SKRIPSI MINOR · Inventarisasi adalah suatu kegiatan dalam mencatat berbagai barang-barang...
Transcript of SKRIPSI MINOR · Inventarisasi adalah suatu kegiatan dalam mencatat berbagai barang-barang...
PENERAPAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN
NIAS SELATAN
SKRIPSI MINOR
Disusun Oleh :
EMILIALELYSMEI DAKHI
NIM: 14100131010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2017
PENERAPAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN
NIAS SELATAN
SKRIPSI MINOR
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
EMILIALELYSMEI DAKHI
NIM: 14100131010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini yang berjudul
“Penerapan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Nias Selatan”. Penulisan skripsi minor ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
di STIE Nias Selatan.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini, penulis tidak luput
dari kekurangan dan kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Bambowo Laiya, M.A sebagai Ketua Yayasan STIE Nias Selatan yang
telah membangun perguruan tinggi di Nias Selatan ini sehingga saya bisa
menempuh pendidikan di kampus ini,
2. Ibu Sitasi Zagoto, M.A sebagai Koordinator Perguruan Tinggi STKIP, STIE
dan STIH Nias Selatan yang telah membangun perguruan tinggi di Nias
Selatan ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan di kampus ini.
3. Bapak Dr.Taosige Wau, SE., MSI sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti dan menulis Skripsi
Minor ini .
4. Bapak Samalua Waoma, SE., MM sebagai wakil ketua I STIE Nias Selatan,
yang telah memberikan dukungan kepada penulis dibidang akademik
sehingga penulis termotifasi dalam penyelesaian penulisan skripsi minor saya
ini.
5. Ibu Alwinda Manao, SE., MM sebagai wakil ketua II STIE Nias Selatan,
yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan penelitian dan
menyusun penulisan skripsi minor saya ini.
6. Bapak Yohanes Dakhi, SE., MM sebagai wakil ketua III STIE Nias Selatan,
yang telah memberikan pelayanan dibidang kemahasiswaan sehingga penulis
termotifasi dalam penulisan skripsi minor saya ini.
7. Ibu Elistina Wau, SE.,MM selaku dosen pembimbing saya yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan
saran dalam menyelesaikan skripsi minor ini
8. Bapak Reaksi Zagoto, SE., MM sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
STIE dan Ibu Anskaria S. Gohae, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan akademik
kepada penulis dalam menyusun
9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STIE Nias Selatan yang telah membekali
Penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Kantor Sekretariat DPRD yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis untuk meneliti.
11. Terkhusus buat Ayah dan Ibu saya yang telah memberi dukungan doa
motifasi semangat kepada penulis untuk terus berjuang dalam menyelesaikan
skripsi saya ini serta buat nenek dan adek-adek-ku tercinta serta keluarga dan
saudara-saudara lainnya yang telah memberikan
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAAN ................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xi
ABSTRAK ...................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2.Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
1.6.Sistematika Penulisan .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS .......... 5
2.1. Tinjauan Literatur ....................................................................................... 5
2.1.1. Pengertian Sistem ........................................................................... 5
2.1.2. Karakteristik Sistem ...................................................................... 6
2.1.3. Klasifikasi Sistem ........................................................................... 9
2.1.4. pengertian Inventarisasi .................................................................. 11
2.1.5. Pengelompokan Inventaris kantor ................................................. 12
2.1.6. Manfaat Inventaris Kantor ............................................................. 14
2.1.7. Penanganan Inventaris Kantor ...................................................... 15
2.1.8. Sistem Pembuatan Inventaris kantor ............................................ 16
2.1.9. Prosedur Pembuatan Inventaris kantor .......................................... 18
2.1.10. Fungsi Pelaporan Penanganan Inventaris Kantor ......................... 20
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 21
2.3. Metode Analisis ......................................................................................... 22
2.3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 22
2.3.2. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 23
2.3.3. Metode Analisis Data .................................................................... 24
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 25
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 25
3.1.1. Sejarah Singkat Kantor .................................................................. 25
3.1.2 Letak Geografis ............................................................................. 27
3.1.3 Visi dan Misi Organisasi ............................................................. 28
3.1.4 Struktur Organisasi ......................................................................... 31
1. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan ............................................... 32
3.2. Deskriptif Data Penelitian ................................................................... 42
3.3. Pembahasan ......................................................................................... 48
3.3.1. Perbandingan Atau Pembahasan tentang prosedur, pihak-pihak dan
Dokumen yang terkait Dengan Inventaris Perlengkapan Kantor. ...... 48
3.3.2. Persamaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Saat ..... 50
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 52
5.1. Kesimpulan .........................................................................................52
5.2 Saran .....................................................................................................52
Daftar pustaka .............................................................................................53
Daftar lampiran ......................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.......................................................................................................42
Tabel 3.3.2....................................................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.2. Letak Geografis ................................................................. 27
Gambar 3.1.2. Struktur Organisasi Sekretariat DPRD ............................. 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Daftar Riwayat Hidup
ABSTRAK
PENERAPAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN
NIAS SELATAN
Oleh:
EMILIALELYSMEI DAKHI
NIM. 14100131010
Dosen Pembimbing:
ELISTINA WAU, SE., M.M
NIDN. 0107088603
Inventarisasi adalah suatu kegiatan dalam mencatat berbagai barang-barang
inventaris yang di beli, diterima, dibagikan dan dipakai dalam satu lingkup
organisasi, baik tentang barang-barang tahan lama maupun habis pakai. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem inventarisasi
perlengkapan kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan. Dalam penelitian
ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian perpustakaan (library
research) yaitu melakukan study terhadap beberapa buku dan refrensi lainnya yang
relevan yang ada hubungannya dengan topik penelitian, dan penelitian lapangan
(field research) yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dilokasi penelitian
melalui observasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Hasil ini menunjukkan bahwa
penerapan sistem inventarisasi yang dicatat perlengkapan kantor masih lemah karena
informasi pencatatan dan pelaporan inventaris kantor yang mengakibatkan informasi
yang digunakan masih manual. Dengan demikian, sebaiknya Kantor Sekretariat
DPRD Kabupaten Nias Selatan seharusnya menggunakan aplikasi inventaris kantor
sehingga mempermudah dalam pencatatan pelaporan inventaris perlengkapan
kantor.
Kata kunci : pencatatan dan pelaporan
ABSTRAC
PENERAPAN SISTEM INVENTARISASI PERLENGKAPAN
KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN
NIAS SELATAN
To:
EMILIALELYSMEI DAKHI
NIM. 14100131010
Advisor Lacture:
ELISTINA WAU, SE., M.M
NIDN. 0107088603
Inventory is an activity in recording a variety of inventory items purchased,
distributed and used in organizational scope, both in durable and consumable goods.
The purpose of this research is to know how the implementation of inventory system
of office equipment Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan. In this study, the
type of research in use is the library. It to study some books ather relevant reverences
that have to do with the topic of researc, and field research is research conducted
directly at the location of research through observasion and interview. Data analysis
method used in this research is qualitative analysis method. These results indicate
that the application of inventory systems on office supplies is still weak because of
the inventory recording and reporting information of the office resulting in the
informasion being used still manually. Thus, it is recommended that Nias Selatan
district Secretariat DPRD office should use the office inventory application to make
it easier to report inventory of office supplies.
Keywords : recording and reporting
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama semakin berkembang
seiring dengan kemajuan era globalisasi. Hal ini berdampak pada dunia yang
semakin canggih. Dengan adanya berbagai Informasi yang terkomputerisasi,
semua proses pengelolaan data penting dapat tersusun dengan rapi sehingga dapat
mempermudah dalam menyimpan dan pencarian data.
Perkembangan teknologi salah satu alternatif yang sangat diandalkan
untuk menyelenggarakan sistem administrasi yang benar-benar mendukung
inventarisasi menghadapi tantangan globalisasi yang semakin erat. Aplikasi atau
program yang tepat tentu akan sangat membantu dalam kelancaran atau kecepatan
dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan apapun.
Seharusnya dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dibidang
teknologi informasi membawa pengaruh yang sangat besar pada berbagai aspek
kehidupan manusia. Teknologi informasi akan membuat taraf kehidupan manusia
meningkat pesat. Berbagai kendala dapat dipecahkan dengan mudah dan efesiensi.
Kendala informasi misalnya, dapat dipecahkankan dengan teknologi informasi
berupa internet. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal dalam
serangkaian kegiatan operasional organisasi suatu instansi, akan sangat
mempengaruhi kinerja instansi itu sendiri.
2
Inventarisasi perlengkapan kantor sangatlah berguna dalam membantu
kelancaran aktivitas kantor baik instansi pemerintahan maupun swasta. Jika dalam
suatu kantor kekurangan perlengkapan maka aktivitas dan kegiatan kantor akan
terganggu. Proses inventaris perlengkapan kantor artinya penyelenggaraan
mengenai kebutuhan, penyediaan, penggunaan alat, benda, tempat dan fasilitas
lainnya dalam rangka membantu kelancaran aktivitas kantor.
Akan tetapi, dalam pengelolaan inventarisasi terdapat beberapa masalah
dalam mengetahui informasi penerimaan, pemakaian dan stok persediaan yang
cepat, akurat dan lengkap. Hal ini disebabkan data informasi masih menggunakan
metode manual yaitu buku inventaris (BI) adalah: kumpulan catatan data teknis
dan administrasi yang diperoleh dari Kartu Inventaris Barang hasil inventaris.
Kartu Inventaris Barang hasil inventaris (KIB): adalah kartu untuk mencatat
barang inventaris secara tersendiri/kumpulan kolektif yang diperlukan. Pencatatan
dan pembukuan tetap pada form kertas. Pada akhirnya banyak inventaris kantor
yang kurang diawasi dan tidak tertata rapi.
Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan merupakan suatu
instansi pemerintah yang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban memerlukan
barang inventaris kantor untuk kelancaran tugas dan pencapaian tujuan.
Keberadaan barang-barang inventaris kantor memerlukan proses pencatatan,
pelaporan untuk mengetahui jumlah pemakaian barang, penambahan barang.
Data hasil inventarisasi perlengkapan kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Nias Selatan bahwa penanganan inventaris dalam instansi tersebut
masih lemah. Ketidaksempurnaan informasi terkait barang inventarisasi yang ada
3
sebagian besar di sebabkan indikator yang kurang lengkap pada masing-masing
rekap data yang tersedia.
Melihat hal tersebut yang terjadi di lapangan, maka perlu suatu sistem
pencatatan inventarisasi perlengkapan kantor yang mencatat seluruh persediaan
barang. Pertimbangan tersebut, penulis tertarik terhadap pencatatan dan pelaporan
inventaris perlengkapan yang dituangkan dalam skripsi minor yang berjudul
“Penerapan Sistem Inventarisasi Perlengkapan Kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Nias Selatan”.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Data informasi yang digunakan masih manual.
2. Adanya ketidak sempurnaan informasi terkait dengan barang inventaris.
1.3. Rumusan masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka penulis merumuskan
masalah yakni: bagaimanakah penerapan sistem inventarisasi perlengkapan kantor
sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan ?
1.4. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis ingin mengetahui
bagaimana penerapan sistem inventarisasi perlengkapan kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Nias Selatan.
1.5. Manfaat Penelitian
4
Manfaat merupakan kegunaan yang terdapat dari suatu kegiatan yang kita
lakukan. Adapun manfaat yang penulis lakukan adalah :
1. Bagi penulis
Untuk menyelesaikan tugas akhir serta menambah dan memperluas
wawasan penulis tentang penerapan sistem inventarisasi perlengkapan
kantor.
2. Bagi kantor Sekretariat DPRD
Penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan mutu pelaporan
inventarisasi perlengkapan kantor.
3. Bagi pembaca
Sebagai bahan masukkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi setiap pembaca dan dapat mengetahui bagaimanakah penerapan
sistem inventaris perlengkapan kantor serta bahan literatur bagi peneliti-
peneliti lain yang tertarik pada objek yang sama.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, pembahasannya dibagi dalam empat bab.
Secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut: bab satu pendahuluan,
membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, anfaat penelitian dan sistematika penulis. Bab dua
tinjauan literatur dan metode analisis membahas tentang tinjauan literatur,
penelitian terdahulu dan metode analisis. Bab tiga pembahasan membahas tentang
gambaran umum objek penelitian, deskripsi data penelitian dan pembahasan. Dan
bab empat membahas penutup membahas tentang kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
2.1 Tinjauan Literatur
2.1.1 Pengertian Sistem
Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, yang disusun dengan skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari organisasi yang diahasilkan
oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi, untuk
membantu mengambil keputusan manajememen organisasi dari hari kehari serta
menyediakan informasi yang layak untuk pihak luar organisasi.
Menurut Azhar Susanto (2013:22) dalam buku yang berjudul sistem
informasi akuntansi: “sistem adalah kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”.
Menurut Sutarman (2009:5) dalam bukunya yang berjudul pengantar teknologi
inforasi: “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam suatu
kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.
Sistem dan prosedur merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Suatu sitem baru bisa terbentuk bila didalamnya terdapat beberpa
prosedur yang mengikutinya.
Menurut (Mulayadi, 2010:5) dalam buku yang berjudul Sistem Akuntansi
menyatakan bahwa
Sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan sedangkan
6
prosedur adalah suatu ururtan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
secara berulang-ulang.
Terdapat dua kelompok dasar pendekatan dalam mendefenisikan sistem yaitu
berdasarkan pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan
komponennya.
1. Pendekatan sistem pada prosedurnya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang saling
berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
2. Pendekatan sistem pada komponennya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang saling
berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari beberapa elemen yang
saling saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Model sistem terdiri dari input, proses, dan output. Konsep seperti ini
sederhana, mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan
keluaran sekaligus. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu.
Karakteristik sistem menurut jogianto (2005:54) menyatakan bahwa karakteristik
sistem antara lain:
1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (component) atau
subsistem-subsistem
2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary)
3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar(environments)
7
4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface)
5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goals)
Menurut Agus Mulyanto (2009:2) dalam buku sistem informasi konsep dan
apikasi karakter sistem terdiri dari:
1. Mempunyai konsep sistem (Compenents Sistem)
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, akan tetapi
sebuah sistem berada dan berfungsi didalam lingkungan yang berisi
sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu satuan. Apabila suatu
sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih
besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang
lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Mempunyai batasan sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Mempunyai lingkungan (Environment)
Lingkungan luar adalah apapun diluar batas dari sistm yang dapat
mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan
ataupun yang meugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya
harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan sebuah sistem.
4. Mempunyai penghubung (interface) antar komponen
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antar satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang akan
menjadi media yang digunakan data dari masukan (inpiut) hingga
keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat
berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain yang
membentuk satu kesatuan.
5. Mempunyai masukan (input)
masukan atau (input) merupakan energi yang dimasukan kedalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input),
yaitu bahan yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan
masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang diproses untuk
mendapatkan keluaran.
6. Mempunyai pengelolahan (processing)
pengelolahan (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan
dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
7. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal)
Suatu sistem sudah pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan
(goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem.
Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.
8. Mempunyai keluaran (output)
8
keluaran (output) merupakan hasil dari pemprosesan. Keluaran dapat
berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai
sisa pembuangan.
9. Mempunyai umpan balik (feedback)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk
mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
pengembalikannya kedalam kondisi normal.
Sedangkan menurut Sutabri (2004:12) karakteristik sistem terdiri dari:
1. Komponen sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem
memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
2. Batasan sistem (boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Bentuk apapun yang ada diluar lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem yang mempengaruhi operasi sistem
tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem
tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga
dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan.
Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem
tersebut.
4. Penghubung sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainya disebut
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir sari satu subsistem ke subsistem lain.
Bentuk keluaran dari satu subsistem akan jadi masukan untuk subsistem
lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu
integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukkan sistem (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem,
yang dapat berupa pemeliharaan (maintanance input) dan sinyal (signal
input).Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses
untuk mendapatkan keluaran. Contoh, didalam satu unit yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal
input untuk diolah menjadi informasi.
9
6. Keluaran sistem (output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi kelauaran
yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang
lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah
informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi
subsitem lain.
7. Pengolah sistem (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang akan mengubah
masukkan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem
ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen.
8. Sasaran sistem (Objective)
Suatu sistm memiliki tujuan dan sasaran yang pasti yang bersifat
deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi
sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
2.1.3 Klasifikasi sistem
Menurut Tata Sutabri (2012:22) sistem merupakan suatu bentuk integrasi
antara komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang
berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu,
sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa susdut pandang diantaranya
1. Sistem abstrak (abstrack system) dan sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang
berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan
sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.
2. Sistem Alamiah (natural system) dan Sistem Buatan Manusia (human
made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
buatan manusia, misalnya perputaran bumi, terjadi siang dan malam,
pergantian musim. sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem
yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan
human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan
contoh human machine system karena menyangkut penggunaan
komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem Tertentu (deterministic system) dan Tak Sistem Tertentu
(probabilistic system).
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi
disebut determidistik. Sistem komputer contoh dari sistem yang tingkah
10
lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang
dijalankan, sedangkan yang tak tentu sistem yang kondisi masa
depannya tidak bisa diprediksi karena mengandung unsur profitabilitas.
4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
berpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa campur tangan pihak luar, sedangkan sistem terbuka
adalah sitem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran
untuk subsistem lainya.
Klasifikasi sistem menurut Azhar Sutanto dan Puspitawati dan Anggadini
(2011:6) terbagi menjadi
1. Sistem terbuka dan tertutup
Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertanffy
(2011:6) “ bila aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya maka itulah sistem terbuka. Sedangkan suatu sistem
dikatakan tertutup bila aktifitas didalam sistem tersebut tidak
terpengaruh oleh perubahan yang terjadi dilingkungannya.”
2. Sistem buatan manusia dan Tuhan
Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut
bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan
Tuhan) atau buatan manusia. Kita adalah sistem yang secara alamiah
demikian dengan pohon-pohon yang ada disekitar kita, sedangakan
organisasi perusahaan dan perguruan tinggi merupakan contoh lain
buatan manusia.
3. Sistem berjalan dan konseptual
Suatu sistem yang belum diterapkan merupakan disebut sebagai sistem
konseptual. Suatu sistem konseptual yang dapat diterima oleh pemakai
sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakan untuk
menunjang operasi sehari-hari sistem tersebut berubah menjadi sistem
berjalan.
4. Sistem sederhana dan kompleks
Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk
dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan
antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh
pengantar koran. Sebuah sistem yang kompleks dan jelas terdiri dari
banyak komponen an tingkatan yang dihubungkan dalam berbegai cara
yang berbeda, seperti yang ada diperusahaan.
5. Kinerja yang dapat dan tidak dapat dipastikan
Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya, artinya dapat
ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem
yang tidak dapat dipastikan kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan
dari awal bergantungnya kepada situasi yang dihadapi.
11
Menurut Agus Mulyanto (2009:2), dalam bukunya Sistem Informasi
Konsep dan Aplikasi:
1. Mempunyai Komponen Sistem (Components Sistem)
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah
sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem
lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu
sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih
besar, maka akan disebut dengan subsistem , sedangkan sistem yang
lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Mempunyai Lingkungan (Environment)
Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat
mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan
ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya
harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah
sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.
4. Mempunyai Penghubung (interface) Antar Komponen
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang
akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga
keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat
berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk
satu kesatuan.
2.1.4 Pengertian Inventarisasi
Didalam sebuah kantor, inventaris atau bisa disebut juga dengan suatu
asetpenting yang sangat berharga atau barang habis pakai bagi instansi
pemerintah. Dikarenakan inventaris ini sangat penting guna pelaksanaan aktifitas
dan produktifitas kerja. Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin –
inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya.
12
Menurut Darianto dan Mohammad Farid (2013) “inventarisasi adalah
pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan
teratur berdasarkan ketentuam pedoman yang berlaku.
Menurut M. Arifin dan Barmawi (2012) menerangkan bahwa Inventarisasi adalah
kegiatan pencatatan atau pendaftaran barang-barang secara tertib dan teratur untuk
keperluan pengurusan dan pencatatan ini harus disediakan instrumen adminstrasi
antara lain buku penerimaan barang, buku, pembelian barang, buku induk
inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok barang.
Sedangkan menurut Mugianti (2011 :105) mengemukakan bahwa
“inventarisas kantor adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh data yang
dimiliki atau dikuasai serta diurus oleh organisasi guna mendukung proses
pengendalian dan pengawasan demi mendukung efektifitas dan efesiensi dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.”
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa, inventaris kantor
adalah merupakan suatu proses pencatatan barang masuk dimana kegiatannya
untuk mendukung dan meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
2.1.5 Pengelompokan Inventaris Kantor
Pengelompokkan barang adalah penggolongan barang menurut jenisnya
sesuai dengan bidang usaha organisasi. Penggolongan barang tiap lingkup
organisasi akan berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mempermudah
dalam pengenalan, pencatatan barang, dan pengendalian barang, tiap-tiap jenis
barang harus memiliki nomor kode barang.
13
Nomor kode barang diperoleh dari proses pengklasifikasian dan
penomoran klasifikasi barang tersebut. Kegiatan tersebut dimulai dari
penggolongan barang berdasarkan jenisnya yang kemudian diberi nomor jenis
barang. Masing-masing jenis barang akan dibagi atas kelompok-kelompok barang
yang tercakup didalamnya. Kemudian, masing-masing kelompok barang tersebut
harus pula diberi nomor (nomor kelompok barang).
Menurut Akhmad (2012 : 239) terdapat empat kelompok besar barang
inventaris yang biasanya digunakan sebagai dasar penyusunan daftar klasifikasi
barang inventaris adalah :
1. Barang tidak bergerak
Barang tidak bergerang meliputi barang-barang tetap perusahaan
seperti tanah, gedung, kolam, lapangan, dan sejenisnya.
2. Barang bergerak
Barang bergerak meliputi barang-barang yang mempunyai nilai
ekonomi relatif tinggi dengan jangka waktu relatif lama. Contoh,
mobil, mesin, peralatan kantor, dan sebagainya.
3. Hewan
Hewan yang dikelompokkan menjadi barang iventaris adalah binatang
yang merupakan asset perusahaan. Peberian
4. Persediaan
Persediaan adalah barang yang belum dipergunakan. Barang
persediaan biasanya dibagi dua, yaitu :
a. Barang tidak habis pakai.
b. Barang habis pakai.
Menurut The Liang dan Donald J. Bowesox (2009:120) bahwa
inventarisasi terdiri dari 2 yaitu :
1. Barang Habis Pakai
Barang habis pakai adalah barang berwujud, yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur
ekonomisnya dalam kondisi pemakaian norma kurang dari satu tahun.
Contoh barang habis pakai antara lain ATK, gula, kapur dan
semacamnya.
2. Barang Tetap
Barang tetap adalah barang-barang yang umur pakai/teknisnya lebih
dari satu tahun. Barang ini bisa bertahan lama dengan banyak sekali
14
pemakaian ataupun umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adlah
satu tahun atau lebih. Contoh barang tahan lama ini antara lain, meja,
kursi, papan tulis dan semacamnya.
2.1.6 Manfaat Inventaris Kantor
Kegunaan inventaris kantor sangat bermanfaat bagi sebuah instansi
pemerintah maupun perusahaan, terutama pada proses penggunaannya.
Menurut Sumarto (2006 : 9), inventaris kantor mempunyai beberapa
manfaat, yaitu :
1. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasai oleh unit
organisasi maupun perusahaan.
2. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi maupun perusahaan
yang dikuasai departemen sebagai bahan untuk perencanaan
kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.
3. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset
organisasi atau pun perusahaan.
4. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk
menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
Menurut Sri Minarti (2011:265) inventarisasi yang dilakukan secara
lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan
dan menyusun rencana kebutuhan barang.
2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman
dalam mengarahkan pengadaan barang.
3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman
dalam penyaluran barang.
4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang
(tua,rusak,lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
Sedangkan menurut sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaa
antara lain:
a. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasai unit
organisasi/departemen.
b. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban
atas penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/negara.
c. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset
organisasi/negara.
15
d. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi/negara yang
dikuasai departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan,
pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.
e. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk
menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
2.1.7 Penanganan Inventaris Kantor
Inventaris merupakan kegiatan yang mencatat barang kantor sebagai
bukti bahwa barang tersebut milik perusahaan yang bersangkutan. Dalam
melakukan pencatatan harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam
buku inventaris dan petunjuk untuk mengisinya.
Menurut Achmad (2011 : 44) mengemukakan bahwa, keterangan yang
dicatat dalam buku induk barang inventaris :
1. Nomor
2. Kode barang
3. Nama barang
4. Merek
5. Jenis
6. Tahun
7. Harga per satuan
8. Harga total
9. Keterangan
Sedangkan Milburga (2011 : 76) yang mengemukakan bahwa,
keterangan yang dicatat dalam buku inventaris adalah :
1. Nomor urut
2. Tanggal masuk barang
3. Asal barang
16
4. Nama barang
5. Jumlah eksemplar
6. Harga satuan dan jumlah harga
7. Jenis barang
8. Ketarangan mengenai keadaan barang
2.1.8 Sistem Pembuatan Inventaris Kantor
Guna melengkapi proses inventaris kantor dengan benar, perlu adanya
sistem pencetakan untuk melengkapi proses-proses yang berlangsung.
Menurut Achmad (2011 : 57) “sistem pencetakan adalah prosedur yang
berfungsi untuk menerbitkan sebuah barang, data, atau lain sebagainya sehingga
menjadi data yang nyata”.
Menurut Achmad (2012 : 243) bahwa, sistem pembuatan daftar barang
inventaris yaitu :
1. Buku induk barang inventaris kantor
Buku induk barang inventaris merupakan buku atau catatan yang berisi
mengenai keseluruhan barang inventaris. Buku induk biasanya dibuat
per awal tahun anggaran atau tahun perhitungan tertentu sesuai
kebijakan perusahaan.
Tabel 2.1 Contoh Format Buku Induk Barang Inventaris
No Kode Nama Spesifikasi
Jmlh
Ket Merk Jenis Thn Satuan Ttl
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sumber : Achmad (2012)
2. Buku golongan barang inventaris.
Buku golongan barang inventaris dibuat setelah buku induk barang
inventaris selesai. Buku golongan barang inventaris dibuat perjenis.
17
Kegunaan buku golongan barang inventariis adalah untuk mengetahui
kondisi barang per golongan.
Kode barang :
Golongan barang :
Table 2.2 Contoh Format Buku Golongan Barang Inventaris
No Kode Uraian Tanda bukti
Terima Keluar ket No. Tgl. Thn
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sumber : Achmad (2012)
3. Kartu persediaan.
Kartu persediaan adalah kartu yang berisi mengenai catatan keluar
masuknya barang. Kartu persedian dibuat per barang.
Kode barang :
Golongan Barang :
Jenis barang :
Table 2.3 Contoh Format Kartu Persediaan
No. Tgl. Uraian Tanda bukti
Terima Keluar Ket No. Tgl.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sumber : Achmad (2012)
4. Daftar rekapitulasi barang inventaris
Rekapitulasi barang inventaris merupakan hasil penggabungan rekapitulasi
barang inventaris per golongan.
Table 2.4 Contoh Format Rekapitulasi Barang inventaris
No. Kode Nama
Barang
Spesifikasi Perubahan Ket
Merk Jenis Thn. Tambah Kurang Sisa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sumber : Achmad (2012)
5. Buku Induk Barang Inventaris Baru
Buku induk barang inventaris baru dibuat dari hasil daftar rekapitulasi
barang inventaris. Buku inilah yang digunakan sebagai dasar inventaris
18
barang pada tahun berikutnya. Format buku induk inventaris sama dengan
tabel 2.1
2.1.9 Prosedur serta pihak-pihak dan dokumen yang terkait Inventarisasi
kantor
Di dalam pembahasan inventaris kantor terdapat juga prosedur
pembuatan inventarisasi kantor yang gunanya dapat menambah pengertian
dari inventaris kantor.
Menurut Milburga (2011 : 75) tata laksana kerja inventarisasi dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencatat barang satu persatu mulai dari penerimaan yang paling awal
sampai dengan penerimaan yang paling akhir.
2. Mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor yang
terkecil, dilanjutkan dengan nomor urut seterusnya setiap kali
menerima barang.
3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal saat pencatatan penerimaan
barang tersebut.
4. Kolom asal barang disini dengan keterangan :
a. Nama toko barang inventaris berasal dari pembelian.
b. Nama perseorangan/badan atau instansi/lembaga, bila barang-
barang itu berasal dari hadiah.
5. Nama barang.
6. Kolom jumlah eksemplar diisi keterangan jumlah eksemplar.
7. Kolom harga satuan diisi dengan harga setiap eksemplar barang,
apabila barang tu berasal dari pembelian.
8. Kolom jumlah harga diisi jumlah harga dari keseluruhan jumlah
eksemplar barang yang bersangkutan.
9. Kolom jenis barang diisi dengan jumlah eksemplar masing-masing
jenis barang yang sedang diinventarisasi.
10. Kolom nomor inventarisasi diisi dengan nomor inventarisasi yang
sudah ditentukan untuk setiap eksemplar barang.
11. Kolom keterangan diisi dengan keterangan-keterangan mengenai
keadaan barang yang diinventarisasi.
Setelah kolom inventaris hampir habis, sebelum ganti halaman dicatat rekapitulasi
barang yang telah dicatat dengan perincian tentang jumlah eksempler, nama,
harga seluruh barang yang dibeli, seperti tercatat pada halaman tersebut.
19
Sedangkan menurut Theodorus M. Tuanakoda (1982:91) adapun prosedur
inventaris kantor adalah sebagai berikut:
1. Setelah masing-masing unit pengguna barang menyusun daftar barang
inventaris yang akan dibeli untuk keperluan kantor, daftar tersebut
sebagian tata usaha/umum untuk disusun bersama anggaran
pengeluaran rutin lainnya yang terangkup dalam DUPA akan diola
oleh Tim. Anggaran akan ada hasilnya berupa DIPA.
2. Kemudian bagian tata usaha membentuk panitia pengadaan yang di
sahkan SK Kepala Kantor panitia ini menyusun HPS dan meminta
untuk permintaan penawaran yang dibuat oleh rekanan yang ditunjuk
langsung.
3. Setelah syarat administratife telah dilengkapi dan harga sesuia dengan
HPS, maka penawaran yang diajukan telah diterima. Stelah itu Kepala
Kantor SPK yang ditandatangani rekanan dan kepala kantor
4. SPK dibawa kebendahara untuk dibuat SPP. Kemudian SPP dikirim
ke KPPN untuk kemudian diteliti dan diterbitkan SP2D yang
diserahkan kepada bendahara, bank yang ditunjuk untuk pencairan
dana dan rekanan
5. Berdasarkan SP2D rekanan akan menyerahkan barang inventaris yang
diminta kebagian rumah tangga untuk dilakukan pencatatan, tentunya
setelah diselektif tim pengadaan. Sementara bendahara pengeluaran
akan melakukan pencatatan kas dibuku kas umumnya berdasarkan
pengeluaran kas untuk pengdaan ini.
Menurut Theodorus M. Tuanakoda (1982:91) pihak-pihak yang terkait
inventaris kantor adalah sebagai berikut:
1. Kepala Seksi
Mempunyai wewenang untuk mengajukan rencana kebutuhan barang
unit (RKBU) yang ditujukan kepada sub bagian umum untuk
disampaikan kepada bendahara untuk dicantukan dalam DUPA.
2. Ketua Panitia Pengadaan
Mempunyai wewenang memberikan otorisasi pada surat permintaan
penawaran yang telah dibuat dan berwenang untuk menentukan rekanan.
3. Koordinator Pelaksanaan Rumah Tangga
Mempunyai wewenang untuk memberika otorisasi atas berita acara
yang penerimaan barang yang telah diterbitkan.
4. Pelaksaan Rumah Tangga
20
Mempunyai wewenang untuk memberika otorisasiatau buku induk
inventaris yang telah disusun.
5. Bendahara Pengeluar
Mempunyai kewenangan untuk mengajukan SPP atas transaksi yang
setelah system wewenang.
Menurut Theodorus M. Tuanakoda (1982:91) maka dokumen-dokumen yang
digunakan inventaris kantor adalah sebagai berikut:
1. Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU)
2. Daftar Usulan Penggunaan Anggaran (DUPA)
3. Surat Keputusan Kepala Kantor tentang pengangkatan panitia
pengadaan
4. Surat permintaan penawaran
5. Surat perjanjian kerja
6. Surat perjanjian kontrak
7. Berita acara penerimaan barang
8. Buku penerimaan barang
9. Buku induk inventaris
10. Buku pengeluaran barang
11. Surat Pemintaan Pembayaran (SPP)
12. Surat Perintah Pembayaran Dana (SP2D)
13. Surat Perintah Pengeluaran Barang
Kesemua dokumen yang terkait dengan transaksi pengadaan barang
inventaris kantor dirancang sedemikian rupa digunakan seefektif mungkin
oleh fungsi yang berwenang. Dokumen yang sedemikian akan sangat
memberikan kontribusi yang baik terhadap pengendalian intern organisasi.
2.1.10 Fungsi Laporan Penanganan Inventaris Kantor
Pada penanganan inventaris kantor, terdapat juga fungsi laporan yang
gunanya untuk menambah dari pengertian pembahasan ini.
Menurut Achmad (2012 : 15) bahwa, laporan penanganan inventaris kantor
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya :
1. Pertanggungjawaban dan pengawasan
Laporan penanganan merupakan suatu pertanggungjawaban dari
seorang pejabat atau petugas kepada atasanya sesuai dengan fungsi
dan tugas yang dibebankan kepadanya.
21
2. Pengembangan
Laporan penanganan merupakan salah satu bentuk atau alat untuk
memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.
3. Penyampaian informasi
Bagi pejabat yang menerima, laporan penanganan merupakan salah
satu sumber informasi yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi
dan tugas-tugasnya.
4. Bahan pengambilan keputusan
Dalam melaksanakan manajemen, pimpinan harus selalu mengambil
keputusan yang diperlukan setiap waktu. Untuk keperluan
pengambilan keputusan oleh pimpinan itu, dibutuhkan data atau
informasi yang berhubungan dengan keputusan yang diambil.
5. Membina kerja sama
Laporan penanganan dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk
membina kerja sama, saling pengertian, dan koordinasi yang setepat-
tepatnya antara atasan dan bawahan.
Sedangkan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2001) bahwa fungsi
laporan adalah:
1. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan
2. Memberitahukan atau menejlaskan dasar penyusunan kebijakan,
keputusan atau pemecah masalah
3. Merupakan sumber informasi
4. Merupakan bahan untuk dokumentasi
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian bahwa telah diteliti oleh Arip Saripudin yang berjudul
Sistem Informasi Inventarisasi Pengadaan Barang Berbasis Intrenet (Studi Kasus
Difakultas Dirasat Islamiyah) tahun 2010, hasil penelitian ini secara umum adalah
sistem informasi inventarisasi pengadaan barang yang telah dikembangkan dapat
membantu dan mempermudah kegiatan sub bagian umum dalam proses pendataan
inventaris barang, permintaan-permintaan barang, serta pengajuan pengadaan
22
barang dan mempercepat proses pelaporannya sehingga akan muncul rasa
tanggung jawab untuk merawatnya.
Penelitian kedua telah diteliti juga oleh Salamah Permadyanti Putri
(2010) melakukan penelitian dengan judul Sistem Informasi Inventaris
Laboratorium Berbasis Web Pada SMA Negeri 4 Yogyakarta hasil penelitiannya
adalah dalam pencatatan alat-alat laboratorium adalah dengan pengadaan sistem
informasi inventaris laboratorium yang memudahkan laboran dalam
menginputkan, menyimpan, mengubah, maupun menghapus data peralatan yang
ada serta melakukan pendataan data peralatan laboratorium.
Penelitian ketiga telah diteliti juga oleh Fahmi Rahman (2011)
melakukan penelitian dengan judul Rancangan Bangun Inventarisasi Barang
Menggunakan Label Barcode (Studi Kasus PT. Solusi Periferal) hasil
penelitiannya adalah sistem informasi invenataris yang sudah dibuat, tentu
memudahkan setiap divisi dalam mengakses dan mengontrol aset barang, dapat
memudahkan dalam mengelolaan data dalam jumlah banyak, dan dapat membantu
dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan .
Dari penelitian terdahulu belum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
secara umum belum terdapat sistem inventarisasi perlengkapan pada prosedur dan
pencatatan serta pelaporan inventaris perlengkapan pada instansi pemerintah.
2.3 Metode Analisis
Metode analisis merupakan penjelasan tentang jenis penelitian, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
2.3.1 Jenis Penelitian
23
Penelitian adalah kegiatan yang mengungkapkan atau membuka
pengetahuan yang telah ada maupun yang belum ditemukan untuk mendapatkan
data tersebut (Sugiyanto, 2007:1).
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif.
Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Menurut Sukmadinata (2006:72), penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Oleh karena itu, penelitian ini mengambarkan mengenai situasi-
situasi atau kejadian pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan.
2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) “Metode dokumentasi yaitu penelitian yang
menyelidiki benda-benda tertulis yaitu seperti buku-buku, dokumen,
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumen yang
24
dimaksud dalam penelitian ini adalah sejarah kantor Sekretariat DPRD,
struktur organisasi, kumpulan data dan dokumen-dokumen serta catatan
yang terdapat.
2. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dan dapat
mendengar secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan melakukan wawancara secara langsung tentang perlengkapan
yang disusun atau dicatat dan merupakan suatu proses guna memperoleh
informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan pihak
organisasi untuk mendapatkan data pendukung dalam penyusunan Skripsi
Minor ini.
2.3.3 Metode Analisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan, maka untuk langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan suatu usaha untuk
mengkaji dan mengolah data yang telah terkumpul sehingga diperoleh suatu
kesimpulan yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
kualitatif yang tidak didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk
kuantitatif (jumlah) akan tetapi dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya
akan disusun secara sistematis dalam bentuk tugas akhir. Penelitian kualitatif
mempunyai tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian dan dapat
terjun langsung ke lapangan.
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan
Sekretariat DPRD merupakan salah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang ada di Kabupaten Nias Selatan. Sekretariat DPRD dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
dan System Pemerintahan Daerah di Indonesia. Melalui Undang-undang ini, pada
daerah telah diserahkan berbagai kewenangan dalam rangka menyelanggarakan
urusan rumah tangganya sendiri dalam upaya pemerintahan memperdayakan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik secara individu, kelompok,
golongan maupun secara kelembagaan.
Pemberdayaan masyarakat secara kelembagaan dalam Undang-Undang
No.32 Tahun 2004 secara tegas dinyatakan bahwa salah satu tujuan
penyelanggaraan Otonomi Daerah memberdayakan Dewan Perwakilan Daerah
(DPRD) sebagai Lembaga Perwakilan Rakyat didaerah yang merupakan wahana
untuk melaksanakan dekorasi berdasarkan pancasila. Selanjutnya dalam Undang-
Undang No.32 Tahun 2004 pasal 123 dinyatakan :
1. Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretariat DPRD
2. Sekretaris DPRD sebagaimana dimaksud pasal (1) diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD.
26
3. Sekretariat DPRD mempunyai tugas :
a. Menyelenggarakan administrasi kesekretarian DPRD
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD
c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan
d. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.
Dalam Undang-Undang tersebut diatas dikemukakan bahwa Sekretariat
DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada dibawah
dan secara administrasi bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah.
Kedudukan Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan sangat spesifik
dan spesialis sehingga membutuhkan kemampuan untuk memposisikan diri secara
benar dan tepat dalam melaksanakan tupoksi secara profesional, sehingga out-put
yang dihasilkan betul-betul dapat menciptakan keharmonisan diantara eksekutif
dan legislatif dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan.
27
3.1.2 Letak Geografis
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Sekretariat DPRD
Plt. KABAG SEKRETARIATAN
PROGRAM DAN
KEUANGAN DPRD
KASUBBAG
PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
KABAG HUKUM DAN
PERSIDANGAN
Plt. KABAG PENGANGGARAN
DAN PENGAWASAN
Plt.SEKRETARIS DPRD
KASUBBAG
UMUM
Plt.
KASUBBAG
URUSAN
DALAM
KASUBBAG
RAPAT DAN
RISALAH
KASUBBAG
KOMUNIKASI DAN
PUBLIKASI
KASUBBAG
PERUNDANG-
UNDANGAN
Plt.
KASUBBAG
ANGGARAN
KASUBBAG
ANALISIS DAN
PENGAWASAN
KASUBB
AG FASILITAS
DPRD
28
3.1.3 Visi dan Misi Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai
dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa
yang akan datang. Berdasarkan makna tesebut sesuai dengan visi pemerintah
Kabupaten Nias Selatan 2011-2016, maka visi Sekretariat DPRD Kabupaten Nias
Selatan 2011-2016 adalah:
“Terwujudnya aparatur Sekretariat DPRD yang bersih, cerdas, dan
berwibawa dalam menunjang kelancaran tugas dan fungsi DPRD Kabupaten
Nias Selatan secara optimal”.
Untuk memahami visi tersebut diatas dan menghindari kesalapahaman
maka perlu dijelaskan makna yang terkandung didalam antara lain:
1. Tercapainya aparatur Sekretariat DPRD yang bebas dari berbagai praktik
kolusi, korupsi dan Nepotisme (KKN).
2. Aparatur yang cerdas artinya personil Sekretariat DPRD yang dapat
memberikan pelayanan secara optimal dalam membantu anggota DPRD
Kabupaten Nias Selatan untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
3. Tetwujud personil Sekretariat DPRD yang dapat melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab dan berwibawa.
4. Anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan adalah seluruh Anggota DPRD
Kabupaten Nias Selatan yang terpilih dan ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan.
29
5. Masyarakat Kabupaten Nias Selatan artinya masyarakat yang berkumin
diwilayah Kabupaten Nias Selatan.
Pernyataan Visi diatas mengandung makna bahwa:
a. Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan sebagai unsur pelayanan wajib
memberikan pelayanan administrasi yang prima kepada anggota DPRD
Kabupaten Nias Selatan secara lengkap, tepat dan cepat.
b. Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan wajib berusaha menyediakan
sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan tuga dan fungsi DPRD
Kabupaten Nias Selatan seoptimal mungkin.
c. Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan bekerja dengan penuh
semangat, ikhlas dan tanggungjawab.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksanakan dan berhasilnya
dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok
dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Sekretariat DPRD Kabupaten Nias
Selatan 2011-2016 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemandirian Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan
dalam melaksanakan tugas artinya adanya kemandirian dan
tanggungjawab Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan bidang tugas setiap personil.
b. Mewujudkan program pemerintah dalam memerangi segala bentuk praktik
Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN).
30
c. Mengembang tugas dengan penuh tanggungjawab dalam mengkalsifikasi
tugas dan fungsi DPRD.
d. Misi menyajikan pelayanan administrasi yang baik kepada DPRD
Kabupaten Nias Selatan dapat diwujudkan melalui penyediaan
sarana/prasarana pendukung dan penyelenggaraan tugas-tugas (rapat)
DPRD Kabupaten Nias Selatan.
31
3.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1.2
Jl. Saonigeho Km. 3 Telukdalam
Jl.
Menuju
Istana
Rakyat
KANTOR
PDAM TRITANADI
RUMAH RUMAH RUMAH
RUMAH
RUMAH
GEDUNG
KOSONG KANTOR DPRD DAN
SEKRETARIAT DPRD
RUMAH
RUMAH R
UMAH
R
UMAH
R
UMAH
R
UMAH R
UMAH
RUMAH
32
1. Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan
Jabatan-jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi kantor
Sekretariat DPRD memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
Paragraf Satu
Plt. Sekretaris DPRD
Pasal 4
(1). Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD dalam
melaksanakan administrasi sekretaritan dan keuangan, mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD Kabupaten Nias Selatan.
(2). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat DPRD melaksanakan fungsi :
a. Penyelenggaraan administrasi kesekretaritan DPRD
b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD
c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD
d. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD
e. Pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan DPRD
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf Dua
Bagian Sekretariatan Program dan Keuangan DPRD
Pasal 5
(1). Bagian Kesekretariatan, Program dan Keuangan DPRD mempunyai tugas
membantu Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugas-tugas
Kesekretaritan, Program Dan Keuangan DPRD
33
(2). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Kesekretaritan, Program Dan Keuangan DPRD melaksanakan fungsi :
a. Menyelenggarakan ketatausahaan
b. Mengelola kepegawaian
c. Menyelenggarakan pengadaan dan pemeliharaan kebutuhan rumah
tangga
d. Menyelenggarakan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan
e. Menyususn rencana penganggaran
f. Mengevaluasi bahan perencanaan dan anggaran
g. Menyelenggarakan penatausahaan keuangan
h. Melaksanakan pengelolaan keuangan pimpinan, anggota dan Sekretariat
DPRD
i. Mengkoordinasi pengelolaan anggaran
j. Memverifikasi perencanaan kebutuhan rumah tangga
k. Memverifikasikan kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD
l. Memverifikasikan pertanggungjawaban keuangan
m. Pengevaluasian pengadaan barang dan jasa
n. Mengevaluasi laporan keuangan
o. Melaporkan kinerja
p. Mengevaluasi laporan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan
q. Mengevaluasi pengadaan administrasian dan akuntansi keuangan
r. Melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang diberikan oleh Sekretariat
DPRD sesuai dengan bidang tugas fungsinya.
34
Pasal 6
Bagian sekretariat, program dan keuangan DPRD sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 huruf a dibantu 3 (tiga) Sub Bagian, terdiri
atas :
(1) Sub bagian Perencanaan dan Keuangan melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Menyusun bahan perencanaan
b. Menyusun RAK dan DPA baik murni dan perubahannya
c. Menyusun perencanaan kebutuhan rumah tangga
d. Merencanakan kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD
e. Mengadakan barang dan jasa kebutuhan rumah tangga dan Sekretariat
DPRD
f. Merencanakan pemverifikaian keuangan
g. Memverifikasikan pertanggungjawaban keuangan
h. Mengkoordinasikan kepada PPTK, bendahara, dan pembantu PPTK
untuk pengajuan SPP dan SPM UP / GU/ TU/LS.
i. Memverifikasikan perencanaan kebutuhan rumah tangga
j. Memverifikasikan kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD
k. Merencanakan penatausahaan keuangan
l. Menyusun pengadministrasiandan pembukuan keuangan
m. Mengkoodinasi kepada PPTK dan bendahara dalam pelaksanaan
belanja dan pertanggungjawaban keuangan
n. Melaksanakan pengelolaan keuangan pimpinan, anggota dan Sekretariat
DPRD
35
o. Menganalisis laopran keuangan
p. Menganalisis laporan kinerja
q. Menyususn laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan
r. Melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang diberikan oleh Kepala
Bagian Kesekretariatan, Program dan Keuangan DPRD sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya
(2) Sub Bagian Umum melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan surat-menyurat dan naskah dinas Sekretariat DPRD dan
pimpinan
b. Melaksanakan kearsipan
c. Menyusun admiistrasi kepegawaian
d. Menyusun rencana kerja operasioanal kegiatan pelayanan administrasi
kepegawaian
e. Menyiapkan bahan administrasi kepegawaian
f. Menganalisis kebutuhan dan merencanakan penyediaan tenaga ahli
g. Menyiapkan bahan administrasi perbuatan Daftar Urut Kepangkatan
dan formasi kepegawaian, dan
h. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Sekretariatan , Program dan Keuangan DPRD sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya
(3) Sub Bagian urusan Dalam melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Mengatur dan memelihara kebersihan kantor komplek Sekretariat
DPRD
36
b. Mengatur dan memelihara halaman dan taman di komplek Sekretariat
DPRD
c. Mengatur dan mengelola keamanan komplek Sekretariat DPRD
d. Memfasilitas penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan
e. Mengadakan barang dan jasa kebutuhan perlengkapan Sekretariat
DPRD
f. Mendistribusikan dan mengendalikan bahan perlengkapan
g. Merencanakan pemeliharaan alat-alat perlengkapan
h. Menyedianakan, mengurus, menyimpan dan mengeluarkan barang
untuk keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD
i. Mengatur pemeliharaan dan pengelolahan bahan bakar kendaraan Dinas
di Sekretariat DPRD
j. Mengatur penggunaan kendaraan dinas dan para pengemudi untuk
keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD
k. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana, dan gedung, dan
l. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang dibeikan oleh Kepala Bagian
Sekretariatan, Program dan Keuangan DPRD sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya
37
Paragraf Tiga
Bagian Hukum Dan Persidangan
Pasal 7
(1). Bagian Hukum Dan Persidangan mempunyai tugas melaksanakan fungsi
rapat dan risalah, fungsi komunikasi dan publikasi serta fungsi perundang-
undangan
(2). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Hukum dan Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. Menyelenggarakan kajian perundang-undangan
b. Memfasilitasi penyusunan naskah akademik
c. Memverifikasi, mengevaluasi dan menganalisis produk penyusunan
peraturan perundang-undangan
d. Mengumpulkan bahan penyiapan draf Perda Inisiatif
e. Memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi pembahasan
Perda
f. Memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi risalah rapat
pembahasan perda
g. Memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi daftar inventaris
masalah (DIM)
h. Menyelenggarakan persidangan
i. Menyusun risalah
j. Menyelenggarakan hubungan masyarakat
k. Menyelenggarakan publikasi
38
l. Menyelenggrakan keprotokolan
m. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretariat
DPRD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya
Pasal 8
Bagian Hukum Dan Persidangan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 3
Huruf B Dibantu 3 (Tiga) Sub Bagian
(1) Subbag Rapat dan Risalah melaksanakan Tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan program dan jadwal rapat dan sidang
b. Menyusun risalah notulen dan catatan rapat-rapat
c. Menyiapkan materi/bahan rapat DPRD
d. Memfasilitasi rapat-rapat DPRD
e. Merencanakan kegiatan DPRD
f. Menyiapkan bahan penyusunan rancangan Rencana Kerja DPRD, dan
g. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
(2) Subbag Komunikasi dan Publikasi melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Menyusun bahan komunikasi dan publikasi
b. Merancang administrasi kunjungan kerja DPRD
c. Menyusun bahan keprotokolan pimpinan DPRD
d. Merencanakan kegiatan DPRD
e. Merencanakan keprotokolan pimpinan DPRD
f. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
dan Persidangan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
39
(3) Subbag Perundang-undangan melaksankan tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kajian perudang-undangan
b. Membuat konsep bahan penyusunan Naskah Akademik
c. Menyusun bahan analisis produk penyususan perundang-undangan
d. Membuat konsep bahan penyiapan Daft Perda Inisiatif
e. Merancang bahan pembahasan Perda
f. Menyusun bahan Draft Inventarisir Masalah (DIM), dan
g. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
dan Persidangan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf Empat
Bagian Penganggaran Dan Pengawasan
Pasal 9
(1). Bagian Penganggaran dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan
fungsi penganggaran, fungsi analisis dan pengawasan serta fungsi fasilitas
DPRD.
(2). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Penganggaran dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :
a. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pembahasan KUA PPAS
b. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pembahasan APBD / APBDP
40
c. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pembahasan Perda pertanggungjawaban keuangan
d. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
jaringan aspirasi masyarakat
e. Memfasilitasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi rumusan
rapatdalam rangka pengawasan
f. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
rapat-rapat Internal DPRD
g. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan penegakan kode etik DPRD
h. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
dukungan pengawasan penggunaan anggaran
i. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pengawasan pelaksanaan kebijakan
j. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
Pokok Pikiran DPRD
k. Memfasilitasi, memverifikasi, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
kerjasama
l. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris
DPRD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
41
Pasal 10
Bagian penganggaran dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 huruf c dibantu 3 (tiga) Sub Bagian, terdiri atas :
(1) Subbag Anggaran melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan pembahasan KUA PPAS
b. Menyusun bahan pembahasan APBD / APBDP
c. Merencanakan pembahasan Perda pertanggungjawaban keuangan
d. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Penganggaran dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
(2) Subbag Analisis dan Pengawasan melaksanakan tugas sebagai :
a. Mengkaji ulang rumusan rapat dalam rangka pengawasan
b. Merancang bahan rapat-rapat internal DPRD
c. Menganalisis bahan dalam melaksanakan penegakan kode etik DPRD
d. Menganalisis bahan dukungan pengawasan penggunaan anggaran
e. Menyusun bahan pengawasan pelaksanaan kebijakan
f. Merencanakan kegiatan hearing / dialog dengan pejabat pemerintah dan
masyarakat
g. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Penganggaran dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
(3) Subbag Fasilitas DPRD melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Memfasilitasi reses DPRD
42
b. Menganalisis data / bahan dukungan jaringan aspirasi
c. Menyusun pokok pikiran DPRD
d. Melaksanakan kerjasama Sekretariat DPRD dan DPRD
e. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Penganggaran dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
3.2 Deskriptif Data Penelitian
Dalam penelitian ini jenis data penelitian yang penulis ambil adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2.
Harga Barang Inventaris Perlengkapan Kantor Sekretariat DPRD
NO URAIAN UKURAN / TIPE /
MEREK
SATUAN HARGA
BHN/BRG
(RP)
KET
1 Album photo Uk. Besar Buah 84.000
2 Amplop dinas
coklat
Uk.11 x 26 cm Pak 73.500
3 Amplop besar Uk 24 x 36 cm Lembar 2.100
4 Amplop viva
putih No.110 S
Uk. Kecil Pak 31.500
5 Amplop viva
putih No.90 S
Uk. Besar Pak 42.000
6 Amplop putih
linen ABC
Uk.12,5 x 15,5 cm Lembar 525 Harga
7 Amplop linen
kertas putih
Uk.10,5 x 22,5 cm Lembar 525 belum
8 Anak pena unibal - Batang 11.550 termasuk
43
boxy
9 Anak pena parker - Buah 21.000 PPN
10 Asbak rokok kaca -Uk. Besar Buah 15.750
-Uk. Sedang Buah 10.500
-Uk. Kecil Buah 7.875
11 Box arsip - Buah 17.850
12 Ball point Merk pilot tipe sdg Buah 9.450
Merk pilot tipe kcl Buah 8.400
13 Baterai kalkulator Merk everady Buah 4.200
14 Baterai besar
hijau
ABC Pasang 11.025
15 Baterai petak 9 V National Buah 14.700
16 Baterai kecil hijau ABC Pasang 6.825
17 Baterai alkaline -Uk. Besar Pasang 15.750
-Uk. Kecil Pasang 14.700
18 Ban isolasi Uk. Besar Rol 18.900
19 Bantal stempel -Merk hero uk. Bsr Buah 15.750
-Merk hero uk. Kcl Buah 10.500
20 Ban isolasi Ukuran kecil Rol 15.700 Harga
21 Binder clip -No.260 Lusin 22.050 belum
-No.200 Lusin 15.750 termasuk
-No.155 Lusin 12.600 PPN
22 Binder clip warna -Besar Buah 18.900
-Sedang Buah 16.800
-Kecil Buah 13.650
23 Buku kwitansi
berwarna
Isi 100 lbr Buah 13.125
24 Buku agenda keluar
dan masuk
-Uk. Isi 200 lbr Buah 36.750
-Uk. Isi 100 lbr Buah 26.250
25 Buku kas 3 warna Isi 50 lbr Buah 29.400
26 Buku kas umum : -Isi 100 lbr Buah 27.300
-Isi 200 lbr Buah 57.750
44
27 Buku kas folio Uk. 32 x 21 cm isi
100 lbr
Buah 31.500
28 Buku kas kwarto Uk. 28 x 21 cm isi
100 lbr
Buah 21.000
29 Buku kas tabelaris Isi 100 lbr Buah 31.500
30 Buku register folio Uk.23x21 cm isi 100
lbr
Buah 20.475
31 Buku tulis kwarto Uk.28x21 cm isi 100
lbr
Buah 18.900
32 Buku tulis folio
standar
Uk.32x21 cm isi 100
lbr
Buah 15.750
33 Buku notes ½ tak
bergaris
Uk.16x12 cm isi 50
lbr
Buah 10.500
34 Blok notes ½ folio
bergaris
Uk.16x12 cm isi 50
lbr
Buah 10.500
35 Buku nota kontan Uk.32x21 cm isi 100
lbr
Buah 10.500
36 Buku kwitansi : -Uk.30x16,5 cm isi
100 lbr
Buah 10.500
-Uk.30x10 cm isi 50
lembar
Buah 8.925
37 Buku ekspedisi Uk.32x10,5 cm isi
100 lbr
Buah 2.100
38 Buku notes ½ tak
bergaris
Uk.16x12 cm isi 50
lbr
Buah 6.300
39 Buku nota kontan Uk.32x21 cm isi 100
lbr
Buah 2.100
40 Bulu ayam - Buah 26.250 Harga
41 Bros ijuk bulat - Buah 14.700 belum
42 Cutter - Buah 15.750 termasuk
43 File book microtop B-1806 j Buah 24.150 PPN
44 Gunting -Ukuran besar Buah 26.250
-Ukuran sedang Buah 21.700
-Ukuran kecil Buah 15.750
45 Hekter -Uk. No.3 Max Buah 10.500
-Uk. No.3 kenko Buah 31.500
45
-Uk. No.10 Max Buah 21.000
-Uk. No.10 kenko Buah 15.750
46 Isi hekter -Uk.1213 Dos 21.000
-Uk.1210 Dos 22.050
-Uk.127 Dos 19.950
-Uk. No. 10 Dos 10.500
-Uk. No. 3 Dos 6.300
47 Isi ball point Kuning rupa-rupa Buah 10.500
48 Isi ulang tonner
laserjet
HP Laserjet 1020 Rol 210.00
0
49 Karton folio -Merk bufalowarna/i Lembar 2.100
-Merk kulit jeruk Lembar 2.100
50 Kertas doorslang
folio warna/i
Uk.32x21 cm isi 500
lbr
Rim 31.500
51 Kertas doorsling
folio putih
Uk.31x21 cm isi 500
lbr
Rim 31.500
52 Kertas bufalo folio Uk. 21 x 32 cm Rim 47.250
53 Kertas HVS folio -50 gr uk. 32x21 cm Rim 50.400
-60 gr uk. 32x21 cm Rim 53.550
-70 gr uk. 32x21 cm Rim 57.750
-80 gr uk. 32x21 cm Rim 68.250
54 Kertas HVS volio
berwarna
Uk. 32 x 21 cm Rim 48.300 Harga
55 Kertas klassing
pembungkus
- Lembar 1.575 Belum
56 Kertas stencil folio Uk.32x21 cm cap
unta
Rim 32.550 Termasuk
57 Kertas milimeter Merk kekuy uk.10 cm Rol 47.250 PPN
58 Kertas stencil
double folio
Uk. 2x(32x32)cm Rim 57.750
59 Keranjang surat Bahan plastik Buah 26.250
60 Klip kertas segitiga - Dos 31.500
61 Klip segitiga
berwarna
- Kotak 7.350
62 Kapur tulis biasa Isi 100 batang Kotak 10.500
Isi 100 batang Kotak 15.750
46
63 Kertas komputer Ukuran 210mmx30m Rol 35.175
64 Lem kerta model
spidol
- Kotak 15.750
65 Lem kertas - Buah 12.600
66 Letter file (map
plastik besar)
Ukuran besar Buah 9.450
67 Lakban coklat - Buah 15.750
68 Lakban bening - Rol 15.750
69 Lakban hitam - Rol 21.000
70 Map plastik folio Uk. 32 x 21 cm Buah 7.875
71 Map batik Uk. 32 x 21 cm Buah 8.400
72 Map biasa (stop
map) folio
Uk. 24 x 35 cm Buah 4.200
73 Map snel hekter
folio
Uk.24 x 35 cm Buah 1.575
74 Nomerator kecil Merk great wall Buah 10.500
75 Pelobang kertas
d.folio utk jilid
Ukuran besar Buah 47.250 Harga
76 Pelobang kertas
biasa
Ukuran kecil Buah 26.250 belum
77 Penggaris plastik Uk. 50 cm Buah 6.300 termasuk
Uk. 30 cm Buah 5.250 PPN
78 Paku payung - Kotak 7.875
79 Pena kerta
transparan
Uk.standar/snowman
4 mata
Buah 10.500
80 Pembuka hekter - Buah 10.500
81 Pena unibal boxy
board
- Batang 16.800
82 Pena snowman Snowman Batang 4.200
83 Pena faster Faster Batang 3.675
84 Pena standar - Batang 3.150
85 Pena balpoint biasa Merk pilot Buah 4.725
86 Pena Merk pilot Buah 4.725
87 Pena parker - Buah 10.500
88 Penghapus spidol - Buah 5.250
47
89 Pinsil Merk HB Buah 5.250
90 Pinsil komputer Merk 2B Buah 4.725
91 Stip/karet
penghapus
- Buah 3.150
92 Sampul surat untuk
map
Kertas kesing Buah 2.100
93 Stabilo bos -Merk boss Buah 10.500
-Merk joyko Buah 6.300
94 Spidol merah biru - Buah 7.875
95 Spidol
whiteboard/perman
en
- Buah 92.400
96 Stip biasa DC 50 - Buah 2.100
97 Tip-x - Set 15.750
98 Tinta komputer:
a. Acaciana - Kotak 63.000
b. Merk Smash
Print Inkjet
Catridge
- Kotak 78.750
c. Data print merk
canon
- Kotak 36.750 Harga
d. Catridge Merk
Canon
- Buah 588.000 belum
99 Tinta stempel - Botol 21.000 termasuk
100 Tonner laser jet isi
ulang
- Biji 200.000 PPN
Sumber : Sekretariat DPRD
Selain dari daftar invetaris di bawah ini tertera prosedur, pihak-pihak,
dan dokumen yang di gunakan dalam pengadaan barang invetaris kantor
sekretariat DPRD diantarnya :
1. Prosedur iventarisasi perlengkapan kantor sekretariat DPRD diantarnya :
a. Penyusunan daftar barang inventaris yang di butuhkan oleh kantor.
b. Pengajuan permohonan kepada PPATK Bag. Umum sekrtariat DPRD
48
c. Pemesanan/pengorderan barang invetarisasi kantor yang di setujui
2. Pihak-pihak terkait dengan pengadaan barang invetarisasi kantor
diantranya:
a. Pengguna anggaran Sekretaris DPRD
b. PPATK Bag. Umum sekretariat DPRD
c. Pendamping Reses DPRD
d. Pihak yang menerima pembayaran
3. Dokumen terkait pengadaan barang invetarisasi kantor diantaranya:
a. Surat pengajuan barang invetarisasi kantor
b. Faktur barang yang dipesan
c. Tanda terima barang
d. Tanda pembayaran.
3.3 Pembahasan
3.3.1 Perbandingan Atau Pembahasan Tentang Prosedur, Pihak-Pihak,
Dan Dokumen Terkait Dengan Invetaris Perlengkapan Kantor
Inventaris perlengkapan kantor sangatlah penting dalam membantu
kegiatan operasional kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan. Untuk
persediaan inventarisasi kantor dilakukan ketika barang stok dalam kantor telah
habis atau tergantung banyaknya pemakaian barang inventarisasi perlengkapan
pada saat bertumpuk.
Hal ini mengakibatkan pelaporan inventarisasi perlengkapan kantor
sering terlambat karena banyaknya berkas-berkas yang harus dibongkar dan diatur
untuk melengkapi data-data pembelian perlengkapan kantor. Pelaporan inventaris
49
perlengkapan kantor Sekretariat DPRD Nias Selatan dilakukan tiap triwulan,
semester dan tiap tahun.
Berdasarkan data dan hasil wawancara yang diperoleh pada kantor
Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan telah menunjukkan bahwa penerapan
sistem inventarisasi yang dicatat perlengkapan kantor masih lemah karena
informasi pencatatan dan pelaporan inventaris kantor. Hal ini mengakibatkan
karena data informasi yang digunakan masih manual yang seharusnya di kantor
sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan menggunakan aplikasi inventaris
kantor.
Dari penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa sistem informasi
inventarisasi pengadaan barang dapat membantu dan mempermudah kegiatan Sub
Bagian Umum sehingga dapat mempercepat proses pelaporan, lebih mudah
mengakses dan mengontrol barang dan mempermudah pertanggungjawaban
dalam merawat barang. Selanjutnya dalam pengadaan barang inventarisasi kantor
pada kantor Sekretariat DPRD kabupaten Nias Selatan masih terlihat sangat
sederhana bukan hanya pada teknologi yang dimiliki kantor tetapi juga pada
prosedur-prosedur pengadaan barang inventarisasi dimana jika dilihat dari teori
sebelumnya menunjukkan bahwa dalam pengadaan barang invetarisasi kantor
harus di ajukan oleh tim yang di bentuk khusus untuk pengadaan barang
inventarisasi kantor sehingga dalam pengadaan barang inventarisasi kantor jelas
dan ada banyak pihak yang bertanggung jawab atas pengadaan barang tersebut.
Ini terlihat dari perbedaan teori yang di ungkapkan oleh Theodorus M. Tuanakota
tentang prosedur pengadaan barang inventarisasi kantor yang mengatakan pada
50
proses pengadaan barang invetarisasi kantor terlebih dahulu di ajukan oleh masing
masing unit kerja kemudian di teliti oleh tim yang di bentuk sehingga dalam
pengadaan barang selalu teroganisir, sedikit berbeda dengan prosedur pengadaan
setiap pengadaan barang inventarisasi terlebih dahulu diadakan penelitian oleh tim
terhadap pengajuan-pengajuan setiap unit yang membutuhkan penambahan
barang infetarisasi.
Selain dari prosedur terlihat juga kekurangan pada dokumen-dokumen
dan pihak-pihak yang terkait dengan pengadaan barang inventarisasi kantor
dimana pada teori yang di ungkap oleh para ahli ada beberapa pihak dan dokumen
yang di butuhkan dalam pengadaan barang inventarisasi kantor yang mana terlihat
pada prosedur-prosedur bahwa tahap yang di laksanakan dalam pengadaan barang
inventarisasi memiliki post-post pengajuan mulai dari unit kerja sampai kepada
penelitian yang di lakukan oleh tim yang di bentuk baru persetujuan anggaran
yang di butuhkan namun dalam data penelitian yang dilakukan peneliti pada objek
penelitian masih banyak kekurangan berita acara pengadaan barang dan
penerimaan dan beberapa surat perjanjian lain yang di butuhkan seperti surat
perjanjian kontrak, permintaan penawaran seperti yang di ungkapkan oleh
Theodorus M. Tuanakota tentang dokumen terkait pengadaan barang inventaris
kantor, selain itu pihak yang terlibat juga sanagat terbatas sehingga pada
pertanggung jawaban bisa saja mengalami kendala di mana di sana tidak ada tim
yang merupakan penanggungjawab terhadap pengadaan barang inventarisasi yang
di datangkan.
51
3.3.2 Persamaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Saat Ini
Pada pelaksanaan penelitian yang di lakukan oleh peneliti saat ini
tidaklah lepas dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang
saat ini penelitian tersebut kembali di teliti. Persamaan tersebut di uraikan sebagai
berikut:
Tabel 3.3.2
Persamaan Antara Teori Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Saat Ini
No. Penelitian Terdahulu Penelitian Saat Ini
1. Arip Saripudin (2010) pembahasan
tentang sistem informasi
inventarisasi pengadaan barang
berbasis internet dalam mempercepat
proses pelaporan dalam pengadaan
barang invetaris.
Dalam penelitian saat ini juga
memperjelas dan menekankan
sistim inventarisasi yang berskala
teknologi dengan membuat
aplikasi guna mempermudah
dalam penyampaian laporan
inventarisasi dengan cepat dan
jelas.
2. Salamah Permadyanti Putri (2010)
pembahasan tentang sistem
inventarisasi dalam pengadaan
barang invetarisasi laboratorium
dengan cepat dan memudahkan
dalam penginputan data dengan
menggunakan aplikasi sistem
inventarisasi.
Penelitian terhadap sistem
invetaris yang mengutamakan
penggunaan aplikasi inventarisasi
agar mempermudah sistim
pencatatan terhadap laporan
inventarisasi kantor.
3. Fahmi Rahman (2011) pembahasan
tentang rancangan bangun
inventarisasi barang menggunakan
label barcode penelitian tentang
Penelitian saat ini juga membahas
tentang sistim inventaris dalam
mengontrol sistim pelaporan di
dalam pengambilan keputusan.
52
sistim informasi inventarisasi dalam
mengontrol barang pengadaan
barang inventaris untuk membantu
memperoleh informasi yang di
butuhkan dalam pengambilan
keputusan.
53
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya dan
berdasarkan data-data yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan penelitian
yang dilakukan pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem Inventarisasi yang dicatat oleh Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten
Nias Selatan belum bisa menghasilkan seluruh laporan yang akurat, benar
dan cepat.
2. Kurangnya pertanggungjawaban terhadap barang-barang persediaan stok
dalam kantor Sekretariat DPRD kabupaten Nias Selatan
5.2. Saran
Berikut ini beberapa saran dari penulis yang diberikan untuk kebaikan
dan kemajuan kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Selatan:
1. Sistem pencatatan inventaris sebaiknya menggunakan aplikasi inventaris.
2. Adanya pertanggungjawab terhadap segala barang-barang inventaris kantor
Sekretariat DPRD kabupaten Nias Selatan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mulyanto, 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Achmad, M. 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik. Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Astari, Rima “Manajemen Pengelolaan Inventarisasi Guna Menunjang Aktivitas
Perbekalan Di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri”.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Cet. III; Jakarta:
Sinar Grafika, 2001).
Darianto dan Muhammad. 2013. Manajemen Pendidikan Di Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media. Hal 124.
Daryanto. (2011). Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembalajaran.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Modul Belajar, Laporan Hasil
Penelitian,
http://www.google.com/jurnalinventarisasibarang.com
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
M. Arifin dan Barnawi. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal 55.
Putri, Salamah Perdayanti 2013. Sistem Informasi Inventaris Laboratorium
Berbasis Web Pada SMA Negeri 4 Yogyakarta. Naskah publikasi.
Yogyakarta. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer
Amikom Yogyakarta.
Rahman, Fahmi. 2011. Rancangan Bangun Aplikasi Inventarisasi Barang
Menggunakan Label Baecode (studi Kasus PT.Solusi Periferal). Skripsi.
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
55
Sutabri, Tata 2012. “konsep sistem informasi”. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.
Sutabri, Tata. S.Kom,MM. (2004). Analisis Sistem Informasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Andi.
Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Soemarsono. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5 Cetakan ke 6. Jakarta:
Rineka Cipta. Erlangga.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV Mandar Maju.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa
BIODATA PENULIS SKRIPSI MINOR
Nama : EMILIALELYSMEI DAKHI
Jenis Kelamin : Perempuan
T.T.L : Botohiitano, 29 Mei 1995
Status : Belum Nikah
Agama : Kristen
Alamat : Desa Botohilisilambo Kec. Luahagundre Maniamolo
Email : [email protected]
No. Telepon./HP : 0822-4116-9926
Riwayat pendidikan :
SD Negeri Inpres Botohilitano tahun 2002-2008
SMP Negeri 2 Fanayama Tahun 2009-2011
SMK S.Kristen BNKP Telukdalam 2011-2014
D3 Akuntansi STIE Nias Selatan 2014-2017