SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

234
PENGEMBANGAN STANDAR MUTU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DI SMP NEGERI 1 GORONTALO (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Gorontalo) S K R I P S I Diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Oleh ABDI GUNAWAN M. ABDULLAH NIM : 131 407 111 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2012

description

SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Transcript of SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Page 1: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

i

PENGEMBANGAN STANDAR MUTU SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL (SBI) DI SMP NEGERI 1 GORONTALO

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Gorontalo)

S K R I P S I

Diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti

Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh

ABDI GUNAWAN M. ABDULLAH

NIM : 131 407 111

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

2012

Page 2: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

ii

Page 3: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

iii

Page 4: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

iv

Page 5: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

v

ABSTRAK

Abdi Gunawan M. Abdullah. Skripsi “Pengembangan Standar Mutu

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Di SMP Negeri 1 Gorontalo”. Skripsi

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Gorontalo, 2012.

Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan studi kasus.

Skripsi ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian sebagai

berikut: Pertama, Bagaimanakah standar mutu sumber daya manusia (SDM) di

SMP Negeri 1 Gorontalo? Kedua, Bagaimanakah standar mutu proses

pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo? Ketiga, Bagaimanakah standar mutu

sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo?

Data penelitian ini keseluruhannya diperoleh dan dihimpun melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian, data tersebut dianalisis

dengan menggunakan metode triangulasi dan juga menggunakan ketekunan

pengamatan.

Hasil penelitian yang diperoleh; Pertama, bahwa Standar mutu Sumber

Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap pendampingan

sampai pada tahap pemberdayaan sudah cukup berkembang, namun pada tahap

mandiri ini, program RSBI belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan standar

OECD. Kedua, Standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo

dari tahap pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan belum berkembang,

sehingga pada tahap mandiri ini, program RSBI belum sepenuhnya telah

memenuhi standar OECD yaitu proses pembelajarannya yang telah berbasis TIK

dan bilingual. Ketiga, Standar mutu sarana dan prasarana di SMP Negeri 1

Gorontalo dari tahap pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan sudah

cukup berkembang, namun pada tahap mandiri kali ini belum semuanya terpenuhi

sesuai dengan standar OECD, walaupun sarana dan prasarana yang ada di sekolah

ini sudah cukup memadai.

Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka disarankan bagi SMP Negeri 1

Gorontalo sebagai sekolah penyelenggara program RSBI untuk mencapai predikat

SBI; Pertama, perlu terus melakukan kegiatan sosialisasi dalam peningkatan mutu

SDM yang difokuskan untuk memenuhi standar tenaga pendidik RSBI. Kedua,

Untuk standar mutu proses pembelajaran harus ditopang dengan adanya SDM

yang berkualitas dan sarana penunjang pembelajaran yang memadai. Ketiga,

Sarana dan prasarana sekolah perlu dilengkapi lagi, sesuai dengan standar sarana

dan prasarana SMP RSBI.

Kata kunci : Standar Mutu, Sekolah Bertaraf Internasional.

Page 6: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

vi

ABSTRACT

Abdi Gunawan M. Abdullah. Thesis "Development of Quality Standards

International Standard School (SBI) in SMP Negeri 1 Gorontalo". Thesis

Department of Management Education Faculty of Education, State University of

Gorontalo, 2012.

This thesis is the result of qualitative research using case study approach.

This thesis aims to answer three research questions as follows: First, What

quality standards of human resources (HR) in SMP Negeri 1 Gorontalo? Second,

How is the quality standards of the learning process in SMP Negeri 1 Gorontalo?

Third, How is the quality standard of facilities and infrastructure in SMP Negeri 1

Gorontalo?

The overall research data obtained and compiled through interviews,

observation and documentation. Then, the data were analyzed by using the

triangulation method and also use diligence observations.

The results are obtained: First, that the quality standards of Human

Resources (HR) in SMP Negeri 1 Gorontalo from stage to stage empowerment

mentoring developed enough, but at this stage of self, RSBI program has not been

fully achieved in accordance with OECD standards. Second, the quality standards

of learning processes in SMP Negeri 1 Gorontalo from stage to stage

empowerment mentoring undeveloped, so at this stage of self, not yet fully RSBI

program meets the standards of the OECD-based learning process that has ICT

and bilingual. Third, the quality standards of facilities and infrastructure in SMP

Negeri 1 Gorontalo from stage to stage empowerment mentoring developed

enough, but on stage this time is not all self-fulfilled in accordance with OECD

standards, although the facilities and infrastructure that exist in this school is

sufficient.

In line with the above conclusion, it is advisable for the SMP Negeri 1

Gorontalo as a school program providers to reach the predicate SBI RSBI; First,

the need to continue socialization activities in improving the quality of human

resources is focused to meet the standards RSBI educators. Second, the learning

process for quality standards must be supported by the presence of qualified

human resources and adequate means of supporting learning. Third, school

facilities and infrastructure need to be completed again, in accordance with the

standards of facilities and infrastructure RSBI junior.

Key words : Quality Standards, International School.

Page 7: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah

Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan Qalam. Dialah yang

mengajar manusia segala yang belum diketahui”

(Q.S Al-‘Alaq : 1-5)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Visi tanpa tindakan adalah lamunan. Tindakan tanpa visi adalah mimpi buruk.

(Mudin)

Kesuksesan bukan dilihat dari hasilnya, tapi dilihat dari prosesnya.

Karena “HASIL” bisa direkayasa dan dibeli,

Sedangkan “PROSES” selalu jujur menggambarkan siapa diri kita sebenarnya. (Abdhy)

Hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ketika kita tidak bisa membahagiakan orang yang kita sayangi

(Abdhy)

Karya kecil ini kupersembahan untuk : ALLAH S.W.T, Tuhan Semesta Alam.

Muhammad Utusan ALLAH, si-Penyempurna Akhlaq Djumriah Dj. Mondjo S.Pd.SD (mama), Darah, Air Mata, Cinta Kasih Sayang, Air Susu, dan

Keringatnya yang mengalir di dalam tubuhku. Mudin, S.Pd (papa), Sabar dan Teguh-mu menjadi kekuatan buatku.

Untuk Adik-adikku Tercinta (Isma Wahyuni, Moh. Idhar, dan Anggun Farwaty) serta seluruh Keluarga Besarku yang selalu mendukung dan memberikan semangatnya kepadaku dalam

menyelesaikan studiku selama ini. Nurma Juwita sebagai “Pelitaku Sederhana”

ALMAMATERKU TERCINTA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TEMPAT AKU MENIMBAH ILMU

2012

Fana
Rectangle
Page 8: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas

segala berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat memperoleh

kesempatan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

“Pengembangan Standar Mutu Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMP

Negeri 1 Gorontalo”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Manajemen

Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

Pada dasarnya setiap usaha untuk mencapai sebuah kesuksesan pasti akan

menemui hambatan dan tantangan, demikian pula yang dialami oleh penulis

dalam penyusunan skripsi ini, namun tekad, kemauan dan kerja keras yang

dibarengi dengan motivasi dan do‟a dari orang tua, Bapak/Ibu dosen, serta rekan-

rekan, sehingga Alhamdulillah segala hambatan dalam penyusunan skripsi ini

dapat dilalui oleh penulis.

Melalui kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati yang tulus dan

ikhlas menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya atas jasa-jasa dari Bapak Prof. Dr. H. Ansar, S.Pd, M.Si dan

Bapak Drs. H. Muh. Polinggapo, S.Sos. M.Pd selaku pembimbing I dan II yang

telah ikhlas menyediakan waktunya, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan

penulis sejak awal penelitian hingga penyusunan skipsi ini.

Page 9: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

ix

Oleh karena itu, berangkat dari ketulusan hati maka pada kesempatan ini

penulis turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Gorontalo.

2. Prof. Dr. H. Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd; Eduart Wolok, S.T. M.T;

Fence M. Wantu, S.H. M.H; dan Prof. Dr. Yulianto Kadji M.Si, yang masing-

masing selaku Pembantu Rektor I, II, III dan IV Universitas Negeri

Gorontalo.

3. Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo.

4. Dra. Hj. Rena L. Madina, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

5. Prof. Dr. H. Ansar, S.Pd, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

6. Drs. Abd. Haris Machmud, S.Pd, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

7. Dr. Asrin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

8. Intan A. Razak, S.Ag, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

9. Drs. H. Muh. Polinggapo, S.Sos, M.Pd selaku penasehat akademik.

10. Seluruh Staf Pengajar dan Dosen yang terhormat: Prof. Dr. H. Abd. Kadim

Masaong, M.Pd; Prof. Dr. H. Ansar, S.Pd, M.Si; Drs. H. Muh Polinggapo,

Page 10: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

x

S.Sos, M.Pd; Dra. Meity Mononimbar; M.Pd; Dr. Fadliah, M.Si; Nina

Lamatenggo, S.E, M.Pd; Dra. Fory Nawai, M.Pd; Drs. Ikhfan Haris, M.Sc;

Arifin, S.Pd, M.Pd; Intan A. Razak, S.Ag, M.Pd; Arifin Suking, S.Pd, M.Pd;

Dr. Asrin, M.Pd; Besse Marhawati, S.Pd, M.Pd; Warni T. Sumar, S.Pd,

M.Pd; Dr. Arwildayanto, S.Pd, M.Pd yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang berguna sebagai bekal bagi penulis.

11. Staf Administrasi Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah banyak

membantu penulis dalam pengurusan administrasi: K‟Nova, K‟Dewy dan

Alan (Mhs. PKL).

12. Kepala Sekolah dan Wakil-wakil Kepala Sekolah beserta staf Dewan Guru

dan Tata Usaha SMP Negeri 1 Gorontalo yang telah banyak membantu dalam

usaha memperoleh data yang penulis perlukan.

13. Orang tuaku dan seluruh keluarga besarku yang selalu senantiasa memberikan

dukungan material dan moral kepadaku dalam menyelesaikan studiku.

14. Teman-teman Angkatan 2007 Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas

Negeri Gorontalo; Ridu, Ebot, Yaser, Elfin. Sule, Ibalo, Idrak, Wesly, Andy,

Fikar, Ras, Lina, Nisa, Ika, Nha, Winda, Ila, Ira, Dian, Ulin, Salty, Ulan, Zia,

Susan, Cili, Nirma, Irma, Wilan, Nink, Lian, Mila, Ela dan Kristin, saya

ucapkan terima kasih atas bantuan serta kebersamaannya selama ini.

15. Rekan-rekan seluruh anggota HMJ Manajemen Pendidikan.

16. Teman-teman Angkatan 2006 Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri

Gorontalo (Nink, Elha, Ratna, Lili, Ratna Doank, Cilen, Lina, Tri, Joken, Ati,

Eko, Ayu, Ulin, Femi, Iva, Yuni, Nisa, Tita, Sariah, Warni, Rendi, Ramdan,

Page 11: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xi

Risman, Ima, Ikma, Iksan, Adi, Roman, Mia, Jafar) saya ucapkan terima

kasih atas bantuan serta kebersamaannya selama ini.

17. Rekan-rekan seluruh anggota Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA)

Periode 2008/2009.

18. Seluruh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Kabupaten Banggai (IMI-KB) di

Gorontalo.

19. Rekan-rekan mahasiswa KKS UNG Desa Polohungo, Kec. Dulupi,

Kabupaten Boalemo; Nhyna, Dhyan, Mhyta.

20. Seluruh aparat Desa Polohungo, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo.

21. Rekan-rekan mahasiswa PKL Jurusan Manajemen Pendidikan FIP UNG di

SMP Negeri 1 Gorontalo; Suleman dan Irma.

22. “Pelitaku” Sederhana, yang selalu memotivasi dan membantuku dalam

penyusunan skripsi ini; Nurma Juwita (DhyNho „29).

23. Teman-teman se-kost; Oba, Dewy, Asta.

24. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa keberadaan skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga kritik dan saran maupun

bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak akan beroleh balasan yang

setimpal dari Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-

Nya bagi kita semua, Amiin…

Gorontalo, Januari 2012

Penulis

Page 12: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xii

Halaman

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Penyelenggaraan Program RSBI/SBI .................................... 8

B. Tujuan Penerapan Program RSBI di Indonesia ................................... 13

C. Perencanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional .......... 15

D. Visi dan Misi Sekolah Bertaraf Internasional ..................................... 17

E. Syarat Penerapan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ..................... 20

F. Pelaksanaan Kurikulum dan Proses Pembelajaran RSBI .................... 24

G. Pentahapan (Fase) Pengembangan

Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ..................... 26

a. Tahap Pengembangan ..................................................................... 28

b. Tahap Pemberdayaan ...................................................................... 37

c. Tahap Mandiri ................................................................................ 42

H. Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Visioner .............................. 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian ................................................................................... 60

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 61

C. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 63

D. Data dan Sumber Data ......................................................................... 64

a. Data ................................................................................................. 64

b. Sumber Data ................................................................................... 65

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 66

a. Wawancara ..................................................................................... 66

b. Observasi ........................................................................................ 68

c. Dokumentasi ................................................................................... 70

Page 13: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xiii

F. Analisis Data ....................................................................................... 71

G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 74

a. Ketekunan Pengamatan .................................................................. 74

b. Triangulasi ...................................................................................... 76

H. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi HasilPenelitian .................................................................... 80

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 80

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 88

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 93

B. Temuan Penelitian ............................................................................... 96

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 96

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 100

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................. 102

C. Pembahasan ......................................................................................... 104

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 104

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................ 110

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana

di SMP Negeri 1 Gorontalo ............................................................. 117

d. Kesiapan SMP Negeri 1 Gorontalo dalam Menghadapi

Tahun ke-6 (Tahap Mandiri) .......................................................... 121

D. Kerangka Konseptual .......................................................................... 139

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 141

B. Saran .................................................................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 146

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Informan ............................................................... 148

Lampiran 2 Kode dan Ringkasan Operasional .............................................. 149

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ................................................................ 150

Lampiran 4 Transkrip Wawancara ................................................................ 159

Lampiran 5 Hasil Observasi .......................................................................... 177

Lampiran 6 Analisis Domain ........................................................................ 184

Lampiran 7 Data Sekolah .............................................................................. 186

Page 14: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xiv

Lampiran 8 Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMPN 1 Gorontalo ........... 197

Lampiran 9 Denah Sekolah ........................................................................... 198

Lampiran 10 Gambar Penelitian ..................................................................... 199

CURRICULUM VITAE .............................................................................. 209

Page 15: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xv

Halaman

DAFTAR GAMBAR

SMP Negeri 1 Gorontalo dilihat dari atas ....................................................... 60

Komponen dalam Analisis Data (interactive model) ...................................... 71

Profil SDM (Tenaga Pendidik, Kependidikan dan Pendukung) ..................... 87

Bagan Konseptual ........................................................................................... 140

Page 16: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xvi

Halaman

DAFTAR TABEL

Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu

Pendidikan Bertaraf Internasional .................................................................... 136

Page 17: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Upaya peningkatan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing

secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, maka telah ditetapkan pentingnya penyelenggaraan satuan pendidikan

bertaraf Internasional, baik untuk sekolah negeri maupun swasta.

Pendidikan bertaraf Internasional harus memiliki daya saing yang tinggi

dalam hasil-hasil pendidikan (output dan outcomes), proses, dan input sekolah

baik secara nasional maupun internasional. Hal ini didasari oleh tuntutan

kurikulum bertaraf Internasional yang mengharuskan peserta didik dalam masuk

kelas Internasional harus mampu berkompetisi secara global dengan siswa dari

Negara lain. Beberapa kemampuan umum yang lazim menjadi tolak ukur ke

internasional adalah kemampuan dalam sains, kemampuan dalam bidang

teknologi, dan kemampuan lain yang bersifat karya-karya inovatif dan kreatif.

Menurut Ahmadi dalam Syaiful Sagala ( 2007: 82) mengemukakan bahwa:

“Berbagai problematika pendidikan di Indonesia Hampir 80 persen

berkisar pada permasalahan pengembangan kurikulum, kemasan bahan

pelajaran, metode dan media pengajaran, pendidikan dan pelatihan guru,

serta hal-hal lain yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar

(PBM)”.

Selain itu keunggulan pendidikan juga tidak terlepas adanya praktik-

praktik pendidikan di tingkat kelas atau sekolah yang berorientasi pada usaha

memotivasi siswa untuk belajar, bukan semata pada cara agar siswa mendapatkan

skor tinggi dalam tes. Sebagaimana paparan Dedi Supriadi (2000:10), bahwa:

Page 18: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xviii

“Pada dasarnya yang membuat pendidikan suatu negara unggul, antara lain

materi kurikulum yang menantang dan terfokus, penekanan proses belajar

pada pemahaman siswa akan konsep daripada hafalan, serta komitmen

guru dan administrator pendidikan terhadap mutu”.

Sementara itu permasalahan struktural (manajemen kelembagaan

pendidikan serta permasalahan fundasional, teori dan konsep yang melandasi

upaya pendidikan) hampir belum mendapat sentuhan dan perhatian yang memadai

pula. Padahal optimalisasi setiap komponen dalam manajemen sekolah

sesungguhnya dapat menjadikan organisasi sekolah lebih efektif, efisien, dan

bermutu.

Kebijakan pendidikan nasional di Indonesia dimaksudkan untuk merespon

adanya tuntutan yang sangat tinggi akan terwujudnya pendidikan berkualitas

internasional. Hal ini mengandung makna bahwa diperlukan adanya

pengembangan institusi pendidikan berkualitas dengan taraf internasional. UU

No. 20 Tahun 2003 ayat 50 tentang sistem pendidikan nasional mengatakan

bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara bersama-sama

mengembangkan paling sedikit satu sekolah atau madrasah bertaraf internasional

di setiap provinsi. Dalam implementasi kebijakan pendidikan nasional ini

Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama merancang pendidikan sekolah

dan madrasah bertaraf internasional di setiap provinsi di Indonesia.

Implementasi kesepakatan pasar global di bawah Asian Free Trade Area

(AFTA) dan World Trade Organization (WTO), menunjukkan bahwa Indonesia

tidak lagi akan memiliki monopoli dalam pemasaran produk, barang-barang,

buruh, dan service. Tak ada batas negara yang diperkenankan untuk memproteks

lulusan sekolah yang mencari pekerjaan-pekerjaan domestik. Hampir semua

Page 19: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xix

jenis pekerjaan harus bersifat terbuka terhadap kebangsaan manapun tanpa

memandang kewarganegaraannya. Hanya kualitas kemampuan orang tersebut

yang harus menjadi kriteria utama dalam proses seleksi penerimaan pekerja.

Indonesia kini sudah berada di dalam dunia pasar global dan

konsekuensinya beberapa pekerjaan dan profesi juga sudah di tangan pencari

kerja dari luar negeri. Di masa yang akan datang akan lebih banyak lagi

pekerjaan dan profesi yang membutuhkan lulusan sekolah/madrasah yang

memiliki standar keterampilan yang diakui secara internasional. Kelak,

tuntutan terhadap lulusan tersebut akan semakin meningkat secara signifikan.

Situasi dan kondisi yang sudah dapat diprediksi ini mendorong Pemerintah

Indonesia untuk mengimplementasikan pendidikan bertaraf internasional. Tujuan

dari kebijakan tersebut adalah bahwa lulusan dari sekolah bertaraf internasional

harus memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan untuk menyandang

pekerjaan atau profesi tertentu, dengan memiliki standar ini, diharapkan bahwa

semakin banyak lulusan dari Indonesia yang akan memiliki kesempatan, lebih

layak, dan lebih berhak untuk memperoleh pekerjaan atau profesi tersebut. Selain

itu, lulusan dengan standar internasional akan menobatkan Indonesia menjadi

negara yang semakin berkualitas dan lebih layak untuk memperoleh tawaran dari

negara lain atau tawaran pekerjaan dari lembaga negara lain di negara kita sendiri.

Setelah diterapkannya program akselerasi di sekolah-sekolah pada tahun

2004, kini pemerintah Indonesia menerapkan kelas internasional di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU), Serta Sekolah

Page 20: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xx

Menengah Kejuruan (SMK). Dengan program ini, diharapkan lulusan dari

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) itu mampu bersaing secara internasional.

Berdasarkan keputusan Depdiknas pada awal TP. 2005/2006 SMP Negeri

1 Gorontalo ditunjuk sebagai satu-satunya pelaksana Sekolah Standar Nasional

(SSN) program koalisi yang menerapkan sistem pembelajaran bilingual (dua

bahasa) untuk mata pelajaran Matematika, Fisika dan Biologi.

Program SBI sudah dimulai sejak tahun 2006 dan hingga 2007 telah

diterapkan pada 200 sekolah menengah atas. Ditargetkan, sebanyak lebih dari 500

sekolah bertaraf internasional akan tersebar di seluruh Indonesia. Sementara

untuk sekolah menengah pertama baru dilakukan pada tahun 2007 lalu untuk

beberapa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN). Khusus untuk SBI,

Departemen Pendidikan Nasional bekerja sama dengan pemerintah daerah

setempat.

Di awal tahun 2007 SMP Negeri 1 Gorontalo ditunjuk sebagai pilot

project penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (R-SBI) sesuai SK

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama No. 542/C3/KEP/2007, serta

berdasarkan UU No.20 tahun 2003 dan PP No.19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, bahwa disetiap daerah harus menyelenggarakan pendidikan

yang berstandar nasional dan juga sekurang-kurangnya satu rintisan sekolah

bertaraf internasional pada semua jenis jenjang pendidikan. Namun segala bentuk

predikat yang telah diraih SMP Negeri 1 Gorontalo bukanlah hadiah yang

didapatkan begitu saja tapi melalui beberapa tahap seleksi dan penilaian dari

Page 21: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxi

segala aspek. Baik aspek siswa, sarana dan fasilitas, serta prestasi dari aspek

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri.

Oleh karena itu sangat penting bagi penulis untuk meneliti masalah-

masalah di atas secara ilmiah dengan formulasi judul “Pengembangan Standar

Mutu Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Di SMP Negeri 1 Gorontalo”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian

difokuskan pada pengembangan standar mutu sekolah bertaraf internasional (SBI)

yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo ditinjau dari:

a. Standar mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo.

b. Standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo.

c. Standar mutu sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum

tentang pengembangan standar mutu sekolah bertaraf Internasional (SBI) yang

ada di SMP Negeri 1 Gorontalo ditinjau dari:

a. Standar mutu sumber daya manusia (SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo;

b. Standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo; serta

c. Standar mutu sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 22: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxii

a. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah diharapkan

akan dapat memberikan kontribusi informasi terkait dengan pengembangan

standar mutu RSBI/SBI pada umumnya dan secara khusus dapat menambah

wawasan dan khasanah ilmiah dalam bidang Manajemen Pendidikan, terutama

mengenai konsep sekolah bertaraf internasional.

b. Manfaat praktis

1. Bagi Pemerintah Kota Gorontalo

Diharapkan aparat pemerintah daerah Kota Gorontalo dapat memahami

mengenai pengimplementasian standar mutu sekolah bertaraf internasional

(SBI), serta dapat memberikan sumbangsih pemikiran sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuaan kebijakan yang diharapkan dapat

memberikan konstribusi tehadap pengembangan standar mutu sekolah

bertaraf internasional (SBI), khususnya pada SMP Negeri 1 Gorontalo

sebagai SMP penyelenggara program RSBI.

2. Bagi SMP Negeri 1 Gorontalo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak

sekolah mengenai pengembangan standar mutu sekolah bertaraf

internasional sehingga tercipta lingkungan sekolah yang berciri

internasional dan memiliki daya saing global yang nantinya akan menjadi

bahan masukan untuk sekolah-sekolah yang belum meyelenggarakan

program RSBI/SBI, khususnya sekolah-sekolah yang berada di wilayah

kota Gorontalo.

Page 23: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxiii

3. Bagi peneliti lainnya

Sebagai bahan informasi dan rujukan guna penelitian pada masa

mendatang dengan kajian-kajian yang sama atau penelitian yang lebih luas

sifatnya.

Page 24: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxiv

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Penyelenggaraan Program RSBI/SBI

Dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP) dinyatakan dalam “Lingkup Standar Nasional

Pendidikan yang meliputi: (1).Standar isi; (2).Standar proses; (3).Standar

kompetensi lulusan; (4).Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5).Standar

sarana dan prasarana; (6).Standar pengelolaan; (7).Standar pembiayaan;

(8).Standar penilaian pendidikan”.

Pengukuran ketercapaian 8 standar tersebut dapat dilakukan dengan

evaluasi kinerja pendidikan secara berkala yang dilakukan: (a) evaluasi kinerja

oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan; (b) evaluasi kinerja oleh Pemerintah;

(c) evaluasi kinerja oleh Pemerintah Daerah Provinsi; (d) evaluasi kinerja oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan (e) evaluasi oleh lembaga evaluasi

mandiri yang dibentuk oleh masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai

pencapaian Standar Nasional Pendidikan, (PP No. 19/2005: Pasal 78).

Berdasarkan pada tingkat terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan

(SNP), dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dan Pedoman

Penyelenggaraan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (2008:9)

dijelaskan bahwa sekolah dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu Sekolah

Kategori Standar (SKSt); Sekolah Kategori Mandiri (SKM); dan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah Kategori Standar adalah sekolah-sekolah

Page 25: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxv

yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sekolah Kategori Mandiri

adalah sekolah-sekolah yang hampir atau telah memenuhi Standar Nasional

Pendidikan. Sedangkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah-

sekolah yang telah memenuhi 8 komponen SNP yang disertai dengan penguatan,

pengayaan, pengembangan, perluasan, dan pendalaman pada peningkatan mutu

pendidikan yang mengacu pada standar mutu pendidikan bertaraf internasional

pada negara-negara OECD (Organization for Economic Co-operation and

Development) dan negara-negara maju lainnya (Pedoman Penyelenggaraan

Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, 2008: 10).

Landasan hukum penerapan program Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN Pendidikan (SNP)

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 ayat 3 yang

menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada

semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan

bertaraf internasional.

3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional.

4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah

(Pusat) dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

Page 26: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxvi

6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena

Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci

minimal sebagai berikut :

a. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

b. Menerapkan sistem satuan kredit semester di Sekolah Menengah Pertama;

c. Memenuhi Standar Isi; dan

d. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

7. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 tahun 2007 tentang

Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 tahun 2007 sebagai

penyempurnaan Permen Diknas Nomor 24 tahun 2006 tentang

Pelaksanaan Permen Diknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi.

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

12. Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-

2006.

Page 27: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxvii

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut :

1. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dimana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya

masing-masing;

2. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD

(Organization for Economic Co-operation and Development) dan/ atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam

bidang pendidikan; dan

3. Menerapkan standar kelulusan sekolah/madrasah yang lebih tinggi dari

Standar Kompetensi Lulusan.

Adalah tidak benar kalau Guru bahasa Indonesia harus menggunakan

bahasa Inggris dalam memberikan pengantar pelajarannya, walaupun hal tersebut

boleh saja dilakukan, tetapi penggunaan bahasa Inggris adalah untuk

pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan saja,

sebagaimana dalam bagian proses pembelajaran RSBI/SBI dinyatakan sebagai

berikut: “Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan

keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses

pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses”.

Page 28: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxviii

Keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja

kunci tambahan sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi

sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti

luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa

patriot, dan jiwa inovator;

b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah

satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

c. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; dan

d. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti

kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata

pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan

bahasa Indonesia.

Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang telah

memenuhi seluruh standar nasional pendidikan dan mengembangkan keunggulan

yang mengacu pada peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-

sekolah unggul tingkat internasional.

Konsep Sekolah Bertaraf Internasional dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sekolah Bertaraf Internasional = SNP + X. SNP adalah standar minimal yang

harus dipenuhi oleh satuan pendidikan meliputi delapan standar nasional

pendidikan. Sedangkan “X” dapat berupa penguatan, pengayaan, pengembangan,

perluasan, dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan yang mengacu

Page 29: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxix

pada standar mutu pendidikan bertaraf internasional pada Negara-negara OECD

dan Negara-negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam

bertaraf internasional dalam pendidikan.

Sekolah bertaraf Internasional berbeda dengan sekolah Internasional

ataupun juga dengan kelas Internasional, dimana mereka menerapkan kurikulum

tersendiri. Tidak benar jika sekolah RSBI hanya untuk orang kaya atau orang

mampu saja. Untuk siswa berprestasi dan lulus seleksi yang dilakukan, tersedia

beasiswa berupa keringanan biaya atau pembebasan biaya pendidikan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

B. Tujuan Penerapan Program RSBI di Indonesia

Perumusan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) merupakan salah

satu tahap dalam siklus perencanaan. Dalam siklus perencanaan, tujuan

perencanaan dirumuskan lebih dulu, dan kemudian rencana dikembangkan

berdasarkan tujuan tersebut. Meskipun demikian, dalam siklus perencanaan

itu sendiri terjadi kesaling-ketergantungan (interdependensi) antar tahap,

misal kaji-ulang terhadap rencana yang sudah dilaksanakan mungkin akan

mendorong dikaji ulangnya tujuan perencanaan.

Secara umum ada dua faktor yang melatar belakangi diberlakukannya

program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), yaitu :1). Munculnya

tuntutan baru masyarakat terhadap sekolah, dan 2). Bergesernya perkembangan

kebijakan pendidikan dari sentralisasi menuju desentralisasi.

Page 30: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxx

1. Tuntutan baru masyarakat terhadap sekolah

Dunia pendidikan (sekolah) harus mampu merespon tuntutan dan

harapan masyarakat. Sekolah perlu memenuhi aspirasi dan kebutuhan

masyarakat selaku pengguna utama layanan jasa pendidikan. RSBI sebagai

perwujudan desentralisasi pengelolaan pendidikan merupakan solusi yang

dipandang tepat untuk menjawabnya.

2. Bergesernya kebijakan politik sentralisasi menuju desentralisasi.

Bergesernya kebijakan pendidikan dari sentralisasi menuju desentralisasi,

secara yuridis bertumpu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50

ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua

jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf

internasional.

Sebagai konsekwensi kelanjutannya, sekolah sebagai unit terkecil

dalam pengelolaan pendidikan formal dituntut mampu mengelola dirinya

sendiri dengan memberdayakan segenap potensi yang dimilikinya. Melalui

program RSBI, sekolah bersama-sama dengan Stakeholders-nya dapat

menjalankan perannya dalam pengelolaan sekolah secara mandiri. Adapun tujuan

dari penerapan RSBI di Indonesia secara umum terbagi atas dua tujuan, yaitu

sebagai berikut:

1. Tujuan umum

a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan

Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20

Page 31: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxi

Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP

(Standar Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan

Tahapan Skala Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah ke-1 tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan

akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.

b. Pengembangan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah

meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi belajar dan

proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara

optimal dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab, dan memiliki daya saing pada taraf internasional.

c. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas

bertaraf Nasional dan Internasional.

d. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global.

2. Tujuan khusus

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam

standar kompetensi lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan

berciri Internasional.

C. Perencanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir

setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan dan

Page 32: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxii

sebagainya. Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam

uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya

merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada

kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga

saat ini belum didefinisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu sendiri

belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri. Menurut Anthony dan Govindarajan

(1995) bahwa:

“Perencanaan merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang

didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-

program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber

daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun

mendatang” (dalam Prasetyo dan Gomies, 2004).

Supaya diperoleh suatu komitmen atau kesepakatan, sehingga

kesimpangsiuran atau kesalahpahaman dapat dihindarkan, langkah awal yang

ditempuh adalah mengemukakan pengertian perencanaan. Kaufman mengatakan

perencanaan adalah:

Suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan

absah dan bernilai, di dalamnya mencangkup elemen-elemen :

a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.

b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan

c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang

diprioritaskan.

d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.

e. Konsekwensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang

dirasakan.

Program RSBI harus diatur dan direncanakan dengan baik sehingga dapat

menjamin tercapainya tujuan sekolah yabg berstatus RSBI. Proses perencanaan

program RSBI menunjukkan sesuatu yang teratur dengan baik, metodologis dan

ilmiah. Oleh karena itu perencanaan merupakan alat yang sangat penting yang

Page 33: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxiii

dipakai oleh seseorang dalam usahanya mengarahkan program RSBI yang

terorganisir dengan baik. Untuk mengefektifkan upaya perencanaannya seseorang

harus memiliki keahlian secara professional dan pengalaman yang banyak, karena

perencanaan program RSBI harus obyektif.

Perencanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dituangkan

dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau School Development and

Investment Plan (SDIP) yang mengacu pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah

Bertaraf Internasional.

a. Evaluasi Diri

Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional perlu melakukan evaluasi

diri untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing sekolah yaitu dengan

membandingkan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata di sekolah. Melalui

evaluasi diri dapat diketahui kelemahan masing-masing sekolah untuk setiap

komponen sekolah. Hasil evaluasi diri digunakan sebagai dasar untuk menyusun

RPS atau SDIP yang meliputi Rencana Kerja Jangka Panjang dan Rencana Kerja

Tahunan.

b. Penyusunan dan Pengesahan RPS atau SDIP

RPS atau SDIP yang disusun oleh sekolah bersama dengan komite sekolah

diketahui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi.

D. Visi dan Misi Sekolah Bertaraf Internasional

Menurut Wibisono (2006), visi merupakan rangkaian kalimat yang

menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin

Page 34: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxiv

dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan

want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat

krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka

panjang.

Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta

kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang

dikutip oleh Nawawi (2000:122),

Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam

produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat

ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang

diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Visi yang efektif antara

lain harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

a. Imagible (dapat di bayangkan).

b. Desirable (menarik).

c. Feasible (realities dan dapat dicapai).

d. Focused (jelas).

e. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan).

f. Communicable (mudah dipahami).

Visi Sekolah Bertaraf Internasional harus mengacu pada visi pendidikan

nasional dan visi Depdiknas, visi sekolah bertaraf Internasional perlu dirancang

agar mencirikan kebangsaan, memberdayakan seluruh potensi kecerdasan dan

meningkatkan daya saing global.

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006: 46-47)

“Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan

eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada

masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa”. Pernyataan misi merupakan

sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan

yang tepat dalam menopang visi. Tujuan dari pernyataan misi adalah

Page 35: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxv

mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi,

tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan kan menuju.

Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu

bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh

semua pihak yang terkait.

Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah

misi yang bagus, misi tersebut harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

a. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat

ditetapkan

b. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah

c. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan

d. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.

Misi Sekolah Bertaraf Internasional merupakan penjabaran dari visi

Sekolah Bertaraf Internasional yang akan dijadikan dasar rujukan dalam

menyusun dan mengembangkan rencana program kegiatan yang memiliki

indikator SMART, yaitu spesifik (specific), dapat diukur (measurable), dapat

dicapai (achievable), realistic (realistic), dan memiliki kurun waktu jangkauan

yang jelas (time-bound).

Misi ini direalisasikan melalui kebijakan, rencana, program, dan kegiatan

Sekolah Bertaraf Internasional yang disusun secara cermat, tepat, futuristic, dan

berbasis demand-driven.

Page 36: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxvi

E. Syarat Penerapan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Pemerintah Indonesia pada tanggal 27 Juni 2007 yang lalu meluncurkan

Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam pedoman tersebut disebutkan

bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah “Sekolah/Madrasah yang

sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan

mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for

Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau Negara maju lainnya

yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga

memiliki daya saing di forum Internasional‟‟.

Pada prinsipnya, sekolah/madrasah bertaraf Internasional harus bisa

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari

standar nasional pendidikan OECD yang berlokasi di Paris, Perancis adalah

organisasi internasional untuk membantu pemerintahan Negara-negara

anggotanya menghadapi tantangan globalisasi ekonomi. Saat ini OECD telah

memiliki sekitar 30 Negara anggota diantaranya Australia, Perancis, Jerman,

Amerika dan Inggris.

Ada 9 kriteria penjaminan mutu sekolah/madrasah bertaraf internasional di

dalam pedoman tersebut. Penjaminan mutu tersebut dibagi atas indikator kinerja

minimal dan tambahan. Indikator minimal adalah mengikuti standar yang sudah

ditentukan sebelumnya.

Page 37: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxvii

Sedangkan indikator tambahan untuk SM RSBI adalah sebagai berikut :

1. Sekolah ber-akreditasi A.

Minimal mendapat predikat A dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah

dan akreditasi dari salah satu Negara anggota OECD. Menurut Bambang Sudibyo

(Mantan Mendiknas), bahwa:

“Suatu sekolah akan dirintis menjadi sekolah internasional harus

terakreditasi A secara nasional dan memiliki indikator tambahan dari

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yaitu

organisasi Negara-negara yang memiliki keunggulan di bidang

pendidikan”.

2. Kurikulum.

Muatan mata pelajaran harus setara atau lebih tinggi dari salah satu

anggota Negara OECD.

3. Proses pembelajaran.

Penerapan pembelajaran berbasis Teknologi dan Ilmu Komputer (TIK)

pada semua mata pelajaran.

4. Penilaian.

Indikator tambahan menyatakan diperkaya dengan model penilaian

sekolah unggul di salah satu Negara anggota OECD.

5. Pendidik.

Para guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan

mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris. Indikator tambahan

lain adalah jumlah guru yang berpendidikan S2/S3 minimal 10% untuk

SD/MI, minimal 20% untuk SMP/MTs, dan minimal 30%

SMA/SMK/MA/MAK.

Page 38: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxviii

6. Tenaga kependidikan.

Kepala sekolah/madrasah berpendidikan minimal S2, mampu berbahasa

Inggris secara aktif serta bervisi internasional, mampu membangun

jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa

kepemimpinan dan kewirausahaan yang kuat.

7. Sarana dan prasarana.

Setiap ruang kelas harus dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis

TIK, memiliki perpustakaan dengan sarana digital yang memberikan akses

ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia, serta dilengkapi

dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga,

klinik, dan lain sebagainya.

8. Pengelolaan.

Telah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO

14000.

9. Pembiayaan.

Penerapan model pembiayaan yang efisien guna mencapai berbagai target

indikator kunci tambahan.

Sekolah juga menerapkan standar kurikulum dengan tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dengan sistem kredit semester (SKS), sistem akademik

berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sistem kompentensi, dan

muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari mata pelajaran yang sama

pada sekolah unggul negara OECD. Selain memenuhi kurikulum Diknas, sekolah

juga memenuhi kurikulum lokal dan Depag. Ada 4 tingkatan akreditasi, yaitu :

Page 39: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xxxix

1. Kategori A, memenuhi semua kriteria „Wajib‟ dan indikator

„Perkembangan‟

2. Kategori B, memenuhi semua kriteria „Wajib‟ dan 50% dari indikator

„Perkembangan‟

3. Kategori C, memenuhi semua kriteria „Wajib‟

4. Kategori P, Anggota “Provisional” dan memberikan bukti tertulis bahwa

sekolah tersebut sedang berusaha memenuhi kriteria „Wajib‟

Kelas internasional pada sekolah berbasis internasional ini, mengacu pada

kurikulum Cambride University of London Inggris atau IGCSE, sehingga bahasa

pengantar pada kelas internasional ini adalah bahasa Inggris. Karena itu tidaklah

heran, guru-guru yang mengajar di kelas internasional ini selain harus menguasai

mata pelajaran yang diajarkan, juga harus menguasai bahasa Inggris.

Ibaratnya, guru memenuhi standar pendidikan internasional, yaitu minimal

30 persen guru berpendidikan S2 atau S3 dari perguruan tinggi (PT) yang program

studinya berakreditasi A, sedangkan tenaga kependidikan seperti kepala sekolah

minimal berpendidikan S2 dari PT yang program studinya berakreditasi A.

Berbeda dengan kelas regular, kelas internasional selain ruangannya dilengkapi

dengan pendingin udara dan alat-alat untuk presentasi, internet, multimedia dan

biayanya juga sangat tinggi. Tes penerimaan siswa baru pada kelas internasional

juga berbeda, yaitu meliputi tes akademik dan non-akademik.

Selain itu, SBI dari standar pengelolaan, telah meraih sertifikat ISO

9001:2000 tentang tata kelola dan ISO 14.000 tentang lingkungan. Diharapkan

Page 40: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xl

pula sekolah RSBI menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf

internasional di luar Negeri.

F. Pelaksanaan Kurikulum Dan Proses Pembelajaran RSBI

Selain memenuhi Standar Isi, memenuhi SKL, dan menerapkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menerapkan sistem satuan kredit

semester di SMP/MTs, model kurikulum RSBI memenuhi sebagai berikut :

a. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi

danKomunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses

transkripnya masing-masing;

b. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan; dan

c. Menerapkan standar kelulusan Sekolah yang lebih tinggi dari standar

Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik yang memenuhi Standar Proses.

Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum Nasional yang dikembangkan

dengan mengadaptasi kurikulum bertaraf Internasional. Kurikulum Nasional berisi

11 Mata Pelajaran antara lain:

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kwarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Bahasa Inggris

Page 41: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xli

5. Matematika

6. Ilmu Pengetahuan Alam

7. Ilmu Pengetahuan Sosial

8. Seni Budaya

9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi

11. Muatan Lokal

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dipakai sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Depdiknas Pusat, pada kelas internasional SKL yang

dikembangkan meliputi:

1. Matematika

2. Sains (Fisika, Biologi)

3. Bahasa Inggris

Pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran RSBI menggunakan asas-

asas sebagai berikut:

a. Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan mengadaptasi

kurikulum sekolah di Negara lain.

b. Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris, secara

terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Metode pengajaran dwi bahasa ini

dapat dilaksanakan dengan 2 kategori yakni Subtractive Bilingualism dan

Additive Bilingualism, yang menekankan pendekatan Dual Language.

Page 42: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlii

c. Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan perbedaan

adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang pengaturan bahasa

pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan subjek maupun waktu.

d. Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi aspek

kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek fisik.

e. Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) termasuk

Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke dalam kurikulum.

f. Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada materi,

kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian).

g. Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan analitis,

memiliki kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu

mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan kurikulum ini didasarkan

prinsip “Understanding by Design” yang menekankan pemahaman jangka

panjang (Enduring Understanding). Pemahaman (Understanding) dilihat dari

6 aspek: Explain, Interpret, Apply, Perspective, Empathy, Self Knowledge.

h. Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan sistem paket dan

kredit semester.

i. Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and Communication

Technology (ICT) yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran.

G. Pentahapan (Fase) Pengembangan Program Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional

Tahap pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ada tiga

tahap, yaitu:

Page 43: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xliii

1. Tahap Pengembangan (3 tahun pertama);

2. Tahap Pemberdayaan (2 tahun; tahun ke-4 dan 5); dan

3. Tahap Mandiri (tahun ke-6).

Pada tahap pengembangan yaitu tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-3

sekolah didampingi oleh tenaga dari lembaga profesional independent dan/atau

lembaga terkait dalam melakukan persiapan, penyusunan dan pengembangan

kurikulum, penyiapan SDM, modernisasi manajemen dan kelembagaan,

pembiayaan, serta penyiapan sarana prasarana.

Sedangkan pada tahap pemberdayaan yaitu tahun ke-4 dan ke-5 adalah

sekolah melaksanakan dan meningkatkan kualitas hasil yang sudah dikembangkan

pada tahap pendampingan, oleh karena itu dalam proses ini hal terpenting adalah

dilakukannya refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan untuk keperluan

penyempurnaan serta realisasi program kemitraan dengan sekolah mitra dalam

dan luar negeri serta lembaga sertifikasi pendidikan internasional.

Pada tahap mandiri pada tahun ke-6 adalah sekolah sudah berubah

predikatnya dari Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) menjadi Sekolah

Bertaraf Internasional (SBI) dengan catatan semua profil yang diharapkan telah

tercapai. Sedangkan apabila profil yang diharapkan mulai dari standar isi dan

standar kompetensi lulusan, SDM (guru, kepala sekolah, tenaga pendukung),

sarana prasarana, penilaian, pengelolaan, pembiayaan, kesiswaan, dan kultur

sekolah belum tercapai, maka dimungkinkan suatu sekolah RSBI akan terkena

passing-out.

Page 44: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xliv

a. Tahap Pengembangan

1. Standar Isi dan Kompetensi Lulusan

Mengembangkan KTSP dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Melakukan adaptasi dengan kurikulum sekolah salah satu Negara maju sesuai

dengan kondisi dan kesiapan sekolah. Hasil pemetaan kurikulum dioperasionalkan

dalam KTSP, silabus, RPP, perangkat pembelajaran, media/sumber ajar, dan

perangkat pendukung lainnya. Merintis kemitraan dengan sekolah atau lembaga

sertifikasi pendidikan internasional minimal merumuskan SKL sesuai Standar

Nasional Pendidikan (SNP) dan yang tertuang dalam Permen Diknas No. 23

Tahun 2006. Menambah komponen SKL yang telah ada dengan

mengadaptasi/mengadopsi SKL yang bercirikan internasional.

2. Proses Pembelajaran

Pendampingan Tahun I, 20% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu

pada standar proses Sekolah Bertaraf Internasional. 20% pembelajaran mata

pelajaran dilakukan secara bilingual. 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual

telah dilengkapi perangkat pembelajaran berdasarkan potensi, karakteristik peserta

didik, dan lingkungan sekolah. 20% pembelajaran bilingual telah menggunakan

media pembelajaran inovatif dan/atau berbasis TIK. Intensitas pendampingan (In-

house training) oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi minimal 2 kali

seminggu. 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan berpusat

pada siswa (student centered) atau teach less learn more (TLLS). 20%

pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang secara terintegrasi dan berbasis

masalah (integrated and problem-based instruction).

Page 45: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlv

Pendampingan Tahun ke-II, 50% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu

pasa standar proses Sekolah Bertaraf Internasional. 50% pembelajaran mata

pelajaran dilakukan secara bilingual. 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual

telah dilengkapi perangkat pembelajaran berdasarkan potensi, karakteristik peserta

didik, dan lingkungan sekolah. 50% pembelajaran bilingual telah menggunakan

media pembelajaran inovatif dan/atau berbasis TIK. Intensitas pendampingan (In-

house training) oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi minimal 1 kali

seminggu. 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan berpusat

pada siswa (student centered) atau teach less learn more (TLLS). 50%

pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang secara terintegrasi dan berbasis

masalah (integrated and problem-based instruction).

Pendampingan Tahun ke-III, 100% pelaksanaan pembelajaran telah

mengacu pasa standar proses Sekolah Bertaraf Internasional 100% pembelajaran

mata pelajaran dilakukan secara bilingual 100% pelaksanaan pembelajaran

bilingual telah dilengkapi perangkat pembelajaran berdasarkan potensi,

karakteristik peserta didik, dan lingkungan sekolah 100% pembelajaran bilingual

telah menggunakan media pembelajaran inovatif dan/atau berbasis TIK Intensitas

pendampingan (In-house training) oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi

minimal 1 kali sebulan 100% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang

dengan berpusat pada siswa (student centered) atau teach less learn more (TLLS)

100% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang secara terintegrasi dan

berbasis masalah (integrated and problem-based instruction).

Page 46: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlvi

3. Penilaian

Penilaian hasil belajar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional wajib

mengikuti penilain yang berlaku secara nasional dan sekolah juga harus

memfasilitasi siswanya untuk mengikuti ujian sertifikasi internasional. (1) Prinsip

penilaian; meliputi mendidik, terbuka, menyeluruh, terpadu, obyektif,

berkesinambungan, adil, dan menggunakan acuan atau kriteria, (2) Mekanisme

penilaian; Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu Guru dan sekolah.

Penilaian oleh Guru dilakukan untuk mengumpulkan data dan membuat

keputusan tentang siswa mengenai unit kompetensi dasar sekolah melakukan

penilaian untuk mengumpulkan data tentang siswa menyangkut ketercapaian

standar kompetensi seluruh mata pelajaran. Penilaian dilakukan dalam bentuk

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan

kenaikan kelas, dan kelulusan nilai batas ambanag kompetensi (NBAK) atau

kriteria kompetensi minimal (KKM) ditetapkan 75%. Siswa yang tidak mencapai

NBAK atau KKM diberikan program remedi.

Penilaian program kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian

dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan proses dan hasil yang

dicapai. Kegiatan penilaian meliputi pemantauan (monitoring) dan evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pihak eksternal seperti

Depdiknas, Dinas Pendidikan Propinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Acuan kegiatan monitoring dan evaluasi meliputi: (a) Pemantauan

ditujukan untuk memberikan peringatan dini apabila terjadi penyimpangan

Page 47: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlvii

terhadap input dan proses penyelenggaraan program RSBI. (b) Evaluasi ditujukan

untuk mengetahui hasil nyata program RSBI dengan hasil yang diharapkan.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kegiatan penyiapan SDM meliputi : (1) Mempelajari panduan program

RSBI secara seksama, khususnya tentang kompetensi standar minimal SDM

sekolah bertaraf internasional, (2) Melakukan pemetaan kebutuhan calon SDM

program RSBI dari segi kuantitas dan kualitas yang ada di sekolah, (3)

Mengadakan sosialisasi tentang rekruitmen SDM program RSBI kepada guru dan

tenaga kependidikan yang berpotensi, (4) Melakukan kegiatan pelatihan melalui

mekanisme in-house training dengan melibatkan tenaga professional independent

sesuai dengan bidangnya, (5) Merintis program kerjasama dengan lembaga

sertifikasi pendidikan internasional, (6) Memberikan kesempatan kepada SDM

yang telah siap untuk mengikuti uji kompetensi, sertifikasi, dan atau bench-

marking yang diselenggarakan oleh lembaga independent sesuai dengan

bidangnya.

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah melakukan persiapan dan pengadaan saranan dan prasarana sesuai

dengan hasil analisis kebutuhan (need assessment) dan hasil analisis SWOT.

6. Biaya

Pembiayaan program RSBI masih menekankan pada subsidi dari

pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan penerapan system block grant.

Komponen-komponen yang harus disiapkan oleh sekolah penyelenggara program

RSBI: (1) Profil sekolah secara lengkap, akurat, dan factual serta mutakhir. (2)

Page 48: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlviii

Rencana strategis (RPS/SDIP) yang terukur pencapaian indikatornya. (3) Rencana

tahunan (action plan) yang sudah signifikan dan jelastahapan-tahapan pencapaian

targetnya. (4) Sistem manajemen administrasi dan keuangan sudah menerapkan

asas akuntabel, berbasis kinerja, dan transparan. (5) Pola pemantauan,

pengawasan, dan pelaporan menggunakan mekanisme yang efisien, efektif, dan

ekonomis.

Sekolah penyelenggara RSBI menyususun rencana kerja tahunan dengan

komponen biaya dapat dialokasikan sebagai berikut: (1) Biaya dari pemerintah

pusat digunakan untuk pembenahan dan inovasi proses dan perangkat

pembelajaran, peningkatan mutu SDM, dan untuk biaya subsidi para peserta didik

yang kurang mampu. (2) Biaya dari pemerintah provinsi digunakan untuk

perawatan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung pembelajaran. (3) Biaya dari

pemerintah Kabupaten/Kota digunakan untuk biaya investasi (sarana dan

prasarana) dan pemenuhan penjaminan mutu. (4) Biaya dari masyarakat

digunakan untuk peningkatan kualifikasi dan kualitas para guru dan tenaga

penunjang. (5) Biaya dari instansi terkait atau sumber lain digunakan untuk

peningkatan mutu SDM, pembenahan proses belajar mengajar, investasi, dan

pembenahan lingkungan sekolah.

7. Pengelolaan

Dasar pengelolaan program RSBI adalah komponen-komponen indikator

input, proses, dan output sebagai berikut: Indikator indut mencakup antara lain

program pengembangan sekolah, kurikulum, SDM, kapasitas dan kualitas siswa,

buku dan sumber belajar, dana, sarana dan dan prasarana belajar, legislasi dan

Page 49: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xlix

regulasi, data dan informasi, organisasi dan administrasi, serta kultur sekolah

Indikator proses mencakup kejadian dan kegiatan yang dapat

meningkatkan pengakuan dari RSBI dengan pendampingan menjadi sekolah

bertaraf internasional (SBI), yaitu: (a) Variasi penerapan model pembelajaran,

efektifitas pembelajaran, mutu pembelajaran, keaktifan siswa dalam

pembelajaran, inovasi dan kreativitas pembelajaran, penerapan TIK dalam

pembelajaran, dan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu

menuansakan keantusiasan guru dan siswa dalam pembelajaran, (b) Indikator

output meliputi prestasi belajar yang bersifat akademik, khususnya pengakuan

internasional terhadap prestasi akademik dan/atau nonakademik, serta standar

kualitas internasional dari para lulusan.

Pencapaian indikator-indikator dari pengelolaan program RSBI pada tahap

ini adalah: (1) Sekolah terakreditasi secara nasional dengan kategori "A"

(sertifikasi masih berlaku sampai tahun ke empat). (2) Melaksanakan kurikulum

nasional dan telah menerapkan KTSP. (3) Semua guru berkualifikasi S-1,

sekurang-kurangnya 10% berkualifikasi S-2. (4) Tersedia sekurang-kurangnya

50% guru mampu mengajar mata pelajaran (selain mata pelajaran bahasa inggris)

dengan bahasa Inggris. (5) Memiliki sekurang-kurangnya satu sekolah mitra dari

dalam Negeri atau dari salah satu Negara anggota OECD yang memiliki reputasi

internasional. (6) Tersedia sarana dan prasarana yang memenuhi standar. (7)

Tersedia sumber buku referensi dengan rasio jumlah buku dan jumlah siswa

sekurang-kurangnya 1 : 10. (8) Memiliki renstra pengembangan sekolah

(RPS/SDIP) untuk periode lima tahunan, satu tahunan dan action-plan yang

Page 50: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

l

terkategori reasonable dan feasible. (9) Tersedia minimal 50% ruang kelas yang

dilengkapi dengan sarana TIK/multimedia. (10) Tersedia masing-masing satu

laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium biologi Laboratorium

computer, laboratorium bahasa dilengkapi dengan alat dan bahan yang memadai.

(11) Memiliki sistem manajemen keuangan dan administrasi yang transparan

berbasis TIK Mempunyai fasilitas komunikasi telepon, faximile, internet dan

website.

Pemfokusan aspek-aspek dari pengelolaan program RSBI pada tahap

pendampingan adalah: 1.Memiliki struktur organisasi sekolah yang fisibel dan

efisien dalam mekanisme pelaksanaannya; 2.Mempunyai profil sekolah yang

didukung dengan dokumentasi yang valid dan mudah diakses; 3.Mempunyai

panduan tupoksi yang jelas untuk setiap warga sekolah; 4.Mempunyai panduan

penggunaan setiap sarana dan prasarana maupun fasilitas peralatan; 5.Mempunyai

sistem dokumentasi yang efektif dan dapat merekam setiap penggunaan sarana,

prasarana, maupun fasilitas peralatan oleh setiap pengguna; 6.Memiliki renstra

lima tahunan dengan koordinator maupun penanggungjwab kegiatan yang

memahami tupoksinya; 7.Memiliki rencana tahunan yang merupakan penjabaran

dari rencana strategis dengan indikator pencapaian yang terukur; 8.Menerapkan

system adinistrasi dan keuangan yang efisien, efektif, dan ekonomis;

9.Mempunyai panduan kerjasama yang mampu meningkatkan kualitas sekolah;

10.Menerapkan system pengambilan keputusan yang tidak sentralistik, namun

berdasarkan system penugasan yang terencana; 11.Mempunyai rencana kerja

pendampingan yang terukur; 12.Mempunyai system monitoring dan evaluasi yang

Page 51: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

li

baik; 13.Mempunyai system rekruitmen tenaga pendidik dan tenaga penunjang

kependidikan yang bermutu; 14.Menerapkan system pengawasan internal yang

baik; 15.Mempunyai system pelaporan yang berkesinambungan berbasis TIK.

8. Kesiswaan

Tahap seleksi siswa baru:

a. Seleksi Administrasi, meliputi: 1) Nilai rapor SD kelas I s.d VI untuk mata

pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

minimal 7,5. 2) Penghargaan prestasi akademik. 3) Sertifikat dari lembaga

kursus bahasa Inggris.

b. Achievement test, meliputi: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS

dengan skor minimal 7 dalam rentang 0-10.

c. Tes Kemampuan Bahasa Inggris, meliputi: Reading, Listening, Writing,

dan Speaking dengan skor minimal 7 dalam rentang 0-10.

d. Psychotest, meliputi: Minat dan Bakat (Aptitude-Test) dan Kepribadian

(Personality-test).

e. Wawancara kepada siswa dan orangtua. Wawancara dengan siswa

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa untuk masuk

program RSBI. Wawancara dengan orangtua dimaksudkan untuk

mengetahui minat dan dukungan orangtua.

9. Kultur Sekolah

Aspek kebersihan, mencakup semua lingkungan sekolah, baik dalam

maupun luar ruangan. Sarana pendukung aspek kebersihan adalah: (1) tempat

Page 52: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lii

sampak dalam jumlah yang memadai, (2) air mengalir lancar, khususnya untuk

tempat ibadah, kamar mandi, WC, kantin sekolah, dan laboratorium IPA.

Aspek kerapihan, mencakup semua semua peralatan dan perlengkapan

fasilitas sekolah, pakaian seragam siswa dan pakaian seragam warga sekolah

lainnya.

Aspek keamanan, menyangkut ketersediaan pagar sekolah yang kokoh dan

kuat serta petugas keamanan yang memadai termasuk pos penjagaan yang

diharapkan dapat menangkal tindak kejahatan dan/atau gangguan lain terhadap

proses pembelajaran.

Aspek keindahan meliputi komponen luar maupun dalam gedung, jenis

tanaman hias yang bervariasi dan warna warni, warna cat gedung yang serasi dan

tidak pudar, hisan dinding, tulisan visi misi serta papan peringatan maupun tulisan

motivasional yang terpasang serasi.

Aspek kerindangan mencakup ketersediaan pepohonan pelindung yang

rindang serta tempat duduk di bawah dan/atau sekitar pepohonan tersebut dalam

jumlah yang memadai.

Aspek bebas asap rokok, bebas narkoba, bebas kekerasan (bullying), dan

bebas pornografi meliputi ketersediaan papanperingatan yang terpasang di

beberapa tempat serta penegakan aturan termasuk sanksi dan hukuman bagi

mereka yang melanggarnya.

Aspek disiplin mencakup peraturan sekolah tentang waktu belajar, yaitu

peraturan jam masuk dan keluar sekolah serta peraturan lainnya seperti

pembayaran sekolah dan lain-lain.

Page 53: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

liii

Aspek semangat kompetitif adalah keinginan untuk bersaing secara positif

baik dalam bidang akademik maupun non akademik sehingga siswa mampu

meraih prestasi tertinggi di forum nasional dan internasional.

Aspek budaya malu mencakup rasa malu melakukan pelanggaan terhadap

peraturan sekolah, norma agama, dan norma-norma di masyarakat, malu berbuat

tidak baik pada diri sendiri dan orang lain, serta malu bila tidak berprestasi.

Aspek budaya baca dan tulis menyangkut kebiasaan membaca dan menulis

bagi seluruh warga sekolah yang ditandai dengan adanya forum diskusi bedah

buku atau penugasan kepada siswa untuk meringkas buku yang dibaca, membuat

laporan penelitian, membuat karangan, serta karya tulis lainnya.

b. Tahap Pemberdayaan

1. Kurikulum

Sekolah melaksanakan dan meningkatkan kualitas hasil yang sudah

dikembangkan pada tahap pendampingan. Sekolah melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan kegiatan untuk keperluan penyempurnaan. Sekolah merealisaikan

program kemitraan dengan sekolah mitra dalam dan luar Negeri serta lembaga

sertifikasi pendidikan internasional.

2. Proses Pembelajaran

Pengalihan fungsi tenaga pendamping menjadi tenaga professional untuk

melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Hasil

monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan penyempurnaan/perbaikan

proses pembelajaran berikutnya. Kegiatan penyempurnaan/memperbaiki proses

pembelajaran bersifat sebagai supervisi klinis untuk memberikan

Page 54: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

liv

bantuan/bimbingan bahkan arahan secara langsung terhadap masalah/kendala/

hambatan yang timbul atau yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Target

supervisi klinis adalah proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan

lancar, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Penilaian

Penilaian hasil belajar siswa dilakukan dalam bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris dengan memasukkan model-model penilaian yang dilakukan di sekolah

internasional pada ulangan akhir semester, sementara ulangan harian tidak harus

mengikuti model sekolah internasional (bersifat optional).

Penilaian program kegiatan dengan cara memonitoring dan mengevaluasi

terhadap pelaksanaan program yang dilakukan oleh tenaga pendamping

(konsulltan/fasilitator), Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Mengadakan refleksi terhadap hasil kegiatan pada tahap

rintisan/pendampingan. Menyusun program pemberdayaan SDM dengan

melibatkan lembaga/tenaga professional independent dan atau instansi terkait

sesuai dengan bidangnya dari dalam maupun luar Negeri. Memberikan tugas

mandiri kepada SDM program RSBI dengan intensitas tugas dan porsi yang lebih

besar dibandingkan pada tahap rintisan/pendampingan. Melakukan uji

kompetensi, sertifikasi, dan atau bench-marking yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi/bench-marking bertaraf internasional, baik di dalam maupun

luar Negeri, kepada SDM program RSBI.

Page 55: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lv

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksudkan pada pedoman penjaminan mutu

telah terpenuhi. Dilakukan penggunaan dan pemberdayaan terhadap sarana dan

prasarana yang telah ada atau telah terpenuhi pada tahap rintisan/pengembangan.

Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang didukung oleh tertib

dokumentasi dan tertib administrasi. Perawatan sarana prasarana untuk

meningkatkan fungsi dan usia teknis.

6. Biaya

Pembiayaan program RSBI masih menekankan pada subsidi dari

Pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan penerapan system block grant.

Komponen-komponen yang harus disiapkan oleh sekolah penyelenggara program

RSBI: Profil sekolah secara lengkap, akurat, dan factual serta mutakhir; Rencana

strategis (RPS/SDIP) yang terukur pencapaian indikatornya; Rencana tahunan

(action plan) yang sudah signifikan jelas tahapan-tahapan pencapaian targetnya;

Sistem manajemen administrasi dan keuangan sudah menerapkan asas akuntabel,

berbasis kinerja, dan transparan; Pola pemantauan, pengawasan, dan pelaporan

menggunakan mekanisme yang efisien, efektif, dan ekonomis; laporan tengah

tahunan, dan laporan tahunan.

Sekolah penyelenggara RSBI menyususun rencana kerja tahunan dengan

komponen biaya dapat dialokasikan sebagai berikut: Biaya dari pemerintah pusat

digunakan untuk pembenahan dan inovasi proses dan perangkat pembelajaran,

peningkatan mutu SDM, dan untuk biaya subsidi para peserta didik yang kurang

mampu. Biaya dari pemerintah provinsi digunakan untuk perawatan sarana,

Page 56: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lvi

prasarana, dan fasilitas pendukung pembelajaran. Biaya dari pemerintah

Kabupaten/Kota digunakan untuk biaya investasi (sarana dan prasarana) dan

pemenuhan penjaminan mutu. Biaya dari masyarakat digunakan untuk

peningkatan kualifikasi dan kualitas para Guru dan tenaga penunjang. Biaya dari

instansi terkait atau sumber lain digunakan untuk peningkatan mutu SDM,

pembenahan proses belajar mengajar, investasi, dan pembenahan lingkungan

sekolah. Bantuan dari sekolah mitra dapat berupa pemutakhiran kurikulum

maupun program-program pertukaran, baik peserta didik maupun Guru.

7. Pengelolaan

Pengelolaan program RSBI pada tahap pemberdayaan difokuskan pada

aspek-aspek berikut: 1).Memiliki struktur organisasi sekolah yang fisibel dan

efisien dalam mekanisme pelaksanaannya, 2).Mempunyai profil sekolah yang

didukung dengan dokumentasi yang valid dan mudah diakses, 3).Mempunyai

panduan tupoksi yang jelas untuk setiap warga sekolah, 4).Mempunyai panduan

penggunaan setiap sarana dan prasarana maupun fasilitas peralatan,

5).Mempunyai sistem dokumentasi yang efektif dan dapat merekam setiap

penggunaan sarana, prasarana, maupun fasilitas peralatan oleh setiap pengguna,

6).Memiliki renstra lima tahunan dengan koordinator maupun penanggungjwab

kegiatan yang memahami tupoksinya, 7).Memiliki rencana tahunan yang

merupakan penjabaran dari rencana strategis dengan indikator pencapaian yang

terukur, 8).Menerapkan sistem adinistrasi dan keuangan yang efisien, efektif, dan

ekonomis, 9).Mempunyai panduan kerjasama yang mampu meningkatkan kualitas

sekolah, 10).Menerapkan sistem pengambilan keputusan yang tidak sentralistik,

Page 57: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lvii

namun berdasarkan system penugasan yang terencana, 11).Mempunyai rencana

kerja pendampingan yang terukur, 12).Mempunyai sistem monitoring dan

evaluasi yang baik, 13).Mempunyai system rekruitmen tenaga pendidik dan

tenaga penunjang kependidikan yang bermutu, 14).Menerapkan system

pengawasan internal yang baik, 15).Mempunyai system pelaporan yang

berkesinambungan berbasis TIK, 16).Mempunyai mekanisme pencarian dana

yang baik, 17).Mempunyai sistem rekruitmen siswa yang berkualitas,

18).Mempunyai lingkungan sekolah yang menyenangkan, 19).Mempunyai sistem

pembelajaran yang berstandar internasional.

8. Kesiswaan

Pembinaan siswa sudah mulai mendekati profil akhir siswa sekolah

bertaraf internasional Pembinaan siswa meliputi seluruh aspek yaitu: kognitif,

afektif, psikomotorik, dan kinetik. Pembinaan siswa dikembangkan melalui

kegiatan tatap muka, tugas terstruktur, dan tugas mandiri tidak terstruktur, serta

kegiatan pengembangan diri.

9. Kultur Sekolah

Kultur sekolah sudah terbangun dan tertata menuju akhir sekolah bertaraf

internasional yang meliputi: Aspek kebersihan meliputi: kebersihan WC, ruang

kelas, laboratorium, perpustakaan, tempat ibadah, kantin, dan halaman sekolah.

Aspek kerapihan meliputi: ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, tempat

ibadah, kantin, halaman sekolah, ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang TU,

ruang guru serta pakaian warga sekolah. Aspek keamanan, menyangkut

ketersediaan pagar sekolah yang kokoh dan kuat serta petugas keamanan yang

Page 58: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lviii

memadai termasuk pos penjagaan yang diharapkan dapat menangkal tindak

kejahatan dan/atau gangguan lain terhadap proses pembelajaran. Aspek keindahan

meliputi: gedung, taman, dan ruang. Aspek kerindangan meliputi: pohon dan

tempat duduk dalam jumlah yang memadai. Aspek bebas asap rokok, bebas

narkoba, bebas kekerasan (bullying), dan bebas pornografi meliputi: tersedianya

papan peringatan dan penerapan sanksi. Aspek disiplin meliputi: disiplin waktu

belajar dan tata tertib sekolah sudah terlaksana. Aspek semangat kompetitif mulai

timbul. Aspek budaya malu sudah terbentuk. Aspek budaya baca dan tulis sudah

membudaya.

c. Tahap Mandiri

1. Kurikulum

Sekolah dapat secara mandiri melaksanakan kurikulum program sekolah

bertaraf internasional (SBI) yang dikembangkan pada tahap sebelumnya.

2. Proses Pembelajaran

Sekolah telah mandiri menjadi sekolah bertaraf internasional Sekolah

mampu mengembangkan pembelajaran bilingual menjadi pembelajaran berbahasa

Inggris sepenuhnya (100%) dengan memperhatikan kelima prinsip pembelajaran.

3. Penilaian

a. Penilaian hasil belajar siswa

b. Penilaian program

4. SDM

Sekolah bertaraf internasional telah memiliki SDM mandiri dan siap

menjadi sekolah bertaraf internasional dengan kompetensi dasar sebagai berikut:

Page 59: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lix

a. Guru

Semua guru mempunyai kualifikasi akademik minimal 20% berkualifikasi

S-2/S-3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A. Memiliki

latar belakang keilmuan sesuai dengan mata pelajaran yang dibina. Memiliki

sertifikasi profesi pendidik sesuai dengan jenjang satuan pendidikan tempat

tugasnya (nasional dan internasional). Memiliki kesanggupan untuk

mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan. Memiliki kinerja tinggi baik

secara individu maupun kelompok. Mampu menggunakan media/sumber belajar

berbasis TIK dalam pembelajaran. Mampu melaksanakan pembelajaran dalam

bahasa Inggris secara efektif.

b. Kepala Sekolah

Memiliki kualifikasi akademik minimal S-2 dari perguruan tinggi yang

program studinya berakreditasi A. Telah mengikuti pelatihan kepala sekolah dari

lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah. Memiliki

kemampuan manajemen berbasis sekolah. Memiliki jiwa kepemimpinan visioner

dan situasional. Memiliki jiwa entrepreneurship. Mampu membangun jejaring

internasional mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif. Mampu

menggunakan TIK. Memiliki pengalaman kerja sebagai kepala sekolah minimal

lima tahun.

c. Tenaga Pendukung

1) Pustakawan

Memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 bidang keilmuan. Pustakawan.

Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan fungsi

Page 60: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lx

pustakawan.Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun. Mampu

mengembangkan profesi sebagai pustakawan secara berkelanjutan mampu

berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif.

2) Laboran IPA dan TIK

Memiliki kualifikasi akademik bidang keilmuan: IPA/Teknik. Memiliki

kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan fungsi laboran. Memiliki

pengalaman kerja minimal 5 tahun. Mampu mengembangkan profesi

sebagai laboran secara berkelanjutan mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

3) Teknisi laboratorium IPA dan Bahasa

Memiliki kualifikasi akademik minimal D-3 Bidang keilmuan: Teknik

Elektronika. Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan

fungsi teknisi laboratorium IPA dan Bahasa. Memiliki pengalaman kerja

minimal 3 tahun. Mampu mengembangkan profesi sebagai teknisi

labotratorium IPA dan Bahasa secara berkelanjutan. Mampu

berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif.

4) Teknisi TIK

Memiliki kualifikasi akademik minimal D-3 Bidang keilmuan:

Komputer/Teknik Informatika. Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi teknisi computer. Memiliki pengalaman kerja

minimal 3 tahun. Mampu mengembangkan profesi sebagai teknisi

computer secara berkelanjutan. Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

Page 61: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxi

5) Kepala Tenaga Administrasi Sekolah

Memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 Bidang keilmuan:

Administrasi Pendidikan. Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana

tugas dan fungsi kepala tenaga administrasi sekolah. Memiliki pengalaman

kerja minimal 5 tahun. Mampu mengembangkan profesi sebagai kepala

tenaga administrasi sekolah secara berkelanjutan. Mampu berkomunikasi

dalam bahasa Inggris secara efektif. Mampu menggunakan TIK dalam

pelaksanaan tugasnya.

6) Tenaga Administrasi Keuangan dan Akuntansi

Memiliki kualifikasi akademik minimal D-3 Bidang keilmuan: Akuntasi.

Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi keuangan dan akuntansi. Memiliki pengalaman kerja minimal

5 tahun. Mampu mengembangkan profesi sebagai tenaga administrasi

keuangan dan akuntansi berbasis TIK secara berkelanjutan. Mampu

berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif.

7) Tenaga Administrasi Kepegawaian

Memiliki kualifikasi akademik minimal D-3 Bidang keilmuan:

Manajemen SDM. Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana tugas

dan fungsi tenaga administrasi kepegawaian. Memiliki pengalaman kerja

minimal 5 tahun. Mampu mengembangkan profesi sebagai tenaga

administrasi kepegawaian berbasis TIK secara berkelanjutan. Mampu

berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif.

Page 62: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxii

8) Tenaga Administrasi Akademik

Memiliki kualifikasi akademik minimal sekolahnya dilengkapi dengan

Sertifikat Penggunaan TIK Bidang keilmuan: Administrasi. Memiliki

kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan fungsi tenaga administrasi

akademik. Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun. Mampu

mengembangkan profesi sebagai tenaga administrasi akademik berbasis

TIK secara berkelanjutan. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris

secara efektif.

9) Tenaga Administrasi Sarana dan Prasarana

Memiliki kualifikasi akademik minimal sekolahnya dilengkapi dengan

Sertifikat Pelatihan Sarana dan Prasarana Pendidikan Bidang keilmuan:

Administrasi/Manajemen Pendidikan. Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga sarana dan prasarana. Memiliki

pengalaman kerja minimal 5 tahun. Mampu mengembangkan profesi

sebagai tenaga tenaga sarana dan prasarana berbasis TIK secara

berkelanjutan. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif.

10) Tenaga Administrasi Kesekretariatan

Memiliki kualifikasi akademik minimal sekolahnya dilengkapi dengan

Sertifikat Penggunaan TIK Bidang keilmuan: Administrasi Perkantoran.

Memiliki kompetensi utama sebagai pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi kesekretariatan. Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun.

Mampu mengembangkan profesi sebagai tenaga administrasi

Page 63: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxiii

kesekretariatan berbasis TIK secara berkelanjutan. Mampu berkomunikasi

dalam bahasa Inggris secara efektif.

5. Sarana Prasarana

1. Tanah dengan luas minimal 15.000 m2.

2. Kapasitas ruang kelas: 32 orang siswa.

3. Perpustakaan

Ruang baca mampu menampung 5% dari jumlah seluruh siswa Luas 0,2

m2 per siswa. Koleksi buku: buku teks (cetak dan digital) dengan rasio 1:1

dan buku referensi 1:3.Sekolah berlangganan jurnal, majalah yang terpilih

secara periodic minimal 2 buah. Tersedia system catalog yang berbasis

TIK dan bertaraf internasional. Memiliki computer, multimedia dan akses

internet dengan jaringan (LAN). Tersedianya bahan ajar yang

menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

4. Pengembangan laboratorium Fisika, Kimia, biologi, bahasa, dan IPS

Memiliki 1 unit lab.Fisika, 1 unit lab.Kimia, 1 unit lab.Biologi, 1 unit

laboratorium bahasa, dan 1 unit laboratorium IPS Setiap laboratorium

harus dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan

spesifikasi dan kebutuhan pembelajaran praktik/praktikum.

5. Laboratorium Computer

Memiliki ruang dengan ukuran yang memadai dan ber-AC. Jumlah

computer sesuai dengan jumlah siswa yang akan praktik Software selalu

di-update. Memiliki teknisi computer dengan jumlah yang memadai

Memiliki penjaminan keselamatan kerja.

Page 64: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxiv

6. Kantin

Memiliki 1 unit kantin yang dilengkapi dengan mebeler yang disesuaikan

dengan kebutuhan. Dapat menampung siswa/pejajan secara memadai.

Lingkungan sehat dan bersih. Menu makanan yang bergizi, segar, dan

dengan harga yang terjangkau.

7. Auditorium

Tersedia ruang pertemuan dengan ukuran yang memadai dan ber-AC.

Ruang pertemuan dilengkapi dengan mebeler dan perlatan yang memadai

untuk kegiatan siswa (misalnya pentas seni, pertemuan dengan orang tua

siswa, wisuda, teater, pameran hasil karya siswa, dan sebagainya).

Memiliki system penjaminan keselamatan yang memadai bagi pengguna.

Ruang pertemuan memiliki tenaga teknisi dengan jumlah yang memadai

untuk membantu pelaksanaan kegiatan dan perawatan.

8. Fasilitas

Memiliki prasarana olahraga dengan ukuran yang memadai. Memiliki

sarana olahraga yang dapat digunakan berbagai jenis kegiatan olah raga.

Memiliki tenaga teknisi dengan jumlah yang memadai. Memiliki sistem

penjaminan keselamatan bagi pengguna.

9. Pusat Belajar dan Riset Guru (TRRC)

Memiliki ruang sumber belajar dan riset guru dengan ukuran

yang memadai dan dilengkapi computer, jaringan internet untuk guru

dengan rasio 1:5, dan dilengkapi media pembelajaran. Memiliki buku

referensi baik cetak maupun digital bagi guru yang sesuai dengan mata

Page 65: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxv

pelajaran yang diajarkannya. Memiliki mebeler bagi guru untuk

menyimpan referensi, hasil kerja, dsb termasuk untuk kelompok diskusi.

Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam ruang

administrasi.

10. Penunjang Administrasi Sekolah

Memiliki ruangan administrasi dengan ukuran yang memadai. Memiliki

ruang administrasi yang dilengkapi mebeler untuk berbagai jenis

administrasi. Memiliki computer dengan jumlah yang memadai. Memiliki

sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam ruang administrasi.

11. Poliklinik Sekolah

Memiliki prasarana olahraga dengan ukuran yang memadai dan ber-AC.

Memiliki bahan dan perawatan untuk P3K. Tersedianya tenaga medis yang

professional. Tersedianya sistem penjaminan keselamatan kerja.

12. Toilet

Ukuran toilet sesuai standar Jumlah toilet sesuai dengan rombongan

belajar. Toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan. Memiliki sanitasi

yang baik untuk menjamin kebersihan dan kesehatan. Volume air cukup

dan mendukung sanitasi. Tersedia tenaga kebersihan untuk perawatan

toilet.

13. Tempat bermain, kreasi, dan rekreasi.

Tersedia tempat bermain yang memadai. Tersedia tempat kreasi yang bisa

mendukung kreativitas siswa. Tersedia tempat rekreasi yang memadai,

Page 66: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxvi

misalnya taman dan pohon-pohon yang rindang, serta tempat duduk yang

nyaman.

14. Tempat Ibadah

Memiliki tempat ibadah yang memadai sesuai dengan agama masing-

masing warga sekolah.

6. Pembiayaan

Pembiayaan SBI yang sudah mandiri, yaitu menerapkan model

pembiayaan dengan mengembangkan diversifikasi sumber dana, meningkatkan

efektivitas alokasi dana, meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana

secara transparan dan akuntabel, menerapkan sistem informasi manajemen

berbasis jaringan (web).

7. Pengelolaan

Menerapkan standar pengelolaan sepenuhnya. Meraih sertifikat ISO 9001

versi 200 atau sesudahnya dan ISO 14000. Merupakan sekolah multi-kultural.

Menjalin hubungan (sister-school) dengan sekolah bertaraf internasional dalam

dan luar Negeri bebas narkoba, bebas asap rokok, dan bebas kekarasan (bullying).

Menerapkan kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah. Meraih

medali tingkat internasional dalam berbagai kompetisi sain, matematika,

teknologi, seni, dan olahraga. Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke

perguruan tinggi bertaraf internasional baik di dalam maupun di luar Negeri.

8. Kesiswaan

Peserta didik lulusan SBI memiliki: Kemampuan mengembangkan jati diri

sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang jujur dan

Page 67: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxvii

bertanggungjawab, serta memiliki integritas moral dan akhlak mulia. Kemampuan

belajar sepanjang hayat secara mandiri yang ditunjukkan dengan kemampuan

mencari, mengorganisasi, dan memproses informasi untuk kepentingan kini dan

nanti serta kebiasaan membaca dan menulis dengan baik. Pribadi yang

bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan yang ditunjukkan dengan

kesediaan menerima tugas, menentukan standarisasi dan strategi yang tepat, serta

konsisten dalam menyelesaiakan tugas tersebut, dan bertanggungjawab terhadap

hasilnya. Kemampuan berfikir yang kuat dan luas secara deduktif, induktif, ilmiah,

kritis, inovatif, dan eksperimentatif untuk menemukan kemungkinan baru atau

ide-ide baru yang belum dipikirkan sebelumnya. Penguasaan tentang diri sendiri

sebagai probadi (intrapersonal/kualitas prbadi). Penguasaaan materi pelajaran

yang ditunjukkan dengan kelulusan unian nasional dan sertifikat internasional

untuk mata pelajaran yang dikompetisikan, secara internasional. (Matamatika,

Fisika, Biologi, Kimia, dan Astronomi). Penguasaan teknologi dasar yang

mutakhir dan canggih (konstruksi, manufaktur, transportasi, komunikasi, energi,

bio, dan bahan). Bekerjasama dengan pihak-pihak lain (interpersonal) secara

individual, kelompok/kolektif (lokal, nasional, regional, dan global). Kemampuan

mengkomunikasikan ide dan informasi kepada pihak lain dalam bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Kemampuan mengelola kegiatan

(merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan

mengevaluasi). Kemampuan mengidentifikasi, mengorganisasi, merencana, dan

mengalokasikan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya

selebihnya yaitu sumber daya alam, uang, peralatan, perbekalan, waktu, dan

Page 68: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxviii

bahan. Terampil menggunakan TIK Memahami budaya/kultur bangsa-bangsa lain

(lintas budaya bangsa). Kepedulian terhadap lingkungan social, fisik, dan budaya.

Menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bangsa. Memahami,

menghayati, dan menerapkan jiwa kewirausahaan dalam kehidupan.

9. Kultur Sekolah

SBI menumbuhkan dan mengembangkan budaya/kultur yang kondusif

bagi peningkatan efektivitas sekolah pada umumnya dan efektivitas pembelajaran

pada khususnya, yang dibuktikan oleh: berpusat pada pengembangan peserta didik

lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran profesionalisme,

harapan tinggi keunggulan respek terhadap setiap individu dan komunitas sosial

warga sekolah, keadilan kepastian budaya korporasi atau kebiasaan bekerja secara

kolaboratif/kolektif, kebiasaan menjadi masyarakat belajar, wawasan masa depan

(visi) yang sama, perencanaan bersama kolegalitas tenaga kependidikan sebagai

pembelajaran, budaya masyarakat belajar, pemberdayaan bersama kepemimpinan

transformative dan partisipatif.

H. Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Visioner

Kepemimpinan merupakan “Suatu ilmu dan seni tentang bagaimana

mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah orang

yang berada pada posisi terdepan dalam kelompoknya. Dengan demikian, kepala

sekolah berada pada posisi paling depan di tengah guru, karyawan, dan siswa di

sekolahnya” (Moedjiarto,2002:79). Sementara itu Johnson (dalam Moedjiarto,

1973:80) mengartikan kepemimpinan sebagai “Kemampuan untuk mempengaruhi

perilaku orang lain”. Jadi, fungsi pemimpin adalah “Mengarahkan, membina,

Page 69: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxix

mengatur, menunjukkan terhadap orang-orang yang dipimpin agar orang yang

dipimpin itu senang, sehaluan serta terbina dan menuruti kehendak dan tujuan dari

pemimpin” (Enceng, 2007:14).

Kepala sekolah, sebagai pemimpin di suatu sekolah peranannya dalam

kegiatan instruksional sudah jelas. Kepemimpinan instruksional ini merupakan

salah satu karakteristik yang khas. Menurut Moedjiarto (2002:81), bahwa:

“Kepemimpinan instruksional, diinterpretasikan sebagai tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan perkembangan

belajar siswa. Kelancaran proses belajar mengajar menjadi titik perhatian

terpenting dalam kepemimpinan instruksional”

Secara panjang lebar Moedjiarto (2002:83) menekankan bahwa “Kepala

sekolah yang refektif memfokuskan tindakan-tindakannya pada penetapan tujuan

sekolah, mendefinisikan tujuan sekolah, memberikan sumber-sumber yang

diperlukan untuk terjadinya belajar”. Tindakan-tindakannya juga untuk

mensupervisi dan mengevaluasi guru, mengkoordinasi program-program

pengembangan staf, dan menciptakan hubungan kesejawatan dengan dan antar

guru. Ki Hajar Dewantoro, sebagai tokoh pendidikan nasional, mengajukan tiga

fungsi kepemimpinan pendidikan nasional, sebagai berikut: 1).Ing ngarso sung

thulodo; 2).Ing madya mangun karso dan 3).Tut wuri handayani.

Sergiovani (dalam Moedjiarto, 2002:85) mengatakan bahwa: “Seorang pemimpin,

juga kepala sekolah, harus memeiliki tiga macam keterampilan, yaitu 1)

keterampilan teknik, 2) keterampilan berkomunikasi (human relation) dan 3)

keterampilan konseptual”.

Bisa jadi, keterampilan kepemimpinan kepala sekolah kedepan meminjam

istilah yang diungkap oleh Howard Gardner (2007) dalam konteks pemikiran,

Page 70: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxx

seorang kepala sekolah harus memiliki 1) pikiran terdisiplin, yakni pelatihan dan

memiliki disiplin ilmu Psikologi, manajemen dan lain sebagainya. 2) pikiran

menyintesis. Yakni menggabungkan temuan-temuan baru, dan menjelaskan

dilemma-dilema baru. 3) pikiran menciptakan. Yakni mampu mebuat terobosan-

terobosan kreatif besar di bidang pendidikan. 4) pikiran merespek dan etis. Seperti

memberikan perhatian dan rendah hati dan perilaku etis lainnya.

Visi seorang kepala sekolah akan menginspirasi tindakan dan membantu

membentuk masa depan sebuah sekolah. Burt Nanus (2001:9) mengemukakan

“Sebuah visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi

organisasi”. Visi adalah penyataan tujuan kemana organisasi akan dibawa, sebuah

masa depan yang lebih baik dan lebih berhasil.

Visi hanyalah sebuah gagasan atau gambaran tentang masa depan yang

lebih baik bagi organisasi (sekolah), tetapi visi yang benar adalah gagasan yang

penuh dengan kekuatan yang mendesak dimulainya masa depan dengan

mengandalkan keterampilan, bakat, dan sumber daya dalam mewujudkannya.

Lebih lanjut Nanus (2001:13) memberikan ciri-ciri kepemimpinan sebagai

berikut: “Pemimpin (kepala sekolah) mengemban tanggung jawab, mengusahakan

pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan”.

Para pemimpin berusaha menyatukan komitmen anggota-anggotanya,

memberikan dorongan kepada mereka dan mengubah organisasi (sekolah)

menjadi suatu kesatuan baru yang memiliki kekuatan yang lebih besar untuk

bertahan hidup, bertumbuh, dan berhasil. Kepemimpinan yang efektif menjadi

kekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimumkan kontribusinya bagi

Page 71: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxi

kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih luas, mereka adalah

arsitek bagi masa depan organisasi.

Untuk menjadi kepala sekolah yang efektif maka kepala sekolah harus

mampu menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara, sekaligus pelatih.

Nanus (2001: 21) menguraikan kekuatan–kekuatan sebuah visi, mengapa harus

memilih dan menyatakan visi yang benar, diantaranya :

1. Visi yang benar akan menghasilkan komitmen dan memberi motivasi

kepada orang-orang dalam organisasi (sekolah)

2. Visi yang benar memberi arti bagi kehidupan para karyawan (dalam hal ini

guru, pegawai, murid, wali murid)

3. Visi yang benar menentukan standar-standar keberhasilan.

4. Visi yang benar menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang.

Seorang kepala sekolah, dengan menyadari tanggung jawab yang

demikian besar diatas, masih dituntut untuk mampu memiliki kekuatan dan

mampu menghasilkan transformasi, yang oleh Nanus (2001:36) disebutkan

mengandung beberapa ciri khusus :

1. Visi harus tepat bagi organisasi dan tepat waktunya. Visi tersebut harus

sesuai dengan sejarah, budaya, dan nilai-nilai organisasi, konsisten dengan

situasi organisasi saat ini dan dapat memberikan taksiran yang realistis dan

informatis tentang apa yang dapat dicapai di masa depan.

2. Visi menentukan standar-standar prestasi dan mencerminkan cita-cita yang

tinggi. Visi menggambarkan organisasi sebagai komunitas yang

Page 72: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxii

bertanggung jawab, yang memiliki integritas yang kuat dan mengangkat

moral setiap orang di dalamnya.

3. Visi menjernihkan maksud dan arah. Visi bersifat persuasif dan dapat

dipercaya dalam menentukan apa yang diinginkan organisasi dan

merupakan aspirasi orang-orang didalam organisasi. Visi menenghasilkan

rencana yang menciptakan fokus dan memelihara harapan serta

menjanjikan hari esok yang lebih baik.

4. Visi mengilhami antusiasme dan merangsang komitmen. Visi memperluas

basis dukungan bagi pemimpin melalui refleksi kebutuhan dan aspirasi

berbagai pihak terkait, menjembatani perbedaan ras, umur, jenis kelamin,

dan karakterisatik demografi lainnya, serta menarik perhatian berbagai

pihak ke dalam komunitas yang peduli terhadap masa depan organisasi.

5. Visi dinyatakan secara jelas dan mudah difahami.

6. Visi merefleksikan keunikan organisasi, kompetensinya, apa yang

diperjuangkannya dan apa yang mampu dicapainya.

7. Visi bersifat ambisius. Visi memperlihatkan kemajuan dan meperluas

pandangan organisasi. Sering visi menuntut pengorbanan dan investasi

emosional dari para anggota organisasi, yang akan timbul karena daya

tarik yang melekat pada visi tersebut.

Perkembangan dan arah pendidikan masa depan sebenarnya menjadi titik

tolak seorang kepala sekolah untuk menentukan visi sekolah, pada masa sekarang.

Sebagaimana ungkapan hikmah „didiklah anakmu, karena mereka akan hidup

bukan pada zamanmu‟. Ini mengindikasikan, sejalan dengan teori Howard

Page 73: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxiii

Gardner tentang lima pikiran yang dibutuhkan untuk masa depan, bahwa

“Penentuan visi sebuah sekolah bagi seorang kepala sekolah, ibaratnya sebagai

obor estafet untuk mampu menyalakan jalan bagi penerusnya”.

Terobosan-terobosan terbaru dalam kepemimpinan kepala sekolah,

teramat dibutuhkan. Mengingat kondisi dan situasi yang kadang tidak menentu di

masa depan. Sekedar menyebutkan contoh, bukankah pada masa sekarang

demikian menjamur stasiun televisi dengan beragam tema acaranya. Sesuatu yang

amat musykil pada era 70-an atau 80-an. Dampak yang ditimbulkan pun beragam

dan bersifat destruktif. Tidak hanya bagi mental dan psikologis, namun juga

budaya, pemikiran yang lebih banyak bersifat negatif.

Selanjutnya, implikasi jelas dalam kepemimpinan kepala sekolah masa

depan adalah penekanan peran penting sebagai agen perubahan, mempromosikan

eksperimentasi, menciptakan perubahan, dan menetapkan budaya sekolah yang

didalamnya keberanian mengambil resiko dan partisipasi yang luas sangat

dihargai.

Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga

memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu kepala sekolah yang

berhasil yaitu tercapainya tujuan sekolah serta tercapainya tujuan individu yang

ada dalam lingkungan sekolah, kepala sekolah harus memahami dan menguasai

peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu. Kepala Sekolah

adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah

Page 74: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxiv

menjadi sekolah yang berkualitas memenuhi apa yang diinginkan oleh

pelanggannya.

Untuk menciptakan hal ini, diperlukan sosok Kepala Sekolah yang

berkualitas pula. la harus memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan sebagai

bekal, pola atau strategi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, termasuk

pembinaan terhadap guru-gurunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan

sekolah, memperbaiki yang kurang serta meningkatkan dan mengembangkan

pendidikan ke arah yang lebih baik menuju pada tujuan institusional yang telah

ditetapkan.

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang

sangat besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang

harmonis, minat terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan

kualitas profesional guru-guru yang dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah

secara umum banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah (Kepala

Sekolah).

Maka dari itu, pembinaan oleh kepala sekolah sangat menentukan kualitas

guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah minimal harus

mempunyai kemampuan memberikan bimbingan, mengarahkan, mengatur serta

memotivasi guru agar mereka bisa berbuat sesuai dengan tujuan lembaga

pendidikan/sekolah.

Dalam konteks inilah, upaya membangun kembali pemahaman visi yang

benar dalam pendidikan harus segera dimulai. Ini merupakan prasyarat pertama

untuk membangun sebuah sekolah yang mumpuni. Di tangan kepala sekolah-lah

Page 75: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxv

keberadaan sebuah sekolah dipertaruhkan. Karena ragam tanggung jawab

memang berada di pundaknya. Disematkan atasnya kepemimpinan semua

komponen sekolah, mulai dari guru, murid, orang tua, karyawan, masyarakat

sekitar dan lain sebagainya. Ini menandakan bahwa jabatan kepala sekolah bukan

jabatan main-main.

Untuk memulai itu semua, repositioning visi seorang kepala sekolah harus

menjadi target utama. Karena dari visi yang benar dari kepemimpinan seorang

kepala sekolah, akan membawa dampak signifikan terhadap peningkatan SDM

guru, nilai akademik & attitude murid, perhatian tinggi wali murid dan

masyarakat umumnya.

Penyelenggaraan sekolah yang dijiwai dengan semangat membangun

murid melalui segala keunggulannya, akan memperbaiki citra pendidikan. Peran

ini dimainkan oleh para Kepala Sekolah sebagai pemegang otoritas tertinggi.

Kepala Sekolah yang visioner akan mampu membawa sekolah ke jenjang

prestatif. Keberhasilan yang dicapai tidak parsial, tetapi integratif antara prestasi

akademis, moral, perilaku, ketrampilan dan kreativitas. Kondisi tersebut dapat

diciptakan dengan menata ulang semua komponen sekolah. Penataan yang dapat

dilakukan adalah penyusunan : Rencana Strategis meliputi Visi, Misi, Keunikan

Sekolah, Kompetensi Lulusan, Kualifikasi Guru dan Nilai-nilai yang harus

dijunjung tinggi ; Rencana Teknis : Target, Program Kerja Tahunan Sekolah;

Pelaksanaan Kegiatan : Kegiatan Belajar, Ekstrakurikuler, Sarana Prasarana,

Keuangan, Penghargaan dan Peran serta Orangtua murid; Evaluasi Kegiatan:

Penetapan standar mutu dan Bentuk-bentuk Evaluasi standar mutu.

Page 76: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxvi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Dalam proses penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP

Negeri 1 Gorontalo, Jln. Jaksa Agung Suprapto No.1 Limba U2, kota Selatan kota

Gorontalo.

Secara geografis, SMP Negeri 1 Gorontalo terletak di pusat Kota

Gorontalo, dengan letak yang strategis tersebut memungkinkan dapat menerima

siswa dari segala penjuru wilayah Kota Gorontalo bahkan dari Kabupaten ataupun

Provinsi lainnya. Dari sisi jangkauan tempat tinggal siswa, SMP Negeri 1

Gorontalo sangat mudah dicapai. (Lihat Gambar 4.1)

Gambar 3.1 : SMP Negeri 1 Gorontalo dilihat dari atas. Sumber : Google Maps

Secara demografi, mata pencaharian orang tua siswa sangat heterogen baik

PNS, pegawai swasta, pedagang, petani, pengusaha dan lainnya. Kondisi sosial

masyarakat di lingkungan sekolah sangat mendukung, SMP Negeri 1 Gorontalo

merupakan sekolah unggulan dan menjadi andalan bagi masyarakat khususnya

Page 77: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxvii

yang berada di wilayah Kota Gorontalo. Prestasi akademik maupun non akademik

banyak dicapai para siswa SMP Negeri 1 Gorontalo baik di tingkat Kabupaten,

Propinsi, Nasional maupun tingkat Internasional.

Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa sekolah ini berada di

wilayah kota Gorontalo dan merupakan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dengan program unggulan terbaru, yaitu pengembangan program Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan diharapkan sekolah ini dapat menjadi

pilot project yang bisa mengarahkan SMP lainnya, khususnya yang berada di

wilayah kota Gorontalo untuk turut mengembangkan pengembangan program

RSBI. Penetapan lokasi penelitian ini juga didasarkan atas beberapa

pertimbangan, yaitu sebagai berikut :

1. SMP Negeri 1 Gorontalo menyiapkan data yang dibutuhkan oleh peneliti

sehubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Dalam penelitian ini, SMP Negeri 1 Gorontalo sudah memenuhi syarat

sebagai pertimbangan lokasi penelitian dimana lokasi tersebut merupakan

lokasi PKL/Magang peneliti sehingga dari segi waktu, biaya dan tenaga

akan dengan mudah diatasi oleh peneliti.

3. SMP Negeri 1 Gorontalo merupakan lokasi penelitian yang sesuai dengan

tujuan penelitian.

B. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Untuk menganalisis pengembangan standar mutu sekolah yang bertaraf

internasional, ditinjau dari sisi standar mutu SDM, proses pembelajaran dan

sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo dengan berbagai aspek

Page 78: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxviii

yang ada didalamnya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha

melihat kebenaran-kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di dalam

melihat kebenaran tersebut, tidak selalu cukup dan didapat hanya dengan melihat

sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang

bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata

tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Menurut

Bogdan dan Bikien (1982: 22) “Studi kasus merupakan pengujian secara rinci

terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen

atau satu peristiwa tertentu”. Surachrnad (1982 :7) membatasi pendekatan studi

kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus

secara intensif dan rinci.

Dasar pertimbangan penggunaan pendekatan ini agar dapat

mengungkapkan peristiwa atau masalah yang tentunya mengacu pada fokus

penelitian, ditinjau dari sisi standar mutu SDM, proses pembelajaran dan sarana

prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo dengan berbagai aspek yang ada

didalamnya. Harus diakui bahwa keberhasilan program RSBI tidak hanya

ditentukan oleh kepala sekolah, namun hal yang dapat menopang semua itu adalah

dari semua SDM yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo, karena dari sarana dan

prasarana yang lengkap akan menjadikan proses pembelajaran yang lebih efektif,

dan proses pembelajaran itu tentunya tidak luput dari keseluruhan SDM yang ada

di sekolah ini. Kita ketahui bahwa penegembangan standar mutu memiliki

Page 79: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxix

dimensi yang luas, tidak saja menyangkut jenis dan wujud, tetapi juga berkaitan

dengan hal-hal yang transenden. Oleh karena itu untuk memahaminya dapat

didekati dengan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini yang akan

diamati adalah keseluruhan dari kegiatan yang ada hubungannya dengan

penerapan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) melalui studi

pengembangan standar mutu Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, bahwa peneliti itu sendiri sebagai

instrumen utama, sedangkan intrumen non insani bersifat sebagai data pelengkap.

Kehadiran peneliti merupakan tolak ukur keberhasilan atau pemahaman

terhadap beberapa kasus. Peneliti bertindak sebagai instrunen utama dalam

pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan

bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu

dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia maka sangat

tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan

yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusialah yang mampu memahami

kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Lebih jauh disebutkan bahwa kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit karena peneliti dalam hal ini

sekaligus menjadi perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,

penafsir data dan pada akhirnya, peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan, hal ini

sejalan dengan karakteristik penelitian kualitatif yang mempunyai latar yang

Page 80: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxx

bersifat natural sebagai sumber data langsung, sedangkan peneliti merupakan

instrumen utama. Karena peneliti sebagai instrumen kunci maka ia berusaha

sebaik mungkin menunjukkan sikap yang seolah-olah tidak tahu apa yang

terjadi, rendah hati namun percaya diri, selektif dan sungguh-sungguh dalam

menjaring data sesuai yang harus beradaptasi dengan kondisi yang ada untuk

kepentingan penelitian ini.

Kehadiran peneliti disini juga sebagai pengamat partisipan artinya peneliti

terlibat langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data, peneliti

memperoleh data melalui beberapa cara, yaitu; peneliti mewawancarai berbagai

pihak yang dapat memberikan data sesuai kebutuhan penelitian, di samping itu

peneliti juga melakukan observasi langsung di lokasi penelitian guna sebagai

pembanding dari data yang telah diperoleh melalui wawancara, kemudian peneliti

juga mendokumentasikan segala sesuatunya yang terkait dengan fokus penelitian

dengan tujuan agar data yang diperoleh benar-benar akurat dan sesuai dengan

kebutuhan penelitian yang mengacu pada fokus penelitian. dengan kenyataan

yang ada di lapangan, agar informasi yang terkumpul benar-benar relevan

dan terjamin keabsahannya.

D. Data dan Sumber Data

a. Data

Himpunan hasil pengamatan, pencacahan ataupun pengukuran sejumlah

objek disebut data. Jadi, data adalah kumpulan dari segala keterangan, informasi

atau fakta tentang sesuatu hal atau persoalan. Dengan demikian data yang

diperoleh dalam penelitian ini meliputi dokumen pribadi, catatan lapangan,

ucapan dan tindakan responden, serta dokumen lainnya seperti Renstra, profil

Page 81: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxi

Sekolah, dan data sekolah yang terkait dengan pengembangan standar mutu

sekolah di SMP Negeri 1 Gorontalo, yang ditinjau dari standar mutu sumber daya

manusianya (SDM), proses pembelajaran, maupun sarana dan prasarana

penunjang pembelajaran yang ada di sekolah ini.

b. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa sumber yang terkait

dengan pengembangan standar mutu sekolah di SMP Negeri 1 Gorontalo, yang

ditinjau dari standar mutu sumber daya manusianya (SDM), proses pembelajaran,

maupun sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1

Gorontalo. Adapun sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Informan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama (Moleong, : 2002 : 112). Informan merupakan sumber data yang berupa

orang atau pihak-pihak yang mengetahui tentang pengembangan standar mutu

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMP Negeri 1 Gorontalo yang ditinjau

dari standar mutu sumber daya manusianya (SDM), proses pembelajaran, maupun

sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1

Gorontalo..

Responden/informan dalam penelitian ini sebanyak 5 (lima) orang, yaitu:

Dra. Sarce Y. Kandou, M.Pd; Amran S. Liputo, S.Pd; Tamrin S. Ibrahim, S.Pd,

M.Pd; Arsita Laima, S.Pd; dan Nurfitriani Lihawa. (lihat lampiran 3).

Page 82: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxii

b. Bahan Kepustakaan (Dokumen)

Dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film. Sumber tertulis dapat dibagi atas

sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, buku-buku ilmiah,

laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-

peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber

tertulis, dan dokumen resmi (Moleong, 2002: 160). Dalam penelitian ini dokumen yang

digunakan adalah dokumen resmi, yaitu dokumen yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo (lihat

lampiran 1 dan lampiran 7).

c. Situs-situs

Sumber data penelitian ini dari situs utama seperti search engine google

(www.google.com) dan yahoo.com.

E. Teknik Pengumpulan Data

Merujuk pada pendapat Merriam, Bogdan & Biklen, (Creswell,

1994:151) bahwa dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi, wawancara dokumentasi dan pemotretan.

Demikian pun Taylor & Bogdan (1992:163) dan Danim (2002:121), menyatakan

bahwa pada penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilaksanakan

dengan cara: observasi, wawancara, dokumentasi yang dilengkapi dengan

peralatan audio-video yang dapat memotret situasi.

Berdasarkan rujukan tersebut, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian meliputi :

a. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan waktu tertentu untuk

Page 83: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxiii

menemukan masalah yang diteliti dan juga untuk mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (peneliti) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (responden/informan) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Metode ini

digunakan peneliti untuk mewawancarai secara langsung informan yang ada di

SMP Negeri 1 Gorontalo baik kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah

urusan Sarana dan Prasarana, Koordinator Program RSBI, Guru Matematika dan

Siswa (Wakil Ketua OSIS).

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini

adalah wawancara. Wawancara adalah percakapan tanya jawab yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara penelitian adalah

suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal

secara langsung antara pewawancara dan responden (Sevilla, 1993: 75). Hal

ini sesuai dengan tipe penelitian deskriptif yang dipakai yaitu untuk

menggali sebanyak mungkin informasi atas permasalahan yang diteliti.

Teknik wawancara sengaja dipilih karena komunikasi berlangsung dalam

bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik

responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

Keuntungan lain teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara

tidak hanya menangkap pemahaman atau ide tetapi juga dapat menangkap

perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki responden yang

bersangkutan (Gulo, 2003: 42). Sebelum melakukan wawancara, informan

Page 84: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxiv

terlebih dahulu dimintai kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian

yang dilakukan. Wawancara dilakukan langsung dengan informan pada

waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh informan. Wawancara

dilakukan pada tanggal 21 - 28 November 2011 . Durasi wawancara berkisar

5-10 menit untuk setiap informan.

Fokus wawancara diarahkan pada pengembangan standar mutu SDM,

proses pembelajaran, dan sarana prasarana yang ada di sekolah ini yang kemudian

akan ditriangulasikan kebenaran datanya dengan para responden dalam penelitian

ini. Untuk menjaga agar interpretasi peneliti sesuai dengan apa yang

disampaikan informan, maka peneliti mengulang dan menanyakan kembali

jawaban yang dirasa kurang jelas.

b. Observasi

Selain wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.

Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan

secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek

selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap

relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah

“Mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

Page 85: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxv

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari

perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut”.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) “Salah satu hal yang penting,

namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak

terjadi”. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data

penting karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal

yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada

penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk

mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian

sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang

karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara

terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif

terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan

menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk

memahami fenomena yang diteliti.

Melalui pengamatan ini, peneliti memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada

keadaan yang sebenarnya, karena Observasi merupakan pengamatan dan

Page 86: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxvi

pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini

ditekankan untuk membuat makna atas peristiwa atau kejadian dari situasi yang

tampak dan memungkinkan untuk direfleksikan dari peristiwa-peristiwa tersebut.

Peristiwa yang diamati berkaitan dengan bagaimana pengembangan standar mutu

sekolah bertaraf internasional (SBI) yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo. Secara

spesifik fokus observasi diarahkan pada (1) proses pembelajaran yang ada di

SMP Negeri 1 Gorontalo; (2) sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 1

Gorontalo, dan (3) lingkungan sekolah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen.

(Usman dan Akbar, 1998:53-73). Studi dokumentasi merupakan usaha

penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip

dari kegiatan pelatihan program pendidikan kecakapan hidup keterampilan.

Arikunto (2002:206) mengemukakan bahwa “Metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Penggunaan

studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data yang tidak dapat

diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini digunakan untuk

mendapatkan data-data yang berhubungan dengan (1) proses pembelajaran

yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo; (2) sarana dan prasarana yang ada di SMP

Negeri 1 Gorontalo, dan (3) lingkungan sekolah.

Page 87: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxvii

F. Analisis Data

Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian

rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai

untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan yang diajukan dalam

penelitian.

Analisis data terdiri dari Reduksi Data, Display Data dan

Kesimpulan/Verifikasi Data. Menurut Usman dan Akbar (1988:86) analisis

data dalam penelitian kualitatif garis besarnya adalah: a) reduksi data, b)

display data, dan c) pengambilan keputusan dan verifikasi.

Huberman dan Miles (dalam Sugiyono, 2005: 92) mengatakan bahwa

“Analisis data dan pengumpulan data memperlihatkan sifat interaktif,

sebagai suatu sistem dan merupakan siklus”. Pengumpulan data ditempatkan

sebagai bagian komponen yang merupakan bagian integral dari kegiatan analisis

data. Hal ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Page 88: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxviii

Analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian ini adalah :

1. Reduction data .

Yaitu data yang dikumpulkan dipisahkan sedemikian rupa (mulai dari

editing, koding dan tabulasi data) termasuk di dalamnya kegiatan

mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin dan memilah-

milahnya kedalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau tema

tertentu. (Faisal, 2003: 70). Konsep, kategori, atau tema tersebut

diuraikan sesuai dengan fokus penelitian. Dari hasil studi yang dilakukan

berbagai kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar analisis

penelitian yaitu ditetapkannya satuan dan kategori (Moleong, 1999).

Satuan terbagi atas dua bagian yaitu tipe asli dan tipe hasil kontruksi analisis

(Moleong, 1999). Tipe asli atau emik, yaitu prilaku sosial atau kebudayaan

yang dilihat dari sudut pandangan dari dalam dan definisi perilaku

manusia. Konsep ini oleh Moleong (1989) dinyatakan perlunya terdapat

kesepakatan antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Adapun tipe

hasil kontruksi atau ethic penjelasan mengenai kategori yang diberikan

oleh pihak observer luar dalam upaya memberikan analisis terhadap

penampilan fenomena yang unik (Goetz dan LeCompte, 1984 : 6).

Kedua konsepsi ini dikenal pula dengan terminologi subjektifitas dan

objektifitas sebagai konsep yang saling berkaitan karena selain setiap

peneliti memperhatikan pernyataan-pernyataan yang diberikan pihak

sasaran penelitian, juga harus mampu menempatkan diri seandainya ia

menjadi pihak yang diteliti, yang tidak lepas dari sistem nilai, emosi

Page 89: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

lxxxix

dan rasional. Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam

bentuk laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan.

Data-data tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang

penting-penting. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih

tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali

data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Display data .

Yaitu seperangkat hasil reduksi data diorganisasikan ke dalam suatu bentuk

tertentu sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Hal ini dapat

berbentuk sketsa, sinopsis, matriks, network, atau chart. (Faisal, 2003: 70-71;

Usman dan Akbar, 1998: 87). Tujuan dari display data yaitu agar bisa melihat

gambaran data secara keseluruhan dan bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini

dilakukan dengan cara membuat beberapa matrik, grafik atau chart dan

deskripsi secara rinci dengan mengklasifikasikan data berdasarkan kode

yang telah ditentukan sebelumnya. Pengolahan dan analisis data

dilakukan sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu

diinterpretasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir

penelitian. Analisis data merupakan proses mentutortkan dan mengamati

secara sistematis transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil

observasi) dan bahan-bahan yang ditemukan untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diamati dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain.

Page 90: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xc

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi.

Peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan

cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul

dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan.

Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi

dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka

kesimpulan itu lebih mendasar. Teknik triangulasi data yaitu

pengumpulan dan pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh dari pihak

lain (pihak ketiga).

Dalam melakukan analisis data hasil penelitian baik melalui pengamatan

dan wawancara, peneliti juga menggunakan analisis domain. Analisis domain

adalah suatu teknik dalam menganalisis data, dengan cara terlebih dahulu

diklasifikasikan dalam berbagai ranah untuk memperoleh gambaran dari catatan

lapangan kemudian dikelompokkan atau dikategorisasikan sesuai dengan tujuan

dan fokus penelitian.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan permasalahan yang sedang dicari atau

diteliti.

Page 91: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xci

Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan, maka peneliti dapat

melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau

tidak, sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan

sistematis tentang apa yang diamati dan yang berkaitan dengan standar mutu

SDM, proses pembelajaran, serta sarana dan prasarana sekolah yang ada di SMP

Negeri 1 Gorontalo.

Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi sesuai dengan fakta di lapangan (informasi yang digali dari subjek

atau partisipan yang diteliti), maka perlu dilakukan dilakukan ketekunan

pengamatan dengan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di

lapangan.

b. Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh,

sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti.

c. Melibatkan teman sejawat yang tidak melakukan penelitian untuk

berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan

proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian.

d. Melakukan analisis atau kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan

sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil

penelitian.

e. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.

Page 92: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcii

f. Mengecek bersama-sama dengan anggota peneliti yang terlibat dalam

proses pengumpulan data, baik tentang data yang telah dikumpulkan,

kategorisasi analisis, penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Dalam teknik ini, peneliti mengambil sumber data lain yang berkaitan

dengan standar mutu sebagai fokus permasalahan di luar dari data yang ditemukan

peneliti dalam objek penelitian, dan kemudian dikomparasikan. Dengan teknik ini

peneliti memanfaatkan sumber dan metode pendukung dalam pemeriksaan

keabsahan data.

Dalam pengujian kredibilitas data, peneliti melakukan 4 (empat) macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan data, yaitu

sebagai berikut:

a. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek

yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak

Page 93: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xciii

sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data

tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra

dilakukan.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Tahap-tahap penelitian

1. Observasi/pengamatan di lokasi penelitian

Sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian, maka terlebih dahulu

peneliti melakukan observasi atau pengamatan di lokasi yang menjadi

tempat penelitian, untuk mengetahui permasalahan yang ada di lokasi

penelitian yang disesuaikan dengan fokus permasalahan/penelitian.

Dengan observasi di lapangan, peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, sehingga dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

Page 94: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xciv

2. Menyusun rancangan di lapangan

Setelah melakukan observasi, peneliti kemudian menyusun rancangan

penelitian sebagai pedoman/acuan di lapangan. Hal ini bertujuan agar

masalah yang diteliti dapat tersusun dengan baik, sehingga penelitian dapat

berjalan dengan lancar.

b. Tahap pekerjaan lapangan

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Dalam tahap ini peneliti berusaha untuk memahami keadaan dan kondisi di

lapangan, apakah layak dan sesuai dengan permasalahan yang telah

diidentifikasikan sebagai fokus penelitian. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan apa saja (referensi penelitian) yang diperlukan dalam

melakukan penelitian. Yang dimaksud dengan referensi penelitian di sini

adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan

oleh peneliti. Sebagai contoh, dalam melakukan wawancara peneliti

menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam menggali data

yang diperlukan, tentunya data hasil wawancara perlu didukung dengan

adanya rekaman wawancara, untuk itu peneliti mempersiapkan sebuah alat

perekam suara (recorder) yang akan dipakai dalam proses wawancara

tersebut guna mendukung kredibilitas data yang telah didapatkan oleh

peneliti, seperti handphone atau tape recorder. Juga halnya untuk data

tentang interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan lokasi penelitian

perlu didukung/dilengkapi dengan adanya foto-foto ataupun dokumen

autentik, untuk itu demi kelancaran penelitian dan juga agar data lebih

Page 95: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcv

dapat dipercaya, maka peneliti menggunakan alat bantu seperti camera

digital, dan handycam.

2. Mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara

Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang telah didapatkan

melalui tahap observasi dan wawancara, dan kemudian diklasifikasikan

sesuai dengan permasalahan yang dimaksud dalam penelitian ini.

c. Melakukan analisis data

Dengan adanya data yang didapatkan melalui observasi lapangan dan

wawancara kepada beberapa informan yang dapat memberikan data sesuai

kebutuhan penelitian, maka selanjutnya peneliti menganalisis data tersebut

dengan menggunakan teknik analisis domain

d. Membuat laporan

Setelah serangkaian tahap demi tahap dilakukan, maka langkah terakhir

adalah membuat laporan sesuai dengan prosedur penyusunan laporan

penelitian kualitatif.

Page 96: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcvi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1

Gorontalo

SMP Negeri 1 Gorontalo telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tahap

pendampingan terkait dengan standar mutu SDM untuk SMP RSBI, seperti

kegiatan penyiapan SDM yang meliputi : (1) Mempelajari panduan program RSBI

secara seksama, khususnya tentang kompetensi standar minimal SDM sekolah

bertaraf internasional; (2) Melakukan pemetaan kebutuhan calon SDM program

RSBI dari segi kuantitas dan kualitas yang ada di sekolah; (3) Mengadakan

sosialisasi tentang rekruitmen SDM program RSBI kepada guru dan tenaga

kependidikan yang berpotensi; (4) Melakukan kegiatan pelatihan melalui

mekanisme in-house training dengan melibatkan tenaga professional independent

sesuai dengan bidangnya; (5) Merintis program kerjasama dengan lembaga

sertifikasi pendidikan internasional; (6) Memberikan kesempatan kepada SDM

yang telah siap untuk mengikuti uji kompetensi, yang diselenggarakan oleh

lembaga independent sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan

dari Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo, bahwa:

“Pada tahap pendampingan tahun kemarin sekolah ini sudah seperti

mempelajari panduan pelaksanaan program RSBI, seperti yang

diamanahkan dalam Juklak dan Juknis khususnya tentang kompetensi

standar minimal SDM untuk SMP bertaraf internasional, terus sekolah ini

juga sudah melakukan pemetaan kebutuhan untuk calon SDM program

RSBI baik itu dari segi kuantitas maupun kualitasnya, untuk kegiatan

sosialisasi kami juga dari pihak sekolah sudah pernah mengadakan

sosialisasi tentang rekruitmen SDM program RSBI kepada guru dan

tenaga kependidikan yang berpotensi, hal ini tentunya terkait dengan

peningkatan mutu SDM di sekolah ini, seperti pelaksanaan kegiatan

Page 97: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcvii

pelatihan atau in-house training yang tentunya melibatkan tenaga

professional independent atau lembaga terkait lainnya dalam hal menjalin

sebuah kerjasama dengan lembaga sertifikasi pendidikan internasional,

pemberian kesempatan kepada SDM yang telah siap untuk mengikuti uji

kompetensi juga sudah pernah dilaksanakan, kegitan tersebut merupakan

kerja sama antar pihak sekolah dengan lembaga independent yang sesuai

dengan bidangnya, untuk sertifikasi dan bench-marking kami dari pihak

sekolah belum pernah mengadakannya, namun untuk kedepannya kami

akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan kegiatan

yang dimaksud”. (1.1/W/KS,21-11-2011)

Dalam penjelasannya, Penanggungjawab Program RSBI SMPN 1

Gorontalo mengatakan bahwa:

“Untuk program-program yang ada pada tahap pendampingan kemarin

tentunya terkait dengan pelaksanaan program RSBI itu sudah kami

lakukan dalam hal pemenuhan standar mutu unutk SDM SMP

penyelenggara RSBI, dan itu kami lakukan selama tiga tahun, jadi tahap

pendampingan itu dalah tahap awal atau tahap rintisan yang dilaksanakan

selama tiga tahun, dan kami juga berusaha untuk tetap melaksanakannya,

walaupun saat ini SMP 1 Gorontalo sudah memasuki tahap pemberdayaan,

tujuannya adalah agar program-program yang dilaksanakan pada tahap

pendampingan itu harus tetap berjalan tidak hanya untuk memenuhi

persyaratan pada tahap tersebut”. (1.1/W/PJP,22-11-2011)

Pada tahap pemberdayaan kali ini, SMPN 1 Gorontalo telah mengadakan

refleksi terhadap hasil kegiatan pada tahap rintisan/pendampingan. Penyusunan

program pemberdayaan SDM dengan melibatkan lembaga/tenaga professional

independent dan atau instansi terkait sesuai dengan bidangnya dari dalam maupun

luar Negeri. Pemberian tugas mandiri kepada SDM program RSBI dengan

intensitas tugas dan porsi yang lebih besar dibandingkan pada tahap

rintisan/pendampingan. Pelaksanaan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi/bench-marking bertaraf internasional, baik di dalam maupun

luar Negeri, kepada SDM program RSBI. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala

SMPN 1 Gorontalo bahwa:

Page 98: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcviii

“Pada dasarnya sekolah ini sudah pernah mengadakan refleksi bahkan

sudah beberapa kali dan kegiatan ini biasanya terkait dengan ketika akan

dilaksanakan monev terhadap RSBI maka sebelumnya pihak sekolah akan

melakukan refleksi terhadap kegiatan pendampingan”.

(1.2;2.2/W/KS,21-11-2011)

Evaluasi bertujuan menghimpun informasi tentang kinerja sekolah dalam

memenuhi kriteria pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hasil evaluasi

digunakan sebagai dasar untuk memetakan tingkat kesesuaian dengan kriteria

pada 8 standar nasional sebagai bahan tindak lanjut pembinaan dan sebagai

informasi kebijakan. Hal senada juga seperti yang diungkapkan oleh

Penanggungjawab Program RSBI, bahwa:

“Untuk refleksi terhadap hasil kegiatan program RSBI, sekolah ini telah

melaksanakan kegiatan refleksi, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan

di setiap semester dalam rangka evaluasi siswa, sekolah ini juga telah

melaksanakan kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi program

pelaksanaan program RSBI yang diadakan setiap tahun oleh Direktorat

Pendidikan Menengah. (1.2;2.2/W/PJP,22-11-2011)

Pada saat di lapangan, peneliti juga telah secara langsung melihat data dari

evaluasi kinerja yang diperlihatkan oleh Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo, di saat

peneliti mewawancarainya. (1.1/O/ 21-11-2011).

Dalam hal pengembangan mutu SDM, tentunya pihak sekolah harus selalu

mengadakan kegiatan-kegiatan atau program peningkatan mutu SDM yang ada di

sekolah. Seperti yang dikatakan oleh Kepala SMPN 1 Gorontalo bahwa:

“Program pemberdayaan sumber daya manusia, tentunya terkait dengan

tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di sekolah. Untuk SMP Negeri

1 Gorontalo pada dasarnya sama dengan sekolah dimanapun, untuk

mengembangkan mutu pendidikan itu juga terkait dengan sumber daya

yang ada. Dalam hal ini adalah tenaga tata usahanya, tenaga gurunya, dan

kepala sekolah. Dalam hal pemberdayaan SDM kami mengembangkan

program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui

kegiatan seminar, kemudian kegiatan seminar ini baik di tingkat yang

region lokal maupun nasional itu ada seminar untuk guru-guru RSBI. Di

Page 99: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

xcix

samping itu teman-teman guru yang ada disini juga mengikuti berbagai

macam kursus, diantaranya adalah kursus bahasa inggris terkait dengan

peningkatan mutu”. (1.2;1.3/W/KS,21-11-2011)

Pada tingkat pertama, guru harus mendapat dukungan untuk menjadi tenaga

pendidik yang profesional. Kemampuan guru yang tinggi atas ilmu pengetahuan

itu memungkinkan setiap guru bisa menjadi pengantar pemberdayaan yang

terpercaya bagi para siswanya, karena guru menjadi pilar bagi tegaknya

pembangunan, mereka inilah yang akan menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas yaitu manusia bermutu yang berani mengambil prakarsa bagi diri dan

lingkungannya. Bagaimana mungkin menyiapkan sumber daya berkualitas kalau

gurunya tidak memiliki kemampuan, apalagi tidak ada dukungan kualitas dan

kesejahteraan. Seperti yang dikatakan oleh Penanggungjawab program RSBI,

ketika ditemui di kediamannya bahwa:

“Untuk pengembangan SDM itu kita dari pihak sekolah secara rutin

melakukan kursus dan pelatihan-pelatihan penggunaan bahasa inggris

dalam proses belajar mengajar, khusus mata pelajaran yang memang

disampaikan dalam bahasa inggris….” (1.2;1.3;2.1/W/PJP,22-11-2011)

Kualitas guru sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan sekolah. Namun, untuk

mendapatkan guru yang berkualitas/profesional dalam pencapaian tujuan sekolah

tersebut tidak terlepas dari ujung tombak lembaga pendidikan/sekolah tersebut,

yaitu kepala sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap para guru, yang

nantinya juga akan bermuara pada anak didik/output yang berkualitas. Hal ini

sesuai dengan apa yang diamati oleh peneliti pada saat melakukan observasi yaitu

telah diterapkannya program pemberdayaan SDM, seperti keikutsertaan para

tenaga pendidik dan kependidikan pada kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan

maupun kursus bahasa inggris. Hal ini guna untuk menambah wawasan dan dapat

Page 100: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

c

menunjang kinerja dari para tenaga pendidik maupun tenaga penunjang

pendidikan yang ada di sekolah ini. (1.1;1.2;1.3/O/21-11-2011)

SMP Negeri 1 Gorontalo juga telah melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan

melalui mekanisme in-house training dengan melibatkan tenaga professional

independent sesuai dengan bidangnya. Pada saat diwawancarai, Kepala SMPN 1

Gorontalo mengatakan bahwa:

“Dalam pengembangan sumber daya manusia itu, pemberdayaan SDM

kami melibatkan lembaga atau tenaga professional, diantaranya dari

perguruan tinggi yang ada di kota Gorontalo, kemudian pergururan tinggi

yang ada di klaster Sulawesi yaitu Universitas Negeri Makassar, kemudian

kami bekerja sama dengan beberapa instansi terkait yang menurut kami itu

dapat dijadikan partner kerja untuk peningkatan mutu, baik tenaga

pendidik maupun tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini”.

(1.2;1.3/W/KS,21-11-2011)

Sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa penyusunan program pemberdayaan

SDM di sekolah ini juga telah melibatkan berbagai pihak baik dari dalam maupun

luar negeri. Bukti nyata, sekolah ini telah menjalin hubungan kerja sama dengan

Go-Inovasi, Genius, bahkan lembaga pendidikan seperti kampus yaitu UNG

(Universitas Negeri Gorontalo) dan Universitas Negeri Makassar. Sedangkan

kerja sama yang terjalin dengan beberapa daerah bahkan luar negeri telah

dilakukan, sebagai contoh; di tahun 2008 sekolah ini telah mendatangkan native

speaker dari luar negeri selama kurun waktu tiga bulan. Selain itu juga sekolah ini

telah melakukan monitoring untuk yang kedua kalinya ke luar daerah, yaitu

Makassar dan Jakarta. Upaya untuk mengembangkan wawasan di sekolah ini,

telah dilaksanakan kerjasama dengan sekolah luar negeri (sister school), yaitu

China, Malaysia dan Singapura, tepatnya di bulan April 2010.

(1.1;1.2/O/22-11-2011)

Page 101: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

ci

Sejalan dengan itu, ke depan beberapa kebijakan yang digariskan untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan mutu guru

khususnya, antara lain mencakup hal-hal berikut ini. Pertama, melakukan

pendataan, validasi data, pengembangan program dan sistem pelaporan

pembinaan profesi pendidik melalui jaringan kerja dengan LPMP dan Dinas

Pendidikan. Kedua, mengembangkan model penyiapan dan penempatan pendidik

untuk daerah khusus melalui pembentukan tim pengembang dan survey wilayah.

Ketiga, menyusun kebijakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pendidik

secara transparan dan akuntabel melalui pembentukan tim pengembang dan

program rintisan pengelolaan pendidik. Keempat, meningkatkan kapasitas staf

dalam perencanaan dan evaluasi program melalui pelatihan, pendidikan lanjutan

dan rotasi. Kelima, mengembangkan sistem layanan pendidik untuk pendidikan

layanan khusus melalui kerja sama dengan lembaga terkait lainnya. Keenam,

melakukan kerja sama antar lembaga di dalam dan di luar negeri melalui berbagai

program yang bermanfaat bagi pengembangan profesi pendidik. Kepala SMP N 1

Gorontalo mengatakan bahwa: “Tugas mandiri itu kami berikan baik untuk diri

sendiri, untuk kepala sekolah dari segi manajerialnya, kepada guru dan tenaga

pendukung yaitu tata usaha, diantaranya ini terkait dengan evaluasi kinerja”

(1.1;1.2;2.2/W/KS,21-11-2011). Beliau juga menambahkan bahwa:

“Uji kompetensi dilakukan baik oleh Dinas Pendidikan Kota dalam hal ini

bekerja sama dengan LPMP dan pemerintah kota Gorontalo, juga

dilaksanakan oleh Dikpora Propinsi. Kemudian uji kompetensi ini atau

sertifikasi juga dilakukan oleh tim monev RSBI Direktorat Pendidikan

Menengah, Dirjen Pendidikan yang ada di Jakarta, diantaranya khusus

untuk teman- teman pengajar RSBI ada TOEFL, TOEIC dan Uji

kompetensi yang berkenaan dengan kapasitas mereka sebagai pengajar

RSBI”. (1.1;1.2;1.3;2.2/W/KS,21-11-2011)

Page 102: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cii

Sesuai dengan pengamatan peneliti di sekolah ini telah dilakukan pemberian tugas

mandiri kepada SDM yang ada di sekolah ini. Kepala sekolah selaku pimpinan di

sekolah ini juga telah memberikan tugas-tugas mandiri kepada para guru, agar

para tenaga pendidikan terbina semangat kemandiriannya dalam mengerjakan

tugas-tugas sekolah demi tercapainya tujuan dari program RSBI dalam

mengahadapi tahun mandiri. Uji kompetensi telah dilaksanakan di sekolah ini,

pada saat saat sekolah ini akan dimonitoring dan dievaluasi oleh team monev

program RSBI. (1.1;1.2;1.3/O/22-11-2011)

Salah satu kendala yang diprioritaskan di sekolah ini terkait dengan

kesiapan merubahnya status RSBI menjadi SBI pada tahun ke-6 (tahap mandiri)

adalah standarisasi yang telah ditetapkan negara-negara anggota OECD terhadap

persentase dari tenaga pendidik di sekolah untuk SMP program RSBI. Syarat dari

sekolah dengan status SBI untuk sekolah menengah pertama adalah 20 % tenaga

pendidiknya minimal harus menyandang jenjang pendidikan S2, sementara data

tenaga pendidik yang didapatkan oleh peneliti pada saat observasi masih jauh dari

harapan kriteria sekolah SBI, yakni di sekolah ini jumlah guru yang jenjang

pendidikannya telah menyandang status S2 hanya berjumlah 6 orang dari 65 guru

sudah termasuk kepala sekolah, yang seharusnya jumlah guru yang jenjang

pendidikannya S2 minimal 13 orang di sekolah ini (sesuai standarisasi/indikator

tambahan dari negara OECD). (1.3/O/23-11-2011).

Seperti yang diungkapkan oleh Penanggungjawab P-RSBI bahwa:

“Di Juklak dan Juknis penyelenggaraan RSBI itu diamanahkan bahwa

tenaga pengajar di SMP dengan standar RSBI itu minimal 20 % dan hanya

pendidik dia harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2 dan S3.

Nah, untuk SMP Negeri 1 Gorontalo kalau dilihat persentasenya memang

Page 103: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

ciii

belum mencukupi persentase itu dan untuk program pemberdayaan SDM

memang kita dari pihak sekolah sudah memikirkan untuk itu tapi memang

tidak bisa dipungkiri kalau dana yang dibutuhkan itu tidak kecil sehingga

dari pihak sekolah hanya memberikan motivasi pada guru-guru yang

belum memakai… kualifikasi S2 dan S3, untuk dana awal masuk itu

sekolah siap menanggung tapi untuk kelanjutan biayanya dikembalikan ke

guru….” (1.3/W/PJP, 22-11-2011)

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil observasi, ternyata data yang

terbentuk mengenai profil SDM yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo adalah

berbentuk “layang-layang”, dimana tenaga SDM yang terbanyak adalah yang

berpendidikan Strata 1 (S1). Sementara jumlah tenaga SDM yang berpendidikan

Strata 2 (S2) hampir sama dengan jumlah tenaga pendukung yang berpendidikan

SMA. Jumlah tenaga SDM yang berpendidikan Diploma III (D3) hampir sama

dengan tenaga SDM yang berpendidikan Diploma I (D1), dan jumlah tenaga SDM

yang berpendidikan Diploma II (D2) hampir sama dengan tenaga SDM yang

berpendidikan SMP. (1.3/O/22-11-2011). (lihat gambar 4.1)

Gambar 4.1 Profil SDM (Tenaga Pendidik, Kependidikan dan Penunjang

Pendidikan) SMP Negeri 1 Gorontalo. Berbentuk layang-layang.

Page 104: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

civ

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo

Peningkatan standar proses pembelajaran MIPA, penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi, dan penggunaan bahasa asing sebagai indikator kunci

pembaharuan proses belajar belum terpantau secara efektif dalam sistem

pengawasan sekolah. Penanggungjawab Program RSBI SMPN 1 Gorontalo

mengatakan bahwa: “Kalau memang dikatakan telah memenuhi standar

pendidikan dalam bentuk pembelajaran memang sampai dengan sekarang kita

belum 100 % belum memenuhi standar-standar pembelajaran dari Negara

OECD”. (2.3/W/PJP,21-11-2011). Beliau juga menambahkan bahwa:

“Kekurangan ataupun kelemahan yang memang kami sementara atasi yang

mengacu pada standar pembelajaran, yang pertama memang penggunaan

dan penguasaan bahasa inggris untuk beberapa mata pelajaran yang

diujikan berbahasa inggris belum sepenuhnya 100 % dikuasai oleh guru-

guru. Yang berikut pembelajaran itu yang seharusnya diwajibkan dan

memang sudah seharusnya berbasis IT, ada juga di kelas itu yang memang

difasilitasi dengan IT dan kita berupaya di sekolah itu memang sudah

dipaketkan tapi sekarang kita masih gunakan secara manual dalam artian

pembelajaran ataupun sarana pembelajaran yang berbasis IT itu masih

dibawa secara manual oleh guru….” (2.1;2.3;3.2/W/PJP,21-11-2011)

Sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa belum sepenuhnya pembelajaran di

sekolah ini yang telah berbasis TIK. Hal ini tentunya juga menyangkut dengan

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berbasis ICT.

(2.1;2.3;3.2/O/24-11-2011)

Hal senada juga seperti yang disampaikan Kepala SMPN 1 Gorontalo

dalam penjelasannya bahwa:

“Kurang lebih 80 % pembelajaran disini sudah berbasis TIK, itu dapat

dibuktikan dengan adanya pembelajaran atau media berbasis IT yang ada

di sekolah, yang ada di kelas juga yang dimanfaatkan atau digunakan oleh

guru”. (2.1;2.3;3.2/W/KS,23-11-2011).

Page 105: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cv

Ditambahkan pula oleh seorang Guru Matematika, beliau menjelaskan

bahwa: “Pembelajaran di sekolah ini sudah berbasis TIK, tapi belum sepenuhnya

karena hal ini juga masih dalam proses pengembangannya”. (2.1;2.3/W/GM,24-

11-2011)

Kegiatan supervisi klinis yang bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Hubungan ini supervisi klinis

merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru, seperti

yang diungkapkan oleh Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo, bahwa:

“Di sekolah ini sudah pernah dilaksanakan kegiatan supervisi klinis yang

tujuan dari kegiatan itu adalah sebagai penyempurnaan atau memperbaiki

proses pembelajaran serta memberikan bantuan ataupun bimbingan bahkan

arahan secara langsung terhadap masalah-masalah yang timbul atau yang

dihadapi dalam proses pembelajaran”. (2.2/W/KS,21-11-2011)

Proses belajar mengajar (PBM) di sekolah ini telah menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dan Kontekstual. (2.3/D/ 24-11-2011).

Seperti yang dikemukakan oleh Kepala SMPN 1 Gorontalo bahwa: “Kalau untuk

pembelajaran kontekstual itu sudah lama dilakukan disini, sementara untuk

PAKEM ini juga sedang dikembangkan dalam pembelajaran yang ada di sekolah

ini” (2.3/W/GM,23-11-2011)

Kemudian ditambahkan pula oleh seorang Guru Matematika, beliau

menjelaskan bahwa: “Proses belajar mengajar di kelas telah menerapkan PAKEM

dan kontektual, untuk PAKEM baru sementara dalam proses pengembangannya,

karena pendekatan pembelajaran itu belum lama diterapkan di sekolah ini”

(2.3/W/GM,23-11-2011)

Page 106: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cvi

Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah ini telah menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan PAKEM (2.1;2.3/D/ 28-11-2011) dan

Pengembangan dan inovasi-inovasi metode pengajaran pada semua mata

pelajaran, khususnya penerapan metode atau strategi pembelajaran kontekstual

atau CTL (Contextual Teaching and Learning), juga telah diterapkannya proses

pembelajaran berbasis bilingual dan TIK. (2.1;2.3/O/28-11-2011)

SMPN 1 Gorontalo membina potensi menjadi prestasi menuju sekolah

berstandar internasional. Pengembangan potensi non akademik siswa melalui

pembinaan ekstrakurikuler dan pengembangan seni budaya tradisional atau

nasional, Penanggungjawab Program RSBI SMPN 1 Gorontalo mengatakan

bahwa:

“Potensi siswa baik akademik maupun non akademik kita selalu bina

secara maksimal, hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai evaluasi

belajar mereka yang dari tahun ke tahun meningkat, yang berikut untuk

yang non akademik yaitu dibuktikan dengan adanya prestasi yang

ditorehkan siswa dari tahun ke tahun baik di tingkat lokal maupun di

tingkat nasional” (2.3/W/PJP, 21-11-2011, Pkl 19.38 wita).

Ditambahkan pula oleh siswa SMPN 1 Gorontalo pada saat diwawancarai, ia

mengatakan bahwa: “Kalau menurut saya sudah dibina dengan baik oleh guru-

guru dan dengan bantuan guru-guru yang lain” (2.3/W/WKO,26-11-2011)

Pembinaan potensi peserta didik di bidang akademik dan non akademik

telah terbina secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari beberapa prestasi yang

telah diraih oleh peserta didik di sekolah ini, baik di tingkat provinsi, nasional,

bahkan dalam kancah internasional pun telah ditorehkan prestasi yang gemilang

dari para peserta didik yang ada di sekolah ini. (2.3/O/28-11-2011)

Page 107: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cvii

Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tidak terstruktur serta

pengembangan diri siswa telah dilaksanakan di sekolah ini. Seperti yang

dikatakan oleh Penanggungjawab P-RSBI bahwa:

“Untuk tenaga pengajar yang pasti mereka sudah melakukan kegiatan tatap

muka mulai yang kegiatannya secara rutin dilaksanakan dalam kelas, yang

berikut penugasan terstruktur dan tidak terstruktur tenaga pengajar sudah

melakukan itu, dan penugasan ini terkadang mereka minta untuk siswa

lakukan di dalam kelas maupun dilakukan di luar kelas untuk

pengembangan diri siswa”. (2.3/W/PJP,21-11-2011)

Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan tidak terstruktur serta

pengembangan diri siswa pada saat proses balajar mengajar berlangsung telah

berlangsung dengan baik, juga pembinaan kegiatan mandiri terstruktur dalam

bentuk pemberian tugas kepada peserta didik sudah terlaksana dengan baik.

(2.3/O/01-12-2011).

Hal senada juga seperti yang disampaikan oleh seorang siswa ”Untuk

pengembangan diri siswa, seperti pemberian tugas kepada siswa, per individu, per

kelompok juga ada” (2.3/W/WKO,26-11-2011)

Kultur sekolah juga tak luput mendapat perhatian dari manajemen mutu

sekolah, seperti budaya mutu, budaya belajar, budaya lingkungan kondusif, serta

budaya kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaan. Dalam penjelasannya,

Penanggungjawab P-RSBI mengatakan bahwa:

“Proses pembelajaran di sekolah memang kita arahkan ke budaya

kompetitif dan kolaboratif, dalam artian semua siswa memang diajarkan

dalam bahan dan materi yang sama tapi mereka kita arahkan unutk

berkompetisi dengan materi yang sama yang diajarkan, yang berikut

kolaboratif walaupun memang sifatnya bersaing tapi mereka kita ajak

untuk bekerja sama, sehingga tidak ada istilah ataupun kesan bahwa ada

anak-anak tertentu oleh guru yang unggul dalam kompetisi tadi, walaupun

ada anak yang agal di bawah prestasinya tapi dia tetap diajak untuk

berkolaborasi jadi tidak ada kesan bahwa siswa yang unggul dalam

Page 108: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cviii

kompetisi itu yang diperhatikan dalam artian disamaratakan untuk

perhatian, tapi untuk masalah nilai berdasarkan hasil kompetisi”

(2.3/W/PJP,21-11-2011)

Ditambahkan juga lewat penuturan seorang Guru di sekolah ini, ia

mengatakan bahwa:

“Peserta didik di sekolah ini diajarkan bagaimana menumbuhkan sikap

bersaing dengan sekolah-sekolah lain terkait peningkatan mutu dan

prestasi siswa, juga peserta didik ini diajarkan bagaimana untuk

bekerjasama yang baik antar sesama siswa maupun dengan gurunya”

(1.2/W/GM,24-11-2011)

Pendidikan kewirausahaan tidak terbatas kepada suatu mata pelajaran atau

mata kuliah saja, melainkan dapat diintegrasikan ke berbagai bidang lainnya.

Setiap bidang kehidupan dapat dikombinasikan dengan kewirausahaan. Dengan

demikian, peserta didik mempunyai banyak pilihan dan tidak sekadar menjadi

pekerja, Menurut Kepala SMPN 1 Gorontalo bahwa:

“Untuk kewirausahaan ini memang sedang dalam proses peninjauan

karena untuk semangat dan jiwa kewirausahaan ini untuk anak-anak yang

ada di SMP Negeri 1 Gorontalo masih perlu proses dan masih perlu

dikembangkan. (2.3/W/KS,23-11-2011)

Ditambahkannya pula, bahwa “Kegiatan seperti itu sudah dilakukan,

termasuk pada kegiatan pemilihan pengurus OSIS dan meeting kelas

dimana di dalam pelaksanaannya ada teman-teman, anak-anak dari OSIS

itu melakukan atau menyiapkan makanan dan minuman yang kemudian itu

dijual kepada sesama siswa lainnya” (2.3/W/KS,23-11-2011)

Hal senada juga seperti yang diungkapkan oleh siswa, bahwa: “Mungkin

setengah dari kami sudah mempunyai rasa kewirausahaan, karena kita disini juga

sudah diajarkan, kita disini pernah membuat satu acara baazar….”

(2.3/W/WKO,26-11-2011)

Proses pembelajaran bilingual telah diterapkan pada saat pemberian materi

pelajaran kepada siswa, tetapi belum diterapkan pada semua mata pelajaran,

Page 109: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cix

tentunya selain mata pelajaran bahasa asing dan bahasa indonesia. Seperti yang

dikemukakan oleh Penanggungjawab Program RSBI SMPN 1 Gorontalo, bahwa:

“Untuk mata pelajaran selain bahasa asing dan bahasa Indonesia, dan

untuk mata pelajaran fisika, biologi dan matematika itu sudah digunakan

bahasa pengantar yaitu bahasa inggris. Bahasa pengantar, pembuka dan

penutup bahkan ada guru-guru yang sudah mampu menyampaikan sisi

materi dari pembelajaran di empat mata pelajaran tadi itu dalam bahasa

inggris” (2.1;2.3/W/PJP, 21-11-2011)

Seorang Guru Matematika mengatakan bahwa: “Kami selaku pengajar

disini telah menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam

menyampaikan pelajaran, namun baru diterapkan di empat mata pelajaran….”

(2.1;2.3/W/GM,24-11-2011)

Di lingkungan SMPN 1 Gorontalo ini, kemampuan berbahasa Inggris para

guru pada umumnya belum memadai. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran

bilingual siswa masih merasa kesulitan untuk menangkap maksud guru, akibatnya

guru sendiri jadi merasa bingung dalam menyiasati strategi pembelajarannya

dalam bahasa Inggris. Penanggungjawab P-RSBI menjelaskan, bahwa:

“….penggunaan dan penguasaan bahasa inggris untuk beberapa mata pelajaran

yang diujikan berbahasa inggris belum sepenuhnya 100 % dikuasai oleh guru-

guru….” (2.1;2.3/W/PJP, 21-11-2011)

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo

Pada tahap pendampingan, sekolah melakukan persiapan dan pengadaan

sarana dan prasarana sesuai dengan hasil analisis kebutuhan (need assessment)

dan hasil analisis SWOT. Menurut Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo, bahwa:

“Kegiatan pada tahap pendampingan dalam hal pengadaan sarana dan prasarana di

Page 110: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cx

sekolah ini sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah dan hasil analisis SWOT”

(3.1/W/KS, 21-11-2011)

Pada tahap pemberdayaan, yang perlu dilakukan oleh sekolah adalah

pemenuhan dalam pencapaian standar sarana dan prasarana untuk SMP RSBI,

sperti yang telah dijelaskan oleh Wakasek Ur. Sapras SMPN 1 Gorontalo, bahwa:

“Sekolah ini sudah memenuhi apa yang diharapkan, itu mulai dari tahun 2007”

(3.2/W/WKS, 25-11-2011)

Syarat untuk SMP RSBI adalah Memenuhi standar sarana dan prasarana

pendidikan dari negara anggota OECD. Ruang kelas RSBI telah dilengkapi

dengan sarana pembelajaran berbasis TIK. Ruang perpustakaan telah dilengkapi

dengan sarana digital (e-library). Terdapat ruang dan fasilitas untuk mendukung

pengembangan profesionalisme guru. Telah dilengkapi sarana dan prasarana yang

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensinya di

bidang akademik dan non-akademik. Dilakukan penggunaan dan pemberdayaan

terhadap sarana dan prasarana yang telah ada atau telah terpenuhi pada tahap

rintisan/pengembangan. Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang

didukung oleh tertib dokumentasi dan tertib administrasi. Perawatan sarana

prasarana untuk meningkatkan fungsi dan usia teknis. Wakasek Ur. Sapras SMPN

1 Gorontalo mengatakan bahwa:

“Kalau untuk ruangan-ruangan yang belum punya ICT itu akan dilengkapi

mungkin di tahun-tahun berikutnya yaitu mungkin di tahun 2012, mungkin

ruangan-ruangan yang belum memakai TIK mungkin tahun depan itu akan

dibenahi semua agar sesuai dengan standar program bertaraf internasional”

(3.2/W/WKS,25-11-2011)

Page 111: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxi

Lebih lanjut lagi mengenai apa yang peneliti temukan di lapangan, untuk

sarana digital di ruang perputakaan (e-library) belum ada, padahal ini merupakan

salah satu standar sarana dan prasarana yang diarahkan pada pengembangan

sarana dan prasarana berbasis teknologi untuk ruang perpustakaan yang tujuannya

untuk bisa memberikan akses ke seluruh dunia. (3.2/D/ 06-12-2011)

Wakasek Ur. Sapras juga mengungkapkan, bahwa: “Memang seharusnya

sudah seperti itu yang diharapkan, tapi sekarang ini belum… karena perlengkapan

alat-alatnya itu belum ada, kalau seperti perpustakaan lain secara digital too so

ada, tapi sekarang ini belum”. (3.2/W/WKS, 25-11-2011)

Wakasek Ur. Sapras SMPN 1 Gorontalo juga mengatakan bahwa: “Kalau

RSBI itu sudah semua ruangannya sudah dengan ICT sejak tahun 2010”

(3.2/W/WKS, 25-11-2011)

Hal senada juga seperti yang disampaikan oleh Penanggungjawaab

P-RSBI, bahwa: “Pembelajaran di sekolah memang sudah berbasis TIK tetapi

belum 100 % karena tadi saya katakan di pembelajaran saja ada beberapa kelas

yang memang seharusnya sarana pembelajarannya berbasis IT….”

(3.2;2.1;2.3/W/PJP, 21-11-2011)

Untuk ruangan penunjang pengembangan profesionalisme guru, menurut

Wakasek Ur. Sapras bahwa: “Kalau ruangannya sih.. Ada ruangan, tapi khusus

untuk guru-guru RSBI….” (3.2;3.3/W/WKS,25-11-2011).

Di tahun 2012, program sekolah lebih di fokuskan dalam hal

meningkatkan atau menambah sarana, prasarana dan fasilitas penunjang sekolah.

(3.1;3.2;3.3/O/14-12-2011)

Page 112: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxii

Untuk ruangan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik dalam mengembangkan potensinya di bidang

akademik dan non-akademik sudah ada di sekolah ini (1.3/D/ 25-11-2011)

Seperti yang diungkapkan oleh Wakasek Ur. Sapras, bahwa “Ada, seperti

lab-lab computer, multimedia, kemudian lab bahasa.. Ada itu”

(1.3/W/WKS,25-11-2011)

Pada tahun 2012, program RSBI akan lebih difokuskan pada pembenahan

sarana dan prasarana pembelajaran untuk SMP Negeri 1 Gorontalo. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo, bahwa:

“Dalam hal ini usaha-usaha yang akan dilakukan SMP Negeri 1 Gorontalo

dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran melalui penyediaan sarana

dan prasarana belajar yang dimiliki terutama pada kelas RSBI yaitu

dengan cara penataan ruang kelas yang lebih nyaman, pengadaan media

pembelajaran yang lebih lengkap, pembenahan fasilitas perpustakaan dan

lebih melengkapi koleksi buku-buku pelajaran yang dibutuhkan siswa,

serta penyediaan sarana internet gratis”. (3.1;3.2;3.3/W/KS, 23-11-2011)

B. Temuan Penelitian

Dari hasil analisis data (data yang diperoleh melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi), maka dapat diperoleh temuan-temuan dalam penelitian ini,

yang kemudian dijabarkan dan diklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian.

Adapun temuan-temuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1

Gorontalo

1. SMP Negeri 1 Gorontalo sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan refleksi

terhadap hasil kegiatan pada tahap pendampingan.

2. Diterapkannya program pemberdayaan SDM, seperti keikutsertaan para

tenaga pendidik dan kependidikan pada kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan

Page 113: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxiii

maupun kursus bahasa inggris. Hal ini guna untuk menambah wawasan dan

dapat menunjang kinerja dari para tenaga pendidik maupun tenaga penunjang

pendidikan yang ada di sekolah ini.

3. Penyusunan program pemberdayaan SDM di sekolah ini juga telah

melibatkan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri. Bukti nyata,

sekolah ini telah menjalin hubungan kerja sama dengan Go-Inovasi, Genius,

bahkan lembaga pendidikan seperti kampus yaitu UNG (Universitas Negeri

Gorontalo) dan Universitas Negeri Makassar. Sedangkan kerja sama yang

terjalin dengan beberapa daerah bahkan luar negeri telah dilakukan, sebagai

bukti; di tahun 2008 sekolah ini telah mendatangkan native speaker dari luar

negeri selama kurun waktu tiga bulan. Selain itu juga sekolah ini telah

melakukan monitoring untuk yang kedua kalinya ke luar daerah, yaitu

Makassar dan Jakarta. Upaya untuk mengembangkan wawasan di sekolah ini,

telah dilaksanakan kerjasama dengan sekolah luar negeri (sister school), yaitu

China, Malaysia dan Singapura, tepatnya di bulan April 2010.

4. Adanya pemberian tugas mandiri kepada SDM (tenaga pendidik,

kependidikan, dan tenaga penunjang pendidikan) yang ada di sekolah ini.

Kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah ini juga telah memberikan tugas-

tugas mandiri kepada para guru, agar para tenaga pendidikan terbina

semangat kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah demi

tercapainya tujuan dari program RSBI dalam mengahadapi tahun mandiri.

5. Uji kompetensi telah dilaksanakan di sekolah ini, pada saat saat sekolah ini

akan dimonitoring dan dievaluasi oleh team monev program RSBI.

Page 114: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxiv

6. Berbicara masalah sumber daya manusia (SDM) di sekolah ini, berarti

berbicara masalah tenaga pendidik, kependidikan maupun tenaga penunjang

lainnya. Untuk tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini semuanya

berjumlah 65 orang dengan jenjang pendidikan yang berbeda yang terdiri

dari: S2 6 orang, S1 54 orang, D2 2 orang, dan D1 3 orang. Untuk tenaga

penunjang berjumlah 21 orang denagna jenjang pendidikan yang heterogen

yang terdiri dari: S1 2 orang, D3 3 orang, D1 1 orang, SMA 8 orang, dan

SMP 1 orang.

7. Salah satu kendala yang diprioritaskan di sekolah ini terkait dengan kesiapan

merubahnya status RSBI dalam menghadapi tahun ke-6 (tahap mandiri) ke

predikat SBI adalah standarisasi yang telah ditetapkan negara-negara anggota

OECD terhadap persentase dari tenaga pendidik di sekolah yang telah

diterapkan program RSBI. Syarat dari sekolah dengan status SBI untuk

sekolah menengah pertama adalah 20 % tenaga pendidiknya minimal harus

menyandang jenjang pendidikan S2, sementara data tenaga pendidik yang

didapatkan oleh peneliti pada saat observasi masih jauh dari harapan kriteria

sekolah SBI, yakni di sekolah ini jumlah guru yang jenjang pendidikannya

telah menyandang status S2 hanya berjumlah 6 orang dari 65 guru sudah

termasuk kepala sekolah, yang seharusnya jumlah guru yang jenjang

pendidikannya S2 minimal 13 orang di sekolah ini (sesuai

standarisasi/indikator tambahan dari negara OECD).

8. Dengan terus berusaha meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah bersama

staf, guru, karyawan TU, menerapkan prinsip :

Page 115: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxv

a. Keterbukaan, adaftif dan konstruktif terhadap perubahan, dengan terus

mengasah ke profesi guru-guru di bidang keilmuan dan keterampilan;

b. Positif, optimis, dan gembira dalam menyongsong masa depan, dengan

terus saling menyemangati di antara siswa dan guru;

c. Prestasi dan perbaikan diri secara terus menerus dalam berkarya, yang

dibuktikan dengan keseriusan sekolah dalam mengikuti setiap event lomba

dan melakukan studi banding di sekolah lain yang dirasa lebih unggul

demi meningkatkan mutu pendidikan di SMPN 1 Gorontalo;

d. Kebersamaan, kesejahteraan, dan kemajuan dalam berkarya dengan

menerapkan prinsip kemitraan atau partnership dalam bekerja sama; dan

e. Kualitas dan kompetitif dalam orientasi berkarya.

9. Usaha lain yang dilakukan SMPN 1 Gorontalo adalah dengan membentuk

program khusus seperti :

a. Menyelenggarakan Tes toeic; belajar bahasa Inggris dari Go Inovasi untuk

guru-guru RSBI demi mengimbangi tuntutan kebutuhan sebagai sekolah

berstatus RSBI.

b. Guru-guru belajar komputer dan internet secara klasikal pada hari Sabtu,

bahkan beberapa guru menambah jam di luar pertemuan rutin secara

mandiri/privat, mengingat kebutuhan yang mendesak untuk pelaksanaan

pembelajaran di kelas RSBI yang sarat dengan pemanfaatan teknologi;

c. Mengikuti workshop dari pusat, diklat, seminar, dan studi banding ke luar

Negeri/sekolah Internasional.

Page 116: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxvi

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo

1. Belum sepenuhnya memenuhi standar mutu proses pembelajaran dari Negara-

Negara anggota OECD.

2. Pembelajaran di sekolah ini belum sepenuhnya berbasis TIK.

3. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah ini telah menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dan Pengembangan dan inovasi-

inovasi metode pengajaran pada semua mata pelajaran, khususnya penerapan

metode atau strategi pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual

Teaching and Learning), juga telah diterapkannya proses pembelajaran

berbasis bilingual dan TIK.

4. Pembinaan potensi peserta didik di bidang akademik dan non akademik telah

terbina secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari beberapa prestasi yang telah

diraih oleh peserta didik di sekolah ini, baik di tingkat provinsi, nasional,

bahkan dalam kancah internasional pun telah ditorehkan prestasi yang

gemilang dari para peserta didik yang ada di sekolah ini.

5. Pembinaan kegiatan mandiri terstruktur dalam bentuk pemberian tugas

kepada peserta didik.

6. Pembinaan kegiatan ektrakurikuler dalam bentuk kegiatan Praja Muda

Karana (Pramuka), Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa, Olahraga,

Kesenian, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Kerohanian, Palang Merah Remaja

(PMR), Jurnalistik/Fotografer, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan

sebagainya.

Page 117: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxvii

7. Pembinaan pengembangan diri peserta didik dalam bentuk kegiatan

pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, sikap, dan perilaku siswa

dalam belajar serta kehidupan pribadi, sosial, dan pengembangan karir diri.

8. Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan tidak terstruktur serta

pengembangan diri siswa pada saat proses balajar mengajar berlangsung telah

berlangsung dengan baik, juga penerapan terhadap pengembangan budaya

kompetitif dan kolaboratif di sekolah ini sudah terlaksana atas kerjasama

yang baik antar guru dan peserta didik.

9. Dalam upaya-upaya menuju kepada standar proses pendidikan sebagaimana

halnya ditentukan oleh SNP, maka SMP Negeri 1 Gorontalo mengembangkan

berbagai program dan kegiatan, diantaranya adalah :

a. Pengembangan dan inovasi-inovasi bahan pembelajaran

b. Pengembangan dan inovasi-inovasi model-model pengelolaan atau

manajemen kelas

c. Pengembangan materi bahan ajar melalui inovasi teknologi dalam

pembelajaran.

d. Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh

indikator-indikator:

1) Semua mata pelajaran pada semua jenjang kelas telah dilaksanakan

dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran, utamanya CTL.

2) Terdapat peningkatan inovasi bahan pembelajaran, baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Page 118: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxviii

3) Terdapat peningkatan inovasi sumber pembelajaran, baik secara

kualitas maupun kuantitas.

4) Terdapat pengembangan materi bahan ajar melalui inovasi teknologi

dalam pembelajaran.

5) Terdapat peningkatan inovasi pengelolaan kelas/pengelolaan

pembelajaran dan sebagainya.

10. Kemampuan berbahasa Inggris guru lemah sehingga cukup kesulitan

dalam menelaah kurikulum Cambridge;

11. Kemampuan guru menguasai IT masih lemah, sehingga penerapan IT dalam

proses pembelajaran belum optimal;

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo

1. Usaha-usaha yang akan dilakukan SMP Negeri 1 Gorontalo dalam upaya

meningkatkan kualitas pengajaran melalui penyediaan sarana dan prasarana

belajar yang dimiliki terutama pada kelas RSBI yaitu dengan cara penataan

ruang kelas yang lebih nyaman, pengadaan media pembelajaran yang lebih

lengkap, pembenahan fasilitas perpustakaan dan lebih melengkapi koleksi

buku-buku pelajaran yang dibutuhkan siswa, serta penyediaan sarana internet

gratis.

2. Program atau kegiatan yang dapat dikembangkan oleh SMP Negeri 1

Gorontalo mengenai standar prasarana dan sarana baik secara kuantitas

maupun kualitas antara lain :

a. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi media pembelajaran

untuk semua mata pelajaran.

Page 119: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxix

b. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi peralatan

pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

c. Pengembangan prasarana pendidikan dan atau pembelajaran.

d. Penciptaan atau pengembangan lingkungan belajar yang kondusif.

e. Peningkatan dan pengembangan peralatan laboratorium IPA, laboratorium

Multimedia, dan laboratorium lainnya.

f. Pengembangan jaringan telpon/fax, baik bagi peserta didik, pendidik

maupun tenaga kependidikan.

g. Pengembangan atau peningkatan peralatan/bahan perawatan sarana dan

prasarana pendidikan.

h. Pengembangan penggunaan dan pemeliharaan serta perawatan sarana dan

prasarana pendidikan.

i. Pengembangan peralatan dan inovasi-inovasi pusat-pusat sumber belajar.

3. Belum terdapatnya prasarana sumber-sumber belajar yang memadai untuk

ruang perpustakaan, khususnya yang diarahkan pada pengembangan ruang

perpustakaan dengan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi

(e-library).

4. Secara umum, keadaan ruang kelas RSBI di SMP Negeri 1 Gorontalo

tergolong dalam kategori baik, karena ruangan-ruangan RSBI yang ada di

sekolah ini telah berbasis TIK, walaupun belum semua ruangannya telah

difasilitasi dengan media pembelajaran yang berbasis TIK.

Page 120: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxx

5. Secara umum, keadaan media pembelajaran pada kelas RSBI di SMP Negeri

1 Gorontalo tergolong dalam kategori baik, karena di sekolah ini media

pembelajarannya sudah menggunakan fasilitas yang berbasis IT.

6. Keadaan perpustakaan di SMP Negeri 1 Gorontalo tergolong dalam kategori

baik, walaupun ruang perputakaannya belum memiliki sarana digital

(e-library)

7. Keadaan laboratorium komputer di SMP Negeri 1 Gorontalo tergolong dalam

kategori sangat baik, karena dilihat dari fasilitas komputer yang ada di ruang

laboratorium, semuanya dalam kondisi baik.

C. Pembahasan

a. Standar Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1

Gorontalo

Pada tahap pemberdayaan ini, refleksi terhadap hasil kegiatan pada tahap

rintisan/pendampingan telah dilakukan oleh SMP Negeri 1 Gorontalo. Kegiatan

refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kembali program-program

RSBI yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya yaitu pada tahap

pendampingan. Hal ini dibuktikan dengan adanya evaluasi kinerja yang ada di

sekolah ini yang menjadi acuan dan evaluasi diri sekolah dalam peninjauan setiap

program yang telah dan yang sedang dilaksanakan. Kegiatan refleksi terkait

dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap program RSBI. Kegiatan

Monev ini merupakan upaya untuk memotret pelaksanaan dan penyelenggaraan

program RSBI di SMP Negeri 1 Gorontalo dalam upayanya untuk mengevaluasi

kesesuaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam aplikasinya di

lapangan.

Page 121: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxi

Pada fase rintisan ini, SMP Negeri 1 Gorontalo mencanangkan dua

program yang lebih difokuskan pada dua standar program RSBI, salah satunya

adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). Yang dimaksud dengan SDM

di sekolah ini adalah tenaga pendidik yakni kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan yang meliputi pegawai tata usaha, laboran, pustakawan, teknisi dan

pembantu pelaksana. Walaupun pada dasarnya peserta didik adalah bagian

terbesar dari SDM di sekolah, tetapi penelitian ini tidak mengangkat isu tentang

peserta didik.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam rangka meningkatkan

kualitas SDM, sekolah ini mengembangkan program peningkatan mutu pendidik

dan kependidikan melalui kegiatan seminar karena tidak semua tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini telah terlatih dengan baik dan

kualified, hal ini bertujuan agar potensi sumber daya manusia yang ada di sekolah

ini terus menerus bertumbuh dan berkembang untuk dapat melakukan fungsinya

secara profesional.

Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong para SDM

yang ada di sekolah ini untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan

perkembangan lmu pengetahuan dan tehnologi serta mobilitas masyarakat. Tahun

2011/2012 SMP Negeri 1 Gorontalo memasuki tahun ke-5 di tahap ke dua

program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yaitu tahap

pemberdayaan. Sebagai sekolah penyelenggara program RSBI, SMP Negeri 1

Gorontalo perlu terus melakukan kegiatan sosialisasi dan peningkatan mutu SDM

Page 122: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxii

secara berkelanjutan agar tujuan SMP Negeri 1 Gorontalo menjadi sekolah SBI

dapat tercapai dengan baik di tahun ke-6 (tahap mandiri) berikutnya.

Berdasarkan informasi kepala sekolah, penanggungjawab program

RSBI, dan guru matematika bahwa program yang dilakukan di sekolah ini

disebut dengan program kerja unggulan sekolah, yaitu program kerja untuk

meningkatkan kualitas sekolah dalam rangka pencapaian standar agar

menjadi sekolah bertaraf internasional. Program kerja unggulan tersebut

terdiri dari empat program, yaitu: (1) Peningkatan SDM guru; (2) Peningkatan

nilai ujian dan jumlah siswa; (3) Prestasi ekstrakurikuler; dan (4) Pengembangan

kultur sekolah. Dari keempat program kerja tersebut yang berkaitan dengan

program peningkatan SDM tenaga pendidik adalah kualifikasi pendidikan guru.

Menurut penuturan kepala sekolah bahwa kendala utama ada pada sumber

daya manusianya, yaitu guru. RSBI mensyaratkan minimal 20% guru

berkualifikasi strata dua (S2) dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang

baik. Pada saat ini, SMPN 1 Gorontalo hanya memiliki 6 (enam) orang guru yang

telah berkualifikasi S2 dari 65 orang guru dan rata-rata guru masih

berkemampuan bahasa Inggris yang rendah. Untuk mengatasi kendala tersebut,

pihak sekolah telah mengajukan proposal beasiswa lanjut studi ke Bank Dunia

untuk guru-guru yang masih berkualifikasi S1 sebanyak 2 (dua) orang dan S2 juga

sebanyak 2 (dua) orang. Sekolah ini juga telah menganggarkan dana bagi guru-

guru untuk mengikuti kursus-kursus bahasa Inggris. Program peningkatan

kompetensi guru tersebut telah berjalan dengan baik dan mendapatkan

dukungan penuh dari pemerintah Provinsi dan Kota. Peningkatan kualifikasi

Page 123: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxiii

pendidikan formal, jika demikian, adalah wajib bagi mereka yang belum

memenuhi kriteria. Peningkatan kualifikasi pendidikan akan sangat

menguntungkan baik kepada individu maupun bagi lembaga (sekolah).

Keuntungan individual diperoleh karena peningkatan kualifikasi pendidikan, di

samping sebagai agen pencerahan (enlightment agent) bagi guru juga menambah

poin untuk kepentingan sertifikasi dan kenaikan jabatan guru dan pangkatnya.

Bagi tenaga kependidikan, peningkatan kualifikasi ini sangat mungkin akan

membantu memperlancar kenaikan jabatan dan pangkat mereka. Secara

institusional, perbaikan kualifikasi pendidikan disamping berarti perbaikan

konformitas kriteria SDM, juga berarti peningkatan kompetensi SDM yang

diperlukan demi mutu proses dan hasil pekerjaan yang diharapkan. Dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik, kualitas kinerja guru merupakan suatu

kontribusi penting yang akan menentukan bagi keberhasilan proses pendidikan di

Sekolah. Oleh karena itu, perhatian terhadap kinerja guru untuk terus meningkat

dan ditingkatkan menjadi hal yang amat mendesak, apalagi jika memperhatikan

tuntutan masyarakat yang terus meningkat berkaitan dengan kualitas pendidikan,

dan hal ini tentu saja akan berimplikasi pada makin perlunya peningkatan kualitas

kinerja guru.

Program peningkatan sumber daya manusia (SDM) khususnya guru,

meliputi dua program, yaitu: (1) Program kerja inservice training; dan (2)

Program kerja onservice training. Program kerja inservice training meliputi

kegiatan: (1) MGMP guru sejenis di sekolah; (2) Mengikutkan guru dalam

kegiatan MGMP di lingkungan sekolah-sekolah di kota Gorontalo; (3)

Page 124: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxiv

Melaksanakan inhouse training (IHT) untuk pembuatan perangkat

pembelajaran; (4) Menyertakan guru mengikuti kursus bahasa Inggris; (5)

Melaksanakan pelatihan Informasi dan Teknologi (IT) dengan materi: microsoft

word, microsoft excel, microsoft powerpoint, e-learning, internet; dan (6)

Pemberian reward untuk guru berprestasi. Program kerja Onservice training

dengan rincian kerja: (1) Supervisi akademik; (2) Supervisi klinis; (3)

Melaksanakan Raker penyusunan program; dan (4) Mengupayakan peningkatan

kesejahteraan guru. Selain program kerja tersebut, terdapat workshop/pelatihan

dalam rangka pembinaan RSBI.

In-house training (IHT) adalah kegiatan untuk memberikan materi

atau melatih orang untuk meningkatkan kemampuan mereka atau

keterampilan tertentu. Peserta, dana, fasilitator / nara sumber, bahan IHT

lebih kecil dari workshop, tapi frekuensi IHT lebih besar dari lokakarya.

Biasanya, IHT dilaksanakan mingguan dan diambil pada hari pelaksanaan

MGMP. Para peserta IHT adalah guru mata pelajaran khusus. Beberapa

bahan yang dapat dilatih oleh in-house training adalah praktek berbahasa

Inggris (difasilitasi oleh guru bahasa Inggris). Tujuan dari IHT adalah

meningkatnya bagian sumber daya manusia dalam manajemen RSBI. Dana

IHT diambil dari anggaran sekolah atau dana bantuan pemerintah.

Sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa penyusunan program

pemberdayaan SDM di sekolah ini juga telah melibatkan berbagai pihak baik dari

dalam maupun luar negeri. Bukti nyata, sekolah ini telah menjalin hubungan kerja

sama dengan Go-Inovasi, Genius, bahkan lembaga pendidikan seperti kampus

Page 125: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxv

yaitu UNG (Universitas Negeri Gorontalo) dan Universitas Negeri Makassar.

Sedangkan kerja sama yang terjalin dengan beberapa daerah bahkan luar negeri

telah dilakukan. Di tahun 2008, sekolah ini telah mendatangkan native speaker

dari luar negeri selama kurun waktu tiga bulan. Selain itu juga sekolah ini telah

melakukan monitoring untuk yang kedua kalinya ke luar daerah, yaitu Makassar

dan Jakarta. Upaya untuk mengembangkan wawasan di sekolah ini, telah

dilaksanakan kerjasama dengan sekolah luar negeri (sister school), yaitu China,

Malaysia dan Singapura, tepatnya di bulan April 2010.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu: tujuan,

ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan

strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan

mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan. Dengan

demikian jelaslah bahwa pengertian kinerja dengan deskripsi tujuan, ukuran

operasional, dan penilaian mempunyai peran penting dalam meningkatkan

motivasi SDM di sekolah ini. Identifikasi yang akurat tentang penyebab-penyebab

kinerja seseorang adalah sesuatu yang fundamental bagi pengawasan yang baik

serta pembuatan keputusan yang lebih efektif dalam strategi-strategi yang baik

terhadap perbaikan kinerja dengan memberikan tugas mandiri kepada SDM

(kepala sekolah, guru, dan tenaga pendukung lainnya) program RSBI dengan

intensitas tugas dan porsi yang lebih besar.

Dengan pemahaman mengenai konsep kinerja sebagaimana yang telah

dikemukakan di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja SDM pada dasarnya

merupakan kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

Page 126: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxvi

SDM RSBI, yang juga merupakan hal yang terpenting bagi berhasilnya

implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan

yang berciri Internasional.

Pada umumnya dalam meningkatkan mutu SDM antara lain mencakup

hal-hal berikut ini. Pertama, melakukan pendataan, validasi data, pengembangan

program dan sistem pelaporan pembinaan profesi pendidik melalui jaringan kerja

dengan LPMP dan Dinas Pendidikan. Kedua, menyusun kebijakan dan

mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan dan akuntabel

melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan pengelolaan

pendidik. Ketiga, meningkatkan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi

program melalui pelatihan, pendidikan lanjutan dan rotasi. Keempat,

mengembangkan sistem layanan pendidik untuk pendidikan layanan khusus

melalui kerja sama dengan lembaga terkait lainnya. Kelima, melakukan kerja

sama antar lembaga di dalam dan di luar negeri melalui berbagai program yang

bermanfaat bagi pengembangan profesi pendidik.

b. Standar Mutu Proses Pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo

Salah satu pagu (standar) dalam proses pembelajaran di RSBI/SBI

(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/Sekolah Bertaraf Internasional) adalah

dilaksanakannya pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

(TIK), aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual serta menerapkan

proses pembelajaran bilingual (dua bahasa). Peningkatan standar proses

pembelajaran MIPA, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan

Page 127: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxvii

penggunaan bahasa inggris dalam menyampaikan materi pelajaran merupakan

indikator kunci pembaharuan proses belajar.

Di SMPN 1 Gorontalo telah menerapkan strategi dan model integrasi

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam aktivitas pembelajaran aktif

yang berpusat pada siswa dalam berbagai skenario pembelajaran, dengan tujuan

utama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga nantinya

diharapkan dapat mempermudah para pendidik yang sekolahnya tengah

mengembangkan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dalam

melakukan adaptasi dan mengadopsi aktifitas-aktifitas yang dipaparkan dalam

kegiatan pembelajaran. Bentuk aktivitas yang ditulis dipaparkan semudah

mungkin untuk dapat menjadi inspirasi dan dapat diimplementasikan pada mata

pelajaran apapun. Yang tak kalah menarik, di sekolah ini disertai dengan strategi

fasilitasi kelas dengan jumlah komputer terbatas, sehingga integrasi teknologi

informasi dapat dilakukan meskipun terdapat keterbatasan jumlah komputer di

dalam kelas. Bahkan, Guru pun dapat memanfaatkan satu buah komputer/laptop

saja ditambah LCD Proyektor untuk segera memulai mengintegrasikan teknologi

dalam proses pembelajaran di kelas.

Seluruh pembelajaran di sekolah ini tetap menggunakan kurikulum

nasional yang berlaku. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah Kurikulum

2004 yang berbasis kompetensi (KBK), termasuk di dalamnya menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL))

dan pendekatan PAKEM. Jadi, pengembangan silabus dan pengembangan sistem

penilaiannya juga mengacu pada kurikulum tersebut. Namun demikian, meskipun

Page 128: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxviii

Kurikulum 2004 digunakan sebagai acuannya, sekolah dapat menambah,

memperluas, dan memperdalam kurikulum yang berlaku sesuai dengan

perkembangan internasional. Proses belajar mengajar (PBM) di sekolah ini telah

menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dan Kontekstual.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi

informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama

untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang

baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran

guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Dari awal, sekolah ini mengkhususkan diri pada pengembangan

keunggulan akademis dengan tidak mengesampingkan pembinaan non

akademis. Pembinaan mental dan disiplin siswa adalah hal terpenting yang

menjadi pusat perhatian warga sekolah. Jika kini SMP Negeri 1 Gorontalo

tetap eksis pada berbagai keunggulannya adalah karena peran semua pihak,

baik guru, pegawai komite, maupun masyarakat dalam mengemban visinya.

Untuk mewujudkan generasi cemerlang yang menguasai Iptek berlandaskan iman

dan taqwa serta mendapatkan dukungan pemerintah daerah dan tenaga guru yang

profesional, SMPN 1 Gorontalo membina potensi menjadi prestasi menuju

sekolah berstandar internasional. Pengembangan potensi non akademik siswa

melalui pembinaan ekstrakurikuler dan pengembangan seni budaya tradisional

atau nasional.

Page 129: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxix

Pelaksanaan kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tidak

terstruktur, serta pengembangan diri peserta didik pada saat proses belajar

mengajar berlangsung, bertujuan agar para peserta didik terbina karakternya

secara mandiri dan siap bersaing dengan sekolah-sekolah luar negeri, yang

kemudian dengan sendirinya akan memberikan sebuah kontribusi positif dalam

mengangkat nama dan derajat sekolahnya serta daya saing sekolah dalam tataran

internasional. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta

didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah

bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan

antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier

peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan,

kepemimpinan, kelompok seni-budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok

ilmiah remaja. Kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 1 Gorontalo juga

meliputi kegiatan terprogram yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu :

a. Kegiatan Bimbingan Konseling dilakukan di lingkungan sekolah dan

menggunakan jadwal kunjung ruang bimbingan konseling dan

pembelajaran layanan dan bimbingan.

b. Kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri ini merupakan

kegiatan pengembangan bakat, minat dan potensi peserta didik untuk

Page 130: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxx

berkreativitas dalam rangka mengembangkan olah hati, olah otak, olah

raga, dan olah seni untuk bersikap positif dan berprestasi. Pengembangan

diri ini dikembangan berdasarkan perkembangan individu. Setiap peserta

didik boleh memilih kegiatan ekstrakurikuler maksimal 2 jenis kegiatan

pengembangan diri pililhan dengan perjanjian kesepakatan untuk

mengikuti kegiatan tersebut.

c. Kegiatan pembiasaan. Kegiatan pengembangan diri ini bertujuan untuk

membiasakan setiap individu yang ada di sekolah ini untuk selalu

mengerjakan setiap pekerjaan yang bias meningkatkan sikap disiplin, dan

dapat menumbuhkan jiwa keteladanan

Kultur sekolah juga mendapat perhatian lebih dari manajemen mutu

sekolah, seperti budaya mutu, budaya belajar, budaya lingkungan kondusif, dan

budaya kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaan.

Adapun wujud nilai dan norma budaya sekolah yang dikembangkan di sekolah ini

adalah sebagai berikut: (1) tujuan bersama; (2) kesejawatan dan kolaborasi; (3)

berani mengambil resiko; (4) keterbukaan; (5) kepercayaan (trust); (6) saling

mendukung; (7) demokratis; (8) saling menghormati; (9) keakraban dan

kekeluargaan; (10) kompetitif.

Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara

terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan

kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan

(konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas

pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan

Page 131: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxi

cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan

pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat

diinternalisasikan melalui berbagai aspek, seperti pengembangan diri dan jiwa

kewirausahan dengan berlandaskan moral dan etika yang tinggi telah ditanamkan

dalam diri peserta didik. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk

manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman

dan keterampilan sebagai wirausaha. Seperti dilaksanakannya kegiatan yang dapat

melatih seorang peserta didik memiliki jiwa wirausaha yang beretika tinggi,

seperti baru-baru ini telah diselenggarakannya kegiatan Baazar untuk yang

pertama kalinya. Menurut Kepala SMPN 1 Gorontalo bahwa: “Untuk

kewirausahaan ini memang sedang dalam proses peninjauan karena untuk

semangat dan jiwa kewirausahaan ini untuk anak-anak yang ada di SMP Negeri 1

Gorontalo masih perlu proses dan masih perlu dikembangkan.

Dalam penggunaan bilingual sebagian, proporsi penggunaan bahasa

Inggris dan bahasa Indonesia disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi

pelajaran, karakteristik guru dan siswa RSBI di sekolah ini. Selanjutnya,

penggunaan bahasa Indonesia dalam pembelajaran di kelas RSBI didasarkan pada

beberapa pertimbangan, yaitu (1) untuk mengatasi kemandegan berinteraksi di

kelas, (2) menjelaskan konsep-konsep terkait dengan materi yang diajarkan, (3)

memerikan istilah-istilah khusus dalam mata pelajaran terkait, (4) membuat

lelucon, (5) mengelola kelas, (6) memotivasi siswa, dan sebagainya. Hasil

wawancara dengan para guru dan siswa menunjukkan bahwa para guru dan siswa

Page 132: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxii

memiliki persepsi positif terhadap penggunaan model bilingual pola imersi

sebagian di kelas RSBI karena model yang dikembangkan memberikan

keluwesan penmggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam proses

pembelajaran.

Kemampuan berbahasa Inggris para guru pada umumnya belum memadai

di sekolah ini. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran bilingual para siswa

masih merasa kesulitan menangkap maksud guru, guru sendiri merasa bingung

dalam menyiasati strategi pembelajarannya dalam bahasa Inggris.

Memasuki tahun keenam di Tahun 2012 ini, semestinya sekolah

sudah memasuki Tahap Mandiri, karena Tahap Mandiri dilaksanakan 1 (satu)

tahun, yaitu tahun ke-6 dan RSBI. Dalam tahapan ini semestinya sekolah

sudah meningkatkan kualitas hasil yang sudah dikembangkan pada tahap

pendampingan dan pemberdayaan. Sekolah melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan kegiatan untuk keperluan penyempurnaan. Sekolah merealisasikan

program kemitraan dengan sekolah mitra dalam dan luar negeri serta

lembaga sertifikasi pendidikan internasional. Sejauh ini realisasi program

kemitraan dengan sekolah mitra hanya menyangkut ujian internasional, tetapi

dalam proses pembelajaran tidak terlaksana.

Untuk proses pembelajaran, selama ini tidak ada tenaga pendamping. Hasil

monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan penyempurnaan/perbaikan

proses pembelajaran berikutnya. Kegiatan penyempurnaan/memperbaiki

proses pembelajaran bersifat tidak ditindaklanjuti dengan supervisi klinis

untuk memberikan bantuan/bimbingan bahkan arahan secara langsung

Page 133: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxiii

terhadap masalah/kendala/hambatan yang timbul atau yang dihadapi dalam

proses pembelajaran. Berarti target supervisi klinis adalah proses

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

c. Standar Mutu Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo

Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan

kewajiban sekolah/madrasah memiliki dan memelihara sarana dan prasarana

pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur

dan berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian

indicator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Sarana dan Prasarana.

Pengertian standar prasarana dan sarana pendidikan menurut PP Nomor 19

Tahun 2005 Tentang SNP, dan ditegaskan ulang dalam Permendiknas No. 24

Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang

kelas, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel

kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan,

buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Standar

prasarana pendidikan mencakup persyaratan minimal dan wajib dimiliki oleh

setiap satuan pendidikan lahan, tentang, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

Page 134: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxiv

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Standar sarana pendidikan

mencakup persyaratan minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media

pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator

kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK;

2. Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke

sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia (e-library); dan

3. Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas

olahraga, klinik, dan lain sebagainya.

Pada tahun 2007, di sekolah ini telah dibangun sebuah ruang dan fasilitas

guna mendukung pengembangan profesionalisme guru.

Di SMP Negeri 1 Gorontalo, belum memiliki perpustakaan yang

dilengkapi dengan sarana digital yang memungkinkan para penggunanya dapat

mengakses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia (e-library). Hal

ini tentunya merupakan salah satu penghambat dalam pengembangan standar

mutu sarana dan prasarana untuk SMP RSBI, ditambah lagi dengan standar

keragaman buku perpustakaan yang dinyatakan dalam jumlah minimal judul buku

di perpustakaan satuan pendidikan. Standar jumlah buku teks pelajaran di

perpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal jumlah buku teks pelajaran untuk

Page 135: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxv

masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan per peserta

didik. Pada dasarnya ruang perpustakaan yang ada di sekolah ini belum bias

dikatakan telah memenuhi standar/kriteria dari sekolah bertaraf internasional.

Di sekolah ini juga telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam mengembangkan potensinya di

bidang akademik maupun non akademik, ruang kelas SBI juga telah dilengkapi

dengan sarana pembelajaran berbasis TIK, juga terdapat fasilitas yang dapat

menunjang Proses Belajar Mengajar (PBM), seperti :

1. Laboratorium Komputer

2. Laboratorium Bahasa

3. Laboratorium Multimedia

4. Laboratorium IPA

5. LCD Proyektor

6. OHP

Sarana dan Prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa

berdasarkan cara kerja otak dan standar internasional, terdiri dari ruangan beserta

kelengkapannya, yaitu:

1) Ruang Belajar yang kondusif meliputi luas, pencahayaan, temperatur, dan

tingkat kebisingan.

2) Tempat bermain

3) Laboratorium

4) Perpustakaan

5) Fasilitas olah raga

Page 136: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxvi

6) Fasilitas kesenian

7) Ruang Guru

8) Ruang konseling

9) Ruang pertemuan siswa

10) Ruang serbaguna

11) Kantin

12) Klinik

13) Ruang ibadah

14) Ruang kepala sekolah dan administrasi

15) Fasilitas internet di setiap ruang kelas dan WiFi di seluruh sekolah untuk

memudahkan akses internet.

16) Toilet / WC

17) Ruang khusus lainnya

Untuk ruangan yang dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensinya di bidang

akademik dan non-akademik sudah ada di sekolah ini. Dalam hal ini usaha-usaha

yang akan dilakukan SMP Negeri 1 Gorontalo dalam upaya meningkatkan

kualitas pengajaran melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar yang dimiliki

terutama pada kelas RSBI yaitu dengan cara penataan ruang kelas yang lebih

nyaman, pengadaan media pembelajaran yang lebih lengkap, pembenahan fasilitas

perpustakaan dan lebih melengkapi koleksi buku-buku pelajaran yang dibutuhkan

siswa, serta penyediaan sarana internet gratis.

Page 137: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxvii

Salah satu kendala dalam memnuhi standar sarana dan prasarana di

sekolah ini adalah keterbatasannya perangkat IT yang tersedia dalam proses

belajar mengajar, sehingganya di Tahun 2012 ini, SMPN 1 Gorontalo akan

mencanangkan program untuk menindaklanjuti keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran yang berbasis TIK dalam rangka pencapaian mutu sarana dan

prasarana SBI sesuai dengan hasil analisis kebutuhan (need assessment) dan hasil

analisis SWOT, dengan menggunakan metode perencanaan strategis untuk

mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek

atau suatu spekulasi bisnis.

d. Kesiapan SMP Negeri 1 Gorontalo dalam Menghadapi Tahun ke-6

(Tahap Mandiri)

Keberadaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

dewasa ini sebagai kebijakan public di bidang pendidikan, merupakan respon dari

kesadaran masyarakat akan pentingnya sekolah berkualitas untuk mempersiapkan

generasi masa depan yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri, kreatif, inovatif, dan

demokratis. Pendidikan (sekolah) yang bermutu/unggul semakin dicari oleh para

orang tua, dan sebaliknya sekolah yang mutunya rendah akan ditinggalkan dan

fakta ini hampir terjadi di setiap kota di Indonesia.

MBS sekolah dikembalikan kepada pemiliknya yaitu masyarakat.

Secara moral, sekolah dan masyarakatlah yang paling mengetahui berbagai

persoalan pendidikan yang dapat menghambat peningkatan mutu pendidikan.

Kepala sekolah yang paling mengetahui tentang keadaan guru, buku-buku,

perpustakaan, sarana pendidikan lainnya. Guru yang paling memahami

Page 138: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxviii

keadaan murid-muridnya, proses pembelajaran di kelas, implementasi

kurikulum, efektivitas pembelajaran dan lain-lain.

Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa, kepala sekolah, guru

dan masyarakat adalah pelaku utama dan terdepan dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, sehingga segala keputusan di tingkatan mikro harus

dihasilkan dari ketiga pihak tersebut. Hal ini bila dikaitkan dengan

penyelenggaraan RSBI sangat tepat, karena itu kepala sekolah sebagai

manajer, guru sebagai pelaksana dan masyarakat sebagai pemasok input dan

penyandang dana harus bersinergi agar tujuan pendidikan untuk menghasilkan

generasi yang berkualitas dapat tercapai.

Untuk itu seiring dengan semangat otonomi dan kemandirian,

sebaiknya urusan pendidikan diserahkan sepenuhnya pada sekolah, termasuk

dalam menentukan hasil ujian akhir siswa. Tidak perlu dilakukan ujian

nasional, yang membuat sekolah harus bergerak mengikuti gerak birokrasi,

dan sangat jelas bertentangan dengan kebijakan desentralisasi pendidikan.

Budaya ketergantungan sudah saatnya untuk ditinggalkan. Pelaksanaan

manajemen operasional sekolah selama ini lebih diatur dan dikuasai oleh birokrasi

pusat yang berada di tingkat kementerian. Proses pembuatan keputusan-

keputusan, baik untuk kebijakan pada tingkat makro maupun mikro lebih banyak

ditentukan oleh pusat. Sekolah sebagai unit pelaksana teknis paling bawah

tinggal melaksanakan saja apa yang telah diputuskan oleh pusat. Padahal

sesungguhnya sekolah adalah barisan terdepan yang langsung berhadapan

Page 139: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxxxix

dengan siswa yang merupakan titipan atau amanat dari para orang tua

siswa.

Pelaksanaan manajemen operasional sekolah yang didominasi oleh

pusat, setidaknya telah menimbulkan hambatan-hambatan yang dialami oleh

sekolah dalam menetapkan visi dan misi serta jati dirinya sebagai lembaga

pendidikan yang khusus mendapat tugas untuk mengembangkan sumber daya

manusia dalam upaya untuk mempersiapkan masa depan bangsa.

Hambatan-hambatan yang dialami oleh sekolah antara lain. Pertama,

keragaman sekolah dengan keunikan latar belakang budaya, tradisi, sumber

siswa, keadaan masyarakat, lingkungan, suasana batin, cara bergaul, cara

bersikap, cara berperilaku, dan sebagainya yang berbeda antara yang satu dengan

lainnya namun kondisi tersebut diatur secara seragam. Sebenarnya hal ini

telah mengingkari adanya keragaman itu sendiri. Banyak sekali keputusan dari

pusat yang bukan saja tak sesuai, tetapi bahkan seringkali bertentangan dengan

keunikan suatu sekolah.

Kedua, kreativitas sekolah kurang mendapat kesempatan untuk

berkembang secara wajar. Kepala Sekolah, guru, orang tua siswa, staf tata usaha,

masyarakat sekitar sekolah menjadi merasa kurang percaya diri dan sering

dihinggapi penuh rasa khawatir akan keliru atau salah dalam melaksanakan

keputusan pusat. Pada gilirannya keadaan ini juga berdampak pada kurang

berkembangnya rasa percaya diri pada diri siswa. Demikian pula kreatifitas

siswa tak berkembang secara maksimal.

Page 140: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxl

Ketiga, dominasi oleh birokrasi pusat telah mengakibatkan tumbuhnya

sikap ketergantungan sekolah kepada birokrasi pusat. Sikap demikian secara

bertahap berkembang menjadi tradisi, dan akhirnya menjadi budaya sekolah.

Berbagai fasilitas yang dikirim dari pusat hanya tinggal diterima saja oleh

sekolah. Pusat kurang menyadari apakah alat-alat yang dikirimkan sudah

benar-benar sesuai dengan keperluan sekolah, dan apakah dapat

termanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh sekolah. Budaya ketergantungan

sekolah ini sudah saatnya untuk ditinggalkan. Budaya kemandirian perlu

didorong pertumbuhannya. Beberapa Kepala Sekolah yang menyadari akan

kuatnya dominasi oleh birokrasi pusat telah mencoba mencari jalan keluar

dengan tetap mengindahkan aturan dari pusat, tetapi memberanikan diri

untuk melaksanakan manajemen operasional sekolah yang agak berbeda

namun sesuai dengan kondisi dan daya dukung lingkungan sekolahnya.

Pengalaman menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang berusaha keras

untuk mandiri ini telah mampu meningkatkan kreativitas siswanya dengan

pencapaian hasil belajar yang semakin tinggi. Kelompok sekolah ini telah

berhasil mengangkat dirinya menjadi sekolah unggulan. Di samping itu

terdapat sejumlah kepala sekolah yang biasa-biasa saja, tetapi telah mencoba

memikirkan dan berupaya keras agar para lulusannya yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan baik disebabkan oleh terbatasnya tempat maupun

oleh keadaan sosial ekonomi orang tua yang kurang menguntungkan dapat

memperoleh bekal kemampuan dan keterampilan tambahan yang memungkinkan

para lulusan tersebut dapat terjun ke dunia kerja. Sekolah-sekolah RSBI ini

Page 141: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxli

merupakan pelopor dalam peralihan manajemen operasional sekolah dari

sikap ketergantungan terhadap birokrasi pusat kepada sikap kemandirian

yang bertumpu pada kemampuan sumber daya setempat. Kelompok sekolah RSBI

ini telah berani berprakarsa dan mampu menetapkan kurikulumnya sendiri tanpa

mengurangi kurikulum nasional, yang akhirnya ditetapkan menjadi model,

karena tidak ada kesulitan bagi sekolah-sekolah lain untuk mengikuti jejak

mereka.

Dalam era reformasi pendidikan sekarang inilah orientasi baru dalam

manajemen operasional sekolah yang mengutamakan sikap kemandirian,

sudah saatnya harus menjadi acuan. Hal ini menjadi lebih penting lagi

untuk menyongsong pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi

pendidikan yang gemanya berkumandang ke seluruh tanah air. Dengan demikian

orientasi baru dalam manajemen operasional sekolah, adalah beralihnya

pemutarbalikan sikap dan perilaku dari kebiasaan ketergantungan atau

menurut saja terhadap kebijaksanaan pusat, terhadap setiap perintah atasan

atau yang berkuasa kepada sikap dan perilaku merdeka dan percaya diri

yang mampu menumbuhkan kemandirian. Oleh karena perubahan orientasi

manajemen operasional sekolah ini sebenarnya juga merupakan upaya untuk

mengubah sikap dan perilaku yang telah tersistem sehingga menjadi kebiasaan

yang telah membentuk suatu budaya sekolah selama bertahun-tahun, maka

upaya untuk mewujudkannya haruslah disertai dengan kerja keras yang luar

biasa yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

Page 142: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlii

Usaha untuk mendapatkan kemandirian sekolah dapat terwujud

dengan adanya perubahan paradigma dalam mengubah budaya sekolah di

dalam pelaksanaan kegiatannya. Untuk itu sekolah perlu melaksanakan upaya

memberdayakan pemegang peran (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

TU, Guru, Siswa, Orang Tua, Masyarakat) agar dapat menciptakan nuansa baru.

Menciptakan komunikasi terbuka di antara para pemegang peran.

Salah satu elemen inti untuk mendorong pengembangan sekolah

adalah kesempatan bagi pemegang peran untuk menanyakan pandangan-

pandangan dan pertukaran gagasan. Melalui dialog ini dapat dicapai

pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pemegang peran yang

berbeda-beda dan dasar untuk mencoba memecahkan masalah yang biasa

terjadi dan juga memecahkan konflik akan kebutuhan diantara mereka.

Model Pengembangan Sekolah memperoleh pengalaman dalam keterbukaan

dan transparansi di beberapa SMP. Perbedaan pendekatan di antara sekolah

untuk komunikasi tercermin dari pilihan kepala sekolah. Kepala sekolah dan

para guru mendukung adanya diskusi informal dengan orang tua siswa, siswa

dan anggota masyarakat melalui pertemuan pribadi dan kegiatan sekolah atau

masyarakat.

Kepala sekolah mengumpulkan dukungan dari diskusi dengan para

guru dalam usaha pengembangan sekolah untuk menerima umpan balik dan

mengusulkan alternatif pendekatan dan juga masalah-masalah pengembangan

yang lainnya. Biasanya, Kepala Sekolah mengadakan rapat rutin untuk

mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah. Anggaran

Page 143: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxliii

sekolah didiskusikan secara terbuka dan input bagaimana menyesuaikan

anggaran agar tujuan sekolah dapat tercapai. Kepala Sekolah menerima

input dari semua pemegang peran dan mempresentasikannya kepada guru.

Masalah-masalah pengembangan yang berhubungan dengan program akademik

telah diperhatikan di sekolah. Hal lain telah mengacu pada rekomendasi Komite

Sekolah.

Masalah mendasar yang dirasa perlu untuk diperhatikan oleh Kepala

Sekolah adalah menetapkan peran guru, siswa dan orang tua siswa. Harapan dan

tanggung jawab telah ditetapkan sehingga setiap orang mempunyai

pemahaman yang jelas. Hal ini menciptakan adanya arah dan tujuan bagi para

pemegang peran. Juga memberikan tema umum bagi pengembangan sekolah.

Berdasarkan kondisi sekolah yang ada, Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua

siswa mengembangkan misi dan visi yang memperhatikan kebutuhan dan aspirasi

para pemegang peran.

Para guru mampu mengkomunikasikan perhatian dan bertukar gagasan

pada rapat rutin yang telah dijadwalkan dengan Kepala Sekolah. Hal ini

bervariasi antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dari satu kali dalam

seminggu sampai satu kali dalam satu semester. Guru mempunyai kebebasan

untuk bertukar pandangan, termasuk juga pandangan yang bertentangan dengan

sudut pandang Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang mengkaji ulang

anggaran sekolah bersama-sama dengan para guru, menemukan dukungan lebih

untuk pelaksanaan program, khususnya apabila pandangan guru diperhatikan

dalam penyusunan program. Guru merasa bahwa mereka sebagai mitra

Page 144: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxliv

dalam pengembangan mutu sekolah. Rasa turut memiliki menambah minat

dan peran serta dalam program. Komunikasi yang terbuka memberikan

kesempatan kepada para guru untuk diperlakukan sebagai profesionalisme dan

memperoleh penghormatan yang patut diterima oleh para guru. Siswa diundang

untuk terlibat dalam diskusi dengan kepala sekolah dan guru, namun ada rasa

enggan dan rasa malu dari siswa. Dukungan dan kemauan Kepala Sekolah untuk

mendengarkan para siswa dapat memberikan dorongan kepada mereka.

Melalui rapat OSIS, siswa belajar mengutarakan pendapat-pendapat dalam

suasana yang nyaman dan belajar mengatasi masalah-masalah yang

melibatkan mereka dengan cara yang terorganisasi. Juga melalui organisasi

siswa, para siswa dapat mengutarakan pandangan-pandangan dan

mengusulkan berbagai saran.

Perhatian para orang tua siswa ditujukan untuk peningkatan

komunikasi Komite sekolah berfungsi sebagai alat untuk melibatkan para

orang tua siswa dalam berbagai prakarsa untuk pengembangan. Jadwal

pertemuan-pertemuan komite sekolah merupakan sarana komunikasi dengan

berbagai anggota di sekolah. Program yang paling efektif adalah dengan

rapat sebanyak empat kali dalam setahun dan menginformasikan kepada

anggota mengenai kegiatan pengembangan pada setiap rapat. Orang tua siswa

dapat menyampaikan perhatian mereka, bertanya dan mengkaji ulang

pengeluaran untuk program-program RSBI.

Tokoh Masyarakat mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

mendiskusikan masalah-masalah sekolah dan masyarakat dengan Kepala Sekolah

Page 145: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlv

dan Komite Sekolah. Tokoh masyarakat diundang pada rapat sekolah ketika

masalah tertentu yang berkaitan dengan masyarakat akan diselesaikan.

Tokoh masyarakat merasa lebih enak berbicara dengan Kepala Sekolah dan guru

secara informal. Terdapat hubungan informal yang kuat yang ada di antara guru

dan staf dalam hidup di tengah masyarakat dan sebagai anggota masyarakat.

Melalui interaksi formal dan informal, anggota masyarakat menganggap

sekolah sebagai komponen penting bagi pengembangan masyarakat.

Berbagi tanggung jawab di antara para pemegang peran. Keberhasilan

Pengembangan Sekolah dapat ditandai dengan terlaksananya praktek

pembagian pengambilan keputusan bersama di sekolah. Dengan pembagian

tanggung jawab di antara para pemegang peran, Kepala Sekolah dapat lebih

memberi perhatian pada hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan sekolah

dan strategi pendanaannya untuk pengembangan sekolah.

Aspek lain dari pembagian tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan adalah memprofesionalkan staf serta mengajak mereka untuk

bekerja lebih baik lagi. Rasa menghargai diri sendiri dan percaya diri dapat

menggantikan sikap pesimis. Peran Kepala Sekolah bergeser dari pengawas

menjadi fasilitator. Dengan memberikan tanggung jawab kepada wakil Kepala

Sekolah dan para guru dari hari ke hari, memungkinkan bagi Kepala Sekolah

untuk memfokuskan tenaganya pada peningkatan program-program akademik

dan cara-cara untuk mencapainya. Dia juga dapat memberi perhatian lebih pada

pembentukan hubungan antara orang tua siswa dan masyarakat.

Page 146: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlvi

Para Wakil Kepala Sekolah diharapkan dapat bertanggung jawab

penuh dalam pengambilan keputusan untuk bidangnya. Masalah-masalah yang

terjadi di sekolah yang tidak dapat diselesaikan oleh lainnya akan diperhatikan.

Pada kasus yang jarang terjadi, dan masalah yang tak dapat diatasi dibawa

ke tingkat yang lebih tinggi untuk menjadi perhatian Kepala Sekolah.

Dengan melaksanakan peran ini para Wakil Kepala Sekolah memperoleh

keterampilan kepemimpinan dan pengalaman-pengalaman yang menjamin

kesinambungan pengembangan sekolah meskipun Kepala Sekolah berhalangan

untuk suatu kurun waktu tertentu.

Para Guru diberikan tanggung jawab yang lebih untuk peningkatan

pengajaran dan kreativitas di dalam kelas. Kepala Sekolah dan staf

pengawas lainnya siap untuk berdiskusi dengan para guru mengenai

pendekatan inovasi di dalam kelas. Bersama-sama mereka dapat

mengevaluasi efektivitas pendekatan dan membuat keputusan untuk

keterlaksanaannya. Guru juga terlibat dengan siswa yang bermasalah secara

langsung. Apabila dibutuhkan, guru dapat meminta orang tua siswa untuk

berkunjung ke sekolah atau guru yang mengunjungi orang tua siswa. Dengan

pemberian tanggung jawab yang lebih terhadap pencapaian akademis siswa,

para guru terlatih untuk menjadi profesional dari pada hanya sebagai

pegawai. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan dan menyampaikan

usulan yang berkenaan dengan mereka melalui OSIS. OSIS terdiri atas wakil dari

setiap kelas dan Kepala Sekolah memimpin pertemuan. Wakil dari tiap

kelas menyampaikan masalah-masalah yang perlu diperhatikan pada rapat

Page 147: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlvii

OSIS. Mereka mendiskusikan hal tersebut dan berusaha mencari cara

pemecahannya. OSIS memperhatikan usulan kegiatan yang berfokus pada

keinginan dan minat siswa. Hal-hal yang dapat membawa pengaruh terhadap

sekolah akan dibicarakan oleh Kepala Sekolah dengan para guru. Masalah-

masalah lain yang tidak menyangkut akademik akan disampaikan kepada

komite sekolah untuk dipertimbangkan. Konsep yang diterapkan OSIS

berhasil memecahkan beberapa masalah pengembangan yang penting.

Pertama, hal tersebut membawa siswa menuju usaha pengembangan sekolah

dengan memberi perhatian pada kebutuhan mereka serta menginformasikan

kepada sekolah akan pandangannya terhadap pengembangan sekolah. Kedua,

OSIS berfungsi sebagai contoh kehidupan bernegara di mana siswa belajar

berorganisasi dan mengerti struktur politik. Hal ini juga merupakan pengalaman

pembelajaran aktif dalam pendidikan bernegara. Ketiga, memperkenalkan dan

mengembangkan potensi mereka dalam peran kepemimpinan di sekolah atau

yang lebih dari itu.

Para orang tua siswa lebih termotivasi dan berkeinginan untuk

memberi sumbangan dalam kegiatan pengembangan sekolah pada saat diberi

tanggung jawab dalam mengambil keputusan dan monitoring terhadap

kegiatan sekolah yang didanai tahun ini, serta memonitor pelaksanaan dan

pendanaan proyek tersebut. Para orang tua siswa berharap sumbangan

komite sekolah dapat dimanfaatkan dengan tepat dan efisien.

Tokoh Masyarakat tidak secara langsung terlibat dalam keputusan-

keputusan yang berbasis Sekolah, namun mempunyai peran penting di luar

Page 148: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlviii

sekolah. Dalam beberapa Model Pengembangan Sekolah, peran serta para Tokoh

Masyarakat di sekolah dan rapat komite sekolah dapat berperan baik

sebagai orang tua, peserta biasa ataupun undangan. Dengan berpartisipasi

mereka dapat memberi informasi dan sumbangan dalam rapat pengambilan

keputusan. Dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, pegawai Diknas, pegawai

pemerintah daerah dan Tokoh usahawan setempat dalam diskusi sekolah

mengenai peningkatan mutu, Kepala Sekolah tidak hanya mampu menjadi

pendengar yang baik terhadap persoalan yang terjadi di sekolah, namun

juga memperoleh bantuan dalam masalah lingkungan dan pembentukan kerja

sama kemitraan demi kelanjutan terhadap dukungan sekolah.

Fenomena ini selayaknya dijadikan modal dan ajang unjuk kinerja terbaik

untuk menata program RSBI sebaik-baiknya sehingga kelak berkontribusi bagi

peningkatan kualitas pendidikan bangsa. Untuk itu, diperlukan sikap optimistis

dan rasa tanggungjawab yang tinggi, sebab sekolah merupakan institusi paling

kompleks di antara institusi sosial yang ada. Kompleksitas tersebut bukan saja

dari masukannya yang bervariasi, melainkan dalam proses pembelajaran yang

berlangsung di dalamnya.

SMP Negeri 1 Gorontalo sebagai sekolah penyelenggara Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) terus berbedah diri terutama melengkapi berbagai

fasilitas sekolah sehingga sekolah ini terlihat benar-benar sekolah bertaraf

internasional, selain menambah berbagai fasilitas sekolah juga para guru terus

dilatih dan diarahkan untuk mampu menjadi sekolah yang unggul.

Page 149: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cxlix

Menurut peneliti, untuk menuju ke SBI sarana dan prasarana menjadi

penilaian dan persyaratan utama dan salah satunya sarana penunjang untuk

kelancaran tugas guru, sebab guru yang mengajar di SBI harus dilengkapi dengan

berbagai sarana penunjang termasuk salah satunya adalah ruangan yang

representative sehingga mereka bisa tenang dan nyaman untuk menyusun

program dan materi pelajaran.

Peneliti juga beranggapan bahwa dengan adanya sarana penunjang berupa

gedung baru ini menjadikan para guru lebih mudah untuk melakukan koordinasi

diantara mereka, sehingga program pengajaran pun bisa berjalan dengan lancar

selain itu para siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti berbagai program

yang diadakan oleh sekolah.

SMP Negeri 1 Gorontalo akan terus melakukan pembenahan untuk

kelancaran program SBI karena program pendidikan saat SMP Negeri 1

Gorontalo dinyatakan sebagai SBI maka semua harus lengkap seperti fasilitas

penunjang SBI, sistem pembelajaran dan siswa maupun guru benar-benar sudah

memahami, terkait program pendidikan SBI. Kalau sarana penunjang untuk SBI

di SMPN 1 Gorontalo ini sudah banyak dipersiapkan, maka SMP Negeri 1

Gorontalo menjadi sekolah RSBI pertama yang siap merubah statusnya menjadi

SBI, apalagi untuk tenaga gurunya, beberapa dari guru di sekolah ini sedang

disekolahkan untuk mengikuti program S2 supaya nantinya bisa mengajar di SBI,

karena salah satu persyaratan guru di RSBI dan SBI harus mengantongi ijazah S2

linier atau S2 sesuai mata pelajaran dan pembelajaran akan full menggunakan

bahasa Inggris dan IT. Seperti diketahui, bahwa SMP Negeri 1 Gorontalo

Page 150: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cl

merupakan sekolah tingkat SMP yang pertama kali melaksanakan program

pendidikan sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan kini

tengah mempersiapkan diri untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Keharusan transparansi prosedur rekrutmen, penentuan kelulusan, hingga

pencantuman nilai menjadi hal yang mutlak tak boleh ditinggalkan. Sehingga,

tidak ada pihak yang merasa dicurangi, di‟telikung‟ atau dikorbankan. Pemerintah

melalui Menteri Pendidikan Nasional berjanji akan melakukan evaluasi

menyeluruh terhadap dana bantuan langsung atau block grant yang telah diberikan

kepada RSBI.

Apabila sekolah itu berubah status menjadi SBI, dana bantuan otomatis

dihentikan. Pertimbangannya, sekolah diharapkan dapat membiayai sendiri

setelah selama 4 (empat) dan 5 (lima) tahun mendapatkan bantuan untuk

membangun infrastruktur dan fasilitas belajar mengajar lain yang dibutuhkan.

Selain itu, RSBI dan SBI juga harus memenuhi 4 (empat) komponen, yaitu

infrastruktur yang memadai, memiliki guru yang berkualitas, kurikulum sesuai

dengan pembelajaran, dan manajemen yang baik. Tidak hanya itu, SBI juga harus

memiliki sister school dengan sekolah yang ada di luar negeri karena seperti

itulah konsep dasarnya.

RSBI merupakan cikal bakal persiapan menuju SBI. Seperti halnya SBI,

RSBI pun adalah sebuah terobosan dalam dunia pendidikan di Tanah Air yang

memiliki payung hukum yang sama dengan SBI. Tujuan pengadaan RSBI adalah

untuk menyaring siswa-siswa dengan kemampuan di atas rata-rata agar lebih

optimal dalam menyerap pelajaran.

Page 151: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cli

Infrastruktur merupakan salah satu masukan instrumental SBI.

Infrastruktur SBI harus lengkap dan modern untuk mendukung pelaksanaan

program SBI, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar

(PBM), literatur (buku atau e-book), referensi, media pembelajaran, peralatan

laboratorium, komputer, proyektor LCD, perpustakaan digital (e-library),

konektivitas internet ke ruang kelas masing-masing, penerapan sistem digital

di ruang dan sistem administrasi (pegawai, moneter, beasiswa, persediaan, sistem

evaluasi, kehadiran guru, pejabat, siswa) dan pengadaan fasilitas kelas dapat

dipercepat dengan memindahkan sistem kelas, karena pengkondisian. subjek

kelas dapat merangsang penyediaan fasilitas untuk mendukung proses belajar

mengajar. Berdasarkan informasi berbagai infrastruktur sedang disiapkan, sedang

yang lainnya sudah mulai tersedia. Standar minimal sarana prasarana yang

dimaksudkan pada pedoman penjaminan mutu belum terpenuhi, contohnya

fasilitas ICT masih terbatas, banyak guru yang belum bisa menggunakan

ICT.

Biaya dari pemerintah provinsi digunakan untuk perawatan sarana,

prasarana, dan fasilitas pendukung pembelajaran. Biaya dari pemerintah

kabupaten/kota digunakan untuk biaya investasi (sarana dan prasarana) dan

pemenuhan penjaminan mutu. Biaya dari masyarakat digunakan untuk

peningkatan kualifikasi dan kualitas para guru dan tenaga penunjang. Biaya

dari instansi terkait atau sumber lain digunakan untuk peningkatan mutu

SDM, pembenahan proses belajar mengajar, investasi, dan pembenahan

lingkungan sekolah. Bantuan dari sekolah mitra dapat berupa pemutakhiran

Page 152: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

clii

kurikulum maupun program-program pertukaran, baik peserta didik maupun guru.

Karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal (SNP) dan indikator

kunci tambahan (X), SBI = SNP + X, sebagai penjaminan mutu pendidikan

bertaraf internasional. Untuk dapat memahami konsep RSBI-SBI, maka penulis

menyajikannya dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :

No. Obyek Penjaminan Mutu

(Unsur Pendidikan dalam SNP)

Indikator Kinerja

Kunci Minimal

(dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci

Tambahan sebagai (X-nya)

I Akreditasi Berakreditasi A dari

BAN Sekolah dan

Madrasah

Berakreditasi tambahan dari

badan akreditasi sekolah pada

salah satu lembaga akreditasi

pada salah satu negara

anggota OECD dan/atau

negara maju lainnya yang

mempunyai keung-gulan

tertentu dalam bidang

pendidikan

II Kurikulum (Standar Isi) dan

Standar Kompetensi lulusan

Menerapkan KTSP Sekolah telah menerapkan

system administrasi akademik

berbasis teknologi Informasi

dan Komu-nikasi (TIK)

dimana setiap siswa dapat

meng-akses transkipnya

masing-masing.

Memenuhi Standar

Isi

Muatan pelajaramn (isis)

dalam kurikulum telah setara

atau lebih tinggi dari muatan

pelajaran yang sama pada

sekolah unggul dari salah satu

negara diantara 30 negara

anggota OECD dan/atau dari

negara maju lainnya.

Memenuhi SKL Penerapan standar kelulusan

yang setara atau lebih tinggi

dari SNP

Meraih mendali tingkat

internasional pada berbagai

kompetensi sains, matematika,

teknologi, seni, dan olahraga.

Page 153: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cliii

III Proses Pembelajaran Memenuhi Standar

Proses

Proses pembelajaran pada

semua mata pelajaran telah

menjadi teladan atau

rujukan bagi sekolah

lainnya dalam

pengembangan akhlak

mulia, budi pekerti luhur,

kepribadian unggul,

kepemimpinan, jiwa

kewirausahaan, jiwa

patriot, dan jiwa inovator

Proses pembelajaran telah

diperkaya dengan model-

model proses pembelajaran

sekolah unggul dari salah

satu negara diantara 30

negara anggota OECD

dan/atau negara maju

lainnya.

Penerapan proses

pembelajaran berbasis TIK

pada semua mapel

Pembelajaran pada mapel

IPA, Matematika, dan

lainnya dengan bahasa

Inggris, kecuali mapel

bahasa Indonesia.

IV Penilaian Memenuhi Standar

Penilaian

Sistem/model penilaian telah

diperkaya dengan system/

model penilaian dari sekolah

unggul di salah satu negara

diantara 30 negara anggota

OECD dan/atau negara maju

lainnnya.

V Pendidik Memenuhi Standar

Tenaga Pendidik

Guru sains, matematika,

dan teknologi mampu

mengajar dengan bahasa

Inggris

Semua guru mampu

memfasilitasi pem-

belajaran berbasis TIK

Minimal 20% guru

berpendidikan S2/S3 dari

perguruan tinggi yang

program studinya

terakreditasi A

Page 154: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

cliv

VI Tenaga Kependidikan Memenuhi Standar

Tenaga

Kependidikan

Kepala sekolah

berpendidikan minimal S2

dari perguruan tinggi yang

program studinya

terakreditasi A

Kepala sekolah telah

menempuh pelatihan

kepala sekolah yang diakui

oleh Pemerintah

Kepala sekolah mampu

berbahasa Inggris secara

aktif

Kepala sekolah memiliki

visi internasional, mampu

membangun jejaring

internasional, memiliki

kompetensi manajerial,

serta jiwa kepemimpinan

dan enterprenual yang kuat

VII Sarana Prasarana Memenuhi Standar

Sarana Prasarana

Setiap ruang kelas

dilengkapi sarana

pembelajaran berbasis TIK

Sarana perpustakaan

TELAH dilengkapi dengan

sarana digital yang

memberikan akses ke

sumber pembelajaran

berbasis TIK di seluruh

dunia

Dilengkapi dengan ruang

multi media, ruang unjuk

seni budaya, fasilitas olah

raga, klinik, dan lain-lain.

VIII Pengelolaan Memenuhi Standar

Pengelolaan

Sekolah meraih sertifikat

ISO 9001 versi 2000 atau

sesudahnya (2001, dst) dan

ISO 14000

Merupakan sekolah multi

kultural

Sekolah telah menjalin

hubungan “sister school”

dengan sekolah

bertaraf/berstandar

internasional diluar negeri

Sekolah terbebas dari

rokok, narkoba, kekerasan,

Page 155: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

clv

kriminal, pelecehan

seksual, dan lain-lain

Sekolah menerapkan

prinsip kesetaraan gender

dalam semua aspek

pengelolaan sekolah

IX Pembiayaan Memenuhi Standar

Pembiayaan

Menerapkan model

pembiayaan yang efisien

untuk mencapai berbagai

target indikator kunci

tambahan

Tabel 4.1 Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu Pendidikan

Bertaraf Internasional

Page 156: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

clvi

Berdasarkan asumsi yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh gambaran

secara umum tentang kesiapan SMP Negeri 1 Gorontalo untuk merubah statusnya

dari RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) menjadi SBI (Sekolah

Bertaraf Internasional), bahwa sekolah ini sudah hampir siap untuk menjadikan

sekolahnya menjadi sekolah yang bertaraf internasional, dengan catatan semua

profil yang diharapkan ataupun indikator standar untuk program SBI telah

tercapai pada tahap rintisan, Sedangkan apabila profil yang diharapkan mulai dari

standar isi dan standar kompetensi lulusan, SDM (guru, kepala sekolah, tenaga

pendukung), sarana prasarana, penilaian, pengelolaan, pembiayaan, kesiswaan,

dan kultur sekolah belum tercapai, maka dimungkinkan sekolah ini akan terkena

passing-out.

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual disintesis, diabstraksi, dan diekstrapolasi dari

berbagai teori dan pemikiran ilmiah, yang mencerminkan paradigma sekaligus

tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis.

Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori yang terstruktur (belkaoui,

1993).

Kerangka konseptual sangat berguna untuk menegaskan batas-batas secara

logis dalam penyelidikan/penelitian sebagai petunjuk bagi peneliti untuk

memperhitungkan tentang apa yang relevan dan apa yang tidak relevan untuk

dipelajari dalam penelitian. Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). (Lihat Gambar 4.2)

Page 157: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

157

KERANGKA

KONSEPTUAL

Fase 1

Tahap Pendampingan

Fase 2

Tahap Pemberdayaan

Fase 3

Tahap Mandiri

Gambar 4.2 Bagan Konseptual

Page 158: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, dengan mengacu pada

pengembangan standar mutu Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang ada di

SMP Negeri 1 Gorontalo, maka dapat disederhanakan dalam uraian kesimpulan di

bawah ini :

1. Standar mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo

dari tahap pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan sudah cukup

berkembang, namun pada tahap mandiri kali ini program RSBI belum

sepenuhnya tercapai dan memenuhi syarat SMP SBI, karena jika dilihat

dari standar kualifikasi tenaga pendidik yang ada di sekolah ini masih jauh

dari standarisasi tenaga pendidik yang telah ditentukan oleh Negara-negara

yang tergabung dalam anggota OECD (Organization for Economic Co-

operation and Development) dan negara-negara maju lainnya. Syarat SMP

RSBI seperti yang tertuang dalam indikator tambahan untuk SMP RSBI

adalah minimal 20 % tenaga pendidiknya telah berkualifikasi S-2, namun

dalam kenyataannya di sekolah ini hanya memiliki 6 (enam) guru yang

telah berkualifikasi S-2 dari 65 tenaga pendidik yang ada di sekolah ini.

2. Standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan belum berkembang,

sehingganya pada tahap mandiri kali ini program RSBI utnuk SMP Negeri

1 Gorontalo belum sepenuhnya tercapai dalam rangka memenuhi syarat

139

Page 159: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

SMP SBI seperti yang telah ditentukan oleh Negara-negara yang

tergabung dalam anggota OECD (Organization for Economic Co-

operation and Development) dan negara-negara maju lainnya untuk SMP

RSI yaitu keseluruhan dari proses pembelajarannya telah berbasis TIK,

sementara proses pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo

belum semuanya berbasis TIK.

3. Standar mutu sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan sudah cukup

berkembang, namun pada tahap mandiri kali ini program RSBI belum

semuanya terpenuhi untuk menjadikan sekolah ini sebagai SMP SBI

seperti yang telah ditentukan oleh Negara-negara yang tergabung dalam

anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and

Development) dan negara-negara maju lainnya. Jika dilihat dari beberapa

sarana penunjang maupun fasilitas yang ada SMP Negeri 1 Gorontalo

dapat digambarkan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah ini

sudah cukup memadai, walaupun masih terdapat ruang belajar siswa yang

sampai saat ini belum dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang

berbasis TIK. Untuk ruang perpustakaan di sekolah ini juga belum

memiliki sarana digital (e-library) yang pada dasarnya merupakan sebuah

keharusan bagi SMP penyelenggara program RSBI jika ditinjau dari segi

penataan sarana ruang perpustakaan.

Page 160: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

B. Saran

a. Bagi Pemerintah Kota Gorontalo

1. Tenaga pendidik dan kependidikan sekolah memegang peranan penting

dalam meningkatkan mutu pendidikan dan akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan. Untuk itu kebijakan-kebijakan yang

perlu Pemerintah Kota Gorontalo lakukan terkait dengan peningkatan

kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan pada

khususnya, dan SDM sekolah pada umumnya, antara lain sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem rekrutmen guru dengan pemberian beasiswa ikatan

dinas pandu bakat;

b. Peningkatan sistem rekrutmen guru berkualifikasi S1/S2 yang

berkompeten;

c. Pemberian beasiswa untuk meningkatkan kualifikasi guru menjadi S2

d. Penertiban penyelenggaraan sertifikasi pendidik sesuai dengan

peraturan perundangan;

e. Peningkatan peran perguruan tinggi dalam pembinaan profesionalisme

guru berkelanjutan melalui kegiatan KKG/MGMP;

f. Pemberian beasiswa S-2 dan S-3 bagi kepala sekolah;

g. Penyelenggaraan diklat manajemen dan kepemimpinan yang

berkualitas untuk kepala sekolah;

h. Revitalisasi organisasi profesi tenaga kependidikan MKKS/MKPS;

i. Mendorong pemerintah daerah kab/kota untuk menyediakan tenaga

administrasi sekolah yang memenuhi standar untuk SMP RSBI/SBI.

Page 161: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

2. Untuk standar mutu proses pembelajaran SMP RSBI, maka yang perlu

dilakukan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan terkait, antara lain

sebagai berikut :

a. Penyediaan muatan pembelajaran berbasis TIK untuk penguatan dan

perluasan e-pembelajaran pada semua jenjang pendidikan;

b. Pengembangan e-manajemen, e-pelaporan, dan e-layanan untuk

meningkatkan efektivitas tata kelola dan layanan public;

c. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk mempermudah

dalam berbagi informasi dan pengetahuan antar peserta didik dan tenaga

pendidik;

d. Pengembangan pusat sumber belajar berbasis TIK pada pendidikan

menengah;

3. Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan

sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah upaya terobosan

yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan akses pendidikan.

Sehingganya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah :

a. Penuntasan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak;

b. Pengadaan fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan workshop;

c. Pembangunan ruang kelas baru;

d. Penyediaan sarana dan prasarana yang berbasis TIK.

b. Bagi SMP Negeri 1 Gorontalo

1. Sebagai sekolah penyelenggara RSBI, SMP Negeri 1 Gorontalo perlu terus

melakukan kegiatan sosialisasi dalam peningkatan mutu SDM yang

Page 162: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

difokuskan untuk memenuhi standar tenaga pendidik RSBI yang belum

tercapai secara maksimal, agar tujuan SMP Negeri 1 Gorontalo menjadi

sekolah SBI dapat tercapai dengan baik di tahun ke-6 berikutnya. Hal ini

dikarenakan SDM sekolah adalah elemen terpenting yang memiliki

pengaruh besar terhadap peningkatan mutu dan kualitas sekolah dan juga

sebagai penentu arah serta tujuan sekolah, karena dengan adanya SDM

yang memadai maka dengan sendirinya akan mempengaruhi segala

aktivitas pembelajaran di sekolah ini.

2. Untuk standar mutu proses pembelajaran, tentunya dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor, karena pada dasarnya belajar adalah suatu proses

yang kompleks, sehingganya dalam memenuhi standar mutu proses

pembelajaran yang maksimal harus ditopang dengan adanya SDM yang

berkualitas dan sarana penunjang pembelajaran yang memadai.

3. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentu maksimalnya

proses pembelajaran, untuk itu sekolah ini perlu melengkapi ruang/kelas

yang sampai dengan saat ini belum memiliki sarana dan prasarana yang

memadai sesuai dengan standar sarana dan prasarana SMP RSBI.

Page 163: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Layanan Program SBI & RSBI. Edu Media Nusantara (diakses

pada tanggal 19 Oktober 2011)

http://edu-media.org/sbi.php

Anonim. 2010. Permendiknas Penyelenggaraan RSBI: Panduan Praktis

Peningkatan Mutu. Guru Pembaharu. Bogor (diakses pada tanggal 20

Oktober 2011)

http://gurupembaharu.com/home/?p=4093

Anonim. 2010. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gorontalo. 4 Vision

Media. Gorontalo (diakses pada tanggal 23 Oktober 2011)

http://www.spensagtlo.sch.id/index.php?mod=content&act=static&id=4&

menu_id=14

Depdiknas. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Ganecha. Media Komunikasi dan Informasi Pendidikan. 2008. Jawa Tengah

Menuju Provinsi Vokasi . Edisi Perdana Maret 2008

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya.

Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Jalal, Fasli dan Dedi,Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Adicita.

Madjid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompotensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Raharjo, Slamet. 2010. Konsep RSBI dan SBI. Jawa Tengah (diakses pada

tanggal 19 Oktober 2011)

http://masslametraharjo.blogspot.com/2010/09/konsep-rsbi-dan-sbi.html

Sativani, Riza. 2011. Sekolah Bertaraf International (SBI) dan Rintisan

Sekolah Bertaraf International (RSBI). Yogyakarta (diakses pada

tanggal 27 Oktober 2011)

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/sekolah-bertaraf-

international-sbi-dan.html

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Sulhani. 2006. Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta

Page 164: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Soemanto, Wasti. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan

Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Penerbit Adicita Karya Nusa.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta: Penerbit PSAP

Muhammadiyah.

Page 165: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 1

DAFTAR NAMA INFORMAN

Informan Pekerjaan /

Jabatan Kode Keterangan Pemilihan

Dra. Sarce Y. Kandou, M.Pd

Amran S. Liputo, S.Pd

Tamrin S. Ibrahim, S.Pd, M.Pd

Arsita Laima, S.Pd

Nurfitriani Lihawa

Kepala Sekolah

SMP Negeri 1 Gorontalo

Wakasek Ur. Program

Sarana dan Prasarana

Penanggungjawab

Program RSBI

Guru Matematika /

Koordinator RSBI

Bid. Kurikulum

Wakil Ketua OSIS

SMP Negeri 1 Gorontalo

KS

WKS

PJP

GM

WKO

Sebagai informan kunci harus

memiliki pengetahuan khusus,

informatif (memiliki banyak

informasi tentang sekolah yang

dipimpinnya) dan dekat dengan

fokus penelitian.

Disarankan oleh informan

sebelumnya, dianggap banyak

informasi yang terkait dengan

fokus penelitian karena sudah

cukup lama melaksanakan

program RSBI serta menjadi

wakil kepala sekolah.

Disarankan oleh informan

sebelumnya, dianggap banyak

informasi yang terkait dengan

fokus penelitisn karena sudah

cukup lama memegang peran

sebagai Penanggungjawab

Program RSBI.

Disarankan oleh informan

sebelumya, dianggap banyak

informasi yang terkait dengan

fokus penelitian, karena sudah

cukup lama melaksanakan

proses belajar mengajar (PBM)

di kelas.

Disarankan oleh informan

sebelumya, dianggap banyak

informasi yang terkait dengan

fokus penelitian, karena sudah

cukup lama mengikuti proses

pembelajaran di kelas.

Page 166: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 2

KODE DAN RINGKASAN OPERASIONAL

Fokus Batasan Operasional

1. Standar Mutu SDM

1.1 Tahap Pendampingan

1.2 Tahap Pemberdayaan

1.3 Tahap Mandiri

Keadaan secara umum tentang

program SMP RSBI untuk standar

mutu sumber daya manusia

(SDM) yang ditinjau dari

pelaksanaannya mulai dari tahap

pendampingan, pemberdayaan

sampai pada tahap mandiri.

2. Standar Mutu Proses Pembelajaran

2.1 Tahap Pendampingan

2.2 Tahap Pemberdayaan

2.3 Tahap Mandiri

Keadaan secara umum tentang

program SMP RSBI untuk standar

mutu proses pembelajaran yang

ditinjau dari pelaksanaannya

mulai dari tahap pendampingan,

pemberdayaan sampai pada tahap

mandiri.

3. Standar Mutu Sarana dan Prasarana

3.1 Tahap Pendampingan

3.2 Tahap Pemberdayaan

3.3 Tahap Mandiri

Keadaan secara umum tentang

program SMP RSBI untuk standar

mutu sarana dan prasarana yang

ditinjau dari pelaksanaannya

mulai dari tahap pendampingan,

pemberdayaan sampai pada tahap

mandiri.

W = Wawancara

O = Observasi

D = Dokumentasi

Page 167: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

No. Fokus

Sub Fokus

1 2 3

Tahap Pendampingan Tahap Pemberdayaan Tahap Mandiri

1 Standar Mutu SDM Melaksanakan kegiatan penyiapan

SDM meliputi :

1. Mempelajari panduan program

RSBI secara seksama, khususnya

tentang kompetensi standar

minimal SDM sekolah bertaraf

internasional.

2. Melakukan pemetaan kebutuhan

calon SDM program RSBI dari

segi kuantitas dan kualitas yang

ada di sekolah.

3. Mengadakan sosialisasi tentang

rekruitmen SDM program RSBI

kepada guru dan tenaga

kependidikan yang berpotensi.

4. Melakukan kegiatan pelatihan

melalui mekanisme in-house

training dengan melibatkan

tenaga professional independent

sesuai dengan bidangnya.

1. Mengadakan refleksi terhadap hasil

kegiatan pada tahap

rintisan/pendampingan.

2. Menyusun program pemberdayaan

SDM dengan melibatkan

lembaga/tenaga professional

independent dan atau instansi

terkait sesuai dengan bidangnya

dari dalam maupun luar Negeri.

3. Memberikan tugas mandiri kepada

SDM program RSBI dengan

intensitas tugas dan porsi yang

lebih besar dibandingkan pada

tahap rintisan/pendampingan.

4. Melakukan uji kompetensi,

sertifikasi, dan atau bench-marking

yang diselenggarakan oleh lembaga

sertifikasi/bench-marking bertaraf

internasional, baik di dalam

maupun luar Negeri, kepada SDM

program RSBI.

Sekolah bertaraf internasional telah memiliki

SDM mandiri dan siap menjadi sekolah

bertaraf internasional dengan kompetensi

dasar sebagai berikut:

d. Tenaga Pendidik

1. Semua guru memiliki kualifikasi

akademik S-2/S-3 minimal 20% dari

perguruan tinggi yang program studinya

berakreditasi A.

2. Memiliki latar belakang keilmuan sesuai

dengan mata pelajaran yang dibina.

3. Memiliki sertifikasi profesi pendidik

sesuai dengan jenjang satuan pendidikan

tempat tugasnya (nasional dan

internasional).

4. Memiliki kesanggupan untuk

mengembangkan potensi diri secara

berkelanjutan.

5. Memiliki kinerja tinggi baik secara

individu maupun kelompok.

Page 168: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

5. Merintis program kerjasama

dengan lembaga sertifikasi

pendidikan internasional.

6. Memberikan kesempatan kepada

SDM yang telah siap untuk

mengikuti uji kompetensi,

sertifikasi, dan atau bench-

marking yang diselenggarakan

oleh lembaga independent sesuai

dengan bidangnya.

5. Mengadakan refleksi terhadap hasil

kegiatan pada tahap

rintisan/pendampingan.

6. Menyusun program pemberdayaan

SDM dengan melibatkan

lembaga/tenaga professional

independent dan atau instansi

terkait sesuai dengan bidangnya

dari dalam maupun luar Negeri.

7. Memberikan tugas mandiri kepada

SDM program RSBI dengan

intensitas tugas dan porsi yang

lebih besar dibandingkan pada

tahap rintisan/pendampingan.

8. Melakukan uji kompetensi,

sertifikasi, dan atau bench-marking

yang diselenggarakan oleh lembaga

sertifikasi/bench-marking bertaraf

internasional, baik di dalam

maupun luar Negeri, kepada SDM

program RSBI.

6. Mampu menggunakan media/sumber

belajar berbasis TIK dalam

pembelajaran.

7. Mampu melaksanakan pembelajaran

dalam bahasa Inggris secara efektif.

e. Tenaga Kependidikan 1. Memiliki kualifikasi akademik minimal

S-2 dari perguruan tinggi yang program

studinya berakreditasi A.

2. Telah mengikuti pelatihan kepala

sekolah dari lembaga pelatihan kepala

sekolah yang diakui oleh pemerintah.

3. Memiliki kemampuan manajemen

berbasis sekolah.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan visioner

dan situasional.

5. Memiliki jiwa entrepreneurship.

6. Mampu membangun jejaring

internasional mampu berkomunikasi

dalam bahasa Inggris secara efektif

7. Mampu menggunakan TIK.

8. Memiliki pengalaman kerja sebagai

kepala sekolah minimal lima tahun.

f. Tenaga Pendukung

11) Pustakawan

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

S-1 bidang keilmuan. Pustakawan.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi pustakawan.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

Page 169: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

pustakawan secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

12) Laboran IPA dan TIK - Memiliki kualifikasi akademik bidang

keilmuan: IPA/Teknik.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi laboran.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

laboran secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

13) Teknisi laboratorium IPA dan Bahasa

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

D-3 Bidang keilmuan: Teknik

Elektronika.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi teknisi

laboratorium IPA dan Bahasa.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 3

tahun. Mampu mengembangkan profesi

sebagai teknisi labotratorium IPA dan

Bahasa secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

Page 170: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

14) Teknisi TIK

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

D-3 Bidang keilmuan: Komputer/Teknik

Informatika.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi teknisi

computer.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 3

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

teknisi computer secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

15) Kepala Tenaga Administrasi Sekolah

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

S-1 Bidang keilmuan: Administrasi

Pendidikan.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi kepala tenaga

administrasi sekolah.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

kepala tenaga administrasi sekolah

secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

- Mampu menggunakan TIK dalam

pelaksanaan tugasnya.

Page 171: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

16) Tenaga Administrasi Keuangan dan

Akuntansi

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

D-3 Bidang keilmuan: Akuntasi.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi keuangan dan akuntansi.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

tenaga administrasi keuangan dan

akuntansi berbasis TIK secara

berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

17) Tenaga Administrasi Kepegawaian

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

D-3 Bidang keilmuan: Manajemen

SDM.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi kepegawaian.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

tenaga administrasi kepegawaian

berbasis TIK secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif

Page 172: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

18) Tenaga Administrasi Akademik

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

sekolahnya dilengkapi dengan Sertifikat

Penggunaan TIK Bidang keilmuan:

Administrasi.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi akademik.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

tenaga administrasi akademik berbasis

TIK secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

19) Tenaga Administrasi Sarana dan

Prasarana

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

sekolahnya dilengkapi dengan Sertifikat

Pelatihan Sarana dan Prasarana

Pendidikan Bidang keilmuan:

Administrasi/Manajemen Pendidikan.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga sarana

dan prasarana.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

tenaga tenaga sarana dan prasarana

berbasis TIK secara berkelanjutan.

Page 173: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

20) Tenaga Administrasi Kesekretariatan

- Memiliki kualifikasi akademik minimal

sekolahnya dilengkapi dengan Sertifikat

Penggunaan TIK Bidang keilmuan:

Administrasi Perkantoran.

- Memiliki kompetensi utama sebagai

pelaksana tugas dan fungsi tenaga

administrasi kesekretariatan.

- Memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun.

- Mampu mengembangkan profesi sebagai

tenaga administrasi kesekretariatan

berbasis TIK secara berkelanjutan.

- Mampu berkomunikasi dalam bahasa

Inggris secara efektif.

No. Fokus

Sub Fokus

Tahap Pendampingan Tahap Pemberdayaan Tahap Mandiri

1 2 3

2 Standar Mutu

Proses

Pembelajaran

a. Pendampingan Tahun I

1. 20% pelaksanaan pembelajaran

telah mengacu pada standar

proses Sekolah Bertaraf

Internasional.

2. 20% pembelajaran mata pelajaran

dilakukan secara bilingual.

3. 20% pelaksanaan pembelajaran

bilingual telah dilengkapi

perangkat pembelajaran

1. Pengalihan fungsi tenaga

pendamping menjadi tenaga

professional untuk melaksanakan

monitoring dan evaluasi terhadap

proses pembelajaran.

2. Hasil monitoring dan evaluasi

digunakan sebagai bahan

penyempurnaan/perbaikan proses

pembelajaran berikutnya.

1. Sekolah telah mandiri menjadi sekolah

bertaraf internasional.

2. Memenuhi standar pembelajaran dari

negara OECD, baik pada tahap

pendampingan maupun pada tahap

pemberdayaan.

3. Pembinaan potensi peserta didik secara

maksimal baik akademik maupun non

akademik.

Page 174: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

berdasarkan potensi, karakteristik

peserta didik, dan lingkungan

sekolah.

4. 20% pembelajaran bilingual telah

menggunakan media

pembelajaran inovatif dan/atau

berbasis TIK. Intensitas

pendampingan (In-house training)

oleh tenaga ahli (dosen) dengan

proporsi minimal 2 kali

seminggu.

5. 20% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang dengan

berpusat pada siswa (student

centered) atau teach less learn

more (TLLS).

6. 20% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang secara

terintegrasi dan berbasis masalah

(integrated and problem-based

instruction).

b. Pendampingan Tahun ke-II 1. 50% pelaksanaan pembelajaran

telah mengacu pada standar

proses Sekolah Bertaraf

Internasional.

2. 50% pembelajaran mata pelajaran

dilakukan secara bilingual.

3. 50% pelaksanaan pembelajaran

bilingual telah dilengkapi

3. Kegiatan penyempurnaan atau

memperbaiki proses pembelajaran

bersifat sebagai supervisi klinis

untuk memberikan

bantuan/bimbingan bahkan arahan

secara langsung terhadap

masalah/kendala/ hambatan yang

timbul atau yang dihadapi dalam

proses pembelajaran.

4. Target supervisi klinis adalah

proses pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik dan

lancar, sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Sekolah mampu mengembangkan

pembelajaran bilingual menjadi

pembelajaran berbahasa Inggris

sepenuhnya (100%).

5. Menerapkan pendekatan pembelajaran

PAKEM dan kontekstual.

6. Melaksanakan kegiatan tatap muka,

penugasan terstruktur dan tidak

terstruktur, dan pengembangan diri siswa

pada saat proses KBM berlangsung.

7. Mengembangkan budaya kompetitif dan

kolaboratif dalam proses pembelajaran.

Page 175: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

perangkat pembelajaran

berdasarkan potensi, karakteristik

peserta didik, dan lingkungan

sekolah.

4. 50% pembelajaran bilingual telah

menggunakan media

pembelajaran inovatif dan/atau

berbasis TIK. Intensitas

pendampingan (In-house training)

oleh tenaga ahli (dosen) dengan

proporsi minimal 1 kali

seminggu.

5. 50% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang dengan

berpusat pada siswa (student

centered) atau teach less learn

more (TLLS).

6. 50% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang secara

terintegrasi dan berbasis masalah

(integrated and problem-based

instruction).

c. Pendampingan Tahun ke-III 1. 100% pelaksanaan pembelajaran

telah mengacu pada standar

proses Sekolah Bertaraf

Internasional

2. 100% pembelajaran mata

pelajaran dilakukan secara

bilingual

Page 176: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

3. 100% pelaksanaan pembelajaran

bilingual telah dilengkapi

perangkat pembelajaran

berdasarkan potensi, karakteristik

peserta didik, dan lingkungan

sekolah

4. 100% pembelajaran bilingual

telah menggunakan media

pembelajaran inovatif dan/atau

berbasis TIK Intensitas

pendampingan (In-house training)

oleh tenaga ahli (dosen) dengan

proporsi minimal 1 kali sebulan

5. 100% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang dengan

berpusat pada siswa (student

centered) atau teach less learn

more (TLLS)

6. 100% pelaksanaan pembelajaran

bilingual dirancang secara

terintegrasi dan berbasis masalah

(integrated and problem-based

instruction).

No. Fokus

Sub Fokus

Tahap Pendampingan Tahap Pemberdayaan Tahap Mandiri

1 2 3

3 Standar Mutu

Sarana dan

Prasarana

Sekolah melakukan persiapan dan

pengadaan sarana dan prasarana

sesuai dengan hasil analisis

kebutuhan (need assessment) dan

1. Memenuhi standar sarana dan

prasarana pendidikan dari negara

anggota OECD.

1. Tanah dengan luas minimal 15.000 m2.

2. Kapasitas ruang kelas: 32 orang siswa.

3. Perpustakaan

Ruang baca mampu menampung 5%

Page 177: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

hasil analisis SWOT.

2. Ruang kelas RSBI telah dilengkapi

dengan sarana pembelajaran

berbasis TIK.

3. Ruang perpustakaan telah

dilengkapi dengan sarana digital

(e-library).

4. Terdapat ruang dan fasilitas untuk

mendukung pengembangan

profesionalisme guru.

5. Telah dilengkapi sarana dan

prasarana yang dapat dimanfaatkan

oleh peserta didik untuk

mengembangkan potensinya di

bidang akademik dan non-

akademik.

6. Dilakukan penggunaan dan

pemberdayaan terhadap sarana dan

prasarana yang telah ada atau telah

terpenuhi pada tahap

rintisan/pengembangan.

7. Optimalisasi penggunaan sarana

dan prasarana yang didukung oleh

tertib dokumentasi dan tertib

administrasi. Perawatan sarana

prasarana untuk meningkatkan

fungsi dan usia teknis.

dari jumlah seluruh siswa Luas 0,2 m2

per siswa. Koleksi buku: buku teks

(cetak dan digital) dengan rasio 1:1 dan

buku referensi 1:3.Sekolah berlangganan

jurnal, majalah yang terpilih secara

periodik minimal 2 buah. Tersedia

system catalog yang berbasis TIK dan

bertaraf internasional. Memiliki

computer, multimedia dan akses internet

dengan jaringan (LAN). Tersedianya

bahan ajar yang menggunakan Bahasa

Inggris sebagai bahasa pengantar.

4. Pengembangan laboratorium Fisika,

Kimia, biologi, bahasa, dan IPS.

Memiliki 1 unit lab.Fisika, 1 unit

lab.Kimia, 1 unit lab.Biologi, 1 unit

laboratorium bahasa, dan 1 unit

laboratorium IPS Setiap laboratorium

harus dilengkapi dengan peralatan dan

perlengkapan sesuai dengan spesifikasi

dan kebutuhan pembelajaran

praktik/praktikum.

5. Laboratorium Computer.

Memiliki ruang dengan ukuran yang

memadai dan ber-AC. Jumlah computer

sesuai dengan jumlah siswa yang akan

praktik Software selalu di-update.

Memiliki teknisi computer dengan

jumlah yang memadai Memiliki

penjaminan keselamatan kerja.

Page 178: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

6. Kantin.

Memiliki 1 unit kantin yang dilengkapi

dengan mebeler yang disesuaikan

dengan kebutuhan. Dapat menampung

siswa/pejajan secara memadai.

Lingkungan sehat dan bersih. Menu

makanan yang bergizi, segar, dan

dengan harga yang terjangkau.

7. Auditorium.

Tersedia ruang pertemuan dengan

ukuran yang memadai dan ber-AC.

Ruang pertemuan dilengkapi dengan

mebeler dan perlatan yang memadai

untuk kegiatan siswa (misalnya pentas

seni, pertemuan dengan orang tua siswa,

wisuda, teater, pameran hasil karya

siswa, dan sebagainya). Memiliki system

penjaminan keselamatan yang memadai

bagi pengguna. Ruang pertemuan

memiliki tenaga teknisi dengan jumlah

yang memadai untuk membantu

pelaksanaan kegiatan dan perawatan.

8. Fasilitas.

Memiliki prasarana olahraga dengan

ukuran yang memadai. Memiliki sarana

olahraga yang dapat digunakan berbagai

jenis kegiatan olah raga. Memiliki

tenaga teknisi dengan jumlah yang

memadai. Memiliki sistem penjaminan

keselamatan bagi pengguna.

Page 179: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

9. Pusat Belajar dan Riset Guru (TRRC).

Memiliki ruang sumber belajar dan riset

guru dengan ukuran

yang memadai dan dilengkapi computer,

jaringan internet untuk guru dengan

rasio 1:5, dan dilengkapi media

pembelajaran. Memiliki buku referensi

baik cetak maupun digital bagi guru

yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkannya. Memiliki mebeler bagi

guru untuk menyimpan referensi, hasil

kerja, dsb termasuk untuk kelompok

diskusi.

10. Penunjang Administrasi Sekolah.

Memiliki ruangan administrasi dengan

ukuran yang memadai. Memiliki ruang

administrasi yang dilengkapi mebeler

untuk berbagai jenis administrasi.

Memiliki computer dengan jumlah yang

memadai. Memiliki sistem penjaminan

keselamatan kerja di dalam ruang

administrasi

11. Poliklinik Sekolah.

Memiliki prasarana olahraga dengan

ukuran yang memadai dan ber-AC.

Memiliki bahan dan perawatan untuk

P3K. Tersedianya tenaga medis yang

professional. Tersedianya sistem

penjaminan keselamatan kerja.

Page 180: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

12. Toilet.

Ukuran toilet sesuai standar Jumlah

toilet sesuai dengan rombongan belajar.

Toilet terpisah antara laki-laki dan

perempuan. Memiliki sanitasi yang baik

untuk menjamin kebersihan dan

kesehatan. Volume air cukup dan

mendukung sanitasi. Tersedia tenaga

kebersihan untuk perawatan toilet.

13. Tempat bermain, kreasi, dan rekreasi.

Tersedia tempat bermain yang memadai.

Tersedia tempat kreasi yang bisa

mendukung kreativitas siswa. Tersedia

tempat rekreasi yang memadai, misalnya

taman dan pohon-pohon yang rindang,

serta tempat duduk yang nyaman.

14. Tempat Ibadah.

Memiliki tempat ibadah yang memadai

sesuai dengan agama masing-masing

warga sekolah.

Page 181: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Fokus : Standar Mutu SDM

1. Apakah sekolah ini sudah pernah mengadakan refleksi terhadap hasil kegiatan pada tahap rintisan/pendampingan? Bisa dijelaskan kapan kegiatan

tersebut dilakukan?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Senin,

21-11-2011

Pukul:

07.14-07.28 wita

Pada dasarnya sekolah ini sudah pernah mengadakan refleksi bahkan

sudah beberapa kali dan kegiatan ini biasanya terkait dengan ketika akan

dilaksanakan monev terhadap RSBI maka sebelumnya pihak sekolah

akan melakukan refleksi terhadap kegiatan pendampingan.

Iya, kegiatan seperti itu dilakukan pada tahun 2007, dimana saat itu

sekolah ini ditetapkan sebagai pelaksana program RSBI

Pada tahap pendampingan tahun kemarin sekolah ini sudah seperti

mempelajari panduan pelaksanaan program RSBI, seperti yang

diamanahkan dalam Juklak dan Juknis khususnya tentang kompetensi

standar minimal SDM untuk SMP bertaraf internasional, terus sekolah

ini juga sudah melakukan pemetaan kebutuhan untuk calon SDM

program RSBI baik itu dari segi kuantitas maupun kualitasnya, untuk

kegiatan sosialisasi kami juga dari pihak sekolah sudah pernah

mengadakan sosialisasi tentang rekruitmen SDM program RSBI kepada

guru dan tenaga kependidikan yang berpotensi, hal ini tentunya terkait

dengan peningkatan mutu SDM di sekolah ini, seperti pelaksanaan

kegiatan pelatihan atau in-house training yang tentunya melibatkan

tenaga professional independent atau lembaga terkait lainnya dalam hal

menjalin sebuah kerjasama dengan lembaga sertifikasi pendidikan

internasional, pemberian kesempatan kepada SDM yang telah siap untuk

mengikuti uji kompetensi juga sudah pernah dilaksanakan, kegitan

tersebut merupakan kerja sama antar pihak sekolah dengan lembaga

Sekolah ini telah mengadakan kegiatan refleksi, kegiatan

tersebut telah mulai dilaksanakan pada tahun 2007

Page 182: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

independent yang sesuai dengan bidangnya, untuk sertifikasi dan bench-

marking kami dari pihak sekolah belum pernah mengadakannya, namun

untuk kedepannya kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk

menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Untuk refleksi terhadap hasil kegiatan itu, kita selalu melakukan refleksi.

Kalau bisa dikatakan ada intensitas waktu, yang pertama bisa dikatakan

bahwa refleksi terhadap hasil kegiatan itu bisa dilakukan setiap semester

yang bisa dibuktikan dengan adanya evaluasi dan nilai siswa. Yang

kedua, evaluasi yang kita lakukan dilaksanakan oleh Direktorat

Pendidikan Dasar yang dilaksanakan dalam rangka kegiatan supervisi,

monitoring dan evaluasi program pelaksanaan program RSBI yang di

adakan setiap tahun.

Untuk pertama kali dilakukan, saya katakan tadi ada dua jenis kegiatan

yang adapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk refleksi yang pertama itu

dilakukan pada setiap akhir pembelajaran… akhir pembelajaran semester

yang dalam tiap tahun itu.

Untuk program-program yang ada pada tahap pendampingan kemarin

tentunya terkait dengan pelaksanaan program RSBI itu sudah kami

lakukan dalam hal pemenuhan standar mutu unutk SDM SMP

penyelenggara RSBI, dan itu kami lakukan selama tiga tahun, jadi tahap

pendampingan itu dalah tahap awal atau tahap rintisan yang

dilaksanakan selama tiga tahun, dan kami juga berusaha untuk tetap

melaksanakannya, walaupun saat ini SMP 1 Gorontalo sudah memasuki

tahap pemberdayaan, tujuannya adalah agar program-program yang

dilaksanakan pada tahap pendampingan itu harus tetap berjalan tidak

hanya untuk memenuhi persyaratan pada tahap tersebut

Kegitan refeksi berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan

oleh Direktorat Pendidikan Menengah dalam rangka supervise,

monitoring dan evaluasi program RSBI

2. Apakah di sekolah ini sudah diterapkan program pemberdayaan SDM?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Program pemberdayaan sumber daya manusia, tentunya terkait dengan

tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di sekolah. Untuk SMP

Negeri 1 Gorontalo pada dasarnya sama dengan sekolah dimanapun,

untuk mengembangkan mutu pendidikan itu juga terkait dengan sumber

daya yang ada. Dalam hal ini adalah tenaga tata usahanya, tenaga

gurunya, dan kepala sekolah. Dalam hal pemberdayaan SDM kami

mengembangkan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

Keikutsertaan para SDM sekolah dalam kegiatan-kegiatan yang

dapat menunjang mutu SDM sekolah

Page 183: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Waktu:

Senin,

21-11-2011

Pukul:

07.14-07.28 wita

kependidikan melalui kegiatan seminar, kemudian kegiatan seminar ini

baik di tingkat yang region lokal maupun nasional itu ada seminar untuk

guru-guru RSBI. Disamping itu teman-teman guru yang ada disini juga

mengikuti berbagai macam kursus, diantaranya adalah kursus bahasa

inggris terkait dengan peningkatan mutu

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, di Juklat dan Juknis penyelenggaraan RSBI itu diamanahkan bahwa

tenaga pengajar di SMP dengan standar RSBI itu minimal 20 % dan

hanya pendidik dia harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2

dan S3. Nah.. untuk SMP Negeri 1 Gorontalo kalau dilihat persentasenya

memang belum mencukupi persentase itu dan untuk program

pemberdayaan SDM memang kita dari pihak sekolah sudah memikirkan

untuk itu tapi memang tidak bisa dipungkiri kalau dana yang dibutuhkan

itu tidak kecil sehingga dari pihak sekolah hanya memberikan motivasi

pada guru-guru yang belum memakai… kualifikasi S2 dan S3, untuk

dana awal masuk itu sekolah siap menanggung tapi untuk kelanjutan

biayanya dikembalikan ke guru. yang berikut untuk program

pemberdayaan SDM diamanahkan juga dalam Juklat Juknis pelaksanaan

rsbi itu bahwa dari beberapa mata pelajaran dia harus diajarkan dengan

menggunakan bahasa inggris.

Nah… untuk pengembangan SDM itu kita dari pihak sekolah secara

rutin melakukan kursus dan pelatihan-pelatihan penggunaan bahasa

inggris dalam proses belajar mengajar, khusus mata pelajaran yang

memang disampaikan dalam bahasa inggris.

Kalau memang ditanyakan keterkaitan atau keterlibatan itu ada, untuk

membekali guru sains itu dalam hal ini penguasaan bahasa inggris di

dalam proses belajar mengajar kita selalu melibatkan pihak luar untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa inggris untuk itu kita

sudah bekerja sama dengan pihak Gorontalo Inovasi, yaitu sudah….

mungkin sudah sekitar dua kali mereka kerja sama dengan kita, berikut

juga kita sudah pernah mendatangkan native speaker dari Australia kalau

tidak salah itu sekitar tahun 2008, pendampingannya sekitar setahun

waktu itu, berikut sampai sekarang kita masih aktif.

Ada seorang bentor yang kita panggil untuk senantiasa untuk

memberikan kursus ke guru-guru sains dan matematika itu, yah…

kebetulan guru… eh bentor itu merupakan pengawas di kabupaten Bone

Khusus tenaga pendidik yang ada di sekolah ini belum

sepenuhnya memenuhi standar yang ditetapkan oleh Negara

anggota OECD

Page 184: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Bolango, dan basicnya juga adalah guru matematika dan kebetulan juga

dia alumni S2 dari Inggris. Jadi kita selalu berdayakan beliau untuk

mendampingi guru-guru dalam menguasai penggunaan bahasa Inggris

dalam proses belajar mengajar dan sampai sekarang masih berlanjut.

3. Apakah penyusunan program pemberdayaan SDM melibatkan lembaga/tenaga professional independent dan atau instansi terkait sesuai dengan

bidangnya dari dalam maupun luar Negeri?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Senin,

21-11-2011

Pukul:

07.14-07.28 wita

Dalam pengembangan sumber daya manusia itu, pemberdayaan SDM

kami melibatkan lembaga atau tenaga professional, diantaranya dari

perguruan tinggi yang ada di kota Gorontalo, kemudian pergururan

tinggi yang ada di klaster Sulawesi yaitu Universitas Negeri Makassar,

kemudian kami bekerja sama dengan beberapa instansi terkait yang

menurut kami itu dapat dijadikan partner kerja untuk peningkatan mutu,

baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang ada di sekolah

ini

Adanya keterlibatan lembaga/instansi terkait dalam

mengembangkan sumber daya yang ada di sekolah. Juga

terjalinnya hubungan kerja sama atau sister school dengan

beberapa Negara lain

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, kalau penyusunan program pemberdayaan sumber daya manusia

secara pribadi memang ini disusun sendiri oleh teman-teman dari

sekolah dengan tidak lari dari kurikulum yang memang sudah ditetapkan

dan kita di sekolah itu, kita ada dua kurikulum yang memang… yang

pertama kurikulum khusus untuk kelas yang regular dan yang berikut

kurikulum untuk khusus untuk kelas RSBI, tapi kalau untuk penyusunan

program itu kita memang belum terlalu jauh melaksanakannya.

Untuk penyusunan kurikulum lebih dibebankan kepada tenaga

pengajar yang adad di sekolah ini

Page 185: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

4. Setelah melewati tahap rintisan/pendampingan, apakah pada tahap pemberdayaan kali ini sekolah pernah memberikan tugas mandiri kepada

SDM (kepala sekolah, guru, dan tenaga pendukung lainnya) program RSBI dengan intensitas tugas dan porsi yang lebih besar?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Senin,

21-11-2011

Pukul:

07.14-07.28 wita

Iya, tugas mandiri itu kami berikan baik untuk diri sendiri, untuk kepala

sekolah dari segi manajerialnya, kepada guru dan tenaga pendukung

yaitu tata usaha, diantaranya ini terkait dengan evaluasi kinerja

Pemebrian tugas mandiri kepada SDM yang ada sekolah ini

dibuktikan dengan adanya evaluasi kinerja program RSBI

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Setelah melewati tahap rintisan memang bukan tidak mungkin tugas

yang harus kita emban di sekolah itu dia makin berkurang, tapi yang

pasti dia makin bertambah karena dari tahun ke tahun dari hasil evaluasi

ada banyak temuan yang memang temuan itu lebih diarahkan pada

bagaimana persiapan kita untuk menyongsong sekolah dengan status

SBI, jadi bukan RSBI lagi.

Untuk pemberian tugas mandiri yang lebih besar atau porsi yang lebih

besar kepada perangkat SDM yang ada di sekolah itu memang sering

kita lakukan

Pemberian tugas mandiri kepada SDM sekolah dengan porsi

yang lebih besar untuk menghadapi dan mempersiapkan diri

dalam menyongsong tahun mandiri

5. Apakah sekolah ini telah melakukan uji kompetensi, sertifikasi, dan atau bench-marking yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi/bench-

marking bertaraf internasional, baik di dalam maupun luar Negeri, kepada SDM program RSBI?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Uji kompetensi dilakukan baik oleh Dinas Pendidikan Kota dalam hal ini

bekerja sama dengan LPMP dan pemerintah kota Gorontalo, juga

dilaksanakan oleh Dikpora Propinsi. Kemudian uji kompetensi ini atau

sertifikasi juga dilakukan oleh tim monev RSBI Direktorat Pendidikan

Menengah, Dirjen Pendidikan yang ada di Jakarta, diantaranya khusus

untuk teman- teman pengajar RSBI ada TOEFL, TOEIC dan Uji

Uji kompetensi telah dilaksanakan di sekolah ini oleh lembaga

terkait.

Page 186: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Waktu:

Senin,

21-11-2011

Pukul:

07.14-07.28 wita

kompetensi yang berkenaan dengan kapasitas mereka sebagai pengajar

RSBI

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, seingat saya kalau untuk sertifikasi dan maupun bench marking itu

belum pernah dilakukan tapi kalau uji kompetensi itu pernah sekali

dilakukan kalau tidak salah itu sekitar tahun 2008 atau 2009 yaitu

dengan diistilahkan dengan ujian TOEIC yang TOEIC ini hampir seluruh

guru bukan saja tenaga pengajar RSBI tapi hampir seluruh guru yang

diikutkan di dalam ujian TOEIC ini

Belum diadakannya sertifikasi dan bench marking untuk

perangkat SDM sekolah

Fokus : Standar Mutu Proses Pembelajaran

1. Apakah sekolah ini telah memenuhi standar pembelajaran dari negara OECD, baik pada tahap pendampingan maupun pada tahap pemberdayaan?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, hal ini dapat dibuktikan dengan… untuk saat ini kami sudah

bermitra dengan berbagai sekolah di luar negeri, diantaranya sekolah di

Malaysia, sekolah di Singapura dan kemudian yang dilaksanakan pada

Desember 2011 ini kami bekerja sama dengan Lab School yang ada di

China, itu terkait dengan pemenuhan standar pembelajaran dari Negara-

negara yang tergabung di OECD

Standar mutu proses pembelajaran di sekolah ini telah mengacu

pada standar yang telah ditentukan oleh Negara-negara OECD

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Kalau memang dikatakan telah memenuhi standar pendidikan dalam

bentuk pembelajaran memang sampai dengan sekarang kita belum 100

% belum memenuhi standar-standar pembelajaran dari Negara OECD.

Kekurangan ataupun kelemahan yang memang kami sementara atasi

yang mengacu pada standar pembelajaran, yang pertama memang

penggunaan dan penguasaan bahasa inggris untuk beberapa mata

Belum sepenuhnya memenuhi standar mutu proses

pembelajaran, karena masih banayak yang perlu dibenahi tekait

dengan sarana prasarana pembelajaran yang berbasis TIK

Page 187: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

pelajaran yang diujikan berbahasa inggris belum sepenuhnya 100 %

dikuasai oleh guru-guru. Yang berikut pembelajaran itu yang seharusnya

diwajibkan dan memang sudah seharusnya berbasis IT, ada juga di kelas

itu yang memang difasilitasi dengan IT dan kita berupaya di sekolah itu

memang sudah dipaketkan tapi sekarang kita masih gunakan secara

manual dalam artian pembelajaran ataupun sarana pembelajaran yang

berbasis IT itu masih dibawa secara manual oleh guru dan kita upayakan

sudah bisa PAKEM di dalam pembelajarannya

Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Masih dalam proses, tapi sudah hampir sepenuhnya memenuhi standar

yang telah ditetapkan oleh Negara-negara dari OECD

Masih dalam proses pengembangannya

2. Apakah proses pembelajaran di sekolah ini telah berbasis TIK?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, kurang lebih 80 % pembelajaran disini sudah berbasis TIK, itu dapat

dibuktikan dengan adanya pembelajaran atau media berbasis IT yang ada

di sekolah, yang ada di kelas juga yang dimanfaatkan atau digunakan

oleh guru.

80 % pembelajaran di sekolah ini telah berbasis TIK

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Iya, pembelajaran di sekolah memang sudah berbasis TIK tetapi belum

100 % karena tadi saya katakan di pembelajaran saja ada beberapa kelas

yang memang seharusnya sarana pembelajarannya berbasis IT dan

kedepannya kita akan berusaha untuk PAKEMkan, tapi secara mendasar

Belum lengkapnya ruangan pembelajaran yang berbasis TIK

Page 188: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

proses pembelajaran di sekolah kita sudah mengacu ke TIK karena

banyak juga tugas yang diberikan oleh guru ke siswa dikirimkan lewat e-

mail

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Iya, pembelajaran di sekolah ini sudah berbasis TIK, tapi belum

sepenuhnya karena hal ini juga masih dalam proses pengembangannya

Proses pembelajaran di sekolah ini masih dalam proses

pengembangan

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Mungkin di peke‟nya hanya sedikit, karena hanya pelajaran TIK atau

beberapa pelajaran yang dipake untuk pelajaran TIK

Hanya beberapa mata pelajaran yang menggunakan sarana

pembelajaran berbasis TIK

3. Apakah dalam proses KBM telah menerapkan proses pendekatan PAKEM dan pembelajaran Kontekstual?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Iya, kalau untuk pembelajaran kontekstual itu sudah lama dilakukan

disini, sementara untuk PAKEM ini juga sedang dikembangkan dalam

pembelajaran yang ada di sekolah ini

Proses pembelajaran di sekolah ini telah menggunakan

pendekatan PAKEM dan pembelajaran kontekstual

Page 189: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, untuk proses kegiatan belajar mengajar telah menerapkan proses

pendekatan PAKEM dan pembelajaran kontekstual itu pasti, karena kita

punya prinsip bahwa siswa itu tidak diajarkan hanya dengan menghayal

tapi kita berusaha membawa pembelajaran ke alam nyata yang memang

walaupun tidak secara alam yang memang seperti kenyataan tapi paling

tidak mereka tidak menghayalkan apa yang dibicarakan dan mereka bisa

ikut merasakan ternyata seperti ini yang di bahas, walaupun tidak secara

nyata kita bawa mereka ke dunia yang aslinya tapi seperti yang saya

katakan tadi PAKEM dan kontektual itu, bahasa kasarnya tidak sekedar

menghayal apa yang dibicarakan

Proses pembelajaran di sekolah ini telah menggunakan

pendekatan kontekstual, dan untuk PAKEM masih dalam

tahap pengembangannya

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Proses belajar mengajar di kelas telah menerapkan PAKEM dan

kontektual, untuk PAKEM baru sementara dalam proses

pengembangannya, karena pendekatan pembelajaran itu belum lama

diterapkan di sekolah ini

Proses pembelajaran di sekolah ini menerapkan pendekatan

PAKEM dan pembelajaran kontekstual

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Iya, sudah menerapkan proses pendekatan PAKEM dan pembelajaran

kontekstual

Proses pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dan

pembelajaran kontekstual sudah dilaksanakan

Page 190: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

4. Apakah peserta didik telah dibina potensinya secara maksimal baik akademik maupun non akademik?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, peserta didik di sekolah ini sudah dibina potensinya secara maksimal

baik akademik maupun non akademik.

Telah terbina potensi abaik akademik dan non akademik untuk

para peserta didik

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP,

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, potensi siswa baik akademik maupun non akademik kita selalu bina

secara maksimal, hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai evaluasi

belajar mereka yang dari tahun ke tahun meningkat, yang berikut untuk

yang non akademik yaitu dibuktikan dengan adanya prestasi yang

ditorehkan siswa dari tahun ke tahun baik di tingkat lokal maupun di

tingkat nasional

Pembinaan potensi peserta didik telah maksimal

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Para peserta didik di sekolah ini sudah dibina potensinya baik akademik

maupun non akademik, ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang

diraih oleh para siswa yang ada di sekolah ini baik di tingkat sekolah,

nasional maupun internasional

Banyak prestasi yang telah diraih peserta didik di sekolah ini,

baik prestasi akademik maupun non akademik

Page 191: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Kalau menurut saya sudah dibina dengan baik oleh guru-guru dan

dengan bantuan guru-guru yang lain

Peserta didik sudah dibina dengan baik oleh para tenaga

pengajar

5. Apakah tenaga pengajar telah melakukan kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tidak terstruktur, dan pengembangan diri siswa pada

saat proses KBM berlangsung?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, ini sudah dilakukan oleh semua guru baik untuk kegiatan tatap

muka, penugasan terstruktur dan tidak terstruktur, maupun

pengembangan diri siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung

Telah dilaksanakannya kegiatan tatap muka, penugasan

terstruktur dan tidak terstruktur, maupun pengembangan diri

siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, untuk tenaga pengajar yang pasti mereka sudah melakukan kegiatan

tatap muka mulai yang kegiatannya secara rutin dilaksanakan dalam

kelas, yang berikut penugasan terstruktur dan tidak terstruktur tenaga

pengajar sudah melakukan itu, dan penugasan ini terkadang mereka

minta untuk siswa lakukan di dalam kelas maupun dilakukan di luar

kelas untuk pengembangan diri siswa

Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tidak

terstruktur, maupun pengembangan diri siswa pada saat proses

belajar mengajar berlangsung telah rutin dilaksanakan oleh para

tenaga pengajar

Page 192: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Kegiatan seperti ini juga telah dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal

meningkatkan sumber daya yang ada di sekolah ini

Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan tidak

terstruktur, maupun pengembangan diri siswa bertujuan untuk

meningkatkan sumber daya yang ada di sekolah ini

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Iya sudah, untuk pengembangan diri siswa, seperti pemberian tugas

kepada siswa, per individu, per kelompok juga ada

Pemberian tugas individu dan kelompok oleh guru kepada siswa

dalam hal pengembangan diri siswa

6. Apakah proses pembelajaran di sekolah ini mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, pada dasarnya setiap pembelajaran itu dirancang untuk bagaimana

memotivasi siswa berkompetisi dan bekerja sama di setiap kegiatan

pembelajaran

Pembelajaran di sekolah ini dirancang untuk mengembangkan

budaya kompetitif dan kolaboratif

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Proses pembelajaran di sekolah memang kita arahkan ke budaya

kompetitif dan kolaboratif, dalam artian semua siswa memang diajarkan

dalam bahan dan materi yang sama tapi mereka kita arahkan unutk

Membelajarkan para peserta didik untuk mengembangkan

budaya kolaboratif dan kompetitif

Page 193: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Tempat:

Kediaman PJP

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

berkompetisi dengan materi yang sama yang diajarkan, yang berikut

kolaboratif walaupun memang sifatnya bersaing tapi mereka kita ajak

untuk bekerja sama, sehingga tidak ada istilah ataupun kesan bahwa ada

anak-anak tertentu oleh guru yang unggul dalam kompetisi tadi,

walaupun ada anak yang agal di bawah prestasinya tapi dia tetap diajak

untuk berkolaborasi jadi tidak ada kesan bahwa siswa yang unggul dalam

kompetisi itu yang diperhatikan dalam artian disamaratakan untuk

perhatian, tapi untuk masalah nilai berdasarkan hasil kompetisi

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Peserta didik di sekolah ini diajarkan bagaimana menumbuhkan sikap

bersaing dengan sekolah-sekolah lain terkait peningkatan mutu dan

prestasi siswa, juga peserta didik ini diajarkan bagaimana untuk

bekerjasama yang baik antar sesama siswa maupun dengan gurunya

Untuk meningkatkan mutu dan prestasi siswa maka diterapkan

buadaya kolaboratif dan kompetitif

7. Apakah peserta didik memiliki jiwa kewirausahaan? Dan bagaimana cara melandasi jiwa peserta didik tersebut dengan moral dan etika yang

tinggi?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Untuk kewirausahaan ini memang sedang dalam proses peninjauan

karena untuk semangat dan jiwa kewirausahaan ini untuk anak-anak

yang ada di SMP Negeri 1 Gorontalo masih perlu proses dan masih perlu

dikembangkan.

Kegiatan seperti itu sudah dilakukan, termasuk pada kegiatan pemilihan

pengurus OSIS dan meeting kelas dimana di dalam pelaksanaannya ada

teman-teman, anak-anak dari OSIS itu melakukan atau menyiapkan

makanan dan minuman yang kemudian itu dijual kepada sesama siswa

lainnya

Jiwa kewirausahaan pada diri peserta didik masih perlu

dikembangkan lagi

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Peserta didik itu memang sudah memiliki jiwa kewirausahaan dan untuk

melandasi mereka itu memang di sekolah itu belum ada materi atau

pelajaran khusus kena langsung pada peningkatan jiwa kewirausahaan

Belum ada pelajaran yang khusus untuk materi kewirausahaan

Page 194: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Tempat:

Kediaman PJP

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

siswa itu, tapi guru-guru di sekolah berusaha bisa membekali mereka

untuk lebih menumbuhkan lagi jiwa kewirausahaan mereka itu dan ini

dibuktikan kalau tidak salah itu pada bulan lalu mereka sudah berhasil

melaksanakan bazaar untuk tingkat sekolah dan itu merupakan program

OSIS sejak tahun 2007 kegiatan seperti ini dilakukan dimana sekolah ini

saat itu berstatus RSBI

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Untuk masalah kewirausahaan, peserta didik di sekolah ini juga telah

memiliki jiwa kewirausahaan, sebagai contoh; tahun lalu pengurus OSIS

yang ada di sekolah ini membuat satu kegiatan yang dikenal dengan

bazaar. Nah… dari kegiatan seperti itu para peserta didik ini dengan

sendirinya belajar bagaimana cara berwirausaha yang baik

Membuat satu kegiatan yang dapat menumbuhkan jiwa

kewirausahaan pada peserta didik

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Mungkin setengah dari kami sudah mempunyai rasa kewirausahaan,

karena kita disini juga sudah diajarkan, kita disini pernah membuat satu

acara, di acara itu kita membuat baazar, bazaar itu khan… jadi dari situ

kita belajar cara berbisnis, mengembangkan diri kita. Jadi dalam acara

juga mengeluarkan ekspresi-ekspresi diri kita, dan kita laksanakan per

tahun, karena jarang juga kita membuat event-event yang ada baazarnya,

dan kegiatan seperti itu adalah program OSIS

Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengrahkan siswa untuk

berwirausaha

Page 195: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

8. Apakah dalam proses KBM, terkecuali pada mata pelajaran bahasa asing dan bahasa indonesia telah menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa

pengantar?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Iya, untuk kelas RSBI mata pelajaran Matematika dan IPA, dan TIK

diberi pengantar dan penutup dalam bahasa Inggris.

Sekolah ini telah menerapkan sistem pembelajaran Bilingual

2 Informan:

PJP,

Penanggungjawab Program RSBI

Tempat:

Kediaman PJP

Wonggaditi Barat

Waktu:

Selasa,

22-11-2011

Pukul:

19.38-20.02 wita

Iya, untuk mata pelajaran selain bahasa asing dan bahasa Indonesia, dan

untuk mata pelajaran fisika, biologi dan matematika itu sudah digunakan

bahasa pengantar yaitu bahasa inggris. Bahasa pengantar, pembuka dan

penutup bahkan ada guru-guru yang sudah mampu menyampaikan sisi

materi dari pembelajaran di empat mata pelajaran tadi itu dalam bahasa

inggris

Bahasa inggris digunakan sebagai bahasa pengantar, pembuka

dan penutup dalam menyampaikan materi pelajaran

3 Informan:

GM

Guru Matematika

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Kamis,

24-11-2011

Pukul:

13.02-13.14 wita

Kami selaku pengajar disini telah menggunakan bahasa inggris sebagai

bahasa pengantar dalam menyampaikan pelajaran, namun baru

diterapkan di mata pelajaran sains, mata pelajaran matematika dan TIK.

Jadi belum diterapkan di semua mata pelajaran yang ada di sekolah ini

Penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar khusus

untuk mata pelajaran Matematika, Sains dan TIK

Page 196: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

4 Informan:

WKO

Wkl. Ketua OSIS

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Sabtu,

26-11-2011

Pukul:

10.22-10.29 wita

Setengah dari itu, ada juga setengah dari pelajaran itu yang masih

menggunakan bahasa indonesia

Belum semua mata pelajaran diterapkan pembelajaran Bilingual

Sub Fokus : Standar Mutu Sarana & Prasarana

1. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini telah memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan dari negara anggota OECD?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

WKS,

Wakil Kepala Sekolah Ur. Sapras

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Jumat,

25-11-2011

Pukul:

09.22-09.47 wita

Iya, sudah memenuhi apa yang diharapkan itu mulai dari tahun 2007 Telah memenuhi standar mutu sarana dan prasarana dari Negara

OECD

2. Apakah ruang kelas SBI telah dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

WKS,

Wakil Kepala Sekolah Ur. Sapras

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Iya sudah, kalau RSBI itu sudah semua ruangannya sudah dengan ICT

sejak tahun 2010

Seluruh ruang kelas RSBI sudah dilengkapi dengan sarana dan

prasarana berbasis TIK

Page 197: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Waktu:

Jumat,

25-11-2011

Pukul:

09.22-09.47 wita

3. Apakah perpustakaan di sekolah ini telah dilengkapi dengan sarana digital?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

WKS,

Wakil Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Jumat,

25-11-2011

Pukul:

09.22-09.47 wita

Itu belum, memang seharusnya sudah seperti itu yang diharapkan, tapi

sekarang ini belum… karena perlengkapan alat-alatnya itu belum ada,

kalau seperti perpustakaan lain secara digital too… so ada, tapi sekarang

ini belum.

Jadi kalau untuk ruangan-ruangan yang belum punya ICT itu akan

dilengkapi mungkin di tahun-tahun berikutnya yaitu mungkin di tahun

2012, mungkin ruangan-ruangan yang belum memakai TIK mungkin

tahun depan itu akan dibenahi semua agar sesuai dengan standar program

bertaraf internasional

Perpustakaan di sekolah ini belum memiliki sarana digital yang

bisa mengakses ke seluruh dunia (e-library)

2 Informan:

KS,

Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Rabu,

23-11-2011

Pukul:

11.17-11.43 wita

Dalam hal ini usaha-usaha yang akan dilakukan SMP Negeri 1 Gorontalo

dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran melalui penyediaan

sarana dan prasarana belajar yang dimiliki terutama pada kelas RSBI

yaitu dengan cara penataan ruang kelas yang lebih nyaman, pengadaan

media pembelajaran yang lebih lengkap, pembenahan fasilitas

perpustakaan dan lebih melengkapi koleksi buku-buku pelajaran yang

dibutuhkan siswa, serta penyediaan sarana internet gratis.

Pembenahan sarana dan prasarana SMP RSBI

4. Apakah di sekolah ini terdapat ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan profesionalisme guru?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

WKS,

Wakil Kepala Sekolah

Kalau ruangannya sih…. Ada ruangan, tapi khusus untuk guru-guru

RSBI, jadi apabila… karena itu ada kursus bahasa inggris yang diadakan

tiap satu minggu itu dua kali. Itu ruang-ruangan khusus untuk RSBI.

Bagi guru tenaga pengajar RSBI, jadi mereka itu punya ruangan tapi

Ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan

profesionalisme guru hanya ada untuk guru-guru RSBI

Page 198: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Jumat,

25-11-2011

Pukul:

09.22-09.47 wita

digunakan khusus kursus bahasa inggris kemudian juga digunakan untuk

internet

5. Apakah di sekolah ini telah dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensinya di

bidang akademik dan non-akademik?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara Interpretasi

1 Informan:

WKS,

Wakil Kepala Sekolah

Tempat:

SMPN 1 Gtlo

Waktu:

Jumat,

25-11-2011

Pukul:

09.22-09.47 wita

Ada, seperti lab-lab computer, multimedia, kemudian lab bahasa…. Ada

itu.

Sekolah ini telah dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan

potensinya di bidang akademik dan non-akademik

Page 199: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 5

HASIL OBSERVASI

Waktu

Pelaksanaan Kode Data Hasil Observasi

Senin,

21 November 2011

Selasa,

22 November 2011

1.1

1.2

1.2

1.2

1.2

10. Melaksanakan kegiatan peyiapan di tahap

pendampingan

11. SMP Negeri 1 Gorontalo sudah beberapa kali

melaksanakan kegiatan refleksi terhadap hasil

kegiatan pada tahap pendampingan.

12. Diterapkannya program pemberdayaan SDM,

seperti keikutsertaan para tnaga pendidik dan

kependidikan pada kegiatan-kegiatan

seminar, pelatihan maupun kursus bahasa

inggris. Hal ini guna untuk menambah

wawasan dan dapat menunjang kinerja dari

para tenaga pendidik maupun tenaga

penunjang pendidikan yang ada di sekolah

ini.

1. Penyusunan program pemberdayaan SDM di

sekolah ini juga telah melibatkan berbagai

pihak baik dari dalam maupun luar negeri.

Bukti nyata, sekolah ini telah menjalin

hubungan kerja sama dengan Go-Inovasi,

Genius, bahkan lembaga pendidikan seperti

kampus yaitu UNG (Universitas Negeri

Gorontalo) dan Universitas Negeri Makassar.

Sedangkan kerja sama yang terjalin dengan

beberapa daerah bahkan luar negeri telah

dilakukan, sebagai contoh; di tahun 2008

sekolah ini telah mendatangkan native

speaker dari luar negeri selama kurun waktu

tiga bulan. Selain itu juga sekolah ini telah

melakukan monitoring untuk yang kedua

kalinya ke luar daerah, yaitu Makassar dan

Jakarta. Upaya untuk mengembangkan

wawasan di sekolah ini, telah dilaksanakan

kerjasama dengan sekolah luar negeri (sister

school), yaitu China, Malaysia dan

Singapura, tepatnya di bulan April 2010.

2. Adanya pemberian tugas mandiri kepada

SDM yang ada di sekolah ini. Kepala sekolah

selaku pimpinan di sekolah ini juga telah

memberikan tugas-tugas mandiri kepada para

Page 200: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Rabu,

23 November 2011

1.2

1.3

1.3

guru, agar para tenaga pendidikan terbina

semangat kemandiriannya dalam

mengerjakan tugas-tugas sekolah demi

tercapainya tujuan dari program RSBI dalam

mengahadapi tahun mandiri.

3. Uji kompetensi telah dilaksanakan di sekolah

ini, pada saat saat sekolah ini akan

dimonitoring dan dievaluasi oleh team monev

program RSBI.

4. Berbicara masalah sumber daya manusia

(SDM) di sekolah ini, berarti berbicara

masalah tenaga pendidik, kependidikan

maupun tenaga penunjang lainnya. Untuk

tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah

ini semuanya berjumlah 65 orang dengan

jenjang pendidikan yang berbeda yang terdiri

dari: S2 6 orang, S1 54 orang, D2 2 orang,

dan D1 3 orang. Untuk tenaga penunjang

berjumlah 21 orang denagna jenjang

pendidikan yang heterogen yang terdiri dari:

S1 2 orang, D3 3 orang, D1 1 orang, SMA 8

orang, dan SMP 1 orang.

1. Salah satu kendala yang diprioritaskan di

sekolah ini terkait dengan kesiapan

merubahnya status RSBI dalam menghadapi

tahun ke-6 (tahap mandiri) ke predikat SBI

adalah standarisasi yang telah ditetapkan

negara-negara anggota OECD terhadap

persentase dari tenaga pendidik di sekolah

yang telah diterapkan program RSBI. Syarat

dari sekolah dengan status SBI untuk sekolah

menengah pertama adalah 20 % tenaga

pendidiknya minimal harus menyandang

jenjang pendidikan S2, sementara data tenaga

pendidik yang didapatkan oleh peneliti pada

saat observasi masih jauh dari harapan

kriteria sekolah SBI, yakni di sekolah ini

jumlah guru yang jenjang pendidikannya

telah menyandang status S2 hanya berjumlah

6 orang dari 65 guru sudah termasuk kepala

sekolah, yang seharusnya jumlah guru yang

jenjang pendidikannya S2 minimal 13 orang

di sekolah ini (sesuai standarisasi/indikator

tambahan dari negara OECD).

Page 201: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Kamis,

24 November 2011

1.2

1.2

2. Dengan terus berusaha meningkatkan mutu

sekolah, kepala sekolah bersama staf, guru,

karyawan TU, menerapkan prinsip :

f. Keterbukaan, adaptif dan konstruktif

terhadap perubahan, dengan terus

mengasah ke profesi guru-guru di bidang

keilmuan dan keterampilan;

g. Positif, optimis, dan gembira dalam

menyongsong masa depan, dengan terus

saling menyemangati di antara siswa dan

guru;

h. Prestasi dan perbaikan diri secara terus

menerus dalam berkarya, yang dibuktikan

dengan keseriusan sekolah dalam

mengikuti setiap event lomba dan

melakukan studi banding di sekolah lain

yang dirasa lebih unggul demi

meningkatkan mutu pendidikan di SMPN

1 Gorontalo;

i. Kebersamaan, kesejahteraan, dan

kemajuan dalam berkarya dengan

menerapkan prinsip kemitraan atau

partnership dalam bekerja sama; dan

j. Kualitas dan kompetitif dalam orientasi

berkarya.

1. Usaha lain yang dilakukan SMPN 1

Gorontalo adalah dengan membentuk

program khusus seperti :

d. Menyelenggarakan Tes toeic; belajar

bahasa Inggris dari Go Inovasi untuk guru-

guru RSBI demi mengimbangi tuntutan

kebutuhan sebagai sekolah berstatus RSBI.

e. Guru-guru belajar komputer dan internet

secara klasikal pada hari Sabtu, bahkan

beberapa guru menambah jam di luar

pertemuan rutin secara mandiri/privat,

mengingat kebutuhan yang mendesak

untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas

RSBI yang sarat dengan pemanfaatan

teknologi;

f. Mengikuti workshop dari pusat, diklat,

seminar, dan studi banding ke luar

negeri/sekolah Internasional.

g. Pengajuan proposal Beasiswa S-2 untuk 4

(empat) orang Guru ke Bank Dunia.

Page 202: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Senin,

28 November 2011

Kamis,

01 Desember 2011

2.3

2.1

2.3

2.3

2.3

2.3

2.3

2.3

2. Belum 100 % memenuhi standar mutu proses

pembelajaran dari Negara-negara anggota

OECD

3. 80 % pembelajaran di sekolah ini telah

berbasis TIK

12. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di

sekolah ini telah menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan PAKEM dan

Pengembangan dan inovasi-inovasi metode

pengajaran pada semua mata pelajaran,

khususnya penerapan metode atau strategi

pembelajaran kontekstual atau CTL

(Contextual Teaching and Learning), juga

telah diterapkannya proses pembelajaran

berbasis bilingual dan TIK.

13. Pembinaan potensi peserta didik di bidang

akademik dan non akademik telah terbina

secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari

beberapa prestasi yang telah diraih oleh

peserta didik di sekolah ini, baik di tingkat

provinsi, nasional, bahkan dalam kancah

internasional pun telah ditorehkan prestasi

yang gemilang dari para peserta didik yang

ada di sekolah ini.

1. Kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur,

dan tidak terstruktur serta pengembangan diri

siswa pada saat proses balajar mengajar

berlangsung telah berlangsung dengan baik,

juga penerapan terhadap pengembangan

budaya kompetitif dan kolaboratif di sekolah

ini sudah terlaksana atas kerjasama yang baik

antar guru dan peserta didik.

2. Pembinaan kegiatan mandiri terstruktur

dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta

didik.

3. Pembinaan kegiatan ektrakurikuler dalam

bentuk kegiatan Praja Muda Karana

(Pramuka), Olimpiade/Lomba Kompetensi

Siswa, Olahraga, Kesenian, Karya Ilmiah

Remaja (KIR), Kerohanian, Palang Merah

Remaja (PMR), Jurnalistik/Fotografi, Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), dan sebagainya.

4. Pembinaan pengembangan diri peserta didik

dalam bentuk kegiatan pelayanan sesuai

Page 203: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Sabtu,

03 Desember 2011

2.2

3.1

dengan bakat, minat, kemampuan, sikap, dan

perilaku siswa dalam belajar serta kehidupan

pribadi, sosial, dan pengembangan karir diri.

5. Upaya-upaya menuju kepada standar proses

pendidikan sebagaimana halnya ditentukan

oleh SNP, maka SMP Negeri 1 Gorontalo

mengembangkan berbagai program dan

kegiatan, diantaranya adalah :

e. Pengembangan dan inovasi-inovasi bahan

pembelajaran

f. Pengembangan dan inovasi-inovasi

sumber pembelajaran

g. Pengembangan dan inovasi-inovasi model-

model pengelolaan atau manajemen kelas

h. Pengembangan materi bahan ajar melalui

inovasi teknologi dalam pembelajaran.

i. Target yang harus dicapai dalam aspek ini

antara lain ditunjukkan oleh indikator-

indikator:

6) Semua mata pelajaran pada semua

jenjang kelas telah dilaksanakan

dengan menggunakan berbagai

strategi pembelajaran, utamanya CTL

7) Terdapat peningkatan inovasi bahan

pembelajaran, baik secara kualitas

maupun kuantitas

8) Terdapat peningkatan inovasi sumber

pembelajaran, baik secara kualitas

maupun kuantitas

9) Terdapat pengembangan materi bahan

ajar melalui inovasi teknologi dalam

pembelajaran

10) Terdapat peningkatan inovasi

pengelolaan kelas/pengelolaan

pembelajaran dan sebagainya

8. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa yang maksimal, tentunya perlu

diperhatikan berbagai faktor yang

membangkitkan para siswa untuk belajar

dengan efektif. Hal tersebut dapat

ditingkatkan apabila ada sarana penunjang,

yaitu faktor sarana dan prasarana belajar dan

dapat memanfaatkannya dengan tepat dan

seoptimal mungkin.

Page 204: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Selasa,

06 Desember 2011

3.1

3.1

3.2

9. Usaha-usaha yang akan dilakukan SMP

Negeri 1 Gorontalo dalam upaya

meningkatkan kualitas pengajaran melalui

penyediaan sarana dan prasarana belajar yang

dimiliki terutama pada kelas RSBI yaitu

dengan cara penataan ruang kelas yang lebih

nyaman, pengadaan media pembelajaran

yang lebih lengkap, pembenahan fasilitas

perpustakaan dan lebih melengkapi koleksi

buku-buku pelajaran yang dibutuhkan siswa,

serta penyediaan sarana internet gratis.

1. Program atau kegiatan yang dapat

dikembangkan oleh SMP Negeri 1 Gorontalo

mengenai standar prasarana dan sarana baik

secara kuantitas maupun kualitas antara lain :

j. Peningkatan dan pengembangan serta

inovasi-inovasi media pembelajaran untuk

semua mata pelajaran

k. Peningkatan dan pengembangan serta

inovasi-inovasi peralatan pembelajaran

untuk semua mata pelajaran

l. Pengembangan prasarana pendidikan dan

atau pembelajaran

m. Penciptaan atau pengembangan

lingkungan belajar yang kondusif

n. Peningkatan dan pengembangan peralatan

laboratorium IPA, laboratorium

Multimedia, dan laboratorium lainnya

o. Pengembangan jaringan telpon/fax, baik

bagi peserta didik, pendidik maupun

tenaga kependidikan

p. Pengembangan atau peningkatan

peralatan/bahan perawatan sarana dan

prasarana pendidikan

q. Pengembangan penggunaan dan

pemeliharaan serta perawatan sarana dan

prasarana pendidikan.

r. Pengembangan peralatan dan inovasi-

inovasi pusat-pusat sumber belajar

2. Belum terdapatnya prasarana sumber-sumber

belajar yang memadai (perpustakaan),

khususnya yang diarahkan pada

pengembangan sarana dan prasarana berbasis

teknologi.

Page 205: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Rabu,

14 Desember 2011

3.2

3.3

3.3

3.3

3.3

3.3

1. Di tahun 2012, program sekolah lebih di

fokuskan dalam hal meningkatkan atau

menambah sarana, prasarana dan fasilitas

penunjang sekolah.

2. Keadaan ruang kelas RSBI di SMP Negeri 1

Gorontalo tergolong dalam kategori baik.

3. Keadaan media pembelajaran pada kelas

RSBI di SMP Negeri 1 Gorontalo tergolong

dalam kategori baik.

4. Keadaan perpustakaan di SMP Negeri 1

Gorontalo tergolong dalam kategori baik.

5. Keadaan laboratorium komputer di SMP

Negeri 1 Gorontalo tergolong dalam kategori

sangat baik.

6. Keadaan sarana dan prasarana belajar secara

umum pada kelas RSBI di SMP Negeri 1

Gorontalo tergolong dalam kategori sangat

baik.

Page 206: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 6

ANALISIS DOMAIN

No. Included Term / Rincian Domain Hubungan

Semantik

Cover Term /

Domain

1

Penyusunan program

pemberdayaan SDM Adalah

jenis dari Standar mutu SDM Pemberian tugas mandiri

Melakukan uji kompetensi,

sertifikasi, dan bench marking

2

Kepala Sekolah

Sejenis SDM yang ada di

sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Guru

Tata Usaha

Pustakawan

Laboran

Pengelola Media

Siswa

3

Menerapkan budaya sekolah

Adalah

sebab dari

Kepemimpinan yang

Visioner

Berani mengambil resiko

Para Guru termotivasi untuk

mengajar

Siswa dilatih untuk disiplin

Nilai siswa meningkat tiap

tahunnya

4

Proses pembelajaran berbasis TIK

Adalah

jenis dari

Standar mutu proses

pembelajaran

Penerapan pembelajaran dengan

pendekatan PAKEM dan ICT

Melakukan kegiatan tatap muka

dan pengembangan diri

Pengembangan budaya kompetitif

dan kolaboratif

Pengembangan jiwa kewirausahaan

Pembelajaran Bilingual

5 PAKEM

Sejenis Pendekatan

pembelajaran ICT

6

Membayar SPP

Merupakan

urutan dalam Administrasi sekolah

Perwalian

Melaksanakan proses belajar

mengajar

Ujian akhir

Page 207: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

7

Alat-alat pembelajaran lengkap

Rasional /

alasan

Sekolah

melaksanakan

kurikulum tingkat

satuan pendidikan

(KTSP)

Guru memiliki sertifikat

kompetensi

Sistem evaluasi belajar mengajar

diperbaiki

8

SMA

Adalah

atribut dari Jenjang pendidikan

D 1

D 2

D 3

S 1

S 2

9

Di kelas Lokasi

melakukan

pekerjaan

Tempat belajar siswa Di laboratorium

Di multimedia

Di perpustakaan

10 Evaluasi diri

Sejenis Perencanaan program

RSBI Rencana pengembangan sekolah

11

Memiliki ruang kelas SBI dengan

sarana pembelajaran berbasis TIK

Adalah

jenis dari

Standar mutu sarana

dan prasarana

Perpustakaan yang dilengkapi

dengan sarana digital

Ruang dan fasilitas penunjang

pengembangan profesionalme guru

Sarana dan prasarana untuk

pengembangan potensi peserta

didik

12

Ruang kantor

Adalah

tempat

Jenis ruangan yang

ada di sekolah

Ruang kelas teori

Ruang laboratorium

Ruang multimedia

Ruang ibadah

Ruang perputakaan

Page 208: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 7

DATA SEKOLAH

Data Siswa dalam 4 (empat tahun terakhir)

THN

AJARAN

JLH

PENDAFTAR

(calon siswa

baru)

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

JUMLAH

KELAS

( I + II + III)

jlh siswa jlh

rombel jlh siswa

jlh

rombel jlh siswa

jlh

rombel jlh siswa

jlh

rombel

2005/2006 474 341 9 321 9 363 9 1025 27

2006/2007 561 395 10 347 9 325 9 1067 28

2007/2008 574 323 9 390 10 341 9 1054 28

2008/2009 542 335 9 318 9 389 10 1042 28

2009/2010 622 344 9 322 9 312 9 978 27

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jabatan Nama

Jenis

Kelamin Usia

Pend.

Akhir Masa Kerja

L P

1 Kepala

Sekolah Dra. Sarce Y.Kandou,M.Pd P 40 thn S2/AIV 12 tahun 0 bulan

2 Wakil I

Ur.

Kurikulum

Roslinda Maksud,S.Pd P 50 thn S1/AIV 29 tahun 5 bulan

3 Wakil II

Ur.

Kesiswaan

Fatmah Kaharu,S.Pd, M.Pd P 46 thn S1/AIV 21 tahun 5 bulan

4 Wakil III

Ur. Hubmas Hi. Fahmid Thalib,S.Pd L 48 thn S1/AIV 22 tahun 7 bulan

5 Wakil IV

Ur. Sarana

dan Prasarana

Amran S. Liputo,S.Pd L 49 thn S1/AIV 25 tahun 8 bulan

6 Wakil V

Ur. Program

Sekolah

Dra. Rosnawati Bilondatu, M.Pd L 50 thn S1/AIV 27 tahun 10

bulan

Page 209: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah

Pendidikan Guru

No. Strata Pendidikan Jenis Kelamin

Jumlah L P

1 S 2 2 4 6

2 S 1 / A IV 14 37 51

3 D 3 / A 3 - - -

4 D 2 / A 2 - 2 2

5 D 1 / A 1 1 2 3

6 S M A - - -

Jumlah 17 45 62

Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang

pendidikan (keahlian)

No Guru

Jumlah guru dengan

latar belakang

pendidikan sesuai

dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan

latar belakang

pendidikan yang TIDAK

sesuai dengan tugas

mengajar

Jumlah

D1/D2 D3 S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3 S1/D4 S2/S3

1 IPA 8 1 9

2 Matematika 2 5 7

3 Bahasa

Indonesia 7 1 8

4 Bahasa

Inggris 2 7 9

5 Pendidikan

Agama 6 6

6 IPS 7 7

7 Penjasorkes 1 1 1 3

8 Seni Budaya 2 1 3

9 PKn 4 4

10 TIK /

Keterampilan 2 2

11 Mulok 2 1 3

12 BK 4 4

Jumlah 7 53 1 3 3 65

Page 210: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru

No Jenis pengembangan

kompetensi

Jumlah guru yang telah mengikuti

kegiatan pengembangan

kompetensi/profesionalisme

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Penataran KBK/KTSP 19 49 68

2 Penataran Metode Pembelajaran

(termasuk CTL) 17 44 61

3 Penataran PTK 4 1 5

4 Penataran Karya Tulis Ilmiah 4 1 5

5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 7 15 22

6 Penataran PTBK 17 44 61

7 Penataran Lainnya : ................

Tenaga Pendukung

No. Tenaga

Pendukung

Jumlah tenaga pendukung dan

kualifikasi pendidikannya

Jumlah tenaga

pendukung

Berdasarkan

Status dan Jenis

Kelamin Jml

SMP SMA D1 D2 D3 S1

PNS Honorer

L P L P

1 Tata Usaha 1 8 1 -- 1 2 1 5 4 3 26

2 Perpustakaan -- -- -- -- 1 -- -- -- -- 1 1

3 Laboran Lab. IPA -- -- -- -- -- 2 -- 2 -- -- 2

4

Teknisi

Laboratorium

Komputer

-- -- -- -- -- -- -- -- 2 -- 2

5 Laboran Lab.

Bahasa -- -- -- -- -- 1 -- 1 -- -- 1

6 PTD (Pend. Tek.

Dasar) -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

7 Kantin -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

8 Penjaga Sekolah -- -- -- -- -- -- -- -- 1 -- 1

9 Tukang Kebun -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

10 Keamanan -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

JUMLAH 1 8 1 -- 2 5 1 8 7 4 33

Page 211: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Prestasi Guru

No Nama Kegiatan Juara Tingkat

1

2

3

4

5

Dra. Sarce Y. Kandou, M.Pd

Fatmah Kaharu, S.Pd

Ha. Rensi Salim, S.Pd

Hi. Fahmid Thalib, S.Pd

Edi Subagya, S.Pd

Guru Teladan

Guru berprestasi

Guru berprestasi

Guru berprestasi

Guru berprestasi

I

II

III

II

II

Propinsi

Kota

Kota

Kota

Kota

Data Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi

Jumlah dan Ukuran

Jumlah

ruang

lainnya

yang

digunakan

untuk

Ruang

Kelas

(e)

Jumlah

ruang

yang

digunakan

untuk

ruang

kelas

(f)=(d+e) Ukuran 7 x 9 m

2

(a)

Ukuran > 63 m2

(b)

Ukuran < 63 m2

(c)

Jumlah

(d) = (a+b+c)

Baik 27 27

27

Rusak

ringan -- -- -- --

Rusak

Sedang -- -- -- --

Rusak

Berat -- -- -- --

Rusak

Total -- -- -- --

Keterangan kondisi :

Baik Kerusakan < 15%

Rusak ringan 15% - < 30%

Rusak sedang 30% - < 45%

Rusak berat 45% - 65%

Rusak total > 65%

Page 212: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Data Ruang Belajar Lainnya

Jenis

Ruangan

Jumlah

(buah)

Ukuran

(p x l) Kondisi Jenis Ruangan

Jumlah

(buah) Ukuran (p x l) Kondisi

Perpustakaan 1

15 X 7 =

105 M2

Baik Lab. Bahasa 1 18 x 8 = 144 M2 Baik

Lab. IPA 1

15 X 7 =

105 M2

Baik Lab. Komputer 2 18 x 8 = 144 M

2

9 x 7 = 63 M2

Baik

Keterampilan -- -- -- PTD -- -- --

Multimedia 1

9 x 7 =

63 M2

Baik Serbaguna/Aula -- -- --

Kesenian -- -- -- Lab. Internet -- -- --

Data Ruang Kantor

Jenis

Ruangan

Jumlah

(buah)

Ukuran

(p x l) Kondisi *)

Kepala

Sekolah 1 63 M

2 Baik

Wakil kepala

sekolah 1 63 M

2 Baik

Guru 1 63 M2 Baik

Tata Usaha 1 63 M2 Baik

Ruang komite 1 48 M2 Baik

Ruang Lobi 1 63 M2 Baik

Data Ruang Penunjang

Jenis

Ruangan

Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl) Kondisi *) Jenis Ruangan

Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl) Kondisi

Gudang 2 4 m2 Baik Ibadah/Mushola 1 202 m

2 Baik

Dapur -- -- -- Ruang DWP -- -- --

Reproduksi -- -- -- Koperasi -- -- --

KM/WC Guru 2 4 m2 Baik Hall/Lobi 1 63 m

2 Baik

KM/WC

Siswa

9 2,5 m2 Baik

Kantin 2 24 m

2 Baik

BK 1 24 m2 Kurang

baik

Rumah

pompa/Menara

Air

1 1 m3 Baik

UKS -- -- -- Studio Musik --

PMR/Pramuka 1 -- -- Rumah Penjaga 1 12 m2 Kurang

baik

OSIS 1 -- -- Pos Jaga -- -- --

Page 213: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah

(buah) Ukuran (pxl) Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga

a. Basket

b. Volley

c. Badminton

d. Takraw

e. Tennis Meja

1

1

1

1

1

26 x 16 m2

18x9 m2

13,40 x 6,10 m2

2,74 x 1,525 m2

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

2. Lapangan Upacara 1 Baik

Perabot ruang kelas (belajar)

Jumlah

Rombel

Perabot

Jumlah dan kondisi

meja siswa

Jumlah dan kondisi

kursi siswa

Almari + rak buku /

alat Papan Tulis

Jml Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

27 1061 1042 10 9 1061 1042 11 8 78 75 3 -- 27 27 -- --

Perabot ruang belajar lainnya

Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak buku /

alat Lainnya

Jml Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Perpustakaan 20 20 -- -- 20 20 -- -- 17 12 5 -- -- -- -- --

Lab. IPA 18 17 1 -- 44 44 -- -- 14 12 2 -- -- - -- --

Keteram

pilan -- -- - -- -- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- --

Multimedia 25 25 -- -- 25 25 -- -- 1 1 -- -- -- -- -- --

Lab. Bahasa 40 40 -- -- 40 40 -- -- 3 3 -- -- -- -- -- --

2 buah Lab.

Komputer 66 66 -- -- 80 80 -- -- 2 2 -- -- -- -- -- --

Serbaguna -- -- - -- -- -- -- - -- -- -- -- - -- -- --

Kesenian -- -- - -- -- -- -- - -- -- -- -- - -- -- --

PTD -- -- - -- -- -- -- - -- -- -- -- - -- -- --

Lab. Internet -- -- - -- -- -- -- - -- -- -- -- - -- -- --

Kepala

Sekolah 6 6 -- -- 4 4 -- -- 6 6 -- -- -- -- -- --

Wakasek 5 5 -- -- 5 5 -- -- 3 3 -- -- -- - -- --

Guru 68 68 -- -- 57 57 11 -- 36 36 -- -- 11 11 -- --

Tata Usaha 14 14 -- -- 13 13 -- -- 8 8 -- -- -- -- -- --

Page 214: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Tamu

(sofa) 2 2 -- -- 2 2 -- -- -- -- -- -- -- --- -- --

Perabot ruang penunjang

Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak buku /

alat Lainnya

Jml Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Jml Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

BK 8 8 -- -- 13 13 -- -- 5 5 -- -- -- -- -- --

UKS -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

PMR

/Pramuka 1 1 -- -- 1 1 -- -- 2 2 -- -- -- -- -- --

OSIS 4 4 -- -- 4 4 -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Gudang -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Ibadah 1 1 -- -- 1 1 -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Koperasi 2 2 -- -- 2 2 -- -- -- -- -- -- 2 2 -- --

Hall/Lobi 2 2 -- -- 2 2 -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Kantin 12 12 -- -- 12 12 -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Pos Jaga -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Koleksi Buku Perpustakaan

No Jenis Jumlah Kondisi

Baik Rusak

1 Buku siswa/pelajaran

(semua mata pelajaran

7 judul

11.311 eksemplar P --

2

Buku bacaan (misalnya

novel, buku ilmu

pengetahuan dan

teknologi,dsb.)

96 judul

2.313 eksemplar P --

3

Buku referensi (misalnya

kamus, ensiklopedia,dsb.)

300

eksemplar / 165

judul

P --

4 Jurnal -- -- --

5 Majalah 6 judul P --

6 Surat Kabar 3 Judul P --

Page 215: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Fasilitas Penunjang Perpustakaan

No Jenis Jumlah/Ukuran/Spesifikasi

1 Komputer 1 buah / Intel Pentium IV / Windows XP +

Prog.Aplikasi perpustakaan

2 Ruang Baca 1 bh

3 TV 1 bh

4 LCD 1 bh

5 VCD/DVD Player 1 bh

Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia

No Alat/Bahan

Jumlah, Kualitas, dan kondisi alat/bahan *)

Kurang

dari

25%

dr. Keb

25% -

50%

dr.keb.

50% -

75%

dr.keb

75% -

100%

dr.keb

Ku

rang

Cu

kup Baik

Sangat

baik

Rusak

berat

Rusak

ringan Baik

1 Lab. IPA P P

2 Lab. Bahasa P P P

3 Lab.

Komputer P P P

4 Keterampilan P P

5 Internet P P

6 Kesenian P P P

7 Multimedia P P

Prestasi Akademik : NUAN

No Tahun

Pelajaran

Rata-Rata NUAN

Bahasa

Indonesia Matematika

Bahasa

Inggris IPA Jumlah

Rata-

rata 4

Mapel

1 2004/2005 6,86 6,90 6,72 6,54 27,02 6,76

2 2005/2006 7,75 8,60 8,21 6,57 31,13 7,78

3 2006/2007 7,87 8,52 8,19 7,43 32,01 8,01

4 2007/2008 6.84 8,49 8,15 7,28 30,76 7,69

Page 216: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Prestasi Siswa dalam Bidang Akademik

No. Nama lomba yang

Diikuti

Nama siswa yang

Mengikuti Tahun Prestasi yang diraih

1

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Tkt. SMP Mata

Pelajaran Biologi

Galang Gemilang

Nusantara 2005

Peringkat ke III tingkat

Nasional

2

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Tingkat Kota

Gorontalo Mata Pelajaran

Biologi

- Ayub Shabir Anas

- Insan K.R Amuda

- Imam Muharam Alitu

2007

2007

2007

Peringkat III tkt.kota

Peringkat I tkt.kota

Peringkat II tkt. Kota

3

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Mata Pelajaran

Matematika

I Gusti Agung Gede 2007 Peringkat I tkt. Kota

4

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Mata Pelajaran

Fisika

- Christian G. Emor

- Fauzia Tamara Rauf

- Valeri Ludong

2007

2007

2007

Peringkat I kota

Peringkat II kota

Peringkat III kota

5

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Tkt. SMP Mata

Pelajaran Komputer

Akbar Hadi Munaf 2005 Peringkat ke II

Tingkat Kota Gorontalo

6

Lomba Olimpiade Sains

Nasional Tkt. SMP Mata

Pelajaran Komputer

Isyar Andika Halim 2005 Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

7 Lomba mengarang

Bahasa Indonsesia Sri Rahayu Tangahu 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

8 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Regina Rahim 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

9 Lomba mengarang

Bahasa Indonsesia

Meyda Noor Thertia

Nento 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

10 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Rahmat Pandi Arbi 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

11 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Juniwaty Saputra 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

12 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Sitti Ainsyah Habibie 2005

Peringkat ke 1

Tingkat Kota Gorontalo

13 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Juniwaty Saputra 2005

Peringkat ke 1

Tingkat kota

14 Lomba Karya Ilmiah Christian George Emor 2005 Juara Umum Tingkat

Propinsi

15 JRC / RCY Internasional

Meeting “Mt, Fuji 2006

Meyda Noor Thertia

Nento 2006

Peringkat ke 1

Tingkat Propinsi

16 Seleksi Siswa Berprestasi Sitti Ainsyah Habibie 2006 Peringkat III

Tingkat Kota Gorontalo

Page 217: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

17 Lomba bercerita

berkelompok Group SMPN 1 Gorontalo 2008

Peringkat 1 Tingkat

Propinsi

18 Lomba Mendongeng

bahasa Inggris Arif Nento 2009

Peringkat 1 Tingkat

Propinsi

19 Lomba Mendongeng

bahasa Inggris Dyah Triwahyuni Hamid 2009

Peringkat 2 Tingkat

Propinsi

20 Loma Pidato Bahasa

Inggris Moh. Irham Poluwa 2009

Peringkat 1 Tingkat

Propinsi

21 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Syafira Mayulu 2009

Peringkat 2 Tingkat

Propinsi

22 Lomba Pidato Bahasa

Inggris Fiki Bilondatu 2009

Peringkat 3 Tingkat

Propinsi

23 Lomba LBIT Tingkat

Nasional Moh. Rivaldi Lanti 2009

Peringkat 2 Tingkat

Nasional

24 Lomba LBIT Tingkat

Nasional Magfirah Renyaan 2009

Peringkat 46 Tingkat

Nasional

Prestasi Sekolah dalam Bidang Olahraga

No

Cabang

Olahraga

Yang diikuti

Nama Siswa

Nama lomba /

Pertandingan

Yang diikuti

Tahun Prestasi yang

diraih

1 Renang Julian Palar Porseni Tingkat

Kota

2004 /

2005

Juara 1 Tingkat

Kota Gorontalo

2 Renang Frederik Moniaga Porseni Tingkat

Propinsi

2004 /

2005

Juara 1 Tingkat

Tingkat Propinsi

3 Tenis Meja Rianda Porseni Tingkat

Kota 2005

Peringkat 2

Tingkat Kota

4 Tenis Meja Rianda Porseni Tingkat

Kota 2006

Juara 2 Tingkat

Tingkat Propinsi

5 Renang Rizki Andriawan

Sumar

Porseni Tingkat

Kota

2006 /

2007

Juara 1 Tingkat

Kota Gorontalo

6 Karate Glazuardi Tamalati Porseni Tingkat

Kota

2006 /

2007

Juara 1 Tingkat

Kota Gorontalo

7 Bulu Tangkis Leydy Desviantari

Rauf

Porseni Tingkat

Kota

2006 /

2007

Peringkat 1

Tingkat Kota

Gorontalo

8 Sepak Bola 1 Regu Porseni Tingkat

Kota

2006 /

2007

Peringkat 2

Tingkat Kota

Gorontalo

9 Bola Volly 1 Regu Porseni Tingkat

Kota

2006 /

2007

Peringkat 2

Tingkat Kota

Gorontalo

Page 218: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Prestasi Sekolah di Bidang Kesenian

No. Kesenian yang

Diikuti

Nama lomba yang

Diikuti Tahun Prestasi yang diraih

1 Vokalia Vokalia 2004 Peringkat 1 Tingkat Kota

Gorontalo

2 Vokalia Vokalia 2005 Peringkat 1 Tingkat Kota

Gorontalo

3 Vokalia Putra / Putri Vokalia Putra / Putri 2007 Peringkat 1

Tingkat Kota/Propinsi

4 Paiya Lo Hungo Lopoli Paiya Lo Hungo Lopoli 2007 Peringkat 2 Tingkat Kota

Gorontalo

5 Vokal Group Lomba Vokal Group 2008 Peringkat 1 Tingkat

Propinsi

Prestasi sekolah dalam bidang non akademik lainnya :

1. Perkemahan Pramuka yang diikuti oleh 1 Regu pada tahun 2003 meraih Juara

Umum tingkat Kota Gorontalo

2. Lomba PMR yang diikuti oleh 1 Regu pada tahun 2005 meraih Juara Umum

tingkat Propinsi.

3. Jumpa Bakti PMR Putra/Putri tahun 2006 meraih Juara II dan III Tingkat

Propinsi

4. Lomba Pidato Keagamaan ”PILDACIL” meraih Juara I Tingkat Propinsi

Page 219: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SMP NEGERI 1 GORONTALO

Lampiran 8

Page 220: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 9

DENAH SEKOLAH

Page 221: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Lampiran 10

GAMBAR PENELITIAN

Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo

Wakil Kepala SMP Negeri 1 Gorontalo

Ur. Sarana & Prasarana

Penanggung jawab Program RSBI

SMP Negeri 1 Gorontalo

Guru Matematika

SMP Negeri 1 Gorontalo

Wakil Ketua OSIS

SMP Negeri 1 Gorontalo

Dokumentasi Wawancara

Page 222: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Dokumentasi Lingkungan Sekolah

Page 223: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Dokumentasi Proses Pembelajaran

Page 224: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Dokumentasi Sarana & Prasarana, Ruang dan Fasilitas

Page 225: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Page 226: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Dokumentasi Kegiatan Ekstra Kurikuler

Page 227: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

Dokumentasi Rutinitas Sekolah

Page 228: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Page 229: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Page 230: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Page 231: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

CURRICULUM VITAE

Abdi Gunawan M. Abdullah, lahir di Bumi

Baru Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai

Provinsi Sulawesi Tengah, 26 Juni 1988. Anak

pertama dari 4 (empat) bersaudara dari

pasangan Mudin, S.Pd dan Djumriah Dj.

Mondjo S.Pd.SD Menyelesaikan Sekolah

Dasar di SDN IV Batui Tahun 1994-2000 dan

pada Tahun yang sama melanjutkan ke Pondok

Pesantren M.Ts Al-Huda Kota Gorontalo Tahun 2000-2003 kemudian

melanjutkan ke SMA Negeri 1 Batui pada Tahun 2003-2006.

Penulis masuk di Universitas Negeri Gorontalo melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tepatnya pada Program Studi S1

Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA (F.MIPA) Universitas Negeri

Gorontalo Tahun 2006, kemudian di Tahun 2008 penulis pindah ke Jurusan

Administrasi Pendidikan Program Studi S1 Manajemen Pendidikan hingga Tahun

2012.

Selama mengikuti pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo (UNG),

penulis juga banyak mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan baik kegiatan

formal maupun non formal. Selain itu, penulis juga terlibat dalam berbagai

kegiatan-kegiatan keorganisasian, diantaranya:

Page 232: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

1. Peserta MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Ikatan Mahasiswa

Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB) tahun 2006.

2. Peserta Penelusuran Minat dan Bakat (PMB) pada tahun 2006

3. Peserta Pembinaan Belajar Kampus (PBK) pada tahun 2006

4. Peserta Orientasi Penerimaan Jurusan (OPJ) oleh Himpunan Mahasiswa

Kimia (HIMKA) Universitas Negeri Gorontalo tahun 2006.

5. Peserta Bakti Sosial (BAKSOS) oleh Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA)

Universitas Negeri Gorontalo 2006.

6. Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) oleh Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII) tahun 2006.

7. Panitia Bhakti Sosial dan Orientasi Penerimaan Jurusan (OPJ) Himpunan

Mahasiswa Kimia (HIMKA) tahun 2007.

8. Peserta Seminar Kimia Nasional yang dilaksanakan oleh HMJ-PK FMIPA

UNG tahun 2007.

9. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kimia tahun 2007.

10. Koordinator Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB)

Komisariat UNG tahun 2007.

11. Panitia MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Ikatan Mahasiswa

Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB) tahun 2007.

12. Ketua Bidang Kesejahteraan Anggota Himpunan Mahasiswa Batui (HMB)

Tahun 2007.

13. Panitia PMB/PBK Universitas Negeri Gorontalo tahun 2007.

Page 233: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

14. Sekretaris Bidang Advokasi dan HAM Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Kimia tahun 2008.

15. Peserta SEMBEDI (Seminar, Bedah Buku, dan Diklat) Tahun 2008.

16. Panitia Seminar Pendidikan Kimia se-Provinsi Gorontalo dengan tema

“Kimia di Persimpangan Jalan” Tahun 2008

17. Panitia Pelaksanaan Olimpiade Sains Tingkat SMA yang dilaksanakan oleh

Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA) Periode 2007-2008

18. Pengurus Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB) tahun

2008.

19. Panitia BAKSOS (Bhakti Sosial) dan MAPABA (Masa Penerimaan Anggota

Baru) Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB) tahun 2007.

20. Ketua Bidang Advokasi dan HAM Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten

Banggai (IMI-KB) tahun 2009.

21. Peserta Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Revitalisasi Peran Guru,

Kepala Sekolah, Pengawas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya

Hulonthalo dan Karakter Bangsa” yang diselenggarakan oleh Jurusan

Manajemen Pendidikan tahun 2010.

22. Peserta KKS POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) di Desa Polohungo

Kec. Dulupi Kab. Boalemo tahun 2010.

23. Pengurus Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai (IMI-KB) periode

2009-2010.

24. Peserta Seminar dan Konferensi Internasional (ICEMAL) “Internasional

Conference On Educational Management Administration and Leadership”

Page 234: SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG

yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Gorontalo kerjasama dengan

SMAPI tahun 2011.

25. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) di SMP Negeri 1 Gorontalo tahun

2011.