SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf ·...
Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf ·...
![Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/1.jpg)
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS
X DAN XI DI MAN I KOTA MADIUN
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
![Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/2.jpg)
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS
X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
![Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/3.jpg)
iii
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS
X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mrncapai gelar
Sarjana Keperawatan ( S.Kep )
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
![Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/4.jpg)
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan dinyatakan
telah memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Pada Tanggal : .................................
Dewan Penguji :
1. Ketua Dewan Penguji
Sesaria Betty, S.Kep.Ns.M.Kes : .......................................
2. Penguji 1
Sri Ratna K S.Kep.Ns.M.Kes : .......................................
3. Penguji 2
Hariyadi S Kep.M.Pd : .......................................
Mengesahkan,
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua
Zaenal Abidin, SKM,. M.Kes
NIS. 2016 0130
![Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/5.jpg)
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya. Skripsi ini saya persembahkan
sebagai wujud terima kasih yang tak terhingga saya kepada :
1. Kedua orangtua saya Pak Marsongko , Bu Sri Nurinda ,teman saya Vaolla
Amelia,Claratika,Dina,Devita, saudara saya Bu Lilik, teman dekat saya Agus
Saputra dan semua yang telah mendoakan, memberikan semangat, motivasi
dan tentunya materi sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu
2. Dosen Pembimbing saya , Ibu Sri Ratna Koesomawati S.Kep.Ns.M.Kes ,
Bapak Hariyadi S.Kep.M.Pd, Ibu Sessaria Betty, S.Kep.Ns.M.Kes, yang
senantiasa membimbing dan memberikan segala waktu, tenaga, dan upaya
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
3. Kalian teman sebimbingan aku Devi Kurnia,Resta,Ella, serta teman – teman
seperjuangan Angkatan 2013 untuk semua doa ,bantuan dan dukungannya.
Tidak pernah menyesal mengenal kalian, bakal kangen sama kalian semua.
4. Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun Pak Drs Imam Tafsir M.Pd yang telah
memberikan izin penelitian
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namanya
![Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/6.jpg)
vi
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PADA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Menyetujui Menyetujui
Pebimbing II Pembimbing I
Hariyadi S.Kep.M.Pd Sri Ratna Koesoemawati S.Kep.Ns.M.Kes
NIP.196811092005011001 NIP.1962043021985032008
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIS.20130092
![Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/7.jpg)
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yolanda Fitria Imasari
NIM : 201302111
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiridan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum atau tidak
dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Madiun, 18 Mei 2017
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM. 201302111
![Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/8.jpg)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : YOLANDA FITRIA IMASARI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal : Surabaya, 4 Maret 1995
Agama : Islam
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK Al – Hidayah Madiun
2. SDN 4 Pandean Madiun
3. SMPN 7 Madiun
4. SMAN 4 Madiun
![Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/9.jpg)
ix
ABSTRAK
Yolanda Fitria Imasari
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PADA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa.
Dari masalah – masalah psikologis yang dialami remaja, kecemasan merupakan salah
satu masalah psikologis yang paling banyak dialami oleh remaja. Di Indonesia
menurut Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6 % untuk usia 15 tahun
ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala - gejala kecemsan dan depresi serta
gangguan kecemasan terkait jenis kelamin wanita sebesar 60 % lebih tinggi
dibandingkan pria. Kecemasan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi dengan mempengaruhi hormonal seorang remaja.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah hubungan antara tingkat kecemasan
dengan siklus menstruasi pada remaja putri.
Jenis penelitian ini adalah asosiasi ( faktor yang berhubungan ) dengan deain
penelitian cross sectional ( potong lintang ). Populasi studi adalah remaja putri di
MAN 1 Kota Madiun. Jumlah sampel adalah 95 siswi. Tingkat kecemasan terbukti
mempunyai hubungan dengan siklus menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun dengan hasil analisis Chi Square P < 0,05 atau P = 0,000 terbukti ada
hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi dengan hubungan yang
tergolong rendah dilihat dari hasil koefisien kotingensi sebesar 0,536.
Variabel tingkat kecemasan yang paling banyak ditemukan adalah tingkat
kecemasan ringan serta variabel siklus menstruasi yang paling banyak ditemukan
adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Dengan makin tinggi tingkat
kecemasannya siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Peningkatan informasi tentang
manajemen kecemasan serta monitoring kecemasan pada remaja sangat diperlukan
untuk menghindari terjadinya perubahan siklus menstruasi.
Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Siklus Menstruasi, Remaja Putri
![Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/10.jpg)
x
ABSTRACK
Yolanda Fitria Imasari
ANXIETY LEVEL RELATIONSHIP WITH MENSTRUAL CYCLE IN
ADOLESCENT GIRL OF CLASS X AND XI IN MAN 1 MADIUN CITY
Adolescence is the transition from puberty to adulthood. From the problem of
psychological problrms experienced by adolescents, anxy\iety is one of most
common psychological problrms experienced by adolescents. In Indonesia, according
to Riskesdas in 2013 showed that 6 % for the age of 15 years or over or about 14
million people in Indonesia experienced emotional mental disorders shown by
symtoms of anxiety and depression symtoms and anxiety disorders related to female
gender by 60 higher than men. Anxiety is one factor that can affect the menstrual
cycle by affecting a teens hormonal hormone. The purpose of this study is to know
whether there is a relationship between the level of anxiety with menstrual cycle in
youn women.
This research type is association ( related factor ) with cross sectional research
design( cut latitude ). Study population is young woman in MAN 1 madiuncity. The
amount of sample is 95 student. Level of anxiety prved to have relationship with
menstrual cycle in adolescent girl in munun city 1 with result of Chi Square analysis
p < 0,05 or p = 0,000 proved there is relation between level of anxiety with menstrual
cycle with relation which is being seen from result of coefficient kotingensi to 0,536.
The most common anxiety level variable is the mild anxiety level and the
most frequent menstrual cycle variable is irregular menstrual cycle. With the higher
level of anxiety the menstrual cycle becomes irregular. Increased informton about the
management of anxiety and adolescent anxiety monitoring is needed to avoid the
change of menstrual cycle.
Key words : Anxiety levels, Menstrual Cycle, MAN 1 Madiun City, Girl Adolescent
![Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/11.jpg)
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan i
Sampul Dalam ii
Lembar Pengesahan iii
Lembar Persembahan iv
Lembar Persetujuan v
Lembar Pernyataan vi
Daftar Riwayat Hidup vii
Abstrak viii
Abstrack ix
Daftar Isi x
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran ixx
Daftar Singkatan xx
Daftar Istilah xxi
Kata Pengantar
xxix
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.3.1 Tujuan Umum 7
1.3.2 Tujuan Khusus 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Keslian Penelitian 9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan 10
2.1.1 Pengertian Kecemasan 10
2.1.2 Teori Kecemasan 11
2.1.3 Etiologi Kecemasan 12
2.1.4 Jenis Kecemasan 16
2.1.5 Gangguan Kecemasan 16
2.1.6 Proses Kecemasan 18
2.1.7 Dampak Kecemasan 21
2.1.8 Kepribadian Pencemas 22
2.1.9 Tingkatan Kecemasan 23
2.1.10 Gejala Klinis Kecemasan 25
2.1.11 Mekanisme Koping Kecemasan 29
2.1.12 Penatalaksanaan Kecemasan 29
![Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/12.jpg)
xii
2.1.13 Pengukuran Kecemasan 32
2.2 Siklus Menstruasi 37
2.2.1 Pengertian Siklus Menstruasi 37
2.2.2 Stadium Menstruasi 37
2.2.3 Sistem Hormonal Menstruasi 40
2.2.4 Tahap - Tahap Menstruasi 41
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi 44
2.2.6 Gangguan Menstruasi 45
2.2.7 Fase Siklus Menstruasi 51
2.2.8 Macam Siklus Menstruasi 53
2.2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi 54
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja 57
2.3.2 Dinamika Masa Remaja 58
2.3.3 Ciri – Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja 60
2.3.4 Masa Transisi Remaja 62
2.3.5 Perubahan Kejiwaan Pada Masa Remaja 64
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual 65
3.2 Hipotesa Penilitian 66
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Rancang Bangun Penelitian 68
4.2 Populasi dan Sampel 69
4.3 Tehnik Sampling 71
4.4 Kerangka Kerja Penelitian 72
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 73
4.6 Instrumen Penelitian 76
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 76
4.8 Produser Pengumpulan Data 77
4.9 Teknik Analisis Data 80
4.10 Etika Penelitian 83
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 85
5.2 Analisis Univariat 86
5.3 Analisis Bivariat 88
5.4 Pembahasan 89
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 97
6.2 Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 99
LAMPIRAN 101
![Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/13.jpg)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel 74
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Umur di MAN
1 Kota Madiun 86
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Kelas di MAN
1 Kota Madiun 86
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Tingkat
Kecemasan 87
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Siklus
Menstruasi 87
Tabel 5.5 Distribusi Tabel Silang Frekuensi Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi di
MAN 1 Kota Madiu 88
Tabel 5.6 Hasil Analisis Chi Square ( X2 ) 89
Tabel 5.7 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi 90
![Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/14.jpg)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual 65
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian 72
![Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/15.jpg)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Surat Ijin Pengambilan Data 101
Lampiran 2 Informed Consent 102
Lampiran 3 Instrumen 103
Lampiran 4 Kisi – Kisi Kuisoner 110
Lampiran 5 Lembar Penjelasan 114
Lampiran 6 Gambar Pengambilan Data Awal 115
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian 116
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian 117
Lampiran 9 Hasil Tabulasi 118
Lampiran10 Hasil Analisis 125
Lampiran 10 Lembar Revisi 132
Lampiran 11 Jadwal Kegiatan 138
Lampiran 11 Gambar Saat Penelitian 139
![Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/16.jpg)
xvi
DAFTAR SINGKATAN
DEPKES : Departemen Kesehatan
FSH : Folikel Stimulating Hormone
GABA : Gamma Amino Butiric Acid
GAD : Generalized Anxiety Disorder
GnRH : Gonadotrophin Releasing Hormone
HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
KB : Keluarga Berencana
LH : Lutenzing Hormone
PCOS : Polycystic Ovary Syndrome
PGE : Prostagladin
WHO : World Health Organization
![Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/17.jpg)
xvii
DAFTAR ISTILAH
Adolescence : Anak remaja
Anxiety : Kecemasan
Anxiolytic : Ansiolitik
Amenorea : Tidak ada siklus menstruasi
Case Control : Kasus kontrol
Correlational : Korelasi
Cross Sectional : Potong lintang
Deskuamasi : Pengelupasan paling luar suatu jaringan
Disminorea : Nyeri saat menstruasi
Ego : Bagian terorganisir ealistis,
Endometrium : Lapisan terdalam rahim
Explanatory : Menjelaskan
Fermen : Membersihkan
Folike De Graff : Folikel yang telah matang siap mengeluarkan ovum
Folikuler : Bagian siklus menstruasi wanita yang pertama
Glikogen : Karbohidrat dalam tubuh
Hiperminorea : Pendarahan luar menstruasi yang lebih banyak
Hipomenorea : Pendarahan luar menstruasi yang lebih sedikit
Id : Himpunan tren insting tidak terkoordinasi
Kognitif : Kemampuan intelektual
Kreativitas : Kreatifitas
![Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/18.jpg)
xviii
Luteal : Bagian siklus menstruasi wanita yang ketiga
Lymbic System : Limbik sistem
Menometrogia : Pendarahan dalam masa antara 2 menstruasi.
Menoragia : Menstruasi yang berlebihan
Mittelschmerz : Nyeri saat ovulasi
Obsesiv Kompulsif : Obsesif kompulsif ( keinginan kuat perilaku teratur )
Olimenorea : Siklus menstruasi panjang
Ovulatoir : Bagian siklus menstruasi wanita yang kedua
Peritonium : Membran yang melapisi organ perut
Pervasive : Pervasif
Polimenorea : Siklus menstruasi pendek
Prevalensi : Prefalensi
Progesteron : Hormon yang dikeluarkan setelah ovulasi
Prostagladin : Zat yang dihasilkan oleh lemak dari organ manusia
Prostasiklin :Produksi dari prostagladin
Primitive : Primitif
Psikodinamik : Sub pokok bahasan psikologi pendidikan
Psikofarmaka : Obat yang berkhasiat terhadap system saraf pusat
Psikologis : Psikologi
Reedukatif : Membangkitkan pengertian tentang konflik jiwa
Regenerasi : Pembaruan
Rekonstruktif : Menyelami alam tak sadar melalui teknik
Serviks : Leher rahim
Simtom : Gejala
Spesifik : Khusus
![Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/19.jpg)
xix
Superego : Bagian dari etis atau moral kepribadian
Spilling Personality : Kepribadian yang meluap
Suportif : Memberi dukungan
![Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/20.jpg)
xx
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “ Hubungan
Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di
MAN 1 Kota Madiun ”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
saran dan dukungan moral kepada saya, untuk iru saya sampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Zaenal Abidin, S.KM.M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
2. Mega Arianti P.S. Kep.Ns.M.Kep sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
3. Sri Ratna Koesoemawati, S.Kep.Na.M.Kes sebagai pembimbing 1 skripsi
yang telah memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skripsi
ini.
4. Hariyadi S.Kp.M.Pd sebagai pembimbing 2 skripsi yang telah member
petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skripsi ini.
5. Sesaria Betty, S.Kep.Ns.M.Kes sebagai dewan penguji.
6. Keluarga dan teman-teman yang selalu bersama dalam suka dan duka dalam
penyelesaian skripsi ini.
![Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/21.jpg)
xxi
7. Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun Pak Drs Imam Tafsir M.Pd yang telah
memberikan izin penelitian
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meidhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Madiun, Agustus 2017
Penyusun
Yolanda Fitria Imasari
NIM : 201302111
![Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/22.jpg)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa
dewasa. Selama periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik
secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Individu dikatakan sudah memasuki
masa remaja antara usia 16 atau 17 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun.
Dari masalah–masalah psikologis yang dialami remaja, kecemasan merupakan
salah satu masalah psikologis yang paling banyak dialami oleh remaja. Dalam
sebuah berita elektronik mengungkapkan bahwa remaja masa kini lebih
mudah mengalami kecemasan dibanding remaja pada generasi sebelumnya
dikarenakan tuntuttan akademik saat ini lebih dibanding jaman orangtuanya
dahulu (Herri, 2012).
Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18
% dari jumlah penduduk penduduk dunia (WHO, 2014). Menurut profil
kesehatan Indonesia tahun 2013 menunjukan bahwa jumlah penduduk
perempuan Indonesia pada tahun 2013 yang berusia 15-19 tahun sebanyak
10.729.820 orang dan yang berusia 20-24 tahun sebanyak 10.453.214 orang.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomer 25 tahun 2014 remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10–19 tahun di Indonesia menurut sensus
![Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/23.jpg)
2
penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 % dari jumlah penduduk.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Dilaporkan bahwa perkiraan gangguan kecemasan pada dewasa muda
di Amerika adalah sekitar 42 juta atau sekitar 8,1 % orang hidup dengan
gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesiv-kompulsif,
gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan phobia,
sedangkan gangguan kecemasan terkait jenis kelamin dilaporkan bahwa
prevalensi gangguan kecemasan seumur hidup pada wanita sebesar 60 %
lebih tinggi dibandingkan pria (Akbar, 2015).
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
sebesar 6 % untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di
Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Hasil studi pendahuluan
(survey pendahuluan) yang dilakukan pada tanggal 18 Februari tahun 2017 di
MAN 1 Madiun didapat jumlah siswi kelas X dan kelas XI sejumlah 124
siswi dari 15 siswi sebanyak 10 siswi (66,7%) dengan kecemasan berat, 5
siswi (33,3%) dengan kecemasan sedang dan tidak ditemukan kecemasan
ringan, kecemasan yang dialami siswi tersebut karena hubungan interpersonal,
lingkungan hidup, keuangan, perkembangan, keluarga Dan trauma. Selain
data tentang tingkat kecemasan di dapatkan pula data siswi tentang siklus
![Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/24.jpg)
3
menstruasinya terdapat 11 siswi yang siklusnya teratur, 3 siswi yang siklusnya
panjang serta 1 siswi yang siklusnya pendek.
Gejala kecemasan baik akut maupun kronik merupakan komponen
utama bagi hampir semua gangguan psikiatrik. Kecemasan akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi bahkan bunuh diri Kecemasan
sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat
yaitu limbik system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom
(simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal
(endokrin) hingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju
hiphofisis melalui system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam
bentuk FSH (Follikel Stimulazing Hormone) dan LH (Leutinizing Hormone).
Produksi kedua hormon tersebut adalah dibawah pengaruh RH (Realezing
Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran RH
sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi
atau haid (Prawirohardjo, 2007).
Menstruasi merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya
dinding sebelah dalam rahi (endometrium) yang banyak mengandung
pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh,
darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara
![Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/25.jpg)
4
periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi
berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi (Irianto, 2015).
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi
sampai datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus
menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya
berkisar antara 21–32 hari dan hanya 10–15% yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5 hari, ada yang 7–8 har
(Proverati, 2009). Menurut Kusmiran, 2011 faktor yang mempengaruhi siklus
menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan kecemasan, diet,
paparan lingkungan dan kondisi kerja. Dalam mencegah serta mengatasi
kecemasan antara lain upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, terapi
somatik, psikoterapi, serta terapi psikoreligius (Hawari 2008).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi
pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
Hasil peneliti sebelumnya antara lain :
1. Penelitian Devi pada tahun 2012 yang berjudul hubungan antara
tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3
kebidanan tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang pada 10
mahasiswa didapatkan 6 mahasiswa atau 60% diantaranya menyatakan
pola menstruasinya tidak teratur disebabkan oleh kecemasan karena
![Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/26.jpg)
5
kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi serangkaian
ujian serta kegiatan penyusunan KTI. Sedangkan 4 mahasiswa atau
40% mahasiswa lainnya menyatakan pola menstruasinya normal pada
mahasiswa ada kegiatan yang padat.
2. Penelitian Rakhmawati pada tahun 2012 yang berjudul hubungan
obesitas dengan kejadian gangguan siklus mestruasi pada wanita
dewasa muda di kecamatan tuntang kabupaten Semarang
mengungkapkan hubungan obesitas dengan kejadian gangguan siklus
menstruasi p sebesar 0,037 (p< 0,05), hubungan stress dengan kejadian
gangguan siklus menstruasi p sebesar 0,016 (p < 0,05), hubungan
obesitas dengan setelah dikontrol kejadian gangguan siklus menstruasi
dengan stres (p < 0,05) obesitas p sebesar 0,047, p stres sebesar 0,006.
3. Penelitian Ahmad pada tahun 2014 yang berjudul hubungan tingkat
kecemasan dengan pola menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP
negeri 1 Kabila kabupaten Bone Bolango mengatakan dari 90
respoden sebagian besar cemas ringan dan sedang dengan 26
responden (28,9%), tidak cemas sebanyak 24 responden (26,7%), dan
sebagian kecil cemas berat dengan 14 responden (15,6%) dengan pola
menstruasi normal sebanyak 5 responden (63,3%) dan sebagian kecil
sebanyak 33 respondem (36,7%).
4. Penelitian Tri Suwarni pada tahun 2015 yang berjudul faktor
determinan yang mempengaruhi siklus menstruasi pada mahasiswa
![Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/27.jpg)
6
kebidanan Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo sejumlah 60 orang dari
144 mahasiswi yang ada. Dalam penelitian ini meneliti status
ekonomi, kecemasan dan indeks massa tubuh ( IMT ) yang
mempengaruhi siklus menstruasi. Dari 60 mahasiswi tersebut yang
mengalami siklus menstruasi teratur sejumlah 29 ( 48,3%) sedangkan
yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sejumlah 31 (51,7%)
dengan status ekonomi rendah sejumlah 2 (3,3%), status ekonomi
sedang sejumlah 14 ( 23,3%), status ekonomi tinggi 44 ( 73,4%).
Dengan kecemasan sedang sejumlah 2 (3,3%), kecemasan ringan
sejumlah 17 (28,3%), kecemasan berat sejumlah 41 (68,4%) dengan
IMT < 18,5 sejumlah 14 (23,3%), 18,5 -22,9 sejumlah 40 (66,7%),
23,0-24,9 sejumlah 4 (6,7%), 25,0-29,9 sejumlah 2 (3,3%).
5. Penelitian Wahyuningrum pada tahun 2016 yang berjudul hubungan
tingkat stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan
tingkat I dan II Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo melalui wawancara
mengatakan dari 10 mahasiswa menunjukkan bahwa keluhan terbesar
adalah oligomenore 7 mahasiswa (70%), 2 mahasiswa (20%)
mengalami polimenore dan 1 mahasiswa (10%) mengalami amenorea.
![Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/28.jpg)
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
“Adakah hubungan antara tingkat kecemasan pada masa remaja dengan siklus
menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun” ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan peada masa remaja dengan
siklus menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada masa remaja pada remaja putri di
MAN 1 Kota Madiun
2. Mengidentifikasi siklus menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
3. Menganalisis hubungan antara kecemasan pada masa remaja dengan siklus
menstruasi atau menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui secara teoritis
tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada
remaja putri.
![Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/29.jpg)
8
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Responden
Dapat memberi informasi serta menambah wawasan bagi remaja putri tentang
hubungan antara tingkat kecemasan pada masa remaja dengan siklus
menstruasi, sehingga mampu mencegah timbulnya kecemasan dengan harapan
siklus menstruasi teratur.
2. Bagi Institusi Pedidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas
wawasan mahasiswa Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun tentang hubungan
antara tingkat kecemasan peada masa remaja dengan siklus menstruasi.
3. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola
pendidikan dan bagi responden sebagai bahan informasi dalam meningkatkan
mutu pelayanan dibidang kesehatan reproduksi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang yang memiliki
pengaruh terhadap siklus menstruasi.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri
atas masukan yang berasal dari berbagai pihak serta jurnal yang berhubungan,
belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat
kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan
![Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/30.jpg)
9
bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata di
kemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat di pertanggung
jawabkan sepenuhnya.
![Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/31.jpg)
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
2.1.1 Pengertian Kecemasan
Cemas adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang.
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Kusumawati, 2010).
Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang
mengancam keutuhan dan keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk
perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, fobia tertentu .
Sedangkan cemas adalah emosi tanpa objek yang spesifik, penyebabnya tidak
diketahui dan didahului oleh pengalaman baru (Nursalam, 2015).
Ansietas ( Kecemasan ) adalah suatu keadaan emosional yang tidak
menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang
menegangkan serta tidak diinginkan. Gejala tersebut merupakan respon terhadap
stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak sesuai dengan
tingkat keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang, atau terjadi tanpa
adanya stressor eksternal (Devies, 2009).
Kecemasan (ansietas /anxiety) adalah gangguan alam perasaan ketakutan
atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan
![Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/32.jpg)
11
dalam menilai realistis masih baik, kepribadian masih tetap utuh tidak mengalami
keretakan pribadi (spilling personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas – batas normal. Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “ anxiety “
berasal dari Bahasa Latin “ angustus “ yang berarti kaku dan “ angoanchi” yang
berarti mencekik (Manurung, 2016).
Menurut Freud mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk
memperhatikan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga
reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang
melindungi ego karena kecemasan member sinyal kepada kita bahwa ada bahaya
dan kalau tidak dikalukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat
sampai ego di kalahkan (Manurung, 2016).
Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita
gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang
kepribadian pencemas bersiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari
orang yang tidak berkepribadian pencemas (Manurung, 2016).
2.1.2 Teori Kecemasan
1. Kecemasan sebagai konflik yang tidak disadari
Freud yakin bahwa kecemasan neurotis merupakan akibat dari konflik yang tidak
disadari antara impuls id (terutama seksual dan agresif) dengan kendala yang
ditetapkan oleh ego dan superego. Implus–implus id menimbulkan ancaman bagi
individu karena bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial.
2. Kecemasan sebagai respons yang dipelajari
![Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/33.jpg)
12
Teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada cara-
cara dimana kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu melalui proses
belajar.
3. Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali
Pendekatan ketiga menyatakan bahwa orang mengalami kecemasan bila
menghadapi situasi yang tampak berada di luar kendali mereka . Perasaan tidak
berdaya dan tidak mampu mengendalikan apa yang terjadi merupakan pokok dari
sebagian besar teori kecemasan (Manurung, 2016).
2.1.3 Etiologi Kecemasan
Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI (1995) mengembangkan teori – teori
penyebab kecemasan sebagai berikut :
1) Teori Psikoanalisis
Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id mengembangkan
dorongan insting dan implus primitive, super ego mencantumkan hati
nurani seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai
mediator dari tuntuta id dan super ego. Kecemasan berfungsi untuk
memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi.
2) Teori Interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan dan penolakan interpersonal,
hal ini dihubungkan dengan trauma pada asa pertumbuhan seperti
![Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/34.jpg)
13
kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang tidak
berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat
mudah untuk mengalami kecemasan berat.
3) Teori Perilaku
Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan,
yang mempelajari berdasarkan keinginan untuk mnghindari rasa takut.
Pakar teori meyakini bahwa bila pada awal kehidupan dihadapkan
pada rasa takut yang berlebihan maka akan menunjukkan kecemasan
yang berat pada masa dewasanya. Sementara para ahli teori konflik
mengatakan bahwa mengatakan bahwa kecemasan sebgai benturan –
benturan keinginan yang bertentangan. Mereka percaya bahwa
hubungan timbale balik antara konflik dan kecemasan yang kemudian
menimbulkan konflik.
4) Teori Keluarga
Gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata
dalam keluarga biasanya tumpang tindih antara gangguan kecemasan
dan depresi.
5) Teori Biologi
![Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/35.jpg)
14
Bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk
benzodiasepia. Reseptor ini mungkin mempengaruhi kecemasan
(Nursalam, 2015).
Pada bagian sebelumnya, telah disebutkan bahwa stressor
psikososial dapat menimbulkan kecemasan. Stressor psikososial
adalah keadaan atau peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan
pada kehidupan seseorang, sehingga harus melakukan adaptasi untuk
mengatasinya. Stressor dapat mempengaruhi semua bagian kehidupan
seseorang, menyebabkan stress mental, perubahan perilaku, masalah –
masalah dalam menghadapi orang lain dan keluhan – keluhan fisik,
salah satunya gangguan menstruasi (Sriati, 2008).
Contoh stressor psikososial antara lain :
1. Hubungan interpersonal atau antarpribadi
Hubungan dengan orang lain ( perorangan atau individu ) yang
tidak baik bisa menjadi sumber stress, misalnya bertengkar dengan
kekasih, berselisih dengan saudara atau cekcok dengan sahabat.
2. Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan hidup atau tempat tinggal besar pengaruhnya
pada kondisi kesehatan seserang, misalnya masalah perumahan,
populasi, penghijauan, dan lain – lain.
3. Keuangan
![Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/36.jpg)
15
Masalah keuangan dalam kehidupan sehari-hari ternyata
merupakan salah satu sumber stress, misalnya pendapatan lebih
kecil dari pengeluaran, terlihat utang, dan lain-lain.
4. Perkembangan
Yang dimaksud dengan perkembangan di sini adalah
perkembangan fisik maupun mental seseorang, misalnya masa
kana-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan usia lanjut. Masing–
masing memiliki tahapan perkembangan yang harus dilalui dengan
baik.
5. Faktor keluarga
Kondisi keluarga yang harmonis maupun tidak dapat
mempengaruhi keadaan psikis anak dan remaja. Banyaknya jumlah
anggota keluarga juga dapat berpengaruh secara
berkesinambungan bersama dengan faktor keuangan karena
dengan jumlah anggota keluarga yang banyak akan mempengaruhi
pencapaian kebutuhan.
6. Trauma
Trauma yang terjadi seperti kecelakaan, perpisahan, kebakaran,
peperangan, pemerkosaan, dan lain-lain dapat menjadi stressor
yang mempengaruhi individu.
![Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/37.jpg)
16
2.1.4 Jenis Kecemasan
1. Kecemasan Rasional
Meupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsure pokok normal dari mekanisme pertahanan
dasariah kita.
2. Kecemasan Irrasional
Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini di bawah keadaan-
keadaan speifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
3. Kecemasan Fundamental
Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, unruk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia (Manurung,
2016).
2.1.5 Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki cirri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat
secara intensif ditampilkan dalam cara – cara yang jelas. Ada beberapa
gangguan kecemasan antara lain :
1. Fobia Spesifik
![Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/38.jpg)
17
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
2. Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
dipermalukan dan menunjukkan tanda – tanda kecemasan atau menampilkan
perilaku lain yang memalukan.
3. Gangguuan Panik
Gangguuan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panic yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panic antara lain seperti sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
mual, rasa sakit di dada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
penting dalam diagnose gangguan panic adalah bahwa individu merasa
setiap serangan panic merupakan pertanda datangnya kematian atau
kecacatan.
4. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasive, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan simtom somatic yang
menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan
pada penderita atau menimbulkan stress yang nyata (Manurung, 2016).
![Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/39.jpg)
18
2.1.6 Proses Kecemasan
Proses terjadinya kecemasan perasaan tidak nyaman atau terancam pada
ansietas diawali dengan adanya faktor prediposisi dan faktor presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stress
(Agustarika, 2009). Berbagai teori dikembangkan mengenai factor
predisposisi terjadinya ansietas :
1) Teori Psikoanalitik
Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emsional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting
dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntuttan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa
ada bahaya.
2) Teori Tingkah Laku (Pribadi)
Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil
frustasi, dimana segala sesuatu yang menghalangi terhadap
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat
meimbulkan kecemasan. Faktor presipitasi yang actual mungkin
adalah sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-faktor
![Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/40.jpg)
19
tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh
kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu
dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan.
3) Teori Keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang iasa
ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas
perkembangan individu dalam keluarga.
4) Teori Biologis
Menunjukkan bahwa tidak mengandung reseptor khusus untuk
benzodzepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.
Penghambat asam aminobutirikgamma neroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana halnya dengan
endorphin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum
seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap
kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk engatasi stressor.
2. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan yaitu ancaman terhadap
integritas fisik dan terhadap system diri
![Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/41.jpg)
20
1) Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari. Sumber internal dapat berupa kegagalan
mekanisme fisiologis seperti jantung, system imun, regulasi
temperature, perubahan biologis yang normal seperti kehamilan dan
penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri,
zat polutan, luka trauma. Kecemasan dapt timbul akibat kekhawatiran
terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi integritas tubuh secara
keseluruhan.
2) Ancaman terhadap system tubuh
Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas, harga diri
dan fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan
melakukan hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja dan si
masyarakat. Sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan.
Orangtua, teman, perubahan status pekerjaan, dilemma etik yang
timbul dari aspek religious seseorang, tekanan dari seseorang,
tekanan dari kelompok sosial atau budaya. Ancaman terhadap system
diri terjadi saat tndakan operasi akan dilakukan sehingga akan
menghasilkan suatu kecemasan.
![Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/42.jpg)
21
2.1.7 Dampak Kecemasan
Beberapa dampak dari kecemasan dalam beberapa simtom antara lain :
1. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur dan
dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
2. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal – hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah – masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif
dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3. Simtom motori
Oeang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup kegiatan motor tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki
menetuk-ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-
tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif
2.1.8 Kepribadian Pencemas
1. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan
tidak mampu mengatasi stressr psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau
![Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/43.jpg)
22
kepribadian pencemas, yaitu antara lain cemas, khawatir, tidak tenang,
ragu dan bimbang.
2. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir).
3. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam
panggung ).
4. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain.
5. Tidak mudah mengalah “ sering ngotot “.
6. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.
7. Sering kali mengaluh ini dan itu (keluhan – keluhan somatik), khawatir
yang berlebihan terhadap penyakit.
8. Mudah tersinggunag, suak membesar – besarkan masalah yang kecil
(dramatisir)
9. Dalam mngambil keputusan, sering mengalami bimbang dan ragu
10. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang – ulang.
11. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris (Manurung,2016).
2.1.9 Tingkatan Kecemasan
Menurut manurung 2016 ansietas (kecemasan) dalam 4 tingkatan, setiap
tingkatan memiliki karakteristik dalam presepsi yang berbeda, tergantung
kemampuan individu yang ada da dari dalam dan luarnya maupun dari
lingkungannnya, tingkat kecemasan ataupun ansietas yaitu
![Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/44.jpg)
23
1. Kecemasan Ringan
Cemas yang normal menjadi bagian sehari – hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan presepsinya.
Ansietas ini dapat memotvitasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan
serta kreatifitas.
a. Individu waspada
b. Lapang presepsi luas
c. Menajamkan indra
d. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan
masalah secara efektif
e. Menghasilkan pertumbuhan dan kreatif
2. Kecemasan Sedang
Cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang tidak penting. Ansietas ini
mempersempit lapang presepsi indivisu. Dengan demikian, indivisu
mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih
banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
a. Individu hanya fokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya
b. Terjadi penyempitan lapang presepsi
c. Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain
![Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/45.jpg)
24
3. Kecemasan Berat
Cemas ini sangat mengurangi lahan presepsi individu cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berfikir pada hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
a. Lapangan presepsi individu sangat sempit
b. Perhatian hanya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat
berfikir tentang hal – hal yang lain.
c. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu
banyak perintah atau arahan untuk focus pada area lain.
4. Panik
Tingkat panic dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan
terror, karea mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panic
tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panic
mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panic terjadi
penngkatan antivitas motorik menurunnya kemampuan untuk
berhubungan denagn orang lain, presepsi yang menyimpang dan
kehilangan peikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan
dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama
dapat terjadi kelahan yang sangat bahkan kematian.
a. Individu kehilangan kendali diri dan detil.
![Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/46.jpg)
25
b. Detil perhatian hilang.
c. Tidak bisa melakukan apapun meskipun dengan perintah,
d. Terjadi peningkatan aktivitas motorik.
e. Berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain.
f. Penyimpangan presepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu
berfungsi secra efektif.
g. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.
Kriteria serangan panik adalah palpitasi, berkeringat, gemetar
atau goyah, sesak nafas, merasa tersedak, nyeri dada, mual, distress
abdomen, pening, derealisasi atau depersonalisasi, ketaakutan
kehilangan kendali diri, ketakutan mati,dan parestesia.
2.1.10 Gejala Klinis Kecemasan
1. Gejala kecemasan secara umum :
a. Gejala Fisik
a) Ketegangan motorik seperti gemetar, gugup, nyeri otot, dan mudah lelah
b) Nafas pendek atau perasaan tercekik
c) Tangan dingin dan keringat
d) Mulut kering dan pusing
e) Mual, diare atau tidak nyaman abdomen
f) Sering berkemi
g) Tiba – tiba panas atau tiba – tiba mengigil
h) Tekanan darah meningkat
![Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/47.jpg)
26
b. Gejala Psikologis
a) Kegelisahan yang berlebihan
b) Waspada yang berlebihan
c) Sulit berkonsentrasi
d) Respon kaget yang berlebihan
e) Sulit tidur
f) Mudah tersinggung
g) Hipersensitif
2. Gejala Kecemasan menurut tingkatan
- Kecemasan Ringan
a. Gejala Fisik
a) Sesekali sesak napas
b) Nadi dan tekanan darah naik
c) Gangguan ringan pada lambung
d) Mulut berkerut
e) Bibir gemetar
b. Gejala Psikologis
a) Presepsi meluas
b) Masih mampu menerima stimulus yang kompleks
c) Mampu menyelesaikan masalah
d) Gelisah
e) Adanya tremor halus pada tangan
![Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/48.jpg)
27
f) Suara terkadang tinggi
- Kecemasan Sedang
a. Gejala Fisik
a) Sering nafas pendek
b) Nadi dan tekanan darah meningkat
c) Mulut kering
d) Anoreksia
e) Diare
f) Konstipasi
b. Gejala Psikologis
a) Presepsi menyempit
b) Tidak mampu menerima rangsangan
c) Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d) Gerakan tersentak
e) Meremasi tangan
f) Bicara banyak dan lebih cepat
g) Insomnia
h) Perasaan taka man
i) Gelisah
- Kecemasan Berat
a. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
![Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/49.jpg)
28
b) Tekanan darah dan nadi naik
c) Berkeringat
d) Sakit kepala
e) Penglihatan kabur
f) Ketegangan
b. Gejala Psikologis
a) Lapangan presepsi sempit
b) Tidak mampu menyelesaikan masalah
c) Perasaan terancam
d) Verbalisasi cepat
e) Blocking
- Panik
a. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
b) Tekanan darah dan nadi naik
c) Aktivitas motorik meningkat
d) Ketegangan
b. Gejala Psikologis
a) Lapangan presepsi sangat sempit
b) Hilangnya rasional
c) Tidak dapat melakukan aktivitas
d) Perasaan tidak aman atau terancam semakin meningkat
![Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/50.jpg)
29
e) Menurunnya hubungan dengan orang lain
f) Tidak dapat kendalikan diri ( Herri, 2012 ).
2.1.11 Mekanisme Koping Kecemasan
1. Menyerang
1) Pola kostruktif : berupa memecahkan masalah secara efektif
2) Pola destruktif : marah dan bermusuhan
2. Menarik diri
Menjauhi sumber stres
3. Kompromi
Mengubah cara bekerja atau cara penyelesaian, menyesuaikan tujuan atau
mengorbankan salah satu kebutuhan pribadi
Semakin bertambahnya usia mekanisme kopingnya akan kecemasan
semakin baik karena banyaknya pengetahuan yang dimiliki sehingga lebih
dapat mengelola emosinya (Gail, 2007)
2.1.12 Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
![Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/51.jpg)
30
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti
cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
![Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/52.jpg)
31
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
2.1.13 Pengukuran Kecemasan
Menurut Nursalam (2016), instrument yang dapat digunakan untuk mengukur
skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Alat ukur ini
terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi
dengan gejala – gejala yang lebih spesifik. yaitu :
![Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/53.jpg)
32
1. Perasaan cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Mudah terkejut
- Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada gelap
- Ditinggal sendiri
- Pada orang asing
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur
- Sukar memulai tidur
- Terbangun malam hari
![Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/54.jpg)
33
- Tidur pulas
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
- Daya ingat buruk
- Sukar konsentrasi
- Sering bingung
6. Perasaan depresi (murung)
- Kehilangan minat
- Sedih
- Bangun dini hari
- Berkurang kesenangan pada hobi
- Perasaan berubah – ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik (fsik otot)
- Nyeri otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemelutuk
- Suara tidak stabil
8. Gejala sensorik
- Telinga berdenging
- Penglihatan kabur
![Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/55.jpg)
34
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemah
- Perasaan ditusuk - tusuk
9. Gejala kardiovaskuler
- Denyut nadi cepat
- Berdebar – debar
- Nyeri di dada
- Denyut nadi mengeras
- Rasa lemah seperti mau pingsan
- Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala respiratori (pernafasan)
- Rasa tertekan atau sempit di dada
- Perasaan tercekik
- Merasa napas pendek atau sesak
- Sering menarik napas panjang
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)
- Sulit menelan
- Mual mutah
- Berat badan menurun
- Konstipasi atau sulit buang air besar
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
![Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/56.jpg)
35
- Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan
- Rasa panas di perut
- Perut terasa penuh dan kembung
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)
- Sering kencing
- Tidak dapat menahan kencing
- Menstruasi tidak teratur
- Frigiditas
13. Gejala autonom
- Mulut kering
- Muka kering
- Mudah berkeringat
- Pusing atau sakit kepala
- Bulu – bulu berdiri
14. Tingkah laku sikap
- Gelisah
- Tidak tenang
- Mengerutkan dahi muka tegang
- Tonus atau ketegangan otot meningkat
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
![Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/57.jpg)
36
Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka skor antara 0-4, yang
artinya adalah sebagai berikut :
1. 0 = tidak ada gejala (tidak ada gejala yang muncul)
2. 1 = gejala ringan (tampak 1 gejala yang muncul)
3. 2 = gejala sedang (tampak 2 gejala atau setengah gejala yang muncul dari
gejala yang ada)
4. 3 = gejala berat (tampak lebih dari 2 gejala yang muncul atau lebih dari
setengah dari gejala yang ada)
5. 4 = gejala berat sekali (tampak semua gejala muncul)
Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
sseorang yaitu :
1. < 6 = tidak ada kecemasan
2. 6 - 14 = kecemasan ringan
3. 15 - 27 = kecemasan sedang
4. > 27 = kecemasan berat
2.2 Siklus Menstruasi
2.2.1 Pengertian Siklus Menstruasi
Mentruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah pendarahan yang
terjadi seca berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus
![Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/58.jpg)
37
seorang wanita dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding
atau endometrium ( Irianto, 2015 ).
Siklus mensturuasi adalah waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara
21 – 32 hari dan hanya 10 – 15 % yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan
lama menstruasi 3 – 5 hari, ada yang 7 – 8 hari (Proverati, 2009).
2.2.2 Stadium Menstruasi
1. Stadium menstruasi atau deskuamasi
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai
dengan pendarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum
basale. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan -potongan mukosa. Bila darah
banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam
darah haid. Pada saat itu ovarium mulai membentuk esterogen.
2. Stadium post menstrum atau regenerasi
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka
peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel
kelenjar- kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal endometrium kira –
kira 0,5 mm. Stadium ini sudah melai saat stadium menstruasi dan
berlangsung kir – kira 4 hari.
![Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/59.jpg)
38
3. Stadium intermenstrum atau stadium proliferasi
Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi
tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga
berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari
hari haid. Pada saat ini pengkatan FSH yang memicu terjadinya
pematangan folikel di ovarium menjadi folike de Graaf. Filikel ini
menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat kerja FSH sehingga
pembentukan folikel lainnya dapat dihambat sehingga didapatkan satu
folikel de Graaf saja yang matang. Estrogen memulai pembentukan
lapisan baru pada uterus. Ketika folikel telah matang, folikel ensekresikan
cukup estradiol untuk memacu perlepasa LH secra akut. Pelepasan LH ini
terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan
ovum, menipiskan dinding folikel sehingga memungkinkan untuk
terjadinya letupan pada folikel agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah
ovulasi terjadi masih belum diketahui, ovulasi terjadipada ovarium secara
acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang
disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang
meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan merangsang terjadinya
rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi dapat
menyebabkan pendarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa
penelitian didapatkan peningkatan penciuman wanita saat menstruasi.
![Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/60.jpg)
39
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk
kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium
sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk mekanan telur.
Stadium sekresi ini beralangsung pada hari ke 14-28 dari haid pertama.
Setelah terjadi ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah
menjadi korpus luteum di bawah pengaruh kelenjar hipofisis. Korpus
luteum menghasilkan progesterone dan tambahan estrogen untuk sekitar 2
minggu, setelah itu korpus luteum mati. Progesteron bertugas untuk
menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi embrio. Progesteron
meningkatkan suhu basal sekitar 0,50F. BIla fertilisasi terjadi, embrio akan
mengalir ke dalam kavum uteri dan berimpantasi 6-12 hari setelah ovulasi.
Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada system
maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna mempertahankan
korpus luteum agar terus dapat menghasilkan progesterone. Bila tidak
terjadi kehamilan maka endometrium akan meluruhsehingga terjadilah
menstruasi. Prostagladin dihasilkan pada dinding uterus dan menyebakan
otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari
uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana
terjadinya nyeri saat haid (Irianto, 2015)
![Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/61.jpg)
40
2.2.3 Sistem Hormonal Menstrasi
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Adalah hormon yang di sekresi oleh hipotalamus pada masa pertumbuhan
dan reproduktif untuk merangsang hipofisis untuk induksi pelepasan FSH
dan LH.
2. FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Adalah hormone yang dihasilkan oleh hipofisis untuk pertumbuhan folikel
dalam ovarium dan merangsang ovarium untuk mengeluarkan estrogen
pada masa proliferasi endometrium.
3. LH (Lutenzing Hormone)
Adalah hormone yang dikeluarkan oleh hipofisis untuk menginduksi
progesterone. Peningkatan hormone ini menyebabkan terjadinya pelepasan
sel ovum pada masa menstruasi.
4. Estrogen
Adalah hormone yang dikeluarkan oleh ovarium, berperan dan
mendominasi pada fase proliferative. Hormon ini merangsang
pertumbuhan dan regenerasi sel kelenjar epitel dan stroma endometrium.
5. Progesterone
Adalah hormon yang dikeluarkan oeh ovarium, tepatnya korpus luteum
untuk mematangkan sel kelenjar endometrium sehingga berada dalam
masa sekretorik. Progesteron ini yang mempertahankan endometrium tetap
![Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/62.jpg)
41
bertahan apabila terjadi pembuahan dan siap menerima hasil konsepsi oleh
berimplantasi.
6. Prostagladin dan prostasiklin
Adalah hormone yang dihasilkan oleh sel stroma dalam endometrium dan
memilki peran vasokontraktor dan vasodilator (Irianto, 2015).
2.2.4 Tahap – Tahap Menstruasi
1. Fase Proliferasi
Merupakan fase pemulihan dan regenerasi sel-sel epitel kelenjar dan
stroma endometrium kearah luar. Pembentukan kembali permukaan
endometrium dimulai sejak menstruasi berhenti samapai 3 hari
sesudahnya. Endometrium pada fase proliferative dini tipis kelenjarnya
sedekit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid dan stromanya padat. Fase
proliferative dini berlangsung dari hari ke 3 sampai hari ke 7 siklus
menstruasi. Kelenjar-kelenjar epitel semakin cepat dan tumbuh ke bawah
atau keluar tegak lurus dengan permukaan. Sel – selnya menjadi
kolumnar dengan nuklei di basal. Sel – sel stroma berproliferasi, tetap
padat dan berbentuk kumparan. Pembelahan sel terjadi secara mitosis.
Endometrium disuplai oleh arteri – arteri basal di endometrium yang
memberikan percabangan pada sudut yang tepat untuk mendarahi
endometrium. Pada awalnya, ketika menembus endometrium basal arteri
berjalan lurus, tetapi pada lapisan medial dan superficial arteri berubah
menjadi spiral. Bergelungnya arteri ini, memungkinkannya memberikan
![Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/63.jpg)
42
suplai darah pada endometrium yang terus tumbuh hingga menjadi tidak
berkelok lagi. Setiap arteri spiral mensuplai suatu daerah endometrium
tertentu.
2. Fase Luteal
Adalah masa dimana endometrium berada dalam tahap sekresi dan siap
menerima hasil konsepsi bila terjadi pembuahan. JIka terjadi ovulasi,
endometrium mengalami perubahan – perubahan yang nyata, kecuali
pada awal dan akhir masa reproduksi. Perubahan ini terjadi pada 2 hari
terakhir fase proliferative, tetapi meningkat setelah menstruasi. Vakuol -
vakuol sekretorik, yang kaya akan glikogen, tampak di dalam sel – sel
yang meapisi kelenjar endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol
tersebut terdapat di bagian basal dan menggeser inti se kea rah superfisal.
Jumlahnya cepat meningkat dan kelenjar berkelok-kelok pada hari ke 6
setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah
melewati nucleus. Beberapa diantaranya sudah mengeluarkan mucus
kedalam kelenjar mukus kedalam rongga kelenjar, yang lain penuh
dengan mukus sehingga tampak seperti gigi gergaji. Arteri spiral
bertambah panjang dengan meluruskan gelungan. Apabila tidak ada
kehamilan, kadar estrogen dan progesterone akan menurun karena korpus
luteum menjadi tua.
![Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/64.jpg)
43
3. Fase iskemia
Adalah masa berkurangnya jumlah darah yang mengaliri dan menghidupi
endometrium dalam arteri spiral, sehingga menyebabkan berhentinya
pertumbuhan dan terjadinya penyusutan pada endometrium. Hal ini
karena kadar estrogen dan progesterone yang diproduksi menurun.
Penurunan ini menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan
endoperoksidase bebas dalam endometrium. Enzim-enzim ini
menginduksi lisosom sel troma untuk mensitesis dam mensekresi
prostaglandin (PGF2a dan PGE2) dan prostasiklin. PGF2a
merupakansuatu vasokonstriktor kuat dan menyebabkan kontraksi uterus,
sedangkan PGE2 menyebabkan kontraksi dan vasodilatasi, prostasiklin
merupakan vasodilator yang menyebabkan relaksasi otot dan
menghambat agresi trombosit. Perbandingan PGF2a dengan kedua
prostaglandin meningkat selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi
aliran darah melalui kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran
cairan dari jaringan endometrium ke dalam kapiler, sehingga mengurangi
ketebalan endometrium. Ini menyebabkan bertambahnya kelokan arteri
spiral bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah. Daerah
endometrium yang disuplai arteri spiral menjadi hipoksik, sehingga
terjadi nekrosis iskemia.
![Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/65.jpg)
44
4. Fase Menstruasi
Adalah fase pelepasan atau peluruhan endometrium ke arah luar. Daerah
endometrium mengelupas kedalam rongga uterus disertai dengan darah
dan cairan jaringan (Irianto, 2015 ).
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi
1. Faktor Hormon
Hormon-hormone yang mempengaruhi terjadinya haid pada seseorang
wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan
oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, Luteinizing
Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesterone yang
dihasilkan oleh ovarium.
2. Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang
berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme
sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan pendarahan.
3. Faktor Vaskular
Saat fase proliferasi, terjadi pembentuan system vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut
tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan hubungan di antara keduanya.
Dengan regresi endometrium, timbul atau statis dalam vena – vena
serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan
![Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/66.jpg)
45
akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan
hematom, baik dari arteri maupun vena.
4. Faktor Prosagladin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan
kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
pendarahan pada haid (Kusmiran, 2013).
2.2.6 Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja.
Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien
maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini
(Prawiroharjo, 2007).
Klasifikasi gangguan menstruasi menurut Prawiroharjo (2007) adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan lama dan jumlah darah menstruasi
1) Hipermenorea atau menoragia
Hipermenorea ( menoragia) adalah pendarahan luar menstruasi yang
lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8
hari). Sebab kelainan ini karena kondisi uterus.
2) Hipomenora
Hipomenora adalah pendarahan haid yang lebih pendek dan lebih
kurang dari biasanya. Disebabkan gangguan endokrin.
![Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/67.jpg)
46
2. Gangguan siklus menstruasi
1) Polimenorea
a. Pengertian
Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari
panjang siklus haid klasik yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya,
sementara volume pendarahannya kurang lebih sama tau lebih
banyak dari volume pendarah menstruasi yang biasanya. Polimenore
yang disertai dengan pengeluaran darah menstruasi yang lebih
banyak dari biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia)
b. Penyebab
- Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan proses
ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid
- Kongesti (bendungan) pada ovarium yang disebabkan oleh
proses peradangan atau infeksi
- Endometriosis
c. Pengobatan
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan terapi hormonal. Stadium
proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium
sekresi dapat deperpanjang dengan kombinasi estrogen-
prosterogen.
![Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/68.jpg)
47
2) Olimenorea
a. Pengertian
Oligomenore merupakan suatu keadaan dimana siklus
menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
pendarahan tetap sama.Wanita yang mengalami oligomenore
akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.
Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorrhea sekunder.
b. Penyebab
- Kelainan endokrin sepert kehamilan, gangguan hipofisis –
hipotalamus dan monopose
- Sindrom ovarium polikistik
- Stres fisik dan emosional
c. Pengobatan
- Pengobatan tergantung pada penyebabnya jika atlit dengan
mengubah pola makan hingga pola latihan.
- Terapi hormon memberikan hormon yang mengalami
penurunan dalam tubuh
![Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/69.jpg)
48
3) Amenorea
a. Pengertian
Amenorea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode
menstruasi. Amenorea tidak normal kecuali sebelum pubertas,
selama kehamilan dan menyusui disri dan, setelah menopause-
hiperling. Kasus tidak haid ada yang primer kalau sejak awal
seseorang wanita belum pernah mengalami mens. Maka, kalau
lewat usia pubertas masih belum mens, perlu dipikirkan
kemungkinan kasus ini.Jenis tidak haid yang sekunder, awalnya
kasus demikian sudah pernah mens, tetapi belakangan tidak mens
lagi. Disebut amenorea sekunder bila yang tadinya biasa datang
haid, kemudian tiga bulan berturut – turut mens tak datang lagi.
b. Penyebab
Amenorea disebut primer jika seorang wanita belum mulai
menstruasi pada usia 16 tahun. Amenorea primer biasanya karena
masalahorgan genetik atau reproduksi yang hadir pada saat lahir
tetapi tidak melihat sampai pubertas. Sindrom Turner adalah
salah satu contoh. Amenore disebut sekunder jika seorang wanita
yang memiliki periode di masa lalu kehilangan menstruasi selama
minimal enam bulan. Kehamilan adalah penyebab paling umum
dari amenore sekunder. Penyebab umum lainnya adalah
menopause dini, juga disebut insufisiensi ovarium primer (POI)
![Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/70.jpg)
49
atau kegagalan ovarium premature. Amenore hipotalamus terjadi
ketika hipotalamus di otak melambat atau berhenti melepaskan
GnRH, hormone yang mengontrol siklus menstruasi. Wanita
biasanya terkena adalah merea dengan gangguan makan atau
yang atlet, penari balet seperti, skaters sosok dan pelari. Apa yang
mereka memiliki kesamaan adalah : berat badan rendah,
presentase lemak tubuh yang rendah, kalori sangat rendah atau
asupan lemak, stress emosional, olahraga berat ymembakar kalori
lebih dari yang diambil dalam memelalui makanan, dan beberapa
kondisi medis atau penyakit. Amenore juga bisa disebabkan oleh
tumor jinak pada pada kelenjar pituitary, obesitas, sindrom
ovarium polikistik, dan gangguan kelenjar adrenal. (Adrenals dua
kelenjar kecil yang terletak di atas setiap ginjal yang
memproduksi beberapa hormone seks). Sindrom ovarium
pilikistik (PCOS) adalah masalah reproduksi umum yang kadang
kadang menyebabkan amenore. Namun, kebanyakan wanita
dengan PCOS memiliki periode menstruasi tidak teratur, tidak
amenore.
c. Pengobatan
Pengobatan amenore bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Ini bisa melibatkan perubahan gaya hidup seperti memperoleh
atau kehilangan berat badan, berolahraga kurang intens, atau
![Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/71.jpg)
50
mengurangi stress, obat – obattan, operasi untuk memperbaiki
kelainan pada organ reproduksi, atau kombiasi pendekatan.
Beberapa wanita minum pil KB untuk mengatur periode mereka.
Obat – obat ini yang menggabungkan estrogen dan progesterone,
mempertahankan tingkat keseimbangan hormon – hormon dalam
tubuh. Amenore berkepanjangan dapat meningkatkan resiko
keropos tulang, sehingga mengambil suplemen kalsium dan
vitamin D dianjurkan. Wanita dengan amenore hipotalamus juga
perlu menambah berat badan atau benar masalah mendasar
lainnya untuk menaga tulang yang kuat (Irianto, 2015).
3. Ganggguan pendarahan di luar siklus menstruasi
1) Menometroragia
Pendarahan yang terjadi dalam masaa ntara 2 menstruasi.
4. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi
1) Dismenorea
Disminore atau nyeri menstruasi mungkin merupakan suatu gejala
yang paling sering menyebabkan wanita – wanita muda pergi ke
dokter.
2) Sindroma prahaid
Keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya menstruasi dan menghilang sesudah
menstruasi datang walauoun kadang-kadang berlangsung terus
![Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/72.jpg)
51
sampai menstruasi berhenti. Keluhan terdiri atas gangguan
emosional.
2.2.7 Fase Siklus Menstruasi
1. Fase Folikuler
Fase ini dimulai dari hari ke01 hingga saat sebelum kadar LH
(Luteinizing Hormone), hormone gonadotropik yang disekresi oleh
kelenjar pituitary anterior serta berfugsi merangsang pelepasan sel
telur dan membantu pematangan serta perkembangan sel telu,
meningkat dan terjadi pelepasan sel telur dan membantu pematangan
serta perkembangan sel telur dan membantu pematangan serta
perkembangan sel telur, meningkat dan terjadi pelepasan sel telur atau
ovulasi. Dinamakan fase foliker karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada masa pertengahan fase
folikuler, kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) meningkat
sehingga merangsang pertumbuhan folikel sebanyak 3-30 folikel yang
masing – masing mengandung satu sel telur. Hanya satu folikel yang
akan terus tumbuh dan yang lainnya akan hancur. FSH adalah hormon
gonadotropin yang merangsang (menstimulasi) sel telur (ovarium)
untuk memproduksi folikel dominan yang akan matang dan
melepaskan telur yang dibuahi saat ovulasi (pelepasan sel telur), dan
berperan untuk menstimulasi folikel ovarium untuk memproduksi
hormone estrogen. Pada suatu siklus, sebagian indung telur terdiri dari
![Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/73.jpg)
52
tiga lapisan. Lapisan yang paling atas dan lapisan tengah adalah bagian
yang dilepaskan. Sedangkan lapisan dasar akan tetap dipertahankan
dan menghasilkan sel – sel baru untuk membentuk kedua lapisan yang
telah dilepaskan. Darah haid tidak membeku, kecuali jika terjadi
pendarahan yang hebat. Setiap kali haid, dara yag hilang sebanyak 28
– 283 gram.
2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat. Pada fase inilah
sel telur dilepaskan. Pada umumnya, sel telur dilepaskan setelah 16 –
32 jam terjadinya peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan
tampak menonjol dari permukaan indung telur sehingga akhirnya
pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat terjadi pelepasan sel telur
ini, beberapa perempuan sering merasakan nyeri yang hebat pada perut
bagian bawah. Nyeri ini akan terjadi selama beberapa menit hingga
beberapa jam, megikuti proses pelepasan sel telur.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah pelepasan sel telur dan dan berlangsung
selama 14 hari. Setelah melepaskan sel telur, folikel yang pecah akan
kembali menutup dan membentuk corpus luteum (disebut juga yellow
body, struktur anatomis yang kecil dan berwarna kuning pada
permukaan ovarium. Selama masa subur atau reproduksi wanita atau
pelepasan sel telur) yang menghasilkan progesteron dalam jumlah
![Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/74.jpg)
53
cukup besar. Hormon progesteron ini akan menyebabkan suhu tubuh
meningkat. Ini terjadi selama fase luteal dan akan terus tinggi sampai
siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu badan ini dapat digunakan
sebagai perkiraan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, corpus luteum
akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai. Ini akan terus terajdi
selama perempuan dalam masa aktif reproduksi, kecuali jika terjadi
pembuahan dan menyebabkan kehamilan. Jika telur dibuahi maka
corpus luteum akan menghasilkan HCG (Human Chronic
Gonadotropine) yang memelihara progesterone hingga dapat
menghasilkan hormone sendiri. Tes kahamilan didasarkan pada
adanya peningkatan kadar HCG (Anugroho, 2011).
2.2.8 Macam Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi berdasarkan rentang waktunya dibagi menjadi tiga antara
lain :
a. Siklus Pendek
Jika siklus enstruasi berlangsung setiap 18 -23 hari dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikutnya.
b. Siklus Normal
Jika siklus menstruasi berlangsung setiap 28 hari dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikunya.
c. Siklus Panjang
![Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/75.jpg)
54
Jika siklus menstruasi berlangsung setiap 33-35 hari dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikutnya ( Irianto,
2015 ).
Menurut Wahyuningrum 2016 pada wanita siklus menstruasi seringkali
terjadi perubahan
a. Siklus Memstruasi Teratur
Siklus menstruasi dengan rentang waktu 21 – 35 hari. Berlangsung dengan
siklus sama selama 3 bulan.
b. Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Apabila siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal atau dengan
kata lain tidak berada pada interval pola menstruasi dengan rentang
kurang dari 21 hari (polimenorea), lebih dari 35 hari (oligomenorea) serta
rentang selama 90 hari atau lebih tidak menstruasi (amenorea). Jika
dalam jangka waktu 3 bulan terjadi siklus menstruasi tidak normal maka
dikatakan siklus menstruasi tidak teratur.
2.2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Kusmiran (2013) mengatakan penelitian mengenai faktor risiko
dari variabilitas siklus menstruasi adalah sebagai berikut:
1) Berat Badan
Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi
menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan
gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium
![Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/76.jpg)
55
dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat
badan yang kurang/kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan
penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan amenorrhea.
2) Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapatmembatasi fungsi
menstruasi. Atlet wanita seperti pelari, penari balet memiliki resiko
mengalami amenorrhea anovulasi dan defek pada fase luteal. Aktivitas
fisik yang berat merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing Hirmon (
GnRH ) dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level dari
serum estrogen.
3) Stres dan Kecemasan
Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya
system persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan proklatin atau
endogen opiat yang dapat memengaruhi elevasi kortisol basal dan
menurunkan hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorrhea. Stres
dapat mempengaruhi siklus menstruasi, karena pada saat stres, hormon
stres yaitu hormon kortisol sebagai produk dari glukokortiroid korteks
adrenal yang disintesa pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus
menstruasi karena mempengaruhi jumlah hormon progesteron dalam
tubuh. Jumlah hormon dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat
menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Menurut Rakhmawati (2012)
stres atau kecemasan merupakan suatu kedaan yang dapat menyebabkan
![Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/77.jpg)
56
fluktuasi kadar FSH dan LH sehingga lam proses proliferasi dan sekresi
mengalami pemendekan atau pemanjangan. Pemendekan dan
pemanjangan kedua masa tersebut dapat menyebabkan terjadinya
pemendekan dan pemanjangan siklus menstruasi sehingga menyebabkan
gangguan pada panjang masa siklus menstruasi.
Prawirohardjo (2007) mengatakan kecemasan (gangguan emosional)
sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf
pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf,
selanjutnya melalui saraf autonom (simpatis atau parasimpatis) akan
diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga
mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hiphofisis melalui
system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH
(Follikel Stimulazing Hormone) dan LH (Leutinizing Hormone).
Produksi kedua hormon ini adalah dibawah pengaruh RH (Realezing
Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran RH
sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus juga pengaruh luar seperti cahaya, bau-bauan dan hal-hal
psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses
menstruasi atau haid.
4) Diet
Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan
dengan anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yang
![Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/78.jpg)
57
pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun).
Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi
dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan
rendah lemak berhubungan dengan amenorrhea.
5) Paparan Lingkungan dan Kondisi Kerja
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang
panjang dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang. Wanita
yang bekerja perkantoran. Paparan suara bising di pabrik (Kusmiran,
2013 ).
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja
Pendapat tentang rentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli,
organisasi, atau lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi
perkembangan dari masa anak ke masa dewasa, usia antara 10 – 24 tahun.
Secara etimiologi, remaja berarti “ tumbuh menjadi dewasa “ Definisi remaja
( adolescence ) menurut organisasi kesehatan dunia ( WHO ) adalah periode
usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB
) menebut kaum muda ( youth ) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun.
Sementara itu, menurut The Health Resources and Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11 – 21 tahun dan
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11 – 14 tahun), remaja
menengah (15 – 17 tahun), dan remaja akhir (18 – 21 tahun). Definisi ini
![Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/79.jpg)
58
kemudian disatukan dalam terminology kaum muda yang mencakup usia 10 -
24 tahun.
Definisi remaja sendiri dapat mencakup usia 10-24 tahun.
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20 – 21 tahun.
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa di mana individu mengalami
perubahan – perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, di
antara masa anak – anak menuju masa dewasa.
Gunarsa (1978) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa
peralihan dan anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah
masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini
penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju
masa dewasa yang menuntut tanggung jawab. (Kusmiran, 2013).
2.3.2 Dinamika Masa Remaja
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa
dewasa. Selama periode ini, anak remaja banyak mengalami perubahan baik
secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Menurut Irianto 2015 rentang usia
![Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/80.jpg)
59
remaja ini biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu masa remaja awal 12-15
tahun, masa remaja pertengahan 15-8 tahun, dan masa remaja akhir 18-21
tahun. Untuk memudahkannnya , masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Remaja Awal
Ciri – cirri dinamika remaja awal :
a. Mulai menerima kondisi dirinya.
b. Berkembangnya cara berfikir.
c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi
d. Bersikap overestimate, seperti meremehkan segala masalah,
meremehkan kemampuan orang lain dan terkesan sombong.
e. Akibat sombong menjadikan dia gegabah dan kurang waspada.
f. Proporsi tubuh semakin proposional.
g. Tindakan masih kanak – kanak, akibat ketidakstabilan emosi.
h. Sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris.
i. Banyak perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental.
j. Selalu merasa kebingungan dalam status.
k. Periode yang sulit dan kritis.
2. Remaja Tengah
Ciri dinamika remaja tengah :
a. Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa.
b. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna.
c. Semakin berkembang keinginan untuk mendapatkan status.
![Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/81.jpg)
60
d. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat.
e. Keinginan untuk menolong dan ditolong oeang lain.
f. Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual.
g. Belajar beranggung jawab.
h. Apatis akibat selalu ditentang sehingga malas mengulanginya.
i. Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak – kanak.
3. Remaja Akhir
Ciri – ciri dinamika remaja akhir :
a. Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak – kanak.
b. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan.
c. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.
d. Dapat berfikir objektif sehingga mamu bersikap sesuai situasi.
e. Belajar menyesuaikan diri dengan norma – norma yang berlaku.
f. Membina hubungan sosial secara heteroseksual.
2.3.3 Ciri – Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja
1. Usia Remaja Muda (12-15 Tahun)
a. Sikap protes terhadap orangtua.
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup
orangtuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap
orangtua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kai
disertai dengan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya
pencarian idetitas diri, remja cenderung melihat kepada tokoh –
![Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/82.jpg)
61
tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figure ideal yang
terdapat di film, atau tokoh idola.
b. Preokupasi dengan badan sendiri.
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat
sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri
remaja.
c. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia.
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikata dan
kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari
kelompok senasib. Hal ini tercemin dalam cara berperilaku sosial.
d. Kemampuan untuk berfikir secara abstrak.
Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulai berkembang dan
dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam
kepercayaan diri.
e. Perilaku yang labil dan berubah – ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah – ubah. Pada
suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain
tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawa. Remaja merasa
cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian
menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang
memerlukan pengertian da penanganan yang bijaksana.
![Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/83.jpg)
62
2. Usia Remaja Penuh (16-19 Tahun)
a. Kebebasan dari orangtua.
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orangtua menjadi realitas.
Remaja mulai merasakan kebebasa, tetapi juga merasa kurang
menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat
dengan orang lain melalui ikatan cinta yang atabil
b. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas
Sering kali remaja menunjakkan minat pada suatu tugas tertentu yang
ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita – cita
masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau
langsung untuk mencari nafkah.
c. Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap.
Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-
cita.
d. Pengembangan hubungan pribadi yang labil.
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan
terbentuknya kestabila diri remaja
e. Penghargaan kembali pada orangtua dalam kedudukan yang sejajar
2.3.4 Masa Transisi Remaja
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi
tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai
berikut.
![Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/84.jpg)
63
1. Transisi fisk berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh.
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak – anak, tetapi belum
sepenuhnya menampilkan bentukn tubuh orang dewasa. Hal ini
menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap
masyarakat yang kurang konsisten.
2. Transisi dalam kehidupan emosi.
Peubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan
ketidakstbilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung,
melmun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira, tertawa, ataupu
marah – marah.
3. Transisi dalam kehidupan sosial.
Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga, di mana
lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran
ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri (
melepaskan ikatan dengan keluarga ).
4. Transisi dalam nilai – nilai moral
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju
nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai
sendiri.
5. Transisi dalam pemahaman
![Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/85.jpg)
64
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak (Irianto, 2015).
2.3.5 Perubahan Kejiwaan Pada Masa Remaja
Proses perubahan kejiwaan pada remaja berlangsung lebih lambat
dibandingkan perubahan fisk meliputi :
1. Perubahan emosi : sehingga remaja menjadi
a. sensitive ( mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi ), mudah
bereaksi terhadap rangsangan dari luar
b. agresif sehigga mudah berkelahi.
2. Perkembangan inteligensia : sehingga remaja menjadi
a. mampu berpikir abstrak dan senang member kritik
b. ingin mengetahui hal – hal baru sehingga muncul perilaku ingin
mencoba hal yang baru. Perilaku ingin mencoba ini sangat penting
dalam kesehatan reproduksi (Kusmiran, 2013).
![Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/86.jpg)
65
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Variabel independen Variabel dependen
Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecemasan
1. Hubungan Interpersonal
2. Lingkungan Hidup
3. Keuangan
4. Perkembangan
5. Keluarga
6. Trauma
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat
Siklus Menstruasi
1. Siklus Teratur
2. Siklus Tidak Teratur
`Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Siklus Menstruasi
1. Berat Badan
2. Aktivitas Fisik
3. Stres da Kecemasan
4. Diet
5. Paparan Lingkungan dan Kondisi Kerja
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Kelas X dan XI Di MAN 1 Kota Madiun
![Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/87.jpg)
66
Kerangka Konseptual adalah menjelaskan secara teoritis model konseptual
variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang
berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel
bebas dengan variabel terikat (Iskandar, 2008). Dalam penelitian ini kecemasan
dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang dan
kecemasan berat, serta kecemasan itu sendiri dibagi menjadi beberapa faktor antara
lain hubungan interpersonal, lingkungan hidup, keuangan, perkembangan, keluarga
dan t rauma. Tingkat kecemasan berhubungan dengan siklus menstruasi terdiri dari
siklus teratur dan siklus tidak teratur. Siklus menstruasi disebabkan oleh beberapa
faktor yang berpengaruh antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan kecemasan,
diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja.
3.2 Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel
yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian. Hipotesis
berdasarkan rumusan pernyataannya dibagi menjadi 2 yaitu hipotesis kerja (hipotesis
alternative) dan hipotess statistik (hipotesis null). Artinya jika hipotesis statistik
(hipotesis null / Ho) ditolak maka hipotesis kerja ( hipotesis alternative / Ha )
diterima atau sebaliknya (Dharma, 2011).
- Ha (hipotesis alternatif atau hipotesis kerja ) adalah pernyataan tentang
prediksi hasil penelitian berupa hubungan antar variabel yang diletiti
![Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/88.jpg)
67
(Dharma, 2011). Dalam penelitian ini Ha ( hipotesis alternatif atau hipotesis
kerja) adalah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus
menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
![Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/89.jpg)
68
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancang Bangun Penelitian
Rancangan penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah tehadap jalannya penelitian
(Dharma,2011). Rancangan penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam
proses penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, metode penelitian harus diuraikan
secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan
data, analisi data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian (Dharma,2011).
Penelitian ini menggunakan jenis rancangan asosiasi ( faktor yang berhubungan )
penelitian ini disebut juga explanatory atau correlational, bertujuan untuk
menentukan faktor apakah yang terjadi sebelum atau bersama – sama tanpa adanya
suatu intervensi dari peneliti. Rancangan yang dipergunakan bisa menggunakan cross
sectional atau jenis rancangan lainnya seperti kohort, case control ( Nursalam, 2016 ).
Dalam penelitian ini menggunakan Cross sectional ( potong lintang ) adalah
desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel
dimana variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada satu waktu
tertentu ( Dharma, 2011 ). Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian
analitik. Penelitian analitik adalah penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar
![Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/90.jpg)
69
variabel yang deteliti. Hubungan antar variabel ini ditentukan berdasarkan uji statistik
( Nursalam, 2016 ).
4.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan ( Nursalam, 2016 ). Dalam penelitian ini populasi berjumlah 124 siswi
terdiri dari siswi kelas X dan siswi kelas XI MAN 1 Kota Madiun.
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui Sampling. Sementara sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada ( Nursalam, 2016 ).
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. Perhitungan ini
diperoleh dari rumus menghitung sampel yang populasinya kurang dari 1000 orang.
n = 2
= 2
= 95
Keterangan :
![Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/91.jpg)
70
n = jumlah sampel
N= jumlah populasi
d= tingkat signifikasi (p)
Kriteria sampel : Inklusi dan eksklusi
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi ( Nursalam, 2016 ).
Dalam penelitian ini kriteria inklusi antara lain :
1. Remaja putri kelas X dan XI MAN 1 Kota Madiun
2. Sudah mengalami menstruasi
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi berbagai sebab, antara lain :
- Remaja mempunyai penyakit reproduksi seperti Ca Serviks, Mioma
( Nursalam, 2016 ).
![Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/92.jpg)
71
4.3 Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar sesuai dengan keseluruhan
subjek penelitian ( Nursalam, 2016 ).
Dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling ( pemilihan
sampel yang tidak dilakukan secaa acak ) yaitu purposive sampling yaitu suatu
metode pemiliha sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu
yang ditentukan oleh peneliti. Seseorang dapat dijadikan sebagai sampel karena
peniliti mengganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi yang diperlukan
untuk penelitiannya ( Dharma, 2011 ).
![Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/93.jpg)
72
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas
ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (Nursalam,2010).
Populasi
Remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun sebanyak 124 responden
Sampel
Sebagian remaja putri kelas X dan XI sebanyak 95 responden
Sampling
Purposive sampling
Pengumpulan Data
Kuisoner
Variabel terikat : Siklus menstruasi Variabel bebas : Tingkat kecemasan
Pengolahan Data
Editing, coding, tabulating, scoring
Analisa data
Korelasi sederhana
Hasil dan kesimpulan penelitian
4.1 Gambar Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Kelas X Dan XI Di MAN 1 Kota Madiun
![Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/94.jpg)
73
4.5 Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu ( Nursalam, 2016 ). Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam -
macam tipe untuk menjelaskan penggunaannya dalam penelitian. Macam - macam
tipe variabel meliputi :
1. Variabel Independen ( Bebas )
Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variable lain. Suatu
kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak
pada variabel dependen ( Nursalam, 2016 ).
Kecemasan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecemasan yang
dirasakan remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun selama ini
sampai dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini variabel independen adalah
tingkat kecemasan yang diantaranya adalah kecemasan ringan, kecemasan
sedang, dan kecemasan berat.
2. Variabel Dependen ( Terikat )
Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variable lain. Variabel
respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain (
Nursalam, 2016 ).
Siklus menstruasi yang diteliti dalam penelitan ini adalah siklus menstruasi
terakhir yang terjadi pada remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota
Madiun 3 bulan terakhir. Dalam penelitian ini variabel dependen ( terikat )
![Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/95.jpg)
74
adalah siklus menstruasi yang diantaranya adalah siklus teratur dan siklus
tidak teratur.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakterstik yang diamati
dari suatu yang didefinisikan tersebut ( Nursalam, 2016 ).
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala
Data
Skor
Kecemasan suatu keadaan
emosional
yang tidak
menyenangkan
yang ditandai
oleh rasa
ketakutan serta
gejala fisik
yang
menegangkan
serta tidak
diinginkan.
Kecemasan
yang diteliti
dalam
penelitian ini
adalah
kecemasan
yang dirasakan
remaja putri
kelas X dan XI
di MAN 1
Kota Madiun
selama ini
sampai
dilakukan
penelitian.
Pengukuran menurut
kuisoner HARS
terdapat 14 indikator
penilaian antara lain
:
1. Perasaan
cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan
tidur
5. Gngguan
kecerdasan
6. Perasaan
depresi
7. Gejala
somatik
8. Gejala
sensorik
9. Gejala
kardiovaskul
er
10. Gejala
respiratori
11. Gejala
gastrointestin
al
12. Gejala
urogenital
Kuisoner
HARS
Ordinal - Tidak ada
Kecemasan = < 6
- Kecemasan
ringan = 6 - 14
- Kecemasan
sedang = 15 – 27
- Kecemasan berat
= > 27
![Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/96.jpg)
75
13. Gejala
otonom
14. Tingkah laku
Siklus
Menstruasi
waktu sejak
hari pertama
menstruasi
sampai
datangnya
menstruasi
periode
berikutnya,
sedangkan
panjang siklus
menstruasi
adalah jarak
antara tanggal
mulainya
menstruasi
yang lalu dan
mulainya
menstruasi
berikutnya.
Siklus
menstruasi
yang diteliti
dalam
penelitan ini
adalah siklus
menstruasi
terakhir remaja
putri kelas X
dan XI di
MAN 1 Kota
Madiun 3
bulan terakhir
Penilaian siklus
menstruasi terdiri
dari :
1. Siklus Teratur
2. Siklus Tidak
Teratur
Kuisoner
Siklus
Menstruasi
Nominal Pertanyaan
1. Siklus teratur 21 –
35 hari = skor 0
2. Siklus Tidak
teratur = skor 1
- < 21 hari
( polimenorea )
- > 35 hari (
olimenorea )
- 90 hari / 3 bulan (
amenorea )
4.1 Tabel Definisi Operasional Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja
Putri Kelas X Dan XI Di MAN 1 Kota Madiun
![Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/97.jpg)
76
4.6 Instrumen Penelitian
1. Kueisoner atau angket
Kueisoner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator – indikator
suatu variabel ( Dharma, 2011 ). Dalam penelitian ini kuisoner yang
digunakan adalah kueisoner HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale ) untuk
mengukur tingkat kecemasan yang berisi 14 indikator penilaian untuk
dibagikan ke remaja putri kelas X dan XI MAN 1 Madiun. Serta untuk
mengukur siklus menstruasi dalam penelitian ini menggunakan skala gutman
dengan pernyataan” teratur” bernilai 0 dan “tidak teratur” bernilai 0 dengan 1
pertanyaan tersirat. Kedua kuesoner tersebut tidak dilakukan uji validitas dan
uji realiabilitas karena kuesoner HARS dan siklus menstruasi sudah baku serta
telah sesuai teori yang terdapat dalam buku.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di MAN 1 kota Madiun. Waktu penelitian di
mulai dari bulan november hinggadesember 2016 yaitu mulai mempersiapkan
proposal setelah itu pengumpulan data dilakukan bulan januari hingga april
2017.Ujian proposal dilakukan bulanmei 2017 dan selanjutnya melakukan
![Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/98.jpg)
77
penelitian di MAN 1 kota Madiun dimulai bulan Mei hingga penelitian selesai
dilakukan.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam,2016). Setelah mendapat ijin dari Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun dan Kepala Sekolah MAN 1 Kota Madiun, peneliti mengadakan dengan
responden untuk mendapatkan persetujuan responden sebagai subjek penelitian. Cara
pengambilan data dengan menggunakan kuisoner yang dibagikan kepada responden,
kemudian ditunggu selama kurang lebih 30 menit,karena jumlah responden untuk
sampel besar dibagi dalam 3 sesi untuk setiap sesi diberi waktu 30 menit termasuk
didalamnya antara lain membagikan lembar kuisoner, menjelaskan tujuan dan cara
pengisian serta pengisian kuisoner dari responden setelah waktu habis kemudian
diambil oleh peneliti dan mengoreksi apakah semua soal pada lembar sudah diisi
semua oleh responden, setelah kuisoner terkumpul peneliti melakukan pengolahan
data, kemudian peneliti melakukan penyusunan hasil penelitian.
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah yang harus ditempuh,
di antaranya :
1. Editing
![Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/99.jpg)
78
Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali
apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya
menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Moh.Nazir,2011).
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan. Apabila ada
data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan
pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data tersebut. Tetapi apabila
tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau
dimasukkan dalam pengolahan “data missing”. Editing adalah tahap dimana
peneliti memeriksa kembali daftar pernyataan yang telah diserahkan kembali
oleh responden dan memeriksa kelengkapan jawaban satu persatu apakah
checklist sudah diisi sesuai petunjuk yang telah ditentukan yang meliputi:
a. Mengecek kelengkapan identitas pengisian.
b. Setelah lengkap baru menyelesaikan kodenya.
c. Mengecek masing-masing kekurangan isian data.
2. Coding
Coding adalah tahap kedua setelah editing, dimana peneliti
mengklasifikasi hasil kuisoner menurut kriteria tertentu. Klasifikasi pada
umumnya ditandai dengan kode tertentu yang biasanya berupa
angka(Moh.Nazir, 2011). Dalam memberikan kode terhadap kelompok
variabel sebagai berikut:
Data demografi
Kelas:
![Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/100.jpg)
79
1= X 2=XI
3. Scoring
Skoring adalah menetapkan pemberian skore pada lembar observasi
(Moh.Nazir, 2011). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan bobot pada
masing-masing jawaban, sehingga mempermudah perhitungan.
1) Untuk mengukur tingkat kecemasan mengguakan kuisoner HARS dengan
14 indikator dengan skor 0 – 4 yang masing – masing skor memiliki
kategori sendiri – sendiri seperti :
0 = tidak ada gejala ( tidak ada gejala yang muncul )
1 = gejala ringan ( tampak 1 gejala yang muncul )
2 = gejala sedang ( tampak 2 gejala atau setengah gejala yang muncul dari
gejala yang ada )
3 = gejala berat ( tampak lebih dari 2 gejala yang muncul atau lebih dari
setengah dari gejala yang ada )
4 = gejala berat sekali ( tampak semua gejala muncul )
Masing - ,masing nilai (skor ) dari ke 14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan sseorang yaitu :
< 6 = tidak ada kecemasan
6 - 14 = kecemasan ringan
![Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/101.jpg)
80
15 - 27 = kecemasan sedang
> 27 = kecemasan berat
2) Untuk mengukur siklus menstruasi menggunakan kuisoner siklus
menstruasi dengan skala gutman dengan pernyataan “ teratur “ bernilai 0
dan “ tidak teratur “ bernilai 1
4. Tabulating
Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk table ( Moh.Nazir,
2011). Dalam penelitian ini tabulasi terdiri dari hasil data kuesioner tingkat
kecemasan dan siklus mestruasi serta data demografi.
4.9 Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan pengolahan data dan menganalisa data dengan tekhnik
tertentu (Notoatmodjo,2010).
1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisis terhadap tiap variabel dan hasil
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap
variabel (Notoadmojo, 2010). Analisa univariat adalah data diperoleh oleh
hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, ukuran
tendensi sentra dan grafik (Saryono, 2013).
Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai berikut :
Usia dan Kelas
P =∑f/N X 100%
![Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/102.jpg)
81
Keterangan
P : Presentase
N : Jumlah Populasi
F : Frekuensi Jawaban
Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal
yang menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk
menemukan skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam
kelompok (Gravetter & Wallnau, 2007). Tiga metode dalam pengukuran
tendensi sentral yakni: mean, median, modus.
1. Mean ( rata – rata hitung )
Keterangan :
xi = data
ke-i dan n = jumlah data
2. Median
Median adalah suatu nilai yang membagi distribusi data menjadi dua bagian
yang sama besar atau suatu nilai yang menbagi 50% frekuensi bagian atas dan
50% frekuensi bagian bawah, sehingga frekuensi yang terdapat di atas sama
dengan frekuensi yang terdapat di bawah,
Me =
![Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/103.jpg)
82
Keterangan :
Me : Nilai tengah data
Xe : Banyaknya data
3. Modus ( Nilai ftrekuensi terbesar )
Modus merupakan suatu nilai yang paling sering muncul ( nilai dengan
frekuensi muncul terbesar )
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmojo, 2010). Untuk
menguji hipotesa yang digunakan adalah uji chi square dengan skala
pengukuran ordinal-nominal untuk mendapatkan hasil hipotesa untuk
meneliti “ hubungan tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi” yang
dilakukan pada remaja puti kelas X dan XI MAN 1 Madiun. Melalui uji chi –
square sengan tingkat kemaknaan 95% (P<0,05) sehingga diketahui ada
tidaknya hubungan bermakna secara statistik dengan menggunakan program
SPSS for windows. Selanjutnya ditarik pada kesimpulan bila P lebih kecil dari
alpha (P<0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen dan jika P lebih
besar alpha (P>0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan
tidak adanya hubungan antar variabel dependen dan independen (Saryono,
2013).
![Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/104.jpg)
83
Rumus Chi Square menurut Priyatno (2010)
k
i h
h
f
ff
1
2
02 )(
Keterangan :
f0 : banyaknya observasi
fh : banyaknya observasi yang diharapkan
Nilai Koefisien Kotingensi berkisar antara 0,000-1,000. Menurut Sugiyono
(2010), tingkat hubungan dinyatakan dengan
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
4.10 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian permohonan dari Direktur untuk
mendapatkan persetujuan, kemudian kuesioner dikirim ke subjek (responden)
yang akan diteliti dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
![Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/105.jpg)
84
1. Inform Conset (Lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan akan diedarkan sebelum peneliti melaksanakan
kepada seluruh subyek yang akan diteliti. Tujuannya bersedia untuk
diteliti, maka peneliti tetap menghormati hak-hak klien.
2. Anominity(Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan
nama yang diisi oleh subyek, lembaran tersebut hanya diisi nomer kode
tertentu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek terjamin
kerahasiaan oleh peneliti hanya kelompok tertentu yang akan disajikan
pada hasil penelitian.
![Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/106.jpg)
85
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
MAN 1 Kota Madiun yakni salah satu SMA ( Sekolah Menengah Atas )
negeri yang berada di kota Madiun. Lokasinya ada di Jalan Soekarno Hatta 68 B
Demangan Kota Madiun, Jawa Timur Indonesia. Sekolah ini merupakan sekolah
negeri yang berbasis Madrasah Aliyah yaitu sekolah dimana terdapat tambahan
pelajaran tentang agama di dalamnya. Jumlah kelas yang dimiliki sekolah ini
terdapat 2 kelas setiap jenjang tingkatan dan jurusan seperti untuk jurusan IPA
terdapat IPA 1, IPA 2. Di sekolah ini terdapat kelas X, XI dan XI yang rata – rata
jumlah siswa putri lebih banyak dari pada siswa laki – laki.
Jurusan yang terdapat di sekolah ini ada 3 yaitu IPA, IPS serta Agama.
Sekolah ini dilengkapi dengan kantin, lapangan, ruang guru, UKS, tempat ibadah,
aula, serta beberapa ruang kelas yang mengitari lapangan yang berada
ditengahnya serta tampak segar karena di setiap sudut terdapat tamanaan hijau
yang terjajar rapi.
![Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/107.jpg)
86
5.2 Analisis Univariat
5.2.1 Data Umum
Data umum atau data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli. Data diperoleh dapat berupa opini , data demografi, hasil observasi (
Sugiyono, 2012 ). Dalam penelitian ini yang termasuk data umum adala umur
remaja putrid dan kelas remaja putri.
1. Karakteristik responden remaja putri berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Umur di
MAN 1 Kota Madiun
No Umur Frekuensi ( n ) Prosentasi ( % )
1. 12 – 15 tahun 6 6,3
2. 16 – 19 tahun 89 93,7
Jumlah 95 100
Sumber : Data Umum Hasil Penelitian bulan Mei 2017
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar remaja
putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun merupakan remaja penuh berumur
16 – 19 tahun sebanyak 89 siswi ( 93,7 % ) dan sebagian kecil remaja putri kelas
X dan XI di MAN 1 Kota Madiun merupakan remaja muda berumur 12 – 15
tahun sebanyak 6 siswi ( 6,3 % ).
2. Karakteristik responden remaja putri berdasarkan kelas
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Kelas di
MAN 1 Kota Madiun
No Kelas Frekuensi ( n ) Prosentasi ( % )
1. X 45 47,4
2. XI 50 52,6
Jumlah 95 100
![Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/108.jpg)
87
Sumber : Data Umum Hasil Penelitian bulan Mei 2017
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar kelas
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun merupakan kelas XI sebanyak 50 siswi
( 52,6 ) dan sebagian kecil merupakan kelas X sebanyak 45 siswi ( 47,4 % ).
5.2.2 Data Khusus
Data khusus atau data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peniliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dari arsip yang
diplubikasikan maupun tidak dipublikasikan ( Sugiyono, 2012 ). Dalam penelitian ini
yang termasuk data khusus adalah tingkat kecemasan remaja putrid dan siklus
menstruasi remaja putri.
1. Karakteristik responden remaja putri berdasarkan tingkat kecemasan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Tingkat
Kecemasan
No Tingkat Kecemasan Frekuensi ( n ) Prosentasi ( % )
1. Tidak ada kecemasan 9 9,5
2. Kecemasan ringan 58 61,1
3. Kecemasan sedang 26 27,4
4. Kecemasan berat 2 2,1
Jumlah 95 100
Sumber : Data Khusus Hasil Penelitian bulan Mei 2017
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar tingkat
kecemasan remaja putri di MAN 1 Kota Madiun merupakan tingkat kecemasan
ringan sebanyak 58 siswi ( 61,1 % ) dan sebagian kecil merupakan tingkat
kecemasan berat sebanyak 2 siswi ( 2,1 % ).
![Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/109.jpg)
88
2. Karakteristik responden remaja putri berdasarkan siklus menstruasi
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Putri Berdasarkan Siklus
Menstruasi
No Siklus Menstruasi Frekuensi ( n ) Prosentasi ( % )
1. Teratur 43 45,3
2. Tidak teratur 52 54,7
Jumlah 95 100
Sumber : Data Khusus Hasil Penelitian bulan Mei 2017
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siklus
menstruasi remaja putri di MAN 1 Kota Madiun merupakan siklus menstruasi
tidak teratur sebanyak 52 siswi ( 54,7 % ) dan sebagian kecil merupakan siklus
menstruasi teratur sebanyak 43 siswa ( 45,3 % ).
5.3 Analisis Bivariat
5.3.1 Hasil Penelitian
Tabel 5.5 Distribusi Tabel Silang Frekuensi Tingkat Kecemasan Dengan Siklus
Menstruasi di MAN 1 Kota Madiun
Tingkat
Kecemasan
Siklus menstruasi Total
Teratur Tidak teratur
F % F % F %
Tidak ada
kecemasan
9 9,5 0 0 9 9,5
Kecemasan
ringan
34 35,8 24 25,3 58 61,1
Kecemasan
sedang
0 0 26 27,4 26 27,4
Kecemasan
berat
0 0 2 2,1 2 2,1
Total 43 45,3 52 54,7 95 100
P Value 0,000
C 0,536
Sumber : lampiran 8 yang diolah
![Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/110.jpg)
89
Tabel diatas menunjukkan hasil analisis terbanyak antara tingkat kecemasan
dengan siklus menstruasi teratur diperoleh tidak ada kecemasan terbanyak adalah
siklus menstruasi teratur sebesar 9 siswi ( 9,5 % ), kecemasan ringan terbanyak
adalah siklus menstruasi teratur sebesar 34 siswi ( 35,8% ), kecemasan sedang
terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sebesar 26 siswi ( 27,4% ), serta
kecemasan berat terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sebesar 2 siswi (
2,1% ). Selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan analisis chi square ( X2
)
dan diolah menggunakan program statistic computer SPSS version 16.0. Hasil
analisis chi square tingkat keyakinan 95%, α = 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa P < α ( P < 0,05 ) dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada remaja
putri di MAN 1 Kota Madiun.Setelah itu untuk menentukan keeratan hubungan
dengan analisis koefisien kotingensi adalah 0,536. Kriteria hubungan antara variabel
adalah bahwa semakin mendekati nilai 1, maka hubungan yang terjadi semakin erat
dan jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Karena nilai koefisien
kontingensi mendekati 1 maka berarti huubngan yang terjadi sedang. Hal ini dapat
diartikan bahwa antara variabel tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun memiliki hubungan yang sedang.
5.4 Pembahasan
5.4.1 Tingkat Kecemasan
Berdasarkan analisis data penelitian tersebut dapat diketahui dari 95 responden
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan data bahwa tingkat kecemasan
![Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/111.jpg)
90
terbanyak adalah tingkat kecemasan ringan yaitu sejumlah 58 siswi atau sebesar
61,1%. Sedangkan untuk tingkat kecemasan terendah yang ada di MAN 1 Kota
Madiun adalah tingkat kecemasan berat. Ditemukan dari 95 responden remaja putri di
MAN 1 Kota Madiun didapatkan data bahwa tingkat kecemasan terendah adalah
tingkat kecemasan berat yaitu sejumlah 2 siswi atau sebesar 2,1%.
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama
periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis,
ataupun sosial. Individu dikatakan sudah memasuki masa remaja antara usia 16 atau
17 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun. Dari masalah–masalah psikologis yang
dialami remaja, kecemasan merupakan salah satu masalah psikologis yang paling
banyak dialami oleh remaja. Dalam sebuah berita elektronik mengungkapkan bahwa
remaja masa kini lebih mudah mengalami kecemasan dibanding remaja pada generasi
sebelumnya dikarenakan tuntuttan akademik saat ini lebih dibanding jaman
orangtuanya dahulu (Herri, 2012). Proses perubahan kejiwaan pada remaja
berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisk seperti perubahan emosi
sehingga remaja menjadi sensitif ( mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi ),
mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehigga mudah berkelahi
( Kumiran,2013 ). Ansietas (kecemasan) dibagi dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan
memiliki karakteristik dalam presepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu
yang ada dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannnya, tingkat kecemasan
ataupun ansietas yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan
panik ( Manurung,2016 ). Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan
![Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/112.jpg)
91
menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
bahwa sebesar 6 % untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di
Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-
gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Semakin bertambahnya usia
mekanisme kopingnya akan kecemasan semakin baik karena banyaknya pengetahuan
yang dimiliki sehingga lebih dapat mengelola emosinya ( Gail,2007 ).
Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa remaja rentan mengalami
kecemasan karena proses perubahan kejiwaan pada masa remaja lebih lambat dari
pada perubahan fisik sehingga ditemukan sebagian besar siswi MAN 1 Kota Madiun
yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat kecemasan ringan..
Serta peneliti berpendapat bahwa remaja semakin bertambahnya usia mekanisme
kopingnya akan kecemasan semakin baik karena banyaknya pengetahuan yang
dimiliki sehingga lebih dapat mengelola emosinya sehingga ditemukan hanya sebagin
kecil siswi MAN 1 Kota Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini
mempunyai tingkat kecemasan berat.
5.4.2 Siklus Menstruasi
Berdasarkan analisis data penelitian dapat diketahui bahwa dari 95 responden
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun di dapatkan data bahwa siklus menstruasi
terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sejumlah 52 siwsi atau sebesar 54,7
%. Sedangkan didapatkan hasil siklus menstruasi terendah pada remaja putri di MAN
1 kota madiun adalah siklus menstruasi teratur. Pada remaja putrid di MAN 1 Kota
![Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/113.jpg)
92
Madiun ditemukan sebanyak 43 siswi ( 45,3 % ) yang mengalami siklus menstruasi
yang tidak teratur.
Menstruasi merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah
dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi
implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu
dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi (Irianto, 2015).
Kecemasan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi bahkan bunuh
diri Kecemasan sebagai rangsangan melalui sistem saraf diteruskan ke susunan saraf
pusat yaitu limbik system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom
(simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal
(endokrin) hingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hiphofisis
melalui sistem prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel
Stimulazing Hormone) dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon
tersebut adalah dibawah pengaruh RH (Realezing Hormone) yang disalurkan dari
hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan
balik estrogen terhadap hipotalamus hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya
proses menstruasi atau haid (Prawirohardjo, 2007).
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi
![Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/114.jpg)
93
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21–32 hari dan
hanya 10–15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5
hari, ada yang 7–8 har (Proverati, 2009). Siklus menstruasi tidak teratur yaitu apabila
siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola menstruasi dengan rentang kurang dari 21 hari
(polimenorea), lebih dari 35 hari (oligomenorea) serta rentang selama 90 hari atau
lebih tidak menstruasi (amenorea) ( Wahyuningrum 2016 ). Menurut Wahyuningrum
2016 pada wanita siklus menstruasi seringkali terjadi perubahan serta yang dimaksud
siklus menstruasi teratur adalah siklus menstruasi dengan rentang waktu 21 – 35 hari.
Berlangsung dengan siklus sama selama 3 bulan. Menurut Kusmiran, 2011 faktor
yang mempengaruhi siklus menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress
dan kecemasan, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja.
Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa kecemasan dapat mempengaruhi
siklus menstruasi serta didapatkan hasil sebagian besar siswi MAN 1 Kota Madiun
yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai siklus menstruasi tidak
teratur. Serta peneliti berpendapat bahwa kecemasan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi siklus menstruasi serta didapatkan hasil sebagian kecil siswi
MAN 1 Kota Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai siklus
menstruasi teratur.
![Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/115.jpg)
94
5.4.3 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dan Siklus Menstruasi di MAN 1
Kota Madiun
Berdasarkan tabel distribusi silang tingkat kecemasan dengan siklus
menstruasi pada remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun menunjukkan
hasil analisis terbanyak antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi teratur
diperoleh tidak ada kecemasan terbanyak adalah siklus menstruasi teratur sebesar 9
siswi ( 9,5 % ), kecemasan ringan terbanyak adalah siklus menstruasi teratur sebesar
34 siswi ( 35,8% ), kecemasan sedang terbanyak adalah siklus menstruasi tidak
teratur sebesar 26 siswi ( 27,4% ), serta kecemasan berat terbanyak adalah siklus
menstruasi tidak teratur sebesar 2 siswi ( 2,1% ).
Serta melalui uji analisis Chi Square diketahui nilai P adalah 0,000. Dengan
menggunakan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa P < α ( P < 0,05 ) dengan kata lain Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi
pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun. Serta nilai koefisien kontingensi adalah
untuk menilai keeratan hubungan sebesar 0,536 yang bernilai sedang.
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21–32 hari dan
hanya 10–15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5
hari, ada yang 7–8 hari (Proverati, 2009). Menurut Kusmiran, 2011 faktor yang
![Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/116.jpg)
95
mempengaruhi siklus menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan
kecemasan, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja. Kecemasan akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi bahkan bunuh diri Kecemasan sebagai
rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbik
system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom (simpatis atau
parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga
mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hiphofisis melalui system
prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing
Hormone) dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon tersebut adalah
dibawah pengaruh RH (Realezing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke
hipofisis. Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen
terhadap hipotalamus hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi
atau haid (Prawirohardjo, 2007).
Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa kecemasan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi dilihat dari hasil tabulasi silang
dapat dilihat bahawa semakin tinggi tingkat kecemasan siklus menstruasi pada remaja
menjadi semakin tidak teratur. Serta dalam analisa chi square didapatkan P < 0,05
artinya terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi serta
didapatkaan hasil koefisien kotingensi sebesar 0,536 yang tergolong sedang.Sesuai
dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memahami bahwa menstruasi yang tidak
teratur dap disebabkan oleh kecemasan untuk itu untuk petugas kesehatan diharapkan
dapat memberika penyuluhan dan pendidikan ke masyarakat terkait kecemasan
![Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/117.jpg)
96
sehingga terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur dapat dihindari serta remaja
putri dapat mengenali gejala – gejala kecemasan sehingga siklus menstruasi tidak
teratur dapat dihindari.
![Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/118.jpg)
97
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dapat disampaikan kesimpulan hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Tingkat kecemasan remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar
merupakan kecemasan ringan
2. Siklus menstruasi remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar merupakan
siklus menstruasi tidak teratur
3. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun serta hubungan tingkat kecemasan dengan
siklus menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan temuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya.
Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan mengembangkan
penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur bagi peneliti yang akan
meneliti variabel lain yang berhubungan dengan siklus menstruasi.
![Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/119.jpg)
98
2. Bagi Remaja Putri
Hendaknya para remaja putri mengenali gejala-gejala terkait dengan kecemasan
sehingga dapat mengurangi semaksimal mungkin siklus menstruasi yang tidak
teratur pada remaja putri.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri
terkait dengan siklus menstruasi dan tingkat kecemasan sebagai akibat dari siklus
menstruasi yang tidak teratur.
4. Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi petugas kesehatan
dalam memberikan penyuluhan dan pendidikan ke masyarakat terkait kecemasan
yang mempegaruhi siklus menstruasi.
![Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/120.jpg)
99
DAFTAR PUSTAKA
Agustarika. 2009. Buku Ajar Keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.
Ahmad. 2014. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Siswi
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Akbar. 2015 Hubungan Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di
Fakultas Psikologi Universitas Muhhamadiyah Surakarta.
Anugroho. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogjakarta : Penerbit Andi
Devi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada
Mahasiswa D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang.
Devies.2009. ABC Of Mental Health. Jakarta : EGC
Dharma, 2011.Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Gail. 2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Herri. 2012. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta : Kencana Pranada
Media Group
Irianto. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung : Alfabet
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Kusmiran, E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika.
Kusumawati F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
Manurung. 2016. Terapi Reminscence. Jakarta : CV Trans Info Medika.
Nazir, Nohammad P,D. 2011. Metode Penelitian . Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoadmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2015 . Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
![Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/121.jpg)
100
.2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta : Media
Kom.
Proverawati. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yoyakarta : Nuha
Medika.
Rakhmawati. 2012. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Wanita Dewasa Muda Di Kecamatan Tuntang kabupaten
Semarang
Sriati. 2008. Tinjauan Tentang Stres. Jati Jagor : Universitas Padjajaran Fakultas
Ilmu Keperawatan Jatinagor.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung :
Alfabeta.
Tri Suwarni. 2015. Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Kebidanan Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo.
Wahyuningrum. 2016. Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Kebidanan Tingkat I dan II Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo.
![Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/122.jpg)
101
LAMPIRAN 1
PERMOHONAN SURAT IJIN PENGAMBILAN DATA
![Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/123.jpg)
102
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
( Informed Consent )
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun,
Nama : Yolanda Fitria Imasari
NIM : 201302111
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “ Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di MAN 1 Kota
Madiun”
Adapun informasi yang Saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan saya
bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan saudara.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Untuk kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Madiun, April 2016
Peneliti Responden
Yolanda Fitria Imasari
NIM 201302111
LAMPIRAN 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
![Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/124.jpg)
103
ANGKET UNTUK SISWA
INSTRUMEN KUISONER ( ANGKET ) SISWA
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X
dan XI Di MAN 1 Kota Madiun
Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya kecemasan pada remaja putri kelas X dan
XI Di MAN 1 Kota Madiun
2. Untuk mengukur tingkat kecemasan pada remaja putri kelas X dan XI Di
MAN 1 Kota Madiun
3. Untuk mengetahui siklus menstruasi remaja putrid kelas X dan XI Di
MAN 1 Kota Madiun
DATA UMUM RESPONDEN
1. Nama Lengkap :
2. Kelas :
3. Usia :
4. Tanggal Pengambilan Data :
LAMPIRAN 3
ALAT UKUR ( INSTRUMEN )
![Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/125.jpg)
104
TINGKAT KECEMASAN – HARS
( HAMILTON ANXIETY RATING SCALE )
A. Penilaian :
0 : Tidak ada ( tidak ada gejala sama sekali )
1 : Ringan ( satu gejala dari pilihan yang ada )
2 : Sedang ( separuh dari gejala yang ada )
3 : Berat ( lebih dari separuh dari gejala yang ada )
4 : Sangat berat ( semua gejala ada )
B. Penilaian Derajat Kecemasan
Skor < 6 ( tidak ada kecemasan )
Skor 6 – 14 ( kecemasan ringan )
Skor 15 – 27 ( kecemasan sedang )
Skor > 27 ( kecemasan berat )
Berilah tanda ( √ ) jika terdapat gejala tersebut yang terjadi pada remaja putri kelas
X dan XI mengalami kecemasan saat ini di MAN 1 Kota Madiun.
1) Perasaan cemas
□ Firasat buruk
□ Takut akan pikiran sendiri
□ Mudah tersinggung
2) Ketegangan
![Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/126.jpg)
105
□ Merasa tegang
□ Lesu
□ Mudah terkejut
□ Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
□ Mudah menangis
□ Gemetar
□ Gelisah
3) Ketakutan
□ Pada gelap
□ Ditinggal sendiri
□ Pada orang asing
□ Pada binatang besar
□ Pada keramaian lalu lintas
□ Pada kerumunan banyak orang
4) Gangguan tidur
□ Sukar memulai tidur
□ Terbangun malam hari
□ Tidak pulas
□ Mimpi buruk
□ Mimpi yang menakutkan
5) Gangguan kecerdasan
□ Daya ingat buruk
□ Sulit berkonsentrasi
□ Sering bingung
6) Perasaan depresi
□ Kehilangan minat
□ Sedih
□ Bangun dini hari
□ Berkurangnya kesukaan pada hobi
![Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/127.jpg)
106
□ Perasaan berubah – ubah sepanjang hari
7) Gejala somatik ( otot – otot )
□ Nyeri otot
□ Kaku
□ Kedutan otot
□ Gigi gemeretak
□ Suara tak stabil
8) Gejala sensorik
□ Telinga berdengung
□ Penglihatan kabur
□ Muka merah dan pucat
□ Merasa lemah
□ Perasaan ditusuk - tusuk
9) Gejala kardiovaskuler
□ Denyut nadi cepat
□ Berdebar – debar
□ Nyeri dada
□ Denyut nadi mengeras
□ Rasa lemah seperti mau pingsan
□ Denyut jantung hilang sekejap
10) Gejala pernapasan
□ Rasa tertekan di dada
□ Perasaan tercekik
□ Merasa napas pendek ( sesak )
□ Sering menarik napas panjang
11) Gejala gastrointestinal
□ Sulit menelan
□ Mual muntah
□ Berat badan menurun
![Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/128.jpg)
107
□ Konstipasi atau sulit buang air besar
□ Perut melilit
□ Gangguan pencernaan
□ Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan
□ Rasa panas di perut
□ Perut terasa penuh ( kembung )
12) Gejala urogenital
□ Sering kencing
□ Tidak dapat menahan kencing
□ Amenor ( menstruasi tidak teratur )
□ Frigiditas
13) Gejala vegetative ( otonom )
□ Mulut kering
□ Muka kering
□ Mudah berkeringat
□ Pusing ( sakit kepala )
□ Bulu roma berdiri
14) Apakah Remaja merasakan
□ Gelisah
□ Tidak terang
□ Mengerutkan dahi muka tegang
□ Tonus ( ketegangan otot meningkat )
□ Napas pendek dan cepat
□ Muka merah
Jumlah skor :
Kesimpulan :
□ Tidak ada kecemasan
![Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/129.jpg)
108
□ Kecemasan ringan
□ Kecemasan sedang
□ Kecemasan berat
![Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/130.jpg)
109
![Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/131.jpg)
110
JUDUL :
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PADA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Varuabel Sub Variabel Jumlah Soal No. Soal
Tingkat
Kecemasan
Kecemasan yang terjadi pada
remaja
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan pada pada
pola istirahat
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan depresi
7. Gejala somatic
8. Gejala sensorik
9. Gejala kardiovaskuler
10. Gejala pernafasan
11. Gastrointestinal
12. Gejala urogenital
13. Gejala vegetative
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
LAMPIRAN 4
KISI – KISI KUISONER
![Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/132.jpg)
111
14. Perilaku sewaktu
wawancara
1
1
1
12
13
14
Siklus
Menstruasi
Siklus Menstruasi
1. Siklus Menstruasi
Teratur
2. Siklus Menstruasi
Tidak Teratur
- Polimeorea
- Olimenorea
- Ameorea
1
1
![Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/133.jpg)
112
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PADA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
Penulis adalah mahasiswa sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun, penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Tujuan penulisan ini untuk mempelajari dan mengetahui besarnya hubungan
antara tingkat kecemasan remaja putri dengan siklus menstruasi yang dialami remaja
putrid. Peneliti mengharap informasi yang anda berikan nanti sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Peneliti menjamin kerahasiaan
pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan
digunakan untuk mengembangkan ilmu pendidikan dan tidak akan dipergunakan
untuk maksud – maksud lain.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau
tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian
ini, silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.
Madiun, Mei 2017
Peneliti
Yolanda Fitria Imasari
NIM : 201302111
LAMPIRAN 5
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
![Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/134.jpg)
113
LAMPIRAN 6
GAMBAR PENGAMBILAN DATA AWAL
![Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/135.jpg)
114
LAMPIRAN 7
SURAT IZIN PENELITIAN
![Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/136.jpg)
115
LAMPIRAN 8
SURAT BALASAN PENELITIAN
![Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/137.jpg)
116
GET
FILE='E:\SKRIPSI KU BARU\Data Mentah Tabulasi Terbaru.sav'.
DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.
CROSSTABS
/TABLES=T.Kecemasan BY S.Menstruasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Notes
Output Created 15-Aug-2017 20:11:34
Comments
Input Data E:\SKRIPSI KU BARU\Data Mentah Tabulasi Terbaru.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 95
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
LAMPIRAN 10
HASIL ANALISIS
![Page 138: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/138.jpg)
117
Syntax CROSSTABS
/TABLES=T.Kecemasan BY S.Menstruasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.015
Elapsed Time 00:00:00.015
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet1] E:\SKRIPSI KU BARU\Data Mentah Tabulasi Terbaru.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Kecemasan * Siklus Menstruasi
95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
Tingkat Kecemasan * Siklus Menstruasi Crosstabulation
Siklus Menstruasi Total
![Page 139: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/139.jpg)
118
Teratur Tidak teratur
Tingkat Kecemasan Tidak ada kecemasan Count 9 0 9
Expected Count 4.1 4.9 9.0
% within Tingkat Kecemasan 100.0% .0% 100.0%
% within Siklus Menstruasi 20.9% .0% 9.5%
% of Total 9.5% .0% 9.5%
Kecemasan ringan Count 34 24 58
Expected Count 26.3 31.7 58.0
% within Tingkat Kecemasan 58.6% 41.4% 100.0%
% within Siklus Menstruasi 79.1% 46.2% 61.1%
% of Total 35.8% 25.3% 61.1%
Kecemasan sedang Count 0 26 26
Expected Count 11.8 14.2 26.0
% within Tingkat Kecemasan .0% 100.0% 100.0%
% within Siklus Menstruasi .0% 50.0% 27.4%
% of Total .0% 27.4% 27.4%
Kecemasan berat Count 0 2 2
Expected Count .9 1.1 2.0
% within Tingkat Kecemasan .0% 100.0% 100.0%
% within Siklus Menstruasi .0% 3.8% 2.1%
% of Total .0% 2.1% 2.1%
Total Count 43 52 95
Expected Count 43.0 52.0 95.0
![Page 140: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/140.jpg)
119
% within Tingkat Kecemasan 45.3% 54.7% 100.0%
% within Siklus Menstruasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 45.3% 54.7% 100.0%
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 38.214a 3 .000
Likelihood Ratio 52.172 3 .000
Linear-by-Linear Association 35.655 1 .000
N of Valid Cases 95
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .91.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .536 .000
N of Valid Cases 95
![Page 141: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/141.jpg)
120
FREQUENCIES VARIABLES=T.Kecemasan S.Menstruasi
/STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 16-Aug-2017 05:51:04
Comments
Input Data E:\SKRIPSI KU BARU\Data Mentah Tabulasi Terbaru.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 95
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
![Page 142: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/142.jpg)
121
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=T.Kecemasan S.Menstruasi
/STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:01.015
Elapsed Time 00:00:01.140
[DataSet1] E:\SKRIPSI KU BARU\Data Mentah Tabulasi Terbaru.sav
Statistics
Tingkat Kecemasan Siklus Menstruasi
N Valid 95 95
Missing 0 0
Mean 1.2211 .5474
Median 1.0000 1.0000
Mode 1.00 1.00
Sum 116.00 52.00
Frequency Table
![Page 143: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/143.jpg)
122
Tingkat Kecemasan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak ada kecemasan 9 9.5 9.5 9.5
Kecemasan ringan 58 61.1 61.1 70.5
Kecemasan sedang 26 27.4 27.4 97.9
Kecemasan berat 2 2.1 2.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
Siklus Menstruasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Teratur 43 45.3 45.3 45.3
Tidak teratur 52 54.7 54.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=Kelas
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
![Page 144: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/144.jpg)
123
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 18-Aug-2017 01:15:41
Comments
Input Data E:\SKRIPSI KU BARU\SKRIPSI JADI\Spss Tendensi Sentral Kelas.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 96
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Kelas
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.921
Elapsed Time 00:00:00.867
![Page 145: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/145.jpg)
124
[DataSet1] E:\SKRIPSI KU BARU\SKRIPSI JADI\Spss Tendensi Sentral Kelas.sav
Statistics
Kelas
N Valid 95
Missing 1
Mean 10.5158
Std. Error of Mean .05155
Median 11.0000
Mode 11.00
Std. Deviation .50240
Variance .252
Range 1.00
Minimum 10.00
Maximum 11.00
Sum 999.00
Kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 10 46 47.9 48.4 48.4
11 49 51.0 51.6 100.0
Total 95 99.0 100.0
![Page 146: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/146.jpg)
125
Missing System 1 1.0
Total 96 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=umur
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 18-Aug-2017 01:05:11
Comments
Input Data E:\SKRIPSI KU BARU\SKRIPSI JADI\Spss Tendensi Sental Umur.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 97
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
![Page 147: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/147.jpg)
126
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umur
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.812
Elapsed Time 00:00:00.986
[DataSet1] E:\SKRIPSI KU BARU\SKRIPSI JADI\Spss Tendensi Sental Umur.sav
Statistics
umur
N Valid 95
Missing 2
Mean 16.5579
Std. Error of Mean .08158
Median 17.0000
Mode 17.00
Std. Deviation .79514
Variance .632
Range 4.00
Minimum 15.00
Maximum 19.00
![Page 148: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/148.jpg)
127
Statistics
umur
N Valid 95
Missing 2
Mean 16.5579
Std. Error of Mean .08158
Median 17.0000
Mode 17.00
Std. Deviation .79514
Variance .632
Range 4.00
Minimum 15.00
Maximum 19.00
Sum 1573.00
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 15 6 6.2 6.3 6.3
16 39 40.2 41.1 47.4
17 44 45.4 46.3 93.7
18 3 3.1 3.2 96.8
19 3 3.1 3.2 100.0
![Page 149: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/149.jpg)
128
Total 95 97.9 100.0
Missing System 2 2.1
Total 97 100.0
LAMPIRAN 11
LEMBAR REVISI
![Page 150: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/150.jpg)
129
![Page 151: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/151.jpg)
130
![Page 152: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/152.jpg)
131
![Page 153: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/153.jpg)
132
![Page 154: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/154.jpg)
133
![Page 155: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/155.jpg)
134
![Page 156: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/156.jpg)
135
No Kegiatan Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Pembuatan
dan konsul
judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Ujian
Proposal
5. Revisi
Proposal
6. Pengambilan
Data
7. Penyusunan
dan Konsul
Skripsi
8. Ujian
Skripsi
LAMPIRAN 12
JADWAL KEGIATAN
![Page 157: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/157.jpg)
136
LAMPIRAN 13
LEMBAR KONSULTASI
![Page 158: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/158.jpg)
137
![Page 159: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/159.jpg)
138
![Page 160: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/160.jpg)
139
![Page 161: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/161.jpg)
140
![Page 162: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/162.jpg)
141
![Page 163: SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS …repository.stikes-bhm.ac.id/249/1/80.pdf · 2018. 12. 14. · 2.1.1 Pengertian Kecemasan 10 2.1.2 Teori ... 4.9 Teknik Analisis](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013100/607ceedf6514365d7610e6ca/html5/thumbnails/163.jpg)
142
LAMPIRAN 14
GAMBAR SAAT PENELITIAN