Skripsi FKIP UA1

download Skripsi FKIP UA1

of 38

Transcript of Skripsi FKIP UA1

Skripsi FKIP UAD

Click here to enter text.

SKRIPSIHALAMAN JUDULDiajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakartauntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OlehRachmad Resmiyanto07994326

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN XXXXXXXXXXFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTAAgustus 2011

6

Click here to enter text.SKRIPSI

Click here to enter text.

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Click here to enter text.Click here to enter text.

telah disetujui olehDosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan XXXXXXX Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakartadan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan

HALAMAN PERSETUJUAN

Dosen Pembimbing IClick here to enter text.Dosen Pembimbing IIClick here to enter text.

xi

Click here to enter text.

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Click here to enter text.Click here to enter text.

telah dipertahankan di depanPanitia Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan XXXXXX

SUSUNAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

KetuaSekretarisPenguji IPenguji II::::Click here to enter text.Click here to enter text.Click here to enter text.Click here to enter text.....

Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Ahmad DahlanDekan

Drs. Ishafit, M.SiNIY 60910098

SURAT PERNYATAANSURAT PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

menyatakan bahwa karya ilmiah berjudul ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan, sepanjang pengetahuan saya, tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain sebagai persyaratan penyelesaian studi di perguruan tinggi ini atau perguruan tinggi lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

,

MOTTOMOTTO

Setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah dan setiap waktu adalah ilmu

Untuk perempuan yang kepadanya bakti harus kutinggikan 3 tingkat lebih tinggi ketimbang bapakku, Ibuku

Untuk laki-laki yang telah mengajarkan metode hidup yang sejati,Bapakku

KATA PENGANTAR ALIF BA TA. Risalah ini merupakan karya pamungkas untuk menggenapi syarat menjadi sarjana paripurna setelah 4 tahun bergelut dengan berbagai teori (dalil) pendidikan, asas dan hukum yang bermaksud membongkar rahasia jagat raya.Karya ini ..

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANiiiHALAMAN PENGESAHANivSURAT PERNYATAANvMOTTOviHALAMAN PERSEMBAHANviiKATA PENGANTARviiiDAFTAR ISIixBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Identifikasi Masalah3C.Batasan Masalah4D.Rumusan Masalah4E.Tujuan Penelitian4F.Manfaat Penelitian5G.Definisi Operasional5BAB II KAJIAN PUSTAKA7BAB III METODE PENELITIAN10A.Heuristik 10B.Kritik Sumber11C.Interpretasi13D.Historiografi13 E.Sistematika Skripsi 14 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN16A.PembahasanB.Hasil Penelitian23BAB V KESIMPULAN DAN SARAN24perkembangan periode A.Kesimpulan24B.SaranError! Bookmark not defined.DAFTAR PUSTAKA25LAMPIRAN 1 Data PenelitianError! Bookmark not defined.

Nama belakang, Nama depan. Angka tahun. Judul Skripsi di Tulis dengn Huruf Kapital Hanya pada Awal Setiap Kata dan Kata Depan serta Kata Penghubung tidak dengan Huruf Kapital. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK

Paragraf pertama berisi uraian singkat mengenai latar belakang masalah dan tujuan penelitian.Paragraf kedua berisi metode penelitian, mencakup populasi dan sampel dan/atau objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.Paragraf ketiga berisi hasil penelitian dan kesimpulan serta (jika dipandang perlu) aplikasi hasil penelitian. Jumlah kata mulai dari paragraf pertama sampai ketiga maksimal berjumlah 200 kata.

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata Indonesia ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.PGRI adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional . Lahirnya organisasi PGRI menjadi kekuatan bagi kelompok guru dan tenaga kependidikan dalam negeri untuk berperan serta dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan pendidikan nasional pada khususnya. Para guru menyadari bahwa dengan keikutsertaannya dalam kiprah pembangunan bangsa ke depan menuju bangsa yang cerdas dan bermartabat sehingga kemajuan yang diinginkan negeri ini adalah duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan Negara-negara lain di dunia. Pergulatan politik nasional telah ikut mempengaruhi perjalanan PGRI menuju fase pengukuhan sebagai organisasi yang tahan goncangan. ini terbukti pada banyaknya kepentingan politik justru kian menguatkan cita cita organisasi . Dinamika perguliran PGRI sebagai organisasi yang kian dewasa terus mengalami ujian berat. periode orde lama menjadi salah satu sandungan dalam meneruskan semangat juang memperbaiki nasib anggotanya. dalam periode ini terjadi peristiwa yang hampir memecah belah PGRI, gejala pemisahan diri dari PGRI muncul ketika menjelang pemilu 1955. PKI terus berupaya untuk mencengkramkan pengaruhnya dalam tubuh PGRI baik dipusat maupun di daerah daerah. Pada periode ini sungguh menjadi ujian berat. tidak sedikit para guru yang terhasut oleh konstelasi politik yang di propagandakan kepentingan politik PKI. Periode tahun 1955 1966 merupakan episode yang sangat pahit bagi PGRI dalam masa ini terjadi perpecahan dalam tubuh PGRI. memasuki periode pasca pemberontakan PKI 1966 pgri mengahadapi kesulitan yang sangat hebat . pada periode PKI tidak sedikit anggota PGRI yang terjerumus dalam konsfirasi politik berhaluan Komunis .

Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka dapat di didentifikasi beberapa masalah sebagai berikut1. adanya anggota PGRI yang terjerumus dalam konsfirasi politik berhaluan komunis 2. Penjelasan yang berkaitan bagaimana terjadinya pembenturan kepentingan di tubuh PGRI

Batasan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat kita ketahui bahwa dalam lintasan pergulatan menuju perbaikan nasib , PGRI telah diguncang oleh penyusupan politik kepentingan yang menyesatkan . karena keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan minat peneliti serta tingkat urgensi masalah itu untuk dikaji atau diteliti, maka peneliti akan membatasi pada masalah masalah tertentu untuk diteliti. Adapun masalah masalah yang akan dikaji oleh peneliti adalah perkembangan PGRI periode 1955 1966

Rumusan MasalahPerumusan masalah di maksudkan untuk mengungkapkan pokok pikiran secara jelas dan sistematik, sehingga akan mudah dipahami dengan jelas dari permasalahan sebenarnya. Adapun pokok dari permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut 1. Bagaimana perkembangan PGRI periode 1955 1966?2. Hambatan hambatan apakah yang dihadapi?3. Mengapa terjadi perpecahan pada tubuh PGRI?4. Bagaimana dampak dari perpecahan?

Tujuan dan manfaat Penelitian1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah a. Untuk Mengetahui perkembangan PGRI 1955 1966b. Untuk Mengetahui hambatan hambatan yang dihadapi PGRI tahun 1955 1966c. Untuk Mengetahui sejarah pertentangan di dalam organisasi PGRId. Untuk mengetahui pengaruh pertentangan antara PGRI Non Vaksentral dan Vaksentral

Manfaat Penelitiana. Setelah membaca mini skripsi ini diharapkan pembaca mengetahui sejarah pertentangan PGRI Non Vaksentral dan PGRI Vaksentralb. Bisa memperoleh gambaran tentang kondisi organisasi PGRI di Indonesia tahun 1955 1966c. Bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam guna mengupas tema yang sama d. Guna menambah pengetahuan bagi para mahasiswa di Jurusan sejarah khususnya dan di Jurusan lain pada umumnya

Definisi OperasionalDalam pembahasan skripsi ini agar lebih focus pada permasalahan yang akan dibahas, sekaligus menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan batasan batasanya. Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penulisan mini skirpsi ini adalah sebagai berikut:a. PGRI, organisasi, perjuanagn, PGRI merupakan organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan Pendidikan. organisasi kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Perjuanagan usaha yg penuh dng kesukaran dan bahayab. Konflik Kepentingan ,benturan politik. konflik Kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang memerlukan kepercayaan, yang bersinggungan dapat mengurangi kepercayaan terhadap seseorang atau suatu profesi.benturan politik pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)6

1

BAB IIKAJIAN PUSTAKADalam penelitian ini digunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan tema yang penulis ambil. Buku pertama yang penulis jadikan acuan dalam menyususun berjudul Perjalanan PGRI (1945- 2003), karangan M. Rusli Yunus, penerbit pengurus besar PGRI , tahun terbit 2003, tebal buku 128 halaman.dimana isi buku ini menjelaskan tentang perjuangan PGRI dalam mengisi kemerdekaan di Indonesia dan hubungan PGRI dengan politik pada masa ituPada bab awal M. Rusli Yunus mencoba menjelaskan gerakan guru pada masa perjuangan kemerdekaan juga babak babak tertentu yang penting dalam perkembangan PGRI yang tereduksi dan paparan kejadian sekitar perjuangan guru yang pernah terjadi di Indonesia mulai sebelum kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan. Dalam rangka mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para guru serta memperjuangkan nasib guru dan pendidikan diindonesia pada umumnya PGRI mencerminkan dirinya sebagai organisasi profesi maupun wadah perjuangan para guru diindonesia .PGRI lahir dan tumbuh bersama dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia. PGRI turut merasakan pahit getir perjuangan bangsa dan ikut pula memberikan warna pada perjalanan bangsa ini terutama dalam bidang pendidikan.Dalam tulisan di buku PERJALANAN PGRI 1945 2003 Dedi supriadi mengatakan :akan tampak bahwa sejarah PGRI sangat lekat dengan situasi kehidupan politik pada zamanya, bahkan dapat dikatakan bahwa sejarah pertumbuhan PGRI tidak ubahnya dengan sejarah politik bangsa. Ada kalanya PGRI dapat tetap bertahan dalam posisinya sebagai organisasi non-partai politik ,tetapi ada saatnya juga organisasi ini lebur dalam arus politik yang dominan pada masanya, bahkan menjadi kendaraan politik untuk sebagian pengurusnya.(dedi supriadi 2003:16 17)

Kelemahan pada buku ini terletak pada bahasa yang di gunakan kurang popular sehingga sangat sulit bagi pemula untuk memahami kandungan isi yang tersirat dalam tulisan ini.kelebihan buku ini terletak pada penelaahan yang dilakukan secara sistematis sehingga secara ilmiah buku ini layak dijadikan rujukan dalam penulisan ilmiah.Buku pegangan kedua yang berkaitan dengan tema yang penulis ambil berjudul seratus tahun perjuangan guru Indonesia, karangan Margani M. Mustar, penerbit pengurus besar persatuan guru republik indonesia, tahun 2008, tebal buku 286 halaman. Buku ini membahas banyak perbedaan dan pertentangan pandangan para tokoh PGRI serta bagaimana perjalanan pgri dari masa ke masa dari pendidikan zaman purba sampai periode reformasi Interpretasi yang dilakukan oleh penulis memenuhi kaidah keilmiahan sehingga sangat tepat jika buku ini dijadikan pelengkap dalam penulisan sejarah mengenai organisasi PGRI. Kelemahan dari buku ini adalah ketika membahas mengenai pertentangan di tubuh PGRI antara vaksentral dan non vaksentral yang terjadi dimassa demokrasi terpimpin yaitu kurang tergambarnya secara jelas mengenai kondisi PGRI masa itu yang dipaparkan kurang begitu mendalam dan hanya menyajikan sebagian kecil dari seabreg kejadian menarik yang muncul pada saat itu Kelebihan buku ini terletak pada tulisannya yang menggunakan bahasa yang mudah dipahami. buku ini juga sebagai acuan penulisan seperti tema yang saya ambil dalam rangka menyusun mini skripsi. Karena didalam buku ini memuat dasar dan teori pertentangan politik secara luas didalam tubuh PGRI yang terjadi di Indonesia.

13

BAB IIIMETODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan didalam penyusunan skripsi ini adalah metode sejarah. Metode Sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk 1975:32). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui fakta masa lampau dengan sebenarnya. Disadari hal ini memang sulit untuk melaksanakan penggambaran peristiwa-peristiwa masa lampau, namun dengan adanya suatu kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang dimaksudkan untuk membantu dengan cara efektif dalam pengumpulan bahan sumber sejarah, dalam menilai atau mengkaji sumber-sumber itu secara kritis dan menyajikan suatu hasil sinthesa dari hasil-hasil yang dicapai sebagai suatu penghubung fakta-fakta intrinsik diharapkan dapat memberikan arti bagi keseluruhan peristiwa masa lampau yang hendak dibangun (Widja 1990: 2).Penggunaan metode sejarah dalam penulisan mini skripsi ini dilakukan melalui 4 tahap yang dilakukan secara berurutan, yaitu sebagai berikut :A. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan untuk mencari data atau menghimpun bahan-bahan atau sumber sejarah merupakan tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti. Adapun cara-cara yang ditempuh dalam menghimpun data-data sumber sejarah dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan sumber tertulis yang diperoleh

melalui studi kepustakaan. Sumber-sumber tertulis tersebut meliputi buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas. Sumber tertulis berupa sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Louis Gottchalk, mengenai sumber primer dan sumber sekunder adalah sebagai berikut: mudah sekali untuk menggambarkan suatu sumber yang pada pokoknya bersifatprimernamunmengandungdatasekunder.Sebaliknya,jika sebagaimana yang sering terjadi didalam suatu buku, surat kabar atau majalah mengandung isi yang primer jika mereka sejati dan relevan (Gottchalk 1975:37)Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber primer maupun sekunder penting karena mengandung unsur-unsur primer dan unsur-unsur yang disampaikan dapat dipercaya.Sumber-sumber yang dapat dikumpulkan dalam penulisan ini adalah buku-buku yang relevan. Sumber- sumber tersebut penulis dapatkan dari Arsip PGRI DKI, Arsip PGRI Pusat, Perpustakaan UNINDRA

B Kritik SumberSumber-sumber yang telah diperoleh dalam tahap heuristik, maka perlu

diadakan proses seleksi dengan cara melakukan kritik sumber. Kritik sumber merupakan usaha untuk mendapatkan sumber-sumber yang relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun. Selain itu kritik sumber dimaksudkan sebagai penggunaan dan penerapan dari sejumlah prinsip-prinsip untuk menilai atau menguji kebenaran nilai-nilai sejarah dalam bentuk aslinya dan menerapkan pengertian sebenarnya.Kritik yang peneliti lakukan terhadap sumber ada 2 tahap yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah kritik yang menilai apakah sumber yang di

dapat benar-benar merupakan sumber yang otentik atau asli. Adapun langkah- langkah dalam melaksanakan kritik ekstern yaitu dengan mencari sumber-sumber tertulis primer dan sekunder di berbagai tempat yaitu: Pengurus besar PGRI DKI, PB PGRI pusat, Perpustakaan UnindraKritik intern adalah kritik terhadap sumber yang bertujuan apakah isi sumber dapat dipercaya atau tidak. Cara melakukan kritik intern, yaitu:1. Melakukan crosscheck data antar sumber yang berhasil dikumpulkan.

2. Melihat asal sumber, siapa yang menulis atau mengarang apakah wartawan, ahli dan pengamat, praktisi, dosen, pelaku peristiwa ataupun institusi pemerintah dan swasta. Dengan memperhatikan hal itu maka peneliti bisa menyimpulkan apakah sumber tersebut dapat diyakini kebenarannya atau tidak.3. Melihat kandungan data dari masing-masing sumber, apakah sumber yang diperoleh data-datanya relevan dengan permasalahan atau tidak.4. Menyeleksi sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang peneliti tetapkan.5. Memperhatikan apakah sumber tersebut merupakan hasil penelitian, pengamatan atau observasi, laporan pertemuan, laporan perjalanan ataukah tulisan pelaku.Penggunaan kritik ekstern dan kritik intern tidak dapat dipisahkan karena saling berhubungan, sehingga harus bertahap yaitu kritik ekstern dulu baru kritik intern.

C. Interpretasi

Interpretasiyaitumenetapkanmaknadansalingberhubunganatau menafsirkan fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh. Tujuannya agar data yang ada mampuuntukmengungkappermasalahanyang ada,sehinggadiperoleh pemecahannya. Dalam tahap ini penulis membandingkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga dapat ditetapkan makna dari fakta yang diperoleh untuk menjawab permasalahan yang ada. Fakta-fakta yang telah diperoleh tidak semuanya dapat dimasukkan tetapi penulis pilih mana yang relevan dengan gambaran cerita yang disusun. Dalam interpretasi ini peranan imajinasi sangat besar karena imajinasi membantu sejarawan dalam merekatkan fakta. Dalam merangkai fakta-fakta sejarah peneliti berpedoman pada susunan karangan yang logis menurut urutan kronologis dengan tema atau topik jelas sehingga mudah di mengerti. Dalam penulisan ini diceritakan terlebih dahulu latar belakang dari berdirinya Organisasi PGRI dan perkembangannya kemudian terjadinya perpecahan dan akhirnya dampak yang disebabkan oleh perpecahan tersebut bagi perkembangan PGRI.Dalam usaha menafsirkan fakta-fakta yang ada dilakukan beberapa hal sebagai berikut: (1) diseleksi, (2) disusun, (3) diberikan tekanan, (4) ditempatkan dalam urutan yang kausal (Gottschalk 1985: 20).

D. Historiografi

Historiografi merupakan bagian akhir dari metode sejarah yaitu menyajikan cerita yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh (Gottschalk 1975: 32) Hal tersebut memerlukan kemampuan-kemampuan

tertentu untuk menjaga agar standar mutu cerita sejarah dapat dicapai. Dalam penulisan ini peneliti berusaha menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan kronologi dan tema-tema tertentu menurut prinsip-prinsip kebenaran dan kemampuan imajinasi agar dapat menghubung-hubungkan peristiwa yang terpotong- potong menjadi suatu rangkaian cerita yang masuk akal dan mendekati kebenaran Selain itu juga memberikan batasan tentang penelitian sejarah sekurang-kurangnya 4 hal yang harus diperhatikan yaitu memuat detail fakta yang akurat, kelengkapan bukti yang cukup, struktur yang logis dan pengkajian yang terang dan halus (Gottchalk 1975: 131).

E. Sistematika Skripsi

BABI PENDAHULUAN,yangterdiridarilatarbelakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian,manfaat penelitian, definisi operasional. BABII Kajian pustakaBAB III Metode penelitian, yang terdiri dari heuristic, kritik sumber, interpretasi, historiografi, sistematika penelitian.BAB IV hasil penelitian dan pembahasanBABV PENUTUP, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. PEMBAHASANPGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945. Pada kongres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, Yaitu: 1. mempertahankan dan menyempurnakan republik Indonesia 2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan 3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru,November 1955; 17) Dalam perkembangannya PGRI senantiasa berdiri tegak dalam menghadap berbagai kehidupan dinegara kita. pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, PGRI berhsil mengadakan dua kali kongres yaitu kongres II dan kongres II. Pada kongres II 21- 23 November 1946, disampaikan tuntutan kepada pemerintah, yaitu 1. Sistem pendidikan selekasnya didasarkan pada kepentingan nasional;2. Gaji guru supaya tidak dihentikan3. diadakan Undang-undangn Pokok perburuhanPada tanggal 27-29 Februari 1948 diadakan kongres III. Hasil kongres itu menegaskan PGRI memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas, yaitu ,mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45, dan tidak bergerak dalam lapangan politik atau non partai politik. Sifat dan siasat perjuangan PGRI adalah1. Bersifat korektif dan kontruktif terhadap pemerintah pada umumnya, kementrian PP&K khususnya, dengan mempertahankan kebebasannya sebagai serikat sekerja atau (yang dijamin oleh UUD 1945)2. bekerjasama dengan serikat buruh lainnya3. bekerjasama dengan badan-badan lainnya (partai politik, organisasi-organisasi pendidikan, badan -badan perjuangan dan lain) Pada masa demokrasi liberal 1950-1959 diadakan lima kongres yaitu kongres IV sampai dengan VIII. Pada masa itu keberadaaaan PGRI semakin kokoh dengan tekad mempersatukan seluruh guru dalam wadah PGRI. Pada tahun 1955 muncul gejala memecah blah PGRI oleh PKI, upaya itu tidak berhasil dilakukan. pada masa demokrasi terpimpin tahun 1959-1965. perpecahan ditubuh PGRI semakin meruncing dengan lahirnya PGRI Non- Vaksentral atau PKI perbedaan itu kemudian berakhir karena meletusnya peristiwa G30SPKI. setelah peristiwa itu PGRI dari tahun 1966-1972 berjuangan untuk menegakan orde baru. masa itu merupakan masa konsulidasi dan pembenahan organisasi/ pada masa itu hubunga PGRI dengan pemerintah orde baru sangat dekat. Untuk lebih jelasnya Dedi Supriadi mengidentifikasi empat periode PGRI sebagai berikut:Periode Pertama (1945-1955) merupakan tahap perkembangan awal, atau dapat saya sebut sebagai tahap formatif yaitu sejak kelahiran hingga menjadi benturan kepentingan politik didalamnya menjelang pemilu 1955 yang hampir membuat organisasi itu hancur. lahir ditengah bau mesiu dan dentuman meriam takala tentara sekutu/NICA berusaha kembali menguasai Indonesia. PGRI merupakan bagian dari kekuatan bangsa yang berusaha mempertahankan negara proklamasi. Nasionalisme dan patriotisme sangat kental mewarnai saat-saaat PGRI. selama revolusi fisik 1945-1949 memomentum itu terus dipertahankan terbukti dari keterlibatkan PGRI sebagai organisasi dan para anggotanya dalam memperjuanglan bangsa.memasuki tahun 1950-an PGRI sangat aktif memberikan kontribusinya terhadap pembangunan dan penataan sistem pendidikan yang carut murut. sebagai peninggalan masa sebelumnya zaman kolonial Belanda, masa kedudukan jepang dan zaman refolusi fisik. selama zaman periode ini PGRI sebagai organisasi sangat kompak, kuat dengan para pengurusnya maupun anggotanya memiliki visi yang sama mengenai organisasi serta perjuanganya. Praksi antar pengurus dan sebagai kelompok kepentingan atau (interestgroups) belum lama muncu periode ini kalaupun ada fraksi masih sebatas persaingan inter organisasi yang dapat mudah diselesaikan secara interen pula. Para pengurus dan anggota disibukan oleh agenda-agenda pembangunan organisasi (misalnya Pembukaan Komisariat-komisariat Daerah) dan pemecahan masalah-masalah pendidikan yang mendesak. PGRI , misalnya sangat aktif mempelopori perumusan konsep pendidikan nasional, terlibat dalam gerakan pemberantasan buta huruf, dan upaya mengatasi kekurangan guru.Periode (1955-1966) disini penulis akan lebih fokus pada periode ini sesuai dengan tema yang diambil dimana adanya benturan kepentingan politik terjadi di periode ini meskipun diperiode sebelumnya ada tapi benturan politik tidak sehebat di periode ini. periode ini merupakan tahap yang kritis bagi PGRI sehingga dapat saya sebut sebagai (tahap Pancaroba) dalam perjalanan orgnisasi ini . selama periode ini mulai terjadi pembenturan kepentingan dan intrik politik didalam tubuh PGRI. Intrik politik dimulai menjelang pemilu 1955 ketika kelompok pro PKI berusaha menanamkan pengaruhnya dalam organisasi ini pada kongres VIII PGRI tahun 1956 di Bandung.penghianatan PKI kepada ketua umum PGRI M.E. SUBIADINATA difitnah, diintrik dan di adu domba antara anggota dan mendirikan PGRI NON VAKSENTRAL. Perebutan pengaruh mencapai puncaknya pada kongres X PGRI di jakarta yang disusul dengan lahirnya PGRI Non- Vaksentral/PKI. Pada kongres X di Gelora Bung Karno ,Jakarta Tahun 1962.seperti sebelumnya pada kongres VIII 1956 Di Bandung Soebandri dkk kembali melakukan usaha keji dengan dengan mengedarkan selebaran untuk memfitnah M.E. Subiadinata dengan menyatakan bahwa ia anti manipol dan lain sebagainya.akibat surat selebaran ini, maka dilakukan penyelidikan dan penahanan oleh aparat keamanan terhadap 14 orang penanda tangan surat fitnah tersebut. Nmamun , M.E. Subiadinata dengan jiwa besar berusaha membebaskan mereka untuk pulang ketempatnya masing masing.terpengaruh suasana selama kongres X berlangsung , akhirnya disepakati untuk memasukan pancasila/manipol usdek sebagai dasar PGRI.1. Lahirnya PGRI Non VaksentralPeriode tahun 1959 1965 merupakan episode yang sangat pahit bagi PGRI. Dalam masa ini terjadi perpecahan dalam tubuh PGRI yang lebih hebat dibandingkan dengan periode periode sebelumnya. Penyebab perpecahan itupun bukan demi kepentingan gruru atau profesi guru secara keseluruhan ,melainkan ambisi politik dari luar. Kubu komunis berhasil menunjuk soefardi dan Goldfried menjadi ketua dan wakil ketua pemilihan PB PGRI . ternyata Golfried termasuk salah seorang penanda tangan surat selebaran fitnah, sehingga timbul protes dari sidang pleno,dimana Gorfried harus dikeluarkan dari panitia 2. Usaha PGRI melawan PGRI Non Vaksentral Dekrit presiden tanggal 5 juli 1959 yang kemudian di susul dengan pidato kenegaraan presiden soekarno pada tanggal 1 agustus 1959 merupakan kebijaksanaan dengan penuh penghargaan dan harapan oleh segenap bangsa Indonesia yang etelah lama mengalami penderitaaan sebagai akibat dari kebijakan politik. akan tetapi ,sungguh dalam prakteknya dekrit tersebut salah arah , sehingga tercipta pemerintahna dictator .orang orang yang berbeda pendapat ,apalagi yang dianggap bertentangan dengan pandangan pemerintah dengan mudah dituduh kontrev (kontra revolusioner) ,antimanipol,agensubsvensi asing dan sebagainyaPolitik Nasakom (nasionalis agama komunis) dibangun berlandaskan bentuk persatuan semu , yang oleh PKI dijadikan sarana untuk memperkuat dominasi politiknya . pemerintah dipusatkan pada satu tangan yaitu bung karno sebagai presiden sekaligus panglima tertinggi ABRI/Mandataris MPR dengan berbagai macam gelar agungnya, semua orang, lembaga, bahkan perguruan tinggi seakan akan lelah bersaing untuk mempersembahkan gelar yang agung kepada pemimpinya . disisi lain untuk menghancurkan wibawa pemerintah mulai dari akarnya, PKI melontarkan isu adanya setan desa,kapitalis birokrat,nekolim dan sebagainya .Setelah terjadinya tragedy nasional G30S/PKI barulah Indonesia menyadari ,bahwa semua itu merupakan perangkap PKI untuk mempercepat usahanya merebut kekuasaan.Seperti halnya organisasi organisasi lainya yang sejenis ,PGRI tidak luput dari ancaman tersebut. Pada kongres IX PGRI disurabaya (oktober 1959),infiltrasi PGRI kedalam tubuh PGRI benar benar terasa , dan lebih jelas lagi dalam kongres X di Jakarta (November 1962) kiranya prinsip siapa lawan dan siapa kawan berlaku juga dalam tubuh PGRI .Setelah PGRI diwakili oleh guru guru berorientasi ideology komunis tak mampu lagi melakukan taktik taktik penyusupan terhadap PGRI , mereka mengubah siasat dengan melakukan usaha terang terangan untuk memisahkan diri dari PGRI . Mereka membentuk organisasi yang menyebut dirinya PGRI Non Vaksentral pada bulan juni 1964 Pergolakan hebat yang ditimbulkan oleh munculnya PGRI NV terasa didaerah terutama dijawa timur dan jawa tengah .situasi bertambah genting setelah Menteri PP & K Prof. Dr. Prijono memecat 27 orang pejabat tinggi Departemen PP & ktahun 1964 yang justru orang orang yang anti PKI. tetapi berkat kegigihan pengurusnya, terutama ketua umumnya, M.E Subiadinata, Krisis itu dapat diatasi. terjadi peristiwa G30SPKI pada tahun 1965 yang ternyata gagal, turut mempercepat rontoknya kekuatan-kekuatan pro PKI dalam tubuh PGRI. Pada babak akhir periode ini ditandai pula oleh usaha untuk melakukan konsolidasi ulang terhadap organisasi dalam suasana yang masih mencekam yaitu masa transisi dari era Orde Baru pada tahun 1966-1967.Masa transisi orde lama ke pasca orde baru ini di tandai dengan pembersihan organisasi dari setiap anasir yang berbau PKI . Ketua Umum PGRI ,M.E. Subiadinata gencar membenahi organisasi melalui format kerja yang terstruktur dan berwawasan kebangsaan.Pada tanggal 2 februari 1966 di gedung SD Negeri8 010 Tamansari , Jakarta pusat, Drs. H. M. Rusli Yunus sebagai peloor pemersatu PGRI Vaksentral membentuk Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) bergabung dengan kesatuan aksi lainya turun kejalan mengadakan demonstrasi bersama diseluruh Indonesia dengan tuntutan Tritura

B. Hasil Penelitian1.PGRI mengalami krisis politik praktis karena diantara anggota saling tarik menarik untuk kepentingan partainya , guna memenangkan partainya di pemilu tahun 1955.2.perkembangan periode 1955 1966 merupakan episode yang sangat pahit bagi PGRI.Dalam masa ini terjadi perpecahan yang sangat hebat di tubuh PGRI Dibandingkan dengan periode periode sebelumnya 3.hambatan hambatan yang di hadapi PGRI masa itu dikarenakan arus politik yang sangat kuat ketika para anggota PGRI ingin memenangkan partainya pada pemilu 1950 4.Dampak dari perpecahan menimbulkan saling kecurigaan daripada apara anggota PGRI dan juga adanya pemecatan missal para guru.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanPerjuangan organisasi PGRI pada periode 1955-1966 menitik beratkan pada perjuangan menegakkan dan menyelamatkan kemerdekaan juga konsolidasi antar anggota PGRI

DAFTAR PUSTAKAYunus, rusli. 2003.perjalanan PGRI (1945 1966). jakarta: pengurus besar PGRIMustar, Mardani. 2008. Seratus Tahun Perjuangan Guru . jakarta: PB PGRI ,Departemen Pendidikan Nasional