Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN …/Hubung… · Kisi-kisi Angket ... tenaga kerja sebagai...

73
Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: Subur Mulyanto NIM. K 25 02 057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN …/Hubung… · Kisi-kisi Angket ... tenaga kerja sebagai...

Skripsi

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN

PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN

MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1

PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

Subur Mulyanto

NIM. K 25 02 057

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2

Skripsi

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN

PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN

MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1

PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

Subur Mulyanto

K25 02 057

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dosen Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd Danar Susilo W, S.T, M.Eng NIP. 19610729 199103 1 001 NIP.19790124 200212 1 002

4

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 25 Januari 2010 Penulis, Subur Mulyanto K25 02 057

5

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : ....................................

Tanggal : ....................................

Tim Penguji Skripsi :

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Drs. C. Sudibyo, M.T ....................

Sekretaris : Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T .....................

Anggota I : Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd ....................

Anggota II : Danar Susilo Wijayanto, S.T, M.Eng. .....................

Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

6

ABSTRAK

Subur Mulyanto, HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari: 2010

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan gambaran hubungan

kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri

1 Punggelan Banjarnegara, (2) untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi

PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1

Punggelan Banjarnegara. (3) untuk mendapatkan gambaran hubungan

kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada

siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.

Populasi penelitiannya adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara yang keseluruhan berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampelnya

menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Penentuan ukuran sampel

menggunakan Nomogram Harry King. Ukuran sampel yang diperoleh sebesar 70

siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk angket dan

dokumentasi. Tahap pertama melakukan uji coba angket pada 23 responden. Uji

validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis faktor melalui program

SPSS. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen pada angket minat berwiraswata

terdapat 5 item dan pada angket kematangan emosi 3 item yang > 0,413, sehingga

item tersebut dinyatakan gugur. Uji reliabilitas dalam uji coba instrumen

menggunakan program ITEMAN. Berdasarkan hasil analisis, kedua variabel

dinyatakan reliabel. Hal itu ditunjukkan dengan harga ∝ = 0,593 untuk variabel

Minat Berwiraswasta, dan ∝ = 0,698 untuk variabel kematangan emosi. Teknik

analisis data menggunakan metode analisis melalui program SPSS. Uji

persyaratan analisis meliputi: (1) uji normalitas; (2) uji homogenitas; (3) uji

linieritas; (4) uji multikolinieritas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa ketiga

variabel dinyatakan berdistribusi normal dengan harga signifikansi yang diperoleh

masing-masing variabel lain; minat berwiraswasta dengan p = 0,553;

7

kematangan emosi dengan p = 0,234; prestasi PRAKERIN dengan p = 0,62. Pada

uji homogenitas digunakan metode analisis melalui program SPSS dengan rumus

Based on Mean-Homogeneity of Variance. Hubungan dengan Y dinyatakan

homogen yang ditunjukkan pada harga p = 0,424 > 0,05, dan untuk hubungan

dengan Y juga dinyatakan homogen yang memperoleh harga p = 0, 260 > 0,05.

Uji linieritas menggunakan rumus Based on Mean – Test for Linearity melalui

program SPSS. Hasil yang ditunjukkan pada uji linieritas dengan Y

memperoleh harga p = 0,03 > 0,05 regresi linier sedangkan pada uji linieritas

dengan Y harga p = 0,00 > 0,05 regresi linier. Uji multikolinieritas menggunakan

metode analisis melalui program SPSS dengan Regression-Colliniearity

Diagnostics. Berdasarkan hasil yang diperoleh, antar variabel bebas dinyatakan

tidak ada permasalahan multikolinieritas, yang ditunjukkan dengan harga

tolerance yang mendekati 1 yaitu 0,802 dan VIF (Variabel Inflation Factor) di

sekitar angka 1 yaitu 1,247.

Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis statistik melalui program

SPSS. Hasil penelitian menunjukkan : (1) ada hubungan positif kematangan emosi

dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara, dengan besar harga p = 0,01 < 0,05 dan memiliki sumbangan

sebesar 14%; (2) ada hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat

berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara,

memiliki harga p = 0,01 < 0,05 dan sumbangan sebesar 16%; (3) ada hubungan

positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta

pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Hal ini ditunjukkan

oleh harga p = 0,00 < 0,05.

8

MOTTO

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik

Tuhan pasti ’kan menunjukkan kebesaran dan kuasa Nya

Bagi hamba Nya yang sabar dan tak kenal putus asa....

......Jangan menyerah...

(Ryan D’MASIV)

9

PERSEMBAHAN

..........Dengan rasa syukur Karya sederhana ini

kupersembahkan kepada:

Ø Bapak dan Ibu yang kusayangi

Ø Adinda dan Anandaku (The Twins) Tercinta

Ø Kakak dan adikku semua

Ø Teman-teman PTM UNS

Ø Almamaterku yang kubanggakan

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

memberikan Rahmat, Hidayah serta Innayah-Nya sehingga penulisan laporan

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan laporan ini untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasi setiap

kesulitan dan hambatan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas

segala bentuk bantuannya kepada yang terhormat :

1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan PTK FKIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan

skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS, yang

telah memberikan persetujuan atas penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang

senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan.

5. Bapak Danar Susilo Wijayanyo, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II

yang senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan.

6. Bapak Drs. Firdaus Achmad, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1

Punggelan yang telah memberikan ijin tempat untuk penelitian.

7. Semua pihak yang turut membantu dalam segala hal tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu terima kasih untuk semuanya.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan. Dengan demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang.

Surakarta, 25 Januari 2010

Penulis

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN..................................................................... ii

PERSETUJUAN....................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN........................................................................... iv

PENGESAHAN......................................................................................... v

ABSTRAK.................................................................................................. vi

MOTTO....................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN...................................................................................... ix

KATA PENGANTAR............................................................................... x

DAFTAR ISI.............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah............................................................................. 2

C. Pembatasan Masalah............................................................................ 4

D. Perumusan Masalah............................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian............................................................................... 5

BAB. II LANDASAN TEORI.................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 7

1. Hakikat Minat............................................................................... 7

2. Hakikat Wiraswasta...................................................................... 8

3. Aspek-aspek Wiraswasta............................................................... 9

12

4. Pengertian Kematangan Emosi...................................................... 12

5. Aspek-aspek Kematangan Emosi.................................................. 14

6. Pengertian Prestasi........................................................................ 15

7. PRAKERIN.................................................................................. 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 18

C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 19

D. Perumusan Hipotesis........................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 24

B. Populasi dan Sampel........................................................................... 25

C. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 26

D. Rancangan Penelitian.......................................................................... 29

E. Teknik Analisis Data........................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................ 35

A. Deskripsi Hasil Analisa Data........................................................... 35

B. Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat atas Variabel

Bebas………………..……………………………………………. 39

C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………… 41

D. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 47

E. Pembahasan Analisa Data………………………………………... 50

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................. 53

A. Simpulan......................................................................................... 53

B. Implikasi.......................................................................................... 53

C. Saran-saran...................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Populasi dan Sampel..................................................................... 24

Tabel 2. Kisi-kisi Angket............................................................................ 26

Tabel 3. Teknik Pengukuran Angket Uji Coba............................................ 29

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Angket............................................................ 30

Tabel 5. Inter prestasi nilai r…………………………..…………………. 31

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi...……………….. 35

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN……………….. 36

Tabel 8. Uji Frekuensi Data Minat Berwiraswasta………………………. 38

Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta…………………………… 41

Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi…………………………….. 42

Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN…………………………. 44

Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y …………………. 45

Tabel 13. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y …………………. 46

Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………….. 47

Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama …………………………………… 48

Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Kedua……………………………………... 49

Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga…………………………………….. 49

Tabel 18. (R Square)…………………………………………………. 50

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................ 22

Gambar 2. Histogram Frekuensi Kematangan Emosi............................... 36

Gambar 3. Histogram Frekuensi Prestasi PRAKERIN............................ 37

Gambar 4. Histogram Frekuensi Minat Berwiraswasta............................ 38

Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta……. 42

Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi……… 43

Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN……. 44

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Angket Uji Coba........................................................ 59

Lampiran 2. Angket Uji Coba....................................................................... 60

Lampiran 3. Skor Hasil Angket Uji Coba..................................................... 63

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Angket Minat Berwiraswasta..................... 64

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Angket Kematangan Emosi....................... 67

Lampiran 6. Hasil Uji Realibilitas Angket Minat Berwiraswasta................ 70

Lampiran 7. Hasil Uji Realibilitas Angket Kematangan Emosi................... 74

Lampiran 8. Kisi-kisi Angket Penelitian....................................................... 78

Lampiran 9. Angket Penelitian..................................................................... 79

Lampiran 10. Skor Hasil Angket Penelitian.................................................. 82

Lampiran 11. Daftar Nilai PRAKERIN........................................................ 86

Lampiran 12. Data Induk Penelitian.............................................................. 89

Lampiran 13. Tabel Hasil Perhitungan......................................................... 90

Lampiran 14. Tabel Tabulasi Silang (Crosstabulation)................................ 91

Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas............................................................... 92

Lampiran 16. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X1 – Y......................... 93

Lampiran 17. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X2 – Y......................... 94

Lampiran 18. Hasil Uji Multikolinieritas.......................................................95

Lampiran 19. Hasil Uji Korelasi.................................................................... 96

Lampiran 20. Hasil Uji Regresi..................................................................... 97

Lampiran 21. Nomogram Harry King.......................................................... 98

Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi F................................................ 99

Lampiran 23. Tabel Nilai .................................................... 103

Perijinan Penelitian / Research

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era globalisasi menuntut

tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang harus mampu berkompetisi dalam

bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional. Dampak yang jelas dari

hal tersebut, yaitu meningkatnya angka pengangguran di beberapa sektor. Terlihat

dari kesenjangan struktural ketanagakerjaan, karena sebagian tenaga kerja yang

tersedia masih memiliki kualitas yang rendah. Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang lulusannya

diutamakan untuk mencetak tenaga kerja dengan keahlian profesional serta

memberikan pengetahuan tentang wiraswasta. Sebagaimana tujuan dari

pendidikan kejuruan yang tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS pasal 15

nomor 20 tahun 2003, menyatakan bahwa SMK merupakan sekolah yang

menciptakan lulusan siap kerja pada bidang keterampilan tertentu. Dengan

demikian lulusan SMK tidak hanya mengandalkan bekerja di sektor pemerintah

atau bekerja untuk mengisi lowongan kerja, tetapi lulusan juga diharapkan mampu

memanfaatkan ilmu yang dimiliki serta memanfaatkan peluang yang ada untuk

berwiraswasta.

Berwiraswasta sebagai salah satu alternatif dalam bekerja kurang

mendapat perhatian dari masyarakat. Termasuk generasi muda seperti siswa

SMK, oleh karena itu sekolah-sekolah kejuruan seperti SMK diberi tugas untuk

lebih memperhatikan perkembangan para siswa. SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara juga mengalami hal yang sama. Berdasarkan pengamatan peneliti

ketika melaksanakan program pendampingan selama empat bulan di SMK Negeri

1 Punggelan Banjarnegara, diduga minat para siswa untuk berwiraswasta masih

rendah. Hal ini dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran

kewirausahan, pelajaran praktek dan ketika melaksanakan PRAKERIN pada

waktu itu.

Upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam berwiraswasta, adalah

memberikan pelajaran yang berkaitan dengan wiraswasta. Selain itu pendidikan

17

pengalaman keterampilan seperti PRAKERIN, diharapkan juga alokasi jam

pelajarannya lebih banyak dibanding pelajaran yang lain. Prestasi pelajaran

praktek atau pengalaman PRAKERIN ini diduga akan mampu mempengaruhi

minat siswa untuk berwiraswasta.

Bila dipandang dari sudut pandang sumber daya manusia, maka SMK

harus mampu memperluas pengetahuan, dan meningkatkan keahlian siswa sejalan

dengan kemajuan teknologi. Pihak sekolah sangat berperan dalam hal tersebut,

misalkan dengan mengubah perilaku siswa. Termasuk kepribadian untuk bersikap

dewasa, dan kematangan emosi pada siswa untuk melakukan hal-hal yang

berguna bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat dan pembangunan negara di segala

bidang. Kematangan emosi yang tinggi pada siswa merupakan salah satu

pendorong agar menjadi lebih yakin dengan pengalamannya. Hal ini diharapkan

dapat mengembangkan bakat siswa dengan mudah. Dengan demikian, siswa

mampu membangun wiraswasta dan siap bersaing di era pasar bebas atau era

globalisasi.

Untuk membentuk individu yang berjiwa wiraswasta, siswa juga harus

dipupuk kedewasannya, baik kedewasaan kepribadian, berpikir maupun sosial

yang berkaitan dengan tingkat kematangan emosi siswa. Dengan demikian secara

bertahap siswa akan menjadi pribadi yang bersemangat untuk mencoba segala

sesuatu, termasuk terlibat langsung dalam bidang wiraswasta.

Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN

PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1

PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Uraian latar belakang masalah tersebut di atas mengandung konsekuensi

bahwa akan munculnya problematika yang sangat beragam, dimana yang satu

dengan yang lainnya berkaitan sangat erat. Untuk menghindari terjadinya

18

penyimpangan hasil penelitian, maka akan dimunculkan berbagai faktor yang erat

hubungannya dengan minat berwiraswasta yaitu:

1. Kematangan Emosi

Kematangan emosi merupakan faktor psikis, peranannya ialah

gairah/semangat dalam mengembangkan kemampuan keterampilan untuk

mencapai hasil yang maksimal. Dengan kematangan emosi, siswa akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan dan berkemampuan

tinggi.

2. Prestasi PRAKERIN

Prestasi PRAKERIN yaitu hasil evaluasi siswa dalam menempuh pendidikan

pengalaman di dunia usaha atau industri yang dikenal dengan istilah

PRAKERIN. Siswa akan lebih bersemangat berwiraswasta seandainya

prestasinya baik dalam melaksanakan PRAKERIN.

3. Lingkungan Sekitar

Tempat tinggal atau rumah siswa relatif sangat sepi, karena masih di daerah

pegunungan. Keadaan lingkungan yang demikian akan mempengaruhi minat

siswa untuk membuka usaha di sekitarnya.

4. Peralatan dan Perlengkapan Bengkel

Peralatan dan perlengkapan yang ada pada bengkel otomotif di SMKN 1

Punggelan Banjarnegara sudah memadai, sehingga siswa dengan mudah

meningkatkan keterampilan melalui praktek.

5. Pelajaran di Sekolah

Pengalaman belajar di sekolah yang didapat siswa khususnya mata pelajaran

produktif lebih diperhatikan, sehingga siswa akan menjadi lebih terampil di

bidangnya dan menjadi lebih berminat untuk mengembangkannya.

19

6. Interaksi Sosial

Interaksi sosial terhadap masyarakat maupun lingkungan sangat dibutuhkan

ketika seseorang hendak berwiraswasta. Siswa SMK Negeri 1 Punggelan

masih memilki kendala dalam berinteraksi, salah satu faktornya yaitu

pergaulan siswa yang masih labil.

C. Pembatasan Masalah

Berbagai masalah yang muncul secara bersamaan, seringkali menyulitkan

untuk diteliti seluruhnya. Pembahasan masalah diharapkan dapat mengarah pada

tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah di atas penelitian ini memfokuskan pada tiga variabel, yakni; pertama,

kematangan emosi; kedua, prestasi PRAKERIN; ketiga, ,minat berwiraswasta.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat berwiraswasta, sedangkan

variabel bebasnya yaitu, kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN. Kedua

variabel bebas tersebut diduga dominan dengan minat berwiraswasta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah hubungan kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada

siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010?

2. Adakah hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada

siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010?

3. Adakah hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat

berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara

tahun pelajaran 2009/2010?

20

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dengan minat

berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara

tahun pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat

berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara

tahun pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dan prestasi

PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1

Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Prinsip penelitian ilmiah dapat menghasilkan atau dapat mencerminkan

suatu konsep yang mendukung langkah-langkah perbaikan dan pengembangan

ilmu pengetahuan serta perbaikan suatu lembaga, dimana nantinya dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan dalam dunia pendidikan khususnya. Dari prinsip

ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi para siswa SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara tentang pentingnya kematangan emosi dalam mempelajari

keterampilan dalam bidang otomotif khususnya.

b. Memberikan masukan kepada guru program produktif terhadap kekurangan

dalam melakukan pembelajaran praktek

c. Memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah di dalam

mengambil kebijakan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran praktek.

d. Terbentuk kematangan emosi siswa untuk bekerja secara profesional dengan

pola kerja yang berkualitas.

21

2. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan teori tentang kematangan emosi,

dan minat berwiraswasta.

b. Sebagai bahan referensi sehingga dapat digunakan sebagai gambaran

mengenai pengalaman PRAKERIN dan berwiraswasta.

c. Sebagai pelengkap untuk perbandingan penelitian dimasa yang akan datang.

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Minat

Minat menurut pendapat W.S. Winkel (1991: 30) minat adalah perasaan

ketertarikan terhadap sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk berkecimpung

didalamnya. Sedangkan pendapat Alisuf M. Sabri (1996:84) berpendapat, bahwa

minat adalah suatu kecenderungan secara terus-menerus. Minat ini berkaitan

dengan perasaan terutama perasaan senang. Dari pendapat tersebut minat

merupakan tanggapan atau sambutan seseorang yang sifatnya cenderung menetap

terhadap bidang atau hal tertentu dan diikuti adanya perasaan tertarik, dan

perasaan senang untuk, berkecimpung atau terlibat langsung pada bidang tertentu.

Bimo Walgito (1981:39) juga mempertegas pendapat tersebut, yang

memberikan pendapat bahwa minat adalah keinginan atau perhatian seseorang

pada sesuatu yang disertai rasa ingin mempelajari dan mempraktekkannya.

Sejalan dengan itu Saiful Bahri Djamarah (2002: 62) menambahkan, bahwa minat

adalah suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan aktifitas atau

kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, minat diartikan sebagai keadaan

seseorang yang mempunyai tanggapan terhadap bidang tertentu dan diikuti

adanya perhatian serta usaha-usaha untuk mengetahui, mempelajari, dan

membuktikannya.

Tidak berbeda jauh dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Moh. As’ad

(1995: 6) memberikan pendapat bahwa pola minat seseorang menjadi faktor

kesesuaian seseorang dengan pekerjaannya, dan minat terhadap jenis

pekerjaannya juga berbeda-beda, serta tingkat potensi kerja ditentukan oleh minat

dan bakat. Muhhubin Syah (2004:136) juga menjelaskan bahwa, minat

merupakan kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut minat diartikan sebagai sikap

individu yang memperlihatkan adanya perasaan senang dan memiliki keinginan

untuk terlibat langsung pada bidang tertentu. Minat dipandang sebagai salah satu

23

faktor keberhasilan dan prestasi kerja seseorang dalam menekuni usaha di bidang

tertentu.

Dari sudut yang berlainan seorang ahli bernama Lester D. Crow dan Alice

Crow (1984: 116) berpendapat bahwa, minat dapat menunjukkan kemampuan

yang memberikan stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang,

sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberikan pengaruh

terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Menurut

pendapat ahli tersebut minat dipandang sebagai dorongan dalam diri seseorang

untuk memberikan sambutan terhadap seseorang, sesuatu barang atau kegiatan.

Sambutan tersebut berupa perhatian seseorang terhadap obyek yang bersangkutan.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya,

mengenai pengertian minat, ditarik satu pengertian bahwa minat adalah dorongan

yang ada dalam diri seseorang untuk memberikan sambutan atau tanggapan

terhadap usaha dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan memecahkan

permasalahan yang timbul, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Adapun

ciri-ciri minat, yakni; pertama, adanya perasaan senang yang meliputi perasaan

senang dan tertarik; kedua, perhatian; ketiga, keinginan untuk terlibat langsung

dalam suatu usaha tertentu.

2. Hakikat wiraswasta

Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata-kata “wira” dan

“swasta”. Wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta diartikan sebagai

berdiri menurut kekuatan sendiri.

Bertolak dari arti wiraswasta secara etimologis, Wasty Soemanto (2002:

43) berpendapat bahwa wiraswasta merupakan keberanian memecahkan masalah

dengan kemampuannya sendiri. Wiraswasta dapat diartikan usaha yang berbekal

keberanian dalam memenuhi kebutuhan hidup dan permasalahan yang timbul,

didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya sendiri.

Selanjutnya istilah wiraswasta menurut Imam S. Sukardi yang dikutip oleh

Moh. As'ad (1995), memberikan pengertian, bahwa wiraswasta menunjukkan

kepribadian yang mampu berdiri sendiri untuk mengambil keputusan dan

24

pertimbangan sendiri dalam menentukan tujuan. Dari pengertian ini wiraswasta

diartikan sebagai sesuatu usaha yang bertolak dari pola hidup mandiri, dimana

dengan kekuatan yang dimiliki seseorang mampu mengambil langkah-langkah

atas keputusan dan pertimbangan pribadi dalam meraih keberhasilan.

Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Suparman Sumahamijaya

(1980: 94) berpendapat wiraswasta adalah sesuatu yang mengandalkan

kemampuan sebagai wujud dedikasi melalui usahanya untuk memperluas

kesempatan kerja. Pendapat tersebut tidak hanya mengacu pada kekuatan yang

dimiliki seseorang wiraswasta adalah berusaha, tetapi juga dituntut untuk

berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan memperluas kesempatan

kerja, akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.

Berpijak dari beberapa istilah mengenai pengertian wiraswasta, ditarik

satu pengertian bahwa wiraswasta adalah suatu usaha untuk berupaya dalam

pemenuhan kebutuhan hidup dan memecahkan permasalahan yang timbul,

sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Usaha ini tidak hanya menuntut

seseorang untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan secara pribadi akan tetapi

dituntut untuk memperluas kesempatan kerja dan berusaha mengurangi

ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.

3. Aspek-aspek wiraswasta

Wasty Soemanto (2002), secara garis besar untuk mengetahui secara pasti

bahwa seseorang merupakan manusia wiraswasta dapat dipandang dari beberapa

aspek, antara lain;

a. Watak wiraswasta

Aspek pertama dari manusia wiraswasta, yaitu watak wiraswasta. Watak

merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki seseorang yang mendasari sikap dan

perilaku seseorang dalam kesehariannya. Seseorang yang memiliki watak

wiraswasta akan memperlihatkan sikap-sikap dari seorang wiraswasta. Wasty

Soemanto (2002: 151) bahwa watak wiraswasta adalah seseorang yang berwatak

maju, bergairah, berpandangan positif, kreatif, ulet dan tekun, tidak lekas putus

25

asa, pandai bergaul, dapat dipercaya, menghargai dan mendayagunakan waktu,

tidak takut bersaing, tidak mementingkan diri sendiri juga tidak rakus maupun

serakah.

Dari penjelasan tersebut diambil satu pengertian bahwa seseorang yang di

dalam dirinya telah tertanam watak wiraswasta, cenderung memiliki keinginan

berwiraswasta yang tinggi. Keinginan siswa terhadap usaha wiraswasta dapat

diketahui dari watak-watak siswa yang mencerminkan pribadi seseorang

wiraswasta.

b. Jiwa wiraswasta

Jiwa wiraswasta merupakan aspek kedua dari kekuatan yang dimiliki

dalam diri seseorang untuk menjadikan dirinya. menjadi seorang wiraswasta

yang berhasil. Wasty Soemanto (2002: 152-153) mengemukakan atau

memberikan gambaran tentang jiwa seorang wiraswasta yaitu, seseorang yang

beriman, percaya diri, tidak suka menggantungkan diri, berinisiatif untuk hal baru,

bertanggunggung jawab dan tidak suka ingkar janji, disiplin, berani ambil resiko,

mengutamakan kepentingan lingkungan, bersikap adil, mempunyai tujuan yang

jelas, memiliki kemauan yang kuat untuk maju.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap usaha wiraswasta, secara pasti

di dalam diri individu juga telah tertanam jiwa berwiraswasta. Dengan demikian

jiwa wiraswasta seseorang merupakan kekuatan untuk membentuk kepribadian

yang tangguh dan ulet sebagai manusia wiraswasta yang berhasil.

c. Daya pikir dan keterampilan wiraswasta

Daya berpikir seseorang merupakan potensi yang dimiliki setiap individu,

untuk dikembangkan menjadi keahlian-keahlian yang dapat dihandalkan untuk

menekuni usaha wiraswasta. Wasty Soemanto (2002: 153) memaparkan tentang

daya berpikir dan keterampilan wiraswasta yang dimiliki seorang wiraswastawan,

yaitu, mampu mengendalikan kemauan untuk merencanakan kehidupan masa

depan rencana itu sedapat mungkin disusun secara operasional, suka bekerja

26

sama, bermotivasi tinggi, suka belajar dan mempraktekkannya, menjadikan

pengalaman sesuatu pelajaran yang berharga, suka menerima nasehat dan

pendapat, memperhatikan efisiensi dan efektivitas.

Seseorang yang mampu mengembangkan secara optimal potensi atau

bakat yang dimiliki, di dalam diri individu bersangkutan akan terbentuk

keterampilan-keterampilan sebagai modal untuk berwiraswasta, yang didasari

kemampuan atau daya berpikir yang dimiliki. Seseorang yang tertarik terhadap

usaha wiraswasta, akan lebih memperlihatkan adanya daya berpikir dan aktivitas

yang tinggi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, guna mendukung usaha

wiraswasta yang diinginkan.

d. Sikap Mental Wiraswasta.

Sikap mental seseorang didasari adanya watak, jiwa, dan daya berpikir

yang dimiliki individu yang bersangkutan. Seseorang akan memperlihatkan sikap

dan mental wiraswasta, bila di dalam diri individu telah terbentuk watak, jiwa,

dan daya berpikir serta keterampilan wiraswasta. Dipandang dari sikap mental,

dalam diri seorang wiraswasta, menunjukkan adanya keselarasan antara

kepribadian, kemampuan diri, dan sikap individu terhadap langkah-langkah atau

tindakan yang diambil, sebagai cerminan dari sikap mental wiraswasta yang ada

dalam diri individu bersangkutan. Seseorang yang memiliki minat berwiraswasta,

cenderung memperlihatkan adanya sikap mental berwiraswasta dalam perilaku

kesehariannya.

Berpijak dari penjelasan-penjelasan tentang aspek-aspek manusia

wiraswasta ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki minat

berwiraswasta, akan memperlihatkan watak, jiwa, daya berpikir, dan sikap mental

yang mencerminkan satu kepribadian tangguh dan ulet, sebagaimana kepribadian

seorang wiraswasta.

Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian tentang minat dan

wiraswasta, minat berwiraswasta dapat di artikan sebagai sebuah dorongan dalam

diri siswa untuk memberikan sambutan atau tanggapan terhadap usaha

pemenuhan kebutuhan hidup dan pemecahan masalah, berupa sikap yang diikuti

27

adanya perasaan tertarik, perhatian, dan perasaan senang terhadap usaha, termasuk

di dalamnya usaha untuk menekuni dan terlibat langsung dalam usaha tersebut.

Jika siswa memperlihatkan minat yang tinggi terhadap suatu usaha, maka akan

memberikan sambutan atau tanggapan yang positif terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan usaha-usaha wiraswasta. Siswa yang memiliki minat

berwiraswasta mempunyai ciri-ciri yakni; pertama, memiliki perasaan, dalam hal

ini perasaan senang dan tertarik; kedua, punya perhatian; ketiga, ada keinginan,

yaitu keinginan untuk menekuni dan terlibat pada usaha wiraswasta.

4. Pengertian Kematangan Emosi

Dalam mengkaji istilah “kematangan emosi” dibutuhkan pengertian-

pengertian dari kematangan dan emosi, dengan berpijak dari para ahli.

Dikarenakan belum adanya pengertian kematangan emosi secara utuh, karena

dalam merumuskan kematangan emosi diperlukan pengkajian secara terpisah

antara kematangan dan emosi.

Kematangan menunjukkan pada proses intrinsik dari pencapaian tahap-

tahap perkembangan. Kematangan lebih merupakan gejala biologis daripada

psikologis Oemar Hamalik (1994). Sejalan dengan pendapat tersebut Elisabeth B.

Hurloc (2002: 28) berpendapat bahwa arti kematangan yaitu, proses terbukanya

karakterisik yang secara potensial ada pada individu. Didasarkan pada pendapat

tersebut, istilah kematangan diartikan sebagai proses terbukanya karakteristik

yang terjadi dalam diri seseorang secara potensial, sehingga membentuk

kedewasaan kepribadian.

Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 80) memberikan pendapat bahwa

kematangan, merupakan proses perkembangan susunan syaraf, sehingga misalnya

fungsi indra menjadi lebih sempurna. Pendapat ini dipertegas oleh Wasty

Soemanto (1987: 46) yang memberikan pengertian bahwa kematangan terjadi

akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dari struktur jasmani dibarengi

dengan perubahan-perubahan kualitatif dari struktur tersebut. Kematangan

memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk susunan syaraf dan

28

fungsi otak menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi

otak akan menunjukkan kedewasaan seseorang dalam berpikir.

Berpijak dari pengertian-pengertian kematangan itu sendiri diambil satu

pengertian bahwa kematangan lebih proporsif bila diartikan sebagai kematangan

intrinsik, yaitu proses terbukanya karakteristik kepribadian dari individu yang

bersangkutan disertai perkembangan fungsi-fungsi fisiologis termasuk fungsi otak

dan susunan syaraf yang berkaitan erat dengan tumbuhnya kedewasaan seseorang.

Adapun ciri-ciri kematangan yakni; pertama, memiliki kedewasaan dalam

berpikir; kedua, kedewasaan kepribadian, sehingga seseorang akan

memperlihatkan tingkah laku yang wajar sesuai dengan usia kedewasaan individu

yang bersangkutan.

Untuk memperoleh pengertian atau makna kematangan emosi sesuai

dengan proporsi yang tepat, perlu diperjelas dari sudut mana istilah emosi itu

dikaji.

Istilah emosi menurut Kartini Kartono (1985: 81) diberi pengertian bahwa,

emosi ialah tersentuhnya perasaan, disebutpula perasaan hati atau renjana. Daniel

Goleman yang dikutip Moh Ali dan Moh. Asrori (2004:62) mengemukakan

bahwa emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan setiap

keadaan mental yang hebat dan meluap-luap merujuk terhadap suatu perasaan dan

pikiran-pikiran tertentu serta bilogis dan psikologis yang serangkaian untuk

bertindak. Kesimpulan yang diambil dari pendapat tersebut emosi diartikan

sebagai keadaan tersentuhnya perasaan hati dan pemikiran seseorang atau individu

akibat adanya rangsangan-rangsangan dari luar. Perasaan dan pola pikir tersebut

akan menentukan seseorang dalam melakukan suatu tindakan.

Oemar Hamalik (1994: 95) memberikan pengertian bahwa, emosi

dirumuskan sebagai perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana

bergejolak dalam organisme. Pendapat ini dipertegas oleh Bimo Walgito

(1981:145) yang memberikan pengertian kalau keadaan perasaan telah melampaui

batas hingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mulai terganggu hal

ini akan menyangkut soal emosi. Dari kedua pendapat tersebut, emosi diartikan

sebagai keadaan perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana

29

bergejolak atau pertentangan diri individu dengan pihak luar, sebagai bentuk

reaksi individu terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. Keadaan ini

menimbulkan adanya hambatan atau gangguan interaksi sosial seseorang dengan

lingkungan.

Pendapat ini sejalan dengan M. Dimiyanti Mahmud (1990:192)

berpendapat bahwa, “Emosi ialah reaksi terhadap situasi total pada sesuatu saat”.

Dari kedua pengertian tersebut emosi diartikan sebagai respon atau reaksi

seseorang terhadap situasi total baik rangsangan-rangsangan dari luar maupun dari

dalam dan disertai adanya perubahan-perubahan fisiologis dan perilaku individu

sebagi bentuk luapan emosi seseorang.

Istilah emosi sering disepadankan dengan istilah perasaan. Sejalan dengan

pengertian tersebut Linda L. Davidoff (1992: 49) berpendapat bahwa “Emosi atau

perasaan adalah sesuatu keadaan dalam diri seseorang yang memperlihatkan ciri-

ciri: kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis, pelampiasan dalam perilaku.

Emosi cenderung muncul mendadak dan sulit untuk dikendalikan”. Dari pendapat

ini emosi diartikan sebagai keadaan dalam diri seseorang yang diungkapkan

dalam bentuk kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan pelampiasan

perilaku yang sifatnya mendadak dan sulit untuk dikendalikan.

Didasarkan pada pengertian-pengertian yang telah dipaparkan mengenai

istilah emosi, diambil satu pengertian bahwa, emosi sebagai kekuatan jiwa

seseorang yaitu sebagai penggerak mental dan fisik, dimana merupakan faktor

penggerak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seseorang

secara penuh untuk menuju kearah kedewasaan. Sedangkan emosi itu sendiri

dapat diketahui dari respon atau reaksi seseorang terhadap pengaruh atau

rangsangan dari luar berupa kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan

perilaku seseorang yang sifatnya mendadak dan sulit dikendalikan. Dengan

demikian ciri-ciri emosi yaitu meliki kedewasaan dalam berinteraksi sosial.

5. Aspek-aspek Kematangan Emosi

Siswa SMK pada rentang usia antara 15 hingga18 tahun menurut Wasty

Soemanto (1987), individu bersangkutan mengalami masa perkembangan remaja.

30

Secara keseluruhan pada usia remaja individu bersangkutan telah mengalami

kedewasaan, dan pada aspek kematangan seksual inilah pada masa remaja baru

mengalami proses pematangan. Didasarkan pada pemikiran-pemikiran tersebut,

dapat dirumuskan bahwa definisi operasional dari kematangan emosi pada

dasarnya merupakan kedewasaan atau kematangan pada diri siswa, yang terbentuk

dan berlangsung secara tahap demi tahap menuju kearah kedewasaan kepribadian,

kedewasaan berpikir dan kedewasaan berinteraksi sosial. Kedewasaan yang

terbentuk dalam diri siswa akan mendasari secara keseluruhan, dari sikap dan

perilaku siswa sehari-hari. Dengan demikian taraf atau tingkat kematangan emosi

siswa dapat diukur dari sikap dan perilaku siswa, sebagai aspek-aspek yang

mencerminkan kedewasaan individu siswa yang bersangkutan, dalam kehidupan

bermasyarakat, khususnya sekolah.

pengertian kematangan emosi dapat disimpulkan berdasarkan dari

penjelasan-penjelasan tentang istilah kematangan dan emosi yaitu, kekuatan jiwa

seseorang yang mengalami perkembangan secara penuh untuk menuju kearah

kedewasaan, dan diikuti dengan adanya perubahan karakteristik kepribadian dari

individu yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat ciri-

ciri kematangan emosi, yakni; pertama, kedewasaan kepribadian siswa; kedua,

kedewasaan berpikir; ketiga, kedewasaan dalam berinteraksi sosial.

6. Pengertian Prestasi

W. J. S Poerwadarminta mengartikan prestasi adalah hasil yang telah di

capai. Prestasi sebagai hasil dari kegiatan evaluasi dapat menjadi tolak ukur

keberhasilan terhadap sesuatu. Dalam melakukan suatu pekerjaan atau dalam

segala hal dapat dipastikan menghendaki atau mengharapkan suatu hasil yang

maksimal sesuai dengan kemampuan masing-masing.

W.S Wingkel (1991:36) bahwa prestasi adalah bukti suatu usaha yang

dicapai. Dari pendapat tersebut, prestasi dapat diartikan sebagai suatu hasil yang

dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dalam

bentuk penilaian.

31

7. PRAKERIN

a. Pengertian PRAKERIN

Salah satu konsep pendidikan yang sedang aktual menjadi pembicaraan

dewasa ini di kalangan masyarakat pada umumnya dan di kalangan akademis

khususnya adalah mengenai sistem magang yang berlaku di SMK. Dalam

pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sistem magang ini sekarang disebut

dengan istilah Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dari sebelumnya biasa

disebut Pengalaman Kerja Lapangan (PKL). Menurut Ahmad Mughini (1994 : 41)

Sistem Ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional,

yang memadukan program penguasaan keahlian yang diperoleh pada dunia kerja.

Dari pendapat ini Sistem Ganda atau PRAKERIN diartikan sebagai proses

pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik yang diperoleh

melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja secara terarah untuk mencapai

tingkat keahlian tertentu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya Garis-Garis Besar

Program Pengajaran (1993: 150) bahwa: PKL atau PRAKERIN adalah suatu

kegiatan kurikuler yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan

sebagai wahana untuk lebih memantapkan hasil belajar dan sekaligus memberikan

kesempatan mendalami dan menghayati kemampuan hasil belajar tersebut dalam

situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya. Dari pendapat ini PRAKERIN

diartikan sebagai suatu kegiatan kurikuler yang wajib ditempuh oleh siswa SMK

guna mempraktekkan teori yang diperoleh dari bangku sekolah ke dalam dunia

kerja yang sesungguhnya sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih mantap dan

lebih baik.

Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil satu pengertian

bahwa PRAKERIN adalah suatu kegiatan kurikuler yang dilaksanakan di tempat-

tempat usaha atau industri sebagai wadah untuk membentuk pribadi siswa yang

mempunyai keahlian kejuruan profesional, berkualitas, yang mampu

dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu.

Dari penjelasan-penjelasan pada pengertian prestasi dan PRAKERIN

dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi PRAKERIN adalah suatu hasil yang

32

dicapai seseorang yang dalam hal ini siswa setelah melaksanakan kegiatan

kurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah atau ditempat-tempat industri.

Prestasi PRAKERIN didapat setelah selesai melaksanakan siswa berdasarkan

pada aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan.

b. Pelaksanaan PRAKERIN

Pelaksanaan program PRAKERIN akan menjadi salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa SMK. Pendidikan pelatihan

magang ini akan melibatkan pihak sekolah dan juga pihak dunia usaha atau

industri.

Bukit (1997:36) menyatakan sistem ganda berfungsi sebagai pembelajaran

di sekolah dan industri, karena dua tempat tersebut merupakan dua komponen

yang berasal dari program yang tidak terpisahkan bagi sekolah kejuruan. Dari

pendapat ini menunjukkan bahwa pelaksanaan atau penyelenggaraan Prakerin

mempunyai dua tempat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbasis

sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana

siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua

tempat pembelajaran tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari

program yang tidak terpisahkan.

Surunuddin (1997:36) Siswa di sekolah hanya mendapat teori, sedangkan

untuk pengalaman praktek mereka dapat melalui magang di dunia kerja. Dengan

demikian siswa dapat lebih mengenal lapangan. Dalam perusahaan mereka

bekerja selama jangka waktu tertentu, sehingga dalam jangka waktu tiga tahun

akan menjadi tenaga yang profesional. Pernyataan ini disebutkan bahwa

penyelenggaraan pendidikan pelatihan dilakukan di dua tempat yaitu di sekolah

siswa diberi teori dan pelaksanaan prakteknya dilakukan di perusahaan atau di

dunia kerja selama jangka waktu tertentu, sehingga diharapkan siswa akan lebih

mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai dengan pola pikir yang

profesional.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat diambil rumusan bahwa

definisi operasional dari PRAKERIN pada dasarnya merupakan suatu bentuk

33

penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa yang dilaksanakan berbasis

sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana

siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua

tempat pembelajaran tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari

program yang tidak terpisahkan. Adanya penyelenggaraan ini diharapkan siswa

akan lebih mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai, berkualitas dengan

keahlian dan pola pikir yang profesional, serta mampu berkembang dalam bidang

pekerjaan tertentu.

c. Tujuan Pelaksanaan PRAKERIN

Buku II A Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum

SMK tahun 1994 (1994 : 174) menyatakan bahwa pelaksanaan PRAKERIN

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan dan

memberikan pengalaman kerja kepada siswa, sehingga siswa siap di dunia kerja.

Uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan PRAKERIN di SMK

mempunyai tujuan antara lain; 1). Menghasilkan tenaga kerja yang profesional

dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan lapangan kerja, 2). Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap

pengalamna kerja sebagai proses pendidikan, 3). Memperoleh Link and Match

yaitu hubungan yang selaras antara dunia kerja (DU/DI) dan sekolah, 4).

Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas profesional.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari nol secara murni, akan

tetapi pada umumnya telah ada acuan yang mendasari atau penelitian yang

sejenis. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenal penelitian yang terdahulu yang ada

relevansinya. Dalam hal ini penelitian yang relevan antara lain dari:

1. Edi Priyono (1997), yang melakukan penelitian hubungan antara kematangan

emosi dan aktivitas latihan keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam

penelitiannya menyatakan terdapat hubungan yang positif antara kematangan

34

emosi dengan minat berwiraswasta yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis

dengan analisis korelasi product moment pearson mendapatkan hasil berupa r

x1y = 0,516, harga ini lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,344, dengan

sumbangan relatif sebesar 57,50 % dan sumbangan efektif sebesar 22,00 %.

2. Daryono (1996), yang juga meneliti hubungan antara motivasi belajar dan

pengalaman kerja lapangan dengan minat berwiraswasta. Hasil penelitian

menyatakan adanya hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja

lapangan dengan minat berwiraswasta siswa yang dibuktikan dengan hasil uji

hipotesis dengan mendapatkan hasil berupa r x1y = 0,519, harga ini lebih besar

dari r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,312.

Penelitian-penelitian di atas telah memberikan wacana kepada peneliti

untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara kematangan emosi dan

prestasi siswa dalam PRAKERIN / PKL dengan minat berwiraswasta.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk

dapat sampai penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas

satu sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada pertemuan

jawaban sementara. Penelitian ini melibatkan tiga variabel yakni variabel minat

berwiraswasta, variabel kematangan emosi, dan variabel prestasi PRAKERIN.

Ketiga varibel tersebut membentuk pola hubungan sebagai berikut:

1. Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta

Perkembangan emosi dalam diri siswa berjalan tahap demi tahap kearah

terbentuknya kematangan emosi. Kematangan emosi dalam diri siswa dipisah

dengan terbentuknya kematangan atau kedewasaan yang mencakup tiga hal yaitu

kematangan kepribadian, kematangan intelektual, dan kematangan sosial.

Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku

siswa sehari-hari.

Kematangan atau kedewasaan yang terbentuk dalam diri siswa yang

mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian, kedewasaan intelektual, dan

35

kematangan sosial berkaitan dengan kedewasaan siswa dalam bersikap dan

bertingkah laku. Kedewasaan siswa dalam bersikap maupun bertingkah laku

ditandai dengan adanya moral yang tinggi. Sikap mental siswa yang tangguh dan

peka terhadap lingkungan yang mendasari sikap dan tindakan siswa baik di

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat umum. Terbentuknya moral

yang tinggi, sikap mental yang tangguh, dan kepekaan yang tinggi terhadap

lingkungan di dalam diri siswa, akan terbentuk juga kepribadian seorang

wiraswasta. Hal ini dapat menumbuhkan perasan tertarik, perhatian dan perasaan

senang siswa untuk terlibat lagsung di bidang usaha wiraswasta.

Terbentuknya kematangan emosi dalam diri siswa, di sisi yang berbeda,

berkaitan pembentukan keterampilan secara menyeluruh dalam diri siswa.

Didasarkan pada kedewasaan atau kematangan yang dimiliki, di dalam siswa telah

terbentuk keterampilan-keterampilan yaitu keterampilan berfikir kreatif,

ketrampilan dalam membuat keputusan-keputusan, keterampilan menjalankan

kepemimpinan, keterampilan dalam manajerial dan keterampilan bergaul sesama

manusia. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki ini akan menumbuhkan minat

siswa pada wiraswasta.

Berbijak dari uraian-uraian di atas dapat ditarik satu pemikiran bahwa

semakin tinggi taraf kematangan emosi siswa diduga akan semakin besar minat

berwiraswasta dalam diri siswa dan sebaliknya semakin rendah taraf kematangan

emosi siswa akan relatif rendah minat berwiraswasta siswa.

2. Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwiraswasta

Aktifitas siswa yang tinggi selama melaksanakan program PRAKERIN

pada dunia usaha atau dunia industri akan memberikan manfaat yang besar bagi

siswa itu sendiri. Kegiatan siswa pada saat PRAKERIN merupakan proses yang

panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap profesional pada diri siswa.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa selama PRAKERIN dapat membentuk

pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan profesional, berkualitas yang

mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu.

36

Prestasi siswa yang tinggi dalam berkompetensi, yang dalam hal ini adalah

keahlian atau keterampilan, akan dapat mendorong siswa untuk cenderung

berwiraswasta. Aktivitas kerja siswa yang di dasarkan pada usaha-usaha untuk

bergerak di bidang wiraswasta akan berkaitan erat dengan perasaan tertarik,

perhatian dan perasaan senang siswa terhadap usaha wiraswasta. Aktivitas siswa

yang tinggi pada saat melaksanakan PRAKERIN akan menunjukkan minat siswa

yang besar terhadap usaha wiraswasta, khususnya di bidang keterampilan.

Sikap profesional dan semangat kerja yang terbentuk dengan aktivitas

bekerja yang tinggi, membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin, kemandirian

dalam bekerja, tekun, ulet dan semangat kerja yang tinggi. Tumbuhnya sikap dan

mental wiraswasta dapat dilihat dari tumbuhnya pribadi yang tangguh pada siswa.

Terbentuknya sikap mental berwiraswasta dalam diri siswa akan menumbuhkan

minat siswa terhadap usaha wiraswasta.

Berpijak dari uraian-uraian di atas ditarik satu pemikiran diduga semakin

tinggi prestasi siswa selama melaksanakan PRAKERIN, maka akan semakin besar

minat berwiraswasta yang tumbuh dalam diri siswa dan sebaliknya semakin

rendah tingkat keahlian atau keterampilan siswa pada saat prakerin maka relatif

rendah minat berwiraswasta yang ada dalam diri pribadi siswa.

3. Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri

dengan Minat Berwiraswasta

Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa, diikuti dengan terbentuknya

kedewasaan siswa yang mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian,

kematangan atau kedewasaan intelektual dan kematangan sosial. Terbentuknya

pribadi siswa yang matang dan dewasa berkaitan erat dengan tumbuhnya moral

tinggi, sikap mental yang tangguh dan kepekaan yang tinggi terhadap arti

lingkungan dalam diri siswa. Pribadi siswa yang telah terbentuk, akan menjadi

manusia dengan kepribadian wiraswasta. Didasarkan pada kepribadian yang

dimiliki siswa akan terbentuk minat atau perasaan tertarik, perhatian dan perasaan

suka terjun di bidang usaha wiraswasta. Dari sisi yang sama, aspek kematangan

sosial yang merupakan bagian dari kematangan emosi siswa memberikan nuansa

37

terhadap arah interaksi sosial siswa di tengah-tengah masyarakat, sehingga siswa

memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang akan memperluas wawasan

siswa, terutama yang berkaitan dengan dunia wiraswasta.

Terbentuknya kematangan atau kedewasaan siswa secara utuh diikuti

proses pembentukan ketrampilan-ketrampilan dalam diri siswa secara

menyeluruh. Kematangan emosi akan membentuk siswa menjadi manusia dengan

keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini memberikan dorongan yang kuat

terhadap tumbuhnya minat siswa pada wiraswasta.

Aktivitas siswa selama melaksanakan PRAKERIN merupakan bagian dari

proses yang panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap mental

profesional siswa. Siswa akan lebih siap dalam memasuki dunia kerja dengan

sikap tersebut. Dipandang dari sisi berbeda terbentuknya keahlian atau

keterampilan yang handal dalam pribadi siswa, yaitu sikap yang menunjukkan

sikap disiplin, penuh kemandirian, ulet, dan semangat kerja tinggi, yang

merupakan pendorong tumbuhnya minat siswa terhadap usaha wiraswasta.

Dari pemikiran-pemikiran di atas dapat ditarik satu pemikiran baru bahwa

diduga semakin tinggi taraf kematangan emosi dan prestasi siswa selama

PRAKERIN, minat berwiraswasta yang ada dalam diri siswa akan semakin besar

dan sebaliknya apabila taraf kematangan emosi dan tingkat keahlian siswa

tersebut semakin rendah, maka semakin rendah pula minat berwiraswasta yang

ada dalam diri siswa yang bersangkutan.

Untuk memperjelas kerangka berfikir tersebut, maka dapat digambarkan

dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

X1

X2

Y

1

2

3

38

Keterangan:

X1 = Kematangan Emosi

X2 = Prestasi Praktek Kerja Industri

Y = Minat Berwiraswasta

= Garis Hubungan

1 = Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta

2 = Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat

Berwiraswasta

3 = Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri

dengan Minat Berwiraswasta

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian pada landasan teori, penelitian yang relevan, dan

kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta

siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010.

2. Ada hubungan yang positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta

siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010.

3. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN

dengan Minat Berwiraswasta siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara,

dengan obyek penelitian kelas XII tahun pelajaran 2009/2010. Adapun alasan

pemilihan tempat tersebut adalah:

a. Karena di SMK Negeri 1 Punggelan terdapat mata pelajaran Praktek Kerja

Industri.

b. Lokasi dan kondisi SMK Negeri 1 Punggelan dengan populasinya sangat

memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Peneliti pernah melaksanakan program pendampingan SMK di SMK

Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.

d. Ingin memberikan masukan melalui hasil penelitian agar SMK Negeri 1

Punggelan lebih termotivasi untuk mengarahkan lulusannya terjun ke

bidang wiraswasta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai awal bulan Juni sampai dengan bulan

Desember 2009. Langkah-langkah penelitian dan alokasi waktu:

a. Pengajuan judul tanggal tanggal 25 Juni 2009.

b. Pembuatan proposal bulan Juli s.d. September 2009.

c. Seminar proposal tanggal 28 Oktober 2009.

d. Perijinan penelitian tanggal 4 November 2009.

e. Pelaksanaan penelitian tanggal 16-27 November 2009.

f. Analisis data bulan Desember 2009.

g. Penulisan laporan bulan Desember 2009.

40

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII SMK Negeri 1

Punggelan Banjarnegara yang terdiri dari 3 kelas, yaitu : XII MO 1 (Mekanik

Otomotif), XII MO 2 (Mekanik Otomotif) dan XII BO (Bodi Otomotif) dengan

jumlah keseluruhan siswa 93 siswa. Dengan demikian populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara Tahun

Pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari:

a. Kelas XII MO 1 sebanyak 32 siswa

b. Kelas XII MO 2 sebanyak 31 siswa

c. Kelas XII BO sebanyak 30 siswa

2. Sampel Penelitian

Penentuan ukuran sampel penilitian menggunakan Nomogram Harry King.

dari jumlah populasi yaitu siswa kelas XII sebanyak 93 siswa, diperoleh sampel

sebesar 70 siswa.

Tabel 1. Populasi dan Sampel

kelas Jumlah/Populasi Persentase sampel Sampel

XII MO 1

XII MO 2

XII BO

32 Siswa

31 Siswa

30 Siswa

75%

75%

75%

24 Siswa

23 Siswa

23 Siswa

Jumlah Total 93 Siswa 75% 70 Siswa

3. Teknik Pengambilan Sampel

Ada beberapa jenis teknik pengambilan sampel yang lazim digunakan

dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik propotional random

sampling atau sampel imbangan yaitu pengambilan subyek dari setiap strata atau

41

wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam

masing-masing strata atau wilayah, sehingga diperoleh sampel yang representatif.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh

data yang diperlukan untuk penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode angket dan

dokumentasi.

1. Metode angket

Angket merupakan rangkaian pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk dijawab dengan menyediakan pilihan jawaban. Metode angket

dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data variabel: Kematangan

Emosi, dan Minat Berwiraswasta.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

daftar nama dan daftar hasil evaluasi PRAKERIN siswa SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara. Daftar nama digunakan untuk mengetahui jumlah populasi yang

ada sebagai bahan pengambilan sampel, sedangkan hasil evaluasi PRAKERIN

adalah sebagai data variabel Prestasi PRAKERIN. Keduanya yang diambil dari

dokumen sekolah yang bersangkutan.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Jenis angket

yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Angket tertutup tersebut di

dalamnya sudah disediakan pilihan jawabannya dengan ketentuan hanya satu

jawaban yang harus dipilih. Responden hanya diperkenankan memilih salah satu

jawaban atau menentukan pendapat yang sudah tersedia di dalam angket. Dengan

demikian jawaban maupun pendapat dari responden akan terikat pada ketentuan

yang sudah ada.

42

a. Definisi Operasional Variabel

1. Kematangan emosi

adalah suatu reaksi serta sikap yang mendukung siswa dalam melakukan

suatu kegiatan, berpikir, maupun berinteraksi.

2. Prestasi PRAKERIN,

yaitu hasil evaluasi dengan wujud nilai atau skor yang di berikan kepada

siswa setelah selesai melaksanakan PRAKERIN. Besar skor atau nilai yang

didapat oleh siswa sesuai dengan prestasi yang didapat dari tempat

PRAKERIN yang meliputi, kemampuan, keterampilan, kerjasama,

kehadiran dan kedisiplinan. Dari semua aspek dijumlah kemudian diambil

mean.

3. Minat berwiraswasta,

adalah keinginan untuk bersungguh-sungguh terlibat langsung dalam suatu

usaha wiraswasta. Siswa yang hendak mengambil alternatif untuk

menyalurkan bakatnya pada usaha wiraswasta.

b. Kisi-kisi angket

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang

sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi

angket.

Konsep penyusunannya adalah hubungan kematangan emosi dan prestasi

PRAKERIN dengan minat berwiraswasta. Konsep ini dijabarkan dalam variabel

dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.

Masing-masing indikator selanjutnya dijadikan landasan dan pedoman menyusun

item-item sebagai instrumen penelitian.

43

Tabel 2. Kisi-kisi Angket

Variabel Indikator Instrumen Item

Jml

positif negatif Minat Berwiraswasta

1. Perasaan terhadap kegiatan wiraswasta

2. Perhatian terhadap kegiatan berwiraswasta

3. Keinginan berwiraswasta

Angket

1, 3, 5, 7 8, 10,12 14, 16, 18, 19

2, 4, 6 9, 11, 13 15, 17, 20

7

6

7

Jumlah 20

Kematangan Emosi

1. Kedewasaan kepribadian

2. Kedewasaan berpikir

3. Kedewasaan berinteraksi sosial

Angket

1,3,5 7,9,11,13 14,16,8, 20

2,4,6 8,10,12 15,17, 19

6

7

7

Jumlah 20

b. Item angket

Penyusunan angket sebagai alat ukur didasarkan atas kisi-kisi angket yang

telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dituangkan ke

dalam item angket atau butir-butir angket yang terdiri dari item positif dan item

negatif.

c. Perbaikan instrumen

Hasil penelitian akan lebih banyak ditentukan oleh kualitas alat ukur yang

digunakan. Oleh karena itu sebelum data dianalisis lebih lanjut, maka instrumen

dianalisa terlebih dahulu, untuk itu perlu diadakan usaha-usaha yang menuju

perbaikan. Perbaikan instrumen tersebut dilakukan dengan konsultasi. Salah satu

cara untuk mengadakan perbaikan instrumen penelitian agar diperoleh alat ukur

yang lebih baik adalah dengan berkonsultasi dengan seorang ahli/peneliti dalam

hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.

44

d. Teknik Pengukuran

Angket yang telah terkumpul dari responden diskor berdasarkan sistem

penilaian yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah skor penilaian untuk menilai

skor variabel.

Tabel 3: Teknik Pengukuran Angket Uji Coba

Alternatif jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Agak Setuju (AS)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

mengambil kesimpulan berdasarkan angka-angka dengan penghitungan statistik.

E. .................................................................................................... Tekn

ik Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kematangan emosi dan

minat berwiraswasta adalah angket langsung tertutup, untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas maka diberlakukan uji instrumen. Adapun uji instrumen

dengan menggunakan uji sebagai berikut :

a. Uji Validitas Angket.

45

Perhitungan Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis

faktor dengan melalui program SPSS. Suatu angket dikatakan valid jika

pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh angket tersebut. Berdasar hasil uji coba validitas instrumen maka butir

angket yang tidak valid akan dibuang, sehingga hanya butir angket yang valid

saja yang akan digunakan dalam penelitian.

Singgih Santoso (2001:277), suatu item dikatakan valid apabila hasil uji

> . Pada tabel nilai r Product moment, dengan taraf signifikansi 5%

dan N = 23 diperoleh harga sebesar 0,413.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dapat diketahui bahwa item angket

pada variabel minat berwiraswasta yang terdiri dari 20 butir, terdapat 5 item yang

dinyatakan gugur. Hal ini ditunjukkan pada nilai dari 5 butir tersebut lebih

kecil atau kurang dari 0,413. Pada variabel kematangan emosi yang terdiri dari 20

butir, terdapat 3 item yang dinyatakan gugur. Hal ini bisa dilihat pada nilai

dari 3 butir tersebut. Dengan demikian, item untuk variabel minat berwiraswasta

terdapat 15 butir yang dinyatakan valid, sedangkan untuk variabel kematangan

emosi ada 17 butir yang dinyatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Angket

NO Y NO Y

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

0,724

0,602

0,460

0,471

0,504

0,648

0,709

0,516

0,674

0,069

0,648

0,422

0,448

0,680

0,519

0,483

0,596

0,460

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

0,688

0,329

0,539

0,520

0,420

0,287

0,507

0,262

0,452

0,454

0,578

0,379

0,519

0,492

0,304

0,413

0,132

0,620

46

10. 0,488 0,016 20. 0,434 0,453

b. Uji Reliabilitas Angket

Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat

kepercayaan instrumen. Instrumen dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan

yang tinggi apabila hasil instrumen memberikan hasil yang tetap. Untuk

mengetahui reliabilitas instrumen yang berupa angket digunakan metode analisis

dengan program ITEMAN.

Suharsimi Arikunto (1993:233), untuk mengetahui apakah harga koefisien

reliabilitas tersebut reliabel atau tidak, harus dikonsultasikan dengan ketetapan

interprestasi berikut ini

Tabel 5. Interprestasi Nilai r.

0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

0,600 sampai dengan 0,799 Tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 Cukup

0,200 sampai dengan 0,399 Rendah

0,000 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah

Berikut hasil analisis uji reliabilitas dengan menggunakan program

ITEMAN:

1. Variabel minat berwiraswasta dengan 20 item soal dari 23 responden

peserta uji coba instrumen diperoleh alpha 0,593. Berdasarkan hasil

analisis dan melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel minat

berwiraswasta tergolong cukup atau sedang.

2. Variabel kematangan emosi dengan 20 item soal dari 23 responden peserta

uji coba instrumen diperoleh alpha 0,698. Berdasarkan hasil analisis dan

melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel kematangan emosi tergolong

tinggi.

47

Syahri Alhusin (2003:345) apabila alpha lebih besar 0,5 variabel

dinyatakan reliabel. Berdasarkan pada hasil analisis di atas, yaitu alpha variabel

minat berwiraswasta 0,593 > 0,5 dan alpha variabel kematangan emosi 0,698 >

0,5 sehingga kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel. Bentuk hasil analisisnya

dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

2. Uji Persyaratan Analisis

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dilakukan analisis data.

Namun perlu dilakukan uji persyaratan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel yang digunakan untuk analisis terdistribusi secara normal. Normalitas

distribusi data merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam statistik Parametrik.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini diuji menggunakan uji One Sample

Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS yaitu dengan Test of Normality.

Toleransi yang digunakan adalah p = 0,025. Apabila probabilitas (p) > 0,025

maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila probabilitas (p) < 0,025

maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas dan Keberartian

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan

uji korelasi dan regresi linier. Rumus untuk menentukan linieritas dalam uji ini

digunakan rumus Based on Mean dengan ANAVA yang melalui program SPSS,

yaitu pada Test for Linearity yang dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 0,05

(5%).

Dalam hasil perhitungan dapat diketahui jika kedua variabel nilai

signifikansinya kurang dari 0,05 maka memiliki hubungan yang linier, dan

sebaliknya jika kedua variabel nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka

hubungannya tidak linier.

48

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antar variabel bebas

saling independen atau tidak ditemukan adanya korelasi. Persyaratan yang harus

terpenuhi dalam regresi adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika di

antara variabel penjelas ada yang memiliki korelasi tinggi, maka hal ini

mengindikasikan adanya persoalan multikolinieritas. Uji multikolinieritas

menggunakan rumus regresi melalui program SPSS yaitu dengan collinierity

diagnosis.

Singgih Santoso (2001:206) melihat pada nilai faktor inflasi pada variabel

(VIF : Variable Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model yang bebas

multikolinieritas adalah pertama, mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1; kedua,

mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1.

3. Uji Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Pertama

Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan positif kematangan

emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1

Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 yang menggunakan rumus

korelasi melalui program SPSS.

Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf

signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 maka Ho diterima dan apabila harga

p < 0,05 maka Ho ditolak.

b. Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis kedua yaitu ada hubungan positif prestasi

PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1

Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus korelasi melalui

program SPSS.

Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf

signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 Ho diterima dan apabila harga p <

0,05 maka Ho ditolak

49

c. Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu ada hubungan positif kematangan

emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII

SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus

korelasi melalui program SPSS.

Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf

signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p < 0,05 maka Ho ditolak, selanjutnya

apabila harga p > 0,05 Ho diterima.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Analisis Data

Data penelitian dari masing-masing variabel, yaitu variabel kematangan

emosi, prestasi PRAKERIN, dan minat berwiraswasta dapat dideskripsikan

sebagai berikut :

1. Kematangan Emosi ( )

Berdasar pada skor angket hasil penelitian variabel kematangan emosi

diperoleh skor terrendah sebesar 65 dan skor tertinggi adalah 79. Rata-rata sebesar

72,4286, median: 72,00, modus: 76, dan simpangan baku sebesar 4,03453. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 dan distribusi frekuensi skornya dapat

dilihat pada Tabel 6. Banyaknya kelas ditentukan dengan menggunakan rumus

Sturges, yakni 1+3,3 log n = 1+3,3 log 70 = 1+3,3 x 1,8 = 7,74. Dalam hal ini

banyaknya kelas adalah 8 kelas. Adapun pengelompokan interval kelas adalah

sebagai berikut :

Interval kelas = = = 1,75

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi

Interval Frekuensi

Absolut Relatif Komulatif

64,25-66

66,25-68

68,25-70

70,25-72

72,25-74

74,25-76

76,25-78

78,25-80

6

8

12

16

10

8

7

3

8,6%

11,4%

17,2%

22,8%

14,3%

11,4%

10%

4,3%

8,6%

20%

37,2%

60%

74,3%

85,7%

95,7%

100%

51

Total 70 100% 100%

25%

20%

15%

10%

5%

0%

Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kematangan Emosi

2. Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

Data nilai pada variabel prestasi PRAKERIN diperoleh nilai terrendah

yang dimiliki responden sebesar 60 dan nilai tertinggi sebesar 85. Hasil analisis

juga menunjukkan rerata:74,7857, modus :70, median:73,00, simpangan

baku:5,69743. Distribusi frekuensi skornya dapat dilihat pada Tabel 7. Adapun

pengelompokan interval kelas adalah sebagai berikut :

Interval kelas = = = 3,125 = 3,25.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN

Interval Frekuensi

Absolut Relatif Komulatif

70,2

5-72

66,2

5-68

64,2

5-66

72,2

5-74

68,2

5-70

74,2

5-76

76,2

5-78

78,2

5-80

52

60,75 -64

64,75-68

68,75-72

72,75-76

76,75-80

80,75-84

84,75-88

88,75-92

2

6

8

23

13

11

7

0

2,9%

8,6%

11,4%

32,8%

18,6%

15,8%

10%

0%

8,6%

11,4%

22,8%

55,6%

74,2%

90%

100%

100%

Total 70 100% 100%

35%

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%

Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Prestasi PRAKERIN

3. Minat Berwiraswasta

Skor data variabel minat berwiraswasta terrendah yang dimiliki oleh

responden sebesar 54 dari kemungkinan 30 dan tertinggi 71 dari kemungkinan

skor tertinggi 75. Pada Hasil analisis juga menunjukkan harga rerata minat

berwiraswasta sebesar 62,8571, modus :62,00, median:63,00, simpangan baku

sebesar:3,88712. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan minat

berwiraswasta yang dimiliki tergolong tinggi. Distribusi frekuensi skornya dapat

Frek

uens

i Rel

atif

(%)

72,7

5-76

64,7

5-68

60,7

5-64

76,7

5-80

68,7

5-72

80,7

5-84

84,7

5-88

88,7

5-92

53

dilihat pada Tabel 8. Adapun pengelompokan interval kelas adalah sebagai

berikut :

Interval kelas = = = 2,125 = 2,25

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Minat Berwiraswasta

Interval Frekuensi

Absolut Relatif Komulatif

53,75 -56

56,75-59

59,75-62

62,75-65

65,75-68

68,75-71

71,75-74

74,75-77

4

10

18

20

14

4

0

0

5,7%

14,3%

25,8%

28,5%

20%

5,7%

0%

0%

5,7%

20%

45,8%

74,3%

94,3%

100%

100%

100%

Total 70 100% 100%

30%

25%

20%

15%

Frek

uens

i Rel

atif

(%)

54

10%

5%

0%

Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Minat Berwiraswasta.

B. Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat

Atas Variabel Bebas

1. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Kematangan Emosi

( )

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya

menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan

minat berwiraswasta atas kematangan emosi. Pada Lampiran 14 menunjukkan

persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Penjabaran data obyektif

dan harapan adalah sebagai berikut ; baris dan kolom pertama, kelompok siswa

yang memiliki kematangan emosi sangat rendah, dapat dilihat bahwa terdapat 2

siswa atau 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa

atau sebesar 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 3 siswa atau

sebesar 4,3%, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat

berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, kelompok siswa yang

memiliki kematangan emosi rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% yang

memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9%

memiliki minat berwiraswasta rendah, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang

memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa

yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga

yaitu kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi tinggi terdapat 3 siswa

atau sebesar 4,3% yang memiliki minat berwiraswastanya sangat rendah, 7 siswa

62,7

5-65

56,7

5-59

53,7

5-56

65,7

5-68

59,7

5-62

68,7

5-71

71,7

5-74

74,7

5-77

55

atau sebesar 10% yang memiliki minat berwiraswastanya rendah, 8 siswa atau

sebesar 11,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang

siswa saja atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat

tinggi. Pada baris dan kolom empat, kelompok siswa yang memiliki kematangan

emosi sangat tinggi terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki

minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa atau sebesar 2,9% siswa yang

memiliki minat berwiraswasta rendah, 14 siswa atau sebesar 20% siswa yang

memiliki minat berwiraswasta tinggi, 4 siswa atau sebesar 5,7 % siswa yang

memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi.

2. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Prestasi Praktek

Kerja Industri ( )

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya

menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan

minat berwiraswasta atas prestasi PRAKERIN. Hasil tabulasi silang menunjukkan

persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Berikut adalah penjabaran

dari tabel tabulasi silang (Crosstabulation); pada baris dan kolom pertama, yaitu

siswa yang memiliki prestasi PRAKERIN sangat rendah hanya seorang siswa

atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, seorang

siswa atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta rendah, dan tidak

ada siswa atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi maupun

sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, yaitu siswa yang memperoleh prestasi

PRAKERIN rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki

minat bewiraswasta sangat rendah, 12 siswa atau sebesar 17,1% siswa yang

memiliki minat berwiraswasta rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9% siswa yang

memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang siswa atau sebesar 1,4% siswa

yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga,

yaitu siswa yang memperoleh prestasi PRAKERIN tinggi, terdapat 4 siswa atau

sebesar 5,7% siswa yang memiliki mimat berwiraswasta sangat rendah, 3 siswa

atau sebesar 4,3% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 11 siswa

atau sebesar 15,7% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan tidak

56

ada satupun atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi.

Pada baris dan kolom keempat, yaitu siswa yang memperoleh prestasi

PRAKERIN sangat tinggi , terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% yang minat

berwiraswastanya sangat rendah, 4 siswa atau sebesar 5,7% siswa yang memiliki

minat berwiraswasta rendah, 11 siswa atau sebesar 15,7 siswa yang memiliki

minat berwiraswasta tinggi, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki minat

berwiraswasta sangat tinggi. Tabulasi silang (Crosstabulation) dapat dilihat pada

Lampiran 14.

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk pemeriksaan persyaratan terhadap masing-

masing variabel dan setelah itu baru dilakukan uji hipotesis. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi.

Sebelum diadakan pengujian analisis data lebih lanjut harus memenuhi uji

persyaratan analisis, di antaranya :

1. Uji Normalitas

2. Uji Linieritas dan Keberartian

3. Uji Multikolinieritas

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui data variabel

yang akan digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak.

Minat Berwiraswasta

Uji normalitas pada variabel minat berwiraswasta menggunakan rumus

Kolmogorov Smirnov, proses analisisnya dilakukan menggunakan program SPSS.

Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman hasil

perhitungannya disajikan dalam Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

57

MINAT

WIRASWASTA N 70

Normal Parameters(a,b) Mean 62.8571 Std. Deviation 3.88712

Most Extreme Differences

Absolute .095 Positive .066 Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .795 Asymp. Sig. (2-tailed) .553

Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta

Setelah melihat hasil perhitungan pada Tabel 8 di atas, data variabel Minat

Berwiraswasta dinyatakan berdistribusi normal. Hal itu jelas dapat dilihat pada p

hitung sebesar 0,553 yang lebih besar dari 0,025. Yaitu 0,025 < 0,553.

b. Kematangan Emosi

Uji normalitas pada data variabel kematangan emosi ini juga

menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dan proses analisis dilakukan melalui

program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman

hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 10 berikut ini :

1.0 0.8 0.60.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Normal P-P Plot of MINAT WIRASWASTA

58

Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KEMT. EMOSI N 70

Normal Parameters(a,b) Mean 72.4286 Std. Deviation 4.03453

Most Extreme Differences

Absolute .124 Positive .098 Negative -.124

Kolmogorov-Smirnov Z 1.036 Asymp. Sig. (2-tailed) .234

Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi

Untuk mengetahui apakah variabel Kematangan Emosi ini berdistribusi

normal atau tidak, terlihat tingkat signifikansi pada hasil perhitungan dalam tabel

9. Setelah dilakukan proses analisis diketahui harga p pada adalah 0,234, itu

artinya data variabel Kematangan Emosi berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan

harga p = 0,234>0,05.

c. Prestasi PRAKERIN

1.00.80.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Normal P-P Plot of KEMT. EMOSI

59

Pengujian normalitas pada variabel prestasi PRAKERIN ini juga

dilakukan sama dengan variabel-variabel yang lain, yaitu mnggunakan rumus

Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat

pada Llampiran 15. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 11

berikut ini :

Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PRAKERIN N 70

Normal Parameters(a,b) Mean 74.7857 Std. Deviation 5.69743

Most Extreme Differences

Absolute .158 Positive .137 Negative -.158

Kolmogorov-Smirnov Z 1.319 Asymp. Sig. (2-tailed) .062

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN

1.00.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Normal P-P Plot of PRAKERIN

60

Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Prestasi PRAKERIN ini juga

dinyatakan berdistribusi normal. Pada tabel 10 menunjukkan harga p sebesar

0,062. Dengan demikian variabel Prestasi PRAKERIN dinyatakan berdistribusi

normal, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf

signifikansi, yaitu p = 0,062>0,05.

Melihat dari hasil uji normalitas yang dilakukan, ketiga variabel penelitian

diatas yaitu, Minat Berwiraswasta, Kematangan Emosi, dan Prestasi PRAKERIN

dinyatakan berdistribusi normal, itu artinya dari sisi normalitas ketiga variabel

memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis.

2. Uji Linieritas dan Keberartian

a. Uji Linieritas dan Keberartian Kematangan Emosi ( ) dengan Minat

Berwiraswasta (Y)

Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS, adapun

rumus yang digunakan yaitu Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 16. Rangkuman hasil perhitungannya

disajikan dalam Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. MINAT BERWIRASWASTA * KEMATANGAN EMOSI

Between Groups

(Combined) 213.531 13 16.425 1.110 .371

Linearity 146.247 1 146.247 9.879 .003 Deviation

from Linearity 67.284 12 5.607 .379 .966

Within Groups 829.040 56 14.804

Total 1042.571 69

Hasil yang ditampilkan setelah analisis adalah tabel ANAVA. Tingkat

signifikansi menunjukkan harga 0,966. Jadi sudah dapat diketahui berdasarkan

61

hasil analisis bahwa harga p (0,966) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05) ,

yaitu 0,05 < 0,966. Hal ini juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 13 hasil

perhitungan, diperoleh harga = 0,379, sedangkan pada taraf signifikansi 5%

dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 69 diperoleh = 3,98. Jadi harga

lebih kecil dari pada , yaitu 3,98 > 0,379. Dengan demikian dari dua

ketetapan, yaitu melihat tingkat signifikansi dan yang diperoleh, maka regresi

variabel kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan

linier.

Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa

harga p < 0,05 yaitu 0,003 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel kematangan

emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.

b. Uji Linieritas dan Keberartian Prestasi PRAKERIN ( ) dengan Minat

Berwiraswasta (Y)

Uji Linieritas ini dilakukan dengan melalui program SPSSdan

menggunakan rumus Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 17. Rangkuman hasil perhitungannya

disajikan dalam Tabel 13 berikut ini :

Tabel 13. Hasil Uji Lineritas dan Keberartian – Y ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. MINSWASTA * PRAKERIN Between

Groups (Combined)

447.681 16 27.980 2.493 .007

Linearity 161.189 1 161.189 14.361 .000 Deviation

from Linearity 286.492 15 19.099 1.702 .079

Within Groups 594.890 53 11.224

Total 1042.571 69

Berdasar hasil analisis, ditampilkan tabel ANAVA, lihat Tabel 14. Tingkat

signifikansi yang diperoleh adalah p = 0,079. Berarti menunjukkan bahwa p

62

(0,079) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05), yaitu 0,05. < 0,079. Hal ini

juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 14 hasil perhitungan, diperoleh harga

= 1,702, sedangkan pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang 1 dan dk

penyebut 69 diperoleh = 3,98. Jadi harga lebih kecil dari pada , yaitu

3,98 > 1,702. Dengan demikian dari dua ketetapan, yaitu melihat tingkat

signifikansi dan yang diperoleh, maka regresi variabel prestasi PRAKERIN

( ) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan linier.

Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa

harga p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel prestasi

PRAKERIN ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.

4.Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas analisis ini menggunakan program SPSS, yaitu

menggunakan uji regresi dengan Collinearity Diagnostics. Hasil perhitungannya

dapat dilihat pada Lampiran 18. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam

Tabel 14 berikut ini :

Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients(a)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 KEMOSI .802 1.247 PRAKERI

N .802 1.247

a Dependent Variable: MINSWASTA

Berdasarkan pada Tabel 15 hasil analisis, diperoleh harga VIF = 1,247 dan

Tolerance = 0,802. Melihat pada hasil koefisien yaitu nilai VIF berada di sekitar

angka 1, dan nilai Tolerance mendekati angka 1, maka regresi tidak terdapat

permasalahan multikolinieritas. Sehingga analisis ini mempunyai kesimpulan,

bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, dapat dikatakan tidak

ada hubungan antar variabel bebas.

63

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan rumus bivariasi dengan

korelasi pearson (Pearson Correlation) pada program SPSS. Hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil perhitungannya

disajikan dalam Tabel 16 berikut ini :

Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama

Correlations

MINAT

WIRASWASTA KEMT. EMOSI MINAT WIRASWASTA

Pearson Correlation 1 .375(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 70 70 KEMT. EMOSI Pearson Correlation .375(**) 1 Sig. (2-tailed) .001 N 70 70

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi

dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara” , dapat diterima.

Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,375. Dengan demikian

sumbangan variabel kematangan emosi terhadap minat berwiraswasta ( )

sebesar 14%.

2. Uji Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua ini, sama halnya pada uji hipotesis pertama

yaitu menggunakan rumus korelasi pearson (Pearson Correlation) pada program

SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil

perhitungannya disajikan dalam Tabel 17 berikut ini :

64

Tabel 16. Hasil uji Hipotesis Kedua

MINAT

WIRASWASTA PRAKERIN MINAT WIRASWASTA

Pearson Correlation 1 .393(**)

Sig. (2-tailed) .001 N 70 70 PRAKERIN Pearson Correlation .393(**) 1 Sig. (2-tailed) .001 N 70 70

Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi

dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara” , dapat diterima.

Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,393. Dengan demikian

sumbangan variabel prestasi PRAKERIN terhadap minat berwiraswasta ( )

sebesar 16%.

.

3. Uji Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga, menggunakan rumus analisis regresi dua

prediktor, yaitu prediktor dan prediktor terhadap Y. Proses analisis melalui

program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 20. Rangkuman

hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 18 dan Tabel 19 berikut ini :

Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga.

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 212.995 2 106.497 8.601 .000(a) Residual 829.577 67 12.382 Total 1042.571 69

a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI b Dependent Variable: MINSWASTA

65

Tabel 18. (R Square)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .452(a) .204 .181 3.519

a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI

Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,00. Harga p = 0,00 < 0,05. Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi dan

prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK

Negeri 1 Punggelan Banjarnegara” , dapat diterima.

Hasil analisis juga menunjukkan harga = 0,204. Dengan demikian

hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN terhadap minat

berwiraswasta sebesar 20,4%.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa

variabel Kematangan Emosi dan Prestasi PRAKERIN baik secara parsial maupun

bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel

Minat Berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Pungelan Banjarnegara,

dengan hasil analisis yaitu :

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil pengujian hipotesis pertama, menyatakan terdapat hubungan yang

positif kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini

berdasarkan pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada

program SPSS. Diketahui bahwa hubungan kematangan emosi ( ) dengan minat

berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan

mempunyai sumbangan sebesar 14%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya

sumbangan kemungkinan berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam

penelitian ini.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya minat siswa

untuk berwiraswasta dapat dikemukakan antara lain: kondisi ekonomi siswa,

karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap mental siswa; lingkungan sekitar

66

siswa yang bisa berpengaruh terhadap bagaimana menentukan sikap serta

berperilaku; cara siswa berinteraksi, hal ini sangat erat hubungannya dengan

kedewasaan siswa dalam bergaul.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan terdapat hubungan yang

positif prestasi PRAKERIN ( ) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini

berdasar pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada

program SPSS, diketahui bahwa hubungan prestasi PRAKERIN ( ) dengan

minat berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan

mempunyai sumbangan sebesar 16%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya

sumbangan diduga berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian

ini.

Beberapa faktor yang diduga antara lain: tempat siswa melaksanakan

PRAKERIN, hal ini dapat berpengaruh terhadap kemajuan siswa dalam

keterampilan kerja praktek; prestasi siswa dalam pelajaran praktek di sekolah, hal

ini dapat mendorong siswa untuk memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya

membuka usaha jasa dengan bekal kemampuan yang diperolehnya.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan terdapat hubungan yang

positif variabel kematangan emosi ( ) dan prestasi PRAKERIN ( ) dengan

minat berwiraswasta (Y). Hal ini berdasar pada hasil analisis yang menggunakan

uji regresi dua prediktor pada program SPSS, diketahui bahwa hubungan

kematangan emosi ( ) dan prestasi PRAKERIN ( ) dengan minat

berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,00. Hal ini juga

mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh Edi Priyono (1997),yang

melakukan penelitian hubungan antara kematangan emosi dan aktivitas latihan

keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam penelitiannya menyatakan

terdapat hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan minat

67

berwiraswasta dan Daryono (1996) yang juga memneliti hubungan antara

motivasi belajar dan pengalaman kerja lapangan (istilah lain dari PRAKERIN)

dengan minat berwiraswasta. Dengan hasil penelitian yang menyatakan terdapat

hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja lapangan dengan minat

berwiraswasta siswa.

68

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan melihat uraian hasil

analisis statistik, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Adanya hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta

pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010.

b. Adanya hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta

pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran

2009/2010.

c. Adanya hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan

minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan

Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.

B. Implikasi

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif kematangan emosi

dengan minat berwiraswasta yang ditunjukkan oleh probabilitas 0,01 dan besar

sumbangan adalah 14%, sedangkan hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat

berwiraswasta ditunjukkan pada probabilitas 0,01 dan besar sumbangan 16%. Hal

ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diperoleh relatif kecil. Implikasi yang

hendak disampaikan oleh peneliti tentang hubungan kematangan emosi dan

prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK

Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 dengan berdasar

hasil di atas antara lain :

1. Pihak sekolah lebih jeli dalam penempatan siswa yang hendak melaksanakan

PRAKERIN. Pihak sekolah juga jangan sampai mengabaikan monitoring

siswa dalam melaksanakan PRAKERIN, sehingga siswa akan merasa bahwa

ada yang membimbingnya.

69

2. Pihak sekolah perlu meningkatkan pada siswa tentang berwiraswasta melalui

mata pelajaran kewirausahaan.

3. Selain belajar di kelas, pihak sekolah perlu mengadakan pelatihan

berwiraswasta kepada siswa di luar jam pelajaran.

4. Pihak sekolah perlu memberikan jam pelajaran yang lebih pada mata pelajaran

praktek dibidang otomotif, guna menunjang kemampuan serta keterampilan

siswa dalam praktek pada bidang otomotif tersebut.

C. Saran-saran

1. Bagi sekolah

a. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memperhatikan lagi

sikap kedewasaan siswa di dalam setiap kegiatan sekolah.

b. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memantapkan

kemampuan siswa dalam praktek sebelum melaksanakan PRAKERIN,

sehingga kesulitan dalam PRAKERIN dapat dengan mudah diselesaikan.

Hal ini menunjang untuk melatih siswa menjadi professional dalam

berwiraswasta.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih giat dan rajin mengikuti pelajaran praktek maupun

PRAKERIN, agar memiliki bekal untuk membuka peluang usaha.

b. Siswa terutama pengurus OSIS maupun organisasi lain yang ada di sekolah,

hendaknya mempunyai agenda kegiatan yang berhubungan dengan

wiraswasta, seperti membuka bengkel servis di sekolah, produksi makanan

kecil untuk dijual di koperasi dan sebagainya. Yang bertujuan untuk

melatih siwa berwiraswasta.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti yang akan datang sebaiknya melakukan pemilihan responden

dengan cara undian, karena setiap populasi memiliki hak yang sama untuk

dijadikan responden atau menjadi sampel dalam penelitian.

70

b. Penelitian yang akan datang agar meneliti tentang tingkat kesiapan kerja

siswa setelah melaksanakan PRAKERIN.

4. Bagi Dunia Pendidikan Kejuruan

Dunia pendidikan kejuruan hendaknya lebih mengutamakan pelajaran

praktek dengan tidak mengabaikan pelajaran teori dalam setiap kegiatan di

sekolah. Hal ini bertujuan untuk menekankan siswa bahwa keterampilan siswa

salah satu perspektif dari berwiraswasta.

71

DAFTAR PUSTAKA

Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS for Windows. Edisi Revisi. Yoyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bukit. 1997. Pelaksanaan Program Pengalaman Kerja Lapangan. Diambil pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36

Daryono; 1996. Skripsi : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pengalaman

Kerja Lapangan dengan Minat Berwiraswasta Siswa STM Negeri Klaten Tahun Ajaran 1995/1996.

Dirgagunarso, Singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1990. Prosedur Penelitian. Yogykarta : Andi Offset. ____________. 1994. Analisa Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung :

Trigenda Karya.

Hurlock, Elisabeth B. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Kartini, Kartono. 1985. Kamus Psikologi. Jakarta : Rajawali. Lester D Crow & Alice Crow. 1984. Educational Psychology. Terjemahan Z

Kasijan. Surabaya: Bina Ilmu.

Linda L. Davidoff. 1992. Psikologi Suatu Pengantar : Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Mahmud, M. Dimiyanti. 1990. Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta : BPFE.

72

Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Rosda.

Mughini, Ahmad. 1994. Bahan Penularan PSS/PSG. Surakarta : SMK Negeri dan Swasta.

Priyono, Edi. 1997. Skripsi : Hubungan antara Kematangan Emosi dan Aktivitas

Latihan Ketrampilan dengan Minat Berwiraswasta pada Siswa Balai Latihan Kerja Surakarta Tahun 1996/1997.

W. J. S Purwodharminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Sabri, Alisuf M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu.

Santoso, Singgih. 2001. Buku latihan SPSS Statistik Pharametrik. Edisi kedua. Jakarta : PT Elekmedia Komputindo.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004.Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.

Sumahamijaya, Suparman.1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta. Jakarta : Gunung Jati.

Sumanto, Wasty. 2002. Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta

: Bina Aksara. _____________. 1987. Psikologi dalam Penelitian. Malang : Fak. Pasca Sarjana

IKIP Malang. _____________. 1984. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : Bima Aksara. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan

Teknik). Bandung : Tarsito. Surunuddin. 1997. Pelajaran Sistem Ganda Sekolah Menengah Kejuruan. Diambil

pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36 Syah, Muhhubin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya. W.S. Wingkel. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT.

Gramedia.

73

Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yoyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Widodo, Slamet. 2004. Metodologi Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret Pers.

-----------------, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,--------