Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33264/1/GERHANA...
Transcript of Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33264/1/GERHANA...
i
ANALISIS EFISIENSI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI
INDONESIA DENGAN METODE TWO-STAGE DATA ENVELOPMENT
ANALYSIS TAHUN 2013-2015
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Gerhana Ika Saraswati
NIM : 1112081000123
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Gerhana Ika Saraswati
NIM : 1112081000123
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 2 Mei 2016
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Gerhana Ika Saraswati
Tempat & Tanggal Lahir : Grobogan, 20 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pelabuhan Ratu IV no.28 RT 09/RW 015
Perumnas II, Karawaci, Tangerang
No. Telepon : 0856-9130-4127
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1999 – 2005 : SD Islam Gunung Jati
2005 – 2008 : SMP Negeri 19 Tangerang
2008 – 2011 : SMA Negeri 5 Tangerang
2011 – 2013 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah
CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2012 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Bendahara White Pearls Club – Fetullah Gulen Chair UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta periode 2012
2. Anggota Paduan Suara Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode
2012 - Sekarang
3. Divisi Keilmuan LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014/2015
4. Anggota Intiviative of Change Indonesia 2015 – Sekarang
5. Divisi community development Light of Women 2015 - Sekarang
Pengalaman Kerja
Fundraiser bagian Community and Creative Event di Social Trust Fund
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Asisten manajer program Bungkesmas di Social Trust Fund UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRACT
This thesis aims to measure the level of technical efficiency of Islamic Rural Banks in Indonesia during the period 2013-2015 using the Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) and integrated the DEA with CAEL analysis.
This research is a quantitative research, data which is used in this reserch is a secondary data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling technique that isused in this reserch is purposive sampling with taking 9 samples of Islamic Rural Banks. Efficiency measurements in this research using non-parametric statistic Data Envelopment Analysis (DEA) method with the intermediation approach, where the first step is to measure the level of technical efficiency of banks using Data Envelopment Analysis approach and the next steps to analyze the factors affecting the level of efficiency using Tobit regression model.
Based on the measurement of the efficiency with DEA method showed that 9 Islamic Rural Banks in Indonesia during the 2013-2015 period as a whole has a fluctuating level of efficiency. Meanwhile, the second phase of testing using methods Tobit shows that market share, management quality, bank’s diversification strategy and bank liquidity position significant impact on the efficienc Islamic Rural Banks in Indonesia. Additionally, in this research the integration of the DEA results more illustrates bank’s CAEL in Indonesia. Keywords: Efficiency, DEA, Tobit Model, CAEL
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia selama periode 2013-2015 menggunakan Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dan mengintegrasikan DEA dalam perhitungan CAMEL.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 9 BPRS. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik metode Two-StageData Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi, dimana langkah pertama adalah untuk mengukur tingkat efisiensi teknis bank menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan langkah selanjutnya untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi menggunakan model regresi Tobit.
Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA menunjukkan bahwa 9 BPRS di Indonesia selama periode 2013-2015 secara keseluruhan memiliki tingkat efisiensi yang relatif stabil. Sementara itu, tahap kedua pengujian menggunakan regresi Tobit menunjukkan bahwa variabel market share, manajemen operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap efisiensi BPRS di Indonesia. Selain itu dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa integrasi hasil DEA dalam CAEL dapat lebih
menggambarkan tingkat kesehatan bank di Indonesia.
Kata Kunci: Efisiensi, DEA, Model Tobit, CAEL.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada
hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia dengan
Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015 dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas
kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini
banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun
materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Aris Hartono dan Ibu Siti Salamah Siswati yang
selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih
sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah
motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Adik-adik yang saya sayangi, Robby Dwi Setiawan dan Lisa Tri Setiawati
yang selalu memberikan motivasi serta doa yang tulus selama ini.
3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH
selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA
x
selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang
senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta
motivasinya yang begitu besar pada penulis untuk bisa melanjutkan studi
kembali dan menjadi tenaga pengajar.
5. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc dosen pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulisan skripsi ini, serta memotivasi penulis untuk melanjutkan studi di luar
negeri.
6. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.
7. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM yang telah banyak membantu dan
memberikan jalan bagi kami MIPS.
9. Bapak Dr.Suhendra, S.Ag, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
11. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan
administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya ibu Madinatul
Musyarofah, Pak Bonik, Pak Ajib, Bu Ani, Pak Alfred, Mas Ajiz.
12. Sahabat-sahabatku yaitu Safira, Didi, Anne, Adisi, Harry, Aul, Kartini,
Ummu, Nunu, Adis, Nule, Puji, Masnur, Barkah dan MMG yang selalu
mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur selama proses
menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan MIPS. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang
telah diberikan, dukungan dan selalu ada dalam suka maupun duka serta
memberikan motivasi selama masa perkuliahan.
xi
14. Keluarga besar Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, LiSEnSi
seluruh angkatan, Paduan Suara Mahasiswa khususnya angkatan Propizio dan
KKN Sejati yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu
berharga selama masa berproses, bahwa belajar bukan hanya di kelas namun
juga di luar kelas. Proses tersebut yang menjadikan pribadi penulis belajar
untuk lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap
terjaga.
15. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak
atas motivasi yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik
manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis
sendiri sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 2 Mei 2016
Yang menyatakan,
Gerhana Ika Saraswati
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………………………………………………………vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A. Landasan Teori ............................................................................................. 11
1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ................................................ 11
2. Efisiensi ..................................................................................................... 12 3. Efisiensi Perbankan ................................................................................... 19
4. Data Envelopment Analysis (DEA) ........................................................... 21 5. Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA)......................................... 26 6. Analisis Kesehatan BPRS CAMEL .......................................................... 27
B. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................................... 35
1. Hubungan LNDEPO terhadap Tingkat Efisiensi ...................................... 35 2. Hubungan NIE/TA terhadap Tingkat Efisiensi ......................................... 35 3. Hubungan NII/TA terhadap Tingkat Efisiensi .......................................... 35 4. Hubungan Loan/Total Assets terhadap Tingkat Efisiensi ......................... 36
C. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 36 D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 42 E. Hipotesis ....................................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 45 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 45
B. Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 46 1. Populasi ..................................................................................................... 46 2. Sampel ....................................................................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 47
D. Metode Analisis............................................................................................ 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 55
B. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah: First
Stage .................................................................................................................. 57 C. Analisis Inefisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah ................................. 62
xiii
D. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Mengunakan
Regresi tobit: Two stage .................................................................................... 68
E. Hubungan Efisiensi Metode DEA dengan Metode CAEL .......................... 70 1. Distribusi Tingkat Efisiensi terhadap Kriteria CAEL ............................... 70 2. Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Rasio Efisiensi Bank BOPO
72 F. Hasil Pemetaan Modifikasi Metode DEA + CAEL ..................................... 74
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 81 A. Kesimpulan................................................................................................... 81 B. Saran ............................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Efisiensi Pendekatan Input………………………………………….15
Gambar 2.2 Efisiensi Pendekatan Output………………………………………..17
Gambar 2.3 Kerangan Pemikiran………………………………………………...41
Gambar 4.1 Grafik Efisiensi BPRS Tahun 2013-2015…………………………..58
Gambar 4.2 Inefisiensi Rata-Rata Variabel Output Pengukuran Tingkat Efisiensi
Per Kuartal BPRS Tahun 2013-2015………………………….….69
Gambar 4.3 Distribusi terhadap CAEL…………………………………………..73
Gambar 4.4 Pementaan Metode CAEL dan Modifikasi Metode CAEL…………79
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2010-2013…..1
Tabel 1.2 Pembiayaan BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan……………….2
Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu……………………………….. 37
Tabel 3.1 Operasional Variabel DEA…………………………………………... 51
Tabel 3.2 Operasional Variabel Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi DEA….. 52
Tabel 3.3 Faktor-Faktor Tingkat Kesehatan BPRS dan Bobotnya……………... 53
Tabel 4.1 Statistik Ringkasan Variabel Penelitian Tahun 2013-2015………….. 54
Tabel 4.2 Rata-Rata Efisiensi BPRS di Indonesia……………………………….57
Tabel 4.3 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013……………..59
Tabel 4.4 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014……………..60
Tabel 4.5 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015……………..61
Tabel 4.6 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013...………......63
Tabel 4.7 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014……………..64
Tabel 4.8 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015……………..67
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Tobit…………………………………………..70
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Metode CAEL..........74
Tabel 4.11 Metode CAEL Sebelum dan Sesudah Modifikasi…………………...77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada saat krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, salah
satu sektor perekonomian yang masih dapat bertahan adalah Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah Indonesia (UMKM). Hal ini menunjukkan bahwa UMKM
memegang peranan penting dan strategis dalam mendorong perekonomian
Indonesia, terlihat dari kontribusinya pada penciptaan lapangan pekerjaan dan
Produk Domestik Bruto (PDB) (Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional
Tahun 2010-2013
Indikator 2010 2011 2012 2013
Jumlah UMKM (juta unit) 54,11 55,20 56,53 57,89
Total UMKM/Total Usaha (%) 99,99 99,99 99,99 99,99
Tenaga Kerja UMKM (juta orang) 98,23 101,72 107,65 114,14
Tenaga Kerja UMKM/Total
Tenaga Kerja (%) 97,27 97,24 97,16 96,99
PDB UMKM (Rp. Milyar) 1.282,5 1.369,3 1.451,4 1.536,9
PDB UMKM/ Total PDB (%) 57,83 57,60 57,48 57,56
Ekspor UMKM (Rp. Milyar) 175,89 187,44 166,62 182,11
Ekspor UMKM/Total Ekspor* (%) 15,81 16,44 14,06 15,68
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)
*total ekspor non migas
Data terakhir hingga tahun 2013 dari kementerian koperasi dan UKM
menunjukkan jumlah unit usaha sektor UMKM mencapai 57,89 jutaan unit dan
mempekerjakan 114,14 juta pekerja atau 96,99% dari total penyerapan tenaga
kerja yang ada. Jumlah UMKM yang berkontribusi terhadap PDB juga
mendominasi, yaitu sebesar Rp1.536,9 triliun atau 57,56% dari total PDB
2
Indonesia, namun UMKM hanya memberikan sumbangan devisa (ekspor)
hanya sebesar Rp182,11 milyar atau 15,68% dari keseluruhan total ekspor non
migas di Indonesia. Data tersebut dapat diartikan bahwa UMKM tidak banyak
mengalami perubahan yang berarti selama bertahun-tahun. Semestinya UMKM
segera meningkat menjadi usaha besar sehingga diharapkan dapat
mempercepat pertumbuhan PDB, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan
devisa lebih besar lagi.
Ada beberapa penyebab kelambanan UMKM meningkat menjadi
usaha besar. Menurut Urata dalam Adiningsih (2009) diantaranya karena
UMKM seringkali tidak dapat lepas dari masalah finansial. Masalah finansial
adalah kekurangsesuaian (mismatch) antara dana yang tersedia dan yang bisa
diakses. Salah satu cara untuk mengembangkan dan memperkuat peran
UMKM dalam struktur perekonomian nasional adalah melalui peningkatan
akses kredit/pembiayaan terhadap UMKM. Melalui risetnya, Morduch (1999)
dan Robinson (2001) mengemukakan bahwa supply UMKM memegang
peranan yang penting dalam memerangi kemiskinan dan mampu
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada negara berkembang.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki peranan yang penting dalam
mendukung UMKM. Marsuki (2006) menyatakan bahwa sebagai lembaga
keuangan, BPR berfungsi untuk menyediakan berbagai bentuk jasa keuangan,
baik untuk kegiatan produktif yang dilakukan oleh berbagai kegiatan usaha
mikro-kecil, maupun untuk kegiatan konsumtif bagi keluarga masyarakat
miskin. Sejalan dengan pesatnya perkembangan BPR, Bank Pembiayaan
3
Rakyat Syariah (BPRS) yang merupakan BPR yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah menunjukkan perannya sebagai lembaga keuangan syariah yang
turut mendukung kegiatan UMKM di Indonesia (Tabel 1.2).
Tabel 2.2 Pembiayaan BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan
Golongan Pembiayaan 2013 2014 2015*
UMKM 2.620.263 3.005.858 3.303.629
Porsi UMKM/Total
Pembiayaan 59,10% 60% 59,4%
Selain UMKM 1.813.230 1.999.051 2.258.069
Porsi selain UMKM/Total
Pembiayaan 40,90% 39,94% 40,6%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Catatan: *data sampai Juni 2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa selama periode 2013-2015 telah
terjadi kenaikan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BPRS terhadap sektor
UMKM. Dari sisi porsi pembiayaan, UMKM mendapatkan pembiayaan yang
lebih besar dibandingkan pembiayaan untuk selain UMKM, hal ini
menunjukkan bahwa BPRS memiliki peran serta dalam mendorong usaha ini.
Sejak Desember 2012, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.14/22/PBI/2012 bank umum nasional dan asing harus mengembangkan
UMKM, dengan wajib menyalurkan kredit mikro untuk UMKM yaitu dengan
pangsa sebesar minimal 20% secara bertahap yang diikuti dengan penerapan
insentif/disinsentif. PBI ini menjadi salah satu bentuk dukungan konkret BI
dalam mendorong percepatan dan pengembangan keuangan inklusif terhadap
program pemerintah yang berorientasi pada pro growth, pro poor dan pro job.
Di sisi lain, BPRS menghadapi tantangan ketika bank umum
menggarap kredit mikro. Mengingat tingginya persaingan perbankan Indonesia
4
di ranah mikro, maka BPRS harus mencapai tingkat profit yang maksimal
namun tetap harus mementingkan minimalisasi biaya. Menurut Syafaat (2014)
jika BPRS menambah profit dengan cara meningkatkan margin, maka BPRS
kurang dapat bersaing dengan lembaga keuangan mikro (LKM) dan bank
umum lain yang tidak mengambil keuntungan dengan cara menaikkan margin.
Untuk itu, diperlukan BPRS yang sehat, kuat, dan terpercaya dengan
meningkatkan kinerja efisiensi perusahaan.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis efisiensi
bank adalah menggunakan metode non parametrik yang bernama Data
Envelopment Analysis (DEA). Hadad dkk (2003) menyatakan bahwa penelitian
mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan DEA dapat
memperoleh hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Rahmat Hidayat (2011) mengukur efisiensi 3 BUS
dan UUS di Indonesia menggunakan variabel input yaitu biaya tenaga kerja,
aset tetap dan dana pihak ketiga, serta variabel output yaitu pembiayaan dan
investasi. Begitu pula penelitian yang dilakukan Ong (2011), Abdul Rahim
(2013) dan Israr dan Idrees (2015) yang menggunakan variabel input dan
output yang sama.
Dalam perkembangannya, selain menganalisis efisiensi perbankan,
penelitian-penelitian selanjutnya mengarah pada analisis mengenai faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi perbankan. Penelitian tentang
efisiensi perbankan syariah masih sangat terbatas dan relatif masih baru,
berbeda dengan studi efisiensi bank konvensional yang telah menghasilkan
5
banyak paper yang dipublikasikan di berbagai jurnal internasional dan
nasional. Disamping itu, kebanyakan studi efisiensi hanya fokus pada
pengukuran kinerja efisiensi, sementara penelitian yang melakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi masih jarang terutama
untuk bank syariah.
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi
tingkat efisiensi telah dilakukan di berbagai negara. Sufian (2007), Khalad
(2014), Israr (2015), Gunez dan Yilmaz (2016) menggunakan prosedur two-
stage Data Envelopment Analysis (DEA). Pada prosedur ini akan dilakukan
dua tahap penelitian (first stage dan second stage). Pada first stage, akan
dilakukan pengukuran mengenai tingkat efisiensi menggunakan DEA.
Sedangkan pada second stage akan dilakukan analisis untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi suatu bank menggunakan
regresi tobit.
Pada penelitiannya, Sufian menganalisis sector perbankan Malaysia
pada saat krisis keuangan Asia tahun 1977 menggunakan DEA. Analisis lebih
lanjut menghubungkan hasil efisiensi DEA dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dihitung dengan variabel karakteristik bank yaitu market
share bank, manajemen operasional bank, kemampuan diversivikasi dan
likuiditas bank. Hasilnya variabel karakteristik bank berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi perbankan di Malaysia. Selanjutnya penelitian lain oleh
Khalad mengenai kinerja efisiensi 17 bank di Libya selama 2004-2010. Hasil
penentu efisiensi menunjukkan hubungan positif antara efisiensi perbankan dan
6
ROA; ukuran operasi; kecukupan modal; dan bank pemerintah terkait
(kepemilikan pemerintah). Penelitian terbaru mengenai two-stage DEA oleh
Gunez dan Yilmaz mengenai kinerja efisiensi bank di Turki tahun 2007-2014
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi bank, bahwa
intensitas pinjaman, market share bank dan profitabilitas bank mempunyai
pengaruh positif, sementara factor ukuran bank, resiko, manajemen operasional
bank mempunyai pengaruh negatif terhadap efisiensi bank.
Selain itu, terlepas dari perkembangan penelitian dalam mengukur
efisiensi bank melalui two stage DEA, Bank Indonesia mengeluarkan metode
penelitian tingkat kesehatan BPRS dengan menggunakan 5 (limas) aspek yang
disebut CAMEL. Adapun dalam metode ini penilaian dilakukan dengan
memperhatikan aspek Capital, Asset Quality, Management, Earning dan
Liquidity. Hal ini sesuai dengan peraturan PBI No.9/17/PBI/2007 tentang
sistem penilaian tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip
syariah. Penelitian CAMEL ini dimaksudkan untuk mengukur apakah
manajemen BPRS telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang
sehat. Dalam metode ini digunakan rasio keuangan tertentu dalam mengukur
kinerja keuangan serta dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan
usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat.
Dengan fungsinya dalam mengukur kinerja suatu bank, pada dasarnya
metode CAMEL mempunyai sifat yang sama dengan metode DEA. Namun
terdapat perbedaan yang mendasar dalam penerapan diantara kedua metode
tersebut, yaitu metode CAMEL adalah metode yang secara resmi telah
7
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai alat dalam mengukur kinerja bank,
sedangkan metode DEA dalam perjalanannya hanya digunakan delam
penelitian-penelitian yang dilakukan di lingkungan akademis. Dengan sifatnya
sebagai metode untuk mengukur tingkat efisiensi yang merupakan gambaran
dari kemampuan suatu bank dalam mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki, maka pengukuran tingkat efisiensi suatu bank juga merupakan suatu
cara dalam mengevaluasi kinerja bank. Hal tersebut dikarenakan jika suatu
BPRS telah beroperasi secara efisien, maka dapat dikatakan bahwa BPRS
tersebut akan dapat terus meningkatkan kinerjanya dan bertahan dalam
ketatnya persaingan industri perbankan khususnya pada industri pasar mikro.
Selain itu, bila BPRS telah beroperasi secara efisien tentunya akan lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan secara otomatis akan
meningkatkan eksistensi BPRS tersebut.
Namun dengan pentingnya penelitian tingkat efisiensi BPRS, justru
dalam metode CAMEL unsur penilaian efisiensi hanya menjadi salah satu
bagian dari aspek earning yang diwakili oleh rasio BOPO dengan bobot yang
hanya 10%. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu
bank dengan membandingkan Beban Operasional dengan Pendapatan
Operasional. Namun dengan melihat suatu industri perbankan sebagai lembaga
intermediasi yang menggunakan banyak input dan output, maka pengukuran
tingkat efisiensi menggunakan rasio BOPO dianggap tidak menggambarkan
tingkat efisiensi suatu bank, dikarenakan perhitungan tingkat efisien
menggunakan rasio BOPO merupakan partial efficiency. Sedangkan efisiensi
8
pada metode DEA yang disebut dengan pendekatan frontier, akan dihasilkan
output yang maksimal dengan menggunakan kombinasi input dan output.
Menurut Firdaus (2013) DEA dianggap sebagai metode yang menggambarkan
bisnis perbankan secara ideal.
Penelitian ini akan memfokuskan pada tingkat efisiensi BPRS di
Indonesia dengan menggunakan metode DEA, kemudian menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhinya menggunakan regresi tobit. Pemilihan metode
ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam mengidentifikasi penyebab
ketidakefisienan BPRS. Serta penulis akan menghubungkan tingkat efisiensi
DEA dengan tingkat rasio efisiensi bank BOPO di BPRS.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik menganalisis lebih dalam
lagi permasalahan ini ke dalam skripsi yang berjudul: “Analisis Efisiensi
Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia dengan Metode Two-Stage
Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia?
b. Bagaimana pengaruh market share, manajemen operasional, kemampuan
diversivikasi dan likuiditas terhadap efisiensi BPRS?
c. Apakah metode pengukuran efisiensi DEA lebih baik dari rasio efisiensi
bank BOPO?
9
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
2. Membuktikan secara empiris variabel market share, manajemen
operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas dapat mempengaruhi
tingkat efisiensi BPRS.
3. Menguji metode pengukuran efisiensi DEA dengan rasio efisiensi bank
BOPO.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Akademik
Sebagai bahan referensi penelitian dalam keilmuan tentang perbankan
syariah khususnya mengenai tingkat efisiensi BPRS serta menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Kontribusi Kebijakan
a. Bagi BPRS, dapat digunakan sebagai salah satu sarana menetapkan
strategi usaha di waktu yang akan datang.
b. Bagi pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan, penilaian efisiensi BPRS dapat digunakan untuk
menetapkan dan menerapkan strategi pengawasan yang tepat bagi
BPRS yang bersangkutan.
10
c. Bagi masyarakat dengan mengetahui efisiensi BPRS, masyarakat akan
merasa lebih aman menempatkan dananya di BPRS karena yakin BPRS
akan mengelola dana tersebut dengan baik.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Menurut Undang-Undang (UU) republik Indonesi No.10 tahun
1998 tentang perbankan, perngertian BPRS adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran. BPRS yang kegiatannya
bersentuhan langsung dengan rakyat mempunyai peranan sangat penting
dalam mewujudkan perekonomian dalam pengembangan sector rill di
golongan masyarakat kecil, khususnya melayanai kebutuhan transaksi
perbankan baik dalam penghimpunan dana maupun untuk penyaluran
pembiayaan menggunakan pola syariah.
Berdasarkan PBI No.11/23/PBI/2009 BPRS hanya dapat didirikan
oleh warga negara Indonesia, badan hukum yang seluruhnya dimiliki oleh
warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau kombinasinya. Modal
untuk mendirikan BPRS adalah Rp2 milyar untuk wilayah Jabotabek, Rp1
milyar untuk ibukota propinsi, dan Rp500 juta di luar Jabotabek dan ibukota
propinsi.
Modal disetor BPRS tidak boleh berasal dari pinjaman atau
fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di
Indonesia dan tidak berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip
syariah, termasuk kegiatan yang melanggar hukum. BPRS dalam
12
mengembangkan usahanya diperkenankan membuka kantor cabang namun
dibatasi hanya dalam wilayah propinsi yang sama dengan kantor pusatnya.
Sedangkan untuk membuka kantor kas, hanya dapat didirikan dalam
wilayah kabupaten/kotamadya yang sama dengan kantor induknya.
Mengacu kepada kategorisasi lembaga keuangan mikro (LKM)
yang dilakukan oleh Greuning, Gallardo dan Randhawa (1999) dalam
Buchori (2003), BPRS dapat dimasukkan dalam LKM dengan kategori C
yaitu LKM yang sumber dananya terutama berasal dari masyarakat umum
dengan cara menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Secara
umum BPRS memiliki tujuan dan karakteristik yang relative sama dengan
LKM lainnya. LKM memiliki dua tujuan utama yang harus dicapai
sekaligus, yaitu komersial dan pengembangan masyarakat. Komersial
artinya LKM dalam menjalankan usahanya harus memperoleh keuntungan
agar aktivitasnya dapat terjaga (sustainable) dan kemampuan melayani
nasabah semakin meningkat (outreach). Hal tersebut sejalan dengan
keberadaan BPRS yang memiliki tujuan khusus yaitu menyediakan jasa dan
produk perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) baik di perkotaan maupun di
pedesaan.
2. Efisiensi
Efisiensi bagi indsutri perbankan secara keseluruhan merupakan
aspek yang penting diperhatikan untuk mewujudukan suatu kinerja
keuangan yang sehat dan berkelanjutan (suistainable). Efisiensi industri
13
perbankan menurut Berger dan Mester (1997) dapat ditinjau dari sudut
pandang mikro maupun makro.
Dalam perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin
ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam
kegiatan operasinya. Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan
keluar dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik
dari segi harga, kualitas, porduk dan pelayanan. Bank yag tidak efisien akan
kesulian dalam mempertahankna kesetiaan nasabh dalam rangka
memperbesar customer basenya.
Dari perspektif makro, bank yang efisien harus mampu
menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal melalui penyaluran
pembiayaan dengan biaya murah. Semakin banyak pembiaan yang
disalurkan ke sector riil, maka kegitan investasi akan berkembang dan
pertmbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi yang lebih
tinggi, kinerja perbankan akan semakin baik dalam mengalokasi sumber
daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi
dan pertumbuhan ekonomi.
Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila menggunakan input
yang lebih sedikit dari jumlah input pada umumnya dapat menghasilkan
output yang lebih banyak atau dapat menghasilkan minimal sama besarnya.
Atau bila perusahaan menggunakan input yang sama besarnya namun dapat
menghasilkan output yang lebih besar dari biasanya. Dengan demikian, ada
tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang
14
sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) dengan input yang
lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama,dan (3) dengan input yang
lebih besar dapat menghasilkan jumlah output dengan persentase yang lebih.
Mengingat fakta yang ada saat ini terdapat banyak sekali input dan
output yang berhubungan dengan sumber daya, aktivitas, dan factor
lingkungan yang berbeda. Maka dari itu, ukuran efisiensi relatif yang
digunakan sekarang ialah.
Hasil dari perhitungan diatas akan menunjukkan angka besaran
antara 0 – 1 (nol hingga satu). Ketika hasil perhitungan semakin mendekati
angka 0, maka unit bisnis yang diuji semakin tidak efisien. Sebaliknya, jika
hasil perhitungan mendekati angka 1, maka unit bisnis yang diuji semakin
efisien. Nilai-nilai efisiensi tersebut adalah relatif (tidak absolut) dan nilai
yang dihasilkan adalah dengan membandingkan antara setiap unit-unit
bisnis pada kumpulan data yang akan dianalisis.
Untuk mengukur tingkat efisiensi dapat dilakukan melalui
pendekatan sisi input dan pendekatan sisi output. Coelli, dkk (2005)
menjelaskan dua sisi pendekatan ukuran efisiensi sebagai berikut:
a. Pengukuran Berorientasi Input (Input-Oriented Measures)
Pendekatan sisi input dilakukan untuk menjawab berapa banyak
kuantitas input yang dapat dikurangi secara proporsional untuk
memproduksi kuantitas output yang sama. Oleh karena itu, melalui
Efisiensi =Jumlah tertimbang dari 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Jumlah tertimbang dari 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
15
pendekatan input ini diharapkan perusahaan (dalam hal ini bank) dapat
mengurangi biaya produksi (input) dengan memaksimalkan jumlah
output. Pendekatan ini dilakukan ketika kondisi suatu pasar sudah
mencapai titik jenuh, sehingga perusahaan perlu mengetahui tingkat
efisiensi dari sumber daya yang dimilikinya saat ini. Diasumsikan, jika
sebuah perusahaan menggunakan dua jenis input (X1 dan X2) untuk
memproduksi satu jenis output (Y1) dalam Constant Return to Scale
(CRS). Konsep efisiensi dari pendekatan sisi input dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:
Gambar 2.1 Efisiensi Pendekatan Input
Sumber:Coelli, et, al., (2005)
Perusahaan yang paling efisien dalam kumpulan unit bisnis
(fully efficiency firms) atau unit bisnis-unit bisnis yang paling efisien
secara teknis (fully technically efficient). Unit bisnis yang berada pada
titik P adalah unit bisnis yang tergolong kurang efisien. Unit bisnis ini
dapat menjadi unit bisnis yang lebih efisien jika ia mengurang kedua
jenis inputnya X1 dan X2, untuk memproduksi 1 unit output sehingga unit
bisnis tersebut berada di titik Q. Jarak PQ disebut sebagai potential
16
improvment, yaitu berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara
proposional untuk memproduksi kuantiitas output yang sama. Ukuran
efisiensi teknis sebuah unit bisnis dalam kelompok unit bisnis (TE1)
secara umum diukur dengan rasio:
TE1= 1-QP/OP = 0Q/0P
Sehingga 0 ≤ TE1 ≤ =1 menunjukkan bahwa unit bisnis i adalah
yang paling efisien secara teknis di antara kelompok unit bisnisnya. Garis
A to A’ adalah garis isocost yang menunjukkan rasio harga (price ratio)
antara input 2 terhadap input 1. Efisiensi alokatif (AE) unit bisnis i yang
berada pada titik P, ditunjukkan oleh rasio:
AE1= 1-RQ/0Q = 0R/0Q
RQ menunjukkan pengurangan biaya produksi yang akan terjadi
jika produksi dilakukan pada titik yang efisienbaik secara teknis maupun
secara alokatif Q’.
Efisiensi ekonomis (EE1) unit bisnis i adalah merupakan produk
atau hasil perkalian antara efisiensi teknis (TEi) dengan efisieni alokatif
(AEi). Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut ini.
EE1= TEi x AEi =1-( QP/OP ) x (RQ/0Q) = 0R/0P
Di mana 0 ≤ TEi, AEi, EE1 ≤ =1
b. Pengukuran Berorientasi Output (Output-Oriented Measures)
Berbeda dengan pendekatan sisi input yang menjawab beberapa
banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional untuk
memproduksi kuantitas output yang sama, pendekatan sisi output
17
menjawab beberapa banyak kuantitas output dapat ditingkatkan secara
proporsional dengan kuantitas input yang sama. Diasumsikan misalnya
sebuah perusahaan denngan 2 output (Y1 danY2) dan 1 jenis input (X1)
dalam suatu ancanga CRS. Konsep ukuran efisiensi dengan pendekatan
sisi output dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 2.2 Efisiensi Pendekatan Output
Sumber:Coelli, et, al., (2005)
TE1= 1-AB/0B = 0A/0B
Jika kita memiliki informasi tentang harga output, maka efisiensi alokatif
(AEi) dapat dihitung dengan:
AE1= 1-BC/0C = 0B/0C
Potential Improvement pada titik C memiliki arti bahwa perusahaan di
titik B masih dapat meningkatkan pendapatannya dengan berproduksi di
titik yang efisien secara teknis dan alokatif, yaitu di titik B’.
Secara umum, efisiensi ekonomis adalah:
EE1= TEi x AEi =1-0A/0B x 0B/0C = 0A/0C
Ukuran efisiensi relatif, baik melalui pendekatan input dan output sama-
sama membutuhkan pendefinisian garis pembatas (frontier) yang
18
menunjukkan unit-unit bisnis yang secara relatif paling efisien dari
kelompok unit bisnisnya.
c. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank
Menurut Hadad dkk (2003), ada beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan output dari
institusi keuangan, yaitu pendekatan produksi (production approach),
pendekatan intermediasi (intermediation approach), dan pendekatan aset
(asset approach).
1) Pendekatan Produksi
Pendekatan ini melihat institusi finansial sebagai produser
dari rekening tabungan dan kredit pinjaman. Pendekatan ini
mendefinisikan output sebagai penjumlahan dari rekening-rekening
tersebut atau rekening-rekening terkait. Sedangkan input dalam
pendekatan ini dihitung dari jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal
pada aktiva tetap dan material lainnya. Pendekatan produksi melihat
aktivitas bank sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan
peminjam kredit. Untuk mencapai tujuan yaitu memproduksi output-
output yang diinginkan, seluruh faktor-faktor produksi seperti tanah,
tenaga kerja, dan modal sebagai input.
2) Pendekatan Aset
Pendekatan aset melihat fungsi primer sebuah institusi
keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman. Efisiensi asset mengukur
kemampuan perbankan dalam menanamkan dana dalam bentuk kredit,
19
surat-surat berharga dan alternatif lainnya sebagai output. Input diukur
dari harga tenaga kerja, harga dana, dan harga fisik modal.
3) Pendekatan Intermediasi
Pendekatan ini melihat institusi keuangan sebagai perantara,
institusi keuangan ini mengubah dan mentransfer aset-aset keuangan,
dari unit-unit yang kelebihan dana ke unit-unit yang kekurangan dana.
Output dalam pendekatan ini diukur melalui kredit pinjaman dan
investasi keuangan, sedangkan input institusional adalah biaya tenaga
kerja dan modal. Pada dasarnya pendekatan intermediasi bersifat
komplementer dengan pendekatan produksi. Pendekatan intermediasi
menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasian uang
yang dipinjamkan dari depositor menjadi uang yang dipinjamkan
kepada para debitor.
3. Efisiensi Perbankan
Menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007),
ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu:
a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi
dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input
yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang
tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum
dengan input tertentu.
Efisiensi = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
20
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan
output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak
perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model
dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input
tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:
Y = f (X1, X2, X3, X 4, . .Xn)
Di mana Y = output, X = input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah
Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE
tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output
lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini
juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu
indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi.
Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam satu indikator,
informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986 dalam
Muharam dan Pusvitasari, 2007).
c. Pendekatan frontier, menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan
Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu:
parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari
Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach (DFA)
21
dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi
Data Envelopment Analysis (DEA).
Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga
keuangan yang lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau
x-efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan
berdasarkan”best practice” atau berlaku umum pada pendekatan forntier.
Pendekatan forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui
bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap
perkiraan kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini
terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi
pasar yang sama.
Hadad dkk (2003) menambahkan bahwa pendekatan parametrik
dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif sama,
apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan
menggunakan proses produksi yang sama.
4. Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA merupakan metode non parametrik yang digunakan dalam
mengukur tingkat efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Selain itu,
DEA merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari
suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab
menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang
ditargetkan. Secara khusus, DEA merupakan pengembangan teknik
pemograman linier yang didalamnya terdapat fungsi tujuan dan fungsi
22
kendala. Berikut adalah persamaan umum pada metode Data Envelopment
Analysis (DEA).
Dimana:
hs= efisiensi bank s
m = output bank s yang diamati
n = input bank s yang diamati
yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s
xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s
ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s
vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan Iidihitung dari 1
ke m serta j hitung dari 1 ke n
Dalam hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v,
sebagai sebuah pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan tujuan
untuk kendala bahwa semua ukuran efisiensi haruslah kurang atau sama
dengan satu, salah satu masalah dengan formulasi atau rumusan rasio ini
adalah bahwa ia memiliki sejumlah solusi yang tidak terbatas (infinite).
Untuk menghindari hal ini, maka kita dapat menentukan kendala yang akan
menspesifikasikan dan memudahkan dalam proses selanjutnya menggunkan
teknik komputasi yang terus mengalami perkembangan. Adapun fungsi
kendala tersebut adalah:
23
Dimana N menunjukkan jumlah bank dalam sampel.
Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya efisiensi rasio untuk
perusahaan lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua
berbobot positif. Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1.
Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100
persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin
rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan pembobotnya masing-
masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan menghasilkan
ukuran kinerja yang terbaik.
Selain menentukan input dan output penelitian, pada pengukuran
tingkat efisiensi terdapat 2 model yang digunakan dalam menganalisis
efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Model yang pertama kali
dikembangkan adalah model dengan asumsi constant return to scale (CRS)
atau biasa disebut model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes). Dalam model
constant return to scale setiap UKE akan dibandingkan dengan seluruh
UKE yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan
eksternal UKE adalah sama. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model
ini dapat menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai
dari profit efficiency untuk setiap UKE.
Dalam model CRS terdapat model matematika yang secara umum
telah diterangkan pada persamaan umum di atas. Dalam persamaan tersebut
24
dapat diterangkan bahwa nilai/score efisiensi teknis didapatkan dengan
perbandingan antara rasio output terhadap rasio inputnya. Selain itu, dalam
persamaan tersebut dijelaskan bahwa nilai dalam pengukuran tingkat
efisiensi dibatasi dalam rentang nilai 0 sampai dengan 1 dan bobot nilai
harus positif. Melalui persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bank
dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen,
sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin rendah.
Berikut adalahpersamaan pada model CCR:
Dalam persamaan tersebut dijelaskan bahwa fungsi tujuan dari
persamaan tersebut adalah memaksimalkan output dengan fungsi kendala
bahwa nilai input sama dengan satu, sehingga nilai output yang dikurangi
nilai input nilainya kurang atau sama dengan 0. Hal itu berarti semua bank
akan berada atau di bawah tingkat efisiensi teknis.
Sedangkan model kedua yang dikembangkan dalam pengukuran
tingkat efisiensi adalah model dengan asumsi variable return to scale (VRS)
atau biasa disebut dengan model BCC (Bankers-Charnes-Cooper). Dalam
model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak sama atau dapat
dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal. Persaingan
tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan
sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Model
25
matematika dengan pendekatan VRS didapat melalui modifikasi dari model
dengan pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model matematika
umum DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat efisiensi teknis.
Dengan menambahkan kendala konektivitas (convexity constraint) ke dalam
persamaan sehingga rumus matematisnya menjadi:
Dimana U0 merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau
negatif.
Keungulan dari metode DEA adalah:
a. Bisa menangani banyak input dan output.
b. Tidak membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input
dan output.
c. Unit kegiatan ekonomi dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.
d. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel
input-output dari setiap sampelnya.
e. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.
Keterbatasan dari metode DEA, yaitu:
a. Bersifat sample specific.
b. Merupakan extreme point thecnique, kesalahan pengukuran bisa
berakibat fatal.
26
c. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan
produktivitas absolut.
d. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.
5. Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA)
Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode
untuk mengukur tingkat efisiensi suatu UKE (first stage) dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan atau UKE
(second stage). Metode ini merupakan pengembangan dari pengukuran
tingkat efisiensi melalui metode non-parametrik DEA untuk mengetahui
variabel-variabel lingkungan dalam mengatahui pengaruhnya terhadap
tingkat efisiensi.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
UKE digunakan regresi tobit yang dikembangkan oleh James Tobin pada
tahun 1958, ketika ia menganalisa pengeluaran para rumah tangga di
Amerika Serikat untuk membeli mobil. Pengeluaran untuk mobil di
beberapa rumah tangga menjadi nol (karena rumah tangga tersebut tidak
membeli mobil), dan hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil analisa
regresi. Ia menemukan bahwa jika tetap menggunakan OLS, perhitungan
parameter akan cenderung mendekati nol juga dan menjadi tidak signifikan,
atau jika menjadi signifikan, nilainya mengalami bias (terlalu tinggi atau
terlalu rendah) dan juga tidak konsisten (jika ada data baru, hasilnya tidak
sama atau tidak sesuai dengan hasil semula).
27
Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak
terbatas nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured;
semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak
ada autocorrelation; tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas
yang sempurna; dan model matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam
penggunaan metode analisis regresi untuk penelitian bidang sosial dan
ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana variabel responnya
mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk sebagian
observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data
seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Dalam regresi tobit
terdapat tambahan informasi koefisiens skala (scale) yaitu faktor skala yang
akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk mengestimasi
standar deviasi dari residual.
Keunggulan menggunakan prosedur two-stage DEA, yaitu: mudah
diimplementasikan, kemungkinan mempertimbangkan banyak variabel
secara simultan tanpa menigkatkan jumlah unit efisien, tidak diperlukan
untuk mengetahui orientasi pengaruh dari setiap variabel lingkungan dan
dimungkinkan menggunakan beberapa (atau keseluruhan) variabel
lingkungan bersama untuk menjadi bagian dari individual.
6. Analisis Kesehatan BPRS CAMEL
Tingkat Kesehatan atau lebih dikenal dengan TKS merupakan
indikator penilaian kinerja BPRS secara kuantitatif dan kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisidan kinerja bank.
28
Komponen-komponen penilaian tingkat kesehatan bank meliputi
permodalan (Capital), kualitas aset (Assets Quality), manajemen
(Management), rentabilitas (Earning) dan likuiditas (Liquidity). Masing-
masing faktor tersebut terdiri dari satu atau dua komponen yang dinilai dan
diberi bobot terhadap total penilaian tingkat kesehatan BPRS.
Penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) berdasarkan prinsip syariah mencakup penilaian terhadap faktor-
faktor CAMEL berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.9/17/PBI/2007
dan Surat Edaran No.9/29/DPbS 2007 terdiri atas:
a. Permodalan (Capital)
Modal adalah sejumlah dana yang harus disediakan oleh pemilik
bank, diluar biaya pendirian dan harta tetap-inventaris perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 23 tahun 2009, ketentuan
permodalan yang harus disediakan bila ingin mendirikan BPRS adalah
jika:
- BPRS yang didirikan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi minimal Rp 2 milyar.
- BPRS yang didirikan di ibu kota provinsi di luar wilayah tersebut
minimal Rp 1 milyar.
- BPRS yang didirikan selain di wilayah-wilayah tersebut minimal Rp
500 juta.
29
Kecukupan permodalan bertujuan untuk mengantisipasi resiko
keuangan dan operasional atar perannya dalam penghimpunan dan
penyaluran dana yang dilakukan oleh BPRS.
Permodalan terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal
inti yaitu modaldisetor, agio-disagio saham, modal sumbangan, dana
setoran modal, cadangan umum dantujuan, laba ditahan setelah
diperhitungkan pajak, laba tahun lalu setelah diperhitungkanpajak, rugi
tahun lalu (sebagai pengurang), 50% laba tahun berjalan, rugi tahun
berjalan(sebagai pengurang) dan goodwill. Sedangkan Modal Pelengkap
yaitu selisih penilaian aktiva tetap, cadangan umum dari penyisihan
penghapusan aktiva (maksimal 1, 25% dari ATMR),modal pinjaman,
investasi subordinasi (maksimal 50 % dari modal inti).
1) Rasio Kecukupan Modal (Rasio Utama) yaitu untuk mengukur
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan
ketentuan KPMM yang terlaku. Dihitung dari permodalan bank
terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko, seperti kas,
penempatan pada bank lain dan pembiayaan dengan perhitunga bobot
resiko tertentu). Dengan rumus sebagai berikut:
CAR = Modal Inti+Pelengkap
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 CAR ≥ 11% 9,5% ≤ CAR < 11% 8% ≤ CAR < 9,5% 6,5% ≤ CAR < 8% CAR < 6,5%
30
b. Kualitas Aset (Assets Quality)
Aktiva Produtif adalah penempatan dana BPRS dalam rupiah
berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan, piutang, ijarah
dan penempatan dana pada bank lain. Indikator kualitas aktiva produktif
terdiri dari lancar, kurang lancar, diragujan dan macet atau disebut
dengan kolektabilitas.
1) Rasio kualitas aktiva produktif atau earning asset quality (EAQ)
(Rasio Utama) yaitu untuk mengukur proporsi aktiva produktif yang
tidak diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif.
EAQ = 1 −Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
Aktiva Produktif
Aktiva Produktif yang diklasifikasikan yaitu aktiva produktif yang
mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau
menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
- 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar
- 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan
- 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 EAQ ≥ 93% 90% ≤ EAQ ≤ 93% 87% ≤ EAQ < 90% 84% ≤ EAQ < 87% EAQ < 84%
2) Rasio pembiayan bermasalah (Rasio Penunjang) yaitu mengukur
proporsi pembiayaan bermasalah terhadao total pembiayaan yang
disalurkan atau sering disebut dengan NPF (Non Performing Finance)
31
NPF = JPB
JP
JPB = Jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektibilitas Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet
JP = Jumlah pembiayaan yang dimiliki oleh bank
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 NPF ≤ 7% 7% < NPF ≤ 10% 10% < NPF < 13% 13% < NPF < 16% NPF > 16%
c. Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk
memgukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional
perusahaannya.
1) Rasio Efisiensi Operasional (ROE) (Rasio utama) yaitu mengukur
efisiensi operasi BPRS.
REO = BO
PO
BO = Beban Operasional yaitu beban yang dikeluarkan oleh bank
untuk membiayai operasional bank, tidak termasuk bagi hasl
kepada dana pihak ketiga.
PO = Pendapatan Operasional yaitu pendapatan operasional yan
diterima oleh bank setelah dikurangi denga bagi hasil kepada
dana pihak ketiga.
32
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 REO ≥ 83% 83% < REO ≤ 85% 85% < REO < 87% 87% < REO < 89% REO > 89%
2) Return on Assets (ROA) (Rasio Observed) yaitu mengukur tingkat
kemampuan bank memperoleh laba atas aset yang dimiliki.
ROA = EBT
TA
EBT = Earning Before Tax adalah laba yang diperoleh bank sebelum
perhitungan pajak.
TA = Total Aset yang dimiliki bank
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 ROA ≥ 1,45% 1,21 % < ROA ≤ 1,45% 0,99% < ROA < 1,21% 0,76% < ROA < 0,99% ROA ≤ 0,76%
3) Return on Equity (ROE) (Rasio Observed) yaitu mengukur tingkat
kemampuan bank memperoleh laba atas modal yang dimiliki.
ROE = EAT
PIC
EAT = Earning After Tax adalah laba yang diperoleh bank setelah
perhitungan pajak.
PIC = Pic in Capital adalah modal disetor yang dimiliki oleh bank.
d. Likuiditas (Liquidity)
Likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya berupa kewajiban segera harus dibayar dengan harta
lancarnya.
33
1) Cash Ratio (CR) (Rasio utama) yaitu mengukur kemampuan alat
likuid bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
CR = Kas dan Setara Kas
Kewajiban Lancar
Kas dan Setara Kas = Kas, giro dan tabungan pada bank lain
Kewajiban Lancar = tabungan, deposito, kewajiban kepada bank lain
Kriteria penilaian peringkat:
1 2 3 4 5 CR ≥ 4,8% 4,05% ≤ CR < 4,8% 3,3% ≤ CR < 87% 2,55% ≤ CR < 3,3% CR< 2,55%
e. Manajemen (Management)
Penilaian manajemen merupakan penilaian kualitatif terhadap
kemampuan manajerial pengurus BPRS untuk menjalankan usaha
termasuk komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain,
kecukupan manajemen risiko, dan kepatuhan BPRS terhadap prinsip
syariah dan pelaksanaan fungsi sosial, berupa peranan bank dalam
pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah (ZIS), wakaf uang dan lain-lain
yang relevan. Peringkat komponen faktor manajemen ditetapkan 4
peringkat yaitu peringkat A, B, C dan D. Peringkat A mencerminkan
kulitas tata kelola paling baik dan peringkat D mencerminkan kulitas tata
kelola paling buruk.
Berdasarkan pasal 8 PBI No.9/17/PBI/2007 dalam penilaian faktor
keuangan, digunakan angka 1 sampai 5 untuk mempresentasikan hasil
34
pengukuran kinerja BPRS. Adapun secara lebih rinci mengenai penetapan
peringkat standar penilaian BPRS adalah sebagai berikut:
a. Peringkat faktor keuangan 1, mencerminkan bahwa kondisi BPRS
memiliki kinerja keuangan yang sangat baik, yaitu BPRS memiliki
kemampuan menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang tinggi
sehingga mampu berkembang optimal.
b. Peringkat faktor keuangan 2, mencerminkan bahwa kondisi BPRS
memiliki kinerja keuangan yang baik, yaitu BPRS memiliki kemampuan
menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang cukup tinggi
sehingga mampu berkembang.
c. Peringkat faktor keuangan 3, mencerminkan bahwa kondisi BPRS
memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, yaitu BPRS memiliki
kemampuan menghasilkan laba dan tingkat efisiensi operasi yang sedang
namun BPRS masih memiliki beberapa kelemahan dalam pengelolaan
BPRS yang dapat menurunkan kondisi keuangan BPRS.
d. Peringkat faktor keuangan 4, mencerminkan bahwa kondisi BPRS
memiliki kinerja keuangan yang kurang baik, yaitu BPRS mengalami
kesulitan keuangan yang berpotensi mebahayakan kelangsungan usaha.
e. Peringkat faktor keuangan 5, mencerminkan bahwa kondisi BPRS
memiliki kinerja keuangan yang tidak baik, yaitu BPRS mengalami
kesulitan keuangan yang membahayakan kelangsungan usaha dan kecil
kemungkinan untuk dapat diselamatkan.
35
B. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
1. Hubungan LNDEPO terhadap Tingkat Efisiensi
Market share diproksikan dengan log natural deposito atau dana
pihak ketiga yang dimiliki oleh BPRS diduga memiliki pengaruh terhadap
tingkat efisiensi teknis BPRS. Gunes (2016) menjelaskan bahwa bank
dengan jumlah dana pihak ketiga yang besar dapat menarik lebih banyak
dana pihak ketiga dari nasabah. BPRS yang besar memungkinkan menarik
lebih banyak dana pihak ketiga. BPRS yang mampu menarik dana pihak
ketiga lebih banyak akan menjadikan BPRS tersebut lebih efisien.
2. Hubungan NIE/TA terhadap Tingkat Efisiensi
Manajemen operasional BPRS diproksikan dengan Non Interest
Expense/Total Assets diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat efisiensi
teknis BPRS. Sufian (2009) mengungkapkan bahwa manajemen operasional
merupakan prasyarat untuk meningkatkan efisiensi sistem perbankan.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa manajemen operasional BPRS yang
mencerminkan kerja, jumlah upah dan gaji, serta biaya dalam menjalankan
operasional bank. Bila semakin tinggi manajemen operasional BPRS, maka
semakin rendah tingakt efisiensi BPRS tersebut. Berbagai studi juga
mendukung hubungan ini diantaranya Sufian (2009) dan Gunes (2016).
3. Hubungan NII/TA terhadap Tingkat Efisiensi
Mengukur strategi diversifikasi BPRS diproksikan dengan Non
Interest Interest/Total Assets diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat
efisiensi teknis BPRS. NII/TA mencerminkan kemampuan BPRS dalam
36
meningkatkan profitabilitas melalui kegiatan selain pendapatan bunga.
Sufian (2009) mengungkapkan bahwa ketika profitabilitas melalui kegiatan
selain pendapatan bunga BPRS suatu bank tinggi, maka mengindikasikan
kemapuan bank dalam meningkatkan efisiensi di dalam BPRS tersebut.
4. Hubungan Loan/Total Assets terhadap Tingkat Efisiensi
Kemampuan likuiditas bank diproksikan dengan Loan/Total Assets
diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis BPRS.
LOAN/TA mencerminkan kemampuan bank dalam memenuhi kegiatan
operasinal bank menjadi produktif, yaitu bank haru mampu untuk
memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari bagi nasabah yang
membutuhkan pembiyaan dan kemampuan bank menanggapi penarikan
tunai. Sehingga apabila ada nasabah yang akan meminjam kepada bank dan
bank memberikan persyaratan pinjaman yang memudahkan nasabah, tentu
bank akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Sufian (2009) dan Gunes (2016).
C. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode waktu
yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak hal yang
tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Berikut ringkasan beberapa penelitian:
37
Tabel32.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No. Penulis Judul
Penelitian
Metodologi Hasil
1. Nizamulmulk
Gunes dan
Abdurrahman
Yilmaz
(2016)
Determinants
of the
Efficiencies in
Turkish
Banking
Sector (Tobit
Analysis)
Menggunakan
regresi tobit dengan
variabel yang
digunakan:
- Karakteristik bank
yang terdiri dari
LOANSTA
(likuiditas), LNTA
(ukuran bank),
LNDEPO (market
share), LLPTL
(resiko), NIETA
(manajemen
operasional),
EQASS (kecukupan
modal), ROA
profitabilitas).
- Faktor makro
ekonomi (kondisi
setalah krisis 2008,
dengan variabel
dummy).
- Bank syariah dan
bank konvensional
(dengan variabel
dummy).
Penelitian ini
menganalisis faktor
yang
mempengaruhi
efisiensi bank di
Turki selama tahun
2007-2013
menggunakan
regresi tobit.
Hasilnya, ukuran
bank, resiko,
manajemen
operasional bank
berdampak negatif
terhadap efisiensi
perbankan. Market
share, profitabilitas
memiliki pengaruh
positif terhadap
efisiensi
perbankan.
2. Muhammad
Israr Khan
dan Idrees
Ali Shah
(2015)
Cost
Efficiency and
Total Factor
Productivity
of Islamic and
Conventional
Banks in
Pakistan
Menggunakan DEA
dan analisis regresi
tobit.
Variabel DEA yang
digunakan:
- Input: biaya
tenaga kerja, aset
tetap dan dana
pihak ketiga.
- Output: total
pembiayaan,
pendapatan lain dan
investasi.
Variabel tobit yang
Penelitian ini
mengukur efisiensi
17 bank syariah,
bank konvensional
di Pakistan selama
periode 2007-2011
ditemukan hasil
bank syariah
kurang efisien
dibandingkan bank
konvensional.
Hasil regresi Tobit
menunjukkan
bahwa faktor ROE
dan utang memiliki
38
digunakan:
ROE, Debt, Ukuran
bank, Deposits.
dampak signifikan
pada efisiensi biaya
dan menunjukkan
positif hubungan
dengan efisiensi
biaya.
3. Khalad M. S.
Alrafadi,
Badrul
Hisham
Kamaruddin
dan Mazila
Md Yusuf
(2014)
Efficiency and
Determinants
in Libyan
Banking
Menggunakan DEA
dan analisis regresi
tobit.
Variabel DEA yang
digunakan:
- Input: biaya
tenaga kerja, aset
tetap dan dana
pihak ketiga.
- Output: total
pembiayaan dan
laba setelah pajak.
Variabel regresi
tobit yang
digunakan:
ROA
(profitabilitas),
Resiko, Ukuran
Operasi, LNDEPO
(market share),
EQASS (kecukupan
modal), Bank
Pemerintah,
Merger, Struktur
Kepemilikan
Penelitian ini
mengukur efisiensi
17 bank di Libya
selama periode
2004-2010.
Hasil penentu
efisiensi
menggunakan tobit
menunjukkan
hubungan positif
ROA, ukuran
operasi, kecukupan
modal, dan bank
pemerintah terkait
(kepemilikan
pemerintah)
terhadap efisiensi
perbankan.
4. Abdul Rahim
Abdul
Rahman dan
Romzie
Rosman
(2013)
Efficiency of
Islamic
Banks: A
Comparative
Analysis of
MENA and
Asian
Countries
Menggunakan DEA
dan analisis regresi.
Variabel DEA yang
digunakan:
- Input: biaya
tenaga kerja, aset
tetap dan dana
pihak ketiga.
- Output: total
pembiayaan dan
investasi
Penelitian ini
menganalisis
efisiensi 63 bank
syariah di Timur
Tengah, Afrika
Utara dan Asia
selama tahun 2006-
2009. Hasil
penelitian
menunjukkan bank
syariah di Asia
relatif lebih efisien
dibandingkan
39
Variabel regresi
yang digunakan:
ROA
(profitabilitas),
lnTA (ukuran
bank), EQTA
(kecukupan modal)
dan lnGDP (kondisi
ekonomi).
dengan Timur
Tengah dan Afrika
Utara.
Penelitian ini juga
menilai faktor
manajemen bank
dan kondisi
ekonomi yang
mempengaruhi
efisiensi bank,
hasilnya ditemukan
bahwa faktor
manajemen bank
mempunyai
pengaruh paling
signifikan terhadap
efisiensi suatu
perbankan.
5. Muhamad
Nadratuzzam
an Hosen dan
Syafaat
Muhari
(2013)
Efficiency of
the Sharia
Rural Bank in
Indonesia
Lead to
Modified
CAMEL
Metode analisis
SFA, DEA dan
CAMEL.
Variabel SFA:
Input (price of fund
dan price of
labour).
Output
(pembiayaan dan
penempatan pada
bank lain).
Envorimental
factors (equity over
tatal assets dan
NPL).
Metode DEA
menggunakan
model CRS dan
pendekatan aset
Variabel DEA:
Input (beban tenaga
kerja, beban bagi
hasil, beban lain-
lain, penyusutan,
amortisasi).
Hasil menunjukkan
bahwa berdasarkan
korelasi spearman
tingkat efiensi 73
BPRS pada periode
kuartal II Juni 2011
- kuartal I Maret
2013; dengan
menggunakan
metode SFA tidak
mempunyai
hubungan yang
nyata dengan
analisis kesehatan
bank CAMEL,
sedangkan tingkat
efisensi BPRS
dengan metode
DEA menmpunyai
keterikatan yang
lemah dan nyata
dengan analisis
kesehatan bank
CAMEL.
40
Output (pendapatan
bagi hasil dan
pendapatan lain-
lain).
6. Ong Tze San,
Lin Yee
Theng dan
The Boon
Heng (2011)
A Comparison
on Efficiency
of Domestic
and Foreign
Banks in
Malaysia: A
DEA
Approach
Menggunakan DEA
dan analisis regresi
tobit.
Variabel DEA yang
digunakan:
- Input: biaya
tenaga kerja, aset
tetap dan dana
pihak ketiga.
- Output: total
pembiayaan dan
total investasi.
Variabel tobit yang
digunakan:
Modal, Kualitas
Pinjaman, Beban,
Profitabilitas,
Ukuran Aset,
Likuiditas.
Penelitian ini
menganalisis
efisiensi 9 bank
BUMN dan 12
bank asing di
Malaysia selama
tahun 2002-2009.
Hasilnya
ditemukan bahwa
bank BUMN
Malaysia lebih
efisien
dibandingkan bank
asing yang ada di
Malaysia.
Tahap kedua dari
hasil empiris
didasarkan pada
model Tobit, yang
menunjukkan
bahwa efisiensi
bank-bank di
Malaysia
dipengaruhi oleh
kekuatan modal,
kualitas kredit,
beban dan ukuran
aset.
7. Rahmat
Hidayat
(2011)
Kajian Efisien
Perbankan
Syariah di
Indonesia
(Pendekatan
Data
Envelopment
Analysis)
Menggunakan
DEA.
Variabel DEA yang
digunakan:
- Input: biaya
tenaga kerja, aset
tetap dan dana
pihak ketiga.
- Output: total
pembiayaan dan
surat berharga.
Penelitian ini
menganalisis
efisiensi 3 bank
usaha syariah
(BUS) dan 6 unit
usaha syariah
(UUS) di Indonesia
dengan metode
DEA. Hasilnya
didapatkan bahwa
BUS lebih efisien
dibanding UUS.
41
8. Fadzlan
Sufian (2009)
Determinants
of Bank
Efficiency
During
Unstable
Macroeconom
ic
Environment:
Empirical
Evidence from
Malaysia
Menggunakan
metode analisis
DEA dan analisis
model Tobit.
-Variabel DEA:
Input: biaya tenaga
kerja dan aktiva
tetap.- Output:
Total pembiayaan
dan investasi.
- Variabel Tobit
yang digunakan:
- Karakteristik bank
yang terdiri dari:
ROA
(profitabilitas),
LNDEPO (market
share), LOANSTA
(likuiditas), LNTA
(ukuran bank),
LLPTL (resiko),
NIITA (strategi
diversifikasi bank),
NIETA
(manajemen
operasional) dan
EQASS (kecukupan
modal),
- LNGDP (kondisi
ekonomi.
- Kepemilikan
(variabel dummy
untuk bank asing
atau bukan, bank
pemerintah atau
bukan)
- Wilayah (variabel
dummy untuk bank
Amerika atau
bukan, bank Eropa
atau bukan dan
bank Asia atau
bukan).
Penelitian ini
mengukur efisiensi
bank di Malaysia
setelah krisis tahun
1997 dengan
menggunakan 3
pendekatan DEA,
yaitu pendekatan
intermediasi,
pendekatan nilai
tambah dan
pendekatan
operasional.
Hasilnya
menunjukkan
Pendekatan telah
digunakan untuk
membedakan
bagaimana skor
efisiensi bervariasi
dengan perubahan
input
dan output.
Hasil analisis tobit
menujukkan
LNDEPO, LLPTL,
NIETA dan
EQASS memiliki
hubungan yang
negatif dengan
hasil efisiensi
DEA. Sedangkan
LOANSTA, LNTA dan NIITA memiliki hubungan
yang positif dengan
hasil efisiensi
DEA.
Kumpulan Penelitian Terhadulu
42
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan telah pustaka di atas, maka perumusan
hipotesis yang akan diteliti dapat ditunjukkan dalam kerangka pemikiran
sebagai berikut:
43
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Nilai Efisiensi BPRS
Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat
Syariah di Indonesia tahun 2013-2015
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Efisiensi Menggunakan
Model Tobit
Model: EFFi = β1 + β2LNDEPO +
βNIE/TA + βNII/TA + βLOAN/TA +
εi
Hasil dan Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Variabel Input:
- Total Simpanan
- Aset Tetap
- Biaya Tenaga Kerja
Variabel Output:
- Pembiayaan
- Investasi
Pengkuran Tingkat Efisiensi Menggunakan Pendekatan
Data Envelopment Analysis (DEA)
Uji Beda: Wilcoxon Signed Ranks Test
Perbadingan dengan
Efisiensi Bank
Menggunakan Rasio
BOPO
44
E. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Pertama, mengukur
tingkat efisiensi BPRS menggunakan metode DEA. Kedua menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi menggunakan regresi tobit dan
membandingkan pengukuran efisiensi DEA dengan metode pengukuran
kesehatan bank CAMEL. Sesuai dengn teori dan kerangka pemikiran, maka
hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara
terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut:
Ha1 = Tingkat efisiensi BPRS di Indonesia relatif stabil.
Ha2 = Terdapat pengaruh market share, manajemen operasional,
kemampuan diversivikasi dan likuiditas secara simultan terhadap
efisiensi BPRS Indonesia.
Ha3 = Metode pengukuran efisiensi DEA lebih baik dari rasio efisiensi
bank BOPO.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah dengan rentang waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
Pemilihan tahun ini didasarkan pada mulai berlakunya peraturan
No.14/22/PBI/2012 mengenai kewajiban bank umum untuk menyalurkan
kredit dengan pangsa minimal 20% secara bertahap dalam rangka
pengembangan UMKM. yang mulai berlaku sejak 21 Desember 2012.
Pada penelitian ini menggunakan two stage data envelopment analysis
(DEA) dan analisis kesehatan bank CAMEL. Maka, pertama kali adalah
menghitung nilai efisiensi dari masing-masing objek, lalu menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja efisiensi bank dengan analisis regresi
tobit. Variabel DEA yang digunakan dalam penelitian ini variabel input dan
variabel output. Variabel input yang terdiri dari Simpanan, Aset, dan Biaya
Tenaga Kerja. Variabel output terdiri dari Pembiayaan dan Investasi. Pada
analisis regresi tobit, hasil nilai efisiensi menjadi variabel terikat sedangkan
market share, manajemen operasional, kemampuan diversivikasi dan likuiditas
sebagai variabel bebas.
Setelah mengetahui hasil efisiensi DEA dan faktor yang
mempengaruhinya, selanjutnya adalah membandingkan hasil efisiensi DEA
dengan rasio efisiensi bank BOPO, untuk mengevaluasi hasil pengukuran
kesehatan bank menggunakan metode CAMEL yang telah secara resmi
46
digunakan dalam mengukur kinerja BPRS. Namun, dalam penelitian ini
penilaian faktor manajemen pada CAMEL tidak digunakan karena memang
tidak mampu untuk melihatnya dari luar BPRS. Sehingga, penelitian ini hanya
mengukur analisis kesehatan BPRS dari sisi rasio keuangannya yang meliputi
capital), assets quality, earning dan liquidity (CAEL).
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2013-2015
yaitu sebanyak 160 BPRS.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling). Kriteria sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia selama periode
pengamatan 2013-2015. Pemilihan BPRS dibagi menjadi berdasarkan
daerah operasional, yaitu berjumlah 22 provinsi yang terdiri atas kota dan
kabupaten. Beberapa kota dan kebupaten memiliki memiliki BPRS.
Maka dipilihlah satu BPRS di setiap kota atau kabupaten dari setiap
provinsi.
b. Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang menyajikan laporan keuangan
secara lengkap selama kuartal I tahun 2013 sampai kuartal IV tahun 2015
47
dan telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
c. Tidak memiliki nilai atau bobot negatif pada variabel input-output dan
variabel bebas di dalam laporan keuangan BPRS (Syarat analisis efisiensi
dengan metode DEA). Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya nilai
ekstrim saat perhitungan.
Kriteria pengambilan sampel BPRS, merupakan representatif
BPRS seluruh Indonesia dari beberapa setiap kota atau kabupaten dari setiap
provinsi yang meliputi wilayah bagian barat, tengah serta timur Indonesia
(Lampiran 1).
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa laporan keuangan publikasi Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan
merupakan laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dari
kuartal I tahun 2013 hingga kuartal IV tahun 2015.
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis kuantitatif.
Fokus penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang
berlangsung secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah permasalahan
menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka.
1. Data Envelopment Analysis (DEA): First Stage
Tahap pertama (first stage) penelitian ini adalah menghitung
tingkat efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) menggunakan uji
48
statistik non-parametrik dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, Rhodes (CCR) pada
tahun 1978. Model yang pertama kali dikembangkan adalah model dengan
asumsi constant return to scale (CRS) atau biasa disebut model CCR
(Charnes-Cooper-Rhodes). Dalam model constant return to scale setiap
decision making unit (DMU) akan dibandingkan dengan seluruh DMU yang
ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal DMU
adalah sama. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat
menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit
efficiency untuk setiap DMU.
Pengukuran tingkat efisiensi dibatasi dalam rentang nilai 0 sampai
dengan 1 dan bobot nilai harus positif. Melalui persamaan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio
mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan
efisiensi bank semakin rendah. Secara umum model tersebut adalah sebagai
berikut:
DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk
mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dengan
menggunakan banyak input dan banyak output, dimana penggabungan input
49
dan output tersebut tidak mungkin dilakukan melalui pendekatan lain.
Efisiensi relatif adalah efisiensi suatu bank dibandingkan dengan bank lain
dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama.
DEA adalah pengembangan programasi linear dengan dibantu
paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti Banxia Frontier
Analysis (BFA), Data Envelopment Analysis Program (DEAP) 2.1,
Warwick for Data Envelopment Analysis (WDEA). Pada penelitian ini akan
menggunakan software WDEA. Pada intinya setiap software tersebut akan
mengarah pada hasil yang sama.
2. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Menggunakan Regresi
Tobit : Second Stage
Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak
terbatas nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured;
semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak
ada autocorrelation; tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas
yang sempurna; dan model matematis yang digunakan menjadi tepat.
Alasan penggunaan metode Tobit dalam penelitian ini karena data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang censored, yaitu
nilai dari variabel tidak bebas, yaitu tingkat efisiensi teknis, dibatasi dan
hanya boleh berkisar antar 0 sampai 100. Jika metode OLS digunakan
dengan data tersebut, maka hasil regresi akan menjadi bias dan tidak
konsisten. Adapun formulasi regresi tobit secara umum adalah sebagai
berikut:
50
Y = β’X + εi
Dimana:
Y: vektor dari variabel tak bebas
X: matriks dari variabel bebas
β: vektor parameter yang nilainya belum diketahui
εi: residual model yang mengikuti distribusi normal tersensor (0,
σ2)
Melalui formulasi tersebut, dibentuklah model dalam penelitian ini
yang dipergunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi.
EFF = β + β1LNDEPO + β2NIE/TA + β3NII/TA + β4LOAN/TA + εi
Dimana:
EEF = score total efisiensi
LNDEPO = log natural DEPO, mengukur market share bank
NIE/TA = Non Interest Expense/Total Assets, mengukur manajemen
operasional bank
NII/TA = Non Interest Interest/Total Assets, mengukur strategi
diversifikasi bank
LOAN/TA= Loan/Total Assets, mengukur kemampuan likuiditas bank
3. Pengukuran Kesehatan BPRS CAELS dan Metode Uji Beda Wilcoxon
Signed Ranks Test
Dalam penelitian ini selain digambarkan mengenai tingkat efisiensi
terhadap BPRS melalui prosedur two-stage data envelopment analysis, akan
51
dilakukan perbandingan antara hasil pada metode pengukuran tingkat
efisiensi DEA dengan metode pengukuran kesehatan CAMEL. Pengukuran
ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.9/17/PBI/2007 tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Pada penelitian ini hanya mengukur CAEL. Adapun alasan
penggunaan metode CAEL dengan tidak menggunakan komponen “M”
yang dikenal dengan CAMELS dikarenakan pada metode CAMEL yang
digunakan di Indonesia terdapat adanya perbedaan perlakuan dalam
penilaian faktor finansial yang digabung menjadi CAEL dan faktor
manajemen. Selain itu, agar hasil metode DEA dapat diintegrasikan pada
metode CAEL, maka hasil pada metode DEA dibagi menjadi 5 kategori,
yaitu:
a. Kategori “1”: 100% (Sangat Efisien)
b. Kategori “2”: 80% s/d 99.99% (Efisien)
c. Kategori “3”: 60% s/d 79.99% (Cukup Efisien)
d. Kategori “4”: 40% s/d 59.99% (Tidak Efisien)
e. Kategori “5”: 0% s/d 39.9% (Sangat Tidak Efisien)
Sedangkan dalam manganalisis perbandingan antara hasil metode
DEA dan rasio BOPO digunakan metode uji beda wilcoxon signed rank test.
Metode Uji Beda wilcoxon signed ranks test merupakan uji non parametrik
yang tidak mensyaratkan distriibusi data normal yang digunakan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok sampel yang
berpasangan.
52
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, pemilihan variabel input dan output untuk
mengukur tingkat efisiensi menggunakan metode Data Envelopment Analysis
(DEA) pada First Stage menggunakan pendekatan intermediasi. Penentuan
input dan output dalam penelitian ini mengacu kepada penelitian terdehulu.
Variabel input (I) yang digunakan dalam penelitian ini meliputi DPK (I1), aset
tetap (I2), dan biaya tenaga kerja (I3) mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Khan (2015), Khalad (2014), Abdul (2013), Ong (2011), Rahmat (2011)
dan Sufian (2009). Variabel output (O) yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi adalah Pembiayaan (O1) dan Investasi (O2) yang mengacu pada
penelitian Abdul (2013), Ong (2011) dan Sufian (2009). Variabel pada
penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Operasional Variabel DEA
Variabel Definisi Pengukuran
Inp
ut
Simpanan
Dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank berdasarkan akad wadi’ah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dalam bentuk tabungan dan
deposito.
Total
Simpanan
Aset Tetap
Aset bank dengan masa pakai diatas satu
tahun, dimaksudkan untuk tidak dijual guna
menunjang kegiatan operasional bank, antara
lain tanah, gedung dan peralatan yang dimiliki
atau di sewa.
Total Aset
Tetap
Biaya Tenaga
Kerja
Jumlah gaji yang dibayarkan kepada para
pekerja.
Total Beban
Personalia
53
Ou
tpu
t
Pembiayaan
Produk utama bank sebagai lembaga
intermediasi yang menghubungkan antara
surplus unit kepada deficit unit untuk
mengukur kemmapuan manajemen bank
dalam menghasilakn produk pembiayaan
dalam meningkatkan keuntungan.
Total
Pembiayaan
Investasi
Investasi yang dimiliki bank untuk
menyimpan beberapa sekuritas yang berbeda
(diversifikasi) untuk membagi atau
mengurangi tingkat resiko bank.
Total
Investasi
Sedangkan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat efisiensi DEA (second stage) mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Gunes (2016) dan Sufian (2009), dijelaskan pada tabel 3.2 sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi DEA
Variabel Definisi Pengukuran
EFF (Y)
Hasil dari pengukuran
perbandingan input dan output pada
first stage DEA
Output
Input
LNDEPO (Market
Share) (X1) Rasio yang dipergunakan untuk
mengukur market share BPRS.
Natural Logaritma Total
Simpanan
NIE/TA
(Manajemen
Operasional) (X2)
Rasio yang dipergunakan untuk
mengukur manajemen operasional
BPRS
Beban Non Bunga
Total Aset
NII/TA (Strategi
Diversifikasi)
(X3)
Rasio yang dipergunakan untuk
mengukur strategi diversifikasi
bank.
Pendaptan Non Bunga
Total Aset
LOAN/TA
(Likuiditas) (X4)
Rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan likuiditas
BPRS.
Pembiayaan
Total Aset
54
Setelah menghitung faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
efisiensi BPRS di Indonesia. Selanjutnya adalah menghitung kesehatan BPRS
menggunakan metode CAMEL, serta mengkaitkannya dengan hasil efisiensi
DEA dengan komposisi sesuai tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Faktor-faktor Tingkat Kesehatan BPRS dan Bobotnya
No. Faktor yang
Dinilai
Komponen Bobot
1 Capital CAR = Modal Inti+Pelengkap
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 25%
2 Assets
EAQ = 1 −Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
Aktiva Produktif
35%
NPF = Jumlah Pembiayaan KL,D,M
Jumlah Pembiayaan 10%
3 Rentability
REO = Beban Operasional
Pendapatan Operasional 10%
ROA = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑇𝑎𝑥
Total Aset
2,5%
ROE = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑃𝑖𝑐 𝑖𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 2,5%
4 Liquidity CR = Kas dan Setara Kas
Kewajiban Lancar 15%
Sumber: PBI No.9/17/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan BPRS
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sebelum sampai pada hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta menguji hasil perhitungan efisiensi DEA dengan rasio
efisiensi bank BOPO. BPRS yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari 9
(Sembilan) BPRS dari berbagai kota dan kabupaten di Indonesia. BPRS pada
penelitian ini merupakan representatif BPRS seluruh Indonesia dari beberapa
setiap kota atau kabupaten dari setiap provinsi yang meliputi wilayah bagian
barat, tengah serta timur Indonesia (Lampiran 1).
Berikut statistik ringkasan variabel yang akan diujikan pada tahap
pengukuran tingkat efisiensi pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Statistik Ringkasan Variabel Penelitian Tahun 2013-2015
N Minimum Maximum Mean
Dana Pihak Ketiga 108 Rp6.578.386 Rp40.6340.579 Rp57.970.689
Aset Tetap 108 Rp199.757 Rp22.098.021 Rp2.674.585
Biaya Tenaga Kerja 108 Rp79.780 Rp25.208.205 Rp2.549.646
Pembiayaan 108 Rp7.261.428 Rp334.185.252 Rp49.979.404
Investasi 108 Rp759.987 Rp138.687.141 Rp17.087.345
Valid N (listwise) 108
Sumber: Laporan Keuangan BPR Syariah, Bank Indonesia. Data Diolah
Statistik deskriptif di atas memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai
56
minimum, maksimum dan mean. Berdasarkan tabel 4.1 nilai N menunjukkan
banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 108 data,
yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2013 sampai dengan
2015. Data-data yang digunakan merupakan data laporan keuangan neraca dan
laba rugi BPRS yang terdaftar di Bank Indonesia.
Tabel 4.1 menunjukkan variabel input, yaitu variabel Dana Pihak
Ketiga yang dihimpun BPRS menunjukkan nilai rata-rata sebesar
Rp57.970.689 dengan nilai minimun sebesar Rp6.578.386 dari BPRS Tulen
Amanah dan nilai maksimum sebesar Rp406.340.579 dari BPRS Bangka.
Variabel Aset Tetap menunjukkan nilai rata-rata sebesar Rp2.674.585 dengan
nilai minimun sebesar Rp199.757 dari BPRS Cempaka Al Amin dan nilai
maksimum sebesar Rp22.098.021 dari BPRS Bangka. Variabel Biaya Tenaga
Kerja menunjukkan nilai rata-rata sebesar Rp2.549.646 dengan nilai minimun
sebesar Rp79.780 dari BPRS Tulen Amanah dan nilai maksimum sebesar
Rp25.208.205 dari BPRS Bangka.
Tabel 4.1 menunjukkan variabel output, yaitu variabel Pembiayaan
menunjukkan nilai rata-rata sebesar Rp49.979.404 dengan nilai minimun
sebesar Rp7.261.428 dari BPRS Tulen Amanah dan nilai maksimum sebesar
Rp334.185.252 dari BPRS Bangka. Variabel Investasi menunjukkan nilai rata-
rata sebesar Rp17.087.345 dengan nilai minimun sebesar Rp759.987 dari
BPRS Tulen Amanah dan nilai maksimum sebesar Rp138.687.141 dari BPRS
Bangka.
57
B. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah:
First Stage
Pada pembahasan ini akan ditampilkan tingkat efisiensi 9 (sembilan)
Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Melalui metode Data Envelopment Analysis
(DEA) selama kuartal I tahun 2013 sampai kuartal IV tahun 2015 maupun
tingkat efisiensi rata-rata yang dicapai oleh masing-masing BPRS selama
periode tersebut. Adapun data mengenai variabel input dan output dalam
mengukur tingkat efisiensi didapatkan melalui laporan publikasi Bank Umum
Syariah di Bank Indonesia. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam
metode DEA akan ditampilkan hasil pengukuran tingkat efisiensi melalui score
efisiensi dengan range 1-100. Score 100 menggambarkan kemampuan suatu
BPRS dalam mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilki. Sedangkan
bila score efisiensi semakin menjauhi 100 mengindikasikan suatu BPRS dapat
dikatakan inefisien dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya dan
belum mampu menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi secara
optimal.
Tabel 4.2 Rata-Rata Efisiensi BPRS di Indonesia
(dalam persen)
No Nama BPRS Tahun Rata-
Rata 2013 2014 2015
1 Hikmah Wakilah 97,48 98,62 100 98,70
2 Al Makmur 97,93 96,76 99,96 98,22
3 Bangka 99,84 99,37 100 99,73
4 Berkah Ramadhan 99,59 98,67 100 99,42
5 Cempaka Al Amin 85,41 97,41 100 94,27
6 Amanah Rabbaniah 98,55 99,11 100 99,22
7 Artha Leksana 99,96 98,49 100 99,48
58
8 Sarana Prima
Mandiri 95,51 96,99 98,73 97,08
9 Tulen Amanah 97,87 99,95 100 99,27
Rata-Rata 96,90 99,95 99,85
Sumber: Hasil olah data Warwick DEA
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, hasil perhitungan CRS DEA
menggunakan software Warwick DEA menunjukkan rata-rata BPRS di
Indonesia relatif efisien dari tahun 2013 hingga 2015, namun sempat terjadi
penurunan pada tahun 2014 walaupun tidak signifikan yaitu sebesar 1,17%,
kemudian meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 0,71%. Grafik mengenai
perkembangan efisiensi masing-masing BPRS di Indonesia dari tahun 2013-
2015 dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Efisiensi BPRS Tahun 2013-2015
Dapat terlihat pada Gambar 4.1, bahwa BPRS AL Makmur, BPRS
Bangka, Berkah Ramadhan, BPRS Artha Amanah Ummat sempat mengalami
97.48 97.93
99.84 99.59
85.41
98.55 99.96
95.51
97.87 98.62
96.76
99.37 98.67
97.41
99.11 98.49
96.99
99.95 100 99.96 100 100 100 100 100 98.73
100
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
Hikmah
Wakilah
Al Makmur Bangka Berkah
Ramadhan
Cempaka
Al Amin
Amanah
Rabbaniah
Artha
AmanahUmmat
Sarana
PrimaMandiri
Tulen
Amanah
2013 2014 2015
59
penurunan efisiensi pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan nilai efisiensi
kembali pada tahun 2015. Pada tahun 2014 BPRS Cempaka Al-Amin
mengalami peningkatan efisiensi yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya.
Sedangkan BPRS lainnya mengalami peningkatan efisiensi dari tahun ke tahun.
Bahwa rata-rata BPRS belum ada yang secara konsisten mendapat tingkat
efisiensi 100 sepanjang tahun 2013 hingga 2015. Namun bila melihat dari hasil
efisiensi BPRS kuartal I, II, III dan IV tahun 2013, ada beberapa BPRS yang
secara konsisten mendapat nilai efisiensi 100 pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013
(dalam persen)
No Nama BPRS Tahun 2013 Rata-
Rata TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
1 Hikmah Wakilah 100 95,07 97,3 97,57 97,48
2 Al Makmur 97,6 97,08 97,04 100 97,93
3 Bangka 100 100 100 99,36 99,84
4 Berkah Ramadhan 100 99,65 100 98,73 99,59
5 Cempaka Al Amin 100 81,79 81,3 78,58 85,41
6 Amanah Rabbaniah 100 100 94,87 99,34 98,55
7 Artha Leksana 100 100 99,84 100 99,96
8 Sarana Prima
Mandiri 100 95,67 88,93 97,47 95,51
9 Tulen Amanah 100 100 93,36 98,15 97,87
Sumber: Hasil Olah Data Warwick DEA
Berdasarkan Tabel 4.3 pada tahun 2013 tidak ada BPRS yang bekerja
mutlak mutlak efisien atau dengan kata lain mendapat nilai 1 atau 100%. BPRS
dengan nilai efisiensi terendah adalah Cempaka Al Amin dengan nilai efisiensi
85,41%. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pula bahwa selama tahun 2013
rata-rata BPRS mengalami inefisiensi yang berfluktuatif. Pada kuartal I hampir
60
seluruh BPRS mendapat nilai efisiensi sempurna yaitu 100%. Pada kuartal II
terjadi penurunan jumlah BPRS yang efisien, sehingga hanya ada 4 BPRS yang
efisien yaitu Bangka, Amanah Rabbaniah, Artha Leksana dan Tulen Amanah.
Pada kuartal III terjadi penurunan kembali jumlah BPRS yang efisien, sehingga
hanya menjadi 2 BPRS yang efisien yaitu Bangka dan Berkah Ramadhan.
Begitu pula pada kuartal IV hanya 2 BPRS yang efisien, yaitu Al Makmur dan
Artha Leksana.
Tabel 4.4 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014 (dalam persen)
No Nama BPRS Tahun 2014 Rata-
Rata TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
1 Hikmah Wakilah 100 98,67 95,83 100 98,62
2 Al Makmur 100 93,98 97,19 95,9 96,76
3 Bangka 100 99,44 99,01 99,06 99,37
4 Berkah Ramadhan 99,19 97,53 97,97 100 98,67
5 Cempaka Al Amin 92,04 100 100 97,62 97,41
6 Amanah Rabbaniah 100 100 97,07 99,4 99,11
7 Artha Leksana 100 94,86 99,13 100 98,49
8 Sarana Prima
Mandiri 100 100 96,46 91,51 96,99
9 Tulen Amanah 100 100 100 99,8 99,95
Sumber: Hasil Olah Data Warwick DEA
Berdasarkan Tabel 4.4 pada tahun 2014 BPRS yang memiliki nilai
efisiensi terendah adalah Al Makmur dengan nilai efisiensi 96,76%. Pada
kuartal I ada 2 BPRS yang inefisien yaitu Berkah Ramadhan dan Cempaka Al
Amin. Pada kuartal II terjadi penurunan jumlah BPRS yang efisien, sehingga
ada 4 BPRS yang efisien yaitu Cempaka Al Amin, Amanah Rabbaniah, Sarana
Prima Mandiri dan Tulen Amanah. Pada kuartal III, terjadi penurunan kembali
61
jumlah BPRS yang efisien, sehingga hanya 2 BPRS yang efisien yaitu
Cempaka Al Amin dan Tulen Amanah. Sedangkan pada kuartal IV, ada
peningkatkan jumlah BPRS yang efisien menjadi sebanyak 3 BPRS yaitu
Hikmah Wakilah, Berkah Ramadhan dan Artha Leksana.
Tabel 4.5 Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015
(dalam persen)
No Nama BPRS Tahun 2015 Rata-
Rata TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
1 Hikmah Wakilah 100 100 100 100 100
2 Al Makmur 100 100 99,87 100 99,96
3 Bangka 100 100 100 100 100
4 Berkah Ramadhan 100 100 100 100 100
5 Cempaka Al Amin 100 100 100 100 100
6 Amanah Rabbaniah 100 100 100 100 100
7 Artha Leksana 100 100 100 100 100
8 Sarana Prima
Mandiri 100 98,74 96,18 100 98,87
9 Tulen Amanah 100 100 100 100 100
Sumber: Hasil Olah Data Warwick DEA
Berdasarkan Tabel 4.5 pada tahun 2015 terdapat 7 BPRS yang bekerja
mutlak efisien atau dengan kata lain mendapat nilai 1 atau 100% efisien,
sehingga hanya 2 BPRS yang tidak efisien yaitu Al Makmur dan Sarana Prima
Mandiri. Pada kuartal I seluruh BPRS mendapat nilai efisiensi sempurna yaitu
100%. Pada kuartal II terdapat satu BPRS yang inefisien yaitu Sarana Prima
Mandiri. Pada kuartal III terjadi penurunan jumlah BPRS yang efisien,
sehingga ada 2 BPRS yang inefisien yaitu Al Makmur dan Sarana Prima
Mandiri. Sedangkan pada kuartal IV seluruh BPRS mendapat nilai efisiensi
sempurna 100% kembali.
62
C. Analisis Inefisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Salah satu dari kelebihan metode Data Envelopment Analysis (DEA)
adalah dapat menampilkan analisis inefisieni suatu DMU. Dalam analisis
tersebut akan diperlihatkan kontribusi pencapaian masing-masing variabel,
input maupun output yang dimiliki suatu DMU dalam membentuk sebuah
nilaiefisiensi. Inefisiensi dari sebuah DMU atau dalam hal ini Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) dapat terjadi karena kontribusi salah satu atau seluruh
variabel yang tidak maksimal dalam membentuk nilaiefisiensi pada masing-
masing BPRS selama periode waktu penelitian. Adapun nilaiyang dihasilkan
melalui metode DEA dalam mengukur tingkat efisiensi teknis dihasilkan dalam
rentang 0-100. DMU dikatakan efisien apabila mendapatkan nilai sama dengan
1 atau 100%.
Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara input dan
output pada masing-masing DMU. Apabila penelitian berorientasi input, DMU
yang mendapatkan nilai efisiensi 1 atau 100%, artinya DMU tersebut tidak
melakukan pemborosan terhadap penggunaan input-inputnya. Kemudian
apabila suatu penelitian berorientasi output, DMU mendapatkan nilai 1 atau
100%, artinya DMU tersebut mampu memanfaatkan potensi kemampuan
produksi yang dimiliki secara optimal sehingga mampu mencapai tingkat input
yang efisien. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan berorientasi output,
analisis inefisien akan digambarkan melalui tabel dengan hanya menampilkan
BPRS yang mengalami inefisien pada tahun tersebut. Setelah menampilkan
data inefisien BPRS, maka akan dapat terlihat variabel mana dalam
63
pengukuran efisiensi yang dalam kontribusinya lebih sering mengalami
inefisien selama waktu penelitian baik itu variabel input maupun output.
Adapun beberapa input dan output dalam metode pengukuran DEA adalah:
Dana Pihak Ketiga (I1), Aset Tetap (I2), Biaya Tenaga Kerja (I3), Pembiayaan
(O1) dan Investasi (O2).
Tabel44.6 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013
(dalam persen)
BPRS Score
Efisiensi
Input Output
I1 I2 I3 O1 O2
Kuartal I Tahun 2013
Al Makmur 97,6 96,5 100 100 97,6 97,6
Kuartal II Tahun 2013
Hikmah Wakilah 95,07 100 100 100 95,1 93,6
Al Makmur 97,08 100 100 100 97,1 45,4
Berkah Ramadhan 99,65 100 16,4 100 99,7 99,7
Cempaka Al Amin 81,79 100 96,4 100 81,8 73,5
Sarana Prima
Mandiri
95,67 100 100 85,2 95,7 95,7
Kuartal III Tahun 2013
Hikmah Wakilah 97,3 100 99,9 67,2 97,3 97,3
Al Makmur 97,04 100 100 69,6 97 91,4
Cempaka Al Amin 81,3 91,6 100 100 81,4 81,4
Amanah
Rabbaniah
94,87 100 90 58,7 94,9 94,9
Artha Laksana 99,89 89,1 100 100 99,1 99,1
Sarana Prima
Mandiri
88,93 100 100 62,7 88,9 87,5
Tulen Amanah 93,36 100 100 78,9 93,4 75,7
Kuartal IV Tahun 2013
Bangka 99,36 100 100 32,6 99,4 99,4
Berkah Ramadhan 98,73 100 81,6 87,3 98,7 98,7
Cempaka Al Amin 78,58 97,7 100 78,8 78,6 70,5
Amanah
Rabbaniah
99,34 100 94,2 39,4 99,3 99,3
Sarana Prima
Mandiri
97,47 100 100 38,5 97,5 97,5
Tulen Amanah 98,15 100 100 66,9 98,2 98,2
64
Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6, pada tahun 2013 kuartal I
terdapat 1 BPRS yang inefisien yaitu Al Makmur, hal tersebut terjadi karena
penggunaan variabel input dan output yang kurang optimal. Inefisien terbukti
dari variabel input dana pihak ketiga sebesar 96,5%, output pembiayaan dan
investasi yang dihasilkan 97,6%. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Al
Makmur harus mengurangi dana pihak ketiga 3,5%, seta harus meningkatkan
pembiayaan dan investasi sebesar 2,5%.
Pada kuartal II BPRS Cempaka Al Amin memperoleh nilai inefisiensi
terendah sebesar 81,79%. Inefisien terbukti dari variabel input aset tetap
sebesar 96,4% sehingga perlu mengurangi sebesar 3,6%. Pada output
pembiayaan harus meningkatkan 22,3% lagi dan 36% lagi untuk output
investasi. Di kuartal II BPRS Cempaka Al Amin masih memperoleh nilai
inefisiensi terendah sebesar 81,3%. Inefisien terbukti dari variabel input
pembiayaan sebesar 91,6% sehingga perlu mengurangi sebesar 8,4%. Pada
output pembiayaan dan investasi harus meningkatkan 22,9% lagi.
Pada kuartal IV BPRS Cempaka Al Amin masih memperoleh nilai
inefisiensi terendah sebesar 78,58% hal tersebut terjadi karena penggunaan
variabel input dan output yang kurang optimal. Inefisien terbukti dari variabel
input pembiayaan yang harus dikurangi sebesar 2,3% dan mengurangi sebesar
21,2% biaya tenaga kerja. Pada variabel output pembiayaan harus ditingkatkan
27,3% dan untuk variabel output invetasi harus ditingkatkan 41,8%.
65
Tabel 4.7 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014
(dalam persen)
BPRS Score
Efisiensi
Input Output
I1 I2 I3 O1 O2
Kuartal I Tahun 2014
Berkah Ramadhan 99,19 100 65,8 100 99,2 99,2
Cempaka Al Amin 92,04 100 94,1 100 92 92
Kuartal II Tahun 2014
Hikmah Wakilah 98,67 99,9 100 100 98,7 98,7
Al Makmur 93,98 100 93,8 87,8 94 94
Bangka 99,44 100 92,1 78 100 97,9
Berkah Ramadhan 97,53 100 23,9 100 97,5 97,5
Artha Laksana 94,86 100 100 100 94,9 94,0
Kuartal III Tahun 2014
Hikmah Wakilah 95,83 100 100 65,6 95,8 95,8
Al Makmur 97,19 100 94,5 100 97,2 97,2
Bangka 99,01 100 92,2 73,2 99 99
Berkah Ramadhan 97,97 100 100 100 98 98
Amanah
Rabbaniah
97,07 100 82,5 65,2 97,1 97,1
Artha Laksana 99,13 89,1 100 100 99,1 99,1
Sarana Prima
Mandiri
96,46 100 97,3 65,3 96,5 88,1
Kuartal IV Tahun 2014
Al Makmur 95,9 100 100 84,4 95,9 93,2
Bangka 99,06 100 85,7 77,3 99,1 99,1
Cempaka Al Amin 97,62 86,4 100 70,5 97,6 97,6
Amanah
Rabbaniah
99,4 100 100 36,3 99,4 99,4
Sarana Prima
Mandiri
91,51 100 97,6 42,7 91,5 91,5
Tulen Amanah 99,8 100 99,3 76,4 99,8 98,2
Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.7, pada tahun 2014 terdapat 2
BPRS inefisien pada kuartal I, 5 BPRS inefisien pada kuartal II, 7 BPRS
inefisien pada kuartal III dan 6 BPRS inefisien pada kuartal IV. Hal tersebut
dikarenakan kontribusi dari masing-masing variabel, input maupun outputnya
belum dapat dioptimalkan. Pada kuartal I BPRS Cempaka Al Amin
66
memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 92,04%. Inefisien terbukti dari
variabel input aset tetap sebesar 94,1%, serta output pembiayaan dan investasi
yang sebesat 92%. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Cempaka Al
Amin harus mengurangi aset tetap 5,9%, serta harus meningkatkan pembiayaan
dan investasi sebesar 8%.
Pada kuartal II BPRS Al Makmur memperoleh nilai inefisiensi
terendah sebesar 93,98%. Inefisien terbukti dari variabel input aset tetap
sebesar 93,8% dan dana pihak ketiga 87,8%, serta output pembiayaan dan
investasi sebesar 94%.Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Al Makmur
harus mengurangi aset tetap 6,2% dan biaya tenaga kerja sebesar 12,2%. Serta
harus meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 6%.
Pada kuartal III BPRS Hikmah Wakilah memperoleh nilai inefisiensi
terendah sebesar 95,83%. Inefisien terbukti dari pemborosan variabel input
biaya tenaga kerja sebesar 65,6%, serta variabel output pembiayaan dan
investasi sebesar 95,8%. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Hikmah
Wakilah harus mengurangi biaya tenaga kerja sebesar 34,5%, serta harus
meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 4,2%.
Pada kuartal IV BPRS Sarana Prima Mandiri memperoleh nilai
inefisiensi terendah sebesar 91,51% Inefisien terbukti dari variabel input aset
tetap sebesar 97,6% sedangkan pada input beban tenaga kerja sebesar 42,7%,
output pembiayaan dan investasi yang dihasilkan 91,5%. Untuk meningkatkan
nilai efisiensi BPRS Sarana Prima Mandiri harus mengurangi aset tetap 2,4%
67
dan biaya tenaga kerja 57,3%, serta harus meningkatkan pembiayaan, dan
investasi sebesar 8,5%.
Tabel 4.8 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015
(dalam persen)
BPRS Score
Efisiensi
Input Output
I1 I2 I3 O1 O2
Kuartal II Tahun 2015
Sarana Prima
Mandiri 98,74 96,2 91,6 71 100 38
Kuartal III Tahun 2015
Al Makmur 99,87 100 94,9 100 99,9 99,9
Sarana Prima
Mandiri 96,18 100 87,9 32,4 96,2 96,2
Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.8, pada tahun 2015 kuartal I
dan IV seluruh BPRS mendapat nilai efisiensi sempurna yaitu 100%, 1 BPRS
inefisien pada kuartal II dan 2 BPRS inefisien pada kuartal III. Hal tersebut
dikarenakan kontribusi dari masing-masing variabel, input maupun outputnya
belum dapat dioptimalkan. Pada kuartal II BPRS Sarana Prima Mandiri
memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 98,74%. Inefisien terbukti input
dana pihak ketiga sebesar 96,2%, aset tetap sebesar 91,6% dan biaya tenaga
kerja sebesar 71%, serta output investasi sebesar 38%. Untuk meningkatkan
nilai efisiensi BPRS Sarana Prima Mandiri harus mengurangi dana pihak ketiga
sebesar 3,8%, aset tetap sebesar 8,4% dan biaya tenaga kerja sebesar 29%,
serta harus meningkatkan output investasi sebesar 62%.
Pada kuartal III BPRS Sarana Prima Mandiri masih memperoleh nilai
inefisiensi terendah sebesar 96,18%. Inefisien terbukti dari variabel aset tetap
68
87,9% dan biaya tenaga kerja 32,4%,serta output pihak ketiga dan investasi
sebesar 96,2%. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Sarana Prima
Mandiri harus mengurangi input aset tetap 12,1% dan biaya tenaga kerja
sebesar 67,6%, serta meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 3,8%.
D. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Mengunakan Regresi tobit: Two stage
Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat efisiensi menggunakan regresi tobit. Dalam analisis regresi tobit dalam
penelitian ini menggunakan paket software Eviews 8.1. hasil nilai efisiensi
pada tahap pertama akan dihubungkan dengan analisis faktor pada tahap kedua
dengan regresi tobit untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi
tingkat efisiensi BPRS. Berikut adalah hasil olah data dengan regresi tobit.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Tobit
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
LNDEPO 0.005016 0.002192 2.287670 0.0222
NIE/TA -0.005402 0.001253 -4.312996 0.0000
NII/TA 0.027040 0.005404 5.003255 0.0000
LOAN/TA 0.033159 0.012126 2.734487 0.0062
C 0.902004 0.038107 23.67002 0.0000
Sumber: Hasil Olah Data Eviews 8.1
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat
variabel yang memberikan pengaruh negatif maupun variabel yang
69
memberikan pengaruh positif. Terlihat pula, seluruh variabel dalam penelitian
ini memberikan pengaruh yang signifikan atau dapat juga dikatakan bahwa
seluruh variabel memberikan pengaruh yang nyata. Melalui regresi tobit,
menunjukkan variabel LNDEPO memiliki nilai p-value sebesar 0,0222 yang
berarti lebih kecil dari nilai α (0,0222<0,05). LNDEPO yang mewakili market
share mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Hal tersebut dikarenakan dengan jumlah
pangsa pasar yang besar suatu BPRS dapat menarik lebih banyak dana pihak
ketiga dari nasabah. BPRS yang besar memungkinkan menarik lebih banyak
dana pihak ketiga. BPRS yang mampu menarik dana pihak ketiga lebih banyak
akan menjadikan BPRS tersebut lebih efisien.
Hasil penelitian menunjukkan variabel kualitas manajemen BPRS
yang diproksikan dalam NIE/TA memiliki nilai p-value sebesar 0,0000 yang
berarti lebih kecil dari nilai α (0,0000<0,05) menunjukkan manajemen
operasional berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat efisiensi BPRS.
NIE/TA mencerminkan kerja, jumlah upah dan gaji, serta biaya menjalankan
operasional bank. Semakin rendah biaya operasional menunjukkan adanya
kualitas manajemen bank yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Sufian (2009) menyimpulkan bahwa manajemen biaya operasional
merupakan prasyarat untuk meningkatkan efisiensi sistem perbankan. Hasil
penelitian ini sejalan pula dengan studi yang dilakukan oleh Gunes (2016).
Hasil penelitian menunjukkan variabel strategi diversifikasi bank
yang diproksikan dalam NII/TA memiliki nilai p-value sebesar 0,0000 yang
70
berarti lebih kecil dari nilai α (0,0000<0,05) menunjukkan strategi diversifikasi
bank berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat efisiensi BPRS. NII/TA
memcerminkan kemampuan BPRS dalam meningkatkan profitabilitas melalui
kegiatan selain pendapatan bunga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Fadzlan (2009) menyatakan bahwa bank-bank cenderung menjadi
lebih efisien karena meningkatkan pendapatan yang berasal dari sumber non-
bunga.
Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan likuiditas bank
yang diproksikan dalam LOAN/TA memiliki nilai p-value sebesar 0.0062 yang
berarti lebih kecil dari nilai α (0.0062<0,05) menunjukkan likuiditas
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat efisiensi BPRS. LOAN/TA
mencerminkan kemampuan bank dalam memenuhi kegiatan operasinal bank
menjadi produktif, yaitu bank harus mampu untuk memenuhi kebutuhan uang
tunai sehari-hari bagi nasabah yang membutuhkan pembiyaan dan kemampuan
bank menanggapi penarikan tunai. Sehingga apabila ada nasabah yang akan
meminjam kepada bank dan bank memberikan persyaratan pinjaman yang
memudahkan nasabah, tentu bank akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih
besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fadzlan (2009) dan
Gunes (2016).
E. Hubungan Efisiensi Metode DEA dengan Metode CAEL
1. Distribusi Tingkat Efisiensi terhadap Kriteria CAEL
Perhitungan CAEL terhadap 9 Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) perkuartal selama tahun 2013-2015 berdasarkan PBI
71
No.9/17/PBI/2007 (CAEL Model 1 – lihat tabel 4.10) menunjukkan bahwa
terdapat 77 kuartal BPRS tergolong ke dalam kategori sangat baik dan
sisanya yaitu 31 kuartal BPRS tergolong ke dalam kategori baik.
Pada saat yang sama bersamaan perhitungan DEA, 80 kuartal
BPRS tergolong efisien dan 28 kuartal BPRS tergolong tidak efisien. Hal ini
menimbulkan pertanyaan, apakah rasio CAEL sudah mencerminkan tingkat
efisiensi yang sesungguhnya?
Gambar 4.3 Distribusi terhadap CAEL
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Gambar 4.3 diatas pada kategori CAEL sangat baik
terdapat 56 kuartal BPRS yang efisien dan 21 kuartal BPRS yang tidak
efisien. Pada kategori CAEL baik terdapat 24 kuartal BPRS yang efisien
dan 7 kuartal BPRS yang tidak efisien. Serta tidak ada kuartal BPRS pada
tahun 2013-2015 yang tergolong cukup baik, kurang baik dan tidak baik
untuk perhitungan CAEL. Perhitungan sehat atau tidak sehatnya BPRS oleh
Bank Indonesia hanya didasarkan pada perhitungan CAEL sehingga kriteria
56
24
21 7
Sangat Baik - Tidak Efisien Baik - Efisien
Sangat Baik - Tidak Efisien Baik - Tidak Efisien
72
tersebut masih dirasa kurang releven untuk kasus BPRS di Indonesia yang
notabene adalah bank kecil.
2. Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Rasio Efisiensi Bank
BOPO
Pada tahap ini, akan dilakukan analisis perbandingan antara metode
efisiensi DEA dengan metode pengukuran kinerja CAEL selama waktu
penelitian dengan metode uji beda Wilcoxon Signed Rank Test. Tujuan dari
dilakukannya analisis ini adalah sebagai alat evaluasi kepada metoda
pengukuran kinerja CAEL yang selama ini digunakan sebagai alat dalam
mengukur kinerja suaru bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
sebagai bahan pertimbangan kepada Bank Indonesia agar mengintergrasikan
perhitungan metode pengukuran efisiensi DEA dalam model pengukuran
kinerja CAEL yang ditampilkan pada tahap selanjutnya.
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis uji beda
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di anatara hasil
kedua metode ini. Hal tersebut dapat dilihat pada Asymp. Sig (2-tailed)
yang menunjukkan angka dibawah 0,05.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Beda Metode DEA dengan Rasio BOPO
Test Statisticsa
BOPO - DEA
Z -9.273b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
73
Jika, melihat dari hasil tersebut, terdapat 2 (dua) hal yang dapat
dijabarkan mengenai hasil uji beda diatas adalah:
1. Pada metode CAEL, bobot yang diberikan pada pengukuran efisiensi
menggunakan rasio BOPO hanya mendapat bobot yang sedikit di kisaran
10%-15%. Tentunya hal ini tidak sebanding dengan makna efisiensi
dalam sebuah perusahaan atau dalam hal ini adalah Bank Perkreditan
Rakyat Syariah. Hal tersebut dikarenaka efisiensi merupakan salah satau
indikator penting dalam menggambarkan kinerja suatu bank. Suatu bank
dapat dikategorikan efisien apabila telah mampu mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki, telah mampu menerapkan strategi dalam
memaksimalkan keuntungan ataupun meminimalisasi biaya yang
dikeluarkan. Selain itu, apabila suatu bank telah tergolong efisien, maka
tentunya bank tersebut telah dapat memberikan manfaat yang lebih besar
kepada nasabahnya baik nasabah penabung dan nasabah pembiayaan. Hal
tersebut dikarenakan bank telah mampu mengoptimalkan dana nasabah
dan memaksimalkan perannya sebagai lembaga intermediasi. Sehingga
justifikasi bobot yang diberikan tidak sebanding dengan komponen
lainnya dalam model pengukuran CAEL.
2. Selain itu, perhatian tertuju pada rasio BOPO yang dijadikan indicator
efisiensi pada model pengukuran kinerja CAEL. Rasio BOPO yang
hanya membandingkan antara beban operasional dengan pendapatan
operasional tidak dapat dijadikan indikator dalam menggambarkan
efisiensi suatu bank secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan dengan
74
melihat bisnis perbankan sebagai sebuah proses produksi yang
didalamnya terdapat input dan output, maka dengan pengertian ini akan
terdapat kombinasi sekian banyak input yang akan menghasilkan output
secara optimal dan hal tersebut tidak ditemukan pada rasio BOPO yang
hanya membandingkan beban operasional dengan pendapatan
operasional. Sedangkan pada metode DEA yang juga disebut dengan
pendekatan frontier, akan dihasilkan suatu titik optimum dimana input
seminim mungkin bisa menghasilkan output yang maksimal dengan
menggunakan kombinasi input dan output. Dengan kelebihan tersebut,
maka pengukuran tingkat efisiensi menggunakan DEA dianggap sebagai
metode yang menggambarkan bisnis perbankan secara ideal. Oleh karena
itu, BOPO hanyalah sebuah simplifikasi dari pengukuran efisiensi namun
tidak dapat menggambarkan efisiensi suatu bank secara keseluruhan.
Sehingga, dengan merujuk pada kedua hal tersebut, mengakibatkan
hasil pengkuran dengan metode CAEL belum menggambarkan kinerja suatu
bank secara keseluruhan. Oleh karena itu, pada tahap terakhir akan
digambarkan ilustrasi dari model pengukuran kinerja dengan
mengintergrasikan hasil pengukuran dengan metode di dalam metode
CAEL.
F. Hasil Pemetaan Modifikasi Metode DEA + CAEL
Setelah dilakukan analisis perbandingan antara metode pengukuran
efisiensi DEA dengan rasio efisiensi bank BOPO menggunakan metode uji
beda Wilcoxon Signed Rank Test, pada tahap sebelumnya, pada tahap ini akan
75
diilustrasikan hasil modifikasi metode CAEL dengan mengintegrasikan hasil
metode DEA dalam sebuah grafik pemetaan yang menunjukkan hasil
pengukuran sebelum dan sesudah integrasi metode DEA dalam metode
pengukuran kinerja CAEL. Sebelum dilakukan pemetaan akan digambarkan
metode pengukuran kinerja CAEL dengan 3 (tiga) modifikasi pembobotan dan
diintegrasikannya metode DEA pada metode CAEL melalui bentuk tabel.
Tabel 4.11 Metode CAEL Sebelum dan Sesudah Modifikasi
Faktor Komponen Model 1* Model 2** Model 3*** Model 4****
Capital CAR 25% 20% 25% 20%
Assets KAP 35% 30% 35% 30%
NPF 10% 5% 10% 5%
Earning Efisiensi 10% 25% 10% 25%
ROA 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
ROE 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
Liquidity CR 15% 15% 15% 55%
* Berdasarkan PBI No.9/17/PBI/2007
** Merubah Bobot
*** Mengganti faktor efisiensi BOPO dengan perhitungan efisiensi DEA
**** Mengganti faktor efisiensi BOPO dengan perhitungan efisiensi DEA dan merubah bobot
Tabel 4.10 merupakan tabel perhitungan metode CAEL yang terdiri
dari 4 model. Setiap model merupakan modifikasi dari segi komponen CAEL
dan bobot. Perubahan pada pembobotan dilakukan berdasarkan sifat pada
metode CAEL yang fleksibel dan tidak berdasarkan aturan baku pada
penerapannya di seluruh negara. Seperti pada pembahasan di kajian pustaka
dalam penelitian ini, bahwa besarnya bobot pada masing-masing dilakukan
76
bersadarkan justifikasi oleh pembuat regulasi di masing-masing negara. Di
Indonesia CAEL yang berlaku untuk BPRS didasarkan pada PBI
No.9/17/PBI/2007 dengan tahap penetapan peringkat faktor keuangan
berdasarkan SE No.9/29/DPbS 2007 yang menetapkan pembobotan faktor
CAEL yang terdiri atas permodalan (capital) dengan 25%, kualitas aset
(assets) dengan 45%, rentabilitas (earning) dengan 15% dan likuiditas
(liquidity) dengan 15%. Sehingga, modifikasi pembobotan komponen CAEL
yang dilakukan pada penelitai ini dapat menjadi suatu hal dibolehkan dengan
tujuan agar modifikasi yang dilakukan dapat menjadi pertimbangan kepada
Bank Indonesia sebagai pembuat regulasi dalam mengukur kinerja bank.
Pada model 1 merupakan model yang berdasarkan PBI No.
9/17/PBI/2007 yaitu dengan bobot Capital sebesar 25%, Assets sebesar 45%,
Earning sebesar 15% dan Liquidity sebesar 15%. Model 2 merupakan model
modifikasi yang dilakukan dengan mengganti perubahan bobot yaitu
menurunkan bobot Capital menjadi 20%, Assets menjadi 35%, Earning
menjadi 30% dan Liquidity tetap 15%. Model 3 merupakan model modifikasi
yang tetap mengikuti bobot pada model 1, namun mengganti nilai efisiensi
BOPO pada faktor Earning menjadi hasil efisiensi DEA. Model 4 merupakan
model modifikasi yang dilakukan dengan mengganti perubahan bobot yaitu
menurunkan bobot Capital menjadi 20%, Assets menjadi 35%, Earning
menjadi 30% dan Liquidity tetap 15%, serta mengganti nilai efisiensi BOPO
pada faktor Earning menjadi hasil efisiensi DEA. Sehinnga secara keseluruhan
77
akan digambarkan ilustrasi mengenai 3 (tiga) modifikasi dari metode CAEL
beserta metode CAEL sebelum modifikasi.
Setelah digambarkan ilustrasi mengenai modifikasi dari metode
CAEL, maka selanjutnya akan dilakukan pemetaan dalam bentuk grafik untuk
melihat hasil yang di dapat dari metode CAEL sebelum dan sesudah
modifikasi. Seperti diketahui, bahwa dalam metode CAEL, kinerja suatu bank
dibagi dalam 5 (lima) kategori, yaitu “1” (Sangat Baik), “2” (Baik), “3”
(Cukup Baik), “4” (Kurang Baik) dan “5” (Tidak Baik)
Gambar 4.4 Pementaan Metode CAEL dan Modifikasi Metode CAEL
Hasil Pengukuran CAEL Terlampir pada Lampiran
Pada Gambar 4.4 digambarkan grafik pemetaan yang memperlihatkan
hasil pengukuran kesehatan bank dengan persebaran masing-masing kategori
pada metode CAEL dan 3 (tiga) metode modifikasi model CAEL. Dengan
merujuk pada hasil dari 4 (empat) grafik tersebut dapat ditemukan bahwa
dengan perubahan pada porsi bobot beberapa komponen (model 3), maka akan
77
31
0 0 0
97
11
0 0 0
77
31
95
13
0
20
40
60
80
100
120
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
78
terlihat hasil pengukuran kesehatan bank dengan jumlah bank yang berada
pada kategori “1” (Sangat Baik) menjadi pesat bila dibandingkan dengan 3
(tiga) grafik lainnya. Hal yang berbeda terjadi apabila tidak melakukan
perubahan bobot, tapi mengganti rasio BOPO dengan metode efisiensi DEA
pada komponen metode CAEL (model 3), maka hasil yang didapatkan menjadi
sama seperti sebelum dilakukannya modifikasi pada metode CAEL (model 1).
Sedangkan, apabila melakukan perubahan pada porsi bobot beberapa
komponen serta mengganti rasio BOPO dengan metode efisiensi DEA (model
4) akan merubah beberapa hasil pengukuran tingkat kesehatan bank bila
dibandingkan dengan hasil pengukuran kesehatan bank sebelum dilakukannya
modifikasi (model 1),
Konsep tingkat kesehatan bank CAEL meruapakan alat analisis yang
diciptakan berdasarkan risk focus dan menjangkau kondiri yang akan datang
(forward looking). Maka dari itu bank dituntut harus meminimalisir resiko
yang ada untuk menghindari kerugian dan menjamin adanya sustainability.
Dengan demikian, sebagian besar rasionya sangat mempertimbangkan kualitas
aktiva (45% dari bobot keseluruhan) dan kecukupan modal (25% dari bobot
keseluruhan) yang kedua komponen ini digunakan untuk mengantisipasi resiko
yang muncul.
Komponen kecukupan modal dan kualitas aset memang penting untuk
menjaga kualitas pembiayaan dan menjaga agar bank tetap sehat, namun
komponen efisiensi yang kurang diperhitungkan dalam CAEL dapat
menggangu kesehatan bank. Tingkat efisiensi suatu bank yang rendah akan
79
mengganggu profitabilitas yang nantinya akan menggangu kesehatan bank
bersangkutan. Jika bank terus mengalami inefisiensi maka laba yang diperoleh
akan turun. Jika profit yang diperoleh menurun sementara bank harus
menanggung dana syirkah temporer dari nasabah, maka keuntungan yang
diperoleh bank akan semakin sempit dan lama-kelamaan bisa mengalami
kerugian. Kerugian nantinya akan ditutupi modal. Berkurangnya jumlah modal
nantinya akan berpengaruh terhadap CAR sehingga menghambat
perkembangan BPRS.
Berdasarkan hasil pemetaan pada Gambar 4.4, dapat dikatakan bahwa
rasio BOPO tidak dapat secara utuh menggambarkan efisiensi pada sebuah
bank. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa rasio BOPO hanya
merupakan simplifikasi dari pengukuran efisiensi sebuah bank. Selain itu,
perubahan pada pembobotan juga akan merubah hasil pengukuran kesehatan
bank. Dengan perhatian utama tertuju pada pembobotan komponen earning
yang di dalamnya terdapat pengukuran efisiensi, maka diperlukan adanya
penyesuaian dengan merubah bobot pada beberapa komponen dengan tujuan
meningkatkan porsi bobot pada pengukuran efisiensi. Hal tersebut dikarenakan
terjadi ketidakseimbangan pada pengukuran efisiensi yang hanya diberikan
bobot 10%-15%.
Pengaruh efisiensi terhadap kesehatan mempunyai hubungan yang
erat meskipun tidak langsung. Untuk itu, komponen efisiensi perlu
dipertimbangkan dalam analisis CAEL. Urgensi dari fungsi efisiensi pada
bank, diantaranya sebagai indikator dari pencapaian kinerja suatu bank dalam
80
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki, serta kemampuan suatu
bank dalam menjaga kelangsungan usahanya, maka peningkatan porsi bobot
perlu untuk menjadi bahan pertimbangan.
Kemudian, hal terakhir yang juga menjadi fokus dalam modifikasi
CAEL adalah menggantikan rasio BOPO dengan metode efisiensi DEA.
Karena berdasarkan pemetaan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa metode
efisiensi DEA dapat secara utuh menggambarkan efisiensi pada sebuah bank,
sehingga dapat memfilter hasil pengukuran kesehatan bank dengan terjadinya
perubahan jumlah pada beberapa kategori. Oleh karena itu, policy implication
yang ditawarkan dan diharapkan menjadi pertimbangan kepada Bank Indonesia
sebagai pembuat regulasi tertuju pada perhitungan modifikasi CAEL model 4.
Dengan demikian, BPRS dapat beroperasi lebih efisien, lebih
mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking) serta menjaga
penguatan permodalam secara berkesinambungan. Keberpihakan pemerintah
terhadap BPRS sangat dibutuhkan agar persaingan di pasar mikro perbankan
berjalan seimbang.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingat efisiensi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan menganalisis faktor-faktor yang
memperngaruhi tingkat efisiensi BPRS dengan menggunakan prosedur Two-
Stage Data Envelopment Analysis. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan
analisis perbandingam hasil tingkat efisiensi metode DEA dengan hasil
pengukuran kinerja metode CAEL dan dilakukan ilustrasi metode pengukuran
kinerja CAEL+DEA yang menggambarkan integrasi hasil DEA pada rumusan
DEA metode CAEL. Penelitian ini menggunakan 9 (sembilan) BPRS sebagai
objek penelitian dengan waktu penelitian kuartal I tahun 2013 hingga kuartal
IV tahun 2015. Berikut beberapa kesimpulan pada penelitian ini:
1. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah secara umum tingkat efisiensi
9 (Sembilan) BPRS tidak ada BPRS yang efisien sempurna 100%. Secara
individu, BPRS Cempaka Al Amin yang berada di Bangka Belitung
memiliki tingkat efisiensi rata-rata yang paling tinggi dengan nilai 99,73%
dan BPRS Cempaka Al-Amin yang berada di DKI Jakarta memiliki tingkat
efisiensi rata-rata yang paling rendah dengan nilai 94,27%.
2. Terdapat pengaruh market share, manajemen operasional, kemampuan
diversivikasi dan likuiditas secara simultan terhadap efisiensi BPRS
Indonesia. Pada analisis faktor-faktor yang memperngaruhi tingkat efisiensi
menggunakan regresi tobit dapat disimpulkan bahwa variabel market share
82
bank (LNDEPO), strategi diversifikasi bank (Non Interest Income/Total
Asset) dan kemampuan likuiditas (Loan/Total Asset) memiliki pengaruh
positif dan signifikan. Sedangkan pada variabel manajemen operasional
(Non Interest Expense/Total Asset) dan memiliki pengaruh negatif dan
signifikan.
3. Metode pengukuran efisiensi DEA lebih baik dari rasio BOPO. Pada
analisis perbandingan antara pengujuran efisiensi metode DEA dengan rasio
BOPO menggunakan uji beda Wilcoxon Sugned Rank Test menunjukkan
hasil bahwa terdapat perbedaan antara kedua metode tersebut. Hal terseut
dikarenakan ketidakseimbangan porsi pembobotan pada komponen earning
yang di dalamnya terdapat pengukuran efisiensi. Selain itu, perbedaan hasil
didapat karena rasio BOPO yang digunakan sebagai indikator untuk
mengukur efisiensi tidak dapat menggambarkan secara untuh mengenai
efisiensi yang telah dicapai suatu bank. Oleh karena itu, sebagai alternatif
yang ditampilkan pada penelitian ini adalah dengan mengintegrasikan
metode efisiensi DEA sebagai pengganti dari rasio BOPO sebagai indikator
dalam mengukur efisiensi. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil pemetaan
dimana metode pengukuran kesehatan CAEL yang telah mengintegrasikan
DEA menghasilkan suatu perubahan pada hasil pengukuran kesehatan bank
dengan mengurangi jumlah bank dalam kategori “1” (Sangat Baik). Hal
tersebut dikarenakan beberapa bank yang berada dalam kategori tersebut
mempunyai tingkat efisiensi dengan score yang rendah, tentunya hal
tersebut dapat terjadi dengan melakukan peningkatan terhadap porsi bobot
83
pada komponen earning yang didalamnya terdapat hasil pengukuran
efisiensi metode DEA.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapasaran
yang dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:
1. Bagi Pihak Manajemen Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS),
diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi, karena berdasarkan
faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian ini, baik melalui analisis inefisiensi teknis DEA maupun
pada pengujian yang dilakukan melalui regresi tobit; masih ditemukan dana
yang tidak digunakan secara efisien. Dari segi input, BPRS harus
mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan teknologinya untuk
menekan biaya yang dikeluarkan agar lebih efisien dan membenahi
manajemen operasional agar beroperasi lebih efektif.
2. Selain itu, BPRS diharapkan untuk terus menerus meningkatkan output:
pembiayaan dan investasi agar dapat beroperasi lebih efisien. Kemudian,
BPRS juga diharapkan untuk meningkatkan pendapatan fee based income
atau pendapatan operasional non bunganya karena masih kecilnya
peranannya di BPRS.
3. Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu untuk lebih
mendorong bank-bank umum agar menyalurkan pembiayaanya melalui
mediasi BPRS dengan program linkage daripada harus menyalurkan sendiri
kepada nasabah.
84
4. Analisis rasio CAEL sebagai alat untuk mengukur kesehatan bank perlu
ditinjau ulang, terutama pada bobot penentuan komponen. Pertimbangan
efisiensi dalam analisis CAEL dapat dilakukan dengan merubah bobot
komponen efisiensi (BOPO) yang ada, mengganti dengan perhitungan
efisiensi DEA.
5. Bagi penelitian selanjutnya, tingkat efisiensi BPRS agar dibandingkan
dengan tingkat efisiensi bank umum untuk mengukur seberapa jauh
persiangan di segmen mikro dengan bank yang lebih besar.
85
DAFTAR PUSTAKA
Alrafadi, M S Khalad., et al. Efficiency and Determinants in Libyan Banking.
International Journal of Business and Social Science. Vol 5, No 5 (2014).
Ascarya & Diana Yumanita. 2005. Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia dengan Data Envelopment Analysis, Tazkia Islamic Finance &
Bussines Review,
Buchori, Ahmad., et al. 2003. Kajian Kinerja Industri BPRS di Indonesia.
Bulletin of Monetary Economics and Banking, Vol 5, No 4
Charnes, A., Cooper, W.W., Rhodes, E. 1978. Measuring the Efficiency of
Desicion Making Units. European Journal of Operational Research, 429-
444.
Coelli, Tim. 1996. A Guide to DEAP Version 2.1 : A Data Envelopment Analysis
(Computer) Program. CEPA Working Paper 96/08. Centre for Efficiency
and Productivity Analysis, University of New England. Armidale.
Gunes, Nizamulmulk & Abdurrahman Yilmaz. Determinants of the Efficiencies in
Turkish Banking Sector (Tobit Analysis). International Journal of Economics
and Finance, Vol.8, No 2.
Hadad, Muliaman D., et al. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia
: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).
Working Paper Bank Indonesia.
Hidayat, Rahmat. Kajian Efisien Perbankan Syariah di Indonesia (Pendekatan
Data Envelopment Analysis). Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol 11,
No 1 (2011), 1-19.
Khan, Muhammad Israr & Idrees Ali Shah, Cost Efficiency and Total Factor
Productivity of Islamic and Conventional Banks in Pakistan. Research
Journal of Finance and Accounting Vol 6, No 5. (2015)
Muharam, Harjum & Pusvitasari. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah
di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis Periode Tahun
2005. Jurnal Ekonomi Syariah Vol. II, No. 3, Universitas Diponegoro.
(Desember 2007)
Muhari, Syafaat & Muhamad Nadratuzzaman Hosen. Efficiency of the Sharia
Rural Bank in Indonesia Lead to Modified CAMEL. International Journal of
Academic Research in Economics and Management Sciences Vol. 2, No. 5
(September 2015).
Rahim, Abdul., et al. Efficiency of Islamic Banks: A Comparative Analysis of
MENA and Asian Countries. Journal of Economic Cooperation and
Development. Vol 34 No 1 (2013), 63-92.
86
Sufian, Fadzlan. Determinants of Bank Efficiency During Unstable
Macroeconomic Environment: Empirical Evidence from Malaysia.
Research in International Business and Finance 23 (2009) 54-77.
Tza San, Ong., et al. A Comparison on Efficiency of Domestic and Foreign Banks
in Malaysia: A DEA Approach. Business Management Dynamic. Vol 1
No.4, (2011), 33-49.
Bank Indonesia, ”Laporan Perkembangan Kredit UMKM Kuartal II-2015”,
diakses pada 1 September 2015 dari
http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/laporan/Pages/Laporan-Perkembangan-
Kredit-UMKM-Kuartal-II-2015.aspx
CNNIndonesia.com, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Rendah Akibat UMKM
Goyah, pada 1 September 2015 dari
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150823134406-78-
73908/pertumbuhan-ekonomi-kuartal-ii-rendah-akibat-umkm-goyah/
Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun
2012 - 2013, data di akses pada 8 Agustus 2015 dari
http://www.depkop.go.id
Laporan Pengawasan Perbankan, data di akses pada 1 Desember 2015 dari
http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas/laporan
pengawasan/Documents/928f3be165204214bc5554b7ef05d8cfLPPFinal_12
062013.pdf
Laporan Perkembangan Kredit UMKM Kuartal II-2015, diakses pada 1
September 2015 dari
http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/laporan/Pages/Laporan-Perkembangan-
Kredit-UMKM-Kuartal-II-2015.aspx
Statistik Perbankan Syariah, data di akses pada 11 Agustus 2015 dari
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Pages/sps_0615.aspx
Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015, data di akses pada 1 Desember
2015 dari
http://www.bi.go.id/id/peraturan/ssk/Documents/pbi_171215_rev.pdf
Perkembangan Baki Debet Kredit Usaha Mikro, Usaha Kecil, Dan Usaha
Menengah (UMKM) Perbankan, diakses pada 1 September 2015 dari
http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/data/Documents/Perkembangan%20Kre
dit%20UMKM%20dan%20MKM%20SEPT%202015_BD.pdf
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004, data di akses pada 1 Desember
2015 dari http://www.ojk.go.id/Files/201403/pbi_061704_1395132588.pdf
87
LAMPIRAN
88
Lampiran 1: Kode Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
No
ID BPRS Kota/Kabupaten Provinsi
1 Hikmah Wakilah Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darussalam
2 Al Makmur Kab. Limapuluh
Koto Sumatera Barat
3 Bangka Kab. Bangka Kep. Bangka Belitung
4 Berkah Ramadhan Kab. Tangerang Banten
5 Cempaka Al Amin Jakarta Selatan DKI Jakarta
6 Amanah Rabbaniah Kab. Bandung Jawa Barat
7 Artha Laksana Kab. Banyumas Jawa Tengah
8 Sarana Prima Mandiri Kab. Pamekasan Jawa Timur
9 Tulen Amanah Kab. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
Lampiran 2: Komponen Input, Output BPRS Tahun 2013-2015
ID
BPRS Tahun
KW
Input Output
Total
Simpanan
Aset
Tetap
Biaya
Tenaga
Kerja
Pembiayaan Investasi
1
2013
I 14119284 602569 315780 12800359 5684238
II 14852255 777856 669337 15501555 3325622
III 14026991 780700 1056493 15652714 2991935
IV 16159741 785140 1500838 14368715 6832062
2014
I 18654198 786420 381871 14318140 10149001
II 19163553 794840 832863 15797341 8536497
III 20199235 878080 1312160 17113059 8132414
IV 21906007 880108 1837633 20175764 7137648
2015
I 23289353 1152060 470626 23015997 8709182
II 23048160 1290810 1016352 26748668 4486177
III 24037140 1316780 1565271 26832847 6582098
IV 32573835 1409956 2171425 27819914 14175705
2 2013
I 33425110 895154 615791 27651539 7610146
II 30633548 940754 1389601 29997888 2654173
III 32712427 1007254 2118516 32087929 5648519
89
IV 38510755 1199360 2674205 30982706 12919416
2014
I 41992063 1225710 700384 34150493 12362679
II 39087664 1222206 2304511 35811711 8226344
III 42127291 1241906 2068634 36699832 11362532
IV 44129986 1241906 2989863 40009053 10393272
2015
I 45407281 1243568 791415 40696864 10143848
II 42254398 1344961 1705139 43796173 6930147
III 46349754 1393531 2449944 43709090 11465209
IV 51078568 1352800 3307921 46200119 14942309
3
2013
I 284069714 6250979 4834512 220208379 106122188
II 287392108 9828732 10232468 244185004 87648465
III 301383035 10648374 15570399 255528968 88525947
IV 323671912 11260590 21374996 252605302 112494788
2014
I 333824220 12416845 6485451 262692987 115122982
II 337553821 17422481 12700277 290274680 89910110
III 350011071 19593609 18588986 298491385 92633562
IV 358961989 20303753 23868639 288232805 113550664
2015
I 369208524 21438634 6187538 310669660 100852579
II 372815146 22065821 12517085 332351710 84897351
III 388887306 22098021 19140875 334185252 96878084
IV 406340579 21851934 25208205 316229156 138687141
4
2013
I 19130440 756115 327934 16405139 3663956
II 24266400 836783 715185 17801669 7502483
III 23721737 929024 1260908 19147632 5996203
IV 26457446 951944 1740026 21231853 6447872
2014
I 31330216 1235079 498213 24316185 8034063
II 36533010 1387421 1043918 28259967 9073342
III 42033454 1144404 1682274 32388679 10920153
IV 46503330 1150668 2293499 41427988 6868622
2015
I 52374991 1331924 679775 42332664 12140960
II 62070325 1401725 1483676 42317816 22289124
III 59870716 1421898 2437878 41130121 21578758
IV 54816774 1443954 3217532 44650652 13430141
5 2013
I 8447444 199757 167762 8776425 3232677
II 7745621 205491 352010 8961903 2069420
III 9397113 205491 533137 8991094 3299760
90
IV 8731770 209711 766804 9260860 2986392
2014
I 8653658 210583 193958 9179212 3007648
II 9526847 210583 402615 9668089 3915116
III 9324795 213733 606726 9791353 4394047
IV 10187143 213732 871213 11378414 4226073
2015
I 9600249 214382 199867 11574575 3522501
II 8388523 219547 419300 12189838 3042225
III 9341960 229597 661875 12902352 4637390
IV 9306843 235972 970725 12792918 4450507
6
2013
I 21356594 983892 472927 18919200 4856198
II 19755803 1076262 955604 21480845 2095187
III 22058640 1081862 1433997 20272531 5275476
IV 23016433 1086705 1913241 21359440 6473699
2014
I 24240938 1090115 609046 21472668 7917358
II 21730241 1114266 1224555 23834368 2302651
III 23052787 1209651 1797693 23484689 4017662
IV 27527492 1067292 2357444 25384568 7269123
2015
I 28736865 1102512 668564 26222008 7866261
II 25544191 1102512 1350024 27134010 4293872
III 29290410 1106737 2043822 29789867 5868943
IV 33505010 1598299 2854690 29545753 10703017
7
2013
I 14152123 582399 282686 14001137 4667977
II 12835050 584349 571706 14978132 3193270
III 13494026 586049 806104 14363102 4996384
IV 14436406 594949 1046604 13644037 7805075
2014
I 13467599 593989 255121 13234983 6317717
II 13358525 608089 515601 13712957 4365128
III 16237887 626043 762350 13960580 6522522
IV 20797458 952210 1026670 13670462 11964677
2015
I 19654428 1030755 262401 14739551 11167399
II 15864106 1058629 579038 17021548 5442911
III 18156857 2294409 877677 17990819 7448615
IV 22821902 2318669 1212677 17601158 12586733
8 2013
I 14509936 891305 213167 12935382 3937677
II 13641638 1011768 476724 14442299 2524533
III 13593157 1129442 725032 14830440 2234662
91
IV 14770374 1185491 954136 16140666 4437387
2014
I 19665009 1289712 294383 17463461 7461010
II 17337386 1329182 609043 20456281 2121031
III 16708576 1374631 876677 19411676 2306662
IV 16131718 1376457 1196386 17905530 3208631
2015
I 13085625 1383244 359185 18216708 5478252
II 16107542 1476555 704676 19558215 1360522
III 19089583 1477239 1038052 17187361 6453127
IV 20257812 1667339 1337487 16363814 7902512
9
2013
I 6578386 746874 79780 7261428 2207461
II 6641820 763201 182909 9052791 759987
III 8062648 763202 312533 9549363 1098370
IV 9502678 774668 464150 11231779 2108295
2014
I 10807123 779005 114278 11946629 2204697
II 11793139 790453 264500 13424433 2234982
III 12347044 793171 434117 13913806 3439406
IV 13482438 964722 643888 14125796 4900025
2015
I 14948936 969573 121002 15051238 4765132
II 13388639 981971 313269 14877959 3620060
III 14157108 988671 530199 15183166 4910068
IV 17515510 992921 753126 14955823 8886469
92
93
Lampiran 3: Hasil Efisiensi BPRS Olah Data WarwickDEA versi 0.99
Total Simpanan (I1) Biaya Tenaga Kerja (I3) Investasi (O2)
Aset Tetap (I2) Pembiayaan (O1)
1. BPRS Hikmah Wakilah
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 14119284 14119284 0% 100% 602569 602569 0% 100% 315780 315780 0% 100%
II 95.07 14852255 14852255 0% 100% 777856 777856 0% 100% 669337 669337 0% 100%
III 97.3 14026991 14026991 0% 100% 780700 780700 0,1% 99,9% 1056493 1056493 32,8% 67,2%
IV 97.57 16159741 16159741 0% 100% 785140 785140 3,4% 96,6% 1500838 1500838 78,1% 21,9%
2014
I 100 18654198 18654198 0% 100% 786420 786420 0% 100% 381871 381871 0% 100%
II 98.67 19163553 19089920 0,1% 99,9% 794840 786420 0% 100% 832863 381871 0% 100%
III 95.83 20199235 20199235 0% 100% 878080 878080 0% 100% 1312160 1183502 34,4% 65,6%
IV 100 21906007 21906007 0% 100% 880108 880108 0% 100% 1837633 1837633 0% 100%
2015
I 100 23289353 23289353 0% 100% 1152060 1152060 0% 100% 470626 470626 0% 100%
II 100 23048160 23048160 0% 100% 1290810 1290810 0% 100% 1016352 1016352 0% 100%
III 100 24037140 24037140 0% 100% 1316780 1316780 0% 100% 1565271 1565271 0% 100%
IV 100 32573835 24037140 0% 100% 1409956 1316780 0% 100% 2171425 1321971 0% 100%
Tahun KW EFF O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 12800359 12800359 0% 100% 5684238 5684238 0% 100%
II 95.07 15501555 15501555 5,2% 95,1% 3325622 3325622 6,8% 93,6%
III 97.3 15652714 15652714 2,8% 97,3% 2991935 2991935 2,8% 97,3%
IV 97.57 14368715 14368715 2,5% 97,6% 6832062 6832062 2,5% 97,6%
2014
I 100 14318140 14318140 0% 100% 10149001 10149001 0% 100%
II 98.67 15797341 15797341 1,3% 98,7% 8536497 8536497 1,3% 98,7%
III 95.83 17113059 17113059 4,3% 95,8% 8132414 8132414 4,3% 95,8%
IV 100 20175764 20175764 0% 100% 7137648 7137648 0% 100%
2015
I 100 23015997 23015997 0% 100% 8709182 8709182 0% 100%
II 100 26748668 26748668 0% 100% 4486177 4486177 0% 100%
III 100 26832847 26832847 0% 100% 6582098 6582098 0% 100%
IV 100 27819914 27819914 0% 100% 14175705 14175705 0% 100%
94
2. BPRS Al Makmur
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 97.6 33425110 33425110 3,5% 96,5% 895154 895154 0% 100% 615791 615791 0% 100%
II 97.08 30633548 30633548 0% 100% 940754 891812 0% 100% 1389601 1389601 0% 100%
III 97.04 32712427 32712427 0% 100% 1007254 1007254 0% 100% 2118516 2118516 30,4% 69,6%
IV 100 38510755 38510755 0% 100% 1199360 1199360 0% 100% 2674205 2674205 0% 100%
2014
I 100 41992063 41992063 0% 100% 1225710 1225710 0% 100% 700384 700384 0% 100%
II 93.98 39087664 39087664 0% 100% 1222206 1211865 6,2% 93,8% 2304511 2304511 12,2% 87,8%
III 97.19 42127291 42127291 0% 100% 1241906 1241906 5,5% 94,5% 2068634 2068634 0% 100%
IV 95.9 44129986 44129986 0% 100% 1241906 1241906 0% 100% 2989863 2989863 15,6% 84,4%
2015
I 100 45407281 45407281 0% 100% 1243568 1243568 0% 100% 791415 791415 0% 100%
II 100 42254398 42254398 0% 100% 1344961 1344961 0% 100% 1705139 1705139 0% 100%
III 99.87 46349754 46349754 0% 100% 1393531 1366943 5,1% 94,9% 2449944 2365238 0% 100%
IV 100 51078568 51078568 0% 100% 1352800 1366943 0% 100% 3307921 3307921 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 97.6 27651539 27651539 2,5% 97,6% 7610146 7610146 2,5% 97,6%
II 97.08 29997888 29997888 3% 97,1% 2654173 2654173 120,2% 45,4%
III 97.04 32087929 32087929 3,1% 97% 5648519 5648519 9,5% 91,4%
IV 100 30982706 30982706 0% 100% 12919416 12919416 0% 100%
2014
I 100 34150493 34150493 0% 100% 12362679 12362679 0% 100%
II 93.98 35811711 35811711 6,4% 94% 8226344 8226344 6,4% 94%
III 97.19 36699832 36699832 2,9% 97,2% 11362532 11362532 2,9% 97,2%
IV 95.9 40009053 40009053 4,3% 95,9% 10393272 10393272 7,3% 93,2%
2015
I 100 40696864 40696864 0% 100% 10143848 10143848 0% 100%
II 100 43796173 43796173 0% 100% 6930147 6930147 0% 100%
III 99.87 43709090 43709090 0,1% 99,9% 11465209 11465209 0,1% 99,9%
IV 100 46200119 46200119 0% 100% 14942309 14942309 0% 100%
95
3. BPRS Bangka
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 284069714 284069714 0% 100% 6250979 6250979 0% 100% 4834512 4834512 0% 100%
II 100 287392108 287392108 0% 100% 9828732 9828732 0% 100% 10232468 10232468 0% 100%
III 100 301383035 301383035 0% 100% 10648374 10648374 0% 100% 15570399 15570399 0% 100%
IV 99.36 323671912 323671912 0% 100% 11260590 11260590 0% 100% 21374996 21374996 67,4% 32,6%
2014
I 100 333824220 333824220 0% 100% 12416845 7655781 0% 100% 6485451 6153666 0% 100%
II 99.44 337553821 337553821 0% 100% 17422481 10606008 7,9% 92,1% 12700277 10588484 22% 78%
III 99.01 350011071 350011071 0% 100% 19593609 12050548 7,8% 92,2% 18588986 12510291 26,8% 73,2%
IV 99.06 358961989 358961989 0% 100% 20303753 12048639 14,3% 85,7% 23868639 39246519 22,7% 77,3%
2015
I 100 369208524 369208524 0% 100% 21438634 21438634 0% 100% 6187538 6187538 0% 100%
II 100 372815146 372815146 0% 100% 22065821 22065821 0% 100% 12517085 12517085 0% 100%
III 100 388887306 388887306 0% 100% 22098021 22098021 0% 100% 19140875 19140875 0% 100%
IV 100 406340579 406340579 0% 100% 21851934 16418777 0% 100% 25208205 20705371 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 21469271 21469271 0% 100% 1159196 1159196 0% 100%
II 100 36256636 36256636 0% 100% 2567405 2567405 0% 100%
III 100 40658388 40658388 0% 100% 3928437 3928437 0% 100%
IV 99.36 33425010 33425010 0,6% 99,4% 5064670 5064670 0,6% 99,4%
2014
I 100 26112914 26515178 0% 100% 783362 1485570 0% 100%
II 99.44 37787350 38693350 -0,3% 100,3% 1390575 2642155 2,1% 97,9%
III 99.01 42943090 44356623 1% 99% 2177467 3122095 1% 99%
IV 99.06 38395740 4900337 1% 99,1% 4836257 4900337 1% 99,1%
2015
I 100 51164279 51164279 0% 100% 911349 911349 0% 100%
II 100 63890508 63890508 0% 100% 1877504 1877504 0% 100%
III 100 70999582 70999582 0% 100% 2957496 2957496 0% 100%
IV 100 58395951 59370641 0% 100% 4683037 4761201 0% 100%
96
4. BPRS Berkah Ramadhan
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 19130440 19130440 0% 100% 756115 756115 0% 100% 327934 327934 0% 100%
II 99.65 24266400 24266400 0% 100% 836783 836783 16,4% 83,6% 715185 715185 0% 100%
III 100 23721737 23721737 0% 100% 929024 929024 0% 100% 1260908 1260908 0% 100%
IV 98.73 26457446 26457446 0% 100% 951944 951944 34,2% 65,8% 1740026 1740026 0% 100%
2014
I 99.19 31330216 31330216 0% 100% 1235079 972111 0% 100% 498213 498213 0% 100%
II 97.53 36533010 36533010 0% 100% 1387421 1235460 23,9% 76,1% 1043918 1043918 0% 100%
III 97.97 42033454 42033454 0% 100% 1144404 1144404 0% 100% 1682274 1682274 0% 100%
IV 100 46503330 46503330 0% 100% 1150668 1150668 0% 100% 2293499 2293499 0% 100%
2015
I 100 52374991 52374991 0% 100% 1331924 1331924 0% 100% 679775 679775 0% 100%
II 100 62070325 62070325 0% 100% 1401725 1401725 0% 100% 1483676 1483676 0% 100%
III 100 59870716 59870716 0% 100% 1421898 1421898 0% 100% 2437878 2437878 0% 100%
IV 100 54816774 54816774 0% 100% 1443954 1443954 0% 100% 3217532 3217532 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 7150421 7150421 0% 100% 104000 104000 0% 100%
II 99.65 7318920 7318920 0,3% 99,7% 205042 205042 0,3% 99,7%
III 100 8230627 8230627 0% 100% 306292 306292 0% 100%
IV 98.73 8800576 8800576 0,8% 99,2% 428983 428983 0,8% 99,2%
2014
I 99.19 10634820 10753288 0% 100% 119903 160289 0% 100%
II 97.53 10551680 11046207 2,5% 97,5% 296980 299812 2,5% 97,5%
III 97.97 10487976 10487976 2,1% 98,7% 378731 378731 2,1% 98,7%
IV 100 15438187 15438187 0% 100% 584246 584246 0% 100%
2015
I 100 17000342 17000342 0% 100% 234002 234002 0% 100%
II 100 18866567 18866567 0% 100% 286206 286206 0% 100%
III 100 18549982 18549982 0% 100% 421806 421806 0% 100%
IV 100 21369733 21369733 0% 100% 567764 567764 0% 100%
97
5. Cempaka Al Amin
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 8447444 8447444 0% 100% 199757 199757 0% 100% 167762 167762 0% 100%
II 81.79 7745621 7745621 0% 100% 205491 205491 3,6% 96,4% 352010 352010 0% 100%
III 81.3 9397113 9397113 8,4% 91,6% 205491 205491 0% 100% 533137 533137 0% 100%
IV 78.58 8731770 8731770 2,3% 97,7% 209711 209711 0% 100% 766804 766804 21,2% 78,8%
2014
I 92.04 8653658 8653658 0% 100% 210583 199801 5,9% 94,1% 193958 193958 0% 100%
II 100 9526847 9486411 0% 100% 210583 210583 0% 100% 402615 402615 0% 100%
III 100 9324795 9324795 0% 100% 213733 207172 0% 100% 606726 606726 0% 100%
IV 97.62 10187143 10187143 13,6% 86,4% 213732 213732 0% 100% 871213 871213 29,5% 70,5%
2015
I 100 9600249 9600249 0% 100% 214382 214382 0% 100% 199867 199867 0% 100%
II 100 8388523 8388523 0% 100% 219547 219547 0% 100% 419300 419300 0% 100%
III 100 9341960 9341960 0% 100% 229597 229597 0% 100% 661875 661875 0% 100%
IV 100 9306843 9306843 0% 100% 235972 235972 0% 100% 970725 970725 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 1566862 1566862 0% 100% 111656 111656 0% 100%
II 81.79 1517362 1517362 22,3% 81,8% 176861 176861 36% 73,5%
III 81.3 1455362 1455362 22,9% 81,4% 220730 220730 22,9% 81,4%
IV 78.58 961362 961362 27,3% 78,6% 286230 286230 41,8% 70,5%
2014
I 92.04 934956 1633866 8,6% 92% 67102 69296 8,6% 92%
II 100 1191700 1718509 0% 100% 128315 135284 0% 100%
III 100 1550000 1722121 0% 100% 195259 204527 0% 100%
IV 97.62 1774130 1774130 2,4% 97,6% 279333 279333 2,4% 97,6%
2015
I 100 1769130 1769130 0% 100% 40290 40290 0% 100%
II 100 2054130 2054130 0% 100% 83322 83322 0% 100%
III 100 3004130 3004130 0% 100% 157821 157821 0% 100%
IV 100 2904130 2904130 0% 100% 219915 219915 0% 100%
98
6. Amanah Rabbaniah
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 21356594 21356594 0% 100% 983892 983892 0% 100% 472927 472927 0% 100%
II 100 19755803 19755803 0% 100% 1076262 1076262 0% 100% 955604 955604 0% 100%
III 94.87 22058640 22058640 0% 100% 1081862 1068294 10% 90% 1433997 1433997 41,3% 58,7%
IV 99.34 23016433 23016433 0% 100% 1086705 1086705 5,8% 94,2% 1913241 1913241 60,6% 39,4%
2014
I 100 24240938 24240938 0% 100% 1090115 1090115 0% 100% 609046 609046 0% 100%
II 100 21730241 21730241 0% 100% 1114266 1114266 0% 100% 1224555 1224555 0% 100%
III 97.07 23052787 23052787 0% 100% 1209651 1209651 17,5% 82,5% 1797693 1797693 34,8% 65,2%
IV 99.4 27527492 27527492 0% 100% 1067292 1067292 0% 100% 2357444 2357444 60,6% 39,4%
2015
I 100 28736865 28736865 0% 100% 1102512 1102512 0% 100% 668564 668564 0% 100%
II 100 25544191 25544191 0% 100% 1102512 1102512 0% 100% 1350024 1350024 0% 100%
III 100 29290410 29290410 0% 100% 1106737 1106737 0% 100% 2043822 2043822 0% 100%
IV 100 33505010 33505010 0% 100% 1598299 1598299 0% 100% 2854690 2854690 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 706044 706044 0% 100% 204900 204900 0% 100%
II 100 707336 707336 0% 100% 452727 452727 0% 100%
III 94.87 672856 697286 5,4% 94,9% 661118 685122 5,4% 94,9%
IV 99.34 760901 760901 0,7% 99,3% 889598 889598 0,7% 99,3%
2014
I 100 764848 764848 0% 100% 202637 202637 0% 100%
II 100 900690 900690 0% 100% 431630 431630 0% 100%
III 97.07 891490 891490 3% 97,1% 605865 605865 3% 97,1%
IV 99.4 808898 808898 0,6% 99,4% 866656 866656 0,6% 99,4%
2015
I 100 686607 686607 0% 100% 200252 200252 0% 100%
II 100 869161 869161 0% 100% 369584 369584 0% 100%
III 100 727561 727561 0% 100% 569253 569253 0% 100%
IV 100 804478 804478 0% 100% 1566499 1566499 0% 100%
99
7. BPRS Atha Leksana
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 14152123 14152123 0% 100% 582399 582399 0% 100% 282686 282686 0% 100%
II 100 12835050 12835050 0% 100% 584349 584349 0% 100% 571706 571706 0% 100%
III 99.84 13494026 13494026 0,6% 99,4% 586049 584069 0% 100% 806104 806104 6,1% 93,9%
IV 100 14436406 14436406 0% 100% 594949 594949 0% 100% 1046604 1046604 0% 100%
2014
I 100 13467599 13076279 0% 100% 593989 593989 0% 100% 255121 255121 0% 100%
II 94.86 13358525 13358525 0% 100% 608089 608089 0% 100% 515601 515601 0% 100%
III 99.13 16237887 16237887 10,9% 89,1% 626043 626043 0% 100% 762350 762350 0% 100%
IV 100 20797458 20797458 0% 100% 952210 952210 0% 100% 1026670 1026670 0% 100%
2015
I 100 19654428 19654428 0% 100% 1030755 1030755 0% 100% 262401 262401 0% 100%
II 100 15864106 15864106 0% 100% 1058629 1058629 0% 100% 579038 579038 0% 100%
III 100 18156857 18156857 0% 100% 2294409 2294409 0% 100% 877677 877677 0% 100%
IV 100 22821902 22821902 0% 100% 2318669 2084216 0% 100% 1212677 1108269 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 1139778 1139778 0% 100% 129956 129956 0% 100%
II 100 1512837 1512837 0% 100% 242827 242827 0% 100%
III 99.84 1672431 1692045 0,2% 99,8% 321474 325244 0,2% 99,8%
IV 100 1816686 1816686 0% 100% 407979 407979 0% 100%
2014
I 100 1717296 2095351 0% 100% 47856 114465 0% 100%
II 94.86 1983751 2036624 0% 100% 175658 206584 0% 100%
III 99.13 2441935 2441935 0,9% 99,1% 479927 479927 0,9% 99,1%
IV 100 4044467 4044467 5,4% 94,9% 652506 652506 5,4% 94,9%
2015
I 100 5253010 5253010 0% 100% 78274 78274 0% 100%
II 100 5969398 5969398 0% 100% 182539 182539 0% 100%
III 100 7043466 7043466 0% 100% 313856 313856 0% 100%
IV 100 7184341 7717651 0% 100% 366505 393711 0% 100%
100
8. BPRS Sarana Prima Mandiri
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 14509936 14509936 0% 100% 891305 891305 0% 100% 213167 213167 0% 100%
II 95.67 13641638 13641638 0% 100% 1011768 958800 0% 100% 476724 476724 14,8% 85,2%
III 88.93 13593157 13593157 0% 100% 1129442 1075975 0% 100% 725032 725032 37,3% 62,7%
IV 97.47 14770374 14770374 0% 100% 1185491 1185491 0% 100% 954136 954136 61,5% 38,5%
2014
I 100 19665009 19665009 0% 100% 1289712 1289712 2,4% 97,6% 294383 294383 57,3% 42,7%
II 100 17337386 17337386 0% 100% 1329182 1329182 0% 100% 609043 609043 0% 100%
III 96.46 16708576 16708576 0% 100% 1374631 1374631 2,7% 97,3% 876677 876677 34,7% 65,3%
IV 91.51 16131718 16131718 0% 100% 1376457 1359964 0% 100% 1196386 861418 0% 100%
2015
I 100 13085625 13085625 0% 100% 1383244 1383244 0% 100% 359185 359185 0% 100%
II 98.74 16107542 16107542 3,8% 96,2% 1476555 1476555 8,4% 91,6% 704676 704676 29% 71%
III 96.18 19089583 19089583 0% 100% 1477239 1477239 12,1% 87,9% 1038052 678468 67,6% 32,4%
IV 100 20257812 20257812 0% 100% 1667339 1667339 0% 100% 1337487 519743 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 507238 507238 0% 100% 60063 60063 0% 100%
II 95.67 305238 354510 4,5% 95,7% 115801 118369 4,5% 95,7%
III 88.93 140238 251103 12,4% 88,9% 156773 172458 14,3% 87,5%
IV 97.47 156238 156238 2,6% 97,5% 232156 232156 2,6% 97,5%
2014
I 100 136238 136238 0% 100% 53117 53117 0% 100%
II 100 961238 961238 0% 100% 113549 113549 0% 100%
III 96.46 967238 967238 9,3% 91,5% 135784 135784 9,3% 91,5%
IV 91.51 659238 698468 3,7% 96,5% 148789 157643 13,5% 88,1%
2015
I 100 769238 769238 0% 100% 24184 24184 0% 100%
II 98.74 1019238 1019238 -0,4% 100,4% 37993 37993 163% 38%
III 96.18 1017238 1065551 4% 96,2% 52231 121191 4% 96,2%
IV 100 617238 757548 0% 100% 71003 87143 0% 100%
101
9. BPRS Tulen Amanah
Tahun KW EFF I1 I2 I3
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 6578386 6578386 0% 100% 746874 746874 0% 100% 79780 79780 0% 100%
II 100 6641820 6641820 0% 100% 763201 763201 0% 100% 182909 182909 0% 100%
III 93.36 8062648 8062648 0% 100% 763202 763202 0% 100% 312533 298589 21,1% 78,9%
IV 98.15 9502678 9502678 0% 100% 774668 774668 0% 100% 464150 464150 33,1% 66,9%
2014
I 100 10807123 10807123 0% 100% 779005 779005 0% 100% 114278 114278 0% 100%
II 100 11793139 11793139 0% 100% 790453 790453 0% 100% 264500 264500 0% 100%
III 100 12347044 12347044 0% 100% 793171 793171 0% 100% 434117 434117 0% 100%
IV 99.8 13482438 13482438 0% 100% 964722 964722 0,7% 99,3% 643888 643888 23,6% 76,4%
2015
I 100 14948936 14948936 0% 100% 969573 969573 0% 100% 121002 121002 0% 100%
II 100 13388639 13388639 0% 100% 981971 981971 0% 100% 313269 313269 0% 100%
III 100 14157108 14157108 0% 100% 988671 988671 0% 100% 530199 530199 0% 100%
IV 100 17515510 17515510 0% 100% 992921 992921 0% 100% 753126 753126 0% 100%
Tahun KW EFF
O1 O2
Actual Target To Gain Achieved Actual Target To Gain Achieved
2013
I 100 0 0 0% 0% 60690 60690 0% 100%
II 100 0 0 0% 0% 139190 139190 0% 100%
III 93.36 0 0 7,1% 93,4% 203733 205698 32,1% 75,7%
IV 98.15 0 0 1,9% 98,2% 323322 323322 1,9% 98,2%
2014
I 100 0 0 0% 0% 75356 85435 0% 100%
II 100 0 0 0% 0% 192882 192882 0% 100%
III 100 0 0 0% 0% 276289 276289 0% 100%
IV 99.8 0 0 0,2% 99,8% 412600 412600 0,2% 99,8%
2015
I 100 0 0 0% 0% 95198 95198 0% 100%
II 100 0 0 0% 0% 166865 207599 0% 100%
III 100 0 0 0% 0% 248050 248050 0% 100%
IV 100 0 0 0% 0% 348875 348875 0% 100%
102
Lampiran 4: Data Analisis Faktor Regresi tobit
EFF : Hasil Efisiensi DEA
LNDEPO : Log Natural Deposit (market share)
NIE/TA : Non Interest Expense/Total Assets (manajemen operasional)
NII/TA : Non Interest Income/Total Assets (kemampuan diversivikasi)
LOAN/TA : Loan/Total Assets (likuiditas)
ID
BPRS Tahun
KW EFF LNDEPO NIE/TA NII/TA LOAN/TA
1
2013
I 1 16 2.81 0.53 0.07
II 0.9507 17 5.54 1.14 0.12
III 0.973 16 8.99 1.54 0.13
IV 0.9757 17 11.72 1.81 0.07
2014
I 1 17 2.30 0.36 0.03
II 0.9867 17 4.71 0.80 0.05
III 0.9583 17 7.24 1.19 0.07
IV 1 17 9.52 1.70 0.06
2015
I 1 17 2.29 0.28 0.04
II 1 17 4.90 0.55 0.09
III 1 17 7.09 0.70 0.08
IV 1 17 8.13 0.79 0.05
2
2013
I 0.976 17 2.67 0.60 0.05
II 0.9708 17 6.22 1.35 0.09
III 0.9704 17 8.20 1.77 0.11
IV 1 17 9.31 1.89 0.09
2014
I 1 18 2.33 0.50 0.11
II 0.9398 17 5.02 1.01 0.16
III 0.9719 18 6.89 1.34 0.20
IV 0.959 18 9.01 1.78 0.27
2015
I 1 18 2.25 0.27 0.27
II 1 18 4.89 0.68 0.32
III 0.9987 18 6.62 0.89 0.30
IV 1 18 8.46 1.51 0.28
3
2013
I 1 19 1.93 0.35 0.06
II 1 19 3.98 0.75 0.11
III 1 20 5.89 1.10 0.11
IV 0.9936 20 7.62 1.32 0.09
2014
I 1 20 2.15 0.20 0.07
II 0.9944 20 4.26 0.35 0.09
III 0.9901 20 6.15 0.53 0.10
IV 0.9906 20 7.74 1.14 0.09
2015
I 1 20 2.00 0.21 0.12
II 1 20 4.00 0.43 0.15
III 1 20 5.84 0.65 0.16
IV 1 20 7.41 0.98 0.12
4 2013 I 1 17 2.80 0.48 0.33
II 0.9965 17 5.10 0.77 0.27
103
III 1 17 8.56 1.15 0.31
IV 0.9873 17 10.85 1.46 0.30
2014
I 0.9919 17 2.83 0.35 0.31
II 0.9753 17 5.25 0.75 0.26
III 0.9797 18 7.39 0.83 0.23
IV 1 18 9.17 1.16 0.31
2015
I 1 18 2.53 0.41 0.30
II 1 18 4.57 0.43 0.28
III 1 18 7.57 0.65 0.29
IV 1 18 10.88 0.95 0.36
5
2013
I 1 16 2.74 0.87 0.12
II 0.8179 16 5.38 1.46 0.13
III 0.813 16 7.30 1.66 0.11
IV 0.7858 16 9.68 2.12 0.07
2014
I 0.9204 16 2.52 0.50 0.07
II 1 16 4.78 0.87 0.08
III 1 16 7.23 1.29 0.10
IV 0.9762 16 9.39 1.74 0.11
2015
I 1 16 2.46 0.25 0.11
II 1 16 4.86 0.52 0.13
III 1 16 6.40 0.87 0.17
IV 1 16 9.61 1.23 0.16
6
2013
I 1 17 2.93 0.83 0.03
II 1 17 6.27 1.86 0.03
III 0.9487 17 8.95 2.51 0.03
IV 0.9934 17 11.49 3.13 0.03
2014
I 1 17 3.47 0.68 0.03
II 1 17 7.77 1.62 0.03
III 0.9707 17 10.77 2.16 0.03
IV 0.994 17 12.02 2.63 0.02
2015
I 1 17 3.12 0.58 0.02
II 1 17 6.82 1.17 0.03
III 1 17 8.99 1.59 0.02
IV 1 17 13.92 3.91 0.02
7
2013
I 1 16 3.02 0.67 0.06
II 1 16 6.35 1.27 0.08
III 0.9984 16 8.58 1.59 0.08
IV 1 16 10.73 1.85 0.08
2014
I 1 16 2.72 0.24 0.08
II 0.9486 16 6.06 0.93 0.11
III 0.9913 17 9.03 2.27 0.12
IV 1 17 10.01 2.45 0.15
2015
I 1 17 1.89 0.29 0.19
II 1 17 5.10 0.78 0.25
III 1 17 6.94 1.14 0.26
IV 1 17 8.07 1.14 0.22
104
8
2013
I 1 16 2.56 0.34 0.03
II 0.9567 16 5.30 0.65 0.02
III 0.8893 16 7.64 0.87 0.01
IV 0.9747 17 8.65 1.08 0.01
2014
I 1 17 2.07 0.21 0.01
II 1 17 4.71 0.48 0.04
III 0.9646 17 7.05 0.60 0.04
IV 0.9151 17 9.89 0.68 0.03
2015
I 1 16 2.58 0.10 0.03
II 0.9874 17 6.49 0.18 0.05
III 0.9618 17 8.18 0.22 0.04
IV 1 17 10.55 0.28 0.02
9
2013
I 1 16 1.53 0.61 0.00
II 1 16 3.31 1.35 0.00
III 0.9336 16 4.90 1.70 0.00
IV 0.9815 16 6.86 2.35 0.00
2014
I 1 16 1.61 0.52 0.00
II 1 16 3.02 1.20 0.00
III 1 16 4.39 1.56 0.00
IV 0.998 16 6.34 2.12 0.00
2015
I 1 17 1.08 0.47 0.00
II 1 16 2.63 0.88 0.00
III 1 16 4.03 1.21 0.00
IV 1 17 5.48 1.44 0.00
105
Lampiran 5: Output Eviews - Regresi tobit
Dependent Variable: EFF
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 02/24/16 Time: 17:56
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 108
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 3 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. LNDEPO 0.005016 0.002192 2.287670 0.0222
NIETA -0.005402 0.001253 -4.312996 0.0000
NIITA 0.027040 0.005404 5.003255 0.0000
LOANTA 0.033159 0.012126 2.734487 0.0062
C 0.902004 0.038107 23.67002 0.0000 Error Distribution SCALE:C(6) 0.025255 0.001718 14.69714 0.0000 Mean dependent var 0.989691 S.D. dependent var 0.028602
S.E. of regression 0.025987 Akaike info criterion -4.408468
Sum squared resid 0.068884 Schwarz criterion -4.259461
Log likelihood 244.0573 Hannan-Quinn criter. -4.348051
Avg. log likelihood 2.259790 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 108 Total obs 108
Lampiran 6: Output SPSS Uji Beda - Wilcoxon Signed Rank Test
Test Statisticsa
DEA - CAMEL
Z -9.024b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
106
Lampiran 7: Analisis Kesehatan BPRS dengan Menggunakan Metode CAMEL Tahun 2013-2015
Model 1: Perhitungan CAEL berdasarkan PBI No.9/PBI/2007 serta Perbandingannya dengan Tingkat Efisiensi DEA
Keterangan:
PKR = Peringkat Komposit Rasio (didapat dengan mengalikan rangking/peringkat rasio dengan bobot yang ditetapkan)
PK = Peringkat Komposit (didapat dengan menjumlahkan seluruh peringkat komposit rasio yang ada)
ID
BPRS Tathun KW CAR PKR KAP PKR NPF PKR BOPO PKR ROA PKR ROE PKR CR PKR PK Kriteria DEA Kriteria
1
2013
I 23 0.25 95.52 0.35 6.81 0.1 62.55 0.1 0.6 0.125 5.01 0.125 34.56 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 29 0.25 94.63 0.35 7.38 0.2 61.52 0.1 3.16 0.025 16.97 0.075 22.11 0.15 1.15 Sangat Baik 95.07 Efisien
III 21.52 0.25 95.36 0.35 5.85 0.1 64.04 0.1 2.91 0.025 15.74 0.075 18.87 0.15 1.05 Sangat Baik 97.3 Efisien
IV 36 0.25 96.15 0.35 5.87 0.1 63.64 0.1 2.97 0.025 16.1 0.075 39.63 0.15 1.05 Sangat Baik 97.57 Efisien
2014
I 24.23 0.25 96.68 0.35 5.79 0.1 52.43 0.1 2.96 0.025 17.88 0.075 48.87 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 32 0.25 96.42 0.35 5.85 0.1 52.98 0.1 3.07 0.025 19 0.05 40.22 0.15 1.025 Sangat Baik 98.67 Efisien
III 31 0.25 97.03 0.35 4.94 0.1 53.85 0.1 2.91 0.025 18.73 0.05 36.91 0.15 1.025 Sangat Baik 95.83 Efisien
IV 39 0.25 96.52 0.35 4.7 0.1 49.97 0.1 2.82 0.025 15.11 0.075 31.61 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
2015
I 33 0.25 97.10 0.35 4.6 0.1 55.27 0.1 2.55 0.025 15.82 0.075 36.09 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 30 0.25 96.53 0.35 4.87 0.1 55.67 0.1 2.79 0.025 17.21 0.075 18.70 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 29 0.25 96.03 0.35 5.96 0.1 53.8 0.1 3 0.025 19.59 0.05 25.36 0.15 1.025 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 29 0.25 97.70 0.35 3.87 0.1 53.69 0.1 2.63 0.025 18.06 0.05 40.84 0.15 1.025 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
2
2013
I 9 0.75 99.45 0.35 0.95 0.1 53.61 0.1 2.74 0.025 62.12 0.025 22.65 0.15 1.5 Sangat Baik 97.6 Efisien
II 9 0.75 99.38 0.35 0.81 0.1 58.01 0.1 27.66 0.025 66.89 0.025 8.63 0.15 1.5 Sangat Baik 97.08 Efisien
III 8.03 0.75 99.11 0.35 1.49 0.1 58.04 0.1 3.19 0.025 14.88 0.075 17.19 0.15 1.55 Baik 97.04 Efisien
IV 9.67 0.5 99.48 0.35 0.76 0.1 55.75 0.1 3.07 0.025 24.88 0.025 33.17 0.15 1.25 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
2014 I 8.49 0.75 99.33 0.35 1.14 0.1 54.38 0.1 2.54 0.025 12.58 0.1 29.33 0.15 1.575 Baik 100 Sangat Efisien
II 9 0.75 99.18 0.35 1.15 0.1 53.46 0.1 2.46 0.025 12.95 0.1 21.00 0.15 1.575 Baik 93.98 Efisien
107
III 8.64 0.75 98.37 0.35 3.37 0.1 52.41 0.1 2.35 0.025 13.06 0.075 26.92 0.15 1.55 Baik 97.19 Efisien
IV 9.59 0.5 99.05 0.35 1.4 0.1 52.15 0.1 2.36 0.025 13.31 0.075 34.77 0.15 1.3 Sangat Baik 95.9 Efisien
2015
I 10.03 0.5 98.87 0.35 1.78 0.1 53.2 0.1 2.41 0.025 13.83 0.075 22.32 0.15 1.3 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 9.09 0.75 98.68 0.35 1.77 0.1 54.42 0.1 2.29 0.025 13.68 0.075 16.34 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
III 9.22 0.75 98.77 0.35 1.77 0.1 53.04 0.1 2.2 0.025 14.98 0.075 24.68 0.15 1.55 Baik 99.87 Efisien
IV 10.3 0.5 98.69 0.35 1.73 0.1 53.05 0.1 2 0.025 19.31 0.05 29.21 0.15 1.275 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
3
2013
I 117.54 0.25 92.85 0.7 13.35 0.4 41.62 0.1 4.44 0.025 47.44 0.025 35.47 0.15 1.65 Baik 100 Sangat Efisien
II 110.36 0.25 93.32 0.35 11.39 0.3 42.04 0.1 4.47 0.025 44.61 0.025 28.88 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 19.27 0.25 93.24 0.35 11.33 0.3 42.28 0.1 4.4 0.025 39.24 0.025 28.87 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 19.64 0.25 94.07 0.35 10.23 0.3 43.17 0.1 4.04 0.025 33.73 0.025 33.90 0.15 1.2 Sangat Baik 99.36 Sangat Efisien
2014
I 20.42 0.25 93.05 0.35 12.37 0.3 49.09 0.1 3.51 0.025 37.25 0.025 33.28 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 21.3 0.25 93.92 0.35 9.7 0.2 47.74 0.1 3.22 0.025 35.25 0.025 25.55 0.15 1.1 Sangat Baik 99.44 Efisien
III 16.75 0.25 93.46 0.35 11.09 0.3 46.51 0.1 2.67 0.025 23.7 0.025 25.67 0.15 1.2 Sangat Baik 99.01 Efisien
IV 18.39 0.25 93.24 0.35 11.96 0.3 43.48 0.1 3.69 0.025 31.34 0.025 30.71 0.15 1.2 Sangat Baik 99.06 Efisien
2015
I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 46.17 0.1 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 45.09 0.1 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 45.04 0.1 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 44.26 0.1 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
4
2013
I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 59.56 0.1 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.65 Baik 100 Sangat Efisien
II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 61.21 0.1 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.275 Sangat Baik 99.65 Efisien
III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 63.66 0.1 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 62.99 0.1 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 98.73 Efisien
2014
I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 61.43 0.1 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 99.19 Efisien
II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 62.77 0.1 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.25 Sangat Baik 97.53 Efisien
III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 60.62 0.1 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 97.97 Efisien
IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 58.26 0.1 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.75 Baik 100 Sangat Efisien
2015
I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 52.67 0.1 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.65 Baik 100 Sangat Efisien
II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 53.78 0.1 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.625 Baik 100 Sangat Efisien
III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 56.37 0.1 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 56.59 0.1 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.5 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
5 2013
I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 49.04 0.1 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.25 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 44.55 0.1 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.05 Sangat Baik 81.79 Efisien
III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 46.1 0.1 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.15 Sangat Baik 81.3 Efisien
IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 45.61 0.1 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.2 Sangat Baik 78.58 Cukup Efisien
2014 I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 42.97 0.1 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.2 Sangat Baik 92.04 Efisien
108
II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 44.81 0.1 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.25 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 46.03 0.1 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.125 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 46.66 0.1 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.1 Sangat Baik 97.62 Efisien
2015
I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 41.98 0.1 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.225 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 44.83 0.1 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.25 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 45.19 0.1 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.225 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 48.64 0.1 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
6
2013
I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 50.45 0.1 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 51.1 0.1 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.5 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 51.7 0.1 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.55 Baik 94.87 Efisien
IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 52.81 0.1 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.1 Sangat Baik 99.34 Efisien
2014
I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 61.65 0.1 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 59.61 0.1 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.5 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 59.15 0.1 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.575 Baik 97.07 Efisien
IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 56.31 0.1 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.55 Baik 99.4 Efisien
2015
I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 55.71 0.1 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.575 Baik 100 Sangat Efisien
II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 54.65 0.1 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 52.89 0.1 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.55 Baik 100 Sangat Efisien
IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 59.9 0.1 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
7
2013
I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 61.28 0.1 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 58.45 0.1 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 55.67 0.1 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.275 Sangat Baik 99.84 Efisien
IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 55.57 0.1 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
2014
I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 53.38 0.2 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.175 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 55.07 0.1 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.1 Sangat Baik 94.86 Efisien
III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 56.95 0.1 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 99.13 Efisien
IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 57.62 0.1 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
2015
I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 46.1 0.1 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 51.44 0.1 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 54.3 0.1 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 53.4 0.1 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
8 2013
I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 56.61 0.1 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.3 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 61.01 0.1 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 95.67 Efisien
III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 57.42 0.1 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.05 Sangat Baik 88.93 Efisien
IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 56.1 0.1 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 97.47 Efisien
109
2014
I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 56.56 0.1 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.3 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 54.99 0.1 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.225 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 49.18 0.1 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.1 Sangat Baik 96.46 Efisien
IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 48.92 0.1 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.65 Baik 91.51 Efisien
2015
I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 58.37 0.1 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.85 Baik 100 Sangat Efisien
II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 64.64 0.1 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 2.2 Baik 98.74 Efisien
III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 59.98 0.1 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.85 Baik 96.18 Efisien
IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 59.91 0.2 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.275 Baik 100 Sangat Efisien
9
2013
I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 29.04 0.1 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.725 Baik 100 Sangat Efisien
II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 29.21 0.1 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 2.1 Baik 100 Sangat Efisien
III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 30.63 0.1 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.65 Baik 93.36 Efisien
IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 32.78 0.1 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 98.15 Efisien
2014
I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 26.33 0.1 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.15 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 24.68 0.1 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 26.43 0.1 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.1 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 29.62 0.1 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 99.8 Efisien
2015
I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 20.56 0.1 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.25 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 23.18 0.1 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.125 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 25.63 0.1 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.65 Baik 100 Sangat Efisien
IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 29.51 0.1 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.2 Sangat Baik 100 Sangat Efisien
110
Model 2: Perhitungan CAEL dengan Mengubah Bobot Tiap Komponen CAEL Tahun 2013-2015 dan Perbandingannya dengan
CAEL Berdasarkan PBI No.9/PBI/2007 dan SE No.9/29/DPbS 2007
ID
BPRS Tathun KW CAR PKR KAP PKR NPF PKR BOPO PKR ROA PKR ROE PKR CR PKR PK Kriteria
PK
Model 1 Kriteria Status
1
2013
I 23 0.25 95.52 0.35 6.81 0.1 62.55 0.25 0.6 0.125 5.01 0.125 34.56 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.63 0.35 7.38 0.2 61.52 0.25 3.16 0.025 16.97 0.075 22.11 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 21.52 0.25 95.36 0.35 5.85 0.1 64.04 0.25 2.91 0.025 15.74 0.075 18.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 36 0.25 96.15 0.35 5.87 0.1 63.64 0.25 2.97 0.025 16.1 0.075 39.63 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
2014
I 24.23 0.25 96.68 0.35 5.79 0.1 52.43 0.25 2.96 0.025 17.88 0.075 48.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 32 0.25 96.42 0.35 5.85 0.1 52.98 0.25 3.07 0.025 19 0.05 40.22 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
III 31 0.25 97.03 0.35 4.94 0.1 53.85 0.25 2.91 0.025 18.73 0.05 36.91 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 39 0.25 96.52 0.35 4.7 0.1 49.97 0.25 2.82 0.025 15.11 0.075 31.61 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2015
I 33 0.25 97.10 0.35 4.6 0.1 55.27 0.25 2.55 0.025 15.82 0.075 36.09 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 30 0.25 96.53 0.35 4.87 0.1 55.67 0.25 2.79 0.025 17.21 0.075 18.70 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 96.03 0.35 5.96 0.1 53.8 0.25 3 0.025 19.59 0.05 25.36 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
IV 29 0.25 97.70 0.35 3.87 0.1 53.69 0.25 2.63 0.025 18.06 0.05 40.84 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
2
2013
I 9 0.75 99.45 0.35 0.95 0.1 53.61 0.25 2.74 0.025 62.12 0.025 22.65 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
II 9 0.75 99.38 0.35 0.81 0.1 58.01 0.25 27.66 0.025 66.89 0.025 8.63 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
III 8.03 0.75 99.11 0.35 1.49 0.1 58.04 0.25 3.19 0.025 14.88 0.075 17.19 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.67 0.5 99.48 0.35 0.76 0.1 55.75 0.25 3.07 0.025 24.88 0.025 33.17 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
2014
I 8.49 0.75 99.33 0.35 1.14 0.1 54.38 0.25 2.54 0.025 12.58 0.1 29.33 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 99.18 0.35 1.15 0.1 53.46 0.25 2.46 0.025 12.95 0.1 21.00 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun
III 8.64 0.75 98.37 0.35 3.37 0.1 52.41 0.25 2.35 0.025 13.06 0.075 26.92 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.59 0.5 99.05 0.35 1.4 0.1 52.15 0.25 2.36 0.025 13.31 0.075 34.77 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Efisien Turun
2015
I 10.03 0.5 98.87 0.35 1.78 0.1 53.2 0.25 2.41 0.025 13.83 0.075 22.32 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 9.09 0.75 98.68 0.35 1.77 0.1 54.42 0.25 2.29 0.025 13.68 0.075 16.34 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 9.22 0.75 98.77 0.35 1.77 0.1 53.04 0.25 2.2 0.025 14.98 0.075 24.68 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 10.3 0.5 98.69 0.35 1.73 0.1 53.05 0.25 2 0.025 19.31 0.05 29.21 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap
3 2013
I 117.54 0.25 92.85 0.7 13.35 0.4 41.62 0.25 4.44 0.025 47.44 0.025 35.47 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
II 110.36 0.25 93.32 0.35 11.39 0.3 42.04 0.25 4.47 0.025 44.61 0.025 28.88 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 19.27 0.25 93.24 0.35 11.33 0.3 42.28 0.25 4.4 0.025 39.24 0.025 28.87 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
IV 19.64 0.25 94.07 0.35 10.23 0.3 43.17 0.25 4.04 0.025 33.73 0.025 33.90 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
111
2014
I 20.42 0.25 93.05 0.35 12.37 0.3 49.09 0.25 3.51 0.025 37.25 0.025 33.28 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 21.3 0.25 93.92 0.35 9.7 0.2 47.74 0.25 3.22 0.025 35.25 0.025 25.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 16.75 0.25 93.46 0.35 11.09 0.3 46.51 0.25 2.67 0.025 23.7 0.025 25.67 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
IV 18.39 0.25 93.24 0.35 11.96 0.3 43.48 0.25 3.69 0.025 31.34 0.025 30.71 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
2015
I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 46.17 0.25 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 45.09 0.25 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 45.04 0.25 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 44.26 0.25 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
4
2013
I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 59.56 0.25 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 61.21 0.25 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 63.66 0.25 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 62.99 0.25 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 61.43 0.25 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 62.77 0.25 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Efisien Turun
III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 60.62 0.25 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 58.26 0.25 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.6 Baik 1.75 Sangat Efisien Naik
2015
I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 52.67 0.25 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 53.78 0.25 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.525 Baik 1.625 Sangat Efisien Naik
III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 56.37 0.25 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 56.59 0.25 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
5
2013
I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 49.04 0.25 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 44.55 0.25 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 46.1 0.25 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 45.61 0.25 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Cukup Efisien Turun
2014
I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 42.97 0.25 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 44.81 0.25 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 46.03 0.25 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 46.66 0.25 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2015
I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 41.98 0.25 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 44.83 0.25 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 45.19 0.25 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.125 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 48.64 0.25 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
6 2013
I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 50.45 0.25 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 51.1 0.25 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 51.7 0.25 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
112
IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 52.81 0.25 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2014
I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 61.65 0.25 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 59.61 0.25 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 59.15 0.25 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun
IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 56.31 0.25 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
2015
I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 55.71 0.25 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Tetap
II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 54.65 0.25 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 52.89 0.25 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 59.9 0.25 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
7
2013
I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 61.28 0.25 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 58.45 0.25 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 55.67 0.25 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 55.57 0.25 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2014
I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 53.38 0.25 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.125 Sangat Baik 1.175 Sangat Efisien Tetap
II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 55.07 0.25 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 56.95 0.25 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 57.62 0.25 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
2015
I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 46.1 0.25 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 51.44 0.25 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 54.3 0.25 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 53.4 0.25 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
8
2013
I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 56.61 0.25 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 61.01 0.25 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 57.42 0.25 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 56.1 0.25 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 56.56 0.25 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 54.99 0.25 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 49.18 0.25 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 48.92 0.25 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.45 Baik 1.65 Efisien Tetap
2015
I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 58.37 0.25 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.65 Baik 1.85 Sangat Efisien Naik
II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 64.64 0.25 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 1.95 Baik 2.2 Efisien Tetap
III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 59.98 0.25 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.65 Baik 1.85 Efisien Tetap
IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 59.91 0.25 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.175 Sangat Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap
9 2013 I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 29.04 0.25 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.525 Baik 1.725 Sangat Efisien Naik
II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 29.21 0.25 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 1.85 Baik 2.1 Sangat Efisien Naik
113
III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 30.63 0.25 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.45 Baik 1.65 Efisien Tetap
IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 32.78 0.25 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 26.33 0.25 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 24.68 0.25 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 26.43 0.25 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 29.62 0.25 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2015
I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 20.56 0.25 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 23.18 0.25 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 25.63 0.25 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 29.51 0.25 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
114
Model 3: Perhitungan CAEL dengan Mengganti BOPO dengan DEA dan Perbandingannya dengan CAEL Berdasarkan PBI
No.9/PBI/2007 dan SE No.9/29/DPbS 2007
ID
BPRS Tahun KW CAR PKR KAP PKR NPF PKR DEA PKR ROA PKR ROE PKR CR PKR PK Kriteria
PK
Model 1 Kriteria Status
1
2013
I 23 0.25 95.52 0.35 6.81 0.1 100 0.1 0.6 0.125 5.01 0.125 34.56 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.63 0.35 7.38 0.2 95.07 0.1 3.16 0.025 16.97 0.075 22.11 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 21.52 0.25 95.36 0.35 5.85 0.1 97.3 0.1 2.91 0.025 15.74 0.075 18.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 36 0.25 96.15 0.35 5.87 0.1 97.57 0.1 2.97 0.025 16.1 0.075 39.63 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
2014
I 24.23 0.25 96.68 0.35 5.79 0.1 100 0.1 2.96 0.025 17.88 0.075 48.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 32 0.25 96.42 0.35 5.85 0.1 98.67 0.1 3.07 0.025 19 0.05 40.22 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
III 31 0.25 97.03 0.35 4.94 0.1 95.83 0.1 2.91 0.025 18.73 0.05 36.91 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 39 0.25 96.52 0.35 4.7 0.1 100 0.1 2.82 0.025 15.11 0.075 31.61 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2015
I 33 0.25 97.10 0.35 4.6 0.1 100 0.1 2.55 0.025 15.82 0.075 36.09 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 30 0.25 96.53 0.35 4.87 0.1 100 0.1 2.79 0.025 17.21 0.075 18.70 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 96.03 0.35 5.96 0.1 100 0.1 3 0.025 19.59 0.05 25.36 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
IV 29 0.25 97.70 0.35 3.87 0.1 100 0.1 2.63 0.025 18.06 0.05 40.84 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
2
2013
I 9 0.75 99.45 0.35 0.95 0.1 97.6 0.1 2.74 0.025 62.12 0.025 22.65 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
II 9 0.75 99.38 0.35 0.81 0.1 97.08 0.1 27.66 0.025 66.89 0.025 8.63 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
III 8.03 0.75 99.11 0.35 1.49 0.1 97.04 0.1 3.19 0.025 14.88 0.075 17.19 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.67 0.5 99.48 0.35 0.76 0.1 100 0.1 3.07 0.025 24.88 0.025 33.17 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
2014
I 8.49 0.75 99.33 0.35 1.14 0.1 100 0.1 2.54 0.025 12.58 0.1 29.33 0.15 1.575 Baik 1.575 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 99.18 0.35 1.15 0.1 93.98 0.1 2.46 0.025 12.95 0.1 21.00 0.15 1.575 Baik 1.575 Efisien Turun
III 8.64 0.75 98.37 0.35 3.37 0.1 97.19 0.1 2.35 0.025 13.06 0.075 26.92 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.59 0.5 99.05 0.35 1.4 0.1 95.9 0.1 2.36 0.025 13.31 0.075 34.77 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Efisien Turun
2015
I 10.03 0.5 98.87 0.35 1.78 0.1 100 0.1 2.41 0.025 13.83 0.075 22.32 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 9.09 0.75 98.68 0.35 1.77 0.1 100 0.1 2.29 0.025 13.68 0.075 16.34 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 9.22 0.75 98.77 0.35 1.77 0.1 99.87 0.1 2.2 0.025 14.98 0.075 24.68 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun
IV 10.3 0.5 98.69 0.35 1.73 0.1 100 0.1 2 0.025 19.31 0.05 29.21 0.15 1.275 Sangat Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap
3
2013
I 117.54 0.25 92.85 0.7 13.35 0.4 100 0.1 4.44 0.025 47.44 0.025 35.47 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
II 110.36 0.25 93.32 0.35 11.39 0.3 100 0.1 4.47 0.025 44.61 0.025 28.88 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 19.27 0.25 93.24 0.35 11.33 0.3 100 0.1 4.4 0.025 39.24 0.025 28.87 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
IV 19.64 0.25 94.07 0.35 10.23 0.3 99.36 0.1 4.04 0.025 33.73 0.025 33.90 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
2014
I 20.42 0.25 93.05 0.35 12.37 0.3 100 0.1 3.51 0.025 37.25 0.025 33.28 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 21.3 0.25 93.92 0.35 9.7 0.2 99.44 0.1 3.22 0.025 35.25 0.025 25.55 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 16.75 0.25 93.46 0.35 11.09 0.3 99.01 0.1 2.67 0.025 23.7 0.025 25.67 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
IV 18.39 0.25 93.24 0.35 11.96 0.3 99.06 0.1 3.69 0.025 31.34 0.025 30.71 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
115
2015
I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 100 0.1 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 100 0.1 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 100 0.1 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 100 0.1 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
4
2013
I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 100 0.1 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 99.65 0.1 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.275 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 100 0.1 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 98.73 0.1 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 99.19 0.1 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 97.53 0.1 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Efisien Turun
III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 97.97 0.1 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 100 0.1 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.75 Baik 1.75 Sangat Efisien Naik
2015
I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 100 0.1 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 100 0.1 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.625 Baik 1.625 Sangat Efisien Naik
III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 100 0.1 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 100 0.1 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
5
2013
I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 100 0.1 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 81.79 0.1 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 81.3 0.1 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 78.58 0.1 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Cukup Efisien Turun
2014
I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 92.04 0.1 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 100 0.1 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 100 0.1 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.125 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 97.62 0.1 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2015
I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 100 0.1 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 100 0.1 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 100 0.1 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 100 0.1 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
6
2013
I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 100 0.1 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 100 0.1 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 94.87 0.1 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun
IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 99.34 0.1 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2014
I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 100 0.1 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 100 0.1 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.5 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 97.07 0.1 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.575 Baik 1.575 Efisien Turun
IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 99.4 0.1 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.55 Baik 1.55 Efisien Turun
2015
I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 100 0.1 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.575 Baik 1.575 Sangat Efisien Tetap
II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 100 0.1 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 100 0.1 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.55 Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 100 0.1 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
116
7
2013
I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 100 0.1 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 100 0.1 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 99.84 0.1 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.275 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 100 0.1 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2014
I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 100 0.2 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.275 Sangat Baik 1.175 Sangat Efisien Tetap
II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 94.86 0.1 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 99.13 0.1 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 100 0.1 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
2015
I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 100 0.1 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 100 0.1 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 100 0.1 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 100 0.1 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
8
2013
I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 100 0.1 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 95.67 0.1 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 88.93 0.1 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 97.47 0.1 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 100 0.1 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.3 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 100 0.1 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.225 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 96.46 0.1 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 91.51 0.1 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.65 Baik 1.65 Efisien Tetap
2015
I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 100 0.1 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.85 Baik 1.85 Sangat Efisien Naik
II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 98.74 0.1 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 2.2 Baik 2.2 Efisien Tetap
III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 96.18 0.1 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.85 Baik 1.85 Efisien Tetap
IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 100 0.2 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.375 Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap
9
2013
I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 100 0.1 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.725 Baik 1.725 Sangat Efisien Naik
II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 100 0.1 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 2.1 Baik 2.1 Sangat Efisien Naik
III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 93.36 0.1 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.65 Baik 1.65 Efisien Tetap
IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 98.15 0.1 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 100 0.1 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 100 0.1 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 100 0.1 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.1 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 99.8 0.1 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2015
I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 100 0.1 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.25 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 100 0.1 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.125 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 100 0.1 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.65 Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 100 0.1 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
117
Model 4: Perhitungan CAEL dengan Mengganti BOPO dengan DEA dan Mengubah Bobot Tiap Komponen CAEL serta
Perbandingannya dengan CAEL berdasarkan PBI No.9/PBI/2007 dan SE No.9/29/DPbS 2007
ID
BPRS Tathun KW CAR PKR KAP PKR NPF PKR DEA PKR ROA PKR ROE PKR CR PKR PK Kriteria
PK
Model 1 Kriteria Status
1
2013
I 23 0.25 95.52 0.35 6.81 0.1 100 0.25 0.6 0.125 5.01 0.125 34.56 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.63 0.35 7.38 0.2 95.07 0.25 3.16 0.025 16.97 0.075 22.11 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 21.52 0.25 95.36 0.35 5.85 0.1 97.3 0.25 2.91 0.025 15.74 0.075 18.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 36 0.25 96.15 0.35 5.87 0.1 97.57 0.25 2.97 0.025 16.1 0.075 39.63 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
2014
I 24.23 0.25 96.68 0.35 5.79 0.1 100 0.25 2.96 0.025 17.88 0.075 48.87 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 32 0.25 96.42 0.35 5.85 0.1 98.67 0.25 3.07 0.025 19 0.05 40.22 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
III 31 0.25 97.03 0.35 4.94 0.1 95.83 0.25 2.91 0.025 18.73 0.05 36.91 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 39 0.25 96.52 0.35 4.7 0.1 100 0.25 2.82 0.025 15.11 0.075 31.61 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2015
I 33 0.25 97.10 0.35 4.6 0.1 100 0.25 2.55 0.025 15.82 0.075 36.09 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
II 30 0.25 96.53 0.35 4.87 0.1 100 0.25 2.79 0.025 17.21 0.075 18.70 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 96.03 0.35 5.96 0.1 100 0.25 3 0.025 19.59 0.05 25.36 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
IV 29 0.25 97.70 0.35 3.87 0.1 100 0.25 2.63 0.025 18.06 0.05 40.84 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Sangat Efisien Tetap
2
2013
I 9 0.75 99.45 0.35 0.95 0.1 97.6 0.25 2.74 0.025 62.12 0.025 22.65 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
II 9 0.75 99.38 0.35 0.81 0.1 97.08 0.25 27.66 0.025 66.89 0.025 8.63 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Efisien Turun
III 8.03 0.75 99.11 0.35 1.49 0.1 97.04 0.25 3.19 0.025 14.88 0.075 17.19 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.67 0.5 99.48 0.35 0.76 0.1 100 0.25 3.07 0.025 24.88 0.025 33.17 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
2014
I 8.49 0.75 99.33 0.35 1.14 0.1 100 0.25 2.54 0.025 12.58 0.1 29.33 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 99.18 0.35 1.15 0.1 93.98 0.25 2.46 0.025 12.95 0.1 21.00 0.15 1.475 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun
III 8.64 0.75 98.37 0.35 3.37 0.1 97.19 0.25 2.35 0.025 13.06 0.075 26.92 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 9.59 0.5 99.05 0.35 1.4 0.1 95.9 0.25 2.36 0.025 13.31 0.075 34.77 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Efisien Turun
2015
I 10.03 0.5 98.87 0.35 1.78 0.1 100 0.25 2.41 0.025 13.83 0.075 22.32 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 9.09 0.75 98.68 0.35 1.77 0.1 100 0.25 2.29 0.025 13.68 0.075 16.34 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 9.22 0.75 98.77 0.35 1.77 0.1 99.87 0.25 2.2 0.025 14.98 0.075 24.68 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 10.3 0.5 98.69 0.35 1.73 0.1 100 0.25 2 0.025 19.31 0.05 29.21 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Sangat Efisien Tetap
3
2013
I 117.54 0.25 92.85 0.7 13.35 0.4 100 0.25 4.44 0.025 47.44 0.025 35.47 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
II 110.36 0.25 93.32 0.35 11.39 0.3 100 0.25 4.47 0.025 44.61 0.025 28.88 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 19.27 0.25 93.24 0.35 11.33 0.3 100 0.25 4.4 0.025 39.24 0.025 28.87 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
IV 19.64 0.25 94.07 0.35 10.23 0.3 99.36 0.25 4.04 0.025 33.73 0.025 33.90 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
2014
I 20.42 0.25 93.05 0.35 12.37 0.3 100 0.25 3.51 0.025 37.25 0.025 33.28 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 21.3 0.25 93.92 0.35 9.7 0.2 99.44 0.25 3.22 0.025 35.25 0.025 25.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 16.75 0.25 93.46 0.35 11.09 0.3 99.01 0.25 2.67 0.025 23.7 0.025 25.67 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
IV 18.39 0.25 93.24 0.35 11.96 0.3 99.06 0.25 3.69 0.025 31.34 0.025 30.71 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
118
2015
I 19.91 0.25 92.46 0.7 12.46 0.3 100 0.25 3.74 0.025 40.87 0.025 26.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
II 16.2 0.25 91.59 0.7 12.93 0.3 100 0.25 2.98 0.025 30.11 0.025 21.94 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 16.54 0.25 91.15 0.7 14.03 0.3 100 0.25 2.95 0.025 27.77 0.025 24.08 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 20.58 0.25 91.99 0.7 14.05 0.3 100 0.25 3.05 0.025 26.47 0.025 33.76 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
4
2013
I 27.45 0.25 92.41 0.7 9.53 0.2 100 0.25 0.7 0.125 4.58 0.125 18.51 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 10 0.5 96.95 0.35 5.98 0.1 99.65 0.25 1.31 0.05 36.78 0.025 30.17 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
III 14 0.25 98.49 0.35 2.97 0.1 100 0.25 1.5 0.025 17.88 0.075 24.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
IV 12 0.25 97.31 0.35 4.23 0.1 98.73 0.25 1.94 0.025 60.04 0.025 23.98 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 14 0.25 97.26 0.35 4.09 0.1 99.19 0.25 0.33 0.125 7.43 0.125 25.32 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 13 0.25 96.15 0.35 7.49 0.2 97.53 0.25 0.57 0.125 14.97 0.075 24.57 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Efisien Turun
III 12 0.25 98.52 0.35 2.58 0.1 97.97 0.25 1.23 0.05 36.91 0.025 25.70 0.15 1.025 Sangat Baik 1.025 Efisien Turun
IV 7 1 97.97 0.35 3.87 0.1 100 0.25 1.85 0.025 61.34 0.025 14.61 0.15 1.6 Baik 1.75 Sangat Efisien Naik
2015
I 9 0.75 97.85 0.35 4.2 0.1 100 0.25 0.63 0.125 14.5 0.075 22.92 0.15 1.55 Baik 1.65 Sangat Efisien Naik
II 9 0.75 97.81 0.35 4.66 0.1 100 0.25 0.92 0.1 16.53 0.075 35.52 0.15 1.525 Baik 1.625 Sangat Efisien Naik
III 8.51 0.75 97.64 0.35 4.57 0.1 100 0.25 1.21 0.075 25.81 0.025 35.62 0.15 1.45 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 8.26 0.75 98.13 0.35 3.03 0.1 100 0.25 1.91 0.025 30.32 0.025 24.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
5
2013
I 22.6 0.25 95.11 0.35 9.89 0.2 100 0.25 1.18 0.075 6 0.125 30.42 0.15 1.2 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 23 0.25 95.54 0.35 6.55 0.1 81.79 0.25 2.73 0.025 14.43 0.075 21.14 0.15 1.3 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
III 23 0.25 95.88 0.35 7.92 0.2 81.3 0.25 3.34 0.025 17.97 0.075 30.25 0.15 1.35 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
IV 24.23 0.25 94.38 0.35 10.8 0.3 78.58 0.25 3.65 0.025 24.6 0.025 27.23 0.15 1.6 Sangat Baik 1.2 Cukup Efisien Turun
2014
I 22 0.25 94.61 0.35 8.96 0.2 92.04 0.25 1.42 0.05 8.74 0.1 27.92 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Efisien Turun
II 20 0.25 93.86 0.35 11.23 0.3 100 0.25 2.82 0.025 14.63 0.075 32.74 0.15 1.4 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 23 0.25 94.60 0.35 9.33 0.2 100 0.25 2.83 0.025 21.38 0.05 36.10 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
IV 23 0.25 93.91 0.35 9.68 0.2 97.62 0.25 3.85 0.025 29.19 0.025 32.72 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2015
I 26 0.25 94.77 0.35 8.65 0.2 100 0.25 1.08 0.075 8.11 0.1 28.30 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
II 26 0.25 93.61 0.35 10.19 0.3 100 0.25 1.96 0.025 14.69 0.075 27.47 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
III 20 0.25 93.04 0.35 10.55 0.3 100 0.25 2.63 0.025 22.57 0.05 37.79 0.15 1.125 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
IV 21 0.25 93.74 0.35 9.67 0.2 100 0.25 2.65 0.025 25.57 0.025 36.55 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
6
2013
I 17.53 0.25 93.38 0.35 9.26 0.2 100 0.25 2.98 0.025 1.54 0.125 22.34 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 13.77 0.25 92.07 0.7 9.99 0.2 100 0.25 3.12 0.025 15.28 0.075 9.87 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.53 0.25 90.84 0.7 12.33 0.3 94.87 0.25 3.41 0.025 25.71 0.025 22.48 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
IV 12.42 0.25 93.16 0.35 8.74 0.2 99.34 0.25 4.07 0.025 33.79 0.025 25.52 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
2014
I 14.41 0.25 93.21 0.35 9.36 0.2 100 0.25 3.4 0.025 4.35 0.125 29.69 0.15 1.15 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
II 11.61 0.25 92.52 0.7 8.1 0.2 100 0.25 3.41 0.025 16.02 0.075 9.62 0.15 1.4 Sangat Baik 1.5 Sangat Efisien Tetap
III 12.17 0.25 91.12 0.7 11.8 0.3 97.07 0.25 2.95 0.025 21.42 0.05 15.99 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Efisien Turun
IV 12.2 0.25 91.93 0.7 10.41 0.3 99.4 0.25 4.11 0.025 51.56 0.025 24.52 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Efisien Turun
2015
I 14.16 0.25 91.94 0.7 10.98 0.3 100 0.25 4.32 0.025 22.84 0.05 25.52 0.15 1.425 Sangat Baik 1.575 Sangat Efisien Tetap
II 13.09 0.25 90.45 0.7 11.56 0.3 100 0.25 4.62 0.025 25.32 0.025 15.22 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
III 13.64 0.25 91.29 0.7 10.61 0.3 100 0.25 4.95 0.025 30.11 0.025 18.35 0.15 1.4 Sangat Baik 1.55 Sangat Efisien Tetap
IV 12.66 0.25 93.45 0.35 9.17 0.2 100 0.25 4.11 0.025 35.01 0.025 29.73 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
119
7
2013
I 14.91 0.25 97.29 0.35 5.8 0.1 100 0.25 0.93 0.1 9.46 0.1 26.74 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 14.4 0.25 97.19 0.35 5.61 0.1 100 0.25 0.57 0.125 5.9 0.125 18.95 0.15 1.2 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
III 16.34 0.25 95.84 0.35 8.05 0.2 99.84 0.25 0.82 0.125 8.62 0.1 28.03 0.15 1.225 Sangat Baik 1.275 Efisien Turun
IV 18.68 0.25 96.99 0.35 6.61 0.1 100 0.25 1.73 0.025 16.4 0.075 39.99 0.15 1.05 Sangat Baik 1.05 Sangat Efisien Tetap
2014
I 17.02 0.25 95.66 0.35 8.61 0.2 100 0.25 1.4 0.05 15.38 0.075 35.15 0.15 1.875 Baik 1.175 Sangat Efisien Tetap
II 17.62 0.25 94.68 0.35 8.82 0.2 94.86 0.25 2.91 0.025 30.35 0.025 26.59 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
III 17.81 0.25 96.57 0.35 6.87 0.1 99.13 0.25 3.15 0.025 31.6 0.025 35.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
IV 17.08 0.25 97.24 0.35 6.42 0.1 100 0.25 3.18 0.025 31.96 0.025 50.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
2015
I 15.57 0.25 98.62 0.35 2.5 0.1 100 0.25 3.66 0.025 42.67 0.025 49.38 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
II 95.94 0.25 96.27 0.35 6.28 0.1 100 0.25 3.64 0.025 44.28 0.025 29.00 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 92.95 0.25 96.77 0.35 5.46 0.1 100 0.25 3.6 0.025 45.03 0.025 33.14 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
IV 14.35 0.25 97.03 0.35 6.66 0.1 100 0.25 3.67 0.025 47.71 0.025 45.80 0.15 1.25 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
8
2013
I 12.4 0.25 95.63 0.35 7.88 0.2 100 0.25 0.68 0.125 7.97 0.125 24.68 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.45 0.25 95.63 0.35 6.51 0.1 95.67 0.25 0.91 0.1 10.88 0.1 15.50 0.15 1.15 Sangat Baik 1.15 Efisien Turun
III 14.67 0.25 96.30 0.35 5.96 0.1 88.93 0.25 1.8 0.025 16.64 0.075 14.16 0.15 1.3 Sangat Baik 1.05 Efisien Turun
IV 15.82 0.25 96.24 0.35 6.58 0.1 97.47 0.25 2.47 0.025 26.57 0.025 50.27 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 12.04 0.25 95.86 0.35 8.9 0.2 100 0.25 0.35 0.125 4.52 0.125 31.98 0.15 1.25 Sangat Baik 1.3 Sangat Efisien Tetap
II 11.46 0.25 93.96 0.35 9.96 0.2 100 0.25 1.06 0.075 12.39 0.1 10.08 0.15 1.175 Sangat Baik 1.225 Sangat Efisien Tetap
III 11.95 0.25 93.93 0.35 9.02 0.2 96.46 0.25 2.68 0.025 30.43 0.025 11.65 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Efisien Turun
IV 12.8 0.25 91.19 0.7 14.46 0.4 91.51 0.25 3.66 0.025 40.15 0.025 16.98 0.15 1.7 Baik 1.65 Efisien Tetap
2015
I 12.31 0.25 91.88 0.7 13.86 0.4 100 0.25 0.31 0.125 3.85 0.125 25.59 0.15 1.65 Baik 1.85 Sangat Efisien Naik
II 13.19 0.25 88.51 1.05 16.81 0.4 98.74 0.25 0.17 0.125 1.86 0.125 7.10 0.15 1.95 Baik 2.2 Efisien Tetap
III 17.47 0.25 90.92 0.7 15.96 0.4 96.18 0.25 0.87 0.125 7.37 0.125 30.55 0.15 1.65 Baik 1.85 Efisien Tetap
IV 13.76 0.25 93.39 0.35 12.34 0.3 100 0.25 1.3 0.05 16.5 0.075 34.94 0.15 1.175 Baik 1.275 Sangat Efisien Naik
9
2013
I 53 0.25 91.08 0.7 14.88 0.4 100 0.25 2.27 0.025 11.8 0.1 28.94 0.15 1.525 Baik 1.725 Sangat Efisien Naik
II 51 0.25 89.15 1.05 15.28 0.4 100 0.25 5.42 0.025 7.62 0.125 10.05 0.15 1.85 Baik 2.1 Sangat Efisien Naik
III 28 0.25 91.20 0.7 13.9 0.4 93.36 0.25 7.2 0.025 32.87 0.025 21.37 0.15 1.45 Baik 1.65 Efisien Tetap
IV 28 0.25 95.93 0.35 6.31 0.1 98.15 0.25 8.85 0.025 40.87 0.025 20.08 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2014
I 23 0.25 95.36 0.35 8.13 0.2 100 0.25 2.67 0.025 15.34 0.075 18.56 0.15 1.1 Sangat Baik 1.15 Sangat Efisien Tetap
II 39 0.25 96.58 0.35 5.69 0.1 100 0.25 5.47 0.025 30.6 0.025 17.49 0.15 1 Sangat Baik 1 Sangat Efisien Tetap
III 49 0.25 94.80 0.35 9.03 0.2 100 0.25 6.83 0.025 30.83 0.025 24.46 0.15 1.05 Sangat Baik 1.1 Sangat Efisien Tetap
IV 31 0.25 97.54 0.35 4.56 0.1 99.8 0.25 8 0.025 54 0.025 33.54 0.15 1 Sangat Baik 1 Efisien Turun
2015
I 27 0.25 94.45 0.35 11.39 0.3 100 0.25 8 0.025 14 0.075 29.43 0.15 1.15 Sangat Baik 1.25 Sangat Efisien Tetap
II 29 0.25 94.40 0.35 9.37 0.2 100 0.25 4.9 0.025 22.96 0.05 25.00 0.15 1.075 Sangat Baik 1.125 Sangat Efisien Tetap
III 29 0.25 91.61 0.7 14.14 0.4 100 0.25 6 0.025 30 0.025 31.20 0.15 1.45 Sangat Baik 1.65 Sangat Efisien Tetap
IV 33 0.25 95.52 0.35 12.45 0.3 100 0.25 6.8 0.025 33.1 0.025 48.13 0.15 1.1 Sangat Baik 1.2 Sangat Efisien Tetap
120