SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE
Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE
i
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR
KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG
Oleh:
ISMAYANTI
Nomor Induk Mahasiswa: 105611117216
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PRINSIP - PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR
KECAMATAN MASALLE KABUPATEN ENREKANG
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh:
ISMAYANTI
Nomor Stambuk: 105611117216
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Ismayanti, Budi Setiawati dan Hafiz Elfiansya Parawu. Implementasi prinsip-
prinsip Good governance dalam meningkatkan Kualitas pelayanan publik di
Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
Penerapan Good governace dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya
untuk melaksanakan asas-asas demokrasi dalam pelayanan publik, melihat dari
situasi pelayanan publik yang saat ini perlu di terapkan tentang good governance
guna mencapai tujuan organisasi yang baik, dalam mencapai tujuan tersebut perlu
didukung oleh sumber daya manusia yaitu pegawai memiliki sifat sikap prinsip
good governance.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meneliti bagaimana
penerapan Good governance apakah sudah terimplementasikan dengan bak atau
belum, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptip yang menjelaskan sedetail mungkin dan menggambarkan masalah yang
terjadi di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang, adapun jumlah
informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. teknik analisis
data dengan menggunakan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi prinsip-prinsip Good
governance, belum di implementasikan secara maksimal dimana terdapat beberapa
indikator yang belum diterpakan di Kantor Kecamatan Masalle. Hal ini dapat
dilihat dari indikator (1) Responsivitas pelayanan publik di kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang sudah di implementasikan dengan baik dimana Bapak
camat Masalle ,serta Pegawai yang ada di instansi tersebut sudah ramah sopan dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam memberikan pelayanan (2)
efektivitas dan efisien belum di terapkan dengan baik, dimana sebagian pegawai tidak
disiplin waktu dalam bekerja yaitu dengan datang terlambat dan memberikan proses
pelayanan yang agak berbelit-belit, (3) keadilan pada prinsip good governance belum
di relesasikan dengan baik yaitu masih menggunakan sisitem Nepotisme dalm
memberikan pelayanan, (4) akuntanbilitas sudah di terapkan dengan baik, dimana
Bapak Camat bertanggung jawab atas kelalaian yang di lakukan, dan setiap program
yang akan di laksanakan akan di sosialisasikan terlebih dahulu (5) transparansi belum
di terapkan dengan baik, dimana,instansi tersebut tidak memberikan kejelasan tentang
biaya pelaksanaan pelayanan serta jangka waktu penyelesaian pelayanan admnistrasi
yang seringkali memberikan kesan yang tidak baik di masyarakat.
Kata kunci: Good governace,Pelayanan publik
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul implementasi prinsip- prinsip Good
Governance dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Ismail), Ibu (Bungawati) yang telah
mengorbankan serta memberikan motivasi, nasehat, semangat dan doa kepada
ALLAH SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga
senantiasa diberikan kesehatan, panjang umur, rezeki dan semoga anakmu ini
bisa membahagiakan bapak dan Ibu.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Dr. Hj. Budi Setiwati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Hafiz
Elfiansya Parawu, S.T,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
vii
4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
6. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan segala ilmu
yang dimiliki selama proses pembelajaran dikampus sehingga dapat menjadi
pengetahuan yang sangat berharga bagi penulis kedepannya.
7. Pemerintah kabupaten Enrekang Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Bapak Camat Masalle dan pegawai kantor kecamatan Masalle dan masyarakat
terima kasih atas segala kerjasama dan bantuan yang telah diberikan selama
penulis melaksanakan penelitian
8. Sahabat terbaikku Rini sahraini, Nur Karmila, Maya Sofianti,Nur Hikma,
Henrika Riantika, Eva Mustika dan Ika saputri yang telah banyak membantu,
memberi semangat dan mendengar keluh kesah penulis
9. Teman Seperjuangan Kelas IAN F dan IAN E Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2016
yang selama di bangku perkuliahan telah memberikan kebahagiaan, pelajaran, motivasi,
serta masukan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT meridhoi langkah kita semua menuju kesuksesan.
10. Keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar Angkatan 2016 (Federasi), terkhusus teman-teman
seperjuangan kelas IAN E terima kasih atas segala do’a baik dan
kebersamaannya selama ini
viii
11. Teman-teman Kuliah Kerja Profesi (KKP) terkhusus Riska saiful, Ulfa, Sery,
Cindy, Hesty, Ulfa, dan Ilham terima kasih atas kerja sama, kebersamaan dan
pelajaran yang sangat berarti selama pengabdian di Desa Lalabata, Desa
Corawali Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru selama kurang lebih 2
bulan.
Diakhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas segala
kekurangan dan kekhilafan, disadari maupun yang tidak disadari.Demi
kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan
Makassar 28 Desember 2020
Ismayanti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM .......................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ... ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN... ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu........................................................................ 9
B. Teori dan konsep good governance ............................................... 12
C. Teori dan kualitas pelayanan publik ............................................... 25
D. Kerangka Pikir .............................................................................. 28
E. Fokus penelitian ........................................................................... 29
F. Deskripsi fokus penelitian ............................................................. 30
x
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 32
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 32
B. Jenis dan Tipe Peneltian ................................................................ 32
C. Sumber Data................................................................................. 32
D. Informan peneliti ........................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35
G. Teknik Pengabsahan Data.............................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 38
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 38
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 56
C. Pembahasan Penelitian .................................................................. 85
BAB V PENUTUP .................................................................................. 89
A. Kesimpulan ................................................................................... 89
B. Saran ............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA… .......................................................................... 91
LAMPIRAN… ........................................................................................ 93
RIWAYAT HIDUP… ........................................................................... 110
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ................................................................... 11
Tabel 3.1 Informan Penelitian ................................................................... 34
Tabel 4.1 Luas Wilayah ............................................................................ 40
Tabel 4.2 Jenis-jenis pelayanan publik serta prosedur pelayanan ............... 54
Tabel 4.3 Tanggapan Responden dalam menerima layanan ...................... 84
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ....................................................................... 29
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Enrekang ........................................ 39
Gambar 4.2 Struktur Organisasi ................................................................ 43
Gambar 4.3 Bagan Alur Pelayanan KK ..................................................... 51
Gambar 4.4 Bagan Alur Pelayanan Akta Kelahiran ................................... 51
Gambar 4.5 Bagan Alur Pelayanan KTP ................................................... 52
Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan SKPP ................................................. 53
Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan Akta Kematian ................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instansi Pemerintah merupakan suatu organisasi yang terdiri
sekumpulan orang - orang yang dipilih berdasarkan prosedur, yang sudah
ditentukan guna melaksanakan tugas dan mewujudkan pelayanan publik yang
baik. Setiap instansi pemerintah memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan
memanfaatkan kualitas, kualaitas yang dimaksud yaitu adalah dari segi
peningkataan sumber daya manusia (SDM). secara efektif dan efesien guna
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Adanya kualitas pelayanan akan membuat kepuasan pengguna atau
penerima pelayanan yakni masyarakat. Sebagai salah satu wujud dari
implementasi good governace maka kualitas pelayanan publik merupakan
salah satu strategi untuk mengatasi adanya perilaku yang melanggar hukum.
Maka dari itu di perlukan perhatian khusus yang mendalam terhadap
pelayanan yang di berikan dalam suatu instansi pemerintah, pelayanan publik
menjadi hal yang penting untuk di telusuri karena pada umumnya manusia
sangat membutuhkan pelayanan publik, dapat disimpulkan bahwa pelayanan
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. pembahasan tentang kondisi
pelayanan publik, Indonesia saat ini berada dalam sebuah permasalahan yang
kompleks.
Pelayanan publik sekarang ini telah menjadi isu yang kian menjadi
strategis karena pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan ditempat
2
dan tidak ada kemajuan, pengaruhnya sangat luas mulai dari kehidupan
ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain, Melihat dari situasi pelayanan
publik yang saat ini perlu di terapakan tentang Good Governance guna
mencapai tujuan organisasi yang baik. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu
didukung oleh sumber daya manusia yaitu pegawai yang memiliki sifat dan
sikap Prinsip Good governance..
Seiring hal tersebut seorang pegawai pelayanan juga senantiasa
memberikan pelayanann yang ramah dan sopan, serta menghargai dan
menghormati masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hal tersebut merupakan salah satu fungsi pemerintah yang penting untuk
meningkatkan pelaksanaan pelayanan publik. Hal ini sesuai dengan Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah pada pasal 209
ayat (2) hurup F yang menjelaskan bahwa kecamatan adalah Perangkat
daerah kabupaten /kota. Dan pasal 221 ayat (1) menjelaskan bahwa
kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan.
Dapat di simpulkan bahwa Kecamatan,iyalah pimpinan tertinngi di
suatu daerah harus dapat mengatur semua urusan pemerintahan di
Kecamatan, dan dapat memberikan pelayanan publik. Sejalan dengan ini
pelayanan Publik adalah bagian dari sudut pandang yang perlu di tingkatkan
dalam rangka pembentukan Kecamatan. pemberian pelayanan kepada
masyarakat merupakan kewajiban utama bagi pemerintah. Perananan
pemerintahh dalam proses pemberian pelayanan adalah bertindak sebagai
3
katalisator yang mempercepat proses sesuai dengan apa yang seharusnya.
Pelayanan publik merupakan semua bentuk pelayanan, mulai dari dalam
bentuk barang publik maupun pelayanan dalam bentuk jasa publik yang pada
dasarnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk di laksanakan oleh
lembaga Pemerintah di Pusat, di lingkungaan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), Dengan tujuan sebagai bentuk usaha dalam memenuhi kebutuhan
publik maupun sebagai bentuk usaha mencapai ketentuan perundang –
undangan.
Pemerintahan yang baik sebagai bagian dari agenda reformasi dengan
tujuan agar terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih, meliputi
profesionalitas, akuntanbilitas, transparansi. Pelayanan prima, demokrasi dan
partisipasi, efesiensi dan efektivitas, supermasi hukum, bervisi strategis,
Tjokromidjo dalam sinambella (2006).
Implementasi prinsip- primsip good gevernance untuk menciptakan
pemerintahan yang baik salah satunya melalui sistem pelayanan Publik yang
Akuntabel. Pelayanan publik saat ini memiliki berbagai kelemahan,
sebagaimana di ungkapkan oleh Mohmad (2003): kurang resfonsif, kurang
informative, kurang accessible, kurang koordinasi, kurang birokratis, kurang
mau mendengar keluhan, saran dan aspirasi masyarakat. Selain itu, dari segi
kelembagaan, kelemahan dari sistem pelayanan publik adalah terletak pada
bentuk organisasi yang tidak di rancang khusus untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan pelayanan yang diberikan
penuh dengan birokrasi yang berbelit – belit serta tidak terkoordinasi
4
Penerapan good governance adalah merupakan kebutuhan mutlak
mayoritas rakyat demi terciptanya suatu sistem politik pemerintahan yang
berpihak pada kepentingan rakyat sesuai dengan prinsip – prinsip demokrasi
yang umum. Dalam sudut pandang otonomi daerah, khususnya di Indonesia.
Penerapan Good governance merupakan suatu urgenisitas dalam upaya
mewujudkan pemerintahan daerah yang efektif dan efisien mandiri serta
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, hal ini pula di dukung dengan di
berlakukannya Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah
daerah yang akan memberikan peluang besar bagi terlaksananya asas
desentralisasi Upaya menjamin pelayanan publik yang baik di wujudkan
dengan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dan Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik. Pemberlakuan kedua Undang – Undang menjadi bentuk untuk
mendorong terciptanya Good governance dalam pelayanan publik.
Masalah pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle untuk masa
sekarang ini masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan
penyelesaian yang konferenship hal ini prinsip Responsif pada
penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle masih belum
begitu baik dimana masih ditemukan masalah masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang melayani bukan dilayani. Prinsip efektif dan efisien pada
penyelenggaraan pelayanan publik di kantor kecamatan masalle masih belum
begitu baik yaitu ketika timbul tuntutan Masyarakat yang mengidentifikasi
birokrasi sebagai proses berbelit – belit dengan waktu yang lama, dan pada
5
akhirnya menimbulkan keluh kesah bahwasanya birokrasi sangat tidak efektif
dan efisien. Prinsip keadilan pada penyelenggaraan pelayanan publik di
kantor kecamatan masalle masih nelum baik dimana masih ditemukan
pelayanan yang masih ditemukan pelayanan yang belum merata seperti
pemberian bantuan pada rakyat kecil. Prinsip Akuntanbiltas dimana
pemerintah belum memberikan penjelasan dan alasan setiap tindakannya.
Prinsip Transparan pada penyelenggaraan pelayanan publik di kantor
kecamatan masalle masih belum begitu baik dimana masih ditemukan
masalah yaitu tidak terbuka dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan
informasi yang akurat. Maka dari kesimpulan tersebut diambil dari hasil
observasi awal. Dengan menggunakan teori Sedarmayanti (2012) dengan
indikator good governance.
Penelitian ini penting untuk di telusuri agar dapat di jadikan
rekomendasi bagi instansi pemerintah kecamatan Masalle untuk. Dapat
menerapkan prinsip -prinsip good governance di kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang. Menariknya penelitian tersebut karena akan
mendeskripsikan tentang bagaimana pengimplementasian prinsip-prinsip
good governance dengan menggunakan indikator prinsip - prinsip good
governance.hal ini membuat penulis tertarik melakukan penelitian tentang
Implementasi Prinsip-Prinsip Good governance Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang paling
sesuai untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implemntasi prinsip responsivitas dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang?
2. Bagaimanakah implementasi prinsip efektivitas dan efisien dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
3. Bagaimanakah implementasi prinsip Keadilan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang?
4. Bagaimanakah implementasi prinsip akuntanbiltas dalam meningkatkan
kualitas pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang?
5. Bagaimanakah implementasi prinsip transparansi dalam Meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tersebut
adalah
1. Untuk mengetahui implementasi prinsip responsivitas dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
2. Untuk mengetahui implementasi prinsip efektivitas dan efisien dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
3. Untuk mengetahui implementasi prinsip keadilan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang?
4. Untuk mengetahui implementasi prinsip akuntabilitas dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
5. Untuk mengetahui implementasi prinsip transparansi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan Tujuan penelitian tersebut di harapkan dalam Penelitian
ini memberikan manfaat sebagaia berikut:
8
1. Manfaat teoritis:
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi rekomendasi dari para
peneliti berikutnya atau tambahan referensi kepustakaan bagi yang
berkepentingan khususnya yang terkait dengan implementasi prinsip –
prinsip Good Governance. Sekaligus sebagai bentuk kontribusi
terhadap pengembangan Ilmu Administrasi Negara.
2. Manfaat praktis
a. Bagi dunia pendidikan, hasil dari penelitian dapat memberikan
kontribusi dalam menambah pengetahuan mengenai
implementasi prinsip- prinsip Good Governance
b. Bagi Pemerintah khususnya. Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang hasil penelitian ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan implementasi
prinsip – prinsip Good Governance.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan sekaligus pedoman
peneliti. Berikut hasil-hasil penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan
sekaligus pedoman, tidak terlepas dari tema penelitian yaitu tentang implementasi
prinsip- prinsip Good governance.
1. Arif Cahyadi (2016). Penerapan Good governance dalam pelayanan publik
(studi Tentang kualitas pelayanan Elektronik kartu tanda penduduk Berbasis
Good Governance di Kecamatan sukolilo Surabaya).
Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan
prinsip nilai Good Governance dalam penyediaan pelayanan E-KTP di
kecamatan sukolilo dan bagaimana tingkat kualitas pelayanan E-KTP di
Kecamatan sukolilo, Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif
dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
wawancara, kuisioner dan observasi.
hasil penelitian ini menunjukkan dari pembahasan tingkat penerapan
prinsip-prinsip Good Governance dalam pelayanan E-KTP di kecamatan Sukolilo
Surabaya dalam penerapan Prinsip – prinsip Good Governance dalam pelayanan
E-KTP dikategorikan cukup baik, sedangkan dalam tingkat kualitas pelayanan E-
KTP di Kecamatan Sukolilo Surabaya Dalam tingkat pelayanan E-KTP
dikategorikan cukup baik.
10
2. Andika Trisno.dkk, (2017). Penerapan Prinsip-prinsip Good governance dalam
pelayanan publik Di Kecamatan Wanea Kota Manado.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
tujuannya untuk mengkaji tentang penerapan Prinsip – prinsip Good governance
Dikecamatan Wanea Kota Manado.
dari hasil penelitian disimpulkan secara umum pelyanan publik yang
mengedepakan prinsip-prinsip Good governance yang ada Di kecamatan Wanea
Kota Manado Telah dilaksanakan dengan Baik,walaupun Belum sepenuhnya
Maksimal.
3. Nisa Yuliana, (2018). Implementasi prinsip – prinsip Good governance. Dalam
meningkatkan kinerja organisasai di bidang pelayanan publik Pada Kantor
Kecamatan Parigi Di Kabupaten Pangandaran.
Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana implementasi
prinsip-prinsip Good governance Dalam meningkatkan kinerja Organisasai Di
Bidang Pelayanan publik Pada Kantor Kecamatan Parigi Di Kabupaten
Pangandaran.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif
deskriptif dengan menggunakan teori prinsip- prinsip good governance menurut
sedarmayanti dengan indikator yang di gunakan yaitu: akuntanbilitas,
transparansi, partisipasi, dan supermasi hukum. Berdasarkan hasil penelitian yang
tersebut dapat diketahui bahwa implementasi prinsip-prinsip Good governance
belum maksimal karena ada beberapa indikator tentang prinsip-prinsip Good
governance yang belum di implementasikan yaitu indikator Responsif dan
transparansi.
11
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
Nama Judul Persamaan Perbedaan
1 2 3 4
Arif
cahyadi
(2016)
Penerapan Good
governance
dalam pelayanan
publik (studi
Tentang kualitas
pelayanan
Elektronik kartu
tanda penduduk
Berbasis Good
Governance di
Kecamatan
sukolilo
Jenis penelitian
yang digunakan
adalah penelitian
kualitatif dengan teknik
pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
Penelitian tersebut
bertujuan untuk
mengetahui bagaimana
tingkat kualitas pelayanan E-KTP di
kecamatan sukolilo
sedangkan penelitian ini bertujuna untuk
mengetahui
implementasi prinsip
good governance dalam meningkatkann kualitas
pelayanan publik dengan
indikator respnsivitas,efektif dan
efisien,keadilan,akuntanb
iltas dan transparansi
Andhika
Trisno,
Marlien
Lapian,
2017
Penerapan
Prinsip-prinsip
Good governance
dalam pelayanan
publik Di
Kecamatan
Wanea Kota
Manado
Penelitian ini
menggunakan
metode penelitian kualitatif,
pengumpulan data
menggunakan teknik observasi,
wawancara dan
dokumntasi serta
analisis data melalui reduksi
data, penyajian
data, dan penarikan
kesimpulan
Penelitian ini dengan
penelitian terdahlu
terletak pada
perbedaan objek lokasi
yang diteliti dimana
objek yang di teliti
berada di kecamatan
wanea Kota Manado
sedangkan objek dari
penelitian ini berada di
Kecamatan Masalle
kabupaten Enrekang
Nisa
Sabrina
Yuliana
(2018)
judul penelitian
implementasi prinsip – prinsip
Good governance.
Dalam meningkatkan
kinerja Organisasai
Di Bidang Pelayanan publik
Fokus penelitian
tersebut yaitu implementasi
prinsip – prinsip
good governace dan menggunakan
indikator
Responsif, efektivitas dan
Penelitian tersebut
bertujuan untuk menge tahui bagaimana tingkat
kepusan kinerja
organisasi dan faktor pendukung serta faktor
penghambat yang
memengaruhi pelaksanaan
12
Pada Kantor Kecamatan Parigi
Di Kabupaten
Pangandaran
efisien, keadilan akuntanbilitas dan
Transparansi
meningkatkan kinerja organisasi sedangkan
penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaiamana
implementasi dari prinsip
– prinsip Good
governance dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik
B. Teori dan konsep Good Governance
1. Pengertian Good governance
Reformasi politik di Indonesia telah menemukan definisi baru yang
disebut good governance. Popularitas dari definisi tersebut ini sangat di
kenal di kalangan Pemerintah, akademis, dan lembaga swadaya
masyarakat. Secara sederhana governance sebagai Tata Pemerintahan,
sedangkan good artinya baik. Jadi disimpulkan kata Good governance
artinya yaitu tata pemrintahan yang baik.
Good Governance adalah suatu proses yang menentukan
pemerintahan pada Pembagian wewenangan yang merata pada seluruh
bagian dari masyarakat untuk berpengaruh pada keputusan dan kebijakan
yang berkaitan dengan kehidupan publik dalam upaya pembangunan
politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka dalam sistem pemerintahan
(Sinambela, 2006 : 47)
Menurut Hasibuan (2008 :45) Menyatakan bahwa Good
Governance Adalah suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara
dimana pola dan sikap tindak pelaku – pelakunya dilandasi prinsip- prinsip
13
dan karakteristik tertentu sehingga menciptakan Negara (Pemerintah) yang
kuat.
Menurut sedarmayanti (2012:2) Menyatakan bahwa Good
governance merupakan suatu Pemerintahan yang membutuhkan komitmen
dan keterlibatan semua pihak yaitu Pemerintah, Masyarakat,agar
pemerintah yang baik dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan
baik,terdapat beberapa unsur atau prinsip utama yang yang dapat
memberikan gamabaran Admnistrasi publik yang berciri pemerintahan
yang baik yaitu: Akuntanbilitas, Transparansi, Responsif, Partisipasi
masyarakat, Efektivitas dan efisien,keadilan,Berorientasi pada Konsensus
(Consensus Orientation) Visi strategis.
Menurut Zulkarnain (2002: 21) Good governance merupakan
sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, dimana pada konsep
dilakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai
dua tujuan yaitu pemerintah yang baik dan demokratis. dalam suatu
pemerintahan di jelaskan pula bahwa terjadinya krisis disebabkan
banyaknya penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan
oleh pemerintah sehingga dapat merusak hubungan penyelenggaraan
negara dan berbagai hubungan kehidupan sosial serta kehidupan nasional.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan good
governance adalah merupakan sistem tata kelola yang baik sehubungan
dengan pelayanan terhadap masyarakat luas. Governance dapat diartikan
bahwa kekuasaan tidak semata-mata dimiliki atau menjadi urusan
14
pemerintah, tetapi lebih ditekankan pada pelaksanaan fungsi memerintah
oleh pemerintah dan institusi-institusi lain, yakni Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Perusahaan swasta maupun Negara.
United Nation Development Program (UNDP) sendiri (dalam
Suhady, 2005:50) mendefinisikan good governance sebagai hubungan
yang dapat menghasilkan pengeluaran yang baik dan besar di antara
negara, sektor swasta dan masyarakat (society). Berdasarkan definisi
tersebut, UNDP kemudian mengemukakakan ciri-ciri Good governance
yang saling mendukung dan tidak dapat berdidri sendiri. Adapun prinsip-
prinsip tersebut adalah : Partisipasi, supermasi hukum, transparansi, cepat
tanggap, membangun Konsensus membangun, Keadilan Efektif dan
Efisien, bertanggung jawab dan visi yang strategis.
Lebih lanjut, United Nation Development Program (UNDP)
menjelaskan bahwa ada tiga pihak yang berperan dalam Good governance
yaitu:
a. Negara atau pemerintah,
b. Sektor privat (sektor swasta atau dunia usaha) dan,
c. masyarakat sipil (civil society).
Dalam pandangan konsep pengelolaan kepemerintahan yang baik
(good governance), Tjokromiadjojo (dalam Sinambela, 2006:48)
memberikan beberapa prinsip-prinsip dasar yang harus dianut dalam
mewujudkan good governance, yaitu sebagai berikut
15
a. Akuntabilitas,yaitu Setiap aktivitas yang berkaitan dengan
kepentingan publik perlu dipertanggung jawabkan kepada publik dan
memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan
pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak
pertanggung jawaban.
b. Transparansi,Keterbukaan, pemberian informasi secara terbuka
terhadap saran dan kritik yang dianggap sebagai partisipasi
masyarakat.
c. Berdasarkan hukum (supremasi hukum), sesuatu yang dilakukan
dalam pengambilan keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi dan
badan usaha yang menyangkut kepentingan publik dilakukan
berdasarkan hukum atau aturan
d. Keadilann yaitu semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraannya.
Konsep good governance akan dapat di implementasikan sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas bila pemerintah telah mempunyai mekanisme
untuk melakukan itu semua. Dalam hal ini Sinambela (2006:51)
mengingatkan bahwa ada 8 (delapan) kriteria yang harus dipenuhi untuk
dapat menghasilkan mekanisme yang menghasilkan good governance.
Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterangan atau kebenaran yang kuat dari masyarakat terhadap
lembaga publik baik yang berwujud sebagai lembaga birokrasi maupun
lembaga lainnya yang dibentuk masyarakat secara swadaya,
16
2. Adanya kebebasan dalam berpendapat untuk menyampaikan aspirasi
atau kepentingan bagi setiap institusi ataupun kelompok masyarakat
yang ada sehingga seluruh stakeholder tersebut dapat berpartisipasi
aktif dalam semua proses pembangunan,
3. Adanya keadilan serta konsep, berupa kepastian hukum untuk
menjamin upaya penegakan keadilan tersebut,
4. Adanya akuntabilitas dan transparansi dalam mekanisme birokrasi,
5. Tersedianya informasi pembangunan yang dapat diakses oleh
masyarakat dengan mudah dan bebas,
6. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan pelayanan
publik,
7. Terbentukanya kerja sama yang baik antara Pemerintah dan civil
society organization,
8. Tersedianya kesempatan luas untuk mengoreksi, memperbaiki, dan
atau menganulir setiap kebijakan pemerintahan dan pembangunan,
karena pada kenyataan tidak bersesuaian dengan kepentingan
masyarakat lokal, nasional, regional, ataupun dalam konteks
kepentingan global.
Indikator prinsip – prinsip good governance
Prinsip Good governance dikemukakan oleh LAN (Lembaga
Admnistrasi Negara) dengan Teori Good Governance yang di
Gunakan yaitu menurut Sedarmayanti yang dapat djadikan tolak
ukur kinerja suatu pemerintahan. Karakteristik dan prinsip-prinsup
17
harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik (Good governance), meliputi:
1. Partisipasi Masyarakat (participation).
setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk
mengambil bagian dalam proses bernegara, berpemerintahan serta
bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat dilakukan secara langsung
maupun melalui institusi, seperti Dewan perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), (LSM) Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain-lain
sebagainnya. Partisipasi yang diberikan dapat berbentuk buah pikiran
dana, tenaga maupun bentuk – bentuk yang lainnya yang bermanfaat.
2. Tegaknya supermasi hukum Rule of Law
Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law) Good governance
dilaksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah adanya
penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu untuk
menegakkan hukum, orang secara bebas untuk mencapai tujuannya
sendiri tanpa mengbaikan kepentingan orang lain, termasuk
menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, langkah awal penciptaan
good governance adalah membangun sistem hukum yang sehat, baik dari
perangkat lunaknya, perangkat kerasnya serta sumber daya manusia yang
menjalankan sistemnya.
18
3. Transparansi (Transparency).
good governance adalah transparansi atau keterbukaan atas sesuatu
yang jelas dan nyata. Keterbukaan tersebut yang dimaksud yaitu
transparansi dalam hal aktivitas yang menyangkut kepentingan publik
mulai dari proses pengambilan keputusan, Penggunaan dana-dana publik
Serta sampai pada tahapan evaluasi.
4. Daya Tanggap (Responsiveness)
Suatu keamauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang
jelas dan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan oleh sektor publik.
5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus Orientation)
di dalam good governance, berorintasi pada konsenss merupakan
suatu prinsip yang menyatakan bahwa pemerintahan yang baik akan
bertindak dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah
dan melaksanakan kesepakatan melalui musyawara dan mufakat untuk
diputuskan bersama,
6. Keadilan
Bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama bagi semua
warga Negara Tanpa Perbedaan Gender dan sebagainya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
19
7. Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)
Penyelenggaraan negara harus menghasilkan sesuai dengan apa
yang di khendaki dengan menggunkan sumber daya secara maksimal
Agar mampu berkompetisi dengan baik dalam persaingan dunia, Dalam
pemerintahan Good governance perlu mengutamakan efektivitas dan
efesiensi dalam setiap kegiatan.Tekanan perlunya efektivitas dan
efesiensi namun juga di tujukan padaa sektor publik karena sektor publik
ini menjalankan aktivitasnya secara monopolistik.Tanpa adanya
persaingan tidak akan tercapai efektivitas dan efesiensi itu sendiri.
8. Akuntanbilitas ( Accountabillity )
yaitu memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan
pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak pertanggung
jawaban
9. Visi strategis (strategi vision)
Dalam suatu pemerinthan diperlukan Pemimpin dan masyarakat
memiliki prespektif yang luas atas tata pemerintahan yang baik dan
pembangunan manusia, serta kepekaan yang dibutuhkan untuk
mewujudkan perkembangan tersebut. good governance perlu memiliki
visi yang strategis. Tanpa adanya visi semacam itu, maka dapat
dipastikan bahwa suatu bangsa dan negara akan mengalami
ketertinggalan.
Definisi umum governance adalah tradisi dan institusi yang menjalankan
kekuasaan di dalam suatu negara termasuk (i) proses dimana pemerintah dipilih,
20
dipantau dan digantikan; (ii) kapasitas pemerintah untuk memformulasikan dan
mengimplementasikan kebijakan secara efektif; dan (iii) pengakuan masyarakat
dan negara terhadap berbagai institusi yang mengatur interaksi antar mereka.
Kaufman, Kraay, & Mastruzzi (2010:4) membangun dua ukuran dari governance
sesuai masing-masing bidang tersebut yang menghasilkan beberapa dimensi dari
governance diantaranya sebagai berikut
1. Voice and Accountability (VA), melihat sejauhmana masyarakat dapat
berpartisipasi dalam memilih sendiri pemerintah mereka, serta kebebasan
dalam berekspresi, berkumpul dan sebuah media yang bebas.
2. Government Effectiveness (GE), melihat bagaimana kualitas pelayanan publik,
pelayanan sipil, dan derajat kebebasan dari tekanan politik, kualitas perumusan
dan pengimplementasian kebijakan, dan kredibilitas dari komitmen pemerintah
terhadap kebijakan tersebut.
3. Rule of Law (RL), melihat sejauhmana agen memiliki kepercayaan diri dan
mematuhi aturan masyarakat, dan khususnya kualitas pelaksanaan kontrak, hak
milik, polisi, dan pengadilan, serta kemungkinan terhadap kejahatan dan
kekerasan.
4. Control of Corruption (CC), melihat sejauhmana kekuatan publik digunakan
untuk keuntungan pribadi, termasuk bentuk kecil dan besar dari korupsi, serta
“menangkap” negara oleh elit dan kepentingan pribadi.
Pemerintahan yang baik (good governance) juga disebutkan dalam
Rencana Strategis Lembaga Admnistrasi Negara (LAN) pada tahun 2000-2004
Dalam hal ini LAN RI menyebutkan beberapa hal yang harus dipenuhi dalam
21
menerapkan suatu konsep pemerintahan yang baik, diantaranya : proses
pengelolaan pemerintahan yang demokratis, profesional menjunjung tinggi
supremasi hukum dan hak asasi manusia desentralistik, partisipatif, transparan,
keadilan, bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan
berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa” (Andrianto, 2007:5).
Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai prinsip-prinsip Good
governance diatas, peneliti menggunakan prinsip-prinsip Good governance oleh
Sedarmayanti diantaranya responsif, efektivitas dan efisien, keadilan,
akuntanbilitas dan transparansi. dari prinsip tersebut peneliti anggap paling
relevan untuk digunakan sebagi acuan dalam mengumpulkan data dan
menganalisis permasalahan dalam peneliti ini. Hal ini ditujukan agar peneliti
dapat mengetahui bagaimana implementasi prinsip-prinsip good governance
dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik Di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang.
2. Teori Pelayanan Publik
a. Pelayanan Publik
Pelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan melayani aktivitas seseorang
pada suatu kelompok organisasi untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan
merupakan bentuk melayani suatu jasa yang diperlukan masyarakat dalam
berbagai bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah
satu tugas dan fungsi administrasi negara, dimana pelayanan publik ini
merupakan kunci utama keberhasilan dalam berbagai usaha.
22
Pelayanan publik menurut Sinambela (dalam Harbani Pasolong
2013:128) yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh para pemerintah
terhadap masyarakat yang setiap kegiatannya dapat menguntungkan suatu
kumpulan dan menawarkan suatu kepuasan kepada masyarakat meskipun
hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Agung Kurniawan
(dalam Harbani Pasolong 2013: 128) mengatakan pelayanan publik
merupakan penyedia layanan untuk keperluan masyarakat yang mempunyai
kepentingan suatu organisasi sesuai dengan aturan dan tata cara yang telah
ditentukan.
Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 Ayat 1
menjelaskan bahwa pelayanan publik, merupakan suatu kegiatan dalam
upaya memenuhi kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan aturan pokok
undang-undang bagi setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan
administratif yang telah disediakan oleh penyedia pelayanan publik.
Berdasarkan uraian pengertian diatas, pelayanan publik dapat dipahami
bahwa sebagai segala bentuk pelayanan, baik berupa barang ataupun jasa
yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan oleh instansi-instansi
pemerintah.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, pelayanan
publik pada umumnya diatur dalam sebuah pedoman umum yang bersumber
baik dari peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan rujukan
pendapat para ahli untuk menciptakan sebuah standar pelayanan yang
berkualitas. Masyarakat selalu menginginkan pelayanan publik yang
23
memiliki standar kualitas yang baik dari para penyedia pelayanan, namun
tuntutan tersebut tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Masih banyak
bentuk pelayanan yang berbelit-belit, lambat, mengeluarkan banyak biaya,
dan menguras banyak waktu. Pelayanan publik menjadi ujung tombak
interaksi antara masyarakat dan pemerintah, kinerja pemerintah juga dapat
dinilai dari sejauh mana kualitas pelayanan publik.
b. Asas-asas Pelayanan Publik
Menurut Sinambela, dkk (2011), asas-asas pelayanan publik
antara lain:
1. Transparansi, artinya bersifat terbuka, tidak ada yang ditutup-
tutupi terhadap pihak yang membutuhkan pelayanan,
2. Akuntabilitas, artinya mempertanggung jawabkan segala sesuatu
berdasarkan peraturan perundang-undangan,
3. Kondisional, artinya harus berdasarkan dengan kondisi dan
kemampuan antara pihak pemberi dan penerima layanan dengan
tetap berpedoman pada prinsip efisiensi dan efektivitas,
4. Partisipatif, artinya mendorong masyarakat untuk ikut serta
berperan dalam pelayanan dengan tetap memperhatikan,
kebutuhan, aspirasi dan harapan masyarakat,
5. Kesamanan Hak, artinya tidak melakukan diskriminatif dalam
artian tidak mempermasalahkan adanya perbedaan agama, suku,
ras, golongan, gender dan tingkat status ekonomi masyarakat,
24
6. Keseimbangan Hak dan kewajiban, artinya pemberi dan penerima
pelayanan harus mampu menempatkan posisinya dalam
pemenuhan hak dan kewajiban setiap pihak dan tidak
mengedepankan kepentingan pribadi masing-masing.
c. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Prinsip pelayanan publik terdapat pada nomor PP No 96 tahun
2012 tentang pelayanan publik, PP ini mengatur penyelenggaraan
system pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan publik, selain
itu adapun prinsip-prinsip pelayanan publik antara lain:
1. Kesederhanaan, artinya dalam proses pemberian pelayanan tidak
harus berbelit- belit dan tidak mempersulit pelaksanaan
pelayanan.
2. Kejelasan,artinya dalam segala persyaratan pelayanan publik
harus jelas seperti rincian biaya pembayaran dan juga harus ada
kejelasan mengenai tata cara pelayanan yang sesuai prosedur.
3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditetapakan.
4. Akurasi, artinya dalam proses pelayanan publik data-data yang
diterima dengan benar, sesuai dengan fakta, tepat dan sah.
5. Keamanan, artinya dalam proses pelayanan publik harus mampu
memberikan kepastian hukum dan rasa aman kepada penerima
layanan.
25
6. Tanggung jawab, artinya para penyelenggara pelayanan mampu
menyelesaikan segala keluhan atau persoalan yang diadukan
masyarakat.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana
dan prasarana yang memadai dan layak untuk para penerima
layanan, agar masyarakat dapat merasa nyaman dan puas atas
pelayanan yang diberikan.
8. Kemudahan akses, artinya tempat dan lokasi dapat dijangkau
dengan mudah olehmasyararakat serta dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, artinya pemberi
pelayanan harus bersifat sopan, santun, ramah, disiplin serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas agar dapat tercipta
hubungan yang baik antara pemberi dan penerima layanan.
10. Kenyamanan artinya, dalam lingkup pelayanan harus
menyediakan fasilitas yang lengkap, teratur, nyaman, bersih dan
sehat.
C. Teori dan konsep Kualitas Pelayanan Publik
1. Pengertian kualitas pelayanan publik
Dalam undang – undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
mendefinisikan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap Warga Negara
26
dan penduduk atas baranag dan jasa , atau pelayanan Administratif yang
disediakan oleh penyelenggara publik.
Menurut Hardiansyah (2011:35). Mengemukakan kualitas pelayanan
publik adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan standar pelayanan yang telah dibakukan dengan memberikan
pelayanan yang baik.
Menurut Goetsch dan Davis dalam Hardiansyah (2011):36)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu yang berkaitan
dengan terpenuhinya harapan / kebutuhan pelanggan dimana pelayanan
dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan barang dan jasa
(pelayanan) sesui dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Berdasarkan pendapat para Ahli di atas tentang pengertian kulitas
pelayanan publik Peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
publik adalah totalitas dari kemampuan pihak penyelenggara pelayanan
dalam memberikan layanan produk barang dan jasa maupun layanan
administrasi kepada pelanggam atau masyarakat, yang dapat memenuhi
kebutuhan dan dapat memberikan kepuasan pada pelanggan berdasarkan
kesesuian dengan harapan dan kenyataan yang diterima oleh masyarakat.
Penilaian kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para konsumen atas pelayanan nyata-nyata mereka terima / peroleh
demgan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapakan/ inginkan
terhadap atribut – atribut pelayaanan suatu perusaha;an.jika jasa yang
27
diterima atau di rasakan sesuai demgan yang di harapkan, maka kualitas
pelayanan di persepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima
melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayananan di pesepsikan
sangat baik, dan berkualitas.sebaliknya jika jasa yang di terima lebih rendah
daripada yang di harapakan maka kualitas pelayanan di persepsikan buruk.
Dalam rangka menyiapkan suatu pelayanan yang berkualitas sesuai
yang diharapkan perlu berdasarkan pada sistem kualitas yang memiliki ciri
atau karakteristik tertentu. Menurut parasuraman dan Berry dalam Pasolang
(2011:135): untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara
nyata oleh konsumen terdapat indikator ukuran kepuasan konsumen yang
terletak pada lima dimensi yaitu sebagai berikut:
1. Reliability, (kehandalan) kemampuan dan kehandalan untuk
menyediakan pelayanan yang terpercaya.
2. Responsiveness, (daya tanggap) kesedian untuk membantu para
konsumen dan memberikan pelayanan secara tepat dan cepat.
3. Emphaty, (empaty) mampu memberikan perhatian dan melakukan
pendekatan antar pegawai dan konsumen, serta berusaha mengetahui
kebutuhan para konsumen.
4. Tangibles, (Bukti langsung) penampilan para pegawai dan fasilitas
fisik lainnya, seperti peralatan atau perlengkapan yang menunjang
pelayanan.
5. Assurance, memberikan jaminan dan kepastian terhadap konsumen
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari penerima layanan.
28
D. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang untuk megetahui Implementasi good governance dimana masih di
dapati bebarapa permasalahan berupa birokrasi sebagai proses berbelit-belit
dengan waktu yang lama, dan pada akhirnya menimbulkan keluh kesah
bahwa birokrasi sangat tidak adil dan efisien, sikap mental yang arogan dan
etos kerja rendah di kalangan birokrat.
Penelitian tentang implementasi prinsip-prinsip good governance dalam
meningkatkan Kualitas pelayanan publik yang akan di analisis berdasarkan
indikator: (1) Responsivitas, (2). Efektivitas dan Efisien. (3).keadilan
(4).Akuntanbilitas. (5). Transparansi.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi kantor
kecamatan Masalle kabupaten Enrekang agar prinsip -prinsip good
governance di kantor tersebut dapat meningkat. Uraian yang lebih di
kemukakan, Mendasar Lainnya Kerangka Pikir penelitian seperti gambar.
29
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Peneitian
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dilihat dari latar belakang masalah yang
dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam
tinjauan pustaka. Dengan demikian fokus penelitian dalam penelitian ini
antara lain Responsif, Efektivitas, dan Efisien. Keadilan, dan
Akuntanbilitas Transparansi dalam implementasi prinsip-prinsip Good
Governace Meningkatkan Kualitas Pelayanan publik di Kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang.
Implementasi prinsip-prinsip Good
governance dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik Di Kantor
kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
Responsivitas Efektivitas dan
efisien keadilan Akuntanbilitas Transparansi
Pencapaian efektivitas Good
governance dalam pelayanan publik
30
E. Deskripsi Fokus Penelitian
Deskripsi fokus penelitian adalah penjelas atau uraian dari masing-masing
dari fokus yang diamati untuk memberi kemudahan dan kejelasan tentang
pengamatan. Lebih jelasnya di uraikan sebagai berikut:
1. Responsivitas
Suatu keamauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat dan kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas
dan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan oleh sektor publik,.
2. Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)
Penyelenggaraan negara harus menghasilkan sesuai dengan apa
yang di khendaki dengan menggunkan sumber daya secara maksimal
mungkin Agar mampu berkompetisi secara sehat dalam persaingan dunia.
3. Keadilan
yakni adanya kesempatan yang sama bagi semua warga Negara
untuk memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraanya.
4. Akuntabilitas (Accountability)
yaitu memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan tindakan
pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak pertanggung
jawaban
5. Transparansi (Transparency)
Salah satu karakteristik good governance adalah transparansi
(keterbukaan). Karakteristik ini adalah yang memungkinkan masyarakat
31
untuk mendapatkan akses informasi seluas-luasnya. Prinsip tersebut
terdapat aspek aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan publik mulai
dari proses pengambilan keputusan, penggunaan dana sampai pada
tahapan evaluasinya
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, sehingga peneliti dapat memperoleh
data-data dan infomasi yang tepat dan sesuai kenyataan dari berbagai pihak
yang terkait. durasi waktu yang digunakan penelitian yakni kurang lebih 2
bulan terhitung dari tanggal 24 November sampai 14 januari 2021.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif yang
berusaha menjelaskan sedetail mungkin objek dan masalah penelitian
berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan mengenai Implementasi prinsi –
prinsi Good governace dalam meningkatkan Kualitas Pelayanan publik di
Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang
merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi mengenai Implementasi Prinsip – Prinsip Good Governance
secara objektif dengan menggunakan logika serta teori-teori sesusi dengan
lapangan.
C. Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
33
1. Data Primer
Data primer yaitu data empiris yang diperoleh dari informan
berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah orang yang berkaitan
dengan Implementasi prinsip-prinsip Good governance dalam
menigkatkan kualitas pelayanan publik di kantor kecamatan Masalle
kabupaten Enrekang
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sebuah data yang telah dikumpulkan peneliti dari
berbagai laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi
tertulis yang digunakan peneliti. Adapun laporan yang bersifat informasi
tertulis yang dikumpulkan peneliti adalah data yang berasal dari jurnal,
koran, buku, dan majalah atau sumber-sumber lainnya yang dapat
mendukung data yang diperlukan dalam melakukan proses penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan yang digunakan dalam peneltian ini adalah infoman terpercaya
yang telah mengetahui dan paham mengenai permasalahan yang diteliti yaitu
mengenai implementasi good governance dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik Di kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
Informan-informan tersebut diantaranya:
34
Tabel 3.1. Informan penelitian
N
o
Nama Inisial Jabatan Jumlah
1.
Rusman Jalani, S.P
RJ
Kepala Camat Masalle
1
2.
Muhammad Naim, S.E
MN
Kasubag Bidang
pelayanan umum
1
3.
Suardi, S. AP
SR
Kasubag umum dan
Kepegawaian
1
4.
Rosdiana
RS
Masyarakat
1
5.
Bungawati
BW
Masyarakat
1
6.
Aminullah
AN
Masyarakat
1
7.
Nurdawati
NR
Masyarakat
1
8.
Ramdan RM Masyarakat
1
9. Hadaria’ HD Masyarakat
1
JUMLAH
9
Sumber: Di olah peneliti
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara
(interview) dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melihat kondisi di
35
lapangan atau tempat penelitian serta melihat narasumber-narasumber
yang akan diwawancara, sehingga penulis dapat lebih mengenal lokasi
narasumber yang di wawancara.
2. Wawancara (interview)
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan
wawancara secara langsung dengan berbagai narasumber yang mengerti
dan paham mengenai permasalahan-permasalahan yang diteliti.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah dengan
menggunakan alat perekam, foto dan dokumen. Alat perekam digunakan
untuk merekam wawancara yang dilakukan antara penulis dengan
narasumber, foto digunakan penulis untuk membuktikan bahwa penulis
telah melakukan wawancara dengan narasumber serta dokumen untuk
memudahkan peneliti dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.
F. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Kegiatan ini dilakukan peneliti dengan proses penelitian,
penyederhanaan, pemusatan data-data dari hasil wawancara di lapangan,
yang bertujuan untuk lebih memudahkan penulis dalam melihat hasil
wawancara dari berbagai narasumber dan memudahkan pembaca melihat
hasil wawancara dengan hasil yang lebih sederhana dan akurat.
36
2. Penyajian Data
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan memperhatikan data-data
informasi hasil wawancara dengan para narasumber yang memiliki
kesimpulan dalam setiap pembahasan, Sehingga mempermudah peneliti
melihat hal yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan ketiga yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh
peneliti berdasarkan hasil data-data yang diperoleh di lapangan dan dari
hasil penjelasan dari berbagai informan yang di wawancara. Untuk
selanjutnya di simpulkan dan dilihat bahwa data tersebut akurat dan dapat
dipercaya sesuai kejadian di lapangan.
G. Pengabsahan Data
Salah satu cara yang dapat digunakan proses pengabsahan data hasil
penelitian adalah dengan hasil triangulasi, yaitu sebagai pengecekan data dari
sumber-sumber yang diperoleh yang didapatkan melalui berbagai cara dan
waktu.
1. Triangulasi sumber kegiatan ini dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang telah di peroleh di
lapangan.
2. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menguji yang dilakukan
dengan memeriksa data kepada sumber dengan metode, yang berbeda –
beda di setiap lokasi penelitian.
37
3. Triangulasi waktu dilakukan dengan peneliti yang telah melakukan
observasi terlebih dahulu mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk
melakukan wawancara dengan narasumber.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Enrekang
Sejak abad XIV, daerah ini disebut “MASSENREMPULU” yang
artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan
Enrekang dari “ENDEG” yang artinya Naik Dari atau Panjat dan dari
sinilah asal mulanya sebutan “ENDEKAN”. Masih ada arti versi lain yang
dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi
Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis
sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah
pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa Kabupaten
Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung-
menyambung mengambil ± 85% dari seluruh luas wilayah sekitar 1.786.01
km².
a. Letak Geografis
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3014’36” –
3050’0” Lintang Selatan dan antara 119040’53” – 12006’33” Bujur
Timur. Sedangkan ketinggiannya bervariasi antara 47 meter sampai
3.329 meter di atas permukaan laut.
Batas wilayah Kabupaten Enrekang adalah:
- Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraj
- Sebelah Timur : Kabupaten Luwu
39
- Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap
- Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Enrekang
Dilihat dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki
kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Kabupaten
Enrekang berada diantara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tanah Toraja. Bahasa
daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi atas tiga
bahasa dari tiga rumpun etnik yang berbeda yaitu bahasa Duri, Enrekang dan
Maroangin di Kecamatan Maiwa.
Luas wilayah kabupaten ini adalah 1.786,01 km atau sebesar 2,83 % dari
luas Propinsi Sulawesi Selatan. Wilayah ini terbagi menjadi 12 kecamatan dan
40
secara keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah yang lebih kecil yaitu terdiri
dari 129 wilayah desa/kelurahan.
Tabel 4.1
Berikut rincian 12 kecamatan di Kabupaten Enrekang:
No Kecamatan Luas wilayah (km2) Persentase (%)
1 Maiwa 392.87 21.99
2 Bungin 236.84 13,26
3 Enrekang 291.19 16,30
4 Cendana 91.01 5,10
5 Baraka 159,15 8.91
6 Buntu Batu 126.65 7,09
7 Anggeraja 125.34 7,02
8 Malua 40.36 2,26
9 Alla 34.66 1,94
10 Curio 178.51 9,99
11 Masalle 68.35 3,83
12 Baroko 41.08 2,30
Kabupaten Enrekang 1786.01 100,00
Sumber: Dokumen RT/RW Kab.Enrekang
Setiap kecamatan juga terdiri dari beberapa desa/kelurahan yakni, Kecamatan
Maiwa terdiri dari 22 desa, Kecamatan Bungin 6 desa, Kecamatan Enrekang 18
desa, Kecamatan Cendana 7 desa, Kecamatan Baraka 15 desa, Kecamatan Buntu
Batu 8 desa, Kecamatan Anggeraja 15 desa, Kecamatan Malua 8 desa, Kecamatan
41
Alla 8 desa, Kecamatan Curio 11 desa, Kecamatan Masalle 6 desa, Kecamatan
Baroko 5 desa.
a. Visi dan Misi Kabupaten Enrekang
Visi: Enrekang Maju, Aman, Sejahtera ( EMAS) yang berkelanjutan dan
Relegius
Misi:
1. Meningkatkan kualitas Dan ketersediaan infrastruktur pelayanan
publik
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing,penguasaan
teknologi,bermoral dan berimtaq.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan
jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat
tanpa deskriminasi gender.
4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan
masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri.
5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber daya
alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.
2. Gambaran Khusus Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah Kantor Kecamatan Masalle,termasuk salah satu
kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang, kantor kecamatan ini terletak di
seblah barat pusat pemerintahan dengan jarak 69,9 km dari ibukota kabupaten
dan 344 km di seblah Selatan Kota Makassar wilayah Kecamatan Masalle
42
mempunyai luas 68,3 km yang terdiri dari, Desa Buntu Sarong, Desa Masalle,
Desa Rampunan, Desa Tongkonan Basse, dan Desa Batu kede.
1. Visi dan Misi Kantor Kecamatan Masalle
a.visi
Enrekang Maju, Aman, Sejahtera ( EMAS) yang berkelanjutan dan
Relegius
b.Misi
1. Meningkatkan kualitas Dan ketersediaan infrastruktur pelayanan
publik
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing,penguasaan
teknologi,bermoral dan berimtaq.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai
dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan
masyarakat tanpa deskriminasi gender.
4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan
masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustry
5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber
daya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan
43
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.2
Struktur organisasi kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
Camat
Rusman Jalani,SP
Sekcam
Darwis ,AMd
Kasubag
Umum & kepegawaian
Suardi , S.AP
Kasubag
Perencanaan &
keuangan
kamaruddin , S.AP
Kasi pemerintahan
Nur lia, S.AP
Staf
Kasi pembangunan
Jaya ,SE
Bahtiar .R
Staf
Kasi kesra
Nurdin, S.Kom
Kasi Trantib
Staf Staf
Nurhalima, S.AP
staf
Kasi PU
Muh. Naim
44
Tugas dan fungsi dari aparatur kecamatan sesuai dengan struktur organisasi
a). Camat
Camat mempunyai tugas pokok melaksankan sebagian kewenangan
pemerintah yang dilimpahkan oleh bupati Enrekang dalam wilayah kerja
/kecamatannya.
fungsinya:
1. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang
di perlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanan tugas.
2. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksananan, pengawasan,
pengendalian dibidang pelayanan umu masyarakat yang menjadi
kewenangannya.
3. Bertanggung jawab atas pemeliharaannya dan terciptanya ketentraman
dan ketertiban di wilayahnya.
4. Pembinaan, pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pemerintah di
wilayah kerja Kelurahan dan Desa
5. Pembinaan pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi dan
ketatausahaan Kecamatan
6. Pembinaan dan pengkoordinasian terhadap pelaksana terhadap
pelaksanaan tugas-tugas jabatan fungsional dan tugas UPT dalam
lingkungan kecamatan
7. Melaporkan hasil kerja pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
sekertaris daerah atau setiap bulan dan akhir tahun
45
8. Pemeberian motivasi dan penetapan kebijakan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat yang mandiri.
9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Bupati
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Camat dibantu oleh sekertaris
kecamatan, para kepala seksi dan kasubag yang masing-masing memilki tugas
sebagai berikut:
b). Sekertaris:
Sekertaris mempunyai tugasnya di bidang pelayanan teknis dan
administratif (perencanaan, kepegawaian, keuangan, dan ketata usahaan)
terhadap semua unsur dalam lingkup kecamatan.
Fungsinya:
1. Mempelajari Peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Merumuskan perencanaan dan program serta penyusunan rancangan
kepada camat.
3. Bertanggung jawab dalam bidang perencanaan keuangan dan
kepegawaian lingkup pemerintah kecamatan.
4. Melaksanakan tertib Administrasi dan tata usaha.
5. Penyelenggaraan arsip kecamatan
6. Pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga kecamatan
7. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan karir pegawai
8. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada camat.
9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Camat.
46
c). Kasubag umum dan kepegawaian:
1. Menghimpun peraturan perundang-undangan, mengola data dan
informasi, petunjuk teknis yang berhubungan dengan sub bagian
umum dan kepegawaian sebagai pedoman kerja.
2. Mengeinventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan sub
bagian umum dan kepegawaian serta menyiapkan bahan untuk
pemecahan masalah.
3. Mengelola administrasi kepegawaian, menyusun Daftar Urut
Kepangkatan (DUK), dan Bezzeting pegawai.
4. Melaksanakan administrasi penggandaan dan pendistribusian surat
masuk,surat keluar, perjalan dinas, penyimpanan berkas kerja.
Kepegawaian, data serta keprtotkoleran
5. Melakukan kajian dan analisa formasi kebutuhan pegawai dan
menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan sumber daya
aparatur
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sub bagian
umum dan kepegawaian.
d). Kasubag bagian perencanaan dan keuangan
1. Merencanakan dan merumuskan program kegiatan kecamatan kepada
sekertaris camat.
2. Melaksanakan urusan umum dan kepeegawaian (DUK, Arsip surat.
Agenda surat, distribusi surat, Absensi Pegawai)
3. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan setiap kegiatan.
47
4. Melaksanakan urusan keuangan (mengadministrasikan urusan
keuangan kecamatan)
5. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh Camat.
e). Kasi pemerintahan
Kasi pemerintahan mempunyai tugas untuk menyiapkan bahan
pembinaan penyelenggaraan di bidang umum pemerintahan,
pemerintahan Desa/Kelurahan, Lingkungan hidup, dan pertanahan.
Fungsinya sebagai berikut :
1. Memfasilitasi pelaksanaan tugas pembantuan pemerintah Propinsi dan
pemerintah Kabupaten pada Desa dalam Wilayah Kecamatan.
2. Melaporkan hasil pelakasanaan tugas kepada camat
3. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program di
bidang pemerintahan.
4. Mengimventarisir permasalahan pada seksi pemerintahan dan mencari
penyelesaiannya
5. Melaksanakan pembinaan, penataan evaluas
6. i Admnistrasi pemerintahan.
f). Staf kasi pemerintahan
1. Membantu kepala kasi dalam mengadministrasikan urusan Bina
pemerintahan umum Desa dan Kelurahan
2. Mengadministrasikan urusan pertanahan dan penataan bangunan (MB)
48
g.) Kasi trantib
Trantib bertugas membantu camat dalam melaksankan tugasnya di
bidang penegakkan peraturan daerah, pendidikan polittik, pembinaan
kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, serta menyelenggarakan
urusan ketentraman dan ketertiban umum.
Fungsinya :
1. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian ketentraman dan
ketertiban masyarakat
2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
3. Bertanggung jawab menyusun rencana program pembinaan
pengendalian dan pengawasan di bidang ketentraman dan
perlindungan masyarakat.
4. Melaksankan konsultasi dan kerja sama dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan Diklat Hansip dan Linmas.
5. Bertanggung jawab dalam pemberian bantuan dalam rangka
pengarahan dan pengendalian anggota masyrakat dalam menghadapi
segala kemungkinan terjadinya ancaman dan bencana.
6. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengarahan dalam rangka
siskamling serta menginventarisir permasalahan trantib dan linmas
serta mencari pemecahannya.
7. Melaporkan tugas ke camat dan melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diperintahkan pimpinan.
49
h). Kasi kesra
Tugas kasi kesra melaksanakan tugas dan pelayanan di bidang
kependudukan dan kesejahteraan sosial.
Fungsinya:
1. Membuat perencanaan dan penyusunan program dalam bidang
kependudukan dan kesejahteraan sosial.
2. Sosialisasi perda/kebijakan perda dalam hal kependudukan dan
kesejahteraan sosial.
3. Evaluasi dan pengawasan kegiatan dan pengembangan kependudukan.
4. Memantau dan menganalisa data dan pengembangan kependudukan.
5. Inventarisasi permasalahan kasi kependudukan/kesejahteraan sosial
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada pimpinan.
i). Staf kasi kesra
Staf bertugas membantu kepala kasi mengadministrasikan urusan-urusan:
1. Urusan kasi kependudukan KB/KS dan pemberantasan kemiskinan.
2. Kesehatan msyarakat
3. Kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
4. Bina mental dan spiritual
5. Inpormasi dan komunikasi
6. Pendidikan dan kebudyaan
7. Pendidikan dasra dan menengah
8. Pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga
9. Parawisata dan kebudayaan
50
j).Kasi pelayanan umum
Bertugas mengumpulkan dan menyusun pedoman dan petunjuk teknis
pelayanan umum
Fungsinya:
1. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya
yang diperlukan.
2. Membuat rencana program di bidang pelyanan umum.
3. Menyiapkan petunjuk teknis pedoman pelaksanaan pelayanan akta
kelahiran, akta kematian, akta pernikahan, akta perceraian, akta
pengesahan, akta penyerahan anak dan akta perubahan usaha.
4. Menghinpun dan mengelola data catatan sipil dan pelayanan umum
serta mencari pemesahannya
5. Melaksanakan pengadministrasian jasa ketatausahaan
51
5.jenis -jenis pelayanan dan Standar Operasional Prosedur
gambar 4.3: Bagan Alur Pelayanan Kartu Keluarga
gambar 4.4: Bagan Alur Pelayanan Akta Kelahiran
Pemohon
Pemohon
Desa/Kelurahan
Surat pengantar
RT/RW
Pemohon
Disdukcapil
Perekaman
Cetak KK
Verivikasi Pemohon
menerima Kartu
Keluarga
Pemohon
RT/RW
Pemohon
Desa/Kelurahan
Surat pengantar
Disdukcapil
Registrasi
Cetak akta
kelahiran
verivikasi
52
Gambar 4.5: Bagan Alur Pelayana Kartu Tanda Penduduk
Pemohon
Pemohon
RT/RW
Desa/Kelurahan
Surat pengantar
Disdukcapil
Perekaman
Cetak KTP
Verivikasi
Pemohon
Pemohon
menerima KTP
53
Gambar 4.6: Bagan Alur Pelayanan surat keterangan Pindah penduduk
gambar 4.7 : Bagan Alur pelayanan akta kematian
Pemohon
Pemohon
RT/RW
Desa/Kelurahan
Surat pengantar
Kecamatan
Registrasi
kepindahan yang
diketahui oleh
camat
Disdukcapil
Registrasi
Cetak SKPP
Verivikasi
Pemohon
menerima SKPP
Pemohon
Rumah sakit
Surat keterangan
kematian
Desa/Kelurahan
Surat pengantar
Disdukcapil
Registrasi
Cetak Akta
kematian
verivikasi Pemohon
menerima Akte
Kematian
Pemohon
54
Tabel 4.2
jenis-jenis pelayanan dan prosedur pelayanan
N
o Jenis-jenis Pelayanan Prosedur pelayanan
1 Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk
1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
terkait pembuatan KTP
2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
ke Kantor Kecamatan Masalle
3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari
kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan
dan pencatatan sipil.
4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan
kelengkapan persyaratan berkas
5. Aparatur pelayanan melakukan Perekaman/poto
untuk pembuatan KTP
6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan KTP
masyarakat.
7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi KTP
8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan KTP
ke masyarakat pemohon
2 Pelayanan Pembuatan
Kartu Keluarga
1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
terkait pembuatan KK
2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
ke Kantor Kecamatan Masalle
3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari
kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan
dan pencatatan sipil
4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan
kelengkapan persyaratan berkas
5. Aparatur pelayanan melakukan Registrasi
pembuatan KK
6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan KK
masyarakat.
7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi KK
8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan KK ke
masyarakat pemohon
3 Pelayanan AKTA kelahiran
1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari
desa terkait pembuatan Akta Kelahiran
2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari
desa ke Kantor Kecamatan Masalle
55
3. Masyarakat mengajukan surat permohonan dari
kantor kecamatan ke kantor Dinas Kependudukan
dan pencatatan sipil
4. Aparatur pelayanan melakukan pemeriksaan
kelengkapan persyaratan berkas
5. Aparatur pelayanan melakukan Registrasi
pembuatan Akta Kelahiran
6. Aparatur pelayanan melakukan pencetakan Akta
kelahiran
7. Aparatur pelayanan melakukan verifikasi Akta
kelahiran
8. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan Akta
kelahiran ke masyarakat/ pemohon
4 Pelayanan surat
keterangan pindah
penduduk
1. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
terkait pembuatan suarat Keterangan Pindah
penduduk
2. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
ke Kantor Kecamatan Masalle
3. Masyarakat mengajukan surat pengantar dari desa
ke Kantor Kecamatan Masalle
4. Aparatur pelayanan dari kantor kecamatan
melakukan registrasi kepindahan penduduk yang
diketahui oleh Camat
5. Berkas yang sudah di registrasi dan diketahui oleh
Camat kemudian di ajukan di kantor Dinas
Kependudukan dan pencatatan Sipil
6. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan registrasi berkas
7. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan cetak surat kepindahan penduduk
8. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan verifikasi
9. Aparatur pelayanan melakukan penyerahan surat
pindah penduduk
5 Pelayanan Akta kematian
1. Masyarakat mengajukan surat permohonan
keterangan kematian Di Rumah sakit Masalle
2. Masyarakat mengajukan surat keterangan
kematian dari Rumah Sakit kemudian di ajukan ke
kantor Kelurahan
3. Masyarakat mengajukan surat keterangan
kematian dari Kelurahan ke Kantor Dinas
Kependudukan dan pencatatan Sipil
56
4. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan Registrasi berkas
5. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan cetak Akta kematian
6. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan verifikasi
7. Aparatur Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil melakukan penyerahan Akta kematian ke
masyarakat/pemhon
Sumber: Data Kantor kecamatan Masalle
B. Hasil penelitian
Implementasi prinsip-prinsip Good Governance dalam meningkatkan kualitas
pelyanan publik di kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
1. Responsivititas
Responsivitas merupakan pertanggung jawaban dari sisi penerima
pelayanan atau masyarakat. Seberapa jauh masyarakat melihat
penyelenggara pelayanan bersikap tanggap terhadap permasalahan,
kebutuhan, dan harapan masyarakat, Responsivitas pelayanan publik sangat
diperlukan, karna sebagai bukti kemampuan organisasi publik untuk
menyediakan pelayanan yang menjadi tuntutan seluruh rakyat dalam suatu
negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan cara yang efisien dalam
mengatur urusan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator ini mencakup sikap
dan komunikasi yang baik dari penyedia layanan, sikap dan komunikasi dari
petugas kantor kecamatan merupakan hal yang memberikan kesan pada
penerima layanan,sikap yang baik,ramah dan sopan dari petugas akan
57
membuat masyarakat merasa nyaman dan akan diterima dengan baik oleh
petugas kantor kecamatan.
Dengan indikator di atas pertanyaan wawancara yang di lakukan peneliti
kepada 5 narasumber yakni, Kepala kantor Camat Masalle Kabupaten Enrekang,
bidang pelayanan umum kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang, bidang
kasubag umum dan kepegawaian, dan masyarakat yang ada di kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang.
a) Kemampuan merespon masyarakat
Indikator ini mencakup sikap yang baik, ramah dan sopan komunikasi yang
baik dari penyedia layanan, sikap dan komunikasi petugas Kantor Kecamatan
Masalle merupakan hal yang memberikan kesan kepada masyarakat atau yang
menerima layanan. dalam hasil wawancara dengan RJ selaku Kepala camat
Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
“…selama ini kami bersikap baik, ramah dan sopan kepada masyarakat
yang melakukan pengurusan administrasi kependudukan sesuai dengan
apa yang seharusnya kami berikan, kerena kami selaku kepala Camat
disisni menginginkan kenyamanan masyarakat pada saat mengurus,
adapun mengenai komunikasi pada masyarakat. kami menggunkan
kominikasi yang baik dan mudah dimengerti sehingga masyarakat tidak
merasa bingung pada saat melakukan pengurusan adminsitrasi
kependudkan atau hal yang dibutuhkan….” ( hasil wawancara dengan RJ,
24 november 2020)
Dari wawancara di atas di jelaskan bahwa dalamm memberikan pelayanan
Bapak Camat Masalle memberikan pelayanan yang, sopan serta menggunakan
bahasa yang baik sehinngga masyarakt dengan mudah melakukan penguruan
adminitrasi kependudukan dengan nyaman masyarakat. Kemudian wawancara
juga dilakukan dengan Bapak kepala bidang pelayanan umum kecamatan Masalle
58
kabupaten Enrekang mengatakan Bahwa :
“…ya tentunya kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik,
terutama cara komunikasi bila ada yang kurang dipahami oleh
masyarakat, kami selalu memberikan penjelasan dan arahan baik
mengenai persyaratan admnistrasi yang perlu di persiapkan maupun
lainnya dengan bahasa yang mudah di mengerti…” (hasil wawancara
dengan, MN 24 November 2020)
Wawancara di atas menyebutkan bahwa petugas di instansi tersebut
memberikan pelayanan yang baik dan memberikan penjelasan yang jelas mngenai
persyaratan administrasi yang perlu di persiapkan. Kemudian selanjutnya
dilakukan wawancara bersama dengan petugas bidang kasubag umum dan
kepegawaian kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
“… dalam meningkatkan pelayaan yang baik saya sebagai petugas disini
selalu berusaha sebaik mungkin melayani masyrakat dan berusaha
menunjukkan respon yang ramah, serta sopan dalam memberikan
pelayanan serta apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, walaupun
dengan adanya kendala yang ada kami tetap berusaha sebaik mungkin
memberikan respon yang baik dalam memberikan pelayanan” (hasil
wawancara dengan, SR 24 November 2020)
Wawancara di atas menunjukkan bahwa kemampuan merespon masyarakat selalu
berusaha sebaik mungkin untuk bersikap yang ramah dan sopan serta apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat. kemudian juga dilakukan beberapa wawancara
dengan masyarakat Kecamatan Masalle terkait dengan kemampuan merespon
pelayanan di Kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan
bahwa:
“…saya selaku masyarakat merasa bahwa petugas kantor kecamatan
Masalle bersikap ramah dan sopan serta tata krama yang baik dan
komunikasi yang dilakukan juga sudah baik dengan menggunakan
bahasa yang mudah kami mengerti dan terima pada saat memberikan
pelayanan…”(hasil Wawancara dengan ,RS 25 November 2020).
Wawancara diatas menyebutkan bahwa pegawai sudah bersikap ramah dan
59
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat.selanjutnya juga dilakukan wawancara dengan masyarakat
Kecamatan Masalle terkait dengan kemampuan merespon pelayanan di Kantor
kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa :
“…iya pelayanan disini cukup bagus dimana petugas kantor kecamatan
dengan sigap dalam memberikan pelayanan, dan sikap yang sopan dan
cara bicaranya yang bagus dan mudah dimengerti, dan mengarahakn
kalau ada yang harus di urus…” (hasil wawancara dengan BW,24
November 2020)
Wawancara diatas menyebutkan bahwa pegawai dengan sigap dalam memberikan
dan menggunakan bahasa yang mudah di pahami serta mengarahkan masyarakat
dalam mengurus adminstrasi.
Berdasarkan kutipan wawancara diatas pada indikator Responsivitas,
mengenai kemampuan merespon dikatakan baik dimana petugas memberikan
pelayanan yang sopan ramah, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh masyarakat,
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kemapuan
merespon, melihat bahwa kepala Camat Masalle dan petugas yang ada di kantor
tersebut memberikan pelayanan yang ramah dan sopan serta menggunakan bahasa
yang mudah di pahami.
b) Berdasarkan indikator responsivitas tentang kecepatan melayani
KecepataNyang dimaksud adalah melihat sejauhmana tingkat kecepatan
pelayanan yang dilakukan oleh petugas di instansi tersebut peneliti kemudian
mewawancarai Bapak Camat Masalle mengatakan bahwa :
“… sebagai kepala Camat disini, iya kami memberikan pelayanan yang
cepat kepada masyarakat, saya sebagai pimpinan disini harus
60
memberikan pelayanan yang cepat dan sigap sesuai yang di harapkan
masyarakat karena kecepatan melayani sangat membantu kita bagaimana
masyarakat mampu menilai seperti apa kinerja kita dan itu juga salah satu
cara kita agar masyrakat tidak bosan menunggu untuk menunggu hasil
yang dibutuhkan..”(wawancara dengan, RJ 24 November 2020).
Wawancara di atas menunjukkan bahwa pimpinan Camat Masalle
memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat agar masyarakatnya tidak
bosan menunggu. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan MN selaku
pegawai bidang pelayanan umum di kantor Kecamatan menyatakan bahwa:
“…ya, pegawai di sini dengan cepat melayani mereka dan kami sebagai
pegawai di sini sigap dalam melayani permintaan dan keluhan
masyarakat, seperti kemarin ada masyarakat yang datang untuk di
buatakan surat keterangan tidak mampu kami dengan cepat melayani
sesuai dengan kebutuhannya karena kita sebagai pimpinan disini harus
tahu lebih dulu mengenai kebijkan serta prinsip organisasi yang dipimin
seperti bagaimana pelayanan kepada masyarakat dengan melihat dan
mengetahui kebutuhan dari pada masyarakat tersebut..” (wawancara
dengan, MN 24 november 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas
pelayanan kepada masyarakat sudah melakukan pelayanan dengan cepat, terutama
jika ada keluhan dari masyarakat dan akan ditanggapi dengan cepat karena
sebagai pimpinan harus tahu lebih dulu kebijakan serta prinsip organisasi yang di
pimpin. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu petugas
masyarakat Masalle Menyatakan Bahwa:
“… pelayanan yang diberikan oleh para pegawai boleh dikatakan sudah
cepat dan tepat terhadap keperluan masyarakat, namun ada saatnya
memang tidak semua pegawai dapat melayani dengan cepat itu
tergantung dengan situasi dan kondisi seperti ada pegawai yang bertugas
diluar atau ada acara..”( hasil wawancara dengan AN, 26 November
2020)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas
61
pelayanan kepada masyarakat sudah melakukan pelayanan dengan cepat namun
ada saatnya memang tidak semua pegawai dapat melayani dengan cepat
tergantung dari situasi dan kondisi. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara
dengan salah satu masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:
“… kurang cepat, karena saya dulu pernah mengurus di sana dan
pegawai disana cukup lambat merespon apa yang saya butukan, pada saat
itu,saya lihat sebagian pegawainya itu banyak yang santai dan tinngal
bercerita sehinnga membuat pelayanan agak lama…” ( Hasil wawancara
dengan NR, 26 November 2020)
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa pelayanan di kantor tersebut
kurang cepat dalam melayani karena ada pegawai yang tinggal bercerita sehinnga
membuat pelayanan agak terlambat. selanjutnya peneliti melakukan wawancara
dengan salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
mengatakan bahwa:
“…dalam memberikan pelayanan petugas di sana dengan cepat dimana
pada waktu itu saya mengurus akta kelahiran dan salah satu petugas
langsung melayani dengan mengarahkan saya untuk mempersiapkan hal-
hal yang perlu di persiapakan untuk mengurus akta kelahiran..”( Hasil
wawancara dengan BW, 26 November 2020)
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa petugas di kantor tersebut cepat
dalam melayani dimana langsung mengarahkan Masyarakat untuk
memepersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam mengurus administrasi
kependudukan.
Dari beberapa hasil wawancara tersebut mengenai petugas melakukan
pelayanan dengan cepat, dapat di simpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan
dikatakan sudah cepat dimana pegawai disana dengan cepat merespon dan
melayani masyarakat
62
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terkait dengan
kecepatan melayani sudah dikatakan baik dimana Bapak camat Masalle
memberikan pelayanan yang cepat dan petugas disana juga cepat serta
mengarahkan masyarakat dan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
Masyarakat.
c.) Berdasarkan indikator responsivitas tentang ketepatan melayani
ketepatan melayani adalah pemberian pelayanan yang dimaksudkan adalah
tidak terjadi kesalahan dalam melayani seperti pelayanan yang diberikan sesuai
dengan keinginan masyarkat. peneliti kemudian mewawancarai Bapak camat
Masalle mengatakan bahwa :
“...Alhamdulillah dengan kemampuan yang kami miliki kami bisa
memberikan pelayanan yang tepat. baik dalam pembicaraan maupun
dalam pekerjaan jangan sampai ada kesalahan yang dilakukan oleh
petugas dalam melayani masyarakat sehingga masyarakat merasa
dirugikan, Maka dari itu saya harus berusha memmberikan pelayanan
dalam artian pelayanan yang diberikan sesui dengan permintaan dan
harapan masyarakat…” ( Hasil wawancara dengan RJ, 24 November
2020)
Berdasrakan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa Bapak Camat Masalle
memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat sesuai dengan harapan dan
permintaan masyarakat. selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah
satu petugas Kecamatan Masalle mengatakan bahwa:
“… iya kalau soal ketepatan dalam memberikan pelayanan itu harus di
jalankan dengan baik dimana saya sebagai petugas disini harus
memberikan pelayanan yang sesui dengan apa yang dibuthkan oleh
masyarakat, dengan prosedur yang berlaku kerena ketetapan melayani
sangat membantu kita bagaimana masyarakat menilai kinerja kita sebagai
petugas oleh karena itu kita harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesui dengan apa yang di butuhkan…” (Hasil wawancara
dengan MN, 24 November 2020)
63
berdasarkan hasil wawancara diatas di jelaskan bahwa petugas kecamtan tepata
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan
sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dari masyarakat tersebut.selanjutnya
peneliti melakukan wawancara dengan Salah satu masyarakat mengatakan bahwa:
“..ketepatan dalam memberikan pelayanan sudah di katakan baik dimana
pada saat itu saya melakukan pengurusan Surat keterangan pindah
penduduk dan pegawai disana langsung melayani dengan teliti, dan hasil
yang diberikan kepada petugas disana sesuai dengan apa yang saya
butuhkan..”(Hasil wawancara dengan RS, 26 November 2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa ketetapan melayani
sudah dikatakan baik dimana hasil yang diberikan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terkait dengan
ketetapan melayani dalam memberikan pelayanan,sudah dikatakan baik diman
petugas memberikan hasil yang sesui dengan apa yang dibuthkan masyarakat.
Dari beberapa hasil wawancara dengan beberapa informan dapat disimpulkan
bahwa responsivitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah di
implementasikan dengan baik dimana, Bapak camat Masalle dan petugas
memberikan pelayanan yang ramah, sopan dan bahasa yang baik dan mudah di
mengerti oleh masyarakat dan ketepatan melayani sudah di jalankan dengan
prosedur yang berlaku.
2. Efektivitas dan efisien
Efektivitas dan efisien merupakan penyelenggaran Negara harus menghasilkan
sesuai dengan apa yang di khendaki dengan menggunakan sumber daya secara
maksimal agar mampu berkompetisi secara sehat dalam persaingan dunia.
64
Secra singkat efektivitas dan efisien disini menunjukkan bagaimana pegawai
mampu memberikan pelayanan yang mudah dan disiplin serta mampu
menjalankan visi –misi dalam memberikan pelayanan. Dengan indikator diatas
adapun pertanyaan wawancara yang di lakukan dengan peneliti kepada 4
narasumber yakni pegawai Kantor dan Masyarakat Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang.
a) indikator efektivitas dan efisien tentang disiplin
disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadapa nilai-nilai yang di
percaya merupakan tanggung jawabnya. peneliti kemudian mewawancarai
Bapak Camat Masalle, Mengatakan bahwa:
“.. iya disiplin, saya selaku Camat Masalle disini memberikan pelayanan
yang di siplin kepada masyarakat, disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh
setiap pegawai dalam melaksanakan pelayanan, kerena disiplin menjadi
persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan yang
akan membentuk kepribadian pegawai yang penuh tanggung jawab
dalam bekerja..” (wawancara dengan, RJ 24 November 2020).
Dari wawancara diatas bahwasanya Bapak camat Masalle sudah disiplin
dalam memberikan pelayanan, karena displin menjadi persyaratan bagi
pembentukan sikap dan kepribadian pegawai. Kemudian wawancara juga
dilakukan bersama dengan petugas pegawai bidang pelayanan umum di Kantor
Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
“...Menurut saya tentang kedisplinan terhadap jam kerja belum semua
pegawai melaksanakan dengan baik, dan ada sebagian kecil pegawai
yang melanggar terhadap penggunaan jam kerja, hal ini disebabkan
karena adanya kendala terhadap pegawai tersebut, salah satunya jarak
anatara rumah dengan kantor yang cukup jauh, dan memerlukan alat
transportasi khusus, bukan cuman itu teatpi adapun petugas yang
rumahnya satu deretan dengan kantor bisa saja datang terlambat, padahal
aturan jam kerja yakni masuk pukul.08.00 s.d pukul 15.00,serta ada saja
65
yang datang terlambat dan pulang sebelum waktunya ..” ( Hasil
wawancara dengan SR, 24 November 2020)
Dari wawancara diatas dijelaskan bahwa pegawai kantor kecamatan belum
disiplin dalam memberikan pelyanan diman sebagian petugas yang datang
terlambat dan pulang duluan sebelum waktunya selanjutnya wawancara juga
dilakukan dengan salah satu masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:
“..Menurut saya pegawai di kantor kecamatan Masalle belum disiplin
dalam memberikan pelayanan, hal ini dapat dilihat terdapat beberapa
pegawai yang datang terlambat dan juga ketika waktu istrahat ada
pegawai yang pulang kerumah dan datang terlambat setelah waktu
istrahat, sehingga masyarakat harus menunggu proses pemberian layanan
yang agak lama..” (wawancara dengan, NR 28 Desember 2020)
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa dalam memberikan
pelayann kepada masyarakat belum di siplin dimana petugas datang terlambat dan
membuat masyarakat menunggu untuk menerima layanan.
Dari keseluruhan hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa Bapak camat Masalle
dan sudah disiplin dalam membrikan pelayanan tetapi berbeda dengan apa yang
dikatakan oleh petugas dan masyarakat bahwa belum disiplin krena datang
terlambat dan pulang duluan sebelum waktunya.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan, peniliti
menyimpulkan adanya tindakan yang kurang disiplin dari para pegawai atau
petugas dalam melayani kepentingan masyarakat, kedisiplinan pegawai dalam
melakukan proses pelayanan kurang disiplin dalam melakukan proses pelayanan
terhadap masyarakat, dimana pegawai datang terlambat ke kantor dan pulang pada
jam istrahat serta sebagian pegawai di sana pulang sebelum waktu yang
ditentukan dan lambat untuk kembali sehinga masyarakat seringkali menunggu
66
untuk menerima pelayanan dari petugas.
b) Berdasarkan indikator efektivitas dan efisien mengenai implementasi Prinsip-
prinsip Good governance dalam menjalankan visi misi Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang. Peneliti kemudian mewawancarai Bapak Camat Masalle,
mengatakan bahwa:
“..tentu kita sebagai pimpinan disni harus mampu menjalankan vis misi
tersebut karena itu adalah sebuah amanah yaitu mewujudkan masyarakat
yang aman sejahtera dan religius sehinga tercipta masyarakat yang
sebenar-benarnya dimana visi dan misi itu merupakan suatu tanggung
jawab yang wajib di laksanakan...” (wawancara dengan RJ 24 November
2020)
Dari wawancara diatas bahwasanya Bapak camat Masalle harus
menjalankan visi misi dari Kabupaten Enrekang Karena itu merupakan sebuah
amanah untuk mensejahterakan masyarakat. Kemudian wawancara, juga
dilakukan bersama dengan pegawai bidang pelayanan umum di Kantor
Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
“..Iya, saya sebagai pegawai harus mampu menjalankan visi misi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat karena itu sangat membantu bagaimana
kita mampu melayani masayarakat serta dapat mensejahterahkan
masyarakat apabila kebutuhannya terpenuhi..” (wawancara dengan,MN
24 November 2020).
Dari wawancara di atas bahwasanya pegawai kantor Kecamatan Masalle
sangat memberikan peranannya dalam membantu Camat Masalle dalam
menjalankan visi misi khususnya dalam memberikan pelayanan. Kemudian
wawancara juga dilakukan dengan salah satu petugas selaku pegawai bidang
kasubag pelayanan umum dan kepegawaiaan di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
67
“.. kita semua sebagai pegawai disini harus mampu bekerja bersama –
sama dalam mewujudkan visi-misi dan pegawai juga disini turut andil
bersama dalam mewujudkan visi misi kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang sehingga tercipta pemerintah yang baik apabila visi dan misi
tersebut dapat di jalankan..” (wawancara dengan, SR 24 November
2020).
Wawancara diatas menyatakan bahwasanya visi misi disini diwujdukan oleh
seluruh lingkup di kantor kecamatan Masalle Kabuapaten Enrekang.. termasuk
camat masalle dan pegawai memberikan sumbangsih dan andil dalam bekerja
mewujudkan mewujudkan visi misi kantor kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap efektivitas
dan efisien dalam menjalankan visi-misi, peneliti melihat kemampuan pegawai
yang cukup baik dalam melaksanakan tugas. Dan juga pegawai mampu
menjalankan visi misi yang ada di kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang dikarenakan setiap pegawai memiliki tugas dan fungsinya masing-
masing.
c) indikator efektivitas dan efisien tentang pelayanan yang mudah di Kantor
Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Peneliti kemudian mewawancarai
Bapak Camat Masalle, mengatakan Bahwasannya:
“..selaku Camat Masalle saya memberikan pelayanan baik pembuatan E-
ktp, akta kelahiran atau hal-hal yang dibutuhkan masyarakat saya selalu
mengedepankan aturan, dalam arti bagi yang telah memenuhi syarat
untuk di urus, segera saya buatkan..” (wawancara dengan, RJ 24
November 2020).
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Camat Masalle dalam
memberikan pelayanan harus mengikuti aturan dan memberikan pelyanan kepada
68
masyarakat yang sudah memenuhi syarat. Kemudian selanjutnya peneliti
mewawancarai salah satu Masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang yang pernah
mengurus di kantor kecamatan mengatakan bahwa:
“..Selama saya mengurus di kantor kecamatan ada sedikit kendala,
dimana saat itu saya mengurus akte jual beli tanah, dimana untuk biaya
pengurusannya saya rasa dimita agak mahal, pada saai itu saya tidak
terlalu paham mekanisme pembuatan Akte jual beli tanah, sehingga saya
hanya mengiyakan saja apa yang diminta untuk pengurusan ini, tetapi
karena pada saat itu dana yang ada pada saat itu belum cukup, hingga
pengurusan akte Jual beli agak tertunda..” ( hasil wawancara dengan
SR, 28 Desember 2020).
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwasanya sebagian
masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang mengalami sedikit kendala dalam
dilayani yaitu masalah biaya yang belum cukup pada saat itu. Kemudian
selanjutnya peneliti mewawancarai salah satu Masyarakat Masalle Kabupaten
Enrekang yang pernah mengurus di kantor kecamatan mengatakan bahwa:
“..saya pernah mengurus di kantor kecamatan dan ada masalah yang
saya alami, dimana saat itu saya mengurus surat kematian untuk keluarga
saya dan belum paham tentang prosedur yang ada di sana tetapi pegawai
yang ada disana mengarahkan saya untuk melakukan kelengkapan
berkas, namun hal itu saya rasa dalam pengurusan untuk akta kematian
terlalu berbeli-belit..” (hasil wawancara dengan BW, 28 Desember
2020).
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwasanya sebagian
masyarakat Masalle Kabupaten Enrekang mengalami sedikit kendala dalam
dilayani yaitu tentang prosedur pelayanan akta kematian terlalu berblit-belit untuk
prosedurnya.
Jadi berdasarkan hasil kutipan wawancara pada indikator efektivitas dan efisien
dalam implementasi prinsip Good governance di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang ini bapak camat Masalle ikurt berpartisipasi dalam
69
memberikan pelayanan namun ada pula kendala yang di alami oleh masyarakat
yaitu masalah biaya yang agak mahal dalam pelayanan akte jual beli tanah Serta
kelengkapan berkas yang berbelit – belit.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam melihat
bagaimana suasana petugas dalam memberikan pelayanan yaitu belum efekti
dimana pemerintah melakukan pemungutan biaya yang agak mahal kepada
masyarakat dan prosedur yang agak berbelit-belit
Pada wawancara keseluruhan pada indikator efektivitas dan efisien
tentang kedisiplina pegawai atau petugas dalam memberikan pelayanan belum
disiplin dimana pegwai seringkali datang terlambat sehinnga membuat masyarakat
merasa menunggu untuk menerima layanan. mengenai visi dan misi dimana tidak
ada masalah pada indikator tersebut dimana bapak camat serta pegawai yang ada
di kantor kecamatan masalle mampu menjalankan amanah dari visi-misi
kecamatan karena itu merupakan salah satu cara untuk mensejahterahkan
masyarakat. Dan mengenai pelayanan yang mudah pada indikator efektivitas dan
efisien itu sebagian pegawai memberikan pelayanan kepada masyarakat sesui
dengan kelengakapan berkas, namun ada juga pegawai yang memungut biaya
serta berbelit-belit dalam melakukan kelengkapan berkas dalam melayani
masyarakat,
3.Keadilan
Keadilan menjelaskan bahwa dalam memberikan pelyanan semua orang
berhak memiliki kesempatan yang sama mendapatkan perlakuan yang adil untuk
menciptakan masyarakat yang sejatera.konsep keadilan sangat penting untuk di
70
terapkan dalam hal pelayanan dilihat dari kondisi sekarang bahwasanya keadialn
di negara kita itu sangatlah tidak adil. Oleh Karena itu peneliti mengangkat
indikator tersebut ke dalam implementasi prinsip-prinsip good governance
Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan peneliti
kepada 4 Narasumber yakni petugas kepala Camat Masalle, pegawai Kecamatan
Masalle dan Masyrakat kecamatan Masalle Kabuapten Enrekang
a) Berdasarkan indikator keadilan mengenai pelayanan yang adil dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik, peneliti kemudian mewawancarai
Bapak Kepala Camat Masalle, mengatakan bahwasannya:
“..sejauh ini dalam memberikan pelayanan kita memberikan kesempatan
yang sama bagi semua warga negara tanpa perbedaan gender dan
sebagainya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,keadilan di
bangun atas dasar kesamaan dalam memberikan pelayanan publik tanpa
memberikan pelayanan dan status penerima layanan..”(hasil wawancara,,
RJ 24 November 2020)
Dari wawancara di atas bahwa keadilan dalam memberikan pelayanan yakni
memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat tanpa status gender, kerena
pelayanan yang adil di bangun atas dasar kesamaan dan status penerima layanan.
Kemudian wawancara juga di lakukan dengan Salah satu pegawai bidang kasubag
umum dan kepegawaian Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Mengatakan
bahwa :
“..kami selaku pegawai disini tidak memandang bulu atau menggunakan
sistem kekeluargaan dalam memberikan pelayanan, kami disini selalu
bersikap adil siapapun yang datang mengurus kami layani dengan adil
dan tidak ada yang ada yang di spesialkan…” ( hasil wawancara dengan,
SR 24 November 2020)
Dari kutipan wawancara diatas menunjukkan bahwa pegawai selalu
bersikap adil dalam memberikan pelayanan dan tidak menggunakan system
71
kekeluargaan. kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu
masyarakat Masalle yang pernah mengurus di Kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang, mengatakan bahwa:
“…waktu mengurus di sana saya mendapat pelayanan yang kurang baik
dimana pada saat itu saya sudah menunggu lebih awal di bandingkan
dengan salah satu warga yang datang mengurus dia lebih didahulukan
karena waktu itu yang memberikan pelayanan yaitu kerabatnya sehingga
dia didahulukan di bandingakan dengan saya yang datang awal…” (hasil
wawancara BW, 29 November 2020).
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa pelayanan dilakukan belum
adil diamana pegawai mendahulkan masyarakat yang di anggap kerabatnya
dibandingkan dengan orang yang datang lebih awal. kemudian peneliti juga
melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat kecamatan Masalle
menyatakan bahwa:
“ ..dalam memberikan pelayana ada sedikit masalah yang saya alami di
mana waktu itu ada pelayanan sembako saya lihat pelayanan yang
dilakukan oleh pegawai kecamatan masalle itu tidak merata dimana
pegawai tidak terlalu teliti dalam mendata masyarakat yang benar-benar
butuh bantuan, terkadang bantuan di terima oleh orang yang biasa di kata
ekonominya itu cukup baik di bandingkan dengan masyarakat yang
ekonominya sangat rendah..”(hasil wawancara dengan RS, 02 desember
2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa pemerintah tidak teliti
dalm dalam mendata masyarakat yang akan menerima bantuan sehingga bantuan
terkadang di terima oleh orang yang di katakana ekonominya tinggidi bandingkan
dengan orang-orang yang sangat membutuhkan. kemudian peneliti juga
melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat kecamatan Masalle
menyatakan bahwa
“..dalam memberikan pelayanan petugas disana belum berperilaku adil
dalam memberikan pelayann dimana perilaku nepotisme di kantor tersbut
72
sangat tinggi, dimana waktu saya mengurus kartu keluarga petugas di
sana saya melihat bahwa jika yang datang adalah keluarga dari petugas
kantor maka tidak harus memenuhi semua syarat prosedur beda dengan
kami yang tidak punya hubungan harus memenuhi semua syrat untuk
membuat admnistrasi kependudukan, jadi saya rasa pemerintah disana
belum adil dalam memberikan pelayanan…”(hasil wawancara dengan,
NR 04 Desember 2020)
Berdasarkan beberapa hasil wawancara pada indikator keadilan mengenai
pelayanan yaitu dimana pegawai memberikan pelayanan yang berbeda terhadap
kebutuhan masyrakat.
Dari hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti terkait dengan pelayanan
yang adil belum sepenuhnya di jalankan dengan baik dimana pegawai kantor
kecamatan belum sepenuhnya bersikap adil kepada masyarakat dan peneliti juga
melihat kondisi pada saat itu ada pegawai yang mendahulukan keluarganya atau
menggunakan sistem Nepotisme dalam memberikan pelyanan di banding yang
datang lebih awal.
4. Akuntanbilitas
Akuntanbilitas adalah memberikan pertanggung jawaban atas kinerja dan
tindakan pimpinan suatu organisasi kepada publik yang memiliki hak
pertanggung jawaban. Secara singkat akuntanbilitas disini menunjukkan pada
tanggung jawab pada kelalaian, propesionalisme serta menjalankan prosedur
dan mekanisme dalam melayani masyarakat. Akuntanbiltas dimasukkan dalam
sebagai salah satu indikator prinsip-prinsip good governance karena
akuntanbilitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik
dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
73
Akuntanbilitas yang rendah jelas menunjukkan kegagalan organisasi
dalam mewujudkan tujuan dan misi organisasi publik. organisasi yang
memiliki tanggung jawab yang rendah dengan sendirinya mimiliki kinerja yang
buruk pula.
Dengan indikator di atas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan
peneliti dengan 4 narasumber yakni, Camat Masalle, pegawai kantor, dan
Masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
a) Berdasarkan indikator akuntanbilitas mengenai kelalaian dalam memberikan
pelayanan yaitu memberikan tanggung jawab terhadap atas masalah yang
terjadi atas kelalain yang dilakukan, Peneliti kemudian mewawancarai
Bapak camat Masalle mengatakan bahwa:
“..saya kira kita sebagai pimpinan disni itu adalah untuk selalu
bertangung jawab sesuatu yang terjadi siapa pun itu baik saya selaku
camat , sekcam dan staf disini wajib bertanggung jawab walau misalnya
ada masalah yang di sebabkan atas kelalaian serta semua pegawai yang
ada di kantor Kecamatan Masalle ini bertanggung jawab amanah dan
ikhlas dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan baik..” (hasil
wawancara dengan, RJ 24 November 2020).
Dari hasil wawancara di atas bahwa ketika ada masalah yang terjadi akibat
kelalaian semua harus bertanggung jawab mulai dari camat sampai staf-staf yang
ada di Kantor Kecamatan Masalle. Kemudian wawancara juga dilakukan dengan
Salah satu pegawai bidang kepegawaian Kantor kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang mengatakan bahwa :
“..iya ,jika ada kelalaian kami akan tanggung jawab karena akuntanbilitas
itu dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan
birokrasi publik itu konsisten dengan kehendak pubilk, serta kegiatan
yang di lakukan dilaporkan melalui laporan bulanan sehingga jika ada
74
masalah yang terjadi itu wajib kita pertanggung jawabkan..”( hasil
wawancara dengan SR, 25 November 2020).
Dari wawancara diatas bahwa kelalaian yang dilakukan pegawai mereka
akan tanggung jawab, karena tanggung jawab itu digunakan untuk melihat
seberapa besar kegiatan yang di lakukan. Selanjutnya wawancara juga di lakukan
dengan petugas selaku pegawai bidang pelayanan umum kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang.
“.. pasti kami akan tanggung jawab atas kelaian yang terjadi dan Bapak
Camat juga akan tanggung jawab jika ada masalah yang terjadi di sini,
karena akuntanbiltas sendiri mempunyai tujuan untuk menilai kinerja dan
kepuasan publik terhadap pelayanan yang disediakn oleh pihak kantor
kecamatan Masalle..” ( hasil wawancara dengan MN, 25 November
2020).
Dari wawancara diatas dijelsakan bahwa pegawai tersebut bertanggung jawab atas
kelalaian yang di lakukan kerena akuntanbilitas tersebut memiliki tujuan untuk
menilai kinerja dan kepuasan publik terhadap pelayanan. Selanjutnya penelit i
melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat Masalle kabupaten
Enrekang menyatakan bahwa:
“..saya tidak tau de’ karena saya tidak sering datang di kantor tersebut,
saya hanya datang ketika ada masalah persuratan yang di urus,untuk
masalah tanggung jawab atas kelalain yang dilakukan pegawai alangkah
bagusnya untuk mewawancarai pegawai yang ada di sana..” (hasil
wawancara dengan, BW 26 November 2020)
Dari hasil wawancara di atas akuntanbilitas mengenai kelalain tidak
diketahui karena dia hanya datang apabila ada keperluan untuk mengurus surat
persuratan atau hal yang dibutuhkan.
Berdasarkan keselurahan hasil wawancara pada indiaktor akuntanbilitas mengenai
kelalaian dalam pelayanan dapat di simpulkan bahwa Akuntanbiltas sudah di
75
laksanakan dengan baik,dikarenakan Bapak Camat dan Pegawai Kantor
kecamatan Masalle dapat bertanggung jawab atas kelalain meskipun masyarkat
tidak terlalu mengetahui masalah yang ada di kantor Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait akuntanbilitas
dalam kelalaian peneliti lihat akuntanblitas tidak sesuai dengan hasil wawancara
dimana terdapat tidak mengerjakan tugasnya dengan baik selaku pegawai kantor
tersebut sehingga masyarakat yang datang mengurus pada saat itu harus datang
lagi besok akibat kelaalian yang dilakukan salah satu pegawai
b) Berdasarkan indikator akuntanbilitas mengenai prosedur dan mekanisme dalam
memberikan pelyanan di Kantor kecamatan Masalle Kabupeten Enrekang.
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten
Enrekang menyatakan bahwa:
“…setiap prosedur tidak lepas dari SOPnya dan disini prosdur yang
dilakukan dalam memberikan pelayanan itu sesuai dengan SOP.
Contohnya Dimana saat ada seseorang yang datang mengurus e-ktp wajib
melengkapai berkas kemudian di periksa oleh petugas dan melakukan
pendaftaran, kemudian diserahkan kepada petugas yang ada di bidang
tersebut untuk di buatkan..”(hasil wawancara dengan, RJ 24 november
2020).
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa bapak camat Masalle mampu
menjalankan prosedur yang berlaku di kantor kecamatan Masalle kabupaten
Enrekang. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu
petugas disana selaku pegawai bidang pelayanan umum menyatakan bahwa:
“..prosedur disini menurut saya sangat mudah, hanya menyerahkan
berkas persyaratan kepada Bapak Camat Masalle atau pegawai yang ada
dan tinggal menunggu waktu selesai kemudian di serahkan kepada yang
bersangkutan..” (hasil wawancara dengan, MN 25 November 2020).
76
Dari wawancara di atas bahwa prosedur yang ada di kantor kecamatan Masalle
sangat sederhana dimana hanya melengkapi berkas yang akan di serahkan dan
menunggu waktu selesai. kemudian peneliti melakukan wawancara dengan
salah satu masyarakat Kecamatan Masalle kabupaten Enrekang menyatakan
bahwa :
“..prosedur pelayanan di sana itu cukup baik yang penting sebelum
kesana kita terlebih dahulu melengkapi berkas,pelayanan di sana itu tidak
terlalu berbelit –belit..” (hasil wawancara dengan, RS 2 Desember 2020)
Dari wawancara di atas prosedur pelayanan cukup baik dimana prosesnyaa tidak
berbelit-belit dan petugas sangat propesional dalam memberikan pelayanan.
Berdasrkan hasil observasi peneliti lakuakan dapat dikatakan bahwa sistem
mekanisme dan prosedur pada pelayanan publil di Kantor Kecamatan Masalle
kabupaten enrekang sudah baik dimana prosedur dan mekanisme yang ada pada
kantor Kecamatan Masalle sederhana dan tidak berbelit- belit dalam pelayanan
publik.
c) Berdasarkan indikator akuntanbilitas tentang petugas pemberi layanan lebih
mendahulukan kepentingan masyarakat maka dari itu, Peneliti melakukan
wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang menyatakan
bahwa:
“..iyah, saya rasa tergantung kepentingannya, pegawai juga pasti akan
melihat kepentingannya, karena masyarakat dalam proses pelayanan
merupakan prioritas dalam pelayanan, apapun keperluan masyarakat
terkait pelayanan di Kantor Kecamatan harus mendapat prioritas utama
dan harus sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat..” (hasil
wawancara dengan, RJ 25 November 2020)
Dari wawancara di atas dijelaskan bahwa Bapak Camat Masalle selalu
77
mendahulukan kepentingan masyarakat karena dalam prosese pemberi layanan,
masyarakat merupakan prioritas dalam pelayanan. Selanjutnya peneliti juga
melakukakan wawancara dengan salah satu pegawai bidang kepegawain di Kantor
kecamatan Masalle mengatakan Bahwa:
“..saya sebagai petugas disini harus mendahulukan kepentingan
masyarakat, karena mendahulukan kepentingan masyarakat memang
penting karena masyarakat merupakan prioritas pegawai layanan, jika
masyarakat tidak merasa didahulukan akan timbul keluhan dan akan
memberikan citra yang buruk bagi bagian pelayanan..” (hasil wawancara
dengan MN, 26 November 2020)
Dari wawancara diatas di jelaskan bahwa pegawai mendahulukan kepentingan
masyarakat karena jika masyarakat merasa tidak di dahulukan akan menimbulkan
keluhan dan citra yang buruk bagi pemberi layanan maka dari itu petugas selalu
mendahulukan kepentingan masyarakat. Selanjutnya peneliti juga mewawancarai
salah satu Masyarakat kecamatan Masalle mengatakan bahwa:
“.. menurut saya tentang mendahulukan kepentingan masyarakat dalam
memberikan pelayanan itu sudah di katakan baik dimana pada waktu
saya mengurus di kantor tersebut terlihat salah satu petugas langsung
memberikan saya pelayanan yang baik yaitu dengan segera membuatkan
surat keterangan tidak mampu yang saya butuhkan…” ( wawancara
dengan, NR 2 desember 2020)
Dari wawancara di atas di jelaskan bahwa masyarakat menilai bahwa petugas
sudah mendahulukan kepentingan masayarakat dimana pada masyarakat
mengurus petugas dengan segera membuatkan apa yang dibutuhkan.
Dari beberapa hasil wawancara dari informan di jelaskan bahwa petugas
dalam pemberi layanan lebih mendahulukan kepentingan masyarakat sudah
diterpkan dengan baik dari situ kita tahu bahwa akuntanbilitas dalam
mendahulukan kepentingan masyarakat sudah di terapkan.
78
Berdasrkan hasil observasi peneliti melihat bahwa ketika masih ada orang
yang mengantri untuk mengurus kebutuhannya namun ada pegawai yang memilih
untuk mementingkan urusan pribadi seperti menjemput anak ke sekolah dan pada
saat itu masih jam kerja, jadi menurut peneliti petugas pemberi layanan lebih
mendahulukan kepentingan masyarakat dikatakan belum sepenuhnya di terapkan
pada pelayanan publik di Kantor Kecamatan Masalle kabupaten enrekang.
5. Transparansi
Transparansi atau keterbukaan adalah memberikan informasi yang terkait
dengan aktifitas pengolaan sumber daya publik kepada pihak yang
membutuhkan guna terwujudnya penyelenggaraan pemerinthan yang baik.
keterbukaan informasi penyelenggara pemerintahan memberikan pengaruh
yanang baik bagi masyarakat.
Dengan indikator diatas adapun pertanyaan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada 4 Narasumber yakni petugas kepala Camat Masalle, pegawai
Kecamatan Masalle dan Masyarakat kecamatan Masalle Kabuapten Enrekang.
a) Berdasarkan indikator transparansi mengenai keterbukaan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam proses pelayanan publik terkhusus pada
persyaratan-persyaratan yang di perlukan dalam pengurusan. Peneliti
melakukan wawancara dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang
menyatakan bahwa:
“..untuk masalah terbuka kepada masyarakat terhadap persyaratan yang
harus dipenuhi dalam pembuatan administrasi saya pikir kami sebagai
petugas kecamatan sudah cukup baik dalam hal tersebut kami selalu
memberi tahu apa-apa saja yang harus dipenuhi oleh masyarakat, kami
sudah menjalankan tugas dan wewenang kami sebagai petugas kantor
kecamatan Masalle..”( wawancara dengan, RJ 25 November 2020)
79
Dari hasil wawancara di atas bahwa ketebukaan informasi mengenai pesyaratan
dalam pengurusan administrasi sudah berjalan cukup baik karena bapak camat
masalle sudah memberi tahukan apa-apa yang mesti di bawa ketika melakukan
pengurusan administrasi. Selanjutnya wawancara juga dilakukan dengan Salah
satu pegawai bidang kepegawaian kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang Mengatakan bahwa:
“.. Dalam proses memberikan pelayanan mengenai keterbukaan tentang
persyaratan-persyaratan yang harus masyarakat penuhi dalam pengurusan
administrasi saya selaku bidang kepegawaian belum terbuka kepada
masyarakat,tetapi yang saya sampaikan juga hanya yang saya tau, karena
saya juga terkadang keliru terhadap apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Karena kepala camat juga kurang memberitahu kepada kami
mengenai persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan masyarakat..”
(wawancara dengan, SR 25 November 2020).
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa keterbukaan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat belum terbuka karena petugas terkdang keliru
dalam memberikan pelayanan kerena kurang tahu tentang kebutuhan masyarakat.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan Salah satu Masyarakat
Kecamatan Masalle mengatakan bahwa:
“..menurut saya dari pemerintah kecamatan juga harus menyediakan
papan informasi, supaya kami sebagai masyarakat mengetahui
persyaratan-persyaratan yang harus kami penuhi, kerena kalau berbicara
terbuka, hanya dengan menyampaikannya dengan lisan saja tidak cukup
karena seringkali apa yang dikatakan pemerintah kecamatan tidkak sesui
dengan pada saat kami sedang melakukan pengurusan di kantor
kecamatan, karena papan informasi sangat di butuhkan dalam setiap
pengurusan administrasi agar membuat kami sebagai masyarakat tidak
bertanya-tanya dokumen apa saja yang harus kami penuhi dalam setiap
pengurusan administrasi..” (wawancara dengan, AN 1 Desember 2020).
80
b) indikator transparansi mengenai biaya yang jelas dalam pelaksanaan
pelayanan .Peneliti melakukakan wawancara dengan salah satu petugas
mengatakan bahwa:
“…dalam penyelenggaraan pemerinah di Kecamatan Masalle khususnya
pada kejelasan biaya pelaksa dalam memberikan pelyanan telah
dilakukan secara optimal atau berada pada kategori baik, pegawai selalu
menjelaskan apa, bagaimana dan berapa yang harus dikeluarkan untuk
mengurus dokumen admnistrasi kependududkan, dengan hal ini
membuuat masyrakat tidak perlu bertanya –tanya dan merasa
nyaman..”(Hasil wawancara dengan MN 01 Desember 2020)
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa petugas sudah optimal
tentang kejelasan biaya pelaksaana sehingga masyarakat bisa mersa nyaman dan
tidak perlu lagi bertanya-tanya mengenai kejelasan biaya yang jelas. Selanjutnya
peneliti melakukan wawancara dengan salah sau masyarakat kecamatan Masalle
mengatakan bahwa:
“.. dalam penentuan biaya,memang sudah ada di tentukan tapi kadang-
kadang, tidak sesuai dengan peraturan, misalnya dalam pembuatan KTP
katanya lima belas ribu tapi nyatanya kadang lebih juga…” (hasil
wawancara dengan NR, 3 Desember 2020)
Dari hasil wawancara di atas,memperlihatkan bahwa pemerintah belum jelas
tentang masalah biaya pelaksanaan dan kadang tidak sesui dengan peraturan yang
ada Selanjutnya wawancara di lakukan dengan salah satu masyarakat menyatakan
bahwa:
“..dalam penentuan biaya administrasi dalam pengurusan, pegawai
kurang terbuka, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya papan khusus
biaya, kalau ada tertera masyarakat tidak akan perlu bertanya kepada
pegawai, tetapi pada kenyatannya biaya ditentukan oleh pegawai dan
masyarakat tidak mengetahui berapa pastinya biaya yang harus
dikeluarkan ” (wawancara dengan RM, 25 November 2020).
Dari hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa dalam penentuan biaya admnistrasi
81
pegawai kurang terbuka hal ini dapat dilihat dari tidak adanya papan informasi
khusus biaya pelaksanan pelayann.. selanjutnya wawancara juga di lakukan
dengan Salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle menyatakan bahwa:
“..saya tidak tahu biaya yang saya keluarkan apakah sudah sesuai dengan
peraturan atau belum, peraturannya saja saya tidak tahu, biasanya saya
bertanya kepada pegawai dan kemudian pegawai yang bersangkutan akan
menentukan berapa biaya yang harus saya keluarkan, saya juga tidak
melihat rincian biaya pengurusan di kantor tersebut..” ( wawancara
dengan, RS 2 Desember 2020).
Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa masyarakat lebih memilih untuk bertanya
ke perangkat langsung, tentang biaya pelaksana yang harus dikeluarkan.
Berdasarkan hasil wawancara keselurhan pada indikator transparansi mengenai
kejelasan biaya pelaksana penerima belum di laksanakan dengan baik. Dan belum
ada secara jelas di publikasikan kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti terkait dengan
kejelasan biaya pelaksana belum dupublikasikan kepada masyarakat sehinnga
masyarakat tidak terlalu tahu tentang berapa biaya yang harus dikeluarkan dan
pada kenyataannya biaya di tentukan oleh pegawai yang sering kali memungut
biaya yang diluar prediksi masyarakat
c). indikator transparansi mengenai keterbukaan jangka waktu penyelesaian
pengurusan administrasi kepada masyarakat . Peneliti melakukan wawancara
dengan Bapak Camat Masalle Kabupaten Enrekang menyatakan bahwa:
“..mengenai keterbukaan jangka waktu dalam pengurusan administrasi
sudah cukup terbuka, kami melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan
Masyarakat. Oleh Karen itu kami langsung menyampaikan kapan akan
diselesaikan pengurusan administrasi yang dipercayakan kepada kami,
karena kami juga sudah sebaik mungkin mengatur waktu kami dalam
memberikan pelayanan..” (wawancara dengan, RJ 25 November 2020).
82
Dari hasil wawancara diatas sudah di jelaskan bahwa bapak camat masalle sudah
terbuka tentang jangka waktu penyelesaian administrasi karean sebelumnya sudah
di atur sebaik mungkin untuk waktu penyelesainnya.Selanjutnya peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu Masyarakat Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
“..kalau berbicara jangka waktu penyelesaian pelayanan menurut saya
belum dilakukan dengan baik, dimana setiap saya melakukan
pengurusan administrasi di kantor kecamatan , selalu saja bertanya –
tanya kapan diselesaikan setiap pengurusan kami, namun dari pemerintah
tersebut tidak memberikan kejelasan mengenai hal itu , selalu membuat
kami sebagai penerima layanan menunggu tanpa ada kepastian jangka
waktu penyelesaian ..”(hasil wawancara dengan, HD 5 Desember 2020).
Dari hasil wawancara diatas menjelakskan bahwa keterbukaan waktu
penyelesaian administrasi dikatakan belum terbuka, dimana penyelesaian
administrasi petugas tidak memberikan kejelasan kepada masyarakat. Selanjutnya
peneliti mewawancarai salah satu masyarakat kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang Menyatakan bahwa:
“..penerapan prinsip kerbukaan dalam penyelesain waktu perlu dibenahi,
terkadang petugas menyampaikann bahwa waktu penyelesain
administrasi dilakukan paling lama lima hari tapi nyatanya waktu yang di
sampaikan petugas dari instansi tersebut tidak sesuai dengan waktu yang
ditentukan sehingga saya harus bolak balik untuk mengecek admnistrasi
kependudukan yang saya butuhkan pada saat itu..” ( hasil wawancara
dengan, NR 2 Desember 2020).
Dari hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa keterbukaan waktu penyelesaian
pengurusan administrasi tidak memberikan kejelasan waktu penyelesaian yang
membuat masyarakat dan bolak balik untuk mengecek dokumen yang dibutuhkan.
Selanjutnya peneliti mewawancarai salah satu masyarakat kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang Menyatakan bahwa:
83
“..Petugas kecamatan Masalle belum terbuka tentang penyelesaian waktu
dimana waktu saya mengurus disana salah satu petugas masih menunda-
nunda waktu penyelsaian pelayanan dokumen yang saya butuhkan tanpa
memberi kepastian waktu bagai masyarakat, hal ini tentu memberikan
kesan yang kurang baik bagi saya sealaku masyarakat yang pernah
mengurus di kantor kecamatan...” (hasil wawancara dengan BW, 8
desember 2020)
Dari hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa petugas kecamatan belum terbuka
tentang jangka waktu penyelesaian dan masih menunda-nunda waktu penyelesain
administrasi yang memberikan kesan yang tidak baik bagi masyarakat.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara informan dijelaskan bahwa
keterbukaan waktu penyelesaian dalam pengurusan administras belum diterapkan
dengan baaik, dimana petugas tidak memberikan kejelasan waktu penyelesaian
yang membuat masyarakat menunggu hasil yang dibutuhkan dan membuat
masyarakat bolak –balik untuk mengecek dokumen yang dibutuhkan oleh
masyarakat
Berdasarkan hasil observasi peneliti menjelaskan bahwa indikator
transparansi belum di terpakan dengan baik dimana waktu pengurusan
administrasi peneliti melihat ada masyarakat yang bolak balik datang untuk
menanyakan apakaah dokumen yang di butuhkan itu sudah jadi namun apa yang
dibutuhkan oleh masyrakat tersebut masih belum di selesaikan, bukan Cuma itu
peneliti juga mengalami hal seperti itu dimana waktu saya mengurus surat
keterangan tidak mampu saya bertanya untuk kapan waktu penyelesainnya pada
saat itu petugas mengatkan bahwa hari senin sudah bisa di ambil akan tetapi pada
waktu hari senin saya datang untuk mau mengambilnya tetapi surat yang saya
butuhkan itu belum selesai, jadi bisa di katakana bahwa keterbukaan jangka waktu
penyelesaian pelayanan administrasi belum di terapkan dengan baik.
84
Tabel 4.3
Tanggapan Responden dalam menerima layanan
No Tanggapan resonden Yang menanggapi
1. Responsivitas :
1. Kemampuan merespon (memberikan
pelayanan yang baik,sopan dan ramah)
5 yang menanggapi
sudah baik
2. Ketetapan melayani 3 menanggapi tepat
3. Kecepatan melayani 4 sudah cepat
2. 2
2
Efektivitas dan efisien
1. Disiplin dalam memberikan pelayanan
Disiplin :1 Tidak disiplin: 2
2. Memberikan pelayanan yang mudah
Mudah : 1
Tidak mudah 2
3 . Keadilan
1. Adil dalam memberikan pelayanan
Adil :2
2. Tidak adil /menggunakan sistem Nepotisme Tidak adil:3
4. Akuntanbilitas
1. Bertanggung jawab atas kelalaian
3 : bertanggung jawab
2. Mampu menjalankan prosedur dan
mekanisme pelayanan
3: menjalankan
prosedur dan mekanisme
3. Mendahulukan kepentingan masyarakat 3: mendahulukan
kepentingan masyrakat
5 Transparansi
1. Keterbukaa tentang persyaratan- persayaran
yang harus di lengkapi dalam mengurus
admnistrasi kependudukan
Transparansi : 1
Tidak transparansi: 3
2. Transparansi dengan biaya yang jelas(
biaya pelaksana)
Tidak transparansi: 3
Transparansi : 1
3. Jangka waktu penyelesain administrasi
kependudukan:
Transparansi : 1
Tidak transparansi: 3
85
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Respoonsivitas
merupakan tanggung jawab dari sisi yang menerima pelayanan atau
masyarakat. seberapa jauh mereka melihat administrator negara atau birokrasi
publik bersikap sangat tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan
kebutuhan, keluhan aspirasii mereka Karena itu dalam menerapkan Good
Governance perlu adanya Responsivitas karena responsivitas sangat diperlukan
sebagai bukti kemampuan organisasi publik untuk menyediakan apa yang
menjadi tuntutan seluruh rakyat di suatu Negara
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menilai bahwa implementasi
prinsip respinsivitas dalam meningkatkan kuliatas pelyanan publik sudah
diterapkan hal ini dengan melihat respon petugas yang sopan ramah dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam memberikan pelayanan
2. Efektivitas dan efisien
Terselenggaranya kegiatan instansi publik dengan menggunakan sumber
daya yang tersdia secara optimal dan bertanggung jawab itu salah satu dalam
bagaimana mengtahui tingkat kedisiplinan pegawai dan mampu menjalankan
visi-misi dan memberikan pelayanan yang mudah.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara menilai bahwa
implementasi prinsip good governance mengenai Efektivitas dan efisien di
kantor kecamatan belum efektif dimana terdapat masalah yaitu pegawai
kurang disiplin waktu dan memberikan pelayanan dan adapun pegawai yang
86
mempunyai kinerja buruk dimana pada datang terlambat untuk ke kantor dan
pulang sebelum waktu yang di tentukan.
3. Keadilan
Keadilan yakni adanya kesempatan yang sama bagi semua warga negara
tanpa perbedaan gender dan sebagainya untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri. Keadilan dibangun atas dasar kesamaan / keadilan
memberikaan pelayanan publik tanpa membedakan gender dan status
penerima layanan. Keadilan sangat penting di terapkan karena keadilan itu
mencerminkan suatu sikap pemimpin untuk menunjukkan bagaiaman good
governance itu sendri di terapakan pada suatu instansi.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan dan hasil observasi
menjelaskan bahwa implementasi prinsip good governance tentang indikator
keadilan belum sepenuhnya di jalankan dengan baik dimana terdapat masalah
tentang keadilan pegawai dalam memberikan pelayanan yaitu pegawai
kecamatan menggunakan system orang dalam atau kekeluargan atau
dikatakan sistem nepotisme dimana pada saat itu peneliti juga mengamati
petugas dalam memberikan pelayanan dan hal itu terjadi meskipun pada hasil
wawancara dengan pak camat yang mengatakan bahwa kami selalu bersikap
adil namun pada nyatanya ada petugas yang belum menerapkan tentang sikap
adil yang sesungguhnya.
4. Akuntanbiltas
Penerapan prinsip akuntanbilitas akan mendorong setiap pejabat
pemerintah daerah untuk melaksanakan setiap tugasnya dengan cara yang
87
terbaik bagi keberhasilan penyelenggara pemerintahan di daerahnya. Karena
setiap tindakan dan keputusan yang di ambil harus dapat di pertanggung
jawabkan kehadapan hukum maupun publik. karena akuntanbilitas itu sendiri
di jelaskan bahwa akuntanbilitas merupakan memberikan pertanggung
jawaban atas kinerja dan tindakan pimpinan suatu organisasi kepada publik
yang memiliki hak dan pertanggung jawaban.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan dan hasil observasi
penliti di jelaskan bahwa implementasi prinsip good governance tentang
tanggung jawag atau akuntanbilitas sudah terapkan cukup baik dimana bapak
camat dan beberapa petugas bertanggung jawab atas masalah yang di lakukan
akibat kelalaian, dan dapat menjalanakan mekanisme dan prosedur pelayanan
yang dapat membuat masyarakat dalam pengurusannya tidak berbelit-
belit.serta petugas pemberi layanan mampu mendahulukan kepentingan
masyarakat. Meskipun peneliti melihat bahwa salah satu petugas lebih
mementingkan urusan pribadi ketimbang mendahulukan kepentingan
masyarakat yaitu meninggalakan kantor pada masih jam kerja dan masih ada
masyarakat yang mengantri
5. Transparansi
Secara konseptual transparansi di bangun atas dasar arus informasi yang
bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu
dapat di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang
tersedia harus dapat memadai agar dapat di mengerti dan di pantau.
88
Transparansi tersbut di jelaskan tentang bagaimana masyarakat dapat
mengakses informasi seluas-luasnya.
Dari hasil wawancara dengan informan dan obseravsi peneliti dapat di
jelaskan bahwa implementasi prinsip good governance mengenai prinsip
Transparansi belum di terapakan dengan baik dimana terdapat masalah yang
di jelaskan oleh beberapa informan mengenai kejelasan jangka waktu
penyelesaian dokumen belum di terapkan dengan baik sehingga banyak
masyaraakat bolak- balik dengan menannyakan berkas yang di butuhkan
sudah selesai apa belum, bukan cuman itu tapi keterbukaan mengenai akses
informasi sangat di keluhkan oleh masyarakat tentang persyaratan-persyaran
yang harus di lengakapi sebelum melakukan pengurusan dokumen di kantor
kecamatan belum terlalu baik karena di kantor terebut tidak ada papan
informasi mengenai apa yang harus di lengkapai untuk pengurusan
adminstrasi kependudukan atau sebagaianya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat kantor kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang,dan juga tidak ada
kejelasan tentang biaya pelaksana yang di berikan kepada pemerintah
sehingga kami tidak tahu berapa rincian yang harus dikelurakan pada saat
melakukan,pengurusan
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang implementasi prinsip-
prinsip good governance dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di kantor
kecamatan Masalle kabupaten Enrekang, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip responsivitas sudah di implementasikan dengan baik, dimana
indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari petugas
kecamatan Masalle kepada masyarakat. Sikap dan komunikasi tersebut
yang meliputi instrumen keramahan, kesopanan, keadilan, dan kejelasan
bicara kepada masyarakat berada pada kategori cukup baik
2. Implementasi prinsip-prinsip good governance dengan indikator
efektivitas dan efisien belum di implementasikan dengan baik diman
Pemerintah disana belum disiplin dan tidak memberikan pelayanan
dengan baik yaitu pegawai mempunyai kinerja yang buruk dengan datang
terlambat dan pulang sebelum waktu yang di tentukan, dan memberikan
pelayanan yang berbelit-belit di kalangan masyarakat
3. Prinsip good governance dengan indikator keadilan dalam pelayanan
publik di jelaskan bahwa prinsip keadilan dalam memberikan pelyanan di
kantor Kecamatan Masalle belum di katakan adil karena masih
menggunkan sistem pelayanan nepotisme ( sistem kekeluargaan)
90
4. Pada Prinsip Akuntanbilitas sudah di implementasikan dengan baik
dimana bapak camat masalle dan petugas disana bertanggung jawab yang,
Dan mampu menjalankan prosedur dan mekanisme pelayanan di kantor
kecamatan Masalle.
5. Prinsip transparansi pada kantor kecamatan belum di terapkan dengan baik
dimana aparatur pegawai tidak terbuka tentang biaya pelaksana yang di
berikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak tahu berapa rincian
yang seharusnya dikelurakan pada saat melakukan pengurusan tentang
admnistrasi kependudukan dan juga tidak ada kejelasan tentang waktu
penyelesaian administrasi dokumen sehinnga masyarakat merasa
kebingungan terkait biaya dan waktu admnstrasi di kantor tersebut
B. Saran
Berdasarkan hasil peneltian, maka peneliti memberikan saran yaitu :
1. Pemerintah Diharapkan memberikan perahatian yang lebih kepada
masyarakat dalam memberikan pelayanan sehingga implementasi prinsip
good governance dalam meningkatkan kualiatas pelayanan dapat
dilakukan dengan baik guna mencapai kesejateraan masyarakat dan
diharapkan tetap menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan instansi.
2. Diharapkan pihak pelaksana mampu memberikan pemahaman tentang
pentingnya dalam mengurus dokumen kependudukan salah satunya akta
kelahiran dan pengurusan akta jual beli tanah.
3. Pemerintah diharpakan memberikan pelayanan intensif yang sesuai dan
layak kepada Masarakat kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.
91
DAFTAR PUSTAKA
Artana, I. M. (2014). Implementasi Prinsip –Prinsip Good Governance Dalam
Meningkatkan Kepuasan Pelayanan Publik Pada Kantor UPT Dinas
Pendapatan Provinsi Bali di Kabupaten Badung. Universitas Warmadewa
Denpasar.
Andrianto. (2007). Good e-government transparansi, akuntanbilitas,Publik
melalui. e-government. Malang: Banyumedia publishing.
Cahyadi, A. (2016). Penerapan Good Governance dalam pelayanan publik (studi
tentang kualitas pelayanan elektronik kartu tanda penduduk berbasis Good
Governance Dikecamatan Sukolilo Surabaya). Jurnal Administrasi Publik
Volume 2 (2). Halaman 479-494.
Dwiyanto.A. (2006). Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik:
Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Frayogi, M. (2015). Implementasi Prinsip – Prinsip Good Governance di Dinas
Kesehatan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Banten.
Hasibuan. (2008). Eletronic Government for good Governance. .jurnal system
informasi dan manajemen teknologi informasi. Volume (1)
Hardiyansyah.(2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator
dan Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Kotler. (2002). Analisis perencanaan imlementasi dan Kontrol kualitas
Pelayanan. Jakarta: Perhalindo
Kaufman, D. M. (2010) Good governace indicator: voice and
Accountability,Political stability and absence Of violence ot terrorism,
Government Effectiviness, ,Regulatory Quality Rule of Law. http:// hdl,
handle, net /0986/3913
Mohammad. (2003). Masalah pelayanan publik di Indonesia dalam perspektif
Administrasi Negara. Jurnal Penelitian Administrasi Publik. Volume (2)
1
Nubatonis, S. (2014). Implementasi Prinsip – prinsip Good governace dalam
meningkatkan kinerja orgnisasi pelayanan publik. Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Volume (3),1
Pasolong, H. (2013). Teori pelayan publik. http:// theory manajemen organisasi
blogspot.com
92
Peraturan pemerintah (PP). NO 96 Tahun (2012). tentang prinsip pelayanan
publik
Purwanto, A. (2015). Implementasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media
Suhady. (2005). Dasar-dasar Good governance. Jakarta:UNDP
Sinambella. (2006). Reformasi pelayanan publik.jakarta: Bumi Aksara
Sinambella. (2011). Asas-asas pelyanan publik. Bandung: Alfabeta
Sedarmayanti. (2012). Good Government (Pemerintahan Yang Baik). Bandung:
Mandar Maju
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kualitatif Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono. (2001). Manajemen penasaran dan analisa perilaku konsumen.
Yogyakarta: BPFE
Trisno, A. (2017). Penerapan prinsip-prinsip Good Governace dalam pelayanan
publik Di Kecamtan Wanea Kota Manado. jurnal ilmu pemerintahan.
Volume (1) 1
Undang – Undang Nomor 14 Tahun (2008) tentang Keterbukaan Informasi
Publik
Undang – undang tahun Nomor 23 (2014 )Tentang Pemerintah Daerah.
Undang – undang Nomor 25 Tahun (2009) tentang pelayanan publik
www.Enrekang Kab.go.id.Gambaran umum Kabupaten Enrekang
Yuliana, S. (2014). Implementasi prinsip – prinsip Good governance dalam
meningkatkan kinerja organisasi di bidang pelayanan publik di kantor
kecamatan parigi kabupaten pangandaran.Dinamika. Universitas Galuh,
Ciamis.
Zulkarnain. (2002). kendala terwujudnya Good Governace. .www, kompasania.
Com
93
L
A
M
P
I
R
A
N
94
MATRIKS PENELITIAN
Judul
penelitian
Rumusan Masalah Fokus masalah Pertanyaan Penelitian
Sumber Data
Informan
Kunci
Dokumen
1 2 3 4 5 6
Implementasi
prinsip-prinsip
Goood
governance
dalam meningkatkan
kualitas
pelayanan
Publik Di
Kantor
Kecamatan
Masalle
Kabupaten
Enrekang
1.Bagaimana Implementasi
prinsip responsivitas dalam
meningkarkan kualitas
pelayanan publik Di Kantor
Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang?
Responsivitas
pelayanan
publik
1. bagaimana kemampuan merespon
Bapak/ibu dalam memberikan pelayanan
kepada masyarkat
2. Apakah kecepatan melayani dalam
memberikan pelayanan sudah di lakukan dengan baik?
3. Apakah ketetapan melayani dalam
memberikan pelayanan sudah di
laksanakan dengan baik?
1. Bapak
Camat
Masalle
2. Kasi bagian
pelayanan umum
3. Kasi bagian
umum dan
kepegawaia
n
4. Masyarakat
5. Masyarakat
6. Masyarakat
7. Masyarakat
Dokumen
yang
diperlukan
dalam
observasi: 1. Struktur
Organisasi
2. Jenis-jenis
pelayanan
3. SOP dari
jenis-jenis
pelayanan
Publik
2.Bagaimana Implementasi
prinsip efektivitas dan efisien
dalam meningkarkan kualitas
pelayanan publik Di Kantor
Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang?
Efektivitas dan
efisien dalam
pelayanan
publik
1. .Apakah bapak/ibu disiplin dalam
memberikan pelayanan di kantor
kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
2. Apakah pegawai kantor kecamatan
Masalle mampu menjalankan visi-misi
yang ada di kantor Kecamatan Masalle
3. Apakah bapak memberikan pelayanan
yang mudah kepada masyarakat
3.Bagaimana Implementasi prinsip keadilan dalam
meningkarkan kualitas
pelayanan publik Di Kantor
Kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang
Keadilan dalam memberikan
pelayanan
publik
1. Apakah petugas memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat atau tidak
menggunkan sistem kekluargaan atau
orang dalam
95
1 2 3 4 5 6
4.Bagaimana
Implementasi prinsip
Akuntanbilitas dalam
meningkarkan kualitas
pelayanan publik Di
Kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten
Enrekang
Akuntanbilitas
dalam pelayaan
publik
1. Apakah bapak/ibu bertanggung jawab
terhadap kelalaian yang dilakukan
dalam pelayanan publik
2. Apakah Bapak/ibu mampu menjalankan
prosedur dan mekanisme dalam
memberikan pelayanan
3. Apakah petugas Kantor Kecamatan
Masalle selalu Mendahulukan
kepentingan Masyarakat
5.Bagaimana
Implementasi prinsip
Transparansi dalam
meningkarkan kualitas pelayanan publik Di
Kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten
Enrekang
Transparansi
dalam pelayanan
publik
1. Apakah Bapak/ibu transparansi kepada
masyarakat mengenai persyaratan-
persyratan dalam pengurusan
administrasi
2.Apakah bapak/ibu mampu
menjalankan prosedur dan
mekanisme dalam memberikan pelayanan
3. Apakah bapak /ibu transparansi
kepada masyarakat mengenai
jangka waktu penyelesaian pengurusan administrasi?
96
97
98
99
100
Pedoman wawancara :
1.Responsivitas
a. bagaimana kemampuan merespon Bapak/ibu dalam memberikan pelayanan
kepada masyarkat?
b.Apakah kecepatan Melayani dalam memberikan pelayanan sudah di lakukan
dengan baik?
c. Apakah ketetapan melayani dalam memberikan pelayanan sudah di laksanakan
dengan baik?
2.Efektivitas dan efisien
a. Apakah bapak/ibu disiplin dalam memberikan pelayanan di kantor kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang
b.Apakah pegawai Kantor Kecamatan Masalle mampu menjalankan visi-misi
yang ada di kantor kecamatan Masalle?
c.Apakah bapak memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat?
3.Keadilan
a. Apakah petugas memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat atau tidak
menggunanakan system kekeluargaan atau orang dalam?
4. Akuntanbilitas
a. Apakah bapak/ ibu bertanggung jawab terhadap kelalaian yang dilakukan dalam
pelayanan publik ?
b. Apakah bapak/ibu mampu menjalankan prosedur dan mekanisme dalam
memberikan pelayanan
101
c. Apakah petugas kantor kecamatan Masalle selalu mendahulukan kepentingan
masyarakat?
5.Transparansi
a. Apakah bapak/ibu transparansi kepada masyarakat mengenai persyaratan-
persyaratan dalam pengurusan administrasi?
b. Apakah bapak memberikan kejelasan biaya pelaksana dalam memberikan
pelayanan?
c.Apakah bapak /ibu transparansi kepada masyarakat mengenai jangka waktu
penyelesaian pengurusan administrasi?
102
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I
103
gambar 1: Kantor Kecamtan Masalle Kabupaten Enrekang
Gambar 2: struktur organisasi kantor Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang
104
Gambar 3: Wawancara dengan bapak camat Masalle Kabupaten Enrekang
105
Gambar 4: wawancara dengan pegawai Masalle Kabupaten Enrekang
106
Gambar 5: wawancara dengan pegawai bidang pelayanan umum dan kepegawaian
kecamatan Masalle kabupaten Enrekang
107
Gambar 6: wawancara dengan masyarakat Kecamatan Masalle Kabupaten
Enrekang
Gambar 7: wawancara dengan masyarakat kecamatan Masalle
Kabupaten Enrekang
108
Gambar 8 : wawancara dengan Masyarakat kecamatan Masalle kabupaten
Enrekang
109
Gambar : 9 wawancara dengan Masyarakat Kecamatan Masalle
110
RIWAYAT HIDUP
Ismayanti atau yang lebih dikenal dengan nama isma di
Pakewa, pada tanggal 14 Februari 1998. Anak ke-dua dari
empat bersaudara lahir dari pasangan suami istri Ismail dan
Bungawati. Peneliti mulai bersekolah di jenjang Sekolah
Dasar Negri 179 Kaban dan selesai pada tahun 2010. Pada
tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMA Muhammadiyah Kalosi pada tahun 2013 dan selesai pada tahun 2016.
Karena memiliki keinginan kuat dalam hal pendidikan peneliti melanjutkan
jenjang pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Makassar yaitu Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara, dengan nomor
stambuk 105611117216. Pada tahun 2021 penulis berhasil mempertanggung
jawabkan hasil karya ilmiah di depan penguji yang berjudul “Implementasi
Prinsip-prinsip Good governance Dalam meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Di Kantor Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang” dan mendapatkan gelar
S. Sos.