skripsi kasumba turate

98

Click here to load reader

description

skripsi kasumba turate carthamus tinctorius, imunostimulan

Transcript of skripsi kasumba turate

Page 1: skripsi kasumba turate

EFEK EKSTRAK ETANOL BUNGA KASUMBA TURATE (Carthamus tinctorius L.) TERHADAP AKTIVITAS IMUNOGLOBULIN G

(IgG) DAN PENINGKATAN BOBOT LIMPA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

SULASTRY UMARH511 02763-1

JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

Page 2: skripsi kasumba turate

2006EFEK EKSTRAK ETANOL BUNGA KASUMBA TURATE

(Carthamus tinctorius L.) TERHADAP AKTIVITAS IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN PENINGKATAN BOBOT LIMPA PADA MENCIT JANTAN

(Mus musculus)

SKRIPSI

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhiSyarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana

SULASTRY UMARH511 02 763-1

JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

Page 3: skripsi kasumba turate

2006EFEK EKSTRAK ETANOL BUNGA KASUMBA TURATE

(Carthamus tinctorius L.) TERHADAP AKTIVITAS IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN PENINGKATAN BOBOT LIMPA PADA MENCIT JANTAN

(Mus musculus)

SULASTRY UMAR

H51102763-1

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Drs. Kus Haryono, MSNIP. 130 785 084

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

Mufidah, S.Si., M.Si. Dr. rer.nat. Marianti A. ManggauNIP. 132 240 180 NIP. 132 010 567

Pada tanggal, 2 November 2006

Page 4: skripsi kasumba turate

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala kemuliaan dan puja hanya milik Allah SWT,

Tuhan pemilik rahmat yang maha sempurna. Dengan limpahan hidayah

dan ilmu-Nya pula, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar

kesarjanaan pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.

Begitu banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka

penyusunan skripsi ini, namun berkat dukungan dan bantuan berbagai

pihak, akhirnya penulis dapat melewati kendala-kendala tersebut. Oleh

karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada :

Bapak Drs. Kus Haryono, MS., Ibu Mufidah S.Si., M.Si. dan Ibu

Dr.rer-nat. Marianti A. Manggau sebagai pembimbing yang penuh

kesabaran dan pengertian memberikan bimbingan dan arahan serta

bantuannnya selama pendidikan hingga penyusunan skripsi ini.

Ibu Ketua Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Hasanuddin,

Bapak Ketua Program Non Reguler Farmasi, Bapak dan Ibu Dosen

beserta seluruh staf Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Hasanuddin atas

segala fasilitas yang diberikan selama penulis menempuh studi hingga

menyelesaikan penelitian ini.

Page 5: skripsi kasumba turate

Ibu Dra.Sukati Kadis, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang

selalu membimbing, mengarahkan selama proses studi penulis.

Anti, Wiah, A.Sri Marlina, Titis, Kak Rustam, Uphe, Eri, Kak

Habibie, Kak Roni dan Asmin yang selalu membantu penulis

menyelesaikan penelitian ini hingga penyusunan skripsi.

Teman-teman seperjuangan Ema, Ningsih, Nayu, Asma,

Monalisa, Kak Yanti, Kak Marlina, Uni, Iir, Ama, Purnama, Imoy, Kak

Rudin, Bunda Jum, Nita, Vely, Hanne, Tati serta seluruh teman-teman

angkatan 2002 yang selalu membantu penulis dalam menempuh

pendidikan hingga penyusunan skripsi.

Seluruh keluarga besarku di Bima yang selalu membantu penulis

setiap saat.

Akhirnya semua ini tiada artinya tanpa dukungan moril yang

sangat berarti dari kedua orang tua tercinta H.Umar Sidik, B.Ac dan

Ibunda Hj.St.Arafah atas kasih sayang dan cinta yang diberikan selama

ini, juga untuk saudara-saudaraku Abdul Rahman, Irma Dan Muh.Syaiful

yang selalu menemaniku dalam suka dan duka kehidupan.

Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

berbagai hal hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Menyadari segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki,

maka penyusunan skripsi ini tentulah tidak dapat mencapai

Page 6: skripsi kasumba turate

kesempurnaan, namun semoga karya kecil ini dapat menambah

pengetahuan kita mengenai ciptaan-Nya dan keagungan-Nya.

Akhirnya semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahua. Amin........

Makassar, 2 November 2006

Sulastry Umar

Page 7: skripsi kasumba turate

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang efek ekstrak etanol bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) terhadap aktivitas imunoglobulin G (IgG) dengan metode hemaglutinasi dan peningkatan bobot limpa pada mencit jantan (Mus musculus). Secara empiris bunga kasumba turate digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan penyakit campak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek farmakologi ekstrak etanol bunga kasumba turate sebagai imunostimulan. Lima belas ekor Mencit dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan, dimana tiap kelompok terdiri atas 3 ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif hanya diberi peroral suspensi Natrium CMC 1 % selama enam hari dan 3 kelompok lainnya diberi ekstrak etanol bunga kasumba turate dengan konsentrasi masing-masing 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit), dan 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) selama enam hari berturut-turut. Selanjutnya semua hewan dalam kelompok perlakuan diberi sel darah merah domba (SDMD) 2 % secara intraperitonial dan pada hari kesepuluh setelah pemberian SDMD, darah mencit dari semua kelompok perlakuan diambil secara intrakardial kemudian dilakukan pembedahan mencit untuk mengambil limpa dan dilakukan penimbangan bobot limpa. Pengujian aktivitas imunoglobulin G (IgG) menggunakan metode hemaglutinasi berdasarkan titer imunoglobulin G (IgG) yaitu pengenceran tertinggi serum darah mencit (Mus musculus) yang masih menunjukkan aglutinasi. Berdasarkan hasil analisis statistika dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan analisis lanjutan dengan metode uji Beda Nyata Terkecil (BNT) memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate dengan konsentrasi 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit) dan 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) secara signifikan dapat meningkatkan aktivitas imunoglobulin G (IgG) dan bobot limpa, dan konsentrasi yang paling efektif adalah 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit).

Kata kunci : Bunga kasumba turate, imunoglobulin G (IgG), hemaglutinasi, bobot limpa, mencit.

Page 8: skripsi kasumba turate

ABSTRACT

A research about the effect of the ethanol extract of kasumba turate flower (Carthamus tinctorius L.) on the immunoglobulin G (IgG) activity by hemaglutination method and increase of spleen weight of male mice (Mus musculus) had been conducted. Empirical by kasumba turate flower has been used by people to treatment a morbili disease. This research was aimed to see the aim of this research was pharmacology effect of the ethanol extract of kasumba turate flower as imunostimulant. The 15 mice was divided into 4 treatment groups, where each group consisted of 3 mice. The first group as negative control that was only administrated was suspension of Natrium CMC 1 % w/v for 6 days period of time, and three others groups were administrated by etanol extract of kasumba turate flower with the consentration of each administration was 0.25 % w/v (1.67 mg/20 g BW mice), 0.5 % w/v (3.3 mg/20 g BW mice), and 0.75 % w/v (5 mg/20 g BW mice) respectively for six days. Later, all of the mice that was used in the treatment groups was given Cell Red Blood Cell (CRBC) 2 % v/v by intraperitonial and 10 days after that, the blood from all of the treatment group was collected by intracardial and surgery the mice to lift and weight the spleen. The activity of immunoglobulin G (IgG) was measured by hemaglutination method based on the titer of immunoglobulin G (IgG) three was the highest dilution of mencit blood serum in which agglutination was showed. The result of statistical analysis with the Complete Random Device (CRD) method and than continued with the Least Significant Difference (LSD) method showed that administration of ethanol extract of kasumba turate flower on the concentration 1.67 mg/20 g BW mice, 3.3 mg/20 g BW mice, and 5 mg/20 g BW mice significantly increased Imunoglobulin G (IgG) activity and the spleen weight, and effective concentration is 3.3 mg/20 g BW mice.

Key word : Kasumba turate flower, imunoglobulin G (IgG), hemaglutination, spleen weight, mice.

Page 9: skripsi kasumba turate

DAFTAR ISI

Halaman

UCAPAN TERIMA KASIH …..……………………………………… iv

ABSTRAK……………………………………………………………… vii

ABSTRACT…………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL............................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 4

II.1 Uraian Tanaman Bunga Kasumba Turate …………… 4

II.1.1 Klasifikasi .................................................................... 4

II.1.2 Penamaan Tanaman Kasumba Turate ………………. 4

II.1.3 Morfologi ………………………………………………… 4

II.1.4 Kandungan Kimia ....................................................... 6

II.1.5 Kegunaan ………………………………………………. 7

II.2 Uraian Sistem Pertahanan Tubuh ……………………… 7

II.2.1 Imunitas ………………………………………………… 7

II.2.2 Sistem Imun Nonspesifik …………………………….. 8

II.2.3 Sistem Imun Spesifik ………………………………… 10

II.3 Antibodi ………………………………………………….... 13

Page 10: skripsi kasumba turate

II.3.1 Imunoglobulin ………………………………………….. 13

II.3.2 Struktur dan Klasifikasi Imunoglobulin ……………… 13

II.3.3 Fungsi Imunoglobulin …………………………………. 15

II.4 Imunoglobulin G (IgG) ………………………………..…. 16

II.4.1 Struktur dan sifat ……………………………………… 16

II.4.2 Aktivitas Biologi dan Imunologi ……………………… 16

II.5 Antigen ……………………………………………………. 17

II.6 Teknik Imunokimia ………………………………………. 18

II.6.1 Imunopresipitasi ………………………………………. 18

II.6.2 Aglutinasi ………………………………………………. 18

II.6.3 Hemaglutinasi Pasif …………………………………… 19

II.7 Limpa ............................................................................ 20

II.8 Ekstrak dan Ekstraksi ……………………………………. 21

II.8.1 Definisi Ekstrak Ekstraksi ……………………………. 21

II.8.2 Metode Maserasi ………………………………………. 22

II.9 Uraian Tentang Natrium Karboxymethylcellulosa …..… 23

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN …………………………… 24

III.1 Alat dan Bahan yang digunakan ……………………….. 24

III.2 Penyiapan Sampel Penelitian ……………………….… 24

III.2.1 Pengambilan Sampel ………………………………… 24

III.2.2 Pengolahan Sampel .………………………………… 24

III.2.3 Ekstraksi Sampel ……………………………………… 24

III.2.4 Pembuatan Larutan Koloidal Na- CMC 1 % b/v …… 25

Page 11: skripsi kasumba turate

III.2.5 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Bunga

Kasumba Turate......................................................... 25

III.3 Pengujian Aktivitas IgG pada Hewan Uji ……………… 26

III.3.1 Penyiapan Suspensi Sel Darah Merah Domba 2 % .. 26

III.3.2 Penyiapan (PBS) phospat Buffered saline ……..…. 26

III.3.3 Pemilihan Hewan Uji ………………………………...… 27

III.3.4 Penyiapan Hewan Uji …………………………………. 27

III.3.5 Perlakuan Terhadap Hewan Uji ……………………… 27

III.3.6 Pengambilan Sel Darah Merah Uji …………….......... 28

III.3.7 Penimbangan Bobot Limpa ......…………………….... 29

III.3.8 Uji Hemaglutinasi ……………………………………. 29

III.4 Pengumpulan dan Analisa Data ……………………… 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 30

IV.1 Hasil Penelitian ………………………………………… 30

IV.2 Pembahasan ………….………………………………… 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 37

V.1 Kesimpulan ……………………………………………… 37

V.2 Saran …………………………………………………….. 37

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 38

Lampiran ……………………………………………………………… 41

Page 12: skripsi kasumba turate

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi interprestasi hasil berdasarkan hemaglutinasi yang teramati......... 30

2. Hasil pengamatan titer Imunoglobulin G (IgG) pada mencit jantan 10 hari setelah diberikan SDMD 2 %…………................................. 31

3. Pengamatan bobot limpa ……………………………………………... 31

4. Data titer imuoglobulin G (IgG) setelah ditransformasi dengan [2Log (tier)]+1 …………………………………………………............... 42

5. Hasil analisis sidik ragam (ASR) perlakuan terhadap rasio perubahan aktivitas Imunoglobulin G (IgG) ....................................... 45

6. Hasil perbandingan antar perlakuan ………………..……………….... 47

Page 13: skripsi kasumba turate

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar bagian-bagian tanaman kasumba turate......................... 6

2. Unit dasar antibodi yang terdiri atas 2 rantai berat dan 2 rantai ringan................................................................................ 14

3. Kurva Aktivitas Imunoglobulin G (IgG) terhadap konsentrasi ekstrak etanol bunga kasumba turate ……….……... 34

4. Kurva Berat Limpa pada Mencit ……….……............................... 35

5. Foto data titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi … 48 6. Tumbuhan bunga kasumba turate…….…..……........................... 51

7. Pemberian secara oral pada mencit (Mus musculus) ………........ 52

8. Domba sumber antigen sel darah merah domba (SDMD) …........ 52

9. Pencucian sel darah merah domba (SDMD)................................. 53

10.Penyuntikkan antigen SDMD secara intraperitonial ..…….…....... 53

11.Pengambilan darah mencit secara intrakardial ………………....... 54

12.Proses Pembedahan mencit dengan mengangkat limpa.............. 54

13.Limpa............................................................................................. 55

14.Pengisian sumur mikrotitrasi ……………………………………....... 55

15.Penambahan antigen (SDMD) ke dalam sumur yang berisi PBS dan serum darah mencit ……………………….………………. 56

16.Profil KLT ekstrak bunga kasumba turate....................................... 56

Page 14: skripsi kasumba turate

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema kerja……………………………………………………….......... 41

2. Perhitungan statistika data aktivitas imunoglobulin G (IgG) mencit jantan pada pemberian ekstrak bunga kasumba turate

berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) dan uji beda nyata Terkecil (BNT)…………........................................................... 42

3. Data dan grafik hasil titer hemaglutinasi dan peningkatan bobot limpa........................................................................................ 48

4. Gambar dan foto hasil penelitian ……………………….……………... 51

Page 15: skripsi kasumba turate

BAB I

PENDAHULUAN

Kasumba turate merupakan obat tradisional yang secara empiris

digunakan masyarakat pada pengobatan penyakit campak. Penyebab

penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Secara garis besar

penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa

inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase kedua (fase

prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk,

pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila

melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Terkadang juga terjadi

diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik,

berkisar 38-40,5°C. Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah

seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Biasanya bercak memenuhi

seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun

tergantung pada daya tahan tubuh anak, bila daya tahan tubuh baik maka

bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh (1).

Menurut Yasser (1996), ekstrak kasumba turate dapat

menghambat pertumbuhan tiga bakteri penyebab demam tifoid yaitu

Salmonella thyposa, Salmonella parathypi A dan B (2).

Kekebalan tubuh adalah resistensi terhadap penyakit terutama

penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan

dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun dan reaksi yang

dikoordinasi sel-sel dan molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan

Page 16: skripsi kasumba turate

lainnya disebut respon imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk

mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan

berbagai bahan dalam lingkungan hidup (3).

Imunoglobulin merupakan substansi molekul dalam serum yang

mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme penyebab infeksi. Molekul

ini dibentuk oleh sel B dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai

reseptor permukaan untuk antigen dan sebagai antibodi yang disekresikan

ke dalam cairan ekstraseluler. Injeksi suatu substansi asing ke dalam

binatang yang mampu membuat respon imun akan menghasilkan antibodi

spesifik yang muncul dalam serum setelah berlangsung beberapa waktu.

Imunogen tersebut akan menyebabkan pengiriman sinyal pada sel-sel

yang bertugas untuk membuat antibodi. Ada 5 kelas imunoglobulin yaitu

IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE (4).

IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan

berat molekul 160.000 dalton. Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml,

merupakan 75 % dari semua imunoglobulin. IgG merupakan

imunoglobulin utama yang dibentuk atas rangsangan antigen. IgG dapat

menembus plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin,

sehingga pada bayi baru lahir IgG yang berasal dari ibulah yang

melindungi bayi terhadap infeksi. Molekul ini mempunyai waktu paruh

relatif lama (23 hari) (3, 4).

Limpa merupakan tempat respon imun utama terhadap antigen.

Limpa juga merupakan saringan untuk darah. Mikroba dalam darah

Page 17: skripsi kasumba turate

dibersihkan oleh makrofag dalam limpa. Limpa merupakan tempat utama

fagosit memakan mikroba yang dilapisi antibodi. Oleh karena itu pada

penelitian ini dilakukan juga pengukuran berat relatif limpa dari tiap mencit

untuk mengetahui pengaruh peningkatan aktivitas sistem imun terhadap

peningkatan bobot relatif limpa (3).

Ada dua golongan imunostimulan, yaitu imonostimulan biologi dan

sintetik. Contoh imunostimulan biologi antara lain adalah hormon timus,

limfokin, interferon, antibodi monoklonal, jamur dan tanaman. Bahan

imunostimulan yang berasal dari tanaman dapat diisolasi dari pegagan,

mahkota dewa, daun dewa, sambiloto, jahe, mengkudu, meniran,

temulawak. Contoh imunostimulan sintetik antara lain levamisol,

isoprinosin serta muramil peptidase (5).

Berdasarkan penggunaan secara empiris dimasyarakat maka dapat

ditarik sebuah hipotesa bahwa ekstrak kasumba turate dapat

meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang efek ekstrak etanol kasumba turate terhadap aktivitas

immunogloblin yang ada pada darah mencit (Mus musculus) terutama

immunoglobulin G (IgG). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

efek ekstak etanol 70 % kasumba turate terhadap aktuvitas IgG darah

mencit (Mus musculus).

Page 18: skripsi kasumba turate

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tanaman Kasumba Turate

II.1.1 Klasifikasi Tanaman Kasumba Turate (6)

Kerajaan : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Carthamus

Spesies : Carthamus tinctorius L.

II.1.2 Penamaan Tanaman Kasumba Turate (6)

Kasumba (secara umum), kembang pulu (Jawa), rale (Bugis).

II.1.3 Morfologi (6)

Tegak lurus bercabang banyak, tanaman menahun, tinginya 30-180

cm. Sistem akar terbentuk dengan baik, berwarna coklat kehijauan, akar

tebal dan gemuk, menusuk sampai 3 m kedalam tanah, cabang

sampingnya tipis mendatar, sebagaian besar terdapat diatas 30 cm.

Tangkai berbentuk selinder, padat dengan intisari lunak, berkayu didekat

pangkal. Daun tersusun secara spiral dengan ukuran 4-20 cm x 1-5 cm.

Tepi daun berduri-bergerigi, berwarna hijau gelap mengkilap dan

berbentuk herba ketika masih muda, berubah menjadi keras dan kaku

Page 19: skripsi kasumba turate

setelah tua. Bagian kepala terletak di ujung berbentuk jambangan besar,

panjang sekitar 4 cm dan diameter 2,5-4 cm, hanya mengandung bunga-

bunga tunggal (florest). Memiliki banyak kelopak involucral, tersusun

spiral, bagian luar membujur dan menyempit diatas bagian dasar, 3-7 cm

x 0,5-1,6 cm. Bagian atas seperti daun dan spinescent, tegak atau

menyebar, tidak terkatup, dengan rambut panjang pada tepi bawah,

berwarna hijau lebih muda daripada daun, bagian bawah terkatup,

berwarna putih kehijauan, berambut panjang pada bagian luar, khususnya

pada tepi, sedangkan pada bagian dalam glabrous; disekitar bagian

tengah kepala, kontriksinya menjadi kurang jelas dan bagian yang seperti

daun menjadi tidak nampak; kelopak yang paling dalam berbentuk lanset,

2-2,5 cm x 1-4 mm, ujung spinescent, ciliate. Dasar bunganya rata sampai

berbentuk kerucut, banyak, tegak, bebulu putih dengan panjang 1-2 cm

dan terdapat 20-80 bunga tunggal (Florest) berkelamin ganda, tubular,

aktinomorf, panjangnya sekitar 4 cm glabrous, kebanyakan berwarna

jingga kemerahan yang menjadi merah gelap saat mekar, kadang-kadang

kuning; mahkotanya tersusun oleh 5 lobus, panjang tubular 18-22 mm,

lobus menyebar, sedikit oblongata sampai linier, 7 mm x 1 mm; benang

sari 5, epipetalous, tertanam pada bagian mulut, filamen 1-2 mm, anthers

5 mm, berkumpul, membentuk kolom; ovarium berbentuk elips,

panjangnya 3,5-4,5 mm, satu sel, satu ovulet, bearing cakram pada

bagian atas; penghalang tipis, panjang 28-30 mm, glabrous, mendesak

Page 20: skripsi kasumba turate

mulut kolom serbuk sari, stigma panjangnya 5 mm, bifidus, kuning,

dengan rambut pendek.

Gambar 1. Kasumba Turate (Catharantus tinctorius L.) : 1. Tanaman utuh; 2. Cabang tanaman dengan bunga; 3. Kuncup bunga; 4. Bunga lengkap; 5. Bagian apikal dari floret yang membuka; 6. Ovarium dengan pappus; 7. Achene dengan pappus.

II.1.4 Kandungan Kimia (6)

Safflower (kasumba) mengandung 2 kelompok besar pigmen yang

larut dalam air, yaitu carthamidin kuning dan dye carthamin, yang

berwarna orange-merah dan larut dalam larutan alkali. Bunganya

mempunyai 0,3-0,6 % carthamin. Flavonoids, glikosida, sterol dan derivat

serotonin telah diidentifikasi dari bunga dan biji.

Page 21: skripsi kasumba turate

II.1.5 Kegunaan (6)

Bunga kasumba turate atau safflower dikenal sebagai bahan

tambahan kosmetik dan belum digunakan secara luas dalam pengobatan.

Di Cina, bunganya digunakan untuk pengobatan pada penyakit seperti

penyumbatan pembuluh darah diotak, sterilitas pada laki-laki, rematik dan

bronkhitis, dan sebagai teh tonik untuk memperkuat sirkulasi darah dan

hati. Pengobatan dengan safflower juga menunjukkan efek yang

bermanfaat pada sakit dan pembengkakan karena trauma. Kasumba

turate juga biasanya digunakan oleh masyarakat di daerah Sulawesi

Selatan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit campak

(morbili).

II.2 Uraian Sistem Pertahanan Tubuh

II.2.1 Imunitas

Respons imun diperlukan untuk tiga hal, yaitu pertahanan ,

homeostasis dan pengawasan. Pertama ditujukan terhadap infeksi

mikroorganisme, yang kedua terhadap eliminasi komponen-komponen

tubuh yang sudah tua dan yang ketiga terhadap penghancuran sel- sel

yang bermutasi . Respon imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar

tubuh dapat mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar

dan di dalam badan (7).

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit

infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam

Page 22: skripsi kasumba turate

resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun dan reaksi yang

dikoordinasi sel-sel dan molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan

lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk

mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan

berbagai bahan dalam lingkungan hidup (3,8).

Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau nonspesifik

(natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired).

Respons imun nonspesifik adalah respons pertahanan inheren yang

secara nonselektif mempertahankan tubuh dari benda-benda asing atau

abnormal dari jenis apapun, walaupun baru pertama kali terpajan. Respon

seperti ini membentuk lini pertama pertahanan terhadap berbagai bahan

yang mengancam, termasuk agen infeksi, iritan kimia dan cedera jaringan

yang menyertai trauma mekanis seperti luka bakar. Respons imun

spesifik di pihak lain secara selektif menyerang benda asing tertentu yang

mereka temui sebelumnya. Respons-respons spesifik ini diperantarai

oleh limfosit yang setelah mendapat pajanan berikutnya ke agen yang

sama, mengenali dan secara diskriminatif melawan agen tersebut (7,9).

II.2.2 Sistem Imun Nonspesifik

Mekanisme fisiologik imunitas nonspesifik berupa komponen

normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap

mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan

mikroba tersebut. Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya

jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit.

Page 23: skripsi kasumba turate

Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu,

telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak

menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi

tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan

pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan

dapat memberikan respon langsung (3).

Respon imun nonspesifik merupakan respon imun tambahan

sebagai akibat dari proses umum dan bukan dari proses yang terarah

pada organisme penyebab penyakit spesifik, yang meliputi (10);

1. Fagositosis terhadap bakteri dan penyerbu lainnya oleh sel darah

putih dan sel pada sistem makrofag jaringan. Jika bakteri masuk ke

tubuh melalui suatu kerusakan di kulit, makrofag yang sudah berada

di daerah tersebut segera memfagosit mikroba-mikroba asing yang

masuk tersebut

2. Pengrusakan oleh asam lambung dan enzim pencernaan terhadap

organisme yang tertelan ke dalam lambung

3. Daya tahan kulit terhadap invasi organisme

4. Adanya senyawa kimia tertentu dalam darah yang melekat pada

organisme asing atau toksin dan menghancurkannya. Beberapa

senyawa tersebut adalah (1) lisozim, suatu polisakarida mukolitik

yang menyerang bakteri dan membuatnya terlarut; (2) polipeptida

dasar, yang bereaksi dengan bakteri gram positif tertentu dan

membuatnya menjadi tidak aktif; (3) kompleks komplemen,

Page 24: skripsi kasumba turate

merupakan suatu sistem yang terdiri dari kurang lebih 20 protein,

yang dapat diaktifkan melalui bermacam-macam cara untuk merusak

bakteri; dan (4) limfosit pembunuh alami yang dapat mengenali dan

menghancurkan sel-sel asing, sel-sel tumor, dan bahkan beberapa sel

yang terinfeksi.

II.2.3 Sistem Imun Spesifik

Sistem imun spesifik ini berbeda dengan sistem imun nonspesifik.

Sistem imun ini mempunyai kemampuan dalam mengenal benda yang

dianggap asing bagi dirinya. Senyawa asing yang pertama kali muncul

dalam tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi

sensitasi sel-sel imun tersebut. Bila suatu saat senyawa asing yang sama

masuk atau terpapar kembali maka tubuh akan lebih cepat mengenal dan

kemudian menghancurkannya (10).

Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menyingkirkan benda

asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem ini disebut spesifik.

Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem

imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Pada

umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi-komplemen-fagosit

dan antara sel T makrofag. Imunitas didapat seringkali mampu

memberikan perlindungan yang kuat. Ini merupakan alasan mengapa

suatu proses ‘vaksinasi’ sangat penting dalam melindungi manusia

terhadap penyakit dan toksin (10,11).

Page 25: skripsi kasumba turate

Respon imun spesifik dibagi dalam 3 golongan, yaitu (3):

a. Respon imun seluler

Banyak mikrorganisme yang hidup dan berkembang biak intra

seluler, antara lain dalam makrofag sehingga sulit dijangkau oleh antibodi.

Untuk melawan mikroorganisme intraseluler itu diperlukan respon imun

seluler yang merupakan fungsi limfosit T. Sub populasi sel T yang disebut

sel T penolong (T-helper) akan mengenali mikrooganisme atau antigen

bersangkutan melalui MHC (major histocompatibility complex) kelas II

yang terdapat pada permukaan sel makrofag. Sinyal ini menginduksi

limfosit untuk memproduksi berbagai jenis limfokin, termasuk diantaranya

interferon, yang dapat membantu makrofag menghancurkan

mikrorganisme intrasel yang disajikan melalui MHC kelas I secara

langsung (cell to cell). Sel T–sitotoksik (T-cytotoxic) juga

menghasilkan gamma interferon yang mencegah penyebaran

mikroorganisme ke dalam sel lain.

b. Respon imun humoral

Respon ini diawali dengan diferensiasi limfosit B menjadi satu

populasi (klon) sel plasma yang memproduksi dan melepaskan antibodi

spesifik ke dalam darah. Juga pada respon humoral berlaku respon primer

yang membentuk klon sel B memori. Setiap klon limfosit diprogramkan

untuk memproduksi satu jenis antibodi spesifik terhadap antigen tertentu

(clonal selection). Antibodi ini berikatan dengan antigen membentuk

kompleks antigen-antibodi yang dapat mengaktivasi komplemen dan

Page 26: skripsi kasumba turate

mengakibatkan hancurnya antigen tersebut. Supaya limfosit B

berdiferensiasi dan membentuk antiodi diperlukan bantuan limfosit T-

penolong yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC maupun sinyal

yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi antibodi. Selain

oleh sel T-penolong, produksi antibodi juga diatur oleh sel T-penekan,

sehingga produksi antibodi seimbangn san sesuai dengan yang

dibutuhkan.

c. Interaksi antara respon imun seluler dengan humoral

Interaksi ini disebut antibody dependent cell mediated cytotoxity

(ADCC) karena sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh antibodi. Dalam hal

ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran, sehingga sel NK (natural

killer) yang mempunyai resesptor terhadap fragmen Fc antibodi tersebut

dapat melekat erat pada sel atau atau antigen sasaran. Perlekatan sel NK

pada kompleks antigen-antibodi mengakibatkan sel NK dapat

menghancurkan sel sasaran (3).

Sistem imun nonspesifik dan sistem imun spesifik berinteraksi

dalam menghadapi infeksi. Sistem imun nonspesifik bekerja dengan cepat

dan sering diperlukan untuk merangsang sistem imun spesifik. Mikroba

ekstraselular mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin. Kompleks

antigen-antibodi mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik. Virus

intraselular merangsang sel yang diinfeksinya untuk melepas IFN yang

mengerahkan dan mengaktifkan sel NK. Sel dendritik terinfeksi bermigrasi

ke kelenjar getah bening dan mempresentasikan antigen yang

Page 27: skripsi kasumba turate

dimakannya ke sel T. Sel T yang diaktifkan bermigrasi ke tempat infeksi

dan memberikan bantuan ke sel NK dan makrofag (3).

II.3 Antibodi

II.3.1 Imunoglobulin

Bila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang

mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan tersebut

mengandung molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang

disebut globulin dan sekarang dikenal sebagai imunoglobulin.

Imunoglobulin merupakan substansi pertama yang diidentifikasi sebagai

molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah

mikroorganisme penyebab infeksi. Imunoglobulin merupakan molekul

glikoprotein yang dibentuk oleh sel B dalam dua bentuk yang berbeda

yaitu sebagai reseptor permukaan untuk antigen dan sebagai antibodi

yang disekresikan ke dalam cairan ekstraseluler. Antibodi yang

disekresikan dapat berfungsi sebagai adaptor yang mengikat antigen

melalui binding sites-nya yang spesifik. Antibodi yang terbentuk secara

spesifik mengikat antigen baru lainnya yang sejenis (3, 4).

II.3.2 Struktur dan Klasifikasi Imunoglobulin

Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H-chain)

yang identik dan 2 rantai ringan (L-chain) yang juga identik (Gambar 3).

Setiap rantai ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfida (S-S),

Page 28: skripsi kasumba turate

demikian pula rantai berat satu dengan yang lain diikat dengan ikatan S-

S. Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi 3

fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atas

rantai berat (H) dan rantai ringan (L) disebut fragmen Fab (Antigen-

binding fragment) dan 1 fragmen yang hanya terdiri atas rantai berat saja

disebut fragmen Fc. Fragmen Fab dengan antigen binding site, berfungsi

mengikat antigen, sebaliknya fragmen Fc merupakan fragmen yang

konstan. Fragmen ini tidak mempunyai kemampuan mengikat antigen

tetapi dapat bersifat sebagai antigen (determinan antigen) (4).

Gambar 2. Unit dasar antibodi yang terdiri atas 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang identik, diikat menjadi satu oleh ikatan disulfida yangdapat dipisah-pisah dalam berbagai fragmen, A = rantai berat (berat molekul : 50.000-77.000), B = rantai ringan (berat molekul : 25.000), C = ikatan disulfide (1).

Lima kelas utama imunoglobulin dalam serum manusia yaitu IgG,

IgA, IgM, IgD dan IgE. Kelima imunoglobulin ini menunjukkan perbedaan

pada rantai beratnya. Dimana IgG mempunyai rantai berat gama (),

Page 29: skripsi kasumba turate

sedangkan mempunyai rantai berat mu (), pada IgA rantai beratnya alfa

(), pada IgD rantai delta () dan pada IgE rantai beratnya epsilon () (4).

Disamping kelima kelas immunoglobulin, diketahui beberapa

subkelas Ig, yaitu subkelas IgG : IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4, sedangkan

IgA adalah IgA1 dan IgA2 dan subkelas IgD yaitu IgD1 dan IgD2.

Subkelas immunoglobulin satu dengan lain berbeda dalam susunan asam

amino dan berat molekul, dengan sifat bilogiknya (4).

II.3.3 Fungsi Imunoglobulin

Beberapa keadaan, antibodi mengadakan fungsi proteksinya

dengan menetralkan antigen secara langsung. Tetapi yang lebih sering

adalah bahwa dalam melaksanankan fungsinya dibantu oleh sistem

efektor lain, misalnya komplemen, fagosit dn sel sitotoksik. Disamping itu

reseptor Fc yang terdapat pada beberapa subpopulasi sel T dan sel B

diduga terlibat dalam pengaturan produksi berbagai isotype antibodi

walaupun mekanismenya yang pasti belum diketahui. Reseptor IgG yang

lain terdapat pada permukaan syncytiotrofoblast. Reseptor ini dapat

mengikat berbagai isotype IgG dan sangat penting untuk transfer IgG ibu

dalam sirkulasi darah janin, sehingga janin mendapat proteksi yang

diperlukan (12).

Page 30: skripsi kasumba turate

II.4 Imunoglobulin G (IgG)

II.4.1 Struktur dan Sifat

IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan

berat molekul 160.000 dalton. Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml,

merupakan 75 % dari semua imunoglobulin. IgG ditemukan dalam

berbagai cairan, antara lain cairan serebrospinal (CSS) dan juga urin. IgG

merupankan imunoglobulin terbanyak dalam darah, CSS dan peritoneal.

IgG pada manusia terdiri atas 4 subkelas yaitu IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4

yang berbeda dalam sifat dan aktivitas biologik (3).

Struktur IgG sangat sederhana karena hanya terdiri atas 1 unit

imunoglobulin saja. Berat molekul IgG juga lebih kecil dari pada IgM, yaitu

1,5.10-5kD, walaupun lebih dua kali albumin, protein terbanyak di dalam

plasma. Antibodi kelas IgG mampu mlakukan aglutinasi, presipitasi,

mengaktifkan komplemen, mengikat diri ke sel fagosit sehingga juga

bersifat opsonin (13).

II.4.2 Aktivitas biologi dan imunologi

IgG dapat menembus plasenta masuk ke janin dan berperan pada

imunitas bayi sampai umur 6-9 bulan. IgG komplemen bekerja saling

membantu sebagai opsonin (memudahkan fagositosis) pada pemusnahan

antigen. IgG memiliki sifat opsonin yang efektif karena sel-sel fagosit,

momosit dan makrofag, mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari IgG

(Fcγ-R) sehingga dapat mempererat hubungan antara fagosit dengan sel

Page 31: skripsi kasumba turate

sasaran. Opsonin dalam bahasa yunani berarti menyiapkan untuk

dimakan. Selanjutnya proses opsonisasi tersebut dibantu oleh reseptor

untuk komplemen pada permukaan fagosit (3).

II.5 Antigen

Antigen yang disebut juga imunogen adalah bahan yang dapat

merangsang respons imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan

antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk

merangsang produksi antibodi. Secara sederhana antigen didefinisikan

sebagai substansi yang ketika dimasukkan secara parenteral ke dalam

seekor binatang dapat menyebabkan produksi antibodi dari binatang

tersebut dan akan bereaksi secara spesifik dengan antibodi yang

dihasilkan. Karena kekebalan didapat tidak akan terjadi sampai adanya

invasi yang pertama oleh organisme asing atau toksin, maka jelaslah

tubuh harus mempunyai suatu mekanisme untuk mengenali invasi

permulaan. Setiap toksin atau setiap macam organisme hampir selalu

mengandung satu atau lebih senyawa kimiawi yang khas sehingga

membuatnya berbeda sengan semua senyawa yang lain. Pada umumnya,

semua senyawa tersebut adalah protein-protein atau polisakarida besar

dan senyawa inilah yang membentuk kekebalan didapat. Bahan-bahan ini

disebut sebagai antigen (1, 14,15).

Page 32: skripsi kasumba turate

II.6 Teknik Imunokimia

II.6.1 Imunopresipitasi

Teknik imunopresipitasi merupakan salah satu cara yang banyak

dipakai untuk mengukur kadar antigen atau antibodi. Antibodi yang

direaksikan dengan antigen spesifik membentuk kompleks yang tidak larut

(presipitat) yang dapat diukur dengan berbagai cara. Reaksi presipitasi

dapat dilangsungkan dalam media cair maupun media semi solid (gel) (4).

Perbandingan antigen dan antibodi merupakan faktor terpenting

dalam reaksi presipitasi. Pembentukan presipitat terjadi apabila antara

konsentrasi antigen dengan antibodi terjadi kesetimbangan. Kondisi

antigen berlebihan akan mengakibatkan melarutnya kembali kompleks

yang terbentuk, sedangkan antibodi berlebihan menyebabkan kompleks

antigen-antibodi tetap ada dalam larutan (4).

II.6.2 Aglutinasi

Pengujian berdasarkan reaksi aglutinasi adalah metode serologik

klasik untuk mendeteksi antigen atau antibodi. Umumnya aglutinasi terjadi

bila antigen yang berbentuk partikel direaksikan dengan antibodi spesifik.

Partikel yang membawa antigen pada permukaannya dapat diikat oleh

antiserum selanjutnya partikel dapat berkumpul dengan partikel lainnya

dengan terikat atau diikat oleh antibodi. Fenomena aglutinasi dapat

dijadikan pedoman tes kualitatif, secara sederhana mengindikasikan

kehadiran antibodi. Itu juga dapat menjadi cara pengukuran

Page 33: skripsi kasumba turate

semikuantitatif yang berguna untuk mengetahui konsentrasi antibodi yang

mengaglutinasi. Prosedur yang umum untuk kasus terakhir, yaitu

menambahkan beberapa partikel yang membawa antigen pada satu seri

tabung yang mengandung pengenceran dari antibodi (biasanya

pengenceran 2 kali). Pengenceran tertinggi dari serum/larutan yang masih

menunjukkan aglutinasi didefinisikan sebagai titer antibodi (4, 16).

Reaksi aglutinasi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu pertama

antibodi dengan salah satu reseptor pengikat antigen (antigen binding

sites) bereaksi dengan antigen. Karena pada umumnya antibodi memiliki

lebih dari satu reseptor pengikat antigen, maka pada tahap kedua dengan

perantaraan reseptornya yang lain, antibodi bereaksi dengan molekul

antigen lain yang mungkin sudah berikatan dengan salah satu molekul

antibodi sehingga terbentuklah gumpalan antigen-antibodi (4, 16, 17).

II.6.3 Hemaglutinasi Pasif

Pada hemaglutinasi pasif, sel darah merah diaglutinasi oleh

antibodi yang menyerang antigen yang telah digabungkan secara kimiawi

pada permukaan sel darah merah. Jadi sel darah merah merupakan

indikator nyata dari interaksi antigen-antibodi. Langkah pertama cara ini

yaitu mensensitasi sel darah merah yaitu dengan menggabungkan

antigen kedalamnya. Langkah terakhir yaitu dengan menambahkan sel

darah merah yang telah disensitasi tadi ke dalam pengenceran bertingkat

dari antibodi. Pengenceran tertinggi dari larutan yang masih menunjukkan

aglutinasi didefinisikan sebagai titer dari antibodi (4, 16, 17).

Page 34: skripsi kasumba turate

II.7 Limpa

Limfosit hampir selalu terdapat dimana-mana dalam tubuh, tetapi

cenderung terpusat dalam jaringan tertentu (jaringan limfoid) yang

bersama-sama merupakan sistem yang terkoordinasi. Komponen-

komponen sistem ini mencakup kelenjar limfe, limpa, timus, jaringan

limfoit yang berhubungan dengan permukaan mukosa, dan sumsum

tulang (18).

Limpa adalah massa besar yang terdiri dari limfosit dan makrofag

yang dirangkai ke dalam aliran darah. Sinusoid limpa dipenuhi oleh darah

bukan oleh limfe. Berselang-seling dalam jaringan sinusoid darah serta

makrofag-makrofagnya terdapat nodulus jaringan limfoid yang mirip

nodulus yang berada dalam korteks kelenjar limfe. Seperti halnya dengan

kelenjar limfe, struktur limpa memungkinkan interaksi yang erat antara

limfosit, makrofag, dan benda-benda yang dibawa dalam aliran darah

(18).

Limpa terdiri atas pulpa merah yang terutama merupakan tempat

penghancuran eritrosit dan pulpa putih yang terdiri atas jaringan limfoid. Di

dalam limpa, limfosit T menumpuk di bagian tengah lapisan limfoid

periarteriolar, sedangkan sel B terdapat dalam pusat-pusat germinal di

bagian perifer. Sel B dapat dijumpai dalam bentuk tidak teraktivasi mapun

teraktivasi. Dalam pusat-pusat germinal juga dijumpai sel dendritik dan

makrofag. Makrofag spesifik umumnya terdapat di daerah marginal, dan

Page 35: skripsi kasumba turate

sel ini bersama-sama dengan sel dendritik berfungsi sebagai APC yang

menyajkan antigen kepada sel B (4).

Limpa merupakan tempat respon imun utama terhadap antigen

asal darah. Seperti halnya dengan kelenjar getah bening, limpa terdiri atas

zona sel T (senter genrminal) dan zona sel B (zona folikel). Arteriol

berakhir dalam sinusoid vaskular yang mengandung sejumlah eritrosit,

makrofag, sel dendritik, limfosit dan sel plasma. Antigen yang dibawa APC

masuk ke dalam limpa melalui sinusoid vaskular (3).

Limpa juga merupakan saringan untuk darah. Mikroba dalam darah

dibersihkan makrofag dalam limpa. Limpa merupakan tempat utama

fagosit memakan mikroba yang dilapisi antibodi (opsonisasi). Individu

tanpa limpa akan menjadi rentan terhadap infeksi bakteri berkapsul

seperti pneumokok dan meningokok, oleh karena mikroba tersebut

biasanya hanya disingkirkan melalui opsonisasi dan fungsi fagositosis

terganggu bila limpa tidak ada (3).

Aktivitas limpa seperti penyaring limfatik dalam pembuluh darah

vaskular. Limpa merupakan tempat penting untuk produksi antibodi dalam

responnya terhadap partikel antigen intravena seperti bakteri. Limpa, juga

merupakan organ utama untuk membersihkan partikel (19).

II.8 Ekstrak dan Ekstraksi

II.8.1 Definisi Ekstrak dan Ekstraksi

Page 36: skripsi kasumba turate

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan

mengekstraksi simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok,

diluar pengaruh cahaya matahari langsung (20).

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari

bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan dan termasuk biota

laut. Sel tanaman dan hewan berbeda terutama ketebalannya sehingga

diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengekstraksi zat

aktif yang berada dalam sel tersebut (20).

Umumnya, zat aktif yang terkandung dalam tanaman maupun

hewan lebih larut dalan pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif

dalam tanaman adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan

terlarut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dan pelarut organik diluar sel. Maka larutan terpekat akan

berdifusi ke luar sel, dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi

suatu keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam sel dan di luar

sel (21).

II.8.2 Metode Maserasi (20)

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung

zat aktif yang mudah larut dalam larutan penyari, tidak mengandung zat

Page 37: skripsi kasumba turate

yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung

benzoin, sitraks dan lain-lain.

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah

diusahakan.

II.9 Uraian Tentang Natrium Karboksimetilselulosa (22)

Natrium karboksimetilselulosa adalah garam polikarboksimetil eter

selulosa, berupa serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak

berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik. Mudah terdispersi dalam

air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (5%), dalam

eter P dan dalam pelarut organik lain.

Page 38: skripsi kasumba turate

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan Yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan adalah bejana maserasi, lemari pendingin,

jarum oral, jarum suntik, pengaduk elektrik, sumur mikrotitrasi (wheel

plate) 96 lubang, sentrifuge, timbangan analitik dan timbangan hewan.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, etanol 70 %,

Betadin®, kasumba turate, larutan koloidal Natrium CMC 1 %, mencit

jantan (Mus musculus), sel darah merah domba 2 %, larutan PBS

(phosphate buffered saline).

III.2 Penyiapan Sampel Penelitian

III.2.1 Pengambilan Sampel

Sampel penelitian yang digunakan adalah Kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) diperoleh dari Desa Waji-Waji Kabupaten Bone.

III.2.2 Pengolahan Sampel

Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) yang diperoleh sudah

dalam bentuk kering.

III.2.3 Ekstraksi Sampel

Sampel ditimbang sebanyak 500 g kemudian dimasukan kedalam

bejana maserasi dan direndam selama 3 hari dengan menggunakan

pelarut etanol 70 % sambil sesekali di aduk. Wadah maserasi ditutup

Page 39: skripsi kasumba turate

rapat, di simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Setelah disaring, ditambahkan cairan penyari etanol yang baru dan

dilakukan maserasi kembali. Maserasi dilakukan sampai pelarut tidak

berwara hijau lagi. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian di kumpulkan,

diuapkan dengan menggunakan rotavapor kemudian diangin-anginkan

sampai diperoleh ekstrak etanol kental.

III.2.4 Pembuatan Larutan Koloidal Na-CMC 1 % b/v (22)

Sebanyak 1 g Na-CMC di masukan sedikit demi sedikit kedalam

50 ml air suling panas (suhu 70°C) sambil diaduk dengan pengaduk

elektrik hingga terbentuk larutan koloidal dan dicukupkan volumenya

hingga 100 ml dengan air suling .

III.2.5 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Kasumba Turate

Suspensi ekstrak etanol kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

dibuat dengan menambahkan larutan koloidal Natrium CMC 1 % b/v

sebagai pembawa, di buat dalam konsentrasi 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g

BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit), dan 0,75 % b/v (5 mg/20 g

BB mencit). Cara pembuatan konsentrasi 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB

mencit) adalah dengan menimbang ekstrak sebanyak 0,25 g kemudian

digerus dalam lumpang , lalu ditambahkan larutan Natrium CMC 1,0 % b/v

dalam labu tentukur 100,0 ml hingga tanda. Untuk membuat suspensi

ekstrak dengan konsentrasi 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit) dan 0,75

% b/v (5 mg/20 g BB mencit) dilakukan dengan cara yang sama dengan

Page 40: skripsi kasumba turate

menimbang ekstrak masing-masing sebanyak 0,5 g dan 0,75 g.

Suspensi ekstrak dibuat segar setiap kali perlakuan .

III.3 Pengujian Aktivitas IgG pada Hewan Uji

III.3.1 Penyiapan Suspensi Sel Darah Merah Domba (SDMD) 2 % (23)

Tampung darah domba dalam tabung bersih dan kering yang berisi

serbuk EDTA sebagai antikoagulan. Untuk 1 ml darah domba, diperlukan

1 mg EDTA. Pisahkan sel darah merah domba (SDMD) dari plasmanya

dengan menggunakan sentrifuge pada kecepatan 1500 rpm. Selanjutnya

cuci sel darah merah dengan menambahkan PBS (phosphat buffered

saline) dalam jumlah besar dan tabung berisi suspensi tersebut dibolak-

balik beberapa kali dan di sentrifuge kembali. Lakukan pencucian paling

sedikit 3 kali. Setelah selesai, PBS di buang dan diperoleh SDMD 100 %

kemudian pada SDMD 100 % tadi tambahkan PBS dengan volume sama

hingga diperoleh suspensi SDMD 50 %. Siapkan antigen yang akan

digunakan dengan mengencerkan 0,4 ml suspensi SDMD 50 % dengan

9,6 ml PBS sehinnga diperoleh 10 ml suspensi antigen (SDMD 2 %) .

III.3.2 Penyiapan Phosphat Buffered Saline (PBS) (23)

Phosphat buffered saline (PBS) disiapkan dengan cara terlebih

dahulu membuat larutan A yaitu larutan NaH2PO4.H2O 1,38 g/L dan NaCl

8,3 g/L dan larutan B yaitu larutan NaH2PO4 1,42 g/L dan NaCl 8,5 g/L.

Selanjutnya 280 ml larutan A ditambahkan pada 720 ml larutan B untuk

mendapatkan larutan PBS dengan pH 7,2.

Page 41: skripsi kasumba turate

III.3.3 Pemilihan Hewan Uji (24)

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus)

yang sehat dan aktivitas normal, dengan bobot badan antara 17-30 g.

III.3.4 Penyiapan Hewan Uji

Disiapkan 15 ekor mencit jantan (Mus musculus) yang dibagi dalam

5 kelompok, tiap kelompok masing-masing 3 ekor.

III.3.5 Perlakuan Terhadap Hewan Uji

a. Kelompok I (Kontrol)

Mencit jantan diberi suspensi Natrium CMC 1 % dengan volume

1 ml/30 g bobot badan secara oral setiap hari selama 6 hari. Setelah 6

hari, mencit diimunisasi dengan suspensi sel darah merah domba 2 %

dengan volume 0,1 ml/ekor secara intraperitonial. Selanjutnya pada

hari kesepuluh setelah imunisasi, darah mencit diambil secara

intrakardial.

b. Kelompok II

Mencit jantan diberi suspensi ekstrak etanol kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) dengan konsentrasi 0,25 % b/v

(1,67 mg/20 g BB mencit) secara oral dengan volume 1 ml/30 g bobot

badan setiap hari selama 6 hari. Setelah 6 hari, mencit diimunisasi

dengan suspensi sel darah merah domba 2 % dengan volume

0,1 ml/ekor secara intraperitonial. Selanjutnya pada hari kesepuluh

setelah imunisasi, darah mencit diambil secara intrakardial.

Page 42: skripsi kasumba turate

c. Kelompok III

Mencit jantan diberi suspensi ekstrak etanol kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) dengan konsentrasi 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g

BB mencit) secara oral dengan volume 1 ml/30 g bobot badan setiap

hari selama 6 hari. Setelah 6 hari, mencit diimunisasi dengan suspensi

sel darah merah domba 2 % dengan volume 0,1 ml/ekor secara

intraperitonial. Selanjutnya pada hari kesepuluh setelah imunisasi,

darah mencit diambil secara intrakardial.

d. Kelompok IV

Mencit jantan diberi suspensi ekstrak etanol kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) dengan konsentrasi 0,75 % b/v (5 mg/20 g

BB mencit) secara oral dengan volume 1 ml/30 g bobot badan setiap

hari selama 6 hari. Setelah 6 hari, mencit diimunisasi dengan suspensi

sel darah merah domba 2 % dengan volume 0,1 ml/ekor secara

intraperitonial. Selanjutnya pada hari kesepuluh setelah imunisasi,

darah mencit diambil secara intrakardial.

III.3.6 Pengambilan Sel Darah Merah Uji

Pada hari kesepuluh setelah imunisasi, darah diambil secara

intrakardial lalu dibiarkan membeku atau menggumpal pada suhu kamar

selama 1-2 jam yang selanjutnya disentrifuge dengan kecepatan

3000 rpm selama 10 menit dan diambil serumnya (supernatant).

Page 43: skripsi kasumba turate

III.3.7 Penimbangan Bobot Limpa (26)

Berat relatif limpa (berat limpa/berat akhir badan mencit) diukur

dengan penimbangan pada neraca analitik diakhir perlakuan. Pengamatan

ini dilakukan karena kerja limpa yang lebih berat dalam memproduksi sel-

sel limfosit diperkirakan dapat meningkatkan bobot limpa.

III.3.8 Uji Hemaglutinasi (26)

Serum yang diperoleh selanjutnya diencerkan secara “double

dilution” ¼, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256, 1/512 dengan PBS

(Phosphat Buffered Saline), sebanyak 50 l suspensi sel darah merah

domba 2 % lalu diaduk rata (digoyang-goyang) selama 5 menit. Kemudian

diinkubasi pada 37oC selama 60 menit dan didiamkan semalam pada suhu

kamar. Dilakukan pengamatan pengenceran tertinggi dari serum darah

mencit yang masih dapat mengaglutinasi sel darah merah domba.

III.4 Pengumpulan dan Analisis Data

Data dikumpulkan dari pengamatan pengenceran tertinggi serum

darah mencit yang masih menunjukkan aglutinasi dari sel darah merah

domba pada sumur mikrotitrasi, kemudian dianalisis secara statistik.

BAB IV

Page 44: skripsi kasumba turate

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

Data uji aktivitas imunoglobulin G (IgG) setelah pemberian ekstrak

etanol bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) 0,25% b/v (1,67

mg/20 g BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit) dan 0,75 % b/v (5

mg/20 g BB mencit) sebagai berikut :

Tabel 1. Data titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi

interprestasi hasil berdasarkan hemaglutinasi yang teramati

adalah :

Keterangan :

K =Kontrol0,25 %=Ekstrak bunga kasumba turate 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit)0,5 % =Ekstrak bunga kasumba turate 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit)0,75 %=Ekstrak bunga kasumba turate 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) + =Terjadi Aglutinasi - =Tidak Terjadi Aglutinasi

Page 45: skripsi kasumba turate

Tabel 2. Titer imunoglobulin G (IgG) pada mencit jantan 10 hari

setelah diberikan Sel Darah Merah Domba (SDMD) 2%

Tabel 3. Pengamatan bobot limpa

Kelompok

Berat Mencit

Sebelum perlakuan

(g)

Berat Mencit Sesudah

perlakuan(g)

Berat Limpa

(g)

Berat Rata-rata

Limpa (g)

Bobot Relatif Limpa

Bobot Relatif Limpa

Rata-rata

Kontrol(Na-CMC)

232729

242426

0,1720,0880,145

0,1307,17. 10-3

3,67. 10-3

5.57. 10-35,47. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0,25 % (1,67 mg/20g BB mencit)

2423,522

2522

21,5

0,1200,1060,164

0,130

5,22. 10-3

4,82. 10-3

7,63. 10-35,89. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0, 5 % (3,3 mg/20 g BB mencit)

21,523,530

21,52230

0,2160,1540,254

0,208

10,05. 10-3

7,00. 10-3

8,47. 10-3

8,51. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0,75 % (5 mg/20 g BB mencit)

25,517,525

2216

21,5

0,1950,2050,080

0,160

9,28. 10-3

7,88. 10-3

3,08. 10-36,75. 10-3

Page 46: skripsi kasumba turate

IV.2 Pembahasan

Infeksi yang terjadi pada manusia yang disebabkan oleh unsur-

unsur patogen seperti bakteri, virus, fungi, protozoa dan parasit umumnya

singkat dan jarang menimbulkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan

tubuh manusia memiliki suatu sistem yang disebut sistem imun yang

melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen tersebut. Respon imun

seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung pada

kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau

antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan

untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen.

Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang

terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh

tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus,

sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang

terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk (stem cell) dalam

sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian

beredar dalam tubuh melalui darah, limfe, serta jaringan limfoid, dan dapat

menunjukkan respon terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan

fungsi masing-masing (4).

Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila ke dalam

tubuh masuk suatu zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing,

yaitu yang disebut antigen (4). Antigen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sel darah merah domba (SDMD) karena merupakan antigen

Page 47: skripsi kasumba turate

yang terbaik untuk pengujian produksi antibodi pada hewan coba mencit

(26). Pengamatan dilakukan dengan melihat aglutinasi yang terjadi dan

dihitung sebagai titer aglutinasi yaitu pengenceran tertinggi dari serum

darah mencit yang masih memberikan reaksi aglutinasi positif.

Aglutinasi terjadi bila antigen yang berbentuk partikel direaksikan

dengan antibodi spesifik. Antibodi tersebut disebut spesifik jika hanya

berekasi dengan antigen yang merangsang produksinya (4). Gumpalan

yang terbentuk antara antigen dan antibodi spesifik akan bersatu dan

akhirnya mengendap sebagai gumpalan-gumpalan besar dan mudah

terlihat dengan cairan di atasnya tetap jernih (26). Hal ini terjadi karena

umumnya antibodi memiliki lebih dari satu reseptor pengikat antigen

sehingga antibodi bereaksi dengan molekul antigen lain yang sudah

berikatan dengan salah satu molekul antibodi dan terbentuk gumpalan (4).

Reaksi aglutinasi dibantu oleh suhu (37-56 0C) dan oleh gerakan yang

menambah kontak antigen dan antibodi (misalnya pengocokan) dan

berkumpulnya gumpalan memerlukan garam-garam (26).

Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) merupakan tanaman

obat tradisional yang secara empiris digunakan masyarakat pada

pengobatan penyakit campak. Penyebab penyakit campak adalah virus

campak atau morbili.

Dari hasil penelitian titer aglutinasi menunjukkan peningkatan

aktivitas immunoglobulin G yang dapat dilihat pada kelompok perlakuan

pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate dengan konsentrasi

Page 48: skripsi kasumba turate

0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit)

dan 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit), rata-rata titer imunoglobulinnya

sebesar 1/153,6, 1/256 dan 1.64 sedangkan kelompok perlakuan kontrol,

rata-rata titer imnoglobulinnya hanya 1/16. Hal ini menunjukkan pemberian

ekstrak bunga kasumba turate pada semua konsentrasi mengalami

peningkatan titer antibodi, sehingga dapat dikatakan akstrak bunga

kasumba turate bersifat sebagai imunostimulator. Berarti ekstrak etanol

bunga kasumba turate memberikan pengaruh terhadap peningkatan

aktivitas imunoglobulin G (IgG) pada mencit jantan. Hal ini dapat dilihat

pada gambar berikut :

Efek Ekstrak Bunga Kasumba Turate terhadap Titer IgG Darah Mencit

00.5

11.5

2

2.53

3.54

4.5

0 0.25 0.5 0.75 1Konsentrasi

Ak

tiv

ita

s I

gG

Gambar 3. Kurva Aktivitas Imunoglobulin G (IgG) terhadap konsentrasi ekstrak etanol bunga kasumba turate.

Berdasarkan analisis statistika dengan menggunakan metode

rancangan acak lengkap (RAL) dan analisis sidik ragam (ASR)

memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate

memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap peningkatan aktivitas

IgG yang dapat dilihat dari nilai F hitung yang lebih besar dari nilai F table.

Page 49: skripsi kasumba turate

Analisis antar perlakuan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT)

antara perlakuan kontrol negatif dan kelompok perlakuan dengan

pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate pada kosentrasi

0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit), 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit)

dan 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) memperlihatkan perbedaan yang

sangat nyata (sangat signifikan).

Selain pengamatan titer aglutinasi dilakukan juga pengamatan

peningkatan bobot limpa. Mencit jantan yang telah diambil darahnya

secara intrakardial, dibedah dan diambil limpanya kemudian dilakukan

penimbangan bobot limpa tersebut. Dari data hasil penimbangan bobot

limpa memperlihatkan bahwa peningkatan bobot limpa yang paling tinggi

terjadi pada konsentrasi 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit). Hal ini berarti

ekstrak etanol kasumba turate memiliki pengaruh terhadap peningkatan

akivitas imunogloblin G dan peningkatan bobot limpa. Hal ini dapat terlihat

pada gambar berikut:

Efek Ekstrak Bunga Kasumba Turate terhadap Peningkatan Bobot Relatif

Limpa Mencit

0

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0 0.25 0.5 0.75 1Konsentrasi

Bo

bo

t R

ela

tif

Lim

pa

Gambar 4. Kurva berat Limpa pada mencit

Page 50: skripsi kasumba turate

Pada pengamatan hasil titer imunoglobulin G (IgG) pada sumur

mikrotitrasi dan pengamatan bobot limpa mencit terlihat bahwa pada

konsentrasi 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) terjadi penurunan aktivitas

IgG dan bobot limpa, hal ini dapat terjadi karena dua hal yaitu pada

konsentrasi tinggi ekstrak kasumba turate menjadi imunosupressan atau

pada konsentrasi 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) ekstrak kasumba

turate sudah mulai bersifat toksik.

Page 51: skripsi kasumba turate

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara statistika,

maka disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit) dapat

meningkatkan aktivitas imunoglobulin G (IgG) dan bobot limpa mencit

jantan.

VI.2 Saran

1. Perlu dilakukan identifikasi dan isolasi kandungan kimia dari bunga

kasumba turate yang dapat meningkatkan respon sistem imun.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas dari ekstrak bunga kasumba turate.

Page 52: skripsi kasumba turate

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasuki,I., 2006, Campak Jerman (Rubela), http://www.mail-archive.com/[email protected]/, diakses 06 Maret 2006.

2. Yasser, M., 1996, Uji Daya Hambat Ekstrak Bunga Kasumba Turate (Nothoscordum inodorum (W.Ait) Ascher dan Graebn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Penyebab Demam Tifoid, Skripsi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, 29.

3. Bratawidjaja,K., 2004, Imonologi Dasar, Edisi VI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1, 79.

4. Kresno,B., 1996, IMUNOLOGI: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Edisi III, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 30.

5. Munazir,Z., 2002, “Majalah Cakrawala TNI-AL: Manfaat Pemberian Ekstrak Phyllanthus niruri”, Jakarta.

6. Van der Vosen, H.A.M., Umali, B.E., 2001. ”Plant Resources of South-East Asia: Vegetables oils and fats, Volume 14, Backhuys Publishers, Leiden, 70-72.

7. Bratawidjaja,K., 1996, Imonologi Dasar, Edisi III, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

8. Roitt, I.M., 1988, The Basic of Immunology II, Specific Immunity In Essential Immunology, 6th Edition, Blackwell Scientific Publication, Oxford, 15-27.

9. Sherwood, L., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 354,367,368,378.

10.Lu, Frank, C., 1995, Toksikologi Dasar, Edisi II, Universitas Indonesia, Jakarta, 170-174.

11.Roitt, I.M., Brostoff J., Male, D., 1987, Adaptive and Innate Immunity In : Immunology, Second Edition, London, Churchill Livingstone, 1-19.

12.Kresno, S.B., 1991, Imunoglobulin : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Edisi II, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 51-52.

Page 53: skripsi kasumba turate

13.Sadikin, M., 2002, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta, 113.

14.Guyton, A.C., 1993, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 83-84.

15.Barrett, J.T., 1988, Textbook of Immunology, Fifth Edition, C.,V., Mosby Company, USA., 26.

16.Kimbal, J.W., 1986, Introduction to Immunology, Second Edition, Macmillan Publishing Company, New York, 95, 96, 98.

17.Weir, D.M., 1990, Segi Praktis Imunologi, Binarupa Aksara, Jakarta, 32,33,129.

18.Price, S.A., Wilson, L.M., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi IV, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 64-66.

19.Turgeon, M.L., 1996, Immunology & Serology In Laboratory Medicine, Second edition, Mosby, New York, 64.

20.Anonim, 1986, sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 11.

21.Gennaro, A.R., 1990, Remington’s Pharmaceutical Science, 18th

Edition, Mack Publishing Company, Easton-Pensylvania, 1047.

22.Parrot, E.L., 1979, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Burgess Publishing Company, USA., 353.

23.Winarno, M., 2000, Penelitian Aktivitas Biologik Infus Benalu Teh (Scurulla atropurpurea BL Danser) terhadap aktivitas Sistem Imun Mencit, http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/06PenelitianAktivitasBiologikInfusBenaluTeh127.pdf/06PenelitianAktivitasBiologikInfusBenaluTeh127.html., diakses 27 Februari 2006.

24.Malole. M.B.M., Pramono, C.S., 1989, Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium, Institut Pertanian Bogor, 105.

25.Hargono, D., Winarno, M.W., 2000, Pengaruh Perasan Daun Ngokilo (Gynura peocumbens Lour. Merr.) terhadap Sistem Imun Mencit Putih,

http://www.kalbefarma.com/files/09PengaruhPerasanDaunNgokilo127.pdf/09PengaruhPerasanDaunNgoklo127.html., diakses Desember 2005.

Page 54: skripsi kasumba turate

26.Ma’at, S., 2004, Penelitian dan Pengembangan Produk Fitofarmaka dari daun Jambu Biji (Psidium guajava) Untuk Terapi Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Data Preklinik, Toksisitas dan Percobaan Klinik, Universitas Airlangga, Surabaya, 102-103,

Page 55: skripsi kasumba turate

Lampiran 1

Bunga Kasumba Turate(Carthamus tinctorius L.)

Maserasi dengan etanol 70 %

Ekstrak EtanolAmpas

Ekstrak Etanol Kental

Rotavapor

SKEMA KERJA

Ditambah Larutan Natrium CMC

Suspensi Ekstrak Etanol0,25% b/v, 0,5 % b/v, 0,75 % b/v

Mencit dibedah kemudian diambil limpanya

Peroral

Penimbangan

Masing-masing kelompok Mencit

Analisis Data Pembahasan Kesimpulan

Klp. Kontrol (I)

Na CMC 1%

Klp. II Klp. III Klp. IV

Ekstrak Etanol0,25% b/v

Ekstrak Etanol0,5% b/v

Ekstrak Etanol0,75% b/v

Imunisasi dengan SDMD

Serum Limpa

Uji Hemaglutinasi

Pengamatan

Darah diambil 10 hari setelah imunisasi dan disentrifuse

Sumur wheel plate diisi serum dan ditambah antigen SDMD lalu diinkubasi pada suhu 370C selama 60 menit dan didiamkan 1 x 24 jam

Page 56: skripsi kasumba turate

Lampiran 2

Perhitungan statistik data aktivitas Imunoglobulin G (IgG) mencit jantan berdasarkan titer IgG pada pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji Beda Nyata Jarak Duncan (BNJD)

Tabel 4. Data titer Imunoglubulin G (IgG) setelah ditransformasi dengan I[2 Log (titer)] + 1I

Page 57: skripsi kasumba turate

Analisis Sidik Ragam (ASR)

A. Sumber keragamanModel : Y = µ + σ + ζDimana : µ = Total hasil percobaan

σ = Nilai rata-rata harapan ζ = Pengaruh kesalahan/salut

Sumber keragaman adalah :1. Perlakuan (P)2. Kesalahan / Galat (G)3. Total percobaan (T)

B. Perhitungan Derajat bebas (Db)1. DbT = (r . t) – 1 = (3 . 4) – 1 = 112. DbP = t – 1 = 4 – 1 = 33. DbG = DbT – DbP = 11 – 3 = 8

C. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

1.

Page 58: skripsi kasumba turate

2.

3.

D. Perhitungan Kuadrat Tengah (KT)

1.

2.

E. Perhitungan Distribusi F (Fh)

Tabel 5. Hasil Analisa Sidik Ragam (ASR) perlakuan terhadap rasio perubahan aktivitas Imunoglobulin G (IgG)

Page 59: skripsi kasumba turate

Keterangan : (**) Sangat berbeda nyata karena Fh>Ft, Ho ditolak, Hipotesa (Hi) diterima, yaitu ada pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) terhadap aktivitas Imunoglobulin G (IgG) Mencit Jantan.

Nilai tengah

Koefisien Keragaman

Kesimpulan : Dari hasil analisa statistik diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak metanol bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) terhadap aktivitas imunogloblin G (IgG) Mencit Jantan dengan nilai KK yang sedang (6,703%) maka analisa statistik dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Page 60: skripsi kasumba turate

Keterangan :A = Diberi ekstrak etanol bunga kasumba turate 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g

BB mencit)B = Diberi ekstrak etanol bunga kasumba turate 0,25 % b/v (1,67

mg/20 g BB mencit)C = Diberi ekstrak etanol bunga kasumba turate 0,75 % b/v (5 mg/20 g

BB mencit)D = Kontrol Negatif

Tabel 6. Perbandingan antar perlakuan

P = 0,05 P = 0,01

A - B 0,61 0,342 0,497 SS

A - C 1,21 0,342 0,497 SS

A - D 2,41 0,342 0,497 SS

B - C 0,60 0,342 0,497 SS

B - D 1,8 0,342 0,497 SS

C - D 1,2 0,342 0,497 SS

PerlakuanBNT

KeteranganSelisih

Page 61: skripsi kasumba turate

Keterangan :

NS = Non signifikan

S = Signifikan

SS =Sangat Signifikan

Page 62: skripsi kasumba turate

Lampiran 3

Data dan Grafik Hasil Titer Hemaglutinasi dan Peningkatan Bobot Limpa

Gambar 5. Foto data titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi

Tabel 1. Data titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi Interprestasi hasil berdasarkan Hemaglutinasi yang teramati adalah :

Keterangan : K = Kontrol0,25 % = Ekstrak bunga kasumba turate 0,25 % b/v (1,67 mg/20 g BB mencit)0,5 % = Ekstrak bunga kasumba turate 0,5 % b/v (3,3 mg/20 g BB mencit)0,75 % = Ekstrak bunga kasumba turate 0,75 % b/v (5 mg/20 g BB mencit) + = Terjadi Aglutinasi - = Tidak Terjadi Aglutinasi

Page 63: skripsi kasumba turate

Efek Ekstrak Bunga Kasumba Turate terhadap Titer IgG Darah Mencit

00.5

11.5

2

2.53

3.54

4.5

0 0.25 0.5 0.75 1Konsentrasi

Ak

tiv

ita

s I

gG

Gambar 3. Kurva Aktivitas Imunoglobulin G (IgG) terhadap konsentrasi ekstrak etanol bunga kasumba turate.

Tabel 3. Data pengamatan berat limpa pada mencit

Kelompok

Berat Mencit

Sebelum perlakuan

(g)

Berat Mencit Sesudah

perlakuan(g)

Berat Limpa (g)

Berat Rata-rata Limpa (g)

Bobot Relatif Limpa

Bobot Relatif Limpa

Rata-rata

Kontrol(Na-CMC)

232729

242426

0,1720,0880,145

0,1307,17. 10-3

3,67. 10-3

5.57. 10-35,47. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0,25 % (1,67 mg/20 g

BB mencit)

2423,522

2522

21,5

0,1200,1060,164

0,130

5,22. 10-3

4,82. 10-3

7,63. 10-35,89. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0, 5 % (3,3 mg/20 g BB mencit)

21,523,530

21,52230

0,2160,1540,254

0,208

10,05. 10-3

7,00. 10-3

8,47. 10-3

8,51. 10-3

Ekstrak Bunga Kasumba

Turate 0,75 % (5 mg/20 g BB mencit)

25,517,525

2216

21,5

0,1950,2050,080

0,160

9,28. 10-3

7,88. 10-3

3,08. 10-36,75. 10-3

Page 64: skripsi kasumba turate

Efek Ekstrak Bunga Kasumba Turate terhadap Peningkatan Bobot Relatif

Limpa Mencit

0

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0 0.25 0.5 0.75 1Konsentrasi

Bo

bo

t R

elat

if L

imp

a

Gambar 4. Kurva Bobot Relatif Limpa pada mencit

Page 65: skripsi kasumba turate

Lampiran 4Foto sampel, alat dan bahan yang digunakan

Gambar 6. Tanaman kasumba turate

Tanaman Kasumba Turate

Bunga Kasumba Turate

Daun Batang Akar

Page 66: skripsi kasumba turate

Gambar 7. Hewan coba mencit jantan dengan perlakuan secara oral

Gambar 8. Domba sumber antigen sel darah merah domba (SDMD)

Page 67: skripsi kasumba turate

Gambar 9. Pencucian sel darah merah domba (SDMD)

Gambar 10. Hewan coba mencit jantan diimunisasi dengan sel darah merah domba 2% secara intraperitonial

Page 68: skripsi kasumba turate

Gambar 11. Hewan coba mencit jantan dengan pengambilan darah secara intrakardial

Hepar

Limpa

Gambar 12. Proses pembedahan mencit dengan mengangkat limpa

Page 69: skripsi kasumba turate

Gambar 13. Limpa mencit

Gambar 14. Pengisian sumur mikrotitrasi

Page 70: skripsi kasumba turate

Gambar 15. Penambahan antigen (SDMD) ke dalam sumur yang sebelumnya telah diisi dengan PBS dan serum darah mencit

Gambar 16. Profil KLT ekstrak bunga kasumba turate dengan eluen heksan:etil asetat (3:1).

UV 254 nm UV 366 nm