SKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5098/1/skripsi...
Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5098/1/skripsi...
SKRIPSI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP IT NURUL ISLAM
DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun oleh :
RINI PRIARNI
Nim : 111 10 033
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013/2014
MOTTO
“The aim of education should be to teach us rather how to think, than what to think
rather to improve our minds, so as to enable us to think for ourselves, than to load the
memory with thoughts of other men.”
~Bill Beattie~
“ Tujuan pendidikan harusnya untuk mengajarkan kita cara bagaimana berfikir,
daripada mengajarkan apa yang harus dipikirkan. Mengajarkan memperbaiki otak
kita sehingga membuat kita bisa berfikir untuk diri sendiri, daripada membebani
memori otak kita dengan pemikiran orang lain.”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah Swt dan dengan segala kerendahan hati, skripsi
ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta ( ayahanda Supriyo Utomo dan ibunda Suparni ) yang dengan
tulus ikhlas selalu berdo‟a memberikan restunya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Kakak tersayang ( Rina Priarni ) yang senantiasa membantu penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Mufiq, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan
pengarahan dan dukungan kepada penulis.
4. Semua Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmu kepada
penulis selama kuliah.
5. Teman-teman seperjuangan progdi PAI angkatan 2010 yang senantiasa memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
6. Keluarga besar KOPMA FATAWA yang selama ini telah membantu penulis untuk
mendapatkan pengalaman baru serta selalu memberikan motivasi.
7. Keluarga besar LPM DINAMIKA yang selama ini telah membantu penulis untuk
mendapatkan pengalaman baru.
8. Dan semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah
Swt selalu memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang kepada semua
hamba-hamba Nya. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS
PESANTREN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP IT
NURUL ISLAM DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014” , tanpa ada halangan dan kesulitan
yang berarti.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada uswah kita Rasulullah
Muhammad Saw beserta segenap keluarga, para sahabat, dan pengikut beliau, dengan
harapan semoga kita mendapat syafa‟at di yaumul qiyamah nanti.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
strata satu ( S1 ) Pendidikan Agama Islam ( S.Pd. I ) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Namun terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai kontribusi keilmuan
serta amal ibadah yang akan menambah timbangan kebaikan kelak ketika menghadap Allah
Swt. Amin.
Untuk sampai pada tahapan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan baik
moril, materiil, maupun sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih serta
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku kaprogdi Pendidikan Agama Islam ( PAI) yang telah
menyetujui judul skripsi ini.
3. Bapak Mufiq, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh
kesabaran serta bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian dan penyusunan
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
4. Segenap dosen jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam ( PAI )
STAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmu kepada penulis selama kuliah.
5. Seluruh karyawan, staff, dan seluruh civitas akademika STAIN Salatiga yang
senantiasa melayani keperluan akademik mahasiswa dengan baik.
6. Kepala sekolah, guru, karyawan, komite, dan siswa di SMP IT NURUL ISLAM
DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG
yang senantiasa melayani dan membantu penulis selama kegiatan penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta ( ayahanda Supriyo Utomo dan ibunda Suparni ) yang
tak pernah lelah melantunkan do‟a untuk anak-anaknya. Serta tidak pernah
mengeluh dalam setiap tetesan keringat demi kesuksesan anak-anaknya. Semoga
Allah Swt senantiasa memberikan kesehatan dan mengampuni dosa-dosa kedua
orang tua penulis.
8. Kakak tersayang ( Rina Priarni ) yang selalu membantu penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan progdi PAI angkatan 2010 yang senantiasa
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
10. Keluarga besar KOPMA FATAWA yang selama ini telah membantu penulis
untuk mendapatkan pengalaman baru serta selalu memberikan motivasi.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu memberikan
limpahan rahmat serta hidayah-Nya.
Teriring do‟a semoga Allah senantiasa membalas semua amal kebaikan mereka. Besar
harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memperluas pemahaman kita mengenai Manajemen
Sekolah Berbasis Pesantren. Akhir kata, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 26 Agustus 2014
Penulis,
RINI PRIARNI
NIM : 111 10 033
ABSTRAK
PRIARNI, RINI. 2010. Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP IT Nurul Islam Desa Klero,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga. Pembimbing Mufiq, M.Phil.
Kata Kunci: Manajemen dan Sekolah Berbasis Pesantren.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan manajemen sekolah
berbasis pesantren dan peningkatan mutu di SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun pelajaran
2013/2014. Jenis penelitian berbentuk kualitatif dengan metode deskriptif. Obyek
penelitiannya yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren , bagian kurikulum, bagian
kepegawaian, bagian sarana prasarana, bagian kesiswaan, bagian humas, bagian keuangan,
dan bagian ketatausahaan. Peneliti menggunakan metode observasi, interview, dan
dokumentasi. Sumber data berupa data primer. Metode menganalisis data terdiri dari 3
kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data, Kedua, data disajikan
dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen sekolah berbasis
pesantren di SMP IT Nurul Islam Tengaran sudah berjalan dengan baik. Perpaduan antara
manajemen sekolah dan manajemen pesantren terlihat pada program kegiatan dan program
pembelajaran. Manajemen di sini dikategorikan menjadi 7 macam yaitu: manajemen
kurikulum, kepegawaian, kesiswaan, sarana prasarana, keuangan, humas, dan layanan
khusus. Jadi, antara manajemen di sekolah dengan di pesantren saling berkaitan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian peningkatan mutu di SMP IT Nurul Islam
Tengaran menggunakan teknik TQM. TQM yang diterapkan sudah berjalan dengan baik. Hal
tersebut terbukti melalui penjabaran pada syarat-syarat pelaksanaan TQM yang sudah
terpenuhi. Seperti komitmen dari kepala sekolah, adanya visi, misi, dan tujuan sekolah,
adanya perbaikan secara berkesinambungan, adanya pendekatan publisitas, dan Steering
committee.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ i
JUDUL ..................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... v
MOTTO .................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 7
E. Penegasan Istilah ................................................................................... 8
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 10
2. Kehadiran Peneliti ............................................................................ 10
3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 11
4. Sumber Data ..................................................................................... 11
5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 11
6. Analisis Data ................................................................................... 12
7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 13
8. Tahap-tahap Penelitian .................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia.............................................. 16
2. Manajemen Pada Lembaga Pendidikan di Indonesia........................ 28
3. Total Quality Management Dalam Konteks Pendidikan................... 38
4. Gambaran Penelitian Terdahulu ........................................................ 41
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Sejarah SMP IT Nurul Islam Tengaran.......................................... 44
B. Manajemen di SMP IT Nurul Islam .......................................... 45
C. Manajemen di Pesantren Nurul Islam ...................................... 53
D. Penerapan TQM di SMP IT Nurul Islam Tengaran ...................... 57
BAB IV PEMBAHASAN
A. Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren ...................................... 63
B. Upaya Peningkatan TQM ........................................................... 67
C. Kelebihan dan Kekurangan Sekolah Berbasis Pesantren ............. 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN- LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi dirinya serta memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan ( Tim Penyusun UU
Sisdiknas, 2003).
Pendidikan dengan berbagai coraknya berorientasi memberikan bekal kepada
manusia atau peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh
karena itu, semestinya pendidikan selalu diperbaharui konsep dan aktualisasinya
dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal.
Bekal pendidikan sejak dini baik secara formal, informal, maupun non formal
menjadi tumpuan untuk melahirkan manusia baru dengan karakter yang kuat. Adapun
karakter kuat ini dicirikan oleh kapasitas moral seseorang seperti, kejujuran, kekhasan
kualitas seseorang yang membedakan dirinya dari orang lain, dan ketegaran
menghadapi kesulitan (Suhardi, 2012).
Karakter bangsa yang kuat bisa diperoleh dari sistem pendidikan yang tidak
hanya mementingkan kecerdasan intelektual semata, melainkan juga kecerdasan
spiritual. Sekolah formal adalah contoh lembaga pendidikan yang menekankan
pencapaian prestasi anak didik dalam hal kecerdasan intelektual dan bermuara pada
berbagai ukuran akademik. Sementara itu, pondok pesantren menjadi salah satu
lembaga pendidikan yang mengutamakan pencapaian kecerdasan spiritual.
Pesantren merupakan institusi pendidikan Islam asli dan tertua di Indonesia
yang telah turut membina dan mengembangkan sumber daya manusia untuk mencapai
keunggulan (excellence). Pondok pesantren telah berperan besar dalam upaya
meningkatkan kecerdasan dan martabat manusia (Siradj, 1999: 181).
Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan 2 lembaga
pendidikan yang memiliki keunggulan masing-masing. Apabila keunggulan dari
kedua lembaga pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan
pendidikan yang mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter
baik.
Namun harus diakui bahwa sekolah dan pondok pesantren masih mengalami
masalah yang serius. Salah satunya adalah masalah manajemen. Secara umum
pengelolaan manajemen di pesantren kurang diperhatikan karena pesantren
merupakan lembaga tradisional dengan wataknya yang bebas sehingga pola
pembinaannya hanya tergantung pada kehendak dan kecenderungan pimpinan saja.
padahal sesungguhnya potensi-potensi yang ada dapat diandalkan untuk membantu
penyelenggaraan pondok pesantren tersebut.
Lebih lanjut, dalam iklim kompetitif seperti sekarang ini sulit bagi pesantren
untuk hidup dengan baik jika tidak memiliki kemampuan untuk mengubah diri
dengan cepat dan mampu berkembang seiring dengan berbagai tuntutan stakeholder.
kondisi ini berlaku hampir pada keseluruhan pesantren yang bersifat profit dan non
profit. Selain itu, pesantren lebih terkesan kumuh dan bukan pilihan yang populer
dibandingkan dengan sekolah modern lainnya.
Sementara itu, apabila diamati banyak pula sekolah yang mengalami masalah.
Seperti aktifitas belajar mengajar yang mengandalkan tekstual dan terkesan kaku.
Selain itu, Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan mengarah pada
transfer of knowledge saja. Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
masih diabaikan. Penguasaan peserta didik hanya berpusat pada kemampuan kognitif
saja, sedangkan kemampuan afektif dan psikomotor kurang ditekankan. Parahnya lagi,
peserta didik tidak mendapatkan pendidikan moral serta kecakapan hidup. Manajemen
yang diterapkan terkadang tidak jelas kemana arah tujuannya. Padahal manajemen
adalah penentu keberhasilan suatu pendidikan di sekolah.
Berdasarkan asumsi–asumsi di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) Republik Indonesia (RI) menggagas program Sekolah berbasis pondok
pesantren. Sebelum gagasan tersebut ada, telah bermunculan sekolah berbasis
keagamaan lainnya dengan label SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) atau SMPIT
(Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu).
Kondisi tersebut telah mendorong pihak sekolah baik swasta maupun negeri
untuk menciptakan suasana kultural keagamaan serta mulai menekankan pentingnya
peran agama dalam kurikulum.
Sekolah berbasis pesantren dianggap mampu mencetak anak didik yang
berpengetahuan umum serta mempunyai kepribadian religius, sederhana, dan mandiri.
Sekolah berbasis pesantren merupakan model pendidikan yang mengintegrasikan
berbagai kecerdasan sebagai upaya pembentukan multiple intelegence peserta didik
agar memiliki kemampuan intelektual (fikr), kemampuan moralitas (zikr dan qalb),
dan kemampuan untuk melakukan sesuatu atas dasar keterampilan („amal) serta
profesionalitas (Purwoko, 2013:IV). Sekolah berbasis pesantren mengintegrasikan
kebenaran nash (Al-qur‟an dan hadis) dengan kebenaran sains (IPTEK). Salah satu
hal yang menarik pada sekolah berbasis pesantren ini adalah dimasukkannya
penguasaan kitab kuning dalam kurikulum. Kitab kuning berisi naskah-naskah klasik
yang banyak mengandung pesan, tauladan, nilai, sejarah, serta ajaran-ajaran agama
yang dapat memupuk sikap santun dan beradab.
Sekolah berbasis pesantren merupakan salah satu alternatif untuk
mengembalikan karakter bangsa yang mulai luntur di tengah arus globalisasi dan
modernisasi seperti sekarang ini. Anak didik yang hanya dijejali pendidikan dunia
saja dikhawatirkan akan melahirkan generasi buruk. Sekolah berbasis pesantren
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka mengurangi arus moral
remaja yang semakin menyimpang.
Saat ini, sekolah berbasis pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan
yang banyak diminati oleh berbagai kalangan karena dianggap mampu memberikan
bekal dasar-dasar keagamaan yang cukup sekaligus mampu menjadikan peserta didik
tampil cakap di dunia modern.
Sekolah berbasis pesantren telah diprogramkan pemerintah secara terus
menerus sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mampu memenuhi
kebutuhan kualitas lulusan. Banyak lulusan yang tidak siap untuk menjadi warga
negara yang bertanggung jawab dan tidak produktif. Lulusan tersebut adalah produk
sistem pendidikan yang tidak terfokus pada mutu.
Untuk itu, Direktorat Pembinaan sekolah bertanggung jawab terhadap
pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu sekolah dan Direktorat Pendidikan pondok
pesantren bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu
pesantren.
Dari paparan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian di sebuah
sekolah formal yang berbasis pesantren dalam setiap pelaksanaan program
pendidikannya. Objek penelitian dilaksanakan di SMP IT Nurul Islam Desa Klero,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
SMP IT Nurul Islam merupakan salah satu sekolah penyelenggara program
sekolah berbasis pesantren yang telah diadvokasi bersama 111 sekolah berbasis
pesantren lainnya se-Indonesia, dengan menjadikan Pesantren Nurul Islam atau
Yayasan Sabilul Khoirot sebagai penyelenggara program-program kepesantrenannya
(Purwoko, 2013:IV).
Upaya memadukan pendidikan sekolah formal khususnya SMP dengan
pondok pesantren akan menghasilkan sistem pendidikan yang lebih kuat dan lengkap.
Namun beberapa hal yang menjadi pertanyaan penulis, bagaimana sekolah tersebut
dapat mempertahankan eksistensinya menghadapi persaingan global dan bagaimana
pula pengelolaan serta penerapan manajemennya.
Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menyusun penelitian dengan
judul “Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan di SMP IT Nurul Islam Desa Klero, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat difokuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana manajemen pendidikan di SMPIT Nurul Islam dan di Pesantren Nurul
Islam atau Yayasan Sabilul Khoirot tahun pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren di SMPIT Nurul
Islam tahun pelajaran 2013/2014?
3. Bagaimana peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran
2013/2014?
4. Apa keunggulan dan kelemahan dari manajemen sekolah berbasis pesantren?
C. Tujuan Penelitian
Segala aktivitas yang dilakukan pasti tidak terlepas dari tujuan atau maksud yang
hendak dicapai, begitu juga dalam penelitian ini seperti:
a. Untuk mengetahui manajemen pendidikan di SMPIT Nurul Islam dan di
Pesantren Nurul Islam atau Yayasan Sabilul Khoirot tahun pelajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren yang
diterapkan oleh SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014.
c. Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun
pelajaran 2013/2014.
d. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari manajemen sekolah berbasis
pesantren.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang penulis harapkan dalam penelitian ini berupa:
1. Kegunaan Ilmiah (teoritis)
Dapat semakin memperkaya khazanah keilmuan Islam dan sumbangan pemikiran
untuk pengembangan SDM terutama bagi masyarakat yang menjadikan pesantren
sebagai alternatif dalam memperoleh pendidikan.
2. Manfaat Praktis
1) Dapat menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya sehingga proses
pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung serta memperoleh hasil
yang maksimal.
2) Dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi sekolah berbasis pesantren
lainnya untuk menemukan pola pengelolaan atau manajemen yang lebih
maksimal.
3) Bermanfaat bagi masyarakat umum sehingga mampu menumbuhkan
kepedulian terhadap kondisi pendidikan Islam pada khususnya.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi Manajemen
Implementasi dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi dan selalu
melahirkan perubahan ke arah perbaikan serta dapat berlangsung secara terus
menerus (Sabda, 2006:100).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan yang dilakukan oleh suatu lembaga agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Manajemen memiliki beberapa indikator, yaitu: manajemen
kurikulum, manajemen murid atau kesiswaan, manajemen kepegawaian,
manajemen ketatausahaan, manajemen sarana prasarana, manajemen keuangan
sekolah, dan hubungan masyarakat (Subroto, 1988:7).
2. Sekolah Berbasis Pesantren
Sekolah merupakan lembaga untuk kegiatan belajar mengajar antara
pendidik dengan peserta didik. Sedangkan pesantren merupakan sebuah lembaga
pendidikan yang mengutamakan pengajarannya pada sektor kecerdasan spiritual
dan pendalaman ajaran agama Islam. Selanjutnya, berbasis berarti dasar atau asas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sekolah berbasis pesantren merupakan model
pendidikan yang mengintegrasikan antara pelaksanaan sistem persekolahan
dengan pelaksanaan sistem pesantren. Sekolah berbasis pesantren merupakan
perpaduan antara kemampuan sains atau keterampilan dengan kemampuan
keagamaan (moralitas).
3. Mutu Pendidikan
Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf, atau
derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI,
1999:677). Mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah dalam pengelolaan
secara operasional dan efisien terhadap komponenkomponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma atau standar yang berlaku (Dzaujak, 1996:8).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh serta teliti sesuai
dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal, 2002:33).
Istilah kualitatif sendiri mengacu pada pengertian yang luas, yaitu
penelitian yang menghasilkan hal-hal deskriptif, diantaranya berupa kata-kata dan
perilaku orang-orang yang dapat diobservasi, baik secara lisan maupun tulisan
faktual serta menganalisis data yang ada dalam penelitian (Moleong, 2001:3).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan tersebut pada hakekatnya adalah
kegiatan mengamati orang, melakukan wawancara, serta berusaha memaknai
kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan penelitian (Moleong, 2001:31).
Selain itu, penelitian ini juga dapat digolongkan sebagai penelitian
lapangan (field research) karena peneliti langsung menggali data di lapangan.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrumen berfungsi untuk
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat simpulan
atas dasar temuannya (Sugiyono, 2009). Selain itu, peneliti juga menggunakan
instrumen berupa kamera, referensi buku, jurnal, lembar observasi, serta lembar
wawancara terbuka.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di SMPIT Nurul Islam yang beralamat di Jln.
Raya Salatiga-Solo KM 8, Dsn. Kaligandu, RT. 11/03, Ds. Klero, Kec. Tengaran,
Kab. Semarang, kode pos 50775.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara (Umar, 1997:
99). Selain itu, data primer dalam penelitian ini berupa buku dan arsip-arsip
sekolah.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk
memperoleh data yang diperlukan, metode tersebut antara lain:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
objek (Arikunto, 2002:132). Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui
kegiatan siswa, sarana prasarana yang ada, layanan khusus yang tersedia,
kegiatan guru, dan gambaran lainnya.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan
(Sukandarrumidi, 2006:88). Penelitian ini menggunakan metode wawancara tidak
berstruktur, yaitu peneliti bebas mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan
pedoman interview secara lengkap. Pedoman yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Selain itu peneliti juga
menggunakan wawancara terbuka. Interview berfungsi untuk memperoleh data
tentang manajemen sekolah serta pesantrendan peningkatan mutu
pendidikannya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan, buku,
jurnal, dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan, serta
manajemen di sekolah tersebut.
6. Analisis Data
Metode yang digunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri dari 3
kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data seperti memilih
atau membuang data yang tidak diperlukan, serta pengecekan keabsahan data.
Kedua, data disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data
yang telah disajikan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Agar data yang diperoleh benar-benar objektif, maka peneliti melakukan
pemeriksaan data dengan metode triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai
dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dapat
ditempuh dengan jalan sebagai berikut:
a. Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
8. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap pra lapangan
Peneliti menyusun proposal dan landasan teori penelitian.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
1) Pengumpulan data
Peneliti mengadakan wawancara kepada kepala sekolah dan perwakilan
setiap bagian manajemen, mengadakan observasi, dan dokumentasi.
2) Melakukan reduksi data
Data yang sudah terkumpul direduksi untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisis data yang diperlukan.
c. Tahap akhir penelitian
1) Menyajikan data dalam bentuk deskriptif
2) Menganalisis data dan penarikan simpulan
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab. Sebelumnya
diawali dengan lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi. Adapun pembagian 5 bab tersebut adalah:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, hipotesis, penegasan istilah, kajian pustaka, metode
penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, sumber
data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis
data, pengecekan keabsahan data, tahaptahap penelitian, lokasi dan
objek penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Terdiri dari deskripsi teori yang berisi tentang paparan konsep
pendidikan Islam di Indonesia, manajemen pada lembaga pendidikan
di Indonesia, sekolah berbasis pesantren, dan mutu pendidikan.
Kajian pustaka yang berisi tentang gambaran terhadap penelitian
terdahulu yang masih relevan mengenai sekolah berbasis pesantren
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
BAB III : Paparan Data Dan Temuan Penelitian
Memuat tentang gambaran umum SMPIT Nurul Islam dan pondok
pesantren Sabilul Khoirot, serta manajemen sekolah berbasis pesantren
yang diterapkan SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014.
BAB IV : Pembahasan
Meliputi implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren, analisis
peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran
2013/2014, serta kelemahan dan keunggulan sistem manajemen SBP.
BAB V : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran. Selanjutnya bagian akhir meliputi
daftar rujukan, lampiran, dan riwayat hidup penulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia
1. Definisi Pendidikan Islam
Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yaitu
“Tarbiyah” dengan kata kerja “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, dan
memelihara (Darajat, 1996: 25). Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang
lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam
amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat
teoritis dan praktis (Darajat, 1996: 25).
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah
bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil) (Al-
Rasyidin, 2005: 32).
2. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Dalam perkembangannya, pendidikan Islam di Indonesia mengalami
beberapa periodesasi atau fase-fase sejarah, di antaranya sebagai berikut:
a. Periode Datangnya Islam di Indonesia
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu:
1) Melalui Perdagangan
Perdagangan merupakan saluran pertama proses Islamisasi di
Indonesia. Pada abad ke-7 sampai abad ke-16 Masehi, bangsa Indonesia
kedatangan para pedagang dari Arab, Persia, dan India (Yatim, 2010: 201).
Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang muslim juga
melakukan kegiatan dakwah. Agama Islam tersebar pertama kali di Pulau
Sumatera kira-kira abad ke-7 Masehi (Mansur, 2004: 111).
2) Melalui Perkawinan
Penyebaran agama Islam juga ditempuh melalui jalur perkawinan.
Penduduk pribumi terutama putri raja atau bangsawan tertarik menikah
dengan para pedagang maupun saudagar kaya dari Gujarat dan Arab
(Yatim, 2010: 202). Sebelum menikah para putri raja tersebut diislamkan
terlebih dahulu. Oleh sebab itu, banyak keluarga raja atau bangsawan yang
masuk Islam dan diikuti oleh rakyatnya.
3) Melalui Pendidikan
Islamisasi melalui jalur pendidikan, diselenggarakan di pondok-
pondok pesantren oleh guru agama, kyai, maupun ulama (Mansur, 2004:
114). Di situlah para calon guru agama, kyai, dan ulama dari berbagai
daerah dan kalangan masyarakat menerima pendidikan agama Islam
(Yatim, 2010: 203). Setelah selesai mereka pun menyebarkan agama Islam
di daerahnya masing-masing.
4) Melalui Kesenian atau Akulturasi Budaya
Proses Islamisasi melalui jalur kesenian dilakukan dengan cara
mengadakan pertunjukan seni gamelan, wayang, sastra (hikayat dan
babad), seni bangunan, seni ukir dan hias (Yatim, 2010: 203).
5) Melalui Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah penguasa atau rajanya masuk Islam (Yatim, 2010: 203). Setelah itu,
kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan,
yang diikuti dengan penyebaran agama Islam (Yatim, 2010: 203).
6) Melalui Tasawuf
Para ahli tasawuf memiliki keahlian yang bersifat magis dan
mempunyai kekuatan menyembuhkan penyakit serta diantara mereka ada
juga yang menikahi putri-putri bangsawan setempat (Yatim, 2010: 202).
b. Periode Penjajahan
1) Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Belanda
Sebelum kedatangan bangsa Belanda, pendidikan Islam sudah
mulai berkembang ke seluruh pelosok tanah air meskipun pelaksanaannya
masih bersifat sederhana (tradisional). Pendidikan Islam pada saat itu
berbentuk halaqah dan sorogan di mushalla, masjid, madrasah, maupun
pesantren. Kedatangan bangsa Belanda telah menghambat pendidikan
Islam untuk berkembang seiring kemajuan zaman (Nata, 2003:14).
Pada tahun 1925 pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan yaitu
tidak semua kyai boleh memberikan pelajaran agama (Zuhairini, 1986:
148). Pengawasan dan tekanan dari bangsa Belanda mengakibatkan
kemunduran pendidikan Islam.
2) Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Jepang
Jepang menjajah Indonesia setelah mengalahkan Belanda dalam
perang dunia ke-2 pada tahun 1942 (Zuhairini, 1986: 149). Jepang
mengeluarkan kebijaksanaan guna menarik dukungan dari rakyat
Indonesia. Kebijaksanaan terhadap pendidikan Islam tersebut antara lain:
a) Kantor urusan agama atau kantoor Voor Islamistische Zaken yang
dipimpin oleh kaum orientalis Belanda diubah oleh Jepang menjadi
kantor Sumubi yang dipimpin oleh tokoh Islam sendiri, yaitu K.H.
Hasyim Asy‟ari (Zuhairini, 1986: 150).
b) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan dari
pembesar atau pemerintah Jepang (Zuhairini, 1986: 150).
c) Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang memberikan latihan
dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H.
Zainal Arifin (Zuhairini, 1986: 150).
d) Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah
asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir, dan Bung Hatta
(Zuhairini, 1986: 150).
e) Didirikannya Majelis Islam A‟la Indonesia (MIAI) dan diganti dengan
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan 2
organisasi masyarakat Islam yaitu, Muhammadiyah dan NU (Zuhairini,
1986: 150).
c. Periode Setelah Kemerdekaan
1) Orde Lama
Setelah merdeka, pemerintah Indonesia mendirikan sebuah
lembaga yang bernama Departemen Agama. (Zuhairini, 1986: 198).
Selanjutnya, pada tahun 1951 dibuka PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri) (Zuhairini, 1986: 199). Pada tahun 1957, didirikan Akademi
Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan pada tahun 1960, PTAIN dan ADIA
disatukan menjadi IAIN Al-Jami‟ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah
(Zuhairini, 1986: 199).
2) Orde Baru
Pada tanggal 30 Oktober 1965, bangsa Indonesia telah memasuki
orde baru. Pada masa orde baru, dikeluarkannya surat keputusan bersama
(SKB) antara menteri agama dan menteri pendidikan kebudayaan Tahun
1984 tentang pengaturan dan pembakuan kurikulum sekolah umum serta
kurikulum madrasah (Zuhairini,1986: 200). SKB ini merupakan tonggak
awal perbaikan mutu pendidikan agama Islam. Keberadaan pendidikan
agama selalu masuk dalam agenda nasional bahkan politik (Riyadi, 2006:
164).
3. Fungsi Pendidikan Islam
a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia,
alam sekitar, dan kemaha besaran Allah Swt, sehingga tumbuh kreativitas
yang benar (Achmadi, 1987: 20).
b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai perilaku yang dapat
mencemari fitrah kemanusiaan, dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai
insani dan ilahi melalui pengajaran Al-qur‟an dan sunnah Nabi pada peserta
didik (Achmadi, 1987: 20).
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan
kehidupan, baik secara individual maupun sosial masyarakat (Achmadi, 1987:
20).
4. Sumber Pendidikan Islam
Secara lebih luas, sumber pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali
terdiri dari 6 macam, yaitu: Al-qur‟an, hadist, qaul al-shahabat, masalih al-
mursalah, „urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim (Al-Rasyidin, 2005:
35).
5. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam memiliki beberapa tahapan tujuan, diantaranya sebagai
berikut:
a. Tujuan Tertinggi atau Terakhir
1) Dalam hal ini, pendidikan ditujukan untuk mengantarkan subjek didik
menjadi hamba Allah yang paling bertaqwa dan senantiasa beribadah
kepada Allah (Achmadi, 1987: 90).
2) Untuk mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil
Allah di bumi) (Achmadi, 1987: 91).
3) Untuk mengantarkan subjek didik memperoleh kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Achmadi, 1987: 92).
b. Tujuan Umum
Tujuan umum ini berkaitan dengan kemampuan subjek didik untuk
mengaktualisasikan potensi atau sumber daya insaninya (self realization),
yakni menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim) (Achmadi,
1987: 94). Tujuan umum berlaku bagi siapa saja, tanpa dibatasi ruang dan
waktu serta menyangkut diri subjek didik secara total (Achmadi, 1987: 94).
c. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan (Achmadi, 1987: 100). Pengkhususan tujuan tersebut
dapat didasarkan pada:
1) Kultur dan cita-cita bangsa di mana pendidikan itu diselenggarakan
(Achmadi, 1987: 101).
2) Minat, bakat, dan kesanggupan subjek didik (Achmadi, 1987: 104).
3) Tuntutan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu (Achmadi, 1987:
106).
6. Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
a. Definisi Pesantren
Istilah pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan pe-
dan akhiran –an. Namun sesuai dengan hukum tata bahasa Indonesia, fonem –
ian berubah menjadi –en sehingga membentuk kata “pesantren” (Feisal,
1995: 194). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai
asrama santri atau tempat murid-murid belajar mengaji (Tim Penyusun KBBI,
1999).
b. Tipe atau Macam-macam Pesantren
1) Pesantren Salaf (Tradisional)
Merupakan pesantren yang diasuh oleh kyai dan tetap
mempertahankan materi pengajaran kitab–kitab klasik Islam atau kitab
dengan huruf arab gundul (DEPAG RI, 2003: 29).
2) Pesantren Khalaf (Modern)
Merupakan pesantren yang menerapkan sistem pendidikan formal
seperti madrasah maupun sekolah serta memasukkan pengetahuan umum
dan bahasa non arab dalam kurikulum (DEPAG RI, 2003: 30).
3) Pesantren Komprehensif atau Campuran
Merupakan pesantren yang sistem pendidikan dan pengajarannya
gabungan antara tradisional dan modern (DEPAG RI, 2003: 30). Artinya
dalam kurikulum terdapat pembelajaran kitab kuning namun secara regular
sistem persekolahan terus di kembangkan.
c. Metode Pengajaran
1) Metode Sorogan
Santri membaca sebuah kitab dihadapan kyai, kemudian jika ada
kesalahan dalam bacaan maka langsung dibenarkan oleh kyai (DEPAG
RI, 2003: 38).
2) Metode Bandongan atau Wetonan
Kyai membacakan, menerjemahkan, dan menerangkan teks-teks
kitab yang berbahasa arab tanpa harakat (gundul). Sementara itu, para
santri memberikan harakat, memberikan makna di bawah kata, dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
3) Metode Musyawarah atau Bahtsul Masa’il
Para santri dalam jumlah tertentu duduk membentuk halaqah dan
dipimpin langsung oleh kyai atau santri senior untuk membahas serta
mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya (DEPAG RI,
2003: 43).
4) Metode Hafalan atau Muhafazhah
Metode ini mewajibkan para santri untuk menghafalkan bacaan-
bacaan dalam jangka waktu tertentu (DEPAG RI, 2003: 46). Hafalan
yang dimiliki oleh santri tersebut kemudian disetorkan dihadapan kyai
atau ustadz secara periodik atau insidental (DEPAG RI, 2003: 47).
5) Metode Demonstrasi atau Praktek Ibadah
Metode demonstrasi atau praktek ibadah merupakan cara
pembelajaran dengan memperagakan suatu keterampilan secara
perorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau
ustadz (DEPAG RI, 2003: 47).
6) Metode pengajian pasaran
Metode ini merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh
sekolompok santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada
seorang kyai atau ustadz secara terus menerus (maraton/ kilatan) selama
tenggang waktu tertentu (DEPAG RI, 2003: 45). Pengajian pasaran
umumnya dilakukan pada bulan Ramadhan selama setengah bulan, 20
hari, atau 1 bulan penuh (DEPAG RI, 2003: 45).
d. Pola Kepemimpinan Pesantren
Di dalam pesantren, santri maupun ustadz sangat dipengaruhi oleh
perilaku kyai. Gaya kepemimpinan di pesantren mempunyai ciri paternalistik
dan free rein leadership, dimana pemimpin bersifat pasif sebagai seorang
bapak yang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkreasi, tetapi
juga bersifat otoriter yang memberikan kata-kata final untuk memutuskan
apakah karya peserta didiknya dapat diteruskan atau tidak (Haryanto, 2012:
73).
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kyai menggunakan pola
pendekatan situasional. Kyai tidak hanya mengajarkan kitab namun mendidik,
memberikan nasihat, serta menjadi tempat konsultasi masalah, bahkan
berfungsi pula sebagai orang tua sekaligus guru yang bisa ditemui tanpa batas
waktu.
e. Posisi Pesantren Secara Yuridis
Posisi pesantren secara yuridis meliputi:
1) Pondok pesantren dimasukkan ke dalam jalur formal dan non formal,
karena dapat diselenggarakan secara berjenjang dan berkelanjutan maupun
tidak berjenjang (DEPAG RI, 2003: 63).
2) Pesantren termasuk jenis pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya serta menjadi
ahli ilmu agama (DEPAG RI, 2003: 63).
3) Pesantren dapat dikelompokkan dalam jenjang pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi (DEPAG RI, 2003: 63).
B. Manajemen Pada Lembaga Pendidikan di Indonesia
1. Definisi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan yang dilakukan oleh suatu lembaga agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Selain itu, manajemen juga dapat diartikan sebagai proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Tim Penyusun
KBBI, 1999).
2. Fungsi Manajemen
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (penggerakkan)
d. Controlling (pengawasan)
e. Evaluating (evaluasi) (Rohani, 1991: 6).
3. Manajemen Pada Sekolah
a. Manajemen Kurikulum
Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan
oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Namun, sekolah
juga memiliki tugas dan wewenang untuk mengembangkan kurikulum
muatan lokal sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat.
Manajemen kurikulum di sekolah dilaksanakan melalui 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian (Mulyasa,
2011: 40).
b. Manajemen Personalia atau Tenaga Kependidikan
Manajemen personalia mencakup beberapa hal yaitu, perencanaan
pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai,
promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian
pegawai (Mulyasa, 2011: 42).
c. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang
berhubungan dengan peserta didik (murid), mulai dari awal pendaftaran
sampai peserta didik tersebut lulus (Mulyasa, 2011: 45). Misalnya berupa
buku presensi murid, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi murid,
dan sebagainya.
d. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Sekolah mempunyai wewenang untuk menggali dan menggunakan
sumber dana sesuai keperluan sekolah. Inti dari manajemen keuangan adalah
pencapaian efisiensi dan efektivitas (Mulyasa, 2011). Sumber dana dalam
proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
1) Pemerintah pusat atau Pemerintah daerah
2) Orang tua/wali atau peserta didik
3) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat
e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan maupun proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan
media pengajaran (Mulyasa, 2011: 49). Adapun yang dimaksud dengan
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan dan pengajaran, seperti halaman, kebun, taman
sekolah, dan sebagainya. Manajemen sarana prasarana pendidikan meliputi
perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi serta
penataan.
f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta
masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana untuk membina dan
mengembangkan pribadi murid di sekolah (Mulyasa, 2011: 50). Hubungan
harmonis dapat terwujud apabila masyarakat mengetahui gambaran yang
jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan melalui
laporan kepada orang tua/wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke
rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah.
g. Manajemen Layanan Khusus
Layanan khusus di sekolah meliputi perpustakaan, UKS, BK, dan
keamanan sekolah (Mulyasa, 2011: 52). Manajemen layanan khusus sangat
dibutuhkan agar seluruh warga sekolah mampu melaksanakan tugas dengan
optimal.
4. Manajemen Pada Pesantren
a. Manajemen Kurikulum
Kurikulum pada pesantren salafiyah disebut manhaj. Manhaj pada
pesantren salafiyah berupa funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri
(DEPAG, 2003: 31). Dengan demikian tamatnya program pembelajaran tidak
diukur berdasarkan satuan waktu atau penguasaan topik-topik bahasan, namun
berdasarkan tuntasnya santri mempelajari kitab tertentu (DEPAG, 2003: 32).
Kompetensi pada pesantren salafiyah berupa penguasaan kitab secara berurutan
dari yang ringan sampai yang berat, dari yang mudah ke kitab yang lebih sulit,
dan berjilid-jilid serta menggunakan kitab kuning atau klasik (DEPAG, 2003:
32).
b. Manajemen Personalia
Personalia dalam pesantren terdiri dari kyai atau pengasuh, ustadz, serta
santri. Dalam pesantren salafiyah, pembagian tugas pondok ditentukan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati melalui rapat-rapat koordinasi
pengurus pondok. Selain itu, pengurus pondok juga melakukan pengamatan
lapangan, monitoring, dan evaluasi.
c. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan yang dapat dilakukan pesantren meliputi:
1) Penerimaan santri atau murid baru
2) Kegiatan pelaporan kemajuan belajar santri atau murid
3) Bimbingan dan rangsangan belajar santri yang meliputi lomba, beasiswa,
penghargaan, temu karya, wisata belajar, diskusi, seminar, dan sebagainya
(Asrori, 2009: 163).
d. Manajemen Sarana Prasarana
Sarana belajar yang terdapat di pesantren salafiyah biasanya hanya
berupa papan tulis, kapur, penghapus, dan kitab-kitab klasik. Sedangkan
pada pesantren khalafiyah terdapat pula buku pelajaran, alat peraga, serta
dilengkapi sarana komputer, LCD, tape recorder dan sebagainya (Asrori,
2009: 162).
Selanjutnya, prasarana yang terdapat di pesantren salafiyah terdiri
dari ruang belajar, teras masjid atau musholla yang dapat digunakan untuk
melaksanakan program belajar. Sedangkan pada pesantren khalafiyah
prasarana tersebut dilengkapi dengan aula, perpustakaan, bengkel,
laboratorium, dan sebagainya (Asrori, 2009: 162).
e. Manajemen Keuangan
1) Pihak pesantren pada setiap awal tahun bersama-sama merumuskan
rencana anggaran pendapatan dan belanja pondok pesantren (RAPBPP)
sebagai acuan bagi pengelola pesantren dalam melaksanakan manajemen
keuangan yang baik (http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-
keuangan-pondok-pesantren.html).
2) Sumber-sumber keuangan berasal dari kontribusi santri, sumbangan dari
individu atau organisasi, sumbangan dana dari pihak ketiga, dan hasil
usaha pesantren (Asrori, 2009: 162).
3) Anggaran diformulasikan dalam bentuk rupiah pada jangka waktu atau
periode tertentu, serta dialokasikan di setiap bagian kegiatan. Termasuk
dana operasional harian, pengembangan sarana dan prasarana pesantren,
gaji atau infaq semua petugas atau pelaksana pesantren
(http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondok-
pesantren.html).
f. Manajemen Hubungan Masyarakat
Pesantren mengadakan beberapa kegiatan untuk menjalin hubungan
dengan masyarakat sekitar, diantaranya mengadakan bakti sosial, pengajian,
kumpulan orang tua/wali santri, khataman, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Pesantren dapat meminta izin penyelenggaraan program kepada kantor
Departemen Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten yang bersangkutan
(Asrori, 2009: 162).
g. Manajemen Layanan Khusus
1) Layanan penempatan santri di asrama berdasarkan tingkat usia
2) Proses adaptasi diri dan sosial di lingkungan pesantren bagi santri baru
3) Layanan bimbingan, konseling, dan pengasuhan
4) Layanan pembelajaran muatan keagamaan, lokal, serta umum
(http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondok-
pesantren.html).
5. Sekolah Berbasis Pesantren
Menjamurnya sekolah umum berbasis pembinaan Islam (pesantren)
akhir-akhir ini mendapat respon dari pemerintah. Secara nasional, sekolah
berbasis pesantren (SBP) mulai didirikan pada tahun 2008. Menurut data
Kemendikbud, sampai tahun 2012 tercatat 302 sekolah di Indonesia yang
bergabung dalam sekolah berbasis pesantren (SBP). Sekolah berbasis pesantren
(SBP) merupakan model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan sistem
pendidikan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren (Purwoko,
2013).
Tujuan dan hasil yang diharapkan dalam sekolah berbasis pesantren
yaitu: pertama, mengembangkan model pendidikan unggulan yang integratif
dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Kedua, mengembangkan model pendidikan yang berorientasi pada pencapaian
keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif
(competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global. Ketiga,
meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan
intelektual (fikr), skill („amal) dan moralitas (zikr & qalb) (Purwoko, 2013).
Selain itu, SBP juga memiliki prinsip-prinsip dasar yaitu,
mengintegrasikan 3 kemampuan intelektual (IQ, SQ, dan EQ), berwawasan
keunggulan lokal, regional, maupun internasional, tidak diskriminatif, kesadaran
atas hak asasi manusia, penguasaan kitab kuning, pengembangan pendidikan
kecakapan hidup, proses pembelajaran terpadu (IMTAQ dan IPTEK), dan
perlakuan khusus terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan khusus.
SBP diharapkan memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki
moral para remaja. Pilihan memadukan sistem sekolah dan pesantren ini diambil
setelah melihat banyak orang tua yang belum mampu mendidik anak-anaknya
secara tepat. Sekolah berbasis pesantren bisa menjadi salah satu jawaban
persoalan-persoalan karakter dan pendidikan moralitas.
Manajemen pada sekolah berbasis pesantren menggunakan perpaduan
antara manajemen yang diterapkan di sekolah dengan manajemen yang
diterapkan di pesantren. Sekolah berbasis pesantren (SBP) merupakan model
boarding school atau sekolah berasrama. Para siswa mengikuti pendidikan
reguler dari pagi hingga sore hari di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan
pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai khusus hingga malam hari di
pesantren. Selama 24 jam peserta didik berada dalam pengawasan dan
bimbingan para guru. Di sekolah peserta didik dituntut untuk menguasai
pengetahuan umum dan teknologi, sedangkan di pesantren peserta didik dituntut
untuk menguasai pendidikan agama.
Pelajaran dan pendidikan di sekolah berbasis pesantren (SBP) harus
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pengajaran agama
b. Pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum
c. Pendidikan keterampilan dan sosial
d. Pendidikan dan pengajaran kesenian
e. Pendidikan dan pengajaran akhlak
C. Total Quality Management Dalam Konteks Pendidikan
1. Definisi Total Quality Management
Merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai
strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi (Nasution, 2005: 22). Tujuannya adalah untuk
menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta
menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Sallis, 2011: 136).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management (TQM)
merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan
personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan
yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan.
2. Syarat TQM dalam Pendidikan
Ada beberapa syarat yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan
TQM dalam pendidikan, diantaranya:
a. Komitmen Manajemen Puncak
Kepala sekolah harus mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk
implementasi TQM. Dengan keterlibatan manajeman puncak (kepala
sekolah), pelaksanaan TQM akan dapat digerakkan, diawasi, dan dievaluasi
oleh kepala sekolah secara langsung (Nasution, 2005: 354).
b. Komitmen Atas sumber daya yang dibutuhkan
Segala sesuatu memang memerlukan biaya, namun biaya tersebut
harus digunakan seefisien mungkin, misalnya untuk melakukan pelatihan
bagi elemen sekolah dan konsultan (Nasution, 2005: 355).
c. Organization Wide Steering Committee
Steering committee ini dipimpin oleh kepala sekolah dan anggotanya
dari warga sekolah misal, waka kurikulum, kesiswaan, humas, bagian
sarana-prasarana, dan kepala administrasi sekolah (Nasution, 2005: 355).
Steering committee ini berfungsi untuk menentukan cara implementasi TQM
serta mengawasi pelaksanaannya.
d. Perencanaan dan publikasi
Perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan sebelum
melaksanakan suatu kegiatan. Untuk mengimplementasikan TQM perlu
dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
e. Membuat visi sekolah
Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan
langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan oleh lembaga atau sekolah
(Diana, 2003: 332). Visi dapat dijabarkan dalam indikator dan tujuan
sekolah.
f. Membuat Sasaran dan Tujuan Umum
Sasaran maupun tujuan umum harus sesuai dengan visi yang telah di
buat secara bersama. Sasaran hendaknya mencerminkan kegiatan akademik
dan non akademik yang akan dicapai oleh sekolah.
g. Rencana Implementasi TQM
Implementasi TQM yang dibuat harus diarahkan untuk visi, misi,
dan tujuan sekolah.
h. Program penghargaan dan pengakuan prestasi
Sekolah harus memberikan penghargaan terhadap siswa atau tenaga
pendidik yang telah berprestasi, misal memberikan beasiswa, promosi
jabatan, dan kenaikan gaji.
i. Pendekatan publisitas
Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi
dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, informasi yang ada harus selalu
disampaikan agar elemen sekolah dapat memahami dan mendukung
keputusan manajemen.
j. Pembentukan infrastruktur pendukung dan perbaikan
berkesinambungan
Faktor lain dalam implementasi TQM adalah pembentukan
infrastruktur pendukung dan perbaikan berkesinambungan antara visi,
tujuan, program pengakuan, penghargaan atas prestasi, dan komunikasi
(Nasution, 2005: 355).
D. Gambaran Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka yang tersaji dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
gambaran terhadap penelitian terdahulu yang masih relevan mengenai sekolah
berbasis pesantren untuk meningkatkan mutu pendidikan. Terdapat beberapa terbitan
atau publikasi yang berkorelasi dengan judul penelitian ini, meskipun sejauh usaha
dan pengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji tentang judul yang serupa.
Jurnal pendidikan karakter, tahun 2012 oleh Didik Suhardi seorang Direktur
Pembinaan SMP Ditjen Dikdas Kemdikbud, menulis mengenai peran SMP berbasis
pesantren sebagai upaya penanaman pendidikan karakter kepada generasi bangsa.
Jurnal tersebut merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Dikategorikan dalam penelitian deskriptif karena bertujuan untuk
mengetahui suatu kejadian, yaitu peranan SMP berbasis pondok pesantren untuk
membentuk karakter bangsa. Tujuan lain dari penelitian deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa sekolah berbasis pesantren merupakan
salah satu upaya untuk mencerdaskan sekaligus mencerahkan anak bangsa.
Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual mutlak
dibutuhkan demi kelangsungan masa depan bangsa ini. Kecerdasan intelektual tanpa
disertai dengan kecerdasan spiritual akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang
kehilangan karakter serta jati dirinya. Berdasarkan asumsi tersebut dapat ditarik
simpulan bahwa sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mengembalikan karakter
bangsa adalah perpaduan antara sistem pendidikan formal dengan sistem pendidikan
pondok pesantren.
Jurnal tersebut dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, karena manajemen
sekolah berbasis pesantren yang dibahas dalam penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah perbaikan kualitas moral atau
karakter peserta didik. Apabila pengelolaan manajemen berjalan dengan baik, maka
output yang dihasilkan akan baik pula.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Sopyan, mahasiswa jurusan
tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga, tahun 2007 yang
berjudul Manajemen Pendidikan Madrasah Aliyah Berbasis Pondok Pesantren di MA
Yajri Payaman Secang Magelang Tahun Ajaran 2006/2007. Penelitian tersebut
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa madrasah yang menerapkan manajemen berbasis
pesantren mempunyai peran yang signifikan dalam upaya mengembangkan sumber
daya manusia, baik secara moral, spiritual, maupun intelektual. Sistem manajemen
tersebut juga mampu menjaga serta menaikkan eksistensi madrasah yang semakin
redup.
Namun dapat dikatakan bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan
Islam yang sejalur dengan pondok pesantren, yakni lebih berorientasi pada aspek
keagamaan. Sehingga manajemen yang diterapkan pun tidak terlihat kekhasannya.
Berbeda dengan penelitian di atas, maka penelitian ini lebih memperlihatkan
perbedaan manajemen berbasis pesantren dengan manajemen yang lain, dengan
menjadikan SMP sebagai objek penelitian. Memadukan SMP sebagai lembaga
pendidikan umum dengan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. SEJARAH SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN
Bersumber dari buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, peneliti
menemukan alamat lengkap SMP IT Nurul Islam, yaitu di Jl. Raya Salatiga-Solo Km 8,
Kaligandu RT 11/RW 03 desa Klero, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang.
Selanjutnya, peneliti menemukan pula sejarah berdirinya SMP IT Nurul Islam Tengaran.
Sejarah tersebut dimulai pada tahun 1974. KH. Zainal Mahmud mendirikan sebuah
yayasan yang bernama Sabilul Khoirot. Yayasan tersebut memiliki pondok pesantren
dengan jumlah santri yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada awal pelaksanaannya,
pesantren ini masih menggunakan manajemen berbasis kyai dan bersifat tradisional.
Selanjutnya sekitar tahun 1999, yayasan Sabilul Khoirot kembali mendirikan
sebuah lembaga pendidikan kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu (TK IT) Nurul Islam. Pada tahun 2001, berdiri pula lembaga pendidikan dasar
yang diberi nama Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul Islam. Dengan
mengaplikasikan sistem full day school atau belajar sehari penuh ternyata telah menarik
minat orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SD IT Nurul Islam.
Kemudian tahun 2007, berdiri lembaga pendidikan tingkat lanjut yaitu Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam yang berada di bawah naungan
Yayasan Sabilul Khoirot. SMP IT ini menggunakan sistem sekolah berbasis pesantren
yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum ‘ulum
syar’i atau mata pelajaran agama.
SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki visi dan misi yang menunjukkan
gambaran kemana sekolah akan diarahkan dan hasil apa yang ingin dicapai. Keterangan
mengenai visi dan misi tersebut peneliti ambil dari buku panduan SMP IT Nurul Islam
Tengaran tahun 2013, diantaranya:
1. Visi sekolah yaitu melahirkan generasi cerdas, berakhlakul karimah, dan berwawasan
global
2. Misi sekolah meliputi :
a. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang memadukan
antara iman, ilmu, dan amal
b. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang bersih, ibadah yang
benar, akhlak yang kuat, mandiri, berwawasan yang luas, jasmani yang sehat,
bersungguh-sungguh, rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu, dan bermanfaat
bagi orang lain
c. Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global dengan penguasaan bahasa
Arab, bahasa Inggris, dan teknologi
d. Menjadi sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya
B. MANAJEMEN DI SMP IT NURUL ISLAM
1. Manajemen Kurikulum
Peneliti telah mengajukan wawancara dengan waka kurikulum yang bernama
IH pada tanggal 12 mei 2014. IH berkata:
“SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding
school).”
Hal tersebut diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT Nurul
Islam tengaran tahun 2013 dan pengamatan yang menyatakan bahwa:
“SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding
school).”
IH juga menambahkan bahwa:
”Prosedur pengelolaan kurikulum meliputi pengadaan RAKER setiap tahun
bersama guru untuk membahas standart isi dan mengevaluasi kurikulum yang
sudah berjalan seperti administrasi guru, konten MAPEL, dan bagian
kesiswaan. Setelah itu, menyusun program kurikulum baru seperti jadwal
pelajaran, administrasi, UKK/ UTS, UAN, UAS, dan sebagainya. Selanjutnya
mengadakan controlling dan monitoring program baru untuk perbaikan tahun
selanjutnya.”
Pernyataan IH sesuai dengan keterangan yang berada di buku panduan SMP
IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013/2014 dan pengamatan peneliti pada tanggal 12
mei 2014. Misal ketika para guru sedang mengadakan rapat tahunan bersama kepala
sekolah di ruangan kepala sekolah. Setelah peneliti bertanya dengan salah satu guru
yang bernama NR, rapat tersebut membahas tentang administrasi guru.
Menurut jawaban dari IH selaku waka kurikulum pada tanggal 12 mei 2014,
terdapat 3 program kegiatan di SMP IT Nurul Islam Tengaran yaitu:
“program rutin terjadwal, program terproyek, dan program akademis. Namun
saat ini sekolah masih beradaptasi dengan kurikulum 2013 dan mengadakan
pembekalan. Konten kurikulum di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi
kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum ulum syar‟i.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti
pada tanggal 12 mei 2014 terutama pada program rutin terjadwal seperti upacara hari
senin, senam sabtu pagi, sabtu bersih, sholat berjama‟ah, belajar kelompok, belajar
mandiri, sholat dhuha, dan sebagainya.
Selain itu, setelah melihat di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun 2013, SMP IT Nurul Islam Tengaran memang menggunakan kurikulum
nasional dan ulum syar‟i.
2. Manajemen Personalia atau Kepegawaian
Menurut wawancara dengan bagian kepegawaian yang bernama SY pada
tanggal 9 mei 2014, mengemukakan bahwa:
“Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal. Proses
legal formal dijabarkan sebagai berikut:
a. Rekrutmen guru
Guru yang telah memasukkan lamaran ke SMP IT Nurul Islam
Tengaran akan diseleksi oleh yayasan melalui tahap test (tertulis dan
lisan)
b. Kemantapan Pegawai
1) Job planning. diadakan selama 3 bulan pertama. Job planning berisi
tentang kesepakatan kerja bersama yang meliputi: kesepakatan gaji,
peraturan, penempatan pegawai, dan jabatan.
2) Calon Pegawai. Pada bulan ke 4 sampai bulan ke 12, guru baru yang
telah diterima akan memasuki tahap calon pegawai.
3) Pegawai Tidak Tetap. Memasuki tahun ke 1 calon pegawai tersebut
akan menjadi pegawai tidak tetap yayasan
4) Pegawai Tetap. Setelah tahun ke 4 pegawai tidak tetap tersebut
diangkat menjadi pegawai tetap yayasan
5) Pembagian Pegawai. Pegawai di SMP IT Nurul Islam Tengaran
dibedakan menjadi 3 golongan:
a) Guru di sekolah yang bekerja dari pagi sampai siang
b) Guru atau ustadz di pesantren yang bekerja dari sore sampai
malam
c) Tenaga kependidikan
6) Ketentuan Gaji. Antara calon pegawai, pegawai tidak tetap, dan
pegawai tetap akan memperoleh gaji yang berbeda dan akan
mengalami kenaikan secara berkala.
7) Evaluasi. Evaluasi terhadap pegawai dilakukan oleh yayasan secara
bertahap.
8) Unit. Unit bertugas dalam hal penempatan pegawai, melakukan
pembinaan SDM, dan kesehatan.”
Pernyataan di atas diperkuat dengan buku panduan SMP IT Nurul Islam
Tengaran Tahun 2013/2014 yaitu:
“Manajemen kepegawaian dilakukan melalui proses legal formal yang meliputi
rekrutmen guru, kemantapan pegawai, pembagian pegawai, dan evaluasi
pegawai.”
Selain itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, contoh dari legal
formal yaitu adanya pembagian guru untuk bertugas di sekolah dan di pesantren.
3. Manajemen Kesiswaan
Berdasarkan wawancara dengan bagian kesiswaan yang bernama JS pada
tanggal 6 mei 2014 memaparkan bahwa:
“standart prosedur operasional siswa di SMP IT Nurul Islam Tengaran
meliputi penerimaan peserta didik baru (PPDB), daftar ulang (registrasi)
bagi siswa baru, dan heregistrasi (Daftar Ulang Siswa Lama).”
Pernyataan tersebut sebanding dengan pengamatan yang dilakukan peneliti
terutama pada saat siswa melakukan herregistrasi pada tahun ajaran 2014/2015.
Selain itu, peneliti juga menemukan keterangan di atas di buku panduan SMP IT
Nurul Islam Tengaran.
Siswa yang bernama MNI pada tanggal 5 mei 2014 memaparkan bahwa:
“kegiatan rutin siswa meliputi kegiatan pendidikan di sekolah dan kegiatan
di pesantren.
Hal tersebut diperkuat dengan keterangan JS yang menyatakan bahwa:
“prosedur pengelolaan siswa dilaksanakan sebelum kegiatan belajar
mengajar (KBM) dimulai, ketika KBM di dalam kelas, ketika istirahat,
sebelum pulang sekolah, ketika pelaksanaan upacara bendera, kegiatan
ekstrakurikuler, dan ketika siswa berada di pesantren.”
Setelah melihat di buku panduan dan melakukan observasi langsung, peneliti
telah mendapatkan kesesuaian keterangan di atas yaitu pada saat KBM, istirahat,
kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di pesantren sepulang sekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan bersumber dari buku panduan SMP IT Nurul
Islam Tengaran tahun 2013, peneliti mendapatkan informasi berupa data base siswa.
Tabel 1 : Data Base Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Ruang
Jumlah siswa Ket
L P Jumlah
1 7 6 85 88 173
2 8 9 103 142 245
3 9 10 51 60 111 Data siswa untuk kelas 9
E,F,G,H,I, dan J belum tersedia
4. Manajemen Keuangan Sekolah
Berdasarkan wawancara dengan bagian keuangan yang bernama GW tanggal
10 mei 2014, menyatakan bahwa :
“sistem pembayaran SPP di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi waktu
pembayaran adalah tanggal 1 sampai 10, pembayaran SPP dilakukan di
sekolah pada saat jam kerja, bagi siswa yang berasal dari luar kota
pembayaran SPP dapat dilakukan dengan transfer ke BCA, Setiap siswa
dianjurkan untuk memiliki tabungan wajib, tabungan suka rela, dan tabungan
bulanan. “
Keterangan-keterangan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian
keuangan. Setelah peneliti melihat di buku panduan SMP IT Nurul Islam tengaran,
maka didapatkan kesesuaian antara pernyataan informan dengan buku. Selain itu,
keterangan di atas diperkuat dengan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti
misal, peneliti melihat ada siswa yang bernama MNI sedang melakukan pembayaran
SPP di ruang KOSUMA.
GW menambahkan bahwa:
“Keuangan di SMP IT Nurul Islam Tengaran bersumber dari infaq
pembangunan, daftar ulang siswa, SPP bulanan, dan sumbangan. Selain itu,
pemasukan keuangan digunakan untuk gaji, perbaikan sarana prasarana,
dan operasional. Semuanya dikelola secara terbuka serta transparan.”
Hal ini terbukti dari pengamatan peneliti misalnya adalah saat ini di SMP IT
Nurul Islam tengaran sedang melakukan beberapa perbaikan sarana-prasarana. Selain
itu, di buku panduan juga dijabarkan keterangan di atas.
5. Manajemen Kehumasan
Berdasarkan keterangan dari bagian ketatausahaan yang bernama PYN pada
tanggal 10 mei 2014,
“pola hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa meliputi hubungan rutin
dan hubungan insidental. Hubungan rutin berupa pertemuan pada saat
pengambilan raport sedangkan hubungan insidental berupa konsultasi dengan
kepala sekolah, guru BK, dan wali kelas serta home visit.”
PYN menambahkan:
“Kegiatan humas di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi kegiatan
eksternal dan internal.”
Pernyataan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian kehumasan
yang diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun Pelajaran 2013/2014. Selain itu, peneliti juga mengadakan pengamatan dan
melihat ada siswa yang sedang bersama dengan orang tuanya melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah membahas tentang kenakalan yang dilakukan siswa tersebut.
6. Manajemen Layanan Khusus
Berdasarkan wawancara dengan bagian ketatausahaan yang bernama PYN
tanggal 10 mei 2014,
“Layanan khusus yang tersedia di SMP IT Nurul Islam meliputi unit kesehatan
sekolah (UKS) dan layanan bimbingan konseling (BK). Setiap layanan
memiliki prosedur masing-masing, diantaranya :
a. Unit Kesehatan Sekolah
1) Setiap civitas akademik wajib membayar dana kesehatan yang
jumlahnya telah ditetapkan untuk setiap tahun
2) Bagi guru dan karyawan dipotong langsung gaji per bulan, sedangkan
untuk siswa dibayar 1 kali di awal tahun bersamaan dengan daftar
ulang
3) Untuk sakit berat dan perlu di opname, maka akan diberi surat
rujukan serta biaya pengobatan akan ditanggung pihak poliklinik
b. Bimbingan Konseling (BK)
1) Bekerjasama dengan wali kelas dan bagian kesantrian dalam
membuat peraturan siswa dan menangani siswa bermasalah
2) Bimbingan dapat dilakukan secara pribadi pada jam-jam kosong atau
istirahat
3) Guru BK dapat mengadakan home visit”
Keterangan-keterangan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian
ketatausahaan dan dibuktikan dengan pengamatan oleh peneliti pada tanggal 10 Mei
2014 dengan berkunjung ke UKS dan ke ruang BK. Peneliti juga memperkuat
keterangan tersebut dengan berpedoman pada buku panduan.
7. Manajemen Sarana Prasarana
Berdasarkan wawancara dengan bagian sarana prasarana yang bernama RD
pada tanggal 07 mei 2014, prosedur manajemen sarana prasarana adalah
“RD berkata dimulai dengan memberikan kartu inventaris ruangan kepada
setiap wali kelas, kemudian setiap wali kelas harus mencatat atau mendata
barang-barang yang terdapat di kelas. Setelah itu, wali kelas melaporkan
barang-barang yang rusak atau yang belum ada ke bagian sarana prasarana.
Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan
barang baru.”
Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 07 mei 2014, sarana prasarana di
SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi ruang kelas, lab IPA, lab bahasa, lab
komputer, perpustakaan, UKS, ruang ICT, ruang BK, ruang guru, ruang TU, ruang
OSIS, ruang kepala sekolah, ruang direksi, WC guru, WC siswa, ruang ibadah atau
mushola, gudang, nuris mart, gapuro, lapangan, lapangan voli, dan taman.
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara disertai bukti adanya kartu inventaris dari
setiap kelas dan data dari setiap tahunnya. Selain itu, peneliti juga melihat keterangan
yang ada di buku panduan.
C. MANAJEMEN PESANTREN NURUL ISLAM TENGARAN
1. Manajemen Kurikulum
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu musyrifah yang bernama NR
tanggal 9 mei 2014,
“pesantren Nurul Islam menggunakan model pembelajaran terstruktur,
Moving Class, serta Out door activity. Selanjutnya instrumen penilaian
berbentuk test serta non test. Laporan hasil pembelajaran atau raport
disampaikan kepada orang tua/wali setiap 1 semester sekali bersamaan
dengan raport sekolah.
Peneliti juga mengambil sumber dari keterangan di atas di buku panduan SMP
IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. Selain itu, setelah melakukan pengamatan,
peneliti mendapatkan hasil seperti pembelajaran memang dilakukan secara terstruktur,
Moving Class, serta Out door activity.
2. Manajemen Kepegawaian
Bersumber dari hasil wawancara dengan bagian kepegawaian yang bernama
SY tanggal 9 mei 2014 memaparkan bahwa:
“prosedur pengelolaan pegawai baru di pesantren meliputi rekrutmen wali
kamar atau musyrif dan musyrifah dan selanjutnya kemantapan pegawai. Jadi,
prosedur pengelolaan pegawai telah disepakati dan dilakukan bersama-sama
antara pihak sekolah dengan pihak pesantren melalui rapat-rapat
koordinasi.”
Setelah melihat di buku panduan dan diperkuat dengan pengamatan, peneliti
menyesuaikan pernyataan SY tersebut yaitu,
“kepegawaian di pesantren Nurul Islam meliputi mudir pesantren, sekretaris
pesantren, bendahara pesantren, bagian kebersihan, bagian keamanan,
bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, serta wali kamar.”
3. Manajemen Kesiswaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu musyrifah yang bernama NR
pada tanggal 9 mei 2014 berkata bahwa:
“siswa yang sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran wajib tinggal di
pesantren Nurul Islam dan mengikuti semua kegiatan pesantren. Jadi, selain
menjadi siswa juga akan menjadi santri. Selain itu, terdapat pula registrasi
bagi santri baru dan heregistrasi bagi santri lama.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti
bahwa setelah KBM di sekolah, para siswa kembali ke pesantren untuk mengikuti
kegiatan kepesantrenan. Di buku panduan juga dijabarkan mengenai jadwal aktivitas
harian yang dilakukan oleh santri. Hal tersebut sebagai bukti bahwa siswa SMP IT
Nurul Islam Tengaran harus tinggal di pesantren.
4. Manajemen Keuangan
Berdasarkan buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013,
“Manajemen keuangan di pesantren terfokus pada keuangan santri. Misalnya
santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan, santri
harus menitipkan uangnya kepada wali kamar atau bendahara pesantren jika
melebihi jumlah yang ditetapkan, dan santri diwajibkan membayar infaq
sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta izin keluar kompleks tidak
pada jadwal yang ditentukan.”
Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu santri
yang bernama BR, bahwa:
“santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan dan
diwajibkan membayar infaq sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta
izin keluar kompleks tidak pada jadwal yang ditentukan.”
5. Manajemen Humas
Berdasarkan wawancara dengan bagian humas yang bernama HA pada
tanggal 14 mei 2014, memaparkan bahwa
“ pola hubungan orang tua dengan pesantren meliputi hubungan rutin dan
hubungan insidental. Hubungan rutin berupa pertemuan ketika pengambilan
raport setiap semester dan hubungan insidental berupa konsultasi dengan
mudir pesantren, wali kamar, serta Home Visit. “
HA menambahkan:
“bahwa pesantren Nurul Islam memiliki prosedur kunjungan pesantren
diantaranya kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua/wali
santri berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren, dan orang
tua/wali lawan jenis dilarang masuk ke kamar putera-puterinya.”
Pernyataan tersebut diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT
Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
“kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua/wali santri
berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren, dan orang
tua/wali lawan jenis dilarang masuk ke kamar putera-puterinya.”
6. Manajemen Sarana Prasarana Pesantren
Pengelolaan sarana prasarana di pesantren disesuaikan dengan pengelolaan
sarana prasarana di sekolah. Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2014,
sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi,
kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan
olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan wawancara RD yang menyatakan
bahwa:
“sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik,
koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah,
lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian.”
7. Manajemen layanan khusus
Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2014, pesantren Nurul
Islam memiliki layanan khusus seperti disediakannya koperasi untuk memenuhi
kebutuhan pribadi santri, santri yang sakit dapat berobat ke poliklinik pesantren, santri
dapat berkonsultasi dan bimbingan konseling dengan musyrif/musyrifah apabila
mengalami masalah atau kesulitan, dan santri mendapatkan jaminan keamanan selama
berada di pesantren.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan wawancara RD yang menyatakan
bahwa:
“Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti poliklinik dan BK serta
keamanan.”
D. PENERAPAN TQM DI SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN
Pada tanggal 3 mei 2014, PW selaku kepala sekolah menjelaskan mengenai mutu
sekolah yaitu:
“standart maksimal yang mencerminkan kualitas atau prestasi yang diharapkan
dan dicita-citakan. Standart ini harus berupa segala sesuatu yang bisa diukur
dan di evaluasi. Selanjutnya, TQM merupakan manajemen yang berorientasi
pada mutu atau kwalitas untuk memuaskan pelanggan (siswa, orangtua, guru,
karyawan, dan warga sekolah lainnya).”
Kemudian berkenaan dengan komitmen untuk memuaskan pelanggan, kepala
sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran menyatakan:
“saya secara langsung senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi
segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan
komitmen yang telah disepakati bersama.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan PW pada tanggal 3 mei 2014,
“pihak SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014 telah memiliki
komitmen sumber daya yang dibutuhkan, misalnya dana sekolah digunakan untuk
pemberdayaan siswa, perbaikan sarana prasarana, dan peningkatan kinerja
guru.”
Berdasarkan buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, peneliti
menemukan visi dan tujuan yang dibuat dengan melibatkan warga sekolah yaitu:
1. Visi sekolah
Visi di SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah “MELAHIRKAN GENERASI
CERDAS, BERAKHLAKUL KARIMAH, DAN BERWAWASAN GLOBAL”
2. Tujuan sekolah
a. Sekolah mampu mengintegrasikan sistem pembelajaran antara ilmu, iman, dan
amal dalam setiap mata pelajaran
b. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan tingkat kelulusan 100%
c. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan nilai ujian nasional (UN)
rata-rata 7,0
d. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan bahasa Arab
dasar dalam kehidupan sehari-hari
e. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan bahasa Inggris
aktif
f. Sekolah mampu menghasilkan output siswa yang menguasai teknologi atau
internet dengan baik dan benar
g. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki aqidah yang lurus
h. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat beribadah secara benar
i. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki akhlak yang mulia
j. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki wawasan luas
k. Sekolah mampu melahirkan siswa yang sehat dan kuat
l. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat mengatur waktunya dengan baik
m. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap bersungguh-sungguh
n. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap rapi dalam urusannya
o. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki kemandirian
p. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat memberikan kemanfaatan kepada
orang lain
q. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan Dokumen KTSP dengan lengkap
r. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar isi (kurikulum satuan
pendidikan atau KBK, silabus lengkap, model atau sistem penilaian lengkap, RPP
lengkap, dan sebagainya.
s. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar proses pembelajaran secara
lengkap, misalnya dengan strategi atau metode CTL, pendekatan belajar tuntas,
pendekatan pembelajaran individual, dan sebagainya
t. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar pendidik dan tenaga
kependidikan, meliputi: semua guru berkualifikasi minimal S1, telah mengikuti
PTBK, dan semua mengajar sesuai bidangnya
u. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar sarana prasarana atau
fasilitas sekolah yang peralatan dan perawatannya memenuhi SPM (Standar
pengelolaan minimal)
v. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar pengelolaan sekolah secara
lengkap, misalnya kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan, administrasi,
dan sebagainya
w. Sekolah mampu memenuhi pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar, dan
adil
x. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar penilaian pendidikan yang
relevan
y. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah yang memadai
z. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan 7K secara
lengkap, budaya 5 S, dan budaya BERSERI
PW juga menetapkan sebuah keputusan bersama melalui pendekatan ilmiah
dengan cara melakukan identifikasi masalah, prioritas pemecahan dan analisa,
mengadakan rapat insidental, rapat pekanan, rapat pimpinan, serta berkoordinasi
dengan dinas pendidikan. Selain itu, keputusan diambil dengan memperhatikan materi
putusan, ruang lingkup putusan, dan dengan siapa keputusan diambil.
Masih berdasarkan hasil wawancara dengan PW pada tanggal 3 mei 2014,
“SMP IT Nurul Islam Tengaran rutin memberikan penghargaan atau reward.
Hal ini bertujuan untuk memacu dan memotivasi guru, karyawan, serta peserta
didik supaya lebih meningkatkan prestasi dan kinerja. Pemberian penghargaan
atau reward sesuai dengan kesepakatan dan musyawarah bersama.”
Sekolah juga menerapkan pendekatan publisitas dengan seluruh warga
sekolah. Jadi, seluruh elemen di SMP IT Nurul Islam Tengaran selalu mengetahui apa
yang sedang terjadi dalam lingkungan sekolah. Informasi selalu diberikan supaya
elemen sekolah dapat memahami dan mendukung keputusan manajemen. Jadi
pendekatan publisitas sudah diterapkan dengan baik di SMP IT Nurul Islam Tengaran.
SMP IT Nurul Islam Tengaran secara bertahap telah melakukan perbaikan
berkesinambungan. Seperti perbaikan sarana prasarana, perbaikan program sekolah,
perbaikan kinerja guru serta prestasi siswa. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan
mutu atau kwalitas di sekolah tersebut. Berdasarkan keterangan dari PW, SMP IT
Nurul Islam Tengaran telah meraih beberapa prestasi. Seperti :
1) Prestasi akademik :
a) Juara I ujian nasional sekolah swasta tingkat kabupaten Semarang
b) Juara II ujian nasional sekolah negeri/swasta tingkat kabupaten Semarang
2) Prestasi non akademik : telah memperoleh 30 tropi kejuaraan tingkat kabupaten
dan propinsi yang meliputi juara penelitian ilmiah (penyulingan air, mengukur
kadar air dalam susu, mengubah sampah menjadi tenaga listrik dan BBM).
Berdasarkan prestasi-prestasi di atas, motivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran meningkat. Sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi telah
menjadikan SMP IT Nurul Islam Tengaran sebagai institusi yang berkualitas.
Pihak SMP IT Nurul Islam Tengaran juga mengadakan pelatihan-pelatihan
untuk menunjang prestasi dan kualitas kerja meliputi pelatihan tentang
administrasi guru, pelatihan tentang manajemen pengelolaan kelas dsb. Program
unggulan sekolah meliputi prestasi akademis (nilai UN), terinternalisasinya
kepribadian islami, menguasai bahasa, IPTEK, serta unggul dalam Qur‟an. PW
menggunakan model kepemimpinan secara kooperatif, kolektivitas, dan lebih
banyak mendengar. PW selalu mengajak semua stakeholder, komite, yayasan,
untuk duduk bersama memberikan ide/gagasan serta bekerjasama dalam
implementasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
1. KURIKULUM
Sebagai sekolah berbasis pesantren, SMP IT Nurul Islam Tengaran
menggunakan 2 kurikulum yaitu, kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum
kepesantrenan (ulum syar‟i). Masing-masing kurikulum tersebut memiliki
program kegiatan dan mata pelajaran. Siswa belajar di sekolah dari pagi sampai
siang, kemudian dari sore sampai malam belajar di pesantren . Pengelolaan
kurikulum yang baik harus memenuhi 4 tahapan yaitu, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian (mulyasa,2011: 40).
Di SMP IT Nurul Islam sudah memenuhi 4 tahapan tersebut seperti
diadakannya RAKER guru, penyusunan dan pengelompokkan konten mapel,
pembagian jadwal pelajaran, pelaksanaan program-program yang telah disusun,
serta waka kurikulum melakukan controlling monitoring, dan sebagainya.
Penyusunan program kegiatan, penentuan model pembelajaran dan materi,
penilaian, serta evaluasi dilakukan pula pada pesantren .
2. KEPEGAWAIAN
Menurut (Mulyasa,2011: 42), manajemen kepegawaian mencakup
perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan
pegawai, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian. Manajemen
kepegawaian di SMP IT Nurul Islam Tengaran telah memenuhi cakupan tersebut
seperti rekrutmen guru, kemantapan pegawai, adanya usul tentang cuti, adanya
ketentuan pemberhentian pegawai, pembinaan SDM yang dilakukan unit dan
evaluasi secara bertahap.
Selanjutnya diadakan pula pembagian pegawai yang bertugas di pesantren
dan menduduki posisi sebagai mudir pesantren , sekretaris, bendahara, bagian
kebersihan, keamanan, bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, dan wali kamar.
Jadi, prosedur pengelolaan pegawai telah disepakati dan dilakukan bersama-sama
antara pihak sekolah dengan pihak pesantren melalui rapat-rapat koordinasi.
3. KESISWAAN
Menurut (Mulyasa,2011: 46), manajemen kesiswaan adalah penataan dan
pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik mulai dari awal
pendaftaran sampai peserta didik tersebut lulus. Pengelolaan peserta didik di SMP
IT Nurul Islam Tengaran telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya SPO (Standar Prosedur Operasional) yang mengatur PPDB,
registrasi bagi siswa baru, herregistrasi bagi siswa lama, pengaturan kegiatan rutin
siswa, tata tertib, dan data base siswa.
Selanjutnya peserta didik yang telah diterima di SMP IT Nurul Islam
Tengaran diwajibkan untuk tinggal dan mengikuti semua program pembelajaran
dan kegiatan di pesantren . Jadi, selain menjadi siswa juga akan menjadi santri.
Pesantren memiliki prosedur perizinan bagi santri yang ingin meninggalkan
agenda pesantren . Selain itu, pesantren juga mengatur prosedur perpulangan
bulanan, tata tertib, sanksi, dan penghargaan. Jadi, pengelolaan santri mempunyai
kesamaan dengan pengelolaan siswa. Seperti yang telah dijelaskan di manajemen
kurikulum, pelaporan kemajuan belajar santri disampaikan melalui raport.
4. KEUANGAN
Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu, pemerintah/yayasan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat. SMP IT Nurul
Islam telah melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Sumber dana berasal dari
orangtua siswa berupa SPP, INFAQ pembangunan, sumbangan, dan daftar ulang.
Selain itu, pihak sekolah juga mengadakan program tabungan siswa yang berupa
tabungan wajib, sukarela, dan bulanan. Keuangan digunakan untuk gaji, perbaikan
sarana prasarana, dan operasional. Semuanya dilakukan secara terbuka dan
transparan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan
efektivitas (Mulyasa, 2011: 47). SMP IT Nurul Islam telah menerapkan
pencapaian tersebut. Sistem pembayaran dapat dilakukan secara langsung dengan
datang ke sekolah maupun melalui transfer. Selanjutnya, pengelolaan keuangan di
pesantren hanya terfokus pada keuangan santri. Seperti santri hanya
diperbolehkan membawa uang 20.000/pekan. Uang yang melebihi jumlah yang
telah ditetapkan dapat dititipkan kepada wali kamar dan diwajibkan membayar
infaq ketika meminta izin keluar kompleks.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dilihat bahwa manajemen keuangan di
pesantren Nurul Islam terkoordinir dengan baik. Hal tersebut tidak lepas dari
RAPBPP yang dilaksanakan pada setiap awal tahun oleh pihak pesantren .
5. KEHUMASAN
Hubungan sekolah dengan orangtua/wali murid dan masyarakat pada
hakekatnya merupakan suatu sarana untuk membina dan mengembangkan pribadi
murid di sekolah (Mulyasa, 2011: 50). Hal tersebut terlihat pada pola hubungan
pihak SMP IT Nurul Islam dengan orangtua/wali murid. Hubungan rutin dan
insidental seperti pertemuan pada saat pengambilan raport, home visit, dan
konsultasi dengan guru BK atau kepala sekolah dapat mengembangkan sekaligus
memantau kepribadian siswa. Selanjutnya, kegiatan lain yang bersifat internal dan
eksternal dapat mempererat hubungan baik serta mengembangkan wawasan bagi
warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Selain itu, kunjungan orang tua ke sekolah memiliki prosedur atau aturan
yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Hal tersebut dilakukan agar
pembelajaran yang sedang berlangsung tidak terganggu terutama bagi siswa yang
bersangkutan. Manajemen humas yang berada di pesantren memiliki persamaan
dengan di sekolah. Pesantren juga mengadakan hubungan rutin dan insidental
terhadap orang tua santri. Namun, jenis kegiatan humas yang sering diadakan
adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepesantrenan seperti pengajian dan
khataman. Prosedur kunjungan orang tua ke pesantren mempunyai persamaan dan
perbedaan dengan sekolah. Misalnya, kunjungan diutamakan pada jam-jam
kosong (tidak sedang pelajaran atau kegiatan definitif). Sedangkan contoh
perbedaannya adalah orang tua dapat menghubungi anaknya via telepon ketika
berada di pesantren . Sedangkan ketika di sekolah tidak diperbolehkan.
6. SARANA PRASARANA
Salah satu unsur pendidikan yang tidak kalah penting adalah sarana
prasarana. Seringkali proses belajar mengajar terganggu karena fasilitas yang
kurang memadai. Hal ini tentunya berdampak pula pada menurunnya semangat
murid dan guru dalam proses belajar mengajar. Namun di SMP IT Nurul Islam
Tengaran telah memiliki sarana prasarana yang memadai seperti Ruang kelas, lab
IPA, lab bahasa, lab komputer, perpustakaan, UKS, ruang ICT, ruang BK, ruang
guru, ruang TU, ruang OSIS, ruang kepala sekolah, ruang direksi, WC guru, WC
siswa, ruang ibadah atau mushola, gudang, nuris mart, gapuro, lapangan, lapangan
voli, dan taman. Kegiatan pengelolaan sarana prasarana meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, pengawasan, inventarisasi, dan penataan (Mulyasa,
2011: 50). Berdasarkan keterangan tersebut SMP IT Nurul Islam Tengaran telah
melakukan pengelolaan dengan baik seperti pengadaan kartu inventaris yang
diberikan kepada setiap wali kelas untuk mendata barang-barang, pengadaan
barang baru pengganti barang yang rusak, penataan taman, dan pengawasan.
Selanjutnya, sarana prasarana yang ada di pesantren pun cukup memadai seperti
masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh,
kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran
pakaian.
7. LAYANAN KHUSUS
Manajemen layanan khusus meliputi perpustakaan, kesehatan, dan
keamanan (Mulyasa,2011: 52). SMP IT Nurul Islam telah melaksanakan layanan
khusus tersebut dengan baik seperti pengadaan UKS, BK, perpustakaan, serta
adanya pengamanan di sekolah. Masing-masing layanan memiliki fungsi dan
prosedur yang ditetapkan oleh sekolah. Selanjutnya layanan khusus yang ada di
pesantren berupa BK, poliklinik, koperasi, dan keamanan.
B. UPAYA PENINGKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
1. UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
Membahas peningkatan total quality management di SMP IT Nurul Islam
Tengaran tidak bisa lepas dari pembahasan kurikulum, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana prasarana, dan
keuangan. SMP IT Nurul Islam Tengaran saat ini telah mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum
kepesantrenan (ulum syar‟i). Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah
selalu menekankan optimalisasi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain
itu, sekolah juga berupaya mengoptimalkan peran orang tua dan masyarakat
dalam proses pengembangan sekolah dan pembelajaran.
Salah satu tujuan dari TQM adalah merespon keinginan pelanggan.
Untuk meningkatkan mutu layanan sekolah harus lebih dulu mengenali siapa
pelanggan sekolah, jasa apa yang ditawarkan kepada pelanggan, dan bagaimana
ukuran layanan bermutu. Menjawab pertanyaan tersebut tidak gampang sebab
sekolah bukan pabrik yang menghasilkan suatu produk tertentu. Pelanggan
sekolah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelanggan luar dan pelanggan dalam.
Pelanggan luar terdiri dari siswa, orang tua, pemerintah/yayasan, dan masyarakat
pengguna lulusan. Sedangkan guru serta karyawan disebut pelanggan dalam.
Upaya untuk meningkatkan mutu layanan yang telah dilakukan SMP IT Nurul
Islam Tengaran adalah:
a. penggunaan dana seoptimal mungkin. Misal untuk operasional, perbaikan
sarana prasarana, peningkatan kinerja guru, dan sebagainya.
b. program penghargaan dan pengakuan prestasi, kegiatan ekstrakurikuler,
program terproyek dan program akademis
c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan dan seminar
d. Adanya layanan khusus yang disediakan sekolah misal BK dan UKS
e. Adanya hubungan internal dan eksternal antara sekolah dengan pelanggan
f. Layanan pimpinan puncak yang senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan
mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah
g. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan sekolah
h. Adanya pendekatan yang melibatkan seluruh anggota sekolah
Selanjutnya, SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan empat
teknik atau cara TQM dalam menetapkan manajemen peningkatan mutu yaitu:
school review, benchmarking, quality assurance, dan quality control.
School review adalah proses yang mengharuskan seluruh komponen
lembaga pendidikan bekerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki
keterkaitan misalnya orang tua dan tenaga professional untuk mengevaluasi
keefektifan kebijakan lembaga pendidikan, program dan pelaksanaannya, serta
mutu lulusannya. Dengan metode ini, kita dapat membeberkan kelemahan,
kekuatan, prestasi lembaga pendidikan dan memberikan rekomendasi untuk
pengembangan lembaga pendidikan di masa mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik
proses maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Dengan
demikian, standar tersebut direfleksikan dalam realitas yang ada.
Quality assurance merupakan konsep yang mengandung jaminan
bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standar dan
prosedur yang telah ditetapkan. Dengan demikian, out put yang dihasilkan
pun juga sesuai dengan standar.
Quality control merupakan sistem untuk mendeteksi terjadinya
penyimpangan out put yang tidak sesuai dengan standar. Sistem ini menuntut
adanya indikator yang pasti dan jelas.
2. PENINGKATAN MUTU DI SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN
Untuk menghasilkan institusi yang berkualitas dan output yang unggul
maka diperlukan strategi khusus agar sekolah memiliki daya saing dan tetap
survive. Itu pula yang coba diterapkan di SMP IT Nurul Islam Tengaran. Dari
usaha-usaha tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:
a. Prestasi akademik :
1) Juara I ujian nasional sekolah swasta tingkat kabupaten Semarang
2) Juara II ujian nasional sekolah negeri/swasta tingkat kabupaten
Semarang
b. Prestasi non akademik : telah memperoleh 30 tropi kejuaraan tingkat
kabupaten dan propinsi yang meliputi juara penelitian ilmiah (penyulingan
air, mengukur kadar air dalam susu, mengubah sampah menjadi tenaga
listrik dan BBM).
Berdasarkan prestasi-prestasi di atas, motivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran meningkat. Sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi telah
menjadikan SMP IT Nurul Islam Tengaran sebagai institusi yang berkualitas.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
1. Keunggulan sekolah berbasis pesantren
a. Interaksi antar siswa dengan guru bisa berjalan secara intensif serta
memudahkan kontrol terhadap kegiatan siswa
b. Pendidikan SBP dapat membentuk peserta didik yang berjiwa religius,
memiliki intelektual tinggi, skill, dan moralitas yang baik
c. Dengan sistem 24 jam atau sistem sepanjang hari (full-day eduactinal
system), SBP akan menjadi incaran para orang tua yang sibuk dan tidak
mempunyai waktu cukup untuk memberikan perhatian serta kontrol kepada
putra-putrinya setelah pulang dari sekolah/madrasah
d. SBP dinilai mampu membentengi para siswa dari pengaruh-pengaruh negatif
arus globalisasi yang menghadirkan budaya Barat
e. Konsep “one for all “lebih dipercaya orang tua karena memberikan layanan
pendidikan pada putera-puterinya yang meliputi pendidikan agama,
pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup.
f. Lulusan SBP lebih mampu menempatkan posisinya dalam keberagaman
status sosial yang berada dalam masyarakat.
g. SBP mampu memadukan sistem pendidikan modern dan tradisional
2. Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren
a. Secara konseptual, belum ada teori komprehensif mengenai bagaimana
mengelola sistem pendidikan dengan berlandaskan pada nilai-nilai pesantren
b. pada prinsipnya mengupayakan manajemen pendidikan berbasis pesantren
merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, apalagi harus mencari formulasi
yang dapat memuaskan segala pihak yang berkepentingan dengan dunia
pendidikan
c. Sering terjadi tumpang tindih atau pengulangan pelajaran antara kurikulum
pendidikan formal dan kurikulum pesantren
d. Dualisme manajerial, yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren . Meskipun
telah dibagi bidang kerjanya, namun terkadang terjadi silang pendapat.
Kebijakan kepala sekolah tidak sejalan dengan kebijakan mudir pesantren .
Hal tersebut akan menghambat kemajuan sekolah dan pesantren terkait
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manajemen pada sekolah berbasis pesantren (SBP) menggunakan perpaduan
antara manajemen yang diterapkan di sekolah dengan manajemen yang diterapkan
di pesantren. Manajemen sendiri merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu
lembaga. Manajemen sekolah dan manajemen pesantren dibedakan menjadi 7
macam yaitu : manajemen kurikulum, kepegawaian, kesiswaan, keuangan, sarana
prasarana, humas, dan manajemen layanan khusus. Selanjutnya kurikulum yang
diterapkan di SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum ulum syar‟i (kepesantrenan).
Kurikulum dikelola oleh waka kurikulum dan waka kurikulum membawahi
beberapa bagian. Manajemennya meliputi RAKER guru, penyusunan program-
program, controlling, monitoring, dan evaluasi. Selanjutnya, manajemen
kepegawaian di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi prosedur penerimaan
pegawai baru, diantaranya rekrutmen guru, kemantapan pegawai, pembagian
pegawai, penentuan gaji, evaluasi pegawai, dan pembinaan pegawai. Selain itu,
bagian kepegawaian juga menangani perihal cuti dan pemberhentian pegawai.
Selanjutnya, manajemen kesiswaan meliputi PPDB, daftar ulang (registrasi) bagi
siswa baru, dan herregistrasi bagi siswa lama. Pengelolaan kesiswaan juga
mencakup kegiatan rutin siswa di sekolah, tata tertib siswa, dan perihal prestasi
siswa. Kemudian, manajemen keuangan sekolah mencakup sistem pembayaran
SPP serta tabungan siswa. Siswa dianjurkan memiliki tabungan wajib, sukarela,
dan bulanan. Pembayaran SPP pun dilakukan pada awal bulan antara tanggal 1-10.
Dana yang telah terkumpul digunakan untuk perbaikan sarana prasarana,
operasional, dan gaji. SMP IT Nurul Islam selalu mengadakan pertemuan rutin
dengan orang tua siswa ketika pengambilan raport. Hubungan insidental berupa
home visit dan konsultasi dengan kepala sekolah atau guru BK pun dilakukan oleh
kedua pihak. Kegiatan-kegiatan humas dilaksanakan secara internal dan eksternal.
SMP IT Nurul Islam Tengaran juga memiliki layanan khusus berupa UKS, BK,
dan perpustakaan. Masing-masing memiliki prosedur pengelolaan kegiatan.
Selanjutnya, prosedur pengelolaan sarana prasarana meliputi pemberian kartu
inventaris ruangan kepada setiap wali kelas kemudian dilakukan pendataan
barang-barang serta pengadaan barang-barang baru.
Manajemen kurikulum di pesantren Nurul Islam tidak jauh berbeda
dengan manajemen di sekolah. Bagian kurikulum secara rutin mengadakan
RAKER untuk menyusun program-program kepesantrenan, melakukan
controlling, monitoring, dan evaluasi. Model pembelajaran dilakukan secara
terstruktur, moving class, dan out door activity. Kegiatan penilaiannya pun
berbentuk test dan non test. Selanjutnya, bagian kepegawaian meliputi mudir
pesantren , wali kamar, ketakmiran, keamanan dan kebersihan, serta sekretaris dan
keuangan. Pembagian posisi tersebut dilakukan oleh pihak SMP IT Nurul Islam.
Kemudian pengelolaan bagian kesiswaan memiliki prosedur yang sama dengan
prosedur sekolah. Begitu pula dengan humas, sarana prasarana, dan layanan
khusus pesantren dilaksanakan sejalan dengan sekolah.
2. Implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren merupakan penggabungan
antara manajemen sekolah dengan manajemen pesantren. Jadi sekolah memiliki
keterpaduan kurikulum, keterpaduan proses pembelajaran, dan keterpaduan
penyelenggaraan. Layanan pendidikan yang diberikan meliputi pendidikan agama,
pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup. Sistem persekolahan yang
menitikberatkan pada kemampuan sains dan keterampilan dilaksanakan dari pagi
sampai siang sedangkan sistem pesantren yang menitikberatkan pada
pengembangan sikap dan praktik keagamaan,moralitas, serta kemandirian
dilaksanakan dari sore sampai malam. Jadi, implementasi manajemen SBP
dilaksanakan dengan konsep “one for all”. Maksudnya 2 unit bergabung dalam 1
sistem.
3. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang telah dilakukan SMP IT Nurul
Islam Tengaran adalah pertama, penggunaan dana seoptimal mungkin. Misal
untuk operasional, perbaikan sarana prasarana, peningkatan kinerja guru, dan
sebagainya. Kedua, pengadaan program penghargaan dan pengakuan prestasi,
kegiatan ekstrakurikuler, program terproyek dan program akademis. Ketiga,
meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan dan seminar. Keempat,
adanya layanan khusus yang disediakan sekolah misal BK dan UKS. Kelima,
adanya hubungan internal dan eksternal antara sekolah dengan pelanggan.
Keenam. Layanan pimpinan puncak yang senantiasa mengawasi, mengarahkan,
dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Ketujuh. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan sekolah.
Kedelapan. Adanya pendekatan yang melibatkan seluruh anggota sekolah. Upaya-
upaya tersebut telah membuahkan hasil seperti prestasi akademik dan prestasi non
akademik. Peningkatan mutu terlihat dari motivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran.
4. Keunggulan dan Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren
a. Keunggulan Sekolah Berbasis Pesantren
1) Interaksi antar siswa dengan guru bisa berjalan secara intensif serta
memudahkan kontrol terhadap kegiatan siswa
2) Pendidikan SBP dapat membentuk peserta didik yang berjiwa religius,
memiliki intelektual tinggi, skill, dan moralitas yang baik
3) Dengan sistem 24 jam atau sistem sepanjang hari, SBP akan menjadi
incaran para orang tua yang sibuk dan tidak mempunyai waktu cukup
untuk memberikan perhatian serta kontrol kepada putra-putrinya setelah
pulang dari sekolah/madrasah
4) SBP dinilai mampu membentengi para siswa dari pengaruh-pengaruh
negatif arus globalisasi yang menghadirkan budaya Barat
5) Konsep “one for all “lebih dipercaya orang tua karena memberikan
layanan pendidikan pada putera-puterinya yang meliputi pendidikan
agama, pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup.
6) Lulusan SBP lebih mampu menempatkan posisinya dalam keberagaman
status sosial yang berada dalam masyarakat.
7) SBP mampu memadukan sistem pendidikan modern dan tradisional
b. Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren
1) Secara konseptual, belum ada teori yang baku mengenai bagaimana
mengelola sistem pendidikan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
pesantren
2) Pada prinsipnya mengupayakan manajemen pendidikan berbasis
pesantren merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, apalagi harus
mencari formulasi yang dapat memuaskan segala pihak yang
berkepentingan dengan dunia pendidikan
3) Sering terjadi tumpang tindih atau pengulangan pelajaran antara
kurikulum pendidikan formal dan kurikulum pesantren
4) Dualisme manajerial, yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren .
Meskipun telah dibagi bidang kerjanya, namun terkadang terjadi
perbedaan pendapat. Kebijakan kepala sekolah tidak sejalan dengan
kebijakan mudir pesantren . Hal tersebut akan menghambat kemajuan
sekolah dan pesantren terkait
B. SARAN
1. SBP telah memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki moral para remaja.
Maka dari itu, pemerintah terkait harus lebih memperhatikan perkembangan SBP.
2. Pihak sekolah dan pesantren harus lebih memperhatikan konten pelajaran untuk
peserta didik. Pemisahan antara kurikulum pendidikan formal dan kepesantrenan
harus jelas dan terperinci
3. Kepala sekolah dan mudir pesantren serta antar unit harus meningkatkan kerja
sama atau komunikasi melalui pertemuan dan rapat-rapat koordinasi demi
kemajuan bersama
4. Manajemen sekolah dan manajemen pesantren merupakan satu kesatuan yang
pelaksanaannya harus tetap sejalan
5. Bagi orang tua/wali siswa dan masyarakat harus lebih berpartisipasi aktif dalam
upaya memajukan pendidikan di SMP IT Nurul Islam Tengaran
6. Bagi siswa harus mampu mengamalkan apa yang telah didapat di SMP IT Nurul
Islam
7. TQM dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebagai langkah alternatif menuju
akselerasi mutu pendidikan sehingga sudah saatnya nilai-nilai dalam TQM
diterapkan secara komprehensif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam 1. Salatiga: IAIN Salatiga Press.
Ahmadi, Djauzak. 1996. Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai Sarana
Pembangunan Bangsa. Jakarta: Balai Pustaka.
Al-Rasyidin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2009. Studi Islam Kontemporer. Malang: UIN Malang Press.
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. Cetakan kedua.
Feisal, Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Gojali, Imam & Umiarso. 2010. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: IRCiSoD.
Haryanto, Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kyai
Di pondok Pesantren. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Machfudz, Masyhuri. 2010. Metodologi Riset Manajemen SDM. Malang: UIN
Maliki Press.
Mansur. 2004. Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah. Jogjakarta: Global
Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT. Remaja Rosda
Karya.
Nasution, Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Bogor: Ghalia Indonesia.
Nata, Abuddin. 2003. Metodologi Studi Islam. Depok: Raja Grafindo Persada.
Purwoko. 2013. Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. Tengaran:
Nuris Press.
Riyadi, Ahmad. 2006. Politik Pendidikan (Menggugat Birokrasi Pendidikan
Nasional). Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Rohani. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah.
Jakarta:Bumi Aksara.
Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCisD.
Sabda, Syaifuddin. 2006. Model Kurikulum Terpadu IPTEK dan IMTAQ. Ciputat:
Quantum Teaching.
Siradj, Sa'id Agiel. 1999. Pesantren Masa Depan. (wacana Pemberdayaan
dan Transformasi Pesantren). Bandung: Pustaka Hidayah.
Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina
Aksara.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Penyusun. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Pertumbuhan
Dan Perkembangannya). Jakarta: DEPAG RI.
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. 2003. Total Quality M.anagement. Yogyakarta: Andi
Offset. Cetakan 10.
Umar, Husein. 1997. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Press.
Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Yunus, Mahmud. 1996. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hida
Karya Agung.
Zuhairini. Dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Rieny, 2012. Manajemen Keuangan Pondok Pesantren,
(http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondok-
pesantren.html).
Suhardi, didik. 2012. Peran SMP Berbasis Pesantren Sebagai Upaya Penanaman
Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa, dalam
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6615&val=436).
LAMPIRAN
TRIANGGULASI DATA
WAWANCARA OBSERVASI DOKUMEN
Manajemen
Kurikulum
A: SMP IT Nurul Islam
Tengaran menggunakan
kurikulum tingkat
satuan pendidikan
(KTSP) ditambah
dengan kurikulum
kepesantrenan (boarding
school).
SMP IT Nurul Islam
Tengaran menggunakan
(KTSP) dan ulum syar‟i.
SMP IT Nurul Islam
Tengaran menggunakan
kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP)
ditambah dengan kurikulum
kepesantrenan (boarding
school).
A: Prosedur pengelolaan
kurikulum meliputi
pengadaan RAKER
setiap tahun bersama
guru. Setelah itu,
menyusun program
kurikulum baru seperti
jadwal pelajaran,
administrasi, UKK/
UTS, UAN, UAS.
Selanjutnya
mengadakan controlling
dan monitoring program
baru
Pengelolaan kurikulum
meliputi pengadaan
RAKER setiap tahun
menyusun program
kurikulum
baru,mengadakan
controlling dan
monitoring program baru
untuk perbaikan tahun
selanjutnya.
Pengelolaan kurikulum
meliputi pengadaan RAKER
setiap tahun menyusun
program kurikulum
baru,mengadakan
controlling dan monitoring
program baru untuk
perbaikan tahun selanjutnya.
Manajemen
Kepegawaian
B : Penerimaan pegawai
baru dilakukan melalui
proses legal formal.
contoh dari legal formal
yaitu adanya pembagian
guru untuk bertugas di
sekolah dan di pesantren.
Penerimaan pegawai baru
dilakukan melalui proses
legal formal. Seperti
Rekrutmen guru,
Kemantapan Pegawai,
pembagian pegawai, dan
evaluasi pegawai.
Manajemen
Kesiswaan
C : standart prosedur
operasional siswa di
SMP IT Nurul Islam
Tengaran meliputi
penerimaan peserta
didik baru (PPDB),
daftar ulang (registrasi)
bagi siswa baru, dan
heregistrasi (Daftar
Ulang Siswa Lama).
Pernyataan tersebut
sebanding dengan
pengamatan yang
dilakukan peneliti
terutama pada saat siswa
melakukan herregistrasi
pada tahun ajaran
2014/2015.
Pengelolaan siswa meliputi
penerimaan peserta didik
baru (PPDB), daftar ulang
(registrasi) bagi siswa baru,
dan heregistrasi (Daftar
Ulang Siswa Lama).
Manajemen
Keuangan
D : Manajemen
keuangan sekolah
meliputi sistem
pembayaran SPP,
tabungan siswa, dan
pengelolaan dana
sekolah
Pembayaran SPP dari
tanggal 1-10, dana
sekolah digunakan untuk
perbaikan sarana
prasarana, dan siswa
memiliki tabungan wajib
serta sukarela
Manajemen keuangan
sekolah meliputi sistem
pembayaran SPP, tabungan
siswa, dan pengelolaan dana
sekolah
Manajemen
kehumasan
E: pola hubungan
sekolah dengan orang
tua/wali siswa meliputi
hubungan rutin dan
hubungan insidental.
peneliti melihat ada siswa
yang sedang bersama
dengan orang tuanya
melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah
membahas tentang
kenakalan yang dilakukan
siswa tersebut.
pola hubungan sekolah
dengan orang tua/wali siswa
meliputi hubungan rutin dan
hubungan insidental. Selain
itu, ada hubungan internal
dan eksternal
Manajemen
Layanan
Khusus
F : Layanan khusus
yang tersedia di SMP IT
Nurul Islam meliputi
unit kesehatan sekolah
(UKS) dan layanan
bimbingan konseling
(BK).
Layanan khusus yang
tersedia di SMP IT Nurul
Islam meliputi unit
kesehatan sekolah (UKS)
dan layanan bimbingan
konseling (BK).
Layanan khusus yang
tersedia di SMP IT Nurul
Islam meliputi unit
kesehatan sekolah (UKS)
dan layanan bimbingan
konseling (BK).
Manajemen
sarana
prasarana
G : dimulai dengan
memberikan kartu
inventaris ruangan
kepada setiap wali kelas,
setiap wali kelas harus
mendata barang-barang
yang terdapat di kelas.
wali kelas melaporkan
barang-barang yang
rusak atau yang belum
ada ke bagian sarana
prasarana. Bagian sarana
prasarana berkoordinasi
dengan bendahara untuk
pengadaan barang baru.
adanya kartu inventaris
dari setiap kelas dan data
dari setiap tahunnya.
dimulai dengan memberikan
kartu inventaris ruangan
kepada setiap wali kelas,
setiap wali kelas harus
mendata barang-barang
yang terdapat di kelas. wali
kelas melaporkan barang-
barang yang rusak atau yang
belum ada ke bagian sarana
prasarana. Bagian sarana
prasarana berkoordinasi
dengan bendahara untuk
pengadaan barang baru.
Wawancara Observasi Dokumen
Manajemen kurikulum H: pesantren Nurul
Islam menggunakan
model pembelajaran
terstruktur, Moving
Class, serta Out door
activity. Selanjutnya
instrumen penilaian
berbentuk test serta
non test. Laporan hasil
pembelajaran atau
raport disampaikan
kepada orang tua/wali
setiap 1 semester sekali
bersamaan dengan
raport sekolah.
peneliti mendapatkan
hasil seperti
pembelajaran memang
dilakukan secara
terstruktur, Moving
Class, serta Out door
activity.
pesantren Nurul Islam
menggunakan model
pembelajaran
terstruktur, Moving
Class, serta Out door
activity. Selanjutnya
instrumen penilaian
berbentuk test serta
non test. Laporan hasil
pembelajaran atau
raport disampaikan
kepada orang tua/wali
setiap 1 semester sekali
bersamaan dengan
raport sekolah.
Manajemen
kepegawaian
B: prosedur
pengelolaan pegawai
baru di pesantren
meliputi rekrutmen
wali kamar atau
musyrif dan musyrifah
dan selanjutnya
kemantapan pegawai.
Jadi, prosedur
pengelolaan pegawai
telah disepakati dan
dilakukan bersama-
sama antara pihak
sekolah dengan pihak
pesantren melalui
rapat-rapat koordinasi.
kepegawaian di
pesantren Nurul Islam
meliputi mudir
pesantren, sekretaris
pesantren, bendahara
pesantren, bagian
kebersihan, bagian
keamanan, bagian
ketakmiran, bagian
kebahasaan, serta wali
kamar.
kepegawaian di
pesantren Nurul Islam
meliputi mudir
pesantren, sekretaris
pesantren, bendahara
pesantren, bagian
kebersihan, bagian
keamanan, bagian
ketakmiran, bagian
kebahasaan, serta wali
kamar.
Manajemen Kesiswaan C : siswa yang sekolah
di SMP IT Nurul Islam
Tengaran wajib tinggal
di pesantren Nurul
Islam dan mengikuti
semua kegiatan
pesantren. Jadi, selain
menjadi siswa juga
akan menjadi santri.
Selain itu, terdapat pula
registrasi bagi santri
baru dan heregistrasi
bagi santri lama
Pernyataan tersebut
diperkuat dengan
pengamatan yang
dilakukan peneliti
bahwa setelah KBM di
sekolah, para siswa
kembali ke pesantren
untuk mengikuti
kegiatan kepesantrenan
Di buku panduan juga
dijabarkan mengenai
jadwal aktivitas harian
yang dilakukan oleh
santri. Hal tersebut
sebagai bukti bahwa
siswa SMP IT Nurul
Islam Tengaran harus
tinggal di pesantren.
Manajemen Keuangan D: santri diperbolehkan
membawa uang sebesar
Rp. 20.000,00 per
pekan dan diwajibkan
membayar infaq
sebesar 2000,- melalui
bendahara ketika
meminta izin keluar
kompleks tidak pada
jadwal yang
ditentukan.
Manajemen keuangan
di pesantren terfokus
pada keuangan santri.
Misalnya santri
diperbolehkan
membawa uang sebesar
Rp. 20.000,00 per
pekan, santri harus
menitipkan uangnya
kepada wali kamar atau
bendahara pesantren
jika melebihi jumlah
yang ditetapkan, dan
santri diwajibkan
membayar infaq
sebesar 2000,- melalui
bendahara ketika
meminta izin keluar
kompleks tidak pada
jadwal yang
ditentukan.
Manajemen Humas E: pola hubungan
orang tua dengan
pesantren meliputi
hubungan rutin dan
hubungan insidental.
Hubungan rutin berupa
pertemuan ketika
pengambilan raport
setiap semester dan
hubungan insidental
berupa konsultasi
dengan mudir
pesantren, wali kamar,
serta Home Visit.
Peneliti melihat orang
tua/wali santri
berbusana Islami ketika
berkunjung ke
kompleks pesantren,
kunjungan diutamakan
pada jam-jam kosong,
orang tua/wali santri
berbusana Islami ketika
berkunjung ke
kompleks pesantren,
dan orang tua/wali
lawan jenis dilarang
masuk ke kamar
putera-puterinya.
Manajemen Sarana
Prasarana
G : sarana prasarana di
pesantren Nurul Islam
meliputi masjid,
poliklinik, koperasi,
kantor yayasan, asrama
santri, rumah
pengasuh, kamar
ustadz/ustadzah,
lapangan olahraga,
kamar mandi, dapur,
dan area jemuran
pakaian.
sarana prasarana di
pesantren Nurul Islam
meliputi masjid,
poliklinik, koperasi,
kantor yayasan, asrama
santri, rumah
pengasuh, kamar
ustadz/ustadzah,
lapangan olahraga,
kamar mandi, dapur,
dan area jemuran
pakaian
sarana prasarana di
pesantren Nurul Islam
meliputi masjid,
poliklinik, koperasi,
kantor yayasan, asrama
santri, rumah
pengasuh, kamar
ustadz/ustadzah,
lapangan olahraga,
kamar mandi, dapur,
dan area jemuran
pakaian.
Manajemen Layanan
Khusus
F : Nurul Islam
memiliki layanan
khusus seperti
poliklinik dan BK serta
keamanan.
Nurul Islam memiliki
layanan khusus seperti
disediakannya koperasi
untuk memenuhi
kebutuhan pribadi
santri, santri yang sakit
dapat berobat ke
poliklinik pesantren,
santri dapat
berkonsultasi dan
bimbingan konseling
dengan
musyrif/musyrifah
apabila mengalami
masalah atau kesulitan,
dan santri mendapatkan
jaminan keamanan
selama berada di
pesantren.
Nurul Islam memiliki
layanan khusus seperti
poliklinik dan BK serta
keamanan.
KODE :
A : Waka Kurikulum
B : bagian Kepegawaian
C : bagian Kesiswaan
D : bagian Keuangan
E : bagian humas
F : bagian layanan khusus
G : bagian sarana prasarana
H : musyrifah
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
No Nama Jabatan Tahun Masuk Alumni
1 H. Lutfi Chakim, Lc Direktur 2006 Al-Azhar
2 M. Fakhrul Iqbal, A. Md K.Asrama Pa 2009 UNS
3 Nurrohmah, A. Md K. Asrama Pi 2007 Al-Mukmin
4 Ashim Abdullah Musyrif 2007 Isy Karima
5 Yudi Ardiyansah Musyrif 2010 Abu Bakar
6 M. Anwarul Kafi Musyrif 2010 Pare
7 Abdurrahman Musyrif 2011 Pare
8 Kuslim Musyrif 2011 Abu Bakar
9 Sugiyanto, S. PdI Musyrif 2011 El Emirot
10 Santoso, S. Sos. S. PdI Musyrif 2011 STAIN
11 Muh. Hisom Musyrif 2008 Abu Bakar
12 Mustofa A. Nurhuda Musyrif 2009 Yaman
13 Danang Musyrif 2011 Pare
14 Dwi Waluyo Musyrif 2011 Pare
15 Siti Rofiqoh Musyrifah 2011 PP.Gontor
16 Wiwin Prehati, S. Pd. I Musyrifah 2011 STAIN
17 Anis Cholsatul M Musyrifah 2011 STAIN
18 Ari Anisatun Hasanah Musyrifah 2012 Al-Mukmin
19 Julia Permata Musyrifah 2012 PP.Gontor
20 Eka Anisawati Musyrifah 2012 STAIN
21 Anisatus Sa‟diyah Musyrifah 2012 Pare
22 Fu‟ila Wirdiyah Musyrifah 2012 MAN PK
23 Maftuhah Musyrifah 2012 Aliyah
24 Yuliana Dewi Musyrifah 2012 PP.Gontor
25 Retno Wahyuningsih Musyrifah 2012 PP.Gontor
26 Aini Faizah Musyrifah 2012 PP.Gontor
27 Uma Luthfian Musyrifah 2012 PP.Gontor
28 Agustina Musyrifah 2012 Pare
29 Muntasiroh Musyrifah 2012 Pare
Tabel 1: Struktur Organisasi Ma‟had
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 2
No Mata Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1 Pendidikan Agama Islam 2 2 2
2 PKN 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4+2 *)
4 Bahasa Inggris 4 4 4+2 *)
5 Matematika 4 4 4+2 *)
6 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4+2 *)
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani 2 2 2
10 TIK 2 2 2
11 Muatan Lokal
*) tambahan jam pelajaran
Tabel 2 : Konten Kurikulum Pendidikan Nasional
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 3
No Mata Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1 Aqidah 1 1 1
2 Qur‟an Hadits 2 2 2
3 Siroh Nabawiyah 1 1 1
4 Tahsin dan Tahfidzul
Qur‟an
12*) 12*) 12*)
5 Halaqoh Tarbawiyah 1*) 1*) 1*)
Jumlah 4 4 4
*) dilaksanakan di luar jam reguler
Tabel 3: Konten Kurikulum Ulum Syar‟i
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 4
a. Bahasa Jawa 2 2 2
b. Bahasa Arab 4 4 4
Jumlah 36 36 36
No Jenis Kegiatan Kelas VII Kelas VIII Kelas IX KET
1 Pramuka SIT - Wajib
2 Robotik
3 KIR
Tabel 4 : Kegiatan Ekstrakurikuler
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 5
4 Jurnalistik - Pilihan
5 PMR - Pilihan
6 English Club - Pilihan
7 Arab Club - Pilihan
8 Bela Diri - Pilihan
9 Qiro‟ah - Pilihan
10 Sport Club - Pilihan
11 Tata Boga - Pilihan
12 Bimbingan OSN - Pilihan
13 Bimbel - - Wajib
No Jam Kegiatan
1 04. 30 – 05. 00 wib Sholat Shubuh
2 05.00 – 06. 15 wib Setoran Tahfidz Al-Qur‟an
3 06.15 – 07. 00 wib Mandi, makan pagi, dan kebersihan kamar
4 07. 30 – 08. 10 wib Reguler
5 08. 10 – 08. 50 wib Reguler
6 08. 55 – 09. 35 wib Reguler
7 09. 35 – 10. 15 wib Reguler
8 10. 15 – 10.30 wib Istirahat
9 10. 30 – 11. 10 wib Reguler
Tabel 5 : Jadwal Kegiatan Pendidikan dan Ma‟had
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013
Lampiran 6
10 11. 10 – 11. 50 wib Reguler
11 11. 50 – 12. 20 wib Istirahat dan sholat Dhuhur
12 12. 20 – 12. 55 wib Reguler
13 12. 55 – 13. 40 wib Reguler
14 13. 40 – 15.00 wib Makan siang dan istirahat
15 15. 00 – 15. 30 wib Sholat Ashar
16 15. 30 – 16. 10 wib Program Kebahasaan ( Bahasa Arab )
17 16. 10 – 17. 00 wib Mandi dan kebersihan kamar
18 17. 00 – 17. 45 wib Muroja‟ah hafalan
19 17. 45 – 18. 30 wib Sholat maghrib atau Tahsin
20 18. 30 – 19. 00 wib Makan Malam
21 19. 00 – 19. 30 wib Sholat Isya‟
22 19. 30 – 20. 15 wib Conversation
23 20. 15 – 22. 00 wib Belajar Mandiri atau kelompok
24 22. 00 – 04. 00 wib Istirahat malam
25 04.00 – 04. 15 wib Sholat Tahajud dan persiapan sholat subuh
Program Rutin Terjadwal Program Terproyek Program Akademis
Apel / Upacara hari senin Out bond Sukses UN
Senam sabtu pagi Bakti sosial Bimbingan belajar
Sabtu bersih Peduli lingkungan Bimbingan OSN
Tabel 6 : Program Kegiatan
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013
Kegiatan sholat berjamaah Jumpa tokoh Program klinis siswa
Kultum ( baca hadits ) Karya wisata / PLS Program pengayaan
Muhadhoroh di ma‟had Festival seni Program remidial
Tasmi‟ Al-Qur‟an Jumpa native teacher Tutor sebaya
Qiroatul kutub Pameran pendidikan
Tahfidz dan tahsin Al-
Qur‟an ba‟da subuh dan
maghrib di ma‟had
Mukhoyyam Al-
Qur‟an
Mufrodat / muhadatsah dan
conversation di ma‟had
Olahraga antar
sekolah
Kegiatan 15 menit
kebersihan di ma‟had
Pelatihan dasar
kedisiplinan dan
kepemimpinan
Belajar mandiri Pesantren kilat
Belajar kelompok Tadarus bersama
Qiyamul Lail Khotmul Qur‟an
Sholat dhuha Ifthor bersama
Nurul Islam Fair Pengiriman siswa ke
masyarakat
Language Fair Iktikaf
Lomba antar kelas Sehari bersama Al-
Qur‟an
Lampiran 7
Tabel 7: struktur organisasi bagian tata usaha
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 8
No Nama Jabatan Status
Kepeg
Tahun
masuk
Alumni
1 Priyono Kabag TU PTTY 2011 SMA
2 Galih Wahyuningsih Bendahara PTTY 2009 D1
3 Harun Anwar OB PTY 2007 SMA
4 Novia Yudhasari, S. Si Adm. Penilaian PTTY 2011 UNNES
No Nama Jabatan Status
kepeg
Tahun
masuk
Alumni
1 Purwoko, S.Pd Kepsek GTY 2007 UNS
2 Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd Urs. kurikulum GTY 2007 UNS
3 Khoirul Umar, S. Pd.I Urs. PAI GTY 2008 UMS
4 Djoko Setiawan, S. Pd Urs. kesiswaan GTTY 2011 UKSW
5 Rendi Pamungkas, S. Pd. Urs. Sarpras GTTY 2011 UNS
6 Athia Fitriawati , Lc. Guru PAI GTY 2007 Mesir
7 Sunarto, S.Ag. Guru Qurdis GTY 2006 STAIN
8 Nur Syarifah, S. Pd. I. Guru Tahfidz GTY 2007 STAIN
9 M. Rohib Hirzi, S. Pd. Guru PKn GTTY 2007 UNNES
10 Sri Suwarsi, A. Md. Guru IPS GTY 2007 UNDIP
Tabel 8 : Ustadz/ustadzah SMP IT Nurul Islam Tengaran
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran
11 Nurrohmah Guru B. Arab GTY 2008 Ponpes
12 Dewi Uswati, S. Pd. Guru IPA GTTY 2008 UNNES
13 Fitriya Habibi, S.Pd. Guru IPS GTTY 2009 UNS
14 Galuh Widiarini, S. Pd. Guru B. Inggris GTTY 2009 IKIP
15 Widdatul Fidqi, A. Md. Guru B. Inggris GTTY 2009 UTY
16 Siti Yulaikah, S. Pd. Guru B. Ind GTTY 2009 UNS
17 Ida Pramuwasti, S. Pd. Guru B. Ind GTTY 2009 UNS
18 M. Fachrul Iqbal, A. Md. Guru SKI GTTY 2010 UNS
19 Sulistyarini, S. Pd. Guru Mat GTTY 2010 UKSW
20 Juli Alim, S. Pd. Guru IPA GTTY 2010 UNS
21 In‟am Shoimin, S. Ag. Guru B. Jawa GTTY 2011 STAIN
22 Linda Maryani, S. Pd. Guru OR GTTY 2011 UNNES
23 Indah Safitri, S. Pd. Guru B. Inggris GTTY 2012 UKSW
24 Tri Maulida W, S. Pd. Guru B. Ind GTTY 2012 UNS
25 Widiarti, S. Pd. Guru IPS GTTY 2012 UNS
26 Dyah Erna Y, S. Si. Guru Mat GTTY 2012 UNDIP
27 Sugiyanto Guru B. Arab GTTY 2012 Ponpes
28 Nur Huda Guru PAI GTTY 2012 Ponpes
29 Abdurrahman Guru SBK GTTY 2012 Ponpes
30 Wiwin Prihati Guru B. Arab GTTY 2012 Ponpes
Lampiran 9
No Nama Jabatan Status
Kepeg
Tahun
masuk
Alumni
1 Zuhri Ma‟sum Security PTTY 2009 PGA
2 Widodo Security PTTY 2009 STM
3 Mahmudi Ismail Security PTTY 2009 PGA
4 Sugiyanto Security PTTY 2010 SMP
5 Slamet Widodo P. kebersihan PTTY 2009 SMP
6 Suwondo P. kebersihan PTTY 2011 SMA
7 Bambang Maryono P. kebersihan PTTY 2009 SMP
8 Tuminem P. kebersihan PTTY 2008 SD
9 Fitri Laundry PTTY 2010 SMA
10 Supadmi Laundry PTTY 2008 SMP
11 Samiati Laundry PTTY 2008 SMP
12 Giyarti Laundry PTTY 2010 SMP
13 Kalimah Laundry PTTY 2010 SD
14 Suratmi Logistik PTTY 2009 SMK
15 Mukminatun Logistik PTTY 2008 SMP
16 Rusmiyati Logistik PTTY 2008 SMP
17 Ratmi Logistik PTTY 2009 SMK
18 Mu‟minah Logistik PTTY 2008 SMP
19 Alfi Anisa Logistik PTTY 2009 D3
20 Murni Logistik PTTY 2010 SMP
21 Atiqoh Logistik PTTY 2010 SMA
22 Asnawi Logistik PTTY 2008 SMP
Tabel 9: Daftar karyawan
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 10
No Jenis Pelanggaran Point
Aspek Ibadah
1 Tidak sholat dhuhur berjama‟ah di masjid B
2 Terlambat sholat berjama‟ah tanpa udzur syar‟i A
3 Tidak menjaga adab-adab di masjid A
Aspek Akhlak
1 Bertutur kata jorok atau tidak sopan B/C
2 Menjalin hubungan dengan lain jenis
a. Surat-suratan, HP (Telepon/sms), FB B
b. Mengadakan perjanjian C
c. Pacaran C
d. Tukar kado dan sejenisnya C
e. Kontak fisik C
3 Mengadakan pesta ulang tahun dan sejenisnya B/C
4 Tidak berseragam sekolah A
5 Berseragam tidak lengkap A
6 Siswa putra memakai perhiasan/aksesoris putri B
7 Berkuku panjang atau diberi warna A
8 Berambut gaya punk/ tidak pantas A
9 Membawa HP/ alat elektronik B
10 Merokok C
11 Minum-minuman keras/narkoba C
12 Membawa senjata api/ tajam C
13 Berjudi/ hal-hal yang mengarah kepada perjudian C
14 Kemusyrikan/ yang mengarah kepada kemusyrikan C
15 Tidak sopan terhadap guru (perbuatan dan ucapan) B/C
16 Mengabaikan anjuran dan perintah guru B
17 Mencaci teman dan memanggil dengan panggilan jelek B
18 Berkata kotor B
19 Mengancam dan membuat teman tidak aman/nyaman B
20 Bekerja sama dalam kemungkaran B
21 Membuat geng B
22 Bermusuhan B
23 Bertengkar atau adu fisik B/C
24 Penganiayaan C
25 Berbohong atau memberikan keterangan palsu B
26 Ghosob B
27 Mencuri C
28 Membuang sampah sembarangan B
29 Merusak dan mengotori fasilitas umum B
30 Menginjak-injak rumput taman A
31 Merusak tanaman A
32 Mencemarkan nama baik lembaga B/C
Aspek Pendidikan dan Pengajaran
1 Tidak berseragam sekolah/ tidak lengkap A
2 Terlambat masuk sekolah A
3 Tidak mengikuti upacara hari Senin A
4 Membolos/meninggalkan seluruh/sebagian pelajaran B
5 Menyontek B
6 Menggunakan buku catatan yang bergambar tidak
Islami
B
7 Mengarang atau menggambar yang tidak Islami B
Tabel 10: Bentuk-bentuk Pelanggaran dan Pembobotannya
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013
Lampiran 11
Point Sanksi
A 1. Teguran atau peringatan
2. Mencari mufradat atau vocabularies
3. Menghafal
4. Merangkum atau menulis
5. Menyapu
6. Meminta nasehat dan tanda tangan pembina
7. Menulis Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran
8. Membaca Al-Qur‟an
9. Sholat di shaf pertama selama 3 hari
10. Hukuman fisik (push up, sit up, back up, dsb )
B 1. Membuat dan membaca surat pernyataan
2. Membuang sampah
3. Membersihkan kamar mandi atau WC
4. Wajib lapor rutin ke pengasuh
5. Potong rambut cepak
6. Dilarang keluar komplek dalam jangka waktu tertentu
7. Meminta nasehat dan tanda tangan pengasuh/ustadz
8. Tasmi‟ ayat Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran
9. Memakai jilbab khusus bagi siswa perempuan
10. Digundul (putra) untuk point-point tertentu
11. Merangkum atau menulis
12. Hukuman fisik (push up, sit up, back up)
13. Menulis Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran
14. Membaca Al-Qur‟an
15. Sholat di shaf pertama selama 3 hari
C 1. Digundul (putra)
2. Mengembalikan atau mengganti kerusakan
3. Skorsing
4. Pemanggilan orang tua/ wali siswa yang bersangkutan
5. Mendapat surat peringatan (SP)
6. Dikembalikan kepada orang tua/wali
Tabel 11: Point Pelanggaran dan Sanksinya
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
Lampiran 12
No Prestasi Point
1 Mendapat rangking I,II,III di kelas masing-masing 10
2 Mampu mengarang dengan bahasa Arab/Inggris minimal
2 halaman folio
15
3 Menjadi duta sekolah dalam lomba-lomba perorangan 10
4 Menjadi duta sekolah dalam lomba beregu 10
5 Menjadi juara perorangan dalam lomba antar sekolah 20
6 Menjadi juara beregu dalam lomba antar sekolah 20
7 Menjadi juara perorangan dalam lomba internal sekolah 15
8 Menemukan inovasi baru atau positif dalam mata
pelajaran tertentu
20
9 Tidak mengikuti remidiasi dalam UTS/UAS/UKK 5
10 Dapat berpidato dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
dengan baik
20
11 Membuat karya Ilmiah, karya kreatif yang dipromosikan
oleh pembimbing
20
12 Aktif, berprestasi, dan produktif dalam ekstrakurikuler
atau kegiatan OSIS
15
13 Tidak melakukan pelanggaran selama 1 semester 10
14 Tidak melakukan pelanggaran selama 2 semester 10
Tabel 12: Pedoman Prestasi
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
Lampiran 13
No Rentang Nilai Level / Kategori
1 101- 120 point A
2 76 – 100 point B
3 51 – 75 point C
4 25 – 50 point D
Tabel 13: Kategori Prestasi
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
Lampiran 14
No Nama
Barang
Bahan Merk Tahun Jumlah
Barang
Kondisi Barang KET
B RR RB
1. Kursi murid Kayu NN - 28 27 1 - -
2. Kursi guru Kayu NN - 1 1 - - -
3. Meja guru Kayu NN - 1 1 - - -
4. Meja murid Kayu NN - 14 14 - - -
5. Papan tulis Triplek NN - 2 - 2 - -
6. Almari Kayu NN - 1 1 - - -
7. Proyektor - infocus 2013 1 1 - - -
8. Kabel LCD - - 2013 20 M - 1 - -
9. Sapu - NN - 1 - 1 - -
10. Sulak - NN - 1 - - 1 -
11. Data kelas Kayu NN - 1 1 - - -
12. Speaker - - 2013 2 2 - - -
Tabel 14: Kartu Inventaris Ruangan Kelas 8C
Sumber : Dokumen Sekolah
Lampiran 15
13. Jam dinding - - - 1 1 - - -
14. Lampu - - - 2 2 - - -
15. Jendela Kaca - - 11 11 - - -
16. Pintu Kayu - - 1 1 - - -
17. Penghapus - - - 1 - - 1 -
Jam Aktifitas Harian Tempat PJ
04.00 – 04.30 Bangun tidur dan sholat subuh Masjid Musyrif/musyrifah
04.30 – 05.30 Tahfidz Al-Qur‟an Masjid Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00 MCK WC Mandiri
06.00 – 06.30 Makan Pagi Dapur Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00 Green And Clean, sholat
dhuha, dan persiapan KBM
Masjid/kamar Mandiri
07.00 – 07.30 Berangkat ke sekolah Sekolah Mandiri
07.30 – 13.40 KBM Sekolah Kepala sekolah
13.40 – 14.00 Makan siang Dapur Musyrif/wali
kamar
14.00 – 15.00 Istirahat siang Kamar Mandiri
15.00 – 15.30 Sholat Ashar Masjid Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00 Persiapan kegiatan tutorial Kamar Mandiri
16.00 – 17.00 Kegiatan tutorial Arab/Inggris Indoor/Outdoor Tutor
Tabel 15: Aktivitas Harian (senin-kamis)
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran 2013
Lampiran 16
Jam Aktifitas Harian Tempat PJ
04.00 – 04.30 Bangun tidur dan sholat
subuh
Masjid Musyrif/musyrifah
04.30 – 05.30 Tahfidz Al-Qur‟an Masjid Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00 MCK WC Mandiri
06.00 – 06.30 Makan Pagi Dapur Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00 Green And Clean, sholat
dhuha, dan persiapan KBM
Masjid/kamar Mandiri
07.00 – 07.30 Berangkat ke sekolah Sekolah Mandiri
07. 30 – 11.40 KBM Sekolah Kepala sekolah
11.40 – 13.00 Sholat jum‟at (putera), Masjid dan
Out door
Kepala sekolah/
17.00 – 17.30 MCK dan persiapan maghrib Kamar mandi Mandiri
17.30 – 17.50 Ma‟tsurot Masjid Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15 Sholat Maghrib Masjid Musyrif/musyrifah
18.15 – 18. 40 Tahsin Qiro‟ah Masjid Musyrif tahsin
18. 40 – 19.00 Makan malam Dapur Musyrif/wali kamar
19.00 – 19.30 Sholat Isya‟ Masjid Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.15 Tutorial Arab/Inggris Indoor Tutor
20.15 – 21. 30 Belajar malam Indoor Mandiri/kelompok
21. 30 – 22.00 Bersih diri, kamar, dan tidur
malam
Kamar Mandiri
Halaqoh tarbawiyah (puteri) murobbiyah
13.00 – 13.30 Makan siang dan sholat
dhuhur (puteri)
Dapur dan
kamar
Musyrif dan wali
kamar
13.30 – 15.00 Istirahat siang Kamar Mandiri
15.00 – 15.30 Sholat ashar Masjid Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00 Persiapan kegiatan
muhadhoroh
Kamar Mandiri
16.00 – 17.00 Kegiatan muhadhoroh Indoor/Out
door
Musyrif/musyrifah
17.00 – 17.30 MCK dan persiapan maghrib Kamar mandi Mandiri
17.30 – 17.50 Ma‟tsurot Masjid Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15 Sholat maghrib Masjid Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.40 Tahsin Qiro‟ah Masjid Musyrif Tahsin
18.40 – 19.00 Makan malam Dapur Musyrif/ wali kamar
19.00 – 19.30 Sholat isya‟ Masjid Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.30 Halaqoh Tarbawiyah (putera) Indoor Murobbi
20.30 – 21.30 Belajar malam Indoor Mandiri/kelompok
21.30 – 22.00 Bersih diri, kamar, dan tidur
malam
Kamar Mandiri
Tabel 16: Aktivitas Harian (jum‟at)
Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran 2013
Lampiran 17
Jam Aktifitas Harian Tempat PJ
04.00 – 04.30 Bangun tidur dan sholat
subuh
Masjid Musyrif/musyrifah
04.30 – 05.30 Tahfidz Al-Qur‟an Masjid Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00 MCK WC Mandiri
06.00 – 06.30 Makan Pagi Dapur Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00 Green And Clean, sholat
dhuha, dan persiapan KBM
Masjid/kamar Mandiri
07.00 – 07.30 Berangkat ke sekolah Sekolah Mandiri
07.30 – 09.30 KBM Sekolah Kepala sekolah
09.30 – 12.00 Ekstra kurikuler Menyesuaikan Kesiswaan
12.00 – 12.30 Sholat dhuhur Masjid Musyrif/musyrifah
12.30 – 13.00 Makan siang Dapur Musyrif/ wali
kamar
13.00 – 15.00 Istirahat siang Kamar Mandiri
15.00 – 15.30 Sholat ashar Masjid Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00 Persiapan kegiatan pramuka Kamar Mandiri
16.00 – 17.15 Kegiatan pramuka Outdoor Tim Pramuka
17.15 – 17.45 MCK dan persiapan maghrib Kamar mandi Mandiri
17.45 – 18.15 Sholat maghrib Masjid Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.45 Kajian tematik Masjid Muwajjih
18.45 – 19.00 Makan malam Dapur Musyrif/ wali
kamar
19.00 – 19.30 Sholat isya‟ Masjid Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.00 Forum musyrif/musyrifah Indoor Musyrif/musyrifah
20.00 – 22.00 Tashliyah / hiburan Indoor Musyrif/musyrifah
22.00 – 04.00 Tidur malam Kamar Mandiri
Tabel 17: Aktifitas Hari sabtu
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 18
Jam Aktifitas Harian Tempat PJ
04.00 – 04.30 Bangun tidur dan sholat
shubuh
Masjid Musyrif/musyrifah
04.30 – 05.30 Tasmi‟ Al-Qur‟an Masjid Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00 Forum musyrif perihal
agenda ahad
Masjid Musyrif/musyrifah
06.00 – 07.00 Kerja bakti massal Lingkungan
asrama
Musyrif/musyrifah
07.00 – 07.30 Makan pagi Dapur Musyrif /mandiri
07.30 – 12.00 Bebas (diperbolehkan
keluar kompleks)
- Mandiri
12.00 – 12.30 Sholat dhuhur Masjid Musyrif/musyrifah
12.30 – 13.30 Makan siang Dapur Musyrif/ wali
kamar
13.30 – 15.00 Istirahat siang Kamar Mandiri
15.00 – 15.30 Sholat ashar Masjid Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00 Checking peralatan sekolah Kamar Mandiri
Tabel 18: Aktifitas Hari ahad
Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
16.00 – 17.00 Bebas Indoor/Out door Mandiri
17.00 – 17.30 MCK dan persiapan maghrib Kamar mandi Mandiri
17.30 – 17.50 Ma‟tsurot Masjid Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15 Sholat maghrib Masjid Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.40 Tahsin Qiro‟ah Masjid Musyrif Tahsin
18.40 – 19.00 Makan malam Dapur Musyrif/ wali
kamar
19.00 – 19.30 Sholat isya‟ Masjid Musyrif/musyrifah
19.30 – 21.30 Belajar malam Indoor Mandiri/kelompok
21.30 – 22.00 Bersih diri, kamar, dan
tidur malam
Kamar Mandiri
LEMBAR WAWANCARA 1
NAMA : IRIYANTI DWI HAPSARI, S.Pd
JABATAN : WAKA KURIKULUM
1. Bagaimana manajemen kurikulum di SMP IT Nurul Islam Tengaran ( secara
garis besarnya)?
a. Kurikulumnya menggunakan KTSP di tambah dengan kurikulum kepesantrenan
(boarding school)
b. Setiap tahun mengadakan RAKER guru
c. Setelah itu, menyusun program kurikulum baru seperti jadwal pelajaran,
administrasi, UKK/ UTS, UAN, UAS, dan sebagainya
d. Controlling dan monitoring untuk perbaikan tahun selanjutnya.
2. Bagaimana prosedur penyelenggaraan evaluasi hasil belajar serta bagaimana
bentuk evaluasinya ?
a. Ulangan harian dilaksanakan di dalam kelas
b. Penugasan dan proyek dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas
c. Ulangan diatur oleh masing-masing guru MAPEL berdasarkan PROMES dan
PROTA sedangkan proyek dapat berkoordinasi dengan kurikulum serta kepala
sekolah
3. Bagaimana konten kurikulum yang ada di sekolah ini ?
ada kurikulum pendidikan nasional dan ada kurikulum ulum syar‟i.
4. Apakah ada program baru yang akan dikembangkan oleh sekolah ini?
Ada, yaitu kurikulum 2013. Saat ini sekolah masih beradaptasi dengan kurikulum
tersebut dan mengadakan pembekalan 2013.
5. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
Ada banyak, seperti pramuka, PMR, bela diri, qiro‟ah, olahraga, english dan arab
club.
6. Apa saja program kegiatan yang diselenggarakan di sekolah ini ?
Ada 3. Program Rutin Terjadwal, Program Terproyek, Program Akademis.
7. Laporan hasil evaluasi berbentuk apa ?
a. Raport : sekolah dan pesantren
b. Produk siswa seperti membatik dan pameran.
LEMBAR WAWANCARA 2
NAMA : DJOKO SETIAWAN, S.Pd.
JABATAN : BAG. KESISWAAN
1. Bagaimana manajemen kesiswaan yang ada di sekolah ini ?
Setiap tahun, sekolah mengadakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan
prosedur yang telah ditetapkan bersama-sama.
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan kesiswaan ?
Kegiatan kesiswaan terutama ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari sabtu dan setiap
siswa wajib mengikutinya.
3. Bagaimana prosedur pelaksanaan tata tertib siswa ?
Intinya siswa harus memiliki akhlak yang baik dan rajin beribadah. Ada kriteria-
kriteria yang berkenaan dengan tata tertib siswa. Siswa yang melanggar peraturan atau
kriteria tersebut akan mendapat sanksi dan point pelanggaran.
4. Apa prestasi yang diraih siswa dalam waktu 3 tahun terakhir ?
a. Akademik : prestasi UN no.1 sekolah swasta se kab smg
No. 3 SN/SS se kab smg
b. Non akademik : lomba dan karya siswa
Lebih dari 30 tropi kejuaraan dan penelitian ilmiah seperti penyulingan air,
mengubah sampah mnjd tenaga listrik.
LEMBAR WAWANCARA 3
NAMA : PURWOKO
JABATAN : KEPALA SEKOLAH
1. Apa yang Anda ketahui tentang mutu sekolah ?
Standart maksimal yang mencerminkan kualitas atau prestasi yang diharapkan dan di
cita-citakan. Standart ini harus berupa segala sesuatu yang bisa di ukur dan di
evaluasi.
2. Apa yang Anda ketahui tentang total quality management (TQM) ?
Manajemen yang berorientasi pada mutu atau kwalitas untuk memuaskan pelanggan
(siswa, orangtua, guru, karyawan, dan warga sekolah lainnya)
3. Komitmen apa yang Anda terapkan untuk memuaskan pelanggan ?
Saya berkomitmen untuk senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi
segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
(planning, supervisi, pembinaan, dan evaluasi secara berkala).
4. Apakah sekolah ini juga memiliki komitmen sumber daya yang dibutuhkan ?
Ya, jelas. Misal dana yang ada digunakan untuk pemberdayaan sekolah baik guru,
siswa, dan karyawan.
5. Bagaimana cara Anda untuk mencapai visi dan misi sekolah ?
a. Sosialisasi secara masif kepada semua warga sekolah atau civitas akademik dan
seluruh stake holder.
b. Bekerjasama dengan semua instansi terkait
c. Planning dalam bentuk RKT, RKS,RKAS
d. Mengadakan supervisi dan evaluasi
6. Bagaimana cara Anda dalam menetapkan sebuah keputusan bersama melalui
pendekatan ilmiah ?
a. Identifikasi masalah
b. Prioritas pemecahan dan analisa
c. Mengadakan rapat insidental, rapat pekanan, rapat pimpinan, serta berkoordinasi
dengan dinas pendidikan
d. Keputusan diambil dengan memperhatikan materi putusan, ruang lingkup putusan,
dan dengan siapa keputusan diambil.
7. Apakah sekolah rutin mengadakan evaluasi kerja dan evaluasi sistem kerja ?
ya. Sekolah rutin mengadakan evaluasi yang dilakukan dalam rapat pekanan, rapat
semesteran, dan rapat tahunan.
8. Apakah warga sekolah sering mendapatkan pelatihan-pelatihan guna
menunjang prestasi dan kualitas kerja ?
Ya. Sering. Misal pelatihan tentang administrasi guru, pelatihan tentang manajemen
pengelolaan kelas dsb.
9. Apakah sekolah mengadakan program penghargaan dan pengakuan prestasi
bagi warga sekolah ?
Jelas iya. Sekolah memberikan penghargaan atau reward sesuai dengan kesepakatan
dan musyawarah bersama.
10. Apakah ada peningkatan kualitas sekolah dilihat dari manajemennya ?
Ada. Peserta didik selalu meningkat dilihat dari sisi kualitas dan kuantitas. Selain itu,
manajemen guru dan karyawan jelas berkembang secara cepat setiap tahunnya.
11. Apa program unggulan sekolah untuk meningkatkan kualitas warga sekolah ?
a. Prestasi akademis (nilai UN)
b. Terinternalisasinya kepribadian islami
c. Menguasai bahasa, IPTEK, serta unggul dalam Qur‟an
12. Apakah setiap warga sekolah memiliki pemahaman tentang visi dan misi serta
mengetahui informasi yang berkembang di sekolah ?
Ya. Jelas. Dengan begitu diharapkan dapat bekerjasama.
13. Apakah sekolah rutin mengadakan perbaikan (seperti sarana prasarana,
program, dsb)?
Ya. Jelas.
14. Model kepemimpinan apa yang Anda gunakan ?
Kooperatif, kolektivitas, dan lebih banyak mendengar.
15. Bagaimana cara Anda menjaga manajemen sekolah agar dapat berjalan dengan
baik ?
Mengajak semua stakeholder, komite, dan yayasan untuk duduk bersama memberikan
ide/gagasan serta bekerjasama dalam implementasinya.
16. Apa prestasi yang diraih dalam waktu 3 tahun terakhir ?
c. Akademik : prestasi UN no.1 sekolah swasta se kab smg,
No. 3 SN/SS se kab smg
d. Non akademik : lomba dan karya siswa
Lebih dari 30 tropi kejuaraan dan penelitian ilmiah seperti penyulingan air,
mengubah sampah mnjd tenaga listrik, dan mengukur kadar air dalam susu.
17. Apa tugas pokok kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah ?
edukator, manajer, administrator, supervisor, pemimpin atau leader, inovator, dan
motivator.
LEMBAR WAWANCARA 4
NAMA : PRIYONO
JABATAN : BAG. KETATAUSAHAAN
1. Bagaimana cara menjalin hubungan orang tua dengan sekolah ?
Sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua ketika pengambilan raport.
Selain itu, sekolah juga mengadakan home visit.
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan humas sekolah selama ini ?
Kegiatan eksternal, kegiatan ahad pagi dengan masyarakat sekitar, rapat bersama
dengan pengurus BP3, melayani kunjungan tamu, berkonsultasi dengan tokoh
masyarakat, dan penyebaran informasi melalui media cetak serta online.
Kegiatan internal, rapat dewan guru, upacara sekolah, karya wisata, penyampaian
informasi melalui surat edaran, penggunaan papan pengumuman di sekolah, majalah
dinding, dan kegiatan perlombaan atau pentas seni.
3. Apakah selama ini ada kendala dalam melaksanakan tugas kehumasan ?
Kendala pastinya ada.
4. Biaya yang digunakan untuk kegiatan kehumasan berasal dari mana saja ?
Dari sekolah. Namun khusus untuk karya wisata siswa diwajibkan membayar iuran
sesuai dengan ketentuan sekolah.
LEMBAR WAWANCARA 5
NAMA : RENDI
JABATAN : BAG. SARANA PRASARANA
1. Bagaimana manajemen sarana prasarana di SMP IT Nurul Islam Tengaran?
a. Bagian sarana prasarana memberikan kartu inventaris ruangan kepada setiap wali
kelas
b. Setiap wali kelas harus mencatat atau mendata barang-barang yang terdapat di
kelas
c. Wali kelas melaporkan barang-barang yang rusak atau yang belum ada ke bagian
sarana prasarana
d. Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan barang
baru
2. Apakah ada kendala dalam mendata sarana prasarana ?
Ada. Terutama kartu inventaris ruangan. Banyak wali kelas yang terlambat
menyetorkan kartu tersebut. selain itu, data yang disetorkan tidak lengkap.
3. Apakah sekolah memiliki langganan khusus dalam setiap pembelian barang ?
Dulu iya, sekarang tidak.
LEMBAR WAWANCARA 6
NAMA : SUGIYARTO
JABATAN : BAG. KEPEGAWAIAN
1. Siapa saja yang termasuk bagian kepegawaian di SMP IT ini ?
Ada kepala sekolah dan seluruh guru, staff, serta karyawan SMP IT .
2. Bagaimana prosedur penerimaan pegawai baru ?
Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal, yaitu rekrutmen
guru, kemantapan Pegawai (Job planning, calon pegawai, pegawai tidak tetap,
pegawai tetap), pembagian pegawai, ketentuan gaji, dan evaluasi.
3. Apa pendapat anda mengenai usul tentang cuti dan pemberhentian pegawai ?
Guru tidak diberikan cuti tahunan. Karena telah mengikuti hari libur sekolah.
Pemberhentian pegawai terdiri dari 2 macam yaitu, pemberhentian pegawai dengan
hormat dan pemberhentian pegawai dengan tidak hormat.
4. Apa yang sekolah lakukan untuk pegawai yang berprestasi ?
Memberikan reward dan penghargaan
5. Kegiatan apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
pegawai ?
Pelatihan-pelatihan dan seminar.
LEMBAR WAWANCARA 7
BAG. MA‟HAD
1. Apa yang Anda ketahui tentang mudir ma’had ?
Mudir sama dengan direktur atau pimpinan. Yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan ma‟had.
2. Bagaimana hubungan sekolah dengan ma’had ?
Merupakan unit terpisah. Sekolah dilaksanakan mulai pagi-siang, ma‟had
dilaksanakan dari siang-malam.
3. Apakah ma’had memiliki visi dan misi seperti sekolah ?
Ya. Tentu.
4. Siapa saja yang mengelola ma’had ?
Direktur, wakil ma‟had putera dan puteri, dan pembina (musyrif/fah).
5. Bagaimana manajemen kurikulum di ma’had ini (garis besar)?
Ma‟had memiliki program-program kepesantrenan dan program kebahasaan. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan di dalam ma‟had serta outdoor. Sedangkan sistem
penilaiannya hampir sama dengan sekolah.
6. Apakah ma’had memiliki staff khusus seperti sekolah ?
Iya. Tentu. Seperti bagian ketakmiran dan wali kamar.
7. Apakah rutinitas santri terjadwal dengan baik ?
Iya. Jelas. Memiliki jadwal kegiatan seperti layaknya sekolah. Peraturan dan
sanksinya pun hampir sama dengan sekolah.
8. Apakah ma’had menyediakan penghargaan bagi warga ma’had yang
berprestasi ?
Iya. Tentu, seperti beasiswa, uang, barang yang bermanfaat, dan rihlah ilmiyah.
9. Apa saja yang dilakukan oleh humas untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat?
Ada hubungan rutin dan insidental. Selain itu, ma‟had juga memiliki prosedur
kunjungan ma‟had.
10. Bagaimana manajemen keuangan di ma’had ?
Intinya santri hanya boleh membawa uang 20.000/pekan.
LEMBAR WAWANCARA 8
NAMA : Gatot Widodo B
JABATAN : Bendahara
1. Bagaimana sistem pembayaran SPP di SMP IT Nurul Islam Tengaran?
a. Siswa harus membayar SPP paling lambat tanggal 10.
b. Pembayarannya di petugas atau transfer lewat rekening
c. Siswa yang telah membayar akan mendapatkan kwitansi
2. Sumber keuangan di SMP IT ini berasal dari siapa saja ?
Infaq pembangunan, daftar ulang, SPP bulanan, dan sumbangan
3. Apakah siswa ketika di sekolah diwajibkan untuk menabung ?
Tidak. Hanya dianjurkan.
4. Pemasukan keuangan dipergunakan untuk apa saja ?
Gaji, perbaikan sarana prasarana, operasional
LEMBAR WAWANCARA 9
NAMA : Harun Anwar
JABATAN : bag. humas
1. Bagaimana hubungan sekolah dengan orang tua siswa ?
Ada hubungan rutin, insidental, dan home visit
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan sekolah untuk menjalin hubungan baik
dengan masyarakat ?
Hubungan internal dan eksternal
3. Bagaimana jika ada orang tua yang ingin mengunjungi anaknya di sekolah ?
Orang tua terlebih dahulu menghubungi pihak sekolah, orang tua boleh menemui
anaknya ketika istirahat, kunjungan orang tua di luar jam sekolah sepenuhnya diatur
oleh ma‟had, dan orang tua tidak boleh menelepon anaknya ketika jam sekolah.
4. Tahukah anda bagaimana hubungan ma’had dengan masyarakat ?
Ya. Tahu. Hubungannya sama seperti di sekolah.
5. Bagaimana jika ada orang tua siswa yang ingin mengunjungi anaknya di
ma’had ?
Kunjungan orang tua diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua harus berbusana
Islami, orang tua lawan jenis tidak boleh masuk di kamar putera-puterinya, dan orang
tua boleh menelepon anaknya ketika di ma‟had.
LEMBAR WAWANCARA 10
NAMA : Muhammad Nurul Ihsan
JABATAN : Siswa
1. Apa Anda senang sekolah di sini? Jelaskan alasanmu !
Ya senang. Karena di SMP IT Nurul Islam Tengaran ini saya bisa memperoleh
pengetahuan agama, pengetahuan umum, serta keterampilan.
2. Apakah Anda menyukai pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah ini ?
Ya. Suka
3. Program sekolah apa yang Anda paling sukai?
Program terproyek
4. Apakah Anda menyukai kepala sekolah Anda ? Alasannya?
Ya suka. Karena bijaksana dan setiap ada permasalahan selalu membantu solusinya
5. Apakah Anda menyukai guru-guru Anda? Alasannya?
Suka. Karena selalu memberikan yang terbaik untuk para siswa.
6. Apakah fasilitas yang ada cukup membuat Anda nyaman?
Ya. Nyaman. Karena fasilitas di sini cukup memadai.
7. Apakah Anda puas dengan layanan khusus yang diberikan oleh sekolah ?
Ya. Puas
8. Apakah hubungan orang tua Anda dengan sekolah terjalin dengan baik ?
Ya. Terjalin dengan baik
9. Apakah Anda keberatan dengan biaya yang diterapkan oleh sekolah seperti
biaya SPP?
Tidak.
10. Apakah Anda paham betul dengan kegiatan rutin yang ada di sekolah ?
Ya paham. Misal kegiatan upacara setiap hari senin, kegiatan ekstrakurikuler, dan
KBM di kelas. Semuanya ada aturannya. Misal ketika berangkat sekolah tidak boleh
naik motor/sepeda, semua siswa wajib ikut upacara, ekstrakurikuler diadakan hari
sabtu, siswa dianjurkan sholat dhuha dan wajib sholat dhuhur berjama‟ah di masjid.
11. Apakah Anda nyaman tinggal di ma’had ?
Ya. Nyaman
12. Berapa sekali Anda pulang ke rumah dan prosedur nya bagaimana ?
Sebulan sekali. Santri yang pulang mengisi daftar kepulangan, santri yang dari luar
kota harus dijemput keluarga, dan santri yang tidak pulang wajib lapor wali kamar.
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1.1 Gapuro depan SMPIT Gambar 1.2 Gedung sekolah
Nurul Islam Tengaran
Gambar 1.3 Ruang KOSUMA Gambar 1.4 Musholla SMP IT Nurul Islam
Gambar 1.5 NURIS MART Gambar 1.6 klinik SMP IT Nurul Islam
Gambar 1.7 Ruang Direksi SMP IT Gambar 1.8 Latihan Pramuka Putra
Nurul Islam Tengaran
Gambar 1.9 Latihan Pramuka Putri Gambar 1.10 KBM di SMP IT Nurul Islam
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : RINI PRIARNI
Tempat&Tanggal Lahir : Sragen, 14 Februari 1992
Alamat : Jln. Semboja. Dsn. Ngemplak RT 04/RW 01 Kelurahan
Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah 50661
Jenjang Pendidikan :
1. TK ISLAM BAWEN (lulus tahun 1998)
2. SD IT PERMATA BUNDA BAWEN (lulus tahun 2004)
3. SMP NEGERI 1 BAWEN (lulus tahun 2007)
4. MAN SALATIGA (lulus tahun 2010)
Pengalaman Bekerja :
1. Guru ekstra TPQ di SDN BARAN 02 AMBARAWA selama 1 tahun
2. Guru ekstra TPQ di SDN BEJALEN AMBARAWA (aktif)
3. Guru PAI di SDN SUDIRMAN AMBARAWA (aktif)
4. Pernah menjadi guru bantu di SMP N 2 TUNTANG selama 2 bulan
5. Pernah menjadi guru privat di beberapa kesempatan
Pengalaman Organisasi :
1. LPM DINAMIKA (anggota)
2. KOPMA FATAWA (pengurus)
Hobi :
1. Mendengarkan musik
2. Menulis
3. Jalan-jalan pagi
Demikian biografi singkat ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.