SKRIPSI - metrouniv.ac.id...LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan...

105
SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah) Oleh: RETNO FITRI ASTIA NPM. 13101853 Jurusan Ahwal Al-Syakshiyyah (AS) Fakultas Syariah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H / 2019 M

Transcript of SKRIPSI - metrouniv.ac.id...LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan...

  • SKRIPSI

    PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG

    LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman

    Kabupaten Lampung Tengah)

    Oleh:

    RETNO FITRI ASTIA

    NPM. 13101853

    Jurusan Ahwal Al-Syakshiyyah (AS)

    Fakultas Syariah

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

    1440 H / 2019 M

  • ii

    PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG

    LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman

    Kabupaten Lampung Tengah)

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

    Oleh:

    RETNO FITRI ASTIA

    NPM. 13101853

    Pembimbing I : Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag

    Pembimbing II : Elfa Murdiana, M.Hum

    Jurusan Ahwal Al-Syakshiyyah (AS)

    Fakultas Syariah

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

    1440 H / 2019 M

  • iii

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG

    LEGALITAS AKTA IKRAR WAKAF

    (Studi Kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten

    Lampung Tengah)

    Oleh:

    RETNO FITRI ASTIA

    NPM. 13101853

    Wakaf merupakan salah satu kegiatan prasarana yang diberikan oleh pihak

    yang mewakafkan (wakif) untuk menambah kegiatan aktivitas masyarakat di suatu

    daerah tertentu guna meningkatkan taraf perekonomian di daerah tersebut.

    Masalah yang sering timbul dalam sistem perwakafan di Indonesia adalah masih

    banyaknya harta wakaf yang belum dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)

    setempat. Hal ini banyak disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat

    akan Legalitas Akta Ikrar Wakaf. Maka dari itu setiap wakif wajib mendaftarkan

    harta wakafnya sesuai dengan aturan tertentu sebagai pengamanan harta wakaf

    tersebut dari masalah sengketa dan agar wakaf tersebut dapat di kelola untuk

    mensejahterakan masyarakat setempat, terutama umat Muslim.

    Tujuan dilakukannya penelitian ini guna untuk meningkatkan stabilitas

    perwakafan yang seharusnya bisa menjadi pendongkrak perekonomian negara.

    jEnis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sedangkan sifat penelitiannya

    bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder,

    kemudian data yang telah dikumpulkan di analisis secara kualitatif dan ditarik

    kesimpulan secara induktif.

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mengenai

    persepsi masyarakat terhadap legalitas akta ikrar wakaf dapat diketahui sebagian

    besar di antara ke 12 narasumber tidak mengetahui apa itu legalitas akta ikrar

    wakaf. Alasan dari faktor ketidaktahuan mereka terhadap legalitas akta ikrar

    wakaf tersebut dikarenakan oleh 2 faktor inti yaitu, faktor internal dan eksternal.

    Faktor internal meliputi psikologis (motivasi, persepsi, sikap, dan keyakinan)

    yang timbul dari dalam diri masyarakat untuk mengungkapkan persepsi mereka

    terhadap legalitas akta ikrar wakaf, dan pribadi yaitu untuk melengkapi asumsi

    mereka dalam mengungkapkan pemahaman mereka terhadap legalitas akta ikrar

    wakaf tersebut. Hal ini yang mempengaruhi persepsi masyarakat tentang legalitas

    akta ikrar wakaf. Sedangkan faktor eksternal yang meliputi layanan yang

    diberikan oleh pemerintah tidak maksimal serta berkelit dalam pemberlakuan

    aturan untuk mendaftarkan tanah wakaf, pengetahuan dikarenakan minimnya

    fasilitas pendidikan yang ada di Desa Rama Nirwana dan juga minimnya

    sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah menjadikan pemahaman

    masyarakat terhadap legalitas akta ikrar wakaf menjadi kurang dan juga

    lingkungan yang dimana masih banyak di antara masyarakat Desa Rama Nirwana

    yang terpaku pada adat/kebiasaan mereka dalam mempraktikan wakaf tidak

    berdasarkan Undang-undang yang berlaku.

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Artinya: kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

    sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan

    apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S.

    Ali-Imran: 92)1

    1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,

    2005), h. 49

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, peneliti

    persembahkan skripsi ini kepada:

    1. Ayahanda Agus Sucahyo dan Ibunda Puji Astuti yang senantiasa berdo’a,

    memberikan kesejukan hati, dan memberikan dorongan demi keberhasilan

    peneliti. .

    2. Adik tercinta Riki Primastiyo dan Maya Puspita Sari yang senantiasa

    memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

    3. Almamater IAIN Metro.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah

    dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

    Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

    menyelesaikan pendidikan jurusan Ahwal Al-Syakshiyyah (AS) Fakultas Syariah

    IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

    Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak

    bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Rektor IAIN Metro,

    2. Bapak H. Husnul Fatarib, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah

    3. Ibu Nurhidayati, S.Ag.,MH, Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakshiyyah (AS) IAIN

    Metro

    4. Ibu Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, Pembimbing I pada penelitian ini, yang

    telah memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.

    5. Ibu Elfa Murdiana, M.Hum, Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.

    6. Kepala Desa dan segenap warga Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih

    Raman Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan sarana dan

    prasarana kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  • x

    Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan

    diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga skripsi ini kiranya dapat

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum.

    Metro, Januari 2019

    Penulis,

    Retno Fitri Astia

    NPM. 13101853

  • xi

    DAFTAR ISI

    Hal.

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

    HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

    HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vi

    HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

    HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

    D. Penelitian Relevan .................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8

    A. Teori Persepsi Masyarakat ....................................................... 8

    1. Pengertian Persepsi dan Proses Pembentukan Persepsi ..... 8

    2. Pengertian Masyarakat ....................................................... 10

    3. Persepsi Masyarakat ........................................................... 12

    B. Dasar Legalitas Pembuatan Akta Ikrar Wakaf ......................... 13

    1. Ayat Al-Qur’an .................................................................. 13

    2. Hadis ............................................................................... 14

    3. Dasar Hukum Legalitas Menurut Hukum Positif ............. 16

    C. Ikrar Wakaf .............................................................................. 17

    1. Pengertian Ikrar Wakaf ...................................................... 17

    2. Syarat Ikrar Wakaf ............................................................. 17

    3. Asas-asas Dasar Ikrar Wakaf ............................................ 18

  • xii

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 23

    A. Jenis dan Sifat Penelitian .......................................................... 23

    B. Sumber Data ............................................................................. 24

    C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25

    D. Teknik Analisa Data ................................................................. 27

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 29

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 29

    1. Sejarah Desa Rama Nirwana .............................................. 29

    2. Kondisi Wilayah Keadaan Umum Desa Rama Nirwana. ... 32

    3. Perangkat Pemerintahan Desa Rama Nirwana ................... 33

    B. Persepsi Masyarakat Desa Rama Nirwana Kecamatan

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Tentang

    Legalitas Akta Ikrar Wakaf. ..................................................... 35

    C. Akta Ikrar Wakaf yang Dilaksanakan Masyarakat Desa

    Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabapaten

    Lampung Tengah Dalam Perspektif UU Perwakafan .............. 47

    BAB V PENUTUP ..................................................................................... 55

    A. Kesimpulan ............................................................................... 55

    B. Saran ......................................................................................... 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1 Data Kepala Desa Rama Nirwana .......................................................... 32

    4.2 Jumlah Sarana Peribadatan Desa Rama Nirwana ................................... 33

    4.3 Jumlah Sarana Pendidikan Desa Rama Nirwana .................................... 33

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Bimbingan

    2. Outline

    3. Alat Pengumpul Data

    4. Surat Research

    5. Surat Tugas

    6. Surat Balasan Izin Research

    7. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi

    8. Foto-foto Penelitian

    9. Surat Keterangan Bebas Pustaka

    10. Riwayat Hidup

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Menurut syariat Islam wakaf adalah menahan suatu barang yang bisa

    di manfaatkan dimana barang asalnya tetap bertahan, manfaat berupa jenis-

    jenis ibadah tertentu yang dimaksud untuk mencari ridho Allah SWT.1 Selain

    dari itu, Islam mendorong pendayagunaan wakaf dalam rangka peningkatan

    kesejahteraan umat. Dalam bentuk penahanan harta atas milik orang yang

    berwakaf manfaatnya untuk tujuan kebaikan pada masa sekarang dan masa

    yang akan datang. Rumusan tersebut adalah menyangkut filosofis

    pensyariatan wakaf yang bertujuan untuk memberikan alternatif kehidupan

    sosial yang lebih baik kepada mauquf ‘alaih (penerima wakaf).

    Perwakafan tanah yang dibahas dalam uraian hal ini adalah perbuatan

    hukum suci, mulia dan terpuji, yang dilakukan oleh seseorang dengan

    memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah hak milik

    dan melembagakannya untuk selama-lamanya menjadi tanah wakaf sosial,

    yaitu wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan peribadatan atau keperluan

    umum lainnya, sesuai dengan ajaran islam.2 Selain dari itu wakaf juga

    merupakan bagian dari salah satu kegiatan prasarana yang diberikan oleh

    pihak yang mewakafkan (wakif) untuk menambah kegiatan aktivitas

    1 Samingan, Persepsi Tokoh Maysrakat DesaTirtamulya Kecamatan Air Sugihan

    Kabuoaten Ogan Komering Ilir Tentang Status Tanah Wakaf Yang Tidak Tercatat Oleh PPAIW,

    Skripsi tahun 2017 (Dipublikasikan), Palembang: UIN Raden Fatah Palembang, h.12. 2 Ibid., h.12.

  • 2

    masyarakat di suatu daerah tertentu guna meningkatkan taraf perekonomian di

    daerah tersebut, bila ditinjau dari persepektif ekonomi. Hal tersebut serupa

    dengan pernyataan dari UUD 41 tahun 2004 tentang wakaf, yang

    mendefinisikan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum waqif untuk

    memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

    dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

    kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut

    syariah.3 Hal tersebut tidak jauh berbeda dari persepektif wakaf yang ditinjau

    dari Al-Qur’an dan Al-Hadist, bahwa pengertian Wakaf ialah seseorang yang

    menafkahkan harta benda yang dicintainya untuk beribadah semata-mata dan

    mencari Ridho Allah SWT berupa pahala dan syurga-Nya dengan cara

    memberikannya kepada pihak tertentu, baik untuk selamanya atau dengan

    batas waktu tertentu untuk dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas

    pada umumnya.4

    Data Badan Wakaf Indonesia sendiri memperlihatkan bahwa Indonesia

    sangat berpotensi dalam perihal perwakafan, baik itu yang berupa wakaf tanah

    ataupun wakaf uang. Hal tersebut terbukti dari data statistika yang dilakukan

    oleh Badan Wakaf Indonesia, bahwa setiap tahun-pertahun wakaf di

    Indonesia selalu meningkat.5 Lampung khususnya yang memiliki data

    statistika perwakafan cukup tinggi dibandingkan dengan data statistika

    perkwakafan daerah-daerah atau kota besar lainya di Indonesia. Yang

    mempunyai jumlah wakaf 14.591 dengan rincian 8.372 dalam status sudah

    3 Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 1 ayat (1).

    4 QS. Ali Imron 92

    5 http//bwi.or.id

  • 3

    bersertifikat wakaf, dan 6.219 belum bersertifikat wakaf, dengan total luas

    mencapai 22.990.814.00m2.6 Hal tersebut sudah menjelaskan bahwasanya

    Lampung juga ikut turut andil dalam mengambil bagian dari wilayah yang

    cukup besar perihal perwakafan di Indonesia.

    Adapun masalah yang sering timbul dalam sistem perwakafan di

    Indonesia adalah masih banyaknya harta wakaf yang belum dicatatkan di

    Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Hal ini banyak disebabkan karena

    kurangnya kesadaran masyarakat akan Legalitas Akta Ikrar Wakaf. Maka dari

    itu setiap wakif wajib mendaftarkan harta wakafnya sesuai dengan aturan

    tertentu sebagai pengamanan harta wakaf tersebut dari masalah sengketa. Dan

    agar wakaf tersebut dapat di kelola untuk mensejahterakan masyarakat

    setempat, terutama umat Muslim.

    Mengingat kepentingan sosial di bidang wakaf pemerintah Indonesia

    menetapkan legalitas wakaf melalui undang-undang dan peraturan

    perundangan di negara Indonesia antara lain sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang

    Wakaf.

    2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan

    Dasar Pokok-pokok Agraria (LN. 1960-104 TLN, 2043).

    3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977 Tentang

    Perwakafan Tanah Milik (LNRI No. 38, 1977 TLNRI No. 3107).

    6 Ibid.

  • 4

    4. Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang

    Perwakafan Tanah Milik.7

    Seperti yang telah dipaparkan di atas yaitu, Undang-undang nomor 41

    Tahun 2004 tentang wakaf, wakaf diharapkan dapat berkembang dan juga

    wakaf dapat memperoleh dasar hukum yang kuat. Di samping itu, peraturan

    ini dapat memberikan rasa aman dan melindungi para Nadzir dan peruntukan

    wakaf (muakuf ‘alaih) sesuai dengan manajemen wakaf yang telah ditetapkan.

    Lebih jauh dalam undang-undang ini, digantung harapan agar terjaminnya

    kesinambungan dan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan benda wakaf

    sesuai dengan ekonomi syariah yang sedang dikembang saat ini. Namun

    dewasa ini, kenyataan dari apa yang diterapkan oleh masyarakat akan perihal

    wakaf sangat jauh berbeda dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah

    pusat. Hal tersebut terbukti, berdasarkan hasil dari prasurvei yang dilakukan

    oleh peneliti dari beberapa orang warga Desa Rama Nirwana Kecamatan

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah yaitu, Bapak Agus selaku dari

    keluarga wakif bernggapan bahwa pembuatan Akta ikrar wakaf membutuhkan

    biaya yang cukup banyak, selain itu juga wakaf adalah suatu bentuk ibadah

    yang langsung berhubungan dengan Allah sehingga tidak perlu dicatat, dan

    juga asumsi dari warga lainnya yaitu Bapak Suliono yang menganggap bahwa

    7 Departemen Agama, 2006, Peraturan Perundangan Perwakafan, Jakarta: Departemen

    Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, hlm. 76.

  • 5

    mendaftarkan tanah wakaf membutuhkan waktu yang lama, sangat rumit dan

    tidak ada penegasan atau pengarahan dari pihak yang berwenang.8

    Selain dari itu peneliti juga meyakini bahwa masih ada banyak alasan

    lainya yang dimiliki oleh masyarakat desa Rama Nirwana lainya yang

    menyebabkan ketidaktahuan mereka akan peraturan Undang-undang yang

    telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain iti, untuk mengetahui pemikiran apa

    saja yang diketahui oleh masyarakat Desa Rama Nirwana Seputih Raman

    Lampung Tengah tentang persepsi mereka terhadap Legalitas Akta Ikrar

    Wakaf, maka perlu dilakukan wawancara internal dengan wakif dan

    masyarakat di Desa Rama Nirwana Seputih Raman, karena untuk mengetahui

    persepsi seseorang tersebut tidak hanya dapat diukur secara langsung, maka

    unsur-unsur atau faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persepsi tersebut

    diangkat untuk mengetahui persepsi seseorang dalam mengetahui sesuatu.

    Dari latar belakang dan di atas, peneliti tertarik untuk menunjukkan

    pentingnya dilakukan penelitian ini. Maka dalam Skripsi ini peneliti

    mengambil judul penelitian, “Persepsi Masyarakat Tentang Legalitas Akta

    Ikrar Wakaf dalam studi kasus Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih

    Raman Kabupaten lampung Tengah.

    B. Pertanyaan Penelitian

    Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas,

    maka pertanyaan penelitiannya adalah: Bagaimana persepsi masyarakat Desa

    8 Wawancara Kepada Bapak Agus dan Bapak Suliono, Warga Wakif dan warga Desa

    Rama Nirwana Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu, 9 Juni 2018.

  • 6

    Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah tentang legalitas

    Akta Ikrar Wakaf?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, penelitian ini bertujuan:

    Untuk mengetahui lebih dalam perihal persepsi masyarakat Desa Rama

    Nirwana Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah tentang legalitas

    Akta Ikrar Wakaf.

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini untuk mengemukakan pernyataan bahwa

    penelitian yang dilakukan memiliki nilai guna, baik kegunaan teoritis

    maupun kegunaan praktis.

    a. Manfaat Teoretis

    Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar dapat

    memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang

    perwakafan, terutama dalam perihal Legalitas Akta Ikrar Wakaf itu

    sendiri. Disamping itu juga dapat memberikan sumbangan pemikiran

    dikalangan akademisi dan para pembaca umumnya.

    b. Manfaat Praktis

    Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

    menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat untuk dapat

    memperhatikan lebih dalam masyarakat daerah akan perihal

    pemahaman dalam bentuk sosialisasi serta memberikan tambahan

  • 7

    pengetahuan bagi masyarakat desa Rama Nirwana Kecamatan

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah khususnya, dan

    masyarakat lain pada umumnya dalam menyelesaikan permasalahan

    di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mengenai masalah

    perwakafan, sehingga menjadikan mereka lebih memahami

    pentingnya Legalitas Akta Ikrar Wakaf itu sendiri.

    D. Penelitian Relevan

    Penelitian relevan merupakan penjelasan singkat mengenai penelitian

    terdahulu (priorresearch) yang berisi tentang uraian persoalan yang akan

    dikaji. Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan

    yang diangkat dalam pembahasan atau penelitian ini. Oleh karena itu, dalam

    kajian ini, peneliti memaparkan skripsi terkait dengan pembahasan peneliti.

    Peneliti melakukan penelusuran diperpustakaan digital dengan menemukan

    beberapa skripsi yang secara umum berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

    1. Akhmad Fahrudin “Wakaf Menurut UU No. 41 Tahun 2004 dalam

    Perspektif Hukum Islam” Mahasiswa Jurusan Syari’ah Prodi Ahwal Al-

    Syakhsiyyah, STAIN Jurai Siwo Metro Lulus Tahun 2007. Penelitian ini

    memfokuskan pada perbandingan wakaf dalam wacana UU No. 41 Tahun

    2004 dengan Hukum Islam. Kesimpulannya yaitu subjek hukum wakaf,

    objek wakaf dan prosedur hukum wakaf tidaklah bertentangan dengan

    kondisi wakaf pada saat ini .Dimana wakaf saat ini lebih menekankan pada

    peranan keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat untuk mengelola

  • 8

    secara efektif dan efisien. Tujuan akhirnya untuk kepentingan ibadah dan

    memajukan kesejahteraan umum yang tidak bertentangan dengan syariah.9

    2. Zelania “ Problematika Tanah Wakaf yang Tidaak Memiliki Akta Ikrar

    Wakaf (Studi Di Desa Kotaway Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten

    Ogan Komering Ulu Selatan)” Mahasiswa Fakultas Syari’ah Jurusan

    Ahwal Al-Syakhsiyyah, IAIN Metro Lulus Tahun 2017. Penelitian ini

    memfokuskan pada problematika tanah wakaf yang tidak memiliki Akta

    Ikrar Wakaf yang terjadi di Desa Kotaway Kecamatan Buay Pemaca

    Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah penjualan pada sebagaian

    tanah wakaf dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan pribadi.Dua

    problematika diatas terjadi karena tidak adanya akta ikrar wakaf sehingga

    tidak adanya kekuatan hukum terhadap tanah wakaf tersebut.10

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Saputra (13112159), mahasiswa

    Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HESy) Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Metro, 2017 dengan judul “Penarikan Kembali Tanah

    Wakaf (Studi Kasus di Kampung Menanga Siamang Kecamatan Banjit

    Kabupaten Way Kanan)”. Adapun berdasarkan hasil penelitian, penarikan

    tanah wakaf tidak dapat dilakukan meskipun tidak ada bukti tertulis dalam

    penyerahan wakaf. Hal itu dikarenakan wakaf adalah menyedekahkan

    manfaat suatu benda untuk kebajikan. Maka apabila wakif wafat, harta

    yang sudah diwakafkan tersebut tidak dapat diwariskan kepada ahli

    9 Akhmad Fahrudin, Wakaf Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 dalam

    Perspektif Hukum Islam, (Metro: STAIN Metro, 2007) Skripsi tidak dipublikasikan 10

    Zelania, Problematika Tanah Wakaf yang Tidaak Memiliki Akta Ikrar Wakaf (Studi Di

    Desa Kotaway Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan),(Metro: STAIN

    Metro, 2017), Skripsi tidak dipublikasikan.

  • 9

    warisnya. Dan sebaiknya disalurkan kepada mauquf ‘alaih dan apabila

    wakif melarang, maka qadhi berhak untuk memaksanya. Sementara

    ditinjau dari perundang-undangan di Indonesia, penarikan tanah wakaf

    tidak dapat pula untuk dilakukan. Hal itu dapat dilihat pada pasal 40 yang

    isinya “harta benda yang sudah diwakafkan dilarang untuk dijadikan

    jaminan, disita, dihibahkan, dijual, diwariskan, ditukar dan dialihkan

    dalam bentuk pengalihan hak lainnya.11

    Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu terdapat persamaan dan

    perbedaan dengan peneliti yaitu sama-sama mengkaji tentang pengelolaan

    tanah wakaf, sedangkan perbedaannya yaitu lebih mengkaji ke persepsi

    masyarakat tentang legalitas akta ikrar wakaf di desa Rama Nirwana

    Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

    11

    Heri Saputra, Penarikan Kembali Tanah Wakaf (Studi Kasus di Kampung Menanga

    Siamang Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan), (Metro: STAIN Metro, 2017), Skripsi tidak

    dipublikasikan.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Teori Persepsi Masyarakat

    1. Pengertian Persepsi dan Proses Pembentukan Persepsi

    Persepsi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk

    membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu,

    yang kemudian diinterpretasikan. Persepsi berlangsung saat seseorang

    menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ

    bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses

    berfikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman.

    Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.1

    Selanjutnya William J. Stanton dalam bukunya Sarlito W. Sarwono

    mendefinisikan persepsi “sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan

    pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima

    melalui lima indera”. Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual

    atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.

    Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, oleh karena

    itu persepsi memiliki sifat subjektif, yang dimana persepsi dibentuk oleh

    seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan dan sekitarnya.2

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi adalah

    sebuah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Dimana proses

    1 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 86.

    2 Ibid.

  • 11

    seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.3 Persepsi

    adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan

    yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

    pesan.4William James menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar

    data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita,

    serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memory) kita

    (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki).5

    2. Macam-macam Persepsi

    Ada macam-macam persepsi, yaitu:

    a. Eksternal Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

    rangsangan yang datang dari luar individu.

    b. Self-perception atau yang biasa disebut Internal Perception, yaitu

    persepsi yang terjadi karena adanya ransangan yang berasal dari dalam

    diri individu, dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.6

    3. Proses terjadinya Persepsi

    Persepsi melewati tiga proses, yaitu:

    a. Proses Fisik: objek-stimulus-reseptor (alat indera),

    b. Proses Fisiologis: stimulus-sarap sensoris-otak,

    3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat

    Bahasa, Cetakan Keempat Edisi 2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 759. 4 Jalaludin Rahmat, Psiokolog Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h.

    51. 5 Agus Sujanto, Psikologi Umum, Cetakan 17 Edisi 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.

    31-40. 6 Irwanto. Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2016), h. 71-97.

  • 12

    c. Proses Psikologis: proses dalam otak sehingga individu menyadari

    stimulus yang diterima.

    Jadi, syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik,

    fisiologis, dan psikologis.7

    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat diasumsikan bahwa

    timbulnya persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari

    lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh

    dari pengolahan ingatan (memory) kita (diolah kembali berdasarkan

    pengalaman yang kita miliki). Kaitannya dengan penelitian persepsi

    masyarakat tentang legalitas akta ikrar wakaf studi kasus di Desa Rama

    Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah ialah

    dalam persepsi masyarakat terhadap sesuatu tersebut tidak dapat diketahui

    atau diukur secara langsung (spekulasi), harus menggunakan penelitian/

    pengkajian secara langsung guna untuk mengungkap persepsi masyarakat

    terhadap sesuatu.

    4. Pengertian Masyarakat

    Masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu musyarak, yang

    memiliki arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sesitem semi

    tertutup atau terbuka. Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling

    berinteraksi dan saling tergantung satu sama lain atau disebut zoom

    politicon. Masyarakat yang berarti pergaulan hidup manusia sehimpun

    orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan

    7 Ibid.

  • 13

    tertentu, juga berarti orang, kalayak ramai. Masyarakat itu sendiri adalah

    kelompok manusia yang anggotanya satu sama lain berhubungan erat dan

    memiliki hubungan timbal balik.8

    Selanjutnya, menurut pengertian dari Hasan Sadily dalam

    merumuskan pengertian masyarakat sebagai ”kesatuan yang selalu

    berubah, yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi

    proses perubahan itu.”9Sedangkan menurut Plato “masyarakat merupakan

    refleksi dari manusia perorangan.” Suatu masyarakat akan mengalami

    keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu

    keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat,

    dan intelegensia.10

    Masyarakat merupakan lapangan pergaulan antara sesama

    manusia. Pada kenyataanya masyarakat juga di nilai ikut memberi

    pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan perilaku manusia yang

    menjadi anggota masyarakat tersebut. Atas dasar pertimbangan ini, maka

    pemikiran tentang masyarakat mengacu pada penilaian bahwa:

    a. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan

    dari berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi,

    kawasan lingkungan dan lain-lain.

    8 Rusli, Persepsi Masyarakat Muslim Pasir Pengaraian Tentang Kewajiban Menunaikan

    Zakat Melalui Badan Amil Zakat di Kabupaten Rohan Hulu, Tesis Tahun 2013(Dipublikasikan),

    (Riau: UIN Sultan syrif Kasim), h. 30 9 Ibid.

    10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2002), h. 29.

  • 14

    b. Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan dari

    Allah, agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan social, dalam

    interaksi antar sesame manusia yang menjadi warganya.

    c. Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip

    berbeda satu sama lain.

    d. Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh

    pada pengembangan potensi individu.11

    5. Persepsi Masyarakat

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi adalah

    tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang

    mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.12

    Selanjutnya, persepsi

    didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk membeda-bedakan,

    mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang kemudian

    diinterpretasikan.13

    Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa

    atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

    dan menafsirkan pesan.14

    Sedangkan masyarakat itu sendiri merupakan

    kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan dari berbagai aspek seperti

    latar belakang budaya, agama, tradisi, kawasan lingkungan dan lain-lain.15

    Dengan demikian dapat disimpulkan dari paparan teoritis di atas

    bahwa persepsi masyarakat merupakan sebuah pola fikir manusia yang

    11

    H. Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2002), h. 86-87. 12

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),. h. 759 13

    Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,. h. 86. 14

    Jalaludin Rahmat, Psiokolog Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996),

    h. 51. 15

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),. h. 635

  • 15

    dihasilkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu lingkungan, tradisi,

    agama dan lain-lain yang kemudian menghasilkan sebuah ide/gagasan

    dalam sebuah pemikiran seseorang. Adapun kaitannya dengan penelitian

    yang dilakukan oleh peneliti tentang “persepsi masyarakat tentang

    legalitas akta ikrar wakaf studi kasus di Desa Rama Nirwana Kecamatan

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah ialah dalam persepsi

    masyarakat terhadap sesuatu tersebut tidak dapat diketahui atau diukur

    secara langsung (spekulasi), harus menggunakan penelitian/ pengkajian

    secara langsung guna untuk mengungkap persepsi masyarakat terhadap

    sesuatu.

    B. Dasar Legalitas Pembuatan Akta Ikrar Wakaf

    Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber

    dari:

    1. Ayat Al-Qur’an,

    Secara umum tidak terdapat ayat Al-Qur’an yang menerangkan

    konsep wakaf secara jelas. Oleh karenanya, wakaf termasuk infaq fi

    sabilillah, maka dasar yang digunakan oleh para Ulama dalam

    menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat Al-

    Qur’an yang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah. Diantara ayat-ayat

    tersebut antara lain:

  • 16

    Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

    sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

    Dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah

    mengetahuinya (Q.S. Ali-Imran: 92).16

    2. Hadis

    َأَصاَب ُعَمُر َرِضَي اَللَُّه َعْنُه أَْرًضا ِِبَْيبَ َر فَأََتى اَلنَِّبَّ صلى اهلل : َوَعِن اْبِن ُعَمَر قَالَ أَْرًضا ِِبَْيبَ َر َلَْ ُأِصْب يَا َرُسْوَل اللَِّه ِإِّني َأَصْبُت : عليه وسلم َيْسَتْأِمرُُه ِفيَها، فَ َقالَ

    ِإْن ِشْئَت َحَبْسَت َأْصَلَها َوَتَصدَّْقَت ِِبَا : َماًًل َقطُّ ُهَو أَنْ َفُس ِعْنِدي ِمْنهُ قَالَ فَ َتَصدََّق ِِبَا ُعَمُر، أَنَُّه ًَل يُ َباُع َأْصُلَها، َوًَل يُوَرُث، َوًَل يُوَهُب، فَ َتَصدََّق ِِبَا : قَالَ

    رَاِء، َوِف اَْلُقْرََب، َوِف اَلريقَاِب، َوِف َسِبيِل اَللَِّه، َواْبِن اَلسَِّبيِل، َوالضَّْيِف ًَل ِف اَْلُفقَ َها بِاْلَمْعُروِف، َويُْطِعَم َصِديقاً َر ُمَتَمويٍل . ُجَناَح َعَلى َمْن َولِيَ َها َأْن يَْأُكَل ِمن ْ َغي ْ

    .ْسِلمٍ ُمت ََّفٌق َعَلْيِه، َواللَّْفُظ ِلمُ . َماًًل َفُق ََثَرُهُ : َتَصدَّْق بَِأْصِلَها: َوِف رَِوايٍَة لِْلُبَخارِيي .ًَل يُ َباُع َوًَل يُوَهُب، َوَلِكْن يُ ن ْ

    Artinya: “Dari Ibnu Umar RA. berkata, bahwa sahabat Umar RA

    memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada

    Rasulullah untuk mohon petunjuk. Umar berkata: “Ya Rasulullah! Saya

    mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah

    mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan

    kepadaku? Rasulullah bersabda: “bila kau suka, kau tahan tanah itu dan

    engkau shodaqohkan”. Kemudian Umar melakukan shodaqah, tidak

    dijual, tidak diwarisi dan tidak juga dihibahkan. Berkata Ibnu Umar:

    “Umar menyedekahkan kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak

    belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang

    menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan

    cara yang baik dengan tidak bermaksud menumpuk harta” (Muttafaqu

    ‘Alaih) susunan matan tersebut menurut riwayat Muslim.

    16

    Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka

    Indonesia, 2012), h. 77

    17

    Imam al-Bukhary[w. 256 H.], Shahih al-Bukhary, (Beirut: Dar al-Qalam, 1987), bab

    alsyuruth, hadis nomor 2532.

  • 17

    Dalam riwayat al-Bukhari: Beliau sedekahkan pokoknya, tidak dijual dan

    tidak dihibahkan, tetapi diinfakkan hasilnya”.

    Hadis tersebut menjelaskan harta wakaf tidak boleh dijual,

    diwariskan, dan dihibahkan.Berarti harta wakaf tidak merupakan milik

    perorangan yang bisa dipindah kepemilikannya, tetapi sudah merupakan

    milik masyarakat (umum). Karena bukan hak pribadi, maka tidak ada yang

    dapat melakukan pemindahan kepemilikan terhadap harta wakaf tersebut,

    baik dengan cara menjual, mewariskan atau memberikan kepada orang

    lain.18

    Dengan arti harta wakaf tersebut tidak dapat dialihkan

    kepemilikannya oleh pengelola. Meskipun pendapat Abu Hanifah boleh

    menjual harta wakaf, Namun, Abu Yusuf menyatakan bahwa Abu Hanifah

    berpendapat seperti itu, kaarena ia tidak menemukan hadis ini. Seandainya

    hadis ini sampai kepada Abu Hanifah, pasti pendapatnya tidak seperti

    itu.19

    Dapat dipahami bahwa hasil harta wakaf harus dimanfaatkan untuk

    keperluan sosial, bukan untuk kepentingan pengelolaan sendiri. Pengelola

    hanya boleh mengambil hasil tanah wakaf untuk sekedar makan secara

    ma’ruf.20

    Berdasarkan pernyataan di atas berikut dasar hukum dari wakaf itu

    sendiri, dapat diasumsikan bahwa wakaf adalah pemberian benda yang

    tahan lama kepada penerima wakaf untuk kepentingan sosial, yang hanya

    dapat diambil manfaatnya. Dan wakaf juga tidak boleh dijual, diwariskan,

    maupun dihibahkan.

    18

    Enizar, Hadis Ahkam, Cet. 1, (Metro: STAIN Press, 2006), h. 171. 19

    Ibid, h. 172. 20

    Ibid

  • 18

    3. Dasar Hukum Legalitas Menurut Hukum Positif

    Sejak dahulu, praktik wakaf telah ada sejak zaman kerajaan Islam

    dan telah menjadi kekuatan sosial politiknya pada saat itu. Saat ini, salah

    satu faktor penting yang ikut mewarnai corak dan perkembangan wakaf di

    Indonesia adalah ketika negara ikut mengatur kebijakan wakaf melalui

    seperangkat peraturan yang menjadi landasan hukum positif di Indonesia,

    dalam hukum positif Indonesia dasar legalitas Akta Ikrar Wakaf dapat di

    lihat dari beberapa peraturan di bawah ini:

    a. Dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf

    b. Kompilasi Hukum Islam

    c. PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Undang-undang No. 41 Tahun 2004

    Tentang Wakaf.

    Secara Undang-undang, peraturan pemerintah maupun kompilasi

    hukum islam dijelaskan bahwa Akta Ikrar Wakaf, yang selanjutnya

    disingkat AIW adalah bukti pernyataan kehendak Wakif untuk

    mewakafkan harta benda miliknya guna dikelola Nazhir sesuai dengan

    peruntukan harta benda wakaf yang dituangkan dalam bentuk akta.21

    Ikrar

    wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan

    disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi,22

    dan juga dinyatakan secara lisan

    21

    Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 41

    Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 22

    Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 17 ayat 1

  • 19

    dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW. 23

    ,

    yang mana Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.24

    C. Ikrar Wakaf

    1. Pengertian Ikrar Wakaf

    Shigat adalah serah terima yang dilakukan oleh wakif kepada

    nadzir untuk menyatakan kehendaknya, pernyataan tersebut dapat

    dilakukan dengan lisan, tulisan atau isyarat. Lisan dan tulisan dapat

    dipergunakan oleh siapapun sedangkan isyarat hanya dapat dilakukan oleh

    seseorang dalam kondisi tertentu saja25

    Pernyataan atau ikrar wakaf ini harus dinyatakan secara tegas baik

    lisan maupun tertulis, dengan redaksi "aku mewakafkan" atau "aku

    menahan" atau kalimat yang semakna lainnya. Ikrar ini penting, karena

    pernyataan ikrar membawa implikasi gugurnya hak kepemilikan wakif,

    dan harta wakaf menjadi milik Allah atau milik umum yang dimanfaatkan

    untuk kepentingan umum yang menjadi tujuan wakaf itu sendiri. Karena

    itu, konsekuensinya, harta wakaf tidak bisa dihibahkan, diperjual belikan,

    atau pun diwariskan.

    2. Syarat Ikrar Wakaf

    Perwakafan tanpa ikrar tentunya akan mengakibatkan tidak

    terpenuhinya unsur perwakafan. Kalau unsur perwakafan tidak terpenuhi,

    maka secara hukum otomatis perwakafan tersebut dapat dikatakan tidak

    23

    Ibid, Pasal 17 ayat 2 24

    Kompilasi Hukum Islam Pasal 223 ayat 2 25

    Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan, h. 62

  • 20

    pernah ada. Untuk membuktikan adanya ikrar, adalah dengan cara

    menuangkan ikrar tersebut ke dalam AIW yang dibuat oleh PPAIW.

    Pembuatan AIW benda tidak bergerak wajib memenuhi

    persyaratan dengan menyerahkan sertifikat hak atas tanah atau sertifikat

    satuan rumah susun yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah

    lainnya.26

    Dimana dalam pembuatan Akta ikrar Wakaf harus memenuhi

    syarat sebagai berikut:27

    a. Tanda bukti pemilikan harta benda;

    b. Jika benda yang diwakafkan berupa benda tidak bergerak, maka harus

    disertai surat keterangan dari Kepala Desa, yang diperkuat oleh Camat

    setempat yang menerangkan pemilikan benda tidak bergerak

    dimaksud;

    c. Surat atau dokumen tertulis yang merupakan kelengkapan dari benda

    tidak bergerak yang bersangkutan

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa syarat-syarat

    ikrar wakaf merupakan dokumen-dokumen penting yang nantinya dapat

    dipergunakan sebagai bukti bahwa harta benda yang diwakafkan

    merupakan harta benda milik seseorang tersebut.

    3. Asas-asas Dasar Ikrar Wakaf

    Asas hukum merupakan unsur yang sangat penting dalam

    pembentukan peraturan hukum. Oleh karena itu, peneliti akan

    26

    PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 2004

    Tentang Wakaf. 27

    Ibid., Pasal 223 ayat 4.

  • 21

    menguraikan sedikit pembahasan yang berkaitan dengan masalah ini

    dengan harapan dapat mendekatkan pemahaman kita tentang asas-asas

    hukum. Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang

    abstrak dan pada umumnya melatarbelakangi peraturan konkret dan

    pelaksanaan hukum. Dalam bahasa Inggris, kata " asas " diformatkan

    sebagai " principle ", peraturan konkret seperti undang-undang tidak boleh

    bertentangan dengan asas hukum, demikian pula dalam putusan hakim,

    pelaksanaan hukum, hukum dasar, dasar sesuatu yang menjadi tumpuan

    berpikir atau berpendapat dan sistem hukum yang di pertegas oleh Dragan

    Milovanovic.28

    Ikrar wakaf merupakan pernyataan kehendak dari wakif untuk

    mewakafkan tanah benda miliknya.29

    Selanjutnya ditegaskan bahwa ikrar

    wakaf tersebut harus dilaksanakan secara tertulis.Apabila waqif tidak

    dapat menghadap Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, maka waqif dapat

    membuat ikrar secara tertulis dengan persetujuan dari kepala Kantor

    Departemen Agama yang mewilayahi tanah wakaf.

    Asas-asas dasar Ikrar Wakaf meliputi:

    a. UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

    b. Kompilasi Hukum Islam

    c. PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Undang-undang No. 41 Tahun 2004

    Tentang Wakaf.

    28

    Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Legal theory dan Teori Peradilan Judicial

    Prudance, (Makasar: Kencana, 2007), h. 14. 29

    Pasal 215, Kompilasi Hukum Islam.

  • 22

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa asas-asas dasar

    ikrar wakaf sudah ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah maupun

    dalam Kompilasi Hukum Islam.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Sifat Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian lapangan (field research). penelitian lapangan adalah suatu

    penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat

    yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki segala objek yang ada dan

    terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk menyusun laporan

    ilmiah.1

    Berdasarkan penjalasan di atas, penelitian lapangan merupakan

    penelitian yang dilakukan pada suatu lokasi tertentu dan dalam hal ini

    penelitian dilakukan di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman

    Kabupaten Lampung Tengah bersama dengan narasumber yaitu Keluarga

    Wakif dan Masyarakat sekitar tempat tanah wakaf tersebut.

    2. Sifat Penelitian

    Berdasarkan gambaran di atas, maka penelitian ini ialah bersifat

    deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa penelitian deskriptif adalah

    penelitian yang dimaksud untuk membuat pecandraan (deskriptif) secara

    sistematis, struktural dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

    1Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusun Skripsi, (Jakarta:

    Rineka Cipta, 2011), hlm. 96.

  • 24

    populasi daerah tertentu.2 Dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

    dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

    memanfaatkan berbagai metode alamiah.3

    Jadi penelitian ini menjelaskan/menggambarkan keseluruhan secara

    objektif dari objek yang diteliti, dengan cara memberikan pertanyaan

    kepada responden (keluargawakifdanmasyarakatsekitar) secara lebih rinci

    dan jelas sebagai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga

    mendapatkan data-data yang diperlukan oleh peneliti mengenai “Persepsi

    Masyarakat tentang Legalitas Akta Ikrar Wakaf di Desa Rama Nirwana

    Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.”

    B. Sumber Data

    Dalam buku metode penelitian kualitatif Lexy J. Moleong sumber data

    utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan (data primer),

    selebihnya adalah data tambahan dan lain-lain (data sekunder).4 Jadi pada

    penelitian ini akan menggunakan sumber data primer dan sumber data

    sekunder.

    1. Sumber Data Primer

    Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    sumber data yang peneliti peroleh dilapangan yakni berasal dari

    narasumber dan informan. Adapun yang menjadi narasumber dan

    informan dalam penelitian ini adalah keluarga wakif, nazir, masyarakat,

    2Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Ed.II, (Jakarta: Grafindo Persada, 2013), hlm. 75

    3Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2009), hlm. 6. 4Ibid., hlm. 157

  • 25

    dan pejabat Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten

    Lampung Tengah tersebut.

    2. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder adalah subyek yang memberikan informasi

    atau data penelitian yang dibutuhkan melalui bahan bacaan. Sumber-

    sumber sekunder terdiri atas berbagai macam, dari surat-surat pribadi,

    kitab harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi

    dari berbagai instansi pemerintah.5Sumber data sekunder ini merupakan

    bahan-bahan atau data yang menjadi pelengkap atau penunjang dari

    sumber data primer.6

    Sumber data sekunder yang peneliti gunakan berasal dari buku-

    buku yang membahas tentang wakaf dan data-data berupa surat-surat

    tentang wakaf.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknikpengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

    dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Apabila

    tidak mengetahui teknik pengumpulan data maka penelitian yang dilakukan

    tidak akan mendapatkan data yang sesuai. Dalam penelitian ini, teknik yang

    digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancaradan dokumentasi

    terhadap Keluarga Wakif serta masyarakat Desa Rama Nirwana Kecamatan

    5S. Nasution, Metode Research Penelitiian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.

    143. 6Cik Hasan Bisri, Penuntun Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu

    Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 32.

  • 26

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Disini peneliti menggunakan

    dua teknik pengumpulan data yakni wawancara dan dokumentasi.

    1. Wawancara

    Wawancara adalah pengumpulan data melalui proses tanya jawab

    lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak

    yang mewawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai.

    wawancara di.7Jenis wawancara terdiri dari:

    a. Wawancara bebas (wawancara tak terpimpin)

    b. Wawancara terpimpin

    c. Wawancara bebas terpimpin.8

    Sedangkan di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan emtode

    wawancara bebas terpimpin yaitu dengan melakukan wawancara bebas

    namun tetap memiliki pedoman secara khusus dengan hal-hal pokok yang

    dapat ditanyakan terkait permasalahan tentang wakaf dan wawancara ini

    dilakukan kepada keluarga wakif, nazir, masyarakat, dan pejabat Desa

    Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah

    tersebut.

    2. Dokumentasi

    Metode selanjutnya adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah

    teknik pengumpulan data denganmempelajari catatan-catatan mengenai

    data responden. Observasi di lapangan digunakan untuk melihat berbagai

    7Ibid., hlm. 105.

    8Cholid Narbuko dan Abu Achamadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

    2013), hlm. 83.

  • 27

    kejadian yang relevan dengan fenomena penelitian.9 Dokumentasi dalam

    penelitian ini yaitu bahan-bahan tertulis yang berkenaan dengan

    permasalahan yang sedang diteliti tentangwakaf yang ada di Desa Rama

    Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

    D. Teknik Analisa Data

    Masri Singarimbun dan Sofian Efendi menjelaskankan bahwa analisa

    data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah

    dibaca dan dipahami.10

    Teknis analisis data yang dipakai dalam penelitian ini

    adalah metode kualitatif lapangan, karena data yang diperoleh merupakan

    keterangan-keterangan dalam bentuk uraian.

    Analisis data di dalam penelitian kualitatif adalah proses

    mensistematiskan apa yang sedang diteliti dan mengatur hasil wawancara

    seperti apa yang dilakukan dan dipahami dan agar supaya peneliti bisa

    menyajikan apa yang didapatkan pada orang lain.11

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bentuk penerapan analisis

    data di dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti adalah

    mengumpulkan data yang lazim, yaitu melalui studi pustaka dan studi

    lapangan. Studi pustaka (berbeda dengan tinjauan pustaka) dengan cara

    mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan tahunan, peraturan

    perundang-undang dan diploma/serifikat. Sumber tertulis ini dapat merupakan

    9Suraya Murcitaningrum, Metodologi Penilitian Ekonomi Islam, Cet. II, (Bandar

    Lampung: Ta’lim Press, 2013), hlm. 42. 10

    Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,

    1987), hlm.263. 11

    Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN-Malika

    Press, 2010), hlm. 355.

  • 28

    sumber primer maupun sumber sekunder, sehingga data yang diperoleh juga

    dapat bersifat primer atau sekunder. Pengumpulan data melalui studi lapangan

    terkait dengan situasi alamiah. Peneliti mengumpulkan data dengan cara

    bersentuhan langsung dengan lapangan, misalnya mengamati atau observasi,

    wawancara mendalam, diskusi kelompok atau terlibat langsung dalam

    penilaian.

    Selanjutnya teknik analisis dan interpretasi dalam penelitian kualitatif

    yang tidak berhubungan langsung dengan angka biasanya biasanya berbentuk

    verbal (narasi, deskripsi, atau cerita) dan seringkali berbentuk visual (foto atau

    gambar).

    Kemudian untuk menganalisis data, peneliti ini menggunakan cara

    berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang

    khusus dan konkret, peristiwa konkrit, kemudian dari fakta atau peristiwa

    yang khusus dan konkret tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai

    sifat umum.12

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka cara untuk menerapkan

    pemikiran induktif tersebut adalah peneliti melakukan proses penalaran yang

    bermula dari khusus (pengamatan, ukuran, data) menuju ke yang umum

    (aturan, hukum, teori-teori) dengan memperhatikan unsur fakta-fakta yang

    terjadi dilapangan setelah dilakukan pengamatan. Dalam hal ini bentuk

    penalaran yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari pengamatan kejadian

    saat itu dan juga data yang sebenar-benarnya terjadi di lapangan.

    12

    Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

    1984), hlm. 42.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah

    Desa Rama Nirwana terletak di dalam wilayah Kecamatan Seputih

    Raman Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang merupakan

    satu dari 14 Desa yang ada di wilayah kecamatan Seputih Raman.

    Terletak di sebelah Timur pusat kecamatan dengan jarak 3.5 Km dan

    mempunyai luas wilayah 1025 Hektar.1

    Desa Rama Nirwana, pertama kali di buka pada Tahun 1958.

    penduduknya di datangkan dari pulau Jawa dan Bali dengan status

    Transmigrasi Umum dan Spontan, dengan jumlah penduduk pada waktu

    itu adalah:

    a. Transmigrasi Umum sebanyak 315 KK.

    b. Transmigrasi Spontan sebanyak 63 KK.

    c. Total 378 KK dengan jumlah jiwa 973 jiwa.2

    Desa ini diberi nama “Rama Nirwana“ tentu bukanlah sekedar

    nama belakang dengan tanpa makna, namun ada makna filosofi yang

    terkandung dibalik nama tersebut, “RAMA NIRWANA“ Berasal dari dua

    kata : Rama dan Nirwana, Rama artinya Romo/ Orang Tua/ yang

    1 Profil Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah

    2 Ibid.

  • 30

    dituakan/ sesepuh/ Panutan/ Yang dijunjung. sedang Nirwana mempunyai

    arti Surga. Adapula yang mengartikan Nirwana itu adalah Tempat Yang

    Baik. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kata “ Rama

    Nirwana berarti Orang tua/ seseorang yang menjadi panutan semuan

    orang yang berprilaku bijaksana yang mampu membawa perubahan ke

    masa depan yang lebih baik menuju kesempurnaan manusia dalam

    pembangunan sesuai dengan Pancasila. Masa Pemerintahan Desa Rama

    Nirwana di mulai sejak tahun 1958 dengan sistem pemerintahan di pimpin

    oleh Jawatan Transmigrasi yang dibantu oleh kepala Rombongan

    Transmigrasi. Setelah Desa Rama Nirwana Resmi menjadi Desa

    Definitief maka pada tanggal 12 Mei 1960 diadakanlah Pemiliham Kepala

    Desa Pertama yang dilaksanakan di Desa Rama Nirwana ini. waktu itu

    ada 4 calon yang akan dipilih, Pemilihan di saksikan langsung oleh

    Asisten Wedana ISAMOE yang menghasilkan calon terpilih yaitu Wayan

    Sumantri. sejak saat itu Desa Rama Nirwana menjadi Desa Definitief

    yang Kepala Desanya selalu dipilih langsung oleh masyarakatnya.3

    Berikut ini Nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di

    Desa Rama Nirwana hingga sekarang:4

    3 Ibid.

    4 Ibid.

  • 31

    Tabel 4.1.

    Data Kepala Desa Rama Nirwana

    No Nama Massa Bhakti Alamat Ket

    1 I Wayan Sumantri 1960-1967 Ds.I

    2 I Made Muder 1967-1988 Ds.I

    3 Karis 1988-1989 Ds.IV Pjs

    4 I Ketut Mudite 1989-2003 Ds.I

    5 I Made Degir 2003-2007 Ds.III Pjs

    6 I Nyoman Kandra 2007-2013 Ds.III

    7 I Nyoman Kandra 2013-Sekarang Ds.III

    Sumber: Data Desa Rama Nirwana Seputih Raman

    Tabel di atas menunjukkan bahwa nama-nama yang pernah

    menjabat di bagian kepemerintahan yakni sebagai kepala desa Rama

    Nirwana yakni dari tahun 1960 sampai sekarang diantaranya, pada tahun

    1960 sampai 1967 dipimpin oleh bapak I Wayan Sumantri yang beralamat

    di Dusun I, pada tahun 1967 sampai 1988 dipimpin oleh bapak I Made

    Muder yang beralamatkan di Dusun I, pada tahun 1988 sampai 1989

    dipimpin oleh bapak Karis yang beralamatkan di Dusun IV, pada tahun

    1989 sampai 2003 dipimpin oleh bapak I Ketut Mudite yang

    beralamatkan di Dusun I, pada tahun 2003 sampai 2007 dipimpin oleh

    bapak I Made Degir yang beralamatkan di Dusun III, dan pada Tahun

    2007 sampai sekarang dipimpin oleh bapak I Nyoman Kandra yang

    beralamatkan di Dusun III.

  • 32

    2. Kondisi Wilayah Keadaan Umum Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

    Desa Rama Nirwana berpenduduk 2746 jiwa dengan rincian Laki-

    laki 1367 perempuan 1379 jiwa. Tersebar dalam 6 dusun dan 29 Rukun

    tetangga, dengan rincian sbb:5

    Tabel 4.2.

    Jumlah Sarana Peribadatan Desa Rama Nirwana

    Masjid Pura Musholla Gereja Wihara

    4 15 2 1 -

    Sumber: Data desa Rama Nirwana

    Berdasarkan tabel di atas jumlah sarana peribadatan di Desa Rama

    Nirwana Kecamatan Seputih Raman yakni Masjid yang berada di desa

    tersebut berjumlah 4 dan Musholla berjumlah 2 buah sedangkan tempat

    peribadatan agama lain seperti agama Hindu berjumlah 15 dan Gereja bagi

    agama Kristen yakni berjumlah 1 dan Wihara bagi agama Budha tidak ada.

    Tabel 4.3.

    Jumlah Sarana Pendidikan Desa Rama Nirwana

    SDN SLTP SLTA TPA PONPES PERTI

    2 - - 1 - -

    Sumber: Data desa Rama Nirwana

    Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat sarana pendidikan di

    desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman diantaranya terdapat 2

    buah SDN dan 1 TPA, berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas

    dapat dilihat bahwa masih kurangnya sarana pendidikan di desa tersebut

    5 Ibid.

  • 33

    yang belum tersedia yakni seperti SLTA/ SMA, SLTP/ SMP, PONPES,

    dan PERTI.6

    Masyarakat Rama Nirwana secara Jenjang Pendidikan terdiri atas

    Tamatan SD merupakan Kelompok terbanyak yang di dominasi oleh para

    orang tua jumlahnya mencapai 48%. Selebihnya Tamatan SLTP 34%,

    SLTA 15% dan Sarjana 3%.7

    Desa Rama Nirwana mempunyai ketinggian tanah 45 meter di atas

    permukaan laut, dengan kondisi permukaan tanah yang datar dan status

    tanah yang berpasir, sehingga sangat memungkinkan sekali untuk

    dikembangkannya lahan pertanian. Tanah yang terdapat di desa Rama

    Nirwana terbagi atas 25% untuk Perumahan dan 70% persawahan, dan 5%

    lainnya. Pemanfaatan tanah digunakan untuk lahan pertanian dengan

    sistem irigasi yang digunakan dan teknis sekali setahun menanam padi

    serta sayuran. Masyarakat Rama Nirwana terdiri atas dua macam suku

    bangsa, yaitu 54% Suku Jawa dan 46% suku Bali. Dengan Islam dan

    Hindu merupakan agama yang dipeluk.8

    3. Perangkat Pemerintahan Desa Rama Nirwana

    Desa Rama Nirwana menganut sistem kelembagaan kampung

    dengan pola minimal, selengkapnya sebagai berikut:9

    6 Data Pendidikan Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung

    Tengah. 7 Ibid.

    8 Data Penduduk Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung

    Tengah. 9 Struktur Pemerintahan Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten

    Lampung Tengah.

  • 34

    Kepala Kampung : I NYOMAN KANDRA

    Sekretaris Kampung : WICKLYF MAGENDA

    Kaur Pemerintahan : ACHMAD KOMARUDIN

    Kaur Pembangunan : I KETUT BUDIANA

    Kaur Umum : I MADE EDI BOWO

    Kaur Kesra : SUKO MARYONO

    Kaur Keuangan : SUDARTO

    Bendahara : I WAYAN SUDANA

    Kadus I : I MADE ATNYANA

    Kadus II : I MADE SUASTIKA

    Kadus III : I MADE SUKARMA

    Kadus IV : MURANI

    Kadus V : ROHANI

    Kadus VI : I MADE BAYU

    B. Persepsi Masyarakat Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Tentang Legalitas Akta Ikrar Wakaf.

    Lembaga wakaf mengatur berbagai permasalahan perwakafan tanah

    yang mana berhubungan juga dengan masalah keagamaan. Wakaf yang

    disyariatkan Islam mempunyai 2 (dua) dimensi sekaligus. Pertama, dimensi

    religius, bahwa wakaf merupakan anjuran agama Allah yang perlu

    dipraktekkan oleh masyarakat muslim, sehingga mereka yang memberi wakaf

    (wakif) mendapat pahala dari Allah karena menaatinya. Kedua, dimensi

    ekonomi sosial, dimana kegiatan wakaf melalui uluran tangan sang dermawan

  • 35

    telah membantu sesamanya untuk saling bertenggang rasa sehingga dapat

    menimbulkan rasa cinta kasih kepada sesama manusia.

    Berwakaf juga bukan hanya memperhatikan nilai religiusnya atau

    aspek keagamaannya saja tetapi harus memperhatian aspek hukumnya juga,

    karena salah satu syarat dalam mewakafkan suatu benda maka harus adanya

    ikrar wakaf, yang dimana ikrar wakaf itu sendiri yaitu pernyataan kehendak

    Wakif yang diucapkan secara lisan dan/ atau tulisan kepada Nazhir untuk

    mewakafkan harta benda miliknya.10

    Secara legalitas ikrar wakaf dipertegas dalam Undang –Undang

    Nomor 41 Tahun 2004 sebagai berikut :

    1. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW

    dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

    2. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan

    dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.11

    Dalam hal Wakif tidak harus menyatakan ikrar wakaf secara lisan

    atau tidak diharuskan hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena dengan

    alasan yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunjuk kuasanya dengan

    surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.12

    Untuk dapat

    melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau kuasanya menyerahkan surat dan/ atau

    bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PPAIW .13

    10

    Pasal 1 ayat 3 PP No. 42 Tahun 2006. 11

    Pasal 17 ayat 1-2 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 12

    Ibid, pasal 18. 13

    Ibid, pasal 19.

  • 36

    Dalam hal ini sudah dijelaskan secara tegas bahwa ikrar wakaf

    dilaksanakan di depan PPAIW dan di saksikan dua orang saksi. Namun dalam

    hal ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui/memahami tentang

    ketentuan ikrar wakaf yang telah dijelaskan di dalam UUD tersebut, seperti

    masyarakat yang ada di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman

    Kabupaten Lampung Tengah. Masih banyak masyarakat yang tidak

    mengetahui ataupun tidak peduli mengenai ketentuan Undang-undang

    maupun peraturan mengenai wakaf tersebut, yang dalam hal ini persepsi yang

    dianut oleh masyarakat Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman

    masih menggunakan pemahaman secara keagamaan, adat/ budaya yang

    dimana ikrar wakaf tersebut dilakukan secara lisan tanpa bukti tertulis dan

    berharap tanah wakaf tersebut bermanfaat serta menjadikan tanah wakaf

    tersebut sebagai amal jariyah diakhirat.

    Persepsi masyarakat yang di maksud di sini ialah sebagai sebuah

    tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, yang dimana proses seseorang

    mengetahui beberapa hal melalui panca indra.14

    Selain dari itu persepsi juga

    merupakan langkah awal bagi seseorang untuk membuat keputusan yang

    kemudian menghasilkan minat seseorang dan berlanjut kepada sebuah

    pemikiran (persepsi) dari berbagai macam perihal kebutuhan dalam

    kehidupan. Hal tersebut seperti yang telah dikatakan oleh Mappiere Andi

    dalam bukunya Psikologi Orang Dewasa bahwa minat adalah suatu perangkat

    mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendidikan,

    14

    Lukman Ali, et, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),Cetakan Pertama, Edisi

    2,(Jakarta: balai Pustaka, 1995), h. 759.

  • 37

    rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang menggerakan

    individu kepada suatu pilihan tertentu.15

    Selain dari itu, untuk mengetahui pemikiran apa saja yang diketahui

    oleh masyarakat Desa Rama Nirwana Seputih Raman Lampung Tengah

    tentang pengetahuan mereka terhadap Legalitas Akta Ikrar Wakaf, maka perlu

    dilakukan wawancara internal dengan wakif dan masyarakat di Desa Rama

    Nirwana Seputih Raman, karena untuk mengetahui persepsi seseorang tersebut

    tidak hanya dapat diukur secara langsung, maka unsur-unsur atau faktor-faktor

    yang menyebabkan timbulnya persepsi tersebut diangkat untuk mengetahui

    persepsi seseorang dalam mengetahui sesuatu. Selain dari wawancara internal

    terhadap wakif dan masyarakat sekitar Desa Seputih Raman tersebut perlu di

    kaitkan dengan landasan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya. Terdapat

    dua belas orang Narasumber yang dijadikan sebagai objek penelitian termasuk

    pihak dari Wakif diantaranya yaitu Bapak Agus, Eko, Yudi, Komarudin,

    Harip, Yanto, Asep, Bambang, Suliono, Aris,, Suroso dan Supri. Seperti yang

    telah dipaparkan pada teori sebelumnya, ada berbagai macam faktor penentu

    yang mengakibatkan munculnya persepsi seseorang dalam menanggapi suatu

    hal yang kemudian menghasilkan sebuah keputusan untuk menentukan

    pilihannya.

    Hasil dari wawancara yang telah dilakukan terhadap narasumber yang

    telah dipaparkan namanya di atas, terdapat sebuah kesimpulan dan berbagai

    15

    Mappiere Andi, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian dan Pendidikan,

    (Surabaya: Usana Offset Printing 1994) h. 57-74.

  • 38

    macam persepsi, adapun hasil yang di dapat dari wawancara tersebut

    diantaranya ialah:

    Persepsi dari bapak Agus selaku dari keluarga wakif tentang Legalitas

    Akta Ikrar Wakaf itu sendiri ialah bahwa Ia mengetahui sedikit tentang apa itu

    Akta Ikrar Wakaf dan juga mengetahui sedikit tentang bagaimana prosedur

    perwakafan yang dimana harus dibuatkannya akta ikrar wakaf bagi tanah

    wakaf yang belum memiliki akta wakaf tersebut, akan tetapi ia juga

    mengatakan bahwa sejak datangnya Islam, wakaf telah dilaksanakan

    berdasarkan paham yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Islam di

    Indonesia, yaitu adat kebiasaan setempat. Sedanglan pola perwakafan yang

    diterapkan di Desa Rama Nirwana Seputih Raman Lampung Tengah masih

    menggunakan kebiasaan-kebiasaan keagamaan yang dilakukan secara lisan

    atas dasar saling percaya kepada seseorang, dan karena perbuatan tersebut

    merupakan sebuah perbuatan amal shaleh yang mempunyai nilai ibadah di

    hadirat Allah SWT. Dengan demikian masyarakat tidak mendaftarkan tanah

    wakafnya kepada petugas yang berwenang. Karena harta wakaf tersebut sudah

    resmi menjadi milik Allah SWT yang siapa saja tidak akan berani

    mengganggu gugat.16

    Kemudian persepsi dari Bapak Eko selaku keluarga wakif lainya ialah

    bahwa Ia tidak mengetahui secara keseluruhan tentang apa itu Legalitas Akta

    Ikrar Wakaf karena tidak ada sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah atas

    perihal Legalitas Akta Ikrar Wakaf tersebut dan kemudian mengatakan bahwa

    16

    Bapak Agus, Selaku Keluarga Wakif di Desa Rama Nirwana Wawancara, 07 Oktober

    2018.

  • 39

    sistem perwakafan yang terjadi di Desa Rama Nirwana masih menggunakan

    sistem kekeluargaan dengan dasar kepercayaan dan keikhlasan. Orang yang

    akan mewakafkan hanya sekedar datang kepada orang yang sekiranya bisa

    dipercaya dan bertanggung jawab untuk mengurusi atau mengelola tanah

    wakaf tersebut, misalnya orang mewakafkan tanah untuk dijadikan tempat

    pemakaman umum maka orang yang mewakafkan harus berbicara dengan

    pegawai pemerintahan seperti kepala desa ataupun tokoh agama sekitar dan

    menghadirkan beberapa orang saksi untuk menyaksikan perwakafan itu.

    Untuk masalah boleh tidaknya perwakafan yang demikian, karena tidak sesuai

    dengan prosedur perwakafan yang telah ditetapkan oleh undang-undang

    mereka tidak tahu-menahu, karena selagi itu perbuatan baik, tidak ada

    larangan dalam agama Islam bahkan dianjurkan, maka itu diperbolehkan.17

    Sedangkan persepsi dari bapak Yudi selaku pengurus/ pengelola TPU

    dan juga bagian dari masyarakat desa Rama Nirwana berpendapat bahwa Ia

    mengetahui perwakafan yang ada di desa Rama Nirwana yang dimana

    perwakafan tersebut dilakukan secara lisan dan tidak dihadapan PPAIW,

    sehingga wakaf tersebut belum di buatkannya akta yang seharusnya setelah

    perwakafan tersebut dilaksanakan maka harus segera di buatkannya Akta Ikrar

    Wakaf, karena terkendalanya biaya dan proses pencatatan yang panjang dan

    rumit itu membuat tanah wakaf tersebut hingga sekarang belum dibuatkannya

    akta.18

    17

    Bapak Eko, Selaku Keluarga Wakif di Desa Rama Nirwana Wawancara, 08 Oktober

    2018. 18

    Bapak Yudi, Selaku Masyarakat dan Pengelola TPU Desa Rama Nirwana Wawancara,

    06 Oktober 2018.

  • 40

    Sedangkan persepsi dari salah satu Kaur Pemerintahan Desa Rama

    Nirwana yaitu Bapak Komarudin ialah beliau sedikit memahami apa itu

    Legalitas Akta Ikrar Wakaf dan memahami dengan betul fungsi dari Legalitas

    Akta Ikrar Wakaf tersebut, akan tetapi beliau kemudian menyampaikan bahwa

    tanah wakaf yang tidak mempunyai akta ikrar wakaf di Desa Rama Nirwana

    Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah belum sesuai dengan

    tata cara perwakafan berdasarkan Undang-undang melainkan perwakafan

    berlangsung tanpa melalui petugas pencatat akta ikrar wakaf(PPAIW), yang

    seharusnya perwakafan harus segera di daftarkan ke PPAIW di KUA, karena

    keabsahan atau kepastian hukum sangat diperlukan untuk melindungi

    perwakafan agar tidak terjadi masalah dikemudian hari, maka dari itu harus

    adanya koordinasi antara nadzir dan KUA agar perwakafan berjalan dengan

    baik.19

    Kemudian asumsi dari Bapak Harip masyarakat Desa Rama Nirwana

    perihal Legalitas Akta Ikrar Wakaf adalah mereka tidak terlalu mengetahui

    apa itu Legalitas Akta Ikrar Wakaf, yang mereka ketahui hanya jika pada saat

    mereka ingin mewakafkan tanah mereka, mereka hanya perlu mendatangi

    pejabat setempat (RT/RW) untuk mengurus apa-apa yang dibutuhkan untuk

    melakukan wakaf tersebut. Selain dari itu, penyebab mereka tidak terlalu

    memahami perihal Legalitas Akta Ikrar Wakaf tersebut dikarenakan menurut

    mereka semua hal yang berkaitan dengan Petugas Pencatat Akta Ikrar Wakaf

    19

    Bapak Komarudin selaku Kaur Pemerintahan Desa Rama Nirwana, Seputih Raman

    Wawancara, 03 Oktober 2018.

  • 41

    (PPAIW)atau sejenisnya, memerlukan proses yang cukup lama dan juga

    berkelit dalam mengurus hal-hal terkait.20

    Sedangkan persepsi Bapak Yanto tentang Akta Ikrar Wakaf tersebut

    adalah beliau tidak terlalu memahami apa itu Legalitas Akta Ikrar Wakaf akan

    tetapi hanya mengetahui apa itu Wakaf berdasarkan sudut pandang yang

    didapati melalui Al-Quran dan Al-Hadits, yang kemudian menghasilkan

    sebuah anggapan bahwa tanah wakaf yang tidak bersertifikat itu telah kuat

    dasar hukumnya jika dipandang dari agama Islam, karena dalam ketentuan

    hukum Islam penyerahan maupun Ikrar Wakaf tidak harus di depan petugas

    pencatat akta ikrar wakaf dan tidak harus memerlukan tanda tertulis di PPAIW,

    sekalipun hal itu dapat saja di buat dan dilakukan.21

    Selanjutnya yaitu persepsi menurut Bapak Asep mengenai Akta Ikrar

    Wakaf, dikatakan bahwa Ikrar Wakaf merupakan status tanah wakaf yang ada

    di desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman yang dilindungi payung

    hukum sah-sah saja hukumnya. Karena sudah diketahui oleh pihak desa dan

    masyarakat banyak dan juga tidak ada yang bisa menuntut tanah wakaf

    tersebut. Selain dari itu di pandang dari hukum Islam juga tidak bertentangan

    dan tidak adanya larangan bahkan dianjurkan untuk melakukan perwakafan

    sebagai bentuk amal jariah yang tidak akan terputus pahalanya, selama wakaf

    tersebut masih kekal dan dimanfaatkan.22

    Selanjutnya persepsi Bapak Bambang bahwa beliau tidak mengetahui

    Undang-undang yang mewajibkan pendaftaran tanah wakaf ke PPAIW dan

    20

    Bapak Harip, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 01Oktober 2018. 21

    Bapak Yanto, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 01 Oktober 2018. 22

    Bapak Asep, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 03 Oktober 2018.

  • 42

    tidak tahu menahu mengenai sanksi hukum apabila tidak mendaftarkan tanah

    wakaf ke PPAIW, karena kurangnya kepedulian dari pemerintah maupun dari

    pihak PPAIW dalam melakukan Sosialisasi di Desa-desa terpencil, sehingga masih

    ada dari masyarakat yang tidak mengetahui apakah tanah wakaf tersebut harus

    di daftarkan di PPAIW atau tidak, dan prosesnya pun tidak tahu bagaimana

    langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendaftarkan tanah wakaf

    tersebut kalau memang harus di daftarkan di PPAIW.23

    Kemudian yaitu, persepsi menurut Bapak Suliono masyarakat Desa

    Rama Nirwana terhadap Legalitas Akta Ikrar Wakaf tersebut ialah beliau

    mengatakan bahwa tidak terlalu mengetahui apa itu Legalitas Akta Ikrar

    Wakaf tersebut dan kemudian menjelaskan bahwa Legalitas Akta Ikrar Wakaf

    tersebut tidak terlalu penting keberadaanya serta rumit dalam alur pendaftaran,

    pengelolaan, dan juga penerapannya. Kemudian Beliau menjelaskan bahwa

    sebagian masyarakat melaksanakan alur perwakafan di Desa Rama Nirwana

    dilakukan dalam keadaan suka sama suka atau bersifat kekeluargaan antara si

    wakif kepada si nadzir. Serah terima wakaf dilakukan secara lisan dan

    langsung kepada pengurus wakaf yang ada di Desa Rama Nirwana Kecamatan

    Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah seperti pengurus tanah wakaf.

    Pelaksanaan serah terima wakaf di Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih

    Raman Kabupaten Lampung Tengah tidak menggunakan sistem daftar atau

    registrasi kepada badan hukum perwakafan atau petugas pengurus wakaf

    23

    BapakBambang, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 04 Oktober 2018.

  • 43

    seperti di PPAIW. Masyarakat Desa tersebut melakukan perwakafan atas

    dasar suka sama suka dengan niatan ikhlas berwakaf karena Allah SWT.24

    Adapun persepsi dari Bapak Aris tentang apa itu Legalitas Akta Ikrar

    Wakaf ialah bahwa beliau mengetahui dan memahami tentang apa itu

    Legalitas Akta Ikrar Wakaf secara keseluruhannya, baik termasuk prosedur,

    penerapan dan juga pengeloalaannya. Namun Ia mengatakan bahwa

    Panjangnya prosedur pencatatan wakaf serta syarat-syarat yang harus dipenuhi

    agar bisa meresmikan tanah wakaf ke PPAIW, dan juga besarnya biaya

    administrasi yang harus dikeluarkan dalam membuat Akta Ikrar Wakaf

    sehingga banyak masyarakat yang enggan untuk mendaftarkan tanah

    wakafnya ke PPAIW, akan tetapi hanya dilakukan secara lisan dengan dasar

    kepercayaan dan keikhlasan. Orang yang akan mewakafkan hanya sekedar

    datang kepada orang yang sekiranya bisa dipercaya dan bertanggung jawab

    untuk mengurusi atau mengelola tanah wakaf tersebut. Mereka optimis tidak

    akan ada persengketaan.25

    Berdasarkan hasil dari wawancara di atas, yang di dapat dari

    masyarakat Desa Rama Nirwana Seputih Raman Lampung Tengah terkait

    Persepsi Mereka Terhadap Legalitas Akta Ikrar Wakaf dapat disimpulkan dan

    di analisis terkait persepsi mereka terhadap Legalitas Akta Ikrar Wakaf

    tersebut, dari hasil tersebut terdapat berbagai macam asumsi dan alasan

    mereka terkait Persepsi Mereka Terhadap Legalitas Akta Ikrar Wakaf di Desa

    Rama Nirwana Seputih Raman antara lain: (1) mereka tidak terlalu

    24

    Bapak Suliono, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 04 Oktober 2018. 25

    Bapak Aris, Masyarakat Desa Rama Nirwana Wawancara, 08 Oktober 2018.

  • 44

    mengetahui, (2) tidak terlalu memahami, (3) sedikit memahami, (4)

    mengetahui, (5) mengetahui dengan seksama, (6) tidak terlalu mengetahui, (7)

    mengetahui akan tetapi hanya sedikit, (8) mengetahui sedikit, (9) tidak

    mengetahui secara keseluruhan, (10) mengetahui dan memahami. Berdasarkan

    hasil dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang/

    masyarakat terhadap sesuatu hal itu dapat didasari oleh berbagai macam

    perihal, seperti dalam (intern) pengalaman pribadi tentang objek, dan

    keluarga. Hal tersebut serupa dengan pernyataan dari Jalaludin Ahmad, bahwa

    menurut Jalaludin Ahmad persepsi adalah pengalaman tentang objek,

    peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

    informasi dan menafsirkan pesan.26

    Selain dari itu, pernyataan lainnya dari

    Jalaludin Rachmat yaitu ada beberapa faktor yang mempengaruhi Persepsi

    Seseorang (Masyarakat) dalam mengasumsikan suatu hal yaitu (1)

    Pengalaman pribadi, (2) Kondisi Lingkungan, (3) Tingkat Pendidikan, (4)

    Suku/Adat.27

    Pernyataan yang tidak jauh berbeda dari Robert A. Baron dan

    Donn Byrne bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu, faktor

    Internal dan faktor Eksternal,28

    yang dapat diuraikan sebagai berikut: Faktor

    Eksternal yang meliputi aspek-aspek fisik dan sosial atau kejadian-kejadian

    ekternal nilai/norma yang ada disekitar individu (masyarakat). Sedangkan

    faktor Internal yang meliputi: psikologis, dan pribadi. Pengaruh faktor internal

    dalam persepsi bisanya akan lebih menyulitkan dari pada membantu proses

    26

    Jalaludin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996),

    h. 51. 27

    Ibid., 28

    Robert A, Baron dan Donn Byrne, Social Pyschology, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 51.

  • 45

    persepsi yang dilakukan oleh individu.29

    Dari beberapa penjelasan faktor

    tersebut di atas baik dari hasil penelitian maupun dari landasan teori yang

    telah dipaparkan adalah serupa.

    Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    terdapat lima faktor yang mempengaruhi asumsi Masyarakat Desa Rama

    Nirwana dalam mengambil keputusan yang kemudian menghasilkan persepsi

    tentang Legalitas Akta Ikrar Wakaf, yaitu faktor adat atau kebiasaan,

    pengetahuan, lingkungan, pelayanan. Berikut penjelasannya:

    Faktor adat atau kebiasaan seperti yang kita ketahui dalam ruang

    lingkup pedesaan apapun itu bentuk permasalahannya masih sangat kental

    sekali adat istiadat atau kebiasaan masyarakat desa tersebut yang dimana

    masyarakat sekitar masih menggunakan kebiasaan berwakaf secara lisan tanpa

    adanya bukti tertulis.

    Faktor pengetahuan seperti yang di uraikan pada data pendidikan Desa

    Rama Nirwana masyarakat yang hanya lulusan SD mencapai 48%30

    dilihat

    dari data tersebut bahwa minimnya masyarakat yang berpendidikan tinggi

    maka dari itu tidak banyak masyarakat yang mengetahui peraturan perwakafan

    maupun cara berwakaf di desa tersebut.

    Faktor Lingkungan, lingkungan di desa Rama Nirwana merupakan

    salah satu penyebab utama yang menghasilkan persepsi masyarakat mengenai

    Akta Ikrar Wakaf yang dimana masyarakat yang beragama Islam hampir

    29

    Ibid., 30

    Ibid

  • 46

    imbang dengan yang beragama lain jadi lingkungan dilihat dari data

    kependudukan desa Rama Nirwana.

    Faktor pelayanan, pelayanan di sini yang dimaksud ialah kurangnya

    perhatian dari pemerintah untuk melakukan pensosialisasian yang berkaitan

    dengan wakaf tersebut sehingga menjadikan masyarakat tersebut tidak

    mengetahui pentingnya Akta Ikta Wakaf.

    Dari beberapa faktor tersebut berdasarkan data yang telah dipaparkan

    menunjukan bahwa faktor yang paling dominan dalam menentukan persepsi

    seseorang tersebut dalam memahami Legalitas Akta Ikrar Wakaf adalah faktor

    kebiasaan, pengetahuan dan pelayanan. Hal tersebut ditunjukan berdasarkan

    hasil dari wawancara terhadap beberapa narasumber yang menunjukan bahwa

    faktor pelayanan, pengetahuan dan kebiasaan menjadi bagian dari faktor

    penentu yang menyebabkan persepsi dari beberapa narasumber dalam

    menyimpulkan persepsi mereka tentang Legalitas Akta Ikrar Wakaf tersebut.

    C. Akta Ikrar Wakaf yang Dilaksanakan Masyarakat Desa Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman Kabapaten Lampung Tengah Dalam

    Perspektif UU Perwakafan

    Idealnya pelaksanaan wakaf harus tunduk pada hukum Islam dan

    hukum nasional, dimana dalam pelaksanaannya tidak hanya dilakukan dengan

    lisan, tetapi juga dilakukan pencatatan oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar

    Wakaf, selain itu juga harus memiliki sertifikat tanah wakaf yang dikeluarkan

    oleh Badan Pertanahan. Namun kenyataannya di Indonesia sendiri wakaf

    mencapai 14.591 dengan rincian 8.372 dalam status sudah bersertifikat wakaf,

    dan 6.219 belum bersertifikat wakaf, dengan total luas mencapai

  • 47

    22.990.814.00m2,31

    hal ini menunjukkna pensertifikatan tanah wakaf belum

    sepenuhnyanya berjalan.

    Ikrar wakaf adalah pernyataan wakif sebagai tanda penyerahabn

    barang atau benda yang di wakafkan itu, dapat dilakukan dengan lisan maupu

    dengan tertulis. Ikrar wakaf itu mempunyai syarat ketentuan pula. Yaitu: ikrar

    wakaf itu tidak digantungkan, tidak di iringi syarat tertentu, jelas dan terang,

    tidak menunjukkan batas waktu tertentu atau terbatas, tidak mengandung

    pengertian untuk mencabut kembali terhadap wakaf yang diberikan. Untuk

    menentukan sah atau tidaknya suatu wakaf harus dipenuhinya beberapa syarat,

    yaitu:

    1. Orang yang mewakafkan harus sepenuhnya berhak menguasai benda yang

    di wakafkan. Wakif tersebut harus mukallaf (akal baligh) dan atas

    kehendaknya sendiri tidak ada paksaan orang lain.

    2. Benda yang diwakafkan harus kekal zatnya, berarti ketika timbul

    manfaatnya, zat barang tidak rusak, hendaklah wakaf itu disebutkan

    dengan terang dan jelas kepada siapapun diwakafkan.

    3. Hendaklah penerima wakaf tersebut orang yang memiliki sesuatu, maka

    tidak sah kepada hamba sahaya.

    4. Ikrar wakaf dinyatakan dengan jelas, baik dengan lisan maupun dengan

    tulisan.

    5. Tunai dan tidak ada khiyar, karena wakaf berarti memindahkan milik

    untuk itu.

    31

    http//bwi.or.id

  • 48

    Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa melakukan kegiatan

    wakaf tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang hanya memiliki

    keinginan saja, tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang menjadikan wakaf

    itu boleh atau sah untuk dilakukan.

    Secara legalitas ikrar wakaf dipertegas dalam Undang –Undang Nomor

    41 Tahun 2004 sebagai berikut Khusus mengenai ikrar wakaf pasal 17 yakni

    ikrar wakaf harus dilakukan di depan pejabat pembuat Akta Ikrar Wakaf dan

    disaksikan oleh dua orang saksi. Dimana ikrar ini dapat di