PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE...
-
Upload
duongtuyen -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE...
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM ASPEK KETERBUKAAN
DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (D3)
Dalam Ilmu Perbankan Syariah
Oleh:
IQBAL SARAYULUS NUH
NIM. 092503026
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM D3 PERBANKAN SYARIAH
2012
ii
DR. H. Imam Yahya, M.Ag.
Perum Pandana Merdeka
Blok H 12 Ngaliyan, Semarang
H. Maltuf Fitri, S.E., M.Si.
Perum Permata Puri
Blok F9 No. 2 Ngaliyan, Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) Ekslempar
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Iqbal Sarayulus Nuh
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya
kirim naskah tugas akhir Saudara:
Nama : Iqbal Sarayulus Nuh
NIM : 092503026
Judul : PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DALAM ASPEK KETERBUKAAN
DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut dapat segera di
ujikan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 1 Mei 2012
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM D.III PERBANKAN SYARI’AH
JL. Prof. Dr. Hamka Km 02 Semarang Tel/Fax. (024) 601291
BERITA ACARA UJIAN MUNAQOSYAH
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Mei 2012
Jam : 11.00 WIB – Selesai
Telah mengadakan ujian munaqosyah tugas akhir dengan judul:
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
ASPEK KETERBUKAAN DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
Atas Nama : IQBAL SARAYULUS NUH
NIM : 092503026
Jurusan/Prodi : Perbankan Syariah
Keterangan : UTAMA pada tanggal 16 Mei 2012
LULUS
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM D.III PERBANKAN SYARI’AH
JL. Prof. Dr. Hamka Km 02 Semarang Tel/Fax. (024) 601291
PENGESAHAN
Tugas Akhir Saudara
Nama : IQBAL SARAYULUS NUH
NIM : 092503026
Judul : PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM ASPEK KETERBUKAAN DI BNI SYARIAH
CABANG SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program D III Perbankan Syari’ah Fakultas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus
dengan predikat cumlaude / baik / cukup pada tanggal:
16 Mei 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2011/2012
v
MOTTO
Kehidupan yang sebenarnya adalah sekarang dan disini, bukan kemarin atau esok dan bukan disana atau disitu. Kemarin dan disana hanyalah sebuah kenangan, esok dan
disitu hanyalah sebuah harapan. Jadi belajarlah dari pengalaman kemarin dan lakukanlah yang terbaik sekarang
untuk mencapai harapan esok yang terbaik
(Iqbal Sarayulus Nuh)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap segala puji syukur atas nikmat Allah yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis untuk selalu berada di jalan-Nya untuk mencapai segala ridlo-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir di Program D3 Perbankan
Syari’ah. Maka penulis akan mempersembahkan karya Tugas Akhir ini kepada:
Ayahanda H. Abdul Qudus Nuh, B.Sc. bin H. Muhammad Nuh dan Ibunda Sri Murtini
A.Md. binti Wagini.
Almarhum Mbah Nuh, Almarhumah Mbah Siti, Almarhum Mbah Kakung Wagini,
Almarhum Mbah Buyut Sumiat, dan Mbah Ma’e Mujinah.
Kakak Helmy Aulia Rahman Nuh, S.I.P bin H. Abdul Qudus Nuh, B.Sc. dan Calon Kakak
Ipar Cita Minarsih binti Suwarna.
Semua sahabat-sahabat dan senior-senior PMII, ForSHEI, IMAKEN
Semua Saudara-Saudara dan Sahabat-Sahabatku.
Semua orang-orang dan pihak yang telah membantu dan mendoakan saya dalam penulisan
karya Tugas Akhir ini.
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan
tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa tugas
akhir ini tidak berisi materi
yang ditulis oleh orang lain
atau diterbitkan. Demikian
juga tugas akhir ini berisi
pemikiran-pemikiran orang
lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan
rujukan penulisan tugas akhir
ini.
Deklarator,
IQBAL SARAYULUS NUH
NIM. 092503026
viii
ABSTRAK
Memasuki abad 21, abad globalisasi yang penuh dengan tantangan dan
persaingan, maka penerapan prinsip Good Corporate Governance telah menjadi
suatu kebutuhan dan keniscayaan dalam pengelolaan perusahaan seperti
perbankan terutama perbankan syari’ah. Penerapan prinsip Good Corporate
Governance di perbankan syari’ah dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap bank syari’ah sebagai lembaga kepercayaan dan
intermediasi, melindungi kepentingan stakeholders, serta meningkatkan nilai-nilai
(values) bagi perusahaan. Penerapan prinsip Good Corporate Governance secara
sederhana dapat diwujudkan dengan cara peningkatan etos dan budaya kerja yang
amanah dan jamaah.
Dalam prinsip Good Corporate Governance, keterbukaan atau
transparansi merupakan suatu keharusan dan kebutuhan bagi perbankan syariah
guna menyampaikan informasi kepada semua stakeholders agar mengetahui
semua kondisi dalam perbankan syariah tersebut. Informasi yang disampaikanpun
juga harus benar, tepat waktu, akurat, dan mudah diakses.
Tugas Akhir ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library
Research) dan lapangan (Field Research) untuk menggambarkan tentang
penerapan prinsip Good Corporate Governance dalam Aspek Keterbukaan. Selain
itu penulis juga melakukan penelitian lapangan di BNI Syariah Cabang Semarang
sehingga mengetahui bagaimana penerapannya tersebut.
Adapun hasil dari penelitian ini, bahwa penerapan prinsip Good Corporate
Governance terutama adalah pada peningkatan etos dan budaya kerja yang
amanah dan jamaah dalam memberika pelayanan yang terbaik kepada
stakeholders untuk tetap menjaga kepercayaannya dan meningkatkan nilai-nilai
(values).
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Ilahi Robbi Allah SWT karena dengan
limpahan rahmat, hidayah, taufiqnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
penulisan tugas akhir ini dengan baik. Solawat dan salam marilah kita berikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafa’atnya di
hari kiamat.
Tugas Akhir ini yang berjudul “PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DALAM ASPEK KETERBUKAAN DI BNI
SYARIAH CABANG SEMARANG” disusun untuk memenuhi tugas sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Diploma 3 (D3)
dalam bidang ilmu Perbankan Syari’ah, Fakultas Syari’ah, IAIN Walisongo
Semarang.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapat bimbingan, arahan,
pengetahuan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang
2. Bapak DR. H. Imam Yahya, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang, Direktur Lingkar Masyarakat Berdaya (LMB), dan
sekaligus sebagai Pembimbing penulisan tugas akhir dan magang (PKL)
penulis di BNI Syariah Cabang Semarang, yang telah banyak berjasa saat
penulis menjadi aktivis di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
x
Semarang baik dalam organisasi intra dan ekstra kampus serta saat penulisan
dan penyusunan tugas akhir.
3. Bapak Drs. H. Wahab Zainuri, M..M., selaku Ka. Prodi D3 Perbankan
Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, Direktur LP2EI
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, Ketua Masyarakat Ekonomi
Syari’ah (MES) Semarang, Pembina ForSHEI yang telah meberikan banyak
bimbingan, arahan, pengetahuan, dan motivasi kepada penulis baik saat
penulis masih menjabat sebagai Ketua HMJ D3 Perbankan Syari’ah ataupun
menjadi aktivis yang lainnya dan saat menjadi mahasiswa baik baik intra
maupun ekstra kampus serta yang telah memberikan masukan dan arahan
tentang penulisan tugas akhir.
4. Bapak Johan Arifin, S.Ag, M.M., selaku Sek. Prodi D3 Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang juga telah memberikan
banyak bimbingan kepada penulis dan telah memberikan masukan untuk
tugas akhir.
5. Bapak Nur Fatoni, M.Ag., yang telah memberikan banyak bimbingan kepada
penulis baik penulisan tugas akhir ini dan bimbingan saat penulis pertama
kali menjadi Ketua Umum HMJ D3 Perbankan Syari’ah dan memberikan
masukan untuk penulisan tugas akhir.
6. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag. selaku Pembantu Dekan 1, Bapak H.M.
Saifullah, M.Ag. selaku Pembantu Dekan 2, Bapak Achmad Arief Budiman,
M.Ag., selaku Pembantu Dekan 3, serta Bapak M. Shoim dan Bapak M.
Harun selaku Dosen Bina SKK Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
xi
yang telah memberikan bimbingan saat penulis menjadi Ketua Umum HMJ
D3 Perbankan Syari’ah, dan Aktifis di organisasi baik intra maupun ekstra
kampus.
7. Bapak Ichwan Razoki Lubis (Pak Oki), selaku Pemimpin Cabang BNI
Syari’ah Semarang yang telah memberi motivasi dan bimbingan serta teladan
dan contoh etika bekerja saat penulis melakukan magang kerja atau praktik
kerja lapangan (PKL) di BNI Syari’ah Cabang Semarang.
8. Bapak Baroto Adi, selaku Pemimpin Bidang Operasional BNI Syari’ah
Cabang Semarang yang telah bersedia dan berkenan untuk dimintai
wawancara oleh penulis sebagai bahan rujukan penulisan tugas akhir dan juga
telah memberikan banyak motivasi, bimibingan, teladan dan contoh dalam
etika bekerja saat penulis melakukan magang kerja atau praktik kerja
lapangan (PKL) di BNI Syari’ah Cabang Semarang.
9. Mas Hery Aslam Wahid, Mbk Elly, Mas Ubed, Irkham, Khafid, Endang,
Salamah, Nyak, Mujab, Mas Qodzir, Mas Yayan, Mas Faqih, Mas Izuddin,
Mas Vian, Mas Nasron, Mbk Nufuz, Pak Ndut, Pak Din, Mas Bedil, Mas
Qomari, Mas Bahrul Amik, Mbk Fida, Mas Sovil, Fahmi, Faiq, Mbk Lala, dll
selaku senior yang telah mengkader penulis dalam organisasi dan memberi
banyak pengetahuan.
10. Sahabat-sahabti: Ali Maskur, Fuadi, Tata-Aqim, Linta, Dani, Umam-Gendhut
Houler, Jamil, David, Arif Jundan, Majid, Wahib, Zainuri, Majid, Khomsah,
Diva, Ulfy, Mega, Ubed, Kosim, Munir, Rifai, Umar, Toha, Baidowi, dan
Sahabat-Sahabati Junior: Abi, Siham, Kholis, Aris, Ulum, Nadia, Novida,
xii
Ida, Nilna, Solichin, Tsani, Cahyono, Wahid, As’ad, Afwa, Naim, U’ul, Anis,
Putri, Sabik, Rahmat, Umam, Upil, Ana, Rina, Adminah, Amoy, Sofi, Lutfi,
Nurul dll. Terima kasih atas semua canda tawa, pengalaman dan
pengetahuannya di PMII. Tetap tangan terkepal dan maju ke muka. Salam
Pergerakan!!!
11. Sofa, Jamil, Fitri-Pithil, A’am, Riri, Icha Tinggi, Sasa, Anna, Nana, Nadhir,
Andi, Ayu, Omen, Amri serta adek-adeku; April, Azizah, Henny Dwi Erlina
M, Bagas, Mamduh, Azum, Dzikri, Ica Najah, U’ul, Abi, Bisri, Maskun,
Ardi, Putri, Aries, Fathun, Tiwi, Zahwan, Indah, dll teman-teman di ForSHEI
yang telah banyak berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan saat diskusi
bersama ataupun event-event organisasi lainnya.
Sangat besar harapan, tulisan, ide, gagasan dan apa yang telah penulis buat
dan dokumentasikan dalam bentuk karya tulis tugas akhir ini dapat bermanfaat
menjadi hasanah ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
dan penyusunan tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
yang budiman untuk menuju proses kesempurnaan. Tulisan ini hanyalah sebagai
sebuah karya yang sangat sederhana yang pastinya akan sangat berharga pada
kesempatan mendatang. Sekian. Terima kasih.
Semarang, 28 April 2012,
Penulis,
Iqbal Sarayulus Nuh
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN BERITA ACARA UJIAN MUNAQOSYAH ....................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
DEKLASARI ................................................................................................ vii
ABSTRAK .....................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 5
D. Manfaat ............................................................................................... 6
E. Telaah Pustaka .................................................................................... 6
F. Metode Penelitian ............................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 14
BAB II GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah ......................................................... 16
B. Visi dan Misi BNI Syariah ................................................................. 17
C. Struktur Organisasi ............................................................................. 18
xiv
D. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Pegawai ............................................ 19
E. Produk-Produk BNI Syariah .............................................................. 25
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Good Corporate Governance ........................................... 32
B. Prinsip-Prinsip dalam Good Corporate Governance pada
Perbankan Syariah ......................................................................... .... 34
C. Manfaat Penerapan Prinsip Good Corporate Governance ................. 42
D. Good Corporate Governance dalam Islam ........................................ 43
E. Penerapan Prinsip Good Corporete Governance di BNI Syariah
Cabang Semarang ............................................................................... 50
F. Penerapan Aspek Keterbukaan di BNI Syariah Cabang Semarang ... 56
G. Analisis Mengenai Hubungan Prinsip Good Corporate Governance
dan Aspek Keterbukaan di BNI Syariah Cabang Semarang .............. 59
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 62
B. Saran-Saran ........................................................................................ 65
C. Penutup ............................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Governance yang terjemahannya adalah pengaturan yang dalam
konteks Good Corporate Governance (GCG) ada yang menyebut tata
pamong. Corporate Govevrnance dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham atau
Pemilik Modal, Komisaris atau Dewan Pengawas dan Direksi) untuk
meningkatkan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.1
Telah membuktikan bahwa fungsi manajemen tidak cukup hanya
memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien
dan baik. Diperlukan instrumen baru, Good Corporate Governance (GCG)
untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Ada dua hal yang
ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham
untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan,
kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja
1 Adrian Sutedi, S.H., M.H., Good Corporate Governance, (Jakarta: Sinar Grafika, Ed. 1,
Cet. 1, 2011), hlm. 1.
2
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.2 Hadirnya Good Corporate
Governance dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan,
mengingat Good Corporate Governance mensyaratkan suatu pengelolaan
yang baik dalam sebuah institusi dan organisasi.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah
Good Corporate Governance (GCG) kian populer. Tak hanya sekedar
populer saja, istilah tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Pertama,
Good Corporate Governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan
untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus
memenangkan persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi di kawasan
Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan
Good Corporate Governance.3 Memasuki abad ke-21, tuntutan untuk
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
sangat penting segera dilakukan.4
Good Corporate Governance sering disebut sebagai pola hubungan,
sistem dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan
nilai tambah yang berkesinambungan dalam jangka panjang bagi Pemegang
Saham tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku.
2 Thomas S. Kaihatu, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Good Corporate
Governance dan Penerapannya di Indonesia, (Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Petra, 2006), hlm. 1. 3 Ibid
4 Nur Hidayati Setyani, Jurnal Economica: Implementasi Prinsip Good Corporate
Governance pada Perbankan Syariah di Indonesia, (Semarang: LP2EI Fakultas Syariah IAIN
Walisongo, 2010), hlm. 2.
3
Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaan
prinsip Good Corporate Governance perlu dilandasi oleh integritas yang
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi
acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-
nilai (values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya
perusahaan.5
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance juga harus
dilakukan dalam bisnis perbankan untuk meningkatkan nilai, melindungi
kepentingan stakeholders, dan menjaga kepercayaan masyarakat sebagai
lembaga intermediasi dan kepercayaan. Selain itu juga karena memiliki
kekhasan dalam pengelolaannya. Alasan utamanya adalah karena adanya
unsur 3K yang harus dipatuhi yakni kepercayaan6, keterbukaan
7, dan
keberhatian. Fokus utama bank adalah menjaga kepercayaan dan mencegah
risiko yang mungkin terjadi.8 Masyarakat menyimpan dananya di bank
semata-mata berdasarkan kepercayaan bahwa dananya akan kembali
ditambah sejumlah keuntungan yang berasal dari bagi hasil atau fee.
Selanjutnya dana tersebut akan diputar dalam bentuk pembiayaan-
pembiayaan yang halal dan dapat dipertanggungjawabkan termasuk ke dalam
pembiayaan sektor riil. Apabila tidak ditangani secara profesional, transparan
5 Tim Studi Kementerian Keuangan RI Bapepam-LK, Kajian Tentang Pedoman Good
Corporate Governance di Negara-Negara Anggota ACMF, (Jakarta: Kementerian Keuangan
Bapepam-LK, 2010), hlm. 9. 6 Kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar-
benar nyata. [Drs. Yandianto, kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Percetakan M2S, 1996),
hlm. 427]. 7 Keterbukaan adalah hal terbuka. ( Ibid, hlm. 56).
8 www.banksultra.co.id
4
dan hati-hati (prudential banking) akan menimbulkan risiko dan bencana bagi
perbankan.
Oleh karena itu, perbankan terutama perbankan syariah harus
menerapkan Good Corporate Governance untuk tata pengelolaan sistem
perbankan yang baik dan bisa melayani nasabah dengan baik pula dengan
etos dan budaya kerja yang amanah dan jamaah. Dalam Good Corporate
Governance (GCG), terdapat 5 prinsip, yaitu: keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness).9
Dalam hal ini akan membahas ke dalam aspek keterbukaan dalam
bank syariah yang dalam hal ini adalah BNI Syariah Cabang Semarang.
Bentuk dari aspek keterbukaan bank syariah antara lain yaitu bank syariah
harus memberikan informasi yang tepat waktu, memadai, akurat, jelas, dan
dapat diperbandingkan serta mudah di akses oleh stakeholder sesuai dengan
haknya. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank syariah tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank10 sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku, rahasia jabatan11, dan hak-hak pribadi
serta kebijakan bank syariah harus tertulis dan dikomunikasikan kepada
stakeholder dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan
tersebut.
9 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarya: Gadjah Mada
University Press, 2007), hlm. 180. 10 Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
Nasabah Penyimpan dan Simpananannya serta Nasabah Investor dan Investasinya. (Pasal 1 Ayat 4
UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.) 11 Rahasia Jabatan adalah rahasia yang meyangkut tugas dalam suatu jabatan. (Penjelasan
Pasal 6 Ayat 3 Huruf d UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik).
5
Oleh karena itu, penulis akan membuat penulisan tugas akhir tentang
prinsip Good Corporate Governance dalam aspek keterbukaan di bank
syariah dengan studi kasus di BNI Syariah Cabang Semarang. Penulis
mengajukan tugas akhir dengan judul “PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DALAM ASPEK KETERBUKAAN DI
BNI SYARIAH CABANG SEMARANG.”
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance di BNI
Syariah Cabang Semarang?
2. Bagaimana penerapan aspek keterbukaan di BNI Syariah Cabang
Semarang?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan antara lain:
1. Untuk mengetahui tentang penerapan prinsip Good Corporate Governance
di BNI Syariah Cabang Semarang.
2. Untuk mengetahui penerapan aspek keterbukaan di BNI Syariah Cabang
Semarang.
6
D. Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diambil antara lain:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah informasi, wawasan
pemikiran dan pengetahuan dalam kajian prinsip Good Corporate
Governance dalam aspek keterbukaan di Bank Syariah.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan wacana dan
motivasi BNI Syariah Cabang Semarang agar dapat selalu berkembang.
E. Telaah Pustaka
Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail seperti yang telah
dikemukakan pada latar belakang masalah, maka penulis berusaha untuk
melakukan kajian awal terhadap pustaka ataupun karya-karya yang
mempunyai relevansi terhadap topik yang ingin diteliti. Pustaka-pustaka yang
menjadi telaahan dalam penulisan ini antara lain :
Tesis dengan judul Kebijakan Pemerintah Tentang Pelaksanaan
Prinsip ”Good Corporate Governance” Bagi Bank Umum Dalam Praktek
Perbankan Syariah. Karya Nur Hidayati Setyani Mahasiswi Program
Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang tahun 2010. Dalam
tesis ini membahas tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG) di berbagai lembaga bisnis
berorientasi profit, khususnya lembaga keuangan atau bank syariah,
merupakan suatu keniscayaan, bahkan lembaga-lembaga keuangan syariah,
khususnya bank syariah, harusnya menjadi pionir dalam implementasi
7
kebijakan pemerintah tentang penerapan Good Corporate Governance bagi
bank umum, karena dijalankan menurut prinsip-prinsip Islam.
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk Mengelola
Resiko Perbankan (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang),
Skripsi karya Hana Faridah, Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tahun
2010. Dalam skripsi ini membahas bahwa Kebutuhan untuk menerapkan
prinsip Good Corporate Governance juga dirasakan sangat kuat dalam
industri perbankan. Dalam aktivitas perbankan, risiko merupakan suatu
kejadian yang tidak dapat dihindari, namun risiko tersebut dapat
diminimalisir. Bank Syariah senantiasa menerapkan prinsip-prinsip kehati-
hatian dalam setiap operasionalnya. Prinsip prudential dalam operasional
bank syariah pada dasarnya merupakan implementasi dari manajemen risiko.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Akuntansi
Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul
“Tinjauan Atas Good Corporate Governance di Indonesia”. Karya: Azhar
Maksum. Dalam pidato ini membahas, Buruknya pelaksanaan Corporate
Governance selama ini di berbagai negara Asia termasuk Indonesia
dipandang merupakan salah satu akar penyebab timbulnya krisis ekonomi.
Dengan buruknya pelaksanaan Corporate Governance maka kepercayaan
investor menjadi turun yang pada akhirnya menyebabkan mereka
mengalihkan dananya ke perusahaan atau negara lain.
8
Masih sama diatas, yaitu Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, dengan judul Peran Akuntan
dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Goverance pada Perusahaan di
Indonesia (Tinjauan Perspktif Teori Keagenan), karya Drs. Arifin, M.Com,
(Hons), Akt., Ph.D. Dalam pidato ini membahas bahwa tujuan Good
Corporate Governance pada intinya adalah menciptakaan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah perihak
internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak
eksternal yang meliputi investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihak–
pihak lain yang berkepentingan (stakeholders).
Implementasi Prinsip Good Corporate Governance pada Perbankan
Syariah di Indonesia, Penelitian yang dimuat di Jurnal Economica, karya Nur
Hidayati Setyani dari LP2EI Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang
tahun 2010. Dalam jurnal ini membahas tentang perbankan syariah sebagai
lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan
kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan (transparency),
memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran yang
konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai
pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential
banking practices dengan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku
sebagai wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari
tekanan atau intervensi dari pihak manapun dalam pengambilan keputusan
9
(independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh
stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness).
Kemudian masih sama, penelitian yang dimuat di Jurnal Economica,
dengan judul Membangun Budaya Organisasi Bisnis Syariah (Studi pada
Bank Muamalah Indonesia), karya Indah Piliyanti dari LP2EI Fakultas
Syariah IAIN Walisongo Semarang tahun 2010. Dalam jurnal ini membahas
bahwa bentuk spiritualisme-pun ternyata tidak hanya terkait dengan masalah
keyakinan dalam bentuk ritual keagamaan semata, akan tetapi telah
memasuki lingkungan bisnis.
Lalu pada literatur buku-buku antara lain. Buku Perbankan Syariah:
Prinsip, Praktik, dan Prospek, Sistem Tata Kelola Perbankan Islam, karya
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud dengan penerbit PT. Serambi Ilmu
Semesta Jakarta tahun 2007. Dalam buku ini membahas tentang sistem tata
kelola perusahaan tidak hanya mengurusi desain mekanisme kontrol,
pemecahan konflik pemodal agen, dan pengawasan terhadap agen oportunis.
Sistem tata kelola perusahaan juga bisa digunakan untuk membangun
kepercayaan, menjalin kerja sama, dan menciptakan visi bersama antara
semua pihak yang terlibat dalam perusahaan sehingga masalah keagenan
dapat diatasi. Hasilnya akan tampak jika Governance Structure dapat
membangun kesamaan nilai, keyakinan, konsep, tradisi, dan moral yang
mengikat semua pihak dalam organisasi.
Pada buku lagi yaitu dengan judul Perbankan Syariah di Indonesia,
Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Praktik Perbankan
10
Syariah, karya Abdul Ghofur Anshori dengan penerbit Gadjah Mada
University Press Yogakarta tahun 2008. Dalam buku ini membahas bahwa
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sangat penting untuk
diterapkan dalam operasional perusahaan. Lebih-lebih perusahaan yang
bergerak di bidang perbankan, karena dalam operasional bank pihak banker
dituntut untuk selalu melaksanakan prinsip kehati-hatian bank (prudential
principle) dalam memberikan jasa keuangan kepada masyarakat. Hal ini
sangat mungkin mengingat bank sebagai industri yang telah diatur
sedemikian kompleknya. Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas
perbankan harus mampu melakukan penilaian dan penindakan terhadap
pelaksanaan Good Cororate Governance Bank.
Kemudian, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia,
buku karya Man Al Abdullah dari Yogyakarta dan penerbit Ar-Ruzz Media
tahun 2010. Dalam buku ini membahas bahwa buruknya pelaksaan praktik
Good Corporate Governance (GCG) telah memicu krisis perbankan nasional
pada medio 1997-2000. Runtuhnya beberapa raksasa bisnis dunia seperti
Enron dan Worldcom di AS, serta jatuhnya HIH dan One-tel di Australia,
juga disebabkan muasal yang sama. Dengan demikian, tata kelola perbankan
yang baik merupakan tuntutan yang mendesak untuk dilakukan.
Dan dari penerbit Sinar Grafika Jakarta, menerbitkan buku pada tahun
2011 karya Adrian Sutedi, S.H., M.H dengan judul Good Corporate
Governance. Dalam buku ini membahas bahwa Good Corporate Governance
dilatarbelakangi oleh adanya perusahaan yang banyak bergantung pada modal
11
ekstern (modal ekuiti serta pinjaman) untuk pembiayaan kegiatan mereka,
melakukan investasi, dan menciptakan pertumbuhan. Oleh karena itu, demi
kepentingan mereka maka perusahaan perlu memastikan pihak penyandang
dana ekstern bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan seefisien
mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk
kepentingan perusahaan. Kepastian seperti itu diberikan oleh sistem tata
kelola perusahaan (Corporate Governance).
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah sekumpulan teknik atau cara yang digunakan
dalam penelitian yang meliputi proses perencanaan, dan pelaporan hasil
penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Prosedur penelitian ini
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library
Research) dan penelitian lapangan (Field Research) dengan jalan
membaca, menelaah buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan Good
Corporate Governance di Perbankan Syariah. Di samping menelaah dari
12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 4.
12
buku-buku yang berkaitan dengan hal tersebut, juga melakukan
wawancara dengan pihak BNI Syariah Cabang Semarang yang dalam hal
ini dengan Bapak Baroto Adi sebagai Pemimpin Bidang Operasional.
2. Sumber Data
Adapun cara kerja teknis metode penelitian ini dengan
menggunakan sumber data yang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari.13 Data primer
juga disebut dengan istilah data asli. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah buku dan hasil wawancara langsung yang
dilakukan dengan Bapak Baroto Adi sebagai Pemimpin Bidang
Operasional BNI Syariah Cabang Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan
dapat diperoleh dari luar objek penelitian.14 Sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah segala data yang tidak berasal dari sumber
data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung
informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang berbentuk buku,
karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan objek
penelitian.
13 Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91.
14 Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 11.
13
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, karena jenis penelitiannya menggunakan
library research dan field research, maka metode pengumpulan datanya
dilakukan melalui :
a. Wawancara, dilakukan dengan objek penelitian yaitu BNI Syariah
Semarang melalui Bapak Baroto Adi sebagai Pemimpin Bidang
Operasional.
b. Observasi, dilakukan dengan mengamati, mencermati dan menganalisis
di tempat objek penelitian, yakni BNI Syariah Cabang Semarang.
c. Dokumentasi, penelusuran terhadap bahan-bahan pustaka yang menjadi
sumber data penelitian.
4. Metode Analisis
Analisis data merupakan faktor yang (juga) penting dalam suatu
penelitian. Analisis adalah suatu proses menghubung-hubungkan,
memisahkan, dan mengelompokkan antara fakta yang satu dengan fakta
yang lain sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai akhir
pembahasan.15 Selain itu, analsis data merupakan proses pencandraan
(description) dan penyusunan transkip interviu secara material lain yang
telah terkumpul.16
Untuk itu, digunakan metode Deskriptif Analisis yakni
menggambarkan dan dengan pendekatan ini maka corak khas atau
15 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
hlm. 85. 16 Prof. DR. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2002), hlm. 209.
14
karakteristik BNI Syariah Cabang Semarang akan menjadi penelitian.
Analisis ini untuk menggambarkan profil BNI Syariah Cabang Semarang
dan prinsip Good Corporate Governance dalam aspek keterbukaan.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini diawali dengan halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, halaman deklarasi, halaman abstrak, kata pengantar, dan daftar
isi. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa bab yang masing-masing bab
membahas tentang tugas akhir ini.
BAB I. PENDAHULUAN, terdiri atas: Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat, Telaah Pustaka, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II. GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG
SEMARANG, terdiri atas: Sejarah Berdirinya BNI Syariah, Visi dan Misi,
Struktur Organisasi, Fungsi, Tugas, dan Wewenang serta Produk-Produk BNI
Syaiah.
BAB III. PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DALAM ASPEK KETERBUKAAN DI BNI SYARIAH
CABANG SEMARANG, terdiri atas pembahasan keseluruhan dari Good
Corporate Governance dalam aspek keterbukaan di BNI Syariah Cabang
Semarang, antara lain: Pengertian Good Corporate Governance, Prinsip-
Prinsip Dalam Good Corporate Governance Pada Perbankan Syariah,
15
Manfaat Penerapan Prinsip Good Corporate Governance, Good Corporate
Governance dalam Islam, Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di
BNI Syariah Cabang Semarang, Penerapan Aspek Keterbukaan di BNI
Syariah Cabang Semarang, serta Analisis Mengenai Hubungan Good
Corporate Governance dan Aspek Keterbukaan di BNI Syariah Cabang
Semarang.
BAB IV. PENUTUP, terdiri atas Kesimpulan, Saran-Saran, dan
Penutup.
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan Daftar Pustaka, Lampiran-
Lampiran, Grafik, Tabel, Biodata Penulis, dan Sertifikat-Sertifikat.
16
BAB II
GAMABARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah
BNI Syariah mulai beroperasi pada tanggal 29 April 2000 sebagai
Unit Usaha Syariah (UUS) BNI. Pada awal berdirinya, UUS BNI terdiri atas
5 kantor cabang yakni di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan
Banjarmasin.17
Pada tahun 2002, BNI Syariah mulai menghasilkan laba dan pada
tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan yang di dalamnya termasuk
rencana independensi BNI Syariah pada tahun 2009 - 2010. Pada tahun 2005
proses independensi BNI Syariah diperkuat dengan kebijakan otonomi khusus
yang diberikan oleh BNI kepada UUS BNI.18
Pada Tahun 2009, BNI membentuk Tim Implementasi Pembentukan
Bank Umum Syariah. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang hingga pada
pertengahan tahun 2010 telah memiliki 27 kantor cabang dan 31 Kantor
cabang pembantu. Di samping itu, UUS BNI senantiasa mendapatkan
dukungan teknologi informasi dan penggunaan jaringan saluran distribusi
yang meliputi kantor cabang BNI, jaringan ATM BNI, ATM Link serta ATM
Bersama, 24 jam layanan BNI Call dan juga internet banking.19
Proses spin off dilakukan dengan beberapa tahapan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Bank
17 www.bnisyariah.co.id
18 Ibid
19 Ibid
17
Indonesia. Bank Indonesia memberikan persetujuan prinsip untuk pendirian
BNI Syariah, dengan surat nomor 12/2/DPG/DPbS tanggal 8 Februari 2010
perihal Izin Prinsip Pendirian PT Bank BNI Syariah. Pada tanggal 22 Maret
2010 telah ditandatangani Akta Nomor 159, Akta Pemisahan Unit Usaha
Syariah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ke dalam PT Bank BNI
Syariah dan Akta Nomor 160, Akta Pendirian PT Bank BNI Syariah, yang
keduanya dibuat di hadapan Aulia Taufani, sebagai pengganti dari Sutjipto,
Notaris di Jakarta.20
Sedangkan pembukaan kantor cabang di Semarang pada awalnya
adalah hasil relokasi dari kantor BNI Syariah cabang Jepara. Karena dalam
operasinya dianggap tidak efisien, maka pada tahun 2003 pihak manajemen
memutuskan utuk memindahkan BNI Syariah Cabang Jepara ke Semarang
tepatnya pada tanggal 23 Januari 2003 berkantor di Jalan Pandanaran dan
pada tanggal 26 Desember 2007 pindah ke Jalan A. Yani. Sedangkan untuk
BNI Syariah Cabang Jepara beralih fungsi menjadi Kantor Cabang
Pembantu.21
B. Visi dan Misi BNI Syariah
Adapun Visi dan Misi BNI Syariah22 adalah :
Visi BNI Syariah adalah
“Menjadi bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja”
20 Ibid
21 Unit Keuangan dan Umum Syariah (KUS) BNI Syariah Cabang Semarang
22 www.bnisyariah.co.id
18
Misi BNI Syariah :
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
Syariah.
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi BNI Syariah Cabang Semarang23
Adapun struktur organisasi BNI Syariah Cabang Semarang sebagai berikut
Pemimpin Cabang : Ichwan Razoki Lubis
Pemimpin Bidang Operasional : Baroto Adi
Penyelia-Penyelia
- Pemasaran Pembiayaan : Sriwijayanto Suryadharma
- Pemasaran Dana dan SCO : Purwadi
- Pelayanan Nasabah : Nunuk Nugroho
- Operasional : Fiet Fatimah
- Processing : Indah
- Collection Remidial : Basuki Soewarno
23 Unit Keuangan dan Umum Syariah (KUS) BNI Syariah Cabang Semarang
19
- Keuangan dan Umum Syariah : Bintang S. Annas
- KCPS Unissula : Budi Setyoko
- KCPS Jepara : Isni Sofiana
- KK Teaching Hospital : Orizanti
Adapun struktur organisasi yang lebih lengkap terdapat pada lampiran.
D. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Pegawai24
1. Pemimpin Cabang
a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran dan tujuan yang
akan dicapai, strategi dan rencana program pelaksanaan
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara
langsung unit-unit kerja menurut bidang tugasnya di area wilayah
kerjanya sejalan dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI Syariah kepada nasabah serta
menggali calon nasabah
2. Pemimpin Bidang Operasional
a. Memberi dukungan kepada pemimpin cabang syariah dan bekerja
sama dalam hal:
- Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan penetapan
target pelayanan dan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
- Mengorganisasikan serta mengelola SDM yang ada di unit front liner
dan back office.
24 Ibid
20
- Pelaksanaan penerbitan garansi bank
- Memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah
- Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro wadiah, tabungan
mudharabah, deposito mudharabah dan produk BNI Syariah kepada
nasabah.
- Pelayanan semua jenis transaksi kas tunai dan pemindahan
- Operasional back office dalam menunjang penyelesaian transaksi
produk dana, pembayaran jasa yang dilakukan back office dan unit
pemasaran bisnis produksi.
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara
langsung seluruh unit-unit operasional yang berada di bawahnya
sejalan dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan.
3. Penyelia Pelayanan Nasabah
a. Menyelia langsung seluruh kegiatan pelayanan yang dilakukan
asisten pelayanan nasabah antara lain meliputi:
- Pembukaan dan pengelolaan rekening, transaksi produk jasa
dalam maupun luar negeri, penerbitan BNI card, phone plus,
serta melayani transaksi pencairan deposito dan lain-lain.
- Melakukan refferel dan cros seling kepada walk in customer
serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran
berbiaya rendah (ATM, phone plus) kepada nasabah yang akan
datang.
21
b. Bertanggung jawab untuk mengontrol dan memecahkan
permasalahan yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang
dikelolanya, memeriksa pelaporan-pelaporan yang dibuat unitnya.
c. Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enhancement).
4. Penyelia Keuangan dan Umum
a. Menyelia seluruh pegawai di unit administrasi keuangan dan umum
untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan umum cabang syariah dalam usaha:
- Mengelola sistem otomasi di KCS dan Cabang Pembantu
Syariah
- Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang
Syariah dan cabang pembantu Syariah
- Mengelola laporan harian sistem kantor cabang Syariah dan
cabang pembantu Syariah
- Mengendalikan transaksi kantor cabang Syariah dan cabang
pembantu Syariah
- Mengelola laporan kantor cabang pembantu Syariah
b. Menyelia langsung seluruh kegiatan pengelolaan administrasi
kepegawaian, kebutuhan logistik, akomodasi, transportasi dan
penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan.
c. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement).
22
5. Penyelia Operasional
a. Menyelia langsung pegawai di unit administrasi domestik dan kliring
dan melaksanakan kegiatan meliputi:
- Mengelola transaksi kliring termasuk KU/inkaso dalam negeri
- Melaksanakan entry transaksi keuangan secara kliring/pemindahan
ke dalam sistem
- Mengelola daftar hitam/nasabah penarik cek kosong
- Mengelola komunikasi cabang
- Menyelesaikan transaksi daftar pos terbuka (DPT) rupiah
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement).
6. Penyelia Pemasaran
a. Menyelia langsung kegiatan:
- Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon
nasabah.
- Mengelola permohonan pembiayaan ritel (produktif, konsumtif),
pemantauan nasabah dan kolektibilitas.
- Mengelola kualitas portepel pembiayaan dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah.
- Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah non ritel
- Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta
bisnis.
23
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement).
7. Asisten Pemasaran
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam melaksanakan
kegiatan:
a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan konsumtif
b. Membantu memasarkan produk dan jasa BNI Syariah kepada
nasabah/calon nasabah.
c. Membina hubungan dan memantau pertumbuhan aktivitas nasabah
non ritel.
8. Teller
Di bawah penyeliaan, pengendalian serta pengawasan bertanggung jawab
penuh untuk menyediakan pelayanan transaksi kas/tunai, pemindahan
kliring serta transaksi keuangan lainnya kepada nasabah sesuai dengan
standar layanan yang ditetapkan, melakukan refferal walk in customer
serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah
(ATM, phone plus) kepada nasabah yang datang.
9. Asisten Pelayanan Nasabah
Di bawah penyeliaan atasannya bertugas
a. Memberikan informasi produk dan jasa BNI Syariah kepada nasabah
b. Mengelola dan melayani pembukaan rekening giro, tabungan, THI,
deposito
c. Melaksanakan penjualan melalui cross selling
24
10. Asisten administrasi Pembiayaan
Di bawah penyeliaan atasannya aktif dalam menjalankan kegiatan
a. Mengelola administrasi pembiayaan dan portepel pembiayaan
b. Memantau proses pemberian pembiayaan
c. Mengelola penerbitan jaminan bank
11. Asisten Keuangan dan Umum
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam kegiatan:
a. Mengelola sistem otomasi di kantor cabang syariah dan cabang
pembantu syariah
b. Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang syariah
dan cabang pembantu syariah
c. Mengelola laporan harian sistem kantor cabang Syariah dan cabang
pembantu syariah
d. Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang syariah dan
cabang pembantu syariah
e. Mengelola laporan kantor cabang syariah
f. Pengelolaan administrasi kepegawaian
g. Kebutuhan logistik, akomodasi
h. Transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan
12. Petugas non administrasi
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam membantu
pengelolaan administrasi umum, kebutuhan logistik, urusan kerumah
tanggaan serta melaksanakan kegiatan lain
25
E. Produk – Produk BNI Syariah25
BNI Syariah memiliki berbagai jenis produk dan jasa yang relatif
lengkap untuk memenuhi kebutuhan individu, usaha kecil, dan institusi.
Produk dan jasa yang tersedia untuk individu, usaha kecil maupun institusi
meliputi produk pembiayaan, produk investasi, produk simpanan, dan jasa-
jasa perbankan. Keseluruhan produk tersebut dapat digunakan oleh seluruh
lapisan masyarakat tanpa membedakan etnis maupun agama.
Bahwa strategi bisnis BNI Syariah tahun 2010-2012 akan difokuskan
pada bidang ritel konsumer. Lebih dari 65% portofolio bisnis diharapkan
dapat dikontribusi dari produk-produk unggulan seperti: Tabungan iB
Bisnis Hasanah, Tabungan iB Hasanah, Wirausaha iB Hasanah, Griya iB
Hasanah, Gadai Emas iB Hasanah, dan Talangan Haji iB Hasanah.26
1. Produk Penghimpunan Dana (Funding)27
Produk penghimpunan dana (funding) terdiri atas tabungan,
deposito, dan giro antara lain:
Tabungan terdiri atas, Tabungan iB Hasanah merupakan
simpanan transaksional yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan menurut syarat tertentu, tidak dapat ditarik dengan cek atau
bilyet giro atau alat yang dipersamakan dengan itu. Tabungan iB
Hasanah hadir untuk memenuhi kebutuhan anda dalam mengelola dana
serta melakukan transaksi sehari-hari. Tabungan iB Hasanah dilengkapi
dengan kartu ATM yang berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat
25 BNI Syariah, 2012, Buku Panduan Pemasaran, bab IV.
26 Ibid, bab I, hlm. 1.
27 Ibid, bab IV, bag. I.
26
dipergunakan untuk bertransaksi pada merchant berlogo MasterCard di
seluruh dunia. Selain itu, Tabungan iB Hasanah juga dapat diakses
melalui internet banking, SMS banking, dan phone banking. Tabungan
iB Hasanah dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh cabang BNI.
Tabungan iB Bisnis Hasanah merupakan tabungan iB Bisnis
Hasanah adalah produk yang ditujukan untuk usaha kecil atau usaha
perorangan yang menginginkan catatan mutasi rekening yang lebih
detail dalam buku tabungan. Tabungan iB Bisnis Hasanah dilengkapi
dengan kartu ATM yang berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat
dipergunakan untuk bertransaksi pada merchant berlogo Master Card di
seluruh dunia. Selain itu, Tabungan iB Bisnis Hasanah juga dapat
diakses melalui internet banking, SMS banking, dan phone banking.
Tabungan iB Bisnis Hasanah dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh
cabang BNI. Tabungan ini dilengkapi dengan fasilitas executive lounge.
Tabungan iB Tapenas Hasanah merupakan tabungan iB
Tapenas Hasanah adalah tabungan perencanaan atau berjangka dalam
mata uang Rupiah yang digunakan untuk investasi mewujudkan
rencana masa depan, misalnya untuk dana pendidikan, umroh,
pernikahan, dan liburan serta.dengan manfaat asuransi.
Tabungan iB THI Hasanah merupakan tabungan yang
digunakan sebagai sarana penghimpunan dan pembayaran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
27
Tabunganku iB merupakan produk simpanan generik dari
Bank Indonesia untuk meningkatkan kesadaran menabung.
Tabungan iB Hasanah untuk Mahasiswa merupakan
tabungan yang diberikan kepada para mahasiswa perguruan tinggi
negeri atau swasta yang bekerjasama dengan BNI Syariah.
Tabungan iB Hasanah (KTA) untuk Anggota Institusi
merupakan tabungan yang diberikan kepada para anggota institusi yang
bekerja sama dengan BNI Syariah.
Kemudian pada Giro, terdiri atas Giro iB Hasanah, ada dua
macam yaitu Giro Rupiah (IDR) merupakan simpanan transaksional
dalam mata uang rupiah (IDR) yang penarikannya dilakukan dengan
cek atau bilyet giro (BG) serta Giro Valas (USD) yang merupakan
simpanan transaksional dalam mata uang asing yang penarikannya
dengan slip penarikan khusus valas.
Lalu pada Deposito, yang terdiri atas Deposito iB Hasanah, ada
dua macam yaitu Deposito Rupiah (IDR) merupakan simpanan
berjangka dalam mata uang rupiah (IDR) ditujukan untuk inestasi dan
dapat dicairkan pada saat jatuh tempo serta Deposito Valas (USD)
yang merupakan simpanan berjangka dalam mata uang dolar (USD)
ditujukan untuk investasi dan dapat dicairkan pada saat jatuh tempo.
2. Produk Pembiayaan (Lending)28
Produk pembiayaan di BNI Syariah terdiri atas,
28 Ibid, bab IV, bag. II.
28
iB Hasanah Card merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi
seperti kartu kredit berdasarkan prinsip syaraiah sebagaimana diatur
dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) nomor 54/DSN-
MUI/IX/2006 tentang Syariah Card.
Griya iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada individu untuk membeli, membangun, merenovasi
rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan
membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan
dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali
masing-masing calon nasabah.
Oto iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif
murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian
kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai
dengan pembiayaan ini.
Wirausaha iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan
produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak
bertentangan dengan Syariah dan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.
Gadai Emas iB Hasanah disebut juga pembiayaan rahn
merupakan penyerahan hak penguasaan secara fisik atas barang
berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan beserta
29
aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai agunan atas
pembiayaan yang diterima.
Multijasa iB Hasanah disebut juga Ijarah Multijasa adalah
fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat
untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan
bermotor selama jasa dimaksud tidak bertentangan dengan undang-
undang atau hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang
diharamkan syariah Islam.
Multiguna iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan
konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli
barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang
dibiayai (apabila bernilai material) dan atau aset tetap yang ditujukan
untuk kalangan professional dan pegawai aktif yang memiliki sumber
pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak
termasuk kategori yang diharamkan dalam Syariah Islam.
Fleksi iB Hasanah merupakan kerjasama dengan perusahaan/
lembaga/instansi dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya. Dalam
kerjasama ini perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk
kepentingan angsuran pegawai.
Talangan Haji iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan
konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan
setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang
30
ditentukan oleh Kementrian Agama, untuk mendapatkan nomor seat
porsi haji dengan menggunakan akad ijarah. Talangan Haji iB Hasanah
dapat diberikan kepada nasabah yang sudah memiliki Tabungan iB THI
Hasanah.
CCF iB Hasanah merupakan pembiayaan yang dijamin dengan
cash, yaitu dijamin dengan simpanan atau investasi dalam bentuk
deposito, giro, dan tabungan yang diterbitkan BNI Syariah.
Payroll Gaji merupakan layanan pembayaran gaji yang
dilakukan oleh BNI Syariah atas dasar perintah dari perusahan atau
instansi pembayar gaji untuk mendebet rekeningnya dan mengkredit
rekening karyawannya.
BNI Syariah Corporate i-Banking merupakan fasilitas layanan
yang diberikan kepada nasabah korporasi BNI Syariah untuk transaksi
perbankan melalui jaringan internet, kapan saja, dimana saja, yang
mempermudah penggunannya dari cek saldo, mutasi rekening hingga
pemindahbukuan dan pembayaran tagihan.
Virtual Account merupakan nomor identifikasi pelanggan
perusahaan yang dibuka oleh bank atas permintaan perusahaan untuk
selanjutnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya sebagai
nomor rekening tujuan penerimaan (collection). Dimana setiap setoran
atas keuntungan virtual account, sistem secara otomatis membuku ke
rekening utama dengan mencantumkan nomor dan rekening virtual,
31
virtual account tidak memiliki jumlah tagihan yang pasti (open
payment)
Selain produk-produk institusi tersebut di atas, BNI Syariah juga
menyediakan pembiayaan onshore, pembiayaan anjak utang dan anjak
piutang, pembiayaan ekspor, L/C impor, Garansi Bank, SKBDN, SKB-
DK, kiriman uang, kliring, dan RTGS.29
29 www.bnisyariah.co.id
32
BAB III
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
ASPEK KETERBUKAAN DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
A. Pengertian Good Corporate Governance
Corporate Governance (CG) merupakan isu yang relatif baru dalam
dunia manajemen bisnis. Secara umum Corporate Governance terkait dengan
sistem mekanisme hubungan yang mengatur dan menciptakan insentif yang
pas diantara para pihak yang mempunyai kepentingan pada suatu perusahaan
agar perusahaan dimaksud dapat mencapai tujuan-tujuan usahanya secara
optimal.30 Corporate Governance itu adalah suatu sistem yang dibangun
untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tata
hubungan yang baik, adil dan transparan di antara berbagai pihak yang terkait
dan memiliki kepentingan (stakeholder) dalam perusahaan.31
Good Corporate Governance (GCG) juga berarti suatu proses dan
struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan
akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mempertinggi nilai saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lain.32 Terlebih bagi perbankan syariah yang operasionalnya berdasarkan
prinsip-prinsip Islam sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang
30 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), hlm. 179. 31 Azhar Maksum., Pidato Pengukuhan Guru Besar: Tinjuan atas Good Corporate
Governance di Indonesia, (Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, 2005), hlm. 8. 32 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Op. Cit.
33
menaruh dananya pada perbankan syariah untuk tetap menjaga kepercayaan
masyarakat dan meningkatkan nilai-nilai pada perbankan syariah tersebut.
Governance pada bank memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
dengan Governance pada lembaga non bank. Hal ini lebih disebabkan oleh
kehadiran deposan sebagai suatu kelompok stakeholders yang
kepentingannya harus diakomodir dan dijaga.33
Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
(value added) dan untuk tetap menjaga kepercayaan semua stakeholder.
Pengendalian bertujuan untuk membuat sesuatu terjadi sesuai dengan apa
yang telah direncanakan.34 Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar, akurat, dan tepat pada waktunya, dan kedua, kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat
waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan,
dan stakeholder.35
Jadi, sistem tata kelola perusahaan tidak hanya mengurusi desain
mekanisme kontrol, pemecahan konflik pemodal agen, dan pengawasan
terhadap agen oportunis. Sistem tata kelola perusahaan juga bisa digunakan
untuk membangun kepercayaan, menjalin kerja sama, dan menciptakan visi
bersama antara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan sehingga
33 Ibid, hlm. 180.
34 Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus,dan Implementasi, (Jakarta:
PT Grasindo, 2001), hlm. 136. 35 Adrian Sutedi, S.H., M.H., Good Corporate Governance, (Jakarta: Sinar Grafika, Ed.
1, Cet. 1, 2011), hlm. 2.
34
masalah keagenan dapat diatasi. Hasilnya akan tampak jika Governance
Structure dapat membangun kesamaan nilai, keyakinan, konsep, tradisi, dan
moral yang mengikat semua pihak dalam organisasi.36
B. Prinsip-Prinsip dalam Good Corporate Governance pada Perbankan
Syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah telah menetapkan Good
Corporate Governance (GCG) sebagai kewajiban bagi semua Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah (UUS).37 Undang-Undang menyebut Good Corporate
Governance (GCG) sebagai tata kelola yang baik yang mencakup prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran
dalam menjalankan kegiatan usaha. Undang-Undang juga mewajibkan bank
yang bersangkutan untuk menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan
prinsip-prinsip tersebut.38
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan
(transparacy), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan
ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate value, sasaranusaha dan
strategi bank sebagai pecerminan akuntabilitas bank (accountability),
berpegang pada prudential banking practices dalam menjamin
36
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, dan
Prospek, Sistem Tata Kelola Perbankan Islam. (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007), hlm.
271. 37 Mal An Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 88. 38 Pasal 34 Ayat 2 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan
Penjelasannya.
35
dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung jawab bank
(responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam
penambilan keputusan (independency), serta senantiasa memperhatikan
stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness).39
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
tidak menjelaskan pengertian dari prinsip-prinsip governance tersebut satu
persatu. Pengertian itu tampaknya termasuk dalam ketentuan yang oleh
pembuat undang-undang40 diserahkan pengaturannya melalui PBI (Peraturan
Bank Indonesia).41 PBI tersebut adalah PBI nomor 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, yang merinci pengetiannya sebagai berikut:
1. Keterbukaan / Transparansi (transparency) adalah keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan, serta keterbukaan
dalam melaksanakan proses keputusan.
2. Akuntabilitas (accountability) adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif.
39 Hana Faridah, Skripsi: Implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk
Mengelola Resiko Perbankan (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang), (Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010),
hlm. 20. 40 Pembuat Undang-Undang di Indonesia adalah kewenangan Lembaga Legislatif DPR-
RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia). 41 PBI adalah semua peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak Bank Indonesia untuk
mengatur semua kegiatan Perbankan di Indonesia.
36
3. Pertanggungjawaban (responsibility) adalah kesesuaian pengelolaan
bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan bank yang sehat.
4. Professional (professional) adalah memiliki kompetensi, mampu
bertindak objektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun
(independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan
bank syariah
5. Kewajaran (fairness) adalah kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholder berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Selain menentukan prinsip governance, Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga mengatur secara khusus
kewajiban menerapkan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan resiko,
sebagai bagian penting dari Good Corporate Governance. Untuk
menjamin terlaksanannya pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank
yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Practices),
Perbankan Syariah harus memiliki dan menerapkan sistem pengawasan
intern, dan mentaati ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah, pemberian jaminan,
penempatan investasi surat berharga berbasis syariah, atau hal lain yang
serupa. Semuanya itu wajib dilakukan agar Perbankan Syariah selalu
menempuh cara-cara yang tidak merugikan perusahaan dan kepentingan
37
nasabah yang mempercayakan dananya kepada mereka.42 Selain itu juga
agar tidak terjadi rush43 karena hilanganya trust
44 dari masyarakat.
Kemudian yang lebih membedakan antara perbankan syariah
dengan perbankan konvensional dalam menjalankan prinsip Good
Corporate Governance adalah pada segi produk dan akad baik dalam hal
penghimpunan dana (funding) dan pembiayaan (lending). Dalam
perbankan konvensional hanya terdapat istilah kredit dan debit saja dengan
sistem bunga (interest). Namun dalam perbankan syariah terdapat banyak
akad seperti titpan murni (wadiah), jual beli (murabahah), bagi hasil dan
kerja sama (mudharabah, musyarokah), sewa menyewa (ijarah), kebajikan
(qordhul hasan), dan lain sebagainya. Dari semua itu terlihat lebih adil
atau sebagai win-win solution, karena dengan menggunakan sesuatu yang
lebih jelas, misalnya pada bagi hasilnya yang harus dilihat dan disesuaikan
dengan pendapatan dari bank syariah tersebut. Ketika menggunakan yang
demikian itu, maka perbankan syariah akan terhindar dari negative
spread45
yang biasanya sering melanda perbankan konvensional.
Namun, permasalahan terbesar yang dihadapi dalam penerapan
skema bagi hasil adalah masalah asymmetric information, meliputi baik
adverse selection maupun moral hazard. Permasalahan asymmetric
42 Pasal 35-37 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Penjelasannya.
43 Rush adalah penarikan dana simpanan secara besar-besaran. [Iqbal Sarayulus Nuh,
Majalah Justisia Edisi 38 Th XXIII: Doktrin Agama Terhadap Bunga Bank dan Perbankan
Syariah, (Semarang: LPM Justisia Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2012), hlm. 19.] 44 Trust adalah kepercayaan dari masyarakat atau nasabah untuk menaruh dananya di
bank. 45 Negative Spread terjadi karena ketidakseimbangan antara bunga pinjaman dengan
bunga simpanan. (Ibid)
38
information timbul karena salah satu pihak memiliki informasi yang tidak
diketahui pihak lainnya. Dalam hal ini entrepreneur memiliki informasi
privat tentang tipe atau karakteristik dirinya, tingkat utilitas yang
diinginkannya dan level upaya yang dilakukannya. Pemilik dana tidak
mengetahui informasi privat tersebut baik karena sifat informasi tersebut
maupun karena alasan tekhnis, yakni diperlukan biaya besar untuk
mendapatkan informasi tersebut sehingga tidak efisien bagi pemilik dana
untuk berusaha mendapatkannya.46 Jadi, permasalahan dan kendala yang
sangat besar yang dihadapi perbankan syariah adalah hal-hal tersebut.
Semua itu termasuk berasal dari para stakeholders dan juga bisa menjadi
kendala dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance.
Bagi perbankan terutama perbankan syariah, pembiayaan pada
intinya berarti I Believe, I Trust (saya percaya, saya menaruh
kepercayaan). Pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti
lembaga pembiayaan (bank) selaku penyedia dana (shahaibul mal)
menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang
diberikan (mudharib). Dana tersebut harus digunakan dengan jelas benar,
adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan
saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.47 Dalam dunia pembiayaan
46 Tarsidin, Bagi Hasil: Konsep dan Analisis, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), hlm. 39. 47 Prof. DR. H. Veithzal Rifai, M.B.A.,dkk, Islamic Financial Managemenet: Toeri,
Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan
Mahasiswa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 3.
39
dikenal prinsip 5C48 dalam rangka mengenali pemohon sebagai calon
nasabah.49 Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ (4): 29
$ yγ •ƒ r'‾≈ tƒ š Ï%©!$# (#θ ãΨ tΒ# u Ÿω (# þθ è=à2 ù' s? Ν ä3s9≡ uθ øΒ r& Μà6 oΨ ÷� t/ È≅ÏÜ≈ t6 ø9$$ Î/ Hω Î) β r&
šχθä3s? ¸οt�≈ pg ÏB tã <Ú#t� s? öΝ ä3ΖÏiΒ 4 Ÿωuρ (#þθ è=çF ø) s? öΝ ä3|¡ à�Ρr& 4 ¨βÎ) ©! $# tβ% x. öΝ ä3Î/
$ VϑŠ Ïm u‘ ∩⊄∪
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
Kemudian juga pada surat Al-Maidah (5): 1
$ yγ •ƒ r'‾≈ tƒ š Ï%©!$# (# þθ ãΨ tΒ# u (#θèù÷ρr& ÏŠθ à) ãè ø9 $$Î/ 4 ôM‾=Ïm é& Ν ä3s9 èπ yϑŠ Íκu5 ÉΟ≈yè ÷ΡF{ $# āω Î) $ tΒ 4‘ n=÷F ムöΝ ä3ø‹ n=tæ u�ö� xî ’Ìj? ÏtèΧ Ï‰øŠ ¢Á9 $# öΝ çFΡr&uρ îΠ ã� ãm 3 ¨β Î) ©!$# ãΝ ä3øts† $ tΒ ß‰ƒ Ì� ãƒ
∩⊇∪
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu
48 5 C yaitu (1) Charakter; merupakan penilaian terhadap individu-individu sejauh mana
dapat mengemban amanah pembiayaan dari bank, (2) Capacity; penilaian mengenai kemampuan
pemohon dalam menjalankan usaha dan menghasilkan keuntungan pada akhirnya mampu
membayar kewajiban kepada bank, (3) Capital; penilaian terhadap permodalan usaha yang
dijalankan termasuk juga penilaian atas aspek keuangan pemohon, (4) Condition; penilaian
terhadap kondisi umum yang mempengaruhi kegiatan usaha seperti kondisi pasar, persaingan
dagang, peraturan pemerintah, peraturan Negara lain terkait ekspor-impor dlsb, (5) Colateral;
penilaian atas aspek jaminan yang diperlukan untuk meng Cover pembiayaan yang diberikan bank.
Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah; Memahami Praktek Proses
Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Elex Media Computindo, 2009), hlm. 55-56. [Yusak
Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah; Memahami Praktek Proses
Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Elex Media Computindo, 2009), hlm. 55-56]. 48 Ibid
40
ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
Adapun beberapa prinsip islam yang mendukung bagi terlaksana
Good Corporate Governance di dunia perbankan syari’ah dapat dilihat dari
dua perspektif, yaitu perspektif miko dan perspektif makro. Nilai-nilai dalam
perspektif mikro menghendaki bahwa semua dana yang diperoleh dalam
perbankan syari’ah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati,
nilai-nilai itu meliputi:50
1. Shiddiq
Memastikan bahwa pengelolaan bank syari’ah dilakukan dengan
moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Nilai ini
mencerminkan bahwa pengelolaan dana masyarakat akan dilakukan
dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan (halala) serta
menjauhi cara-ara yang meragukan (syubhat) terlebih lagi yang bersifat
dilarang (haram).
2. Tabligh
Secara berkesinambungan melaukan sosialisasi dan edukasi masyarakat
mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syari’ah. Dalam
melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan
prinsip-prinsip syari’ah semata, tetapi juga juga harus mampu
mengedukasi .masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa
perbankan syari’ah.
50 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogykarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), hlm. 181.
41
3. Amanah
Menjaga dengan ketat prinsip-prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana sehingga timbul rasa
saling percaya antara pihak pemilik dana dan dengan pihak pengelola
dana investasi
4. Fathonah
Memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan
kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat
resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah
pelayanan yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan seta penuh
rasa tanggung jawab (mas’uliyah).
Sementara dalam perspektif makro, nilai-nilai dalam perbankan
syari’ah harus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan memenuhi
hal-hal sebagai berikut:
1. Kaidah zakat, mengkondisikan perilaku masyarakat yang lebiih
menyukai berinvestasi daripada menyimpan hartanya. Hal ini
dimungkinkan karena zakat untuk investasi dikenakan hanya pada hasil
investasi sedangkan zakat bagi harta simpanan dikenakan atas pokoknya.
Ajaran zakat yang menggugah masyarakat untuk melakukan kontrol
keras terhadap kekuasaan, terutama dalam penggunaan uang rakyat, jelas
42
meruapakan energi keruhanian yang menyucikan masyarakat. Zakat
sendiri ditinjau dari arti harfiahnya, pun berarti “suci dan menyucikan”.51
2. Kaidah pelarangan riba, menganjurkan pembiayaan bersifat bagi hasil
dan pelarangan riba. Diharapkan produk-produk non riba ini akan
mendorong terbentuknya kecenderungan masyarakat untuk tidak
bersikap memastikan dan bergeser ke arah sikap berani menghadapi
resiko.
3. Kaidah pelarangan judi atau maisyir, tercermin dari kegiatan bank
yang melarang investasi yang tidak memiliki kaitan dengan sektor riil.
Kondisi ini akan membentuk kecenderungan masyarakat untuk
menghindari spekulasi dalam aktivitas investasinya.
4. Kaidah pelarangan gharar, mengutamakan transparansi dalam
bertransaksi dan kegiatan operasi lainnya dan menghindari
ketidakjelasan.
Kedua perspektif tersebut mencerminkan nilai-nilai islam Good
Corporate Governance pada perbankan syari’ah.
51 Masdar Farid Mas’udi, Pajak Itu Zakat: Uang Allah untuk Kemaslahatan Rakyat,
(Bandung: Mizan, 2010), hlm. 94.
43
C. Manfaat Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Dengan melaksanakan Good Corporate Governance, ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang
pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus
akan meningkatkan stakeholders value dan deviden.52
D. Good Corporate Governance dalam Islam
Tidak dapat dipungkiri oleh siapapun yang dapat berpikir jernih dan
logis, bahwa Islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup (way
of life).53 Islam sebagai agama, memuat ajaran yang bersifat universal dan
komprehensif. Universal artinya bersifat umum, dan komprehensif artinya
mencakup seluruh bidang kehidupan. 54 Islam memandang bahwa bumi
dengan segala isinya merupakan amanah Allah kepada khalifah agar
52 www.fcgi.or.id
53 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan konvensional,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 1. 54 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press,
2000), hlm. 1.
44
dipergunkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama.55 Lebih jelas dan
tegas lagi, ketika Islam juga mengajarkan kepada umatnya agar mampu
menjadi khayr ummah (sebaik-baik umat dan sekaligus akan mampu menjadi
rahmatan li al-alamin.56 Allah SWT telah menjadikan manusia masing-
masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong,
tukar menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-
masing, baik dengan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam, atau
perusahann yang lain-lain, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun
kemaslahatn umum.57 Maka dalam Perbankan Syariah yang prinsip
operasioanlnya berdasarkan Islam termasuk di dalamnya tentang pelaksanaan
dan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) juga telah diatur
dalam Islam, antara lain:
1. Keterbukaan/Transparansi (transparency)
Di dalam akuntansi islam transparasi juga disebut dengan
misdaqiyah, yang artinya secara umum adalah menyiapkan hitungan-
hitungan akhir serta neraca-neraca keuangan.
Di dalam mengungkapkan keterangan-keterangan dan informasi-
informasi yang ada harus benar dan sesuai dengan realita serta tidak ada
kebohongan dan kecurangan, karena data-data tersebut merupakan
kesaksian, sebagaimana firman Allah SWT:
55 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah; dari Toeri ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2001), hlm. 3. 56 Prof. H. Abdul Qodri Azizy, M.A., Ph.D., Membangun Fondasi Ekonomi Umat:
Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.
31. 57 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), hlm. 278.
45
$ pκš‰r' ‾≈ tƒ šÏ%©!$# (#θ ãΖtΒ# u (#θà) ®?$# ©!$# (#θ çΡθ ä. uρ yì tΒ šÏ%ω≈ ¢Á9 $# ∩⊇⊇∪
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At
Taubah:119)
Selanjutnya Allah memperingatkan dari kesaksian dusta dalam
firman-Nya:
šÏ% ©!$# uρ Ÿω šχρ߉yγ ô± o„ u‘ρ–“9 $# # sŒ Î)uρ (#ρ“÷s∆ Èθ øó ‾=9 $$Î/ (#ρ“÷s∆ $ YΒ# t�Å2 ∩∠⊄∪
Artinya:
”Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan
apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Al-Furqan:72)
Selama dalam pihak pelaksana perhitungan akhir dan pembuat
neraca keuangan bersifat jujur, maka selama itu pula ia menjadi orang
kepercayaan. Karena, dalam Al-Qur’an disebutkan perintah Allah untuk
melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan mu’amalah. Mu’amalah
dalam hal ini meliputi kerjasama usaha, jual beli, hutang piutang, sewa
menyewa dan sebagainya.58 Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282
menyebutkan sebagai berikut:
$ yγ •ƒ r'‾≈ tƒ šÏ%©!$# (# þθ ãΖtΒ# u # sŒ Î) ΛäΖtƒ# y‰s? A ø y‰Î/ #’n<Î) 9≅ y_r& ‘ wΚ |¡ •Β çνθ ç7 çFò2 $$ sù 4 =çGõ3u‹ ø9 uρ öΝ ä3uΖ÷� −/ 7=Ï?$ Ÿ2 ÉΑ ô‰yè ø9 $$ Î/ 4 Ÿωuρ z> ù'tƒ ë= Ï?% x. β r& |= çFõ3tƒ $ yϑŸ2 çµ yϑ‾=tã
ª!$# 4 ó=çGò6 u‹ ù=sù È≅Î=ôϑ㊠ø9 uρ “Ï% ©!$# ϵ ø‹n=tã ‘, ys ø9 $# È, −Gu‹ ø9 uρ ©!$# …çµ −/ u‘ Ÿω uρ ó§ y‚ ö7tƒ çµ÷ΖÏΒ
58 Faqih Nabhan, Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah, (Yogyakarta: Lumbung Ilmu,
2008), hlm. 15.
46
$ \↔ ø‹x© 4 βÎ* sù tβ% x. “Ï% ©!$# ϵø‹ n=tã ‘,ys ø9 $# $ �γŠÏ� y™ ÷ρr& $�‹ Ïè |Ê ÷ρr& Ÿω ßì‹ÏÜ tGó¡ o„ β r& ¨≅Ïϑãƒ
uθ èδ ö≅ Î=ôϑ㊠ù=sù … 絕‹ Ï9 uρ ÉΑ ô‰yè ø9 $$ Î/ 4 (#ρ߉Îηô± tF ó™ $# uρ È ø y‰‹ Íκy− ÏΒ öΝ à6Ï9% y Íh‘ ( β Î* sù öΝ ©9 $ tΡθ ä3tƒ È÷ n=ã_ u‘ ×≅ ã_ t� sù Èβ$ s?r&z÷ö∆ $# uρ £ϑÏΒ tβ öθ |Ê ö� s? zÏΒ Ï !# y‰pκ’¶9 $# β r& ¨≅ÅÒ s?
$ yϑßγ1 y‰÷n Î) t� Åe2 x‹çF sù $ yϑßγ1 y‰÷n Î) 3“t� ÷z W{$# 4 Ÿω uρ z> ù' tƒ â !# y‰pκ’¶9 $# # sŒ Î) $ tΒ (#θ ããߊ 4 Ÿω uρ (# þθ ßϑt↔ ó¡ s? β r& çνθç7 çF õ3s? # ��� Éó |¹ ÷ρr& # ���Î7 Ÿ2 #’n<Î) Ï& Î#y_ r& 4 öΝ ä3Ï9≡ sŒ äÝ|¡ ø%r& y‰ΖÏã
«!$# ãΠ uθ ø%r&uρ Íοy‰≈ pꤶ=Ï9 #’oΤ ÷Š r&uρ āω r& (# þθç/$ s?ö� s? ( Hω Î) β r& šχθä3s? ¸οt�≈ yf Ï? Zοu�ÅÑ% tn
$ yγ tΡρã�ƒ ωè? öΝ à6oΨ ÷� t/ }§ øŠn=sù ö/ ä3ø‹n=tæ îy$uΖã_ āω r& $ yδθç7 çFõ3s? 3 (# ÿρ߉Îγ ô© r&uρ # sŒ Î) óΟ çF÷è tƒ$ t6 s?
4 Ÿω uρ §‘ !$ ŸÒムÒ=Ï?% x. Ÿω uρ Ó‰‹ Îγ x© 4 β Î)uρ (#θ è=yè ø� s? … çµ‾ΡÎ* sù 8−θ Ý¡ èù öΝ à6Î/ 3 (#θ à) ¨?$# uρ ©!$# ( ãΝ à6 ßϑÏk=yè ムuρ ª! $# 3 ª!$# uρ Èe≅à6 Î/ > óx« ÒΟŠÎ=tæ ∩⊄∇⊄∪
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang
yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada
dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa Maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di
sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu),
kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
47
di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-
Baqarah:282)”
Dalam mengungkapkan data diharuskan amanah dalam semua
informasi yang dipaparkanya. Hendaklah ia memaparkan data-data yang
layak dan menyembunyikan rahasia-rahasia yang wajib ia jaga secara
syar’i.
2. Akuntabilitas (accountability)
Dalam implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa dalam
individu yang terlibat harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu
yang diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait.
Wujud dari pertanggungjawaban biasanya berbentuk laporan
keuangan. Hal ini terdapat dalam Al- Qur’an surah Al Ibrahim ayat:41.
$ oΨ −/ u‘ ö� Ï� øî$# ’ Í< £“ t$Î!≡ uθ Ï9 uρ tÏΖÏΒ ÷σ ßϑù=Ï9 uρ tΠ öθ tƒ ãΠθ à) tƒ Ü>$ |¡Ås ø9 $# ∩⊆⊇∪
Artinya:
“Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat)" (QS. Ibrahim:41)
3. Pertanggungjawaban (responsibility)
Bank harus bersikap hati-hati dalam pengambilan keputusan dalam
hal pembiayaan dan melakukan tanggungjawab sosial. Wujud tanggung
jawab dalam Islam adalah; tanggungjawab kepada Allah SWT,
48
Tanggungjawab kepada pemilik modal dan tanggung jawab kepada diri
sendiri.
$ oΨ ø‹‾g wΥ uρ t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ# u (#θ çΡ% x. uρ tβθà) −Gtƒ ∩⊇∇∪
Artinya:
Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka
adalah orangorang yang bertakwa. (Al Fushilat: 18)
Ÿω uρ ß# ø) s? $ tΒ }§ øŠs9 y7s9 ϵÎ/ íΟ ù=Ïæ 4 ¨β Î) yì ôϑ¡¡9 $# u�|Çt7 ø9 $# uρ yŠ# xσ à� ø9 $# uρ ‘≅ä. y7 Í× ‾≈ s9 'ρé&
tβ% x. çµ ÷Ψ tã Zωθ ä↔ ó¡ tΒ ∩⊂∉∪
Artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
(QS. Al Isra’: 36)
4. Profesional (independency)
Dalam mengambil keputusan harus objektif dan bebas dari segala
tekanan dari pihak manapun. Dalam hal mengambil keputusan stakeholder
harus memusyawarahkan dengan masing-masing stakeholder yang
berkepentingan dalam perusahaan.
tÏ% ©!$# uρ (#θ ç/$ yf tGó™ $# öΝ ÍκÍh5t� Ï9 (#θ ãΒ$s%r& uρ nο 4θ n=¢Á9$# öΝ èδ ã� øΒ r& uρ 3“u‘θ ä© öΝ æηuΖ÷� t/ $ £ϑÏΒ uρ
öΝ ßγ≈ uΖø%y— u‘ tβθ à) Ï�Ζム∩⊂∇∪
Artinya:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (Asy-Syura:38)
49
5. Kewajaran (fairness)
Dalam konteks akuntansi data adil sangat berkaitan dengan praktik
moral yaitu kejujuran yang merupakan faktor dominan. Hal ini sesuai
dengan Al- Qur’an surat Al Syuara ayat 182-183
(#θ çΡΗ uρ Ĩ$ sÜó¡ É) ø9 $$ Î/ ËΛÉ) tF ó¡ ßϑø9 $# ∩⊇∇⊄∪ Ÿω uρ (#θ Ý¡ y‚ ö7s? } $Ζ9 $# óΟ èδ u !$u‹ ô©r& Ÿω uρ
(# öθ sW÷è s? ’Îû ÇÚö‘ F{$# t ωš ø� ãΒ ∩⊇∇⊂∪
Artinya:
Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah
kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Ash-
Syuara:182-183)
Firman Allah menyatakan agar kita berlaku adil, dalam konteks
manajemen berlaku adil kepada stakeholder:
* ¨β Î) ©! $# ã� ãΒù' tƒ ÉΑ ô‰yè ø9 $$Î/ Ç≈|¡ ômM}$# uρ Ç› !$ tGƒ Î)uρ “ÏŒ 4† n1ö� à) ø9 $# 4‘ sS÷Ζtƒ uρ Ç tã
Ï !$ t±ós x� ø9 $# Ì� x6Ψ ßϑø9 $# uρ Ä øöt7ø9 $# uρ 4 öΝ ä3ÝàÏè tƒ öΝ à6 ‾=yè s9 šχρã�©. x‹ s? ∩⊃∪
Artinya:
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An Nahl: 90)
50
E. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di BNI Syariah Cabang
Semarang
Bahwa dalam rangka membangun industri perbankan syariah yang
sehat dan tangguh, diperlukan pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
bank umum syariah dan unit usaha syariah yang efektif.59
Penerapan prinsip Good Corporate Governance menjadi suatu
keniscayaan dan kebutuhan bagi sebuah institusi, termasuk bagi lembaga
keuangan seperti bank syariah. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab
kepada masyarakat atas kegiatan operasioanal bank yang diharapkan benar-
benar mematuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 200 tentang Perbankan Syariah.60
Secara yuridis bank syariah bertanggung jawab kepada banyak pihak
(stakeholders), yaitu nasabah penabung, pemegang saham, investor obligasi,
bank koresponden, regulator, pegawai, pemasok, masyarakat, dan
lingkungan, sehingga penerapan Good Corporate Governance menjadi suatu
kebutuhan bagi bank syariah. Penerapan Good Corporate Governance
merupakan wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa bahwa
bank syariah dikelola dengan baik, profesional, dan hati-hati dengan tetap
59 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Menimbang; Huruf a). 60
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), hlm. 183.
51
berupaya meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan
kepentingan stakeholders lainnya dan merupakan wujud pertanggungjawaban
kepada Allah SWT.
Dengan demikian bahwa penerapan prinsip Good Corporate
Governance dalam sebuah operasional perusahaan terutama yang bergerak
dalam bidang keuangan seperti bank terutama bank syariah sangatlah penting.
Karena dalam operasionalnya, pihak bankir dituntut untuk selalu
melaksanakan prinsip kehati-hatian bank dalam memberikan jasa dan layanan
keuangan kepada masyarakat. Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas
perbankan harus mampu melakukan penilaian dan penindakan terhadap
pelaksanaan Good Corporate Governance bank. Karena berkaitan dengan
kegiatan uasaha bank syariah, maka pengawasan bank merupakan salah satu
tugas pokok bank sentral (Bank Indonesia) atau lembaga yang dibentuk
secara khusus untuk mengawasi perbankan.61
Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
telah mengamanahkan untuk melaksanakan suatu tata kelola Bank yang
menerapkan aspek-aspek keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
profesional dan kewajaran.62
61 Adrian Sutedi, S.H., M.H., Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 136. 62 www.bnisyariah.co.id
52
BNI Syariah dalam rangka menjalankan amanah sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia tersebut, membentuk Pedoman Kebijakan Good
Corporate Governance dalam rangka melindungi steakholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta nilai-nilai atau etika yang berlaku umum pada industri perbankan
syariah.63
BNI Syariah telah memiliki Pedoman Pelaksanaan Good Corporate
Governance yang berdasarkan pada lima prinsip dasar yaitu keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibillity), profesional (professional), dan kewajaran (fairness), dimana
ke lima prinsip dasar Good Corporate Governance tersebut sejalan dengan
prinsip prinsip tata kelola perusahaan secara islami yang berdasarkan
Persaudaraan (ukhuwah) Keadilan ("adalah) Kemaslahatan (maslahah) dan
Keseimbangan (tawazun).64
Pedoman pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut
dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank BNI Syariah dan
merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh unit organisasi baik di kantor
pusat maupun kantor cabang dalam rangka menambah nilai ekonomi bagi
Pemegang Saham dan stakeholders, dengan meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika
63 Ibid
64 Ibid
53
yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah dan kode etik
BNI Syariah.65
Penerapan prinsip Good Corporate Governance di BNI Syariah
Cabang Semarang adalah pada peningkatan budaya kerja yang amanah dan
jama’ah dalam prinsip kehidupan sehari-hari baik dalam pekerjaan maupun
dalam hal lainnya stelah spin of 2010.66 Sebuah bank syariah selayaknya
memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah.67 Lingkungan kerja
ini merupakan salah satu dari perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional.68
Selain itu, cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan
merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan
yang membawa nama besar Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan
tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi nasabah, akhlak
harus senatiasa terjaga.69 Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa senyum
adalah sedekah.
Penerapan budaya kerja tersebut harus dilaksanaskan oleh semua
unsur yang berada di BNI Syariah Cabang Semarang mulai dari Pemimpin
Cabang, Pemimpin Bidang Operasional, Penyelia-Penyelia, Asisten, dan
Pegawai lainnya untuk memberikan dan meningkatan kualitas dan mutu
65 Ibid
66 Wawancara dengan Bapak Baroto Adi (Pemimpin Bidang Operasional BNI Syariah
Cabang Semarang), tanggal 24 Februari 2012. 67 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia
Institute, 2000), edisi khusus, hlm. 198. 68 Indah Piliyanti, Jurnal Economica: Membangun Budaya Organisasi Bisnis Syariah
(Studi pada Bank Muamalah Indonesia), (Semarang: LP2EI Fakultas Syariah IAIN Walisongo,
2010), hlm. 28. 69 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2001), hlm. 34.
54
layanan yang terbaik bagi semua stakeholders yang terdiri atas nasabah
pendanaan, nasabah pembiayaan, pemegang saham, lembaga lain, dan sesama
pegawai.
Peningkatan kualitas dan mutu layanan bagi nasabah pendanaan
dapat diwujudkan dengan cara; memberikan pelayanan terbaik, informasi, dan
pengelolaan dana yang terbaik untuk disalurkan ke dalam pembiayaan-
pembiayaan sektor riil yang halal, aman, dan bertanggungjawab, serta dapat
memenuhi akad. Bagi nasabah pembiayaan dapat diwujudkan dengan cara;
memberikan pelayanan terbaik dan memberikan CIF (Customer Identify File)
atau SID (Sistem Informasi Debitur), melakukan BI checking sebelum
disetujui untuk dicairkan dan untuk mengetahui tentang sejarah transaksi
pembiayaan bagi nasabah tersebut di bank-bank lain, melakukan pemantauan,
pendampingan, pembinaan, remidial, konsultan untuk kelancaran dan
kesuksesan bidang usaha dari nasabah tersebut. Bagi pemegang saham dapat
diwujudkan dengan memberikan kinerja yang terbaik untuk meningkatkan
nilai-nilai (values) dalam BNI Syariah. Bagi lembaga lain dapat diwujudkan
dengan cara memberikan informasi selama informasi tersebut tidak
mengungkap rahasia bank70, dan juga untuk kepentingan BI checking.
Sdangkan bagi sesama pegawai dapat diwujudkan dengan cara menciptakan
suasana kerja yang dinamis, aman dan nyaman, memberikan fasilitas yang
memadai, tunjangan-tunjangan dan bonus atau hadiah jika berprestasi,
70 Pasal 1 Ayat 4 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. (Rahasia Bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan
Simpananannya serta Nasabah Investor dan Investasinya).
55
memberi motivasi dan pelatihan atau pendidikan untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia (SDM), terutama bagi para pemimpin untuk bisa
memberikan contoh dan tauadan yang baik. Nilai-Nilai Budaya Kerja adalah
pondasi organisasi untuk kesamaan komitmen, berpikir dan bertindak,
menjalankan Misi dan mencapai Visi organisasi tersebut.71
Dari semua itu adalah diniatkan untuk kerja ibadah. Sesuai dengan
misi BNI Syariah pada point 4, yaitu Menciptakan wahana terbaik sebagai
tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai
perwujudan ibadah.
1. Amanah
Menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab
untuk memperoleh hasil yang optimal.72
� Profesional dalam menjalankan tugas
� Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab
� Jujur, adil dan dapat dipercaya
� Menjadi teladan yang baik bagi lingkungan
2. Jamaah
Bersinergi dalam menjalankan tugas dan kewajiban.73
� Bekerjasama secara rasional dan sistematis
� Saling mengingatkan dengan santun
� Bekerjasama dalam kepemimpinan yang efektif
71 www.bnisyariah.co.id
72 Ibid
73 Ibid
56
F. Penerapan Aspek Keterbukaan di BNI Syariah Cabang Semarang
Dalam upaya mewujudkan Good Corporate Governance transparansi
(keterbukaan) merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilaksanakan.74
Keterbukaan informasi menjadi suatu keharusan dan kebutuhan bagi bank
syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan dan lembaga kepercayaan
yang dipercaya untuk mengelola dana yang telah masuk (funding) untuk
disalurkan (lending) dengan baik dan benar ke sektor riil, bisa
dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan syariah.
Prinsip dasar transparansi (keterbukaan) berhubungan dengan kualitas
informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat
tergantung dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas,
akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang
sarna.75
Prinsip keterbukaan merupakan prinsip yang penting untuk mencegah
terjadinya tindakan penipuan (fraud). Dengan pemberian informasi
berdasarkan prinsip keterbukaan ini, maka dapat diantisipasi terjadinya
kemungkinan pemegang saham, investor atau stakeholders tidak memperoleh
informasi atau fakta material yang ada. Dengan Prinsip keterbukaan
(transparency). artinya, bank syariah berkewajiban memberi informasi
tentang kondisi dan prospek perbankannya secara tepat waktu, memadai,
74 Tim Informasi Hukum Bank Indonesia, Buletin Hukum Perbankan dan
Kebanksentralan, (Jakarta: Direktorat Hukum Bank Indonesia, 2011), hlm. 29. 75 Arifin, Ph.D., Pidato Pengukuhan Guru Besar: Peran Akuntan Dalam Menegakkan
Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori
Keagenan), (Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2005), hlm. 14.
57
jelas, dan akurat. Informasi itu juga harus mudah diakses oleh stakeholders
sesuai dengan haknya. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar bagi mereka
untuk menilai reputasi dan tanggung jawab bank syariah. Prinsip ini dimuat
dalam ketentuan Pasal 62 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS).76
Adapun penerapan prinsip ini adalah sebagai berikut. BNI Syariah
sebagai lembaga perbankan syariah selalu melaksanakan kewajibannya,
khususnya dalam menerapkan Good Corporate Governance serta
menyampaikan laporannya kepada Bank Indonesia (BI). Hal ini sebagai
wujud komitmen bank dalam melaksanakan ketentuan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Penerapan Good
Corporate Governanace pada Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006, Peraturan Bank Indonesia
Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) serta Surat
Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007,
khususnya Pasal 62 dan Pasal 63 mengenai kewajiban Bank menyampaikan
76 Nur Hidayati Setyani, Tesis: Kebijakan PemerintahTentang Pelaksanan Prinsip Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum dalam Praktik Perbankan Syariah, (Semarang: Program
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2010), hlm. 100.
58
laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, baik secara tersendiri
maupun digabungkan dalam laporan keuangan.
Semua laporan tersebut termasuk laporan keuangan tidak dikeluarkan
oleh Cabang BNI Syariah di seluruh Indonesia (termasuk Cabang Semarang),
tetapi dikelurkan langsung oleh Kantor Pusat dan dari Kantor Cabang yang
melakukan operasional dengan memberi data kepada Pusat (melalui Divisi
Komunikasi dan Umum) setiap hari melalui komputerisasi on-line. Laporan
keuangan tersebut disajikan melalui berbagai media informasi nasional (koran
Republika) tiap bulan, triwulan dan tahun serta melalui website BNI Syariah
(www.bnisyariah.co.id).77
Dalam pelayanan nasabah pendanaan, penyediaan informasi sangat
diperlukan karena untuk menjaga kepercayaan. Informasi tersebut dapat
berupa: sms banking, internet banking, mobile banking, via ATM (automatic
teller machine), dan via CS (customer service). Penyampaian informasi juga
bisa melalui brosur-brosur, spanduk, koran, media cetak, media elektronik,
dan radio. Pemberian informasi diperbolehkan selama tidak melanggar
Undang-Undang. Sedangkan penyampaian informasi dari pimpinan kepada
karyawan disampaikan pada waktu breafing pagi dan meeting lainnya serta
melalui pamplet yang ditempel di majalah dinding dan pengumuman.
Keterbukaan informasi kepada publik dan stakeholders dalam BNI
Syariah juga merupakan amanat dari UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
77 Wawancara dengan Bapak Baroto Adi (Pemimpin Bidang Operasional BNI Syariah
Cabang Semarang) pada tanggal 27 April 2012.
59
Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Kewajiban penyediaan dan
pengumuman informasi menurut urgensinya ada tiga macam, yaitu:
1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; seperti:
laporan keuangan (tiap bulan, triwulan, dan tahun), nisbah bagi hasil (tiap
bulan), dan standar layanan (tiap tahun 1 kali atau 2 kali).
2. Informasi yang wajib diumumkan serta merta; seperti: adanya hal-hal dari
faktor eksternal (bencana alam, kebakaran, dll) yang mengharuskan bank
melalukan perubahan dan penyelamatan, dan kinerja para Direksi (Top
Management).
3. Informasi yang wajib tersedia setiap saat; seperti: promosi produk-produk,
tarif biaya, dan transaksi mencurigakan (> Rp. 500.000.000) yang harus
dilaporkan ke PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan).78
G. Analisis Mengenai Hubungan Prinsip Good Corporate Governance dan
Aspek Keterbukaan di BNI Syariah Cabang Semarang
Bank syariah sebagai pihak yang diberi kepercayaan dan amanah
untuk menjalankan dan mengelola dana dari masyarakat dan pemilik, harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah dipercayakan dan diamanahkan
kepadanya.
Good Corporate Governance merupakan suatu cara untuk menjamin
bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders.
Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan
78 Ibid
60
yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham
minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan Good Corporate
Governance menunjukkan adanya perlindungan tersebut, tidak hanya kepada
pemegang saham, tetapi meliputi seluruh pihak yang terlibat dalam
perusahaan termasuk masyarakat.
Dalam lembaga keuangan terlebih perbankan syariah, bahwa
penerapan prinsip Good Corpoarate Governance merupakan suatu kebutuhan
dan keniscayaan. Karena sebagai lembaga intermediasi dan kepercayaan
masyarakat, maka harus amanah dalam menjalankan tugasnya. Selain itu,
sebagai institusi keuangan dan bisnis, dunia perbankan termasuk perbankan
syariah senantiasa diperhadapkan dengan risiko dalam berbagai bentuk dan
jenisnya.79 Penerapan Good Corporate Governance juga diperlukan untuk
melindungi stakeholders dan meningkatkan nilai-nilai (values) dalam
lembaga tersebut.
Di BNI Syariah Cabang Semarang, penerapan prinsip Good Corporate
Governance secara sederhana dapat diwujudkan dengan cara melakukan
peningkatan etos dan budaya kerja yang amanah dan jamaah untuk selalu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua stakeholders. Hal tersebut
harus dilakukan oleh semua unsur terutama adalah level pimpinan yang harus
memberi contoh dan tauladan yang baik kepada semua pegawai.
Keterbukaan atau transparansi merupakan suatu keharusan dalam
upaya pelaksanaan dan penerapan Good Corporate Governance. Keterbukaan
79 Husaini Mansur, BBA, SE dan Dhani Gunawan Idat, SH, MBA, Dimensi Perbankan
Dalam Al-Qur’an, (Jakarta: PT Visi Cita Kreasi, 2007), hlm. 412.
61
informasi juga dimaksudkan untuk menghindari tindak penipuan (fraud).
Informasi yang disampaiakan harus jelas, memadai, tepat, akurat, dan mudah
diakses oleh stakeholders. Selain itu juga, keterbukaan informasi sangat
diperlukan untuk tetap bisa menjaga kepercayaan masyarakat, karena sebagai
lembaga perantara atau intermediasi yang harus transparan atau terbuka
dalam semua hal kecuali yang menyangkut rahasia bank. Bank bertindak
sebagai penghubung antara nasabah yang satu dengan yang lainnya jika
keduanya melakukan transaksi.80 Falsafah yang mendasari kegiatan usaha
bank adalah kepercayaan masyarakat.81 Keterbukaan informasi juga harus
disampaikan oleh semua karyawan baik melalui breafing pagi atau
pengumuman dan rapat-rapat.
80 Drs. Muchammad Parmudi, M.Si., Sejarah dan Doktrin Bank Islam, (Yogyakarta:
Kutub, 2005), hlm. 45. 81 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2001), hlm. 4.
62
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melihat, mencermati, dan mengamati mulai dari bab pertama
sampai bab ketiga, maka dapat diambil kesimpulan :
Penerapan prinsip Good Corporate Governance menjadi suatu
keniscayaan dan kebutuhan bagi sebuah institusi, termasuk bagi lembaga
keuangan termasuk bank syariah. Karena, secara yuridis bank syariah
bertanggung jawab kepada banyak pihak (stakeholders) dan juga merupakan
wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa bahwa bank syariah
dikelola dengan baik, profesional, dan hati-hati dengan tetap berupaya
meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan
stakeholders lainnya serta wujud pertanggungjawaban kepada Allah SWT.
Selain itu karena dalam operasionalnya, pihak bankir dituntut untuk selalu
melaksanakan prinsip kehati-hatian bank dalam memberikan jasa dan layanan
keuangan yang terbaik kepada masyarakat. Di samping itu, upaya untuk
menandingi bank konvensional juga selalu diupayakan dengan cara
mengkonsepsikan bank yang beropearasi dengan sistem syariah.82 Akan
tetapi kehadiran sistem perbankan syariah di dunia bukan untuk
menggantikan sistem perbankan konvensional yang sudah ada, namun untuk
82 Mundzirin Yusuf, dkk., Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka,
2006), hlm. 177.
63
melengkapi kebutuhan pada dunia perbankan.83 Karena dalam Islam terdapat
nilai-nilai etika yang harus saling menghormati dengan antar sesama dan juga
mitra termasuk perbankan konvensional. Terlebih dari itu semua, maka bank
syariah harus selalu menerapkan prinsip Good Corporate Governance yaitu
keterbukaan atau transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjaawaban (responsibility), profesional (independency), dan
kewajaran (fairness).
Terlebih juga di Indonesia, bahwa perbankan syariah akan menjadi
pasar yang sangat potensial karena di Indonesia terdapat banyak sektor riil
untuk dikelola dengan sistem perbankan syariah yang sebagai mudharib, akan
tetapi di Indonesia juga masih kurang dalam dalam hal pendanaan. Oleh
karena itu perlu adanya pendanaan dari pihak luar seperti dari Islamic
Development Bank (IDB) dan sebagainya yang bertindak sebagai shahibul
mal, sehingga apabila hal ini disatukan dan dikesinambungkan, maka akan
menjadi sektor yang kokoh dalam membangun sistem perbankan syariah.84
Maka dari pada itu untuk mengelola dengan baik, dibutuhkan sistem
pengelolaan yang baik atau prinsip Good Corporate Governance.
Penerapan prinsip Good Corporate Governance di BNI Syariah
Cabang Semarang adalah pada peningkatan etos dan budaya kerja yang
amanah dan jama’ah dalam prinsip kehidupan sehari-hari baik dalam
83 Cuplikan Pembicaraan DR. Ahmed Mohammed Ali (President Islamic Development
Bank) dalam acara Today’s Dialogue “Imperium Keuangan Islam” pada hari Senin tanggal 14
Mei 2012 jam 21.30 WIB di Metro TV. 84 Cuplikan Pembicaraan Halim Alamsyah (Deputi Gubernur Bank Indonesia) dalam
acara Today’s Dialogue “Imperium Keuangan Islam” pada hari Senin tanggal 14 Mei 2012 jam
21.30 WIB di Metro TV.
64
pekerjaan maupun dalam hal lainnya stelah spin of 2010. Dalam upaya
mewujudkan Good Corporate Governance transparansi (keterbukaan)
merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Keterbukaan informasi
menjadi suatu keharusan dan kebutuhan bagi bank syariah sebagai lembaga
intermediasi keuangan dan lembaga kepercayaan.
Hal yang membuat perbedaan antara perbankan syariah dengan
perbankan konvensional dalam menjalankan prinsip Good Corporate
Governance adalah pada segi produk dan akad baik dalam hal penghimpunan
dana (funding) dan pembiayaan (lending). Dalam perbankan konvensional
hanya terdapat istilah kredit dan debit saja dengan sistem bunga (interest).
Namun dalam perbankan syariah terdapat banyak akad seperti titipan murni
(wadiah), jual beli (murabahah), bagi hasil dan kerja sama (mudharabah,
musyarokah), sewa menyewa (ijarah), kebajikan (qordhul hasan), dan lain
sebagainya. Dari semua itu terlihat lebih adil atau sebagai win-win solution,
karena dengan menggunakan sesuatu yang lebih jelas, misalnya pada bagi
hasilnya yang harus dilihat dan disesuaikan dengan pendapatan dari bank
syariah tersebut. Ketika menggunakan yang demikian itu, maka perbankan
syariah akan terhindar dari negative spread yang biasanya sering melanda
perbankan konvensional. Namun, permasalahan terbesar yang dihadapi
dalam penerapan skema bagi hasil tersebut adalah masalah asymmetric
information, meliputi baik adverse selection maupun moral hazard.
Keterbukaan informasi kepada publik dan stakeholders dalam BNI
Syariah juga merupakan amanat dari UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
65
Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Kewajiban penyediaan dan
pengumuman informasi menurut urgensinya ada tiga macam, yaitu: informasi
yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; seperti: laporan
keuangan (tiap bulan, triwulan, dan tahun), nisbah bagi hasil (tiap bulan), dan
standar layanan (tiap tahun 1 kali atau 2 kali), kemudian informasi yang wajib
diumumkan serta merta; seperti: adanya hal-hal dari faktor eksternal (bencana
alam, kebakaran, dll) yang mengharuskan bank melalukan perubahan dan
penyelamatan, dan kinerja para Direksi (Top Management), serta informasi
yang wajib tersedia setiap saat; seperti: promosi produk-produk, tarif biaya,
dan transaksi mencurigakan (> Rp. 500.000.000) yang harus dilaporkan ke
PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan).
B. Saran-Saran
Sebagai seorang aktifis ekonomi syariah, dalam konteks isu, wacana
dan gerakan tentang Good Corporate Governnace dalam Aspek Keterbukaan
di Bank Syariah, penyusun dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Hendaknya penerapan prinsip Good Corporate Governance dilakukan
oleh semua perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang keuangan
terlebih yang berbasis syariah baik yang mikro (Koperasi, BMT, BT)
maupun yang makro (Bank Syariah; Bank Umum Syariah, Unit Usaha
Syariah, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Karena penerapan prinsip
Good Corporate Governance merupakan suatu keharusan dan kebutuhan
dalam sebuah lembaga keuangan syariah untuk selalu meningkatkan nilai-
66
nilai (values) dan menjaga kepercayaan stakeholders dalam menaruh
dananya karena sebagai lembaga kepercayaan masyarakat. Hal ini juga
karena sebagai wujud pertanggungjawaban bank syariah kepada Allah
SWT dan kepada masyarakat.
2. Keterbukaan informasi harus selalu disajikan dan diberikan oleh bank
syariah kepada stakeholders. Keterbukaan informasi merupakan suatu
kebutuhan dan hal yang mutlak dalam upaya mewujudkan prinsip Good
Corporate Governance. Informasi yang disajikan harus berkualitas, tepat
waktu, dan akurat untuk mencegah terjadinya tindak penipuan (fraud)
serta harus mudah diakses oleh para stakeholders.
3. Bank Indonesia sebagai regulator harus senantiasa memperhatikan
penerapan prinsip Good Corporate Governance bagi perbankan terlebih
perbankan syariah dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan rutin.
4. Pemerintah, Bank Indonesia, Perbankan Syariah, dan semua unsur
masyarakat juga harus menerapkan prinsip Good Corporate Governance
serta selalu mensosialisasikan dan mengkampanyekan tentang hal ini.
5. Hendaknya semua pihak juga turut berpartisipasi aktif dalam upaya
mencegah terjadinya asymmetric information yang terdiri atas moral
hazard dan adverse selection dalam praktik perbankan syariah demi lebih
mendukung terwujudnya prinsip Good Corporate Governance.
67
C. Penutup
Puji syukur Alkhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT
karena dengan semua limpahan rahmat, hidayah, dan taufiknya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang sangat sederhana ini.
Demikian penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul
“Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Aspek Keterbukaan
di BNI Syariah Cabang Semarang” sebagai syarat dan tugas untuk
menyelesaikan jenjang di bangku perkuliahan D3 Perbankan Syariah dan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya (D3) dalam bidang ilmu Perbankan
Syariah dibuat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan baik dari segi
metode penulisan dan penelitian serta materi-materi masih jauh dari
sempurna, sehingga masih butuh proses penyempurnaan yang lebih baik lagi.
Namun ada pepatah yang mengatakan “Hal-hal yang sepele menciptakan
kesempurnaan, tetapi kesempurnaan bukanlah hal yang sepele”.
Oleh karena itu, kririk dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi penyempurnaan tulisan ini. Harapan penulis semoga tulisan
ini bisa bermanfaat baik bagi penulis, pembaca yang budiman, dan semua
pihak. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku dan Tulisan-Tulisan
Abdullah, Mal An, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.
2010. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syari’ah di Indonesia. 2007. Yogyakarya:
Gadjah Mada University Press
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah; dari Toeri ke Praktik. 2001. Jakarta:
Gema Insani
-----------------------------------. Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum. 2000.
Jakarta: Tazkia Institute
Arifin. Pidato Pengukuhan Guru Besar: Peran Akuntan Dalam Menegakkan
Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia
(Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). 2005. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro
Azizy, Abdul Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat: Meneropong Prospek
Berkembangnya Ekonomi Islam. 2004. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, Saifudin. Metodologi Penelitian. 1998. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
BNI Syariah. 2012. Buku Panduan Pemasaran (BPP)
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. 2002. Bandung: Pustaka Setia
Dirgantoro, Crown. Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi.
2001. Jakarta: PT Grasindo
Faridah, Hana. Skripsi: Implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk
Mengelola Resiko Perbankan (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Malang). 2010. Malang: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Hadi, Sutrisno. Metode Research Jilid I. 1993. Yogyakarta: Andi Offset
Hasibuan, Malayu S.P. Dasar-Dasar Perbankan. 2001. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kaihatu, Thomas S. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Good Corporate
Governance dan Penerapannya di Indonesia. 2006. Surabaya: Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Petra
Laksmana, Yusak. Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah; Memahami
Praktek Proses Pembiayaan di Bank Syariah. 2009. Jakarta: Elex Media
Computindo
Lewis, Mervyn K. dan Algaoud, Latifa M. Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik,
dan Prospek, Sistem Tata Kelola Perbankan Islam. 2007. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta
Maksum, Azhar. Pidato Pengukuhan Guru Besar: Tinjuan atas Good Corporate
Governance di Indonesia. 2005. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatra Utara
Mansur, Husaini dan Idat, Dhani Gunawan. Dimensi Perbankan Dalam Al-
Qur’an. 2007. Jakarta: PT Visi Cita Kreasi
Mas’udi, Masdar Farid. Pajak Itu Zakat: Uang Allah untuk Kemaslahatan Rakyat.
2010. Bandung: Mizan
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. 2000. Yogyakarta:
UII Press
Nabhan, Faqih. Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. 2008. Yogyakarta:
Lumbung Ilmu
Nuh, Iqbal Sarayulus. Majalah Justisia Edisi 38 Th XXIII: Doktrin Agama
Terhadap Bunga Bank dan Perbankan Syariah. 2012. Semarang: LPM
Justisia Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Parmudi, Muchammad. Sejarah dan Doktrin Bank Islam. 2005. Yogyakarta:
Kutub
Piliyanti, Indah. Jurnal Economica: Membangun Budaya Organisasi Bisnis
Syariah (Studi pada Bank Muamalah Indonesia). 2010. Semarang:
LP2EI Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. 1994. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Rifai, Veithzal, dkk. Islamic Financial Managemenet: Toeri, Konsep, dan
Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi,
dan Mahasiswa. 2008. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Setyani, Nur Hidayati. Tesis: Kebijakan Pemerintah Tentang Pelaksanan Prinsip
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dalam Praktik
Perbankan Syariah. 2010. Semarang: Program Magiser Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
-----------------------------. Jurnal Economica: Implementasi Prinsip Good
Corporate Governance pada Perbankan Syariah di Indonesia. 2010.
Semarang: LP2EI Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
konvensional. 2005. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. 1995. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sutedi, Adrian. Good Corporate Governance. 2011. Jakarta: Sinar Grafika
-------------------------. Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum.
2009. Bogor: Ghalia Indonesia
Tarsidin. Bagi Hasil: Konsep dan Analisis. 2010. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tim Informasi Hukum Bank Indonesia. Buletin Hukum Perbankan dan
Kebanksentralan. 2011. Jakarta: Direktorat Hukum Bank Indonesia
Tim Studi Kementerian Keuangan RI Bapepam-LK, Kajian Tentang Pedoman
Good Corporate Governance di Negara-Negara Anggota ACMF. 2010.
Jakarta: Kementerian Keuangan Bapepam-LK
Yandianto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1996. Bandung: Percetakan M2S
Yusuf, Mundzirin, dkk. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. 2006.
Yogyakarta: Pustaka
Wawancara
Wawancara dengan Bapak Baroto Adi (Pemimpin Bidang Operasional BNI
Syariah Cabang Semarang), pada tanggal 24 Februari 2012 dan 27 April
2012 di Kantor BNI Syariah Cabang Semarang
Konstitusi dan Peraturan Lainnya
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informai Publik
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Media Elektronik, Internet, dan Umum
Cuplikan Pembicaraan DR. Ahmed Mohammed Ali (President Islamic
Development Bank) dan Halim Alamsyah (Deputi Gubernur Bank
Indonesia) dalam acara Today’s Dialogue “Imperium Keuangan Islam”
pada hari Senin tanggal 14 Mei 2012 jam 21.30 WIB di Metro TV
Sumber informasi dari Unit Keuangan dan Umum Syariah (KUS) BNI Syariah
Cabang Semarang
www.banksultra.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.fcgi.or.id
STRUKTUR O
RGANISASI
BNI SYARIA
H CABANG SEMARANG
PE
MIM
PIN
CA
BA
NG
(IC
HW
AN
RA
ZO
KI
LUB
IS)
AS
IST
EN
A
SIS
TE
N
AS
IST
EN
A
SIS
TE
N
AS
IST
EN
A
SIS
TE
N
AS
IST
EN
A
SIS
TE
N
AS
IST
EN
PE
NG
ELO
LA
PE
MA
SA
RA
N
PE
MIM
PIN
BID
AN
G O
PE
RA
SIO
NA
L
(BA
RO
TO
AD
I)
KU
S
(BIN
TA
NG
S.
AN
NA
S)
OP
ER
AS
ION
AL
(FIE
T F
)
PE
LAY
AN
AN
NA
SA
BA
H
(NU
NU
K
NU
GR
OH
O)
PR
OC
ES
SIN
G
(IN
DA
H)
KC
P
JEP
AR
A
(IS
NI
SO
FIA
NA
)
KC
P
UN
ISS
ULA
(BU
DI
SE
TY
OK
O)
CO
LLE
CT
ION
RE
MID
IAL
(BA
SU
KI
SO
EW
AR
NO
)
PE
MA
SA
RA
N
DA
NA
/SC
O
(PU
RW
AD
I)
PE
MA
SA
RA
N
PE
MB
Y
(SR
IWIJ
AY
AN
TO
S.)
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Iqbal Sarayulus Nuh
TTL : Kendal, 06 November 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Dusun Pesantren RT 03 RW 04 Desa Penanggulan
Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal 51357
Nomor HP : 085 640 952 149
Email : [email protected]
Orang Tua : Bapak : H. Abdul Qudus Nuh, B.Sc.
Ibu : Sri Murtini, A.Md.
Pekerjaan : Bapak : Swasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan :
� Formal
1. TK Muslimat NU 06 Tarbiyatul Atfhal Penanggulan, Pegandon, tahun
1997
2. SD Penanggulan, Kecamatan Pegandon, tahun 2003
3. SMP Negeri 1 Pegandon, tahun 2006
4. SMA Negeri 1 Pegandon, tahun 2009
5. Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah IAIN Walisongo, tahun 2012
� Non Formal
1. Webster (English of Course) Pare, Kediri, Jawa Timur tahun 2011
2. Alfabank (Myob V.17), Semarang, tahun 2011
Selain pendidikan non formal tersebut diatas masih banyak kegiatan
pelatihan, LKTI, workshop dan seminar yang pernah diikuti penulis baik
sebagai peserta atau panitia (ketua) untuk menambah pengalaman
pendidikan diluar bangku kuliah. Kesemuanya bisa skala internal Prodi,
Fakultas, Kampus (Mahasiswa), Regional maupun Nasional.
Pengalaman Organisasi
� Intra Kampus
1. Departemen Advokasi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) FoSIA (Forum
Silaturahim An-Nisa’) Fakultas Syariah IAIN Walisongo tahun 2009
2. Departemen Humas UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) BINORA
(Pembinaan Olah Raga) Fakultas Syariah IAIN Walisongo tahun 2009
3. Departemen Pengkaderan UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Institut) An-
Niswa IAIN Walisongo tahun 2009
4. Departemen Luar Negeri BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas
Syariah IAIN Walisongo tahun 2010
5. Ketua Umum HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Perbankan Syariah
Fakultas Syariah IAIN Walisongo tahun 2011
6. Staff Ahli (Wakil) Menteri Luar Negeri DEMA (Dewan Eksekutif
Mahasiswa) IAIN Walisongo tahun 2012
� Ekstra Kampus
1. Dewan Kerja Ranting (DKR) Gerakan Pramuka Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal tahun 2008/2009
2. Korps Sukarela (KSR) PMI (Palang Merah Indonesia) Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal tahun 2008/2009
3. Departemen Advokasi Al-PAD (Alumni Pelatihan Advokasi Dasar)
LAKW (Lembaga Advokasi Komisariat Walisongo) PMII (Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Walisongo Semarang tahun
2009
4. Departemen Pengkaderan IMAKEN (Ikatan Mahasiswa Kendal) Cabang
Walisono Semarang tahun 2010
5. Departemen Humas IMAKEN (Ikatan Mahasiswa Kendal) Pusat tahun
2011
6. Departemen Humas dan Jaringan Luar IMAKEN (Ikatan Mahasiswa
Kendal) Cabang Walisongo Semarang tahun 2011
7. Departemen Usaha dan Ekonomi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) Rayon Syariah Komisariat Walisongo Semarang tahun 2010
8. Sekretaris ForSHEI (Forum Studi Hukum Ekonomi Islam) Fakultas
Syariah IAIN Walisongo tahun 2011
9. Staff Manajer Eksternal FoSSEI (Forum Studi Silaturahim Ekonomi
Islam) Komisariat Semarang tahun 2011
10. Koordinator Departemen Hubungan Luar dan Jaringan ForSHEI (Forum
Studi Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah IAIN Walisongo tahun
2012
11. Dewan Pertimbangan PEMILWA (Pemilihan Umum Mahasiswa) PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Syariah komisariat
Walisongo Semarang tahun 2012
12. Ketua II (Bidang Eksternal) PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) Rayon Syariah Komisariat Walisongo Semarang tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan semestinya dan sebenar-
benarnya.
Semarang, 27 April 2012
Iqbal Sarayulus Nuh