Proposal Fathur Taufiq

57
A. JUDUL PENELITIAN Upaya Kepala Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kabupaten Lumajang B. LATAR BELAKANG Perpustakaan adalah sebuah gedung tempat menyimpan buku, yang dipenuhi dengan rak-rak yang berisi buku. Gambaran semacam itu tidak dapat dikatakn salah, karena dalam bahasa Indonesia kata “pustaka” memang berarti “buku” . Akan tetapi kalau dikaji lebih mendalam gambaran itu masih jauh dari pemahaman yang tepat mengenai perpustakaan. Perpustakaan tidak hapnya berkaitan dengan gedung dan buku saja, tetapi juga dengan sistem penyimpanan, pemeliharaan, dan pengguna. Sesungguhnya, perpustakaan adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana-prasarana, berbagi unsur terlibat dalam pengolaan perpustakaan, antara lain sumber daya manusia, pengguna, sarana-prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan yang terpenting adalah koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu. Pada awal mulanya koleksi perpustakaan hanya terbatas berupa buku tercetak saja. Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi

Transcript of Proposal Fathur Taufiq

Page 1: Proposal Fathur Taufiq

A. JUDUL PENELITIAN

Upaya Kepala Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat Di Kabupaten Lumajang

B. LATAR BELAKANG

Perpustakaan adalah sebuah gedung tempat menyimpan buku, yang

dipenuhi dengan rak-rak yang berisi buku. Gambaran semacam itu tidak dapat

dikatakn salah, karena dalam bahasa Indonesia kata “pustaka” memang berarti

“buku” . Akan tetapi kalau dikaji lebih mendalam gambaran itu masih jauh

dari pemahaman yang tepat mengenai perpustakaan. Perpustakaan tidak

hapnya berkaitan dengan gedung dan buku saja, tetapi juga dengan sistem

penyimpanan, pemeliharaan, dan pengguna. Sesungguhnya, perpustakaan

adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu

bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan

pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana-prasarana, berbagi unsur terlibat

dalam pengolaan perpustakaan, antara lain sumber daya manusia, pengguna,

sarana-prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan yang terpenting adalah

koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu. Pada awal mulanya koleksi

perpustakaan hanya terbatas berupa buku tercetak saja. Seiring dengan

kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, jenis koleksi

perpustakaan juga berkembang ke bentuk-bentuk media noncetak, seperti

mikroflm, mikrofis, audio tape, piringan hitam, pita magnetic, video tape, slid,

kaset, CD, DVD, dan sebagainya. Masuknya komputer ke perpustakaan telah

mengubah secara drastis wajah perpustakaan, dari perpustakaan yang

memberikan pelayanan secara manual menjadi perpustakaan yang terotomasi,

dari perpustakaan yang dibatasi oleh dinding dan ruangan menjadi

perpustakaan tampa batas yang di lengkapi dengan saran-saran elektronik

untuk mengakses informasi dalam berbagai format dan dari berbagai sumber

di seluruh dunia.1

Desain kota pendidikan yang beraroma surga mengharuskan adanya

beberapa perpustakaan yang lengkap dan berada disekitar warga atau

1 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, 1-2

Page 2: Proposal Fathur Taufiq

penduduk setempat. Untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan yang

merupakan jantung pendidikan biasa didirikan perpustakaan bersama,

khususnya untuk pendidikan luar sekolah, seperti pesantren, madrasah

diniyah, dan majlis ta'lim. Pendirian perpustakaan ini biasa dilakukan dengan

beberapa cara, di antaranya:

1. Beberapa desa yang berdekatan membuat perpustakaan bersama dengan

koleksi buku, CD, Filem, dan semacamnya, terutama yang terkait

dengan kebutuhan warga desa.

2. Beberapa pesantren atau majlis ta'lim yang berdekatan ditingkat

kecamatan atau dibeberapa desa mendirikan perpustakaan bersama juga

dengan menyediakan referensi terkait, terutama kitab-kitab langka agar

biasa diakses secara bersama-sama.

3. PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, dan lainya juga

dapat menyelenggarakan perpustakaan secara bersama.2

Dengan pengertian diatas dapat kita definisikan perpustakaan itu dapat

kita bangun sendiri dengan bersama-sama masyarakat desa yang berdekatan.

Bagi setiap masyarakat atau pelajar yang mengunjungi perpustakaan

berarti ingin membaca dan ingin mendapatkan informasi, sumber ilmu

pengetahuan, penelitian rekreasi pelestarian khasanah budaya bangsa, serta

memberikan berbagai layanan jasa lainya. Hal tersebut telah ada sejak dulu

dan terus berproses secara alamiyah menunjuk kepada suatu kondisi dan

tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak.

Perpustakaan pada prinsipnya mempunyai 3 kegiatan pokok, yaitu pertama,

mengumpulkan(to collect) semua informasi dan masyarakat yang di layaninya.

Kedua, melestarikan, (to preserve) memelihara, dan merawat seluruh koleksi

perpustakaan, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak

lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya, Ketiga,

diberdayakan (to make available) seluruh koleksi yang di himpun di

perpustakaan untuk dipergunakan pemakaianya.3

2 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: LKiS, 2009, 231-2323 Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 1

2

Page 3: Proposal Fathur Taufiq

Hal ini sebagaimana anjuran Al-Qur’an untuk belajar membaca dan

mencari informasi, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 :

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)

dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya.4

Dengan membaca, orang diharapkan memperoleh sesuatu yang baru

sebagai bahan informasi. Dapat dikatakan bahwa orang masuk perpustakaan

adalah belajar dan membaca. Dengan membaca wawasan manusia akan

bertambah. bagi peserta didik dan masyarakat kegiatan membaca akan dapat

meningkatkan belajarnya dan pengetahuan . Oleh karena itu, sudah menjadi

kewajiban bagi siswa menggunakan fasilitas belajar di sekolah maupun

perpustakaan umum dengan baik.

Dengan demikian jelaslah bahwa perpustakaan mempunyai peranan

dan fungsi yang cukup tinggi dalam usaha meningkatkan minat belajar

maupun dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun perlu disadari

pula bahwa upaya tersebut akan dapat terwujud dengan baik jika fasilitas

perpustakaan sesuai dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan saat ini. Artinya

peranan dan fungsi perpustakaan akan dapat memenuhi sasaran yang

diinginkan apabila diimbangi dengan fasilitas dan pelayanan yang memadai

untuk meningkatkan aktivitas belajar bagi masyarakat dan pelajar.

Salah satu perpustakaan yang banyak memberikan kontribusi penting

untuk kemajuan Kabupaten Lumajang, terutama dalam hal

4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005, 598

3

Page 4: Proposal Fathur Taufiq

menumbuhkembangkan minat baca masyarakat kabupaten Lumajang,

berdasarkan realita diatas perpustakaan bukan dengan alasan menghadapi

ujian atau mendapat tugas akan tetapi dengan pelayanan perpustakaan yang

optimal membaca menjadi budaya yang subur.

Berpangkal dari uraian di atas, maka dalam hal ini penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya Kepala Perpustakaan

Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kabupaten

Lumajang.

Menurut data awal yang peneliti peroleh bahwa perpustakaan

Kabupaten Lumajang telah berdiri sejak tahun 1960an dan dikelola oleh dinas

pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lumajang yang terletak di Jl. Kapten

Suwandak. Beberapa bulan kemudian perpustakaan Kabupaten Lumajang

pindah kehalaman belakang pemerintahan Daerah Kabupaten Lumajang,

selang satu tahun kemudian (tahun 1974-1975) karena perpustakaan kurang

mendapatkan dukungan dari Pemerintahan Daerah dan minat baca masyarakat

Lumajang hampir bisa dikatakan tidak ada maka secara perlahan-lahan

kegiatan perpustakaan hilang bagaikan ditelan bumi.

Pada 1 Juni 1979 Pemerintahan Daerah Lumajang berinisiatif untuk

menghidupkan kembali perpustakaan dan dibentuklah perpustakaan umum

yang pengelolaanya diserahkan kepada PKK dan dibantu oleh seorang staf

Pemerintahan daerah yang bernama Husein Yunan Noor yang akhirnya

membawa nama Husein Yunan Noor menjadi pustakawan teladan tingkat

Propinsi Jawa Timur pada tahun 1988. kiprah perpustakaan umum Kabupaten

Lumajang selalu diperhitungkan oleh pemerintah baik ditingkat propinsi

maupun nasional, sehingga dengan kiprahnya ini pada tanggal 23 Mei 1986

perpustakaan umum PKK mendapatkan hibah 1 paket bis keliling.

Berdasarkan Perda No: 27 tahun 1995 terbentuklah perpustakaan umu daerah

Kabupaten Lumajang ysng bertempat di Jl. W.R. Supratman.

Kantor kearsipan Daerah Kabupaten Lumajang dibentuk tahun 1996

berdasarkan Perda No. 12 tahun 1996 dan pada tahun 2001 perpustakaan

umum daerah Kabupaten Lumajang bergabung dengan kantor arsip Kabupaten

4

Page 5: Proposal Fathur Taufiq

Lumajang sehingga menjadi kantor perpustakaan dan arsip Kabupaten

Lumajang yang terletak di Jl. Hayam Wuruk No. 1 Lumajang dan pelayanan

perpustakaan kepada masyarakat berlokasi di Kawasan W.R. Supratman

hingga tahun 2005. Pada pertengahan tahun 2005 pelayan perpustakaan

dipindahkan ke Kawasan Wonorejo Terpadu hingga tahun 2007. Pada bulan

desember tahun 2007 pelayanan perpustakaan berpindah ke Jl. Alun-alun barat

No.1 sampai sekarang.

Sedangkan data awal tentang upaya perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat yaitu dengan dengan memberikan pelayanan yang

sifatnya terbuka yaitu suatu layanan yang membolehkan pemakai jasa

perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang

dibutuhkannya dari tempat penyimpanan koleksi atau rak buku. Dan layanan

yang digunakan perpustakaan umum Kabupaten Lumajang ialah layanan

membaca diperpustakaan, layanan referensi, layanan sirkulasi, layanan

ekstensi, layanan system paket, layanan mobil pintar, dengan meningkatkan

layanan-layanan diatas bisa meningkatkan minat baca masyarakat.5 Dan

menundang anak TK, PAUD, untuk kunjungan ke perpustakaan setiap hari

jumad dan sabtu.

Hal ini sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bapak

Sumaryono selaku kasi pengelolaan pelayanan perpustakaan.

Cara kami dalam meningkatkan minat baca masyarakat dengan memberikan layanan-layanan yang sifatnya terbuka yaitu suatu layanan yang membolehkan pemakai jasa perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan dan mengundang anak-anak TK, PAUD, setiap hari jumad dan sabtu itulah salah satu untuk meningkatkan minat baca masyarakat.6

Adapun catatan jumlah buku dari tahun ketahun semakin bertambah

mulai tahun 2009 jumlah buku 19615 eksemplar, pada tahun 2010 mendapat

tambahan 1007 eksemplar jumlah buku semuanya 20622 eksemplar, dengan

5 http://www.Lumajang.go.id/perpustakaan.php (April 2011), 16 Sumaryono, Wawancara, Perpustakaan Umum Lumajang, 07 April 2011

5

Page 6: Proposal Fathur Taufiq

jumlah anggota 8266 orang, jumlah pengunjung pada tahun 2010 37553

orang, buku yang dipinjam 47220, peminjam 23610 orang.

C. FOKUS PENELITIAN

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah

fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang

akan di cari jawabannya melalui proses penelitian. Perumusan masalah harus

disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan

dalam bentuk kalimat Tanya. 7

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan

penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukasn atau

memilih maslah bukanlah pekerjaan yang mudah bahkan boleh dikatakan sulit.

Masalah dalam penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan

penelitian. Masalah dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari karena ingin

mengetahui bagai manakah upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan

minat membaca masyarakat.8

Adapun fokus masalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan minat

baca masyarakat di Kabupaten Lumajang ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat

baca masyarakat yang ada di Kabupaten Lumajang ?

3. Bagaimana hasil dari upaya kepala perpustakaan Kabupaten Lumajang

dalam meningkatkan minat baca masyarakat?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan pokok suatu penelitian adalah memecahkan masalah-masalah

sebagaimana dirumuskan sebelumnya. Untuk itu perumusan tujuan penelitian

hendaknya tidak menyimpang dari usaha memecahkan masalah tersebut.

Tujuan penelitian yang berada dalam lingkup permasalahan penelitian.

7 Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah STAI Syarifuddin: LP3M, 2011, 418 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Renika Cipta, 2006, 30

6

Page 7: Proposal Fathur Taufiq

Sehubungan dengan pengertian di atas, maka ada tujuan dalam penelitian

ini:

1. Untuk mengetahui upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

miningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.

3. Untuk mengetahui hasil dari upaya kepala perpustakaan umum dalam

meningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat anatara lain sebagai berikut :

1. Bagi Perpustakaan Umum Lumajang

a. Agar lebih meningkatkan lagi minat baca masyarakat

b. Menambah khazanah keilmuan tentang pentingnya membaca.

2. Bagi STAI Syarifuddin

a. Menambah atau memperkaya informasi tentang pentingnya membaca.

b. Agar dijadikan sebagai dokumentasi, di dunia pendidikan akademik

yang dipakai sebagai dasar perbandingan terhadap penelitian-

penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

a. Dapat memberi tambahan pengetahuan tentang pentingnya membaca

bagi masyarakat.

b. Dapat mengetahui upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat.

F. DEFINISI KONSEP

Untuk mengetahui permasalahan yang terdapat dalam judul skripsi ini,

dan untuk mempermudah pembahasan serta menghindari timbulnya

permasalahan dalam memahami proposal ini, maka perlu diberikan penegasan

istilah atau definisi konsep yaitu arti kata demi kata sekaligus secara

keseluruhan dari judul tersebut.

7

Page 8: Proposal Fathur Taufiq

Adapun istilah-istilah dalam judul yang perlu dapat penegasan ialah

sebagai berikut:

1. Upaya

Usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud.9

1. Kepala perpustakaan umum

Pemimpin, manajer, dan penanggung jawab atas terselenggaranya

perpustakaan.10

2. Meningkatkan

Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang ingin melihat serta

memahami isis dari apa yang tertulis

3. Minat baca

Suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau

bahan bacaan.11

4. Masyarakat

Sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu

kebudayaan yang mereka anggap sama.12

Dapat disimpulkan dari pengertian beberapa istilah diatas maka maksud

dari judul tersebut ialah upaya kepala perpustakaan umum dalam

meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten Lumajang adalah agar

masyarakat tidak ketinggalan informasi dan mengatahui apa yang mereka

belum tau dari hasil membaca tersebut, karena dengan kita membaca

menambah wawasan dan pengetahuan.

G. KAJIAN KEPUSTAKAAN

1. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan bertujuan untuk melakukan

survey secara sugguh-sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang

dalam bidang yang akan diteliti. Adapun beberapa studi yang peneliti

9 Desi Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2002, 411.10 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 8811 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ,Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 10712 http://kamusbahasaindonesia.org/masyarakat, (Maret 2011), 1.

8

Page 9: Proposal Fathur Taufiq

temukan dan memiliki relevansi dengan permasalahan yang dikembangkan

penelitian ini antara lain diuraikan sebagai berikut:

Jazilatul Nikmah, Skripsi Pelayanan perpustakaan dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa penelitian ini di lakukan di madrasah

tsanawiyah Negeri I Jember Tahun Pelajaran 2005/2006. Hasil dari

pelayanan yang perpustakaan yang ada di madrasah tsanawiyah negeri 1

Jember sangat bagus mulai dari pelayan sirkulasi dan pelayanan

referensi.13

Trias Inda Novita, Skripsi sikap mahasiswa terhadap layanan

perpustakaan Fakultas hukum universitas diponogoro semarang, Skripsi,

hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap mahasiswa terhadap

layanan perpustakaan fakultas hukum UNDIP Semarang berkaitan dengan

layanan yang ada di perpustakaan dapat diterima dengan baik oleh semua

mahasiswa karena sangat membantu dalam memperoleh informasi yang

dibutuhkan.14

Muhammad Munif, Skripsi korelasi aktivitas siswa membaca buku

perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa pada SMP Negeri 1 Bancak

Kabupaten Semarang, Skripsi, hasil yang di capai pada penelitian ini

menunjukkan bahwa diperoleh koefisien korelasi rxy sebesar 0,806. Jika

koefisien korelasi rxy dikonsultasikan dengan rtabel Product-Moment

untuk N=78 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,227. Dari koefisien

korelasi tersebut peneliti menyimpulkan ada korelasi positif antara

aktivitas siswa membaca buku di perpustakaan terhadap prestasi belajar

pada SMP Negeri 1 Bancak Kabupaten Semarang kelas VII dan kelas VIII

semester II tahun pelajaran 2006/2007.15

Dari keterangan di atas, peneliti tentang perpustakaan baik di

sekolah ataupun perpustakaan umum cukup banyak tetapi bedanya disini

peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang peranan kepala perpustakaan

13 Jazilatun Nikmah, Skripsi pelayanan perpustakaan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dimadrasah tsanawinah negeri 1 Jember. Jember: STAIN, 200614 http://www.findtoyou.com/ebook/skripsi+perpustakaan.html (April 2011), 1.15 http://www.findtoyou.com/ebook/skripsi+perpustakaan.html.(April 2011), 2

9

Page 10: Proposal Fathur Taufiq

umum dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten

Lumajang yang di dalamnya memaparkan tentang perpustakaan dan

faktor-faktor pendorong maupun penghambat berjalanya suatu

perpustakaan.

2. Kajian Teori

a. Perpustakaan

Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti : (1)

kitab, buku-buku, (2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat

awalan per dan akhiran an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan

mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan

(3) buku-buku kesusasteraan. Pengertian loka yang berarti umum dan

luas tentang perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari

gedung atau bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku

koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk

di cari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh

pembaca. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana dan

prasarana, seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja kursi baca

kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu, dan di tempatkan

karyawan atau petugas yang melaksanakan kegiatan perpustakaan agar

semuanya dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan begitu sebuah perpustakaan mempunyai cirri-ciri dan

persyaratan tertentum seperti (1) tersedianya ruangan yang

dipergunakan khusus untuk perpustakaan, (2) adanya koleksi bahan

pustaka atau bacaan dan sumber informasi lainya, (3) adanya petugas

yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani pemakaian, (4) adanya

komunitas masyarakat pemakai, (5) adanya sarana dan prasarana yang

diperlukan, (6) diterapkanya suatu system atau mekanisme tertentu

yang merupakan tata cara, prosedur dan aturan-aturan agar segala

sesuatunya berlangsung lancar.16

16 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 11

10

Page 11: Proposal Fathur Taufiq

1) Tujuan Didirikanya Perpustakaan

Pada umumnya perpustakaan didirikan dengan tujuan untu:

a) Mengumpulakan bahan pustaka, yaitu secara terus-menerus

menghimpun sumber informasi yang relevan untuk dikoleksi.

b) Mengolah atau memproses bahan pustaka berdasarkan suatu

sistem tertentu.

c) Menyimpan dan memelihara, yaitu mengatur, menyusun, dan

memelihara, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, dan

mudah diakses.

d) Menjadi pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi,

rekreasi dan kegiatan ilmiah lainya.

e) Menjadi agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu,

masa sekarang dan masa yang akan datang.

Pada akhirnya, perpustakaan didirikan untuk memfasilitasi

terciptanya masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca,

dan berbudaya tinggi. Masyarakat yang demikian itu mempunyai

pandangan dan wawasan yang luas, mandiri, percaya diri, dan

terbuka untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan kemajuan

zaman.

2) Berbagai Jenis Perpustakaan Dan Fungsinya

Perpustakaan didirikan dengan tujuan tertentu dan dilandasi

oleh visi-misi yang tertentu pula. Oleh karenanya, setiap

perpustakaan mempunyai anggota yang berbeda, dikelola dengan

system organisasi yang berbeda pula. Itulah yang menyebabkan

timbulnya berbagai jenis perpustakaan dengan fungsinya masing-

masing. Faktor-faktor lainya yang mempengaruhi timbulnya

berbagai jenis perpustakaan adalah.

Munculnya berbagai jenis media informasi,seperti media

tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan media grafis atau

elektronik, seperti flm, foto, mikroflm, dan video.

11

Page 12: Proposal Fathur Taufiq

a) Adanya berbagai kelompok pembaca dalam masyarakat,

misalnya anak-anak, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga,

remaja putus sekolah.

b) Adanya perbedaan minat serta derajat kedalam informasi yang

di butuhkan pengguna walaupun mengenai subyek yang sama.

c) Adanya ledakan informasi, yakni pertumbuhan bahan pustaka

yang cepat dan sangat banyak, sehingga tidak memungkinkan

sebuah perpustakaan memiliki semuanya.17

Semua faktor tersebut menjadi penyebab munculnya

berbagai jenis perpustakaan, antara lain.

a) Perpustakaan Nasional

Perpustakaan nasional didirikan dalam suatu Negara

untuk menyimpan semua bahan pustaka yang diterbitkan dalam

suatu Negara. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

didirikan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun

1989 untuk melestarikan bahan pustaka sebagai salah satu hasil

budaya bangsa dan menjadi sumber informasi ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional. Perpustakaan Nasional RI adalah

Lembaga Pemerpintahan Non-Departemen yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab lansung kepada Prisiden, dan

berfungsi:

(1) Membantu presiden dalam merumuskan

kebijaksanaan mengenai pengembangan, pembunaan dan

pendayagunaan perpustakaan.

(2) Melaksanakan pengembangan tenaga perpustakaan

dan kerja sama antara badan atau lembaga termasuk

perpustakaan, baik didalam maupun diluar negeri.

17 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 3

12

Page 13: Proposal Fathur Taufiq

(3) Melaksanakan pembinaan atas semua jenis

perpustakaan, baik perpustakaan di instansi atau lembaga

pemerintah maupun swasta yang ada di pusat dan di daerah.

(4) Melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, dan

pengolahan bahan pustaka dari dalam dan luar negeri.

(5) Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, dan

plestarian bahan pustaka.

(6) Melaksanakan penyusunan naskah bibliografi

nasional dan catalog induk nasional.

(7) Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa

indeks, bibliografi, abstrak, dan penyusunan perangkat

lunak bibliografi.

(8) Melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah.

(9) Melaksanakan tugas lain yang di tetapkan oleh

Prisiden.

b) Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum didirikan untuk melayani semua

anggota masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan

perpustakaan. Jadi perpustakaan umum bersifat terbuka untuk

umum, dibiayai dengan dana dari masyarakat umum, dan

memberikan jasa pelayanan yang bersifat cuma-Cuma.

Perpustakaan umum memegang peranan penting dalam

usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972

UNESCO mengeluarkan Manifesto perpustakaan umum.

Dalam Manifesto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan

umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu.

(1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk

membaca bahan pustaka yang dapat membantu

meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik.

(2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat,

dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai

13

Page 14: Proposal Fathur Taufiq

topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat

dalam kalangan masyarakat.

(3) Membantu warga untuk mengembangkan

kemampuan yang yang di milikinya sehingga yang

bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,

sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan

bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi

pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur

hidup.

(4) Bertindak selaku agen cultural, artinya perpustakaan

umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi

masyarakat sekitarnya, perpustakaan umum bertugas

menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya

dengan cara menyelenggarakan pameran budaya,ceramah,

pemutaran flm, dan penyediaan informasi yang dapat

meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi

masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.18

Menurut sejarahnya perpustakaan umum sudah mulai di

bangun pada masa Yulius Caesar (100-44 SM). Ia adalah

seorang yang berminat besar dalam bidang perpustakaan

sehingga dia pula yang di kenal sebagai seorang yang pertama

kali mencoba mendirikan sebuah perpustakaan secara lebih

serius. Untuk itu ia memperkerjakan seorang ilmuwan bernama

Asinius Pollio (75-5 SM) untuk mendirikan sebuah

perpustakaan umum. Kemudian sebuah lembaga di bawah

naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), UNESCO yang

bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan juga telah

mempelopori pembangunan perpustakaan umum di berbagai

Negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemudian kegiatan

18 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 3-5

14

Page 15: Proposal Fathur Taufiq

UNECO tersebut di formalkan atau dirumuskan menjadi

Manifesto Perpustakaan Umum (Public Library Manifesto)

Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai

Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya

adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga

pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan

berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya,

sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena

itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua

lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan

meningkatkan ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum

merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat

demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tampa membedakan

suku bangsa, agama yang di anut, jenis kelamin, latar belakang

dan tingkat social, umur dan pendidikan serta perbedaan

lainya.Pendek kata, perpustakaan memberikan layanan kepada

semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahsiswa,

pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun

perempuan.

Perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis

perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis, perpustakaan-perpustakaan yang termasuk didalam

kategori perpustakaan umum adalah: Perpustakaan umum

Kabupaten atau kota perpustakaan umum tingkat kecamatan,

perpustakaan umum desa atau kelurahan, perpustakaan cabang,

taman bacaan rakyat, taman bacaan masyarakat, dan

perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling. Perpustakaan

keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari

15

Page 16: Proposal Fathur Taufiq

perpustakaan umum Kabupaten, kota. Perpustakaan tersebut

memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal

atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan

bekerja sama dengan masyarakat dan swasta. Penyediaan dana

perpustakaan umum juga berasal dari masyarakat, antara lain

swadana, sumbangan donator, dan atau dari anggaran

pendapatan dan belanja Daerah (APBD) yang berasal dari

masyarakat-seperti pajak-yang harus di kembalikan kepada

masyarakat dalam bentuk layanan umum. Perpustakaan umum

didirikan untuk kepentingan masyarakat, maka pemprakarsa,

pelopor dalamn menyatakan ide pembangunan, pemeligaraan,

pengembangan dan pemanfaatanya menjadi tanggung jawab

masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Proses

selanjutnya maju atau mundurnya perpustakaan umum

tergantung kepada mereka yang terlibat (stakeholders), yaitu

seluruh komunitas yang bversangkutan yaitu pemerintah

daerah, masyarakat, dan tokoh atau pemuka masyarakat. Jadi,

pemerintah daerah dapat berfungsi sebagai fasilitator, atau

dengan kata lain, sebaiknya keinginan masyarakat kemauan

pemerintah dipadukan agar efektif.19

c) Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang

mengkhususkan diri dalam subjek koleksi bidang tertentu saja,

misalnya bidang hokum, bidang musik, bidang teologi, dan

sebagainya. Cirri-ciri perpustakaan khusus antara lain:

(1) Memiliki koleksi terbatas pada satu atau beberapa subjek.

(2) Memiliki informasi yang luas dan mendalam dalam bidang

kekhususanya itu.

19 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 42-44

16

Page 17: Proposal Fathur Taufiq

(3) Keanggotaan perpustakaan khusus biasanya terbatas, yaitu

orang–orang yang berminat atau berkarya dalam bidang

subjek koleksi perpustakaan itu.

(4) Ukuran perpustakaan khusus relative kecil dan jumlah

koleksinya relative sedikit.

d) Perpustakaan Sekolah

Menurut keputusan manteri Pendidikan dan kebudayaan

no.103 Tahun 1981, fungsi perpustakaan sekolah adalah

sebagai pusat kegiatan pembelajaran, penelitian sederhana, dan

tempat menambah ilmu pengetahuan serta tempat rekreasi.20

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang

melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah

tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang

pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran

seperti di gariskan dakam kurikulum sekolah. Oleh karena itu ,

fungsi perpustakaan sekolah adalah.

(1) Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, yaitu membantu

program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan

yang terdapat dalam kurikulum.

(2) Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas

pengetahuan pada setiap bidang studi.

(3) Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju

kebiasaan belajar mandiri.

(4) Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan

kegemaranya.

(5) Membiasakan siswa untuk mencari informasi di

perpustakaan

(6) Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat

melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur dan

tingkat kecerdasan siswa.

20 Departemen Perpustakaan Nasional, Panduan Menejemen Sekolah, Jakarta: 2000, 117

17

Page 18: Proposal Fathur Taufiq

(7) Memperluas kesempatan untuk belajar bagi para siswa.21

e) Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan

yang melayani para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu

perguruan yang melayani para mahasiswa, dosen, dan

karyawan suatu perguruan tinggi tertentu ( akademi,

universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik). Perpustakaan

perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan

perguruan tinggi yang ersangkutan dalam melaksanaan tri

dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan

pengajaran,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada umumnya perpustakaan tinggi memiliki beebrapa fungsi

sebagai berikut.

(1) Fungsi edukasi : perpustakaan merupakan sumber belajar

bagi para anggota sivitas akademika. Oleh karena itu,

koleksi yang tersedia adalah koleksi yang mendukung

kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

(2) Fungsi informasi : Perpustakaan merupakan sumber

informasi yang mudah di akses oleh para pencari dan

pengguna informasi.

(3) Fungsi riset : Perpustakaan menyediakan koleksi yang

dapat membantu untuk mengembangkjan minat, kreatifitas,

dan daya inovatif para penggunanya.

(4) Fungsi deposit : Perpustakaan menjadi pusat penyimpanan

karya ilmiah yang dihasilkan oleh para anggota sivitas

akademikanya.

Penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi di

Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang system Pendididkan Nasional, dan Peraturan

21 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 6

18

Page 19: Proposal Fathur Taufiq

Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Tinggi.22

f) Perpustakaan kelembagaan

Perpoustakaan kelembagaan adalah perpustakaan yang

dimiliki dan di kelola oleh lembaga-lembaga atau organisasi

tertentu, misalnya perpustakaan masjid, perpustakaan gereja,

perpustakaan lembaga, penelitian dalam suatu instansi,

perpustakaan bank, perpustakaan instansi kemiliteran, dan

sebagainya. Perpustakaan jenis ini mempunyai tugas dan fungsi

untuk memenuhi kebutuhan lembaga yang bersangkutan.

g) Perpustakaan Pribadi

Perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki

dan dikelola oleh perorangan atau keluarga. Koleksi

pepustakaan pribadi pada umumnya dikembangkan sesuai

dengan minat, latar belakang pendidikan, hobi, selera dan

kebutuhan pemiliknya. Bahan pustaka tersebut disusun

menurut suatu system tertentu yang di kehendaki pemiliknya,

karena tidak terikat pada suatu system yang baku.

b. Minat Baca

Minat baca adalah yang dikemukakan oleh para ahli, jersild dan

Tasch menekankan bahwa minat atau intrest menyangku aktivitas-

aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut

Doyles Fryer minat atau inters adalah gejala psikis yang berkaitan

dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada

individu. Walaupun intrest didefinisikan secara berbeda-beda tetapi

dalam definisi-definisi tersebut tidak ada nampak kontradiksi. Kalau

kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat

hubunganya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas dan situasi.

Minat sangat erat hubunganya dengan kebutuhan, misalkan

seorang anak laki-laki yang sedang berkembang, yang membutuhkan

22 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 7-8

19

Page 20: Proposal Fathur Taufiq

pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas

lainya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula

anak kecil yang sedang membutuhkan hubungan dengan orang lain

akan sangat menaruh minat terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.

Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor

pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat

bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab

merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat

dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukanya cukup menarik

minatnya.23

Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca

ketertarikan, kegemaran, hobi membaca, dan pendorong tumbuhnya

kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca.

Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan

kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang

baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah

sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan

budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya

minat baca itu dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak). Hal itu

dimulai dengan perkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan angka

pada masa pendidikan prasekolah hingga mantapnya penguasaan

membaca-menulis-berhitung pada awal pendidikan disekolah dasar.

Perlu dicatat bahwa dalam dunia belajar modern setiap anak mulai

berkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan tanda-tanda yang

mempunyai arti tertentu.

Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan

berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca.

Sementara itu kebiasaan membaca selanjutnya dapat dijadikan

landasan bagi perkembanganya budaya baca. Suburnya dan

terpupuknya perkembangan kebiasaan dan budaya baca tentu sangat

23 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan,Surabya: Usaha Nasional, 1983, 224-225

20

Page 21: Proposal Fathur Taufiq

tergantung pada sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut seperti

tersedianya bahan bacaan yang memadai, bervariasi,, dan mudah

ditemukan, serta dapat memahami keinginan pembacanya. Kita baru

bias bicara tentang budaya baca apabila membaca sudah terasa sebagai

kebutuhan dan menjadi kebiasaan untuk dilakukan secara

berkelanjutan.24

Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah

seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat

dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar.

Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk

mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah

semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat

ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial

untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat

mencapai prestasi (achievement reading), seseorang peserta didik agar

memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau membaca

sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu

sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam

mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan

membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui

pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang

ada.

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan

fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan

dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.

Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah

melalui berbagai kegiatan pencanangan gemar membaca yang masih

sangat hangat diingatan kita yaitu tanggal 17 Mei kemarin

24 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 27-28

21

Page 22: Proposal Fathur Taufiq

dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan harapan masyarakat

Indonesia lebih giat untuk membaca buku. Namun bagaimana hasil

yang diperoleh di Indonesia bila dibanding dengan negara lain seperti

Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP

menunjukkan Negara kita masih jauh di bawah negara-negara tersebut

yaitu pada urutan ke-96, posisi ini sangat memprihatinkan kalau

bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar.

1) Faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca di Indonesia

Masalah minat baca di Indonesia telah banyak dibahas

melalui tulisan, seminar, workshop dan berbagai media. Namun

masalah ini masih sangat menarik untuk kita pelajari bersama.

Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak kalangan

mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai

cara, yang salah satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan

sebagai hari Buku Nasional. Namun bagaimana hasilnya kita masih

berada pada urutan ke-96, dibawah Malaysia, dan untuk Asia

Tenggara hanya ada dua negara yang ada di bawah kita yaitu

Kamboja dan Laos. Padahal kalau kita cermati sejenak penerbitan

koran dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya

telah meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan

buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap

perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan kita, Mengapa minat baca di

Indonesia dikatakan masih rendah. Sebenarnya kalau kita simak

ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat

baca di Indonesia antara lain :

Pertama , Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran

di Indonesia belum mendukung kepada peserta didik, semestinya

kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan

membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi

lebih dari apa yang diajarkan

22

Page 23: Proposal Fathur Taufiq

Kedua , masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan

game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan

acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan

perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat

negatif.

Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun

temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa

dengan cara mendongeng, berceritera yang sampai saat sekarang

masih berkembang di masyarakat Indonesia.

Keempat, Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas

di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di

perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana

bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok

tanah air

Kelima, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga,

yang kesehariaanya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan

keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek penumbuhan minat

baca pada keluarga.

Keenam, minimnya sarana untuk memperoleh bahan

bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih

dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam

masyarakat.

2) Strategi pengembangan minat bacaDari uraian diatas terlihat bahwa kegaiatan menbaca

merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus

dikembangkan secara berkelanjutan dalam rangka untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kalau kita lihat

kenyataan dilapangan, bahwa untuk mengembangkan minat baca

masyarakat kita masih banyak kendala, yang mengakibatkan

rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia.

23

Page 24: Proposal Fathur Taufiq

Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan

bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan

tugas-tugas pembelajaran, hal ini juga harus di informasikan ke

pustakawan atau perpustakaan agar disediakan bahan bacaan yang

direkomendasikan, sehingga peserta didik dengan sendirinya akan

mencari dan membaca bahan bacaan di perpustakaan.

Ketiga, Tersedianya sarana informasi Perpustakaan/taman

bacaan/Pusat dokumentasi dan informasi yang memadai, mudah

terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh

informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat

memenuhi kebutuhan pengguna.

Keempat, Pemerataan akses informasi dengan

dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga

masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran

informasi atau ilmu pengetahuan.

Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat,

betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca

akan dapat membuka wacana baru dan menambah wawasan terkait

dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Ini dapat

dilakukan oleh Pemerintah dengan cara menerapkan Gerakan

Membaca ( 20 minutes reading of mother and child ) sebagaimana

yang dikembangkan di Jepang. Gerakan ini mengharuskan Ibu

mengajak Anak membaca selama 20 menit sebelum tidur.25

c. Masyarakat

Istilah masyarakat dalam pengertian yang seluas-luasnya

adalah sekolompok manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang

mereka anggap sama (KBBI, 1988). Apabila kita perhatikan lebih jauh

maka istilah masyarakat tersebut selalu berhubungan dengan

kehidupan manusia. Di dalam kehidupanya sehari-hari sangat banyak

25 http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/06/01/pengembangan-minat-baca-masyarakat/, (Maret 2011), 1-2.

24

Page 25: Proposal Fathur Taufiq

hala yang berkaitan dengan masyarakat tersebut. Berikut ini adalah

contoh-contoh istilah yang sering kita lihat dan dengar, misalnya: (1)

masyarakat desa, yaitu yang penduduknya mempunyai mata

pencaharian utama di sector pertanian, bercocok tanam, periknan,

peternakan, dan yang system budaya dan system sosialnya mendukung

mata pencarian itu: (2) masyarakat kota, adalah masyarakat yang

penduduknya umumnya mempunyai mata pencaharian di sector

perdagangan dan industri, atau pun bekerja di sector formal dalam

birokrasi dan pemerintah, yang sering disebut the white collar,

kebalikan dari the blue collar atau pekerja kasar: (3) masyarakat

majemuk, adalah masyarakat yang terbagi di dalam kelompokm

persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda: (4) masyarakat

modern adalah masyarakat yang operekonomianya berdasarkan pasar

secara luas, spesialisasi di bidang industri dan pemakaian teknologi

canggih ; (5) masyarakat tradisional adalah masyarakat yang lebih

banyak dikuasai oleh adapt istiadat lama: (6) masyarakat ekonomi

lemah, adalah yang kehidupan ekonominya relative rendah atau

sederhana dan penghidupanya umumnya sektor informal.

Kelompok-kelompok masyarakat tersebut mempunyai cirri-ciri

tertentu yang hidup dan berkembang serta di pertahankan oleh

anggota-anggotanya. Cirri-ciri yang ada di dalam suatu masyarakat itu

sangat beraneka ragam, sesuai dengan aktivitas kelompoknya. Hal-hal

yang membedakan antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok

lainya antara lain : (1) adanya suatu wilayah tertentu, (2) memiliki

semacam kesepakatan, aturan atau norma tertentu, (3) adanya upaya

untuk menaati dan mempertahankan aturan atau norma tersebut, (4)

adanya perasaan bangga untuk berada didalamnya, (5) adanya tujuan

tertentu yang ingin dicapai bersama, (6) adanya kesamaan nasib,

keadaan dan perjuangan, (7) adanya rasa aman dan perlindungan dari

pemimpinya.

25

Page 26: Proposal Fathur Taufiq

Secara garis besar kelompokj-kelompok yang terhimpun dan

mempunyai kesepahaman dalam masyarakat itu dapat di bagi ke dalam

dua golongan, yaitu, Pertama, kelompok yang mempunyai pamprih

(tujuan) tertentu, misalnya masyarakat padagang. Merka berpamprih

untuk mencari keuntungan (ekonomi), jadi dalam masyarakat tersebut

membentuk suatu organisasi atau kelompok berdasarkan untung-rugi,

sehingga mereka selalu berusaha untuk menjaga eksistensinya agar

mendapatkan nilai tambahan yang ingin di capai. Kelompok-kelompok

tersebut biasa di sebut dengan istilah “gemenschaf” atau patembayan.

Kedua, adalah masyarakat yang membentuk kelompoknya tidak

berdasarkan suatu pamprih, melainkan hanya berdasarkan misi social.

Mereka ingin hidupnrukun, aman, tentram, dan berdampingan satu

sama lain, untuk dapat saling tolong menolong dan membantu diantara

para anggota kelompoknya. Kelompok yang kedua ini sering disebut

dengan istilah “gesselschaf” atau yang kita kenal dengan nama

”geselschaf” atau yang kita kenal dengan nama “paguyuban” barasal

dari kata guyub, yang bverarti rukun, akur, dan kompak. Kelompok

masyarakat yang banyak dan mudah di temukan, misalnya arisan

keluarga, arisan orang-orang yang berasal dari suatu daerah tertentu.

Perhimpunan tersebut dilahirkan oleh orang-orang yang sepaham atau

sepakat untuk membina persatuan (kerukunan) dan gotong-royong

antara para anggotanya dalam mencapai tujuan bersama.26

d. Upaya Kepala Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat

Baca Masyarakat

Upaya

H. METODE PENELITIAN

26 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 15-17

26

Page 27: Proposal Fathur Taufiq

Metode penelitian memuat uraian tentang metode dan langkah-

langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan

penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, dan tahap-tahap penelitian. Dalam penelitian kualitatif,

peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, instrumen selain

manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung

tugas peneliti sebagai intrumen.oleh karena itu kehadiran peneliti dilapangan

untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.27

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertertu. Untuk lebih

memudahkan dalam penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan strategi-

strategi sebagai berikut :

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang dilakukan secara

intensif, terinci dan mendalam terhadap satu organisasi lembaga atau

gejala tertentu. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif, karena berdasarkan sifat objek yang akan

diteliti yakni mengenai upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat.

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh

peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang di gunakan dalam

penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara,

dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks

social. Dalam kaitanya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu

bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif

bersifat menentukan teori.

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai

dengan jumlah variable yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif

yang bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti

kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena

27 Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2009, 111

27

Page 28: Proposal Fathur Taufiq

yang berkembang dilapangan. Peneliti kualitatif akan lebih professional

kalau menguasai semua teori sehingga wawasanya akan menjadi lebih

luas, dan dapoat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi

peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk biasa memahami

konteks social secara lebih luas dan mendalam. Walaupun eneliti kualitatif

dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam

melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu

melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai

panduan untuk menyusun intrumen dan sebagai panduan untuk

wawancara, dan observasi,

Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari

penelitian kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang

luas sehingga mampu menjadi “human unstrumen” yang baik. Dalam hal

ini Borg and Gall menyatakan bahwa “ Qualitative research is much

more difficult to do well than quantitative research because the data

collected are usually subjective and the main measurement tool for

collecting data is the investigator himself “ penelitian kualitatif lebih sulit

bila di bandingkan dengan penelitian kualitatif, karena data yang

terkumpul bersifat subyektif san intrumen sebagai alat pengumpul data

adalah peneliti itu sendiri.28

2. Lokasi Penelitian

Dalam penentuan lokasi, peneliti memiih Perpustakaan Umum yang

berada di Kabupaten Lumajang dengan mempertimbangkan dan

memperhatikan berbagai alasan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan masalah

yang di anggap cukup menarik, unik dan nyata, di katakana menarik

karena masalah Upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan minat

baca masyarakat, masalah tersebut perlu di teliti dan di bahas. Disamping

itu perpustakaaan umum adalah satu-satu nya perpustakaan umum yang

ada di Lumajang.

3. Sumber Data

28 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: ALFABETA,cv, 2009, 295-296

28

Page 29: Proposal Fathur Taufiq

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari

mana data tersebut dapat diperoleh. Data tersebut adalah data yang ada

kaitannya dengan upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan

minat baca masyarakat di Kabupaten Lumajang, maka untuk

mengetahuinya diperlukan adanya sumber-sumber yang berkaitan dengan

data yang dibutuhkan.

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Kepala Perpustakaan

Data yang dibutuhkan dari keterangan Kepala perpustakaan umum

Kabupaten Lumajang ialah peranan yang dilakukan Kepala

Perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat dan faktor

pendorong atau penghambatnya.

b. Karyawan perpustakaan

Data yang dibutuhkan dari karyawan perpustakaan umum ialah data

pengunjung setiap hari, minggu, bulan, asal tempat tinggal

pengunjung tersebut, dan buku-buku yang dipinjam masyarakat

setiap hari, binggu, bulan.

c. Masyarakat dan para pembaca

Sedangkan dari masyarakat data yang diingikan ialah tujuan utama

mengunjungi perpustakaan umum Lumajang, dan apa manfaat dari

membaca buku diperpustakaan umum Lumajang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang di perlukan diantaranya adalah:

a. Metode Obsevasi

Orang sering kali mengartikan observasi suatu aktiva yang

sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di

dalam pengertian psikologi, observasi atau yang di sebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

29

Page 30: Proposal Fathur Taufiq

Metode observasi ini peneliti lakukan untuk mengetahui objek

secara langsung tentang peranan kepala perpustakaan Kabupaten

Lumajang dan kondisi umum letak geografis Perpustakaan Umum

Kabupaten Lumajang.

b. Metode interview atau wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau

kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara(interviewer).

Jika peneliti menggunakan metode interview atau wawancara

dalam penelitiannya, perlu diketahui lebih dulu; maksud, sasaran dan

masalah apa yang dibutuhkan sipeneliti, sebab dalam suatu wawancara

dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai

dengan maksud peneliti.

Pada metode interview ini peneliti gunakan untuk memperoleh

data informasi tentang upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat, hambatan atau dorongan dalam meningkatkan

minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen ialah barang-barang

tertulis, didalam melaksanakan metode dokumentasi, peniliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainnya.

Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data

yang tertulis dari Perpustakaan Umum Kabupaten Lumajang, sehingga

peneliti bisa mendapatkan data-data yang diinginkan, adapun data yang

diinginkan ialah data pengunjung setiap hari, mingu, dan bulan,

struktur organisasi, data karyawan, denah lokasi serta sejarah singkat

berdiri perpustakaan umum Kabupaten Lumajang.29

5. Analisa Data

29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti, Jakarta: 2006, 155-156

30

Page 31: Proposal Fathur Taufiq

Menurut Patton analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar. Sedangkan menurut Bogdan menyatakan bahwa ” data analysis is

the process of systematically searching and arranging the inteview

transcripts, fieldnotes, and ather materials than you accumulate to

increase your own understanding of them and to enable you to peresent

what yau have discovered to others ” Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami,

dan temuanya dapat diuinformasikan kepada orang lain .

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa

analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema (ide) kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

analisis diskriptif, yaitu pengumpulan data berupa kata-kata bukan angka.

Hal ini karena adanya penerapan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

kualitatif berisi kutipan-kutipan data, baik berasal dari naskah wawancara,

catatan laporan dokumen pribadi maupun resmi lainnya.

Dalam analisis data ini peneliti mendeskripsikan dan menguraikan

tentang upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan minat baca

masyarakat di Kabupaten Lumajang.

Karena itu peneliti melakukan data dengan beberapa cara yaitu :

a. Reduksi data (memasukkan data kedalam kategori tema, fokus)

b. Display data (penyajian data kedalam sejumlah makrik, yang

menunjukkan pengaruh antar faktor didalam proses peristiwa)

c. Penyimpulan data dan menginterprestasikan data30

6. Keabsahan data

Dalam metodelogi penelitian kualitatif, ada empat kriteria yang

berhubungan dengan keabsahan data yaitu sebagai berikut.

30 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: ALFABETA,cv, 2009, 333-345

31

Page 32: Proposal Fathur Taufiq

a. Keabsahan kontruk ( construct validity)

Keabsahan konstruk(konsep) berkaitan dengan suatu kepastian bahya

yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin di

ukur.keabsahan ini juga dapat di capai dengan proses pengumpulan

data yang tepat.

b. Keabsahan internal (internal validiti)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa

jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya. Keabsahan ini dapat di capai melalui proses analisis

dan interpretasi yang tepat.

c. Keabsahan eksternal (eksternal validity)

Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian

kualitatif tidak ada kesimpulan yang pasti, dapat dikatakan bahwa

penelitian kualitatif memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-

kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

d. Keajengan (reabilitas)

Keajengan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila

penelitian yang sama dilakukan kembali.31

Keabsahan data merupakan konsep penting yang di perbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas).

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,

pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,

ada empat kriteria yang digunakan, yaitu keabsahan kontruk, keabsahan

internal, keabsahan eksternal, keajengan.

Pengecekan ini dilakukan setelah data-data terkumpul dan sebelum

peneliti menulis laporan hasil penelitian yang diperoleh dengan mengecek

data yang telah didapat dari hasil interview dan mengamati serta melihat

31 Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2009, 143-145

32

Page 33: Proposal Fathur Taufiq

dokumen yang ada. Dengan ini data yang didapat dari penelitian dapat

diujikan keabsahannya dan dapat dipertanggung jawabkan.

7. Tahap-tahap Penelitian

Secara lebih jelasnya rancangan penelitian yang peneliti

laksanakan adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Dalam suatu kegiatan, persiapan merupakan unsur-unsur yang

sangat penting. Sehubungan dengan judul dan rumusan masalah, maka

persiapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana, dalam menyusun rencana ini penulis

menetapkan beberapa hal seperti berikut ini: judul penelitian,

alasan penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, obyek

penelitian, dan metode yang di pergunakan

2) Ijin melaksanakan penelitian, dalam hal perijinan peneliti telah

mendapatkan ijin dari kepala perpustakaan Kabupaten Lumajang

untuk melakukan penelitian di tempat tersebut

3) Mempersiapkan alat pengumpulan data yang berhubungan

dengan upaya meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten

Lumajang, yakni menyusun instrument dan wawancara serta

dokumentasi.

b. Pelaksanaan

Setelah persiapan dianggap matang, maka tahap selanjutnya

adalah melaksanakan penelitian. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti

mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan tiga metode, antara

lain: metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi.

c. Penyelesaian

Setelah kegiatan penelitian selesai peneliti mulai menyusun,

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menyusun kerangka laporan hasil penelitian dengan

mentabulasikan dan menganalisis data yang telah di peroleh yang

33

Page 34: Proposal Fathur Taufiq

kemudian di konsultasikan ke Dosen Pembimbing, dengan harapan

apabila ada hal-hal yang perlu di revisi, akan segera dilakukan

sehingga memperoleh hasil yang optimal.

2) Laporan yang sudah selesai, digandakan, dikumpulkan, dan

diujikan.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk mempermudah dalam pembahasannya, proposal skripsi yang

berjudul ”Upaya Kepala Perputakaan Umum dalam Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat di Kabupaten Lumajang ” maka perlu diberi gambaran sigkat

yang dirumuskan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama yaitu pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan

sistematika pembahasan.

Bab kedua kajian pustaka, yang berisi tentang penelitian terdahulu dan

kajian teoritik tentang pengertian perpustakaan tujuan didirikanya

perpustakaan berbagai jenis perpustakaan dan fungsinya

Bab ketiga metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis

data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat penyajian dan analisis data yang berisi tentang gambaran

obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan.

Bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan dari semua hasil

penelitian baik secara teoritis maupun empiris, dan saran-saran untuk

perbaikan dan kemajuan Perpustakaan Umum Kabupaten Lumajang.

BIBLIOGRAFI

Afifuddin, Saebani ahmad beni, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta,

CV.Pustaka Setia

34

Page 35: Proposal Fathur Taufiq

Arikunto, Suhasimi,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta,

PT Renika Cipta

Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Panduan Menejemen Sekolah, Jakarta

Departemen Agama RI, 2005. Al-Quran dan Terjemah. CV Penerbit J-ART

http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/06/01/pengembangan-minat-baca-masyarakat/,

(Maret 2011),

http://kamusbahasaindonesia.org/upaya, (April 2011),

http://www.Lumajang.go.id/perpustakaan.php (April 2011),

Rahayuningsih, F, 2007. Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta : Graha Ilmu

Roqib, Moh, 2009. Ilmu Pendidikan Islam.Yokyakarta: PT. LkiS Printing

Cemelang

Ns, Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto

. 2006. Menejemen perpustakaan, Jakarta: CV. Sagung seto

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : ALFABETA, CV

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, 2011

Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka

Nurkancana, Wayan, 1983. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha nasional

35