SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna...

110
i APLIKASI TANGGUNG JAWAB NAFKAH KELUARGA PASCAPERCERAIAN: KOMPARASI JANDA MATI DENGAN JANDA CERAI DITUNJAU DARI HUKUM ISLAM (Study Kasus Di Desa Margolelo Kec. Kandangan Kab.Temanggung) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh : ARI SUSANTI NIM 21110006 JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna...

Page 1: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

i

APLIKASI TANGGUNG JAWAB NAFKAH KELUARGA

PASCAPERCERAIAN: KOMPARASI JANDA MATI DENGAN

JANDA CERAI DITUNJAU DARI HUKUM ISLAM (Study Kasus Di Desa Margolelo Kec. Kandangan Kab.Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

ARI SUSANTI

NIM 21110006

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : PengajuanNaskahSkripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan,

arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Ari Susanti

Nim : 21110006

Jurusan : Syari‟ah

Program Studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah

Judul : APLIKASI TANGGUNG JAWAB NAFKAH

KELUARGA PASCAPERCERAIAN:

KOMPARASI JANDA MATI DENGAN

JANDA CERAI DITINJAU DARI HUKUM

ISLAM (Studi Kasus Di Desa Margolelo Kec.

Kandangan Kab.Temanggung)

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian

dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 24 Februari 2015

Pembimbing

Dra.Siti Zumrotun, M.Ag

NIP. 19670115 199803 2 002

Page 3: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

Jl. NakulaSadewa 5 No. 9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

PENGESAHAN

APLIKASI TANGGUNG JAWAB NAFKAH KELUARGA

PASCAPERCERAIAN: KOMPARASI JANDA MATI DENGAN JANDA

CERAI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

(Study Kasus di Desa Margolelo Kec. Kandangan Kab. Temanggung)

OLEH

ARI SUSANTI

NIM :21110006

Telah dipertahankan di depan Sidang Munaqosyah Skripsi Fakultas Syari‟ah,

Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga, pada hari Rabu tanggal 25 Maret

2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Hukum Islam

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji : Badwan, M. Ag ______________

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M. Ag ______________

Penguji I : Tri Wahyu Hidayati, M. Ag ______________

Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M. Ag ______________

Salatiga, 02 April 2015

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP. 19670115 199803 2 002

Page 4: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan dibawah ini;

Nama : Ari Susanti

Nim : 21110006

Jurusan : Ahwal Al- Syakhsiyyah

Fakultas : Syari‟ah

Judul Skripsi :APLIKASI TANGGUNG JAWAB NAFKAH

KELUARGA PASCAPERCERAIAN: KOMPARASI

JANDA MATI DENGAN JANDA CERAI DITINJAU

DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa Margolelo

Kec. Kandangan Kab.Temanggung)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah

Salatiga, 25 Maret 2015

Yang menyatakan

Ari Susanti

Page 5: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

v

MOTO

Introspeksi

Adalah

Caraku berdamai dengan

Nurani

“Tak adil menilai seseorang hanya dari satu sisi saja, karena

pada hakekatnya semua manusia itu sama dan Hanya Allah

Aza Wajalla yang berhak Menilainya”

Page 6: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

vi

PERSEMBAHAN

Penulismempersembahkanskripsiinikepada:

1. Kepada Ibu Dra.Siti Zumrotun, M.Ag yang dengan sabar

dan tak pernah lelah membimbing, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tulisan ini

2. Keluargabesar, terutamaibu Munarsihdan bapak Muhri

yang takhenti-

hentinyamemberikandukungansertaDo’anya.

3. Calon imamku Puput Wido Purnomo yang selalu memberi

semangat

4. Dan kepada Teman teman yang selalu memberi motivasi

seperti Leni, Rita, Vya, Ita, Ulin, Ulya, Palupi, Dek Roro,

dan Rissa

5. Dan segenap pembaca

Page 7: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

vii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alkhamdulillah Wa Syukurillah Puji syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang Maha Rahmandan Maha Rahim yang telah

mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan hanya petunjuk dan

tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan

skripsi ini bisa terselesaikan

Sebagai insan yang lemah dan penuh dengan keterbatasan, penulis

menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah tugas yang ringan, tetapi

merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan dan kemauan

dan bantuan semua pihak, maka penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan terbentuknya skripsi ini, penulis haturkan banyak terimakasih

yang tiadataranya kepada:

1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M.PdSelakuRektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sekaligus pembimbing yang telah

mencurahkan bantuan dan dengan sabar membimbing sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Sukron Makmun, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ahwal al-

Syakhshiyyah.

Page 8: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

viii

4. Bapak Illya Muhsin,S.H, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan arahan agar

penulismenjadipribadi yang lebihbaik.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian

administrasi yang telah membantu proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Muhri dan Ibu Munarsih tercinta, terimakasih atas segala doa dan

yang tiada henti terlantun untuk keberhasilan putra-putrinya.

7. Calon imamku Puput Wido Purnomo yang selalu memberi semangat dan

dukungan.

8. Keluarga besar dari Bapak Sahid di Temanggung dan Keluarga dari Mb.

Sum di Salatiga, terimakasih atas Do‟a dan dukungannya.

9. Kak Mercy yang selalu menemani penulis menyelesaikan tulisan ini

10. Teman-teman seperjuangan AS angkatan 2010, terutama Ulin, Leni, Rita,

Vya, Ita, terimakasih atas segala kebersamaannya selama ini.

11. Sahabat-sahabatku seangkatan 2010 yang dari Temanggung, Fatul,

Khorifah, Chotim, Ndunk, Hanan, Mizin.

12. Sahabat-sahabatku KKN terutama Upiel dan Dek Roro yang selalu

memotifasi dan mendukung

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi

ini.

Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa masih

banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis

atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang

Page 9: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

ix

tertulis dalam Skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri

dan para pembaca pada umumnya. Amin yarobbal „Alamin.

Salatiga, 25 Maret 2015

Penulis

Ari Susanti

Nim 21110006

Page 10: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

x

ABSTRAK

Susanti, Ari. 2015. Aplikasi Tanggung Jawab Nafkah Keluarga Pasca

Perceraian: Komparasi Janda Mati dan Janda Cerai Ditinjau Dari

Hukum Islam(Studi Kasus di Desa Margolelo Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung). Skripsi.FakultasSyari‟ah. JurusanAhwal AL-

Syakhshiyyah. Institut Agama Islam NegeriSalatiga. PembimbingDra.

SitiZumrotun, M. Ag

Kata Kunci :TanggungJawabNafkahKomparasiJandamatidanJandaCerai

Penelitian dilakukan dengan dasarmengetahui bagaimana pemberian

nafkah yang dilakukan oleh janda terhadap keluarganya yang berada di Desa

Margolelo,Kec. Kandangan, Kab. Temanggung. Rumusan masalah yang akan

penulis jawab adalah (1) Bagaimana cara pemberian nafkah yang diberikan oleh

janda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana perbedaan

tanggung jawab antara janda mati dan janda cerai dalam pemberian nafkah

terhadap keluarganya (3) Untuk menjawab pertanyaan tersebut pengumpulan data

dilakukan melaluiobservasi dan wawancara terhadap informan yaitu satu orang

janda mati dan satu orang janda cerai, dan dengan membaca buku-buku yang

mendukung penelitian ini

Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa objek yang di teliti bahwa

tanggung jawab yang harus ditanggung oleh janda mati dan janda cerai terahap

keluarganya tidak hanya merawat dan mendidik anak-anaknya, namun, di sini

seorang janda harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya bersama anak-anaknya

dan keluarganya. Hal itu di sebabkan karena, bagi janda mati walaupun ia

memperoleh warisan dari suaminya, namun belum bisa mencukupi kebutuhan

sehingga ia harus mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi

kebutuhannnya bersama anak-anaknya. Sedangkan dengan janda ceari ia sebagai

tulang punggung keluarga karena mantan suaminya taupun keluarganya tidak

memberi antuan kepadanya dalam pemeliharaan anaknya.

Dapat disimpulkan bahwa kehidupan janda mati dan janda cerai terhadap

keluarganya yang terjadi di Margolelo dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

Sesuai hukum islam, kehidupan seorang janda mati sudah sesuai dengan hukm

islam karena ia bekerja sebagai buruh pembuat emping melinjodan sebagai petani.

Begitu puladengan bu Desi karena yang pada mulanya ia bekerja sebagai TKW di

Malaysia seanjutnya ia bekerja sebagi peayan restoran di Semarang.

Page 11: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................ 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 5

E. Telaah Pustaka .................................................................................. 6

F. Penegasan Istilah ............................................................................... 9

G. Metode Penelitian.............................................................................. 9

H. Metode Analisis Data ...................................................................... 12

I. Sistematika Penulisan...................................................................... 12

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Nafkah ................................................................................ 14

1. Pengertian Nafkah Dalam Fiqh ................................................. 14

a. Dasar Hukum Nafkah .......................................................... 14

b. Syarat-syarat Wajib Nafkah ................................................ 15

c. Nafkah Menurut Para Mazhab ............................................ 18

d. Nafkah Mantan Istri Dalam Fiqh ........................................ 20

e. Nafkah Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1974 .......... 26

f. Nafkah Menurut KHI .......................................................... 27

Page 12: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

xii

B. Bagian Janda ................................................................................... 29

1. Pengertian dan Dasar Hukum Janda ......................................... 29

2. Pengertian dan Dasar Hukum Janda Cerai ................................ 30

3. Nafkah Bagi Janda .................................................................... 33

4. Nafkah Bagi Janda Cerai ........................................................... 41

5. Nafkah Bagi Janda Mati ............................................................ 45

C. Pemeliharaan Anak ......................................................................... 49

D. Saksi-sanksi ..................................................................................... 52

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Margolelo ................................................. 54

1. Kondisi Geografis ..................................................................... 54

2. Demografi ................................................................................. 55

3. Keadaan Sosial .......................................................................... 56

4. Keadaan Ekonomi ..................................................................... 63

B. Profil Janda...................................................................................... 65

1. Hasil Wawancara Dengan Janda Mati ...................................... 65

2. Hasil Wawancara Dengan Janda Cerai ..................................... 70

BAB IV: PEMBAHASAN

A. Pencarian dan Pemberian Nafkah Janda Terhadap Keluarganya di Desa

Margolelo ........................................................................................ 76

1. Khulu‟ ....................................................................................... 77

2. Cerai Mati.................................................................................. 77

B. Pencarian Nafkah oleh Janda di Desa Margolelelo akibat Cerai Mati

dan Cerai hidup ............................................................................... 78

1. Buruh ......................................................................................... 79

Page 13: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

xiii

2. Petani ......................................................................................... 79

3. TKW .......................................................................................... 80

C. Cara Pemberian Nafkah Oleh Janda Terhadap Keluarganya .......... 80

1. Langsung ................................................................................... 81

2. Tidak Langsung ......................................................................... 81

D. Pemberian Nafkah Janda Dalam Perspektif Hukum Islam ............. 82

1. Hak Mantan Istri Menurut KHI dan UU no 1 Tahun 1974 ....... 87

a. Janda Mati ........................................................................... 89

b. Janda Cerai .......................................................................... 89

1) Sesuai Hukum Islam ..................................................... 90

2) Tidak Sesuai Hukum Islam ........................................... 91

BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nikah adalah akad serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan

tujuan untuk membentuk keluarga yang yang sakinah, mawadah,warohmah.

Sedangkan dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 1

disebutkan bahwa: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa” .

Dengan demikian semua orang seharusnya mempunyai tujuan yang

sama dalam pernikahan, tapi tidak semua pernikan berakhir bahagia dan

bisa kekal. Karna di samping hal di atas ada hal yang tidak bisa dihindari

yaitu kematian, yang merupakan takdir dari Allah SWT. Selain kematian

ada satu hal lagi yang merupakan tidak kekalnya suatu pernikahan, yaitu

perceraian. Walaupun perceraian pada hakekatnya adalah salah satu hal

yang paling dibenci oleh Allah, tapi manusia tidak bisa menolak takdir jika

orang yang dinikahi memang belum baik bagi dirinya dan keluarganya.

Adapun akibat dari putusnya perkawinan diatas adalah putus juga

tanggung jawab diantara keduanya, termasuk dalam hal nafkah. Keberadaan

nafkah sebagai konsekuensi hubungan keluarga. Nafkah tidak sekadar dan

sesederhana bagaimana menghadirkan sesuap nasi, tetapi bagaimana

Page 15: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

2

memberi nafkah sandang, pangan, papan dan kebutuahan lainnya terhadap

keluarga mereka. Yang pada umumnya semua kebutuhan di atas adalah

kewajiban seorang kepala rumah tangga yaitu suami. Seperti yang

diungkapkan oleh Sabig (1981:80) “ Agama mewajibkan suami

membelanjai istrinya, oleh karena adanya ikatan perkawinan yang sah itu

seorang istri menjadi terikat semata-mata kepada suaminya, dan tertahan

sebagai miliknya, karena ia berhak menikmatinya secara terus-menerus. Istri

wajib taat kepada suami, tinggal dirumahnya, mengatur rumah tangganya,

memelihara dan mendidik anak-anaknya. Sebaliknya bagi suami ia

berkewajiban memenuhi kebutuhannya, dan memberi belanja kepadanya,

selama ikatan suami masih berjalan, dan istri tidak durhaka atau karena ada

hal-hal yang menghalangi penerimaan belanja. Tapi jika dalam keluarga

tersebut sudah tidak ada suami, di mana suami sudah tidak berperan lagi

sebagai kepala rumah tangga dan sudah berpisah dengan istrinya, karna

sebab meninggal dunia ataupun karena perceraian. Maka sebuah keluarga

tersebut harus dipimpin oleh perempuan. Sehingga ia harus memenuhi

kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan jerih payahnya sendiri.

Ash-shabuni(1995:49)Adapun seorang istri yang ditinggal mati

suaminya, seharusnya ia mendapat bagian ¼ dari harta peninggalan

suaminya dengan satu syarat, yaitu apa bila suami tidak mempunyai

anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun lahir dari rahim

istri lain. Ketentuan ini berdasarkan firman Allah berikut:

Page 16: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

3

“Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu miiki jika kamu tidak

mempunyai anak...”(An-Nisa:12)

Tapi istri juga bisa memperoleh bagian 1/8. Istri, baik seorang maupun

lebih, tetap mendapatkan seperdelapan dari harta peniggalan suaminya, bila

suami mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya

atau dari rahim istri lain. Dalilnya adalah firman Allah SWT:

“...Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperileh seperdelapan

dari harta yang kamu tingalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat

atau(dan) sesudah dibayar utang-utangnmu...”(An-Nisa:12)

Adapun yang diungkapkan oleh (Wasman, Wardah, 2011:270) bagi

wanita yang dicerai suaminya, biaya pengasuhan anak dibebankan pada

ayah si anak. Segala sesuatu yang diperlukan anak diwajibkan kepada ayah

untuk mencukupinya. Apa bila ibu yang mengasuh tidak punya tempat

tinggal, maka ayah harus menyediakannya, agar ibu dapat mengasuh anak

dengan sebaik-baiknya. Adapun untuk keperluan asuhan yang baik

diperlukan pembantu rumah tangga. Jika anak masih dalam menyusu, dan

untuk dapat menyusui anak dengan baik ibu memerlukan makanan yang

sehat, obat-obat vitamin dan sebagainya, maka semua menjadi beban ayah.

Page 17: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

4

Apabila anak sudah waktunya masuk sekolah, maka biaya pendidikan itu

menjadi tanggung jawab ayah juga. Tapi bagaimana jika sosok ayah dalam

suatu keluarga sudah meninggal ataupun sudah tidak serumah lagi dengan

anak atau keluarganya. Apakah sosok ayah di sini masih tetap berperan

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan jika suami meniggal

siapakah yang akan menanggung semua beban tersebut. Apakah semua

tanggungjawab itu diserahkan kepada Istri (ibu). Permasalahan yang

menarik diteliti apakah ada perbedaan bentuk aplikasi tanggungjawab antara

janda mati dengan janda cerai. Maka dari itu penulis akan mengkaji lebih

lanjut tentang hal tersebut.

B. Fokus Peneitian

Dalam peneitian ini penulis akan berusaha ntuk mencari, meneliti dan

mengkaji tentang perbedaan tanggng jawab antara janda mati dan janda

cerai dalam pemberian nafkah terhadap keluarganya, baik dalam kenyataan

dan menurut hukum Islam yang berlaku.

Ingin mengetahui bagaimana seorang janda menghidupi keluarganya,

apakah dengan bekerja sendiri ataupun menggunakan harta warisan bagi

janda yang ditinggal mati suaminya. Dan janda yang dicerai apakah ia

mencukupi kebutuhan keluarganya termasuk anaknya dengan jerih

payahnya sendiri atau tetap mendapat bantuan dari manntan suaminya.

C. Rumusan Masalah

Untuk itu, tulisan ini akan menjawab beberapa rumusan masalah,

sebagai berikut:

Page 18: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

5

1. Bagaimana cara pemberian nafkah yang

diakulakukan oleh janda mati dan janda cerai

terhadap keluarganya di Desa Margolelo?

2. Bagaimana perbedaan tanggung jawab yang

dilakukan oleh janda mati dan janda cerai dalam

pemberian nafkah terhadap keluarganya?

3. Apakah cara pemberian nafkah yang dilakukan oleh

janda mati dan janda cerai terhadap keluarganya

sudah sesuai dengan hukum Islam?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui cara pemberian nafkah yang

diberikan oleh janda mati dan janda cerai

terhadap keluarganya di Desa Margolelo

b. Mengetahui perbedaan tanggung jawab antara

janda mati dan janda cerai dalam pemberian

nafkah terhadap keluarganya

c. Mengetahui cara pemberian nafkah yang

dilakukan oleh janda mati dan janda cerai

terhadap keluarganya sudah sesuai dengan

hukum Islam atau belum.

2. Sedangkan kegunaanya antara lain :

Page 19: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

6

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai tambahan dan kontribusi

kepada peneliti khususnya dalam ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan

tanggungjawab janda mati maupun janda cerai

terhadap nafkah keluarganya.

b. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

meraih gelar Sarjana Strata 1 (S-1) dalam

bidang hukum Islam (syari‟ah)

c. Sebagai wacana bagi para pembaca.

E. Telaah Pustaka

Untuk mendukung betapa pentingnya penelitian yang akan dilakukan,

penulis memaparkan sedikit tentang penelitian yang perna dilakukan oleh,

yang pertama yaitu:

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Risal Muhammad yang

berjudul peniadaan nafkah dalam iddah dalam perkara cerai gugat. Yang

pada intinya penelitian tersebut berisi bahwa dalam Fiqhdan perundang-

undangan dijelaskan bahwa isrti yang telah dicerai suaminya berhak

mendapatkan nafkah iddah, selama istri tersebut tidak Nuzyuz. Namun

dalam perkara ba‟in, para ulama berbeda pendapat tentang hak nafkah

iddah bagi istri yang telah dicerai. Imam Syafi‟i, Maliki dan Hambali

berpendapat bahwa dalam talak ba‟in, istri yang telah dicerai tidak

Page 20: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

7

mempunyai hak atas nafkah iddah. Sedangkan Imam Hanafi berpendapat

bahwa istri yang telah dicerai ba‟in tetap mendapat nafkah iddah.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Faris Ahmad Jundhi yang

berjudul Pemberian Nafkah Iddah Pada Cerai Gugat (Studi Putusan PA

Pati No.1925/pdt.G/2010/PA.PT). Yang pada intinya tersebut berdasarkan

Mazhab Imam Hanafi yang menyimpulkan bahwa wanita yang dicerai

suaminya berhak nafkah dan tempat tinggal secara bersama kecuali jika

wanita tersebut beriddah karena perpisahan disebabkan pelanggara istri,

seperti murtad setelah bercampur, atau tindakan istri menodai kehormatan

mertua atau saudara-saudaranya. Istri tidak berhak tempat tinggal, hanya

berhak nafkah.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Khurul Aini yang berjudul

Kewajiban Nafkah Iddah Suami Kepada Istri Yang Telah Dicerai(Studi

Putusan PA Salatiga No.394/pdt.G/2005/PA.SAL.yang pada intinya

memuat konsep iddah dalam islam dan menurut perundang-undangan.

Adapun menurut Hukum Islam adalah dalam QS.At-Thalak ayat 7, antara

lain:

Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak

Page 21: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

8

memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah

berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah

kesempitan.(Qs.At-Thalak:7)

Dan menurut Undang-undang adalah termuat dalam UUPernikahan

pasal 34 antara lain,

1. Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2. Isteri wajib mengatur urusan rumahtangga sebaik-baiknya.

3. Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

Semua penelitian diatas pada intinya adalah nafkah iddah bagi istri yang

telah dicerai. Yaitu istri yang telah dicerai masih tetap mendapatkan nafkah

selama masa iddah dalam hal selama istri tidak nuzyuz dan tidak murtad.

Sedangkan penelitian yang akan saya teliti adalah ingin mengetahui

bagaimana tanggungjawab janda yang telah dicerai apakah masih ada

bantuan dari mantan suaminya uuntuk menghidupi anak-anaknya atau tidak.

Dan bagi janda yang ditinggala mati suaminya apakah ia mendapat kan

warisan dari suaminya atau tiak.

F. Penegasan Istilah

1. Tanggung Jawab

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah 1)

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh

dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb): pemogokan itu menjadi --

Page 22: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

9

pemimpin serikat buruh; 2) Huk fungsi menerima pembebanan, sbg akibat

sikap pihak sendiri atau pihak lain;

Sedangkan yang dimaksud tanggung jawab di sini adalah bagaimana

tangggung jawab seorang janda dam pemberian nafkah terhadap

keluarganya.

2. Janda

Definisi janda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Chulsum dan

Novia (2006) memberikan pengertian janda yaitu seorang wanita yang

diceraikan atau ditinggal mati suaminya. Masa menjanda ini merupakan

masa yang umumnya dialami oleh wanita.

Dan saya akan jelaskan yang macam-macam janda. Yang pertama

adalah janda mati, yaitu janda yang ditinggal suaminya meniggal dunia.

Yang kedua adalah janda cerai, yang mana bisa dibagi dalam dua golongan

yaitu cerai talak yang berarti pihak yang mengajukan kepengadilan adalah

dari pihak suami, sedangkan cerai gugat adalah cerai yang mana pihak istri

yang mengajukan perkara tersebut ke Pengadilan.

3. Nafkah

Yang dimaksud dengan nafkah adalah semua hajat dan keperluan yang

berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah dan

kebutuhan lainnya.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Page 23: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

10

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan yang yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll.(Moleong,

2009: 6)

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini pengambil lokasi di Desa Margolelo Kec. Kandangan

Kab. Temanggung. Adapun alasan pemilihan tempat adalah berkaitan

dengan upaya peningatan dan pemahaman pengetahuan mengenai Hukum

Islam khususnya mengenai tanggungjawab janda mati dan janda cerai

terhadap keluarganya.

3. Sumber data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti.

Menurut Lofland (1984:47) dalam Moeleong, (2007:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen( sumber data tertulis, foto-foto dll)

a. Data primer

Data primer adalah data atu informasi yang diperoleh langsung dari

orang-orang yang terlibat atu mengetahui seluk beluk persoalan. Perolehan

data ini penulis berusaha memperoleh data melalui janda yang dicerai dan

ditingggal mati oleh suaminya yang tinggal di Desa Margolelo. Sedangkan

pengambilan data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, foto dan

rekaman.

Page 24: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

11

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain dari

data primer. Diantanya Al-Qur‟an, buku-buku literatur, internet, jurnal

ilmiah, dan dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Data-data tersebut

dsebut referensi. Menurut Mestika Zed (2004:10) buku referensi adalah

koleksi buku yang memuat iinformasi yang spesisifik, paling umum, serta

paling banyak dirujuk untu keperluan cepat.

4. Subjek penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari proses penelitian, maka

berikut penulis mengemukakan terlebih dahulu tentang penelitian yang

menyangkut:

a. Responden / Informan

Sumber informasinya yaitu dari subjek dari penelilian tersebut, yaitu

para ibu yang sudah tidak hidup dengan suami, yaitu janda. Baik janda mati

maupun janda cerai yang bertempat tinggal di Desa Margolelo Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggung

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa metode antara lain:

1) Wawancara/Interview

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percaapan itu

dilakukan oleh dua piha yaitu pewawancara (interviewer)yang mengajukan

Page 25: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

12

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberian jawaban atas

pertanyaan itu.(Moleong, 2009:186)

2) Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan

pengamtan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang akan diteliti. Sedangkan teknik observasi yang

digunakan peneliti adalah terjun langsung ke lapangan yang hendak diteliti.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada yang berkaitan. Dalam

pelaksanaan metode ini,peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku

dll(Arikunto, 1989:131)

4) Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu membaca buku-buku literature danmengkajinya

sesuai dengan pembahasan yang ada hubungan denganpembahasan yang

dibahas.

H. Metode Analisis Data

Setelah seluruh data-data terkumpul maka barulah langkahselanjutnya

penyusun menentukan bentuk pengolahan terhadap data-datatersebut yaitu

menggunakan metode komparatif yaitu membangun suatu pendapat atau

data lain dan diambil kesimpulan.

I. Sistematika Pembahasan

Page 26: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

13

Untuk dapat memudahkan pemahaman dan pengertian penelitian , maka

penulis membagi kedalam sistematika penulisan. Diantaranya:

Pada bab I Pendahuluan, ini dimuat tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka : berisi tentang: Konsep Nafkah, Bagian janda,

Nafkah bagi janda, pemeliharaan anak, Sanksi-sanksi

Bab III Gambaran umum Desa Margolelo, profil janda mati dan janda cerai.

Bab IV berisi tentang analisis penelitian, Pemenuhan Nafkah Keluarga

Janda di Desa Margolelo, Kategori Pemberian Nafkah janda Terhadap

Keluarganya, Pemberian Nafkah Janda Dalam Perspektif Hukum Islam,

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran

Page 27: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Nafkah

1. Pengertian Nafkah dalam fiqh

Kata nafkah berasal dari kata (انفق), dalam bahasa arab secara

etimologi mengandung arti : ( نقص و قل) yang berarti

“berkurang”(Syaifuddin, 2007:165).Yang diungkapkan oleh Sabiq,

(1981:77) bahwa yang dimaksud dengan nafkah adalah terpenuhinya

kebutuhan makan, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, pengobatan

istri, jika ia kaya.

Nafkah adalah sejumlah uang atau barang yang diberikan oleh

seseorang untuk keperluan hidup dirinya sendiri ataupun orang lain.

Nafkah di sini juga berupa memberi makan, sandang dan papan serta

kebutuhan rumah tangga lainnya. Salah satunya yang mengakibatkan

adanya tanggungjawab nafkah adalah adanya hubungan perkawinan.

a. Dasar Hukum Nafkah

Dalam hubungan ini QS Al-Baqarah:233 mengajarkan bahwa

ayah (suami yang telah menjadi ayah) berkewajiban men memberi

nafah kepada ibu anak-anak (istri yang telah menjadi ibu) dengan cara

yang makruf. Seseorang tidak dibebani kewajiban kecuali menurut

Page 28: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

15

kadar kemampuannya. Seorang ibu jangan sampai menderita

kesengsaraan karena ankanya. Demikian pula seorang ayah jangan

sampai menderita kesengsaraan karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian.(Basyir, 2000:108)Firman Allah:

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

dengan cara yang ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan

menurut kadar kesanggupannya”(Al-Baqarah:233)

Firman Allah

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka

untuk menyempitkan (hati) mereka;dan jika mereka (istri-istri yang

sudah ditalak) itu perempuan yang sedang hamil, maka berikanlah

kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan”(At-Thalak:6)

b. Syarat-syarat Wajib Nafkah

Basyir (2000:109) mengungkapkan bahwa nafkah keluarga

menjadi wajib apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Page 29: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

16

1) Adanya hubungan kerabat yang mewajibkan adanya hubunngan

waris-mewaris antara kerabat antara kerabat yang membutuhan

dan kerabat yang mampu.

2) Adanya kerabat yang menuntut nafkah. Apabila kerabat yang

bersangkutan tidak membutuhkan nafkah dari kerabat lain, tidal

berhak nafkah, meskipun masih kanak-kanak. Dengan adanya

syarat ini, anak kecil mempunyai harta sendiri dicukupkan

keperluan hidupnya dengan hartanya sendiri. Apabila tidak

mempunyai harta sendiri, baru diwajibkan kepada ayahnya;

apabila ayah tidak mampu maka kemudian diwajibkan kepada

erabat lainnya.

3) Kerabat yang tidak mampu berusaha sendiri. Dengan demikian,

apabila kerabat bersangkutan mampu bekerja dan memang

mendapatkan pekerjaan, tidak berhak nafkah, kecuali nafkah anak

untuk orang tua. Kewajiban nafkah bagi orang tua tidak

memerlukan syarat ini sebab anak berkewajiban berbuat

kebajikan kepada orang tua yang antara lain berupa mencukupkan

nafkah hidupnya, meskipun orang tua mampu bekerja, tetapi

hasilnya tidak mencukupi kebutuhan.

4) Orang yang dibebani kewajiban nafkah cukup mampu, kecuali

kewajiban nafkah untuk anak atau orang tua. Wajib nafah untu

ank atau orang tua hanya disyaratkan mampu bekerja, tida harus

mampu harta. Dengan demikian, ayah yang mampu bekerja untuk

Page 30: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

17

memenuhi kewajiban nafkah bagi anak-anaknya. Apabila

kewajiban ayah memberi nafkah kepada anak-anaknya

dicukupkan oleh kerabat lain, nafkah itu dapat diperhitungkan

sebagai utang ayah kepada kerabat yang bersangkutan, yang pada

saat mampu dapat ditagih. Demikian pula halnya kewajiban anak

untuk memberi nafkah kepada orang tuanya; anak yang mampu

bekerja wajib bekerja untuk memenuhi kewajiban nafkah untuk

orang tua. Apabila kewajiban ini dipenuhi kerabat lain, dapat

diperhitungkan sebagai utang yang dapat ditagihkan kepada anak

pada saat beremampuan.

5) Bersamaan agama, kecuali nafkah anak dan orang tua.

Penunjukan Alquran bahwa orang yang mempunyai hubungan

waris yang antara lain diperlukan adanya syarat bersamaan

agama. Syarat ini tidak diperlukan dalam kewajiban memberi

nafkah dar orang tua kepada anak, demikian pula dari anak

kepada orang tua.

Salah satunya sebab wajibnya nafkah dalah hubungan

perkawinan. Sebagaimana uyang diungkapkan oleh (Sabiq, 1981:80)

Agama mewajibkan suami memberi nafkah istrinya, karena adanya

ikatan perkawinan yang sah seorang istri mnjadi terikat semata-mata

keapada suaminya. istri wajib taat kepada suami, tinggal di

ruamahnya, memelihara dan mendidik anak-anaknya. Sebaliknya

bagi suami ia berkewajiban memenuhi kebutuhannya, dan memberi

Page 31: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

18

nafkah kepadanya, selama ikatan suami istri masih berjalan, dan istri

tidak durhaka atau karena hal-hal yang menyebabkan terhalanginya

penerimaan nafkah. Diungkapkannya pula bahwa perempuan yang

berhak menerima nafkah dari suami adalah sebagai berikut:

a) Ikatan perkawinan yang sah.

b) Menyerahkan dirinya kepada suaminya.

c) Suaminya dapat menikmati dirinya.

d) Tidak menolak apabila diajak pindah ke tempat yang

dikehendaki suaminya.

e) Kedua-duanya saling menikmati

Dan jika seorang isrti bisa memenuhi 5 (lima) hal diatas, tidak

patuh lagi terhadap suaminya, maka dalam hal seperti ini ia tidak

wajib diberi nafkah. Karena seorang istri diibaratkan sebagai barang

dan ia harus menyerahkan semuanya kepada suami. Tapi seorang

istri bisa menolak ajakan suami jika suami tersebut kafir dan murtad.

c. Nafkah menurut para Mazhab

Sabiq, 1981:84 mengatakan bahwa, golongan Dhahiri

berpendapat bahwa adanya ikatan suami istri sendirilah yang menjadi

sebab diperolehnya hak nafkah. Pendapat ini berdasarkan kepada hak

nafkah bagi istri yang masih di bawah umur atau istri yan berbuat

“nusyuz”tanpa melihat syarat-syarat sebagaimana dikatakan oleh

Mazhab-mazhab lain. Hampir sama seperti yang dikatakan ibn Hazm

Page 32: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

19

bahwa suami berhak menafkahi istrinya sejak terjalinnya akad nikah,

baik suami mrmgajaknya hidup serumah maupun tidak, baik istri

masih dalam buaian atau berbuat “nusyuz” atau tidak. Kaya atau fakir,

masih mempunya orang tua atau sudah yatim, gadis atau janda,

merdeka atau budak, semuanya itu disesuaikan dengan keadaan suami.

Jumlah nafkah yang harus dipenuhi menurut golongan hanfi

adalah meliputi makanan dan segala kebutuhan yang diperlukan

sehari-hari dan sesuai dengan keadaan umum, dan sesuai dengan

kemapuan suami. Seperti dalam firman Allah:

Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa

yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.(Qs. At-Thalak:7)

Sedangkan menurut golongan Syafi‟i jumlah nafkah bukan

diukur dengan jumlah kebutuhan, tetapi berdasarkan Syara‟. Dan

golongan ini lebih dikhususkan lagi yaitu bagi suami yang kaya ia

ditetapkan kewajiban nafkah setiap hari dua mud(6 ons

gandum/beras). Sedangkan bagi yang miskin satu mud sehari dan

yang sedang satu setengah mud.

Page 33: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

20

d. Nafkah Mantan Istri Menurut Fiqh

Perbekalan maximum telah diberikan al-Qur‟an bagi mantan isteri

yang diceraikan sehingga mereka tidak menderita sedapat mungkin,

secaraemosional berusaha dikurangi dan menganjurkan laki-laki agar

melepaskan mereka dengan cara yang baik. Sangat disayangkan ada

kesenjangan yang jauh antara ajaran idealnya dan prakteknya yang terjadi.

Yang diperlukan adalah menanamkan pendidikan al-Qur‟an dengan skala

yang jauh lebih luas bagi perempuan muslim. Sehingga mereka menjadi

sadar atas hak-hak yang diberikan al-Qur‟an dan berjuang untuk

mencapainya, bukanlah sebuah pekerjaan gampang, walaupun sesuatu

yang sangat berguna.

Komitmen Asghar terhadap penegakan kesetaraan gender dan

perjuangannya untuk menciptakan relasi gender yang berkeadilan, bisa

dilihat dari responnya terhadap kasus Shah Bano pada tahun 1985 di India,

kasus ini berkaitan dengan keputusan Mahkamah Agung yang

membenarkan keputusan Pengadilan Tinggi personal muslim yang

mewajibkan kepada Mohammad Ahmad Khan (mantan suami Shah Bano)

untuk memberikan nafkah kepadaShah Bano, keputusan ini berdasarkan

Code of Criminal Prosedure (Cr. Pc)125:“Seseorang yang kekayaannya

cukup mengabaikan atau berkeberatan untuk memelihara istrinya yang

tidak mampu untuk memelihara dirinya sendiri, dapat dimintakan oleh

pengadilan untuk membayar suatu pemeliharaan bulanan kepadanya pada

suatu tingkat tarif tidakmelebihi 500 mata uang India….”

Page 34: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

21

Inti dari ketentuan di atas adalah mewajibkan kepada para suami

untuk memberikan nafkah kepada para isteri yang diceraikan oleh mereka

tidak memiliki nafkah hingga mereka kawin lagi atau sampai

mati.Keputusan ini diambil setelah berkonsultasi dengan hukum personal

muslim (the muslem personal law) dan teks kitab suci al-Qur‟an. Akan

tetapi, majelis hukum personal muslim keberatan dengan penilaian

Mahkamah Agung dan menganggapnya sebagai bentuk intervensi terhadap

mereka.

Menurut majelis hukum personal muslim, Mahkamah Agung tidak

mempunyai hak untuk menafsirkan al-Qur‟an. Keputusan Mahkamah

Agung di atas juga menimbulkan reaksi yang sangat keras, tidak hanya

dari majelis hukum personal muslim akan tetapi juga dari beberapa

pemimpin muslim. Mereka mengumandangkan agitasi melawan

pengadilan dan menuntut Code of Criminal Prosedure (Cr. Pc)125 tidak

diberlakukan kepada umat Islam.

Menurut Engineer beberapa pemimpin Islam ini menganggap ini

bahwa hukum Islam itu suci dan tidak bisa dirubah. Para pemimpin ini

mempropagandakan bahwa dalam Islam isteri yang diceraikan itu hanya

dapat jatah nafkah pada periode iddah (3 bulan menunggu sebelum dia

dapat menikah). Bahkan ada beberapa di antara pemimpin ini ada yang

berpandangan bahwa memberikan nafkah di luar masa tersebut adalah

dosa.

Para pemimpin konservatif ini mengajak umat Islam untuk melawan

Mahkamah Agung. Hasilnya, ribuan umat Islam baik laki-laki maupun

Page 35: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

22

perempuan berpartisipasi dalam demonstrasi memprotes keputusan

Mahkamah Agung tersebut. Akhirnya pemerintah Rajiv Gandhi

membatalkan keputusan Mahkamah Agung dengan memperkenalkan

sebuah rancangan Undang-undang di Parlemen untuk mengecualikan umat

Islam dari peraturan Code of Criminal Prosedure (Cr. Pc)125. Dalam hal

ini Engineer mengkritikpedas para pemimpin konservatif yang melakukan

propaganda untuk melawan Mahkamah Agung. Menurutnya, adalah jauh

dari rasa keadilan bila isteri yang dicerai harus dipelihara oleh orang tua

atau kerabatnya setelah periode iddah,seperti yang diklaim oleh kalangan

konservatif sebagai hukum islam. Menurut Engineer, al-Quran tidak

menyatakan baik secara implisit ataueksplisit bahwa isteri yang diceraikan

harus dirawat oleh orang tua atau keluarganya. Sebaliknya, adalah

kewajiban para suami untuk merawat isteri-isteri mereka.

Landasan yang dijadikan pegangan Asghar dalam menanggapi

masalah pemberian nafkah bagi mantan isteri adalah bahwa surat al-

Baqarah ayat 241. Jika dilihat secara cermat, tidak ada yang membatasi

masalah pemberian nafkah bagi mantan isteri. Ayat tersebut tidak

menetapkan periode tertentu dan tidak juga menegaskan jumlah tertentu.

Penafsiran diserahkan kepada pemahaman manusia dan tuntutan

zaman yang senantiasa berubah,dan semuanya diserahkan kepada hukum

untuk memutuskan sesudah segalanya dipertimbangkan. Asghar juga

beranggapan ada dua kata kunci dalam surat al-Baqarah ayat 241, yang

berkenan dengan pemberian nafkah, mata‟ah dan ma‟ruf. Al-Qur‟an

mengatakan bahwa mereka tidak hanya harus dilepaskan dengan cara yang

Page 36: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

23

baik (ma‟ruf) akan tetapi perbekalan (mata‟ah) juga disediakan dengan

cara yang baik pula. Dan juga belum ada ketetapan dalam hukum

mengenai pemberian nafkah melebih masa iddah. Namun dengan adanya

perubahan kondisi sosial, maka penerapan hukum dapat berubah juga,Al-

Qur‟an sendiri tidak menyatakan bahwa secara implisit maupun eksplisit

bahwa isteri yang diceraikan harus dirawat oleh orang tuanya atau

kerabatnya, sebaiknya adalah kewajiban para suami untuk merawat isteri-

isteri mereka. Asghar mengutip pendapat „Allamah Yusuf Ali beliau

menerjemahkan surat al-Baqarah ayat 241, mata‟ah sebagai nafkah

sedangkan ma‟ruf sebagai kadar yang layak.

Asghar juga mengutip pendapatnya Maulana Muhammad Ali, dalam

menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan; “Ingatlah bahwa perbekalan ini

(mata‟ah) adalah tambahan atas mas kawin) yang harus diberikan kepada

mereka. Sebagaimana pada surat al-Baqarah ayat 240, ayat sebelumnya

mengenai janda cerai mati yang diberi keuntungan tambahan bagai

perempuan yang dicerai suami.Setelah suami meninggal, isteri tidak boleh

dikeluarkan dari rumahnya, dia harus diperbolehkan menetap di sana

paling tidak selama satu tahun. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam

surat al-Baqarah ayat 240; “Dan orang-orang yang akan meninggal dunia

di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk

istrinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak

disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri),

maka tidak ada dosa bagimu (wali atau ahli waris dari yang meninggal)

meninggalkan mereka berbuat yang ma‟ruf terhadap diri mereka.

Page 37: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

24

Seseorang laki-laki dapat berbicara dengan janda cerai mati pada masa

iddahnya tentang maksudnya untuk mengawininya.

Hal ini menunjukkan bahwa janda tersebut dilamar pada masa

iddahnya. Dengan demikian, sangatlah mungkin bahwa kerabat suaminya

setelah iddahnya habis dan mencerai suami yang baru. Inilah sebab al-

Qur‟an mendesak seorang suami untuk membuat wasiat khusus sebelum

meninggal dunia untuk mempertahankan istrinya di dalam rumahnya

paling tidak selama satu tahun dan untuk nafkah hidupnya dan segala

keuntungan lainnya (sebagai tambahan atas hak warisnya yang biasa bagi

isteri dari harta suaminya, seperdelapan). Dengan demikian, jika ayat ini

dibaca dalam perspektif sosial yang berlaku pada saat itu, maka akan

terlihat bahwa perlindungan khusus diambil untuk melindungi hak-hak

perempuan (al-Baqarah: 240).

Asghar lebih lanjut juga mengutip pendapat „Allamah Yusuf Ali,

bahwa perempuan yang dicerai berhak atas nafkah yang layak dan

pemberian tersebut diwajibkan bagi suami yang menceraikannya. (Khusus

banding Shah Bano untuk mendapatkan nafkah dari suaminya, dan

akhirnya dikabulkan oleh Pengadilan Tinggi India). Sebagian ulama masa

awal Islam juga berpendapat bahwa mata‟ah tidak mengisyaratkan waktu

tertentu.

Asghar mengutip pendapatnya Hasan al-Basri. Seorang tabi‟in yang

juga ulama besar, berpendapat bahwa tidak ada pembatasan waktu

mengenai pemberian nafkah, ini harus diberikan menurut kemampuan

seseorang, demikian juga dalam lisan al-Arab, leksikon Arab klasik dan

Page 38: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

25

diakui secara luas, mengatakan, “Ia (mata‟ah) tidak mempunyai batas

waktu. Karena Allah tidak menetapkan batas waktu pemberian nafkah,

hanya saja menyuruh memberikan nafkah.Asghar juga mengutip pendapat

seorang ulama Pakistan Prof. Rafi‟ullah Syihab, mengatakan dalam

artikelnya yang dipublikasikan oleh Pakistan Times bahwa menurut prinsip

yang ditetapkan fuqaha Hanafi, “Jika seorang suami tidak memberikan

nafkah kepada istrinya dengan cara yang benar. Isteri bisa mendapatkan

pemberian nafkah yang besarnya ditetapkan pengadilan, pemberian

tersebut tidak hanya diberikan sewaktu menjadi istrinya akan tetapi juga

setelah ia diceraikan.

Hal senada juga diungkapkan Imam Ibn Rujaim, “dia berpandangan

bahwa argumen yang mengatakan berhentinya kewajiban pemberian

nafkah selayaknya oleh suami dapat mengetuk pintu pengadilan dan

mendapatkan nafkah yang besarnya ditetapkan pengadilan tersebut. Suami

harus membayar dan memberikan nafkah yang sudah ditetapkan itu kepada

istrinya, dia tentu akan melakukan yang demikian. Tetapi hukum Islam

tidak membolehkannya berlaku demikian, dia tetap harus memberikan

nafkah tersebut setelah menceraikannya.

Asghar Ali Engineer berpendapat bahwa kriteria-kriteria bagi

seorang wanita yang berhak mendapatkan nafkah dari mantan isterinya

adalah; a)seorang wanita yang telah dicerai dan tidak mampu untuk

memelihara dirinya sendiri (miskin), b) seorang wanita yang sudah sangat

tua usianya, dan c) wanita tersebut sudah tidak mempunyai sanak famili.

Page 39: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

26

Seorang wanita itu berhak mendapatkan nafkah sampai dia menikah

lagi atau sampai mati, karena jauh dari rasa keadilan jika seorang wanita

yang telah diceraikan kembali kepada orang tuanya atau kepada

kerabatnya.

Menurut Asghar Ali Engineer ada dua kata kunci surat al-Baqarah

ayat 241 yang berkenaan dengan pemberian nafkah bagi mantan isteri;

mata‟ah dan ma‟ruf. Al-Qur‟an mengatakan bahwa mereka tidak hanya

harus dilepaskan dengan cara yang baik (ma‟ruf) akan tetapi

perbekalan(mata‟ah) juga disediakan dengan cara yang baik pula.

pemikiran Asghar Ali Engineer tersebut memiliki relevansi dengan

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal 41 c. Hal ini tentunya juga

berimplikasi terhadap KHI yang hanya memberikan nafkah bagi mantan

isteri hanya sampai masa iddah, yang mana hal itu memerlukan peninjauan

kembali.http://wordskripsi.blogspot.com, akses Februari 2010.

e. Nafkah menurut Undang-undang No 1 Tahun 1974

Dalam Undang-undang ini nafkah termuat dalam hak dalam

kewajiban suami istri yang termuat dalam :

Dalam Pasal 32 disebutkan bahwa

1) Suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal

ini ditentukan oleh suami isteri bersama.

Page 40: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

27

Pasal 33

Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati,

setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Pasal 34

1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Isteri wajib mengatur urusan rumahtangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing

dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

Menurut hukum positif yang berlaku di Pengadilan termuat

dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974, tentang perkawinan pasal

41 c, yang berbunyi: Pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan

suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan

sesuatu kewajiban kepada mantan isteri. Berdasarkan undang-undang

tersebut pengadilan dapat menentukan suatu kewajiban kepada mantan

suami yang yang harus dilakukannya setelah perceraian

f. Nafkah dalam KHI

Kompilasi hukum islam merupakan himpunan ketentuan hukum

islam yang dituliskan dan disusun secara teratur. Kompilasi hukum islam

bukan merupakan peraturan perundang-undangan, bukan hukum tertulis

meskipun dituliskan, dan bukan undanng-undang. Kompilasi hukum

Page 41: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

28

islam merupakan hukum yang tidak tertulis yang hidup secara nyata

dalam kehidupan sehari-hari. Namun Kompilasi hukum islam dijadikan

pedoman bagi seluruh warga negara yang beragama islam.

Dalam Kompilasi Hukum Islam nafkah termuat dalam Kewajiban

Suami, antara lain:

Pasal 80

1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya,

akan tetap mengenai hal-halurusan rumah tangga yang penting-

penting diputuskan oleh sumai isteri bersama.

2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumahtangga sesuai dengan kemampuannya

3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

4) Sesuai dengan penghasislannya suami menanggung :

a) nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri;

b) biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi

isteri dan anak;

c) biaya pendididkan bagi anak.

5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4)

huruf a dan b di atas mulaiberlaku sesudah ada tamkin sempurna

dari isterinya.

Page 42: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

29

6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap

dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila

isteri nusyuz.

B. Bagian Janda

1. Pengertian dan Dasar Hukum Janda Mati

Menurut Saleh, (2008:330) Janda mati adalah janda yang

ditinggal mati suaminya. Dengan meninggalnya suami, maka

perkawinan antara keduanya terputus dengan sendirinya. Bagi yang

ditinggalkan, ia bebas untuk menikah lagi dengan ketentuan

sebagai berikut: istri yang ditinggal mati suaminya boleh menikah

lagi dengan pria lain setelah mengalami masa „iddah selama

empata bulam sepuluh hari. Dengan dasar hukum QS Al-

Baqarah:234, tetapi jika ia dalam keadaan hamil, ia harus

menunggu („iddah), hingga melahirkan yang tercantum dalam QS

At-Thalaq:4

“Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi(monopous) diantara

istri-istrimu jika kamu ragu-ragu(tentang masa iddahnya) maka

iddahnya adalah tiga bulan; dan begitu (pula)perempuan-

Page 43: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

30

perempuan yang tidak haid. Sedangkan perempuan-perempuan

yang hamil, waktu iddah mereka melahirkan kandungannya. Dan

barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan

kemudahan baginya dalam urusannya”(At-Thalak:4)

Sedangkan menurut Basyir, (1995:63) kematian suami

mengakibatkan perkawinan putus sejak terjadi kematian. Apabila

tidak terdapat halangan-halangan syara‟, istri yang ditinggal mati

berhak waris atas harta peninggalan simati. Yang dimaksud harta

peninggalan ailah sisa harta setelah diambil untuk mencukupkan

keperluan penyelenggaraan jenazah, sejak dari memandikan sampai

memakamkan, kemudian ia melunasi hutang-hutangnya. Kemudian

untuk melaksanakan wasiatnya, dalam batas sebanyak-banyaknya

sepertiga dari sisa harta setelah diambil untuk biaya

penyelnggaraan jenazah dan melunasi hutang-hutangnya.

2. Pengertian dan Dasar Hukum Janda Cerai

Janda cerai adalah janda yang terjadi karena masalah yang

tidak dapat didamaikan atau karena suami atau istri murtad

(keluar dari agama Islam).

Dalam Saleh (2008:321) cerai hidup ini ada beberapa

macam dilihat dari beberapa keadaan. Pertama, dilihat dari sah

tidaknya suatu perceraian, terbagi kepada thalaq sunni dan thalaq

bid‟i. Kedua, dilihat dari kemungkinan boleh tidaknya suami

Page 44: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

31

kembali (rujuk) kepada istrinya, terbagi kepada thalaq raj‟i dan

thalaq ba‟in.

a. Dilihat dari Sah Tidaknya Suatu perceraian

1) Thalaq sunni, yaitu talak yang dinyataka suami ketika istri

tidak dalam keadaan haid. Talak ini sah, dibenarkan, dan

tidak melanggar sunnah Nabi, karena tidak berpengaruh

pada perhitungan masa „iddah, melainkan langsung

memasuku masa „iddah.

2) Thalaq bid‟i, yaitu talak yang dinyatakan suami ketika istri

dalam keadaan haid. Talak ini bertentangn dengan sunnah

Nabi dan haram. Dengan cara ini, hitungan masa „iddah

memanjang, karena setelah jatuh talak tidak langsung dapat

dihitung masa „iddahnya.

b. Dilihat dari boleh tidanya suami kembali (rujuk) pada istrinya.

1) Thalaq raj‟i ialah talak yang memberi peluang kepada

suami untuk kemabali (rujuk) kepada istrinya, selama istri

masih dalam masa „iddah, tanpa melalui pernikahan baru.

Thalak raj‟i adalah talak satu atau talak dua tanpa didahului

tebusan („iwadh) dari pihak istri.

2) Thalaq Bainialah talak yang tidak memberi peluang kepada

suami untuk kembali (ruju‟) lagi kepada istrinya, karena ia

telah menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, sehingga jika

ia ingin kembali kepada istrinya ia harus melalui pernikahan

Page 45: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

32

baru. Rujuk hanyalah melanjutkan perkawainan yang telah

terputus dan bukan melalui perkawinan baru.

c. Khulu‟

Bentuk perceraian lain adalah khul‟, yaitu perceraian yang

dikehendaki istri karena ia melihat suami melakukan suatu

perbuatan yang tidak diridhai Allah, sedangkan suami sendiri

merasa tidak perlu menceraikan istrinya, oleh karenanya istri

dapat meminta cerai kepada suaminya dengan kompensasi

ganti rugi. Jika suami menyetujuinya, maka putuslah

perkawinan antara keduanya.

d. Fasakh

Fasakh berarti pembatalan perkawinan. Hal itu terjadi

akibat pertengkaran antara suami istri yang tidak mungkin

didamaikan lagi. Fasakh ini bisa terjad ketika: (a) akad nikah

diketahui bahwa diantara calon suami istri punya hubungan

nafkah atau sepersusuan, atau (b) ketika merka nikah,

keduanya masih kecil, dan (c) walaupun kad nikah

berlangsung wajar, tetapi pada suatu saat diketahui adanya

penipuan, baik dari segi maskawin maupun dari pihak yang

melangsungkan perkawinan. Dan setelah nikah terjadi hal-hal

berikut: (a) salah satu pihak murtad dan tidak mau kembali

kepada islam, (b) salah satu pihak mengalami cacat fisik, yang

tidak mungkin untuk melakukan hubungan suami istri, atau (c)

Page 46: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

33

kehidupan ekonomi keluarga krisis, sedangkan istri tidak sabar

menunggu pulihnya kembali. Demikianlah, fasakh pada

dasarnya merupakan bentuk perceraian yang dilakukan oleh

Hakim atas permintaan suami atau istri. Namun, ada juga

fasakh yang terjadi secara otomatis, yaitu jika kemudian

diketahui di antara suami istri itu punya hubungan nasab atau

sepersusuan.

3. Nafkah Bagi Janda

Sebelum membahas tentang nafkah bagi janda, maka harus

diketahui akaibat putusnya perkawinan dengan suaminya karena cerai

talak, cerai gugat, atau karena ditinggal mati suaminya, mempunyai

akibat hukum yaitu melaksanakan iddah. Keharusan menjalankan iddah

merupakan perintah Allah yang dibebankan oleh bekas istri yang telah

dicerai. Untuk memudahkan pembahasan kita mengenai iddah, maka

akan di paparkan sebagai berikut:

a. Pengertian Iddah.

1. Secara Etimologi

Jika dikaji secara etimologi, kata iddah berasal dari kata

kerja „adda-ya‟uddu yang artinya menghitung sesuatu ( ihsha‟u

asy-syay‟i). Adapun kata iddah memiliki arti seperti kata al-

„adad yaitu ukuran sesuatu yang dihitung atau jumlahnya. Jika

kata iddah tersebut dihubungkan dengan kata al-mar‟ah

(perempuan) maka artinya hari-hari haid/ sucinya, atau hari-hari

Page 47: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

34

ihdadnya terhadap pasangannya atau hari-hari menahan diri dari

memakai perhiasan baik berdasarkan bulan, haid/ suci, atau

melahirkan.

Wahbah Zuhaili mengemukakan :

وىي لغة: ال حصا ء, ماخوذ ة من ا لعدد ل شتما لا علي عد ق راءاوالشهرغالبادال

Artinya: “ iddah secara bahasa adalah menahan, terambil dari kata

Adad (bilangan) karena mencakup atas bilangan dari beberapa quru‟

dan beberapa bulan menurut kebiasaan.

Sayyid sabiq (1987: 150) memaparkan

من ه وت عد وذةمن العددالحصاء:اي ماتصيو المراة خ اة: م العد ام وال ق راء ي ال

Artinya: “ iddah terambil dari kata Addad, artinya menghitung,

maksudnya perempuan yang menghitung hari-harinya dan masa

bersihnya”.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli fiqih

tersebut dapat dipahami bahwa pengertian iddah dari segi bahasa

berasal dari kata „adda yang artinya bilangan, menghitung, dan

menahan. Maksudnya perempuan menghitung hari-harinya dan masa

bersihnya setelah cerai dari suaminya.

2. Secara Terminologi

Dari sisi terminologi, para ahli fiqh telah merumuskan definisi

iddah dengan berbagai ungkapan.Meskipun dalam redaksinya yang

berbeda, berbagai ungkapan tersebut memiliki kesamaan secara

Page 48: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

35

garis besarnya. Menurut al-Jaziri, „iddah secara Syar‟i memiliki

makna yang lebih luas daripada makna bahasa, yaitu masa tunggu

perempuan yang tidak hanya didasarkan pada bulan atau ditandai

dengan melahirkan, dan selama masa tersebut seorang perempuan

dilarang untuk menikah dengan laki-laki lain ( Wahyudi, 2009: 74).

Sabiq mendefinisikan tentang iddah yakni sebagai berikut:

ة ا ل ت ت نتظر فها ا لمراةوتمتنع عن الت زويج ب عدو فاة ىي اسم العد زوجهااوفراق لا

Artinya: “ iddah adalah nama dari suatu masa, dimana seorang

perempuan dalam masa itu menunggu dan menahan diri dari

melangsungkan pernikahan setelah suaminya wafat atau dicerai oleh

suaminya.

Sabiq menjelaskan bahwaiddah merupakan sebuah nama bagi

masa lamanya perempuan (istri) menunggu tidak boleh kawin setelah

kematian suaminya atau setelah berpisah dengan suaminya( Sabiq,

1987: 150).

Ismail al- Shan‟ani menjelaskan pengertian iddah adalah مد ة

yang dilalui oleh seorang (masa tunggu)تتر بص فيها المر اة

perempuan. Definisi ini masih perlu penjelasan mengenai apa yang

ditunggu, dan untuk apa menungu. Adapun definisi Ismail al-Sha‟ani

yang menjawab apa yang ditunggu dan kenapa menunggu sebagai

berikut:

ة ت ت رب ص باالمراةعن الزويج ب عدوفاةزوجهاوف راقو لااسم لعد

Page 49: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

36

Artinya: nama bagi suatu masa yang seorang perempuan menunggu

dalam masa itu kesempatan untuk kawin lagi karena wafatnya

suaminya atau bercerai dengan suaminya.

Abi Yahya Zakaria al Anshari mengemukakan pengertian iddah

menurut istilah yaitu:

لمعرفة براءةرحهااوللت عبد ت ت ر ب ص في هاالمراة مد ة Artinya: masa tunggu yang harus dilalui oleh seorang perempuan

untuk mengetahui bersihnya rahim perempuan itu atau untuk

beribadah (syarifudin, 2006: 304).

Definisi di atas lebih mengutamakan tujuan iddah. Adapun

tujuan ini adalah untuk mengetahui kebersihan rahim seorang

perempuan, untuk melaksanakan ibadah, dan untuk menghilangkan

rasa duka bagi seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya.

Menurut Sayuti Thalib, pengertian kata iddah dapat dilihat dari

dua sudut pandang:

Pertama, dilihat dari segi kemungkinan keutuhan perkawinan

yang telah ada, suami dapat rujuk kepada istri. Dengan demikian, kata

iddah dimaksudkan sebagai suatu istilah hukum yang mempunyai arti

tenggang waktu sesudah jatuah talak, dalam waktu mana pihak suami

dapat rujuk kepada istrinya.

Kedua, masa iddah itu adalah suatu tenggang waktu dalam

waktu mana istri belum dapat melangsungkan perkawinan dengan

pihak laki-laki lain (Nurudin, 2004: 241).

Page 50: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

37

Menurut ulama Hanafiah, iddah diwajibkan karena putusnya

suatu perkawinan secara sah atau subhat dengan syarat telah terjadi

hubungan suami istri (dukhul).

Dari beberapa definisi iddah yang dipaparkan oleh para ulama

tersebut dapat disimpulkan bahwa iddah menurut syariat Islam ialah

masa tunggu bagi seorang perempuan yang pada masa tersebut

dilarang kawin dengan laki-laki lain. Masa tunggu ini dijalani karena

ada sebab, yaitu istri yang ditalak oleh suaminya dan telah digauli atau

istri yang ditinggal mati suaminya.

3. Dasar hukum Iddah

Kewajiban menjalankan Iddah bagi seorang perempuan setelah

berpisah dengan suaminya baik karena talak ataupun kematian

suaminya, didasarkan pada Al-Quran, hadis, maupun ijma‟.

Ayat-ayat Al-Quran yang menjadi dasar hukum Iddah adalah sebagai

berikut:

a) iddah perempuan karena talak

QS. Al- baqoroh (2): 228

“wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (

menunggu) tiga kali quru‟.(Qs. Al-Baqarah:228)

b) iddah wanita yang ditinggal mati suaminya

Para ulama mazhab sepakat bahwaiddah wanita yang

ditinggal mati suaminya, sedangkan dia tidak hamil,iddah nya

Page 51: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

38

empat bulan sepuluh hari, baik wanita tersebut sudah dewasa

maupun masih anak-anak, dalam usia menopaus atau tidak.

Didasarkan atas firman Allah (QS. Al-baqoroh (2): 234).

“ Orang –orang yang yang meninggal dunia di antaramu yang

meninggalka istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan

dirinya (ber iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian jika habis

iddahnya tiada dosa bgimu (para wali) membiarkan mereka

berbuat terhadap diri mereka menurut yang patutAllah mengetahui

apa yang kamu perbuat.(Qs. Al-Baqarah:234)

Ayat ini secara tegas dan umum mengatakan keharusan istri

yang ditinggal mati suaminya atau cerai karena mati wajib

menjalani iddah selama empat bulan sepuluh hari.

c) Iddah wanita yang belum dicampuri suaminya.

Bila suami belum bergaul dengan istrinya, maka istri tidak

memenuhi syarat untuk dikenai kewajiban ber iddah. Dasar

hukum iddah, perempuan yang belum dicampuri oleh suaminya

QS. Al- Ahzab (33): 49

Page 52: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

39

“ Hai orang orang yang beriman, apabila kamu menikahi

perempuan perempuan yang beriman, kemudian kamu

ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya, maka sekali

kali tidak wajib bagi mereka iddah bagimu yang kamu minta

menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut‟ah dan

lepaskan mereka itu dengan cara sebaik –baiknya”.(Qs. Al-

Ahzab:49)

d) Iddah wanita hamil

Iddah wanita hamil adalah sampai melahirkan bayinya,

sekalipun hanya beberapa saat sesudah ditinggal mati oleh

suaminya itu, dimana wanita tersebut sudah boleh kawin lagi

sesudah melahirkan. Berdasarkan firman Allah (QS. at-

Talaq:4)

Artinya: dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak

haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah

mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.

dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah

menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.(Qs. At-

Thalak:4)

e) Iddah wanita khulu‟

Dalam sunnah dijelaskan bahwa iddah wanita ter-khulu‟

adalah satu kali haidh. Dalam kisah Tsabit bahwa Nabi

bersabda kepadanya “ ambilah sesuatu yang ada bagi wanita

atasmu dan lepaskan jalannya.” Ia menjawab: “ ya.”

Kemudian Rasulullah perintahkan kepadanya untuk ber iddah

Page 53: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

40

sekali haidh dan kembali kepada ahlinya ( HR. An-nasa‟I

dengan isnad yang shahih). (Azzam dan Aziz, 2009: 314).

Ibnu umar berkata: “ Ustman telah memilihkan dan

memberitahu kepada kita”. Dan dinukil dari Abi Ja‟far An-

nuhas dalam kitab An-Nasikh wa Al-Mansukh bahwa ini adalah

Ijma dari sahabat. Sedangkan iddahi wanita khulu‟ masa

iddahnya adalah tiga kali haidh jika ia masih haidh.

Adapun diantara hadis Nabi Muhammad Saw. Yang menjadi

dasar hukum iddah adalah sebai berikut:

ت ف وق ثل على مي تد أن لخر,اوالي وم ة ت ؤ منبالله أ لمر يل ل عليو , هاى زوج عل ال أي ام ,ة ث اشر ع ار ب عة اشهر و فإن هاتد

Artinya: “ Tidak halal bagi perempuan yang beriman kepada Allah

dan hari akhir, berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga

hari, kecuali atas kematian suaminya, masa berkabungnya selama

empat bulan sepuluh hari”.(HR. Hafsah. Ra)

Hadist lain yang berkaitan dengan iddah ini dapat dilihat dalam

sabda Nabi Muhammad SAW yang suaminya mauquf, yaitu:

عن عمرف امراةالمفقودت رب ص اربع سني ث ت عتدارب عةاشهروعشرا

Artinya: dari umar ra berkat: bagi perempuan yang kehilangan

suaminya dan tidak mengetahui dimana suaminya berada,

sesungguhnya perempuan itu wajib menunggu empat tahun, kemudian

hendaklah ia beridah empat bulan sepuluh hari. (HR. Malik)

Page 54: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

41

Hadist diatas mengisahkan seorang istri yang kehilangan

suaminya. Dalam kisah tersebut dinyatakan bahwa suamiya hilang

disembunyikan jin selama empat tahun. Setelah siistri mengetahui

suamiya hilang, dia pergi menghadap Umar bin Khattab dan Umar

menyuruh perempuan itu menunggu selama empat tahun, sesudah

berlalu empat tahun, umar memanggil wali si suami dan

memerintahkan untuk menceraikan perempuan itu sebagai wali dari

suaminya. Kepada perempuan itu Umar memerintahkan agar ber-

iddah empat bulan sepuluh hari.

Para fuqoha sepakat bahwa perempuan muslim yang bercerai

dengan suaminya baik cerai mati maupun cerai talak wajib

menjalankan iddah. Dengan landasan hukum dari Firman Allah dan

dari Hadis Nabi Muhammad SAW. Kewajiban iddah ini tidak berlaku

bagi laki-laki berdasarkan makna iddah menurut istilah, sehingga

dibolehkan bagi laki laki untuk menikah secar langsung dengan

perempuan lain setelah perceraian selama tidak ada larangan syara‟(

wahyudi, 2009: 81).

4. Nafkah Bagi Janda Cerai

Sabiq, (1980:172) mengemukakan bahwa, perempuan yang

telah dicerai oleh suaminya tetap mendapatkan haknya. Para ahli fiqih

sepakat bahwa perempuan yang ditalak raj‟i masih berhak

mendapatkan nafkah dan tempat tinggal. Seperti dalam firman Allah:

Page 55: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

42

“tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuan mu”.(Qs. At-Thalak:6)

Dan Allah berfirman mengenai nafkah perempuan hamil yang

telah di cerai:

“dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hati) mereka;dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu

perempuan yang sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya sampai mereka melahirkan”(Qs. At-Thalak:6)

Sedangkan bagi istri yang telah ditalak tiga oleh suaminya,

Sabiq, (1980:172) mengatakan bahwa ada beberapa pendapat para

imam yaitu sebagai berikut:

Menurut imam Abu Hanifah bahwa perempuan yang ber‟iddah

karean talak tiga mempunyai hak nafkah dan tempat tinggal. Karena ia

wajib menghabiskan masa iddah di rumah suaminya. Sedangkan

imam Ahmad berpendapat bahwa perempuan yang ditalak tiga tidak

mendapatkan nafkah dan tempat tinggal. Lain lagi dengan pendapat

imam Syafi‟i dan imam Malik, mereka berpendapat bahwa perempuan

yang ditalak tiga oleh suaminya maka ia masih mendapatkan tempat

tinggal tapi tidak mendapatkan nafkah.

Page 56: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

43

Menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 149, jika perkawinan

putus kareana suami yang mencerai talak istrinya maka ia wajib:

a. Memberikan mut'ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut Qabla ad dukhul;

b. Memberikan nafkah, maskan (tempat tinggal) dan kiswah (pakaian)

kepada bekas isteri selama masa „iddah, kecuali bekas isteri telah

dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

c. Melunasi mahar yang masih tehutang seluruhnya, atau separo bila

qabla ad dukhul

d. Memberikan biaya hadanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun.

Dan jika putusnya perkawinan karena Cerai Gugat, KHI

mengatur dalam Pasal 156 Sebagai berikut:

a. Anak yang belum mumayyis berhak mendapatkan hadanah dari

ibunya, kecuali jikaib telah meninggal dunia, maka kedudukannya

diganti oleh:

1) Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu;

2) Ayah

3) Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah

4) Saudara perempuan dari anak yang bersangkutn

5) Wanita-wanita dari kerabat sedarah menurut garis samping dari

ibu

6) Wanita-wanita dari kerabat sedarah menurut garis samping ayah

Page 57: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

44

b. Anak yang sudah mumayyis berhak memilih untuk mendapatkan

hadanah dari ayah atu ibunya.

c. Apabila pemegang hadanah tidak mampu mememegang

keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan

hadanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang

bersangkutan pengadilan dapat memindahkan hak hadanah kepada

kerabat lain yang mempunya hak hadanah pula.

d. Semua biaya hadaanah dan nafkah menjadi tanggungan ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak

tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun)

e. Bila terjadi perselisihan mengenai hadanah dan nafkah anak,

pengadilan agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a),

(b), (c), dan (d)

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan

anak-anak yang tidak turut kepadanya.

Sedangkan dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 akibat

putusnya perkawinan karena perceraian diatur dalam :

Pasal 41

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak;

Page 58: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

45

bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak,

Pengadilan memberi keputusannya;

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam

kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut;

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu

kewajiban bagi bekas isteri.

5. Nafkah Bagi Janda Mati

Janda adalah seorang istri yang suaminya meninggaldunia.

Hubungan kewarisa terjadi jika perkawinan masih utuh ketiak suami

meninggal dunia. Jika hubungan perkawian sudah putus, maka

hubungan kewarisan tersebut juga hilang. (Budiono, 1998:56)

Waris adalah harta peninggalan dari orang yang sudah

meniggal kepada orang yang masih hidup yang masih ada hubungan

nasab. Waris berasal dari kata Al-miirats, dalam bahasa arab adalah

bentuk mashdar (infinitif) dar kata waritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan.

Maknanya menurut bahasa ialah “berpindahnya suatu dari seseorang

kepada orang lain”, atau dari suatu kaum kepada kaum lainnya.

Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal

yang berkaitan dengan harta, tetapi mencakup harta benda dan

Page 59: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

46

nonharta benda. Ayat-ayat Al-Qur‟an banyak menegaskan hal ini,

demikian pula sabda Rosulullah saw.. Diantaranya Allah berfirman:

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud.....(an-Naml:16)

Ash-shabuni(1995:49)Adapun seorang istri yang ditinggal mati

suaminya, seharusnya ia mendapat bagian ¼ dari harta peninggalan

suaminya dengan satu syarat, yaitu apa bila suami tidak mempunyai

anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun lahir dari

rahim istri lain. Ketentuan ini berdasarkan firman Allah berikut:

“...Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu

tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak....”(an-Nisa:12)

Tapi istri juga bisa memperoleh bagian 1/8. Istri, baik seorang

maupun lebih, tetap mendapatkan seperdelapan dari harta peniggalan

suaminya, bila suami mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut

lahir dari rahimnya atau dari rahim istri lain. Dalilnya adalah firman

Allah SWT:

“...Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperileh

seperdelapan dari harta yang kamu tingalkan sesudah dipenuhi

wasiat yang kamu buat atau(dan) sesudah dibayar utang-

utangnmu...”(an-Nisa:12)

Page 60: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

47

Pendapat Soekanto (1985 : 117) mengenai kedudukan janda .

Beliau menyatakan bahwa janda tidak mendapat bagian dari harta

peninggalan suaminya sebagai waris, tapi berhak menarik

penghasilan dari harta tersebut, jika perlu seumur hidup. Untuk

nafkahnya janda itu dapat pula diberi bagian sekaligus dari harta

peninggalan suaminya. Untuk nafkah ini terutama disediakan

barang gono-gini. Jika barang-barang ini mencukupi untuk nafkah,

maka waris dapat menuntut supaya barang-barang asal dari

peninggal harta diterimakan kepada mereka. Jika barang gono gini

tidak mencukupi untuk nafkah, maka asal dari suami dapat dipakai

untuk keperluan itu. Harta peninggalan boleh dibagi-bagi adal saja

janda terpelihara dalam hidupnya, misalnya janda sudah dapat

pewarisan (pada masa masih hidup suaminya) atau nafkah dijamin

oleh beberapa waris. Jika janda nikah lagi, ia keluar dari rumah

tangga suami pertama dan ia masuk dalam rumah tangga baru,

dalam hal demikian barang-barang gono-gini dapat dibagi-bagi

anatara janda yang kawin lagi dengan ahli waris suami yang telah

meninggal dunia.

Menurut Ter Haar dalam (R. Soepomo, 1996 : 95)

menyatakan bahwa pangkal pikiran hukum adat ialah bahwa isteri

sebagai “orang luar” tidak mempunyai hak sebagai waris, akan

tetapi sebagai isteri, ia berhak mendapat nafkah dari harta

peninggalan, selama ia memerlukannya. Di Minangkabau

Page 61: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

48

misalnya, yang sistem familinya berdasar turunan dari pihak ibu

(moederrechtelijk), isteri tidak memerlukan nafkah dari harta

peninggalan suaminya.

Dari kedua pendapat tersebut di atas jika ditarik garis

hukumnya tiadalah bedanya, karena garis hukumnya menyatakan

bahwa janda bukan ahli waris (almarhum) suaminya. Sehingga

dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Janda berhak akan jaminan nafkah seumur hidupnya, baik dari

barang gono gini mapun dari hasil barang asal suami, jangan

sampai terlantar selanjutnya sesudah suaminya meninggal dunia;

b) Janda berhak menguasai harta peninggalan suaminya, untuk

menarik penghasilan dari barang-barang itu, lebih-lebih jika

mempunyai anak. Harta itu tetap merupakan kesatuan di bawah

asuhan yang tidak dibagi-bagi ;

c) Janda berhak menahan barang asal suaminya, jikalau dan

sekedar harta selama barang asal itu sungguh-sungguh

diperlukan olehnya, untuk keperluan nafkahnya ;

d) Janda berhak mendapat bagian atau menuntut sebesar bagian

anak di dalam keadaan terpaksa diadakan pembagian dengan

anak, misalnya janda kawin lagi. Anak minta sebagian untuk

modal berusaha dan sebagainya. (Bushar Muhammad dalam

Soerjono, Yusuf Usman, 1985 : 21).

Page 62: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

49

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan dalam:

Pasal 96

a. Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama

menjadi hak pasangan yang hidup lebihlama,.

b. Pembangian harta bersama bagi seorang suami atau isteri

yang isteri atau suaminya hutangharus ditangguhkan sampai

adanya kepastian matinya yang hakiki atau matinya secara

hukumatas dasar putusan Pengadilan Agama.

Dan disebutkan pula dalam pasal 180 bahwa bagi istri yang

ditinggal mati suamiya, jika pewaris tidak meninggalkan anak maka

mendapatkan seperempat jika meninggalkan anak maka bagiaannya

seperdelapan.

C. Pemeliharaan Anak (Hadanah)

Hubungan perkawinan pengakibatkan terlahirnya seorang anak,

di mana mengasuh anak ini hukumnya wajib karena anak yang masih

kecil belum bisa menjaga daririnya sendiri dari bahaya. Dan hubungan

antara orang tua dngan anak tidak akan pernah putus walaupun sudah

tidak ada hubungan perkawinan antara kedua orang tua si anak.

Para ahli fiqh mendefinisikan “Hadhanah” ialah melakukan

pemeliharaan anak-anak yang masih kecil laki-laki ataupun

perempuan atau yang sudah besar, tetapi belum tamyis, menyediakan

kebutuhannya, menjaga dan mendidik jasmani, rohani dan akalnya

agar mampu hidup mandiri(Sabiq, 1980:173)

Page 63: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

50

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian, Hadanah ini

dirumuskan garis hukumnya dalam pasal 41 Undang-undang

perkawinan sebagai berikut:

Pasal 41 UUP

b. Baik ibu atau yah tetapa berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak bilamana

adaperselisihan mengenai penguasaaan anak-anak pengadilan

memberi keputusannya;

c. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan ank itu;bila mana dalam kenyatan bapak

tidak bisa memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat

menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut;

d. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberika

biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas

istri.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum iSlam dijelaskan dalam

pasal 105

a. Pemeliharaan anak sebelum mumayyis atau belum berumur 12

tahun adalah hak ibunya;

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyis diserahkan kepada anak

untuk memilih diantara ayah dan ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaan;

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Page 64: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

51

Tapi jika orang tua lalai dalam melaksanakan tanggung jawab,

baik dalam merawat atau mengembangkan harta anaknya. Orang tua

tersebut dapat dicabut dan dialihkan kekuasaanya jika ada alasan-

alasan yang disebutkan dalam Undang-undang perkawinan pasal 49

sebagai berikut:

a. Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaanya

terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu tertentu atas

permintaan orang tua lain, keluarga anak dalam garis lurus ke atas

dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejbat yang

berwenang, dengan keputusan pengadilan dalam hal-hal:

b. Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya;

c. Ia berkelakuan buruk sekali

d. Meskipun orang tua dicabut kekuasaanya, mereka masih tetap

berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak

tersebut.

D. Sanksi-sanksi

Telah banyak disebutkan dia atas bahwa seorang ayah wajib

memberi nafkah bagi istri dan anak-anaknnya. Karena ia adalah

pemimpin dan dalam rumah tangganya, maka ia bertanggung jawab

atas semua kebutuhan istri dan anak-anaknya.

Seperti yang diungkapkan dalam Undang-undang No 1 Tahun

1974 pasal 34 ayat 1”Suami wajib melindungi istrinya dan

Page 65: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

52

memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai

dengan kemampuannya”.

Disebutkan pula dalam KHI pasal 80 bahwa sesuai dengan

penghasilannya, suami menanggung:

a. Nafkah, kiswah dan yempat tinggal bagi istri

b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi

istri dan anak

c. Biaya pendidikan bagi anak

Dan menurut Undang-undang perlindungan Anak Pasal 26

menyebutkan bahwa orang tua berkewajiban:

a. Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :

b. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;

c. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat,

dan minatnya; dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia

anak-anak.

d. Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya,

atau karena suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan

tanggung jawabnya, maka kewajiban dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dapat beralih kepada

keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dan jika seorang ayah meninggalkan kewajiban-kewajiban

dalam pasal-pasal diatas, maka ia dapat dijerat dengan UU No. 23

Page 66: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

53

Tahun 2004 yang menyatakan bahwa”Setiap orang dilarang

menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal

menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau

perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, parawatan atau

pemeliharaan kepada orang tersebut”. Orang yang melanggar pasal

Pasal di atas di jerat oleh pasal 49 yaitu diipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp

15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), setiap orang yang:

a. Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);

b. Menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (2).

Page 67: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

54

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Margolelo

1. Kondisi Geografis

Desa Margolelo merupakan salah satu desa di wilayah

Kecamatan Kandangan dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Kedungboto Kecamatan Limbangan

Kabupaten Kendal

b. Sebelah Timur : Desa Kedawung

c. Sebelah Selatan : Desa Ngemplak

d. Sebelah Barat : Desa Blimbing

Luas Wilayah Desa Margolelo berdasarkan data yang

diperoleh dari peta adalah 520 Ha dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Penggunaan Tanah

No Penggunaan Luas Ha

1 Pemukiman 49

2 Sawah 39

3 Perkebunan 196,85

4 Tegalan 200

5 Perkantoran 0,15

6 Kuburan 4

7 Lain-lain 32

Jumlah 520

Sumber: data monografi desa margolelo tahun 2014

Page 68: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

55

Desa Margolelo berada pada ketinggian 600 meter dari

permukaan laut.Secara administrasi Desa Margolelo terbagi menjadi

5 (lima) Dusun yang terbagi menjadi 4 (empat) Rukun Warga (RW)

dan 15 (lima belas) Rukun Tangga (RT), pemabagian wilayah

Administrasi Desa Margolelo berdasarkan data yang ditempel di

depan kelurahan adalah seperti dalam tabel berikut:

Tabel 2

Pembagian Wilayah Administratif

sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

2. Demografi

Jumlah penduduk Desa Margolelo 2013 sebanyak 1590 jiwa,

yang terdiri dari:

a. Penduduk laki – laki sebanyak 790 jiwa

b. Penduduk perempuan sebanyak 800 jiwa

Sedangkan Kepala Keluarga sebanyak 505 KK.

Adapun jumlah penduduk di Desa Margolelo berdasarkan

sumber dari data kependudukan menurut usia dapat dilihat pada tabel

3 berikut:

No Nama Dusun Nama RW Jumlah RT

1 Sumenggoh RW 01 2 RT

2 Bleder RW 04 2RT

3 Sabrang RW 02 2RT

4 Margolelo RW 02 2RT

5 Rowo RW 03 7RT

Jumlah 04 15

Page 69: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

56

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Usia

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo tahun 2014

Dari jumlah penduduk desa Margolelo menurut usia seperti

tersebut diatas yang paling produktif antara usia 26 -65 tahun sebagai

pendukung kegiatan pembangunan di desa Margolelo.

3. Keadaan Sosial

Kondisi sosial masyarakat Desa Margolelo ditunjukkan masih

rendahnya kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta

No Umur (Tahun) Jumlah Jiwa

1 0-5 101

2 6-10 101

3 11-15 120

4 16-20 125

5 21-25 132

6 26-30 130

7 31-35 137

8 36-40 115

9 41-45 153

10 46-50 105

11 51-55 136

12 56-60 54

13 61-65 62

14 66-70 32

15 71-75 40

16 75 47

Jumlah 1590

Page 70: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

57

cenderung masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian

pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam

pembangunan yang bersifat mobilitas masa . Disamping itu

masyarakat Desa Margolelo yang cenderung memiliki sifat ekspresif,

agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya

transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan

perburuhan menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada

fasilitas umum menunjukkan masih adanya kelemahan pemahaman

masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini . Hal tersebut sebagai

akibat dari tidak meratanya tingkat pendidikan yang diperoleh

masyarakat.

Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Margolelo dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 Belum Sekolah 110

2 Tidak Tamat SD 581

3 Belum Tamat SD 162

4 Tamat SD 521

5 Tamat SMP 154

6 Tamat SLTA 54

7 Tamat D I/II 4

8 Diploma III 1

9 S I 2

Jumlah 1590

Sumber:Data Monografi Desa Margolelo tahun 2014

Page 71: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

58

Dari tabel tingkat pendidikan Penduduk di desa Margolelo yang

paling banyak adalah penduduk berpendidikan tamat SD/Sederajad.

Sedangkan Sarana pendidikan formal cukup memadai dalam

rangka meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta

warga masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana pendidikan

berupa rehabilitasi sarana pendidikan seperti terlihat dalam tabel 5

berikut:

Tabel 5

Jumlah Sarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Jumlah (Buah)

1 Taman Kanak-Kanak 1

2 SD 1

Jumlah 2

Sumber:Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Dilihat dari tingkat ketagwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dan sarana tempat ibadah, masyarakat Desa Margolelo sangat

majemuk seperti terlihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah jiwa

1 Islam 1588

2 Katolik 2

Jumlah 1590

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Page 72: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

59

Dari Data pemeluk agama di Desa Margolelo yang paling

banyak adalah beragama Islam dengan jumlah Sarana Peribadahan

terdiri dari:

1. Masjid : 5 unit

2. Mushola : 3 unit

Sedangkan Pemeluk agama Katolik sejumlah 2 jiwa dengan

sarana peribadahan di Gereja Katholik Rawaseneng.

Disamping itu Pemerintah Desa Margolelo berupaya

menyediakan sarana kesehatan agar kesejahteraan masyarakat

terjamin. Adapun sarana kesehatan dan tingkat kesejahteraan dapat

dilihat pada tabel 7 dan 8 berikut:

Tabel 7

Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah (Buah)

1 Poliklinik Desa 1

2 Posyandu 5

Sumber: Data

Monografi Desa Margolelo tahun 2014

Dari tabel kesehatan tersebut diatas di desa Margolelo dengan

tenaga medis Bidan Desa I (satu) orang yang di tempatkan di Polindes

di dekat Kelurahan Desa Margolelo yang tempatnya strategis dan

berada di tangah antar dusun-dusun yang bersebelahan.

Adapun tingkat kesejahteraan di desa Margolelo dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini:

Page 73: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

60

Tabel 8

Jumlah Pendidikan Menurut Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan Jumlah (KK)

1 Prasejahtera 120

2 Sejahtera 1 150

3 Sejahtera 2 63

4 Sejahtera 3 0

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Organisasi Pemuda, Olah Raga, dan Kesenian juga banyak

terdapat di Desa Margolelo. Adapun jenis dan jumlahnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 9

Organisasi Pemuda danOlah Raga

No Nama Organisasi Jumlah (Kel/Unit)

1 Karang Taruna 5

2 Remaja Masjid 5

3 Bola Voly 4

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Selain karang taruna, di Desa Margolelo juga mempunyai

kelompok kesenian yang dimiliki oleh setiap dusun yang setiap

dusunnya tidak hanya mempunyai satu kesenian saja. Macam kesenian

tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 74: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

61

Tabel 10

Data Keseniandan Adat Istiadat Desa

No Nama Kesenian Jumlah Keterangan

1 Ayun-ayun 1

2 Rebana 4

3 Kuda Lumping 3

4 Wayang Kulit 1

5 Sadranan 5

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Di masyarakat Margolelo juga masih sangat erat dalam kegiatan

kerja bakti dan gotong royong. Kerja bakti dilakukan sertiap seminggu

dua kali dengan pembagian antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki

diadakan setiap hari minggu dan perempuan dilakukan di hari jum‟at

yang biasanya disebut dengan jum‟at bersih. Gotong royong dalam

pembangunan rumah, kegiatan ini berjalantan pa diperintah, pada

setiap warga yang sedang membangun, maka warga lain bisa

dikatakan wajib membantu dari mulai hingga selesai walaupun tidak

setiap hari, tapi kegiatan tersebut masih berlaku hingga sekarang.

Ronda adalah kegiata kampung yang diadakan disetiap malam

guna keamanan. Di mana ronda ini wajib bagi masyarakat Margolelo

bagi yang sedang mendapat tugas, yang setiap malamnya ada 3

sampai 6 orang dan jika tidak berangkat, maka wajib di kenakakan

denda sebesar Rp.25.000,-. Selain menjaga keamanan kampung

petugas ronda juga wajib membangunkan warga ketika bulan

Ramadhan.

Page 75: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

62

Walaupun sebagian besar masyarakat Margolelo pemeluk agama

islam, namun budaya-budaya jawa masih dilestarikan dengan baik dan

masih sangat berjalan dengan lancar. Kegiatan tersebut antara lain

adalah Nyadran, genduren, dan peringatan hari kematian.

Nyadran diadakan setahun sekali yang diperingati di bulan

Ruwah dan tepatnya pada hari jum‟at kliwon. Di mana semua warga

masyarakat Desa Margolelo berkumpul di pelataran Balai desa yang

kebetulan dekat dengan makam dengan membawa bekal makanan,

lauk pauk beserta minuman. Yang acaranya tersebut diawali dengan

sambutan-sambutan dari pimpinan desa, dilanjutkan dengan berdo‟a

membaca tahlil dan yang terakhir adalah makan bersama.

Genduren adalah salah satu budaya masyarakat yang bisa

dikatakan paling sering dan tidak ada batasan waktu, karena disetiap

ada sesuatu yang penting pasti diadakan genduren. Diantaranya adalah

pada kelahiran bayi, orang yang keluar dari rumah sakit, jika membeli

kendaraan atau membeli hewan peliharaan seperti sapi, dan ketika

pembangunan rumah. Maka semua itu harus diadakan genduren.

Peringatan hari kematian, budaya ini juga masih sangat kental

dilakukan oleh Masyarakat Margolelo, mulai dari hari pertama

kematian hingga 7 hari maka semua bapak-bapak di seluruh dusun

harus mengikuti tahlilan di rumah orang yang meniggal. Selain itu

Page 76: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

63

peringatan juga dilakukan ketika 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun

dan yang terakhir adalah 3 tahun setelah kematian.

4. Keadaan Ekonomi

Perekonomian Desa Margolelo secara umum didominasi pada

sektor pertanian yang sistem pengelolaannya masih sangat tradisional

(pengolahan lahan, pola tanam maupun pemilihan komoditas produk

pertaniannya). Lahan pertanian yang ada di Desa Margolelo sebagian

besar lahan perkebunan dan tegalan sedangkan untuk lahan basah

sawah berpengairan irigasi sederhana dan sawah tadah hujan. Cara

bertanam masih monoton pada unggulan tanaman padi dan sedikit

tanaman jagung, hortikultura, palawija, serta tanaman tahunan

(sengon, kopi dan empon-empon). Disamping itu warga masyarakat

ada yang menekuni sektor peternakan dan Home industry .

Tabel 11

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah(Jiwa)

1 Belum dan Tidak Bekerja 346

2 Petani dan Buruh Tani 898

3 Pegawai Negeri Sipil 3

4 Guru Swasta 3

5 Karyawan Swasta 31

6 Pedagang dan Wiraswasta 52

7 Buruh Harian Lepas 28

8 Pelajar dan Mahasiwa 200

9 Kepala Desa 1

10 Perangkat Desa 10

Jumlah 1590

Sumber: Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Page 77: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

64

Dari tabel tersebut diatas penduduk Desa Margolelo yang belum

/tidak bekerja sejumlah 364 yang terdiri dari Balita 101 jiwa dan

sisanya usia jompo dan bekerja musiman.

Lembaga Perekonomian yang terdapat di Desa Margolelo dapat

dilihat pada table berikut

Tabel 12

Lembaga Perekonomian

No Jenis Jumlah (Kel/Unit)

1 Simpan Pinjam 8

2 Kelompok Tani 12

3 Gapoktan 1

4 LKM PUAP 1

Sumber:Data Monografi Desa Margolelo Tahun 2014

Disamping lembaga perekonomian tersebut di Desa Margolelo

juga ada industry makanan ringan sejumlah 5 kelompok, dan industry

gula aren sejumlah 39 unit.

Sebagai daerah yang penduduknya sebagian besar petani, Desa

Margolelo memiliki berbagai potensi di sektor pertanian yaitu Padi,

Jagung, Kopi dan petani hortikultura,peternakan sapi perah,sapi

potong,domba dan Kambing PE Dari potensi tersebut masih dalam

berbagai keterbatasan, maka perlu perhatian, pemberdayaan dan

peningkatan kesejahteraan para petani. Disamping itu peningkatan

peran serta tanggung jawabnya perlu perhatian khusus agar para petani

Page 78: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

65

dapat menambah ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan serta kerja

keras dalam memperjuangkan kepentingan sendiri dan secara mandiri.

B. Profil janda

Dalam sub bab ini peneliti hanya akan mendiskripsikan satu

keluarga janda mati dan satu keluarga janda cerai.

1. Hasil Wawancara dengan Janda Mati

Ibu Sari dan pak Sardi menikah pada tahun 1988. Pak Sardi

berusia 28 tahun dan bu Sari 18 tahun. Menurut tradisi orang jawa

mereka menikah karena dijodohkan oleh orang tuanya. Di awal

pernikahn mereka tinggal satu rumah dengan keluarga pak Sardi, yang

saat itu pak sardi berprofesi sebagai petani. Sedangkan bu Sari sendiri

murni sebai ibu rumah tangga. Karena mereka masih hidup bersama

orang tua pak Sardi dan masih ada dua kakak pak Sardi yang belum

menikah dan tinggal bersama mereka. Orang tua pak Sardipun masih

bertani seperti pak sardi. Dan mereka mencukupi kebutuhan hidupnya

dengan hasil panennya. Mereka punya sekitar 30m2 kebun yang

ditanami kopi yang dipanen setiap tahun sekali yang kurang lebih tiap

tahunnya menghasilkan 50kg kopi beras diwaktu itu harga kopi hanya

Rp.5000/kg dan 20m2 lagi ditanami jagung, singkong dan ada juga

pisang, jagung panen setiap 4bulan sekali jika musim normal dan hasil

panen jagungpun tidak pasti karena kadang diserang babi hutan,

kadang diserang tikus juga, tapi minimal hasil panen jagung ini bisa

digunakan dalam satu bulan. Sedangkan singkong bisa dipanen setelah

Page 79: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

66

3x panen jagung, dan singkong hanya digunakan sebagai makanan

tambahan bagi keluarga ini. Pak Sardi dan bu Sari dikaruniai anak

yang bernama Ayu pada tahun 1990. Selama masih bersama orang tua

dari pak sardi penhasilan stiap tahunnya diperkirakan sekitar

10rbuX50kg= 500.000. Satu kali panen jagung hanya bisa mencukupi

kebutuhan selama satu bulan,jadi hasil panen setahun hanya bisa

mencukupi kebutuhan selama 3bulan saja. Sedangkan singkong, setiap

panennya menghasilkan 50kg dan digunakan sebagai makanan

tambahan. Sehingga semua hasil panen selama satu tahun tidak bisa

mencukupi kebutuhan pak sardi dan keluarganya. Sehingga pak sardi

harus mencari tambahan lain dengan cara buruh kepada tetangga yang

membutuhkan tenaganya, yang diperkirakan pada waktu itu

penghasilan pak sardi Rp.5000/hari dan itupun tidak tiap hari. Selain

kebutuhan makanan, masih banyak kebutuhan lain yang harus

ditanggung seperti,kondangan, memberi uang saku jika ada orang yang

sunatan, menjenguk orang sakit, dan masih bayak lagi kebutuhan yang

harus dicukupi. Begitulah awal mula gambaran dari keluarga bu Sari.

Pada tahun 1990 pak sardi dan bu Sari memiliki putri yang bernama

Ayu, karena masih di desa dan belum ada bidan, kelahiran Ayu

dibantu oleh dukun, dan kebutuhan pak sardi makin lama makin

bertambah. Dan kehidupan pak sardi dan keluarganya berjalan seperti

itu selama bertahun-tahun. Tahun 1997 Ayu sudah waktunya

bersekolah Dasar. Waktupun berlalu, dan pada tahun 2000 pak Sardi

Page 80: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

67

berkenginan untuk punya rumah sendiri bersama istrinya bu Sari yang

jaraknya sangat dekat dengan ruamah orang tua pak sardi. Bu Sari

mendapat bagian warisan dari orang tuanya yaitu tanah yang luasnya

9x7m dan didirikan sebuah rumah sederhana. Dan setelah punya

rumah sendiri pak sardi juga menapat bagian tanah dari orang tuanya

seluas 20m2 yang ditanami kopi, dan 10m2 yang di tanami jagung dan

juga singkong. Karena kopinya sudah dirawat dan dipupuk dengan

baik maka setiap tahunnya mencapai 70kg yang perkilonya Rp.15.000

maka penghasilan kopi pak Sardi dan bu Sari setiap tahunnya adalah

Rp.1.050.000,- dan penghasilan jagung 30kg/panen dan hanya bisa

mencukupi kebutuhan selama 1bulan saja. Pak sardipun masih mencari

penghasilan tambahan seperti dulu dan kini upahnya sudah

Rp.7000/hari. Tahun 2001 pak sardi dan bu Sari dikaruniai seorang

anak perempuan lagi yang bernama Endah. Namun sejak awal 2002

pak Sardi mulai sakit-sakitan dan bu Sari harus membantu mencari

nafkah ntuk memenuhi kebutuhan Rumah tangganya. Setiap sepulang

sekolah Ayu harus menunggu adiknya dan bu Sari bekerja dengan cara

buruh membuat emping melinjo yang perkilonya dihargai Rp.2000,-

dan setiap harinya bu sari hanya mampu mengerjakan 3kg/hari. Tapi

itu hanya berjalan beberapa bulan saja, karena keadaan pak Sardi

semakin melemah, karena ternyata pak Sardi mengidap penyakit

komplikasi dan keluar masuk Rumah sakit berkali-kali dan sehingga

menghabiskan biaya yang tidak sedikit, dan diwaktu itu pak sardi

Page 81: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

68

dibawa kerumah orang tuanya bersama istri dan anak-anaknya lagi.

Tapi semua barang-barang tetap dirumahnya, hanya saja bu Sari ikut

merawat suaminya di rumah mertuanya. Dan pada akhir tahun 2002

pak Sardi di panggil oleh Sang Maha Kuasa. Semua keluarga pak Sardi

sangat merasa kehilangan, apalagi istri dana anak-anaknya, sedangkan

Endah baru berumur satu tahun, ia belum mengenal sosok ayahnya.

Sepeninggal pak Sardi, bu Sari dan anak-anaknya kembali menghuni

rumah mereka, keluarga pak sardipun merelakan semua tanah bagian

pak sardi diberikan pada istrinya bu Sari untuk memenuhi kebutuhan

bu sari dan anak-ankanya. Bu Sari mencukupi kebutuhan sehari-

harinya bersama kedua putrinya denga hasil panen kopi Rp.1.050.000,-

dan panen jagung 20kg/panen karena pearawatan tidak maksimal, dan

bu sari menanggung semuanya sendiri. Bahkan kadang dibantu oleh

kedua kakak iaparnya untuk merawat kopi dan kebunnya. Karena

Endah masih kecil, dan bu sari bisa bekerja ketika sepulang sekolah

ayu dan ketika ayu libur saja. Ia masih berprofesi sebagia pembuat

emping melinjo yang per kgnya dihargai Rp.2500,- dan bu Sari mampu

menyelesaikan sekitar 3kg/harinya, walaupun tidak setiap hari dan

hanya pada musim melinjo saja, jika tidak musim maka bu sari hanya

pergi ke kebun saja. Dan semua itu berjalan bertahun-tahun. hingga

akhirnya ayu selesai menempuh pendidikan Dasarnya, ia berkeinginan

melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama, namun bu Sari

tak mampu membiayai sekolah Ayu dan keluarga pak sardipun tidak

Page 82: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

69

mampu membantu mewujudkan keinginan Ayu, sehingga ayu akhirnya

di Rumah saja membantu ibunya bekerja dan mengurus adeknya

Endah. Setelah setahun Ayu tidak sekolah, kebetulan ada kerabat yang

mengajaknya untuk bekerja di jogja sebagai pembantu Rumah tangga

dan ayupun pergi karena ia kasian dengan ibunya dan ingin sekali

membantu ibunya karena sudah saatnya Endah bersekolah di Taman

Kanak-kanak, dan Sebulan Ayu mendapat upah sebesar

Rp.400.000/bulannya, ia pulang setiap tiga bulan sekali dan membawa

gaji bersihnya Rp.900.000,-/3bulannnya. Namun bu sari hanya bisa

mengerjakan emping 1kg saja setiap harinya karena ia harus

mengantar dan menunggui Endah sekolah di Taman Kanak-kanak.

Dan sepulang dari sekolah bu Sari menitipkan Endah di tempat saudara

iparnya sehingga bu sari bisa pergi ke kebun untuk merawat tanaman-

tanamannya sekaligus mencari kayu bakar yang digunakan untuk

memasak dan untuk membuat emping melinjo. Tapi setelah beberapa

bulan ternyata ayu merasa tidah betah bekerja di jogja, ia lebih

memilih di rumah dan membantu membuat emping melinjo dari pada

bekerja sebagia pembantu rumah tangga di jogja tersebut. Karna Ayu

di rumah lagi, bu sari mampu menghasilka 3-4kg/harinya karena ia

bisa fokus bekerja dan merawat kebun-kebunnya walaupun tidak

maksimal. Ayu bertugas mengantar dan menunggui selama endah

bersekolah di Taman Kanak-kanak. Dan pada tahun 2007 Endah sudah

selesai di taman kanak-kanak dan melanjutkan ke pendidikan dasar.

Page 83: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

70

Karena Ayu sudah mahir dalam membuat emping melinjo, maka ia

bersedia menggatikan ibunya sebagai buruh pembuat emping melinjo,

walaupun ayu hanya bisa menghasilkan 3kg/harinya namun setidaknya

ia mampu mengurangi beban bu Sari. Sementara bu Sari fokus dengan

tanaman-tanamnnya di kebun serta mencari kayu bakar. Itupun

berlangsung selama beberapa tahun, hingga pada tahun 2012 Ayu

dipaksa menikah oleh keluarga dari bu Sari, yang pada awal Ayu tidak

mau menikah dengan orang pilihan keluarganya karena ia sudah punya

pilihan hatinya. Namun karena keluarganya memaksa dengan alasan

agar bisa mengurangi beban bu sari, maka akhirnya Ayu mau menikah

dengan didik orang yang lebih 10 tahun lebih tua dari ayu, dan karena

didik orang berpunya maka keluarga bu sari langsung menerima

pinangan dari didik tanpa sepengetahuan Ayu. Ayu akhirnya menikah

dengan Didik pada awal tahun 2013 dan mereka tinggal serumah

dengan bu Sari. Walaupun Ayu menikah dengan orang kaya, namun

bu sari tetap bekerja sendiri karena masih punya beban yaitu

menyekolahkan Endah, dan kebutuhan sehari-hari masih ditanggung

oleh bu Sari dengan bekerja masih sebagi buruh pembuat emping

melinjo yang sekarang dihargai Rp.6.000/kg, dan mampu mengerjakan

3-4kg/hari.

2. Wawancara Dengan Janda Cerai

Bu Desi menikah di usia 19 tahun sedangkan pak Ahmad 28

tahun. Mereka menikah pada tahun 1999 dengan cara dijodohkan oleh

Page 84: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

71

orang tua pak Ahmad, karena pada waktu itu bu Desi masih berada

dalam pendidikan di suatu pondok Pesantren dan Ayah dari pak

Ahmad merupakan salah satu pengurus dari pon Pesantren tersebut.

Sehingga pak Kyai dan Orang tua pak Ahmad sepakat menjodohkan

anaknya dengan bu Desi. Dan keluarga bu Desi tidak berani menolak

atas permintaan pak Kyai dan Ayah dari pak Ahmad. Akhirnya

pernikahanpun berlangsung dengan bahagia, dan setelah menikah

mereka tinggal di bersama orang tua bu Desi. Padawaktu itu pak

Ahmad berprofesi sebagai penjual berbagai peralatan Rumah Tangga

dan usahanya dibilang sukses karena tiap minggunya bisa mendapatka

hasil sekitar Rp.250.000 dan bu Desi berfrofesi sebagai buruh pembuat

emping melinjo yang tiap harinya kika-kira mendapatkan upah sebesar

Rp.10.000,-. Penghasilan merekapun sangat mencukupi kebutuhan

Rumah tangga mereka, kareana selain itu orang tua dari bu Desi masih

bisa mendapatkan penghasilan juga dari hasil kebun mereka

diantaranya adalah kopi yang setiap tahunnya mencapai

Rp.1.000.000,-, jagung 50kg/panen dan padi 100kg/panen. Dan pada

tahun 2000 mereka dikaruniai anak perempuan yang bernama Ratna

dan ia kini hanya bertugas menjaga anaknya tersebut. Kebahagiaan

mereka hanya berlangsung selama 3 tahun. pada tahun ke 4 usia

pernikahan mereka, pak Ahmad mengalami kebangkrutan karean

mempunyai hutang dimana-mana, sehingga sawah dan kebun mereka

dijual nntuk melunasi semua hutang-hutang pak Ahmad. Kemudian

Page 85: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

72

keluarga mereka jadi berantakan dan pak Ahad pulang kepada orang

tuanya, dan pada pertengahan 2014 bu Desi memutuskan untuk

menjadi TKW di Malaysia dan menitipkan anaknya kepada Orang tua

bu Desi dengan tujuan mencukupi kebutuhan Rumah tangganya, tapi

ia tidak langsung mendapat pekerjaan tapi malah dijual orang selama

kurang lebih satu tahun dan tidak menghasilkan apa-apa. Pada

akhirnya bu Desi kembali ke penampungan, setelah kurang lebih 2

bulan ia mendapat pekerjaan yaitu sebagai pengasuh orang jompo di

Malaysia yang berasal dari India. Sebulan kemudian ia mendapat gaji

dan langsung memberitahu orangtua dan anaknya di kampung bahwa

ia sudah menpat pekerjaan dan menceritakan semua yang yang

dialaminya selama setahun kepergiannya. Setiap bulan ia selalu

mengirim surat dan gajinya untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan

anaknya. Dan sebagian yang lain bu Desi tabung. Setahun kemudian

uang tabungannnya sudah terkumpul dan akhirnya ia pulang untuk

membangun rumahnya. Kepulangannya juga bermaksud untuk

meminta kejelasan dari pak Ahmad dan keluarganya karena selama bu

Desi di Malaysia pak Ahmad jarang menengok Ratna, dan ternyata pak

Ahmad menghilang dan orang tuanyapun tidak mengetahui

keberadaanya. Sehingga bu Desi memutuskan untuk menggugat cerai

karena pak Ahmad Ghoib. Setelah proses perceraiannya selesai, bu

Desi berkeinginan kembali ke Malaysia untuk mencari uang lagi guna

menyempurnakan pembangunan rumahnya. Dan seperti sebelumnya,

Page 86: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

73

bu Desi selalu mengirimkan sebagian gajinya untuk orang tua dan

anaknya dan sisanya ia tabung. Setelah 3 tahun di Malaysia ia

memutuskan untuk pulang dan tiak ingin kebali ke Malaysia lagi.

Sepulang dari malaysia bu Desi memtuskan untuk bekerja di

rumah yaitu sebagia buruh pembuat emping lagi seperti dahulu, tapi

hasinya tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sehingga ia

bekerja di semarang sbagia juru masak para pekerja bangunan yang

gajinya Rp.500.000,-/bulan. Setelah beberapa bulan ia bekerja ia di

suai oleh salah satu buruh bangunan tersebut, yang bernama Bowo dan

berstatus duda tapi umurnya 3 tahun lebih muda dari bu Desi. Tidak

lama kemudian mereka melansungkan pernikahan. Namun pernikahan

mereka tidak berlangsung lama karena sering terjadi percekcoakan

antara keluarga bu Desi denga pak Bowo,walaupun sebenarnya bu

Desi masi mencintai pak Bowo, namun bu Desi tidak tahan dengan

keluarganya yang selalu menyalahkan pak Bowo, demikian juga pak

Bowo yang sangat mencintai bu Desi. Karena bu Desi sudah

mngandung anak Bowo. Namun pak bowo di usir oleh keluarga bu

Desi lalu ia kembali ke rumah orang tuanya. Setelah 7 bulan kehamilan

bu Desi, pak Bowo ingin bertangungjawab untuk memberi nafkah

kepada bu Desi dan calon anaknya, namun di tolak oleh keluarga bu

Desi. Dua bulan kemudian bu Desi melahirkan seorang putra yang

bernama Bayu dan pak Bowopun ingin membantu biaya persalinan bu

Desi namun tetap saja di tolak oeh keluarga bu Desi. Dan setelah Bayu

Page 87: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

74

berumur satu tahun, pak Bowo membelika beberapa pakaia untuk

anaknya, tapi maih saja di tolak oleh keluarga bu Desi. Sikap keluarga

bu Desi tersebut sudah sangat membuat pak Bowo dan keluaranya

sakit hati. Kemidian pak Bowo meminta kejelasan hubunganya dengan

bu Desi dan mengajaknya rujuk, namun keluarga bu Desi masih tidak

mengijinkan mereka bersatu, sehingga pak bowo akhirnya menalak bu

Desi. Akhirya bu Desi menjanda lagi dan memulai kehidupannya dari

nol. Semua kebutuhan sehari-harinya dicukupi oleh orang tua bu desi

yang bekerja sebagai buruh tani yang mendapat upah Rp.15.000,-

/harinya. Dan hasil dari orang tuanya tidak cukup untuk mencukupi

kebutuhan rumah tanggannya, sehingga bu desi juga harus mencari

nafkah tambahan yaitu sebagai buruh pembuat emping melinjo lagi

yang mendapat upah Rp. 10.000,-/harinya. Walaupun mereka tidak

setiap hari bekerja, karena tidak setiap hari juga ada orang yang

meminta tenaga orang tua bu Desi. Setelah bayu berumur 2 tahun dan

orang tua bu Desipun semakin tua, bu Desi memutuskan bekerja di

Semarang sebagai juru masak di sebuah Rumah makan yang bulan

pertamnya ia mendapatkan gaji Rp.700.000,-/bulannya. Ia kini sebagai

tulang punggung keluarga, ia harus menangung semua biaya hidup dari

kedua anak-anaknya, sementara Ratna sudah kelas 3smp dan Bayu

sudah besekolah di Play Group dan masih bayak lagi beban yang harus

ditanggung bu Desi, untuk pndidikan kedua anaknya dan memenuhi

kebutuhan sehari-hari, karena kedua mantan suaminya tidak pernah

Page 88: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

75

memberi biaya apapun untuk anaknya. Yang teryata bapak Ratna

sudah meninggal di Kalimantan dan sudah mempunyai istri dan anak

di sana. Begitupun dengan ayah Bayu ia sudah punya istri yang

sekarang sedang hamil tua. Dan hingga kini bu Desi masih bekerja di

Semarang dan gajinya sekarang sudah naik menjadi Rp.900.000,-

/bulannya. Namun bagi bu Desi gajinya tersebut masih pas-pasan

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Karena di Semarang ia

juga mempunyai teman yang kadang ada yang sakit, menikah, dan

kebutuhan sehari-harinya di Semarang dan juga kebutuhan sehari-

harinya termasuk biaya sekolah kedua anaknya.

Page 89: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

76

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pencarian dan Pemberian Nafkah janda Terhadap Keluarganya di

Desa Margolelo

Keluarga adalah Unit terkecil dari suatu Masyarakat. Keluarga pada

umumnya terdiri dari Ayah (suami), Ibu (istri), dan anak-anak. Atau

dengan kata lain keluarga terdiri dari Orang tua dan anak. Di mana

seorang suami (ayah) lah yang berkewajiban dan bertanggungjawab untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ada juga keluarga yang terdiri

dari satu orang tua (single parent). Salah satunya adalah kehidupan

keluarga seorang duda (lelaki yang ditinggal mati/digugat cerai oleh

istrinya, dan janda (perempuan yang ditinggal mati/dicerai oleh suaminya).

Sebagai orang tua tunggal yang harus memenuhi kebutuhan

keluarganya sendiri, dan yang akan penulis bahas adalah janda, baik janda

yang ditinggal meninggal ataupun janda karena akibat perceraian. Maka di

sinilah seorang istri (ibu) berperan mencari nafkah dan menaggung semua

kebutuhan yang diperlukan pleh keluarga dan anak-anaknya.

Banyak alasan yang membuat seseorang istri dicerai ataupun

menceraikan suaminya, entah karena suaminya tidak tanggung jawab,

karena suaminya meninggalkan istri dan anak-anaknya, dan masih banyak

lagi penyebab terjadinya perceraian.

Page 90: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

77

Jika ditinjau dari jenis perceraian para janda di Desa Margolelo

dogolongkan menjadi beberapa jenis percerain yang disebabkan karena:

1. Khulu‟

Khulu‟ adalah perceraian yang dikekendaki oleh istri.

Khulu‟ ini terjadi pada Bu Desi, ia berpisah dengan suaminya

yang pertama dengan alasan suaminya tidak menafkahinya

dirinya dan anaknya. Bahkan menurut kedua orang tua bu Desi,

pak Ahmad suaminya jarang bahkan nyaris tidak pernah

menjenguk Ratna anaknya selama kepergian bu Desi menjadi

TKW di Malaysia. Bahkan orang tua dari pak Ahmadpun tidak

mengetahui keberadaan pak Ahmad waktu itu di mana. Sehingga

bu Desi akhirnya menggugat cerai pak Ahmad.

Sedangkan dengan percearian yang ke dua bu Desi dicerai

talak oleh pak Bowo karena pak bowo tidak tahan dengan sikap

orang tua bu Desi yang bahkan telah mengusirnya dari rumah bu

Desi.

2. Cerai Mati

Cerai mati adalah jika seseorang ditinggal mati oleh

suami/istrinya. Ini terjadi pada bu Sari, ditinggal mati suaminya

karena suaminya yang bernama pak Sardi karena menderita

penyakit komplikasi yang akhirnya meninggal. Sehingga bu Sari

harus menafkahi dan bertanggung jawab untuk memenuhi

kehidupan hidupnya sendiri bersama kedua orang putrinya.

Page 91: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

78

B. Pencarian Nafkah oleh Janda di Desa Margolelelo akibat Cerai Mati

dan Cerai hidup

Seorang janda harus memimpin dan bertanggung jawab atas semua

yang diperlukan oleh keluarga terutama oleh anak-anaknya. Selain sebagai

sosok ibu, seorang jandayang ditinggal mati suaminya harus mampu

menjadi ayah juga untuk anak-anaknya. Ia juga harus bisa memenuhi

semua kebutuhan yang diperlukan oleh anak-anaknya dan keluarganya.

Sehingga ia harus bekerja membanting tulang karena ia menjadi tulang

punggung bagi anak-anak dan keluarganya.Bagi janda cerai, hal ini

disebabkan karena sang ayah dari anak-anak atau mantan suami tidak

bertanggungjawab memberikan nafkah terhadap anak-anaknya tersebut,

bahkan keluarga dari merekapun sudah tidak mau tau keadaan anak-anak

dari bu Desi tersebut. sedangkan dari keluarga bu Sari, ia menjadi tulang

punggung keluarga karena hasil panen dari tanh warisan suaminya tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan bu Sari bersama anak-anaknya,

keluarga dari Almarhum suaminyapun keadaannya pas-pasan sehingga

mereka tidak mampu membantu bu Sari. Tapi paling tidak kakak ipar dari

bu Sari yang kadang bisa membantu merawat kebunnya ataupun

membantu merawat Endah waktu Endah masih kecil.

Peneliti menemukan 3 kategori pencarian nafkah bagi janda

terhadap keluarganya. Diantaranya;

1. Buruh

Page 92: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

79

Buruh adalah seseorang yang bekerja pada pengusaha

atau individu yang mampu mempekekerjakan seseorang dengan

memberi upah padanya.

Bu Sari bekerja sebagai buruh pembuat emping melinjo

jika musim melinjo tiba. Dengan upah yang awal mulanya

Rp.2000,-/kg hingga sekarang naik menjadi Rp.6000,-/kgnya.

Yang pendapatan setiap harinya tidak menentu bisa 3kg, bisa

4kg/harinya, karena tergantung dari kekuatan dan kefokusan bu

Sari dalam bekerja.

2. Bertani

Bertani adalah kegiatan menanam, merawat serta

memanen hasil tanaman yang sudah ia tanam dan ia rawat

hingga membuahkan hasil.

Selain sebagai buruh, bu Sari juga berprofesi sebagai

petani. Ia bertani di kebun tinggalan suaminya, yang luas

kebunnya antara lain adalah 20m2 kebun kopi dan 10m2 kebun

yang ditanami jagung dan singkong. Yang setiap tahunnya

hasilnyapun tidak menentu tergantung perawatan dan

pemupukan yang dilakukan oleh bu Sari, karna perawatan

kebun tersebut tidak maksimal maka, rata-rata setiap tahunnya

kebun kopinya menghasilkan sekitar Rp.1.050.000,-/tahunnya

dan hasil panen jagung sekitar 20kg/panennya.

Page 93: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

80

3. TKW

TKW adalah tenaga kerja Wanita yang berasal dari

Indonesia dan bekerja di Luar Negeri baik dengan alasan untuk

mencukupi kebutuhan kelarganya ataupun dengan alasan lain.

Seperti bu Desi, ia menjadi TKW di Malaysia yang

sehari-harinya di Malaysia bu Desi bertugas merawat orang

jompo asal india. Ia bekerja di Luar Negeri demi tercukupinya

kebutuhan Rumah tangganya yang berada di kampung, karena

ia harus menghidupi anaknya dan kedua orang tuanya.

C. Cara Pemberian Nafkah Oleh Janda Terhadap Keluarganya

Janda yang mempunyai anak seharusnya masih mendapatkan biaya

Hadhanah untuk anak-anaknya. Namun jika mantan suami tidak

bertanggung jawab Seorang janda harus mampu memenuhi kebutuhan

dirinya, anak-anaknya, bahkan keluarganya. Seorang janda disini harus

mampu menggantikan ayah bagi anak-anaknya, mampu menjadi pemimpin

dalam keluarganya. Ini bisa terjadi jika ibu atau janda tersebut bekerja di

rumah atau berada dekat dekat dengan keluarganya, tapi jika seorang janda

bekerja jauh dari rumah ataupu Luar Negeri, maka Orang lain pula yang

harus menggantikan posisinya sebagaipemimpin dan sebagai ayah dalam

keluarganya tersebut. maka dari itu, penulis menemukan 2 jenis cara

pemberian nafkah oleh janda terhadap keluarganta, antara lain:

Page 94: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

81

1. Langsung

Pemberian nafkah langsung terjadi pada keluarga bu Sari, bu

Sari memberi nafkah pada kedua anaknya secara langsung karena ia

tinggal serumah bersama anak-anaknya, karena bu Sari juga bekerja di

rumah dan di kebun yang dekat rumah saja. Selain itu karena pada

awal mula bu Sari ditinggal mati suaminya Endah putri ke duanya

masi berusia satu tahun sehingga masih sangat membutuhkan kasih

sayang dan perhatian dari ibunya.

Dan sepeninggal suaminya ia harus menanggung semua

kebutuhan yang dibutuhkan oleh dirinya dan kedua putrinya. Yaitu ia

harus menyediakan tempat tinggal yang layak untuk mereka, dan

harus menyediakan makanan setiap harinya, dan juga menyediakan

pakaian. Selain ketiga kebutuhan primer tersebut, ada kebutuhan lain

yang harus ditanggung oleh bu Sari yaitu harus menanggung biaya

sekolah untuk kedua putrinya dan juga kebutuhan-kebutuhan lain yang

harus ditanggung pula oleh bu Sari.

2. Tidak Langsung

Pemberian Nafkah tidak langsung terjadi pada keluarga bu Desi,

karena bu Desi bekerja menjadi TKW di Malaysia, sehingga ia

menitipkan anaknya kepada kedua orang tuanya. Yang setiap bagian

gajinya untuk memenuhi kebutuhan anaknya dan kedua orang tuanya

di kampung. Ia mengirimkan uangnya lawat Kantor Pos Kecamatan

Kandangan. Dan setiap bulan pula ibu dari bu Desi mengambil uang

Page 95: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

82

kiriman dari bu Desi di Kantor pos dengan jalan kaki 5km dan naik

angkot sekitar 7km untuk mencapai kantor pos tersebut. Dan orang tua

bu Desilah yang sepenuhnya merawat dan mengurus Ratna anaknya,

terutama ibunya. Selain merawat dan mengurus Ratna ibu dari bu Desi

ini juga bertuga mengelola semua kebutuhan cucu dan suaminya,

mulai dari membelanjakan uang kiriman, memasak, dan mencuci

semua pakaian dan alat-alat dapur serta perabotan rumahnya sendiri,

sedangkan suaminya bertugas membersihkan dan merapikan

rumahnya.

D. Pemberian Nafkah Janda Dalam Perspektif Hukum Islam

Pada dasarnya menafkahi adalah kewajiban suami sebagai

pemimpin dalam rumah tangga, sementara istri bertugas mengurus

rumah tangga dan mendidik anak-anak. Tapi jika seorang suami sudah

berpisah dengan alasan karena cerai mati ataupun cerai hidup, maka

seorang istri harus mampu memimpin bahkan harus bisa memenuhi

kebutuhan rumah tangganya sendiri.

Allah SWT Berfirman:

“Dan kewajiban ayah ayah adalah memberi makanan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara yang makruf”(QS.2:233)

Para mazhab sepakat tentang wajibnya pemberian nafkah

kepada istri dengan syarat-syarat yang akan dikemukakan. Maliki dan

Page 96: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

83

Syafi‟i berpendapat bahwa, wanita yang ditinggal mati suaminya

berhak memperoleh nafkah berupa tempat tinggal semata. Selanjutnya

Syafi‟i mengatakan bahwa, apa bila seorang wanita ditalak ba‟in,

sedang ia dalam keadaaan hamil, kemudian suaminya meniggal

dunia(ketika si istri masih dalam keadaan „iddah), maka nafkah si istri

tidak terputus. Hanafi mengatakan: bahwa wanita yang ber-„iddah

tersebut dalam keadaan talak raj‟i dan suami yang menceraikan itu

meninggal dunia ketika dia menjalani „iddahnya, maka „iddahnya

beralih ke „iddah wafat, dan kewajiban atas nafkah menjadi putus,

kecuali jika si wanita itu diminta untuk menjadikan nafkahnya sebagai

hutang (atas suami)yang betul-betul dilaksanakannya.(Muhgniyah,

:118)

Sedangkan bagi istri yang ditinggal mati suaminya, Ash-

shabuni(1995:49) menyatakan bahwa seharusnya ia mendapat bagian

¼ dari harta peninggalan suaminya dengan satu syarat, yaitu apa bila

suami tidak mempunyai anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari

rahimnya ataupun lahir dari rahim istri lain. Ketentuan ini berdasarkan

firman Allah berikut:

“...Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika

kamu tidak mempunyai anak....”(an-Nisa:12)

Page 97: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

84

Tapi istri juga bisa memperoleh bagian 1/8. Istri, baik seorang

maupun lebih, tetap mendapatkan seperdelapan dari harta peniggalan

suaminya, bila suami mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut

lahir dari rahimnya atau dari rahim istri lain. Dalilnya adalah firman

Allah SWT:

“...Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperileh

seperdelapan dari harta yang kamu tingalkan sesudah dipenuhi

wasiat yang kamu buat atau(dan) sesudah dibayar utang-

utangnmu...”(an-Nisa:12)

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa

mantan istri masih berhak mendapatkan nafkah dari mantan suaminya,

apalagi jika masih meninggalkan anak, maka anak tersebut masih

dalam tanggungan ayahnya/mantan suaminya tersebut.

Seperti dalam firman Allah SWT

Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan

oleh suaminya)mut'ah menurut yang mampu sebagai suatu

kewajiban bagi orang-orang yangtaqwa. (QS. Al-Baqarah:

241).

Dapat disimpulkan dalam penggalan ayat tersebut bahwa

sesungguhnya mantan suami masih berkewajiban untuk menafkahi

istrinya. Bahkan berdasarkan Skripsi yang ditulis oleh (Hasanah,

2008) menurut Asghar, mantan suami berkewajiban menafkahi

Page 98: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

85

mantan istrinya hingga ia menikah lagi atau dia meninggal, yang

pendapat tersebut bertujuan pemberian nafkah sendiri dimaksudkan

untuk memberikanbantuan dan penghormatan kepada isteri serta

menghindarkan dari kekejamantalak yang diberikan oleh suaminya.

Dapat dipahami juga bahwa tujuanpemberian nafkah dalam rangkaian

menghindarkan kemungkinankemadlaratan setelah terjadinya

perceraian, dan diharapkan dengan adanyapemberian nafkah bagi

mantan isteri maka akan menimbulkan kemaslahatanbagi mantan

isteri tersebut jika tidak dapat mencari nafkah sendiri dan

jugamendapatkan kemudahan kepada mantan isteri tersebut, terkadang

seorangisteri yang ditalak itu miskin dan tidak ada seorangpun yang

menanggungnya,maka dari itu suami yang menceraikan wajib untuk

memberikan nafkahselama masa iddah serta persiapannya untuk

kawin dengan suami yang lain.

Walaupun seperti itu, seorang janda dibolehkan untuk bekerja

dan memiliki penghasilan sendiri, walaupun pada hakekatnya ibu

tidak diwajibkan untuk membiayai kebutuhan anak-anaknya sendiri,

namun bila sebagai ibu ia memberikan nafkah dan mampu memenuhi

kebutuhan anak-anaknya maka ia mendapatkan pahala sunnah. Seperti

dalam hadist dibawah ini.

اعطاك اللو خي رامنو ء ك لن تد ع شيئاات قاان اللو عز وجل ال

Page 99: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

86

“Sungguh kamu tidak meninggalkan karena taqwamu kepada Allah

azza wajalla, melainkan Allah pasti akan memberimu ganti tang lebih

baik darinya”(HR.Ahmad, dan di-shahihkan oleh albani)

Seorang wanita atau istri hendaknya hanya bertugas mengurus

rumah tangga dan mengurus serta mendidik anak-anaknya di rumah.

Tapi jika seorang suami belum mampu memenuhi kebutuhan rumah

tangganya, maka seorang istri dibolehkan untuk membantu suaminya

memperoleh penghasilan denga cara yang baik. Apalagi seorang janda

yang sudah tidak ada sudah tidak ada suami dalam rumah tangganya,

ia harus menggantikan posisinya sebagai kepala ruamh tangga atau

pemimpin, maka ia dibolehkan unruk bekerja. Seperti dalam firman

Allah SWT Qs. At-Taubah:105 adalah sebagai berikut:

“Katakanlah(wahai Muhammad), bekerjalah kalian! Maka Allah dan

Rosul-Nya dan orang-orang mukmin”(QS.At-Taubah:105)

Ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada para lelaki tapi

ditujukan pula pada para wanita atau istri yang dibolehkan untuk

bekerja, Allah juga mensyari‟atkan bagi pria dan wanita disyari‟atkan

untuk berbisnis, berikhtiar dan bekerja.(Mustofa:1987, 26) Seperti

dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling

memakan harta sesama kalian dengan jalan yang tidak benar, akan

tetapi hendaklah kalian saling berdagang atas dasar saling rela

diantara kalian.”(QS.An-Nisa:29)

Page 100: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

87

Dari uraian di atas pencarian nafkah yang dilakukan oleh bu Sari

dan bu Desi tidak melanggar hukum islam, bahkan mereka mampu

menghidupi anak-anaknya bahkan orang tuaya dengan jerih payahnya

sendiri tanpa menyalahi hukum yang sudah berlaku, dan mereka

memperoleh penghasilan dengan cara yang diperbolehkan dalam

Islam, karena pekerjaan mereka tidak dilarang dalam Islam. Yang

diantaranya adalah sebagai buruh, petani dan TKW di Malaysia.

Bu Sari memanfaatkan tanah peninggalan Almarhum suaminya

dengan cara bercocok tanam, namun hasil dari bercocok tanampun

belum bisa memenuhi kebutuhan yang harus ditanggung oleh bu Sari

untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bersama anak-anaknya,

sehingga bu Sari juga harus mencari pnghasilan tambahan yaitu

dengan uruh membuat emping melinjo pada saat musim melinjo tiba.

Dan terjadi kepada bu Desi karena kedua mantan suaminya ataupun

keluarganya tidak memberinya nafkah untuknya dan anak-anaknya,

sehingga bu Desi harus bekerja menjadi TKW di Malaysia demi

tercukupi kebutuhannya bersama anak-anaknya dak kedua orang

tuanya.

1. Hak Mantan Istri Menurut KHI dan UU no 1 Tahun 1974

Berkaitan dengan hak-hak mantan isteri, Kompilasi Hukum

Islam (KHI) pasal 149 menyatakan bahwa akibat putusnya perkawinan

karena talak, maka suaminya wajib:

Page 101: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

88

a. Memberikan mut'ah yang layak kepada bekas isterinya, baik

berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut Qabla ad

dukhul;

b. Memberikan nafkah, maskan (tempat tinggal) dan kiswah

(pakaian) kepada bekas isteri selama masa „iddah, kecuali bekas

isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan

tidak hamil.

c. Melunasi mahar yang masih tehutang seluruhnya, atau separo bila

qabla ad dukhul

d. Memberikan biaya hadanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun.

Sedangkan dalam Pasal 180 dijelaskan bahwa bagi istri yang

ditinggal mati suamiya, jika pewaris tidak meninggalkan anak maka

mendapatkan seperempat dari harta peninggalan suaminya jika

meninggalkan anak maka bagiaannya seperdelapan dari harta

peninggalan suaminya.

Sedangkan dalam UU N0 1 Tahun 1974 dalam pasal 41 c

dijelaskan”Pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan suami untuk

memberikan penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban

bagi mantan istrinya”. Dari uraian diatas mengenai hak mantan istri,

penulis menyimpulkan bahwa:

Page 102: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

89

a. Janda Mati

Jika ditinjau dari KHI dan UU no 1 Tahun 1974 maka

kehidupan bu Sari sudah sesuai apa yang telah di tetapkan dalam

peraturan tersebut, ia sudah mendapatkan haknya, ia mendapatkan

sebuah rumah yang ditinggali bu Sari beserta anak-anaknya, dan

mendapatkan kebun dari Almarhum suaminya yang digunakan

untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan dirinya dan

anak-anaknya, walaupun belum bisa mencukupi kehidupa mereka

tapi setidaknya penghasilan dari hasil bercocok tanam tersebut bisa

mengurangi beban yang harus ditanggung bu Desi sebagai

pemimpin yang bertanggung jawab atas semua kebutuhan

keluarganya.

b. Janda cerai

Sedangkan dari kehidupan bu Desi, dari mantan suamiya

yang pertama ia tidak sama sekali mendapatkan nafkah baik

sebelum ataupun sesudah dalam masa iddah karena sebelum resmi

berceraipun bu Desi dan anaknya sudah tidak dinafkahi oleh pak

Ahmad karena pak Ahmad pergi dari rumah dan tidak diketahui

keberadaanya sehingga bu Desi menggugat cerai pak Ahmad. Yang

pada akhirnya terdengar bahwa pak Ahmad telah meninggal dunia.

Sedangkan dari mantan suaminya yang kedua ini bu Desi

juga tidak mendapatkan nafkah sebelum ataupun setelah masa

iddah karena pada awalnya bu Desi takut terhadap keluarganya jika

Page 103: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

90

menerima uang pemberian dari pak Bowo semasa masih dalam

ikatan pernikahan, maka hinga sekarangpun pak Bowo ataupun

keluarganya sudah tidak memberikan nafkah lagi untuk bu Desi

dan bayu anaknya. Selain itu karena pak Bowo kini sudah menikah

lagi.

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pemberian nafkah terhadap keluarganya oleh janda mati dan janda

cerai di Desa Margolelo jika ditinjau dari Hukum Islam, antara

lain:

1) Sesuai Dengan Hukum Islam

Dalam Hukum Islam seorang janda yang ditinggal mati oleh

suaminya mendapatkan ¼ harta yang dimiliki suaminya jika ia

tidak mempunyai anak, dan mendapatkan 1/8 jika janda tersebut

mempunyai anak.

Di sini bu Sari mendapatkan sebuah rumah yang ditinggali

bersama anak-anaknya dan sepetak tanah yang merupakan

warisan dari orang tua pak Sardi yang kini diserahkan

sepenuhnya oleh keluarga pak Sardi kepada bu Sari untuk bekal

hidupnya bersama kedua anaknya. Karena kedua anaknya belum

mampu mengolah atau memanfaatkan tanah tersebut, sehingga

bu Sari menggunakan tanah peninggalan almarhum suaminya

untuk bercocok tanam yang hasilnya digunakan untuk

memenuhi kebutuhannya dan kedua anaknya.

Page 104: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

91

Meskipun ia mendapatkan seluruh harta yang dimiliki

suaminya, namun hasil bercocok tanam tersebut belum bisa

mencukupi kebutuhan sehari-harinya bersama kedua anaknya.

Sehingga bu Sari harus mencari penghasilan tambahan yaitu

sebagai buruh pembuat emping melinjo, buruh ini dilaksanakan

di rumah bu Sari sendiri, dan para pemanen melinjo

mengantarkan melinjonya dan mengambilnya ketika sudah

menjadi emping.

2) Tidak Sesuai Dengan Hukum Islam

Menurut Hukum Islam yang ditulis dalam Skripsi

(Hasanah:2008) Asghar mengungkapkan bahwa kewajiban

mantan suami menafkahi mantan istrinya sampai ia menikah

lagi adan jika ia tidak mnikah maka sampai mantan istrinya

tersebut meninggal dunia. Dan menurut KHI istri masih

mendapatkan nafkah, maskan dan kiswah dari mantan suaminya

selama masa Iddah, dan dalam UU no 1 Tahun 1974 Pasal 41

huruf c menerangkan bahwa”Pengadilan dapat mewajibkan

kepada mantan suami untukmemberikan penghidupan atau

menentukan suatu kewajiban bagi mantan istrinya”.

Sedangkan mengenai pemeliharaan anak, dalam KHI

seorang ayah wajib memberikan nafkah bagi anaknya

sampaiusianya 21 tahun, dan dalam hukum Islam pemeliharaan

anak ialah selama anak tersebut belum Mumayyis.

Page 105: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

92

Dalam kehidupan yang dialami oleh bu Desi , ia sama

sekali tidak mendapatkan nafkah, dari mantan suaminya yang

pertama sebelum ataupun sesudah masa iddah telah habis.

Karena sebelum mereka berceraipun pak Ahmad mantan

suaminya yang pertama sudah tidak memberiakan nafkah

terhadap bu Desi dan anaknya Ratna, dikarenakan pak Ahmad

tidak diketahui keberadaanya sehingga bu Desi menggugat cerai

pak Ahmad.

Begitu juga pernikahan yang ke dua, bu Desi tidak

mendapatkan nafkah dari mantan suaminya, karena sejak masih

dalam status perkawinannya bu Desi sudah tidak berani

menerima nafkah dari suaminya karena dilarang oleh

kelurganya. Sehingga sampai sekarangpun pak Bowo sudah

tidak lagi memberikan nafkah terhadap bu Desi dan anaknya

bayu.

Mengenai biaya hadanah yang seharusnya adalah

kewajiban ayah. Tapi ini tidak berlaku dalam kehidupan bu Desi

anak-anaknya. Karena kedua mantan suaminya ataupun

keluarganya tidak memberikan nafkah terhadapnya. Sehingga bu

Desi harus menanggungnya sendiri. Bahkan ia rela bekerja

menjadi TKW demi tercukupinya kehidupanya bersama

keluarganya.

Page 106: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Simpulan dalam penelitian ini, minimal akan menjawab semua pertanyaan

yang ada pada rumusan masalah. Adapun simpulan yang dimaksud, adalah

sebagai berikut :

1. Cara pemberian nafkah oleh janda mati dan janda cerai terhadap

kelurganya yaitu dilakukan secara langsung dan tidak

langsung.Langsung karena janda mati tersebut tinggal serumah bersama

anak-anaknya, dan juga bekerja di rumah dan di kebun yang dekat

rumah saja. Selain itu karena pada awal mula janda tersebut ketika

ditinggal mati suaminya, anak keduannya masih berusia satu tahun

sehingga masih sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari

ibunya. Tidak langsung terjadi karenajanda cerai tersebutpada awalnya

bekerja menjadi TKW di Malaysia dan sekarang bekerja sebagai

pelayan Restoran di Semarang, sehingga ia menitipkan anaknya kepada

kedua orang tuanya.

2. Perbedaan tanggung jawab antara janda mati dan janda cerai dalam

pemberian nafkah terhadap keluarganya antara janda mati dengan janda

cerai. Di sini janda mati bekerja sebagai petani dengan mengolah dan

memanfaatkan tanah peninggalan suaminya tersebut untukemenuhi

kebutuhannnya dengan kedua anaknya. Selain itu janda mati ini bekerja

Page 107: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

94

sebagai buruh pembuat emping melinjo untuk memenuhi kebutuhannya

bersama kedua anaknya.Sedangkan janda cerai, ia harus bekerja

mencari nafkah sendirian untuk memenuhi kebutuhan dirinya, anak-

anaknya dan kedua orang tuanya. Pada mulanya Ia bekerja sebagai

TKW di Malaysia selama 5 tahun dan pada akhirya ia bekerja di

Semarang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya

tersebut.

3. Cara pemberian nafkah yang dilakukan oleh janda mati dan janda cerai

terhadap keluarganya sudah sesuai dengan hukum Islam karena di sini

janda mati dalam menafkahi keluarganya bekerja sebagai buruh dan

sebagai petani dan sebagai buruh pembuat emping melinjo. Sedangkan

dengan janda cerai yang pada mulanya sebagai TKW di Malaysia dan

sekarang sebagai pelayan di sebuah Restoran di Semarang.Namun jika

dipandang dari segi tanggung jawab ayah kepada anaknya yang dialami

oleh janda cerai, ini tidak sesuai dengan hukum Islam karena janda

cerai tidak mendapatkan biaya hadanah dan ia menjadi tulang punggung

keluarganya, membesarkan anak-anaknya sendiri tanpa mendapatkan

bantuan dari mantan suaminya maupun keluarga dari suaminya

tersebut.

B. Saran

Berbagai masalah akan timbul dari akibat dari terjadinya perceraian

yang dialami oleh janda mati dan janda cerai yang terjadi di Desa

Margolelo. Maka penulis mencoba memberikan saran kepada semua pihak

Page 108: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

95

yang terkait dengan Tanggung jawab janda mati dan janda cerai terhadap

keluarganya, antara lain:

2. Agar dapat tercapai tujuan hukum, yaitu adanya kepastian, ketertiban

dan manfaat di dalam masyarakat, maka hendaknya Lembaga Agama

Islam(KUA) seharusnya memberikan pengarahan kepada para pihak

yang akan melangsungkan pernikahan tentang tangggungjawab setelah

terjadinya pernikahan, perceraian dan akibat yang terjadi setelah

perceraian dan akibatnta jika peraturan atau Undang-Undang yang

mengatur mengenai hal tersebut tidak dipatuhi.

3. Kepada para Bapak yang seharusnya bertanggungjawab terhadap anak-

anaknya, sekalipun ia telah berpisah dengan ibunya. Tapi anak tetaplah

anak.

4. Para ibu (janda) yang berperan sebagai tulang punggung keluarganya,

dan menafkahi anaknya tanpa bantuan mantan suaminya ataupun

keluarganya, tetap semangat demi masa depan anak-ankya.

5. Dan harapan saya, Fakultas Syari‟ah memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian khususnya

berkenaan dengan JurusanAl-ahwal al-syaksiyyah, baik berupa sarana

dan prasarana.

Page 109: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1992. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika

Pressindo

Aini, Khurul.2007. Kewajiban Nafkah Iddah Suami Kepada Istri Yang Telah

Dicerai(Studi Putusan PA Salatiga No.394/pdt.G/2005/PA.SAL

Ali Ash-Shabuni. 1995. Pembagian Waris Menurut Islam. Jakarta: Gema Insani

Ash-shiddieqi, Hasbi.1970. Hukum-hukum Fiqh Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Arikunto, Suharsini.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Basyir, Azhar ahmad.2000. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta:UII Pers

Budiono, Rachmad. 1998. Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia.

Bandung : Citra Aditya

Hasanah, Uswatun.2008. Nafkah Untuk Mantan Istri (Studi Analisis Pandangan

Asghar Ali Engineer). Skripsi tidak di terbitkan. Semarang: Jurusan

Syariah IAIN Walisongo Semarang

Hazairin, 1982, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur‟an dan Sunnah,

Tintamas, Jakarta.

Jundhi, Faris Ahmad.2013. Pemberian Nafkah Iddah Pada Gugat(Studi Putusan

PA Pati No.1925/pdt.G/2010/PA.SAL

Mohammad Daud Ali, 1996, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Moleong, Lexi j.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mughniyah, Muhammad jawad.Fiqh Lima Mazhab. tth, tp, tkp

Muhammad, Risal.2008.Peniadaan Nafkah Iddah Dalam Perkara Cerai

Gugat(Studi Komparasi Antara Putusan PA

No.286/pdt.G/1998/PA.SAL Dengan Ptusan MA No.241

K/AG/2000).Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syari‟ah

STAIN Salatiga.

Page 110: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/601/1/Ari Susanti_21110006.pdfjanda mati dan janda cerai terhadap keluarganya (2) bagaimana

Ningrat,Koencoro 1994.Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Utama.

Poerwadarminta, W.J.S.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

R. Soepomo, 1994, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta

Saleh, H.E Hasan.2008. Kajian FIQH Nabawi dan FIQH Kontemporer. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Sabiq, Sayyid. 1981. Fikih sunnah 7. Jakarta: PT Al- Ma‟arif

Sabiq, Sayyid. 1981. Fikih sunnah 8. Jakarta: PT Al- Ma‟arif

Syarifuddin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di indonesia (Antara Fikih

Munakahat dan UU Perkawinan). Jakarta: Kencana

Soerjono Soekanto, Yusuf Usman, 1985, Kedudukan Janda Menurut Hukum

Waris Adat, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Soekanto, 1985, Meninjau Hukum Adat di Indonesia, Rajawali, Jakarta.

Sudarsono, 1990, Hukum Waris dan Sistem Bilateral, Rineka Cipta, Jakarta.

Suryabrata,Sumardi1987. Metodologi Penelitian. Jakarta:CV Rajawali.

Thalib, Sajuti. 1981. Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar

Grafika

Yunus, As‟ad. 1992. Pokok-Pokok Kewarisan Islam. Jakarta: Qushwa

Zed, Mestika.2004. Metode Penelitian Pustakaan. Jakarta: Rineka Cipta

http://wordskripsi.blogspot.com/2010/02/pemberian-nafkah-mantan-isteri-

menurut.html

http://nurzavikran.blogspot.com/2011/05/kedudukan-janda-dalam-hukum-waris-

adat.html