SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA … · Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di...
Transcript of SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA … · Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di...
SKRIPSI
KUALITAS PELAYANAN REHABILITASI PENGGUNA
NARKOBA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG
RAKYAT MAKASSAR
Oleh:
NURJANNA
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05264 15
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
SKRIPSI
KUALITAS PELAYANAN REHABILITASI PENGGUNA
NARKOBA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG
RAKYAT MAKASSAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun dan Diajukan oleh:
NURJANNA
Nomor Stambuk : 10561 05264 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama mahasiswa : Nurjanna
Nomor stambuk : 10561 05264 15
Program studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Kualitas Pelayanan
Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat
Makassar” adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan hasil plagiat dari orang lain, tidak melakukan
penjiplakan atau penginputan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang ditujukan
kepada saya apabila kemudian hari di temukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
ini.
Makassar, 8 Februari 2020
Yang Menyatakan
Nurj anna
v
ABSTRAK
Nurjanna, Kualitas Pelayanan Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di RSUD Sayang Rakyat Makassar (di bimbing oleh Abdul Mahsyar dan Haerana).
Masalah pelayanan publik merupakan pekerjaan rumah pemerintah Indonesia yang sampai saat ini belum mendapatkan solusinya terkhusus kepada Pelayanan Rehabilitasi yang di berikan oleh RSUD Sayang Rakyat Kota Makassar.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Pehabilitasi yang di berikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Kota Makassar Terkhusus pada bagian MAYANG ASA dalam mewujudkan kepuasan masyarakat dengan memenuhi kebutuhan masyarakat hak atas pelayanan serta perawatan yang baik. Metode penelitian yang di gunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai pelayanan RSUD Sayang Rakyat Kota Makassar dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pelayanan yang berkualitas dapat terwujud dengan lima indikator. Ketampakan Fisik, Daya Tanggap, Kehandalan, Jaminan dan Empati.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelayanan Rehabilitasi RSUD Sayang Rakyat MAYANG ASA sudah tergolong baik di lihat dari lima indikator yaitu, Tangible, Reliability, Responsiviness, Assurance Dan Empaty. Dari kelima indikator tersebut tidak semuanya berjalan dengan baik, dan yang menjadi kendala adalah dari segi ketampakan fisik di mana peralatan medis yang masih kurang untuk beberapa peralatan serta jumlah pegawai yang masih kurang (keterbatasan petugas) dari kelima indikator tersebut ada 3 yang sudah berjalan dengan baik, yaitu daya tanggap, jaminan dan empati. Rumah Sakit Umum Daya Sayang Rakyat bagian MAYANG ASA sudah menjalankan tugas dengan baik, memberikan jaminan waktu serta biaya yang di tanggung oleh pemerintah dan perlakuan empati pegawai kepada para pasien.
Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Rehabilitasi, Kepuasan Masyarakat
vi
KATA PENGANTAR
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu”
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat,
Hidayah Dan Inayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kualitas Pelayanan Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di Rumah Sakit
Umum Daerah Sayang Rakyat Makassar”. Skripsi ini merupakan tugas akhir
yang di ajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna tanpa adanya bantuan dan dorongan
serta doa dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
pertama-tama mempersembahkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada kedua orang tua penulis, ayahanda Hermansya dan ibunda Sunarti yang
sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat, mendoakan serta
memberikan pendidikan sampai jenjang saat ini, ucapan trimakasih juga di
berikan kepada yang terhormat.
1. Bapak Abdul Mahsyar, M.Si selaku pembimbing I dan ibu Haerana, S.Sos,
M.Pd selaku pembimbing II yang senangtiasa meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan arahan yang begitu berharga, baik
secara teknisi maupun secara konsepsional dari awal penelitian hingga
selesainya penyusunan skripsi ini.
vii
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik S.Sos, M.Si.
3. Ketua jurusan ilmu administrasi Negara bapak Nasrul Haq, S.Sos, M.Pa.
4. Bapak dan ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah
menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama mengenyam pendidikan
di bangku perkulliahan dan seluruh jajaran staf Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak
membantu penulis persoalan administrative.
5. Seluruh informan yang telah memberikan informasi bagi peneliti untuk
melakukan penelitian serta sangat membantu peneliti dalam hal
pengumpulan data.
6. Teman-teman Ilmu Administrasi Negara 2014 terkhusus Adn kelas A dan
B sebagai teman seperjuangan yang telah banyak memberikan saran,
dukungan dan motivasi kepada penulis dan seluruh rekan serta pihak yang
penulis tidak bisa menyebutkan namanya satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan doanya.
7. Terimakasi untuk orang-orang terdekatku yang senantiasa menyemangati,
mendukung dan mengarahkan penulis agar tetap semangat sampai pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Demikianlah ucapan terimakasih yang penulis dapat sampaikan
pada kesempatan ini demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan semoga karya skripsi ini
viii
bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 8 Februari 2020
Nurjanna
ix
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ................................................................................ I
Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii
Halaman Penerimaan Tim ................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... iv
Abstrak ................................................................................................................ v
Kata Pengantar .................................................................................................... vi
Daftar Isi.............................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pelayanan Public ............................................................................... 7
B. Kualitas Pelayanan ......................................................................................... 14
C. Rehabilitasi ..................................................................................................... 16
D. Narkotika ........................................................................................................ 17
E. Kerangka Pikir ................................................................................................ 18
F. Fokus Penelitian .............................................................................................. 20
G. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................................................. 20
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 23
B. Jenis Dan Tipe Penelitian ............................................................................... 23
C. Sumber Data ................................................................................................... 23
D. Informan Penelitian ........................................................................................ 24
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 24
F. Teknik Analisis Data....................................................................................... 25
G. Keabsahan Data .............................................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian................................................................ 28
B. Hasil Penelitian ............................................................................................... 36
C. Pembahasan .................................................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56
LAMPIRAN ........................................................................................................ 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi Era Globalisasi yang sangat menentang ini, aparatur
Negara dalam hal ini dititik beratkan pada aparatur pemerintahan seharusnya
memberikan pelayanan yang terbaik dan berorientasi pada kebutuhan serta
kepuasan penerima pelayanan, agar mampu meningkatkan daya saing dalam
pemberi pelayanan barang dan jasa.
Permintaan pelayanan publik terus meningkat baik kuantitas maupun
kualitasnya. Hal tersebut terkait dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk,
meningkatnya tingkat pendidikan, meningkatnya kebutuhan, semakin beragamnya
lapangan pekerjaan dan semakin bertambahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik bukan hanya merupakan persoalan administrative saja tetapi
lebih tinggi dari itu yaitu pemenuhan keinginan dari publik. Oleh karenanya
dibutuhkan kesiapan para administrator pelayan publik sehingga dapat mencapai
kualitas pelayanan yang baik (Sumartono, 2007). Salah satu tujuan Negara
Indonesia secara konstitusional adalah dapat terwujudnya masyarakat dengan
pelayanan publik yang Sejahtera, Adil, & Makmur serta merata materil dan
spiritual.
Seperti yang kita lihat sekarang ini penyebaran narkoba sudah semakin
merambah di kalangan masyarakat khususnya kalangan remaja, penyebab narkoba
mudah menyebar di kalangan remaja awalnya mereka hanya menghisap rokok
yang di ajarkan oleh orang-orang sekitarnya hingga mereka kecanduan dan seiring
2
berjalannya waktu mereka mulai mengenal narkoba dan mencoba memakainya
sesekali yang juga di sebabkan oleh lingkungan dan pergaulannya yang juga akan
membuat mereka kecanduan. Hal ini juga di sebabkan karena kurangnya perhatian
dan pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya.
Berdasarkan dari data hasil penelitian BNN (Badan Narkotika Nasional)
yang bekerjasama dengan Puslitkes UI tahun 2018 diketahui bahwa tingkat
populasi penyalahguna Narkoba sudah mencapai angka sebesar 3,2% dari total
populasi penduduk yang (berusia10 - 60 tahun) atau berkisar 2,29 s/d 4,3 juta
orang. Di bandingkan pada tahun 2017 di ketahui bahwa prevalensi penyalahguna
Narkoba sebesar 1,77% atau setara 3.376.115 orang pada rentang usia 10-60
tahun. Hal ini di sebabkan karena kecenderungan dalam peningkatan jumlah
sitaan serta pengungkapan kasus narkoba. Faktanya bahwa sebagian besar
penyalahguna merupakan remaja dan berpendidikan tinggi yang merupakan
modal bangsa yang tidak ternilai tentu sangat memprihatinkan.
Pesatnya jumlah pengguna narkoba tidak terlepas dari ciri khas Kota
Makassar yang di mana kota Makassar merupakan salah satu kota metropolitan
dengan jumlah peningkatan tempat-tempat hiburan malam beserta hotel yang
hampir setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan. Serta dilengkapi
pula dengan tersedianya internet sehingga hal inilah yang membuat masyarakat
dan pengedar sangat mudah melakukan transaksi pengedaran narkoba. Selain itu,
tersedianya akses keluar masuk pengedar yang dapat melalui dua gerbang yaitu
Pelabuhan dan airport yang ada di Kota Makassar, hal inilah yang menjadikan
3
kawasan ini sebagai sasaran yang sangat bagus bagi para pengedar narkoba untuk
memperkuat jaringannya.
Secara menyeluruh jumlah pengguna narkoba dari tahun ketahun
mengalami suatu peningkatan yang secara signifikan, oleh karena itu di butuhkan
usaha pencegahan rehabilitasi pengguna narkoba yang lebih serius dan sistematis.
Program pelayanan rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat ini
telah di mulai sejak bulan Agustus 2016 sampai dengan Desember 2018 dengan
jumlah total pasien yang di rawat mencapai 99 orang. Dalam kepmenpan Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggara pelayanan publik,
yang meliputi kedisiplinan, kesederhanaan, kejelasan, ketepatan waktu, akurasi,
keamanan, tanggung jawab, kelengkapan fasilitas, kemudahan akses, kesopanan,
dan keramahan serta kenyamanan.
Adanya kepmenpan di atas bertujuan sebagai rujukan yang di gunakan
dalam menyelenggarakan pelayanan publik kemudian di tambah dengan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Hal ini juga di dukung
dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2010 tentang penempatan
penyalahgunaan, korban penyalahgunaan, pecandu Narkotika kedalam lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Berdasarkan Peraturan Mentri Sosial No. 26 Tahun 2012 tentang Standar
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA dan Peraturan Kepala Badan
Narkotika Nasional Nomor 11 Tahun 2014 mengenai Tata cara penanganan
tersangka dan terdakwah pengguna Narkotika kedalam lembaga Rehabilitasi.
Seluruh anggota masyarakat di imbau agar mampu mereka juga menolong serta
4
menyelamatkan pecandu atau pengguna narkoba untuk masa depan mereka serta
Negara ini. Ini tidak lain bertujuan untuk menyembuhkan pecandu narkoba dan
mengembalikannya kedalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan ketentuan pasal 54 Undang-undang No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, yaitu jaminan ketersediaan rehabilitasi medis dan sosial, Serta
Peraturan Menteri Sosial No. 26 Tahun 2012 tentang Standar Rehabilitasi Sosial
Korban Penyalahgunaan NAPZA dan Peraturan Kepala Badan Narkotika
Nasional Nomor 11 Tahun 2014 mengenai Tata cara penanganan tersangka dan
terdakwah pengguna Narkotika kedalam lembaga Rehabilitasi. seluruh anggota
masyarakat di imbau agar mampu mereka juga menolong serta menyelamatkan
pecandu atau pengguna narkoba untuk masa depan mereka serta Negara ini. Ini
tidak lain bertujuan untuk menyembuhkan pecandu narkoba kedalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencegah semakin besarnya dampak negative
yang di hasilkan dari pengguna narkoba khususnya pada anak muda yang
merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus dilakukan tindakan
penanganan kepada pecandu narkoba dengan jalan rehabilitasi.
Dikota Makassar sendiri di hadirkan Balai Rehabilitasi (Badan Narkotika
Nasional) BNN di Baddoka untuk instansi pemerintah, dan berbagi lembaga
Rehabilitasi yang dikembangkan oleh masyarakat, salah satunya adalah RSUD
Sayang Rakyat dan Obat-obat terlarang Kota Makassar. Dan Salah Satu Rumah
Sakit Yang Memiliki lembaga Rehabilitasi Sosial di Indonesia yang melakukan
rehabilitasi terhadap pecandu narkoba. Dengan adanya pusat pelayanan
rehabilitasi di RSUD sayang rakyat kecamatan Biringkanaya kota Makassar ini, di
5
harapkan tingkat penggunaan dan peredaran narkoba di kota Makassar khususnya
di kalangan remaja akan berkurang seiring berjalannya pelayanan pusat
rehabilitasi dan para penerus bangsa akan terhindar dan terselamatkan dari jeratan
narkoba yang akan merusak mental mereka.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengungkapkan
hal tersebut dengan judul “Kualitas Pelayanan Rehabilitasi Pengguna Narkoba
Di RSUD Sayang Rakyat Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimana pelayanan Tangible Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar?
2. Bagaimana pelayanan Reability Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar?
3. Bagaimana pelayanan Responsiviness Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar?
4. Bagaimana pelayanan Assurance Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar?
5. Bagaimana pelayanan Emphaty Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar?
C. TujuanPenelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pelayanan Tangible Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar.
6
2. Untuk mengetahui pelayanan Reability Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat
Kota Makassar.
3. Untuk mengetahui pelayanan Responsiviness Rehabilitasi di RSUD Sayang
Rakyat Kota Makassar.
4. Untuk mengetahui pelayanan Assurance Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat
Kota Makassar.
5. Untuk mengetahui pelayanan Emphaty Rehabilitasi di RSUD Sayang Rakyat Kota
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
a. Untuk pemerintah di harapkan dapat memberikan masukan terutama dalam bidang
pelayanan dan pendanaan pusat rehabilitasi.
b. Untuk masyarakat di harapkan dapat bekerjasama untuk menjaga dan melindungi
generasi penerus bangsa
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai salah satu bahan sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar
bagi para mahasiswa dan penelitian yang berminat untuk melakukan penelitian
tentang pusat rehabilitasi pengguna narkoba.
b. Sebagai salah satu bacaan atau sumber yang di miliki oleh perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar atau pun kajian tekait
dengan pusat rehabilitasi pengguna narkoba.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pelayanan Publik
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan menurut Sampara dalam Sinambela (2011:5) adalah rangkaian
kegiatan yang di lakukan secara langsung oleh dua orang atau lebih atau dengan
mesin secara fisik, serta menyediakan kepuasan pelanggan.
Pelayanan yang sebenarnya adalah proses atau urutan dalam suatu
kegiatan, sehingga proses pelayanan berjalan secara teratur atau terus menerus dan
berkesinambungan, yang meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan diadakan berdasarkan dengan saling
terpenuhinya kebutuhan penerima layanan dan yang memberikan pelayanan.
Sinambela dkk (2010:128) mengartikan pelayanan merupakan kegiatan
yang di laksanakan oleh pemerintah kepada anggota masyarakat yang memiliki
kegiatan yang menguntungkan didalam suatu kesatuan atau sering di sebut
sebagai organisasi, serta menyuguhkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
oleh apapun secara fisik.
Dari definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelayanan adalah
kegiatan yang bisa dirasakan dengan adanya hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan seperti organisasi atau lembaga
perusahaan.
2. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan salah satu kerangka teori yang di gunakan
oleh sebagian besar para penulis guna menambahkan pada tugas akhir dari jenjang
8
pendidikannya. Pelayanan publik dapat pula di artikan sebagai memberikan
pelayanan untuk keperluan seseorang atau anggota masyarakat yang memiliki
urusan atau keperluan dalam organisasi itu seperti aturan pokok serta tata
carapelaksanaan yang telah di tetapkan.
Pelayanan Publik menurut Sinambela dkk (2010:128) ialah setiap kegiatan
yang di laksanakan oleh pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang memiliki
kegiatanyang menguntungkan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu fisik.
Wasistiono (Hardiyansyah (2011 : 11) juga mengartikan bahwa pelayanan
publik merupakan suatu kegiatan yang menyalurkan jasa kepada masyarakat dari
pihak pemerintah, pihak swasta menggunakannama pemerintah maupun dengan
atau tanpa pembayaran untuk memenuhi kebutuhan serta kepentingan masyarakat.
Abdul Mahsyar (2011: 82) Pelaksanaan pelayanan publik pada prinsipnya
di tunjukkan kepada manusia. Sudah kodratnya setiap manusia membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat di katakana bahwa pelayanan tidak dapat
di pisahkan dengan kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut
pelayanan yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak
sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama
ini masih bercirikan hal-hal seperti berbelit-belit, lamban, mahal, melelahkan,
ketidakpastian. Keadaan demikian terjadi karena masyarakat
3. Jenis Pelayanan Publik
Munculnya pelayanan umum atau publik di sebabkan karena adanya
kepentingan,dan kepentingan tersebut beraneka macam bentuknya sehingga
9
pelayanan publik yang dilakukan ada beberapa jenis. Menurut Hardiyansyah
(2011:23) jenis pelayanan publik yang di berikan pemerintahkepada masyarakat
terbagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a. Pelayanan administratif merupakan pelayanan yang menyediakan berbagai macam
bentuk dokumen yang diperlukan oleh publik, misalnya: Pembuatan (KTP) dan
sebagainya.
b. Pelayanan Barang, Pelayanan barang adalah pelayanan dalam berbagai bentuk
serta jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat, seperti halnya :sinyal
internet, penyediaan tenaga listrik, penyediaan air bersih.
c. Pelayanan Jasa, Pelayanan jasa adalah pelayanan yang memberikan jasa yang di
perlukan masyarakat, seperti: Pendidikan, Kesehatan, Transportasi, jasa pos,
sanitasi lingkungan, persampahan, penggulangan bencana, pelayanan sosial.
Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat
terdapat tiga jenis yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang, dan pelayanan
jasa.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Lembaga Administrasi Negara
(dalam SANKRI Buku III 2004 : 185) :
a. Pelayanan pemerintahan merupakan salah satu jenis pelayanan masyarakat yang
terkait dengan tugas-tugas umum pemerintahan, misanya pelayanan KTP dan
lainnya.
b. Pelayanan pembangunan adalah salah satu jenis pelayanan publik yang berkaitan
dengan penyedia fasilitasi meliputi penyediaan jalan, jembatan, pelabuhan, dan
lainnya.
c. Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang berkaitan dengan utilitas bagi
masyarakatsepertipenyediaan listrik, air, telepon, dan transportasi lokal.
10
d. Pelayanan sandang, pangan dan papan merupakan salah satu pelayanan yang
menyuguhkan kebutuhan pokok masyarakat maupun kebutuhan perumahan,
misalnyasembako, tekstil dan perumahan bersubsidi.
e. Pelayanan kemasyarakatan merupakan salah satu bentuk pelayanan lebih
ditekankan pada kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti pelayanan kesehatan, dan
lainnya.
4. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan jasa pelayanan yang mempunyai unsur-unsur
didalamnya. Unsur-unsur proses pelayanan publik diperlukan agar dapat
mendukung pelayanan yang diinginkan. Menurut Barata (2014:11) terdapat
beberapa bagian penting di dalam proses pelayanan publik, yaitu:
a. Penyediaan layanan
b. Peneriman layanan
c. Jenis layanan
d. Kepuasan pelanggan
Kesimpulan dari unsur-unsur pelayanan publik menurut para ahli unsur
kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (pemerintah),
untuk menerapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorientasi dan
memuaskan pelanggan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan
Pelayanan yang baik pada akhirnya akan mampu memberikan kepuasan
kepada masyarakat. Pelayanan yang optimal juga mampu meningkatkan image
organisasi sehingga citra organisasi di mata masyarakat terus meningkat. Adanya
11
citra organisasi yang baik, maka segala yang dilakukan oleh organisasi akan
dianggap baik pula.
Menurut Vincent Gaspersz (2011:41), terdapat beberapafactor yang dapat
mempengaruhi persepsi dan ekspetasi pelanggan terhadap pelayanan, yaitu
a. Kebutuhan dan keinginan yang di rasakan oleh pelanggan saat bertransaksi.
b. Pengalaman masa lalu ketika menggunakan jasa dari perusahaan.
c. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan tentang
kualitas pelayanan yang akan diterimanya.
d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi dari
pelanggan terhadap jasa yang akan diterimanya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya
adalah sumber daya manusia, kesadaran, aturan, organisasi, ketrampilan dan
kemampuan, sarana pelayanan, serta pengalaman pelanggan selain itu faktor
internal dan eksternal menjadi penting dan berpengaruh dalam mewujudkan
pelayanan yang berkualitas bagi setiap pengguna.
6. Azas, Standar dan Prinsip Pelayanan Publik
Pelayanan publik dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi pengguna
jasa, oleh karena itu penyelenggaranya membutuhkan azas-azas pelayanan.
Dengan kata lain, dalam memberikan pelayanan publik, penyedia pelayanan
publik harus memperhatikan azas pelayanan publik.
Azas-azas pelayanan publik berdasarkan Keputusan MENPAN Nomor
63/2003 sebagai berikut :
a. Transparasi
12
b. Akuntabilitas
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Kesamaan Hak
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Dalam proses kegiatan pelayanan diatur juga mengenai prinsip pelayanan
sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan. Adapun prinsip pelayanan
publik menurut MENPAN No.63/ KEP/ M.Pan/ 7/ 2003 antara lainadalah :
a. Kesederhanaan.
b. Kejelasan.
c. Kepastian waktu.
d. Akurasi.
e. Keamanan.
f. Tanggung jawab.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja.
h. Kemudahan akses.
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan.
j. Kenyamanan.
Pelayanan publik yang di berikan oleh Birokrasi menurut sulistio
(2009:39) juga hendaknya berdasar pada prinsip-prinsip di bawah ini:
a. Rasional, efektif dan efisien yang di lakukan melaluimanajemen terbuka.
b. Ilmiah, berdasarkan kajian dan penelitian serta di dukung oleh cabang-cabang
ilmu pengetahuan lainnya.
13
c. Inovatif, pembaruan yang di lakukan terus menerus untuk menghadapi lingkungan
yang dinamis, berubah dan berkembang.
d. Produktif, berorientasi pada hasil kerja yang optimal.
e. Profesionalisme, pengguna tenaga kerja professional, terampil dalam istilah “The
Right Man In The Right Place”.
f. Penggunaan teknologi modern yang tepat.
Sedangkan prinsip-prinsip pelayanan menurut Sari dalam Surjadi
(2009:65), yaitu:
a. Kesederhanaan.
b. Kejelasan,
c. Kepastian dan tepat waktu.
d. Akurasi.
e. Tidak diskriminatif.
f. Bertangung jawab.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana.
h. Kemudahan akses.
i. Kejujuran.
j. Kecermatan.
k. Kedisipilinan, kesopanan dan keramahan.
l. Keamanan dan kenyamanan.
Setiap pelaksana pelayanan harus mempunyai standar pelayanan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi pemberi di dalam proses pengajuan
permohonannya.
14
Selanjutnya untuk standar pelayanan, perlu di tambahkan materi yang di
kutip dan di rancang oleh UU mengenai pelayanan public, karena di anggap cukup
realistis untuk menjadi standar pelayanan publik. Sehingga tatanannya menjadi
seperti di bawah ini:
a. Dasar hukum;
b. Persyaratan;
c. Prosedur Pelayanan;
d. Waktu penyelesaian;
e. Biaya pelayanan;
f. Produk pelayanan;
g. Sarana dan Prasarana;
h. Kompetensi petuas pelayanan;
i. Pengawasan intern;
j. Pengawasan extern;
k. Penanganan Pengaduan, saran dan masukan;
l. Jaminan pelayanan.
B. Kualitas Pelayanan
Pengertian kualitas Pelayanan adalah memberikan pelayanan yang baik
adalah salah satu usaha perusahaan untuk menciptakan kepuasan bagi
konsumennya.apabila konsumen merasamendapatkan pelayanan yang baik, berarti
perusahaan mampu memberikan pelayanan yang baik pula.Demikian pula
sebaliknya, pelayanan tidak dapat diuraikan secara obyektif layaknya sebuah
produk, tetapi merupakan interaksi social dengan subyektivitas, lebih tergantung
pada nilai, parasaan dan perilaku.
15
Menurut Zeithhaml, Parasuraman & Berry (Dalam Hardiansyah 2011:46)
agar dapat mengetahui kualitas dalam suatu pelayanan yang dapat di rasakan oleh
konsumen secara nyata, terdapat lima dimensi di antaranya:
1. Tangible (Bukti Fisik)Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan sarana
komunikasi.
2. Reliability (kehandalan) Yakni kemampuan memberikan suatu pelayanan yang di
janjikan dengan sangat akurat, dan memuaskan. Hal ini dapat di katakan
perusahaan memberikan pelayanan yang sangat cepat.
3. Responsiviness (ketanggapan) Yaitu keinginan dan kesediaan para karyawan
untuk dapat membantu konsumen dan dapat memberikan satu layanan dengan
tanggap dan sebaik mungkin.
4. Assurance (jaminan) Yakni mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan
sifat yang dapat di percaya dan yang di miliki para karyawan, bebas dari suatu
resiko, bahaya fisik atau keragu-raguan.
5. Empathy (Empati) Meliputi kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi
yang efektif, perhatian personal, dan pemahaman atas kebutuhan individual para
pelanggan.
Selanjutnya Kepmenpan Nomor 16 Thn 2014 mengenai Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
meliputi :
1. Persyaratan
2. Prosedur
3. Waktu pelayanan
16
4. Biaya/Tarif
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
6. Kompetensi Pelaksana
7. Perilaku Pelaksana
8. Maklumat Pelayanan
9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
C. Rehabilitasi
Rehabilitasi berasal daru dua kata, yaitu Re yang berarti kembali dan
Habilitasi yang berarti kemampuan.Rehabilitasi berarti mengembalikan
kemampuan.Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa Rehabilitasi
adalah memperbaikibadan yang rusak atas individu (seperti pasien rumah sakit,
korban bencana) agar menjadi manusia yang bergunaserta memiliki tempat dalam
masyarakat.
Badan Narkotika Nasional Memuat definisi tersendiri mengenai
rehabilitasi yaitu “suatu proses pemulihan klien gangguan penggunaan narkoba
baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang bertujuan mengubah
perilaku untuk mengembalikan fungsi individu tersebut di masyarakat”.
Ada beberapa jenis rehabilitasi antara lain:
1. Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation).
Rehabilitasi medis ialah salah satu proses pengobatan terpadu untuk
membebaskan ketergantungan dari pecandu narkoba. Rehabilitasi medis juga
merupakan penanganan secara menyeluruh ke[ada pasien yang mengalami
17
gangguan fungsi/cedera, susunan otot syaraf, serta gangguan mental social dan
kekaryaan yang menyertai kecacatan tersebut.
Untuk pelaksananaan rehabilitasi medis diatur dalam PERMENKES No.
2415/MENKES/Per/XII/2011 tentang rehabilitasi medis Pecandu, Penyalahguna
dan Korban Penyalahguna Narkotika dan PERMENKES No. 50 tahun 2015
tentang petunjuk teknis Pelaksanaan Wajib Lapor dan Rehabilitasi medis bagi
Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahguna Narkotika.
2. Rehabilitasi karya (Vocational Rehabilitation).
Istilah Rehabilitasi karya ialah salah satu proses Rehabilitasi secara
Berkesinambungan serta Terkoordinasikan yang menyangkut pelayanan di bidang
jabatan seperti Bimbingan jabatan, Latihan kerja, Penempatan yang selektif.
Kegiatan dalam Rehabilitasi Karya: Kegiatan evaluasi; Bimbingan
vokasional; Latihan kerja; Penempatan kerja dan follow-up; Peserta program
rehabilitasi karya adalah Individu penyandang cacat fisik atau mental, yang
mengakibatkan individuterhambat untuk mendapatkan pekerjaan.
3. Rehabilitasi Sosial (Sosial Rehabilitation).
Rehabilitasi sosial adalah salah satu tahapan kegiatan yang secara terpadu
baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkoba mampu kembali
melakukan fungsi sosial dalam masyarakat.Dan untuk selanjutnya diatur dalam
PERMENSOS No. 26 tahun 2012 tentang Standar Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA.
D. Narkotika
Secara umum yang dimaksud dengan narkotika ialah zat yang bias
menimbulkan efektertentu bagi orang yang menggunakannya.
18
Efek dari narkotika selain membius dan menurunkan kesadaran, dapat pula
mengakibatkan seseorang berkhayal atau berhalusinasi dan menimbulkan daya
rangsang atau stimulan.
Pengertian narkotika menurut Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009:
Narkotika merupakan zat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan ketergantungan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan.
Istilah narkotika yang di pergunakan di sini bukan narkotika pada farmasi
melainkan sama artinya dengan drug yaitu sejenis zat yang bila di gunakan akan
membawa dampak dan pengaruh tertentu pada tubuh si pemakai, yaitu:
1. mempengaruhi kesadaran
2. memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia
3. pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa:
a. penenang
b. perangsang (bukan rangsangan seks)
c. menimbulkan halusinasi
Badan Narkotika Nasional menguraikan pencegahan dalam
penyalahgunaan narkoba yang terdiri dari:
1. Preventif,
2. Represif
3. Treatment dan rehabilitasi
E. Kerangka Pikir
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat
luas.Namun pada kenyataannya pelayanan saat ini masih kurang dari yang
19
diharapkan.Masih banyak beberapa masalah yang terkait kualitas pelayanan
publik.
Berbagai masalah yang terjadi di instansi pemerintah penyedia layanan
publik dan kesehatan tepatnya di pusat Reahabiliasipengguna narkoba RSUD
Sayang Rakyat Makassar menimbulkan beberapa kekhawatiran Masyarakat.Untuk
mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan Rehabilitasi yang dilakukan RSUD
Sayang Rakyat Makassar perlu dilakukan analisis secara mendalam dengan
pengukuran kualitas layanan yang mencakup keandalan pegawai, kondisi fisik dan
bukti langsung dengan sumber daya yang memadai, daya tanggap jaminan
pelayanan.
Faktor yang mempengaruhi pelayanan, yaitu kesadaran aparat, faktor
organisasi/lembaga, keterampilan pegawai. Maka dari proses Pelayanan tersebut
dapat dilihat bagaimana para pegawai dalam pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi
di RSUD Sayang Rakyat Makassar
Gambar 1. Kerangka Pikir
PERMENSOS No. 26 Tahun 2012
Peraturan KBNN No. 11 Tahun 2014
Kualitas Pelayanan Rehabilitasi
Bukti Fisik Kehandalan
Pelayanan Prima
Empati Jaminan Ketanggapan
20
F. Fokus Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas maka Penelitianini
di fokuskan untuk melihat pelayanan Rehabilitasi, Indikator pelayanan di
antaranya:
1. Tangible (Bukti Fisik)
2. Reliability (Kehandalan)
3. Responsiviness (Ketanggapan)
4. Assurance (Jaminan)
5. Emphaty (Empati)
G. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Tangible (Bentuk Fisik), dimensi ini mengarah pada kelengkapan fasilitas fisik,
peralatan serta penampilan dari para personil atau petugas pelayanan rehabilitasi
di RSUD Sayang Rakyat Makassar. Indikatornya adalah:
a. Penampilan petugas / aparatur dalam melayani pelanggan
b. Kenyamanan tempat melakukan pelayanan
c. Kemudahan dalam proses pelayanan
d. Kedisiplinan petugas / aparatur dalam melakukan pelayanan
e. Kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan
f. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan.
2. Reliability (Kehandalan), bagian ini merujuk pada kemampuan para personil atau
pegawai rumah sakit untuk menghantarkan layanan sesuai atau seperti yang telah
di janjikan sebelumnya tanpa suatu kesalahan (konsisten) serta akurat.
Indikatornya adala:
21
a. Kecermatan petugas dalam melayani
b. Memiliki standar pelayanan yang jelas
c. Kemampuan petugas / aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam proses
pelayanan
d. Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan.
3. Responsiviness (Daya tanggap), pada dimensi ini di rujuk pada kemauan para
pegawai untuk menolong para pasien dan menyediakan suatu layanan dengan
segera/tepat waktu. Indikatornya adalah:
a. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan
b. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat
c. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat
d. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat
e. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat
f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas
4. Assurance (Jaminan), dalam hal ini yang di maksud assurance ialah melihat
bagaimana pengetahuan dan kesopanan dari para pegawai serta kemampuan
mereka untuk menimbulkan rasa percaya dan yakin. Indikatornya adalah:
a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan
b. Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan
c. Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan
d. Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.
22
5. Empathy (Empati), Dimensi ini merujuk pada sejauh mana tingkat
pemahaman/simpati serta perhatian secara individu yang di berikan oleh
pelayanan rumah sakit kepada para pasien. Indikatornya adalah:
a. Mendahulukan kepentingan pelanggan / pemohon
b. Petugas melayani dengan sikap ramah
c. Petugas melayani dengan sikap sopan santun
d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membeda-bedakan)
e. Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan.
23
BAB III
METODE PENELITAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu dalam penelitian ini akan di lakukan selama dua bulan. Lokasi
penelitian ini akan di laksanakan di Rumah Sakit Sayang Rakyat Kota Makassar.
Alasan peneliti mengapa memilih Rumah Sakit Sayang Rakyat, kerena Rumah
Sakit Sayang Rakyat merupakan salah satu Rumah Sakit yang ada Di Kota
Makassar yang memberikan Pelayanan Rehabilitasi pengguna narkoba.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian penlitian kualitatif adalah proses penyelidikan pemahaman berdasarkan
tradisi metodologi penyelidikan yang berbeda yang mengeksplorasi masalah
social atau manusia. Pada penelitian ini menggunakan deskriptif penelitian
Peneliti bermaksud membangun gambaran yang kompleks dan holistic,
menganalisis kata-kata, melaporkan pandagan terperinci dari informan, dan
melakukan penelitian dalam suasana yang alami mengenai pelayanan rehabilitasi
pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yakni data dan informasi langsung yang diperoleh dari lokasi
penelitian melalui informan yang telah dipilih dengan menggunakan teknik
wawancara langsung dengan orang-orang atau instansi yang dianggap bisa
24
menjadi informan dengan mengajukan pertanyaan yang mengarah kepada
kedalaman informasi.
2. Data Sekunder
Data skunder yakni data yang dikumpulkan peneliti dalam berbagai
laporan, buku, dan dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis. Adapun
laporan atau dokumen yang bersifat informasi tertulis dikumpulkan peneliti adalah
data yang berasal dari koran, buku, dan sumber-sumber lainnya yang dapat
mendukung data yang diperlukan dalam proses penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah petugas yang bekerja Di Rumah
Sakit Sayang Rakyat Kota Makassar dan masyarakat. informan ini adalah yang
memberikan informasi situasi dan keadaan latar penelitian.untuk mendapatkan
data secara representif, maka di perlukan informan kunci yang mengetahui dan
memiliki kaitan dengan persoalan yang sedang di kaji.Informan dalam penelitian
ini.
1. Kepala Ruangan bagian MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar.
2. Perawat Pelaksana Rehabilitasi MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat
Makassar.
3. Pasien Penerima Layanan Rehabilitasi MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat
Makassar.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi (pengamatan)
25
Observasi dalam penelitian kualitatif merupakan penelitian langsung turun
kelapangan untuk mengamati pelayanan Rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD
Sayang Rakyat tersebut
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data seperti yang digunakan untuk mendapatkan
keterangan lisan melalui percakapan dan berhadapan face to face dengan orang
yang telah ditentukan dari awal dan dapat memberikan keterangan kepada
peneliti.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui berbagai literatur, laporan-laporan serta
dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian dengan cara membaca, mencatat
secara empirik yang dilakukan oleh referensi teoritik serta sikap penelitian sendiri.
F. Teknik Analisis Data
a) Reduksi data
Reduksi data adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari analisis data.
penelitian memilih data mana akan di beri kode, mana yang tertarik keluar, dan
pola rangkuman sejumlah rangkuman sejumlah potongan atau apa pengembangan
ceritanya merupakan pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis
yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan
data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan
diverifikasikan. (yusuf 2014).
b) Penyajian data
26
Selanjutnya data dalam bentuk kesimpulan informasi yang tersusun secara
lebih sistematis yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambil tindakan. Dengan melihat penyajian data kita akan dapat memahami
apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis dan
mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman didapat dari penyajian-
penyajian tersebut.
c) Kesimpulan atau verifikasi data
Data pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penyajian
data.Kesimpulan awal yang dikemukakan dapat bersifat sementara jika masih
mengalami perubahan saat pengumpulan data berikutnya dan dapat bersifat
kredibel jika sudah didukung bukti yang valid dan konsisten.
G. Keabsahan Data
Meleong, (2014:324) mengemukakan bahwa pengabsahan data adalah
bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar
merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan
proses pengumpulan data yang cepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
trigulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
terhadap data itu.
1. Triangulasi Sumber
Trigulasi sumber adalah membandingkan dengan cara mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara dari informan
27
yang satu dengan informan lainnya, membandingkan hasil wawancara dengan
dokumen yang ada untuk melihat perbedaan dan kesamaan pendapat yang dapat
dilihat dari hasil wawancara dan dokumen.
2. Triangulasi Tehnik
Tehnik data untuk memperoleh informan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, maka penulis menggunakan tehnik pengumpulan data yaitu, untuk
menguji akuratnya sebuah data maka peneliti menggunakan tehnik tertentu yang
berbeda dengan tehnik yang digunakan sebelumnya.
3. Triangulasi waktu
Trigulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berkaitan dengan
pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Perubahan suatu proses dan perubahan manusia mengalami perubahan dari waktu
kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu
diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi wilayah
a. Deskripsi Umum Geografis
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di
bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak
antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan
sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros,
sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota
Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan
kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat
175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis
memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.
Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang
membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai
“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo,
Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam
kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada
ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan
Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada
saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.
29
Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan
153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang
berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso,
Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan
Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.
Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:
a. Batas Utara: Kabupaten Maros
b. Batas Timur: Kabupaten Maros
c. Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar
d. Batas Barat: Selat Makassar
Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.
b. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang
Kecamatan Panakukang.
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur
Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan
Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.
b. Profile RSUD Sayang Rakyat Makassar
Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Makassar terletak di Jl.
Pahlawan No. 1000 Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar
Visi Misi RSUD Sayang Rakyat Makassar
30
VISI
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Unggul dan berbudaya
dalam memberikan pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan Tahun 2020”.
MISI
1) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang pelayanan
kesehatan terpadu.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang professional.
3) Menciptakan tata kelola yang berbudaya
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
c. Profile Rumah Sakit Sayang Anak Bangsa “MAYANG ASA”
Rumah Sakit Sayang Anak Bangsa “MAYANG ASA” terletak di Jl.
Pahlawan No. 1000 Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar. Sumber daya manusia yang di miliki pusat Rehabilitasi pengguna
narkoba Sayang Anak Bangsa (MAYANG ASA) di antaranya adalah:
Tabel 1: Petugas Medis MAYANG ASA
No Petugas Jumlah
1 Dokter Spesialis 1
2 Dokter Umum 2
3 Perawat Profesional 4
4 Assesor 1
5 Konselor 1
Total 9
Sumber: MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar Tahun 2019
31
Table 2. jumlah pasien MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar
No Tahun Jumlah
1 2016 17
2 2017 37
3 2018 45
4 2019 9
Total 99
Sumber: MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar 2019
Visi, Misi, Falsafah, dan Landasan Nilai Rumah Sayang Anak Bangsa
“MAYANG ASA”
Visi
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Unggul dan
berbudaya dalam memberikan pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan tahun
2020”
Misi
1) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang pelayanan
kesehatan terpadu.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang prosefesional.
3) Menciptakan tata kelola yang berbudaya.
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit
Falsafah
“Melayani dengan hati, bekerja secara profesional”
Landasan Nilai
1) Tabe’:
32
T: Tanggap“cepat mengetahui gejala yang timbul serta bersungguh-sungguh
menangani”
A: Akurat “selalu teliti dalam bertindak”
B: Berbudaya “mampu berfikir dengan akal yang sudah maju”
E: Empati “mampu mengidentifikasikan diri dengan situasi yang sedang di alami
orang lain”
2) Salama’ki :SiAp meLayani Anda yang Menjadi Amal KamI
d. Syarat dan ketentuan calon residen
1) Berusia 12 tahun ke atas. Kasus tertentu di putuskan oleh tim.
2) Korban penyalahguna narkoba, terbukti urine posistif atau memiliki riwayat
penyalahgunaan satu tahun terakhir.
3) Tidak ada diagnose gangguan jiwa berat, di buktikan oleh hasil pemeriksaan
rekamedis atau rekomendasi dari RSJ (Rumah sakit jiwa).
4) Tidak memiliki cacat fisik atau penyakit kronis akut.
5) Ada orang tua/wali yang bertanggung jawab.
6) Orang tua atau wali wajib menghadiri family dialog (FD), konseling keluarga,
family support group (FSG), kunjungan keluarga lainnya yang di jadwalkan
petugas.
7) Perlengkapan administrasi calon residen baru:
1) Foto copy KTP calon residen dan orang tua/wali
2) Foto kopi kartu keluarga (KK)
3) Pas foto calon residen berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar
4) Materai Rp. 6000 sebanyak 4 buah
33
e. Syarat dan ketentuan tambahan
1) Untuk calon residen yang bekerja sebagai pns/tni/polri (wajib menyertakan surat
pengantar dan surat cuti kerja dari instansi terkait).
2) Untuk calon rresiden yang berasal dari hasil putusan pengadilan/sedang proses
hukum (wajib di antar oleh penyidik/petugas kejaksaan dan menyertakan
dokumen yang sesuai).
3) Untuk calon residen yang diantar oleh BNNP/K (wajib mendapatkan surat
rekomendasi/assesmen dari BNNP/K).
4) Untuk calon residen yang di antar/di damping oleh LSM (wajib mendapat
rekomendasi dari BNNP/K).
5) Untuk calon residen yang sudah berkeluarga (melampirkan surat pernyataan
persetujuan rehabilitasi dari pasangan masing-masing).
6) Untuk calon residen yang bekerja atau sekolah/kuliah (wajib menyertakan surat
cuti kerja atau surat izin sekolah/kuliah)
f. Program rehabilitasi berbasis terapi medis
1) Detoxifikasi 14 hari.
2) Primary (7 hari) : assessement, konseling, dan theurapetik community.
34
g. Sarana dan prasarana
Table 3. Sarana dan Prasarana
No Sarana Dan Prasarana Jumlah
1 Mushollah 1
2 Ruang Detoxifikasi 1
3 Ruang Konseling 1
4 Ruang Primary 1
5 Ruang Fasilitas Olahraga 1
6 Terapi Music 1
7 Terapi Keluarga 1
8 Ruang Tidur Ber-AC Dan Kamar Mandi 6
9 Ruang Kitchen 1
10 Ruang Seminar 1
11 Laboratorium 1
12 Radiologi 1
13 Poliklinik Rujuk Medis 1
Total 18
Sumber: MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar 2019
35
h. Alur layanan Rumah Sayang Anak Bangsa “MAYANG ASA”
Gambar 2. Alur Layanan MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat
KLIEN / PASIEN DATANG BERSAMA:
KELUARGA
WALI
TIM JANGKAU DAMPING
REGISTRASI
TES URINE
ASSESMENT
RAWAT INAP
(LEMBAGA
REHABILITASI YANG DI
DUKUNG BNN)
36
g. Struktur Organisasi Rehabilitasi Narkoba Rumah Sayang Anak Bangsa
“MAYANG ASA”
Gambar 3. Struktur Organisasi MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar
B. Hasil Penelitian
Perkembangan zaman yang semakin kompleks, sangat mempengaruhi
berbagai pelayanan publik, terutama dalam bidang kesehatan. Dalam hal ini
pemerintah harus berupaya untuk memperbaiki mutu pelayanan pada bidang
kesehatan, karena memang kesehatan adalah yang yang paling utama dalam
37
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu kebutuhan masyarakat semakin meningkat
khususnya kesehatan, tentu saja hal inilah yang harus di perbaiki oleh pemerintah
agar supaya pelayanan yang di lakukan dapat memberikan di rasakan oleh
masyarakat dengan baik sesuai dengan yang di harapkan sebelumnya, terutama
dalam bidang pelayanan rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat
Makassar.
Dalam mewujudkan pelayanan yang baik haruslah memperbaiki dan
menerapkan indikator-indikator pelayanan dengan baik.
a. Ketampakan Fisik (Tangible)
Ketampakan fisik merupakan segala fasilitas yang di miliki penyedia
layanan seperti gedung, peralatan pegawai, papan informasi serta ruang tunggu.
Indikatornya adalah:
1) Pengadaan sarana dan prasarana
Rumah Sakit Sayang Anak bangsa “MAYANG ASA” kota Makassar
berusaha melengkapi instansinya dengan sarana dan prasarana yang memadai
untuk memberikan pelayanan kepada para pasien dan masayarakat. Di harapkan
dengan adanya sarana dan prasarana tersebut pelayanan yang di berikan akan
semakin baik dan memuaskan para pasien sebagai penerima layanan. Untuk
memberikan penjelasan tentang sarana dan prasarana di MAYANG ASA maka di
lakukan wawancara dengan informan selaku kepala ruangan gedung MAYANG
ASA mengatakan bahwa:
“pengadaan sarana dan prasarana sejauh ini sudah cukup memadai seperti
yang kita lihat di karenakan setiap tahunnya mengalami perkembangan”
(Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran)
38
Wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana pada
gedung MAYANG ASA telah di anggap sudah cukup memadai dan akan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Senada dengan pendapat di atas ,
pernyataan yang di sampaikan oleh perawat pelaksana yang mengatakan bahwa:
“pengadaan sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Namun untuk
kelancaran proses pelayanan kedepannnya tentu di butuhkan tambahan-tambahan fasilitas yang mendukung kelancaran kegiatan di MAYANG ASA” (wawancara
dengan AW pada tanggal 28 November 2019, lihat di lampiran) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di MAYANG ASA perlu di lakukan penambahan sarana dan
prasarana lainnya.
2) Kenyamanan tempat melakukan pelayanan
Tempat pelayanan merupakan unsur utama dalam menyelenggarakan
pelayanan dan menjadi pusat aktifitas penyedia layanan maupun yang menerima
layanan oleh karena itu, tempat pelayanan harus di buat dan di atur sedemikian
rupa untuk memberikan kenyamanan di tempat tersebut, mulai dari tampilan
gedung yang bagus, suasana dan ruangan yang nyaman, serta fasilitas-fasilitas
kantor yang berfungsi dengan baik untuk mendukung jalannya proses pelayanan.
hasil wawancara dengan kepala ruangan pusat rehabilitasi pengguna
narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar mengenai ketampakan fisik di pusat
rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar bahwa”:
“jika di lihat dari tampilan gedung yang di sediakan khususnya di pusat
pelayanan rehabilitasi ini sudah terlihat baik dan nyaman bahkan bisa di bilang gedung yang berlantai dua ini sudah sangat bagus untuk untuk tempat rehabilitasi pecandu narkoba” (Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran)
Dari kutipan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa ketampakan
fisik dari gedung pelayanan Rehabilitasi atau di Sebut sebagai Gedung MAYANG
39
ASA sudah dalam keadaan yang bagus. Tentunya hal ini akan membuat para
pasien merasa nyaman di Rehab di sana sampai mereka pulih kembali.
Hal tersebut juga di tegaskan oleh perawat pelaksana pelayanan
rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar, mengatakan
bahwa:
“gedung khusus untuk rehabilitasi ini sudah lumayan baik jika hanya di lihat
dari gedungnya namun jika di lihat dari peralatan medis itu masih ada yang kurang sebenarnya tapi kami menggunakan segala peralatan yang ada dengan baik guna menjaga ketahanan alat-alat medis” (wawancara dengan AW pada tanggal 28 November 2019, lihat di lampiran)
Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa di lihat dari keadaan
gedung yang di sediakan sudah membuat para pegawai nyaman melakukan tugas
dan kewajibannya dengan nyaman.
Hasil wawancara dengan masyarakat yang masih sementara di rawat di sana
mengatakan bahwa:
“Selama beberapa pekan saya di sini, saya merasa sangat nyaman dengan
suasana yang ada di sini terutama untuk gedung yang di sediakan untuk kami di sini mulai dari kamar tidur, mushollah serta segala fasilitas yang di sediakan di sini” (wawancara dengan AA pada tanggal 30 November 2019)
Dari hasil wawancara di atas maka dapat di simpulkan bahwa para pasien
yang di rawat dan di rehab di pusat rehabilitasi MAYANG ASA mendapatkan
pelayanan yang baik.
Dari hasil kutipan beberapa wawancara di atas maka dapat di simpulkan
bahwa pelayanan yang di berikan oleh para petugas kepada para pasien sudah
berjalan dengan baik, hanya saja yang menjadi kendala adalah peralatan medis
yang masih kurang, hal ini di harapakan supaya kedepannya peralatan medis yang
belum tersedia agar segera di upayakan guna melancarkan serta mengoptimalkan
pelayanan kedepannya.
40
b. Kehandalan (Reliability)
Kehandalan (Reliability) adalah kemampuan untuk menyelenggarakan
pelayanan yang di janjikan secara konsisten dan akurat. Reliability merupakan
kemampuan atau keahlian dari petugas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat baik secara komunikasi maupun dalam menggunakan alat bantu dalam
memberikan pelayanan, indikatornya:
Kemampuan atau keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam
proses pelayanan, dalam melakukan serta memberikan pelayanan tentunya
membutuhkan alat-alat bantu dalam menyelesaikan masalah. oleh karena itu, para
pegawai harus di tuntut bisa atau memiliki kemampuan dalam mengoperasikan
alat bantu seperti computer dan alat-alat lainnya.
Hasil wawancara dengan perawat pelaksana mengatakan bahwa: “Kekurangan kami adalah sumber daya manusia jadi kami para petugas yang
khusus memberikan pelayanan di MAYANG ASA ini harus bisa melakukan segalanya” (wawancara dengan AW pada tanggal 28 November 2019, lihat di lampiran)
Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam menjalankan
proses pelayanan para pegawai sering melakukan kegiatan di luar dari tugasnya
masing-masing, hal ini di karenakan kurangnya petugas yang khusus di tempatkan
hanya untuk melayani di pusat rehabilitasi, tentu saja kedepannya jika terus
seperti ini maka akan di temukan kendala dalam proses pelayanan.
c. Daya Tanggap (Responsives)
Daya Tanggap (Responsives) adalah kesanggupan untuk membantu dan
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, sert tanggapan terhadap keinginan
konsumen, indikatornya:
41
Merespon setiap masyarakat atau pemohon yang ingin mendapatkan
pelayanan dengan cepat, sebagai petugas atau pegawai tentunya harus memahami
tugasnya yaitu sebagai pelayan dan hal pertama yang harus di lakukan seorang
pegawai yaitu memberikan respon kepada pasien atau masyarakat tanpa harus
menunggu masyarakat terlebih dahulu memulai interaksi, memberikan tanggapan
kepada siapa saja tanpa memandang jabatan atau derajat.
Wawancara yang di lakukan dengan kepala ruangan MAYANG ASA
RSUD Sayang Rakyat Makassar mengatakan bahwa:
“kami selalu menginstruksikan kepada para pegawai pelaksana yang
bertugas di sini khususnya saya selaku kepala ruangan agar bertindak cepat dan merespon masayarakat dengan sopan agar masyarakat atau pasien yang melakukan proses pelayanan merasa nyaman” (Wawancara dengan NI pada
tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran). Apa yang di ungkapkan oleh kepala ruangan MAYANG ASA hampir
sama dengan tanggapan salah satu pasien penerima layanan yang ada di pusat
rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar pada saat
melakukan proses rehabilitasi yaitu AA mengatakan bahwa:
“Selama saya di rawat di sini saya merasa mendapatkan pelayanan yang
baik, apalagi para pegawainya yang melayani dengan wajah yang tulus dan selalu berlaku baik kepada kami”
Kesimpulan dari wawancara di atas adalah petugas yang ada di MAYANG
ASA pusat Rehabilitasi pengguna narkoba RSUD Sayang Rakyat Makassar
senantiasa di instruksikan untuk memberikan pelayanan dengan sopan dan ramah
kepada para pasien yang datang dan di rawat di sana namun hal ini bisa saja
terkendala sesekali di sebabkan karena kelelahan atau banyaknya pekerjaan yang
harus di selesaikan secara bersamaan.
42
Petugas atau aparatur dapat menyelesaikan pelayanan dengan tepat waktu,
salah satu yang menjadi kepuasan masyarakat serta selaku pasien dalam
melakukan proses rehabilitasi adalah apabila yang di rawat dapat kembali sehat
dan normal sesuai waktu yang di tentukan, hal inilah yang membuat masyarakat
dapat melanjuatkan aktifitasnya kembali secara rutin tanpa harus mengorbankan
waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan.
Dari beberapa wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa respon yang di
berikan oleh para pegawai pusat rehabilitasi pengguna narkoba MAYANG ASA
RSUD Sayang Rakyat Makassar sudah bisa di kategorikan tergolong baik karena
memang dalam memberikan pelayanan yang baik bisa memberikan kepuasan
kepada para pasien atau masyarakat yang menerima pelayan tersebut. Sebagai
seorang pegawai atau petugas pelayanan tentunya harus memahami tugasnya yaitu
sebagai pelayan dan hal pertama yang harus di lakukan seorang pegawai yaitu
memberikan respon kepada pasien atau masyarakat tanpa harus menunggu
masyarakat yang lebih dahulu memulai interaksi, memberikan tanggapan kepada
siapa saja tanpa melihat pangkat dan derajat.
d. Jaminan (Assurance)
Jaminan (Assurance) adalah pengetahuan, kesopanan dan kemampuan
petugas penyedia layanan dalam memberikan kepercayaan kepada penggna
layanan. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan, terkadang
dalam pelayanan memerlukan waktu yang cukup lama di karenakan prosesnya
yang cukup lama atau karena teknis, dan oleh karena itu petugas harus
memberikan waktu kepada masyarakat dan dapat menyelesaikan tepat waktu
sesuai dengan yang telah di janjikan.
43
Mengenai jaminan waktu yang di berikan oleh pusat rehabilitasi pengguna
narkoba di RSUD Sayang Rakyat Makassar baik dari jaminan kepastian waktu
dan biaya, kepala ruangan MAYANG ASA mengatakan bahwa:
“Kami sebenarnya melakukan tugas dengan baik dan tepat waktu hanya saja terkadang ada satu hal yang membuat pekerjaan kami terhambat dan molor dari waktu penyelesaian yang di tetapkan. Kami sudah memberikan jaminan waktu penyelesaian perawatan tetapi masalah juga datang dari masyarakat itu sendiri, mereka biasanya hanya datang dengan perlengkapan dan seadanya, mereka tidak terlebih dahulu melengkapi berkas-berkasnya lalu membawa pasien ke rumah sakit, sehingga hal inilah yang membuat kami mengalami keterlambatan menyelesaikan proses registrasi” (Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran)
Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa tidak semua kesalahn
pengurusan pendaftaran terjadi karena kesalahn petugas tapi juga di sebabkan oleh
masyarakatyang tidak melengkapi berkas-berkas yang di butuhkan, hal inilah
yang menghambat proses pelayanan.
Kepala ruangan MAYANG ASA juga menambahkan bahwa:
“ Pada proses perawatan medis yang di lakukan ini mengenai biaya sudah di tanggung oleh pemerintah mulai dari awal perawatan medis sampai pasien pulih semua biayanya di tanggung oleh pemerintah” (Wawancara dengan NI pada
tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran) Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa jaminan mengenai
biaya sudah dapat di pastikan bahwa tidak ada lagi pembayaran dalam proses
perawatan medis.
Dari hasil beberapa wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pihak
MAYANG ASA semaksimal mungkin memberikan kepastian waktu dan biaya
kepada masyarakat atau pasien tapi kendala yang di hadapi oleh pihak MAYANG
ASA adalah memberikan kepastian waktu proses registrasi kepada masyarakat.
Keterlambatan tersebut bukanlah berasal dari pihak petugas medis melainkan
berasal dari pihak keluarga pasien di karenakan pihak keluarga atau wali pasien
44
terkadang tidak memahami dan tidak melengkapi berkas atau dokumen yang di
minta oleh petugas medis di pusat rehabilitasi MAYANG ASA. Berbeda dengan
kepastian biaya yang memang sudah di tangani oleh pihak pemerintah, jadi pasien
hanya melaksanakan perawatan medis sampai pulih.
e. Empati (Empathy)
Dimensi ini berkaitan dengan keramahan dan juga kepedulian petugas dalam
memberikan pelayanan. Petugas yang ramah serta berkomunikasi dengan baik
tentu saja akan menjadi salah satu faktor pendukung bagi pengguna layanan untuk
memberikan penilaian yang baik atas pelayanan yang di berikan oleh para
petugas. Apabila keramahan dan kepedulian telah di berikan maka akan terjalin
hubungan yang baik antara petugas dengan pasien atau masyarakat yang
melakukan pelayanan dalam hal ini kemauan memberikan perlakuan atau
perhatian kepada pengguna layanan atau pasien secara individual atau pribadi,
indikatornya adalah sebagai berikut:
a. Petugas atau aparatur harus menyadari tugasnya yang sebagai pelayan masyarakat
artinya petugas mendahulukan kepentingan masyarakat dan menyampingkan
urusan pribadi. Di dalam menjalankan tugas pegawi atau pemberi layanan di
tuntut untuk mengedepankan urusan masyarakat.
Hasil wawancara dengan kepala ruangan MAYANG ASA mengatakan
bahwa:
“kami menjalankan tugas secara professional artinya ketika kami sudah
berada di lingkungan kantor itu berarti kami sudah siap menjalalankan tugas kami dan hal yang tidak berkaitang dengan tugas kami di MAYANG ASA akan kami tinggalkan sejenak dan fokus pada tugas masing-masing yang mengedepankan kepentingan pasien” (Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran)
45
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam memberikan
pelayanan di MAYANG ASA seluruh anggota atau petugas yang bertugas di sana
mereka di tuntut untuk menjalankan tugasnya dengan baik serta mengedepankan
kepentingan atau keluhan pasien.
b. Sebagai penyedia layana petugas tidak hanya menerima atau memberikan
pelayanan begitu saja akan tetapi petugas juga harus bersikap ramah dan sopan
kepada masyarakat agar masyarakat merasa nyaman dan di hormati dalam
menerima pelayanan.
Hasil wawancara dengan kepala ruangan MAYANG ASA mengatakan bahwa:
“jika sudah berada dalam lingkungan kantor atau rumah sakit maka semua petugas wajib dan harus menerapkan yang namanya 5s, 5s adalah Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun, hal ini di terapkan untuk menciptakan situasi emosional petugas dan masyarakat dapat berjalan dengan baik” (Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat di lampiran)
Sikap sopan santun pegawai pelayanan sangat di perlukan dalam proses
pemberian serta penerimaan layanan. Jika pegawai pelayanan ramah dan sopan
santun atau menjalankan yang di namakan 5S yang di antaranya adalah senyum,
salam, sapa, sopan dan santun maka akan memberikan penilaian yang baik dari
pengguna layanan, karena pada dasarnya semua orang akan menyukai tempat
pelayanan yang di dalamnya banyak terdapat orang-orang yang baik, sopan santun
serta mudah menyapa dan murah senyum.
c. Petugas memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminatif
atau membeda-bedakan masyarakat dengan masyarakat lainnya karena setiap
masyarakat atau pasien memiliki hak yang sama dalam menerima pelayanan tanpa
melihat status sosial yang ada pada masyarakat tersebut.
46
Hasil wawancara dengan kepala ruangan MAYANG ASA mengatakan
bahwa:
“kami menjalankan tugas sesuai dengan prosedur dan kami juga memegang
landasan bahwa setiap lapisan masyarakat punya hak yang sama untuk menerima layanan, jadi kami tidak membeda-bedakan masyarakat atau pasien dalam pelayanan kami” (Wawancara dengan NI pada tanggal 25 november 2019, Lihat
di lampiran) Sikap membeda-bedakan dalam pelayanan berarti pegawai layanan sudah
melakukan pelayanan dengan tidak professional dan tidak sesuai dengan standar
pelayanan publik. Petugas pelayanan yang melayani dengan cara membeda-
bedakan itu tidaklah di benarkan dalam proses pelayanan publik. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala ruangan MAYANG ASA dapat di simpulkan
bahwa petugas yang memberikan pelayanan tidak membeda-bedakan para pasien
atau masyarakat yang datang ke sana untuk di layani.
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pusat rehabilitasi
pengguna narkoba RSUD Sayang Rakyat Makassar memberikan pelayanan secara
professional dengan menjalankan tugas dan meningkatkan seluruh kegiatan atau
urusan yang di luar dari tugas yang di berikan, petugas memahami bahwa
melayani masyarakat merupakan hal utama yang harus di penuhi. Petugas juga di
tuntut untuk bersikap ramah dan sopan kepada masyarakat agar dalam proses
pengurusan terjalin emosional yang baik serta membuat suasana lebih baik agar
masyarakat lebih nyaman dalam melakukan pengurusan serta tidak membeda-
bedakan masyarakat dalam hal pelayanan. Semua lapisan masyaralat di pandang
sama karena semua lapisan masyarakat memiliki hak yang sama dalam menerima
layanan.
47
C. Pembahasan
Secara umum penelitian ini menunjukkan hasi yang cukup memuaskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan rehabilitasi yang di berikan oleh
RSUD Sayang Rakyat Makassar “MAYANG ASA” secara umum sudah baik. Hal
ini di tunjukkan dari banyaknya responden yang merasa baik dari masing-masing
variable penelitian. Hasil tersebut selanjutnya di peroleh bahwa pelayanan
memiliki pengaruh terhadap kualitas pelayanan rehabilitasi di RSUD Sayang
Rakyat Makassar. Hal ini di karenakan pemberian pelayanan yang baik, maka hal
tersebut akan menimbulkan rasa puas dalam diri residen. Kepuasan residen yang
baik selanjutnya akan menjadi dasar untuk kepuasan selanjutnya dalam pemberian
rekomendasi kepada para penyalahguna narkoba untuk melakukan rehabilitasi.
a. Bentuk fisik (Tangible)
Dari hasil kutipan beberapa wawancara pada bagian Bentuk Fisik (Tangible)
maka dapat di simpulkan bahwa pelayanan yang di berikan oleh para petugas
kepada para pasien sudah berjalan dengan baik, hanya saja yang menjadi kendala
adalah peralatan medis yang masih kurang, hal ini di harapakan supaya
kedepannya peralatan medis yang belum tersedia agar segera di upayakan guna
melancarkan serta mengoptimalkan pelayanan kedepannya.
Argument di atas sejalan dengan pendapat zeithaml (2016) dimensi tangible
(bentuk fisik), terdiri atas: 1) penampilan petugas dalam melayani pelanggan, 2)
kenyamanan tempat melakukan pelayanan, 3) kemudahan dalam proses
pelayanan, dan 4) kedisiplinan petugas/aparatur dalam melakukan pelayanan. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Arta Suanda (2014: 201) bahwa
untuk melihat tingkat pelayanan prima dapat di lihat dari beberapa dimensi yaitu
48
transparansi, akuntabilitas, partisipatif, kesamaan dan keseimbangan hak. Di lihat
dari hasil penelitian Arta suanda menyatakan bahwa dari segi transparansi,
kelengkapan informasi pelayanan masih tergolong minim.
b. Kehandalan (Reliability)
Dari wawancara bagian Kehandalan (Reability) dapat di simpulkan bahwa
dalam menjalankan proses pelayanan para pegawai sering melakukan kegiatan di
luar dari tugasnya masing-masing, hal ini di karenakan kurangnya petugas yang
khusus di tempatkan hanya untuk melayani di pusat rehabilitasi, tentu saja
kedepannya jika terus seperti ini maka akan di temukan kendala dalam proses
pelayanan.
Senada dengan Parasuraman (2016:27) kualitas pelayanan berdasarkan
dimensi Reability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang di janjikan secara akurat dan
terpercaya. Kehandalan berarti ketepatan waktu pelayanan yang sama untuk
semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang
tinggi. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Ernawati
(2017: 109) menyatakan bahwa pelayanan rehabilitasi yang di lakukan oleh
yayasan kelompok peduli penyalah guna narkoba dan obat-obatan terlarang di
Makassar belum di laksanakan secara efektif dan efisien, hal tersebut tampak pada
pelaksanaan indikator efektivitas yyang tidak terpenuhi secara keseluruhan dalam
hal ini indikator ketepatan sasaran, ketepatan waktu serta perubahan nyata.
c. Daya Tanggap (Responsives)
Kesimpulan dari wawancara pada bagian Daya Tanggap (Responsives)
adalah petugas yang ada di MAYANG ASA pusat Rehabilitasi pengguna narkoba
49
RSUD Sayang Rakyat Makassar senantiasa di instruksikan untuk memberikan
pelayanan dengan sopan dan ramah kepada para pasien yang datang dan di rawat
di sana namun hal ini bisa saja terkendala sesekali di sebabkan karena kelelahan
atau banyaknya pekerjaan yang harus di selesaikan secara bersamaan.
Petugas atau aparatur dapat menyelesaikan pelayanan dengan tepat waktu,
salah satu yang menjadi kepuasan masyarakat serta selaku pasien dalam
melakukan proses rehabilitasi adalah apabila yang di rawat dapat kembali sehat
dan normal sesuai waktu yang di tentukan, hal inilah yang membuat masyarakat
dapat melanjuatkan aktifitasnya kembali secara rutin tanpa harus mengorbankan
waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan.
Dari beberapa wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa respon yang di
berikan oleh para pegawai pusat rehabilitasi pengguna narkoba MAYANG ASA
RSUD Sayang Rakyat Makassar sudah bisa di kategorikan tergolong baik karena
memang dalam memberikan pelayanan yang baik bisa memberikan kepuasan
kepada para pasien atau masyarakat yang menerima pelayan tersebut. Sebagai
seorang pegawai atau petugas pelayanan tentunya harus memahami tugasnya yaitu
sebagai pelayan dan hal pertama yang harus di lakukan seorang pegawai yaitu
memberikan respon kepada pasien atau masyarakat tanpa harus menunggu
masyarakat yang lebih dahulu memulai interaksi, memberikan tanggapan kepada
siapa saja tanpa melihat pangkat dan derajat.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan yang di kemukakan oleh lenvine
(2014: 143) bahwa Responsiviness atau responsivitas membahas tentang daya
tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan
50
pengguna layanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan Seto
Michiko (2016: 102) menyatakan bahwa pelayanan rehabilitasi yang di lakukan
oleh badan narkotika nasional dapat di simpulkan sudah berjalan dengan baik hal
ini dapat di lihat berdasarkan pelayanan rehabilitasi dari 5 kualitas pelayanan
seperti Tangible, reability, Responsive, assurance dan empati. Yang di rasakan
oleh masyarakat yang mendapatkan pelayanan serta parapegawai yang
melaksanakan atau memberikan pelayanan.
d. Jaminan (Assurance)
Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pihak MAYANG ASA
semaksimal mungkin memberikan kepastian waktu dan biaya kepada masyarakat
atau pasien tapi kendala yang di hadapi oleh pihak MAYANG ASA adalah
memberikan kepastian waktu proses registrasi kepada masyarakat. Keterlambatan
tersebut bukanlah berasal dari pihak petugas medis melainkan berasal dari pihak
keluarga pasien di karenakan pihak keluarga atau wali pasien terkadang tidak
memahami dan tidak melengkapi berkas atau dokumen yang di minta oleh petugas
medis di pusat rehabilitasi MAYANG ASA. Berbeda dengan kepastian biaya
yang memang sudah di tangani oleh pihak pemerintah, jadi pasien hanya
melaksanakan perawatan medis sampai pulih.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat yang di kemukakan oleh
Hardiyansyah (2011: 42) bahwa Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan
rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan yang memiliki beberapa
komponen antara lain: 1) communication (komunikasi), yaitu secara terus
menerus memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan penggunaan
51
kata yang jelas. 2) credibility (kredibilitas), perlunya jaminan atau suatu
kepercayaan yang di berikan kepada pelanggan, believabilityatau sifat kejujuran.
3) security (keamanan), adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan
terhadap pelayanan yang di terima. 4) competence (kompetensi), yaitu
keterampilan yang di miliki dan di butuhkan agar dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan dapat di laksanakan dengan optimal. 5) courtesy (sopan santun)
dalam pelayanan di haruskan adanya suatu nilai moral yang di miliki oleh
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Retno Dwi Hapsari (2018: 16)
bahwa Pusat rehabilitasi Cendekia Husada telah mememberikan satisfaction
(kepuasan) dengan memberikan palayanan yang baik salah satunya dengan
penampilan perawat yang rapi sehingga pasien terkesan. Para pegawai juga
memberikan Emotional Attachment (ikatan emosi) kepada pasien dengan strategi
komunikasi yang baik. Petugas kesehatan wajib ramah dan bersikap sopan kepada
pasien. Dalam hal memberikan kepercayaan, kemudahan dan pengalaman yang
baik pada pasien klinik juga memberikan prosedur yang mudah.
e. Empati (empathy)
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pusat rehabilitasi
pengguna narkoba RSUD Sayang Rakyat Makassar memberikan pelayanan secara
professional dengan menjalankan tugas dan meningkatkan seluruh kegiatan atau
urusan yang di luar dari tugas yang di berikan, petugas memahami bahwa
melayani masyarakat merupakan hal utama yang harus di penuhi. Petugas juga di
tuntut untuk bersikap ramah dan sopan kepada masyarakat agar dalam proses
52
pengurusan terjalin emosional yang baik serta membuat suasana lebih baik agar
masyarakat lebih nyaman dalam melakukan pengurusan serta tidak membeda-
bedakan masyarakat dalam hal pelayanan. Semua lapisan masyaralat di pandang
sama karena semua lapisan masyarakat memiliki hak yang sama dalam menerima
layanan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Lupiyoadi (2001: 147)
bahwa empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang di berikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan di harapkan memiliki pengertian
dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian sesuai dengan
pembahasan dan hasil wawancara yang telah di uraikan pada bab sebelumnya
adalah pelayanan rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Sayang Rakyat
Makassar dapat terwujud serta berjalan dengan baik apabila lima indikator dari
pelayanan dapat terlaksana dengan baik.
1. Bentuk fisik, Untuk mewujudkan pelayanan yang baik harus di mulai dari hal
yang paling luar seperti penampakan gedung atau kondisi gedung karena gedung
merupakan pusat kegiatan pelayanan dan menjadi hal pertama penentu
kenyamanan masyarakat dalam melakukan pelayanan. Bukan hanya tampilan luar
dari bangunan yang harus di perhatikan tetapi keadaan gedung bagian dalam serta
kelengkapan fasilitas yang menjadi alat penunjang berlangsungnya pelayanan
dengan baik juga sangat penting dalam proses pelayanan
2. Kehandalan, dalam menjalankan proses pelayanan para pegawai sering melakukan
kegiatan di luar dari tugasnya masing-masing, hal ini di karenakan kurangnya
petugas yang khusus di tempatkan hanya untuk melayani di pusat rehabilitasi,
tentu saja kedepannya jika terus seperti ini maka akan di temukan kendala dalam
proses pelayanan.
3. Daya Tanggap,Petugas atau aparatur dapat menyelesaikan pelayanan dengan tepat
waktu, salah satu yang menjadi kepuasan masyarakat serta selaku pasien dalam
melakukan proses rehabilitasi adalah apabila yang di rawat dapat kembali sehat
dan normal sesuai waktu yang di tentukan, hal inilah yang membuat masyarakat
54
dapat melanjuatkan aktifitasnya kembali secara rutin tanpa harus mengorbankan
waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan.
4. Jaminan, memberikan kepastian waktu proses registrasi kepada masyarakat.
Keterlambatan tersebut bukanlah berasal dari pihak petugas medis melainkan
berasal dari pihak keluarga pasien di karenakan pihak keluarga atau wali pasien
terkadang tidak memahami dan tidak melengkapi berkas atau dokumen yang di
minta oleh petugas medis di pusat rehabilitasi MAYANG ASA. Berbeda dengan
kepastian biaya yang memang sudah di tangani oleh pihak pemerintah, jadi
pasien hanya melaksanakan perawatan medis sampai pulih.
5. Empati, Pusat rehabilitasi pengguna narkoba RSUD Sayang Rakyat Makassar
memberikan pelayanan secara professional dengan menjalankan tugas dan
meningkatkan seluruh kegiatan atau urusan yang di luar dari tugas yang di
berikan, petugas memahami bahwa melayani masyarakat merupakan hal utama
yang harus di penuhi.
B. Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan sesuai dengan temuan yang ada di
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Peralatan medis yang ada di MAYANG ASA masih belum lengkap maka di
harapkan kepada penanggung jawab agar segera mengusahakan dan
menghadirkan peralatan medis yang masih belum tersedia guna kelancaran proses
rehabilitasi di MAYANG ASA guna memperlancar jalannya perawatan.
55
2. RSUD Sayang Rakyat harus menambah sumber daya yang masih kurang
khusunya untuk pelayanan di gedung MAYANG ASA agar kedepannya para
petugas tidak lagi melakukan pekerjaan yang melebihi tugasnya masing-masing.
3. Di harapkan kepada para pegawai untuk lebih disiplin lagi dalam proses
pemberian pelayanan agar Petugas atau aparatur dapat menyelesaikan pelayanan
dengan tepat waktu dan memberikan kepuasan lebih bagi para pasien atau
masyarakat.
4. pihak MAYANG ASA semaksimal mungkin memberikan kepastian waktu dan
biaya kepada masyarakat atau pasien tapi kendala yang di hadapi oleh pihak
MAYANG ASA adalah memberikan kepastian waktu proses registrasi kepada
masyarakat. Di harapkan kepada pihak RSUD Khusunya di bagian MAYANG
ASA untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memberikan informasi kepada
masyarakat agar supaya keterlambatan dalam pelayanan yang di sebabkan oleh
ketidak tahuan masyarakat tentang persyaratan atau alur pelayanan tidak
mengahambat proses pelayanan dan ketepatan waktu.
5. Di harapkan kepada RSUD bagian MAYANG ASA agar memberikan pelayanan
yang lebih professional lagi dalam menjalankan tugas agar masyarakat atau pasien
yang di tangani merasa nyaman serta puas atas pelayanan yang di berikan oleh
para petugas.
56
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2017. Dasar Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Barata, AtepAdya. (2004). Dasar-dasar Pelayanan Prima.Jakarta : PT Gramedia
Pustaka
Dwiyanto, Agus. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gaspersz, Vincent. (2011). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Malcolm Baldrige dan Lean Six Sigma Supply Chain Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media
J.Moleong, Lexy.2014. Metode Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2007. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sinambela, LijanPoltak. Dkk. 2011 .Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:Bumi Aksara Sinambela,LijanPoltak.Dkk. 2010.Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Tjiptono, Fandi. 2016. Service, Quality Dan Satisfiction. Yogyakarta: CV Andi
Offeset
Kepmenpan Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap penyelenggaraan pelayann publik
Keputusan Menpan Nomor 63/2003 Tentang Asas-Asas Pelayanan Publik
Keputusan Menteri PAN nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, tentang Standar Pelayanan Publik Lembaga Administrasi Negara (dalam SANKRI Buku III 2004 : 185)
MENPAN No.63/ KEP/ M.Pan/ 7/ 2003 tentang Prinsip Pelayanan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional
PERGUB Sulawesi selatan nomor 33 tahun 2012 tentang kebijakan dan strategi Serta rencana aksi provinsisulawesi selatan
PERMENKES No. 2415/MENKES/Per/XII/2011 tentang rehabilitasi medis Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahguna Narkotika
PERMENKES No. 50 tahun 2015 tentang petunjuk teknis Pelaksanaan Wajib Lapor dan Rehabilitasi medis bagi Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahguna Narkotika.
PERMENSOS No. 26 tahun 2012 tentang Standar Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA.
57
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 tahun 2010 tentang Penempatan Penyalah gunaan, Korban Penyalah gunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Mahsyar, A. (2011). Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia Dalam Perspektif Administrasi Publik. Jurnal Ilmu Pemerintahan , 1(2). https://journal.unismuh.ac.id/index.php/Otoritas/article/view/22/20
Arta Suanda. 2014. Kualitas Pelayanan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Rehabilitasi Sosial Di Balai Rehabilitasi Sosial Permadi Putra (Brspp) Provinsi Jawa Barat). https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/652/jbptunikompp-gdl-artasuanda-32585-5-cover.pdf
Ernawati. 2017. Rehabilitasi Sosial Terhadap Pecandu Narkoba Anak Dibawah Umur Di Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang Makassar.https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/view/3732
Haerana. 2016. Implementasi Kebijakan Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di Kota Makassar. https://media.neliti.com/media/publications/96545-ID-implementasi-kebijakan-rehabilitasi-peng.pdf
Retno Dwi Hapsari. 2018. Analisa Kualitas Pelayanan Klinik Cendekia Husada Sidoarjo Dalam Mempertahankan Loyalitas Pasien Rehabilitasi Adiksi Napza. http://www.jurnal.uwp.ac.id/pps/index.php/mm/article/view/147
Seto Micho. 2016. Pelayanan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Terhadap Penyalahguna Narkoba. http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dia/article/view/1022
Putra, Zelni. 2011. Skripsi Upaya Rehabilitasi bagi Penyalahguna Narkotika oleh Badan Rehabilitasi Sosial.
58
L
A
M
P
I
R
A
N
59
Gerbang RSUD Sayang Rakyat Makassar (makassar 6 november 2019)
65
60
Kantor RSUD Sayang Rakyat Makassar (Makassar 6 November 2019 )
Bagian pelayanan utama RSUD Sayang Rakyat Makassar (Makassar 6 November
2019)
61
Loket utama pelayanan RSUD Sayang Rakyat Makassar (Makassar 6 November
2019)
Gedung MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar (Makassar 25
November 2019)
Ruang Tunggu Gedung Mayang ASA RSUD Sayang Rakyat Makassar (Makassar
25 November 2019)
62
Ruang Tunggu Tunggu Kedua Gdung MAYANG ASA RSUD Sayang Rakyat
Makassar (Makassar 28 November 2019)
Wawancara dengan perawat pelaksana MAYANG ASA (Pada Tanggal 28
November 2019)
63
Wawancara dengan kepala ruangan MAYANG ASA (pada tanggal 25 November
2019)
64
RIWAYAT HIDUP
Nurjanna, lahir di Tipacera 12 april 1996, anak
kedua dari tiga bersaudara dan merupakan buah kasih
sayang dari pasangan hermansya dan sunarti, penulis
memulai pendidikan pada tahun 2002 di sdn no. 157
inpres pa’jenekang dan tamat pada tahun 2008,
kemudian melanjutkan pendidikan di mts negeri
bulukkunyi pada tahun 2008 dan pada tahun 2011, selanjutnya penulis
melanjutkan jenjang pendidikan di smk negeri 9 makassar dengan mengambil
jurusan teknik elektronika industry. Setelah menyelesaikan pendidikan di Smk
negeri 9 makassar pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi pada tahun 2015 dan mengambil program studi ilmu administrasi Negara
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah Makassar
(unismuh) dan selesai pada tahun 2020 dngan gelar sarjana sosial (S.Sos)
.