Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN …/Hubung… · Kisi-kisi Angket ... tenaga kerja sebagai...
Transcript of Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN …/Hubung… · Kisi-kisi Angket ... tenaga kerja sebagai...
Skripsi
HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN
PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN
MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1
PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
Subur Mulyanto
NIM. K 25 02 057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
Skripsi
HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN
PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN
MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1
PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
Subur Mulyanto
K25 02 057
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
3
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd Danar Susilo W, S.T, M.Eng NIP. 19610729 199103 1 001 NIP.19790124 200212 1 002
4
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali
mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 25 Januari 2010 Penulis, Subur Mulyanto K25 02 057
5
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ....................................
Tanggal : ....................................
Tim Penguji Skripsi :
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Drs. C. Sudibyo, M.T ....................
Sekretaris : Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T .....................
Anggota I : Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd ....................
Anggota II : Danar Susilo Wijayanto, S.T, M.Eng. .....................
Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
6
ABSTRAK
Subur Mulyanto, HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari: 2010
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan gambaran hubungan
kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri
1 Punggelan Banjarnegara, (2) untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi
PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1
Punggelan Banjarnegara. (3) untuk mendapatkan gambaran hubungan
kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.
Populasi penelitiannya adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara yang keseluruhan berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampelnya
menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Penentuan ukuran sampel
menggunakan Nomogram Harry King. Ukuran sampel yang diperoleh sebesar 70
siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk angket dan
dokumentasi. Tahap pertama melakukan uji coba angket pada 23 responden. Uji
validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis faktor melalui program
SPSS. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen pada angket minat berwiraswata
terdapat 5 item dan pada angket kematangan emosi 3 item yang > 0,413, sehingga
item tersebut dinyatakan gugur. Uji reliabilitas dalam uji coba instrumen
menggunakan program ITEMAN. Berdasarkan hasil analisis, kedua variabel
dinyatakan reliabel. Hal itu ditunjukkan dengan harga ∝ = 0,593 untuk variabel
Minat Berwiraswasta, dan ∝ = 0,698 untuk variabel kematangan emosi. Teknik
analisis data menggunakan metode analisis melalui program SPSS. Uji
persyaratan analisis meliputi: (1) uji normalitas; (2) uji homogenitas; (3) uji
linieritas; (4) uji multikolinieritas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa ketiga
variabel dinyatakan berdistribusi normal dengan harga signifikansi yang diperoleh
masing-masing variabel lain; minat berwiraswasta dengan p = 0,553;
7
kematangan emosi dengan p = 0,234; prestasi PRAKERIN dengan p = 0,62. Pada
uji homogenitas digunakan metode analisis melalui program SPSS dengan rumus
Based on Mean-Homogeneity of Variance. Hubungan dengan Y dinyatakan
homogen yang ditunjukkan pada harga p = 0,424 > 0,05, dan untuk hubungan
dengan Y juga dinyatakan homogen yang memperoleh harga p = 0, 260 > 0,05.
Uji linieritas menggunakan rumus Based on Mean – Test for Linearity melalui
program SPSS. Hasil yang ditunjukkan pada uji linieritas dengan Y
memperoleh harga p = 0,03 > 0,05 regresi linier sedangkan pada uji linieritas
dengan Y harga p = 0,00 > 0,05 regresi linier. Uji multikolinieritas menggunakan
metode analisis melalui program SPSS dengan Regression-Colliniearity
Diagnostics. Berdasarkan hasil yang diperoleh, antar variabel bebas dinyatakan
tidak ada permasalahan multikolinieritas, yang ditunjukkan dengan harga
tolerance yang mendekati 1 yaitu 0,802 dan VIF (Variabel Inflation Factor) di
sekitar angka 1 yaitu 1,247.
Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis statistik melalui program
SPSS. Hasil penelitian menunjukkan : (1) ada hubungan positif kematangan emosi
dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara, dengan besar harga p = 0,01 < 0,05 dan memiliki sumbangan
sebesar 14%; (2) ada hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat
berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara,
memiliki harga p = 0,01 < 0,05 dan sumbangan sebesar 16%; (3) ada hubungan
positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta
pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Hal ini ditunjukkan
oleh harga p = 0,00 < 0,05.
8
MOTTO
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti ’kan menunjukkan kebesaran dan kuasa Nya
Bagi hamba Nya yang sabar dan tak kenal putus asa....
......Jangan menyerah...
(Ryan D’MASIV)
9
PERSEMBAHAN
..........Dengan rasa syukur Karya sederhana ini
kupersembahkan kepada:
Ø Bapak dan Ibu yang kusayangi
Ø Adinda dan Anandaku (The Twins) Tercinta
Ø Kakak dan adikku semua
Ø Teman-teman PTM UNS
Ø Almamaterku yang kubanggakan
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah serta Innayah-Nya sehingga penulisan laporan
skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan laporan ini untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasi setiap
kesulitan dan hambatan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas
segala bentuk bantuannya kepada yang terhormat :
1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan PTK FKIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan
skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS, yang
telah memberikan persetujuan atas penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang
senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan.
5. Bapak Danar Susilo Wijayanyo, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II
yang senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan.
6. Bapak Drs. Firdaus Achmad, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Punggelan yang telah memberikan ijin tempat untuk penelitian.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam segala hal tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu terima kasih untuk semuanya.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Dengan demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang.
Surakarta, 25 Januari 2010
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN..................................................................... ii
PERSETUJUAN....................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................... iv
PENGESAHAN......................................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................. vi
MOTTO....................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN...................................................................................... ix
KATA PENGANTAR............................................................................... x
DAFTAR ISI.............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 2
C. Pembatasan Masalah............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
BAB. II LANDASAN TEORI.................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 7
1. Hakikat Minat............................................................................... 7
2. Hakikat Wiraswasta...................................................................... 8
3. Aspek-aspek Wiraswasta............................................................... 9
12
4. Pengertian Kematangan Emosi...................................................... 12
5. Aspek-aspek Kematangan Emosi.................................................. 14
6. Pengertian Prestasi........................................................................ 15
7. PRAKERIN.................................................................................. 16
B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 18
C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 19
D. Perumusan Hipotesis........................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 24
B. Populasi dan Sampel........................................................................... 25
C. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 26
D. Rancangan Penelitian.......................................................................... 29
E. Teknik Analisis Data........................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................ 35
A. Deskripsi Hasil Analisa Data........................................................... 35
B. Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat atas Variabel
Bebas………………..……………………………………………. 39
C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………… 41
D. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 47
E. Pembahasan Analisa Data………………………………………... 50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................. 53
A. Simpulan......................................................................................... 53
B. Implikasi.......................................................................................... 53
C. Saran-saran...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi dan Sampel..................................................................... 24
Tabel 2. Kisi-kisi Angket............................................................................ 26
Tabel 3. Teknik Pengukuran Angket Uji Coba............................................ 29
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Angket............................................................ 30
Tabel 5. Inter prestasi nilai r…………………………..…………………. 31
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi...……………….. 35
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN……………….. 36
Tabel 8. Uji Frekuensi Data Minat Berwiraswasta………………………. 38
Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta…………………………… 41
Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi…………………………….. 42
Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN…………………………. 44
Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y …………………. 45
Tabel 13. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y …………………. 46
Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………….. 47
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama …………………………………… 48
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Kedua……………………………………... 49
Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga…………………………………….. 49
Tabel 18. (R Square)…………………………………………………. 50
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................ 22
Gambar 2. Histogram Frekuensi Kematangan Emosi............................... 36
Gambar 3. Histogram Frekuensi Prestasi PRAKERIN............................ 37
Gambar 4. Histogram Frekuensi Minat Berwiraswasta............................ 38
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta……. 42
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi……… 43
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN……. 44
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Angket Uji Coba........................................................ 59
Lampiran 2. Angket Uji Coba....................................................................... 60
Lampiran 3. Skor Hasil Angket Uji Coba..................................................... 63
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Angket Minat Berwiraswasta..................... 64
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Angket Kematangan Emosi....................... 67
Lampiran 6. Hasil Uji Realibilitas Angket Minat Berwiraswasta................ 70
Lampiran 7. Hasil Uji Realibilitas Angket Kematangan Emosi................... 74
Lampiran 8. Kisi-kisi Angket Penelitian....................................................... 78
Lampiran 9. Angket Penelitian..................................................................... 79
Lampiran 10. Skor Hasil Angket Penelitian.................................................. 82
Lampiran 11. Daftar Nilai PRAKERIN........................................................ 86
Lampiran 12. Data Induk Penelitian.............................................................. 89
Lampiran 13. Tabel Hasil Perhitungan......................................................... 90
Lampiran 14. Tabel Tabulasi Silang (Crosstabulation)................................ 91
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas............................................................... 92
Lampiran 16. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X1 – Y......................... 93
Lampiran 17. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X2 – Y......................... 94
Lampiran 18. Hasil Uji Multikolinieritas.......................................................95
Lampiran 19. Hasil Uji Korelasi.................................................................... 96
Lampiran 20. Hasil Uji Regresi..................................................................... 97
Lampiran 21. Nomogram Harry King.......................................................... 98
Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi F................................................ 99
Lampiran 23. Tabel Nilai .................................................... 103
Perijinan Penelitian / Research
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era globalisasi menuntut
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang harus mampu berkompetisi dalam
bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional. Dampak yang jelas dari
hal tersebut, yaitu meningkatnya angka pengangguran di beberapa sektor. Terlihat
dari kesenjangan struktural ketanagakerjaan, karena sebagian tenaga kerja yang
tersedia masih memiliki kualitas yang rendah. Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang lulusannya
diutamakan untuk mencetak tenaga kerja dengan keahlian profesional serta
memberikan pengetahuan tentang wiraswasta. Sebagaimana tujuan dari
pendidikan kejuruan yang tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS pasal 15
nomor 20 tahun 2003, menyatakan bahwa SMK merupakan sekolah yang
menciptakan lulusan siap kerja pada bidang keterampilan tertentu. Dengan
demikian lulusan SMK tidak hanya mengandalkan bekerja di sektor pemerintah
atau bekerja untuk mengisi lowongan kerja, tetapi lulusan juga diharapkan mampu
memanfaatkan ilmu yang dimiliki serta memanfaatkan peluang yang ada untuk
berwiraswasta.
Berwiraswasta sebagai salah satu alternatif dalam bekerja kurang
mendapat perhatian dari masyarakat. Termasuk generasi muda seperti siswa
SMK, oleh karena itu sekolah-sekolah kejuruan seperti SMK diberi tugas untuk
lebih memperhatikan perkembangan para siswa. SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara juga mengalami hal yang sama. Berdasarkan pengamatan peneliti
ketika melaksanakan program pendampingan selama empat bulan di SMK Negeri
1 Punggelan Banjarnegara, diduga minat para siswa untuk berwiraswasta masih
rendah. Hal ini dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
kewirausahan, pelajaran praktek dan ketika melaksanakan PRAKERIN pada
waktu itu.
Upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam berwiraswasta, adalah
memberikan pelajaran yang berkaitan dengan wiraswasta. Selain itu pendidikan
17
pengalaman keterampilan seperti PRAKERIN, diharapkan juga alokasi jam
pelajarannya lebih banyak dibanding pelajaran yang lain. Prestasi pelajaran
praktek atau pengalaman PRAKERIN ini diduga akan mampu mempengaruhi
minat siswa untuk berwiraswasta.
Bila dipandang dari sudut pandang sumber daya manusia, maka SMK
harus mampu memperluas pengetahuan, dan meningkatkan keahlian siswa sejalan
dengan kemajuan teknologi. Pihak sekolah sangat berperan dalam hal tersebut,
misalkan dengan mengubah perilaku siswa. Termasuk kepribadian untuk bersikap
dewasa, dan kematangan emosi pada siswa untuk melakukan hal-hal yang
berguna bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat dan pembangunan negara di segala
bidang. Kematangan emosi yang tinggi pada siswa merupakan salah satu
pendorong agar menjadi lebih yakin dengan pengalamannya. Hal ini diharapkan
dapat mengembangkan bakat siswa dengan mudah. Dengan demikian, siswa
mampu membangun wiraswasta dan siap bersaing di era pasar bebas atau era
globalisasi.
Untuk membentuk individu yang berjiwa wiraswasta, siswa juga harus
dipupuk kedewasannya, baik kedewasaan kepribadian, berpikir maupun sosial
yang berkaitan dengan tingkat kematangan emosi siswa. Dengan demikian secara
bertahap siswa akan menjadi pribadi yang bersemangat untuk mencoba segala
sesuatu, termasuk terlibat langsung dalam bidang wiraswasta.
Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ” HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN
PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT
BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1
PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Uraian latar belakang masalah tersebut di atas mengandung konsekuensi
bahwa akan munculnya problematika yang sangat beragam, dimana yang satu
dengan yang lainnya berkaitan sangat erat. Untuk menghindari terjadinya
18
penyimpangan hasil penelitian, maka akan dimunculkan berbagai faktor yang erat
hubungannya dengan minat berwiraswasta yaitu:
1. Kematangan Emosi
Kematangan emosi merupakan faktor psikis, peranannya ialah
gairah/semangat dalam mengembangkan kemampuan keterampilan untuk
mencapai hasil yang maksimal. Dengan kematangan emosi, siswa akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan dan berkemampuan
tinggi.
2. Prestasi PRAKERIN
Prestasi PRAKERIN yaitu hasil evaluasi siswa dalam menempuh pendidikan
pengalaman di dunia usaha atau industri yang dikenal dengan istilah
PRAKERIN. Siswa akan lebih bersemangat berwiraswasta seandainya
prestasinya baik dalam melaksanakan PRAKERIN.
3. Lingkungan Sekitar
Tempat tinggal atau rumah siswa relatif sangat sepi, karena masih di daerah
pegunungan. Keadaan lingkungan yang demikian akan mempengaruhi minat
siswa untuk membuka usaha di sekitarnya.
4. Peralatan dan Perlengkapan Bengkel
Peralatan dan perlengkapan yang ada pada bengkel otomotif di SMKN 1
Punggelan Banjarnegara sudah memadai, sehingga siswa dengan mudah
meningkatkan keterampilan melalui praktek.
5. Pelajaran di Sekolah
Pengalaman belajar di sekolah yang didapat siswa khususnya mata pelajaran
produktif lebih diperhatikan, sehingga siswa akan menjadi lebih terampil di
bidangnya dan menjadi lebih berminat untuk mengembangkannya.
19
6. Interaksi Sosial
Interaksi sosial terhadap masyarakat maupun lingkungan sangat dibutuhkan
ketika seseorang hendak berwiraswasta. Siswa SMK Negeri 1 Punggelan
masih memilki kendala dalam berinteraksi, salah satu faktornya yaitu
pergaulan siswa yang masih labil.
C. Pembatasan Masalah
Berbagai masalah yang muncul secara bersamaan, seringkali menyulitkan
untuk diteliti seluruhnya. Pembahasan masalah diharapkan dapat mengarah pada
tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah di atas penelitian ini memfokuskan pada tiga variabel, yakni; pertama,
kematangan emosi; kedua, prestasi PRAKERIN; ketiga, ,minat berwiraswasta.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat berwiraswasta, sedangkan
variabel bebasnya yaitu, kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN. Kedua
variabel bebas tersebut diduga dominan dengan minat berwiraswasta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010?
2. Adakah hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010?
3. Adakah hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat
berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara
tahun pelajaran 2009/2010?
20
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dengan minat
berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara
tahun pelajaran 2009/2010.
2. Untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat
berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara
tahun pelajaran 2009/2010.
3. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dan prestasi
PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1
Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Prinsip penelitian ilmiah dapat menghasilkan atau dapat mencerminkan
suatu konsep yang mendukung langkah-langkah perbaikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan serta perbaikan suatu lembaga, dimana nantinya dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dalam dunia pendidikan khususnya. Dari prinsip
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi para siswa SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara tentang pentingnya kematangan emosi dalam mempelajari
keterampilan dalam bidang otomotif khususnya.
b. Memberikan masukan kepada guru program produktif terhadap kekurangan
dalam melakukan pembelajaran praktek
c. Memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah di dalam
mengambil kebijakan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran praktek.
d. Terbentuk kematangan emosi siswa untuk bekerja secara profesional dengan
pola kerja yang berkualitas.
21
2. Manfaat Teoretis
a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan teori tentang kematangan emosi,
dan minat berwiraswasta.
b. Sebagai bahan referensi sehingga dapat digunakan sebagai gambaran
mengenai pengalaman PRAKERIN dan berwiraswasta.
c. Sebagai pelengkap untuk perbandingan penelitian dimasa yang akan datang.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Minat
Minat menurut pendapat W.S. Winkel (1991: 30) minat adalah perasaan
ketertarikan terhadap sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk berkecimpung
didalamnya. Sedangkan pendapat Alisuf M. Sabri (1996:84) berpendapat, bahwa
minat adalah suatu kecenderungan secara terus-menerus. Minat ini berkaitan
dengan perasaan terutama perasaan senang. Dari pendapat tersebut minat
merupakan tanggapan atau sambutan seseorang yang sifatnya cenderung menetap
terhadap bidang atau hal tertentu dan diikuti adanya perasaan tertarik, dan
perasaan senang untuk, berkecimpung atau terlibat langsung pada bidang tertentu.
Bimo Walgito (1981:39) juga mempertegas pendapat tersebut, yang
memberikan pendapat bahwa minat adalah keinginan atau perhatian seseorang
pada sesuatu yang disertai rasa ingin mempelajari dan mempraktekkannya.
Sejalan dengan itu Saiful Bahri Djamarah (2002: 62) menambahkan, bahwa minat
adalah suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan aktifitas atau
kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, minat diartikan sebagai keadaan
seseorang yang mempunyai tanggapan terhadap bidang tertentu dan diikuti
adanya perhatian serta usaha-usaha untuk mengetahui, mempelajari, dan
membuktikannya.
Tidak berbeda jauh dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Moh. As’ad
(1995: 6) memberikan pendapat bahwa pola minat seseorang menjadi faktor
kesesuaian seseorang dengan pekerjaannya, dan minat terhadap jenis
pekerjaannya juga berbeda-beda, serta tingkat potensi kerja ditentukan oleh minat
dan bakat. Muhhubin Syah (2004:136) juga menjelaskan bahwa, minat
merupakan kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut minat diartikan sebagai sikap
individu yang memperlihatkan adanya perasaan senang dan memiliki keinginan
untuk terlibat langsung pada bidang tertentu. Minat dipandang sebagai salah satu
23
faktor keberhasilan dan prestasi kerja seseorang dalam menekuni usaha di bidang
tertentu.
Dari sudut yang berlainan seorang ahli bernama Lester D. Crow dan Alice
Crow (1984: 116) berpendapat bahwa, minat dapat menunjukkan kemampuan
yang memberikan stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang,
sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberikan pengaruh
terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Menurut
pendapat ahli tersebut minat dipandang sebagai dorongan dalam diri seseorang
untuk memberikan sambutan terhadap seseorang, sesuatu barang atau kegiatan.
Sambutan tersebut berupa perhatian seseorang terhadap obyek yang bersangkutan.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya,
mengenai pengertian minat, ditarik satu pengertian bahwa minat adalah dorongan
yang ada dalam diri seseorang untuk memberikan sambutan atau tanggapan
terhadap usaha dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan memecahkan
permasalahan yang timbul, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Adapun
ciri-ciri minat, yakni; pertama, adanya perasaan senang yang meliputi perasaan
senang dan tertarik; kedua, perhatian; ketiga, keinginan untuk terlibat langsung
dalam suatu usaha tertentu.
2. Hakikat wiraswasta
Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata-kata “wira” dan
“swasta”. Wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta diartikan sebagai
berdiri menurut kekuatan sendiri.
Bertolak dari arti wiraswasta secara etimologis, Wasty Soemanto (2002:
43) berpendapat bahwa wiraswasta merupakan keberanian memecahkan masalah
dengan kemampuannya sendiri. Wiraswasta dapat diartikan usaha yang berbekal
keberanian dalam memenuhi kebutuhan hidup dan permasalahan yang timbul,
didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya sendiri.
Selanjutnya istilah wiraswasta menurut Imam S. Sukardi yang dikutip oleh
Moh. As'ad (1995), memberikan pengertian, bahwa wiraswasta menunjukkan
kepribadian yang mampu berdiri sendiri untuk mengambil keputusan dan
24
pertimbangan sendiri dalam menentukan tujuan. Dari pengertian ini wiraswasta
diartikan sebagai sesuatu usaha yang bertolak dari pola hidup mandiri, dimana
dengan kekuatan yang dimiliki seseorang mampu mengambil langkah-langkah
atas keputusan dan pertimbangan pribadi dalam meraih keberhasilan.
Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Suparman Sumahamijaya
(1980: 94) berpendapat wiraswasta adalah sesuatu yang mengandalkan
kemampuan sebagai wujud dedikasi melalui usahanya untuk memperluas
kesempatan kerja. Pendapat tersebut tidak hanya mengacu pada kekuatan yang
dimiliki seseorang wiraswasta adalah berusaha, tetapi juga dituntut untuk
berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan memperluas kesempatan
kerja, akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.
Berpijak dari beberapa istilah mengenai pengertian wiraswasta, ditarik
satu pengertian bahwa wiraswasta adalah suatu usaha untuk berupaya dalam
pemenuhan kebutuhan hidup dan memecahkan permasalahan yang timbul,
sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Usaha ini tidak hanya menuntut
seseorang untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan secara pribadi akan tetapi
dituntut untuk memperluas kesempatan kerja dan berusaha mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.
3. Aspek-aspek wiraswasta
Wasty Soemanto (2002), secara garis besar untuk mengetahui secara pasti
bahwa seseorang merupakan manusia wiraswasta dapat dipandang dari beberapa
aspek, antara lain;
a. Watak wiraswasta
Aspek pertama dari manusia wiraswasta, yaitu watak wiraswasta. Watak
merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki seseorang yang mendasari sikap dan
perilaku seseorang dalam kesehariannya. Seseorang yang memiliki watak
wiraswasta akan memperlihatkan sikap-sikap dari seorang wiraswasta. Wasty
Soemanto (2002: 151) bahwa watak wiraswasta adalah seseorang yang berwatak
maju, bergairah, berpandangan positif, kreatif, ulet dan tekun, tidak lekas putus
25
asa, pandai bergaul, dapat dipercaya, menghargai dan mendayagunakan waktu,
tidak takut bersaing, tidak mementingkan diri sendiri juga tidak rakus maupun
serakah.
Dari penjelasan tersebut diambil satu pengertian bahwa seseorang yang di
dalam dirinya telah tertanam watak wiraswasta, cenderung memiliki keinginan
berwiraswasta yang tinggi. Keinginan siswa terhadap usaha wiraswasta dapat
diketahui dari watak-watak siswa yang mencerminkan pribadi seseorang
wiraswasta.
b. Jiwa wiraswasta
Jiwa wiraswasta merupakan aspek kedua dari kekuatan yang dimiliki
dalam diri seseorang untuk menjadikan dirinya. menjadi seorang wiraswasta
yang berhasil. Wasty Soemanto (2002: 152-153) mengemukakan atau
memberikan gambaran tentang jiwa seorang wiraswasta yaitu, seseorang yang
beriman, percaya diri, tidak suka menggantungkan diri, berinisiatif untuk hal baru,
bertanggunggung jawab dan tidak suka ingkar janji, disiplin, berani ambil resiko,
mengutamakan kepentingan lingkungan, bersikap adil, mempunyai tujuan yang
jelas, memiliki kemauan yang kuat untuk maju.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap usaha wiraswasta, secara pasti
di dalam diri individu juga telah tertanam jiwa berwiraswasta. Dengan demikian
jiwa wiraswasta seseorang merupakan kekuatan untuk membentuk kepribadian
yang tangguh dan ulet sebagai manusia wiraswasta yang berhasil.
c. Daya pikir dan keterampilan wiraswasta
Daya berpikir seseorang merupakan potensi yang dimiliki setiap individu,
untuk dikembangkan menjadi keahlian-keahlian yang dapat dihandalkan untuk
menekuni usaha wiraswasta. Wasty Soemanto (2002: 153) memaparkan tentang
daya berpikir dan keterampilan wiraswasta yang dimiliki seorang wiraswastawan,
yaitu, mampu mengendalikan kemauan untuk merencanakan kehidupan masa
depan rencana itu sedapat mungkin disusun secara operasional, suka bekerja
26
sama, bermotivasi tinggi, suka belajar dan mempraktekkannya, menjadikan
pengalaman sesuatu pelajaran yang berharga, suka menerima nasehat dan
pendapat, memperhatikan efisiensi dan efektivitas.
Seseorang yang mampu mengembangkan secara optimal potensi atau
bakat yang dimiliki, di dalam diri individu bersangkutan akan terbentuk
keterampilan-keterampilan sebagai modal untuk berwiraswasta, yang didasari
kemampuan atau daya berpikir yang dimiliki. Seseorang yang tertarik terhadap
usaha wiraswasta, akan lebih memperlihatkan adanya daya berpikir dan aktivitas
yang tinggi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, guna mendukung usaha
wiraswasta yang diinginkan.
d. Sikap Mental Wiraswasta.
Sikap mental seseorang didasari adanya watak, jiwa, dan daya berpikir
yang dimiliki individu yang bersangkutan. Seseorang akan memperlihatkan sikap
dan mental wiraswasta, bila di dalam diri individu telah terbentuk watak, jiwa,
dan daya berpikir serta keterampilan wiraswasta. Dipandang dari sikap mental,
dalam diri seorang wiraswasta, menunjukkan adanya keselarasan antara
kepribadian, kemampuan diri, dan sikap individu terhadap langkah-langkah atau
tindakan yang diambil, sebagai cerminan dari sikap mental wiraswasta yang ada
dalam diri individu bersangkutan. Seseorang yang memiliki minat berwiraswasta,
cenderung memperlihatkan adanya sikap mental berwiraswasta dalam perilaku
kesehariannya.
Berpijak dari penjelasan-penjelasan tentang aspek-aspek manusia
wiraswasta ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki minat
berwiraswasta, akan memperlihatkan watak, jiwa, daya berpikir, dan sikap mental
yang mencerminkan satu kepribadian tangguh dan ulet, sebagaimana kepribadian
seorang wiraswasta.
Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian tentang minat dan
wiraswasta, minat berwiraswasta dapat di artikan sebagai sebuah dorongan dalam
diri siswa untuk memberikan sambutan atau tanggapan terhadap usaha
pemenuhan kebutuhan hidup dan pemecahan masalah, berupa sikap yang diikuti
27
adanya perasaan tertarik, perhatian, dan perasaan senang terhadap usaha, termasuk
di dalamnya usaha untuk menekuni dan terlibat langsung dalam usaha tersebut.
Jika siswa memperlihatkan minat yang tinggi terhadap suatu usaha, maka akan
memberikan sambutan atau tanggapan yang positif terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan usaha-usaha wiraswasta. Siswa yang memiliki minat
berwiraswasta mempunyai ciri-ciri yakni; pertama, memiliki perasaan, dalam hal
ini perasaan senang dan tertarik; kedua, punya perhatian; ketiga, ada keinginan,
yaitu keinginan untuk menekuni dan terlibat pada usaha wiraswasta.
4. Pengertian Kematangan Emosi
Dalam mengkaji istilah “kematangan emosi” dibutuhkan pengertian-
pengertian dari kematangan dan emosi, dengan berpijak dari para ahli.
Dikarenakan belum adanya pengertian kematangan emosi secara utuh, karena
dalam merumuskan kematangan emosi diperlukan pengkajian secara terpisah
antara kematangan dan emosi.
Kematangan menunjukkan pada proses intrinsik dari pencapaian tahap-
tahap perkembangan. Kematangan lebih merupakan gejala biologis daripada
psikologis Oemar Hamalik (1994). Sejalan dengan pendapat tersebut Elisabeth B.
Hurloc (2002: 28) berpendapat bahwa arti kematangan yaitu, proses terbukanya
karakterisik yang secara potensial ada pada individu. Didasarkan pada pendapat
tersebut, istilah kematangan diartikan sebagai proses terbukanya karakteristik
yang terjadi dalam diri seseorang secara potensial, sehingga membentuk
kedewasaan kepribadian.
Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 80) memberikan pendapat bahwa
kematangan, merupakan proses perkembangan susunan syaraf, sehingga misalnya
fungsi indra menjadi lebih sempurna. Pendapat ini dipertegas oleh Wasty
Soemanto (1987: 46) yang memberikan pengertian bahwa kematangan terjadi
akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dari struktur jasmani dibarengi
dengan perubahan-perubahan kualitatif dari struktur tersebut. Kematangan
memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk susunan syaraf dan
28
fungsi otak menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi
otak akan menunjukkan kedewasaan seseorang dalam berpikir.
Berpijak dari pengertian-pengertian kematangan itu sendiri diambil satu
pengertian bahwa kematangan lebih proporsif bila diartikan sebagai kematangan
intrinsik, yaitu proses terbukanya karakteristik kepribadian dari individu yang
bersangkutan disertai perkembangan fungsi-fungsi fisiologis termasuk fungsi otak
dan susunan syaraf yang berkaitan erat dengan tumbuhnya kedewasaan seseorang.
Adapun ciri-ciri kematangan yakni; pertama, memiliki kedewasaan dalam
berpikir; kedua, kedewasaan kepribadian, sehingga seseorang akan
memperlihatkan tingkah laku yang wajar sesuai dengan usia kedewasaan individu
yang bersangkutan.
Untuk memperoleh pengertian atau makna kematangan emosi sesuai
dengan proporsi yang tepat, perlu diperjelas dari sudut mana istilah emosi itu
dikaji.
Istilah emosi menurut Kartini Kartono (1985: 81) diberi pengertian bahwa,
emosi ialah tersentuhnya perasaan, disebutpula perasaan hati atau renjana. Daniel
Goleman yang dikutip Moh Ali dan Moh. Asrori (2004:62) mengemukakan
bahwa emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan setiap
keadaan mental yang hebat dan meluap-luap merujuk terhadap suatu perasaan dan
pikiran-pikiran tertentu serta bilogis dan psikologis yang serangkaian untuk
bertindak. Kesimpulan yang diambil dari pendapat tersebut emosi diartikan
sebagai keadaan tersentuhnya perasaan hati dan pemikiran seseorang atau individu
akibat adanya rangsangan-rangsangan dari luar. Perasaan dan pola pikir tersebut
akan menentukan seseorang dalam melakukan suatu tindakan.
Oemar Hamalik (1994: 95) memberikan pengertian bahwa, emosi
dirumuskan sebagai perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana
bergejolak dalam organisme. Pendapat ini dipertegas oleh Bimo Walgito
(1981:145) yang memberikan pengertian kalau keadaan perasaan telah melampaui
batas hingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mulai terganggu hal
ini akan menyangkut soal emosi. Dari kedua pendapat tersebut, emosi diartikan
sebagai keadaan perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana
29
bergejolak atau pertentangan diri individu dengan pihak luar, sebagai bentuk
reaksi individu terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. Keadaan ini
menimbulkan adanya hambatan atau gangguan interaksi sosial seseorang dengan
lingkungan.
Pendapat ini sejalan dengan M. Dimiyanti Mahmud (1990:192)
berpendapat bahwa, “Emosi ialah reaksi terhadap situasi total pada sesuatu saat”.
Dari kedua pengertian tersebut emosi diartikan sebagai respon atau reaksi
seseorang terhadap situasi total baik rangsangan-rangsangan dari luar maupun dari
dalam dan disertai adanya perubahan-perubahan fisiologis dan perilaku individu
sebagi bentuk luapan emosi seseorang.
Istilah emosi sering disepadankan dengan istilah perasaan. Sejalan dengan
pengertian tersebut Linda L. Davidoff (1992: 49) berpendapat bahwa “Emosi atau
perasaan adalah sesuatu keadaan dalam diri seseorang yang memperlihatkan ciri-
ciri: kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis, pelampiasan dalam perilaku.
Emosi cenderung muncul mendadak dan sulit untuk dikendalikan”. Dari pendapat
ini emosi diartikan sebagai keadaan dalam diri seseorang yang diungkapkan
dalam bentuk kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan pelampiasan
perilaku yang sifatnya mendadak dan sulit untuk dikendalikan.
Didasarkan pada pengertian-pengertian yang telah dipaparkan mengenai
istilah emosi, diambil satu pengertian bahwa, emosi sebagai kekuatan jiwa
seseorang yaitu sebagai penggerak mental dan fisik, dimana merupakan faktor
penggerak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seseorang
secara penuh untuk menuju kearah kedewasaan. Sedangkan emosi itu sendiri
dapat diketahui dari respon atau reaksi seseorang terhadap pengaruh atau
rangsangan dari luar berupa kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan
perilaku seseorang yang sifatnya mendadak dan sulit dikendalikan. Dengan
demikian ciri-ciri emosi yaitu meliki kedewasaan dalam berinteraksi sosial.
5. Aspek-aspek Kematangan Emosi
Siswa SMK pada rentang usia antara 15 hingga18 tahun menurut Wasty
Soemanto (1987), individu bersangkutan mengalami masa perkembangan remaja.
30
Secara keseluruhan pada usia remaja individu bersangkutan telah mengalami
kedewasaan, dan pada aspek kematangan seksual inilah pada masa remaja baru
mengalami proses pematangan. Didasarkan pada pemikiran-pemikiran tersebut,
dapat dirumuskan bahwa definisi operasional dari kematangan emosi pada
dasarnya merupakan kedewasaan atau kematangan pada diri siswa, yang terbentuk
dan berlangsung secara tahap demi tahap menuju kearah kedewasaan kepribadian,
kedewasaan berpikir dan kedewasaan berinteraksi sosial. Kedewasaan yang
terbentuk dalam diri siswa akan mendasari secara keseluruhan, dari sikap dan
perilaku siswa sehari-hari. Dengan demikian taraf atau tingkat kematangan emosi
siswa dapat diukur dari sikap dan perilaku siswa, sebagai aspek-aspek yang
mencerminkan kedewasaan individu siswa yang bersangkutan, dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya sekolah.
pengertian kematangan emosi dapat disimpulkan berdasarkan dari
penjelasan-penjelasan tentang istilah kematangan dan emosi yaitu, kekuatan jiwa
seseorang yang mengalami perkembangan secara penuh untuk menuju kearah
kedewasaan, dan diikuti dengan adanya perubahan karakteristik kepribadian dari
individu yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat ciri-
ciri kematangan emosi, yakni; pertama, kedewasaan kepribadian siswa; kedua,
kedewasaan berpikir; ketiga, kedewasaan dalam berinteraksi sosial.
6. Pengertian Prestasi
W. J. S Poerwadarminta mengartikan prestasi adalah hasil yang telah di
capai. Prestasi sebagai hasil dari kegiatan evaluasi dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan terhadap sesuatu. Dalam melakukan suatu pekerjaan atau dalam
segala hal dapat dipastikan menghendaki atau mengharapkan suatu hasil yang
maksimal sesuai dengan kemampuan masing-masing.
W.S Wingkel (1991:36) bahwa prestasi adalah bukti suatu usaha yang
dicapai. Dari pendapat tersebut, prestasi dapat diartikan sebagai suatu hasil yang
dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dalam
bentuk penilaian.
31
7. PRAKERIN
a. Pengertian PRAKERIN
Salah satu konsep pendidikan yang sedang aktual menjadi pembicaraan
dewasa ini di kalangan masyarakat pada umumnya dan di kalangan akademis
khususnya adalah mengenai sistem magang yang berlaku di SMK. Dalam
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sistem magang ini sekarang disebut
dengan istilah Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dari sebelumnya biasa
disebut Pengalaman Kerja Lapangan (PKL). Menurut Ahmad Mughini (1994 : 41)
Sistem Ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional,
yang memadukan program penguasaan keahlian yang diperoleh pada dunia kerja.
Dari pendapat ini Sistem Ganda atau PRAKERIN diartikan sebagai proses
pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja secara terarah untuk mencapai
tingkat keahlian tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya Garis-Garis Besar
Program Pengajaran (1993: 150) bahwa: PKL atau PRAKERIN adalah suatu
kegiatan kurikuler yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan
sebagai wahana untuk lebih memantapkan hasil belajar dan sekaligus memberikan
kesempatan mendalami dan menghayati kemampuan hasil belajar tersebut dalam
situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya. Dari pendapat ini PRAKERIN
diartikan sebagai suatu kegiatan kurikuler yang wajib ditempuh oleh siswa SMK
guna mempraktekkan teori yang diperoleh dari bangku sekolah ke dalam dunia
kerja yang sesungguhnya sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih mantap dan
lebih baik.
Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil satu pengertian
bahwa PRAKERIN adalah suatu kegiatan kurikuler yang dilaksanakan di tempat-
tempat usaha atau industri sebagai wadah untuk membentuk pribadi siswa yang
mempunyai keahlian kejuruan profesional, berkualitas, yang mampu
dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu.
Dari penjelasan-penjelasan pada pengertian prestasi dan PRAKERIN
dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi PRAKERIN adalah suatu hasil yang
32
dicapai seseorang yang dalam hal ini siswa setelah melaksanakan kegiatan
kurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah atau ditempat-tempat industri.
Prestasi PRAKERIN didapat setelah selesai melaksanakan siswa berdasarkan
pada aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan.
b. Pelaksanaan PRAKERIN
Pelaksanaan program PRAKERIN akan menjadi salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa SMK. Pendidikan pelatihan
magang ini akan melibatkan pihak sekolah dan juga pihak dunia usaha atau
industri.
Bukit (1997:36) menyatakan sistem ganda berfungsi sebagai pembelajaran
di sekolah dan industri, karena dua tempat tersebut merupakan dua komponen
yang berasal dari program yang tidak terpisahkan bagi sekolah kejuruan. Dari
pendapat ini menunjukkan bahwa pelaksanaan atau penyelenggaraan Prakerin
mempunyai dua tempat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbasis
sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana
siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua
tempat pembelajaran tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari
program yang tidak terpisahkan.
Surunuddin (1997:36) Siswa di sekolah hanya mendapat teori, sedangkan
untuk pengalaman praktek mereka dapat melalui magang di dunia kerja. Dengan
demikian siswa dapat lebih mengenal lapangan. Dalam perusahaan mereka
bekerja selama jangka waktu tertentu, sehingga dalam jangka waktu tiga tahun
akan menjadi tenaga yang profesional. Pernyataan ini disebutkan bahwa
penyelenggaraan pendidikan pelatihan dilakukan di dua tempat yaitu di sekolah
siswa diberi teori dan pelaksanaan prakteknya dilakukan di perusahaan atau di
dunia kerja selama jangka waktu tertentu, sehingga diharapkan siswa akan lebih
mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai dengan pola pikir yang
profesional.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat diambil rumusan bahwa
definisi operasional dari PRAKERIN pada dasarnya merupakan suatu bentuk
33
penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa yang dilaksanakan berbasis
sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana
siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua
tempat pembelajaran tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari
program yang tidak terpisahkan. Adanya penyelenggaraan ini diharapkan siswa
akan lebih mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai, berkualitas dengan
keahlian dan pola pikir yang profesional, serta mampu berkembang dalam bidang
pekerjaan tertentu.
c. Tujuan Pelaksanaan PRAKERIN
Buku II A Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum
SMK tahun 1994 (1994 : 174) menyatakan bahwa pelaksanaan PRAKERIN
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan dan
memberikan pengalaman kerja kepada siswa, sehingga siswa siap di dunia kerja.
Uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan PRAKERIN di SMK
mempunyai tujuan antara lain; 1). Menghasilkan tenaga kerja yang profesional
dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja, 2). Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap
pengalamna kerja sebagai proses pendidikan, 3). Memperoleh Link and Match
yaitu hubungan yang selaras antara dunia kerja (DU/DI) dan sekolah, 4).
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari nol secara murni, akan
tetapi pada umumnya telah ada acuan yang mendasari atau penelitian yang
sejenis. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenal penelitian yang terdahulu yang ada
relevansinya. Dalam hal ini penelitian yang relevan antara lain dari:
1. Edi Priyono (1997), yang melakukan penelitian hubungan antara kematangan
emosi dan aktivitas latihan keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam
penelitiannya menyatakan terdapat hubungan yang positif antara kematangan
34
emosi dengan minat berwiraswasta yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
dengan analisis korelasi product moment pearson mendapatkan hasil berupa r
x1y = 0,516, harga ini lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,344, dengan
sumbangan relatif sebesar 57,50 % dan sumbangan efektif sebesar 22,00 %.
2. Daryono (1996), yang juga meneliti hubungan antara motivasi belajar dan
pengalaman kerja lapangan dengan minat berwiraswasta. Hasil penelitian
menyatakan adanya hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja
lapangan dengan minat berwiraswasta siswa yang dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis dengan mendapatkan hasil berupa r x1y = 0,519, harga ini lebih besar
dari r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,312.
Penelitian-penelitian di atas telah memberikan wacana kepada peneliti
untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara kematangan emosi dan
prestasi siswa dalam PRAKERIN / PKL dengan minat berwiraswasta.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk
dapat sampai penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas
satu sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada pertemuan
jawaban sementara. Penelitian ini melibatkan tiga variabel yakni variabel minat
berwiraswasta, variabel kematangan emosi, dan variabel prestasi PRAKERIN.
Ketiga varibel tersebut membentuk pola hubungan sebagai berikut:
1. Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta
Perkembangan emosi dalam diri siswa berjalan tahap demi tahap kearah
terbentuknya kematangan emosi. Kematangan emosi dalam diri siswa dipisah
dengan terbentuknya kematangan atau kedewasaan yang mencakup tiga hal yaitu
kematangan kepribadian, kematangan intelektual, dan kematangan sosial.
Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku
siswa sehari-hari.
Kematangan atau kedewasaan yang terbentuk dalam diri siswa yang
mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian, kedewasaan intelektual, dan
35
kematangan sosial berkaitan dengan kedewasaan siswa dalam bersikap dan
bertingkah laku. Kedewasaan siswa dalam bersikap maupun bertingkah laku
ditandai dengan adanya moral yang tinggi. Sikap mental siswa yang tangguh dan
peka terhadap lingkungan yang mendasari sikap dan tindakan siswa baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat umum. Terbentuknya moral
yang tinggi, sikap mental yang tangguh, dan kepekaan yang tinggi terhadap
lingkungan di dalam diri siswa, akan terbentuk juga kepribadian seorang
wiraswasta. Hal ini dapat menumbuhkan perasan tertarik, perhatian dan perasaan
senang siswa untuk terlibat lagsung di bidang usaha wiraswasta.
Terbentuknya kematangan emosi dalam diri siswa, di sisi yang berbeda,
berkaitan pembentukan keterampilan secara menyeluruh dalam diri siswa.
Didasarkan pada kedewasaan atau kematangan yang dimiliki, di dalam siswa telah
terbentuk keterampilan-keterampilan yaitu keterampilan berfikir kreatif,
ketrampilan dalam membuat keputusan-keputusan, keterampilan menjalankan
kepemimpinan, keterampilan dalam manajerial dan keterampilan bergaul sesama
manusia. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki ini akan menumbuhkan minat
siswa pada wiraswasta.
Berbijak dari uraian-uraian di atas dapat ditarik satu pemikiran bahwa
semakin tinggi taraf kematangan emosi siswa diduga akan semakin besar minat
berwiraswasta dalam diri siswa dan sebaliknya semakin rendah taraf kematangan
emosi siswa akan relatif rendah minat berwiraswasta siswa.
2. Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwiraswasta
Aktifitas siswa yang tinggi selama melaksanakan program PRAKERIN
pada dunia usaha atau dunia industri akan memberikan manfaat yang besar bagi
siswa itu sendiri. Kegiatan siswa pada saat PRAKERIN merupakan proses yang
panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap profesional pada diri siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa selama PRAKERIN dapat membentuk
pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan profesional, berkualitas yang
mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu.
36
Prestasi siswa yang tinggi dalam berkompetensi, yang dalam hal ini adalah
keahlian atau keterampilan, akan dapat mendorong siswa untuk cenderung
berwiraswasta. Aktivitas kerja siswa yang di dasarkan pada usaha-usaha untuk
bergerak di bidang wiraswasta akan berkaitan erat dengan perasaan tertarik,
perhatian dan perasaan senang siswa terhadap usaha wiraswasta. Aktivitas siswa
yang tinggi pada saat melaksanakan PRAKERIN akan menunjukkan minat siswa
yang besar terhadap usaha wiraswasta, khususnya di bidang keterampilan.
Sikap profesional dan semangat kerja yang terbentuk dengan aktivitas
bekerja yang tinggi, membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin, kemandirian
dalam bekerja, tekun, ulet dan semangat kerja yang tinggi. Tumbuhnya sikap dan
mental wiraswasta dapat dilihat dari tumbuhnya pribadi yang tangguh pada siswa.
Terbentuknya sikap mental berwiraswasta dalam diri siswa akan menumbuhkan
minat siswa terhadap usaha wiraswasta.
Berpijak dari uraian-uraian di atas ditarik satu pemikiran diduga semakin
tinggi prestasi siswa selama melaksanakan PRAKERIN, maka akan semakin besar
minat berwiraswasta yang tumbuh dalam diri siswa dan sebaliknya semakin
rendah tingkat keahlian atau keterampilan siswa pada saat prakerin maka relatif
rendah minat berwiraswasta yang ada dalam diri pribadi siswa.
3. Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri
dengan Minat Berwiraswasta
Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa, diikuti dengan terbentuknya
kedewasaan siswa yang mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian,
kematangan atau kedewasaan intelektual dan kematangan sosial. Terbentuknya
pribadi siswa yang matang dan dewasa berkaitan erat dengan tumbuhnya moral
tinggi, sikap mental yang tangguh dan kepekaan yang tinggi terhadap arti
lingkungan dalam diri siswa. Pribadi siswa yang telah terbentuk, akan menjadi
manusia dengan kepribadian wiraswasta. Didasarkan pada kepribadian yang
dimiliki siswa akan terbentuk minat atau perasaan tertarik, perhatian dan perasaan
suka terjun di bidang usaha wiraswasta. Dari sisi yang sama, aspek kematangan
sosial yang merupakan bagian dari kematangan emosi siswa memberikan nuansa
37
terhadap arah interaksi sosial siswa di tengah-tengah masyarakat, sehingga siswa
memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang akan memperluas wawasan
siswa, terutama yang berkaitan dengan dunia wiraswasta.
Terbentuknya kematangan atau kedewasaan siswa secara utuh diikuti
proses pembentukan ketrampilan-ketrampilan dalam diri siswa secara
menyeluruh. Kematangan emosi akan membentuk siswa menjadi manusia dengan
keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini memberikan dorongan yang kuat
terhadap tumbuhnya minat siswa pada wiraswasta.
Aktivitas siswa selama melaksanakan PRAKERIN merupakan bagian dari
proses yang panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap mental
profesional siswa. Siswa akan lebih siap dalam memasuki dunia kerja dengan
sikap tersebut. Dipandang dari sisi berbeda terbentuknya keahlian atau
keterampilan yang handal dalam pribadi siswa, yaitu sikap yang menunjukkan
sikap disiplin, penuh kemandirian, ulet, dan semangat kerja tinggi, yang
merupakan pendorong tumbuhnya minat siswa terhadap usaha wiraswasta.
Dari pemikiran-pemikiran di atas dapat ditarik satu pemikiran baru bahwa
diduga semakin tinggi taraf kematangan emosi dan prestasi siswa selama
PRAKERIN, minat berwiraswasta yang ada dalam diri siswa akan semakin besar
dan sebaliknya apabila taraf kematangan emosi dan tingkat keahlian siswa
tersebut semakin rendah, maka semakin rendah pula minat berwiraswasta yang
ada dalam diri siswa yang bersangkutan.
Untuk memperjelas kerangka berfikir tersebut, maka dapat digambarkan
dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
X1
X2
Y
1
2
3
38
Keterangan:
X1 = Kematangan Emosi
X2 = Prestasi Praktek Kerja Industri
Y = Minat Berwiraswasta
= Garis Hubungan
1 = Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta
2 = Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat
Berwiraswasta
3 = Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri
dengan Minat Berwiraswasta
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada landasan teori, penelitian yang relevan, dan
kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010.
2. Ada hubungan yang positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010.
3. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN
dengan Minat Berwiraswasta siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara,
dengan obyek penelitian kelas XII tahun pelajaran 2009/2010. Adapun alasan
pemilihan tempat tersebut adalah:
a. Karena di SMK Negeri 1 Punggelan terdapat mata pelajaran Praktek Kerja
Industri.
b. Lokasi dan kondisi SMK Negeri 1 Punggelan dengan populasinya sangat
memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
c. Peneliti pernah melaksanakan program pendampingan SMK di SMK
Negeri 1 Punggelan Banjarnegara.
d. Ingin memberikan masukan melalui hasil penelitian agar SMK Negeri 1
Punggelan lebih termotivasi untuk mengarahkan lulusannya terjun ke
bidang wiraswasta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai awal bulan Juni sampai dengan bulan
Desember 2009. Langkah-langkah penelitian dan alokasi waktu:
a. Pengajuan judul tanggal tanggal 25 Juni 2009.
b. Pembuatan proposal bulan Juli s.d. September 2009.
c. Seminar proposal tanggal 28 Oktober 2009.
d. Perijinan penelitian tanggal 4 November 2009.
e. Pelaksanaan penelitian tanggal 16-27 November 2009.
f. Analisis data bulan Desember 2009.
g. Penulisan laporan bulan Desember 2009.
40
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII SMK Negeri 1
Punggelan Banjarnegara yang terdiri dari 3 kelas, yaitu : XII MO 1 (Mekanik
Otomotif), XII MO 2 (Mekanik Otomotif) dan XII BO (Bodi Otomotif) dengan
jumlah keseluruhan siswa 93 siswa. Dengan demikian populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara Tahun
Pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari:
a. Kelas XII MO 1 sebanyak 32 siswa
b. Kelas XII MO 2 sebanyak 31 siswa
c. Kelas XII BO sebanyak 30 siswa
2. Sampel Penelitian
Penentuan ukuran sampel penilitian menggunakan Nomogram Harry King.
dari jumlah populasi yaitu siswa kelas XII sebanyak 93 siswa, diperoleh sampel
sebesar 70 siswa.
Tabel 1. Populasi dan Sampel
kelas Jumlah/Populasi Persentase sampel Sampel
XII MO 1
XII MO 2
XII BO
32 Siswa
31 Siswa
30 Siswa
75%
75%
75%
24 Siswa
23 Siswa
23 Siswa
Jumlah Total 93 Siswa 75% 70 Siswa
3. Teknik Pengambilan Sampel
Ada beberapa jenis teknik pengambilan sampel yang lazim digunakan
dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik propotional random
sampling atau sampel imbangan yaitu pengambilan subyek dari setiap strata atau
41
wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam
masing-masing strata atau wilayah, sehingga diperoleh sampel yang representatif.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan untuk penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode angket dan
dokumentasi.
1. Metode angket
Angket merupakan rangkaian pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk dijawab dengan menyediakan pilihan jawaban. Metode angket
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data variabel: Kematangan
Emosi, dan Minat Berwiraswasta.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
daftar nama dan daftar hasil evaluasi PRAKERIN siswa SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara. Daftar nama digunakan untuk mengetahui jumlah populasi yang
ada sebagai bahan pengambilan sampel, sedangkan hasil evaluasi PRAKERIN
adalah sebagai data variabel Prestasi PRAKERIN. Keduanya yang diambil dari
dokumen sekolah yang bersangkutan.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Jenis angket
yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Angket tertutup tersebut di
dalamnya sudah disediakan pilihan jawabannya dengan ketentuan hanya satu
jawaban yang harus dipilih. Responden hanya diperkenankan memilih salah satu
jawaban atau menentukan pendapat yang sudah tersedia di dalam angket. Dengan
demikian jawaban maupun pendapat dari responden akan terikat pada ketentuan
yang sudah ada.
42
a. Definisi Operasional Variabel
1. Kematangan emosi
adalah suatu reaksi serta sikap yang mendukung siswa dalam melakukan
suatu kegiatan, berpikir, maupun berinteraksi.
2. Prestasi PRAKERIN,
yaitu hasil evaluasi dengan wujud nilai atau skor yang di berikan kepada
siswa setelah selesai melaksanakan PRAKERIN. Besar skor atau nilai yang
didapat oleh siswa sesuai dengan prestasi yang didapat dari tempat
PRAKERIN yang meliputi, kemampuan, keterampilan, kerjasama,
kehadiran dan kedisiplinan. Dari semua aspek dijumlah kemudian diambil
mean.
3. Minat berwiraswasta,
adalah keinginan untuk bersungguh-sungguh terlibat langsung dalam suatu
usaha wiraswasta. Siswa yang hendak mengambil alternatif untuk
menyalurkan bakatnya pada usaha wiraswasta.
b. Kisi-kisi angket
Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi
angket.
Konsep penyusunannya adalah hubungan kematangan emosi dan prestasi
PRAKERIN dengan minat berwiraswasta. Konsep ini dijabarkan dalam variabel
dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.
Masing-masing indikator selanjutnya dijadikan landasan dan pedoman menyusun
item-item sebagai instrumen penelitian.
43
Tabel 2. Kisi-kisi Angket
Variabel Indikator Instrumen Item
Jml
positif negatif Minat Berwiraswasta
1. Perasaan terhadap kegiatan wiraswasta
2. Perhatian terhadap kegiatan berwiraswasta
3. Keinginan berwiraswasta
Angket
1, 3, 5, 7 8, 10,12 14, 16, 18, 19
2, 4, 6 9, 11, 13 15, 17, 20
7
6
7
Jumlah 20
Kematangan Emosi
1. Kedewasaan kepribadian
2. Kedewasaan berpikir
3. Kedewasaan berinteraksi sosial
Angket
1,3,5 7,9,11,13 14,16,8, 20
2,4,6 8,10,12 15,17, 19
6
7
7
Jumlah 20
b. Item angket
Penyusunan angket sebagai alat ukur didasarkan atas kisi-kisi angket yang
telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dituangkan ke
dalam item angket atau butir-butir angket yang terdiri dari item positif dan item
negatif.
c. Perbaikan instrumen
Hasil penelitian akan lebih banyak ditentukan oleh kualitas alat ukur yang
digunakan. Oleh karena itu sebelum data dianalisis lebih lanjut, maka instrumen
dianalisa terlebih dahulu, untuk itu perlu diadakan usaha-usaha yang menuju
perbaikan. Perbaikan instrumen tersebut dilakukan dengan konsultasi. Salah satu
cara untuk mengadakan perbaikan instrumen penelitian agar diperoleh alat ukur
yang lebih baik adalah dengan berkonsultasi dengan seorang ahli/peneliti dalam
hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.
44
d. Teknik Pengukuran
Angket yang telah terkumpul dari responden diskor berdasarkan sistem
penilaian yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah skor penilaian untuk menilai
skor variabel.
Tabel 3: Teknik Pengukuran Angket Uji Coba
Alternatif jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Agak Setuju (AS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
mengambil kesimpulan berdasarkan angka-angka dengan penghitungan statistik.
E. .................................................................................................... Tekn
ik Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kematangan emosi dan
minat berwiraswasta adalah angket langsung tertutup, untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitas maka diberlakukan uji instrumen. Adapun uji instrumen
dengan menggunakan uji sebagai berikut :
a. Uji Validitas Angket.
45
Perhitungan Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis
faktor dengan melalui program SPSS. Suatu angket dikatakan valid jika
pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh angket tersebut. Berdasar hasil uji coba validitas instrumen maka butir
angket yang tidak valid akan dibuang, sehingga hanya butir angket yang valid
saja yang akan digunakan dalam penelitian.
Singgih Santoso (2001:277), suatu item dikatakan valid apabila hasil uji
> . Pada tabel nilai r Product moment, dengan taraf signifikansi 5%
dan N = 23 diperoleh harga sebesar 0,413.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dapat diketahui bahwa item angket
pada variabel minat berwiraswasta yang terdiri dari 20 butir, terdapat 5 item yang
dinyatakan gugur. Hal ini ditunjukkan pada nilai dari 5 butir tersebut lebih
kecil atau kurang dari 0,413. Pada variabel kematangan emosi yang terdiri dari 20
butir, terdapat 3 item yang dinyatakan gugur. Hal ini bisa dilihat pada nilai
dari 3 butir tersebut. Dengan demikian, item untuk variabel minat berwiraswasta
terdapat 15 butir yang dinyatakan valid, sedangkan untuk variabel kematangan
emosi ada 17 butir yang dinyatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan Lampiran 5.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Angket
NO Y NO Y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
0,724
0,602
0,460
0,471
0,504
0,648
0,709
0,516
0,674
0,069
0,648
0,422
0,448
0,680
0,519
0,483
0,596
0,460
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
0,688
0,329
0,539
0,520
0,420
0,287
0,507
0,262
0,452
0,454
0,578
0,379
0,519
0,492
0,304
0,413
0,132
0,620
46
10. 0,488 0,016 20. 0,434 0,453
b. Uji Reliabilitas Angket
Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat
kepercayaan instrumen. Instrumen dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan
yang tinggi apabila hasil instrumen memberikan hasil yang tetap. Untuk
mengetahui reliabilitas instrumen yang berupa angket digunakan metode analisis
dengan program ITEMAN.
Suharsimi Arikunto (1993:233), untuk mengetahui apakah harga koefisien
reliabilitas tersebut reliabel atau tidak, harus dikonsultasikan dengan ketetapan
interprestasi berikut ini
Tabel 5. Interprestasi Nilai r.
0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
0,600 sampai dengan 0,799 Tinggi
0,400 sampai dengan 0,599 Cukup
0,200 sampai dengan 0,399 Rendah
0,000 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah
Berikut hasil analisis uji reliabilitas dengan menggunakan program
ITEMAN:
1. Variabel minat berwiraswasta dengan 20 item soal dari 23 responden
peserta uji coba instrumen diperoleh alpha 0,593. Berdasarkan hasil
analisis dan melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel minat
berwiraswasta tergolong cukup atau sedang.
2. Variabel kematangan emosi dengan 20 item soal dari 23 responden peserta
uji coba instrumen diperoleh alpha 0,698. Berdasarkan hasil analisis dan
melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel kematangan emosi tergolong
tinggi.
47
Syahri Alhusin (2003:345) apabila alpha lebih besar 0,5 variabel
dinyatakan reliabel. Berdasarkan pada hasil analisis di atas, yaitu alpha variabel
minat berwiraswasta 0,593 > 0,5 dan alpha variabel kematangan emosi 0,698 >
0,5 sehingga kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel. Bentuk hasil analisisnya
dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
2. Uji Persyaratan Analisis
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dilakukan analisis data.
Namun perlu dilakukan uji persyaratan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel yang digunakan untuk analisis terdistribusi secara normal. Normalitas
distribusi data merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam statistik Parametrik.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini diuji menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS yaitu dengan Test of Normality.
Toleransi yang digunakan adalah p = 0,025. Apabila probabilitas (p) > 0,025
maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila probabilitas (p) < 0,025
maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas dan Keberartian
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan
uji korelasi dan regresi linier. Rumus untuk menentukan linieritas dalam uji ini
digunakan rumus Based on Mean dengan ANAVA yang melalui program SPSS,
yaitu pada Test for Linearity yang dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 0,05
(5%).
Dalam hasil perhitungan dapat diketahui jika kedua variabel nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 maka memiliki hubungan yang linier, dan
sebaliknya jika kedua variabel nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka
hubungannya tidak linier.
48
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antar variabel bebas
saling independen atau tidak ditemukan adanya korelasi. Persyaratan yang harus
terpenuhi dalam regresi adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika di
antara variabel penjelas ada yang memiliki korelasi tinggi, maka hal ini
mengindikasikan adanya persoalan multikolinieritas. Uji multikolinieritas
menggunakan rumus regresi melalui program SPSS yaitu dengan collinierity
diagnosis.
Singgih Santoso (2001:206) melihat pada nilai faktor inflasi pada variabel
(VIF : Variable Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model yang bebas
multikolinieritas adalah pertama, mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1; kedua,
mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1.
3. Uji Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan positif kematangan
emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1
Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 yang menggunakan rumus
korelasi melalui program SPSS.
Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf
signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 maka Ho diterima dan apabila harga
p < 0,05 maka Ho ditolak.
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua yaitu ada hubungan positif prestasi
PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1
Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus korelasi melalui
program SPSS.
Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf
signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 Ho diterima dan apabila harga p <
0,05 maka Ho ditolak
49
c. Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu ada hubungan positif kematangan
emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII
SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus
korelasi melalui program SPSS.
Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf
signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p < 0,05 maka Ho ditolak, selanjutnya
apabila harga p > 0,05 Ho diterima.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Analisis Data
Data penelitian dari masing-masing variabel, yaitu variabel kematangan
emosi, prestasi PRAKERIN, dan minat berwiraswasta dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1. Kematangan Emosi ( )
Berdasar pada skor angket hasil penelitian variabel kematangan emosi
diperoleh skor terrendah sebesar 65 dan skor tertinggi adalah 79. Rata-rata sebesar
72,4286, median: 72,00, modus: 76, dan simpangan baku sebesar 4,03453. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 dan distribusi frekuensi skornya dapat
dilihat pada Tabel 6. Banyaknya kelas ditentukan dengan menggunakan rumus
Sturges, yakni 1+3,3 log n = 1+3,3 log 70 = 1+3,3 x 1,8 = 7,74. Dalam hal ini
banyaknya kelas adalah 8 kelas. Adapun pengelompokan interval kelas adalah
sebagai berikut :
Interval kelas = = = 1,75
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi
Interval Frekuensi
Absolut Relatif Komulatif
64,25-66
66,25-68
68,25-70
70,25-72
72,25-74
74,25-76
76,25-78
78,25-80
6
8
12
16
10
8
7
3
8,6%
11,4%
17,2%
22,8%
14,3%
11,4%
10%
4,3%
8,6%
20%
37,2%
60%
74,3%
85,7%
95,7%
100%
51
Total 70 100% 100%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kematangan Emosi
2. Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Data nilai pada variabel prestasi PRAKERIN diperoleh nilai terrendah
yang dimiliki responden sebesar 60 dan nilai tertinggi sebesar 85. Hasil analisis
juga menunjukkan rerata:74,7857, modus :70, median:73,00, simpangan
baku:5,69743. Distribusi frekuensi skornya dapat dilihat pada Tabel 7. Adapun
pengelompokan interval kelas adalah sebagai berikut :
Interval kelas = = = 3,125 = 3,25.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN
Interval Frekuensi
Absolut Relatif Komulatif
70,2
5-72
66,2
5-68
64,2
5-66
72,2
5-74
68,2
5-70
74,2
5-76
76,2
5-78
78,2
5-80
52
60,75 -64
64,75-68
68,75-72
72,75-76
76,75-80
80,75-84
84,75-88
88,75-92
2
6
8
23
13
11
7
0
2,9%
8,6%
11,4%
32,8%
18,6%
15,8%
10%
0%
8,6%
11,4%
22,8%
55,6%
74,2%
90%
100%
100%
Total 70 100% 100%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Prestasi PRAKERIN
3. Minat Berwiraswasta
Skor data variabel minat berwiraswasta terrendah yang dimiliki oleh
responden sebesar 54 dari kemungkinan 30 dan tertinggi 71 dari kemungkinan
skor tertinggi 75. Pada Hasil analisis juga menunjukkan harga rerata minat
berwiraswasta sebesar 62,8571, modus :62,00, median:63,00, simpangan baku
sebesar:3,88712. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan minat
berwiraswasta yang dimiliki tergolong tinggi. Distribusi frekuensi skornya dapat
Frek
uens
i Rel
atif
(%)
72,7
5-76
64,7
5-68
60,7
5-64
76,7
5-80
68,7
5-72
80,7
5-84
84,7
5-88
88,7
5-92
53
dilihat pada Tabel 8. Adapun pengelompokan interval kelas adalah sebagai
berikut :
Interval kelas = = = 2,125 = 2,25
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Minat Berwiraswasta
Interval Frekuensi
Absolut Relatif Komulatif
53,75 -56
56,75-59
59,75-62
62,75-65
65,75-68
68,75-71
71,75-74
74,75-77
4
10
18
20
14
4
0
0
5,7%
14,3%
25,8%
28,5%
20%
5,7%
0%
0%
5,7%
20%
45,8%
74,3%
94,3%
100%
100%
100%
Total 70 100% 100%
30%
25%
20%
15%
Frek
uens
i Rel
atif
(%)
54
10%
5%
0%
Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Minat Berwiraswasta.
B. Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat
Atas Variabel Bebas
1. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Kematangan Emosi
( )
Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya
menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan
minat berwiraswasta atas kematangan emosi. Pada Lampiran 14 menunjukkan
persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Penjabaran data obyektif
dan harapan adalah sebagai berikut ; baris dan kolom pertama, kelompok siswa
yang memiliki kematangan emosi sangat rendah, dapat dilihat bahwa terdapat 2
siswa atau 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa
atau sebesar 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 3 siswa atau
sebesar 4,3%, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat
berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, kelompok siswa yang
memiliki kematangan emosi rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% yang
memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9%
memiliki minat berwiraswasta rendah, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang
memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa
yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga
yaitu kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi tinggi terdapat 3 siswa
atau sebesar 4,3% yang memiliki minat berwiraswastanya sangat rendah, 7 siswa
62,7
5-65
56,7
5-59
53,7
5-56
65,7
5-68
59,7
5-62
68,7
5-71
71,7
5-74
74,7
5-77
55
atau sebesar 10% yang memiliki minat berwiraswastanya rendah, 8 siswa atau
sebesar 11,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang
siswa saja atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat
tinggi. Pada baris dan kolom empat, kelompok siswa yang memiliki kematangan
emosi sangat tinggi terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki
minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa atau sebesar 2,9% siswa yang
memiliki minat berwiraswasta rendah, 14 siswa atau sebesar 20% siswa yang
memiliki minat berwiraswasta tinggi, 4 siswa atau sebesar 5,7 % siswa yang
memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi.
2. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Prestasi Praktek
Kerja Industri ( )
Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya
menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan
minat berwiraswasta atas prestasi PRAKERIN. Hasil tabulasi silang menunjukkan
persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Berikut adalah penjabaran
dari tabel tabulasi silang (Crosstabulation); pada baris dan kolom pertama, yaitu
siswa yang memiliki prestasi PRAKERIN sangat rendah hanya seorang siswa
atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, seorang
siswa atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta rendah, dan tidak
ada siswa atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi maupun
sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, yaitu siswa yang memperoleh prestasi
PRAKERIN rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki
minat bewiraswasta sangat rendah, 12 siswa atau sebesar 17,1% siswa yang
memiliki minat berwiraswasta rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9% siswa yang
memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang siswa atau sebesar 1,4% siswa
yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga,
yaitu siswa yang memperoleh prestasi PRAKERIN tinggi, terdapat 4 siswa atau
sebesar 5,7% siswa yang memiliki mimat berwiraswasta sangat rendah, 3 siswa
atau sebesar 4,3% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 11 siswa
atau sebesar 15,7% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan tidak
56
ada satupun atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi.
Pada baris dan kolom keempat, yaitu siswa yang memperoleh prestasi
PRAKERIN sangat tinggi , terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% yang minat
berwiraswastanya sangat rendah, 4 siswa atau sebesar 5,7% siswa yang memiliki
minat berwiraswasta rendah, 11 siswa atau sebesar 15,7 siswa yang memiliki
minat berwiraswasta tinggi, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki minat
berwiraswasta sangat tinggi. Tabulasi silang (Crosstabulation) dapat dilihat pada
Lampiran 14.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian ini dilakukan untuk pemeriksaan persyaratan terhadap masing-
masing variabel dan setelah itu baru dilakukan uji hipotesis. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi.
Sebelum diadakan pengujian analisis data lebih lanjut harus memenuhi uji
persyaratan analisis, di antaranya :
1. Uji Normalitas
2. Uji Linieritas dan Keberartian
3. Uji Multikolinieritas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui data variabel
yang akan digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak.
Minat Berwiraswasta
Uji normalitas pada variabel minat berwiraswasta menggunakan rumus
Kolmogorov Smirnov, proses analisisnya dilakukan menggunakan program SPSS.
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman hasil
perhitungannya disajikan dalam Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
57
MINAT
WIRASWASTA N 70
Normal Parameters(a,b) Mean 62.8571 Std. Deviation 3.88712
Most Extreme Differences
Absolute .095 Positive .066 Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .795 Asymp. Sig. (2-tailed) .553
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta
Setelah melihat hasil perhitungan pada Tabel 8 di atas, data variabel Minat
Berwiraswasta dinyatakan berdistribusi normal. Hal itu jelas dapat dilihat pada p
hitung sebesar 0,553 yang lebih besar dari 0,025. Yaitu 0,025 < 0,553.
b. Kematangan Emosi
Uji normalitas pada data variabel kematangan emosi ini juga
menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dan proses analisis dilakukan melalui
program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman
hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 10 berikut ini :
1.0 0.8 0.60.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of MINAT WIRASWASTA
58
Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KEMT. EMOSI N 70
Normal Parameters(a,b) Mean 72.4286 Std. Deviation 4.03453
Most Extreme Differences
Absolute .124 Positive .098 Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.036 Asymp. Sig. (2-tailed) .234
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi
Untuk mengetahui apakah variabel Kematangan Emosi ini berdistribusi
normal atau tidak, terlihat tingkat signifikansi pada hasil perhitungan dalam tabel
9. Setelah dilakukan proses analisis diketahui harga p pada adalah 0,234, itu
artinya data variabel Kematangan Emosi berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan
harga p = 0,234>0,05.
c. Prestasi PRAKERIN
1.00.80.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of KEMT. EMOSI
59
Pengujian normalitas pada variabel prestasi PRAKERIN ini juga
dilakukan sama dengan variabel-variabel yang lain, yaitu mnggunakan rumus
Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat
pada Llampiran 15. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 11
berikut ini :
Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PRAKERIN N 70
Normal Parameters(a,b) Mean 74.7857 Std. Deviation 5.69743
Most Extreme Differences
Absolute .158 Positive .137 Negative -.158
Kolmogorov-Smirnov Z 1.319 Asymp. Sig. (2-tailed) .062
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN
1.00.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of PRAKERIN
60
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Prestasi PRAKERIN ini juga
dinyatakan berdistribusi normal. Pada tabel 10 menunjukkan harga p sebesar
0,062. Dengan demikian variabel Prestasi PRAKERIN dinyatakan berdistribusi
normal, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf
signifikansi, yaitu p = 0,062>0,05.
Melihat dari hasil uji normalitas yang dilakukan, ketiga variabel penelitian
diatas yaitu, Minat Berwiraswasta, Kematangan Emosi, dan Prestasi PRAKERIN
dinyatakan berdistribusi normal, itu artinya dari sisi normalitas ketiga variabel
memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis.
2. Uji Linieritas dan Keberartian
a. Uji Linieritas dan Keberartian Kematangan Emosi ( ) dengan Minat
Berwiraswasta (Y)
Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS, adapun
rumus yang digunakan yaitu Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 16. Rangkuman hasil perhitungannya
disajikan dalam Tabel 12 berikut ini :
Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian – Y
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. MINAT BERWIRASWASTA * KEMATANGAN EMOSI
Between Groups
(Combined) 213.531 13 16.425 1.110 .371
Linearity 146.247 1 146.247 9.879 .003 Deviation
from Linearity 67.284 12 5.607 .379 .966
Within Groups 829.040 56 14.804
Total 1042.571 69
Hasil yang ditampilkan setelah analisis adalah tabel ANAVA. Tingkat
signifikansi menunjukkan harga 0,966. Jadi sudah dapat diketahui berdasarkan
61
hasil analisis bahwa harga p (0,966) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05) ,
yaitu 0,05 < 0,966. Hal ini juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 13 hasil
perhitungan, diperoleh harga = 0,379, sedangkan pada taraf signifikansi 5%
dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 69 diperoleh = 3,98. Jadi harga
lebih kecil dari pada , yaitu 3,98 > 0,379. Dengan demikian dari dua
ketetapan, yaitu melihat tingkat signifikansi dan yang diperoleh, maka regresi
variabel kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan
linier.
Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa
harga p < 0,05 yaitu 0,003 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel kematangan
emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.
b. Uji Linieritas dan Keberartian Prestasi PRAKERIN ( ) dengan Minat
Berwiraswasta (Y)
Uji Linieritas ini dilakukan dengan melalui program SPSSdan
menggunakan rumus Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 17. Rangkuman hasil perhitungannya
disajikan dalam Tabel 13 berikut ini :
Tabel 13. Hasil Uji Lineritas dan Keberartian – Y ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. MINSWASTA * PRAKERIN Between
Groups (Combined)
447.681 16 27.980 2.493 .007
Linearity 161.189 1 161.189 14.361 .000 Deviation
from Linearity 286.492 15 19.099 1.702 .079
Within Groups 594.890 53 11.224
Total 1042.571 69
Berdasar hasil analisis, ditampilkan tabel ANAVA, lihat Tabel 14. Tingkat
signifikansi yang diperoleh adalah p = 0,079. Berarti menunjukkan bahwa p
62
(0,079) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05), yaitu 0,05. < 0,079. Hal ini
juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 14 hasil perhitungan, diperoleh harga
= 1,702, sedangkan pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang 1 dan dk
penyebut 69 diperoleh = 3,98. Jadi harga lebih kecil dari pada , yaitu
3,98 > 1,702. Dengan demikian dari dua ketetapan, yaitu melihat tingkat
signifikansi dan yang diperoleh, maka regresi variabel prestasi PRAKERIN
( ) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan linier.
Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa
harga p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel prestasi
PRAKERIN ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.
4.Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas analisis ini menggunakan program SPSS, yaitu
menggunakan uji regresi dengan Collinearity Diagnostics. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran 18. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam
Tabel 14 berikut ini :
Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 KEMOSI .802 1.247 PRAKERI
N .802 1.247
a Dependent Variable: MINSWASTA
Berdasarkan pada Tabel 15 hasil analisis, diperoleh harga VIF = 1,247 dan
Tolerance = 0,802. Melihat pada hasil koefisien yaitu nilai VIF berada di sekitar
angka 1, dan nilai Tolerance mendekati angka 1, maka regresi tidak terdapat
permasalahan multikolinieritas. Sehingga analisis ini mempunyai kesimpulan,
bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, dapat dikatakan tidak
ada hubungan antar variabel bebas.
63
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan rumus bivariasi dengan
korelasi pearson (Pearson Correlation) pada program SPSS. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil perhitungannya
disajikan dalam Tabel 16 berikut ini :
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Correlations
MINAT
WIRASWASTA KEMT. EMOSI MINAT WIRASWASTA
Pearson Correlation 1 .375(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 70 70 KEMT. EMOSI Pearson Correlation .375(**) 1 Sig. (2-tailed) .001 N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi
dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara” , dapat diterima.
Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,375. Dengan demikian
sumbangan variabel kematangan emosi terhadap minat berwiraswasta ( )
sebesar 14%.
2. Uji Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua ini, sama halnya pada uji hipotesis pertama
yaitu menggunakan rumus korelasi pearson (Pearson Correlation) pada program
SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil
perhitungannya disajikan dalam Tabel 17 berikut ini :
64
Tabel 16. Hasil uji Hipotesis Kedua
MINAT
WIRASWASTA PRAKERIN MINAT WIRASWASTA
Pearson Correlation 1 .393(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 70 70 PRAKERIN Pearson Correlation .393(**) 1 Sig. (2-tailed) .001 N 70 70
Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi
dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara” , dapat diterima.
Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,393. Dengan demikian
sumbangan variabel prestasi PRAKERIN terhadap minat berwiraswasta ( )
sebesar 16%.
.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga, menggunakan rumus analisis regresi dua
prediktor, yaitu prediktor dan prediktor terhadap Y. Proses analisis melalui
program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 20. Rangkuman
hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 18 dan Tabel 19 berikut ini :
Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga.
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 212.995 2 106.497 8.601 .000(a) Residual 829.577 67 12.382 Total 1042.571 69
a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI b Dependent Variable: MINSWASTA
65
Tabel 18. (R Square)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .452(a) .204 .181 3.519
a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI
Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,00. Harga p = 0,00 < 0,05. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi dan
prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK
Negeri 1 Punggelan Banjarnegara” , dapat diterima.
Hasil analisis juga menunjukkan harga = 0,204. Dengan demikian
hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN terhadap minat
berwiraswasta sebesar 20,4%.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa
variabel Kematangan Emosi dan Prestasi PRAKERIN baik secara parsial maupun
bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel
Minat Berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Pungelan Banjarnegara,
dengan hasil analisis yaitu :
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama, menyatakan terdapat hubungan yang
positif kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini
berdasarkan pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada
program SPSS. Diketahui bahwa hubungan kematangan emosi ( ) dengan minat
berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan
mempunyai sumbangan sebesar 14%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya
sumbangan kemungkinan berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya minat siswa
untuk berwiraswasta dapat dikemukakan antara lain: kondisi ekonomi siswa,
karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap mental siswa; lingkungan sekitar
66
siswa yang bisa berpengaruh terhadap bagaimana menentukan sikap serta
berperilaku; cara siswa berinteraksi, hal ini sangat erat hubungannya dengan
kedewasaan siswa dalam bergaul.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan terdapat hubungan yang
positif prestasi PRAKERIN ( ) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini
berdasar pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada
program SPSS, diketahui bahwa hubungan prestasi PRAKERIN ( ) dengan
minat berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan
mempunyai sumbangan sebesar 16%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya
sumbangan diduga berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian
ini.
Beberapa faktor yang diduga antara lain: tempat siswa melaksanakan
PRAKERIN, hal ini dapat berpengaruh terhadap kemajuan siswa dalam
keterampilan kerja praktek; prestasi siswa dalam pelajaran praktek di sekolah, hal
ini dapat mendorong siswa untuk memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya
membuka usaha jasa dengan bekal kemampuan yang diperolehnya.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan terdapat hubungan yang
positif variabel kematangan emosi ( ) dan prestasi PRAKERIN ( ) dengan
minat berwiraswasta (Y). Hal ini berdasar pada hasil analisis yang menggunakan
uji regresi dua prediktor pada program SPSS, diketahui bahwa hubungan
kematangan emosi ( ) dan prestasi PRAKERIN ( ) dengan minat
berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,00. Hal ini juga
mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh Edi Priyono (1997),yang
melakukan penelitian hubungan antara kematangan emosi dan aktivitas latihan
keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam penelitiannya menyatakan
terdapat hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan minat
67
berwiraswasta dan Daryono (1996) yang juga memneliti hubungan antara
motivasi belajar dan pengalaman kerja lapangan (istilah lain dari PRAKERIN)
dengan minat berwiraswasta. Dengan hasil penelitian yang menyatakan terdapat
hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja lapangan dengan minat
berwiraswasta siswa.
68
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan melihat uraian hasil
analisis statistik, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Adanya hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta
pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010.
b. Adanya hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta
pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran
2009/2010.
c. Adanya hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan
minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif kematangan emosi
dengan minat berwiraswasta yang ditunjukkan oleh probabilitas 0,01 dan besar
sumbangan adalah 14%, sedangkan hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat
berwiraswasta ditunjukkan pada probabilitas 0,01 dan besar sumbangan 16%. Hal
ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diperoleh relatif kecil. Implikasi yang
hendak disampaikan oleh peneliti tentang hubungan kematangan emosi dan
prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK
Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 dengan berdasar
hasil di atas antara lain :
1. Pihak sekolah lebih jeli dalam penempatan siswa yang hendak melaksanakan
PRAKERIN. Pihak sekolah juga jangan sampai mengabaikan monitoring
siswa dalam melaksanakan PRAKERIN, sehingga siswa akan merasa bahwa
ada yang membimbingnya.
69
2. Pihak sekolah perlu meningkatkan pada siswa tentang berwiraswasta melalui
mata pelajaran kewirausahaan.
3. Selain belajar di kelas, pihak sekolah perlu mengadakan pelatihan
berwiraswasta kepada siswa di luar jam pelajaran.
4. Pihak sekolah perlu memberikan jam pelajaran yang lebih pada mata pelajaran
praktek dibidang otomotif, guna menunjang kemampuan serta keterampilan
siswa dalam praktek pada bidang otomotif tersebut.
C. Saran-saran
1. Bagi sekolah
a. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memperhatikan lagi
sikap kedewasaan siswa di dalam setiap kegiatan sekolah.
b. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memantapkan
kemampuan siswa dalam praktek sebelum melaksanakan PRAKERIN,
sehingga kesulitan dalam PRAKERIN dapat dengan mudah diselesaikan.
Hal ini menunjang untuk melatih siswa menjadi professional dalam
berwiraswasta.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih giat dan rajin mengikuti pelajaran praktek maupun
PRAKERIN, agar memiliki bekal untuk membuka peluang usaha.
b. Siswa terutama pengurus OSIS maupun organisasi lain yang ada di sekolah,
hendaknya mempunyai agenda kegiatan yang berhubungan dengan
wiraswasta, seperti membuka bengkel servis di sekolah, produksi makanan
kecil untuk dijual di koperasi dan sebagainya. Yang bertujuan untuk
melatih siwa berwiraswasta.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti yang akan datang sebaiknya melakukan pemilihan responden
dengan cara undian, karena setiap populasi memiliki hak yang sama untuk
dijadikan responden atau menjadi sampel dalam penelitian.
70
b. Penelitian yang akan datang agar meneliti tentang tingkat kesiapan kerja
siswa setelah melaksanakan PRAKERIN.
4. Bagi Dunia Pendidikan Kejuruan
Dunia pendidikan kejuruan hendaknya lebih mengutamakan pelajaran
praktek dengan tidak mengabaikan pelajaran teori dalam setiap kegiatan di
sekolah. Hal ini bertujuan untuk menekankan siswa bahwa keterampilan siswa
salah satu perspektif dari berwiraswasta.
71
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS for Windows. Edisi Revisi. Yoyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Bukit. 1997. Pelaksanaan Program Pengalaman Kerja Lapangan. Diambil pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36
Daryono; 1996. Skripsi : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pengalaman
Kerja Lapangan dengan Minat Berwiraswasta Siswa STM Negeri Klaten Tahun Ajaran 1995/1996.
Dirgagunarso, Singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1990. Prosedur Penelitian. Yogykarta : Andi Offset. ____________. 1994. Analisa Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung :
Trigenda Karya.
Hurlock, Elisabeth B. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Kartini, Kartono. 1985. Kamus Psikologi. Jakarta : Rajawali. Lester D Crow & Alice Crow. 1984. Educational Psychology. Terjemahan Z
Kasijan. Surabaya: Bina Ilmu.
Linda L. Davidoff. 1992. Psikologi Suatu Pengantar : Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Mahmud, M. Dimiyanti. 1990. Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta : BPFE.
72
Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Rosda.
Mughini, Ahmad. 1994. Bahan Penularan PSS/PSG. Surakarta : SMK Negeri dan Swasta.
Priyono, Edi. 1997. Skripsi : Hubungan antara Kematangan Emosi dan Aktivitas
Latihan Ketrampilan dengan Minat Berwiraswasta pada Siswa Balai Latihan Kerja Surakarta Tahun 1996/1997.
W. J. S Purwodharminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Sabri, Alisuf M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu.
Santoso, Singgih. 2001. Buku latihan SPSS Statistik Pharametrik. Edisi kedua. Jakarta : PT Elekmedia Komputindo.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004.Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
Sumahamijaya, Suparman.1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta. Jakarta : Gunung Jati.
Sumanto, Wasty. 2002. Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta
: Bina Aksara. _____________. 1987. Psikologi dalam Penelitian. Malang : Fak. Pasca Sarjana
IKIP Malang. _____________. 1984. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : Bima Aksara. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan
Teknik). Bandung : Tarsito. Surunuddin. 1997. Pelajaran Sistem Ganda Sekolah Menengah Kejuruan. Diambil
pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36 Syah, Muhhubin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya. W.S. Wingkel. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT.
Gramedia.