SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua...

70
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PENGUATAN NILAI-NILAI DEMOKRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh Lisna Dewi Fitaya NIM 3301412060 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua...

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI DALAM

MENINGKATKAN PENGUATAN NILAI-NILAI DEMOKRASI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 19 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh

Lisna Dewi Fitaya

NIM 3301412060

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 30 Maret 2016

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc Drs. Tijan, M.Si

NIP. 194806091976031001 NIP. 196211201987021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan

Drs. Tijan, M.Si

NIP. 196211201987021001

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 7 April 2016

Penguji I

Moh. Aris Munandar, S.Sos., M.M

NIP. 197207242000031001

Penguji II

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc

NIP. 194806091976031001

Penguji III

Drs. Tijan, M.Si

NIP. 196211201987021001

Mengetahui:

Dekan,

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A

NIP 196308021988031001

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Lisna Dewi Fitaya

NIM : 3301412060

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan bahwa karya ilmiah ini merupakan hasil pekerjaan saya

sendiri, sepanjang sepengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi

yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil

sebagai bahan acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya

ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar maka sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Semarang, April 2016

Lisna Dewi Fitaya

NIM 3301412060

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan pernah takut untuk bermimpi besar, karena keberhasilan itu semua

berawal dari mimpi dan harapan

Berani hidup perih kelak cita-cita mu akan teraih

Doa Ibu jalan kesuksesan mu

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kampusku tercinta Universitas Negeri Semarang

Fakultas Ilmu Sosial

2. Jurusan kebanggaan saya Jurusan Politik dan

Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

3. Kedua orangtuaku Ayahanda Ade Kadar Solihat dan

Ibunda tercinta Iyet Ruhyati yang selalu memberikan

motivasi, semangat, dan doa yang tulus tiada hentinya.

4. Kakakku tercinta Yeni Yulyani dan adikku tersayang

M. Fachril Hamzah yang selalu mendukungku untuk

lebih maju.

5. Dosen pembimbing Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc

dan Drs. Tijan, M.Si yang selalu membimbing dan

memberikan arahan selama skripsi ini disusun.

6. Sahabatku Leni, Rahmah, Ragilia, Eva, Gisel, Hanik,

Dek Resti, yang setia menemani selama penelitian dan

selalu memberikan semangat.

7. Teman-teman seperjuangan Mbak Aziz, Suci, Erin,

Citra, Fica, Endah, Ajeng, Renita, Ina dan rekan-rekan

mahasiswa Jurusan PKn Universitas Negeri Semarang

angkatan 2012 yang telah bersama dan membantuku

selama masa kuliah.

8. Keluarga besar SMP Negeri 19 Semarang yang telah

banyak membantu selama penelitian.

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

vi

SARI

Fitaya, Lisna Dewi. 2016. Implementasi Model Pembelajaran Simulasi dalam

Meningkatkan Penguatan Nilai-Nilai Demokrasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19

Semarang. Skripsi. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc, Drs. Tijan, M.Si.

166 halaman.

Kata Kunci: Model Simulasi, Nilai-Nilai Demokrasi

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu komponen penting dalam

kerangka pembentukan karakter nasionalisme seluruh warga negara. Oleh karena

itu guru harus mengembangkan model pembelajaran diantaranya simulasi yang

dapat melibatkan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

guru dalam menerapkan model simulasi untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai

demokrasi siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang.

Metode penelitian adalah kualitatif. Fokus penelitian yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi dalam menerapkan model pembelajaran simulasi.

Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Data dijaring

dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan

teknik triangulasi. Data dianalisis dengan interaktif melalui langkah pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.

Hasil penelitian (1) perencanaan pembelajaran PKn menggunakan model

simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII di

SMP Negeri 19 Semarang ada dalam silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang sudah sesuai dengan ketentuan dan mengintegrasikan

nilai-nilai demokrasi; (2) pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan

model simulasi di SMP Negeri 19 Semarang melalui kegiatan simulasi pemilihan

ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas telah sesuai dengan perencanaan yang

dibuat. Nilai demokrasi yang dominan muncul yaitu nilai toleransi, berani

mengemukakan pendapat, menghormati perbedaan pendapat, keanekaragaman,

menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri, saling menghargai,

mampu mengekang diri, kebersamaan, keseimbangan, musyawarah dan nilai

kejujuran. Di samping itu simulasi juga dapat meningkatkan keaktifan siswa, baik

aktif dalam berpikir, berinteraksi, berbicara maupun berkomunikasi; (3) penilaian

yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes (tes tulis dan tes perbuatan) dan

non tes (pengamatan sikap).

Saran yang diberikan penulis adalah (1) bagi guru model pembelajaran

simulasi dapat dijadikan inspirasi dalam proses pembelajaran lebih menarik; (2)

pihak sekolah diharapkan mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang

memadai untuk mendukung jalannya proses pembelajaran yang kreatif, inovatif

dan tidak membosankan.

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

vii

ABSTRACT

Fitaya, Lisna Dewi. 2016. The Implementation of Learning Simulation Model in

Increasing Democracy Values Reinforcement to the Eight Grader Students of

SMP Negeri 19 Semarang. Final Project. Department of Politics and Citizenship.

Faculty of Social Science. Semarang State University. Supervisor Prof. Dr.

Maman Rachman, M.Sc, Drs. Tijan, M.Si. 166 pages

Keywords: Simulation Model, Democracy Values

Citizenship education is one of important things on nationalism

characteristic building framework for all citizens. Because of that reason, teachers

have to improve the learning model such as simulation model which can take the

students’ involvement while the learning process is going on. The goal of this

research is to find out the teacher’s planning, implementation, and also the

evaluation on applying simulation model to increase the democracy values

reinforcement of eight grader students in SMP Negeri 19 Semarang.

The research method which was used was qualitative method. The focus of

the research was the planning, implementation, and also the evaluation on

applying simulation learning model. The data was got from the informant, real

phenomena, and also some documents. The data was got by observing,

interviewing, and also documenting. The data validity measurement used

triangulation method. The data was analyzed through data collection, data

reduction, data presentation, taking conclusion, and data verification

The result of the research were (1) the citizenship education learning using

simulation model on reinforcing democratic values of eight grader students in

SMP N 19 Semarang was exist in the syllabus and lesson plan that had been

suitable to the regulation and it integrated to the democratic values (2) the

implementation of citizensip education using of simulation learning model in

SMP N 19 Semarang through simulting the election of students organization

leader and discussing for class leader had been suited with the planning. The most

dominant democracy values which appeared were tolerance, be brave on giving

opinion, respect to different opinion, diversity, holding on the value and

humanism, confidence, appreciate each other, togetherness, balance, discussion

and honesty. Beside, the learning process using simulation model could increase

students’ activeness, either on thinking and interaction, or communication; (3) the

scoring system used test (written test and action test) and non-test (attitude

observation), the learning process used simulation model was effective to increase

the reinforcement of students’ democratic values.

Suggestion from the writer are (1) for teacher, simulation model can give

inspiration to make the learning process becomes more interesting; (2) the school

has to supply and prepare media and infrastructure to create a creative, innovative,

and interesting learning.

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

viii

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi untuk

memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

Pancasila dan kewarganegaraan.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rahman. M.Hum, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk

menimba ilmu di Perguruan Tinggi.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah mengelola akademik,

kemahasiswaan dan sarana prasarana perkuliahan.

3. Drs. Tijan, M.Si, Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas

Ilmu Sosial dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta masukan demi kelancaran tugas akhir ini.

4. Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah

memberi bimbingan demi kelancaran tugas akhir ini.

5. Moh. Aris Munandar, S.Sos. M.M selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Titik Dyah Ratnawati, S.Pd sebagai guru mata pelajaran dan nara

sumber yang telah memberi informasi demi kelancaran penyusunan

tugas akhir ini.

7. Dra. Cicilia Sri Maryuni, M.M Kepala Sekolah di SMP Negeri

Semarang yang telah memberi izin penelitian

8. Dra. Rr. Sulistyorini Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang

memberikan arahan selama penelitian.

9. Seluruh pihak SMP Negeri 19 Semarang yang telah memberikan izin

serta memberi informasi demi kelancaran penyusunan tugas akhir ini.

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

ix

10. Teman-teman seperjuangan Prodi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan angkatan 2012 yang senantiasa memberikan

pemikiran-pemikiran maupun saran selama proses penulisan tugas

akhir ini

11. Teman-teman PPL SMP Negeri 19 Semarang (PPL Decimal).

12. Seluruh penghuni Kos Orange khususnya Teh Leni, Ika, Oding, Luluk,

Resti, Riri, Ayu, Neli yang selalu memberikan semangat dan

senyuman.

13. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mudah-

mudahan amal baiknya mendapat pahala dari Allah SWT.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik yang

akan mendapat pahala dari Allah SWT, dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Maret 2016

Penulis

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

SARI .................................................................................................................. vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

PRAKATA ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

E. Batasan Istilah ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis ................................................................................ 10

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xi

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ................................................... 10

2. Model Pembelajaran Simulasi ......................................................... 18

3. Penguatan Nilai-Nilai Demokrasi .................................................... 26

a. Pengertian Nilai .............................................................................. 26

b.Pengertian Demokrasi .................................................................... 28

c. Nilai-Nilai Demokrasi ................................................................... 32

4. Konsep Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan..................... 41

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................. 44

C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian .................................................................................... 49

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 50

C. Sumber Data ......................................................................................... 51

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 52

E. Uji Validitas Data ................................................................................. 53

F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 57

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 57

a. Visi dan Misi Sekolah .................................................................... 57

b.Keadaan Lingkungan Sekolah........................................................ 58

c. Keadaan Guru SMP Negeri 19 Semarang ...................................... 61

d.Keadaan Siswa SMP Negeri 19 Semarang .................................... 63

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xii

2. Implementasi Model Pembelajaran Simulasi ................................... 63

a. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 64

b. Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 70

1) Langkah-Langkah Model Simulasi

a) Tahap Orientasi .................................................................. 71

b) Pelaksanaan Simulasi ......................................................... 74

(1) Simulasi Pemilihan Ketua OSIS .................................. 74

(a) Pembentukan Panitia .............................................. 75

(b) Penetapan Calon Ketua OSIS ................................ 77

(c) Kampanye Calon Ketua OSIS ................................ 79

(d) Pelaksanaan Pemungutan Suara ............................. 81

(e) Perhitungan Suara .................................................. 82

(f) Penetapan Pemenang Ketua OSIS ......................... 85

(2) Simulasi Pemilihan Ketua Kelas .................................. 86

c) Pemantapan dan debriefing ................................................ 88

c. Evaluasi Pembelajaran ................................................................... 89

B. Pembahasan .......................................................................................... 92

1. Perencanaan Pembelajaran Sesuai dengan Kurikulum KTSP ...... 93

2. Pelaksanaan Pembelajaran Model Simulasi ................................... 97

a. Pembelajaran Simulasi Meningkatkan Nilai-nilai Demokrasi

Siswa ........................................................................................ 99

b. Pembelajaran Simulasi Mengaktifkan Siswa ........................... 103

3. Penilaian Menggunakan Tes dan Non Tes .................................... 107

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xiii

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 111

B. Saran .................................................................................................. 112

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 116

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 19 Semarang ..................... 62

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Tiap Jenjang Pendidikan .......................................... 62

Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Negeri 19 Semarang Empat Tahun Terakhir ...... 63

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Guru saat melaksanakan tentang model simulasi .............................. 71

Gambar 4.2 Pembagian peran dalam simulasi ...................................................... 73

Gambar 4.3 Siswa yang berperan sebagai panitia ................................................. 76

Gambar 4.4 Ketua Panitia memimpin rapat .......................................................... 77

Gambar 4.5 Panitia saat membagikan kertas pengusulan calon ........................... 78

Gambar 4.6 Tiga kandidat calon ketua OSIS ........................................................ 79

Gambar 4.7 Pendukung masing-masing calon ketua OSIS .................................. 80

Gambar 4.8 Presensi pemilih ................................................................................ 82

Gambar 4.9 Proses pencoblosan ........................................................................... 82

Gambar 4.10 Memasukan surat suara ke dalam kotak suara ................................ 82

Gambar 4.11 Mencelupkan jari ke tinta ................................................................ 82

Gambar 4.12 Proses perhitungan suara ................................................................. 83

Gambar 4.13 Papan perhitungan suara.................................................................. 85

Gambar 4.14 Penetapan pemenang ketua OSIS .................................................... 86

Gambar 4.15 Simulasi pemilihan ketua kelas ....................................................... 87

Gambar 4.16 Siswa saat mengerjakan soal evaluasi ............................................. 90

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1: Kerangka Berpikir.................................................................................. 48

Bagan 2: Model Interaktif Analisis Data .............................................................. 56

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Minggu Efektif, Prota, Promes .................................... 117

Lampiran 2 Silabus ............................................................................................. 122

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 127

Lampiran 4 Naskah/ Skenario Simulasi .............................................................. 142

Lampiran 5 Hasil Evaluasi Siswa Kelas VIII C .................................................. 147

Lampiran 6 Hasil Pengamatan Sikap Siswa........................................................ 140

Lampiran 7 Soal tes tulis dan kunci jawaban ...................................................... 152

Lampiran 8 Reduksi Data Wawancara ................................................................ 153

Lampiran 9 Penelaahan RPP ............................................................................... 161

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian....................................................................... 164

Lampiran 11 Surat Bukti Melaksanakan Penelitian ............................................ 165

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ................................................................. 166

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya pembangunan di bidang pendidikan sampai saat ini sedang

dilakukan dan terus menerus ditingkatkan, sehingga dapat mewujudkan manusia

yang berkualitas tinggi. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan pada hakikatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan

melatih siswa untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang

mencakup: pengetahuan, nilai serta sikap, dan keterampilan. Kegiatan tersebut

dilaksanakan bukan hanya untuk memberi ilmu pengetahuan, melainkan untuk

mentransformasikan nilai-nilai kepada setiap siswa (Wijayanto, 2015:1).

Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa

lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peran-perannya untuk masa

yang akan datang. Peranan ini berhubungan dengan kegiatan pembangunan di

masyarakat. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

2

peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan

lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam

dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara tepat dalam kehidupan

masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari

perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2003:3)

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini

nampak rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat

memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran

yang masih konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu

sendiri, yaitu bagaimana hakikat belajar sebenarnya. Dalam arti substansial,

bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru

dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri

melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007:1).

Belum optimalnya proses pembelajaran diduga berasal dari berbagai

faktor, diantaranya adalah guru kurang menerapkan model pembelajaran yang

bervariasi. Selama proses kegiatan belajar mengajar, guru masih sering

menggunakan metode ceramah. Metode ini merupakan metode pembelajaran

yang berpusat pada guru, siswa cenderung pasif dan tidak diberi akses untuk

berkembang secara mandiri. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran

termasuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Dwi Ariyani, 2013:1).

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

3

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

No 24 Tahun 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu komponen penting dalam

kerangka pembentukan karakter nasionalisme seluruh warga negara pada

umumnya dan generasi muda pada khususnya agar terlibat aktif dalam kehidupan

politik bangsa dan negara baik di tingkat lokal maupun nasional. Begitu besarnya

peranan Pendidikan Kewarganegaraan sehingga sangat penting untuk dipelajari

secara sungguh-sungguh oleh setiap warga negara Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Ibu Titik Dyah

Ratnawati, salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus-Oktober tahun 2015 di SMP Negeri

19 Semarang Kelas VIII, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan masih berlangsung satu arah. Ketika proses belajar

berlangsung, terlihat suasana kelas sangat monoton dan membosankan hal ini

dapat dilihat dari kurangnya antusias siswa ketika guru menyampaikan materi,

terlebih lagi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap mata

pelajaran yang abstrak dan terlalu banyak materi.

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

4

Ketika pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ditempatkan pada jam

terakhir hal ini menjadi suatu tantangan yang sulit bagi guru karena banyak siswa

yang mengantuk dan tidak konsentrasi ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Kulminasi dari itu semua para siswa sulit memahami, bersikap, dan

berperilaku sesuai dengan muatan-muatan materi yang disampaikan.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang adalah guru belum

menerapkan model pembelajaran yang kontekstual. Guru masih sangat jarang

mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari.

Melihat kondisi tersebut, guru sebagai penentu keberhasilan siswa harus

berusaha untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Guru

harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan cocok

dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan

variasi agar siswa tidak jenuh saat mengikuti proses belajar mengajar. Model

pembelajaran yang dipilih oleh guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19

Semarang yang dapat meningkatkan motivasi siswa adalah model pembelajaran

simulasi. Berdasarkan hasil wawancara awal, model simulasi pernah di terapkan

oleh guru tersebut di kelas VII pada materi kebebasan mengemukakan pendapat.

Oleh karena itu model pembelajaran simulasi akan diterapkan di kelas VIII dalam

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

5

materi demokrasi agar siswa dapat memahami, bersikap dan berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai demokrasi.

Model pembelajaran simulasi adalah salah satu model yang

mempertunjukkan atau memperagakan kepada siswa suatu proses, atau benda

tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang disertai

dengan penjelasan lisan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, (2005:133)

Metode pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk

mengembangkan keterampilan siswa. Metode ini memindahkan situasi yang

nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau

keterbatasan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya.

Tujuan dari model pembelajaran simulasi yaitu agar siswa mempunyai

gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses

mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses terjadinya sesuatu, proses

mengerjakan sesuatu, dan komponen-komponen yang membuat sesuatu. Model

ini dapat merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan dan mencoba mempraktikkan apa yang ada dalam teori

menjadi sesuatu yang nyata (disimulasikan). Model pembelajaran simulasi

mampu mengatasi permasalahan pembelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Semarang. Berdasarkan latar

belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Implementasi Model Pembelajaran Simulasi Dalam Meningkatkan Penguatan

Nilai-Nilai Demokrasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang”.

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. bagaimanakah perencanaan guru dalam menerapkan model pembelajaran

simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas

VIII SMP Negeri 19 Semarang?

2. bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran simulasi dalam

meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII SMP Negeri

19 Semarang?

3. bagaimanakah evaluasi dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi

siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah mengetahui dan mendeskripsikan:

1. perencanaan guru dalam menerapkan model pembelajaran simulasi dalam

meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII SMP Negeri

19 Semarang

2. pelaksanaan model pembelajaran simulasi dalam meningkatkan penguatan

nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

7

3. evaluasi dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas

VIII SMP Negeri 19 Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Secara Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia pendidikan dalam hal

penerapan model simulasi sebagai salah satu model pembelajaran.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini memberikan inspirasi bagi guru dalam hal

pembelajaran PKn terutama dengan penerapan model pembelajaran

simulasi untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa

b. Bagi Siswa

Pembelajaran PKn dengan menggunakan model simulasi dapat membantu

kemampuan siswa dalam memahami, bersikap dan berperilaku sesuai

dengan materi yang disampaikan oleh guru.

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

8

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik pada sekolah

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

E. Batasan Istilah

Untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan diteliti,

diperlukan batasan istilah untuk membatasi makna terhadap istilah-istilah yang

terkait dengan penelitian ini.

1. Implementasi

Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah proses

pelaksanaan model pembelajaran simulasi dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan materi Demokrasi kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang.

2. Model pembelajaran Simulasi

Model pembelajaran simulasi dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu situasi yang

nyata. Situasi pembelajaran yang diambil dalam penelitian ini yaitu situasi

pemilihan ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas yang bertujuan untuk

memahami konsep pelaksanaan demokrasi di lingkungan sekolah.

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

9

3. Nilai-nilai Demokrasi

Demokrasi memiliki nilai-nilai, antara lain: toleransi, kebebasan

mengemukakan pendapat, menghormati perbedaan pendapat, memahami

keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dan komunikasi, menjunjung

nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri, tidak menggantungkan diri pada

orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan, dan

keseimbangan.

4. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945.

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Di sini usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti,

dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Fudyartanto (dalam

Baharuddin, 2010:13)

Banyak definisi yang diberikan tentang belajar. Menurut Gagne dalam

Dahar (2006:2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu

organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar

menyangkut perubahan dalam suatu organisme yang membutuhkan waktu

tertentu.

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut.

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

11

a. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

b. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)

c. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan

mengikuti arah tertentu).

d. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah

perubahan performance sebagai hasil latihan)

e. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalaman) Suprijono (2011: 2).

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan perilaku (Hamalik,

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

12

2001:27). Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses

yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dari pengalaman yang

didapatkan oleh setiap orang.

Sedangkan pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori,

kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah

yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah

setiap orang. Wenger (1998;227;2006;1) mengatakan, pembelajaran bukanlah

aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan

aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti

dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana

saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun

sosial (Huda, 2013:2).

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem

pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga

laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi,

slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari

ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan

sebagainya (Hamalik, 2003:57)

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

13

Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah pasti ada perencanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Adapun pengertian perencanaan

yaitu proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,

penggunaan materi pelajaran, penggunaan pendekatan dan metode

pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan Majid (2008:17). Senada dengan pengertian perencanaan

pembelajaran yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB IV standar proses

pasal 20 bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian

hasil belajar. Pengertian lain diungkapkan oleh Wina Sanjaya, perencanaan

pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara

rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan

perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya

pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber

belajar yang ada (Sanjaya, 2008: 28).

Perencanaan pada dasarnya adalah proses menerjemahkan kurikulum

yang berlaku menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa program

yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemah kurikulum, yakni

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

14

program penyusunan alokasi waktu, program tahunan, program semester,

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Alokasi waktu merupakan langkah pertama dalam menerjemahkan

kurikulum. Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menentukan

minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran.

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana program semester

merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semester diarahkan

untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar itu dilakukan. Silabus adalah rencana pembelajaran pada

suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. (Sanjaya,

2008:49-60). Pengertian yang senada dirumuskan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan 2006 dalam buku panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah bahwa silabus adalah

rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema

tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Menurut Sanjaya (2008:49-60) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

15

pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran yang dikembangkan

berdasarkan silabus. Pengertian lain diungkapkan oleh Masnur Muslich (2007:

53) dalam bukunya yang berjudul KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi

dan Kontekstual bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan

rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru

dalam pembelajaran di kelas. Secara teknis rencana pembelajaran minimal

memiliki komponen-komponen berikut.

1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil

belajar.

2) Tujuan pembelajaran.

3) Materi pembelajaran.

4) Pendekatan dan metode pembelajaran.

5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

6) Alat evaluasi dan sumber belajar.

7) Evaluasi pembelajaran.

Setelah perencanaan dibuat dengan baik, maka pelaksanaan

pembelajaran akan dilaksanakan mengacu pada perencanaan pembelajaran.

Untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran maka harus ada

evaluasi. Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu tes,

pengukuran dan penilaian.

Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan

seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang secara tidak

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

16

langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan

(Djemari Mardapi, 2008:67). Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan

angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel &

Fisbie, 1986:14). Sedangkan penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan

menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan

tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan

pembelajaran. Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk

mengetahui keberhasilan belajar siswa. Teknik penilaian yang digunakan sangat

tergantung pada kecakapan yang akan dinilai. Secara umum penilaian terhadap

hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes tertulis, tes lisan maupun tes

perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian hasil

kerja peserta didik, penilaian sikap dan penilaian berbasis portofolio

(Widoyoko, 2009:32).

Perubahan paradigma pada pembelajaran yang terjadi saat ini yaitu

orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

beralih berpusat pada murid (student centered), pendekatan yang semula bersifat

tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan paradigma tersebut

dimaksudkan guna memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses

maupun hasil pendidikan (Trianto, 2010:10). Proses pembelajaran yang

diharapkan yaitu pembelajaran yang akti dapat mengaktifkan siswa.

Pembelajaran aktif yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

17

pembelajaran (mencari informasi, mengolah informasi, dan menyimpulkannya

untuk kemudian diterapkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar.

Dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan

(Jamal Ma’mur Asmani, 2013:60).

Dengan pembelajaran aktif, siswa mendapat rangsangan agar mampu

berkomunikasi dengan guru maupun dengan siswa lain. Komunikasi menurut

Asmani (2013:78) merupakan pengungkapan pikiran dan perasaan baik lisan

maupun tulisan. Mengungkapkan gagasan sendiri maupun menilai gagasan

orang lain, akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang

dipikirkan atau dipelajari. Selain berkomunikasi, dalam pembelajaran juga harus

terjadi interaksi. Menurut Asmani (2013:78) belajar akan terjadi dan meningkat

kualitasnya bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang lain, misalnya

berdiskusi, saling bertanya dan mempertanyakan, dan /atau saling menjelaskan.

Selain pembelajaran aktif, pembelajaran kratif juga menjadi paradigma

perubahan dalam pembelajaran. Menurut Taslimuharom dalam Jamal Ma’mur

Asmani (2013:70) pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,

mengimajinasikan, melakukan inovasi, melakukan hal-hal yang artistik lainnya.

Kreativitas adalah kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia)

untuk memberikan gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan segi kuantitas,

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

18

ketergantungan, keragaman jawaban, dan menerapkannya dalam pemecahan

masalah.

2. Model Pembelajaran Simulasi

Sebelum membahas tentang model simulasi, terlebih dahulu akan

diuraikan tentang pengertian model pembelajaran. Model pembelajaran

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk

penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di

kelas.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model

pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar.

Merujuk pemikiran Joyce, fungsi model dapat membantu peserta didik

mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan

ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

19

pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar

(Suprijono, 2011:46).

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau

berbuat seakan-akan. Dalam pembelajaran simulasi dapat diartikan sebagai

suatu cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan

untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Majid,

2014:205). Sedangkan menurut Roestiyah (2001:22) Simulasi adalah tingkah

laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan

agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu

merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai

orang lain.

Simulasi pada hakikatnya didasarkan pada prinsip sibernetik yang

dihubungkan dengan komputer. Fokus utama dalam teori ini adalah munculnya

kesamaan antara mekanisme kontrol timbal balik dari sistem elektronik dengan

sistem-sistem manusia. Ada banyak contoh simulasi yang berasal dari berbagai

hal, seperti permainan, kompetisi, kerja sama, dan beberapa hal yang dilakukan

oleh perseorangan dengan standar mereka pribadi. Kompetisi sangatlah penting

dalam simulasi-simulasi besar. Dengan simulasi, tugas pembelajaran dapat

dirancang sedemikian rupa agar tidak begitu rumit dari pada yang tampak di

dunia nyata, sehingga siswa bisa dengan mudah dan cepat menguasai skill

tertentu di dunia nyata (Huda, 2013)

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

20

Model pembelajaran simulasi adalah bentuk model pembelajaran praktik

yang sifatnya mengembangkan keterampilan siswa (keterampilan mental

maupun fisik/teknis). Model pembelajaran ini memindahkan suatu situasi yang

nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk

melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya.

Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang

membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan

sekelilingnya atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu

siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk

menguji reaksi mereka serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan

keputusan.

Model pembelajaran ini diterapkan dalam dunia pendidikan dengan

tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika.

Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan di mana gerakan yang

dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya dalam proses simulasi ini

dilakukan dengan menggunakan simulator (Shoimin, 2014: 170).

Metode simulasi merupakan metode mengajar yang digunakan dalam

pembelajaran kelas. Sebagai metode mengajar, simulasi diartikan cara penyajian

pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami

tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode mengajar simulasi

lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode yang berlandaskan pada

pendekatan keterampilan proses. Di samping itu, metode ini digunakan dalam

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

21

pembelajaran berbasis kontekstual, salah satu contoh bahan pembelajaran dapat

diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial maupun permasalahan-

permasalahan sosial yang aktual. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan nilai-nilai kehidupan sosial maupun membentuk sikap atau perilaku

dapat dilakukan melalui pembelajaran ini. Langsung ataupun tidak melalui

simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain peran dapat

dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual,

sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu

belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan

yang berkelanjutan (Erviantono:6).

Dalam pembelajaran ini, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan

dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di

samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak bermain peran beberapa

perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Simulasi ini lebih

menitikberatkan pada tujuan mengingat atau menciptakan kembali gambaran

masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau

peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang.

Adapun tujuan dari simulasi yaitu untuk: 1) melatih keterampilan

tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, 2)

memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, 3) melatih

memecahkan masalah, 4) meningkatkan keaktifan belajar, 5) memberikan

motivasi belajar kepada siswa, 6) melatih siswa untuk mengadakan kerja sama

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

22

dalam situasi kelompok, 7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih

siswa untuk mengembangkan sikap toleransi (Shoimin, 2014:171)

Adapun langkah-langkah penerapan model simulasi adalah sebagai

berikut.

Tahap 1. Orientasi

a. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan

diintegrasikan dalam proses simulasi.

b. Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan

c. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi

Tahap 2. Latihan bagi peserta

a. Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan,

bentuk keputusan yang harus dibuat dan tujuan yang akan dicapai.

b. Menugaskan para pemeran dalam simulasi

c. Mencoba secara singkat suatu episode

Tahap 3 Pelaksanaan Simulasi

a. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut

b. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap

performa si pemeran

c. Menjelaskan kesalahan konsepsi

d. Melanjutkan simulasi

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

23

Tahap 4. Pemantapan dan debriefing

a. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul

selama simulasi

b. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan dan wawasan siswa.

c. Menganalisis proses

d. Guru dan siswa membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.

e. Siswa menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi pelajaran.

f. Guru menilai dan merancang kembali simulasi (Shoimin, 2014:172).

Peran guru dalam model pembelajaran simulasi tidak jauh berbeda

dengan fasilitator. Selama proses simulasi, ia harus menunjukkan sikap yang

tidak evaluatif dan tetap suportif. Di sini guru bertugas untuk menyajikan, lalu

memfasilitasi pemahaman dan penafsiran tentang aturan-aturan simulasi.

Selain itu, untuk dapat membuat aktivitas semenarik mungkin dan mendapat

perhatian serta fokus pada isu yang tidak relevan, guru harus langsung

menghampiri kelompok yang memenangkan permainan.

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai

model pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi

situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,

masyarakat maupun menghadapi dunia kerja.

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

24

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui simulasi

siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik

yang disimulasikan.

3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam

menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran

(Majid, 2014:207).

Sedangkan Roestiyah (2001:22) menyatakan bahwa model simulasi

baik sekali jika diterapkan dalam pembelajaran karena:

1) Menyenangkan siswa

2) Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa

3) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan

lingkungan yang sebenarnya.

4) Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau abstrak

5) Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam

6) Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan

timbulnya keutuhan dan kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat

7) Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/ kurang cakap

8) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis

9) Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

25

Walaupun model ini baik dan memiliki banyak keunggulan, tetapi

masih mempunyai kelemahan, yaitu:

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai

dengan kenyataan di lapangan.

2) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa

dalam melakukan simulasi.

3) Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh

riset

4) Biayanya terlalu mahal

5) Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakannya

elemen-elemen yang penting

6) Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, membutuhkan ruang dan

gedung

7) Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa

8) Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi

batas

9) Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.

10) Namun bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut,

maka pelaksanaan model simulasi akan sangat berhasil (Roestiyah,

2001:23).

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

26

3. Penguatan Nilai-Nilai Demokrasi

a. Pengertian Nilai

Secara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai-

nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving).

Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian

berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain.

Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta

damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian dan

kesesuaian. Nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau

diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Yang

termasuk pada kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat

dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah,

adil, dan murah hati (Linda dalam Elmubarok, 2009:7).

Margins Suseno dalam Zakiyah, dkk (2014:14) menjelaskan

bahwa nilai adalah karsa atau kehendak kejiwaan manusia berfungsi

sebagai pendorong bagi perbuatan manusia. Perbuatan manusia dapat

dinilai baik atau buruk dan menjadi sarana untuk mengetahui arah

dorongan kehendaknya. Nilai kebaikan yang ada pada manusia atau

seseorang tidak dapat diamati, tetapi fenomena dari perbuatan itulah yang

dapat diamati. Nilai terkandung dalam perbuatan yang sedang di nilai.

Dalam kamus Purwodarminto, nilai diartikan sebagai berikut: (1)

harga dalam arti takaran, misalnya nilai intan; (2) harga sesuatu, misalnya

Page 44: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

27

uang; (3) angka kepandaian; (4) kadar, mutu; (5) sifat-sifat atau hal-hal

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, misalnya nilai-nilai agama.

Menurut Suyitna (dalam Soegito, 2011:71) nilai merupakan sesuatu yang

kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk dihadapi. Nilai mau

dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan

perhatian minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri kearah apa yang

bernilai. Nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan

kita. Nilai tidak hanya tampak sebagai nilai bagi seorang saja, melainkan

bagi segala umat manusia. Nilai tampil sebagai sesuatu yang patut di

kerjakan dan dilaksanakan oleh semua orang. Nilai mempunyai tingkatan

tertentu, dan sesuai dengan tingkatan tertentu, dan sesuai dengan tingkatan

itu ada yang disebut sebagai nilai dasar (nilai fundamental), nilai

instrumental dan nilai praksis.

1) Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental. Di samping

itu nilai dasar ini mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Nilai dasar dalam konteks kehidupan bangsa

Indonesia tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang

dalam UUD 1945. Dan nilai ini sifatnya sangat fundamental. Artinya

bagi bangsa Indonesia karena nilai dasar Pancasila itu menjadi dasar,

pandangan hidup, dan ideologi bangsa, maka keberadaannya tidak bisa

ditawar-tawar lagi dan harus diyakini kebenarannya.

Page 45: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

28

2) Nilai instrumental, merupakan manifestasi dari nilai dasar, dan ini

berupa pasal-pasal UUD 1945, perundang-undangan ketetapan-

ketetapan dan peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman,

kaidah, petunjuk kepada masyarakat untuk menaatinya.

3) Sedangkan nilai praksis merupakan penjabaran dari instrumental dan

praksis ini berkaitan langsung dengan kehidupan nyata yaitu suatu

kehidupan yang penuh diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan

tertentu. Pertimbangan ini sifatnya cenderung pada hal-hal yang

bermanfaat.

Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan nilai sebagai suatu

ajakan untuk melaksanakan dan mendorong siswa untuk bertindak sesuai

dengan kaidah-kaidah dan ketentuan dalam kehidupan nyata. Pendidikan

nilai adalah pengajaran atau bimbingan kepada siswa agar menyadari nilai

kebenaran, kebaikan, keindahan, melalui proses pertimbangan nilai yang

tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten.

b. Pengertian Demokrasi

Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani, yaitu

demos, yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau

cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata

demos–cratein atau demos-cratos memiliki arti suatu sistem pemerintahan

dari, oleh, dan untuk rakyat.

Page 46: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

29

Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologi adalah seperti

yang dinyatakan para ahli tentang demokrasi. Menurut Abraham Lincoln

hakikat demokrasi adalah pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat”. Joseph A. Schmeter mengatakan demokrasi merupakan

suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana

individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara

perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

Philippe C. Schmitter menyatakan, demokrasi sebagai suatu sistem

pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-

tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak

secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil

mereka yang telah terpilih.

Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik

merupakan sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan

atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh

rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip

kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya

kebebasan politik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa

hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan

politik. Dengan kata lain pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan di

tangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal: pemerintahan dari

Page 47: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

30

rakyat (government of the people); pemerintahan oleh rakyat (government

by the people); dan pemerintahan untuk rakyat (government for the

people).

Pemerintahan dari rakyat (government of the people) mengandung

pengertian bahwa suatu pemerintahan yang mendapat pengakuan dan

dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi, pemilihan

umum. Pengakuan dan dukungan rakyat bagi suatu pemerintahan

sangatlah penting, karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintah

dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud

dari amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya.

Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki

pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas

nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elite negara atau elite birokrasi.

Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah berada dalam pengawasan

rakyat (social control). Pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh

rakyat maupun tidak langsung melalui para wakilnya di parlemen.

Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)

mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat

kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.

Kepentingan rakyat umum harus dijadikan landasan utama kebijakan

sebuah pemerintahan yang demokratis (TIM ICCE UIN Jakarta, 2010:37)

Page 48: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

31

Michael G. Roskin, dkk (dalam Sopiah, 2010:1) menyebutkan

bahwa demokrasi perwakilan memiliki beberapa unsur pokok, antara lain:

1) Dukungan yang luas kepada pemerintahan

2) Kompetisi politik

3) Pergantian kekuasaan

4) Perwakilan umum

5) Kekuasaan mayoritas

6) Hak perbedaan pendapat dan pengabaian perintah

7) Persamaan hak politik

8) Konsultasi umum

9) Kebebasan pers

Sedangkan menurut Alamudi, demokrasi sesungguhnya bukan

hanya seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga

menyangkut seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui

sejarah panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi suatu

pelembagaan dari kebebasan. Nilai terpenting lain dari demokrasi adalah

persamaan. Secara rinci, Alamudi mengatakan bahwa demokrasi

menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Kedaulatan rakyat

2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah

3) Kekuasaan mayoritas

4) Hak-hak minoritas

Page 49: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

32

5) Jaminan hak asasi manusia

6) Pemilihan yang bebas dan jujur

7) Persamaan di depan hukum

8) Proses hukum yang wajar

9) Pembatasan pemerintah secara konstitutional

10) Pluralisme sosial, ekonomi dan politik

11) Nilai-nilai toleransi, pragmatism, kerjasama dan mufakat (Sopiah,

2010:2)

c. Nilai-nilai Demokrasi

Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang

dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan

perangkat pendukungnya dan dijadikannnya demokrasi sebagai pandangan

hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.

Sebuah pemerintahan yang baik, dapat tumbuh dan stabil bila

masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap

norma-norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan yang

puas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang

terbaik dibanding dengan sistem pemerintahan lainnya. Untuk

menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada

pola perilaku yang menjadi tuntutan atau norma/ nilai-nilai demokrasi

Page 50: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

33

yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan hal-

hal berikut:

1) Kesadaran akan pluralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus

menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin

keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga negara. Maka

kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia

sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya,

agama, dan potensi alamnya.

2) sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan

didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, dan memperhatikan

kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan

dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal

sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada. Demokrasi

membutuhkan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.

3) Demokrasi membutuhkan kerjasama antar warga masyarakat dan sikap

serta itikad baik. Demokrasi membutuhkan kerja sama antar anggota

masyarakat untuk mengambil keputusan yang disepakati semua pihak.

Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat

lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

4) Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi

mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus menerima

kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan

Page 51: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

34

keputusan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan masyarakat

untuk memberikan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara

yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima

bentuk-bentuk tertentu.

5) Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi

mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan

haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak

menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan

moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan

mencapai tujuan (Sopiah, 2010:23)

Zuhro (2009:23) mengungkapkan bahwa nilai-nilai universal

demokrasi adalah sebagai berikut:

a) Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik

b) Penghargaan terhadap hak-hak individu

c) Pemilihan pemimpin secara berkala, jujur dan adil

d) Persamaan kedudukan di depan hukum

e) Kewarganegaraan yang setara

f) Partai politik

g) Transparansi dan akuntabilitas pemerintahan

h) Desentralisasi dan otonomi daerah

i) Media yang independen dan bebas.

Page 52: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

35

Zamroni dalam Winarno (2007:98) menyebutkan adanya kultur

atau nilai demokrasi antara lain:

a) toleransi,

b) mengemukakan pendapat,

c) menghormati perbedaan pendapat,

d) memahami keanekaragaman dalam masyarakat,

e) terbuka dan komunikasi

f) menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan,

g) percaya diri,

h) tidak menggantungkan diri pada orang lain,

i) saling menghargai,

j) mampu mengekang diri,

k) kebersamaan, dan

l) keseimbangan.

Menurut cendekiawan muslim Nurcholish Madjid, pandangan

hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan yang telah

berkembang, baik secara teoritis maupun pengalaman praktis di negara-

negara yang demokrasinya sudah mapan. Setidaknya ada enam norma atau

unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis.

Keenam norma itu adalah:

Pertama, kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan

kemajemukan tidak sekadar pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat

Page 53: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

36

yang majemuk. Kesadaran atas kemajemukan menghendaki tanggapan

dan sikap positif terhadap kemajukan itu sendiri secara aktif. Pengakuan

akan kenyataan perbedaan harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku

menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan dan sikap orang dan

kelompok lain, sebagai bagian dari kewajiban warga negara dan negara

untuk menjaga dan melindungi hak orang lain untuk diakui

keberadaannya. Jika norma ini dijalankan secara sadar dan konsekuen

diharapkan dapat mencegah munculnya sikap dan pandangan hegemoni

mayoritas dan tirani minoritas.

Kedua, musyawarah. Makna dan semangat musyawarah ialah

mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk

secara tulus menerima kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan

kompromi-kompromi sosial dan politik secara damai dan bebas dalam

setiap keputusan bersama. Semangat musyawarah menuntut agar setiap

orang menerima kemungkinan terjadinya “partial functioning of ideals”,

yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu, dan tak harus, seluruh

keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan

dilaksanakan sepenuhnya. Konsekuensi dari prinsip ini adalah kesediaan

setiap orang maupun kelompok untuk menerima pandangan yang berbeda

dari orang atau kelompok lain dalam bentuk-bentuk kompromi melalui

jalan musyawarah yang berjalan secara seimbang dan aman.

Page 54: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

37

Ketiga, cara haruslah sejalan dengan tujuan. Norma ini

menekankan bahwa hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan

bahwa cara haruslah sejalan dengan tujuan. Dengan ungkapan lain,

demokrasi pada hakikatnya tidak hanya sebatas pelaksanaan prosedur-

prosedur demokrasi (pemilu, suksesi kepemimpinan, dan aturan mainnya),

tetapi harus dilakukan secara dan beradab, yakni melalui proses demokrasi

yang dilakukan secara sukarela, dialogis, dan saling menguntungkan.

Unsur-unsur inilah yang melahirkan demokrasi yang substansial.

Keempat, norma kejujuran dan pemufakatan. Suasana masyarakat

demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni

permusyawaratan yang jujur dan sehat untuk mencapai kesepakatan yang

memberi keuntungan semua pihak. Karena itu, faktor ketulusan dalam

usaha bersama mewujudkan tatanan sosial yang baik untuk semua warga

negara merupakan hal yang sangat penting dalam membangun tradisi

demokrasi. Prinsip ini erat kaitannya dengan paham musyawarah seperti

telah dikemukakan di atas. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan

berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok memiliki

pandangan positif terhadap perbedaan pendapat dan orang lain.

Kelima, kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban.

Pengakuan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan

kewajiban bagi semua (egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang

harus diintegrasikan dengan sikap percaya pada itikad baik orang dan

Page 55: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

38

kelompok lain (trust attitude). Norma ini akan berkembang dengan baik

jika ditopang oleh pandangan positif dan optimis terhadap manusia.

Sebaliknya, pandangan negatif dan pesimis terhadap manusia dengan

mudah akan melahirkan sikap dan perilaku curiga dan tidak percaya

kepada orang lain. Sikap dan perilaku ini akan sangat berpotensi

melahirkan sikap enggan untuk saling terbuka, saling berbagi untuk

kemaslahatan bersama atau untuk melakukan kompromi dengan pihak-

pihak yang berbeda.

Keenam, trial and eror (percobaan dan salah) dalam berdemokrasi.

Demokrasi bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia

merupakan sebuah proses tanpa henti. Dalam kerangka ini demokrasi

membutuhkan percobaan-percobaan dan kesediaan semua pihak untuk

menerima kemungkinan ketidaktepatan atau kesalahan dalam praktik

berdemokrasi (TIM ICCE UIN Jakarta, 2010:38).

Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk

mengembangkan pemerintahan yang demokratis. Nilai-nilai tersebut

antara lain: kebebasan (berpendapat, berkelompok, berpartisipasi),

menghormati orang/kelompok lain, kesetaraan, kerja sama, persaingan,

dan kepercayaan (Asykuri Ibn Chamim, dkk, 2003).

Dari uraian di atas, maka nilai-nilai yang terkandung dalam

demokrasi menjadi sikap yang harus dimiliki siswa dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, terutama saat kegiatan belajar mengajar

Page 56: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

39

berlangsung. Nilai-nilai demokrasi yang akan dijadikan indikator dalam

penelitian ini yaitu nilai-nilai demokrasi yang diungkapkan oleh Zamroni

dalam Winarno (2007:98). Salah satu contohnya yaitu nilai percaya diri

dalam memainkan peran yang telah diberikan kepada siswa pada saat

melaksanakan simulasi.

Proses penguatan nilai-nilai demokrasi dapat diperoleh siswa

melalui penerapan model simulasi dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Penguatan nilai-nilai dalam penelitian ini yaitu

dorongan untuk memperkuat perilaku siswa dalam mengamalkan nilai-

nilai demokrasi. Penguatan merupakan unsur penting dalam belajar,

karena penguatan itu akan memperkuat perilaku. Adapun proses

pembentukan/penguatan kepribadian menurut Kaelan (2013:687-688)

sebagai berikut:

1. Proses penghayatan diawali dengan memiliki tentang pengetahuan

yang lengkap, dan jelas tentang kebaikan dan kebenaran nilai-nilai

demokrasi. Kemudian diserapkan dan dihayati sehingga menjadi suatu

kesadaran yaitu orang selalu dalam keadaan mengetahui keadaan diri

sendiri, memahami, serta memiliki pengetahuan demokrasi.

2. Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya suatu

ketaatan, yaitu suatu kesediaan yang harus senantiasa ada untuk

merealisasikan nilai-nilai.

Page 57: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

40

3. Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan untuk

melakukan perbuatan mengaktualisasikan nilai-nilai demokrasi dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang kenegaraan maupun dalam

bidang kemasyarakatan.

4. Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas, yaitu selalu

terselenggaranya kesatuan lahir batin, kesatuan akal, rasa, kehendak

sikap dan perbuatan, mentalitas ini melalui sesuatu proses

pengulangan dan kestabilan dan berkembang menjadi watak.

Kemudian diresapkan lebih lanjut dalam jiwa sehingga terbentuk hati

nurani dengan demikian orang senantiasa mengaktualisasikan nilai-

nilai demokrasi dengan selalu disertai pengenalan pada diri sendiri

dalam bentuk memberi isyarat (dengan suara batin) memberi pedoman

pada diri sendiri sebelum melakukan perbuatan. Hal ini meliputi : a)

perintah atau larangan berbuat, b) anjuran atau larangan tidak berbuat,

c) membiarkan berbuat atau tidak berbuat, d) keseluruhannya harus

ditaati sendiri.

5. Kemudian mengadakan penilaian diri setelah melakukan perbuatan

yang bersanksi. Sanksi ini dapat berwujud; pujian atau celaan kepada

diri sendiri, yaitu celaan sampai dapat penjelma menjadi penderitaan.

6. Bilamana kondisi peresapan dan aktualisasi nilai-nilai demokrasi pada

tingkat yang optimal maka orang akan memiliki kepribadian sesuai

dengan nilai-nilai demokrasi. Hal ini seharusnya mempunyai semangat

Page 58: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

41

dan keteguhan hati dalam bentuk: a) kemampuan daya (kekuatan) serta

cara bagi pemeliharaan dan pengembangan aktualisasi nilai-nilai

demokrasi; b) kemampuan, daya (kekuatan) serta cara untuk

menyampaikan Pancasila kepada generasi penerus (anak

keturunannya) maupun orang lain; c) kemampuan, daya (kekuatan)

serta cara bagi pengembangan dan pengaktualisasian nilai-nilai

demokrasi; d) meningkatkan semangat dan keteguhan hati yang

demikian itu menjadi keyakinan nilai-nilai demokrasi, yaitu keyakinan

akan kebenaran nilai-nilai demokrasi kemudian meningkatkan menjadi

keteguhan keyakinan terhadap demokrasi.

4. Konsep Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan atau civics memiliki banyak pengertian

dan istilah. Muhammad Numan Somantri merumuskan pengertian civics

sebagai Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia

dengan: (a) manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi

(organisasi sosial, ekonomi, politik); (b) individu-individu dengan negara.

Istilah lain yang hampir sama maknanya dengan civics adalah citizenship.

Dalam hubungan ini Stanley E. Diamond, seperti dikutip Somantri,

menjelaskan hubungan sebagai berikut: “citizenship as it relates to school

activities has two fold meanings. In a narrow-sense, citizenship includes only

legal status in country and the activities closely related to the political

Page 59: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

42

function-voting, governmental organization, holding of office, and legal right

and responsibility…..” (Citizenship sebagaimana keberhubungan dengan

kegiatan-kegiatan sekolah mempunyai dua pengertian dalam arti sempit,

citizenship hanya mencakup status hukum warga negara dalam sebuah negara,

organisasi pemerintah, mengelola kekuasaan, hak-hak hukum dan tanggung

jawab). Dari perspektif ini Civics dan Citizenship erat kaitannya dengan warga

negara dan negara.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan tidak

boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan

operasional Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Selain itu tidak boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan filosofi Bhineeka Tunggal Ika. Hal ini yang

menyebabkan secara terminology, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

mempunyai misi sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran

akan norma dan konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

pengembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

penghayatan terhadap filosofi Bhineka Tunggal Ika.

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter

bangsa Indonesia yang antara lain: (a) membentuk kecakapan partisipasi

Page 60: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

43

warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, (b) menjadikan warga negara Indonesia yang

cerdas, aktif, kritis dan demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga

persatuan dan integritas bangsa; (c) mengembangkan kultur demokrasi yang

berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi dan tanggung jawab. Hal

lain yang menjadi titik tekan Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah

mendidik generasi muda untuk menjadi warga negara Indonesia yang kritis,

aktif, demokratis dan beradab dengan pengertian mereka sadar akan hak dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta

kesiapan mereka menjadi bagian warga dunia (global society) (TIM ICCE

UIN Jakarta, 2010:6).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24

Tahun 2006 tentang Standar Isi menjelaskan bahwa, tujuan mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-

kompetensi sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan,

b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab serta bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara/,

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain,

Page 61: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

44

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan

komunikasi.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Skripsi dengan judul “Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kebak Tahun

Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 oleh Eka

Yuni Erliana sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah

Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang kemudian berdampak pada

peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar

siswa yang meliputi aktivitas: (1) Bertanya, sebelum tindakan hanya 7 siswa

(29,17%) dan pada akhir tindakan mencapai 18 siswa (75,00%)

(Berpendapat), sebelum tindakan hanya 5 siswa (20,83%) dan pada akhir

tindakan mencapai 18 siswa (75,00%) (Perhatian), sebelum tindakan hanya

8 siswa (33,33%) dan pada akhir tindakan mencapai 19 siswa (79,17%) (4)

Mengerjakan tugas, sebelum tindakan hanya 9 siswa (37,50%) dan pada

akhir tindakan mencapai 20 siswa (83,33%) (5) Kerjasama kelompok

sebelum tindakan hanya 5 siswa (20,83%) dan pada akhir tindakan

Page 62: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

45

mencapai 19 siswa (79,17%). Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari

hasil post test yang dilakukan di akhir proses pembelajaran yaitu sebelum

tindakan, presentase keberhasilan siswa yang nilainya diatas KKM (≥70)

hanya 54,17% dan pada akhir tindakan mencapai 87,50%. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

penerapan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar PKn pada

siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak Kebakkramat tahun pjaran 2011/2012.

2. Skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Materi Sistem Peredaran

Darah dengan metode Simulasi Taman Sirkulasi Berbasis Bioutainment di

SMP Negeri 1 Gabus Kabupaten Pati”. Penelitian ini dilakukan pada tahun

2013 oleh Dwi Ariyani sebagai mahasiswa jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dari ketiga kelas mencapai

ketuntasan klasikal sebesar 84,46%. Rata-rata aktivitas siswa dari ketiga

kelas sampel mencapai 87,20%. Hasil penelitian tersebut sudah melampaui

kriteria minimum yang ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80%. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode simulasi taman

sirkulasi berbasis bioedutainment pada materi sistem peredaran darah

berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa.

Page 63: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

46

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu komponen penting dalam

kerangka pembentukan karakter nasionalisme seluruh warga negara pada

umumnya dan generasi muda pada khususnya agar terlibat aktif dalam kehidupan

politik bangsa dan negara baik di tingkat lokal maupun nasional. Begitu besarnya

peranan Pendidikan Kewarganegaraan sehingga sangat penting untuk dipelajari

secara sungguh-sungguh oleh setiap warga negara Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki

banyak materi yang berupa teori dan konsep-konsep dan selalu dikeluhkan oleh

para siswa karena pembelajarannya membosankan. Proses belajar mengajar di

kelas masih menekankan pada pemberian pengetahuan tanpa mengaitkan antara

materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang yaitu kegiatan proses

belajar mengajar di kelas masih berlangsung satu arah, guru kurang melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu guru masih sangat jarang mengaitkan

antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini

menjadikan siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam menerapkan

materi yang telah disampaikan.

Page 64: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

47

Model pembelajaran simulasi menjadi suatu alternatif untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Model pembelajaran simulasi merupakan salah satu

model yang mempertunjukkan atau memperagakan kepada siswa suatu proses,

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang

disertai dengan penjelasan lisan.

Model pembelajaran simulasi memiliki tujuan agar siswa mempunyai

gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses

mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses terjadinya sesuatu, proses

mengerjakan sesuatu, dan komponen-komponen yang membuat sesuatu. Model

ini dapat merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan dan mencoba mempraktikkan apa yang ada dalam teori

menjadi sesuatu yang nyata (disimulasikan). Dalam penelitian ini akan

disimulasikan contoh pelaksanaan demokrasi yang ada di Indonesia di lingkungan

sekolah, yaitu simulasi pemilihan ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas.

Harapannya setelah penelitian ini dilaksanakan siswa dapat memahami, bersikap

dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.

Page 65: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

48

Dari uraian di atas kerangka berpikir dalam penelitian ini di gambarkan

pada bagan di bawah ini.

Bagan 2.1: Kerangka Berpikir

1. Pembelajaran Konvensional

2. Penyampaian materi Demokrasi

belum Kontekstual

Siswa kurang tertarik dan mengalami

kesulitan dalam memahami materi

Demokrasi

Penerapan model pembelajaran

Simulasi salah satu contoh

pelaksanaan Demokrasi yang

ada di Indonesia

Menyenangkan

Melibatkan siswa secara

aktif

Siswa berperan sebagai

pelaku dalam kehidupan

demokrasi

Siswa tertarik dalam pembelajaran

Siswa menerapkan nilai-nilai

demokrasi dalam kehidupan sehari-

hari

Page 66: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

111

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian implementasi model pembelajaran

simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas

VIII SMP Negeri 19 Semarang yang dilakukan oleh peneliti dan pembahasan

yang disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran PKn menggunakan model simulasi dalam

penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 19

Semarang ada dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang sudah sesuai dengan ketentuan dan mengintegrasikan nilai-nilai

demokrasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan model simulasi di

SMP Negeri 19 Semarang melalui kegiatan simulasi pemilihan ketua OSIS

dan pemilihan ketua kelas dan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat. Dalam simulasi tersebut nilai demokrasi yang dominan muncul

yaitu nilai toleransi, berani mengemukakan pendapat, menghormati

perbedaan pendapat, keanekaragaman, percaya diri, saling menghargai,

kebersamaan, musyawarah dan nilai kejujuran. Di samping itu

pembelajaran dengan menggunakan model simulasi juga dapat

meningkatkan keaktifan siswa, baik aktif dalam berpikir, berinteraksi,

berbicara maupun berkomunikasi.

Page 67: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

112

3. Evaluasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model simulasi dalam

penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 19

Semarang yaitu dengan menggunakan penilaian tes (tes tulis dan tes

perbuatan) dan non tes (pengamatan sikap siswa terhadap pengamalan

nilai-nilai demokrasi). Pembelajaran dengan menggunakan model simulasi

efektif untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi guru model pembelajaran simulasi dapat dijadikan salah satu inovasi

baru dalam proses pembelajaran agar tidak membosankan dan efektif

untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan mampu meningkatkan sarana dan

prasarana yang memadai untuk mendukung jalannya proses pembelajaran

yang kreatif, inovatif dan tidak membosankan.

Page 68: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

113

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2002. Presedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tips Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Diva Press

Baharuddin, dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruz

Media

Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral. Semarang: Unnes

Press

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakrata:

Prenada Media Group

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Soegito, A.T, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang. Pusat Pengembangan

MKU-MKDK UNNES Sopiah, Pipih. 2010. Demokrasi di Indonesia.

Jakarta: Nobel Edumedia

Page 69: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

114

Sopiah, Pipih. 2010. Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Jakrta: Prestasi Pustaka

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

TIM ICCE UIN Jakarta. 2010. Pendidikan Kewargaan (Civic Education). Jakarta:

Prenada Media Group

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Zakiyah, dkk. 2014. Pendidikan Nilai. Bandung: CV Pustaka Setia

Zamroni. 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural.

Yogyakarta: Gavin Kalam Utama

Zuhro, R.Siti. 2009. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-

Nilai Budaya Politik Lokal Di Jawa Timur, Sumtera Barat, Sulawesi

Selatan dan Bali. Yogyakarta: Ombak

Jurnal, Skripsi, Tesis

Ariyani, Dwi. 2013. Penerapan Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah

Dengan Metode Simulasi Taman Sirkulasi Berbasis Bioedutainment di

SMP Negeri 1 Gabus Kabupaten Pati. Skripsi. Semarang: Fakultas

Matematika dan IPA Unnes

Yuliana, Rini. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Gringsing Batang. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes

Erliana, Eka Yuni. 2012. Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kebak Tahun

Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Page 70: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27577/1/3301412060.pdf · ketua OSIS dan pemilihan ketua kelas . telah . ... a.Visi dan Misi Sekolah ... Penetapan Calon Ketua OSIS ...

115

Wijayanto, Fajar Adi. 2015. Penerapan Model Kooperatif Tipe Scramble Materi

Kebebasan Mengemukakan Pendapat Mapel PKn Kelas VII MTs NU

Ungaran Semarang. Skripsi. Semarang: FIS Unnes

Lestari, Wiwik. 2015. Implementasi Model Sosiodrama Untuk Menanamkan

Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Di MTs Negeri 2 Semarang

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan