SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

88
SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI PADA PASIEN ANAK LEUKEMIA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018 NATALIA GIRSANG P07524414032 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Transcript of SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

SKRIPSI

EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI

PADA PASIEN ANAK LEUKEMIA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2018

NATALIA GIRSANG P07524414032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

SKRIPSI

EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI

PADA PASIEN ANAK LEUKEMIA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

NATALIA GIRSANG P07524414032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...
Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...
Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV SKRIPSI, JULI 2018

NATALIA GIRSANG

EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI PADA PASIEN ANAK LEUKEMIA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018.

Viii + 56 Halaman + 7 Tabel + 13 Lampiran

ABSTRAK Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang menimbukan efek samping

yang dapat diprediksi. Diantara berbagai macam efek kemoterapi, mual muntah merupakan yang paling menimbulkan stress pada anak dan keluarga. Walaupun telah ditemukan antiemetik yang efektif untuk mencegah dan mengatasi mual muntah akibat kemoterapi, namun perlu dilakukan tindakan non farmakologis atau komplementer untuk mengoptimalkan pencegahan mual muntah akibat kemoterapi.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas hipnoterapi terhadap penurunan intensitas mual muntah post kemoterapi pada pasien anak leukemia di RSUP H. Adam Malik Medan . Desain penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttes, dilakukan terhadap 16 responden yang diambil dengan cara accidental sampling. Data dianalisis mengunakan uji t untuk melihat perbedaan skor mual muntah sebelum dan setelah diberikan intervensi hipnoterapi.

Dari 16 responden yang diteliti, terjadi penurunan skor mual muntah pretest 12,19 dan posttest 4,44 dengan penurunan 7,75 dengan selisih rerata nilai p < 0,05 maka dapat dinyatakan terjadinya penurunan intensitas mual muntah post kemoterapi pada pasien anak leukemia di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2018.

Perlu dikembangkan unit komplementer terutarama hipnoterapi untuk pendamping medis untuk anak penderita kanker, dalam menurunkan frekuensi mual muntah post kemoterapi.

Kata kunci : Kemoterapi, Hipnoterapi, Terapi Komplementer Daftar Bacaan : 29 : 2003 – 2017

Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY THESIS, JULY 2018

NATALIA GIRSANG

THE EFFECTIVENESS OF HYPOTHOTHERAPY FOR DECREASE NAUSEA

AND VOMITING INTENSITY OF POST CHEMOTHERAPY IN LEUKEMIA

CHILDREN IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN 2018.

Viii + 56 Pages + 7 Table + 13 Attachments

Abstract

Chemotherapy is a cancer treatment that causes predictable side effects. Among

the various effects of chemotherapy, nausea and vomiting are the most stressful

for children and families. Although effective antiemetics have been found to

prevent and treat nausea and vomiting due to chemotherapy, non-

pharmacological / complementary measures are needed to optimize the

prevention of nausea and vomiting due to chemotherapy.

The purpose of this study was to analyze the effectiveness of hypnotherapy on

reducing the intensity of nausea and vomiting post chemotherapy in children with

leukemia in RSUP H. Adam Malik Medan. The research design was quasi-

experimental with the design of one group pretest-posttes, carried out on 16

respondents taken by accidental sampling. The data were analyzed using the t

test to see the difference in the score of nausea and vomiting before and after the

hypnotherapy intervention was given.

Of the 16 respondents studied, there was a decrease in the score of nausea and

vomiting pretest 12.19 and posttest 4.44 with a decrease of 7.75 with a mean

difference of p <0.05, it can be stated that there was a decrease in the intensity of

nausea and vomiting post chemotherapy in children with leukemia in RSUP H.

Adam Malik Medan in 2018.

Complementary units of hypnotherapy need to be developed for medical

assistants for children with cancer, in reducing the frequency of nausea and

vomiting post chemotherapy.

Keywords: Chemotherapy, Hypnotherapy, Complementary Therapy

References: 29: 2003 - 2017

Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini telah terselesaikan tepat pada

waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menempuh ujian akhir Program khusus D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu “Efektivitas Hipnoterapi

Terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien

Anak Leukemia Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2018”.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST,M.Keb Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan dan selaku Penguji 1 yang telah

memberikan saran dan kritikan dalam penulisan proposal skripsi ini.

3. Yusniar Siregar SST,M.Kes selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan.

4. Melva Simatupang SST, M.Kes selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan Periode ( 2014-2018)

5. Bebaskita Br.Ginting SSiT, M.PH selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan

bersedia memberikan masukan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan

proposal skiripsi ini.

6. Ardiana Batubara SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah

memberikan kritikan dan masukan dalam penulisan proposal skiripsi ini.

7. Kepada Pihak RSUP H.Adam Malik Medan yang telah mengizinkan untuk

melakukan penelitian dan membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

8. Hormat dan sayang ananda kepada kedua orang tua, ibunda tersayang

Masniati Turnip dan ayahanda Basaruddin Girsang yang telah

membesarkan, membimbing dan mengasuh penulis dengan penuh cinta

dan kasih sayang yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi buat

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

penulis dan juga telah memberikan dukungan moril dan material sehingga

proposal skiripsi ini dapat diselesaikan.

9. Salam sayang dari saya kepada kakak dan abang- abang saya, Maria

Fransiska Girsang, Dani Efendi Girsang, Surya Andi Putra Girang dan

Junaidi Girsang yang menjadi penyemangat saya dalam mengerjakan

skripsi ini.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Program D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes

Medan yang telah memberikan dorongan moril terhadap penulis dalam

pembuatan ini.

Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna. Baik

dari teknis penulisan maupun bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi

sempurnanya skiripsi ini. Semoga dapat bermanfaat baik bagi penulis

maupun bagi pembacanya.

Medan, Juli 2018

Natalia Girsang

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ............................................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................ v DAFTAR GRAFIK .................................................................................. vii DAFTAR TABEL .................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1 Latar Belakang............................................................................... 1 Rumusan Masalah......................................................................... 6 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

Tujuan Umum............................................................................ 7 Tujuan Khusus .......................................................................... 7

Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 Keaslian Penelitian ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 9 Landasan Teori ............................................................................. 9

Leukemia................................................................................... 9 Kemoterapi................................................................................ 20 Mual Muntah Sebagai Efek Kemoterapi................................... 24 Hipnoterapi................................................................................ 29 Konsep Anak............................................................................. 37

Kerangka Teori .............................................................................. 40 Kerangka Konsep .......................................................................... 40 Defenisi Operasional ..................................................................... 41 Hipotesis ........................................................................................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................... 43 Desain Penelitian........................................................................... 43 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 43

Lokasi Penelitian...................................................................... 43 Waktu Penelitian...................................................................... 44

Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 44 Populasi…………………………………………………………... 44 Sample……………………………………………………………. 44

Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45 Alat Ukur /Instrumen Penelitian..................................................... 45 Prosedur Penelitian ....................................................................... 46 Pengolahan Data…………………………………………………….. 46 Teknik Analisis Data ...................................................................... 47

Analisis Univariat ...................................................................... 47 Analisis Bivariat......................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 49 Hasil Penelitian ............................................................................. 49

Analisis Univariat..................................................................... 49 Analisis Bivariat ....................................................................... 49

Pembahasan ................................................................................. 51

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 55

Kesimpulan ................................................................................... 55 Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 56 LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami perubahan di

banyak bidang dari waktu ke waktu termasuk gaya hidup masyarakat yang ada di

dalamnya. Perubahan ini juga yang membuat negara Indonesia mengalami

transisi epidemologi dimana pola penyakit bergeser dari penyakit infeksi ke

penyakit degeneratif. Sebelum masalah penyakit menular diselesaikan, penyakit

tidak menular sudah banyak bermunculan (Apriany, 2010).

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia (PUSDATIN) tahun 2012, pola

penyakit yang terjadi pada anak-anak, banyak didominasi oleh penyakit infeksi

setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena penyakit yang

sebenarnya dapat dicegah, beberapa penyakit infeksi menular tersebut termasuk

diare, ISPA dan TB paru. Namun dari tahun ke tahun ada pola perubahan

sehingga yang awalnya penyakit infeksi menular berubah menjadi penyakit tidak

menular tetapi menyebabkan kematian paling banyak. Salah satu penyakit tidak

menular tersebut adalah leukimia atau sering disebut dengan kanker darah

(Dinkes, 2012).

Kanker darah atau leukemia adalah kelainan yang terjadi karena sel darah

putih (sel limfosit B) yang tidak berfungsi sebagaimana semestinya, sel darah

yang membentuk jaringan ini ditandai dengan adanya peningkatan sel darah

putih dalam sirkulasi darah atau sumsum tulang dan kelenjar getah bening yang

abnormal dan belum matang (Yuni, 2015). Kanker darah ada bagiannya, salah

satunya adalah Leukemia limfoblastik akut (acute lymphoblastic leukemia,LLA)

adalah penyakit ganas yang disebabkan oleh akumulasi limfoblas di sumsum

tulang dan merupakan keganasan tersering pada anak (Hoffbrand,Moss,2013).

Terminologi “Kanker Anak” biasanya digunakan pada diagnosis kanker yang

terjadi pada anak sampai usia 18 tahun. Menurut data Union For International

Cancer Control (UICC), di seluruh dunia setiap tahun terdapat sekitar 176.000

anak yang didiagnosis kanker, yang mayoritas berasal dari Negara yang

berpenghasilan rendah dan menengah. Meskipun kejadian kanker pada anak di

seluruh dunia masih cukup jarang, namun kanker salah satu penyebab utama

kematian 90.000 anak tiap tahun. Di Negara berpenghasilan tinggi, kanker

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

merupakan penyebab kedua kematian anak umur 5-14 tahun, setelah cedera

dan kecelakaan. Sementara itu di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus

kanker anak setiap tahunnya, dan terdapat 650 kasus kanker anak di Jakarta

(Kemenkes, 2015).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP H Adam malik, kanker yang

banyak diderita anak- anak adalah leukemia atau sering disebut kanker darah. Ini

adalah data 5 tahun terakhir. Ditahun 2012 data rawat jalan 216 kasus rawat inap

432 kasus. Tahun 2013 data rawat jalan 313 kasus, rawat inap 507 kasus.

Ditahun 2014 data rawat jalan 478 kasus, rawat inap 482 kasus. Ditahun 2015

data rawat jalan 634 kasus, rawat inap 330 kasus. Sedangkan di tahun 2016

terdapat 1686 kasus rawat jalan, rawat inap 431 kasus. Dan pada tahun 2017

dari bulan januari sampai oktober terdapat 1546 kasus. Dari tahun ke tahun

kasus kanker darah pada anak terus meningkat bahkan 2 kali lipat dari tahun

sebelumnya. Berikut dapat dilihat dari grafik 1.1 dibawah ini

Sumber: Rekam Medik RSUP H Adam Malik Medan

Leukemia adalah penyakit yang banyak sekali di derita oleh anak- anak.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, insiden tertinggi

kanker 5 tahun pertama kehidupan 18/100.000, 5-14 tahun 10/100.000.Setiap

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

tahun lebih dari 160.000 anak di dunia didiagnosis kanker. Diperkirakan 90.000

diantaranya akhirnya meninggal (Kemenkes, 2011).

Leukemia merupakan keganasan yang sering dijumpai, insiden leukemia di

Negara Barat adalah 13/100.000 penduduk/tahun. Leukemia merupakan 2,8%

dari keseluruhan kasus kanker. Frekuensi relatif leukemia di Negara Barat

menurut Gunz, leukemia limfoblastik akut (acute lymphoblastic leukemia, ALL)

(60%), leukemia limfositik kronik (chronic lymphocytic leukemia, CLL (25%), dan

Leukemia mielositik kronik (chronic myelogenous leukemia, CML (15%). Di

Indonesia frekuensi CLL sangat rendah. CML merupakan leukemia kronik yang

paling sering dijumpai. Dari data usia yang di temukan. ALL bnyak diderita anak-

anak dan dewasa mudah, leukemia meloid akut (acute myloid leukemia, AML)

sering terjadi pada semua umur, lebih banyak orang dewasa. CML semua usia

tetapi lebih rentan 40-60 tahun, sedangkan CLL terbanyak pada orang tua.

Leukemia juga sering dijumpai pada laki-laki dibanding perempuan dengan

perbandingan 2:1 (Bakta, 2015).

Beberapa keganasan hematologi, misalnya leukemia berespon terhadap

kemoterapi non-intensif bahkan dengan satu jenis obat oral. Keganasan tingkat

tinggi membutuhkan kemoterapi kombinasi, sering berupa pengabungan obat

oral dan parenteral. Prinsip kemoterapi kombinasi adalah pemilihan obat sesuai

yang efektif untuk melawan leukemia atau limfoma, tetapi tidak memiliki efek

toksik yang tumpang tindih (Bain, 2015).

Sampai saat ini leukemia masih merupakan penyakit yang fatal, tetapi dalam

kepustakaan dilaporkan pula beberapa kasus yang dianggap sembuh karena

dapat hidup lebih dari 10 tahun tanpa pengobatan. Biasanya serangan pertama

dapat diatasi dengan pengobatan induksi. Penderita akan berada pada keadaan

remisi beberapa bulan. Pada stadium remisi ini secara klinis penderita tidak sakit,

sama seperti anak biasa. Tetapi selanjutnya dapat timbul serangan kedua

(kambuh). Yang disusul lagi oleh masa remisi yang biasanya lebih pendek dari

masa remisi yang pertama. Demikian seterusnya masa remisi akan lebih pendek

lagi sampai akhirnya penyakit ini resitensi terhadap pengobatan dan penderita

meninggal. Kematian biasanya disebabkan pendarahan akibat trombositopenia,

leukemia serebral atau infeksi (sepsis, infeksi jamur) (Hassan, Alatas, 2007).

Pengobatan kanker sangat bervariasi dan tergantung pada berbagai faktor,

antara lain jenis kanker, lokasi kanker pada tubuh, stadiumnya, dan status

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

kesehatan pasien. Pada umumnya, pengobatan kanker ditujukan untuk

membunuh sel kanker, mengangkat sel kanker melalui tindakan operasi, atau

mencegah sel kanker agar tidak mendapatkan sinyal yang didapat untuk proses

pembelahan sel. Selain itu, upaya pengobatan kanker juga dilakukan dengan

cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien sehingga tubuh mampu

mempertahankan diri dari sel kanker. Kebanyakan kemoterapi antikanker

memiliki indeks terapi yang sempit dan menyebabkan mual, muntah, sakit perut,

alopesia yang tingkat keparahannya bergantung pada jenis kemoterapi yang

digunakan (Radji, 2017).

Pengobatan kanker sering menyebabkan sejumlah efek samping pada

mayoritas pasien kanker. Efek samping ini berdampak negatif terhadap kualitas

hidup. Mual muntah akibat kemoterapi (Chemotherapy Induced Nausea and

Vomiting, CINV) adalah dua efek samping yang paling umum dan menyulitkan

yang dialami pasien kanker. Efek samping ini dapat mengganggu kepatuhan

terhadap pengobatan. Pasien terkadang menunda kemoterapi dan berfikir untuk

menunda pengobatan. Sementara kemajuan signifikan telah dicapai dalam

pengobatan kemoterapi yang mengakibatkan muntah (Chemotherapy Induced

Vomiting, CIV), mual akibat kemoterapi (Chemotherapy Induced Nausea, CIN),

mual dan muntah antisipasi (Anticipation Nausea Vomiting, ANV), dan mual

muntah yang tertunda (Delayed Nausea Vomiting, DNV) tetap merupakan

tantangan besar untuk pasien kanker dan penyedia layanan kesehatan. Mual

antisipatif dilaporkan oleh 30% pasien yang mengalami mual selama siklus

kemoterapi sebelumnya. Muntah antisipatif dilaporkan sebesar 20% yang

mengalami muntah selama siklus pengobatan kemoterapi sebelumnya. CINV

yang partisipatif, akut, dan tertunda menyebabkan kepatuhan kemoterapi yang

buruk, gangguan fungsi, meningkatnya kecemasan dan depresi, dan

berkurangnya kualitas hidup (Quality Of Life,QOL) pasien. Dokter dan pasien

akibatnya meningkatkan pemanfaatan sumber daya kesehatan untuk mengelola

efek samping ini, yang secara substansial meningkatkan beban kesehatan

masyarakat terhadap kanker dan perawatannya ( Mustian, M K, Darling,T V, et

al, 2014).

Mual dan muntah akibat kemoterapi tidak selalu sama antara beberapa

individu, mual muntah tersebut biasa ringan sampai berat tergantung obat (agen)

kemoterapi yang diberikan dan toleransi anak dalam menerima obat tersebut

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

(Bowden et al,1998). Garrett et al (2003) menyebutkan bahwa potensi emetik

dari agen kemoterapi merupakan stimulus utama terjadinya mual muntah yang

disebabkan kemoterapi. Berdasarkan potensi emetiknya, agen kemoterapi

tersebut memiliki potensi 1 (satu) sampai 5 (lima). 1 (satu) mengindikasikan

potensi emetik ringan sedangkan 5 (lima) mengindikasikan potensi emetik paling

besar. Bila anak mendapatkan agen kemoterapi dengan potensi emetik besar

kemungkinan akan mengalami mual muntah berat, sedangkan bila agen

kemoterapi termasuk potensi emetik ringan kemungkinan tidak terjadi mual

muntah atau derajat mual muntah relatif ringan (Apriany,2010).

Selain adanya perbedaan toleransi mual muntah, waktu timbulnya atau pola

mual muntah juga bervariasi. Waktu timbulnya mual muntah dapat terjadi

sebelum kemoterapi (antisipator), saat kemoterapi (akut/24jam pertama) dan

stelah kemoterapi (lambat/24-120 jam) serta ada pula mual muntah yang

berlanjut/berlarut (Garrett et al, 2003). Prevalansi data dari beberapa studi

menunjukan bahwa sekitar 25% pasien yang mendapat kemoterapi untuk

kanker, mengalami muntah muntah antisipator pada pengobatan yang keempat

(Morrow & Dobkin,2002 dalam Apriany,2010).

Dalam kalangan masyarakat, kekhawatiran akan efek yang disebabkan dari

pengobatan kemoterapi yang membuat kalangan masyarakat yang sudah

mengenal kemoterapi, bahkan yang keluarganya sendiri yang harus mengikuti

prosedur pengobatan kemoterapi ketakutan, cemas dan merasa tidak nyaman.

Sehingga rasa kekhawatiran tersebuat membuat klien juga merasa ketakutan

dan akhirnya akan membuat sistem tubuh semakin menurun. Selain itu jika efek

samping mual muntah tidak segera ditangani dapat menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit dan resiko aspirasi pneumonia. Dari berbagai hasil

penilitian rasa sakit akan semakin parah apabila klien merasa tidak nyaman dan

terganggu pola fikiranya atau sering kita sebut stres. Pengobatan komplementer

bisa menimbulkan rasa nyaman, salah satunya adalah hipnoterapi.

Beberapa ilmuwan berargumentasi kalau hipnoterapi menstimulasi otak

untuk melepaskan neurotransmitter zat kimia yang terdapat diotak. Zat itu adalah

encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga

dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.

Banyak yang belum memahami bahwa penyakit fisik sering berkaitan dengan

problem psikis. Bahkan, dalam penelitian di Amerika disebut bahwa hampir 70%

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

orang yang mengalami sakit kepala, migren, maag, jantung, muntah, diabetel,

mual, insomnia dan penyakit lain, disebabkan karena gangguan psikis seperti

stress, depresi, trauma, fobia, kecemasan, ketakutan dan lain sebagainya.

Pengobatan yang instan hanya menghilangkan rasa sakit secara sementara dan

tidak menyelesaikan problem secara tuntas. Penyembuhan alamia hipnoterapi

efektif dalam mengatasi gangguan problem keduanya baik fisik maupun psikis

tanpa obat dan alat (Fachri, 2015).

Hipnosis ternyata dapat menurunkan respon otak terhadap sinyal rasa sakit

dan ketidaknyamanan. Hal tersebut memungkinkan seseorang biasa

mempelajari bagaimana mengelola rasa sakit dan ketidaknyamanan secara

cepat. Pada zaman dahulu, hypnosis dijadikan sebuah cara untuk mengurangi

rasa nyeri. Sampai saat inipun hipnoterapi dapat dilakukan di instansi rumah

sakit sebagai pengganti obat antinyeri, maupun recovery pasca kemoterapi.

Pada beberapa kasus hipnoterapi dapat digunakan sebagai bentuk pengobatan.

Namun pada banyak kasus, hipnoterapi lebih banyak digunakan sebagai terapi

pendamping untuk pengobatan medis (Setengah, 2016).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor

299/MENKES/SK/VII/2013. Pengobatan komplementer atau pendamping setelah

pengobatan medis sangat dianjurkan. Tetapi perlu di garis bawahi bahwa

pengobatan pendamping yang diberikan harus dapat dipertanggung jawabkan

manfaat dan keamananya serta tidak bertentangan dengan nilai nilai yang

berlaku di masyarakat (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Efektivitas Hipnotherapi Terhadap Penurunan Intensitas

Mual Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Leukemia di RSUP H Adam Malik

Medan 2018.

B. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah Ada “Efektivitas

Hipnoterapi Terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Post Kemoterapi Pada

Pasien Anak Leukemia di RSUP H Adam Malik Medan 2018”.

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Menganalisis Efektivitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan Intensitas

Mual Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukemia di RSUP H

Adam Malik Medan 2018.

C.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi penurunan intensitas mual dan muntah post

kemoterapai sebelum dilakukan hipnoterapi

2. Mengidentifikasi penurunan intensitas mual dan muntah post kemoterapi

sesudah hipnoterapi

3. Menganalisis pengaruh hipnoterapi terhadap Penurunan intensitas mual

dan muntah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penderita Leukemia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menurangi rasa ketidaknyamanan

mual dan muntah post kemoterapi pada pasien anak leukemia di RSUP H

Adam Malik 2018.

2. Bagi Instansi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi terapi pendamping untuk

mengurangi ketidaknyamanan efek dari post kemoterapi.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengalaman bagipeneliti dalam melakukan penelitian

terkait Efektivitas Hipnoterapi terhadap Penurunan Intensitas Mual

Muntah Post Kemoterapi pada pasien Leukemia di RSUP H Adam Malik

2018.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan Dyna Apriany (2010) dengan judul Pengaruh

Terapi Musik Terhadap Mual Dan Muntah Lambat Akibat Kemoterapi Pada Anak

Usia Sekolah Yang Menderita Kanker di RSUP Dr. Hasan Sidikin, yang dilakukan

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

di Kota Bandung. Variabel yang digunakan yaitu terapi musik terhadap mual

muntah lambat. Metode yang digunakan kuantitatif dengan rancangan Quasi

Experiment dengan pretest-posttest control design. Hasil penelitian pada

kelompok kontrol (p value = 0,000; ɑ = 0,05 p<ɑ)

Penelitian yang dilakukan Happy Hayati (2009) dengan judul Pengaruh

Distraksi Oleh Keluarga Terhadap Mual Muntah Akut Akibat Kemoterapi Pada

Anak Usia Prasekolah di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, yang

dilakukan di Depok. Variabel yang digunakan ditraksi terhadap mual muntah.

Metode yang digunakan kuantitatif dengan rancangan Quasi Experiment dengan

Pre-post test Only dengan purvosive sampling dengan uji t.

Penelitian yang akan saya lakukan Natalia Girsang (2018) dengan judul

Efektivitas Hipnoterapi Dengan Penurunan Intensitas Mual Muntah Post

Kemoterapi Pada Pasien Leukemia di RSUP H. Adam Malik Medan. Variable

yang digunakan Hipnoterapi terhadap mual muntah post kemoterapi, jenis

penelitian yang digunkan bersifat kuantitatif dengan Quasi Experiment dengan

one group pre-test post- test design.

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

A.1. Leukemia

A.1.1. Definisi

Leukemia merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan,

jumlah leukosit dalam bentuk akut sering kali rendah (sehingga disebut

kanker darah). Sel-sel imatur ini tidak dengan sengaja menyerang dan

menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Penghancuran

sel terjadi melalui infiltrasi dan kompetisi yang terjadi kemudian pada

unsur-unsur metabolik (Apriany, 2016).

Leukemia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik

yang disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai

tingkatan sel induk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari

kelompok (clone) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel

leukemia beredar secara sistemik (Bakta, 2015). Leukemia atau kanker

darah terjadi karena sel darah putih (sel limfosit B) mengalami kelainan

sehingga tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Selain itu, sel tersebut

juga mengalami pembelahan yang tidak terkendali (Yuni, 2015).

Leukemia adalah gangguan keganasan yang berkembang dari

satu sel yang mengalami jumlah mutasi. Mutasi ini menyebabkan

perkembangan sel leukemik atau kemampuan bertahan yang melebihi sel

normal. Sel leukemik dapat berproliferasi lebih cepat dari sel normal atau

bertahan lebih lama. Pada beberapa jenis leukemia, sel ganas ini terus

mengalami pembelahan, tetapi gagal untuk matang seperti layaknya sel

normal (Bain, 2015).

Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya

akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Sel-sel

abnormal ini menyebabkan timbulnya gejala karena: kegagalan sumsum

tulang (yaitu anemia, netropenia, trombositopenia) dan infiltrasi organ

(misalnya hati, limfa, kelenjar getah bening, otak, kulit, atau testis) (Moss,

2012).

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

A.1.2. Klasifikasi

Menurut Bakta (2015), leukemia dapat diklasifikasikan 2 tipe yaitu:

1. Garis turunan sel (cell line) yang mengalami transformasi

ganas.

Tabel 2.1. Garis turunan sel (cell line) yang mengalami transformasi ganas.

No. Akut Kronik

I. Acute myeloid leukemia (AML) Klasifikasi FAB

a. M0 - myeloblastic without differentiation.

b. M1 - myeloblastic without maturation.

c. M2 - myeloblastic with maturation

d. M3 - acute promyeloccytic e. M4 - acute myelomonocytic f. M5 - monocytic g. M6 - erythroleukemia h. M7 - acute megakaryocytic

leukemia

Chronic myloid leukemia (CML)

II. Acute lymphoblastic leukemia (ALL). a. Common-ALL b. null- ALL c. Thy-ALL d. B-ALL

Varian menurut FAB: a. L1 b. L2 c. L3

Chronic lymphocytic leukemia (CLL)

III. Sindrom preleukemia/sindrom Mielodisplastik

Bentuk yang tidak biasa: a. Hairy call leukemia b. Prolymphocytic c. Cutaneus cell leukemia d. Micosis funguides

2. Onset penyakit: akut atau kronik

Dengan demikian didapatkan klasifikasi, seperti yang terlihat di

table 2.1

Klasifikasi yang lain adalah klasifikasi MIC (morphology

immunophenotyping cytogenetisc). Klasifikasi ini memerlukan

pemeriksaan morfologi konvensional, tetapi juga memerlukan

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

pemeriksaan sitogenetik yang memerlukan pemeriksaan yang lebih

canggih.

A. Leukemia Limfoblastik Akut

Leukimia akut merupakan leukemia dengan perjalanan klinis

yang cepat, tanpa pengobatan penderita rata-rata meninggal

dalam 2-4 bulan. Namun, dengan pengobatan yang baik ternyata

leukemia akut mengalami kesembuhan lebih banyak dibandingkan

dengan leukemia kronis (Bakta, 2015).

Penyakit ini terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita

leukemia. Keadaan ini merupakan kanker yang sering menyerang

anak-anak dibawah umur 15 tahun dengan puncak insidens antara

umur 3 dan 4 tahun. Manifestasi berupa poliferasi limfoblas

abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat

ekstramedular. Gambaran klinis ALL cukup bervariasi dan

gejalanya dapat tampak tersembunyi atau akut (Apriany, 2016)

Leukimia akut dapat di klarifikasikan menurut klarifikasi FAB

(French American British Group), tetapi dalam praktik klinik sehari-

hari cukup dibagi 2 golongan besar:

1. Acute lymphoblastic leukemia (ALL)

Secara morfologik, menurut FAB (French American British

Group), ALL dibai menjadi 3 yaitu:

a. L1: ALL dengan sel limpoblas kecil kecil dan merupakan

84% dari ALL.

b. L2: sel lebih besar, inti irregular, kromatin bergumpal,

nucleoli prominen dan sitoplasma agak banyak. Merupakan

14% dari ALL.

c. L3: ALL mirip dengan limfoma Burkitt, yaitu sitoplasma

basofil dengan banyak vakuola, hanya merupakan 1% dari

ALL.

Secara imunofenotipe ALL dapat dibagi menjadi 4 golongan

besar seperti terlihat pada table 2.2.

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Table 2.2 Pembagian ALL secara Imunofenotipe dan Frekuensi Relatifnya

Subtype Frekuensi relative

Anak anak Dewasa

1.common-ALL (c-ALL) 76% 51%

2. null-ALL 12% 38%

3. T-ALL 12% 10%

4. B-ALL 1% 2%

2. Acute meloid leukemia (AML) atau acute nonlymphoblastic

leukemia (ANLL).

Klasifikasi morfologik yang umum dipakai ialah klarifikasi dari

FAB:

a. M0: Acute myeloid leukemia without differentiation

b. M1: Acute myeloid leukemia without maturation

c. M2: Acute myeloid leukemia with maturation

d. M3: Acute promyelocytic leukemia

e. M4: Acute myelomonocytic leukemia

f. M5: Acute monocytic leukemia

i. Subtype M5a: tanpa mutasi

ii. Subtipe M5b: dengan mutasi

g. M6: Erythroleukemia

h. M7: Megakaryocytic leukemia

M1+M2+M3 disebut sebagai acute myeloblastic leukemia

yang merupakan 75% dari seluruh ANLL.

Klarifikasi World Health Organization WHO mempunyai

hubungan yang lebih baik dengan prognosis. Pentingnya nilai

prosnotik dari kelainan genetik ditunjukan dengan jelas pada AML

dengan recurrent chromosome translocatons yang secara umum

menunjukan prognosis yang lebih baik jika diobati dengan

pengobatan yang tepat. Sebaliknya AML dengan karyotipe

kompleks, delesi parsial atau hilangnya kromosom 5 atau 7 sering

kali ditandai oleh multilineage dysplasia, positif terhadap multi-drug

resistant glycoprotein disertai dengan respon yang tidak baik

terhadap terapi (Bakta, 2015).

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

B. Leukemia Kronik

Leukimia limfositik Kronik (Chronic Lymphocytic Leukemia,

CLL) berbeda dengan jenis leukemia yang lain karena penyakit ini

berlangsung lambat bertahun-tahun. Leukemia ini dijumpai

khususnya pada orang dewasa yang berumur diatas 40 tahun

yang merupakan salah satunya leukemia yang tidak pernah timbul

sebagai akibat radiasi. Pada sebagian besar CLL, sel yang

berfoliferasi adalah limfosit B dengan penanda permukaan normal,

tetapi tidak menunjukan aktivitas imunologi. Sel B leukemik dapat

hidup selama 5 tahun, berbeda dengan sel B normal berumur

panjang yang hanya hidup 1 tahun. Karena produksi sel B

meningkat sebanyak 10 kali, maka jumlah sel B sangat banyak.

Sel-sel ini secara imunologik lumpuh dan dalam pertumbuhannya

mendesak sel B yang normal, limfa, sumsum tulang dan kelenjar

limfe juga dipenuhi oleh sel-sel ini, sehingga mengganggu

pergerakan granulosit dan monosit untuk melewati membrane

vaskuler (Kiswari, 2016).

A.1.3. Tanda-tanda Penyakit Leukemia

Menurut Yuni (2015) tanda tanda penyakit leukemia adalah

sebagai berikut:

1. Anemia

Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas

cepat (Sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen

dalam tubuh berkurang, akibatnya penderita bernafas cepat

sebagai konpensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam

tubuh).

2. Perdarahan

Ketika platelet (sel pembeku darah) tidak tereproduksi dengan

wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita

akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya bintik

merah lebar/kecil dijaringan kulit).

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

3. Terserang infeksi

Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,

terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukimia, sel

darah putih yang dibentuk adalah tidak normal (abnormal)

sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita

rentan terkena inveksi/virus, bahkan dengan sendirinya akan

menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari

hidung (meler) dan batuk.

4. Nyeri tulang dan Persendian

Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone

marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

5. Nyeri perut

Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia,

dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan

empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ organ tubuh

ini dan timbulnya nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya

nafsu makan penderita leukemia.

6. Pembengkakan Kelenjar Lympa

Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada

kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan

lainya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia

dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.

7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea)

Penderita mungkin menampakan gejala kesulitan bernafas dan

nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan

pertolongan medis.

A.1.4. Etiologi

Menurut Yuni (2015) ada beberapa penyebab leukemia sebagai

berikut:

1. Radiasi

Menurut data, LMA (Leukemia meiloid akut) lebih disebabkan

karena serangan radiasi. Sedangkan LLK (Leukemia Limfositik

Kronik) sendiri jarang mendapat laporan karna faktor radiasi.

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

2. Faktor Leukemogenik

Maksudnya disini itu karena factor zat kimia tertentu. Biasanya

racun lingkungan seperti benzene, insektisida, obat-obatan terapi

kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya leukemia.

3. Virus

Virus ini biasanya virus HTLV (Human T-cell lymphotropic virus)

penyebab utamanya. HTLV itu T-cell Leukimia Viruses yang

merupakan penyebab utama dari ketidaknormalan perkembangan

sel darah putih. Biasanya HTLV I atau II, virus lainnya antara lain

retrovirus atau virus leukemia feline.

4. Herediter

Herediter atau faktor keturunan. Biasanya orang yang memiliki

Sindrom Down lebih rentan terkena leukimia dibanding yang tidak.

Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding

yang normal.

A.1.5. Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi tanpa-batas sel darah putih yang

imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah, walaupun bukan

suatu “tumor”. Sel-sel leukemia memperlihatkan sifat neoplastik yang

sama seperti sel-sel kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan

patologi dan manifestasi klinisnya disebabkan oleh infiltrasi dan

penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel-sel leukemia nin

fungsional. Organ-organ yang terdiri dari banyak pembuluh darah,

seperti limfa dan hati, merupakan organ yang terkena paling berat

(Apriany, 2016).

Pada semua tipe leukemia, sel-sel yang berpoliferasi menekan

produksi unsur-unsur darah yang terbentuk dalam sumsum tulang

melalui kompetisi gizi yang esensial bagi metabolisme. Tanda dan

gejala leukemia yang paling sering ditemukan merupakan akibat dari

infiltrasi dari sumsum tulang, tapi akibat yang utama adalah:

1. Anemia, akibat penurunan sel darah merah.

2. Infeksi, akibat neutropenia.

3. Tendesi pendarahan, akibat penurunan trombosit.

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Invasi sel-sel leukemia kedalam sumsum tulang secara perlahan

lahan akan melemahkan tulang dan cendrung mengakibatkan fraktur

karena sel-sel leukemia menginvasi periosteum, peningkatan tekanan

menyebabkan rasa nyeri yang hebat (Apriany, 2016).

A.1.6. Gejala Klinik

Baik ALL (Leukemia Limfositik/ Limfoblastik Akut) maupun AML

(Leukemia myeloid akut) dimulai secara mendadak. Lesu dan demam

merupakan gejala umum. Gejala lainnya biasanya ada kaitannya

dengan anemia, kecendrungan untuk terjadinya perdarahan atau

infeksi. Hal ini disebabkan oleh produksi eritrosit yang menurun,

trombosit berkurang, dan penekanan granulosit sedemikian rupa

sehingga tidak mampu melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Jumlah leukosit tidak bisa diperkirakan. Sekitar 25% penderita

mempunyai jumlah leukosit di atas 5000/mm2. 25% yang lain hitung

leukositnya rendah (<5000/mm2), dan 15% menunjukan hitung leukosit

normal (5000-10.000/mm3), tetapi sel-sel tersebut jelas abnormal.

Pada separuh dari jumlah penderita leukemia akut dijumpai

peningkatan kadar asam urat dalam serum. Setelah pengobatan,

biasanya kadar sama urat meningkat sekali. Kadar LDH sering kali

meningkat dengan predominasi isoenzim 2,3 dan 4 (Kiswari, 2016).

Gejala klinik leukemia akut sangat bervariasi, tetapi pada

umumnya timbul cepat, dalam beberapa hari sampai minggu. Menurut

Bakta (2015) gejala leukemia akut dapat digolongkan menjadi tiga

golongan besar yaitu:

1. Gejala kegagalan sumsum tulang, yaitu:

a. Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah

b. Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam,

infeksi rongga mulut, tenggorok, kulit, saluran nafas, dan sepsis

sampai syok septik.

c. Trombositopenia menimbulkan easy bruising, perdarahan kulit,

perdarahan mukos, seperti perdarahan gusi dan epistaksis.

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

2. Keadaan hiperkatabolik, yaitu ditandai oleh:

a. Kaheksia.

b. Keringat malam.

c. Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal.

3. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala

lain seperti:

a. Nyeri tulang dan nyeri sternum

b. Linfadenopati superficial

c. Splenomegali atau hepatomegali, biasanya ringan

d. Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit

e. Sindrom menigeal: sakit kepala, mual muntah, mata kabur,

kaku kuduk.

4. Gejala lain yang dapat dijumpai adalah

a. Leukostatis terjadi jika leukosit melebihi 50.000/µL. Penderita

dengan leukositosis serebral ditandai oleh sakit kepala,

confusion, dan gangguan visual. Leukostasis pulmoner ditandai

oleh sesak nafas, takhipnea, ronchi dan adanya infiltrate

primer.

b. Koagulapati dapat berupa DIC (DIsseminated Intravascular

Coagulation) atau fibrinolisis primer. DIC lebih sering dijumpai

pada leukemia promielositik akut (M3). DIC juga dapat timbul

pada saat pemberian kemoterapy yaitu pada fase regimen

induksi remisi.

c. Hiperurikemia yang dapat bermanifestasi sebagai arthritis gout

dan batu ginjal.

d. Sindrom lisis tumor dapat dijumpai sebelum terapi terutama

pada ALL. Tetapi sindrom lisis tumor lebih sering dijumpai

akibat kemoterapi.

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

A.1.7. Pemeriksaan Laboratorium

Menurut Hassan, Alatas (2007), pemeriksaan laboratorium dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Darah tepi

Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan

pada kelainan sumsum tulang yaitu berupa pansitopenia,

limfositosis yang kadang kadang menyebabkan gambaran darah

tepi monoton dan terdapatnya sel blas. Terdapatnya sel blas

dalam darah tepi merupakan gejala potognomonik untuk leukemia.

2. Sumsum tulang

Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran

monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis

sedangkan system lain terdesak (aplasia sekunder). Pada LMA

selain gambaran yang monoton, terlihat pula adanya hiatus

leukemikus yaitu keadaan yang memperlihatkan banyak sel blas

(mieloblas), beberapa sel tua (segmen) dan sangat kurang bentuk

pematangan sel yang berada diantaranya (promielosit, mielosit,

metamielosit, dan batang).

Hassan dan Alatas (2007), juga menjelaskan tentang

Pemeriksaan lainnya seperti:

1. Biops limpa

Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan

sel yang berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit

normal, RES, granulosit, piulp cell.

2. Kimia darah

Kolestrol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat,

hipogamaglobulinemia.

3. Cairan serebrospinalis

Bila terjadi peningkatan jumlah sel (sel patologis) dan protein,

maka hal ini berarti suatu leukemia menigeal. Kelainan ini dapat

terjadi pada setiap saat dari perjalanan penyakit baik pada

keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh. Untuk

mencegahnya dilakukan fungsi lumbal dan pemberian metotroksat

(MTX) intratekal secara rutin pada setiap penderita baru atau pada

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

mereka yang menunjukan gejala tekanan intrakranial yang

meninggkat.

4. Sitogenetik

70%-90% dari kasus LMK menunjukan kelainan kromosom, yaitu

pada kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph1).

50%-70% dari penderita LLA dan MLA mempunyai kelainan

berupa:

a. Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), HIPLOID (2n-

a), hiperploid (2n+a).

b. Kariotip yang pseudodipploid pada kasus dengan jumlah

kromosom yang diploid

c. Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial

depletion).

d. Terdapatnya marker chromosome yaitu elemen secara

morfologis bukan merupakan kromosom normal: dari bentuk

yang sangat besar sampai yang sangat kecil.

A.1.8. Pengobatan

Menurut Hassan dan Alatas (2007) ada beberapa macam jenis

pengobatan diantaranya yaitu:

1. Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari

6g/dl. Pada trombositopenia yang berat dan pendarahan masif,

dapat diberikan transfuse trombosit dan bila terdapat tanda tanda

DIC dapat diberikan heparin.

2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan

sebagainya). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi

sedikit dan akhirnya dihentikan.

3. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-mekaptopurin atau 6-

mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru

dan lebih poten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin

(daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase, siklofosfamid

atau CPA, adriamisin dan sebagainya. Umumnya sitostatika

diberikan dalam kombinasi bersama sama dengan prednisone.

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping

berupa alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau

kandidiasis. Hendaknya lebih berhati-hati bila jumlah leukosit

kurang dari 2.000/mm3.

4. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi

dikamar yang suci hama).

5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah

tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106),

imunoterapi mulai diberikan. Pengobatan yang aspesifik dengan

dilakukan pemberian imunisasi BCG atau dengan Corynae

bacterium dan dimaksudkan agar terbentuk antibody yang dapat

memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan spesifik dikerjakan

dengan menyuntikkan sel leukemia yang telah diradiasi. Dengan

cara ini diharapkan akan terbentuk antibody yang spesifik

terhadap sel leukemia, sehingga semua sel patologis akan

dihancurkan sehingga diharapkan penderita leukemia dapat

sembuh sempurna.

A.2. Kemoterapi

A.2.1 Definisi

Kemoterapi (obat kanker) merupakan suatu senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan atau sel kanker. Antikanker umumnya

bekerja dengan cara membunuh sel kanker yang sedang berkembang.

Dengan begitu, sel kanker lebih rentan terhadap senyawa yang

bersifat sitotoksik tersebut karena sel kanker umumnya terus

membelah dengan cepat dibandingkan dengan sel yang normal.

Antikanker biasanya ditujukan untuk menghabat langsung system

metabolisme esensial pada replikasi sel kanker, antara lain

penghambatan terhadap biosintesis purin dan pirimidin yang

merupakan senyawa penting untuk RNA dan DNA (Radji, 2017).

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

A.2.2 Jenis-jenis pengobatan kanker

Menurut Radji (2017) ada beberapa jenis pengobatan kanker

yaitu:

1. Operasi

Tindakan operasi merupakan pengobatan pertama untuk kanker

atau tumor padat. Pada kasus kanker yang terdiagnosis pada

stadium dini, tindakan operasi merupakan cara yang cukup efektif

untuk menanggulangi kanker. Pada umumnya, tindakan operasi

dapat mengatasi kanker jinak atau tumor.

2. Radiasi

Radiasi ditujukan untuk membunuh sel kanker dengan energi

sinar, biasanya merupakan terapi setelah pengangkatan sel tumor.

Radiasi juga dapat dikombinasi dengan kemoterapi untuk

membunuh sel sel kanker yang kemungkinan tidak sepenuhnya

dapat dihilangkan dengan operasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pengobatan yang menggunakan suatu

senyawa kimia untuk membunuh sel kanker yang sedang

membelah dan mencegah perkembangan sel selanjutnya.

4. Terapi hormonal

Obat ini diberikan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker

dengan mencegah sel kanker menerima sinyal penting untuk

pembelahan dan proliferasi sel kanker.

5. Terapi tepat sasaran

Terapi tepat sasaran (targeted terapy) merupakan golongan obat

yang relative baru untuk pengobata kanker. Obat ini bekerja

secara spesifik dan terarah untuk menghalangi peran protein atau

enzim tertentu yang spesifik hanya terdapat atau banyak terdapat

pada sel kanker. Penghambatan terhadap peran protein spesifik

tersebut akan mencegah pertumbuhan dan porifelasi sel kanker.

6. Antibodi monokronal

Antibodi yang digunakan dalam terapi kanker merupakan antibodi

monokronal yang di produksi tidak hanya untuk menghantarkan

senyawa kemoterapi, tetapi juga dapat digunakan sebagai obat.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Antibodi monokronal sebagai terapi antikanker yang bekerja dalam

berbagai mekanisme, baik secara langsung dapat membunuh sel

kanker maupun dengan menghambat sinyal penting yang

dibutuhkan untuk proliferasi sel. Karena antibodi bersifat sangat

spesifik, antibodi monokronal dapat dikatakan sebagai inhibitor

spesifik untuk sel kanker tertentu.

7. Biological response modifier

Terapi ini menggunakan protein yang secara alami terdapat dalam

tubuh untuk menstimulasi pertahanan tubuh dalam mengatasi sel

kanker.

8. Vaksin kanker

Tujuan penggunaan vaksin kanker adalah untuk menstimulasi

system kekebalan tubuh melawan kanker. Vaksin kanker

umumnya mengandung protein yang terdapat pada sel kanker

atau yang diproduksi oleh sel kanker. Pemberian protein tersebut

sebagai vaksin akan merangsang respon tubuh terhadap sel

kanker.

9. Terapi terapi alternatif dan komplementer

Terapi ini menggunakan senyawa alami dari herbal atau hean

yang digunakan untuk pengobatan kanker disamping obat

konvensional. Terapi alternatif banyak dilakukan dalam terapi

kanker walaupun bukti ilmiah tentang efikasinya masih menjadi

kontroversi.

A.2.3 Jenis jenis Kemoterapi

Menurut Radji (2017) beberapa jenis antikanker yang umumnya

digunakan pada terapi kanker adalah:

1. Senyawa antimetabolit

Senyawa ini dapat menghambat sintesis purin atau pirimidin yang

merupakan prekusor nukleotida sehingga dapat menghambat

sintesis RNA dan DNA sel dan menyebabkan kematian sel kanker.

Namun, antimetabolit tidak dapat dimanfaatkan oleh sel dalam

proses metabolisme. Di dalam sel senyawa antimetabolit dapat

digunakan secara keliru oleh sel karena kemiripan strukturnya

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

dengan metabolit sehingga keberadaan antimetabolit dapat

menghambat fungsi vital perkembangbiakan sel yang pada

akhirnya dapat menyebabkan kematia sel. Apabila DNA tidak

dapat disintesis, sel tidak dapat membelah dengan baik.

Jenis jenis antimetabolit yang sering digunakan sesuai dengan

sasaran aksinya adalah:

a. Antagonis folat, antara lain metrotreksat (Trexall), dan

penetresed

(Alimta).

b. Antagonis purin, antara lain mekaptopurin (Purinethol, Puri-

Nethol)

c. Antagonis pirimidin, antara lain fluorourasil

2. Senyawa genotoksik

Senyawa genotoksik menyebabkan kelainan pada DNA sehinga

memengaruhi replikasi DNA dan pembelahan sel kanker.

Antikanker golongan senyawa ini memiliki efek toksik terhadap

asam nukleat dan memengaruhi fungsi asam nukleat. Obat dapat

terikat secara langsung pada DNA atau secara tidak langsung

merusak DNA dengan cara menghambat kerja enzim yang

dibutuhkan dalam proses replica DNA. Sel – sel yang bereplika

dengan cepat sensitive terhadap senyawa genotoksik karena

mereka secara aktif melakukan sintesis untaui DNA baru. Apabila

terjadi kerusakan pada DNA yang sedang bereplika karena

senyawa genotoksik dalam sel, sel akan melakukan proses

apoptosis yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel.

3. Inhibitor spinder mitosis sel

Senyawa ini menghambat pembelahan sel dengan menghambat

pembentukan spindle sel yang merupakan komponen sitoskeletal

sel sehingga sel tidak mampu membelah diri. Selama proses

mitosis sel, DNA kromosom telah di replikasi dengan sempurna

dan kemudian dipisahkan menjadi dua kromosom yang identik

yang merupakan materi genetik masing masing sel yang

membelah.

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

4. Senyawa antikanker lain

Senyawa dalam golongan ini merupakan senyawa yang dapat

menghambat pembelahan sel kanker yang tidak termasuk dalam

kategori senyawa yang telah disebut sebelumnya,

A.2.4 Efek Samping Kemoterapi

Menurut Radji (2017) efek dari pengobatan kemoterapi ada

beberapa yaitu, sulit tidur, mual dan muntah, supresi sumsum tulang,

anemia, pendarahan pada lambung, gangguan detak jantung,

demam, mengigil, sakit pinggang, pecah pecah pada mukosa mulut,

kemerahan pada wajah, rasa sakit, sulit kencing, diare, pendarahan,

rambut rontok, dan kesulitan bernafas.

A.3. Mual dan Muntah sebagai Efek Pengobatan Leukemia

A.3.1. Definisi Mual dan Muntah Post Kemoterapi

Mual dan muntah merupakan efek samping serius dari terapi

kanker yang mempengaruhi kebanyakan pasien yang menjalani

kemoterapi. Terapi radiasi ke otak, saluran gastrointestinal, atau hati

juga menyebabkan mual dan muntah. Mual adalah perasaan tidak

enak di bagian belakang tenggorokan dan perut yang mungkin

datang dan masuk dalam gelombang. Bisa terjadi sebelum muntah.

Sedangkan muntah adalah membuang isi perut melalui mulut.

Meskipun perawatan untuk mual dan muntah telah membaik, mual

dan muntah masih merupakan efek samping serius dari terapi kanker

karena hal ini menyebabkan pasien terdesak dan dapat

menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Penderita mungkin

mengalami mual lebih dari muntah (Hanish, J, 2016).

Mual dikontrol oleh bagian sistem saraf otonom yang

mengendalikan fungsi tubuh tidak disengaja (seperti pernapasan atau

pencernaan). Muntah adalah refleks yang dikendalikan sebagian oleh

pusat muntah di otak. Muntah bisa dipicu oleh bau, rasa,

kegelisahan, nyeri, gerak, atau perubahan pada tubuh akibat

peradangan, aliran darah yang buruk, atau iritasi pada perut (Hanish

J, 2016).

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Menurut Garret, et al (2003) dalam Apriany mual muntah

merupakan efek samping dari kemoterapi yang paling mengakibatkan

stres berat. Agen kemoterapi menstimulasi sel enterochromaffin pada

saluran pencernaan untuk melepaskan Serotonin dengan memicu

reseptor Serotonin. Aktivasi reseptor memicu aktifnya jalur aferen

vagal yang mengaktifkan pusat muntah dan menyebabkan respon

muntah.

A.3.2. Faktor Penyebab Mual Muntah Pada Pasien Kanker Post

Kemoterapi

Menurut Hanish, J (2016) banyak faktor yang meningkatkan

risiko mual dan muntah dengan kemoterapi. Mual dan muntah

dengan kemoterapi lebih mungkin terjadi jika pasien:

a. Diobati dengan obat kemoterapi tertentu

b. Pernah mengalami mual dan muntah yang parah atau sering

setelah menjalani perawatan kemoterapi

c. Perempuan

d. Di bawah usia 50 tahun

e. Menderita atau muntah dengan kehamilan sebelumnya

f. Memiliki ketidakseimbangan cairan dan / atau elektrolit

(dehidrasi, terlalu banyak kalsium dalam darah, atau terlalu

banyak cairan di jaringan tubuh)

g. Memiliki tumor di saluran gastrointestinal, hati, atau otak

h. Mengalami sembelit

i. Menerima obat tertentu, seperti opioid (obat sakit)

j. Memiliki infeksi, termasuk infeksi dalam darah

k. Mengalami penyakit ginjal

Pada beberapa pasien, setelah mereka memiliki beberapa cara

pengobatan, mual dan muntah mungkin terjadi sebelum sesi

pengobatan. Ini disebut antisipasi mual dan muntah. Hal ini

disebabkan oleh pemicu, seperti bau di ruang terapi. Misalnya,

seseorang yang memulai kemoterapi dan mencium bau alkohol pada

saat bersamaan mungkin akan mengalami mual dan muntah saat

mencium bau alkohol. Semakin banyak sesi kemoterapi yang dimiliki

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

pasien, semakin besar kemungkinan mual dan muntah antisipasi

akan terjadi.

A.3.3. Dampak Mual Muntah

Pencegahan dan pengendalian mual muntah sangat penting

untuk dilakukan pada penderita kanker post kemoterapi, sehingga

para penderita kanker bisa terus berobat dan melakukan aktivitas

keseharian. Mual dan muntah yang tidak terkontrol bisa

menyebabkan hal berikut:

a. Perubahan kimia dalam tubuh.

b. Perubahan mental.

c. Kehilangan selera makan.

d. Malnutrisi.

e. Dehidrasi.

f. Patah tulang.

g. Membuka kembali luka bedah.

(Hanish J, 2016)

A.3.4. Tipe Mual Muntah

Berbagai jenis mual dan muntah disebabkan oleh kemoterapi,

terapi radiasi, dan kondisi lainnya. Mual dan muntah dapat terjadi

sebelum, selama, atau setelah perawatan. Jenis mual dan muntah

meliputi:

1. Akut

Mual dan muntah yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah

perawatan dimulai.

2. Tertunda

Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 24 jam setelah

kemoterapi. Ini juga disebut mual dan muntah terlambat.

3. Antisipatif

Mual dan muntah yang terjadi sebelum pengobatan kemoterapi

dimulai. Jika pasien mengalami mual dan muntah setelah

menjalani sesi kemoterapi sebelumnya, mual dan muntah sebelum

kemoterapi. Ini biasanya dimulai setelah perawatan ketiga atau

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

keempat. Bau, pemandangan, dan suara ruang perawatan

mungkin mengingatkan pasien pada masa-masa sebelumnya dan

dapat memicu mual dan muntah sebelum sesi kemoterapi dimulai.

4. Breakthrough

Mual dan muntah yang terjadi dalam 5 hari setelah mendapat

pengobatan antinausea (Anti mual). Obat atau dosis yang berbeda

diperlukan untuk mencegah lebih banyak mual dan muntah.

5. Refractory

Mual dan muntah yang tidak merespon obat.

6. Kronis

Mual dan muntah yang berlangsung selama beberapa waktu

setelah perawatan berakhir.

A.3.5. Cara Mengatasi Mual Muntah

Menurut Harrish, J (2016), antisipasi mual dan muntah secara

dini, bila gejala mual antisipatif dan muntah didiagnosis dini,

pengobatan lebih cenderung bekerja. Psikolog dan profesional

kesehatan mental lainnya dengan pelatihan khusus seringkali dapat

membantu pasien dengan mual dan muntah antisipatif. Jenis

perawatan berikut dapat digunakan:

a. Relaksasi otot.

b. Hipnoterapi.

c. Perilaku mengubah metode.

d. Biofeedback.

e. Pengalihan (seperti bermain video game).

Pada anak-anak, mual dan muntah akut biasanya diobati dengan

obat-obatan dan metode lainnya. Obat-obatan dapat diberikan

sebelum setiap perawatan untuk mencegah mual dan muntah.

Setelah kemoterapi, obat dapat diberikan untuk mencegah muntah

yang tertunda. Pasien yang diberi kemoterapi beberapa hari berturut-

turut mungkin memerlukan perawatan untuk mual dan muntah akut

dan tertunda. Beberapa obat hanya bertahan dalam waktu singkat di

tubuh dan perlu diberikan lebih sering. Yang lain bertahan lama dan

kurang diberi. Perawatan non-obat dapat membantu meringankan

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

mual dan muntah, dan dapat membantu obat anti mual bekerja lebih

baik pada anak-anak. Perawatan ini meliputi, akupunktur, akupresur,

terapi, musik, latihan relaksasi otot, kelompok pendukung anak dan

keluarga, game realitas virtual.

Dukungan diet meliputi:

a. Makan lebih sedikit tapi sering.

b. Menghindari bau makanan dan bau yang menyengat lainnya.

c. Menghindari makanan yang pedas, berlemak, atau sangat asin.

d. Makan "makanan yang menenangkan" yang telah membantu

mencegah mual di masa lalu.

e. Minum obat antinausea sebelum makan.

Mual yang tertunda mungkin sulit dideteksi pada anak-anak.

Tidak seperti pada orang dewasa, mual dan muntah yang tertunda

pada anak-anak mungkin lebih sulit dilakukan oleh orang tua dan

pengasuh. Perubahan pola makan anak mungkin merupakan satu-

satunya tanda adanya masalah. Selain itu, kebanyakan perawatan

kemoterapi untuk anak dijadwalkan beberapa hari. Hal ini membuat

waktu dan risiko mual tertunda tidak jelas. Studi tentang pencegahan

mual dan muntah tertunda pada anak terbatas. Anak-anak biasanya

diperlakukan dengan cara yang sama seperti orang dewasa, dengan

dosis obat yang mencegah mual disesuaikan dengan usia (Hanish J,

2016)

A.3.6. Alat ukur mual muntah

Menurut Rhodes dan McDaniel (2001) dalam Apriany (2010),

ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur mual

muntah. Instrumen tersebu berupa Duke Descriptive Scale (DSS),

Visual Analog Scale (VAS), Rhodess Index of nausea Vomiting and

Retching (INVR), Morrow Assessment of Nausea and Emesis

(MANE) dan Functional Living Index Emesis (FLIE), yang telah teruji

validitas dan realibilitasnya, masing-masing instrument tersebut

memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Instrument

tersebut umumnya digunakan untuk mengukur mual muntah pada

orang dewasa dan dapat pula pada anak usia sekolah dan remaja.

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Sedangkan instrument yang biasa digunakan untuk usia anak adalah

Rhodess Index of nausea Vomiting and Retching (INVR). Intrumen ini

terdiri dari 8 pertanyaan, dimana akan diisi oleh responden dengan 5

respon Skala Likert 0-4.

A.4. Hipnoterapi

A.4.1. Definisi

Hipnosis adalah suatu kondisi pikiran saat saat analisis logis

pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk kedalam

kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconscious). Dalam keadaan

itu, tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan

untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada

kondisi hipnotik atau “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti

dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut yang berlebihan

(phobia), trauma, atau rasa sakit. Individu yang mengalami hypnosis

dapat menyadari apa yang terjadi disekitarnya dan juga berbagai

stimulus yang diberikan oleh therapist (Fachri, 2008).

Hipnosis juga bisa disebut juga sebagai seni atau ilmu

komunikasi dengan alam bawah sadar yang dapat mempengaruhi

orang dan dapat memprogram orang. Menurut Human Service

Division US Departement of Education, hipnosis adalah metode untuk

menembus faktor kritis fikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya

pemikiran atau sugesti tertentu (Setengah, 2015).

Hipnosis adalah keadaan alami dari relaksasi total tubuh di mana

kondisi kesadaran pikiran meningkat lebih tinggi dari biasanya. Ketika

memasuki keadaan hipnosis, kesadaran klien terhadap apa yang

terjadi di sekitar jelas akan berkurang bila akan dibandingkan

kesadaran terhadap perasaan -perasaan di dalam diri klien. Maka

dengan sendirinya. Klien akan memfokuskan perhatian kepada

sugesti yang ditanamkan dalam diri klien sebagai upaya mengatasi

suatu masalah. Selama proses hipnosis berlangsung, klien berada

dalam tahapan perubahan yang berguna untuk meningkatkan

kesehatan, meningkatkan kesadaran diri, dan untuk mengakses

berbagai sumber positif diri klien (Fachri, 2015).

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit atau dalam

perawatan penyakit (Rafael,2015). Hipnoterapi adalah terapi yang

menggunakan hypnosis untuk memfasilitasi perubahan. Sugesti yang

telah disetujui sebelumnya ditanamkan kedalam alam bawah sadar

sementara klien dalam keadaan rileks terhipnosis. Selama proses

hipnosis tersebut berlangsung, klien tidak dapat dan tidak akan

melakukan sesuatu yang tidak terapis kehendaki (Rafael, 2015).

Hipnotherapi dapat diartikan sebagai sebuah metode terapi yang

memanfaatkan hipnosis untuk mencapai tujuan tertentu. Terapi

diberikan pada saat seseorang berada dalam kondisi terhipnosis.

Tujuannya bisa beraneka ragam, tergantung kebutuhan, misalnya

membangun keinginan untuk olaraga, mengatur pola makan,

menurunkan berat badan, bisa juga sebagai terapi bagi pasien

(Setengah, 2016).

Terapi hipnosis (Hypnoterapi) merupakan fenomena ilmiah.

Namun, masih belum dapat definisi yang jelas, bagaimana

sebenarnya mekanisme kerja hipnotherapi. Beberapa ilmuan

berspekulasi kalau hipnotherapi menstimulasi otak untuk melepaskan

neurotransmiter, zat kimia yang terdapat diotak. Zat itu adalah

encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood

sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau

gejala fisik lainnya (Fachri, 2015).

A.4.2. Mekanisme Kerja Hipnoterapi

Secara umum, mekanisme kerja hipnotherapi sangat terkait

dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada

saat kondisi yang diidentifikasikan melalui gelombang otak yang

dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electro Encephalo

Graphs). Berikut uraian berbagai gelombang otak disertai dengan

aktivitas yang terkait (Fachri, 2015).

Pada prinsipnya hal yang jelas berubah ketika terjadi proses

hipnosis adalah gelombang otak. Untuk dapat memberikan sugesti

yang efektif kepada subjek, hipnotis harus tahu kapan waktu yang

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

tepat untuk untuk menyampaikan sugesti, dan bagaimana membuat

kondisi itu tercipta. Hipnotis harus mampu membawa subjek kearah

gelombang otak dengan frekuensi tertentu, yang tepat untuk diberi

sugesti. Gelombang otak sendiri ada empat macam (Setengah,

2016).

Menurut Fachri (2015) dan Setengah (2016) ada empat macam

gelombang otak yaitu:

1. Beta (14Hz-25Hz): normal

Gelombang otak Beta dominan terjadi pada seseorang yang

sedang melakukan aktivitas yang membutuhkan ketelitian serta

konsentrasi (Fachri, 2015). Contoh kegiatanya, saat seseorang

mengerjakan soal matematika, berolaraga, belajar, serta berfikir

kritis. Pemberian sugesti pada saat seseorang berada dalam

kesadaran penuh agak sulit sebab subjek akan sangat mengkritik

kata kata dari hipnotis. Jika ingin memberikan hipnosis pada orang

yang berada pada gelombang ini, ajaklah subjek untuk santai

sejenak dan berhenti dari kegiatannya. Orang yang rileks akan

lebih mudah menerima sugesti (Setengah,2016).

2. Alpha (8Hz-13Hz): meditative

Gelombang otak Alpha dominan terjadi pada seseorang yang

sedang melakukan aktivitas. Relaksasi, pembelajaran super, fokus

rileks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin,

kondisi pra tidur, mediasi, da awal mengakses fikiran alam bawah

sadar (unconscious) (Fachri,2015).

Gelombang Alpha membuka akses menuju alam bawah sadar

sehingga proses hypnosis bisa mulai dilakukan. Jenis aktivitas

pada gelombang Alpha contohnya adalah menghayati puisi,

membaca sebuah novel, menulis, menonton tv, atau keadaan

ketika baru bangun tidur. Dalam gelombang Alpha, otak akan

sangat mudah menerima instruksi. Proses hypnosis bisa dilakukan

secara perlahan lahan (Setengah, 2016).

3. Theta (4Hz-7-Hz): meditative

Pada gelombang otak Theta, dimana seseorang kondisinya sudah

setengah tidur atau sangat rileks. Gelombang ini dominan pada

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

saat seseorang hamper tertidur. Apa yang terjadi pada gelombang

ini merupakan representasi alam bawah sadar (Setengah, 2016).

4. Delta (0,5 Hz-3Hz): tidur terlelap

Pada kondisi ini, seseorang tidur secara terlelap tanpa bermimpi

dan tentunya sugesti apapun tidak dapat diberikan. Konon,

dengan istirahat total seperti ini, tubuh manusia sedang melakukan

penyembuhan. Untuk dapat menerima hypnosis pada orang yang

sedang tidur terlelap, keadaannya harus dipindahkan ke

gelombang Theta terlebih dahulu. Caranya adalah memberikan

sedikit sentuhan, memanggil namanya, atau mengajak bicara.

Lakukan dengan perlahan dan jangan sampai membuatnya

terbangun karena kanget sebab subjek akan merasa jengkel, tidak

nyaman, atau bahkan marah (Setengah, 2016).

A.4.3. Proses Hipnotherapi

Pada beberapa kasus, hipnotherapi dapat digunakan sebagai

pengobatan. Namun, pada banyak kasus, hipnotherapi lebih banyak

digunakan sebagai terapi pendamping untuk pengobatan medis.

Hipnotherapi merupakan terapi dengan mengunakan hipnosis. Metode

yang digunakan, bisa mengunakan metode trance sleep atau tanpa

trance (Setengah, 2016).

Menurut Setengah (2016), proses-proses hipnotherapi sebagai berikut:

1. Prainduksi

Prainduksi merupakan proses awal sebelum sesi

hypnotherapi sebenarnya dimulai. Didalamnya terdapat proses

building rapport atau membangun kepercayaan dengan tujuan

menciptakan kedekatan dan rasa percaya klien terhadap

hipnoterapisnya. Prainduksi merupakan proses yang sangat

penting dan bersifat kritis serta menentukan kesuksesan sesi

hypnotherapi. Pada proses ini akan dilakukan dan diketahui hal hal

sebagai berikut:

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

a. Analisis permasalahan klien

Di dalamnya, hipnoterapis dank lien akan membicarakan

permasalahan yang akan menjadi fokus terapi dan tujuan

yang ingin dicapai dari proses hipnotherapi.

b. Pengujian tingkat sugestibilitas klien dan pemahaman klien

terhadap metode hipnotherapi.

Tes sugestibilitas adalah prosedur wajib yang dilakukan di

sesi awal hipnotherapi, dan termasuk didalam prosedur wajib

hipnotherapi dilakukan. Di dalamnya, akan diukur seberapa

patuh klien dan seberapa mudah ia diberikan sugesti.

c. Meningkatkan tingkat sugestibilitas klien melalui hypnotic

training dan pemahaman hipnotherapi. Sugestibilitas dapat

ditingkatkan melalui hypnotic training yaitu sarana pengenalan

bawah sadar klien terhadap hipnotherapi dan pengenalan

terhadap hipnoterapis. Hipnoterapis akan memberikan

perintah, menguji kepatuhan, hingga akhirnya klien bisa

sepenuhnya bisa mengikuti sugesti dari hipnoterapis. Melalui

terapi ini, hipnoterapis harus mampu meningkatkan tingkat

sugestibilitas dari klien.

2. Induksi

Induksi merupakan proses memberikan sugesti untuk

membawa klien dari normal state (kondisi normal) ke hypnosis

state (fase hypnosis). Dengan kata lain, induksi akan membuat

kesadaran klien menjadi “sangat rileks” atau bahkan “tertidur”.

Terdapat ratusan jenis induksi yang diperuntukan untuk klien

dengan tipe sugestibilitas yang berbeda-beda.

3. Pendalaman

Pendalaman dilakukan ketika subjek sudah terinduksi dan

mulai masuk dalam kondisi trance. Metode-metode yang

digunakan biasanya bersifat imajinatif, seperti membuat subjek

menghitung angka (biasanya 1-5), memintanya mengimajinasikan

kegiatan menuruni tangga, memintanya ke tempat yang damai,

dan lain sebagainya. Semua metode ini bertujuan membuat subjek

semakin rileks dan semakin dalam level trance-nya.

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

4. Tes Kedalaman trance

Tes ini digunakan untuk mengukur seberapa dalam level

trance subjeknya. Tes ini dilakukan karena beberapa sugesti

hanya bisa dilakukan pada orang yang telah mencapai level trance

tertentu. Biasanya, hypnoterapis akan menguji level kedalaman

dengan meminta subjek mengerakkan bagian badanya, alih-alih

menjawab pertanyaan hipnoterapis. Hal ini dilakukan karena jika

subjek menjawab dengan lisan, kemungkinan subjek untuk

kembali ke kondisi normal (dalam kondisi sadar), akan semakin

besar. Contohnya: “Angka 0-100 mengambarkan kondisi anda, 0

artinya, subjek tertidur paling lelap, dan angka 100, artinya subjek

sedang berada pada kesadaran penuh. Apakah anda sudah

berada pada angka 30? Jika iya, silakan gerakan jempol anda”.

5. Sugesti

Pada tahap ini, sugesti diberikan. Sugesti yang disampaikan

pun sesuai dengan tujuan pelaksanaan hipnotherapi. Script

hypnosis sangat bervariasi. Pada prinsipnya, script selalu

mengunakan kalimat present tense (masa kini), meminimalisasi

pengunaan kalimat negative, dan harus sesuai dengan norma-

norma dan nilai-nilai yang dianut oleh subjek sehingga kecil

kemungkinan subjek akan menolak sugesti yang diberikan.

6. Terminasi

Proses ini adalah tahap akhir dari hypnotherapi. Setelah

proses hypnosis dirasa sudah cukup maka terminasi dapat

dilakukan. Umumnya, hypnoterapis menggunakan sugesti positif

untuk mengakhiri sesi, seperti,” anda akan bangun dengan tubuh

yang sehat, perasaan yang lebih bahagia”.

7. Pascahipnosis

Pascahipnosis adalah tahap akhir dari hipnotherapi. Kondisi

ini biasanya digunakan untuk menayakan kondisi subjek, apakah

subjek merasa lebih baik, lebih segar, dan lain-lain. Setelah tahap

ini, subjek akan memasuki kondisi normalnya yakni sudah tidak

dalam pengaruh hipnosis.

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

A.4.4. Teknik-teknik Hypnotherapi

Ada banyak sekali teknik yang bisa digunakan dalam

hypnotherapi. Menurut Setengah (2016) teknik teknik yang digunakan

dalam hipnoterapi adalah:

1. SuggestionTherapy

Teknik ini digunakan untuk mengatasi permasalah yang

sederhana dan jelas akarnya. Untuk kasus-kasus kompleks,

suggestion therapi secara langsung biasa tidak digunakan. Sebab,

pada permasalahan yang kompleks, masalah perlu digali lebih

dalam sehinggasugesti yang diberikan nanti tidak akan salah

sasaran. Prinsip pengunaan suggestion therapy adalah

menyampaikan sejumlah sugesti yang sesuai dengan

permasalahan klien dan harapannya dapat membantu klien

membantu mengatasi masalahnya. Sebagai catatan, seseorang

hanya akan menerima sugesti yang sejalan dengan nilai dasar

yang ia anut.

Untuk menyusun script suggestion therapy dibutuhkan

pengetahuan-pengetahuan praktis yang berkaitan dengan

pemberdayaan diri serta pengetahuan praktis mengenai psikologi

manusia. Suggestion terapi biasanya dilakukan sekitar 15-20

menit. Pada saat suggestion terapy dilakukan, proses deepening

(pendalaman) tetap harus dilakukan agar orang tersebut terus

berada dalam kondisi relaks.

Aturan sugesti:

a. Positif (Sebutkan apa yang diinginkan, misalnya, ingin

sembuh)

b. Lakukan pengulangan

c. Present Tense (hindari kata akan)

d. Pribadi

e. Tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi

f. Progresif (bertahap), jika diperlukan

2. Regression Therapy

Teknik ini biasa digunakan untuk kasus-kasus yang diduga

bersumber atau berhubungan dengan kejadian pada masa lalu.

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Contohnya, psikosomatis. Melalui teknik ini, hipnoterapis berusaha

membawa subjek mengingat masa lalu dengan tujuan agar ia

mendapatkan pandangan baru tentang kenangannya. Dengan

merekontruksi kenangan menjadi lebih positif, harapanya, subjek

akan mendapatkan pandangan yang berbeda tentang masa

lalunya, dan dengan sendirinya akan mempengaruhi masa kini

dan masa depan subjek.

Subjek akan dibawa untuk mengingat kembali pengalaman

emosional (affect bridge) dan pengalaman fisik (somatic bridge).

Dengan mendapatkan detail lengkap mengenai situasi pada masa

lalu, hypnoterapis bisa menanamkan sugesti positif terhadap

subjek. Misalnya, pada masa lalu, subjek ternyata mengalami

pelecehan seksual, yang dilakukan oleh keluarga dekatnya sendiri.

Dengan mendapatkan detail, hipnoterapis dapat memberikan

sugesti “iya, benar, dia ada pada masa lalu. Sekarang, kamu

bukan seorang gadis kecil lagi. Kamu bisa melawan mereka

berniat kurang ajar padamu.

Hal ini bertujuan untuk membuat subjek yakin bahwa kondisi

masa lalunya berbeda dengan kondisi pada masa kini sehingga

pengalaman traumatis tersebut tidak perlu mengganggu

kehidupannya. Setelah subjek berhasil merekontruksi memori,

gejala-gejala fisik maupun psikologi yang bersumber dari

pengalaman ini harapannya sudah tidak akan muncul lagi.

3. Reverse Metaphor

Manusia memiliki alam bawah sadar, alam sadar dan

perantara keduanya (subconscious). Alam bawah sadar tidak bisa

serta merta berkomunikasi dengan alam bawah sadar sehingga

subconscious banyak berperan dalam menjebatani keduanya.

Namun, cara succonscious menyampaikan kemauan alam bawah

sadar tidak selalu positif. Ia bisa berkomunikasi dengan cara

menimbulkan rasa pusing, rasa sakit, emosi negative tanpa

penyebab yang jelas, melalui prilaku yang tidak diinginkan,

maupun mimpi buruk. Teknik ini berusaha membantu alam bawah

sadar secara langsung dengan bentuk metafora-metafora, tanpa

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

melewati subconscious lebih dulu. Teknik ini biasanya digunakan

pada saat hipnoterapis:

a. Hipnoterapis belum menemukan metode yang tepat untuk

klien dan ingin mengali lebih dalam permasalahan

sebenarnyayang mungkin masih tersembunyi.

b. Klien mengalami kesulitan dalam mengungkapkan

permasalahan.

4. Secondary Gains

Dasar teknik ini adalah keyakinan bahwa setiap kebiasaan,

perilaku, atau pilihan, selalu memiliki manfaat yang tersembunyi.

Hipnoterapis berusaha mengetahui sudut pandang subjek

terhadap keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari suatu

kebiasaan, pilihan, kondisi atau prilaku. Melalui teknik interogasi,

subjek akan diajak untuk menemukan aspek positif dan negative

pada keadaannya sekarang serta menemukan aspek positif dan

negative jika tidak dalam keadaan sekarang.

A.5. Konsep Anak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih

dalam kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak

adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun.

Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum

Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan

diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud

Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali

berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa

usia dewasa dicapai lebih awal (InfoDatin, 2014).

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Pada

periode usia sekolah, anak mulai memasuki dunia yang lebih luas,

ditandai anak memasuki lingkungan sekolah yang memberikan dampak

perkembangan dan hubungan dengan orang lain (Hockenbery dan

Wilson, 2007 dalam Apriany, 2010). Ball dan Blinder (2003) dalam

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Apriany (2010) menyatakan anak usia sekolah berada pada fase industri,

dimana aktivitas sangat bermakna bagi anak. Aktivitas akan

meningkatkan harga diri anak dan mencegah perasaan rendah diri pada

anak usia sekolah.

Perkembangan sistem tubuh yang terjadi pada anak usia sekolah

ditandai dengan maturnya sistem gastrointestinal, jaringan tubuh dan

organ, imun dan tulang. Perkembangan psikososial anak usia sekolah

ditandai dengan perkembangnya fase industri. Pada tahap industry anak

mengembangkan kemampuan personal dan kemampuan sosial

perkembangan tempramen anak dikembangkan melalui interaksi dengan

lingkungan, pengalaman, motivasi dan kemampuan. Tiga tempramen

anak yang mudah, anak yang lambat dan anak yang sulit. Perkembangan

konsep diri pada anak usia sekolah ditandai dengan anak mulai

mengetahui tentang tubuh manusia dan anak mampu mengambar figur

manusia. Anak usia sekolah juga mulai meningkat rasa keingintahuannya

(Hockenbery dan Wilson, 2007 dalam Apriany, 2010).

Anak usia antara 6-12 tahun, periode ini kadang disebut dengan

masa anak-anak pertengahan atau masa laten, masa untuk mempunyai

tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak factor secara

simultan memberikan kemampuan pada anak-anak untuk mengevaluasi

diri sendiri dan merasakan evaluasi orang disekitarnya (Behman et, 2000

dalam Sarayati, 2016).

Petumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran. Pola

pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju

pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan

berbeda. Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan

kemajuan keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan

lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan,

misalnya individu mengembangkan kemampuan berjalan, berlari dan

melakukan aktivitas yang semakin kompleks (Wilson et,2009; Kozier et,

2011 dalam Sarayati, 2016)

Perkembangan anak mencakup berbagai aspek. Secara umum

perkembangan anak mencakup perkembangan fisik, social, emosional

dan kognitif. sedangkan menurut Sastro menyatakan perkembangan anak

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

mencakup perkembangan fisik, kognitif, social-emosional, moral, Bahasa,

identitas diri, dan gender (Dr. Masganti, 2015).

Perkembangan sistem tubuh yang terjadi pada anak usia ditandai

dengan maturnya sistem gastrointestinal, jaringan tubuh dan organ, imun

dan tulang. Perkembangan psikososial anak usia ditandai dengan

perkembangnya fase industri. Pada tahap industri anak mengembangkan

kemampuan personal dan kemampuan sosial perkembangan tempramen

anak dikembangkan melalui interaksi dengan lingkungan, pengalaman,

motivasi dan kemampuan. Tiga tempramen anak yang mudah, anak yang

lambat dan anak yang sulit. Perkembangan konsep diri pada anak

ditandai dengan anak mulai mengetahui tentang tubuh manusia dan anak

mampu mengambar figur manusia. Anak juga mulai meningkat rasa

keingintahuannya (Hockenbery dan Wilson, 2007 dalam Apriany, 2010).

Anak mengalami stres bila dirawat dirumah sakit (hospitalisasi)

sebagaimana kelompok anak yang lain. Hospitalisasi merupakan

pengalaman baru dan sering membingungkan dan berdamfak negative.

Hospitalisasi juga membuat anak masuk ke dalam lingkungan asing

dimana mereka biasanya dipaksa untuk bias menerima prosedur yang

menakutkan, nyeri tubuh dan ketidaknyamanan (Zehr 1998, dalam

Happy, 2009).

Terkait prosedur yang menyakitkan, prosedur pemberian obat

kemoterapi pada kasus keganasan merupakan prosedur yang

menyakitkan bagi anak, ditambah lagi efek samping yang mungkin timbul

akibat kemoterapi. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang ditimbulkan

akibat efek kemoterapi, perlu dilakukan teknik nonfarmakologis. Relaksasi

dan ditraksi merupakan teknik nonfarmakologis yang dapat dilakukan

untuk menangani efek kemoterapi khususnya mual dan muntah pada

anak. Relaksasi merupakan intervensi yang membuat individu

berkonsentrasi pada stimulus yang menyenangkan dari pada berfokus

pada gejala yang tidak menyenangkan . terkait stimulus yang yang

menyenangkan untuk mencapai relaksasi yang efektif pada anak, maka

perlu disesuaikan dengan tumbuh kembang anak (Schneider,2000 dalam

Happy, 2009).

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Hipnoterapi Hipnoterapi Intensitas mual muntah pada

pasien post kemoterapi

B. Kerangka Teori Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Sumber: Hayati (2009), Fachri (2015)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memerlihatkan variabel-

variabel yang memengaruhi dan yang dipengaruhi. Atau dengan kata lain dalam

kerangka konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variable

penelitian (Muhammad, 2013).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah hipnotherapi dan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah penurunan mual dan muntah. Penelitian ini

dirancang untuk membandingkan kelompok yang belum mendapatkan intervensi

dan kelompok yang telah mendapatkan intervensi. Kerangka konsepnya dapat

digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2. Kerangka konsep

Anak

Hipnoterapi Extended

progressive relaksasion (EPR)

Menstimulasi otak untuk melepaskan

hormon neutrotransmitter

Tingkat keparahan

efek kemoterapi:

Mual muntah

Kenyamanan: - Fisik - Psikospiritual - Sosiokultural

- Lingkungan

Faktor Resiko: - Usia & jenis kelamin - Pengalaman mual

muntah - Agen kemoterapi &

antiemetik

- Lingkungan

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional Hubungan Hipnoterapi Dengan Frekuensi Mual dan

Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukimia di RSUP H Adam Malik

Tahun 2017.

Tabel 2.4 Defenisi Operasional

Variable Definisi Operasional

Cara dan Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Variable Independen

Hipnoterapi Metode terapi Memberikan Semua - dengan cara hypnosis responden

menstimulasi kepada diberikan

fikiran untuk pasien post treatmen

meningkatkan kemoterapi, hipnoterapi

perasaan dengan

seseorang menggunakan

sehingga lembar

dapat observasi

mengubah (Rhodes).

penerimaan

seseorang

terhadap sakit

atau

kecemasan

fisik lainnya

Variable Dependen

Pretest Tingkat Mengukur Intensitas Interval Frekuensi kejadian mual Intensitas mual muntah

mual muntah muntah akibat mual muntah dengan

post kemoterapi pasien post rentang skor

kemotrapi sebelum kemoterapi 0-32

dilakukan menggunakan

treatment lembar

observasi

Posttest Tingkat Mengukur Intensitas Interval Frekuensi kejadian mual Intensitas mual muntah

mual muntah muntah akibat mual muntah dengan

post kemoterapi pasien post rentang skor

kemotrapi sesudah kemoterapi 0-32

dilakukan menggunakan

treatment lembar

observasi

(Rhodes).

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

E. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ha : Hipnotherapi Efektivitas Terhadap Penurunan Intensitas Mual dan

Muntah Post Kemoterapi Pada Anak Pasien Leukemia di RSUP H

Adam Malik Medan 2018.

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-

eksperimen yang bersifat one group pretest-postest design yaitu rancangan

eksperimen dengan cara sampel mengukur frekuensi mual muntah penderita

leukemia post kemoterapi sebelum dan setelah dilakukan treatment (perlakuan)

untuk mengidentifikasi hubungan hipnoterapi dengan frekuensi mual muntah post

kemoterapi pada pasien leukemia, sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

Desain ini di gambarkan:

Skema 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Keterangan:

01 : Pretest dilakukan pada penderita leukemia sebelum dilakukan

treatment.

02 : Postest dilakukan pada penderita leukemia sesudah dilakukan

treatment.

X : Treatment (hipnoterapy)

Pengaruh hypnotherapy adalah 02-01, hasil 02 dan 01 diperbandingkan

apakah terjadi perbedaan hasil ukur tingkat mual muntah secara statistik antara

sebelum dan sesudah melakukan hipnotherapi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian B.1. Lokasi Penelitian (Lokus)

Penelitian dilaksanakan di RSUP H Adam Malik Medan.

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

B.2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dari pembuatan proposal sampai penyusunan laporan

penelitian berlangsung mulai bulan November 2017 sampai dengan Juli 2018.

Pengumpulan data dilakukan selama 4 minggu yaitu pada bulan mei 2018.

C. Populasi dan Sampel C.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia (6-12 tahun) dengan

leukemia post kemoterapi dan dirawat di ruang inap Rindu B di RSUP H Adam

Malik berjumlah 58 orang.

C.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling

yaitu teknik pengambilan sampel yang kebetulan bertemu dengan peneliti pada

periode Mei .

Kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Pasien anak diagnosa leukemia semua tipe

b. Usia anak (6-12 tahun) yang mendapat kemoterapi

c. Kooperatif untuk melakukan hipnoterapi

d. Penderita leukemia post kemoterapi (diatas 4 kali pernah melakukan

kemoterapi).

e. Bersedia jadi responden dan mendapat izin dari orang tua.

f. Anak beserta ibu/keluarga mampu membaca, menulis dan berkomunikasi

secara verbal dan nonverbal.

Kriteria eksklusi sebagai berikut:

a. Anak usia sekolah dengan kondisi yang sangat lemah dan tidak sadar

b. Anak usia sekolah yang mengalami mual muntah antisipator.

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara pengisian

lembar observasi intensita mual muntah yang telah dipersiapkan pengukuran

frekuensi mual dan muntah responden sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi yaitu hipnoterapi.

1. Tahap Persiapan

Peneliti mengajukan permohonan melakukan penelitian di RSUP H Adam

Malik Medan. Kemudian, setelah izin penelitian diperoleh. Kemudian peneliti

melakukan pendekatan kepada calon responden, setelah responden

bersedia, responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan

menjadi responden. Kemudian peneliti menjelaskan prosedur penelitian

kepada responden serta mendemonstrasikan metode tersebut. Kemudian,

peneliti membuat perjanjian untuk pengukuran intensitas mual muntah

sebelum dan setelah diberikan treatment sebagai hasil pengukuran.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti meminta izin untuk menyiapkan sebuah ruangan untuk pelaksanaan

hypnoteraphy kepada pihak RSUP H Adam Malik Medan untuk penggunaan

ruang rindu B. Peneliti melakukan observasi keadaan umum dan

memberikan lembar kuesioner pada orang tua responden, kemudian

menjelaskan cara mengisi kuesioner dan menunggu sampai responden

menyelesaikan pengisian kuesioner, responden bisa bertanya bila ada

pertanyaan yang belum dipahami. Dan observasi dilakukan dengan

kerjasama antara peneliti dan orang tua responden.

E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan peneliti untuk pengumpulan

data yang dialami responden adalah lembar kuesioner Rhodes INVR/Rhodes

Indeks for Nausea, Vomiting and Retching. Kuesioner yang diisi oleh responden,

berdasarkan mual muntah yang dialami responden. Kuesioner Rhodes INVR ini

berisi 8 pertanyaan dengan skala likert 0-4. Kuesioner RINVR merupakan

kuesioner baku yang banyak digunakan dalam penelitian yang berhubungan

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Anak dengan Leukimia post kemoterapi

Hipnoteraphy

Melakukan hypnotherapy

terhadap responden

dengan mual muntah, sehingga peneliti tidak melakukan uji validitas dan

rehabilitas kembali (Apriany,2010).

F. Prosedur Penelitian

G. Pengolahan Data

Data yang telah di peroleh dari hasil lembar observasi diolah secara

komputerisasi. Pengolahan data melalui langkah berikut :

1) Collecting

Peneliti mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun

observasi.

Membandingkan intensitas mual muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoteraphy

Pengukuran intensitas mual muntah (posttest)

menggunakan lembar observasi

Pengukuran intensitas mual muntah (pretest) menggunakan lembar

observasi

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

2) Checking

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan

jawaban kuesioner atau lembar observasi.

3) Coding

selanjutnya peneliti melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang diteliti.

4) Entering

Setelah data dikumpulkan dan dilakukan pengkodean, data tersebut

dimasukkan ke dalam master tabel. Kemudian memasukkan data yang

terkumpul kedalam program pengolahan data melakukan analisis

menggunakan program statistik dengan komputer.

5) Data Processing

Semua data yang telah di input kedalam aplikasi komputer diolah sesuai

dengan menggunakan uji paired t test.

H. Teknik Analisis Data H.1. Analisis Univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-

masing variabel yang diteliti untuk memperoleh data dengan menghitung mean,

median, nilai minimal dan maksimal. Pengujian masing-masing variable dengan

menggunakan table dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.

Analisa deskripsi pada penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan frekuensi

mual dan muntah sebelum maupun sesudah treatment.

H.2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi

mual muntah post kemoterapi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Untuk

dapat menguji hipotesis dan menganalisa data yang diperoleh, digunakan uji

Paired sample t-test. Disebut uji t pair related, digunakan untuk mengetahui rata-

rata data berpasangan (design before and after) atau perbedaan data dua

kelompok sampel yang berhubungan satu sama lain (Muhammad, 2014).

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

Menurut Tri hendradi (2010), paired sample t test atau yang sering disebut

pre-post design adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran dengan

subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pengukuran

pertama dilakukan sebelum diberikan perlakuan tertentu dan pengukuran kedua

dilakukan sesudahnya. Syarat/asumsi yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut:

1. Data berdistribusi normal dengan tujuan untuk mengetahui apakah

penyebaran datanya merata sesuai dengan kurva normal. Dasar kurva normal

adalah nilai rata-rata dan simpangan baku.

2. Data harus homogen dengan tujuan untuk mengetahui apakah datanya

memiliki varians yang sama.

Berdasarkan uji statistik tersebut maka dapat diputuskan :

a. Bila nilai p > 0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan Intensitas mual muntah

post kemoterapi sebelum dan sesudah diberi treatment (hipnoterapi).

b. Bila ≥ atau nilai p < 0,05, artinya bahwa ada perbedaan Intensitas mual

muntah post kemoterapi sebelum dan sesudah diberi treatment (hipnoterapi).

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas hipnoterapi terhadap

penurunan intensitas mual muntah post kemoterapi pada pasien anak leukemia

di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2018, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

A.1 Analisis Univariat

Tabel 2.5 Deskripsi Intensitas Mual Muntah Pretest dan Post Test Hipnoterapi pada Post Kemoterapi pada Anak Leukemia di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2018

Paired Samples Statistics Mean

Difference

Mean

N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Pre test

Hipnoterapi 12.19 16 2.373 .593

7,75

Post test

Hipnoterapi 4.44 16 2.658 .664

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat perubahan secara deskriptif intensitas

mual muntah pretest dan post test hipnoterapi pada pasien post kemoterapi anak

dengan leukemia, terjadi penurunan intensitas mual dan muntah 7,75 skor. Jadi

dapat disimpulkan terdapat penurunan intensitas mual muntah post kemoterapi

dengan dilakukannya hipnoterapi.

A.2 Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat ini menggunakan statistik komparasi parametrik (uji

beda) yang memiliki data dengan skala interval. Menggunakan uji T berpasangan

(Paired T-test).Sebelum dilakukan uji T, terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas

dan Homogenitas sebagai syarat untuk uji Parametrik.

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

9

Efektifitas Hipnoterapi terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Post Kemoterapi pada Pasien Anak Leukemia

di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2018

1) Tabel 2.6 Uji Normalitas dan Homogenitas Hipnoterapi terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah Post Kemoterapi pada Pasien Anak Leukemia di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2018

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Homogeneity of Variances

Pre test Hipnoterapi

Post test Hipnoterapi

Sig.

N 16 16

Normal Parametersa Mean 12.19 4.44

Std. Deviation

2.373 2.658 .398

Asymp. Sig. (2-tailed) .427 .647

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat uji normalitas baik sebelum dan

sesudah dilakukan hipnoterapi dapat dinyatakan kedua data berdistribusi normal

sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan analisis parametrik dengan uji T.

karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa data post test

intensitas mual muntah berdistribusi normal artinya sebaran data dari nilai rata-

rata dan standart deviasi pretest dan post test intensitas mual muntah mengikuti

kurva normal.

Berdasarkan test homogenitas variansi data menggunakan uji Levene

nilai p = 0,398 karena nilai p > 0,05 maka intesitas mual muntah memiliki

variansi data yang homogen artinya variansi data intensitas mual muntah sama

sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan analisis parametrik dengan uji T.

9

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

10

Tabel 2.7 Efektivitas Hipnoterapi terhadap Penurunan Intensitas Mual

Muntah Post Kemoterapi pada Pasien Anak Leukemia di RSUP.H. Adam Malik Medan Tahun 2018.

Paired Samples Test

Paired Differences

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Sig. (2- tailed) Mean Lower Upper T df

Pair 1

Pre test Hipnoterapi - Post test Hipnoterapi

7.750

2.696

.674

6.314

9.186

11.500

15

.000

Berdasarkan Tabel di atas diperoleh perbedaan rerata sebesar 7,750

tanda positif menunjukkan arti bahwa nilai pretest lebih besar dari pada nilai post

test nilai signifikansi lebih kecil dari < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

hipnoterapi efektif menurunkan intensitas mual muntah post kemoterapi pada

pasien anak leukemia di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2018.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terjadi penurunan nilai rerata (mean) intensitas

mual muntah pretest dan post test hipnoterapi pada pasien post kemoterapi anak

dengan leukemia. Diperoleh perbedaan rerata sebesar 7,750 tanda positif

menunjukkan arti bahwa nilai pretest lebih besar dari pada nilai post test, nilai

signifikansi lebih kecil dari < 0,05 maka dapat dinyatakankan bahwa hipnoterapi

efektif menurunkan intensitas mual muntah post kemoterapi pada pasien anak

leukemia di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2018.

Penelitian ini sejalan dengan laporan kasus pediatrik yang diterbitkan

pada tahun 2007, Mackenzie dan Frawley menggambarkan proses hipnoterapi

empat sesi yang digunakan untuk mengobati PONV (postoperative nausea and

vomiting) pada anak laki-laki berusia 6 tahun yang menjalani beberapa intervensi

pelebaran esofagus. Selama sesi-sesi ini, pasien menerima saran bahwa dia

memiliki "tombol di otaknya" yang dapat mengubah suara mengunyah, tersedak,

atau mual, HIDUP atau MATI, Laporan mencatat pengurangan yang signifikan

dan akhirnya penghentian gejala PONV pada anak ini.

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

11

Dalam penelitian acak yang lebih besar dari 100 pasien tiroidektomi,

Eberhart et al (1998), memainkan rekaman rekaman saran terapeutik

intraoperatif. Studi ini menemukan penurunan tingkat PONV dari 85,7% pada

kelompok kontrol, menjadi 47,2% pada kelompok perlakuan. Pengurangan

substansial dalam persyaratan farmakologis antimetik dilaporkan sebagai hasil

dari intervensi hipnoterapi ini (30,6 vs 68,6%). Studi di populasi lain juga

menemukan hasil positif dengan hipnosis untuk PONV. Selain mengurangi

PONV, hipnosis dilaporkan bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit pasca

operasi, kecemasan,mual muntah dan berkontribusi terhadap stabilitas

hemodinamik (Steven, 2003).

Penelitian yang dilakukan Boehm dan Horneber (2016), dari dua puluh dua uji

klinis terkontrol menunjukkan bahwa hipnoterapi dapat mengurangi nyeri yang

berhubungan dengan terapi kanker, mual dan muntah, dan kecemasan.

Hipnoterapi umumnya dianggap aman tetapi merupakan kontraindikasi pada

psikosis akut, gangguan kepribadian yang parah

Beberapa hasil intervensi hipnoterapi untuk mengantisipasi mual dan

muntah ANV (Anticipatory Nausea and Vomiting) selama prosedur medis

menunjukkan bahwa pengurangan mual yang signifikan dicapai dalam enam

penelitian, pengurangan emesis dalam lima dan pengurangan penggunaan

antiemetik di salah satu uji coba. Mual dan muntah terus-menerus, yang terjadi

pada 10% hingga 25% pasien yang menerima kemoterapi, menciptakan beban

yang signifikan bagi pasien, meningkatkan biaya untuk sistem perawatan

kesehatan (biaya perawatan) dan meningkatkan potensi untuk ditinggalkannya

pengobatan karena penderitaan yang terkait dengan antisipasi mual dan muntah

. Penambahan hipnosis ke rejimen antiemetik secara signifikan dapat

mengurangi potensi pengembangan ANV, sehingga melindungi kualitas hidup

pasien, meningkatkan kemungkinan keberhasilan manajemen penyakit, dan

mengurangi biaya pengobatan (Kravits, 2015)

Menurut Boehm dan Horneber (2016). Hipnoterapi adalah prosedur

perilaku, kognisi, dan pola afektif dengan cara hipnosis dan kesadaran

pergeseran yang ditimbulkannya. Ini memungkinkan perubahan dan persepsi

yang diperlukan untuk mempertahankan proses penyembuhan. Hipnosis telah

memungkinkan untuk menjadi terapi yang bermanfaat bagi pasien kanker.Selain

itu, juga bisa untuk masalah, insomnia, manajemen dan penyakit yang

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

12

berhubungan dengan stres.Dua puluh uji klinis acak dan dua uji klinis terkontrol

melaporkan hasil hipnoterapi untuk pasien kanker.Mereka termasuk studi

hipnoterapi dalam mengantisipasi mual dan muntah (ANV), nyeri dan lain-

lain.Penelitian menunjukkan bahwa hipnosis dapat meringankan rasa sakit, mual

dan muntah, muka memerah, dan emosional.Hipnoterapi dianggap modalitas

pengobatan yang aman oleh para profesional.Psikosis akut, gangguan

kepribadian yang parah dan ketidakmampuan untuk dihipnotis dianggap

kontraindikasi.

Menurut Hanish J (2016), Mual dan muntah merupakan efek samping

serius dari terapi kanker yang mempengaruhi kebanyakan pasien yang menjalani

kemoterapi. Terapi radiasi ke otak, saluran gastrointestinal, atau hati juga

menyebabkan mual dan muntah.Mual adalah perasaan tidak enak di bagian

belakang tenggorokan dan perut yang mungkin datang dan masuk dalam

gelombang.Bisa terjadi sebelum muntah.Sedangkan muntah adalah membuang

isi perut melalui mulut.Meskipun perawatan untuk mual dan muntah telah

membaik, mual dan muntah masih merupakan efek samping serius dari terapi

kanker karena hal ini menyebabkan pasien terdesak dan dapat menyebabkan

masalah kesehatan lainnya.Penderita mungkin mengalami mual lebih dari

muntah.

Hanish J (2016) juga menyatakan Antisipasi mual dan muntah secara

dini, bila gejala mual antisipatif dan muntah didiagnosis dini, pengobatan lebih

cenderung bekerja.Psikolog dan profesional kesehatan mental lainnya dengan

pelatihan khusus seringkali dapat membantu pasien anak dengan mual dan

muntah antisipatif.Jenis perawatan berikut dapat digunakan seperti relaksasi otot,

hipnoterapi, perilaku mengubah metode, biofeedback, pengalihan (seperti

bermain video game).

Hipnosis adalah keadaan alami dari relaksasi total tubuh di mana kondisi

kesadaran pikiran meningkat lebih tinggi dari biasanya. Ketika memasuki

keadaan hipnosis, kesadaran klien terhadap apa yang terjadi di sekitar jelas akan

berkurang bila akan dibandingkan kesadaran terhadap perasaan -perasaan di

dalam diri klien. Maka dengan sendirinya. Klien akan memfokuskan perhatian

kepada sugesti yang ditanamkan dalam diri klien sebagai upaya mengatasi suatu

masalah. Selama proses hipnosis berlangsung, klien berada dalam tahapan

perubahan yang berguna untuk meningkatkan kesehatan, meningkatkan

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

13

kesadaran diri, dan untuk mengakses berbagai sumber positif diri klien (Fachri,

2015).

Fachri (2015) juga menyatakan Terapi hipnosis (Hypnoterapi) merupakan

fenomena ilmiah.Namun, masih belum dapat definisi yang jelas, bagaimana

sebenarnya mekanisme kerja hipnotherapi.Beberapa ilmuan berspekulasi kalau

hipnotherapi menstimulasi otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia

yang terdapat diotak.Zat itu adalah encephalin dan endhorphin yang berfungsi

untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu

terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.Intensitas mual muntah dapat diturunkan

dengan terapi komplementer yang salah satunya adalah hipnoterapi.

Penggunaan hipnoterapi dapat menurunkan intesitas mual muntah karena

hipnoterapi adalah salah satu tekhnik relaksasi otot yang meningkatkan tingkat

kesadaran yang lebih tinggi untuk menerima sugesti yang positif dari diri klien,

sehingga menstimulasi otak untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dapat

meningkatkan mood atau mengurangi rasa sakit termasuk rasa mual muntah

post kemoterapi.

Menurut asumsi peneliti bahwa sebaran data tentang intensitas mual muntah

terjadi penurunan karena pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi

menerima sugesti yang diberikan oleh therapist sehingga tubuh klien merespon

dengan baik sugesti positif yang diberikan. Akibat dari respon yang baik dari

sugesti yang diberikan oleh therapist intesitas mual muntah menurun. Maka

dapat dinyatakankan terdapat perbedaan antara pretest dengan post test

hipnoterapi terhadap intensitas mual muntah yang berarti dapat dinyatakan

terdapat pengaruh efektifitas hipnoterapi terhadap penurunan intensitas mual

muntah post kemoterapi pada pasien anak leukemia di RSUP. H. Adam Malik

Medan tahun 2018.

Adapun keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah yang

berkaitan dengan sampel dan keadaan responden yang tidak memungkinkan

untuk menerima perlakuan. Dan juga pengumpulan data, dimana pada awal

peneliti akan mengukur skor mual muntah (data posttest) yang telah diberi

perlakuan hipnoterapi, ada 1 responden yang tidak dapat dinilai dikarenakan exit.

Ada 2 responden yang tidak dapat diukur sesuai dengan jadwal yang ditentukan

dikarenakan responden tersebut akan pulang, sehingga peneliti mengukur mual

muntah lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpuan dalam penelitian ini adalah:

1. Terjadi perubahan secara deskriptif intensitas mual muntah pretest dan

post test hipnoterapi pada pasien post kemoterapi anak dengan

leukemia, darI 12,19 menjadi 4,44 terjadi penurunan 7,75.

2. Dengan paired sample t test dilihat hipnoterapi efektif menurunkan mual

muntah post kemoterapi anak dengan leukemia, dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (p = 0,000 < 0,05), maka dapat

dinyatakankan terdapat perbedaan antara pretest dengan post test

hipnoterapi terhadap intensitas mual muntah yang berarti Ho ditolak dan

Ha diterima sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh efektifitas

hipnoterapi terhadap penurunan intensitas mual muntah post kemoterapi

pada pasien anak leukemia di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2018.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Disarankan untuk mengembangkan unit pengobatan komplementer

sebagai pengobatan pendamping, terutama hipnoterapi untuk

mendampingi pengobatan medis.

2. Bagi Pendidikan

Mengembangkan praktik kebidanan berbasis terapi komplementer

khususnya hipnoterapi

3. Bagi Penelliti Selanjutnya

Perlu penelitian lebih lanjut tentang efektifitas hipnoterapi yang sama

atau berbeda baik secara kuantitatif maupun kualitatif, , terhadap mual

muntah akibat kemoterapi, kepada kelompok usia yang sama dengan

jumlah sample yang lebih banyak.

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

15

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H, dan Hassan, R. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. IKA FKUI. Jakarta.

Alfan, Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. CV.Pustaka Setia. Bandung.

Ali, Muhammad. 2014. Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bumi. Jakarta.

Apriany, D. 2010. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Mual Muntah Lambat Akibat Kemotrapi Pada Anak Usia Sekolah Penderita Kanker. Tesis. Magister

Keperawatan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI). Depok.

Apriany, D. 2016. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Keganasan. Refika

Aditama. Bandung.

Bain, B J. 2015. Hematologi. EGC. Jakarta.

Bakta, M. 2013. Hematologi Klinik Ringkas. EGC. Jakarta.

Dinas Kesehatan RI Medan. 2012. Profil Kesehatan Sumatera Utara. 2012. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL KES PROVINSI 2012/02Profil Kes Prov. Sumatera Utara 2012.pdf (diunduh 28 November 2017).

Fachri, Hisyam. 2008. The Real Art Of Hypnosis. Trans Media. Jakarta Selatan

Hanish, J. Nause and Vomiting. 2016. Nasional Compherensive Cancer Network. USE.

Hayati, Happy. 2009. Pengaruh Ditraksi Oleh Keluarga Terhadap Mual Muntah Akut Akibat Kemoterapi Pada Anak Usia Prasekolah Di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta. Tesis. Magester Keperawatan Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. (UI). Depok.

Hoffhard, A.V. and Moss, PHA. 2013. Kapita Selekta Hematologi. EGC. Jakarta.

Kathy, G Kravits. 2015. Hypnosis for the Management of Anticipatory Nausea andVomiting.https://www.thefreelibrary.com/Preoperative+hypnotherapy+i

n+the+management+of+a+child+with...-a0188847468

Katja, Boem and Markus, Hornober. 2016. Hypnoterapy. CAM-Cancer Consortium. https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side- effects/nausea/nausea-pdq

Kementrian Kesehatan RI, 2015. Situasi Penyakit Kanker http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&g=&esrc=s&source=web&cd=1&ca d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjUy43c9LHZAhVBkZQKHTZbDH4QFggpMA A&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload%2Fpusdatin%2

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

16

Fbuletin%2F%buletinkanker.pdf&usg=AOvVaw35Jb54sFMKwOES38rnota h (diunduh tanggal 27 November 2017)

Kiswari, R. 2016. Hematoligi dan Transfusi. Erlangga. Jakarta.

Masganti, Dr. 2015. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Perdana Mulya Sarana. Jakarta.

Moss, PHA.et al. 2012. Kapita Selekta Hematologi. EGC. Jakarta.

Mustian, K.M. 2008. Chemoterapy Incuded Nausea an Vometing. University School of Medicine and Dentistry.

www.touchoncology.com/System/Files/Private/Articles/18399pdf.Mustam.p df11Januari2008. (diunduh tanggal 29 November 2017).

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. PT RINEKA CIPTA.

Jakarta.

Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ( InfoDATIN). 2014. Tujuan Pencapaian Program Kesehatan Anak. 23 Juli 2014.

Radji, M. 2017. Antibiotik dan Kemoterapi. EGC. Jakarta.

Romy, R. 2007. HIPNOTERAPI. Gagas Media. Jakarta Selatan

Sarayati, S. 2016. Analisis Faktor Perilaku Seksual Pada Anak SD Di SDN Dukuh Kupang-II 489 Kecamatan Dukuh Pakis Kelurahan Dukuh Kupang, Surabaya. Skripsi . Program Studi Pendidikan Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya.

Setengah, O. 2016. HIPNOSIS GO. Bintang Wahyu. Jakarta.

Steven, G. 2003. Clinical Hypnosis and Surgery. Alternatif Medicine Alert. https://salemhypnosissolutions.com/pre-and-postoperative/

Trihendadri. 2010. Step by step SPSS 16. Andi. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 299 Tahun 2013. Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer. 27 Agustus 2013. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KMK%20No.%20299%2) ttg%20POKJANAS%20Kestrad,%%20Alternatif,%20Komplementer.pdf

Yuni, N.E. 2015. Kelainan Darah. Nuha Medika. Yogyakarta.

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

17

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI PADA PASIEN ANAK

LEUKEMIA DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018

Oleh : Natalia Girsang

Nim : P07524414032

Saya adalah mahasiswi Prodi D IV Kebidan Medan Poltekkes Kemenkes

RI Medan. Ingin melakukan penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan dengan

tujuan untuk mengetahui Efektivitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan Mual

Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukemia. Penelitian ini salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Prodi D IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan.

Saya mengharapkan kesediaan adik-adik untuk menjadi responden dalam

penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Partisipasi adik-adik dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden

penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika adik-adik bersedia untuk

mengizinkan menjadi responden silahkan adik-adik menandatangani formulir

persetujuan ini.

Medan, 2018

No. responden :

Tanda tangan :

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

18

Lampiran 2

INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Orang Tua :

Nama Anak :

No. Responden :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menandatangani lembaran ini, saya memberikan persetujuan untuk

mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Hubungan Hipnoterapi Dengan Frekuensi Mual

Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukemia Di RSUP H.Adam Malik

Medan.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan

saya telah mengetahui bahwa kuesioner ini bersifat rahasia dan jawabannya

hanya untuk penelitian.

Saya telah mendapat penjelasan ini dan diberi kesempatan bertanya mengenai

penelitian atau peran saya dalam penelitian ini. Saya secara sukarela berperan

serta dalam penelitian ini.

Tanda Tangan, Medan, 2018

Orang Tua Responden

Peneliti,

( ) (Natalia Girsang)

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

19

Lampiran 3

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH POST KEMOTERAPI PADA PASIEN ANAK

LEUKEMIA DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018

Oleh : Natalia Girsang

Nim : P07524414032

Saya adalah mahasiswi Prodi D IV Kebidan Medan Poltekkes Kemenkes

RI Medan. Ingin melakukan penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan dengan

tujuan untuk mengetahui Efektivitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan Intensitas

Mual Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukemia. Penelitian ini salah

satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Prodi D IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan izin kepada

anak dari Bapak/Ibu yang bernama: usia :

untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini

hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan

dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi adik-adik dalam penelitian ini

bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada

sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia untuk mengizinkan anak dari Bapak/Ibu

menjadi responden silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini.

Medan, 2018

No. responden :

Tanda tangan

Orang tua/ Wali

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

20

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Kode : (diisi oleh peneliti)

Tanggal : Pukul : WIB

Kuesioner penelitian ini terdiri dari 2 (dua) bagian :

Bagian A : Mengenai karakteristik responden

1. Usia anak :

2. Jenis Kelamin :

3. Jenis Kanker :

4. Jenis Kemoterapi :

5. Pengalaman Mual Muntah :

6. Siklus Kemoterapi :

7. Lingkungan Ruang Rawat :

8. Ruang :

Bagian B : Pengukuran frekuensi kejadian mual muntah

Petunjuk :

Beri satu tanda pada kolom disetiap baris yang sesuai dengan kejadian yang

dialami anak.

Tanggal :

No. Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Dalam 12 jam

terakhir, anak

saya mengalami

muntah

sebanyak ........kali

Tidak

muntah

1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7x/lebih

2. Dalam 12 jam

terakhir, dari

adanya rasa

ingin muntah

anak merasa

tidak nyaman yang ............

Tidak ada Ringan Sedang Berat Sangat Berat

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

21

3. Dalam 12 jam

terakhir, dari

muntah-muntah

yang anak

alami, anak

merasakan tidak nyaman yang....

Tidak ada Ringan Sedang Berat Sangat Berat

4. Dalam 12 jam

terakhir, anak-

anak merasa

mual atau rasa

tidak enak pada perut selama......

Tidak ada Ringan

(kurang

dari 1 jam)

Sedang

(2-3 jam)

Berat (4-6 jam)

Sangat Berat

(lebih dari 6

jam)

5. Dalam 12 jam

terakhir, dari

mual atau tidak

enak di perut,

anak merasakan

tidak nyaman yang.....

Tidak ada Ringan Sedang Berat Sangat

6. Pada 12 jam

terakhir, anak

merasa mual

atau tidak

nyaman pada

bagian perut

Tidak ada Ringan

(1-2 kali)

Sedang

(3-4 kali) Berat (5-6 kali)

Sangat Berat

(lebih dari 7

kali)

7. Pada 12 jam

terakhir, anak

merasa mual

atau tidak

nyaman pada

bagian perut......kali

Tidak ada Ringan

(1-2 kali)

Sedang

(3-4 kali)

Berat (5-6 kali)

Sangat Berat

(lebih dari 7

kali)

8. Pada 12 jam

terakhir, anak

merasa ingin

muntah namun

tidak

mengeluarkan

apapun

sebanyak .......kali

Tidak ada Ringan

(1-2 kali)

Sedang

(3-4 kali)

Berat (5-6 kali)

Sangat Berat

(lebih dari 7

kali)

Keterangan : 0 = Tidak ada 1 = Ringan 2 = Sedang 3 = Berat 4 = Sangat Berat

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

22

Lampiran 5

HIPNOTERAPI

(Hipnoterapi Biasa)

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI : HALAMAN :

TANGGAL

TERBIT :

DITETAPKAN OLEH :

1. PENGERTIAN Hipnotherapi adalah suatu

metode dimana pasien

dibimbing untuk melakukan

relaksasi, dimana setelah

kondisi relaksasi dalam ini

tercapai maka secara alamiah

gerbang pikiran bawah sadar

sesesorang akan terbuka lebar,

sehingga yang bersangkutan

cenderung lebih mudah untuk

menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan.

2. TUJUAN Saat ini hipnoterapi dapat

digunakan untuk mengatasi

masalah – masalah sebagai

berikut:

1. Fisik

2. Masalah Emosi

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

23

3. Masalah Perilaku

4. Pengobatan

3. INDIKASI 1. Meningatkan mental klien

(kepercayaan diri,

menghilangkan trauma,

mengurangi phobia)

2. Menyembuhkan

psikosomatis klien (alergi,

asma)

3. Membantu proses

penyembuhan klien

(kanker, aids)

4. KONTRAINDIKASI 1. Seseorang yang dalam

kondisi tidak tenang, gaduh

gelisah, misalnya pada

psikosis akut sehingga

tidak dapat dilakukan

kontak psikis dengan

subjek.

2. Seseorang yang dalam

keadaan tidak mengerti

apa yang akan dilakukan,

misalnya pada orang

imbesil atau d imensia.

Pada mereka tidakdapat

dilakukan hipnotis dengan

cara apapun.

3. Pada orang yang tidak

tahu atau belum mengerti

tentang apa yang kita

katakana, sugesti verbal

tidak akan berpengaruh

pada subjek.

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

24

4. Subjek yang memiliki

kesulitan dengan

kepercayaan dasar seperti

pasien paranoidatau yang

memiliki masalah

pengendalian seperti

obsesi-kompulsif.

5. Penggunaan hipnosis oleh

operator yang tidak terlatih

dengan baik.

6. Penggunaan hipnosis

untuk tujuan yang tidak

baik.

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien sebagai subjek.

2. Terapis sebagai fasilitator

3. Bersedia dengan sukarela.

4. Memiliki kemampuan untuk

fokus

5. Memahami komunikasi

verbal.

6. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi

2. Bantal jika diperlukan

7. CARA KERJA

A. Pre induction

1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri

2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang

dialami

3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil

4. Menjelaskan hipnoterapi secara singkat, jelas, dan mudah

dipahami

5. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent pada

klien untuk dilakukan hipnoterapi

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

25

6. Melakukan tes subjektifitas

a. Anjurkan klien duduk dengan nyaman

b. Mengajarkan klien tarik napas dalam

c. Menganjurkan klien untuk melakukan hand clasp

test yaitu dengan meminta subjek menangkupkan

kedua tangan, kemudian merekatkan kedua jari

telunjuk dan sugestikan bahwa pada kedua

telunjuk terdapat lem yang akan merekatkan jari

telunjuk tersebut. Sugestikan bahwa semakin klien

ingin memisahkan telunjuknya maka jari

telunjuknya akan semakin lengket. Selanjutnya

minta klien untuk menyatakan apakah jarinya

semakin lengket atau tidak.

d. Anjurkan klien untuk rileks dan menarik napas

dalam

e. Lepaskan jari tangan tersebut.

B. Induction

1. Pada tahap induksi hIpnotherapist harus mahir dalam menyusun

variasi kalimat Pacing–Leading (Physical mirroring yaitu

pencerminan fisik, Match the voice yaitu penyelarasan kualitas

suara, Match the breathing yaitu penyelarasan irama nafas,

Match the size of the pieces of information yaitu penyelarasan

pengelompokan informasi, Match their common experience yaitu

penyelarasan pengalaman umum)

2. Posisikan klien lebih rileks lagi dari Normal State ke Hypnosis

State (suasana sangat rileks dan sugestif)

3. Latih klien untuk nafas dalam lagi untuk merilekskan tubuh dan

pikiran klien

4. Bawa klien pada satu titik focus atau tanamkan sugesti yang

berkebalikan pada masalah klien (contoh kalimat “saat ini anda

tidak merasakan apapun, yang anda rasakan nyaman dan

bahagia”)

5. Pastikan klien sudah pada posisi yang benar-benar fokus dan

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

26

rileks.

6. Apabila sudah, tepuk kedua tangan hypnoterapist secara cepat

dan keras

C. Deepening dan dept level test

1. Pada tahap Deepening hypnotherapist akan membimbing klien

untuk berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di

suatu tempat yang mudah dirasakan oleh subjek untuk memasuki

trance level yang lebih dalam.

2. Pastikan bahwa klien hanya mendengarkan suara hypnotherapist

dengan memegang tubuh klien dan memberikan perintah untuk

mendengarkan suara hypnotherapist saja.

3. Pastikan bahwa klien mengerti perintah yang diberikan oleh

hypnotherapist dengan memerintahkan klien untuk menggerakkan

bagian tubuhnya.

4. Bimbing klien untuk berimajinasi ke suatu tempat yang nyaman

untuk klien dengan menggunakan 5 tahap.

a. Lima, perintahkan agar tubuh dan pikiran anda

memasuki relaksasi lebih dalam, total, semakin

tenang, semakin lelap.

b. Empat, biarkan tubuh dan pikiran anda memasuki

tidur yang lebih dalam lagi, bahkan saat ini anda

dapat membayangkan berada di suatu tempat lain

yang menurut anda adalah tempat yang nyaman,

tempat yang indah, dimanapun itu, buatlah

semakin jelas, semakin riel, semakin nyata,

bahkan anda dapat merasakan detailnya,

emosinya.

c. Tiga, semakin lelap, lebih dalam lagi, rasakan

tubuh anda semakin ringan, bahkan anda dapat

melupakannya.

d. Dua, masuki tidur lelap berkali lipat lebih dalam,

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

27

dan rasakan suasana menjadi sangat hening,

bahkan anda benar-benar tidak menghiraukan

suara apapun juga, begitu tenang, fisik anda

terlelap, fikiran anda bersitirahat, bahkan seluruh

panca-indra anda benar benar beristirahat.

e. Satu, silakan nikmati relaksasi yang sangat luar

biasa ini, silakan anda membayangkan diri anda di

suatu tempat yang nyaman dan indah, dan saat

yang sama biarkan fisik dan pikiran anda

beristirahat total, nyaman, tenang, damai.

D. Suggestion

1. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya

hingga merasa rileks dan nyaman.

2. Setelah pasien sudah merasa nyaman mulailah dengan

rangkaian kata menjadi kalimat yang indah dan mudah difahami

klien

3. Kemudian sampaikan sugesti dengan rangkaian kata yang sudah

biasa di dengar, agar pasien akan mudah memahami dan mudah

mengimajinasikannya seperti “bayangkan oleh anda bahwa anda

sedang berada di tempat yang paling nyaman dan tempat

bermain yang menyenangkan” dengan kalimat ini si pasien pasti

dapat dengan mudah membayangkannya, karena bahasa

tersebut sudah biasa di dengar dan di lakukan.

4. Tegaskan ke klien untuk memfokuskan hanya pada perkataan

terapis. Contoh “dengarkan kata-kata saya, hanya dengarkan

kata-kata saya, anda merasakan sangat bahagia dan rasa tidak

nyaman ditubuh anda perlahan-lahan menghilangkan”.

5. Kata-kata tersebut diulang beberapa kali sampai klien benar-

benar memahami

6. Berikan reinforcement positif pada klien

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

28

E. Termination

1. Kaji respon klien Membangun sugesti positif yang akan membuat

tubuh seorang Client lebih segar dan rileks, kemudian diikuti

dengan proses hitungan beberapa detik untuk membawa Client

ke kondisi normal kembali. Contoh: “Kita akan mengakhiri sesi

Hypnotherapy ini … saya akan menghitung dari 1 sampai dengan

5, dan tepat pada hitungan ke-5 nanti, silakan anda bangun

dalam keadaan sehat dan segar, dst.

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Berikan reinforcement positif

4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.

8. HASIL

Dokumentasikan tindakan:

1. Respon responden selama hipnosis (respon subyektif dan

obyektif).

2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.

3. Nama dan paraf peneliti.

9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Klien bersedia untuk dilakukan hipnosis

2. Pastikan klien benar-benar fokus saat dilakukannya hipnosis

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

29

HIPNOTERAPI

Extended Progressive Relaxation (EPR)

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI : HALAMAN :

TANGGAL

TERBIT :

DITETAPKAN OLEH :

1. PENGERTIAN Sugesti adalah pesan yang

diberikan pada klien ketika

berada pada kondisi

hipnotik.

2. TUJUAN 1. Memperdalam kondisi hipnosis

klien yang bersugestivitas mudah,

sedang sampai yang sulit.

2. Meningkatkan relaksasi.

3. Mengurangi stress psikis dan fisik

3. INDIKASI 1. klien yang mengalami kesulitan

untuk memasuki relaksasi.

2. klien yang mengalami ketegangan

psikis.

3. klien yang mengalami ketegangan

fisik fisik.

4. KONTRAINDIKASI 1. tidak diperbolehkan untuk pasien

penderita penyakit syaraf

2. klien tidak mengalami gangguan

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

30

jiwa

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien.

2. Kaji kondisi klien.

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/

keluarganya tindakan yang

dilakukan.

4. Posisikan klien senyaman mungkin.

6. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi.

2. Bantal (jika diperlukan)

7. CARA KERJA

1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri

2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang

dialami

3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil

4. Menjelaskan tentang Extended Progressive Relaxation (EPR)

secara singkat, jelas, dan mudah dipahami

5. Meminta persetujuan orang tua klien dan memberikan inform

consent pada klien untuk dilakukan Extended Progressive

Relaxation

6. Anjurkan klien dalam posisi yang nyaman

7. Mengajarkan klien teknik tarik napas dalam agar klien lebih

rileks

8. Menganjurkan klien untuk menutup mata, melemaskan bagian

kelopak mata, dahi, kening, dan seluruh wajah menjadi rileks,

malas dan sangat lemas. Berikan penjelasan kepada klien

bahwa:

a. Dikarenakan oleh kondisi yang rileks, ketika klien

mencoba untuk menggerakkan kelopak mata, bahkan

mata anda benarbenar tidak mau bergerak karena

malas dan lemasnya. Semakin klien mencoba untuk

membuka mata, maka mata klien justru akan tertarik

memasuki relaksasi yang lebih dalam dan lebih

sempurna

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

31

9. Bagi petugas kesehatan: Pada tahapan ini, amati apakah mata

klien sudah benar-benar lemas? Jika klien masih dapat

membuka matanya dengan mudah, maka segeralah minta klien

untuk menutup kembali, dan ulangi mulai langkah no. 8 yang

memandu klien untuk menutup mata.

10. Anjurkan pada klien mempertahankan matanya tertutup dan

melemaskan kelopak matanya, memberikan pernyataan pada

klien bahwa klien dapat mengendalikan bagian tubuh klien.

11. Menganjurkan klien untuk merasakan adanya getaran relaksasi

yang turun secara halus dan perlahan ke seluruh anggota tubuh

menjadi benar-benar nyaman.

12. Menganjurkan klien untuk memusatkan perhatiannya ke daerah

kepala hingga ujung kaki memasuki relaksasi sempurna

sehingga akan menjadi sangat lemas dan nyaman.

13. Menganjurkan klien untuk merasakan bagian – bagian dari

tubuhnya, semakin dirasa klien akan merasakan lebih rileks

berlipat-lipat kali dan menjadi sangat nyaman.

14. Berikan pernyataan pada klien tarik nafas dalam maka klien

semakin tertarik memasuki relaksasi yang lebih dalam lagi, lebih

sempurna, lebih sempurna, lebih nyaman dan lelap.

15. Perintahkan pada klien untuk menoba menggerakkan

tangannya. Pada tahap ini, petugas kesehatan amati apakah

tangan klien benar-benar lemas. Jika klien masih dapat

menggerakkan tanganya dengan mudah, maka ulang bagian

script yang memandu klien untuk memerintahkan tangannya

agar menjadi benar-benar lemas tanpa daya.

16. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini tangan klien benar

benar merasakan relaksasi yang sangat dalam di kedua

tangannya sehingga kedua tangannya tidak berminat untuk

bergerak, semakin klien menggerakkan tangannya maka klien

semakin memasuki rileksasi sempurna.

17. Perintahkan klien untuk mencoba menggerakkan tanggannya.

18. Pada tahap ini, petugas kesehatan mengamati apakah tangan

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

32

klien benar-benar lemas, jika klien masih dapat menggerakkan

tangannya dengan mudah, maka segera ulangi bagian sript

yang memandu client untuk memerintahkan tangan dan jari

jemarinya agar menjadi benarbenar lemas dan tanpa daya.

19. Anjurkan kepada klien untuk melemaskan seluruh tubuhnya.

20. Anjurkan klien untuk memerintahkan tubuhnya memasuki

relaksasi dengan mengatakan “Wahai tubuh …. dari ujung

kepala sampai dengan ujung kaki …. aku perintahkan saat ini

juga engkau memasuki relaksasi sempurna, sehingga saat ini

juga engkau menjadi sangat malas, sangat lemas, dan benar-

benar engkau beristirahat secara sempurna, benar-benar malas

dan sangat lemas”.

21. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini tubuh klien benar-

benar lemas dan sangat lunglai seakan-akan tulang-tulangnya

menghilang sehingga tidak mampu untuk menggerakkan bagian

dari tubuhnya.

22. Berikan pernyataan pada klien bahwa semakin klien ingin

menggerakkan tubuhnya maka klien semakin tertarik memasuki

relaksasi yang lebih dalam lagi, lebih sempurna, lebih sempurna,

lebih nyaman dan lelap.

23. Perintahkan pada klien untuk mencoba menggerakkan

tubuhnya. Pada tahap ini, petugas kesehatan amati apakah

tubuh klien benar-benar lemas. Jika klien masih dapat

menggerakkan tubuhnya dengan mudah, maka ulang bagian

script yang memandu klien untuk memerintahkan tubuhnya agar

menjadi benar-benar lemas tanpa daya

24. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya

hingga sangat rileks dan nyaman.

25. Minta klien untuk benar-benar beristirahat dengan melemaskan

seluruh tubuh hingga terasa ringan.

26. Minta klien untuk merasakan setiap hembusan nafasnya. Setiap

hembusan nafas akan menarik klien memasuki relaksasi yang

lebih dalam sehingga semakin merasa tenang, damai, dan

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

33

nyaman sekali.

27. Sugestikan pada klien untuk memerintahkan pikiran dan otaknya

untuk beristirahat.

28. Berikan aba-aba kepada klien untuk mengatakan dalam hati

kepada pikiran dan otak untuk memasuki alam relaksasi yang

sempurna.

29. Beri reinforcemen positif pada klien dan dukung klien untuk

semakin rileks dan mulai memasuki penghayatan rasa.

30. Dalam suasana yang semakin nyaman, sugestikan pada klien

agar memerintahkan agar tubuh fisik dan juga otaknya benar-

benar memasuki istirahat yang sangat total, bahkan hingga

tertidur.

31. Beritahukan pada klien bahwa yang tidur hanya tubuh fisik dan

pikiran, sedangkan alam bawah sadar akan tetap terjaga.

32. Tuntun klien memerintahkan tubuh dan pikirannya untuk

beristirahat lebih dalam.

33. Beri aba-aba pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan.

34. Mulailah menuntun klien hingga beristirahat total dengan 5

hitungan mundur.

a. Hitungan Lima, perintahkan klien untuk relaksasi dalam,

tenang, dan lelap.

b. Hitungan Empat, minta klien membayangkan sedang berada

di suatu tempat yang tenang.

c. Hitungan Tiga, Minta klien untuk merasakan tubuhnya mulai

ringan.

d. Hitungan Dua, Perintahkan klien untuk memasuki tidur yang

semakin lelap dan merasakan suasana yang hening.

e. Hitungan Satu, Biarkan klien menikmati relaksasi yang

sangat luar biasa, tertidur dengan nyaman dan indah.

35. Untuk mengakhiri katakan pada klien bahwa dalam hitungan 1-5

pada hitungan ke 5 klien akan bangun membuka mata dalam

keadaan segar, sehat, dan positif

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

34

36. HASIL

Dokumentasikan tindakan:

1. Respon responden selama hipnosis (respon subyektif dan

obyektif).

2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.

3. Nama dan paraf peneliti.

37. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Klien bersedia untuk dilakukan hipnosis

2. Pastikan klien benar-benar fokus saat dilakukannya hipnosis

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

35

Lampiran 6

Titik Persentase Distribusi t (df= 1-200)

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816 29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262 37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

36

Lampiran 7

Tabel F

df untuk

penyebut (N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95 37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92 42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89 47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88

48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88

49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88 50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87

51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87

52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86

53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85

56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85 57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85

58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84

59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84

60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN ...

37

Lampiran 8

EFEKTIFITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN INTESITAS MUAL MUNTAH

POST KEMOTERAPI PADA PASIEN ANAK LEUKEMIA

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018

No No. Rekam Medik Nama Responden Umur Pretest Posttest

1 00.69.74.56 D 11 12 4

2 00.69.53.59 R 11 14 0

3 00.73.01.58 D 10 12 6

4 00.71.63.53 M 7 12 6

5 00.68.87.24 R 11 16 5

6 00.73.71.51 J 8 16 6

7 00.74.57.15 R 11 16 8

8 00.72.95.06 T 9 11 1

9 00.73.86.81 V 9 13 7

10 00.71.58.53 G 6 9 1

11 00.73.96.61 J 12 11 4

12 00.74.41.66 R 9 10 0

13 00.72.03.80 A 8 8 4

14 00.72.51.03 M 12 12 6

15 00.74.67.18 F 7 12 8

16 00.73.81.13 D 12 11 5