SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP ...
Transcript of SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP ...
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM
AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO), TBK UNIT TANETERIAJA
KABUPATEN BARRU
NUR HIDAYAH
105730411313
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM
AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO), TBK UNIT TANETERIAJA
KABUPATEN BARRU
NUR HIDAYAH
105730411313
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
iv
MOTTO
All the impossible is possible for those who believe!
“Semua yang tidak mungkin adalah mungkin bagi orang
yang percaya!”
“Infiruu khifaafaw-watsiqoolaw-wajaahiduu bi amwaalikum
wa anfusikum fii sabiilillaah..”
Berangkatlah, baik kamu merasa ringan atau berat, dan
berjihadlah dengan harta dan jiwamu.. (QS. At-Taubah: 41)
PERSEMBAHAN
Perjuangan Merupakan Pengalaman BerhargaYang Dapat Menjadikan Kita
Manusia Yang Berkualitas
Skripsi Ini Kupersembahkan UntukKedua Orang Tuaku dan Adikku Tercinta
Yang Selalu Mendukung Serta Nasihatnya Yang MenjadiJembatan Perjalanan Hidupku.
v
ABSTRAK
NUR HIDAYAH, 2017. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern TerhadapSistem Akuntansi Penggajian pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero)Unit Tanete Raiaj Kabupaten Barru. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UniversitasMuhammadiyah Makassar. (Dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM dan IbuMukminati Ridwan, SE., M.Si )
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan prosedurpenggajian di PT. BRI (Persero), Tbk sudah sesuai dengan sistem akuntansipenggajian dan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadapsistem akuntansi penggajian sudah efektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah daftar gaji karyawan. Pengumpulandata diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan kuesioner. Teknikanalisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif, yaitu menyajikan data danmengidentifikasikan faktor- faktor terkait pada PT. BRI (Persero), Tbk. Danuntuk menganalisis efektivitas sistem pengendalian intern terhadap sistemakuntansi penggajian menggunakan metode stop-or-go sampling.
Hasil penelitian dan pembahasan serta analisis data yang dilakukanmenunjukkan bahwa sistem akuntansi penggajian dan sistem pengendalian internterhadap sistem akuntansi penggajian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Unit Taneteriaja Kabupaten Barru sudah sesuai dengan teori. Sedangkan Hasilpengujian kepatuhan terhadap sampel tidak ditemukan adanya penyimpangan ataujumlah kesalahan sama dengan 0 (nol), sehingga AUPL = DUPL yaitu sebesar5%. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern terhadap sistemakuntansi penggajian pada PT. Bank Rakyat Inonesia (Persero) Tbk. UnitTaneteriaja Kabupaten Barru sudah efektif.
Kata Kunci: Efektivitas, Pengendalian Intern
v
ABSTRACT
NUR HIDAYAH, 2017. Evaluation of Accounting System of InternalControl of Payroll Accounting System at PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero), Tbk Taneteriaja Unit of Barru. Economy and Business Faculty.University Muhammadiyah Makassar. (Guided of Mrs Ruliaty and of MrsMukminati Ridwan).
This thesis aims to determine whether the implementation of salaryprocedures in PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk is in accordance withethe payroll accounting system and to find out whether the internal control systemon payroll accounting system is effective.
Population in this research is employee salary list. Data collection wasobtained by conducting interviews, observations, and questionnaires. Dataanalysis technique that is done is descriptive analysis, that is presenting data andidentify factors related to PT. BRI (Persero), Tbk. And to analyze the effectivenessof internal control system to payroll accounting system using stop-or-go samplingmethod.
The results of research and discussion and data analysis performed showthat payroll accounting system and internal control system to payroll accountingsystem PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Taneteriaja Unit of BarruRegency is in accordance with the theory. While the results of compliance testingagainst the sample was not found any deviation or the number of errors equal to 0(zero), so AUPL = DUPL is 5%. Then it can be concluded that the system ofinternal control of payroll accounting system at PT. Bank Rakyat Inonesia(Persero) Tbk. Taneteriaja Unit of Barru Regency has been effective.
Keywords: Effectiveness, Internal Control
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik menyangkut isi, materi maupun penyajiannya sehingga masih
banyak memerlukan segala bentuk kritik, saran dan juga masukan-masukan dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini tersusun berkat bimbingan, saran, nasehat dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang saya hormati :
1. Bapak Dr. H.Abd. Rahman Rahim, SE.,MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Univerisitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.,CA, selaku ketua jurusan Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univerisitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM selaku Pembimbing I dan dan Ibu Mukminati
Ridwan, SE., M.Si selaku Pembimbing II yang bersedia meluangkan
viii
waktunya ditengah kesibukkannya untuk membimbing dan mengarahkan
si penulis
5. Kedua orangtuaku Ayahanda Pili dan Ibunda Nurhairah. Ucapan terima
kasih tak cukup menggambarkan wujud penghormatan ananda atas
dukungan, doa, nasehat-nasehat terbaiknya, bimbingan dan tak henti-
hentinya mendengarkan keluh kesah penulis. Loveyou.
6. Saudaraku terkasih ija, terima kasih atas motivasi dan dorongan
semangatnya dalam menyusun skripsi ini.
7. Bapak Sari Wahono, selaku Pemimpim Cabang PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru
8. Bapak Muh. Alamsyah Akib, selaku KA Unit PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru yang menyediakan waktu
dan membantu penulis mengolah data.
9. Segenap Karyawan dan Karyawati PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru yang telah memberikan waktunya
dan semangat kepada penyusun hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. My beloved Susi, Dewi, Idris, Lupus, Fajri terima kasih atas bantuannya
dan liburan-liburan indahnya. Dan terima kasih atas jalinan persaudaraan
selama kurang lebih 4 tahun ini, semoga kita tetap seperti ini.
11. Nak Oppos (Asma, uni, isda, obol, sasa, anty) atas persahabatan yang
sudah kita jalani dan pengalaman indah dan berharga yang kalian berikan.
Terima kasih juga atas waktunya, yang selalu hadir saat suka maupun duka
dan selalu ada mendengarkan keluh kesah penulis.
ix
12. Kepada teman kelas Ak.2-13 terima kasih atas kerjasamanya dan terima
kasih atas kebaikan dan kebersamaannya. Bangga bisa mengenal dan
berbagi rasa dengan kalian.
13. Kepada semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini terima
kasih atas kebaikannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, yang tentunya tidak lepas dari segala kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penyusun senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun demi perbaikan penyusunan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta pada pribadi penyusun sendiri
pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, Juli 2017
Nur Hidayah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... iv
ABSTRAK ...........................................................................................................v
ABSTRACT.........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................8
A. Sistem Pengendalian Intern ...........................................................8
B. Sistem Akuntansi...........................................................................14
C. Sistem Akuntansi Penggajian ........................................................17
D. Pengujian Kepatuhan.....................................................................25
E. Peneliti Terdahulu .........................................................................29
xi
F. Kerangka Fikir...............................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................34
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................34
B. Teknik Pengumpulan Data ............................................................34
C. Populasi dan Sampel......................................................................35
D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................35
E. Metode Analisis.............................................................................36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk..........40
B. Visi dan Misi Perusahaan ..............................................................42
C. Struktur Organisasi ........................................................................42
D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ..............................................44
E. Personalia ......................................................................................49
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................51
A. Analisis Data Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penggajian
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) ...................................51
B. Efektivitas Pengendalian Intern Dalam Sistem Akuntansi
Penggajian di PT. BRI (Persero), Tbk ..........................................60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 65
A. Kesimpulan....................................................................................65
B. Saran ..............................................................................................66
xii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................67
LAMPIRAN .......................................................................................................69
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Peneliti Terdahulu ...........................................................................................30
3.1 Besarnya Sampel Minumun Untuk Pengujian Kepatuhan..............................37
3.2 Cara Pencarian Sampel Minumun Untuk Pengujian Kepatuhan ....................38
3.3 Stop-Or-Go Decision......................................................................................38
5.5 Pengujian Kepatuhan Efektifitas Pengendalian Intern Terhadap
Sistem Akuntansi Penggajian................................................................................61
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pikir ................................................................................................33
4.1 Struktur Organisasi .........................................................................................43
67
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Wuryan. 2011. Audit Internal. BPFE-Yogyakarta.
Arens A. Alvin, Beasley S. Mark, Elder J. Randal. 2008. Auditing dan JasaAssurance. Jakarta: Erlangga.
Astuti, Christina Budi. Analisisi Pengendalian Intern terhadap Sistem AkuntansiPenggajian pada PT. TELKOM DIVISI REGIONAL II Jakarta. 2002
Baridwan, Zaki. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode.Edisi Kelima. Cetakan Kesembilan. Yogyakarta. Penerbit BPFE.
Bayangkara IBK. 2016. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi, CetakanKedua. Jakarta: Salemba Empat.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson. (2006). 8th edition. Modern AuditingAssurace Services, and the Integrity of Financial Reporting. Hoboken :John Wiley & Sons, Inc. Ahli Bahasa Paul A, Gina, Gania, IchsanSetitoBudi. Jakarta: Erlangga.
Damayanti, Novia. Dwiatmanto, dan Azizah, Devi Farah. 2015. Evaluasiefektivitas pengendalian intern atas sistem penggajian dan pengupahan(studi kasus pada pt. Karyamitra budisentosa pandaan-pasuruan). Jurnaladministrasi bisnis (jab)| vol. 3 no.1 maret 2015
Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keempat. Salemba empat,Jakarta
Hery, 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Grisindo, Jakarta.
Kumala Mega Saraswati, Sri Mangesti Rahayu, dan Achmad Husaini. 2014.Analisis Sistem Akuntansi Penggajian & Pengupahan Karyawan DalamUsaha Meningkatkan Pengendalian Intern Perusahaan (Studi Pada PT.Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Kantor Cabang Sidoarjo). JurnalAdministrasi Bisnis (Jab)| Vol. 8 No. 1 Februari 2014
Kumat G Valery. 2011. Internal Audit. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta:Erlangga.
Lumanaw, Kezia Rafika dan Jantje Tinangon. 2016. Evaluasi Penerapan SistemInformasi Akuntansi Penggajian Untuk Pengendalian Intern Pada PT. BprDanaku Mapan Lestari Di Kota Bitung. Jurnal Emba Vol.4 No.2 Juni2016, Hal. 224-235
68
67
Mulyadi, 2014. Sistem Akuntansi. Edisi 3, Cetakan ke-5. Salemba Empat, Jakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ngumar, Sutjipto dan Setiawan, Agus. 2013. Analisis Sistem Pengendalian InternAtas Penggajian Pada Pt Sarana Utama Di Surabaya. Jurnal Ilmu & RisetAkuntansi Vol. 2 No. 3 (2013).
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella J. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia.untuk Perusahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Rully Indrawan, Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian, Cetakan Kedua,IKAPI
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 (Undang-undang BUMN)
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan. 8 Juli 2003. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun2003 Nomor 4301. Jakarta.
Widjajanto Tunggal, Amin. 2016. Memahami Konsep Pengendalian Internal.Salemba Empat.
Www.bri.ac.id
LAMPIRAN
KUESIONER
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM
AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO), TBK UNIT TANETERIAJA
KABUPATEN BARRU
Berikan tanda rickmark (ѵ) pada pilihan anda.Pertanyaan Praktik
YA TIDAKStruktur organisasi
1. Apakah fungsi pembuatan daftar gaji terpisah dari
fungsi pembuatan gaji?
2. Apakah fungsi pembuatan waktu hadir terpisah dari
fungsi operasi?
√
√
Sistem Otoritas dan Prosedur Pencatatannya
3. Apakah setiap orang yang namanya tercantum dalam
daftar gaji memiliki surat keputusan pengangkatan
sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani
pejabat yang berwenang
4. Apakah setiap perubahan gaji didasarkan pada surat
keputusan pejabat yang berwenang?
5. Apakah setiap potongan atas dasar gaji karyawan
selain dari pajak penghasilan karyawan harus
didasarkan surat potongan gaji yang diotoritas oleh
fungsi kepegawaian?
√
√
√
6. Apakah kartu jam hadir diotoritas oleh fungsi
pencatat waktu?
7. Apakah perintah lembur diotoritas oleh kepala
departemen karyawan yang bersangkutan?
8. Apakah daftar gaji diotoritas oleh fungsi personalia?
9. Apakah bukti kas keluar untuk pembayaran gaji
harus diotoritas oleh fungsi akuntansi?
10. Apakah perubahan catatan penghasilan karyawan
direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan ?
√
√
√
√
√
Praktik yang Sehat
11. Apakah kartu jam hadir harus dibandingkan dengan
kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir dipakai
sebagai dasar pembuatan daftar gaji?
12. Apakah pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin
pencatat waktu diawasi oleh fungsi pencatat waktu?
13. Apakah perhitungan dan ketelitian perhitungan
dalam pembuatan daftar gaji diverifikasi?
14. Apakah perhitungan pajak penghasilan karyawan
direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan?
15. Apakah kartu penghasilan karyawan disimpan oleh
fungsi pembuat daftar gaji?
-
√
√
√
√
-
Kompetensi Karyawan
1. Apakah seleksi karyawan berdasarkan persyaratan
yang dituntut oleh pekerjaan?
2. Apakah ada pengembangan pendidikan karyawan
sesuai dengan perkembangan tuntutan pekerjaan?
3. Apakah diperusahaan ada penilaian karyawan?
√
√
√
RIWAYAT HIDUP
NUR HIDAYAH. Panggilan Nunu lahir di Ujung
Pandang pada hari mingggu tanggal 03 September
1995. Buah hati dari Ayahanda Pili dan Nur
Hairah merupakan Anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal di Jl.
Abubakar Lambogo 3 Lr.6/16, Makassar. Pendidikan yang telah ditempuh oleh
penulis yaitu SD Kip Bara-baraya 2 Makassar dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri Islam Darul Hikmah dan lulus pada tahun 2010. Dan kembali melanjutkan
sekolah di SMK 1 Wahyu Makassar dan menyelesaikan studi pada tahun 2013.
Pada tahun tersebut pula penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi swasta di
Makassar. Penulis pun terdaftar sebagai mahasiswa Akuntansi Fakultas
Ekonomidan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah SWT. dan iringan doa dari kedua orang tua beserta
orang-orang terdekat, selama menjalani segala aktivitas akademik di perguruan
tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar penulis akhirnya meneyelesaikan
studi pada tahun 2017 dengan judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
terhadap Sistem Akuntansi Penggajian pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru”.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur, maupun jasa pada
umumnya mempunyai tujuan utama salah satunya adalah mendapatkan
keuntungan sehingga perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Usaha
untuk mencapai tujuan tersebut adalah manajemen yang harus dapat
memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia yang disebut pegawai atau karyawan memegang penting
dalam kegiatan yang dijalankan perusahaan. Mereka memiliki nilai-nilai yang
strategis bagi suatu organisasi karena berfungsi sebagai penggerak faktor-faktor
produksi yang lain.
Pada perusahaan yang bergerak di sektor jasa, gaji merupakan biaya yang
paling dominan dan merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling
besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya (Dikutip
dari Kezia dan Jantje, 2016). Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari
prestasi mereka, juga sebagai motivator dalam bekerja, sedangkan bagi
perusahaan jasa, gaji merupakan komponen biaya yang mempunyai dampak besar
dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya.
Pengertian penggajian juga telah diatur dalam Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (pasal 1), bahwa gaji adalah hak pekerja
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi
kerja kepada pekerja ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,
2
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan /atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Proses pelaksanaan penggajian pun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak
permasalahan sering kali terjadi yang mana selalu berakibat pada kerugian
perusahaan. Oleh sebab itu penerapan kebijakan kompensasi perlu dikawal dengan
baik oleh pihak manajemen yang dituangkan dalam sistem akuntansi penggajian.
Sistem dirancang untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau
memiliki peranan penting dalam kegiatan yang dijalankan perusahaan. Sistem
penggajian memerlukan pengendalian untuk menjamin agar pembayaran gaji yang
dilakukan secara akurat dan tepat waktu dan untuk mengatasi adanya kesalahan
dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan upah.
Sistem akuntansi penggajian juga dirancang oleh perusahaan untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan sehingga
mudah dipahami. Namun sistem penggajian yang diterapkan oleh perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lain tentu berbeda, begitu juga perlakuan
akuntansi yang terdapat didalamnya.
Sistem penggajian merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan pengolahan
data yang terkait serta berhubungan dengan pengelolaan karyawan perusahaan.
Pengendalian proses (processing controls) yang merupakan pengendalian intern
untuk mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah
di valid) menjadi error karena adanya kesalahan proses, tujuan pengendalian
pengelolahan adalah untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan
3
selama proses pengolahan data. Sesuai dengan perkembangan yang dianut oleh
perusahaan, maka perlu diperhatikan pula sistem pengendalian intern bagi sistem
penggajian yang diterapkan perusahaan. Sistem pengendalian intern inilah yang
menjadi kunci kesuksesan sistem penggajian yang dijalankan namun penilaian
efektivitas pengendalian intern bergantung pada praktik sehat yang sesuai dengan
teori yang ada.
Pentingnya pengendalian internal dan adanya Satuan Pengawas Internal
(SPI) diatur dalam SK Menteri BUMN Nomor kep-117/M-MBU/2002. Pada pasal
11 dinyatakan bahwa “Direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian
Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan asset BUMN” dan UU
BUMN Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 juga telah mewajibkan
BUMN untuk membentuk unit pengendalian internal. Keberadaan fungsi SPI
dalam perusahaan yang menjamin efektivitas pengendalian internal dan
merupakan mitra strategis dalam kegiatan pengelolaan perusahaan serta
mendorong proses governance.
Keterkaitan antara sistem akuntansi penggajian dengan pengendalian
intern dapat dilihat dari bagaimana suatu fungsi dapat terkontrol oleh fungsi lain
melalui laporan yang sampai kepada pihak manajemen. Adanya pengendalian
intern akan memberikan keamanan bagi perusahaan yang meliputi kekayaan milik
dan keakuratan data akuntansi yang dijadikan informasi keuangan bagi
manajemen dalam mengelola perusahaan. Selain itu dengan adanya pengendalian
Intern ini diharapkan akan mencegah atau paling tidak meminimalisasi
4
kemungkinan adanya penyimpanan dan penyelewengan sehingga pembayaran gaji
maupun upah dapat berjalan secara efektif.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah salah satu bentuk
perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang bertujuan unuk membangun
ekonomi kerakyatan. Dalam perkembangannya, bank BRI berubah dari bank
pemerintah menjadi bank umum. Pada tahun 2003, BRI go public dan pemerintah
melepas 30% saham miliknya kepada publik. Komitmen yang kuat dan
pengalaman yang sangat panjang dalam melayani sektor UMKM membuat
BRI senantiasa mampu berperan aktif dalam pembangunan perekonomian rakyat.
Komitmen yang dibangun akan menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan
loyalitas dan pengabdian sumber daya manusia di dalamnya. Agar pelayanan
terhadap masyarakat bisa terus berjalan, harus ada upaya untuk mempertahankan
standar yang telah ditetapkan. Motivasi berupa gaji merupakan syarat utama untuk
tetap menjaga standar tersebut.
Dalam upayanya memotivasi karyawan, Direksi BRI menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu yang mengatur tata laksana penggajian
karyawannya. Mereka telah menetapkan peraturan pengupahan pekerja PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam Surat Keputusan Direksi BRI No kep:S.6–
DIR/SDM/2/2005. Adapun standar yang digunakan dalam menetapkan sistem
akuntansi penggajian di BRI adalah pola pengembangan Manajemen Sumber
Daya Manusia yang berbasis kompetensi, Sistem Golongan Jabatan (Job Grade),
dan Sistem Manajemen Kinerja yang berlaku.
5
Setelah sistem akuntansi penggajian telah ditetapkan, maka diperlukan
suatu kegiatan pengendalian untuk memastikan implementasi sistem penggajian
tersebut sudah sesuai standar yang ditetapkan. Masing-masing perusahaan,
termasuk BRI tentu memiliki sistem pengendalian intern terhadap sistem
penggajian yang sudah dijalankan. Tetapi sistem pengendalian intern tetap harus
diuji untuk menilai efektivitas pemantauan sistem tersebut terhadap sistem
akuntansi penggajian pada Bank BRI. Semua usaha itu menjadi wajar
dilaksanakan demi menjaga kelangsungan usaha Bank BRI demi mencapai
tujuannya untuk membangun ekonomi kerakyatan dan menjaga produktivitas
karyawan tentunya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. BANK
RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT TANETERIAJA
KABUPATEN BARRU”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, dimana sistem
pengendalian intern terhadap penggajian memegang peranan penting, maka
berikut ini dibuat suatu perumusan masalah antara lain adalah, sbb:
1. Apakah penerapan prosedur penggajian pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru sudah sesuai dengan
sistem akuntansi penggajian ?
6
2. Apakah Sistem Pengendalian Intern terhadap Sistem Akuntansi Penggajian
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Taneteriaja
Kabupaten Barru sudah efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penerapan prosedur penggajian pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru sudah
sesuai dengan sistem akuntansi penggajian.
2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap sistem
akuntansi penggajian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit
Taneteriaja Kabupaten Barru sudah efektif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara ilmiah dan
memperluas pengetahuan mengenai sistem pengendalian intern dan sistem
akuntansi penggajian
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan
efektivitas sistem pengendalian intern terhadap sistem akuntansi
penggajian yang diterapkan.
7
b. Bagi Penulis
Penelitian ini adalah suatu media dalam penambahan pengetahuan dan
suatu praktek praktisi yang sangat membantu dalam penerapan
pengetahuan studi terutama pada bidang pengujian kepatuhan sistem
pengendalian intern terhadap sistem akuntansi, khususnya penggajian
pada suatu perusahaan.
c. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sebagai bahan
referensi bagi peneliti lain tentang materi yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dalam rangka penggalian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, serta sebagai sumbangan tulisan kepada Universitas
Muhammadiyah Makassar dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada
khususnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengendalian Intern
a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern yang ada dalam perusahaan bukanlah dimaksudkan
untuk meniadakan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyelewangan,
namun diadakan untuk menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan supaya
hal ini dapat diatasi dengan cepat dan tepat dengan menggunakan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu.
Pengertian pengendalian intern menurut AICPA (American Institute
Certified Public Accountants, 2007) Statement On Auditing Standard No. 1
(AICPA, seperti dikutip oleh William C. Boynton dan Raymond N. Johnson 2006)
adalah sebagai berikut:
“The plan of organization, and all of the coordinate methods andmeasures adopted within a business, to safe guard its assets check thereliability of its accounting data, promote operational efficiency, andencourage adherence to prescribed managerial policies.”
Pernyataan tersebut terdiri dari rencana perusahaan dan semua metode
koordinasi dan tindakan yang diambil perusahaan untuk melindungi aset-asetnya,
memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efesiensi
operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang
ditentukan.
Berdasarkan Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commision’s adalah sebagai berikut:
9
“Internal control is broadly defined as a process, effected by an entity’sboard of directors, management, and other personnel, designed to providereasonable assurance regarding the achievements of objectives in thefollowing categories:1. Effectiveness and efficiency of operations.2. Reliability of financial reporting.3. Compliance with applicable laws and regulations
Pernyataan tersebut didefinisikan sebagai suatu proses, dipengaruhi oleh
dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lain, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori
berikut:
1. Efektivitas dan efisiensi operasi.
2. Keandalan laporan keuangan.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Konsep dasar yang terkandung dalam definisi tersebut adalah:
a. Pengendalian Intern adalah suatu proses. Pengendalian Intern merupakan cara
untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
b. Pengendalian Intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan
hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga
orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan
komisaris, manajemen, serta personel lainnya.
c. Pengendalian Intern diharapkan memberikan keyakinan memadai, bukannya
keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena
adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh system
pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.
10
d. Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan
keuangan, kesesuaian operasi.
Pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk
melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalagunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-
undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana
mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. (Hery, 159:2013)
Salah satu latar belakang timbulnya kebutuhan pengendalian intern karena
masuknya orang lain yang bukan sebagai pemilik didalam aktivitas perusahaan.
Yang dimana pemilik berkepentingan mengamankan kekayaannya. Selain itu
mengapa perusahaan perlu memiliki suatu pengendalian intern adalah untuk
menjamin tercapainya tujuan yang telah dirancangkan oleh pemilik atau
manajemen secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
sistem pengendalian intern merupakan suatu meliputi semua metode yang dapat
digolongkan dalam subsistem pengendalian akuntansi dan administrasi, dimana
perusahaan telah menggunakannya untuk mengendalikan jalannya perusahaan
yang mencakup aktifitas pengamanan harta, memeriksa ketelitian data akuntansi
dan administrasi, mendorong efisiensi operasi dan menjaga kebijaksanaan
perusahaan dapat dipatuhi.
11
b. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Terdapat beberapa unsur pengendalian intern secara rinci setiap unsur
pokok pengendalian intern diuraikan sebagai berukut: (Mulyadi, 164;2014)
1. Struktur organisasi yang membedakan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya dapat terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam
pelaksanaannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Bagaimanapun
baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta
berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat,
semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
12
c. Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi
manajemen dan dewan komisaris sehubungan dengan pencapaian tujuan
perusahaan, alasannya adalah karena keterbatasan bawaan pada setiap
pengendalian intern. Batas–batas pengendalian intern meliputi:
1. Kesalahan Dalam Perhitungan
Seringkali terjadi, manajemen dan personel lainnya melakukan
pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis,
atau dalam melakukan tugastugas rutin karena kekurangan informasi,
keterbatasan waktu, atau penyebab lainnya.
2. Kemacetan
Kemacetan pada pengendalian intern yang telah berjalan bisa terjadi
karena personel salah mengerti dengan intruksi atau melakukan kesalahan
karena kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perpindahan personel
sementara atau tetap, atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga
mengakibatkan kemacetan.
3. Kolusi
Kolusi atau persengkongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai
dengan pegawai lainnya, tidak bisa dideteksi oleh struktur pengendalian
intern.
13
4. Pelanggaran oleh manajemen
Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur-
prosedur untuk tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi, atau
membuat laporan keuangan menjadi tampak baik.
5. Biaya dan Manfaat
Biaya penyelenggaraan suatu struktur pengendalian intern seyogyanya
tidak melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian
intern tersebut.
d. Pengendalian Intern dalam Perbankan
Untuk dapat melaksanakan pengendalian intern dengan baik, perlu
diperhatikan prinsip-prinsip pengendalian intern yang perlu dianut yaitu :
1. Perlunya pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya untuk melaksanakan
tanggung jawab yang sesuai dengan kecakapannya, pengalamannya, dan
kejujurannya.
2. Perlunya pemisahan wewenang dari berbagai fungsi operasional, fungsi
penyimpanan, dan fungsi administrasi.
3. Perlunya pengawasan yang continue oleh atasan yang bertanggung
jawab atas hasil pekerjaan pegawai tersebut.
4. Perlunya penetapan tanggung jawab secara perorangan yang jelas,
tugas-tugas itu akan lebih diperhatikan sehingga para pegawai akan lebih
bekerja dengan seksama.
5. Perlu terdapat mekanisme pemeriksaan otomatis berdasarkan prosedur-
prosedur yang rutin.
14
6. Perlu adanya pencatatan yang seksama dan segera atas semua transaksi
transaksi ekstern maupun transaksi-transaksi intern yang mempunyai
akibat ekonomis/finansial.
7. Perlu adanya peralatan-peralatan yang berguna untuk penjagaan secara
fisik.
8. Perlu adanya pemeriksaan oleh petugas-petugas yang bebas dari pekerjaan
eksekutif yang rutin dan dilakukan secara objektif.
B. Sistem Akuntansi
a. Pengertian Sistem
Sekelompok elemen yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama (Mulyadi, 3:2014). Dari
pengertian diatas dapat dirinci mengenai sistem, sebagai berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari elemen-elemen, yang terdiri dari sub sistem yang
lebih kecil dari kelompok elemen yang membentuk sub sistem tersebut.
2. Elemen tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang berhubungan erat
satu dengan lainnya dan sifat kerja sama antar elemen tersebut.
3. Elemen sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.
b. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan susunan berbagi formulir, catatan, peralatan,
termasuk komputer dan perlengkapan serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya
dan laporan yang terkodinasi secara erat yang didisain untuk mentransformasikan
15
data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. (Widjajanto,
4:2001). Sistem akuntansi adalah suatu kumpulan formulir dan laporan yang
dikoordinasi sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan
manajemen dalam pengelolaan perusahaan. (Mulyadi, 3:2014)
Baridwan yang mengutip definisi Howard F. Stettler memberikan
pengertian sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-
prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha
suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang
saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
c. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri
dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. (Mulyadi, 3:2014)
1) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen. Karena dengan
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut
dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat
peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Contoh faktur
adalah bukti kas keluar dan cek.
16
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, meringkas data keuangan dan data lainnya.
Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan
menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan
dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan
peringkasan data, yang hasil peringkasannya berupa (jumlah rupiah
transaksi tertentu) kemudian di posting ke rekening yang bersangkutan
dalam buku besar.
3) Buku besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4) Buku Pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam
buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi
akhir (books of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi
sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku
besar dan buku pembantu.
17
5) Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok
penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo
persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang
merupakan keluaran sistem akuntansi.
C. Sistem Akuntansi Penggajian
a. Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian
Sistem akuntansi penggajian dirancang untuk menangani transaksi
perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayaran, perancangan sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validasi, otoritas
kelengkapan, klasifikasi penilaian, ketetapan waktu dan ketepatan posting serta
ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan. (Mulyadi, 17:2014).
Karyawan membentuk tulang punggung dari setiap organisasi. Mereka
memberikan layanan mereka kepada organisasi dan sebagai imbalannya
mendapatkan kompensasi. Biaya memberikan manfaat kepada Staf / karyawan
sebagai imbalan untuk layanan yang ditawarkan oleh mereka disebut sebagai
biaya gaji. Satu komponen utama dari biaya gaji dalam setiap organisasi adalah
upah dan gaji dibayar kepada karyawan. (Folorunsho; 2012).
Dalam menilai suatu sistem akuntansi penggajian, gaji pokok bukan satu-
satunya yang menjadi acuan untuk menilai suatu penggajian dalam suatu
perusahaan. Bonus merupakan program yang wajar dalam setiap perusahaan,
18
alasannya adalah karena perusahaan percaya terhadap filsofi “memberi imbalan
untuk prestasi” dimana bonus terkait erat dengan dua ukuran penting yaitu
seberapa bagus kinerja anda berdasarkan ekspektasi manajer anda; dan seberapa
bagus kinerja perusahaan berdasarkan apa yang ia harapkan. Dengan itu bonus
ialah kompensasi tambahan yang diberikan kepada seseorang karyawan yang
nilainya diatas gaji normalnya. Yang digunakan sebagai penghargaan terhadap
pencapaian tujuan-tujuan spesifik yang ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk
dedikasinya kepada perusahaan.
Adapun peran gaji karyawan menurut Rivai (181:2009) yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, untuk meningkatkan kinerja karyawan,
dan dengan pemberian gaji yang layak diharapkan karyawan lebih giat lagi.
b. Dokumen yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian
ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan yang
berhubungan dengan karyawan, ialah: (Mulyadi, 2014:374)
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian
berupa surat-surat yang bersangkutan dengan karyawan baru, perubahan
tarif, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan
(skorsing), pemindahan dan lain sebagainya.
2. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam
hadir setiap karyawan di perusahaan.
19
3. Daftar Gaji
Daftar ini berisi sejumlah gaji bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-
potongan berupa PPH pasal 21, utang karyawan, dan lainnya.
4. Rekap Daftar Gaji
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji perdepartemen yang dibuat
berdasarkan daftar gaji.
5. Surat Pernyataan Gaji
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan dengan
pembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari
pembuatan daftar gaji.
6. Amplop Gaji
Amplop gaji ini berisi uang gaji karyawan yang memuat informasi
mengenai nama karyawan, nomor identifikasi, dan jumlah gaji bersih yang
diterima karyawan dalam bulan atau periode tertentu.
7. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam
daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji.
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan (Mulyadi, 382:2014)
1. Jurnal Umum
Dalam pencatatan gaji ini jurnal umum digunakan untuk mencatat
distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam
perusahaan.
20
2. Kartu Penghasilan Karyawan
Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai
potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.
d. Fungsi yang Terkait (Mulyadi, 382-384:2014)
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi
calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat
keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi
karyawan, dan pemberhentian karyawan.
2. Fungsi Pencatat Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu
hadir bagi semua karyawan perusahaan.
3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi
penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi
beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul
dalam hubungannya dengan pembayaran gaji seperti yang tercantum
dalam daftar gaji dan upah, antara lain:
21
a. Bagian utang
Bagian ini memegang fungsi pencatat utang, bertanggungjawab atas
pembayaran gaji seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan
menerbitkan bukti kas atas timbulnya gaji karyawan.
b. Bagian kartu biaya
Bagian ini memegang fungsi alat biaya, yang bertanggungjawab untuk
mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu
biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan kartu jam kerja (untuk tenaga
kerja langsung pabrik).
c. Bagian jurnal
Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal, yang bertanggung jawab
untuk mencatat biaya gaji dalam jurnal umum.
5. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji
dan menguangkan cek tersebut ke bank.
e. Prosedur Dalam Sistem Akuntansi Penggajian (Mulyadi, 385:2014)
1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Pencatatan waktu hadir digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk
mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir
karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dapat pula dibentuk kartu
hadir yang diisi dengan mesin pencatatan waktu.
22
2. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam hal ini data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji dan
upah adalah surat-surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan
pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji dan
upah bulan sebelumnya dan daftar hadir. Apakah gaji dan upah karyawan
melebihi penghasilan tidak kena pajak, maka gaji dan upah tersebut dan
dipotong dengan PPh Pasal 21.
3. Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur ini, distribusi biaya gaji dan upah serta biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
Dalam proses ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar
gaji. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji dan upah
adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru,
kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar
gaji dan upah bulan sebelumnya dan daftar hadir. Jika gaji dan upah
karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai
potongan PPh Pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah
atas dasar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan.
Potongan PPh Pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah.
5. Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan
fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas
23
kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan
upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan
memasukkan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan
perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan
oleh juru bayar (pay master).
f. Unsur Pengendalian Intern Sistem Akuntansi (Mulyadi, 386-391:2014)
Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian adalah
sebagai berikut:
1. Organisasi, terdiri dari:
a) Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi
keuangan.
b) Fungsi pencatatan waktu hadir terpisah dari fungsi operasi.
2. Sistem otorisasi, terdiri dari:
a) Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus
memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan
yang ditandatangani oleh direktur utama.
b) Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat,
perubahan tarif gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat
keputusan Direktur Keuangan.
c) Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan
karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji yang diotorisasi
oleh fungsi kepegawaian.
d) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.
24
e) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan
yang bersangkutan.
f) Daftar gaji harus diotorisasi oleh fungsi personalia.
g) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi
akuntansi.
3. Prosedur pencatatan, terdiri dari:
a) Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan
daftar gaji karyawan.
b) Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi
ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.
4. Praktik yang sehat, terdiri dari:
a) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja
sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya
tenaga kerja.
b) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus
diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
c) Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian
perhitunganya oleh fungsi akuntansisebelum dilakukan pembayaran.
d) Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan
catatan penghasilan karyawan.
e) Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar
gaji.
5. Karyawan yang Kompoten
25
a) Dalam perekrutan karyawan dilaksanakan dengan penyeleksian secara
ketat melalui beberapa tahap.
b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan sesuai dengan tuntutan pengembangan pekerjaan.
Sistem akuntansi penggajian dikatakan baik apabila memenuhi elemen-
elemen sistem pengendalian intern sebagai berikut :
1. Adanya struktur organisasi yang menunjukkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
2. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik.
3. Adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap
bagian organisasi.
4. Mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
D. Pengujian Kepatuhan
Pengujian kepatuhan adalah pengujian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian intern. Pengujian efektivitas sistem pengendalian intern sistem
akuntansi dapat dilakukan dengan metode statistical sampling maupun judgment
sampling. Metode pertama digunakan apabila probabilitas dari sampel yang
dipakai dapat mewakili kondisi populasinya dan metode kedua adalah sebaliknya.
Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute atau proporsional sampling
dan variable atau quantitative sampling. Variable sampling umumnya dipakai
dalam pengujian nilai uang atau kuantitatif dalam keseimbangan rekening.
Di dalam penelitian ini, statistical sampling yang digunakan adalah
attribute sampling. Ada tiga metode dalam attribute sampling:
26
1. Fixed – Sample – Size Attribute Sampling.
Pengambilan sempel dengan metode ini ditujukan untuk memperkirakan
persentase terjadinya mutu tertentu. Model pengambilan sampel ini digunakan
jika diperkirakan akan dijumpai beberapa kesalahan (penyimpangan) dan
akuntan berkeinginan memperkirakan suatu tingkat penyimpangan populasi
yang tidak diketahui oleh akuntan tersebut. Model ini merupakan model yang
paling banyak digunakan dalam pemeriksaan akuntan dan bertujuan untuk
memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam populasi.
2. Stop–or–go Sampling
Model pengambilan sampel ini digunakan jika yakin bahwa kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangatlah kecil. Metode ini mencegah terjadinya
pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan menghentikan
pengujian sedini mungkin. Akuntan menggunakan metode stop–or–go
sampling dalam rangka meminimkan waktu dan meningkatkan efisiensi
auditnya.
Dalam stop – or – go sampling, pengambilan sampel dilakukan secara
bertahap, dan pada setiap langkah, akuntan harus memutuskan untuk berhenti
atau meneruskan pengujiannya pada langkah selanjutnya. Dalam metode stop
– or – go sampling menghendaki agar akuntan menguji sampel grup pertama,
dan berdasarkan hasil dari sampel grup pertama akuntan memutuskan apakah:
a. Menentukan risiko pengendalian yang rendah, dan
b. Menentukan risiko pengendalian yang lebih tinggi tanpa memilih sampel
lebih lanjut, atau
27
c. Mengambil dan memeriksa sampel tambahan karena sampel sebelumnya
dianggap kurang.
3. Discovery Sampling
Discovery sampling untuk atribut sangat cocok apabila diperkirakan tingkat
penyimpangannya mendekati nol, dan dirancang untuk minimal menemukan
satu penyimpangan dalam sampel jika tingkat penyimpangan sesungguhnya
pada populasi melebihi atau sama discovery sampling, satu penyimpangan
pada sampel sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa tingkat penyimpangan
populasi melebihi tingkat kritis tersebut. Tingkat kritis dalam discovey
sampling adalah komparabel atau hampir sama dengan tingkat penyimpangan
yang ditoleransi pada fixed-sample-size dan stop-or-go sampling. Discovery
sampling sangat cocok apabila tujuan auditnya adalah untuk menemukan
minimal satu penyimpangan pada tingkat kritis tertentu, tingkat
penyimpangan populasi diperkirakan mendekati nol, dan akuntan
menginginkan probabilitas tertentu untuk menemukan minimal satu
penyimpangan jika tingkat penyimpangan sesungguhnya melebihi tingkat
kritis.
Salah satu metode yang digunkan untuk pengujian efektivitas sistem
pengendalian intern pada sistem akuntansi dalam attribute sampling adalah
metode Stop – or – go Sampling. Adapun prosedur dalam Stop – or – Go
Sampling adalah sebagai berikut:
28
1) Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas
pengendalian intern. Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem akuntansi
penggajian, atribut yang diperiksa yaitu:
a) Adanya kesesuaian informasi antara dokumen yang satu dengan
dokumen yang lain dalam sistem akuntansi penggajian, yaitu daftar hadir,
daftar gaji, dan bukti kas keluar.
b) Kelengkapan dokumen pendukung yang menyangkut pembuatan surat
keputusan tarif gaji, dan surat kenaikan atau penurunan pangkat.
c) Adanya kelengkapan otorisasi pada setiap dokumen, yaitu daftar hadir
diotorisasi bagian umum, daftar gaji diotorisasi direktur, bukti kas
keluar diotorisasi direktur, surat keputusan dan penentuan tarif karyawan
diotorisasi direktur.
2) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya.
Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem akuntansi penggajian, populasi
yang akan diambil sampelnya adalah arsip daftar gaji karyawan.
3) Menentukan tingkat keandalan atau reliability level (R%) dan tingkat
kesalahan maksimum yang masih dapat diterima atau desired upper precision
limit (DUPL). Tingkat keandalan atau reliability level, yaitu 90%, 95%,
97,5% dan tingkat kesalahan maksimum 10% sampai dengan 1%.
4) Menentukan besarnya sampel pertama (sampel minimum) yang harus
diambil dengan bantuan Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Kepatuhan atau Minimum Sample Size Table for Compliance Testing.
29
5) Membuat Tabel Pengambilan Keputusan atau Stop – or – Go Decision
Table.
E. Peneliti Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian terkait
efektivitas pengendalian internal dan prosedur pemberian kredit, diantaranya
sebagai berikut:
Novia Damayanti, Dwiatmanto, dan Devi Farah Azizah (2015). Meneliti
tentang Evaluasi efektivitas pengendalian intern atas sistem penggajian dan
pengupahan (studi kasus pada PT. Karyamitra budisentosa pandaan-pasuruan).
Pengendalian intern dalam pelaksanaan sistem penggajian dan pengupahan sudah
memenuhi unsur-unsur pengendalian intern dan sudah cukup efektif. Hal tersebut
telihat dari semua unsur yang telah diteliti tidak terdapat penyelewengan, atau
penyalahgunaan wewenang.
Agus Setiawan dan Sutjipto Ngumar (2013). Meneliti tentang Analisis
sistem pengendalian intern atas penggajian Pada Pt Sarana Utama di surabaya.
Dalam Pelaksanaan pengendalian intern penggajian pada perusahaan sudah cukup
baik dilihat dari adanya: (a) Terdapat sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
yang telah diterapkan, sehingga prosedur penggajian secara jelas dapat terlihat
dalam uraian tugas dan wewenang yang dapat dimengerti dan terlaksana dengan
baik (b) Terlaksananya praktek yang sehat oleh perusahaan khususnya pihak yang
terkait dengan proses penggajian; (c) Terdapatnya pegawai yang cakap dan
melaksankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab pada bagiannya masing-
masing.
30
Kumala Mega Saraswati, Sri Mangesti Rahayu, dan Achmad Husaini
(2014). Meneliti tentang Analisis Sistem Akuntansi Penggajian & Pengupahan
Karyawan Dalam Usaha Meningkatkan Pengendalian Intern Perusahaan (Studi
Pada Pt. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Kantor Cabang Sidoarjo). Pengendalian
intern dalam struktur organisasi sudah cukup baik dilihat dari fungsi pembuat
daftar gaji terpisah dari fungsi pembayaran gaji, yaitu bagian Payroll dan bagian
Finance.
TABEL 2.1 Peneliti Terdahulu
No NamaPenelitian
JudulPenelitian
VariabelPenelitian
MetodePenelitian
Hasil Penelitian
1 NoviaDamayanti,Dwiatmanto,dan DeviFarah Azizah(2015)
Evaluasiefektivitaspengendalianintern atassistempenggajiandanpengupahan(studi kasuspada PT.Karyamitrabudisentosapandaan-pasuruan)
Efektif,Pengendalian Interndan SistemPenggajian danPengupahan.
Penelitiandeskriptif
Pengendalian interndalam pelaksanaansistem penggajiandan pengupahansudah memenuhiunsur-unsurpengendalian interndan sudah cukupefektif. Hal tersebuttelihat dari semuaunsur yang telahditeliti tidak terdapatpenyelewengan, ataupenyalahgunaanwewenang.
2 AgusSetiawan danSutjiptoNgumar(2013)
Analisissistempengendalianintern ataspenggajianPada ptsarana utamadi surabaya
Sistem,pengendalian interndanpenggajian
Penelitiandeskriptif,denganmenggunakanpendekatankualitatif.
Pelaksanaanpengendalian internpenggajian padaperusahaan sudahcukup baik dilihatdari adanya: (a)Terdapat sistemotorisasi danprosedur pencatatanyang telahditerapkan, sehinggaprosedur penggajiansecara jelas dapat
31
terlihat dalam uraiantugasdan wewenang yangdapat dimengerti danterlaksana denganbaik (b)Terlaksananyapraktek yang sehatoleh perusahaankhususnya pihakyang terkait denganproses penggajian;(c) Terdapatnyapegawai yang cakapdan melaksankantugasnya sesuaidengan tanggungjawab padabagiannya masing-masing.
3 KumalaMegaSaraswati,Sri MangestiRahayu, danAchmadHusaini(2014)
AnalisisSistemAkuntansiPenggajian &PengupahanKaryawanDalam UsahaMeningkatkanPengendalianInternPerusahaan(Studi PadaPt. JapfaComfeedIndonesia,Tbk KantorCabangSidoarjo)
SistemAkuntansiPenggajian &Pengupahan,SistemOtorisasi,Praktekyang Sehat
PenelitianKualitatif
Pengendalian interndalam strukturorganisasi sudahcukup baik dilihatdari fungsi pembuatdaftar gaji terpisahdari fungsipembayaran gaji,yaitu bagian Payrolldan bagian Finance.
F. Kerangka Pikir
a. Sistem pengendalian intern adalah suatu yang meliputi semua metode yang
dapat digolongkan dalam subsistem pengendalian akuntansi dan
32
administrasi, dimana perusahaan telah menggunakannya untuk
mengendalikan jalannya perusahaan yang mencakup aktifitas pengamanan
harta, memeriksa ketelitian data akuntansi dan administrasi, mendorong
efisiensi operasi dan menjaga kebijaksanaan perusahaan dapat dipatuhi.
b. Sistem akuntansi penggajian, sistem akuntansi adalah suatu kumpulan
formulir dan laporan yang dikoordinasi sehingga dapat menghasilkan
informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen dalam pengelolaan
perusahaan. Adapun unsur yang mendukung dalam sistem akuntansi yaitu
jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.
c. Pengujian Keefektifan
Salah satu cara untuk melakukan pengujian keefektifan adalah dengan
menggunakan attribute sampling. Adapun pengertian dari attribute
sampling adalah metode yang digunakan dalam melakukan uji efektivitas
pengendalian intern. Adapun model yang digunakan adalah stop-or-go-
sampling dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Penentuan atribut yang diperiksa untuk pengendalian intern.
2. Penentuan populasi yang diambil sampelnya.
3. Penentuan besarnya sampel.
1) Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence
level atau disingkat R%. Tingkat keandalan adalah profabilitas
besar dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern.
Umumnya auditor menggunakan 90%, 95%, 99%.
33
2) Penaksiran persentase terjadinya atribut dalam populasi.
3) Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (Desired
Upper
4) Precision Limit atau DUPL
5) Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk
menentukan besarnya sampel.
4. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
5. Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukan efektivitas
pengendalian intern.
6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut anggota sampel.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Sistem Pengendalian Intern
EVALUASI
Sistem Akuntansi Penggajian
PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero), Tbk
HASIL
34
15
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan proposal ini penulis mengadakan penelitian pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Tanete Riaja Kabupaten Barru yang
berlokasi di Jalan Poros Soppeng Kelurahan Kading Kabupaten Barru. Waktu
penelitian dilakukan kurang lebih selama 2 bulan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam rangka penulisan
laporan agar menghasilkan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga
data yang diperoleh data yang benar, lengkap dan relevan. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
Dalam memperoleh data yang relevan dalam penulisan ini, metode
pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan adalah :
1. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru, dengan
tujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap responden
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dan informasi
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden
mengenai masalah yang akan diteliti.
35
4. Dokumentasi merupakan cara untuk mencari data dengan mengumpulkan
dan mempelajari dokumen-dokumen, catatan–catatan, maupun formulir
yang ada di perusahaan yang ada hubungannnya dengan pembahasan
dalam penelitian. Dokumentasi sangat berguna karena untuk mengetahui
informasi tentang data–data yang akan di pakai sebagai bukti dalam
penelitian. Adapun data yang diperoleh dengan metode dokumentasi
berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, tujuan, kartu jam hadir,
daftar gaji, dan sebatas dokumen yang tersedia pada perusahaan PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik. Sedangkan Sampel adalah yaitu arsip
daftar gaji karyawan tahun 2016 sebanyak 60. Adapun atributenya adalah adanya
kelengkapan dokumen pendukung yang menyangkut daftar gaji. Selain itu otoritas
pada setiap dokumen, adanya kesesuaian informasi antara dokumen yang satu
dengan yang lain dan adanya bukti pengecekan kebenaran dan ketelitian
perhitungan gaji.
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (Rully Indrawan,
2016).
36
a. Data primer
Data primer merupakan data lapangan yang diperoleh langsung dari orang-
orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini seperti melalui
hasil wawancara dan jawaban kuesioner yang dibuat yaitu tentang sistem
pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penggajian pada Bank Rakyat
Indonesia.
b. Data sekunder
Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data primer yang
berupa formulir, bukti, catatan maupun dokumen-dokumen perusahaan
lainnya.
E. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan metode survei.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang memiliki ciri-ciri terkait dengan
tujuan yang ingin dicapai, yaitu bersifat deskriptif.
Menurut Nazir (54:2005) mendefinisikan bahwa penelitian deskriptif
adalah cara yang digunakan untuk meneliti suatu kejadian pada masa sekarang
yang berupa objek penelitian kemasyarakatan. Data dikumpulkan dari sampel
yang telah ditentukan.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dengan melakukan
analisis deskriptif, yaitu membandingkan sistem pengendalian intern
penggajian yang digunakan oleh perusahaan dengan teori yang ada melalui
kuesioner pengendalian intern yang meliputi:
37
a. Struktur Organisasi
b. Sistem Otoritas dan Prosedur Pencatatan
c. Praktik yang sehat
d. Karyawan yang kompoten
Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan apakah pengendalian intern
yang diterapkan oleh perusahaan sudah baik atau belum.
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, pengujian kepatuhan
yang digunakan adalah model stop-or-go sampling. Model ini digunakan
untuk mencegah pengambilan sampel yang terlalu banyak yaitu dengan
cara menghentikan pengujian sedini mungkin.
Adapun langkah- langkahnya adalah:
a. Menentukan tingkat DUPL (desired upper precision limit) dan tingkat
keandalan (reliability level). DUPL adalah batas ketepatan atas yang
diinginkan, sedangkan reliability level atau tingkat kepercayaan adalah
probabilitas benar dalam mempercayai efektifitas sistem pengendalian
intern. Adapun tingkat keandalan (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar
5%..
Tabel 3.1 Besarnya sampel Minumun untuk Pengujian Kepatuhan
Number ofaccuorance
Sample Size Based On Confidence Level90% 95% 97,5%
0 2.4 3.0 3.71 3.9 4.8 5.62 5.4 6.3 7.33 6.7 7.8 8.84 8.0 9.2 10.35 9.3 10.6 11.76 10.6 11.9 13.77 11.8 13.2 14.5
38
8 13.0 14.5 15.89 14.3 16.0 17.1
b. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan DUPL dan
tingkat kepercayaan yang telah ditetapkan pada langkah pertama. Maka
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan DUPL sebesar 5% sampel
yang dapat diambil adalah sebesar 60 anggota sampel. Cara yang
digunakan sehingga memperoleh sampel dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Cara Pencarian Sampel Minumun untuk Pengujian Kepatuhan
Desired UperPrecision Limit
Besarnya sampel atas dasar Keandalan Level90% 95% 97,5%
10%
60
987654321
c. Membuat tabel keputusan stop-or-go decision.
Setelah besarnya sampel minimum ditentukan, langkah selanjutnya adalah
membuat tabel keputusan stop-or-g decision yang disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Stop-Or-Go Decision
Langkah BesarnyaSampelKumulatifyangdigunakan
Berhenti JikaKesalahanKumulatifyang TerjadiSama Dengan
Lanjutkan keLangkahBerikutnyaJikaKesalahan
LanjutkanKelangkah JikaKesalahan PalingTidak Sebesar
1 60 0 1 42 96 1 2 43 126 2 3 44 156 3 4 4
39
5 Pertimbangan untuk tidak meletakkan kepercayaan terhadapSistem Pengendalian Intern ini atau fixed-size-attribute sampling
d. Menentukan keefektifan sistem pengendalian intern dengan Metode di
mana pada tingkat kesalahan=0, jika AUPL ≤ DUPL maka sistem
pengendalian intern efektif dan jika AUPL>DUPL maka sistem
pengendalian intern tidak efektif. Untuk mencari AUPL, dapat
zmenggunakan dengan rumus sebagai berikut:
AUPL =confidence level factor at desired realibility level for occurance observ
sample size
Apabila AUPL yang dihasilkan sama besar dengan DUPL yaitu 5%,
maka pengujian dapat dihentikan dan diambil kesimpulan bahwa SPI
perusahaan tersebut efektif. Tetapi bila ternyata AUPL yang dihasilkan
lebih besar daripada DUPL maka diadakan sampel tambahan. Sampel
tambahan ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Sample size =confidence level factor at desired realibility level for occurance
observed
Disired Upper Precision Limit (DUPL)
40
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan
di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang
melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut
berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari
kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah
pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara
waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949
dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu
melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan
(BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia
dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
41
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan
Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan
publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih
digunakan sampai dengan saat ini.
42
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan
teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta
praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi karena secara langsung menggambarkan
skema wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi pada setiap jenis
pekerjaan demi terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Struktur organisasi sering
disebut bagan atau skema organisasi dengan cara memberikan gambaran secara
skematis tentang hubungan pekerjaan antara personil yang satu dengan yang
lainnya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Demikian halnya dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk unit
43
Taneteriaja Kabupaten Barru, personilnya melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing, dan satu sama lain saling
berhubungan dalam usaha menciptakan suasana kerja yang disiplin dan dinamis.
Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk unit Taneteriaja
Kabupaten Barru digambarkan berikut ini :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Pemimpin Cabang
Sari Wahono
KA Unit
Muh. Alamsyah Akib
Mantri
1. Satriani Yusuf2. Hendrawan3. Muh. Afdal
Sofyan4. Maskur5. Sri Rezky
Fadliyah6. Rahmi7. Najimin
Customer Service
1. HasrulHamid
2. SyarifahNurulFahmi
3. SuryadiAsri
Teller
1. Hilal2. Hedrianti3. Fuji Rahayu
Satpam & PenjagaMalam
1. Budiman2. Umar
Clening Service
Wawan
44
D. Uraian tugas dan tanggung jawab
Dalam struktur organisasi perusahaan, terdapat pembagian kerja yang
jelas, maupun tanggung jawab setiap bagian atau jabatan sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Adapun tugas dan
tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi BRI tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemimpin Cabang
Tugas dan Wewenang:
a) Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi, merevisi dan
mengupayakan pencapaian RKA.
b) Menciptakan dan menjamin kelancaran pelayanan operasional di kantor
cabang, Kanca pembantu dan BRI Unit.
c) Mengidentifikasi potensi ekonomi di wilayah kerjanya, sehingga dapat
mendukung penyusunan pasar sasaran (PS), kriteria nasabah yang dapat
diterima (KND) dan rencana pemasaran tahunan (RPT).
d) Melakukan pembinaan secara aktif dalam meningkatkan kemampuan pegawai
di Kanca, Kancapem dan BRI Unit untuk meningkatkan kualitas setiap
fungsi, seperti: fungsi marketing, operasional dan support.
e) Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui / disahkan telah sesuai
dengan kewenangannya.
f) Menjamin ketepatan dan kebenaran pembukuan dan laporan.
g) Membina dan mengawasi kegiatan operasional di Kanca, Kancapem, dan BRI
Unit.
45
h) Mengelola dan mengawasi kebutuhan logistic secara efisien.
i) Melakukan pembinaan dan hubungan dengan nasabah penyimpan dan
peminjam Kanca, Kancapem, BRI Unit.
j) Mengembangkan bisnis perkreditan di Kanca, Kancapem, dan BRI Unit.
k) Memantau keragaan portopolio dan menetapkan tindak lanjut.
b. KA Unit
Tugas dan Wewenang
a) Kepala Unit membawahi mantra-mantri, deskman, dan teller.
b) Melaksakan prosedur kredit.
c) Mendiskusikan Rapat Kerja Anggaran dengan Unit Bisnis Manajerial dan
menegosiasikan dengan Assistant Manajer Bisnis Mikro/Pim[inan Cabang.
d) Mengoptimalkan kinerja BRI Unit.
e) Berperan serta secara aktif dalam strategi pengembangan bisnis serta menjalin
hubungan profesioanal dengan debitur dan dana dari masyarakat yang terkait
Menyampaikan masalah-masalah yang timbulberkaitan dengan kredit kepada
atasannya.
f) Bertanggung jawab atas kebenaran analisis kredit yang akan diputus Assistant
Manajer Bisnis Mikro atau Pimpinan Cabang dan memutus kredit sesuai
kewenangannya.
c. Mantri
Tugas dan Wewenang
a) Melaksanakan prosedur kredit di unit kerjanya
46
b) Mempelajari dan melakukan analisis terhadap potensi ekonomi di wilayah
kerjanya.
c) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana bisnis prioritas terhadap
debiturdan mentapkan prioritas pembinaan atas debitur yang di kelolanya.
d) Berindak sebagai pemrakarsa/penganalisa dan atau perekomendasi Untuk
setiap permohonan kredit.
e) Melaporkan situasi dan kondisi bisnis debitur baik yang masih lancar maupun
memburuk serta memberikan usul,saran pemecahan atau penanggulangannya
(RTL) dan menindak lanjuti RTL yang sudah di putus Ka unit.
d. Customer Service
Tugas dan Wewenang
a) Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berkaitan dengan pembukaan
rekening tabungan, giro, pembukaan deposito, permohonan nasabah yang
lainnya. Di samping itu memberikan informasi sejelas mungkin mengenai
berbagai produk dan jasa yang ingin diketahui dan diminati kepada nasabah
atau calon nasabah.
b) Menerima, melayani dan mengatasi permasalahan yang disampaikan oleh
nasabah sehubungan dengan ketidakpuasan nasabah atas pelayanan yang
diberikan oleh pihak nasabah.
c) Mengadministrasikan daftar hitam Bank Indonesia dan daftar rehabilitasi
nasabah serta file nasabah.
d) Mengadministrasikan resi permintaan dan pengembalian buku cek dan bilyet
giro serta surat kuasa.
47
e) Memberikan informasi tentang saldo dan mutasi nasabah.
f) Mengadministrasikan buku cek, bilyet giro, dan buku tabungan.
g) Memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa yang ada dan yang baru
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.
h) Menyaksikan nasabah mengisi dan menandatangani formulir, aplikasi,
perjanjian-perjanjian.
i) Melakukan penolakan permintaan pembukaan rekening bilamana tidak
memenuhi persyaratan atau prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank.
j) Melakukan verifikasi tanda tangan customer.
k) Melakukan penolakan permintaan buku bilyet giro dan cek apabila tidak
memenuhi persyaratan.
l) Melakukan penutupan rekening baik atas permintaan nasabah maupun karena
sebab lainnya berdasarkan prosedur intern bank.
e. Teller
Tugas dan Wewenang
a) Membuat aplikasi tambahan kas awal dan menerima uang dari supervisor.
b) Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan dengan tanda setoran.
c) Meneliti keabsahan bukti yang diterima masuk kelengkapan MCS sebesar
dibayarkan kepada yang berhak.
d) Mengesahkan dalam OLSIB dan menandatangani bukti kas atas transaksi
yang melebihi batas wewenangnya.
e) Meminta pengesahan/flat bayar kepada pejabat yang berwenang atas transaksi
yang melebihi batas wewenangnya.
48
f) Mengelola dan menyetorkan uang fisik kas kepada Supervisor baik selama
pelayanan kas maupun akhir hari.
g) Memelihara kerjakan register perincian sisa kas.
h) Membayar biaya-biaya hutang, realisasi kredit dan transaksi lainnya yang
kwitansinya telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
f. Satpam dan Penjaga Malam
Tugas dan wewenang
a) Mengawasi seluruh wilayah Bank mulai dari radius lokasi bank sampai
dengan pintu masuk dan ruangan dalam bank.
b) Membuka pintu, menyambut dan memberi salam dengan ramah setiap
nasabah yang akan masuk ke dalam bank.
c) Memeriksa bawaan nasabah jika mencurigakan atau sikap dan tindak-tanduk
nasabah mencurigakan.
d) Menanyakan keperluan nasabah dan memberikan nomor antrian kepada
nasabah sesuai dengan keperluan nasabah.
e) Memberikan petunjuk dan arahan dengan baik jika ada nasabah yang
memerlukan pertanyaan dan informasi.
g. Cleaning Service
Tugas dan Wewenang
a) Membersihkan dan merapikan meja, kursi, komputer dan perlengkapan
lainnya. Membersihkan/vacuum karpet/lantai.
b) Menyediakan minuman untuk karyawan.
c) Mengirim/mengambil dokumen antar Divisi/Bagian (Tak Tentu).
49
d) Melayani permintaan fotokopi/faksimili (Tak Tentu).
e) Membelikan dan menyiapkan makan siang karyawan.
f) Membereskan piring, gelas, & perlengkapan makan siang karyawan.
g) Mengambil & membereskan gelas minum & perlengkapan makan/minum
karyawan.
h) Membuang sampah yang ada di ruang kerja dan areal tanggung jawabnya.
i) Mencuci piring, gelas & perlengkapan makan/minum lain (bergiliran).
E. Personalia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Taneteriaja Kabupaten
Barru memiliki 16 Karyawan. Untuk cuti, karyawan memiliki 12 hari kerja yang
menjadi jatah cuti utama. Selain itu, ada juga cuti khusus seperti cuti sakit tanpa
surat keterangan dokter (1 hari), cuti sakit dengan surat keterangan dokter
(tergantung rekomendasi dokter), cuti anggota keluarga yang meninggal (2 hari),
cuti melahirkan selama 3 bulan dan lain-lain. Dalam BRI permohonan cuti
dilakukan dengan sistem dimana masing-masing karyawan membuat permohonan
cuti melalui BRISTAR dengan login sesuai dengan password yang telah mereka
miliki. BRISTAR ini juga merangkap semua informasi mengenai karyawan.
Mulai dari gaji, SDM, dan hak yang dimiliki karyawan yang dimana bersifat
privasi. Untuk perputaran pekerjaan dilakukan minimal 2 tahun untuk karyawan
lama. Itupun dalam wilayah yang sama, adapun mutasi yg terjadi diluar kota
ataupun kabupaten ada beberapa yang dipertimbangkan tetapi permohonan mutasi
juga dapat dipenuhi apabila kebetulan tempat yang dipermohonkan kebetulan
kosong (tergantung keadaan).
50
Untuk perputaran pekerjaan dilakukan minimal 2 tahun untuk karyawan
lama. Itupun dalam wilayah yang sama, adapun mutasi yg terjadi diluar kota
ataupun kabupaten ada beberapa yang dipertimbangkan tetapi permohonan mutasi
juga dapat dipenuhi apabila kebetulan tempat yang dipermohonkan kebetulan
kosong (tergantung keadaan).
Untuk pengaturan jam kerja yang ditetapkan oleh BRI, adalah waktu kerja
tetap selama lima hari kerja yang diatur sebagai berikut:
Hari Senin sampai Kamis mulai: 07.30-12.00
12.00-13.00 (istrahat)
13.00-16.30
Hari Jum’at mulai: 07.30-11.30
11.30-13.00 (istrahat)
13.00-17.00
Hari Sabtu dan Minggu libur.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penggajian PT.
Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Taneteriaja Kab. Barru
Untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu apakah prosedur
penggajian dan pengendalian intern pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru sudah sesuai dengan sistem akuntansi
penggajian, digunakan kuesioner mengenai unsur-unsur pengendalian intern
dalam sistem akuntansi penggajian untuk membandingkan antara teori dan praktik
yang terjadi di BRI. Berdasarkan kuesioner tersebut maka akan diperoleh
informasi baik tidaknya unsur-unsur pengendalian intern terhadap sistem
akuntansi penggajian yang diterapkan oleh PT. BANK BRI (Persero), Tbk Unit
Taneteriaja Kabupaten Barru.
Namun sebelum melihat hasil dari analisis mengenai prosedur penggajian,
penulis akan menjelaskan proses perekrutan karyawan dan hal-hal yang
mempengaruhi proses penggajian pada PT. BRI yang dimana menjadi salah satu
proses yang berkaitan dengan prosedur penggajian itu sendiri.
Dalam proses perekrutan karyawan, bank BRI bekerja sama dengan pihak out
suorcing (lembaga penyalur tenaga kerja). Hal ini dilakukan karena adanya
kebijakan yang mengatur sejak tanggal 1 Januari 2007, penyediaan lowongan
pekerjaan bukan wewenang BRI.
Untuk persyaratan, BRI memiliki beberapa kriteria tergantung dari
kebutuhan karyawan untuk mengisi jabatan yang kosong. Sebelum diterima, calon
52
karyawan harus mengikuti kegiatan klasikal berupa kuliah dan ujian, materi-
materi produk, dana jasa BRI, servis ekselen, KYC (Know Your Customer), dan
lain-lain. Kegiatan klasikal ini diadakan selama satu setengah bulan dan tidak
boleh ada nilai kurang dari tujuh agar dapat diterima sebagai karyawan BRI.
Untuk karyawan lama, pelatihan memiliki 3 sifat yaitu:
1. Opsional, dimana pelatihan diadakan jika BRI mengeluarkan produk,
program, atau peraturan baru.
2. Upgrade, ketika adanya tuntutan dari pusat untuk megikuti peraturan
yang berlaku di Indonesia secara keseluruhan.
3. Refreshing, dilakukan hanya untuk penyegaran dan pemantapan dari
pelaksanaan program, produk atau peraturan yang sudah dijalankan
sebelumnya.
Untuk menegaskan hak dan kewajiban karyawan ada beberapa kebijakan
yang dibuat. Salah satunya yaitu kenaikan gaji. Kenaikan gaji di BRI didasarkan
pada kinerja karyawannya (kenaikan berdasarkan kinerja). Yang dilihat
berdasarkan target tahunan karyawan. Kemudian kenaikan gaji pada BRI juga
dilihat dari masa kerja (1 tahun). Namun, ada juga kenaikan yang terjadi karena
kebijakan baru mengenai kenaikan tarif upah pokok karyawan dan laba
perusahaan.
53
Adapun hasil penelitian yang diuraikan dalam prosedur penggajian,
sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Secara Tegas
a. Fungsi pembuat daftar gaji yang terpisah dari fungsi pembayaran gaji.
Fungsi pembuat daftar gaji merupakan fungsi akuntansi yang bertanggung
jawab atas perhitungan penghasilan yang diterima oleh karyawan di PT.
BRI (Persero) Tbk. Fungsi ini dilaksanakan oleh Sekretariat dan SDM,
sedangkan fungsi keuangan dilaksanakan oleh Supervisor Pelayanan Kas.
Dengan dipisahkannya kedua fungsi tersebut, hasil perhitungan gaji yang
dibuat oleh Sekretariat dan SDM diperiksa ketelitian dan keandalannya oleh
Supervisor Pelayanan Kas berdasarkan dokumen pendukung Salary
Crediting sebelum gaji ditransfer kepada karyawan yang berhak.
b. Fungsi pencatat waktu hadir terpisah dari fungsi operasi.
Pencatatan waktu hadir untuk sistem penggajian dilakukan dengan mengisi
daftar hadir oleh karyawan yang bersangkutan. Mengisi daftar hadir ini
dilakukan dengan sistem dimana ATM card karyawan yang bersangkutan
digesekkan kemesin untuk merekap jadwal masuk dan pulang setiap
karyawan yang bersangkutan. Untuk menjamin keandalan data waktu hadir
karyawan, pencatatan waktu hadir yang dilakukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Terpisah dari fungsi operasi sehingga memudahkan untuk
pengawasan terhadap karyawan. Hal ini dilakukan mengingat waktu hadir
merupakan salah satu dasar untuk penghitungan gaji karyawan.
54
Berdasarkan kuesioner, dari kedua unsur yang merupakan bagian dari
struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas sesuai dengan
kajian teorinya. Fungsi pembuatan daftar gaji dilaksanakan oleh Sekretariat dan
SDM, sedangkan fungsi keuangan dilaksanakan oleh Supervisor Pelayanan Kas.
Fungsi pencatatan waktu hadir yang dipegang oleh masing-masing kepala bagian
bagi karyawan tetap/staf kantor, terpisah dari fungsi operasi sehingga
memudahkan pengawasan terhadap karyawan.
2. Sistem Otoritas
a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus
memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang
ditandatangani oleh direktur utama. Pembayaran gaji didasarkan pada
dokumen daftar gaji pada setiap karyawan yang namanya tercantum dan
memiliki surat keputusan pengangkatan yang diotorisasi oleh direktur PT.
BRI (Persero), Tbk untuk menghindari pembayaran gaji terhadap karyawan
yang tidak berhak (karyawan fiktif). Dalam surat keputusan ini berisi
nama karyawan, nomor pokok karyawan, dan jabatan karyawan. Adanya
tandatangan direktur menunjukkan bahwa pengangkatan karyawan tersebut
dengan sepengetahuan direktur dan benar-benar dibutuhkan karyawan.
b. Setiap perubahan gaji karyawan didasarkan pada surat keputusan pejabat
yang berwenang. Setiap perubahan elemen yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung penghasilan karyawan harus diotoritas oleh pejabat yang
berwenang yang didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan baik
karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji. Hal tersebut dilakukan
55
untuk menjamin keandalan data gaji karyawan sebagai dasar penghitungan
gaji masing-masing karyawan. Surat keputusan ini berisi nomor SK, nama
karyawan, nomor pokok karyawan, jabatan karyawan, gaji sebelumnya,
besarnya kenaikan dan jumlah gaji sekarang.
c. Setiap potongan atas dasar gaji karyawan selain daari pajak penghasilan
karyawan harus didasarkan surat potongan gaji yang diotoritas oleh fungsi
kepegawaian. Setiap data yang digunakan sebagai dasar potongan terhadap
penghasilan karyawan dalam daftar gaji dibuat oleh Sekretariat dan
SDM.
d. Kartu jam hadir diotoritas oleh fungsi pencatat waktu. Setiap hari kerja
karyawan melakukan absensi dengan menggunakan kartu jam hadir yang
berupa kartu ATM yang sebagai dasar perhitungan gaji karyawan. Kartu
jam hadir ini dipegang oleh masing-masing karyawan dengan pengawasan
langsung oleh kepala bagian masing-masing.
e. Perintah lembur diotoritas oleh kepala departemen yang bersangkutan.
Setiap karyawan yang melaksanakan kerja lembur berdasarkan surat
perintah lembur dari manajer personalia. Surat perintah lembur tersebut
dibuat berdasarkan permintaan lembur dari bagian-bagian yang akan
mengadakan kerja lembur.
f. Daftar gaji diotoritas oleh fungsi personalia. Daftar gaji dibuat oleh
sekretariat dan SDM berdasarkan daftar hadir setiap karyawan. Adanya
otorisasi dari manajer personalia tersebut untuk melindungi gaji, karena
dengan adanya otorisasi tersebut, maka karyawan yang tercantum dalam
56
daftar gaji tersebut adalah benar- benar karyawan yang diangkat menurut
surat keputusan direktur, tarif gaji yang dipakai sebagai dasar penghitungan
gaji adalah tarif yang berlaku sesuai dengan keputusan direksi, data yang
dipakai untuk dasar perhitungan gaji telah dicek kebenarannya.
g. Surat perintah transfer pembayaran gaji (Bukti kas keluar) untuk
pembayaran gaji harus diotoritas oleh fungsi akuntansi. Setiap Bukti kas
keluar (BKK) merupakan surat perintah kepada fungsi keuangan untuk
mengeluarkan sejumlah uang ke masing-masing nomor rekening karyawan
pada tanggal dan keperluan seperti yang tercantum dalam dokumen.
Manajer keuangan yang mengesahkan bukti kas keluar yang telah dibuat
berdasarkan daftar gaji.
h. Perubahan catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji
karyawan. Catatan penghasilan karyawan dibuat oleh layanan SDM yang
dimana untuk mengumpulkan semua penghasilan yang diperoleh masing-
masing karyawan. Dan untuk mengecek ketelitian data yang dicantumkan
dalam catatan pengendalian intern mewajibkan diadakannya rekonsiliasi
antara perubahan data yang tercantum.
Berdasarkan uraian jawaban perbandingan antara praktik sistem otoritas
dan prosedur pencatatan semua dokumen diotoritas oleh pejabat yang berwenang.
Dari 8 (delapan) unsur yang merupakan bagian sistem otoritas dan prosedur
pencatatan PT BRI (Persero), Tbk sudah melaksanakan secara teori, sehingga
untuk pengendalian intern sistem otoritas dan prosedur pencatatan PT. BRI
(Persero), Tbk sudah baik.
57
3. Praktik yang Sehat
a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu
yang terakhir dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji. Pada prakteknya
PT BRI (Persero), Tbk. bergerak dibidang jasa oleh karena itu,
perusahaan tidak menggunakan kartu jam kerja tetapi dalam operasi
perusahaannya.
b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus
diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
Setiap karyawan di PT BRI (Persero) Tbk. mengisi pencatatan waktu hadir
dengan diawasi kepala bagiannya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecurangan dalam pengisian jam hadir.
c. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian
penghitungannya. Daftar gaji dibuat oleh sekretariat dan SDM,
kemudian dicek, dan ditandatangani dan disahkan manajer personalia.
Daftar gaji tersebut dicek kebenaran dan ketelitian penghitungannya. Maka
besarnya gaji harus cocok dengan perintah transfer, bila terjadi
ketidaksesuaian berarti terjadi kecurangan atau kekeliruan.
d. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu
penghasilan karyawan. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan data
penghasilan karyawan selam 1 (satu) tahun yang dikumpulkan dalam
catatan penghasilan karyawan. Kemudian besarnya pajak penghasilan
yang disetor oleh perusahaan kekantor pajak diverifikasi dengan
melakukan rekonsiliasi perhitungan pajak pajak penghasilan tiap
58
karyawan dengan penghasilan karyawan yang tercantum dalam kartu gaji
oleh sekretariat dan SDM.
e. Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji.
Setiap kartu penghasilan karyawan disimpan atau diarsipakn oleh
sekretariat dan SDM.
Berdasarkan uraian jawaban antara praktik dan teori terhadap Praktik yang
sehat semua aktivitas tidak lepas dari pengawasan pejabat yang berwenang. Dari 5
(lima) unsur yang merupakan bagian Praktik yang sehat di PT. BRI (Persero), Tbk
sebagian besar sudah dilaksanakan secara teori dan baik. Namun pada jam kerja
yang tidak sesuai dengan teori ini dikarenakan perusahaan PT. BRI (Persero), Tbk
bergerak dalam bidang jasa, yang dimana kartu jam kerja hanya digunakan pada
perusahaan manufaktur atau perusahaan yang menggunakan tenaga kerja
langsung.
5. Kompetensi Karyawan
a. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan.
Dalam hal perekrutan karyawan baru, PT BRI (Persero) Tbk.
memberitakan informasi lowongan kerja melalu situs www.bri.ac.id yang
dapat diakses 24 jam, dan juga melalui informasi lowongan di surat kabar.
Untuk memperoleh karyawan yang memiliki kualifikasi seperti yang
diinginkan, BRI melakukan proses seleksi sebelum perekrutan karyawan.
Tingkat pendidikan merupakan syarat utama untuk penempatan dan
spesifikasi kerja sehingga karyawan yang dipekerjakan benar-benar
memiliki kompetensi di bidangnya.
59
b. Pengembangan pendidikan karyawan sesuai dengan perkembangan
tuntutan pekerjaan. Setelah diterima sebagai karyawan PT BRI (Persero)
Tbk. Biasanya karyawan baru menjalani masa training atau percobaan, dan
lama masa gaji setengah dari penghasilan minimum yang ditetapkan oleh
direksi (Surat keputusan direksi BRI Nokep: S6-DIR/SDM/2005). Untuk
karyawan senior training ini juga berlaku untuk memenuhi perkembangan
tuntutan pekerjaan dan agar mampu bersaing dengan bank-bank lain.
c. Penilaian Karyawan. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor utama
keberhasilan operasi pada setiap perusahaan, hal tersebut juga tercermina
pada PT. BRI (Persero), Tbk yang dimana merupakan perusahaan go
public. Dan dalam rangka mengoptimalkan kinerja karyawannya, PT BRI
(Persero) Tbk. selalu melakukan penilaian terhadap karyawannya.
Penilaian ini dapat dilihat melalui pada prestasi karyawan yang mereka
capai. Selain itu penilaian prestasi ini digunakan sebagai penentuan
kenaikan atau penurunan gaji karyawan, atau bisa juga digunakan untuk
menentukan promosi atau demosi pada karyawan.
Berdasarkan uraian jawaban antara praktik dan teori terhadap Kompetensi
Karyawan dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. BRI (Persero), Tbk telah
melaksanakan pengendalian intern terhadap kompetensi karyawan dengan baik.
Dari 3 (tiga) unsur yang merupakan bagian Kompetensi Karyawan di PT. BRI
(Persero), Tbk sudah dilaksanakan secara teori dan baik.
Karyawan kompoten merupakan faktor yang sangat menentukan sistem
yang ada, sebab bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otoritas dan
60
prosedur pencatatannya serta cara untuk mendorong praktik yang sehat, semuanga
tergantung pada faktor manusia yang melaksanakannya. Diantara empat unsur
poko pengendalian intern, unsur kompetensi karyawanlah yang merupakan unsur
yang sangat penting. Tujuan perusahaan tidak dapat dicapai apabila memiliki
karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur meskipun ketiga unsur
pengendalian intern yang lainnya cukup baik.
B. Efektivitas Pengendalian Intern Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu apakah pengendalian intern
terhadap sistem akuntansi penggajian pada PT. BRI (Persero), Tbk sudah efektif
maka diperlukan pengujian kepatuhan terhadap siklus penggajian. Pengujian
Kepatuhan yang saya lakukan dengan metode stop-or-go-sampling. Dalam model
ini yang digunakan sebagai atribute dalam sistem akuntansi penggajian PT. BRI
(Persero), Tbk adalah:
a. Adanya kelengkapan dokumen yang menyangkut pembuatan daftar gaji
b. Adanya kelengkapan otoritas pada setiap dokumen
c. Adanya kesesuaian informasi antara dokumen satu dengan dokumen yang lain.
Sedangkan anggota populasinya adalah daftar gaji karyawan. Adapun
langkah-langah untuk menjawab permasalahan ini, adalah:
1. Menentukan tingkat DUPL (desired upper precision limit) dan tingkat
keandalan (reliability level). DUPL adalah batas ketepatan atas yang
diinginkan, sedangkan reliability level atau tingkat kepercayaan adalah
probabilitas benar dalam mempercayai efektifitas sistem pengendalian intern.
Adapun tingkat keandalan (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar 5%.
61
2. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan DUPL dan tingkat
kepercayaan yang telah ditetapkan pada langkah pertama. Maka dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95% dan DUPL sebesar 5% sampel yang dapat diambil
adalah sebesar 60 anggota sampel. Setelah mendapatkan sejumlah sampel
minimum, maka penulis mulai melakukan pengujian terhadap sampel tersebut.
Dan hasilnya sebagai berikut:
TABEL 5.1
PENGUJIAN KEPATUHAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN
No Nomor Pokok
Pegawai
Atribute Keterangan
1 2 3
1 0C34788152 √ √ √ 1). Adanya kelengkapan
dokumen yang
menyangkut
pembuatan daftar gaji
2). Adanya kelengkapan
otoritas pada setiap
dokumen
3). Adanya kesesuaian
informasi antara
dokumen satu dengan
dokumen yang lain.
2 8A52236777 √ √ √3 8C28711431 √ √ √4 0A33763128 √ √ √5 0C21778331 √ √ √6 0C32344187 √ √ √7 8B88711153 √ √ √8 8B18712377 √ √ √9 0A84593298 √ √ √10 3221879916 √ √ √11 2465287571 √ √ √12 8A34798576 √ √ √13 8A52748123 √ √ √14 0B43836488 √ √ √15 0B05315582 √ √ √16 0B11125584 √ √ √17 0C34788152 √ √ √18 8A52236777 √ √ √19 8C28711431 √ √ √20 0A33763128 √ √ √21 0C21778331 √ √ √22 0C32344187 √ √ √23 8B88711153 √ √ √
62
24 8B18712377 √ √ √25 0A84593298 √ √ √26 3221879916 √ √ √27 2465287571 √ √ √28 8A34798576 √ √ √29 8A52748123 √ √ √30 0B43836488 √ √ √31 0B05315582 √ √ √32 0B11125584 √ √ √33 0C34788152 √ √ √34 8A52236777 √ √ √35 8C28711431 √ √ √36 0A33763128 √ √ √37 0C21778331 √ √ √38 0C32344187 √ √ √39 8B88711153 √ √ √40 8B18712377 √ √ √41 0A84593298 √ √ √42 3221879916 √ √ √43 2465287571 √ √ √44 8A34798576 √ √ √45 8A52748123 √ √ √46 0B43836488 √ √ √47 0B05315582 √ √ √48 0B11125584 √ √ √49 0C34788152 √ √ √50 8A52236777 √ √ √51 8C28711431 √ √ √52 0A33763128 √ √ √53 0C21778331 √ √ √54 0C32344187 √ √ √55 8B88711153 √ √ √56 8B18712377 √ √ √57 0A84593298 √ √ √58 3221879916 √ √ √59 2465287571 √ √ √60 8A34798576 √ √ √
63
Deskripsi ringkasan hasil pemeriksaan terhadap attribute yang terdapat dalam
tabel adalah:
Hasil pemeriksaan untuk attribute (1) atau kelengkapan dokumen
yang menyangkut pembuatan daftar gaji yaitu: surat keputusan pengangkatan
karyawan, surat keputusan tarif gaji, daftar potongan menujukkan jumlah
kesalahan = 0. Hal ini menujukkan bahwa pembuatan daftar gaji di PT BRI
(Persero) Tbk. telah dilengkapi dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Hasil pemeriksaan untuk attribute (2) atau adanya kelengkapan
otorisasi pada setiap dokumen, yaitu: daftar hadir diotorisasi bagian pencatat
waktu, daftar potongan diotorisasi manajer personalia, bukti kas keluar
diotorisasi manajer keuangan, surat keputusan dan penentuan tarif gaji karyawan
diotorisasi direktur, dan surat perintah lembur diotorisasi tiap-tiap kepala bagian
menujukkan jumlah kesalahan = 0. Hal ini menujukkan bahwa setiap dokumen
yang berhubungan dengan penggajian di PT BRI (Persero) Tbk. telah diotorisasi
oleh pihak yang berwenang.
Hasil pemeriksaan untuk attribute (1) atau adanya kesesuaian
informasi antara dokumen yang satu dengan yang lain dalam penggajian, yaitu:
kartu jam hadir, daftar hadir, daftar gaji, kartu gaji, dan bukti kas keluar
menujukkan jumlah kesalahan = 0. Hal ini menunjukkan bahwa informasi pada
dokumen-dokumen dalam penggajian di PT BRI (Persero) Tbk. telah sesuai satu
dengan yang lainnya.
Dari pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut, penulis tidak menemukan
kesalahan, maka berarti AUP = DUPL dan pengambilan sampel dihentikan. Pada
64
metode stop-or-go-sampling pengambilan sampel dapat dilakukan lebih dari satu
kali. Tetapi pada 60 sampel yang diperiksa tidak ditemukan kesalahan, maka
pengambilan sampel dihentikan.
Selanjutnya, untuk mengetahui efektif tidaknya pengendalian intern yang
ditetapkan oleh PT. BRI (Persero), Tbk, diambil langkah-langkah sebagai berikut:
Menghitung AUPL terlebih dahulu, dengan rumus:
AUPL =confidence level factor at desired realibility level for occurance observ
sample size
Untuk mencari confidence level factor at desired realibility level for occurance
observ dengan menggunakan Tabel 3.1, yaitu secara horisontal mencari titik
potong antara tingkat kesalahan (number of accuorance) sama dengan 0, dengan
relibility level yang telah ditentukan yaitu 95%, maka confidence Level Factor
dapat diketahui yaitu 3.0 (tabel dapat dilihat pada tabel 3.1 hal. 41)
Setelah confidence level factor diketahui, maka confidence level factor
dapat dibagi dengan jumlah sampel. Maka besarnya AUPL yaitu:
AUPL= 3 : 60 = 5%.
Karena AUPL dan DUPL sama dengan 5%, maka dapat disimpulkan
bahwa struktur pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penggajian di PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sudah efektif, karena AUPL tidak melebihi
DUPL.
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Sistem Pengendalian
Intern Sistem Akuntansi Penggajian pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(Persero), Tbk Unit Taneteriaja Kabupaten Barru, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil kuesioner yang dianalisis dapat disimpulkan mengenai 4
(empat) unsur dalam sistem pengendalian intern terhadap sistem akuntansi
penggajian, yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
secara tegas, Sistem otoritas dan prosedur pencatatan, Praktik yang sehat dan
Kompetensi karyawan telah sesuai dengan teori yang ada sehingga dalam hal
ini sistem pengendalian intern pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk sudah baik.
2. Efektivitas Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penggajian
Dalam pemerikasaan dilakukan pengujian kepatuhan yang dilakukan
dengan metode stop-or-go-sampling. Dan dalam model ini yang dijadikan atribute
adalah: adanya kelengkapan dokumen yang menyangkut pembuatan daftar gaji,
adanya kelengkapan otoritas pada setiap dokumen, dan adanya kesesuaian
informasi antara dokumen satu dengan dokumen yang lain. Untuk sampel diambil
daftar gaji karyawan. Besarnya R% = 90%, DUPL = 5%, dengan jumlah sampel
sebanyak 60 dan tingkat kesalahan sama dengan 0, maka AUPL yang didapatkan
66
sama dengan 5, sehingga DUPL = AUPL. Maka dapat disimpulkan bahwa
struktur pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penggajian di PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sudah efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis mencoba memberikan saran agar perusahaan diharapkan
pencatatan akuntansi juga dilakukan di masing-masing kantor cabang dan
diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan model penelitian lain
sehingga ada variasi dalam bidang penelitian yang sama, misalnya fixed –
sample–size attribute sampling atau discovery sampling.
67