SKRIPSI -...

121
PERAN MOBILISASI SUMBER DAYA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI SOLIDARITY FOR PALESTINE (LDK SSP) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh : Fathur Rahman Putra (1111111000017) Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

PERAN MOBILISASI SUMBER DAYA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI

SOLIDARITY FOR PALESTINE (LDK SSP)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

Fathur Rahman Putra (1111111000017)

Program Studi Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2018

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan
Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan
Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

iii

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis LDK SSP sebagai gerakan sosial dalam Perspektif

Mobilisasi Sumber Daya (Resource Mobilization). LDK SSP merupakan suatu

gerakan yang bertujuan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat palestina dan

pembebasan negara Palestina yang tertindas oleh Zionis Israel. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui apa saja peran Mobilisasi Sumber Daya LDK SSP

dan hambatan apa saja yang di alami oleh LDK SSP. Penelitian ini menggunakan

metode pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui

wawancara terhadap beberapa narasumber.

Peneliti menemukan 2 hal yang menjadi gambaran dalam menjelaskan

peran Mobilisasi Sumber Daya LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina, yakni peran internal yang bentuknya berupa Kajian atau Diskusi dan

Pemutaran Video lalu peran eksternal yang di dalamnya terdapat Road to Road

dan Car Free Day (CFD). Kemudian mengenai hambatan yang di alami, LDK SSP

mengalami hambatan berupa hambatan internal yang datang dari sumber daya

manusia (SDM) yang mereka miliki dan hambatan eksternal yang datang dari

masyarakat umum, birokrasi-birokrasi terkait, juga hambatan dalam bentuk

perizinan.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah gerakan sosial

perspektif Mobilisasi Sumber Daya menurut Edwards, Mc Carthy & Zald yang

menyatakan bahwa gerakan sosial tidak hanya berupa reaksi spontan terhadap

keluh kesah dan ketidakpuasan. Seperti semua bentuk perilaku kolektif lainnya,

gerakan sosial juga tergantung pada suplai sumber daya material seperti waktu,

uang, struktur organisasi yang sudah ada sebelumnya, atau cara keterampilan

organisasi. Konsep Mobilisasi Sumber Daya ini secara mendasar berusaha

mengetahui bagaimana sebuah kelompok mengupayakan sumber daya yang

mereka miliki untuk bisa melakukan sesuatu perubahan sosial dan tercapainya

tujuan kelompok.

Secara teoritis skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti bagi ilmu pengetahuan serta memperkaya hasil penelitian dalam bidang

Sosiologi, khususnya Gerakan Sosial. Secara praktis, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi referensi pengetahuan bagi masyarakat umum,

khususnya bagi mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan gerakan sosial yang

dilakukan oleh mahasiswa.

Kata Kunci : Gerakan Sosial, Mobilisasi Sumber Daya, Lembaga Dakwah

Kampus Sebi Solidarity For Palestine (LDK SSP)

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat -

Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya

bantuan dan sumbangan pemikiran serta saran dari berbagai pihak, baik yang

telah membantu dengan sepenuh hati.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan

hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) yang telah berupaya memajukan intelektualitas mahasiswa, khususnya

penulis melalu peran strukturalnya.

2. Dr. Cucu Nurhayati, M. Si, selaku Ketua Prodi Sosiologi sekaligus ibu dari

mahasiswa sosiologi yang tidak bosan-bosannya mengingatkan penulis agar

cepat menyelesaikan skripsinya.

3. Bapak Mohammad Hasan Ansori Ph. D. selaku Dosen Pembimbing penulis

yang telah meluangkan waktunya dan tidak pernah bosan dalam membimbing

penulis agar terciptanya skripsi yang berkualitas.

4. Kepada kedua orang tua, teruntuk Almarhum Papah yang telah sukses

membawa peneliti sampai pada jenjang pendidikan Universitas peneliti

mengucapkan rasa syukur dan rasa terima kasihnya yang begitu besar lewat

skripsi ini. Dan Mamah yang terus mengirimkan doanya agar peneliti kuat

mengerjakan sampai menyelesaikan skripsinya peneliti mengucapkan terima

kasih atas segala perhatiannya yang sudah diberikan kepada penulis, sehingga

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

v

penulis mampu untuk menyelesaikan skripsinya dengan baik. Terima kasih

saya ucapkan untuk kaka-kaka saya yang turut serta membantu saya dalam

proses perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai, saya ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya.

5. Seluruh dosen Sosiologi FISIP UIN Jakarta beserta jajaran struktural FISIP

yang berjasa dalam birokrasi maupun prosedural kampus yang bersama-sama

memajukan FISIP UIN.

6. Terima kasih untuk seluruh informan yang telah bersedia meluangkan

waktunya dan memberikan informasi terkait skripsi yang peneliti lakukan ini.

7. Terima kasih untuk para sahabat atas dukungannya yang selalu mensupport

peneliti dalam penulisan skripsi agar skripsi yang peneliti lakukan cepat

terselesaikan. Terima kasih khususnya untuk Ginanda, Oni, Dewi dan Resa

yang merupakan Sahabat-sahabat terdepan peneliti yang selalu setia dalam

memberikan dukungan juga menghibur peneliti dikala rasa suntuk dalam

mengerjakan skripsi datang melanda sehingga peneliti menjadi semangat lagi

dan tidak bosan mengerjakan skripsinya.

8. Terima kasih untuk anak Sosiologi A, khususnya teman-teman seperjuangan

dan sepermainan dalam proses perkuliahan dari awal masa-masa menjadi

seorang mahasiswa hingga selesai lagi dan mencapai gelar sarjana.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini dimungkinkan masih banyak

kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan

untuk penyempurnaan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

vi

Jakarta, 17 Juli 2018

Penyusun

Fathur Rahman Putra

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

vii

DAFTAR ISI

ASBTRAK………………………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ..................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ......................................................... 8

F. Kerangka Teoritis ......................................................... 16

G. Metodelogi Penelitian .................................................. 31

BAB II GAMBARAN UMUM LDK SEBI SOLIDARITY

FOR PALESTINE (SSP)

A. Sejarah Terbentuknya LDK SSP .................................. 41

B. Sejarah Transformasi Nama SSP Menjadi LDK SSP .. 44

C. Visi dan Misi LDK SSP ............................................... 45

D. Keanggotaan LDK SSP ................................................ 46

E. Struktur Organisasi LDK SSP dan Masa Jabatan ......... 47

F. Hubungan Keorganisasian LDK SSP ........................... 49

G. Pengambilan Keputusan LDK SSP .............................. 50

H. Keungan LDK SSP ....................................................... 50

I. Identitas dan Makna Lambang ..................................... 51

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

viii

BAB III PERAN MOBILISASI SUMBER DAYA LDK SEBI

SOLIDARITY FOR PALESTINE (SSP)

A. Peran Mobilisasi Sumber Daya Manusia ..................... 52

B. Hambatan-hambatan Yang di Alami LDK SSP ........... 70

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 81

B. Saran ............................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Lima dasawarsa terakhir, studi tentang gerakan sosial mengalami

perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan ini ditandai dengan

meningkatnya secara kuantitas publikasi dan penelitian tentang gerakan sosial,

baik studi kasus maupun pendalaman teori. Studi ini, dalam perkembangannya

tidak hanya menjadi monopoli bidang ilmu sosiologi, akan tetapi telah

berkembang menjadi bagian integral dari bidang ilmu lainnya, seperti psikologi

sosial, ilmu politik, ilmu sejarah, lingkungan hidup dan berbagai studi lintas

bidang ilmu sosial lainnya (Situmorang, 2007).

Studi tentang gerakan sosial pada awalnya hanya didominasi oleh negara-

negara Barat dengan menitikberatkan berbagai contoh kasus gerakan sosial di

negara mereka, misalnya studi mengenai gerakan-gerakan hak sipil dikalangan

kulit hitam di Amerika Serikat awal abad 1950an dan 1960an dan dipengaruhi

oleh ilmu perilaku (psikologi), ilmu logika ekonomi, teori elite dan sistem politik

serta yang terakhir adalah teori kebudayaan (culture studies) dan dipengaruhi

paham-paham besar seperti Durkheimian, Parsonian, dan Marxian (Manalu,

2007).

Kemudian, studi mengenai gerakan sosial mengalami perkembangan pesat

pada dekade 60-an dan semakin kaya ketika memasuki abad ke-21. Munculnya

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

2

gerakan sosial baru (new social movements) yang ditandai dengan semakin

beragamnya pelaku gerakan sosial seperti mahasiswa/mahasiswi, kalangan

profesional, dan perempuan, membuat studi gerakan sosial tidak lagi menjadi

fortopolio kaum buruh dan petani, akan tetapi merambah isu yang hendak

dicapai seperti Hak Asasi Manusia, Demokratisasi, Perempuan, Lingkungan

Hidup dan Ketidakadilan. Hal ini menyebabkan studi gerakan sosial bergeser, dari

terpusat menjadi menyebar ke berbagai pusat-pusat disiplin ilmu baik dikalangan

akademisi maupun para pelaku perubahan (Situmorang, 2007).

Gerakan sosial merupakan salah satu pokok bahasan dalam studi sosiologi

yang sangat populer belakangan ini di negara-negara berkembang, khususnya

Indonesia. Hal ini disebabkan muncul dan berkembangnya berbagai gerakan

sosial baru (new social movements) dalam masyarakat dengan berbagai motif dan

kepentingan, entah gerakan sosial yang bermotifkan ekonomi politik ataupun

bermotifkan ideologi tertentu dan/atau agama. Kadang-kadang muncul gerakan

sosial dengan orientasi kegiatan dan aktivitas pada hal-hal yang spesifik, kadang-

kadang pula muncul gerakan sosial yang dengan tegas mengaitkan diri dengan

kekuasaan dan politik kenegaraan. Namun tidak sedikit gerakan sosial yang

muncul atas motif-motif ekonomi politik (Jurdi, 2010: 83-84).

Tampaknya motif ekonomi politik inilah yang telah memicu muncul dan

berkembangnya gerakan-gerakan sosial baru dalam masyarakat, entah orientasi

gerakannya pada hal-hal strategis seperti isu gender-feminis, isu lingkungan, isu

korupsi, dan isu-isu lainnya (Jurdi, 2010: 84). Salah satu contoh gerakan sosial di

Indonesia yang bermotifkan ekonomi politik ialah gerakan Sarikat Dagang Islam,

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

3

yang mana sejarah Indonesia menunjukkan bahwa gerakan Sarikat Dagang Islam

merupakan gerakan yang menekankan aspek ekonomi meskipun dimensi

agamanya cukup terasa juga. Sedangkan contoh gerakan sosial di Indonesia yang

bermotifkan ideologi tertentu/agama ialah Nahdlatul Ulama (NU) dan

Muhammadiyah, dimana kedua gerakan tersebut sangat erat dengan masalah ide

(Darmawan Triwibowo, 2006).

Berkembangnya berbagai gerakan sosial dalam masyarakat tidak bisa

dilepaskan dari konteks sosiopolitik bangsa yang belum stabil secara ekonomi dan

politik. Berbagai persoalan negeri ini yang belum teratasi seperti; agenda-agenda

perbaikan ekonomi, pengentasan kemiskinan, pengangguran dan persoalan

pembangunan yang tidak adil dan merata oleh rezim yang terbentuk, menjadi

bukti bahwa rezim justru mempermulus jalannya kapitalisme disegelintir elite-

elite berkuasa sekaligus memperlebar serta memperluas segmen masyarakat yang

mengalami kesulitan secara ekonomi. Belum lagi persoalan dikalangan para

penguasa seperti lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif yang telah

mengidap penyakit kronis berupa korupsi kolusi dan nepotisme [KKN] (Jurdi,

2010: 84).

Inilah beberapa faktor yang mempercepat proses kemunculan gerakan-

gerakan sosial dalam masyarakat, sehingga banyak gerakan-gerakan baru

bermunculan dengan fokus perhatiannya pada bidang spesifik tertentu seperti;

gerakan sosial yang memberikan perhatian pada isu KKN, isu feminis, isu agama

maupun isu lingkungan. Gerakan sosial biasanya berkembang sesuai dengan

kecenderungan orientasi pembangunan dan modernisasi yang berlangsung dalam

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

4

suatu negara. Dalam hal ini modernisasi dan globalisasi telah membuka ruang

bagi berkembangnya gerakan sosial, yang mana wujudnya sangat bervariasi sesuai

dengan kecenderungan yang terjadi didalam masyarakatnya (Jurdi, 2010: 85).

Di Indonesia, gerakan sosial diwujudkan dalam berbagai bentuk gerakan,

dengan para aktor gerakan sosial yang merupakan orang-orang independen yang

tidak terkait langsung dengan kekuasaan negara. Diawali dari masa menjelang dan

pasca-Orde Baru, gerakan sosial muncul dalam wujud yang sangat beragam,

mulai dari gerakan perlawanan petani, gerakan melawan negara, gerakan buruh,

gerakan masyarakat sipil yang menuntut demokrasi hingga gerakan politik sampai

terbentuknya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Mulai dari LSM yang sangat

independen, semi independen hingga yang sangat tergantung pada pendiri, baik

asing maupun dalam negeri (Jurdi, 2010: 85-86).

Sebagai contoh, gerakan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia pada

tahun 1965-1966 yang dilancarkan hampir tiap hari demi sebuah tujuan

perimbangan politik dan kebijakan ekonomi pemerintah (pembubaran PKI,

penurunan harga, perubahan kabinet). Pada tahun 1966 para gerakan mahasiswa

anggota KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) berusaha menggagalkan

upacara pelantikan anggota Kabinet dengan cara memblokade jalan-jalan yang

menuju Istana Merdeka dengan kendaraan-kendaraan bermotor yang ban

motornya dikempiskan (Kamanto Sunarto, 2004). Di tahun 1998, gerakan yang

sama yang dipelopori oleh kalangan mahasiswa kembali terjadi lagi di Indonesia,

dimana gerakan mahasiswa 1998 ini berusaha untuk menumbangkan Rezim Orde-

Baru Soeharto yang telah lama berkuasa di Indonesia (Fadhly, 1999).

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

5

Dalam konteks kekinian, gerakan sosial di Indonesia muncul tidak hanya

berdasarkan reaksi terhadap persoalan dalam negeri melainkan juga muncul

berdasarkan persoalan yang ada pada negara lain, salah satu contohnya adalah

gerakan yang lahir karena solidaritas terhadap bangsa Palestina yang sedang

tertindas oleh zionis Israel. Dengan melihat kekejaman tindakan Israel yang

melakukan pemborbardiran terhadap Palestina hingga menimbulkan banyak

korban tak berdosa berjatuhan, berbagai organisasi massa (ormas) dan organisasi

mahasiswa (ormawa) pun turut ikut berpartisipasi dalam membela negara tersebut.

Salah satunya yaitu, sejumlah organisasi massa (ormas) di Kabupaten

Majalengka yang melakukan penggalangan dana bagi warga Gaza, Palestina.

Beberapa Ormas dan OKP yang hadir pada kesempatan tersebut diantaranya

adalah Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina, Gerakan Masyarakat

Majalengka Peduli Palestina, Keluarga Mahasiswa Muslim Majalengka, Kesatuan

Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, IKADI [Ikatan Dai Indonesia], SALIMAH

[Organisasi Massa Persaudaraan Muslimah], HIMA PUI [Himpunan Mahasiswa

Persatuan Ummat Islam], HIMA PERSIS [Himpunan Mahasiswa Persatuan

Islam], dan Hijar PUI [Himpunan Pelajar Persatuan Ummat Islam]

(http://www.pikiran-rakyat.com/node/304849).

Penggalan dana dilakukan sebagai bentuk dukungan moril dan simpati

kepada warga Palestina yang terus di dera konflik hingga mengakibatkan

kehilangan harta benda serta keluarga mereka, hal ini juga dilakukan sekaligus

memperingati Hari Toleransi se Dunia. Kordinator aksi dari KNRP Asep

Aminudin mengatakan bahwa sebagai bentuk dukungan kepada warga Gaza,

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

6

GEMPPA (Majalengka) bekerja sama dengan KNRP Majalengka melakukan

penggalan dana untuk bangsa Palestina. Dengan melihat banyaknya jumlah

korban yang tewas akibat agresi militer Israel, maka bantuan sekecil apapun akan

sangat bermanfaat, baik bantuan dalam bentuk dukungan moril, doa maupun

dukungan dalam bentuk dana yang bisa diberikan lewat Palang Merah Indonesia

(http://www.pikiran-rakyat.com/node/304849).

Jika melihat kenyataan yang ada dari persoalan Israel-Palestina tidak heran

apabila banyak organisasi massa (ormas) maupun organisasi mahasiswa (ormawa)

yang turut berpartisipasi dalam membela bangsa Palestina. Tidak terkecuali

organisasi mahasiswa (ormawa) kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

STEI SEBI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI) yang fokus terhadap masalah

Palestina, yaitu Lembaga Dakwah Kampus SEBI Solidarity For Palestine (LDK

SSP). LDK Sebi Solidarity for Palestine (SSP) adalah organisasi mahasiswa di

STEI SEBI Depok, LDK SSP merupakan salah satu organisasi kepalestinaan yang

menyerukan perjuangan rakyat palestina kepada masyarkat. Dari awal

terbentuknya LDK SSP hingga sekarang, LDK SSP selalu menunjukkan

solidaritasnya terhadap nasib saudara-saudara seiman di Palestina. Bentuk

solidaritas yang dilakukan LDK SSP adalah Syiar ke-Palestinaan, mensyiarkan

keutamaan Palestina bagi umat islam kepada masyrakat luas, menginformasikan

kabar terupdate Palestina dan menggalang dana untuk membantu perjuangan

rakyat Palestina.

Dalam mensyiarkan ke-Palestinaan LDK SSP bekerja sama dengan

organisasi organisasi eksternal kampus, seperti Komite Nasional untuk Rakyat

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

7

Palestina (KNRP), Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Forum

Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) dan lain sebagainya. Bentuk

kerja sama yang dilakukan dengan menghadirkan syeikh dari Palestina melalui

organisasi tersebut dan lain sebagainya. Dalam penghimpunan dana LDK SSP

juga menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah (SD,SMP,SMA), dan isntansi

yang dapat di ajak kerja sama lainnya. LDK SSP merupakan suatu gerakan yang

bertujuan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat palestina dan pembebasan

negara Palestina yang tertindas oleh Zionis Israel.

LDK SEBI Solidarity For Palestine (SSP) adalah bagian dari organisasi

struktural yang terdapat di kampus STEI SEBI. Sekolah Tinggi Ekonomi Islam

(STEI SEBI) adalah kampus yang lahir dari sebuah idealisme dan gagasan untuk

menjadi institusi yang memberikan kontribusi bagi kemaslahatan bangsa, negara,

umat dan agama. Sebagai suatu gerakan mahasiswa, LDK SEBI Solidarity for

Palestine (SSP) merupakan wadah perjuangan mahasiswa STEI SEBI untuk

membangun kepedulian terhadap bangsa Palestina dan ummat muslim dunia

dengan aktivitas utama adalah penggalan dana dan mengangkat isu-isu

kemanusiaan yang terjadi di dunia. Berdasarkan pernyataan masalah yang telah

diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh Lembaga

Dakwah Kampus SEBI Solidarity for Palestine (LDK SSP) dengan berfokus pada

aspek Mobilisasi Sumber Daya-nya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

8

1. Apa saja peran mobilisasi sumber daya yang digunakan oleh LDK SSP ?

2. Hambatan apa saja yang dialami oleh LDK SSP ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pernyataan dan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran mobilisasi sumber daya yang digunakan oleh LDK

SSP.

2. Untuk mengetahui hambatan apa yang dialami oleh LDK SSP.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti bagi ilmu pengetahuan serta memperkaya hasil penelitian dalam bidang

Sosiologi, khususnya Gerakan Sosial. Selain itu, hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat digunakan sebagai studi banding bagi peneliti lain yang

mempunyai tema yang relatif sama.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

pengetahuan bagi masyarakat umum, khususnya bagi mahasiswa, terutama

yang berkaitan dengan gerakan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian terkait dengan judul skripsi yang penulis buat.

No Nama Judul Teori

1 Leny Puspadewi Oposisi di Indonesia: Studi Kasus

Gerakan Mahasiswa 1998 di

Teori oposisi Robert

A. Dahl dan definisi

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

9

Jakarta oposisi Karel Van

Het Reve

2 Dwi Winarno Gerakan Falun Gong di Indonesia Teori gerakan sosial

Charles Tilly dalam

studi gerakan sosial

dan Sidney Tarrow

dalam studi gerakan

transnasional

3 Lisken LM Situmorang Gerakan Lingkungan Anti Sawit Teori Gerakan Sosial

Baru dan Teori

Mobilisasi Sumber

Daya

4 Muhammad Umar

Syadat Hasibuan

Gerakan Politik Mahasiswa: Studi

Kasus Polarisasi Gerakan

Mahasiswa Pada Masa

Pemerintahan B.J. Habibie dan

Abdurrahman Wahid

Teori Demokrasi dari

Maswadi Rauf dan

Larry Diamond.

Teori Konflik dari

Maswadi Rauf. Teori

Gerakan Massa dari

Eric Hoffer. Teori

Elit dari Suzane

Keller.

5 Syamsu A. Kamaruddin Pemberontakan Petani UNRA

1943 (Studi Kasus Mengenai

Gerakan Sosial di Sulawesi

Selatan pada Masa Pendudukan

Jepang)

Metode Historis

Tabel 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

10

Penelitian pertama, Tesis yang dibuat oleh Leny Puspadewi (2002)

berjudul ―Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di Jakarta‖

program studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Indonesia. Penelitian ini di fokuskan pada gerakan mahasiswa Indonesia,

khususnya di Jakarta pada tahun 1998 yang melontarkan tuntutan reformasi

menyeluruh atau reformasi total. Permasalahan yang di ajukan dalam penelitian

ini ialah mengenai tipe oposisi yang diperankan oleh gerakan mahasiswa 1998

dan faktor-faktor signifikan yang mendorong munculnya tipe oposisi tersebut.

Penelitian ini menggunakan teori oposisi yang dikemukakan oleh Robert A. Dahl

dan definisi oposisi yang dikemukakan oleh Karel van het Reve untuk melihat

gerakan mahasiswa 1998 dalam melakukan oposisi, dan tipe oposisi yang

diajukan oleh H. Gordon Skilling digunakan untuk menganalisa tipe oposisi yang

dilakukan gerakan mahasiswa 1998.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka dalam

pengumpulan data-datanya. Dari hasil analisa dalam penelitian ini, penulis

menemukan bahwa tipe oposisi yang dilakukan gerakan mahasiswa 1998 adalah

oposisi integral dan dua faktor signifikan yang mendorong gerakan mahasiswa

1998 melakukan oposisi integral adalah (1) kegagalan pemerintah Orde Baru

untuk mengatasi krisis ekonomi dan (2) kepastian terlaksananya agenda SU MPR

Maret 1998.

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

11

Tesis yang dibuat oleh Dwi Winarno (2012) berjudul ―Gerakan Falun

Gong di Indonesia‖ program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia. Tesis ini menjelaskan Falun Gong sebagai gerakan sosial

di Indonesia, melalui studi ini, peneliti mengelaborasi faktor-faktor yang

melatarbelakangi, menyebabkan, membuat, dan menghambat gerakan Falun Gong

di Indonesia. Tesis ini menggunakan berbagai pendekatan dalam teori gerakan

sosial baru terutama yang dikembangkan oleh Charles Tilly dalam studi gerakan

sosial dan Sidney Tarrow dalam studi gerakan transnasional. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data berupa wawancara tidak terstruktur, observasi, dan studi

pustaka. Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa gerakan sosial Falun Gong

dapat berkembang di Indonesia karena adanya political opportunity, interest,

organisasi, dan strategi gerakan yang menggunakan universal value.

Dalam Skripsi EDO (2012) tentang ―Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam

(Studi Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU)‖

program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara. Penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa organisasi

gerakan mahasiswa di FISIP USU, organisasi tersebut dikatakan sebagai

organisasi mahasiswa karena terdapatnya aktifitas-aktifitas organisasi yang

mendukung terwujudnya aksi-aksi mahasiswa yang mendukung kepentingan

umum. Dimana Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU merupakan

salah satu organisasi yang dimaksud. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan

tentang gerakan mahasiswa yang diperankan HMI Komisariat FISIP USU. Studi

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

12

terhadap penelitian ini dilihat dari perspektif antropologi. Penelitian dari skripsi

ini dikaji dengan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data dari wawancara

dan observasi berpartisipasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan peran dan fungsi organisasi HMI

Komisariat FISIP USU dalam mengawal gerakan mahasiswa. Penelitian ini juga

menjawab beberapa pertanyaan seperti visi dan misi HMI Komisariat FISIP USU,

yaitu sebagai alat perjuangan mahasiswa untuk menata kehidupan ke arah

kebenaran, nila-nilai yang terdapat di HMI Komisariat FISIP USU berdasarkan

bentukan proses berjalannya komisariat sebagai organisasi mahasiswa, dan untuk

membangun gerakannya komisariat harus menanamkan nilai-nilai yang

dimilikinya pada setiap anggota.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Syamsu A. Kamaruddin

(2012) tentang ―Pemberontakan Petani UNRA 1943 (Studi Kasus Mengenai

Gerakan Sosial di Sulawesi Selatan pada Masa Pendudukan Jepang)‖ dalam

Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan, latar belakang, kondisi, dan faktor-faktor penyebab terjadinya

pemberontakan petani Unra pada masa pemerintahan pendudukan Jepang di

Sulawesi Selatan pada 1943. Dalam menganalisis pemberontakan petani Unra

sebagai gerakan sosial ditelusuri faktor, kondisi, dan struktur sosial masyarakat

yang menjadi basis lahirnya pemberontakan. Fokus kajian diarahkan pada

penelusuran latar belakang kultural keagamaan dalam konteks historis dari

pemberontakan petani Unra, dengan kondisi-kondisi sosial, ekonomi, dan politik

di Unra pada masa pemerintahan pendudukan Jepang.

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

13

Untuk merekontruksi peristiwa sejarah pemberontakan petani Unra

sebagai sebuah gerakan sosial, penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian

kualitatif dalam perspektif historis. Metode historis digunakan untuk menganalisis

proses, dan tahap-tahap perkembangan menurut urutan waktunya secara

kronologis. Analisis historis dilakukan dengan menggunakan pendekatan terhadap

disiplin ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi, antropologi, dan politik untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang peristiwa pemberontakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika pemerintahan pendudukan Jepang

berkuasa di Indonesia, khususnya di Unra pada 1943 telah terjadi sebuah

perubahan sosial yang cepat dan dipaksakan dalam bentuk kebijakan ekonomi

perang yang membawa penderitaan bagi rakyat. Hal inilah yang kemudian

menjadi faktor pendorong lahirnya pemberontakan petani sebagai gerakan sosial.

Tesis yang dibuat oleh Ahmad Ismail (2012) berjudul ―Akademi Berbagi:

Gerakan Sosial di Dunia Digital‖ program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Tesis ini menjelaskan aksi gerakan sosial yang mengadopsi

teknologi internet yang kian marak terjadi sejak dekade terakhir. Kasus dalam

penelitian ini adalah Gerakan Akademi Berbagi yang berbasis di internet

khususnya sosial media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode connective ethnography dan dilakukan selama 5 bulan. Hasil penelitian

menunjukkan Gerakan Akademi Berbagi merupakan salah satu bentuk

manifiestasi lahirnya masyarakat sipil.

Gerakan yang mengombinasikan online dan offline telah memberikan

konteks, validasi dan keterikatan partisipasi lebih oleh para relawan dalam

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

14

melakukan gerakan sosial, sehingga melahirkan apa yang disebut ‘online social

movements’. Hal ini juga melengkapi konsep yang Nugroho (2011) sebut sebagai

―click activism‖, dengan kasus gerakan yang diangkat dalam penelitian ini,

gerakan sosial yang dilakukan di internet melebihi apa yang disebut dengan click

activism, dan volunterism yang dilakukan lebih dari sekadar terlibat pada gerakan

online, tetapi volunterism ini juga dilakukan dalam konteks offline, sehingga

gerakan ini tidak hanya sekadar ―click‖ tetapi juga melibatkan ruang real dalam

melakukan gerakan.

Tesis yang dibuat oleh Lisken LM Situmorang (2010) berjudul ―Gerakan

Lingkungan Anti Sawit‖ program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Penelitian ini mengkaji Jaringan Sawit Watch sebagai penggerak gerakan

sosial baru di Indonesia, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

kualitatif. Pendekatan Teori Gerakan Sosial Baru dan Teori Mobilisasi Sumber

Daya digunakan untuk menunjukkan dinamika dan organisasi gerakan sosial

dengan melihat faktor diskontinuitas dan kontinuitas dari gerakan tersebut. Dari

hasil penelitian ini, didapatkan bahwa ada hubungan antara aktor-aktor gerakan

sosial baru yang membahas tentang isu-isu simbolik dan universal dengan aktor-

aktor gerakan sosial tradisional di akar rumput sehingga isu-isu historis dan

konflik juga mewarnai topik isu yang dibawa oleh gerakan antisawit ini. Selain itu

Sawit Watch sebagai ornop telah mendorong terbentuknya kekuatan ‗social

movement organization‘ lainnya seperti organisasi petani, dan juga organisasi-

organisasi masyarakat di akar rumput yang bekerja dengan Sawit Watch dengan

pengarusutamaan isu sawit.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

15

Berikutnya, Disertasi yang dibuat oleh Muhammad Umar Syadat

Hasibuan (2010) berjudul ―Gerakan Politik Mahasiswa: Studi Kasus Polarisasi

Gerakan Mahasiswa Pada Masa Pemerintahan B.J. Habibie dan Abdurrahman

Wahid‖ program studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Disertasi ini menjelaskan studi tentang gerakan politik mahasiswa dengan

menggunakan studi kasus untuk menganalisa dua tipe polarisasi gerakan

mahasiswa. Penelitian dari disertasi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

analisa deskriptif, data dari studi ini diperoleh dengan wawancara mendalam dan

sumber data sekunder. Beberapa teori digunakan sebagai kerangka analisa,

Pertama, teori demokrasi dari Maswadi Rauf dan Larry Diamond. Kedua, teori

konflik dari Maswadi Rauf. Ketiga, teori gerakan massa dari Eric Hoffer.

Keempat, teori elit dari Suzane Keller.

Disertasi ini juga menggunakan tipologi gerakan politik mahasiswa dari

Philip G. Altbach dan Burhan D. Magenda untuk memperkaya kajian gerakan

mahasiswa di Indonesia. Beberapa penemuan dari disertasi ini adalah pertama,

polarisasi gerakan mahasiswa pada masa pemerintahan B.J. Habibie adalah HMI,

KAMMI kontra FORKOT, FKSMJ. Kedua, polarisasi gerakan mahasiswa

tersebut disebabkan oleh perbedaan persepsi terhadap figur kepemimpinan B.J.

Habibie dan Abdurrahman Wahid. Ketiga, disertasi ini menemukan bahwa

gerakan mahasiswa HMI, KAMMI, FORKOT, FKSMJ, BEMI dan BEMSI

merupakan gerakan politik. Gerakan mahasiswa ini mendapat dukungan politik,

ekonomi dan psikologi dari elit politik, dengan demikian gerakan mahasiswa

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

16

memiliki kesamaan kepentingan dengan elit poltik baik secara politik dan

ideologis.

Terkait dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

lainnya mengenai gerakan sosial, penulis melihat bahwa hanya sedikit usaha yang

dilakukan untuk mengkaji gerakan sosial mahasiswa dengan berfokus pada peran

Mobilisasi Sumber Daya-nya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji

studi gerakan sosial dengan berfokus kepada peran Mobilisasi Sumber Daya-nya

guna menambah kazanah ilmiah studi gerakan sosial, khususnya gerakan sosial

yang dilakukan oleh mahasiswa.

F. Kerangka Teoritis

1. Definisi Gerakan Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan

atau agitasi terencana yang dilakukan sekelompok masyarakat yang disertai

program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan

perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada.

Dalam sosiologi, gerakan tersebut di atas diklarifikasikan sebagai suatu

bentuk perilaku kolektif tertentu yang diberi nama gerakan sosial. Sejumlah ahli

sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan

diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan

kesinambungan. Sebagai sebuah aksi kolektif, umur gerakan sosial tentu sama

tuanya dengan perkembangan peradaban manusia. Perubahan suatu peradaban ke

peradaban lain tidaklah selalu melalui jalan ―damai‖ bahkan sejarah membuktikan

perubahan peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolektif

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

17

atau yang lebih dikenal dengan istilah gerakan sosial sekarang ini (Situmorang,

2007).

Membahas suatu konsep seperti gerakan sosial perlu dimulai dengan

kejelasan konsep tersebut sehingga pembaca dapat memperoleh batasan dan

definisi yang berlaku, baik dalam bidang akademis maupun publik. Secara umum

gerakan sosial memiliki definisi yang luas dikarenakan ruang lingkupnya yang

beragam. Jary dan Jary (1995: 614-615) mendefinisikan gerakan sosial sebagai:

―any broad alliance of people who are associated in seeking to effect or to block

an aspect of social change within a society‖— suatu aliansi sosial sejumlah besar

orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi

perubahan sosial dalam suatu masyarakat.

Edgar F Borgatta dan Marie L Borgatta (1992) mendefinisikan gerakan

sosial: ―Social movements are described most simply as collective attempts to

promote or resist change in a society or a group‖--- gerakan sosial kebanyakan

digambarkan sebagai upaya kolektif untuk mendorong atau menolak perubahan

didalam suatu masyarakat atau suatu kelompok. Selain itu, terdapat pula definisi

lain tentang gerakan sosial menurut J Craig Jenkins dan William Form (2005,

331) yakni: ―Social movements have traditionally been defined as organized effort

to bring about social change‖--- gerakan sosial secara tradisional didefinisikan

sebagai upaya terorganisir untuk membawa perubahan sosial.

Sedangkan menurut Darmawan Triwibowo (2006), gerakan sosial

diartikan sebagai: ―sebentuk aksi kolektif dengan orientasi konfliktual yang jelas

terhadap lawan sosial dan politik tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

18

kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor yang di ikat rasa solidaritas dan identitas

kolektif yang kuat melebihi bentuk-bentuk ikatan dalam koalisi dan kampanye

bersama. Definisi mengenai gerakan sosial selanjutnya datang dari Bernard Raho

(2014), ia mengatakan bahwa gerakan sosial adalah kegiatan terorganisir yang

berlangsung lama dan dimaksudkan untuk mendukung atau tidak mendukung hal-

hal tertentu.

Penekanan serupa ditemukan dalam berbagai definisi pakar di berbagai

literatur (Sztompka, 2004: 325):

1. Upaya kolektif untuk membangun tatanan kehidupan yang baru (Blumer 1951:

199).

2. Upaya kolektif untuk mengubah tatanan sosial (Lang & Lang, 1961: 507).

3. Upaya kolektif untuk mengubah norman dan nilai (Smelser, 1962: 3).

4. Tindakan kolektif berkelanjutan untuk mendorong atau menghambat

perubahan dalam masyarakat atau dalam kelompok yang menjadi bagian

masyarakat itu (Turner & Killian, 1972: 246).

5. Upaya kolektif untuk mengendalikan perubahan atau untuk mengubah arah

perubahan (Lauer, 1976: xiv).

Definsi yang memadai harus dapat membedakan fenomena gerakan sosial

ini dari kategori lain dan dari warga lain dari berbagai kategori yang sama. Definsi

tersebut harus terdiri dari beberapa komponen berikut:

1. Kolektivitas orang yang bertindak bersama.

2. Tujuan bersama tindakannya adalah perubahan tertentu dalam masyarakat

mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang sama.

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

19

3. Kolektivitasnya relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya dari pada

organisasi formal.

4. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas relatif tinggi namun tak

terlembaga dan bentuknya tak konvensional.

Jadi, gerakan sosial adalah tindakan kolektif yang diorganisir secara

longgar, tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat

mereka (Sztompka, 2004: 325).

Berbeda dengan perilaku kolektif, gerakan sosial ditandai oleh adanya

tujuan atau kepentingan bersama (Giddens, 1989). Bernard Raho (2014)

mengatakan bahwa gerakan sosial berbeda dengan perilaku kolektif berdasarkan

tiga hal, yakni tingkatan organisasional yang cukup ketat, berlangsung dalam

waktu yang relatif lama, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mengatur kembali

kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Gerakan sosial, di pihak lain ditandai

dengan adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah ataupun

mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya. Giddens (1989)

dan Light, Keller dan Calhoun (1989) menyebutkan ciri lain gerakan sosial, yaitu

pengunaan cara yang berada di luar institusi yang ada (Kamanto Sunarto, 2004).

Selain berbeda dengan perilaku kolektif, gerakan sosial juga mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan gerakan massa, sekalipun antara gerakan

sosial dan gerakan massa memiliki kesamaan tertentu. Dalam gerakan sosial,

suatu tujuan yang hendak dicapai terumuskan secara jelas dan alat-alat yang

digunakan untuk mencapainya juga jelas. Dalam sejumlah kenyataan bahwa suatu

gerakan sosial selain memiliki bentuk gerakan yang tidak melembaga, juga

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

20

merupakan gerakan yang terorganisasi, berkelanjutan dan tantangan kesadaran

diri yang menunjukkan bagian identitas dari para pelakunya (Jurdi, 2010: 132).

2. Jenis-jenis Gerakan Sosial

Karena keanekaragaman gerakan sosial sangat besar, maka berbagai ahli

sosiologi mencoba mengklasifikasikannya dengan menggunakan kriteria tertentu.

Salah satu perbedaan yang terdapat di antara gerakan sosial itu ialah bahwa ada

gerakan sosial yang merumuskan perhatiannya pada sekelompok orang atau satu

kategori populasi saja dan ada pula gerakan sosial yang memusatkan perhatiannya

pada masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, ada gerakan sosial yang

memperjuangkan perubahan yang bersifat terbatas dan berlaku hanya untuk

sekelompok orang di dalam populasi dan ada pula gerakan sosial yang

menginginkan perubahan yang menyeluruh di dalam masyarakat. (Macionis,

1987: 598-599) dengan memperhatikan kedua perbedaan tersebut, mengemukakan

jenis-jenis gerakan sosial.

Besaran

Tipe

Perubahan Perorangan Perubahan Sosial

Sebagian Gerakan Alternatif Gerakan Reformatif

Menyeluruh Gerakan Redemptif Gerakan Revolusioner

Tabel 2. Tipologi Gerakan Sosial

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

21

Pertama, Gerakan Sosial Alternatif : gerakan ini berusaha membawa

perubahan yang bersifat terbatas pada individu dengan meyakinkan mereka untuk

mengabaikan sikap dan tingkah laku tertentu guna mendukung sikap dan tingkah

laku yang bersifat alternatif. Gerakan Keluarga Berencana misalnya, gerakan ini

merupakan sebuah contoh dari gerakan sosial alternatif. Dalam gerakan tersebut,

individu-individu diyakinkan untuk mengabaikan sikap yang tengah berjalan

yakni membiarkan kelahiran anak secara alamiah dan mendukung sikap alternatif

yaitu mengontrol kelahiran anak-anak dengan menggunakan teknologi keluarga

berencana.

Kedua, Gerakan Sosial Redemptif : gerakan ini berusaha menciptakan

perubahan besar-besaran pada individu-individu. Perbedaannya dengan gerakan

sosial alternatif ialah bahwa pada gerakan sosial alternatif perubahan yang

direncanakan bersifat terbatas pada sikap dan sifat tertentu saja, sedangkan pada

gerakan sosial ini perubahan yang dicita-citakan bersifat menyeluruh. Gerakan

sosial redemptif biasanya berhubungan dengan gerakan keagamaan yang berusaha

menciptakan transformasi kehidupan secara radikal. Contoh gerakan ini misalnya,

gerakan kelompok fundamentalis agama-agama tertentu yang berusaha mencari

anggota-anggota baru dengan segala macam cara.

Tipe ketiga, Gerakan Sosial Reformatif : gerakan ini berusaha membawa

perubahan sosial yang terbatas pada masyarakat sebagai satu keseluruhan.

Gerakan sosial reformatif umumnya bekerja di dalam sistem yang sudah ada dan

menghendaki terjadinya perubahan sosial yang bersifat moderat yang

diperjuangkan melalui jalur-jalur hukum. Jadi, fokus dari gerakan sosial

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

22

reformatif ini ialah masyarakat secara keseluruhan tetapi perubahan yang

diinginkannya bersifat terbatas. Gerakan Pro dan Anti Legalisasi Aborsi di

Amerika Serikat misalnya, gerakan ini merupakan contoh-contoh dari gerakan

sosial yang bersifat reformatif.

Tipe keempat, Gerakan Sosial Revolusioner : gerakan ini berusaha

membawa perubahan yang bersifat revolusioner pada masyarakat secara

keseluruhan. Mereka umumnya menolak institusi-institusi sosial yang ada dan

mendukung institusi-institusi baru yang bersifat radikal. Fokus perubahan yang

dicita-citakan adalah masyarakat secara keseluruhan dan tingkat perubahan yang

diinginkan bersifat menyeluruh. Gerakan-gerakan sosial yang bersifat

revolusioner ini misalnya, terjadi di Prancis pada waktu revolusi Prancis atau di

Rusia pada waktu revolusi Bolshevik.

Klasifikasi gerakan sosial yang lain datang dari Kornblum, berbeda

dengan Aberle, yang dijadikan kriteria klasifikasi oleh Kornblum ialah tujuan

yang hendak dicapai (Kornblum, 1988: 233-236 dalam Kamanto Sunarto). Atas

dasar kriteria ini Kornblum membedakan antara revolutionary movement,

reformist movement, conservative movement, dan reactionary movement. Apabila

gerakan sosial bertujuan mengubah institusi dan stratifikasi masyarakat, maka

gerakan tersebut merupakan gerakan revolusioner (revolutionary movement).

Revolusi sosial merupakan suatu transformasi menyeluruh tatanan sosial,

termasuk di dalamnya institusi pemerintah dan sistem stratifikasi (Kornblum,

1988: 250 dalam Kamanto Sunarto). Contoh gerakan ini adalah Revolusi di Rusia

pada tahun 1917 dan revolusi di Tiongkok pada tahun 1949. Jika suatu gerakan

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

23

hanya bertujuan mengubah sebagian institusi dan nilai, maka gerakan tersebut

termasuk gerakan reformis (reformist movement), misalnya gerakan Boedi

Oetomo yang didirikan tahun 1908 di Jakarta. Hal ini dikarenakan gerakan

gerakan tersebut bertujuan untuk memberikan pendidikan Barat Formal kepada

putra-putri pribumi (Nagazumi,1989 dalam Kamanto Sunarto).

Sementara gerakan yang berupaya untuk mempertahankan nilai dan

institusi masyarakat termasuk ke dalam gerakan konservatif (conservative

movement). Misalnya gerakan kaum feminis di Amerika Serikat pada tahun 80-

an, dimana kaum feminis melakukan perubahan pada konstitusi demi menjamin

persamaan hak lebih besar antara laki-laki dan perempuan. Terakhir, suatu

gerakan disebut gerakan reaksioner (reactionary movement) manakala tujuannya

ialah untuk kembali ke institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan

institusi dan nilai masa kini. Contoh gerakan ini adalah gerakan Pauline Hanson

dengan One Nation Party-nya untuk menghambat migrasi orang Australia dan

menolak pemberian hak-hak khusus pada orang Aborigin.

3. Tahap-Tahap Dalam Gerakan Sosial

Keberlangsungan sebuah gerakan sosial sangat tergantung kepada

efektivitas dari organisasi yang terdapat di dalam gerakan tersebut. Memang ada

juga gerakan sosial yang tidak menghendaki pembentukan organisasi sebagai

wadah untuk memperjuangkan cita-citanya. Misalnya, Gerakan Kaum Hippie

tahun 1960-an di Amerika Serikat yang menganut kebijaksanaan ―buatlah segala

sesuatu sendiri‖, tidak suka dengan keberadaan organisasi yang bersifat kaku.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

24

(Macionis, 1987: 606 dalam Bernard Raho, 2014)). Akan tetapi gerakan itu bubar

dengan sendirinya setelah berumur beberapa tahun saja.

Sebaliknya gerakan sosial yang memperjuangkan hak-hak sipil orang-

orang kulit hitam, gerakan feminisme dan perjuangan hak-hak kaum gay yang

semuanya didukung oleh organisasi yang teratur pada umumnya bertahan lama

dan berhasil. Walaupun setiap gerakan sosial unik dan berbeda satu sama lain,

namun pada umumnya kebanyakan gerakan sosial melewati tahap-tahap yang

cukup pasti. Berdasarkan analisis dari beberapa ilmuwan sosial, setiap gerakan

sosial akan mengalami empat tahap umum dalam perkembangannya, yaitu:

Tahap Pemunculan: Gerakan sosial muncul karena ada hal-hal yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya, walaupun setiap teori menggunakan istilah-

istilah yang berbeda untuk melukiskan ketidakpuasan ini. Gerakan sosial

seperti perjuangan hak-hak sipil atau gerakan kaum perempuan muncul ke

permukaan karena ketidakpuasan yang terjadi di dalam masyarakat itu

sendiri. Tetapi ada juga gerakan sosial lainnya yang muncul untuk

membangkitkan kesadaran publik tentang isu-isu tertentu dengan

menghimpun dukungan dari akar rumput untuk masuk ke dalam gerakan

sosial tersebut. Misalnya gerakan sosial untuk memelihara lingkungan hidup.

Tahap Pembentukan Organisasi: Setelah sebuah gerakan sosial berhasil

muncul, tahap berikut yang biasanya terjadi adalah menghimpun individu-

individu yang terlibat ke dalam suatu organisasi yang secara aktif masuk ke

dalam kehidupan publik. Hal-hal yang temasuk ke dalam tahap ini ialah

mengembangkan kepemimpinan, merumuskan kebijaksanaan dan strategi,

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

25

membangun kepercayaan publik, dan merekrut anggota-anggota baru. Pada

tahap ini gerakan sosial bisa saja terlibat di dalam aksi-aksi kolektif seperti

unjuk rasa atau demonstrasi untuk membangkitkan kesadaran publik tentang

hal-hal yang di perjuangkannya dan untuk memperoleh pengakuan sebagai

suatu kekuatan politis yang sudah mapan. Dalam tahap ini peran media massa

dianggap sangat penting untuk menyuarakan pesan-pesan gerakan sosial ini

kepada masyarakat umum. Gerakan sosial ini juga bisa saja mencari aliansi

dengan organisasi-organisasi sosial lainnya untuk memperoleh dana atau

sumber daya lainnya guna menunjang kegiatannya agar berhasil.

Tahap Birokratisasi: Apabila individu-individu telah menggabungkan diri

dalam satu organisasi, maka tahap berikutnya yang terjadi adalah pemantapan

birokratisasi di dalam organisasi tersebut. Pada mulanya sebuah gerakan

sosial sering kali memperoleh pengaruh awal karena kemampuan pribadi dari

para pemimpinnya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, organisasi

birokratis mengambil alih cara kepemimpinan untuk menjaga kesatuan di

dalam gerakan sosial tersebut. Tentu saja tidak semua gerakan sosial

mencapai tahap seperti ini. Gerakan mahasiswa yang tergantung kepada

kharisma kepemimpinan seseorang dan yang sering kali tidak sampai kepada

tahap pembentukan organisasi birokratis sering kali tidak akan bertahan lama.

Sebaliknya, gerakan-gerakan sosial yang di dukung oleh organisasi birokratis

yang mantap akan bertahan lama dan dapat berhasil mencapai tujuannya.

Namun demikian penekanan yang berlebihan terhadap organisasi birokratis

dapat menghambat pencapaian tujuan karena organisasi-organisasi itu bisa

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

26

saja terobsesi dengan pembangunan organisasi formal dan kehilangan

momentum untuk melakukan protes.

Tahap Berakhirnya Gerakan Sosial; Setiap gerakan sosial pada dasarnya

berjalan selama kurun waktu tertentu dan setelah itu dia berhenti. Ada

beberapa hal yang menyebabkan berakhirnya gerakan sosial. Pertama,

gerakan sosial tersebut telah memperoleh apa yang mereka perjuangkan

sehingga mereka tidak mempunyai alasan untuk melanjutkan perjuangannya.

Kedua, gerakan sosial tidak dapat melanjutkan perjuangannya karena

kepemimpinan yang tidak becus, kehilangan ideal-ideal yang

diperjuangkannya, tidak tersedianya sumber-sumber daya dan dana yang

mendukung, tekanan dari pihak penguasa, atai birokratisasi yang tidak

berjalan. Ketiga, gerakan sosial dapat juga bubar karena pimpinannya telah

terkooptasi dengan penguasa yang memberikan mereka uang, prestise sosial,

dan berbagai ganjaran sosial lainnya sehingga mereka tidak lagi melihat

alasan untuk terus berjuang. Keempat, gerakan sosial juga bubar karena

represi yang dilakukan oleh penguasa yang mempunyai kekuatan dan sarana

untuk melawan gerakan itu, menakut-nakuti anggota-anggota baru, atau

dalam kasus-kasus tertentu memenjarakan pimpinan dari gerakan tersebut.

Kelima, gerakan sosial tersebut dapat berakhir karena ia telah dimasukkan ke

dalam suatu sistem yang mapan sehingga ia tidak lagi melakukan perjuangan

yang bersifat oposisi.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

27

4. Mobilisasi Sumber Daya

Dari sejumlah penelitian berkaitan dengan aksi-aksi kolektif dan gerakan

sosial menunjukan bahwa tidak semua aksi-aksi kolektif dan gerakan sosial dapat

dijelaskan dengan mempergunakan teori struktur kesempatan politik. Karena

berkembangnya sebuah gerakan sosial juga sangat ditentukan oleh seberapa kuat

dan besarnya sumber daya internal yang tersedia dan dimobilisasi secara tepat.

Meskipun keluhan dan struktur kesempatan politik tersedia, namun jika para aktor

tidak mampu menggerakkan sumber daya internalnya untuk mempergunakan

dukungan faktor eksternal, maka perkembangan gerakan sosial sulit terwujud.

Mobilisasi Sumber Daya kemudian menjadi salah satu teori utama dalam

khasanah gerakan sosial modern.

Dewasa ini dalam disiplin ilmu Sosiologi, teori Mobilisasi Sumber Daya

merupakan kerangka teoritik yang cukup dominan dalam menganalisis gerakan

sosial dan tindakan kolektif yang muncul (Buechler, 1995). Para teoritisi

Mobilisasi Sumber Daya mengawali tesis mereka dengan menolak penekanan atas

perhatian terhadap peran dari ‗perasaan‘ (feelings) dan ‗ketidakpuasan‘

(grievances), serta pemanfaatan kategori-kategori psikologi dalam menjelaskan

gerakan sosial baru (Cohen dalam Singh, 2010). Teori Mobilisasi Sumber Daya

memfokuskan perhatiannya kepada proses-proses sosial yang memungkinkan

muncul dan berhasilnya sebuah gerakan.

Teori Mobilisasi Sumber Daya juga lebih banyak memberikan

perhatiannya terhadap faktor-faktor ekonomi dan politik dibandingkan dengan

Teori Masyarakat Massa (Mass Society Theory) atau Teori Deprivasi Relatif

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

28

(Relative Deprivation Theory), serta kurang memberikan perhatian terhadap sifat-

sifat psikologis dari para anggota gerakan. Teori mobilisasi sumber daya

berasumsi bahwa dalam suatu masyarakat dimana muncul ketidakpuasan maka

cukup memungkinkan untuk memunculkan sebuah gerakan sosial. Dalam teori ini

faktor organisasi dan kepemimpinan merupakan faktor yang mendorong atau

menghambat sebuah keberhasilan gerakan sosial.

Para teoritisi yang berdiri dalam arus pemikiran ini di antaranya adalah

McAdam, McCarthy, dan Zald. Adapun Teori Mobilisasi Sumber Daya yang

dikemukakan oleh John D McCarthy dan Mayer N Zald, mereka menyatakan

bahwa gerakan sosial tidak hanya berupa reaksi spontan terhadap keluh kesah dan

ketidakpuasan. Seperti semua bentuk perilaku kolektif lainnya, gerakan sosial

juga tergantung pada suplai sumber daya material seperti waktu, uang, struktur

organisasi yang sudah ada sebelumnya, atau cara keterampilan organisasi. Dalam

Teori Mobilisasi Sumber Daya menurut McCarthy dan Mayer N Zald, keduanya

menekankan pada kondisi yang mendukung transformasi nilai-nilai kedalam

tindakan nyata dan menekankan pada kondisi yang memudahkan organisasi

gerakan sosial dalam bekerjasama maupun berkompetisi (Singh, 2010: 134).

Cara pandang terhadap gerakan sosial menurut teori ini sangat bergantung

pada pendekatan pilihan rasional terhadap perilaku manusia. Gagasan yang

mendasarinya adalah bahwa partisipan dalam gerakan sosial tidak hanya karena

rasa kecewa atau rasa tidak puas, melainkan juga berpartisipasi jika mereka

beranggapan bahwa investasi ini bermanfaat atau akan menimbulkan suatu bentuk

perubahan sosial dan politik tertentu. Jika sumber daya organisasi sama sekali

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

29

tidak ada, maka tidak masuk akal untuk mengambil bagian dalam perilaku yang

syarat akan kepentingan tersebut (Ishiyama, 2013: 376). Hal ini dapat dipahami

mengingat setiap gerakan sosial tentunya membutuhkan sumber daya untuk dapat

menjalankan aktivitas kolektifnya.

Bagi McCarthy dan Zald, gerakan sosial memiliki beberapa tugas penting

seperti memobilisasi pendukung, mengorganisasi sumber daya, yang dalam level

lebih jauh berdampak pada munculnya simpati elite-elite dan masyarakat secara

umum terhadap cita-cita gerakan (Hidayat, 2012: 23). Inilah konsep yang disebut

Mobilisasi Sumber Daya, konsep ini secara mendasar berusaha mengetahui

bagaimana sebuah kelompok mengupayakan sumber daya yang mereka miliki

untuk bisa melakukan suatu perubahan sosial dan tercapainya tujuan kelompok

(Edwards dan McCarthy, 2004: 118). Konsep ini berusaha melihat dorongan

upaya, baik secara kolektif maupun individual, yang muncul sebagai bagian dari

pencapaian tujuan yang dimiliki oleh gerakan sosial.

Sumber Daya sendiri memiliki makna yang begitu luas, sumber daya

dalam gerakan sosial merujuk pada apa yang dimiliki oleh sebuah gerakan. Hal

tersebut terdiri dari kekuatan finansial, akses terhadap media, dukungan

simpatisan, dan loyalitas grup. Selain itu sumber daya juga dapat terdiri dari

kepemilikan ruang/gedung, pengetahuan (stock of knowledge), dan keahlian (skill)

yang dimiliki oleh aktor, termasuk di dalamnya ideologi dan nilai gerakan (Opp,

2009). Namun demikian tidak semua hal yang memiliki nilai manfaat dapat

disebut sebagai sumber daya, ini karena sumber daya itu sendiri memiliki batasan

pengertian. Sesuatu hal baru bisa disebut sebagai sumber daya ketika individu

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

30

atau aktor gerakan mampu mengontrol dan memanfaatkan sumber daya yang

bernilai dan bermanfaat guna tercapainya tujuan dari gerakan tersebut.

Dalam gerakan sosial, hal lain yang tidak kalah pentingnya selain sumber

daya adalah mobilisasi. Dalam hal ini gerakan sosial perlu melakukan mobilisasi

sumber daya yang mereka miliki. Hal ini diperlukan guna dapat mencapai tujuan

dari gerakan itu sendiri. Ketika sumber daya tidak dimobilisasi, maka hal tersebut

akan mengawang dalam tataran gagasan. Sehingga dalam konteks gerakan sosial

diperlukan adanya mobilisasi, tentunya juga dengan keberadaan seorang

pemimpin dalam sebuah gerakan sosial yang sangat berpengaruh bagi gerakan

tersebut.

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh McCarthy bahwa yang mempengaruhi

mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial adalah seorang pemimpin.

Keberadaan seorang pemimpin dapat memainkan peran sebagai penyemangat dan

tegas untuk memobilisasi sumber daya bagi gerakan sosial (Situmorang, 2007: 40-

41). McCarthy dan Zald menjelaskan aspek penting dalam memobilisasi sumber

daya seperti basis dukungan, strategi dan pendekatan, serta relasi dengan

masyarakat luas. Mobilisasi merupakan komponen penting setelah sumber daya,

hal ini dikarenakan mobilisasi akan menerapkan segala sumber daya dalam tataran

praktik dalam mencapai tujuan.

Kerangka Teori Mobilisasi Sumber Daya ini memaparkan dua aspek.

Pertama, mengenai sumber daya fisik, non-fisik ataupun finansial yang dimiliki

oleh sebuah gerakan seperti jaringan, uang, pengetahuan, atau keahlian tertentu

dalam upaya mencapai tujuan gerakan. Sumber daya tersebut dapat dikontrol baik

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

31

secara individual maupun kolektif oleh kelompok. Kedua, mobilisasi merupakan

suatu proses tak terpisahkan yang para aktornya berusaha memanfaatkan sumber

daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan dari gerakan. Kedua aspek

tersebut perlu bersinergi dalam kapasitasnya, hal tersebut diperlukan dalam upaya

mencapai tujuan gerakan.

G. Metodelogi Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati problem dan mencari jawaban (Bogdan dan Taylor, 1975: 1 dalam

Mulyana, 2001: 145). Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan

umum untuk mengkaji topik penelitian (Silverman, 1993 dalam Mulyana, 2001:

145).

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) dalam Basrowi (2008: 21)

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Menurut Kirk dan Miller (1986: 9) dalam Tohirin (2012:

2) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik

dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut David Williams

(1995) dalam Moleong (2004: 5) penelitian kualitatif adalah pengumpulan

data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

32

Menurut Denzin dan Lincoln (1987) dalam Moleong (2004: 5)

penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Emzir (2008: 28)

penelitian kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer

menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan kontruktivist

(seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial

dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola)

atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu,

kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.

Selain pengertian yang telah dikemukakan diatas, ada juga yang

mengartikan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan

pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang khusus.

Dalam konteks yang dibedakan dengan penelitian kuantitatif, penelitian

kualitatif diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan prosedur analisis

yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi

lainnya. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai penelitian yang berupaya

membangun pandangan orang yang diteliti secara rinci serta dibentuk dengan

kata-kata, gambaran holistik (menyeluruh dan mendalam) dan rumit (Tohirin,

2012: 2).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

33

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Tohirin, 2012: 3).

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami

sesuatu dibalik fenomena yang sama sekali belum diketahui. Metode ini dapat

juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru

sedikit diketahui. Selain itu pula, metode kualitatif dapat memberi rincian yang

kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat

dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan

sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah (Miles dan Huberman, 1946: 6-7 dalam Basrowi, 2008: 22).

Adapun karakteristik penelitian kualitatif yang membedakannya

dengan penelitian lain, seperti yang dikemukakan oleh Daymon dan Holloway

(2008: 7) dalam Tohirin (2012: 3) sebagai berikut ; (1) berfokus pada kata (2)

menuntut keterlibatan peneliti [partisipatif] (3) dipengaruhi sudut pandang

partisipan [orang yang menjadi sumber data] (4) fokus penelitian yang holistik

(5) desain dan penelitiannya bersifat fleksibel (6) lebih mengutamakan proses

dari pada hasilnya (7) menggunakan latar alami (8) menggunakan analisis

induktif baru deduktif.

Lebih rinci lagi, Moleong (2004: 8) mengemukakan karakteristik

penelitian kualitatif sebagai berikut ; (1) latar alamiah (2) manusia [peneliti]

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

34

sebagai alat atau instrumen utama (3) menggunakan metode kualitatif (4)

analisis data secara induktif (5) teori dari dasar [grounded theory] (6) bersifat

deskriptif (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil (8) adanya batas yang

ditentukan oleh fokus (9) adanya kriteria khusus untuk kebenaran data

[validitas, reliabilitas, dan objektivitas] (10) desain yang bersifat sementara

[fleksibel] (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antara

peneliti dan peserta penelitian.

2. Strategi Pemillihan Sampel

a. Prosedur Purposif

Prosedur purposif (purposive sampling) adalah salah satu strategi

menentukan informan yang paling umum di dalam penelitian kualitatif, yaitu

menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria

terpilih yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Contoh dari

penggunaan prosedur purposif ini adalah dengan menggunakan key person.

Ukuran besar individu key person atau informan yang mungkin atau tidak

mungkin ditunjuk sudah ditetapkan sebelum pengumpulan data, tergantung

pada sumber daya dan waktu yang tersedia, serta tujuan penelitian. Dengan

kata lain besaran key person yang digunakan sebagai informan disesuaikan

dengan struktur sosial saat pengumpulan data dilakukan (Bungin 2011: 107-

108).

Kunci dasar penggunaan prosedur ini adalah penguasaan informasi

dari informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses

sosial selalu langsung menguasai informasi yang terjadi di dalam proses

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

35

sosial itu. Ukuran sampel purposif ditentukan atas dasar teori kejenuhan (titik

dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa wawasan

tambahan untuk pertanyaan penelitian). Namun informan berikutnya akan

ditentukan bersamaan dengan perkembangan review dan analisis hasil

penelitian saat pengumpulan data berlangsung (Bungin 2011: 107-108).

Adapun kriteria pemilihan sampel purposif menurut Marshall &

Rosman (1995) dalam Tohirin (2012: 24) adalah sebagai berikut; a) lokasi

keberadaan sampel mudah dimasuki. b) terdapat situasi yang kaya dengan

proses, informan atau peserta penelitian, interaksi dan struktur yang diminati

dalam lokasi kajian yang dipilih. c) hubungan akrab dapat terjalin antara

peneliti dan peserta penelitian. d) kredibilitas dan kualitas data terjamin.

b. Prosedur Snowball

Prosedur bola salju (snowball) juga dikenal sebagai prosedur ―rantai

rujukan‖ atau juga prosedur networking, sering dianggap pula jenis prosedur

purposif, namun sesunggguhnya berbeda. Dalam prosedur ini, dengan siapa

peserta atau informan pernah dikontak atau pertama kali bertemu dengan

peneliti adalah penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk

merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau

berkontribusi dan mempelajari atau memberi informasi kepada peneliti.

Prosedur snowball sering digunakan untuk mencari dan merekrut ―informan

tersembunyi‖, yaitu kelompok yang tidak mudah diakses para peneliti melalui

strategi pengambilan informan lainnya (Bungin, 2007: 108-109).

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

36

Ada beberapa model snowball yang dapat digunakan di dalam

penelitian, yaitu:

1. Linier Snowball Modle, model snowball linear memungkinkan peneliti

bergerak linier untuk menemukan informan baru, dan membentuk bola

salju yang besar secara linier.

2. Exponential Non-Discriminative Snowball Modle, model ini adalah model

komposit tanpa diskriminasi terhadap informan. Artinya, semua informan

yang dirujuk oleh informan sebelumnya diambil sebagai informan,

sehingga perkembangan komposit menjadi akar rumput yang besar dan

biasanya berimbang dan subur.

3. Exponential Discriminative Snowball Modle, model ini adalah model

selektif yang dikembangkan oleh peneliti di lapangan. Artinya berdasarkan

beberapa pertimbangan dan tindakan selektif peneliti, maka tidak semua

informan yang dirujuk oleh informan sebelumnya dipilih oleh peneliti

karena peneliti diberi hak untuk menyeleksi informan berikutnya, sehingga

perkembangan jaringan snowball menunjukkan ada bagian jaringan yang

berkembang subur, namun bagian lain yang mati atau tidak banyak

berkembang (Bungin, 2007: 109-110).

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewed) sebagai pemberi jawaban atas

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

37

pertanyaan itu (Basrowi, 2008: 127). Maksud diadakannya wawancara seperti

ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985: 266) dalam Basrowi (2008: 127)

antara lain: mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-

kebulatan harapan pada masa yang akan mendatang; memverifikasi,

mengubah dan memperluas informasi dari orang lain baik manusia maupun

bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pada penelitian ini tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara

mendalam, wawancara mendalam secara umum dapat dipahami sebagai

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam

adalah keterlibatannya peneliti dalam kehidupan informan (Bungin: 2007:

111).

Dalam wawancara mendalam, biasanya terdapat materi wawancara

yang digunakan oleh pewawancara kepada informan. Materi wawancara

adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar antara masalah atau

tujuan penelitian. Materi wawancara yang baik terdiri dari: pembuka, isi, dan

penutup (Bungin, 2007: 111). Dalam hal ini wawancara dilakukan untuk

menggali informasi secara mendalam tentang ormawa SEBI Solidarity For

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

38

Palestine (SSP), yaitu mengenai strategi framing yang digunakan oleh SSP

dan proses framing alignment yang digunakannya. Wawancara dilakukan

terhadap 10-12 orang informan, dimana 5 diantaranya merupakan elite yang

terlibat secara langsung dengan SSP.

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 12 orang, dimana 5 orang

diantaranya merupakan elite/ketua dan lainnya adalah bawahan atau anggota

lain yang menjadi pengikut. Subjek penelitian ini terdiri dari pria dan wanita.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data di analisis dengan menggunakan tiga tahap, yaitu :

a. Reduksi data, merupakan suatu proses pemilihan data, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Dalam

kegiatan reduksi data, peneliti melakukan pemilihan-pemilihan tentang

bagian data yang penting diambil, bagian data yang harus dibuang, dan

pola yang harus dilakukan peringkasan (Bungin, 2003: 70).

b. Penyajian data, dapat peneliti kumpulkan menjadi informasi yang tersusun

sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian ini menggunakan bentuk naratif, yaitu

dengan mengembangkan paragraf dalam sebuah tulisan berupa rangkaian

peristiwa dari waktu ke waktu kemudian dijabarkan dengan urutan awal,

tengah, dan akhir (Bungin, 2003: 70).

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

39

c. Menarik kesimpulan/verifikasi, sejak langkah awal dalam pengumpulan

data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat

atau disusun, serta menarik kesimpulan tidak secara tergesa-gesa, tetapi

secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan

data (Bungin, 2003: 70).

6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini yaitu kampus STEI SEBI

Pondok Rangga (Jl. Raya Bojongsari), Sawangan, Depok, Jawa Barat

16517, Indonesia.

7. Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan penulisan Skripsi ini, penulis menggunakan

konsep atau dalam bentuk sistematika. Sistematika diperlukan agar dalam

penulisan dapat terarah sesuai dengan metode penulisan yang disarankan

dan agar penulisan menjadi lebih tersusun dalam pembahasannya.

Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari empat

bab, Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I

Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang pernyataan

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

40

Bab II

Bab ini memaparkan mengenai gambaran umum Lembaga Dakwah

Kampus SEBI Solidarity For Palestine (LDK SSP), sejarah

terbentuknya LDK SSP, visi dan misi LDK SSP.

Bab III

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan temuan-temuan

dilapangan terkait peran mobilisasi sumber daya yang digunakan

oleh LDK SSP serta hambatan yang dialami oleh LDK SSP.

Bab IV

Penutup, bab ini memaparkan hasil kesimpulan beberapa hal

terkait dengan bab-bab sebelumnya yaitu bab I-IV, serta saran

peneliti terkait dengan permasalahan yang dibahas.

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

41

BAB II

GAMBARAN UMUM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI

SOLIDARITY FOR PALESTINE (LDK SSP)

A. Sejarah Terbentuknya LDK SSP

Peradaban muslim saat ini tak lagi berkiblat kepada Islam. Amerika,

Israel dan sekutu lainnya telah memberikan kiblat terbaru bagi umat muslim di

dunia. Palestina, Suriah, Mesir dan negeri Islam lainnya telah terlupakan dari

peradaban kaum muslimin, tak lagi menjadi isu kaum muslimin. Namun kini

mata dunia sudah mulai terbuka akan pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan

yang kerap kali terjadi. Merupakan suatu kewajiban terhadap sesama muslim

di manapun berada untuk memperkuat persaudaraan dan kepedulian dengan

kontribusinya terhadap isu dunia Islam yang terjadi sekarang ini. Do‘a dan

saluran tangan yang terbaik dari kita adalah yang mereka harapkan.

Permasalahan yang terjadi memberikan gambaran terhadap kaum

muslimin, khususnya civitas STEI SEBI untuk berupaya membantu sebaik

mungkin dan bergerak mengurangi penderitaan sesamanya. Salah satu upaya

yang dilakukan adalah dengan mewujudkan organisasi kemanusiaan yang

peduli terhadap isu keumatan baik didalam maupun luar negeri, organisasi

SEBI Solidarity For Palestine (SSP) merupakan contoh dari organisasi

tersebut. SEBI Solidarity For Palestine (SSP) adalah wujud organisasi sosial

yang berada di bawah lembaga STEI SEBI yang peduli terhadap bangsa

Palestina dan isu keumatan didalam maupun diluar negeri dan berupaya

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

42

mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina. Definisi SSP sendiri adalah

wadah perjuangan mahasiswa STEI SEBI untuk membangun kepedulian

terhadap bangsa Palestina dan kemanusiaan umat muslim dunia dengan

aktivitas utama berupa penggalangan dana dan mengangkat isu-isu keumatan

yang terjadi didunia.

Berbicara mengenai SSP, SSP di deklarasikan di Ciputat pada hari

Kamis tanggal 13 Rabiul akhir 1427 H, bertepatan dengan tanggal 11 Mei

2006 M. Hal ini merupakan inisiasi dari bapa Fahmi Sabudin bapa Azis Budi

Setiawan dan beberapa mahasiswa STEI SEBI yang dulunya berstatus sebagai

mahasiswa STEI SEBI namun saat ini telah menjabat sebagai dosen di kampus

STEI SEBI dan inisiasi dari teman-teman mahasiswa yang pada saat itu

bergabung dalam satu wadah yang bernama BEM (Badan Ekskutif

Mahasiswa), karena melihat isu Palestina adalah isu umat islam bersama dan

pada saat itu pula belum adanya wadah yang menaungi, sehingga munculah

inisiasi untuk membuat satu komunitas dibawah koordinasi BEM STEI SEBI

pada Keluarga Besar Mahasiswa [KBM] STEI SEBI yang diberi nama SEBI

Solidarity For Palestine [SSP] (AP, 2016).

Awal deklarasi SSP sebenarnya bukan pada tanggal 11 Mei, melainkan

pada tanggal 10 Mei, lebih tepatnya malam hari ditanggal 10 Mei, namun

secara resminya berada pada tanggal 11 Mei 2006. Karena pada saat itu belum

ada yang melibatkan diri dan terlebih isu Palestina merupakan isu yang cukup

besar, maka kami disini mencoba untuk menjadi pelopor perkembangan isu-

isu terkait Palestina agar orang-orang menjadi tahu berbagai hal tentang

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

43

Palestina dan dengan itu pula dibuatlah organisasi tersendiri ditanggal 11 Mei

2006. Selanjutnya dimulai dalam kepengurusannya yang berjumlah hanya

sekitar 3 orang yang menginisiasi hal ini, barulah setelah itu dibuat

kepengurusan untuk yang pertama kalinya (AP, 2016).

Kemudian untuk perjalanan SSP yang pada saat itu hanya sebatas

komunitas, pada tahun 2009 ternyata SSP melihat dan merasa perlu suatu

ekspansive dalam perjalanannya. Hingga akhirnya pada tahun 2009 SSP

melibatkan diri dan ternyata diamanahkan oleh lembaga STEI SEBI untuk

menjadi lembaga dakwah kampus STEI SEBI yang berkiprah pada forum

silaturahmi lembaga dakwah kampus Jadebek. Saat ini SSP memegang

beberapa peran strategis, pertama; menjadi koordinator, kedua; komsektor

Depok, dimana terdapat 6 kampus yang terlibat termasuk UI, PNJ, Nurul Fikri,

dan beberapa kampus lain dan STEI SEBI menjadi koordinatornya (AP, 2016).

Kemudian pada ranah Jadebek SSP juga memegang komisi A bidang

keumatan dan komisi C bidang kaum muslimahan. Pergerakan dari SSP

sendiri sebenarnya lebih mengkhususkan diri untuk kemudian berbuat terkait

isu ke-Palestina-an, dalam pergerakannya SSP juga berkoordinasi dengan

Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) yang berlokasi dijalan Jabir

Pasar Minggu. Selain dengan KNRP, SSP juga bekerjasama dengan beberapa

lembaga kemanusiaan yang sifatnya langsung kepada Palestina seperti Spirit

of Aqsha, Sahabat Al-Aqsha yang berlokasi di Jogja, KNRP Depok dan

beberapa lembaga ke-Palestina-an lain (AP, 2016).

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

44

B. Sejarah Transformasi Nama SSP Menjadi LDK SSP

SSP dideklarasikan di Ciputat pada hari Kamis, tanggal 13 Rabiul

akhir 1427 H, bertepatan dengan tanggal 11 Mei 2006 M, namun pada tanggal

5 juni 2016 nama LDK disematkan pada SSP sehingga yang tadinya bernama

SSP kini menjadi LDK SSP. Ketika kampus STEI SEBI masih berlokasi di

Ciputat hanya ada satu organisasi yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa),

setelah itu barulah dibentuk beberapa organisasi yang salah satunya adalah

organisasi sosial yaitu SSP [SEBI SOLIDARITY FOR PALESTINE] (ME,

2017).

Namun seiring berjalannya waktu dan organisasi kami semakin besar

dan semua organisasi sudah semakin melebar ke arah yang sifatnya nasional

seperti BEM ke BEM SI, KASEI ke FORSEI, dan belum ada organisasi yang

bersifat sosial yang ke FSLDK., oleh karena itu SSP bertransformasi menjadi

LDK. Ketika ingin bertransformasi menjadi LDK muncul sebuah perdebatan

terkait apakah nama SSP ini mau diganti atau tidak, namun setelah kami

putuskan kami pada akhirnya kami tetap menggunakan nama SSP ini untuk

organisasi kami. Karena bagaimanapun masalah Palestina ini bukanlah

masalah selintas saja, akan tetapi masalah Palestina ini memang merupakan

masalah umat sampai akhir zaman (ME, 2017).

Oleh sebab itu kami putuskan untuk tetap memegang teguh nama SSP

ini sebagai identitas dan sebagai fokus pergerakan kami. Akan tetapi setelah

kami bertransformasi menjadi LDK, kami memperlebar arah gerakan

organisasi kami dengan membahas isu-isu keumatan yang sedang terjadi baik

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

45

didalam maupun luar negeri sebagaimana kami jelaskan dalam visi dan misi

kami namun dengan tetap berfokus kepada Palestina, baik dalam memberikan

edukasi maupun memberikan pemahaman tentang problematika Palestina

kepada civitas dan masyarakat umum (ME, 2017).

C. Visi Dan Misi LDK SSP

Visi

Menjadi wadah organisasi dan kontribusi mahasiswa STEI SEBI dalam

aktivitas dakwah kampus dan kemasyarakatan serta perjuangan bangsa

Palestina dan isu keumatan dunia.

Misi

1. Memberikan edukasi keislaman, ke-Palestina-an dan isu keumatan dunia

kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat.

2. Mengembankan sumber daya manusia LDK SSP yang diarahkan pada

aktualisasi diri sebagai seorang muslim.

3. Bersinergi dan berkontribusi dengan lembaga ke-Palestina-an dan LDK se-

Indonesia dan lembaga lainnya yang menunjang aktifitas dakwah.

4. Menggalang dana sebagai wujud kepedulian terhadap Palestina dan isu

keumatan dunia.

5. Memaksimalkan peran media sebagai sarana penyebaran dakwah dan

informasi mengenai ke-Palestinaan dan isu keumatan dunia.

6. Menjadikan SSP sebagai penyedia atribut Palestina di kalangan

masyarakat sekitar dan civitas STEI SEBI.

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

46

D. Keanggotaan LDK SSP

- Keanggotaan LDK SSP terdiri dari :

1. Anggota Kehormatan : yaitu setiap alumni LDK SSP STEI SEBI.

2. Anggota Penggerak : yaitu setiap mahasiswa STEI SEBI yang terdaftar

dan tergabung dalam struktur kepengurusan LDK SSP.

3. Relawan : yaitu mahasiswa STEI SEBI yang menyatakan bergabung dan

membantu aktivitas organisasi tanpa menjadi pengurus harian organisasi.

- Hak Anggota

1. Anggota Kehormatan :

Anggota kehormatan berhak menghadiri Musyawarah Umum Anggota.

Anggota kehormatan berhak memberikan rekomendasi.

Anggota kehormatan berhak mengikuti kegiatan SSP.

2. Anggota Penggerak :

Anggota Penggerak berhak untuk menggunakan fasilitas organisasi

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Anggota Penggerak berhak mewakili organisasi dalam hal undangan

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Anggota Penggerak berhak untuk dipilih dan memilih sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

3. Relawan :

Relawan berhak melakukan aktivitas penggalangan dana mandiri atas

nama organisasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Relawan berhak mendapatkan apresiasi dari organisasi.

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

47

Relawan berhak memberikan rekomendasi.

- Kewajiban Anggota

1. Anggota Kehormatan wajib mendukung kegiatan organisasi.

2. Anggota penggerak wajib melaksanakan amanah organisasi dengun

baik dan penuh tanggung jawab.

3. Relawan wajib melaksanakan amanah sesuai dengan perjanjian

tertulis.

4. Semua Anggota wajib menjaga nama baik organisasi.

E. Struktur Organisasi LDK SSP dan Masa Jabatan

- Struktur Organisasi

Struktur Organisasi LDK SSP minimal terdiri dari Ketua LDK SSP, Wakil

ketua LDK SSP, Sekretaris LDK SSP, Bendahara LDK SSP, Bidang dan

Biro.

- Pengurus LDK SSP

Pengurus adalah anggota penggerak yang diberikan amanah untuk menjadi

pengurus melalui rapat internal ketua LDK SSP dan tim formatur LDK SSP

yang dipilih dan disahkan pada musyawarah Umum anggota.

- Ketua LDK SSP

1. Ketua SSP adalah eksekutif tertinggi dalam kepengurusan LDK SSP.

2. Ketua SSP terpilih melalui musyawarah Umum anggota.

Kelengkapan Stuktur LDK SSP

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

48

1. Wakil ketua I adalah membantu Ketua dalam fungsi controlling dan

monitoring internal lembaga serta mewakili fungsi Ketua ketika

berhalangan.

2. Wakil ketua II adalah penanggung jawab akhwat LDK SSP dengan

melakukan kontroling terhadap kinerjanya secara berkala, dan menjalin

kerjasama dengan forum keakhwatan di eksternal kampus STEI SEBI.

3. Sekretaris Umum adalah penanggung jawab inventaris, administrasi dan

arsip-arsip LDK SSP.

4. Bendahara Umum adalah pengelola keuangan dalam hal pencatatan,

peraturan keuangan, penyaluran, dan lainnya yang terkait dengan

administrasi keuangan.

5. PSDM adalah pengelola sumber daya manusia anggota penggerak dan

relawan yang terkait dengan peningkatan kualitas soft skill dan

pengontrol bidang yang di bawahinya.

6. Divisi Syiar dan keumatan adalah pengelola kegiatan organisasi dalam

bidang pengkajian terkait Tsaqofah Islamiyah, isu-isu keumatan, isu-isu

terkini terkait bangsa Palestina dan Umat Muslim Dunia kepada

lingkungan internal dan eksternal KBM STEI SEBI.

7. Divisi Edukasi Sosial adalah pengelola kegiatan organisasi dalam

bidang edukasi, dakwah kemasyarakatan terkait edukasi ke-Islaman,

isu-isu keumatan, pengkajian isu-isu terkini terkait bangsa palestina

pada lingkungan eksternal KBM STEI SEBI.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

49

8. Divisi Media dan Komunikasi adalah pengelola aktivitas penyebaran

dakwah melalui media dan publikasi kegiatan organisasi

9. Divisi Hubungan Publik adalah pengelola aktivitas jaringan kerjasama

Antara LDK SSP dan lembaga eksternal kampus.

10. Divisi Usaha Mandiri LDK SSP adalah pengelola kegiatan organisasi

dalam bidang kewirausahaan untuk operasional organisasi.

11. Divisi Qudsulana adalah pengelola kegiatan organisasi dalam bidang

penggalangan dana untuk bangsa Palestina dan Umat Muslim Dunia

serta menjalin silaturrahim dengan lembaga kemanusiaan yang telah

terjalin.

- Tugas Kepengurusan LDK SSP

1. Mengadakan dan melaksanakan program kerja yang mengacu pada garis-

garis besar haluan organisasi (GBHO) dan disepakati dalam Musyawarah

Kerja.

2. Melaksanakan amanah organisasi dengan baik dan penuh tanggung jawab.

3. Melaksanakan ketetapan dalam Musyawarah Umum anggota.

4. Mewujudkan misi dan target organisasi secara berjama‘ah.

- Masa Jabatan

Masa jabatan kepengurusan LDK SSP adalah 1 (satu) periode kepengurusan

dengan waktu periode satu tahun.

F. Hubungan Keorganisasian LDK SSP

- Hubungan Keorganisasian LDK SSP :

1. Hubungan LDK SSP dengan STEI SEBI adalah hubungan mitra.

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

50

2. Hubungan LDK SSP dengan BEM STEI SEBI adalah hubungan

koordinasi.

3. Hubungan LDK SSP dengan organisasi serupa adalah hubungan mitra.

G. Pengambilan Keputusan LDK SSP

- Pengambilan keputusan LDK SSP melalui :

1. Musyawarah Umum Anggota.

2. Musyawarah Kerja Anggota.

3. Rapat Koordinasi Internal Kepengurusan.

4. Rapat Kerja Kepengurusan.

H. Keuangan LDK SSP

- Sumber-sumber Keuangan LDK SSP

1. Keuangan untuk operasional LDK SSP bersumber dari :

a) Subsidi Dana Kesejahteraan Mahasiswa STEI SEBI.

b) Dana Usaha Mandiri.

c) Donatur.

d) Kas Pengurus

2. Keuangan untuk penyaluran dana LDK SSP bersumber dari :

a) Penggalangan Dana yang bersifat Massal.

b) Dana Usaha Mandiri.

c) Donatur.

- Asas Pengelolaan Keuangan LDK SSP

LDK SSP mengelola keuangan dengan asas jujur, transparansi, akuntable,

dan profesional.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

51

- Penyaluran Dana LDK SSP

LDK SSP menyalurkan dana melalui lembaga-lembaga sosial yang berada di

Indonesia dan lembaga kemanusiaan yang mempunyai jaringan untuk bisa

sampai ke Palestina dan Umat muslim dunia lainnya.

I. IDENTITAS dan MAKNA LAMBANG

Identitas SSP diwujudkan dalam lambang :

Makna Lambang

Hal Makna

Empat warna dalam lambang

(Merah, Hitam, Putih, dan

Hijau)

Mencerminkan bendera bangsa Palestina.

S pertama berwarna Merah

dengan warna dasar putih

Menunjukkan warna darurat dan kemanusiaan.

S kedua warna putih dengan

warna dasar hitam

Menunjukan sikap tegas kaum muslimin untuk menegakkan amar

ma‘ruf nahi mungkar dan bentuk kepedulian terhadap bangsa

Palestina dan isu keumatan Dunia. Hitam (Menunjukkan kebathilan)

dan Putih (Menunjukkan yang Haq).

P berwarna hitam dengan

warna dasar hijau

Menunjukkan tekad kami mengembalikan Negara Palestina pada

kedaulatan dan Kedamaian.

Tiga jajaran Genjang yang

dibuat terpisah menaungi

masing-masing huruf dan

disatukan dengan sebuah garis

hitam

Menunjukkan pada sebuah proses dari berdirinya organisasi ini:

Berawal mula dari komunitas SEBI "pejuang ekonomi Islam" yang

diwakili Mahasiswanya, kemudian mereka tergugah dan berusaha

peduli terhadap kondisi keterpurukan umat, dan dengan organisasi ini

akan berkontribusi dalam aktifitas dakwah kampus dan

kemasyarakatan serta membantu perjuangan bangsa Palestina untuk

terbebas dari penjajahan Israel la’natullah.

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

52

BAB III

PERAN MOBILISASI SUMBER DAYA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS

SEBI SOLIDARITY FOR PALESTINE (LDK SSP)

Agar penelitian ini dapat lebih mudah dipahami, pada bab analisis ini peneliti

akan memaparkan pembahasan terkait peran mobilisasi sumber daya yang

digunakan oleh LDK SEBI Solidarity for Palestine (SSP) beserta hambatan-

hambatan apa saja yang dialami oleh LDK SEBI Solidarity for Palestine (SSP)

dalam mensyiarkan isu ke-Palestinaan.

A. Mobilisasi Sumber Daya Manusia

Seperti gerakan-gerakan sosial lain pada umumnya yang dalam

mencapai tujuannya menggunakan berbagai macam cara, strategi, ataupun

program, LDK SSP pun demikian. Dalam hal mensyiarkan isu tentang

Palestina, LDK SSP mencoba mencapai tujuan gerakan dalam bentuk peran

yang coba dihadirkan melalui program-program yang mereka miliki. Peran

tersebut terbagi menjadi 2 kategori, yaitu peran internal maupun peran

eksternal. Pada umumnya sebagian besar tujuan gerakan dalam mensyiarkan

isu tentang Palestina berusaha dicapai melalui peran eksternal LDK SSP,

namun bukan berarti peran internal LDK SSP ini kalah penting begitu saja jika

dibandingkan dengan peran eksternal LDK SSP. Hal ini dikarenakan peran

internal LDK SSP juga memainkan peranannya tersendiri dalam mencapai

tujuan gerakan dalam mensyiarkan isu tentang Palestina. Untuk lebih jelasnya

peneliti akan menguraikan secara terperinci lagi terkait peran internal dan

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

53

peran eksternal LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang Palestina yang

dimaksud melalui pemaparan dibawah ini.

Maping Peran Mobilisasi Sumber Daya

LDK SEBI Solidarity For Palestine (LDK SSP)

1. Peran Internal

a. Kajian/Diskusi

Terkait peran internal LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang Palestina

dan dari keterangan beberapa narasumber yang peneliti wawancarai, peneliti

mendapati bahwa bentuk peran internal LDK SSP pada ramah internal kampus

ini salah satunya adalah kajian/diskusi, khususnya kajian tentang ke-

Mobilisasi Sumber Daya Manusia

Internal Eksternal

Road To Road Car Free Day

Pemutaran Video Kajian/Diskusi

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

54

Palestinaan yang memang rutin diberikan kepada mahasiswa STEI SEBI. Hal

ini dilakukan oleh LDK SSP sebagai suatu kegiatan rutin setiap bulannya.

Seperti penuturan dari salah satu informan yang bernama AP yang merupakan

Ketua Umum Lembaga Dakwah Kampus SEBI Solidarity for Palestine (LDK

SSP) berikut:

Ada beberapa cara yang digunakan oleh LDK SSP dalam perannya mensyiarkan isu

tentang Palestina baik untuk ranah internal kampus ataupun eksternal kampus. Untuk

ranah internal kampus misalnya, salah satunya melalui kajian/diskusi yang memang

sifatnya untuk syiar dikampus ataupun celengan-celengan yang dimana celengan

tersebut digunakan bagi teman-teman yang ingin berdonasi untuk Palestina

(Wawancara dengan AP, 22 November 2016).

Hal serupa juga diungkapkan oleh IN yang merupakan Wakil Ketua 2:

Dalam perannya mensyiarkan isu tentang Palestina LDK SSP menghadirkan

kajian/diskusi tentang ke-Palestinaan yang biasanya memang di adakan khusus untuk

ranah internal kampus dimana setiap bulannya kami rutin mengadakan isu-isu tentang

Palestina (Wawancara dengan IN, 1 Desember 2016).

Berdasarkan pemaparan narasumber diatas dapat dilihat bahwa pada

ranah internal ini, bentuk peran LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina salah satunya memang berupa kajian/diskusi, khususnya kajian

tentang ke-Palestinaan. Ini merupakan langkah awal yang coba dihadirkan oleh

LDK SSP sebagai suatu upaya untuk memberikan edukasi dan pencerdasan

terkait isu tentang Palestina kepada mahasiswa STEI SEBI sebelum LDK SSP

ini melakukan edukasi dan pencerdasan terhadap masyarakat sekitar atau

masyarakat luas pada umumnya yang mencakup berbagai macam golongan.

Hal ini diperkuat juga oleh ZA Koordinator Divisi Syiar dan Keumatan yaitu ―Bentuk peran LDK SSP dalam mesnyiarkan isu tentang Palestina di antaranya ada berupa

kajian-kajian atau diskusi yang mana di dalamnya kami melakukan edukasi sosial, melalui

cara ini kami berupaya untuk mengedukasi terkait kabar terupdate dari Palestina‖

(Wawancara dengan ZA, 14 Desember 2016).

Narasumber lainnya berinisial MA yang merupakan Staff PDSM

menambahkan keterangan sebagai berikut:

―Sehubungan dengan peran LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang Palestina, LDK

SSP mencoba mewujudkannya dalam bentuk kajian/diskusi ke-Palestinaan yang

didalamnya terdapat edukasi sosial. Kami juga memberi penekanan kepada setiap

anggota agar ketika nantinya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat

sekitar atau masyarakat luas pada umumnya maka kami harus sudah paham akan isu

tersebut. Sehingga pada akhirnya kami mencoba menghadirkan pencerdasan terlebih

dahulu pada teman-teman LDK SSP, terutama ketika kami mengadakan kajian dan

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

55

menghadirkan seorang Ustadz untuk mengisi acara tersebut‖ (Wawancara dengan MA,

1 Desember 2016).

Berdasarkan hasil yang di dapat dari keterangan MA diatas peneliti

menarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya melakukan pencerdasan dan

edukasi sosial kepada teman-teman LDK SSP, mengingat kajian/diskusi ini

merupakan salah satu bentuk peran LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina pada ranah internal kampus mereka. Dengan memberikan penekanan

kepada setiap anggota agar memahami akan isu yang mereka bicarakan nanti,

LDK SSP berupaya menghindari satu kondisi dimana ditakutkan kepercayaan

dari masyarakat terhadap gerakan LDK SSP sedikit demi sedikit menjadi

hilang akibat ketidakpahaman para anggotanya akan suatu hal yang mereka

bicarakan.

Karena apabila LDK SSP mengadakan suatu kajian yang mana di

dalamnya terdapat seorang Ustadz untuk mengisi acara tersebut, sementara dari

audiens ada yang bertanya kepada teman-teman LDK SSP namun teman-teman

LDK SSP tidak dapat menjawab pertanyaannya, maka sudah pasti hal tersebut

akan membuat malu dan merusak image positif gerakan LDK SSP itu sendiri.

Dengan menghadirkan pencerdasan kepada teman-teman LDK SSP terlebih

dahulu, maka tentunya hal-hal yang tidak di inginkan tersebut dapat lebih di

minimalisir lagi sekaligus juga memperkuat image positif gerakan LDK SSP

yang dengan gamblang membawa nama Palestina sebagai identitas gerakan

mereka.

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

56

Penjelasan di atas seperti apa yang dijelaskan dalam konsep Mobilisasi

Sumber Daya yang mana konsep ini secara mendasar berusaha mengetahui

bagaimana sebuah kelompok mengupayakan sumber daya yang mereka miliki

untuk bisa melakukan suatu perubahan sosial dan tercapainya tujuan kelompok

(Edwards dan McCarthy, 2004: 118). Dengan menghadirkan pencerdasan

kepada teman-teman LDK SSP terlebih dahulu sebelum melakukan

pencerdasan pada masyarakat maka dengan kata lain LDK SSP telah

menerapkan konsep tersebut, yaitu mengupayakan sumber daya yang mereka

miliki demi tercapainya tujuan gerakan, yang dalam hal ini sumber daya

tersebut adalah sumber daya manusia (SDM).

b. Pemutaran Video

Pemutaran Video merupakan salah satu bentuk peran yang LDK SSP

coba hadirkan terkait peran internalnya dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina dengan memutar video ke-Palestinaan yang bertujuan untuk

menghadirkan rasa iba dari orang-orang yang melihatnya. Dengan cara ini

LDK SSP mencoba melakukan agitasi melalui pemutaran video terkait

Palestina yang menggambarkan keadaan dari Palestina sebenarnya itu sendiri,

seperti peperangan Palestina dengan Israel, Palestina yang tertindas oleh Israel

dan lain sebagainya. Seperti penuturan salah satu narasumber berinisial MA

selaku Staff PSDM dalam wawancara dengan peneliti berikut:

―Dalam peran kami mensyiarkan isu tentang Palestina, salah satu cara yang coba kami

hadirkan adalah pemutaran video, dimana di dalamnya kami mengadakan agitasi, kami

memutar video tentang Palestina yang terporak-poranda, peperangan Palestina dan

lain sebagainya‖ (Wawancara dengan MA, 1 Desember 2016).

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

57

Pernyataan serupa juga diperkuat oleh narasumber berinisial IS selaku Staff

Divisi Edukasi Sosial kepada peneliti sebagai berikut:

―Kami melakukan agitasi kepada masyarakat menggunakan video yang

memperlihatkan ketika Palestina diserang dan pembelaan Palestina seperti apa‖

(Wawancara dengan IS, 14 Desember 2016).

Diperkuat juga oleh penuturan narasumber berinsial ZA yang merupakan

Koordinator Divisi Syiar dan Keumatan berikut:

―Kami memperlihatkan video-video yang terjadi di Palestina yang di dalamnya

terdapat video penindasan dan lain sebagainya‖ (Wawancara dengan ZA, 14

Desember 2016).

Pada umumnya ketika LDK SSP memutar video tentang Palestina

tersebut biasanya tidak sedikit dari para audiens yang ikut menangis sesudah

melihat dan mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Palestina sehingga

mereka merasa iba dan terketuk pintu hatinya. Ketika para audiens yang

hadir telah masuk dalam tahap tersebut maka LDK SSP segera mengakhiri

pemutaran video Palestina yang mereka putar dengan ‗Closing Statement‘

seperti ―mari bersama-sama kita membantu Palestina dalam bentuk

dukungan apapun, baik bentuk dukungan moril maupun dukungan materil‖.

Namun dalam hal ini biasanya LDK SSP lebih menekankan kepada

bentuk dukungan materil dari masyarakat. Kemudian setelah itu barulah

LDK SSP mengadakan sesi tanya jawab dengan narasumber atau pembicara

yang berasal dari teman-teman LDK SSP yang memang sudah siap dan

matang dalam hal untuk menjadi seorang pembicara. Dengan melakukan

pemutaran video yang menggambarkan kondisi sebenarnya dari Palestina

dan dengan Closing Statement yang LDK SSP serukan sampai pada tahap

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

58

sesi tanya jawab, pada akhirnya banyak dari para audiens yang ikut

membantu Palestina.

Seperti penuturan MA selaku Staff PSDM berikut:

―Ketika kami memutar video yang menggambarkan keadaan Palestina yang

sebenarnya, banyak para audiens yang ikut menangis karena merasa iba akan

kondisi Palestina tersebut dan terketuk pintu hatinya untuk turut serta dalam

memberikan dukungan moril dan materilnya terhadap Palestina‖ (Wawancara

dengan MA, 1 Desember 2016).

Pemutaran video ini lebih LDK SSP ke depankan karena menurut

mereka orang-orang lebih tertarik untuk mengeluarkan harta mereka atau

mendonasikan dananya dalam membantu Palestina ketika pintu hati mereka

telah terketuk dengan melihat kondisi yang sebenarnya dari Palestina seperti

melalui pemutaran video ke-Palestinaan ini. Bahkan salah satu narasumber

berinisial IS mengungkapkan alasan yang mendasari pemutaran video ke-

Palestinaan tersebut kepada peneliti yaitu:

―Dengan melakukan agitasi lewat pemutaran video seperti ini, kami mendapatkan

keuntungan untuk memainkan perasaan dari para audiens yang hadir dengan

memperlihatkan keadaan Palestina yang sebenarnya yang membuat rasa iba

mereka pada Palestina menjadi muncul‖ (Wawancara dengan IS, 14 Desember

2016).

Tampaknya LDK SSP melihat dan menyadari bahwa orang-orang di

zaman sekarang ini lebih suka menonton video dibandingkan dengan

membaca teks, terlebih membaca sesuatu yang jelas-jelas membosankan.

Oleh karena itu LDK SSP berusaha sekreatif mungkin mewujudkan perannya

dalam mensyiarkan isu tentang Palestina, salah satunya dengan menampilkan

gambar-gambar bergerak melalui sebuah video ke-Palestinaan. Dimana

dengan hanya menyaksikan pemutaran video ke-Palestinaan yang diputar saja

para audiens yang hadir dapat langsung mengetahui dan mengerti makna

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

59

yang tersirat dalam video tersebut. Melalui pemutaran video ini pula LDK

SSP dapat dengan mudah mengenai sasaran berupa rasa iba dari para audiens

yang hadir yang memang mereka coba munculkan melalui pemutaran video

terkait Palestina ini.

Mengacu pada Teori Mobilisasi Sumber Daya yang ditawarkan oleh

McCarthy dan Zald yang menyatakan bahwa gerakan sosial tergantung pada

suplai sumber daya material seperti waktu, uang, struktur organisasi yang

sudah ada sebelumnya, atau cara keterampilan organisasi. Melalui pemutaran

video ke-Palestinaan yang didalamnya terdapat agitasi, LDK SSP telah

menunjukkan cara keterampilan organisasi mereka sebagai sebuah gerakan

sosial dalam memobilisasi pendukung dan dalam mencapai tujuan gerakan

yang mana ingin mensyiarkan isu tentang Palestina kepada masyarakat

umum.

Dengan pemutaran video ke-Palestinaan ini pula LDK SSP secara tidak

langsung LDK SSP telah menjelaskan apa yang McCarthy dan Zald jelaskan

dalam Teori Mobilisasi Sumber Daya mengenai aspek penting dalam

memoblisasi sumber daya, yaitu strategi dan pendekatan. Dimana seperti

yang telah dijelaskan oleh peneliti diatas tadi bahwa dengan pendekatan

seperti pemutaran video yang didalamnya terdapat agitasi ini, LDK SSP dapat

memainkan perasaan dari para audiens yang hadir dan dengan mudah

memunculkan rasa iba dari para audiens tersebut sehingga mereka terketuk

pintu hatinya dan tertarik untuk mendonasikan dananya dalam membantu

Palestina.

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

60

2. Peran Eksternal

Pada ranah ini LDK SSP mencoba mewujudkan perannya dalam

mensyiarkan isu tentang Palestina melalui berbagai macam program. Program-

program tersebut pada umumnya bersifat kreatif dalam hal mensyiarkan isu

tentang Palestina kepada masyarakat. Adapun program-program itu di

antaranya adalah; ‗Road to Road‘ dan ‗Car Free Day‘ (CFD)‘. Dalam

penerapannya, baik ‗Road to Road‘ ataupun ‗Car Free Day (CFD)‘ ini

sebenarnya memiliki tujuan yang sama meskipun cara mensyiarkan isu terkait

Palestina-nya berbeda-beda, tujuan tersebut adalah melakukan penggalangan

dana untuk Palestina. Untuk lebih jelasnya lagi, peneliti akan memaparkan

peran eksternal LDK SSP melalui program-program yang telah disebutkan

diatas terkait perannya dalam mensyiarkan isu tentang Palestina melalui

pemaparan dibawah ini.

a. Road to Road

‗Road to Road‘ merupakan salah satu bentuk peran eksternal LDK SSP

yang bertujuan untuk mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat umum

terkait Palestina, seperti bagaimana keadaan yang sebenarnya dari saudara kita

di Palestina dan kenapa kita harus peduli padanya. ‗Road to Road‘ ini

bentuknya berupa penggalangan dana ke sekolah-sekolah, kami berkunjung ke

dalam sekolah-sekolah seperti SD SMP SMA, Kampus, dan juga ke Masjid

dan Majelis Ta‘lim. Dalam ‗Road to Road‘ ini LDK SSP masuk ke tempat-

tempat yang sudah disebutkan sebelumnya kemudian setelah itu LDK SSP

melakukan edukasi di dalamnya terkait mensyiarkan isu tentang Palestina

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

61

sekaligus melakukan penggalangan dana untuk Palestina. Seperti penuturan AP

selaku Ketua Umum dalam wawancara berikut:

―Untuk ranah eksternal kampus, salah satu bentuk peran kami dalam mensyiarkan isu

tentang Palestina yaitu berupa kunjungan-kunjungan atau bahasa kami 'road to road'.

Kami melakukan penggalangan dana ke sekolah-sekolah, ke kampus-kampus ataupun

memang masjid-masjid atau majelis ta‘lim pengajian dan lain sebagainya yang dalam

rangka memang untuk mensyiarkan isu tentang Palestina, sekaligus di dalamnya kami

melakukan penggalangan dana untuk Palestina‖ (Wawancara dengan AP, 22 November

2016).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh NA selaku Wakil Ketua 1 yaitu:

―Kami masuk ke SD SMP SMA Masjid dan Majelis Ta'lim, lalu kami mengedukasi di

dalamnya dan kami kirimkan surat mengenai problematika yang sebenarnya terjadi di

Palestina itu seperti apa lalu setelahnya kami menggalang dana untuk saudara kita di

Palestina‖ (Wawancara dengan NA, 1 Desember 2016).

Melihat hasil penuturan narasumber-narasumber di atas, tampak jelas bahwa

LDK SSP mencoba untuk lebih memperkenalkan lagi isu tentang Palestina kepada

berbagai macam kalangan masyarakat di mulai dari teman-teman SD, SMP, SMA,

bahkan sampai dengan Masjid dan Majelis Ta‘lim. Narasumber berinisial AP

selaku Ketua Umum mengungkapkan alasannya kepada peneliti terkait ‗road to

road‘ ini yaitu ingin mensyiarkan isu tentang Palestina kepada seluruh kalangan

meskipun status mereka hanya seorang mahasiswa, dan agar isu Palestina ini tidak

hanya diketahui oleh segilintir orang saja.

Seperti penuturannya dalam wawancara berikut:

―Salah satu alasan kami menghadirkan 'road to road' adalah ingin mensyiarkan isu terkait

Palestina kepada seluruh kalangan meskipun kami hanya seorang mahasiswa, namun kami

tidak ingin isu ini hanya disampaikan kepada kalangan mahasiswa saja, khususnya

mahasiswa STEI SEBI, kami ingin isu tersebut diketahui oleh masyarakat umum mulai

anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang tua‖ (Wawancara dengan AP, 22 November

2016).

Berdasarkan hasil penuturan saudara AP di atas peneliti mencoba

menarik kesimpulan beliau yaitu bahwa melalui ‗road to road‘ LDK SSP

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

62

mencoba untuk memastikan bahwa isu Palestina yang mereka syiarkan ini

benar-benar diketahui oleh masyarakat umum secara menyuluruh dimulai dari

anak-anak para remaja orang dewasa atau bahkan para orang tua. Dengan

adanya pencerdasan dan juga edukasi tentang Palestina yang LDK SSP

lakukan terhadap masyarakat umum melalui ‗road to road‘ ini di harapkan

masyarakat umum menjadi mengerti betapa pentingnya peduli terhadap

Palestina dalam bentuk dukungan apapun. Seperti penuturan saudara AP dalam

wawancara dengan peniliti berikut:

―Kami ingin mereka mengerti tentang Palestina dan peduli terhadap Palestina, minimal

doa-doa kita untuk mereka bisa tersampaikan atau minimal kita ketahui hal itu dan kita

bisa memberikan donasi kita kepada mereka‖ (Wawancara dengan AP, 22 November

2016).

Ap selaku Ketua Umum menambahkan keterangannya terkait dengan

keefektifitasan dari ‗road to road‘ kepada peniliti sebagai berikut:

―Berbicara soal keefektifitasan sejauh ini memang cukup efektif dalam berjalannya,

karena memang dari segi sumber daya manusia (SDM) dan lain sebagainya yang

dimiliki LDK SSP memang sudah cukup mumpuni‖ (Wawancara dengan AP, 22

November 2016).

AP mengatakan jika LDK SSP mengadakan acara seperti seminar-seminar

ke SD SMP SMA ataupun kampus lain, maka teman-teman LDK SSP inilah yang

mengisi acara seminar tersebut dan menjadi narasumber, tentunya selain sinergi

dengan KNRP dan juga selain dari beberapa seminar-seminar yang memang

hanya bisa di isi dan di narasumberi oleh syekh-syekh yang di datangkan langsung

dari Palestina. Dengan sumber daya manusia (SDM) yang cukup mumpuni yang

dimiliki oleh LDK SSP ini, khususnya dalam mengisi seminar-seminar maka

tentu menjadi nilai lebih bagi LDK SSP itu sendiri. Bahkan antusias dari teman-

teman pelajar dan masyarakat umum luar biasa besar terkait dengan Palestina.

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

63

Memperkuat penjelasan saudara AP diatas dengan menggunakan Teori

Mobilisasi Sumber Daya yang ditawarkan oleh McCarthy bahwa yang

mempengaruhi mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial adalah seorang

pemimpin. Menurutnya keberadaan seorang pemimpin dapat memainkan peran

sebagai penyemangat dan tegas untuk memobilisasi sumber daya bagi gerakan

sosial. Dalam hal ini LDK SSP melalui saudara AP selaku ketua umum telah

menunjukkan bahwa keberadaan seorang pemimpin memang memainkan peran

yang penting yang dengan tegas memobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial.

Ini terbukti ketika LDK SSP mengadakan seminar-seminar ke SD SMP SMA

ataupun kampus lain, yang menjadi pengisi acara sekaligus narasumber dalam

acara tersebut adalah teman-teman LDK SSP itu sendiri.

Selain menjelaskan bahwa seorang pemimpin sangat mempengaruhi

mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial, McCarthy beserta Zald menjelaskan

aspek penting dalam memobilisasi sumber daya seperti basis dukungan, strategi

dan pendekatan, serta relasi dengan masyarakat luas. Penjelasan McCarthy dan

Zald mengenai aspek penting dalam memobilisasi sumber daya seperti relasi

dengan masyarakat luas ini tergambar jelas lewat apa yang dilakukan oleh LDK

SSP dalam ‗road to road‘. Dimana dalam ‗road to road‘ LDK SSP berusaha

menjalin relasi dengan masyarakat luas dalam bentuk kunjungan-kunjungan ke

Sekolah-sekolah, Kampus, Masjid, maupun Majelis Ta‘alim.

b. Car Free Day (CFD)

Tidak berbeda jauh dengan ‗road to road‘, Car Free Day (CFD) merupakan

salah satu bentuk peran eksternal LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

64

Palestina dengan mendatangi langsung acara Car Free Day (CFD) yang

berlangsung di bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta dengan tujuan mengedukasi

para peserta yang ikut Car Free Day (CFD) terkait Palestina. Dalam Car Free Day

(CFD) ini umumnya LDK SSP mencoba memberitahukan keberadaan mereka dan

untuk apa mereka ada di acara tersebut, yaitu dengan membuat drama, teatrikal-

teatrikal terkait kondisi sebenarnya dari saudara di Palestina. Selain itu mereka

juga melakukan orasi, membaca puisi dalam upayanya mensyiarkan isu tentang

Palestina dan di akhiri dengan melakukan penggalangan dana.

Seperti penuturan HD yang merupakan Staff Divisi Hubungan Publik

berikut:

―Dalam mensyiarkan isu tentang Palestina kami berperan lewat CFD dengan terjun

langsung ke acara tersebut, di mana di dalam CFD tersebut kami melakukan long-march

menyusuri jalan dengan tujuan untuk memberitahukan keberadaan kami dan untuk apa

kami ada disana kepada para peserta yang ikut CFD tersebut. Setelah itu kami berhenti

disebuah tempat yang strategis dimana nantinya kami melakukan drama puisi orasi dan

sejenisnya‖ (Wawancara dengan HD, 14 Mei 2017).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh YB selaku Staff PSDM:

―Dalam mewujudkan peran LDK SSP mensyiarkan isu tentang Palestina kami

mendatangi acara Car Free Day (CFD), yang di dalamnya kami melakukan long-march

dan membuat teatrikal tentang keadaan saudara kita di Palestina‖ (Wawancara dengan

YB, 1 Desember 2016).

Saudara HD mengungkapkan bahwa selama melakukan drama puisi orasi

dan sampai dengan berakhirnya acara Car Free Day (CFD) di bundaran Hotel

Indonesia (HI) Jakarta tersebut, banyak dari teman-teman LDK SSP yang pergi

berkeliling membawa kotak sunduk ke kerumunan massa di berbagai titik lokasi

Car Free Day (CFD) dengan tujuan melakukan penggalangan dana untuk saudara

di Palestina.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

65

Hal ini diperkuat oleh pendapat narasumber berinisial MA selaku Staff

PSDM:

―Kami datang ke CFD dengan membawa atribut Palestina dan membawa kotak sunduk. Di

dalam CFD tersebut kami melakukan teatrikal dan dari teatrikal inilah yang membuat

orang-orang yang berada di CFD tersebut tertarik untuk datang karena melihat

kerumunan, setelahnya, ketika mereka sudah datang maka kami melakukan penggalangan

dana di CFD tersebut‖ (Wawancara dengan MA, 1 Desember 2016).

Keterangan senada juga di ungkapkan oleh IS selaku Staff Divisi Usaha

Mandiri:

―Untuk peran eksternal yang coba kami hadirkan, salah satu caranya adalah

melalui Car Free Day (CFD), dimana kami pergi ke bundaran HI dan

sesampainya disana kami berbaur dengan masyarakat umum yang sedang

mengikuti acara CFD tersebut. Disana kami menampilkan drama ke-Palestinaan

sehingga siapa saja warga yang melintas dapat menyaksikan drama yang kami

buat tersebut sambil melakukan penggalan dana lewat kotak sunduk yang sudah

kami sediakan (Wawancara dengan IS, 14 Mei 2017).

Berdasarkan hasil pernyataan beberapa narasumber di atas dapat di

katakan bahwa melalui Car Free Day (CFD) ini LDK SSP mencoba

mewujudkan peran mereka dalam mensyiarkan isu tentang Palestina dengan

memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat umum di dalam satu lokasi

yang dipenuhi kerumunan massa, sekaligus mencoba untuk mensyiarkan isu

tentang Palestina dan menggalang dana untuknya lewat berbagai macam cara

kreatif. Menurut pengakuan salah satu narasumber, berbagai macam cara yang

coba dihadirkan LDK SSP terkait perannya dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina, khususnya di dalam acara Car Free Day (CFD) ini menimbulkan

rasa antusias yang cukup besar dari masyarakat dan membuahkan hasil yang

optimal, baik dalam segi dukungan yang diberikan untuk Palestina maupun

dalam segi penggalangan dananya.

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

66

Seperti penuturan saudara YB yang mengungkapkan alasan dibalik

kesuksesan berdrama teatrikal dalam acara Car Free Day (CFD) kepada peneliti

berikut:

―Dengan menghadirkan drama, teatrikal, orang-orang menjadi sangat antusias sekali

dengan apa yang kami lakukan. Sehingga mereka merasa tergerak pintu hatinya dan

merasa perlu untuk ikut turut andil dari segi infak dan dalam memberikan dukungannya

kepada Palestina‖ (Wawancara dengan YB, 1 Desember 2016).

Bahkan salah satu narasumber berinisial IS selaku Staff Divisi Edukasi

Sosial menjelaskan soal keefektifitasan terkait drama, teatrikal yang dihadirkan

oleh LDK SSP kepada peneliti seperti berikut:

―Berbicara soal keefektifitasan peran kami pada ranah eksternal ini dengan menghadirkan

drama teatrikal dalam acara Car Free Day (CFD), alhamdulillah banyak masyarakat yang

antusias bahkan banyak yang bertanya tentang media sosial kami apa, bahkan mereka juga

sampai menanyakan nomor rekening kami‖ (Wawancara dengan IS, 14 Desember 2016).

Berdasarkan keterangan saudara IS dapat di simpulkan bahwa peran

eksternal yang telah LDK SSP coba wujudkan seperti datang langsung ke acara

Car Free Day (CFD) sejauh ini sangat efektif dalam mengenalkan isu tentang

Palestina, termasuk dalam melakukan penggalangan dana untuknya. Hal ini dapat

di mengerti mengingat Car Free Day (CFD) memiliki jumlah massa yang sangat

banyak dan memang menekankan pada kerumunan massa yang banyak tersebut.

Sehingga dengan teman-teman LDK SSP pergi berkeliling membawa kotak

sunduk khusus untuk Palestina saja, orang-orang yang mengikuti acara Car Free

Day (CFD) ini menjadi tahu sedikit hal tentang Palestina. Dengan demikian tanpa

perlu teman-teman LDK SSP memberikan pencerdasan atau edukasi terkait

Palestina terhadap mereka, maka tentunya mereka sudah mengetahui maksud dari

teman-teman LDK SSP membawa kotak sunduk tersebut.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

67

Narasumber peneliti lainnya berinisial ME selaku Koordinator PSDM

mengungkapkan kelebihan dari Car Free Day (CFD) seperti berikut:

―Kelebihan dari Car Free Day (CFD) yang kami rasakan yaitu

kelebihannya dimana hasil penggalangan dana yang di dapat lewat kotak

sunduk jumlahnya selalu besar, mungkin karena di Car Free Day (CFD)

ini jumlah masanya banyak ditambah drama teater orasi yang kami

lakukan. Mungkin ini juga yang jadi daya tarik tersendiri bagi mereka para

peserta di Car Free Day (CFD) yang ingin tahu dan melihat kerumunan

yang terjadi yang pada akhirnya bikin mereka ikut berkontribusi lewat

kotak sunduk yang kami sedikan‖ (Wawancara dengan ME, 14 Mei 2017).

Pendapat serupa dikemukakan oleh IS selaku Staff Divisi Usaha Mandiri

yaitu:

―Kelebihan dari CFD bagi LDK SSP sendiri sangat membantu sekali dalam penggalangan

dana sehingga hampir setiap minggunya kami bisa memperoleh dana hingga sebesar

3jutaan. Selain itu melalui acara ini pula kami memperoleh keuntungan lain selain dana

yang di dapat, keuntungan lainnya itu kami bisa menyasar dan menjangkau masyarakat

umum dengan lebih mudah untuk lebih mengenalkan dan mengedukasi mereka segala hal

terkait dengan Palestina‖ (Wawancara dengan IS, 14 Mei 2017).

Biasanya dalam setiap Car Free Day (CFD) ini LDK SSP selalu

menerapkan cara yang berbeda-beda, misalnya seperti pada tahap awal LDK SSP

hanya memainkan drama di pinggiran jalan dalam Car Free Day (CFD) itu saja,

dimana sebagian memerankan peran sebagai tentara zionis Israel sebagian lainnya

memerankan peran sebagai rakyat Palestina yang tergeletak tak berdaya ditanah

dan juga berdarah-darah. Kemudian yang kedua, LDK SSP mencoba untuk

melakukan penggalangan dana melalui donasi keliling, dimana teman-teman LDK

SSP berjalan di sekitaran Car Free Day (CFD) sambil membawa bendera

Palestina dan atribut-atribut terkait Palestina kemudian meminta dana sumbangan

melalui kotak sunduk ke berbagai tempat di Car Free Day (CFD) tersebut. Yang

ketiga LDK SSP menggunakan 'Mannequin Challenge', dimana di dalamnya

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

68

teman-teman LDK SSP melakukan freeze move semua anggota diam layaknya

sebuah patung sambil memegang kotak sunduk.

Menurut keterangan salah satu narasumber berinisial IS selaku Staff Divisi

Edukasi Sosial cara yang terakhir merupakan cara yang paling efektif dalam

menggalang dana untuk Palestina dibanding dengan 2 cara lainnya. Seperti

penuturan beliau dalam wawancara dengan peneliti berikut:

―Bagi kami ‗Mannequin Challenge‘ adalah cara yang sangat efektif selama

kami menerapkan berbagai macam strategi. Selain itu kami juga

membedakan dana yang di dapat lewat cara berkeliling di CFD dengan

dana yang di dapat lewat kotak sunduk ini, dan ternyata dana yang di dapat

lebih banyak lewat cara ini dibanding berkeliling di sekitaran CFD‖

(Wawancara dengan IS, 14 Desember 2016).

Berdasarkan sejumlah keterangan narasumber yang peneliti wawancarai

peneliti menarik kesimpulan terkait peran eksternal LDK SSP dalam Car Free

Day (CFD) ini, khususnya berbagai macam cara yang coba dihadirkan oleh LDK

SSP di dalamnya dan kesuksesan yang di perolehnya. Car Free Day (CFD)

merupakan salah satu bentuk peran eksternal LDK SSP dalam mensyiarkan isu

tentang Palestina yang di fokuskan pada satu kerumanan masa di dalam satu

lokasi. Dimana berbagai macam cara yang LDK SSP coba hadirkan di dalam

acara Car Free Day (CFD) ini begitu efektif dalam menarik para peserta yang ada

di dalamnya untuk turut peduli akan Palestina. Lewat drama teatrikal orasi dan

puisi LDK SSP sukses membuat satu kerumunan yang mampu menimbulkan rasa

antusias yang begitu besar dari para peserta Car Free Day (CFD) untuk melihat

kerumunan yang dibuat oleh LDK SSP tersebut sekaligus membuat mereka yang

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

69

ada disana menjadi terketuk pintu hatinya untuk ikut memberikan dukungan moril

dan materilnya pada Palestina.

Cara-cara tersebut juga membantu LDK SSP dalam menjangkau masyarakat

umum dengan lebih mudah, khususnya massa yang ada di acara Car Free Day

(CFD) terkait tujuan mereka memperkenalkan dan mengedukasi para peserta yang

ada di dalamnya segala hal yang berkaitan dengan Palestina. Selain membantu

dalam menjangkau masyarakat umum, cara-cara ini juga dirasa manfaatnya dalam

membantu LDK SSP dalam hal melakukan penggalangan dana yang dapat dilihat

pada keberhasilan penggalangan dana yang LDK SSP peroleh secara signifikan

setiap minggunya, dimana jumlah penggalangan dana yang di peroleh dari Car

Free Day (CFD) oleh LDK SSP ini jumlah nominalnya selalu mencapai angka

yang fantastis yaitu hingga jutaan rupiah.

Memperkuat Teori Moblisasi Sumber Daya yang dikemukakan oleh

McCarthy dan Zald yang menyatakan bahwa gerakan sosial tidak hanya berupa

reaksi spontan terhadap keluh kesah dan ketidakpuasan, sama seperti bentuk

perilaku kolektif lainnya, gerakan sosial juga tergantung pada suplai sumber daya

material seperti waktu, uang, struktur organisasi yang sudah ada sebelumnya, atau

cara keterampilan organisasi. McCarthy dan Zald juga menekankan pada kondisi

yang mendukung transformasi nilai-nilai kedalam tindakan nyata dan menekankan

pada kondisi yang memudahkan organisasi gerakan sosial dalam bekerjasama

ataupun berkompetisi.

Dalam hal ini LDK SSP sebagai sebuah organisasi yang mendukung penuh

kebebasan Palestina membutuhkan sumber daya material untuk disumbangkan

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

70

langsung kepada Palestina melalui penggalangan dana yang dilakukan, khususnya

penggalangan dana di dalam acara Car Free Day (CFD) ini. Penggalangan dana

tersebut merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap Palestina dan juga

merupakan bentuk transformasi nilai-nilai sosial LDK SSP ke dalam tindakan

nyata yang berupa sebuah dukungan materil. Selain itu, drama teatrikal orasi dan

puisi yang dilakukan oleh teman-teman LDK SSP dalam acara Car Free Day

(CFD) juga merupakan salah satu bentuk reaksi keluh kesah dan ketidakpuasan

organisasi ini akan kondisi memilukan Palestina yang diakibatkan penindasan

terus-menerus yang dilakukan oleh Israel.

Bagi McCarthy dan Zald, gerakan sosial memiliki beberapa tugas penting

seperti memobilisasi pendukung, mengorganisasi sumber daya, yang dalam level

lebih jauh berdampak pada munculnya simpati elite-elite dan masyarakat secara

umum terhadap cita-cita gerakan. Lewat Car Free Day (CFD) dapat dilihat bahwa

LDK SSP sukses dalam menarik simpati masyarakat secara umum, hal ini penting

mengingat simpati-simpati yang didapat akan sangat berdampak terhadap tujuan

gerakan. Dengan mendapat banyak simpati dari masyarakat secara umum maka

tujuan gerakanpun akan lebih mudah dicapai dibandingkan dengan sedikit atau

tidak sama sekali simpati yang didapat oleh gerakan.

B. Hambatan-hambatan Yang di Alami LDK SSP

Meskipun sudah dilakukan strategi pemetaan yang dianggap sudah matang,

aksi yang dilakukan gerakan sosial dalam menyerukan tujuan mereka kepada

masyarakat umum kerap kali mendapatkan hambatan dan tantangan. Hambatan

dan tantangan dalam gerakan sosial dapat beragam bentuk, lingkup, dan skala.

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

71

Tidak jarang, hambatan dan tantangan yang ada dalam gerakan sosial ini menjadi

penyebab kegagalan aksi dari gerakan. Gerakan akan tetap dapat berjalan, namun

dianggap kurang maksimal dikarenakan adanya hambatan dan tantangan.

Hambatan dapat dipahami sebagai faktor yang menghalangi dalam mencapai

suatu tujuan. Hambatan juga dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu

hambatan internal dan hambatan eksternal.

Pertama, hambatan internal gerakan, merupakan serangkaian masalah dalam

tubuh gerakan sosial yang dianggap menggangu dalam mencapai suatu tujuan.

Hambatan internal ini dapat berupa pola kepemimpinan yang tidak demokratis,

tidak ada mekanisme yang jelas dalam struktur organisasi, keterbatasan waktu

aktor gerakan untuk totalitas dalam memperjuangkan tujuan gerakan, dan lain

sebagainya. Kedua, hambatan eksternal gerakan, merupakan permasalahan diluar

gerakan yang dianggap menghalangi cita-cita gerakan seperti regulasi yang tak

mendukung, tidak mendapat dukungan dari pihak lain, dan lain sebagainya.

Hambatan yang dimaksud oleh peneliti disini adalah hambatan-hambatan yang di

alami oleh LDK SSP dalam mensyiarkan isu terkait Palestina.

1. Hambatan Internal

Hambatan internal merupakan serangkaian masalah yang ada dalam tubuh

gerakan itu sendiri. Hambatan internal yang peneliti maksud disini adalah

hambatan yang berasal dari teman-teman LDK SSP. Berdasarkan hasil wawancara

yang peneliti peroleh dan menurut pengakuan beberapa narasumber seperti

saudara AP, IN, FS, YB, MA, IS, dan FF hambatan internal yang dialami oleh

LDK SSP ini mayoritas berasal dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang LDK

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

72

SSP miliki. Seperti penuturan narasumber berinisial AP selaku ketua umum

kepada peneliti berikut:

―Karena ranahnya mahasiswa mungkin hambatan yang kami alami lebih kepada

manajemen waktunya, karena hari ini kita punya kewajiban yang harus kita tunaikan juga

selain dari aktifitas kita hari ini sebagai mahasiswa yang mana di kampus harus mengikuti

kegiatan pembelajaran, disisi lain pun kita aktif dalam kegiatan berorganisasi dikampus‖

(Wawancara dengan AP, 22 November 2016).

Pendapat serupa diperkuat juga oleh saudara YB selaku Staff PSDM seperti

berikut:

―Hambatan yang di alami kami sebenarnya lebih mengarah kepada SDM-nya, dalam

artian disatu sisi kami berperan sebagai anggota dari LDK SSP disisi lain kami yang

merupakan mahasiswa membuat kami memiliki kesibukan diluar ranah kegiatan

berorganisasi karena kami harus mengikuti kegiatan pembelajaran dikampus‖ (Wawancara

dengan YB, 1 Desember 2016).

Berdasarkan hasil keterangan saudara AP dan saudara YB diatas, dapat

dilihat bahwa hambatan internal yang LDK SSP alami ini berasal dari Sumber

Daya Manusia (SDM) yang mereka miliki. Dimana para anggotanya memiliki 2

peran sekaligus yang harus mereka jalani secara seimbang, yaitu status mereka

sebagai seorang mahasiswa dan status mereka sebagai seorang anggota dari LDK

SSP. Dengan status mereka sebagai seorang mahasiswa yang harus mengikuti

kegiatan pembelajaran dikampus maka hal tersebut tentu menjadi tantangan

tersendiri bagi mereka dalam memanajemen waktu. Khususnya untuk tetap aktif

dalam kegiatan berorganisasi sekaligus juga aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran dikampus sebagai seorang mahasiswa.

Narasumber lain berinisial MA selaku Staff PSDM menambahkan

pendapatnya mengenai 2 peran yang harus dijalani sekaligus oleh teman-teman

LDK SSP yang berdampak pada kegiatan berorganisasi mereka, khususnya dalam

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

73

mensyiarkan isu terkait Palestina. Seperti penuturan beliau dalam wawancara

dengan peneliti berikut:

―Hambatan yang kami alami salah satunya berasal dari dalam atau internal, lebih

tepatnya SDM kami. Dengan melihat kondisi teman-teman yang sibuk dengan aktifitas

kampusnya maka menjadi salah satu hambatan bagi teman-teman untuk aktif mensyiarkan

isu terkait Palestina melalui media‖ (Wawancara dengan MA, 1 Desember 2016).

Saudara MA menambahkan bahwa 2 peran yang harus dijalani sekaligus

sebagai seorang mahasiswa dan sebagai anggota LDK SSP menyebabkan

konsentrasi dan fokus dari teman-teman menjadi terbagi-bagi. Beliau

menceritakan salah satu contoh kasusnya kepada peneliti dimana ada kabar

terupdate dari Palestina akan tetapi tidak sempat diposting oleh teman-teman LDK

SSP, seperti penuturan beliau dalam wawancara berikut:

―Terkadang apa yang menjadi hal terupdate dari Palestina yang seharusnya kami posting

saat itu juga malah kami lupa buat mempostingnya. Sehingga ketika kami ingin

memposting postingan yang sudah lalu dikemudian hari, kami merasa kurang tepat

sasaran kalau postingan tersebut dibagikan kepada orang-orang karena kami merasa hal

tersebut sudah bukan menjadi sesuatu hal yang terupdate lagi‖ (Wawancara dengan MA,

1 Desember 2016).

Dengan 2 peran sekaligus yang harus mereka jalani sebagai seorang

mahasiswa dan sebagai anggota LDK SSP, tantangan yang di dapat dalam

mensyiarkan isu terkait Palestina ini tentu datang bukan hanya dalam persoalan

memanajemen waktu saja atau konsentrasi dan fokus yang terbagi-bagi, akan

tetapi tantangan tersebut juga datang dalam hal mencetak Sumber Daya Manusia

(SDM) yang kreatif agar mampu membuat isu Palestina bersaing dengan isu-isu

lainnya. Seperti penuturan narasumber berinisial IN yang merupakan wakil ketua

2 kepada peneliti berikut:

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

74

―Hambatan dalam hal mensyiarkan isu terkait Palestina yang kami rasain salah satunya

terletak pada mencetak SDM yang kreatif supaya dapat bersaing dengan isu-isu lain‖

(Wawancara dengan IN, 1 Desember, 2016).

Pendapat lain juga di ungkapkan oleh narasumber berinisial FS selaku Staff

PSDM yaitu:

―Hambatan yang kami alami datang dari SDM kami sendiri, seperti SDM yang harus

benar-benar kami persiapkan untuk keluar, dalam artian keluar untuk membuat jaringan-

jaringan diluar kampus seperti dengan masyarakat umum atau dengan komunitas-

komunitas lain agar lebih luas lagi. Sehingga SDM kami harus benar-benar dipersiapkan

dan dibekali dengan pengetahuan khususnya pengetahuan tentang isu ke-Palestinaan ‖

(Wawancara dengan FS, 1 Desember 2016).

Tampaknya edukasi dan pencerdasan yang LDK SSP coba hadirkan kepada

anggotanya memang benar-benar harus dipersiapkan dengan matang. Untuk

mengedukasi dan membuat isu-isu Palestina mampu bersaing dengan isu-isu lain

atau bahkan untuk membuat jaringan-jaringan diluar kampus, maka anggota LDK

SSP harus benar-benar dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan khususnya

pengetahuan terkait Palestina yang mereka peroleh sebelumnya melalui edukasi

dan pencerdasan terkait ke-Palestinaan. Selain itu, dalam hal ini LDK SSP juga

harus bisa sekreatif mungkin dalam mensyiarkan isu Palestina ini kepada

khalayak publik atau masyarakat umum agar mereka merasa tertarik untuk

mengetahui isu tersebut lebih dalam lagi.

Bahkan narasumber lain berinisial IS selaku Staff Divisi Edukasi Sosial

turut mengungkapkan persoalan hambatan internal ini kepada peneliti seperti

berikut:

―Hambatan internal yang kami alami ada di Sumber Daya Manusia (SDM) yang kami

punya, misalnya ada beberapa anggota yang namanya tertulis di SK namun anggota

tersebut tidak aktif. Jadi kaya beban gitu punya anggota tapi berasa kaya engga punya‖

(Wawancara dengan IS, 14 Desember 2016).

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

75

Narasumber peneliti lainnya berinisial FF selaku Koordinator Divisi

Edukasi Sosial ikut menambahkan jawabannya terkait hambatan internal yang

LDK SSP alami dalam wawancara dengan peneliti berikut:

―Untuk hambatan yang kami alami salah satunya dari segi Sumber Daya Manusia (SDM),

dalam kasus kurang kordinir, kaya dari tahun ke tahun cuma orang-orang itu aja yang

mengkordinir, biarpun nanti yang menarik masanya banyak, cuma untuk yang

mempropaganda ya hanya orang-orang yang segelintir itu aja‖ (Wawancara dengan FF, 14

Mei 2017).

Berdasarkan keterangan-keterangan narasumber di atas peneliti menarik

kesimpulan mengenai hambatan internal yang LDK SSP alami yaitu bahwa,

faktor penyebab munculnya hambatan merupakan faktor yang berasal dari dalam

lingkungan LDK SSP sendiri seperti Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka

miliki. Umumnya hambatan ini di alami karena 2 peran yang harus dijalani

sekaligus oleh para anggotanya, seperti peran mereka sebagai seorang mahasiswa

dan peran sebagai anggota LDK SSP. Kesibukan-kesibukan para anggotanya

sebagai mahasiswa yang harus mengikuti kegiatan pembelajaran diluar aktifitas

berorganisasi menimbulkan berbagai persoalan dalam ruang lingkup internal LDK

SSP seperti persoalan manajemen waktu, konsentrasi, fokus dan persoalan kurang

koordinasi di antara para anggotanya yang harus lebih diperhatikan lagi agar

teman-teman dapat aktif secara seimbang di organisasi dan dalam kegaiatan

pembelajaran dikampus. Selain persoalan-persoalan manajemen waktu,

konsentrasi dan fokus, LDK SSP juga mengalami hambatan dalam hal mencetak

Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif khususnya dalam mensyiarkan isu

terkait Palestina agar mampu membuat isu ini bersaing dengan isu-isu lainnya.

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

76

2. Hambatan Eksternal

Hambatan eksternal merupakan permasalahan yang ada diluar tubuh

gerakan yang dianggap menghalangi cita-cita gerakan seperti regulasi yang tak

mendukung, tidak mendapatkan dukungan dari pihak lain, dan lain sebagainya.

Hambatan eksternal yang peneliti maksud disini adalah hambatan yang berasal

dari luar gerakan LDK SSP. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh

dan menurut pengakuan beberapa narasumber seperti saudara ZA, ME, NA dan

HD hambatan eksternal yang dialami oleh LDK SSP ini datang dari masyarakat,

lembaga-lembaga terkait atau bahkan hambatan dalam bentuk suatu perizinan.

Seperti penuturan narasumber berinisial ZA selaku Koordinator Divisi Syiar dan

Keumatan dalam wawancara kepada peneliti berikut:

―Hambatan yang di alami oleh LDK SSP untuk ranah eksternal di antaranya adalah

hambatan dari segi birokrasi, seperti birokrasi perizinan. Dimana saat kami ingin

mengadakan suatu acara beberapa ada yang menerima namun tidak follow up, dan

ketika kami tanya respon mereka, responnya ya datar-datar gitu aja sampe akhirnya

lepas kontak‖ (Wawancara dengan ZA, 14 Desember 2016).

Pendapat serupa dikemukakan oleh saudara HD selaku Staff Divisi

Hubungan Publik dalam wawancara dengan peneliti berikut:

―Untuk hambatan eksternal yang di alami dari ‗road to road to‘ seperti kami datang ke

satu Masjid ketika ingin mengadakan kegiatan misalnya, maka kami mengirimi surat ke

Masjid yang bersangkutan tersebut untuk memberitahukan dan meminta izin bahwa kami

ingin mengadakan kegiatan di tempat mereka, pihak yang bersangkutannya terkadang

masih belum bisa menerima pihak kami. Sebagai contoh saat kami datang ke satu Masjid

pihak mereka mengatakan kepada pihak kami bahwa pihak mereka juga memiliki

kegiatannya sendiri yang berupa pembangunan Masjid dan bukan kegiatan untuk

Palestina‖ (Wawancara dengan HD, 14 Mei 2017).

Pendapat saudara ZA dan saudara HD mengenai hambatan eksternal yang

di alami LDK SSP diatas memiliki kesamaan yaitu terletak pada birokrasi

perizinannya yang masih sulit di dapatkan oleh LDK SSP ketika mereka ingin

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

77

mengadakan suatu kegiatan. Dimana menurut saudara ZA beberapa lembaga atau

instansi terkait masih bisa menerima pihak LDK SSP hanya saja mereka tidak

memfollow up LDK SSP. Sedangkan menurut saudara HD pihak yang

bersangkutan belum bisa menerima, meskipun hanya terkadang. Dengan

penjelasan saudara ZA dan saudara HD ini bisa dilihat bahwa pada kenyataannya

birokrasi perizinan memang tidak semudah itu untuk di dapatkan meskipun ada

lembaga atau instansi terkait yang menerima atau mengatakan ‗iya kami

menerima‘, namun semua itu hanya sekedar pemanis saja dan bukan

‗mengiyakan‘ dalam artian menerima sepenuhnya.

Hambatan eksternal ini rupanya juga datang dari ‗Car Free Day (CFD)‘,

dimana hambatan yang di alami dalam CFD ini masih berkaitan dengan birokrasi

perizinan. Seperti penuturan salah satu narasumber berinisial ME selaku

Koordinator PSDM dalam wawancara dengan peneliti berikut:

―Hambatan eksternal yang kami alami khususnya saat di CFD datang dari perizinan,

dimana dalam CFD ini sangat jelas dilarang aksi-aksi yang berupa demo. Oleh karena itu

kami berusaha keras untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah aksi demonstrasi pada

umumnya, melainkan murni aksi peduli kemanusiaan seperti penggalangan dana‖

(Wawancara dengan ME, 14 Mei 2017).

Hal senada juga di ungkapkan oleh saudara HD selaku Staff Divisi

Hubungan Publik kepada peneliti dalam wawancara berikut:

―Untuk CFD sebenarnya kami tidak mengalami hambatan berarti, hanya saja untuk CFD

ini ada satu masalah yang datang dari perizinan dimana kami tidak di izinkan untuk

menyebarkan poster dan sejenisnya, entah itu poster ataupun kertas kecil yang berisi

edukasi. Itu tetap tidak di izinkan atau dilarang untuk disebarkan dengan alasan akan

menjadi sampah nantinya bagi pihak penyelenggara CFD‖ (Wawancara dengan HD, 14

Mei 2017).

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari hasil wawancara dengan

saudara ME dan saudara HD dapat disimpulkan bahwa birokrasi perizinan masih

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

78

menjadi hal umum yang biasa LDK SSP temui di lapangan, khususnya di dalam

Car Free Day (CFD) ini. Berbagai masalah dalam bentuk perizinan disini seolah

membatasi gerak-gerik LDK SSP dalam mensyiarkan isu terkait Palestina di

dalam acara Car Free Day (CFD) tersebut. Seperti penjelasan saudara ME yang

mengatakan bahwa Car Free Day (CFD) melarang keras bentuk demonstrasi

apapun di dalamnya. Sedangkan menurut saudara HD masalah perizinan yang di

temui dalam Car Free Day (CFD) adalah tidak di izinkannya LDK SSP atau

siapapun menyebarkan sesuatu yang berbau kertas yang nantinya dapat menjadi

sampah bagi pihak penyelenggara CFD meskipun itu hanya kertas kecil yang

berisi edukasi.

Pendapat lain dari narasumber terkait hambatan-hambatan yang di alami

oleh LDK SSP datang dari saudara NA dan saudara ME, dimana menurut

pengakuan mereka hambatan eksternal kali ini berasal dari pandangan negatif

masyarakat terhadap LDK SSP. Baik itu perdebatan terkait tujuan maupun

pandangan orang-orang awam terhadap LDK SSP itu sendiri. Seperti penuturan

salah satu narasumber berinisial NA selaku Wakil Ketua 1 yang mengungkapkan

kepada peneliti sebagai berikut:

―Hambatan eksternal yang kami alami yaitu terkadang isu Palestina ini menjadi sebuah

perdebatan di kalangan publik, seperti contoh ada yang mengatakan untuk apa kita harus

membela Palestina yang jauh-jauh disana sedangkan negara kita sendiri saja masih

banyak masalah‖ (Wawancara dengan NA, 1 Desember 2016).

Pendapat serupa terkait hambatan eksternal juga di ungkapkan oleh

narasumber berinisial ME selaku Koordinator PSDM kepada peneliti seperti

berikut:

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

79

―Hambatan eksternal lainnya datang dari pandangan orang-orang awam terkait gerakan-

gerakan seperti LDK SSP ini, dimana tidak sedikit dari mereka yang memandang gerakan

ini sebagai salah satu bentuk gerakan radikalisme. Sehingga butuh usaha yang lebih dari

kami untuk memberi pemahaman-pemahaman kepada mereka dalam memahami gerakan

ini‖ (Wawancara dengan ME, 14 Mei 2017).

Berdasarkan penuturan saudara NA dan saudara ME diatas, maka peneliti

mencoba menarik kesimpulan terkait hambatan eksternal yang telah dijelaskan

narasumber kepada peneliti yaitu bahwa dalam mensyiarkan isu terkait Palestina

sebuah perdebatan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam proses

penerapannya di lapangan. Hal yang sama juga terjadi pada pandangan negatif

dari orang-orang awam akan gerakan seperti LDK SSP ini. Dimana tidak sedikit

ditemui kasus orang-orang yang memandang sebelah mata gerakan ini bahkan

sampai menilai gerakan LDK SSP secara berlebihan ke arah yang negatif seperti

mengatakan bahwa LDK SSP ini merupakan salah satu contoh gerakan

radikalisme yang ada.

Dengan hambatan-hambatan yang berbagai macam bentuknya, LDK SSP

pun tidak tinggal diam dan melakukan upaya-upaya lebih dalam mewujudkan

perannya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat umum terkait isu

Palestina ini. LDK SSP mencoba menjelaskan bahwa persoalan Palestina ini

bukan hanya sekedar isu-isu keagamaan ataupun keumatan semata saja, akan

tetapi isu tersebut juga sudah masuk dalam ranah sosial atau lebih tepatnya isu

kemanusiaan. Dimana bila membahas sosial banyak sekali pelanggaran-

pelanggaran nilai sosial terkait Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah dilanggar

dengan begitu mudahnya oleh Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu kami

mencoba untuk menyerukan kepada masyarakat umum bilamana kita tidak ingin

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

80

membela Palestina atas dasar keagamaan, maka belalah Palestina atas dasar sosial

rasa kemanusiaan. Dengan menyerukan hal tersebut kepada masyarakat umum

LDK SSP berharap agar tidak ada lagi orang-orang yang memandang sebelah

mata atau bahkan menilai negatif terkait gerakan ini, khususnya pada isu

Palestina yang coba LDK SSP syiarkan kepada atau masyarakat umum di

Indonesia.

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

81

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka di perolehlah kesimpulan sebagai

berikut:

1. Seperti gerakan-gerakan sosial lain pada umumnya yang dalam mencapai

tujuannya memiliki berbagai macam cara, strategi maupun program, LDK

SSP pun demikian. Dalam hal ini ada beberapa program yang LDK SSP

hadirkan terkait perannya dalam mensyiarkan isu tentang Palestina, peran

tersebut terbagi menjadi 2 yaitu peran internal dan peran eksternal, namun

sebagain besar peran yang LDK SSP dalam mensyiarkan isu tentang

Palestina merupakan peran eksternal. Untuk peran internal yang coba

dihadirkan oleh LDK SSP ini sebenarnya sifatnya hanya untuk ranah

internal saja atau untuk teman-teman mahasiswa yang berada di kampus

STEI SEBI itu sendiri. Bentuk dari peran internal ini pada umumnya

berupa kajian atau diskusi, khususnya kajian tentang ke-Palestinaan yang

memang rutin diberikan kepada mahasiswa STEI SEBI setiap bulannya.

Tujuan dari peran internal LDK SSP ini adalah untuk mengedukasi dan

juga mencerdaskan para anggotanya terkait isu Palestina sebelum mereka

mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat umum diluar sana, selain itu

juga bertujuan agar nantinya mereka mampu menjadi narasumber untuk

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

82

mengisi seminar-seminar terkiat Palestina yang mereka adakan. Selain

kajian atau diskusi yang LDK SSP miliki, LDK SSP juga memiliki peran

internal lainnya berupa ‗Pemutaran Video‘, pemutaran video ini

bentuknya berupa agitasi dengan memutar video terkait Palestina yang

menggambarkan kondisi sebenarnya dari Palestina itu sendiri. Tujuan dari

pemutaran video ini adalah untuk menghadirkan rasa peduli dari para

audiens yang hadir menyaksikan video tersebut agar ikut turut serta dalam

memberikan dukungan moril dan materilnya untuk Palestina terutama

setelah mereka mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Palestina.

Sedangkan untuk peran eksternal, LDK SSP menghadirkan berbagai

macam program di dalamnya yang pada umumnya bersifat kreatif dalam

mensyiarkan isu tentang Palestina. program tersebut di antaranya adalah:

‗Road to Road‘, ‗Car Free Day (CFD)‘. ‗Road to Road‘ bentuknya berupa

kunjungan-kunjungan ke beberapa tempat seperti Sekolah-sekolah,

Kampus-kampus, Masjid dan juga Majelis Ta‘lim. Dimana melalui ‗Road

to Road to‘ ini LDK SSP melakukan edukasi melalui seminar-seminar

yang mereka adakan ke tempat-tempat yang disebutkan tadi dan

melakukan penggalangan dana di dalamnya. ‗Car Free Day (CFD)‘

merupakan salah satu program LDK SSP terkait perannya mensyiarkan isu

tentang Palestina dengan datang langsung ke acara Car Free Day (CFD)

di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta. Didalamnya LDK SSP mencoba

menghadirkan cara-cara kreatif seperti melakukan teatrikal, drama, puisi

atau orasi dalam tujuannya mensyiarkan isu tentang Palestina dan

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

83

melakukan penggalangan dana untuknya melalui kotak sunduk yang

dibawa. Dalam penerapan keduanya baik ‗Road to Road‘ maupun ‗Car

Free Day (CFD)‘ memiliki cara yang berbeda-beda dalam mensyiarkan

isu tentang Palestina, namun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu

selain mensyiarkan isu tentang Palestina kepada masyarakat umum juga

bertujuan melakukan penggalangan dan untuk Palestina. Dalam perannya

mensyiarkan isu tentang Palestina kepada masyarakat, LDK SSP

menerapkan konsep Mobilisasi Sumber Daya yang Edwards, McCarthy &

Zald tawarkan yang menjelaskan bahwa sebuah kelompok harus

mengupayakan sumber daya yang mereka miliki untuk bisa melakukan

suatu perubahan sosial dan tercapainya tujuan kelompok. Seperti

memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka miliki untuk

dapat memobilisasi massa dengan maksimal.

2. Hambatan yang di alami LDK SSP dalam mesnyiarkan isu tentang Palestina

a. Hambatan internal, hambatan internal yang di alami oleh LDK SSP ini

merupakan hambatan yang berasal dari dalam yaitu Sumber Daya

Manusia (SDM) yang LDK SSP miliki. Hambatan internal yang di

eluhkan oleh narasumber ini pada umumnya adalah persoalan dalam

memanajemen waktu yang merupakan perwujudan dari 2 peran yang

harus di jalani sekaligus oleh para anggota LDK SSP, yaitu status

mereka sebagai seorang mahasiswa sekaligus status mereka sebagai

anggota LDK SSP. Dengan status para anggota LDK SSP yang

merupakan seorang mahasiswa kampus STEI SEBI maka tentu

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

84

mengharuskan mereka untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di

kampus, dimana hal ini membuat konsentrasi dan fokus teman-teman

LDK SSP terbagi-bagi dalam menjalani kegiatan berorganisasi sekaligus

juga kegiatan mereka sebagai seorang mahasiswa dikampus.

b. Hambatan eksternal, hambatan eksternal yang di alami oleh LDK SSP

merupakan hambatan yang datang dari luar seperti birokrasi-birokrasi

perizinan atau pandangan masyarakat mengenai gerakan LDK SSP ini.

Hambatan-hambatan tersebut adalah hal yang biasa ditemui oleh LDK

SSP dalam mensyiarkan isu tentang Palestina kepada masyarakat umum.

Dimana terkadang ketika LDK SSP ingin mengadakan suatu kegiatan di

suatu tempat tidak jarang ditemui persoalan yang berkaitan dengan

perizinan, seperti sulitnya mendapat izin untuk melakukan sesuatu atau

sejenisnya. Selain persoalan dari birokrasi perizinan, dalam mensyiarkan

isu Palestina ini pun kerap kali muncul persoalan yang berhubungan

dengan masyarakat seperti perdebatan di kalangan publik terkait untuk

apa harus membela Palestina yang jauh disana dan pandangan dari

masyarakat awam mengenai gerakan LDK SSP ini dimana tidak sedikit

masyarakat yang memandang bahwa gerakan LDK SSP ini sebagai alah

satu bentuk gerakan radikalisme.

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

85

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Akademis

Penelitian akademis selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih mendalam

mengenai tema penelitian serupa yang peneliti lakukan terkait gerakan-gerakan

yang peduli terhadap Palestina, khususnya gerakan yang dilakukan oleh

mahasiswa dengan menggunakan pendekatan-pendekatan atau teori sosial lainnya.

2. Praktis

a. Anggota-anggota LDK SSP

Anggota-anggota LDK SSP seharusnya dapat lebih pandai lagi dalam hal

memanajemen waktu agar dapat menjalani 2 peran yang harus dijalani sekaligus

yaitu sebagai seorang mahasiswa dan anggota LDK SSP secara seimbang. Selain

itu teman-teman LDK SSP juga harus pandai dalam hal koordinasi agar persoalan

kurang kordinir di dalam anggotanya dapat lebih di minimalisir. Selanjutnya

anggota-anggota LDK SSP harus benar-benar di edukasi dan dibekali dengan

pengetahuan khususnya pengetahuan yang berkaitan dengan Palestina agar

mampu membuat jaringan-jaringan diluar kampus untuk membuat isu Palestina

ini lebih meluas lagi atau untuk membuat lebih banyak lagi masyarakat umum

yang mengetahui isu tersebut. Yang terakhir LDK SSP harus dapat mencetak

Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif agar dapat membuat isu Palestina ini

mampu bersaing dengan isu-isu lainnya.

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

86

b. Lembaga-lembaga Terkait

Lembaga-lembaga terkait hendaknya mempermudah akses atau suatu

perizinan ketika LDK SSP hendak melakukan suatu kegiatan di tempat-tempat

terkait yang mereka telah kirimi surat atau mereka datangi sebelumnya bahwa

mereka ingin mengadakan suatu kegiatan di tempat tersebut. Lembaga-lembaga

terkait juga diharapkan agar lebih mau membuka dirinya terhadap LDK SSP agar

nantinya ketika terjalin suatu kerja sama diantara kedua belah pihak, respon yang

di dapat oleh LDK SSP dari lembaga-lembaga terkait tidak datar-datar saja

sehingga pada akhirnya menyebabkan putus kontak.

c. Masyarakat Umum

Masyarakat umum diharapkan agar tidak memandang sebelah mata LDK

SSP atau menilai gerakan ini secara berlebihan dengan mengatakan bahwa

gerakan yang di lakukan LDK SSP ini sebagai salah satu bentuk gerakan

radikalisme. Masyarakat umum juga diharapkan agar tidak lagi menilai isu

Palestina ini hanya sebatas isu keumatan atau keagamaan saja, karena isu

Palestina ini juga sangat jelas menggambarkan isu kemanusiaan yang menyangkut

Hak Asasi Manusia (HAM). Selain itu masyarakat umum sangat diharapkan untuk

lebih membuka diri serta pikiran mereka lagi terkait isu Palestina ini agar timbul

rasa peduli rasa empati rasa ingin membantu Palestina sehingga timbulah suatu

bentuk dukungan terhadap Palestina baik itu dalam bentuk dukungan moril

maupun materil yang sangat dibutuhkan oleh suadara-saudara kita di Palestina

sana.

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

87

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Basrowi. M.Pd, Dr. & Suwandi. M.Si, Dr. 2008. Memahami Penelitain Kualitatif.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Borgatta, Edgar F. & Marie L. Borgatta. Encyclopedia of Sociology

Volume.1, Simon & Schuster Macmillan: New York. 1992

Buechler, Steven M. 1995. New Social Movement Theories The Sociological

Quarterly, Vol. 36, No.3 (Summer, 1995).

Edwards B & McCarthy. 2004. Resource and Mobilization. The Blackwell

Companion to Social Movements, Massachusetts: Blackwell Publishing.

Fadhly, Fahrus Zaman. 1999. Mahasiswa Menggugat: Potret Getakan Mahasiswa

Indonesia 1998. Bandung: PUSTAKA HIDAYAH.

Ishiyama, T Jhon dan Marjike Breuning. 2013. Ilmu Politik dalam Paradigma

Abad Ke-21. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Jary. Julia and Jary. David, Collins Dictionary of Sociology, Edisi Kedua, 1995.

Jurdi, Syarifuddin. 2010. Sosiologi Islam & Masyarakat Modern: Teori, Fakta,

dan Aksi Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.

Maarif, Syamsul. 2010. Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial. Yogyakarta: Gress

Publishing.

Manalu, Dimpos. 2009. Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

McCharthy, John D dan Mayer N Zald. 1997. Resource Mobilization And Social

Movements: A Partial Theory. The American Jurnal Of Sociology Vol 82 (6):

1212-1241

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, M.A, Dr. Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma

Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Opp, Karl Dieter. 2009. Theories of Political Protest and Social Movements: a

Multidiciplinary Introduction, Critique, and Synthesis. London: Routledge.

Raho. SVD, Bernad. 2014. Sosiologi. Flores: Ledalero Anggota IKAPI.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Situmorang, Abdul Wahib. 2007. Gerakan Sosial: Studi Kasus Beberapa

Perlawanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Singh, Rajendra. 2010. Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

88

Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media

Group.

Tohirin, M.Pd, Dr. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan

Bimbingan Konseling. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Triwibowo, Darmawan. 2006. Gerakan Sosial: Wahana Civil Society Bagi

Demokratisasi. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

B. Media Internet

(http://www.pikiran-rakyat.com/node/304849), diakses 15 Mei 2017

C. Tesis, Skripsi dan Disertasi

1. Tesis, Leny Puspadewi (2002) berjudul ―Oposisi di Indonesia: Studi Kasus

Gerakan Mahasiswa 1998 di Jakarta‖ program studi Ilmu Politik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

2. Tesis, Dwi Winarno (2012) berjudul ―Gerakan Falun Gong di Indonesia‖

program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Indonesia.

3. Skripsi, EDO (2012) tentang ―Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (Studi

Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU)‖

program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Tesis, Ahmad Ismail (2012) berjudul ―Akademi Berbagi: Gerakan Sosial di

Dunia Digital‖ program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

5. Tesis Lisken LM Situmorang (2010) berjudul ―Gerakan Lingkungan Anti

Sawit‖ program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Disertasi, Muhammad Umar Syadat Hasibuan (2010) berjudul ―Gerakan

Politik Mahasiswa: Studi Kasus Polarisasi Gerakan Mahasiswa Pada Masa

Pemerintahan B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid‖ program studi Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Skripsi, Dady Hidayat (2012) berjudul ―Gerakan Dakwah Salafi di Indonesia

Pada Era Reformasi‖ program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

89

LAMPIRAN

Foto : Kunjungan LDK SSP ke Pesona Al-Quds (Lembaga Kemanusiaan)

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

90

Foto : Kunjungan LDK SSP ke UKDM UPI Bandung

Foto : Penampilan Hadroh dari Baitul Qur’an Depok di Puncak Syahru

Intifadhah 9

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

91

Foto : Penampilan dari Awan Voice di Puncak Syahru Intifadhah 9

Foto : Kampus STEI SEBI Depok

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

92

Foto : Kampus STEI SEBI Depok

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

93

Foto : Kampus STEI SEBI Depok

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

94

Foto : LDK SSP Road To Majelis Ta’lim

Foto : LDK SSP Dalam Car Free Day (CFD) Jakarta

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

95

Foto : Puncak Syahru Intifadhah 9

Foto : Puncak Syahru Intifadhah 9

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

96

Foto : Ketua LDK SSP bersama Narasumber dari Palestina di acara Puncak

Syahru Intifadhah 9

Foto : Peneliti bersama Narasumber

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

97

Foto : Narasumber

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

98

ANGGARAN DASAR

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI SOLIDARITY FOR PALESTINE

(LDK SSP)

MUQODDIMAH

Haikaumku, masuklah ketanah suci (Palestina) yang telah ditentukan

Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena kamu takut

kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Al-

Maidah:21)

"Dari Zaid bin Tsabit, bahwa ia berkata; saya mendengar Rasulullah

SAW bersabda: "Duhai alangkah baiknya negeri Syam itu, duhai

alangkah baiknya negeri Syam itu. " Para shahabat kemudian bertanya,

"Ya Rasulullah, kenapa Engkau memuji Syam semacam itu?" "Para

malaikat membentangkan sayapnya atas kota Syam tersebut," jawab Nabi

selanjutnya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

"Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai

saudaranya seperti dia mencintai dirinya" (HR. Imam TIrmIdzi).

Peradaban muslim saat ini tak lagi berkiblat kepada Islam. Amerika,

Israel dan sekutu lainnya telah memberikan kiblat terbaru bagi umat muslim di

dunia. Palestina, Suriah, Mesir dan negeri Islam lainnya telah terlupakan dari

peradaban kaum muslimin, tak lagi menjadi isu kaum muslimin. Namun mata

dunia sekarang mulai terbuka dengan nilai-nilai kemanusian yang terjadi.

Merupakan suatu kewajiban terhadap sesama muslim di manapun berada

untuk memperkuat persaudaraan dan kepedulian dengan kontribusinya terhadap

isu dunia Islam yang terjadi sekarang ini. Do‘a dan saluran tangan yang terbaik

dari kita adalah yang mereka harapkan.

Permasalahan yang terjadi memberikan gambaran terhadap kaum

muslimin, khususnya civitas STEI SEBI untuk berupaya membantu sebaik

mungkin dan bergerak mengurangi penderitaan sesamanya. Salah satu upayanya

adalah mewujudkan organisasi kemanusian yang peduli terhadap isu keumatan di

dalam maupun luar negeri.

Organisasi SEBI Solidarity For Palestine (SSP) adalah wujud organisasi

sosial yang berada di bawah lembaga STEI SEBI yang peduli terhadap bangsa

Palestina dan isu keumatan di dalam maupun di luar negeri dan berupaya

mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina.

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

99

BAB I

NAMA DAN DEFINISI

Pasal 1:

Nama

Nama organisasi ini adalah LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI

SOLIDARITY FOR PALESTINE, yang selanjutnya disebut LDK SSP.

Pasal 2:

Definisi

LDK SSP adalah wadah perjuangan mahasiswa STEI SEBI dalam

aktivitas dakwah kampus dan kemasyarakatan serta membangun kepedulian

terhadap bangsa Palestina dan kemanusiaan umat muslim dunia dan akan terus

menjalankan roda organisasinya sampai islam kembali Berjaya dengan bangsa

Palestina dan Umat Muslim Dunia bebas dari penjajahan.

BAB II

WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 3:

Waktu

SSP dideklarasikan di Ciputat pada hari Kamis, tanggal 13 Rabiul akhir

1427 H, bertepatan dengan tanggal 11 Mei 2006 M, dan pada tanggal 5 juni 2016

nama LDK disematkan pada SSP sehingga menjadi LDK SSP

Pasal 4:

Kedudukan

LDK SSP berkedudukan di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI.

BAB III

ASAS, LANDASAN, STATUS

Pasal 5:

Asas

LDK SSP berasaskan Islam.

Pasal 6:

Landasan

LDK SSP berlandaskan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

100

Pasal 7:

Status

LDK SSP merupakan Badan Semi Otonom (BSO) dibawah koordinasi

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STEI SEBI pada Keluarga Besar Mahasiswa

(KBM) STEI SEBI.

BAB IV

VISI DAN MISI

Pasal 8:

Visi

Menjadi wadah organisasi dan kontribusi mahasiswa STEI SEBI dalam

aktivitas dakwah kampus dan kemasyarakatan serta perjuangan bangsa

Palestina dan isu keumatan dunia.

Pasal 9:

Misi

Memberikan edukasi keislaman, ke-Palestina-an dan isu keumatan dunia

kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat.

Mengembankan sumber daya manusia LDK SSP yang diarahkan pada

aktualisasi diri sebagai seorang muslim.

Bersinergi dan berkontribusi dengan lembaga ke-Palestina-an dan LDK se-

Indonesia dan lembaga lainnya yang menunjang aktifitas dakwah.

Menggalang dana sebagai wujud kepedulian terhadap Palestina dan isu

keumatan dunia.

Memaksimalkan peran media sebagai sarana penyebaran dakwah dan

informasi mengenai ke-Palestinaan dan isu keumatan dunia.

Menjadikan SSP sebagai penyedia atribut Palestina di kalangan

masyarakat sekitar dan civitas STEI SEBI.

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

101

BAB V

IDENTITAS DAN MAKNA LAMBANG

Pasal 10:

Identitas

Identitas SSP diwujudkan dalam lambang :

Pasal 11:

Makna Lambang

Hal Makna

Empat warna dalam lambang

(Merah, Hitam, Putih, dan Hijau)

Mencerminkan bendera bangsa Palestina.

S pertama berwarna Merah dengan

warna dasar putih

Menunjukkan warna darurat dan kemanusiaan.

S kedua warna putih dengan

warna dasar hitam

Menunjukan sikap tegas kaum muslimin untuk

menegakkan amar ma‘ruf nahi mungkar dan bentuk

kepedulian terhadap bangsa Palestina dan isu

keumatan Dunia. Hitam (Menunjukkan kebathilan) dan

Putih (Menunjukkan yang Haq).

P berwarna hitam dengan warna

dasar hijau

Menunjukkan tekad kami mengembalikan Negara

Palestina pada kedaulatan dan Kedamaian.

Tiga jajaran Genjang yang dibuat

terpisah menaungi masing-masing

huruf dan disatukan dengan

sebuah garis hitam

Menunjukkan pada sebuah proses dari berdirinya

organisasi ini: Berawal mula dari komunitas SEBI

"pejuang ekonomi Islam" yang diwakili

Mahasiswanya, kemudian mereka tergugah dan

berusaha peduli terhadap kondisi keterpurukan umat,

dan dengan organisasi ini akan berkontribusi dalam

aktifitas dakwah kampus dan kemasyarakatan serta

membantu perjuangan bangsa Palestina untuk terbebas

dari penjajahan Israel la’natullah.

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

102

BAB VI

KEANGGOTAAN

Pasal 12:

Keanggotaan

Keanggotaan terdiri dari :

1. Anggota Kehormatan.

2. Anggota Penggerak.

3. Relawan.

BAB VII

STUKTUR ORGANISASI DAN MASA JABATAN

Pasal 13:

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi LDK SSP minimal terdiri dari Ketua LDK SSP, Wakil

ketua, Sekretaris LDK SSP, Bendahara LDK SSP, Bidang dan Biro.

Pasal 14:

Masa Jabatan

Masa jabatan kepengurusan LDK SSP adalah 1 (satu) periode

kepengurusan dengan waktu periode satu tahun.

BAB VIII

HUBUNGAN KEORGANISASIAN

Pasal 15:

Hubungan Keorganisasian

Hubungan keorganisasian SSP :

1. Hubungan LDK SSP dengan STEI SEBI adalah hubungan mitra.

2. Hubungan LDK SSP dengan BEM STEI SEBI adalah hubungan

koordinasi.

3. Hubungan LDK SSP dengan organisasi serupa adalah hubungan

mitra.

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

103

BAB IX

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 16:

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan melalui:

5. Musyawarah Umum Anggota.

6. Musyawarah Kerja Anggota.

7. Rapat Koordinasi Internal Kepengurusan.

8. Rapat Kerja Kepengurusan.

BAB X

KEUANGAN

Pasal 17:

Sumber-sumber Keuangan

1. Keuangan untuk operasional LDK SSP bersumber dari :

e) Subsidi Dana Kesejahteraan Mahasiswa STEI SEBI.

f) Dana Usaha Mandiri.

g) Donatur.

h) Kas Pengurus

2. Keuangan untuk penyaluran dana LDK SSP bersumber dari :

d) Penggalangan Dana yang bersifat Massal.

e) Dana Usaha Mandiri.

f) Donatur.

Pasal 18:

Asas Pengelolaan Keuangan

LDK SSP mengelola keuangan dengan asas jujur, transparansi, akuntable,

dan profesional.

Pasal 19:

Penyaluran Dana

LDK SSP menyalurkan dana melalui lembaga-lembaga sosial yang berada

di Indonesia dan lembaga kemanusiaan yang mempunyai jaringan untuk bisa

sampai ke Palestina dan Umat muslim dunia lainnya.

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

104

BAB XI

PEMBEKUAN, PENGAKTIFAN KEMBALI DAN

PEMBUBARAN

Pasal 20:

Pembekuan, Pengaktifan Kembali dan Pembubaran

Pembekuan, pengaktifan kembali dan pembubaran kepengurusan hanya

dapat dilakukan oleh Musyawarah Umum Anggota.

BAB XII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 21:

Perubahan Anggaran Dasar.

Perubahan anggaran dasar dapat dilakukan pada Musyawarah Umum

anggota, kecuali di kondisi lain yang dianggap perlu.

BAB XIII

KETENTUAN UMUM

Pasal 22:

KetentuanUmum

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga LDK SSP STEI SEBI.

BAB XIV

PENGESAHAN

Pasal 23:

Pengesahan

1. Anggaran dasar ini berlaku sejak disahkan dalam musyawarah

umum anggota.

2. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan organisasi

yang bertentangan dengan anggaran dasar ini dinyatakan tidak

berlaku.

Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

105

ANGGARAN RUMAH TANGGA

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SEBI SOLIDARITY FOR PALESTINE

(LDK SSP)

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1:

Keanggotaan

Keanggotaan LDK SSP terdiri dari :

1. Anggota Kehormatan : yaitu setiap alumni LDK SSP STEI SEBI.

2. Anggota Penggerak : yaitu setiap mahasiswa STEI SEBI yang terdaftar

dan tergabung dalam struktur kepengurusan LDK SSP.

3. Relawan : yaitu mahasiswa STEI SEBI yang menyatakan bergabung dan

membantu aktivitas organisasi tanpa menjadi pengurus harian organisasi.

Pasal 2:

Hak Anggota

4. Anggota Kehormatan :

Anggota kehormatan berhak menghadiri Musyawarah Umum

Anggota.

Anggota kehormatan berhak memberikan rekomendasi.

Anggota kehormatan berhak mengikuti kegiatan LDK SSP.

5. Anggota Penggerak :

Anggota Penggerak berhak untuk menggunakan fasilitas organisasi

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Anggota Penggerak berhak mewakili organisasi dalam hal undangan

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 116: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

106

Anggota Penggerak berhak untuk dipilih dan memilih sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

6. Relawan :

Relawan berhak melakukan aktivitas penggalangan dana mandiri atas

nama organisasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Relawan berhak mendapatkan apresiasi dari organisasi.

Relawan berhak memberikan rekomendasi.

Pasal 3:

Kewajiban Anggota

5. Anggota Kehormatan wajib mendukung kegiatan organisasi.

6. Anggota penggerak wajib melaksanakan amanah organisasi dengun baik

dan penuh tanggung jawab.

7. Relawan wajib melaksanakan amanah sesuai dengan perjanjian tertulis.

8. Semua Anggota wajib menjaga nama baik organisasi.

Pasal 4:

Sanksi

1. Anggota Penggerak dan Relawan dapat diberi peringatan oleh Badan

Pengurus Harian dikarenakan oleh:

Tindakan yang bertentangan dengan peraturan-peraturan dan

ketentuan-ketentuan organisasi

Tindakan yang merugikan dan tidak menjaga nama baik organisasi

2. Badan Pengurus Harian akan mengeluarkan surat peringatan kepada

anggota yang melakukan pelanggaran.

3. Penetapan sanksi dilakukan melalui proses musyawarah badan pengurus

harian yang bersifat membangun.

4. Kategori pelanggaran dikembalikan kepada badan pengurus harian.

5. Anggota Penggerak akan kehilangan hak-haknya, apabila badan pengurus

harian telah mencabut status keanggotaannya.

Page 117: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

107

Pasal 5:

Kehilangan Keanggotaan

1. Meninggal dunia.

2. Keluar dari STEI SEBI.

3. Diberikan sanksi pencabutan status anggota.

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 6:

Pengurus

Pengurus adalah anggota penggerak yang diberikan amanah untuk menjadi

pengurus melalui rapat internal ketua LDK SSP dan tim formatur LDK SSP yang

dipilih dan disahkan pada musyawarah Umum anggota.

Pasal 7:

Ketua LDK SSP

3. Ketua SSP adalah eksekutif tertinggi dalam kepengurusan LDK SSP.

4. Ketua SSP terpilih melalui musyawarah Umum anggota.

5.

Pasal 8:

Kelengkapan Stuktur

12. Wakil ketua I adalah membantu Ketua dalam fungsi controlling dan

monitoring internal lembaga serta mewakili fungsi Ketua ketika

berhalangan.

13. Wakil ketua II adalah penanggung jawab akhwat LDK SSP dengan

melakukan kontroling terhadap kinerjanya secara berkala, dan menjalin

kerjasama dengan forum keakhwatan di eksternal kampus STEI SEBI.

14. Sekretaris Umum adalah penanggung jawab inventaris, administrasi dan

arsip-arsip LDK SSP.

Page 118: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

108

15. Bendahara Umum adalah pengelola keuangan dalam hal pencatatan,

peraturan keuangan, penyaluran, dan lainnya yang terkait dengan

administrasi keuangan.

16. PSDM adalah pengelola sumber daya manusia anggota penggerak dan

relawan yang terkait dengan peningkatan kualitas soft skill dan pengontrol

bidang yang di bawahinya.

17. Divisi Syiar dan keumatan adalah pengelola kegiatan organisasi dalam

bidang pengkajian terkait Tsaqofah Islamiyah, isu-isu keumatan, isu-isu

terkini terkait bangsa Palestina dan Umat Muslim Dunia kepada

lingkungan internal dan eksternal KBM STEI SEBI.

18. Divisi Edukasi Sosial adalah pengelola kegiatan organisasi dalam bidang

edukasi, dakwah kemasyarakatan terkait edukasi ke-Islaman, isu-isu

keumatan, pengkajian isu-isu terkini terkait bangsa palestina pada

lingkungan eksternal KBM STEI SEBI.

19. Divisi Media dan Komunikasi adalah pengelola aktivitas penyebaran

dakwah melalui media dan publikasi kegiatan organisasi

20. Divisi Hubungan Publik adalah pengelola aktivitas jaringan kerjasama

Antara LDK SSP dan lembaga eksternal kampus.

21. Divisi Usaha Mandiri LDK SSP adalah pengelola kegiatan organisasi

dalam bidang kewirausahaan untuk operasional organisasi.

22. Divisi Qudsulana adalah pengelola kegiatan organisasi dalam bidang

penggalangan dana untuk bangsa Palestina dan Umat Muslim Dunia serta

menjalin silaturrahim dengan lembaga kemanusiaan yang telah terjalin.

Pasal 9:

Syarat Menjadi Ketua LDK SSP, Pengurus, dan Relawan

1. Berakhlakul Karimah.

2. Telah Aktif dan terdaftar sebagai pengurus LDK SSP.

3. Dapat membaca Al – Qur‘an dengan baik dan benar.

4. Mempunyai jiwa kepedulian.

5. Memiliki keahlian manajerial organisasi.

Page 119: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

109

6. Aktif mengikuti kegiatan pembinaan.

Pasal 10:

Tugas Kepengurusan

5. Mengadakan dan melaksanakan program kerja yang mengacu pada garis-

garis besar haluan organisasi (GBHO) dan disepakati dalam Musyawarah

Kerja.

6. Melaksanakan amanah organisasi dengan baik dan penuh tanggung jawab.

7. Melaksanakan ketetapan dalam Musyawarah Umum anggota.

8. Mewujudkan misi dan target organisasi secara berjama‘ah.

BAB III

MUSYAWARAH

Pasal 11:

Musyawarah Umum Anggota

1. Musyawarah Umum Anggota adalah forum tertinggi dalam kepengurusan

LDK SSP.

2. Musyawarah Umum Anggota berfungsi :

a) Menetapkan atau merevisi AD/ART SSP.

b) Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) untuk

kepengurusan LDK SSP. GBHO LDK SSP adalah hal – hal standar dan

batasan kerja kepengurusan.

c) Menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban (LPJ) Kepengurusan.

d) Memilih, mengangkat, dan memberhentikan kepengurusan LDK SSP

dengan cara memilih ketua dan menetapkan Tim Formatur.

3. Musyawarah organisasi LDK SSP dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang

– kurangnya setengah plus satu dari jumlah peserta yang diundang.

4. Peserta muyawarah Umum anggota terdiri dari anggota LDK SSP.

5. Musyawarah Umum Anggota memiliki Tata Tertib Musyawarah.

Page 120: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

110

Pasal 12:

Musyawarah Kerja

1. Musyawarah Kerja adalah forum perencanaan dan penetapan program kerja

dalam kepengurusan LDK SSP.

2. Musyawarah Kerja berfungsi :

a) Menetapkan program kerja dengan mengacu pada GBHO dan Renstra.

b) Membuat time schedule program kerja.

3. Musyawarah Kerja LDK SSP dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-

kurangnya setengah plus satu dari jumlah pengurus.

Pasal 13:

Rapat Kordinasi Organisasi Struktural

1. Rapat kordinasi internal adalah rapat kordinasi antara Ketua LDK SSP dan

kordinator-kordinator Divisi.

2. Rapat kordinasi internal berfungsi sebagai rapat kordinasi untuk merespon

pelaksanaan aktifitas harian.

Pasal 14:

Rapat Kerja Pengurus

1. Rapat Kerja Pengurus adalah rapat kordinasi seluruh pengurus yang

dipimpin oleh Ketua LDK SSP.

2. Rapat Kerja pengurus berfungsi sebagai rapat konsolidasi kegiatan LDK

SSP.

BAB IV

ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 15:

Page 121: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42876/1/FATHUR...Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 . iii ABSTRAK ... dan

111

1. Aturan-aturan yang belum diatur dalam ART, diatur pada ketetapan dan

keputusan musyawarah umum anggota.

2. Aturan-aturan yang memerlukan penjabaran dapat diatur dalam ketetapan

musyawarah Umum anggota.

3. Setiap anggota LDK SSP dianggap mengetahui AD/ART LDK SSP

setelah disosialisasikan dan mentaatinya.

4. Anggaran rumah tangga ini berlaku sejak disahkan.