SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

123
SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG Oleh: ISMAYANTI Nomor Induk Mahasiswa: 105611117216 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR

KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG

Oleh:

ISMAYANTI

Nomor Induk Mahasiswa: 105611117216

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR

KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ISMAYANTI

Nomor Stambuk: 105611117216

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

ii

Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

iii

Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

iv

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

v

ABSTRAK

Ismayanti, Budi Setiawati dan Hafiz Elfiansya Parawu. Implementasi prinsip-

prinsip Good governance dalam meningkatkan Kualitas pelayanan publik di

Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Penerapan Good governace dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya

untuk melaksanakan asas-asas demokrasi dalam pelayanan publik, melihat dari

situasi pelayanan publik yang saat ini perlu di terapkan tentang good governance

guna mencapai tujuan organisasi yang baik, dalam mencapai tujuan tersebut perlu

didukung oleh sumber daya manusia yaitu pegawai memiliki sifat sikap prinsip

good governance.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meneliti bagaimana

penerapan Good governance apakah sudah terimplementasikan dengan bak atau

belum, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian

deskriptip yang menjelaskan sedetail mungkin dan menggambarkan masalah yang

terjadi di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang, adapun jumlah

informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Teknik pengumpulan data

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. teknik analisis

data dengan menggunakan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi prinsip-prinsip Good

governance, belum di implementasikan secara maksimal dimana terdapat beberapa

indikator yang belum diterpakan di Kantor Kecamatan Masalle. Hal ini dapat

dilihat dari indikator (1) Responsivitas pelayanan publik di kantor Kecamatan

Masalle Kabupaten Enrekang sudah di implementasikan dengan baik dimana Bapak

camat Masalle ,serta Pegawai yang ada di instansi tersebut sudah ramah sopan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam memberikan pelayanan (2)

efektivitas dan efisien belum di terapkan dengan baik, dimana sebagian pegawai tidak

disiplin waktu dalam bekerja yaitu dengan datang terlambat dan memberikan proses

pelayanan yang agak berbelit-belit, (3) keadilan pada prinsip good governance belum

di relesasikan dengan baik yaitu masih menggunakan sisitem Nepotisme dalm

memberikan pelayanan, (4) akuntanbilitas sudah di terapkan dengan baik, dimana

Bapak Camat bertanggung jawab atas kelalaian yang di lakukan, dan setiap program

yang akan di laksanakan akan di sosialisasikan terlebih dahulu (5) transparansi belum

di terapkan dengan baik, dimana,instansi tersebut tidak memberikan kejelasan tentang

biaya pelaksanaan pelayanan serta jangka waktu penyelesaian pelayanan admnistrasi

yang seringkali memberikan kesan yang tidak baik di masyarakat.

Kata kunci: Good governace,Pelayanan publik

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul implementasi prinsip- prinsip Good

Governance dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor kecamatan

Masalle Kabupaten Enrekang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini

tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Ismail), Ibu (Bungawati) yang telah

mengorbankan serta memberikan motivasi, nasehat, semangat dan doa kepada

ALLAH SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga

senantiasa diberikan kesehatan, panjang umur, rezeki dan semoga anakmu ini

bisa membahagiakan bapak dan Ibu.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Hj. Budi Setiwati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Hafiz

Elfiansya Parawu, S.T,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

vii

4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

6. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan segala ilmu

yang dimiliki selama proses pembelajaran dikampus sehingga dapat menjadi

pengetahuan yang sangat berharga bagi penulis kedepannya.

7. Pemerintah kabupaten Enrekang Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu

Pintu, Bapak Camat Masalle dan pegawai kantor kecamatan Masalle dan masyarakat

terima kasih atas segala kerjasama dan bantuan yang telah diberikan selama

penulis melaksanakan penelitian

8. Sahabat terbaikku Rini sahraini, Nur Karmila, Maya Sofianti,Nur Hikma,

Henrika Riantika, Eva Mustika dan Ika saputri yang telah banyak membantu,

memberi semangat dan mendengar keluh kesah penulis

9. Teman Seperjuangan Kelas IAN F dan IAN E Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2016

yang selama di bangku perkuliahan telah memberikan kebahagiaan, pelajaran, motivasi,

serta masukan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT meridhoi langkah kita semua menuju kesuksesan.

10. Keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar Angkatan 2016 (Federasi), terkhusus teman-teman

seperjuangan kelas IAN E terima kasih atas segala do’a baik dan

kebersamaannya selama ini

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

viii

11. Teman-teman Kuliah Kerja Profesi (KKP) terkhusus Riska saiful, Ulfa, Sery,

Cindy, Hesty, Ulfa, dan Ilham terima kasih atas kerja sama, kebersamaan dan

pelajaran yang sangat berarti selama pengabdian di Desa Lalabata, Desa

Corawali Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru selama kurang lebih 2

bulan.

Diakhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas segala

kekurangan dan kekhilafan, disadari maupun yang tidak disadari.Demi

kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Makassar 28 Desember 2020

Ismayanti

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM .......................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ... ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN... ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu........................................................................ 9

B. Teori dan konsep good governance ............................................... 12

C. Teori dan kualitas pelayanan publik ............................................... 25

D. Kerangka Pikir .............................................................................. 28

E. Fokus penelitian ........................................................................... 29

F. Deskripsi fokus penelitian ............................................................. 30

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

x

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 32

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 32

B. Jenis dan Tipe Peneltian ................................................................ 32

C. Sumber Data................................................................................. 32

D. Informan peneliti ........................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35

G. Teknik Pengabsahan Data.............................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 38

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 38

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 56

C. Pembahasan Penelitian .................................................................. 85

BAB V PENUTUP .................................................................................. 89

A. Kesimpulan ................................................................................... 89

B. Saran ............................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA… .......................................................................... 91

LAMPIRAN… ........................................................................................ 93

RIWAYAT HIDUP… ........................................................................... 110

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ................................................................... 11

Tabel 3.1 Informan Penelitian ................................................................... 34

Tabel 4.1 Luas Wilayah ............................................................................ 40

Tabel 4.2 Jenis-jenis pelayanan publik serta prosedur pelayanan ............... 54

Tabel 4.3 Tanggapan Responden dalam menerima layanan ...................... 84

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ....................................................................... 29

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Enrekang ........................................ 39

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ................................................................ 43

Gambar 4.3 Bagan Alur Pelayanan KK ..................................................... 51

Gambar 4.4 Bagan Alur Pelayanan Akta Kelahiran ................................... 51

Gambar 4.5 Bagan Alur Pelayanan KTP ................................................... 52

Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan SKPP ................................................. 53

Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan Akta Kematian ................................... 53

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instansi Pemerintah merupakan suatu organisasi yang terdiri

sekumpulan orang - orang yang dipilih berdasarkan prosedur, yang sudah

ditentukan guna melaksanakan tugas dan mewujudkan pelayanan publik yang

baik. Setiap instansi pemerintah memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan

memanfaatkan kualitas, kualaitas yang dimaksud yaitu adalah dari segi

peningkataan sumber daya manusia (SDM). secara efektif dan efesien guna

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Adanya kualitas pelayanan akan membuat kepuasan pengguna atau

penerima pelayanan yakni masyarakat. Sebagai salah satu wujud dari

implementasi good governace maka kualitas pelayanan publik merupakan

salah satu strategi untuk mengatasi adanya perilaku yang melanggar hukum.

Maka dari itu di perlukan perhatian khusus yang mendalam terhadap

pelayanan yang di berikan dalam suatu instansi pemerintah, pelayanan publik

menjadi hal yang penting untuk di telusuri karena pada umumnya manusia

sangat membutuhkan pelayanan publik, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. pembahasan tentang kondisi

pelayanan publik, Indonesia saat ini berada dalam sebuah permasalahan yang

kompleks.

Pelayanan publik sekarang ini telah menjadi isu yang kian menjadi

strategis karena pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan ditempat

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

2

dan tidak ada kemajuan, pengaruhnya sangat luas mulai dari kehidupan

ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain, Melihat dari situasi pelayanan

publik yang saat ini perlu di terapakan tentang Good Governance guna

mencapai tujuan organisasi yang baik. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu

didukung oleh sumber daya manusia yaitu pegawai yang memiliki sifat dan

sikap Prinsip Good governance..

Seiring hal tersebut seorang pegawai pelayanan juga senantiasa

memberikan pelayanann yang ramah dan sopan, serta menghargai dan

menghormati masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hal tersebut merupakan salah satu fungsi pemerintah yang penting untuk

meningkatkan pelaksanaan pelayanan publik. Hal ini sesuai dengan Undang –

Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah pada pasal 209

ayat (2) hurup F yang menjelaskan bahwa kecamatan adalah Perangkat

daerah kabupaten /kota. Dan pasal 221 ayat (1) menjelaskan bahwa

kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan

pemerintahan.

Dapat di simpulkan bahwa Kecamatan,iyalah pimpinan tertinngi di

suatu daerah harus dapat mengatur semua urusan pemerintahan di

Kecamatan, dan dapat memberikan pelayanan publik. Sejalan dengan ini

pelayanan Publik adalah bagian dari sudut pandang yang perlu di tingkatkan

dalam rangka pembentukan Kecamatan. pemberian pelayanan kepada

masyarakat merupakan kewajiban utama bagi pemerintah. Perananan

pemerintahh dalam proses pemberian pelayanan adalah bertindak sebagai

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

3

katalisator yang mempercepat proses sesuai dengan apa yang seharusnya.

Pelayanan publik merupakan semua bentuk pelayanan, mulai dari dalam

bentuk barang publik maupun pelayanan dalam bentuk jasa publik yang pada

dasarnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk di laksanakan oleh

lembaga Pemerintah di Pusat, di lingkungaan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD), Dengan tujuan sebagai bentuk usaha dalam memenuhi kebutuhan

publik maupun sebagai bentuk usaha mencapai ketentuan perundang –

undangan.

Pemerintahan yang baik sebagai bagian dari agenda reformasi dengan

tujuan agar terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih, meliputi

profesionalitas, akuntanbilitas, transparansi. Pelayanan prima, demokrasi dan

partisipasi, efesiensi dan efektivitas, supermasi hukum, bervisi strategis,

Tjokromidjo dalam sinambella (2006).

Implementasi prinsip- primsip good gevernance untuk menciptakan

pemerintahan yang baik salah satunya melalui sistem pelayanan Publik yang

Akuntabel. Pelayanan publik saat ini memiliki berbagai kelemahan,

sebagaimana di ungkapkan oleh Mohmad (2003): kurang resfonsif, kurang

informative, kurang accessible, kurang koordinasi, kurang birokratis, kurang

mau mendengar keluhan, saran dan aspirasi masyarakat. Selain itu, dari segi

kelembagaan, kelemahan dari sistem pelayanan publik adalah terletak pada

bentuk organisasi yang tidak di rancang khusus untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan pelayanan yang diberikan

penuh dengan birokrasi yang berbelit – belit serta tidak terkoordinasi

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

4

Penerapan good governance adalah merupakan kebutuhan mutlak

mayoritas rakyat demi terciptanya suatu sistem politik pemerintahan yang

berpihak pada kepentingan rakyat sesuai dengan prinsip – prinsip demokrasi

yang umum. Dalam sudut pandang otonomi daerah, khususnya di Indonesia.

Penerapan Good governance merupakan suatu urgenisitas dalam upaya

mewujudkan pemerintahan daerah yang efektif dan efisien mandiri serta

bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, hal ini pula di dukung dengan di

berlakukannya Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

daerah yang akan memberikan peluang besar bagi terlaksananya asas

desentralisasi Upaya menjamin pelayanan publik yang baik di wujudkan

dengan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

dan Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik. Pemberlakuan kedua Undang – Undang menjadi bentuk untuk

mendorong terciptanya Good governance dalam pelayanan publik.

Masalah pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle untuk masa

sekarang ini masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan

penyelesaian yang konferenship hal ini prinsip Responsif pada

penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle masih belum

begitu baik dimana masih ditemukan masalah masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang melayani bukan dilayani. Prinsip efektif dan efisien pada

penyelenggaraan pelayanan publik di kantor kecamatan masalle masih belum

begitu baik yaitu ketika timbul tuntutan Masyarakat yang mengidentifikasi

birokrasi sebagai proses berbelit – belit dengan waktu yang lama, dan pada

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

5

akhirnya menimbulkan keluh kesah bahwasanya birokrasi sangat tidak efektif

dan efisien. Prinsip keadilan pada penyelenggaraan pelayanan publik di

kantor kecamatan masalle masih nelum baik dimana masih ditemukan

pelayanan yang masih ditemukan pelayanan yang belum merata seperti

pemberian bantuan pada rakyat kecil. Prinsip Akuntanbiltas dimana

pemerintah belum memberikan penjelasan dan alasan setiap tindakannya.

Prinsip Transparan pada penyelenggaraan pelayanan publik di kantor

kecamatan masalle masih belum begitu baik dimana masih ditemukan

masalah yaitu tidak terbuka dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan

informasi yang akurat. Maka dari kesimpulan tersebut diambil dari hasil

observasi awal. Dengan menggunakan teori Sedarmayanti (2012) dengan

indikator good governance.

Penelitian ini penting untuk di telusuri agar dapat di jadikan

rekomendasi bagi instansi pemerintah kecamatan Masalle untuk. Dapat

menerapkan prinsip -prinsip good governance di kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang. Menariknya penelitian tersebut karena akan

mendeskripsikan tentang bagaimana pengimplementasian prinsip-prinsip

good governance dengan menggunakan indikator prinsip - prinsip good

governance.hal ini membuat penulis tertarik melakukan penelitian tentang

Implementasi Prinsip-Prinsip Good governance Dalam Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang.

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang paling

sesuai untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implemntasi prinsip responsivitas dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang?

2. Bagaimanakah implementasi prinsip efektivitas dan efisien dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

3. Bagaimanakah implementasi prinsip Keadilan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang?

4. Bagaimanakah implementasi prinsip akuntanbiltas dalam meningkatkan

kualitas pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang?

5. Bagaimanakah implementasi prinsip transparansi dalam Meningkatkan

kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang?

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tersebut

adalah

1. Untuk mengetahui implementasi prinsip responsivitas dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

2. Untuk mengetahui implementasi prinsip efektivitas dan efisien dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

3. Untuk mengetahui implementasi prinsip keadilan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang?

4. Untuk mengetahui implementasi prinsip akuntabilitas dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

5. Untuk mengetahui implementasi prinsip transparansi dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan Tujuan penelitian tersebut di harapkan dalam Penelitian

ini memberikan manfaat sebagaia berikut:

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

8

1. Manfaat teoritis:

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi rekomendasi dari para

peneliti berikutnya atau tambahan referensi kepustakaan bagi yang

berkepentingan khususnya yang terkait dengan implementasi prinsip –

prinsip Good Governance. Sekaligus sebagai bentuk kontribusi

terhadap pengembangan Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat praktis

a. Bagi dunia pendidikan, hasil dari penelitian dapat memberikan

kontribusi dalam menambah pengetahuan mengenai

implementasi prinsip- prinsip Good Governance

b. Bagi Pemerintah khususnya. Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang hasil penelitian ini dapat menjadi

sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan implementasi

prinsip – prinsip Good Governance.

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan sekaligus pedoman

peneliti. Berikut hasil-hasil penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan

sekaligus pedoman, tidak terlepas dari tema penelitian yaitu tentang implementasi

prinsip- prinsip Good governance.

1. Arif Cahyadi (2016). Penerapan Good governance dalam pelayanan publik

(studi Tentang kualitas pelayanan Elektronik kartu tanda penduduk Berbasis

Good Governance di Kecamatan sukolilo Surabaya).

Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan

prinsip nilai Good Governance dalam penyediaan pelayanan E-KTP di

kecamatan sukolilo dan bagaimana tingkat kualitas pelayanan E-KTP di

Kecamatan sukolilo, Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif

dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

wawancara, kuisioner dan observasi.

hasil penelitian ini menunjukkan dari pembahasan tingkat penerapan

prinsip-prinsip Good Governance dalam pelayanan E-KTP di kecamatan Sukolilo

Surabaya dalam penerapan Prinsip – prinsip Good Governance dalam pelayanan

E-KTP dikategorikan cukup baik, sedangkan dalam tingkat kualitas pelayanan E-

KTP di Kecamatan Sukolilo Surabaya Dalam tingkat pelayanan E-KTP

dikategorikan cukup baik.

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

10

2. Andika Trisno.dkk, (2017). Penerapan Prinsip-prinsip Good governance dalam

pelayanan publik Di Kecamatan Wanea Kota Manado.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif

tujuannya untuk mengkaji tentang penerapan Prinsip – prinsip Good governance

Dikecamatan Wanea Kota Manado.

dari hasil penelitian disimpulkan secara umum pelyanan publik yang

mengedepakan prinsip-prinsip Good governance yang ada Di kecamatan Wanea

Kota Manado Telah dilaksanakan dengan Baik,walaupun Belum sepenuhnya

Maksimal.

3. Nisa Yuliana, (2018). Implementasi prinsip – prinsip Good governance. Dalam

meningkatkan kinerja organisasai di bidang pelayanan publik Pada Kantor

Kecamatan Parigi Di Kabupaten Pangandaran.

Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana implementasi

prinsip-prinsip Good governance Dalam meningkatkan kinerja Organisasai Di

Bidang Pelayanan publik Pada Kantor Kecamatan Parigi Di Kabupaten

Pangandaran.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif

deskriptif dengan menggunakan teori prinsip- prinsip good governance menurut

sedarmayanti dengan indikator yang di gunakan yaitu: akuntanbilitas,

transparansi, partisipasi, dan supermasi hukum. Berdasarkan hasil penelitian yang

tersebut dapat diketahui bahwa implementasi prinsip-prinsip Good governance

belum maksimal karena ada beberapa indikator tentang prinsip-prinsip Good

governance yang belum di implementasikan yaitu indikator Responsif dan

transparansi.

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

11

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

Arif

cahyadi

(2016)

Penerapan Good

governance

dalam pelayanan

publik (studi

Tentang kualitas

pelayanan

Elektronik kartu

tanda penduduk

Berbasis Good

Governance di

Kecamatan

sukolilo

Jenis penelitian

yang digunakan

adalah penelitian

kualitatif dengan teknik

pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi

Penelitian tersebut

bertujuan untuk

mengetahui bagaimana

tingkat kualitas pelayanan E-KTP di

kecamatan sukolilo

sedangkan penelitian ini bertujuna untuk

mengetahui

implementasi prinsip

good governance dalam meningkatkann kualitas

pelayanan publik dengan

indikator respnsivitas,efektif dan

efisien,keadilan,akuntanb

iltas dan transparansi

Andhika

Trisno,

Marlien

Lapian,

2017

Penerapan

Prinsip-prinsip

Good governance

dalam pelayanan

publik Di

Kecamatan

Wanea Kota

Manado

Penelitian ini

menggunakan

metode penelitian kualitatif,

pengumpulan data

menggunakan teknik observasi,

wawancara dan

dokumntasi serta

analisis data melalui reduksi

data, penyajian

data, dan penarikan

kesimpulan

Penelitian ini dengan

penelitian terdahlu

terletak pada

perbedaan objek lokasi

yang diteliti dimana

objek yang di teliti

berada di kecamatan

wanea Kota Manado

sedangkan objek dari

penelitian ini berada di

Kecamatan Masalle

kabupaten Enrekang

Nisa

Sabrina

Yuliana

(2018)

judul penelitian

implementasi prinsip – prinsip

Good governance.

Dalam meningkatkan

kinerja Organisasai

Di Bidang Pelayanan publik

Fokus penelitian

tersebut yaitu implementasi

prinsip – prinsip

good governace dan menggunakan

indikator

Responsif, efektivitas dan

Penelitian tersebut

bertujuan untuk menge tahui bagaimana tingkat

kepusan kinerja

organisasi dan faktor pendukung serta faktor

penghambat yang

memengaruhi pelaksanaan

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

12

Pada Kantor Kecamatan Parigi

Di Kabupaten

Pangandaran

efisien, keadilan akuntanbilitas dan

Transparansi

meningkatkan kinerja organisasi sedangkan

penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaiamana

implementasi dari prinsip

– prinsip Good

governance dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik

B. Teori dan konsep Good Governance

1. Pengertian Good governance

Reformasi politik di Indonesia telah menemukan definisi baru yang

disebut good governance. Popularitas dari definisi tersebut ini sangat di

kenal di kalangan Pemerintah, akademis, dan lembaga swadaya

masyarakat. Secara sederhana governance sebagai Tata Pemerintahan,

sedangkan good artinya baik. Jadi disimpulkan kata Good governance

artinya yaitu tata pemrintahan yang baik.

Good Governance adalah suatu proses yang menentukan

pemerintahan pada Pembagian wewenangan yang merata pada seluruh

bagian dari masyarakat untuk berpengaruh pada keputusan dan kebijakan

yang berkaitan dengan kehidupan publik dalam upaya pembangunan

politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka dalam sistem pemerintahan

(Sinambela, 2006 : 47)

Menurut Hasibuan (2008 :45) Menyatakan bahwa Good

Governance Adalah suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara

dimana pola dan sikap tindak pelaku – pelakunya dilandasi prinsip- prinsip

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

13

dan karakteristik tertentu sehingga menciptakan Negara (Pemerintah) yang

kuat.

Menurut sedarmayanti (2012:2) Menyatakan bahwa Good

governance merupakan suatu Pemerintahan yang membutuhkan komitmen

dan keterlibatan semua pihak yaitu Pemerintah, Masyarakat,agar

pemerintah yang baik dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan

baik,terdapat beberapa unsur atau prinsip utama yang yang dapat

memberikan gamabaran Admnistrasi publik yang berciri pemerintahan

yang baik yaitu: Akuntanbilitas, Transparansi, Responsif, Partisipasi

masyarakat, Efektivitas dan efisien,keadilan,Berorientasi pada Konsensus

(Consensus Orientation) Visi strategis.

Menurut Zulkarnain (2002: 21) Good governance merupakan

sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, dimana pada konsep

dilakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai

dua tujuan yaitu pemerintah yang baik dan demokratis. dalam suatu

pemerintahan di jelaskan pula bahwa terjadinya krisis disebabkan

banyaknya penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan

oleh pemerintah sehingga dapat merusak hubungan penyelenggaraan

negara dan berbagai hubungan kehidupan sosial serta kehidupan nasional.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan good

governance adalah merupakan sistem tata kelola yang baik sehubungan

dengan pelayanan terhadap masyarakat luas. Governance dapat diartikan

bahwa kekuasaan tidak semata-mata dimiliki atau menjadi urusan

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

14

pemerintah, tetapi lebih ditekankan pada pelaksanaan fungsi memerintah

oleh pemerintah dan institusi-institusi lain, yakni Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), Perusahaan swasta maupun Negara.

United Nation Development Program (UNDP) sendiri (dalam

Suhady, 2005:50) mendefinisikan good governance sebagai hubungan

yang dapat menghasilkan pengeluaran yang baik dan besar di antara

negara, sektor swasta dan masyarakat (society). Berdasarkan definisi

tersebut, UNDP kemudian mengemukakakan ciri-ciri Good governance

yang saling mendukung dan tidak dapat berdidri sendiri. Adapun prinsip-

prinsip tersebut adalah : Partisipasi, supermasi hukum, transparansi, cepat

tanggap, membangun Konsensus membangun, Keadilan Efektif dan

Efisien, bertanggung jawab dan visi yang strategis.

Lebih lanjut, United Nation Development Program (UNDP)

menjelaskan bahwa ada tiga pihak yang berperan dalam Good governance

yaitu:

a. Negara atau pemerintah,

b. Sektor privat (sektor swasta atau dunia usaha) dan,

c. masyarakat sipil (civil society).

Dalam pandangan konsep pengelolaan kepemerintahan yang baik

(good governance), Tjokromiadjojo (dalam Sinambela, 2006:48)

memberikan beberapa prinsip-prinsip dasar yang harus dianut dalam

mewujudkan good governance, yaitu sebagai berikut

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

15

a. Akuntabilitas,yaitu Setiap aktivitas yang berkaitan dengan

kepentingan publik perlu dipertanggung jawabkan kepada publik dan

memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan

pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak

pertanggung jawaban.

b. Transparansi,Keterbukaan, pemberian informasi secara terbuka

terhadap saran dan kritik yang dianggap sebagai partisipasi

masyarakat.

c. Berdasarkan hukum (supremasi hukum), sesuatu yang dilakukan

dalam pengambilan keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi dan

badan usaha yang menyangkut kepentingan publik dilakukan

berdasarkan hukum atau aturan

d. Keadilann yaitu semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk

memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraannya.

Konsep good governance akan dapat di implementasikan sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas bila pemerintah telah mempunyai mekanisme

untuk melakukan itu semua. Dalam hal ini Sinambela (2006:51)

mengingatkan bahwa ada 8 (delapan) kriteria yang harus dipenuhi untuk

dapat menghasilkan mekanisme yang menghasilkan good governance.

Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Adanya keterangan atau kebenaran yang kuat dari masyarakat terhadap

lembaga publik baik yang berwujud sebagai lembaga birokrasi maupun

lembaga lainnya yang dibentuk masyarakat secara swadaya,

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

16

2. Adanya kebebasan dalam berpendapat untuk menyampaikan aspirasi

atau kepentingan bagi setiap institusi ataupun kelompok masyarakat

yang ada sehingga seluruh stakeholder tersebut dapat berpartisipasi

aktif dalam semua proses pembangunan,

3. Adanya keadilan serta konsep, berupa kepastian hukum untuk

menjamin upaya penegakan keadilan tersebut,

4. Adanya akuntabilitas dan transparansi dalam mekanisme birokrasi,

5. Tersedianya informasi pembangunan yang dapat diakses oleh

masyarakat dengan mudah dan bebas,

6. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan pelayanan

publik,

7. Terbentukanya kerja sama yang baik antara Pemerintah dan civil

society organization,

8. Tersedianya kesempatan luas untuk mengoreksi, memperbaiki, dan

atau menganulir setiap kebijakan pemerintahan dan pembangunan,

karena pada kenyataan tidak bersesuaian dengan kepentingan

masyarakat lokal, nasional, regional, ataupun dalam konteks

kepentingan global.

Indikator prinsip – prinsip good governance

Prinsip Good governance dikemukakan oleh LAN (Lembaga

Admnistrasi Negara) dengan Teori Good Governance yang di

Gunakan yaitu menurut Sedarmayanti yang dapat djadikan tolak

ukur kinerja suatu pemerintahan. Karakteristik dan prinsip-prinsup

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

17

harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik (Good governance), meliputi:

1. Partisipasi Masyarakat (participation).

setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk

mengambil bagian dalam proses bernegara, berpemerintahan serta

bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat dilakukan secara langsung

maupun melalui institusi, seperti Dewan perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), (LSM) Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain-lain

sebagainnya. Partisipasi yang diberikan dapat berbentuk buah pikiran

dana, tenaga maupun bentuk – bentuk yang lainnya yang bermanfaat.

2. Tegaknya supermasi hukum Rule of Law

Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law) Good governance

dilaksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan berbangsa dan

bernegara. Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah adanya

penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu untuk

menegakkan hukum, orang secara bebas untuk mencapai tujuannya

sendiri tanpa mengbaikan kepentingan orang lain, termasuk

menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, langkah awal penciptaan

good governance adalah membangun sistem hukum yang sehat, baik dari

perangkat lunaknya, perangkat kerasnya serta sumber daya manusia yang

menjalankan sistemnya.

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

18

3. Transparansi (Transparency).

good governance adalah transparansi atau keterbukaan atas sesuatu

yang jelas dan nyata. Keterbukaan tersebut yang dimaksud yaitu

transparansi dalam hal aktivitas yang menyangkut kepentingan publik

mulai dari proses pengambilan keputusan, Penggunaan dana-dana publik

Serta sampai pada tahapan evaluasi.

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

Suatu keamauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang

jelas dan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

yang diberikan oleh sektor publik.

5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus Orientation)

di dalam good governance, berorintasi pada konsenss merupakan

suatu prinsip yang menyatakan bahwa pemerintahan yang baik akan

bertindak dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah

dan melaksanakan kesepakatan melalui musyawara dan mufakat untuk

diputuskan bersama,

6. Keadilan

Bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama bagi semua

warga Negara Tanpa Perbedaan Gender dan sebagainya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

19

7. Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)

Penyelenggaraan negara harus menghasilkan sesuai dengan apa

yang di khendaki dengan menggunkan sumber daya secara maksimal

Agar mampu berkompetisi dengan baik dalam persaingan dunia, Dalam

pemerintahan Good governance perlu mengutamakan efektivitas dan

efesiensi dalam setiap kegiatan.Tekanan perlunya efektivitas dan

efesiensi namun juga di tujukan padaa sektor publik karena sektor publik

ini menjalankan aktivitasnya secara monopolistik.Tanpa adanya

persaingan tidak akan tercapai efektivitas dan efesiensi itu sendiri.

8. Akuntanbilitas ( Accountabillity )

yaitu memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan

pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak pertanggung

jawaban

9. Visi strategis (strategi vision)

Dalam suatu pemerinthan diperlukan Pemimpin dan masyarakat

memiliki prespektif yang luas atas tata pemerintahan yang baik dan

pembangunan manusia, serta kepekaan yang dibutuhkan untuk

mewujudkan perkembangan tersebut. good governance perlu memiliki

visi yang strategis. Tanpa adanya visi semacam itu, maka dapat

dipastikan bahwa suatu bangsa dan negara akan mengalami

ketertinggalan.

Definisi umum governance adalah tradisi dan institusi yang menjalankan

kekuasaan di dalam suatu negara termasuk (i) proses dimana pemerintah dipilih,

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

20

dipantau dan digantikan; (ii) kapasitas pemerintah untuk memformulasikan dan

mengimplementasikan kebijakan secara efektif; dan (iii) pengakuan masyarakat

dan negara terhadap berbagai institusi yang mengatur interaksi antar mereka.

Kaufman, Kraay, & Mastruzzi (2010:4) membangun dua ukuran dari governance

sesuai masing-masing bidang tersebut yang menghasilkan beberapa dimensi dari

governance diantaranya sebagai berikut

1. Voice and Accountability (VA), melihat sejauhmana masyarakat dapat

berpartisipasi dalam memilih sendiri pemerintah mereka, serta kebebasan

dalam berekspresi, berkumpul dan sebuah media yang bebas.

2. Government Effectiveness (GE), melihat bagaimana kualitas pelayanan publik,

pelayanan sipil, dan derajat kebebasan dari tekanan politik, kualitas perumusan

dan pengimplementasian kebijakan, dan kredibilitas dari komitmen pemerintah

terhadap kebijakan tersebut.

3. Rule of Law (RL), melihat sejauhmana agen memiliki kepercayaan diri dan

mematuhi aturan masyarakat, dan khususnya kualitas pelaksanaan kontrak, hak

milik, polisi, dan pengadilan, serta kemungkinan terhadap kejahatan dan

kekerasan.

4. Control of Corruption (CC), melihat sejauhmana kekuatan publik digunakan

untuk keuntungan pribadi, termasuk bentuk kecil dan besar dari korupsi, serta

“menangkap” negara oleh elit dan kepentingan pribadi.

Pemerintahan yang baik (good governance) juga disebutkan dalam

Rencana Strategis Lembaga Admnistrasi Negara (LAN) pada tahun 2000-2004

Dalam hal ini LAN RI menyebutkan beberapa hal yang harus dipenuhi dalam

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

21

menerapkan suatu konsep pemerintahan yang baik, diantaranya : proses

pengelolaan pemerintahan yang demokratis, profesional menjunjung tinggi

supremasi hukum dan hak asasi manusia desentralistik, partisipatif, transparan,

keadilan, bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan

berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa” (Andrianto, 2007:5).

Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai prinsip-prinsip Good

governance diatas, peneliti menggunakan prinsip-prinsip Good governance oleh

Sedarmayanti diantaranya responsif, efektivitas dan efisien, keadilan,

akuntanbilitas dan transparansi. dari prinsip tersebut peneliti anggap paling

relevan untuk digunakan sebagi acuan dalam mengumpulkan data dan

menganalisis permasalahan dalam peneliti ini. Hal ini ditujukan agar peneliti

dapat mengetahui bagaimana implementasi prinsip-prinsip good governance

dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik Di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang.

2. Teori Pelayanan Publik

a. Pelayanan Publik

Pelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan melayani aktivitas seseorang

pada suatu kelompok organisasi untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan

merupakan bentuk melayani suatu jasa yang diperlukan masyarakat dalam

berbagai bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah

satu tugas dan fungsi administrasi negara, dimana pelayanan publik ini

merupakan kunci utama keberhasilan dalam berbagai usaha.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

22

Pelayanan publik menurut Sinambela (dalam Harbani Pasolong

2013:128) yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh para pemerintah

terhadap masyarakat yang setiap kegiatannya dapat menguntungkan suatu

kumpulan dan menawarkan suatu kepuasan kepada masyarakat meskipun

hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Agung Kurniawan

(dalam Harbani Pasolong 2013: 128) mengatakan pelayanan publik

merupakan penyedia layanan untuk keperluan masyarakat yang mempunyai

kepentingan suatu organisasi sesuai dengan aturan dan tata cara yang telah

ditentukan.

Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 Ayat 1

menjelaskan bahwa pelayanan publik, merupakan suatu kegiatan dalam

upaya memenuhi kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan aturan pokok

undang-undang bagi setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan

administratif yang telah disediakan oleh penyedia pelayanan publik.

Berdasarkan uraian pengertian diatas, pelayanan publik dapat dipahami

bahwa sebagai segala bentuk pelayanan, baik berupa barang ataupun jasa

yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan oleh instansi-instansi

pemerintah.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, pelayanan

publik pada umumnya diatur dalam sebuah pedoman umum yang bersumber

baik dari peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan rujukan

pendapat para ahli untuk menciptakan sebuah standar pelayanan yang

berkualitas. Masyarakat selalu menginginkan pelayanan publik yang

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

23

memiliki standar kualitas yang baik dari para penyedia pelayanan, namun

tuntutan tersebut tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Masih banyak

bentuk pelayanan yang berbelit-belit, lambat, mengeluarkan banyak biaya,

dan menguras banyak waktu. Pelayanan publik menjadi ujung tombak

interaksi antara masyarakat dan pemerintah, kinerja pemerintah juga dapat

dinilai dari sejauh mana kualitas pelayanan publik.

b. Asas-asas Pelayanan Publik

Menurut Sinambela, dkk (2011), asas-asas pelayanan publik

antara lain:

1. Transparansi, artinya bersifat terbuka, tidak ada yang ditutup-

tutupi terhadap pihak yang membutuhkan pelayanan,

2. Akuntabilitas, artinya mempertanggung jawabkan segala sesuatu

berdasarkan peraturan perundang-undangan,

3. Kondisional, artinya harus berdasarkan dengan kondisi dan

kemampuan antara pihak pemberi dan penerima layanan dengan

tetap berpedoman pada prinsip efisiensi dan efektivitas,

4. Partisipatif, artinya mendorong masyarakat untuk ikut serta

berperan dalam pelayanan dengan tetap memperhatikan,

kebutuhan, aspirasi dan harapan masyarakat,

5. Kesamanan Hak, artinya tidak melakukan diskriminatif dalam

artian tidak mempermasalahkan adanya perbedaan agama, suku,

ras, golongan, gender dan tingkat status ekonomi masyarakat,

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

24

6. Keseimbangan Hak dan kewajiban, artinya pemberi dan penerima

pelayanan harus mampu menempatkan posisinya dalam

pemenuhan hak dan kewajiban setiap pihak dan tidak

mengedepankan kepentingan pribadi masing-masing.

c. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Prinsip pelayanan publik terdapat pada nomor PP No 96 tahun

2012 tentang pelayanan publik, PP ini mengatur penyelenggaraan

system pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan publik, selain

itu adapun prinsip-prinsip pelayanan publik antara lain:

1. Kesederhanaan, artinya dalam proses pemberian pelayanan tidak

harus berbelit- belit dan tidak mempersulit pelaksanaan

pelayanan.

2. Kejelasan,artinya dalam segala persyaratan pelayanan publik

harus jelas seperti rincian biaya pembayaran dan juga harus ada

kejelasan mengenai tata cara pelayanan yang sesuai prosedur.

3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat

terselesaikan dalam waktu yang telah ditetapakan.

4. Akurasi, artinya dalam proses pelayanan publik data-data yang

diterima dengan benar, sesuai dengan fakta, tepat dan sah.

5. Keamanan, artinya dalam proses pelayanan publik harus mampu

memberikan kepastian hukum dan rasa aman kepada penerima

layanan.

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

25

6. Tanggung jawab, artinya para penyelenggara pelayanan mampu

menyelesaikan segala keluhan atau persoalan yang diadukan

masyarakat.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana

dan prasarana yang memadai dan layak untuk para penerima

layanan, agar masyarakat dapat merasa nyaman dan puas atas

pelayanan yang diberikan.

8. Kemudahan akses, artinya tempat dan lokasi dapat dijangkau

dengan mudah olehmasyararakat serta dapat memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, artinya pemberi

pelayanan harus bersifat sopan, santun, ramah, disiplin serta

memberikan pelayanan dengan ikhlas agar dapat tercipta

hubungan yang baik antara pemberi dan penerima layanan.

10. Kenyamanan artinya, dalam lingkup pelayanan harus

menyediakan fasilitas yang lengkap, teratur, nyaman, bersih dan

sehat.

C. Teori dan konsep Kualitas Pelayanan Publik

1. Pengertian kualitas pelayanan publik

Dalam undang – undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik

mendefinisikan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau

serangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap Warga Negara

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

26

dan penduduk atas baranag dan jasa , atau pelayanan Administratif yang

disediakan oleh penyelenggara publik.

Menurut Hardiansyah (2011:35). Mengemukakan kualitas pelayanan

publik adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai

dengan standar pelayanan yang telah dibakukan dengan memberikan

pelayanan yang baik.

Menurut Goetsch dan Davis dalam Hardiansyah (2011):36)

menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu yang berkaitan

dengan terpenuhinya harapan / kebutuhan pelanggan dimana pelayanan

dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan barang dan jasa

(pelayanan) sesui dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Berdasarkan pendapat para Ahli di atas tentang pengertian kulitas

pelayanan publik Peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan

publik adalah totalitas dari kemampuan pihak penyelenggara pelayanan

dalam memberikan layanan produk barang dan jasa maupun layanan

administrasi kepada pelanggam atau masyarakat, yang dapat memenuhi

kebutuhan dan dapat memberikan kepuasan pada pelanggan berdasarkan

kesesuian dengan harapan dan kenyataan yang diterima oleh masyarakat.

Penilaian kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan

persepsi para konsumen atas pelayanan nyata-nyata mereka terima / peroleh

demgan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapakan/ inginkan

terhadap atribut – atribut pelayaanan suatu perusaha;an.jika jasa yang

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

27

diterima atau di rasakan sesuai demgan yang di harapkan, maka kualitas

pelayanan di persepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima

melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayananan di pesepsikan

sangat baik, dan berkualitas.sebaliknya jika jasa yang di terima lebih rendah

daripada yang di harapakan maka kualitas pelayanan di persepsikan buruk.

Dalam rangka menyiapkan suatu pelayanan yang berkualitas sesuai

yang diharapkan perlu berdasarkan pada sistem kualitas yang memiliki ciri

atau karakteristik tertentu. Menurut parasuraman dan Berry dalam Pasolang

(2011:135): untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara

nyata oleh konsumen terdapat indikator ukuran kepuasan konsumen yang

terletak pada lima dimensi yaitu sebagai berikut:

1. Reliability, (kehandalan) kemampuan dan kehandalan untuk

menyediakan pelayanan yang terpercaya.

2. Responsiveness, (daya tanggap) kesedian untuk membantu para

konsumen dan memberikan pelayanan secara tepat dan cepat.

3. Emphaty, (empaty) mampu memberikan perhatian dan melakukan

pendekatan antar pegawai dan konsumen, serta berusaha mengetahui

kebutuhan para konsumen.

4. Tangibles, (Bukti langsung) penampilan para pegawai dan fasilitas

fisik lainnya, seperti peralatan atau perlengkapan yang menunjang

pelayanan.

5. Assurance, memberikan jaminan dan kepastian terhadap konsumen

sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari penerima layanan.

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

28

D. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang untuk megetahui Implementasi good governance dimana masih di

dapati bebarapa permasalahan berupa birokrasi sebagai proses berbelit-belit

dengan waktu yang lama, dan pada akhirnya menimbulkan keluh kesah

bahwa birokrasi sangat tidak adil dan efisien, sikap mental yang arogan dan

etos kerja rendah di kalangan birokrat.

Penelitian tentang implementasi prinsip-prinsip good governance dalam

meningkatkan Kualitas pelayanan publik yang akan di analisis berdasarkan

indikator: (1) Responsivitas, (2). Efektivitas dan Efisien. (3).keadilan

(4).Akuntanbilitas. (5). Transparansi.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi kantor

kecamatan Masalle kabupaten Enrekang agar prinsip -prinsip good

governance di kantor tersebut dapat meningkat. Uraian yang lebih di

kemukakan, Mendasar Lainnya Kerangka Pikir penelitian seperti gambar.

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

29

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Peneitian

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dilihat dari latar belakang masalah yang

dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam

tinjauan pustaka. Dengan demikian fokus penelitian dalam penelitian ini

antara lain Responsif, Efektivitas, dan Efisien. Keadilan, dan

Akuntanbilitas Transparansi dalam implementasi prinsip-prinsip Good

Governace Meningkatkan Kualitas Pelayanan publik di Kantor Kecamatan

Masalle Kabupaten Enrekang.

Implementasi prinsip-prinsip Good

governance dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik Di Kantor

kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

Responsivitas Efektivitas dan

efisien keadilan Akuntanbilitas Transparansi

Pencapaian efektivitas Good

governance dalam pelayanan publik

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

30

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi fokus penelitian adalah penjelas atau uraian dari masing-masing

dari fokus yang diamati untuk memberi kemudahan dan kejelasan tentang

pengamatan. Lebih jelasnya di uraikan sebagai berikut:

1. Responsivitas

Suatu keamauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat dan kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas

dan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan oleh sektor publik,.

2. Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)

Penyelenggaraan negara harus menghasilkan sesuai dengan apa

yang di khendaki dengan menggunkan sumber daya secara maksimal

mungkin Agar mampu berkompetisi secara sehat dalam persaingan dunia.

3. Keadilan

yakni adanya kesempatan yang sama bagi semua warga Negara

untuk memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraanya.

4. Akuntabilitas (Accountability)

yaitu memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan

pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak pertanggung

jawaban

5. Transparansi (Transparency)

Salah satu karakteristik good governance adalah transparansi

(keterbukaan). Karakteristik ini adalah yang memungkinkan masyarakat

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

31

untuk mendapatkan akses informasi seluas-luasnya. Prinsip tersebut

terdapat aspek aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan publik mulai

dari proses pengambilan keputusan, penggunaan dana sampai pada

tahapan evaluasinya

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, sehingga peneliti dapat memperoleh

data-data dan infomasi yang tepat dan sesuai kenyataan dari berbagai pihak

yang terkait. durasi waktu yang digunakan penelitian yakni kurang lebih 2

bulan terhitung dari tanggal 24 November sampai 14 januari 2021.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif yang

berusaha menjelaskan sedetail mungkin objek dan masalah penelitian

berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan mengenai Implementasi prinsi –

prinsi Good governace dalam meningkatkan Kualitas Pelayanan publik di

Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran

atau deskripsi mengenai Implementasi Prinsip – Prinsip Good Governance

secara objektif dengan menggunakan logika serta teori-teori sesusi dengan

lapangan.

C. Sumber data

Adapun sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

33

1. Data Primer

Data primer yaitu data empiris yang diperoleh dari informan

berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah orang yang berkaitan

dengan Implementasi prinsip-prinsip Good governance dalam

menigkatkan kualitas pelayanan publik di kantor kecamatan Masalle

kabupaten Enrekang

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu sebuah data yang telah dikumpulkan peneliti dari

berbagai laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi

tertulis yang digunakan peneliti. Adapun laporan yang bersifat informasi

tertulis yang dikumpulkan peneliti adalah data yang berasal dari jurnal,

koran, buku, dan majalah atau sumber-sumber lainnya yang dapat

mendukung data yang diperlukan dalam melakukan proses penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan yang digunakan dalam peneltian ini adalah infoman terpercaya

yang telah mengetahui dan paham mengenai permasalahan yang diteliti yaitu

mengenai implementasi good governance dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik Di kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

Informan-informan tersebut diantaranya:

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

34

Tabel 3.1. Informan penelitian

N

o

Nama Inisial Jabatan Jumlah

1.

Rusman Jalani, S.P

RJ

Kepala Camat Masalle

1

2.

Muhammad Naim, S.E

MN

Kasubag Bidang

pelayanan umum

1

3.

Suardi, S. AP

SR

Kasubag umum dan

Kepegawaian

1

4.

Rosdiana

RS

Masyarakat

1

5.

Bungawati

BW

Masyarakat

1

6.

Aminullah

AN

Masyarakat

1

7.

Nurdawati

NR

Masyarakat

1

8.

Ramdan RM Masyarakat

1

9. Hadaria’ HD Masyarakat

1

JUMLAH

9

Sumber: Di olah peneliti

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara

(interview) dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melihat kondisi di

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

35

lapangan atau tempat penelitian serta melihat narasumber-narasumber

yang akan diwawancara, sehingga penulis dapat lebih mengenal lokasi

narasumber yang di wawancara.

2. Wawancara (interview)

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan

wawancara secara langsung dengan berbagai narasumber yang mengerti

dan paham mengenai permasalahan-permasalahan yang diteliti.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah dengan

menggunakan alat perekam, foto dan dokumen. Alat perekam digunakan

untuk merekam wawancara yang dilakukan antara penulis dengan

narasumber, foto digunakan penulis untuk membuktikan bahwa penulis

telah melakukan wawancara dengan narasumber serta dokumen untuk

memudahkan peneliti dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.

F. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Kegiatan ini dilakukan peneliti dengan proses penelitian,

penyederhanaan, pemusatan data-data dari hasil wawancara di lapangan,

yang bertujuan untuk lebih memudahkan penulis dalam melihat hasil

wawancara dari berbagai narasumber dan memudahkan pembaca melihat

hasil wawancara dengan hasil yang lebih sederhana dan akurat.

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

36

2. Penyajian Data

Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan memperhatikan data-data

informasi hasil wawancara dengan para narasumber yang memiliki

kesimpulan dalam setiap pembahasan, Sehingga mempermudah peneliti

melihat hal yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan ketiga yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh

peneliti berdasarkan hasil data-data yang diperoleh di lapangan dan dari

hasil penjelasan dari berbagai informan yang di wawancara. Untuk

selanjutnya di simpulkan dan dilihat bahwa data tersebut akurat dan dapat

dipercaya sesuai kejadian di lapangan.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang dapat digunakan proses pengabsahan data hasil

penelitian adalah dengan hasil triangulasi, yaitu sebagai pengecekan data dari

sumber-sumber yang diperoleh yang didapatkan melalui berbagai cara dan

waktu.

1. Triangulasi sumber kegiatan ini dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang telah di peroleh di

lapangan.

2. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menguji yang dilakukan

dengan memeriksa data kepada sumber dengan metode, yang berbeda –

beda di setiap lokasi penelitian.

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

37

3. Triangulasi waktu dilakukan dengan peneliti yang telah melakukan

observasi terlebih dahulu mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk

melakukan wawancara dengan narasumber.

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Enrekang

Sejak abad XIV, daerah ini disebut “MASSENREMPULU” yang

artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan

Enrekang dari “ENDEG” yang artinya Naik Dari atau Panjat dan dari

sinilah asal mulanya sebutan “ENDEKAN”. Masih ada arti versi lain yang

dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi

Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis

sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah

pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa Kabupaten

Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung-

menyambung mengambil ± 85% dari seluruh luas wilayah sekitar 1.786.01

km².

a. Letak Geografis

Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3014’36” –

3050’0” Lintang Selatan dan antara 119040’53” – 12006’33” Bujur

Timur. Sedangkan ketinggiannya bervariasi antara 47 meter sampai

3.329 meter di atas permukaan laut.

Batas wilayah Kabupaten Enrekang adalah:

- Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraj

- Sebelah Timur : Kabupaten Luwu

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

39

- Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap

- Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Enrekang

Dilihat dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki

kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Kabupaten

Enrekang berada diantara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tanah Toraja. Bahasa

daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi atas tiga

bahasa dari tiga rumpun etnik yang berbeda yaitu bahasa Duri, Enrekang dan

Maroangin di Kecamatan Maiwa.

Luas wilayah kabupaten ini adalah 1.786,01 km atau sebesar 2,83 % dari

luas Propinsi Sulawesi Selatan. Wilayah ini terbagi menjadi 12 kecamatan dan

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

40

secara keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah yang lebih kecil yaitu terdiri

dari 129 wilayah desa/kelurahan.

Tabel 4.1

Berikut rincian 12 kecamatan di Kabupaten Enrekang:

No Kecamatan Luas wilayah (km2) Persentase (%)

1 Maiwa 392.87 21.99

2 Bungin 236.84 13,26

3 Enrekang 291.19 16,30

4 Cendana 91.01 5,10

5 Baraka 159,15 8.91

6 Buntu Batu 126.65 7,09

7 Anggeraja 125.34 7,02

8 Malua 40.36 2,26

9 Alla 34.66 1,94

10 Curio 178.51 9,99

11 Masalle 68.35 3,83

12 Baroko 41.08 2,30

Kabupaten Enrekang 1786.01 100,00

Sumber: Dokumen RT/RW Kab.Enrekang

Setiap kecamatan juga terdiri dari beberapa desa/kelurahan yakni, Kecamatan

Maiwa terdiri dari 22 desa, Kecamatan Bungin 6 desa, Kecamatan Enrekang 18

desa, Kecamatan Cendana 7 desa, Kecamatan Baraka 15 desa, Kecamatan Buntu

Batu 8 desa, Kecamatan Anggeraja 15 desa, Kecamatan Malua 8 desa, Kecamatan

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

41

Alla 8 desa, Kecamatan Curio 11 desa, Kecamatan Masalle 6 desa, Kecamatan

Baroko 5 desa.

a. Visi dan Misi Kabupaten Enrekang

Visi: Enrekang Maju, Aman, Sejahtera ( EMAS) yang berkelanjutan dan

Relegius

Misi:

1. Meningkatkan kualitas Dan ketersediaan infrastruktur pelayanan

publik

2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing,penguasaan

teknologi,bermoral dan berimtaq.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan

jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat

tanpa deskriminasi gender.

4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan

masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri.

5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber daya

alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.

2. Gambaran Khusus Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah Kantor Kecamatan Masalle,termasuk salah satu

kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang, kantor kecamatan ini terletak di

seblah barat pusat pemerintahan dengan jarak 69,9 km dari ibukota kabupaten

dan 344 km di seblah Selatan Kota Makassar wilayah Kecamatan Masalle

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

42

mempunyai luas 68,3 km yang terdiri dari, Desa Buntu Sarong, Desa Masalle,

Desa Rampunan, Desa Tongkonan Basse, dan Desa Batu kede.

1. Visi dan Misi Kantor Kecamatan Masalle

a.visi

Enrekang Maju, Aman, Sejahtera ( EMAS) yang berkelanjutan dan

Relegius

b.Misi

1. Meningkatkan kualitas Dan ketersediaan infrastruktur pelayanan

publik

2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing,penguasaan

teknologi,bermoral dan berimtaq.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai

dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan

masyarakat tanpa deskriminasi gender.

4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan

masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustry

5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber

daya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

43

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.2

Struktur organisasi kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

Camat

Rusman Jalani,SP

Sekcam

Darwis ,AMd

Kasubag

Umum & kepegawaian

Suardi , S.AP

Kasubag

Perencanaan &

keuangan

kamaruddin , S.AP

Kasi pemerintahan

Nur lia, S.AP

Staf

Kasi pembangunan

Jaya ,SE

Bahtiar .R

Staf

Kasi kesra

Nurdin, S.Kom

Kasi Trantib

Staf Staf

Nurhalima, S.AP

staf

Kasi PU

Muh. Naim

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

44

Tugas dan fungsi dari aparatur kecamatan sesuai dengan struktur organisasi

a). Camat

Camat mempunyai tugas pokok melaksankan sebagian kewenangan

pemerintah yang dilimpahkan oleh bupati Enrekang dalam wilayah kerja

/kecamatannya.

fungsinya:

1. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang

di perlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanan tugas.

2. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksananan, pengawasan,

pengendalian dibidang pelayanan umu masyarakat yang menjadi

kewenangannya.

3. Bertanggung jawab atas pemeliharaannya dan terciptanya ketentraman

dan ketertiban di wilayahnya.

4. Pembinaan, pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pemerintah di

wilayah kerja Kelurahan dan Desa

5. Pembinaan pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi dan

ketatausahaan Kecamatan

6. Pembinaan dan pengkoordinasian terhadap pelaksana terhadap

pelaksanaan tugas-tugas jabatan fungsional dan tugas UPT dalam

lingkungan kecamatan

7. Melaporkan hasil kerja pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui

sekertaris daerah atau setiap bulan dan akhir tahun

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

45

8. Pemeberian motivasi dan penetapan kebijakan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat yang mandiri.

9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Bupati

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Camat dibantu oleh sekertaris

kecamatan, para kepala seksi dan kasubag yang masing-masing memilki tugas

sebagai berikut:

b). Sekertaris:

Sekertaris mempunyai tugasnya di bidang pelayanan teknis dan

administratif (perencanaan, kepegawaian, keuangan, dan ketata usahaan)

terhadap semua unsur dalam lingkup kecamatan.

Fungsinya:

1. Mempelajari Peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya

yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Merumuskan perencanaan dan program serta penyusunan rancangan

kepada camat.

3. Bertanggung jawab dalam bidang perencanaan keuangan dan

kepegawaian lingkup pemerintah kecamatan.

4. Melaksanakan tertib Administrasi dan tata usaha.

5. Penyelenggaraan arsip kecamatan

6. Pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga kecamatan

7. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan karir pegawai

8. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada camat.

9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Camat.

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

46

c). Kasubag umum dan kepegawaian:

1. Menghimpun peraturan perundang-undangan, mengola data dan

informasi, petunjuk teknis yang berhubungan dengan sub bagian

umum dan kepegawaian sebagai pedoman kerja.

2. Mengeinventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan sub

bagian umum dan kepegawaian serta menyiapkan bahan untuk

pemecahan masalah.

3. Mengelola administrasi kepegawaian, menyusun Daftar Urut

Kepangkatan (DUK), dan Bezzeting pegawai.

4. Melaksanakan administrasi penggandaan dan pendistribusian surat

masuk,surat keluar, perjalan dinas, penyimpanan berkas kerja.

Kepegawaian, data serta keprtotkoleran

5. Melakukan kajian dan analisa formasi kebutuhan pegawai dan

menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan sumber daya

aparatur

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sub bagian

umum dan kepegawaian.

d). Kasubag bagian perencanaan dan keuangan

1. Merencanakan dan merumuskan program kegiatan kecamatan kepada

sekertaris camat.

2. Melaksanakan urusan umum dan kepeegawaian (DUK, Arsip surat.

Agenda surat, distribusi surat, Absensi Pegawai)

3. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan setiap kegiatan.

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

47

4. Melaksanakan urusan keuangan (mengadministrasikan urusan

keuangan kecamatan)

5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Camat.

e). Kasi pemerintahan

Kasi pemerintahan mempunyai tugas untuk menyiapkan bahan

pembinaan penyelenggaraan di bidang umum pemerintahan,

pemerintahan Desa/Kelurahan, Lingkungan hidup, dan pertanahan.

Fungsinya sebagai berikut :

1. Memfasilitasi pelaksanaan tugas pembantuan pemerintah Propinsi dan

pemerintah Kabupaten pada Desa dalam Wilayah Kecamatan.

2. Melaporkan hasil pelakasanaan tugas kepada camat

3. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program di

bidang pemerintahan.

4. Mengimventarisir permasalahan pada seksi pemerintahan dan mencari

penyelesaiannya

5. Melaksanakan pembinaan, penataan evaluas

6. i Admnistrasi pemerintahan.

f). Staf kasi pemerintahan

1. Membantu kepala kasi dalam mengadministrasikan urusan Bina

pemerintahan umum Desa dan Kelurahan

2. Mengadministrasikan urusan pertanahan dan penataan bangunan (MB)

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

48

g.) Kasi trantib

Trantib bertugas membantu camat dalam melaksankan tugasnya di

bidang penegakkan peraturan daerah, pendidikan polittik, pembinaan

kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, serta menyelenggarakan

urusan ketentraman dan ketertiban umum.

Fungsinya :

1. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian ketentraman dan

ketertiban masyarakat

2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

3. Bertanggung jawab menyusun rencana program pembinaan

pengendalian dan pengawasan di bidang ketentraman dan

perlindungan masyarakat.

4. Melaksankan konsultasi dan kerja sama dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan Diklat Hansip dan Linmas.

5. Bertanggung jawab dalam pemberian bantuan dalam rangka

pengarahan dan pengendalian anggota masyrakat dalam menghadapi

segala kemungkinan terjadinya ancaman dan bencana.

6. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengarahan dalam rangka

siskamling serta menginventarisir permasalahan trantib dan linmas

serta mencari pemecahannya.

7. Melaporkan tugas ke camat dan melaksanakan tugas kedinasan lain

yang diperintahkan pimpinan.

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

49

h). Kasi kesra

Tugas kasi kesra melaksanakan tugas dan pelayanan di bidang

kependudukan dan kesejahteraan sosial.

Fungsinya:

1. Membuat perencanaan dan penyusunan program dalam bidang

kependudukan dan kesejahteraan sosial.

2. Sosialisasi perda/kebijakan perda dalam hal kependudukan dan

kesejahteraan sosial.

3. Evaluasi dan pengawasan kegiatan dan pengembangan kependudukan.

4. Memantau dan menganalisa data dan pengembangan kependudukan.

5. Inventarisasi permasalahan kasi kependudukan/kesejahteraan sosial

6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada pimpinan.

i). Staf kasi kesra

Staf bertugas membantu kepala kasi mengadministrasikan urusan-urusan:

1. Urusan kasi kependudukan KB/KS dan pemberantasan kemiskinan.

2. Kesehatan msyarakat

3. Kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

4. Bina mental dan spiritual

5. Inpormasi dan komunikasi

6. Pendidikan dan kebudyaan

7. Pendidikan dasra dan menengah

8. Pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga

9. Parawisata dan kebudayaan

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

50

j).Kasi pelayanan umum

Bertugas mengumpulkan dan menyusun pedoman dan petunjuk teknis

pelayanan umum

Fungsinya:

1. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya

yang diperlukan.

2. Membuat rencana program di bidang pelyanan umum.

3. Menyiapkan petunjuk teknis pedoman pelaksanaan pelayanan akta

kelahiran, akta kematian, akta pernikahan, akta perceraian, akta

pengesahan, akta penyerahan anak dan akta perubahan usaha.

4. Menghinpun dan mengelola data catatan sipil dan pelayanan umum

serta mencari pemesahannya

5. Melaksanakan pengadministrasian jasa ketatausahaan

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

51

5.jenis -jenis pelayanan dan Standar Operasional Prosedur

gambar 4.3: Bagan Alur Pelayanan Kartu Keluarga

gambar 4.4: Bagan Alur Pelayanan Akta Kelahiran

Pemohon

Pemohon

Desa/Kelurahan

Surat pengantar

RT/RW

Pemohon

Disdukcapil

Perekaman

Cetak KK

Verivikasi Pemohon

menerima Kartu

Keluarga

Pemohon

RT/RW

Pemohon

Desa/Kelurahan

Surat pengantar

Disdukcapil

Registrasi

Cetak akta

kelahiran

verivikasi

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

52

Gambar 4.5: Bagan Alur Pelayana Kartu Tanda Penduduk

Pemohon

Pemohon

RT/RW

Desa/Kelurahan

Surat pengantar

Disdukcapil

Perekaman

Cetak KTP

Verivikasi

Pemohon

Pemohon

menerima KTP

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

53

Gambar 4.6: Bagan Alur Pelayanan surat keterangan Pindah penduduk

gambar 4.7 : Bagan Alur pelayanan akta kematian

Pemohon

Pemohon

RT/RW

Desa/Kelurahan

Surat pengantar

Kecamatan

Registrasi

kepindahan yang

diketahui oleh

camat

Disdukcapil

Registrasi

Cetak SKPP

Verivikasi

Pemohon

menerima SKPP

Pemohon

Rumah sakit

Surat keterangan

kematian

Desa/Kelurahan

Surat pengantar

Disdukcapil

Registrasi

Cetak Akta

kematian

verivikasi Pemohon

menerima Akte

Kematian

Pemohon

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

54

Tabel 4.2

jenis-jenis pelayanan dan prosedur pelayanan

N

o Jenis-jenis Pelayanan Prosedur pelayanan

1 Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk

1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

terkait pembuatan KTP

2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

ke Kantor Kecamatan Masalle

3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari

kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan

dan pencatatan sipil.

4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan

kelengkapan persyaratan berkas

5. Aparatur pelayanan melakukan Perekaman/poto

untuk pembuatan KTP

6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan KTP

masyarakat.

7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi KTP

8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan KTP

ke masyarakat pemohon

2 Pelayanan Pembuatan

Kartu Keluarga

1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

terkait pembuatan KK

2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

ke Kantor Kecamatan Masalle

3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari

kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan

dan pencatatan sipil

4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan

kelengkapan persyaratan berkas

5. Aparatur pelayanan melakukan Registrasi

pembuatan KK

6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan KK

masyarakat.

7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi KK

8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan KK ke

masyarakat pemohon

3 Pelayanan AKTA kelahiran

1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari

desa terkait pembuatan Akta Kelahiran

2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari

desa ke Kantor Kecamatan Masalle

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

55

3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari

kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan

dan pencatatan sipil

4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan

kelengkapan persyaratan berkas

5. Aparatur pelayanan melakukan Registrasi

pembuatan Akta Kelahiran

6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan Akta

kelahiran

7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi Akta

kelahiran

8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan Akta

kelahiran ke masyarakat/ pemohon

4 Pelayanan surat

keterangan pindah

penduduk

1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

terkait pembuatan suarat Keterangan Pindah

penduduk

2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

ke Kantor Kecamatan Masalle

3. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa

ke Kantor Kecamatan Masalle

4. Aparatur pelayanan dari kantor kecamatan

melakukan registrasi kepindahan penduduk yang

diketahui oleh Camat

5. Berkas yang sudah di registrasi dan diketahui oleh

Camat kemudian di ajukan di kantor Dinas

Kependudukan dan pencatatan Sipil

6. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan registrasi berkas

7. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan cetak surat kepindahan penduduk

8. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan verifikasi

9. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan surat

pindah penduduk

5 Pelayanan Akta kematian

1. Masyarakat mengajukan surat permohonan

keterangan kematian Di Rumah sakit Masalle

2. Masyarakat mengajukan surat keterangan

kematian dari Rumah Sakit kemudian di ajukan ke

kantor Kelurahan

3. Masyarakat mengajukan surat keterangan

kematian dari Kelurahan ke Kantor Dinas

Kependudukan dan pencatatan Sipil

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

56

4. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan Registrasi berkas

5. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan cetak Akta kematian

6. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan verifikasi

7. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan

Sipil melakukan penyerahan Akta kematian ke

masyarakat/pemhon

Sumber: Data Kantor kecamatan Masalle

B. Hasil penelitian

Implementasi prinsip-prinsip Good Governance dalam meningkatkan kualitas

pelyanan publik di kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

1. Responsivititas

Responsivitas merupakan pertanggung jawaban dari sisi penerima

pelayanan atau masyarakat. Seberapa jauh masyarakat melihat

penyelenggara pelayanan bersikap tanggap terhadap permasalahan,

kebutuhan, dan harapan masyarakat, Responsivitas pelayanan publik sangat

diperlukan, karna sebagai bukti kemampuan organisasi publik untuk

menyediakan pelayanan yang menjadi tuntutan seluruh rakyat dalam suatu

negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan cara yang efisien dalam

mengatur urusan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator ini mencakup sikap

dan komunikasi yang baik dari penyedia layanan, sikap dan komunikasi dari

petugas kantor kecamatan merupakan hal yang memberikan kesan pada

penerima layanan,sikap yang baik,ramah dan sopan dari petugas akan

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

57

membuat masyarakat merasa nyaman dan akan diterima dengan baik oleh

petugas kantor kecamatan.

Dengan indikator di atas pertanyaan wawancara yang di lakukan peneliti

kepada 5 narasumber yakni, Kepala kantor Camat Masalle Kabupaten Enrekang,

bidang pelayanan umum kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang, bidang

kasubag umum dan kepegawaian, dan masyarakat yang ada di kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang.

a) Kemampuan merespon masyarakat

Indikator ini mencakup sikap yang baik, ramah dan sopan komunikasi yang

baik dari penyedia layanan, sikap dan komunikasi petugas Kantor Kecamatan

Masalle merupakan hal yang memberikan kesan kepada masyarakat atau yang

menerima layanan. dalam hasil wawancara dengan RJ selaku Kepala camat

Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“…selama ini kami bersikap baik, ramah dan sopan kepada masyarakat

yang melakukan pengurusan administrasi kependudukan sesuai dengan

apa yang seharusnya kami berikan, kerena kami selaku kepala Camat

disisni menginginkan kenyamanan masyarakat pada saat mengurus,

adapun mengenai komunikasi pada masyarakat. kami menggunkan

kominikasi yang baik dan mudah dimengerti sehingga masyarakat tidak

merasa bingung pada saat melakukan pengurusan adminsitrasi

kependudkan atau hal yang dibutuhkan….” ( hasil wawancara dengan RJ,

24 november 2020)

Dari wawancara di atas di jelaskan bahwa dalamm memberikan pelayanan

Bapak Camat Masalle memberikan pelayanan yang, sopan serta menggunakan

bahasa yang baik sehinngga masyarakt dengan mudah melakukan penguruan

adminitrasi kependudukan dengan nyaman masyarakat. Kemudian wawancara

juga dilakukan dengan Bapak kepala bidang pelayanan umum kecamatan Masalle

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

58

kabupaten Enrekang mengatakan Bahwa :

“…ya tentunya kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik,

terutama cara komunikasi bila ada yang kurang dipahami oleh

masyarakat, kami selalu memberikan penjelasan dan arahan baik

mengenai persyaratan admnistrasi yang perlu di persiapkan maupun

lainnya dengan bahasa yang mudah di mengerti…” (hasil wawancara

dengan, MN 24 November 2020)

Wawancara di atas menyebutkan bahwa petugas di instansi tersebut

memberikan pelayanan yang baik dan memberikan penjelasan yang jelas mngenai

persyaratan administrasi yang perlu di persiapkan. Kemudian selanjutnya

dilakukan wawancara bersama dengan petugas bidang kasubag umum dan

kepegawaian kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“… dalam meningkatkan pelayaan yang baik saya sebagai petugas disini

selalu berusaha sebaik mungkin melayani masyrakat dan berusaha

menunjukkan respon yang ramah, serta sopan dalam memberikan

pelayanan serta apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, walaupun

dengan adanya kendala yang ada kami tetap berusaha sebaik mungkin

memberikan respon yang baik dalam memberikan pelayanan” (hasil

wawancara dengan, SR 24 November 2020)

Wawancara di atas menunjukkan bahwa kemampuan merespon masyarakat selalu

berusaha sebaik mungkin untuk bersikap yang ramah dan sopan serta apa yang

menjadi kebutuhan masyarakat. kemudian juga dilakukan beberapa wawancara

dengan masyarakat Kecamatan Masalle terkait dengan kemampuan merespon

pelayanan di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan

bahwa:

“…saya selaku masyarakat merasa bahwa petugas kantor kecamatan

Masalle bersikap ramah dan sopan serta tata krama yang baik dan

komunikasi yang dilakukan juga sudah baik dengan menggunakan

bahasa yang mudah kami mengerti dan terima pada saat memberikan

pelayanan…”(hasil Wawancara dengan ,RS 25 November 2020).

Wawancara diatas menyebutkan bahwa pegawai sudah bersikap ramah dan

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

59

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat.selanjutnya juga dilakukan wawancara dengan masyarakat

Kecamatan Masalle terkait dengan kemampuan merespon pelayanan di Kantor

kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa :

“…iya pelayanan disini cukup bagus dimana petugas kantor kecamatan

dengan sigap dalam memberikan pelayanan, dan sikap yang sopan dan

cara bicaranya yang bagus dan mudah dimengerti, dan mengarahakn

kalau ada yang harus di urus…” (hasil wawancara dengan BW,24

November 2020)

Wawancara diatas menyebutkan bahwa pegawai dengan sigap dalam memberikan

dan menggunakan bahasa yang mudah di pahami serta mengarahkan masyarakat

dalam mengurus adminstrasi.

Berdasarkan kutipan wawancara diatas pada indikator Responsivitas,

mengenai kemampuan merespon dikatakan baik dimana petugas memberikan

pelayanan yang sopan ramah, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

oleh masyarakat,

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kemapuan

merespon, melihat bahwa kepala Camat Masalle dan petugas yang ada di kantor

tersebut memberikan pelayanan yang ramah dan sopan serta menggunakan bahasa

yang mudah di pahami.

b) Berdasarkan indikator responsivitas tentang kecepatan melayani

KecepataNyang dimaksud adalah melihat sejauhmana tingkat kecepatan

pelayanan yang dilakukan oleh petugas di instansi tersebut peneliti kemudian

mewawancarai Bapak Camat Masalle mengatakan bahwa :

“… sebagai kepala Camat disini, iya kami memberikan pelayanan yang

cepat kepada masyarakat, saya sebagai pimpinan disini harus

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

60

memberikan pelayanan yang cepat dan sigap sesuai yang di harapkan

masyarakat karena kecepatan melayani sangat membantu kita bagaimana

masyarakat mampu menilai seperti apa kinerja kita dan itu juga salah satu

cara kita agar masyrakat tidak bosan menunggu untuk menunggu hasil

yang dibutuhkan..”(wawancara dengan, RJ 24 November 2020).

Wawancara di atas menunjukkan bahwa pimpinan Camat Masalle

memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat agar masyarakatnya tidak

bosan menunggu. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan MN selaku

pegawai bidang pelayanan umum di kantor Kecamatan menyatakan bahwa:

“…ya, pegawai di sini dengan cepat melayani mereka dan kami sebagai

pegawai di sini sigap dalam melayani permintaan dan keluhan

masyarakat, seperti kemarin ada masyarakat yang datang untuk di

buatakan surat keterangan tidak mampu kami dengan cepat melayani

sesuai dengan kebutuhannya karena kita sebagai pimpinan disini harus

tahu lebih dulu mengenai kebijkan serta prinsip organisasi yang dipimin

seperti bagaimana pelayanan kepada masyarakat dengan melihat dan

mengetahui kebutuhan dari pada masyarakat tersebut..” (wawancara

dengan, MN 24 november 2020).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas

pelayanan kepada masyarakat sudah melakukan pelayanan dengan cepat, terutama

jika ada keluhan dari masyarakat dan akan ditanggapi dengan cepat karena

sebagai pimpinan harus tahu lebih dulu kebijakan serta prinsip organisasi yang di

pimpin. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu petugas

masyarakat Masalle Menyatakan Bahwa:

“… pelayanan yang diberikan oleh para pegawai boleh dikatakan sudah

cepat dan tepat terhadap keperluan masyarakat, namun ada saatnya

memang tidak semua pegawai dapat melayani dengan cepat itu

tergantung dengan situasi dan kondisi seperti ada pegawai yang bertugas

diluar atau ada acara..”( hasil wawancara dengan AN, 26 November

2020)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

61

pelayanan kepada masyarakat sudah melakukan pelayanan dengan cepat namun

ada saatnya memang tidak semua pegawai dapat melayani dengan cepat

tergantung dari situasi dan kondisi. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:

“… kurang cepat, karena saya dulu pernah mengurus di sana dan

pegawai disana cukup lambat merespon apa yang saya butukan, pada saat

itu,saya lihat sebagian pegawainya itu banyak yang santai dan tinngal

bercerita sehinnga membuat pelayanan agak lama…” ( Hasil wawancara

dengan NR, 26 November 2020)

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa pelayanan di kantor tersebut

kurang cepat dalam melayani karena ada pegawai yang tinggal bercerita sehinnga

membuat pelayanan agak terlambat. selanjutnya peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

mengatakan bahwa:

“…dalam memberikan pelayanan petugas di sana dengan cepat dimana

pada waktu itu saya mengurus akta kelahiran dan salah satu petugas

langsung melayani dengan mengarahkan saya untuk mempersiapkan hal-

hal yang perlu di persiapakan untuk mengurus akta kelahiran..”( Hasil

wawancara dengan BW, 26 November 2020)

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa petugas di kantor tersebut cepat

dalam melayani dimana langsung mengarahkan Masyarakat untuk

memepersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam mengurus administrasi

kependudukan.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut mengenai petugas melakukan

pelayanan dengan cepat, dapat di simpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan

dikatakan sudah cepat dimana pegawai disana dengan cepat merespon dan

melayani masyarakat

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

62

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terkait dengan

kecepatan melayani sudah dikatakan baik dimana Bapak camat Masalle

memberikan pelayanan yang cepat dan petugas disana juga cepat serta

mengarahkan masyarakat dan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

Masyarakat.

c.) Berdasarkan indikator responsivitas tentang ketepatan melayani

ketepatan melayani adalah pemberian pelayanan yang dimaksudkan adalah

tidak terjadi kesalahan dalam melayani seperti pelayanan yang diberikan sesuai

dengan keinginan masyarkat. peneliti kemudian mewawancarai Bapak camat

Masalle mengatakan bahwa :

“...Alhamdulillah dengan kemampuan yang kami miliki kami bisa

memberikan pelayanan yang tepat. baik dalam pembicaraan maupun

dalam pekerjaan jangan sampai ada kesalahan yang dilakukan oleh

petugas dalam melayani masyarakat sehingga masyarakat merasa

dirugikan, Maka dari itu saya harus berusha memmberikan pelayanan

dalam artian pelayanan yang diberikan sesui dengan permintaan dan

harapan masyarakat…” ( Hasil wawancara dengan RJ, 24 November

2020)

Berdasrakan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa Bapak Camat Masalle

memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat sesuai dengan harapan dan

permintaan masyarakat. selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah

satu petugas Kecamatan Masalle mengatakan bahwa:

“… iya kalau soal ketepatan dalam memberikan pelayanan itu harus di

jalankan dengan baik dimana saya sebagai petugas disini harus

memberikan pelayanan yang sesui dengan apa yang dibuthkan oleh

masyarakat, dengan prosedur yang berlaku kerena ketetapan melayani

sangat membantu kita bagaimana masyarakat menilai kinerja kita sebagai

petugas oleh karena itu kita harus memberikan pelayanan kepada

masyarakat sesui dengan apa yang di butuhkan…” (Hasil wawancara

dengan MN, 24 November 2020)

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

63

berdasarkan hasil wawancara diatas di jelaskan bahwa petugas kecamtan tepata

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan

sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dari masyarakat tersebut.selanjutnya

peneliti melakukan wawancara dengan Salah satu masyarakat mengatakan bahwa:

“..ketepatan dalam memberikan pelayanan sudah di katakan baik dimana

pada saat itu saya melakukan pengurusan Surat keterangan pindah

penduduk dan pegawai disana langsung melayani dengan teliti, dan hasil

yang diberikan kepada petugas disana sesuai dengan apa yang saya

butuhkan..”(Hasil wawancara dengan RS, 26 November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa ketetapan melayani

sudah dikatakan baik dimana hasil yang diberikan sesuai dengan apa yang

dibutuhkan masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terkait dengan

ketetapan melayani dalam memberikan pelayanan,sudah dikatakan baik diman

petugas memberikan hasil yang sesui dengan apa yang dibuthkan masyarakat.

Dari beberapa hasil wawancara dengan beberapa informan dapat disimpulkan

bahwa responsivitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah di

implementasikan dengan baik dimana, Bapak camat Masalle dan petugas

memberikan pelayanan yang ramah, sopan dan bahasa yang baik dan mudah di

mengerti oleh masyarakat dan ketepatan melayani sudah di jalankan dengan

prosedur yang berlaku.

2. Efektivitas dan efisien

Efektivitas dan efisien merupakan penyelenggaran Negara harus menghasilkan

sesuai dengan apa yang di khendaki dengan menggunakan sumber daya secara

maksimal agar mampu berkompetisi secara sehat dalam persaingan dunia.

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

64

Secra singkat efektivitas dan efisien disini menunjukkan bagaimana pegawai

mampu memberikan pelayanan yang mudah dan disiplin serta mampu

menjalankan visi –misi dalam memberikan pelayanan. Dengan indikator diatas

adapun pertanyaan wawancara yang di lakukan dengan peneliti kepada 4

narasumber yakni pegawai Kantor dan Masyarakat Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang.

a) indikator efektivitas dan efisien tentang disiplin

disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadapa nilai-nilai yang di

percaya merupakan tanggung jawabnya. peneliti kemudian mewawancarai

Bapak Camat Masalle, Mengatakan bahwa:

“.. iya disiplin, saya selaku Camat Masalle disini memberikan pelayanan

yang di siplin kepada masyarakat, disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh

setiap pegawai dalam melaksanakan pelayanan, kerena disiplin menjadi

persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan yang

akan membentuk kepribadian pegawai yang penuh tanggung jawab

dalam bekerja..” (wawancara dengan, RJ 24 November 2020).

Dari wawancara diatas bahwasanya Bapak camat Masalle sudah disiplin

dalam memberikan pelayanan, karena displin menjadi persyaratan bagi

pembentukan sikap dan kepribadian pegawai. Kemudian wawancara juga

dilakukan bersama dengan petugas pegawai bidang pelayanan umum di Kantor

Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“...Menurut saya tentang kedisplinan terhadap jam kerja belum semua

pegawai melaksanakan dengan baik, dan ada sebagian kecil pegawai

yang melanggar terhadap penggunaan jam kerja, hal ini disebabkan

karena adanya kendala terhadap pegawai tersebut, salah satunya jarak

anatara rumah dengan kantor yang cukup jauh, dan memerlukan alat

transportasi khusus, bukan cuman itu teatpi adapun petugas yang

rumahnya satu deretan dengan kantor bisa saja datang terlambat, padahal

aturan jam kerja yakni masuk pukul.08.00 s.d pukul 15.00,serta ada saja

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

65

yang datang terlambat dan pulang sebelum waktunya ..” ( Hasil

wawancara dengan SR, 24 November 2020)

Dari wawancara diatas dijelaskan bahwa pegawai kantor kecamatan belum

disiplin dalam memberikan pelyanan diman sebagian petugas yang datang

terlambat dan pulang duluan sebelum waktunya selanjutnya wawancara juga

dilakukan dengan salah satu masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:

“..Menurut saya pegawai di kantor kecamatan Masalle belum disiplin

dalam memberikan pelayanan, hal ini dapat dilihat terdapat beberapa

pegawai yang datang terlambat dan juga ketika waktu istrahat ada

pegawai yang pulang kerumah dan datang terlambat setelah waktu

istrahat, sehingga masyarakat harus menunggu proses pemberian layanan

yang agak lama..” (wawancara dengan, NR 28 Desember 2020)

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa dalam memberikan

pelayann kepada masyarakat belum di siplin dimana petugas datang terlambat dan

membuat masyarakat menunggu untuk menerima layanan.

Dari keseluruhan hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa Bapak camat Masalle

dan sudah disiplin dalam membrikan pelayanan tetapi berbeda dengan apa yang

dikatakan oleh petugas dan masyarakat bahwa belum disiplin krena datang

terlambat dan pulang duluan sebelum waktunya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan, peniliti

menyimpulkan adanya tindakan yang kurang disiplin dari para pegawai atau

petugas dalam melayani kepentingan masyarakat, kedisiplinan pegawai dalam

melakukan proses pelayanan kurang disiplin dalam melakukan proses pelayanan

terhadap masyarakat, dimana pegawai datang terlambat ke kantor dan pulang pada

jam istrahat serta sebagian pegawai di sana pulang sebelum waktu yang

ditentukan dan lambat untuk kembali sehinga masyarakat seringkali menunggu

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

66

untuk menerima pelayanan dari petugas.

b) Berdasarkan indikator efektivitas dan efisien mengenai implementasi Prinsip-

prinsip Good governance dalam menjalankan visi misi Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang. Peneliti kemudian mewawancarai Bapak Camat Masalle,

mengatakan bahwa:

“..tentu kita sebagai pimpinan disni harus mampu menjalankan vis misi

tersebut karena itu adalah sebuah amanah yaitu mewujudkan masyarakat

yang aman sejahtera dan religius sehinga tercipta masyarakat yang

sebenar-benarnya dimana visi dan misi itu merupakan suatu tanggung

jawab yang wajib di laksanakan...” (wawancara dengan RJ 24 November

2020)

Dari wawancara diatas bahwasanya Bapak camat Masalle harus

menjalankan visi misi dari Kabupaten Enrekang Karena itu merupakan sebuah

amanah untuk mensejahterakan masyarakat. Kemudian wawancara, juga

dilakukan bersama dengan pegawai bidang pelayanan umum di Kantor

Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

“..Iya, saya sebagai pegawai harus mampu menjalankan visi misi sesuai

dengan kebutuhan masyarakat karena itu sangat membantu bagaimana

kita mampu melayani masayarakat serta dapat mensejahterahkan

masyarakat apabila kebutuhannya terpenuhi..” (wawancara dengan,MN

24 November 2020).

Dari wawancara di atas bahwasanya pegawai kantor Kecamatan Masalle

sangat memberikan peranannya dalam membantu Camat Masalle dalam

menjalankan visi misi khususnya dalam memberikan pelayanan. Kemudian

wawancara juga dilakukan dengan salah satu petugas selaku pegawai bidang

kasubag pelayanan umum dan kepegawaiaan di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

67

“.. kita semua sebagai pegawai disini harus mampu bekerja bersama –

sama dalam mewujudkan visi-misi dan pegawai juga disini turut andil

bersama dalam mewujudkan visi misi kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang sehingga tercipta pemerintah yang baik apabila visi dan misi

tersebut dapat di jalankan..” (wawancara dengan, SR 24 November

2020).

Wawancara diatas menyatakan bahwasanya visi misi disini diwujdukan oleh

seluruh lingkup di kantor kecamatan Masalle Kabuapaten Enrekang.. termasuk

camat masalle dan pegawai memberikan sumbangsih dan andil dalam bekerja

mewujudkan mewujudkan visi misi kantor kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap efektivitas

dan efisien dalam menjalankan visi-misi, peneliti melihat kemampuan pegawai

yang cukup baik dalam melaksanakan tugas. Dan juga pegawai mampu

menjalankan visi misi yang ada di kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang dikarenakan setiap pegawai memiliki tugas dan fungsinya masing-

masing.

c) indikator efektivitas dan efisien tentang pelayanan yang mudah di Kantor

Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Peneliti kemudian mewawancarai

Bapak Camat Masalle, mengatakan Bahwasannya:

“..selaku Camat Masalle saya memberikan pelayanan baik pembuatan E-

ktp, akta kelahiran atau hal-hal yang dibutuhkan masyarakat saya selalu

mengedepankan aturan, dalam arti bagi yang telah memenuhi syarat

untuk di urus, segera saya buatkan..” (wawancara dengan, RJ 24

November 2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Camat Masalle dalam

memberikan pelayanan harus mengikuti aturan dan memberikan pelyanan kepada

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

68

masyarakat yang sudah memenuhi syarat. Kemudian selanjutnya peneliti

mewawancarai salah satu Masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang yang pernah

mengurus di kantor kecamatan mengatakan bahwa:

“..Selama saya mengurus di kantor kecamatan ada sedikit kendala,

dimana saat itu saya mengurus akte jual beli tanah, dimana untuk biaya

pengurusannya saya rasa dimita agak mahal, pada saai itu saya tidak

terlalu paham mekanisme pembuatan Akte jual beli tanah, sehingga saya

hanya mengiyakan saja apa yang diminta untuk pengurusan ini, tetapi

karena pada saat itu dana yang ada pada saat itu belum cukup, hingga

pengurusan akte Jual beli agak tertunda..” ( hasil wawancara dengan

SR, 28 Desember 2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwasanya sebagian

masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang mengalami sedikit kendala dalam

dilayani yaitu masalah biaya yang belum cukup pada saat itu. Kemudian

selanjutnya peneliti mewawancarai salah satu Masyarakat Masalle Kabupaten

Enrekang yang pernah mengurus di kantor kecamatan mengatakan bahwa:

“..saya pernah mengurus di kantor kecamatan dan ada masalah yang

saya alami, dimana saat itu saya mengurus surat kematian untuk keluarga

saya dan belum paham tentang prosedur yang ada di sana tetapi pegawai

yang ada disana mengarahkan saya untuk melakukan kelengkapan

berkas, namun hal itu saya rasa dalam pengurusan untuk akta kematian

terlalu berbeli-belit..” (hasil wawancara dengan BW, 28 Desember

2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwasanya sebagian

masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang mengalami sedikit kendala dalam

dilayani yaitu tentang prosedur pelayanan akta kematian terlalu berblit-belit untuk

prosedurnya.

Jadi berdasarkan hasil kutipan wawancara pada indikator efektivitas dan efisien

dalam implementasi prinsip Good governance di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang ini bapak camat Masalle ikurt berpartisipasi dalam

Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

69

memberikan pelayanan namun ada pula kendala yang di alami oleh masyarakat

yaitu masalah biaya yang agak mahal dalam pelayanan akte jual beli tanah Serta

kelengkapan berkas yang berbelit – belit.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam melihat

bagaimana suasana petugas dalam memberikan pelayanan yaitu belum efekti

dimana pemerintah melakukan pemungutan biaya yang agak mahal kepada

masyarakat dan prosedur yang agak berbelit-belit

Pada wawancara keseluruhan pada indikator efektivitas dan efisien

tentang kedisiplina pegawai atau petugas dalam memberikan pelayanan belum

disiplin dimana pegwai seringkali datang terlambat sehinnga membuat masyarakat

merasa menunggu untuk menerima layanan. mengenai visi dan misi dimana tidak

ada masalah pada indikator tersebut dimana bapak camat serta pegawai yang ada

di kantor kecamatan masalle mampu menjalankan amanah dari visi-misi

kecamatan karena itu merupakan salah satu cara untuk mensejahterahkan

masyarakat. Dan mengenai pelayanan yang mudah pada indikator efektivitas dan

efisien itu sebagian pegawai memberikan pelayanan kepada masyarakat sesui

dengan kelengakapan berkas, namun ada juga pegawai yang memungut biaya

serta berbelit-belit dalam melakukan kelengkapan berkas dalam melayani

masyarakat,

3.Keadilan

Keadilan menjelaskan bahwa dalam memberikan pelyanan semua orang

berhak memiliki kesempatan yang sama mendapatkan perlakuan yang adil untuk

menciptakan masyarakat yang sejatera.konsep keadilan sangat penting untuk di

Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

70

terapkan dalam hal pelayanan dilihat dari kondisi sekarang bahwasanya keadialn

di negara kita itu sangatlah tidak adil. Oleh Karena itu peneliti mengangkat

indikator tersebut ke dalam implementasi prinsip-prinsip good governance

Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan peneliti

kepada 4 Narasumber yakni petugas kepala Camat Masalle, pegawai Kecamatan

Masalle dan Masyrakat kecamatan Masalle Kabuapten Enrekang

a) Berdasarkan indikator keadilan mengenai pelayanan yang adil dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik, peneliti kemudian mewawancarai

Bapak Kepala Camat Masalle, mengatakan bahwasannya:

“..sejauh ini dalam memberikan pelayanan kita memberikan kesempatan

yang sama bagi semua warga negara tanpa perbedaan gender dan

sebagainya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,keadilan di

bangun atas dasar kesamaan dalam memberikan pelayanan publik tanpa

memberikan pelayanan dan status penerima layanan..”(hasil wawancara,,

RJ 24 November 2020)

Dari wawancara di atas bahwa keadilan dalam memberikan pelayanan yakni

memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat tanpa status gender, kerena

pelayanan yang adil di bangun atas dasar kesamaan dan status penerima layanan.

Kemudian wawancara juga di lakukan dengan Salah satu pegawai bidang kasubag

umum dan kepegawaian Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Mengatakan

bahwa :

“..kami selaku pegawai disini tidak memandang bulu atau menggunakan

sistem kekeluargaan dalam memberikan pelayanan, kami disini selalu

bersikap adil siapapun yang datang mengurus kami layani dengan adil

dan tidak ada yang ada yang di spesialkan…” ( hasil wawancara dengan,

SR 24 November 2020)

Dari kutipan wawancara diatas menunjukkan bahwa pegawai selalu

bersikap adil dalam memberikan pelayanan dan tidak menggunakan system

Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

71

kekeluargaan. kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu

masyarakat Masalle yang pernah mengurus di Kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang, mengatakan bahwa:

“…waktu mengurus di sana saya mendapat pelayanan yang kurang baik

dimana pada saat itu saya sudah menunggu lebih awal di bandingkan

dengan salah satu warga yang datang mengurus dia lebih didahulukan

karena waktu itu yang memberikan pelayanan yaitu kerabatnya sehingga

dia didahulukan di bandingakan dengan saya yang datang awal…” (hasil

wawancara BW, 29 November 2020).

Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa pelayanan dilakukan belum

adil diamana pegawai mendahulkan masyarakat yang di anggap kerabatnya

dibandingkan dengan orang yang datang lebih awal. kemudian peneliti juga

melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat kecamatan Masalle

menyatakan bahwa:

“ ..dalam memberikan pelayana ada sedikit masalah yang saya alami di

mana waktu itu ada pelayanan sembako saya lihat pelayanan yang

dilakukan oleh pegawai kecamatan masalle itu tidak merata dimana

pegawai tidak terlalu teliti dalam mendata masyarakat yang benar-benar

butuh bantuan, terkadang bantuan di terima oleh orang yang biasa di kata

ekonominya itu cukup baik di bandingkan dengan masyarakat yang

ekonominya sangat rendah..”(hasil wawancara dengan RS, 02 desember

2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa pemerintah tidak teliti

dalm dalam mendata masyarakat yang akan menerima bantuan sehingga bantuan

terkadang di terima oleh orang yang di katakana ekonominya tinggidi bandingkan

dengan orang-orang yang sangat membutuhkan. kemudian peneliti juga

melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat kecamatan Masalle

menyatakan bahwa

“..dalam memberikan pelayanan petugas disana belum berperilaku adil

dalam memberikan pelayann dimana perilaku nepotisme di kantor tersbut

Page 85: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

72

sangat tinggi, dimana waktu saya mengurus kartu keluarga petugas di

sana saya melihat bahwa jika yang datang adalah keluarga dari petugas

kantor maka tidak harus memenuhi semua syarat prosedur beda dengan

kami yang tidak punya hubungan harus memenuhi semua syrat untuk

membuat admnistrasi kependudukan, jadi saya rasa pemerintah disana

belum adil dalam memberikan pelayanan…”(hasil wawancara dengan,

NR 04 Desember 2020)

Berdasarkan beberapa hasil wawancara pada indikator keadilan mengenai

pelayanan yaitu dimana pegawai memberikan pelayanan yang berbeda terhadap

kebutuhan masyrakat.

Dari hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti terkait dengan pelayanan

yang adil belum sepenuhnya di jalankan dengan baik dimana pegawai kantor

kecamatan belum sepenuhnya bersikap adil kepada masyarakat dan peneliti juga

melihat kondisi pada saat itu ada pegawai yang mendahulukan keluarganya atau

menggunakan sistem Nepotisme dalam memberikan pelyanan di banding yang

datang lebih awal.

4. Akuntanbilitas

Akuntanbilitas adalah memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan

tindakan pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak

pertanggung jawaban. Secara singkat akuntanbilitas disini menunjukkan pada

tanggung jawab pada kelalaian, propesionalisme serta menjalankan prosedur

dan mekanisme dalam melayani masyarakat. Akuntanbiltas dimasukkan dalam

sebagai salah satu indikator prinsip-prinsip good governance karena

akuntanbilitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik

dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Page 86: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

73

Akuntanbilitas yang rendah jelas menunjukkan kegagalan organisasi

dalam mewujudkan tujuan dan misi organisasi publik. organisasi yang

memiliki tanggung jawab yang rendah dengan sendirinya mimiliki kinerja yang

buruk pula.

Dengan indikator di atas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan

peneliti dengan 4 narasumber yakni, Camat Masalle, pegawai kantor, dan

Masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

a) Berdasarkan indikator akuntanbilitas mengenai kelalaian dalam memberikan

pelayanan yaitu memberikan tanggung jawab terhadap atas masalah yang

terjadi atas kelalain yang dilakukan, Peneliti kemudian mewawancarai

Bapak camat Masalle mengatakan bahwa:

“..saya kira kita sebagai pimpinan disni itu adalah untuk selalu

bertangung jawab sesuatu yang terjadi siapa pun itu baik saya selaku

camat , sekcam dan staf disini wajib bertanggung jawab walau misalnya

ada masalah yang di sebabkan atas kelalaian serta semua pegawai yang

ada di kantor Kecamatan Masalle ini bertanggung jawab amanah dan

ikhlas dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan baik..” (hasil

wawancara dengan, RJ 24 November 2020).

Dari hasil wawancara di atas bahwa ketika ada masalah yang terjadi akibat

kelalaian semua harus bertanggung jawab mulai dari camat sampai staf-staf yang

ada di Kantor Kecamatan Masalle. Kemudian wawancara juga dilakukan dengan

Salah satu pegawai bidang kepegawaian Kantor kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang mengatakan bahwa :

“..iya ,jika ada kelalaian kami akan tanggung jawab karena akuntanbilitas

itu dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan

birokrasi publik itu konsisten dengan kehendak pubilk, serta kegiatan

yang di lakukan dilaporkan melalui laporan bulanan sehingga jika ada

Page 87: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

74

masalah yang terjadi itu wajib kita pertanggung jawabkan..”( hasil

wawancara dengan SR, 25 November 2020).

Dari wawancara diatas bahwa kelalaian yang dilakukan pegawai mereka

akan tanggung jawab, karena tanggung jawab itu digunakan untuk melihat

seberapa besar kegiatan yang di lakukan. Selanjutnya wawancara juga di lakukan

dengan petugas selaku pegawai bidang pelayanan umum kantor Kecamatan

Masalle Kabupaten Enrekang.

“.. pasti kami akan tanggung jawab atas kelaian yang terjadi dan Bapak

Camat juga akan tanggung jawab jika ada masalah yang terjadi di sini,

karena akuntanbiltas sendiri mempunyai tujuan untuk menilai kinerja dan

kepuasan publik terhadap pelayanan yang disediakn oleh pihak kantor

kecamatan Masalle..” ( hasil wawancara dengan MN, 25 November

2020).

Dari wawancara diatas dijelsakan bahwa pegawai tersebut bertanggung jawab atas

kelalaian yang di lakukan kerena akuntanbilitas tersebut memiliki tujuan untuk

menilai kinerja dan kepuasan publik terhadap pelayanan. Selanjutnya penelit i

melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat Masalle kabupaten

Enrekang menyatakan bahwa:

“..saya tidak tau de’ karena saya tidak sering datang di kantor tersebut,

saya hanya datang ketika ada masalah persuratan yang di urus,untuk

masalah tanggung jawab atas kelalain yang dilakukan pegawai alangkah

bagusnya untuk mewawancarai pegawai yang ada di sana..” (hasil

wawancara dengan, BW 26 November 2020)

Dari hasil wawancara di atas akuntanbilitas mengenai kelalain tidak

diketahui karena dia hanya datang apabila ada keperluan untuk mengurus surat

persuratan atau hal yang dibutuhkan.

Berdasarkan keselurahan hasil wawancara pada indiaktor akuntanbilitas mengenai

kelalaian dalam pelayanan dapat di simpulkan bahwa Akuntanbiltas sudah di

Page 88: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

75

laksanakan dengan baik,dikarenakan Bapak Camat dan Pegawai Kantor

kecamatan Masalle dapat bertanggung jawab atas kelalain meskipun masyarkat

tidak terlalu mengetahui masalah yang ada di kantor Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait akuntanbilitas

dalam kelalaian peneliti lihat akuntanblitas tidak sesuai dengan hasil wawancara

dimana terdapat tidak mengerjakan tugasnya dengan baik selaku pegawai kantor

tersebut sehingga masyarakat yang datang mengurus pada saat itu harus datang

lagi besok akibat kelaalian yang dilakukan salah satu pegawai

b) Berdasarkan indikator akuntanbilitas mengenai prosedur dan mekanisme dalam

memberikan pelyanan di Kantor kecamatan Masalle Kabupeten Enrekang.

Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten

Enrekang menyatakan bahwa:

“…setiap prosedur tidak lepas dari SOPnya dan disini prosdur yang

dilakukan dalam memberikan pelayanan itu sesuai dengan SOP.

Contohnya Dimana saat ada seseorang yang datang mengurus e-ktp wajib

melengkapai berkas kemudian di periksa oleh petugas dan melakukan

pendaftaran, kemudian diserahkan kepada petugas yang ada di bidang

tersebut untuk di buatkan..”(hasil wawancara dengan, RJ 24 november

2020).

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa bapak camat Masalle mampu

menjalankan prosedur yang berlaku di kantor kecamatan Masalle kabupaten

Enrekang. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu

petugas disana selaku pegawai bidang pelayanan umum menyatakan bahwa:

“..prosedur disini menurut saya sangat mudah, hanya menyerahkan

berkas persyaratan kepada Bapak Camat Masalle atau pegawai yang ada

dan tinggal menunggu waktu selesai kemudian di serahkan kepada yang

bersangkutan..” (hasil wawancara dengan, MN 25 November 2020).

Page 89: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

76

Dari wawancara di atas bahwa prosedur yang ada di kantor kecamatan Masalle

sangat sederhana dimana hanya melengkapi berkas yang akan di serahkan dan

menunggu waktu selesai. kemudian peneliti melakukan wawancara dengan

salah satu masyarakat Kecamatan Masalle kabupaten Enrekang menyatakan

bahwa :

“..prosedur pelayanan di sana itu cukup baik yang penting sebelum

kesana kita terlebih dahulu melengkapi berkas,pelayanan di sana itu tidak

terlalu berbelit –belit..” (hasil wawancara dengan, RS 2 Desember 2020)

Dari wawancara di atas prosedur pelayanan cukup baik dimana prosesnyaa tidak

berbelit-belit dan petugas sangat propesional dalam memberikan pelayanan.

Berdasrkan hasil observasi peneliti lakuakan dapat dikatakan bahwa sistem

mekanisme dan prosedur pada pelayanan publil di Kantor Kecamatan Masalle

kabupaten enrekang sudah baik dimana prosedur dan mekanisme yang ada pada

kantor Kecamatan Masalle sederhana dan tidak berbelit- belit dalam pelayanan

publik.

c) Berdasarkan indikator akuntanbilitas tentang petugas pemberi layanan lebih

mendahulukan kepentingan masyarakat maka dari itu, Peneliti melakukan

wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang menyatakan

bahwa:

“..iyah, saya rasa tergantung kepentingannya, pegawai juga pasti akan

melihat kepentingannya, karena masyarakat dalam proses pelayanan

merupakan prioritas dalam pelayanan, apapun keperluan masyarakat

terkait pelayanan di Kantor Kecamatan harus mendapat prioritas utama

dan harus sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat..” (hasil

wawancara dengan, RJ 25 November 2020)

Dari wawancara di atas dijelaskan bahwa Bapak Camat Masalle selalu

Page 90: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

77

mendahulukan kepentingan masyarakat karena dalam prosese pemberi layanan,

masyarakat merupakan prioritas dalam pelayanan. Selanjutnya peneliti juga

melakukakan wawancara dengan salah satu pegawai bidang kepegawain di Kantor

kecamatan Masalle mengatakan Bahwa:

“..saya sebagai petugas disini harus mendahulukan kepentingan

masyarakat, karena mendahulukan kepentingan masyarakat memang

penting karena masyarakat merupakan prioritas pegawai layanan, jika

masyarakat tidak merasa didahulukan akan timbul keluhan dan akan

memberikan citra yang buruk bagi bagian pelayanan..” (hasil wawancara

dengan MN, 26 November 2020)

Dari wawancara diatas di jelaskan bahwa pegawai mendahulukan kepentingan

masyarakat karena jika masyarakat merasa tidak di dahulukan akan menimbulkan

keluhan dan citra yang buruk bagi pemberi layanan maka dari itu petugas selalu

mendahulukan kepentingan masyarakat. Selanjutnya peneliti juga mewawancarai

salah satu Masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:

“.. menurut saya tentang mendahulukan kepentingan masyarakat dalam

memberikan pelayanan itu sudah di katakan baik dimana pada waktu

saya mengurus di kantor tersebut terlihat salah satu petugas langsung

memberikan saya pelayanan yang baik yaitu dengan segera membuatkan

surat keterangan tidak mampu yang saya butuhkan…” ( wawancara

dengan, NR 2 desember 2020)

Dari wawancara di atas di jelaskan bahwa masyarakat menilai bahwa petugas

sudah mendahulukan kepentingan masayarakat dimana pada masyarakat

mengurus petugas dengan segera membuatkan apa yang dibutuhkan.

Dari beberapa hasil wawancara dari informan di jelaskan bahwa petugas

dalam pemberi layanan lebih mendahulukan kepentingan masyarakat sudah

diterpkan dengan baik dari situ kita tahu bahwa akuntanbilitas dalam

mendahulukan kepentingan masyarakat sudah di terapkan.

Page 91: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

78

Berdasrkan hasil observasi peneliti melihat bahwa ketika masih ada orang

yang mengantri untuk mengurus kebutuhannya namun ada pegawai yang memilih

untuk mementingkan urusan pribadi seperti menjemput anak ke sekolah dan pada

saat itu masih jam kerja, jadi menurut peneliti petugas pemberi layanan lebih

mendahulukan kepentingan masyarakat dikatakan belum sepenuhnya di terapkan

pada pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle kabupaten enrekang.

5. Transparansi

Transparansi atau keterbukaan adalah memberikan informasi yang terkait

dengan aktifitas pengolaan sumber daya publik kepada pihak yang

membutuhkan guna terwujudnya penyelenggaraan pemerinthan yang baik.

keterbukaan informasi penyelenggara pemerintahan memberikan pengaruh

yanang baik bagi masyarakat.

Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan

peneliti kepada 4 Narasumber yakni petugas kepala Camat Masalle, pegawai

Kecamatan Masalle dan Masyarakat kecamatan Masalle Kabuapten Enrekang.

a) Berdasarkan indikator transparansi mengenai keterbukaan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam proses pelayanan publik terkhusus pada

persyaratan-persyaratan yang di perlukan dalam pengurusan. Peneliti

melakukan wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang

menyatakan bahwa:

“..untuk masalah terbuka kepada masyarakat terhadap persyaratan yang

harus dipenuhi dalam pembuatan administrasi saya pikir kami sebagai

petugas kecamatan sudah cukup baik dalam hal tersebut kami selalu

memberi tahu apa-apa saja yang harus dipenuhi oleh masyarakat, kami

sudah menjalankan tugas dan wewenang kami sebagai petugas kantor

kecamatan Masalle..”( wawancara dengan, RJ 25 November 2020)

Page 92: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

79

Dari hasil wawancara di atas bahwa ketebukaan informasi mengenai pesyaratan

dalam pengurusan administrasi sudah berjalan cukup baik karena bapak camat

masalle sudah memberi tahukan apa-apa yang mesti di bawa ketika melakukan

pengurusan administrasi. Selanjutnya wawancara juga dilakukan dengan Salah

satu pegawai bidang kepegawaian kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang Mengatakan bahwa:

“.. Dalam proses memberikan pelayanan mengenai keterbukaan tentang

persyaratan-persyaratan yang harus masyarakat penuhi dalam pengurusan

administrasi saya selaku bidang kepegawaian belum terbuka kepada

masyarakat,tetapi yang saya sampaikan juga hanya yang saya tau, karena

saya juga terkadang keliru terhadap apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat. Karena kepala camat juga kurang memberitahu kepada kami

mengenai persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan masyarakat..”

(wawancara dengan, SR 25 November 2020).

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa keterbukaan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat belum terbuka karena petugas terkdang keliru

dalam memberikan pelayanan kerena kurang tahu tentang kebutuhan masyarakat.

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan Salah satu Masyarakat

Kecamatan Masalle mengatakan bahwa:

“..menurut saya dari pemerintah kecamatan juga harus menyediakan

papan informasi, supaya kami sebagai masyarakat mengetahui

persyaratan-persyaratan yang harus kami penuhi, kerena kalau berbicara

terbuka, hanya dengan menyampaikannya dengan lisan saja tidak cukup

karena seringkali apa yang dikatakan pemerintah kecamatan tidkak sesui

dengan pada saat kami sedang melakukan pengurusan di kantor

kecamatan, karena papan informasi sangat di butuhkan dalam setiap

pengurusan administrasi agar membuat kami sebagai masyarakat tidak

bertanya-tanya dokumen apa saja yang harus kami penuhi dalam setiap

pengurusan administrasi..” (wawancara dengan, AN 1 Desember 2020).

Page 93: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

80

b) indikator transparansi mengenai biaya yang jelas dalam pelaksanaan

pelayanan .Peneliti melakukakan wawancara dengan salah satu petugas

mengatakan bahwa:

“…dalam penyelenggaraan pemerinah di Kecamatan Masalle khususnya

pada kejelasan biaya pelaksa dalam memberikan pelyanan telah

dilakukan secara optimal atau berada pada kategori baik, pegawai selalu

menjelaskan apa, bagaimana dan berapa yang harus dikeluarkan untuk

mengurus dokumen admnistrasi kependududkan, dengan hal ini

membuuat masyrakat tidak perlu bertanya –tanya dan merasa

nyaman..”(Hasil wawancara dengan MN 01 Desember 2020)

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa petugas sudah optimal

tentang kejelasan biaya pelaksaana sehingga masyarakat bisa mersa nyaman dan

tidak perlu lagi bertanya-tanya mengenai kejelasan biaya yang jelas. Selanjutnya

peneliti melakukan wawancara dengan salah sau masyarakat kecamatan Masalle

mengatakan bahwa:

“.. dalam penentuan biaya,memang sudah ada di tentukan tapi kadang-

kadang, tidak sesuai dengan peraturan, misalnya dalam pembuatan KTP

katanya lima belas ribu tapi nyatanya kadang lebih juga…” (hasil

wawancara dengan NR, 3 Desember 2020)

Dari hasil wawancara di atas,memperlihatkan bahwa pemerintah belum jelas

tentang masalah biaya pelaksanaan dan kadang tidak sesui dengan peraturan yang

ada Selanjutnya wawancara di lakukan dengan salah satu masyarakat menyatakan

bahwa:

“..dalam penentuan biaya administrasi dalam pengurusan, pegawai

kurang terbuka, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya papan khusus

biaya, kalau ada tertera masyarakat tidak akan perlu bertanya kepada

pegawai, tetapi pada kenyatannya biaya ditentukan oleh pegawai dan

masyarakat tidak mengetahui berapa pastinya biaya yang harus

dikeluarkan ” (wawancara dengan RM, 25 November 2020).

Dari hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa dalam penentuan biaya admnistrasi

Page 94: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

81

pegawai kurang terbuka hal ini dapat dilihat dari tidak adanya papan informasi

khusus biaya pelaksanan pelayann.. selanjutnya wawancara juga di lakukan

dengan Salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle menyatakan bahwa:

“..saya tidak tahu biaya yang saya keluarkan apakah sudah sesuai dengan

peraturan atau belum, peraturannya saja saya tidak tahu, biasanya saya

bertanya kepada pegawai dan kemudian pegawai yang bersangkutan akan

menentukan berapa biaya yang harus saya keluarkan, saya juga tidak

melihat rincian biaya pengurusan di kantor tersebut..” ( wawancara

dengan, RS 2 Desember 2020).

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa masyarakat lebih memilih untuk bertanya

ke perangkat langsung, tentang biaya pelaksana yang harus dikeluarkan.

Berdasarkan hasil wawancara keselurhan pada indikator transparansi mengenai

kejelasan biaya pelaksana penerima belum di laksanakan dengan baik. Dan belum

ada secara jelas di publikasikan kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti terkait dengan

kejelasan biaya pelaksana belum dupublikasikan kepada masyarakat sehinnga

masyarakat tidak terlalu tahu tentang berapa biaya yang harus dikeluarkan dan

pada kenyataannya biaya di tentukan oleh pegawai yang sering kali memungut

biaya yang diluar prediksi masyarakat

c). indikator transparansi mengenai keterbukaan jangka waktu penyelesaian

pengurusan administrasi kepada masyarakat . Peneliti melakukan wawancara

dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang menyatakan bahwa:

“..mengenai keterbukaan jangka waktu dalam pengurusan administrasi

sudah cukup terbuka, kami melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan

Masyarakat. Oleh Karen itu kami langsung menyampaikan kapan akan

diselesaikan pengurusan administrasi yang dipercayakan kepada kami,

karena kami juga sudah sebaik mungkin mengatur waktu kami dalam

memberikan pelayanan..” (wawancara dengan, RJ 25 November 2020).

Page 95: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

82

Dari hasil wawancara diatas sudah di jelaskan bahwa bapak camat masalle sudah

terbuka tentang jangka waktu penyelesaian administrasi karean sebelumnya sudah

di atur sebaik mungkin untuk waktu penyelesainnya.Selanjutnya peneliti

melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“..kalau berbicara jangka waktu penyelesaian pelayanan menurut saya

belum dilakukan dengan baik, dimana setiap saya melakukan

pengurusan administrasi di kantor kecamatan , selalu saja bertanya –

tanya kapan diselesaikan setiap pengurusan kami, namun dari pemerintah

tersebut tidak memberikan kejelasan mengenai hal itu , selalu membuat

kami sebagai penerima layanan menunggu tanpa ada kepastian jangka

waktu penyelesaian ..”(hasil wawancara dengan, HD 5 Desember 2020).

Dari hasil wawancara diatas menjelakskan bahwa keterbukaan waktu

penyelesaian administrasi dikatakan belum terbuka, dimana penyelesaian

administrasi petugas tidak memberikan kejelasan kepada masyarakat. Selanjutnya

peneliti mewawancarai salah satu masyarakat kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang Menyatakan bahwa:

“..penerapan prinsip kerbukaan dalam penyelesain waktu perlu dibenahi,

terkadang petugas menyampaikann bahwa waktu penyelesain

administrasi dilakukan paling lama lima hari tapi nyatanya waktu yang di

sampaikan petugas dari instansi tersebut tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan sehingga saya harus bolak balik untuk mengecek admnistrasi

kependudukan yang saya butuhkan pada saat itu..” ( hasil wawancara

dengan, NR 2 Desember 2020).

Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa keterbukaan waktu penyelesaian

pengurusan administrasi tidak memberikan kejelasan waktu penyelesaian yang

membuat masyarakat dan bolak balik untuk mengecek dokumen yang dibutuhkan.

Selanjutnya peneliti mewawancarai salah satu masyarakat kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang Menyatakan bahwa:

Page 96: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

83

“..Petugas kecamatan Masalle belum terbuka tentang penyelesaian waktu

dimana waktu saya mengurus disana salah satu petugas masih menunda-

nunda waktu penyelsaian pelayanan dokumen yang saya butuhkan tanpa

memberi kepastian waktu bagai masyarakat, hal ini tentu memberikan

kesan yang kurang baik bagi saya sealaku masyarakat yang pernah

mengurus di kantor kecamatan...” (hasil wawancara dengan BW, 8

desember 2020)

Dari hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa petugas kecamatan belum terbuka

tentang jangka waktu penyelesaian dan masih menunda-nunda waktu penyelesain

administrasi yang memberikan kesan yang tidak baik bagi masyarakat.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara informan dijelaskan bahwa

keterbukaan waktu penyelesaian dalam pengurusan administras belum diterapkan

dengan baaik, dimana petugas tidak memberikan kejelasan waktu penyelesaian

yang membuat masyarakat menunggu hasil yang dibutuhkan dan membuat

masyarakat bolak –balik untuk mengecek dokumen yang dibutuhkan oleh

masyarakat

Berdasarkan hasil observasi peneliti menjelaskan bahwa indikator

transparansi belum di terpakan dengan baik dimana waktu pengurusan

administrasi peneliti melihat ada masyarakat yang bolak balik datang untuk

menanyakan apakaah dokumen yang di butuhkan itu sudah jadi namun apa yang

dibutuhkan oleh masyrakat tersebut masih belum di selesaikan, bukan Cuma itu

peneliti juga mengalami hal seperti itu dimana waktu saya mengurus surat

keterangan tidak mampu saya bertanya untuk kapan waktu penyelesainnya pada

saat itu petugas mengatkan bahwa hari senin sudah bisa di ambil akan tetapi pada

waktu hari senin saya datang untuk mau mengambilnya tetapi surat yang saya

butuhkan itu belum selesai, jadi bisa di katakana bahwa keterbukaan jangka waktu

penyelesaian pelayanan administrasi belum di terapkan dengan baik.

Page 97: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

84

Tabel 4.3

Tanggapan Responden dalam menerima layanan

No Tanggapan resonden Yang menanggapi

1. Responsivitas :

1. Kemampuan merespon (memberikan

pelayanan yang baik,sopan dan ramah)

5 yang menanggapi

sudah baik

2. Ketetapan melayani 3 menanggapi tepat

3. Kecepatan melayani 4 sudah cepat

2. 2

2

Efektivitas dan efisien

1. Disiplin dalam memberikan pelayanan

Disiplin :1 Tidak disiplin: 2

2. Memberikan pelayanan yang mudah

Mudah : 1

Tidak mudah 2

3 . Keadilan

1. Adil dalam memberikan pelayanan

Adil :2

2. Tidak adil /menggunakan sistem Nepotisme Tidak adil:3

4. Akuntanbilitas

1. Bertanggung jawab atas kelalaian

3 : bertanggung jawab

2. Mampu menjalankan prosedur dan

mekanisme pelayanan

3: menjalankan

prosedur dan mekanisme

3. Mendahulukan kepentingan masyarakat 3: mendahulukan

kepentingan masyrakat

5 Transparansi

1. Keterbukaa tentang persyaratan- persayaran

yang harus di lengkapi dalam mengurus

admnistrasi kependudukan

Transparansi : 1

Tidak transparansi: 3

2. Transparansi dengan biaya yang jelas(

biaya pelaksana)

Tidak transparansi: 3

Transparansi : 1

3. Jangka waktu penyelesain administrasi

kependudukan:

Transparansi : 1

Tidak transparansi: 3

Page 98: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

85

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Respoonsivitas

merupakan tanggung jawab dari sisi yang menerima pelayanan atau

masyarakat. seberapa jauh mereka melihat administrator negara atau birokrasi

publik bersikap sangat tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan

kebutuhan, keluhan aspirasii mereka Karena itu dalam menerapkan Good

Governance perlu adanya Responsivitas karena responsivitas sangat diperlukan

sebagai bukti kemampuan organisasi publik untuk menyediakan apa yang

menjadi tuntutan seluruh rakyat di suatu Negara

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menilai bahwa implementasi

prinsip respinsivitas dalam meningkatkan kuliatas pelyanan publik sudah

diterapkan hal ini dengan melihat respon petugas yang sopan ramah dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam memberikan pelayanan

2. Efektivitas dan efisien

Terselenggaranya kegiatan instansi publik dengan menggunakan sumber

daya yang tersdia secara optimal dan bertanggung jawab itu salah satu dalam

bagaimana mengtahui tingkat kedisiplinan pegawai dan mampu menjalankan

visi-misi dan memberikan pelayanan yang mudah.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara menilai bahwa

implementasi prinsip good governance mengenai Efektivitas dan efisien di

kantor kecamatan belum efektif dimana terdapat masalah yaitu pegawai

kurang disiplin waktu dan memberikan pelayanan dan adapun pegawai yang

Page 99: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

86

mempunyai kinerja buruk dimana pada datang terlambat untuk ke kantor dan

pulang sebelum waktu yang di tentukan.

3. Keadilan

Keadilan yakni adanya kesempatan yang sama bagi semua warga negara

tanpa perbedaan gender dan sebagainya untuk meningkatkan kesejahteraan

mereka sendiri. Keadilan dibangun atas dasar kesamaan / keadilan

memberikaan pelayanan publik tanpa membedakan gender dan status

penerima layanan. Keadilan sangat penting di terapkan karena keadilan itu

mencerminkan suatu sikap pemimpin untuk menunjukkan bagaiaman good

governance itu sendri di terapakan pada suatu instansi.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan dan hasil observasi

menjelaskan bahwa implementasi prinsip good governance tentang indikator

keadilan belum sepenuhnya di jalankan dengan baik dimana terdapat masalah

tentang keadilan pegawai dalam memberikan pelayanan yaitu pegawai

kecamatan menggunakan system orang dalam atau kekeluargan atau

dikatakan sistem nepotisme dimana pada saat itu peneliti juga mengamati

petugas dalam memberikan pelayanan dan hal itu terjadi meskipun pada hasil

wawancara dengan pak camat yang mengatakan bahwa kami selalu bersikap

adil namun pada nyatanya ada petugas yang belum menerapkan tentang sikap

adil yang sesungguhnya.

4. Akuntanbiltas

Penerapan prinsip akuntanbilitas akan mendorong setiap pejabat

pemerintah daerah untuk melaksanakan setiap tugasnya dengan cara yang

Page 100: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

87

terbaik bagi keberhasilan penyelenggara pemerintahan di daerahnya. Karena

setiap tindakan dan keputusan yang di ambil harus dapat di pertanggung

jawabkan kehadapan hukum maupun publik. karena akuntanbilitas itu sendiri

di jelaskan bahwa akuntanbilitas merupakan memberikan pertanggung

jawaban atas kinerja dan tindakan pimpinan suatu organisasi kepada publik

yang memiliki hak dan pertanggung jawaban.

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan dan hasil observasi

penliti di jelaskan bahwa implementasi prinsip good governance tentang

tanggung jawag atau akuntanbilitas sudah terapkan cukup baik dimana bapak

camat dan beberapa petugas bertanggung jawab atas masalah yang di lakukan

akibat kelalaian, dan dapat menjalanakan mekanisme dan prosedur pelayanan

yang dapat membuat masyarakat dalam pengurusannya tidak berbelit-

belit.serta petugas pemberi layanan mampu mendahulukan kepentingan

masyarakat. Meskipun peneliti melihat bahwa salah satu petugas lebih

mementingkan urusan pribadi ketimbang mendahulukan kepentingan

masyarakat yaitu meninggalakan kantor pada masih jam kerja dan masih ada

masyarakat yang mengantri

5. Transparansi

Secara konseptual transparansi di bangun atas dasar arus informasi yang

bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu

dapat di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang

tersedia harus dapat memadai agar dapat di mengerti dan di pantau.

Page 101: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

88

Transparansi tersbut di jelaskan tentang bagaimana masyarakat dapat

mengakses informasi seluas-luasnya.

Dari hasil wawancara dengan informan dan obseravsi peneliti dapat di

jelaskan bahwa implementasi prinsip good governance mengenai prinsip

Transparansi belum di terapakan dengan baik dimana terdapat masalah yang

di jelaskan oleh beberapa informan mengenai kejelasan jangka waktu

penyelesaian dokumen belum di terapkan dengan baik sehingga banyak

masyaraakat bolak- balik dengan menannyakan berkas yang di butuhkan

sudah selesai apa belum, bukan cuman itu tapi keterbukaan mengenai akses

informasi sangat di keluhkan oleh masyarakat tentang persyaratan-persyaran

yang harus di lengakapi sebelum melakukan pengurusan dokumen di kantor

kecamatan belum terlalu baik karena di kantor terebut tidak ada papan

informasi mengenai apa yang harus di lengkapai untuk pengurusan

adminstrasi kependudukan atau sebagaianya sesuai dengan kebutuhan

masyarakat kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang,dan juga tidak ada

kejelasan tentang biaya pelaksana yang di berikan kepada pemerintah

sehingga kami tidak tahu berapa rincian yang harus dikelurakan pada saat

melakukan,pengurusan

Page 102: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang implementasi prinsip-

prinsip good governance dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di kantor

kecamatan Masalle kabupaten Enrekang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Prinsip responsivitas sudah di implementasikan dengan baik, dimana

indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari petugas

kecamatan Masalle kepada masyarakat. Sikap dan komunikasi tersebut

yang meliputi instrumen keramahan, kesopanan, keadilan, dan kejelasan

bicara kepada masyarakat berada pada kategori cukup baik

2. Implementasi prinsip-prinsip good governance dengan indikator

efektivitas dan efisien belum di implementasikan dengan baik diman

Pemerintah disana belum disiplin dan tidak memberikan pelayanan

dengan baik yaitu pegawai mempunyai kinerja yang buruk dengan datang

terlambat dan pulang sebelum waktu yang di tentukan, dan memberikan

pelayanan yang berbelit-belit di kalangan masyarakat

3. Prinsip good governance dengan indikator keadilan dalam pelayanan

publik di jelaskan bahwa prinsip keadilan dalam memberikan pelyanan di

kantor Kecamatan Masalle belum di katakan adil karena masih

menggunkan sistem pelayanan nepotisme ( sistem kekeluargaan)

Page 103: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

90

4. Pada Prinsip Akuntanbilitas sudah di implementasikan dengan baik

dimana bapak camat masalle dan petugas disana bertanggung jawab yang,

Dan mampu menjalankan prosedur dan mekanisme pelayanan di kantor

kecamatan Masalle.

5. Prinsip transparansi pada kantor kecamatan belum di terapkan dengan baik

dimana aparatur pegawai tidak terbuka tentang biaya pelaksana yang di

berikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak tahu berapa rincian

yang seharusnya dikelurakan pada saat melakukan pengurusan tentang

admnistrasi kependudukan dan juga tidak ada kejelasan tentang waktu

penyelesaian administrasi dokumen sehinnga masyarakat merasa

kebingungan terkait biaya dan waktu admnstrasi di kantor tersebut

B. Saran

Berdasarkan hasil peneltian, maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Pemerintah Diharapkan memberikan perahatian yang lebih kepada

masyarakat dalam memberikan pelayanan sehingga implementasi prinsip

good governance dalam meningkatkan kualiatas pelayanan dapat

dilakukan dengan baik guna mencapai kesejateraan masyarakat dan

diharapkan tetap menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan instansi.

2. Diharapkan pihak pelaksana mampu memberikan pemahaman tentang

pentingnya dalam mengurus dokumen kependudukan salah satunya akta

kelahiran dan pengurusan akta jual beli tanah.

3. Pemerintah diharpakan memberikan pelayanan intensif yang sesuai dan

layak kepada Masarakat kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Page 104: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

91

DAFTAR PUSTAKA

Artana, I. M. (2014). Implementasi Prinsip –Prinsip Good Governance Dalam

Meningkatkan Kepuasan Pelayanan Publik Pada Kantor UPT Dinas

Pendapatan Provinsi Bali di Kabupaten Badung. Universitas Warmadewa

Denpasar.

Andrianto. (2007). Good e-government transparansi, akuntanbilitas,Publik

melalui. e-government. Malang: Banyumedia publishing.

Cahyadi, A. (2016). Penerapan Good Governance dalam pelayanan publik (studi

tentang kualitas pelayanan elektronik kartu tanda penduduk berbasis Good

Governance Dikecamatan Sukolilo Surabaya). Jurnal Administrasi Publik

Volume 2 (2). Halaman 479-494.

Dwiyanto.A. (2006). Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik:

Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Frayogi, M. (2015). Implementasi Prinsip – Prinsip Good Governance di Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Banten.

Hasibuan. (2008). Eletronic Government for good Governance. .jurnal system

informasi dan manajemen teknologi informasi. Volume (1)

Hardiyansyah.(2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator

dan Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.

Kotler. (2002). Analisis perencanaan imlementasi dan Kontrol kualitas

Pelayanan. Jakarta: Perhalindo

Kaufman, D. M. (2010) Good governace indicator: voice and

Accountability,Political stability and absence Of violence ot terrorism,

Government Effectiviness, ,Regulatory Quality Rule of Law. http:// hdl,

handle, net /0986/3913

Mohammad. (2003). Masalah pelayanan publik di Indonesia dalam perspektif

Administrasi Negara. Jurnal Penelitian Administrasi Publik. Volume (2)

1

Nubatonis, S. (2014). Implementasi Prinsip – prinsip Good governace dalam

meningkatkan kinerja orgnisasi pelayanan publik. Jurnal Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Volume (3),1

Pasolong, H. (2013). Teori pelayan publik. http:// theory manajemen organisasi

blogspot.com

Page 105: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

92

Peraturan pemerintah (PP). NO 96 Tahun (2012). tentang prinsip pelayanan

publik

Purwanto, A. (2015). Implementasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media

Suhady. (2005). Dasar-dasar Good governance. Jakarta:UNDP

Sinambella. (2006). Reformasi pelayanan publik.jakarta: Bumi Aksara

Sinambella. (2011). Asas-asas pelyanan publik. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. (2012). Good Government (Pemerintahan Yang Baik). Bandung:

Mandar Maju

Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kualitatif Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono. (2001). Manajemen penasaran dan analisa perilaku konsumen.

Yogyakarta: BPFE

Trisno, A. (2017). Penerapan prinsip-prinsip Good Governace dalam pelayanan

publik Di Kecamtan Wanea Kota Manado. jurnal ilmu pemerintahan.

Volume (1) 1

Undang – Undang Nomor 14 Tahun (2008) tentang Keterbukaan Informasi

Publik

Undang – undang tahun Nomor 23 (2014 )Tentang Pemerintah Daerah.

Undang – undang Nomor 25 Tahun (2009) tentang pelayanan publik

www.Enrekang Kab.go.id.Gambaran umum Kabupaten Enrekang

Yuliana, S. (2014). Implementasi prinsip – prinsip Good governance dalam

meningkatkan kinerja organisasi di bidang pelayanan publik di kantor

kecamatan parigi kabupaten pangandaran.Dinamika. Universitas Galuh,

Ciamis.

Zulkarnain. (2002). kendala terwujudnya Good Governace. .www, kompasania.

Com

Page 106: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

93

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 107: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

94

MATRIKS PENELITIAN

Judul

penelitian

Rumusan Masalah Fokus masalah Pertanyaan Penelitian

Sumber Data

Informan

Kunci

Dokumen

1 2 3 4 5 6

Implementasi

prinsip-prinsip

Goood

governance

dalam meningkatkan

kualitas

pelayanan

Publik Di

Kantor

Kecamatan

Masalle

Kabupaten

Enrekang

1.Bagaimana Implementasi

prinsip responsivitas dalam

meningkarkan kualitas

pelayanan publik Di Kantor

Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang?

Responsivitas

pelayanan

publik

1. bagaimana kemampuan merespon

Bapak/ibu dalam memberikan pelayanan

kepada masyarkat

2. Apakah kecepatan melayani dalam

memberikan pelayanan sudah di lakukan dengan baik?

3. Apakah ketetapan melayani dalam

memberikan pelayanan sudah di

laksanakan dengan baik?

1. Bapak

Camat

Masalle

2. Kasi bagian

pelayanan umum

3. Kasi bagian

umum dan

kepegawaia

n

4. Masyarakat

5. Masyarakat

6. Masyarakat

7. Masyarakat

Dokumen

yang

diperlukan

dalam

observasi: 1. Struktur

Organisasi

2. Jenis-jenis

pelayanan

3. SOP dari

jenis-jenis

pelayanan

Publik

2.Bagaimana Implementasi

prinsip efektivitas dan efisien

dalam meningkarkan kualitas

pelayanan publik Di Kantor

Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang?

Efektivitas dan

efisien dalam

pelayanan

publik

1. .Apakah bapak/ibu disiplin dalam

memberikan pelayanan di kantor

kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang

2. Apakah pegawai kantor kecamatan

Masalle mampu menjalankan visi-misi

yang ada di kantor Kecamatan Masalle

3. Apakah bapak memberikan pelayanan

yang mudah kepada masyarakat

3.Bagaimana Implementasi prinsip keadilan dalam

meningkarkan kualitas

pelayanan publik Di Kantor

Kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang

Keadilan dalam memberikan

pelayanan

publik

1. Apakah petugas memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat atau tidak

menggunkan sistem kekluargaan atau

orang dalam

Page 108: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

95

1 2 3 4 5 6

4.Bagaimana

Implementasi prinsip

Akuntanbilitas dalam

meningkarkan kualitas

pelayanan publik Di

Kantor Kecamatan

Masalle Kabupaten

Enrekang

Akuntanbilitas

dalam pelayaan

publik

1. Apakah bapak/ibu bertanggung jawab

terhadap kelalaian yang dilakukan

dalam pelayanan publik

2. Apakah Bapak/ibu mampu menjalankan

prosedur dan mekanisme dalam

memberikan pelayanan

3. Apakah petugas Kantor Kecamatan

Masalle selalu Mendahulukan

kepentingan Masyarakat

5.Bagaimana

Implementasi prinsip

Transparansi dalam

meningkarkan kualitas pelayanan publik Di

Kantor Kecamatan

Masalle Kabupaten

Enrekang

Transparansi

dalam pelayanan

publik

1. Apakah Bapak/ibu transparansi kepada

masyarakat mengenai persyaratan-

persyratan dalam pengurusan

administrasi

2.Apakah bapak/ibu mampu

menjalankan prosedur dan

mekanisme dalam memberikan pelayanan

3. Apakah bapak /ibu transparansi

kepada masyarakat mengenai

jangka waktu penyelesaian pengurusan administrasi?

Page 109: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

96

Page 110: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

97

Page 111: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

98

Page 112: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

99

Page 113: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

100

Pedoman wawancara :

1.Responsivitas

a. bagaimana kemampuan merespon Bapak/ibu dalam memberikan pelayanan

kepada masyarkat?

b.Apakah kecepatan Melayani dalam memberikan pelayanan sudah di lakukan

dengan baik?

c. Apakah ketetapan melayani dalam memberikan pelayanan sudah di laksanakan

dengan baik?

2.Efektivitas dan efisien

a. Apakah bapak/ibu disiplin dalam memberikan pelayanan di kantor kecamatan

Masalle Kabupaten Enrekang

b.Apakah pegawai Kantor Kecamatan Masalle mampu menjalankan visi-misi

yang ada di kantor kecamatan Masalle?

c.Apakah bapak memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat?

3.Keadilan

a. Apakah petugas memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat atau tidak

menggunanakan system kekeluargaan atau orang dalam?

4. Akuntanbilitas

a. Apakah bapak/ ibu bertanggung jawab terhadap kelalaian yang dilakukan dalam

pelayanan publik ?

b. Apakah bapak/ibu mampu menjalankan prosedur dan mekanisme dalam

memberikan pelayanan

Page 114: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

101

c. Apakah petugas kantor kecamatan Masalle selalu mendahulukan kepentingan

masyarakat?

5.Transparansi

a. Apakah bapak/ibu transparansi kepada masyarakat mengenai persyaratan-

persyaratan dalam pengurusan administrasi?

b. Apakah bapak memberikan kejelasan biaya pelaksana dalam memberikan

pelayanan?

c.Apakah bapak /ibu transparansi kepada masyarakat mengenai jangka waktu

penyelesaian pengurusan administrasi?

Page 115: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

102

D

O

K

U

M

E

N

T

A

S

I

Page 116: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

103

gambar 1: Kantor Kecamtan Masalle Kabupaten Enrekang

Gambar 2: struktur organisasi kantor Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang

Page 117: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

104

Gambar 3: Wawancara dengan bapak camat Masalle Kabupaten Enrekang

Page 118: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

105

Gambar 4: wawancara dengan pegawai Masalle Kabupaten Enrekang

Page 119: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

106

Gambar 5: wawancara dengan pegawai bidang pelayanan umum dan kepegawaian

kecamatan Masalle kabupaten Enrekang

Page 120: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

107

Gambar 6: wawancara dengan masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten

Enrekang

Gambar 7: wawancara dengan masyarakat kecamatan Masalle

Kabupaten Enrekang

Page 121: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

108

Gambar 8 : wawancara dengan Masyarakat kecamatan Masalle kabupaten

Enrekang

Page 122: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

109

Gambar : 9 wawancara dengan Masyarakat Kecamatan Masalle

Page 123: SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE

110

RIWAYAT HIDUP

Ismayanti atau yang lebih dikenal dengan nama isma di

Pakewa, pada tanggal 14 Februari 1998. Anak ke-dua dari

empat bersaudara lahir dari pasangan suami istri Ismail dan

Bungawati. Peneliti mulai bersekolah di jenjang Sekolah

Dasar Negri 179 Kaban dan selesai pada tahun 2010. Pada

tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah

Pertama dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikannya di

SMA Muhammadiyah Kalosi pada tahun 2013 dan selesai pada tahun 2016.

Karena memiliki keinginan kuat dalam hal pendidikan peneliti melanjutkan

jenjang pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Makassar yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara, dengan nomor

stambuk 105611117216. Pada tahun 2021 penulis berhasil mempertanggung

jawabkan hasil karya ilmiah di depan penguji yang berjudul “Implementasi

Prinsip-prinsip Good governance Dalam meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang” dan mendapatkan gelar

S. Sos.