Skripsi Gita Pavita R FITK Biologi 2007
-
Upload
soeryana-sapoetra -
Category
Documents
-
view
180 -
download
6
Transcript of Skripsi Gita Pavita R FITK Biologi 2007
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Islamiyah Ciputat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
GITA PAVITA RENATA
NIM: 107016101107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H /2013 M
v
ABSTRAK
Gita Pavita Renata., (107016101107), “Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)”. Skripsi Jurusan Pendidikan
IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas VIII-I MTs Islamiyah Ciputat yang berjumlah 36 orang,
Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar
biologi siswa. Rata-rata nilai hasil belajar biologi siswa pada siklus 1 dan siklus 2
berturut-turut adalah 66 atau 67% siswa lulus KKM dan 84 atau 100% siswa lulus
KKM . Hal ini jelas menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan pada siklus 1. Dengan
demikian, siklus 2 sudah memenuhi indikator pencapaian hasil (IPH), karena
persentase kelas di atas sudah mencapai 100% KKM.
Kata kunci: Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, Hasil Belajar Biologi,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
vi
ABSTRACT
Gita Pavita Renata., (107016101107), “"Improving Student Results On The
Circulatory System Concept Using Cooperative Learning Model Study Teams
Games Tournament (TGT)". Thesis Department of Education Science of Biology,
Faculty of Tarbiyah, Sharif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta.
This research aims to improve the learning outcomes of students biology through
cooperative learning model type Teams Games Tournament. The subject of this
research is a student of Class VIII-I MTs Islamiyah Ciputat. This research is a
using methods class action research (PTK) is done by as much as two cycles.
Each cycle consists of four stages, such as planning, action, observation and
reflection.
The results of this study indicate that the use of cooperative learning model types
Teams Games Tournament biology can improve student learning outcomes. The
average grade biology students' learning outcomes in cycle 1 and cycle 2 in a row
is 66 or 67% of the students passed the KKM and 84 or 100% of students passed
the KKM. This clearly demonstrates that the learning outcomes of students of
biology has increased very significantly compared to cycle 1. Thus, cycle 2
already meet achievement indicators (IPH), because the percentage of classes
above has reached 100% KKM.
Keywords: Cooperative Type Teams Games Tournament, Biology Learning
Outcome, Class Action Research (PTK)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT )”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita
harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari
keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Jakarta
sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan di UIN Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan
kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis
temukan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skripsi ini, tak lupa
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang memberikan
arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah ini, dengan
segala kerendahan hati, diucapkan terimakasih kepada:
1. Ayahanda dan ibunda serta segenap keluarga yang dengan sabar telah
membesarkan, membimbing, mendo’akan, mengarahkan, member kepercayaan,
bantuan moril dan materil demi kesuksesan ananda.
viii
2. Ibu Baiq Hana Susanti, S.Pi,M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya hingga laporan ini selesai.
3. Bapak Dr.Sujiyo Miranto,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya hingga laporan ini selesai.
4. Bapak M. Hartato, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Biologi yang telah
bersedia bekerjasama demi terselesainya penelitian ini.
5. Seluruh siswa/i kelas MTs Islamiyah Ciputat yang turut membantu jalannya
program penelitian ini.
6. Bapak Iwan , Ayu Kurnia, dan Teman-teman Biologi yang telah membantu
skripsi ini.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya dan do’a tulus, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah dan
mendapat Ridha-Nya. Amin...
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Amiiin...
Jakarta, 30 Desember 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
II. DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ......................................................................... 6
1. Ilmu Biologi ............................................................................. 6
2. Materi Sistem Peredaran Darah ............................................... 8
3. Belajar ...................................................................................... 10
4. Hasil Belajar ............................................................................. 12
x
5. Model Pembelajaran................................................................. 17
6. Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 18
7. Model Pembelajaran Tipe Games Turnament .......................... 20
8. Penelitian Tindakan Kelas........................................................ 26
9.Desain –Desain Alternatif Interverensi Tindakan yang Dipilih 37
B. Bahasan Hasil –Hasil Penelitian yang Relevan ........................... 38
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan............................. 42
D. Kerangka Berpikir ........................................................................ 43
E. Hipotesis Tindakan....................................................................... 45
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 46
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................... 46
C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian ........................ 47
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 47
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................... 48
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 48
G. Data dan Sumber Data ................................................................. 48
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 49
I. Kontrol Terhadap Validitas Internal ........................................... 51
J. Indikator Keberhasilan Penelitian ................................................ 54
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 54
xi
IV. DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 57
1. Siklus I ....................................................................................... 57
2. Siklus II ..................................................................................... 65
B. Analisis Data ................................................................................ 70
C. Pembahasan................................................................................... 70
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Domain/Ranah Tujuan………………………. 16
Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan TGT ………………………… 26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrument Siklus I…………………………….. 50
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Siklus II…………………………… 51
Tabel 4.1. Dokumen Catatan Lapangan …. ………………………. 57
Tabel 4.2. Hasil Wawancara Siswa Siklus I ………………………. 60
Tabel 4.3. Hasil Postest dan Postest Siklus I ……………………… 61
Tabel 4.4. Hasil Ngain Siklus II…………………………………… 62
Tabel 4.5. Tindakan Perbaikan Siklus I……………………………. 63
Tabel 4.6. Dokumen Catatan Lapangan……………………………. 65
Tabel 4.7. Hasil Wawancara Siswa Siklus II………………………. 67
Tabel 4.8. Hasil Posttest I dan Posttest II Siklus II……………….. 68
Tabel 4.9. Hasil N-gain Siklus II………………………………….. 69
Tabel 4.10. Kategori N Gain pada Siklus I dan II…………………. 71
Tabel 4.11 Rekapitulasi N Gain Siklus I dan II…………………… 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Alur Sistem Peredaran Darah………………… 8
Gambar 2.2. Alur Sistem Peredaran Darah Kecil&Besar …………… 10
Gambar 2.3. Gambaran Penempatan Anggota Kelompok ………….. 23
Gambar 2.4. Aturan Permainan dalam Tipe TGT …………………… 26
Gambar 2.5. Model Action Research Kurt Lewin…………………… 29
Gambar 2.6. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan… 43
Gambar 2.7. Skema Kerangka Hasil Penelitian ……………………. 46
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Tindakan Modifikasi Kurt Lewin …… 56
Gambar 3.2. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas………… 61
Gambar 4.1. Grafik Gabungan……………………………………… 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertama………. 78
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I…………………………………. 86
Lampiran 3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kedua………... 88
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II………………………………... 96
Lampiran 5 . Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Ketiga……….. 98
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III………………………………. 105
Lampiran 7. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Keempat……... 107
Lampiran 8. Denah/ Skema Permainan……………………………... 115
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa IV………………………………. 116
Lampiran 10. Posttest Siklus I………………………………………... 117
Lampiran 11.Kunci Jawaban Siklus I ………………………………. 120
Lampiran 12. Posttest Siklus II ……………………………............. . 121
Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus II ……………………………. 124
Lampuran 14. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I……. 125
Lampiran 15. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II…… 126
Lampiran 16. Perhitungan Nilai Mean & Modus Post test Siklus I... 127
Lampiran 17. Perhitungan Nilai Mean & Modus Post test Siklus II.. 128
Lampiran 18. Grafik Data Posttest Siklus I & II……………………. 129
Lampiran 19. Grafik Data Gabungan Posttest Siklus I& II………… 130
Lampiran 20. Hasil Poin Kelompok Tournament Siklus I………….. 131
Lampiran 21. Hasil Poin Kelompok Tournament Siklus II………... . 132
Lampiran 22. Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran TGT….. 134
xv
Lampiran 23. Hasil Wawancara Nonformal……………………….. 135
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siswa Siklus I……………………. 136
Lampiran 25. Hasil Wawancara Siswa Siklus II………………….... 137
Lampiran 26. Daftar Nilai Semester Ganjil………………………… 138
Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I………………… 140
Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II…………………. 141
Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa III………………… 142
Lampiran 30. Lembar Observasi Aktivitas Siswa IV………………… 143
Lampiran 31. Panduan Keaktifan Siswa……………………………… 144
Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1.1…………. 146
Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1.2…………. 147
Lampiran 34. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2.1…………. 148
Lampiran 35. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2.2…………. 149
Lampiran 36. Kisi-kisi Instrumet Siklus I…………………………….. 150
Lampiran 37. Kisi-kisi Instrumet Siklus II…………………………… 160
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan
masyarakat.1
Melalui pendidikan, akan dihasilkan manusia-manusia yang bertakwa,
berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
tertera dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003
pada bab II pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap
kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung
jawab Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.2
Tujuan pendidikan di atas akan tercapai apabila terjadi peningkatan
komponen-komponen pendidikan. Salah satu komponen pendidikan yang
memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud antara lain:
pemerintah melalui departemen pendidikan sebagai pemegang kebijakan,
lembaga penyelenggara pendidikan dan guru sebagai ujung tombak
pendidikan.
1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h.79.
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.3.
2
Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang
kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan,
menarik, memberi rasa aman, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir aktif , kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi
kemampuannya.3
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik professional sesungguhnya
sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di
dalam kelas, yang lazim disebut pembelajaran. Sudah banyak usaha yang
dilakukan guru dan sekolah agar prestasi belajar biologi siswa dapat meningkat
menjadi lebih baik. Salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa
adalah mengembangkan strategi pembelajaran biologi. Uzer Usman
berpendapat bahwa dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif
setidaknya ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa,
yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa,
membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa serta
menggunakan alat peraga yang tepat.4
Berdasarkan hasil wawancara nonformal yang dilakukan peneliti
(observasi awal), sebagian besar siswa di MTs Islamiyah Ciputat hanya 61 %
dari satu kelas (kelas VIII 1) yang memiliki antusiasme khusus untuk pelajaran
sains.5
Berdasarkan informasi data-data dari guru IPA di MTs Islamiyah Ciputat,
bahwa hasil belajar pada konsep sistem peredaran darah kelas VIII tahun lalu
belum sepenuhnya mencapai target KKM, hanya 50% dari 34 siswa yang
mampu lulus diatas KKM. Hal ini dapat diketahui dari nilai tes siswa dalam
satu kelas yang belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditentukan, sehingga banyak siswa yang harus melakukan
remedial pada konsep ini guna mencapai KKM yang ditetapkan yakni 65 6.
Maka dari itu, peneliti ingin mencoba menggunakan model pembelajaran yang
3 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press,2011), h.19.
4 Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Ilmiah Extacta,no.1, 2009, h.84. 5 Lampiran 23, h,134
6 Lampiran 26, h.137
3
memunculkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa pada materi sistem
peredaran darah yang menurut sebagian dari siswa kelas VIII dianggap
pelajaran yang sulit.
Teams Games Tournament merupakan salah satu teknik pembelajaran
kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status. Selain itu teknik ini juga melibatkan peran aktif siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan dimana siswa dapat
belajar lebih rileks, bertanggung jawab, saling bekerjasama, saling
ketergantungan dan menciptakan suasana yang menyenangkan serta
menumbuhkan minat belajar, sehingga diharapkan terjadi peningkatkan hasil
belajar siswa. Metode ini cukup efektif menurut lambang subagiyo,dkk dalam
jurnalnya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
bahwa pembelajaran dengan TGT merupakan pembelajaran yang menarik,
menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, dan mandiri.7 Berdasarkan alasan tersebut
maka peneliti ingin menggunakan metode TGT sebagai objek penelitian untuk
melihat pengaruh penggunaan metode TGT terhadap materi sistem peredaran
darah, hingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang pada akhirnya
menjadi tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka
dapat peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut : “Upaya
peningkatan hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada beberapa
masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut :
1. Minat yang rendah di MTs Islamiyah Ciputat pada pembelajaran sains
khususnya mata pelajaran Biologi.
7 Lambang Subagiyo, Laili Komariyah, dan Syaifuddin, Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT, Didaktika,Volume 7, No.1, 2006, h.1-9
4
2. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi dalam Bab sistem
peredaran darah masih kurang sehingga menyebabkan ketidaktercapaian KKM
yaitu 65 di kelas VIII sebelumnya.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu melebar, maka penulis membatasi
masalah yang diteliti pada hal-hal sebagai berikut :
1. Objek Penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat Tahun
Ajaran 2011/2012.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournaments.
3. Menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Hasil belajar, merupakan hasil belajar akhir dari suatu proses belajar
mengajar yang diharapkan terjadi peningkatan kognitif siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Bagaimanakah penggunaan pembelajaran dengan metode TGT dapat
meningkatan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada
siswa VIII MTs Islamiyah Ciputat?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT di kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa dapat membantu dalam pembentukan kecakapan
berkomunikasi, bekerjasama dan cakap dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru dapat dijadikan informasi tentang metode TGT untuk
meningkatkan hasil belajar biologi.
3. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan acuan dalam rangka perbaikan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran biologi.
6
6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Ilmu Biologi
Biologi berasal dari kata “bios” dan “logos”. Bios artinya kehidupan dan
logos artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup,
yang mencakup manusia, tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Makhluk
hidup-makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 kingdom atau
kerajaan yaitu animalia (hewan), plantae ( tumbuh-tumbuhan), fungi (jamur),
protista, dan monera.
Objek –objek tersebut dikaji dari tingkat molekul sampai tingkat individu
bahkan sampai tingkat ekosistem. Jadi, ruang lingkup biologi mencakup
struktur yang paling sederhana sampai tingkat yang paling kompleks.
Ilmu Biologi lahir jauh sebelum ilmu-ilmu lain berkembang. Diperkirakan
ilmu ini lahir sekitar abad XVI, ketika para sarjana ilmu pengetahuan alam
pada saat itu telah mengamati dan mempelajari berbagai keanekaragaman
makhluk hidup. mempelajari biologi akan membantu kita mengerti lingkungan
tempat kita, mengatur hidup dan kesehatan kita. Kita dapat memutuskan apa
yang harus kita makan, kita minum, kapan kita harus tidur, bekerja, dan
melakukan aktivitas lainnya, serta bagaimana kita memilih apa yang terbaik
untuk diri kita, lingkungan dan organisme lain.
Ilmu Biologi mengalami perkembangan yang sangat pesat pada abad XXI
dan mempengaruhi berbagai segi kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak
salah pendapat Naisbitt & Aburdene tentang abad XXI sebagai abad biologi.
Perubahan kedudukan biologi tersebut jelas merupakan tantangan bagi para
biologiwan dan pendidik biologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut perlu
dipersiapkan generasi muda yang tangguh fisiknya, berkualitas cara berpikir
dan cara bersikap terhadap lingkungan alam & lingkungan sosialnya. Generasi
muda Indonesia yang kritis dan memiliki kesadaran akan pentingnya
7
melestarikan fungsi lingkungan perlu dipersiapkan untuk memasuki ajang
persaingan bebas pada era globalisasi dan masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian. Tantangan bagi kita sekarang adalah "How we educate citizens
through biology?", bukan sekedar membebani mereka dengan pengetahuan dan
hafalan.
Ilmu Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai
kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan
cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan
merupakan sekumpulan konsep-prinsip teori (produk sains), cara kerja atau
metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan
sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi
berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi
dan genetika manusia. Perilaku anak yang menyimpang dari norma yang
berlaku di masyarakat mungkin sekali merupakan hasil dari suatu proses
pendidikan sepanjang hayat selama berinteraksi dengan lingkungan dalam
kehidupannya. Proses pendidikan memberikan kontribusi dalam pembentukan
pribadi yang berbudi pekerti luhur melalui jalur sekolah. Oleh karena itu,
sekolah melalui guru mata pelajaran, termasuk guru biologi dituntut agar dapat
berperan untuk mengembangkan dan menanamkan sikap ke arah pembentukan
budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia.1
1 Nuryani Y, Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya, (Fakultas MIPA ,UPI, t.t),
h.1-2.
8
2. Materi Sistem Peredaran Darah
3.
4.
Gambar 2.1. Diagram Alur Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah semua vertebrata terdiri atas sebuah pompa
berotot, disebut jantung, dan sebuah sistem saluran yang mengangkut darah
dari jantung. Pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah menuju jantung
disebut vena; pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah meninggalkan
jantung disebut arteri. Arteri yang berukuran lebih kecil disebut arteriola; vena
Alat peredaran
darah Darah
Gangguan pada sistem
peredaran darah
Plasma
darah
Sel darah Berhubungan
dengan
jantung
&pembuluh
darah
Berhubung
an dengan
darah
-Penyakit
jantung
-Tekanan
darah rendah
-Tekanan
darah tinggi
-Varises
-anemia
-leukimia
thalasemia
-AIDS
-Sel darah merah
-Sel darah putih
-keping darah
Jantung
Pembuluh
darah
Peredaran
darah
Peredaran
limfa
Arteri
Vena
Kapiler
Sistem Peredaran Darah pada Manusia
9
yang berukuran lebih kecil disebut venula. Penghubung-penghubung terpenting
antara arteriola dan venula adalah bantalan kapiler, dimana terjadi pertukaran
zat yang sebenarnya antara darah dan jaringan.
Darah adalah cairan yang tersusun atas plasma cair (55 %), yang
komponen utamanya adalah air,dan sel-sel yang mengambang di dalamnya
(45%). Plasma kaya akan protein-protein terlarut, lipid, dan karbohidrat. Limfa
sangat mirip dengan plasma, hanya saja konsentrasinya sedikit lebih rendah.
Darah, limfa, dan cairan-cairan yang merendam jaringan-jaringan tubuh
merupakan satu per lima dari berat total tubuh ; darah sendiri merupakan satu
per dua belas tubuh, dan pada manusia umumnya volume darah adalah kurang
dari lima liter. Bagian-bagian selular penyusun darah, biasanya dikenal sebagai
unsur bentukan, terdiri atas tiga tipe: (1) sel-sel darah merah (eritrosit), (2) sel-
sel darah putih (leukosit), (3) trombosit.2 Sel darah merah atau eritrosit, sejauh
ini merupakan sel darah yang paling banyak jumlahnya, jauh melebihi yang
lain. Setiap milliliter kubik darah manusia mengandung 5 sampai 6 juta sel
darah merah, dan terdapat sekitar 25 triliun jenis sel ini dalam keseluruhan 5 L
darah dalam tubuh. Terdapat lima jenis utama sel darah putih atau leukosit:
monosit, neutrofil, basofil, eosinofil, dan limfosit. Fungsinya secara kolektif
adalah untuk melawan atau memerangi infeksi dengan berbagai cara. Keping
darah atau trombosit, adalah fragmen-fragmen sel dengan diameter sekitar 2-3
mikrometer. Keping darah tidak mempunyai nucleus dan bermula sebagai
suatu fragmen sitoplasmik yang memisah dari sel besar dalam sumsum tulang.
Berikut skema jalur sistem peredaran darah besar dan kecil.3
2 George H dan George J, Teori dan Soal-Soal Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h.208-
213. 3 Campbell,dkk, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h.54-55.
10
Gambar 2.2. Alur Sistem Peredaran Darah Kecil & Besar
3. Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.4
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman.5
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecapakapan,
keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting
yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain. Kemampuan
belajar itu memberikan manfaat bagi individu dan juga masyarakat. Bagi
individu dalam kebudayaan kita, kemampuan untuk belajar secara terus
menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai ragam gaya
hidup.6
Menurut Gagne yang dikutip dari buku Teori-Teori Belajar dan
Pembelajaran, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.7
b. Ciri-Ciri Belajar
William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Proses belajar ialah pengalaman , berbuat, mereaksi,dan melampaui (under
going).
4 M.Ngalim,Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 85. 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.1.
6 Margaret E.Bell, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada,1994),h.1. 7 Ratna W.Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, T.tp., 2006), h.2.
Jantung (bilik
kanan)
Paru-paru Jantung (serambi
kiri)
Jantung ( bilik
kiri)
Seluruh
tubuh Jantung ( serambi
kanan)
11
2. Proses itu bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran –mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri
yang mendorng motivasi yang kontinu.
5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.
7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman
dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.
8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah.
11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
12. Hasil–hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian,sikap-sikap,apresiasi,abilitas,dan keterampilan.
13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik.
15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat
berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.8
c. Faktor-Faktor Belajar
Faktor- faktor tersebut adalah : (1) faktor kegiatan, penggunaan dan
ulangan, (2) belajar memerlukan latihan dengan jalan: relearning, recalling,
8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h.31.
12
dan reviewing, (3) belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika
siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya, (4) siswa yang belajar perlu
mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya, (5) faktor asosiasi,
(6) pengalaman masa lampau, (7) faktor kesiapan belajar, (8) faktor minat dan
usaha, (9) faktor-faktor fisiologi, (10) faktor intelegensi.9
Dari berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli yang telah
dikemukakan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha
yang dilakukan oleh individu melalui latihan dan pengalaman yang
manghasilkan perubahan intelektual serta tingkah laku.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran merupakan tujuan konkret
yang ingin dicapai oleh semua pemeran dunia pendidikan. Untuk mencapai
tujuan ini banyak faktor yang mempengaruhi pelaaksanaan proses
pembelajaran, di antaranya adalah dengan menggunakan model,strategi, dan
metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran. Semakin tepat
pemilihan metode atau model pembelajaran pada suatu kondisi diharapkan
hasil belajar yang dicapaipun semakin baik.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley
dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).
Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan
cita-cita.
Menurut Fengfeng Ke, dkk mengatakan bahwa: “ Usually a variety of test
were used to measure multiple learning outcomes comprising (a) learning of
factual knowledge, (b) comprehention, (c) prosedure and problem solving, and
(d) development of positive learning attitude.”10
Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar terdiri dari faktor internal dan ekternal. Faktor internal terdiri
dari faktor fisiologis yakni faktor yang secara umum dapat dilihat dari kondisi
9 Ibid, h.32.
10 Fengfeng Ke, dkk, “Effect Of Animation On Multi-Level Learning Outcomes For
Learner with Different Chracteristic”,Visual Literacy,no.1(Spring 2006): h.16.
13
fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak
dalam keadaan cacat jasmani,dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam
proses dan hasil belajar. Dan faktor psikologis yang terdiri dari intelegensi,
perhatian, minat dan bakat, motif & motivasi, kognitif dan daya nalar.
Sedangkan faktor eksternal terdiri faktor lingkungan yang meliputi faktor alam
dan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan
udara, dan sebagainya. Serta faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor ini berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan–tujuan belajar
yang telah direncanakan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,
sarana dan fasilitas, dan guru. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya
pada proses dan hasil belajar.
Dalam belajar biologi, menurut Bloom ada 3 cara mengembangkan
tujuan pendidikan yang berkenaan dengan hasil belajar yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-masing ranah tersebut secara berturut-
turut berkenaan dengan kemampuan intelektual keadaan psikis dan
keterampilan psikis dan keterampilan motorik peserta didik. Hal ini disebabkan
karena muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup
siswa (life skill).11
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai
ke tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi.
Menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Arthea dkk menyatakan bahwa:
“The cognitive development ,He believed that children learn because their
developing mental structures are challenged by what they observe and
experience in the environment, which in turn result in the development of a
more complex mental structure or schema”.12
Perkembangan sebagian anak bergantung pada seberapa jauh anak itu aktif
dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa
11
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.13. 12
Arthea,dkk, In The Classroom, (USA: McGraw-Hill Third Edition, 1998), h.292.
14
lingkungan di mana anak belajar sangat menentukan proses kognitif anak. Pola
perilaku atau berpikir yang digunakan anak-anak dan orang dewasa dalam
menangani objek-objek di dunia disebut schemata. Pengamatan mereka
terhadap suatu benda mengatakan kepada mereka sesuatu hal tentang objek
tersebut. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia
juga berkeyakinan bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya
berargumentasi, berdiskusi, membantu memperjelas pemikiran yang ada
akhirnya, membuat pemikiran itu menjadi lebih logis.13
Menurut taksonomi Blomm dalam Haryati, kemampuan kognitif adalah
kemampuan berpikir secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Aspek –aspek pada ranah kognitif menurut Bloom ( sebelum revisi) ada
enam yang kemudian lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Keenam aspek
tersebut adalah sebagai berikut:14
1) Jenjang kemampuan ingatan (recall), dikenal sebagai jenjang C1 jenjang
ini didefinisikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya,
mencakup fakta, rumus,konsep, prinsip,dan prosedur yang telah dipelajari.15
2) Jenjang kemampuan pemahaman (comprehention)/C2
Pada jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi yang dipelajarinya, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau
grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis,
meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi dan interpolasi)
menjelaskan informasi yang diterima dengan kata-kata sendiri.
3) Jenjang kemampuan penerapan/aplikasi (application)/ C3
Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi,
prinsip, aturan,atau metode yang telah dipelajari dalam situasi konkrit yang
baru.
13
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta:Bumi Aksara,2010), h.70 -72. 14
Zulfiani,dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), h.64. 15
Ibid, h.68.
15
4) Jenjang kemampuan analisis (analysis) / C4
Jenjang ini didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan suatu
materi ke dalam bagian-bagiannya, atau menguraikan suatu informasi yang
dihadapi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan
antara komponen informasi tersebut menjadi jelas.
5) Jenjang kemampuan sintesis ( synthesis) / C5
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian yang
terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya
kemapuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menyusun cara
baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa, dan informasi lainnya.
6) Jenjang kemampuan evaluasi (evaluation) / C6
Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai
suatu materi (pernyataan, uraian,pekerjaan) berdasarkan criteria tertentu yang
diterapkan.
Menurut Peter W Arisian dan Micheal Russel menyatakan bahwa:
“ A former student of Bloom offered a revised version of the cognitive
taxonomy which included the following processes: remembering,
understanding, applying, analyzing, evaluating, and creating. Although
cognitive taxonomies can differ in the particular levels or categories they
include, their most important function is to remind teachers of the distinction
between higher-and lower-level thingking behaviors.students higher-order
thingking skills that go beyond rote memorization”.16
a. Ranah Afektif
Ranah afektif yaitu menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan
karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Domain
afektif memiliki 5 tingkatan yaitu:
1) Penerima
2) Kemampuan menanggapi (responding)
3) Penilaian
4) Pengorganisasian
5) Karakterisasi 17
16
Peter W.Airasian and Michaael K. Russell, Classroom Assessment: concepts and
application (USA: Mc Graw-Hill Companies 6th
ed, 2008), h.38. 17
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: RajawaliPress, 2011), h.171-173.
16
b. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik, yang terbagi menjadi 7
tingkatan, yaitu:
1) Persepsi
2) Kesiapan melakukan suatu kegiatan
3) Mekanisme
4) Respon terbimbing
5) Kemahiran
6) Adaptasi
Tabel 2.1. Klasifikasi Domain/Ranah Tujuan
DOMAIN KOGNITIF
NO Kategori Penjelasan
1. Pengetahuan Mengingat hal-hal yang spesifik, metode,& struktur yang sederhana
2. Pemahaman Pemahaman tipe yang tidak termasuk kemampuan untuk melihat/memahami
3. Aplikasi Kemampuan untuk menggunakan generalisasi atau aturan dalam situasi tertentu
4. Analisis Kemampuan untuk memisahkan/menguraikan sebuah sistem hubungan
5. Sintesis Kemampuan menyusun dan mengkombinasikan sejumlah elemen tidak terstruktur
6. Evaluasi Penilaian terhadap materi, metode, dll dengan menggunakan kriteria tertentu
DOMAIN AFEKTIF
1. Penerimaan Sensitivitas terhadap fenomena tertentu
2. Responding Perhatian yang aktif terhadap fenomena, merefleksikan minat tanpa komitmen
3. Penilaian Persepsi terhadap kebaikan atau nilai dalam sebuah fenomena.
4. Penyusunan nilai pada sistem organisasi
5. Karakteristik Pengembangan & internalisasi dari tingkatan organisasi
DOMAIN PSIKOMOTORIK
1. Persepsi Menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan
2. Kesiapan Melakukan konsentrasi&menyiapkan diri secara fisik
3. Peniruan Dasar permulaan dari penguasaan keterampilan
4. Gerakan
mekanis
Keterampilan & pengulangan kembali urutan fenomena sebagai bagian dari usaha sadar
yang berpegang pada pola
5. Gerakan respon Berketerampilan secara luwes, supel, lancar, gesit dan lincah.
6. Penyesuaian Penyempurnaan keterampilan, menyesuaikan diri, melakukan gerakan variasi.
17
5. Model Pembelajaran
Menurut Soekamto dkk, model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Sudrajat, model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
kahir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
Menurut Joyce & Well berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.18
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Menurut Nieveen, kriteria model pembelajaran yang baik adalah sebagai
berikut.
a. Valid
Validitas atau ketepatan model pembelajaran berhubungan dengan dua hal,
yaitu rasional teoritik yang kuat dan memiliki konsistensi internal.
b. Praktis
Kriterium praktis menunjuk pada : pertama, para ahli dan praktisi
menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan dan kedua,
kenyataan menunjukan bahwa apa yang mereka kembangkan tersebut betul-
betul dapat diterapkan.
18
Rusman,Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.132.
18
c. Efektif
Efektivitas suatu model pembelajaran ditunjukkan dengan parameter :
pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa
model pembelajaran tersebut efektif, dan kedua, secara operasional model
tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
6. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Menurut Sanjaya dikutip oleh Rusman dalam buku Model-Model
Pembelajaran, cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang
dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.19
Menurut Robert E. Slavin menyatakan bahwa:
“ Cooperative learning refers to a variety of teaching methods in which
students work in small groups to help one another learn academic content.
Cooperative learning is not a new idea in education, but until recently it has
only been used by a few teachers for limited purpose, such as occasional group
projects or report. All cooperative learning methods share the idea that
students work togetherto learn and responsible for their teammates learning as
well as their own.”20
Model cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Sistem pengajaran cooperative learning didefinisikan sebagai
sistem kerja atau belajar kelompok yang berstruktur. Ada unsur-unsur dasar
cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning
19
Ibid, h.203. 20
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Second Edition, (USA: Allyn and Bacon,
1995), h.2 -5.
19
dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih
efektif.
Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan
anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Secara
umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yakni siswa
dapat belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. Adanya saling
ketergantungan secara positif sehingga siswa saling membutuhkan satu sama
lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang paling baik adalah
pembelajaran yang dikerjakan secara berkelompok, umumnya kelompok kecil
yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa dengan menggunakan perilaku kooperatif,
pro-sosial dimana siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan
pembelajaran mereka.
Pendekatan kooperatif digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan
menciptakan situasi atau kondisi bagi kelompok untuk mencapai tujuan
masing-masing anggota atau kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif
membawa maksud belajar bersama-sama dalam satu kumpulan kecil yang
mempunyai tujuan yang sama. Siswa memiliki semangat bekerjasama untuk
mencapai tahap pembelajaran yang maksimum bagi diri sendiri dan juga bagi
kelompoknya.21
Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping
pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif
dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara
bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka.22
Belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok. Di dalam belajar
kooperatif setiap anggota kelompok saling membagi ide, belajar bersama,
bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggota lain pada kelompoknya
sebagaimana terhadap dirinya sendiri.23
21
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Press, 2009), h.131. 22
Ibid, h.134. 23
Ibid, h.135.
20
Menguasai komponen pokok dari pembelajaran kooperatif akan
memungkinkan guru untuk:
1. Menggunakan pelajaran, kurikulum, dan mata pelajaran untuk disusun
secara kooperatif.
2. Menyesuaikan pelajaran-pelajaran yang menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan kebutuhan khusus pengajaran, keadaan, kurikulum, mata
pelajaran, dan siswa ;serta
3. Mendiagnosa berbagai masalah yang mungkin dihadapi sebagian siswa
dan ikut ambil bagian dalam penyelesaiannya untuk meningkatkan keefektifan
dari kelompok belajar siswa.24
Menurut Richard I.Arend dalam buku Higher Education menyatakan bahwa:
“One of the important aspects of cooperative learning is that while it is helping
promote cooperative behavior and better group relations among student, it
simultaneously helps students with their academic learning. Over the past
decade, several researchers have reviewed and summarized the research on
cooperative learning ( Downey,2000, Leinhardt,1992; Slavin et al,1992; and
Stronge,2002). They reviewed studies at all grade levels and included the
following subject areas: language arts, spelling, geography, social studies,
science, mathematics,English as a second language, reading and writing”.25
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan
prestasi siswa dan integensi guru. Dengan memiliki dorongan atau motivasi
yang positif, secara tidak langsung seorang siswa akan menunjukkan
peningkatan hasil belajarnya.
7. Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT)
TGT (Teams Games Tournament ) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada
tahun 1994 di John Hopkins University, Baltimor, Maryland. Metode TGT
merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
kooperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan 4-6 orang per
24
David W Jhonson , dkk, Colaborative Learning, (Bandung: PT Nusa Media, 2004),
h.7-8. 25
Richard I, Higher Education, (USA: Mc Graw Hill Companies, 2007), h.349.
21
kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku,
sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Walaupun TGT sudah dikenal sejak
tahun 1994. Terdapat tiga prinsip pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Interaksi simultan
Interaksi simultan diantara para siswa terjadi pada metode TGT, pada saat
pembelajaran, siswa aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran,
sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan.
2. Ketergantungan positif
Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau
kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid
berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu
mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain (jika
salah satu anggota gagal maka semua gagal), maka terbentuklah suatu bentuk
ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan
bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik.
3. Pertanggungjawaban individu.
Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan
mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaianya tetap individual.
Sikap siswa yang dapat dibangun antara lain; siswa termotivasi, terdukung
terhargai,bangga, antusias,bahagia, merasa aman dan siswa dapat
mengendalikan rasa kecewa, sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri,
kerjasama, suka memberi,adil dan terbuka.26
Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam metode TGT yaitu :
a) Pembelajaran awal
Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengaajaran
biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pelajaran difokuskan pada
materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah membentuk
siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan
bekerjasama dalam kelompok, kecakapan dalam memecahkan masalah.
26
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Press,2009), h.144-145.
22
b) kelompok belajar (team study)
Kelompok belajar di susun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewakili
percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras/etnis. Fungsi utama mereka dikelompokan adalah
anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat
bekerjasama dalam belajar dan mengajarkan lembar kerja dan lebih khusus lagi
untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompetensi.
c) Permainan (games)
Permainan dalam pembelajaran kooperatif akan menimbulkan kekreatifan
siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan
dalam games disusun dan dirancang dari materi yang telah disajikan untuk
menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing
kelompok.
d) Turnamen/kompetisi (tournament)
Turnamen adalah susunan game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan
pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan
penyajian kelas dan kelompok pertandingan. Pada meja pertandingan
disediakan satu set lembar pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlah
sesuai dengan nomor soal), dan format skor pertandingan.dibawah ini adalah
gambar meja pertandingan yang terdiri dari empat anggota pertandingan. 27
27
Ibid, h.145-146.
23
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C Kelompok D
Gambar 2.3. Gambaran Penempatan Anggota Kelompok pada Pertandingan di
Meja ( Sumber: Slavin, Cooperative Learning, h.86)
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:
1) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok masing-masing terdiri dari
empat atau lima anggota hanya apabila kelas tidak habis dibagi dengan empat
anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok, dengan mengurutkan
mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu ( misalnya
nilai rapor yang lalu, skor tes) dan membagi daftar siswa yang telah diurut itu
menjadi empat. Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai
anggota tiap tim.
2) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur bangku atau meja mereka,
dan berikan kesempatan untuk memilih nama tim mereka.
3) Membagi LKS atau panduan belajar siswa serta menganjurkan agar siswa
bekerja dalam tim. Apabila ada teman yang belum bisa mengerjakan soal itu,
maka teman satu tim bertanggung jawab untuk menjelaskan soal itu.
4) Memberi penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri
kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat
menjawab 100% soal-soal kuis tersebut.
A 1 A 2 A 3 A 4
Tinggi Sedang Atas Sedang bawah Rendah
A 1 A 2 A 3 A4
Tinggi Sedang atas Sedang bawah Rendah
Meja I
A 1 A2 A3 A4
Tinggi Sedang atas Sedang bawah Rendah
A1 A2 A3 A4
Tinggi Sedang atas Sedang Bawah Rendah
Meja II Meja III Meja IV
24
5) Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, guru berkeliling di dalam kelas,
dan memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik, dan member semangat
kepada tim yang belum bisa.
6) Membuat skor individu dan skor tim. Skor tim berdasarkan pada hasil
turnamen, sedangkan untuk skor individu didasarkan pada peningkatan skor
sejauh mana melampaui skor dasar pada kuis sebelumnya, untuk menghitung
skor peningkatan individual menggunakan sistem yang akan dibahas
kemudian. Skor tim diumumkan secara tertulis di papan pengumuman atau
cara lain yang sesuai.
Teams Games Tournament adalah salah satu teknik dalam Cooperatif
Learning yang menggabungkan antara kelompok belajar dengan kompetisi
Team. Dalam pelaksanaannya kompetisi Team itu berbentuk tournament
belajar yang menjadi sarana bagi siswa berkompetisi meraih skor atau nilai
untuk kelompok maupun siswa itu sendiri.28
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6
orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras
yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok
masing-masing.29
Menurut Robert E.Slavin menyatakan bahwa:
“ Teams- Games-Tournaments, originally development by David DeVries and
Keith Edward, was the first of the Jhon Hopkins cooperative learning methods.
It uses the same teacher presentations and team work as in STAD, but replaces
the quizzes with weekly tournaments, in which students play academic games
with members of other teams to contribute points to their team score. TGT has
many of the same dynamics as STAD , but adds a dimension of excitement
contributed by the use of games. Teammates help one another prepare for the
games by studying worksheets and explaining problems to one another, but
when students are playing the games their teammates cannot help them ,
ensuring individual accountability”.30
28
Indriyani Dewi, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
TGT”,Jurnal Vol.1 No.1,2008), h.74. 29
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.224. 30
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Second Edition, (USA:Allyn and Bacon,
1995), h. 6.
25
Teams Games Tournament adalah salah satu atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan penguatan. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.31
Teams Games Tournament bentuk partisipasi aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung sehingga seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama
untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir, memahami, menguasai dan
mentransfer materi yang dipelajari.32
Dalam pembelajaran kontekstual yang dikembangkan oleh Slamet pada TGT
terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berbeda dengan tipe-tipe yang
lain dalam pembelajaran kooperatif yaitu (1) Guru melakukan kegiatan
apresiasi dan motivasi; (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(indikator) ; (3) Guru menyajikan informasi baik secara verbal maupun secara
tertulis; (4) Pembentukan kelompok secara heterogenitas dengan
memperhatikan penyebaran nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya (nilai
dasar), gender, etnis, agama dan lain-lain; (5) masing-masing kelompok
berdiskusi dalam kelompok kerja mengerjakan worksheet ( panduan belajar) ;
(6) Guru memimpin jalannya diskusi dan memberikan bimbingan; (7) Guru
memberikan skor penilaian berdasarkan hasil dalam meja turnamen.
Model pembelajaran kooperatif bekerja di bawah struktur penghargaan
kooperatif dan karena banyak materi pelajaran dalam pembelajaran kooperatif
yang bertujuan untuk mencapai pembelajaran kognitif dan sosial yang
kompleks, maka dibutuhkan pendekatan penilaian dan evaluasi yang berbeda.
31
Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan, Ilmiah Exacta, no.1, 2009, h.
84. 32
Lambang Subagiyo,dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT,
Didaktika, Vol.7, No.1, 2006, h.1.
26
Dalam hal ini TGT dan STAD memiliki sistem penilaian dan evaluasi yang
sama.33
Pembaca Penantang 1
Penantang 2
Gambar 2.4. Aturan permainan dalam tipe TGT
Adapun kelemahan dan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan TGT
Kelemahan Kelebihan
1. Penilaian Individu tidak setiap
1-2 kali pertemuan melainkan
penilaian kelompok.
2. Penilaian berdasarkan kerja
kelompok dan selanjutnya
individu
1. Adanya games dan tournament
dalam kelompok belajar
2. Menekankan kompetisi yang sehat
3. Kelompok belajar heterogen
4. Terdapat pengembangan
8. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan ( Action Research)
Penelitian tindakan (Action Research) pertama kali dikembangkan oleh
seorang psikolog sosial, Kurt Lewin, 1946. Penelitian ini dikembangkan pada
33
Ibid, h.5-6.
a. Ambil 1 kartu yang dinomori dan temukan
pertanyaan pada lembar kartu tersebut.
b. Baca soal dengan suara yang keras.
c. Memberi jawaban
Setuju dengan pembaca
soal atau memberikan
jawaban yang berbeda
a. Setuju dengan pembaca soal atau dengan
penantang pertama atau memberikan
jawaban yang berbeda.
b. Mengecek kunci jawaban.
27
tahun 1940-an sebagai salah satu model penelitian yang muncul di tempat
kerja, yaitu tempat peneliti melakukan pekerjaannya sehari-hari, misalnya,
kelas merupakan tempat penelitian bagi guru, sekolah merupakan tempat
penelitian bagi kepala sekolah.
Beberapa ahli telah memberkan batasan tentang penelitian tindakan.
Menurut Robert Rapoport penelitian tindakan adalah “.. aims to attribute
both to the practical concerns of people in an immediate problematic
situation and to the goals of social science by joint collaboration within a
mutually acceptable ethical framework”. Kemudian Dave Ebbutt
menyatakan Action research: “.. is about the systematic study of attemps to
improve educational practice by group of participants by means of an their
own practical action and by means of their own reflection upon the effects of
those actions”. Sedangkan Carr and Kemmis:“ It can be argued that three
conditions are individually necessary and jointly sufficient for action
research to be exist :firstly , a project takes as its subject-matter a social
practice, regarding it as a form of strategic action succeptible of
improvement; secondly, the project proceeds through a spiral of cycle of
planning, acting, observing and reflecting, with each of these activities being
systematically and self critically implemented and interrelated; thirdly, the
project involves those responsible for the practice in each of the moments of
the activity, widening participation in the project gradually to include others
affected by the pactice, and maintaining collaborative control of the
prosess”.34
Menurut L.R Gay and Geoffrey menyatakan bahwa: “ The purpose of
action research is to provide teacher researchers with a method for solving
everyday problems in schools so that they may improve both student learning
and teacher effectiveness. Action research is largely about developing the
professional disposition of teachers, that is, encouraging teachers to be
countinous learners-in their classrooms and of their practice.35
Menurut M.D Gall and Keith menyatakan bahwa: “ Action research is a
form of inquiry in which teachers or other educators collect and analyze data
in order to improve their professional practice.36
Menurut Jhon W.Creswell menyatakan bahwa: “ action research is the
applied, practical design. Action researchers explore a practical problem
with an aim toward developing a solution to a problem.37
34
David Kember , Action Learning and Action Research, (New York: Routledge, 2010),
h.23-24 35
L.R Gay,dkk, Education Research, (USA:Pearson, 2009), h. 486. 36
M.D Gall and Keith A. Acheson, Clinical Supervision and Teacher Development,
(USA: Jhon Wiley, 2011),h.57. 37
Jhon W.Creswell, Educational Research, (USA: Pearson, 2012), h.576.
28
Dengan kata lain, Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat di
akses oleh orang lain.
b. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research)
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK ( Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu
pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang
terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi
dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.38
Classroom Action Research ( CAR) adalah action research yang dilaksanakan
di dalam kelas. Action Research pada hakikatnya merupakan rangkaian “ riset-
tindakan-riset-tindakan-…” yang dilakukan secara siklik dalam rangka
memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.
Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang
dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk
memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : (a) praktik-praktik
kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-pratik tersebut,
dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.39
Menurut Rochiati, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok
guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
38
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), h.41. 39
Ibid, h.46.
29
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu.40
Rapoport mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang
dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat
untuk membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dan
kerangka etika yang disepakati bersama. Suharsimi Arikunto menyatakan
pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentukan dari tiga
kata yaitu : 41
1) Penelitian , menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik.
acting
planning observing
reflecting
Gambar 2.5. Model Action Research Kurt Lewin
40
Rochiati Wiriatmajaya, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h.13. 41
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h.
2-3.
30
Mc Niff dalam bukunya yang berjudul Action Research : Principles and
Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan
oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian
mengajar dan sebagainya.42
Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan oleh Dave Ebbut sebagai “….is
about the systematic study of attempts to improve educational practice by
group of participants by means of their own practical actions and by means
their own reflection upon the effects of those actions.” Sedangkan David
Hopkins , menyebut penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi yang
sistematis yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan
(aksi) yang telah dilakukan. Pelaku utama pendidikan dalam hal ini adalah
guru, dimana dengan perannya pada proses pembelajaran akan menentukan
pencapaian hasil belajar. Peran guru dipandang sebagai perpaduan yang baik
dalam merencanakan tindakan dan sebagai perpaduan yang baik dalam
merencanakan tindakan dan sebagai pelaku penelitian. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka tidak berlebihan jika Jhon Elliot mempopulerkan penelitian
tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam
kelas sekaligus sebagai perancangnya.
Sementara itu pakar pendidikan A.Suhenah Suparno, mendefinisikan
penelitian tindakan kelas sebagai salah satu cara pengembangan profesionalitas
guru dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya sendiri
dan menyusun rencana untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Berkaitan dengan itu yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah proses
pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa dan bahan belajar.
Dari interaksi tersebut guru mencoba mencatat hal-hal yang penting yang
memungkinkan ia dapat mengidentifikasikan kejadian-kejadian penting yang
dapat dikategorikan sebagai masalah.
42
Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h.102.
31
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru
sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan
solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya.
Titik tumpu (orientasi) dari pada PTK adalah suatu kegiatan penelitian
dengan mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang diberikan tindakan,
yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, dan tujuannya adalah
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Namun demikian makna kelas, dalam konteks ini menurut Suharsimi dalam
Sulipan , tidak terikat pada makna ruang kelas tetapi dalam makna yang lebih
spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.43
Ada 7 langkah kegiatan PTK yakni sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi gagasan/ permasalahan umum.
2. Melakukan pengecekan di lapangan.
3. Membuat perencanaan umum.
4. Mengembangkan tindakan pertama.
5. Mengimplementasikan tindakan pertama.
6. Mengevaluasi.
7. Merevisi perencanaan, untuk tindakan kedua, dst.
c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa karakteristik yang membedakan antara penelitian tindakan
kelas dengan penelitian pada umumnya, antara lain:
1) Sustainable, artinya bahwa kegiatan penelitian tindakan dilakukan terus-
menerus meskipun kegiatan penelitian telah selesai.
2) Self-evaluative, merupakan usaha yang dilakukan peneliti untuk
memeriksa, mengamati dan review terhadap tindakan yang dilakukan selama
penelitian.
43
Trianto, Penelitian Tindakan Kelas Teori & Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),
h.15-16.
32
3) Flexible, mengandung arti bahwa jika dalam penelitian memerlukan
beberapa siklus maka jenis tindakan yang dilakukan pada masing-masing
siklus untuk masalah yang sama dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil
evaluasi.
Sementara Arifin, merujuk pada pendapat dari para ahli menyimpulkan
terhadap 7 (tujuh) karakter yang dimiliki oleh PTK, yaitu:
1) Strategi penelitian kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan
untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis berdasarkan
rekaman, pemantuan dan evaluasi terhadap tindakan dan hasil tindakan.
2) Bersifat siklus dan sikuensial. Siklus artinya pelaksanaan PTK sifatnya
berulang-ulang,yaitu dari:Tujuan; ke-perencanaan; ke-pemberian tindakan;
pengamatan (observasi); ke-refleksi, kemudian ke-perencanaan lagi (revisi
perencanaan) dan seterusnya.
3) Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu
tertentu secara kontinu untuk memperoleh data yang diperlukan.
4) Bersifat particular-spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk
menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau
hipotesis yang berlaku untuk semua situasi.
5) Bersifat partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada
upaya perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru ( sebagai peneliti dan
pengajar yang diteliti).
6) Bersifat kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi
kerjasama antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-
pihak terkait.
7) Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses
PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang lebih
baik, lebih bermutu, lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan untuk
menemukan teori baru atau menguji teori.44
44
Trianto,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2011), h.20-22.
33
d. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Mc Niff yang dikutip oleh Supardi dalam buku Penelitian
Tindakan Kelas menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan yang dimaknai dalam konteks proses pembelajaran.45
Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis
keadaan, kemudian mencobakan secara sistematis berbagai tindakan alternatif
dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas.
Borg menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama dalam PTK adalah
pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru
dikelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam
bidang pendidikan. Selain tujuan utama terdapat pula tujuan penyerta dalam
PTK yaitu tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru sehingga pelaksanaan
proses layanan ahlinya disertai mekanisme koreksi diri ( built-in self-correcting
mechanism) yang merupakan salah satu karakteristik strategi profesionalisme.
Tujuan atas pelaksanaan PTK antara lain sebagai berikut :
1) Tujuan utama PTK adalah peningkatan dan perbaikan layanan profesionl
guru dalam menangani proses belajar mengajar dapat dicapai dengan
melakukan analisis-interpretasi-eksplanasi dan berkesimpulan. Kemudian
mencobakan alternatif tindakan dan dievaluasi efektifitasnya.
2) Tujuan PTK ialah pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk
menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya, dan atau di
sekolahnya sendiri.
3) Tujuan penyerta PTK ialah dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di
kalangan guru dan pendidik.
Selain itu PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan
sertaan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan
professional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut
dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,
45
Suharsimi Arikunto,dkk. Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),
h.106-107
34
kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif
yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah
pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan
tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.
2) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keterampilan Guru yang
bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang
dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal
penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena
ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan
mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknya adalah sebuah nilai,
karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan.
3) Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan
Guru.46
e. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum , manfaat penelitian dapat dilihat dari dua segi yaitu :
1) Manfaat Akademik
Menurut Raka Joni dkk dalam Suwandi PTK dalam segi akademik bermanfaat
untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi
kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari
hal-hal sebagai berikut :
a) Manfaat bagi inovasi pembelajaran, yaitu PTK dipandang sebagai wahana
pelaksanaan inovasi pembelajaran dimana guru dianggap perlu untuk selalu
mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode
atau gaya pembelajarannya agar melahirkan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik kelasnya.
b) Manfaat bagi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah/ kelas karena
hasil PTK akan dapat dijadikan masukan dalam pengembangan kurikulum di
46
I Wayan Santyasa, “Metodologi Penelitian Tindakan Kelas”, 10-1 Desember 2007
(Nusa Penida:UNDIKSYA,2007), h.8.
35
tingkat sekolah dan kelas. selain itu , guru akan memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulumitu
karena ia mengalami secara empirik implementasi dari teori dan pemikiran
yang abstrak itu dalam kelasnya.
c) Manfaat bagi pengembangan profesi guru. PTK merupakan media yang
digunakan guru untuk memahami apa yang terjadi di dalam kelas, kemudian
meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional.
Pelaksanaan program-program baru oleh guru dalam kegiatan PTK dapat
dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru. Oleh karena itu, ketelibatan
guru dalam PTK akan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran.
f. Kelebihan dan Kelemahan PTK
Seperti jenis penelitian lainnya, PTK memiliki kelebihan diantaranya:
Pertama, PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan
secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai
pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, observasi baik yang dilakukan
oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, ahli peneliti yang
biasanya orang-orang LPTK dan siswa itu sendiri. Kedua, kerja sama sebagai
ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih
kreatif dan inovatif. Ketiga, hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil
kesepakatan semua pihak khususnya antara guru sebagai peneliti dengan
mitranya, demikian akan meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
Keempat, PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan
demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung
diterapkan guru.
Walaupun PTK memiliki sejumlah kelebihan, akan tetapi juga memiliki
keterbatasan. Pertama, keterbatasan yang berkaitan dengan aspek peneliti atau
guru itu sendiri. Guru–guru dalam melaksanakan tugas pokoknya cenderung
konvensional. Kedua, PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah
praktis yang dihadapi guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak
36
bersifat universal yang berlaku secara umum. Ketiga, PTK adalah penelitian
yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-
kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah secara ajek, dengan
demikian banyak orang yang meragukan PTK sebagai suatu kerja penelitian
ilmiah.47
g. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1) Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan tindakan
yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti menentukan fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk digunakan selama pemberian tindakan
berlangsung.
2) Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan
diterapkan. Skenario atau rancangan hendaknya dijabarkan serinci mungkin.
3) Pengamatan dan Observasi
Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. kemudian dari data yang dikumpulkan
dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan.
4) Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah
dalam proses refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya.
47
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada, 2010), h.37-38.
37
9. Desain-Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih
a. Analisis Kebutuhan
(1) Wawancara dengan guru mata pelajaran biologi
(2) Wawancara dengan beberapa siswa
(3) Observasi pada saat proses pembelajaran
b. Siklus I
(1) Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model TGT pada konsep sistem peredaran
darah.
(2) Pelaksanaan
(a) Memberikan tes kemampuan awal ( pretest) kepada siswa, (b)
menjelaskan tujuan pembelajaran, (c) memberikan materi pelajaran sesuai
acuan program pembelajaran, (d) menjelaskan aturan permainan TGT, (e)
siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan TGT, (f)
menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama.
(3). Observasi dan Evaluasi
(a) Observer mengamati dan mencatat setiap aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan
TGT, (b) memberikan tes kemampuan akhir (Posttest) kepada siswa, (c)
wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui tanggapannya mengenai
tanggapannya mengenai proses pembelajaran dengan model TGT.
(4). Refleksi
(a) Mengolah dan menganalis data yang diperoleh pada siklus I baik catatan
lapangan, test kemampuan awal (pretest) siswa, tes kemampuan akhir
(posttest) siswa, (b) menarik kesimpulan kekurangan-kekurangan pada siklus I
, (c) merefleksikan kekurangan pada siklus I untuk menyusun strategi sebagai
perbaikan pada siklus II.
38
a. Siklus II
(1). Perencanaan
Merencanakan strategi sebagai upaya perbaikan untuk pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT pada
konsep sistem peredaran darah.
(2). Pelaksanaan
(a) Memberikan tes kemampuan awal ( pretest ) siswa. (b) menjelaskan tujuan
pembelajaran, (c) memberikan materi pelajaran sesuai acuan program
pembelajaran, (d) siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model TGT, (e) menyimpulkan materi pembelajaran bersama-
sama.
(3). Observasi dan Evaluasi
(a) Observer mengamati dan mencatat setiap aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan mengunakan
model TGT, (b) memberikan tes kemampuan akhir ( posttest) kepada siswa.
(4). Refleksi
(a) Mengolah dan menganalis data yang diperoleh pada siklus II, (b) menarik
kesimpulan kekurangan pada siklus II, (c) mereflesikan kekurangan pada siklus
II sebagai acuan perbaikan untuk siklus selanjutnya.
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
1. Anak Agung Gede Ngurah dengan penelitian yang berjudul Implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual dan Model Evaluasinya Dalam Pembelajaran Fisika menyatakan
bahwa kualitas aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe TGT dengan pendekatan kontekstual adalah : indikator 1 yaitu tetap
tinggal dalam tugas kelompok muncul 99,30%, indikator II yaitu bekerja
bersama kelompok, muncul 93,30%, indikator III yaitu bekerja sampai
kelompok menuntaskan hasil akhir muncul 85,14%, indicator IV yaitu bekerja
sampai setiap anggota memahami masalah muncul 82,3%, untuk indikator V
39
yaitu mendengarkan satu sama lain muncul 71,3% , untuk indikator VI yaitu
berunding dengan pimpinan kelompok/guru muncul 49%, untuk indikator VII
yaitu berpartisipasi pada setiap anggota muncul 52%, untuk indikator VIII
yaitu mengambil bagian dalam tugas muncul 53%. Dari kedelapan indikator
tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas siswa dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL memiliki kategori yang tinggi
atau baik.48
2. Lambang Subagiyo, Laili Komariyah, dan Syaifudin Achmad dengan
penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
menyatakan bahwa hasil implementasi penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TGT ternyata dapat meningkatkan persentase kelulusan siswa. Karena jika
dilihat nilai dasar sebelumnya, dimana hanya 15 orang atau 37,5% siswa yang
lulus dan sebanyak 25 orang atau 62,5% yang belum lulus. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran hendaknya dapat dilaksanakan pembelajaran tipe TGT.
Karena selain pembelajaran lebih menarik,siswa dapat belajar lebih aktif,
kreatif dan mandiri. Siswa kelompok atas akan belajar untuk menyampaikan
materi, sehingga konsep akan dapat diingat lebih lama sementara siswa
kelompok bawah dapat bebas bertanya dengan teman dalam kelompok tanpa
perasaan malu.49
3. Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih dengan penelitian yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Biologi menyatakan bahwa hasil penelitian Rata-rata
kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
model pembelajaran kooperatift ipe TGT, Rata-rata peningkatan prestasi
belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa untuk
48
Anak Agung Gede Ngurah, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
dengan Pendekatan CTL dan Evaluasinya dalam Pembelajaran Fisika, JIPP, 2005, h.148-162. 49
Lambang Subagiyo,dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT,
Didaktika, Volume 7,No.1, (Januari 2006), h. 1-9.
40
kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 43%
berada pada kriteria sedang, untuk kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional adalah 29% berada pada kriteria rendah. 50
4. Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski dengan penelitian yang berjudul
Gameplaying for maths learning : cooperative or not? Menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukan adanya keuntungan penggunaan koperatif TGT yang
kompetitif dibandingkan dengan metode belajar sebelumnya. Dengan kata lain
penggunaan metode TGT dalam pelajaran matematika lebih disukai siswa
sehingga siswa memiliki sikap positif dan kompetitif.51
5. Micheal M van Wyk dengan penelitian yang berjudul The Effect of Teams-
Games-Tournaments on Achievement, Retention, And Attitudes of Economic
Education Students, menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran kooperatif tidak lebih effektif dibanding dengan metode ceramah
jika dikaitkan dengan prestasi dan retensi ekonomi siswa. Penggunaan
kooperatif ini harus diimbangi juga dengan penambahan literatur sehingga
dalam satu sameter atau tahun dapat dibandingkan hasilnya..52
6. Effandi Zakaria and Zanaton Iksan dengan penelitian yang berjudul
Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A
Malaysian Perspective menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan
adanya kekurangan yang terjadi pada pelajaran ilmu pengetahuan dan
matematika. Pembelajaran kooperatif dalam proses belajar akan efektif terjadi
ketika siswa secara aktif terlibat dalam berbagai ide dan bekerja koperatif
untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dengan kata lain, penggunaan
metode koperatif sebagai alternative pengunaan metode ceramah.53
50
Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa, Ilmiah Exacta, No.1,( Mei 2009), h. 83-97. 51
Fengfeng dan Barbara Grabowski, Gameplaying for maths learning :cooperative or
not?”, British Journal of Education Technology, Volume 38,Nomor 2, (2007) , h.249-259. 52
Micheal M van Wyk, The Effect Of Teams-Games-Tournaments On Achievement,
Retention, and Attitudes Of Economics Eucations Students, (Dublin,Ireland,2010), h.31-38. 53
Effendi Zakaria dan Zanaton Iksan, Promoting Cooperative Learning in Science and
Matematics Eucation: A Malaysian Perspective, Eurasia Journal of
Matematics,science&technology,Volume 3, No.1, (2007), h. 35-39.
41
7. Kemal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop dan Sukru Ada dengan
penelitiannya yang berjudul Effect of Two Cooperative Learning Strategies on
Teaching and Learning Topics of Thermochemistry menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukkan pembelajaran koperatif tipe Group Investigation lebih
efektif dibanding dengan jigsaw pada konsep kimia.54
8. Chan, Kam Wing dengan penelitiannya yang berjudul School-based Staff
Development in cooperative Learning menyatakan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat enam fase yang menjadi penopang terjadinya
keberhasilan pembelajaran kooperatif baik untuk guru, murid dan para staff.
Enam fase tersebut meliputi tujuan pengaturan, partisipasi dalam lokakarya,
persiapan pelajaran kolaboratif, pengamatan rekan, pasca konferensi pelajaran
dan refleksi. 55
9. Sonia Casal Madinabeitia dalam penelitiannya yang berjudul Cooperative
Learning an Essential Glossary for the Teacher menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukkan adanya ketidaksamaan antara kerja kelompok dengan
belajar kooperatif maupun akademis. Belajar koperatif berarti belajar
membangun hubungan konstruktif dalam konteks nyata dan untuk
mendapatkan hasil dari tujuan yang diharapkan. 56
10. Nesrin Ozsoy dan Nazli Yildiz dalam penelitian yang berjudul The Effect
of Learning Together Technique of Cooperative Learning Method on Student
Achivement an Mathematic Teaching 7TH
Class on Primary School dengan isi
bahasan penelitian yang dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan signifikan
antara hasil belajar koperatif dengan kelompok kontrol yakni kelas dengan
penggunaan metode ceramah. Teknik belajar kooperatif ternyata lebih efektif
dibanding dengan metode tradisional. 57
54
Kemal Doymus,dkk, Effect of two Cooperative Learning Strategies on Teaching and
Learning Topics of Thermochemistry, World Applied Sciences Journal, Volume 7, No.1,(2009),
h.34-42. 55
Chan dan Kam Wing, School-based Staff Development in cooperative Learning, (The
Hongkong Institute of Education,t.t), h.1-9. 56
Sonia Casal Madinabetia, Cooperative Learning an Essential glossary for the teacher,
(Universidad Pablo de Olavide-Sevilla,2006), h.80-84. 57
Nesrin Ozsoy dan Nazli Yildiz, The Effect of Learning Together Technique of
Cooperative Learning Method on Student Achivement an Mathematic Teaching 7TH
Class on
42
11. George Jacobs dalam penelitiannya yang berjudul Combining Dictogloss
and cooperative Learning To Promote Language Learning menyatakan bahwa
hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknik dictagloss dapat mewujudkan
bahasa yang inovatif jika diiringi dengan pembelajaran koperatif.58
12. Qoisyara Parveen, Sheikh Tariq Mahmood, Dr.Azhar Mahmood dalam
penelitian yang berjudul Effect of Cooperative Learning on Academic
Achievement of 8 th Grade Students In The Subject of Social Student
menyatakan bahwa hasil penelitiaan menunjukkan pembelajaran koperatif
tidak berbeda halnya dengan metode ceramah.59
13. Jhon G dan Ling-Ling Tsai dalam penelitian yang berjudul The Effect of
Cooperative on Foreign Language Anxiety : A Comparative Study of
Taiwanese and American Universities menyatakan bahwa hasil penelitian
menunjukkan tidak ada pengaruh dan hubungan antara kecemasan siswa
dengan pembelajaran koperatif.60
14. Ayhan Dikici dan Yasemin Yavuzer dalam penelitian yang berjudul The
Effect of Cooperative Learning On The Abilities of Pre-Service Art Teacher
Candidates To Lesson Planning In Turkey menyatakan bahwa hasil penelitian:
terdapat pengaruh pembelajaran koperatif terhadap pelatihan guru seni di
Turki.61
15. Showing Young dalam penelitian yang berjudul An Action Research on
System Dynamic Course Through Cooperative Learning menyatakan bahwa
hasil penelitian menunjukkan:
1. Pembelajaran koperatif dapat meningkatkan hasil belajar.
Primary School,The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET, Volume 3, (July
2004), h. 49-54. 58
George Jacobs,Combining Dictagloss and Cooperative Learning To Promote
Language Learning, Journal Volume 3, No.1, (April 2003), h.1-15. 59
Qoisara Parveen dkk, Effect Of Cooperative Learning On Academic Achievement Of 8
th Grade Students in The Subject Of Social Studies, International Journal Of Academic Research,
Volume.3, No.1,(2011), h. 950-954. 60
Jhon G dan Ling-Ling Tsai, The Effect Of Cooperative Learning On Foreign Language
Anxiety : A Comparative Study Of Taiwanese and American Universities, International Journal Of
Instruction, Volume.3, No.1,( 2010), h.1-18. 61
Ayhan Dikici dan Yasemin Yavuzer, The Effect of Cooperative Learning on the
Abilities Of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In Turkey, Australian
Journal,Volume.31, No.2,(2006), h.36-44.
43
2. Penelitian tindakan akan menjadi bimbingan yang baik untuk mengajarkan
dinamika system melalui pembelajaran koperatif.
3. Desain instruksional harus memiliki karakteristik yang sistematis.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Gambar 2.6. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah, suasana kelas
yang tidak kondusif selama proses pembelajaran, kurangnya sumber belajar
dan bahan ajar yang digunakan, kurangnya integrasi nilai-nilai dalam bahan
1. Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah.
2. Kurangnya sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan.
3. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa.
4. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran.
5. Suasana belajar kurang kondusif.
Hasil belajar biologi yang rendah
Pemberian Tindakan (penggunaan Teams Games Tournament)
Siklus I Siklus II
a. Siswa mampu belajar mandiri atau berkelompok.
b. Terjadi interaksi, baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
c. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
d. Siswa melihat, membaca, menulis dan mengerjakan LKS.
e. Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan.
f. Siswa mempu menjawab pertanyaan.
g. Suasana belajar kondusif
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
44
ajar biologi, proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa.
Oleh sebab itu dilakukan tindakan berupa metode pembelajaran aktif yakni
TGT pada konsep sistem peredaran darah. Tindakan yang dilakukan dilakukan
menghasilkan siswa yang mampu belajar mandiri atau berkelompok, terjadi
interaksi, baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, siswa lebih
aktif dalam kegiatan diskusi, siswa melihat, membaca, menulis dan
mengerjakan LKS, siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan, siswa mampu
menjawab pertanyaan, suasana belajar kondusif, siswa mampu
mengembangkan nilai-nilai dalam konsep biologi. Dengan demikian
diharapkan hasil belajar siswa terjadi peningkatan.
D. Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran biologi siswa seringkali merasa kesulitan memahami
pelajaran yang diberikan guru, siswa kurang antusias untuk mengikuti
pelajaran biologi bahkan menjadikan biologi sebagai mata pelajaran yang tidak
menyenangkan bagi sebagian siswa. Permasalahan lain adalah mengenai proses
belajar mengajar, dimana siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga di dalam pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur
kognitif. Sedangkan dalam pembelajaran biologi siswa seharusnya aktif belajar
sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya serta
lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalam menyelesaikan
permasalahan biologi terutama dalam konsep sistem peredaran darah.
Salah satu model pembelajaran inovatif serta efisien yang dapat diterapkan
adalah Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran ini dapat memotivasi
siswa untuk mengembangkan ide serta pendapat, memecahkan masalah dan
cakap akan berkomunikasi/interaksi dalam kelompok. Dengan TGT siswa
menjadi lebih aktif dalam belajar dan ada warna serta suasana baru ketika
belajar. Kenapa harus TGT, di dalam TGT ada sistem belajar berkelompok
dimana siswa tidak memandang ras, suku maupun agama sehingga terjadi
pembauran di dalamnya.
45
Sengaja penulis mengangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT
sebagai bahan kajian yang dikaitkan dengan materi ajar sistem peredaran darah
manusia kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat, diharapkan agar siswa dapat
menanamkan rasa kebersamaan, saling ketergantungan dan saling memiliki
suatu kelompok, sehingga di saat siswa tampil dalam kehidupan bermasyarakat
secara tidak langsung telah dibekali jiwa saling menghargai, menghormati
pendapat orang lain dan membangun kerjasama. Dalam belajar kelompok di
laboratorium memunculkan diskusi dalam memecahkan permasalahan secara
bersama-sama. Tetapi mengapa harus sistem peredaran darah manusia sebagai
pilihan materi kajian? Karena konsep sistem peredaran darah merupakan
pengetahuan deklaratif yang luas, dapat dipelajari dengan praktek dan diskusi
salah satunya. Dalam mempelajari konsep sistem peredaran darah memang
tidak hanya penguasaan pengetahuan tetapi diperlukan pula pengetahuan
prosedural dan proses ilmiah untuk memahami bagaimana kerja jantung dan
denyut jantung dalam praktikum. Hal lain yang menjadi alasan adalah
menariknya materi sistem peredaran darah karena berkaitan dengan kehidupan
iswa sehari-hari sehingga membantu terlaksananya interaksi antar siswa. Maka
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT penulis ingin
melihat secara empiris mengenai peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran tipe TGT.
E. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode pembelajaran tipe Teams Games Tournament dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah.
46
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat di kelas
VIII tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian ini berlangsung pada 16
November 2011 sampai 1 Desember 2011.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan
kelas. Tahapan siklus PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
melakukan pengamatan dan refleksi. Data dikumpulkan melalui tes,
pengamatan, selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif
maupun deskriptif kualitatif yang dilanjutkan dengan refleksi.1
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi
biologi di MTs Islamiyah ciputat.
1. Fokus masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini terletak pada rendahnya hasil belajar
siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kurangnya sumber
belajar dan bahan ajar.
2. Solusi Masalah
Penggunaan metode pembelajaran tipe TGT pada konsep sistem peredaran
darah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII 1 MTs Islamiyah
Ciputat, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, melengkapi bahan
ajar yang kurang, menciptakan suasana yang kondusif di kelas VIII 1 MTs
Islamiyah Ciputat.
Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan dua siklus, apabila belum
mencapai hasil yang diharapkan akan dilanjutkan ke siklus III dst, dimana tiap-
tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
1Indriyani Dewi, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Teknik
TGT”, Jurnal, MIPA Volume1,No,1,(September,2008), h.71.
47
1. Perencanaan ( planning)
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan
instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal dan
lembar observasi.
2. Tindakan ( Acting)
Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode TGT sesuai dengan RPP yang telah dirancang
sebelumnya.
3. Pengamatan ( Observing)
Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru untuk mengisi lembar
observasi.
4. Refleksi ( Reflecting)
Pada tahap ini, hasil pengamatan yang di dapat dari lembar observasi
dianalisis bersama dengan guru kolaborator sehingga dapat diketahui
kekurangan yang ada pada siklus I. hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan
untuk merencanakan tindakan pada siklus II.
C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MTs Islamiyah Ciputat kelas
VIII -1 berjumlah 36 siswa. Alasan dipilihnya kelas VIII sebagai subyek
karena karakteristik subyek cocok dengan judul penelitian. Pihak yang terkait
dalam penelitian tindakan ini adalah guru IPA. Dalam penelitian ini guru
bidang studi terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan
mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar
observasi
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru bidang studi IPA
yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran teams games turnament sedangkan untuk observer akan
48
dilakukan oleh teman sejawat dan guru bidang studi IPA MTs Islamiyah
Ciputat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat praktis,situasional
dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
sehari-hari. Penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas
(PTK) yang didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat meningkatkan
kualitas proses belajar di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa yang
dapat dilihat dari nilai rata-rata harian siswa.2
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam II siklus apabila belum
mencapai hasil yang diharapkan dilanjutkan ke siklus III dst . Setiap satu siklus
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Dalam setiap tahapan siklus disusun dan dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pembelajaran konsep sistem peredaran darah
dengan menggunakan model TGT adalah meningkatnya hasil belajar siswa
terhadap materi tersebut.
G. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang didapat berasal dari observasi, wawancara
non formal siswa dan guru,tes kemampuan awal siswa (pretest ) dan
kemampuan akhir (posttest) tiap siklus. Sedangkan sumber datanya adalah
siswa dan guru.
2 Rina Nurhidayati, “Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa.” (Skripsi S1 Fakultas IPA, Universitas Muhammadiyah,2008), h.22.
49
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes.
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.3 Tes yang digunakan adalah
tes penguasaan konsep yang meliputi pretest dan posttest.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Siklus I
N
o
Sub
konsep
Indikator Aspek kognitif Jumlah
C1 C2 C3
1. Darah Mendefinisikan
sistem peredaran
darah
2* 1
Menyebutkan
komposisi, organ
dan bagian dalam
sistem organ
3*
4*
9*
16*
36*
5
Mengenal alat yang
digunakan dalam
sistem peredaran
darah
29* 1
Membedakan
macam/jenis dari
pembuluh darah
26* 1
Menjelaskan bagian
/organ ,fungsi dan
ciri pada sistem
peredaran darah
13*
14*
24*
38*
31*
5
3 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011), h.
185.
50
Menerangkan proses
pembentukan darah
dan pergerakan
denyut nadi
10* 1
Golongan
&transfusi
darah
Menjelaskan
golongan darah pada
sistem peredaran
darah
34*
32*
37*
3
Membuktikan kaitan
sistem peredaran
darah dengan
transfusi dan
golongan darah
21* 1
Menggunakan
gambar atau animasi
jantung
5*,7* 2
Jumlah 7 10 3 20
Valid *
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Siklus II
No Sub
konsep
Indikator Aspek kognitif Jum
C1 C2 C3
1. Sistem
Peredaran
darah
limfa
Menyebutkan
pembuluh limfa pada
manusia
30*
34*
2
Menunjukkan letak
pembuluh limfa
manusia
12* 1
Menyebutkan cairan
limfa
19*
32*
2
Menyebutkan sistem 31* 1
51
yang berperan
pembuluh limfa
Menjelaskan fungsi
pembuluh limfa
16* 1
Menjelaskan fungsi
cairan limfa
9* 1
Gangguan
/kelainan
pada
darah
Menjelaskan sistem
yang berpengaruh
pada kelainan darah
21*,29* 2
Mendata jenis
penyakit/ gangguan
pada darah
2*
8*
15*
20*
22*
5
Mendata jenis
penyakit/gangguan
pada jantung
23*,28* 2
Mendata jenis
penyakit/gangguana
pada pembuluh darah
4*
14*
26*
3
Jumlah 6 4 10 20
Valid *
I. Kontrol Terhadap Validitas Internal
1. Instrumen Penelitian
a) Tes Penguasaan Konsep
Tes pengusaan konsep digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan
sebagai data pendukung. Tes ini berupa butir soal pilihan ganda sebanyak 20.
2. Analisis Butir Soal Instrumen
Sebelum instrumen diberikan kepada sampel, instrument terlebih dahulu
diuji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah
ditentukan. Data hasil uji coba yang dianalisis yaitu dengan validitas butir soal
52
(item), reliabilitas instrument, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda
butir soal.
a) Instrument Penguasaan konsep
1) Uji Validitas Butir Soal
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.4 Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Point Biserial karena skor butir soal berbentuk dikotomi (skor 0
atau 1). Adapun rumus rpbis, yaitu
= ̅̅ ̅ – ̅̅̅̅ √
St
Keterangan
= koefisien
Xi = Means skor siswa yang menjawab item soal yang benar
Xt = Means skor total yang diperoleh oleh siswa
St = Standar deviasi skor total
Pi = Proporsi subjek yang menjawab item yang benar nomor i
qi = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah nomor i
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandaian, keajegan, kestabilan,
atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten.5 Pengujian realibilitas ini menggunakan rumus K-R
20 atau Kuder-Richardson 20 karena skor butir soal yang diujikan berbentuk
soal dikotomi (skor 0 atau 1 ). Rumus K-R 20 yaitu:
(
)(
)
Keterangan
= koefisien reliabilitas internal seluruh item
4 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.105.
53
p = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
q= proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
∑pq = jumlah hasil perkalian p dan q
K = banyaknya item
= varians skor total
3) Uji Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, maka soal-soal tersebut diujikan
taraf kesukarannya terlebih dahulu. Rumus dari uji ini yaitu6:
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut :
0,00 p 0,25 = soal sukar
0,26 p 0,75 = soal sedang
0,76 p 1,00 = soal mudah
4) Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Cara perhitungannya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
6 Ibid, h.103-105.
54
Keterangan:
D = Daya Beda
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = Jumlah peserta didik
Daya beda yang baik adalah D > 0,30
5) Uji N-gain
Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest
Ngain = skor posttest – skor pretest
skor ideal – skor pretest
Kategori :
Ngain tinggi : nilai > 0,70
Ngain sedang : nilai 0,70 > gain > 0,30
Ngain rendah : nilai < 0,30
J. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model TGT pada konsep
sistem peredaran darah mencapai indikator sebagai berikut:
1. 100% siswa kelas VIII mendapatkan nilai ≥ 65.
2. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu < 65.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan
berdasarkan analisis reflektif pada tiap siklus untuk mengetahui keberhasilan
dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi –strategi dalam
upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Perencanaan tindakan yang perlu
dikembangkan atau ditindaklanjuti adalah penyajian konsep sistem peredaran
darah dengan analogi-analogi yang mudah dicerna. Memfokuskan pada tujuan
55
pembelajaran serta pengalokasian waktu proses pembelajaran menggunakan
TGT perlu diperhitungkan agar siswa tetap berada pada suasana belajar.
56
BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklu I dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT), penentuan konsep Sistem Peredaran Darah dalam RPP dan disusun
berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), adapun konsep yang diajarkan terdiri dari
sub konsep Darah dan Pembuluh darah, lalu merencanakan pembelajaran dengan
membentuk tim yang beranggotakan 4 siswa dengan penyebaran tingkat
kognitif, menyusun lembar kerja siswa (LKS), merencanakan Games dan
Tournament , dan terakhir merencanakan tempat duduk antar kelompok dalam
satu tim
b. Pelaksanaan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, diperoleh catatan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Dokumen Catatan Lapangan dengan Menggunakan Model
Pembelajaran TGT
No Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan II
1. Pembelajaran
awal
Guru menjelaskan materi yang
akan dibahas yaitu darah dan
golongan darah
Guru menjelaskan
materi jantung dan
pembuluh darah
2. Kelompok
Belajar /
(Pembentukan
Kelompok)
-Pembagian kelompok
berdasarkan pada tingkat
kognitif siswa (rangking
siswa)
- Beberapa siswa masih ada
yang protes dan tidak mau
Beberapa siswa
masih ada saja yang
bercanda pada saat
berkelompok
57
berkumpul dengan teman
kelompok yang sudah
ditetapkan
3. Diskusi -Siswa membaca LKS tanpa
melihat petunjuk terlebih
dahulu
-Siswa yang pandai masih
mendominasi dalam
mengerjakan LKS
-Bekerjasama,berkomunikasi
masih kurang maksimal dalam
kelompok
-Siswa pandai tidak
mendominasi lagi
jalannya diskusi
-Beberapa siswa
mulai berani tampil
untuk
mengemukkan
jawabannya
4. Permainan
(Games) Kartu
Soal
Beberapa siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan
nomor kartu yang diajukan.
Hampir seluruh
siswa mulai mampu
menjawab
pertanyaan hanya
saja belum
maksimal dalam
mengkomunikasikan
jawabannya.
5. Tournament -Beberapa siswa
masih belum
memahami aturan
jalannya
pertandingan
-Siswa dengan
tingkat kognitif
sedang dan rendah
masih belum
mampu menjawab
pertanyaan secara
maksimal.
6. Penghargaan
Kelompok
Guru memberikan
penghargaan bagi kelompok
terbaik
Guru memberikan
hadiah bagi
kelompok siswa
yang mampu
berperan aktif serta
kelompok terbaik
turnamen.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pembagian kelompok
dilakukan secara acak dengan berdasarkan tingkat kognitif siswa, yang terdiri
dari siswa dengan berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang atas,
58
berkemampuan sedang bawah dan berkemampuan rendah. Beberapa siswa
masih saja ada yang memprotes atas pembagian kelompok yang sudah
ditetapkan oleh guru. Selain itu, masih ada siswa yang bercanda pada saat
pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan
LKS diterapkan pada pertemuan pertama di siklus I. Siswa kurang kondusif dan
saling mengandalkan satu sama lain dalam mengerjakan LKS sehingga hasil
yang didapat tiap kelompok tidak memuaskan. Selain itu pada saat berkelompok
dan berpikir bersama dalam mengerjakan LKS masih kurang maksimal,
dikarenakan beberapa siswa masih saja ada yang bercanda. Sedangkan
penggunaan LKS di pertemuan kedua, siswa sudah mulai mau saling membantu
dalam mengerjakan LKS yang guru berikan, sehingga hasilnya pun lebih baik
dari pertemuan pertama, hanya saja masih ada beberapa siswa yang kurang
memberi kontribusi yang baik bagi kelompok.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan
permainan (games) pada pertemuan pertama di siklus I. Beberapa siswa dari
kategori sedang bawah dan rendah masih belum mampu menjawab pertanyaan
berupa nomor soal, hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan
dari games tersebut. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa berkategori sedang
dan rendah sudah mulai menampakkan keberaniannya dalam menjawab soal
meski tidak sepenuhnya benar.
Pelaksanaan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan tournament
pada pertemuan kedua di siklus I. beberapa siswa masih belum memahami
aturan pertandingan sehingga jalannya pertandingan masih kurang maksimal.
Akan tetapi pertanyaan dari pertandingan tersebut hampir seluruh siswa sudah
mampu menjawab, meski jawaban mereka tidak begitu memuaskan tapi sangat
dihargai oleh guru karena siswa sudah berani bercakap dan bekerjasama dengan
baik. Selain itu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mempunyai skor terbaik dan kerjasama terbaik dengan memberikan hadiah atau
reward bagi siswa.
59
c. Observasi
1) Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah siswa ( kelas tinggi, sedang
dan rendah) tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT), sikap dan jawaban siswa pada siklus I dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa Siklus I
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah kalian (siswa) memahami
model pembelajaran Teams Games
Tournament ?
72,2% 27,8%
2. Apakah kalian (siswa) mengalami
kesulitan selama proses
pembelajaran dengan TGT?
22,2% 77,8%
3. Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT menarik bagi
kalian (siswa)?
86,1% 13,8%
4. Apakah games dan tournament
membantu kalian (siswa) dalam
memahami konsep sistem
peredaran darah?
91,6% 8,4%
5. Apakah kalian (siswa) merasakan
perbedaan dalam memahami
pelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe TGT dan
ceramah guru?
91,6% 8,4%
Jumlah 364% 136%
Rata –Rata 72,8% 27,2%
60
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa 84% siswa sudah
memahami model pembelajaran TGT dan ketertarikannya pada pembelajaran ini
di siklus I. Akan tetapi 16% siswa masih mengalami kesulitan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan TGT dan belum menemukan
ketertarikannya pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT).
2) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes kemampuan kognitif siswa (pretest dan posttest) pada
siklus I pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Hasil Pretest dan Posttest Siklus I
Data Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 85 90
Nilai Terendah 20 45
Modus 60 65
Nilai rata-rata 55,41 66,66
SD 14,46 11,43
Dari hasil di atas terlihat bahwa hasil belajar pada siklus I mengalami
peningkatan nilai posttest. Dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest yakni sebesar
55,41 dengan modusnya 60 menjadi bernilai rata-rata sebesar 66,66 dengan
modusnya 65 setelah melakukan posttest siklus I.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada
penelitian tindakan kelas siklus I maka data skor hasil pretest dan posttest siswa
dianalisis dengan N-gain, dan diperoleh hasil sebagai berikut:1
1 D. E. Meltzer, “Addendum to: Relationship between mathematics preparation and
conceptual learning gains” ,t.t., h.3
61
Tabel 4.4. Hasil N-gain Siklus I
Kategori Jumlah
Tinggi -
Sedang 13
Rendah 23
Nilai Rata-rata N-gain 0,25
SD N-gain 0,16
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil perolehan rata-rata N-gain
siswa pada siklus I sebesar 0.25 termasuk dalam kategori kurang, dan yang
berkategori rendah sebanyak 23 siswa, berkategori sedang 13 siswa dan
berkategori tinggi 0 siswa. Adapun rata-rata nilai posttest yang dilaksanakan
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65). Hal ini disebabkan
masih terdapatnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah batas ketercapaian
ketuntasan minimum yakni sebanyak 12 siswa atau sekitar 67% sehingga hasil
yang diperoleh belum memenuhi target yang diharapkan yaitu ketercapaian
ketuntasan belajar siswa yakni 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
perlakuan tindakan pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games
Tournament pada konsep sistem peredaran darah masih tergolong kurang
maksimal dan masih agak jauh dari harapan hasil yang diingkan peneliti.
d. Refleksi
Berikut ini tahap refleksi pada siklus I:
Pada tahap refleksi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada siklus I yang
menggunakan LKS dan kartu soal ternyata belum mendapatkan hasil yang
maksimal, dikarenakan masih banyak siswa belum memahami aturan permainan
TGT, bisa dikatakan para siswa masih “awam”, selain itu masih terbawa suasana
bermain . Oleh karena itu, perlu ditindaklanjuti dengan pembelajaran yang sama
tetapi lebih terfokus, metodenya pun sama yakni dengan teknik nomor kartu soal
pada konsep sistem peredaran darah. Berikut hasil refleksi data di siklus I:
62
1) Siswa memerlukan waktu untuk saling mengenal karakter masing-masing
kelompok. Karena belum terbiasanya siswa disanding dengan teman sebaya
yang berbeda karakter.
2) Persentase siswa yang mencapai skor KKM baru 24 siswa atau (67%)
sehingga masih perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan target penelitian yaitu
100%. Hal ini dapat dilakukan pada proses pembelajaran selanjutnya yakni pada
siklus II.
Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tindakan Perbaikan Siklus I
No Tindakan Awal Tindakan Pebaikan
Pertemuan I
Tindakan Perbaikan
Pertemuan II
1. Pembelajaran
awal
Guru lebih menekankan
lagi konsep yang akan
dijelaskan dengan cara
meminta siswa untuk mau
bertanya bagian mana
dalam konsep yang belum
dipahami sehingga guru
mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa.
Guru lebih mendekatkan
diri secara personal
dengan siswa agar
diharapkan siswa lebih
terpacu lagi untuk mau
terus belajar.
2. Diskusi Guru memberikan LKS
dengan tampilan yang
lebih menarik lagi untuk
meraik minat siswa dalam
mengerjakan LKS
Masing-masing kelompok
diatur tugasnya sebagai
penulis dan sebagainya.
Siswa terlebih dahulu
diberitahu tentang aturan
pertandingan agar tidak
terjadi kesalahan.
Siswa dikondisikan untuk
lebih tertib dalam
memperhatikan
pertanyaan yang diberikan
3. Permainan Guru lebih memfokuskan Siswa diajarkan untuk
63
(games) pertanyaan nomor soal
kepada siswa yang
dianggap belum mampu
berkontribusi baik
terhadap kelompok dengan
harapan siswa tersebut
lebih terpacu untuk
membaca dan belajar tapi
tanpa mengurangi fokus
terhadap siswa lainnya
mengkomunikasikan
dengan baik tentang
bagaimana cara menjawab
pertanyaan dari permainan
agar nilai /poin mereka
tidak berkurang.
4. Tournament Siswa diarahkan untuk
fokus terhadap pertanyaan
yang diberikan dan tidak
terpengaruh dengan
jawaban temannya
sehingga siswa dapat
belajar untuk
mempercayai jawabannya
sendiri.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada
konsep sistem peredaran darah belum mencapai hasil yang diharapkan peneliti.
Oleh karena itu, dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus I sehingga perlu dilanjutkan ke tindakan pembelajaran
pada siklus II yaitu dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe
TGT yang diintegrasikan dengan kartu soal dan LKS.
64
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pembuatan RPP siklus II, adapun konsep yang diajarkan pada siklus II
terdiri dari sub konsep sistem peredaran limfa, sistem peredaran kecil dan besar
dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan, sedangkan pembentukan
kelompok berdasarkan atas tingkat kognitif siswa, menyusun lembar kerja siswa
(LKS), dan menyusun games dan tournament.
b. Tindakan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung diperoleh catatan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Dokumen Catatan Lapangan dengan Menggunakan Model
Pembelajaran TGT
No Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan II
1. Pembelajaran
awal
Guru menjelaskan materi yang
akan dibahas yaitu sistem
peredaran darah kecil,besar
dan mekanisme peredaran
limfatik
Guru menjelaskan
materi penyakit dan
hubungannya
dengan kesehatan
2. Kelompok
Belajar /
(Pembentukan
Kelompok)
-Pembagian kelompok
berdasarkan pada tingkat
kognitif siswa (rangking
siswa)
- siswa mulai akrab dengan
kelompoknya.
siswa mulai tertib
dan saling
menghargai antar
anggota kelompok.
3. Diskusi -Siswa membaca LKS dengan
melihat petunjuk terlebih
dahulu
-Siswa yang pandai sudah
tidak mendominasi dalam
mengerjakan LKS
-Bekerjasama,berkomunikasi
sudah maksimal dalam
kelompok
-Siswa pandai lebih
mengarahkan
jalannya diskusi
- siswa mulai berani
tampil untuk
mengemukkan
jawabannya
4. Permainan
(Games) Kartu
siswa sudah mampu menjawab
pertanyaan dengan nomor
seluruh siswa mulai
mampu menjawab
65
Soal kartu yang diajukan.
pertanyaan dan
sudah baik dalam
mengkomunikasikan
jawabannya.
5. Tournament -siswa masih sudah
memahami aturan
jalannya
pertandingan
-Siswa sudah
mampu menjawab
pertanyaan secara
baik dengan
menggunakan kartu
soal sesuai prosedur
pertandingan.
6. Penghargaan
Kelompok
Guru memberikan
penghargaan bagi kelompok
terbaik
Guru memberikan
hadiah bagi
kelompok siswa
yang mampu
berperan aktif serta
kelompok terbaik
turnamen.
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa pembagian kelompok
di siklus II ini sudah sangat berbeda dengan siklus I, siswa sudah mulai tertib
dan mengurangi bercanda antar teman kelompok.
Pelakasanaan model pembelajaran menggunakan kooperatif tipe TGT
dengan menggunakan LKS juga diterapkan di siklus II. Dimana siswa sudah
mulai memahami petunjuk dalam mengerjakan LKS. Dalam mengerjakan LKS
bersama kelompok, siswa lebih tertib dan kondusif tanpa saling memprotes
maupun saling mengandalkan satu sama lain.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan
permainan (games) pada pertemuan pertama di siklus II. Siswa sudah mampu
menjawab pertanyaan berupa nomor soal. Sedangkan pada pertemuan kedua
siswa sudah mulai cakap menyampaikan jawaban pertanyaan yang diberikan.
Pelaksanaan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan tournament pada
pertemuan kedua di siklus II. Siswa sudah memahami aturan pertandingan
sehingga jalannya pertandingan berjalan maksimal. Siswa sudah berani bercakap
66
dan bekerjasama dengan baik antar teman. Sehingga poin atau skor kelompok
mereka pun akhirnya meningkat. Selanjutnya guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang tmempunyai skor terbaik dan kerjasama terbaik dengan
memberikan hadiah atau reward bagi siswa.
c. Observasi
1) Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tentang penggunaan model
pembelajaran kooperati tipe Teams Games Tournament (TGT), sikap dan
jawaban siswa pada siklus II dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus II
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah kalian (siswa) memahami
model pembelajaran Teams Games
Tournament ?
100% -
2. Apakah kalian (siswa) mengalami
kesulitan selama proses
pembelajaran dengan TGT?
5% 95%
3. Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT menarik bagi
kalian (siswa)?
100% -
4. Apakah games dan tournament
membantu kalian (siswa) dalam
memahami konsep sistem
peredaran darah?
93% 7%
5. Apakah kalian (siswa) merasakan
perbedaan dalam memahami
pelajaran dengan menggunakan
95% 5%
67
model kooperatif tipe TGT dan
ceramah guru?
Jumlah 393% 107%
Rata –Rata 78,6% 21,4%
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, tampak bahwa seluruh siswa sudah
memahami model pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe TGT.
Jumlah siswa yang mengalami kesulitan selama proses pembelajaran juga sudah
berkurang dari 22% menjadi 5%. Seluruh siswa menyukai dan menjawab bahwa
model pembelajaran ini menarik.
2) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes kemampuan kognitif siswa (pretest dan posttest) pada
siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Posttest I dan Posttest II Siklus II
Posttest I Posttest II
Nilai tertinggi 90 100
Nilai terendah 45 65
Modus 65 95
Nilai Rata-rata 66,67 84,45
SD 11,34 11,42
Tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus II meningkat
dengan nilai rata-rata pretest 40.67 serta modusya yaitu 50 dan nilai posttest
sebesar 84.45 serta modusnya 95.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada
penelitian tindakan kelas siklus II maka data skor hasil pretest dan posttest siswa
dianalisis dengan N-gain, dan diperoleh hasil sebagai berikut:
68
Tabel 4.9. Hasil N-gain Siklus II
Kategori Jumlah
Tinggi 21
Sedang 15
Rendah -
Nilai Rata-rata Ngain 0,74
SD Ngain 0,18
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perolehan N-gain siswa pada siklus
II sebesar 0.74 termasuk dalam kategori tinggi, dengan berkategori rendah ada 0
siswa, berkategori sedang ada 15 siswa, dan berkategori tinggi ada 21 siswa.
Rata-rata nilai posttest yang dilaksanakan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM= 65). Hal ini disebabkan semua siswa mendapatkan nilai
diatas batas ketuntasan minimum yakni sebanyak 36 siswa atau 100 % siswa
lulus. sehingga hasil yang diperoleh sudah memenuhi target yang diharapkan
peneliti. Dengan demikian dapat disimpulkan peneliti bahwa pembelajaran di
siklus II mengalami peningkatan hasil belajar dengan menggunakan cooperative
learning tipe Teams Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah.
Dapat dilihat dalam grafik perbedaan data posttest siklus I dan data posttest
siklus II.
69
Gambar 4.1 Grafik Gabungan Siklus I & II
d. Refleksi
Berikut ini tahap refleksi pada siklus II:
1). Hasil belajar siswa meningkat setelah menjalani proses pembelajaran
cooperative learning tipe TGT pada konsep sistem peredaran darah. Dapat
dilihat dari data diatas bahwa pada siklus II nilai N-gain mengalami
peningkatan yang signifikan dibandingkan nilai di siklus I, yakni dari yang
berkategori rendah ada 23 siswa menjadi 0 siswa, berkategori sedang dari 13
siswa menjadi 15 siswa dan berkategori tinggi dari 0 siswa menjadi 21 siswa.
2). Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar dari jumlah siswa yang
mencapai skor KKM di siklus I yaitu dari 24 siswa menjadi 36 siswa di siklus II
atau dari 67% menjadi 100%.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh data bahwa hasil belajar siswa
pada konsep sistem peredaran darah sudah mencapai kriteria yang diharapkan
peneliti yaitu 100% siswa mendapat nilai sesuai KKM di sekolah, sehingga
0
2
4
6
8
10
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
SIKLUS I
SIKLUS II
Jumlah
Nilai Siswa
70
tindakan terhadap penggunaan model pembelajaran TGT yang dilakukan peneliti
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil.
B. Analisis Data
1. Analisis N Gain secara Keseluruhan
Berdasarkan perhitungan seluruh gain pada siklus I dan II, diperoleh
kategori gain sebagai berikut:
Tabel 4.10 Kategori N Gain pada Siklus I dan II
No Kategori N gain Siklus I Persentase Siklus II Persentase
1 Tinggi 0 0% 21 58%
2 Sedang 13 36% 15 42%
3 Rendah 23 64% 0 0%
Jumlah 36 100% 36 100%
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, kategori N Gain tinggi dari siklus I ke II
meningkat yaitu dari 0% menjadi 58%, kategori sedang juga meningkat sari 36%
menjadi 42% dan berkategori rendah berkurang dari 64% menjadi 0%.
Rata-rata nilai N Gain secara keseluruhan dari kedua siklus dapat
disimpulkan pula sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rekapitulasi N Gain Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
N Gain 0,25 0,74
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat disimpulkan adanya peningkatan nilai
N gain dari siklus I ke II .
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament, berlangsung selama 4
kali pertemuan dalam 50 menit pada konsep sistem peredaran darah.
Pengamatan terhadap proses pembelajaran pada pertemuan pertama didapatkan
71
permasalahan antara lain siswa kurang dapat menerima pembagian kelompok,
dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri, membuat
keramaian kelas, banyak siswa yang masih bingung dan kurang dapat
mencermati atau mengerjakan LKS, dan juga masih asingnya dengan proses
pembelajaran kooperatif tipe TGT sehingga menyebabkan masih adanya siswa
yang suka bermain-main di kelas, sedangkan yang berperan aktif dalam diskusi
kelompok maupun kelas adalah siswa-siswa yang tergolong pandai. Dalam hal
presentasi terhadap hasil kerja kelompok masih didapati siswa yang malu-malu
ataupun tidak mau mempresentasikannya di depan kelas. Oleh karena itu pada
pembelajaran selanjutnya guru lebih memotivasi siswa untuk lebih berperan
aktif dalam diskusi kelompok maupun kelas.
Pada pertemuan ke-2 sedikit demi sedikit ada perubahan dalam disiplin dan
rasa percaya diri dalam presentasi meski hanya segelintir siswa yang mampu
memberanikan diri berbicara di depan rekan mereka. Sehingga guru masih harus
terus-menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dan bekerjasama
dengan teman sekelompoknya. Pada pertemuan ke-3 dan ke-4 permasalahan di
atas sudah banyak berkurang terutama pada peran aktif siswa dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas serta dalam hal presentasi di depan kelas, tiap
kelompok sudah mau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara
bergiliran dan tidak saling mengandalkan.
Pada siklus I modus yang sering muncul adalah 65 dan pada siklus II adalah
95. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe
TGT sebesar 66,67 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 24 siswa atau
67%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajara siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning
tipe TGT sebesar 84,45 dengan ketuntasan belajar 36 siswa atau 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran cooperative learning tipe Teams
Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah membantu siswa untuk
memahami konsep yang diberikan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
siswa dan aktivitas belajar siswa.
72
Dilihat dari data penelitian, bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT
ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran IPA Biologi guru hendaknya dapat menggunakan model
pembelajaran seperti model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Karena selain
pembelajaran lebih menarik, juga seluruh siswa belajar lebih aktif, kreatif dan
mandiri. Siswa kelompok atas akan belajar untuk menyampaikan materi,
sehingga konsep akan dapat diingat lebih lama sementara siswa kelompok
bawah dapat bebas bertanya dengan teman dalam kelompok tanpa ada perasaaan
malu. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata lebih efektif
dibandingkan dengan metode konvensional untuk meningkatkan hasil belajar.
Model pembelajaran TGT juga memberi kemudahan bagi siswa dalam
meningkatkan aktifitas belajar. 2
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TGT hasil belajar siswa
menjadi meningkat dan kreatifitas pola pikir anak menjadi lebih baik.3
Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Games
Turnament mempunyai arti penting dalam peningkatan kemampuan siswa.
2 Lambang Subagiyo, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada
Siswa Kelas VII SMPN 6 Samarinda, Didaktika,no.1 (Januari 2006): h.1-8. 3 Diyanto, Penerapan model Kooperatif Learning tipe TGT dalam Upaya Peningkatan
Hasil Belajar,( Skripsi S1 Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, 2006), h.35.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil seluruh penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament
pada konsep sistem peredaran darah, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan rata-rata nilai 66,6 atau 67 % KKM pada siklus I, Sedangkan rata-rata
nilai pada siklus II yaitu 84,45, dapat dikatakan bahwa semua siswa sudah
mencapai nilai KKM (100 %).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan di kelas VIII MTs Islamiyah
Ciputat tahun ajaran 2011/2012, ada beberapa saran peneliti:
1. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat menjadi
alternatif pilihan dalam mengajar khususnya pelajaran biologi.
2. Guru harus benar-benar memperhatikan komposisi pembagian kelompok
dengan tepat. Keheterogenan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat memberikan kontribusi yang baik bagi siswa serta meningkatkan
peran aktif siswa.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arthea, Verna dan Mary.1998. In The Classroom. USA, McGraw-Hill Third
Edition.
Campbell,dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Chan dan Kam Wing. “School-based Staff Development in cooperative
Learning”. (The Hongkong Institute of Education,t.t).
Creswell W. Jhon. 2012. Educational Research. USA: Pearson.
Dahar W,Ratna. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:T.tp.
Dikici , Ayhan dan Yasemin Yavuzer. “The Effect of Cooperative Learning on the
Abilities Of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In
Turkey.”Australian Journal,Volume.31, No.2,(2006).
Doymus, Kemal, dkk. 2009. “Effect of two Cooperative Learning Strategies on
Teaching and Learning Topics of Thermochemistry”, World Applied
Sciences Journal, Volume 7, No.1.
Fengfeng dan Barbara Grabowski. 2007. ” Gameplaying for maths learning
:cooperative or not?”. British Journal of Education Technology. Volume
38, No.2.
Fried H,George dan George J. 2005. Teori dan Soal-Soal Biologi. Jakarta:
Erlangga.
G, Jhon dan Ling-Ling Tsai.2010. “The Effect Of Cooperative Learning On
Foreign Language Anxiety : A Comparative Study Of Taiwanese and
American Universities”. International Journal Of Instruction, Volume.3,
No.1.
Gredler,E.B,Margaret. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Hamalik,Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indriyani,Dewi. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
TGT, Surakarta. Jurnal Vol.1 No.1.
I.Richard. 2007. Higher Education. USA: Mc Graw Hill Companies.
Jacobs, George. 2003. ” Combining Dictagloss and Cooperative Learning To
Promote Language Learning”. Journal Volume 3, No.1.
Jhonson.W.David dkk.2004. Colaborative Learning. Bandung: PT Nusa Media.
75
Kember, David. 2010. Action Learning and Action Research. New York: 270
Madison Ave.
Kunandar.2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta;PT
RajaGrafindo Persada.
Ke,Fengfeng, dkk. 2006. “Effect Of Animation On Multi-Level Learning
Outcomes For Learner with Different Chracteristic”,Visual Literacy, No.1.
Leonard dan Kiki, 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Sukakarya. Jurnal Ilmiah
Extacta, Volume 2,No.1.
L.R Gay, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian.2009. Education Research.
USA:Pearson.
Madinabetia,C. Sonia. 2006. “Cooperative Learning an Essential glossary for the
teacher”.(Universidad Pablo de Olavide-Sevilla).
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan cet 6.Jakarta: Rineka Cipta.
M.D Gall and Keith A. Acheson. 2011. “Clinical Supervision and Teacher
Development”. USA: Jhon Wiley.
Meltzer, D. E. “Addendum to: Relationship between mathematics preparation and
conceptual learning gains” ,t.t.
Ngurah, A.G Anak. 2005. ” Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT dengan Pendekatan CTL dan Evaluasinya dalam Pembelajaran
Fisika”,.JIPP.
Nurhidayati,Rina. 2008. “Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban).Jakarta: PT.Grasindo.
Ozsoy, Nesrin dan Nazli Yildiz. 2004. “The Effect of Learning Together
Technique of Cooperative Learning Method on Student Achivement an
Mathematic Teaching 7TH
Class on Primary School”. The Turkish Online
Journal of Educational Technology – TOJET, Volume 3.
Parveen, Qoisara, dkk. 2011. “Effect Of Cooperative Learning On Academic
Achievement Of 8 th Grade Students in The Subject Of Social Studies.”
International Journal Of Academic Research, Volume.3, No.1.
76
Peter W. Airisian and Michael K. Russell. 2008. Clasroom Assesment. USA:
McGraw-Hill.
Purwanto M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sanjaya,Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada.
Santyasa,I Wayan. “Metodologi Penelitian Tindakan Kelas”. 10-1 Desember
2007 (Nusa Penida:UNDIKSYA.
Slavin.E.Robert.1995. Cooperative Learning Second Edition. USA: Allyn and
Bacon.
Subagiyo,Lambang. 2006. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
TGT”. Didaktika, Vol.7,No.1.
Sukardjo dan Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta :UIN Jakarta Press.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Teori & Praktik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Wiriatmajaya, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Wyk, M van Micheal. 2010. “The Effect Of Teams-Games-Tournaments On
Achievement, Retention, and Attitudes Of Economics Eucations
Students”. (Dublin,Ireland).
Y, Nuryani. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Fakultas MIPA ,UPI,
t.t)
Zakaria, Effendi dan Zanaton Iksan. 2007. “Promoting Cooperative Learning in
Science and Matematics Eucation: A Malaysian Perspective”. Eurasia
Journal of Matematics,science&technology,Volume 3, No.1.
Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:UIN Press
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII (delapan)/ 1
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 × 50 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator
1. Menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah.
2. Menjelaskan macam-macam sel darah.
3. Menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari macam-macam sel
darah.
4. Menjelaskan proses pembekuan darah.
5. Menerangkan macam-macam golongan darah dan komponennya.
I. Tujuan
peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah.
2. Menjelaskan macam-macam sel darah.
3. Menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari macam-macam sel
darah.
4. Menjelaskan proses pembekuan darah.
5. Menerangkan macam-macam golongan darah dan komponennya.
♦ Karakter siswa yang diharapkan:Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung Jawab
Ketelitian
Rasa ingin tahu
Kejujuran
79
II. Materi Pembelajaran
A. Sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
III. Metode Pembelajaran
1. Metode :Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan
Penugasan
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
IV. Langkah- Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Tahapan
Kegiatan
Fase Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
(awal)
Motivasi
Apersepsi
-Guru
memotivasi siswa
untuk siap belajar
-Guru
memberikan
apersepsi dengan
bertanya kepada
siswa, siapa
-Siswa bersiap
untuk belajar
-Siswa merespon
pertanyaan guru
dengan
menjawab atau
menaggapi
40
menit
SISTEM PEREDARAN
DARAH
DARAH
PLASMA
DARAH
SEL-SEL DARAH
-Sel darah merah
-sel darah putih
-keping darah
80
Menyampaikan
tujuan
diantara siswa
yang pernah
mengalami jatuh
dan luka? Siapa
yang pernah
melihat orang
mendonorkan
darahnya?
-Guru
menjelaskan
bahwa orang
yang mengalami
luka itu pasti ada
penyebabnya dan
penolongnya
yaitu sel darah
.sedang yang
mendonorkan
darah itu tidak
berbahaya bagi
tubuh karena
setiap jenis darah
akan mati setelah
masa kerjanya
usai dan harus
diganti dengan
generasi baru
lagi.
-Guru
menjelaskan
bahwa materi hari
ini adalah sistem
peredaran darah
pada manusia.
-Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran hari
ini, yaitu :
menjelaskan
darah dan fungsi
dari masing-
masing sel darah.
-Guru
menjelaskan
tentang model
pertanyaan guru
Siswa
memperhatikan
materi yang
disampaikan
oleh guru.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa
memperhatikan
81
Menyajikan
soal awal
pembelajaran
kooperatif tipe
TGT.
Guru
memberikan pre-
test tentang
materi/konsep
sistem peredaran
darah pada
manusia.
penjelasan guru.
Siswa menjawab
soal-soal pre-test
secara individu.
Inti
(Eksplorasi)
Pembelajaran
awal
Kelompok
diskusi (team
study)
-Guru
menjelaskan
tentang sistem
peredaran darah
pada manusia
yang meliputi :
mekanisme dan
fungsi dari darah
dengan
menggunakan
slide power point
dan video.
-Guru
membimbing
siswa dalam
membentuk 9
kelompok diskusi
secara heterogen
yang terdiri dari
4-5 orang dengan
intelegensi yang
berbeda, dan
masing-masing
anggota
kelompok
mempunyai peran
masing-masing.
-Guru
membimbing
siswa untuk
mempelajari
buku bacaan
bersama
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
dan mencatat
hal-hal yang
dianggap
penting.
Siswa
membentuk
kelompok
diskusi.
Siswa membaca
buku bersama
kelompok
50
menit
82
(elaborasi)
Perencanaan
kooperatif
Implementasi
Presentasi hasil
Permainan
(games)
kelompok.
-Guru
memberikan 10
soal dalam LKS
kepada siswa
mengenai darah
dan macam-
macam sel darah
dan memastikan
tiap anggota dari
masing-masing
kelompok dapat
mengetahui dan
menguasai
konsep dari soal-
soal LKS yang
dikerjakan
bersama.
-Guru mengawasi
jalannya diskusi
dan menawarkan
bantuan bila
diperlukan
-Guru meminta
setiap kelompok
menjelaskan
jawaban hasil
diskusi tersebut.
-Guru memberi
sebuah kartu
yang diberi
nomor kepada
siswa
Siswa berdiskusi
menjawab
lembar LKS
yang guru
berikan dan
bertanya jika
tidak paham.
Siswa bertanya
apabila tidak
dimengerti
Siswa bersama
kelompok
menjelaskan
hasil jawaban
yang sudah
didiskusikan dan
siswa dari
kelompok lain
merevisi atau
menyanggah
jawaban dari
kelompok lain
jika salah.
Siswa menjawab
pertanyaan
sesuai dengan
nomor kartu
tersebut.
83
(konfirmasi)
-Guru
memberikan skor
dari tiap jawaban
kelompok.
-Guru memberi
penjelasan
sedikit tentang
materi yang baru
saja dipelajari.
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Penutup
(akhir)
-Guru
membimbing
siswa untuk
memberi
kesimpulan
tentang materi
yang telah
dipelajari hari ini.
-Guru
menginformasi
kepada siswa
mengenai tugas
rumah membuat
gambar jantung
dan bagian-
bagiannya yang
wajib dikerjakan
tiap kelompok
dan dikumpulkan
minggu depan.
Siswa
memberikan
kesimpulan.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
10
menit
V. Alat/ Bahan/ Sumber belajar
Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE
Alat dan bahan : LCD, Power point, skema/bagan konsep, LKS dan
video, laptop.
84
VI. Penilaian
Indikator Instrumen Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan darah
dan fungsi darah
dalam tubuh
manusia.
Menjelaskan
komposisi darah dan
macam-macam sel
darah.
Menjelaskan fungsi
dari sel darah.
Menjelaskan
macam-macam
golongan darah.
1. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan darah?
2. jelaskan fungsi darah dalam
tubuh manusia?
3. Sebutkan komposisi darah
dalam tubuh?
4. Jelaskan dengan singkat
macam-macam sel darah?
5. Jelaskan lima macam inti
pada sel darah putih
( leukosit)?
6. Jelaskan apa yang kalian
ketahui tentang eritrosit?
7. Jelaskan apa yang kalian
ketahui tentang leukosit?
8. Jelaskan apa yang kalian
ketahui tentang trombosit?
9. Coba terangkan oleh anda
,Apa itu resipien universal.?
10. Apa yang dimaksud
dengan aglutinogen?
Tes
Tertulis
Essay
VII. Cara Penskoran
Bentuk
Instrument
Kunci Jawaban Skor
Essay Darah adalah alat tranportasi atau
pengangkutan utama dalam tubuh
kita.
10
Essay 1. Mengangkut sari-sari makanan
2. Mengangkut O2
3. Mengangkut hormon
4. Mengankut sisa-sisa
metabolime
15
Essay 55% plasma darah dan 45% sel darah. 5
85
Essay Sel darah merah, sel darah putih dan
keping darah.
5
Essay 1. Monosit
2. Basofil
3. Neutrofil
4. Eosinofil
5. Limfosit
6. Sel darah merah berfungsi
untuk mengikat oksigen dan
karbondioksida.
7. Untuk mempertahankan diri
dari kuman penyakit
8. Pembekuan darah pada saat
terjadi luka dengan bantua
enzim trombokinase
9. Penerima darah yang dapat
menerima darah dari semua
golongan darah.
10. Protein yang dapat
digumpalkan dalam darah.
15
10
10
10
10
10
Skor :100
Ciputat, 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
M. Hartato S.Pd Gita Pavita Renata
86
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA I
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sel darah.
3. Siswa dapat menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari
macam-macam sel darah.
4. Siswa dapat menerangkan macam-macam golongan darah dan
komponennya.
Kelompok :
Anggota kelompok :
Diskusikan jawaban berikut.
Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan darah?
Jawab:
2. Jelaskan apa saja fungsi darah?
Jawab:
3. Sebutkan apa saja yang menjadi komposisi darah?
Jawab:
4. Jelaskan dengan singkat macam-macam sel darah?
Jawab:
5. Jelaskan 5 macam inti pada sel darah?
87
Jawab :
6. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang eritrosit?
Jawab :
7. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang leukosit?
Jawab :
8. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang trombosit?
Jawab:
9. Coba terangkan oleh anda, apa itu resipien universal?
Jawab:
10. Apa yang dimaksud dengan aglutinogen?
Jawab:
88
88
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII (delapan)/ 1
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 × 50 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator
1. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung
2. Mendeskripsikan mekanisme jantung.
3. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah.
4. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah
5. mendsekripsikan mekanisme pembuluh darah.
I. Tujuan
Peserta didik dapat :
1. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung
2. Mendeskripsikan mekanisme jantung.
3. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah.
4. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah
5. Mendeskripsikan mekanisme pembuluh darah.
II. Materi Ajar
Jantung dan pembuluh darah dalam sistem peredaran darah manusia.
III. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedua
89
Tahapan
Kegiatan
Fase Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
(awal)
Motivasi
Apersepsi
Menyampaika
n topik
-Guru
memotivasi
siswa untuk
siap belajar
-Guru
memberikan
apersepsi
dengan
bertanya
kepada
siswa,siapa
diantara siswa
yang pernah
berlari
kencang maka
denyut nadinya
pun ikut
berdenyut
kencang.
-Guru
menjelaskan
bahwa orang
yang belari itu
ada kerja otot
jantung yang
berkontraksi.
Sehingga
ketika berlari
denyut akan
terasa.
-Guru
menjelaskan
bahwa materi
hari ini adalah
jantung dan
pembuluh
darah.
-Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
hari ini, yaitu :
-Siswa bersiap untuk
belajar
Siswa merespon
pertanyaan guru.
Siswa
memperhatikan
materi yang
disampaikan oleh
guru.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
10 menit
90
menjelaskan
tentang
mekanisme
jantung dan
bagian-
bagianya serta
macam
pembuluh
darah.
-Guru
menjelaskan
tentang model
pembelajaran
kooperatif tipe
TGT.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Inti
(eksplorasi)
Pembelajaran
awal
Kelompok
diskusi (team
study)
-Guru
menjelaskan
tentang sistem
peredaran
darah pada
manusia yang
meliputi :
mekanisme
dan fungsi dari
jantung dan
pembuluh
darah dengan
menggunakan
slide power
point dan
video
mengenai
jantung
Guru
membentuk 9
kelompok
diskusi secara
heterogen yang
terdiri dari 4-5
orang dengan
intelegensi
yang berbeda,
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru dan
mencatat hal-hal
yang dianggap
penting.
Siswa membentuk
kelompok diskusi.
60 menit
91
(elaborasi)
Perencanaan
kooperatif
dan masing-
masing
anggota
kelompok
mempunyai
peran masing-
masing.
-Guru
membimbing
siswa untuk
mempelajari
literatur berupa
slide yang
sudah guru
beri
sebelumnya
bersama
kelompok.
-Guru
memberikan
LKS yang
berisi gambar
jantung
manusia yang
harus
dilengkapi
bagian-
bagiannya dan
sejumlah
pertanyaan
dengan skor
yang berbeda
yang harus
dijawab .
-Guru
membimbing
siswa untuk
berdiskusi
dengan
kelompok
dalam mengisi
LKS dan
memastikan
Siswa membaca
literatur berupa slide
bersama kelompok.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok.
Siswa bertanya jika
tidak dimengerti
92
Implementasi
Presentasi
Hasil
Permainan
(Games)
Tournament
tiap anggota
dari masing-
masing
kelompok
dapat
mengetahui
dan menguasai
konsep dari
soal-soal LKS
yang
dikerjakan
bersama.
-Guru
mengawasi
jalannya
diskusi
-Guru meminta
setiap
kelompok
menjelaskan
jawaban hasil
diskusi
tersebut.
-Guru
memberi
sebuah kartu
yang diberi
nomor kepada
siswa
Guru meminta
setiap anggota
kelompok
untuk
membentuk 9
meja secara
melingkar
dengan meja 4
Siswa bertanya jika
belum paham
Siswa bersama
kelompok
menjelaskan hasil
jawaban yang sudah
didiskusikan.
Siswa dari kelompok
lain merevisi atau
menyanggah
jawaban dari
kelompok lain jika
salah.
Siswa menjawab
pertanyaan sesuai
dengan nomor kartu
tersebut.
Siswa menyimak
penjelasan guru dan
mengambil kartu
nomor yang sudah
ada dimeja untuk
menentukan peran
dari masing-masing
siswa.
93
(konfirmasi)
diantara meja
kelompok
yang berisi
soal dari
pertandingan
yang akan
dimulai
dengan
meminta setiap
kelompok
mengambil
nomor yang
sudah
disesuaikan
dengan peran
dari masing-
masing siswa.
-Guru
memberikan
skor dari tiap
jawaban
kelompok dan
kuis.
-Guru
memberi
penjelasan
sedikit tentang
materi yang
baru saja
dipelajari.
Siswa menyimak
penjelasan guru
Penutup (akhir)
-Guru
membimbing
siswa untuk
memberi
kesimpulan
tentang materi
yang telah
dipelajari hari
ini.
Siswa memberikan
kesimpulan
30 menit
94
Menyajikan
soal akhir
Penghargaan
-Guru
memberikan
posttest kepada
siswa
-Guru
memberi
penghargaan
kepada seluruh
siswa atas
kerjasamanya.
Siswa menjawab
soal Posttest tersebut
V. Alat/ Bahan/ Sumber belajar
Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE
Alat dan bahan : LCD, Power point, skema/bagan konsep, LKS,
video, laptop.
VI. Penilaian
Indikator Instrumen Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan bagian pada
jantung.
Menjelaskan fungsi
pembuluh darah
1. Apa nama membran
pembungkus jantung?
2. Sebutkan dan jelaskan ruangan
yang terdapat dalam jantung?
3. Lengkapi dan jelaskan gambar
jantung dengan menyebut
bagian-bagianya?
4. Apa fungsi pembuluh darah
vena dan arteri?
5. Apa yang dimaksud dengan
sistol dan diastol?
Tes tertulis
dan lisan
Essay
95
VII. Cara Penskoran
Ciputat, 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
M. Hartato S.Pd. Gita Pavita Renata
Bentuk Instrument
Contoh Instrument Kunci Jawaban Skor
Essay 1. Apa nama
membran
pembungkus
jantung?
Perikardium
10
Essay 2. Sebutkan
dan jelaskan
ruangan
pada
jantung?
1. Bilik kiri
2. Bilik kanan
3. Serambi kiri
4. Serambi kanan
10
Essay 3. Lengkapi
gambar
jantung
dengan
menyebutka
n bagian-
bagian nya?
1. Aorta
2. Vena
3. Arteri
4. Serambi kiri
5. Serambi kanan
6. Bilik kiri
7. Bilik kanan
30
Essay 4. Apa fungsi
dari
pembuluh
darah vena
dan arteri?
Vena: mengalirkan darah
menuju jantung
Arteri: mengalirkan darah dari
jantung.
25
Essay 5. Apa yang
dimaksud
dengan sistol
dan diastol?
1. Sistol : tekanan darah
ketika otot jantung
berkontraksi.
2. Diastol; tekanan darah
ketika otot jantung
berelaksasi.
25
Skor :
100
96
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA II
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung
2. Mendeskripsikan mekanisme jantung.
3. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah.
4. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah
5. mendsekripsikan mekanisme pembuluh darah.
Kelompok :
Anggota kelompok:
Pertanyaan
1. Isi oleh kelompok anda nomor 1 sampai 6 dari gambar di atas?
Jawab:
2. Coba jelaskan oleh kelompok anda:
a. Apa fungsi bagian pada gambar nomor 1 diatas ?
1
2
3
4
5
6
97
b. Apa fungsi bagian pada gambar nomor 2 diatas?
Jawab:
3. Jelaskan:
a. Apa yang dimaksud dengan sistol?
b. Apa yang dimaksud dengan diastol ?
Jawab:
4. Sebutkan nomor berapa saja yang merupakan bagian dari ruangan
jantung?
Jawab:
5. Apa nama membran pembungkus jantung?
Jawab:
98
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII (delapan)/ 1
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 × 50 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator
1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar.
2. Membedakan alur sistem peredaran darah.
3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya.
I. Tujuan
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar.
2. Membedakan alur sistem peredaran darah.
3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya.
II. Materi Ajar
Peredaran darah pada manusia
III. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif
99
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ketiga
Tahapan
Kegiatan
Fase Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
(awal)
Motivasi
Apersepsi
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
-Guru memotivasi
siswa untuk siap
belajar
-Guru
memberikan
apersepsi dengan
bertanya kepada
siswa,
bagaimana
oksigen bisa
masuk ke dalam
jantung?
-Guru
menjelaskan
bahwa oksigen
bisa masuk ke
dalam jantung
melalui darah dan
”dirombak”
melalui alat
peredaran darah
-Guru
menjelaskan
bahwa materi hari
ini tentang alur
peredaran darah
-Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran hari
ini, yaitu:
menjelaskan
mekanisme
peredaran darah
kecil dan besar
serta peredaran
pada limfa.
-Siswa bersiap
untuk belajar
-Siswa merespon
pertanyaan guru
dengan
menjawab atau
menaggapi
pertanyaan guru
Siswa
memperhatikan
jawaban yang
disampaikan oleh
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
.
40
menit
100
Menyajikan
soal awal
-Guru
menjelaskan
tentang model
pembelajaran
kooperatif tipe
TGT.
Guru memberikan
pre-test tentang
peredaran darah
dan kelainan pada
darah
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa menjawab
soal-soal pre-test
secara individu.
Inti
(Eksplorasi)
Pembelajaran
awal
Kelompok
diskusi (team
study)
-Guru
menjelaskan
tentang sistem
peredaran darah
pada manusia
yang meliputi
mekanisme &
fungsi dari
peredaran darah
kecil dan besar
serta limfa
dengan
menggunakan
slide power point
dan video.
-Guru
membimbing
siswa dalam
membentuk 9
kelompok diskusi
secara heterogen
yang terdiri dari
4-5 orang dengan
intelegensi yang
berbeda, dan
masing-masing
anggota
kelompok
mempunyai peran
masing-masing.
-Guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
dan mencatat hal-
hal yang
dianggap
penting.
Siswa
membentuk
kelompok
diskusi.
Siswa membaca
50
menit
101
(elaborasi)
Perencanaan
kooperatif
Implementasi
Presentasi hasil
Permainan
(games)
membimbing
siswa untuk
mempelajari buku
bacaan bersama
kelompok.
-Guru
memberikan LKS
berupa gambar
mengenai skema
sistem peredaran
darah kecil dan
besar
-Guru mengawasi
jalannya diskusi
dan menawarkan
bantuan bila
diperlukan
-Guru meminta
setiap kelompok
menjelaskan
jawaban hasil
diskusi tersebut.
-Guru memberi
sebuah kartu yang
diberi nomor
kepada siswa
-Guru
memberikan skor
dari tiap jawaban
buku bersama
kelompok
Siswa berdiskusi
menjawab
lembar LKS yang
guru berikan dan
bertanya jika
tidak paham.
Siswa bertanya
apabila tidak
dimengerti
Siswa bersama
kelompok
menjelaskan
hasil jawaban
yang sudah
didiskusikan dan
siswa dari
kelompok lain
merevisi atau
menyanggah
jawaban dari
kelompok lain
jika salah.
Siswa menjawab
pertanyaan sesuai
dengan nomor
kartu tersebut.
102
(konfirmasi)
kelompok.
-Guru memberi
penjelasan
sedikit tentang
materi yang baru
saja dipelajari.
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Penutup
(akhir)
Penghargaan
-Guru
membimbing
siswa untuk
memberi
kesimpulan
tentang materi
yang telah
dipelajari hari ini.
-Guru memberi
penghargaan
kepada kelompok
yang bekerjasama
dengan baik
Siswa
memberikan
kesimpulan.
10
menit
V. Alat/Bahan/ Sumber
Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE
Alat dan bahan: LCD, Power point, skema/ gambar, media karton, dan
laptop.
Indikator Instrumen Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
perbedaan peredaran
kdarah kecil dan
besar
1. Jelaskan dengan skema sistem
peredaran darah kecil?
2. Jelaskan dengan skema sistem
peredaran darah besar?
3. Apa fungsi cairan limfa dalam
sistem peredaran darah?
Tes
Essay
103
VI. Penilaian
VII. Cara Penskoran
Bentuk
Instrument
Contoh Instrument Kunci Jawaban Skor
Essay 1. Jelaskan
dengan
skema
sistem
peredaran
darah kecil?
Bilik kanan-paru-paru- serambi
kiri
20
Essay 2. Jelaskan
dengan
skema
sistem
peredaran
darah besar?
Bilik kiri-seluruh jantung-
serambi kanan
20
Essay 3. Apa fungsi
cairan
limfa?
Membekukan darah dan
mencegah infeksi
10
Essay 4. Dimana
letak nodus
limfa dalam
tubuh
manusia?
Leher, pangkal paha, ketiak
10
Menjelaskan fungsi
peredaran limfa.
Menyebutkan
bagian tubuh yang
ditempati oleh limfa.
Menbedakan alur
peredaran darah
kecil dan besar
4. Dimanakah letak pada tubuh
yang menjadi tempat
penimbunan limfa?
5. Urutkan alur sistem peredaran
darah kecil dan besar?
tertulis
104
Essay 5. Lengkapi
bagian dari
gambar/ske
ma dari alur
sistem
peredaran
darah?
1. Serambi kanan
2. Serambi kiri
3. Bilik kanan
4. Bilik kiri
5. Paru-paru
6. Seluruh tubuh
40
Skor :
100
Ciputat , 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
M.Hartato S.Pd Gita Pavita Renata
105
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA III
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar.
2. Membedakan alur sistem peredaran darah.
3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya.
Kelompok :
Anggota kelompok:
1. Lengkapi bagian-bagiannya dari alur sistem peredaran diatas?
Jawab:
106
2. Urutkan dan jelaskan bagaimana alur sistem peredaran darah kecil?
Jawab :
3. Urutkan dan jelaskan alur sistem peredaran darah besar?
Jawab:
4. Jelaskan apa fungsi cairan limfa pada tubuh?
Jawab :
5. Dimana saja letak limfa dalam tubuh manusia?
Jawab:
107
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII (delapan)/ 1
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 × 50 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1. Menyebutkan macam-macam kelainan dan penyakit yang
berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah.
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada
sistem peredaran darah.
I. Tujuan
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan macam-macam, kelainan dan penyakit yang
berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah.
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada
sistem peredaran darah.
II. Materi Ajar
Gangguan pada sistem peredaran darah
III. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif
108
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan keempat
Tahapan
Kegiatan
Fase Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
(awal)
Motivasi
Apersepsi
Menyampaikan
topik
-Guru
memotivasi
siswa untuk
siap belajar
-Guru
memberikan
apersepsi
dengan
bertanya
kepada siswa,
apakah siswa
pernah melihat
orang yang
mengidap
penyakit
jantung atau
tekanan darah
tinggi
-Guru
menjelaskan
bahwa
penyakit-
penyakit
tersebut
merupakan
penyakit yang
disebabkan
oleh gangguan
pada darah
-Guru
menjelaskan
bahwa materi
hari ini adalah
jantung dan
pembuluh
darah.
-Siswa bersiap untuk
belajar
Siswa merespon
pertanyaan guru.
Siswa
memperhatikan
jawaban yang
disampaikan guru
Siswa
memperhatikan
materi yang
disampaikan oleh
guru.
10 menit
109
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
-Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
hari ini tentang
penyebab
kelainan dan
macam-macam
gangguan pada
darah
-Guru
menjelaskan
tentang model
pembelajaran
kooperatif tipe
TGT.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Inti
(eksplorasi)
Pembelajaran
awal
Kelompok
diskusi (team
study)
-Guru
menjelaskan
tentang
macam-macam
penyakit yang
disebabkan
oleh darah
dengan
menggunakan
slide power
point.
-Guru
menjelaskan
perbedaaan
gangguan pada
darah, jantung
dan pembuluh
darah
-Guru
membentuk 9
kelompok
diskusi secara
heterogen yang
terdiri dari 4-5
orang dengan
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru dan
mencatat hal-hal
yang dianggap
penting.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok diskusi.
55 menit
110
(elaborasi)
Perencanaan
kooperatif
intelegensi
yang berbeda,
dan masing-
masing
anggota
kelompok
mempunyai
peran masing-
masing.
-Guru
membimbing
siswa untuk
mempelajari
literatur berupa
slide yang
sudah guru
beri
sebelumnya
bersama
kelompok.
-Guru
memberikan
LKS berupa 10
soal uraian
singkat
-Guru
membimbing
siswa untuk
berdiskusi
dengan
kelompok
dalam mengisi
LKS dan
memastikan
tiap anggota
dari masing-
masing
kelompok
dapat
mengetahui
dan menguasai
konsep dari
soal-soal LKS
yang
Siswa membaca
literatur berupa slide
bersama kelompok.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok.
Siswa bertanya jika
tidak dimengerti
111
Implementasi
Presentasi Hasil
Permainan
(Games)
Tournament
dikerjakan
bersama.
-Guru
mengawasi
jalannya
diskusi
-Guru meminta
setiap
kelompok
menjelaskan
jawaban hasil
diskusi
tersebut.
-Guru
memberi
sebuah kartu
yang diberi
nomor kepada
siswa
Guru meminta
setiap anggota
kelompok
untuk
membentuk 9
meja secara
melingkar
dengan meja 4
diantara meja
kelompok
yang berisi
soal dari
pertandingan
yang akan
dimulai
dengan
meminta setiap
kelompok
mengambil
Siswa bertanya jika
tidak mengerti
Siswa bersama
kelompok
menjelaskan hasil
jawaban yang sudah
didiskusikan.
Siswa dari kelompok
lain merevisi atau
menyanggah
jawaban dari
kelompok lain jika
salah.
Siswa menjawab
pertanyaan sesuai
dengan nomor kartu
tersebut.
Siswa menyimak
penjelasan guru dan
mengambil kartu
nomor yang sudah
ada dimeja untuk
menentukan peran
dari masing-masing
siswa.
112
(konfirmasi)
nomor yang
sudah
disesuaikan
dengan peran
dari masing-
masing siswa.
-Guru
memberikan
skor dari tiap
jawaban
kelompok dan
kuis.
-Guru
memberi
penjelasan
sedikit tentang
materi yang
baru saja
dipelajari.
Siswa menyimak
penjelasan guru
Penutup
(akhir)
Menyajikan soal
akhir
Penghargaan
-Guru
membimbing
siswa untuk
memberi
kesimpulan
tentang materi
yang telah
dipelajari hari
ini.
-Guru
memberikan
posttest kepada
siswa
-Guru
memberi
penghargaan
kepada seluruh
siswa atas
kerjasamanya.
Siswa memberikan
kesimpulan
Siswa menjawab
soal Posttest tersebut
35
menit
113
V. Alat/Bahan/ Sumber
Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE
Alat dan bahan: LCD, Power point, skema/gambar, LKS.dan laptop.
VI. Penilaian
Indikator Instrumen Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan macam
gangguan pada darah.
Menyebutkan macam
gangguan/ penyakit
pada jantung dan
pembuluh darah.
1. Keadaan tubuh yang
kekurangan hemoglobin
adalah...
2. Nama lain dari kanker darah
ialah...
3. Penyakit karena HIV adalah...
4. Penyakit turunan dimana tubuh
tidak mampu memproduksi Hg
ialah...
5. Penyakit karena obsitas ialah..
6. Nama lain Hipotensi adalah...
7. Tekanan darah diatas normal
ialah...
8. Pembuluh balik yang melebar
ialah..
9. Yang diserang virus HIV pada
tubuh adalah...
10. Stroke bisa disebabkan karena
penyakit... dan ...
Tes tertulis
dan lisan
Essay
VII. Cara Penskoran
Bentuk Instrument
Contoh Instrument Kunci Jawaban Skor
Essay 1. Keadaan
tubuh karena
kekurangan
Hg ?
Anemia 10
114
Essay 2. Nama lain
kanker
darah?
Leukimia 10
Essay 3. Penyakit HIV
adalah
AIDS 10
Essay 4. Penyakit
turunan
akibat tubuh
tidak mampu
memproduksi
Hg?
Thalasemia
10
Essay 5. Penyakit
akibat
obesitas?
6. Nama lain
hipotensi?
7. Tekanan
darah diatas
normal?
8. Pumbuluh
balik yang
melebar
adalah...
9. Yang
diserang oleh
virus HIV
dalam tubuh
adalah...
10. Stroke bisa
disebabkan
oleh... dan ...
penyakit jantung.
Tekanan darah rendah
Tekanan darah tinggi
Varises
Sistem imun
Hipotensi dan
hipertensi
10
10
10
10
10
10
Skor :
100
Ciputat, 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
M. Hartato S.Pd. Gita Pavita Renata
115
Lampiran 8
DENAH / SKEMA PERMAINAN
Tiap kelompok terdiri dari empat anggota.
Dalam satu kelompok terdapat empat anggota dengan kemampuan yang
berbeda, yakni tinggi, sedang atas, sedang bawah dan rendah.
Untuk kriteria tinggi mengambil nomor soal pada meja 1.
Untuk kriteria sedang atas mengambil nomor soal pada meja 2.
Untuk kriteria sedang bawah mengambil nomor soal pada meja 3.
Untuk kriteria rendah mengambil nomor soal pada meja 4
PAPAN TULIS
A
B
C
MEJA 1
MEJA 2
MEJA 3
I
H
G
D E F
MEJA 4
116
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA IV
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Tujuan Pembelajaran:
1. Menyebutkan macam-macam kelainan dan penyakit yang
berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah.
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada
sistem peredaran darah
Kelompok :
Anggota Kelompok:
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat.
1. Keadaan tubuh dimana seseorang kekurangan hemoglobin adalah...
2. Nama lain dari kanker darah ialah...
3. Penyakit karena HIV adalah...
4. Penyakit turunan dimana tubuh tidak mampu memproduksi Hg ialah...
5. Penyakit karena obesitas ialah..
6. Nama lain Hipotensi adalah...
7. Tekanan darah diatas normal disebut...
8. Pembuluh balik yang melebar ialah..
9. Yang diserang virus HIV pada tubuh adalah...
10. Penyakit Stroke bisa disebabkan karena penyakit... dan ...
117
Lampiran 10
POST TEST
Pilihlah jawaban yang benar.
1. Tempat pembuatan leukosit
di…
A. Sumsum merah, limfa
dan hati
B. Tulang belikat.
C. Sumsum merah, limfa
dan kelenjar getah
bening.
D. Sumsum merah, limfa
dan pembuluh
2. Bentuknya tidak tetap, bisa
bergerak bebas diluar
pembuluh darah, jumlah
normalnya 8.000 tiap 1 mm
darah. Hal tersebut
merupakan ciri-ciri …
A. Trombosit
B. Leukosit
C. Plasma darah
D. Eritrosit
3. Mengapa golongan darah O
disebut golongan donor
universal?
A. Karena dapat
memberikan darahnya
kesemua golongan
tetapi hanya dapat
menerima darah dari
golongan sendiri.
B. Karena dapat
memberikan darahnya
ke semua golongan
tetapi dapat menerima
dari semua golongan.
C. Karena tidak dapat
memberikan darahnya
kesemua golongan.
D. Karena tidak dapat
memberikan darahnya
ke semua golongan,
tetapi hanya dapat
menerima darah dari
golongan lain.
4. Orang yang menerima darah
disebut…
A. Resipien
B. Perawat
C. Dokter
D. Donor
5. Bagian darah yang berperan
dalam proses pembekuan
darah ialah…
A. Leukosit
B. Trombosit
C. Eritrosit
D. Plasma darah
6. Pembuluh nadi yang paling
utama adalah…
A. Aorta
B. Vena
C. Arteri
D. Kapiler
7. Dari pernyataan berikut
yang tidak termasuk fungsi
darah adalah…
A. Mengangkut O2 dan
CO2
B. Pembunuh kuman
C. Mengangkut sisa
metabolisme.
D. Meneruskan rangsangan
dari otak.
8. Nadi terasa berdenyut
karena adanya…
A. Denyut jantung akibat
relaksasinya jantung.
B. Denyut pembuluh
darah.
C. Denyut jantung akibat
berkontraksinya
jantung.
118
D. Denyut jantung akibat
pembuluh darah
berkontraksi.
9. Alat peredaran darah terdiri
dari 2 bagian yaitu…
A. Pembuluh darah dan
pembuluh nadi
B. Jantung dan pembuluh
darah
C. Pembuluh nadi dan
pembuluh arteri.
D. Jantung dan limfa
10. Pada gambar nomor 1
menunjukkan…
A. Vena
B. Bilik kanan
C. Arteri
D. Bilik kiri
11. Nomor 2 adalah…
A. Pembuluh arteri
B. Pembuluh vena
C. Bilik kiri
D. Bilik kanan
12. Diantara sel darah berikut,
manakah yang memiliki
masa hidup singkat?
A. Sel darah merah
B. Keping darah
C. Sel darah putih
D. Plasma darah
13. Komposisi darah tersusun
atas…
A. 55% Plasma darah dan
45% keping darah.
B. 55% plasma darah dan
45% sel darah
C. 55% plasma darah dan
45% pembuluh darah
D. 45% plasma darah dan
55% sel darah
14. Didalam plasma darah yang
berperan dalam proses
pembekuan darah adalah…
A. Fibrinogen
B. Fibrin
C. Protombin
D. Trombokinase
15. Manakah diantara berikut
yang termasuk kedalam
jenis aglutinogen?
A. A dan O
B. A dan B
C. A dan AB
D. B dan AB
16. Yang termasuk golongan
darah resipien universal?
A. A
B. B
C. AB
D. O
17. Zat yang terkandung dalam
Hemoglobin adalah…
A. Zat kapur
B. Zat fosfor
C. Zat protein
D. Zat besi
18. Bagian darah yang
berfungsi untuk
mempertahankan tubuh dari
bakteri ialah…
A. Leukosit
B. Trombosit
C. Eritrosit
D. Plasma darah
19. Membran pelindung atau
pembungkus jantung
disebut…
A. Serambi
B. Perikardium
C. Bilik
D. Katup
1 2
119
20. Alat untuk mengukur
tekanan darah adalah…
A. Barometer
B. Hipermeter
C. Tensimeter
D. Thermometer
120
Lampiran 11
Kunci Jawaban Posttest Siklus I
1. C
2. B
3. A
4. A
5. B
6. A
7. D
8. C
9. B
10. C
11. B
12. B
13. B
14. A
15. B
16. C
17. D
18. A
19. B
20. C
121
Lampiran 12
POST TEST SIKLUS II
Pilihlah Jawaban yang benar dengan
memberi tanda silang ( X )
1. Varises yang terjadi di daerah
anus dinamakan…
A. Sipilis
B. Raja singa
C. Ambeien
D. Kontipasi
2. Penyakit karena darah sukar
membeku adalah…
A. Thalasemia
B. Leukemia
C. Hemophilia
D. Anemia
3. Cairan limfa disebut juga
dengan…
A. Cairan darah
B. Cairan getah bening
C. Cairan pembuluh
D. Cairan serum
4. HIV atau AIDS adalah
penyakit yang menyerang…
A. Jantung
B. Hati
C. Paru-paru
D. Sistem Imun
5. Salah satu faktor penyebab
gangguan jantung ialah…
A. Olahraga
B. Obesitas
C. Minuman Beralkohol
D. Terlalu lama berdiri
6. Nama simpul pembuluh limfa
adalah..
A. Simpul pita
B. Nodus limfa
C. Nodus darah
D. Nodus limfatik
7. Cairan getah bening
mengandung …
A. Sel darah putih,
fibrinogen dan keping
darah
B. Sel darah merah, fibrin
dan plasma darah
C. Sel darah putih, fibrin dan
keping darah
D. Sel darah putih,
fibrinogen dan plasma
darah
8. Kelainan yang ditandai
dengan meningkatnya
eritrosit melebihi normal,
sehingga darah menjadi
kental adalah…
A. Thalasemia
B. Polisitemia
C. Anemia
D. Leukemia
9. Penyakit-penyakit dibawah
ini dapat mengakibatkan
stroke…
A. Anemia dan leukemia
B. Hipertensi dan hipotensi
C. Polisitemia dan
hemophilia
D. Meningitis dan varises
10. Cairan limfa mengandung sel
darah putih, keping darah,
dan fibrinogen. Oleh sebab
itu, cairan limfa berfungsi
untuk…
A. Membekukan darah dan
mencegah infeksi
B. Melancarkan aliran darah
dan mencegah infeksi
122
C. Membantu proses
peredaran darah
D. Membekukan sekaligus
melancarkan aliran darah
11. Penyakit keturunan dimana
tubuh tidak memproduksi
hemoglobin dan sel darah
merah adalah…
A. Anemia
B. Thalasemia
C. Leukemia
D. Diabetes
12. Penyakit leukemia
merupakan salah satu
penyakit yang menyerang
darah. Sel darah apa pada
penyakit ini yang tidak
normal?
A. Sel darah merah
B. Sel darah putih
C. Keping darah
D. Plasma darah
13. Dibagian tubuh manusia, di
mana letak pembuluh limfa
yang paling banyak
dijumpai?
A. Rambut
B. Leher
C. Telinga
D. Jari
14. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh
darah arteri karena adanya
plak ( sumbat) yang berasal
dari penumpukan kolesterol
pada dining pembuluh arteri
adalah…
A. Leukositosis
B. Leukimia
C. Artherosclerosis
D. Hemopilia
15. Kelainan yang berupa
pelebaran darah disebut…
A. Varises
B. Anemia
C. Hemophilia
D. Leukemia
16. Pembuluh limfa kanan
berfungsi untuk?
A. Mengumpulkan limfa
yang berasal dari jantung,
dada, paru-paru, kepala.
B. Mengumpulkan limfa
yang berasal dari bagian-
bagian tubuh yang tidak
mampu masuk ke dalam
pembuluh limfa
C. Mengumpulkan cairan
yang berasal dari
pembuluh
D. Mengumpulkan nodus
limfa
17. Gejala berupa sesak dibagian
dada, cepat lelah dan nyeri di
dada adalah penyakit…
A. Jantung
B. Hipotensi
C. Hipertensi
D. Varises
18. Penyakit AIDS adalah
penyakit yang menyerang sel
darah…
A. Sel darah merah
B. Sel darah putih
C. Keping darah
D. Plasma darah
19. Terdapat 2 pumbuluh limfa
besar pada manusia, yaitu…
A. Pembuluh limfa atas dan
bawah
123
B. Pembuluh limfa atas dan
kiri
C. Pembuluh limfa kiri dan
kanan
D. Pembuluh limfa bawah
dan kanan.
20. Sistem yang berperan dalam
peredaran limfa adalah…
A. Sistem imun
B. Sistem sistemik
C. Sistem pembuluh
D. Sistem limfatik
124
Lampiran 13
Kunci Jawaban Posttest Siklus II
1. C
2. C
3. B
4. D
5. B
6. B
7. A
8. B
9. B
10. A
11. B
12. B
13. B
14. C
15. A
16. A
17. A
18. B
19. C
20. D
125
Lampiran 14. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa pada Sistem Peredaran
Darah Siklus I
Nama Siswa Nilai Pre-
Test
Nilai Post-
Test
Gain N-Gain Kategori
1 70 70 0 0 Kurang
2 30 60 30 0,43 Sedang
3 60 70 10 0,25 Kurang
4 60 65 5 0,125 Kurang
5 75 75 0 0 Kurang
6 55 65 10 0,22 Kurang
7 60 65 5 0,125 Kurang
8 40 60 20 0,33 Sedang
9 60 70 10 0,25 Kurang
10 35 60 25 0,38 Sedang
11 45 65 20 0,36 Sedang
12 50 60 10 0,2 Kurang
13 65 75 10 0,28 Kurang
14 20 45 25 0,31 Sedang
15 70 85 15 0,5 Sedang
16 45 55 10 0,18 Kurang
17 85 90 5 0,33 Sedang
18 45 45 0 0 Kurang
19 50 70 20 0,4 Sedang 20 65 75 10 0,28 Kurang
21 35 50 15 0,23 Kurang
22 55 75 20 0,44 Sedang
23 65 80 15 0,42 Sedang
24 60 75 15 0,375 Sedang
25 55 55 0 0 Kurang
26 60 65 5 0,125 Kurang
27 55 70 15 0,33 Sedang
28 65 75 10 0,28 Kurang
29 70 90 20 0,66 Sedang
30 70 70 0 0 Kurang
31 35 50 15 0,23 Kurang
32 65 65 0 0 Kurang
33 60 65 5 0,125 Kurang
34 35 50 15 0,23 Kurang
35 75 80 5 0,2 Kurang
36 50 60 10 0,2 Kurang
Rata-rata 55,41 66,67 11,38 0,25 -
Jumlah 1995 2405 410 8,85 -
SD 14,46 11,34 7,9 0,15 -
126
Lampiran 15. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa pada Sistem Peredaran
Darah Siklus II
Nama Siswa Nilai Pre-
Test
Nilai Post-
Test
Gain N-Gain Kategori
1 45 95 50 0,91 Tinggi
2 20 70 50 0,625 Sedang
3 45 85 40 0,72 Tinggi
4 40 90 50 0,83 Tinggi
5 35 95 60 0,92 Tinggi
6 30 90 60 0,85 Tinggi
7 20 85 65 0,8125 Tinggi
8 45 70 25 0,45 Sedang
9 50 95 45 0,9 Tinggi
10 30 95 65 0,92 Tinggi
11 35 90 55 0,84 Tinggi
12 40 75 35 0,58 Sedang
13 50 80 30 0,6 Sedang
14 20 65 45 0,56 Sedang
15 50 85 35 0,7 Tinggi
16 40 95 55 0,95 Tinggi
17 40 90 50 0,83 Tinggi
18 40 85 45 0,75 Tinggi
19 45 80 35 0,63 Sedang
20 45 100 55 1 Tinggi
21 30 80 50 0,71 Tinggi
22 50 95 45 0,9 Tinggi
23 50 95 45 0,9 Tinggi
24 50 95 45 0,9 Tinggi
25 50 90 40 0,8 Tinggi
26 50 95 45 0,9 Tinggi
27 35 65 30 0,46 Sedang
28 35 70 35 0,53 Sedang
29 50 100 50 1 Tinggi
30 40 100 60 1 Tinggi
31 35 65 30 0,46 Sedang
32 30 75 45 0,64 Sedang
33 40 85 45 0,75 Tinggi
34 45 80 35 0,63 Sedang
35 50 65 15 0,3 Sedang
36 55 90 35 0,77 Tinggi
Rata-rata 40,55 84,48 43,78 0,74 -
Jumlah 1455 3040 1620 27,45 -
SD 9,39 11,57 11,92 0,19 -
127
Lampiran 16. Perhitungan Nilai Mean & Modus ( Rata-rata) dari Post test
Siklus I
No Data Nilai Post test Siklus
I
Frekuensi f.n
1 45 2 90
2 50 3 150
3 55 2 110
4 60 5 300
5 65 7 455
6 70 6 420
7 75 6 450
8 80 2 160
9 85 1 170
10 90 2 180
∑f = 36 ∑ f.n = 2475
Mean =
Modus = 65
128
Lampiran 17. Perhitungan Nilai Mean & Modus ( Rata-rata) dari Post test
Siklus II
No Data Nilai Post test Siklus
II
Frekuensi f.n
1 65 4 260
2 70 3 210
3 75 2 150
4 80 4 320
5 85 5 425
6 90 6 540
7 95 9 855
8 100 3 300
∑f = 36 ∑ f.n = 3060
Mean =
Modus = 95
129
129
Lampiran 18
GRAFIK DATA POSTTEST SIKLUS I
GRAFIK DATA POSTTEST SIKLUS II
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Sales
65 70 75 80 85 90 95 100
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sales
130
Lampiran 19
GRAFIK GABUNGAN POST TEST SIKLUS I & II
Series 1
0
2
4
6
8
10
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Series 1
Series 2
131
Lampiran 20
Hasil Poin Kelompok Pada Tournament Siklus I
Kelompok 1 Poin Kelompok 2 Poin
A1: Elma Fitri 25 B1: M. Bilal 20
A2: Amirullah 15 B2: M. Hafid 20
A3: M.Atta 10 B3: Reno V. 15
A4: Agung Hilmi 10 B4: Septo A. 10
Jumlah 70 Jumlah 70
Kelompok 3 Poin Kelompok 4 Poin
C1: Rahmat H 30 D1: Siti Ummul 30
C2: Iksan Maulana 10 D2: Mickey Buana 20
C3: Irma 10 D3: Kaisar Cori 15
C4: Yanuar 5 D4: Ridwan Aziz 5
Jumlah 65 Jumlah 70
Kelompok 5 Poin Kelompok 6 Poin
E1: Ardi Darmansyah 25 F1: Tazqiatul 30
E2: Anita Setya 15 F2: Abu Rizal Bahri 20
E3: Rasyid Sidik 20 F3: Nur Afizah 10
E4: Fandi 5 F4: Gery 10
Jumlah 65 Jumlah 70
Kelompok 7 Poin Kelompok 8 Poin
G1: Ihza Fahriza 30 H1: Aldi A. 25
G2: Wisnu Gesang 20 H2: Luki 15
G3: Didi Nur Prasetio 15 H3: Adelia 10
G4: Yusron Abdul 10 H4: Mustari 5
Jumlah 75 Jumlah 65
Kelompok 9 Poin
I1: Dewi Kartika 25
I2: Nur azmi 15
I3: Eko Apriadi 10
I4: Malik 10
Jumlah 70
132
Lampiran 21
Hasil Poin Kelompok Pada Tournament Siklus II
Kelompok 1 Poin Kelompok 2 Poin
A1: Elma Fitri 35 B1: M. Bilal 30
A2: Amirullah 25 B2: M. Hafid 20
A3: M.Atta 15 B3: Reno V. 20
A4: Agung Hilmi 10 B4: Septo A. 10
Jumlah 85 Jumlah 80
Kelompok 3 Poin Kelompok 4 Poin
C1: Rahmat H 35 D1: Siti Ummul 40
C2: Iksan Maulana 15 D2: Mickey Buana 20
C3: Irma 15 D3: Kaisar Cori 15
C4: Yanuar 10 D4: Ridwan Aziz 10
Jumlah 80 Jumlah 85
Kelompok 5 Poin Kelompok 6 Poin
E1: Ardi Darmansyah 30 F1: Tazqiatul 40
E2: Anita Setya 20 F2: Abu Rizal Bahri 20
E3: Rasyid Sidik 15 F3: Nur Afizah 10
E4: Fandi 10 F4: Gery 10
Jumlah 75 Jumlah 80
Kelompok 7 Poin Kelompok 8 Poin
G1: Ihza Fahriza 30 H1: Aldi A. 30
G2: Wisnu Gesang 25 H2: Luki 20
G3: Didi Nur Prasetio 15 H3: Adelia 10
G4: Yusron Abdul 10 H4: Mustari 10
Jumlah 80 Jumlah 70
Kelompok 9 Poin
I1: Dewi Kartika 30
I2: Nur azmi 15
I3: Eko Apriadi 10
I4: Malik 10
Jumlah 75
133
Dari data di atas dapat disimpulkan yang memenangkan hasil turnamen
kelompok di siklus I ialah kelompok 7 sedangkan di siklus II adalah kelompok 1
dan 4 .
Adapun skor yang didapat tiap kelompok untuk menentukan tingkat
penghargaan diakhir siklus dapat dilihat dari:
Kelompok Siklus I Siklus II Penghargaan
1 70 85 Baik
2 70 80 Baik
3 65 80 Terbaik
4 70 85 Terbaik
5 65 75 Baik
6 70 80 Baik
7 75 80 Cukup Baik
8 65 70 Cukup Baik
9 70 75 Cukup Baik
*Kriteria *Penghargaan
5 Cukup Baik
10 Baik
15 Terbaik
134
Lampiran 22
Aktivitas Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
135
Lampiran 23
Hasil Wawancara Nonformal (Observasi Awal)
No Mata Pelajaran
Pilihan
Jumlah
Siswa (Ya)
Persentase Jumlah
Siswa
(Tidak)
Persentase
1 Matematika 5 14% 31 86%
2 IPA- Biologi 22 61% 14 39%
3 Agama Islam 17 47% 19 53%
4 Bahasa Indonesia 23 64% 13 36%
5 Bahasa Inggris 15 42% 21 58%
136
Lampiran 24
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
No Pertanyaan Jumlah
Siswa
(Ya)
Persentase
(Ya)
Jumlah
Siswa
(Tidak)
Persentase
(Tidak)
1. Apakah kalian (siswa)
memahami model
pembelajaran Teams
Games Tournament ?
26 72,2% 10 27,8%
2. Apakah kalian (siswa)
mengalami kesulitan
selama proses
pembelajaran dengan TGT?
8 22,2% 28 77,8%
3. Apakah pembelajaran
dengan menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
menarik bagi kalian
(siswa)?
31 86,1% 5 13,8%
4. Apakah games dan
tournament membantu
kalian (siswa) dalam
memahami konsep sistem
peredaran darah?
33 91,6% 3 8,4%
5. Apakah kalian (siswa)
merasakan perbedaan
dalam memahami pelajaran
dengan menggunakan
model kooperatif tipe TGT
dan ceramah guru?
33 91,6% 3 8,4%
Rata –Rata 72,8% 27,2%
137
Lampiran 25
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
No Pertanyaan Jumlah
Siswa
(Ya)
Persentase
(Ya)
Jumlah
Siswa
(Tidak)
Persentase
(Tidak)
1. Apakah kalian (siswa)
memahami model pembelajaran
Teams Games Tournament ?
36 100% 0 -
2. Apakah kalian (siswa)
mengalami kesulitan selama
proses pembelajaran dengan
TGT?
3 5% 33 95%
3. Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
TGT menarik bagi kalian
(siswa)?
36 100% 0 -
4. Apakah games dan tournament
membantu kalian (siswa) dalam
memahami konsep sistem
peredaran darah?
34 93% 2 7%
5. Apakah kalian (siswa) merasakan
perbedaan dalam memahami
pelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe TGT dan
ceramah guru?
33 95% 3 5%
Rata –Rata 78,6% 21,4%
138
Lampiran 26
DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL
MTs. ISLAMIYAH CIPUTAT
TAHUN 2010 - 2011
Bidang Studi : IPA Biologi
(Sistem Peredaran Darah)
kelas : VIII .I NO
NAMA SISWA KKM RATA2
HARIAN
RATA2
TUGAS SIKAP AFEKTIF
URUT INDUK
1 09101001 Abdul Wahid
65
65 54 B
2 09101002 Ade Mutmainah 69 60 B
3 09101078 Ade Sujana 67 62 B
4 09101005 Alan Audy Sofyan 60 57 B
5 09101008 Alvin Oktavi Azmi 66 56 C
6 09101009 Anisa Fauziah 67 65 B
7 09101013 Cindi Aristha 54 62 C
8 09101014 Dhia Dinia 52 66 C
9 09101017 Esti Purnama Sari 65 52 B
10 09101018 Fajar Julian 36 49 C
11 09101076 Firdausil Ulya 69 54 B
12 09101020 Firzianur Raya 46 52 C
13 09101022 Gian Luca Aprian 54 68 C
14 09101024 Ihsan Maulana 66 60 B
15 09101025 Imam Supriyadi 54 68 C
16 09101029 Khairul Arifin 72 47 C
17 09101033 Maulana Yusuf 53 54 C
18 09101034 Maya Maryana 69 56 C
19 09101037 Muh. Fajar Permana 72 45 C
20 09101038 Nada Halwa Arafah 58 52 C
21 09101040 Nahla Qurrotu'aini 72 54 B
22 09101043 Novita Sari 57 69 B
23 09101046 Nurhalimah 68 56 C
24 09101051
Rahmah Dian
Hamid 57 52 C
25 09101052 Rezky Ardeansyah 37 60 C
26 09101055 Rinda Agustina 71 45 C
27 09101056 Riny Septiany 59 43 C
28 09101058 Rumiatun Nisa 46 54 C
29 09101061 Sevta Oktaviani 56 49 C
30 09101062 Siska Putri Utami 68 53 C
31 09101065 Sri Devi Apriliani 56 67 C
32 09101066 Suryana 75 50 C
33 09101075
T. Muhammad
Royana 46 65 C
34 09101069 Tria Nuroktavianti 67 53 B
139
Jumlah
17 Siswa Lulus
KKM
Persentase
50%
NB: Sikap A B C D
Guru Bidang Studi
M.Hartato, S.Pd
140
Lampiran 27
Lembar Observasi Awal Aktivitas Siswa
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Jumlah Siswa : 36 orang
Hari/ tanggal Pengamatan :
Materi pelajaran :
Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
NO Aktivitas
Pertemuan
pertama
∑ A B C
1 Bertanya
2 Menjawab pertanyaan dari guru
3 Berpendapat
4 Membuat catatan/ rangkuman materi
5 Bekerja sama dalam kelompok
6 Menyelesaikan tugas yang diberikan
guru
7 Mengkomunikasikan/
mempresentasikan tugas
8 Membuat kesimpulan di akhir
pelajaran
Kategori:
A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas
B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas
C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas
*∑ : Jumlah siswa
: Jika guru tidak memberikan instruksi
Observer Guru Bidang Studi
Gita Pavita Renata M. Hartato. S.Pd.
141
Lampiran 28
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Jumlah Siswa : 36 orang
Hari/ tanggal Pengamatan :
Materi pelajaran :
Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
NO Aktivitas
Pertemuan
kedua
∑ A B C
1 Bertanya
2 Menjawab pertanyaan dari guru
3 Berpendapat
4 Membuat catatan/ rangkuman materi
5 Bekerja sama dalam kelompok
6 Menyelesaikan tugas yang diberikan
guru
7 Mengkomunikasikan/
mempresentasikan tugas
8 Membuat kesimpulan di akhir
pelajaran
Kategori:
A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas
B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas
C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas
*∑ : Jumlah siswa
: Jika guru tidak memberikan instruksi
Observer Guru Bidang Studi
Gita Pavita Renata M. Hartato. S.Pd.
142
Lampiran 29
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Jumlah Siswa : 36 orang
Hari/ tanggal Pengamatan :
Materi pelajaran :
Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
NO Aktivitas
Pertemuan
ketiga
∑ A B C
1 Bertanya
2 Menjawab pertanyaan dari guru
3 Berpendapat
4 Membuat catatan/ rangkuman materi
5 Bekerja sama dalam kelompok
6 Menyelesaikan tugas yang diberikan
guru
7 Mengkomunikasikan/
mempresentasikan tugas
8 Membuat kesimpulan di akhir
pelajaran
Kategori:
A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas
B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas
C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas
*∑ : Jumlah siswa
: Jika guru tidak memberikan instruksi
Observer Guru Bidang Studi
Gita Pavita Renata M. Hartato. S.Pd.
143
Lampiran 30
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Jumlah Siswa : 36 orang
Hari/ tanggal Pengamatan :
Materi pelajaran :
Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
NO Aktivitas
Pertemuan
keempat
∑ A B C
1 Bertanya
2 Menjawab pertanyaan dari guru
3 Berpendapat
4 Membuat catatan/ rangkuman materi
5 Bekerja sama dalam kelompok
6 Menyelesaikan tugas yang diberikan
guru
7 Mengkomunikasikan/
mempresentasikan tugas
8 Membuat kesimpulan di akhir
pelajaran
Kategori:
A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas
B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas
C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas
*∑ : Jumlah siswa
: Jika guru tidak memberikan instruksi
Observer Guru Bidang Studi
Gita Pavita Renata M. Hartato. S.Pd.
144
Lampiran 31
Panduan Observasi Keaktifan Siswa
1. Aktivitas siswa dalam bertanya
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan tanpa
dorongan dari guru maupun dengan dorongan dari guru
B. Setengah dari jumlah siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan
tanpa dorongan dari guru maupun dengan dorongan guru
C. Sebagian besar siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan tanpa
dorongan dari guru maupun dengan dorongan dari guru
2. Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan guru
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan guru
B. Setengah dari jumlah siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan
guru
C. sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan guru
3. Aktivitas siswa dalam berpendapat
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa memberikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru
dan pendapat mendekati benar
B. Setengah dari jumlah siswa memberikan pendapat tanpa ada dorongan dari
guru dan pendapat mendekati benar
C. Sebagian besar siswa memebrikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru
dan pendapat mendekati benar
4. Aktivitas siswa dalam menyusun rangkuman materi
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa membuat rangkuman
B. Setengah dari jumlah siswa membuat rangkuman
C. Sebagian besar siswa membuat rangkuman
5. Aktivitas siswa dalam belajar kelompok
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok
B. Setengah dari jumlah siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok
C. Sebagian besar siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok
145
6. Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas (LKS)
Kategori
A. Sebagian kecil siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas
B. Setengah dari jumlah siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas
C. Sebagian besar siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas
7. Aktivitas siswa dalam mengkomunikasikan atau mempresentasikan tugas
Kategori:
A. Sebagian kecil, siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan
kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik
B. Setengah dari jumlah siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan
kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik
C. Sebagian besar besar siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan
kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik
8. Aktivitas Siswa dalam menyimpulkan hasil tugas atau materi hari ini
Kategori:
A. Sebagian kecil siswa berani menmpulkan pelajaran dengan kemauan
sendiri
B. Setengah dari jumlah siswa berani merefleksikan pelajaran dengan
kemauan sendiri
C. Sebagian besar siswa berani merefleksikan pelajaran dengan kemauan
sendiri
146
Lampiran 32
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Materi Pelajaran : Biologi
Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan Ke : 1
Petunjuk :
Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda (√) di tempat yang tersedia sesuai hasil
pengamatan.
No. Aktivitas Siswa Siklus I
Keterangan A B
1. Siswa hadir dalam mengikuti
pelajaran biologi
2. Siswa tertib dalam pembagian
kelompok dan duduk bersama
kelompok
3. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
4. Siswa mengerjakan LKS dan
berpikir bersama kelompok
5. Siswa tidak berperan aktif dalam
kelompok
6. Siswa bercanda dan tidak
kondusif saat diskusi kelompok
7. Nomor kartu pada saat games
yang berhasil siswa jawab dari
pertanyaan dengan tepat
8. Sanggahan kelompok lain yang
berhasil menyempurnakan
jawaban
9. Siswa mengajukan pertanyaan.
Keterangan : Ciputat, 16 November 2011
A : ≥ 50% siswa Observer
B : ≤ 50% siswa
(M.Hartato, S.Pd. )
147
Lampiran 33
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Materi Pelajaran : Biologi
Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan Ke : 2
Petunjuk :
Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda (√) di tempat yang tersedia sesuai hasil
pengamatan.
No. Aktivitas Siswa Siklus I
Keterangan A B
1. Siswa hadir dalam mengikuti
pelajaran biologi
2. Siswa tertib dalam pembagian
kelompok dan duduk bersama
kelompok
3. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
4. Siswa mengerjakan LKS dan
berpikir bersama kelompok
5. Siswa tidak berperan aktif dalam
kelompok
6. Siswa bercanda dan tidak
kondusif saat diskusi kelompok
7. Nomor kartu pada saat games
yang berhasil siswa jawab dari
pertanyaan dengan tepat
8. Sanggahan kelompok lain yang
berhasil menyempurnakan
jawaban
9. Siswa mengajukan pertanyaan.
10. Siswa aktif menjawab
pertanyaan dalam tournament
Keterangan : Ciputat, 17 November 2011
A : ≥ 50% siswa Observer
B : ≤ 50% siswa
(M. Hartato, S.Pd. )
148
Lampiran 34
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Materi Pelajaran : Biologi
Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan Ke : 1
Petunjuk :
Isilah setiap butir _ember_or dengan _ember tanda (√) di tempat yang tersedia sesuai hasil
pengamatan.
No. Aktivitas Siswa Siklus II
Keterangan A B
1. Siswa hadir dalam mengikuti
pelajaran biologi
2. Siswa tertib dalam pembagian
kelompok dan duduk bersama
kelompok
3. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
4. Siswa mengerjakan LKS dan
berpikir bersama kelompok
5. Siswa tidak berperan aktif dalam
kelompok
6. Siswa bercanda dan tidak
kondusif saat diskusi kelompok
7. Nomor kartu pada saat games
yang berhasil siswa jawab dari
pertanyaan dengan tepat
8. Sanggahan kelompok lain yang
berhasil menyempurnakan
jawaban
9. Siswa mengajukan pertanyaan.
Keterangan : Ciputat, 24 November 2011
A : ≥ 50% siswa Observer
B : ≤ 50% siswa
(M. Hartato, S.Pd.)
149
Lampiran 35
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tornament (TGT)
Materi Pelajaran : Biologi
Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah
Pertemuan Ke : 2
Petunjuk :
Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda (√) di tempat yang tersedia sesuai hasil
pengamatan.
No. Aktivitas Siswa Siklus II
Keterangan A B
1. Siswa hadir dalam mengikuti
pelajaran biologi
2. Siswa tertib dalam pembagian
kelompok dan duduk bersama
kelompok
3. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
4. Siswa mengerjakan LKS dan
berpikir bersama kelompok
5. Siswa tidak berperan aktif dalam
kelompok
6. Siswa bercanda dan tidak
kondusif saat diskusi kelompok
7. Nomor kartu pada saat games
yang berhasil siswa jawab dari
pertanyaan dengan tepat
8. Nomor kartu dari kelompok lain
yang berhasil menyempurnakan
jawaban
9. Siswa mengajukan pertanyaan.
10. Siswa aktif menjawab
pertanyaan dalam Tournament
Keterangan : Ciputat, 1 Desember 2011
A : ≥ 50% siswa Observer
B : ≤ 50% siswa
(M.Hartato,S.Pd. )
150
Lampiran 36
KISI-KISI INSTRUMEN SIKLUS I
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
NO INDIKATOR SOAL C1 C2 C3
1. 1. Mendefinisikan
sistem peredaran
darah
1. Alat atau Organ pada manusia yang
berfungsi sebagai pemompa darah
adalah…
a. paru-paru
b. jantung
c. hati
d. ginjal
Jawaban: B
√
2. Alat peredaran darah terdiri dari dua
bagian yaitu…
a. jantung dan pembuluh darah
b. pembuluh darah dan pembuluh nadi
c. jantung dan hati
d. nadi dan vena
Jawaban : A
√
2. Menyebutkan
komposisi,organ dan
bagian dalam sistem
peredaran darah
3. Dimana tempat pembuatan leukosit (
sel darah putih)?
a. sumsum merah, limpa, dan kelenjar
getah bening.
√
151
b. sumsum merah, limpa, dan hati
c. sumsum merah, getah bening, dan
hati
d. sumsum merah, limpa, getah bening
dan hati
Jawaban: B
4. Komposisi darah tersusun dari?
a. 55% plasma darah & 45 % sel darah
b. 55% keping darah dan 45 % plasma
darah.
c. 55% plasma darah dan 45% sel
darah merah
d. 55% sel darah dan 45 % plasma
darah
Jawaban: C
9. Zat yang terkandung dalam
hemoglobin (Hg) ialah…
a. zat lemak
b. zat protein
c. zat besi
d. zat kapur
Jawaban: C
16. Diantara sel darah berikut,manakah
yang memiliki masa hidup singkat?
a. sel darah merah
b. sel darah putih
c. keping darah
d. plasma darah
Jawaban: C
√
17. Nama latin untuk sel darah merah
adalah…
a. eritrosit
√
152
b. leukosit
c. trombosit
d. plasma darah
Jawaban: A
22. Vitamin yang membantu proses
pembekuan darah ialah…
a. K
b. A
c. E
d. D
Jawaban: A
19. Pembuluh penghubung antara arteri
dan vena adalah…
a. Kapiler
b. venule
c. vena cava
d. aorta
Jawaban : A
36.Membran pelindung jantung
adalah..
a. perikardium
b. serambi
c. bilik
d. katup
Jawaban: A
√
3. Mengenal alat
yang digunakan
dalam sistem
peredaran darah
29. Alat untuk mengukur tekanan
darah ialah…
a. tensimeter
b. barometer
c. spidometer
d. termometer
Jawaban: A
√
4. Membedakan 30. Tekanan darah pada saat bilik √
153
macam atau jenis
dari sel, pembuluh &
tekanan darah
relaksasi adalah…
a. sistol
b. diastol
c. peristol
d. hipertensi
Jawaban: B
28. Manakah di bawah ini yang bukan
merupakan inti sel pada sel darah
merah?
a. eritrosit
b. basofil
c. monosit
d. limfosit
Jawaban: A
25. Pembuluh darah yang mengalirkan
darah menuju jantung ialah…
a. arteri
b. vena
c. kapiler
d. arteri koronia
Jawaban: B
26. Pembuluh nadi utama ialah..
a. arteri
b. vena
c. limfa
d. aorta
Jawaban: D
√
5. Menjelaskan
bagian/ organ,
fungsi, dan cirri-ciri
pada sistem
peredaran darah
11. Bagian yang berfungsi sebagai
tempat penimbunan darah ialah…
a. kelenjar getah bening
b. tonsil
c. limpa
d. hati
√
154
Jawaban: C
8.Fungsi plasma darah ialah untuk
mengangkut….
a. O2, CO2, air
b. O2, CO2, dan sari-sari makanan
c. O2,CO2, vitamin dan zat sisa
d. O2, CO2, vitamin dan zat sisa
Jawaban: B
√
13. Dari pernyataan berikut ini yang
tidak termasuk fungsi darah adalah…
a. mengangkut oksigen dan
karbondioksida
b. pembunuh kuman
c. meneruskan rangsangan dari otak
d. mengankut sisa metabolisme
Jawaban: C
√
24. Bagian darah yang berperan dalam
proses pembekuan darah ialah….
a. plasma darah
b. leukosit
c. trombosit
d. eritrosit
Jawaban: C
√
31. Bagian darah yang berfungsi untuk
mempertahankan tubuh dari bakteri
ialah..
a. eritrosit
b. leukosit
c.trombosit
d. plasma darah
Jawaban: B
√
38. Di dalam plasma darah yang √
155
berperan dalam proses pembekuan
darah adalah?
a. fibrinogen
b. fibrin
c. protombin
d. trombokinase
Jawaban: A
39. Enzim yang berperan dalam proses
penyebuhan luka adalah..
a. Protombin
b. Trombokinase
c. Trombin’
d. Vitamin K
Jawaban: B
40. Sel darah manusia dibentuk
dalam…
a. tulang belikat
b. tulang pengumpil
c. tulang hasta
d. tulang jari tangan
Jawaban: A
√
14. Bentuk tidak tetap, bisa bergerak
bebas diluar pembuluh darah, jumlah
normalnya 8.000 tiap 1 mm darah. Hal
tersebut merupakan cirri-ciri dari?
a. leukosit
b. trombosit
c. eritrosit
d. plasma darah
Jawaban: A
√
6.Menerangkan
proses pembentukan
sel darah dan
15. Darah berwarna merah karena…
a. banyak mengandung zat besi
b. terdapat pigmen merah dalam darah
√
156
pergerakan denyut
nadi
c. terdiri dari macam-macam zat
penyusun
d. mengandung hemoglobin
Jawaban: A
10. Nadi terasa berdenyut karena….
a. denyut jantung akibat
berkontraksinya jantung
b. denyut jantung akibat relaksasi
jantung
c. denyut pembuluh darah
d. denyut pada manusia yang hidup
Jawaban: A
√
23. Jumlah sel darah merah orang yang
tinggal di pegunungan lebih banyak
daripada orang yang tinggal di pantai.
Hal ini bertujuan …
a. Mengikat oksigen lebih banyak
b. menaikkan suhu tubuh
c. memperlancar sirkulasi
d. mengikat karbondioksida lebih
banyak
Jawaban: A
√
7. Membedakan
macam sistem
peredaran darah
12. Apa yang dimaksud dengan sistem
peredaran darah terbuka…
a. peredaran darah dari jantung ke
seluruh tubuh.
b. peredaran darah yang tidak selalu
melalui pembuluh darah
c. peredaran darah yang membawa
oksigen
d. peredaran yang bila keluar dari
tubuh
√
157
Jawaban: C
27.Urutkan sistem peredaran darah
kecil ?
a. jantung-paru-paru-jantung
b. paru-paru- seluruh tubuh- jantung
c. jantung- seluruh tubuh- jantung
d. seluruh tubuh- paru-paru- jantung
Jawaban: A
√
8. Menjelaskan
golongan darah pada
sistem peredaran
darah
34. Yang termasuk golongan darah
resipien universal adalah?
a. A
b. B
c. O
d. AB
Jawaban: D
√
33. Golongan darah yang termasuk ke
dalam donor universal adalah…
a. A
b. B
c. O
d. AB
Jawaban: C
√
32. Golongan darah yang termasuk ke
dalam aglutinogen adalah…
a. A dan O
b. A dan B
c. A dan AB
d. B dan AB
Jantung: B
√
37. Orang yang menerima darah dari
golongan darah orang lain disebut...
a. donor
b. resipien
√
158
c. perawat
d. dokter
Jawaban: B
9. Membuktikan
kaitan sistem
peredaran darah
dengan transfusi dan
golongan darah
18. Kecerobohan dalam transfuse
darah tanpa mengetahui golongan
darah akan sangat berbahaya,
mengapa?
a. karena dapat menyebabkan
kelebihan darah
b. karena dapat memyebabkan
terjadinya penggupalan darah
c. karena dapat mengandung unsur
yang berlebihan
d. karena darah dapat saling memakan
Jawaban: B
√
21. Mengapa golongan darah O disebut
golongan darah universal?
a. karena dapat memberikan darahnya
kesemua golongan tetapi hanya dapat
menerima darah dari golongan sendiri
b. karena dapat memberikan darahnya
ke semua golongan, tetapi hanya boleh
mendapat darah dari golongan lain
c. karena tidak dapat memberikan
darahnya ke semua golongan.
d. karena tidak dapat memberikan
darahnya ke semua golongan, tetapi
hanya dapat menerima darah dari
golongan lain.
Jawaban: A
√
10. Menggunakan
gambar atau animasi
√
159
jantung
5. Pada gambar nomor 1
menunjukkan…
a. pembuluh vena
b. pembuluh arteri
c. bilik kiri
d. bilik kana
Jawaban: A
6. Nomor 2 adalah…
a. serambi kiri
b. bilik kiri
c. bilik kanan
d. serambi kanan
Jawaban: A
√
7. Nomor 3 pada gambar adalah…
a. vena
b. arteri
c. aorta
d. bilik kiri
Jawaban: C
√
1 2
3
160
160
Lampiran 37
KISI –KISI INSTRUMENT SIKLUS II
Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator Materi Ajar Nomor Soal Kunci Jawaban C1 C2 C3
1. Menyebutkan
urutan sistem
peredaran darah
kecil dan besar
Peredaran
Darah
1, 17 A , B √
2. Menyebutkan
nama lain sistem
peredaran darah
besar.
33 B √
3. Mengenal sistem
peredarah darah
kecil
18,27,35 B,C ,C √
4. Menjelaskan
sistem peredaran
darah tertutup dan
terbuka
10,25 C , A √
5. Menyebutkan
pembuluh limfa
pada manusia.
Peredaran
Darah Limfa
30 C √
6. Menunjukkan
letak pembuluh
limfa manusia
12 B √
161
7. Menyebutkan
cairan limfa
19,24, 32 C, C , A √
8. Menyebutkan
sistem yang
berperan dalam
pembuluh limfa
31 D √
9 Menjelaskan
fungsi pembuluh
limfa
11,16 A,A √
10.
Menjelaskan
fungsi cairan
limfa
9 A √
11.
menjelaskan
sistem yang
berpengaruh
pada kelainan
darah
Gangguan /
kelainan pada
darah
21,29 B,B √
12. Mendata
jenis penyakit
atau gangguan
pada darah
2,3,5, 6, 8,
15,20,22
C, B,B, A, C,
B, B, B
√
13. Mendata
jenis penyakit/
gangguan pada
Gangguan
pada jantung
23,28 D, A √
162
jantung
14. Mendata
jenis penyakit /
gangguan pada
pembuluh
darah
Ganguan
pada
pembuluh
darah
4, 7, 13, 14, 26, A, D, B, C, B √
163
Nama :
Kelas :
UJI VALIDITAS SIKLUS II
Pilihlah jawaban yang benar.
1. Urutkan skema sistem peredaran
darah kecil…
A. Bilik kanan → Paru-paru →
Serambi kiri
B. Bilik Kiri → Seluruh tubuh →
Serambi kanan
C. Bilik kanan → Seluruh tubuh
→Serambi kiri
D. Bilik kiri → Paru-paru →
Serambi kiri
2. Penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah arteri karena adanya
plak ( sumbat) yang berasal dari
penumpukan kolesterol pada dining
pembuluh arteri adalah…
A. Leukositosis
B. Leukimia
C. Artherosclerosis
D. Hemopilia
3. Keadaan dimana darah tidak mampu
membawa oksigen yang cukup bagi
tubuh?
A. Leukimia
B. Anemia
C. Hemophilia
D. Talasemia
4. Kelainan yang berupa pelebaran
darah disebut…
A. Varises
B. Anemia
C. Hemophilia
D. Leukemia
5. Leukemia disebut juga dengan…
A. Diabetes
B. Kanker darah
C. Tumor
D. Kekurangan darah
6. Penyakit yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus
adalah…
A. AIDS
B. Thalasemia
C. Anemia
D. Leukemia
7. Berikut beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang terserang
tekanan darah tinggi kecuali…
A. Keturunan
B. Strees
C. Usia
D. Pergaulan
8. Penyakit karena darah sukar
membeku adalah…
A. Thalasemia
B. Leukemia
C. Hemophilia
D. Anemia
9. Cairan limfa mengandung sel darah
putih, keping darah, dan fibrinogen.
Oleh sebab itu, cairan limfa
berfungsi untuk…
A. Membekukan darah dan
mencegah infeksi
B. Melancarkan aliran darah dan
mencegah infeksi
C. Membantu proses peredaran
darah
D. Membekukan sekaligus
melancarkan aliran darah
10. Apa yang dimaksud dengan
peredaran darah tertutup?
A. Peredaran dimana darah berapa
dijantung.
164
B. Peredaran darah dimana darah
berada dalam pembuluh darah
C. Peredaran darah dalam paru-paru
D. Peredaran darah sistemik
11. Mengapa pembuluh limfa memiliki
peredaran darah terbuka?
A. Karena pembuluh limfa
merupakan pembuluh kecil yang
ujungnya terbuka
B. Karena pembuluh limfa
merupakan pembuluh kecil yang
ujungnya tertutup
C. Karena pembuluh limfa
merupakan pembuluh besar yang
ujungnya terbuka
D. Karena pembuluh limfa
merupakan pembuluh besar yang
ujungnya tertutup
12. Dibagian tubuh manusia mana
pembuluh limfa banyak dijumpai?
A. Rambut
B. Leher
C. Telinga
D. Jari
13. Hipotensi disebut juga dengan…
A. Tekanan darah rendah
B. Tekanan darah tinggi
C. Varises
D. Tekanan jantung
14. Varises yang terjadi di daerah anus
dinamakan…
A. Sipilis
B. Raja singa
C. Ambeien
D. Kontipasi
15. Penyakit keturunan dimana tubuh
tidak memproduksi hemoglobin dan
sel darah merah adalah…
A. Anemia
B. Thalasemia
C. Leukemia
D. Diabetes
16. Pembuluh limfa kanan berfungsi
untuk?
A. Mengumpulkan limfa yang
berasal dari jantung, dada, paru-
paru, kepala.
B. Mengumpulkan limfa yang
berasal dari bagian-bagian tubuh
yang tidak mampu masuk ke
dalam pembuluh limfa
C. Mengumpulkan cairan yang
berasal dari pembuluh
D. Mengumpulkan nodus limfa
17. Urutkan sistem peredaran darah
besar?
A. Bilik kanan- paru-paru- serambi
kiri
B. Bilik kiri- seluruh tubuh- serambi
kanan
C. Bilik kanan-paru-paru-serambi
kanan
D. Bilik kiri-seluruh tubuh-serambi
kiri
18. Peredaran darah dari jantung menuju
paru-paru, kembali lagi ke jantung
merupakan…
A. Peredaran darah besar
B. Peredaran darah kecil
C. Peredaran darah terbuka
D. Peredaran darah tersebar
19. Cairan limfa disebut juga dengan…
A. Cairan darah
B. Cairan pembuluh
C. Cairan getah bening
D. Cairan serum
20. Penyakit leukemia merupakan salah
satu penyakit yang menyerang darah.
Sel darah apa pada penyakit ini yang
tidak normal?
165
A. Sel darah merah
B. Sel darah putih
C. Keping darah
D. Plasma darah
21. HIV atau AIDS adalah penyakit yang
menyerang…
A. Jantung
B. Sistem imun
C. Paru-paru
D. Hati
22. Kelainan yang ditandai dengan
meningkatnya eritrosit melebihi
normal, sehingga darah menjadi
kental adalah…
A. Thalasemia
B. Polisitemia
C. Anemia
D. Leukemia
23. Salah satu faktor penyebab gangguan
jantung ialah…
A. Olahraga
B. Minuman beralkohol
C. Obesitas
D. Terlalu lama berdiri
24. Limfa atau getah bening ialah suatu
cairan yang susunannya mirip
dengan…
A. Eritrosit
B. Leukosit
C. Plasma darah
D. Trombosit
25. Apa yang dimaksud dengan sistem
peredaran darah terbuka…
A. Peredaran darah dari jantung
keseluruh tubuh
B. Peredaran darah yang tidak selalu
melalui pembuluh darah
C. Peredaran darah yang membawa
oksigen
D. Peredaran yang bila keluar dari
tubuh
26. Penyakit-penyakit dibawah ini dapat
mengakibatkan stroke…
A. Anemia dan leukemia
B. Hipertensi dan hipotensi
C. Polisitemia dan hemophilia
D. Meningitis dan varises
27. Sistem peredaran darah kecil sama
dengan sistem sirkulasi…
A. Jantung
B. Kepala
C. Paru-paru
D. Badan
28. Gejala berupa sesak dibagian dada,
cepat lelah dan nyeri di dada adalah
penyakit…
A. Jantung
B. Hipotensi
C. Hipertensi
D. Varises
29. Penyakit AIDS adalah penyakit yang
menyerang sel darah…
A. Sel darah merah
B. Sel darah putih
C. Keping darah
D. Plasma darah
30. Terdapat 2 pumbuluh limfa besar
pada manusia, yaitu…
A. Pembuluh limfa atas dan bawah
B. Pembuluh limfa atas dan kiri
C. Pembuluh limfa kiri dan kanan
D. Pembuluh limfa bawah dan
kanan.
31. Sistem yang berperan dalam
peredaran limfa adalah…
A. Sistem imun
B. Sistem sistemik
C. Sistem pembuluh
D. Sistem limfatik
166
32. Cairan getah bening mengandung …
A. Sel darah putih, fibrinogen dan
keping darah
B. Sel darah merah, fibrin dan
plasma darah
C. Sel darah putih, fibrin dan keping
darah
D. Sel darah putih, fibrinogen dan
plasma darah
33. Nama lain sistem peredaran darah
besar adalah…
A. Peredaran darah paru-paru
B. Peredaran darah sistemik
C. Peredaran darah limfatik
D. Peredaran darah pembuluh
34. Nama simpul pembuluh limfa
adalah..
A. Simpul pita
B. Nodus limfa
C. Nodus darah
D. Nodus limfatik
35. Pada sistem peredaran darah kecil
darah melakukan pertukaran gas di…
A. Jantung
B. Limfa
C. Paru-paru
D. Hati