai 0,800: tinggi

    Antara 0,401 sampai 0,600: cukup

    Antara 0,201 sampai 0,400: rendah

    Antara 0,000 sampai 0,200: sangat rendah

    (Arikunto, 2009: 221-241)

    c. Tingkat Kesukaran

    Indeks kesukaran dapat diberi simbol P singkatan dari kata

    proporsi dan dapat dicari dengan:

    P= x 100 % ........................................ (3.3)

    (Arikunto, 2009:208)

    Keterangan :

    P = indeks kesukaran

    B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    N = jumlah seluruh siswa peserta tes

    Indeks kesukaran

    P = 0,00 0,30 adalah soal sukar

    P = 0,30 0,70 adalah soal sedang

    P = 0,70 1,00 adalah soal mudah

    d. Daya Pembeda

    Untuk menentukan daya pembeda soal, rumus yang

    digunakan adalah :

    D = - = PA - PB .......................................... (3.4)

    (Arikunto, 2009: 214)

    Keterangan :

    J = Jumlah peserta tes

  • 31

    JA = Banyaknya peserta kelompok atas

    JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

    BB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

    benar

    BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

    benar

    PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

    PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab

    Klasifikasi daya pembeda soal adalah

    DP 0.00 = Sangat jelek

    0.00 DP 0.20 = Jelek

    0.20 DP 0.40 = Cukup

    0.40 DP 0.70 = Baik

    0.70 DP 1.00 = Sangat baik

    E. Variable Penelitian Sutrisno Hadi mendifinisikan variabel sebagai gejala yang

    bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan dan sebagainya. Gejala

    adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah obyek peneliti yang

    bervariasi (Arikunto, 2009 : 166 ).

    Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

    1. Varibel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

    menjadi penyebab terjadinya sesuatu. Variabel bebas dalam

    penelitian ini adalah pembelajaran aktif POE dilengkapi modul.

    2. Variabel terikat yaitu variabel akibat yang ditimbulkan oleh

    pengaruh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

    adalah prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum

    Mranggen.

  • 32

    F. Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen.

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-

    Posttest Control Group Design dengan dua kelompok yang masing-

    masing dipilih secara random/acak. Kelompok pertama diberi perlakuan

    dan kelompok yang lain tidak (Sugiyono, 2010: 112).

    Adapun desain penelitian yang dikembangkan secara rinci dapat

    terlihat seperti dibawah ini:

    Tabel 3.1 Desain penelitian

    Kelompok Tes-awal Perlakuan Tes-akhir

    Eksperimen (R) T1 X T2

    Kontrol (R) T1 0 T2

    Keterangan:

    R = random (acak)

    T1 = tes awal (pre-test)

    T2 = tes akhir (post-test)

    X = perlakuan pembelajaran dengan model POE

    0 = tidak ada perlakuan (Soegeng, 2006:166)

    G. Prosedur/Cara Kerja Prosedur dalam penelitian eksperimen yang dilakukan peneliti

    adalah:

    1. Tahap persiapan, meliputi :

    (a) Menetapkan jadwal penelitian, (b) menentukan sampel

    penelitian, (c) mempersiapkan materi, (d) menyusun RPP

    2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :

    a. melakukan pengajaran kepada kedua kelas, yaitu: kelas

    eksperimen dan kelas kontrol, pada pelaksanaan kelas eksperimen

  • 33

    maupun kelas kontrol dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan

    pertama kedua kelas diberikan pretes, kemudian pada kelas

    eksperimen di laksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

    POE dilengkapi modul bergambar, sedangkan pada kelas kontrol

    dilaksanakan dengan model konvensional

    b. Pada pertemuan kedua pada kelas keduanya dilakukan tes evaluasi

    (postes) dengan menggunakan butir soal berupa pilihan ganda untuk

    mengukur prestasi.

    3. Tahap akhir

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini yaitu :

    a. Mengolah data hasil tes akhir (post-test) serta lembar observasi.

    b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

    c. Memberikan kesimpulan dari hasil yang diporoleh dari analisis

    data.

    d. Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu di perbaiki.

    e. Membuat laporan penelitian.

    H. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    yaitu:

    a. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

    atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, daftar nilai siswa

    dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini

    digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa

    kelas eksperimen, kelas kontrol, dan kelas uji coba.

    b. Metode Tes

    Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat latihan

    yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,

    intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

    atau kelompok. (Arikunto, 2009: 150).

  • 34

    Metode tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif dari

    hipotesis yang diajarkan. Tes yang digunakan adalah tes prestasi

    yaitu tes yang diberikan untuk mengukur pencapaian seseorang

    setelah mempelajari sesuatu. Tes diberikan kepada dua kelompok,

    yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

    c. Metode observasi

    Observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan

    pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

    seluruh indera (Arikunto, 2009: 272). Observasi pada penelitian ini

    yang menjadi objek yaitu siswa.

    I. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil

    penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.

    Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

    a. Analisis Awal Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai harian yang

    digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas. Hal ini

    dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan

    kelas kontrol memiliki kondisi yang sama atau tidak.

    1) Uji Normalitas

    Uji normalitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah

    sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

    Untuk menguji normalitas sampel ini digunakan uji Liliefors.

    H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal

    Ha : Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

    Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh dengan prosedur

    berikut.

  • 35

    1) Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . .

    ., zn dengan menggunakan rumus sxxz ii

    ( x dan s masing-

    masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

    2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar

    distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z

    zi).

    3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil

    atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka

    nzyangzzzbanyaknya

    S inzi

    ,,, 21 .........................(3.5)

    4) Hitung selisih F(zi) S(zi) kemudian tentukan harga

    mutlaknya.

    5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak

    selisih tersebut.

    6) Sebutlah harga terbesar ini L0

    Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi

    berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan

    melebihi L dari daftar. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

    (Sudjana, 2002: 466-467).

    2) Uji Homogenitas

    Pasangan hipotesa nol dan hipotesa alternatifnya yang akan

    diuji adalah:

    H0 = 2

    1 = 2

    2

    H1 = 2

    1 2

    2

    Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui

    kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang

    sama. Untuk mengetahui homogenitas sampel dalam penelitian

    akan diuji Bartlett.

  • 36

    Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett:

    Tabel 3.2 perhitungan uji bartlett

    Sampel

    ke- Dk dk1 Si2 log Si2 (dk) log Si2

    1

    2

    3

    n1 1

    n2 1

    n3 1

    1n1

    1 1n1

    2

    1n1

    3

    S12

    S22

    S32

    log

    S12

    log

    S22

    log

    S32

    (n1 1) log

    S12

    (n2 1) log

    S22

    (n3 1) log

    S32

    Jumlah

    1in

    1in

    1 - - 2

    iS log 1)i(n

    Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang

    diperlukan yaitu:

    a)

    1)in(

    2iS 1)i(n2S

    ........................................ (3.6)

    b) Harga satuan B dengan rumus: B = 1)in )S(log (2

    (3.7)

    Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi

    kuadrat:

    2iSlog 1)i(nB ln10)(2 ................................ (3.8)

  • 37

    Kriteria pengujian: populasi mempunyai varians yang sama

    (homogen) jika 2tabel2hitung 0,7

  • 38

    Sedang = 0,3 g 0,7

    Rendah = g 0,3 (Khanafiah, 2010: Eg)

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu adanya persiapan agar

    hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang

    dilakukan sebelum penelitian.

    Persiapan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian sebagai berikut:

    1. Mengumpulkan informasi

    Merupakan langkah pertama yang penting dilakukan karena

    informasi-informasi yang berhubungan dengan objek penelitian sangat

    dibutuhkan oleh peneliti. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

    antara lain jumlah kelas, jumlah siswa dan nama siswa. Dalam

    mengumpulkan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara

    kepada guru mata pelajaran IPA Fisika kelas VIII mengenai situasi,

    kondisi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.

    2. Menentukan sampel dari populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 MTs

    Nurul Ulum Mranggen tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 3

    kelas. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan cara

    Simple random sampling. pengambilan sampel dari populasi

    dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

    populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama, satu kelas sebagai

    kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas VIII C

    sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan

    model POE dilengkapi modul, terdiri dari 28 siswa dan kelas VIII A

    sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional

    terdiri dari 28 siswa.

  • 39

    3. Hasil Uji Coba

    Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik yaitu berupa tes,

    maka tes tersebut perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Tes uji coba

    dilakukan diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun

    banyak item soal yang diuji cobakan sebanyak 30 soal pilihan ganda.

    Dari tes uji coba tersebut, digunakan untuk mencari validitas,

    reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal.

    B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Hasil analisanya adalah sebagai berikut :

    1. Validitas Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi product moment

    dengan angka kasar. Nilai rxy yang dihasilkan pada perhitungan

    dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment. Item soal

    dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari

    nilai rtabel. Jika rxy > rtabel, maka butir item valid.

    Dengan n = 28 dan = 5%, Dari pehitungan validitas sebagai

    soal no 1 sampai no 30 berdasarkan lampiran 8b dan 8c diperoleh

    hasil yaitu penghitungan validitas item untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5,

    6,7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29 adalah soal

    yang valid. Jadi terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 9,

    11, 17, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30.

    2. Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebuah

    tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

    tetap, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek,

    kemudian diberikan lagi pada subjek yang sama dilain waktu hasilnya

    relatif sama atau tetap.

  • 40

    Reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20. Dengan taraf

    signifikan 5% dan N = 28 diperoleh nilai = 0,374 Sedangkan nilai adalah 0,5 . Karena > yaitu 0,5 > 0,374, maka instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat

    pada lampiran 8d.

    3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

    pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang pandai dapat menjawab

    soal dengan benar. Sehingga semakin besar daya pembeda soal, maka

    soal tersebut semakin baik.

    Berdasarkan lampiran 8e diperoleh hasil terdapat 22 soal untuk

    kategori signifikan yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14,

    15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28, 29, dan 30. Sedangkan yang tidak

    signifikan ada 8 soal yaitu soal no 9, 12, 19, 20, 22, 23, 26, 27.

    4. Taraf kesukaran Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan

    mengetahui keseimbangan item tes yang disusun.

    Berdasarkan lampiran 8f diperoleh hasil ada enam soal untuk

    kategori mudah yaitu soal no 2, 5, 8, 20, 22, dan 24, empat belas soal

    untuk kategori sedang yaitu soal no 1, 4, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19,

    25, 26, 28, dan 30 serta 10 soal dengan kategori sukar yaitu soal no 3,

    6, 7, 12, 15, 16, 21, 23, 27, dan 29.

    5. Penentuan Soal Tes Instrumen Dari lampiran 8b sampai dengan 8f dapat disimpulkan bahwa

    semua butir soal memenuhi syarat sesuai dengan validitas, taraf

    kesukaran dan daya pembeda Sehingga dari 30 soal tidak semua item

    akan digunakan melainkan 20 soal dalam instrumen penelitian.

  • 41

    C. Pelaksanaan Penelitian

    Sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, maka

    penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi cahaya. Pelaksanaan

    penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2013. Sampel penelitian diberi

    bahan pelajaran yang sama yaitu materi cahaya. Kelompok E diberi

    pelajaran dengan model POE (Prediction, Observation and Explanation)

    dilengkapi modul dan kelompok K diberi pelajaran dengan

    menggunakan model konvensional.

    Pada tahap pelaksanaan langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan pretest pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    2. Melaksanakan pembelajaran dengan model POE (Prediction,

    Observation and Explanation) dilengkapi modul pada kelompok

    eksperimen dan dengan model pembelajaran Konvensional pada

    kelompok kontrol.

    3. Memberikan tes evaluasi (posttest) pada kedua kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol.

    4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan data hasil evaluasi

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    D. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis awal

    Analisis tahap awal dilakukan untuk mencari kelas yang akan

    dijadikan sampel penelitian, yaitu dengan mencari normalitas dan

    homogenitas sampel. Penentuan kelas untuk mencari normalitas dan

    homogenitas dipilih berdasarkan data awal siswa yang diperoleh dari

    nilai ulangan harian guru materi bunyi. Hasil dari perhitungan

    normalitas dan homogenitas sampel adalah sebagai berikut:

  • 42

    a. Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu

    dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji

    normalitas ini adalah:

    LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal

    LO Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal

    Tabel 4.1 Normalitas Data Awal

    Kelompok N LO Ltabel Kesimpulan Eksperimen 28 0,1255 0,1658 Berdistribusi Normal Kontrol 28 0,0697 0,1658 Berdistribusi Normal

    Dari tabel 4.1 terlihat bahwa LO < Ltabel pada taraf signifikan 5%

    dengan jumlah siswa yang sama antara kelas eksperimen dan kelas

    kontrol adalah 28. Hal ini berarti sampel dari kedua kelompok sebelum

    diberi perlakuan dari populasi berdistribusi normal. Penyajian dan

    perhitungan data selengkapnya dapat dilihat dilampiran 10a sampai

    dengan 11b.

    b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :

    Tabel 4.2 Homogenitas Data Awal

    Sampel Keterangan

    Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,570 Homogen

    Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada

    Lampiran 12a dan 12b.

  • 43

    2. Analisis akhir a. Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu

    dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji

    normalitas ini adalah:

    LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal

    LO Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal

    Tabel 4.3 Normalitas Akhir

    Kelompok N LO Ltabel Kesimpulan Eksperimen 28 0,1340 0,1658 Berdistribusi Normal

    Kontrol 28 0,1552 0,1658 Berdistribusi Normal

    Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran

    15a sampai 16b.

    b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :

    Tabel 4.4 Homogenitas Data Akhir

    Sampel Keterangan

    Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,808 Homogen

    Karena < yaitu 2,808< 3,481, maka hal ini berarti kedua kelompok setelah diberi perlakuan mempunyai varians yang sama

    (homogen). Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada

    Lampiran 17b.

    c. Uji Statistik

  • 44

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan.

    Data yang dipakai dalam perhitungan uji t pihak kanan adalah data

    nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis

    statistik untuk keperluan t-test adalah sebagai berikut:

    Dari hasil perhitungan pada lampiran dengan = 5 % diperoleh

    thitung= 5,307. Sedangkan ttabel= 1,673. karena > yaitu 5,307 > 1,673 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

    perbedaan pengaruh antara pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

    eksperimen dan pembelajaran di kelas kontrol. Analisis untuk

    perhitungan uji t pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 18b.

    d. Uji Prestasi belajar siswa (Uji Gain) Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui apakah ada

    peningkatan rata-rata prestasi siswa antara kelas eksperimen dan kelas

    kontrol dapat diperoleh dari nilai pretest dan nilai posttest siswa. Hasil

    uji Gain dapat dilihat pada tabel 4.5

    Tabel 4.5 Hasil Uji Gain

    Rata-rata Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

    Pretest 36,07 29,64

    Posttest 72,68 63,04

    Gain Ternormalisasi 0,573 0,475

    Analisis gain dilakukan dengan melihat nilai pretest dan posttest

    masing-masing kelas. pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori

    sedang. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa proses

    pembelajaran yang dilaksanakan di kedua kelas memberikan pengaruh

    yang baik terhadap prestasi belajar siswa Perhitungan selengkapnya

    secara manual dapat dilihat pada lampiran 19.

  • 45

    E. Analisis Hasil Observasi Dari data hasil observasi dilakukan dengan pengamatan oleh

    observer melalui lembar observasi keaktifan siswa selama pembelajaran

    berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh observer menunjukan

    aspek-aspek dalam kerjasama kelompok yang meliputi berpartisipasi,

    berpendapat, berkomunikasi, bertanya, dan menyimpulkan. Berikut

    tabel rekapitulasi data hasil observasi keaktifan siswa :

    Tabel 4.6 Hasil Observasi

    Kelompok N Rata-rata Kesimpulan Eksperimen 28 75,714 Baik

    Kontrol 28 65,714 Baik

    Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa aktif dalam proses

    pembelajaran. Kelas eksperimen jumlah siswa 28 orang dengan rata-

    rata nilai 75,714 dan kelas kontrol rata-rata nilainya 65,714. Hal ini

    menunjukkan bahwa keaktifan semua siswa termasuk kedalam kriteria

    baik. Analisis untuk hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 21a dan

    21b.

  • 46

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Penelitian berjudul pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction,

    Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi

    belajar siswa materi cahaya ini dilaksanakan di kelas VIII MTs. Nurul Ulum

    Mranggen Demak dengan mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian.

    Pengambilan sampel ini didasarkan pada kelas yang berdistribusi normal dan

    homogen. Data hasil uji normalitas menggunakan uji lilliefors untuk kedua kelas

    memenuhi kriteria pengujian yaitu L0< Ltabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya kedua kelas tersebut dilakukan uji

    homogenitas menggunakan uji bartlett diperoleh kriteria pengujian 2hitung ttabel. Hal ini

    menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh pembelajaran yang dilaksanakan di

    kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya untuk perhitungan gain

    ternormalisasi terhadap kedua kelas didapatkan besarnya peningkatan prestasi

    belajar siswa. Pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang dan pada kelas

    kontrol berada pada kategori sedang. Peningkatan prestasi siswa menunjukkan

  • 47

    bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan berpengaruh terhadap prestasi

    belajar siswa.

    Dari hasil analisis statistik bahwa hasil tes kedua kelas tersebut berbeda

    secara nyata atau signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji t dengan hasil thitung =

    5,307 dan ttabel = 1,673 sehingga , maka Ho ditolak dan Ha

    diterima, sehingga ada perbedaan rata-rata hasil tes siswa yang disebabkan oleh

    pemberian perlakuan. Artinya bahwa ada pengaruh pembelajaran yang

    menggunakan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and

    Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa.

    untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebelum

    diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest). Peningkatan

    prestasi belajar siswa dapat dihitung dari hasil analisis pretest dan posttest yang

    telah dilakukan siswa. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil pretest kelas

    eksperimen yaitu 36,07 dan kelas kontrol 29,64 . Sedangkan rata-rata hasil

    posttest kelas eksperimen yaitu 72,68 dan kelas kontrol 63,04. Dari hasil

    perhitungan tersebut maka didapatkan gain ternormalisasi kelas eksperimen

    sebesar 0,573 dan kelas kontrol sebesar 0,475. Peningkatan prestasi belajar siswa

    dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

    Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan

    sesudah mendapat perlakuan

    Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, baik yang datang dari dalam

    diri, maupun yang datang dari luar. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri ad