SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN ...repository.stikes-bhm.ac.id/581/1/1.pdfvi Lembar...
Transcript of SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN ...repository.stikes-bhm.ac.id/581/1/1.pdfvi Lembar...
i
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA
DESA BEDIKULON KABUPATEN PONOROGO
Oleh :
ENDANG LESTARI
NIM : 201503016
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA
DESA BEDIKULON KABUPATEN PONOROGO
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
ENDANG LESTARI
NIM : 201503016
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
v
vi
Lembar Persembahan
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) dan tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain)
(QS. Al-Insyiroh: 7)
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, Ayah Marjuki, Ibu Tri Wulandari, yang selalu
menyebut nama ini dalam sujud dan do’a nya, dan juga menjadi motivator
dalam pencapaian hidup ini.
2. Untuk adik dan saudara-saudara sepupu, terima kasih untuk dukungan moril,
materil, dan do’a.
3. Untuk sahabat-sahabat saya, Ndari, Farrah, Karin, dan Wanda, terima kasih
atas dukungan, semangat, serta do’a nya.
4. Untuk teman-teman saya, Nuvri, Desty, Mimin, Nini dan Annisa, terima
kasih atas dukungan, semangat, serta telah membantu dalam pengumpulan
data, pelaksanaan penelitian, hingga ujian.
5. Teman – teman S1 Kesehatan masyarakat Angkatan 2015
6. Serta tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen yang
membantu, membimbing, dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi
ini.
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Endang Lestari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 31Mei 1994
Agama : Islam
Alamat :Desa Glonggong RT/24 RW/02 Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan TK PGRI Glonggong Tahun 2001
2. Lulusan SD Negeri Glonggong 1 Tahun 2007
3. Lulusan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun2010
4. Lulusan SMK Katolik Bina Farma Tahun 2013
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun
2015-sekarang
ix
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRAK
Endang Lestari
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA DESA BEDIKULON
KABUPATEN PONOROGO
75 Halaman +16 tabel + 3 gambar +14 lampiran
Latar belakang: Posyandu Remaja merupakan pos pelayanan terpadu untuk
remaja yang digerakan oleh remaja dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan. Cakupan pelayanan di Posyandu Remaja Desa Bedikulon tahun 2018-
2019 yaitu ± 35%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling sebanyak 82 responden. Teknik analisis data menggunakan uji
statistik chi-square.
Hasil:Hasil penelitian menyatakan bahwaada hubungan antara pengetahuan (p-
value 0,022); jarak (p-value 0,049); dukungan teman sebaya (p-value 0,010)
dengan tingkat kehadiran remaja. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
(p-value 0,068) dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Saran: Kader menyebarluaskan informasi tentang kegiatan-kegiatan posyandu ke
seluruh remaja, agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu Remaja.
Kata kunci : Tingkat Kehadiran, Remaja, Teman Sebaya, Keluarga
Kepustakaan : 20 (2003-2018)
x
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRACT
Endang Lestari
FACTORS RELATED TO ADOLESCENT ATTENDANCE RATES AT
POSYANDU REMAJA BEDIKULON, PONOROGO
75 Pages +16 tables + 3 pictures +14 attachments
Background:PosyanduRemaja is an integrated service center for adolescents
mobilized by adolescents where they can get health services. The scope of services
in the Posyandu Remaja Bedikulon in 2018-2019 is± 35%. This study aimed to
determine whether there are factors related to the adolescent attendance rates at
the PosyanduRemaja Bedikulon, Ponorogo.
Research Method: The type of this research wasan analytical quantitative type
with cross-sectional approach. The sampling technique used simple random
sampling of 82 respondents. The data analysis technique used the chi-square
statistical test.
Results:The results of the study stated that there was a relationship between
knowledge (p-value of 0.022); distance (p-value of 0.049); peer support (p-value
of 0.010) and the adolescent attendance rates. There was no relationship between
family support (p-value of 0.068) and the adolescent attendance rates in the
Posyandu Remaja Bedikulon, Ponorogo.
Suggestions:Cadres spread the information about Posyandu activities to all
adolescents in order to increase the knowledge about PosyanduRemaja.
Keywords: Attendance Rate, Adolescent, Peer, Family
Literatures: 20 (2003-2018)
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan Rahmat, Ridho’ dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini banyak pihak yang memberi
dukungan sebagai penyempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapakan terima kasih yang sebesarnya kepada :
1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dan pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah
memberikan sarana dan prasarana untuk peneliti.
3. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji skripsi.
5. Seluruh anggota Posyandu Remaja Desa Bedikulon yang telah menerima
dan membantu saya dalam melakukan pengumpulan data.
6. Teman-teman yang telah memberikan mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
memberikan manfaat bagi pembaca serta perkembangan dunia pendidikan
kesehatan di masa yang akan datang.
Madiun, 3 Mei 2018
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan ................................................................................................ i
Sampul Dalam ............................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ..................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv
Lembar Persembahan .................................................................................... v
Halaman Pernyataan .................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................vii
Abstrak .......................................................................................................... viii
Abstract ........................................................................................................... ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi ....................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xiv
Daftar Gambar .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xvi
Daftar Singkatan ..........................................................................................xvii
Daftar Istilah ................................................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ..................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku..................................................................................................... 10
1. Pengertian Perilaku ............................................................................ 10
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ........................................ 11
3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon ...................................... 12
a. Faktor Predisposisi ........................................................................ 12
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors) ........................................... 17
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors) ............................................ 19
B. Remaja ...................................................................................................... 24
1. Aspek Perubahan pada Remaja ............................................................ 25
a. Perubahan Fisik (Pubertas) ............................................................ 25
xiii
b. Perubahan Psikologis ..................................................................... 26
2. Determinan Perkembangan Remaja ..................................................... 27
C. Posyandu Remaja ...................................................................................... 27
1. Pengertian Posyandu ........................................................................... 27
2. Posyandu Remaja ................................................................................ 28
3. Tujuan Posyandu Remaja .................................................................... 28
4. Pelaksanaan Posyandu Remaja ............................................................ 29
5. Sasaran Posyandu Remaja ................................................................... 32
6. Manfaat Posyandu Remaja .................................................................. 32
7. Kegiatan Posyandu Remaja ................................................................. 34
D. Kerangka Teori ......................................................................................... 39
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual ................................................................................ 40
B. Hipotesa Penelitian ................................................................................... 41
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 42
B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 43
1. Populasi ................................................................................................ 43
2. Sampel ................................................................................................. 44
C. Teknik Sampling ....................................................................................... 45
D. Kerangka Kerja Penelitian ......................................................................... 46
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 47
1. Variabel Bebas (Independent) ............................................................... 48
2. Variabel Terikat (Dependent) ............................................................... 48
F. Definisi Operasional ................................................................................. 48
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 51
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 52
I. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 52
1. Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 52
2. Sumber Data ......................................................................................... 53
J. Etika Penelitian ......................................................................................... 58
1. Informed Consent/ Lembar Persetujuan ................................................ 58
2. Confidentially/ Kerahasiaan .................................................................. 58
3. Anonimity/ Tanpa Nama ...................................................................... 58
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Pnelitian .................................................... 60
B. Hasil Analiis Univariat ............................................................................. 60
xiv
1. Distribusi Responden ........................................................................... 60
2. Variabel Responden ............................................................................. 61
C. Hasil Analisis Bivariat ............................................................................. 63
D. Pembahasan ............................................................................................. 68
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 74
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 75
B. Saran ........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................... 8
Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................... 49
Tab2l 4.2 Uji Validitas ................................................................................. 52
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas .............................................................................. 52
Tabel 4.4 Waktu Kegiatan ............................................................................ 53
Tabel 4.5 Coding Data.................................................................................. 55
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ...................................... 60
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 61
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ............................. 61
Tabel 5.4 Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja ............................. 62
Tabel 5.5 Jarak ke tempat pelaksanaan Posyandu Remaja............................. 62
Tabel 5.6 Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja .................... 62
Tabel 5.7 Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja ............................ 63
Tabel 5.8 Tingkat kehadran remaja di Posyandu Remaja .............................. 63
Tabel5.9 Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo ...................................................................................... 64
Tabel 5.10 Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo .............. 65
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo ...................................................................................... 66
Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo ...................................................................................... 67
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................. 39
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................. 40
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional ................... 43
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ................................................ 47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ................................... 80
Lampiran 2 Surat Izin Validitas dan Reliabilitas................................... 82
Lampiran 3 Izini Penelitian .................................................................. 84
Lampiran 4 Surat Selesai Penelitian ..................................................... 86
Lampiran 5 Form Bimbingan ............................................................... 87
Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi Responden ......................... 88
Lampiran 7Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) ....................... 89
Lampiran 8 Intsrumen Penelitian.......................................................... 90
Lampiran 9Lembar Kuisioner Penelitian .............................................. 91
Lampiran 10 Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ............................. 94
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................. 95
Lampiran 12 Tabulasi SPSS Penelitian ................................................ 99
Lampiran 13 Hasil Uji Chi-Square ....................................................... 103
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ................................................... 108
xviii
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrom
BB : Berat Badan
CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup,
Kelola stres
CI : Confidence Interval
HIV : Human Immunodeficiency Virus
KB : Keluarga Berncana
KEK : Kurang Energi Kronis
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi
LILA : Lingkar Lengan Atas
MMD : Musyawarah Masyarakat Desa
NAPZA : Narkotika Psikotropika Zat Adiktif
PKHS : Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat
PKPR : Pelayanan Kesahatan Peduli Remaja
PPKS :Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
PSC : Pediatric Symtom Checklist
PTM : Penyakit Tidak Menular
RI : Republik Indonesia
RP :Ratio Prevalensi
SMD : Survei Mawas Diri
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TTD : Tablet Tambah Darah
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
VCT : Voluntary Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
xix
DAFTAR ISTILAH
Coding : Kode
Confidentially : Kerahasiaan
Covert : Tertutup
Dependen : Terikat
Editing : Memperbaiki
Editting : Memperbaiki
Enabling factor : Faktor Pemungkin
Mammae : Dada
Mean : Rata-rata
Median : Nilai Tengah
Menarche : Haid Pertama
Non Behavior Cause : Faktor Non Perilaku
Overt : Terbuka
Predisposing Factor : Faktor Predisposing
Protector : Pelindung
Reinforcing Factor : Faktor Penguat
Soft Skill : Ketrampilan
Tabulating : Menyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja
mengalami banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychosocial
factors) ataupun lingkungan (environmental factors). Apabila remaja tidak
memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, mereka
dapat berakhir pada berbagai masalah kesehatan yang begitu kompleks
sebagai akibat dari perilaku berisiko yang mereka lakukan. (Kemenkes RI,
2018)
Berbagai masalah yang dialami oleh remaja diantaranya adalah merokok,
pergaulan bebas, hingga penyalahgunaan narkoba. Masalah-masalah tersebut
timbul akibat remaja yang masih sulit untuk mengendalikan diri sehingga
mudah terpengaruh oleh lingkungan.
Hasil Survey Kesehatan Berbasis Sekolah tahun 2015 menunjukkan hasil
perilaku merokok pada pelajar usia 12-18 tahun sebanyak 41,8% laki-laki
dan 4,1% perempuan. Data yang sama juga menunjukkan 14,4% laki-laki
dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan
2,6% laki-laki pernah mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor risiko
kesehatan lainnya adalah perilaku seksual di mana didapatkan 8,26% pelajar
laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan
hubungan seksual. (Kemenkes RI, 2018). Kantor Kementerian Agama
2
Kabupaten Ponorogo menyatakan angka pernikahan usia dini selama
2017 terdapat 67 pernikahan dan 39pernikahan selama enam bulan pertama
2018. Sedangkan untuk kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar data
dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian ResorPonorogo menyatakan pada tahun
2017 sebanyak 162 kasus dan tahun 2018 mencapai 218 kejadian yang
melibatkan pelajar. (Gayuh Satria, 2018)
Kompleksnya permasalahan pada remaja, tentunya memerlukan
penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua
unsur dari lintas program dan sektor terkait. Kementarian Kesehatan telah
mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas,
dengan paket pelayanan komprehensif untuk kesehatan remaja meliputi KIE,
konseling, pembinaan konselor sebaya, layanan klinis / medis dan rujukan
termasuk pemberdayaan masyarakat. Selain di Puskesmas, pelayanan
komprehensif untuk kesehatan remaja juga dapat diakses melalui UKS di
sekolah, klinik kesehatan, dan yang terbaru adanya program Posyandu
Remaja. Posyandu remaja diharapkan menjadi sebuah wadah masyarakat
yang memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan
mereka, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR dalam memberikan
pelayanan promotif dan preventif kepada sasaran remaja. (Kemenkes RI,
2018)
Puskesmas Pembantu Desa Bedikulon bersama Karang Taruna Radjawali
Desa Bedikulon membentuk Posyandu Remaja, untuk mengurangi adanya
masalah-masalah pada remaja di Desa Bedikulon. Namun, hampir satu tahun
3
dibentuk rata-rata kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
hanya mencapai 30% dari target yang ditentukan yaitu 70% dengan
persentase kehadiran tertinggi hanya 50%. Rendahnya tingkat kehadiran
remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon jika disesuaikan dengan
teoriLawrence W. Green (1974) dipengaruhi oleh predisposing factor yaitu
faktor pengetahuan, sikap, nilai, dan keyakinan. Enabling factor yaitu faktor
ketersediaan sarana, jarak, dan kemudahan mengakses sarana.Dan reinforcing
factor yaitu faktor dukungan keluarga, dukungan teman sebaya, dan peran
petugas kesehatan. (Notoadmodjo, 2011)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Wawan
(2010) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
sikap adalah pengetahuan.Pernyataan ini didukung oleh penelitian Intan
Lestari, Elis Hartati, dan Mutia Galuh tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat remaja ke posbindu menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan pada responden dalam penelitian ini tergolong dalam kategori
baik yaitu 69,9%. Responden mendapatkan informasi dari dalam kehidupan
sehari – hari dan juga dari internet. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
pengetahuan para remaja tentang Posyandu Remaja masih rendah, sehingga
perilaku kunjungan di posyandu juga rendah.
Dukunga keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya, dan bersifat mendukung serta siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Pernyataan ini didukung oleh
4
penelitian Kadek Winda Arpyani dan dr. I Made Sutarga menunjukkan hasil
bahwa responden dengan dukungan keluarga kurang baik memiliki persentase
kehadiran rendah yang lebih tinggi (86,36%) dibandingkan responden dengan
dukungan keluarga baik (56,25%). Nilai p = 0,001 (p<0,005) yang berarti
secara statistikdukungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kehadiran lansia. Di desa Bedikulon, para remaja yang menjadi
peserta Posyandu Remaja sebagian besar kurang mendapat dukungan
keluarga untuk rutin hadir di posyandu.
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja
mempunyai peranan penting bagi perkembangan kepribadiannya dan dapat
mempengaruhi perilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan
dapat pula berupa pengaruh negatif. Pernyataan ini didukung oleh penelitian
Dara Agnis Septiyuni, Dasim Budimansyah, dan Wilodati menunjukkan
bahwa pengaruh kelompok teman sebaya memiliki nilai korelasi 0,360 dan p
< 0,05. Remaja desa Bedikulon yang tidak rutin datang ke posyandu sebagian
diantaranya karena dukungan teman sebaya yang bersifat negatif.
Sarana kesehatan merupakan tempat bagi masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan. Jauhnya jarak sarana kesehatan
berpengaruh dalam mencari bantuan kesehatan. Semakin jauh jarak pusat
kesehatan dari rumah maka mereka tidak pergi ke tempat pelayanan
kesehatan tersebut. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Nana Aldriana
dan Romayani Daulay menunjukkan bahwa responden yang jarak rumahnya
jauh dari posyandu lansia sebanyak 177 orang (83.5%) tidak melakukan
5
kunjungan posyandu secara rutin. Posyandu Remaja di Desa Bedikulon
dilaksanakan di kantor desa, tetapi remaja yang jarak rumahnya dengan
kantor desa cukup jauh enggan untuk hadir di posyandu.
Rendahnya tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja dapat
mengakibatkan terhambatnya proses pelaksanaan pemberdayaan remaja yang
merupakan tujuan utama dari Posyandu Remaja. Masalah yang sudah
dijelaskan diatas belum pernah diteliti sebelumnya, hal inilah yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan
tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran
remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran
remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah:
a. Menanalisis hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran remaja
di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
6
b. Menganalisis hubungan jarakdengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
c. Menganalisishubungandukungan teman sebaya dengan tingkat
kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
d. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Manfaat yang diperoleh Posyandu Remaja Desa Bedikulon dari kegiatan
peneitian ini antara lain:
a. Menjadi bahan masukan atau rekomendasi bagi Posyandu Remaja
dalam meningkatkan pencapaian program-program yang sudah ada
maupun yang sedang terencana.
b. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara tempat penelitian yaitu Posyandu Remaja Desa Bedikulon
dengan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
2. Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Manfaat yang diperoleh STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dari
kegiatan praktek peminatan antara lain :
a. Memperkenalkan program kepada tempat pelayanan kesehatan yaitu
Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
7
b. Terbinanya kerjasama dengan institusi dalam upaya meningkatkan
keterkaitan dan kesepadanan antara akademik dengan pengetahuan
dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan Kesehatan Masyarakat.
3. Manfaat Bagi Peneliti
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi peneliti dalam penyusunan tugas akhir kuliah sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
b. Peneliti mampu mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di dapat
dari proses pendidikan maupun dari hasil penelitian ini nantinya
untuk diimplementasikan dalam dunia kerja.
8
E. Keaslian Penelitian
Berikut merupakan penelitian terdahulu tentang tingkat kehadiran di Posyandu :
Tabel 1.1 : Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Nama Peneliti,
Tahun
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat
Kunjungan Remaja ke
Posbindu di Wilayah
Tlogosari Kulon RW
16 Semarang
Intan Lestari, Elis
Hartati, Mutia
Galuh, 2017
Tlogosari
Kulon RW 16
Kota Semarang
Penelitian
kuantitatif dengan
menggunakan
survey deskriptif
Variabel terikat:
Kunjungan
remaja
Variabel bebas:
Dukungan
keluarga,
pengetahuan,
dukungan tokoh
masyarakat,
dukungan kader
Hasil menunjukkan:
Dukungan keluarga
kurang pada 18
responden (60%)
Pengetahuan baik
dimiliki 21 responden
(69,9%)
Dukungan tokoh
masyarakat (33,3%)
Dukungan kader
63,3%
2 Faktor yang
Mempengaruhi
Rendahnya Kehadiran
Lansia Mengikuti
Posyandu Lansia di
Desa Sekardadi
Kadek Windha
Arpyani, dr. I
Made Sutarga,
M.Kes, 2018
Desa
Sekardadi,
Kabupaten
Bangli
Penelitian analitik
dengan pendekatan
cross sectional
Variabel terikat:
Tingkat
Kehadiran Lansia
Varibel bebas:
Umur, jenis
kelamin,
pendidikan,
pekerjaan,
pengetahuan,
Hasil analisis dengan
menggunakan uji chi-
square menunjukan:
(dengan p<0,05)
Umur :
p = 0,101
Jenis kelamin: p =
0,009
Pendidikan:
8
9
Lanjutan tabel 1.1: Penelitian-Penelitian
Terdahulu jarak rumah,
dukungan
keluarga, peranan
kader dan petugas
kesehatan.
p = 0,003
Pekerjaan: p = 0,032
Pengetahuan: p =
0,001
Jarak: p = 0,002
Dukungan keluarga:
p = 0,001
Peranan kader: p =
0,003
Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel terikat tingkat kehadiran Posyandu Remaja.
2. Tahun pelaksanaan penelitian yaitu tahun 2019.
3. Tempat penelitian yaitu Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku yaitu suatu respon seseorang yang dikarenakan adanya
suatu stimulus/ rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2012). Perilaku
dibedakan menjadi dua yaitu perilaku tertutup (covert behavior) dan
perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup merupakan respon
seseorang yang belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Sedangkan perilaku terbuka merupakan respon dari seseorang dalam
bentuk tindakan yang nyata sehingga dapat diamati lebih jelas dan mudah
(Fitriani, 2011).
Perilaku kesehatan merupakan suatu respon dari seseorang berkaitan
dengan masalah kesehatan, penggunaan pelayanan kesehatan, pola hidup,
maupun lingkungan sekitar yang mempengaruhi (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Becker, 1979 yang dikutip dalam Notoatmodjo (2012),
perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga :
a. Perilaku hidup sehat (healthy life style)
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha
untuk meningkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat yang
meliputi makan menu seimbang, olahraga yang teratur, tidak
11
merokok, istirahat cukup, menjaga perilaku yang positif bagi
kesehatan.
b. Perilaku sakit (illness behavior)
Merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya respon
terhadap suatu penyakit. Perilaku dapat meliputi pengetahuan
tentang penyakit serta upaya pengobatannya.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Merupakan perilaku seseorang ketika sakit. Perilaku ini
mencakup upaya untuk menyembuhkan penyakitnya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2
faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior cause) dan faktor non
perilaku (non behaviour cause). Selanjutnya perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE: Predisposing,
Reinforcing, Enabling, Couses in Educational/Ecological Diagnosis and
Evaluation. Precede merupakan fase diagnosis masalah. Sedangkan
PROCEED merupakan arahan dalam perencanaan, implementasi,
evaluasi sebuah program kesehatan. (Notoadmodjo, 2010)
Berikut merupakan penjelasan dari 3 faktor utama pembentuk
perilaku:
12
a. Predisposing factors (faktor predisposisi)
b. Enabling factors (faktor pemungkin)
c. Reinforcing factors (faktor penguat)
3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dan
berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja menurut Green dalam
Notoadmodjo, 2011 diantaranya dipengaruhi oleh faktor predisposisi,
enabling, dan reinforcing:
a. Faktor Predisposisi
Yaitu faktor sebelum terjadinya suatu perilaku, yang
menjelaskan alasan dan motivasi untuk berperilaku termasuk dalam
faktor predisposisi adalah pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, dan
demografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan)
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari suatu proses pembelajaran
seseorang terhadap sesuatu baik itu yang didengar maupun
dilihat (Fitriani, 2011). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).
13
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda.
Pengetahuan remaja akan manfaat posyandu ini dapat
diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-
harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, remaja akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat.
Dengan pengalaman ini, pengetahuan remaja menjadi
meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat
mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti posyandu.
Hasil penelitian Aplonia Amaral, Joko Wiyono, Erlisa
Candrawati (2017) tentang analisa faktor kehairan lansia dalam
mengikuti posyandu di desa Pagersari Kabupaten Malang,
menunjukkan kurang dari separuh (39,5%) lansia mengalami
pengetahuan kurang tentang posyandu lansia sehingga lansia
tidak aktif mengikuti posyandu. Disebabkan oleh beberapa
faktor seperti lansia kurang berusaha untuk mencari informasi
kesehatan, lansia tidak memiliki pengalaman pribadi dalam
mengikuti posyandu atau lansia sendiri tidak berbagi cerita
dengan lansia lain yang sudah memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam mengikuti posyandu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
pendidikan, pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mariyatul Qiftiyah (2017) menyatakan
14
Pendidikan yang berpengaruh pada pola pikir seseorang dimana
yang pendidikan dasar/ rendah kemungkinan pengetahuannya
terbatas.
2) Sikap
Sikap adalah merespon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju –tidak
setuju, baik – tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah
seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi
sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas,
akan tetapi merupakan faktor predisposisi perilaku (reaksi
tertutup) (Notoatmodjo, 2011).
Sikap remaja terhadap keberadaan posyandu remaja dapat
dipengaruhi oleh beberapah hal diataranya pengalaman remaja
dalam mengikuti posyandu, pengaruh dari lingkungan, dan
faktor emosional remaja.
Penelitian Aswadi, Sukfitriyanti Syahrir, Andi Syamsiah
Adha (2018) menyatakan bahwa responden dengan sikap positif
berupa pernyataan tentang posyandu yang baik dan petugas
yang ramah serta penyuluhan yang diberikan dapat diterima oleh
masyarakat akan rutin menghadiri posyandu. Sikap berpengaruh
15
langsung terhadap perilaku, lebih berupa predisposisi perilaku
yang hanya akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi
memungkinkan. Sikap akan berubah dengan akses terhadap
informasi melalui persuasif dan tekanan dari kelompok sosial,
seseorang sering bertindak bertentangan dengan sikap.
Kemudian penelitian Wahidin (2016) menunjukkan hasil yang
signifikan terhadap hubungan sikap dan tingkat kunjungan ibu
balita ke posyandu. Kelompok ibu yang sikapnya terhadap
pelaksanaan posyandu baik maka tingkat partisipasinya atau
tingkat kunjungan ke posyandu akan jauh lebih baik dibanding
ibu yang sikapnya terhadap pelaksanaan posyandu masih
rendah.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari
dilahirkan sampai berulang tahun (Elisabeth BH, dikutip dari
Nursalam, 2003), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
Umur remaja yang menjadi sasaran posyandu remaja
diantara 10-20 tahun, semakin meningkat usianya semakin
meningkat pula kemampuan berfikir remaja terhadap informasi
tentang posyandu remaja. Sehingga mereka dapat menentukan
sikap untuk dapat mengikuti kegiatan posyandu. Sikap tersebut
16
dapat berupa sikap yang bersifat positif yaitu hadir dalam
kegiatan dan sebaliknya.
Penelitian Kadek Windha Arpyani dr. I Made Sutarga
tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia
mengikuti posyandu lansia menunjukan bahwa responden
dengan umur ≥ 65 tahun memiliki persentase kehadiran rendah
yang lebih tinggi (81,54%) dibandingkan dengan responden
umur < 65 tahun (66,67%). Nilai p = 0,101 (p>0,05) yang
berarti secara statistik faktor umur tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kehadiran lansia dalam mengikuti
posyandu lansia
4) Jenis kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan
perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Dalam hal menjaga kesehatan, biasanya kaum
perempuan lebih memperhatikan kesehatanya dibandingkan
dengan laki-laki. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi
oleh jenis kelamin, perempuan lebih sering mengobatkan dirinya
dibandingkan dengan laki-laki (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian Kadek Windha Arpyani dr. I Made Sutarga
tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia
mengikuti posyandu lansia menunjukan bahwa faktor jenis
kelamin laki-laki mempunyai peluang 6,44 kali lebih besar
17
untuk tidak menghadiri posyandu lansia. Berdasarkan nilai CI
95% (1,66-24,92) menunjukan bahwa apabila penelitian ini
dilakukan secara berulang akan mendapatkan nilai OR jenis
kelamin dengan interval 1,66-24,92 terhadap kehadiran lansia
mengikuti posyandu lansia. Didukung juga secara statistik oleh
nilai p= 0,007 (p<0,05) yang berarti jenis kelamin mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kehadiran lansia mengikuti
posyandu lansia.
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Enablingmemungkinkan motivasi dapat terlaksana, faktor ini
mencakup ketersediaan sarana/fasilitas kesehatan, kemudahan
mencapai pelayanan termasuk biaya, jarak, ketersediaan transportasi,
pelayanan kesehatan dan ketrampilan petugas kesehatan.
1) Jarak Posyandu
Sarana kesehatan merupakan tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yan dibutuhkan. Jauhnya
jaraksarana kesehatan berpengaruh dalam mencari bantuan
kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan dari rumah maka
mereka tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan tersebut,
masyarakat lebih memilih mengobati sendiri ataupun pergi ke
dukun atau orang pintar lainnya.
Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran dapat dilihat dari
hasil penelitian Wahidin (2016) menunjukkan ada hubungan
18
antara jarak rumah ke posyandu dengan tingkat kunjungan ibu
dalam penimbangan balita ke posyandu. Besaran nilai koefisien
korellasi sebesar 0.065 menunjukan hubungan yang terjadi
bersifat lemah. Tetapi hasil penelitian Nana Aldriana, Romayani
Daulay (2015) menunjukkan hasil yang signifikan, didapat nilai
p value = 0,0001 (P < 0,05) maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara jarak dan transportasi dengan
rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia.
2) Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk
seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan ketersediaan
fasilitaspelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan
adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti Posyandu.
Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
dapat meningkatkan kunjungan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diinginkan.
Penelitian Wahidin tentang analisis faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat kunjungan ibu dengan anak balita ke
19
posyandu dalam kegiatan penimbanganmenunjukan koefisien
korellasi dtemukan sebesar 0.474. Kesimpulannya adalah ada
hubungan yang signifikan antara kelengkapan peralatan dan
sarana dengan tingkat partisipasi ibu dalam penimbangan balita
ke posyandu.
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Yang termasuk faktor penguat adalah sikap dan perilaku tokoh
masyarakat, tokok agama, para petugas termasuk petugas kesehatan,
dukungan keluarga, dan dukungan teman sebaya. Dalam berperilaku
sehat tidak hanya butuh pengetahuan dan sikap positif saja tetapi
masyarakat juga perlu contoh aplikasi dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama, dan para petugas kesehatan.
1) Dukungan Teman Sebaya
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman sebaya
diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama
bekerja atau berbuat (Anonim, 2002 : 1164). Sementara dalam
Mu’tadin (2002:1) menjelaskan bahwa teman sebaya adalah
kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok
sosial yang sama, seperti teman sekolah atau teman sekerja.
Teman sebaya (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering
didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan ciri-
ciri seperti kesamaan tingkat usia.
20
Pergaulan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula
berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dimaksud
adalah ketika individu bersama teman-teman sebayanya
melakukan aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk
kelompok belajar dan patuh pada norma-norma dalam
masyarakat. Frekuensi interaksi teman sebaya yang dilakukan
selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif terjadi cukup
signifikan. (Santrock, 2011:122, dalam Pamela 2018)
Hubungan pengaruh teman sebaya terhadap tingkat
kehadiran dapat dilihat dari hasil penelitian Dara Agnis
Septiyuni, Dasim Budimansyah, Wilodati (2012) dalam
perhitungan statistik menunjukkan bahwa korelasi antara
kelompok teman sebaya dan perilaku adalah positif dan
signifikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,360 dan nilai
ρ < 0,05. Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat utama
yaitu keinginan untuk bersatu dengan masyarakat dan keinginan
untuk bersatu dengan alam sekitarnya, oleh karena itu kemudian
dibentuklah kelompok-kelompok sosial yang menempatkan
individu bersama dengan orang-orang disekelilingnya untuk
memenuhi keinginan tersebut. Kelompok teman sebaya sebagai
lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan
penting bagi perkembangan kepribadiannya, salah satunya untuk
21
mengembangkan identitas diri serta mengembangkan
kemampuan komunikasi interpersonal dalam pergaulan dengan
kelompok teman sebaya.
2) Dukungan Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010 dalam Pamela 2018). Sedangkan menurut Ali
(2010) dalam Pamela (2018), keluarga adalah dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Friedman (1998) dalam Pamela
(2018) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota
keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Dukungan keluarga yang bersifat positif dapat
meningkatkan tingkat kehadiran remaja untuk mengikuti
22
kegiatan Posyandu Remaja secara rutin. Dukungan keluarga
dapat berupa mengingatkan untuk datang ke posyandu dan
memfasilitasi untuk datang ke posyandu.
Penelitian Aplonia Amaral, Joko Wiyono, Erlisa Candawati
(2017) menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang kurang
dalam memberi motivasi untuk mengikuti posyandu
menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia.
Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang memliki
ikatan emosional yang paling besar dan terdekat dengan lansia.
Peranan keluarga dalam hal ini meliputi antar jemput lansia ke
posyandu dan meningkatkan jadwal kegiatan posyandu.
Kemudian penelitian Nana Aldriana, Romayani Daulay
menunjukkan yang hampir sama, yaitu analisis bivariat
hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan rendahnya
kunjungan lansia didapat nilai p value = 0,0001 (P < 0,05) maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia.
3) Peran Petugas Kesehatan (Kader Posyandu Remaja)
Definisi Peran adalah perilaku individu yang diharapkan
sesuai dengan posisi yang dimiliki. Peran yaitu suatu pola
tingkah laku, kepercayaan, nilai, dan sikap yang diharapkan
dapat menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan
23
oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang
umumnya terjadi. Peran merupakan suatu kegiatan yang
bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara individu sebagai
pelaku (actors) yang menjalankan berbagai macam peranan di
dalam hidupnya, seperti dokter, perawat, bidan atau petugas
kesehatan lain yang mempunyai kewajiban untuk menjalankan
tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya masing-
masing (Muzaham, 2007). Tenaga kesehatan juga memiliki
peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat
mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
(Sarwono, 2012 dalam Pamela 2018).
Penelitian Laksmita Dwi (2018) menunjukkan bahwa peran
kader yang baik dapat meningkatkan kehadiran balita ke
posyandu lebih tinggi daripada peran kader yang kurang. Peran
kader dalam kegiatan posyandu sangat penting karena sebagian
besar kegiatan posyandu dijalankan oleh kader. Peran kader
yang baik dalam kegiatan posyandu seperti memberikan
informasi tentang posyandu sangat mempengaruhi tingkat
kehadiran. Kemudian penelitian Nana Aldriana, Romayani
24
Daulay (2015) menunjukkan hasil analisis bivariat hubungan
antara faktor peran kader dengan rendahnya kunjungan lansia
didapat nilai p value = 0,0001 (P < 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara peran kader
dengan rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar reponden
tidak mendapatkan peran kader dalam pemanfaatan posyandu
lansia. Sehingga sangat sedikit responden yang memanfaatkan
posyandu lansia.
B. Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan
perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja
pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun. Sedangkan menurut World Health Ogaanization (WHO) remaja
merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara
beragsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa
dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan
ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri. (Notoadmodjo, 2011)
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia
13-25 tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada
25
umumnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual
dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan
psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian diatas ada dua hal penting
menyangkut batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut
perubahan fisik dan psikologis.
1. Aspek Perubahan pada Remaja
Dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja, yakni perubahan
fisik atau biologis dan perubahan psikologis.
a. Perubahan Fisik (Pubertas)
Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat
dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang
sangat cepat itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti
pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja atau biasa disebut
‘pertumbuhan’ dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan
hormonal.
Antara remaja putra dan remaja putri kematangan seksual terjadi
dalam usia yang agak berbeda. Coleman and Hendry (1990) dan
Walton(1994) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja
pria biasanya terjadi pada usia 10,0-13,5 tahun sedangkan pada
remaja putri terjadi pada usia 9,0-15,9 tahun. Bagi anak laki-laki
perubahan itu ditandai oleh perkembangan pada organ seksual, mulai
tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi
26
pertama melalui mimpi basah. Sedangkan pada remaja putri pubertas
ditandai dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada
(mammae), tumbuhnya rambut kemalauan, dan juga pembesaran
panggul. Usia menarche rata-rata juga bervariasi dengan rentan umur
10 hingga 16,5 tahun. (Notoadmodjo, 2011).
b. Perubahan Psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu
yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, di satu pihak
ia masih kanak-kanak dan di pihak lain ia harus bertingkah laku
seperti orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik itu
sering menyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, fan
kalau tidak dikontrol bisa menimblkan masalah.
Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitannya dengan
perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam
bentuk amarah, sensitif, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan
emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan
dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intelektual
pada remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur
melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan
eksploratif. Tindakan dan sikap seperti ini jika dibimbing dan
diarahkan dengan baik tentu berakibat konstruktif dan berguna.
27
2. Determinan Perkembangan Remaja
Pada bagian ini juga penting diketahui aspek atau faktor-faktor yang
berhubungan atau yang mempengaruhi kehidupan remaja. Keluarga,
sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang secara langsung
mempengaruhi kehidupan remaja. Sedangkan struktur sosial, ekonomi,
politik, dan budaya lingkungan merupakan aspek yang memberikan
pengaruh secara tidak langsung terhadap kehidupan remaja. Secara garis
besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan kehidupan
remaja, yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan
external pressure (tekanan dari luar diri remaja). Tekanan dari dalam
merupakan tekanan psikologis dan emosional. Sedangka teman sebaya,
orang tua, guru, dan masyarakat merupakan sumber dari luar.
C. Posyandu Remaja
1. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memperdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
28
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya. (Kemenkes RI, 2018).
2. Posyandu Remaja
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk
remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja. Pelayanan
kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang peduli
remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan
Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja.
(Kemenkes RI, 2018).
3. Tujuan Posyandu Remaja
Tujuan kegiatan Posyandu Remaja adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan
bagi remaja.
b. Tujuan khusus
29
1) Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi posyandu remaja
2) Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja
4) Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza
5) Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
6) Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
7) Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak
Menular (PTM)
8) Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
4. Pelaksanaan Posyandu Remaja
Posyandu Remaja diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader
Posyandu Remaja dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor
terkait. Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang
dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman
sebaya, keluarga, serta masyarakat. Pada saat penyelenggaraan Posyandu
Remaja minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang untuk memenuhi 5
langkah kegiatan yang diselenggarakan. (Kemenkes RI, 2018).
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada posyandu remaja adalah
sebagai berikut.
30
a. Langkah Pertama (Pendaftaran)
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Pengisian daftar hadir
2) Untuk kunjungan pertama kali, remaja mengisi formulir data diri
dan pengisian form atau kuesioner kecerdasan majemuk
b. Langkah Kedua (Pengukuran)
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Penimbangan Berat Badan (BB)
2) Pengukuran Tinggi Badan (TB)
3) Pengukuran Tekanan darah (TD) dan
4) Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Lingkar Perut
5) Pengecekan anemia untuk remaja putri secara klinis, apabila ada
tanda klinis anemia dirujuk ke fasilitas kesehatan.
c. Langkah Ketiga (Pencatatan)
Kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke dalam buku
register dan Buku Pemantauan Kesehatan Remaja.
d. Langkah Keempat (Pelayanan Kesehatan)
Pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan permasalahan antara
lain:
1) Konseling sesuai permasalahan yang dialami remaja, dapat
menggunakan anamnesis HEEADSSS
2) Pemberian tablet tambah darah atau Vitamin
31
3) Memberikan konseling atau menjelaskan hasil pengisian
kuesioner kecerdasan majemuk
4) Merujuk remaja ke fasilitas kesehatan jika diperlukan
e. Langkah Kelima (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
Kegiatan dilakukan secara bersama-sama seperti :
1) Kegiatan penyuluhan, pemutaran film, bedah buku, dll
2) Pengembangan keterampilan (soft skill) seperti ketrampilan
membuat kerajinan tangan, ketrampilan berwirausaha dan lain
sebagainya.
3) Senam atau peregangan
Posyandu Remaja dilaksanakan sekali setiap bulan. Hari dan waktu
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila
memungkinkan, kegiatan Posyandu Remaja dapat diintegrasikan dengan
penyelenggaraan posbindu, PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera),
pertemuan karang taruna, atau kegiatan remaja lainnya. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman
rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, tempat Karang Taruna
atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
5. Sasaran Posyandu Remaja
a. Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja:
Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak
memandang status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja
dengan disabilitas.
32
b. Sasaran Petunjuk Pelaksanaan:
1) Petugas kesehatan
2) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya
3) Pengelola program remaja
4) Keluarga dan masyarakat
5) Kader Kesehatan Remaja
6. Manfaat Posyandu Remaja
Manfaat diadakannya Posyandu Remaja sebagai berikut:
a. Bagi Remaja
1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:
kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik,
pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), pencegahan
kekerasan pada remaja
2) Mempersiapkan remaja untuk memiliki ketrampilan Hidup sehat
melalui PKHS
3) Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
b. Petugas Kesehatan
1) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat
terutama remaja
33
2) Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan
spesifik sesuai dengan keluhan yang dialaminya
c. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya untuk meningkatkan koordinasi
dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas,
pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
d. Keluarga dan masyarakat
1) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
2) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan hidup sehat
3) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
7. Kegiatan Posyandu Remaja
Jenis kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu Remaja
(Kemenkes RI, 2018) adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Utama
Dalam pelaksanaan Posyandu Remaja, kegiatan utama yang
harus ada adalah:
1) Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS), kegiatannya
berupa:
34
a) Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kecerdasan
majemuk.
b) Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi
PKHS yaitu kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif,
komunikasi efektif, hubungan interpersonal, pengendalian
emosi, dan mengatasi stres.
c) Memberikan pelayanan kesehatan berupa identifikasi dan
pengembangan kecerdasan majemuk bagi remaja yang
pertama kali datang.
d) Konseling
2) Kesehatan reproduksi remaja, kegiatannya berupa:
a) Pemberian informasi tentang organ reproduksi remaja,
pubertas, proses kehamilan, menstruasai, KB, penyakit
menular seksual, infeksi menular seksual, gender dan
pendewasaan usia perkawinan.
b) Pemberian informasi seputar penularan, pencegahan dan
gejala HIV dan AIDS
c) Konseling tentang kesehatan reproduksi (masalah atau
gangguan haid, pubertas, dll)
d) Konseling HIV&AIDS
e) VCT jika diperlukan
f) Merujuk ke fasilitas kesehatan jika diperlukan
35
3) Masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan
NAPZA, kegiatan yang dilakukan berupa:
a) Pemberian informasi masalah kesehatan jiwa dan NAPZA
pada remaja
b) Skrining masalah psikososial remaja dengan menggunakan
instrumen Pediatric Symtom Checklist (PSC)
c) Konseling masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
NAPZA
d) Merujuk ke fasilitas kesehatan apabila didapatkan
permasalahan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA
4) Pelayanan gizi, kegiatan yang dilakukan berupa:
a) Memberikan informasi tentang gizi seimbang bagi remaja
b) Pencegahan masalah gizi pada remaja (KEK, obesitas,
anemia)
c) Pengukuran Antropometri (BB, TB, LP, LILA)
d) Penilaian status gizi berdasarkan MT/Umur
e) Penilaian anemia pada remaja terutama remaja putri
menggunakan pemeriksaan tanda klinis dan apabila
memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan kadar Hb
secara laboratorium sederhana
f) Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri
g) Penyuluhan dan konseling gizi
h) Merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan jika diperlukan
36
5) Aktivitas fisik pada remaja, kegiatan yang dilakukan berupa:
a) Memberikan informasi tentang pentingnya melakukan
aktivitas fisik setiap hari dan jenis aktivitas fisik yang dapat
dilakukan setiap hari
b) Kegiatan aktivitas fisik yang dapat dilakukan di Posyandu
Remaja antara lain peregangan atau senam sehat bugar
secara bersama-sama, kegiatan ini bertujuan untuk memicu
remaja melakukan aktifitas fisik setiap harinya.
6) Pencegahan Penyakit Tidak Menular, kegiatan yang dilakukan
berupa:
a) Memberikan informasi tentang jenis Penyakit Tidak
Menular (PTM), dampak, dan upaya pencegahannya
melalui CERDIK
b) Deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular
c) Konseling faktor resiko PTM
d) Merujuk ke fasilitas kesehatan bila ditemukan atu atau lebih
faktor resiko PTM
7) Pencegahan kekerasan pada remaja, kegiatan yang dilakukan
berupa:
a) Pemberian informasi tentang faktor risiko kekerasan,
dampak dan pencegahan tindak kekerasan.
b) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan pada remaja yang
diduga mengalami tindak kekerasan.
37
c) Melakukan pendampingan korban kekerasan sebelum dan
sesudah rehabilitasi bersama pihak terkait (petugas
Puskesmas, jaringan layanan pusat perlindungan anak misal
polisi, rumah aman, LKSA/Panti, P2TP2A, dll)
8) Penyuluhan lain terkait isu kesehatan lain, misalnya:
a) Kecelakaan Lalu Lintas
b) Penyakit menular yang sedang terjadi di masyarakat, dll.
b. Kegiatan Pengembangan atau Tambahan
Kegiatan pengembangan dilakukan apabila masyarakat di
wilayah tersebut merasa ada masalah kesehatan di luar 8 kegiatan
utama yang juga perlu diselesaikan. Penetapan kegiatan harus
mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari
hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Penambahan kegiatan
pengembangan dilakukan apabila 8 kegiatan utama telah
dilaksanakan dengan baik, dan tersedia sumber daya serta sumber
dana yang mendukung.
39
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2010
FAKTOR
PREDISPOSISI
PENGETAHUAN
SIKAP
FAKTOR
PEMUNGKIN
JARAK
FAKTOR
PENGUAT
DUKUNGAN
TEMAN SEBAYA
DUKUNGAN
KELUARGA
PERAN PETUGAS
KESEHATAN
(KADER)
TINGKAT
KEHADIRA
N REMAJA
DI
POSYANDU
REMAJA
UMUR
JENIS KELAMIN
KETERSEDIAAN
SARANA
40
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Tahap yang paling penting dari suatu penelitian adalah kerangka konsep.
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep suatu terhadap konsep yang lainya, atau antara variabel satu
dengan variabel yang lainya dari masalah yang ingin di teliti
(Notoadmojo,2012)
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT
PENGETAHUAN
JARAK SARANA
DUKUNGAN TEMAN
SEBAYA
DUKUNGAN KELUARGA
TINGKAT KEHADIRAN
DI POSYANDU REMAJA
41
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu
jalan pikiran ke arah tujuan yang di capai. Dengan hipotesis, peneliti akan di
pandu jalan pikiranya ke arah mana penelitianya akan di analisis
(Notoadmojo,2012).
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian.
Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan
penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian tersebut
(Notoadmojo,2010)
Hipotesis dari penelitian adalah :
H1 :
a. Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
b. Ada hubungan jarak sarana dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon.
c. Ada hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja
di Posyandu Remaja.
d. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
42
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Meotode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian.
Yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian, kerangka kerja
penelitian, jumlah sampel yang diperlukan, teknik sampling yang digunakan, cara
mengdentifikasi dan definisi oprasional, cara pengumpulan datan, metode analisis,
keterbatasan penelitian, dan etika penelitian (Hidayat Alimul, 2012).
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012). Desain penelitian yang digunakan peneliti
adalah observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya
hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis dan mengestimasi
besarnya pengaruh paparan terhadap penyakitdandengan menggunakan
rancangan penelitian cross sectional yaitu penelitian analitik yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan
43
variabel dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu (Dharma, 2011).
Survey cross sectional ialah suatu penelitian yang mempelajari dinamika
korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) yang
artinya setiap subjek penelitian hanya di observasi satu kali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Murti,2013 dalam Pamela 2018).
Berikut merupakan skema rancangan penelitian cross sectional :
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti
(Notoadmojo,2010). Populasi penelitian ini adalah remaja di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 103
remaja.
POPULASI (SAMPEL)
TINGKAT KEHADIRAN ( - ) TINGKAT KEHADIRAN ( + )
EFEK (+) EFEK (-) EFEK (+) EFEK (-)
44
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di
teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian
atau sejumlah cuplikan tertentu yang dapat diambil dari suatu populasi
dan diteliti secara rinci (Sujarweni, 2015). Dan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah :
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat signifikasi (p)
Maka:
Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel
yang diperlukan untuk kelompok remaja di posyandu remaja desa
45
Bedikulon jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 responden.
Beberapa kriteria sampel sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi
setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel
(Notoatmodjo, 2012).
1) Responden yang mampu berkomunikasi dengan baik.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi
yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo,
2012).
1) Responden sakit atau tidak ada ditempat saat sedang diadakan
pengambilan data.
2) Responden tidak bersedia untuk dijadikan sebagai responden.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subjek penelitian. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu pengambilan
sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil banyak subyek dari
wilayah tersebut dengan cara mengambil lotre secara acak. Proses
randomisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
46
1. Mendata populasi penelitian dan membuat kode/nomor mulai dari 1-103.
2. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberikan kode/nomor kedalam
kotak dengan sebaik-baiknya.
3. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 82 nama sebagai sampel
penelitian, sedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak dijadikan sampel.
D. Kerangka Kerja
Kerangka kerja atau operasional adalah kegiatan penelitian yang akan
dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti untuk mencapai
tujuan penelitian (Nursalam, 2013). Adapun kerangka kerja dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
47
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berada dengan yang dimiliki oleh kelompok
Populasi
Semua remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
yaitu 103 0rang.
Sampel
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo yaitu
82 orang.
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan yaitu wawancara dan kuesioner
Pengolah Data
Editing, entry, coding,cleaning, tabulating
Analisa data chi square
Hasil Penelitian
Kesimpulan
48
lain (Notoatmodjo, 2010). Dibedakan menjadi dua yaitu varibael independent
(bebas) dan variabel dependent (terikat):
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen (bebas) merupakan varibel yang mempengaruhi
atau menadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent
(terikat) (sugiyono, 2014 dalam Kusuma, 2018). Variabel independent
dalam penelitian ini adalah pengetahuan, jarak sarana, dukungan teman
sebaya, dan dukungan keluarga.
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang di pengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2013).Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat kehadiran
remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabel dan semua
istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara optimal, sehingga
mempermudah pembaca, penguji dalam mengartikan makna penelitian
(Nursalam, 2008). Adapun definisi operasional penelitian ini akan diuraikan
dalam tabel berikut:
49
Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Kriteria/Skor Skala Data
1. Variabel
dependen:
Kunjungan
Remaja
Jumlah kehadiran
remaja di Posyandu
Remaja
Kunjungan remaja ke
Posyandu Remaja dalam
kurun waktu 1 tahun
Daftar hadir
kunjungan
remaja
Kriteria:
- Tidak rutin kunjungan ≤ 7
x hadir dalam 10
pertemuan terakhir
- Rutin kunjungan ≥ 7 x
hadir dalam 10
pertemuan terakhir
Skor:
1 = Rutin kunjunga
2 = Tidak rutin kunjungan
Nominal
2. Variabel
independen:
Pengetahuan
remaja
Informasi yang
dimiliki remaja
tentang program
posyandu remaja.
Pengetahuan remaja
tentang manfaat
posyandu, tujuan
posyandu, pelayanan
posyandu
Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥
median
2 = Kurang Baik, jika nilai
total < median
Kategori :
Data berdistribusi normal :
1. Kurang baik, jika total skor
≤ mean.
2. Baik, jika total skor >
meanjika tidak
normal,maka:
Nominal
3. Jarak sarana Jarak yang ditempuh
untuk menuju
pelayanan kesehatan
Jarak dari rumah
responden dengan
Posyandu Remaja dalam
Kuesioner 1 = Dekat
2= Jauh
Nominal
50
Lanjutan tabel 4.1Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
(Posyandu Remaja). m. Dekat jika ≤ 1 km,
jauh jika > 1 km
4. Dukungan teman
sebaya
Keterlibatan teman
sebaya dalam
kunjungan ke
posyandu
Dukungan informatif
berupa informasi,
nasihat, dan saran untuk
rutin berkunjung. Jika
remaja rutin berkunjung
ke Posyandu maka
dukungan teman sebaya
bersifat positif, dan
sebaliknya.
Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥
median
2 = Kurang Baik, jika nilai
total < median
Kategori :
Data berdistribusi normal :
1. Kurang baik, jika total
skor ≤ mean.
2. Baik, jika total skor >
mean
Nominal
5.. Dukungan
Keluarga
Keterlibatan keluarga
dalam memotivasi
remaja untuk rutin
berkunjung ke
posyandu remaja
Dukungan keluarga
dalam kunjungan
remaja untuk mengikuti
kegiatan posyandu
remaja berupa
dukungan informasi,
dukungan penilaian,
dukungan instrumental,
dan dukungan
emosional.
Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥
median
2 = Kurang Baik, jika nilai
total < median
Kategori :
Data berdistribusi normal :
1. Kurang baik, jika total
skor ≤ mean.
2. Baik, jika total skor >
mean.
Nominal
51
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrument penelitian tersebut berupa kuesioner, formulir observasi,
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagaianya (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner dan wawancara. Untuk mengetahui apakah
kuesioner “valid” dan “reliable” dilakukan uji validitas dan reliabilitas
(Notoatmodjo, 2010 dalam Puspita, 2016).
1. Uji Validitas
Uji validitas kuisioner dilakukan pada remaja di Posyandu Remaja
Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, karena kelompok
tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.
Jumlah sampel pada uji validitas kuisioner sebanyak 10 responden.
Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan software
SPSS fo windows dengan rumus product moment pearson untuk
mengetahui apakah item-item pertanyaan tersebut valid atau tidak. Nilai
r-tabel dapat diperoleh melalui r-tabel product moment dengan df (degree
of freedom) = n-2, jadi jika responden sejumlah 10 orang maka df = 10-2
= 8. Dengan taraf signiikan 5% maka diketahui bahwa r table product
moment pearson sebesar 0.5494. Hasil menunjukan bahwa item yang
dinyatakan valid dengan menggunakan computer, didapatkan hasil
validitas kuesioner yaitu:
52
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas
No
Item
r Hitung r Tabel Keterngan
1 0.948 0.5494 Valid
2 0.926 0.5494 Valid
3 0.857 0.5494 Valid
4 0.693 0.5494 Valid
5 0.792 0.5494 Valid
6 0.753 0.5494 Valid
7 0.926 0.5494 Valid
8 0.857 0.5494 Valid
9 0.926 0.5494 Valid
10 0.704 0.5494 Valid
11 0.926 0.5494 Valid
12 0.926 0.5494 Valid
13 0.704 0.5494 Valid
14 0.693 0.5494 Valid
15 0.792 0.5494 Valid
16 0.704 0.5494 Valid
17 0.926 0.5494 Valid
18 0.857 0.5494 Valid
19 0.948 0.5494 Valid
20 0.792 0.5494 Valid
21 0.857 0.5494 Valid
22 0.926 0.5494 Valid
23 0.792 0.5494 Valid
2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).
Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha. Jika nilai alpha
>0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel adalah
reliabel.
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
No Cronbach Alpha Simpulan
1 0.766 Reliabel
53
H. Lokasi dan Waktu Peneliltian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.
2. Waktu Penelitian
Tabel 4.4 Waktu Kegiatan
no Kegiatan Waktu
1 Pengajuan judul 13 Februari 2018
2 Penyusunan dan konsultasi
proposal skripsi
18 Februari- 25 April 2018
3 Seminar proposal skripsi 07 Mei 2018
4 Revisi ujian seminar
proposal skripsi
14 Mei 2018
5 Pengambilan dan
pengolahan data penelitian
19 juni 2018-
6 Penyusunan dan konsultasi
skripsi
24 juli 2019
7 Sidang skripsi 16 Agustus 2019
8 Revisi skripsi 17 Agustus – 24 Agustus 2019
I. Prosedur Pengumpulan Data
1. Cara Pengumpulan Data
a. Mengurus surat perijinan kepada ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
54
b. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala
KESBANGPOL Kabupaten Ponorogo.
c. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala Desa
Bedikulon Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.
d. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Ketua Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari survey ke lokasi
di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponoogo dan
wawancara kepada responden secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penilitian ini adalah jumlah remaja yang
mengikuti Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
dan didapatkan dari penanggung jawab program posyandu di
Puskesmas Bungkal.
c. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1) Editing
Editing merupakan kegiatan pengecekan isi kuesioner
apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari
responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten.
55
Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data,
pengisiian kuesioner, dan setelah data terkumpul
(Notoadmodjo,2010).
2) Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pemberian kode
bertujuan untuk mempermudah analisis data dan entry data
(Puspita, 2016).
Tabel 4.5Coding variabel penelitian
No Variabel Coding Kategori
1 Pengetahuan 1
2
Baik
Kurang baik
2 Jarak rumah 1
2
Dekat
Jauh
3 Dukungan
teman sebaya
1
2
Baik
Kurang baik
4 Dukungan
keluarga
1
2
Baik
Kurang baik
5 Tingkat
Kehadiran
1
2
Rutin kunjungan
Tidak rutin
kunjungan
3) Entry
Mengisi masing-masing jawaban dari responden dalam
bentuk code dimasukkan ke dalam program atau kolom-kolom
lembar code (Notoadmodjo, 2010).
4) Clearning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan
56
kesalahan kode, ketidak lengkapan, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).
5) Tabulating
Tabulasi yaitu membuat tabel yang berisikan data yang
telah diberi kode, sesuai dengan analisa yang dibutuhkan. Tabel
ini terdiri atas kolom dan baris. Kolom pertama yang terletak
paling kiri digunakan untuk nomer urut atau kode responden.
Kolom yang kedua dan selanjutnya digunakan untuk variable
yang terdapat dalam dokumentasi. Baris digunakan untuk setiap
responden (Notoatmodjo, 2010).
d. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk
analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data
numeric digunakan nilai mean (rata-rata), median, dan standart
deviasi. Pada umumnya dalam analisis univariat hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel. Fata hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel,
grafik maupun narasi, untuk mengevaluasi besarnya proporsi
dari masing-masing variabel bebas yang diteliti (Notoatmodjo
2010, dalam Puspita 2016).
57
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi yaitu antara variabel bebas
dan variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan, jarak sarana, dukungan teman sebaya,
dan dukungan keluarga dalam tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Analisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis dengan
menggunakan uji statistic chi-square, karena penelitian ini
menggunakan data kategorik, jenis penelitian analitik, desan
cross sectional, skala pengukuran ordinal dan nominal. Dan
perhitungan Confidence Interval (CI) digunakan taraf
signifikansi 95% dengan nilai kesalahan 5%. Dasar pengambilan
hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan dengan
derajat kepercayaan (α = 0,05), hubungan dikatakan bermaksa
apabila nilai p < 0,05 (Sujarweni, 2014).
Syarat-syarat yang terdapat pada uji chi square adalah
sebagai berikut:
a) Sampel dipilih secara acak
b) Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
maksimal 20% dari jumlah sel
c) Besar sampel sebaiknya >40
58
Syarat yang terdapat pada uji chi square apabila tidak
memenuhi syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact
(Dahlan, 2017).
Analisis data dilakukan menggunakan proses SPSS.
Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-
value) dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai
berikut:
a) Jila p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, sehingga antara kedua
variabel ada hubungan yang bermakna.
b) Jika p-value> 0,05 berarti H0 diterima, sehingga antara
kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.
Untuk melihat keeratan digunakan uji RP (Ratio
Prevalensi) dengan melihat dinilai, sebagai berikut:
a) RP (Ratio Prevalensi) < 1, artinya faktor yang diteliti
merupakan faktor protektif resiko untuk kejadian efek.
b) RP (Ratio Prevalensi) > 1, artinya faktor yang dteliti
merupakan faktor resiko.
c) RP (Ratio Prevalensi) = 1, artinya faktor yang diteliti bukan
merupakan faktor resiko.
d) Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas
kemaknaan α = 0,05 (5%).
1) Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti
merupakan bukan faktor resiko.
59
2) Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti faktor
resiko
J. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia.Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia (Hidayat, 2012). Etika yang harus diperhatikan antara lain :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Confidentially (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok dua tertentu yang
berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.
3. Anomity (Tanpa Nama)
Selama untuk menjaga kerahasiaannya identitas nama responden
tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut
hanya diberikan kode tertentu (Hidayat, 2012).
60
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di posyandu remaja wilayah kerja Puskesmas Bungkal
yang terletak di Desa Bedikulon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dalam Posyandu Remaja wilayah
kerja Puskesmas Bungkal dikoordinir oleh bidan desa dan beberapa kader
remaja yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan di posyandu remaja berupa pengukuran tinggi badan, berat
badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan pemberian penyuluhan oleh
kader atau bidan desa.
B. Hasil Analisis Univariat
1. Distribusi Karakteristik Responden
Berikut adalah hasil analisis univariat yang menyajikan karakteristik
responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon.
a. Umur
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No Umur F %
1 Remaja awal (12-16) 65 79,3
2 Remaja akhir (17-25) 17 20,7
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
61
Tabel menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari
kelompok umur remaja awal yaitu 79,3%. Sedangkan sisanya berasal
dari kelompok umur remaja akhir yaitu 20,7%.
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin F %
1 Laki-laki 12 14,6
2 Perempuan 70 85,4
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan dengan prosentase 85,4% dan sisanya 14,6%
adalah responden laki-laki.
c. Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan F %
1 Pendidikan Dasar 57 69,5
2 Pendidikan Menengah 23 28
3 Pendidikan Tinggi 2 2,4
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari
tingkat pendidikan dasar yaitu 69,5%. Sedangkan responden paling
sedikit berasal dari tingkat pendidikan tinggi yaitu 2,4%.
2. Variabel Responden
Berikut adalah hasil analisis univariat pada penelitian ini yang
meliputi 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat, yaitu pengetahuan
remaja tentang posyandu remaja, jarak ke tempat pelaksanaan posyandu
remaja, dukungan teman sebaya terhadap posyandu remaja, dukungan
62
keluarga terhadap posyandu remaja, dan tingkat kehadiran remaja di
posyandu remaja.
a. Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja
Tabel 5.4 Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja
No Pengetahuan F %
1 Baik 37 45,1
2 Kurang Baik 45 54,9
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel meunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik
tentang posyandu remaja lebih sedikit daripada responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik, yaitu sebesar 45,1%.
b. Jarak ke tempat pelaksanaan Posyandu Remaja
Tabel 5.5 Jarak ke tempat pelaksaan Posyandu Remaja
No Jarak F %
1 Dekat 31 37,8
2 Jauh 51 62,2
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki jarak
yang jauh ke tempat pelaksanaan posyandu remaja dengan
prosentase 62,2%, dan hanya 37,8% responden saja yang jarak ke
tempat pelaksaan posyandu remaja dekat.
c. Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja
Tabel 5.6 Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja
No Dukungan teman sebaya F %
1 Baik 38 46,3
2 Kurang Baik 44 53,7
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
63
Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki
dukungan teman sebaya yang kurang baik terhadap posyandu remaja
yaitu sebesar 53,7%.
d. Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja
Tabel 5.7 Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja
No Dukungan keluarga F %
1 Baik 37 45,1
2 Kurang Baik 45 54,9
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki
dukungan keluarga yang kurang baik terhadap posyandu remaja
yaitu sebesar 54,9%.
e. Tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja
Tabel 5.8 Tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja
No Tingkat Kehadiran F %
1 Rutin kunjungan 30 36,6
2 Tidak rutin kunjungan 52 63,4
Jumlah 82 100,0 Sumber : Data Primer, 2019
Tabel menunjukkan responden yang rutin kunjungan jumlahnya
lebih sedikit, yaitu 30 remaja atau 36,6% dari total sampel yang
diteliti.
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui besarnya nilai Ratio
Prevalen (RP) dan mencari pengaruh variabel independent terhadap variabel
64
dependent menggunakan uji statistik Chi – Square dan penentuan Ratio
Prevalen dengan taraf kepercayaan (CI) 95% serta tingkat kemaknaan 0,05.
Berikut hasil analisis bivariat dari variabel independent (pengetahuan
remaja tentang posyandu remaja, jarak ke tempat pelaksanaan posyandu
remaja, dukungan teman sebaya terhadap posyandu remaja, dan dukungan
keluarga terhadap posyandu remaja) dengan variabel dependent (tingkat
kehadiran remaja di posyandu remaja).
1. Hubungan pengetahuan remaja dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja
Hubungan pengetahuan remaja dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo
Pengetahuan
Tingkat Kehadiran
RP 95%
CI P
Rutin
Kunjungan
Tidak Rutin
Kunjungan Total
n % n % n %
Baik 19 51,4 18 48,6 37 100 3,3 1,278-
8,327
0,022
Kurang Baik 11 24,4 34 75,6 45 100
Sumber : Data Primer, 2019
Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada
kelompok dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 19 (51,4%)
responden, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang
baik namun rutin kunjungan ke posyandu remaja sebanyak 11 (24,4%).
Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Pengetahuan
Remaja Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,022 <0,05. Hasil
65
perhitungan resiko didapatkan RP = 3,263 (95% CI1,278-8,327), atau
RP> 1 yang artinya pengetahuan yang baik memiliki peluang untuk rutin
hadir pada kegiatan posyandu sebesar 3,3 kali daripada pengetahuan
yang kurang baik.
2. Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja
Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.10 Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Jarak
Tingkat Kehadiran
RP 95%
CI P
Rutin
Kunjungan
Tidak Rutin
Kunjungan Total
n % n % n %
Dekat 16 51,6 15 48,4 31 100 2,8 1,107-
7,181
0,049
Jauh 14 27,5 37 72,5 51 100
Sumber : Data Primer, 2019
Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada
kelompok dengan jarak dekat yaitu sebanyak 16 (51,6%) responden,
sedangkan responden dengan jarak yang jauh namun rutin kunjungan ke
posyandu remaja sebanyak 14 (27,5%) responden.
Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Jarak Dengan
Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,049 < 0,05. Hasil perhitungan
resiko didapatkan RP = 2,819 (95% CI1,107-7,181), atau RP> 1 yang
artinya jarak yang dekat memiliki peluang untuk rutin mengikuti kegiatan
posyandu remaja sebesar 2,8 kali daripada responden dengan jarak yang
jauh.
66
3. Hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja
Hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat
Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Kabupaten Ponorogo
Dukungan
Teman Sebaya
Tingkat Kehadiran
RP 95%
CI P
Rutin
Kunjungan
Tidak Rutin
Kunjungan Total
n % n % n %
Baik 20 52,6 18 47,4 38 100 3,8 1,461-
9,769
0,010
Kurang baik 10 22,7 34 77,3 44 100
Sumber : Data Primer, 2019
Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada
kelompok dengan dukunganteman sebaya yang baik yaitu sebanyak 20
(52,6%) responden, sedangkan responden yang memiliki dukungan
teman sebaya yang kurang baik namun rutin kunjungan ke posyandu
remaja sebanyak 10 (22,7%) responden.
Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Dukungan
Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja
Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,010 < 0,05.
Hasil perhitungan resiko didapatkan RP = 3,8 (95% CI 1,461-9,769), atau
RP> 1 yang artinya responden dukungan teman sebaya yang baik
memiliki peluang 3,8 kali rutin mengikuti kegiatan posyandu daripada
responden dengan dukungan teman sebaya yang kurang baik.
67
4. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di
Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo
Dukungan
Keluarga
Tingkat Kehadiran
RP 95%
CI P
Rutin
Kunjungan
Tidak Rutin
Kunjungan Total
n % n % N %
Baik 18 48,6 19 51,4 37 100 2,6 1,035-
6,558
0,068
Kurang baik 12 26,7 33 73,3 45 100
Sumber : Data Primer, 2019
Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada
kelompok dengan dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 18
(48,6%) responden, sedangkan responden yang memiliki dukungan
keluarga yang kurang baik namun rutin kunjungan ke posyandu remaja
sebanyak 12 (26,7%) responden.
Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,068 >
0,05.
68
D. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan Chi – Square untuk
mengetahui hubungan antara variabel pengetahuan dengan tingkat
kehadiran remaja di posyandu remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo diperoleh nilai p (0,022) < α (0,05) yang diartikan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kehadiran remajadi
posyandu remaja. Dengan frekuensi responden yang rutin kunjungan
sebanyak 51,4% lebih besar daripada yang tidak rutin yaitu sebesar
48,6%. Dan hasil nilai RP= 3,3 yang berarti responden dengan
pengetahuan baik memiliki 3,3 kali peluang untuk rutin berkunjung ke
posyandu remaja.
Adanya hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran ini sesuai
dengan teori (Notoadmodjo, 2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Selain itu pengetahuan juga
merupakan faktor predisposisi yang menentukan perilaku seseorang.
Minat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh
keyakinan yang mendukung aspek pengetahuan. Artinya stimulus yang
diterima individu membentuk keyakinan dalam diri individu yang
bersangkutan untuk berperilaku tertentu.
69
Pengetahuan remaja akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri
kegiatan posyandu, remaja akan mendapatkan penyuluhan tentang
bagaimana cara hidup sehat. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
remaja menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan
dapat mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti posyandu. Hal ini
sesuai dengan penelitian Intan Lestari, Elis Hartati, dan Mutia Galuh
tahun 2017 yang membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan
dengan minat kunjungan remaja ke posbindu, dalam penelitian tersebut
remaja dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki minat untuk
berkunjung secara rutin ke posbindu.
Menurut peneliti, pengetahuan responden tentang posyandu remaja
tidak hanya berasal dari kader yang sering memberitahukan kegiatan
posyandu saja, namun juga dapat berasal dari sumber lain (teman sebaya)
yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman
responden tentang kegiatan-kegiatan posyandu remaja. Pada penelitian
ini sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang baik
tentang posyandu remaja dan rutin berkunjung, tetapi ada responden
yang memiliki pengetahuan yang baik tapi tidak rutin berkunjung.
Sebagian besar peserta posyandu remaja adalah remaja dengan tingkat
pendidikan dasar (SD/SMP). Kurangnya sosialisasi di sekolah-sekolah
tentang posyandu remaja menjadi salah satu faktor kurangnya
pengetahuan remaja tentang posyandu remaja. Hampir semua peserta
70
posyandu remaja adalah anak sekolah, sebagian besar responden yang
tidak rutin berkunjung adalah responden yang memiliki kegiatan sekolah
pada saat diadakan posyandu remaja.
2. Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Hasil tabulasi silang jarak dengan tingkat kehadiran menunjukan
bahwa 16 (51,6%) responden yang jarak tempat tinggal dengan tempat
pelaksanaan posyandu dekat dan rutin berkunjung ke posyandu remaja,
sedangkan yang tidak rutin berkunjung sebanyak 15 (48,4%) responden,
nilai p (0,049) < α (0,05) yang diartikan bahwa ada hubungan antara
jarak dengan tingkat kehadiran remajadi posyandu remaja. Hal ini sesuai
dengan teori (Notoadmodjo, 2018) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku yang termasuk dalam enabling factors adalah
jarak sarana kesehatan dengan tempat tinggal. Sarana kesehatan
merupakan tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yan dibutuhkan. Jauhnya jaraksarana kesehatan berpengaruh
dalam mencari bantuan kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan
dari rumah maka mereka tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan
tersebut.
Adanya hubungan jarak dengan tingkat kehadiran dapat dilihat dari
hasil penelitian Nana Aldriana (2016) yang membuktikan bahwa ada
hubungan antara jarak dengan rendahnya kunjungan lansia ke posyandu
lansia dengan nilai p = 0,0001, dalam penelitian tersebut menyatakan
71
bahwa sebagian besar responden rumahnya jauh sehinnga sangat sedikit
responden yang mau memanfaatkan posyandu lansia. Menurut peneliti,
sebagian besar remaja yang tidak rutin berkunjung ke posyandu remaja
karena merasa malas untuk mengikuti kegiatan posyandu karena jarak
tempat pelaksaan dengan tempat tinggal yang jauh. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kader yang bertanggung jawab
di Posyandu Remaja Desa Bedikulon menyatakan bahwa sebagian besar
peserta tidak datang ke posyandu karena merasa jarak posyandu yang
dilakukan dibalai desa jauh dengan sarana dan prasarana yang belum
memadai. Responden yang rutin berkunjung meskipun jarak rumah yang
jauh karena responden tersebut memiliki dukungan teman sebaya yang
baik, sehingga dapat mempengaruhi responden untuk rutin berkunjung.
Sebagian besar responden yang rutin berkunjung adalah responden
dengan tingkat pendidika dasar (SMP).
3. Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Hasil tabulasi silang dukungan teman sebaya dengan tingkat
kehadiran menunjukan bahwa 20 (52,6%) responden memiiki dukungan
teman sebaya yang baik dan rutin berkunjung ke posyandu remaja,
sedangkan responden yang tidak rutin berkunjung ke posyandu sebanyak
18 (47,4%) responden dengan nilai p = 0,010 yang berarti ada hubungan
antara dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran. Nilai RP
menunjukan 3,8, yang berarti responden dengan dukungan teman sebaya
72
yang baik memliki peluang 3,8 kali untuk rutin berkunjung ke posyandu
remaja. Hal ini sesuai dengan teori (Santrock, 2011:122, dalam Pamela
2018) yang menyebutkan bahwa pergaulan teman sebaya dapat
mempengaruhi perilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif
dan dapat pula berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dimaksud
adalah ketika individu bersama teman-teman sebayanya melakukan
aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk kelompok belajar dan patuh
pada norma-norma dalam masyarakat. Frekuensi interaksi teman sebaya
yang dilakukan selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif
terjadi cukup signifikan.
Adanya hubungan antara dukungan teman sebaya dengan tingkat
kehadiran dapat dilihat dari hasil penelitian Dara Agnis Septiyuni, Dasim
Budimansyah, Wilodati (2012) yang dalam perhitungan statistik
menunjukkan bahwa korelasi antara kelompok teman sebaya dan
perilaku adalah positif dan signifikan dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,360 dan nilai ρ < 0,05.
Menurut peneliti, dukungan teman sebaya sangat diperlukan karena
dapat mempengaruhi perilaku responden dalam mengikuti kegiatan
posyandu remaja secara rutin. Sebagian besar peserta posyandu remaja
yang merupakan kelompok usia remaja awal cenderung lebih senang
berkelompok atau membentuk kelompok dengan teman yang seusianya.
Karakter responden tersebut yang merupakan faktor utama yang
membentuk perilaku responden, dapat berbentuk perilaku yang bersifat
73
positif yaitu dengan rutin berkunjung dan perilaku yang bersifat negatif
yaitu tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu remaja.
4. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Hasil tabulasi silang dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran
remaja di posyandu remaja menunjukan bahwa responden dengan
dukungan keluarga yang baik dan rutin berkunjung ke posyandu remaja
sebanyak 18 (48,6%) responden, sedangkan yang tidak rutin berkunjung
ke posyandu remaja sebanyak 19 (51,4%) responden, dengan nilai p =
0,068 yang berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kehadiran remaja di posyandu remaja. Dukungan keluarga dapat
berupa mengingatkan untuk datang ke posyandu dan memfasilitasi untuk
datang ke posyandu. Meskipun responden memiliki dukungan keluarga
yang baik, tetapi tidak dapat mempengaruhi perilaku respoden untuk
rutin berkunjung karena sifat remaja yang masih labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitar (teman sebaya).
Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kehadiran juga dapat dilihat dari penelitian Mariyatul Qiftiyah (2017)
yang meyatakan sebagian besar kunjungan tidak rutin mendapat
dukungan keluarga yang cukup.
Hasil penelitian di lapangan, pelaksanaan kegiatan posyandu remaja
yang rutin diadakan setiap bulan disebarluaskan informasinya kepada
seluruh peserta dengan menggunakan undangan tertulis. Undangan
74
tersebut disampaikan oleh kader kepada orang tua peserta, agar dapat
menyampaikannya kepada peserta. Respon dari orang tua peserta cukup
baik, sehingga undangan posyandu pasti disampaikan ke peserta, tetapi
maksud dan tujuan dari kegiatan posyandu remaja yang masih kurang
dipahami oleh orang tua sehingga orang tua kurang mampu menjelaskan
maanfaat dari kegiatan. Hal inilah yang menjadikan dukungan keluarga
yang baik tetapi tidak dapat mempengaruhi perilaku responden untuk
rutin berkunjung ke posyandu remaja.
E. Keterbatasan Penelitian
Berikut beberapa keterbatasan yang dialami peneliti saat melakasanakan
penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian:
1. Pengukuran jarak tempat pelaksanaan posyandu remaja memiliki
kelemahan akan terjadinya bias informasi yaitu bias yang muncul karena
informasi yang dikumpulkan dari responden salah atau kurang tepat. Hal
ini bisa terjadi karena responden hanya mengira-ngira seberapa jauh jarak
rumah dengan tempat pelaksanaan posyandu remaja sehingga kerjasama
dan kejujuran responden sangat menentukan hasil yang diperoleh.
75
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa remaja peserta
posyandu remaja Desa Bedikulon belum memiliki pengetahuan yang
baik tentang posyandu remaja.
2. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa remaja peserta
posyandu remaja Desa Bedikulon sebagian besar bertempat tinggal jauh
dari tempat pelaksanaan posyandu remaja.
3. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
remaja peserta posyandu remaja Desa Bedikulon memiliki dukungan
teman sebaya yang kurang baik.
4. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
remaja peserta posyandu remaja Desa Bedikulon memiliki dukungan
keluarga yang kurang baik.
B. Saran
1. Bagi Remaja
a. Diharapkan untuk remaja selalu menambah pengetahuan tentang
kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu remaja.
76
b. Dapat menyebarluaskan informasi atau ilmu yang telah didapat dari
kegiatan posyandu remaja ke sesama remaja yang lain.
2. Bagi Posyandu Remaja Desa Bedikulon
a. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan posyandu agar dapat berfungsi
secara maksimal.
b. Lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik
minat remaja yang tidak rutin kunjungan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda
seperti sikap, keyakinan, peran organisasi setempat, dan peran kader
posyandu remaja, sehingga dapat diketahui faktor lain yang
mempengaruhi tingkat kehadiran remaja di posyandu remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Berita Jatim. 11 Oktober 2018. Anak TKI Dominasi Jumlah Kasus Nikah
Dini di Ponorogo. http://beritajatim.com/dev2018/hukum-
kriminal/Anak_TKI_Dominasi_Jumlah_Kasus_Nikah_Dini_di_Ponorogo
Aplonia Amaral Joko Wiyono Erlisa Candawati. 2017. Analisis Faktor Kehadiran
Lansia Dalam Mengikuti Posyandu di Desa Pagersari Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang.
Aswadi Sukfitriyanti Syahrir ndi Syamsiah Adha. 2018.Perilaku Ibu Terhadap
Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tarakan Kota
Makassar.
Dahlan, Sopiyudin. 2017. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan:Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Jakarta:
Epidemilogi Indonesia
Dara Agnis Septiuni Dasim Budimansyah Wilodati. 2015. Pengaruh kelompok
teman sebaya terhadap perilaku bullying siswa di sekolah.
Edberg, Mark. 2010. Kesehatan Masyarakat:Teori Sosial dan Perilaku.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gayuh Satria. Jatimnet. 2 Januari 2019. Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tingi Di
Ponorogo.https://jatimnet.com/p-kecelakaan-lalu-lintas-masih-tinggi-di-
ponorogo-p&hl=id-ID
Intan Lestari Elis Hartati Mutia Galu. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Kunjungan Remaja ke Posbindu di Wilayah Tlogosari Kulon RW 16
Kota Tangerang.
Lakmita Dwi Intan Permatasari. 2018.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sngkrah.
Kadek Windha Arpyani dr I Made Sutarga, Mkes. 2018. Faktor yang
mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia mengikuti posyandu lansia di
desa Sekardadi.
Kemenkes RI.Ditjen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Keluarga: Petunjuk
teknis Posyandu Remaja. 2018.
Mariyatul Qiftiyah. 2017.Gambaran Faktor Status Pekerjaan, Pendidikan Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Posyandu Balita Usia 0-5 Tahun
di Posyandu Pepaya Dukuh Karangrejo Desa Tegalrejo Kecamatan
Merakurak Kabupaten Tuban.
Nana Aldriana Romayani Daulay. 2016.Faktor-faktor yang berhubungan dengan
rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Desa Rambah.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta.
Nursalam, 2003. Konsep dan penemerapan Metodologi Penelitian dan
Keperawatan. Jakarta : Salmeba Medika
Pamela, Daniar Dwi Ayu. 2018. Pengaruh Faktor Host dan Lingkungan
Terhadap Kepatuhan Voluntary Counseling and Testing (VCT) Pada Waria
di Kabupaen Madiun. Skripsi, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Puspita, Exa. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penderita Hipertensi dalam Menjalani Pengobatan (Studi Kasus di
Puskesmas Gunungpati kota Semarang). Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
Afabeta.
Wahidin. 2016. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kunjungan ibu
dengan anak balita ke posyandu dalam kegiatan penimbangan di wilayah
kerja puskesmas Suradita.
80
Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data Awal
81
82
Lampiran 2
Surat Izin Validitas dan Reliabilitas (Kampus STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun)
83
Surat Izin Validitas dan Reliabilitas (Posyandu Remaja Desa Klangon)
84
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian (Kampus STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun)
85
Surat Izin Penelitian (Kesbangpol Kabupaten Ponorogo)
86
Lampiran 4
Surat Selesai Penelitian
87
Lampiran 5
Form Bimbingan Penelitian
88
Lampiran 6
Lembar Permohonan Menjadi Responden
SURAT PERMOHONAN RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya Endang Lstari, mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat peminatan
Kesehatan Lingkungan bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Remaja Di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo”. Penelitian ini merupakan tugas
akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Pada penelitian ini, peneliti akan
bertanya kepada remaja yang hadir di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Ponorogo Kuesioner ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diisi selama
2-4 menit serta pengukuran selama 60 menit. Responden diharapkan menjawab
setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban Anda akan dijaga
kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap
kinerja Anda, kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Akhir kata, saya
mengucapkan terimakasih untuk kesediaan dan kerjasama Anda menjadi
responden pada penelitian ini.
Wassalamuálaikum Wr. Wb
Madiun, Mei 2019
Peneliti,
Endang Lestari
NIM. 201503016
89
Lampiran 7
Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
LEMBAR KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA DESA BEDIKULON
KABUPATEN PONOROGO
Informed Consent
Assalamualaikum wr.wb.
Saya, Endang Lestari mahasiswa peminatan Promosi Kesehatan Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun sedang melakukan
penelitian terkait denganFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kehadiran Remaja Di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Dalam penelitian ini saudara terpilih sebagai responden. Saudara diharapkan dapat
memberikan informasi yang benar, sesuai, dan apa adanya. Informasi yang
saudara berikan akan kami jaga kerahasiaannya. Jika saudara bersedia dimohon
untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian
saudara, kami ucapkan terimakasih.
Madiun,........Mei 2019
( )
90
Lampiran 8
INSTRUMEN PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1. NOMOR RESPONDEN :
2. USIA : TAHUN
3. PENDIDIKAN : SD
SMP
SMA
PT
4. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
PEREMPUAN
91
Lampiran 9
LEMBAR KUISIONER PENELITIAN
A. Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan cara
memberi tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
Keterangan : B = Benar
S = Salah
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
B S
1. Posyandu Remaja adalah suatu wadah
pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan remaja untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan keterampilan hidup
sehat remaja
2. Manfaat dari Posyandu Remaja adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
remaja dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dialami.
3. Jenis kegiatan di Posyandu Remaja antara lain pemberian makanan tambahan,
penyuluhan tentang cara belajar, pelatihan
salah satu cabang olahraga.
4. Pengukuran tinggi badan, berat badan, linkar
pinggang dan lingkar lengan adalah untuk
menilai bentuk tubuh.
5. Tujuan dari Posyandu Remaja adalah untuk meningkatkan pendidikan keterampilan
hidup sehat pada remaja.
6. Manfaat Posyandu Remaja bagi keluarga
adalah untuk membantuk keluarga dalam membentuk anak yang sopan dan santun.
7. Sasaran dari Posyandu Remaja adalah remaja
usia 10-18 tahun.
8. Posyandu Remaja membantu remaja meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan jiwa dan peyalahgunaan NAPZA.
9. Kader Posyandu Remaja yang sudah tidak berusia remaja bisa tetap bergabung dengan
kegiatan posyandu.
10. Konseling tentang masalah kesehatan dapat
dilakukan di Posyandu Remaja.
92
B. Jarak ke Sarana Pelayanan (Posyandu Remaja)
Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan cara memberi
tanda checklist(√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
Pertanyaan:
1. Berapakah jarak rumah saudara ke tempat pelaksanaan Posyandu
Remaja?
. . . . . . . . . . . . .meter (m)
C. Dukungan Teman Sebaya
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar.
1. Teman saya mau mengingatkan tentang jadwal pelaksanaan Posyandu
Remaja.
a. Ya b. Tidak
2. Teman saya tidak tertarik/peduli dengan adanya kegiatan Posyandu
Remaja.
a. Ya b. Tidak
3. Teman saya memberi nasehat untuk rutin berkunjung ke Posyandu
Remaja.
a. Ya b. Tidak
4. Teman saya tidak membagikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
ada di Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
5. Teman saya mau mengajak untuk datang ke Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
6. Teman saya menjelaskan manfaat dari kegiatan di Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
93
D. Dukungan Keluarga
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar.
1. Keluarga mengetahui informasi tentang adanya kegiatan Posyandu
Remaja.
a. Ya b. Tidak
2. Keluarga menjelaskan tentang manfaat Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
3. Keluarga mengingatkan jadwal dilaksanakannya Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
4. Keluarga menanyakan tentang kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
5. Keluarga memfasilitasi atau mengantarkan saat kegiatan Posyandu
Remaja.
a. Ya b. Tidak
6. Keluarga selalu mendorong dan memotivasi dalam mengunjungi kegiatan
Posyandu.
a. Ya b. Tida
94
Lampiran 10
Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 42
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 43
1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 32
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 39
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
95
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 total
item_1 Pearson
Correlation 1 .816
** .816
** .600 .816
** .816
** .816
** .816
** .816
** .655
* .816
** .816
** .655
* .600 .816
** .655
* .816
** .816
** 1.000
** .816
** .816
** .816
** .816
** .948
**
Sig. (2-tailed) .004 .004 .067 .004 .004 .004 .004 .004 .040 .004 .004 .040 .067 .004 .040 .004 .004 .000 .004 .004 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
Correlation .816
** 1 .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1.000
** .535 1.000
** 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_3 Pearson
Correlation .816
** .667
* 1 .408 .583 .667
* .667
* 1.000
** .667
* .802
** .667
* .667
* .802
** .408 .583 .802
** .667
* 1.000
** .816
** .583 1.000
** .667
* .583 .857
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_4 Pearson
Correlation .600 .816
** .408 1 .408 .408 .816
** .408 .816
** .218 .816
** .816
** .218 1.000
** .408 .218 .816
** .408 .600 .408 .408 .816
** .408 .693
*
Sig. (2-tailed) .067 .004 .242 .242 .242 .004 .242 .004 .545 .004 .004 .545 .000 .242 .545 .004 .242 .067 .242 .242 .004 .242 .026
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_5 Pearson
Correlation .816
** .667
* .583 .408 1 .667
* .667
* .583 .667
* .356 .667
* .667
* .356 .408 1.000
** .356 .667
* .583 .816
** 1.000
** .583 .667
* 1.000
** .792
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_6 Pearson
Correlation .816
** .583 .667
* .408 .667
* 1 .583 .667
* .583 .535 .583 .583 .535 .408 .667
* .535 .583 .667
* .816
** .667
* .667
* .583 .667
* .753
*
Sig. (2-tailed) .004 .077 .035 .242 .035 .077 .035 .077 .111 .077 .077 .111 .242 .035 .111 .077 .035 .004 .035 .035 .077 .035 .012
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_7 Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1 .667
* 1.000
** .535 1.000
** 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
96
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_8 Pearson
Correlation .816
** .667
* 1.000
** .408 .583 .667
* .667
* 1 .667
* .802
** .667
* .667
* .802
** .408 .583 .802
** .667
* 1.000
** .816
** .583 1.000
** .667
* .583 .857
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_9 Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1 .535 1.000
** 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
0
Pearson
Correlation .655
* .535 .802
** .218 .356 .535 .535 .802
** .535 1 .535 .535 1.000
** .218 .356 1.000
** .535 .802
** .655
* .356 .802
** .535 .356 .704
*
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .111 .111 .000 .545 .312 .000 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
1
Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1.000
** .535 1 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
2
Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1.000
** .535 1.000
** 1 .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
3
Pearson
Correlation .655
* .535 .802
** .218 .356 .535 .535 .802
** .535 1.000
** .535 .535 1 .218 .356 1.000
** .535 .802
** .655
* .356 .802
** .535 .356 .704
*
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .000 .111 .111 .545 .312 .000 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
4
Pearson
Correlation .600 .816
** .408 1.000
** .408 .408 .816
** .408 .816
** .218 .816
** .816
** .218 1 .408 .218 .816
** .408 .600 .408 .408 .816
** .408 .693
*
Sig. (2-tailed) .067 .004 .242 .000 .242 .242 .004 .242 .004 .545 .004 .004 .545 .242 .545 .004 .242 .067 .242 .242 .004 .242 .026
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
5
Pearson
Correlation .816
** .667
* .583 .408 1.000
** .667
* .667
* .583 .667
* .356 .667
* .667
* .356 .408 1 .356 .667
* .583 .816
** 1.000
** .583 .667
* 1.000
** .792
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .000 .006
97
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
6
Pearson
Correlation .655
* .535 .802
** .218 .356 .535 .535 .802
** .535 1.000
** .535 .535 1.000
** .218 .356 1 .535 .802
** .655
* .356 .802
** .535 .356 .704
*
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .000 .111 .111 .000 .545 .312 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
7
Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1.000
** .535 1.000
** 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1 .667
* .816
** .667
* .667
* 1.000
** .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
8
Pearson
Correlation .816
** .667
* 1.000
** .408 .583 .667
* .667
* 1.000
** .667
* .802
** .667
* .667
* .802
** .408 .583 .802
** .667
* 1 .816
** .583 1.000
** .667
* .583 .857
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1
9
Pearson
Correlation 1.000
** .816
** .816
** .600 .816
** .816
** .816
** .816
** .816
** .655
* .816
** .816
** .655
* .600 .816
** .655
* .816
** .816
** 1 .816
** .816
** .816
** .816
** .948
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .004 .067 .004 .004 .004 .004 .004 .040 .004 .004 .040 .067 .004 .040 .004 .004 .004 .004 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2
0
Pearson
Correlation .816
** .667
* .583 .408 1.000
** .667
* .667
* .583 .667
* .356 .667
* .667
* .356 .408 1.000
** .356 .667
* .583 .816
** 1 .583 .667
* 1.000
** .792
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .077 .035 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2
1
Pearson
Correlation .816
** .667
* 1.000
** .408 .583 .667
* .667
* 1.000
** .667
* .802
** .667
* .667
* .802
** .408 .583 .802
** .667
* 1.000
** .816
** .583 1 .667
* .583 .857
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2
2
Pearson
Correlation .816
** 1.000
** .667
* .816
** .667
* .583 1.000
** .667
* 1.000
** .535 1.000
** 1.000
** .535 .816
** .667
* .535 1.000
** .667
* .816
** .667
* .667
* 1 .667
* .926
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2
3
Pearson
Correlation .816
** .667
* .583 .408 1.000
** .667
* .667
* .583 .667
* .356 .667
* .667
* .356 .408 1.000
** .356 .667
* .583 .816
** 1.000
** .583 .667
* 1 .792
**
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .006
98
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.766 24
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
total Pearson
Correlation .948
** .926
** .857
** .693
* .792
** .753
* .926
** .857
** .926
** .704
* .926
** .926
** .704
* .693
* .792
** .704
* .926
** .857
** .948
** .792
** .857
** .926
** .792
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .026 .006 .012 .000 .002 .000 .023 .000 .000 .023 .026 .006 .023 .000 .002 .000 .006 .002 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
99
Lampiran 12
Tabulasi SPSS Penelitian Chi-Square
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman
Sebaya
Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 17,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
100
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman
Sebaya
Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 17,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 17,00 1,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 17,00 1,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 18,00 1,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 18,00 1,00 2,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 17,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 17,00 2,00 2,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 1,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 17,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00
101
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman
Sebaya
Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 19,00 1,00 3,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 1,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 15,00 1,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 14,00 1,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 14,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 1,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 1,00 1,00
102
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman
Sebaya
Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 19,00 1,00 3,00
103
Lampiran 13
Hasil Uji Chi – Square
Pengetahuan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan *
tingkat_kehadiran
82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
jarak * tingkat_kehadiran 82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
dukungan_teman *
tingkat_kehadiran
82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
dukungan_keluarga *
tingkat_kehadiran
82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
pengetahuan * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN
KUNJUNGAN
TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN
Pengetahuan BAIK Count 19 18 37
Expected Count 13,5 23,5 37,0
% within pengetahuan 51,4% 48,6% 100,0%
KURANG
BAIK
Count 11 34 45
Expected Count 16,5 28,5 45,0
% within pengetahuan 24,4% 75,6% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within pengetahuan 36,6% 63,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6,336a 1 ,012
Continuity Correctionb 5,230 1 ,022
Likelihood Ratio 6,381 1 ,012
Fisher's Exact Test ,021 ,011
Linear-by-Linear Association 6,259 1 ,012
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
b. Computed only for a 2x2 table
104
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan
(BAIK / KURANG BAIK)
3,263 1,278 8,327
For cohort tingkat_kehadiran =
RUTIN KUNJUNGAN
2,101 1,151 3,835
For cohort tingkat_kehadiran =
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
,644 ,445 ,933
N of Valid Cases 82
Jarak
jarak * tingkat_kehadiran Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN
KUNJUNGAN
TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN
jarak DEKAT Count 16 15 31
Expected Count 11,3 19,7 31,0
% within jarak 51,6% 48,4% 100,0%
JAUH Count 14 37 51
Expected Count 18,7 32,3 51,0
% within jarak 27,5% 72,5% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within jarak 36,6% 63,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,852a 1 ,028
Continuity Correctionb 3,866 1 ,049
Likelihood Ratio 4,813 1 ,028
Fisher's Exact Test ,035 ,025
Linear-by-Linear Association 4,792 1 ,029
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,34.
b. Computed only for a 2x2 table
105
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jarak (DEKAT /
JAUH)
2,819 1,107 7,181
For cohort tingkat_kehadiran =
RUTIN KUNJUNGAN
1,880 1,072 3,296
For cohort tingkat_kehadiran =
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
,667 ,447 ,996
N of Valid Cases 82
Dukungan Teman Sebaya
dukungan_teman * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN
KUNJUNGAN
TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN
dukungan_
teman
BAIK Count 20 18 38
Expected Count 13,9 24,1 38,0
% within dukungan_teman 52,6% 47,4% 100,0%
KURANG BAIK Count 10 34 44
Expected Count 16,1 27,9 44,0
% within dukungan_teman 22,7% 77,3% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within dukungan_teman 36,6% 63,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 7,859a 1 ,005
Continuity Correctionb 6,623 1 ,010
Likelihood Ratio 7,962 1 ,005
Fisher's Exact Test ,006 ,005
Linear-by-Linear Association 7,764 1 ,005
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,90.
b. Computed only for a 2x2 table
106
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
dukungan_teman (BAIK /
KURANG BAIK)
3,778 1,461 9,769
For cohort tingkat_kehadiran =
RUTIN KUNJUNGAN
2,316 1,242 4,317
For cohort tingkat_kehadiran =
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
,613 ,423 ,889
N of Valid Cases 82
Dukungan Keluarga
dukungan_keluarga * tingkat_kehadiran Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN
KUNJUNGAN
TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN
dukungan_
keluarga
BAIK Count 18 19 37
Expected Count 13,5 23,5 37,0
% within dukungan_keluarga 48,6% 51,4% 100,0
%
KURANG BAIK Count 12 33 45
Expected Count 16,5 28,5 45,0
% within dukungan_keluarga 26,7% 73,3% 100,0
%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within dukungan_keluarga 36,6% 63,4% 100,0
%
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,229a 1 ,040
Continuity Correctionb 3,335 1 ,068
Likelihood Ratio 4,243 1 ,039
Fisher's Exact Test ,065 ,034
Linear-by-Linear Association 4,177 1 ,041
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
b. Computed only for a 2x2 table
107
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
dukungan_keluarga (BAIK /
KURANG BAIK)
2,605 1,035 6,558
For cohort tingkat_kehadiran =
RUTIN KUNJUNGAN
1,824 1,015 3,281
For cohort tingkat_kehadiran =
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
,700 ,489 1,003
N of Valid Cases 82
108
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian
Menjelaskan cara mengisi kuesioner pada responden
Responden mengisi keusioner
cix