Skripsi isi obat tradisional diabetes

57
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan, Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Bangsa indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kumala, 2006). Penggunaan obat herbal sebagai alternatif penyembuhan penyakit semakin meningkat di indonesia karena sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa obat herbal tidak mempunyai efek samping. Selama kurun waktu 2000 2006 terjadi peningkatan penggunaan obat tradisional, yang dilakukan untuk pengobatan sendiri ( swamedikasi) dari 15,2 % menjadi 38,30 %. Peningkatan ini terjadi mungkin disebabkan adanya intervensi pemerintah melalui promosi pemanfaatan obat asli indonesia dan penggalakan TOGA (tanaman obat 1

Transcript of Skripsi isi obat tradisional diabetes

Page 1: Skripsi isi obat tradisional diabetes

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan

sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat

berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat

diperoleh dari lingkungan, Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia

sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali,

dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan.

Bangsa indonesia telah lama mengenal dan menggunakan

tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi

masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar

pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan

dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kumala, 2006).

Penggunaan obat herbal sebagai alternatif penyembuhan penyakit

semakin meningkat di indonesia karena sebagian besar masyarakat berpendapat

bahwa obat herbal tidak mempunyai efek samping. Selama kurun waktu 2000 –

2006 terjadi peningkatan penggunaan obat tradisional, yang dilakukan untuk

pengobatan sendiri ( swamedikasi) dari 15,2 % menjadi 38,30 %. Peningkatan ini

terjadi mungkin disebabkan adanya intervensi pemerintah melalui promosi

pemanfaatan obat asli indonesia dan penggalakan TOGA (tanaman obat

1

Page 2: Skripsi isi obat tradisional diabetes

2

keluarga) atau mungkin juga berkaitan dengan peningkatan jumlah industri obat

tradisional di indonesia. Penyakit yang biasa ditangani secara swamedikasi

dengan obat tradisional biasanya merupakan penyakit-penyakit ringan ( Supardi

& susyanty, n.d.). Tidak menutup kemungkinan penggunaan obat tradisional

dilakukan oleh pengidap penyakit kronis seperti diabetes militus yang periode

pengobatannya cukup lama.

Diabetes millitus atau dikenal juga dengan sebutan penyakit kencing

manis merupakan salah satu penyakit kronis yang mengharuskan pasiennya

selalu memonitoring kadar gula darahnya. Walaupun tidak menyebabkan

kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal jika pengelolanya tidak

tepat. Pengelola diabetes militus memerlukan penanganan secara multidisiplin

yang cukup terapi non-obat dan terapi obat. Pengidap diabetes millitus juga harus

selalu mengkosumsi obat untuk menstabilkan kadar gula darahnya ( Ditjen

Binafar & Alkes, Depkes RI, 2005). Keadaan pasien diabetes millitus yang tidak

kunjung sembuh terkadang menimbilkan rasa bosan dalam berobat dan mulai

mencari-cari alternatif pengobatan lain yang dirasa memberikan kenyamanan

bagi psikis dan mental. Bagi beberapa kalangan, atas dasar ekonomi alasan tidak

mampu mengakses pengobatan moderen, mendorong mereka untuk beralih ke

pengobatan tradisional, salah satunya dengan mengkosumsi obat herbal

(Mosihuzzan & Choudhar, 2008).

Pada kalangan masyarakat Kabupaten Bima Kecamatan Wera Desa

Tawali khususnya, penggunaan tanaman obat sebagai obat tradisional masih

sering digunakan sebagai alternatif pengobatan suatu penyakit. Pengolahan

Page 3: Skripsi isi obat tradisional diabetes

3

tanaman obat sebagai alternatif pengobatan diabetes militus masilah sangat

sederhana karena pada kalangan masyarakat Kabupaten Bima Kecamatan Wera

Desa Tawali khususnya, masih sering menggunakan tanaman obat sebagai obat

tradisional sebagai antidiabetes.

Ditinjau dari masalah tersebut, maka akan diteliti profil penggunaan

obat tradisional sebagai antidiabetes pada kalangan masyarakat Kabupaten Bima

Kecamatan Wera Desa Tawali.

B. Rumusan masalah

Bagaimana gambaran pengguna dan penggunaan obat tradisonal dan

tanaman obat apa yang masih digunakan sebagai antidiabetes dan apa alasan

masyarakat memilihnya ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran pengguna dan penggunaan obat tradisonal

sebagai antidiabetes dan apa alasan masyarakat memilihnya, dan jenis tanaman

obat apa yang masih digunakan oleh masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera

Kabupaten Bima sebagai obat antidiabetes.

Page 4: Skripsi isi obat tradisional diabetes

4

D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat

Dapat menjadi bahan kajian untuk penambah wawasan bagi Masyarakat

untuk menggunakan obat tradisional agar tujuan terapi tercapai sesuai yang

diharapkan.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

menyusun skripsi.

Page 5: Skripsi isi obat tradisional diabetes

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tentang Obat

1. Pengertian Obat

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, obat adalah

bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

Menurut Katzung (1997), obat dalam pengertian umum adalah suatu substansi

yang melaui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik.

2. Peran Obat

Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran

obat secara umum adalah sebagai berikut:

a. Penetapan diagnosa

b. Untuk pencegahan penyakit

c. Menyembuhkan penyakit

d. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

e. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

f. Penigkatan kesehatan

g. Mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk, 2009)

5

Page 6: Skripsi isi obat tradisional diabetes

6

3. Penggolongan Obat (Chaerunisaa, dkk, 2009).

a. Obat Bebas

Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di

warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi

hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang

ringan.

Gambar 1. Logo Obat Bebas

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat

keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan

disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket

obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna

hitam.

Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas

Page 7: Skripsi isi obat tradisional diabetes

7

c. Obat Keras dan Obat Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam

lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas

mental dan perilaku.

Gambar 3. Logo Obat Keras dan Obat Psikotropika

d. Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan (Depkes,

2006).

Gambar 4. Logo Narkotika

Page 8: Skripsi isi obat tradisional diabetes

8

B. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan

tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan,

bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat

tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan

pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat

mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional

mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk

pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (Ditjen POM, 1994).

Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat

tradisional haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan

menyeluruh yang bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa

memenuhi persyaratan yang berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional

tergantung dari bahan baku, bangunan, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan,

peralatan yang digunakan, pengemasan termasuk bahan serta personalia yang

terlibat dalam pembuatan obat tradisional (Dirjen POM, 1994).

Obat tradisional mencakup jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

Perbedaan ketiga jenis obat tradisional ini adalah ada tidaknya data pendukung

terhadap manfaat obat, yaitu data empiris, data preklinik atau data klinik. Dan

ketiga jenis obat tersebut harus melalui standar penilaian yang dilakukan Badan

Page 9: Skripsi isi obat tradisional diabetes

9

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga khasiat dan keamanannya

terjamin.Pada kategori jamu, biasanya obat tradisional yang satu ini memiliki

bukti berupa data empirik, yaitu bukti akan manfaat yang didasarkan pada

pengalaman masyarakat yang telah mengkonsumsi jamu secara turun-temurun

(Yuningsih, 2012).

1. Penggolongan Obat Tradisional

a. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan

bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara

tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu

yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10

macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah

sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Walaupun demikian,

jamu harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu (Mutmainah,

2014).

Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau

mengatasi keluhan yang dialami seseorang. Bukan menyembuhkan suatu

diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu yang

bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk

mengobati keluhan penyakit.

Gambar 5. Logo Jamu

Page 10: Skripsi isi obat tradisional diabetes

10

b. Herbal Terstandar

Herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari

ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,

binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan

peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga

kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan

pembuatan ekstrak.

Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada

umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-

penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart

pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang

higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.

Gambar 6. Logo Herbal Terstandar

c. Fitofarmaka

Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2005,

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik,

bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.

Gambar 7. Logo Obat Fitofarmaka

Page 11: Skripsi isi obat tradisional diabetes

11

2. Penggolongan Simplisia (Menurut Material Medika, 1995)

a. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan

keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari

tanamannya dan belum berupa zat kimia.

b. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian

hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat

kimia murni.

c. Simplisia Pelikan (Mineral)

Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican

(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa zat kimia.

Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan digunakan dalam

campuran obat tradisional karena obat tradisional diperjual belikan secara

bebas. Dengan sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini dicampurkan

dengan ramuan obat tradisional dapat berakibat buruk bagi kesehatan

(Dirjen POM, 1986).

C. Tanaman Obat

Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki

oleh nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara

ilmiah. Dan pemanfaatan tanaman obat indonesia akan terus meningkat mengingat

Page 12: Skripsi isi obat tradisional diabetes

12

kuatnya keterkaitan bangsa indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu,

bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut simplisia.

1. Kulit (cortex)

Kortek adalah kulit bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yang berkayu.

2. Kayu (lignum)

Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau cabang.

3. Daun (folium)

Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan

sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.

4. Herba

Simplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari jenis

herba yang bersifat herbaceous.

5. Bunga (flos)

Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau majemuk,

bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.

6. Akar (radix)

Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat

berasal dari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan memiliki

kandungan air yang tinggi.

7. Umbi (bulbus)

Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis,

umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam

tergantung dari jenis tanamannya.

Page 13: Skripsi isi obat tradisional diabetes

13

8. Rimpang (rhizoma)

Rhizoma atau rimpang adalah produk tanaman obat berupa potongan-

potongan atau irisan rimpang.

9. Buah (fructus)

Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang

lunak akan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat

berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.

9. Kulit Buah (perikarpium)

Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang

lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.

10. Biji (semen)

Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga

umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun bermacam-

macam tergantung dari jenis tanaman .

D. Diabetes

1. Pengertian

Diabetes memiliki nama lengkap diabetes mellitus yang secara harfiah

bermakna “gula madu”, berasal dari bahasa yunani yang berarti, mengalirkan

melalui pipa dengan tekanan atmosfer. Secara eksplisit, kata tersebut

menggambarkan dengan tepat mengenai penyakit ini, di mana pada tubuh

penderita diabetes, air melewati tubuh seolah-olah dialirkan dari mulut dan

Page 14: Skripsi isi obat tradisional diabetes

14

langsung keluar melalui saluran kemih. Diabetes juga dikenal kencing manis,

sebab air seni seseorang mengandung gula (Wibowo, 2013).

Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat

menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulin yang

dihasilkan tidak mencukupi atau insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh karena

itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa. Diabetes mellitus

adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan

karakteristik hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar

gula darah yang tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung

koroner, retinopati, nepropati, gangren, dan lainnya (Mihardja, 2009).

2. Jenis-Jenis Diabetes

Ada beberapa jenis penyakit diabetes mellitus diantaranya:

a. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe ini disebut insulin dependent diabetes mellitus,

meliputi sistoma ketoasidosis hingga rusaknya sel β di dalam pangkreas,

sehingga pangkreas tidak menghasilkan insulin. Diabetes tipe 1 biasanya

muncul sejak usia kanak-kanak. Ada juga yang menderita penyakit ini sejak

usia di bawah umur 30 tahun.

b. Diabetes Tipe 2

Pada diabetes tipe 2, masalahnya bukan karena pangkreas tidak

membuat insulin. Pangkreas tetap bisa memproduksi insulin tetapi jumlah

tidak mencukupi atau sebagian besar insulin terserap oleh sel-sel lemak

akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Page 15: Skripsi isi obat tradisional diabetes

15

c. Diabetes Tipe 3

Diabetes tipe ini termasuk kategori gestasional, diabetes tersebut

terjadi selama masa kehamilan, setelah melahirkan kembali pulih seperti

sedia kala ( Wibowo, 2013).

3. Patofisologi (Depkes RI, 2006)

a. Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes tipe ini umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau

lengerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun adapula yang di

sebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya virus Cocksakie,

Rubella, CM Virus, Herpes, dan lainsebagainya.

b. Diabetes Mellitus Tipe 2

Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam

menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 antara lain obesitas, diet tinggi

lemak dan rendah serat serta kurang gerak badan.

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional adalah keadaan diabetes atau

intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya

berlangsung hanya sementara atau temporer.

4. Gejala Penyakit Diabetes

Berikut ini merupakan gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita

diabetes mellitus (Tobing dkk, 2008):

Page 16: Skripsi isi obat tradisional diabetes

16

a. Sering buang air kecil. Tingginya kadar gula dalam darah yang

dikeluarkan lewat ginjal selalu diiringi oleh air atau cairan tubuh maka

buang air kecil menjadi lebih banyak. Bahkan tidur di malam hari kerap

terganggu karena ingin buang air kecil.

b. Haus dan banyak minum. Banyaknya urin yang keluar menyebabkan

cairan tubuh berkurang sehingga kebutuhan akan air minum meningkat.

c. Fatigue/ lelah , muncul karena energy menurun akibat berkurangnya

glukosa dalam jaringan dan sel. Kadar gula dalam darah yang tinggi tidak

bisa optimal masuk dalam sel disebabkan oleh menurunnya fungsi insulin

sehingga orang yang menderita diabetes kekurangan energi.

d. Pusing dan berkeringat serta tidak dapat berkonsentrasi. Hal tersebut

disebabkan oleh menurunnya kadar gula. Setelah seseorang mengkonsumsi

gula, reaksi pankreas meningkat menimbulkan hipoglikemik.

e. Meningkatnya berat badan disebabkan terganggunya metabolisme

karbohidrat karena hormone lainnya juga terganggu.

f. Gatal disebabkan oleh mengeringnya kulit akibat gangguan regulasi cairan

tubuh.

g. Gangguan imunitas. Meningkatnya kadar glukosa dalam darah

menyebabkan penderita diabetes rentan terhadap infeksi. Hal tersebut

disebabkan oleh menurunnya fungsi sel-sel darah putih.

h. Gangguan mata. Penglihatan berkurang disebabkan oleh perubahan cairan

dalam lensa mata. Pandangan akan tampak berbayang karena kelumpuhan

pada otot mata.

Page 17: Skripsi isi obat tradisional diabetes

17

i. Polyneuropathy atau gangguan sensorik pada saraf peripheral di kaki dan

tangan.

macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut

dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai ketika seseorang pergi ke

pelayanan kesehatan dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Terkadang

gambaran klinik dari diabetes mellitus tidak jelas dan baru ditemukan pada saat

pemeriksaan skrining atau pemeriksaan untuk penyakit lain (Misnadiarly,

2006).

5. Diagnosis

Diagnosis klinik umumnya akan diperkirakan apabila ada keluhan

khas diabetes millitus berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan

berat badan yang tidak dijelaskan penyebabnya. Apabila ada keluhan khas,

hasil pemeriksaaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl dan hasil

pemeriksaan kadar gula darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis diabetes millitus, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini (Depkes RI,2006).

Glukosa Plasma

Puasa

Glukosa Plasma 2 jam

setelah makan

Normal <100 mg/dl <140 mg/dl

Pra diabetes 100-125 mg/dl -

IFG atau IGT - 140 – 199 mg/dl

Diabetes ≥ 126 mg/dl > 200 mg/dl

Tabel 1. Kriteria Penegakan diagnosis.

Page 18: Skripsi isi obat tradisional diabetes

18

6. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi sebagai berikut (Depkes RI, 2005):

a. Hipoglikemia

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita

merasa pusing, lemas, gemetaran, pandangan berkunang-kunang, pitam

(pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung

meningkat, sampai hilang kesadaran. Serangan hipoglikemia pada penderita

diabetes umumnya terjadi apabila penderita lupa makan pagi siang atau

malam, berolah raga terlalu berat, mengkosumsi obat diabetes dalam dosis

lebih besar dari seharusnya, minum alkohol dan mengkosumsi obat-obatan

lain yang dapat meningkatkan hipoglikemia.

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia disebabkan antara lain oleh setres, infeksi dan

kosumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia di tandai dengan poliuria,

polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah dan pandangan kabur.

c. Makrovaskular

Ada 3 jenis komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang

pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner ( coronary heart

disease), penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah

parifer ( peripheral vascular disease).

Page 19: Skripsi isi obat tradisional diabetes

19

d. Mikrovaskular

Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita

diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein

yang terglikasi ( termasuk HbA1c) menyebabkan diding pembuluh darah

menjadi makin lemah, rapuh dan terjadi penyubatan pada pembuluh-

pembuluh darah kecil. Hal ini yang mendorong komplikasi mikrovaskuler

seperti retinopati, nefropati dan neuropati.

7. Faktor Risiko

Faktor risiko atau risk factor merupakan salah satu istilah dari risiko

berupa penjabaran dari faktor-faktor determinan epidemiologi suatu penyakit

yang menentukan kemungkinan terjadinya suatu penyakit. Faktor risiko bisa

berupa karakteristik, perilaku, gejala, atau keluhan dari seseorang yang tidak

menderita yang secara statistik berhubungan dengan peningkatan insiden

sebuah penyakit (Bustan, 2008).

Pengukuran faktor risiko diabetes millitus dilakukan terhadap

masyarakat yang berusia 20 tahun ke atas sesuai dengan jenis faktor risiko

yang disebutkan pada consensus perkenin 2006 (Kemenkes RI, 2008). Ruang

lingkup faktor risiko diabetes millitus dibagi atas dua faktor yaitu faktor yang

dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko yang tidak dapat di modifikasi (unmodifiable risk

factor), Faktor risiko yang sudah melekat pada seseorang sepanjang

Page 20: Skripsi isi obat tradisional diabetes

20

hidupnya. Sehingga faktor risiko tersebut tidak dapat dikendalikan. Faktor

risiko diabetes millitus yang tidak dapat di modifikasi antara lain:

1. Ras dan Etnik

Rasa tau etnik yang dimaksud adalah seperti suku atau

kebudayaan setempat dimana suku atau budaya dapat menjadi salah

satu faktor risiko diabetes millitus yang berasal dari lingkungan.

Biasanya, penyakit yang berhubungan dengan ras atau etnik pada

umumnya berkaitan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan

(Masriadi, 2012).

2. Umur

Umur merupakan salah satu karakteristik yang melekat pada

host atau penderita penyakit. Umur mempunyai hubungan dengan

tingkat keterpaparan, besarnya fisik, serta sifat resistensi tertentu. Umur

juga berhubungan erat dengan sikap dan perilaku, juga karakteristik

tempat dan waktu. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut

usia sangat berhubungan dengan perbedaan tingkat keterpaparan dan

proses patogenesis (Masriadi, 2012). Diabetes seringkali ditemukan

pada masyarakat dengan usia tua karena pada usia tersebut, fungsi

tubuh secara fisiologis menurun dan terjadi penurunan sekresi atau

resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap

pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal (Gusti & Erna,

2014).

Page 21: Skripsi isi obat tradisional diabetes

21

3. Riwayat Keluarga Penderita Diabetes Millitus

Seorang anak merupakan keturunan pertama dari orang tua

dengan diabetes millitus (Ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara

perempuan). Risikoseorang anak mendapat diabetes millitus tipe 2

adalah 15% bila salah seorang tuanya menderita diabetes millitus dan

kemungkinan 75% bilamana kedua-duanya menderita diabetes millitus.

Pada umumnya apabilaseseorang menderita diabetes millitus maka

saudara kandungnya mempunyai risiko diabetes millitus sebanyak 10%

(Kemenkes RI, 2008).

Risiko untuk mendapatkan diabetes millitus dari ibu lebih besar

10-30% dari pada ayah dengan diabetes millitus. Hal ini dikarenakan

penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu

(Trisnawati dan Soedijono, 2013).

4. Pernah Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan ≥ 4000 gram

Wanita yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat

lebih dari 4000 gram dianggap berisiko terhadap kejadian diabetes

mellitus baik tipe 2 maupun gestasional. Wanita yang pernah

melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg (4.000 gram/ 9 pounds)

biasanya dianggap sebagai pra diabetes(Lanywati, 2001).

5. Riwayat Lahir Dengan Berat Badan Lahirdengan Berat Badan <2500

Gram

Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ialah

apabila seseorang ketika lahir dengan berat badan <2500 gram.

Page 22: Skripsi isi obat tradisional diabetes

22

Seseorang yang lahir dengan berat badan lahir rendah dimungkinkan

memiliki kerusakan pankreas sehingga kemampuan pankreas untuk

memproduksi insulin akan terganggu. Hal tersebut menjadi dasar

mengapa riwayat berat badan lahir rendah seseorang dapat berisiko

terhadap kejadian berat badan lahir rendah (Kemenks, 2008).

b. Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko yang dapat di modifikasi (Modifiable risk factor)

artinya faktor risiko ini akan bisa di hindari dengan memodifikasi atau di

siasati dengan tindakan tertentu sehingga faktor risiko itu menjadi tidak ada

lagi.Faktor risiko yang bisa di modifikasi :

1. Obesitas

Obesitas adalah ketidakseimbangan antara konsumsi kalori

dengan kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan

subkutan tirai usus, organ vital jantung, paru-paru, dan hati). Obesitas

juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan (Gusti & Erna, 2014).

Indeks masa tubuh orang dewasa normalnya ialah antara 18,5-25

kg/m2. JIka lebih dari 25 kg/m2 maka dapat dikatakan seseorang

tersebut mengalami obesitas.

2. Kuranya Aktivitas Fisik

Menurut WHO yang dimaksud dengan aktifitas fisik adalah

kegiatan paling sedikit 10 menit tanpa henti dengan melakukan kegiatan

fisik ringan, sedang dan berat.

Page 23: Skripsi isi obat tradisional diabetes

23

3. Pola Konsumsi Tidak Sehat

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus

memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan,

usia, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit,

hamil, menyusui. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap

orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan

tidak juga kekurangan. Disamping itu, manusia memerlukan air dan

serat untuk memperlancar berbagai proses dalam tubuh (Kemenkes RI,

2002).

4. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko terkenal dalam banyak

penyakit, termasuk berbagai jenis kanker dan penyakit kardiovaskular

termasuk diabetes millitus. Merokok meningkatkan kejadian diabetes

dan memperburuk homeostasis glukosa dan komplikasi diabetes kronis.

Dalam komplikasi mikrovaskuler, onset dan perkembangan

nefropati diabetes sangat berhubungan dengan merokok. Merokok

dikaitkan dengan resistensi insulin, peradangan dan dyslipidemia.

Dalam komplikasi makrovaskuler, merokok dikaitkan dengan kejadian

2 sampai 3 kali lebih tinggi kematian. Namun, pencegahan merokok

dan berhenti merokok mungkin tidak cukup ditekankan dalam diabetes

klinik (Chang, 2012).

Page 24: Skripsi isi obat tradisional diabetes

24

8. Pencegahan

Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes:

a. menurunkan berat badan dan mencegah penumpukan lemak dalam tubuh,

sebab lemak tersebut menyerap insulin.

b. banyak mengkosumsi makanan berserat tinggi yang mengandung banyak

glukosa kompleks.

c. Mengurangi mengkosumsi makanan berlemak, makanan awetan, dan

goreng-gorengan.

d. Banyak minum air putih dan olahraga teratur.

e. Menghindari stres, mengkosumsi alkohol dan softdring.

Page 25: Skripsi isi obat tradisional diabetes

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang

merupakan suatu pendekatan penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang dapat diamati, sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa

kata/ kalimat maupun gambar, wawancara, catatan lapangan, foto, video,

dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi lainnya ( Irawan, 2011).

2. Jenis Penelitian.

Penelitian deskriptif melakukan penelitian taraf deskripsi, yaitu

menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami

dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara akurat

fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai permasalahan yang

akan di teliti. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum ( Wulandari,

2013).

25

Page 26: Skripsi isi obat tradisional diabetes

26

B. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dikalangan masyaratat Desa Tawali Kecamatan

Wera Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB).

C. Sumber Data.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer adalah data yang

diperoleh peneliti secara langsung ( dari tangan pertama), sementara data skunder

adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudh ada ( Sekaran, 2006).

Sumber data dalam penelitian ini adalah yang diperoleh secara langsung

dari masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima yang pernah

ataupun yang sedang mengalami diabetes millitus.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan

penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data siapa

sumbernya dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari

mana data diperoleh, apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer)

atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Teknik

pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket atau kuesioner dan

wawancara.

1. Teknik Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada orang lain

Page 27: Skripsi isi obat tradisional diabetes

27

yang dijadikan sebagai reponden untuk dijawab. Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden

mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan

persepsinya (Sekaran, 2006).

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatapmuka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun

peneliti terhadap narasumber atau sumber data (Sekaran, 2006).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan

cara kuisioner dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada orang

lain yang di jadikan sebagai reponden untuk dijawab. Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Karlina,

2013). Populasi yang digunakan sebagai objek penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima, yang berjumlah

500 KK.

Page 28: Skripsi isi obat tradisional diabetes

28

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling dalam

penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu sampel yang telah ditentukan

oleh peneliti seperti masyarakat yang mengidap penyakit diabetes.

Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai sampel.

Apabila subyek kurang dari 100 maka pengambilan sampel semuanya, apabila

lebih dari 100 maka pengambilan cukup 10 –15 % atau 20 –25 %.

Dimana sampel yang digunakan sebanyak 50 orang yang mewakili

dari 500 populasi.

F. Teknik Analisis data

Data yang diperoleh dikelola secara manual dan dilihat jumlah pengguna,

jenis tanaman, cara penggunaan obat tradisional sebagai antidiabetes dan

dinyatakan dalam bentuk presentase.

G. Definisi Operasional

1. Profil penggunaan obat yaitu data mengenai jumlah pengguna, jenis obat

tradisional dan cara penggunaan obat tradisional anti diabetes di masyarakat

Desa Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima 2015.

2. Obat Tradisional adalah obat secara turun-temurun telah digunakan untuk

kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh

berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat

Page 29: Skripsi isi obat tradisional diabetes

29

bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup

terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan

penyakit

3. Diabetes adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak bisa menghasilkan hormon

insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak bisa memanfaatkan secara optimal

insulin yang dihasilkan sehingga terjadi kelonjakan kadar gula dalam darah

melebih normal.

H. Penggunaan Obat Tradisional

Jumlah pertanyaan tentang menggunakan obat tradisonal sebagai antihi

diabetes dan tidak menggunakan, sebanyak 15 nomor dengan penelitian ini

menggunakan skala Guttman. Menurut Sugiyono (2006) skala Guttman

digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban yang jelas terhadap suatu

permasalahan yang ditanyakan, bila jawaban benar diberi skor 1 dan bila jawaban

salah diberi skor nol.

Rumus (Sugiyono, 2006)

I =

Keterangan

I = Interval

R = Range/Kisaran

K = Jumlah Kategori

Skor = 10 x 1 = 10 (100%)

K

R

Page 30: Skripsi isi obat tradisional diabetes

30

Skor = 10 x 0 = 0 (0%)

Range = skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 0% = 100%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori yaitu Ya dan Tidak.

Interval = range

Jumlah Kategori

I = 100%

2

= 50%

Kriteria Objektif :

Ya : Apabila nilai jawaban responden ≥ 50%

Tidak : Apabila nilai jawaban responden ≤ 50 %.

I. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 8. Kerangka Konsep

Pendidikan

Pekerjaan

Umur

Jenis kelaminObat Tradisional

Sebagai AntidiabetesDiabetes

Page 31: Skripsi isi obat tradisional diabetes

31

keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel Yang Diteliti

:Variabel Yang Tidak Diteliti

J. Tahapan –Tahapan Penelitian Dan Jadwalnya.

Tahap kegiatan (Bulan) Tahun 20151 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan.a. Perencanaanb. Penyusunan proposal

2. Pelaksanaana. Peermohonan surat

isin penelitian.b. Pelaksanaan

penelitian3. Penyusunan

a. Pengolahan hasilpenelitian

Tabel 2. Tahapan –Tahapan Penelitian Dan Jadwalnya

Keterangan : : Pelaksanaan Kegiatan

Page 32: Skripsi isi obat tradisional diabetes

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan dilapangan

mulai tanggal 25 Maret sampai 10 April di Desa Tawali Kecamatan Wera

Kabupaten Bima tahun 2015. Penelitian ini dilakukan pada kelompok Masyarakat

dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden yaitu 50 orang

responden diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Responden (Profil Pengguna Obat Antidiabetes)

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa

Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Profil responden dijelaskan berdasarkan

data di bawah ini, data meliputi umur, jenis kelamin, pendidikn dan pekerjaan.

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Desa Tawali

Kecamatan Wera Kabupaten Bima Tahun 2015 dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Umur Jumlah (n) Persen (%)

Dewasa ( 26 – 45 Tahun) 17 34

Lansia awal ( 46 – 55 Tahun) 24 48

Lansia Ahir ( 56-65 Tahun) 9 18

Total 50 100 %

Sumber : Data Primer

32

Page 33: Skripsi isi obat tradisional diabetes

33

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa resonden yang memiliki usia

kategori lansia awal dapat beresiko lebih besar terkena diabetes berjumlah

24 orang dengan presentase sebesar (48%), kemudia responden yang masuk

kategori dewasa berjumlah 17 orang dengan presentase sebesar (34%), yang

paling sedikit memiliki reseiko terkena diabetes yang masuk kategori lansia

ahir berjumlah 9 orang dengan presentase sebesar (18%). Hal ini di

sebabkan oleh banyak faktor terutama kebiasaan hidup yang kurang baik (

obesitas, diet tinngi lemak dan rendah serat serta kurang gerak badan).

b. Jenis Kelamin

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan

antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Tawali

Kecamatan Wera Kabupaten Bima Tahun 2015 dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)

Laki-laki 17 34

Perempuan 33 66

Total 50 100 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah yaitu

(66%) berjumlah 33 responden berjenis kelamin perempuan kemudian

selebihnya berjumlah 17 orang yaitu (34%) berjenis kelamin laki-laki. Hal

ini dikarenakan beberapa faktor di antaranya faktor psikologis dan makanan.

Page 34: Skripsi isi obat tradisional diabetes

34

c. Pekerjaan

Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Tawali Kecamatan

Wera Kabupaten Bima Tahun 2015 dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 5 dibawah ini.

Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)

Petani 18 36

PNS 12 24

Swasta 7 14

Ibu Rumah Tangga 13 26

Total 50 100 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa responden yang tertinggi

yaitu memiliki pekerjaan sebagai petani berjumlah 18 orang dengan

presentase sebesar (36%), kemudian yang memiliki pekerjaan sebagai ibu

rumah tangga berjumlah (26%), kemudian yang memiliki pekerjaan sebagai

pegawe negeri sipil berjumlah 12 orang dengan presentase sebesar (24%),

dan responden yang terendah memiliki pekerjaan sebagai swasta berjumlah

7 orang dengan presentase sebesar (14%).

d. Pendidikan Terakhir

Distribusi responden menurut pendidikan terakhir di Desa Tawali

Kecamatan Wera Kabupaten Bima Tahun 2015 dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

Page 35: Skripsi isi obat tradisional diabetes

35

Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persen (%)

Tidak Tamat SD 11 22

SD 3 6

SMP 5 10

SMA 17 34

Perguruan Tinggi 14 28

Total 50 100 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa yang tertinggi memiliki

pendidikan terakhir SMA berjumlah 17 responden dengan presentase

sebesar (34%), kemudian yang tamat dari perguruan tinggi berjumlah 14

responden dengan presentase (28%), yang tidak tamat SD berjumlah 11

responden dengan presentase (22%) dan yang masuk dalam kategori

terendan yaitu pendidikan terakhir SMP dan SD berjumlah 5 dan 3

responden dengan presentase sebesar (10%) dan (6%).

e. Penggunaan Obat Tradisional

Distribusi responden menurut penggunaan obat tradisional di Desa

Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima Tahun 2015 dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Jawaban Responden Jumlah (n) Persen (%)

Menggunakan ( ya) 35 70

Tidak Menggunakan (tidak) 15 30

Total 50 100 %

Sumber : Data Primer

Page 36: Skripsi isi obat tradisional diabetes

36

Dari tabel 7 diatas dapat di lihat hampir sebagian besar responden

yang mengidap penyakit diabetes millitu menggunakan obat tradisional

sebagai terapi penurun gula darah sebesar (70%) berjumlah 35 responden

dan yang tidak menggunakan obat tradisional berjumlah 15 responden

dengan presentase (30%). Hal ini di karenakan faktor ekonomi dan jauhnya

jarak rumah sakit dari tempat tinggal responden.

2. Penggunaan Obat Tradisional

Penggunaan obat tradisional pada masyarakat di Desa Tawali

Kecamatan Wera Kabupaten Bima dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner atau pertanyaan kepada responden mengenai tanaman apa yang

digunakan, bagian apanya yang digunakan, cara pengolahanya dan cara

penggunaanyan.

a. Penggunaan Obat Tradisional Tunggal

Tabel 8. Penggunaan Obat Tradisional Tunggal Sebagai Antidiabetes

di Masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera 2015

No Nama Bahan

Yang

digunakan

Bagian yang

digunakan

Cara Pengolahan Atura Pakai

1Anggur Hijau Daun Direbus dengan air sebanyak 2

gelas sehingga menjadi 1 gelaskemudian airnya diminumsetelah didinginkan.

3 x perhari ½gelas

2

Ketumbar Daun Daun ketumbar sebanyak 5-10lembar, kemudian di rebusdengan air secukupnyadidiamkan hingga dinginkanlalu diminum.

2 x perhari 1gelas

Page 37: Skripsi isi obat tradisional diabetes

37

3 Mimba Daun Daun mimba secukupnyadirebus dengan 4 gelas air laludi minum.

3 x sehari 1gelas

4 Lamtoro/ pete Biji Digoreng hingga berubahwarna kehitaman kemudianditumbuk dan diseduh denganair mendidih.

1 x sehari 1gelas

5 Pinang Buah Direbus buah pinang kemudiandidiamkan hingga dingin dandiminum.

2 x sehari 1gelas

6 Sirsak daun yang muda Direbus dan didiamkan hinggadingin kemudian di minum

1 x sehari ½gelas

7 Pare Biji Direbus dengan airsecukupnya, kemudiandiminum.

2 x sehari ½gelas

8 Sambungnyawa

Daun Ambil daun sambung nyawasecukupnya dicuci bersihdimakan seperti lalapan.

1 x sehari 7-10 helai daun

9 Songga/BidaraLaut

Batang Direbus beberapa potongbatang hingga mendidih,kemudian diminum

3 x sehari ½gelas

10 Manggis Kulit buah Kulit buah manggis yangsudah kering, kemudiandirebus dengan air secukupnya

2 x sehari 1gelas

11 Mengkudu Buah Ambil 1 buah mengkudu,kemudian di blender laludiminum.

1 x sehari 1gelas

12 Sirih Daun Direbus dengan airsecukupnya, kemudiandiminum

1 x sehari 1gelas

13 Songga/Bidara Laut

Batang Hangatkan air secukupnya,kemudian dimasukan ke dalamgelas yang terbuat dari batangsongga didiamkan hinggaberubah warna lalu diminum.

2 x sehari 1gelas

14 Jamblang Biji Sediakan sekitar 15 bijijamblang kemudiandikeringkan, sesudah kering ditumbuk baru dimasakkemudian diminum.

2-3 x sehari 1gelas

15 Lamtoro/pete Biji Digoreng hingga berubahwarna kehitaman, kemudianditumbuk dan diseduh denganair mendidih.

2 x sehari 1gelas

16 Kumis Kucing Daun Ambil beberapa helai daun 1 x sehari 1

Page 38: Skripsi isi obat tradisional diabetes

38

kumis kucing, kemudian cucibersih lalu direbus, barudiminum.

gelas

17 Sirsak Daun Ambil daun sirsaksecukupnya, direbus dengan 3gelas air, lalu diminum.

2 x sehari 1gelas

18 Lidah Buaya Daun Ambil lidah buaya 1 – 2 helaikemudian di potong dan direbus dengan 2 gelas air laludiminum.

2-1 sehari ½gelas

19 Pare Buah Ambil 1-2 buah pare kemudiandi potong-potong, diblenderdengan 1 gelas air laludiminum.

1 x sehari 1gelas

20 Manggis Kulit buah Sediakan kulit manggis yangsudah kering secukupnya,kemudian dimasak lalu diminum.

3 x sehari 1gelas

21 Songga/Bidara Laut

Batang Hangatkan air secukupnyakemudian dimasukan ke dalamgelas yang terbuat dari batangsongga didiamkan hinggaberubah warna lalu diminum.

3 x sehari 1gelas

22 Sirih Daun Direbus daun sirih 7-10 helaidengan air secukupnyakemudian diminum

2 x sehari ½gelas

23 Mimba Daun Daun mimba secukupnyadirebus dengan 2 gelas air, laludiminum.

2 x sehari ½gelas

24 Pinang Buah Ambil 2-4 biji pinangkemudian direbus dengan air 2gelas.

1 x sehari ½gelas

Sumber: Data Primer

Page 39: Skripsi isi obat tradisional diabetes

39

b. Penggunaan Obat Tradisional Kombinasi

Tabel 9. Penggunaan Obat Tradisional Kombinasi Sebagai

Antidiabetes di Masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera 2015

No Nama Bahan

Yang

digunakan

Bagian yang

digunakan

Cara Pengolahan Atura Pakai

1 Mengkudu Buah Sediakan 1-3 buah mengkudulalu direbus dengan 2 gelas air,kemudian masukan ke dalamgelas, dan ditambahkan madu1-2 sendok makan.

2 x perhari ½gelas

Madu

2 Ketumbar Daun Ambil 10 helai daun ketumbar,kemudian direbus bersamaandengan beberpa potong kayumanis direbus dengan 3 gelasair lalu diminum.

1 x sehari 1gelasKayu manis Batang

3 Kunyit Rimpang Rebus beberapa potong kunyitkering kemudian ditambahkanbawang putih secukupnya laludiminum.

1 x sehari 1gelasBawang putih Umbi

4 Songga/Bidara Laut

Batang Masak batang songga yangsudah dipotong-potong dankulit manggis dengan air 3gelas hingga mendidihdimasukan ke dalam gelasdicampur dengan madu 2sendok

1 x sehari 1gelas

Manggis Kulit BuahMadu

5 Lamtoro/ pete Biji Goreng lamtoro dan kopisecukupnya hingga warnakehitaman, kemudianditumbuk hingga halus, laludiseduh dengan air hangat.

3 x sehari ½gelasKopi Biji

6 Ketumbar Daun Ambil 7-10 helai daunketumbar kemudian direbusbersamaan dengan kayu manisdengan 2 gelas air laludiminum.

2 x sehari 1gelasKayu manis Batang

7 Mimba Daun Sediakan ke tiga jenis daunsecukupnya, lalu direbus

3 x sehari 1gelasBrotowali Daun

Page 40: Skripsi isi obat tradisional diabetes

40

Kejibeling Daun dengan 3 gelas air kemudiandiminum waktu hangat

8 Ketumbar Daun Ambil beberapa helai daunketumbar, kemudian direbusbersamaan dengan kayu manisdengan 2-4 gelas air laludiminum.

2 x sehari 1gelasKayu Manis Batang

9 Mimba Daun Rebus beberpa helai daunmimba hingga mendidih,kemudian dimasukan ke dalamgelas yang terbuat dari batangsongga.

1 x sehari 1gelasSongga/

Bidara LautBatang

10 Kumis Kucing Daun Sediakan 10 lembar daunkumis kucing, 7 lembar daunsirsak direbus hingga mendidihdengan 4 gelas air.

2 x sehari 1gelas

Daun sirsakDaun

11 Sirsak Daun Ambil 5-7 lembar daun sirsak,kemudian direbus dengan kulitmanggis yang sudah keringsecukupnya sampai mendidih.

3 x sehari 1gelasKulit manggis Kulit buah

Sumber: Data Primer

c. Uraian mekanisme berbagai tanaman obat

Nama TanamanObat Kandungan Untuk Diabetes

Anggur

Kandungan gizi anggur antara lain, energi, protein, lemak,karbohidrat, serat, gula, kalsium, besi, magnesium, fosfor, vitamin,dan kalium.Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi anggursetiap hari dapat memperlambat perkembangan diabetes tipe I dankonsumsi anggur juga dapat mengurangi tekanan darah pada diabetestipe II dan mencegah resistensi insulin.

Ketumbar

Ketumbar mengandung minyak atsiri tanin asam malat, kalsiumoksalat.Daun ketumbar memiliki efek merangsang kelenjar endokrin, sekresiinsulin meningkat dari pankreas yang kemudian meningkatkan insulindalam darah. Proses ini mengatur asimilasi yang tepat dan penyerapangula dalam darah.

Mimba

Kandungan kimia daun mimba antara lain azachdirichtin, minyakgliserda, asam asetiloksituranoe.Dalam buku yang berjudul mimba tanaman multi fungsi, di tulis olehdr. Sukrasno, tahun 2004. Aktivitas hipoglikemik ekstrak daun mimbasetingkat dengan glibenklamid. Glibenklamid merupakan bahan aktifyang berfungsi sebagai antidiabetes.

Lamtoro/ Pate Biji lamtoro mempunyai beragam kandungan kimia yang sangat

Page 41: Skripsi isi obat tradisional diabetes

41

bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Diantaranya yaitukarbohidrat,protein,kalsium,kalium,kromium,kalori,hidratarang,fosfor,vitamin A, B1 , C dan zat besi.Kandungan kimia yang paling tinggi dalam Petai Cina adalah Kalsiumdan kalium. Kalium pada Petai cina berperan merangsang pancreasmemproduksi insulin, sedangkan Kalsium dalam Petai cina berfungsiuntuk meningkatkan kepekaan insulin.

Sirsak

Beberapa zat atau senyawa yang terkandung di dalam daun sirsakseperti lemak, vitamin A, vitamin B, fruktosa, protein, kalsiumsenyawa alkaloid, saponin, flavonoid, steroid dan juga asetogenininilah yang membantu tubuh untuk mengendalikan kadar gula darahuntuk tetap berada pada batas normal.Penelitian febbyola S.moniaga,2014.Subjek penelitian berupa tikusWistar jantan berjumlah 18 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok,kelompok kontrol negatif dan 5 kelompok tikus Wistar hiperglikemikakibat pemberian alloxan dengan dosis 110 mg/kg berat badan tikus.Tikus hiperglikemik diberi ekstrak daun sirsak dosis 1000, 2000, dan5000 mg/kg BB tikus, kelompok kontrol positif yang diberi novomixflexpen, dan 1 kelompok hanya diberi alloxan. Data diperoleh daripemeriksaan kadar gula darah pada semua kelompok tikus Wistarpada hari pertama, hari kedua , hari ketiga pada menit ke-0 ,30, 60, 90,dan menit ke-120. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianekstrak daun sirsak mempunyai efek terhadap penurunan kadar guladarah tikus Wistar yang telah diinduksi alloxan.

Pare

Kandungan yang terdapat pada buah pare adalah energi, protein,lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, C danair.Pakar nutrisi mengatakan kandungan sufonylurea pada buah parebersifat hipoglikemik.

Sambung NyawaZat yang terkandung dalam tanaman sambung nyawa di antaranyasenyawa flavanoid, polifenol, minyak atsiridan sterol tak jenuh.Daunsambung nyawa bersifat hipoglikemik.

Songga/Bidara Laut

Menurut penelitian supriadi dari Jurusan Farmasi UniversitasHasanuddin pada 1986. Riset memakai kelinci itu menguji pengaruhkonsentrasi (5, 10, 15, dan 20%) rebusan kayu songga. Hasilnyapemberian konsentrasi 20% sebanyak 5 ml/kg bobot badan (bb)memberikan efek terbesar penurunan gula darah sebesar 43,96%.Penurunan itu terjadi setelah 5 jam konsumsi.

Manggis

Kandungan mangiferin untuk menurunkan kadar gula darah dan bisamenurunkan kadar resistensi insulin dan Anti oksidan pada kulitmanggis bisa mencegah kerusakan pada sel beta pangkreas akibatserangan radikal bebas.Menurut penelitian adinda ayu dyahnugra menunjukkan bahwaekstrak bubuk simplisia kulit manggis mengandung senyawaantioksidan dengan aktivitasnya sebesar 84.42% yang diketahui total

Page 42: Skripsi isi obat tradisional diabetes

42

fenol sebesar 41.12 mg GAE/g sampel. Dosis ekstrak kulit manggisyang diberikan selama perlakuan berpengaruh sangat nyata (α = 0,01)pada penurunan kadar glukosa darah, peningkatan berat badan sertapeningkatan asupan pakan pada tikus percobaan. Pemberian ekstrakdengan dosis sebesar 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB selama 4minggu percobaan dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar105.92 mg/dl dan 134.25 mg/dl.

Mengkudu

Dalam penelitian vivi 2013. hasil analisis sesudah perlakuandidapatkan bahwa rerata kadarglukosa darah sewaktu untuk kelompokkontrol adalah 321,01±12,08 mg/dL dan untuk kelompok perlakuanadalah 272,70±39,16 mg/dL. Analisis kemaknaan dengan uji t-independent menunjukkan terdapat perbedaan secara bermakna(p<0,05) yang berarti ekstrak buah mengkudu berkhasiat terhadappenurunan glukosa darah.

Sirih

Para ahli pengobatan tradisional telah banyak menggunakan tanamansirih merah oleh karena mempunyai kandungan kimia yang pentinguntuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dalam daun sirih merahterkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin danflavonoid. Dari buku ”A review of natural product and plants aspotensial antidiabetic” dilaporkan bahwa senyawa alko-koloid danflavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosadarah.

Jamblang

Dalam buku fakta ilmiah buah dan sayur di tulis dr setiawandalimartha dan dr. Felix Adrian,2013. Jamblang mengandung fatty oil3-5% oleic acid mampu menurunkan kadar glukosa dara(hipoglikemik).

Kumis Kucing

Tanaman ini mengandung orthosiphon glikosida, zat samak, minyakatsiri, minyak lemak, saponin, garam kalium danmiyoinositol.menurunkan kadar gula darah.Buku atlas tumbuhan obat indonesia. Di tuli oleh dr. Setiawandalimartha. Jilid 2, 2006.Pemberian infusa kombinasi daun kumiskucing dan daun sambiloto 0,129 g/kg bb dan 0,3 g/kg bb mampumenurunkan kadar gula dara.

Lidah Buaya

Mengandung asam amino, air, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral,enzim, hormon dan masih banyak kandungan lainnya.Dalam penelitian arisyi sunu pradono, 2011. Pemberian decocta daunlidah buaya (Aloe vera L.) pada dosis 2,5 ml, 5 ml, dan 10 ml dapatmenurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi bebanglukosa. Efek hipoglikemik decocta daun lidah buaya (Aloe veraL.)dengan dosis diatas kurang kuat bila dibandingkan efekhipoglikemik Glibenklamid 0,126 gr.

KunyitPenelitian khairi amruddin, 2014. Hasil penelitian menunjukkanterdapat penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada semua

Page 43: Skripsi isi obat tradisional diabetes

43

kelompok perlakuan. Terdapat kematian hewan uji pada kelompokkontrol positif (dosis tungal glibenklamid) dan kelompokperlakuan 3 (kombinasi glibenklamid+ekstrak 500 mg).Prosespenurunan kadar glukosa darah cukup baik dan efektif terjadi pada kelompok perlakuan 1 (kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg).Kombinasi glibenkalimid dan ekstrak kunyit cukup efektif untukmenurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih sebagai modeldiabetes tipe 2.

Kayu Manis

Kayu manis mengandung minyak atsiri, damar, zat penyamak,eugenol, dafrole, tannin, kalsium oksanat dan sinamadehid.Kayu manis mampu meningkatkan sentivitas insulin dalam darah,sehingga akan banyak glukosa yang digunakan darah untuk diubahmenjadi energi.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan obat

tradisional sebagai antidiabetes di masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera

Kabupaten Bima 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada

50 responden yang diambil secara Purposive Sampling menggunakan 15

pertanyaan masing-masing pada penggunaan obat tradisional sebagai antidiabetes.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, faktor yang

mempengaruhi masyarakat Desa Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima

menggunakan obat tradisional sebagai antidiabetes karena mudah didapatkan dan

ekonomis, didukung oleh hasil penelitian Santoso dkk, (2000) menunjukkan

bahwa alasan pasien diabetes melitus berobat ke pengobatan tradisional karena

biaya yang lebih murah dibandingkan pengobatan konvensional,cocok, pelayanan

yang baik, biasa kepengobatan tradisional, takut ke pelayanan kesehatan

konvensional, ketakuan akan efek samping karena obat konvensional yang

Page 44: Skripsi isi obat tradisional diabetes

44

mengandung bahan kimia, dan ke pelayanan kesehatan konvensional belum

sembuh.

Pengobatan tradisional yang dilakukan penderita diabetes melitus dengan

menggunakan tanaman obat mempunyai fungsi untuk mengendalikan atau

mengontrol gula darah, mencegah timbulnya komplikasi diabetes dan

memperbaiki kerusakan jaringan sel (Pahandayani, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian menunjukkan bahwa

responden yang menggunakan obat tradisional lebih tinggi jumlahnya sebesar

70% dibandingkan yang tidak menggunakan obat tradisional sebesar 30%

responden.

Page 45: Skripsi isi obat tradisional diabetes

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa tanaman yang

banyak digunakan sebagai antidiabetes adalah bidara laut, sirsak, ketumbar,

lamtoro, mimba dan mengkudu.

B. SARAN

Adanya penelitian lebih lanjut mengenai profil penggunaan obat tradisional anti

diabetes yang komplikasi dengan penyakit lain.

45

Page 46: Skripsi isi obat tradisional diabetes

46

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

BPOM RI. (2005). Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan MakananRepublik Indonesia Nomor HK 00.05.41.1384 tentang Kriteria danTata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandardan Fitofarmaka. Jakarta : Kepala BPOM.

Bustan, Nadjib. 2008. 505 Tanya Jawab Epidemiologi. Makassar:Putra AsaadPrint.

Chaerunisaa, Y. A. Surahman, E. dan Soeryati, S. 2009. Farmasetika Dasar,Konsep Teoritis Dan Aplikasi Pembuatan Obat. Widya Padjadjaran.Bandung.

Chang, Sang Ah. 2012. Smoking and Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes &Metabolism Journal. Volume 36 :399-403.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Depkes RI, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas,Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI.CetakanKeenam.Jakarta:Direktorat Jenderal Pengawasan Obat DanMakanan. Halaman 92-94, 195-199.

Direktorat Jendral Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen KesehatanRI.(2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Militus.Jakarta.

Dirjen POM, (1994) “ Petunjuk Pelaksanaan Cara Pembuatan Obat TradisionalYang Baik (CPOTB)”, Jakarta.

Ditjen POM.(1986). Sediaan Galenik. Jilid II.Departemen Kesehatan RI. Jakarta.Halaman 19 - 22.

46

Page 47: Skripsi isi obat tradisional diabetes

47

Gusti & Erna. 2014. Hubungan Faktor Risiko Usia, Jenis Kelamin, Kegemukandan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di WilayahKerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah.Volume 8. No.1 : 39-44.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta:Penerbit Grasindo

Irawan Edi. 2011. Pola Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien UmumRawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Mataram.Universitas Muhammadiyah Mataram.

Karlina Nova. 2013. Evaluasi Ketepatan Obat Anti Dislipidemia Pada PasienDislipidemia Rawat Inap di RSUD dr.Moewardi Surakarta Periode Januari– Desember 2013. Surakarta. Universitas Sebelas maret Surakarta.

Katzung, Bertram, G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik , EdisiKe6. PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta : 737-741.

Kemenkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat.

Kemenkes RI. 2008. Pedoman Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes elitus.Direktorat PPTM Ditjend PP&PL.

Kumala Sari,L.O. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan PertimbanganManfaat Dan Keamanannya. Program Studi Farmasi universitas Jember.Jember.

Ladywati, Endang. 2001. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Masriadi. 2012. Epidemiologi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Mihardja, Laurentia. 2009. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian GulaDarah pada Penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan Indonesia.Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.59. No.9 : 418-424.

Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. MengenalGejala,Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta:PustakaPopuler Obor.

Mosihuzzaman, M., Choundary M. I. (2008). Protocols on Safety, Efficacy,Standardization, and documentation of Herbal Medicine. IUPACTechnical Report,80,2195-2230.

Page 48: Skripsi isi obat tradisional diabetes

48

Mutmainah, 2014. Karakteristik penggunaan obat modern dan obat tradisionalberdasarkan pengetahuan masyarakat di desa teteuri kecamatanSabbang kabupaten luwu utara Tahun 2014. Sekolah tinggi ilmukesehatan (stikes)Bhakti pertiwi luwu raya : Palopo.

Pahandayani, putri.2014 faktor - faktor yang berhubungan dengan pemilihanpengobatan alternatif jamu pada pasien diabetes melitus di rumahriset jamu hortus medicus tawangmangu. Program studi kesehatanmasyarakatfakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyahsurakarta.

Santoso, S. S, Imam. W dan Kasnodiharjo. 2000. Profil Penderita DiabetesMelitus yang Berobat ke PengobatTradisional di DKI Jakarta,diYogyakarta, dan Surabaya. Bulletin Penelitian Kesehatan, Vol. 27.No. 3 dan 4- 1999/2000.

Sekaran Uma.2006.Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta :Selemba Empat.

Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R n D. Alfabeta.Bandung.

Supardi, S., & Susyanty, A.L (n.d). Penggunaan Obat Tradisional dalam UpayaPengobatan Sendiri Di Indonesia.

Tobing, Ade dkk. 2008. Care Your Self : DiabetesMellitus. Jakarta: Penebar Plus.

Trisnawati , Shara Kurnia dan Soedijono Setyorogo. 2013. Faktor Risiko KejadianDiabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan CengkarengJakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol.5 No.1 : 6-11.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang KesehatanKatzung, Bertram, G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik , EdisiKe6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 737-741.

Wulandari Putri. 2013. Studi Pengobatan Hipertensi Pada Pasien DiabetesMilitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap dr. Soebandi. Jember.Universitas Jember.

Wibowo S. 2013. Herbal Ajaib Tumpas Macam-Macam Penyakit (Asam URat,Diabetes, Darah Tinggi, Ginjal, Liver, Kanker, dll). Jakarta: PustakaMakmur.

Yuningsih, Rahmi.2012.Pengobatan Tradisional di Unit Pelayanan Kesehatan.Infosingkat Kesejahteraan sosial.

Page 49: Skripsi isi obat tradisional diabetes

49

L A M P I R A N

Page 50: Skripsi isi obat tradisional diabetes

50

Lampiran 1. Surat Tugas

Page 51: Skripsi isi obat tradisional diabetes

51

Lampiran 2. Rekomendasi Ijin Penelitian dari Kecamatan Wera Kabupaten Bima

Page 52: Skripsi isi obat tradisional diabetes

52

Lampiran 3. Quiesioner Gambaran Profil Pengguna Obat Tradisional

QUESIONER I

GAMBARAN PROFIL PENGGUNA OBAT TRADISIONAL DIDESA TAWALI KECAMATAN WERA KABUPATEN BIMA

No. Urut Responden :

Tanggal Wawancara :

Karakteristik Responden (√ )

1) Nama :2) Alamat :3) Jenis Kelamin : L/P4) Umur : ……….. Tahun

5) Pendidikan :tidak tamat SDSDSMPSMAPerguruan Tinggi / Akademi

6) Jenis Kelamin:Laki-lakiPerempuan

7) PekerjaanMahasiswa/mahasiswiPetaniPegawai negeri sipilPegawai swastaIbu rumah tanggaLain-lain

Page 53: Skripsi isi obat tradisional diabetes

53

NO PERTANYAANJAWABAN

YA TIDAK

1 Apakah anda tahu tentang penyakit diabetes?

2 Apakah anda menggunakan obat tradisional untuk penyakit diabetes?

3 Apakah anda sering menggunakan obat tradisonal sebagai penurun gula

darah?

4 Apakah anda mengetahui secara jelas khasiat / kegunaan dari tanaman

obat yang anda gunakan?

5 Apakah anda mengetahui cara mengolah bahan tersebut sehingga

dapat dijadikan obat tradisional?

6 Apakah ada efek samping yang anda rasakan setelah mengkonsumsi

obat tradisional tersebut?

7 Apakah setelah anda menggunakan obat tradisional, gula darah anda

normal?

8 Apakah anda lebih memilih obat tradisional dibandingkan obat kimia

(moderen) sebagai penurun gula darah?

Page 54: Skripsi isi obat tradisional diabetes

54

Lampiran 4. Quiesioner Penggunaan Obat Tradisional

QUESIONER II

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI ANTIDIABETES

1. Tanaman obat apa yang sering anda gunakan sebagai antidiabetes?

........................................................................................................................

.....

2. Apakah satu tanaman obat saja yang anda gunakan dan tidak ada

campuran dari tanaman lainnya yang anda gunakan sebagai antidiabetes?

........................................................................................................................

.....

3. Bagaimana cara pengolahan tanaman obat tradisional yang anda lakukan

agar tanaman tersebut dapat digunakan sebagai antidiabetes?

........................................................................................................................

.....

4. Bagaimana aturan pakai penggunaan obat tradisional yang anda terapkan?

........................................................................................................................

.....

5. Apakah hanya tanaman obat tradisional saja yang anda gunakan sebagai

antidiabetes dan tidak ada obat lain yang anda gunakan?

......................................................................................................................

6. Bagian apa yang anda manfaatkan dari tanaman tersebut sebagai obat

antidiabetes?

........................................................................................................................

.....

7. Kenapa memilih obat tradisional sebagai terapi antidiabetes?

........................................................................................................................

.....

Page 55: Skripsi isi obat tradisional diabetes

55

Lampiran 5. Master Tabel Profil Penggunaan Obat Tradisional Sebagai AntiDiabetes di Masyarakat Desa Tawali.

MASTER TABEL

No JenisKelamin

Umur Pendidikan JenisPekerjaan

Penggunaanobat tradisional

Kriteria(1 dan 0)

1 P 36 Peguruan Tinggi PNS 02 L 49 Tidak Sekolah PETANI 13 P 40 Peguruan Tinggi PNS 14 P 62 SMA PETANI 15 P 53 Peguruan Tinggi SWASTA 16 P 50 SMA PETANI 17 L 44 SMA PETANI 18 L 49 SD PETANI 19 P 65 Tidak Sekolah PETANI 110 P 40 SMA IBU RT 011 L 35 Peguruan Tinggi PNS 112 P 53 SMA PETANI 113 P 55 SMA PETANI 014 L 42 SMA PETANI 015 P 50 Tidak Sekolah IBU RT 116 P 56 Tidak Sekolah IBU RT 117 P 50 SMA IBU RT 118 L 45 SMA PNS 119 P 35 Peguruan Tinggi SWASTA 020 L 48 Peguruan Tinggi PNS 021 L 46 Peguruan Tinggi PNS 122 L 38 SD SWASTA 123 P 36 SMP PETANI 124 P 51 Tidak Sekolah PETANI 125 P 49 Tidak Sekolah PETANI 126 L 60 SD SWASTA 027 P 47 SMA IBU RT 128 P 51 Peguruan Tinggi SWASTA 029 P 40 Peguruan Tinggi PNS 130 L 49 SMP SWASTA 031 P 48 SMP IBU RT 132 P 63 Tidak Sekolah PETANI 133 L 34 SMA SWASTA 0

Page 56: Skripsi isi obat tradisional diabetes

56

34 P 44 Tidak Sekolah PETANI 135 P 65 SMP IBU RT 136 L 60 Peguruan Tinggi PETANI 137 P 48 SMA IBU RT 138 P 46 SMA IBU RT 139 L 55 SMA PETANI 140 P 50 Peguruan Tinggi PNS 041 P 54 Peguruan Tinggi PNS 042 P 40 SMA IBU RT 143 P 35 Tidak Sekolah IBU RT 144 P 51 Peguruan Tinggi PNS 045 P 39 Tidak Sekolah IBU RT 146 L 59 SMA PETANI 047 L 35 SMA PETANI 148 P 51 SMP PNS 049 P 56 Tidak Sekolah IBU RT 150 L 36 Peguruan Tinggi PNS 1

Keterangan:

Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Anti Diabetes

Kreteria SkorYa 1

Tidak 0

Page 57: Skripsi isi obat tradisional diabetes

57

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian